Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 3
"Plakkkkk!" Orang itu terpelanting keras dan Yeliu Cutay melihat ke arah telapak tangannya yang berubah hitam!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ternyata orang itu menutupi mukanya dengan hangus atau bahan penghitam lain!
Pada saat itu, semua orang yang tadi berkumpul dan nonton di situ, sudah berloncatan maju untuk memukuli si pencuri kuda. Di tempat itu, seorang pencuri kuda dianggap orang yang sejahat-jahatnya. Tidak ada kejahatan yang dipandang lebih hina dan kotor daripada mencuri kuda.
Perbuatan ini dianggap hina dan kejam karena bagi semua orang di daerah itu, kuda merupakan suatu kebutuhan yang mutlak, bahkan merupakan nyawa ke dua. Orang yang melakukan perjalanan di daerah tandus, dalam jarak yang amat jauh, kadang-kadang ratusan li tidak bertemu manusia, kalau sampai kehilangan kuda dapat berarti orang itu akan mati dalam penderitaan yang hebat, kelelahan, kelaparan dan mati sedikit demi sedikit.
Belasan orang sudah mengepung dan siap memukuli si pencuri kuda sampai mati. Si pencuri kuda kini kehilangan kegalakannya. Tamparan pada pipinya yang dilakukan Yeliu Cutay tadi, biarpun tidak mendatangkan luka parah namun membuat kepalanya pening dan dia hanya rebah dengan kepala rasanya berpusing. Dia tahu bahaya maut mengancam dirinya, akan tetapi dia hanya dapat terbelalak memandang kepada orang-orang yang mengepung dirinya.
Melihat sikap semua orang itu, Yeliu Cutay merasa kasihan kepada laki-laki muda muka hitam yang terancam maut. Dia tahu bahwa laki-laki itu masih muda sekali.
Bahwa mukanya hitam buatan, bahwa sebagai seorang penjahat apalagi seorang pencuri kuda, orang itu sungguh canggung dan tidak layak kalau sampai dibiarkan mati di bawah pengeroyokan orang-orang itu.
"Tunggu.....!" teriaknya sambil maju ke depan. "Jangan pukuli dia!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Semua orang, menoleh kepada Yeli Cutay dan
memandang dengan heran. Seorang laki-laki gendut setengah tua, bertanya dengan suara mengandung penasaran. "Dia pencuri kuda! Dia hendak mencuri kudamu dan engkau malah melindungi dia?"
Yeliu Cutay maklum bahwa sukar untuk meredakan kemarahan mereka, kecuali dengan suatu akal. Dia dapat mengorbankan kuda itu, karena bukankah dia mempunyai banyak emas sehingga mudah saja baginya untuk membeli seekor kuda lain.
"Tidak!" katanya tegas. "Dia bukan pencuri kuda. Dia tadi hendak meminjam kudaku, akan tetapi kutolak.
Sekarang aku ingin meminjamkan kudaku itu kepadanya, harap Cu-wi (anda sekalian) jangan mencampuri urusan kami dan melepaskan dia!"
Semua orang tentu saja saling pandang dan merekapun mengundurkan diri, masih melepaskan pandang mata penuh kecurigaan dan keheranan kepada Yeliu Cutay dan pencuri kuda itu. Akan tetapi Yeliu Cutay mengambil tindakan cepat. Dia menuntun kudanya dan menghampiri pencuri kuda yang sudah bangkit berdiri dengan bingung.
"Nah, kaupakailah kuda ini dan jangan kembalikan sebelum kebutuhanmu tercukupi dan urusanmu selesai.
Tunggangilah dan pergilah dengan cepat dari sini."
Pencuri kuda itu terbelalak, heran dan juga terkejut, nampak bingung sekali. Akan tetapi Yeliu Cutay tersenyum dan kelihatan wajar dan tidak berpura-pura, maka dia pun mengangguk, lalu meloncati ke atas punggung kuda dan melarikan kuda itu dengan cepat pergi dari situ diikuti pandang mata Yeliu Cutay dari orang-orang yang tadi hendak mengeroyok si pencuri kuda. Untuk menghindarkan perhatian orang, dengan tenang Yeliu Cutay lalu masuk ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam rumah penginapan, memasuki kamar yang disewanya.
Setelah membersihkan tubuhnya, malam itu Yeliu Cutay yang merasa lapar pergi ke sebuah rumah makan yang memasang lampunya dengan terang sehingga menarik sekali. Bau sedap menyambutnya di depan rumah makan, membuat perutnya terasa semakin lapar. Dia meninggalkan buntalan pakaiannya di dalam kamar hotel, dan membawa kantung emas dan pedang yang disembunyikan di bawah jubahnya.
Yeliu Cutay memasuki rumah makan itu. Biasanya, kalau dia memasuki rumah makan, yang menyambutnya dan mempersilakan duduk adalah pelayan-pelayan yang ramah. Akan tetapi sekali ini lain. Dia melihat betapa di rumah makan itu terdapat kurang lebih sepuluh orang wanita muda yang rata-rata cantik, dan bersikap genit.
Ketika itu, di dalam restoran sudah ada banyak tamu dan para wanita yang agaknya menjadi pelayan itu melayani para tamu dengan sikap yang hangat menarik. Akan tetapi aneh, begitu Yeliu Cutay melangkah masuk, lima orang wanita sudah bangkit berdiri meninggalkan para tamu dan menyambutnya dengan senyum manis dan pandang mata memikat sekali!
"Selamat malam, Kongcu....."
"Silakan duduk di meja sudut sana, Kongcu....."
"Kongcu hendak minum apakah" Akan saya sediakan dengan cepat."
"Dan masakan apa yang Kongcu pesan" Di sini, masakan le-hi (semacam ikan kali) amat lezat, Kongcu."
Mereka itu beramai-ramai menyambut dengan kata-kata yang merdu seperti bernyanyi, dan mereka itu seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hendak berlumba untuk menarik perhatian Yeliu Cutay.
Pemuda ini, walaupun usianya sudah dua puluh lima tahun, namun tidak pernah bergaul dengan wanita, maka kini dikepung lima orang wanita cantik yang genit-genit, Yeliu Cutay menjadi bingung dan mukanya berubah merah sekali. Apalagi ketika semua orang yang berada dalam restoran itu menoleh dan memandang kepadanya, dia menjadi serba salah.
'Terima kasih...... beri makanan kepadaku apa saja untuk mengenyangkan perutku yang lapar dan tinggalkanlah aku sendiri saja, aku tidak suka ramai-ramai..... "
Akan tetapi, jawaban ini tidak membuat mereka mundur, bahkan dengan sikap ramah dan genit, mereka menggandeng Yeliu Cutay dan menuntunnya ke aran meja kosong di sudut. Yeliu Cutay duduk di atas kursi dan mereka berlima duduk di kursi lain yang mengelilingi meja itu. Lalu terjadi saling dorong siapa yang harus pergi ke dapur menyampaikan pesan Yeliu Cutay. Akhirnya dua orang di antara mereka mengalah dan pergi ke dapur. Tiga orang wanita lainnya duduk merapat, menarik bangku mereka dekat sekali dengan pemuda itu, bahkan lutut-lutut dan paha mereka bertemu dengan lutut Yeliu Cutay di bawah meja! Sikap mereka demikian mesra dan sama sekali tidak tahu malu, sebaliknya Yeliu Cutay yang menjadi bingung dan mukanya menjadi semakin merah. Yang membuat pemuda ini menjadi semakin gugup adalah karena kini tiba-tiba perasaan tidak suka dan rikuh di hatinya lenyap, terganti rasa suka sekali dan dia merasa betapa gairah mulai bernyala di dalam tubuhnya! Betapa timbul dorongan yang amat kuat untukdia membalas senyuman mereka, membalas rayuan mereka dan kaki tangannya seperti terdorong untuk membalas sentuhan-sentuhan genit mereka! Tiba-tiba dia memejamkan kedua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
matanya dan kedua alisnya berkerut. Pemuda ini teringat akan pengaruh hebat dari Pedang Asmara yang tersembunyi di bawah jubahnya. Tahulah dia bahwa keadaannya terhadap tiga orang wanita itu tidak wajar sama sekali, bukan timbul karena wataknya, melainkan karena dorongan pengaruh mujijat dari Pedang Asmara. Dia mengerahkan kekuatan batinnya untuk membebaskan diri dari pengaruh yang amat kuat itu, dan perlahan-lahan tubuhnya mulai keluar dari pengaruh luar biasa itu.
Pada saat itu, terdengar jerit tertahan di depannya. Dia membuka kedua matanya dan melihat betapa seorang diantara tiga orang wanita yang tadi duduk di dekatnya, kini telah berdiri dan ialah yang mengeluarkan suara jerit lirih itu, jerit kesakitan dan ketakutan. Seorang laki-laki tinggi besar yang berpakaian mewah berdiri di dekatnya dan pria ini memegang pergelangan tangan kiri wanita itu dengan wajah membayangkan kemarahan.
"Perempuan keparat kau!" bentak laki-laki itu sambil mengguncang-guncang tubuh wanita berbaju hijau Itu.
"Engkau sudah kupesan untuk melayani kami, apakah kurang aku memberi hadiah kepadamu" Apa yang dimiliki pemuda ini yang tidak ada pedaku" Tampan sekali dia tidak! Kaya raya pun tidak! Perempuan busuk, engkau berani menghinaku, ya?"
"Aduuuhhhhh..... lepaskan..... lepaskan tanganku, Ji-loya....." Perempuan itu menjerit kesakitan.
"Huh! Membeli nyawamu pun aku mampu, apalagi membeli tubuhmu, perempuan lacur!" Laki-laki itu menariknya. "Engkau harus melayani kami sampai kami merasa bosan dan mengusirmu, tahu?"
Yeliu Cutay marah sekali. Dia sendiri tidak suka kepada para wanita genit ini. Walaupun dia kurang pengalaman,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dia pun dapat menduga perempuan macam apa yang menjadi pelayan-pelayan restoran ini. Tentu semacam perempuan pengerat, perayu untuk mencari uang sebanyaknya dan semudahnya. Akan tetapi, melihat pelacur itu disakiti, dia menjadi marah. Bagaimanapun Juga, wanita itu adalah orang lemah yang tidak selayaknya diperlakukan kasar.
"Sobat, sungguh tidak patut seorang pria menghina dan memaksakan kehendaknya terhadap seorang wanita.
Lepaskan dia!" Berkata demikian, Yeliu Cutay menggerakkan tangannya menotok ke arah siku tangan yang mencengkeram dan menyeret pergelangan tangan wanita itu.
"Aduh.....!" Orang tinggi besar itu melepaskan cengkeraman tangannya karena seketika tangannya terasa lumpuh dan nyeri. Wanita itu terhuyung ketika terlepas dari cengkeraman dan ia memijit-mijit pergelangan tangan yang tadi dicengkeram karena nyeri rasanya.
Laki-laki itu marah sekali. Dia sudah terlalu banyak minum arak dan dalam keadaan setengah mabuk dia memandang Yeliu Cutay dengan mata melotot.
"Jahanam busuk! Kau..... kau berani merampas pelacur itu dariku?" Berkata demikian, dia lalu melayangkan tinjunya menghantam ke arah dada Yeliu Cutay. Pemuda ini miringkan tubuh dan menangkap pergelangan tangan yang memukul itu. Orang itu berusaha melepaskan tangannya dan meronta, namun sia-sia belaka karena tangannya seperti terhimpit jepitan baja.
"Tenanglah, Sobat. Tidak ada yang merampas pelayan itu. Kaulihat sendiri bahwa ia yang menyambutku, bukan aku yang mengajaknya. Sekarang pun kau boleh minta kepadanya untuk melayanimu, akan tetapi dengan sikap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hormat dan tidak menyakitinya. Hayo kau minta maaf padanya dan minta dengan hormat agar ia melayanimu kembali."
Orang itu menjadi semakin marah. Dia menengok dan berseru kepada dua orang kawannya yang tadi duduk semeja dengannya. "Kalian bantu aku menghajar anjing busuk ini!"
Mendengar ucapan ini, panaslah rasa perut Yeliu Cutay.
Orang ini tidak tahu diri, pikirnya, orang kasar yang suka mempergunakan kekerasan terhadap orang lain, orang yang berwatak sewenang-wenang. Orang seperti ini sekali waktu perlu dihajar biar kapok.
Melihat dua orang itu sudah bangkit berdiri, bahkan keduanya sudah mencabut golok dan lari menghampiri, Yeliu Cutay lalu memegang tengkuk orang tinggi besar itu, mengangkatnya dan begitu dua orang itu menyerbu, dia sudah memutar tubuh si tinggi besar, lalu melemparkannya ke arah dua orang temannya itu.
"Bressss! Bruk-bruuukkk.....! " Tiga orang itu jatuh bangun, terbanting keras pada meja dan kursi dan jatuh tunggang langgang saling timpa. Yeliu Cutay tidak memperhatikan mereka lagi, melainkan duduk kembali karena pada waktu itu, dua orang wanita yang tadi mengambilkan makanan pesanannya telah datang kembali.
Dengan sikap manis lima orang wanita itu lalu mempersilakan dia makan minum!
"Terima kasih, kalian baik sekali. Akan tetapi aku tidak biasa makan ditemani orang lain. Pergilah dan terimalah sedikit hadiah ini!" Berkata demikian, dia mengeluarkan kantung dari dalam saku bajunya. Tadi dia sudah menukarkan sepotong emas dengan potongan-potongan perak yang lebih kecil, dan kini dia menghadiahkan lima
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang wanita itu masing-masing sepotong perak! Mereka terbelalak dan menjerit kecil karena girang. Belum pernah mereka menerima, hadiah sebanyak itu, dan mereka pun merasa amat tertarik kepada pemuda ini bukan mengharapkan hadiah, melainkan karena pemuda itu mempunyai daya tarik yang luar biasa besarnya, yang membuat mereka berlima itu seketika jatuh hati!
Biarpun mereka sudah menerima hadiah dan disuruh pergi oleh Yeliu Cutay, namun lima orang gadis pelayan itu enggan untuk pergi meninggalkannya, dan mereka masih berdiri di dekat meja itul sambil memandang kepada pemuda yang kini mulai makan minum itu dengan pandang mata manis. Bahkan kini, satu demi satu para wanita pelayan di situ berdatangan, mendekati ke meja Yeliu Cutay, meninggalkan para tamu lainnya yang tentu saja menjadi marah-marah. Sikap sepuluh orang wanita pelayan itu sungguh membuat semua tamu penasaran. Di antara para tamu terdapat pemuda-pemuda yang kaya raya dan dalam hal ketampanan tidak kalah oleh Yeliu Cutay akan tetapi kenapa para wanita itu seperti segerombolan kumbang yang tertarik oleh sebatang kembang yang mempunyai daya tarik istimewa" Apanya sih yang menarik pada diri pemuda yang kini makan minum tanpa mempedulikan para wanita itu" Memang tampan, akan tetapi tidak terlalu istimewa. Dan pakaiannya bahkan sederhana, tidak seperti pakaian pemuda kaya raya. Bahkan sikapnya terhadap para wanita itu demikian acuh.
Selagi Yeliu Cutay makan dengan asyiknya, tanpa mempedulikan lima orang wanita itu, juga mengacuhkan pandangan semua tamu, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tinggi kurus yang mukanya kuning. Melihat munculnya orang ini, para tamu menjadi tegang. Inilah Ui-bin-houw (Harimau Muka Kuning), pemilik restoran itu, juga pemilik
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rumah-rumah perjudian dan dia terkenal sebagai seorang yang memiliki ilmu silat yang lihai, juga amat ditakuti orang karena dia terkenal sebagai seorang jagoan di dusun itu! Kiranya, para tamu yang dihajar oleh Yeliu Cutay tadi telah lari melapor dan memprotes kepada pemilik restoran ini. Ui-bin-houw yang tidak ingin kehilangan langganan, mendengar laporan bahwa di restorannya ada seorang tamu asing yang membikin ribut, segera datang ke tempat itu, membawa pedangnya yang diselipkan di pinggang.
Melihat lima orang gadis pelayan berdiri dekat meja di mana seorang pemuda sedang makan minum, dan ada lima orang gadis pelayan lain mulai mendekati meja itu dengan sikap genit mereka, hati Ui-bin-houw menjadi panas sekali.
Memang laporan tadi mengatakan bahwa pemuda asing yang membikin ribut itu memonopoli semua gadis pelayan di restoran itu, mengandalkan kepandaian silatnya! Dia merasa ditantang.
"Hah kalian anjing-anjing betina! Aku membayar kalian untuk melayani para tamu, bukan untuk bergerombol di sini dan hanya melayani satu orang saja! Tidak ada seorangpun manusia di sini yang boleh memonopoli gadis-gadisku!"
Berkata demikian Ui-bin-houw menggerakkan sebatang cambuk yang sejak tadi memang dibawanya ke tempat itu.
Ui-bin-houw jarang menggunakan pukulan atau pedangnya.
Dia terkenal pandai bermain cambuk. Cambuk panjang hitam itu amat berbahaya. Sudah banyak lawan yang berani menentang Ul-bin-houw, dibuat tidak berdaya oleh cambuk ini yang dapat merampas segala macam senjata dari tangan lawan. Cambuk itu panjangnya ada dua meter, berwarna hitam dan bentuknya seperti cambuk para penggembala ternak di utara.
"Tar-tar-tarrrrr!" Cambuk itu meledak-ledak di atas kepala para wanita itu yang menjadi panik dan ketakutan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jerit-jerlt kecil mulai terdengar ketika ujung cambuk itu melecut kulit-kulit halus itu. Kulit-kulit itu menjadi merah membiru, ada pula yang lecet berdarah dan para gadis pelayan itu menjadi semakin panik.
"Hayo kembali ke tempat kalian masing-masing, di meja tamu, kalian anjing-anjing betina! Atau aku akan mencambuki kalian sampai mampus!"
Gadis-gadis pelayan itu berlarian ketakutan. kembali ke meja yang tadi mereka tinggalkan. Sementara itu, Yeliu Cutay melanjutkan makan minum tanpa menghiraukan peristiwa itu. Bukan urusannya, pikirnya. Para gadis pelayan itu bukan orang baik-baik. Mereka adalah pelacur-pelacur terselubung, dan kalau mereka menerima hukuman dari majikan mereka, itu adalah urusan antara mereka dan majikan mereka. Dia tidak akan mencampuri urusan itu.
Setelah semua gadis pelayan pergi, Yeliu Cutay menyelesaikan makannya dan baru saja dia menurunkan cawan berisi air teh yang diminumnya, tiba-tiba ada suara meledak dan ujung cambuk melecut dan meledak di depan mukanya. Yeliu Cutay tenang-tenang saja, lalu menoleh ke arah orang yang melecutkan cambuknya itu. Dia melihat seorang laki-laki tinggi kurus bermuka kuning, usianya sekitar empat puluh tahun dan sikapnya congkak sekali.
"Sobat, apa maksudmu main-main dengan cambuk di depanku?" tanya Yeliu Cutay. dengan tenang, masih duduk di atas kursinya, hanya menggerakkan tubuh mundur sehingga kursi itu pun bergeser mundur menjauhi meja.
Ui-bin-houw merasa lebih penting membela para tamu lamanya daripada tamu baru yang asing ini. Mereka yang tadi melapor kepadanya, yang katanya telah dipukuli oleh tamu baru itu, adalah langganan-langganan lama yang royal. Jauh lebih baik kehilangan tamu baru yang asing ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
daripada para langganan lama itu, dan pula, sikap pemuda asing ini menjagoi di restorannya merupakan pukulan bagi nama besarnya.
"Orang muda sombong. Jangan mencoba, untuk menjadi jagoan di restoranku! Engkau belum mengenal Ui-bin-houw!"
"Hemmm, siapa yang ingin menjadi jagoan" Aku masuk ke sini untuk membeli makanan dan para gadis itu datang melayaniku tanpa kuminta, kemudian ada di antara para tamumu yang marah dan menyerangku. Aku hanya membela diri! Soal restoran ini milik Harimau Muka Kuning atau Iblis Muka Pucat, aku tidak peduli. Aku makan minum dan akan membayarnya!"
"Ha, kau akan membayarnya! Tentu saja engkau harus membayarnya, akan tetapi engkau belum membayar!" Ui-bin-houw berseru, menahan kemarahannya karena pemuda itu mengejek julukannya dengan menyebut Iblis Muka Pucat.
"Hemmm, tentu saja akan kubayar. Nah, hitung saja berapa harga makanan dan minuman ini" Akan kubayar sekarang juga!" kata Yeliu Cutay sambil bangkit berdiri.
"Bagus, harga makanan minuman itu harus dibayar dengan lima kali cambukan pada muka! Hayo, orang muda, angkat mukamu dan bayar! Aku akan mencambuk mukamu lima kali, baru engkau boleh pergi dari sini !"
Sepasang alis Yeliu Cutay berkerut dan matanya mencorong marah. "Ui-bin-houw, Jangan engkau bicara sembarangan dan bersikap seperti ini! Jangan sampai julukanmu nanti menjadi Hek-bin-houw (Harimau Muka Hitam)!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ucapan Yeliu Cutay ini menambah kemarahan Ui-bin-houw dan dia sudah menggerakkan cambuknya ke udara.
"Tarrr.....!" Cambuk itu menyambar ke arah muka Yeliu Cutay, akan tetapi dengan mudah saja Yeliu Cutay mengelak sehingga cambuk itu menyambar lewat di atas kepalanya. Melihat betapa pemuda itu dapat mengelakkan lecutan pertama, Ui-bin-nouw menjadi marah dan penasaran. Dia menyerang lagi, kini dengan kekuatan lebih besar dan dengan cepat sekali cambuk itu menyambar ke arah muka Yeliu Cutay lagi. Pemuda ini juga sudah marah.
Orang macam si muka kuning ini harus dihajar, pikirnya, kalau tidak, tentu akan merajalela dan hanya akan mengganggu orang-orang lain yang lemah dengan kekerasan, mengandalkan kepandaiannya.
"Tarrrrr.....!!" Cambuk itu melecut dengan kuatnya ke arah muka Yeliu Cutay. Akan tetapi dengan sikap tenang sekali, namun cepat bagaikan kilat menyambar, tangan pemuda itu telah bergerak ke atas menyambut sinar cambuk dan di lain detik, ujung cambuk itu telah dapat ditangkapnya. Ui-bin-houw terkejut, berusaha untuk menarik cambuk yang tertangkap ujungnya dan pada saat itu, selagi lawan menggunakan tenaga besar untuk menarik cambuknya, Yeliu Cutay melepaskan ujung cambuk dibarengi gentakan tangan. Ujung cambuk itu dengan kerasnya menyambar kembali ke arah pemiliknya.
"Tarrrrr.....1" Muka Ui-bin-houw sendiri yang kena lecutan cambuk sehingga nampak garis melintang di mukanya garis yang merah kebiruan! Pada saat dia terkejut dan melangkah mundur, Yeliu Cutay sudah melangkah maju dan tangan kanan kirinya bergerak cepat ke depan.
"Plakkk! Plakkkkk!!" Muka Ui-bin-houw kena ditampar kanan kiri dan muka yang berkulit kuning itu kini benar-benar telah berubah biru menghitam dan agak bengkak!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, engkau menjadi Hek-bin-houw sekarang, harap saja pelajaran ini membuat engkau jera untuk bertindak sewenang-wenang kepada orang lain!" kata Yeliu Cutay.
Para tamu yang menonton perkelahian itu, memandang dengan mata terbelalak. Mereka tidak percaya melihat betapa dalam satu dua gebrakan saja, Ui-bin-houw telah dikalahkan, bahkan mukanya yang kuning benar-benar berubah hitam oleh tamparan pemuda itu.
"Uang harga makanan dan minuman sudah kubayar pada mukamu, sekarang aku akan pergi!" kata Yeliu Cutay dan dengan cepat dia meloncat keluar dari restoran itu, lalu menuju ke rumah penginapan. Dia tahu bahwa dia telah membuat ribut dan tidak enak sekali kalau dia harus tinggal bermalam di dusun itu. Tentu akan ada bahaya mengancam dan dia tidak akan dapat tidur nyenyak karena harus waspada selalu. Maka, dia pun membayar kepada pengurus hotel, kemudian membawa buntelannya, pergi
meninggalkan dusun itu.
Sementara itu, Ui-bin-houw, tadi terkejut bukan main.
Seperti para tamu yang hadir di situ, dia pun tidak percaya bahwa dia dapat dipecundangi sedemikian mudahnya oleh pemuda itu. Diam-diam dia merasa jerih pula, dan kepalanya masih pening ketika pemuda itu meninggalkan restoran. Akan tetapi setelah pemuda itu pergi, pening kepalanya hilang dan Ui-bin-houw menyadari bahwa kekalahannya tadi disaksikan banyak orang. Celaka, pikirnya, nama besarnya akan rusak. Dicabutnya pedangnya diputar-putar di atas kepala dan dia berteriak-teriak.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid V "Di mana dia" Mana anjing keparat itu" Akan kubunuh dia!!"
Para tamu yang khawatir melihat kemarahan Ui-bin-houw, lalu menjauhkan diri, khawatir terkena sambaran pedang, dan seorang tamu berseru, "Dia berlari Keluar!"
Mendengar seruau ini, dengan sikap garang Ui-bin-houw berteriak, "Jangan lari, keparat! Akan kucari dia dan kubunuh!" Dan dia meloncat keluar dan tak lama kemudian, Ui-bin-houw mengajak empat orang anak buahnya menunggang kuda untuk melakukan pengejaran setelah didengarnya dari pengurus hotel banwa pemuda yung dicarinya telah pergi dari dusun itu.
Terpaksa Yeliu Cutay bermalam di dalam sebuah kuil rusak di puncak sebuah bukit diluar dusun itu. Masih lumayan bermalam di kuil rusak ini daripada di luar yang dingin, pikirnya, walaupun tempat itu kotor dan berbau tidak enak. Pada keesokan harinya, pagi-pagi dia sudah meninggalkan kuil rusak itu, berjalan kaki menuju ke selatan.
Sayang terjadi keributan di restoran itu pikirnya. Kalau tidak, tentu dia tidak perlu tergesa-gesa meninggalkan dusun itu dan dia dapat membeli seekor kuda sebagai pengganti kuda yang telah dia berikan kepada pemuda yang sengaja menutupi muka dengan warna hitam dan yang berusaha mencuri kudanya itu. Kini dia harus berjalan kaki.
Akan tetapi mengapa pula tergesa-gesa" Dia melakukan perjalanan seenaknya. Setelah kini melewati Tembok Besar, dia seringkah melewati dusun dan kota, tidak seperti ketika melakukan perjalanan di luar Tembok Besar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Belum jauh dia meninggalkun bukit di mana terdapat kuil tua itu, tiba-tiba dia mendengar derap kaki kuda dari belakang. Dia menoleh dan melihat lima orang menunggang kuda membalap dan debu mengepul di belakang mereka. Yeliu Cutay menepi dan menanti sampai lima orang penunggang kuda itu lewat. Akan tetapi setelah dekat dia mengenal penunggang kuda terdepan adalah Ui bin houw! Muka orang itu masih agak menghitam, bekas tamparannya semalam. Yeliu Cutay bersiap siaga karena munculnya Ui-bin-houw ini menimbulkan persangkaan buruk. Tentu orang itu mengejarnya, pikirnya.
Dugaannya memang benar. Begitu melihat pemuda itu, Ui-bin-houw berseru keras, menyuruh orang-orangnya berhenti dan dia sendiri menghentikan kudanya di depan Yeliu Cutay, lalu meloncat turun dan mencabut pedangnya.
Empat orang pembantunya juga berloncatan turun mencabut pedang dan menambatkan lima ekor kuda mereka pada batang pohon.
"Ah, kiranya Hek-bin-houw yang datang mengejarku!"
kata Yeliu Cutay, mengejek karena dia mendongkol sekali melihat orang ini begitu tidak tahu diri dan agaknya sengaja mengejarnya bersama empat orang lain dan melihat betapa mereka semua mencabut pedang, mudah diduga bahwa mereka itu mengejarnya dengan niat yang buruk.
Ui-bin-houw melotot dengan marah. Dia tahu bahwa mukanya memang masih biru menghitam akibat tamparan pemuda itu, maka ejekan itu tentu saja membuat perutnya terasa panas.
"Orang muda sombong, beritahukan namamu sebelum pedangku mengirim nyawamu ke neraka! Aku harus tahu lebih dulu nama orang yang akan mati di tanganku!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yeliu Cutay tersenyum mengejek, "Namaku Yeliu Cutay dan aku seorang pengembara yang kebetulan lewat di dusun tadi..... "
"Aha! Kiranya hanya seorang suku Liau-tung, suku taklukan?" Ui-bin houw berseru, mengejek. "Kalau begitu, membunuhmu tidak ada urusannya dan tidak perlu seorang suku Liau-tung memperkenalkan namanya. Namanya tidak ada artinya!"
Mendengar penghinaan atas suku bangsanya itu, wajah Yeliu Cutay menjadi merah. Memang bangsanya, suku Liau-tung, adalah suku yang kecil. Tadinya suku Liau-tung seperti lenyap, ditelan suku Khitan, kemudian ketika bangsa Khitan dikalahkan oleh orang Yu-cen yang membangun Kerajaan Cin, maka dengan sendirinya suku Liau-tung semakin tidak ada artinya lagi.
"Ui-bin-houw! Semua suku dan bangsa hanyalah sekumpulan manusia, dan antara manusia tidak ada bedanya! Yang beda hanyalah watak pribadi masing-masing manusia, dan watak seperti watakmu itu adalah watak manusia jahat, tidak peduli suku apa yang kaumiliki.
Engkau dan teman temanmu ini mengejarku apakah hendak menyerahkan seekor kuda" Kebetulan sekali, aku memang membutuhknn kedua tunggangan. Terima kasih atas kebaikanmu, Ui-bin-houw!" Dalam kemarahannya, Yeliu Cutay masih dapat mengejek karena baru saja muncul dalam pikirannya bahwa dia membutuhkan kuda dan orang-orang jahat ini menunggang kuda yang baik. Mereka ini perlu dihajar, dan alangkah baiknya kalau dia mengambil seekor di antara kuda mereka yang terbaik agar perjalanannya tidak terlalu melelahkan. Bukan karena dia iugin menjadi pencuri atau perampas kuda, melainkan sekedar untuk memberi hajaran kepada mereka yang jahat ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ui-bin-houw yang sudah marah sekali, kini sudah menggerakkan pedangnya, diikuti oleh empat orang pembantunya dan Yeliu Cutay telah dikepung dan diserang dari segala jurusan oleh mereka. Pedang mereka berkilauan dan berkelebatan, tertimpa matahari pagi. Yeliu Cutay bergerak cepat, meloncat ke kanan kiri, kadang-kadang melambung ke atas untuk menghindarkan bacokan-bacokan dan tusukan-tusukan mereka. Gerakan pemuda ini memang gesit sekali, dan dia memang memiliki tingkat kepandaian silat yang, jauh lebih tinggi dibandingkan lima orang lawannya. Maka biarpun lima orang itu mengepung dan mengeroyok, menggerakkan pedang di tangan mereka dengan ganas, tetap saja ujung pedang mereka tidakmampu menyentuh tubuh Yeliu Cutay. Bahkan menyentuh ujung bajunya saja tidak mampu.
Biarpun Yeliu Cutay tidak gentar menghadapi pedang mereka hanya dengan tangan kosong saja, namun dia ingin sekali menguji keampuhan Pedang Asmara. Maka, begitu tangan kanannya bergerak, dia telah mencabut pedang itu dan nampaklah sinar terang ketika sinar matahari pagi yang lembut menyentuh mata pedang, dan dengan gerakan halus, Yeliu Cutay menggerakkan Pedang Asmara untuk menangkis lima betang pedang yang menyerangnya dari berbagai jurusan itu.
Terdengar suara berdencing keras berturut-turut disusul teriakan-teriakan kaget dan ternyata lima batang pedang ditangan Ui-bin-houw dan empat orang pembantunya itu telah patah-patah ketika bertemu dengan Pedang Asmara!
Yeliu Cutay yang tidak bermaksud membunuh mereka, tidak mau mengotorkan pedang dengan darah mereka. Dia hanya mengelebatkan pedangnya dengan kecepatan kilat.
Pedang Asmara lenyap bentuknya, berubah menjadi gulungan sinar terang yang menyambar-nyambar dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyelimuti tubuh lima orang itu yang kini berdiri gemetaran saking takutnya. Kini, nampaklah berhamburan pakaian mereka! Ternyata pakaian mereka itu telah disayat-sayat pedang, terbang berhamburan sehingga dalam waktu sebentar saja, lima orang itu telah menjadi panik dan bingung karena mereka berdiri telanjang! Yeliu Cutay menyusulkan tendangan-tendangan kakinya yang membuat mereka jatuh berpelantingan.
Yeliu Cutay tertawa lirih, hatinya girang bukan main melihat kehebatan Pedang Asmara. Belum pernah selama hidupnya dia melihat ketajaman pedang sehebat itu!
Kiranya, di samping pengaruhnya yang amat buruk dan berbahaya, yaitu dapat mengobarkan kegairahan nafsu berahi seseorang, pedang ini pun merupakan pedang pusaka yang amat ampuh! Timbul rasa sayangnya kepada pedang itu dan setelah menyimpan kembali Pedang Asmara, dia pun lalu meninggalkan lima orang yang sudah telanjang bulat dan masih rebah oleh tendangan-tendangannya tadi dan tidak berani segera bangkit itu. Kemudian dia memilih seekor kuda terbaik di antara kuda kuda mereka, dan meloncat ke atas punggung kuda lalu membalapkan kudanya ke selatan.
Baru kurang lebih tiga puluh li jauhnya dia meninggalkan tempat itu, melalui padang rumput setelah menuruni gunung tandus, tiba-tiba dari arah kiri muncul belasan orang yang kesemuanya menunggang kuda yang tinggi besar dan kuat. Dari jauh saja sudah nampak belasan orang itu tidak bermaksud baik, karena mereka telah memutar-mutar dan mengacung-acungkan golok mereka di atas kepala sambil berteriak-teriak. Jelaslah bahwa mereka itu adalah segerombolan perampok. Apakah mereka masih kawan-kawan dari pemilik rumah makan berjuluk Ui-bin-houw yang ditelanjanginya tadi dan kini mereka mengejar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk membalas dendam" Agaknya bukan, mengingat bahwa mereka datang dari kiri, dari arah timur dan pula, dia sudah melakukan perjalanan terlalu jauh untuk dapat disusul begitu saja. Melihat betapa kudanya yang belum beristirahat itu telah letih dan bahwa melarikan diri pun akan dapat disusul, Yeliu Cutay lalu menghentikan kudanya, bahkan dia meloncat turun dari atas punggung kuda, membiarkan kudanya makan rumput dan dia malah menyambut kedatangan rombongan berkuda itu, agak jauh dari kudanya agar binatang itu tidak kaget dan lari ketakutan kalau terjadi keributan.
Melihat orang berkuda yang mereka kejar itu berhenti dan melompat turun dari atas kuda, kini bahkan menyambut mereka dengan sikap tenang, nampaknya tak bersenjata, tiga belas orang itu terbelalak, akan tetapi pimpinan mereka, seorang laki-laki berpakaian hitam yang pendek gemuk dengan perut besar sekali, memberi aba-aba dan mereka pun sudah tiba di situ lalu langsung mengurung Yeliu Cutay sambil tetap menunggang kuda mereka.
Beberapa ekor kuda mendengus-dengus dan meringkik ringkik, dan sikap tiga belas orang itu menyeramkan dan mengancam.
Namun, Yeliu Cutay tetap bersikap tenang saja, dan dia pun memperhatikan mereka. Pimpinan mereka, yang barpakaian serba hitam, memang cukup berwibawa walaupun tubuhnya pendek gendut. Matanya tajam bersinar, wajahnya bengis dan golok yang tergantung di pinggangnya itu amat lebar dan panjang, lebih dari separuh panjang tubuhnya, sepatunya dilapisi besi dan kuda yang ditungganginya amat gagah, paling baik diantara semua kuda tunggangan anak buahnya. Dua belas orang anak buahnya itu berpakaian macam-macam, dan sikap mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu kasar dan buas, kesemuanya telah mencabut golok dan sikap mereka mengancam sekali.
Yeliu Cutay menghadapi pemimpinan gendut itu dan membungkuk sebagai tanda salam, lalu berkata, "Kalau tidak salah, di antara kita tidak pernah saling bertemu atau berkenalan. Oleh karena itu, aku merasa heran dan tidak mengerti mengapa Cu-wi (Anda sekalian) mengejarku" Ada keperluan apakah?"
Pada anggauta gerombolan itu hanya menyeringai saja, akan tetapi si gendut pakaian hitam mengamati Yeliu Cutay dengan pandang mata tajam penuh selidik, kemudian dia berkata,
"Orang muda, kami pun tidak ingin mengganggumu, akan tetapi semua barang yang kaubawa itu harus diserahkan kepada kami. Kuda itu boleh kaubawa pergi!"
Yeliu Cutay diam-diam terkejut. Demikian tajamkah penglihatan kepala gerombolan ini sehingga dapat mengetahui bahwa dia memiliki emas dan pedang yang amat berharga"
"Aku adalah seorang kelana yang miskin, tidak memiliki barang berharga kecuali yang menempel pada tubuhku.
Apakah yang dapat kuberikan kepada kalian?"
Si gendut tertawa sehingga perutnya yang gendut besar itu bergoyang-goyang di atas punggung kuda. "Ha-ha-ha, orang muda. Tidak perlu mengclabuhi kami, karena kami bukanlah anak-anak kemarin sore yang masih hijau. Kami tahu bahwa setiap orang yang telah berani melakukan perjalanan jauh melintasi Tembok Besar dan gurun luas, sudah pasti membawa bekal yang amat berharga. Sudah, tidak perlu banyak cakap lagi. Buka semua pakaianmu dan perlihatkan apa yang kaubawa itu!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yeliu Cutay mengerutkan alisnya. Kiranya kepala gerombolan ini bukan telah tahu bahwa dia membawa emas dan pedang, melainkan menduga saja bahwa sebagai seorang yang melakukan perjalanan jauh, tentu dia membawa barang berharga. Tentu saja dia tidak mau membuka pakaiannya, apalagi dia tidak ingin menyerahkan barang-barangnya, terutama Pedang Asmara.
"Kuharap kalian tidak mengganggu aku, karena sesungguhnya aku tidak ingin bermusuhan dengan kalian atau siapapun juga!" katanya, ucapannya halus namun nadanya mengingatkan.
"Eh, dia hendak melawan! Anak-anak, hajar saja orang ini!" bentak si gendut dengan marah. Dua orang anggauta perampok berloncatan dari atas kuda mereka dan melihat gerakan mereka, tahulah Yeliu Cutay bahwa mereka ini bukan perampok sembarangan dan tidak dapat disamakan dengan Ui-bin-houw dan kawan-kawannya tadi. Dua orang itu sudah menggerakkan golok mereka dan serangan mereka sungguh ganas dan dahsyat! Sinar golok yang lebar menyambar, yang satu membabat leher, yang ke dua membabat pinggang! Dan gerakan golok itu kuat bukan main, mengeluarkan angin berdesing dan sinarnya menyilaukun mata. Yeliu Cutay cepat melompat ke belakang, membiarkan dua batang golok itu lewat dan secepat kilat, kakinya melayang dan mengenai perut seorang penyerang.
"Bukkk!" Orang itu terjengkang dan terbanting, akan tetapi hanya sebentar saja dia menyeringai kesakitan, lalu bangkit kembali dengan muka merah saking marahnya. Ini saja menunjukkan bahwa orang itu memang bertubuh kuat.
Dan melihat kehebatan Yeliu Cutay, kini ada dua orang anak buah perampok lainnya yang berloncatan turun,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengikuti si perut gendut yang juga sudah lebih dulu meloncat turun.
"Eh-heh-heh, bagus sekali! Kiranya engkau memiliki sedikit kepandaian maka berani menentang kami, heh?" Si gendut itu berseru dan tiba-tiba saja goloknya sudah membuat gulungan sinar berkeredepan yang menyambar-nyambar ke arah kepala Yeliu Cutay. Cepat sekali gerakannya, bahkan tidak nampak kapan dia mencabut golok yang lebar dan panjang itu, tahu-tahu dia sudah memainkan golok itu dan menyerang kalang kabut!
Yeliu Cutay mengenal orang lihai. Dia pun kembali meloncat ke belakang dan di lain saat, nampak sinar menyambar dan tahu-tahu pedang pusaka itu telah berada di tangannya. Pedang Asmara! Melihat pedang itu, si perut gendut berseru nyaring.
"Aha! Kiranya memiliki pedang yang bagus! Berikan pedang itu kepadaku!" berkata demikian, si gendut itu sudah menyerang lagi dengan golok besar di tengahnya, dan empat orang anak buahnya sudah pula membantu dengan serangan dari kanan kiri dan belakang.
Yeliu Cutay maklum bahwa dia berhadapan dengan orang-orang yang berhati kejam, yang tidak akan berkedip untuk membunuhnya dan merampas pedangnya. Maka, dia pun cepat memutar pedangnya untuk melindungi tubuh.
Terdengar suara nyaring dan empat batang golok dari anak buah perampok itu patah-patah. Hanya golok di tangan kepala perampok itu yang tidak patah-patah, melainkan hanya rompal bagian ujungnya. Hal ini menunjukkan bahwa golok besar di tangan kepala perampok itu bukan senjata biasa, melainkan sebuah pusaka pula, akan tetapi juga membuktikan keampuhan Pedang Asmara.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kepala perampok yang gendut itu mengeluarkan teriakan keras saking marah dan kagetnya, akan tetapi juga diam-diam dia girang melihat betapa pedang di tangan pemuda itu sungguh ampuh.
"Kepung dia, hati-hati jangan mengadu senjata.
Robohkan dia dan rampas pedangnya!" teriaknya memberi aba-aba. Kini, semua anak buah perampok sudah berloncatan turun dari atas punggung kuda mereka, dan Yeliu Cutay telah dikepung oleh tiga belas orang!
Yeliu Cutay sudah melakukan perjalanan jauh dan agak lelah, kini menghadapi pengeroyokan tiga belas orang penjahat yang rata-rata memiliki kepandaian silat yang tinggi, apalagi pemimpin mereka yang pendek gendut itu, maka dia pun repot juga. Dia bukanlah seorang yang haus darah. Biarpun dia tahu bahwa gerombolan ini adalah perampok-perampok jahat, namun hatinya tetap tidak tega untuk membunuhi mereka, maka dia pun hanya
mengandalkan keampuhan pedangnya untuk membela diri.
Pada saat itu, terdengar bentakan nyaring. "Perampok-perampok jahat" dan nampak ada dua orang yang begitu tiba di situ lalu mengamuk dan menyerang para perampok itu dengan pedang mereka. Mereka adalah seorang pria muda dan seorang wanita muda yang datang dengan seekor kuda saja. Agaknya mereka tadi berboncengan kuda, dan wanita itu pun perutnya besar, tanda bahwa dia sedang mengandung tua. Namun, gerakan pedangnya tidak kalah lihainya dibandingkan dengan pria muda yang datang bersamanya. Karena diserang dari luar kepungan, maka kepungan tiga belas orang perampok itu menjadi kacau, apalagi ketika sepasang orang muda itu berhasil merobohkan dua orang perampok. Melihat datangnya bantuan, Yeliu Cutay mempercepat gerakan pedang pusakanya menyerang kepala perampok gendut. Pimpinan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gerombolan itu terkejut dan karena serangan Yeliu Cutay itu amat cepatnya sehingga dia tidak sempat mengelak lagi, terpaksa dia menangkis dengan goloknya.
"Tranggg.. !" Sekali ini, ujung golok itu patah! Si kepala gerombolan yang melihat betapa sinar pedang lawan masih terus meluncur mengancamnya, cepat dia melempar tubuh ke belakang, bergulingan dan meloncat ke atas kudanya sambil memberi aba-aba agar anak buahnya melarikan diri sambil membawa dua orang yang terluka.
Setelah para perampok itu kabur dengan kuda mereka, barulah Yeliu Cutay menghampiri dua orang penolongnya.
Dia melihat seorang pemuda tampan berusia kurang lebih tiga puluh tahun, dan seorang wanita muda berusia dua puluh tahun lebih yang sedang mengandung tua, Dia cepat memberi hormat setelah menyimpan pedangnya.
"Sungguh besar rasa syukur dan terima kasih saya karena telah mendapatkan pertolongan dari Ji-wi yang mulia."
Akan tetapi tiba-tiba Yeliu Cutay terkejut karena dia mengenal kuda yang tadi ditunggangi dua orang itu. Kuda itu jelas adalah kudanya! Kuda pemberian Temucin! Tentu saja dia terbelalak dan menoleh untuk memandang kembali kepada pemuda tampan itu. Pemuda itu tersenyum dan mengangguk.
"Benar, Tai-hiap, akulah orang itu, yang memakai arang menghitamkan mukaku dan mencuri kudamu. Aku sengaja menghitamkan muka dan menggunakan golok agar tidak dikenal orang."
"Ahhh.....!" Yeliu Cutay yang sama sekali tidak menyangka bahwa penolongnya ini adalah pencuri kuda yang dimaafkannya, bahkan diberikannya kudanya kepada orang itu. "Kiranya engkau....." Dan..... dan ia.....?" Dia menoleh dan memandang kepada wanita muda itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ia adalah..... isteriku, Tai-hiap. Karena isteriku inilah maka aku terpaksa mencuri kudamu karena aku membutuhkan seekor kuda yang baik untuk.....
membawanya lari!"
"Ehhh?" Tentu saja Yeliu Cutay terkejut dan heran mendengar ada orang mencuri kuda untuk melarikan isterinya sendiri;
"Mari, Tai-hiap, mari kita duduk dan dengarkan ceritaku. Engkau adalah penolong kami dengan menyerahkan kuda itu maka berhak mengetahui keadaan kami. Marilah, Siok-moi, kita duduk mengaso di sini....."
Dengan sikap amat mesra dan menyayang, pemuda itu lalu menuntun isterinya yang mengandung tua dan mereka bertiga duduk di atas rumput, di bawah sebatang pohon.
Agaknya wanita yang mengandung tua itu memang lelah sekali, maka dengan sikap, malu-malu sambil meminta maaf kepada Yeliu Cutay, ia minta perkenan untuk merebahkan diri. Suaminya membantunya dan wanita itu rebah telentang di atas rumput, mempergunakan pangkuan suaminya sebagai bantal dan sebentar saja ia telah memejamkan matanya dan pulas kelelahan.
Pria itu lalu bercerita. Dia bernama Bu Siang Hok, seorang yang hidup sebatang kara tanpa keluarga karena orang tuanya sudah meninggal dunia dan dengan bekal ilmu silat yang pernah dipelajarinya, Siang Hok tersesat menjadi seorang perampok tunggal di perbatasan dekat Tembok Besar. Pada suatu hari, bertemulah dia dengan Tan Siok Hwa, gadis berusia sembilan belas tahun lebih, yang cantik jelita dan gagah perkasa. Gadis ini adalah puteri tunggal dari Tang Pangcu, yaitu ketua dari perkumpulan Hek eng-pang di kota Wang-cun, beberapa puluh mil jauhnya dari Tembok Besar, sebelah selatan. Pertemuan itu sungguh kebetulan sekail. Tang Siok Hwa sedang diganggu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
oleh gerombolan penjahat ketika Bu Siang Hok melihatnya.
Biarpun dia seorang perampok, namun Siang Hok pantang mengganggu wanita, maka melihat seorang gadis dikeroyok oleh belasan orang pemuda yang jahat, dia pun lalu cepat turun tangan membantu walau pun gadis itu cukup tangguh dan agaknya belum membutuhkan bantuan. Para pengganggu itu melarikan diri dan terjalinlah persahabatan antara Bu Siang Hok dan Tang Siok Hwa. Hubungan ini tak lama kemudian menjadi jalinan cinta kasih antara mereka.
Akan tetapi, Tang Pangcu, ketua Hek-eng-pang sama sekali tidak menyetujui pilihan hati puteri tunggalnya.
Puteri itu telah direncanakan untuk dijodohkan dengan putera seorang pembesar di Wang-cun. Apalagi ketika dia menyuruh anggauta Hek-eng-pang melakukan penyelidikan dan mendapat kabar bahwa kekasih puterinya itu bukan lain hanya seorang perampok yang katanya kini telah mengundurkan diri, dia menjadi marah dan melarang kerasputerinya melanjutkan hubuugan persahabatannya dengan Bu Siang Hok. Larangan ayah ini membuat Tang Siok Hwa menjadi nekat, karena ia sudah benar-benar jatuh cinta kepada Bu Siang Hok. Keduanya melanjutkan hubungan dengan sembunyi-sembunyi dan akhirnya mereka tidak kuasa menahan diri lagi, bahkan larangan dan pantangan orang tua gadis itu agaknya menambah berkobarnya gairah cinta mereka sehingga mereka dengan nekat melakukan hubungan badan sampai berulang kali.
Dan akibatnya mudah diduga! Tang Siok Hwa
mengandung! Tentu saja Tang Pang-cu marah sekali. Kalau saja Siok Hwa bukan anak tunggal, mungkin telah dibunuhnya! Akan tetapi, ayah yang keras hati ini tetap tidak mengijinkan puterinya menjadi isteri seorang perampok! Akan merendahkan namanya sebagai ketua Hek eng pang! Hek-eng-pang terkenal sebagai perkumpulan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang-orang gagah yang berjiwa pendekar dan yang selslu menentang kejahatan para penjahat. Bagaimana mungkin sekarang ketuanya mengambil mantu seorang perampok"
Dia begitu marah sehingga dia mengerahkan para murid dan anak buah untuk mencari Bu Siang Hok. Kalau saja pemuda itu dapat tertangkap, tentu akan dibunuhnya.
Karena takut, Siang Hok melarikan diri. Akan tetapi, cinta memang membuat orang bukan saja menjadi tolol, akan tetapi kalau saatnya tiba, dapat membuat seseorang menjadi cerdik sekali, penuh akal.
Demikian pula dengan Siang Hok. Dengan perantaraan seorang wanita tua di kota Weng-cun, dia berhasil mengadakan hubungan surat dengan kekasihnya, selama berbulan-bulan mereka hanya saling menukar surat, dan akhirnya, setelah kandungan Tang Siok Hwa genap sembilan bulan, dari surat-suratan mereka itu akhirnya diambil keputusan untuk melarikan diri bersama.
"Untuk keperluan itulah, Tai-hiap, terpaksa aku mencuri kudamu yang amat baik dan kuat itu. Aku membutuhkan kuda yeng kuat dan dapat melarikan kami berdua. Dan berkat kuda Taihiap, kami berhasil melarikan diri dari Wang-cun."
"Tidak, diketahui oleh orang tua isterimu?"
"Ketika kami pergi belum, akan tetapi akhirnya mereka tentu akan tahu dan melakukan pengejaran. Akan tetapi kudamu itu hebat, Taihiap, dapat berlari cepat membawa kami berdua. Kami sungguh berterima kasih kepadamu, dan tidak kami sangka, di tempat ini kami melihat Taihiap dikeroyok oleh para perampok itu."
Siok Hwa yang tertidur dengan kepala di pangkuan kekasihnya, mengeluh dan membuka mata, lalu menahan jerit kesakitan sambil memegangi perutnya yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membusung, mengaduh-aduh sehingga Siang Hok menjadi terkejut dan khawatir sekali. Dia memeluk Siok Hwa, "Ada apakah, Siok-moi....." Ada apa dengar perutmu.....?"
Akan tetapi Siok Hwa hanya mengerang dan merintih, dan menggeliat-geliat menahan sakit.
"Kurasa..... kukira..... ia akan melahirkan.....!" kata Yeliu Cutay sambil menelan ludah karena hatinya terasa tegang bukan main. Menghadapi ancaman bahaya maut sekalipun dia tidak merasa tegang, akan tetapi menghadapi seorang wanita yang sedang akan mulahirkan, padahal di situ jauh dari dusun, jauh bidan bahkan yang ada hanya dia dan Siang Hok, laki-laki yang nampaknya lebih tegang daripada dia, Yeliu Cutay menjadi agak pucat.
"Wah, bagaimana ini....." Biar dengan cepat kuantar ia mencari dusun dan mencari pertolongan bidan atau wanita lain.....!" Siang Hok memondong tubuh Siok Hwa, akan tetapi Siok Hwa merintih makin keras.
"Aduh..... aduhhhhh..... aku tak tahan lagi..... aduh, rebahkan aku, lekas.. bahkan aku..... aku tidak kuat lagi.....!"
Siok Hwa merintih-rintih, dan terpaksa suaminya yang kebingungan itu menurunkan lagi tubuhnya di atas rumput seperti tadi.
"Tai-hiap..... demi Tuhan..... bagaimana baiknya ini.....?"
Biarpun dia sendiri merasa tegang, namun Yeliu Cutay lebih bijaksana dari pada Siang Hok. Dia harus berani melihat kenyataan. "Toako, kurasa tidak ada lain jalan lagi kecuali membiarkan ia melahirkan di sini. Kalau kaubawa naik kuda atau berlari, berbahaya sekali. Jangan-jangan di tengah perjalanan ia akan melahirkan, lebih repot."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tapi aku..... aku..... tidak tahu..... aku tidak dapat.....
tidak berani menolongnya, tidak tahu bagaimana....."
"Tenanglah, Toako. Kita berdua adalah orang-orang dewasa. Kenyataannya, isterimu akan melahirkan, agaknya tidak dapat ditunda-tunda lagi. Kita tidak dapat lari dari kenyataan ini dan sedapat mungkin kita harus menolongnya. Aku suka membantumu."
"Aduh, terima kasih, Tai-hiap.....,terima kasih..... tapi, apa yang harus kita lakukan.....?"
"Hok-koko kenapa engkau begini..... lemah" Taihiap ini benar....., aku agaknya akan melahirkan..... aduhhh.....
cepat kau buka buntalan pakaian itu, kau ambilkan kain-kain untuk tilam..... dan cari air..... air bersih, cepat..... ah, aduhhh....."
Siang Hok berlari-lari mengambil buntalan pakaian di punggung kudanya, membuka buntalan, mengeluarkan kain lebar putih yang diminta Siok Hwa, lalu
membentangkannya di atas rumput dan dia mengangkat isterinya, direbahkan telentang di atas kain itu. Diambilnya pula sebuah panci yang dibawanya serta dan dia segera lari mencari air. Akan tetapi Yeliu Cutay mengejarnya.
"Biar aku yang mencari air, Toako," katanya.
Tak lama kemudian Yeliu Cutay sudah kembali membawa air jernih dan pada saat itu, Tang Siok Hwa mulai bekerja keras untuk melahirkan anak dalam kandungannya! Dua orang pria itu hanya menunggu dan mereka berdua hampir pingsan menyaksikan betapa tersiksa dan sukarnya seorang wanita melahirkan! Keduanya berwajah pucat, peluh dingin membasahi muka dan bahkan kedua tangan mereka gemetar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika akhirnya bayi itu terlahir dan terdengar suara tangis yang amat nyaring, keduanya terkejut dan merasa lega, akan tetapi juga bingung. Namun, Yeliu Cutay yang sudah pernah membaca tentang kelahiran ini, menenangkan dirinya.
Dia mengangkat bayi yang masih merah itu,
meletakkannya di atas kain yang lain, lalu menggunakan Pedang Asmara untuk memotong pusar bayi dan mengikatnya dengan benar seperti yang pernah dibacanya.
Setelah itu, walaupun dengan kedua tangan gemetar dan hati-hati sekali, seolah-olah yang dipegangnya itu sebuah benda yang mudah sekali pecah dan dia takut kalau terlepas dan jatuh, dia membersihkan tubuh bayi itu, juga mukanya, dengan sehelai kain putih yang dibasahi dengan air.
Seorang bayi laki-laki!
Setelah selesai membersihkan bayi itu dan
membungkusnya dengan selimut, dia menoleh ke arah suami isteri itu.
"Anaknya laki-laki.....!" katanya gembira, akan tetapi dia terbelalak melihat betapa Siang Hok merangkul dan menangisi Siok Hwa, memanggil-manggil namanya. Siok Hwa, ibu yang baru saja melahirkan itu, rebah telentang tak bergerak, mukanya sepucat mayat dan seperti telah mati saja! Cepat Yeliu Cutay merebahkah anak bayi itu ke atas kain putih, membiarkan anak itu menjerit-jerit, lalu berlutut di dekat Siok Hwa.
"Ia.....ia terus mengeluarkan darah.....!" kata Siang Hok bingung.
Yeliu Cutay berusaha menghentikan darah dengan menotok jalan darah, akan tetapi usahanya sia-sia belaka.
Tubuh itu menjadi semakin lemah, wajahnya semakin pucat dan napasnya makin lemah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siok-moi.....! Sadarlah..... ah, bagaimana ini" Siok-moi.....!" Siang Hok mengguncang pundak isterinya. "Siok-moi, anak kita telah lahir, lihatlah! Dia laki-laki, dengarlah tangisnya! Siok-moi, sadarlah.....! " Siang Hok meratap.
Sepasang mata itu terbuka perlahan dan bibir itu bergerak-gerak. Siang Hok mendekatkan telinganya depan mulut isterinya, mendengarkan bisikan lirih, "Siapa.....
siapa namanya.....?"
"Namanya" Ah, bukankah sudah kita rencanakan sebelumnya" Kalau lahir laki-laki, akan kita beri nama Tiong Sin!"
Mulut itu tersenyum lemah dan bibirnya kembali bergerak, "Mana..... Tiong Sin....., bawa ke sini....."
Siang Hok mengambil bayi yang masih menangis itu, dan meletakkannya di dekat dada ibunya. Siok Hwa memandang puteranya dengan mata yang sayu, dan mata itu menjadi basah. Lalu ia memandang suaminya, berbisik lirih, "Rawat dia baik-baik..... " dan kepala itu terkulai kembali.
"Siok moi.....! Ah, Siok-moi....., jangan tinggalkan aku!
Jangan tinggalkan anak kita....! Siok-moi.....!" Siang Hok menjerit-jerit dan memeluk tubuh isterinya yang masih hangat, menciumi muka yang pucat itu dan hampir saja dia roboh pingsan kalau Yeliu Cutay tidak cepat mengambil bayi itu agar jangan tertindih, kemudian memegang pundak Siang Hok, mengguncangkannya dengan kuat.
"Toako, tenangkan hatimu! Sudah kehendak Thian bahwa isterimu meninggal ketika melahirkan. Ingat anakmu ini, dia membutuhkan engkau!"
Siang Hok memandang kepada anaknya dan air matanya bercucuran. Dia menerima anak itu, didekapnya dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dibasahi muka anak itu dengan air matanya, dan anak itu pun menangis, agaknya ikut berduka dengan ayahnya.
Pada saat itu, terdengar bunyi derap kaki kuda. Siang Hok dan Yeliu Cutay mengangkat muka dan melihat bahwa ada serombongan penunggang kuda datang menuju ke tempat itu.
"Ah, akhirnya mereka datang juga!" kata Siang Hok.
Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Siapakah mereka?"
"Orang-orang Hek-eng-pang, dipimpin ayah Siok-moi."
Siang Hok menyerahkan bayi itu kepada Yeliu Cutay dan dengan air mata bercucuran dia pun berkata,
'Tai-hiap, aku mohon kepadamu..... kau bawalah anak kami ini pergi dari sini..... agar dia dapat diselamatkan. Taihiap, biarlah dalam penjelmaan kemudian, aku akan membalas budimu ini. Anak ini, Tiong Sin....., kau selamatkan, Taihiap!"
Yeliu Cutay tak dapat menolak dan dia pun memondong bayi itu. "Tapi..... tapi kau sendiri.....?"
"Sudahlah, Taihiap. Aku akan menghadapi ayah Siok Hwa, mudah-mudahan dia menaruh kasihan. Kalau aku selamat, aku akan mencarimu kelak untuk menerima kembali anakku."
Yeliu Cutay tidak melihat jalan lain. Anak itu memang harus diselamatkan dulu. "Kalau engkau kelak mencari anakmu, carilah aku di kota raja. Carilah ayahku, Yeliu Koan yang menjadi pejabat di kerajaan, atau carilah aku, namaku Yeliu Cutay." Setelah berkata demikian, Yeliu Cutay lalu meloncat ke atas punggung kudanya dan melarikan kuda itu cepat-cepat sambil memondong anak kecil yang bernama Tiong Sin itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika rombongan orang-orang Hek-eng-pang tiba di situ, benar seperti dugaan Bu Siang Hok, rombongan yang terdiri dari kurang lebih dua puluh orang itu dipimpin sendiri oleh Tang Pangcu. Laki-laki yang berusia lima puluh lima tahun ini jelas kelihatan marah sekali! ketika dia melihat Siang Hok.
"Jahanam keparat engkau Bu Siang Hok! Berani engkau melarikan puteri kami" Hayo, di mana kau
sembunyikan....." Tiba-tiba mata Tang Pangcu terbelalak memandang ke arah tubuh wanita muda yang rebah terlentang di atas kain putih itu. Kain putih yang berlepotan darah segar!
"Siok Hwa.....!" Dia menjerit, melompat turun dari atas kudanya dan lari menghampiri, lalu menubruk dan merangkul puterinya yang telah menjadi mayat.
"Apa..... apa yang terjadi....." Jahanam, katakan apa yang terjadi?"
"Ia telah melahirkan dan meninggal dunia setelah melahirkan," kata Siang Hok dengan air mata bercucuran.
"Siok Hwa.....!" Ayahnya kembali menjerit dan kini memeluk tubuh itu sambil menangis seperti anak kecil.
Siang Hok juga menjatuhkan diri berlutut dan menangis pula.
Tiba-tiba Tang Pangcu menghentikan tangisnya dan dia meloncat berdiri, memandang kepada Siang Hok dengan muka pucat dan mata mendelik. "Engkau pembunuh, engkau membunuh anakku!"
Siang Hok menundukkan mukanya, "Saya tidak berdaya..... tiba-tiba saja ia melahirkan di sini, tidak ada wanita atau bidan yang membantu hingga ia..... kehabisan darah....." Dia terisak lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jahanam pembunuh kau!" Tang Pangcu berteriak dan dia pun menerjang ke depan, kakinya menendang. Tubuh Siang Hok terlempar dan terguling-guling, akan tetapi dia lalu bangkit berdiri walaupun dadanya terasa nyeri.
"Pangcu, engkaulah yang telah membunuhnya! Kalau engkau tidak menghalangi perjodohan kami, tentu kami sekarang sudah gembira menyambut kelahiran putera kami.
Engkaulah yang membunuh puterimu sendiri!"
Dua orang itu saling pandang dengan penuh kebencian.
Tang Pangcu mencabut goloknya dan Siang Hok mencabut pedangnya.
"Keparat, engkau malah menyalahkanku" Engkau perampok hina, berani engkau mengotori puteriku dan kini akibatnya puteriku sampai mati. Dan engkau masih berani menyalahkan aku" Di mana anak yang terlahir itu?"
"Aku tidak tahu, dan engkau tidak perlu tahu!" Siang Hok juga membentak karena kini setelah Siok Hwa tewas, du memandang orang ini sebagai musuhnya yang telah melenyapkan kebahagiaan hidupnya.
Sambil berteriak lantang Tang Pangcu meloncat dan menyerang, disambut oleh pedang di tangan Siang Hok.
Para anak buah Hek-eng-pang lalu turun tangan membantu ketua mereka. Baru menghadapi Tang Pangcu seorang saja, Siang Hok tidak akan menang, apalagi kini dikeroyok banyak orang. Sebentar saja tubuhnya sudah penuh luka dan dia pun terhuyung, lalu menubruk mayat Siok Hwa dan menjerit.
"Siok-moi, kau tunggulah aku.....!" Dan dia pun menghembuskan napas terakhir di atas dada wanita yang dicintanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat ini, ketika para anak buahnya hendak menghujankan senjata mereka ke atas tubuh Siang Hok, Tang Pangcu membentak. "Munduuurrrrr semua! Jahanam kalian, apakah kalian akan merusak mayat anakku" "
Semua anak buahnya terkejut dan mundur dan sampai lama Tang Pang-cu berdiri mengamati dua buah mayat yang tumpang tindih itu. MayatSiok Hwa di bawah, dan mayat Siang Hok diatasnya, merangkulnya dengan mesra. Dia melihat betapa wajah Siok Hwa mengandung senyum bahagia, juga wajah Siang Hok tersenyum. Keduanya seperti mati dalam keadaan berbahagia karena dapat mati bersama, dan melihat keadaan mereka, seolah-olah mereka itu tidak mati melainkan sedang tidur dalam kemesraan!
Tang Pangcumenggigil dan baru dia melihat betapa dia telah bertindak kejam sekali kepada puterinya sendlri. Benar Siang Hok! Dia telah membunuh puterinya itu! Bagaimana dia dapat menyalahkan dua hati yang saling mencinta" Dia lalu menjatuhkan dirinya berlutut di dekat mayat itu, menutupi muka dengan kedua tangan sampai lama.
"Angkut dua mayat mereka dengan baik-baik, bawa pulang. Aku ingin mengubur mereka dalam satu lubang."
katanya kemudian, membuat para anggauta Hek-eng-pang saling pandang dengan perasaan heran.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Waktu berjalan cepat sekali kalau tidak diperhatikan, lebih cepat daripada meluncurnya anak panah. Sebaliknya kalau diperhatikan, sang waktu merayap seperti siput.
Semenjak kemenangannya yang gemilang terhadap musuh besar keluarganya, yaitu Targoutai kepala suku Taijut, nama Temucin menjadi semakin terkenal.
Kekuasaannya semakin besar dan pasukan Temucin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terkenal dan ditakuti di seluruh Mongol. Temucin. memang pandai bersiasat dan perhitungannya tepat sekali sebagai seorang pemimpin besar, seorang jenderal perang yang tangguh. Dia tahu bahwa bagi bangsanya, yang terpenting adalah kekuasaan, dan kekuasaan ini baru bisa diperoleh kalau dia memiliki balatentara yang besar dan kuat, memiliki sekutu yang setia.
Dipimpinnya pasukannya yang amat terkenal itu dan setiap kali dia mengadakan perang dengan kepala-kepala suku yang berani menentangnya dan tidak mengakui kedaulatannya, pasti dia memperoleh kemenangan. Dan dia dapat memilih orang-orang yang berguna. Mereka yang takluk, kalau dia lihat memiliki kemampuan dan benar-benar takluk dan menyatakan setia, akan diberinya kedudukan. Sebaliknya, dia dapat menghukum dan membantai semua tawanan tanpa belas kasihan sedikit pun.
Pasukannya terdiri dari orang-orang pilihan dan kalau pasukannya menyerbu, seperti api mengganas. Segala yang menentang dan menghalang dihancurkan!
Sebagai seorang pemimpin besar, Temucin pandai sekali bersikap sehingga mereka yang mengabdi kepadanya dengan setia, dilimpahi pangkat dan kemuliaan hingga mereka ini semakin setia dan mencinta pemimpin mereka.
Sebaliknya, Temucin paling membenci orang yang berwatak khianat. Dia memberi hukuman berat sekali kepada orang-orang yang berkhianat, hukum siksa sampai mati.
Sebagai seorang yang mengagungkan kegagahan dan kekuasaan, agaknya Temucin yang masih sederhana jalan pikirannya itu, menyadari bahwa di luar kekuasaannya, di alam ini ada kekuasaan yang rahasia, yang amat tinggi dan yang tidak mungkin dapat dilawannya. Kekuasaan yang mendatangkan guntur dan kilat, yang mendatangkan hujan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
badai, yang mengerikan tanah. Oleh karena itu, dia memuja kekuasaan ini yang dianggapnya datang dari langit.
Seringkah nampak Temucin seorang diri mendaki sebuan bukit yang sunyi, tempat yang dianggapnya keramat karena tidak dihuni manusia. Di tempat sunyi ini, dia membetulkan letak pakaiannya, diselempangkannya ikat pinggangnya itu di atas bahu kiri. Dia berdiri tegak, lalu menghadap ke empat penjuru sambil menyembah dengan penuh kesungguhan dan penghormatan, mulutnya membisikkan doa. "Semoga Langit Yang Berkuasa berkenan menolong saya, semoga para dewata yang sakti dari langit turun untuk melindungi saya dengan kesaktian mereka, dan semoga Langit Yang Berkuasa mengirimkan orang-orang pandai untuk membantu saya."
Seringkali Temucin melakukan doa seperti ini, di waktu malam sunyi, ketika bintang-bintang memenuhi langit, dan ketika bulan purnama, dia pun minta berkah dari Dewa Bulan, kalau matahari terbit dia berdoa minta berkah dari Dewa Matahari.
Dua puluh tahun kemudian, demikian cepatnya waktu berjalan, Temucin telah berhasil menjadi seorang pemimpin besar yang diakui kekuasaan dan kekuatannya di seluruh Mongol. Suku-suku kecil takluk kepadanya, yang tidak mengakui kedaulatannya digempur dan ditaklukkan. Suku-suku yang besar dengan sukarela mengakui kedaulatan dan kekuasaannya, yang tidak mau mengakui digempur dan ditaklukkan pula! Panjinya amat terkenal, yaitu panji dengan sembilan utas ekor yak!
Temucin semakin terkenal dan diakui, dipuja. Suku-suku yang berdatangan untukmenggabungkan diri dengannya amat banyak, setiap suku membawa rombongan sampai ratusan orang jumlahnya. Temucin memang seorang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemimpin pandai, bukan saja dalam ilmu peperangan, juga pandai mengambil hati anak buahnya.
Tidak seperti kepala-kepala suku yang lain, yang suka bertindak sewenang wenang, baik dalam pembagian hasil buruan, hasil menang perang, atau mempergunakan kekuasaannya untuk merampas isteri orang, Temucin sama sekali tidak mau melakukan hal ini. Kalau anak buahnya berhasil baik dalam perburuan, di tidak pernah merampas hasil buruan, hanya menerima saja apa yang
dipersembahkan orang kepadanya. Sikap ini justeru menimbulkan rasa suka dan kagum sehingga anak buahnya selalu mempersembahkan bagian yang paling baik dari hasil perburuan mereka. Juga kalau pasukannya menang perang, dia selalu ingat untuk membagi-bagi barangrampasan secara adil dan merata. Dia selalu siap mengulurkan tangan untuk membantu para anak buahnya, dan hal ini membuat dia semakin terkenal dan terpandang.
Karena para pengikutnya semakin banyak, dan dia selalu membuka tangan menerima para suku yang berkeliaran dan mencari perlindungan, maka Temucin mulai memikirkan untuk membuat suatu peraturan, memilih para pembantu utamanya dan membentuk suatu badan pemerintahan yang akan mengatur semua anak buahnya. Mulailah dia membagi-bagi kedudukan kepada orang-orang yang dianggap berjasa, setia dan memang memiliki ilmu kepandaian yang istimewa. Dalam hal ini pun dia bertindak adil, tidak memandang sanak keluarga atau orang lain, pendeknya dia mempergunakan orang sesuai dengan kemampuannya. Terkenallah nama-nama para
panglimanya seperti Kassar, Borcu, Arghun, Bayan, Munhuli, Soo dan masih banyak lagi. Di seluruh Gobi, bahkan selain daerah Gurun Gobi, juga di seluruh Mongol, semua orang mengenal para panglima Temucin yang amat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pandai itu sehingga mereka itu disebut Kiyat yang artinya
"Air deras yang menghanyutkan segala sesuatu!" Arghun adalah seorang yang pandai sekali bermain musik, terutama bermain kecapi (siter) sehingga dia amat diperlukan untuk menghibur Temucin dan para panglimanya, baik untuk merayakan kemenangan perang atau perburuan, maupun untuk menghibur hati gundah. Soo adalah seorang pemain panah yang amat pandai dan para panglima lainnya, selain memiliki banyak pengalaman berperang, juga merupakan orang-orang yang memiliki kegagahan dan ilmu berkelahi yang amat baik. Akan tetapi di antara para panglimanya itu, agaknya yang paling menonjol kemudian, karena mereka tergolong panglima-panglima muda, adalah ChepeiNoyon, dan seorang lagi Subotai Bahadur Kedua orang ini yang kelak menjadi panglima yang menggegerkan dunia ketika balatentara Temucin menyerbu sampai jauh ke barat dan ke selatan.
Pada suatu hari, datanglah berita kepada Temucin bahwa ayah mertuanya yaitu kepalakelompok yang bernama Munlik atau Karugai, ayah Bortay isterinya yang pertama, datang berkunjung bersama keluarganya. Bahkan tujuh orang puteranya, saudara-saudara dari Bortay ikut pula datang berkunjung. Temucin menyambut kunjungan ini dengan penuh kehormatan dan kegembiraan dan mereka segera saling menukar bingkisan. Akan tetapi, di dalam pergaulan selanjutnya antara para putera Munlik itu dengan orang-orang Mongol, timbul rasa tidak suka dalam hati para tuan rumah terhadap tamu-tamu itu. Terutama sekali saudara dari Bortay yang bernama Tebteng-ri, sungguh mendatangkan perasaan tak senang karena orang ini yang juga menjadi semacam dukun dan ahli nujum, bersikap amat tinggi hati dan memandang rendah orang lain.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tebtengri, dibantu saudara-saudaranya, bersikap sombong sekali dan ketika pihak tuan rumah
memperlihatkan perasaan tidak senang, mereka semakin congkak karena mereka menganggap bahwa mereka lebih
"tinggi" daripada pihak tuan rumah. Tentu saja untuk berterang memperlihatkan sikap bermusuhan dengan Temucin, mereka tidak berani. Akan tetapi diam-diam mereka itu membenci Temucin karena merasa iri.
Bagaimana anak yang dulu kelihatan lemah itu, yang menjadi suami adik mereka Bortay, kini menjadi seorang pemimpin besar, bahkan dianggap sebagal raja oleh banyak kepala suku" Untuk melampiaskan rasa penasaran dan iri, Tebtengri lalu mempermainkan Temugu, yaitu seorang di antara adik-adik tiri Temucin. Tebtengri bersama saudara-sudaranya memaksa Temugu untuk berlutut di depannya, dengan ancaman bahwa kalau dia menolak, akan dipukuli sampai mati!
Banyak orang melerai keributan ini dan ketika mendengar peristiwa itu, Temucin mengerutkan alisnya.
Dia berada dalam kedudukan yang sulit. Munlik adalah ayah mertuanya sendiri, di samping kedudukannya sebagai seorang kepala suku. Bahkan sudah berulang kali Munlik membantunya dalam peperangan, maka Munlik dapat dikatakan selain ayah mertua, Juga seorang kepala suku yang sudah berjasa. Tebtengri, kakak isterinya itu juga bukan orang sembarangan, melainkan seorang dukun dan ahli nujum, kedudukan yang dihormati orang. Dia harus dapat mengambil keputusan yang adil karena Temugu telah dihina orang yang berarti menghina dirinya karena Temugu tidak bersalah.
Dia memanggil Temugu yang dihina orang itu dan berbisik kepadanya, "Hari ini Tebtengri dan saudara-saudaranya akan berkunjung ke sini. Berbuatlah sekehendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hatimu terhadap dirinya." Mendengar ucapan kakaknya ini, Temugu mengangguk. Ucapan itu merupakan perkenan baginya untuk membalas dendam atas penghinaan Tebtengri kepadanya. Sesungguhnya, permusuhan yang timbul antara Temucin dan orang-orang yang menetangnya, termasuk saudara-saudara Bortey sendiri, merupakan pertentangan yang sudah berlarut-larut. Masalahnya tiada lain adalah perebutan kekuasaan.
Tebtengri adalah seorang dukun, seorang ahli nujum yang pada waktu itu merupakan kedudukan yang amat tinggi. Ketika, orang-orang masih hidup di bawah pengaruh ketahyulan, dan seorang dukun dan peramal dianggap sebagai orang yang luar biasa dan ditakuti. Karena itu, di masa itu, para kepala suku saja takut menghadapi kekuasaan seorang dukun, yang dianggap bersekutu dengan para dewa dan setan, dapat mencabut nyawa seseorang secara begitu saja! Namun Temucin menentang kekuasaan yang menyalahgunakan kepercayaan dan kebodohan rakyat ini, maka terjadilah permusuhan yang hanya terpendam di dalam hati saja. Peristiwa yang terjadi ketika Tebtengri bersama ayahnya dan saudara saudaranya datang berkunjung kepada Temucin, hanya merupakan satu di antara ledakan-ledakan dari timbunan kebencian itu.
Ketika Munlik dan tujuh orang puteranya berkunjung ke perkemahan Temucin malam itu, Temucin menyambut mereka dan mempersilakan mereka duduk. Pada saat itu, seperti telah diatur sebelumnya, masuk pulalah Temugu.
Seperti menjadi kebiasaan dan peraturan mereka sewaktu memasuki perkemahan, semua senjata ditinggalkan di luar kemah. Temugu langsung saja mendekati Tebtengri memegang bahunya dan berkata, "Kemarin mengandalkan pengeroyokan, engkau menghinaku dan memaksa aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berlutut! Sekarang, mari kita mengadu kekuatan satu lawan satu!"
"Eh, babi, kau menantang?" jawab Tebtengri dan mereka pun bergumul. Memang di antara bangsa Mongol ini, perkelahian yang terhormat adalah bergumul, dan bergumul dianggap seni atau tata kelahi yang paling terhormat, bukan pukul memukul atau tendang-menendang, dilihat ini, para putera Munlik sudah bangkit berdiri, akan tetapi tiba-tiba, dengan suaranya yang berwibawa, Temucin membentak.
"Heh! Apakah kalian sudah tidak mengenal aturan lagi, bergumul di dalam kemah" Hayo kalian berdua keluar dan kalau mau bergumul, di luar!"
Mendengar bentakan ini, dua orang yang sedang bergumul itu berhenti, kemudian Temugu dengan lantang berkata, sambil memandang kepada Tebtengri dengan sikap menantang.
"Kalau engkau memang laki-laki, hayo keluar, kita mengadu kekuatan di luar!" Dan dia pun melangkah keluar.
Mendengar tantangan ini, Tebtengri yang merasa bahwa dia pasti akan menang menghadapi Temugu yang tidak berapa besar itu, segera melangkah ke luar pula. Akan tetapi begitu dia tiba luar kemah, tiba-tiba saja tiga orang yang tinggi besar dan melihat gerakan mereka adalah jago-jago gulat yang pandai, menubruk Tebtengri dan menekuk tubuhnya ke belakang sampai patah tulang punggungnya dan tewas seketika! Kejadian ini berlangsung amat cepatnya sehingga Tebtengri tidak lagi sempat berteriak. Tiga orang itu melemparkah tubuh Tebtengri yang sudah tak bernyawa lagi dan mayat itu menggeletak di dekat roda sebuah gerobak.
Ketika saudara-saudara Tebtengri keluar, Temugu berkata, "Kemarin Tebtengri menghinaku, sekarang aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menantang dia mengadu kekuatan, akan tetap dia menggeletak di sana tidak mau bangkit lagi!"
Munlik dan enam orang puteranya segera menghampiri dan melihat bahwa Tebtengri ternyata telah tewas, Munlik dan anak-anaknya menjadi marah bukan main. Mereka mengambil senjata mereka yang tadi dilepas dan ditumpuk di depan pintu kemah, kemudian sambil mencabut senjata mereka, Munlik berkata kepada Temucin yang sudah bangkit dari tempat duduknya, dengan suara bernada penuh penyesalan, duka dan kemarahan.
"Khan (Raja), mulai detik ini aku tidak sudi lagi mengabdi kepadamu!"
Agaknya Munlik dan enam orang puteranya, saking marahnya, hendak nekat menyerang Temucin. Namun, Temucin yang tidak memegang senjata itu, melangkah maju dengan sikap tenang. Tidak ada jalan keluar dari kemah itu kecuali pintu yang satu itu, yang kini dipenuhi Munlik dan para puteranya yang menghadang keluarnya dengan pedang di tangan. Lain orang tentu akan memanggil pengawal dan minta bantuan, akan tetapi Temucin adalah orang yang mampu mengendalikan perasaannya dan mempergunakan kewibawaannya. Dengan suara lantang dan tegas, penuh perintah, Temucin membentak mereka dengan kata-kata memerintah.
"Kami hendak keluar, minggirlah kalian semua!!"
Munlik dan enam orang puteranya tercengang. Tak mereka sangka akan menghadapi sikap Temucin seperti itu dan bagaikan kena pesona, mereka pun tidak mampu menggerakkan senjata, bahkan semua semangat permusuhan lenyap, dari hati mereka. Mereka minggir dan membiarkan Temucin lewat ke tempat para pengawal yang menanti di luar perkemahan. Temucin melihat bahwa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tebtengri telah tewas. Dia memerintahkan untuk mengurus jenazah itu, menyembunyikannya agar tidak menyolok pandang mata. Ketika banyak orang datang berkerumun untuk melihat apa yang terjadi dengan tenang Temucin berkata kepada mereka semua, "Tebtengri telah berkhianat mengadakan persekutuan jahat untuk menentang kami, oleh karena itu para dewa menjadi marah dan mencabut nyawanya."
Kemudian, Temucin mengundang ayah mertuanya untuk mengadakan pertemuan dan percakapan empat mata, dan dengan sikap sungguh-sungguh dia pun menegur ayah mertuanya itu. "Sungguh sayang sekali bahwa anda tidak memberi ajaran yung baik kepada putera-putera anda itu sehingga mereka menjadi kurang ajar yang akhirnya hanya akan mencelakakan mereka sendiri. Tebtengri telah mencoba untuk merendahkan kekuasaan saya, oleh karena itu, dengan terpaksa sekali saya menyingkirkannya. Siapa saja yang berani mencoba untuk menentang saya, pasti akan saya singkirkan! Mengenai anda sendiri, karena anda merupakan ayah mertua yang baik dan yang sudah banyak membantu pasukan kami, maka saya berjanji akan melindungi anda dari bahaya apa pun yang mengancam diri anda. Saya harap perkara ini dianggap selesai sampai di sini saja."
Memang Temucin berhasil menundukkan hati Munlik dan putera-puteranya yang tidak mendendam atas kematian Tebtengri yang dianggap salahnya sendiri itu. Akan tetapi, perang antara suku-suku di daerah Gurun Gobi masih juga berkobar terus. Namun, yang makin menonjol dan semakin besar kekuasaannya bertambah terus pasukannya, adalah Temucin. Rencana Temucin adalah untuk mengakhiri semua pertikaian antara suku itu, mempersatukan mereka menjadi satu bangsa Mongol yang besar dan jaya. Dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hati-hati, dengan penuh kesabaran dan ketekunan, Temucin mulai menghimpun kekuatan raksasa yang kelak akan merupakan gelombang dahsyat yang menggetarkan sebagian besar bangsa di dunia.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Memang waktu itu tanpa terasa lewat dengan cepatnya.
Dua puluh tahun lewat dengan amat cepatnya semenjak Yeliu Cutay kembali ke rumah orang tuanya di kota raja.
Orang tua Yeliu Cutay bernama Yeliu Koan dan dia menduduki jabatan penting di bagian kebudayaan dari Kerajaan Cin, yaitu kerajaan di utara yang didirikan oleh bangsa Yucen. Biarpun Yeliu Koan adalah seorang terpelajar dari suku Liau-tung yang termasuk suku bangsa Khitan, namun sejak muda dia mengabdi kepada. Kerajaan Cin yang sesungguhnya adalah kerajaan yang didirikan oleh bangsa Yucen, musuh besarnya sendiri! Hal ini menunjukkan banwa keluarga Yeliu bukanlah keluarga yang terlalu mementingkan bangsa. Karena Yeliu Koan bekerja dengan tekun dan penuh kesetiaan, maka Raja Kerajaan Cin juga amat percaya dan suka kepadanya.
Pangkatnya naik menjadi pembantu menteri, bahkan ketika Yeliu Cutay pulang dan oleh ayahnya diajukan sebagai calon pegawai negeri, pemuda yang cerdik dan telah mahir dalam ilmu perbintangan, ilmu nujum juga ilmu silat dan siasat perang itu segera diterima dan begitu masuk sudah menjadi penasihat dari angkatan perang!
Seperti juga ayahnya, Yeliu Cutay tidak mempunyai kebanggaan berbangsa, maka dengan hati ringan saja dia menghambakan diri kepada bangsa Yucen atau Kerajaan Cin. Bahkan hasil pekerjaannya amat baik dan menerima pujian dari atasannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Seperti telah diceritakan di bagian depan, Yeliu Cutay membawa pulang seorang anak bayi! Ibu bayi itu meninggal dunia, dan ayahnya berada dalam bahaya besar. Yeliu Cutay, dengan ilmu perbintangan dan ilmu nujumnya, hampir dapat merasakan banwa ayah anak itupun takkan dapat hidup lama, dan bahwa terpaksa dia harus memelihara anak itu. Dapat dibayangkan betapa sukarnya perjalanan yang ditempuhnya sambil memondong seorang bayi yang baru saja dilahirkan! Untung baginya bahwa dari Temucin dia memperoleh bekal emas yang cukup banyak.
Dengan emas ini, dia mampu tinggal sampai sebulan lamanya di sebuah dusun, menyewa seorang inang pengasuh dan memelihara anak yang bernama Tiong Sin itu sebaik-baiknya. Setelah anak itu cukup kuat disertai oleh wanita pengasuh itu, Yeliu Cutay membeli sebuan kereta dan melanjutkan perjalanan ke kota raja. Tentu saja perjalanan ini pun tidak mudah, namun berkat ilmu silatnya, terutama sekali Pedang Asmara yang melindunginya, dia dapat tiba di Kota Raja Cin dengan selamat.
Agaknya pengalamannya yang amat pahit bersama sumoi dan sutenya itu membuat Yeliu Cutay seperti dingin terhadap wanita. Dia tidak mau menikah! Dan karena dia maklum bahwa Pedang Asmara mempunyai pengaruh yang amat kuat untuk menggelorakan gairah berahi orang yang berdekatan dengan pusaka itu, dan dia sendiri tidak suka berdekatan dengan wanita, maka pedang itu tidak pernah dipakainya dan hanya disimpannya selama dua puluh tahun itu ke dalam gudang ayahnya, kemudian setelah dia duduki jabatan penting, mempunyai gedung sendiri, dia memindahkan pedang itu ke dalam gudangnya sendiri.
Ini berarti bahwa Yeliu Cutay tidak pernah berhubungan dengan wanita. Dia ada mengambil beberapa orang selir,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan tetapi dia tidak pernah mau mengambil isteri yang sah.
Dan dia pun selalu pergunakan obat untuk mencegan agar para selirnya itu tidak mempunyai keturunan. Mereka itu hanya merupakan hiburan baginya, tidak ada pertalian cinta kasih dalam hatinya.
Yeliu Cutay adalah seorang yang keras hati dan berkemauan keras sehingga dia mampu mempertahankan sehingga dua puluh tahun kemudian, dia belum juga menikah.
Selama itu, dia memelihara dan mendidik Tiong Sin dengan baik. Anak itu menjadi murid dan juga anaknya, diakuinya sebagai anak dan bahkan dia memberikan she Yeliu kepada anak itu, Yeliu Tiong Sin! Hal ini dia lakukan setelah dia melakukan penyelidikan ke markas Hek-eng-pang dan mendengar akan kematian Bu Siang Hok.
Ternyata Yeliu Tiong Sin adalah seorang anak laki-laki yang cerdik dan berbakat. Juga dia tampan sekali, dengan sepasang mata yang bersinar-sinar, lincah jenaka dan wajahnya selalu cerah. Yeliu Cutay menggemblengnya dalam ilmu silat dan juga mengharuskan anak itu mempelajari kesusastraan. Dia mendidik anak itu dengan tekun dan bahkan keras dan dia mengira bahwa dengan didikan itu pasti Tiong Sin kelak akan menjadi seorang manusia yang berguna.
Namun, Yeliu Cutay lupa akan sesuatu yang amat penting, bahkan teramat penting dan menjadi pokok dari pendidikan. Dia boleh saja melimpahkan segala macam pendidikan, pengetahuan, bahkan kemewahan kepada muridnya atau anak angkatnya itu, namun tetap saja Tiong Sin merasa tidak puas dan makin dewasa, dia menjadi semakin penasaran dan gelisah seperti orang kehausan.
Memang dia haus, haus akan kasih sayang! Inilah yang.
dilupakanYeliu Cutay. Kasih saying. Kasih sayang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
merupakan dasar pendidikan yang paling mutlak. Tanpa kasih sayang, semua pendidikan tidak ada artinya, tentu saja yang dimaksudkan adalah pendidikan di segi moral.
Orang-orang tua, seperti halnya Yeliu Cutay lupa bahwa kasih sayang bukanlah perasaan senang dan bangga kalau si anak menjadi anak penurut, lalu tidak senang dan marah kalau si anak tidak penurut. Kasih sayang itu ikhlas, demi kebahagiaan si anak, bukan dengan jalan memberi segala yang dikehendakinya. Itu bukan demi kebahagiaan si anak,melainkan demi kehancuran si anak yang akan menjadi manja dan jahat. Yeliu Cutay memberikan segalanya kepada Tiong Sin. Pelajaran ilmu silat, kesusastraan, pakaian yang indah, makanan yang baik, bahkan nama dan kehormatan sebagai putera Yeliu Cutay yang terkenal sebagai seorang pejabat tinggi yang semakin menanjak namanya. Akan tetapi Yeliu Cutay tidak memberikan kasih sayang yang wajar kasih saying ayah dan ibu terhadap anaknya!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid VI Inilah sebabnya, maka Tiong Sin mencari kasih sayang itu keluar rumah! Di antara teman-temannya, di antara orang-orang yang bersikap baik padanya. Dia masih terlalu muda untuk melihat apa yang tersembunyi di balik
"kebaikan" teman-teman itu! Seolah-olah racun dibungkus gula, kebaikan teman-temannya itu menyeretnya ke arah watak yang amat merugikan pribadinya. Dan watak ini adalah mata keranjang, watak yang melemahkan pribadinya terhadap tekanan nafsu.
Betapapun juga, harus diakui bahwa Tiong Sin adalah seorang murid yang amat menyenangkan. Dia mudah sekali
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempelajari ilmu-ilmu silat baru yang diajarkan Yeliu Cutay dan mudah menguasainya. Juga otaknya terang sekali hingga mudah menghafal huruf-huruf baru, pandai merangkai hurut huruf itu menjadi syair yang indah. Juga dia pandai bersikap hormat dan manis terhadap siapa saja, terutama terhadap Yeliu Cutay yang sama sekali tidak pernah menduga bahwa di balik wajah yang cerah dan senyum yang ramah penuh hormat itu tersembunyi watak yang tidak baik. Seluruh ilmu silatnya telah dia ajarkan sehingga ketika Tiong Sin berusia dua puluh tahun, dia telah menguasai seluruh ilmu silat yang dimiliki gurunya atau ayah angkatnya. Dia menyebut ayah kepada Yeliu Cutay, akan tetapi, dia tahu bahwa dia bukanlah putera kandung gurunya itu. Hal ini diketahuinya dari hasil pergaulannya ke luar. Di antara para pelayan tentu saja ada yang tahu bahwa ketika Yeliu Cutay pulang dua tahun yang lalu, pemuda itu membawa seorang bayi. Karena Yeliu Cutay belum menikah, tentu saja keadaan bayi itu menimbulkan pertanyaan dan untuk melenyapkan dugaan yang bukan bukan, orang tua Yeliu Cutay memberitahu kepada para pelayan itu bahwa anak yang dibawa oleh Yeliu Cutay adalah anak yatim piatu dan yang menjadi anak angkat Yeliu Cutay.
Demikianlah, mendengar berita bahwa dia bukan anak kandung Yeliu Cutay, Tiong Sin menghadap ayahnya dan menanyakan hal ini. Dahulu, sebelum dia mendengar akan hal itu, sudah berulang kali dia bertanya kepada ayahnya tentang ibunya, dan selalu ayahnya itu menjawab sambil lalu dan menyimpan. "Ibumu sudah meninggal dunia."
hanya itulah jawabannya.
Ketika Tiong Sin menghadap Yeliu Cutay dan
menceritakan tentang apa yang didengarnya, bahwa dia bukan anak kandung orang yang selama ini dianggap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ayahnya sendiri, Yeliu Cutay menarik napas panjang. "Aku tahu bahwa hal ini takkan dapat ditutup-tutupi, Tiong Sin.
Dan memang bukan maksudku untuk merahasiakannya darimu untuk selamanya. Hanya aku menanti sampai engkau benar dewasa, baru akan kuceritakan. Sekarang, setelah engkau mendengar berita itu, baiklah, kau dengarkan ceritaku."
Yeliu Cutay lalu menceritakan tentang Bu Siang Hok dan Tang Siok Hwa betapa kedua orang tua anak itu tidak dapat menjadi suami isteri yang sah karena ditentang oleh orang tua Tang Siok Hwa, yaitu Tang Pangcu ketua Hek-eng-pang. Dan betapa ibu kandungnya itu meninggal ketika melahirkannya karena kehabisan darah dan tidak ada ahli yang membantunya melahirkan. Kemudian betapa ayah kandungnya juga tewas, mungkin tewas dikeroyok orang Hek-eng-pang.
"Nah demikianlah riwayatmu, Tiong Sin. Akan tetapi, sejak engkau terlahir, engkau sudah kubawa. Aku yang merawat dan mendidikmu, dan aku mengangkatmu sebagai anakku, biarpun engkau sama sekali bukan darah dagingku.
Dan meskipun kuberi nama keturunan keluarga kami.
Sekarang, terserah kepadamu apakah engkau akan tetap mempergunakan nama keturunan Yeliu ataukah akan menggunakan nama keturunan ayah kandungmu, yaitu Bu."
Tiong Sin menghapus air matanya yang bercucuran ketika mendengar cerita ayah angkat atau gurunya, lalu dia memberi hormat dengan menyembah sampai dahinya membentur lantai.
"Sungguh besar budi yang Ayah limpahkan kepadaku.
Karena Ayah ternyata bukan ayah kandungku, maka budi itu terasa semakin besar dan berat lagi. Karena itu, biar saya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan terus memakai nama keturunan Yeliu untuk membalas budi Ayah."
Semenjak mengetahui bahwa dirinya bukan anak kandung Yeliu Cutay, Tiong Sin banyak bertanya tentang ayah dan ibu kandungnya dan juga menanyakan tentang Hek-eng-pang kepada ayah angkatnya.
"Untuk apa engkau bertanya-tanya tentang Hek-eng pang?" tanya Yeliu Cutey curiga.
'Tidak mengapa, Ayah. Bukankah ibu adalah puteri ketua Hek-eng-pang" Maka, Hek-eng-pang adalah perkumpulan keluarga ibu, berarti juga keluargaku pula."
Karena jawaban itu menghapus kecurigaannya, maka dia pun lalu memberitahu bahwa Hek-eng-pang berada di kota Wang-cun, sebelah selatan dari perbatasan kota raja.
Setelah Tiong Sin berusia dua puluh tahun, seperti telah diceritakan di depan dia berhasil menguasai semua ilmu silat dari ayah angkatnya. Pada suatu hari dia berlatih ilmu pedang, menggunakan sebatang pedang biasa. Hebat ilmu pedang ini. Pedangnya lenyap bentuknya dan nampak gulungan sinar terang. Itulah ilmu pedang yang disebut Thay-san Kiam-sut (Ilmu Pedang Thay-san) yang merupakan inti dari kepandaian Yeliu Cutay karena ilmu pedang itu adalah ciptaan mendiang Pek-bi-tojin, guru dari Yeli Cutay. Ilmu pedang ini bukan hanya indah dilihat, akan tetapi juga lihai sekali dan selain cepat, untuk meminkannya harus dipergunakan sinkang dengan pengerahan yang tepat pada gerakan-gerakan tertentu.
"Sing-singgggg..... krekkk!" Tiba-tiba Tiong Sin menghentikan permainan pedangnya, memandang pedang yang patah menjadi dua potong itu. Ketika dia membuat sentakan tiba-tiba dalam suatu jurus yang penuh daya tipu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pedang itu tidak kuat menahan sentakan ini yang dikerahkan dengan tenaga sinkang dan patah menjadi dua.
"Ah, maaf, Suhu....." katanya kepada Yeliu Cutay yang sejak tadi menonton latihan pedang putera angkatnya. Dia kagum bukan main dan harus mengakui dengan diam-diam bahwa dia sendiri tidak mungkin dapat memainkan Thay-san Kiam-sut seindah itu! Bakat yang dimiliki Tiong Sin amat besar dan tenaga sin-kangnya juga amat kuat sehingga ketika membuat sentakan itu, pedangnya menjadi patah.
"Ah, tenagamu sudah memperoleh kemajuan pesat, Tiong Sin. Memang, ilmu pedang yang hebat harus dimainkan dengan pedang pusaka yang hebat pula. Pedang biasa takkan kuat bertahan..... "
"Sayang kita tidak memiliki sebuah pedang pusaka yang hebat, Ayah. "
Tiba-tiba Yeliu Cutay tertawa bergelak. "Ha-ha-ha, kaukira ayahmu tidak memiliki sebuah pedang pusaka" Ha, siapa bilang" Aku memiliki sebatang pedang pusaka yeng tiada keduanya di dunia ini, Tiong Sin!"
Wajah yang tampan itu berseri dan mata yang mencorong itu mengamati wajah ayahnya. "Aih, benarkah, Ayah " Mengapa tidak pernah Ayah keluarkan dan pergunakan" Aku belum pernah melihatnya!"
"Pedang pusaka itu amat hebat dan ampuh, anakku, demikian ampuh dan dahsyatnya sehingga amat berbahaya."
"Ayah, bolehkah-aku melihatnya?"
"Kau tunggu sebentar!" Yeliu Cutay .meninggalkan pemuda itu, mengambil kunci dan membuka pintu gudangnya lalu mengeluarkan Pedang Asmara dalam sarungnya yang nampak berdebu karena sudah terlalu lama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak pernah disentuh. Dia membersihkan sarung itu, juga gagang pedang dengan kain ketika membawanya ke depan putera angkatnya.
"Kelihatannya seperti pedang biasa saja, Ayah." kata Tiong Sin memancing.
Yeliu Cutay tersenyum. Setelah sarung pedang dan gagangnya bersih, dia berkata, "Pedang biasa" Bersiaplah engkau, anakku, dan lihat baik-baik!"
"Singgggg.....!" Dia mencabut pedang itu dan nampaklah cahaya berkelebat menyilaukan mata ketika Pedang Asmara tercabut dari sarungnya, apalagi ketika Yeliu Cutay menggerakkan pedang memainkan beberapa Jurus, nampak sinar berkeredepan dan angin berdesingan nyaring.
"Aaahhhhh.....! Bukan main.....! Pedang pusaka itu hebat sekali, Ayah!" seru Tiong Sin, matanya terbelalak memancing penuh kagum.
Yeliu Cutay menghentikan permainannya dan tertawa, mengelus pedang itu. "Memang dahsyat sekali pedang ini, tidak bolen dibuat main-main dan berbanaya bekali."
Akan tetapi Tiong Sing tidak melihat bahayanya pedang pusaka yang ampuh, kecuali berbahaya untuk lawan tentu saja. Dan Yeliu Cutay juga tidak ingin membuka rahasia pedang pusaka itu, mengenai pengaruhnya terhadap pemegangnya yang selalu berdekatan dengan pedang yang dapat mempengaruhi batin orang yang membawanya.
"Ayah, bolehkah aku meminjamnya dan mencoba untuk berlatih Thay-san Kiam-sut?"
Yeliu Cutay mengungguk dan menyerankan pedang itu.
Memang maksud nya mengambil pedang pusaka itu untuk diberikan kepada putera angkatnya agar dapat berlatih kiam-sut itu dengan Pedang Asmara.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan girang Tiong Sin menerima pedang itu dan mulailah dia berlatih.! Kini Yeliu Cutay berdiri bengong, kagum bukan main. Memang hebat sekali putera angkatnya, juga muridnya itu. Dan pedang pusaka itu ketika dimainkan dengan ilmu Thay-san Kiam-sut, nampak pas benar! Lenyaplah bentuk pedang dan lenyap pula tubuh putera angkatnya, terbungkus gulungan sinar pedang.
Setelah selesai memainkan Thay-san Kiam-sut, Tiong Sin berhenti dan nampak napasnya agak terengah, mukanya penuh peluh. Melihat ini, Yeliu Cutay berkata,
"Gerakanmu sudah bagus sekali, Tiong Sin. Namun agaknya masih ada ketidak tepatan dalam mengatur pernapasan sehingga engkau terengah dan juga berpeluh nampak kelelahan. Engkau perlu berlatih lebih banyak, terutama memperhatikan pernapasan dalam setiap gerakan."
Pemuda itu mengangguk. "Baiklah, Ayah. Aku akan berlatih lebih giat dan tekun lagi. Memang Thay-san Kiamsut ini sukar sekali, akan tetapi kalau berlatihnya dengan pedang ini, terasa lebih ringan dan lebih mudah. Bolehkah aku meminjam pusaka ini untuk memperdalam ilmu pedangku, Ayah" Akan kujaga pedang ini baik-baik. "
Yeliu Cutay mengangguk. "Boleh engkau pakai untuk berlatih silat. Akan tetapi, hanya untuk berlatih silat saja dan sehabis berlatih, harus dikembalikan ke dalam gudang.
Ini kuncinya!" Yeliu Cutay menyerahkan kunci gudang dan sarung pedang kepada putera angkatnya, Tiong Sin menerimanya dengan gembira bukan main dan berkali-kali menghaturkan terima kasih ketika ayah angkatnya itu mengundurkan diri.
Yeliu Cutay tidak tahu sama sekali banwa Tiong Sin tadi terengah dan berkeringat bukan dengan sewajarnya, melainkan dibuat atau disengajanya. Pemuda yang amat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cerdik ini sudah memperhitungkan bahwa ayah angkatnya atau gurunya akan menyuruh dia berlatih lebih tekun lagi, sehingga dia memperoleh alasan dan kesempatan untuk meminjam pedang pusaka yang telah amat menarik perhatiannya itu. Dia suka sekali kepada pedang itu, demikian enak dipakai bersilat pedang!
Demikianlah, mulai hari itu, setiap hari berlatih silat pedang Thay-san, Tiong Siu mempergunakan Pedang Asmara. Dia sendiri belum sadar pengaruh apa yang dialirkan oleh pedang pusaka itu ke dalam dirinya, dan hanya menganggap bahwa pedang itu memang amat indah, juga ampuh dan baik sekali.
Pada suatu malam, Tiong Sin nampak berlatih silat pedang di dalam kebun, di bawah sinar bulan purnama.
Malam itu langit cerah sekali sehingga sinar bulan purnama menjadi penuh dan terang benderang. Karena hawa udara amat sejuk, ketika menjenguk jendela kamarnya melihat betapa udara di luar amat jernih dan indah, Tiong Sin lalu meninggalkan kamarnya, mengambil pedang di gudang dan berlatih silat pedang di kebun, tidak di dalam lian-bu-thia (ruangan berlatih silat) seperti biasanya.
Selagi dia berlatih pedang, telinganya yang terlatih matang itu mendengar ada gerakan di belakangnya. Tiong Sin mengira bahwa gurunya dan juga ayah angkatnya yang datang, akan tetapi ketika dia mengerling, dia melihat pakaian sutera berkembang merah muda. Seorang wanita!
Dia menghentikan latihannya dan membalikkan tubuh, dan terpesona! Tentu saja dia mengenal gadis yang berdiri di depannya itu. Siauw Bwee, gadis berusia lima belas tahun yang menjadi pelayan dan selir ayahnya yang ke tiga. Siauw Bwee seorang gadis yang manis, dengan mulut yang bibirnya merah menggairahkan. Akan tetapi, biasanya Tiong Sin tidak pernah tertarik kepada gadis ini atau gadis
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
manapun yang menjadi pelayan di rumah ayahnya.
Dianggapnya Siauw Bwee ini hanya seorang di antara para pelayan dan tentu saja dia merasa terlalu tinggi untuk memandang pun, apalagi sampai tertarik!
Akan tetapi, sekarang lain lagi! Dia seolah-olah merasa berhadapan dengan seorang bidadari yang baru turun dari sorga! Begitu cantik jelitanya, begitu menariknya, dengan senyum dikulum yang amat manis, dengan tubuh ranum yang menggairahkan. Tiong Sin memandangi bengong, pedang itu masih dipegangnya. Gadis itu tersenyum.
Nampak kilatan giginya sebentar ketika ia tersenyum senyum yang geli karena tidak biasanya sang kongcu (tuan muda) memandang kepadanya seperti itu!
"Kongcu.....! Kongcu kenapakah. Apakah lupa kepada saya" Saya Siauw Bwee.....!" katanya sambil tertawa kecil dan menutupi mulutnya dengan ujung lengan baju yang panjang.
Tiong Sin menghela napas panjang."Ah, engkau Siauw Bwee....." katanya seolah-olah tidak percaya bahwa gadis di depannya itu bukan seorang bidadari, melainkan seorang pelayan !
"Kongcu, permainan pedangmu tadi..... sungguh luar biasa sekali. Kukira apa yang menderu-deru dan yang nampak hanya gulungan sinar. Kiranya Kongcu sedang berlatih pedang. Hebat, Kongcu..... kau nampak gagah dan..... dan..... hebat.....!"
Tiong Sin merasa betapa tubuhnya gemetar. Dia tidak tahu bahwa ada dua kekuatan luar biasa yang telah memasuki dirinya. Pertama adalah pengaruh aneh dari Pedang Asmara, yang menggugah gairah berahinya begitu dia berdekatan dengan Siauw Bwee. Dan ke dua, pengaruh yang lebih ajaib lagi, adalah pengaruh sinar bulan purnama.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bulan purnama dengan sinarnya yang lembut memang memiliki daya kekuatan yang amat besar pengaruhnya terhadap diri manusia. Dalam kaitan yang terjadi pada alam sekalipun, bulan mempunyai pengaruh yang amat kuat terhadap lautan, membuat lautan bergelora. Apalagi terhadap manusia, kalau diingat bahwa manusia, badan ini, lebih dari tiga perempat bagian adalah air! Karena sadar akan pengaruh bulan pada manusia ini, maka para cerdik pandai di jaman dahulu seringkali memperdalam ilmunya di bawah sinar bulan purnama, akan tetapi juga mengingatkan kaum muda agar berhati-hati kalau sedang terang bulan, sinar bulai purnama itu dapat menggelorakan hati sanubari.
Melihat Tiong Sin gemetar dan seperti menggigil, gadis itu merasa heran. Tidak biasanya tuan muda itu bersikap seperti itu. Ia pun melangkah menghampiri, mendekat.
"Engkau kenapakah, Kongcu.....?" tanyanya lirih.
Dalam pendengaran Tiong Sin, pertanyaan lirih itu lebih merdu dan lebih sedap daripada nyanyian, bahkan seperti rayuan dan dia pun menggerakkan tangan kirinya dan di lain saat, pinggang gadis itu telah dirangkul lengan kirinya dan sekali tarik, tubuh gadis itu telah berada dalam dekapannya! Dan gadis pelayan itupun seperti terkena pesona, tubuhnya seperti kemasukan aliran yang membuatnya menggigil, tubuhnya panas dingin dan lama sekali dia tidak menolak, bahkan membalas merangkulkan kedua lengannya di leher Tiong Sin!
Kalau nafsu sudah menguasai hati dan pikiran, maka mata seperti buta, telinga seperti tuli, dan tidak ada lain hal yang mempedulikan lagi kecuali menuruti dorongan nafsu yang bagaikan api yang membakar, makin dituruti makin bernyala! Kedua orang muda itu seperti sudah lupa akan kesadaran dan tahu-tahu hubungan itu pun terjadilah,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti dua ekor binatang saja yang tidak lagi mempedulikan susila atau tidak lagi mengenal susila.
Terjadi begitu saja, di tempat itu juga, di atas rumput di mana tadi Tiong Sin berlatih silat pedang! Dan keduanya melakukannya dengah penuh kepasrahan, pasrah kepada nafsu, tanpa paksaan, bahkan dengan penuh semangat dan gairah. Setelah lewat tengah malam, setelah mereka menuruti dorongan nafsu seolah-olah iblis sendiri yang memasuki tubuh mereka, setelah memuaskan gairah berahi berulang kali, akhirnya mereka khawatir kalau sampai ketahuan dan mereka pun kembali ke dalam kamar masing-masing. Tidak banyak kata terucapkan di waktu mereka berdua tenggelam dalam laut nafsu itu. dan bulan purnama seperti tersenyum. Pedang Asmara yang masih telanjang dan menggeletak di atas rumput itu nampak semakin terang kilauannya.
Nafsu kesenangan apa pun juga selalu mengandung racun yang memabukkan membuat orang mencandu.
Demikian pula dengan Tiong Sin dan Siauw Bwee. Begitu mereka minum anggur nafsu berahi di malam bulan purnama itu, mereka menjadi mabuk dan mereka mencandu. Pertemuan demi pertemuan mereka lakukan di malam hari, di mana saja ada kesempatan, dan mereka pun menenggelamkan diri di dalam lautan nafsu berahi.
Sampai terjadilah pada suatu malam ketika dua orang muda ini sedang bergelut di atas rumput tebal di dalam kebun, tiba-tiba saja muncul Yeliu Cutay. Tentu saja Tiong Sin menjadi terkejut setengah mati ketika tiba-tiba ada suara ayahnya.
"Tiong Sin! A Bwee! Apa yang kalian lakukan ini?"
"Ayah.....! Ayah, maafkan aku.....!" Tiong Sin sudah berlutut biarpun masih dalam keadaan telanjang bulat!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Siauw Bwee menangis lirih sambil menutupi tubuhnya yang telanjang dan mukanya dengan pakaiannya.
"Hemmm....., sungguh kalian tak tahu malu!" Yeliu Cutay berseru, lirih pula agar jangan terdengar orang lain di dalam rumah besar. "Hayo kalian cepat berpakaian yang rapi!" Dia lalu membalikkan tubuhnya, berdiri membelakangi mereka. Dua orang muda itu cepat menyambar pakaian mereka dan mengenakan pakaian dengan gugup sehingga beberapa kali sampai terbalik balik.
"Ayah, aku..... aku bersalah....." Tiong Sin berkata dan ketika Yeliu Cutay membalikkan tubuhnya lagi, putera angkatnya itu telah berlutut dan telah mengenakan pakaian.
Siauw Bwee juga berlutut di sebelah pemuda itu.
"A Bwee, kau pergilah ke kamarmu!". kata Yeliu Cutay marah. Gadis pelayan itu pergi sambil menundukkan mukanya, menahan tangisnya. Ia takut sekali, membayangkan bahwa ia tentu akan mendapat hukuman dan bahkan mungkin akan diusir pergi dari tempat itu.
Setelah gadis itu pergi menyelinap ke dalam rumah melalui pintu belakang, Yeliu Cutay berkata kepada muridnya atau putera angkatnya yang berlutut.
"Tiong Sin, hayo jawab terus terang. Sudah berapa kali engkau melakukan ini dengan A Bwee?"
"Sudah kurang lebih satu bulan, Ayah."
"Hemmm, dan dengan wanita lain?"
"Sungguh mati, belum pernah Ayah. Hanya dengan Siauw Bwee ini....."
"Ceritakan bagaimana sampai dapat terjadi hal memalukan ini. Apakah engkau jatuh cinta kepada gadis pelayan itu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak, Ayah."
Yeliu Cutay mengerutkan alisnya. "Engkau tidak mencinta akan tetapi melakukan perjinaan dengannya?" Dia menarik napas panjang. "Coba ceritakan bagaimana bisa terjadi hal ini."
"Maaf, Ayah. Mula-mula ketika aku berlatih silat pedang di malam terang bulan, di kebun ini, tiba-tiba Siauw Bwee muncul dan..... dan..... agaknya iblis menguasai batin kami berdua dan..... hal itu terjadi begitu saja tanpa aku dapat mencegahnya seolah-olah seluruh kesadaranku telah lenyap. Setelah itu..... kami..... hampir setiap malam melakukannya di sini....." Tiong Sin menundukkan mukanya.
Tentu saja Yeliu Cutay maklum apa yang terjadi dan dia menarik napas panjang. "Engkau selalu membawa pedang pusaka itu ke sini?"
"Benar, Ayah. Memang aku selalu berlatih pedang di sini, dan..... Siauw Bwee datang menonton."
Yeliu Cutay merasa amat menyesal, juga marah. 'Tiong Sin, sungguh tak-kusangka engkau akan melakukan hal yang amat memalukan dan rendah ini! Engkau telah menghancurkan rasa bangga dalam hatiku terhadap dirimu hanya dengan sekali perbuatan saja! Bukankah sudah seringkali aku menanamkan dalam batinmu bahwa kita harus selalu waspada terhadap tindakan diri sendiri"
Bukankah engkau sudah tahu bahwa mengumbar nafsu berahi akan melemahkan diri dan dapat menyeretmu ke dalam tindakan yang menyeleweng" Lihat apa yang telah kau lakukan! Engkau berjina dengan seorang pelayan kita sendiri! Akan rusak nama keluarga kita kalau orang-orang mendengarnya. Tahukah engkau?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan kepala menunduk Hong Sin mengangguk. "Aku mengerti, Ayah dan mohon maaf..... "
"Enak saja minta maaf kalau pelanggaran itu telah kaulakukan! Berikan pedang itu! Mulai sekarang, engkau tidak boleh keluar dari dalam rumah dan kalau berlatih silat, di lian-bu-thian saja! Ingat, keluar dari rumah berarti engkau melanggar laranganku!"
Tiong Sin menyerahkan Pedang Asmara. Yeliu Cutay menerimanya dan juga minta kembalinya kunci gudang, lalu meninggalkan putera angkatnya yang masih berlutut di situ. Setelah ayah angkatnya pergi, dia masih berlutut; kemudian dia bersila dan termenung. Dia tahu bahwa ayah angkatnya marah kepadanya, marah sekali. Dia sama sekali tidak menduga bahwa kemarahan ayah angkatnyu itu sebetulnya sudah mereda oleh pengertian bahwa Pedang Asmaralah yang menyebabkan terjadinya pelanggaran itu, dan bahwa ayah angkatnya melarang dia keluar hanya untuk sekedar memberi peringatan dan mencegah agar peristiwa itu tidak terdengar orang luar.
"Hemmm, dia berlaku tidak adil," Tiong Sin mengomel di dalam hati. "Apa salahnya kalau aku menyukai seorang pelayan" Siauw Bwee juga seorang wanita dan aku seorang pria, apa salahnya kalau kita saling mencinta" Dia sendiri mempunyai empat orang selir! Beginilah kalau menerima budi orang. Kalau aku anaknya sendiri, tentu tidak akan dimarahi bahkan Siauw Bwee akan diberikan kepadaku untuk menjadi pelayan pribadiku."
Sampai beberapa hari lamanya, Tiong Sin mengeram diri di dalam kamarnya, dan pada hari ke lima Yeliu Cutay mendengar dari para pelayan bahwa putera angkatnya itu tidak ada di dalam kamar nya! Pemuda itu telah pergi tanpa pamit. Yeliu Cutay cepat memeriksa kamar pemuda itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Semua pakaian dibawanya. Dia memeriksa gudang di belakang. Pedang Asmara telah lenyap!
"Kurang ajar!" Yeliu Cutay mengepal tinju. Tahulah dia bahwa putera angkatnya itu telah minggat. Cepat dia pun melakukan pengejaran sambil membawa sebatang pedang yang biarpun tidak seampuh Pedang Asmara, namun merupakan sebuah pedang pusaka yang cukup baik pemberian raja sebagai hadiah kepadanya.
Yeliu Cutay yang memiliki banyak pengalaman itu dalam waktu dua hari saja sudah berhasil menyusul dan menemukan Tiong Sin. Dapat dibayangkan betapa kagetnya hati pemuda itu ketika dia sedang menjalankan kudanya perlahan-lahan di jalan yang sunyi itu, ayah angkatnya muncul menunggang kuda, mendahuluinya, lalu memutar kuda dan mereka kini berhadapan.
Melihat ayah angkatnya, wajah Tiong Sin menjadi pucat dan dia pun cepat turun dari atas kudanya, dan memberi hormat. Yeliu Cutay juga melompat turun dari atas kudanya, wajahnya kemerahan dan sepasang matanya memancarkan sinar kemarahan. Dia sebetulnya tidak begitu marah tentang peristiwa pemuda itu dengan Siauw Bwee, akan tetapi kepergian pemuda itu tanpa pamit benar-benar membuat dia marah sekali.
"Manusia tidak mengenal budi!" bentaknya sambil menuding muka pemuda itu dengan telunjuknya. "Engkau minggat begitu saja dari rumah tanpa pamit dan mencuri pula pedang pusakaku! Seekor anjing pun takkan merugikan orang yang memeliharanya, akan tetapi engkau, seorang manusia telah membalas budi kebaikan orang dengan kepalsuan dan kejahatan!"
Wajah pemuda tampan itu yang tadinya pucat, kini berubah merah. Di dalam hatinya, dia memang sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
merasa penasaran kepada ayah angkatnya itu yang dianggapnya kejam dan sewenang-wenang. Kini, ayah angkatnya itu mengejarnya dan memaki-makinya, bahkan membandingkannya dengan seekor anjing yang lebih baik daripada dia! Segala macam perasaan penasaran yang selama ini terpendam di hatinya kini tersalurkan keluar dan dia pun berdiri dan menegakkan kepalanya, memandang kepada ayah angkatnya itu dengan sinar mata bernyala berani.
"Ayah bicara tentang hutang budi" Siapa yang berhutang budi" Aku tidak pernah merasa berhutang budi kepadamu!"
Yeliu Cutay terbelalak, alisnya berkerut dan kemarahannya seperti api disiram minyak bakar!
"Keparat! Berani engkau bicara seperti itu" Sejak bayi engkau kupungut, kupelihara, kemudian aku menjadi ayah angkatmu, juga gurumu yang mendidikmu dengan segala macam ilmu yang kumiliki, dan engkau bilang bahwa engkau tidak berhutang budi kepadaku?" Dalam kemarahannya, Yeliu Cutay juga merasa heran bagaimana pemuda yang rasanya sopan dan hormat kepadanya itu kini menjadi seperti itu sikapnya, mengingkari budi yang sudah dilimpahkannya seluas lautan!
Perkampungan Misterius 3 Bu Kek Kang Sinkang Karya Kkabeh Dendam Iblis Seribu Wajah 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama