Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 23
membentak rombongan Iblis Penagih Jiwa. Dan ketika semua
mata terbelalak tahu tahu Kun Houw dan Liong Han telah
muncul di s itu dengan senjata di tangan!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"So beng hutang dosamu terlalu banyak. Kami yang akan
mewakili Pendekar Gurun Neraka membasmi kalian.!"
So beng dan teman temannya terkejut. Mereka terbelalak
melihat Kun Houw dengan Pedang Medali Naganya itu,
bergetar berapi api memandang mereka tegak dengan muka
marah. Dan Pendekar Gurun Neraka yang tiba-tiba tersenyum
melihat kedatangan puteranya ini tiba-tiba berseru dengan
wajah berseri, "So-beng, Kun Houw tak masuK dalam janjiku tadi. Dia
datang di luar perhitungan kita!"
So beng tertegun. Dia memang harus mengakui itu, tak
dapat berbuat banyak. Apalagi Sin Hong dan adiknya juga
sudah dibebaskan. Berarti mereka harus menghadapi murid
Bu tiong kiam yang amat lihai ini, gagah dan diam diam
membuat dia merasa kecut! Tapi So beng yang tertawa
melompat mundur tiba-tiba berkata serak pada temantemannya dibelakang, "Mu Ba. Kun Houw sudah datang
mengancam kita. Apa yang hendak kita lakukan padanya?"
Mu Ba melirik gentar. "Sebaiknya kita bunuh pemuda itu,
So-beng. Tapi Pendekar Gurun Neraka tak boleh membantu!"
"Tentu, Pendekar Gurun Neraka tak akan membantu
siapapun, Mu Ba. Atau percaya dia tak akan menjilat janji!"
Mu Ba menoleh kiri kanan. "Kalau begitu kau majulah, biar
aku di belakang!"
So beng terkejut. "Apa maksudmu?"
Mu Ba tertawa menyeringai. "Kami telah berkali-kali
menghadapi pemuda ini, Iblis Penagih Jiwa. Sekarang kami
ingin melihat kau menghadapi pemuda itu. Kau majaulah biar
kami di belakang!"
"Pengecut!" So-beng tiba tiba marah. "Kita semua harus
membunuh pemuda ini. Mu Ba. tak ada yang di belakang atau
di muka!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Mu Ba tetap menggeleng. Dia mengetahui benar
kehebatan murid Bu tiong kiam itu. Berkali - kali merasakan
kelihaiannya yang luar biasa Apalagi Kun Houw memegang
Pedang Medali Naga. Pedang yang ampuh dan amat luar
biasa! Dan Mu Ba yang mundur tak ma lu-malu menunjukkan
kegentarannya, tiba - tiba tertawa mengejek memandang
yang lain. "Mo li, kan berani menemani Iblis Penagih Jiwa itu" Kau
majulah di depan, kau temani dia. Biar aku di belakang!"
Sin yan Mo li terbelalak. Dia marah malihat sikap Mu Ba
yang pengecut itu, belum merasakan sendiri kelihaian Kun
Houw karena jarang dia keluar. Tapi karena dia telah
mendengar kehebatan pemuda ini dari mulut ke mulut
akhirnya diapun ragu tapi juga mendongkol, melihat So beng
membeliak seakan hendak menelan iblis tinggi besar itu
dengan matanya bulat-bulat, gusar bukan kepalang. Dan Sam
hek-bi kwi yang juga mundur dibelakang Mu Ba tiba-tiba
dipandang Iblis Penagih Jiwa ini.
"Kalian juga tak mau maju, Bi Kwi?"
Bi Kwi gentar. "Kun Houw mencari dirimu, So beng. Kami
melihat saja keadaan kalau Kun Houw menyerang "
"Keparat. tapi kita semua yang diincar pemuda ini, Bi Kwi.
Kita semua harus bersatu-padu menghadapi pemuda itu. Ini
kesempatan terakhir bagi kita untuk membunuh pemuda itu!"
Tapi B i Kwi masih gugup. T iga wanita ini sama menggeleng
dengan muka berubah, masing masing telah merasai kelihaian
Kun Houw dengan Pedang Medali Naganya. Bersikap seperti
Mu Ba agar So beng lebih dulu maju, mereka dibelakang. Hal
yang menggelikan dan tampak betapa pengecut serta liciknya
orang orang golongan hitam itu. Dan So - beng yang akhirnya
memandang Hun Kiat karena pemuda itulah orang terakhir
yang merupakan satu - satunya pemuda yang diharap mau
tampil ke depan akhirnya ditanya Iblis Penagih Jiwa ini dengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara yang serak menakutkan, setengah kecewa setengah
marah, "Dan kau. Bagaimana, Hun Kiat" Kau juga seperti
gurumu atau maju bersamaku menghadapi pemuda itu?"
Hun Kiat tersenyum. Sebenarnya dia juga gentar untuk
menghadapi Kun Houw sendirian, Maklun bahwa dia bukan
tandingan pemuda itu. Jadi jalan paling baik adalah
mengeroyok dan secepat mungkin membunuh pemuda itu, hal
yang susah, menyangsikan karena dulu dikeroyok tujuh saja
Kun Houw dapat melayani mereka dengan baik. Peristiwa
yang luar biasa dan tak mudah dilupakan. Dan Hun Kiat yang
masih teringat baik peristiwa ini lalu menjawab dengan
senyum lebarnya.
"Aku ingin menonton dulu kepandaianmu. So beng. Dulu
kami telah menghadapi Kun houw tanpa dirimu. Sekarang kau
majulah ke depan dan akan kubantu kalau kau terdesak!."
"Keparat!!" So beng memuncak marahnya. "Kau licik, Hun
Kiat. Kau ternyata sama sepert gurumu yang pengecut itu.
Kalian semua tikus tikus tak berguna!!" .
Tar! Sin-yan Mo li tiba-tiba meledakkan cambuknya. "Tidak
semua seperti yang kau bilang, So-beng. Atau Siu yan Mo-li
tak takut menghadapi pemuda ini. Ayo kita maju. ... tartar!"
dan Sin-yan Mo li yang marah meledakkan cambuk tiba tiba
melompat ke depan menjeletar-kan senjatanya berulang
ulang. Nenek ini rupanya malu dan gusar melihat teman temannya yang pengecut, mendelik pada Kun Houw karena
pamor pemuda itu naik, melihat Pendekar Gurun Neraka dan
anak isterinya tersenyum mengejek. T entu menghina mereka
yang dianggap tak tahu ma lu. Dan So-beng yang girang
melihat nenek ini maju tiba-tiba berseru mencabut senjatanya.
Cakar baja yang mengerikan itu. Senjata yang tiba-tiba
membuat Pek Hong melotot karena dengan senjata itulah
suhunya terbunuh Tapi So beng yang tertawa tak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghiraukan isteri Pendekar Gurun Neraka ini sudah berkata
dengan suara nyaring,
"Bagus, kiranya tak semua wanita seperti cacing lemah.
Moli. Setidak-tidaknya kau telah membuktikan itu dan jauh
lebih jantan dibanding raksasa mongol itu. juga muridnya!"
Mu Ba dan Hun Kiat semburat merah. Mereka tahu siapa
yang dimaksud itu. Bukan lain mereka berdua, guru dan
murid. Mu Ba dianggap raksasa mongol yang bodoh dan tak
melebihi cacing tanah. Tapi Hun Kiat yang tersenyum
menowel gurunya berbisik perlahan menghibur diri, "Biarlah,
So-beng memang sombong, suhu. Kalau dia dapat mengatasi
Kun Houw biarlah kesombongannya kita akui. Tapi kalau dia
terdesak biarlah kita ganti memaki dia nanti."
Mu Ba tak menjawab. Dia sudah me lihat Iblis Penagih Jiwa
itu bersiap siap di hadapan Kun Houw, menggerakkan cakar
bajanya yang tiba-tiba berkerotok secara aneh, tertawa
mengejek sementara Sin yan Mo-li melompat di belakang
mengurung Kun Houw. Keduanya sudah bersiap untuk
mengeroyok pemuda ini tak malu-malu lagi. Tapi Liong Han
yang membentak memutar tubuh tiba-tiba beradu punggung
dengan murid Bu tiong-kiam-ini.
"Kun Houw, kau hadapi Iblis Penagih Jiwa itu. Biar aku si
nenek iblis ini!"
Kun Houw mengerutkan kening. "Tidak, mereka hanya
berdua saja, saudara Liong Han. Sebaiknya biar kuhadapi
mereka sementara kau menjaga yang lain. Dua orang ini
kebetulan adalah orang orang yang telah membunuh guruku.
Aku lebih berkepentingan dibanding kau!"
"Tapi..."
"Sudahlah." Kun Houw mendorong temannya. "Kau tolong
aku menjaga yang lain lain itu. Liong Han. Mereka menjadi
bagianmu kalau membokong secara licik. Mereka tentu akan
berbuat curang!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong Han masih ragu. T api ketika Pendekar Gurun Neraka
berseru menyetujui kata-kata Kun Houw akhirnya murid Pek
kut Hosiang ini mundur juga. Apalagi ketika Bi Lan ikut bicara,
menyambung kata-kata ayahnya bahwa Kun Houw tak perlu
dikhawatirkan karena Pendekar Gurun Neraka telah
mengetahui benar kelihaian pemuda itu. Dan Liong Han yang
mundur melirik Bi Lan kembali mendengar gadis itu
mengulang seruannya,
"Mundurlah, ayah telah mengetahui kelihaian Kun Houw,
Han ko. Percayalah bahwa Kun Houw pasti menang!"
Liong Han tersenyum. Seruan merdu itu membuat Liong
Han mengangguk manis pada puteri Pendekar Gurun Neraka
ini, berdebar mendengar Bi Lan tak malu-ma lu lagi
menyebutnya Han ko. Sebutan yang terdengar mesra hingga
ayah ibu gadis itu menoleh dan membuat Bi Lan tersipu.
Diam-diam dipandang marah oleh Hun Kiat yang panas
hatinya. Tapi So-beng dan Sin-yan Mo li yang mendengar kata
kata Bi Lan justeru mendongkol dan naik darah
"Hm. bocah ini belum tentu menang menghadapi kami, Bi
Lan. Tak perlu kau memujinya membesarkan hati"
Bi Lan menjengek. Dia tak menjawab kata kata Iblis
Penagih Jiwa itu, mengerling dan tiba tiba semburat merah
ketika secara tak sengaja Liong Han juga memandangnya.
Sedetik sama mengerling dan melempar pandangan mesra Hal
yang tidak luput dari perhatian Pendekar Gurun Neraka dan
dua isterinya. Dan Kun Houw yang tak mau banyak cakap
menghadapi lawan akhirnya berseru menegetarkan pedang.
"So beng, majulah. Aku siap membunuh kalian berdua!"
So beng mendengus. Sebenarnya dia marah pada lawannya
itu, semakin marah melihat teman-temannya yang lain berdiri
menonton. Tapi Sin-yan Mo-li yang meledakkan cambuk
berkelebat ke depan tiba tiba membentak menyerang Kun
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Houw, mendahului dengan satu lecutan panjang ke mata kiri
pemuda itu. "Kun Houw, tak perlu sombong. Lihat seranganku..... tar
tar!" Sin yan Mo li sudah mulai menyerang. Dia rupanya tak
tahan mendengar semuanya itu, melihat Kun Houw mendapat
dukungan penuh sementara di pihaknya sendiri semua
temannya tampak ragu. Hal yang menyakitkan bagi mereka
ini. Dan cambuk yang meledak menyambar Kun Houw tibatiba disusul bayangan Iblis Penagih Jiwa yang meloncat
menghantamkan tangan kirinya.
"Kun Houw, kau tak dapat membunuh kami....!"
Kun Houw berkelit. Dia menghindar serangan cambuk yang
menuju mata kirinya, mendengar ledakan di samping kepala,
keras memekakkan telinga bagai petir membelah angkasa.
Tapi melihat So beng menyusul dengan satu pukulan
berbahaya menuju lambung kanannya tiba tiba Kun Houw
membentak menangkis dengan pedang.
"Sing....!"
So beng ganti berkelit. Iblis Penagih Jiwa itu rupanya juga
tahu keampuhan pedang di tangan Kun Houw ini, mengelak
dan cepat memutar kaki mengayun tendangan, begitu cepat di
saat Kun Houw terdorong maju oleh gerakkan pedangnya.
Dan ketika Kun Houw terjengkang dan jatuh bergulingan
maka saat itu Sin-yan Mo li me lengking menyambar dengan
cambuknya, kembali merjeletar disusul Iblis Penagih Jiwa yang
berkelebat ke depan, mengejar dengan pukulan lengan kirinya
mengeluarkan uap kemerahan, dahsyat menyambar diiringi
gerakan cakar baja yang bersiut menyeramkan menuju dada
Kun Houw. Dan Kun Houw yang melejit menggeram marah
tiba-tiba memutar pedang dan mendorong tangan kirinya.
"Plak-dess!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga orang itu tersentak. Mereka masing-masing berseru
kaget dan berjungkir balik menjauhi lawan. tergetar dan
tertolak oleh benturan tenaga yang membuat mereka
mencelat, terlempar oleh daya tolak yang tinggi. Tapi So beng
dan temannya yang sudah memekik dan maju kembali tahu
tahu menerjang dan berkelebat lenyap mengerahkan ginkang
mereka. "Mo-li, serang dia dari belakang....!" So-beng berseru,
menggerakkan cakar bajanya dan tangan kiri yang bertubi-tubi
melancarkan pukulan uap merah, Ang in-tok ciang (Pukulan
Beracun Awan Merah), menghantam dan menyerang Kun
Houw dari bagian depan sementara temannya menganggu
dan menyerang Kun Houw di belakang punggung, mengeletar
dan meledakkan cambuk gegap gempita bagai petir di tengah
badai. Sebentar saja mengeroyok dan menghujani murid jago
pedang ini dengan serangan mereka yang bertubi-tubi. Deras
bagai hujan dicurahkan dari langit. Dan Kun Houw yang
terdesak sejenak oleh keributan lawan yang hebat luar biasa
akhirnya tak dapat menghindari diri dari ledakan cambuk yang
merobek baju punggungnya.
"Tar-tar!"
Kun Houw menggigit bibir. Dia tetap mengerahkan sinkang,
melindungi seluruh bagian tubuhnya dengan hawa sakti yang
membuatnya kebal, atos dan liat bagai lempengan baja. T api
cambuk Sin yan Mo li yang menggigitnya pedas di belakang
punggung tetap saja menyengat tubuhnya bagai celomotan
api hingga membuat dia mendesis. Marah dan kaget melihat
nenek ini ternyata memiliki sinkang yang kuat juga. Dan ketika
lawan terkekeh dan kembali cambuk menghajar punggungnya
maka di saat yang lain So-beng juga menggerakkan cakar
bajanya menusuk tenggorokan.
"Bret!"
Kun Houw lagi-lagi kaget. Dia kalah cepat oleh gerakan
lawan, robek leher bajunya disambar cakar yang meliuk dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kini menyambar ubun-ubun kepalanya dari atas ke bawah,
cepat bukan main disusu1 pukulan tangan kiri lawan yang
melancarkan Ang in-tok ciangnya itu. T api Kun Houw yang tak
mau berayal dan meloncat ke kanan mengelak gerakan cakar
tiba-tiba menyambut pukulan lawan dengan tangan kirinya
pula. mengerahkan Jing-liong-sin-kang yang secepat itu sudah
disiapkan menghadapi lawan. Dan begitu dua pukulan beradu
di udara tiba tiba bumi berguncang dan So-beng mencelat
kaget. "Dess!"
Jilid 34 SO-Beng terpekik. Untuk pertama kalinya dia terkejut,
berjungkir balik diudara dan melihat Kun Houw mengejarnya
dengan beringas. Tapi Sin Yan Mo li yang membokong
dibelakang dengan ledakan cambuknya tiba-tiba terkekeh
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menotok jalan darah Giom mo-hiat di unyeng-unyeng Kun
Houw. "Bocah, mampuslah...!"
Kun Houw terkejut. Dia terpaksa memutar tubuh
menghentikan serangannya pada So-beng, membentak marah
pada nenek iblis yang menotok jalan darah kematiannya itu,
terpaksa membalik dan menggerakkan pedang menangkis
serangan ini. Dan ketika cambuk si nenek terbabat putus dan
Sin Yan Mo li berseru kaget, maka nenek iblis ini melompat
bergulingan membanting tubuhnya.
"Tas!!"
Cambuk si nenek buntung sebagian. Kun Houw mengejar
ganas memburu nenek ini dengan gerakan pedangnya yang
melejit bagai ular menari, berkelebat ke depan menusuk lawan
dengan bentakan tinggi. Tapi So beng yang ganti membantu
nenek itu membokong Kun Houw, terpaksa membuat Kun
Houw menggeram dan menghentikan serangannya, membalik
dan melayani Iblis Penagih Jiwa itu. Tapi ketika Iblis Penagih
Jiwa mengelak dan tak berani mengadu senjatanya maka si
nenek iblis sudah me lompat bangun dan menyerang Kun
Houw dari belakang membuat jalannya pertandingan seru dan
hebat bukan main. Dan begitu masing-masing saling
menyerang dan menangkis, maka pertempuran tiga orang ini
cukup mendebarkan dan luar biasa juga.
Tapi Kun Houw tampak terdesak. So-beng mempergunakan
taktik bergerilya, main kucing-kucingan dengan cara maju
mundur. Maju kalau Kun Houw membalik dan mundur kalau
Kun Houw me layani secara berdepan. Tampak kompak sekali
dengan rekannya yang bercambuk buntung itu. Beberapa
jurus kemudian membuat Kun Houw kewalahan dan naik
darah. Dan ketika So beng memindahkan cakar bajanya di
tangan kiri dan tangan kanan ganti mengeluarkan pukulan Tok
hwee-ji akhirnya satu saat Kun Houw menerima pukulan ini,
terhuyung dan marah memandang lawan. Diam-diam khawatir
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau dia keracunan atau apa, teringat pengalaman pahit
setahun lebih yang lalu. Tapi ketika dia tak merasa apa apa
dan puKulan Tok hwee-ji tak mempengaruhinya akhirnya Kun
Houw menjadi girang dan teringat pertolongan Kui Hoa dulu.
Betapa kekasihnya itu telah me lakukan pengobatan dengan
cara mulut ke mulut. Diam diam kemasukan hawa anti racun
yang ditiupkan kekasihnya itu, terutama terhadap Tok-hwe-ji.
Dan ketika Sin-yan Mo li juga mendaratkan cambuknya di
punggung untuk kesekian kalinya tiba-tiba Kun Houw
melengking dan terpaksa mengeluarkan tujuh jurus inti dari
ilmu pedangnya Bu-tiong Kiam-sut!
"So beng, sekarang aku membalas. Hati-hati kalian ..!"
So beng dan temannya terkejut. Mereka melihat Kun Houw
tiba-tiba tidak mengejar mereka lagi, diam di tempat, tak mau
memburu yang satu atau mengejar yang lain, memutar
pedang dengan amat cepat membungkus diri sendiri,
mendengung mengeluarkan suara mirip seruling ditiup. Kian
lama kian halus namun tinggi, tak nampak bayangannya lagi
karena bayangan pedang telah menyelimuti tubuh pemuda ini.
Dan So beng serta Mo li yang tentu saja bingung tak dapat
menyerang akhirnya bertukar tempat mengitari lubang.
"Mo li, kau di depan. Aku di belakang!"
Sin-yan Mo li mengangguk. Dia telah bertukar tempat
dengan Iblis Penagih Jiwa itu, menjeletarkan cambuk mencari
kelemahan Kun Houw, Dan ketika lubang itu tampak ketika
Kun Houw memperlambat gerakan, sekonyong konyong nenek
ini berseru keras menggerakkan cambuknya. Cambuk yang
tiba tiba menegang dan lurus menyambar menotok ulu hati
Kun Houw, tak tahu bahwa Kun Houw sengaja memancingnya
agar maju menyerang. Terjebak oleh perangkap yang
dipasang pemuda ini. Dan begitu Mo li melompat ke depan
menusukkan cambuknya tiba-tiba Kun Houw menutup diri lagi
dan secepat kilat "menarik" nenek itu agar masuk dalam
gulungan pedangnya!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei......!"
Namun terlambat. Sin-yan Mo-li keburu terperangkap,
kaget bukan main dan berteriak keras. Sadar bahwa dia dalam
bahaya. Tapi nenek yang terlanjur masuk dalam gulungan
pedang yang menariknya ini tiba- tiba menjadi nekat dan
meneruskan tusukan cambuknya, dipapak Pedang Medali
Naga yang seketika membuat senjata di tangan nenek kutung,
nyaris mendekati pergelangan tangannya. Dan ketika Sin yan
Mo-li mengeluh dan terbelalak melihat dirinya tak bersenjata
lagi tahu-tahu Pedang Medali Naga menusuk dalam jurus Huikiam cui-long (Pedang Terbsng Mengejar Naga), menyambar
dadanya. "Crep!"
Sin yan Mo li menjerit. Orang melihat nenek itu terlempar
dari gulungan pedang, mencelat keluar dan roboh tergulingguling mandi darah, tembus dadanya oleh tusukan Pedang
Medali Naga yang melukainya, tembus ke jantung. Tapi Sinyan Mo li yang memekik melepas jarum jarum beracunnya
ttba-tiba masih sempat menyerang Kun Houw, menyambit
dengan tenaganya yang terakhir. Tapi Kun Houw yang
mendengus mementalkan semua senjata rahasia ini tiba-tiba
meretur jarum-jarum beracun itu ke pemilik asalnya.
"Crep-crep....!" dan Sin-yan Mo li-pun menjerit untuk yang
terakhir kalinya. Nenek ini ditancapi jarum-jarum beracunnya
sendiri yang menembus kulit, membuat dia mengeluh dan
mengerang pendek. Dan ketika dia terguling dan roboh
terjerembab akhirnya nenek inipun tewas denngan jantung
pecah di dalam!
"Ah ...!" So-beng dan semua teman temannya terkejut.
Mereka terbelalak melihat kematian nenek ini. Berarti pihak
mereka kurang seorang dengan tewasnya nenek itu. T api Sobeng yang melengking menubruk ke depan tiba tiba berseru
pada teman-temannya yang lain.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mu Ba, maju keroyok pemuda ini. Cepat.....!"
Tapi Mu Ba menggeleng. Raksasa tinggi besar ini justru
ketakutan dengan tewasnya nenek itu. Seolah melihat dialah
yang terbunuh. Mati dengan mengerikan. Dan So-beng yang
tentu saja marah melihat sikap raksasa ini akhirnya berteriak
pida Bi Kwi "Bi Kwi, bantu aku. Kita bunuh pemuda ini.....!"
Namun Bi Kwi jnga ketakutan. Tiga wanita ini saling
pandang, diam diam melirik sana-ini mencari jalan keluar. Tak
menjawab seruan Iblis Penagih Jiwa itu dan diam diam saling
memberi isyarat untuk kabur. T api Liong Han yang menjengek
memandang mereka membuat Bi Kwi dan dua kakaknya
cemas. Dan So beng yang kali ini berteriak pada Hun Kiat
akhirnya kelabakan mencari bantuan pada pemuda itu,
menyuruh pemuda itu maju. Tapi Hun Kiat ytng juga ragu
seperti gurunya tiba-tiba berbisik dan menolak ajakan Iblis
Penagih Jiwa, berkata pada gurunya
"Suhu. kita harus menyelamatkan diri memasuki Hweeseng-kok. Kau bersiap-siaplah!"
Mu Ba mengangguk. "Kau masih menyimpan mutiaramu
itu. Kiat ji?"
"Ya Sin-liong cu ( Mutiara Naga Sakti ) ada di tanganku.
Kita dapat menghadapi kabut beracun di dalam lembah!"
Mu Ba menyeringai. Dia mendengar Iblis Penagih Jiwa
mulai memaki-maki mereka, terdesak karena harus menghadapi Kun Houw sendirian. Dan Pedang Medali Naga
yang masih kelebatan menyerang Iblis Penagih Jiwa itu
akhirnya di susul teriakan Bi Lan yang gembira melihat
kemenangan Kun Houw.
"Houw-ko jangan bunuh dulu musuhmu itu. Buka kedoknya
agar kita tahu siapa dia ..!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
So-beng terkejut. Dia mengeluarkan suara aneh dari
tenggorokannya, menggigil dan melotot memandang Bi Lan.
Tapi ketika Kun Houw mengangguk dan memutar pedang
mengurung Iblis Penagih Jiwa ini, akhirnya Kun Houw berseru
dengan muka beringas "Ya. betul kata-katamu Bi Lan. Aku
akan melihat dulu wajahnya sebelum dia kubunuh!"
"Tidak...!" So beng melengking. "kau tak dapat melihat
siapa aku. Kun Houw. Aku yang akan membunuhmu dan
membuatmu binasa!"
Tapi kenyataan dan keinginan ternyata berbeda. Kun Houw
telah mengeluarkan jurus-jurus intinya itu, berhasil membunuh Sin-yan Mo-Ii dengan jurusnya ke empat, Huikiam-cui-liong. Dan ketika So beng memekik dan pedang
mulai menggulung Iblis Penagih Jiwa ini untuk masuk ke
dalam bayangan pedang akhirnya Kun Houw mengeluarkan
jurus lain yang dsebut Heng hun-po-uh ( A wan Berarak Hujan
Mencurah ), membuat lawan kelabakan ketika Pedang Medali
Naga mengaung bergulung-gulung, membentuk kabut tebal
seperti mega. Dan ketika Kun Houw membentak berseru
nyaring tahu-tahu gulungan kabut atau awan yang tebal naik
turun ini tiba-tiba pecah, menjadi titik-titik kecil yang
berhamburan ke segala penjuru dengan amat deras. Persis
hujan mencurah. Dan ketika lawan berseru keras menangkis
dengan cakar bajanya tiba-tiba senjata maut di tangan Iblis
Penagih Jiwa itu terpapas buntung.
"Cras!"
So beng terkejut. Dia kaget bukan main melihat kehebatan
Pedang Medali Naga. tersentak karema tidak ada lain jalan
kecuali menangkis dengan cakar bajanya itu. Maklum bahwa
dia akan kehilangan senjatanya dan itu benar-benar terjadi.
Dan ketika pedang menyambar dan dia bergulingan melempar
tubuh tahu-tahu Kun Houw menggerakkan tangan kiri
menyambar kedok di muka Iblis Penagih Jiwa ini.
"Brettt!!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan...... semua orang berseru tertahan. Mereka melihat
wajah Iblis Penagih Jiwa itu sekarang, wajah yang beringas
dan pucat berganti ganti. Wajah yang tampan meskipun
setengah umur. Dan Kun Houw yang melihat wajah di balik
kedok yang memiliki nama menyeramkan ini tiba-tiba tertegun
dan berseru menggigil,
"Ok-ciangkun.....!"
Semua orang tersentak kaget. Mereka sungguh tak
menyangka bahwa Iblis Penagih Jiwa itu ternyata Ok-ciangkun
adanya, Panglima yang dulu tewas di bawah jurang. Orang
Kepercayaan dan tulang punggung kerajaan Wu, Ayah dari Kui
Hoa dan Kui Lin. Dan Pendekar Gurun Nereka serta anak
isterinya yang terbelalak kaget melihat siapa sebenarnya IblisPenagih Jiwa ini tiba-tiba tertegun dan bengong seperti Kun
Houw! Dan Ok Ciangkun melompat bangun. merah padam
mendeliki Kun Houw marah serta gusar bukan kepalang
bahwa rahasianya terbongkar. Tak dapat menyembunyikan
diri lagi terhadap semua orang. Baik lawan maupun kawan.
Dan panglima yang tampak beringas dan menggigil berapi-api
itu tiba-tiba mencabut pedang yang disembunyikan di balik
punggung, membentak Mu Ba dan teman-temannya yang
tiba-tiba melihat wibawa panglima ini yang timbul dengan
menakutkan, memandang pula Bi Kwi dan Hun Kiat yang
tergetar melihat siapa sebenarnya Iblis Penagih Jiwa itu. Dan
Ok-ciangkun yang melotot menggeram marah tiba-tiba
melompat maju menantikan kawan-kawannya dengan
pandangan yang semerah saga itu,
"Bi Kwi, kalian masih juga tak mau membantu membunuh
pemuda ini" Kalian begitu tolol untuk tidak cepat cepat maju
secara bersama" Hm, kalau begitu aku yang akan membunuh
kalian satu-persatu, manusia manusia pengecut. Aku akan
membunuh kalian dan melempar kalian ke lembah hwee sengkok!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aneh, Bi Kwi dan dua encinya gemetar, mengangguk dan
tiba tiba melolos gelang yang menjadi senjata andalan
mereka. Terkejut dan kalah pengaruh oleh wibawa yang
keluar dan tubuh panglima ini, yang merupakan atasan dan
juga suheng mereka! Dan Ok ciangkun yang membalik
memandang Mu Ba akhirnya menggeram pada raksasa tinggi
besar itu. "Dan kau juga tetap tak mau membantu. Mu Ba?"
Mu Ba gentar. Dia terkejut dan bingung menjadi satu, tak
menyangka sama sekali bahwa Iblis Penagih Jiwa itu ternyata
Ok-ciangkun adanya. Panglima yang dulu menjadi atasannya
sewaktu masih di istana. Dan Mu Ba yang kalah perbawa oleh
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
panglima yang beringas ini tiba-tiba mengangguk, melihat Bi
Kwi dan dua kakaknya mengepung, tampak siap sewaktu
waktu menyerang dia bersama panglima itu. Membalik dari
kawan menjadi lawan. Dan karena tak ada pilihan lain yang
lebih menguntungkan dari pada membantu panglima itu
akhirnya Mu Ba menggereng melompat maju, mencabut
tengkorak bayinya.
"Ok ciangkun, aku siap membantumu membunuh Kun
Houw!" Hun Kiat terkejut. Sekarang ganti dia yang dipandang
panglima ini, melihat sorot mata Ok ciangkun yang dingin
menakutkan. Dan ketika panglima itu bertanya apakah dia
akan menonton saja dan tak mau membantu tiba-tiba Hun
Kiat tertawa aneh dan melompat maju, berendeng bersama
gurunya untuk membantu panglima itu. Dan begitu semua
kawannya maju ke depan akhirnya panglima ini memutar
tubuh menghadap Kun Houw.
"Bocah, kini kami bersatu untuk membunuhmu. Kau
bersiaplah!"
Kun Houw tertegun. Sebenarnya sejak tadi dia sudah
terkejut dan kaget bukan main bahwa So-beng ternyata
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah Ok ciangkun. Jadi panglima yang dulu menjadi
atasannya dan juga ayah dari kekasihnya, Kui Hoa. Hal yang
membuat dia bengong dan terguncang hebat, tak tahu apa
yang harus dilakukan. Maka melihat panglima itu menghadapinya dan semua teman temannya maju mengepung tiba-tiba Kun Houw menggigil dan tak habis
mengerti apa sesungguhnya yang terjadi pada panglima she
Ok ini. Bagaimana dia muncul kembali setelah orang-orang
melihat dia tewas di dalam jurang. Dan Liong Han yang
terbelalak melihat Kun Houw mendelong tak berkedip
mendadak meloncat maju menepuk pundak kawannya.
"Kun Houw, musuh telah menantangmu Bersiaplah,
kubantu kau ...!"
Kun Houw sadar. Dia sekarang pucat memandang panglima
ini, menggigil dan gemetar memandang lawan. Tapi teringat
kematian gurunya tiba tiba Kun Houw menegakkan kepala
berseru tegas, "Tidak, tak perlu kau bantu kalau ku masih
dapat menghadapi musuh-musuhku, Liong Han. Kau
mundurlah kembali dan majulah kalau aku terdesak!"
Liong Han terkejut. "Tapi......"
Kun Houw mendorong kawannya. "Sudahlah, aku telah
bersumpah untuk membunuh musuh yang telah membunuh
guruku. Liong Han. Dan aku tahu kepandaian lawan-lawanku
ini. Aku telah mengenal mereka, biarkan aku sendiri dan boleh
kau maju kalau aku terdesak!"
Terpaksa, Liong Han mundur lagi dan Ok ciangkun yang
tertawa mengejek memutar pedangnya tiba tiba maju
menghadapi Ceng Bi, hal yang membuat nyonya ini terkejut
dan mundur selangkah. Tapi ketika Pendekar Gurun Neraka
menghadang dengan kernyit dikerutkan akhirnya panglima ini
berhenti tertawa aneh.
"Pendekar Gurun Neraka, aku ingin bicara, sebentar
dengan isterimu. Kau mundurlah!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm apa yang kau maui?"
"Meminjam barang yang pernah kuberikan, padanya.
Pendekar Gurun Neraka. Kau mundurlah dan biarkan aku
bicara padanya!"
Ceng Bi gemetar, bingung dan marah.
"Apa yang kau maui, Ok-ciangkun?" nyonya ini akhirnya
maju pula. mengepal tinju dan menggigit bibir memandang
panglima itu. Orang yang telah membunuh kakaknya! Tapi
Ok-ciangkun yang tertawa bersikap dingin tiba-tiba berkata
serak. "Aku ingin meminjam baju yang pernah ku berikan
padamu, hujin. T hian-bian-ih (Baja Sutera Langit) itu!"
"Ahh....!" Ceng Bi terkejut. "Kau..... kau...."
"Ya, aku ingin menghadapi Kun Houw dengan baju
pusakaku itu, hujin. Harap kau suka meminjamkannya
sebentar mengingat jasa-jasaku yang lalu!"
Ceng Bi tiba-tiba menangis. "Ok-ciangkun, kau jahanam
keparat! Kau ..." Ceng Bi tiba-tiba melepas baju yang
dimaksudkannya itu. "Kau tak layak disebut manusia, orang
she Ok. Kau melepas budi tapi sekaligus juga berhutang jiwa!
Sekarang ambillah, aku mengembalikan baju pusakamu itu....
plek!" dan baju yang menimpa kepala panglima ini menakup
wajahnya tiba-tiba di sambut desis tak jelas dari bibir
panglima itu, sejenak memejamkan mata tapi dibuka kembali
memandang lembut nyonya yang masih gagah ini, cantik
meskipun setengah umur. Dan Ok-ciangkun yang menunduk
menghela napas tiba-tiba berkata,
"Hujin, ini semua kulakukan karena pernyataanku dulu. Kau
masih ingat, bukan?"
"Aku tak mau mengingatnya, orang she Ok. Kau jahanam
keparat!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itulah, aku merana kenapa kau membenciku, hujin. Tapi
aku tak menyesal menghadapi semuanya. Kau memang lebih
patut mencinta suamimu itu daripada aku. Si jahanam
keparat!" Ceng Bi menangis. Dia menggigit bibir dan tersedu-sedu
menubruk suaminya, teringat kisah dua puluh tahun yang lalu
ketika dia menelantarkan cinta panglima itu. Betapa panglima
itu memberinya baju Thian-bian-ih hingga secara tidak
sengaja menyelamatkan dia dari kekejaman tangan ayahnya.
Nyaris tewas dibunuh ayahnya itu kalau tak ada Baju Sutera
Langit (baca Pendekar Kepala Batu). Dan Pendekar Gurun
Neraka yang tentu saja tertegun melihat semuanya ini tibatiba menarik napas penuh sesal.
Sekarang dia tahu apa sebabnya panglima itu menjadi Sobeng. Kenapa panglima itu membunuh-bunuhi orang yang
menjadi keluarga dan sahabatnya. Kisah yang bukan lain
didorong oleh dendam dan cemburu. Perbuatan yang
dilakukan panglima itu untuk melepas sakit hatinya akibat
banyak hal. Dan Pendekar Burun Neraka yang menghibur
menepuk pundak isterinya akhirnya berkata dengan suara
berat, ditujukan pada panglima itu,
"Ok-ciangkun, sungguh tak kukira bahwa tindak-tandukmu
telah me lewati batas. Kau bukan hanya mendendam karena
urusan kerajaan saja melainkan mencampur-adukkan pula
urusan pribadimu yang tidak pada tempatnya. Hmmm kau
semakin tersesat, Ok ciangkun. Kalau adikmu masih hidup
tentu adikmu itu akan memaki dan mengutuk perbuatanmu
ini!" Ok-ciangkun menggeram. "Tak perlu mengungkit ungkit
mendiang adikku. Pendekar Gurun Neraka. Dan semua
kulakukan karena kaulah yang menjadi gara garanya!"
"Hm..." Pendekar Gurun Neraka menarik napas. "Kau telah
diliputi kegelapan, Ok-ciangkun. Kau tak dapat lagi
membedakan siapa salah siapa benar."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cerewet!" Ok-ciangkun membentak. "Aku tak perlu lagi
khotbahmu, Pendekar Gurun Neraka. Yang kuperlukan di sini
adalah membunuh dan membalas sakit hatiku. Aku akan
membunuh anak isterimu!"
Pendekar Gurun Neraka tersenyum pahit. Dia tak
menjawab, dan Kun Houw yang terbelalak melompat maju
tiba-tiba mendesis, telah dapat mengusai guncangan hatinya
lagi, "Ok-ciangkun, aku masih menunggu keputusan di antara
kita. Kau berhutang jiwa kepadaku!"
Ok ciangkun membalik, mengeluarkan suara dari hidung.
"Kau ingin membalas kematian gurumu, Kun Houw?"
"Begitulah, aku telah bersumpah di depan guruku,
ciangkun. Dan sekarang menyesal sekali kita harus membuat
perhitungan untuk menyelesaikan ini!"
"Bagus, aku juga ingin membunuhmu, Kun Houw. Kau
membuat anakku menentang dan berani terhadap orang tua!"
Kun Houw menggigit bibir. Disebutnya nama ini membuat
Kun Houw teriris, diam diam merintih di dalam hati karena dia
berada di persimpangan yang rumit sekali. Di satu pihak dia
harus membunuh panglima ini karena Ok-ciangkun telah
membunuh gurunya tapi di lain pihak dia teringat bayangan
Kui Hoa yang tentu akan marah dan benci kepadanya kalau
ayahnya terbunuh.
Tapi Kun Houw yang terlanjur bersumpah di depan makam
akhirnya menutup semua bayangan kekasihnya karena dia
harus mengutamakan janjinya. Apalagi Ok ciangkun adalah
manusia jahat, yang dengan menyamar sebagai So-beng telah
membunuh-bunuhi orang lain yang termasuk orang baik-baik.
Seperti Ta Bhok Hwesio dari Tibet itu, sahabat-sahabat
Pendekar Gurun Neraka dan juga yang lain lain yang rata-rata
adalah kaum pendekar yang tidak bersalah. Dan Kun Houw
yang menggigit bibir menutup bayangan Kui Hoa akhirnya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menetapkan bahwa urusan gadis itu adalah urusan nanti. yang
penting adalah sekarang. Menyelesaikan dulu urusan yang ada
di depan mata dan membalas kematian gurunya! Dan Kun
Houw yang berkilat memandang yang lain akhirnya melihat
panglima itu maju bersama lima temannya, mengepung
disegala penjuru.
"Kun Houw, betul katamu. Kita harus menyelesaikan urusan
ini membereskan perhitungan. Tapi jangan sombong, bocah.
Aku kini tak takut lagi akan keampuhan pedang pusakamu!"
Kun Houw menggigil. "Tak perlu banyak cakap, Okciangkun. Aku tak perduli kau takut atau tidak. Aku tahu
kecuranganmu dan sepak terjang kawan-kawanmu ini!"
"Hm... " Ok ciangkun mendengus, merah mukanya. "Kalau
begitu boleh kau minta bantuan kawanmu, Kun Houw. Suruh
bocah she Liong itu maju!"
Tapi Kun Houw yang menolak menggetarkan pedang sudah
menghadapi lawan lawannya, merasa sanggup dan percaya
pada diri sendiri akan kemampuannya menghadapi enam
orang musuhnya itu. T api Ceng Bi yang khawatir memandang
Baju Sutera Langit yang telah dipergunakan panglima itu
justru berseru cemas,
"Kun Houw, biarkan Liong Han membantumu. Setidaktidaknya dia dapat menghadapi yang lain meringankan
bebanmu!" "Tidak,"
Kun Houw menggeleng,
bersikeras pada
pendiriannya. "Biarkan aku menghadapi mereka, ibu. Kalau
aku terdesak dan tak dapat mengatasi mereka biarlah Liong
Han membantuku. Tapi untuk sementara ini jangan, aku ingin
membunuh musuhku dengan tanganku sendiri!"
Ok-ciangkun tertawa mengejek. Sekarang Sikapnya tampak
beringas dan menakutkan, pedang yang ada di tangan diputar
dan digerak-gerakkan, siap menyerang dan memberi isyarat
pada yang lain agar mulai memasang sikap. Tapi ketika
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
teman-temannya menunggu dan masing masing menanti agar
dia lebih dulu maju akhirnya panglima ini tertawa aneh
membentak tinggi, tiba-tiba melejit berkelebat ke depan,
melengking dan menggerakkan pedangnya itu menusuki Kun
Houw. mulai dengan gebrakan cepat membangkitkan
keberanian teman-temannya. Dan begitu panglima ini
menyerang dengan pedangnya maka yang lain tiba tiba
menyerbu dengan senjata masing-masing.
"Sing-plak-duk!"
Kun Houw menangkis, membentak dan melompat tinggi
memutar pedangnya. secepat kilat mengerahkan sinkang dan
ginkang menghadapi enam serangan yang datang susulmenyusul itu, menolak dan mementalkan semua senjata lawan
hingga mereka berteriak kaget. Tapi Ok-ciangkun yang
menyerang lagi me liukkan tubuh tiba tiba menggerakkan
tangan kiri me lepaskan pukulan Tok hwe ji, ditangkis dan kini
menggerakkan pedang menikam dada Kun Houw. Dan ketika
Kun Houw terhuyung dan terbelalak menghadapi serangan
gencar yang dilancarkan panglima ini tiba-tiba Mu Ba dan
empat temannya yang lain sudah menghujani tubuhnya
dengan serangan bertubi-tubi, gelang dan tengkorak bayi
berseliwer dan mengurung di delapan penjuru. Mendesak da
mengaung dengan suara mengerikan. Dan ketika beberapa
senjata mendarat ditubuh pemuda ini akhirnya silih berganti
senjata senjata yang lain menghantam dan menghujani Kun
Houw yang cepAt mengerahkan sinkangnya.
"Bak bik buk!"
Kun Houw tak apa-apa. Dia telah membuat tubuhnya kebal,
paling paling menyeringai sedikit menahan pukulan, Merasa
pedih tapi tak terluka. Tapi ketika pedang Ok-ciangkun
menyambar dan dia merasa angin yang tajam dan dingin
meluncur bagai paruh rajawali. Kun Houw terpaksa melompat
mengelak memutar pinggangnya, tiba-tiba membentak dan
berjungkir balik me layang tinggi, melihat senjata yang lain
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhamburan menuju tubuhnya. Dan begitu melayang turun
memekik nyaring tiba-tiba Kun Houw menggerakkan Pedang
Medali Naganya menyerampang dari kiri ke kanan.
"Awas......!"
Ok ciangkun berteriak. Panglima ini memperingatkan
teman-temannya agar tak membentur pedang itu, menarik
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
cepat dan ganti menyerang dengan cara lain, menendang dan
memukul. Dan ketika Kun Houw berkelebat mainkan Bu tiong
Kiam sutnya dan pemuda itu lenyap ditelan gulungan
pedangnya akhirnya panglima ini memberi aba-aba agar
mereka mengepung secara berputaran berganti-ganti tempat
untuk membingungkan Kun Houw. Dan begitu semuanya
mengangguk dan maju dengan cara seperti yang diperintahkan panglima ini tiba tiba Kun Houw mendapat
lawan yang berbeda beda dalam setiap gebrakan
"Ha-ha, kami akan membingungkanmu, Kun Houw. Kau tak
mungkin membunuh kami secara berbareng!"
Kun Houw terkejut. Dia melihat enam orang itu berputaran
dengan cara berpindah pindah, semua mengikuti aba aba
panglima ini yang memimpin mereka. Tapi Kun Houw yang
memutar pedang menggigit bibir tiba tiba mengerahkan Jingliong-sin kangnya di samping Bu tiong Kiam-sut, mendorong
dan mulai menerima pukulan lawan dengan tangan telanjang,
bermaksud menangkap dan membetot senjata lawan
sementara pedang masih terus bergerak membungkus dirinya
merupakan benteng yang kokoh. Dan ketika satu saat gelang
di tangan Bi Hwa menyambar dan Kun Houw membentak
nyaring tahu tahu dia menyambut sambaran gelang ini.
"Brak!"
Bi Hwa terpekik. Dia melihat senjatanya tertangkap cepat
sekali dan hancur dalam cengkeraman Kun Houw yang
mengerahkan Jing-liong sin kang. Dan Kun Houw yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggeram menggerakkan pedangnya tiba-tiba menutuk, dan
menarik lawannya itu agar terjerumus ke depan.
"Hei..........!"
Bi Hwa terkejut. Ia tertarik oleh betotan Kun Houw itu, tak
dapat menguasai diri. Tapi Ok-ciangkun yang membentak
menyerang dari samping tiba-tiba menusuk lubang telinga Kun
Houw sementara kakinya bergerak menendang Bi Hwa,
membuat Kun Houw terpaksa mengelak dan melepas
lawannya yang roboh terlempar, mencelat oleh tendangan Ok
ciangkun yang menyelamatkan pembantunya itu. Dan Bi Hwa
yang terguling-guling melompat bangun akhirnya mendesis
dan mengusap peluhnya yang terasa dingin !
"Aih, berbahaya.....!"
Namun Ok ciangkun telah memanggilnya kembali. Panglima
ini telah menyerang dan menghujani Kun Houw dengan
pukulan pukulan berat, dibantu Mu Ba dan yang lain-lain yang
kini menerjang dengan lebih mantab. Melihat Ok ciangkun
mempu melindungi mereka bila terdesak, seperti Bi Hwa tadi.
Namun Kun Houw yang mendengus memutar pedang tiba-tiba
membentak dan menangkis semua serangan lawan, melihat
lawan mundur kembali karena tak berani beradu senjata.
Gentar dengan Pedang Medali Naganya itu. Dan ketika
pertempuran berjalan kembali dan Ok ciangkun mengajak
berputaran seperti tadi, akhirnya Kun Houw bertahan dan
sekali-kali balas menyerang.
Hal ini menyebabkan pertandingan menjadi lama, Kun
Houw rupanya sengaja dikocok, di-biarkan menguras
tenaganya kehabisan napas. Dan Pendekar Gurun Neraka
yang mengerutkan alis melihat ini tentu saja maklum apa yang
dikehendaki panglima yang cerdik itu.
"Kun Houw, keluarkan saja tujuh jurus intimu itu. Jangan
biarkan diri dikocok lawan!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw mengangguk. Dia sebenarnya juga tahu akal
panglima itu, sengaja mengikuti karena dia ingin mencari
lubang-lubang kelemahan. Dan ketika saat itu tiba dan dia
mulai banyak berkeringat tiba-tiba Kun Houw melengking
mengeluarkan tujuh jurus andalannya itu, berkelebat den
lenyap memutar pedang yang kian bergulung gulung, rapat
bukan main dan mulai mengincar Sam-hek-bi-kwi karena tiga
orang inilah yang terlemah. Dan begitu dia membentak dan
mulai mengeluarkan jurus ke dua yaog tadi di pakai
menyerang So beng yakni Heng hun po-uh ( Awan Berarak
Hujan Mencurah ) tiba-tiba pedangnya bergerak naik turun
membentuk gumpalan mega hebat, mengejutkan Ok-ciangkun
karena dia telah merasai kelihaian jurus ini. Jurus yang
membuat kedoknya terbuka! Dan ketika Kun Houw
melengking memecah gulungan meganya tahu tahu hujan
pedang yang luar biasa banyak menghambur ke delapan
penjuru menyerang enam orang lawannya itu.
"Awas....!" Ok-ciangkun berteriak. Panglima ini sendiri
sudah melempar tubuh bergulingan, tak berani ambil resiko
karena jurus itu memang berbahaya. Dapat berkembang dan
menyusul dengan jurus berikutnya. Dan Mu Ba serta yang lain
yang cepat mengikuti jejak Panglima Ok lalu bergulingan
melempar tubuh mereka, berarti menjauhi Kun Houw. Dan
Kun Houw yang tak melepas kesempatan bagus ini dengan
putaran pedangnya tiba-tiba mengejar Bi Hwa yang saat itu
tak mengira Kua Houw mengincar dirinya.
"Cici, awas......!"
Bi Hwa terkesiap. Dia mencelos melihat Kun Houw
menusuk dadanya dengan kecepatan kilat, tahu-tahu telah
berada dekat dengannya sementara dia masih bergulingan.
Tapi Bi Hwa yang bergerak otomatis menangkis dengan
gelangnya yang tinggal sebuah tiba tiba terkejut dan sadar
bahwa perbuatannya itu keliru, tak mungkin menghadapi
Pedang Medali Naga yang luar masa tajam. Dan ketika benar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gelangnya putus dibabat pedang dan Bi Hwa berteriak kaget
tahu-tahu pedang di tangan Kun Houw bergerak terus
menusuk lehernya.
"Crep!"
Bi Hwa mendelik. Saat itu Ok-ciangkun ataupun yang lain
tak mungkin menolongnya, masing-masing melempas tubuh
berpencar menyelamatkan diri. Dan Bi Hwa yang merasa
lehernya dingin ditembus pedang tiba-tiba sadar bahwa dia
terluka setelah Kun Houw mencabut pedangnya, merasa
lehernya sakit dan roboh terjerembab, tak dapat mengeluarkan suara dan saat
itu juga kehilangan
kesadarannya karena nyawa telah melayang bagai di alam
mimpi! Dan Bi Kwi serta Bi Gwat yang kaget melihat saudara
mereka tewas tiba-tiba menjerit dan hampir berbareng
melepas gelang mereka.
"Kun Houw, kau jahanam Keparat...!"
Namun inilah yang ditunggu. Kun Houw justeru merasa
kebetulan dua orang wanita itu menubruknya, gelap mata
melihat kematian saudara mereka. Dan Kun Houw yang
membalik mengayun pedang tiba-tiba membabat gelang yang
disambitkan kepadanya itu.
"Crass cres!"
Dua gelang itu putus. Pedang Medali Naga seolah
membacok agar agar saja, berkelebat dan terus menyambut
ketika Bi Kwi dan kakaknya menghantam dengan gelang
satunya lagi mendelik dan penuh kemarahan kepada Kun
Houw. Tapi Kun Houw yang mendengus menyilangkan pedang
tiba tiba menangkis dari kiri ke kanan.
"Bi Kwi, awas.....!"
Namun semuanya terlambat. Dua wanita ini kehilangan
kontrol diri melihat kematian saudara mereka. Seolah
kemasukan setan dan tidak perduli pada bahaya lagi selain
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melampiaskan kemarahan mereka. Maka begitu pedang
menangkis dan gelang kembali putus dibabat tiba-tiba Padang
Medali Naga menukik turun menyambar perut mereka.
"Bles-bless!"
Bi Kwi dan kakaknya terjengkang. Mereka sadar setelah
semuanya terlambat. Tembus menerima tusukan pedang yang
mengenai perut mereka hingga tembus ke punggung. Dan
ketika Kun Houw menendang dan dua wanita itu mencelat
terlempar akhirnya hampir secara bersamaan Bi Kwi dan
kakaknya tewas tumpang tindih.
"Bluk!"
Ok-ciangkun dan yang lain terbelalak. Mereka kaget bukan
main oleh kematian Bi Kwi kakak beradik. Me lihat betapa
dalam gebrakan yang luar biasa cepat Kun Houw telah
membunuh tiga orang lawannya itu. Hal yang mengejutkan.
Tapi Ok ciangkun yang menggereng melompat maju tiba tiba
melengking membentak, gusar.
"Kun Houw. kau jahanam keparat!"
Kun Houw menjengek. Dia menyambut pedang panglima ini
dengan Pedang Medali Naga, berdering nyaring ketika pedang
panglima itu patah. Dan ketika Ok-ciangkun mendelik
mengayun tangun kirinya tiba-tiba Kun Houw meneruskan
serangan membacok pundak panglima itu.
"Tak!"
Kun Houw terkejut. Dia melihat pedangnya lekat di pundak
lawannya itu. Baru kali ini tak dapat melukai lawan. Teringat
bahwa panglima itu telah mengenakan Baju Sutera Langit Dan
Ok-ciangkun yang saat itu menghantam dengan pukulan
dahsyat melalui tangan kirinya tiba tiba menggempur dada
Kun Houw yang saat itu tertegun melihat pedangnya tak dapat
melukai panglima ini.
"Dess!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw mencelat jauh. Pemuda ini terlempar
bergulingan dengan muka kaget, melihat lawan mengejar dan
kali ini melepas pukulan Gin-kong jiu, dahsyat disusul
timpukan pedang yang buntung di tangannya. Tapi Kun Houw
yang membentak melompat bangun tiba tiba menyambut
dengan Pedang Medali Naganya itu.
"Crang plak dess!"
Kun Houw masih terhuyung. Dia merasa ampeg (sesak)
oleh pukulan dahsyat panglima itu, merasa dada tiba-tiba
nyeri dan sakit. Tapi Ok-ciangkun sendiri yang juga terpental
oleh tangkisannya tadi sudah berseru pada Mu Ba dan Hun
Kiat, "Mu Ba, serang dia. Keroyok lagi ..!" Tapi Mu Ba terlanjur
gentar, Raksasa ini terbelalak melihat kematian Bi Kwi kakak
beradik, berkedip-kedip memandang muridnya. Dan Hun Kiat
yang juga melihat semuanya itu dengan perasaan gelisah tiba
tiba membalik dan.... menyambar lengan gurunya memasuki
lembah Hwee seng kok!
"Ok ciangkun, maaf. Kami masih sayang pada jiwa
kami.....!"
Ok-ciangkun terbelalak. Dia me lihat guru dan murid itu
memasuki lembah, melihat Mu Ba berlari di belakang muridnya
dengan muka gemetaran. Tapi Kun Houw yang bergerak
menimpuk pedangnya tiba tiba berkelebat dengan seruan
keras, "Mu Ba, Jangan lari!"
Mu Ba terkejut. Dia mendengar desiran angin di belakang
punggungnya itu, tersentak melihat bayangan Kun Houw
berkelebat mengejarnya. Dan raksasa yang gugup membalikkan tubuh ini tiba tiba menangkis dengan putaran
tengkorak bayinya. Tak tahu bahwa yang menyambar itu
adalah Pedang Medali Naga, tak mengira Kun Houw melepas
senjatanya itu, Maka begitu tengkorak putus talinya dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang menyambar meneruskan "perjalanannya" tiba tiba
raksasa ini menjerit terjungkal roboh.
"Crat!"
Mu Ba meraung. Raksasa ini mendelik mendekap dadanya,
terjerembab dan terguling melotot lebar, berteriak pada Hun
Kiat, agar muridnya itu menyambarnya pergi. Tapi Hun Kiat
yang justru ketakutan dan kaget melihat suhunya roboh tibatiba tancap gas mempercepat larinya. Tak ayal, raksasa ini
menggereng dan begitu dia memaki dengan suara parau tiba
tiba Ok-ciangkun berkelebat di depannya menampar kepala
iblis tinggi besar itu.
"Mu Ba, kau pengecut hina...... prak!"
Mu Ba menjerit. Raksasa ini menggelepar dan tewas
seketika dengan kepala pecah, berhamburan otaknya, pedang
tiba tiba dicabut dan di rampas panglima ini! Dan Kun Houw
serta semua orang yang terbelalak kaget tak menyangka
kejadian itu tiba-tiba mendengar panglima ini terbahak dengan
suara menyeramkan.
"Haha-ha, kini Pedang Medali Naga ada di tanganku, Kun
Houw. Kau tak dapat berbuat apa apa tanpa pedang ini!"
Kun Houw membelalakkan mata. Dia tadi bengong melibat
panglima itu membunuh kawan sendiri, meskipun akhirnya Mu
Ba akan tewas juga oleh timpukan pedangnya. Maka melihat
panglima ini terbahak dan memutar pedang pusakanya tibatiba Kun Houw tertegun dengan muka pucat. Dan saat itu
Liong Han berkelebat didepannya, disusul pula oleh Pek Hong
dan Ceng Bi serta Sin Hong dan Bi Lan yang terkejut melihat
panglima itu menghampiri Kun Houw, tertawa bergelak
dengan langkah satu-satu, tampak menyeramkan dan buas.
Dan Pendekar Gurun Neraka sendiri yang ikut terkejut oleh
perobahan ini tidak dapat menahan diri untuk berkelebat pula
melindungi Kun Houw!
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ok-ciangkun, kau tak boleh berbuat curang .. !"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panglima itu terbahak. "Berbuat curang bagaimana,
Pendekar Gurun Neraka" Bukankah kami kini berhadapan satu
lawan satu?"
"Tapi kau mengambil pedang yang bukan milikmu. Itu
pedang Kun Houw.!"
"He.. he.. itu kesalahan Kun Houw sendiri, Pendekar Gurun
Neraka. Kenapa dia berbuat bodoh melemparkan senjatanya.
Aku tak mau tahu, Hayo, kalian minggir, biarkan ku bunuh
bocah itu."
Pendekar Gurun Neraka dan anak istrinya pucat. Mereka
melihat panglima itu memandang beringat, maju lagi dengan
pedang digerak-gerakkan, mendengung dan mencicit silih
berganti. Dan ketika Pendekar Gurun Neraka dan yang lainlain masih juga tak mau mundur melindungi Kun houw
akhrinya panglima ini menggeram dengan mata berkilat-kilat
"Kalian mau mengeroyokku. Pendekar Gurun Neraka" Kau
dan anak isterimu akan menjilat dan menelan ludah sendiri?"
Pendekar Gurun Neraka berkerut-kerut. Da cemas dan
gelisah sekali me lihat panglima itu memegang Pedang Medali
Naga. padahal telah mengenakan pula Baju Sutera Langit
yang membuat panglima itu kebal, jadi seolah harimau
tubmuh sayap. Tentu hebat dan akan membuat runyam
keadaan! Tapi Kun Houw yang melompat kedepan menyiba
semuanya tiba-tiba berseru gagah dengan kepala tegaK.
"Ayah, biar kalian minggir, kuhadapi lawanku ini. Dia benar,
kalian tak boleh menjilat ludah, menarik janji!"
"Tapi dia membawa pedangmu. Kun Houw!" Pendekar
Gurun Neraka terbelalak. "Panglima itu licik dan curang!"
"Tak apa, Aku akan berusaha merampasnya ayah. Kalian
minggirlah dan biar ku hadapi lawanku itu!"
Pendekar Gurun Neraka bingung. Dia berat dan terang
marah pada panglima yang curang ini, melihat Kun Houw
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghadapi bahaya dengan pedang ditangan musuh. Tapi
Kun Houw yang mendorong mereka semuanya menyuruh
minggir akhirnya di sambut helaan napas berat pendekar ini
dan anak isterinya. "Baiklah, tapi hati-hati, Houw ji Kau pinjam
pedang ibumu untuk menghadapi lawanmu itu!" Pendekar
Gurun Neraka memberi isyarat, menyuruh Ceng Bi melolos
pedang untuk diserahkan pada Kun Houw. Dan Ceng Bi yang
terisak mencabut pedang tiba tiba berbisik gemetar dengan
penuh kekhawatiran,
"Kun Houw, balaskan sakit hati kami semua. Kami tak
dapat berbuat apa-apa. Panglima itu telah mengikat kami
dengan janji!"
Kun Houw terharu. Dia menerima pedang dan mencium
senjata ibu tirinya itu. Ibu yang dulu paling sengit dan tak
senang padanya, yang selalu memusuhi karena dikhawatirkan
dia jahat seperti mendiang ibu kandungnya, Tok-sim Sian-li!
Dan Kun Houw yang berkaca melihat kebaikan ibu tirinya ini
lalu mengangguk dan berkata serak. "Baiklah, akan
kuusahakan, ibu. Tolong doakan agar aku dapat membunuh
musuhku ini."
Kun Houw membalik. Dia sekarang berhadapan dengan
panglima itu. Tapi Liong Han yang berseru nyaring tiba-tiba
mengejutkan dengan pasangan kuda-kudanya di samping Kun
Houw. "Tak perlu khawatir. Aku membantumu, Kun Houw,
Panglima ini juga musuhku dan aku tidak terikat janji, Kita
berdua dapat menghadapinya.!"
Kun Houw terkejut, "T idak, kau mundurlah, Liong Han. Aku
masih belum roboh menghadapi lawanku ini. Kau berjaga-jaga
saja dibelakang!"
Liong Han tak puas. "Tapi musuhmu mempergunakan
pedang pusaka. Kun Houw! juga dia masih mengenakan Baju
Sutera Langit itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak apa... aku akan merampasnya, Liong Han. Kau
muindurlah dan biar kuselesa ikan urusan ini satu lawan satu.!"
Liong Han tertegun. Dia melihat kegagahan Kun Houw yang
luar biasa ini, kagum akan keberanian dan ketetapan hatinya,
tapi Liong Han yang rupanya masih ragu melepas temannya
tiba-tiba mendengar desir angin disusul kebutan ujung jubah,
terkejut melihat dua bayangan muncul seperti iblis.
"Omitohud, Apa yang dikata Kun Houw benar, Liong Han.
Kau mundurlah, biarkan urusan ini diselesa ikan satu lawan
satu!" Semua orang terkejut. Pendekar Gurun Neraka dan anak
isterinya membalik, terbelalak melihat dua banyangan muncul
di belakang mereka. Tapi begitu melihat siapa yang datang
tiba tiba Liong Han dan Pendekar Gurun Neraka berseru
hampir berbarengan. Liong Han sendiri sudah menjatuhkan
diri berlutut, "Suhu.. !!"
"Pek-Kut Hosiang.....!"
Kun Houw dan yang lain-lain terkejut. Ok ciangkun sendiri
juga tersentak, kaget melihat munculnya hwesio Go-bi yang
sakti ini. Tapi melihat orang kedua yang berdiri di sebelah kiri
hwesio sakti itu tiba-tiba Ok-ciangkun menggigil dan berseru
gemetar, "Pek Lian. Nikouw....'"
Semua orang heran. Mereka melihat panglima yang tadi
beringas itu sekonyong konyong pucat, tampak gelisah
menghadapi orang kedua ini. Pek Lian Nikouw, nikouw yang
dulu tinggal dilereng Pegunungan Beng san dan dikenal
Pendekar Gurun Neraka dan dua istrinya sebagai nikouw
lemah yang baik hati, yang dulu mengesahkan perkawinan
mereka. Dan Pendekar Gurun Neraka dan yang lain-lain tent
saja heran dan terkejut oleh kehadiran nikouw ini, tiba-tiba
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar Ok-ciangkun berseru melotot memandang nikouw
tua itu. "Pek Lian nikouw, apa mau mu datang ke mari?"
Pek Lian Nikouw mengebutkan jubah, tersenyum lembut,
"Omitohud, Pin-ni (aku) datang untuk menyadarkan dirimu,
ciangkun. Pin-ni mendengar kau keluar dari garis perjanjian."
"Keparat Kau mau mencampuri urusan, Pek Lian Nikouw"
Kau mau menghukum aku yang kau anggap berdosa?"
"Tidak, pin-ni tak pantas menghukum siapapun, ciangkun.
Yang pantas menghukum adalah Buddha. Pin-ni datang hanya
untuk membawamu ke jalan benar. Kau telah melanggar
janjimu!" Ok-ciangkun tiba-tiba menggeram. "Dan kau, apa
maksudmu ke sini, Pek-kut Hosiang" Kau juga akan
membantu sumoimu?"
"Omitohud!" Pek-kut Hosiang juga mengebutkan jubah.
"Pinceng (aku) tak membantu siapa-siapa, ciangkun. Pinceng
telah tua dan tak mungkin mengganggu dirimu. Pinceng
datang karena melihat murid pinceng di sini dan atas
permintaan Pek Lian-sumoi!"
"Hm.....!" Ok-ciangkun menggigil, menggerakkan pedang,
memandang Pendekar Gurun Neraka dan yang lain-lain. "Kau
juga merasa kebetulan melihat kehadiran hwesio ini. Pendekar
Gurun Neraka!" Kalian semua ingin bersatu menghancurkan
aku?" Dan ketika Pendakar Gurun Neraka tak menjawab tiba-tiba
panglima ini tertawa menghadapi Pek Liang Nikouw. "Nikouw
tua, aku tak punya waktu untuk melayanimu kali ini. Kau
pergilah dulu biar besok aku bertobat!"
Pek Lian Nikouw menghela napas "Kau masih juga mau
meneruskan pelanggaran menambah dosa, ciangkun?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak perlu banyak cakap. Kau pergilah, Pek Lian Nikouw.
Aku hanya menambah dosa kali ini saja. Besok aku sudah
bertobat!"
"Hm." Pek Liang Nikouw mengerutkan keningnya. "Kalau
begitu kembalikan Pedang Medali Naga. ciangkun. Pin-ni
sesungguhnya lebih berhak atas pedang itu dibanding kau."
"Tidak," Ok-ciangkun beringas. "Aku ingin membunuh
pemuda itu, Pek Liang Nikouw. Dia telah menghancurkan
segala-galanya yang kumiliki!"
"Kalau begitu ingatlah kutukan mendiang isterimu,
ciangkun. Pin-ni khawatir kau kena tuahnya!"
"Keparat!" panglima ini marah "Jangan sebut sebut lagi
namanya, nikouw tua. Aku berbuat aku sendiri yang akan
bertanggung jawab. Kau minggirlah!"
Pek Liang Nikouw minggir. Pendeta wanita ini memejamkan
mata, tampak teriris, menggigit bibir dan rupanya nyeri oleh
sikap dan kata-kata 0k ciangkun yang kasar. Tapi ketika
nikouw ini membuka matanya dan memandang Kun Houw
dengan mulut berkemak-kemik tiba-tiba Kun Houw terkejut
mendengar nikouw tua itu bertanya padanya dengan ilmu
mengirim suara dari jauh
"Sicu, kaukah yang dulu menemukan medali naga?"
Kun Houw mengangguk, mengerahkan pula ilmunya
mengirim suara dari jauh, "Ya, ada apakah, Su-kouw?"
"Dan benda itu masih kau simpan?"
"Ada padaku, su-kouw. Kenapakah?"
"Tak apa-apa. Pedang Medali Naga akan tumpul bila kau
mempergunakan medalimu itu, sicu. Keluarkanlah dan
pergunakan itu bila perlu!"
Kun Houw tertegun. Dia melihat nikouw itu berhenti bicara,
mundur dan berdiri di samping Pek kut Hosiang dengan mata
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpejam kembali, tenang dan tersenyum sekilas kepadanya.
Dan Kun Houw yang tentu saja bengong mendengar ini tiba
tiba melihat Ok-ciangkun menggereng dan maju dengan muka
merah padam. "Kun Houw, kau majulah, kalau tak ingin berlindung di
belakang orang orang tua seperti anak kecil. Aku siap
membunuhmu!"
Kun Houw sadar. Sekarang dia tampak gembira
memandang '====================================
=================
(tidak terbaca.. )
'====================================
=================
Kun Houw yang ....................... melintangkan pedang
didepan dadanya, gagah sekali.
"Ok ciangkun, aku tidak akan bersembunyi dibelakang
orang-orang tua, Aku siap menghadapimu kalau kau mampu!"
"Tentu mampu.." Ok Ciangkun mendengus. "Aku memiliki
pedang pusaka yang ampuh ini Kun Houw, dan aku
mengenakan jubah pusaka kebal senjata." Dan Ok ciangkun
berdiri tegak memandang penuh kebencian pada pemuda ini,
tiba-tiba membentak dan menubruk dengan serangan dahsyat
sekali disertai tusukan cepat dan kemudian membacok dan
menikam ke dada, Kun Houw mengelak, berlompatan kesana
kemari, karena serangan lawan memang ganas dan tidak
mengenal ampun. Dan ketika Ok Ciangkun melompat dan
memutar tubuhnya berkelebatam cepat, tiba-tiba panglima ini
telah mengeluarkan ilmu pedangnya Jeng-ging toat beng kiam
sut. "Kun Houw, kau akan mati dengan pedang pusakamu....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terbelalak. Dia mendengar desing yang
mengerikan dari pedang ditangan panglima itu. Pedang Medali
Naga yang tajam dan ampuh, pedang yang kini tak mengenal
dia lagi sebagai tuannya. Dan Kun Houw yang membentak
menyambut terjangan lawan tiba-tiba juga mengerahkan
ginkang dan lenyap mengikuti gerakan panglima itu. sebentar
saja mainkan Bu tiong Kiam-sut melindungi diri. Bukan untuk
beradu senjata melainkan beradu kecepatan dan ketangkasan.
saling tusuk dan tikam dengan amat gencar, tapi karena Kun
Houw amat berhati hati dan setiap serangan lawan selalu
dikelit atau dielak mundur padahal serangannya sendiri selalu
mental bertemu baju kebal panglima itu akhirnya beberapa
jurus kemudian Kun Houw terdesak!
"Ha-ha. kau akan mampus, Kun Houw. Kau akan mampus
di tanganku....!"
Kun Houw menggigit bibir. Dia melihat pedang di tangan
panglima itu memang mendesaknya, bukan karena lebih hebat
melainkan semata lebih ampuh karena dia tak berani mengadu
senjatanya. Maklum pedang di tangannya tentu putus bila
bertemu Pedang Medali Naga. Dan Kun Houw yang mundurmundur membelalakkan matanya tiba- tiba mendengar seruan
ibu tirinya nomor dua, Ceng Bi.
"Kun Houw. serang bagian bawah atau atas panglima itu.
Jangan perut atau dadanya!"
Kun Houw mengangguk. Sebenarnya dia juga tahu itu.
Artinya dia tahu bagian-bagian tengah panglima ini tak
mungkin dibacok atau ditikam karena terlindung oleh Baju
Sutera Langit yang dikenakan panglimA itu. Jadi tempat
lemahnya adalah leher keatas atau pinggang ke bawah. Tapi
karena panglima itu selalu memutar pedangnya dan tentu
menangkis kalau dia menyerang bigian ini maka Kun Houw
ragu-ragu. Dan Ok-ciangkun tertawa bergelak.
"Ha-ha, boleh kau coba nasihat yang bagus itu, Kun Houw.
Mungkin kau beruntung...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw menggigit bibir. Dia tahu panglima ini
mengejeknya, Panas dan marah di dalam hati. Dan ketika
panglima itu terus mendesak dan Kun Houw semakin kepepet
tiba-tiba Pedang Medali Naga menyambar lehernya dari kiri ke
kanan. "Sing..."
Kun Houw mengeluarkan keringat dingin. Dia merasa mata
pedang hanya beberapa senti saja dari kulit lehernya ketika
dia mengelak, tiba tiba membalik dan kini menusuk dengan
arah melingkar dari bawah ke atas, ganas sekali serangan dari
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
panglima itu yang hampir melukainya.
Dan Kun Houw yang melompat tinggi, menangkis tiba-tiba
dikejutkan oleh teriakan panglima itu yang juga melompat
tinggi menghandam dirinya dengan serangan diudara!
"Kun Houw kini kau akan mampus...!"
Kun Houw kaget bukan main, dia mencelos hatinya melihat
panglima yang ganas ini, melihat Pedang Medali Naga
menyambar, dia mengelak sambil menangkis, Dan Kun Houw
yang melayang terus membentak datang dan tiba-tiba
membabat dengan terpaksa sekali melawan pedang ditangan
lawannya itu. "Crang....!! dan pedang Kun Houw langsung buntung. Kun
Houw kaget, berseru keras dan langsung me lempar tubuh
bergulingan ketika panglima itu juga melayang turun
mengejarnya sambil tertawa bergelak, menggerakkan pedang
menyilangkan di depan dada. Dan ketika Kun Houw kalah
cepat dengan Pedang Medali Naga menggores pahanya maka
merasakan kakinya pemuda itu terluka.
"Crat...!"
Semua orang terkejut, Mereka melihat Kun Houw melompat
bangun dengan kaki terluka, mendesir menahan sakit karena
pahanya berdarah, merobek pipa celananya dan mengganggu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakannya. Dan ketika Ok-ciangkun teratawa beringas,
kembali menyerang dengan tusukan ke dada tiba-tiba untuk
kedua kalinya Kun Houw terpaksa menangkis dengan pedang
buntungnya itu, tak sempat mengelak.
"Cass!" dan pedang itu pun tinggal gagangnya saja. Kun
Houw mengigit bibir me lemparkan kutungan pedangnya,
melompat dan bergulingan kembali ketika pundaknya terluka
dan Ok-ciangkun terbahak melihat pemuda itu terdesak tibatiba Kun Houw disadarkan oleh seruan Pek Lian Nikouw yang
lirih, dikirim dengan ilmu mengirimkan suara dari jauh itu,
"Sicu, cabut lekas medali nagamu. Itu satu-satunya jalan
untuk menyelamatkan dirimu!".
Kun Houw sadar. Dia tiba-tiba teringat ini, tak tahu betapa
Liong Han diam-diam sudah menyiapkan diri untuk maju
membantu, pucat melihat dia terdesak panglima itu. Dan
ketika Pedang Medali Naga menyambar dan pedang itu
menusuk tenggorokannya tiba-tiba secara untung-untungan
Kun Houw mencabut medali naganya dan menangkis pedang
di tangan lawan dengan benda yang hanya sekepal itu saja.
"Tak!"
Kun Houw dan Ok-ciangkun sama kaget. Kun Houw kaget
karena dia merasa ujung gedang sudah menusuk
tenggorokannya, tertahan dan tiba-tiba lekat oleh medali yang
ada di tangannya itu, tiba-tiba sa ling sedot dan membuat Kun
Houw membelalakkan matanya, entah mengapa medali di
tangannya tiba-tiba seolah berobah seperti magnit. Dan Okciangkun yang tentu saja kaget pedangnya bertemu benda
aneh di tangan Kun Houw yang membuat pedangnya tersedot
tiba-tiba membentak dan menarik lepas pedangnya itu,
kembali membacok dan kali ini menusuk perut Kun Houw.
Tapi ketika lagi-lagi Kun Houw menggerakkan medalinya dan
memasang benda itu di depan perut dan Pedang Medali Naga
tertahan seakan tertolak tiba-tiba Ok-ciangkun marah-marah
membanting kakinya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kun Houw, kau siluman keparat. Kau mempergunakan
benda setan!"
Kun Houw girang. Sekarang dia dapat tertawa dan percaya
omongan nikouw tua itu. melihat bahwa Pedang Medali Naga
tak dapat membelah atau merusak medali naga di tangannya
itu. Masing-masing tampak menolak atau menyedot, Jadi
seolah dua sekawan yang tak mau diadu. Dan Kun Houw yang
tentu saja gembira melihat kejadian ini lalu besar hati dan
berani menangkis pedang di tangan lawannya itu dengan
medali naga! "Ok-ciangkun, ini bukan benda setan. Ini adalah medali
naga yang menjadi bandul Pedang Medali Naga!"
Ok-ciangkun terbelalak. Dia melihat benda itu ternyata
benar medali naga adanya, benda kecil yang tampaknya
sepele tapi tiba-tiba mengeluarkan sinar keemasan yang
menyilaukan mata. Dan ketika Kun Houw kembali menangkis
dan pedang di tangannya menyambar leher pemuda itu tibatiba secara mengejutkan medali dan pedang di tangannya
meledak seperti petir di angkasa, bertemu dalam satu
benturan dahsyat yang membuat masing-masing menjerit.
"Tarr....!"
Kun Houw dan Ok-ciangkun terkejut. Masing-masing
melepas benda di tangannya itu, merasa tangan seakan
terbakar dan hangus bagai di sambar petir. Dan Ok-ciangkun
yang menjerit me lompat mundur diikuti Kun Houw yang juga
mendesis menahan sakit tiba-tiba melihat dua benda yang
meledak bagai halilintar itu mencelat dan terbang jauh di atas
pohon. "Crep!"
Dua-duanya terbelalak. Baik Kun Houw maupun lawannya
tak tahu apa yang menjadikan itu semua. Kenapa medali dan
Pedang Medali Naga meledak dan kini menancap di atas
pohon dalam keadaan terjepit, mengeluarkan uap panas yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba-tiba membuat pohon itu kering dan mati. Sebentar saja
layu dan roboh di tanah, mengeluarkan suara hiruk pikuk
mengejutkan semua orang! T api Ok-Ciangkun yang melompat
menyerbu kedepan tiba-tiba melengking menyambar pedang
yang kini roboh teraling daun-daun yang kuning memucat itu.
"Kun Houw, Pedang dan medali kini punya ku...!"
Kun Houw terkejut, dia terang kaget melihat panglima itu
berkelebat menyambar Pedang Medali Naga, juga medali kecil
yang tertindih dibawah Pedang Medali Naga. Tapi Kun Houw
yang tidak mau dicurangi lagi dan juga me lompat kedepan
tiba tiba melepas pukulan menghantam panglima itu,
membentak marah,
"Ok ciangkun, kau robohlah...!"
Panglima she Ok mengumpat, Dia hampir menyentuh dua
benda itu, ketika pukulan Kun Houw datang. Maka
menggeram memutar tubuh terpaksa dia menyambut pukulan
ini dan memaki Kun Houw.
"Dess!"
Ok-ciangkun mencelat. Dia menghadapi tenaga Jing liong
Sin-kang yang amat dahsyat dari pemuda itu, terlempar dan
terguling-guling melompat bangun. Dan Kun Houw yang ganti
menyambar Pedang Medali Naga dan kini menggigil
menghadapinya dengan muka merah tiba-tiba membuat
panglima itu gentar dan pucat mukanya, berteriak parau,
"Kun Houw, kau tidak jantan....!"
Kun Houw menggeram. "Kenapa?"
"Kau memegang senjata sedang aku tidak!"
Kun Houw terkejut. Tapi Bi Lan dan Liong Han yang
terlanjur benci pada panglima itu sudah berteriak, "Jangan
hiraukan kata katanya, Houw-ko. Dia tadi juga mencurangi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirimu dengan perbuatan hina. Serang dan bunuh saja
panglima itu...!"
"Benar, lawanmu tak perlu diampuni lagi, Kun Houw.
Jangan hiraukan kata-katanya dan bunuh saja dia....
Kun Houw tertegun. Dia terpukul juga oleh seruan
lawannya itu yang menyinggung kegagahan, melihat lawan
memang tak bersenjata lagi sedang dia memegang Pedang
Medali Naga. Tapi Ceng Bi yang menyambung seruan Bi Lan
dengan suara marah berkata padanya,
"Tak perlu ragu. Lawanmu juga memiliki baju pusaka, Kun
Houw. Kalian sama-sama memiliki senjata pusaka!"
Ok-ciangkun terkejut. "Tapi baju pusakaku bersifat
melindungi diri, Kun Houw. Sedang senjata di tanganmu
bersifat menyerang. Kau akan memperoleh kemenangan tak
jantan bila kau mengalahkan aku !"
Kun Houw tertegun. Kata-kata ini membuat dia tercambuk,
dan marah memandang panglima itu, Kun Houw menggeram
melangkah maju. "Jadi apa maumu, Ok-ciangkun" Kau
menyerah dan minta ampun?"
"Tidak" Ok-ciangkun juga marah, nekat karena harga
dirinya tersinggung. "Aku tak akan minta ampun, Kun Houw.
Tapi mengajakmu bertempur secara adil!"
"Maksudmu?"
Panglima ini memain matanya. Dia tiba-tiba tersenyum
dengan tawa yang aneh, tampak cerdik memandang lawan.
Sikap yang bagi Pendekar Gurun Neraka amat berbahaya dan
cermat memandang Kun houw. Dan ketika panglima ini
melompat maju mengibaskan baju Thian-bian-ihnya tiba-tiba
panglima ini berkata,
"Kita bertempur dengan tangan kosong, Kun Houw. Aku
membuang baju pusakaku dan kau membuang pedang
pusakamu itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terkejut. Dia melihat panglima itu telah
melempar baju pusakanya, memasang kuda-kuda menghadapi
dirinya. tersenyum mengejek. Senyum yang menyakitkan dan
membuat dia merasa tertantang. Dan Kun Houw yang
menggeram menganggukkan kepalanya
tiba-tiba juga melempar Pedang Medali Naganya itu yang menancap tembus
di dalam tanah!.
"Boleh, permintaanmu cukup adil, Ok-ciangkun. Aku
menerima tantanganmu!"
Ok-ciangkun tertawa bergelak. Dia merasa pancingannya
berhasil, membuat lawan terbakar dan mau diajak bertangan
kosong. Hal yang baginya jauh lebih baik daripada Kun Houw
memegang senjatanya. Maklum, keahlian Kun Houw memang
menggunakan pedangnya daripada bertangan kosong. Dan
Pendekar Gurun Neraka serta anak isterinya yang melihat Kun
Houw menerima tantangan tiba-tiba cemas dan tegang bukan
main. "Kun Houw, lawanmu licik. Kau ditipu.....!"
Kun Houw menggeleng. "Tidak, aku tak melihat lawanku
menipu, ibu. Aku merasa ini memang adil."
"Tapi kau biasa mempergunakan pedangmu, Kun Houw.
Ok-ciangkun mengajakmu bertempur tangan kosong karena
dia tahu kelemahanmu!"
Kun Houw menggigit bibir. Untuk ini memang harus dia
akui. Maklum. ketrampilannya memang bermain pedang
karena gurunya adalah seorang jago pedang yang melatih dia
dengan permainan silat pedang. Tapi karena dia sudah
berjanji dan Ok-ciangkun tertawa bergelak mengejeknya
apakah dia takut tiba-tiba Kun Houw mengepal tangannya dan
berkata tegas. "Biarlah, aku masih memiliki Kiam-Ciang (T angan Pedang),
ibu. Kalau aku kalah biarlah Ok-ciangkun membunuhku karena
pertandingan ini memang adil!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cena Li dan yang lain tak dapat berkata apa-apa lagi.
Wanita ini terisak, menangis dipeluk suaminya. Dan Kun Houw
yang sudah berhadapan dengan panglima itu menggigit bibir
berkata menantang,
"Ok-ciangkun. majulah.....!"
Panglima itu terbahak. Baginya tak ada jalan keluar selain
itu. Mencoba memperoleh kemenangan dengan pertandingan
tanpa senjata. Dan karena dia mengandalkan ilmu silatnya
yang bermacam-macam dan yakin kali ini dia akan menang,
mendadak panglima itu berseru keras melakukan pukulan Ginkong-jiunya (Pukulan Sinar Perak).
"Bocah, awas....!"
Kun Houw mengelak. Dia me lihat lawan telah menyerangnya dengan pukulan cepat berkelebat dan
menghantam dirinya dengan pukulan dingin yang berkeredep
menyilaukan mata, membentak dan merasa angin dahsyat
menerpa mukanya. Tapi Kun Houw yang mengelak dan kini
diserang lagi mendadak melihat panglima itu membalik dan
ganti melepas pukulan Im bian-kun (Pukulan Kapas Dingin).
"Plak!" Kun Houw kali ini menangkis. Dia mengerahkan
sinkangnya, terkejut melihat pukulan lawan tiba-tiba melentur
dan kembali menghantam tubuhnya sedahsyat seperti tenaga
tangkisannya tadi, tak tahu bahwa Im-bian-kun akan
mengembalikan tenaga lawan sesuai kekuatan tenaga itu
sendiri. Dan Kun Houw yang tentu saja berteriak kaget karena
terpental tiba-tiba roboh dan terjengkang menerima kekuatan
tenaganya sendiri yang membalik!
"Bress !"
Kun Houw mendengar Ok-ciangkun tertawa bergelak. Dia
melihat bayangan panglima itu mengejar dengan pukulan
berikut, bertubi-tubi menyerang dan kini berganti-ganti
melepas pukulan. Sebentar Gin-kong-jiu dan sebentar
kemudian Im bian kun. Dan karena Kun Houw masih bingung
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum mengetahui permainan lawan akhirnya Kun Houw jatuh
bangun menerima pukulan bertubi-tubi. masih kaget kenapa
tenaganya selalu membalik bertemu im-bian-kun, sebentar
saja terdesak dan membuat orang-orang yang ada di situ
membelalakkan matanya penuh kekhawatiran, melihat
pemuda ini tunggang-langgang tapi selalu melompat bangun
karena Jing-Liong Sin-kang melindungi tubuhnya, tak sampai
terluka. Dan Pendekar Gurun Neraka yang tak tahan melihat
puteranya menjadi bulan-bulanan
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pukulan akhirnya mengerahkan Coan-im jit-bit berseru dari jauh, hanya
didengar Kun Houw seorang.
"Houw ji, jangan tangkis Im-bian-kun itu keras lawan keras.
Terimalah dulu dan baru setelah itu menolaknya dengan
keras.....!"
Kun Houw terkejut. Dia merasa girang dengan seruan
ayahnya ini, mendapat jalan keluar. Maka ketika Im-bian-kun
kembali menghantamnya dan dia menyambut pukulan kapas
itu sesuai petunjuk ayahnya tiba-tiba Kun Houw "menyedot"
pukulan ini, menerimanya sejenak dan baru setelah itu
menolaknya balik ketika pukulan itu melentur, jadi seperti per
atau pegas yang kini menghantam panglima itu sendiri. Dan
Ok-ciangkun yang tentu saja kaget melihat Kun Houw
mengetahui rahasianya tiba-tiba membentak dan mengeluarkan pukulan lainnya, tak berani mempergunakan
Im-bian-kun! "Kun Houw, kau siluman cerdik.,."
Kun Houw merasa mantap. Sekarang dia melihat lawannya
itu melepas pukulan Tok-hwe-ji, digabung dengan Gin-kongjiu yang masih dipergunakan panglima itu. Tapi Kun Houw
yang mengenal pukulan ini dan tak takut pada T ok-hwe-ji lagi
karena dia telah kebal menghadapi racunnya akhirnya
membuat Ok-ciangkun bingung ketika Kun Houw mulai
membalas dengan pukulan pukulan Tangan Pedangnya, dapat
memperbaiki diri dan kini berseru pada panglima itu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ok-ciangkun. aku tak gentar menghadapi semua
kepandaianmu.....!" dan ketika Kun Houw bergerak memutar
lengannya yang mengeras seakan pedang tiba-tiba kedua
lengan pemuda itu mendesing-desing dan bercuitan bagai
pedang pusaka sendiri!
"Plak-cring"
Ok-ciangkun terkejut. Dia menangkis dan menyeringai
kesakitan ketika lengan Kun Houw bertemu dengan
lengannya, seakan bertemu dengan mata pepang yang tajam
lagi keras. Dan ketika Kun Houw membentak dan melengking
nyaring tiba-tiba pemuda itu berkelebatan ganti mendesak
panglima ini. "Plak-dess!" Ok-ciangkun mulai mendapat pukulan. Dia
sekarang terdesak dan menerima Tangan Pedang yang
dilancarkan Kun Houw, berkali-kali menyeringai tapi tak
terluka karena Hoat lek-kim-ciong-ko melindungi dirinya,
membuat panglima itu kebal. Dan Ok-ciangkun yang ganti
terdesak namun selalu maju kembali akhirnya membuat
pertandingan menjadi seru dan menegangkan juga, melihat
Kun Houw berkali-kali mendaratkan Kiam-ciangnya di tubuh
panglima itu tapi tak dapat melukainya karena Ok-ciangkun
memiliki ilmu kebal. Dan ketika pertandingan berjalan semakin
ramai dan dua pihak sama-sama marah akhirnya Kun Houw
menjadi geram dan bingung bagaimana menghancurkan
kekebalan lawan yang berbau ilmu hitam itu, melihat uap tipis
melindungi tubuh panglima ini dan mendengar lawan terbahak
seperti iblis. Dan ketika pertandingan berjalan tak menentu
dan Kun Houw bingung menyelesaikan pertempuran, tiba tiba
Pek-kut Hosiang menghampiri Pendekar Gurun Neraka.
"Yap-sicu, kau membawa Sin-ui-tiat (Besi Kuning Sakti)?"
"Ada," Pendekar Gurun Neraka mengangguk "Tapi aku tak
dapat mempergunakannya menyerang panglima itu, lo-suhu.
Aku terikat perjanjian dan...."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pinceng tahu " Pek-kut Hosiang memotong cepat,
tersenyum pahit. "Pinceng akan meminjamnya sebentar, sicu.
Kau tak akan melanggar perjanjian bila pinceng mempergunakan benda itu untuk menolong Kun Houw."
"Ah...!" Pendekar Gurun Neraka tertegun. Dia terbelalak
sejenak, mengerutkan keningnya. Tapi girang mengetahui
maksud hwesio ini tiba-tiba Pendekar Gurun Neraka telah
mengambil benda itu, selempeng besi yang berkilau
keemasan. Dan begitu, Ok ciangkun melihat dan mendengar
percakapan itu tiba-tiba panglima ini berteriak parau,
"Pek-kut Hosiang, kau tak boleh curang membantu Kun
Houw. Kami sudah bertempur secara adil!"
"Omitohud, pinceng tak menyerang dirimu, ciangkun.
Pinceng hanya hendak memberikan benda ini kepada Kun
Houw. .!" dan begitu Pek kut Hosiang berseru melempar
benda ini kepada Kun Houw maka secepat itu Kun Houw telah
menangkap benda ini, menendang ketika lawan hendak
merampas benda itu, tampak ketakutan. Dan ketika Okciangkun gemetar dan marah-marah memaki lawan maka Pekkut Hosiang berbisik mengerahkan ilmunya mengirim suara
dari jauh, perbuatan yang hanya dapat dilakukan orang-orang
sakti. "Kun Houw, lempar benda itu ke jalan darah di pundak
kirinya. Hoat-lek-kim cong-ko akan musnah begitu tersentuh
benda ini....!"
Kun Houw mengangguk. Dia sudah menerjang dan
menggerakkan Tangan Pedangnya, bertubi-tubi mendesak
panglima ini yang sudah kalah pengaruh, pucat memandang
benda yang ada di genggaman pemuda itu. Dan ketika satu
saat Ok-ciangkun menangkis dan panglima ini terhuyung
mundur maka saat itulah Kun Houw menyambit benda di
tangannya ke pundak kiri panglima itu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak!"
Ok-ciangkun menjerit. Dia langsung roboh terguling dan
mendesis menahan sakit, baju pundaknya terbakar dan
melempar tubuh bergulingan ketika Kun Houw mengejar
dengan pukulan susulan, kali ini membacok leher panglima itu
dengan Tangan Pedangnya, mendesing dan meledak ketika
luput mengenai sasarannya. Tapi ketika Kun Houw memburu
dan panglima itu baru me lompat bangun dengan muka
berobah tahu tahu T angan Pedang yang menyambar ke dada
terpaksa ditangkis panglima itu yang tak sempat menghindar
lagi. "Des.....!" dan Ok-ciangkun terdorong setindak. Panglima
ini batuk batuk, sesak napasnya. Tapi ketika Kun Houw
menyerang dan kembali berkelebat membacok pundaknya tiba
tiba panglima ini menggereng menggoyang tubuh, lenyap
Hoat-lek-kim ciong-konya karena tak dapat mempergunakan
ilmu hitamnya itu lagi. Dan ketika Kun Houw membacok dan
dia menyembut beringas tahu-tahu panglima ini membuka
telapak tangannya mengerahkan Ang-in-tok ciang ( Tangan
Racun Merah) menangkap tangan Kun Houw.
"Plakk!"
Kun Houw terbelalak. Dia melihat tangannya ditangkap
panglima itu. dicengkeram, merasa kulitnya terbakar oleh uap
kemerahan yang muncul dari jari lawan. Tapi Kun Houw yang
membentak mengerahkan Jing-liong Sin-kangnya tiba-tiba
menampar dia menggerakkan tangan satunya lagi.
"Plak...!'" Panglima Ok kembali menyambut. Kun Houw
tergetar dan hampir terdorong, tapi Kun Houw yang
mengempos semangat menambah tenaganya tiba-tiba
melengking mendorong panglima itu, ditahan dan dilawan
oleh Ok ciangkun yang kini menggigil mengadu tenaga,
berkutat mengerahkan sinkang masing-masing.
Saling berhadapan dan tidak lagi bergerak, melotot dan dorongmendorong dengan muka merah. Tapi ketika Jing liong Sin
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kang mendesak dan naga sakti yang dipunyai Kun Houw ini
bangkit menyerbu ke depan tiba-tiba Ok-ciangkun mengeluh
dan mundur setindak, menggigit bibir menahan kuat kuat,
berusaha agar tidak sampai kalah. Tapi karena Kun Houw
mewarisi tenaga sakti itu dari manusia dewa Bu-beng Sian-su
yang hebat luar biasa akhirnya jari kelingking panglima ini
patah dalam usahanya mempertahankan diri
"Krek,!"
Panglima Ok pucat. Dia merasa kesakitan oleh patahnya
jari kelingking itu. menggigit bibir hingga pecah berdarah. Dan
ketika Kun Houw mendorong dan mendorong lagi tiba-tiba
semua jari di kedua lengan panglima itu patah tak mampu
menahan Jing-liong Sin-kang.
"Krek-krek....!"
Kun Houw terbelalak. Dia melihat lawan meraung tinggi,
masih nekat dan bertahan dengan jari yang sudah patahpatah. Mengerikan sekali. Mirip iblis yang beringas di ambang
maut. Tapi ketika Kun Houw membentak dan mendorong
sekuat tenaga tiba-tiba panglima itu mencelat dan roboh
dengan tulang punggung patah!
"Bress.....!"
Panglima Ok terguling-guling. Kun Houw melihat lawan tak
mampu bangkit lagi, tertekuk dan roboh di atas tanah,
mengeluh dan mengeluarkan suara mirip rintihan setan. Dan
Kun Houw yang terhuyung terdorong maju tiba-tiba
mendengar jeritan tinggi,
"Ayah.....!"
Kun Houw dan semua orang terkejut. Mereka melihat dua
bayangan berkelebat menghampiri panglima yang ganas itu
memekik dan menangis menjerit jerit, menubruk dan memeluk
Ok ciangkun yang masih dapat mengeluarkan suara aneh,
setengah mengorok setengah tertawa. Dan Kun Houw yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertegun dengan muka berobah tiba-tiba sadar dan
memejamkan mata melihat kui Lin dan Kui Hoa mengguguk di
tubuh yang sengkleh itu, meratap dan memanggil manggil
nama ayah mereka. Tapi ketika Ok-ciangkun terkulai dan Kui
Hoa menggerung mengguncang-guncang tubuh ayahnya tibatiba gadis ini berdiri dan melompat beringas menghadapi Kun
Houw. "Kun Houw. kau jahanam keparat! Kau membunuh
ayahku..!"
Kun Houw gemetar, lelah dalam pertarungan yang sengit
itu, tak menjawab dan memejamkan mata kembali melihat
kekasihnya bertegas memandangnya. Sadar bahwa sekarang
ujian terakhir akan dia hadapi. Dan Kui Lin yang juga menjerit
melengking tinggi tiba-tiba melompat dan marah-marah pula
menghadapi Kun Houw.
"Kun Houw, kau telah membunuh ayahku. kau berhutang
satu jiwa....!".
Kun Houw mengigil. Dia tak dapat bicara apa-apa di saat
itu, bingung dan tak tahu harus berbuat bagaimana. Dan Kui
Hoa yang mencabut pedang menusuk Houw tiba-tiba
membentak menyerang pemuda itu.
"Kun Houw, kau bayar hutang jiwamu...!"
Kun Houw terkejut. Dia sudah kehabisan tenaga
menghadapi lawan yang hebat itu, terbelalak melihat Kui Hoa
menyerangnya dengan sikap beringas. Penuh kebencian dan
dendam! Tapi Kun Houw yang tidak mengelak serangan ini
justeru mengejutkan ayah dan saudara-saudaranya.
"Kun Houw, awas... "
Namun Kun Houw diam. Dia mematung seolah orang
bingung, tak mengelak dan membiarkan pedang menikam
dadanya. Dan Kui Lin yang juga mencabut pedang membacok
lehernya tiba-tiba melengking menyusul di belakang encinya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cring-plak-dess!"
Gebrakan ini mengejutkan semua orang. Kun Houw tahutahu terbanting roboh ketika dua bayangan berkelebat,
menangkis serangan Ki Hoa kakak beradik sementara
menendang pemuda itu hingga Kun Houw mencelat tergulingguling. Dan ketika Kui Lin dan kakaknya terpekik karena
pedang mereka mencelat terlepas maka Sin Hong dan
ayahnya telah berdiri di s itu dengan sikap yang angker.
"Nona, kalian tak boleh membunuh Ku Houw. Apa yang
terjadi memang harus semestinya terjadi!"
Kui Hoa dan adiknya terbelalak. Mereka melibat Pendekar
Gurun Neraka menangkis serangan mereka tadi, karena Sin
Hong menyelamatkan Kun Houw dengan tendangannya. Dan
Kui Hoa yang menangis menutupi mukanya tiba-tiba membalik
menyambar mayat ayahnya, menjerit dan lari terbang penuh
kecewa. Maklum tak mungkin membunuh Kun Houw kalau
Pendekar Gurun Neraka ada disitu. Dan Kui Lin yang tertegun
melihat encinya tiba-tiba juga mengeluh dan memutar
tubuhnya, menangis keluar dari lembah Hwee-seng-kok. Dan
begitu dua kakak beradik itu lenyap di balik pepohonan, maka
peristiwa menegangkan itu berakhir sunyi seperti di tengah
kuburan. Kun Houw tak berkata apa-apa, mendelong dengan
pandangan kosong melibat kepergian kekasihnya itu. Tapi
setelah Pendekar Gurun Neraka batuk-batuk dan Pek-kut
Hosiang serta Pek Liang Nikouw mengebutkan jubah
melangkah maju maka keheningan mencekam ini dipecahkan
suara hwesio sakti itu.
"Omitohud, kau telah membebaskan dunia lengan kematian
orang-orang sesat ini, Kun Houw. Pinceng tak dapat berkata
apa-apa selain prihatin melihat kesedihanmu."
"Ya, dan pin-ni juga berduka melihat tewasnya panglima
itu, Kun Houw. Karena betapapun pin-ni tak berhasil
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyadarkan dia di saat akhir hidupnya. Semoga Buddha
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengampuni dosanya dan memberi jalan terang. Omitohud.....!'"
Jilid 35 Tamat KUN HOUW menahan air matanya. Dia lagi-lagi membisu
oleh semua kata-kata itu, masih teringat kebencian Kui Hoa
yang mebuat dia tertikam. Tapi melihat Pedang Medali Naga
diatas tanah, tiba-tiba Kun Houw mencabut pedang ini,
dihampiri ayahnya yang mengerutkan alis
menepuk pundaknya. "Apa lagi yang hendak kaulakukan, Houw-ji?"
Kun Houw menggigil. "Menyelesaikan musuh terakhir ayah.
Aku...aku hendak memasuki Hwee-seng kok!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau gila?" Pendekar Gurun Neraka terkejut. "Kau tak boleh
melaksanakan niatmu itu. How-ji. Hwee-seng kok amat
berbahaya dan beracun bagi orang-orang."
"Tapi Hun Kiat telah memasuki tempat itu. ayah. Aku ingin
membunuh pemuda itu untuk membalas kematian ibuku!"
"Hmm.." Pendekar Gurun Neraka sadar, teringat larinya
pemuda itu memasuki Lembah Gema Suara. Tapi menggeleng,
mencengkeram pundak puteranya pendekar ini menjawab,
"Tapi pemuda itu memiliki obat penawar racun, Houw-ji. Aku
teringat bahwa dia memiliki Mutiara Naga Sakti (Sin Liong cu).
Kau tak boleh masuk kesana!"
Kun Houw tertegun. Dan Ceng Bi serta Pek Hong yang
maju mencela lengannya juga tiba-tiba mendesis. "Benar, kau
tak boleh masuk kesana. Kun houw. Apa yang dikata ayahmu
benar sekali. Sebaiknya kau ikut kami kembali ke Taa-piesan!" Tapi Kun Houw menggeleng. Dia merasa tugasnya masih
sedikit lagi, dan sementara mereka berkuata untuk menarik
atau menolak tiba-tiba seorang penunggang kuda muncul
mengejutkan mereka.
"Siauhiap, Fan ciangkun menunggu-nunggumu hari ini
juga. Kau diminta datang...!"
Kun Houw terkejut. Dia me lihat Thio-ciangkun (Kapten
Thio) muncul itu tangan kanan atau orang kepercayaan Fan
ciangkun yang dulu membantunya diistana, datang berderap
dengan kuda mencongklang pesat, berteriak dari jauh dan
tampak girang bukan main bertemu Kun Houw ditempat itu.
Langsung mendekat dan meloncat turun dari atas kudanya
terguling-guling menghampiri Kun Houw. Dan begitu
menjatuhkan diri berlutut dengan pakaian kotor dan muka
penuh debu segera kapten ini berseru kembali.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siau-hiap, Fan-ciangkun minta kehadiranmu hari ini juga.
Ada persoalan serius yang ingin dimintakan bantuannya
kepadamu!"
Kun Houw terkejut. "Persoalan apa ciangbu?"
"Entahlah, yang jelas persoalan pribadi,siauhiap. Ciangkun
minta agar secepatnya kau kekota raja menolong dirinya."
"Hmm!" Kun Houw tertegun, bingung memandang Hweeseng-kok karena dia enggan meninggalkan tempat itu
mengingat Hun Kiat ada disana. Tapi Liong Han yang maju
menghampiri dan rupanya tahu apa yang dipikirkan
sahabatnya ini tiba-tiba berkata,
"Kun Houw, urusan musuhmu serahkan saja padaku. Aku
akan menangkapnya kalau dia keluar."
"Benar!" Han ki dan Han Bu tiba-tiba merasa mendapat
kesempatan. "Kami juga dapat menolongmu. Kun Houw. Kami
akan menemani saudara Liong Han menjaga mulut lembah ini.
Fan Ciangkun rupanya memerlukan bantuanmu, amat
mendesak. Kau pergilah!"
Kun Houw terbelalak. Dia melihat tiga pemuda itu telah
besatu menyatakau bantuannya. dan Sin Hong serta Bi Lan
yang tiba-tiba juga maju ke depan menawarkan diri akhirnya
menyatakan sanggup akan menangkap dan menyerahkan Hun
Kiat padanya apabila pemuda itu keluar dari dalam lembah,
sama-sama bersemangat dan tampak bersatu. Dan Pendekar
Gurun Neraka yang tersenyum, tertawa pahit akhirnya berkata
padanya, "Kau pergilah, Hun Kiat tak mungkin lolos dijaga saudarasaudaramu, Kun Houw. Aku percaya pemuda itu tak dapat
melarikan diri biarpun kau telah kembali lagi ke mari!"
Kun Houw akhirnya mengangguk. Dia memberi hormat dan
siap pergi bersama T hio-ciangbu. tapi Pek Liang Nikouw yang
maju mengebutkan jubah tiba-tiba berkata padanya, "Kau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih ingin membawa Pedang Medali Naga, sicu" Kau tak
menitipkan saja pedang itu kepada pin-ni?"
Kun Houw heran. "Aku mungkin memerlukannya. su-kouw.
Ada apakah dan kenapa harus kutitipkan?"
"Hm, baiklah. Kalau begitu hari-hati, sicu. Pin-ni tak berani
banyak bicara kalau kau masih ingin membawa pedang itu.
Tapi pesan pin-ni, segera lepaskan pedang itu jika kau ingin
selamat!" Kun Houw tak mengerti. Dia mengangguk dan merasa aneh
oleh jawaban Pek Liang Nikouw yang dirasa ganjil ini. Tapi
begitu Thio ciangbu mengajaknya pergi dan pembantu Fanciangkun itu tampaknya tergesa-gesa maka Kun Houw tak
mengingat lagi kata-kata nikouw ini, memberi hormat dan
tiba-tiba berkelebat mendahului kapten itu menuju ke kota
raja. Dan begitu Thio ciangbu terkejut dan mengejar dengan
kudanya maka Kun Houw telah "terbang" meninggalkan
Hwee-seng-kok menuju ke utara, meninggalkan ayah ibunya
dan semua orang yang ada di situ. Dan Pendekar Gurun
Neraka sendiri yang melihat semuanya selesai tak ada yang
dikerjakan lalu meninggakan pula tempat itu setelah Pek Liang
Nikouw dan Pek-kut Hosiang berpamitan pada mereka pergi
entah ke mana, membisikkan sesuatu pada Liong Han yang
disambut anggukan serius pemuda yang lihai ini. Dan begitu
semua orang pergi kecuali Bi Lan dan kawan-kawannya yang
menjaga mulut Hwce seng-kok, maka lembah itupun sunyi
seperti sedia kala..
-ooooo0dw0kz0ooooo"Ah, kau datang, Kun Houw?"
Kun Houw tertegun. Dia telah datang hari itu juga di
tempat tinggal panglima ini, melihat Fan-ciangkun menyambutnya dengan langkah terseok-seok, tampak
gembira tapi pucat. Kurus dan tidak merawat kumis
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jenggotnya yang tumbuh tidak teratur. Membuat panglima itu
tampak tua seperti, kakek-kakek! Dan Kun Houw yang
tertegun menjatuhkan diri berlutut lalu mendesah melihat
keadaan panglima ini.
"Ya, dan kau benar mengutus Thio-ciangbu untuk
memanggilku ke mari, ciangkun?"
"Benar, aku.." panglima ini tiba-tiba menangis. "Aku butuh
bantuanmu secepat mungkin, Kun Houw. Aku mengharap
bantuanmu membujuk Shi Shih!"
"Ah, ada apa dengan sri paduka selir itu, ciangkun" Apa
yang terjadi?" Kun Houw terkejut. Dan Fan-ciangkun yang
menyuruhnya duduk di kursi berhadapan dengan panglima ini
lalu melihat panglima itu deras bercucuran air mata. Sejenak
tak dapat bicara apa-apa kecuali, memejamkan mata
menggigit bibir, tampak dilanda duka yang amat hebat. Tapi
ketika beberapa saat kemudian Fan-ciangkun berhasil
menguasai gejolak rasanya dan panglima ini menggigil
membeberkan cerita maka Kun Houw terhenyak tak mampu
mengeluarkan suara.
Ternyata Shi Shih menolak cinta panglima itu Artinya, selir
itu tak mau diajak membangun rumah tangga bersama
meskipun didalam hati ia mencintai panglima itu. Bahkan
sebenarnya merupakan kekasih yang cukup banyak berkorban
bagi panglima ini. Dan ketika Shi Shih tetap juga menolak
sementara Fan-ciangkun menjadi jengkel dan marah tiba-tiba
selir ini mengancam untuk bunuh diri kalau panglima itu tetap
mengejar-ngejarnya!
"Demikianlah, aku tak tahu apa yang harus kulakukan, Kun
Houw. Tapi teringat diri mu yang dekat dengan kekasihku itu
maka kumohon sukalah kau membantu aku. Bujuklah dia dan
tanya apa sebabnya dia menolak keinginanku. Kenapa cintaku
kandas di tengah jalan padahal dulu kau tahu sendiri betapa
kami saling mencintai. Bukankah kau dapat menolongku, Kun
Houw?". http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw tertegun, tak menjawab. Tak mengira bahwa
persoalan serius yang dimaksudkan panglima itu adalah
persoalan cinta. Persoalan yang bersifat pribadi dan tak
seharusnya orang lain ikut bicara! T api karena Kun Houw saat
itu juga sedang dilanda duka karena hubungannya dengan Kui
Hoa berbalik sebagai musuh maka Kun Houw dapat
memahami betapa pedih perasaan panglima itu. Betapa
hancurnya. Betapa ingin menjerit dan melakukan apa saja
demi terwujudnya harapan yang hampa. Dan Kun Houw yang
tertegun melihat panglima itu menyuruh dia untuk membantu
persoalan ini tiba-tiba menjadi terharu atas kepercayaan yang
diberikan. Betapa panglima itu menaruh harapan padanya
karena dialah orang pernah dekat dengan selir itu. Hampir
setiap hari bertemu dan bekerja sama ketika mereka masih
berjuang diistana Wu. Hubungan yang membuat mereka
akrab seperti kakak beradik. Atau mungkin lebih dari itu! dan
Kun Houw yang mengangguk menggigit bibirnya akhirnya
menyanggupkan diri menemui selir ini, mendengarkan keluhan
Fan-ciangkun secara lengkap untuk dijadikan bekal membujuk
selir itu. Tapi ketika Kun Houw tiba disana dan melihat se lir itu
menangis tersedu-sedu mendengar apa maksud kedatangannya tiba-tiba Kun Houw dibuat tertegun dan
bengong oleh jawaban selir cantik yang tak disangka-sangka
ini. "Kun Houw, kau tahu siapa aku bukan" Kenapa
membujukku untuk menikah dengan Fan-ciangkun" Aku baru
berkabung untuk kematian suamiku, Kun Houw. Pergi dan
katakan pada panglimamu itu bahwa aku tidak dapat
menerima cintanya!"
Kun Houw terkejut,"Tapi dulu..."
"Tak perlu membicarakan dulu!" Shi Shih memotong,
menangis tersedu-sedu "Aku telah merobah jalan pikiranku,
Kun Houw. Aku tak akan menikah dengan siapapun dan tidak
akan menerima cinta siapapun!" dan Shi Shih yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membanting tubuh menangis di pembaringan lalu tak
menghiraukan Kun Houw yang terbelalak memandangnya tak
segera pergi karena selir itu tak mengusirnya.> Tapi ketika
Kun Houw mendesak dan pemuda itu bertanya penasaran
kenapa Shi Shih balik haluan, tiba tiba selir itu bangkit berdiri
dan memandang Kun Houw dengan kaki gemetar, menggigil
seluruh tubuhnya.
"Kun Houw, tak tahukah kau hati seorang wanita" Tak
tahukah kau budi kaisar yang demikian berlimpah kepadaku?"
Kun Houw mengangguk. "Hamba tahu, tapi hamba juga
tahu bahwa paduka mencintai Fan ciangkun, paduka selir.
Bahwa kalian sama-sama mencinta dan apa yang paduka
lakukan terhadap kaisar lama adalah sandiwara belaka untuk
berhasilnya perjuangan!"
"Benar, tapi tahukah kau apa hasil bagiku sendiri, Kun
Houw" Tahukah kau betapa berdosanya rasa hatiku itu atas
kematian kaisar" Aku adalah seorang isteri Kun Houw. Aku
adalah orang wanita yang punya rasa dan jiwa. Aku berdosa
atas kematian suamiku itu!"
"Ah. tapi kaisar adalah musuh kita, paduka selir.
Kematiannya memang kita kehendaki karena dia adalah
musuh" "Benar, tapi kaisar tidak memusuhi aku. Kun Houw. Kaisar
mencintai aku dan tetap mencintai aku meskipun tahu aku
mangkianatinya. Dia tidak memusuhi aku dan memaafkan
segala perbuatanku karena cintanya!"
"Tapi dia musuh, paduka selir. Dia.."
"Dia musuh bagimu dan bagi orang-orang lain. Kun Houw.
Tapi bukan bagiku!" Shi Shih memotong sengit. "Kaisar adalah
suami dan yang memberikan segala galanya bagiku. Aku tak
dapat melupakan budi baiknya ini dan ingin setia sebagai istri
yang baik!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw tak mengerti. Tapi belum dia mendebat atau
bicara apa-apa Shi Shih sudah melanjutkan dengan suara
gemetar, "Kun Houw, sampaikan pada Fan-ciangkun bahwa
aku terpaksa menolak segala keinginannya. Aku adalah
manusia biasa. Aku tak dapat melupakan budi baik kaisar lama
yang demikian mencintai aku. Aku menyesal, Kun Houw. Tapi
sebagai istri dari suami yang demikian mencintai aku biarlah
aku menunjukkan kesetiaanku meskipun terlambat. Aku..aku
memang benar mencintai Fan-ciangkun.T api budi kaisar yang
demikian berlimpah membuat aku berat pada mendiang
suamiku, Kun Houw. Katakan Shi Shih sebagai istri tak ingin
mengkhianati suaminya!"
Kun Houw tertegun. "Apa yang hendak kau lakukan,
paduka selir?"
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Shi Shih merogoh sesuatu, mengeluarkan sepucuk surat.
"Sampaikan ini pada panglimamu. Kun Houw. Sampaikan maaf
dan penyesalanku yang sebesar-besarnya!"
Kun Houw menerima, membelalakkan mata. "Paduka mau
ke mana?" "Aku tak kemana-mana, Kun Houw. Tapi besok datanglah
kau kemari. Antarkan aku ke Tebing Bidadari!"
Kun Houw terkejut. Dia mendapat firasat tak enak yang
membuat dia mengerutkan alis, tapi Shi Shih yang melempar
lengan menyuruh dia pergi akhirnya membuat Kun Houw
menarik napas meninggalkan kamar selir itu, menemui Fanciangkun dan menyerahkan surat yang diterimanya itu. Dan
begitu Fan-ciangkun menerima dan membacanya tiba-tiba
panglima ini menangis!
"Kun Houw, apa saja yang dia katakan padamu?"
"Hm, dia menolak semua keinginanmu, ciang-kun. Aku tak
berhasil membujuk seperti apa yang kau inginkan."
"Dan dia meninggalkan pesan padamu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Besok menyuruhku datang menghadap, ciang kun. Minta
kuantar ke Tebing Bidadari!"
"Untuk apa?"
"Entahlah, aku tak tahu ciangkun. Tapi tempat itu memang
biasa dipergunakannya untuk menghibur diri di kala duka."
Panglima ini kembali menangis. Dia melempar surat dan
duduk terbanting di atas kursinya, dan Kun Houw yang
tertegun memandang panglima ini akhirnya disuruh membaca
surat itu. "Ambillah, lihat betapa agung dan mulianya hati kekasihku
itu, Kun Houw. Dia menolak karena ingin bersikap setia
sebagai seorang isteri yang baik!"
Kun Houw memungut surat ini. Dia membaca satu-persatu,
terharu dan tergetar membaca apa yang ditulis selir itu. Dan
begitu selesai membaca isinya tiba tiba Kun Houw
memejamkan mata. Ternyata dengan panjang lebar selir itu
menceritakan segalanya pada Fan ciangkun Bahwa sebagai
warga Yueh dia telah selesai me laksanakan tugas
menghancurkan Wu dan mempersembahkan pada negaranya
apa yang seharusnya dilakukan seorang anak negara pada
tanah air tercinta.
Tapi karena selir itu telah terikat pada kaisar lama yang
menjadi suaminya dan dia adalah seorang isteri yang terikat
norma-norma susila yang harus patuh dan tunduk pada
mendiang suaminya maka saat inilah dia menunjukkan muka
yang lain. Artinya, dia sekarang bukan lagi warga negara Yueh
melainkan warga negara Wu, karena keterikatannya pada
suaminya itu. Dan Shi Shih yang bicara tentang ini dengan
panjang lebar diakhir suratnya berkata demikian :
"Kalau hamba adalah isteri dari seorang suami yang
demikian baik melimpahkan segalanya termasuk jiwa dan
hartanya pada hamba, apakah yang harus hamba lakukan
untuk pembalas budi ini. Ciangkun" Bukankah hamba adalah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hewan bila membalasnya dengan "pengkhianatan" kedua"
Tidak, hamba cukup sekali itu saja mengkhianatinya.
ciangkun, karena keterikatan hamba pada tanah air gamba
tercinta Yueh. Tapi kini Yueh telah berhasil memperjuangkan
cita-citanya, hamba gembira. Hamba telah menunjukkan bakti
hamba pada tanah air tercinta. Urusan itu selesa i, bagi
paduka, bagi segenap rakyat Yueh dan kaisar baru. Tapi
hamba sekarang dituntut bakti ke dua, ciangkun, bakti yang
lain yakni bakti seorang isteri terhadap suaminya. Karena
itulah hamba menolak cinta paduka meskipun paduka tahu isi
hati hamba. Paduka paham sampai di sini" Nah, ampunkan
hamba, ciangkun. Shi Shih tak akan melupakan semua budi
baik paduka yang telah mengangkat hamba sebagai anak
dusun biasa menjadi seorang selir yung begitu berkuasa. Itu
adalah kebaikan paduka yang tak dapat hamba lupakan
meskipun seribu turunan. Sumpah demi nenek moyang
hamba! Tapi hamba terpaksa menolak keinginan paduka.
ciangkun. karena alasan-alasan hamba seperti yang telah
hamba sebutkan di atas. Paduka mengerti, bukan" Nah, sekali
lagi ampunkan hamba, ciangkun. Paduka carilah wanita lain
yang lebih pantas dibanding hamba. Hamba akan mengenang
paduka di tempat sebagaimana mestinya. Maaf..... .!"
Kun Houw berhenti. Sampai di sini habislah sudah surat itu
di bacanya. terbelalak dan kagum serta mendelong akan isi
surat yang hebat luar biasa itu. Merasa betapa gagah dan
agungnya selir yang satu ini. Agung dan patriotik. Dan Kun
Houw yang melihat Fan ciangkun mencucurkan air mata
penuh haru dan kecewa akhirnya mendengar panglima itu
bertanya padanya.
"Bagaimana, adakah wanita yang lebih hebat daripada itu,
Kun Houw" Adakah pilihan lain bagiku selain dia?"
Kun Houw tertegun. "Kekasihmu orang luar biasa,
ciangkun. Aku tak menemukan wanita demikian hebat seperti
paduka selir itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, Tapi aku harus menggigit jari, Kun Houw. Aku harus
merana setelah sekian tahun menunggu!" Fan-ciangkun
menangis, Kembali menutupi mukanya dan mengguguk tak
dapat menahan kedukaannya. Dan Kun Houw yang terharu
serta bingung melihat kedukaan panglima ini akhirnya teringat
keadaan diri sendiri yang juga tidak kalah jelek dengan
panglima itu. Teringat dan terpukul melihat bayangan Kui Hoa.
melihat betapa kekasihnya itu amat beringas dan benci sekali
kepadanya. Dan Kun Houw yang memejamkan mata menahan
pukulan batin sendiri tiba tiba tanpa terasa juga menangis
seperti yang dilakukan panglima itu. Merasa betapa nyeri dan
pedihnya kalau gagal dalam bercinta. Serasa merobek dan
membuat jantung berdarah. Rasanya ingin lari dan terbang ke
dunia lain. Mungkin mati! Dan Kun Houw yang terisak
menggigit bibir tiba-tiba mengguguk dan sudah berangkulan
dengan panglima itu.
"Kun Houw, apa yang harus kulakukan?"
"Ciangkun, apa pula yang harus kulakukan!"
Dua laki-laki itu berdekapan" Mereka tiba-tiba merasa
demikian dekat satu sama lain, mendapat penghibur dan
sejenak terangkat dari beban batin yang demikian berat
menindih. Tapi ketika malam tiba dan keduanya sama-sama
terpekur hingga keesokan harinya tiba-tiba Kun Houw teringat
permintaan selir itu agar dia datang mengantar ke Tebing
Bidadari. Kun Houw bergegas. Dia buru-buru menuju kamar shi Shih
dengan perasan tak nyaman, terkejut melihat pintu kamar
selir itu terbuka dan tak melihat Shi Shih ditempat itu. Dan
Kun houw tersirap oleh bayangan sesuatu tiba-tiba berkelebat
keluar. "Paduka selir...!"
Kun Houw terbang mengerahkan ginkangnya. Dia tersentak
dan terkejut oleh bayangan sendiri yang menakutkan tentang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selir itu, langsung ke Tebing Bidadari yang terletak diatas
bukit, sebuah sungai yang beralun tenang, dalam tapi penuh
batu-batu hitam ditengan dan kedua sisinya. Sebentar
kemudian tiba disana dan terengah dengan napas memburu.
Tapi melihat sosok tubuh wanita duduk dipinggir tebing dan
tampak termenung memandang kebawah, tiba-tiba Kun Houw
merasa "nyos" dan langsung berkelebat dengan seruan girang.
"Paduka selir..!"
Sosok tubuh wanita itu memutar tubuhnya. Dia benar Shi
Shih adanya, selir jelita yang cantik dan anggun itu,
tersenyum dan bangkit berdiri menyambut kedatangan Kun
Houw. Dan ketika Kun Houw terengah dengan dada naik turun
saking khawatirnya oleh bayangan yang tidak-tidak, akhirnya
selir ini tertawa kecil, memandangnya dengan sinar mata
ganjil. "Kau terlambat. Kemana saja kau pergi Kun Houw." Kenapa
demikian pucat dan tampak ketakutan seperti orang dikejar
hantu?" "AH.." Kun Houw tergagap,"..hamba.. hamba menemani
Fan ciangkun semalam, paduka selir. Hamba berusaha
menghibur Fan ciangkun, tapi tak berhasil!"
"Hmn, dan kalian sama-sama tidak tidur, Kun houw" Kau...
menangis?"
Kun Houw tak dapat menahan hatinya lagi. "Hamba tak
tahan melihat kedukaan Fan ciangkun, paduka selir.Tapi
hamba juga tak kuat melihat keagungan paduka!"
Shi Shih memejamkan mata. Selir ini tampak berusaha
mengendalikan semua perasaannya yang bergolak, terisak dan
meneteskan dua titik air mata yang membasahi pipinya,
menggigil sejenak, tampak gemetar. Tapi menghapus
mengluarkan sapu tangannya tiba-tiba selir ini berkata lirih.
"Kun Houw, jangan sebut-sebut lagi nama itu didepanku. Aku
mengajakmu bukan untuk bicara tentang ini...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw sadar, "Lalu apa maksud paduka mengajak
hamba kemari?"
"Berbincang-bincang, Kun Houw. Mencari arti tentang
hidup!" Kun Houw kaget. "Maksud paduka?"
Shi Shih tiba-tiba tersenyum. "Kun Houw, berapa usiamu
sekarang?"
Kun Houw tertegun. "Kenapa paduka tanya tentang itu?"
"Hmm, jawablah dulu, Kun Houw. Nanto kau akan tahu."
Kun Houw menelan ludah, tersipu merah. "Hamba
menginjak 22 tahun."
"Bagus. dan aku 27 tahun, Kun Houw. Berarti kau lebih
muda dariku!" Bagaimana kalau sekarang kau panggil aku
enci?" Kun Houw kaget. "Paduka selir.. .!"
"St...!" Shi Shih merapatkan telunjuk di mulutnya. "Aku
bukanlah selir lagi. Kun Houw. Kau tahu bahwa aku adalah
orang biasa sekarang. Kenapa menyebutku paduka selir?"
"Tapi.... tapi..." Kun Houw mash geragapan.
"Tak ada tapi, Kun Houw. Kau mau kuanggap sebagai
adikku, bukan?" Kun Houw tertegun. "Bagaimana, kau
menolak?" Kun Houw gugup.
"Hm, kalau begitu tak perlu kita bercakap-cakap lagi, Kun
Houw. Kau pergilah dan biarkan aku sendiri!"
Pendekar Bayangan Setan 10 Pusaka Rimba Hijau Karya Tse Yung Jaka Lola 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama