Ceritasilat Novel Online

Pendekar Budiman 9

Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Karya Kho Ping Hoo Bagian 9


"Ah, sumo" banyak macam malapetaka terjadi
semenjak kau pergi dibawa oleh Coa ong Sin kai," kata Hui houw Gan Hok Seng, Si Macan Terbang itu kepada sumoinya sambil menarik napas panjang.
"Malapetaka apakah, suheng" Lekas kauceritakan padaku!" Bi Lan mendesak tak sabar lagi.
"Baru saja tiga hari yang lalu, Hoa san pai diserbu oleh Sam Thai Koksu dan guru guru kita telah ditawan dan tempat kita dibakar habis."
Bukan main terkejutnya hati Bi Lan mendengar warta ini juga ia merasa marah sekali.
"Mengapa ?" Apa sebabnya Sam Thai Koksu dari negeri Kin memusuhi guru guru kita?"
"Entahlah, sumoi. Aku kebetulan sekali sedang menuju ke Hoa san ketika aku bertemu dengan mereka di tengah jalan. Tentu saja aku terkejut sekali melihat rombongan Sam Thai Koksu yang membawa empat orang guru kita di tengah tengah mereka sebagai orang orang tahanan. Akan tetapi apakah dayaku menghadapi mereka" Aku cepat lari ke sini untuk melihat keadaan dan ternyata tempat tinggal suhu sekalian telah dibakar habis."
"Siapa saja yang berada dengan Sam Thai Koksu?" tanya Bi Lan dengan wajah beringas. Dan kemanakah mereka membawa suhu sekalian?"
"Aku melihat Sam Thai Koksu dan seorang tua
berkepala botak yang nampakaya lemah akan tetapi yang selalu mereka hormati, kemudian aku melihat pula Bu It Hosiang dari Go bi pai dan mereka ini masih diikuti pula oleh beberapa orang perwira Kerajaan Kin dan diantar oleh pembesar Sung setempat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, kalau begitu tentu orang orang Go bi pai yang menghasut dan sengaja minta bantuan Sam Thai Koksu untuk membalas dendam kepada fihak kita! Dan aku dapat menduga kemana suhu suhu kita dibawa, tentu ke kota Cin an, sarang dari Enghiong Hwee bentukan Sam Thai Koksu!
Suheng, dalam perjalananku ke sini, aku telah mendengar bahwa pemerintah Kin telah mengumpulkan orang orang berkepandaian tinggi dengan maksud menggempur semua patriot yang sedang berjuang hendak membebaskan Tiongkok Utara dari cengkeraman pemerintah Kin Sekarang pemerintah Kin telah memperlihatkan kekejaman terhadap Hoa san pai maka kita tidak boleh tinggal diam saja. Aku sendiri akan mengejar ke Cin an, berusaha menolong guru guru kita. Sedangkan kau lebih baik mencari Lie Bu Tek suheng dan Thio Ling In suci untuk diajak bersama sama dengan para hohan, menggempur pemerintah Kin demi nusa dan bangsa kita!"
Akan tetapi, mendengar disebutnya Lie Bu Tek dan Thio Ling In, Hok Seng kelihatan makin sedih.
"Kau tidak tahu, sumoi. Diantara Lie suheng dan Thio suci, juga telah terjadi hal yang hebat dan amat menggelisahkan hati."
"Apa pula terjadi pada mereka?"
"Thio suci sudah menikah"."
"Itu baik sekali!" kata Bi Lan girang. "Mengapa hal yang baik itu suheng sebut menggelisahkan hati?"
"Nanti dulu, sumoi, dengar dulu penuturanku. Thio suci bukan menikah kepada Lie suheng sebagaimana yang kita semua duga dan harapkan, melainkan keprda Pangeran Wanyen Kan dari Kerajaan Kin!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa......?"" Bi Lan benar benar tercengang dan tetkejut mendengar berita yang tak pernah disangka sangkanya itu.
"Kau tentu suduh dapat membayangkan betapa hancur hati Lie suheng." Hok Seng melanjutkan. "Aku sudah bertemu dengan dia dan keadaannya amat menyedihkan.
Tidak saja ia parah hati karena cinta kasihnya kepada Thio suci dihancurkan orang, juga ia merasa sengsara hati karena Thio suci justeru memilih suami seorang pangeran Bangsa Kin! Lie suheng di hadapanku bersumpah untuk mencari dan membunuh Pangeran Wanyen Kan itu, bukan hanya disebabkan karena telah merebut Thio Suci, akan tetapi juga ia menganggap pangeran itu sebagai musuh rakyat dan patut dibinasakan. Ah, sumoi, benar benar banyak hal yang menyedihkan telah terjadi dan sekarang dengan tertawannya guru guru kita, apakah yang dapat kita lakukan" Bagaimana kita dapat menghadapi kekuasaan dan pengaruh pemerintah Kin yang dibantu oleh orang orang pandai?"
"Suheng, dalam keadaan seperti sekarang ini, tiada gunanya berkeluh kesah. Paling baik kita berdaya upaya dengan segala tenaga yang ada pada kita. Kau jangan khawatir, tentang guru guru kita, biarlah aku yang akan membebaskan mereka dari tangan Sam Thai Koksu.
Adapun kau sendiri, lebih baik kau mengumpulkan kawan kawan dan kalau mungkin juga Lie suheng, untuk menggabungkan diri dengan pasukan pasukau gerilya dan rakyat yang sudah lama bergerak di bawah tanah menghadapi tentara tentara Kin penindas rakyat jelata."
Mendengar kata kata Bi Lan, terbangun pula semangat Hok Seng dan ia mengangkat dadanya. "Kata katamu benar, sumoi! Kita sebagai murid murid Hoa san pai, harus memperlihatkan kegagahan kita. Bagaimana dengan keadaanmu sendiri, sumoi" Aku masih belum mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentang pengalamanmu dibawa oleh Coa ong Sin kai dahulu itu. Tentu kau telah mengalami hal yang hebat, sumoi."
"Gan suheng, sekarang bukan waktunya bagi kita untuk bercakap cakap panjang lebar, oleh karena itu cukup kiranya kauketahui bahwa aku telah menjadi murid Coa ong Sin kai untuk beberapa lama, kemudian akupun menjadi murid dari jiwi suhu Thian Te Siang mo. Nah, biarlah aku segera menyusul Sam Thai Koksu, takut kalau kalau guru guru kita akan menghadapi bahaya!" Setelah berkata demikian sekali berkelebat saja Bi Lan telah lenyap dari hadapan suhengnya!
Gan Hok Seng berdiri bengong saking heran dan kagumnya. "Aduh, sumoi yang dulu juga telah memiliki kepandaian paling lihai diantara anak murid Hoa san pai, sekarang telah memiliki kepandaian yang agaknya tidak di bawah kepandaian guru guru Hoa san pai!" pikirnya dengan hati girang dan kagum. Pengertian bahwa sumoinya memiliki kepandaian yang amat tinggi ini menambah semangatnya dan ia lalu turun dari Hoa san pai mengambil keputusan untuk sementara waktu, membubarkan perusahaan piauw kioknya (ekspedisi) dan membawa kawan kawannya menggabungkan diri dengan para gerilyawan rakyat.
Sebelum kita mengikuti perjalanan Bi Lan dara perkasa itu, baiklah kita menjenguk dulu peristiwa pada tiga hari yang lalu, yang terjadi di puncak Hoa san pai.
Setelah mengalami kekalahan dan bersama Lu siang Siucai dirobohkan oleh Coa ong Sin kai di padang pasir, Liang Lek Sianseng yang menjadi girang sekali melihat Bi Lan telah menjadi murid Thian Te Siang mo, lalu cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat pulang ke Hoa san. Ia disambut oleh saudara saudaranya dan bukan main girang hati mereka, terutama sekali Tan Seng, ketika mendengar bahwa Bi Lan masih selamat, bahkan menjadi murid guru guru yang pandai.
Akan tetapi, di samping kegirangan ini, mereka juga merasa gelisah dan marah mendengar bahwa pemerintah Kin dibantu oleh orang orang yang sakti dan bahkan Ba Mau Hoatsu dan Pak Hong Siansu dari Tibet juga diundang oleh pemerintah Kin untuk membantu.
"Kita tidak boleh tinggal diam saja," kata Tan Seng,
"Sudah terang pemerintah Kin memeras rakyat menghisap habis kekayaan bumi kita dan sekarang mereka bahkan hendak membasmi para patriot kita. Bagaimana kita bisa tinggal diam saja! Kita harus kumpulkan kawan kawan sehaluan dan membantu pergerakan para gerilyawan, mengusir penjajah itu dari tanah air kita!"
Saudara saudaranya, baik yang berwatak sabar dan tenang seperti Lang Gi Cinjin maupun yang berwatak keras seperti Liang Bi Suthai, ketika mendengar kata kata ini serentak terbangun semangatnya dan mereka seakan akan kembali menjadi muda lagi dan perasaan cinta tanah air timbul di dalam dada masing masing.
Akan tetapi, sebelum empat orang tokoh Hoa san pai ini meninggalkan gunung untuk ikut berjuang melawan penjajah Kin yang menindas rakyat dan bangsa mereka, dari bawah gunung naik serombongan orang yang sama sekali tak pernah mereka sangka akan datang di tempat itu.
Rombongan ini bukan lain adalah Pak Hong Siansu yang datang bersama Sam Thai Koksu, Bu It Hosiang dan lain lain perwira Kin sebagaimana telah diceritakan oleh Gan Hok Seng kepada Bi Lan karena pemuda murid Hoa san pai ini melihat mereka di tengah jalan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semenjak Coa ong Sin kai dan Thian Te Siang mo mengacau pertemuan di taman kota Cin an, Bu It Hosiang menjadi makin sakit hati terhadap Hoa san pai. Ia diam diam mengadakan persekutuan dengan Sam Thai Koksu dan menjanjikan tenaganya dan tenaga semua kawan kawannya di Go bi san untuk membantu pemerintah Kin apabila Sam Thai Koksu suka pula membantunya untuk membalaskan sakit hatinya terhadap Hoa san pai! Oleh karena itulah, maka pada hari itu Bu It Hosiang dengan bantuan Sam Thai Koksu, bahkan dengan bantuan Pak Hong Siansu naik ke Hoa san pai dengan maksud hendak membalas dendamnya!
Dapat dibayangkan betapa heran dan juga kagetnya empat orang tokoh Hoa san pai itu ketika melihat siapa adanya rombongan orang yang naik ke Hoa san! Akan tetapi dengan tenang dan sama sekali tidak merasa jerih, mereka keluar menyambut.
Liang Gi Cinjin mengenal baik siapa adanya Sam Thai Koksu, akan tetapi ia tidak mengenal kakek botak yang kelihatannya lemah itu. Ia lalu memimpin adik adiknya menyambut mereka dan menjura kepada Sam Thai Koksu tanpa memperdulikan Bu It Hosiang.
"Sungguh merupakan kehormatan besar sekali bahwa Hoa san yang buruk mendapat kunjungan Sam Thai Koksu dari Negeri Kin," kata Liang Gi Cinjin. "Tidak tahu ada kepentingan yang manakah sehingga Sam wi sampai memerlukan datang ke sini?"
Sebelum Sam Thai Koksu menjawab, Bu It Hosiang dengan sikap galak karena merasa mendapat bantuan orang orang pandai, melangkah maju dan menudingkan telunjuknya sambil berkata, "Kalian ini orang orang Hoa san pai benar benar jahat! Beberapa kali anak muridmu mengacau, bahkan mengandalkan bantuan orang orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jahat seperti Coa ong Sin kai dan Thian Te Siang mo untuk mencelakakan orang lain. Sungguh tidak memandang mata kepada orang orang gagah sedunia. Kami orang orang dari Go bi pai sudah seringkali menerima hinaanmu maka sekarang kami datang, kamu masih bertanya lagi ada kepentingan apa" Sungguh tidak kenal malu, hendak menutupi kesahihan dengan omongan manis!"
Tentu saja tokoh tokoh Hoa san pai menjadi marah mendengar omongan ini, kalau Liang Gi Cinjin masih dapat bersikap sabar, adalah Liang Bi Suthai yang terkenal berwatak keras, menudingkan jarinya ke muka hwesio dari Go bi pai itu sambil membentak.
"Bangsat gundul! Kau yang berwatak sombong dan mencari perkara, sekarang kau datang hendak mengoceh tidak karuan! Hm, agaknya kau datang untuk membalas kekalahanmu, akan tetapi kini kau mengandalkan bantuan bantuan orang gagah dan dengan lidahmu yang beracun itu kau agaknya berhasil pula menggerakkan hati orang orang seperti Sam Thai Koksu ini untuk menyerbu kami!"
Mendengar ini, Sam Thai Koksu menjadi merah
mukanya. Kim Liong Hoat ong lalu berkata dengan suara keren, "Liang Bi Suthai, harap kau jangan bicara sembarangan saja! Kami bukan sekali kali datang hanya karena hendak membantu Bu It Losuhu. Ketahuilah bahwa seorang anak muridmu yang bernama Bi Lan pernah mengacau di kota Cin an dan mengandalkan bantuan Coa ong Sin kai, dia telah mendatangkan banyak kerusakan dan kematian. Oleh karena ini, kami anggap semua itu adalah tanggung jawab kalian dan sekarang, harap kalian berempat menurut saja kami bawa ke Cin an sebagai tawanan. Kami tahu bahwa kalian berempat bermaksud memberontak kepada pemerintah kami terbukti dari perbuatan anak murid mu itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-ooo0dw0ooo- Jilid XI TAN SENG tertawa bergelak mendengar ini.
"Jadi kalian ini, Sam Thai Koksu dari Kerajaan Kin, hendak menangkap kami atas tuduhan memberontak" Ha, ha, benar benar lucu sekali! Kami adalah orang orang Han aseli, penduduk Tiongkok sejak ribuan tahun yang lalu, keturunan nenek moyang kami yang selamanya menjadi penduduk pribumi, sekarang kalian cap sebagai pemberontak" Eh, Sam Thai Koksu, dengarlah baik baik.
Tahukah kalian mengapa rakyat Tiongkok memberontak terhadap pemerintahaamu" Karena orang orang bangsamu yang memegang pemerintahan, adalah orang orang picik seperti kalian pula, yang dengan bodoh sekali dapat dihasut oleh orang orang macam Bu lt Hosiang, mempergunakan kedudukan dan kepandaian untuk memeras rakyat jelata, demi kesenangan dan kebesaran serta kemuliaan diri sendiri"
"Tutup mulutmu!" bentak Tiat Liong Hoat ong, orang termuda dari Sam Thai Koksu.
"Mengapa kami harus menutup mulut?" Liang Bi Suthai balas membentak. "Kami berada di tempat sendiri. Kami adalah tuan rumah dan kalian adalah tamu, tamu tamu yang tidak mengenal aturan. Kalian hendak menawan kami" Silakan kalau kalian sanggup!" Ini merupakan tantangan hebat dan dengan marah sekali Tiat Liong Hoat ong lalu menerjang maju setelah mencabut goloknya yang lebar dan tajam.
Liang Bi Suthai berlaku waspada dan cepat mengelak dan mencabut keluar pedangnya yang tipis pendek. Nenek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tua yang lihai dari Hoa san pai ini maklum akan kelihaian lawan, namun ia tidak takut sama sekali dan dengan gemas membalas serangan lawan. Sebentar saja sinar pedang dan golok berkelebatan dan tubuh mereka terbungkus oleh gulungan sinar senjata.
Bu It Hosiang mengeluarkan suara geraman seperti harimau dan hwesio ini lalu menggerakkan tongkatnya menyerang Tan Seng yang segera menghadapinya sambil menggerak gerakkan kedua ujung lengan bajunya yang panjang. Memang untuk menghadapi serangan tongkat lawan, senjata yang berupa ujung legan baju kanan kiri merupakan senjata yang amat baik, karena selain ujung lengan baju ini dapat dipergunakan untuk menyampok ujung tongkat, juga dapat dipergunakan untuk melihat dan merampas tongkat lawan. Akan tetapi tentu saja dibutuhkan pengalaman, kepandaian, dan tenaga untuk dapat mainkan kedua ujung lengan baju dengan baik.
Adapun Bu It Hosiang adalah seorang tokoh Go bi pai yang sudah tinggi ilmu silatnya, maka pertempuran itu berjalan seru sekali, tidak kalah ramainya dengan pertempuran yang berjalan antara Liang Bi Suthai melawan Tiat Liong Hoat ong.
Kim Liong Hoat ong dan Gin Liong Hoat ong tidak mau tinggal diam dan keduanya lalu melompat maju disambut oleh Liang Gi Cinjin din Liang Tek Sianseng. Seperti juga Tan Seng, Liang Gi Cinjin hanya mempergunakan kedua ujung lengan bajunya, adapun Liang Tek Sian seng telah mengeluarkan sepasang pit bulunya yang digerakkan secara lihai, menghadapi serbuan Gin Liong Hoat ong yang memegang sepasang ruyung warna hijau. Hebat sekali adalah gerakan Kim Liong Hoat ong yang bersenjatakan sebatang rantai baja yang besar dan berat. Liang Gi Cinjin yang kepandaiannya paling lihai diantara saudara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saudaranya, harus mengerahkan ginkangnya untuk menghadapi rantai baja ini.
Sebetulnya, tingkat kepandaian Sam Thai koksu masih lebih tinggi dari pada tingkat kepandaian tokoh tokoh Hoa san pai, namun karena pada saat itu para tokoh Hoa san pai maklum akan kelihaian lawan, mereka melawan mati matian dan bersemangat sehingga pertandingan berjalan seru sekali.
Biarpun fihaknya takkan mengalami kekalahan, namun melihat jalannya pertandingan demikian lama, Pak Hong Siansu tidak sabar lagi. Tiba tiba tubuhnya berkelebat luar biasa cepatnya memasuki gelanggang pertempuran dan berturut turut Tan Seng, Liang Tek Sianseng, dan Liang Gi Ciijin roboh terkena totokannya. Bukan main lihainya tokoh besar Tibet ini, yang dengan sekali serang saja sudah berhasil merobohkan tiga tokoh Hoa san pai! Akan tetapi, karena Liang Bi Suthai seorang wanita, ia merasa malu untuk menyentuh tubuh nenek ini dan ia hanya mengerahkan pikulannya dari jarak jauh Namun demikian, ketika sambaran hawa pukulan itu menyerang Liang Bi Suthai, nenek ini terhuyung kebelakang dan saat itu dipergunakan oleh Tiat Liong Hoat ong untuk menyerang dengan goloknya secara hebat sekali!
Tubuh Liang Bi Suthai sudah terhuyung dan
kedudukannya amat lemah, maka menghadapi serangan golok ini, ia terkejut sekali dan cepat , menjatuhkan tubuhnya ke belakang agar jangan sampai "termakan" oleh golok lawan. Akan tetapi, Tiat Liong Hoat ong tidak mau memberi hati lagi dan ketika kaki kanannya menendang.
Liang Bi Suthai terlampir dan menderita patah tulang iganya!
Namun, dasar seorang yang berkepangan tinggi, ia masih dapat meloncat berdiri dengan muka pucat dan ketika Tiat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong Hoat ong menotoknya, ia tidak berdaya lagi dan tertawan seperti juga tiga orang saudaranya.
Demikianlah, empat orang tokoh Hoa san pai ini tertawan dan digiring menuju ke Cin an oleh Pak Hong Siansu dan kawan kawannya. Mereka tidak berdaya untuk melawan lagi karena mereka berada dalam keadaan tertotok dan tidak dapat menggerakkan kedua tangannya. Lebih lebih Liang Bi Suthai, yang telah menderita luka dan tidak terawat, keadaannya amat sengsara sehingga tiga orang saudaranya yang melihat keadaan nenek ini menjadi kasihan dan terharu sekali.
Dengan nafsu marah meluap luap, Bi Lan melakukan perjalanan cepat sekali dan pada suatu hari sampailah ia di kota Taigoan. Karena hari sudah malam, ia lalu bermalam di sebuah hotel besar dan menyewa sebuah kamar cukup bersih, ia bermaksud untuk melanjutkan perjalanan pada keesokan harinya pagi pagi, akan tetapi keinginannya ini gagal karena tak tersangka sangka ia menghadapi perkara besar. Ketika ia memasuki hotel, ia melihat tujuh orang laki laki yang bertubuh tinggi besar dan nampaknya galak tengah duduk menghadapi meja di ruang tengah. Mereka ini terang sekali adalah orang orang kang ouw yang kasar, karena begitu mereka melihat Bi Lan, tujuh orang itu menghentikan percakapan dan memandang kepada Bi Lan dengan mata kurang ajar sekali.
Namun Bi Lan biarpun merasa amat mendongkol tidak mau memperdulikan mereka dan memasuki kamarnya.
Akan tetapi sebelum ia menutup pintu ia mendengar percakapan mereka tanpa disengaja dan alangkah kagetnya ketika ia mendengar seorang diantara mereka menyebut nyebut nama Lie Bu Tek!
"Lebih dulu kita singkirkan Lie Bu Tek itu, baru kita menggunakan kekerasan terhadap Hek kin kaipang!" kata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang berbaju kotak kotak dengan lagak sombong. Agaknya dia yang menjadi kepalanya, karena Bi Lan mendengar orang orang yang lain membenarkan kata kata ini.
Malam itu Bi Lan tak dapat tidur. Ia berlaku waspada dan memasang telinga baik baik, siap untuk mengikuti tujuh orang yang mengancam hendak menyingkirkan suhengnya itu. Akan tetapi tujuh orang yang menyewa kamar kamar besar di bagian belakang, malam itu tidak keluar dan terpaksa Bi Lan menanti saja di dalam kamarnya dan akhirnya tertidur.
Ia mengambil keputusan untuk menyelesaikan perkara ini lebih dulu sebelum melanjutkan perjalanannya, ia tidak tahu entah di mana adanya Lie Bu Tek yang diancam oleh tujuh orang kasar itu, akan tetapi ia hendak mengikuti mereka. Demikianlah pada keesokan harinya ketika pagi pagi rombongan dari tujuh orang itu keluar dari hotel, diam diam Bi Lan mengikuti mereka.
Tujuh orang itu kembali memandang kepadanya dengan sikap menjemukan sekali, akan tetapi oleh karena Bi Lan ingin mengikuti mereka, gadis mi menahan sabarnya. Ia pikir belum waktunya turun tangan karena ia ingin tahu lebih dulu kemana tujuh orang itu hendak pergi mencari Lie Bu Tek. Ternyata bahwa orang orang itu pergi menuju ke persimpangan jalan lalu membelok ke kiri. Mereka berhenti di depan sebuah rumah dan berdiri di depan pintu rumah itu dengan sikap ugal ugalan.
"Hek kin kai pangcu (ketua Perkumpulan Sabuk Hitam)!
Suruh bangsat Lie Bu Tek keluar untuk mengadu kepandaian dengan kami kalau memang kauanggap dia lebih jantan!" seru orang yang berpakaian baju kotak kotak sambil menggerak gerakkan sepasang ruyung nya dengan lagak jagoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Lan menjadi heran sekali. Apakah mungkin Lie Bu Tek suhengnya itu berada di dalam rumah ini" Mengapa suhengnya berada di dalam rumah perkumpulan pengemis"
Untuk memuaskan keinginan tahunya kenapa sampai lama dari rumah itu tidak terdengar jawaban, diam diam Bi Lan, lalu mempergunakan kepandainnya, meloncat dari belakang tembok rumah dan terus naik ke atas genteng.
Gerakannya demikian ringan dan lincah laksana seekor burung walet saja sehingga tidak di ketahui oleh lain orang, baik oleh tujuh orang yang sedang petentang petenteng di depan pintu maupun oleh penghuni rumah itu.
Ketika ia membuka genteng mengintai, tiba tiba mukanya menjadi merah sekali. Ia melihat Lie Bu Tek yang berwajah kurus sekali sedang rebah di atas pembaringan dan di pinggir pembaringan itu duduk seorang wanita cantik dan berpakaian mewah dan bersikap genit. Beberapa kali wanita itu menggunakan tangannya yang halus untuk membelai muka Lie Bu Tek, bahkan mengelus elus rambut pemuda itu dan terdengar ia berkata perlahan "Kau tenanglah dan tidurlah. Selama aku berada disampingmu orang orang kasar itu takkan dapat mengganggumu! tak seorangpun di dunia ini boleh merampas kau dari tanganku."
Bi Lan menjadi tertegun, terheran, mendongkol dan juga jengah sendiri. Siapakah perempuan ini dan mengapa suhengnya rebah di situ dan dikawani oleh seorang perempuan cantik yang bersikap seakan akan menjadi kekasihnya" Akan tetapi untuk meloncat turun, ia merasa malu sekali, maka kini Bi Lan hendak menumpahkan kemendongkolan hatinya kepada orang orang kasar yang mengancam Lie Bu Tek. Ia maklum bahwa keadaan Lie Bu Tek demikian lemah seperti orang sakit maka tak mungkin dapat melawan orang orang itu. Ia hendak membereskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang orang, itu lebih dulu, baru kemudian ia hendak menyelidiki ke dalam untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari suhengnya yang amat mencurigakan hatinya itu.
Dengan beberapa lompatan saja Bi Lan sudah berada di atas genteng halaman depan dan tubuhnya lalu melayang turun ke bawah menghadapi tujuh orang itu. Tentu saja tujuh erang itu menjadi terkejut sekali ketika mengenal Bi Lan. Tadinya mereka mengira bahwa Hek kin kai pangcu sendiri yang akan keluar menyambut mereka, tidak tahunya yang datang adalah gadis yang sehotel dengan mereka dan yang kecantikannya membuat mereka tertarik sekali.
"Eh, nona manis! Siapakah kau" Apakah kau kawan dari Hek kin kai pangcu yang sengaja menyuruhmu memata matai kami ?" tanya orang yang berbaju kotak kotak sambil menyeringai dan memandang dengan mata kurang ajar,
"Eh, Gak twako, bunga ini berikan kepadaku. Bukankah twako sudah punya bunga dari Hek kin kaipang?" tiba tiba seorang yang memegang golok berkata. Orang ini berbaju hitam dan tubuhnya tinggi besar dengan muka seperti seekor lutung. Ia cengar cengir dan mendekati Bi Lan, lalu berkata.
"Nona manis, kalau kami sudah membikin mampus bangsat Lie Bu Tek itu dan Gak twako menikah dengan nona Kiang Cun Eng kau pun menikah dengan aku! Aku masih bujang dan di seluruh Taigoan tidak ada yang tidak mengenal Kwa Swan si golok sakti! Ha ha ha!"
Akan tetapi, ketawanya terhenti sampai di situ ketika tiba tiba Bi Lan menggerakkan tubuhnya. Dengan kecepatan yang luar biasa sekali sehingga tidak terlihat oleh lawannya, Bi Lan menggunakan kedua tangannya dengan berbareng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kanan merampas golok dan tangan kiri menggaplok muka orang.
Kwa Swan menjerit jerit seperti babi di sembelih.
Hidungnya berdarah dan pecah terkena gamparan tangan kiri Bi Lan sedangkan goloknya kena dirampas oleh gadis itu! Selagi ia mengaduh aduh, kaki kiri Bi Lan bergerak menendang dan bagaikan sebutir pelor, tubuh orang she Kwa ini mencelat sampai tiga tombak jauhnya dan ia roboh tanpa dapat mengeluarkan suara lagi karena ia telah menjadi pingsan!
Sebelum menuturkan keadaan Bi Lan lebih jauh, baiklah kita mundur dulu dan melihat bagaimana Lie Bu Tek bisa berada di tempat itu dan siapa adanya rombongan tujuh orang yang mengancamnya ini.
Seperti pernah dituturkan di bagian depan dengan hati patah dan amat berduka, Lie But Tek meninggalkan Ling In dengan maksud hendak mencari Wan yen Kan. Kemudian, bukannya berhasil membunuh Wan yen Kan, bahkan ia terkalahkan oleh Giok Seng Cu dan hampir saja ia tertawan kalau tidak tertolong oleh bayangan aneh yang kita ketahui adalah Ciang Lee. Makin kecewalah hatinya dan ia merantau dengan hati patah dan keadaan amat sengsara.
Akhirnya ia tiba di kota Taigoan dalam keadaan payah karena hatinnya yang tertindih serta makannya yang amat tidak terjaga itu membuat ia jatuh sakit.
Namun kegagahannya masih tetap tidak lenyap. Di kota ini, ketika ia sedang berjalan dengan muka pucat, kurus, dan mata sayu, ia melihat seorang pengemis tua diseret seret oleh dua orang pengemis muda. Jiwa kesatria di dalam tubuhnya menuntut melihat perlakuan tidak adil dari dua orang pengemis muda ini, maka biarpun tubuhnya amat lemah dan kepalanya pening, Lie Bu Tek melompat maju dan sekali ia menerkam, ia telah berhasil mencengkeram
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
leher dua orang pengemis muda itu yang segera dilontarkan sehingga dua orang itu jatuh tunggang langgang!
"Congsu (orang gagah), jangan ikut campur urusan kami!" pengemis tua itu berseru kepadanya sehingga Bu Tek berdiri tertegun. Bagaimana ada orang ditolong bahkan menegurnya"
Sementara itu, tiba tiba ia telah dikerumuni oleh banyak orang pengemis dan baru sekarang Bu Tek mendapat kenyataan bahwa semua orang pengemis itu memakai ikat pinggang hitam yang sama ! Diantara para pengemis ini, muncul seorang kakek bongkok yang memegang sebatang tongkat hitam. Dengan muka menyeringai, kakek ini menudingkan tongkatnya kepada Bu Tek lalu memaki.
"Orang muda yang lancang dari manakah berani mencampuri urusan dalam perserikatan kami Hek kin kaipang" Ketahuilah bahwa setelah aku Beng san kui berada di sini, kau takkan kuberi ampun sebelum kau berlutut dan minta ampun sambil membayar denda seratus tail perak !"
Lie Bu Tek adalah seorang pemuda perantau yang sudah banyak pengalamannya, maklum akan keanehan orang orang kang ouw dan kini mendengar sebutan Hek kin kaipang diam diam ia terkejut sekali karena nama ini adalah nama perkumpulan pengemis yang amat berpengaruh.
Ia cepat menjura tanda hormat, lalu berkata. "Maaf, lo enghiong Siauwte Lie Bu tek dai Hoa san pai tidak tahu bahwa siauwte berhadapan dengan para orang gagah dari Hek kin kaipang. Tadi siauwte melihat seorang pengemis tua diseret seret oleh dua orang muda, maka karena kasihan, tanpa menyelidiki lebih dulu telah turun tangan, harap dimaafkan."
Beng san kui tertawa bergelak dengan suara besar, jauh berbeda dengan potongan tubuhnya yang kecil bongkok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha, ha ha! Bocah Hoa san pai berani main gila. Kau tidak tahu bahwa pengemisitu adalah anggota kami yang melanggar dan melakukan pencurian makanan, karenanya harus dihukuum. Sekarang kau telah berlaku lancang, hayo lekas berlutut dan keluarkan uang denda itu!"
Mendengar ini, panaslah hati Lie Bu Tek. Ia memang sedang berduka dan hatinya, penuh dendam penasaran, sekarang ada orang menghinanya, tentu saja ia menjadi marah.
"Beng san kui, kau sombong sekali! Apakah kau tidak mau memandang muka orang lain dan mengingat
hubungan orang orang tang ouw" Aku sudah minta maaf, akan tetapi siapa sudi berlutut dan membayar denda?"
"Kalau begitu, kau harus merasakan kerasnya
tongkatku!" kata Beng san kui yang segera menyerang dengan tongkat
hitamnya. Bu Tek terkejut
sekali dan cepat ia
menggerakkan tubuhnya mengelak
lalu membalas serangan lawan. Akan
tetapi, ternyata kakek
pengemis yang bertubuh kecil itu gesit
sekali dan sebentar saja
Bu Tek yang sudah
amat lelah dan pening
itu terdesak hebat.
Akhirnya, tak dapat
tertangkis lagi pundaknya terpukul tongkat dan terasa amat sakit. Kini Bu Tek menjadi mata gelap dan dicabutnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedangnya, lalu ia mengamuk, namun tongkat di tangan Beng san kui benar benar lihai dan dalam jurus ke tiga puluh, sebuah dorongan tongkat mengenai dada kanan pemuda itu yang segera terguling roboh dan pingsan! Kalau sekiranya tubuh Bu Tek tidak demikian lemah, belum tentu Beng san kui akan dapat merobohkannya dengan mudah, biarpun sebetulnya tingkat ilmu silat si kate ini memang masih lebih tinggi daripada kepandaian Bu Tek.
Beramai ramai tubuh Lie Bu Tek diangkat oleh para pengemis dan dibawa ke rumah perkumpulan mereka untuk melaporkan hal pemuda itu kepada ketua mereka, yaitu nona Kiang Cun Eng yang sudah lama kita kenal. Nona ini adalah ketua Hek kin kaipang yang dulu tergila gila kepada Ciang Le.
"Bunuh saja pemuda ini !" kata Bi Mo li, nenek pengemis seperti setan yang amat galak itu.
"Suruh dia membayar denda seribu tail perak!" kata Siang tung him, kakek tampan yang buntung kaki kirinya.
Seperti telah kita ketahui, Kiang Cun Eng mempunyai tiga orang pembantu yang lihai, yaitu kakek pendek bongkok Beng san kui (Setan Gunung Sakti), nenek jembel bermuka setan Bi Mo li (Setan Perempuan Cantik), dan kakek berkaki sebelah Siang tung him (Biruang Tongkat Dua).
Akan tetapi, begitu melihat Lie Bu Tek, hati Kiang Cun Eng amat tertarik, apalagi ketika mendengar bahwa pemuda ini adalah murid dari Hoa san pai. Semenjak gagal menarik perhatian Ciang Le, nona ini merasa amat kecewa dan berduka. Memang tidak sukar baginya untuk mencari jodoh karena banyak laki laki yang tergila gila kepada nona yang cantik, kaya dan berkepandaian tinggi ini. Akan tetapi tak seorangpun diantara mereka berkenan di hati Kiang Cun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Eng. Mana ia mau pandang mata kepada segala pemuda biasa yang biasanya hanya berpakaian mewah dan menjual lagak! Ia merindukan seorang suami yang gagah perkasa.
Dan Bu Tek cocok dengan bayangan pemuda yang dirindukannya.
"Dia murid Hoa san pai, tidak boleh diganggu.
Baringkan di kamarku dan sediakan obat!" kata ketua ini dan tak seorangpun berani membantahnya.
Dengan amat telaten dan penuh perhatian, Kiang Cun Eng sendiri merawat Lie Bu Tek. Hek kin kaipangcu ini tidak mengulangi kekecewaannya seperti dulu ketika ia bertemu dengan Ciang Le. Disamping memberi minum obat kepada Bu Tek yang selain terluka juga menderita sakit panas itu, ia memberi pula tiap hari semacam arak yang telah dicampur dengan obat pemabok. Oleh pengaruh obat inilah maka Lie Bu Tek menjadi tak berdaya, seakan akan berada dalam mimpi dan terjatuh ke dalam kekuasaan dan pengaruh kecantikan Kiang Cun Eng. Pemuda ini seakan akan tidak tahu lagi apa yang dilakukannya. Patah hati dan kedukaan telah membuat ia kurang perduli akan kehidupannya, dan sekarang di bawah pengaruh obat pemabok, wajah Cun Eng yang cantik, sikapnya yang genit, dan kesenangan yang diberikan oleh ketua Hek kin kaipang itu kepadanya, membuat Bu Tek lupa akan segalanya.
Namun di dalam lubuk hatinya. Bu Tek tetap merana, tetap menderita. Hal ini terbukti dari keadaan tubuhnya yang kurus pucat, ia seakan akan tak bersemangat lagi, bagaikan boneka hidup.
Di dalam kota Taigoan, selain adanya perkumpulan pengemis Hek kin kaipang yang berpengaruh sekali dan boleh dibilang menjadi pembantu penjaga keamanan kota, baru baru ini terbentuk pula sebuah perusahaan pengantar barang yang dikepalai oleh tujuh orang saudara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperguruan. Perusahaan ekspedisi ini diberi nama Jit liong piauwkiok (Piauwkiok Tujuh Naga) dan setiap kali mereka mengantar dan mengawal barang, tempat barang ditancapi tujuh buah bendera kecil yang kesemuanya bergambarkan liong dalam tujuh macam warna!
Kalau diceritakan memang aneh, akan tetapi
sesungguhnya betul bahwa diantara tujuh orang piauwsu ini, yang paling tinggi kepandainnya dan bahkan yang menjadi kepalanya orang termuda! Dia ini bernama Gak Un Kiong, dan biarpun ia termuda usianya, namun saudara saudaranya menyebutnya "twako" untuk tanda
menghormat! Memang mereka ini orang orang kasar yang tidak begitu mengindahkan kesopanan atau peraturan dan hal ini pun tidak begitu aneh kalau orang mengetahui asal usul mereka. Gak Un Kiong dan kawannya ini memang bekas perampok perampok kejam yang telah keluar dari hutan dan kini mencoba peruntungan dengan menjadi piauwsu!
Kepandaian Gak Un Kiong dan kawan kawannya
memang cukup lihai, apalagi orang she Gak ini sendiri, kepandaiannya tinggi dan tenaganya besar. Di samping itu, enam orang saudaranya juga memiliki kepandaian tinggi, belum diingat akan hubungan hubungannya dengan dunia hitam (penjahat penjahat), maka tentu saja ia amat berpengaruh.
Kiang Cun Eng maklum akan hal ini, namun ia
melarang anak buahnya mengganggu. Gak Un Kiong karena ia anggap bahwa biarpun mereka itu bekas perampok, akan tetapi kalau sekarang sudah bertobat dan mau menjadi penduduk baik baik, bahkan menjadi piauwsu, mengapa harus diganggu" Ia tahu bahwa kalau ia mengganggu piauwsu piauwsu bekas perampok itu, ia akan mengundang permusuhan hebat dengan orang orang jahat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan hal ini amat berbahaya bagi perkumpulannya sendiri.
Pendeknya, Kian Cun Eng hanya akan turun tangan kalau benar benar terbukti orang melakukan kejahatan.
Ketika Gak Un Kiong melihat Cun Eng pada suatu hari, jatuhlah hatinya terhadap nona ketua ini dan serta merta ia majukan lamaran. Akan tetapi mana gadis ini mau menerimanya" Dengan sikap halus, ia menolak pinangan itu dengan alasan bahwa ia masih mempunyai tugas berat sebagai pemimpin Hek kin kaipang dan belum ada ingatan menikah.
Gak Un Kiong mengerti bahwa penolakan ini
berdasarkan rasa tidak suka maka diam diam ia merasa sakit hati sekali. Namun terhadap ketua dari Hek kin kaipang, ia tidak berani mempergunakan kekerasan, ia bukan seorang bodoh dan tahu pula akan kelihaian Kiang Cun Eng yang dibantu oleh tiga orang tua yang berkepandaian tinggi pula, maka ia menahan hatinya dan diam diam ia berjanji pada diri sendiri bahwa ia akan merintangi dengan kekerasan, hanya apabila ketua Hek kin kaipang itu akan menikah dengan orang lain. Pendeknya, kedua fihak, baik dari Pihak Jit liong piauwkiok maupun dari fihak Hek kin kaipang saling menaruh perasaan jerih dan tidak mau membuat gara gara.
Dan akhirnya datanglah Lie Bu Tek yang kini sudah terkenal sebagai kekasih atau orang yang terpilih oleh Kiang Cun Eng. Hal ini tentu saja membuat Gak Un Kiong marah sekali. Kepala Jit liong piauwkiok ini merasa serba salah.
Untuk mempergunakan kekerasan sesungguhnya ia merasa agak jerih terhadap nama Hek kin kaipang. Akan tetapi mendiamkannya saja, hatinya tidak rela mendengar nona yang dicintanya itu akan menjadi milik orang lain. Maka ia telah berhari hari tidak kembali ke rumah dan selalu mabok mabokan dan bermalam di dalam hotel di kota Taigoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya enam orang saudaranya menyusul dan di dalam hotel itu mereka berunding, lalu mengambil keputusan untuk membunuh Lie Bu Tek kemudian merampas Kiang Cun Eng dengan paksa. Sebagaimana telah dituturkan di bagian depan, kebetulan sekali ketika mereka mengadakan pertemuan di dalam hotel, datang Bi Lan yang mendengar percakapan mereka dan gadis ini bersiap sedia menolong suhengnya yang terancam bahaya.
Demikianlah keadaan di kota Taigoan dan pengalaman pengalaman Lie Bu Tek, pemuda yang patah hati dan sengsara itu, yang kini berada dalam cengkeraman Kiang Cun Eng dan terancam oleh Gak Lu Kiong dan kawan kawannya yang merasa sakit hati kepadanya.
Kita kembali pula kepada Bi Lan yang bagaikan seekor burung walet menyambar turun dari atas genteng dan dalam segebrakan saja telah berhasil merampas golok dari tangan Kwa Swan, seorang saudara dari Un Kiong yang menjadi marah sekali. Kwa Swan adalah seorang saudaranya yang memiliki ilmu golok cukup lihai, namun dalam segebrakan saja telah roboh dalam keadaan pingsan oleh Bi Lan, maka tentu saja Gak Un Kiong selain menjadi marah juga amat kaget menyaksikan kehebatan sepak terjang nona muda yang cantik manis ini.
"Kawan kawan serbu !" seru Gak Un Kiong sambil menggerakkan sepasang ruyungnya. Dengan gerak tipu Ji liong jut tong (Sepasang Naga Keluar Dari Goa), ia menyerang Bi Lan dengan ruyungnya. Namun Bi Lan sambil tersenyum mengejek, menggerakkan golok rampasannya dan sekaligus ia menindih ruyung kanan di tangan Gak Un Kiong dengan gerakan Yan cu liok sui (Burung Walet Menyambar Air). Bukan main kaget hati Gak Un Kiong ketika ia merasa seakan akan ruyung kanannya tertimpa oleh benda yang berat sekali sehingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja ruyungnya itu terlepas dari pegangannya. Akan tetapi ia lihai sekali dan ruyung kirinya yang berada di atas itu secepat kilat menimpa dari atas mengarah kepala Bi Lan!
Dara perkasa ini tidak menjadi bingung menghadapi serangan hebat ini. Ia miringkan tubuh ke kanan dan begitu ruyung kiri lawannya lewat di samping kepalanya, goloknya, membabat diantara kedua ruyung dan langsung menyambar ke arah leher Gak Un Kiong. Sabetan iri demikian cepat dan kuatnya sehingga menimbulkan suara angin dan membuat Gak Un Kiong menjerit kaget. Piauwsu ini cepat melempar tubuh ke belakang dan bergulingan di atas tanah menjauhkan diri. Keringat dingin berkumpul di dahinya karena serangan gadis itu tadi benar benar amat berbahaya dan hampir saja lehernya terbabat putus!
Ia meloncat lagi dan kini lima orang saudaranya dan beberapa orang anak buah Jit liong piauw kiok yang sudah memburu ke tempat itu, segera maju mengeroyok Bi Lan!
Gadis ini sama sekali tidak menjadi jerih dan begitu goloknya berkelebat, robohlah beberapa orang anak buah piauw kiok itu. Betapapun juga, Bi Lan tidak mau sembarangan membunuh orang dan goloknya hanya menerbangkan senjata senjata lawan dan melukai tangan dan pundak mereka saja. Gerakan Bi Lan demikian cepatnya sehingga mereka yang terluka itu sendiri tidak tahu bagaimana mereka sampai dapat dirobohkan.
Pada saat itu, dari dalam rumah perkumpulan Hek kin kaipang, meloncat keluar empat orang. Mereka ini adalah Kiang Cun Eng dan tiga orang pembantunya yang menyeramkan, yaitu Bi Mo li, Siang tung him dan Beng san kui!
Ketika itu Gak Un Kiong sudah terluka pundaknya oleh ujung golok Bi Lan, maka ketika melihat empat orang pemimpin Hek kin kaipang ini keluar, mereka menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketakutan dan tidak ada harapan untuk dapat melawan lagi.
Un Kiong bersuit keras dan kawan kawannya segera angkat kaki sambil menyeret kawan kawan yang terluka!
"Gak Un Kiong. mulai saat ini kau tidak boleh terlihat di kota ini! Kalau kami melihat kau dan kawan kawanmu, jangan anggap kami keterlaluan kalau kami takkan memberi ampun lagi!" teriak Kiang Cun Eng dengan suaranya yang nyaring dan berpengaruh. Tentu saja untuk ini Gak Un Kiong tidak perlu mendapat peringatan dua kali, karena ia sendiripun sudah tahu bahwa setelah menderita kekalahan dan pengacauan yang dilakukannya terhadap Hek kin kaipang ini, ia dan kawan kawannya takkan mungkin tinggal di Taigoan lagi. Maka pergilah ia bersama kawan kawannya, kembali ke dalam hutan!
Kini Kiang Cun Eng menghadapi Bi Lan dan sepasang matanya yang bagus dan genit itu memandang tajam, penuh kekaguman.
"Adik yang gagah perkasa, kau siapakah dan mengapa kau mencampuri urusan kami?" tanya Cun Eng dengan suara halus dan ramah, namun mengandung nada tinggi, tanda bahwa ketua Hek kin kaipang ini tidak merasa puas karena Gak Un Kiong dan kawan kawannya dihajar oleh orang lain.
Sebaliknya, Bi Lan memang sudah merasa jemu dan muak melihat lagak genit dari Kiang Cun Eng, apabgi kalau ia teringat akan pemandangan yang dilihatnya di dalam kamar tadi.
"Sebelum kita bicara lebih jauh, ingin aku bertanya kepadamu, pangcu (ketua), siapakah pemuda di dalam kamarmu itu dan pernah apakah kau dengan
dia?"Pertanyaan ini diajukan dengan nada gemas, karena memang Bi Lan merasa mendongkol terhadap perempuan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini, terutama sekali mendongkol melihat keadaan suhengnya yang sungguh mengecewakan hatinya.
Merahlah muka Cun Eng mendengar pertanyaan ini.
Sepasang matanya dibuka lebar dan ia membentak marah,
"Bocah lancang mulut! Perduli apa kau dengan urusan pribadiku dan mengapa kau mengurus perkara di dalam kamar orang lain! Sungguh tak tahu malu! Apakah kau iri hati" Kalau kau iri hati carilah pemuda lain jangan mencampuri urusanku. Dia adalah calon suamiku, kau mau apakah tanya tanya tentang dia?"
Bukan main malunya Bi Lan ketika mendengar bentakan ini, akan tetapi kemarahannya lebih besar dari pada rasa malunya.
"Aku merasa heran mengapa dia sudi berdekatan dengan perempuan macam engkau! Lekas kau panggil dia keluar.
Lie Bu Tek adalah suhengku dan biarpun aku tidak perduli apa yang ia lakukan dengan kau, namun aku hendak bicara tentang urusan penting sekali dengan dia."
Cun Eng mengerutkan keningnya, akan tetapi hatinya lega. Kalau gadis ini hanya sumoi (adik seperguruan) dari Bu Tek saja, kepandaiannya tak perlu ditakuti. Namun mengingat bahwa gadis ini adalah sumoi dari kekasihnya, ia merobah nada suaranya dan kini ia berkata dengan suara agak ramah.
"Ah, tidak tahunya sumoi yang datang! Mengapa tidak dari tadi memperkenalkan diri sehingga tak perlu kita ribut ribut" Suheng mu sayang sekali tidak dapat keluar karena ia sedang menderita sakit panas. Marilah kau mengaso di rumah kami, akan kami sediakan kamar untukmu dan setelah suhengmu agak mereda sakitnya, boleh kau bertemu dengan dia."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, aku mau bertemu sekarang juga. Harap kau suka menyuruh dia keluar." Bi Lan berkata tetap.
"Tidak bisa, adikku yang baik. Aku lebih sayang kepadanya dari pada kau menghormat suhengmu, pada waktu ini ia tidak boleh keluar dari kamarnya."
"Kalau begitu, terpaksa aku akan masuk ke dalam mencarinya!" kata Bi Lan mengancam.
Tiba tiba Cun Eng mengeluarkan seruan marah dan tubuhnya melompat ke depan pintu, menghadang jalan masuk.
"Bocah kurang ajar! Kau mengandalkan apakah maka demikian lancang dan berani mati" Kau sungguh sungguh tidak tahu diri, berani main gila dan bersikap sombong di depan kami! Kalau aku tidak mengingat bahwa kau adalah sumoi dari Lie Bu Tek, sudah semenjak tadi aku usir engkau!"
"Nona, pukul saja mulutnya yang lancang, habis perkara!" Bi Mo li yang melangkah maju dengan sikap mengancam, siap untuk menyerang Bi Lan.
"Nona muda, lebih baik kau menurut kata kata panecu dan bermalam di sini menanti saatnya kau boleh bertemu dengan suhengmu," kata Siang tung him si kakek buntung dengan suara membujuk.
"Benar, nona. Akupun tidak suka bermusuhan dengan seorang nona muda seperti engkau, apalagi engkau adalah sumoi dari calon pangcu kami," kata Beng san kui sambil menyeringai.
"Kalian bandot tua mata keranjang!" Bi Mo li memaki marah kepada dua orang kawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hek kin kaipang sudah mempunyai nama besar. Aku benar benar mengharap kalian tidak berlaku memalukan dan memberi kesempatan kepadaku untuk bicara dengan suheng ku. Kalau kalian tidak merintangi, akupun tidak akan memperdulikan segala urusanmu, akan tetapi kalau kalian memaksa merintangi aku bertemu dengan suhengku, terus terang saja kukatakan, bahwa itu berarti rusaknya Hek kin kaipang di tanganku!"
"Bocah sombongl Biarpun sumoi Lie Bu Tek, tidak boleh bersombong seperti itu di hadapanku. Hendak kulihat sampai di mana sih kepandaianmu maka begitu sombong kau!"
Setelah berkata demikian, Kiang Cun Eng mencabut keluar siang to ( sepasang golok ) yang berkilauan saking tajamnya. Ketua Hek kin kaipang ini memang ahli main golok pasangan dan kini sepasang goloknya itu menyambar dari kanan kiri, yang kanan menyambar leher Bi Lan sedangkan yang kiri, menyambar ke arah pinggang, inilah gerak tipu Ji seng hui thian (Dua Bintang Terbang di Langit) yang amat hebat dan berbahaya!
Akan tetapi, Bi Lan tersenyum mengejek dan sekali goloknya berkelebat mengitari tubuhnya, sepasang golok di tangan Cun Eng sudah dapat tertangkis dan alangkah kagetnya hati Cun Eng ketika merasa betapa telapak tangannya tergetar dan sakit sekali.
"Kau benar benar hendak melihat perkumpulanmu hancur hari ini?" bentak Bi Lan yang cepat membalas dengan serangan bertubi tubi. Menghadapi serangan ini, Cun Eng cepat memutar dua batang goloknya, menangkis sambil mundur sehingga terdengar suara nyaring "trang!"
berkali kali. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat betapa dalam segebrakan saja ketua mereka sudah terdesak hebat, Bi Mo li menjerit dan menyerbu dengan siang kiamnya (sepasang pedangnya). Juga Siang tung him Si Beruang Tongkat Dua menyerbu dan membantu ketuanya dengan mainkan sepasang tongkat yang lihai. Beng san kui tidak mau tinggal diam. Betapapun ia merasa sayang kepada nona muda yang lihai ini, namun melihat kedudukan perkumpulannya terancam, ia lalu menerjang dengan tongkat hitamnya dan sebentar saja Bi Lan dikeroyok empat oleh tokoh tokoh Hek kin kaipang.
Namun, Bi Lan sekarang bukanlah Bi Lan dahulu lagi.
Dara perkasa ini telah mendapat gemblengan hebat, tidak saja oleh Coa ong Sin kai, akan tetapi bahkan telah digembleng secara hebat oleh Thian Te Siang mo, maka jangankan baru empat orang ini, biar ditambah empat lagi agaknya takkan mungkin dapat menangkan gadis jelita yang lihai ini. Golok rampasan di tangannya bergerak laksana seekor naga mengamuk, gulungan sinar goloknya demikian lebar, panjang, dan kuat sehingga menindih dan mengurung empat orang pengeroyoknya yang menjadi bingung dan kabur pandangan matanya.
Kini tempat ini penuh dengan pengemis pengemis anggauta Hek kin kaipang dan mereka ini sambil berteriak teriak ikut pula menyerbu dan mengeroyok Bi Lan dengan tongkat mereka. Gadis ini menjadi gemas sekali, berkali kali ia berseru, "Roboh kau!" dan sebentar saja terdengar pekik disana sini karena di mana saja tubuh dara ini berkelebat, tentu seorang dua orang pengemis roboh terkena tendangan, pukulan tangan kiri atau juga kena dicium oleh ujung golok sehingga menderita luka dan tidak dapat bangun kembali.
Tiba tiba terlihat serombongan orang datang berlari lari.
Melihat cara mereka berjalan, rombongan ini merupakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pasukan terlatih dan benar saja, mereka adalah penjaga penjaga kota dan tanpa banyak cakap lagi mereka ini menyerbu Bi Lan dan membantu para pengemis itu! Bi Lan terkejut buka main. Bagaimana ada penjaga penjaga kota bahkan membantu para pengemis yang mengeroyoknya"
"Eh, eh, apakah kalian sudah gila" Bukan menangkap pengemis pengemis yang mengacau ini, bahkan
mengeroyokku!"
"Perempuan pemberontak, lebih baik kau menyerah!"
komandan pasukan itu membentak sambil menyerang dengan goloknya.
Bi Lan menjadi makin marah. Ketika kaki kirinya menyambar dan mengenai pergelangan tangan komandan itu, orang ini menjerit dan goloknya terlempar. Ternyata pergelangan tangannya telah patah tulangnya. Bi Lan lalu mengamuk, ia pikir bahwa keroyokan para pengemis dan penjaga itu tak perlu ditakuti, dan yang paling penting merobohkan pentolannya. Goloknya dikerjakan menurut ajaran Te Lo mo, dicampuradukkan dengan Ilmu Pedang Sin coa kiam hoat yang ia pelajari dari Coa ong Sin kai.
Baru beberapa jurus saja, ia telah berhasil melukai pundak Bi Mo li dan menendang roboh Siang tung him!
Jerihlah semua pengeroyok melihat kehebatan gadis ini.
"Mundur semua! Kalau tidak, demi golok ini..... akan kurobohkan kalian ini semua kacoa kacoa yang tiada guna!" Bi Lan berseru keras sambil mainkan goloknya sehingga tubuhnya lenyap terbungkus oleh gulungan sinar golok! Para pengeroyok terkejut dan melangkah mundur, akan tetapi Kiang Cun Eng dan Beng san kui masih nekad mengeroyok. Dalam gemasnya, menggerakkan goloknya keras sekali. Terdengar suara nyaring dan sepasang golok di tangan Cun Eng terlempar jauh, kemudian terdengar ketua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hek kin kaipang ini menjerit karena pahanya telah terluka oleh tusukan golok, sedangkan Beng san kui sendiripun roboh karena dadanya didorong oleh tangan kiri Bi Lan.
"Kau yang menjadi biang keladinya! Kau perlu dihajar!"
seru Bi Lan sambil memburu ke arah Cun Eng yang sudah rebah di atas tanah. Akan tetapi pada saat itu dari pintu muncul seorang laki laki yang cepat mencegah dengan tegurannya, "Sumoi jangan...!"
Bi Lan tertegun dan menengok sambil bertolak pinggang.
Sikapnya gagah sekali, matanya tajam bersinar sinar dan semua pengeroyok yang masih belum roboh menjauhkan diri dengan gentar.
"Suheng, mengapa kau berada di neraka ini?" Bi Lan segera menegur Bu Tek. Pemuda itu menghela napas dan mukanya menjadi merah.
"Sumoi, sudahlah, jangan kaulanjutkan amukanmu.
Betapapun juga, Hek kin kaipang telah berlaku baik kepadaku bahkan" bahkan mereka telah menolongku."
Pemuda ini dengan tindakan kaki terhuyung huyung menghampiri Kiang Cun Eng dan berkata, "Cun Eng, terima kasih atas segala kebaikanmu dan" maafkan aku orang yang tidak kenal budi dan tiada guna ini. Aku pergi..."
"Bu Tek, jangan tinggalkan aku "!"
Cun Eng menangis, akan tetapi Bu Tek tidak


Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memperdulikannya lagi dan pergi dari situ diikuti oleh Bi Lan.
"Serbu! Tangkap mereka. Bunuh kedua nya!" Cun Eng meloncat dan bagaikan seekor harimau betina ia menerjang Bi Lan dan Bu Tek. Akan tetapi dengan sekali tendang saja Bi Lan sudah merobohkannya kembali dan tidak ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorangpun anak buahnya berani menyerbu Bi Lan lagi setelah menyaksikan kelihaian gadis ini. Bi Lan tersenyum sindir dan melemparkan golok rampasannya ke atas tanah, di mana golok itu menancap setengahnya lebih. Kemudian Bi Lan lalu menarik tangan Bu Tek berlari cepat pergi dari tempat itu.
Setelah berada jauh dari Taigoan, Bi Lan berhenti dan bertanya kepada Bu Tek.
"Suheng, bagaimana kau meniadi begini kurus dan lenah" Aku sudah mendengar dari suheng Gan Hok Seng tentang kau dan" dan suci Ling In."
"Jangan sebut sebut namanya lagi, sumoi"."
Terharu hati Bi Lan dan biarpun ia masih amat muda, ia dapat menyelami keadaan hati suhengnya ini. Agaknya karena kehilangan kekasihnya, Bu Tek menjadi manusia yang tidak bersemangat lagi sehingga sampai termasuk dalam perangkap ketua Hek kin kaipang.
"Suheng mengapa begitu lemah" Mana kegagahanmu"
Mana semangat dan kepahlawanan murid Hoa san pai"
Kau hanya menghancurkan nama Hoa san pai kalau kau bersikap selemah ini." Bi Lan sengaja mengeluarkan kata kata keras untuk membakar semangat pemuda ini.
Bu Tek menundukkan kepalanya. "Apa dayaku, sumoi?"
"Suheng, tidak tahukah kau betapa rakyat sedang berjuang untuk melepaskan diri dari cengkeraman Bangsa Kin" Dari pada kau bersikap seperti ini, tidakkah lebih baik kalau kau menggabungkan diri dengan para pejuang"
Suheng Gan Hok Seng juga menggabungkan diri, maka sayangnya kalau kau menyia nyiakan usia muda dan kepandaianmu. Pula ketahuilah, guru guru kita telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawan oleh Sam Thai Koksu dari pemerintah Kin dan sekarang..."
"Apa katamu?" berita ini membangunkan semangat Bu Tek dan ia nampak marah sekali.
Bi Lan menjadi girang dan ia menceritakan peristiwa yang terjadi di Hoa san. Bu Tek mengepal ngepal tinjunya dan memaki maki.
"Jahanam benar orang orang Kin! Tidak saja
menghancurkan hidupku, bahkan berani mengganggu Hoa san pai. Aku bersumpah untuk membalas dendam ini.
Sumoi, mari kita serbu ketempat mereka di Cin an."
"Sabar, suheng. Aku memang hendak menuju ke sana untuk berusaha menolong guru guru kita. Akan tetapi, keadaanmu masih lemah, kau masih belum sehat benar.
Paling baik kaucarilah Gan suheng dan setelah merawat kesehatanmu, kau dan Gan suheng dapat berjuang di samping para patriot lainnya. Adapun tentang, keselamatan guru guru kita, kau doakanlah saja mudah mudahan aku berhasil menolong mereka."
Bu Tek telah menyaksikan kepandaian sumoinya tadi, maka ia merasa akan kebenaran kata kata ini. Ia sendiri selain masih lemah tubuhnya, juga apakah artinya kepandaiannya" Bagaimana ia bisa menyerbu ke Cin an"
Sedangkan menghadapi Giok Seng Cu saja ia tak berdaya!
Maka ia lalu menyetujui pendapat Bi Lan dan berpisahlah kedua saudara seperguruan ini. Bi Lan melanjutkan perjalanan ke Cin an, adapun Lie Bu Tek lalu berangkat mencari sutenya, Gan Hok Seng. Sekarang pemuda ini seakan akan telah mendapat semangat baru dan hidupnya mempunyai cita cita yaitu membantu perjuangan rakyat menghalau pemerintah Kin!
-oo0dw0oo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Lan melakukan perjalanan cepat sekali menuju ke Cin an. Ketika tiba di kota ini, ia tidak berani mengambil tempat bermalam di dalam hotel, karena tahu bahwa mata mata pemerintah Kin tersebar di mana mana. Ia lalu memilih sebuah kelenteng yang berada di luar kota dan bermalam di situ. Setelah beristirahat sehari lamanya, pada keesokan sorenya, masuklah ia ke kota Cin an dan malam hari itu ia mulai dengan penyelidikannya. Siang tadi ia telah bertanya tanya akan tetapi tak seorangpun dapat memberi tahu kepadanya tentang keadaan tokoh tokoh Hoa san pai yang tertawan. Agaknya hal ini dirahasiakan oleh Sam Thai Koksu.
Perlu diketahui bahwa ketika Sam Thai Koksu pulang ke Cin an membawa para tawanan di tengah jalan Liang Bi Suthai menghemhuskan napas terakhir karena tidak kuat menahan penderitaan luka lukanya. Ketiga saudara seperguruannya hanya dapat menangis dan jenazah nenek lihai ini dimakamkan di dalam sebuah hutan di tengah jalan. Kemudian, karena tidak sabar melihat perjalanan terlalu lambat baginya, Pak Hong Siansu mendahului rombongan itu dan berlari cepat lebih dulu pulang ke Cin an di mana seperti telah dituturkan di bagian depan, kebetulan sekali ia dapat bertemu dengan Ciang Le yang membaca surat dari suhengnya, yakni Pak Kek Siansu.
Malam itu sunyi sekali. Pemberontakan yang timbul di mana mana membuat keadaan Tiongkok utara menjadi kacau dan tidak aman. Jarang ada orang berani keluar pintu di malam hari karena boleh dibilang setiap malam tentu terjadi penyerbuan oleh fihak pemberontak yang tiba tiba menyerang tempat yang kurang kuat penjagaannya. Yang dijadikan sasaran oleh para penyerbu tentulah rumah rumah gedung pembesar Kin atau tangsi tangsi penjaga dan lain lain. Pokoknya, para pemberontak itu mengarahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penyerbuan mereka terhadap kaki tangan pemerintah Kin yang mereka benci.
Bi Lan mengambil jalan di atas genteng, langsung menuju ke Enghiong Hweekoan untuk menyelidiki dan kalau mungkin menolong guru gurunya yang tertawan oleh Sam Thai Kok su. Tingkat kepandaian Bi Lan sekarang sudah tinggi sehingga ketika ia berlari di atas genteng tidak menimbulkan suara berisik.
Pada waktu itu, biarpun nampaknya sunyi, namun sebetulnya penjagaan di Enghiong Hweekoan amat kuat.
Sam Thai Koksu maklum bahwa sekarang para orang gagah dari selatan sudah bangkit dan membantu perjuangan para pemberontak, maka selain mengatur barisan barisan untuk memadamkan api pemberontakan, merekapun tidak lalai untuk menjaga gedung itu secara diam diam.
Maka ketika Bi Lan berada di atas genteng Enghiong Hweekoan, diam diam segala gerak geriknya telah dilihat oleh para penjaga yang sudah siap dengan anak panah di tangan dan mengurung tempat itu! Sam Thai Koksu sendiri yang memimpin penjagaan ini, terkejut melihat gerakan bayangan nona muda di atas genteng, karena gerakan itu benar benar cepat dan ringan sekali, tanda bahwa yang datang adalah seorang pandai.
Ketika Bi Lan sedang berdiri di atas genteng dan menduga duga di mana kiranya tokoh tokoh Hoa san pai dikurung, tiba tiba terdengar suara mendesing dan dari segenap penjuru menyambar anak panah ke arah dirinya!
Gadis ini tidak menjadi gugup. Dengan cepat ia menanggalkan baju mantelnya dan memutar jubah itu sedemikian rupa melindungi dirinya, sehingga semua anak panah yang menyambar ke arahnya runtuh semua ke atas genteng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sam Thai Koksu, manusia manusia curang!" bentaknya sambil mencabut pedang dan secepat terbangnya burung walet, tubuh Bi Lan sudah meloncat ke kanan di mana terdapat barisan panah yang tadi menyerangnya. Keadaan menjadi gempar ketika Bi Lan menyerbu ke arah ini.
Beberapa orang penjaga menyambutnya dengan golok, akan tetapi terdengar suara nyaring dan beberapa batang golok terbabat putus berikut tangan yang memegangnya.
Teriakan teriakan ngeri terdengar dan tubuh beberapa orang penjaga berguling dari atas genteng! Bi Lan mengamuk terus dan dalam waktu pendek saja ia sudah merobohkan tujuh orang penjaga.
Sam Thai Koksu marah sekali dan mereka ini muncul sendiri, menghadapi Bi Lan dengan senjata di tangan.
"Gadis liar dari manakah berani datang mengacau di sini?" bentak Kim Liong Hoat ong sambil melintangkan rantai bajanya di depan dada. "Sam Thai Koksu berada di sini, apakah kau tidak lekas lekas berlutut?"
Bi Lan melihat tiga orang gagah berdiri di hadapannya, maka dengan marah ia menudingkan pedangnya.
"Sam Thai Koksu, bagus benar perbuatanmu!
Ketahuilah bahwa aku datang untuk minta kembali guru guruku yang kalian tawan dari Hoa san!"
Kini Sam Thai Koksu mengenal gadis yang lihai ini, yang bukan lain adalah nona yang dulu telah mengacaukan pertemuan orang orang gagah di taman bunga di kota Cin an.
Tertawalah Kim Liong Hoat ong. "Ha, ha, ha, tidak tahunya kau yang datang! Bagus, kebetulan sekali. Memang sudah lama kami hendak menangkapmu atas kedosannmu dahulu di taman bunga. Sekarang kami takkan memberi ampun lagi padamu!" Biarpun mulutnya berkata demikian,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
namun diam diam Kim Liong Hoat ong menjadi terkejut dan juga gelisah. Dahulupun gadis ini yang mendatangkan malapetaka. Terhadap gadis ini sendiri, ia tidak merasa takut, akan tetapi siapa tahu kalau kalau gadis ini datang bersama Coa eng Sin kai dan Thian Te Siang mo! Diam diam Kim Liong Hoat ong lalu memberi tanda rahasia kepada seorang penjaga untuk menyusul Ba Mau Hoatsu dan Pan Hong Siansu yang bermalam di rumah kepala daerah, untuk memanggil mereka membantu, karena kalau Coa ong Sin kai dan Thian Te Siang mo benar benar datang bersama gadis ini, hanya Ba Mau Hoatsu dan Pak Hong Siansu saja yang kiranya dapat menghadapi mereka.
"Kim Liong Hoat ong, percuma saja kau dan dua orang saudaramu menyebut diri sebagai Sam Thai Koksu, karena ternyata kalian adalah pengecut dan berwatak curang.
Mengapa kalian menawan guru guruku di Hoa san" Kalau memang kalian berkepandaian, bebaskan guru guruku dan marilah kita bertempur secara jujur! Biar aku yang mewakili Hoa san pai menghadapi kalian bertiga."
Kim Liong Hoat ong tertawa. "Bocah sombong, kau dan semua orang Hoa san pai adalah pemberontak pemberontak yang mengacau keamanan, maka sekarang juga kami akan menangkapmu!" Sambil berkata demikian, rantai baja di tangan Kim Liong Hoat ong bergerak menyambar ke arah kepala Bi Lan.
Gadis ini menjadi marah sekali dan pedangnya berkelebat cepat. Dengan gerakan yang indah dan manis ia mengelak dari sambaran rantai baja dan dalam gerakan mengelak ini ia membarengi dengan tusukan maut ke arah dada lawannya. Kim Liong Hoat ong terkejut sekali.
Gerakan nona ini benar benar cepat dan tidak terduga sekali, maka ia lalu melompat ke belakang sampai setombak jauhnya untuk menghindarkan diri dari serangan ganas itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun Bi Lan tidak mau memberi hati dan secepat kilat ia mengejar dengan tusukan lain dari pedangnya yang berkelebat kelebat ganas. Melihat betapa nona itu mendesak suheng mereka, Gin Liong Hoat ong menyerbu dengan sepasang ruyungnya yang berwarna hijau, sedangkan Tiat Liong Hoat ong juga tidak mau tinggal diam, langsung menyerang dengan goloknya yang lebar.
"Bagus, hari ini aku akan menamatkan riwayat Sam Thai Koksu!" Bi Lan berseru dan pedangnya diputar cepat sekali dalam permainan pedang Sin coa Kiam hoat (Ilmu Pedang Ular Sakti) yang dulu ia pelajari dari Coa ong Sin kai. Ilmu pedang ini memang sifatnya ganas sekali dan paling tepat dan cepat untuk dipergunakan menyerang lawan. Kalau saja tiga orang tokoh Kerajaan Kin ini maju seorang demi seorang, dalam beberapa jurus saja mereka tentu roboh oleh ilmu pedang ini. Namun, mereka adalah orang orang yang berkepandaian tinggi dan kini dengan jalan mengeroyok mereka masih dapat mempertahankan diri dan bahkan membalas dengan serangan yang tak kurang hebatnya.
Melihat ketangguhan tiga orang lawannya, Bi Lan kehilangan kesabarannya dan tiba tiba pedangnya berobah gerakannya. Kini ia mainkan Ilmu Pedang Thian te Kiam hoat yang ia pelajari dari Thian Te Siang mo. Kebebatan ilmu pedang ini luar biasa sekali dan dalam beberapa jurus saja. terdengar teriakan kesakitan ketika pedangnya berhasil melukai pundak Tiat Liong Hoat ong sehingga golok besar di tangan orang ini terlempar di atas genteng.
Kim Liong Hoat ong dan Gin Liong Hoat ong menjadi terkejut dan marah sekali. Mereka menyerbu makin ganas, akan tetapi kembali ujung pedang Bi Lan telah melukai lengan kiri Gin Liong Hoat ong sehingga kini terpaksa orang ke dua dari Sam Thai Koksu itu hanya mainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ruyung kanan saja sambil meringis kesakitan karena lengan kirinya telah terluka dan ruyung kirinya juga terlepas dari pegangan.
Bi Lan mendesak terus dan agaknya tak lama lagi ia akan dapat merobohkan lawannya yang tinggal dua orang itu kalau saja pada saat itu tidak terdengar bentakan hebat,
"Bocah liar kau mencari mampus!" Bentakan ini disusul dengan melayangnya dua senjata roda yang lihai sekali. Ba Mau Hotsu telah datang atas panggilan para penjaga tadi!
Melihat kedatangan kawan yang tangguh ini, Kim Liong Hoat ong dan Gin Liong Hoat ong menjadi lega dan meloncat mundur. Gin Liong Hoat ong segera merawat lengan kirinya, adapun Kim Liong Hoat ong lalu merawat Tiat Liong Hoat ong yang menderita luka parah di pundaknya.
Bi Lan terkejut melihat datangnya serangan sepasang roda itu, ia belum kenal siapa adanya pendeta yang bertubuh tinggi besar ini. Dengan cepat ia menangkis dengan pedangnya dan karena ia kurang mengenal kelihaian sepasang roda ini, hampir saja pedangnya terampas dari tangannya dan hampir ia mendapat celaka.
Roda yang kiri berputar dan pedangnya seakan akan terbetot oleh tenaga yang luar biasa kuatnya, sedangkan roda kanan terbang menyambar kepalanya. Bi Lan cepat mengerahkan tenaganya mencabut pedangnya dan serangan roda kanan itu dapat dihindarkan dengan jalan merendahkan tubuhnya. Kemudian ia meloncat mundur dan memandang dengar penuh perhatian, la mulai merasa kuatir dan bersikap hati hati sekali. Ternyata olehnya bahwa yang menyerangnya adalah pendeta tinggi besar itu, yang datang bersama dua orang tua lain. Seorang diantaranya adalah seorang kakek yang sudah tua sekali, dan orang ke dua adalah seorang tosu. Ia tidak tahu bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang menyerangnya, yaitu Ba Mau Hoatsu, datang bersama Pak Hong Siansu dan Giok Seng Cu yang amat lihai.
Ba Mau Hoatsu memang mempunyai watak yang agak sombong dan menganggap diri sendiri terpandai. Tadi ketika melihat Sam Thai Koksu tidak dapat mengalahkan lawannya yang ternyata hanya seorang gadis muda ia lalu berpesan kepada Pak liong Siansu dan Giok Seng Cu agar jangan turun tangan, karena ia sendiri hendak menghadapi gadis itu.
Melihat betapa gadis itu dapat menangkis serangannya, Ba Mau Hoatsu menjadi terkejut dan juga penasaran, ia lalu menyerang lagi dan kini sepasang rodanya mengancam gadis itu dan mengurung rapat. Diam diam Bi Lan nengeluh karena ternyata kepandaian lawannya ini benar benar hebat. Tahulah ia mengapa kakek dan gurunya dari Hoa san pai sampai kalah dan tertawan, karena Sam Thai Koksu mempunyai pembantu yang begini pandai, ia mengerahkan seluruh kepandaiannya dan melawan mati matian. Pedangnya bergerak cepat sekali dan kini ia mainkan Ilmu Pedang Thian te Kian hoat yang amat aneh gerakannya. Namun, tetap saja sepasang roda itu masih mengancam dan menindih pedangnya, bahkan beberapa kali hampir saja pedangnya dapat terampas, Bi Lan maklum bahwa menghadapi pendeta ini saja ia sukar mencapai kemenangan, apalagi kalau Kim Liong Hoat ong membantu, tentu akan kalah.
Tak seorangpun tahu bahwa diam diam sepasang mata yang tajam menyaksikan pertempuran ini dari balik wuwungan rumah. Mata ini memandang penuh
kekhawatiran. Karena ia maklum bahwa tak lama lagi Bi Lan pasti akan kalah apalagi kalau Giok Seng Cu atau Pak Hong Siansu turun tangan! Yang mengintai adalah mata Ciang Le pemuda gagah perkasa yang memang selalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memasang mata menyelidiki keadaan Enghiong Hwee koan, bersiap untuk menolong orang orang gagah yang menyerbu tempat itu. Kini ia menjadi bingung. Untuk keluar membantu ia merasa sungkan dan takut kepada susioknya. Kalau dia diam saja tidak membantu, ia benar benar kasihan kepada gadis itu. Juga diam diam ia merasa kagum sekali melihat gadis yang perkasa itu.
Keadaan Bi Lan kini benar benar amat terdesak dan berbahaya sekali. Makin lama gerakan sepasang roda dari Ba Mau Hoatsn makin kuat saja dan Bi Lan yang tadi sudah mengeluarkan banyak tenaga ketika dikeroyok oleh Sam Thai Koksu dan kawan kawannya Uni mulai merasa lelah menghadapi Ba Mau Hoatsu yang demikian tangguhnya.
Keadaan malam hari itu gelap dan penerangan di atas genteng itu hanya dari tiga buah lampu yang digantung tinggi tinggi di sekeliling rumah. Tiba tiba terdengar suara keras dan tiga buah lampu ini meledak pecah dan padam.
Bahkan sebuah diantaranya, terbakar dan mulai membakar tiang di bawah gunungan sang melintang!
Pada saat itu, sepasang roda dari Ba Mau Hoatsu sedang mengurung dan mengancam Bi Lan. Tiba tiba nampak beberapa benda berkeredepan menyambar dan dengan cepat sekali menghantam kedua pundak Ba Mau Hoatsu. Kakek ini terkejut sekali, la melihat pula datangnya benda benda ini dan mendengar suara anginnya, maka cepat ia merendahkan tubuhnya untuk mengelak dari sambaran dua buah benda yang mengarah pundaknya, akan tetapi beberapa buah benda lain menghantam roda roda di tangannya sehingga ia merasa kedua rodanya terpukul dan hampir terlepas dari tangannya! Cepat ia melompat mundur dan pada saat itu terdengar seruan,
"Laril!!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Lan juga tahu bahwa ada orang pandai membantunya secara diam diam, maka kini mendengar seruan "lari!" itu, ia cepat melompat jauh, melarikan diri dari tempat berbahaya itu.
"Bangsat kecil, kau berani main gila?" Seru Pak Hong Siansu yang tahu tahu menggerakkan tubuhnya ke arah dari mana benda benda itu menyambar. Adapun Ba Mau Hoatsu dan Giok Seng Cu juga tidak tinggal diam.
"Gadis liar, kau hendak lari ke mana?" bentak Ba Mau Hoatsu yang bersama Giok Seng Cu mengejar Bi Lan.
Lain lain orang dikepalai oleh Kim Liong Hoat ong, segera memadamkan kebakaran kecil yang diakibatkan oleh pecahnya lampu, dan memasang lampu baru untuk menerangi tempat itu.
Ciang Le yang menolong Bi Lan, ketika melihat susioknya melayang ke arahnya, tidak berani menyambut dan segera melompat jauh. Pak Hong Siansu dapat mengenal sambitan senjata rahasia yang berkeredepan tadi, karena itu adalah am gi (senjata gelap) yang disebut Siauw seng ciam (Jarum Bintang Kecil), semacam jarum yang ujungnya runcing dan gagangnya mempunyai kepala terbuat dari batu yang berkeredep. Inilah senjata rahasia yang biasa dipergunakan oleh Pak Kek Siansu di waktu muda, maka Pak Hong Siansu dapat menduga bahwa pelemparnya tentulah murid suhengnya itu. Karena Ciang Le berlaku hati hati dan tidak mau melayaninya ketika Pak Hong Siansu tiba di tempat itu, pemuda tadi telah pergi jauh.
Adapun Bi Lan yang melarikan diri, dikejar oleh Giok Seng Cu dan Ba Mau Hoatsu. Gadis ini berlari cepat sekali, melompat turun dari atas rumah. Akan tetapi Ba Mau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoatsu yang merasa penasaran, terus mengejarnya dan telah mengambil keputusan hendak menangkap gadis ini.
Setelah mereka keluar dari kota Cin an dan tiba di luar tembok kota, tiba tiba di atas tembok melayang turun sesosok bayangan yang menghadang larinya Ba Mau Hoatsu dan Giok Seng Cu. Ketika mereka ini memandang, bukan main marahnya Ba Mau Hoatsu mengenal bahwa penghadangnya bukan lain adalah Go Ciang Le, pemuda yang pernah mengalahkan sepasang rodanya ketika pemuda ini datang membawa surat suhunya untuk Pak Hong Siansu!
"Keparat! Lagi lagi kau yang mengganggu rami!" seru Ba Mau Hoatsu dan cepat ia menyerang dengan sepasang rodanya. Giok Seng Cu tanpa mengeluarkan kata kata langsung maju mengeroyok sambil mainkan senjata rantainya yang lihai.
Akan tetapi kali ini Ciang Le tidak main main lagi dan begitu ia mainkan pedangnya sambil mengerahkan tenaganya, Ba Mau Hoatsu dan Giok Seng Cu terpaksa mundur dengan kaget sekali. Serbuan pemuda ini benar benar hebat dan tenaga yang keluar dari sambaran pedang Kim kong kiam sekaligus dapat membuat sepasang roda dan rantai itu terpental memukul pemegangnya sendiri!
Beberapa jurus lamanya Ciang Le tidak mau memberi kesempatan kepada dua orang lawannya untuk membalas serangannya, ia mendesak dan mengeluarkan Ilmu Silat Pak kek Sin ciang hoat yang lihai. Oleh karena ilmu silat ini memang ilmu silat rahasia yang belum pernah terlihat di dunia dan yang kehebatannya menduduki tingkat tertinggi, tentu saja Ba Mau Hoatsu dan Giok Seng Cu menjadi bingung dan tidak dapat membalas serangan pemuda itu, melainkan sibuk menjaga diri karena pedang kuning emas itu seakan akan berobah menjadi puluhan banyaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciang Le memang hanya bermaksud menolong Bi Lan saja dan memberi kesempatan kepada gadis itu untuk melarikan diri, maka setelah ia mendesak beberapa jurus dan mengerti bahwa kini Bi Lan telah lari jauh, tiba tiba ia meloncat keluar dari kalangan pertepruran dan berlari meninggalkan Ba Mau Hoatsu dan Giok Seng Cu!
Bukan main marahnya kedua orang ini. Sambil memaki maki mereka lalu melepaskan senjata senjata gelap ke arah bayangan Ciang Le yang meloncat jauh. Akan tetapi Ciang Le adalah bekas murid Thian Lo mo, seorang ahli am gi (senjata gelap) yang lihai sekali. Sebelum senjata senjata rahasia yang dilepas oleh kedua orang pendeta itu mengenai tubuh Ciang Le, terlebih dulu pemuda ini sudah menggerakkan tangan kirinya dan beberapa benda berkerdepan telah menyambar dan memukul runtuh semua senjata rahasia lawan. Sebelum menjadi murid Pak Kek Siansu, Ciang Le memang sudah ahli dalam penggunaan senjata rahasia yaitu kepandaian yang dipelajarinya dari Thian Lo mo. Setelah ia menjadi murid Pak Kek Siansu di puncak Lu liang san, ia menambah kepandaiannya ini dengan penggunaan Siauw seng ciam ( Jarum Bintang Kecil), yaitu senjata rahasia yang dahulu seringkali dipergunakan oleh Pak Kek Siansu di waktu muda.
Setelah dapat melarikan diri dari Ba Mau Hoatsu dan Giok Seng Cu, Ciang Le berlari terus. Akan tetapi, tiba tiba dari balik sebatang pohon meloncat keluar sesosok bayangan dan ketika ia memandang, ternyata Bi Lan telah berdiri di hadapannya! Keadaan suram suram mendekati gelap dan ia tidak dapat melihat wajah gadiss itu dengan jelas, akan tetapi melihat bentuk tubuhnya, tahulah Ciang Le bahwa ia berhadapan dengan gadis yang ditolongnya tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anjing pemerintah Kin, kau masih mengejarku" Asal jangan main keroyokan, aku Liang Bi Lan takkan mundur setapakpun!" seru BiLan sambil maju menerjang dengan pedangnya. Di dalam gelap, gadis inipun tidak dapat mengenal siapa adanya orang yang ia hadapi, akan tetapi karena orang ini berlari cepat mengejarnya tentu saja ia menduga bahwa orang ini juga seorang kaki tangan Sam Thai Koksu yang mengejarnya.
Ciang Le menjadi geli dan diam diam ia memuji ketabahan hati gadis muda ini. Dimaki dan diserang, ia diam saja, hanya segera mengeluarkan pedangnya dan melayani Bi Lan bermain pedang! Ketika mereka bertempur dam bergebrak beberapa jurus lamanya, keduanya terkejut dan heran. Bi Lan merasa terkejut sekali karena ternyata bahwa kepandaian atau ilmu pedang dari lawannya ini benar benar lihai sekali, adapun Ciang Le merasa terheran heran karena ia mengenal ilmu pedang yang dimainkan oleh Bi Lan sebagai ilmu pedangnya sendiri sebelum menjadi murid Pak Kek Siansu, yakni ilmu pedang dari Thian Te Siang mo dan biarpun gerakan gadis ini lebih lihai dan juga ilmu pedang itu banyak sekali kemajuannya seakan akan kedua bekas gurunya itu telah
menyempurnakannya, namun pada dasarnya sama saja dengan ilmu pedang yang ia pernah pelajari dari Iblis Kembar itu. Maka iapun lalu merobah gerakan pedangnya dan kini iapun mainkan ilmu Pedang Thian Te Kiam sut yang tentu saja dikenal baik oleh Bi Lan.
"Eh, siapa kau ?" gadis ini membentak dengan suara heran. "Dari mana kau mencuri ilmu pedang Thian Te Kiam hoat?"
"Tidak ada yang mencuri ilmu pedang. Sebaliknya kau tadi mengaku anak murid Hoa san pai, mengapa sekarang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mainkan ilmu pedang dari Thian Te Siang mo?" Sejak kapankah kau menjadi murid dari kedua orang guruku?"
"Hm" kau mengaku guru kepada kedua suhuku" Tak salah lagi kau tentulah Go Ciang Le murid yang murtad dan yang mengkhianati kedua suhuku itu !" Seru Bi Lan yang sengaja bersikap keras, padahal hatinya berdebar debar karena ia kini berhadapan dengan cucu dari kakek angkatnya, yaitu Tan Seng.
"Eh, eh, nanti dulu!" kata Ciang Le. "Betapapun juga, kalau kau sudah menjadi murid mereka kau masih terhitung sumoiku sendiri. Bagaimana kau tadi dapat katakan bahwa aku seorang murid murtad dan mengkhianati guru guruku!"
"Karena kau meninggalkan mereka dan belajar silat kepada orang lain!"
Tiba tiba pemuda itu tertawa bergelak, seakan akan ia mendengar sesuatu yang amat menggelikan hatinya. Bi Lan menjadi gemas, sayang ia tidak dapat melihat dengan nyata wajah pemuda itu, karena keadaan gelap. Akan tetapi ia dapat melihat bahwa tubuh pemuda itu tinggi tegap, biarpun tidak setegap tubuh Lie Bu Tek suhengnya, dan dapat mendengar bahwa suara pemuda ini lantang akan tetapi bernada halus.
"Kenapa kau tertawa" Apanya yang lucu?"
Ciang Le menahan suara ketawanya. "Karena kau tadi memaki aku sebagai murid murtad dan berkhianat, sedangkun kau sendirpun murtad dan berkhianat."
Bi Lan terkejut. "Kurang ajar, kau lancang sekali."
"Bukankah betul kata kataku tadi. Kau, seorang anak murid Hoa san pai, namun kau juga meninggalkan Hoa san pai dan menjadi murid Thian Te Siang mo. Orang selagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muda mencari kemajuan, mengapa disebut murtad dan berkhianat?"
Bi Lan tertegun. Memang, biarpun kedua orang suhunya telah berpesan agar kalau bertemu dengan Ciang Le ia suka menghajar murid murtad itu, namun di dalam hatinya tentu saja ia merasa berat untuk melakukan tugas ini. Pertama tama ia sendiripun berganti guru, sama halnya dengan Ciang Le, ke dua karena Ciang Le adalah cucu dari kakek angkatnya!
"Kau pandai memutar lidah! Cukup tentang itu, sekarang hendak kubertanya apakah maksudmu
mengejarku" Apakah kau sudah menjadi kaki tangan pemerintah Kin?"
"Nona, jangan menuduh secara sembarangan saja. Kita bersatu haluan. Bahkan aku tahu pula akan maksud kedatanganmu, tentu hendak mencari tokoh tokoh Hoa san pai itu dan hendak menolong mereka bukan" Tak usah kau bersusah payah, kalau hendak bertemu dengan mereka, pergilah ke bio (kuil) rusak di sebelah barat kota, di dalam hutan bambu itu." Setelah berkata demikian, Ciang Le meloncat ke dalam gelap dan lenyap dari situ.
"Sayang ..aku belum dapat melihat mukanya "
dan belum berkesempatan untuk menanya tentang riwayatnya.
Apakah ia tidak tahu bahwa kong kong adalah kakeknya yang aseli?" pikir Bi Lan dan teringatlah ia akan kata kata pemuda itu. Benar benarkah ia akan dapat menemui kong kongnya dan suhu suhu nya di dalam hutan sebelah barat kota" Hatinya berdebar penuh harapan ketika Bi Lan berlari lari dalam menuju ke barat.
Ketika ia tiba di dalam sebuah hutan bambu, benar saja ia melihat kuil kuno yang biar pun di bagian bawahnya sudah buruk dan rusak, namun gentengnya masih kuat dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik. Ia meloncat ke atas karena sebagai seorang gadis kang ouw yang berpengalaman, ia selain berlaku hati hati dan menyelidiki lebih dulu sebelum mengambil tindakan.
Begitu kakinya menginjak genteng, lampu penerangan yang tadinya terpasang di dalam kuil itu padam dan tiba tiba dari bawah menyambar tiga buah benda ke arah tubuhnya, Bi Lan terkejut dan cepat mengelak sambil mengulur tangannya. Ia berhasil menyambar sebutir senjata rahasia itu dan ketika dilihatnya ternyata itu adalah sebutir besi thi lian ci, senjata rahasia yang biasa dipergunakan oleh Tan Seng, kakeknya!
"Kong kong! Suhu, teecu Bi Lan berada di sini!" teriak Bi Lan dengan girang sekali!
Terdengar seruan girang dan juga terheran dari bawah dan tak lama kemudian, dari bawah melayang naik, tiga bayangan yang bukan lain adalah Tan Seng, Liang Gi Cinjin dan Liang Tek Sian seng!
Bi Lan cepat cepat memberi hormat dengan hati girang sekali.
"Bi Lan, sungguh tidak kami nyana bahwa kau yang datang! Semenjak tadi memang ada bayangan seorang yang mengintai kami, kami sedang menanti saat baik untuk menangkapnya. Agaknya ia mata mata dari pemerintah Kin!" kata Tan Seng.
"Kalau begitu, mari kita mencari dan membekuknya, kong kong!" kata Bi Lan dengan gemas.
"Tadi dia datang dari jurusan sana!" kata Liang Gi Cinjin sambil menunjuk ke arah kanan kuil. Beramai ramai mereka lalu mengejar ke jurusan itu, namun tidak nampak bayangan siapapun juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal, memang ada seorang laki laki bertubuh pendek berkumis melintang panjang yang bersembunyi di balik wuwungan sebelah depan. Orang yang pendek kecil ini mempunyai gerakan yang amat lincah dan cepat. Juga ginkangnya sudah tinggi sekali sehingga ia tidak menerbitkan suara sedikitpun juga. Dengan sepasang matanya yang lebar ia mengintai ke arah mereka berempat yang mencoba mencarinya dan sikapnya seperti seorang maling yang amat mencurigakan.
Ketika sudah melihat dengan jelas dan mendapat kenyataan bahwa tiga orang tua itu adalah tokoh tokoh Hoa san pai, sedangkan nona itu adalah pendekar wanita yang paru saja mengacau Enghiong Hweekoan, orang ini lalu bergerak hendak meninggalkan kuil. Akan tetapi, baru saja ia meloncat, tiba tiba bayangan lain menyambar dan sebelum ia berdaya, ia telah kena ditotok oleh orang itu yang mempergunakan tiam hwat (ilmu menotok jalan darah) yang istimewa sekali. Orang pendek kecil ini seketika menjadi lumpuh seluruh tubuhnya dan ia tidak dapat melawan lagi ketika orang yang menotoknya itu memegang leher bajunya dan membawanya turun ke bawah dengan gerakan yang luar biasa ringannya. Orang yang menangkapnya ini bukan lain adalah Ciang Le yang diam diam tadi mengikuti perjalanan Bi Lan.
Setelah Ciang Le membuat pengintai itu tidak berdaya, ia lalu melemparkan tubuh itu ke dalam kuil, kemudian ia pergi meninggalkan kuil itu.
Bi Lan dan tiga orang tokoh Hoa san pai kembali ke kuil dengan tangan hampa. Mereka telah mencari cari, namun tidak menemukan orang di dalam hutan yang sunyi itu.
Maka, alangkah heran dan tercengang mereka ketika di dalam kuil mereka melihat seorang laki laki rebah dalam keadaan tertotok dan tidak berdaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Inilah dia orang yang mengintai kami tadi!" kata Liang Gi Cinjin kepada Bi Lan, kemudian kakek ini lalu menotok orang itu untuk membebaskannya dari pengaruh totokan Ciang Le. Orang pendek kecil berkumis itu berlutut dengan tubuh gemetar, ia maklum bahwa kini ia telah berada di tangan musuh dan dalam keadaan berbahaya.
"Kau siapa dan mengapa mengintai kami?" tanya Liang Gi Cinjin dengan suara keren.
"Aku" aku tidak mengintai" aku seorang pelancong yang kemalaman di" di hutan ini ..." jawab orang itu gugup.
"Bohong!" Bi Lan membentak dan sekali pedangnya berkelebat, lenyaplah sebelah kumis orang itu! "Sekali lagi membohong, telingamu kupotong! Hayo mengaku kau siapa dan apa kerjamu di sini!"
Dengan muka pucat dan suara megap megap, orang ini mengaku. Dia adalah seorang pencopet atau pencuri yang kenamaan di kota Cin an dan telah lama bekerja sebagai mata mata yang amat dipercaya oleh Sam Thai Koksu.
Karena ia memiliki kepandaian berlari cepat dan ginkang yang sudah tinggi maka gerakannya gesit dan cocok sekali kalau ia menjadi seorang mata mata. Ia bernama Lo Tek dan dijuluki Sin touw (Malaikat Copet)! Atas perintah Sam Thai Koksu ia disuruh menyelidiki keadaan orang orang gagah yang mengganggu kota Cin an dan kebetulan sekali ia dapat menemukan tempat bersembunyi tokoh tokoh Hoa san pai yang telah lari dari tempat kurungan mereka di Cin an.
"Dan bagaimana kau tahu tahu meringkuk .....
...hal 62-63 ga ada......
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang mo sehingga tokoh tokoh Hoa san pai itu menjadi girang sekali karena mereka dapat menduga bahwa kepandaian Bi Lan kini tentu amat tinggi.
Sebaliknya Bi Lan lalu mendengar penuturan kakek angkatnya. Ternyata bahwa tiga orang tokoh Hoa san pai ini ditawan dan dibawa ke Cin an, di mana mereka selain menerima siksaan juga mendapat bujukan dari Sam Thai Koksu agar supaya suka menyerah saja dan membantu pemerintah Kin. Tentu saja tiga orang kakek gagah ini tidak sudi menerima bujukan ini dan menyatakan lebih baik binasa dari pada membantu pemerintah Kin yang menindas rakyat Tiongkok.
-ooo0dw0oo- Jilid XII MEREKA diputuskan mendapat hukuman mati, akan tetapi pada malam hari terakhir, sesosok bayangan yang aneh dan luar biasa cepat gerakannya, merobohkan para penjaga tanpa banyak ribut. Kemudian bayangan ini di dalam gelap memutuskan belenggu mereka dan mengajak mereka pergi dari tempat tahanan.
"Siapa dia itu kong kong?" tanya Bi Lan dengan hati berdebar, karena iapun teringat akan orang yang membantunya dalam pertempuran ketika ia terdesak oleh Ba Mau Hoatsu. Ia ada persengkaan bahwa orang itu tentu Ciang Le, akan tetapi ia rasa tidak mungkin pemuda itu memiliki kepandaian begitu tinggi.
Kakeknya menggelengkan kepanya. "Ia tidak mau mengaku hanya membawa kami ke tempat ini dan minta kepada kami supaya beristirahat dan jangan pergi sebelum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehat benar. Dia tentu seorang pemuda yang berkepandaian tinggi sekali, akan tetapi entah siapa kami tidak tahu."
"Juga yang menangkap mata mata tadi tentu dia pula"
kata Liang Tek Sianseng sambil mengangguk anggukkan kepalanya.
"Kong kong, tahukah kau bahwa Go Ciang Le cucumu itu masih hidup?"
Tan Seng terkejut dan girang. "Betulkah" Di mana dia?"
"Untuk apa aku membohong, kong kong" Aku bahkan sudah bertemu dengan dia di dalam gelap, sudah pula bertempur melawan dia! Dia juga murid dari Thian Te Siang mo, jadi suhengku sendiri." Bi Lan lalu menuturkan pertempurannya antara dia dan Ciang Le, akan tetapi tentu saja dia tidak menuturkan bahwa kedua suhunya berpesan agar supaya dia memberi "hajaran" kepada pemuda itu!
"Sayang mengapa kau tidak memberi tahu bahwa aku menunggu dan mencarinya." kata orang tua ini.
"Aku tidak diberi kesempatan, kong kong. Dia terus pergi lagi."
Setelah berunding, empat orang Hoa san pai ini lalu mengambil keputusan untuk pergi ke Go bi pai, memberi teguran kepada ketua Go bi pai yaitu Kian Wi Taisu, atas sepak terjang Bu It Hosiang yang khianat, mempergunakan tenaga pemerintah Kin untuk memusuhi Hoa san pai.
-ooo0dw0ooo- Pemberontakan di Tiongkok utara, wilayah yang diduduki oleh pemerintah Kin makin meluas. Para gerilyawan melakukan perjuangan mati matian, dibantu oleh orang orang gagah dari utara dan selatan, orang orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han aseli yang tidak rela melihat bangsanya ditindas oleh orang Kin.
Pemerintah Kin di utara makin menggila dan menindas rakyat. Banyak orang orang Han dipaksa menjadi budak belian, diperdagangkan dan diperlakukan seperti kerbau peliharaan. Banyak sekali kaum tani dipaksa menjadi pelayan ketentaraan dan diperas tenaganya habis habisan.
Setiap orang Kin menjadi bangsawan dan tiap orang bangsawan tentu mempunyai budak belian orang Han.
Bahkan ada sekeluanga bangsawan besar mempunyai hamba hamba orang Han sampai seratus orang lebih!
Namun pemberontakan rakyat tak kenal lelah dan tak kenal mundur. Dibunuh seorang maju dua orang, dibinasakan sepasukan maju dua pasukan. Muncullah orang orang gagah yang memimpin barisan petani dan barisan rakyat yang berjuang dengan gigih, di mana mana merupakan barisan berani mati, menyerbu dan mengganggu keamanan para petugas Kerajaan Kin. Barisan Kin dikerahkan dan Sam Thai Koksu menjadi sibuk sekali.
Namun berkat bantuan Pak Hong Siansu yang lihai, setiap muncul barisan yang dipimpin oleh seorang gagah dari fihak pemberontak, pasti dapat dihancurkan.
Banyak tokoh tokoh kang ouw gugur dalam membela rakyatnya. Yang amat mengagumkan, biarpun tokoh tokoh kang ouw yang tadinya berwatak kasar dan ganas, boleh dibilang jahat dalam pandangan umum, ketika melihat betapa banyak sekali bangsanya menjadi korban barisan Kin, serentak bangkit dan membantu perjuangan bangsanya!
Orang seperti Coa ong Sin kai yang terkenal ganas, yang disohorkan berotak miring dan yang berani membunuh sesama manusia tanpa berkejap mata, sampai bisa tergerak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hatinya dan kakek aneh ini bahkan berani seorang diri mendatangi Enghiong Hweekoan dan mengamuk!
Hal ini terjadi pada suatu pagi. Ketika itu bala tentara Kin yang dipimpin oleh Kim Liong Hoat ong sendiri melakukan pembasmian terhadap sebuah dusun yang dianggap menjadi sarang pemberontak. Seluruh dusun dibakar musnah, orang orang lelaki dibunuh dan perempuan perempuan diculik oleh barisan ini. Dalam waktu kurang dari setengah hari saja dusun itu telah menjadi tumpukan puing dan mayat rakyat berserakan di mana mana ada diantaranya yang terpanggang api sampai hangus!
Kebetulan Coa ong Sin kai berada di tempat yang tidak jauh dari dusun itu dan ketika kakek gila ini tiba di dusun yang sudah menjadi abu, timbul jiwa kepatriotannya dan ia menangis menggerung gerung ditengah dusun kosong itu.
Kemudian, bagaikan orang gila, ia mencak mencak dan langsung berlari cepat menuju ke Cin an sambil memaki maki di sepanjang jalan, menyumpah nyumpah pemerintah Kin.
Tentu saja setibanya di kota Cin an, ia disambut oleh sepasukan penjaga yang hendak menangkap atau membunuhnya. Akan tetapi dengan ranting bambunya yang lihai ia membuka jalan darah dan sebentar saja sepuluh orang lebih penjaga roboh tak bernyawa lagi! Coa ong Sin kai terus berlari ke Enghiong Hweekoan dan menyerbu ke dalam sambil memaki keras, "Sam Thai Koksu, keluarlah untuk terima binasa!"
Beberapa orang penjaga Enghiong Hweekoan keluar menyambut dengan golok di tangan, akan tetapi seperti penjaga kota tadi, sebentar saja terdengar jerit mengerikan dan beberapa orang itu roboh malang melintang dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepala pecah atau tubuh bolong bolong tertusuk ranting bambu!
Pada saat itu, yang berada di dalam Enghiong Hweekoan adalah Sam Thai Koksu dan Ba Mau Hoatsu. Mereka ini sedang merayakan "kemenangan" dari Kim Liong Hoat ong yang siang tadi katanya melakukan pembersihan di dusun itu. Ketika mendengar ribut ribut di luar, kemudian disusul oleh bentakan dan tantangan Coa ong Sin kai, mereka menjadi marah sekali dan memburu keluar dengan senjata siap di tangan.
Sam Thai Koksu menjadi terkejut dan jerih juga melihat Coa ong Sin kai. Akan tetapi Ba Mu Hoatsu membentak kepada para penjaga yang mengeroyok Coa ong Sin kai supaya mundur, kemudian dia sendiri lalu menghadapi kakek Raja Ular itu dengan sepasang senjata rodanya.
"Orang gila, bagus benar kau datang mengantar kematian. Memang telah lama aku mencarimu!" kata Ba Mau Hoatsu sambil mempersiapkan sepasang rodanya.
Coa ong Sin kai menunda amukannya dan dengan mata merah ia memandang kepada Ba Mau Hoatsu. Tentu saja ia mengenal orang ini, akan tetapi ia tidak memperdulikan pendeta dari Tibet ini dan pandang matanya ditujukan ke arah Sam Thai Koksu.
"Tiga anjing Kin, aku datang untuk menghirup darah kalian!" serunya dan tiba tiba tubuhnya berkelebat cepat menyerang kepada Kim Liong Hoat ong!
Sam Thai Koksu terkejut sekali dan berbareng mereka menangkis serangan ini. Namun gerakan Coa ong Sin kai bukan main hebatnya, karena ia berada dalam keadaan marah. Ranting bambunya bagaikan telah menjadi seekor ular hidup yang bergerak berlenggak lenggok sukar sekali dijaga serangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim Liong Hoat ong yang diserang menangkis dengan rantainya, dibantu oleh Tiat Liong Hoat ong yang juga membantu suheng nya menangkis dengan goloknya.
Adapun Gin Liong Hoat ong yang memegang sepasang ruyung, menghantamkan ruyungnya ke pundak dan lambung Coa ong Sin kai! Akan tetapi, kakek yang dianggap gila ini sudah nekad benar rupanya. Ia tidak mengelak dari serangan ruyung dan ranting bambunya begitu tertangkis oleh rantai dan golok, bukannya ditarik mundur, melainkan diteruskan dan kini meluncur cepat menotok ulu hati Kim Liong Hoat ong. Serangan iri demikian tiba tiba dan tak terduga sehingga orang pertama dari Sam Thai Koksu ini tidak melihat lain jalan untuk menghindarkan diri. Namun ia masih percaya bahwa serangan ruyung Gin Liong Hoat ong akan mengenai sasaran dan secepat kilat ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang.
Pada saat itu, terjadilah akibat yang hebat dari serangan serangan ini. Terdengar pekik kesakitan dari Kim Liong Hoat ong dan seruan kaget dari Gin Liong Hoat ong.
Ruyung sebelah kanan di tangan Gin Liong Hoat ong dengan tepat mengenai pundak Coa ong Sin kai dan terdengar tulang pundak kaket gila ini patah, akan tetapi ujung ranting bambu di tangan Coa ong Sin kai masih sempat menusuk pundak Kim Liong Hat ong yang segera terguling dan merintih rintih di atas tanah dengan muka menjadi pucat sekali. Adapun ruyung di tangan kiri Gin Liong Hoat ong yang menyerang lambung Coa ong Sin kai, kena disabet oleh tangan kiri kakek pengemis ini dan terdengar suara "krak" dan patahlah ruyung yang kuat itu!
Biarpun tulang pundaknya telah patah, namun Coa ong Sin kai seakan akan tidak merasa sakit sama sekali.
Terdengar ia tertawa bergelak dan menyeramkan kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia menubruk mau menyerang Tiat Liong Hoat ong dengan ranting bambunya.
Pada saat itu, sepasang roda di tangan Ba Mau Hoatsu menyambar cepat. Melihat datangnya senjata yang luar biasa lihainya ini, Coa ong Sin kai tidak berani menerimanya dan cepat mengelak. Sementara itu, ranting bumbunya telah berpindah ke tangan kiri, karena lengan kanannya tak dapat digerakkan lagi. Ia membatalkan niatnya menyerang Tiat Liong Hoat ong dan kini dengan sepenuh tenaga dan pengerahan kepandaiannya, ia menghadapi Ba Mau Hoatsu sambil masih tertawa bergelak gelak.
Gin Liong Hoat ong dan Tiat Liong Hoat ong ketika melihat keadaan Kim Liong Hoat ong yang terluka parah, menjadi marah sekali dan berbareng mereka mengeroyok Coa ong Sin kai. Akan tetapi, perbuatan mereka ini merugikan Ba Mau Hoatsu dan bahkan menggirangkan hati Coa ong Sin kai yang menjadi makin ganas. Dengan tendangan kaki berantai, ia berhasil membuat golok di tangan Tiat Liong Hoat ong terlempar jauh dan sebelum Tiat Liong Hoat ong sempat menangkis, sebuah tendangan kakek pengemis ini mengenai pahanya sehingga tubuhnya terlempar jauh dan tak dapat bangun lagi karena tulang pahanya patah!
"Ha ha ha! Anjing anjing Kin, kalau belum membasmi kalian, aku belum puas! Ha ha ha! Kata Coa ong Sin kai dan kini ia menubruk Gin Liong Hoat ong yang sudah menjadi pucat dan gentar. Akan tetapi, Ba Mau Hoatsu mendesak maju dan karena perhatian Coa ong Sin kai ditujukan kepada Gin Liong Hoat ong yang hendak dirobohkannya ia tidak dapat menjaga datangnya roda kiri di tangan Ba Mau Hoatsu yang amat lihai, "Prak!" dengan tepat sekali roda itu menghantam kepala Coa ong Sin kai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan pengemis tua ini menjerit ngeri, akan tetapi ia masih sempat melontarkan rantingnya ke arah Ba Mau Hoatsu.
Lontaran ranting ini dilakukan dengan tenaga terakhir sebelum ia roboh tak bernyawa di atas tanah karena kepalanya telah pecah. Bukan main hebatnya lontaran ini dan Ba Man Hoatsu maklum bahwa ranting ini ujungnya mengandung racun dan apabila mengenai tubuhnya akan berbahaya sekali. Ia cepat menangkis dengan sepasang rodanya sehingga ranting itu menyeleweng ke pinggir dan menjeritlah seorang penjaga, lalu roboh tak bernyawa lagi.
Ranting itu dengan keranya menancap di dadanya dan ia tewas di saat itu juga.
Dengan amat marah, Gin Liong Hoat ong mengerjakan ruyungnya yang tinggal sebelah untuk memukuli kepala dan tubuh Coa ong Sin kai sehinga tak lama kemudian tubuh kakek pengemis itu sudah tidak karuan macam nya lagi.
Ngeri orang orang melihat peristiwa ini dan hati para perwira Kin menjadi gentar.
Bukan main hebatnya orang orang Han yang datang mengamuk.
Baiknya ada Pak Hong Siansu yang datang pada senja harinya, karena kalau tidak ditolong oleh kakek sakti ini, agaknya Kim Liong Hoat ong yang tertusuk ujung ranting bambu berbisa, tentu akan tewas. Sam Thai Koksu merawat luka mereka sambil menyumpah nyumpah.
"Masih ada dua orang lagi, yakni Iblis Kembar. Kalau mereka tidak dibasmi dan mereka beri kesempatan mengacau di sini, akan lebih hebat lagi," kata Kim Liong Hoat ong, "Jangan khawatir, biar dia datang kalau hendak mencari mampus!" kata Ba Miu Ihoatsu.
Mendengar ini Kim Liong Hoat ong menjadi
mendongkol. "Apa lagi kalau mereka datang, sedangkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru Coa ong Sin kai yang datang saja, hampir saja kami binasa. Kalau Pak Hong Siansu berada di sini, tentu takkan terjadi hal seperti ini." Ucapan ini terang terangan menyindir bahwa adanya Ba Mau Hoatsu di situpun tidak banyak gunanya!
Merah wajah Ba Mau Hoatsu. Ia adalah seorang sombong yang segan mengalah, maka diam diam ia timbul perasaan tidak senang kepada Sam Thai Koksu, katanya,
"Salah sam wi sendiri, kalau tadi sam wi tidak ikut campur dan menyerahkan Coa ong Sin kai kepadaku seorang, tak nanti akan jatuh korban. Di dalam pertempuran menghadapi musuh pandai, paling selamat menonton saja di pinggir dan membiarkan orang yang lebih kuat maju melayaninya!" Ucapan inipun merupakan sindiran bagi Sam Thai Koksu yang terang terangan dikatakan masih terlampau rendah kepandaian mereka! Suasana menjadi panas dan Ba Mau Hoatsu maupun Sam Thai Koksu, kedua fihak telah mulai merasa tidak senang hati.
"Tak perlu ribut ribut," kata Pak Hong Siansu, "hal yang sudah lewat tak perlu diributkan. Sekarang kita ke depan dan mencari jalan terbaik."
"Tidak ada lain jalan lagi, sebelum harimau menyerang, kita turun tangan lebih dulu!" kata Kim Liong Hoat ong.
"Ucapan Kim Liong Hoat ong betul juga," kata Giok Seng Cu. "Pemberontakan ini tidak kuat kalau di belakang mereka tidak ada orang orang seperti Coa ong Sin kai, orang orang Hoa san pai, dan Thian Te Siang mo. Oleh karena itu, sebelum menanti mereka bergerak terlebih dulu membasmi mereka, adalah siasat yang baik sekali."
"Akan tetapi Thian Te Siang mo tidak tentu tempat tinggalnya. Di mana kita bisa mencari mereka?" kata Pak Hong Siansu. "Memang aku sendiripun sengaja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggalkan gunung dengan maksud mencoba
kepandaian mereka."
"Mudah saja," kata Kim Liong Hoat ong. "Kalau kita menyiarkan berita menantang mereka, apakah mereka tidak akan datang" Biar kami bertiga mempergunakan nama kami untuk menantang dia menantang pibu di kota Cin an!"
Demikianlah, tak lama kemudian, tersiar berita luas di kalangan kang ouw bahwa Sam Thai Koksu menantang Thian Te Siang no untuk mengadu kepandaian!
-oo0dw0oo- Gan Hok Seng, murid ke tiga dari Hoa san pai, setelah bertemu dengan Bi Lan, cepat pulang dan ia mulai mengumpulkan kawan kawan sehaluan di daerahnya, lalu ia memimpin pasukan suka rela ini untuk membantu perjuangan saudara saudaranya di utara melawan pemerintah Kin.
Sebelum berangkat, ia membuat sepucuk surat ditujukan kepada sucinya, yaitu Thio Ling In di Biciu, lalu ia menyuruh seorang kawannya naik kuda mengantar surat itu ke Biciu. Kemudian pada hari keberangkatan .......
...Hal 16-17 ga ada...
....kata demikian, orang itu lalu mengeluarkan sepucuk surat dari saku bajunya.
Ling In menerima surat ini dengan hati tidak enak.
"Duduklah, saudara. Kau datang dari tempat jauh dan mengasolah."
Akan tetapi orang itu menggeleng kepalanya. "Aku harus segera kembali untuk menyusul pasukan Gan toako yang berangkat lebih dulu ke utara."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berkata demikian, pesuruh Gan Hok Seng itu segera meloncat kembali ke atas kudanya, ia memang sudah tidak sabar lagi untuk segera menyusul rombongan pasukannya karena, kuatir kalau kalau tertinggal. Beginilah semangat kepahlawanan yang membakar dada setiap pemuda di waktu itu dan pergi perang menghadapi penjajah bagi mereka seakan akan pergi menuju ke medan pesta!
Ling In duduk kembali di atas bangkunya dan membuka surat dari Hok Seng. Dibacanya surat itu dengan berdebar.
"Suci ( Kakak seperguruan ) THIO LING IN, Siauwte ( adik ) mengharap suci takkan terkejut dengan isi surat ini. Siauwte hendak berterus terang saja dan percayalah bahwa siauwte, juga Lie Suheng dan kami semua tidak mengandung rasa hati benci atau mendendam kepada suci karena dapat menduga bahwa perbuatan suci yang memutuskan hubungan dengan Lie Suheng dan menikah dengan orang she Wan itu tentu dengan alas an yang kuat.
Akan tetapi, hendaknya suci maklum bahwa orang yang bernama Wan Kan dan menjadi suami suci bukan lain adalah WAN YEN KAN, pangeran BAngsa Kin, musuh bangsa kita yang kejam dan ganas!
Oleh karena itu, terserah kepada suci hendak bersikap bagaimana hanya ketahuilah bahwa kami juga Lie suheng, sekarang berangkat hendak membantu perjuangan rakyat di utara untuk membebaskan tanh air dan bangsa dari cengkeraman dan penindasan kaum penjajah!
Harap saja suci insyaf dan dapat mengambil tindakan yang sesuai sebagai anak murid Hoa san pai yang gagah perkasa !
Tertinggal Hormatnya,
Siauwte GAN HOK SENG
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Membaca surt ini, pucatlah wajah Ling In. Kedua tangannya gemetar, bibirnya menggigil dan tak terasa pula surat itu terlepas dari tangannya. Kemudian ia menutup mukanya dengan kedua tangan dan menangis.
"Kau... kau" Wan yen Kan Pangeran Kin?" Ya Tuhan Yang Maha Kuasa" bagaimana bisa terjadi hal seperti ini?""


Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sampai setengah hari Ling In menangis dan segala pertanyaan ibu dan pamannya tak di jawabnya. Kemudian, bagaikan seorang gila dan nekad, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun kepada orang serumah, Ling In membuntal pakaiannya dan pergilah ia meninggalkan rumahnya. Tekadnya hendak mencari suaminya, hendak menuntut balas karena suaminya dianggap telah menipunya, ia akan mencari Wan Kan atau Wan yen Kan, hendak dibunuhnya, kemudian ia akan membunuh diri sendiri, karena sesungguhnya ia cinta kepada suami itu, siapapun juga adanya orang itu!
Petualang Asmara 4 Pendekar Sadis Karya Kho Ping Hoo Harpa Iblis Jari Sakti 24

Cari Blog Ini