Ceritasilat Novel Online

Pendekar Guntur 10

Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong Bagian 10


menghadapi segala macam risiko. Berat atau ringannya resiko itu, tergantung dari orang yang bersangkutan dalam mengatasi persoalannya itu dan dalam melakukan perjuangannya tersebut."
Kwang Tan cepat mengerti apa yang dinamakan guru besar itu, Dan ia telah mengangguk-angguk beberapa kali. Tetapi justeru Suma Lin Liang tidak mengerti dia telah bertanya: "Sesungguhnya Locianpwe apa yang Locianpwe maksudkan itu?"
Thio Sam Hong menghela napas lagi dalam dalam, dalam hatinya berpikir: "Anak lelaki ini walaupun usianya belasan tahun saja, tetapi sinar matanya itu luar biasa, dia bukan seorang anak biasa, Tentu dia seorang sintong yang
telah memiliki dan kelebihan-kelebihan dari anak2 sebaya lainnya, dalam keadaan seperti sekarang, sayang sekali aku memiliki kesempatan yang sedikit sekali, jika tidak, aku tentu akan membuka bawah alam sadar anak ini, agar kelak
dia dapat melatih diri dengan mudah, agar dia berhasil dengan baik pada latihan lwekangnya maupun juga agar kelak ia memiliki kepandaian yang tinggi dan bisa melakukan perbuatan mulia dan pekerjaan besar !"
Waktu ia berpikir seperti itu, tampak Thio Sam Hong telah mengawasi kian lama kepada Kwang Tan, barulah
kemudian dia menjawab pertanyaan Suma Lin Liang, katanya: "Dalam persoalan yang tadi Loto katakan itu, bahwa risiko sebuah perjuangan memang harus ada, walaupun dalam bentuk apa saja perjuangan itu. Tetapi jika memang perjuangan tersebut memerlukan korban yang
terlalu banyak, hal inilah yang membutuhkan kebijaksanaan dengan begitu pula, tidak dapat kita mengatakan apa2. jika Bengkauw harus menghadapi resiko karena yang terpenting adalah Bu yang terlalu besar,
Kie sendiri yang menentukan, akan mengajak kemanakah Bengkau yang dipimpinnya, jika saja Bu Kie memimpinnya dengan penuh
kebijaksanaan, tentu ia akan dapat membawa Bengkauw ketempat yang mulia. Dalam perjuangan kalah dan menang bukan menjadi persoalan, karena yang terpenting adalah Bu Kie harus membawa ketempat yang mulia..."
Setelah berkata begitu, Thio Sam Hong menoleh kepada Kwang Tan, sedangkan Suma Lin Liang menganggukangguk beberapa kali.
"Apakah engkau pernah mempelajari ilmu silat?" tanya Thio Sam Hong kepada Kwang Tan.
Kwang Tan mengangguk segera mengiyakan.
"Benar, Locianpwe." sahutnya. "Memang boanpwe telah mempelajari semacam ilmu silat." "Nah, kau bawakanlah ilmu silat itu, agar aku dapat melihatnya, berapa tinggi kepandaiannya dan dimana kelemahanmu." kata Thio Sam Hong.
Bukan main girangnya Kwang Tan mendengar Thio Sam Hong ingin memberikan petunjuk padanya. Tanpa berayal lagi dia telah berdiri dari duduknya, dan segera bersilat dengan jurus jurus ilmu silatnya.
Thio Sam Hong mengerutkan sepasang alis nya waktu melihat ilmu silat Kwang Tan itu. "Ilmu silat itu sesungguhnya cukup bagus hanya saja latihanmu masih kurang baik." kata Thio Sim Hong kemudian dengan suara perlahan.
"Lalu dimanakah kelemahan yang harus Boanpwee latih lebih baik, Locianpwee..." tanya Kwang Tan. "Banyak, terlalu banyak." menjelaskan Thio Sam Hong. "Yang terpenting kau harus melatih diri dengan tekun,
sampai kelak engkau dapat memperoleh kemajuan lebih baik pula, jika Loto lihat, ilmu silatmu itu. jika dibawakan dengan mahir, itulah lima silat yang cukup lumayan, ilmu pukulan tangan kosong yang sesungguhnya memiliki arti yang tidak sedikit buat kau !"
"Tetapi Locianpwee, masih ada semacam ilmu silat Boanpwe, hanya saja ilmu silat itu agak ganas, jika dipergunakan sedikitnya dapat membuat orang bercacad atau juga terbinasa !" menjelaskan Kwang Tan.
"ilmu silat apa "!" tanya Thio Sam Hong.
"Ilmu silat tangan kosong yang bernama "Guntur".
"Oh, sungguh dahsyat nama ilmu pukulan itu !" kata Thio Sam Hong, "Coba kau pergunakan ilmu pukulan itu !" Kwang Tan ragu-ragu. "Dalam hal ini bukan Boanpwe tidak mau mematuhi perintah Locianpwe, tetapi jika memang ilmu dipergunakan, akan membuat sekali pukul menyebabkan
sesuatu benda yang akan menjadi hangus, jika manusia yang diserang tentu akan terbinasa hangus juga, kalau saja pukulan itu mengenai tepat padanya."
Thio Sam Hong mengerut alisnya, dia telah bertanya ragu: "Sampai begitu hebatkah kepandaian ilmu pukulan yang engkau sebutkan."
Thio Sam Hong bertanya seperti itu, karena dia tidak mempercayai sepenuhnya, dia telah melihatnya bahwa ilmu silat Kwang Tan belum lagi terlatih baik, dan juga lwekang anak itu belum terlatih mahir. Maka dari itu pukulannya
yang lain itu tidak mungkin dapat menghantam hangus sesuatu, sehingga dia jadi ragu-ragu.
Tetapi jelas Kwang Tan tidak berani membohongi dirinya, maka Thio
demikian baiklah,
kepadaku....?"
Sam Hong akhirnya berkata: "Jika kau pukulkanlah pukulanmu itu
Muka Kwang Tan berobah, demikian juga Suma Lin Liang, sedangkan Jie memang mengetahui
Lian Cu tenang2 saja, karena dia akan kehebatan tenaga dalam suhunya itu yang pasti akan dapat menghadapi segala macam serangan yang bagaimana hebatpun juga dari ilmu pukulan tangan kosong.
Diwaktu itu tampak Kwang Tan telah menggelengkan kepalanya, katanya dengan ragu-ragu "Boanpwe tidak berani! Boanpwe tidak berani"
Thio Sam Hong tersenyum sabar. "Mengapa tidak berani" Bukankah Loto yang telah
meminta kepadamu agar engkau memukul, jika memang sampai Loto mengalami sesuatu, engkau tak akan disesali... Ayohlah pukullah!"
Tetapi Kwang Tan, yang mengetahui betapa hebatnya ilmu pukulan "Gunturnya" itu telah menggeleng lagi, katanya: "Maafkan Locianpwe, bukan Boanpwe tidak mau mematuhi perintah Locianpwe, karena memang sebenarnya Boanpwe tidak bisa melakukannya."."
"Ini perintah dari Loto, dan kau harus melakukannya,
jika tidak bagaimana mungkin Loto bisa melihat sampai berapa tinggi kepandaian yang engkau miliki itu."
Kwang Tan masih ragu2, dia menoleh kepada Jie Lian Cu, dilihatnya ciangbunjin Bu Tong Pay itu tengah mengawasi padanya dengan tersenyum, dan waktu itu dia
melihat kepada Jie Lian Cu, justeru ketua Bu Tong Pay itu mengangguk perlahan, seperti juga Jie Lian Cu menganjurkan kepadanya, agar dia menuruti dan menjatuhi perintah dari guru besar itu.
Hilanglah keragu2an Kwang Tan, Segera juga dia bilang: "Baiklah Locianpwe....Boanpwe akan segera mengeluarkan jurus2 itu,harap Locianpwe mau memberikan petunjuk yang berharga kepada Boanpwe !"
Thio Sam Hong mengangguk, dan telah memandang tersenyum kepada Kwang Tan, dan anak lelaki itu telah mengerahkan tenaga dalamnya dan bersiap-siap akan
pertama dari ilmu pukulan mempergunakan jurus Gunturnya itu.
Diwaktu itu tampak Suma Lin Liang pun tengah memandang dengan hati yang tegang, karena dia kuatir jika Kwang Tan nanti menyerang terlalu hebat dan guru besar itu mengalami sesuatu yang tidak diinginkan, karena Suma
Lin Liang telah mengetahui berapa hebatnya tenaga Lwekang dari ilmu pukulan Guntur yang dapat menghanguskan itu.
Kwan Tang telah mengempos semangatnya dia mulai menggerakkan tangannya, menyerang jurus pertama, tenaga pukulan itu telah menyambar kepada Thio Sam Hong dengan menimbulkan hawa yang sangat panas sekali.
Jie Lian Cu yang duduk tidak begitu jauh dari gurunya, jadi kaget juga waktu merasakan panasnya angin serangan telapak tangan Kwang Tan, diami dia berpikir: "Benar2 luar biasa pukulan ini..!"
Thio Sam Hong sendiri tidak menyangka bahwa cara memukul Kwang Tan berbeda sekali dengan apa yang telah diperlihatkannya beberapa waktu yang lalu.
Kali ini angin pukulan Kwang Tan disamping hebat, panasnya seperti juga bara api, yang bisa menghanguskan. Diam2 Thio Sam Hong jadi heran juga: "Mengapa ia bisa berobah mempergunakan ilmu silatnya ini" Tadi dia bersilat dengan lwekang yang tidak begitu mahir dan juga ilmu silatnya walaupun hebat, tetapi biasa2 saja, mengapa justeru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk jurus yang sekali ini, tampaknya pukulan ini luar biasa sekali !" Tetapi Thio Sam Hong tetap duduk ditempatnya tanpa bergerak, dia telah mengangkat tangan kiri didekatnya pada dadanya, dengan tangan menghadap kedepan, dia telah menyambut pukulan yang dilakukan oleh Kwang Tan.
Kwang Tan sendiri melihat Thio Sam Hong tidak berusaha berkelit, diam2 jadi kaget dia berkuatir sekali kalau2 guru besar itu akan mengalami sesuatu yang tidak diinginkan. Tetapi baru saja dia hendak mengurangi tenaga pukulannya dan juga menarik pulang pukulannya itu, Thio Sam Hong justeru telah berkata:
"Kau teruskan pukulanmu dengan sepenuh tenaga, aku ingin melihatnya sampai berapa jauh kemajuan yang telah engkau peroleh!" Dan setelah berkata begitu, Thio Sam Hong justeru telah menangkis pukulan Kwang Tan, yang telah tiba.
Kwang Tan semula ragu2, tetapi akhirnya jadi heran juga. Karena dia memperoleh kenyataan Thio Sam Hong tidak menjadi hangus atau mengalami cidera apa2, karena telapak tangannya itu seperti telah dapat menerima pukulan
Kwang Tan, dan yang membuat Kwang Tan lebih kaget lagi.
Thio Sam Hong seperti juga dapat menghisap tenaga serangannya membuat serangan Kwang Tan dengan ilmu pukulan Gunturnya itu sudah tidak memiliki arti apa2 lagi,
jangankan membuat Thio-Sam Hong hangus atau terluka sedangkan saja dari tempatnya berada tidak bergeming satu dim pun juga.
Diam2 Kwang Tan jadi kagum dia kaget, dia telah melompat kebelakang sambit berseru: "Hebat sekali kau,
Locianpwe!"
Thio Sam Hong menghela napas dalam2, katanya: "Ilmu pukulan itu memang merupakan ilmu pukulan yang sangat dahsyat dan berbahaya, sekali saja orang terkena pukulan itu maka akan membuat orang yang terserang itu terbinasa dalam keadaan hangus! Tetapi dalam ilmu pukulan itu, disamping kehebatannya, tidak terdapat kesesatannya,
engkau boleh berlatih terus, Berapa jurus jumlah dan ilmu pukulan itu ?"
"Ada tujuh jurus dan jurus penutupnya merupakan jurus kedelapan !" menjelaskan Kwang Tan.
Thio Sam Hong mengangguk mengerti.
"Siapa yang telah mengajarkan ilmu itu?" tanya Thio Sam Hong lagi.
"Mendiang guruku !" sahut Kwang Tun. Thio Sam Hong mengangguk berapa kali, "Aku yakin bahwa gurumu itu seorang liehay yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali, karena ia telah berhasil menciptakan ilmu yang sehebat ini. Tentu maksudnya dengan menciptakan ilmu silat ini, ia bukan hendak mempergunakannya untuk suatu kejahatan, hanya untuk
pembelaan diri saja, jika
memang tengah menghadapi lawan yang tangguh dan berkepandaian tinggi, ilmu ini baru akan dipergunakan kalau dalam keadaan terdesak dan terpaksa..."
Kwang Tan mengangguk "Apa yang dijelaskan oleh mendiang guruku, juga begitu Locianpwe, memang aku di perintahkan tidak boleh sembarangan mempergunakan ilmu pukulan itu. jika dalam keadaan terancam dan terpaksa buat menyelamatkan diri, maka aku baru boleh mempergunakan ilmu pukulan ini, jika tidak, aku tidak boleh mempergunakannya sembarangan ilmu pukulan itu..."
guntur itu, karena jika Bu pukulan guntur tersebut, bersama, dan hal itu akan membuat Bu Kie merasa tidak enak, dimana dia telah ikut mempelajari ilmu dari pintu perguruan orang lain.
Thio Sim Hong mengangguk2 beberapa kali, dia menghela napas dalam-dalam. "Tentunya gurumu itu seorang yang pandai sekali dan seorang tokoh dari rimba persilatan... entah siapa nama gurumu itu?"
Kwang Tan menyebutkan nama dan gelaran gurunya, Thio Sam Hong mengangguk2 beberapa kali, dia seperti juga ingin menyatakan bahwa ia memang telah mendengar nama dan kebesaran gelaran dari guru Kwang Tan.
Sedangkan Kwang Tan telah menanyakan dimana kelemahannya, dan apa yang harus dilakukannya, agar dapat menguasai ilmu dan pukulan guntur itu lebih baik.
"Nanti akan kujelaskan, bukan ilmu itu memiliki kelemahan, akan tetapi memang engkau sendiri yang melatihnya tidak dengan cara yang semestinya! Jika
menurut penglihatan
Loto, tentunya kau melatih ilmu pukulan tersebut tanpa bimbingan dari gurumu orang yang bersangkutan dan mengerti benar ilmu itu, yang telah menciptakan ilmu tersebut !"
Kwang Tan segera mengiakan, Diam2 dia sangat kagum sekali akan ketajaman mata Thio Sam Hong, yang hanya dengan satu jurus saja dia sudah mengetahui bahwa Kwang Tan berlatih sendiri ilmu itu.
Benar Kwang Tan menerima petunjuk dari Bu Kie, akan tetapi Bu Kie tidak mau bantu memecahkan ilmu pukulan Kie ikut memecahkan ilmu
berarti Bu Kie ikut belajar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena itu, walaupun Bu Kie banyak memberikan petunjuk kepada Kwang Tan, petunjuk itu hanya terbatas buat menutupi kelemahan Kwang Tan, selebihnya dari itu, tidak dapat membawa suatu perobahan yang jauh lebih baik pada latihan Kwang Tan pada ilmu pukulan tangan kosong yang bernama "guntur" itu.
Sekarang, Thio Sam Hong, dengan hanya melihat satu jurus saja cara menyerangnya Kwang Tan, dia sudah mengetahuinya bahwa Kwang Tan melatih ilmu tersebut tanpa bimbingan yang baik dari seorang guru yang benar2 menangani ilmu tersebut, dia melihat ilmu pukulan guntur
tidak memiliki kelemahan, tidak memiliki hawa kesesatan, walaupun akibatnya setiap pukulan itu sangat hebat.
Hanya saja, disebabkan Kwang Tan melatih diri dengan cara yang tidak baik, membuat dia memiliki banyak kelemahan. Dengan begitu pula, telah membuat Thio Sam
Hong bermaksud akan memberitahukan kepada Kwang Tan dimana kelemahan2
sebaik2nya, agar ia dapat
yang harus dipelajarinya
menutupi kelemahannya itu dengan berlatih yang lebih teratur dari jurus2 ilmu pukulan guntur itu.
"Sekarang..." kata Thio Sam Hong beberapa saat kemudian, "Engkau bersilat dengan ilmu pukulan Guntur itu, namun tidak usah engkau pergunakan tenaga, asal jalannya saja, karena mengenai jalannya lwekangmu setiap kali membawakan jurus2 ilmu pukulan itu, telah kuketahui,
karena tadi aku telah melihat satu jurus dari ilmu pukulan itu...!"
Kwan Tan mengiyakan, tidak berayal lagi segera juga ia telah bersilat dengan ilmu pukulan Guntur itu, dia telah mengeluarkan seluruh ketujuh jurus dari ilmu pukulan itu,
sampai akhirnya
dia sampai pada jurus terakhir, jurus penutup. Dalam keadaan seperti itu, tampak jelas betapa Thio Sam Hong menaruh perhatian sepenuhnya terhadap jurus2 ilmu pukulan itu, dia telah memperhatikannya secermat mungkin sehingga dia melihatnya bahwa setiap gerakan2 dari Kwang Tan tidak ada yang salah, di mana setiap gerak satu inci dari Kwang Tan dapat membangkitkan pusat alam
yang sadar Kwang Tan, mengerahkan tenaga dalamnya.
Sehingga tenaga pukulan dari setiap jurus ilmu "Guntur"nya memang hebat.
Thio Sam Hong mengangguk2 terus setiap kali melihat Kwang Tan merobah jurus, dan sekarang dia mengetahui kekurangan yang dimiliki Kwang Tan.
Setelah Kwang Tan selesai membawakan jurus2 ilmu andalannya itu, guru besar itu bertanya: "Apakah engkau mengetahui dibagian mana kelemahanmu ?"
Kwang Tan berdiam diri seperti juga tengah berpikir keras, sama sekali dia tidak mengetahui dimana letak kelemahannya Tetapi sebagai seorang anak yang cerdas dan cerdik, dia mengetahui dengan bertanya begitu, Thio Sam Hong tentu menghendaki agar dia berusaha membiasakan diri mencari kelemahan pada dirinya sendiri.
Dan jika sampai kelak dia tidak mengetahuinya juga, barulah Thio Sam Hong akan memberitahukannya. Dan Kwang Tan pun tidak mengecewakan guru besar itu, dia telah berpikir beberapa saat, sampai akhirnya dia bilang:
"Jika memang tidak salah, Locianpwe, kelemahan Boanpwe terletak pada setiap kali berobah jurus dan tenaga yang tidak seimbang."
"Benar !" kata Thio Sam Hong sambil mengangguk, hatinya guru besar ini berpikir:
"Luar biasa sekali anak ini, otaknya sangat encer, dia segera mengetahui kearah mana pertanyaanku itu, sehingga dia berhasil menemui kelemahannya sendiri."
Dan kemudian Thio Sam Hong meneruskan perkataannya: "Dalam persoalan ini, memang tampaknya merupakan persoalan yang tidak terlalu penting, tetapi jika saja engkau telah dapat melatih diri, sehingga pengerahan tenagamu seimbang, engkau akan memperoleh manfaat yang tidak kecil, dengan adanya keseimbangan tenaga dalam, engkau dapat sembarang waktu, disembarang detik, merobah jurus2 yang engkau pelajari itu juga engkau akan
dapat pelajari itu, juga engkau akan dapat mengerahkan tenaga dalammu itu sekehendak hatimu, dapat perlahan dan ringan, dapat berat dan mematikan!"
Kwang Tan seperti baru tersadar dari tidurnya, segera dia menekuk kedua kakinya di hadapan guru besar itu, katanya:
"Terima kasih atas petunjuk yang diberikan Locianpwe... tetapi dimanakah letak kelemahan lainnya didiri Boanpwe, dan juga dengan cara bagaimanakah Boanpwe akan dapat mengatasi kelemahan itu?"
Thio Sam Hong tersenyum, dia telah bilang: "Jika kau
hendak mengetahui cara2nya berlatih diri dengan benar, maka hal itu mungkin akan memakan waktu satu minggu! Aku menyebutkan waktu hanya satu minggu, karena aku melihat engkau memiliki otak yang sangat cerdas sekali! jika tidak biarpun engkau berlatih selama satu tahun, belum tentu engkau dapat melatihnya dengan baik! Nah, aku
bersedia untuk membantumu, dan engkau akan Loto beritahukan kelemahan2mu itu, dimana selama seminggu ini Loto akan melatih dirimu, agar engkau dapat menguasai kepandaianmu itu se baik2nya!"
Setelah berkata begitu, segera juga Thio Sam Hong menoleh kepada Jie Lian Cu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mulai besok, setiap pagi jam tiga, engkau ajak Kwang Tan Siecu kemari, agar selama dua jam dapat kuberikan petunjuk !" kata Thio Sam Hong.
Jie Lian Cu segera mengiyakan menyatakan menerima perintah.
Setelah bercakap2 beberapa saat lagi, Thio Sam Hong mempersilahkan kedua tamunya itu beristirahat kekamar mereka.
Thio Sam Hong telah berada seorang diri di kamar semedhinya itu,
diam-diam merenungi mengapa justeru disaat-saat kepada detik-detik berakhir hidupnya, dimana tidak lama lagi dia akan berpulang selama2nya, dia bisa bertemu dengan seorang anak ajaib seperti Kwang Tan"
Memang jika manusia biasa yang melihat Kwang Tan, paling tidak orang itu hanya mengatakan bahwa Kwang
Tan seorang anak yang cerdas dan cerdik, Tetapi lain lagi penglihatan Thio Sam Hong, karena dia melihatnya bahwa didalam diri anak itu tersimpan bakat yang luar biasa, sumber kehebatan seorang pendekar silat yang benar2 tangguh.
Dan Thio Sam Hong memang telah melihatnya juga, bahwa Kwang Tan dengannya, karena bukan sebangsa anak2 yang sebaya banyak keistimewaan yang dimiliki
Kwang Tan. Karena itu, telah membuat Thio Sam Hong
bertekad, bahwa ia hendak mendidik Kwang Tan agar Kwang Tan kelak dapat memiliki kepandaian yang tinggi dan dapat diandalkan.
Waktu itu diapun heran, mengapa Kwang Tan bisa memiliki suatu kemujijatan yang begitu besar. Dari sinar matanya, Thio Sam Hong melihatnya, didalam tubuh anak itu terdapat sumber yang tidak akan mudah dimiliki orang
sembarangan, sedangkan Thio Sam Hong sendiri mengakui bahwa dia tidak memiliki sumber seperti itu, karenanya, dalam saat-saat hidupnya, dia dia tengah menantikan detik2 terakhir hendak mendidik Kwang Tan, yang
merupakan suatu kemujijatan atas pertemuan mereka yang tidak disangka2nya.
Kwang Tan yang telah kembali kekamarnya, segera juga berlatih diri. Dia bersilat dengan ilmu pukulan guntur tanpa mengerahkan tenaga dalamnya, dia hanya bersilat seperti yang diberitahukan oleh Thio Sam Hong.
Sedangkan Suma Lin Liang mengawasi dengan perasaan kagum karena dilihatnya cepat sekali Kwang Tan memperoleh kemajuan, juga tadi atas petunjuk yang diberitahukan Thio Sam Hong kepada Kwang Tan, telah membuat Suma Lin Liang pun jadi berpikir keras, karena dia hendak mencari juga kelemahan pada dirinya.
Dalam keadaan seperti itu, Suma Lin Liang diam-diam berpikir, jika saja dia melatih diri dengan baik, dan juga berusaha melenyapkan kelemahannya, seperti setiap kali ingin bersilat dia selalu ragu-ragu, karena jurus-jurus yang akan dipergunakannya itupun tidak dapat dipastikan
membuat Suma Lio Liang sering mengalami kelambatan waktu.
Dan walaupun hanya satu dua detik saja, masalah waktu menjadi sangat penting sekali. Jika dalam suatu pertempuran lawan tertinggal satu detik saja, hal itu sudah
cukup untuk membinasakan lawannya itu.
Maka Suma Lin Liang bertekad, sejak saat itu untuk melatih ilmu Sam Cie Kongnya karena dia yakin, kelak tentu dia akan dapat menjadi seorang kepandaian sangat tangguh. Dia tidak muluk2.
yang memiliki bercita2 terlalu Karena dia berpikir, jika saja dia bisa memiliki kepandaian yang tinggi dan sempurna, tentu dia akan mempergunakan kepandaiannya itu buat pergi keistana Cu Goan Ciang, buat memaksa raja itu tidak memusuhi Bu Kie dan orang2 Bengkauw lainnya, karena itu Suma Lin Liang
bercita2 ingin memperoleh kepandaian yang tinggi dan melatih kitab silat Sam Cie Kong sebaik2nya, sampai pada jurus-jurus penutupnya.
Hanya saja, karena Bu Kie telah berpesan kepada Suma Lin Liang, selama berada dalam perjalanan dia tidak boleh melatih lagi ilmu Sam Cie Kong itu, guna mencegah jangan
sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, membuat Suma Lin Liang tidak dapat menuruti hatinya seketika itu juga, ia tidak berani melanggar pesan Thio Kauwcunya itu.
Begitulah mereka tertidur setelah hari menjelang larut malam, Kwang Tan tampak gembira sekali, karena berhasil
memperoleh petunjuk yang sangat berharga dari Thio Sam Hong.
ooooo)OdwO(ooooo
SESUNGGUHNYA Kwang Tan masih mengantuk, tetapi Jie Lian Cie telah datang menjemputnya, untuk mengajaknya menghadap pada Thio Sam Hong.
Waktu itu rembulan masih tergantung di langit, karena malam belum begitu
lewat dan Sang fajar juga belum memperlihatkan diri menjelang keperaduan dari rembulan yang mulai kebarat itu.
Dengan demikian, hawa udara masih dingin, keadaan disekitar kuil Bu Tong Pay sangat sunyi sekali.
Kwang Tan segera mencuci muka dan cepat2 ikut Jie Lian Cu untuk menghadap Thio Sam Hong. Thio Sam Hong masih berada didalam kamar semedhinya, setelah Jie Lian Cu mengantarkan Kwang Tan, menemui guru besar itu, Jie Lian Cu mengundurkan diri, sebab ia menyadari bahwa gurunya itu akan memberikan petunjuk2 kepada Kwang Tan yang diinginkannya hanya berdua dan dibawah empat mata
dengan Kwang Tan saja.
Waktu Thio Sam Hong berada berdua dengan Kwang Tan, dan Kwang Tan duduk dihadapan guru besar itu dengan sikap menghormat dan kepala tertunduk, Thio Sam Hong memperhatikan Kwang Tan beberapa saat lamanya
sambil berdiam diri tidak ada suatu perkataanpun juga yang diucapkannya.
Setelah lewat beberapa saat lagi, dikala mana Kwang Tan mulai gelisah, Thio Sam Hong baru "berkata: "Kwang Tan, kau tentu telah mengetahui maksudku memanggilmu menghadap kemari "!"
Kwang Tan segera mengangguk. "Benar Locianpwe, Boanpwe telah mengetahui, dan juga tentunya
Boanpwee, yang sangat berharga sekali dari Locianpwee !" menyahuti Kwang Tan.
"Baiklah Kwang Tan, dengarkan baik-baik. Aku akan memberikan petunjuk kepadamu, bukan berarti engkau terikat dengan pintu perguruan Bu Tong Pay, sama sekali
tidak, engkaupun tidak terhitung sebagai murid Bu Tong Pay, karena diantara kita tidak ada ikatan sebagai guru dan murid.
Hanya saja, karena aku menyukai kau dan juga melihat engkau memiliki bakat yang jarang sekali dimiliki anakanak lainnya, aku merasa sayang kalau bakat yang engkau ini merupakan suatu keberuntungan buat
dimana Boanpwee akan menerima petunjuk miliki itu tidak digali sebaik mungkin...disebabkan itu pula maka Loto bermaksud akan memberikan petunjuk2 kepada kau, agar kelak engkau bisa memperoleh kemajuan yang pesat!
Tetapi ini bukan berarti Lo to akan memberikan pelajaran Bu Tong Pay, karena terlepas dari semua itu, kau hanya akan diberitahukan kelemahanmu, cara membangkitkan alam bawah sadarmu, agar engkau dapat mengendalikan lwekangmu, agar engkau lebih sempurna dalam melatih diri, dan juga engkau mengetahui kelemahanmu. Tidak lebih dari itu sehingga tidak ada
ikatan apapun juga diantara kita berdua. Kau mengerti, Kwang Tan?"
Kwang Tan mengangguk.
"Ya, mengerti Locianpwe....!" menyahuti Kwang Tan.
"Jika demikian kita dapat mulai! Namun ada pesan lagi dari Loto, jika memang engkau telah memperoleh petunjuk2 dariku, selanjutnya engkau tidak boleh memberitahukan hal itu kepada siapapun juga, kecuali engkau tidak boleh merundingkannya siapapun juga, karena keseluruhan ini hanya demi dan untukmu seorang, dan kau
harus melatihnya dengan sebaik mungkin, juga engkau harus bersumpah, selanjutnya, jika kelak engkau telah berhasil memiliki kepandaian
tidak akan mempergunakan
melakukan sesuatu hal yang
yang tinggi, tentu engkau
kepandaianmu itu buat tidak baik, selalu harus
bertindak pada dasar kejujuran dan keadilan, kau mau bersumpah untuk itu." Kwang Tan mengangguk.
"Ya, Locianpwe, jika memang Kwang Tan suatu hari kelak mempergunakan kepandaianku buat melakukan suatu yang tidak baik diluar dari kepantasan, biarlah tubuhku tidak diterima bumi dan langit...!"
Sederhana sumpah yang dikemukakan oleh Kwang Tan, tetapi itu telah lebih dari cukup. Dan Thio Sam Hong perintahkan padanya, agar dia mendengarkan baik2 apa yang hendak diberitahukannya, diwaktu itu, dia telah bilang: "Dalam hal ini, memang
kalian merupakan orang2 yang sangat teguh sekali, dalam mengarungi lautan, ombak yang setinggi gunung, juga sangat menggulung, dimana ada kedua tangan, disitu dapat menghalau gelombang tersebut."
Dalam keadaan seperti itulah terlihat betapapun juga memang Kwang Tan sebagai anak yang cerdik, dengan diambilnya tamsil seperti itu oleh Thio Sam Hong, dia telah dapat menangkapnya. Memang Kwang Tan tidak bisa segera menangkapnya dengan cepat, akan tetapi dia kemudian dapat mencernakannya dengan baik.
Kwang Tan telah mendengarkan terus, dimana Thio Sam Hong menjelaskan teori ilmu silat lewat dari kata2 yang menyerupai sajak.
Dalam keadaan seperti itu, memang Thio Sam Hong terus juga berbicara dengan sikap yang tenang, sabar dan juga kata2nya itu merupakan sajak belaka.
Namun Kwang Tan memang dasarnya sebagai seorang anak yang cerdas, segera dia telah dapat mengetahui dan menangkap maksud dari Thio Sam Hong, sehingga dia dapat mengerti dan juga mendalami akan maksud perkataan itu.
Sedangkan Thio Sam Hong telah berulang kali bertanya kepada Kwang Tan jika dia selesai membacakan satu bait dari kata2nya yang menyerupai sajak itu:
"Apakah kau mengerti, Kwang Tan" Atau engkau dapat menangkap maksud dari pelajaran yang kuberikan itu "!" Kwang Tan segera mengangguk. Hanya dua kali dia bertanya, menanyakan mengenai makna yang menyebutkan "Dua tangan menyanggah gelombang, napas yang seperti gelombang dan terbangnya naga, juga menerkam bagaikan harimau yang telah dapat menerkam kelinci atau juga binatang lainnya...!"
Dan waktu itulah, Kwang Tan memperoleh penjelasan, bahwa seorang manusia memiliki sumber kekuatan yang dahsyat sekali dibawah alam sadarnya, karena dari itu. jika tenaga dalam tersebut dapat dibangunkan lalu di
pergunakan dengan
tersebut akan dapat
cara yang sebaik2nya, tentu tenaga
disalurkan dengan kekuatan yang dahsyat sekali, segera hal itu membuat Kwang Tan cepat dapat mengerti.
"Yang kumaksudkan dengan kedua tangan ini berarti memang kekuatan yang berada didalam dasar alam bawah sadarmu, dengan begitu jelas bahwa kekuatan tenaga dalam itu bisa dipecah menjadi dua bagian, sehingga ibarat dua tangan yang menyanggah gelombang, jika saja hal itu dapat dilakukan, tentu engkau dapat menghadapi siapa saja, dapat menghadapi orang2 yang bagaimana tangguhpun juga..!"
Kwang Tan mengangguk. Thio Sam Hong meneruskan penjelasannya "Seperti kemarin engkau pernah memukul Lo to dengan mempergunakan salah satu jurus ilmu pukulan Gunturmu itu, akan tetapi Loto dapat menerimanya dengan baik,
karena memang Loto telah dapat menghisap kekuatan mu itu, walaupun bagaimana tinggi dan hebat sekalipun, tetap saja dapat membuat engkau tidak berdaya untuk menerjang kedalam pertahanan Loto.
Tenaga pukulanmu itu lenyap dan engkau kehilangan satu kesempatan! Jika saja waktu itu aku merupakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuhmu, dengan kesempatan yang ada seperti itu, tentu akan membuat engkau dapat dirubuhkan dengan mudah!" Kwang Tan mengiyakan. "Ya Locianpwe telah membuka mata Boanpwe, sehingga kini lebih banyak yang diketahui Boanpwe. Jika memang
dapat melatihnya dengan baik alam bawah sadar kita, maka seorang manusia akan dapat menggerakkan inti kekuatan yang dimilikinya?"
"Benar....cara melatihnya itu justeru tidak boleh menemui jalan yang keliru, sekali saja menyeleweng, maka kekuatan yang dibangunkan dari alam bawah sadar seorang manusia, akan menghantam dirinya sendiri.
Jika kekuatan mujijat itu sudah sulit buat diatur lagi. niscaya akan membuat orang itu tidak akan berdaya dan tidak bisa hidup lebih lama lagi, dia pasti akan terbinasa
dengan seluruh tubuhnya yang hancur dan rusak..!" Kwang Tan mengangguk2 mengerti.
"Ya, sekarang Boanpwe mengerti...!" kata Kwang Tan. Thio Sam Hong telah meneruskan lagi petunjuknya, dia menjelaskan betapa dia telah dapat memecahkan alam
bawah sadarnya setelah melatih diri sepuluh tahun. Karena itu sekarang ia hanya akan memberikan teori dan petunjuk2 belaka, tetapi Kwang Tan tidak perlu melatihnya ter-gesa2 agar tidak menemui kesulitan yang tidak diinginkan.
Dan Kwan Tan mendengarkan terus Thio Sam Hong memberikan petunjuknya seperti membaca syair: "Kedua kaki mengambang, sepasang telinga dipasang, hati yang mengambang dan rambut yang dibiarkan lembut dan bersila, dengan perut yang kosong, mengawasi terpusat kedepan !"
Begitulah Thio Sam Hong seluruh teori dalam mengatur membangunkan tenaga mujijat Dengan begitu membuat Kwan Tan semakin mengerti dan memperoleh tambahan pengalaman yang luas sekali, karena segera dia teringat, bahwa tiga jurus lagi yang belum dapat
di pelajarinya, belum dapat dipecahkannya, dan kini dengan adanya keterangan dan petunjuk dari Thio Sam Hong, dengan sendirinya dia dapat mengenal banyak sekali cara mengatur tenaga dalam, dia dia dalam kesempatan mendatang, memecahkan rahasia ketiga jurus dari ilmu pukulan Guntur itu.
terus juga membacakan jalan pernapasan untuk dari alam bawah sadar.
bermaksud nanti ingin berusaha Hari itu, Thio Sam Hong mengakhiri keterangannya dengan menyebutkan bahwa Kwang Tan tidak boleh melatih diri dulu dengan praktek, yang terpenting dia harus melatih diri dengan duduk bersemedi, dan mengerahkan
ingatannya untuk membaca kauwhoat berulang kali, diwaktu-waktu
mematuhinya, seperti itu membuat Kwang Tan jadi
sekembali dikamarnya segera dia duduk bersemedhi dan telah mengerahkan ingatannya, untuk mengingat apa yang telah diajarkan oleh Thio Sam Hong.
Suma Lin Liang yang mengerti bahwa apa yang diajarkan Thio Sam Hong hanya untuk Kwang Tang belaka, begitu melihat Kwang Tan kembali, dia tak menanyakan sesuatu, karena dia memaklumi hal itu tidak pantas, dimana tentu Kwang Tan akan merasa kikuk, tidak
menjelaskan salah, untuk menjelaskan pun tidak baik karena jika saja Thio Sam Hong tidak ingin merahasiakan petunjuk2 melatih lwekangnya, ia tentu mengijinkan Suma Lin Liang ikut hadir.
Kenyataannya, hanya Kwang Tan belaka yang telah diperintahkan untuk datang ke kamar semedhinya. Kwang Tan pun telah bercerita kepada Suma Lin Liang, banyak yang telah diberitahukan Thio Sam Hong, hanya saja menyesal anak ini tidak bisa memberitahukannya, seperti pesan Thio Sam Hong
Suma Lin Liang tertawa: "Akupun tidak menanyakannya !" katanya: "Kau jangan kuatir, engkau tidak perlu berpikir yang tidak-tidak, terutama sekali engkau harus dapat melatih diri sebaik-baiknya, juga mengingat2 akan petunjuk yang diberikan Lo cianpwe yang bermaksud hendak memberikan sesuatu yang tidak ternilai harganya padamu."
Begitulah, pada siang itu Kwang Tan telah duduk bersemedhi, dia mengatur jalan pernapasannya seperti yang telah diberikan oleh Thio Sam Hong. Memang benar, hasilnya luar biasa, jika sebelumnya dia melatih tenaga dalamnya, tenaga dalam itu memperoleh kemajuan yang sangat lambat sekali...!"
Namun sekarang justeru dia dapat melatihnya dengan baik sekali, dimana kemajuan yang diperolehnya sangat pesat, diapun merasakan hawa murninya itu bagaikan gelombang yang menderu dan bergemuruh didalam dirinya.
Apa yang diucapkan oleh Thio Sam Hong, bahwa tenaga dibawah alam sadar seorang manusia bagaikan gelombang, memang tidak meleset. Karena itu, melatihnya tambah giat.
Sedangkan Kwang Tan juga telah mengingat sebaik-baiknya, setiap patah telah diucapkan Thio Sam Hong, agar tidak ada sepatah perkataanpun juga akan terlupakan.
Satu patah kata saja yang terlupakan, niscaya akan mempersulit dia, akan membuat arti dari pelajaran yang segera juga ia berusaha untuk
perkataan yang diberikan Thio Sam Hong menjadi lain dan juga akan membawa dia kearah yang menyesatkan.
Beruntung memang Kwang Tang memiliki ingatan yang sangat kuat sekali, dia sangat cerdik, sehingga dia dapat mengingat semua perkataan yang diucapkan Thio Sam Hong tanpa terlupa satu hurufpun juga.
Suma Lin Liang yang hendak mengisi waktu senggangnya, telah keluar dari kamarnya. Dia berjalan2 ketaman dan ketika bertemu dengan beberapa orang murid Bu Tong Pay, segera mereka bercakap2 dengan riang.
Suma Lin Liang sangat mengagumi keindahan digunung Bu Tong San ini, dan murid2 Bu Tong Pay itu tidak keberatan mengantarkannya, dimana dia telah berusaha untuk dapat menikmati keindahan dipuncak gunung Bu Tong San, karena disana memang merupakan tempat yang sangat indah sekali.
Setelah menjelang sore hari, barulah Suma Lin Liang kembali kekamarnya. Dilihatnya Kwang Tan telah selesai melatih diri, segera Suma Lin Liang menceritakan betapa indahnya
pemandangan alam yang terdapat dipuncak gunung Bu Tong San, Dan Kwang Tan menyatakan bahwa diapun ingin sekali melihat keindahan yang terdapat disana,maka mereka berdua segera pergi lagi kepuncak gunung Bu Tong San.
TELAH Lima han Suma Lin Liang dan Kwang Tan berada digunung Bu Tong San, bergaul dengan semua murid2 Bu Tong Pay dengan intim, ternyata Suma Lin Liang yang polos dan jujur serta Kwang Tan yang sangat ramah dan cerdas itu, membuat seluruh murid2 Bu Tong Pay menyukai mereka.
Terutama sekali memang mereka berdua merupakan utusan dari Bengkauw, dimana Thio Kauwcu sendiri yang telah perintahkan mereka datang ketempat ini, maka mereka diperlakukan sebagai tamu2 terhormat.
Dalam keadaan seperti itu, Kwang Tan-pun telah memperoleh manfaat yang tidak kecil, sebab selama lima hari itu, entah berapa banyak petunjuk yang diberikan Thio Sam Hong padanya.
Pada malam keenam, tampak Thio Sam Hong agak lesu, Kwang Tan pun melihatnya bahwa guru besar itu telah sering mengeluh secara diam2, bagaimanapun Kwang Tan
pun tidak dapat dikelabui dengan senyum tenang guru besar itu, dia memaklumi tentu guru besar itu tengah mengalami sesuatu yang kurang menggembirakan Segera juga dia telah menghampiri lebih dekat, menjura, katanya: "Locianpwe! Bolehkah aku memeriksa sejenak keadaan Locianpwe"
Tampaknya locianpwee kurang sehat.!"
Thio Sam Hong mengangguk dan membiarkan Kwang Tan memegang nadi pergelangan tangannya, dia telah membiarkan Kwang Tan memeriksa tubuhnya.
Kwang Tan tampak terkejut, dan iapun telah berseru perlahan: "Hai, tampaknya Locianpwee...." Namun Kwang Tan tidak meneruskan perkataannya itu. Thio Sam Hong tersenyum, katanya: "Rupanya engkaupun mengerti ilmu pengobatan !"
Kwang Tan mengangguk.
"Benar Locianpwee, itulah ilmu yang diwarisi guru Boanpwe....!!" kata Kwang Tan.
"Hmm, apa yang kau peroleh dari hasil pemeriksaanmu itu "!" tanya Thio Sam Hong.
"Tampaknya....tampaknya...!" Kwang Tan ragu2 buat meneruskan perkataannya itu. "Jangan ragu2, katakanlah yang sebenarnya." desak Thio Sam Hong. "Apapun yang akan kau katakan, Loto tidak akan marah.... Loto juga tidak akan mempersalahkanmu, Loto hanya akan mendengar dan ingin mengetahui saja, apa hasil pemeriksaanmu itu...!"
Kwang Tan tidak segera berkata, hanya wajahnya menjadi pucat dan dari sudut2 matanya menitik butir2 air mata yang bening, katanya "sebenarnya... sebenarnya dengan suara tersendat:
Locianpwe... tampaknya Locianpwe tidak akan lama lagi berada didunia ini."
"Maksudmu aku akan segera meninggal dunia dalam waktu2 yang dekat ini "!" tanya Thio Sam Hong.
Kwang Tan ragu2 lagi, namun akhirnya dia mengangguk dan mengiyakan. Sedangkan Thio Sam Hong tertawa, sabar dan tenang sekali, sama sekali dia tidak memperlihatkan perasaan terkejut, malah dengan sikap merasa kagum dia menepuk2 pundak Kwang Tan.
"Hebat, Kau sangat hebat sekali!" kata Thio Sam Hong kemudian, "Apa yang kulihat memang tidak meleset, bahwa engkau seorang sintong, anak ajaib....engkau memiliki bakat yang luar biasa untuk ilmu silat, juga engkau mengerti ilmu pengobatan, tampaknya ilmu pengobatanmu itu tidak rendah....!"
Kwang Tan telah menyusut air matanya, kemudian katanya dengan suara terisak: "Sebenarnya... sebenarnya paling lama, Locianpwe hanya dapat tiga atau empat hari lagi bertahan didunia ini...!"
0oo0dw0oo0 Jilid16 "TEPAT ! Akupun menduganya begitu !" kata Thio Sam Hong.
"Jika begitu... jika begitu Locianpwe memang telah mengetahui akan hal itu "!" tanya Kwang Tan sambil mengawasi Thio Sam Hong dengan mata yang masih basah oleh air mata.
Thio Sam Hong dengan tenang dan sabar mengangguk membenarkan katanya: "Ya. memang akupun telah merasakannya, bahwa aku akan segera kembali menghadap kepada yang menciptakan.... dan untuk itu, aku telah mengetahuinya sejak beberapa bulan yang lalu... sehingga Loto cepat2 kembali ke Bu Tong San ini.. . untuk berkumpul dengan murid dan cucu murid Loto."
Kwang Tan memperlihatkan sikap takjub, namun akhirnya ia mengangguk2 mengerti. "Ya ini mungkin disebabkan lwekang Locianpwe yang telah mencapai tingkat yang sempurna, sehingga
Locianpwe dapat mengetahui detik2 terakhir dari hidup Locianpwe !" kata Kwang Tan kemudian.
Thio Sam Hong menghela napas, lalu tersenyum, katanya: "Apa anehnya jika hidup seribu tahun" Apa sulitnya jika harus kembali kepada Sang Pencipta" Dan mengapa pula kita harus berduka" Bukankah kelak itu
merupakan suatu perjalanan yang paling menyenangkan sekali?"
Setelah menggumam seperti itu, Thio Sam Hong dengan sikap tenang, menoleh kepada Kwang Tan, tersenyum manis dan sabar sekali, katanya:
"Dalam hal ini memang Loto telah bersiap-siap untuk berangkat. Hanya saja, karena memiliki dua hari lagi untuk memberikan petunjuk berangkat. Jika tidak, berangkat, namun Loto telah melawannya dengan tenaga
dalam Loto, sehingga
kemungkinan Loto masih dapat bertahan bernapas selama empat hari lagi, jika telah selesai aku memberikan petunjuk kepada kau Kwang Tan, berarti tidak ada yang kuberatkan lagi... aku akan dapat pergi dengan tenang !"
Setelah berkata begitu, tampak Thio Sam Hong
kemudian tersenyum menepuk-nepuk pundaknya Kwang Tan.
Sedangkan Kwang Tan kagum sekali. Justeru sikap tidak tenang dan muka yang pucat dari Thio Sam Hong, adalah akibat dari perlawanan yang


Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempergunakan Iwekangnya melawan agar dirinya tidak "berangkat" dulu, untuk tetap tahan selama empat hari lagi, sehingga tenaga dalamnya itu bergolak didalam dirinya, telah membuat Thio Sam Hong harus mengerahkan seluruh sisa tenaganya buat dapat bertahan.
Kwang Tan sangat terharu sekali, karena demi kepentingannya Thio Sam Hong telah melawan waktu dan detik2 terakhirnya itu, selama beberapa hari kepadamu, sehingga Loto belum
malam tadi Loto sudah harus
diberikannya, dengan dia berusaha hendak
untuk memperpanjang agar dapat memberikan hidupnya petunjuk keseluruhannya padanya.
Dengan demikian Kwang Tan sangat bersyukur sekali. "Locianpwee Boanpwe memiliki sejenis obat, jika dalam keadaan seperti yang tengah Locianpwe alami, tentu
Locianpwe mengalami sesuatu yang kurang menggembirakan. Memang dapat mempergunakan tenaga dalam Locianpwe buat mempertahankan hidup Locianpwe selama beberapa tenaga terakhir hari, akan tetapi akibat mengerahkan
disaat detik-detik terakhir itu, mendatangkan perasaan sakit buat ulu hati, lambung dan juga leher, karena dari itu, akan mengganggu pernapasannya, untuk itu, jika locianpwe sudi menerima
obat Boanpwe ini, maka semua perasaan sakit itu akan lenyap."
Sambil berkata begitu Kwang Tan mengeluarkan botol obat dari sakunya, dia mengeluarkan dua butir obat yang berwarna merah darah. dan telah memberikan kepada Thio Sam Hong.
Guru besar itu tersenyum. Dia memang pernah mendengar adanya sejenis obat itu yang diberi nama "Memperpanjang nyawa" maka dari itu, dia segera menyambutnya. Hanya saja tidak disangkanya obat sejenis
itu bisa diperolehnya lewat Kwang Tan, dimana anak tersebut belum lagi berusia dewasa.
"Dari mana kau memperoleh obat ini?" tanya Thio Sam Hong sebelum makan obat itu.
"Aku membuatnya sendiri Locianpwe" menyahuti Kwang Tan. "Ohhh, engkau dapat membuatnya sendiri" jadi obat ini bukan warisan atau peninggalan gurumu?"" tanya Thio Sam Hong sambil mengawasi Kwang Tan dengan wajah yang sungguh-sungguh.
Kwang Tan mengangguk perlahan. "Ya, guru Boanpwe telah memberitahukan seluruh resep obat yang akan dapat dibuat oleh Boanpwe sendiri telah cukup banyak orang2 yang Boanpwe sembuhkan!" menjelaskan Kwang Tan.
Thio Sam Hong mengangguk.
"Engkau memang seorang anak yang luar biasa." gumamnya, dan dia telah menelan kedua obat itu. Benar saja, berangsur2 perasaan pada ulu hatinya dan lambung telah sirna, hanya jalan pernapasannya yang
belum lancar sebagaimana
biasa. Tetapi setelah lewat beberapa saat, maka pernapasan Thio Sam Hong dapat pulih seperti biasa lagi.
Diwaktu itu, Thio Sam Hong mengangkat tangan kanannya, dia memperlihatkan ibu jarinya, dan memujinya: "Sungguh hebat obatmu ini dan apa yang engkau katakan itu memang sebenarnya telah terbukti selain rasa sakit pada ulu hatiku, juga pada lambung dan pernapasanku lelah lenyap, juga aku jauh lebih segar..."
Kwang Tan menghapus air matanya, dia telah bilang: "Hanya saja sayang sekali, bahwa kita berkumpul tidak bisa
lebih lama lagi, karena tidak lama pula kita akan berpisah!" Dan setelah berkata begitu, Kwang Tan menangis terisak, karena teringat tidak lama lagi mereka akan berpisah buat selama-lamanya, dimana Thio Sam Hong akan berpulang kepada yang telah menciptakannya.
Tetapi Thio Sam Hong sambil tersenyum sabar dan manis, telah menepuk-nepuk pundak Kwang Tan, katanya. "Kau jangan berduka seperti itu... suatu kepergian belum tentu merupakan suatu yang tidak menyenangkan hati..."
Dan Loto kira, memang kepergian loto kali ini sudah tiba waktunya, karena itu janganlah nanti diiringi dengan derai air mata, seakan juga keberangkatan Loto merupakan suatu keberangkatan yang akan membawa kesengsaraan buat Loto, padahal keberangkatan Loto belum tentu akan membawa kesengsaraan buat Loto sendiri...!"
Dikala itu terlihat Kwang Tan sudah dapat menguasai diri, dia menghapus air matanya, lalu mengangguk. "Baik Locianpwe... akan Boanpwe ingat baik-baik katakata pernah dari Locianpwe, siapa tahu hal itupun akan berguna sekali pada Boan pwe kelak dikemudian hari!"
"Tidak engkau, tidak Loto, dan tidak siapa saja, yang ada di permukaan dunia ini, akhirnya akan kembali juga kepadanya. Karena dari itu, kau tidak perlu terlalu merisaukan akan keberangkatan Loto, Jika detik nya telah tiba, maka Loto akan berangkat dengan tenang dan penuh kebahagian karena tugas dan kewajiban Loto telah selesai,
dimana Loto pun telah dapat berusaha sekuat tenaga Loto untuk melakukan hal2 kebaikan diatas keadilan disamping itu juga demi kebaikan umat manusia."
Kwang Tan mengangguk.
Dan diwaktu itulah Kwang Tan telah memperoleh petunjuk2 yang sangat berharga dari Thio Sam Hong. Begitulah dua hari lagi telah lewat, dan selesailah Thio Sam Hong memberikan petunjuk yang diperlukan Kwang Tan.
Sesungguhnya, yang tidak diketahui oleh Kwang Tan, ataupun oleh siapa saja, petunjuk2 yang diberikan oleh Thio Sam Hong merupakan inti dari ilmu silat Bu Tong Pay yang tertinggi.
Jika saja semua petunjuk itu digubah kembali, maka akan merupakan pelajaran ilmu silat yang tertinggi yang selama ini dimiliki Thio Sam Hong.
Sedangkan sajak2 yang diberitahukan kepada Kwang Tan adalah sajak2 waktu mana dulu puluhan tahun yang lalu Thio Sam Hong tengah berusaha menciptakan ilmu silat Bu-Tong Pay, sehingga akhirnya dia telah berhasil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menjadi guru besar, untuk menciptakan ilmu terhebat didalam rimba persilatan.
silat yang Lalu mengapa ilmu silat itu tidak diwarisi kepada muridmuridnya atau juga pewarisnya seperti Jie Lian Cu. Sesungguhnya, memang Thio Sam Hong ingin sekali
menurunkan seluruh pelajaran ilmu silat yang paling inti yang dimilikinya itu kepada Jie Lian Cu, hanya saja, dia tidak mau menurunkan begitu saja, dilihatnya Jie Lian Cu memiliki kemampuan yang belum lagi mencapai tingkat yang dapat menerima kepandaian itu, sehingga jika Jie Lian Cu salah melatih diri, kelak dia akan menjadi bercacad dan mengalami kecelakaan.
Itulah sebabnya, selalu saja Thio Sam Hong telah mendesak Jie Lian Cu agar mempelajari Lwekangnya lebih sempurna, mempelajari ilmu lwekang dari Kiu Yang Cin Keng dan Kiu Im Cin Keng lebih
ternyata Jie Lian Cu tak juga mendalam. Namun berhasil menembus
perbentengan terakhir dari alam bawah sadarnya, sehingga tenaganya yang paling mujijat tidak bisa dipergunakannya. Thio Sam Hong telah berputus asa, bahwa jati ilmu silat tertinggi Bu Tong Pay akan dibawanya serta keliang kubur. Dia selama bersemedhi didalam kamar. hatinya diliputi kedukaan.
Hanya saja, diapun tidak berani untuk sembarangan menurunkan ilmunya itu kepada Jie Lian Cu. Karena itu pula, Thio Sam Hong pernah berpikir, akan menurunkan seluruh kepandaiannya itu mencatatnya dalam sejilid kitab dan berpesan kepada Jie Lian Cu, jika memang Jie Lian Cu telah dapat menerobos perbentengan terakhir dari alam bawah sadarnya, barulah dia dapat membuka kitab itu buat membaca dan mempelajarinya.
Siapa tahu, secara kebetulan dia telah bertemu dengan Kwang Tan. Dan yang luar biasa sekali, dia melihat Kwang Tan merupakan seorang sintong, anak ajaib, yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan manusia2 biasa lainnya, disebabkan itu pula, segera Thio Sam Hong memutuskan dia akan mewarisi seluruh kepandaiannya
kepada Kwang Tan.
Hanya saja Thio Sam Hong tidak menginginkan bahwa Kwang Tan menjadi murid Bu Tong Pay, karena hal itu hanya akan mengikat anak itu, yang nanti tidak akan leluasa melatih kepandaiannya, Disebabkan itu pula dia
hanya mengatakan
ingin memberikan petunjuk-petunjuk belaka, lewat sajak-sajaknya.
Padahal ilmu yang diturunkannya itu merupakan ilmu silat kelas wahid yang selama ini telah diciptakannya.
Dan Kwang Tan hanya mengetahui bahwa apa yang telah diberitahukan oleh Thio Sam Hong merupakan pelajaran yang cukup berharga. Cuma saja yang membuat dia heran justeru semakin dia berlatih, semakin sulit juga dia memperoleh kemajuan lagi.
Pada bagian2 pertama, dia merasa begitu mudah untuk meyakinkannya, namun pada hari kelima, diwaktu dia melatih bagian petunjuk yang diberikan hari pertama oleh Thio Sam Hong, telah mengingat jadi lebih sulit.
Namun Kwang Tan telah mengingat seluruh pelajaran yang diberikan Thio Sam Hong karena dari itu, dia tidak perlu kuatir nanti lupa. Dan perlahan-lahan kelak dia akan melatihnya terus.
Sedangkan Suma Lin Liang, pada hari ke-delapannya, telah dipanggil oleh Thio Sam Hong. Guru besar itu telah perintahkan padanya, agar menjalankan ilmu silat yang
dimilikinya. Kemudian banyak juga nasehat yang diberikan Thio Sam Hong.
Akan tetapi nasehat2 itu hanya merupakan penyempurnaan ilmu silat Suma Lin Liang, berbeda dengan petunjuknya pada Kwang Tan.
Pada pagi itu, Thio Sam Hong memanggil Jie Lian Cu, menyatakan mungkin jam empat sore ini ia akan berangkat berpulang buat Se lama2nya, ia meminta seluruh muridnya dan cucu muridnya berkumpul diruang tengah. Dan waktu itu, kesibukan terjadi dikuil Bu Tong Pay tersebut, diliputi juga oleh kabut kedukaan yang tebal sekali.
Sedangkan Thio Sam Hong sendiri jam satu tengah hari baru keluar dari kamar semedhinya, ia telah mengenakan jubahnya yang baru, rambutnya tersisir rapi, demikian juga jenggot dan kumisnya.
Dalam keadaan seperti itu, Thio Sam Hong memperlihatkan sikap yang tenang. Dan iapun tersenyum mengawasi semua murid2 dan cucu muridnya.
Guru besar itu telah duduk dikursi besar yang khusus disediakan buatnya. Dan
juga Thio Sam Hong telah perintahkan murid2nya duduk dengan tenang, ia melarang semua orang itu menangis. "Dengarlah, bahwa aku akan berangkat dengan tenang, karena dari itu, kalian harus mengantarkan keberangkatanku ini dengan penuh kerelaan dan ikhlas,
karena jika memang kalian ini menangisi keberangkatan Loto, berarti Loto berangkat untuk memperoleh kesengsaraan...
Maka dalam keadaan seperti itu, kalian harus tabah menghadapi segala sesuatu yang kelak akan menimpa Bu Tong Pay, dimana kalian harus baik2 mendengarkan nasehat dan petunjuk dari ciangbunjin kalian, tidak seorang murid Bu Tong Pay yang Loto ijinkan untuk berlaku kurang ajar kepada yang lebih tua, dan juga harus dapat menyelami arti keadilan dan juga kepahlawanan, karena dengan kejujuran, dan hati yang bersih, kalian akan dapat banyak sekali melakukan perbuatan2 besar, yang memiliki arti
sangat besar bagi perikemanusian...!"
Diwaktu itu memang semua murid Bu Tong Pay hampir tidak bisa menahan air mata mereka, karena mereka itu tengah diliputi kedukaan, dimana tidak lama lagi mereka tentu akan ditinggal selama-lamanya oleh guru besar itu.
Akan tetapi disebabkan membuat mereka tidak pesan dari Thio Sam Hong, berani untuk menunjukkan
kedukaan juga telah menahan menetesnya air mata mereka. Dalam keadaan seperti itu, Kwang Tan dan Suma Lin Liang ikut hadir juga ditempat itu, dimana Thio Sam Hong
banyak sekali memberikan wejangan kepada murid-murid Bu Tong Pay tersebut, bahkan Thio Sam Hong telah memberikan petunjuk pada Jie Lian Cu, bagaimana memimpin Bu Tong Pay agar tetap berada dalam kebesaran dan juga kejujuran dari seluruh murid-murid Bu Tong Pay.
Panjang lebar Thio Sam Hong telah memberikan wejangannya itu, disamping itu diapun banyak memberikan petunjuk bagaimana jika berurusan dengan guru-guru besar dari Siauw Lim Sie, Go Bie, Kun Lun dan pintu perguruan lainnya.
Waktu itu sudah mendekati pukul empat. Semua murid-murid Bu Tong Pay, walaupun tampaknya mendengarkan dengan hati yang tergoncang dan berdiam diri, mereka gelisah sekali, karena semakin dekat waktu yang disebutkan oleh guru besar mereka, semakin dekat
juga perpisahan mereka dengan cakal bakal Bu Tong Pay itu.
Waktu tidak bisa ditahan, dan pukul empat telah kurang sedikit lagi saja.
Wajah Thio Sam Hong kali ini tidak memucat, memerah dan segar sekali, iapun selalu tersenyum sabar dan tampaknya bahagia sekali. Dengan keberangkatannya ini buat selama lamanya tampaknya merupakan hal yang sangat menggembirakan sekali.
Waktu keheningan melanda terdengar suara
jeritan. Suara ruangan jeritan tersebut, tiba2 demikian keras menyayatkan hati, dari luar ruangan tersebut. Jie Lian Cu dan yang lainnya terkejut mereka juga gusar sekali, karena dalam detik detik ini dimana Guru Besar mereka akan mencapai puncak kesempurnaannya dan akan
berangkat pulang selama-lamanya, terganggu oleh adanya suara jeritan yang menyayatkan itu.
Mereka tampak telah memandang kedepan Malah dua orang murid Bu Tong Pay dari keempat, telah melompat keluar buat melihat terjadi.
ruangan. tingkatan apa yang
Tetapi kedua murid itu tidak segera kembali, karena segera terdengar suara bentakan diluar ruangan.
Thio Sam Hong dengan tenang telah mengawasi kearah luar. "Rupanya ada tamu yang tidak diundang telah ikut hadir dalam saat-saat kepergianku ini !" kata Thio Sam Hong kemudian.
Jie Lian Cu cepat2 bangkit dan berjalan keluar diikuti oleh beberapa murid Bu Tong Pay lainnya. Semula Suma Lin Liang ingin bangun juga, ikut keluar melihat apa yang telah terjadi, namun Kwang Tan membisikinya:
"Jangan.!... kita tunggu disini saja, ini adalah urusan rumah tangga Bu Tong Pay, kita tidak bisa mencampurinya dengan sembarang."
Suma Lin Liang seperti tersadar segera mengangguk dan batal bangun, Dia telah menghampiri Kwang Tan lebih dekat, menggeser duduknya. Bisiknya: "Siapakah kira2 yang datang?"
"Tentu orang-orang yang mengandung maksud tidak baik! jika orang yang berkunjung itu sahabat Bu Tong Pay, niscaya akan datang secara baik-baik dan tidak akan mendatangkan korban! Orang yang menjerit kesakitan itu tentunya salah seorang murid Bu Tong Pay yang telah dilukainya..!"
Baru saja berkata sampai disitu, Kwang Tan dan Suma Lin Liang telah mendengar suara Jie Lian Cu yang dingin: "Jika memang kalian hendak berkunjung, kalian datang dilain waktu saja, kami tidak bisa menerima kunjungan kalian sekarang ini! Maafkan!"
"Tidak!" terdengar suara yang parau. "Kami harus bertemu dengan ciangbunjin Bu Tong Pay sekarang juga!" "Akulah ciangbunjin Bu Tong Pay yang kalian cari. Dan maafkan, karena kami tengah mempunyai urusan yang penting, tidak dapat aku menerima kalian! Nah, silahkan !"
rupanya Jie Lian Cu tengah mengusir tamu-tamu tidak diundang itu dengan sikap yang masih halus, walaupun dia tengah diliputi kemendongkolan atas keributan yang ditimbulkan tamu tidak diundang itu.
Terdengar suara tertawa bergelak dari tamu tidak diundang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa harganya seorang ciangbunjin seperti engkau " Yang tengah kami cari adalah Thio Sam Hong." kata suara yang parau dan kasar itu.
Jie Lian Cu rupanya gusar, karena suaranya terdengar meninggi: "Kalian sungguh merupakan orang2 yang tidak mengenal adat kesopanan, sudah kukatakan, kami tidak
bisa menerima tamu dulu, atau kami perlu melemparkan kalian keluar "!"
Terdengar suara tertawa mengejek lagi parau dan sengau sekali, Rupanya tamu tidak diundang itu bukan hanya terdiri dari seorang saja.
"Jika memang kau bisa melemparkan kami, silahkan, Kami akan menerimanya !" terdengar suara parau itu menantang.
Waktu itu merupakan saat2 yang sangat penting dan berharga buat orang2 Bu Tong Pay, karena dalam beberapa saat lagi Thio Sam Hong, guru besar mereka, akan berangkat buat selama-lamanya, Jika memang mereka melayani orang2 itu, jelas mereka jadi tidak bisa mendampingi saat-saat kepergian dari cakal bakal mereka itu.
Jie Lian Cu sudah tidak dapat menahan kesabarannya lagi dimana dia rupanya hendak menyerbu kepada tamu tidak diundang itu.
Sedangkan waktu itu - tampak Thio Sam Hong telah tersenyum dengan sikap sabar sekali, malah dengan suara yang lantang dia telah bilang: "Lian Cu, biarkanlah mereka masuk !"
Jie Lian Cu jadi berobah mukanya, dia jadi berkuatir sekali, kalau tamu-tamu tidak diundang ini diperbolehkan
masuk dan mereka menimbulkan kekacauan disitu, hal ini tentu akan membuat mereka jadi sibuk juga, karena keberangkatan cakal bakal mereka tidak lama lagi.
Sedangkan rupanya telah waktu tamu-tamu tidak diundang itu, mendengar perkataan Thio Sam Hong, terdengar suara tertawa parau dan sengau itu: "Nah, engkau sendiri telah mendengarnya Thio Sam Hong
memperbolehkan kami masuk untuk bertemu dengannya menyingkirlah !"
Jie Lian Cu dan murid2 Bu Tong Pay lainnya bertambah gusar, namun disebabkan Thio Sam Hong telah perintahkan agar tamu2 tidak diundang itu diperbolehkan masuk,
merekapun tidak bisa menahannya lagi, karena dari itu, dengan sinar mata mengandung perasaan tidak senang, Jie Lian Cu dan murid2 Bu Tong Pay lainnya telah membuka jalan, membiarkan orang2 itu melangkah masuk.
Suma Lin Liang dan juga Kwang Tan, segera bisa melihat dengan jelas, bahwa tamu-tamu yang tidak diundang itu semuanya berjumlah delapan orang. Diantara mereka ada yang berpakaian seragam sebagai tentara kerajaan.
Wajah mereka semuanya bengis, dan yang jalan paling depan adalah seorang pendeta berkepala gundul, dengan tubuh yang gemuk dan sambil melangkah dia berkata dengan suara parau dan sengau, rupanya diluar tadi dia yang berkata-kata pada Jie Lian Cu:
"Selamat bertemu lagi Thio Sam Hong! Kami tidak menyangka sama sekali bahwa di Bu Tong Pay ini terlalu banyak peraturan yang murid2mu itu tidak berkunjung datang buat tidak baik, disamping itu juga
mengenal aturan, tamu yang menghunjuk hormat kepadamu, justeru diperlakukan seperti pengemis."
Thio Sam Hong sama sekali tidak berobah wajahnya, tetap tenang dan sabar sekali, diapun telah bilang: "Ohh, kiranya Tek Goan Taysu... silahkan... silahkan, mari mengambil tempat duduk, kebetulan sekali kalian datang, memang ada yang hendak kukatakan kepada kalian...!"
Tek Goan Taysu, pendeta botak dan bertubuh gemuk itu, telah tertawa bergelak-gelak, pendeta itu seperti kita ketahui, dulu-dulu memelihara rambut yang panjang sekali, namun setelah resmi bekerja buat Cu Goan Ciang maka dia mencukur rambut, karena Cu Goan Ciang menjanjikannya,
jika Tek Goan Taysu dapat
membantu pihak kerajaan dengan baik, dia akan diangkat sebagai Koksu atau guru negara. Dan juga dia akan didudukkan kelak sebagai Hongthio Siauw Lim Sie, dimana Cu Goan Ciang akan memperjuangkan untuk mengobrak-abrik Siauw Lim Sie,
akhirnya setelah menumpas semua tokoh-tokoh Siauw Lim Sie, barulah Tek Goan Taysu akan didudukkan sebagai Hongthio dari pintu perguruan silat utama itu.
Tentu saja janji yang diberikan Cu Goan Ciang membuat Tek Goan Taysu bekerja mati-matian untuk kepentingan
kerajaan, dimana dia bercita-cita untuk menjadi Koksu dan juga merangkap sebagai Hongthio dari Siauw Lim Sie.
Karena dari itu, kini Tek Goan Taysu selalu berpakaian rapi dan juga rambutnya yang gondrong itu telah dipangkas, sebagai seorang pendeta tentu saja kepalanya gundul.
Thio Sam Hong sesungguhnya merasa heran juga melihat perobahan pada diri Tek Goan Taysu, hanya saja Thio Sam Hong tidak menyinggung-nyinggungnya. Cakal bakal Bu Tong Pay ini melihatnya bahwa Tek Goan Taysu memiliki sikap yang jauh berobah dibandingkan dengan
beberapa waktu yang lalu yaitu sekarang dia congkak, sama sekali dia tidak memperlihatkan sikap takut atau jeri.
Diwaktu itu, Thio Sam Hong telah bertanya: "Apa maksud kunjungan Taysu "!"
Tek Goan Taysu tertawa, dia menyapu seisi ruangan dengan sinar mata yang sangat tajam sekali, diapun telah bilang: "Aku datang membawa firman Kaisar !"
"Apa "!" tanya Thio Sam Hong agak heran. Namun akhirnya dia tersenyum. "Jadi Taysu menjadi utusan Kaisar untuk mencari Loto "!"
Tek Goan Taysu mengangguk.
"Tepat, dan kuminta kau segera menerima firman...!" kata Tek Goan Taysu.
Tetapi Thio Sam Hong tidak bangun dari duduknya, dia telah bertanya lagi: Ditujukan kepada siapakah firman itu ?" "Tentu saja ditujukan kepada Ciang Bun-jin Bu Tong Pay Thio Sam Hong....." menyahut Tek Goan Taysu. "Tetapi menyesal sekali, sekarang ini justeru Loto sudah melepaskan kedudukan dan tidak sebagai ciangbunjin lagi,
karena kedudukan ciangbunjin telah kuwarisi kepada murid Loto yaitu Jie Lian Cu !"
"Walaupun engkau sudah bukan ciangbunjin Bu Tong Pay, akan tetapi dalam firman itu disebutkan nama Thio Sam Hong. Nah, sekarang cepat kau menerima firman !"
Namun Thio Sam Hong menggelengkan kepalanya, dia telah bilang dengan sabar: "Maafkanlah.... tidak dapat aku menerima firman itu, karena walaupun bagaimana, bukan Loto ingin ingkar
terhadap firman Kaisar, tetapi memang Loto sudah tidak mau sama sekali mencampuri segala macam urusan apapun juga, terutama sekali keduniawian !"
Tek Goan Taysu tersenyum mengejek dia telah bilang: "Jika begitu engkau hendak berkurang ajar dengan memperlihatkan sikap membangkang terhadap firman dari Kaisarmu sendiri ?"
Thio Sam Hong memang Loto sudah juga perihal urusan kalian kembali keistana dan sampaikanlah keputusan Lo to!"
tersenyum tawar, katanya "Karena
tidak mau mencampuri sedikitpun duniawi, maafkan, maafkan, harap
Tek Goan Taysu tertawa dingin, dia tangannya mengambil segulungan kain mengulurkan dari seorang kawannya disebelah kanannya, seorang2 laki tua berusia antara enam puluh tahun, kemudian dia mengangkat benda itu, diacungkan keatas, katanya dengan suara yang nyaring:
"Inilah firman yang telah dikirim oleh Hongsiang... cepat kau berlutut untuk menerima firman !"
Thio Sam Hong menggeleng.
"Maafkanlah, walaupun Loto akan dihukum cincang dengan tubuh hancur, Loto tidak dapat menerima firman itu !" katanya tegas.
Muka Tek Goan Taysu dan kawan2nya se ketika berobah hebat "Jika demikian jelas Bu Tong Pay bermaksud mengadakan Hongsiang..!" mengancam. pemberontakan terhadap kekuasaan katanya dengan nada suara yang
"Ohh, tidak, sama sekali tidak ! Bu Tong Pay tidak pernah mencampuri demikian kamipun urusan pemerintahan dan dengan
tidak pernah berhubungan dengan
kerajaan, karenanya Loto kira tidak ada kepentingannya Loto harus menerima firman itu....!"
Diwaktu itu tampak jelas Tek Goan Taysu sudah tidak bisa menahan sabarnya lagi, ia membuka gulungan firman itu, dan mulai membacanya: "Dengan ini Tim menyatakan, bahwa Thio Sam Hong sebagai panglima yang memimpin
pasukan Gie Lim Kun didalam istana.... pengangkatan ini akan diresmikan setelah Thio Sam Hong datang menghadap, Firman ini dikeluarkan dengan perintah agar Thio Sam Hong secepatnya menghadap Tim !"
Dan dibawah firman itu ditandatangani oleh cap kebesaran Kaisar Cu Goan Ciang, di mana tampak firman tersebut memang bukan firman palsu.
"Nah, engkau telah mendengar, Hongsiang begitu sayang dan menaruh kepercayaan buat kau memegang tampuk pimpinan Gie Lim Kun.. jika memang engkau menolak
firman ini, berarti engkau seorang manusia tidak berbudi dan juga tidak memiliki rasa terima kasih atas kebaikan Hongsiang, malah akan menimbulkan kecurigaan, bahwa engkau justeru merupakan seorang yang memiliki perasaan tidak senang dan tidak menyukai kepada Hongsiang, dan bisa menimbulkan penafsiran yang salah bahwa engkau
akan mengajak murid-muridmu. murid Bu Tong Pay buat melakukan suatu pemberontakan karena mengingat bahwa engkau memang masih memiliki hubungan yang dekat dengan Thio Bu Kie, Kauwcu dari Bengkauw."
Mendengar perkataan Tek Goan Taysu itu bukan main gusarnya Thio Sam Hong. seumur hidupnya, belum ada seorang pun yang berani menghinanya sampai begitu rupa, maka katanya dengan suara yang agak meninggi:
"Seumur hidupku, Loto belum pernah melakukan
kedosaan terhadap kerajaan, juga Loto tidak pernah mencampuri urusan kerajaan, Jika memang Thio Bu Kie, cucuku itu, terlibat dalam urusan kerajaan, dimana ia memimpin Bengkauw, Loto kira, itu wajar, karena Kaisar yang sekarang inipun semula berasal dari anak buah Thio Bu Kie, seharusnya Kaisar kalian itulah yang berterima kasih kepada Thio Bu Kie yang telah mendukungnya dan
melemparkannya keatas takhta. Tanpa adanya dukungan apakah Kaisar kalian itu dapat memiliki kekuasaan seperti sekarang ini?"
Tek Goan Taysu berobah mukanya menjadi merah padam, dia bilang dengan suara yang mengguntur: "Baik! Tegasnya engkau menolak firman ini!"
"Ya!" mengangguk Thio Sam Hong tegas. "Apakah engkau tidak kuatir jika kelak Bu Tong Pay dicap sebagai pintu perguruan murtad yang bermaksud memberontak kepada kerajaan?" tanya Tek Goan Taysu
lagi, dingin suaranya, sama sekali dia tidak memperlihat perasaan takut sedikitpun juga.
Thio Sam Hong murka sekali. Seumur hidupnya belum pernah cakal bakal Bu Tong Pay merasa murka seperti itu,
karenanya jenggot dan
rambutnya telah berdiri karena murkanya itu. Diapun telah berkata dengan suara yang tawar: "Kami tidak pernah melakukan kedosaan apapun juga pada kerajaan, jika memang hal ini merupakan alasan yang diada-adakan oleh pihak kerajaan, kamipun tidak bisa berbuat apa-apa !"
Waktu Thio Sam Hong berkata begitu semua murid Bu Tong Pay telah bersiap-siap, karena mereka melihat keadaan sudah meningkat menjadi tegang, itulah waktu terakhir dari hidupnya cakal bakal Bu Tong Pay dimana dia
akan melakukan perjalanan pulang kepada Sang Pencipta.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Justeru telah muncul kekacauan seperti ini sedangkan waktu telah merangkak terus, dan hampir tiba jam empat sore. Dengan demikian, kegusaran murid2 Bu Tong Pay semakin hebat, karena merekapun bergelisah sekali. Mereka tidak mau orang luar ini berada dalam ruangan dalam saatsaat detik terakhir berpulangnya cakal bakal mereka.
Tek Goan Taysu tersenyum dengan sikap yang congkak dan juga katanya dengan suara yang dingin sekali: "Jika memang demikian, Lolap tidak bisa mengatakan apapun juga... karena Lolap hanya diperintahkan membawa firman ini buat kau, Thio Sam Hong, Jika memang engkau hendak
menolaknya, bahkan menampik dengan kasar seperti ini, seperti juga firman Hongsiang tidak ada dikata mu baiklah!"
Kami akan kembali ke istana buat melaporkan segalanya kepada Hongsiang dan menantikan keputusan Hongsiang! Kami sekarang memang hanya berdelapan, dan kalian tidak
usah berpikir untuk
mempergunakan kekuatan besar menindas jumlah yang sedikit! Yang kami dengar justeru Bu Tong Pay merupakan pintu perguruan besar yang lurus dan selalu menjunjung tinggi keadilan! Kami percaya kalian tentu tidak akan mempergunakan jumlah yang banyak untuk menindas kami !"
Baru saja Tek Goan Taysu berkata sampai disitu, Jie Lian Cu yang telah tidak bisa menahan sabar lagi, melangkah maju, dia merangkapkan sepasang tangannya, membongkok sedikit memberi hormat, katanya: "Kami
persilahkan kaitan meninggalkan tempat ini."
Muka Tek Goan Taysu berobah. "Aku tidak memiliki urusan dengan kau, aku mempunyai urusan dengan ciangbunjin Thio Sam Hong !" Dengan berkata begitu Tek Goan Taysu mengejek Jie Lian Cu.
Perasaan Jie Lian Cu meluap diliputi kemarahan, demikian juga murid2 Bu Tong Pay Malah Suma Lin Liang dan juga Kwang Tan tidak bisa menahan sabar, Hanya saja di sebabkan itulah urusan dalam perguruan Bu Tong Pay, mereka tidak berani ceroboh mencampurinya, Mereka masih mengawasi saja.
Waktu itu Jie Lian Cu telah berkata dengan suara yang tawar: "Urusan dapat kita urus beberapa hari lagi, jika memang kalian memiliki urusan yang sangat penting dengan Bu Tong Pay, kami akan segera melayaninya dalam beberapa hari mendatang, sekarang ini kami persilahkan
kalian keluar meninggalkan ruangan ini."
Tek Goan Taysu tertawa bergelak, suara tertawanya begitu tinggi dan sombong sekali, dia bilang. "Hemmm, Bu Tong Pay!, Bu Tong Pay! Apakah kalian tidak menyadari bahwa Bu Tong Pay seperti juga sebutir telur yang berada
diujung tanduk" Dimana Bu Tong Pay tidak lama lagi segera musnah! Tidakkah kalian menyadari akan hal itu, sehingga kalian begitu angkuh untuk menerima firman dari Hong-siang."
"Urusan itu akan kami hadapi biarpun bagaimana hebat sekalipun! Sekarang, silahkan kalian angkat kaki!" Jie Lian Cu sudah tidak bisa menahan kegusarannya.
Sedangkan Tek Goan Taysu telah menggeleng perlahan. "Berapa jumlah murid Bu Tong Pay" Tentunya tidak
sampai meliputi seribu orang bukan" Tahukah kalian bahwa gunung Bu Tong San ini telah di kurung oleh kami, dijaga oleh pasukan Hongsiang yang jumlah dua puluh ribu tentara! walaupun kalian memiliki sepasang sayap, jangan harap dapat meloloskan diri terbang meninggalkan Bu Tong
Pay! Aku masih mau bermurah hati memberikan kesempatan kepada kalian, agar dapat baik2 melayani kami dengan menerima firman ini dengan sepantasnya, untuk menjatuhi firman Hongsiang...!"
Habislah kesabaran Jie Lian Cu. kemarahannya meledak, Tahu2 tangannya dikibaskan.
Jarak mereka, antara Jie Lian Cu dengan Tek Goat Taysu memang tidak terlalu jauh, karena waktu itu mereka hanya terpisah dua tombak lebih.
Akibat kibasan tangan Jie Lian Cu, membuat Tek Goan Taysu terkejut juga, tenaga yang sangat kuat tidak terlihat telah mendorongnya.
Untung saja, sejak datang di Bu Tong San ini, Tek Goan Taysu selalu berlaku waspada, untuk sembarang waktu menghadapi suatu kemungkinan. Dia masih keburu untuk mengerahkan tenaganya, berdiri dengan kuda2 yang sangat kuat.
Diapun balas mengibas, dan kibasan lengan bajunya itu telah saling bentur dengan tenaga Jie Lian Cu. Tek Goan Taysu merasakan tubuhnya tergetar. Hal itu membuktikan bahwa tenaga Lwekang Jie Lian Cu memang tinggi sekali, melebihi Iwekangnya.
Cuma saja Tek Goan Taysu mengetahui bahwa pasukan berani sekali, karena ia tentara kerajaan telah mengepung pintu perguruan ini dari segala penjuru, Tek Goan Taysu tertawa gelak-gelak mengejek, sama sekali ia seperti tidak memandang mata pada orang2 Bu Tong Pay
tersebut sekalipun telah dilihatnya bahwa tenaga dalam Jie Lian Cu memang sangat tinggi, dan tentunya murid-murid Bu Tong Pay lainnya memiliki kepandaian yang bisa diandalkan.
Namun Tek Goan Taysu yakin bahwa ia akan dapat menghadapi mereka, disebabkan ia sendiri menyadari, diluar dari kuil Bu Tong Pay tersebut telah berkumpul banyak sekali kaki tangannya. Satu kali saja ia mengeluarkan perintah, maka kuil Bu Tong Pay ini akan di bumi hanguskan.
"Apakah kalian hendak memberontak"!" bentak Tek Goan Taysu dengan suara menggelegar mengejek, mengandung kebengisan yang menyebabkan Jie Lian Cu berdiam diri sejenak tidak menyerang lebih jauh.
Memang pertanyaan itu, walaupun sangat singkat sekali, akan tetapi memiliki arti yang sangat luas sekali, yaitu jika
pihak kerajaan mencap Bu
Tong Pay sebagai pintu perguruan yang memberontak terhadap kerajaan, niscaya Bu Tong Pay menghadapi urusan yang tidak kecil. Disamping itu jelas akan membuat Bu Tong Pay pun menghadapi kesukaran oleh para pahlawan kerajaan, yang akan dikerahkan oleh Cu Goan Ciang dalam waktu2 mendatang.
Jika memang terjadi seperti itu, niscaya Bu Tong Pay tidak dapat menancapkan kaki terus di Bu Tong San lebih tenang dari keadaan yang sebelumnya, tentu mereka selalu akan diganggu oleh semua pahlawan dari Kaisar Cu Goan Ciang.
Dan yang menjadi pemikiran dari Jie Lian Cu justeru ialah murid2 Bu Tong Pay yang belum memiliki kepandaian tinggi, Kalau terjadi kekacauan, niscaya muridmurid Bu Tong Pay tingkat bawahlah yang menjadi korban.
Karena berpikir seperti itu, membuat Jie Lian Cu tidak mendesak lebih jauh, dia telah mengawasi Tek Goan Taysu beberapa saat, baru kemudian katanya:
"Baiklah, sesungguhnya apa yang kau kehendaki dari kami?" "Tidak banyak, hanya menginginkan Thio Sam Hong mematuhi panggilan Hongsiang.,.!" menyahuti Tek Goan Taysu, kemudian memperdengarkan suara tertawa dingin, dan ia seperti juga telah menang diatas angin.
Jie Lian Cu menghela napas, katanya: "Sayang sekali perintah Hongsiang tidak dapat dilaksanakan firman Hongsiang tidak dapat diterima oleh suhu kami, karena dari itu, sayang sekali memang kedatangan Taysu hanya untuk suatu hasil yang nihil, dan bukan maksud kami untuk mengecewakan kalian, tetapi memang firman itu tidak bisa diterima...."
"Tetapi jika Thio Sam Hong membangkang terhadap firman, maka ia akan dicap sebagai pemberontak!" itulah yang dikatakan Tek Goan Taysu dengan suara yang dingin.
"Untuk itu, kami kira Bu Tong Pay tidak melakukan sesuatu kedosaan dan kesalahan terhadap kerajaan, Kami
tidak pernah mencampuri urusan kerajaan, kami hanya berdiam diri di Bu Tong San ini dan tidak mencampuri urusan lainnya, hanya mengurus diri kami sendiri dalam pintu perguruan kami.Karena dari itu, mengapa pula bisa dicap sebagai pembangkang dan pemberontak oleh Hong siang ...!"
Jie Lian Cu berusaha membela diri, Tek Goan Taysu telah tersenyum tawar, tanyanya: "Jika seorang rakyat jelata yang menerima firman Hongsiang, lalu meremehkan firman itu, apakah hal tersebut bukan suatu penghinaan yang
sangat besar buat Hongsiang" Disamping itu juga apakah hal ini bukan memperlihatkan orang itu terlalu kurang ajar sekali " Maka jika Thio Sam Hong menolak firman ini, aku hanya dapat pulang keistana untuk memberitahukan pada Hongsiang mengenai pembangkangan dari Thio Sam Hong, tentu saja akupun tidak bisa terlalu memaksa agar dia
menerima firman !"
Jie Lian Cu baru saja hendak menyahuti lagi, Thio Sam Hong telah berkata dengan "Dalam urusan ini, biarlah suara yang tenang, katanya: Loto Thio Sam Hong yang
menanggungnya, jika Hongsiang hendak mencap Loto sebagai seorang pemberontak maka biarlah, Loto akan menerimanya. Namun semua itu jelas tidak ada sangkut pautnya dengan murid2 Bu Tong Pay lainnya...!"
Setelah berkata begitu, segera juga terlihat bahwa Thio Sam Hong mulai habis sabar, dia mengibaskan tangannya perlahan, dan itu merupakan perintah agar Tek Goan Taysu dan kawannya segera meninggalkan ruangan tengah dari kuil Bu Tong Pay.
Sedangkan Tek Goan Taysu telah berkata dengan suara yang dingin:
"Hemmmmm, jadi demikianlah Thio Cin jin menerima kami" Jika memang kau tetap tidak mau menerima firman, itupun bukan urusan kami lagi, karena menjadi urusan Hongsiang dan tentunya Thio Cinjin tidak akan menyesal dengan keputusanmu itu"!"
Thio Sam Hong mengangguk.
"Ya.... memang Loto tidak akan menyesali." menyahuti Thio Sam Hong dengan suara yang dingin, karena dia sudah tidak mau terlalu lama lagi buat melayani Tek Goan Taysu dan kawan-kawannya.
Akan tetapi, seorang kawan Tek Goan Taysu, yaitu
siorang tua yang berdiri disamping Tek Goan Taysu, telah tertawa dingin.
"Telah lama aku mendengar akan kebesaran nama Thio Sam Hong, karena itu, ingin sekali aku mengetahui, sampai berapa tinggi sesungguhnya kepandaian dari cakal bakal Bu
Tong Pay itu !" Setelah berkata begitu dengan lagak yang mengejek, dia telah melangkah menghampiri Thio Sam Hong, kemudian menoleh kepada Tek Goan Taysu, katanya:
"Taysu, tentunya kau mengijinkan untuk aku main2 dengan cakal bakal Bu Tong Pay ini?"
Tek Goan Taysu tertawa.
"Oh tentu ! Tentu ! Walaupun kita sudah tidak memiliki waktu yang banyak lagi disebabkan pihak tuan rumah mengusir kita agar cepat2 angkat kaki, namun aku bisa saja mengijinkan kau untuk main2 sejenak lamanya, kami akan menunggu...!" kata Tek Goan Taysu.
Terlihat betapapun juga Tek Goan Taysu bersama kawan-kawannya itu memang sengaja hendak mencari urusan dengan Bu Tong Pay.
Jie Lian Cu sudah habis sabar dia gurunya, Thio Sam Hong, kemudian berilah kesempatan pada tecu untuk menjura kepada katanya: "Suhu,
mengusir orang2 kurang ajar ini."
Thio Sam Hong sambil tersenyum sabar mengangguk, karena diapun sangat mendongkol sekali terhadap sikap Tek Goan Taysu dan kawan-kawannya yang memang mencari-cari persoalan dengannya.
Disebabkan itulah diapun memberikan ijin kepada Jie Lian Cu agar mengusir Tek Goan Taysu keluar dari kuil tersebut, Dan juga memang waktu yang dimiliki Thio Sam
Hong tidak banyak lagi, dimana dia telah terdesak untuk sampai pada titik terakhir hidupnya.
"Baiklah Lian Cu, karena kitapun memiliki sesuatu yang perlu diselesaikan sekarang juga, maka mintalah kepada tuan-tuan itu agar meninggalkan tempat ini !" Sambil
berkata begitu, segera Thio Sam Hong mengibaskan tangannya.
Waktu itu Tek Goan Taysu tengah tertawa bergelak, karena ia gembira melihat kawannya itu akan mulai menimbulkan kerusuhan dikuil ini. Namun, mendadak Tek
Goan Taysu berhenti tertawa,
merasakan dadanya menyesak
karena tiba2 sekali ia
dan napasnya seperti tersumbat, malah membuat dia jadi sulit sekali untuk berdiri ditempatnya.
Dia mengerahkan tenaga dalamnya, buat menyalurkan pada kedua kakinya, Namun dia gagal, tubuhnya telah terhuyung mundur, Dalam keadaan seperti itu membuat Tek Goan Taysu jadi mengeluh, mati-matian dia mengempos semangatnya, kembali dia gagal pula.
"Plakkk !" dia menangkis, namun apes buat Tek Goan Taysu, karena begitu dia menangkis dengan tenaganya, justeru tenaga kibasan lengan baju Thio Sam Hong semakin hebat mendesaknya, sehingga tidak ampun lagi Tek Goan Taysu terjengkang, dan dia rebah dilantai dengan kepala yang pusing dan mata berkunang2.
Namun walaupun tenaga dalamnya memang masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan cakal bakal Bu Tong Pay Thio-Sam Hong, tokh Tek Goan Taysu bukan seorang yang terlalu lemah, Segera juga ia dapat bangkit kembali.
Jie Lian Cu yang telah menerima ijin dari Thio Sam Hong buat mengusir orang2 itu, segera melaksanakan tugasnya, Tanpa berkata suatu apapun juga, Jie Lian Cu telah menghadapi orang tua itu. Dia menggerakkan tangan kanannya, dengan jurus "Merubuhkan gunung", sehingga menimbulkan angin yang menderu-deru.
Namun orang tua itupun rupanya liehay sekali, dia tidak menangkis, hanya menggeser tubuhnya kesamping, berbareng dengan mana, cepat sekali dia telah mendorong juga, Jie Lian Cu yang waktu itu gagal mendorong mengenai pada sasarannya, jadi cepat2 menarik pulang tenaga dalamnya, dia berjongkok sedikit seperti tengah menjura, kemudian cepat sekali dia telah menghantam lagi, gerakan ini membuat orang tua itu jadi kaget tidak terkira,
karena tubuhnya telah terhuyung hampir rubuh, dengan demikian membuat orang tua itu selanjutnya tidak berani memandang remeh kepada Jie Lian Cu.
Waktu itu Jie Lian Cu pun sudah tidak membuang2 waktu, segera dia telah menyambar lagi, jurus demi jurus dia telah keluarkan namun orang tua itu telah dapat mengelak kesana kemari dengan gesit, karena dia sekarang berusaha mengelakkan diri dari benturan tenaga mereka, tidak mau mengadu kekerasan, dalam keadaan seperti inilah segera terlihat bahwa kekuatan tenaga dalam dari Jie Lian Cu masih satu tingkat dari orang tua itu.
Namun, ada sesuatu yang dimiliki orang tua itu, yang merupakan sesuatu yang sangat diandalkan olehnya, Orang tua itu ternyata me miliki semacam ilmu kebal yang bisa membuat tubuhnya seperti tidak dapat dihantam oleh
kekuatan yang bagaimana hebat sekalipun juga, dan diapun dapat bergerak gesit bagaikan seekor monyet belaka. Gerakan demi gerakan membuat tubuhnya telah melejit kesana kemari.
"Hemmmm, rupanya orang ini memiliki ginkang yang cukup tinggi, sehingga ia dapat bergerak begitu gesit dan lincah !" Diam2 Jie Lian Cu berpikir.
Namun dia tidak berpikir saja, karena dia pun segera merobah cara menyerang lawannya. Dimana sekarang sepasang tangan Jie Lian Cu tidak bergerak2 gesit seperti
tadi, melainkan dia berdiri tegak ditempatnya. Waktu itu, si-orang tua yang mengetahui Jie Lian Cu tidak mendesak dirinya lagi, bermaksud berhenti bergerak.
Justeru waktu orang tua itu ingin berhenti bergerak, cepat sekali Jie Lian Cu dengan tiba-tiba mengibaskan kedua tangannya. Kaget tidak terkira orang tua itu, ia sampai berseru nyaring dan berusaha untuk berkelit, namun
gagal dan terlambat karena segera juga tubuhnya telah kena diterjang oleh kekuatan tenaga dalam Jie Lian Cu, malah membuat tubuhnya itu terhuyung-huyung akan rubuh.
Jie Lian Cu tidak tinggal diam, dia melompat kepada kedua orang kawan Tek Goan Taysu yang berpakaian seragam sebagai tentara kerajaan, dia menghantam lagi.
Kedua orang itu, walaupun berpakaian sebagai tentara kerajaan, namun mereka memiliki kepandaian yang tidak rendah, karena mereka telah dapat berkelit dari serangan Jie Lian Cu.
Jie Lian Cu tertawa dingin, waktu itu ia telah diliputi kemarahan, sebab ia mengetahui saat-saat seperti sekarang merupakan saat-saat yang sangat penting sekali buat seluruh murid Bu Tong Pay yang hendak mengantarkan kepergian Thio Sam Hong, guru besar mereka buat selama-lamanya.
Segera juga Jie Lian Cu mengeluarkan Bu Tong Sin Kang, ia memutar sepasang tangannya menimbulkan angin yang menderu-deru hebat sekali mengurung kedua orang itu. Bahkan, ia berusaha untuk mendesak lebih lagi.
Kedua orang itu mati-matian berusaha memberikan perlawanan yang gigih, namun tetap saja mereka terdesak. Thio Sam Hong melihat keadaan seperti ini jadi menghela napas dalam2. Cakal bakal Bu Tong Pay ini telah memaklumi tidak lama lagi segera tiba saat2 terakhir ia berada di dunia, melihat kekalutan yang terjadi seperti ini, tentu akan membuatnya merasa terganggu sekali, Dan jika ia tidak segera turun tangan buat mengatasinya tentu kekalutan itu tetap berlangsung.
Karenanya Thio Sam Hong akhirnya memutuskan untuk mengatasi terlebih dahulu kekalutan yang ada, dia telah berseru nyaring: "Hentikan!!"
Seruan dari guru besar Bu Tong Pay tersebut tentu saja dipatuhi oleh semua murid Bu Tong Pay. Termasuk Jie Lian Cu yang segera menahan bergerak kedua tangannya, ia bahkan telah melompat mundur bersiap2, menerima perintah dari cakal bakal Bu Tong Pay tersebut.
Akan tetapi justeru lawan2 Bu Tong Pay, termasuk Tek Goan Taysu, mana mau memperdulikan cegahan Thio Sam Hong. Kedua orang lawan Jie Lian Cu tadi telah menerjang maju kedepan.
Waktu itulah Thio Sam Hong telah berkata: "Maafkanlah Loto bertindak agak keras !" setelah berkata begitu tahu-tahu tubuh Thio Sam Hong masih tetap dengan sikap duduk bersemedhi, telah melambung ketengah udara, gerakannya begitu cepat dan ringan sekali, sepasang tangannya telah digerakan dengan kibasan yang sulit sekali
diikuti oleh pandangan mata manusia biasa.
Thio Sam Hong seorang guru besar yang merupakan cakal bakal Bu Tong Pay, yang telah menciptakan ilmu buat aliran Bu Tong Pay tersebut, yang merupakan ilmu silat aliran lurus dan putih, karena dari itu, dalam keadaan


Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti ini, dimana Thio Sam Hong memang merasakan waktunya sangat sempit sekali dan dia terdesak buat mengambil tindakan tegas untuk mengatasi lawan2 Bu Tong Pay yang datang mengacau membuat cakal bakal Bu Tong Pay telah mengerahkan tenaga lwekangnya.
Tidak mengherankan jika kedua orang tentara kerajaan yang tadi bertempur dengan Jie Lian Cu dan tengah menerjang buat menyerang kepada Jie Lian Cu tiba2 menjadi kaget sebab merasakan dada mereka seperti disampok oleh sebungkah kekuatan yang tidak tampak oleh mata.
Dan belum lagi mereka sempat menjerit atau berpikir, tubuh mereka telah terjengkang, karena merasakan sekujur tubuh mereka kesemutan.
Tubuh Thio Sam Hong telah meluncur turun tetap dalam keadaan bersemedhi, ia hanya bilang: "Jika memang tidak
cepat2 kalian mengobati luka didalam tubuh kalian, tentu akan membuat kalian bercacad seumur hidup. Demikian juga tentu akan membuat kalian tetap memaksa hendak mengacau di Bu Tong Pay ini, niscaya Loto terpaksa harus mengambil tindakan tegas! Ayo, siapa lagi yang ingin main2 dengan Loto "!"
Sambil berkata begitu, cakal bekal Bu Tong itu telah menyapu sekitar ruangan tersebut dengan sinar mata yang tajam sekali.
Tek Goan Taysu dan juga yang lainnya jadi bergidik melihat kewibawaan dari cakal bakal Bu Tong Pay, betapa agung dan berwibawa sekali.
Mereka pun menyadari orang yang mereka hadapi ini bukanlah orang sembarangan, karena kepandaian dan sinkang Thio Sam Hong telah mencapai tingkat yang tinggi sekali.
Dengan demikian, kalau sampai Thio Sam Hong mengamuk, pasti mereka tidak akan berdaya, walaupun jumlah mereka sangat banyak Yang paling utama sekali,
merekapun tidak mau menjadi korban ditangan pendeta sakti tersebut.
Mereka melihatnya, kedua orang kawan yang tadi menjadi lawan dari Jie Lian Cu telah menggeletak dengan sekujur tubuh gemetaran, seperti juga tengah menderita kesakitan yang hebat.
Diam diam Tek Goan Taysu telah berpikir, ia lebih baik mengajak anak buahnya buat meninggalkan kuil Bu Tong Pay. dan jika memiliki kesempatan, akan menyerbu lagi. Dan rencana Tek Goan Taysu, ia memang ingin meninggalkan tempat ini, kemudian memerintahkan anak buahnya buat menyerbu masuk kedalam kuil untuk membakar, sedangkan waktu itu, ia sendiri tentu tidak akan
terancam bahaya, ia bisa berdiam ditempat yang cukup jauh.
Maka Tek Goan Taysu telah tersenyum walaupun wajahnya agak pucat, namun dia menyembunyikan perasaannya itu, katanya: "Baiklah, jika memang Cinjin
tidak mau menerima firman Hongsiang, tentu saja kami tidak berani memaksa, karena itu ijinkan kami pergi"
Sambil berkata begitu, Tek Goan Taysu telah merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada Thio Sam Hong, sedangkan Thio Sam Hong mengambil
sikap tidak mengacuhkan tetap duduk dengan angker dan berwibawa.
Tek Goan Taysu segera memutar tubuh, ia mengibaskan tangannya buat perintahkan anak buahnya pergi keluar meninggalkan kuil tersebut. Dua orang anak buahnya telah
mengangkat kedua orang tentara yang tadi telah dirubuhkan Thio Sam Hong.
Kedua orang itu masih merintih kesakitan, rupanya kibasan lengan baju Thio Sam Hong membuat dada mereka menjadi sakit dan pernapasan mereka jadi sesak.
Karena dari itu, kedua orang itu tidak bisa segera bangun buat jalan sendiri. Dalam waktu yang singkat sekali, didalam ruangan depan kuil Bu Tong Pay telah menjadi sunyi dan sepi sekali, hanya tampak para tojin dikuil tersebut. Sedangkan Tek Goan Taysu telah memimpin pasukan kerajaan menjauhi Bu Tong Pay.
Ada beberapa orang anak buahnya yang menanyakan padanya, mengapa mereka harus menarik diri seperti itu. Namun Tek Goan Tay su tidak mau menjelaskan hanya
melangkah terus dan
menyatakan kelak ia akan menjelaskan. Dua orang totong lelah menutup pintu kuil. Thio Sam Hong menghela napas dalam-dalam, ia menggumam dengan wajah yang guram sekali.
"Rupanya kepergian Loto tidak dapat dilakukan dengan tenang, pihak kerajaan pasti akan mengancam terus keselamatan Bu Tong Pay sehingga loto berangkat dengan hati yang tidak tenang..!"
Jie Lian Cu segera menjatuhkan diri berlutut di hadapan gurunya, Demikian juga dengan yang lainnya, mereka semua telah berlutut dihadapan guru besar itu, malah Jie Lian Cu telah berkata dengan sikap bersemangat sekali:
"Suhu, janganlah suhu memikirkan dan memberati kami, silahkan suhu berpulang dengan tenang dan tenteram,
karena, walaupun kami memiliki jumlah yang tidak lebih besar dari apa yang ada sekarang, kami akan mempertahankan nama baik Bu Tong Pay sampai titik darah terakhir kami, janganlah Suhu berkuatir, Bu Tong Pay tentu tidak akan mudah dihina oleh siapapun juga !"
Mendengar perkataan muridnya yang begitu bersemangat hati Thio Sam Hong terhibur juga, ia mengangguk beberapa kali.
"Ya, memang Bu Tong Pay tidak dapat dihina oleh siapapun juga, Karena dari itu, dengan adanya peristiwa sekarang ini, tentu kalian akan jauh lebih berwaspada. Apa
yang telah Loto lihat, tentunya orang-orang kerajaan akan tetap mengganggu Bu Tong Pay dan kalian semua murid cucu murid Bu Tong Pay, harus berusaha mempertahankan nama baik Bu Tong Pay, harus menyelesaikan segala macam urusan dengan penuh kebijaksanaan dan juga dapat menyelesaikan semuanya sebaik mungkin.
Disamping kita tidak bisa dihina oleh siapapun juga, namun ada yang kalian ingat, bahwa kalian pun tidak boleh terlalu mendesak lawan! Jika memang lawan hendak menyelesaikan urusan dengan cara damai maka kalian tidak
boleh mengandalkan kepandaian buat mendesak dan memojokan mereka !"
Mendengar petuah dan wejangan yang diberikan Thio Sam Hong, Jie Lian Cu dan semua murid-murid Bu Tong Pay lainnya segera berjanji bahwa mereka akan mengingat dan mengukir nasehat-nasehat itu dihati mereka.
Thio Sam Hong masih terus memberikan nasehatnya, sampai akhirnya dia mengibaskan tangannya.
"Loto akan segera kembali kepada yang mencipta!" katanya dengan suara yang lembut dan halus, wajahnya sangat terang sekali, Matanya pun bersinar tajam sampai tampak ia seperti juga sebuah patung yang sangat hidup sekali.
Dan sepasang matanya yang telah bersinar itu kemudian tertutup, dia duduk ber semedhi tanpa bergerak. Jie Lian Cu dan murid2 Bu Tong Pay lain nya terus berlutut dihadapan Thio Sam Hong tanpa berani bergerak. Lama sekali mereka berlutut seperti itu, sampai akhirnya Jie Lian Cu mengangkat kepalanya, wajah gurunya tampak segar dan cemerlang sekali, memerah sehat.
Dan tidak terlihat tandu2 bahwa gurunya telah menghembuskan napas yang terakhir. Akan tetapi, Jie Lian Cu telah memperhatikan perut gurunya, Tidak bergerak. Tentu guru besar itu sudah tidak bernapas lagi. Dan Jie Lian Cu menyadari bahwa saat itu gurunya telah berpulang buat selamanya.
Karenanya, Jie Lian Cu segera berlutut lagi sambil menganggukkan kepalanya dan menangis ter-isak2. Melihat Jie Lian Cu menangis, murid2 Bu Tong Pay lainnya pun jadi menangis sedih sekali. Mereka juga segera mengetahui bahwa Couwsu atau guru besar mereka, telah berpulang.
Kwang Tan dan Suma Lin Liang pun berlutut bersamasama dengan murid Bu Tong Pay tersebut. Mereka menitikan air mata pula, karena disamping merasa sangat kagum sekali kepada guru besar Bu Tong Pay tersebut, pun mereka sangat berduka, karena kepergian dari guru besar itu....
Lama sekali didalam ruangan itu berlangsung isak-tangis yang berkepanjangan. Dan juga Jie Lian Cu yang telah dapat menguasai dirinya, telah duduk bersemedhi, dia mulai membaca doa buat arwah guru besarnya itu.
Pendeta-pendeta Bu Tong Pay yang lainnya telah mengikuti apa yang dilakukan Ciangbunjin mereka, semuanya telah duduk bersemedhi, berusaha menahan isaktangis mereka, menindih kedukaan hati dan membaca doa.
Kwang Tan dan Suma Lin Liang duduk bersemedhi juga, mereka sangat menghormati guru besar itu, yang kini telah berpulang buat selama-lamanya.
Jie Lian Cu sembahyang dan
segera berdiri.
Pada mukanya yang pucat-pasi itu, masih terlihat perasaan duka yang dalam sekali, Dengan suara parau ia berkata: "sekarang suhu telah berangkat dan berpulang buat selama2nya, maka kita yang ditinggalkannya, benar2 harus pandai membawa diri, agar tidak mendatangkan noda bagi
pintu perguruan kita, sekali saja kita mendatangkan noda dengan perbuatan tidak terpuji tentu akan mendatangkan malu dan mengecewakan Suhu! Karena dari itu, wahai murid2 Bu Tang Pay, selanjutnya tanggung jawab atas nama baik Bu Tong Pay berada di pundak kita masing2..."
Murid2 Bu Tong Pay telah mengiakan, sedangkan Jie Lian Cu telah memanggil saudara2 seperguruannya untuk merundingkan pemakaman Suhunya, dimana memang mereka bermaksud untuk mengadakan sembahyang besar buat arwah guru mereka.
Dikala itu, mereka merencanakan buat menahan tiga hari tiga malam jenazah guru mereka itu, buat memanjatkan Doa mereka. .
Begitulah, kesibukan meliputi seluruh penghuni kuil Bu Tong Pay, dimana juga terselubung oleh kabut kedukaan yang sangat mendalam sekali.
Kwang Tan dan Suma Lin Liang sebagai tamu Bu Tong Pay telah memberikan hormat yang penghabisan buat Thio Sam Hong, cakal bakal Bu Tong Pay yang telah berpulang itu dengan berlutut tujuh kali.
kemudian setelah selesai memimpin
memanjakan doa buat arwah gurunya, Kabut kedukaan telah membungkus dan menyelubungi Bu Tong Pay, dan semua murid Bu Tong Pay memperlihatkan wajah yang muram dan pucat mengandung kesedihan yang mendalam, Benar2 mereka merasa berat sekali harus berpisah buat selamanya dengan Sucouw mereka.
Dunia persilatanpun telah kehilangan seorang tokoh sakti seperti Thio Sam Hong. Karena dari itu, memang harus dibuat sayang, bahwa seorang tokoh sakti seperti Thio Sam Hong telah berpulang dalam keadaan yang tak tenteram, dimana dia telah menyaksikan bahwa Tek Goan
Taysu dengan pasukannya, sembarang waktu akan dapat mengganggu Bu Tong Pay....
ooo)OdwO(ooo TEK GOAN Taysu yang telah menarik pasukan kerajaan meninggalkan Bu Tong Pay sejauh sepuluh lie, telah menempatkan diri di sebuah hutan yang cukup lebar. Mereka semua telah berkumpul disana, karena Tek Goan Taysu memang hendak memikirkan sesuatu daya.
Akan tetapi sebagai seorang yang sangat cerdik sekali, Tek Goan Taysu mengetahui, tentunya Bu Tong Pay tengah menghadapi sesuatu yang penting, ia telah melihatnya, apa yang terjadi waktu dia berada didalam ruangan depan Bu Tong Pay tersebut, tidak dapat lolos, ia melihat betapa paniknya Jie Lian Cu, betapa tidak sabarnya
Thio Sam Hong, seakan juga mereka tengah menghadapi sesuatu urusan yang sangat mendesak sekali.
Karena dari itu, biarpun Thio Sam Hong liehay, namun tidak terlihat sikap sabarnya seperti waktu-waktu yang lalu Dan juga Thio Sam Hong memperlihatkan sikap yang luar
biasa sekali. Sikap yang tegas dan tergesa seperti yang telah dilihat oleh Tek Goan Taysu, benar-benar membuat Tek Goan Taysu jadi heran, dia menduga pasti Thio Sam Hong tengah bingung dan tidak tenang menghadapi suatu urusan yang sangat penting sekali.
Tek Goan Taysu yang memang bukan seorang yang tolol, telah mengambil keputusan karena ia telah memiliki kesimpulan tentunya waktu itu Thio Sam Hong dengan seluruh murid Bu Tong Pay yang berkumpul diruangan tersebut, ingin merundingkan sesuatu.
Maka segera Tek Goan Taysu memerintahkan beberapa orang anak buahnya buat pergi melakukan penyelidikan kekuil Bu Tong Pay.
Tiga orang kurir yang dikirim Tek Goan Taysu buat melakukan penyelidikan itu, segera juga kembali.
Mereka melaporkan bahwa di dalam ruang an itu terdengar suara isak tangis dari murid-muridnya Bu Tong Pay, sedangkan pinta kuil itu tertutup rapat sekali.
Tek Goan Taysu yang memang sangat cerdik sekali telah dapat mengambil kesimpulan.
"Hemm mengingat akan usianya yang memang begitu lanjut, apakah tidak boleh jadi bahwa Thio Sam Hong telah berpulang buat selama-lamanya, dimana kini dia telah mampus " Bukankah semua murid Bu Tong Pay menangisi begitu rupa " Jika memang Bu Tong Pay menghadapi
bahaya yang bagaimana hebat sekalipun, dengan masih adanya Thio Sam Hong dan dia masih hidup, tentu murid2 Bu Tong Pay, tidak akan menangis seperti itu."
Dan apa yang dipikirkan oleh Tek Goan Taysu memang tepat sekali, Akan tetapi disebabkan Tek Goan Taysu mengetahui Thio Sam Hong sangat sakti dan liehay sekali,
dan juga murid2 Bu
Tong Pay semuanya rata2
berkepandaian tinggi, maka membuatnya jadi berhati2
sekali, dimana dia tidak berani sembarangan bergerak. Dia ingin melakukan segala nya dengan hati2 dan penuh perhitungan. Karenanya Tek Goan Taysu telah perintahkan ketiga orang anak buahnya buat melakukan penyelidikan yang lebih cermat lagi.
Selama satu hari itu, mereka harus mengamat-amati terus kuil Bu Tong Pay, buat mengetahui apa yang tengah terjadi dan berlangsung didalam kuil tersebut.
Tek Goan Taysu memutuskan, sebelum dia menerima laporan yang pasti tentang kematian Thio Sam Hong, dia belum ingin bertindak.
Karena telah dilihatnya tadi, betapapun juga kepandaian dari Thio Sam Hong luar biasa tingginya, dan tidak mungkin akan dapat dihadapi olehnya maupun anak buahnya.
Sesungguhnya Thio Sam Hong sendiri dengan gerakan mengibaskan tangannya tadi, di mana dia telah merubuhkan kedua orang kawan Tek Goan Taysu, hanya buat mengunjuk gigi belaka, karena dia mengetahui jika dia
harus melayani Tek Goan Taysu beramai dengan berlarutlarut, tentu akan membahayakan dirinya juga.
Maka dia telah memutuskan, buat menggempur keberanian dari orang2 itu dan memukul pecah nyalinya, Jika memang telah dapat menakut-nakuti mereka, niscaya mereka akan menarik diri dari kuil Bu Tong Pay.
Dan apa yang diduga oleh Thio Sam Hong tepat. Setelah dia berhasil merubuhkan kedua orang kawan Tek Goan Taysu, Tek Goan Taysu menarik anak buahnya.
Padahal jika saja memang ada keberanian dihati Tek Goan Taysu dan ia lebih jauh menimbulkan kerusuhan, belum tentu Thio Sam Hong dapat bertindak lebih baik lagi dari tadi, bahkan dia tidak mungkin bisa mempergunakan tenaga yang lebih kuat lagi, sebab detik-detik kematiannya memang telah sampai.
Dan Justeru keberhasilan dari usahanya buat menghantam pecah nyali orang2 itu, membuat Thio Sam Hong akhirnya dapat berpulang dengan tenang, walaupun hatinya masih tidak tenteram, dimana ia masih berkuatir, kalau2 setelah kepergiannya buat selamanya, nanti Tek Goan Taysu dan anak buahnya akan mengganggu murid2 Bu Tong Pay...
Satu harian lamanya ketiga orang Tek Goan Taysu telah mengamat-amati terus kuil Bu Tong Pay, sampai akhirnya menjelang malam hari mereka kembali melaporkan, bahwa benar2 Thio Sam Hong telah meninggal dunia.
Berita ini benar2 sangat menggirangkan sekali Tek Goan Taysu. "Kalian mengetahui dari siapa bahwa Thio Sam Hong pasti telah mampus?" tanya Tek Goan Taysu yang tidak mau begitu saja mempercayai laporan itu.
Salah seorang dari ketiga orang Tek Goan Taysu tersebut justeru telah berkata sambil tertawa bangga. "Kami mengetahuinya dari mulut seorang totong, yang kebetulan keluar dari kuilnya, untuk turun gunung membeli peralatan sembahyang, Semula kami hendak menangkapnya, tetapi kami kira hal itu kurang bijaksana dan kurang tepat, kami
membiarkan saja totong itu turun gunung buat pergi kekampung yang terdekat.
Ternyata dia telah membeli peralatan sembahyang dan kami hanya menguntitnya terus. Kepada penduduk
kampung ia menjelaskan peralatan sembahyang itu buat menyembahyangi arwah kakek gurunya.
Karena dari itu, dia kembali kekuil, kami tidak mengganggunya, karena kami bermaksud hendak menyelidikinya kedalam kuil, Dan memang akhirnya kami memperoleh kepastian, bahwa Thio Sam Hong telah mati....!"
Tek Goan Taysu menepuk-nepuk lututnya berulangkali dengan wajah yang berseri-seri, tampaknya dia girang bukan main. Sampai ia pun berseru nyaring: "lnilah atas karunia Thian yang maha besar,." dan memang ini adalah suatu berkah buatku juga ! Hemmm, dengan sudah mampusnya Thio Sam Hong, sudah tidak ada orang Bu
Tong Pay yang perlu ditakuti ! Dan Jie Lian Cu pun dapat dihadapi dengan mudah !"
Setelah berkata berdiri, kemudian begitu, Tek Goan Taysu melompat memerintahkan semua anak buahnya bersiap, guna melakukan gerakan menyerbu ke Bu Tong Pay lagi.
Pasukan pemanah dan juga pasukan tentara kerajaan yang lainnya telah dipersiapkannya dan mereka mulai mendaki gunung itu lagi buat mendatangi Bu Tong Pay.
Tek Goan Taysu yakin, dengan matinya Thio Sam Hong, pasti lebih mudah dia melaksanakan tugasnya membumi hanguskan Bu Tong Pay. Karena itu dia percaya, begitu serangan dibuka, maka Bu Tong Pay akan dapat dihancurkannya.
Tek Goan Taysu telah berlari paling depan, dengan cepat dia mendaki gunung itu.
Dan dalam waktu yang sangat singkat dia telah tiba didepan kuil Bu Tong Pay.
Dengan matinya Thio Sam Hong dan murid-murid Bu Tong Pay telah menyelenggarakan sembahyang besar buat arwah dari guru besar itu, niscaya Tek Goan Taysu dan anak buahnya akan dapat menyerang jauh lebih mudah.
Pasti semua murid Bu Tong Pay itu tengah berduka sekali, disamping itu juga tentunya mereka tengah lelah dan mudah dirubuhkan.
Segera terbangun semangat Tek Goan Taysu, karena dia yakin pasti akan dapat menghancurkan Bu Tong Pay. Setelah berada didepan kuil Bu Tong Pay, tampak Tek Goan Taysu memberi tanda kepada anak buahnya, agar masing2 mencari tempat yang baik, dan juga Tek Goan
Taysu berpesan kepada mereka, jika dia belum memberikan perintah, mereka semuanya tidak boleh bergerak dulu.
Dengan langkah lebar Tek Goan Taysu menghampiri pintu kuil, dia mengetuknya, Dari dalam terdengar suara orang menggerutu kemudian pintu terbuka maka tampak
seorang totong, dengan muka yang pucat dan mata yang memerah karena telah menangisi kematian sucouwnya, memandang tidak senang kepada Tek Goan Taysu.
Hanya saja ketika dia mengenali siapa orang yang telah mengetuk pintu kuil tersebut, membuat totong itu kaget
tidak terkira, dia sampai mengeluarkan suara tertahan dan cepat2 hendak menutup daun pintu itu lagi.
Gerakan tolong itu memang cepat, akan tetapi dia mana bisa berlaku lebih cepat dari Tek Goan Taysu yang telah mengulurkan tangan kanannya, dia mencengkeram kuat
sekali baju didepan dada dari totong itu, kemudian dengan sebat dia telah menghentak-nya.
Maka tubuh totong itu telah dapat ditariknya keluar, kemudian dilemparkan keluar kuil, membuat totong itu terguling-guling di tanah beberapa tombak jauhnya. Malah
totong itu telah mengeluarkan suara jeritan tertahan mengandung kesakitan.
Dengan merayap dia telah merangkak buat bangun.
Tek Goan Taysu berdiri tegak, dia telah memandang dengan bengis. "Hemmm..." mendengus Tek Goan Taysu dengan tawar dan mengejek. "Sekarang situa bangka Thio telah mampus, maka kalian murid-murid Bu Sam Hong
Tong Pay jangan jual lagak lagi, dengan hanya mengangkat tanganku buat memberikan perintah, maka kalian akan dapat disapu
bersih oleh seluruh anak buahku, Bu Tong Pay akan dibumi hanguskan! Hemmmm, berapa banyak murid Bu Tong Pay yang ada"!"
Totong itu tampak marah bukan main, walaupun dia mengetahui bahwa Kepandaiannya berada di bawah
kepandaian Tek Goan Taysu dan tidak mungkin dia bisa menghadapinya, tokh dia tidak memperlihatkan perasaan takut sedikitpun juga.
Dia telah membentak galak: "Kau... kau pendeta laknat yang tidak tahu aturan.... apa yang kau inginkan dari kami?"
"Hancurnya Bu Tong Pay. Kau telah dengar" Kami menginginkan kehancuran Bu Tong Pay! Dan kau, totong, engkau jangan galak2 seperti itu, karena sekarang Bu Tong
Pay kalian seperti
juga macan ompong, maka jangan galak2! Setelah Thio Sam Hong mampus, siapa lagi yang ingin kalian jadikan tulang punggung Bu Tong Pay?"
Setelah berkata mengejek seperti itu, tampak Tek Goan Taysu telah tertawa bergelak-gelak keras sekali.
0oo0dw0oo0 Jilid17 BEBERAPA orang murid Bu Tong Pay yang berada didalam kuil tersebut mendengar suara tertawa bergelakgelak dari Tek Goan Taysu, mereka segera keluar buat melihat apa yang telah terjadi
Ketika itu empat orang totong, melihat apa yang dialami oleh saudara seperguruannya, dan mengenali Tek Goan Taysu, yang waktu tengah berdiri tegak dengan sikap yang angkuh sekali, seketika salah seorang diantara mereka telah
melompat sambil mengayunkan tangan kanannya buat menyerang.
Tenaga pukulan dari totong itu sesungguhnya cukup kuat, akan tetapi menghadapi Tek Goan Taysu, angin pukulan tersebut jadi tidak memiliki arti apa-apa lagi.
Tek Goan Taysu telah menggerakkan tangan kanannya. Dari telapak tangannya menyambar angin serangan yang kuat sekali, segera terlihat tubuh totong itu terpental sejauh lima tombak lebih dan telah pingsan tak sadarkan diri.
Tiga orang totong dan si totong yang seorang, yang tadi telah dibanting oleh Tek Goan Taysu, rupanya jadi nekad. Mereka adalah murid2 Bu Tong Pay, yang selalu mengutamakan kegagahan, karena itu, mereka tidak merasa takut, mereka lebih senang mati ditangan lawannya, dari pada bersikap pengecut melarikan diri dari lawannya yang ganas itu.
Dengan serentak keempat orang totong ini menerjang maju, Mereka segera menyerang dengan beruntun mempergunakan sepasang tangan masing2. Angin serangan mereka berkejaran keras sekali.
Memang sejak kecil mereka telah menerima gemblengan dari Bu Tong Pay, juga lwekang mereka merupakan tenaga dalam dari aliran yang lurus dan putih.
Karenanya, walaupun memang kepandaian mereka tidak bisa mengimbangi kepandaian Tek Goan Taysu, akan tetapi mereka maju berempat, dengan demikian kepalan tangan
mereka jadi cukup berbahaya buat Tek Goan Taysu.
Sedangkan Tek Goan Taysu menyadari akan hal itu, tubuhnya tahu2 telah berkelebat lenyap dari hadapan keempat orang totong tersebut. Dan tentu juga, keempat
orang totong itu menjadi
kaget bukan main, begitu mendadak dan tiba2 sekali Tek Goan Taysu telah lenyap dari hadapan mereka, sehingga keempat orang totong itu yang tidak bisa segera menahan gerakan tubuh mereka dan menarik pulang tenaga dalamnya, hampir saja mereka berempat saling terjang. Beruntung mereka masih dapat
menahan kuda-kuda kedua kaki mereka, Dengan demikian mereka tidak sampai saling tubruk.
Sedangkan Tek Goan Taysu tidak mau membuangbuang waktu, dia telah bergerak sebat sekali. Sepasang tangannya telah menghantam dengan beruntun
"Bukk, bukk, bukk, bukkk!" empat kali terdengar suara hantaman telapak tangan Tek Goan Taysu pada tubuh keempat orang totong itu. Tampak keempat tubuh orang itu terpental di tanah sejauh dua tombak lebih.
Mereka juga merasakan tulang punggung mereka seperti mau patah, disamping itu, waktu mereka tengah merangkak bangun, Justeru mulut mereka memuntahkan darah segar yang banyak sekali. Mereka juga mengeluh karena merasakan mata menjadi gelap dan kepala mereka menjadi pusing bukan main.
Dengan demikian, mereka tidak bisa segera melompat bangun buat balas menyerang. Sedangkan Tek Goan Taysu melihat keadaan keempat orang totong itu telah berkata dengan sikap yang mengejek: "Hemmm, jika memang kalian ini benar2 hendak mampus, aku akan menuruti kehendak kalian !"
Pahlawan Dan Kaisar 11 Han Bu Kong Karya Tak Diketahui Pendekar Sakti 3

Cari Blog Ini