Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu Bagian 18
telah turun gunung, untuk pergi ke Hoay-siang, ia mau
menemui sahabat akrabnya Kwee Eng Siang, ialah ayahnya
Kwee Cu Gie dan mengundang Cu Gie untuk kembali
kegunungnya. Kepergiannya sang engkong membuat girang hatinya Tin
Tin, karena ia ada harapan dapat berjumpa pula dengan Kwee
Cu Gie, pemuda yang pernah bikin ia tenggelam dalam
kebahagiaan dan mungkin sekarang ia sudah menjadi isterinya
manakala tidak ada kakeknya yang datang menyelak atas
hasutannya Kie Tong Hay yang jahat.
Selama menanti pulangnya sang engkong, Tin Tin tampak
gembira dan tidak lupa saban hari bersolek untuk menarik
perhatiannya Kwee Cu Gie manakala pemuda itu nanti datang
bersama sama dengan Yayanya.
Pada suatu senja ketika sang kakek kembali, alangkah
cemasnya Tin Tin mendapat kabar bahwa sang engkong tidak
ketemu dengan Kwee Eng Siang, karena sahabat karib itu
sudah pindah pada dua bulan berselang. entah kemana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ pindahnya orang tidak bisa memberikan keterangan kepada
Tan Teng San. Tin Tin putus harapan untuk berkumpul pula dengan Kwee
Cu Gie. Hari-hari dilewatkan olehnya dipegunungan itu makin tidak
betah saja, kegembiraannya telah hilang dan setiap kali diajak
mengobrol oleh sang kakek, kadang-kadang penyahutannya
suka melantur hingga diam-diam hatinya sang kakek menjadi
tidak enak. Ia menyesal, sebab keadaan sang cucu jadi begitu karena
gara-garanya sendiri. Ia mengakui telah terburu napsu membenci Kwee Cu Gie,
hingga orang pergi tanpa meninggalkan pesan, ia terburu
napsu telah membunuh Kie Tong Hay, sebab kalau Kie Tong
Hay ditinggal hidup dan dikawinkan dengan cucunya mungkin
sang cucu dapat menerimanya dan sekarang hatinya sang cucu
tidak merana. Kemana ia harus mencari lagi anak muda untuk menjadi
teman hidupnya sang cucu"
Dalam keputus asaan tiba-tiba muncul pikiran yang gilagilaan
dalam hatinya. Tampak Thoat-beng Seng-cia Tan Teng San ketawa nyengir,
pikirnya usia sudah lanjut, tapi cukup menyala kalau
mendapatkan tandingan. Pada suatu sore, sebagaimana biasa Tin Tin duduk
termenung diitas bangku panjang diserambi belakang
rumahnya. Sore itu ia asyik membayangkan adegan-adegan
cinta dengan Kwee Cu Gie. bagaimana si pemuda telah
memberi ciuman mesra tak terlupakan, tangannya yang nakal
membuat ia timbul perasaan aneh yang tidak pernah dialami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sebelumnya. Lalu adegan cinta dengan Kie Tong Hay yang
kurang bumbu, hanya pada bagian terakhir si orang she Kie
telah meracuni dengan obat perangsang membikin si nona tak
dapat melupakannya. Bagaimana ia (Tin Tin) dibawah
kekuasaan napsu berahinya yang merangsang (elah
menyodorkan sepasang buah dadanya yang serba padat untuk
dihisap oleh si anak muda. bagaimana dengan lahapnya Kie
Tong Hay menghisapnya dan membuat sigadis menggeliatgeliat
merasakan kenikmatan. Tin Tin berdebaran hatinya membayangkan adegan itu, ia
merasakan sepasang buah dadanya masih diremas-remas dan
memang ia masih diremas-remas oleh dua tangan yang kuat
pada saat itu, hingga ia jadi kaget dan berontak, tapi terlambat,
ia jatuh dalam pelukan orang yang meremas-remas buah
dadanya tadi. "Eh, Yaya, kenapa kau berbuat begini?" tegur si gadis, ketika
melihat sang engkong yang telah meremas remas sepasang
buah dadanya yang bergelombang naik turun barusan.
"Tin Tin, kau mengharapkan perlakuan seperti ini, makanya
kau suka termenung-menung. Kau sangat kesepian anak maka
biarlah Yayamu yang menemani ia---." kata sang engkong yang
sudah kerangsokan setan. "Tidak, tidak, mana boleh kakek dan cucunya berbuat seperti
ini----" Tin Tin menolak ketika pakaian atasnya dibuka dan
sepasang buah dadanya yang menonyol padat dengan kulit
yang putih halus telah dipaksa keluar dan menjadi mangsa
hisapannya si kakek, yang mendadak menjadi rakus.
-oo0dwoo- Bab 72 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ SI KAKEK sudah melupakan bahwa wanita yang didepannya
itu adalah cucunya sendiri,
Perasaan aneh yang merangsang dengan tiba-tiba membuat
Tin Tin ragu-ragu untuk menarik dan membebaskan sepasang
buah dadanya yang dikemoti sang kakek.
"Yaya. aku adalah cucumu sendiri..." keluh Tin Tin suaranya
gemetar. "Aku tahu, meskipun sudah kakek, aku masih menyala, Tin
Tin.." sahut si kakek yang berhenti sebentar rnenghisapnya.
"Tidak, tidak Yaya, tidak... ah, Yaya.." si nona mengeluh,
ketika tangan sikakek mulai binal dan menyelusuri seluruh
badannya si gadis. Tin Tin ingin menyingkirkan tangan yang nakal itu, namun, ia
rasakan tak bertenaga karena ia sendiri dikuasai oleh napsu
berahinya juga. ingin mengulangi apa yang tempo hari Kie
Tong Hay telah lakukan atas dirinya.
"Yaya, aku ini Tin Tin..." si nona masih dapat mengeluh
perlahan, kapan sang kakek dengan bernapsu telah menciumi
wajahnya si nona, tidak ada satu bagan yang lolos, hingga Tin
Tin merasa kewalahan. "Jangan Yaya, itu tidak boleh..." kembali terdengar si nona
mengeluh, waktu si kakek mulai meraba-raba alat vitalnya dan
seperti hendak melucuti pakaiannya.
Tin Tin berontak tidak berguna, malah membuat si kakek
tambah beringas. Akhirnya ia hanya dapat memejamkau matanya dan terima
nasib yang akan diIakukan oleh sang kakek yang sudah
kerangsokan setan itu. "Tin Tin, kakekmu dapat memberi kepuasan kepadamu.."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Tapi, mana boleh kakek dan cucu berbuat begitu...?"
"Tin Tin, cucuku yang manis.."
"Ah, Yaya, jangan, jangan..." keluh si nona, tidak berdaya
kapan si kakek telah membukai pakaian bagian atasnya, hingga
si nona separuh telanyang.
Napsunya si kakek meluap melihat keindahan tubuhnya Tin
Tin yang padat berisi. Kembali ia menyerbu dan sepasang buah dadanya si nona
menjadi sasaran lagi. "Bagus, ini adalah pertunjukan yang luar biasa...!" tiba-tiba
terdengar suara orang berkata didekat mereka, hingga mereka
sangat kaget. Thoat beng Seng-cia melepaskan pelukannya dan Tin Tin
cepat-cepat sembat pakaiannya pula dan dikenakan dengan
lantas. Seorang muda berwajah tampan mempesonakan tampak
berdiri berseri-seri. Itulah Kwee Cu Gie yang memergoki Tan Teng San hendak
memperkosa cucunya sendiri, hingga si Malaikat Pencabut
Nyawa menjadi sangat malu.
"Cu Gie, kau datang?" sapa Tin Tin, Wajahnya merah karena
jengah. "Ya, aku datang hendak menemui Suhu. karena_aku dengar
Suhu ada mencari aku, tapi siapa tahu aku telah menyaksikan
adegan yang indah sekali" sahut Kwee Cu Gie.
Tin Tin kemalu maluan, sementara Thoat beng Sing cia.
seperti ajam aduan pecundang kelihatan menundukkan
kepalanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Suhu," kata Kwee Cu Gie pula, "tempo hari kau pergoki aku
sedang memadu kasih dengan Suci, kau ada mengatakan: 'Kau
mau membuat main aku dengan mempermainkan cucuku" Kau
salah hitung, Cu Gie! Aku masih dapat melindungi cucuku.
Perbuatanmu yang tidak bagus itu, kau boleh bawa pulang
kerumahmu. Mulai besok aku tidak ingin melihat cecongormu
pula! " Kata-kata ini masih mengiang ditelingaku maka juga aku
dapat menyebutkan dengan persis sekarang. Tapi kapan aku
melihat adengan yang indah tadi, aku sangsi apakah itu yang
dinamai Suhu dapat melindungi cucu sendiri
"Hahaha.... aku jadi sedikit kurang ajar didepan Suhu yang
kuhormati tadinya" Si Malaikat Pencabut Nyawa Tan Teng San sangat marah
kepada Kwee Cu Gie, namun, ia tidak berani umbar
kemarahannya itu, sebab ia berasa bersalah dan mengharap
juga dengan munculnya Kwee Cu Gie, cucunya menjadi
perantara dan mereka dapat mengadakan hubungan seperti
dulu dengan kesudahan mereka menikah.
Mengingat akan kepentingan cucunya, yang barusan ia
lupakan sama sekali karena dipengaruhi oleh kuasa setan, si
malaikat Pencabut Nyawa tidak jadi mencabut nyawanya Kwee
Cu Gie, sebaliknya dengan tebalkan muka telah berkata: "Cu
Gie, aku terima salah. Aku mencari kau, untuk mengundang
kau balik menemani Sucimu. Sayang kau sudah pindah. aku tak
dapat mencarinya Aku lihat Tin Tin pikirannya seperti
terganggu kehilangan teman, selain ia merasa kesepian, maka
dalam pikiran yang sudah putus asa untuk menghibur Tin Tin,
aku telah berbuat kelakuan yang tak dapat dibenarkan, aku
mau melenyapkan rasa sepi Tin Tin dengan mengisi
kekosongannya, ialah dengan jalan seperti yang kau telah
saksikan barusan..."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Si Malaikat Pencabut Nyawa berkata tidak berani angkat
kepalanya, ia menunduk terus seperti yang merasa malu
beradu pandangan dengan Kwee Cu Gie. Sementara itu Tin Tin
duduk sambil menangis terisak-isak, ia menyesal sering-sering
unyuk perasaannya yang kesepian, hingga sang kakek dapat
menebak keinginannya dan si kakek hendak mengisi
kekosongannya dengan jalan melupakan mereka diantara kakek
dan cucu. "Adik Gie..." terdengar si nona berkata "semua adalah gara
garaku. Yaya tak boleh terlalu disalahkan Ia berbuat keliru itu
karena hendak mengisi kekosongan hatiku, yang kesepian
didaerah pegunungan yang sunyi ini. Coba aku tidak sabansaban
unyuk perasaan kesepian, pasti Yaya tidak timbul niatan
jelek demikian. Yaya sayang padaku, maka ia akan berbahagia
mana kala melihat cucunya gembira. Lantaran gara gara kau
juga. Sucimu jadi merana hatinya, kau melenyapkan diri tanpa
pamit dan tak kunyung datang melongok kepada Sucimu yang
selalu mengharap kedatangan kau."
Tin Tin sehabisnya berkata telah menangis sesenggukan lagi.
Kwee Cu Gie jadi melengak dirinya disalahkan oleh sang Suci
"Suci, kenapa kau salahkan aku?" katanya. "Aku sudah tidak
disenangi oleh semua penghuni rumah ini, maka untuk apa aku
tinggal terus lama-lama disini" Dan untuk apa aku kembali
kesini sedang aku adalah orang yang dibenci oleh seluruh
penghuni rumah ini?"
Tin Tin dan kakeknya tak bisa membantah kata-kata Kwee
Cu Gie yang tajam. "Suhu, aku sudah datang sekarang, ada urusan apa kau
mencari aku?" tanya Kwee Cu Gie, agak kurang hormat ia
sekarang biasanya ia bahasakan dirinya Tecu (murid) tapi
sekarang cukup dengan 'aku' saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Aku nencari kau bukannya apa-apa," sahut Tan Teng San.
"Pertama aku mau minta maaf kepada ayahmu atas
kesembronoanku yang telah membuat aku sakit hati, kedua,
aku mau mengundang balik untuk meneruskan pelajaranmu
disamping menemani Sucimu."
"Sudah ada Kie Tong Hay, mutid Suhu yang manis itu, untuk
apa memanggil kembali aku yang sudah sangat dibenci?" tanya
Kwee Cu Gie, mendongkol ia.
"Kie Tong Hay." menggumam Tan Teng San.
"Ya, Kie Tong Hay, murid Suhu yang tersayang itu adalah
pasangan yang setimpal dengan Suci, sama-sama cakap dan
cantiknya. ..." kata Kwee Cu Gie pula.
"Adik Gie," memotong Tin Tin, "kau jangan ungkap-ungkap
lagi urusannya Kie Tong Hay, ia adalah seorana murid jahat
dan sekarang ia sudah mampus!"
Kwee Cu Gie melengak heran mendengar Kie Tong Hay mati.
"Kenapa ia bisa mati" Apakah ia sakit, Suci?" tanya Kwee Cu
Gie ingin tahu. Tin Tin tidak menyawab, ia hanya tundukkan kepala kemalu
maluan. Sang kakek yang menalangi ia menyawab, katanya :
"Cu Gie, si Tong Hay itu adalah in murid jahat, ia sudah
perkosa Sucimu dengan menggunakan obat perangsang. Ketika
Sucimu pulang dengan menangis menceritakan dirinya
diperkosa oleh si murid jahat. aku jadi panas, dalam marahku
aku telah pergi mencari ia dan aku telah membunuhnya dengan
satu tendangan maut!"
Kwee Cu Gie terkejut. Wajahnya yang cakap, dengan sorot
mata kasihan telah memandang kepada Sucinya yang cantik,
yang saat itu tengah menundukkan kepala kemalu-maluan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Suci kau benar-benar tidak beruntuug..." ia menghela napas
panjang. Tin Tin angkat kepalanya, dengan air mata bcrkaca kaca ia
menyahut: "Adik Gie, itulah yang membuat Sucimu selalu
memikirkan kembalinya kau, namun, kau yang selalu ditunggu
tak kunyung datang, sampai Sucimu putus-asa dan sehari-hari
dilewatkan seperti menjadi linglung. Kau pikirkan saja, Sucimu
dalam keadaan terus menerus demikian, apakah tidak jadi
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terganggu urat syarafnya?"
Kwee Cu Gie tidak menyahut, kepalanya nunduk seperti ada
apa-apa yang dipikirkan Memang juga ia memikirkan, kenapa
Kie Tong Hay berbuat sekejam itu"
Apabila melihat demikian mesranya sang Suci bergaul
dengan Ji-suhengnya, tidak sukar untuk Ji-suheng minta sang
Suci dengan suka rela menyerahkan dirinya, tapi ia begini kasar
menggunakan obat perangsang, sungguh hina sekali
perbuatannya itu. Kwee Cu Gie adalah satu laki laki, ia tidak takut menghadapi
bahaya, maka begitu lekas ia mendapat kabar dirinya dicari
oleh sang guru, buru-buru ia telah naik gunung Hek gu-san
untuk menanyakan keterangan dalam urusan apa ia dicari"
Kalau umpamanya sang guru masih penasaran untuk
menghukum pula dirinya, ia juga tidak takut untuk
menyalankannya. Apa mau ia datang dan memasuki rumah
sang guru, tidak menemui penghuninya, ia jalan terus dan
memasuki serambi belakang... tiba tiba ia menyaksikan adegan
yang hampir ia tidak percaja. kalau tidak ia mengucak ngucak
mitanya dan menanti beberapa saat menonton si kakek hendak
kerjai cucunya sendiri. Maka percakapan diantara cucu dan kakeknya paling
belakang ia dapat dengar dengan jelas dan adegan sepasang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ buah dadanya si nona diserbu si kakek dengan lahapnya dan si
nona menggeliat-geliat keluarkan rintihan, Kwee Cu Gie
menyaksikan dengan hati berdebar-debar. Ia muak melihat
kelakuan si kakek yang hendak mengorbankan cucunya,
sebaliknya, ia juga tidak senang melihat Tin Tin tidak unyuk
reaksi apa-apa atas kelakuan sang kakek, seolah. olah
membiarkan si kakek berbuat sesukanya.
Kwee Cu Gie tidak merasakan, bahwa Tin Tin saat itu telah
dirangsang oleh napsu berahinya yang sukar dikendalikan,
maka ia sangat jinak ketika sang kakek membukai bajunya
sehingga ia separuh telanyang.
Mungkin kalau Kwee Cu Gie tidak menyelak, waktu itu telah
terjadi pergumulan ganyil antara kakek dengan cucunya sendiri.
Sebenarnya, kehadiran Kwee Cu Gie dapat diketahui oleh
Thoat-beng Sengcia, kalau tidak ia terpengaruh oleh napsu
setan. "Suhu, aku..." Kwee Cu Gie bingung meneruskan katakatanya
melihat sang Suhu sudah tidak ada diantara mereka.
Entah sejak kapan sang guru telah berlalu.
Rupanya sang guru mau memberi kesempatan kepada
cucunya dengan Kwee Cu Gie pasang omong. maka ia sudah
meninggalkannya tanpa diketahui oleh dua orang itu.
"Kemana perginya Suhu?" tanya Kwee Cu Gie kepada Tin
Tin. "Mana aku tahu, tadi aku lihat ia masih berdiri disitu" sahut
Tin Tin. Kwee Cu Gie menghampiri Sucinya dan tiba-liba mencekal
tangannya yang halus lunak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tiu Tin terkejut, ia membiarkan tangannya dipegangHatinya berdebaran dan mengharap rayuan si pemuda seperti
tempo hari. "Suci" kata Kwee Cu Gie. "Aku kasihan nampak nasibmu
yang malang dan ingin aku bantu meringankan kedukaanmu
maka sejak saat ini, apakah kau suka menjadi enciku?"
"Kau maksudkan bagaimana?" tanya Tib Tin kepingin tahu.
"Aku maksudkan kita menjadi saudara, adik dan kakak dalam
satu familie, bukannya hidup sebagai suami isteri...."
Tin Tin tergetar hatinya. la tidak menduga Kwee Cu Gie akan
menawarkan persaudaraan, sebaliknya dari cinta kasih yang ia
bayangkan. Tampak ia membungkam sekian lama.
"Suci, untuk kita terangkap jodoh sudah lewat waktunya,"
kata Kwee Cu Gie. "Tapi, apa halangannya kalau kita ganti itu
dengan persaudaraan" Aku nanti pandang kau sebagai enciku
yang terhormat, karena memang aku tidak mempunyai saudara
perempuan. Apa yang telah terjadi diantara kita tempo hari,
kau lupakanlah seperti itu tidak pernah terjadi..."
"Adik Gie," memotong Tin Tin, "kau adalah lelaki kesatria
yang bijaksana, sayang mataku buta, salah menilai kau dan
luruh hasutannya si jahat Kie Tong Hay. Tapi semua telah
terjadi, mau diperbaharui pun tidak mungkin, maka ajakanmu
untuk kita angkat Saudara dalam artian familie aku membilang
banyak terima kasih."
"Mulai detik ini aku anggap kau sebagai enciku" kata Kwee
Cu Gie. Mulai saat ini kau adalah adikku" sahut Tin Tin.
Keduanya beradu pandangan dan saling dengan ketawa
gembira. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Mari kita lihat Suhu" kata Kwee Cu Gie, setelah beberapa
saat mereka bercakap cakap menanyakan ini dan itu selama
mereka berpisahan. "Mari" sahut Tin Tin seraya turun bangkit dari duduknya.
"Suhu akan girang sekali manakala ia tahu bahwa diantara
kita sekarang telah ada ikatan persaudaraan." berkata Kwee Cu
Gie, seraya menuntun tangan si nona.
Mereka langsung memasuki kamar Thoat-beng Seng-cia,
dimana biasanya si kakek suka mengeram diri. Mereka lihat si
kakek tidur telentang, tidak bersemedhi.
"Yaya. Yaya, aku ada kabar baik untukmu..." berkata Tin Tin
dengan kegirangan, maksudnya hendak menyampaikan laporan
mereka telah angkat saudara.
Kapan si nona datang dekat. hatinya berdebaran, ia tidak
melihat Yayanya bergerak.
Ditangannya si kakek ada mengenggam buku ilmu silat yang
tengah diyakinkan dengan menutup dirinya, ialah Bu im-sin
kang (Tenaga sakti tak kelihatan).
Kwee Cu Gie juga datang dekat. Tin Tin menggoyang goyang
lengannya si kakek dibanguni, namun, si kakek diam saja.
Kapan Tin Tin periksa lebih teliti. ternyata si kakek sudah tidak
bernapas. Ia telah mati entah sejak kapan"
Tentu saja Tin Tin menjadi kaget dan lantas menggerunggerung
menangis. Kwee Cu Gie jadi repot menghibur Sucinya.
Si pemuda mengambil buku dari genggaman tangan sang
Suhu, dari dalamnya terjatuh secarik kertas, ia pungut dan
dibacanya, berbunyi "Anak Gie, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Aku berangkat dengan tenang. karena kau sudah ada
disamping Tin Tin, semoga kalian hidup beruntung dan
mempunyai banyak anak. Aku seorang tua yang banyak dosa, perbuatanku paling
belakang terhadap Tin Tin membuat aku menyesal tidak
habisnya. Syukur kau keburu datang, kalau tidak, aku telah
berbuat kesalahan besar yang tak berampun. Semoga kau
memaafkan semua kesalahanku atas dirimu dan tolong
sampaikan permohonan maafku kepada ayahmu yang berbudi.
Buku Bu-im sin-kang ini aku wariskan padamu, harap kau tidak
menampik hadiah kenang kenangan dari Suhumu yang celaka.
Sampaikan kepada Tin Tin. supaya ia jangan menangisi
keberangkatanku ini, karena sudah lama aku merencanakan hal
ini apabila Tin Tin sudah ada orang yang melindunginya. Kau
ada satu anak yang bijaksana, aku percaya dibawah
perlindunganmu tidak kapiran hidupnya Tin Tin.
dari suhumu yang banyak dosa, TAN TENG SAN."
"suci, kau jangan menangis. kau baca ini..." kata Kwee Cu
Gie. setelah ia membaca habis secarik kertas peninggalan
Suhunya tadi. Sambil menyeka air matanya, Tin Tin menyambuti dan
membacanya. Ia bukannya berhenti menangis setelah membaca surat
engkongnya, malah makin sedih menggerung-gerung sambil
memeluki mayatnya sang kakek.
Kwee Cu Gie seberapa bisa telah memberi hiburan, supaya
Tin Tin berhenti menangis ya Lambat laun, entah kecapean
sendiri atau hiburannya Kwee Cu Gie meresapi dalam hatinya,
Tin Tin telah hentikan tangisnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Mereka telah berunding tentang penguburan mayatnya
Toatbeng Seng-cia Tan Teng San.
Pada hari itu tidak bisa dilakukan, maka pada keesokan
harinya Kwee Cu Gie telah menggali lubang tidak jauh dari
rumah, dan mayatnya Tan Teng San telah dikebumikan. Lama
juga muda-mudi itu berlutut didepan kuburan si kakek, apa
yang dikatakan dalam hatinya masing-masing tidak tahu.
Masing masing merahasiakan apa yang mereka katakan, namun
mereka bersenyum setelah sama-sama bangkit dan pulang
kerumah. Pada malamnya Tin Tin tidak bisa tidur, memikirkan
kematian sang kakek. Kepandaian si kakek sangat tinggi, susah diukur, maka si
nona menyayangkan kematiannya si kakek yang tidak wajar, ia
mati karena membunuh diri lantaran malu.
Diam-diam ia menyalahkan juga kepada Kwee Cu Gie, sebab
kalau anak muda itu tidak muncul, kakeknya tidak nanti
membunuh diri. Ia rela menyerahkan dirinya kepada si kakek,
daripada melihat kematiannya yang tidak wajar.
Esok harinya, dalam percakapan dengan Kwee Cu Gie,si
anak muda menanya: "Bagaimana pikiran Suci dengan suratnya
Suhu itu?" "Bagaimana, ya bagaimana?" jawab Tin Tin. "Kakek
menghendaki kita berjodoh, namun kau bilang perjodohan kita
sudah lewat waktunya, apa yang mau di katakan pula?"
Kwee Cu Gie terpukul mendapat jawaban yang tepat itu.
Ia membisu sekian lama. "Suci, kau sekarang sudah menjadi
enciku" kata Kwee Cu Gie kemudian. "Apa halangannya kalau
kau ikut aku dan tinggal sama sama dengan ayah dan ibuku,
sama dengan orang tuamu juga, bukan" Disini sangat sepi,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ yang membuat hati makin hampa kalau tinggal sendirian, maka
aku minta kau mau ikut aku, bagaimana?"
Itulah jawaban yang tidak diingini oleh Tin Tin, sebab
jawaban Jm" diingini oleh si nona adalah pendirian si pemuda
berubah dan bersedia mengambil dirinya menjadi isterinya
seperti yang dikehendaki oleh Yayanya. Maka atas perkataan
Kwee Cu Gie itu, si nona tidak memberikan jawaban, ia hanya
diam saja tundukkan kepala.
"Bagaimana pendapatmu, Suci?" desak Kwee Cu Gie.
"Adik Gie, aku nanti pikir dulu" sahutnya, kemudian ia
bangkit meninggalkan si pemuda kebelakang untuk memasak
nasi. Kwee Cu Gie menunggu kemunculannya sang Suci, namun,
ditunggu lama tidak kelihatan muncul bayangannya. Ia pergi
kebelakang, semua sudah rapi. sedang Tin Tin tidak kelihatan
ada disitu, maka ia mencari kedalam dan dapatkan si nona
sedang menangis dalam kamarnya. Terisak-isak sedih sekali
kedengarannya, namun, Kwee Cu Gie tidak berani kurang ajar
memasuki kamar Sucinya untuk memberi hiburannya. Ia gelisah
sendirinya, akhirnya ia kembali kepertengahan rumah.
Pada malamnya, biasa mereka duduk makan sama sama,
kelihatan Tin Tin tidak muncul. Ia cari Sucinya dikamarnya dan
berkaok mengajak sang Suci makan.
"Kau makan saja dulu, aku masih belum kepingin" sahut Tin
Tin dari dalam kamar. Kwee Cu Gie ti tak bisa berkata apa apa, Tadi kebelakang.
dimana ia makan sendirian, tapi ia tak dapat makan banyak.
sebab pikirannya pun menjadi terganggu.
Malam ini dilewatkan dengan kesunyian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee Cu Gie memikirkan nasibnya sang Suci tanpa ada
jawaban dari pendiriannya.
Esokan harinya, Kwee Cu Gie bingung dari tidurnya, ia tidak
melihat Sucinya dibelakang atau didapur, yang biasanya suka
memasak air untuk menyeduh teh. Ia mencari cari disekeliling
rumah, tidak kelihatan sang Suci. Pikirnya, Tin Tin tentu masih
belum bangun, maka ia pergi ke kamarnya, ia mengetuk seraya
memanggil Sucinya. Tapi, pintu diketuk dan orangnya dipanggil tidak ada reaksi
apa-apa dari dalam. Kwee Cu Gie heran, kemudian jadi curiga. Benar saja, ketika
pintu dipaksa buka, sang Suc! sudah tidak ada dalam
kamarnya. Kemana Tin Tin perginya"
Kwee Cu Gie tidak perlu mencari-cari lagi. sebab diatas meja
ia dapatkan secarik kertas untuknya yang berbunyi:
"Adik Gie, Yaya menghendaki kita berjodoh, tapi kau kata
perjodohan kita sudah lewat waktunya, maka diantara kita
sudah tidak ada apa-apa lagi, aku pergi untuk tidak kembali
lagi..." TIN TIN" Menggunakan kepandaiannya, Tin Tin coba merantau dalam
dunia Kangouw. selain untuk mencari pengalaman, ia juga
menghiburkan hatinya yang merana.
Tan Tin Tin sangat cantik dan potongannya menggiurkan,
maka banyak sekali tokoh-tokoh silat yang tertarik hati olehnya.
Kepandaiannya tinggi, tidak mudah menemukan tandingan,
namun, dalam pengalaman didunia Kang-ouw ia sangat
terbatas. Ia tidak perhatikan kelicikan dalam kalangan Sungai
Telaga itu, maka ia telah kejeblos dalam perangkap orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ jahat. Untung ia ketolongan oleh seorang Nikouw tua yang
bergelar Cu In Amcu, tidak sampai dirinya menjadi
permainannya orang jahat.
Setelah ditolong, Tin Tin dibawa ke kuilnya Cu In Amcu,
dimana ia menjadi tamunya dari si Nikouw tua. Beberapa hari
dan malam ia lewatkan dengan menyaksikan sembahyang yang
dilakukan oleh Nikouw-nikouw disitu. hatinya tertarik dan minta
supaya ia dicukuri rambutnya untnk menjadi muridnya sang
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Buddha. Lantaran permintaan yang sangat dari Tin Tin, kepala kuil
tidak bisa menolak dan terima ia menjadi murid akuan, ditaruh
dilain kuil, tidak campur dengan murid-muridnya yang lain yang
masuk menjadi Nikouw pada masih gadis. Tin Tin sudah bukan
gadis lagi, maka ia diterima oleh Cu In Amcu hanya sebagai
murid akuan saja. Belakangan, ada hartawan yang menderma kekayaannya,
telah dibangun kuil Pek-in am di Pek in-nia, dimana Tin Tin
telah dicokolkan menjadi kepala kuil dengan julukan Pek In
Suthay. Kepandaiannya Tin Tin yang sekarang sudah berubah
menjadi Pek In Suthay. sangat tinggi. sebab selain ia dapat
kepandaian dari kakeknya, juga ia menerima banyak petunjuk
dari Cu In Amcu. Namanya Pek In Suthay telah naik tinggi, ketika ia
membasmi kawanan panyahat dari Pek-in nia yang hendak
merampas kuil nya. Dengan seorang diri. hanya dengan pedang
ditangan, ia mengusir dan membunuh banyak penyahat, malah
sarangnya kepala berandal diubrak abrik, sehingga kawanan
jahat itu tidak berani coba-coba bentur pula Pek In Suthay yang
kosen dan sangat tinggi ilmu silatnya.
Demikianlah Pek In Suthay telah menutur kisahnya yang
panjang kepada Bwee Hiang, yang telah mendengar cerita si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Nikouw dsngan tidak memotong pembicaraannya, hingga
penuturan dapat dilakukan dengan lancarnya.
"Anak Hiang." kata Pek In Suthay setelah menuturkan
kisahnya, "pengalamanku juga hampir tidak beda dengan kau,
maka aku harap kau akan menjadi jago pedang yang hebat
dikalangan Buddha, ditakuti oleh kawan dan lawan, kemudian
menggantikan kedudukanku manakala aku sudah sampai
temponya aku mengundurkan diri."
Bwee Hiang bangkit dari tempat duduknya dan menyura
pada Pek In Suthay, katanya: "Tecu harap tidak akan mensiasiakan
pengharapan Suhu. Dengan mendapat banyak petunjuk
Suhu, pasti Tecu punya kepandaian akan bertambah dan
dimalui lawan. Harap Suhu suka dengan sabar menurunkan
pelajaran kepada Tecu..."
Pek In Suthay ketawa. ia senang melihat tingkah laku Bwee
Hiang yang sopan dan menarik hati. Penuh harapan, bahwa
dibelakang hari Bwee Hiang yang akan menggantikan
kedudukannya menjadi kepala kuil dari Pek-in-am.
Begitulah guru dan murid itu sering bikin pertemuan
mengobrol dalam banyak hal. Terutama dalam hal ilmu silat,
sehingga Bwee Hiang bertambah kepandaiannya.
Hari jalannya cepat, tiga bulan sudah lewat sejak Bwee
Hiang mencukuri rambutnya, ia merasakan perutnya makin
membesar. Ia menduga bibitnya Gan Lok si kepala bajak dari
telaga Tong teng yang jadi, sebab, menurut Pek In Suthay, Gan
Lok yang lebih dahulu menanam bibitnya, pasti bibit Gan Lok
yang jadi, kecuali memang bibitnya si kepala bajak jelek dan
tidak subur. Ia masih mengharap bibit Kwee In atau Kim Liong
yang jadi. Setelah merasa bahwa kandungannya akan mengganggu
tugasnya sebagai Nikouw dalam kuilnya, maka ia berdamai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dengan Pek In Suthay bagaimana baiknya. Menurut Pek In
Suthay lebih baik kalau untuk sementara Bwee Hiang pulang ke
Kunhiang, dimana ia mengasoh sampai melahirkan anaknya.
Bwee Hiang menurut dan ia pulang ke kampung
halamannya. Kepada paman dan bibinya, Bwee Hiang membohong,
bahwa anak yang dikandungnya itu adalah anaknya Kwee In.
Ia tidak berani cerita bahwa ia ada hubungan kelamin dengan
kepala bajak laut, maupun Kim Liong, khawatir paman dan
bibinya memandang rendah kepadanya. Kalau dikatakan anak
yang dikandung adalah anaknya Kwee In, suami isteri itu sudah
kenal baik dan terima budinya si bocah sakti, mereka tidak
berani memandang rendah, malah akan merasa senang sekali
mendapat turunan dari seorang gagah perkasa seperti si bocah
sakti. Anak yang dilahirkan oleh Bwee Hiang kemudian ternyata
adalah baji laki laki, mungil dan montok, hingga paman dan
bibinya kegirangan melihatnya. Bwee Hiang juga diam-diam
sangat girang telah melahirkan bayi.
Kira-kira sang bayi umur satu bulan, Bwee Hiang dapat
memastikan bahwa bayi itu adalah turunan siapa" Matanya bayi
bundar bagus, ditawangi oleh sepasang alis yang tebal.
Diantara alis kanannya ada mengumpat tanda tai lalat, yang
membuat Bwee Hiang tergetar hatinya sebab tanda itulah yang
dimiliki oleh Gan Lok, kepala bajak laut dari telaga Tong-teng
anak itu adaiah keturunannya si Naga Api Gan Lok.
Meskipun Bwee Hiang t!dak menginginkan lahirnya seorang
bayi keturunan si Naga Api Gan Lok, namun, setelah melihat
wujudnya anak itu montok, mungil dan banyak ketawa, hatinya
jadi lemah. Bagaimanapun, bayi itu adalah anaknya yang
dikandung sembilan buian dalam perutnya. Lebih-lebih, kapan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ ia bayangkan si Naga Api selama berkumpul dengannya ada
sangat ramah tamah dan memperhatikan sekali dirinya, Bwee
Hiang may tidak mau harus mengakui bahwa si Naga Api
adaiah lelaki yang diidamkan oleh setiap wanita. Meskipun
sudah lanjut usianya, Gan Lok masih kasi unyuk bahwa diwaktu
mudanya ia sangat tampan dan mempesonakan tiap wanita
yang digaulinya. Mungkin Gan Lok tidak sampai menemukan ajalnya, dan
sekarang Bwee Hiang sudah menjadi Ratu di Tong-teng ouw,
kalau saja si nona tidak mengulur tempo diajak pulang oleh
Gan Lok kesarangnya di Ceng to (Pulau tenang) di telaga Tongteng.
Selama berkumpul dan mengadakan hubungan sex dengan
si Naga Api, Bwee Hiang tak dapat melupakan seumur
hidupnya. Si Naga Api mempunyai kepandaian istimewa dalam
hal itu, yang membuat lawannya puas dan mengharapkan satu
ulangan. Tidak sembarangan lelaki mempunyai kepandaian
istimewa seperti si Naga Api.
Membayangkan halnya si Naga Api, Bwee Hiang jadi
menghela napas dan sekarang menaruh kasihan atas
kematiaanya yang mengandung penasaran. Apakah pesan si
Naga Api untuk anaknya akan ia sampaikan" ialah pesan yang
mengerikan, sebab si anak disuruh menuntut balas kepada
musuh musuhnya, yang justeru adaiah orang orang yang
mempunyai hubungan baik dengannya, jaiah Kim Liong dan
Kwee In. Seperti ayahnya, yang tidak takut langit dan bumi, maka
anaknya si Naga Api nantinya juga menuruni semangat
ayahnya dan pasti ia akan mencari balas manakala ia yang
menjadi ibunya menerangkan siapa ada musuh-musuh
ayahnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Bwee Hiang diam-diam sudah mengambil keputusan akan
tidak menyampaikan pesan si Naga Api kepada anaknya, agar
si anak tidak membuat huru hara yang mengerikan.
Untuk menutup rahasia dirinya, Bwee Hiang telah memberi
nama Kwee Siang kepada anaknya, jadi ia memakai she Kwee
sebagai keturunannya si Bocah Sakti Kwee In.
Nyonya Lin, bibinya Bwee Hiang sangat sayang pada
cucunya yang montok mungil itu, maka setiap hari selalu ia
yang ajak si anak bermain main. Dalam usia dua bulan, Bwee
Hiang telah mengalungi si bayi dengan kalung pemberian
ayahnya. ialah lencana tengkorak yang disilang oleh dua tulang.
Bwee Hiang mengalungi anaknya demikian, sebagai kenangan
kepada ayahnya yang telah tiada pula dalam dunia yang Fana
ini. Nyonya Liu Keng Sin, bibinya, merasa mengentik kenapa
bayi sebagus itu dikalungi segala barang tidak berharga" Tapi
Bwee Hiang hanya bersenyum. ia memberi alasan, bahwa
barang yang mengalungi anaknya itu bukan sembarang kalung.
ia adalah benda yang besar khasiatnya untuk mencegah
serangan penyakit Keterangan mana. membuat sang bibi
percaya seratus persen dan ia menyaga hati-hati pada barang
yang ada dilehernya sang bayi.
Tiga bulan lamanya Bwee Hiang berkumpul dengan anaknya,
selanjutnya ia dengan berat telah berpisahan dan kembali ke
kuilnya. Anak bayi itu dia diserahkan ditangannya sang bibi dan
paman untuk mengurusnya, hanya sewaktu waktu saja Bwee
Hiang datang menyenguk anaknya itu.
Sang bibi tidak keberatan diserah kewajiban mengurus anak
yang mungil itu. sebab memang ia sangat menyayangi, karena
ia sendiri tidak punya anak kecil, semua anaknya sudah besarbesar
dan sudah banyak yang keluar pintu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ -oo0dw0oo- Bab 73 KIM WAN THAUTO... Si Thauto beranting-anting emas yang suka keluyuran
sendirian, paling belakang ia senang sekali kalau datang
bertamu ke Suyangtin, dimana ia bercakap-cakap dengan Kie
Giok Tong dan saudara-saudaranya (Suyangtin Ngo-houw). Kie
Giok Tong dan kawan-kawan juga menyambut dengan gembira
atas kedatangan Kim Wan Thauto yang banyak menolong
mengamankan dusunnya. Pada hari itu, ketika Kim Wan Thauto sedang duduk minum
arak dalam sebuah warung arak, tiba-tiba ada masuk dua
orang tinggi besar. Jang satu mukanya berewokan tebal,
matanya memancarkan cahaya tajam. menandakan hebat
lweekangnya, yang satu mukanya kelimis, agak panjang,
hidungnya mancung tapi bengkok macam patuk burung.
Keduanya telah ambil tempat duduk dan pesan arak pada
pelayan. Yang pesan arak adalah si berewokan, suaranya nyaring
seperti lonceng ditabuh hingga membuat kaget para tamu
lainnya. Tapi, si berewok tidak menghiraukan mereka, hanya
seenaknya saja ia berkaok-kaok memesan ini dan itu untuk
teman minum arak. Kim Wan Thauto diam-diam menaruh perhatian kepada
mereka. "Suheng," tiba-tiba Kim Wan Thauto dengar si berewokan
berkata kepada temannya, mungkin tiga muridku telah binasa
ditangannya si orang she Kwee, makanya tidak ada kabar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kabarnya sejak mereka meninggalkan Sucoan. Aku penasaran
sekali pada si orang she Kwee itu, sebelum aku dapat
mengalahkannya aku merasa belum puas. Kalau memang tiga
muridku itu telah binasa ditangannya, akan kusuruh ia
mengganti jiwa!" "Sute, masih belum dapat kita pastikan apa siorang she
Kwee yang membinasakan ketiga sutit itu, tapi kalau benar si
orang she Kwee, aku juga tidak tinggal diam dan menuntut
balas untuk ketiga sutitku itu!"
"Hahaha, aku Thie-tauw eng Ie Jie lo tidak akan memberi
ampun kepada si orang she Kwee. Dulu ia dapat mengalahkan
aku, setelah bertarung lima ratus jurus, sekarang aku akan
tantang padanya untuk berkelahi seribu jurus!"
"Sute, kau terkebur. Kepandaianmu memang bertambah,
apakah si orang she Kwee juga kepandaiannya tidak
bertambah" Kau jangan omong gede dulu."
"Suheng, ketiga muridku itu sama juga seperti muridmu
sendiri, bukan" Maka, kalau kedapatan mereka binasa ditangan
si orang she Kwee, terang Hong hwe..liong Siang Hong Sin
tidak tinggal diam Haha ha....!"
Kim Wan Thauto diam diam terkejut mendengar percakapan
mereka. Mendengar logat suaranya mereka seperti orang Sucoan,
maka Kim Wan Thauto menduga bahwa mereka itu ada guru
dan paman gurunya dari Sucoan Samsat. ialah Thie tauw eng
(si Elang kepala besi) dan Hong-hwe-liong (si Naga Api dan
Angin). Kepandaian mereka ada sangat tinggi, maka si Thauto
anting emas sangat hati-hati dalam caranya mencuri dengar
percakapan orang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia diam-diam heran, sejak kapan Sucoan Sam-sat, musuhnya
Bwee Hiang telah datang mengacau lagi" Dikatakan mereka
telah lenyap tak berbekas, menurut percakapan kedua jagoan
dari Sucoan itu. apakah mungkin dibunuh oleh si orang she
Kwee" Siapa orang she Kwee yang kosen itu" Apakah Kwee In"
Ingat kepada Kwee In, Kim Wan Thauto membantah
pikirannya sendiri tidak bisa jadi yang dimaksudkan adalah si
bocah, sebab menurut katanya Thie tauw-eng, ia pernah
bertarung dulu dengan si orang she Kwee sampai lima-ratus
jurus lamanya. Ia sekarang menduga duga akan Kwee Cu Gie,
ayahnya Kwee In yang dimaksudkan si orang she Kwee oleh
mereka itu. Pikirnya, sungguh berbahaya kalau Kwee Cu Gie ketemu
dengan mereka itu. Ia ingin melaporkan kepada Kwee Cu Gie
tentang kedatangannya dua orang kuat dari Sucoan itu, namun,
dimana ia dapat menemukan si orang she Kwee" Apakah ia
harus pergi ke Coa-kok"
Bagaimanapun juga, ia harus mengisiki supaya Kwee Cu Gie
siapa sedia. Ia pikirkan juga Kwee In, dimana anak itu sekarang
berada" Kalau ada Kwee In yang menghadapi mereka, rasanya
tak usah diragukan dua jagoan itu akan menjadi
pencundangnya si bocah. Thie-tauw eng ternyata sangat lihay, meskipun
dibelakangnya tidak punya mata, tapi ia sudah mengira bahwa
dibelakangnya ada orang yang mencuri dengar percakapannya,
maka ia telah menoleh kebelakang. Ia lihat disana ada duduk
seorang pendeta rambut panjang yang sedang menenggak
arak. Thie tauw-eng tahu bahwa si Thaoto berpura pura
menenggak araknya, yang sebenarnya ia sedang asyik
mendengarkan percakapan mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Hei, Thauto liar, kau lagi apa disitu?" tegur Thie tauw-eng,
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kasar. "Aku lagi minum arak" sahut Kim Wan Thauto tenang tenang
saja. "Apa aku tidak tahu kau mencuri dengar percakapan kami?"
"Percakapan tamu dalam warung arak disini sudah biasa
kedengaran oleh lain tamu, cara bagaimana kau menduga aku
mencuri dengar percakapan kalian?"
"Hehe, bisa juga kau membantahnya!" kata Thie tauw eng
seraya bangkit dari duduknya dan menghampiri Kim Wan
Thauto, yang diam saja duduk.
"Sute, untuk apa kau bikin ribut dengan segala manusia
tidak berharga!" mencegah Hong-hwe-liong ketika melihat
saudaranya murka dan menghampiri Kim Wan Thauto.
"Iseng-iseng untuk melemaskan tangan apa halangannya?"
sahut Thie-tauw eng Ie Jie Lo.
Diam-diam Kim Wan Thauto hatinya tidak enak dihampiri
Thie tauw eng. "Hehe. pendeta rambut panjang" kata Thie tauw eng, seraya
tangannya memegang pinggiran meja dan menyalurkan
lweekangnya tahu tahu cawan arak yang terletak diatasnya.
telah mencelat dan isinya yang baru Kim Wan Thauto penuhi
telah menyambar kemukanya si Thauto, hingga wajah orang
basah kujup oleh arak. Kim Wan Thauto menyesal tidak berjaga-jaga akan
kemungkinan itu, sehingga ia harus menelan hinaan orang.
Meskipun hatinya jeri, dihina cara demikian Kim Wan Thauto
marah. la bangkit dari duduknya dan memaki: "Hei, kau
manusia liar dari mana datang mengacau disini" Apa kau kira..
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ haup! haup!.." si Thauto tak dapat melanjutkan kata-katanya,
karena kacang yang ada dipiring pada beterbangan dan
menyambar kemulutnya. Itulah permainan Ie Jie Lo dengan
lwekangnya yang tinggi. Kim Wan Thauto matanya mendelik gusar kepada Thie-tauweng.
"Rau berani mendeliki aku" Hm! Aku korek matamu, buta
semua!" bentak Thie-tauw-eng bengis, hingga kepaksa Kim
Wan Thauto tekan amarahnya dan matanya tidak mendeliki lagi
jago dari Sucoan itu. Kim Wan Thauto tahu ia bukan tandingannya Thie tauw-eng,
maka ia tidak banyak lagak, ia lalu mengeloyor keluar setelah ia
membayar harganya arak dan hidangan Iain yang ia telah
pesan. "Thauto rongsokan, kau boleh panggil kawanmu segerobak,
aku bikin hancur semuanya!" teriak si berewok dengan
suaranya yang keras seperti lonceng.
Para tamu yang melihat kejadian itu diam-diam pada
ngeloyor meninggalkan waning sehingga menjadi sepi dan
tinggal Thie-tauw eng dan Hong-hwe Liong saja berdua.
Mereka meneruskan minum minumnya. Sebentar lagi si
Elang Kepala Besi perdengarkan pula suaranya minta ditambah
arak beberapa kati, ia dengan saudaranya rupanya sangat kuat
minum arak, tidak kelihatan mereka pusing meskipun sudah
menenggak banyak sekali arak yang keras.
Kim Wan Thauto keluar dari warung arak dangan
mendongkol sekali. Ia menyesal kepandaiannya tak dapat
mengatasi mereka, maka ia harus menerima hinaan itu. Ia
bermaksud pergi ke Coa-kok mengabarkan kepada Kwee Cu
Gie. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Selagi ia enak-enak jalan, tiba-tiba ia mendengar suara
orang terkekeh-kekeh ketawa, disusul dengan kata-kata:
"Sahabat lama, jalan pelan sedikit. Mari kita berlatih lagi, apa
kau ada minat?" Kim Wan Thauto menoleh, kiranya yang berkata kata itu
adalah Kim Popo dengan tertawanya yang terkenal. Ia ketawa,
meskipun hatinya sangat masgul.
"Popo, kau darimana dan mau kemana?" tanyanya kepada si
orang tua. "Thauto, kau darimana dan mau kemana?" mengulang Kim
Popo ketawa ngikik. "Popo, kau jangan berkelakar," kata Kim Wan Thauto. "Aku
ingin minta pertolonganmu, apa kau suka menolongnya?"
"Hei. kenapa kau minta pertolonganku?" tanya Kim Popo
heran. "Pertolongan apa kau minta danku, Taysu?"
"Popo, aku mau tanya kau, apa kau pernah bertemu dengan
Kwee In. ayah dan ibunya si bocah" Aku perlu menyampaikan
sesuatu untuk mereka."
"Kwee In aku belum ketemu, tapi adik Gie dan adik Ing aku
belum lama ketemu," sahut Kim Popo. "Memangnya ada apa
sih kelihatannya kau gugup benar?"
"Kalau begitu Cu Gie dan Lamhay Mo Lie tidak ada di Coakok?"
tanya si Thauto. "Aku berjumpa dengan mereka diperjalanan. Menurut
keterangan, mereka sedang mencari anaknya Kwee In dan
hendak mendamaikan urusan It-sin keng dengan kepala gereja
Siauw-lim-sie. Mungkin tidak lama lagi mereka sudah sampai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ disini, sebab menurut katanya adik Ing, mereka mau bikin
kunyungan pada Sujangtin Ngohouw."
"Hei, ada kejadian itu secara kebetulan?" Kim Wan Thauto
berseru kegirangan. "Kenapa kau kegirangan, Taysu?" tanya Kim Popo heran.
"Sebab aku tak usah mencari mereka lagi ke Coa kok," sahut
Kim Wan Thauto. "Memangnya ada urusan apa?" tanya Kim Popo. "Kau dari
tadi hanya bicara tentang Kwee Cu Gie suami isteri dan Kwee
In, tapi tidak menceritakan pokoknya urusan."
"Popo, ini adaiah urusan penting," sahut Kim Wan Thauto,
lalu menceritakan tentang datangnya dua tokoh kuat dari Su
coan, ialah guru dan pamannya Sucoan Sam-sat yang hendak
mencari Kwee Cu Gie, "Hehe, mereka berdua dan kita juga berdua, apa tidak cukup
untuk menggempur mereka supaya mereka kembali ke
Sucoan?" kata Kim Popo temberang.
"Huss!" Kim Wan Thauto mencegah Kim Popo omong keraskeras.
"Kita bukan tandingan mereka. Kalau kita melawan
mereka, sama saja kembang menyambar api."
Kim Popo melengak heran "Sampai begitu tinggi
kepandaiannya?" tanyanya.
"Kecuali Kwee Cu Gie atau Kwee In yang menghadapinya,
rasanya tokoh tokoh kuat pada jaman ini tidak ada satu yang
dapat menandingi mereka."
"Taysu, kau terlalu meremehkan kekuatan sendiri" sahut Kim
Popo, tidak senang ia Kim Wan Thauto memuji kekuatan
musuh begitu tinggi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Aku bukannya meremehkan kekuatan sendiri, tapi memang
benar kita bukan tandingannya. Mereka datang hendak mencari
orang kelas wahid, maka kalau mereka tidak merasa dirinya
ada lebih unggul dari musuh, mana mereka mau datang hanya
untuk mencari malu saja" Coba kau pikir saja sendiri, Popo.
Maka itu.. eh, Popo, kau mau kemana?" Kim Wan Thauto
berkata seraya menyambar tangan orang.
Kim Popo yang bandel dan tidak suka mengalah kepada
siapa juga, mendengar perkataan Kim Wan Thauto demikian
merendahkan kekuatan sendiri, membuat ia sebal, maka ia
tidak mau mendengarkan lebih jauh dan lantas saja hendak
meninggalkannya. "Apa-apaan kau mencekal lenganku?" tanya Kim Popo,
mencilak matanya. "Memangnya kau mau kemana?" tanya Kim Wan Thauto.
"Aku mau perangi itu dua jago dari Sucoan, aku mau lihat
mereka bisa bikin apa terhadapku. Kau sendiri ketakutan, untuk
apa aku bawa-bawa kau!"
"Jangan, jangan, kau kesana hanya akan menelan hinaan
saja..." "Perduli amat" sahut Kim Popo, seraya kebaskan lengannya
hingga bebas dari cekalan Kim Wan Thauto, kemudian
tubuhnya mencelat dan sebentar saja ia sudah lenyap dibalik
pintu warung arak. Ternyata didalam ada sepi sepi saja, hanya kelihatan dua
orang yang sedang duduk minim-minum.
Kim Popo perhatikan dua orang ini, keduanya ada tinggi
besar, satu berewokan seram dan lainnya hidungnya bengkok
macam burung elang. Bengis-bengis wajah mereka, tapi Kim
Popo yang nyalinya besar tidak gentar. Pikirnya, tentu tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ salah lagi dua orang Sucoan yang dimaksudkan oleh Kim Wan
Thauto adalah mereka. la mencari gara-gara dengan sengaja
duduk tidak jauh dari mereka dan kaoki pelayan dengan suara
nyaring. Ia pesan arak dan sekedar temannya, kemudian
meneguknya dengan tidak menghiraukan kepada dua orang
yang duduk tidak jauh darinya mengawasi kepadanya dengan
mata melotot. "Hei, kau nenek liar dari mana datang-datang bikin ribut?"
bentak Thie-tauw eng, Matanya Kim Popo mendelik. "Aku panggil pelajan, ada
hubungan apa dengan kau menuduh orang datang datang bikin
ribut?" sahut Kim Popo.
"Nenek liar, kau keluar sana!" Thie-tauw-eng mengusir.
"Kami tidak ingin melihat kehadiranmu disini. Kau tentu bukan
orang baik-baik dan tukang curi percakapan orang!"
Kim Popo marah, ia gebrak mejanya hingga cawan dan
tempat arak berterbangan. "Memangnya warung arak ini
milikmu" Kau larang aku minum arak disini dengan hak apa"
Hehe, entah orang liar dari mana kau mau bentur Kim Popo!"
Hong-hwe-liong dan Thie-tauw eng melihat Kim Popo
nyalinya besar, bukannya marah, malah mereka senang.
Mereka merasa lucu dengan lagaknya si nenek Hong-hwe-liong
menggodai "Tubuhnya sih boleh juga, serba padat, cuma
mukanya bikin orang ragu-ragu... Hahaha.!"
Kim Popo girang tubuhnya dipuji, sebaliknya ia gemas orang
mengatakan mukanya jelek. tidak heran ia mendelik lagi,
katanya- "Memangnya mukamu kebagusan" Raba hidungmu
yang seperti patuk burung elang. Hihihi..!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Suheng, wanita liar ini mancari urusan dengan kita. apa
boleh dikasi ampun begitu saja?" kata Thie tauw-eng,
mendahului sang kakak bicara.
"Siapa yang cari urusan" Kalian yang mulai lebih dulu, kalau
tidak, mana nenekmu kesudian buang tempo melayani kalian?"
Hong-hwe-tiong ketawa gelak-gelak, suaranya memekakkan
anak telinga, hingga Kim Popo kaget. Ia tidak mengira orang
lweekangnya ada demikian tinggi. Pikirnya, tidak keliru
pandangaanya Kim Wan Thauto bahwa mereka adalah orang
kuat yang tidak sembarangan dapat dilayani. Tapi, ibarat yang
menunggang harimau ia tak dapat turun, maka ia tenteramkan
hatinya, ia ingin melihat reaksi mereka lebih jauh.
"Wanita liar dari mana kau hah?" bentak si berewok. seraya
bangkit berdiri dan menghampiri Kim Popo.
Kim Popo yang barusan hendak meneguk araknya urung dan
letakkan pula cawan araknya yang terisi penuh, untuk
menghadapi si berewok yang datang menghampirinya.
"Memangnya kau mau apa terhadap aku si orang tua?"
tanyanya. Kedua tangannya Thie-tauw-eng memegang pinggiran meja,
lweekangnya berbareng disalurkan, seperti tadi kejadian
dengan Kim Wan Thauto, mukanya Kim Popo telah diguyur
secawan arak yang mencelat menyambar mukanya.
"Kurang ajar, kau berani main gila dengan Kim Popo?" si
nenek berkaok-kaok-seraya menggibarkan bajunya yang kena
kesiram arak. "Memangnya kau orang tua ada kepandaian apa" hahaha...!"
mengejek Thie-tauw-eng, tertawa terbahak-bahak.
Kim Popo sambar tongkatnya yang berat, kemudian
mengemplang kepala orang didepannya dengan jurus yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ mematikan. Tapi, Thie-tauw eng benar lihay, ia tidak berkelit,
sebaliknya kedua tangannya menyambuti datangnya tongkat
"Aha. tongkat rongsokan begini mau main-main didepan
Thie-Tauw-eng?" katanya, seraya menggentak dan tongkat si
nenek telah pindah tangan. Kaget bukan main Kim Popo begitu
mudah dipatahkan dan direbut tongkatnya yang berat.
Tapi bukan itu saja, yang membuat Kim Popo berdiri
bengong tiba tiba terdengar suara 'tak' dan patahlah tongkat
Kim Popo yang terbuat dari baja murni.
"Barang rongsokan begin! dibawa-bawa untuk apa, nenek
Liar?" menghina Thie tauw-eng seraya melemparkan potongan
tongkat kemejanya Kim Popo, sehingga poci dan cawan arak
telah pecah berantakan kena ketimpa potongan tongkat tadi.
"Manusia hina, aku akan adu jiwa denganmu!" teriak Kim
Popo gusar. Kedua tangannya dipentang, kemudian
mencengkeram dengan jurus Kim-jiauw-hian-jiauw atau Garuda
emas perlihatkan kukunya. Sasarannya adalah jalan nasi lawan,
tapi sebelum jari jemari Kim Popo yang runcing menemukan
sasarannya, Thie-tauw eng sudah mencekal kedua tangannya,
sekali tarik badannya Kim Popo melajang menyambar pintu
keluar. Brakk! pintu tadi ditabrak kepalanya Kim Popo, sehingga
pusing setengah mati, tubuhnya telah mencelat keluar tanpa
ampun lagi. Begitu hebat lweekangnya si orang she Ie, hingga betul betul
Kim Popo telah mendapat pelajaran pahit. Dengan susah payah
ia dapat bangun, ia kaget ketika tangannya ada yang mencekal,
tapi kagetnya hilang kapan ia nampak yang mencekal itu
adalah Kim Wan Thauto. la dibimbing ketempat yang agak jauh
dari warung arak tadi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Popo, aku sudah mengatakan. mereka adalah orang-orang
gagah luar biasa dijaman ini maka aku tidak berani
sembarangan membenturnya, namun kau masih juga memaksa
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menjajal kepandaiannya, nah sekarang setelah tahu, kau
rasa tentu akan membenarkan perkataanku sebelumnya yang
telah menelan pil pahit bukan?"
Kim Popo tidak menyahut, sebaliknya ia mengusap-usap
jidatnya yang tambah daging karena benturan dengan daun
pintu tadi. "Sekarang kita harus cari Kwee Cu Gie isterinya dan Kwee
In," berkata pula Kim Wan Thauto ketika mereka beristirahat
duduk pada sebuah batu besar .
"Kwee Cu Gie mungkin akan berpapasan dengan mereka
diperjalanan sebab si orang she Kwee dan isterinya mau
mengunyungi Sujangtin, tapi untuk mencari si bocah adalah
sukar, dimana ia adanya sekarang?" kata Kim Popo kemudian.
"Apa Popo tahu goa yang dinamakan Sin-coa-tong?" tanya
Kim Wan Thauto. "Kau maksudkan goa didalam mana ada disimpan It sin
keng?" balik menanya Kim Popo.
"Ya, betul, betul ianya kau tahu bukan?"
Kim Popo anggukkan kepalanya. "Tempo hari, selagi
ramainya orang berebut It sin keng, aku juga pernah datang
kesana. Memangnya ada urusan apa kau menanyakan aku tahu
tidaknya goa Sin coa Tong?"
"Kwee In mesti ada disana, maka kalau Popo suka buang
tempo, pergilah ke-sana dan beritahukan tentang
kedatangannya guru dan pamannya Sucoan Sam-sat yang
hendak menggempur ayahnya, pasti ia akan datang membantu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Aku sendiri akan cegat Kwee Cu Gie diperjalanan untuk
mengasi kabar perihal kedatangan mereka"
Kim Popo anggukkan kepalanya. Kali ini ia tidak banyak
mulut, karena sudah merasakan kelihayannya Thie-tauw-eng Ie
Ji Lo. Kedua orang itu lain berpisahan, masing-masing menunaikan
tugasnya. -oo0dw0oo- Kwee Cu Gie dan isterinya, setelah berpisahan dengan Tan
Him Tun telah melanjutkan perjalanannya dengan tujuan
kesuyangtin. Tapi, perjalanannya tidak dilakukan dengan
terburu-buru, mereka lakukan dengan lambat lambatan, karena
disepanjang jalan mereka tidak bisa lewatkan begitu saja
pemandangan alam yang indah.
Berjalan dipegunungan, keadaan sunyi senjap, maka mereka
lakukan perjalanan dengan berpegangan tangan menandakan
mesranya suami isteri itu.
"Engko Gie" tiba-tiba Lamhay Mo Lie berkata. "Tentang Ang
Hoa Lobo, si prempuan keparat itu, bagaimana pendapatmu?"
"Kau maksudkan bagaimana, adik Ing?" balik menanya Kwee
Cu Gie. "Aku maksudkan ia telah lolos dari tangan kita, tentu ia akan
berbuat kejahatan lebih jahat pula dari yang ia sudah lakukan"
"Biarkan saja, ia lolos dari tangan kita, nanti juga ia ketemu
batunya, ada orang yang mencabut jiwanya karena
kejahatannya sudah luber."
Lamhay Mo Lie diam dan kerutkan alisnya yang lentik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kenapa, kau masih penasaran?" tanya Kwee Cu Gie melihat
sang isteri kerutkan alisnya yang bagus, menandakan bahwa ia
kurang puas. "Memang aku masih penasaran," sahut sang isteri. "Aku
ingin menghukum dengan tanganku sendiri, sebab ia terhitung
murid yang murtad!" Kwee Cu Gie ketawa bergelak-gelak. Berbarengan.
"Hahaha...!" terdengar suara ketawa dilain pihak. "Tidak
dinyana Kwee Cu Gie masih dapat bermain cinta..."
Kwee Cu Gie terkejut, sebab suara ketawa tadi mengandung
Iwekang yang tinggi. Lamhay Mo Lie juga ikut celingukan mencari orang yang
ketawa tadi. Mereka tidak usah mencarinya, sebab dilain saat, muncul
didepannya dua orang berewokan dan hidung bengkok macam
burung elang, ialah bukan lain adaiah Thie-tauw-eng Ie Jie Lo
dan kakaknya Hong-bwe-liong Siang Hong Sin.
"Selamat ketemu, apa kau sudah melupakan sahabat
lamamu?" tegur Thie-tauw-eng.
Kwee Cu Gie mengawasi pada muka orang.
"Kau" Oh, kau...." kata Kwee Cu Gie ketika mengenali orang
itu adalah Thie-tauw-eng.
"Ya, aku Thie-tauw-eng Ie Jie Lo datang hendak menuntut
balas atas kematian dari tiga muridku. Kenapa kau begitu
kejam membinasakan tiga muridku?"
Kwee Cu Gie melengak heran. "Lagi kapan aku membunuh
murid muridmu?" tanyanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau jangan berlagak pilon, satu laki-laki akui saja
perbuatannya supaya aku tidak ragu-ragu pula untuk menuntut
balas!" berkata Thie tauw-eng dengan nada mengejek.
"Aku tidak bermusuhan dengan ketiga muridmu, cara
bagaimana aku membunuh mereka" Kau jangan bikin aku
penasaran, Thie-tauw-eng!"
"Hm!" mendengus Thie-tauw-eng. "Tempo dulu kau telah
memusnahkan ilmu silat mereka, apakah itu tidak benar
bermusuhan?" Kwee Cu Gie ingat waktu ia menyamar sebagai si Kerudung
Merah pernah memusnahkan iimu silat tiga penyahat itu,
maksudnya supaya mereka tahu diri dan hentikan perbuatan
perbuatan jahatnya, tidak tahunya bukan mereka insaf malah
telah kembali mengganas dengan melakukan pembunuhan
dimarkas Tang Ceng-gee-pang dan rumahnya Bwee Hiang.
Kwee Cu Gie merasa sangat menyesal telah mengampuni
jiwa mereka, maka telah terjadi pembunuhan yang hebat itu.
Diam-diam ia berjanyi, sewaktu ia ketemu dengan Tiga Algojo
dari Sucoan itu, ia akan membunuhnya, tidak perduli ia akan
bentrok hebat dengan gurunya, Thie-tauw eng, pecundangnya
dahulu. Tapi sampai sebegitu jauh, ia belum menyumpai mereka.
Makanya sekarang dengan tiba-tiba ia dituduh membunuh tiga
orang jahat itu, ia jadi heran dan telah menolak fitnahan itu.
"Memang maksudku hendak membunuh mereka, cuma saja
aku belum berjodoh ketemu mereka Sekarang kau menuduh
aku melakukan pembunuhan pada mereka, ini aku tidak bisa
terima lantaran belum pernah bertemu muka pula dengan
mereka" "Hahaha... enak saja kau bicara" jengek Thie-tauw-eng.
"Kwee Cu Gie. kau tidak mau mengaku berarti kau adalah satu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ pengecut. Hutang kekalahanku tempo hari, pada hari ini aku
hendak menebusnya, kau boleh berjaga-jaga jangan sampai
menyesal pulang keakherat lantaran salah tangan! Hahaha.."
"Engko Gie, orang sangat mendesak, untuk apa kau banyak
cakap?" nyeletuk Lamhay Mo Lie, yang tidak sabaran melihat
saminya berlaku kalem terus.
"Adik Ing, ia adalah Thie-tauw-eng, gurunya Sucoan Samsat,
pecundangku dulu," kata Kwee Cu Gie dengan suara keras.
hingga Thie-tauw-eng sangat gusar merasa dirinya diolok-olok
oleh orang yang ia sangat benci.
"Ia menuduh dengan keras kau melalukan pembunuhan atas
ketiga muridnya, kau bisa membuktikan dengan apa bahwa kau
tidak membunuhnya?" kata Lamhay Mo Lie pula.
"Kau bicara dari hal yang benar nona" Thie-tauw-eng ketawa
menyeringai, hingga menyeramkan melihat brewoknya semua
bergerak seperti bulu binataug landak. "Kwee Cu Gie baik
begini saja, diluar urusan murid-muridku dibunuh kau atau
tidak, baik kita mengulangi pertandingan dulu, dimana kau
dapat mengalahkan aku. Kalau dalam pertandingan kita kau
menang, aku tidak bisa kata apa apa tentang murid-muridku,
sebaliknya, kalau kau kalah, kau harus tanggung jawab atas
kematian mereka, meskipun kau benar tidak merasa telah
membunuh mereka, akur?"
-oo0dw0oo- Jilid 25 Bab 74 KWEE CU GIE kena didesak. la sebenarnya bukan takut, tapi
ia tidak mau memperpanjang permusuhan dengan Thie-tauw
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ eng yang terkenal jagoan di Sucoan. Sekarang setelah kena
didesak oleh lawan dan isterinya menganyurkan untuk
menggempurnya, tidak ada lain pilihan daripada ia menyambut
tantangan si orang she Ie.
"Thie tauw-eng" katanya "Sebenarnya aku tidak ingin
memperpanjang permusuhan tapi lantaran kau mendesak, apa
boleh buat, aku iringi keinginanmu untuk menebus
kekalahanmu diwaktu dulu..."
"Baik jangan banyak bicara, marilah kita mulai!" memotong
Thie-tauw eng. Kwee Cu Gie melirik pada isterinya Lamhay Mo Lie menyebik
seperti menyesalkan sang suami terlalu lemah.
"Eh nanti dulu," tiba tiba Hong-hwe-liong Siang Hong Sin
berkata, melihat dua jago sudah hendak bergebrak. "Tempat
disini kurang lebar untuk kalian adu kekuatan, mari kita cari
tempat yang lebih lebar, agar kalian leluasa mengeluarkan
kepandaian masing masing, bagaimana kau akur saudara
Kwee?" Kwee Cu Gie anggukan kepala. "Terserah kepada saudara
Siang bagaimana hendak mengaturnya" sahut Kwee Cu Gie.
Mereka Lalu mencari sebuah tempat yang bagus.
Daerah itu masuk wilayah Pek kut-nia. bukit Tulang Putih,
tempat beroperasinya Thoat-beng Mo siauw atau si Hantu
Ketawa dulu banyak terdapat tempat yang lebar luas untuk
orang mengadu ilmu silat. Mereka telah dapatkan sebuah
tempat yang letaknya ada sedikit dibawah, merupakan sebuah
paso kalau orang lihat dari sebelah atas.
Disekitarnya dikurung oleh banyak pohon-pohon. Sungguh
ada suatu tempat yang tepat sekali untuK gelanggang adu
kekuatan ilmu silat dari kelas tinggi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Adik Ing, apa juga yang terjadi dengan diriku, harap kau
jangan turut campur" memesan Kwee Cu Gie kepada isterinya.
"misalkan aku rebah binasa, bawalah mayatku ke Coa kok
untuk dikubur disana, aku tidak ingin berjauhan dengan kau
sekalipun aku sudah tidak bernyawa. Kalau anak kita pulang
kau boleh beritahukan kematian ayahnya, namun, aku larang
keras kau sendiri turun tangan. adik Ing. Inilah pesanku. harap
kau jangan sia siakan pengharapanku!"
Lamhay Mo Lie sangat mencintai suaminya, mendengar katakatanya
Kwee Cu Gie, ia menangis. "Legakan hatimu, engko
Gie, kau tidak nanti dikalahkan olehnya" menghibur sang isteri
"Kau jangan khawatir, aku akan taat kepada pesan mu!"
Kwee Cu Gie ketavva menyeringai dan hatinya lega
mendengar janyinya sang isteri. Ia sangat mencintai isterinya,
maka ia melarang sang isteri yang beringasan terlepas ikut
campur urusannya dan nanti menemui penghinaan dari Su coan
Siang-Liong (Dua Naga dari Sucoan), julukkan dari le Jie Lo dan
Siang Hong Sin. "Sudah meninggatkan pesan?" menyindir Thie tauw-eng le Ji
Lo, ketika Kwee Cu Gie masuk gelanggang.
Kwee Cu Gie ketawa menyeringai "Thie tauw eng, mari kita
jangan buang tempo!" mengundang pendekar kita dengan
suara tenang. "Aku suJah sedia sejak tadi!" sahut lawannya, yang sudah
siap dengan pasang kuda kuda yang teguh.
Mereka tidak banyak membuang tempo, begitu berhadapan
sudah lantas saling menyerang. Pukulan-pukulan yang
dilancarkan oleh kedua jago itu berat dan mengeluarkan angin
menderu menandakan lweekang mereka yang tinggi. Lam hay
Mo Lie dan Siang Hong Sin menonton diluar lingkaran lingkaran
sejarak dua tombak, karena dalam lingkaran itu orang dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kesambar angin pukulan mereka yang dahsyat. Kalau kena
badan, akan selojongan limbung dan kapan menyambar muka,
wajahnya dirasakan perih seperti kena disambar pasir halus dan
menembus kulit. Demikian hebatnya lweekang dari kedua jago
itu, angin pukuian sampai menderu-deru dan membuat pohonpohon
yang berdekatan bergojangan, daun-daun pada rontok
kalau kebetulan angin pukulan menyambar keatas.
Siang Hong Sin dan Lamhay Mo Lie kagum melihat
pertempuran kedua harimau itu.
Tampak dalam sengitnya, Thie-tauw-eng telah menggunakan
jurus 'Say pok sie' atau 'Terkaman singa', tangan kanan
mencengkeram dada, sedang tangan kirinya menyambar
pinggang lawan. Cepat sekali jurus itu dilakukan oleh Thietauweng, namun Kwee Cu Gie tidak kurang cepatnya untuk
mengelakkan serangan itu dengan tipu Tonggeret melepaskan
kulitnya, indah sekali Kwee Cu Gie menghindarkan serangan
Thie tauw-eng, hingga Lamhay Mo Lie diam diam memuji akan
kegesitannya sang suami. Melihat serarnannya gagal, Thie-tauw-eng merangsek pula.
Ia melancarkan pukulan pura-pura kearah muka dengan
tangan kiri, kemudian tangan kanannya menyusul
mencengkeram jalanan nasi lawan. Ini adalah jurus yang
dinamai (Bintang meluncur berubah arah) suatu gerak tipu
yang biasanya membuat lawan gugup dan terjebak saking
cepatnya serangan datang. Tapi Kwee Cu Gie bukan lawan
sembarangan, tangan kirinya menangkis, tangan kanannya
menyusul hendak menyomot lentera lawan. Thie-tauw-eng
agak gygup cepat ia lompat mundur untuk mengelakkan
matanya buta kena disodok jarinya sang lawan. Kwee Cu Gie
menyeringai ketawa melibat gerakan lawan. "Kau jangan takut,
aku hanya main-main saja...!" menggodai lawannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Orang she Kwee, kau jangan jual lagak!" bentak Thie-tauweng,
panas hatinya. Thie-tauw-eng berkata dibarengi dengan serangan
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berikutnya yang dahsyat sekali.
Kedua pihak telah meiigeluarkan tipu-tipu simpanannya
untuk merobohkan lawannya, sehingga pertempuran berjalan
dengan ramai sekali. Thie tauw-eng lincah dan enteng sekali
badannya, sebaliknya Kwee Cu Gie gesit luar biasa untuk
membebaskan diri dari serangan lawan dan balas menyerang.
Lamhay Mo Lie yang mengikuti jalannya pertandingan
dengan hati berdebaran, merasakan kagum akan kelincahan
kedua jago itu dan sama sama alotnya. Tidak pernah
sebelumnya Lamhay Mo Lie melihat suaminya menemukan
lawan alot seperti Thie tauw-eng. Mereka bertempur dari jurus
kejurus sampai melampaui dua ratus jurus masih belum sampai
kelihatan siapa yang bakal menjadi pecundang. Lamhay MoLie
pikir, pantasan Kwee Cu Gie ada meninggalkan pesanannya,
sebab ia bakal melayani seorang lawan alot dan masih
diragukan kemenangannya. Diam-diam ia berdoa supaya
suaminya menang dalam pertandingan itu.
Sementara pertandingan berjalan dengan ramainya, cuaca
pelan-pelan telah berubah sore, kemudian remang-remang dan
gelap. Tidak bisa orang pasang obor untuk melanjutkan
pertandingan tersebut tidak ada alat-alatnya.
"Cukup sampai disini saja dahulu. besok pagi boleh
dilanjutkan pula!" tiba-tiba Hong hwe-liong Siang Hong Sin
berseru dengan suara nyaring.
Mendengar seruan itu, kedua harimau itu loncat mundur dan
satu sama lain memanggutkan kepala sebagai tanda bahwa
pertandingan dihentikan sampai disitu dahulu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Thie-tauw-eng menghampiri saudaranya, sedang Kwee Cu
Gie mendekati isterinya yang tampak gelisah wajahnya.
"Adik Ing, kau kenapa?" tanya sang suami perlahan.
"Engko Gie aku takut, takut kau salah tangan dan
dikalahkan. musuh.." sahutnya.
Kwee Cu Gie ketawa. "Kalah menang masih belum ada
ketentuan, maka legakanlah hatimu supaya hatiku menjadi
besar" menghibur Kwee Cu Gie. "Manakala aku melihat kau
tidak tenteram, hatiku nanti terpengaruh dan mungkin
dikalahkan musuh, dari itu, aku harap kau suka besarkan
hatimu supaya aku dapat bertempur dengan tenang!"
Lamhay Mo Lie bersenyum manis. "Maaf, engko Gie, aku
barusan keliru mengatakan pikiran yang pengecut, kau
berkelahilah dengan penuh semangat, aku dibelakangmu
berdoa akan kemenanganmu..."
Kwee Cu Gie senang hatinya mendengar kata-kata sang
isteri yang gagah, "Adik Ing itulah kata-kata yang aku harapkan meluncur dari
bibirmu yang indah..."
Kembali Lamhay Mo Lie unyuk senyuman manisnya.
Biasanya Kwee Cu Gie melihat isterinya bersenyum
mempesonakan demikian, suka lantas mengecup bibirnya
dengan mesra, akan tetapi kali ini ia 'pantang', kesatu ada
orang lain didekatnya dan kedua ia sedang pusatkan
perhatiannya kepada pertempuran, ia sedang memikirkan akal
cara bagaimana ia dapat menyatuhkan lawannya yang alot itu.
Pertandingan hari itu sudah berjalan empat ratus jurus,
masih belum dapat diketahui siapa yang lebih unggul, hal mana
menyengkelkan hatinya Kwee Cu Gie. Ia jengkel bukan karena
takut kalah, ia khawatirkan isterinya yang cantik nanti turun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ tangan dan bentrok dengan Hong hwe-liong, Suhengnya ThietauwEng le Jie Lo yang kepandaiannya ada lebih tinggi dari
saudaranya. la tahu kepandaian sang isteri pula sangat tinggi,
namun, ia meragukan kemenangannya bila berhadapan
dengan Siang Hong Sin. Siang Hong Sin ajak adiknya berlalu dari situ, setelah
berkata: "Kwee-heng besok pagi begitu matahari perlihatkan
dirinya. kami sudah ada disini menanti Kwee-heng, harap Kwee
Heng jangan bikin kapiran!"
Dengan beberapa kali lompatan saja dua manusia buas itu
sudah meninggalkan tempat pertarungan yang maha hebat
tadi. "Mereka sudah berlalu, sekarang kita pergi kemana?" tanya
sang isteri. "Untuk tidak membuat berabe, sebenarnya aku ingin
melewatkan sang malam dengan tidur disini, diatas pohon saja.
Besok pagi pagi kita sudah menantikan kedatangan mereka,
bagaimana kau pikir, adik Ing?"
"Pikiranmu memang baik, tapi perutku tidak mengijinkan,
aku sangat lapar" sahut sang isteri ketawa.
"Oh, aku telah melupakan itu," sahut Kwee Cu Gie.
"Mari kita jalan mencari salah satu penduduk dan untuk
menumpang meneduh seraya minta dibagi hidangan untuk
menangsel perut!" mengajak Lamhay MoLie.
Kwee Cu Gie anggukkan kepalanya. Baru saja mereka
berjalan beberapa tindak, Kwee Cu Gie pegang tangan sang
isteri ditarik kedekatnya lalu berbisik: "Awas, ada orang!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Lamhay Mo Lie mengangguk, sebab ia juga mendengar
berkerisiknya pakaian yang kena menyentuh rumput alangalang.
"He, ia Auwyang Toako, engko Gie" kata Lamhay Mo Lie tiba
tiba ketika ia melihat seorang muncul dari gerombolan dengan
pakaian Thauto. "Auw-yang Toako, kau dari mana tiba tiba saja muncul
disini?" tegur Kwee Cu Gie ketawa, seraya cepat menghampiri
si Thauto dan dipeluknya dengan gembira.
"Kwee-heng" kata Kim Wan Thauto, "sejak siang aku sudah
ada disini. Tadi kau bertempur dengan si brewokan aku
menonton dari kejauhan, takut dipergoki oleh sihidung
bengkok" "Kau dari mana Toako?" tanya Kwee Cu Gie.
"Aku memang sengaja mencari kau dan Toaso, untuk
mengisiki tentang kedatangannya dua iblis dari Sucoan itu,
tetapi, ternyata aku terlambat dan kau sudah bertanding
dengan gurunya Sucoan Sam-sat. Mereka adalah orang-orang
buas yang sukar dilayani, aku sangat khawatirkan
keselamatanmu." "Terima kasih, Toako" sahut Kwee Cu Gie agak lesu "aku
tahu dua iblis itu bukan lawan sembarangan, tapi mereka
mendesak apa boleh buat, aku layani. Kalau akhirnya aku
dikalahkan, itu sudah nasib, aku tak dapat menyesalkan siapa
juga kecuali menyesalkan diri sendiri yang tidak becus!"
"Tapi, Kwee heng jangan kau cemas, legakan hatimu, sebab
aku sudah kirim orang memanggil anak In. pasti ia akan datang
kesini..." "Anak In, oh..." tiba tiba Lamhay MoLie memotong perkataan
si Thauto. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Ya, anak In, aku minta Kim Popo pergi ke goa Sin-coa tong
untuk memanggil anak In, kalau ia ada disana pasti akan
datang kesini. Kalau dia disini, tak usah kita takuti siapa juga
yang turun kegelanggang. Anak itu kepandaiannya sukar
diukur, baru hanya dua iblis biarpun sepuluh iblis dari Sucoan
yang datang, kalau ada anak in akan disapu bersih. Legalah
hatimu, Kwee heng, semoga Kim Popo berhasil memanggil ia..."
Kwee Cu Gie girang mendengar kabar itu. Memang juga
kalau ada anaknya yang menghadapi, dua iblis dari Sucoan itu
tak berkutik, namun masih diragukan apakah Kim Popo nanti
dapat menemui Kwee In dan lekas-lekas datang kesitu
diwaktunya yang tepat"
Lamhay Mo Lie dilain pihak bangga mendengar Kim Wan
Thauto memuji kepandaian sang putera setinggi langit. "Auwyang
Toako, sejak kapan kau suruh Kim Pupo panggil anak in"
Aku memang sedang mencari anakku itu."
Kim Wan Thauto lalu menceritakan dengan singkat,
bagaimana ia dan Kim Popo telah dipecundangi Thie tauw-eng
Ie Jie Lo, kemudian ia minta Kim Popo mencari Kwee In.
Girang hatinya sinyonya cantik, ia mengharap anaknya
muncul diwaktunya yang tepat, sehingga suaminya tidak
sampai mendapat kesulitan dari dua iblis buas itu
"Auwyang Toako, aku sudah lapar, maka aku mengajak
engko Gie barusan untuk mencari rumah penduduk untuk minta
dibagi makan" kata si nyonya cantik ketawa.
"Toaso untuk apa jalan jauh-jauh, aku disini ada sedia
makanan kering, yang memang sengaja aku bawa untuk kalian"
jawab Kim Wan Thauto, seraya turunkan buntelan kecil dan
dibukanya untuk Lamhay Mo Lie lihat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Si nyonya kegirangan, karena makanan kering itu menarik
seleranya. Ia dengan suaminya lain mengganyang hidangan
yang dibawa Kim Wan Thauto sambil bercakap cakap dengan
kawan karib itu. Kwee Cu Gie minta supaya besok pagi Kim
Wan Thauto balik ke Sujangtin untuk menanti Kwee In, kalau
datang, boleh lantas diajak ketempat pertempuran. Sebab ia
khawatir sang anak nanti mencari cari percuma kalau tidak ada
penunjuk jalan. Kim Wan Thauto menjanjikan akan perhatikan pesan sang
kawan. "Toako, aku tahu kau paling suka menonton orang berkelahi"
kata Kwee Cu Gie ketawa. "tapi untuk pertempuranku besok,
harap kau relakan tidak menonton dan menantikan anak In.
Kalau ia datang, kau nanti kenyang menonton pertandingan
dari kelas tinggi." Kim Wan Thauto ketawa menyeringai.
Si Thauto memang gemar melihat atau menonton orang
berkelahi, apalagi perkelahian dari tingkatan atas seperti Kwee
Cu Gie kontra Thie-tauw eng Ie Je Lo, cuma saja menyambut
Kwee In ada lebih penting maka ia rela tidak menonton
pertandingan dua harimau itu esok harinya. Kwee Cu Gie yang
sudah kenal lama wataknya si Thauto, telah dapat meraba
hatinya, maka si Thauto hanya bisa ketawa menyeringai.
Malam itu mereka tidur diatas pohon. Lamhay Mo Lie yang
baru pertama kali tidur diatas pohon, tampak tidak bisa pulas,
tapi dengan Kwee Cu Gie yang berada disampingnya menghibur
si nyonya cantik, akhirnya dapat pulas juga, hanya diseling oleh
mengigaunya memanggil-manggil Kwee In hingga Kwee Cu Gie
sangat kasihan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dua musuh alot pada keesokan hari begitu sang fajar
menyingsing telah bertemu kembali, kedua pihak dalam
keadaan segar. "Enak tidur semalam?" tanya Thie-tauw eng.
"Seperti biasa" jawab Kwee Cu Gie ketawa
"Hari ini adalah hari menentukan siapa unggul, harap kau
berhati-hati orang she Kwee!"
"Semoga aku dapat berhati hati seperti yang kau harapkan."
Setelah mana, kedua pihak lantas mulai serang-menyerang
lagi. Kali ini kelihatan serangan-serangannya yang dilancarkan
oleh Thie tauw-eng jauh lebih dahsyat dari kemarin, rupanya
semalam ia mendapat banyak petunjuk dari kakaknya (Siang
Hong Sin) Tapi Kwee Cu Gie tidak gentar, ia berikan
perlawanan dengan bagus sekali.
Thie-tauw eng Ie Jie Lo telah keluarkan ilmu pukulan
ciptaannya sendiri, ialah Sin mo-siang-jiauw-ciang houw (llmu
pukuian sepasang cakar iblis). sebaliknya Kwee Cu Gie juga
telah keluarkan Bi-im-ciang-hoa- (ilmu pukulan tak kelihatan),
oleh karenanya maka pertandingan berjalan dengan seru sekali.
Dalam salah satu rangsekannya, Thie-tauw eng telah
menggunakan jurus 'han-nio tin-lio' atau 'Setan kedinginan
mengejar api' lengan bajunya melibat tangan Kwee Cu Gie yang
hendak menggempur dadanya. Ini adalah jurus yang berbahaya
dari 'Sin-mo siang-jiauw ciang hoat', libatan tangan baju si iblis
bukan sembarangan libatan, sebab sekali digertak tangan
lawan bisa copot dari tempatnya. Namun, Kwee Cu Gie lihay, ia
meloloskan sabuk), tampak mudah sekali kelihatannya tangan
Kwee Cu Gie lolos dari libatan lengan baju Cie tauw eng,
sehingga Siang Hong Sin yang menonton terbelalak heran dan
kagum akan kepandaiannya si orang she Kwee.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee Cu Gie balas menyerang, dengan separuh jongkok
tangan kirinya menotok Thiait-kie-hiat (jalan darah iga kanan),
berbareng kakinya menyapu jurus atau 'kembang bwee
rontok", satu gerak tipu kombinasi menotok dan menyapa yang
hebat akibatnya karena dilakukan dengan cepat sekali dan
lawannya tak mampu berkelit. Tapi si Elang Kepala Besi dari
Sucoan adalah iblis kawakan dalam pertempuran, kakinya
menjejak tanah dan badannya mencelat tinggi, ia turun dengan
jumpalitan berbahaya sekali bagi musuh, hingga Kwee Cu Gie
tidak berani sembarangan menyerang. Dengan begitu, si Elang
Kepala Besi luput dari serangan Kwee Cu Gie yang meminta
jiwa. Thie-tauw-eng telah menggunakan gerak tipu yang ia
sangat banggakan, ialah Han mo hoan-sin atau Iblis kedinginan
jungkir balik, indah sekali ia tancap kaki pula ditanah setelah
terlebih dahulu jumpalitan.
Lamhay Mo Lie yang menyaksikan itu sampai bertepuk
tangan, kagum akan kepandaian si Elang Kepala Besi yang
telah menyelamatkan diri dari serangan maut suaminya.
Dua lawan alot kembali serang menyerang Kwee Cu Gie
punya Bu in-sin-kun yang biasanya membuat lawan terpesona
dan gentar karena bisa menghilang, dapat diimbangi oleh
Siang-jiauw sin-kang (Tenaga sakti cakar iblis) dari Thie-tauw
eng yang tidak kurang lincah dan gesitnya:
"Kwee-hujin (nyonya)" kata Hong-hwe Liong Siang Hong Sin
tiba-tiba kepada Lamhay Mo Lie, "suamimu bergerak dengan
adikku, belum tahu kapan kesudahannya, bagaimana kalau kita
juga main-main untuk mengisi keisengan?"
"Aku tidak mau bertempur" jawab Lamhay Mo Lie.
"Aku dengar Lanhay Mo Lie adalah satu wanita yang hebat
kepandaiannya, kebetulan kita bersua, apa halangannya kalau
kita coba-coba! Aku dari jauh-jauh, dari Sucoan datang kesini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ hendak mencari tokoh tokoh silat kenamaan. dengan cara
kebetulan ketemu kau, mana aku dapat melewatkan
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kesempatan itu?" "Aku tidak mau bertempur!"
"Hehe, kalau begitu nama Lamhay Mo Lie yang tersohor
hanya omong kosong saja."
"Kau mendesak aku?"
"Aku bukannya mendesak, aku ingin mendapat lawan yang
setimpal, maunya aku menantang kau yang disohorkan sangat
tinggi kepandaiannya"
la tahu Kwee Cu Gie adalah satu jago tulen, tak mudah
adiknya merobohkan kalau pikirannya terang, maka ia ingin
mengacaukan pikiran si pendekar besar dengan jalan
mengganggu isterinya. la percaja, kalau isterinya bertempur,
niscaja pikirannya Kwee Cu Gie tidak tenang dan kesempatan
mana dapat digunakan oleh Thie-tauw-eng untuk mencari
keuntungan. Satu taktik yang baik sekali. namun ada sangat
hina untuk dilakukan oleh seorang kesatria. tapi justeru Siang
Hong Sin bukannya kesatria, ia mau menarik keuntungan
dengan jalan yang hina itu.
"Tadinya aku kira Lamhay Mo Lie adalah seorarg gagah
perkasa, tidak ia tahunya pengecut, sayang barusan aku
majukan tantangan untuk sia-sia saja," menghina Siang Hong
Sin. Lamhay Mo Lie adatnya berangasan dan gampang
kesinggung, maka mendengar perkataan Hong-hwee-liong tadi
hatinya mendadak panas dan gusar sekali.
"Kwee-hujin, aku minta maaf untuk perkataanku barusan,
sebab aku tahu diam-diam kau sudah terima kalah, bukan?"
menyindir Siang Hong Sin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kata-kata si Naga Api dan Angin paling belakang telah
menerbitkan kemurkaan si nyonya cantik, alisnya yang bagus
menyungkat, kemudian dikerutkan dan ini adalah tanda bahaya
bagi sang lawan. Siang Hong Sin yang tidak kenal dengan
tandanya bahaya itu hanya haha hehe saja seolah-olah
mengolok-olok kepada si nyonya.
"Apa kau kira aku takut melawan kau?" bentak Lamhay Mo
Lie, menyusul ia sudah menyerang dengan pukulan berat, yang
membuat Siang Hong Sin tubuhnya bergojang-gojang ketika
melakukan penangkisan. Baru Siang Hong Sin sekarang tahu bahwa lweekang si
nyonya tidak boleh diremehkan.
Tadinya si Naga Api dan Angin hanya hendak
mempermainkan si nyonya supaya hatinya Kwee Cu Gie kacau
dan perhatiannya menjadi terpencar. namun, setelah ia
menangkis serangan si nyonya dua tiga kali, ia tahu bahwa
Lamhay Mo Lie bukannya lawan enteng.
Maka, kedua oang itu telah bertempur tidak kurang serunya
dari pertandingan Kwee Cu Gie lawan Thie tauw-eng.
Selama bertempur, Kwee Cu Gie juga ada dengar kata-kata
Siang Hong Sin yang mengundang kemarahan sang isteri, ia
mengharap Lamhay Mo Lie jangan meladeni tapi akhirnya
pengharapannya kabur ketika melihat isterinya telah bergebrak
dengan Siang Hong Sin. Lamhay Mo Lie mempercepat penempurannya, maka ia
sudah keluarkan ilmui pukulan mautnya, ialah Co im-sim ciang.
Tangannya tiba tiba menggempur dahinya lawan dan hendak
merogoh keluar jantunnya. Tapi Coan-sim-ciang yang ampuh
itu ternyata tidak berlaku terhadap si Naga Api dan Angin,
dadanya Siang Hong Sin keras seperti selembar baja, maka
Lamhay Mo Lie terpaksa tarik pulang serangannya. Kemudian ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ ganti dengan serangan jarak agak jauh ialah serangan dengan
menggunakan lweekang tinggi. Si Naga Api dan Angin telah
perlihatkan bahwa tenaga dalamnya juga cukup hebat untuk
menangkis serangan si nyonya yang dahsyat.
Lamhay Mo Le baru pertama kali ia menemukan musuh
tangguh, tidak mempan Coan sim ciangnya yang ampuh Maka
ia tukar dengan pukulan pukuian yang mematikan lawannya,
tapi si Naga Api dan Angin sama perlawanannya, tangguh
sekali. Sebentar saja sudah seratus jurus mereka bertempur,
membuat Lamhay Mo Lie beriap riap rambutnya. matanya
mendelik menakutkan dan entah bagaimana mendadak saja jari
jemari Lamhay Mo Lie yang rada demikian indahnya dan
terpotong rapi kukunya, sekarang telah berubah jadi runcing
dan seolah-olah mayat hidup, menakutkan.
Hong-hwe Long Siang Hong Sin yang tidak takut langit dan
bumi, melihat Lamhay Mo Lie yang cantik jelita sekarang
berubah menjadi demikian rupa, menjadi kaget. Ia tahu bahwa
si nyonya cantik dalam keadaan demikian menyatakan bahwa ia
sangat gusar. Bagaimana Hong hwe-liong Siang Hong Sin tahu bahwa
wanita cantik bersama-sama Kwee Cu Gie itu adalah Lamhay
Mo Lie" Itulah ia dapat dengar terlebih dulu dari kawan-kawan
tokoh persilatan bahwa Kwee Cu Gie ada berkeliaran dengan
isterinya yang dikenal dengan nama Lamhay Mo Lie.
Si Naga Api dan Angin melayani dengan hati-hati, sehingga
serangan-serangan si nyonya cantik yang mematikan selalu
tidak mendapat sasarannya. Siang Hong Sin ada lawan yang
lebih alot dari Thie-tauw eng, kepandaiannya setingkat lebih
tinggi dari adiknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tidak heran kalau semua serangan Lam-hay Mo Lie selalu
kandas. Lamhay Mo Lie belum pernah jerih menghadapi lawan yang
mana juga, tapi kali ini ia merasa tekanan musuh ada sangat
berat dan diam diam bimbang juga hatinya. Dilain pihak, benar
saja Kwee Cu Gie terpengaruh oleh turunnya sang isteri
Serangannya tidak lagi menekan kedada lawannya, maka Tie
tauw eng mendapat tambah semangat oleh karenanya dan
mendesak musuhnya. Dalam keadaan tidak menguntugkan bagi sang isteri itu, tiba
tiba terdengar suara tertawa lembut tapi menusuk anak telinga,
hingga mereka yang sedang bertempur menjadi kaget dan
menghentikan sebentar bertempurnya untuk berpaling kearah
darimana suara ketawa lembut tadi terdengar
Disana dibawah sebuah pohon tampak ada seorang pendeta
perempuan tengah tertawa seraya memegangi senjata
kebutannya. Melihat perempuan dihentikan , Nikouw itu telah
jalan menghampiri dan sambil menyura memberi hormat ia
berkata: "Tuan-tuan sekalian, harap pertempuran dihentikan.
Pinnie lihat kalian dengan mati-matian sungguh tidak, baik,
sebab akhirnya kalau tidak salah satu yang kalah, dua duanya
akan roboh bersama. Pinie menyayangi kepandaian kalian,
maka dengan beranikan hati mencegah supaya pertempuran
jangan dilanjutkan pula. Harap kalian suka memandang muka
sang Budha yang welas asih.."
"Kepala gundul bau, kau Nikouw dari mana datang membuat
ribut disini?" bentak Thie tauw-eng yang berangasan adatnya.
"Pinnie Pek In dari Pek in-nia, datang bukan untuk
mengacau, hanya untuk kebaikan sekalian supaya
menghentikan perkelahian!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee Cu Gie mendengar suara si Nikouw menjadi kaget, ia
seperti pernah dengar suara itu, hanya ia lupa dimana
mendengarnya" la mengawasi dan ingin mengenali siapa
Biarawati itu, namun, ia luput ia tidak kenali Sucinya sendiri
yang sekarang kepalanya gundul dan dibungkus oleh kain putih
hanya sedikit wajahnya kelihatan Lamhay Mo Lie lebih lebih
tidak kenal, sebab ia memang belum kenal dengan Sucinya
Kwee Cu Gie yang bernama Tan Tin Tin.
"Hahaha... hahaha...!" tiba tiba terdengar Thie tauw-eng
terbahak bahak ketawa. "Apa yang Siecu ketawakan?" tanya Pek In Suthay.
"Kebetulan kau datang Nikouw, coba kau tolong tagihkan
tiga muridku pada Kwe Cu Gie, kalau ia mau menyerahkan tiga
muridku dalam keadaan selamat, aku mau hentikan
pertandingan ini. Hajo, coba kau tanyakan?"
"Siecu maksudkan murid siapa itu?" tanya Pek In Suthay.
"Muridnya Thie-tauw eng le Jie Lo dari Sucoan."
"Oh, Siecu dari Sucoan?"
"Jangan banyak cakap, lekas tanya Kwee Cu Gie!"
"Ketiga muridmu itu bukannya urusan Kwee Cu Gie"
"Jangan menunggu aku marah, lekas kau tanya Kwee Cu
Gie!" "Siecu ini apakah Suhu dari Sucoan Sam-sat?"
"Ya betul, lekas kau tanya Kwee Cu Gie!"
"Maaf, Kwee Cu Gie tidak ada urusan dengan ketiga
muridmu. sebab ketiga muridmu itu telah mati ditangan murid
Pinnie." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau, kau berani membunuh ketiga muridku?" bentak Thietauw
eng dengan suara parau. "Bukan Pinnie, tapi murid Pinnie yang bunuh mereka, sebab
mereka sangat jahat dan hendak mempersulit murid Pinnie..."
"Mana muridmu?" bentak Thie tauw-eng dengan penuh
kegusaran. "Murid Pinnie kebetulan tidak beserta Pinnie, ia ada di
kuilnya." "Bagus kalau begitu kau yang harus ganti jiwa ketiga
muridku itu!" Sekarang Thie-tauw-eng tahu bahwa muridnya bukan mati
ditangan Kwee Cu Gie maka amarahnya telah ditumplak kepada
Pek In Suthay Tanpa pikir apa lawan berat atau enteng, Thie-tauw eng
main hantam saja dengan pukuian yang mengandung lweekang
tinggi Pikirnya. sekali pukul si Biarawati akan mati konjol,
terdengar suara menderu dari angin pukulannya, hingga Kwee
Cu Gie menjadi gugup tidak keburu menolong Si pendeta
perempuan. Tapi untuk keheranannya yang ada disitu, ternyata
si Biarawati tidak apa-apa oleh pukulan dahsyat tadi, malah ia
tengah ketawa ketawa kearahnya Thiet Tauw-eng yang merah
padam mukanya saking gusar pukulannya tidak membawa hasil
apa-apa Hong-hwe Liong Siang Hong Sin kaget menyaksikan kejadian
itu. Ia maju menghampiri si Biarawati. "Suthay, kau benarbenar
hebat, aku ingin mencoba beberapa jurus denganmu,
apa kau suka buang tempo sedikit?"
"Pinnie tidak keberatan, marilah!" sahut Pek In Suthay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Pertandingan kedua jago kelas tinggi dilakukan dengan jarak
agak jauh, mereka hanya mengadu lweekang saja. Demikian
telah terjadi, Siang Hong Sin melancarkan serangan mula-mula
dengan lweekang enam bagian, ditangkis oleh Pek In Suthay,
keduanya bergojang dari berdirinya, menandakan kekuatan
tenaga dalam mereka ada berimbang. Serangan kedua
dilancarkan dengan tenaga delapan bagian oleh Siang Hong
Sin, Pek In Suthay menangkis seenaknya saja seperti tadi.
Ternyata ia salah hitung, sebab lweekang yang dilancarkan oleh
Siang Hong Sin kali ini ada luar biasa dahsyatnya, Pek In
Suthay sampai mundur dua langkah dan merasakan isi
perutnya seperti ambrol. Siang Hong Sin dilain pihak hanya
terdorong mundur selangkah, darimana membuktikan bahwa
Pek In Suthay kalah tenaga dalamnya oleh Siang Hong Sin.
Melihat ujiannya berhasil, Siang Hong Sin ketawa tergelak
gelak. "Suthay mari kita menguji keunggulan dalam ilmu silat!"
tantangnya. Pek In Suthay masih belum pulih tenaga dalamnya, maka ia
diam saja ditantang o!eh Siang Hong Sin.
"Sute, kau tempur terus Kwee Cu Gie, biarkan si nikouw aku
yang urus" kata Siang Hong Sin kepada adik seperguruannya.
"Suheng. harap kau tidak kasi lolos pendeta itu, aku ingin
menuntut balas atas kematiannya ketiga muridku!" jawab sang
adik. sementara itu ia sudah menantang pula Kwee Cu Gie
untuk berkelahi . Kwee Cu Gie tidak man dikatakan pengecut, maka ia sudah
layani lagi Thie-tauw eng. hingga dilain saat keduanya telah
bertempur lagi ramai sekali.
"Mari kita mulai, Suthay! Kenapa kau berlagak tuli?" kata
Siang Hong Sin dengan suara tidak enak didengar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Pek In Suthay masih merasakan perutnya tadi sakit, tapi ia
malu hati ditantang oleh Siang Hong Sin sudah dua kali Ia
paksakan diri untuk melayani dengan tidak kata apa-apa, tentu
saja dalam keadaan demikian, Pek In Suthay tidak bisa berbuat
banyak melayani Hong hwe Hong Siang Hong Sin yang sangat
tinggi kepandaiannya. Itu salahnya Pek In Suthay sendiri terlalu memandang
enteng lawan. maka dalam semberononya ia menangkis
serangan Siang Hong Sin ia menggunakan Iweekang delapan
bagian, boleh dikata ia kena dipecundangi. Sekarang ia
menggempur Siang Hong Sin dalam keadaan tenaga dalamnya
tidak normal, terang ia merupakan lawan empuk bagi Siang
Hong Sin. Baru beberapa gebrakan ia sudah keteter dan main mundur
saja. "Sudah baik-baik kau jadi Nikouw dalam kuilmu. kenapa kau
kelujuran mencari susah" Meskipun muridmu yang membunuh
ketiga keponakanku, kau sebagai guru yang harus tanggung
jawab, maka kau sebentar harus rela menerima hukuman yang
akan kami jatuhkan atas dirimu dan kuilmu akan kami ubrak
abrik sampai rata dengan tanah."
Tergetar hatinya Pek In Suthay Ia terlalu memandang tinggi
kepandaiannya sendiri, maka telah memandang rendah kepada
orang lain. Ia sekarang baru menyesal. Sebentar lagi bukan
saja ia akan menerima penghinaan yang bukan bukan dari dua
orang buas dari Su-coan, juga kuilnya yang sudah lama berdiri
itu akan dimusnahkan tanpa syarat.
Dalam bingung, telah kedesak, tiba-tiba ia lihat sesosok
bayangan menyerbu dan ia adalah Lamhay Mo Lie yang datang
membantu. Dengan bantuan si Hantu Wanita dari Lautan Kidul
semangatnya Pek In Suthay terbangun. Perutnya yang sakit
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http://ebook-dewikz.com/ mulai hilang, maka ia dapat menyerang musuhnya dengan
penuh semangat. "Adik Ing, terima kasih atas bantuanmu...." katanya tiba tiba,
hingga Lamhay Mo Lie heran orang kenali nama kecilnya.
Siapa Biarawati itu" Kenapa ia mengenali nama kecilnya.
Lamhay Mo Lie tidak sempat memecahkan pertanyaan itu dan
menanya langsung kepada Pek In Suthay, karena ia sedang
repot menghalau serangan Siang Hong Sin yang aneh dan
sukar diduga datangnya. "Bagus, si nyonya cantik datang lagi!" menyindir Siang Hong
Sin ketika melihat Lamhay Mo Lie menyerbu membantu Pek In
Suthay. Lamhay Mo Lie berlagak tidak dengar, ia terus melancarkan
serangan-serangan dahsyat manakala ada kesempatan untuk
melakukan itu. Ketika barusan ia menandingi si iblis dari Sucoan itu, ia
masih dapat mengimbangi serangan-serangannya yang
dilancarkan, tapi sekarang dikeroyok malah Siang Hong Sin
lebih gagah dan serangan.serangannya sukar diduga. ilmu
silatnya seakan-akan telah berubah dari apa yang telah dipertunjukkan
ketika mereka bertanding satu lawan satu.
Pek In Suthay juga sering dengan kelakuan gugup baru
dapat menghalau serangan si orang she Siang yang aneh.
Tidak heran kalau diam-diam ia mengeluh bahwa dirinya tak
dapat ketolongan lagi, pastilah bakal mendapat hinaan dari dua
orang buas dan daerah Sucoan itu. Meskipun demikian, ia tidak
merosot semangatnya untuk memberi perlawanan dengan
gigih- Sebaliknya Lamhay Mo Lie saban-saban rasakan pipinya
panas dan kemerah-merahan kapan tangannya Siang Hong Sin
nakal mencolek pipinya yang montok. Untung Siang Hong Sin
nakalnya hanya sampai dipipi saja, kalau sampai melantur
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kebuah dadanya yang menonjol besar begitu menggairahkan,
mungkin si nyonya cantik menangis dan mati kejengkelan
dipermainkan oleh lelaki yang bukan suaminya.
- o o0dw0 o o - Bab 75 MESKIPUN DEMIKIAN, diam-diam Lamhay Mo Lie sudah
merasa cemas tidak berdaya melawan orang kuat dari Sucoan
itu. Ia mau lompat mundur merasa malu, terhadap Pek In
Suthay, sebaliknya mau mengeroyok terus Siang Hong Sin tidak
akan menang. Bagaimana baiknya ia harus berbuat" Ia sangat
khawatirkan si hidung bengkok akan kurang ajar lebih dari pada
menowel pipinya. Bimbang ia untuk melindungi sepasang buah
dadanya yang padat berisi dan menggiurkan.
Karena pikirannya kalut, maka si nyonya alpa dengan
penyagaan Tiba-tiba saja dua jarinya Siang Hong Sin nyelonong
menotok Lo-jie-hiat (jalan darah dibawah ketiak kanan) hingga
Lamhay Mo Lie kaget, sudah terlambat dan ia berdiri bagaikan
patung. Sementara Pek In Suthay dalam kaget melihat
kawannya ditotok alpa ia menghalau tangan lawan yang
menotok Koh ceng-hiat (jalan darah dipundak kanan), maka
seketika itu juga si Biarawati berdiri seperti patung tak
bergerak. Hong-hweeliong Siang Hong Sin tertawa gelak-gelak melihat
dua lawannya sudah tidak berdaya, sebaliknya Kwee Cu Gie
kaget bukan main melihat isterinya kena ditotok lawan.
"Binatang, kau jangan ganggu isteriku!" bentak Kwee Cu Gie,
berbareng ia enjot tubuhnya mencelat kearah Siang Hong Sin
yang sedang mendekati Lamhay Mo Lie. Namun, pendekar kita
tak dapat menolong isterinya, karena segera ia sudah dilibat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ lagi oleh Thie tauw-eng dan kembali mereka bertempur seru.
Kwee Cu Gie keluarkan seantero kepandaiannya untuk
merobohkan musuhnya, ini didorong oleh perasaan khawatir
bahwa isterinya akan dipersulit oleh Hong-Hwee-Liong Siang
Hong-sin Hong-hwe-liong Siang Hong Sin batal mendekati Lamhay Mo
Lie, sebaliknya ia mendekati Pek In Suthay. Ia mengawasi
tajam paras orang hingga si Biarawati kemerah-merahan saking
jengah diawasi oleh lelaki asing.
"Wajahmu masih cantik, tidak pantas kau menjadi Nikouw."
kata Siang Hong Sin seraya tangannya mengusap wajah si
Biarawati beberapa kali, kemudian meraba dada orang dan
diremas-remas buah dadanya, sehingga Pek In Suthay hatinya
berdebaran berbareng ketakutan bahwa dirinya yang sudah
masuk orang suci akan dijadikan mangsanya iblis dari Sucoan
Pikirnya. kalau sampai kejadian demikian, ia akan membunuh
diri untuk menebus dosanya.
Dilain pihak Lamhay Mo Lie jaga ketakutan dirinya akan
diperlakukan seperti Pek In Suthay, sungguh menjemukan
sekali kalau sampai sepasang buah dadanya yang padat berisi
akan diremas-remas oleh si hidung bengkok. Tapi, apa mau
dikata, ia sudah menjadi orang tawanan. Ia tak bergerak,
mengharapkan pertolongan suaminya tak mungkin karena
Kwee Cu Gie sedang terlibat dalam pertempuran dengan musuh
lamanya. Melihat Hong-hwe Hong Siang Hong Sin mendekatinya,
dalam putus asanya, ia telah memejamkan matanya menerima
nasib. "Nyonya cantik, suamimu bakal gugur ditangannya adikku,
maka kau akan menjadi janda. Aku kasihan padamu, akan
kubawa kau ke Sucoan..." kata Siang Hong Sin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Lamhay Mo Lie diam saja, ia memang tidak bisa bicara
karena ditotok. "Sungguh cantik kau, pasti kau akan menyenangkanku
seumur hidup..." kata pula Siang Hong Sin seraya ulur
tangannya menjolek pipi Lamhay Mo Lie yang montok berisi.
Potongan si Hantu Wanita yang menggiurkan membikin
Siang Hong Sin bergelora napsunya, tangannya segera diulur
untuk meremas sepasang buah dadanya si cantik yang
menantang, namun, baru saja tangannya hampir menyentuh
benda yang lunak menggairahkan itu, tiba-tiba ia berteriak
'Aijoo...' seraya cepat menarik pulang tangannya.
Ia melihat tangannya matang biru kena dibentur batu kerikil
tadi. "Kurang ajar, siapa yang berani usilan dalam urusan tuan
besar?" teriaknya mengguntur hingga berkumandang
kedengarannya. "Aku sudah ada disini. kau mencari kemana lagi!" tiba tiba
Siang Hong Sin mendengar orang berkata dibelakangnya.
Mendengar suara orang itu. cepat Lamhay Mo Lie membuka
kedua matanya, ia ingin teriaki anaknya: "Oh. anakku, kau baru
datang... Lekas tolong ibumu, jangan kasi lepas dua penyahat
dari Sucoan itu!" namun tidak bisa keluar karena ia tertotok.
Kiranya Kwee In yang datang "Ibu kau sabar dulu, anak
bereskan dulu ini dua iblis, baru kita enak bicara!" kata Kwee In
melihat wajah ibunya seperti minta lekas lekas sang anak
menolong dirinya. Namun Kwee In kasihan pula ibunya yang mesti menunggu
kerjaannya selesai dalam keadaan tertotok, maka ia kebutkan
lengan bajunya dan angin dingin menyambar seketika pada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dadanya sang ibu, seketika itu juga Lamhay Mo Lie telah bebas
dari totokan. "Bagus, ada punya sedikit kepandaian juga ya!" menyindir
Siang Hong Sin. "Anakku, kau jangan lepas iblis jahat itu. Ia telah menghina
ibumu..." Lamhay Mo Lie mengadu kepada anaknya.
"Bapaknya, ibunya juga, tidak bisa apa apa bagaimana mau
andalkan anaknya" Hahaha.. haup! haup! Oho! Oho, koweekk.
.!" Siang Hong Sin tidak bisa teruskan ketawanya, sebaliknya
telah batuk-batuk dan kuak-kuak karena ada benda yang
nyangkut ditenggorokkannya Matanya mendelik gusar kepada
Kwee In yang tertawa dengan tenang kearahnya.
Sebaliknya Lamhay Mo Lie terpingkal-pingkal ketawa melihat
anaknya telah mempermainkan jago dari Sucoan yang kosen
itu. Kwee In sebal melihat kesombongan Hong hwee Liong Siang
Hong Sin. maka menggunakan kesempatan orang sedang enak
tertawa, ia sentilkan sebatang rumput masuk dalam mulutnya si
Naga Api dan Angin dan mandek ditenggorokannya.
Setelah dapat disingkirkan rumput yang menggoda
tenggorokannya, dengan gusar Siang Hong Sin menghampiri
Kwee In. "Setan kecil kau berani permainkan kakekmu?"
bentaknya nyaring dengan lagak yang jumawa sekali.
"BeIum ada rejeki kau menjadi kakekku, orang jahat!" Kwee
In balas membentak. "Kau sudah berani kurang ajar terhadap
ibuku, berarti kau sudah bosan hidup!"
"Hahaha...!" Siang Hong Sin tertawa mengguntur, kali ini ia
waspada jangan sampai kena dijaili oleh anak muda kira
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dari suaranya yang nyaring mengguntur, Kwee In tahu
bahwa lweekangnya sang lawan tidak boleh diremehkan.
Namun, ia tidak gentar, malah ia sebal kepada si hidung
bengkok yang hendak kurang ajar terhadap ibunya.
"Hong-hwe-Liong, kau boleh ketawa sepuasnya sebelum kau
menghadap Giam-lo-ong!" mengejek Kwee In, melihat Siang
Hong Sin ketawa terbahak bahak.
Mendelik matanya Siang Hong Sin mendengar perkataan
Kwee In. "Ibu dan ayahmu tidak bisa apa apa terhadap aku, kau anak
kecil berani kurang ajar" Hm! Kalau aku tidak pites batang
lehermu, memang juga kau tidak tahu kelihayannya Hong
hwee-liong dari Sucoan."
Menggunakan kesempatan si Naga Api dan Angin ngoceh,
Kwee In yang kasihan melihat ibunya belum dapat
membebaskan totokannya Pek In Suthay, ia telah kebaskan
lengan bajunya dan serangkum angin dingin membentur pada
dadanya si Nikouw, siapa menjadi kaget berbareng kegirangan
karena sudah bebas dari totokan.
"Adik ing, apakah ia Hek-bin Sin-tong anakmu?" tanya Pek In
Suthay penuh rasa kagum akan kepandaiannya si bocah sakti.
"Benar Suthay, mari kita saksikan anakku menghajar bangsat
kurang ajar itu!" sahut Lamhay Mo Lie dengan sangat bangga.
Melihat perawakannya Kwee In yang jangkung kurus, mirip
seperti Kwee Cu Gie diwaktu masih jejaka, diam-diam Pek In
menghela napas dan membayangkan ketika ia duduk memadu
kasih dengan Kwee Cu Gie. Ia lihat Kwee In wajahnya mirip
Kwee Cu Gie, cakap dan tampan. Hanya ia sangsikan, apakah
anak muda itu dapat melawan Hong-hwe liong yang ilmu
silatnya tinggi dan Iwekangnya dahsyat bukan main"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Melihat caranya Kwee In membebaskan totokan, yang tidak
sembarang orang dapat melakukannya, mau tidak mau Honghweliong Siang Hong Sin merasa kagum dan memuji dalam
hatinya. Meskipun ucap katanya menunjukkan
kesombongannya, diam-diam si Naga Api dan Angin waspada
Sebagai orang Kang-ouw kawakaan. Hong-Hwe-Liong dapat
menilai, bahwa anak muda yang baru datang itu kepindaiannya
jauh diatas dari Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie, dua tokoh
yang sangat disohorkan dalam dunia Kang ouw.
"Kau membebaskan totokanku tanpa ijinku, berarti kau tidak
memandang mata padaku, baiklah, nah terimalah ini..!" berkata
Hong hwe-Liong, berbareng ia menyerang dengan angin
pukulannya yang menderu-deru hingga tanah dan pasir dalam
lingkaran setombak telah beterbangan seperti disambar angin
pujuh. Hong-hwee-liong Siang Hon Sin terbelalak matanya, karena
Kwee In tidak apa-apa diserang begitu hebat. Kalau bukannya
Kwee In. diserang oleh serangan istimewa itu pasti akan
terbang jauh tubuhnya manakala tidak sampai menemukan
ajalnya. Hong hwe-liong menyerang dengan kerahkan lweekangnya
yang dahsyat, ia mau buktikan kepada Lamhay Mo Lie dan Pek
In Suihay bahwa dirinya tidak boleh orang buat sembarangan.
Apa mau buktinya serangannya gagal, tentu saja ia merasa
malu. Lalu ia mengirim pula serangan dari jarak agak dekat,
kembali terbitkan suara angin menderu, tapi Kwee In hanya
bergojang sedikit badannya, tidak sampai berkisar dari
berdirinya: Kembali membuat Hong-hwe liong sangat kagum akan
ketangguhan lawan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dilain pihak Kwee Cu Gie yang mula mula keteter dan sibuk
sekali, karena melihat isterinya dan Pek In Suthay dipermainkan
oleh Hong-hwe hong, ia melihat anaknya datang, bukan main
girangnya. Semangatnya telah kembali terdesak sekarang berbalik, ia
yang mendesak lawannya, hingga Thie-tauw-eng jadi bingung.
Kwee In sementara itu telah siap untuk menerima gempuran
Hong-hwe-liong yang ketiga kali. Si Naga Api dan Angin gusar
dan penasaran menghadapi Kwee In yang alot ia gunakan
tenaganya sembilan bagian
Untuk merobohkan Kwee In. sembilan bagian tenaga yang
hampir vol, terang akibatnya mengerikan, sampai Lamhay Mo
Lie dan Pek in Suthay pada memejamkan matanya, berdoa
untuk keselamatan Kwee In mereka ngeri, kalau Kwee In tak
punya kepandaian tinggi pasti akan hancur berantakan
tubuhnya oleh pukulan Hong-hwe-liong yang ketiga itu
Si Naga Api dan Angin terkejut, ketika pukulannya yang
dilancarkan tiba-tiba dirasakan seperti tenaganya amblas,
disedot lawan, kemudian tenaga maha dahsyat itu muncul
kembali memukul balik kepada tuannya. "Aijoo.... mati aku!"
teriak Siang Hong Sin, berbareng tubuhnya mencelat dua
tombak jauhnya. Kreekk! gelogog saja darah segar
dimuntahkan dari mulutnya iblis dari Sucoan yang kosen itu.
la kalah mengadu lweekang dengan Kwee In. tenaganya
yang hebat dilancarkan kearah Kwee In telah dikirim pulang
oleh jago kita. Kwee In hanya mundur setindak ketika ia menangkis
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serangan Siang Hong Sin, sebaliknya, Si Naga Api dan Angin
telah terlempar dua tombak, itulah membuktikan bahwa tenaga
dalam si iblis dari Sucoan itu kalah jauh dengan lweekang Kwee
In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kapan Kwee In melayani Siang Hong Sin dengan lweekang
biasa, kesudahannya akan seri kalau Kwee In tidak kalah oleh
lawannya. Lweekang Kwee In sekarang sudah digabung
dengan lweekang yang dipelajari dari It-sin keng atas petunjuk
Kwee Eng Siang kakeknya, dalam goa bertirai air terjun tempo
hari. Iweekang Kwee In sekarang bukan main dahsyatnya.
Meskipun lweekang Siang Hong Sin dan le Jie Lo digabung jadi
satu, tidak bisa menang pada lweekang (tenaga dalam) si anak
muda sekarang. Kwee In masih menaruh rasa kasihan, kalau ia
menggunakan tenaga memukul balik dengan kekuatan delapan
bagian saja, pasti Hong hwe-liong jiwanya akan melajang. Ia
masih dapat memulihkan tenaganya selama ia duduk
bersemedhi, namun, ia sudah luka parah, tidak berani ia
bangkit dan menantang Kwee In pula.
Lamhay Mo Lie bangga bukan main melihat anaknya
memperoleh kemenangan, sementara Pek In Suthay terbelalak
matanya saking heran Kwee In mempunyai tenaga dalam yang
demikian dahsyatnya. Dilain pihak, Kwee Cu Gie yang unggul atas musuhnya,
melihat kemenangan anaknya, makin bertambah semangatnya
dan mendesak musuhnya sampai terus terusan mundur.
Thie-tauw-eng ciut nyalinya melihat kakaknya roboh
memuntahkan darah segar. "Anakku, kau benar-benar hebat!" berkata Lamhay Mo Lie
seraya merangkul Kwee In dan diciumi seperti anak kecil, lupa
Lamhay Mo Lie bahwa Kwee In sekarang sudah jadi pemuda
dewasa. "Kau kemana saja, anakku" Ibu dan ayahmu mencari
kau sudah berbulan-bnlan tidak mendapat jejakmu ada dimana,
kau tentu mendapat kabar dari enci Kim halnya ibu dan
ayahmu mendapat kesulitan, bukan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Siapa itu enci Kim, ibu?" tanya Kwee Ia heran. "Aku
dikabarkan oleh Kim Popo."
"Anak tolol, enci Kim dan Kim Popo sama saja, nenek yang
dulu kau suka jaili itu sekarang sudah menjadi saudara ibumu.
Lain kali kau jangan berani berani jailinya lagi, anak In!"
berkata sang ibu, seraya menowel pipinya si bocah sakti dan
tersenyum manis. Kwee In menyeringai ketawa mendengar ibunya nyerocos.
"Ibu, mari kita lihat ayah berkelahi!" katanya kemudian.
"Habis, bagaimana dengan Siang Hong Sin?" tanya Lamhay
Mo Lie yang khawatirkan orang akan membokong mereka,
meskipun kelihatannya Hong hwe-liong Siang Hong Sin sudah
tidak berdaya sedang duduk bersemedhi memulihkan
tenaganya yang hilang. "jangan perdulikan padanya, ia sudah mendapat luka parah,
tidak berbahaya bagi kita. Taruh kata ia berani kurang ajar, kita
akan cabut nyawanya sekali, akur?" kata Kwee In berkelakar
pada ibunya, hingga sang ibu cekikikan ketawa.
Pertempuran Kwee Cu Gie kontra le Jie Lo kelihatan sudah
dekat menyampaikan babak terakhir. "Lihat, ayahmu seperti
menang, anak In!" kata Lamhay Mo Lie melihat Iawannya
terdesak mundur terus. Kwee In tidak menyawab, hanya ia kerutkan. alisnya.
Lamhay Mo Lie heran, lalu menanya "Anak In, kau kenapa?"
"Ayah terlalu bernapsu memforsir kemenengan, taktik itu
kurang baik. sebab lawan masih tangguh untuk dikalahkan,"
jawab Kwee In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Anakku, pandanganmu tidak sama dengan ibumu. Ayahmu
sudah berada diatas angin, kau lihat, sebentar musuhnya akan
di pukul jatuh olehnya!"
Kwee In ketawa menyeringai "Seharusnya ayah berkelahi
dengan tenang, untuk melumpuhkan semangat lawan, setelah
itu ia baru bertindak. jangan memaksakan kemenangan cepat
dan melupakan menyaga serangan balasan lawan" bantah
Kwee In. "Anak In, kau masih belum ada pengalamanan, lihat saja
sebentar!" sang ibu kukuh dengan pendapatnya, bahwa Kwee
Cu Gie akan memperoleh kemenangan mutlak.
Kwee In diam-diam menghela napas. Ingin ia suruh ayahnya
mundur dan ia gantikan melawan Thie-tauw eng, ia tidak
berani buka mulut untuk itu. Ia khawatir ayahnya salah paham
dan ia merendahkan kepandaiannya sang ayah sendiri. Oleh
karenanya, ia diam saja menonton pertempuran ayah dan
musuhnya. "Anakku. kau lihat sebentar ayah.. ah... Aijoo...!" terdengar
Duri Bunga Ju 1 Kemelut Kerajaan Mancu Seri Huang Ho Sianli 2 Karya Kho Ping Hoo Memanah Burung Rajawali 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama