Ceritasilat Novel Online

Kitab Mudjidjad 19

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu Bagian 19


teriakan dari kalangan pertempuran, dua musuh badannya
pada mencelat mundur dengan berbareng. Kwee Cu Gie jatuh
duduk memuntahkan darah segar, sebaliknya Thie-tauw eng
kelihatan rebah seperti sudah tidak bernapas.
Lamhay Mo Lie barusan tercandat kata-katanya lantaran
melihat kejadian tersebut, kakinya Kwee Cu Gie menendang
kemaluan musuh, sedang ia sendiri dadanya kena digedor keras
dua-duanya pada mencelat mundur dengan membawa luka
parah. "Ah, engko Gie, kau terluka...!" berkata Lamhay Mo Lie,
seraya badannya mencelat kearah sang suami yang duduk
dengan memuntahkan darah segar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dengan penuh rasa khawatir ia bantu suaminya dengan jalan
mengurut-urut jalan darahnya jangan sampai macet, sebentar
lagi tampak Kwee Cu Gie hentikan muntahnya.
Kwee In sementara itu sudah datang dekat.
"Anakku, syukur kau keburu datang, kalau tidak, ayah dan
ibumu akan mendapat hinaan dari kedua gembong guru dan
pamannya Sucoan Samsat." kata Kwee Cu Ge.
"Kau terluka parah, ayah, sebaiknya kau jangan banyak
bercakap cakap dulu..."
"Awas!" menyusul teriakan Pek In Suthay.
Kwee In cepat kebas kebaskan lengan bajunya melindungi
diri dan ayah ibunya, kemudian tubuhnya enteng sekali
mencelat kearah Hong-hwe-liong Siang Hong Sin yang mau
kabur setelah menghamburkan jarum mautnya.
Begitu menotol tanah kakinya, Kwee In mencelat lagi
mendahului Siang Hong Sin yang lari ketakutan. "Hehe mau
lari?" bentak Kwee In, menghadang larinya si iblis jahat dari
Sucoan. Hong-hwee liong jadi nekad, ia lancarkan serangan maut.
Bumm!! sekali terdengar suara keras ternyata tanah yang keras
dihajar tenaga Siang Hong Sin sampai berlubang besar.
Kwee In yang dijajkan sasaran ternyata telah menghilang.
"Bocah setan! Kau harus mampus!" bentak Siang Hong Sin
celingukan mencari Kwee In, yang telah menghilang ketika dihajar
barusan. Iblis jahat, kau yang harus mampus!" terdengar suara Kwee
In dibelakangnya. Cepat si Naga Api dan Angin berbalik. Bum! kembali suara
keras terdengar, lagi-lagi tampak lubang besar ditanah bekas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ serangan Siang Hong Sin, namun Kwee In tidak kelihatan mata
hidungnya. Ia penasaran, ia tahu Kwee In ada disekitarnya,
sambit berputar ia melancarkan serangan maut, sampai pohon
pohon yang kena kesamber augin pukulannya berkerekekan
turun-naik. Itu menandakan berapa dahsyatnya kalau Siang
Hong Sin melancarkan serangannya, pasti musuhnya akan
hancur jadi tepung kalau kena dihajar oleh pukulan maut si
Naga Api dan Angin Siang Hong Sin.
Lantaran mempunyai kepandaian yang Sehebat itu, tidak
heran kalau Siang Hong Sin sangat tidak memandang mata
kepada tokoh tokoh silat dari dunia Kang ouw yang mana juga.
Ia tidak menduga kalau hari ini ia menemui hari sialnya.
ketemu Kwee In si bocah sakti yang kepandaiannya susah
diukur. Barusan ia kabur setelah melancarkan serangan jarum
mautnya kepada Kwee In dan Kwee Cu Gie suami isteri. Ia
sudah menduga pasti, Kwee In dan ayah ibunya dalam keadan
tidak berjaga-jaga akan mampus semua oleh jarum mautnya
yang dihamburkan sebanyak mungkin. Ia tidak
memperhitungkan Pek In yang telah meneriaki Kwee In ketika
melihat ia membokong dengan jarum mautnya
Jarum mautnya tidak gampang-gampang dikeluarkan, kalau
tidak sangat terpaksa. Namanya Siang-liong Thoat beng-ciam
atau 'Jarum maul dari sepasang naga', jarumnya kecil kecil dan
dilemparkan dengan kekuatan lweekang, sekali menyerang
bukan hanya satu dua jarum, tapi sampai ratusan yang
membuat lawan tidak pernah lolos dari tangannya Siang Hong
Sin atau Tie-tauw-eng yang melemparkannya.
Apa mau, ia ketemu Kwee In yang tangkas dan awas luar
biasa maka semua jarum yang dihamburkan olehnya telah
bersarang semua pada Iengan bajunya si bocah sakti.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Demikian, setelah tubuhnya berputaran melancarkan
serangan dahsyat tanpa melihat Kwee In roboh oleh karenanya,
Hong-hwe-Liong Siang Hong Sin jadi berdiri menyublak.
"Sebenarnya aku tidak mau ambil jiwamu, tapi karena kau
sangat jahat mau membunuh aku dengan kedua orang tuaku,
maka aku kembalikan senjata rahasiamu yang kau sangat
banggakan, selamat jalan Hong-hwe-liong...!" terdengar suara
Kwee In dari sampingnya, hingga tergetar hatinya si iblis jahat.
Ketika ia cepat berbalik, hendak melancarkan serangannya,
cepat juga datangnya jarum maut yang jumlahnya ratusan
menyambar mukanya dari kebasan bajunya Kwee In. "Aijooo..!
Mati aku...!" teriaknya, berbareng tubuhnya terkulai roboh
merintih. Racun jarum cepat jalannya, sebab tidak lama
kemudian Hong-hwe-liong Siang Hong Sin berkelejetan dan
jiwanya melajang menyusul rohnya Thie-tauw-eng yang telah
jalan lebih dulu, dimana kantong kemaluannya pecah dihajar
tendangan maut Kwee Cu Gie dalam pertempuran mati hidup
barusan Lamhay Mo Lie dan Cu Gie menyaksikan cara bagaimana
anaknya membereskan jiwanya Hong-hwe-liong Siang Hong Sin
merasa puas dan memuji tindakan sang anak yang bijaksana
dapat mengampuni musuh manakala sang musuh tidak
memberi pengebuk lebih dahulu. Suami isteri itu
berpandangan, tatkala Kwee In datang menghampiri mereka.
Kwee In girang dapat berkumpul pula dengan ayah dan
ibunya. Kwee Cu Gie masih duduk, jalan darahnya sedang diurut
oleh Lamhay Mo Lie. Kwee In jongkok dan memeriksa lukanya sang ayah. "Apa
ayah sudah makan pil mujarab ayah untuk mencegah
menyalarnya luka parah?" tanya Kwee In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee Cti Gie anggukkan kepalanya.
Kwee In telah keluarkan fles kecil dari sakunya. kemudian
tuang ditelapak tangannya, tampak tiga butir pil yang
warnanya merah keluar. "Ayah, coba ayah makan pil buatan
anakmu," kata si bocah.
Kwee Cu Gie ketawa, tapi ia tidak ragu-ragu untuk
menyambut; dan ditelannya tiga butir pil itu sekaligus Hanya
makan satu tempo, Kwee Cu Gie rasakan reaksinya obat
anaknya sangat manyur, rasa sakit dan pengap didadanya
mendadak saja telah hilang, ia dapat bernapas lega dan
kemudian dapat bangun berdiri, hingga Lamhay Mo Lie yang
menyaksikan khasiat luar biasa dan obat anaknya menjadi
kegirangan. "Anakku, kau lebih pandai membuat obat dari ayahmu
sendiri" kata Kwee Cu Gie.
"Berkat didikan ayah, anak dapat membuat ramuan yang
lebih sempurna" sahut Kwee In ketawa menyeringai. "Hanya
anak harap ayah harus mengasoh kira kira seminggu lamanya,
buat luka parah ayah akan sembuh seperti biasa,"
"Anak baik, tanpa kau datang ayah dan ibumu pasti
mendapat hinaan dari kedua gembong jahat itu. Syukur mereka
semuanya telah binasa, semoga selanjutnya tidak ada ancaman
bahaya pula dari Sucoan" berkata Lamhay Mo Lie.
"Masih ada tiga muridnya yang menamakan dirinya Sucoan
Sam-sat, bukan?" bantah Kwee In.
"Oh, mereka sudah dibunuh habis oleh muridnya Suthay."
sahut sang ibu. "Suthay yang mana?" tanya Kwee In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Adik Gie, apa kau sudah melupakan encimu?" menyelak Pek
In Suthay. ketika ibu dan anak itu tengah asyik bicara.
"Oh. Suthay dari mana?" tanya Kwee Cu Gie gugup, seraya
menatap tajam. "Adik Gie, kau sudah melupakan pada encimu sendiri?" tanya
Pek In Suthay ketawa. "Eh, oh, Suthay, eh. Suci... kau, kau adakah Suciku?" Kwee
Cu Gie berkata gugup. "Ya, aku adalah Tin Tin Sucimu," sahut Pek In Suthay
ketawa manis Kwee Cu Gie cepat cepat menyura. "Maafkan aku Suci, aku
tidak mengenal karena kau mengenakan pakaian Nikouw dan
kepalamu gundul dibungkus kain putih. Hahaha... betul kau
adalah Suciku" berkata Kwee Cu Gie ketika sang Suci
meloloskan ikatan kepalanya dan tampak kepalanya yang
gundul kelimis. Kecantikaannya sang Suci Kwee Cu Gie masih
belum melupakannya, yang pernah menjadi pacarnya.
"Suci, bagaimana kau bisa menjadi Nikouw?" tanya Kwee Cu
Gie "Kisahnya panjang untuk diceritakan?" sahut Pek In Suthay.
"Lho, adik Ing, kau juga In-jie, lekas mcmberi hormat
kepada Kouw-kouw (bibi). Suci, ini adalah isteri dan anakku
yang nakal..." Kwee Cu Gie perkenalkan isteri dan anaknya
kepada sang Suci tatkala Lamhay Mo Lie dan Kwee In menyura
memberi hormat kepada si pendeta perempuan.
"Orang sendiri, jangan pakai banyak peradatan" mencegah
Pek In Suthay ramah. Sudah lama mereka tak berjumpa, sekali ketemu Kwee Cu
Gie dan Tan Tin Tin merasa sangat girang dan bayangan dulu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ mereka pernah memadu kasih telah tenggelam timbul dikelopak
matanya masing-masing. "Mari kita duduk mengobrol disana" tiba-tiba Kwee Cu Gie
berkata, seraya menunyuk kesebuah pohon besar, dan rindang,
hingga kalau orang duduk-duduk dibawahnya adem sekali.
Pek In Suthay memandang ketempat yang ditunjuk. "Hei
disana sudah ada orang, apakah ia adalah musuh yang
sembunyi?" kata Pek In Suthay.
"Bukan, bukan musuh. Ia adalah sahabat karibku Suci"
menerangkan Kwee Cu Gie. "Siapa ia. kenapa rambutnya riap-riapan begitu?" tanya Pek
In Suthay. "Ia juga masuk golongan suci, ia adalah Kim Wan Thauto"
"Oh, Kim Wan Thauto" Aku pernah dengar nama itu, tapi
dengan orangnya belum pernah ketemu."
"Mari aku ajar kenal dengannya," berkata Kwee Cu Gie,
seraya jalan diikuti oleh Pek In Suthay, Lamhay Mo Lie dan
Kwee In. Kim Wan Thauto telah menanti Kwee In di Sujangtin.
Hatinya khawatir Kwee in tidak datang, celakalah Kwee Cu Gie
dan isterinya ditangan dua gembong dari Sucoan.
Setelah ia menanti dengan hati berdebar debar, akhirnya
Kwee In kelihatan muncul, bukan main girangnya ia setelah ia
bawa bocah ketempat pertempuran. sampai disana justeru
Lamhay dan Pek In Suthay sudah kena diganggu oleh Siang
Hong Sin Kwee In lihat buah dada ibunya hendak diremas oleh
tangan nakal Siang Hong Sin, tentu saja ia marah, ia jumput
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ batu dan menyentilkannya hingga Siang Hong Sin berkaok
kesakitan. Kim Popo telah mencari-cari Sin-coa tong, dengan cara
kebetulan ia ketemukan Kwee In sedang 'indehoy' dengan Sian
Cu, maka ia Iantas sampaikan kabar tentang kedatangannya
dua iblis dari Sucoan yang hendak mencari ayahnya. Ayah dan
ibunya sedang menuju ke Sujangtin, dikhawatirkan mereka
akan berpapasan, maka Kim Popo telah minta supaya Kwee Ia
lekas lekas pergi kesana bantu ayah dan ibunya.
Kwee In kaget mendengar laporan dari Kim Popo. Ia tadinya
ragu-ragu, khawatir Kim Popo mendustai padanya, tapi setelah
Kim Popo menuturkan bahwa ia telah angkat saudara dengan
ibunya (Lamhay Mo Lie) dan diceritakan pertemuannya, Kwee
In tidak bisa tidak harus mempercayai keterangan si nenek
bandel. Hanya ia bingung meninggalkan isterinya yang sudah
bunting tua, ia minta Kim Popo menemani selama ia pergi
meninggalkan Sian Cu, untuk mana Kim Popo tidak keberatan.
Oleh sebab itu, Kwee In. jadi bisa lantas pergi ke Sujangtin:
Kalau telat sedikit saja kedatangannya si bocah, pasti ayah dan
ibunya akan menanggung hinaan dari Siang Hong Sin dan le Jie
Lo, karena kepandaian dua gembong itu diatas mereka.
Dalam omong-omong dengan sang Suci, setelah ia kasi
belajar kenal Pek In Suthay dan Kim Wan Thauto, Kwee Cu Gie
telah menanyakan kisah sang Suci sejak mereka berpisahan,
Pek In Suthay dengan senang menuturkan riwajatnya dengan
singkat, sebaliknya Kwee Cu Gie juga telah menuturkan
riwajatnya, hingga kedua saudara seperguruan itu merasa
puas. "Kau ada punya isteri begini cantik dan anak gagah luar
biasa, benar-benar Sute, kau sangat bahagia, aku harus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ mengucapkan selamat kepadamu...!" berkata Pek In Suthay
seraya ketawa manis, ketawa yang Kwee Cu Gie tidak bisa lupa
pada lain kisah cinta pertamanya dengan sang Suci.
Kwee Cu Gie ketawa, ia berkata merendah: "Semua adalah
berkat doa restu dari Suci."
"Kouwkouw," tiba-tiba Kwee In menyelak, "Ibu kata Sucoan
Sam sat telah dibunuh habis oleh murid Kouwkouw, benarbenar
aku harus puji kegagahannya murid Kouwkouw, sebab
tiga iblis itu kepandaiannya bukannya rendah."
-o o 0dw0 o o- Bab 76 PEK IN SUTHAY ketawa. "Anak in, bukan begitu duduknya.
Mana dapat muridku membunuh mereka demikian mudah, ia
telah membunuhnya setelah mereka aku totok!"


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwee In melengak heran. "Muridku sangat gemas pada mereka bertiga dan minta
supaya aku meluluskan membunuh mereka sebagai
pembalasan untuk jiwa serumah tangganya yang dibasmi habis
habisan oleh Sucoan Sam-sat. Ia menangis memohonnya, maka
aku telah meluluskan..."
"Nanti dulu Kouwkouw," potong Kwee In. "Murid Kouwkouw
itu wanita atau pria" Dan siapa namanya?"
"Anak In, ia adalah wanita, bagaimana kau mau tahu
namanya?" Pek In Suthay ketawa.
"Justeru lantaran murid Kouwkouw wanita yang aku kepingin
tahu namanya." "Hai, memangnya ada sangkutan apa kau dengan muridku?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kouwkouw, coba kau sebut namanya, nanti aku ceritakan
sangkutannya." Pek In Suthay ketawa. "Ia adalah seorang she Liu" jawabnya
sambil menatap Kwee In. "Ia she Liu, namanya Bwee Hiang, bukan?" Kwee In
teruskan. "Hihihi... memang aku tahu kau adalah guru ciliknya
muridku, anak In," Pek In Suthay ketawa ngikik, hingga Kwee
Cu Gie dan Lamhay Mo Lie turut ketawa.
"Oh, akhirnya kesampaian juga cita-citanya enci Hiang
membalas sakit hatinya."
"Ya, sekarang kau tak usah membantu ia Iagi untuk pergi ke
Sucoan." Kwee In ketawa menyeringai.
"Eh. Kouwkoiiw," Kwee In lantas berkata Iagi. "Enci Hiang
menjadi muridmu, tentu kepalanya juga digunduli bukan?"
"Semestinya, tidak diwajibkan murid-muridku semua
digunduli, mereka yang dicukur kelimis lantaran suka relanya
sendiri, tidak diwajibkan atau dipaksa."
"Enci Hiang, bagaimana" Apa ia masih piara rambut atau
sudah gundul?" "Ia sudah mencukur rambutnya untuk menjadi murid Buddha
betul-betul." Kwee In terkejut, pucat mnkanya. "Ah, enci Hiang, kau
masih begitu muda telah meninggalkan keduniawian..." kata
Kwee in dalam hatinya sendiri.
Melihat anaknya terdiam beberapa saat mendengar Bwee
Hiang cukur rambit, Lamhay Mo Lie menghibur: "Anak In,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ semua terjadi oleh karena takdir, kita manusia tak dapat
melawan takdir, maka kau harus relakan enci Hiangmu masuk
jadi paderi." Kwee In ketawa tapi ketawa getir.
"Anak In, selama ini kau dimana saja Kenapa tidak pulang ke
Coa-kok?" Lamhay Mo Lie simpangkan pembicaraan urusan
Hwee Hiang. Kim Wan Thauto dilain pihak geleng geleng kepala
mendengar Bwee Hiang masuk jadi paderi perempuan. Ia ingat
akan kebaikannya si nona. hampir ia tidak percaja kalau bukan
Pek In yang menyatakan si nona masuk jadi Nikouw, karena
Bwee Hiang sebagai puteri hartawan, kekayaanya
berkelimpahan, bagaimana ia masuk jadi Nikouw"
Kim Wan thauto tidak tahu persoalannya tentang Bwee
Hiang paling belakang, yang menemukan berbagai pengalaman
yang membuat hatinya merasa sangat berdosa dan hanya
masuk menjadi paderi saja baru dosanya dapat dientengi,
Kwee In yang mendapat pertanyaan ibunya telah
menyawab: "Terlalu pusing anak berkecimpung dalam dunia
Kangouw, maka sudah sembunyikan diri di Sin coa tong
menemani kuburan Suhu."
"Bagus, kau kesana bisa pergi, tapi ke-Coa-kok tidak bisa
pergi, apa kau sudah melupakan kepada ayah dan ibumu yang
merindukan kau?" tegur sang ibu dengan air mata berkacakaca,
hingga Kwee In tergetar hatinya.
"lbu, kau jangan marah, anak disana bukannya hanya
menemani kuburan Suhu, tapi juga mejakinkan It.sin-keng
lebih mendalam," jawab Kwee In menghibur ibunya.
"Aha, karena It sin-keng itu maka ayah dan ibumu keluar
dari Coa kok," menyelak Kwee Cu Gie. "Kami telah mencampuri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ urusanmu, supaya kau jangan digerembengi terus-terusan oleh
banyak tokoh persilatan yang mengharapkan Kitab Mujijad itu."
"Harap ayah dan ibu tenang-tenang saja, urusan It-sin keng
dengan tokoh tokoh dari rimba persilatan anak yang urus
sendiri," jawab Kwee In.
"Kami justeru hendak menemui Hui Hong Taysu,
Ciangbunyin dari Siauwlim-sie,untuk mendamaikan urusan It
sin-keng," kata pula Kwee Cu Gie
"Jangan ayah," mencegah sang anak. "Ayah dan ibu kesana
percuma saja, urusan urusan menjadi beres, melainkan menjadi
kusut. Mereka tidak akan percaja atas keterangan ayah dan
ibu, mereka masih menghendaki It sin-keng yang mereka
anggap ada ditangan anak. Maka itu, sebaiknya, setelah
kejadian disini, ayah dan ibu kembali saja ke Coa-kok,
menantikan pulangnya anak untuk memberi laporan soal Kitab
Mujijad yang menghebohkan dunia persilatan pada waktu ini."
Lamhay Mo Lie dan suaminya saling pandang mendengar
kata kata sang anak. Apa yang dikatakan sang anak adalah beralasan, mereka
setuju untuk kembali ke Coa kok, apalagi melihat
kepandaiannya sang anak ada berlipat lebih tinggi dari mereka,
mereka tidak usah khawatir kalau anaknya nanti mengalami
bahaya. Pandangan sang anak ada luas dan tajam, seperti kejadian
dengan pertempuran Kwee Cu Gie lawan Thie tauw-eng, sang
anak tidak setuju ayahnya bertempur memforcer untuk
menang, sedang lawan masih tangguh, tapi sang ibu kukuh
bahwa ayahnya sebentar akan menang. Kesudahannya
pandangan Kwee In ada lebih tepat sebab sekalipun Kwee Cu
Gie dapat menendang mati musuhnya. ia sendiri tidak luput
kena digedor dadanya dan muntah muntah darah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Mengingat akan pandangan sang anak yang tajam dan
kepandaiannya yang sangat tinggi, Lamhay Mo Lie berkata
pada suaminya: "Engko Gie, perkataan anak In beralasan,
ketambahan kau sedang terluka, maka sebaiknya kita kembali
saja ke Coa kok." Kwee Cu Gie manggutkan kepalanya. "Suci, apa kau mau
turut kami jalan jalan ke Coa-kok?" tanya Kwee Cu Gie pada
Pek In Suthay yang dan tadi diam saja mendengarkan
pembicaraan mereka "Aku tengah mencari daun obat-obatan, siapa tahu di Coa
kok aku dapatkan daun-daun yang khasiatnya hebat, maka itu,
aku setuju jalan jalan kesana" jawab Pek In Suthay
Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie girang Pek In Suthay mau
turut mereka. "Dan Auw yang Toako bagaimana ?" tanya Lamhay Mo Lie
kepada Kim Wan Thauto. "Aku ingin ketemu anak Hiang, jadi aku tidak turut kesana"
jawab si Thauto. "Anak Hiang kau mau cari dimana?" tanya Pek In Suthay.
"Aku mau cari di kuil Pek-in am, kuil Suthay," jawab Kim
Wan Thauto. "Kau keliru, sekarang muridku tidak ada disana," kata Pek In
Suthay. "Habis, sekarang ia ada dimana, Suthay?" tanya Kim Wan
Thauto. "Sekarang ia ada di Kunhiang, dirumahnya sendiri. Kalau kau
ada urusan dengan muridku, kau boleh pergi kesana."
"Bagus, aku sudah tahu rumahnya, aku akan cari anak
Hiang. Sudah lama aku ingin ketemu dengan anak Hiang,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kebetulan sekarang aku mendapat tahu jejaknya. kalau aku
lewatkan kesempatan ini, sungguh sayang sekali."
Kwee In yang mendengar pembicaraan mereka, hatinya
tertarik dan ingin ikut Kim Wan Thauto menyenguk Bwee
Hiang, namun hatinya mengkhawatirkan Sian Cu, isterinya yang
sudah bunting besar. Demikianlah mereka telah berpisahan. setelah terlebih
dahulu Kwee In dan Kim Wan Thauto meluangkan temponya
mengubur mayatnya Hong-hwe-liong Siang Hong Sin dan Thietauw
eng Ie Jie Lo atas keinginan Kwee Cu Gie yang tidak tega
melihat dua mayat musuhnya ditinggal begitu saja...
Kang Sian Hoa sangat bahagia dapatkan Tan-ciang Tan Kim
Liong menjadi kawan hidupnya. Anak muda itu tangannya
buntung, mukanya banyak goresan senjata tajam, jelek
kelihatannya, tapi si nona diam diam memperhatikan bahwa
semua itu kejadian dengan tidak sewajarnya. Ia dapat
menemui tanda tanda bahwa Kim Liong tadinya adalah satu
pemuda cakap ganteng berhati mulia. Ia telah menanyakan
halnya wajahnya yang dicacah dan tangannya yang buntung,
Kim Liong telah kasi keterangan bahwa semua itu ada
kerjaannya Sim Leng dan Sim Liang. Oleh karenanya Kang Sian
Hoa lebih membenci pula kepada sepasang kakek she Sim itu.
Katanya "Toako, kalau satu waktu kita ketemu pula dengan
mereka, jangan kasi mereka lolos. kita mampusi semuanya.
Kau mampusi Sim Leng dan aku mampusi Sim Liang, dengan
begitu sakit hati kita telah terbalas.
"Aku sendiri sebenarnya sudah membalas, aku bikin Sim
Leng yang menguntungi tangan dan mencacah wajahku,
dengan menguntungi dan mencacah wajahnya pula tadi malam,
malah Sim Liang hidungnya kubikin gerumpung..."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Sayang kau tidak kutungi sekali kepalanya kedua kakek itu,
tentu sekarang aku mengucapkan terima kasih atas
pertolonganmu," si nona berkelakar.
Kim Liong tertawa. "Kenapa kau begitu membenci kepada
mereka?" tanya Kim Liong.
"Aku benci karena mereka kurang ajar terhadapku."
"Baiklah, simpan dulu kebencianmu itu. Iain kali kapan kita
ketemu mereka kau boleh obral kebencianmu."
Sian Hoa tidak menyahut, ia hanya jebikan bibirnya yang
tipis mungil. Hari itu tiada tugas apa apa pufa bagi muda-mudi itu, maka
Sian Hoa talah diajak Kim Liong kerumah pamannya, Kang Sian
Hoa. untuk ia bercakap bagaimana baiknya rumah itu yang
sudah tidak ada penghuni, ia sendiri tentu tak dapat tinggal
disitu, karena harus ikut Kim Liong merantau
Rumah Kang Sian Hoa cukup besar dan leluasa, cuma
sayang perabotannya kurang karena dirampok oleh Tan Kim
Ciang dan kawan-kawannya.
Berada dalam rumah itu, Kim Liong terkenang akan Kim Kim,
anak mungil, yang membuat ia tak dapat melupakannya. ingat
akan perkenalannya dengan Kang Kiam Hoa dan isterinya,
sayang perkenalan itu tak berlansung lama, karena mereka
telah menemui kematiannya dengan penuh penasaran
ditangannya Lie In Cong dan anaknya.
Kim Liong betah tinggal dalam rumah itu, karena adanya
Kang Sian Hoa. Si nona yang sangat telaten melayani ia, membuat Kim Liong
sangat sayang dan melupakan Bwee Hiang yang ia janyikan
akan diambil sebagai isterinya. Si Tangan tunggal ragu-ragu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ akan kesetiaannya Bwee Hiang, meskipun hatinya sangat
memuja kepada nona jagoan itu, wanita yang pertama kali
telah menempati hatinya. Ia membandingkan adat dan kelakuan Bwee Hiang dan Sian
Hoa, ia lebih condong perhatiannya kepada yang tersebut
belakang-an. Selainnya ia dapatkan si nona masih suci
kehormatannya, juga Kang Sian Hoa benar-benar merupakan
wanita yang ia idam-idamkan.
"Adik Hoa," tiba-tiba Kim Liong berkata ketika mereka
bercakap-cakap diserambi belakang rumah, "kita tidak
selamanya tinggal dalam rumah ini."
"Kenapa kalau kita terus tinggal saja disini, Toako?"
"Kita harus merantau, mencari pengalaman dalam dunia
Kangouw" "Aku sudah bosan berkecimpung dalam dunia Kangouw."
"Mungkin kau sudah bosan, tapi aku belum bosan."
"Jadi, aku harus ikut kau?"
"Tentu. sebab kau sudah msnjadi isteriku."
"Sesudah bosan merantau, kita terusnya kemana" Apa balik
lagi kesini?" "Tidak, aku mau perkenalkan kau kepada ayah dan ibuku.
Ayah dan ibuku pasti merasa senang melihat mantunya
demikian cantik dan ramah tamah, disana kita boleh
mengadakan pesta perkawinan kita, bukankah itu ada baik?"
"Toako, apa betul?" kata si gadis, seraya bangkit dan
duduknya dan merangkul. Kim Liong ketawa. Ia balas merangkul dan mencium si jelita
dengan penuh rasa sayang. "Adik Hoa, ibu dan ayahku akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ melihat mantunya begini cantik dan berkepandaian tinggi, oh.
tentu mereka akan merasa senang sekali...."
"Toako, kau berkelebihan memuji isterimu yang jelek dan
tidak becus apa-apa." sahut Kang Sian Hoa, seraya mencium
ptpi sang suami dengan penuh rasa terima kasih.
Dalam percakapan tentang ayah dan ibu sang suami, Kang
Sian Hoa lebih gembira Iagi, bahwa ia telah menjadi mantunya
Pang cu dari Ceng-lione-pang. Apabila ada penggantian
Pangcu, pikirnya, Kim Liong tentu akan menjadi Pangcu
menggantikan ayahnya dan ia (Sian Hoa) akan menjadi nyonya
Pangcu. "Toako, masih ada soal yang ingin aku dapat keterangan
jelas" kata Kang Sian Hoa.
"Urusan apa itu. adik Hoa?" tanya Kim Liong.
"Urusan tempo hari, pertama kali kau menyentuh badanku
kau ada menyebut 'adik Hiang', siapa sebenarnya adik Hiangmu


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu?" Kim Liong terkejut diungkapkan kejadian tempo hari ia
kesalahan mengangap bahwa Kang Sian Hoa adalah Bwee
Hiang, karena dari belakangnya perawakannya mirip betul
dengan si nona she Liu. Kim Liong tidak ingin isterinya cemburu, maka ia berkata:
"Hm. urusan itu" Adik Hiang adaiah kenalanku biasa saja,
bukan siapa siapa. Nanti kalau kita ketemu, akan aku
perkenalkan kau dengannya. Ia sangat baik dan manis budi.
pasti kau akan merasa senang dapat berkenalan dengannya."
Kang Sian Hoa ketawa. Ia adalah satu wanita yang dapat
berpikir panjang, ia tidak mau mendesak suaminia untuk
mengaku dengan sejujurnya. Sebab, kalau ia bertindak
demikian rusaklah kebahagiaannya yang barusan saja ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ nikmati kalau Kim Liong membandel dan membuat ia tidak mau
mengerti. Kim Liong sudah menjadi suaminya, kalau belakang hari ia
main gila dengan adik Hiangnya itu, adaiah urusan belakang
hari yang ia akan pertimbangkan. Namun, sekarang, ia perlu
memupuk kerukunan dengan si Tangan Tunggal supaya
penghidupannya sebagai suami isteri mendapat keberuntungan
yang dicita-citakan olehnya.
Sehari hari suami isteri itu telah lewatkan temponya dengan
bercakap-cakap dan bertukar kepandaian ilmu silat, hingga
dalam beberapa hari saja Kang Sian Hoa kepandaiannya lain
dari biasanya caranya menyerang lebih terarah dan caranya
me-ngelit serangan lebih gesit dan luar biasa, hingga Kim Liong
merasa senang sekali. "Bagaimana kalau besok kita meninggalkan rumah untuk
merantau, adik Hoa?" kata Kim Liong sehabisnya mereka
bersantap pagi dan duduk pasang omong.
"Sukanya, adikmu hanya menurut saja," sahut Kang Sian
Hoa bersenyum manis. "Bagus, kau sudah mufakat, kita tetapkan besok kita
berangkat Adikku, kau sediakan apa yang perlu kita bawa untuk
keperluan kita." Kang Sian Hoa mengiakan. Besoknya, barusan saja Kim Liong bangun dari tidurnya ia
berkata kepada Kang Sian Hoa: "Adik Hoa, kita merantau itu
tidak ada batasnya dan kapan saja boleh dilakukan, sekarang
pikiranku berubah, aku ingin pulang dulu menjenguk ayah dan
ibu, sekalian memperkenalkan kau sebagai isteriku yang
manis" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kenapa dengan tiba-tiba saja pikiranmu berubah. Toako?"
tanya Kang Sian Hoa. "Semalam aku mimpi tidak enak. Aku sebenarnya tidak
percaja sama segala impian dan ramalan, tapi semalam aku
ngimpi tidak enak sekali, membuat hatiku risau."
"Kau mengimpikan apa sampai begitu tegang wajahmu?"
"Semalam aku ngimpi markas Ceng-liong-pang kebakaran,
ayah dan ibu hendak menolong kebakaran telah kena disambar
api dan minta-minta tolong, sedang kakakku Kim Liong aku
lihat telah terkurung api dan tidak bisa keluar. Saking kaget aku
jadi mendusin" "Ya, bagaimana juga alamat itu kurang baik. maka kita
pulang dulu saja. Perkara merantau kita tunda dan kapan
waktu kita ada ingatan keluar, masih banyak waktu kita
melakukannya " kata Kang Sian Hoa, yang juga tidak enak
mendengar impiannya Kim Liong.
Mereka turun dari ranyang Iantas bersihkan badan dan
beresi barang apa-apa yang mau dibawa, sebagian besar sudah
disiapkan tadi malam oleh Kang Sian Hoa.
Sepasang anak muda itu lantas melakukan perjalanan pulang
ke Ceng-liong-pang Diperjalanan kelihatan Kim Liong tidak gembira, hatinya
memikirkan saja kerumahnya hal mana membuat Kang Sian
Hoa repot untuk menghiburnya.
Syukur dalam perjalanan tidak menemukan kesulitan apaapa
dan suami isteri itu telah sampai juga dimarkas Ceng liong
pang Kim Liong yang tangannya buntung dan wajahnya lebih
jelek tidak dikenal oleh orang-orang Ceng-liong pang, tidak
heran kalau ia dengan isterinya hendak masuk ke markas telah
dihadang oleh beberapa orangnya Ceng-Liong-pang dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dibentak-bentak bengis menanyakan keperluannya si anak
muda. "Hahaha..! Apa kalian tidak kenali orang sendiri?" kata Kim
Liong. Orang yang tadi membentak-bentak bengis heran. ia seperti
kenali suaranya si anak muda, namun suara itu tidak sama
dengan wajahnya yang tampan ketika meninggalkan markas.
"Kau siapa?" tanya orang itu agak ragu-ragu.
"The Toako. apa kau tidak kenali adikmu yang pulang?"
jawab Kim Liong. Orang itu menatap lebih tajam. "Eh, kau, kau bukankah Jikongcu?"
tanyanya heran. "Betul, kau tentu tidak kenali, karena tanganku buntung dan
wajahku barubah jelek. Dimana ayah dan ibuku sekarang"
lekas kau antar aku kesana!"
The Liong, kepala penjaga pintu gerbang, setelah mengenali
Ji kongcunya, lantas saja berubah sangat hormat dan minta
maaf atas kelakuannya tadi.
"Tidak perlu menyalahkan kau, memang ada kewajibanmu
untuk memeriksa orang yang masuk kedalam markas" sahut
Kim Liong. "Sekarang kau antarkan aku menemui ayah dan
ibuku, sekarang ada dimana mereka?"
"Pangcu dan Hujin ada di rumah, mereka sedang menerima
tamu. Tadi itu ada dua orang, sangat kasar, ketika Kami
melakukan pemeriksaan mereka main menerobos saja mau
ketemu Pangcu, sehingga kami jadi bertempur. Mereka sangat
hebat ilmu silatnya, kami kena dirobohkan tapi tidak rela untuk
melepas dua munusia kasar itu, maka aku telah bersiul nyaring
minta bantuan, kemudian dua tamu itu dikepung. Syukur
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ keburu Pangcu datang, kalau tidak dua manusia itu bisa-bisa
jadi perkedel kena dicincang oleh orang-orang kita."
"Bagaimana macamnya dua tamu itu, The Toako?" tanya
Kim Liong. "Mereka hanya dua orang kakek, macamnya sudah loyo,
namun gesit dan hebat sekali kepandaian mereka. Yang satu
buntung tangan kanannya, sedang yang lainnya hidungnya
gerunpung dan bicaranya tidak tegas karena kehilangan hidung
rupanya.." "Cukup!" memotong Kim Liong, matanya berbareng melirik
kepada isterinya. "Mereka datang, seperti juga mereka mencari kuburan disini"
kata sang suami, yang lantas menduga akan dua kakek she Sim
yang jahat itu. Kim Liong tarik tangan isterinya untuk berlari larian menuju
kerumahnya- Disana, didepan rumahnya tampak dua kakek sedang
bertarung dengan Tan Pang cu dan Hujin ialah Gin-eng Kam Sui
Sian (si Elang Perak). sementara Tan Kim Liang, kakaknya Kim
Liong sudah roboh menggertak entah masih hidup atau sudah
mati, sedang disekitarnya tampak orang-orang Ceng liong-pang
mengurumun mereka yang sedang bertempur sengit.
Kim Liong ajak isterinya datang lebih dekat. Ia mendengar
Sim Liang, dengan suaranya yang bindeng. telah berkata:
"Ceng-liong-pang bukannya milikmu, kau sudah lama menjadi
Pangcu. maka apa sa!ahnya kalau sekarang tukar Pangcu dan
aku yang ambil over kedudukannya Kau membandel, tahu
sendiri akibatnya!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Si Elang Perak, nyonya Pangcu. sedang asyik bergebrak
dengan Sim Leng yang hentikan perlawanannya dengan ketawa
ha ha hi hi seperti monyet kena terasi
Ternyata serangan serangannya Pangcu dianggap enteng
oleh Sim Leng, ia lebih memusatkan perhatiannya kepada paras
nyonya Pangcu yang botoh dan masih menonjol kecantikannya.
Ia menggodai: "Nyonya, kau begin! cantik, apa perlu kita
menetapkan siapa unggul" Lebih baik kau menyerah, kakakku
jadi Pangcu, kau juga aku tanggung bakal menjadi nyonya
Pangcu, jadi tidak berubah kedudukanmu."
"Kakek bangsat!" sahut nyonya Pangcu. "Jangan banyak
bacot, tidak tahu malu mau merebut kedudukan orang, apa
kalian anggap kami memang patung-patung yang dapat
dihinakan" Kau lihat nyonyamu akan mengambil kepalamu"
"Bagus, kau lihat. dengan tangan satu aku masih dapat
menundukkan kau!" kata Sim Leng dengan temberang,
berbareng ia merangsek tan pilar goloknya dengan hebat.
Perkataan Sim Leng bukannya gertak sambel sebab memang
benar ia telah membuat nyonya Pangcu kedesak dengan
serangan serangannya paling belakang. Nyonya Pangcu kaget,
ketika tiba-tiba tangannya kesemutan dibentur belakang golok
dan pedangnya jatuh. "Hehe, akhirnya kau menyerah juga nyonya manis?" Sim
Leng menggodai. Berbareng tiba-tiba sesosok tubuh melajang den berdiri
didepan si kakek, yang saat itu hendak menghampiri nyonya
Pangcu yang sedang terkesima.
"Kakek dekat mampus, kau jangan ketawa dulu!" bentak
orang yang baru datang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Hei kau, kau ada disini?" Sim Leng kata, terkejut bukan
main Hatinya. "Ya,aku, yang akan mengambil kepalamu!" mengejek orang
itu, yang bukan lain Kang Sian Hoa. "Kakek dekat mampus,
sekarang kau ketemu pula dengan nonamu berarti ajalmu
sudah sampai! Lihat pedang!"
Kang Sian Hoa muak melihat cecongornya si kakek, maka ia
tidak memberi ketika lagi kepada Sim Leng, ia menyerang
dengan jurus yang mematikan ajaran Kim Liong.
Gin-eng Kang kim Sian heran dengan tiba-tiba saja datang
bintang penolong berupa nona cantik jelita, ilmu pedangnya
hebat sekali, sehingga si kakek kedesak. Diam-diam ia merasa
girang sebab kalau tidak bintang penolong itu datang. ia tentu
sudah menjadi barang permainan si kakek yang ceriwis itu.
Ia menonton jalannya pertandingan sebentar, lain putar
tubuhnya hendak membantui suaminya yang bertempur
dengan Sim Liang, tapi untuk keheranannya ia berdiri
menyublak, suaminya tidak bertempur, sebaliknya yang
bertempur adalah seorang muda yang bertangan satu. Hebat
ilmu pedangnya, sebab Sim Liang terus-terusan mundur dicecar
oleh si buntung. Tengah ia menduga-duga siapa orang itu, tibatiba
ia kaget mendengar teriakan 'aduh' yang menyayatkan, ia
berpaling, ternyata tangan kirinya Sim Leng telah putus dipapas
pedangnya si nona. Baru saja ia memejamkan matanya merasa ngeri melihat
darah mengucnr keluar dari pundak si kakek yang bekas
ditebas, kembali ia mendengar teriakan Sim Leng, dan ketika si
Elang Perak membuka matanya pula, kepalanya Sim Leng
sudah terpental dari tempatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tampak Kang Sian Hoa dengan wajahs berseri-seri puas
telah menyeka pedangnya yang penuh darah. "Nona kau
siapa?" tanya si Elang Perak pada Kang Sian Hoa.
"Aku datang dengan engko Liong" sahut si gadis malu malu.
"Siapa engko Liong, nona?" tanya Pangcu pula.
"Engko Liong, bukankah ia adalah Jikongcu?" sahut si nona.
"dimana ia sekarang, nona?" tanya Si Elang Perak
kegirangan. "Tuh, ia sedang bertempur" jawab Kang Sian Hoa seraya
menunyuk kejurusan Kim Liong.
Nyonya Pangcu tidak melihat anaknya, yang ada dan sedang
bertempur adalah seorang buntung, dengan tangan kiri ia
menggempur musuhnya. "Nona, aku tidak melihat anakku" kata nyonya Pangcu.
Kang Sian Hoa geli, ketawa dalam hati, tidak berani ia
utarakan didepan mertuanya.
"Engko Liong sudah buntung tangannya, ia adalah Ji kongcu,
putera nyonya," menerangkan Kang Sian Hoa. baru sekarang si
nyonya mengerti, dengan lantas ia lari menghampiri kesana.
Begitu ia sampai Sim Liang telah enjot kakinya hendak kabur,
namun Kim Liong sudah memperhitungkan kelicikan lawan,
maka ia mengejar dan pedangnya dilontarkan dengan kekuatan
lweekang telah menembusi bebokongnya si kakek terus
kedadanya. Sim Liang kena disate, tentu saja ia jatuh terkulai
dan tidak ampun pula darah menyembur seperti pancoran
ketika Kim Liong cabut pedangnya yang menembusi badannya
si kakek licik saperti sate.
Selagi Kim Liong menyeka bersih pedangnya, tiba tiba ia
kaget ada yang menubruk, tapi ia berubah menjadi girang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ karena yang merangkul itu adalah ibunya. "Anak Liong, kau
kenapa menjadi bertangan satu dan wajahmu jelek...?"
"Panjang untuk diceritakan, ibu" sahut Kim Liong.
Sementara itu Kang Sian Hoa dan Tan Pangcu sudah datang.
"Mari anak perkenalkan dengan Kong-tong Lie-hiap kepada
ayah dan ibu..." kata Kim Liong.
Berbareng ia menggapai Kang Sian Hoa datang dekat, lain
diperkenalkan kepada ayah dan ibunya, hingga kedua orang
tua itu sangat girang melihat mantunya ada sangat cantik dan
kepandaiannya hebat sekali.
"Ibu dan ayah, harap memaafkanku, anak telah menikah
dengan adik Hoa dalam perantauan tidak mohon ijin dahulu
kepada ayah dan ibu" si Tunggal minta maaf.
"Anak Liong, itu soal kecil" menghibur sang ibu. "Apakah
pernikahanmu dirayakan dengan keramaian"
Kim Liong ketawa nyengir, sementara Kang Sian Hoa,
kemalu maluan menundukkan kepala.


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Si nona ingat ketika ia menyerahkan diri menjadi isterinya
Kim Liong hanya disaksikan oleh celana pendeknya, pakaian
Kim Liong yang bertumpuk disampingnya didalam suasana
gelap didalam kuil bobrok, mengapa mertuanya menanyakan
pernikahannya dirayakan dengan keramaian"
Gin-eng Kam Sui Sian, melihat anak muda itu membisu dan
si nona menundukkan kepala lantas mengerti bahwa
pernikahannya itu diiakukan dengan diam diam maka ia
menghibur. Pernikahan kalian tentu dilakukan dengan diam
diam, maka di rumah bagaimana juga aku akan adakan
keramaian supaya orang tahu bahwa anakku telah beristeri
dengan terang!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kim Liong girang ia merangkul ibunya dan berkata: "Ibu, kau
sangat baik sekali..."
Kang Sian Hoa sementara itu telah jatuhkan diri berlutut.
dengan bercucuran air mata ia mengucapkan terima kasihnya
kepada sang mertua yang telah menghargai dirinya yang Sudah
yatim piatu. Kim Liang, kakaknya Kim Liong yang tidak terluka parah
dapat bangun berdiri pula setelah dibikin mengeletak oleh
pukulan Sim Liang. Ia pun datang mendekati dan oleh Kim
Liong ia diperkenalkan kepada Kane Sian Hoa.
Tan Pangcu suruh orang orangnya urus mayatnya kedua
kakek itu untuk dikebumikan. ia sendiri ajak anak mantunya
untuk masuk kedalam bercakap-cakap. Atas desakan sang ibu,
Kim Liong telah mengisahkan dengan singkat perantauan sejak
meninggalkan rumah. Sementara perihal kedatangannya dua kakek itu, Kim Liong
dapat kabar dari ayahnya, Sim Liang dan Sim Leng maksudnya
hendak merebut kedudukan Pangcu dari Ceng Liong-pang,
seperti dulu ia hendak merampas kedudukan Kauwcu dari Ngo
tok kauw, Mereka mungkin berhasil dalam hasratnya itu,
manakala tidak keburu datang dengan cara kebetulan Kim
Liong dan Kang Sian Hoa yang dapat mengatasi kepandaiannya
kedua kakek itu. Kang Sian Hoa senang tinggal dimarkas Ceng-liong pang.
Bukan saja ia hidup dengan serba cukup. disamping suaminya
yang sangat mencintai dirinya juga mertuanya terutama mertua
perempuannya ada sangat sayang kepadanya.
Untuk meresmikan perjodohan mereka telah diadakan pesta
besar-besaran, kira-kira dua minggu kemudian setelah suami
isteri kosen itu kembali kerumahnya...
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ -oo0dw0oo- Kwee In setelah berpisahan dengan kedua orang tuanya,
cepat cepat ia kembali ke Sin coa tong. ia sangat
mengkhawatirkan isterinya kalau ia tinggalkan lama-lama.
Kepada ayah dan ibunya ia tidak menceritakan bahwa ia sudah
beristeri, maka Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie tidak tahu
kalau anaknya tidak lama lagi akan menjadi bapak.
Sampai di Sin-coa tong, ia dapatkan isterinya sedang asyik
kongkouw dengan Kim Popo, girang hatinya Kwee In melihat
mereka akur kelihatannya.
Melihat Kwee In sudah kembali, Kim Popo Iantas saja minta
laporannya. Kwee In dulu menceritakan dengan ringkas apa
yang sudah terjadi. "Bagus, dua manusia buas itu sudah mampus!" berkata Kim
Popo dengan suara puas. "Mereka telah membuat aku malu,
sekarang baru tahu rasa harus menemukan Giam lo ong"
Kwee In ketawa menyeringai.
"Popo kau sangat baik, aku belum tahu bagaimana duduknya
perkara sampai Popo ikat tali persaudaraan dengan ibuku?"
kata Kwee In. "Anak In, sekarang kau tidak boleh kurang ajar lagi kepada
Popo, sebab Popo sekarang sudah menjadi 'enci' dari ibumu.
Kalau kau berani nakal menyulitkan Popo. kau tahu sendiri, aku
akan adukan kepada ibumu biar kau dirangket...." Kim Popo
berkelakar, hingga Kwee In tertawa gelak-gelak, sedang Sian
Cu yang mendengarnya juga ikut ketawa melihat lagaknya si
nenek yang lucu. Kim Popo mengisahkan dengan ringkas bagaimana ia telah
mengikat persaudaraan dengan Lamhay Mo Lie. setelah si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ nyonya cantik membunuh dua orang she ong yang telah
menculik Kwee In di waktu masih bayi.
"0h, mereka yang menculik aku telah dibunuh ibu?" kata
Kwee In, memotong pembicaraan Kim Popo.
"Mereka itu adalah saudara misanku juga." kata Kim Popo,
"cuma mereka kelakuannya tidak baik, tidak senang mereka
Yang telah mencampuri urusan rumah tanggaku, maka aku
sudah mencari mereka dan hendak membunuhnya. Belum
sampai aku membunuh. mereka sudah dikirim keakherat lebih
dahulu oleh ibumu yang sangat gemas kepada mereka yang
telah menculik dirimu."
"Ibu rupanya lupa menceritakan hal itu kepadaku" sahut
Kwee In, "nanti, apa ia aku ketemu pula, akan kutanyakan
kepadanya". "Kau katanya waktu itu telah diserahkan kepada seorang
gelandangan perempuan yang kematian anaknya, entahlah kau
telah dibawa kemana" Apa kau masih ingat wanita yang
merawatmu, anak In?"
"Aku ingat ingat lupa, sewaktu usia empat tahun, ia telah
meninggal dunia karena sakit, aku jadi tidak ada yang rawat
dan bercampur dengan anak-anak gelandangan, sampai
kemudian aku diketemukan oleh Liok Sinshe, yang ternyata
adalah ayahku sendiri"
Kim Popo angguk anggukkan kepalanya.
"Popo, kalau kau tidak ada urusan apa apa diluar, sebaiknya
kau pergi ke Coa-kok saja kumpul dengan orang tuaku, disana
tenagamu dapat digunakan membantu ayah dan ibu yang telah
mengepalai Ang-hoa-pay. Banyak tokoh-tokoh kuat disana,
pasti kau senang bergaul dengan mereka."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau sendiri, kenapa tidak pulang ke Coa-kok?" tanya Kim
Popo. "Untuk sementara, menantikan isteriku melahirkan, aku
berada dalam goa disini saja, setelah itu aku pikir-pikir pula,
apakah aku akan pulang ke Coa-kok" Tapi, bagaimana juga aku
akan menemui ayah dan ibu untuk melaporkan aku sudah
menjadi seorang 'bapak'. Hahaha...!"
Kim Popo mesem. "Anak In, kau laris diantara gadis-gadis,
sayang jodohmu bukan dengan gadis-gadis yang telah galang
gulung lama dengan kau. Tidak dinyana jodohmu dengan
sinona yang sekarang, tapi bagaimanapun harus diakui bahwa
jodoh itu tidak bisa dipaksakan. Dengan sinona yang sekarang,
yang tidak kalah cantiknya dengan gadis gadis yang dulu
mengitar. dirimu, kau boleh merasa senang, meskipun ia tidak
berkepandaian ilmu silat. Selama beberapa hari ini aku
berkumpul dengannya. ternyata ia adaiah satu nona yang
ramah tamah dan adatnya halus, aku senang kepadanya."
"Terima kasih atas pujian Popo, harap saja aku bisa hidup
beruntung sampai tua dengannya." sahut Kwee In, seraya
matanya melirik kepada Sian Cu yang menyambut dengan
mesemnya yang khas, yang Kwee In tidak bisa lupakan.
Demikian, setelah Kwee In kembali, Kim Popo merasa bahwa
ia tidak perlu menemui Sian Cu pula, maka ia mohon diri dari
Kwee In dan isterinya. Sepasang suami isteri itu menghaturkan terima kasih atas
sukarela Kim Popo yang sudah menemani Sian Cu diwaktu
Kwee In berpergian. Atas permintaan suami isteri itu Kim Popo kecantol dua hari
lagi, kemudian ia pergi merantau pula menurut sesuka hatinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Setelah Kim Popo berlalu, Kwee In menanyakan
kesehatannya sang isteri.
"AKu tidak apa apa, hanya anak dalam kandunganku rasanya
sangat nakal dan saban saban berontak hingga rasanya perut
sakit," sahut sang isteri bersenyum
"Kau bersabar saja, anak nakal itu tidak lama lagi juga keluar
dan kau bebas dari ganguannya" menghibur Kwee In ketawa
Sang isteri bersenyum manis.
Suami isteri itu saling mencintai dan merasa hidup bahagia.
Apa mau, pada suatu malam Kwee In dibikin terkejut oleh
rintihan isterinya. "Kau kenapa Suci"'" tanya Kwee In.
"Perutku sakit, sakit sekali.." sahutnya, keringat membasahi
sekujur badannya, hingga Kwee In repot menyekanya.
Kwee In menduga malam itu isterinya bakal melahirkan
anak. Dugaannya tidak meleset. sebab setelah bergelisahan
dengan merintih perutnya kesakitan, Sian Cu telah melahirkan
seorang bayi perempuan. Kwee In sebelumnya telah menantikan dengan hati
berdebaran, ia takut kalau kalau bayi yang dilahirkan itu adalah
seekor ular seperti ibunya. Ia bersyukur kepada yang Maha
Kuasa karena bayi yang dilahirkan itu adalah bayi manusia,
montok dan mungil "Anak kita perempuan, Suci," kata Kwee In kepada isterinya
yang masih memejamkan matanya dalam keadaan sangat
lelah. Sian Cu tidak menyahut, hanya sedikit anggukkan kepalanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee In telah menjadi dokter atau bidan dari kelahiran
anaknya itu. Sebulan telah lewat sejak Sian Cu melahirkan, tampak anak
bayi itu makin berubah manis, wajahnya ia bakal merupakan
seorang gadis tercantik dikemudian harinya.
Kwee In dan isterinya sangat bahagia, mereka sangat
sayang pada puterinya, apa lagi ketika usianya menanyak tiga
bulan, anak itu sudah bisa ketawa dan bikin kedua orang
tuanya terpesona melihat ia ketawa manis.
Anak mungil itu dikasi nama Sian Lie oleh Kwee In.
Sian Cu pada suatu hari melihat persediaan barang makanan
dalam goa sudah hampir habis, ia lalu laporkan kepada
suaminya. Kwee In sebenarnya sangat berat untuk
meninggalkan isteri dan anaknya, namun, barang makanan
sudah hampir habis, terpaksa ia harus keluar goa juga untuk
membelinya didusun dusun sekitarnya Coa ke-cun.
Sebelum berangkat Kwee In memesan pada isterinya supaya
baik-baik dalam goa menyaga anaknya, jangan pergi kemanamana,
khawatir mendapat kesulitan.
Sian Cu berjanji akan memperhatikan pesan suaminya.
"Legakan hatimu kau pergi dan lekas kembali, isteri dan
anakmu menanti kau pulang dengan bawa banyak makanan"
Sian Cu menghibur hatinya Kwee In.
"Suci, kau baik baik menyaga anak kita..." sahut Kwee In,
berbareng ia merangkul dan dikecupnya jidat sang isteri yang
lunak halus, sebagai tanda selamat tinggal.
Belum satu jam pergi. Kwee In telah kembali, hal mana
membuat Sian Cu menjadi heran, sebab menurut kebiasaan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sang suami dalam bepergian membeli barang persediaan paling
cepat menyelang senja kembalinya.
"Kau kenapa balik lagi Sute?" tanya Sang isteri.
Kwee In ketawa nyengir. Ia tidak menyahut, hanya
mendekati isterinya tengah rebahan habis meniduri anaknya,
Kwee In telah membuat tapang (dipan) dari kayu untuk mereka
tidur, tidak Iagi tidur diatas dipan yang berhawa dingin seperti
es batu. Tapang ini hanya dipakai untuk Kwee In melatih
lweekang saja. Kwee In menghampiri isterinya dan duduk ditepi
dipan, ia mencegah Sian Cu merapikan buah dadanya yang
barusan meneteki anaknya.
Sian Cu heran atas kelakuan sang suami, sebab biasanya
Kwee In suka mengomeli kalau sang isteri lama-lama
mementang buah dadanya meneteki anaknya, katanya nanti
masuk angin. Sekarang tiba-tiba saja Kwee In malahan
mencegah ia masukkan buah dadanya dibalik bajunya apa
pendiriannya Kwee In sudah berubah"
Sian Cu marasa lebih aneh pula kapan tangannya Kwee In
tiba tiba saja nakal dan menyusuri tubuhnya, napasnya
mendengus-dengus seperti yang menekan rangsangan napsu.
"Sute, kau kenapa?" tanya Sian Cu. "Kita sudah bukan
pengantin baru Iagi, kenapa kau berbuat begini nakal?"
Sian Cu berkata, seraya singkirkan tangannya sang suami
yang menyelayahi bagian terlarang. Kwee In tidak menyawab,
sebaliknya ia telah melucuti pakaian sang isteri dan seenaknya
saja ia menindihi. "Bilangnya hendak pergi beli persediaan makanan,
penghabisannya jadi begini, apa apaan sih Sute?" tegur sang
isteri seraya mencubit pipiuja Kwee In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sian Cu heran sang suami membisu terus, malah mulai
bekerja dengan bernapsu hingga mau tidak mau Sian Cu
melayaninya. Dengan mereka sedang sengitnya, Kwee In berkata: "Sian
Cu. akhirnya kau jatuh juga dalam pelukanKu... kau rasakan
Coa-ong juga bisa memberi kepuasan..."
Kaget Sian Cu seperti mendengar geledek bunyi disiang hari
mendengar kata kata orang yang sedang menggeluti dirinya.
Kecurigaannya sekarang menjadi kenyataan, orang yang
mengajak ia bersetubuh bukannya Kwee In, suaminya, tapi
Coa-ong yang merindukan dirinya siang malam.
Dalam kagetnya. Sian Cu telah berubah menjadi ular raksasa
pula dan Coa-ong, pun telah kembali kepada wujud aslinya.
Dua ekor nlar raksasa bergulung saling melibat dan
mengeluarkan desis desisan aneh.
Mendadak dalam goa yang terang oleh penerangan tiga butir
mutiara, sebentar gelap sebentar terang, seakan akan ada kilat
yang menyambar-nyambar. Dua ekor ular itu, yang sedang serunya bertanding, tampak
ketakutan tapi tidak mau melepaskan libatannya satu dengan


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lain, sampai terdengar suara guntur, berbunyi yang
menyeramkan. Benda merah tiba-tiba bergulung-gulung
menerobos masuk dan membakar makhluk yang sedang
berpelukan ketakutan, hanya terdengar mereka keluarkan
desisan yang menyayatkan lantas nyawanya kedua ular raksasa
itu telah melayang pulang ke Sorgaloka untuk menghadap
kepada Dewa yang menjadi majikannya dimana mereka harus
menerima hukuman pula karena telah melanggar peraturan
yang telah ditetapkan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Apa yang Sian Cu takuti, kalau mereka terangkap jodoh
belum waktunya, akan menemukan kematian yang mengerikan,
telah menjadi kenyataan seperti diatas, Coa-ong bukannya
tidak tahu, tapi ia bandel dan tidak percaya. ia masih
memaksakan juga untuk dapatkan Sian Cu sebelum waktunya.
Ia sering mengintip kesempatan yang baik untuk
mendapatkan dirinya Sian Cu, tapi sebegitu lama Kwee In
selalu menjadi rintangan. Hari itu, ia lihat Kwee In keluar lantas
ia merubah pakaiannya seperti Kwee In,sedang parasnya tidak
perlu dirubah pula, sebab sudah persis seperti Kwee In. Ia
menyelusup masuk kedalam goa, justeru melihat Sian Cu yang
dirindukannya sedang rebahan dengan kedua buah dadanya
terpentang habis meneteki anaknya, tidak heran kalau napsu
berahinya meluap seketika. Ia sangat merindukan suatu waktu
dapat bersetubuh dengan Sian Cu.
Nyonya Kwee In mulai curiga ketika berkali kali diajak bicara
Kwee In diam saja. Hanya ia khawatir bahwa orang itu benarbenar
Kwee In, kalau tidak dilayani nanti kurang baik, maka ia
serahkan dirinya meskipun hatinya tidak mengasih. Benar saja
kecurigaannya itu sebab orang yang menindihi dirinya bukan
suaminya, tapi Coa ong. Sian Cu kaget mendengar pengakuannya Coa 0ng namun
sudah kasep, pegadaian mereka sudah mendekati babak
terakhir. Sian Cu merasa cemas, maka dirinya segera berubah
dalam wujud yang asli seekor ular raksasa. Melihat Sian Cu
berubah dalam roman aslinya, Coa-ong juga telah bikin dirinya
kembali menjadi ular. Pergulatan tidak kurang sengitnya,
setelah mereka berubah menjadi ular pula. Selama itu Sian Cu
lupa akan hukuman sang Dewata, baru ia ketakutan ketika
melihat dalam goa seolah olah ada kilat yang menyambarnyambar,
disusul oleh suara guntur berbunyi dan benda merah
bergulung gulung masuk, Sian Cu dan Coa-ong baru insaf akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kesalahannya, tapi sudah kasep, mereka rela dibakar oleh Api
langit yang dikirim oleh majikannya dari Sorgaloka.
Anak Kwee In mendengar tatkala guntur berbunyi dan ia
menyerit nangis, tapi sebentaran lantas sirap pula. Apakah
anak itu tergencet oleh dua ekor ular yang sedang bertanding
lupa daratan tadi" Setelah benda merah yang membakar dua ekor raksasa itu
lenyap, keadaan dalam goa menjadi terang benderang pula.
Keadaan berubah sunyi, sang waktu berjalan terus dan diwaktu
hari menyelang senja, Kwee In telah kembali dari belanyanya.
Alangkah kagetnya jago muda kita, ketika tampak Sucinya
tengah Saling libat dengan Coa ong diatas pembaringan dalam
keadaan sudah tidak bernyawa, tubuhnya dua-duanya seperti
hangus terbakar. Kwee In mengerti apa yang telah terjadi. Coa-ong telah
memperkosa isterinya sebelum waktunya, maka mereka telah
menemukan ajalnya sangat mengenaskan la percaya isterinya
tentu tidak mengenali Coa-ong, lantaran wajahnya mirip
dengan dirinya. Kalau sang isteri mengenalinya. siang-siang,
pasti tidak akan ada kejadian demikian, Sian Cu tentu
mencegahnya karena sang tempo mereka berkumpul belum
waktunya. Kwee In menghela napasnya melihat mayat isterinya dalam
pelukan Coa-ong. Tiba tiba ia kaget tatkala ia ingat anaknya, ia cepat
memeriksa, ternyata sang bayi tidak kedapatan diatas dipan,
lalu ia mencari kebeberapa tempat, tidak juga ia dapatkan
bajinya, bukan main cemas hatinya Kwee In.
Hilang, hilang, lenyap entah siapa yang bawa bayinya Kwee
In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Hancur lebur hatinya Kwee In menghadapi kejadian yang
tidak terduga duga itu. Meskipun hatinya sangat marah kepada Coa-ong, Kwee In
tidak berani sembarangan perlakukan mayatnya si raja ular,
sebab ia tahu bahwa Coa-ong dengan isterinya itu tadinya
adaiah dua kekasih yang dikutuk oleh Dewata diturunkan
kedunia untuk menyalankan hukuman sampai ratusan tahun
menjadi ular, baru dapat kembali menjadi manusia.
Kwee In menggali sebuah lubang untuk menguburkan
mayatnya sang isteri dengan Coa ong dalam satu lubang.
Setelah beres, ia duduk termenung memikirkan nasibnya yang
buruk. Kematian isterinya ia tidak pikirkan, sebaliknya anaknya
ia sangat pikirkan. Kwee In bantu jalan untuk mencari anaknya yang tercinta.
Sudah lama kita tinggalkan Leng Siong, mari kita cari tahu,
apakah ia hidup beruntung dengan suaminya Song Tek Liong"
Apakah ia sudah mempunyai anak" Leng Siong adalah salah
satu dari tiga gadisnya Kwee In yang dianggap Iolos dari
tangan si bocah sakti. Dugaan bahwa suami isteri muda itu hidup bahagia, ternyata
sudah meleset. Song Tek Liong adalah pemuda cakap, dan ganteng. Wanita
mana juga akan jatuh hati melihat wajahnya si pemuda. Leng
Siong anggap pemuda cakap itu tidak dibawah parasnya Kwee
In yang tak bisa dilupakan oleh si nona, boleh dikata Leng
Siong merasa beruntung. Cuma saja keberuntungan yang dicita-citakan oleh si nona
telah meleset. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Malah si nona merasa tidak beruntung hidup dengan
suaminya yang cakap ganteng itu dan sering menangis diamdiam
memikirkan nasibnya yang malang. Kenapa"
Kiranya dibalik paras cakap dan ganteng Song Tek Liong,
anak muda itu tidak punya guna dalam memberi kepuasan
pada isterinya sebagai seorang suami. Ia hanya dapat
memeluk, menciumi bertubi tubi dan menyelusuri tubuh
isterinya. tapi, untuk memberi kepuasan dalam hubungan sex,
anak muda itu tidak ada gunanya.
Senjatanya tidak bisa bangun, ia impoten.
Sangat disayangkan pemuda yang cakap ganteng itu
menderita impoten, hingga isterinya yang cantik jelita
menderita kesepian dan putus asa untuk mendapatkan turunan.
Tidak heran kalau Leng Siong sering menepas air mata. Lambat
laun, badannya yang sehat lincah menjadiy.
Ibunya yang sangat menyayang pada puterinya, melihat
anaknya lesu saja dan tidak bersemangat kalau diajak bicara,
pada suatu hari telah menanya: "Anak Siong, kau sudah
beberapa bulan menikah, seharusnya kau gembira menantikan
keturunan, ini sebaliknya, malah menjadi lesu dan kurus."
Leng Siong ketawa getir, airmatanya kemudian berkacakaca.
"Anak Siong, ada apa apa kau harus kasi tahu ibumu, jangan
kau diam-diam saja simpan rahasia, membuat dirimu jadi
menderita" kata sang ibu dengan suara menyajang.
Leng Siong tidak menyahut, sebaliknya ia malah menangis
sesenggukkan. "Anakku, kau mengenangkan adik kecilmu?" sang ibu
menanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Leng Siong geleng kepala.
"Habis. apa yang kau pikirkan" Dengan adik kecilmu kau
sudah bukan jodoh, untuk apa kau harus memikirkannya" Tek
Liong ada pemuda gagah dan ganteng, tidak kalah cakap
dengan Kwee In, kau mau mengharapi apa lagi?"
"Ibu, kau hanya tahu Tek Liong cakap ganteng, tapi kau
tidak tahu dibalik kecakapannya itu membuat aku menderita..."
kata Leng Siong, sambil menyeka air matanya.
"Memangnya kenapa, anak Siong?" tanya sang ibu kepingin
tahu. Setelah didesak, akhirnya Leng Siong ceritakan
penderitaannya yang ia alami sejak menikah, hal mana
membuat ibunya sangat terkejut.
"Anak Siong. kenapa kau tidak sejak dulu-dulu mengatakan
hal ini kepada ibu?"
"Aku tidak berani mengatakan apa apa. dulu kepada ibu,
karena Tek Liong berjanji akan minta bantuan sinshe jempolan
untuk mengobati penyakitnya itu."
Sang ibu geleng-geleng kepala dan masing-menghela napas.
"Lantas, apa ia sudah dapatkan sinshe yang pandai untuk
mengobati penyakitnya?"
"Berobat sih memang aku lihat ia berobat, namun hasilnya
nihil. Sampai sekarang sudah setahun lebih aku bersabar. tidak
ada perubahan pada dirinya. Lantaran mana aku jadi kesal,
setiap hari aku harus menepas air mata untuk melonggarkan
kedukaanku. Coba ibu pikir, apa anakmu harus menanti terus
dalam keadaan putus asa?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Tentu tidak bisa" sahut sang ibu tegas. "Aku nanti
berunding dengan ayahmu, bagaimana pikirannya dalam hal ini
Suruh ia berdamai dengan Kie Toako!"
Leng Siong terhibur juga hatinya.
Setelah Leng Siong pulang kerumahnya, malamnya nyonya
Teng berdamai dengan suaminya tentang halnya Leng Siong.
"Hei, ada kejadian begitu?" kata sang suami kaget. "Kenapa
anak Siong baru sekarang melaporkan" Ah, anak itu harus
dikasihani." "Kita harus tarik pulang anak kita, Teng-ko" kata sang isteri.
"Kalau kita antapkan ia disana, lama lama ia bisa mati merasa
saking kejengkelan. Ia adalah anak kita satu satunya, kalau
sampai kenapa-kenapa, aku tidak mau mengerti!"
"Tentu, tentu ia kira harus tarik pulang. cuma saja kita
jangan tergesa-gesa, kita harus berdamai dulu dengan ayahnya
Tek Liong dan Kie Toako bagaimana baiknya."
"Kau benar kau harus berdamai dengan Kie Toako, ia ada
orang yang paling tua diantara persaudaraan Sujangtin Ngo
Houw." Demikian, pada keesokan harinya Teng Hauw ajak Kie Giok
Tong dan Song Cie Liang berdamai dalam urusannya Leng
Siong dan Tek Long. Kie Giok Tong juga kaget mendenear kabar itu, Sebaliknya
Song Cie Lian telah berkata "Anakku dulu memang ada
menderita penyakit demikian, tapi setelah minum banyak obat
katanya sudah baik, aku tidak menanyakan lagi hal demikian.
Tidak tahunya ia masih belum sembuh betul dan bisa berikan
kepuasan kepada sang isteri sebagai seorang suami" lanjutnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kalau bisa diobati memang paling baik, tak usah perjodohan
anak Siong dan liong menjadi putus oleh karenanya" Kie Giok
Tong menyatakan pikirannya.
"Aku nanti usahakan bagaimana baiknya" menyawab Song
Cie Liang, "Kalau memang penyakitnya tidak dapat
disembuhkan apa bisa dikata, mereka harus bercerai. Tak bisa
anak Siong terus-terusan menemani suami yang tak ada
gunanya, sedang. anak Siong terang tidak ada mengharapkan
keturunan dari perkawinannya."
Perundingan mereka ditutup sampai disitu.
Song Cie Liang telah panggil anaknya, setelah melihat
anaknya sudah punya kesempatan untuk diajak bicara. Ia
menanya hal penyakit sang anak.
Song Tek Liong kaget mendapat pertanyaan demikian.
"Memang tempo hari sudah sembuh, waktu menikah
nampaknya penyakit itu datang pula dan bikin adik Siong
kapiran" sang anak mengaku tentang sakitnya.
"Apa kau tidak berobat lagi?" tanya sang ayah.
"Aku sudah coba berobat lagi. namun, hasilnya sampai
sekarang nihil. Aku juga bingung harus berbuat bagaimana
untuk menyenangkan adik Siong."
"Mulai sekarang kau cari sinshe yang pandai dan benar lagi"
kalau dalam tempo tiga bulan tidak ada. Ini harus kau rela cerai
dengan isterimu." Song Tek Liong tidak menyahut, hanya ia anggukkan
kepalanya Benar saja, mulai hari itu Tek Liong lebih giat berobat, tapi
hasilnya terus nihil sampai tiga bulan kemudian. Ia putus asa
dan melapor kepada ayahnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Song Cie Liang menghela napas. "Apa mau dikata, rupanya
anak Siong bukan menjadi jodohmu, ia harus dikembalikan
kepada orang tuanya lagi" kata sang ayah.
Mau tidak mau Tek Liong harus rela berpisahan dengan Leng
Siong sijelita, maka Leng Siong telah dikembalikan kepada
kedua orang tuanya. Si nona menangis ketika hendak berpisahan dengan Tek
Liong, ia berkata "Engko Liong, rupanya kita tidak berjodoh,
bukannya menghadapi hal semacam ini. Aku bukannya tidak
mencintai kau, aku sangat menghargai budi kebaikanmu, cuma
saja aku tak dapat menemani kau dengan pengharapan kosong
untuk mendapatkan keturunan. Maka itu, maafkanlah engko
Liong, semoga dilain penitisan kita berjodoh dengan cara yang
wajar..." Sejak Leng Siong kembali dirumah orang tuanya, si nona
telah pelihara dirinya baik baik, sehingga kecantikannya
cemerlang lagi dan badannya yang langsing kecil lincah sekali,
membuat orang kepingin mencekal pinggang yang kecil mungil
itu. Selama berada dirumah orang tuanya lagi dan mendapat
kebebasan, pikirannya leng Siong selalu melayang kepada
Kwee In. la sangat kasihan kepada pemuda yang malang
nasibnya itu. Sekarang ia sudah merdeka dan kesuciannya


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masih belum terganggu, dapat ia menyerahkan dirinya kepada
si bocah sakti yang pertama kali telah menempati hatinya.
Bagaimana gembira Kwee In apabila ia nanti dapat tahu hal
dirinya yang masih suci dan bersedia untuk menjadi kawan
hidupnya. Perceraian Tek Liong dan Leng Siong diketahui orang,
namun orang tidak tahu apa sebabnya mereka bercerai" Alasan
mereka bercerai, telah ditutup rapat rapat oleh anggotanya dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Lima Harimau, tapi ibarat asap ditutup bagaimana rapatnya
akhirnya nembus keluar juga orang pada kasak kusuk soal
perceraiannya Tek Liong dan Leng Siong.
Cuma saja orang tidak berani bercerita terang terangan,
karena mereka takut oleh Sujangtin Ngo Houw yang menjadi
ketua dari dusunnya. Kecantikannya Leng Siong yang cemerlang tersiar sampai
diluar dusun. Tidak heran kalau ada cabang atas (jagoan) dari
luar dusun yang memajukan lamaran atas diri gadis kita.
Lamaran mana telah ditolak oleh familie Teng.
Jagoan itu bernama Lie liong dari kampung Lie-ke cun, yang
letaknya tidak berjauhan dengan Sujangtin, usianya masuk
empatpuluhan. Romnnnya tidak jelek, cuma tabiatnya mau
menang atau unggul sendiri saja. Banyak jago-jago silat
sesama kampungnya yang mengalami kepadanya, bukannya
takut, hanya malu. kedudukannya. Selain ia ada seorang
hartawan, juga banyak kawan-kawannya dalam kalangan
kepolisian maupun pejabat. Tangannya sangat terbuka, karena
penghasilan yang mengalir dalam sakunya membuat ia hidup
berkelimpahan. Banyak begundalnya yang berilmu silat
lumayan, maka ia jadi pandang enteng sesamanya yang tidak
memuja padanya. Ketika lamarannya ditolak, Lie Bong tidak senang.
"Teng Hauw, kau mau andalkan Lima Harimau dari Sujangtin
begitu berani menolak lamaranku" Hm! Aku mau lihat Sujangtin
Ngo Houw bisa apa terhadap aku si orang she Lie"
-oo0dw0oo- JILID 26 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ BAB 77 DEMIKIAN Lie Bong berkata-kata sendirian ketika menerima
laporan lamarannya telah ditolak oleh famili Teng dari
Luyangtin. Teng Hauw menolak dengan alasan bahwa Leng Siong tidak
ingin bersuami pula. Alasan inilah yang tak dapat diterima oleh
Lie Bong, sebab pikirnya, Leng Siong ada janda yang masih
muda belia, mana bisa jadi tidak mau bersuami pula"
Lie Bong sebenarnya sudah punya isteri yang terang, tidak
tahu yang tidak terang ia piara berapa orang. Leng Siong ia
mau dijadikan isterinya yang ketiga.
Lantaran ditolak bukan saja Leng Siong tidak mau, juga Teng
Hauw tahu Lie Bong itu orang macam apa" Tapi Teng Hauw
tidak perhitungkan akibat dari penolakannya itu.
Lewat tiga hari, sejak lamaran Lie Bong ditolak, diwaktu
malam sunyi rumahnya". Teng Hauw telah disatroni oleh lima
orang penjahat yang semuanya mengenakan pakaian hitam
dan bersenjatakan golok. Mereka romannya bengis-bengis menakutkan.
Waktu itu Teng Hauw dengan isteri dan Leng Siong sedang
bercakap-cckap dipertengahan rumah, antaranya
membicarakan halnya Kwee In, pemuda itu telah patah hati
dan entah dimana adanya sekarang ini"
"Hust! Ada orang!" kata Leng Siong perlahan.
Teng Hauw kaget, semantara bibirnya gemetaran.
"Ayah tenang-tenang saja bersama ibu, seperti tidak ada
kejadian apa-apa, anak yang nanti bereskan mereka...!" kata
Leng Siong dengan suara hampir berbisik, kemudian ia bangkit
dari duduknya pergi kekamar mengambil pedang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ketika ia kembali lagi, ia lihat kedua orang tuanya sudah
dikuasai kawanan penjahat. Teng Hauw tidak berkutik kena
ditotok, sedang ibunya sudah ditelikung kedua tangannya dan
berkaok-kaok minta sang gadis menolonginya.
Tiga orang penjahat yang menguasai Teng Hauw dan
isterinya. "Kalian ada utusannya Lie Bong?" bentak Leng Siong.
"Kalau sudah tahu, urtuk apa tanya-tanya?" sahut salah satu
diantaranya dengan jumawa.
"Kau lepaskan ayah dan ibuku!" Leng Siong memerintah.
"Hehe, enak saja kau ngomong, nona," jengek orang tadi.
"Aku Lie Sin adalah kepala rombongan yang menyatroni rumah
ini, tidak pernah mundur lantaran digertak!"
"Siapa yang gertak kau, aku hanya minta kau lepaskan ayah
dan ibuku!" "Tapi mana bisa begitu saja, harus ada gantinya untuk
mereka. Dan gantinya sudah tentu saja kau sendiri." sahut Lie
Sin. "Kalau kau menyerah dibawa oleh kami ke Lie-ke-cun,
kedua orang tuamu sekarang juga aku lepaskan."
"Bagus!" kata si nona, berbareng badannya mencelat ke arah
Lie Sin, yang tidak berjaga-jaga, sehingga ia gugup menangkis
pedangnya si nona yang berkelebat menyambar lehernya.
"Hilnhi.... ! kepalanya gundul!" menggodai si nona, ketika
pedangnya memapas gundul kepalanya Lie Sin, hal mana
membuat amarahnya Lie Sin meluap.
"Budak liar! Kalau belum lihat kelihayan Toaya memang kau
bandel terus!" serunya, berbareng badannya mencelat,
goloknya membacok dari atas kebawah dengan tipu 'Sin-to-sat
liong' atau 'Golok maut menyembelih naga'. Serangan dilakukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dengan kecepatan kilat, musuhnya bisa terbelah dua badannya
manakala serangan itu mengenai sasarannya, tapi Leng Siong
adalah muridnya Lamhay Mo Lie, mana bisa dibikin terjungkal
dengan tipu 'Sin to-sat-liong'.
"Kau berani kurang ajar terhadap Lie-toaya?"' bentaknya,
goloknya lantas bekerja membabat pinggang si nona dengan
jurus Hui-hong-sauw-yap atau Angin puyuh menyapu daundaunan'
hebat sekali babatan si orang she Lie yang
menggunakan lweekang tapi si wanita dengan indahnya telah
berkelit sambil berputar badannya, tahu-tahu pedangnya si
nona hendak menabas kepalanya Lie Sin.
Dengan gugup Lie Sin menaiki badannya, tapi tidak urung
rambut kepalanya terpapas gundul oleh pedang si nona yang
tajam. Kakinya menggeser kekanan sedikit, golok membacok angin.
Berbareng pedangnya si nona bekerja dari samping,
pergelangannya Lie Sin yang belum sempat menarik pulang
goloknya telah dibikin kuntung. Prang! terdengar goloknya
jatuh dan orangnya lompat mundur dengan kesakitan luar
biasa, karena tangannya terpapas kuntung.
Leng Siong telah menggunakan jurus Liu-seng-hut-liu atau
'Bintang meluncur menghajar pohon liu', satu gerakan yang
lincah tangkas dan berhasil memapas kuntung tangannya si
kepala rombongan Lie Sin.
"Lepaskan kedua orang tuaku, atau aku akan melakukan
kekerasan!" bentak Leng Siong.
Dua temannya Lie Sin jerih melihat si nona ada kosen.
Mereka mengawasi kepada Lie Sin, seakan-akan menanya
apakah mereka boleh lepaskan tawanannya"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tapi Lie Sin telah mengedipkan matanya, suatu tanda
mereka boleh menyerang si nona, jangan melepaskan
tawanannya. Mendapat komando demikian, dua orang itu menerjang
dengan golok tajamnya. "Bagus!" teriak si nona, menyusul pedangnya bekerja.
"Trang! Trengl Trang!"
Terdengar suara golok dari kedua orang itu pada terlepas
dari cekalannya. Orangnya sendiri semuanya berdiri bagaikan
patung kena ditotok oleh jago betina kita.
Kembali Leng Siong tertawa ngikik, "Kau mau bebaskan tidak
ayahku?" bentak si nona kepada Lie Sin
Orang she Lie yang tadi demikian temberang dan angkuh,
sekarang ciut nyalinya dan terpaksa membebaskan totokan
Teng Hauw dan melepaskan ikatan pada tangannya nyonya
Teng. Kedua tawanan itu sekarang sudah merdeka.
"Kalian sekarang boleh enyah, bilang pada Lie Bong, jangan
coba-coba cari urusan dengan famili Teng. Kalau masih bandel,
jangan sesalkan aku nanti cabut jiwanya Lie Bong dalam
dusunnya sendiri, mengerti!?" berkata Leng Siong gagah sekali.
"Awas, anak Siong!" berbareng Teng Hauw berteriak.
Leng Siong mengelakkan badannya.
"Siuit.... Siutt!"
Terdengar suara lewat di kepalanya.
"Aduh..." menyusul teriakan dari dua orang didepannya Leng
Siong. Mereka telah kena dihajar oleh senjata rahasia
kawannya sendiri. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Leng Siong mengeluh untuk lantas berputar badannya, gesit
sekali ia sudah menjejakkan kakinya, badannya mancelat
kepada orang yang melontarkan senjata tadi.
Mereka ada dua orang, yang coba melarikan diri, namun,
sudih kecandak oleh Leng Siong. Dibawah ancaman pedang
mereka tidak berkutik. "Senjata rahasia macam apa kalian lontarkan barusan?"
tanya si nona. "Pek-houw-tang" sahut satu diantaranya.
Pek houw-teng atau 'Paku macan putih" adalah senjata
rahasia yang direndam racun. Korbannya, dalam tempo sepuluh
menit akan binasa kalau tidak keburu mendapat obat
pemunahnya. Tidak heran, kalau dua orang jahat tadi telah
menemui ajalnya karena terlambat mendapat obat
pemunahnya. "Coba, mari aku lihat senjata rahasia itu!" berkata Leng
Siong. Salah satu diantaranya merogo sakunya dan mengeluarkan
paku beracunnya. Si nona terima sampai tiga buah. "Ini satu aku kembalikan,
dua juga sudah cukup!" katanya, seraya mengembalikan
sebuah kepada pemiliknya.
"Kalian lihat, aku coba main-main...!" berkata si nona,
berbareng paku ditangannya dilontarkan kepada dua orang
yang membokong tadi. Karena mereka tidak mengira si nona
akan menyerang, maka mereka tidak bikin penjagaan, Dua
paku beracun telah bersarang satu ditenggorokan dan satu pula
bertamu kedadanya, hingga keduanya roboh terkulai dan
jiwanya tidak lama kemudian telah melayang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Lie Sin melihat gelagat tidak menguntungkan, coba angkat
kaki, tapi sla-sia saja, sebab si nona sudah menghadang
didepannya. "Mau kemana" Hm! Aku tadinya hendak
mengampuni kau, tapi melihat kau sangat licik dan kejam, apa
boleh buat aku cabut sekalian jiwamu supaya menyusul rohnya
kawan-kawanmu yang sudah pergi lebih dahulu..."
Lie Sin ketakutan. Ia jatuhkan dirinya berlutut minta ampun,
katanya: "Lie-hiap, harap ampunkan aku yang punya mata
tidak berminyak. Ijinkan aku kembali kepada majikanku untuk
melaporkan supaya ia jangan berani-berani ganggu keiuarga
Lie-hiap, aku percaya dengan keteranganku majikanku akan
bikin selesai kematian empat orangnya malam ini..."
"Apa aku boleh percaya bicaramu?" tanya Leng Siong.
"Kau percayalah, kalau aku sekarang omong kosong, biariah
aku mati dibawah bacokannya pedang dan golok!" Lie Sin
bersumpah. "Ya, sebenarnya aku sendiri tidak takut!" kata Leng Siong.
"Sekalipun majikanmu kirim lebih banyak jagoannya kemari,
aku tidak nanti tinggal lari, cuma saja ada baiknya kalau urusan
dapat didamaikan. Maka aku percaya, dengan keteranganmu
nanti didepan majikanmu Lie Bong tidak akan menarik panjang
urusan malam ini dan ia tidak akan mengganggu
ketenteramannya keiuarga Teng. Kau sanggup menjalankan
tugas menjadi juru damai, bukan?"
Lie Sin anggukkan kepala.
"Baiklah kau boleh pargi!" kata Leng Siong.
Seperti persakitan yang dibebaskan hukumannya, Lie Sin
kegirangan dapat kemerdekaannya, sekalipun tangan kanannya
buntung. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Batara surya tampak memancarkan cahaya kemerahmerahan,
manakala sedang asyik mengumpatkan dirinya dibalik
gunung. Itu menandakan sang senja telah tiba.
Dalam keadaan demikian tiap hari tampak Kwee In duduk
termangu-mangu di depan goanya.
Pikirannya melayang-layang, kacau balau dan bisa jadi gila
oleh karenanya. Ia percaya kepada takdir dengan tidak diperolehnya. Salah
satu dari tiga gadisnya, Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng Siong,
apakah sekarang ia harus percaya lagi kepada takdir dengan
kematian isterinya dan hilangnya anak yang tercinta"
Semuanya telah membuat pikirannya Kwee In melayanglayang
jauh, jauh di awan dan agak linglung ia keadaannya.
Sungguh kasihan jago kita kalau ia kehilangan ingatannya
seperti di Suyangtin tempo hari. Didaerah pegunungan yang
sunyi itu, siapa yang nanti memperhatikan dirinya" Setempo
dalam ingatannya ia ingin pulang ke Coa-kok untuk mendapat
hiburan dari ayah dan ibunya.
Dalam kesepiannya itu untung ia dapat hiburan dan kera
kecil yang Kwee In namakan Siauw-kauw (kera kecil), sangat
jinak dan boleh disuruh-suruh oleh Kwee In. Ia yang saban hari
telah menyediakan makanan (bebuahan) untuk Kwee In
makan. Melihat kecerdasannya Siauw-kauw, jago muda kita
suka ingat kepada Pek-gan dan Pektauw, dua keranya yang


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat disayang di Tong-hong-gay. Entahlah, apa kedua kera
itu masih ada dilembah Tong-hong-gay" Kwee In tidak tahu
kalau kedua kera itu sekarang ada jadi pembantu yang setia
dari Eng Lian. Kalau ia tahu enci Lian-nya mendapat pembantu
dari Pek-gan dan Pek-tauw, pasti Kwee Iu akan kegirangan.
Bagaimana juga ia tidak bisa lupakan enci Lian-nya, gadis yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ pertama menempati hatinya. Lagaknya yang jenaka, lincah dan
berani, setempo masih terbayang dikelopak matanya jago kita.
Satu hari selagi ia duduk termenung-menung ia ingat kepada
goanya Coa-ong, hatinya berdebaran, pikirnya mungkin
anaknya telah diculik oleh dua isterinya Coa-ong. Maka begitu
ingat, ia lantas jalan menuju kegoanya Coa ong. Lantaran ia
menggunakan ilmu mengentengi tubuh, sebentar saja ia sudah
sampai digoa tersebut. Tampak mulut goa terpentang lebar, yang seharusnya
tertutup oleh sebuah batu besar. Ia jalan mendekati, kemudian
masuk kedalamnya, ternyata di sebelah dalam keadaannya
sangat resik dan ada penerangan yang masuk dari selah-selah
batu. Ada dua pembaringan dari kayu dan alat-alat bersolek
dari orang perempuan. Kwee In menduga dua pembaringan itu
adalah pembaringan dari Siu Lan dan Siu Lin, isterinya Coaong.
Ia diam dalam goa itu lama, menanti munculnya penghuni,
namun kedua nyonya Coa-ong itu ditunggu tak kunjung tiba,
sampai hari sudah berubah sore dan malam. Kwee In heran,
kemana perginya dua wanita itu" Ia penasaran dan menanti
terus, sampai ia ketiduran dalam goa tersebut. Ketika ia
mendusin hari menjelang tengah malam, tapi tidak kelihatan
Siu Lan maupun Sin Lin. "Apakah mereka sudah pindah goa?" tanya Kwee In pada
dirinya sendiri. Terlanjur sudah menunggu, Kwee In tidak mau pulang
dengan tangan kosong, ia menunggu terus. Matanya dipasang
dengan tajam untuk memperhatikan gerak-gerik dalam goa itu
yang sekarang sudah meujadi remang-remang gelap.
Penerangan hanya mengandal pada sebutir mutiara yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ digantung dipertengahan yang memancarkan cahaja remangremang
gelap. Tiba tiba Kwee In rasakan matanya perih seperti kemasukan
asap, entah asap datang dari mana" Makin lama makin ia
rasakan tidak enak matanya, ia kucak-kucak beberapa kali, tapi
rasanya perih tidak juga hilang oleh karenanya.
Perlahan-lahan pandangannya menjadi buyar kemudian
kurang tegas, setelah itu pandangannya menjadi gelap. Kwee
In kaget, sebab matanya ternyata sudah menjadi buta oleh
karena asap misterius tadi.
"Hehehe...!" terdengar suara ketawa seorang perempuan.
Kwee In heran, dari mana datangnya suara itu"
Sekarang Kwee In harus menggunakan ketajaman kuping
dan perasaannya sebagai ganti matanya yang telah menjadi
buta. "He he he... ! Anaknya Kwee Cu Gie akhirnya jatuh juga
ditanganku..." Kwee In perhatikan suara itu seperti ia sudah pernah dengar,
ia kenali, maka ia lalu menanya : "Ang Hoa Lobo bukan yang
bicara?" "Bagus, anak kecil, kau masih kenali juga suaraku. Aku
memang Ang Hoa' Lobo, sekarang kau dibawah kekuasaanku,
maka harus mendengar perintahku, mengerti!"
Kwee In ketawa gelak-gelak. Dimalam yang sunyi itu,
ketawanya Kwee In telah berkumandang jauh, karena ia
menggunakan lweekangnya yang tinggi.
Ang Hoa Lobo terkesiap dan berdebaran hatinya mendengar
suara ketawanya Kwee In yang memekakkan anak telinga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Setelah ketawa puas, Kwee In berkata: "Dengan membuat
buta mataku, kau kira kau dapat menguasai diriku" Hml Ang
Hoa Lobo, kau salah hitung. Kalau kau tahu gelagat, lekas
pulihkan kembali mataku. Kalau tidak, kau tahu sendiri. Aku
sudah cukup mengampuni kesalahanmu, kalau sekarang kau
main gila lagi padaku, jangan harap kau dapat lolos dari
tanganku. Kau jangan kira kedua mataku tidak bisa melihat
tidak bisa bikin apa-apa terhadapmu. Kau lihat saja apa kau
dapat melarikan diri dari tanganku!"
Ang Hoa Lobo seram mendengar perkatan Kwee In. Ia tahu
si bocah memang sangat hebat kepandaiannya, ia memang
ragu-ragu dapat menguasai si bocah dalam keadaan buta. Tapi,
lantaran didorong oleh keinginan menjadi jago dalam kalangan
Bulim, ia beranikan hati untuk coba-coba menguasai dirinya
Kwee In dalam keadaan buta.
Bagaimana Ang Hot Lobo tahu-tahu sudah ada dalam
goanya Coa-ong" Ang Hoa Lobo dalam ketakutannya dikejar oleh gurunya,
Lamhay Mo Lie. ia telah melenyapkan diri dalan jalanan rahasia.
Ia keluar-keluar dimulut terowongan diatas tebing yang terjal.
Ia tidak perdulikan jalanan sangat sukar dilalui, ia kabur terus
melalui tebing yang curam dan berbahaya, hal mana membuat
orang orang yang jaga mulut terowongan itu menjadi heran.
Mereka menduga akan datangnya musuh kuat, maka mereka
telah umpatkan diri. Benar saja, tidak lama kemudian muncul
dua orang wanita dan pria, ialah Kwee Cu Gie dan isterinya.
Sete!ah mereka masuk pula ke dalam terowongan, segera
oleh orang-orang yang jaga itu mulut terowongan telah ditutup
dengan batu yarg besar dan kuat, sehingga suami istri itu tak
dapat keluar dari situ ketika pintu keluar dilain ujung telah
ditutup musuh. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dalam perjalanannya yang tidak menentu, Ang Hoa Lobo
telah mengiktiti kakinya membawa ia kemana saja, akhirnya ia
sampai di Coa-ke-cun. Dengan secara kebetulan ia melihat Coaong
yang ia duga Kwee In lantaran wajahnya sama, ia hati-hati
menguntit Coa ong sampai ke goanya, kemudian keluar lagi
dan menyatroni goanya Sian Cu. Coa-ong umpatkan diri ketika
melihat Kwee In keluar dari goanya. Hal mana membuat Ang
Hoa Lobo sangat heran melihat ada dua orang Kwee In, hatinya
lebih tertarik pula untuk mencelakakannya.
Ia lihat Kwee In yang mengumpat telah mencelat masuk
kedalam goa. Setelah Kwee In yang dari dalam goa keluar, Ang
Hoa Lobo menguntit terus, menggunakan kepandaiannya
sehingga Coa-ong tidak tahu kalau dirinya dikuntit si Nenek
Kembang Merah. Ang Hoa Lobo menonton ketika Coa-ong menyaru jadi Kwee
In dan menggerayangi Sian Cu yang sedang rebahan. Hatinya
si nenek berdebaran, napsu berahinya jadi menyala, tatkala
melihat Coa-ong dan Sian Cu bergulat dengan seru diatas
dipan. Namun nafsunya yang sedang menyala itu tiba-tiba
padam seperti kena diguyur air dingin melihat dua orang yang
bertempur sengit itu mendadak telah berubah dirinya menjadi
dua ular besar. Ang Hoa Lobo ketakutan melihat pemandangan dalam goa
sebentar gelap sebentar terang, kemudian disusul oleh
segumpal api yang telah membakar Coa-ong dan Sian Cu.
Tiba-tiba ia dikejutkan dan ketakutan mendengar suara bayi
menangis, ialah Sian Lie, anaknya Kwee In berada tidak jauh
dari mayatnya sang ibu dan Coa-ong yang dalam keadaan
saling melibat. Ang Hoa Lobo mengerti bahwa dua manusia yang belum
lama ia lihat itu adalah dua siluman ular dan telah beranak bayi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ manusia. Cepat Ang Hoa Lobo raih anak yang menangis itu,
kemudian dibawa keluar goa menuju ke goanya Coa-ong.
Dengan menggunakan tenaganya yang besar, Ang Hoa Lobo
sudah geserkan batu yang menutup goa dan masuk kedalam,
dimana ia disambut oleh dua wanita cantik yang masing-masing
pada mengempo orok, mereka itu adalah Siu Lian dau Siu Lin.
Mereka kira yang datang adalah suaminya, tidak tahunya
seorang tua mengempo anak bayi dengan menenteng sebatang
tongkat berat, tentu saja membuat dua saudara itu menjadi
kaget dan Siu Lian menegur: "Orang tua, kau berani lancang
masuk, kalau suamiku tahu, kau bisa dapat susah!".
"Suamimu sudah mampus, bagaimana dapat menegur dan
bikin susah aku?" sahut Ang Hoa Lobo seraya tertawa terkekehkekeh.
"Kau jangan sembarang berkata yang bukan-bukan!" bentak
Siu Lin. "Kalau kalian tidak percaya, boleh tunggui pulangnya suami
kalian. Paling-paling juga arwahnya yang gentayangan yang
datangl" kata Ang Hoa Lobo kasar.
Siu Lian dan Siu Lin tidak senang.
"Orang tua, lekas kau enyah dari sini sebelum kami
menggunakan kekerasan untuk mengusirnya!" berkata Siu Lin.
"Hehe, kau ada kepandaian apa berani mengusir nenekmu?"
jengek Ang Hoa Lobo. "Kau juga ada kepandaian apa berani membangkang?"
semprot Siu Lin. "Hehe. kau coba-coba saja," ketawa Ang Hoa Lobo.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Cicie, kau jagai si Bwee," kata Siu Lin, seraya letakkan
anaknya diatas pembaringan, kemudian ia menghadapi Ang
Hoa Lobo. "Oh, kau mau bertempur " Hehe. mari sini! tantang Ang Hoa
Lobo. Siu Lin sembat sebatang pedang. "Orang tua, kau lihat aku
usir kau keluar dengan kekerasan!" katanya, kemudian putar
senjatanya menerjang pada si Nenek Kembang Merah, yang
segera menangkis dengan tongkatnya.
Ang Hoa Lobo satu tangan memondong bayi, satu tangan
putar tongkatnya melayani Siu Lin yang menyerang dengan
hebat juga. Melihat gerakan Siu Lin, meskipun gesit juga kurang
pengalaman, Ang Hoa Lobo lantas tahu dimana kelemahannya
si nyonya muda. "Kau bukan tandinganku!" seru Ang Hoa Lobo, berbareng
tongkatnya bekerja dan tahu-tahu pedangnya Siu Lin sudah
terbang. Dengan tangan kesemutan sakit, yang barusan mencekal
pedang, matanya Siu Lin mengawasi kepada Ang Hoa Lobo.
"Adik Lin, coba kau sekarang yang jagai anak-anak kita!"
kata Siu Lian, melihat adiknya dengan mudah dipecundangi.
Siu Lin lantas menghampiri encinya, ia sambuti anaknya Siu
Lian dan ditiduri dekat anaknya. Maksudnya ia mau
mengeroyok si Nenek Kembang Merah kalau encinya sebentar
keteter melawan Ang Hoa Lobo.
Siu Lian memang tidak tahu kepandaian Ang Hoa Lobo, ia
kira nenek biasa saja yang ia dapat robohkan dengan mudah,
tapi setelah mereka bertempur, baharulah Siu Lian merasa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ tekanan si nenek sangat hebat dan ia hampir tidak dikasi ketika
untuk menyerang dengan pedangnya.
Hanya beberapa gebrakan saja, Sin Lian sudah dipecundangi
oleh Ang Hoa Lobo. Melihat encinya kalah, Siu Lin berteriak: "Enci, mari kita maju
berdua, masa kita tidak bisa usir nenek liar ini?"
Siu Lian besar hatinya dan semangatnya terbangun pula
mendengar teriakannya sang adik, maka ia kembali menyerang
kepada Ang Hoa Lobo diikuti oleh serangannya Siu Lin yang
mempergunakan tipu-tipu yang mematikan. Namun, Ang Hoa
Lobo bukannya Aug Hoa Lobo yang namanya tersohor
manakala dapat dirobohkan oleh dua wanita kampungan saja.
Dengan mudah kemudian ia telah menjatuhkan mereka satu
demi satu dan baharulah Siu Lian dan Sui Lin takluk betul
kepada si Nenek Kembang Merah.
Mereka mengagumi kepandaiannya Ang Hoa Lobo, dengan
satu tangan mengempo orok dan dengan tangan lain
menggunakan tongkatnya, si nenek dapat bergerak leluasa
untuk merobohkan mereka berdua, sungguh kepandaiannya
hebat sekali, mereka memuji.
Setelah menguasai dua nyonya muda itu Ang Hoa Lobo
minta kepada mereka supaya merawat bayi yang ia bawa itu.
"Anak siapakah ia Popo?" tanya Siu Lian.
"Kau jangan tanya anak siapa. kalian rawat saja betul-betul
seperti anak sendiri aku sudah merasa berterima kasih kepada
kalian," jawab Ang Hoa Lobo.
Mendengar jawaban si nenek, mereka tidak banyak cingcong
lag. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kebetulan mereka sedang meneteki anaknya, maka anaknya
Kwee In mendapat bagian dan ia bisa dirawat dengan baik.
Siu Lian dan Siu Lin belakangan dipungut sebagai murid oleh
Ang Hoa Lobo dan mereka sangat senang mempunyai guru
yang kosen. Goa Coa-ong itu ada rahasianya, ialah tembus kelain goa.
Jalanan menembus kelain goa sangat rahasia, maka ketika
Kwee In datang ke goa itu, justeru Aug Hoa Lobo dan muridnya
sedang berada dilain goa. Mereka bisa dapat lihat pada Kwee
In melalui lubang-lubang rahasia dan pembicaraan mereka
didengar oleh Kwee In yang berada dilain goa, sebaliknya Kwee
In tidak bisa melihat mereka.
Maka, suaranya Ang Hoa Lobo tadi tak dapat diraba oleh
Kwee In datangnya dari mana, ia hanya rasakan suara itu tibatiba
mengiang ditelinganya saja.
Ang Hoa Lobo telah menggunakan asap beracun untuk
membuat matanya Kwee In buta.
"Asal kau menurut permintaanku, akan kupulihkan matamu
dapat melihat pula," berkata Ang Hoa Lobo.
"Kau mau minta apa dari aku?" tanya Kwee In.
"Kau lekas serahkan It-sin-keng kepadaku," sahut Aug Hoa
Lobo "It-sin-keng...!" menggumam Kwee In.
Sejenak keadaan sunyi, karena Kwee In tidak berkata-kata
lagi setelah menggumam. "Anak setan," kata Ang Hoa Lobo. "Selain dengan obat


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemunahku, hanya Thian-lie Giok-wan yang dapat
menyembuhkan matamu yang buta. Tapi dimana kau bisa
dapatkan Thian lie Giok-wan" Hehe, hanya obat pemunahku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ yang segera dapat menyembuhkan matamu yang buta, apabila
kau dapat menyerahkan kitab mujijat itu."
Thian-lie Giok-wan berarti anting-anting kemala bidadari.
Sebenarnya Kwee In mudah saja matanya dapat melihat
kembali, apabila ia mau menyerahkan It-sin keng kepada Ang
Hoa Lobo, tapi jago kita tidak rela menyerahkan kitab mujijat
itu. apalagi pesan Suhunya kitab itu tak boleh dibawa dan
sehabis diyakinkan, harus ditaruh di tempatnya lagi.
Lebih baik matanya buta daripada ia menyerahkan kitab sakti
itu, pikir si anak nuda. "Ang Hoa Lobo," kata Kwee In, ketika ia didesak untuk
kesekian kalinya, "kau mengharap yang bukan bukan. It-sinkeng
tidak akan terjatuh kepada siapa juga, ia harus tetap ada
ditempatnya. Hanya yang ada jodoh saja dapat melihat kitab
itu, sedang kau masa ada punya rejeki untuk meyakinkannya"
Kau sangat jahat, satu kali kau jatuh ditanganku, akan kubikin
kau seperti tepung!"
Ang Hoa Lobo tergetar hatinya, bulu badannya pada berdiri
saking seram mendengar ancaman Kwee In. Memang, kalau
sampai ia jatuh ditangan si bocah sakti, pasti badannya akan
dibikin seperti tepung untuk melampiaskan amarahnya. Namun,
ia terhitung nenek, masih ia mau ngotot untuk dapatkan It-sinkeng.
"Kau mau bikin aku seperti tepung, bagaimana kalau
anakmu aku bikin seperti bubur?" Ang Hoa Lobo meledek Kwee
In. Kwee In kaget, tergetar hatinya disebut hal anaknya. "Kau
yang culik anakku?" tanyanya dengan suara gemetar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kalau betul bagaimana"'' Ang Hoa Lobo ketawa seram, ia
lihat pihaknya menang mendengar suaranya Kwee In agak
gemetar menanyakan hal anaknya.
"Kau lekas kembalikan anakku!" teriak Kwee In mengguntur,
hingga goa dirasakan bergoyang dan mau ambruk.
"Kembalikan mudah saja asal kau lekas berikan tukarannya
kitab It-sin-keng!" "Kau tidak nanti dapat It-sinkeng dariku."
"Kau juga akan tetap buta dan anakmu aku bikin jadi bubur"
Kewalahan Kwee In dilayani oleh Ang Hoa Lobo yang ngotot
menghendaki It-sin-keng. Bimbang hatinya Kwee In, matanya
akan tinggal terus buta dan anaknya akan dijadikan bubur oleh
si Nenek Kembang Merah manakala ia tidak menyerahkan Itsinkeng. "Bum! Bum!" Terdengar suara seperti bom meledak, disusul oleh suara
gemuruh dari ambruknya goa Coa-ong. Kiranya Kwee In, dalam
putus asanya telah menggunakan pukulan mautnya
menggempur dinding dari mana terdengar suaranya Ang Hoa
Lobo. Dinding goa itu ambrol dan terlihat Ang Hoa Lobo sedang
menyelamatkan diri dari reruntuhan dinding goa, namun, tak
dapat dilihat Kwee In yang buta matanya.
Kwee In setelah mengumbar amarahnya, lantas
meninggalkan goa itu tanpa mengucapkan kata apa-apa
kepada Ang Hoa Lobo, yang sedang repot menyelamatkan
dirinya. Dengan menggunakan perasaan dan pendengarannya yang
tajam, Kwee In dapat kembali ke Sin-coa tong, ia duduk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ bersemedhi diatas dipan yang berhawa dingin seperti es batu,
hatinya masih sangat gusar kepada Ang Hoa Lobo.
Seberapa bisa Kwee In kendalikan amarahnya.
Kwee In telah mengalami banyak peristiwa yang
menggoncangkan jiwanya, sebenarnya ia bisa gila oleh
karenanya, tapi hatinya teguh dan mengingat akan segala
nasehat Yaya, Popo dan Ong Pok supaya ia tenang dan tabah
menghadapi semuanya itu. Dalam keadaan buta, Kwee In menutup diri dalam goanya.
Segala keperluan menangsel perutnya yang lapar, ia dapat
pertolongan dari kawan kera kecilnya yang tersayang.
Sianw-kauw, kera kecilnya, sangat setia kepada Kwee In.
Ang Hoa Lobo kecele dengan siasat busuknya, sebab It sin
keng tidak didapatkan sekalipun ia sudah dapat menekan Kwee
In dengan membutakan matanya dan menculik anaknya.
Hatinya marah dan kemarahan itu hendak dituangkan kepada
anaknya Kwee In, namun, si Nenek Kembang Merah tidak tega
waktu melihat Sian Lie ketawa-ketawa riang kepadanya.
"Setan kecil, kau juga telah mencuri hatiku seperti
eagkongmu..." Ang Hoa Lobo berkata-kata sendirian, melihat
anak itu ada demikian lucu.
Engkong yang dimaksudkan oleh Ang Hoa Lobo adalah Kwee
Cu Gie. Saban hari Ang Hoa Lobo suka mendatangi goanya Kwee In,
tapi ia tidak melihat bayangannya Kwee In. Apakah Kwee In
ada dalam goa" Tanya hati kecilnya. Ia ingin memeriksa masuk
goa, tapi hatinya tidak berani, ia takut dalam marahnya Kwee
In benar-benar membuat badannya hancur seperti tepung.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tapi setelah beberapa hari lewat, nyalinya mulai berani. Ia
ingin ketemui Kwee In dan majukan tekanannya lagi supaya
obat pemusnah mata buta dan anaknya ditukar dengan It-sinkeng.
Dengan menggunakan kepandaiannya, ia meloncat tinggi
dan hinggap ditepi goa si ular sakti. Dalam keadaan biasa,
dimana Sian Cu masih hidup, tidak ada seorangpun yang berani
menclok ditepi goa, karena sebelumnya sudah disamber hawa
racun dan mati konyol. Sekarang Sian Cu sudah tidak ada,
maka Ang Hoa Lobo bisa tancap kakinya diatas goa tersebut
tanpa bahaya apa-apa. Dengan hati-hati ia mendekat mulut goa dan coba bertindak
masuk, tapi, sebelum ia dapat maju lebih dalam, tiba-tiba
serangkum angin keras telah menghembus dari dalam goa
membentur badannya Ang Hoa Lobo balik ketepi mulut goa.
Ang Hoa Lobo sangat terkejut. Ia mengerti barusan adalah
angin pukulan Kwee In, yang memperingati supaya ia jangan
masuk lebih jauh. Ia merasa bersyukur si bocah tidak meminta
jiwanya. Kalau tidak, angin keras yang membentur badannya
tadi dapat membawa kematian baginya atau sedikitnya ia luka
parah. Ang Hoa Lobo cepat turun dari goa dan kembali ke goa Coaong.
Sejak itu ia tidak berani sembarangan memasuki Sin-coatong
takut mati konyol. Hari-hari Kwee In melewatkan temponya dengan menutup
diri dengan bersemedhi, ia buang pikiran yang
menggoncangkan hatinya, sampai tua ia tidak akan
meninggalkan Siu-coa-tong, ia hendak menjaga buku sakti (Itsinkeng) dari gurunya jangan sampai diambil orang. Apa yang
telah terjadi dengan isteri dan anaknya ia anggap itu hanya ia
dapatkan dalam impian, ia tidak ingin memikirkan lagi. Hatinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sangat kecewa bila mengingat akan pengalamannya yang
sudah-sudah. Ia mempunyai kepandaian yang luar biasa dan
tanpa tanding, namun, nasibnya sangat celaka, saban kali
menemukan goncangan hati yang membuat hatinya jadi tawar
untuk hidup lebih jauh. Satu satunya keinginan sekarang, dimana ia sudah buta
matanya, ia mengasingkan diri, tidak campur pula dalam
urusan Kang-ouw, tidak ingin kelibat pula dalam urusan asmara
yang selalu menyakitkan hatinya.
Keinginannya memang begitu, tapi guratan nasib maunya
lain. Demikian, tiba-tiba pada suatu lohor ia mendengar suara
wanita memanggil: "Adik In, adik In, kau dimana?"
Hatinya Kwee In tergetar, ia kenali benar suara itu adalah
suara Eng Lian, teman akrabnya sejak kecil. Apakah enci Lian
yang datang" demikian Kwee In menanya dalam hatinya
sendiri. Ia pasang kupingnya lebih tajam, benar saja itu adalah
suaranya Eng Lian. Hati Kwee In yang semula telah
berkeputusan tidak akan menghiraukan siapa juga, mendadak
berubah dan kegirangan bakal ketemu pula dengan enci
Liannya. "Enci Lian, kau masuk saja, aku ada didalam!" sahut Kwee
In. Ia menggunakan 'Toan-im jip bit', bisikan dari jauh dan
orang yang bersangkutan saja yang mendengarnya.
Tidak lama atau Kwee In dengar ada orang menegur
didekatya: "Adik In, kau kenapa" Kenapa tidak menyambut
kedatangan encimu?" "Enci Lian yang datang, bukan?" tanya Kwee In, tidak
bergeming dari duduknya diatas dipan batu yang berhawa
dingin es. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bukan, aku bukan enci Lian-mu," sahut si nona.
"Enci Leng Siong yang datang?" Kwee In menebak.
Si nona ketawa cekikikan, sebab memang benar Leng Siong
yang datang. Wajahnya, potongannya dan suaranya memang Eng Lian
dan Leng Siong, sepasang dara kembar, sangat mirip satu
dengan lain. Tidak mudah membedakan, meskipun Kwee In
banyak bergaul dengan sepasang dara kembar itu.
"Enci Siong, kau kapan datang" bagaimana kau tahu aku ada
disini?" tanya Kwee In.
"Kim Wan Thauto yang memberitahukan tempat tinggalmu,"
sahut Leng Siong. "Kau mencari aku, bagaimana dengan suamimu?"
"Ah. adik In, panjang untuk diceritakan halnya Tek Liong
suamiku." sahut si nona.
"Kenapa. apa kau bertengkar dengannya dan kau mencari
aku disini?" "Tidak, tidak. Aku tidak bertengkar dengannya. Kita
berpisahan secara baik-baik saja."
Kwee In terdiam mendengar kata-kata si nona.
Dengan penuh perhatian Leng Siong perhatikan Kwee In
yang menjublak duduk diatas dipan, seakan akan tidak
mmghiraukan kepadanya. "Adik In, apa kau tidak menghargai kedatanganku?" tanya
Leng Siong. "Kenapa kau menanya demikian, enci Leng Siong?" balik
menanya Kwee In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Leng Siong menatap wajahnya Kwee In yang cakap,
matanya bersorot agak layu dan aneh tidak menatap
kepadanya, ia hanya menatap kelain arah.
"Aku lihat kau sedikitpun tidak mengambil perhatian atas
kedatanganku ini, buktinya kau tinggal enak-enakan saja duduk
diatas dipan." Kwee In tertawa getir, kemudian menghela napas. "Enci
Leng Siong, kau tidak tahu adikmu sekarang sudah buta matanya..."
"Hah" Apa kau kata, adik In...?" memotong Leng Siong,
berbareng ia datang mendekat pada Kwee In yang sedang
duduk bersila. la mengawasi sejenak dengan hati berdebaran.
"Adik In, apa kau mau berkelakar dengan encimu" Aku lihat
matamu tidak apa-apa, hanya sedikit layu saja," kata Leng
Siong. "Mataku tidak apa-apa, tapi tidak melihat," sahut Kwee In.
"Aku biasa suka bergurau dan suka bikin enci ketawa, tapi
sekarang lain, mataku sudah buta, buta untuk melihat"
Tergetar hatinya si nona, tanpa disadari, ia merangkul Kwee
In dan memeriksa kedua matanya jago kita melalui jari-jarinya
yang lentik halus. "Kasihan kau buta melek, adik In," keluh si nona.
"Bagaimana kau bisa jadi begini" Sungguh aku tidak percaya,
kalau kau yang berkepandaian diatas semua orang dapatkan
nasib yang malang seperti ini..."
Kwee In tertawa getir, kembali ia menghela napas. "Enci
Leng Siong, kau datang dan kau akan pergi lagi tentu..." kata
Kwee In, matanya berkaca-kaca menangis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Adik In, kenapa kau menangis?" Leng Siong tidak menjawab
pertanyaan Kwee In. "Aku menangis dan terus akan menangis, mengingat
penderitaan yang kualami sangat menggoncangkan jiwaku.
Maka itu, kalau kau mau pergi, pergilah sekarang enci Leng
Siong, supaya hatiku tidak lebih sedih lagi..."
Leng Siong tidak tahan menyaksikan penderitaan demikian
mengharukan dari adik kecilnya, terdengar ia menangis terisak
isak, menyusul ia merangkul dan memeluk Kwee In erat erat.
"Adik In, aku datang untuk tidak pergi lagi..." bisiknya tegas di
telinga si anak muda, hingga Kwee In heran.
Tadinya ia diam saja seperti patung dirangkul dan dipeluk
erat-erat oleh si nona, ia tidak memberi reaksi apa-apa.
Namun, sekarang setelah mendengar bisikan Leng Siong
perlahan-lahan kedua tangannya memegang lengan si nona
dan ditarik, kemudian didekapnya tubuh Leng Siong pada
dadanya yang bidang. Leng Siong merasakan hangatnya dekapan orang yang
dicintainya. "Enci Leng Siong, apa kau datang untuk menemani aku?"
bisik Kwee In. "Kalau adik kecil tidak keberatan" jawabnya lembut.
"Oh..." berbareng Leng Siong rasakan jidatnya dikecup oleh
Kwee In. "Enciku, kau telah membuka lagi jalan untuk adikmu
bernapas..." sambung Kwee In.
"Adik In, aku datang untuk melayani kau dan bikin kau hidup
berbahagia..." kata si nona, seraya memeluk erat dan bikin
hatinya Kwee In bergejolak kegirangan.
"Habis.. bagaimana dengan suamimu, enci...?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Halnya ia kita bicarakan belakangan..."
"Mana bisa begitu, adikmu bukan seorang rakus yang


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melupakan perikesopanan," kata Kwee In seraya perlahan ia
mendorong tubuh Leng Siong.
Leng Siong heran merasa tubuhnya didorong jauh-jauh.
Si nona paham maksudnya Kwee In, ia tidak ingin
menodakan kehormatannya sang enci yang sudah bersuami.
Anak muda itu masih hijau, namun, ia tahu kesopanan yang
tidak boleh dilanggar oleh seorang kesatria dalam rimba
persilatan. Kwee In tahu bahwa Leng Siong ada mencintai dirinya,
untuk dapatkan si nona bukan soal sukar dari tangan Tek Liong
suamnya, namun itu bukan caranya ia memiliki gadis yang
dicintainya. Ia rela sang gadis dimiliki orang lain, karena ia
terlambat datang. Sekarang Leng Siong datang ke goanya, Kwee In percaya si
nona masih terikat menjadi isterinya Tek Liong, maka ia telah
menolaknya jatuh dalam rayuan si nona.
Leng Siong paham akan pendirian Kwee In, maka baginya,
kecuali berterus terang bahwa dirinya sekarang sudah bebas,
Kwee In tentu tidak berani kurang ajar terhadapnya dan
menyambut ia sebagai kawan hidupnya.
"Adik In, aku sudah bercerai dengan suamiku," Leng Siong
mengakui. "Bercerai" Sejak kapan enci bercerai dengannya?" tanya
Kwee In. "Dua bulan yang lampau, kami sudah tidak ada sangkutan
pula satu dengan lain."
"Kenapa enci bisa bercerai?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kalau tidak ada kecocokan diantara suami isteri, apalagi
akibatnya kalau bukannya perceraian" Adik In, kenapa kau
heran?" Kwee In percaya akan keterangan Leng Siong, tampak ia
manggut-manggut. "Adik In, sejak kau berlalu dari Su-yangcu setelah menderita
sakit hilang ingatan, hatiku seperti terbawa olehmu. Aku sangat
kasihan akan nasib malang yang dialami olehmu, maka diamdiam
aku berjanji bila ada kesempatan aku akan merawati kau
sebagai kawan hidupku. Kini aku sudah merdeka, aku datang
dan tidak akan pergi lagi..."
Kwee In tak dapat memikirkan panjang-panjang soal
perceraian Leng Siong, sebaliknya hatinya sangat berterima
kasih atas cintanya si gadis. Maka ketika Leng Siong datang
dekat pula padanya, segera juga ia mendekapnya dengan
penuh bahagia. "Enci Leng Siong, kaulah yang akan membuat aku hidup
kembali..." bisiknya.
"Akupun sangat bahagia dapat hidup bersama-sama
disampingmu..." sahut si noua lembut.
"Namun aku sekarang sudah cacad, mataku buta, apa aku
dapat membuat kau hidup bahagia disampingku?" tanya Kwee
In ragu-ragu. "Baru hanya mata buta, walaupun badanmu cacad, tidak
akan merobah cinta sayangku kepadamu, adik kecil..."
"Kau adalah pelita hatiku, enci Leng Siong..." Kwee In kata,
tak tahan ia kalau tidak memberikan kecupan hangat di
jidatnya si nona. -oo0dw0ooTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ BAB 78 DENGAN adanya Leng Siong, semangatnya Kwee In yang
telah layu telah terbangun pula dan mengharapkan
kesembuhan kedua matanya.
Bagaimana Leng Siong tiba-tiba saja ada digoa ular raksasa"
Si nona setelah rnemerdekakan Lie Sin, telah menanti-nanti
kiriman lagi orang-orang kuat dari Lie Bong yang
mengharapkan dirinya dijadikan isterinya, tapi Lie Bong tidak
mengirim orangnya lagi ditunggu sampai sudah satu bulan.
Kebetulan ada Kim Wan Thauto datang kerumahnya, si nona
telah menanyakan halnya Kwee In ada tinggal dimana"
"Aku sendiri belum pasti, tapi aku percaya Kwee In sekarang
ada di Sin-coa-tong, goa didalam mana ada tersimpan kitab
mujijat karangannya Kong In Sian-jin." kata Kim Wan Thauto.
"Terima kasih, Toako," si nona kata sambil tersenyum.
"Memangnya kau menanyakan adress si bocah mau pergi
kesana?" tanya si Thauto menggodai si nona.
Si nona berasa digodai, matanya yang bagus mengerling
galak."Memangnya, kalau aku kesana, siapa larang?" kata si
nona ketawa manis. "Yang larang sih tidak ada, cuma saja..." Kim Wan Thauto
hentikan bicaranya. "Cuma saja apa sih?" Leng Siong kepingin tahu.
"Cuma saja, kalau kau kesana bisa pergi tak bisa kembali."
"Sebabnya kenapa?"
"Kau akan dirangsang si bocah dan kecantol disana..."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Toako, kau berkelebihan menggodai orang", kata Leng
Siong, tangannya diulur hendak mencubit, tapi Kim Wan Thauto
sudah menyingkir sambil ketawa berkakakan.
Hatinya si nona yang selalu memikirkan Kwee In, sejak
bercerai dengan Tek Liong, maka alamat Kwee In yang ia dapat
dari Kim Wan Thauto boleh dikatakan sebagai pendorong yang
kuat untuk ia mencari si bocah.
Ia lalu berdamai dengan ayah dan ibu-nya. Hatinya sangat
girang dapat ijin untuk mencari Kwee In. Teng Hauw dan
isterinya dapat menyelami hati sang puteri yang rindu kepada si
bocah luar biasa. Mendapat teman Leng Siong, jago kita yang buta terhibur
hatinya. Leng Siong cukup jenaka, meskipun ia kalah oleh
encinya (Eng Lian) yang berandalan dan bikin Kwee In sering
kewalahan oleh adat-nya. Untuk jangan sampai Leng Siong kecewa, belakangan Kwee
In telah menceritakan terus terang riwayatnya bersuami isteri
dengan Sian Cu, Sucinya, ular raksasa penghuni goa maut itu,
sampai punya anak dan isterinya telah binasa dibakar api Dewa
ketika bersetubuh dengan Coa ong. Tidak lupa, Kwee In juga
ceritakan kisahnya Sian Cu dun Coa-ong yang dulunya adalah
kekasih satu dengan lain, mereka telah dikutuk Dewa menjadi
ular dalam dunia untuk bertapa lebih dari duaratus tahun,
baharu dapat menjelma menjadi manusia.
Leng Siong mendengarkan cerita Kwee In dengan penuh
perhatian. Pedang Ular Mas 3 Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo Pukulan Naga Sakti 13

Cari Blog Ini