Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 1
" Seri 3 Kesatria Baju Putih
Karya : Wen Rui Ai Panji Akbar Matahari Terbenam Pendahuluan Pada tahun Shao Xing 11, Ye Fei seorang jenderal dari Kerajaan Song karena telah dikhianati oleh Qing Hui seorang Menteri dorna akhirnya dia terbunuh. Qing Hui bermaksud bersekongkol dengan Tentara Jin (Kim).
Pada tahun yang sama di bulan 11, akhirnya terjadi kesepakatan antara Kerajaan Song dan Tentara Jin. Kesepakatan ini menyebabkan Kerajaan Song bukan hanya kehilangan wilayahnya tapi juga merupakan penghinaan terhadap prajurit-prajurit Kerajaan Song. Akhirnya kesepakatan ini malah mengantarkan Kerajaan Song hancur di tangan bangsa asing.
Kesepakatan antara Tentara Jin dan Kerajaan Song hanya bertahan selama 20 tahun. Begitu raja Kerajaan Song yang bernama Gao Zhong, dan jenderal besar Tentara Jin yang bernama Wu Shu meninggal, Jin Xi Zhong yang masih muda menggantikannya. Dia senang minum-minum dan senang membunuh, akhirnya dia dibunuh oleh adiknya sendiri.
Liang mengangkat dirinya menjadi raja. Dia sangat menyukai
budaya Tiongkok. Pada tahun 1159, dia mengumpulkan enam ratus ribu pasukan dan menyerbu Kerajaan Song, mereka tiba di propinsi An Hui sekarang. Waktu itu jenderal-jenderal dan para pejabat yang masih setia dan berani mati, dibunuh oleh Perdana Menteri Qing Hui dan raja bodoh yang diperalatnya, prajurit-prajurit sudah tidak ada semangat berjuang lagi, mereka mengikuti arah angin bergoyang ke sana kemari.
Begitu Tentara Song melihat banyak Tentara Jin yang menyerbu, mereka sangat ketakutan. Mereka tahu jika mereka maju berperang, mereka pasti akan kalah. Walaupun mereka bisa menang, tapi nasib mereka akan sama seperti Jenderal Ye Fei. Dengan bersusah payah akhirnya mereka berhasil mengalahkan Jenderal Wu Shu dan bekerja sama dengan para pendekar He Bei. Sewaktu mereka sedang menikmati kemenangan mereka dipaksa kembali ke kerajaan dan Propinsi He Nan dikembalikan lagi kepada Tentara Jin.
Karena itu Tentara Song berada di pihak yang kalah dan para prajurit melarikan diri berpencar entah ke mana. Saat melarikan diri, terdengar jeritan rakyat bercampur menjadi satu. Panji Tentara Song berhasil direbut oleh Tentara Jin. Peperangan sudah mendekati Huai Bei. Waktu itu Yu Yun Wen mengumpulkan para prajurit yang tersisa dan menyusun strategi baru untuk memerangi Raja Jin yang bernama Liang, saat itu adalah penentuan hidup dan mati.
BAB I Tujuh orang aneh Di kabupaten Huai Yin, di kota Huai An.
Shao Xing tahun 31. Musim semi.
Di sebuah perusahaan perjalanan (Biao) yang bernama Huai
Yang. Panji Biao Huai Yang tampak berkibar, wajah-wajah anggota Biao di sana berwarna seperti besi. Wajah mereka merenggut dan mereka sama sekali tidak bersuara.
Dalam perusahaan Biao Huai Yang, ada tiga orang terpenting dalam perusahaan itu mereka kira-kira berumur 40 tahun, dia bermarga Cai, dan bernama Bu Pin. Dia menguasai 36 macam jurus tombak. Di Huai Yin orang yang terkenal bisa menggunakan tombak adalah dirinya.
Orang kedua terpenting dalam Biao Huai Yang berumur 40 tahun lebih, bermarga Wu, dan bernama Shen Si. Pembawaannya sangat tenang. Dia sangat menguasai jurus Feng Mo Zheng Fa (jurus tongkat siluman gila) dan Da Mo Gun Fa (jurus tongkat Da Mo= Tat Mo). Dia adalah penasehat di perusahaan Biao Huai Yang, juga menjabat sebagai kepala pelatih di Biao Huai Yang.
Hari ini, kedua orang penting dari perusahaan Biao Huai Yang tampak sedang duduk di ruang tamu. Wajah mereka terlihat serius dan sikap mereka terlihat dingin.
Cai Bu Pin menggebrak meja dan berkata, "Kurang ajar! Penjahat Jin (Kim) memang keterlaluan! Kita orang-orang Song sudah digencet mereka sampai tidak bisa bernafas lagi!"
Wu Shen Si segera bersuara, "Shhhtt!".
Dia memberi tanda kepada Cai Bu Pin agar tidak berbicara lagi. Dia berkata, "Lao San, masalah memaki kerajaan tidak perlu kita lakukan. Jika kita diadukan kepada kepala pemerintahan, keluarga kita pasti akan dibunuh. Aku sudah berkeluarga, aku tidak tahan disiksa seperti itu!"
Cai Bu Pin tahu Wu Shen Si bukan seorang penakut, dia hanya ingin menasehatinya saja. Segera dia berkata, "Kakak Kedua, penjahat itu sudah menyerang Cai Shi. Katanya beberapa hari ini, di kota banyak orang yang mencurigakan. Mereka tampak berjalan-jalan di kota. Kita adalah putra kerajaan Song. Kita harus
membunuh beberapa anjing Jin itu!"
Wu Shen Si berpikir sebentar lalu berkata, "Hanya dengan membunuh beberapa orang saja rasanya tidak akan ada gunanya. Kemarin Kakak Tertua sudah pergi ke Huai Bei untuk bertemu dengan Pendekar Long Zhai Tian dan berunding dengannya. Jika perlu kita akan membubarkan perusahaan Biao ini, kemudian bergabung dengan Tuan Long Zhai Tian mengikuti Jenderal Yu membunuh para anjing Jin!" .
Cai Bu Pin bertepuk tangan dan tertawa, "Aku rasa lebih baik seperti itu!"
Tiba-tiba terdengar suara keras bercampur dengan suara bentakan dari luar pintu!
Seorang anggota perusahaan Biao dengan terengah-engah masuk ke ruang tamu. Dia tidak bisa berbicara karena nafasnya menderu cepat. Cai Bu Pin segera menghampirinya dan bertanya, "Ada apa" Cepat katakan!"
Karena terjatuh, dahi anggota Biao ini berdarah dan tangan kirinya terkilir. Dia berkata, "Tuan Kedua, Tuan Ketiga, di luar ada beberapa penjahat Jin berikut beberapa orang pengkhianat Han. Mereka mengatakan ingin bertemu dengan kepala perusahaan Biao. Karena orang-orang perusahaan kita melihat yang datang adalah para penjahat Jin, mereka marah. Tidak disangka di antara ketujuh orang itu, muncul 2 orang raksasa, dan sudah membuat saudara-saudara kita.. .dipukul...."
Cai Bu Pin marah dan membentak, "Saudara kita dipukul seperti apa" Anjing Jin, berani datang ke kota Huan An, lalu memukul orang-orangku, aku harus menghajar mereka!"
Kata-katanya belum selesai, dari luar melayang masuk 3 orang. Mereka adalah anak buah Cai Bu Pin. Beberapa kali tubuh mereka bergetar. Wajah mereka tampak belepotan darah, tapi sebentar kemudian sudah tidak bergerak lagi.
Sebetulnya ilmu silat ketiga orang perusahaan Biao ini lumayan
tinggi, tapi hanya dalam waktu sebentar mereka berhasil dibabat oleh orang-orang Jin. Wu Shen Si merasa tersinggung dan marah melihat semua ini!
Cai Bu Pin meloncat keluar. Dengan marah dia membentak, "Kurang ajar! Berani membunuh orang-orang perusahaan Biao Huai Yang..."
Waktu itu, tiba-tiba dari luar pintu muncul 7 orang. Mereka berbaris membentuk angka satu aksara China. Mereka dengan dingin berdiri di depan pintu.
Hati Wu Shen Si terasa dingin. Dengan cepat dia berkata, "Lao San, jangan berontak!" Tapi Cai Bu Pin sudah lari keluar!
Begitu Cai Bu Pin keluar, dari ketujuh orang itu, 6 di antaranya tidak bergerak. Salah satu laki-laki yang berbadan tegap dan tinggi sudah menghadang Cai Bu Pin. Kecepatan tubuhnya 10 kali lipat dibandingkan Cai Bu Pin, dan tenaganya seperti bisa mendorong gunung dan bisa menumpahkan isi laut.
Cai Bu Pin hampir bertabrakan dengan orang itu. dia segera berhenti dan merasa terkejut. Cai Bu Pin bukan orang biasa, tangannya sudah menggenggam sebuah tombak!
Belum sempat bertabrakan, tombaknya sudah menotok di 3 tempat jalan darah lawannya, cepat dan juga tepat.
Jurus ini bernama Han Ya San Dian (Jurus tiga totokan burung gagak dingin). Cai Bu Pin paling apal menguasai jurus ini dan juga merupakan jurus yang terkenal. Maka pada saat dia melancarkan serangan, jurus inilah otomatis yang digunakan. Cai Bu Pin tidak tahu kalau orang yang datang bukanlah sembarang orang, dia juga mengeluarkan serangan untuk membunuh!
Tiga buah mata tombak siap menusuk dan menotok orang itu. Tapi orang itu tidak terkena tusukan tombaknya malah gerakan majunya menjadi lambat. Sebaliknya Cai Bu Pin malah semakin cepat melangkah.
Tiba-tiba tombak yang dipergunakan untuk menusuk malah
terlepas terbang dari hadapan orang itu.
Cai Bu Pin terkejut dan mundur!
Tapi dari belakang sudah menunggu seorang laki-laki berbadan tinggi besar. Gerakannya lebih cepat dari gerakan laki-laki pertama. 'Waktu itu puluhan orang perusahaan Biao masuk ke lapangan penerima tamu, mereka memperhatikan 6 orang yang datang. Hanya dalam waktu singkat tinggal 5 orang. Pertarungan ini hanya terlihat seperti bayangan yang bergerak cepat. Di arena pertarungan ternyata sudah bertambah satu orang lagi!
Cai Bu Pin merasakan adanya bahaya. Dia ingin menyingkir kesamping tapi lawannya datang sangat cepat. Dia tidak bisa menghindar lagi. Hanya terdengar suara PING! PING! Yang satu berada di depan dan yang satu berada di belakang, mereka mengurung Cai Bu Pin di tengah-tengah.
Begitu melihat ada seseorang yang muncul dibelakangnya, hatinya ingin berteriak, "Bahaya!". Tapi tubuhnya terasa melayang terbang sedangkan kedua orang itu setelah menabrak sasaran mereka. Lalu mereka berpisah lagi, berdiri di kiri dan di kanan, kelima orang itu dan sama sekali tidak bergerak.
Begitu Wu Shen Si berada di lapangan pertarungan, dengan tepat bisa menangkap Cai Bu Pin yang roboh.
Tulang-tulang Cai Bu Pin tampak sudah tidak ada yang utuh. Tulang-tulangnya hancur, kemudian menancap ke dalam daging. Dia langsung meninggal.
Wu Shen Si marah dan terkejut. Bola matanya seakan mau keluar. Dia ingin bertarung dengan mereka tapi setelah dipikir-pikir dia menahan diri, dia melihat baru saja bertarung, dengan mudah Cai Bu Pin telah dibunuhnya, berarti ilmu silat mereka sangat tinggi dan cara bertarung mereka sangat aneh. Karena itu dia tidak ingin secara sembarangan menyerang, jika tidak, dia juga akan mati sia-sia. Dia menarik nafas, dengan pelan-pelan lalu berdiri melihat orang-orang itu.
Mereka terdiri dari 7 erang, salah satu dari mereka telah berumur 40 tahun. Wajahnya terlihat sangat serius, dia tidak marah tapi telihat berwibawa, wajahnya cukup tampan. Dia memakai baju panjang dan tangannya dimasukkan ke dalam lengan baju. Melihat apa yang terjadi di lapangan, dia tidak bertanya dan seperti tidak melihat.
Orang yang berada di sebelah kirinya, memakai baju Qi Dan. Wajahnya juga terlihat sangat berwibawa, perawakannya tinggi dan besar. Siapapun yang berdiri di depannya, paling-paling tingginya hanya mencapai pundaknya. Kedua matanya, hanya melihat dingin tapi tidak terlihat ekspresi apapun di wajahnya.
Di sebelah kanannya adalah seorang La Ma (biksu Tibet). Memakai baju biksu berwarna merah dan selempang berwarna emas yang dipakai di sebelah kanannya. Tangannya memegang sebuah sekop berbentuk seperti gigi. Sekop itu beratnya kurang lebih 10-15 kilogram tapi pada saat dipegang olehnya seperti tidak memerlukan tenaga besar. Di kepalanya masih ada seuntai tasbih yang terbuat dari kayu berwarna merah, biji tasbih itu besar dan juga berkilau. Kedua mata La Ma ini seperti bisa mengeluarkan kobaran api. Wu Shen Si yang melihatnya, merasa jantungnya terus berdebar-debar karena terpengaruh oleh pembawaan La Maini.
Di kanan La Ma adalah orang yang berdandan seperti suku bangsa Nu Zhen, perawakannya tinggi dan kurus. Kesepuluh jarinya berbentuk seperti cakar elang, panjang dan lancip-lancip. Dengan wajah seram dia melihat Wu Shen Si. Membuat hati Wu Shen Si menjadi dingin. Di sebelah kiri orang Qi Dan itu ada satu orang bersuku Han. Usianya kira-kira 50 tahun, wajahnya seperti tikus, memakai baju putih yang terbuat dari sutra, terlihat sangat mewah. Kumisnya seperti kumis kucing. Tangan kirinya memegang sebuah panji bertuliskan 'Song'. Tangan kanannya memegang panji bertulisan huruf 'Jin'. Langkah kakinya pada saat berjalan seperti angka delapan (huruf China). Di pinggangnya masih terselip sempoa besi berwarna hitam. Dia menyipitkan matanya. Dengan pandangan tidak bersahabat dia menatap Wu Shen Si.
Di sisi kiri dan kanan orang itu, masih ada 2 orang laki-laki bangsa Mongolia. Badan mereka tinggi juga besar. Lebih kasar dan besar dari orang Qi Dan itu, wajah mereka tampak sangat keras. Daging di seluruh tubuh mereka menggelembung seperti panci besi. Dalam setengah jurusnya, Cai Bu Pin langsung terpukul mati. Kedua orang Mongolia itu memiliki wajah dan perawakan hampir sama. Mereka berdiri dengan sikap sangat sombong, tapi menghormati kelima orang itu.
0-0-0 Wu Shen Si menahan kesedihan di dalam hatinya. Dengan marah dia berkata, "Kalian tidak minta ijin terlebih dulu, langsung masuk ke perusahaan Biao kami, setelah itu membunuh orang-orang perusahaan Biao dan juga membunuh adik ketiga. Sebenarnya apa tujuan kalian?"
Orang-orang perusahaan Biao itu yang telah kalah di tangan ketujuh orang itu. Melihat musuh dengan mudah bisa membunuh orang ketiga terkuat di perusahaan ini, mereka tidak bersuara. Begitu mendengar Wu Shen Si bertanya, merekapun ikut marah, "Penjahat, apa mau kalian sebenarnya!"
"Anjing Jin, kalian cari mati saja!"
"Kurang ajar! Ketua Biao dan wakil ketua kami akan menangkap kalian lalu melemparkan kalian ke sungai sebagai makanan ikan...
Cambang laki-laki yeng bersenjata Sempoa itu tampak bergerak-gerak. Sambil tertawa dia berkata, "Ohi Daging cincang yang tergeletak di bawah ini, apakah dia adalah Pendekar Ketiga Cai" Kami mohon maaf!"
Mendengar kata-kata itu, orang-orang yang ada di sana semakin marah. Wu Shen Si yang lebih berpengalaman, segera bertanya, "Apakah Tuan adalah si Sempoa Besi dari He Bei XiWuHou,TuanXi?"
Orang itu tertawa, "Benar. Aku masih mempunyai julukan jelek lainnya yaitu, apapun akan kujual jika mati tidak akan mempunyai keturunan. Jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan oleh Pendekar
Wu, biar aku membantu Anda membentahu."
Orang-orang perusahaan Biao mendengar semua perkataannya. He Bei Xi Wu Hou terkenal menjual segala apapun, hati nurani, wajah, negara, rumah, sampai istri dan putra putrinya sekalipun. Asalkan dia bisa menjadi kaya dan makmur, mempunyai kekuasaan dan uang, dia pasti tega menjual semuanya. Dia bernama Xi Wu Hou karena orang-orang persilatan membencinya karena dia sering mengkhianati teman, maka mereka memanggilnya dengan sebutan Si Wu Hou (Mati tidak ada turunan).
Wu Shen Si tahu kalau dia adalah Xi Wu Hou, karena di dunia persilatan yang bisa menjadikan sempoa besi sebagai senjata dan memiliki ilmu silat sangat tinggi, hanya ada 3 orang, dan salah satu di antaranya bernama Sempoa Emas, Xin Wu Er. Menurut orang-orang, dia sangat tampan. Sedangkan yang satu lagi bernama Tuan Sempoa, Bao Xian Ding. Menurut orang-orang yang pernah bertemu dengannya, dia berperawakan pendek, gemuk, dan dia berdandan seperti seorang pedagang. Kedua orang itu berpandangan sangat lurus. Satu-satunya yang tega menjual segala sesuatu hanya Xi Wu Hou. Dia sangat
licik, kejam, dan berbahaya. Dia tega menjual negara untuk mendapatkan kemakmuran. Dia menjadi seorang pengkhianat dan dibenci oleh orang-orang.
Begitu nama Xi Wu Hou terlontar, orang-orang perusahaan Biao terdiam karena dia memang terkenal karena kejamnya dan liciknya.
Pikiran Wu Shen Si dengan cepat berputar. Dia tahu di antara ketujuh orang itu, Xi Wu Hou dan kedua orang Mongolia itu, ilmu silatnya lebih tinggi darinya. Sedangkan keempat orang lainnya, belum diketahui sampai sejauh mana kemampuan ilmu silat mereka. Hatinya terus mengeluh.
Terdengar Xi Wu Hou tertawa licik, "Kau lihat, ini apa?" Dia melambaikan-lambaikan kedua panji yang dipegangnya.
Wu Shen Si menjawab dengan tenang, "Panji itu bertuliskan panji kerajaan Song dan satu lagi adalah kain perca milik penjahat Jin!"
Xi Wu Hou tertawa dingin, "Panji kerajaan?" Dia melemparkan panji kerajaan Song, kemudian menginjak-injaknya.
Orang-orang perusahaan Biao Huai Yang tidak kuat menahan penghinaan ini, mereka segera maju menyerang. Wu Shen Si ingin melarang tapi sudah tidak sempat.
Dua orang perusahaan Biao yang berada di tengah-tengah udara ditangkap oleh sepasang tangan kemudian tenggorokan mereka dicekik. Hanya sebentar kedua orang perusahaan Biao itu tampak matanya melotot dan lidahnya terjulur keluar. Mereka sudah mati. Orang Mongolia itu yang telah membunuh mereka.
Keadaan menjadi geger. Ada yang mencabut pedang untuk menyerang orang Mongolia itu. Tiba-tiba terdengar suara bentakan seperti guntur, "Hentikan! Jangan ingin mati konyol!"
Orang-orang perusahaan Biao mendengar suara ini. Mereka segera berhenti. Wu Shen Si merasa sangat senang. Dia memanggil, "Da Shi Xiong (kakak tertua)."
Semua orang perusahaan Biao dengan hormat memanggil, "Ketua Biao."
Rambutnya sudah memutih, begitu juga dengan alisnya, dia terlihat sangat berwibawa. Dia adalah ketua Perusahaan Biao, Li Long Da. Ilmu telapak Jiang Tian Zhang yang dimilikinya sangat terkenal di Huai Bei. Ilmu silatnya jauh berada di atas Wu Shen Si. Wu Shen Si tampak menjadi tenang.
Begitu melihat ada orang yang masuk ke perusahaan Biao, dia tahu kalau mereka bukan orang baik-baik. Dia sudah menyuruh orang pergi ke rumah Li Long Da dan memanggil Li Long Da untuk membantunya. Begitu Wu Shen Si melihat Kakak tertuanya sudah datang, dia tahu kalau Li Long Da pasti mempunyai cara menghadapi orang-orang jahat ini, maka hatinyapun merasa sangat tenang.
Di antara ketujuh orang itu, kecuali Xi Wu Hou yang bicara dengan orang-orang perusahaan Biao, ada dua orang Mongolia yang
sedang mengawasi orang-orang perusahaan Biao, keempat orang suku asing lainnya, terutama La Ma yang sorot matanya berpindah dari Wu Shen Si kepada Li Long Da. Orang suku Nu Zhen itu dengan seram melihat ke sekeliling. Orang Qi Dan itu pada saat melihat Li Long Da muncul, dia melihat dengan sorot mata seram. Sorot mata ini membuat Li Long Da sempat bergetar kemudian dia tidak mempedulikannya lagi. Dia melihat tangannya. Sikapnya terlihat sangat santai. Dia tidak melihat ketempat pertarungan, dia berjalan mondar mandir. Sepertinya hal yang terjadi di sini, tidak ada hubungan dengannya.
Li Long Da sangat berpengalaman. Dia tidak terlihat tergesa-gesa dan juga tidak marah-marah. Dengan suara lantang dia berkata, "Kalian sudah membunuh dan melukai orang-orang perusahaanku. Apakah perusahaan kami telah berbuat salah yang tidak kami ketahui. Harap kalian bisa memberitahukannya."
Suara Li Long Da seperti guntur dan menggetarkan gendang telinga, sehingga telinga menjadi sakit, suara Xi Wu Hou malah seperti suara nyamuk tapi sangat jelas masuk ke telinga semua orang.
"Tuan Li, tidak perlu terburu-buru. Aku akan memperkenalkan mereka kepada kalian."
Li Long Da menahan amarahnya dan berkata, "Tuan kalau tidak salah adalah Jue Ming Suan Pan, sudah lama aku mendengar nama Anda."
Xi Wu Hou tertawa, "Namaku tidak pantas dibicarakan." Dengan sikap hormat dia menunjuk orang Jin yang mengenakan baju mewah itu. "Tuan ini adalah keponakan raja Jin, beliau adalah pangeran Shen Ji. Pangeran Shen Ji sangat menyukai kebudayaan Tiongkok, karena itu beliau memiliki nama China, beliau bernama Jin Chen Ying. Jin adalah nama marga semua orang Jin. Ying artinya adalah elang, jadi nama beliau berarti raja burung. Tujuan Pangeran Jin kali ini ke selatan...."
Salah seorang dari anak buah perusahaan Biao melihat Xi Wu
Hou terus menjilat, dia berkata, "Chen itu Luo. Luo artinya jatuh. Luo Ying berarti burung mati, biasa dimasak oleh rakyat Song untuk dijadikan makanan"
Orang berbaju mewah itu berkata, "Apa yang dia katakan?"
Tiba-tiba orang Qi Dan itu bergerak. Orang perusahaan Biao yang sedang bicara itu suaranya berhenti karena kepalanya sudah terpenggal oleh telapak tangan orang Qi Dan itu. Tubuhnya masih tetap berdiri tapi darahnya sudah bermuncratan. Dia tidak tahu dia mati dengan cara apa. Orang Qi Dan itu sudah kembali lagi ke tempat semula.
Orang Qi Dan itu menenteng kepala orang Biao ke hadapan orang berbaju mewah. Dengan sikap hormat dia berkata, "Orang itu mengatakan kalau dia tidak akan bicara mengenai hal itu lagi."
Dengan puas orang berbaju mewah itu mengangguk. Dia mulai berjalan mondar mandir lagi.
Orang-orang yang ada di perusahaan Biao itu tampak pucat wajahnya, termasuk Li Long Da sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa melihat jelas dengan cara apa orang Qi Dan itu 11 lembunuh saudara mereka!
0-0-0 BAB 2 Sekali pukul langsung mati
Xi Wu Hou tampak sangat senang. Sambil tertawa dia menunjuk orang Qi Dan itu dan berkata, "Beliau adalah seorang jenderal besar dan nama beliau adalah Xia Hou Lie dari kerajaan Jin. Gerakan beliau tadi hanya memperagakan sedikit ilmu yang dimilikinya, supaya kalian, orang-orang yang pantas dikasihani, bisa terbuka matanya lebar-lebar!"
Semua orang merasa marah mendengar perkataan Xi Wu Hou, sebenarnya Xi Wu Hou adalah orang Song mengapa dia mau saja menjadi kaki tangan negara lain" Tapi mereka pun takut pada wibawa Xia Hou Lie, karena itu mereka tidak berani bersuara.
Li Long Da terdiam. Dia tidak bersuara sama sekali. Xi Wu Hou menunjuk La Ma berbaju merah dan berkata, "Beliau adalah Budha hidup dari Tibet, Ge La Tu, beliau juga seorang pesilat tinggi."
Kemudian dia menunjuk orang suku Nu Zhen dan berkata, "Beliau adalah pesilat tinggi suku Nu Zhen, yaitu Tuan Wan Yan Zhu."
Li Long Da berkata, "Yi!" ternyata Tuan Wan Yan Zhu yang mempunyai ilmu silat tinggi, dia pernah ke Zhong Y&an sekali dan mengalahkan enam orang pesilat tinggi Zhong Yuan. Dia sangat licik dan kejam. Li Long Da mengetahui kalau Tuan Wan Yan Zhu adalah ketua dari Ying Zhao Zhuo Ge Men yang ada di Nu Zhen. Semenjak masuk ke Zhong Yuan, dia tidak terkalahkan, kemudian bertemu dengan pendekar Jiang Nan Fang Zhen Mei, dan mereka telah bertarung 3 kali, dan dalam ketiga pertarungan itu dia kalah, karena itu dia kembali lagi ke Nu Zhen.
Li Long Da melihat Xi Wu Hou lebih menghormati Pangeran Jin dan Xia Hou Lie dibandingkan kepada Wan Yan Zhu, dia merasa aneh.
Xi Wu Hou menunjuk dua orang Mongolia itu dan berkata, "Kedua orang Mongolia ini adalah budak negara Jin, Pangeran Jin sangat menghargai mereka, maka beliau memberikan jabatan jenderal pengawal pribadi kepada mereka yang satu bernama Hu Shang Ke, sedangkan yang satu lagi bernama Hu Shang Ge, mereka dijuluki 2 jenderal pemberani dan sakti."
Li Long Da menekan kemarahannya di dalam hati dan berkata, "Anda bertujuh datang ke perusahan Biao ini, apakah ada tujuan tertentu, harap bisamemberitahu."
Xi Wu Hou tertawa sinis, "Tujuan kami sangat sederhana, mereka ini adalah pesilat tangguh dan pangeran memiliki ribuan prajurit dan
puluhan laksa uang, beliau tidak perlu menggunakan para prajuritnya untuk mengancam kalian, dan kalian juga hanya orang dunia persilatan, aku telah menginjak panji kerajaan Song, kalau kalian setuju, kalian diam saja, kalau kalian tidak senang kalian bisa bertarung. Tapi senjata tidak bermata, apakah bisa hidup terus atau mati, jangan menyalahkan orang lain."
Li Long Da baru sadar setelah Xi Wu Hou selesai berkata, apa sebenarnya tujuan mereka, dia berkata, "Oh, ternyata kalian datang ke sini hanya untuk melihat sampai sejauh mana ilmu silat Zhong Yuan!"
Wan Yan Zhu tiba-tiba berkata, "Aku kira ilmu silat Zhong Yuan biasa-biasa saja."
Li Long Da marah, Wu Shen Shi berkata, "Walaupun ilmu silat Zhong Yuan biasa-biasa saja, tapi dulu kami berhasil mengusir negara Tuan kembali ke negara asal, dan itu dilakukan oleh orang-orang Zhcng Yuan."
Wajah Wan Yan Zhu berubah, ternyata dulu ketika dia dikalahkan oleh Fang Zhen Mei dan dia merasa sangat terhina, sekarang Wu Shen Shi berani membuka aibnya di depan Pangeran Jin, dia benar-benar marah dan berteriak, suaranya seperti suara teriakan seekor burung, hanya dalam waktu singkat dia sudah berada di depan Wu Shen Shi!
Wu Shen Shi sudah memiliki persiapan sebelumnya, dia membentak, "Bawa ke sini'"' Di belakangnya sudah ada seseorang yang memberikan sebuah pentungan panjang.
Begitu Wu Shen Shi sudah memegang pentungannya dengan cepat dia menyerang Wan Yan Zhu berturut-turut 4 kali serangan, bayangan pentungan seperti gunung menutupi tubuh Wan Yan Zhu.
Wan Yan Zhu tertawa dingin, tangannya dijulurkan dan dia berhasil memegang pentungan itu.
Ilmu pentungan Wu Shen Shi sangat cepat dan aneh, dia sudah mempelajari ilmu Feng Mo Zhang Fa 70% sempurna ditambah
dengan ilmu Da Mo Gun Fa yang keras dan kuat. Tapi kali ini pentungannya ternyata berhasil dicengkram Wan Yan Zhu dan tidak bisa ditarik kembali, ini adalah pengalaman pertama baginya.
Wajah Wu Shen Shi tampak berubah, dengan sekuat tenaga dia menarik kembali penuangannya. Wan Yan Zhu hanya tertawa dingin, kemudian dia melepaskan pegangannya.
Karena Wu Shen Shi menarik pentungan itu dengan seluruh kekuatannya, dia tidak menyangka kalau Wan Yan Zhu akan melepaskannya, maka diapun tidak bisa menahan gerakannya dan terjatuh ke belakang sejauh 7-8 langkah.
Kedua kaki Wan Yan Zhu tidak tampak bergerak sama sekali, dan sekarang dia sudah berada di hadapan Wu Shen Shi!
Wu Shen Shi menggunakan pentungan sebagai senjatanya, dia membalikkan tangannya dan memukul dengan pentungan itu!
Serangan itu dilakukan secara tiba-tiba dan gerakannya berubah menjadi menyerang, tapi pentungan itu hanya bisa mencapai setengah jalan, dan sudah terbelah menjadi 3 bagian. Pada saat yang sama Wan Yan Zhu sudah menggerakan cakarnya. Li Long Da melihat melihat situasi sudah tidak menguntungkan bagi Wu Shen Shi, dia segera meloncat untuk menolong saudaranya!
Tapi semua itu sudah terlambat, begitu Wan Yan Zhu mundur terlihat Wu Shen Shi sudah roboh, di antara dada dan perutnya terlihat ada lubang yang menganga, Jantung Wu Shen Shi sudah dicabik keluar oleh Wan Yan Zhu.
Ternyata pentungan panjang Wu Shen Shi pada saat disambut oleh Wan Yan Zhu, dia sudah mencakarnya, dan pentungan itu menjadi hancur. Begitu Wu Shen Shi memukul dengan sekuat tenaga, pentungan itu terbelah menjadi 3 bagian. Wan Yan Zhu mengambil kesempatan ini dan menyerang Wu Shen Shi lalu membunuhnya!
Orang ketiga terpenting di perusahaan Biao Huai Yang Cai Bu Pin, diserang oleh kedua orang Mongolia itu, dia langsung mati.
Orang kedua yang bertarung, belum mencapai dua jurus sudah mati di tangan Wan Yan Zhu. Orang-crang perusahaan Biao itu belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Walaupun Li Lcng Da sangat sabar, tapi sekarang dia sudah tidak tahan lagi, dia membentak, "Panji ini adalah panji kerajaan Song, tanah inipun milik orang Tiong Hoa, dan perusahaan Biao ini adalah milikku, kalian telah menghina panji negaraku dan di tempat ini telah membunuh orang-orangku, aku akan membunuh kalian!"
Dia memasang kuda-kuda Jiang Tian Zhang dan melayang ke atas!
Kedua orang Mongolia itu ikut bergerak, mereka melayang naik dari sisi kiri dan kanan. Li Long Da bergetar, kedua telapak tangannya menyerang dari posisi yang tidak disangka-sangka. Terdengar suara PLAK, PLAK. Dia berhasil memukul Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge!
Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge hanya terpaku, masing-masing mundur 2 langkah, mereka seperti dua ekor harimau yang meraung kesakitan dan menyerang!
Tadinya Li Long Da menyangka begitu kedua telapaknya mengenai lawan pasti bisa mengalahkan lawannya, dia merasa sangat gembira, serangannya yang bernama Jiang Tian Zhang, gerakannya memang sangat aneh dan menggunakan tenaga besar, walaupun di langit ada binatang besar, binatang itu pasti akan lari ketakutan, karena itu orang-orang persilatan menyebut jurus ini dengan julukan Jiang Tian Zhang (Pukulan mengalahkan langit).
Li Long Da merasa sekali serangannya sudah mengenai sasaran, dia mengira paling sedikit dia bisa melumpuhkan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge, tapi ternyata mereka hanya mundur beberapa langkah saja. Mereka seperti tidak terluka dan kembali maju menyerangnya lagi!
Kedua orang Mongolia itu sejak kecil sering bertarung dengan harimau dan singa, tenaga mereka sangat besar dan terlatih, Kulit mereka seperti tembaga, tulang kuat seperti besi, bisa
diumpamakan golok dan tombakpun sulit menembus tubuh mereka. Li Long Da yang sekali memukul telah bisa membuat mereka mundur beberapa langkah, ini adalah pertama kalinya mereka mengalami hal ini semenjak mereka datang ke Zhong Yuan. Karena itu insting binatang merekapun timbul, mereka jadi menyerang Li Long Da dengan kekuatan penuh.
Ilmu silat Li Long Da lebih tinggi dibandingkan dengan Cai Bu Pin dan Wu Shen Shi, serangan dari Hu Shang Ke dan Hu Shang
Ge bisa dihindari, segera tangan kirinya mencengkram pergelangan tangan Hu Shang Ke dan tangan kanannya dengan kekuatan penuh menekan tangannya, dia ingin menggunakan jurus Jiang Tian Fa memotong urat nadi tangan kiri orang Mongoliaitu!
Tidak disangka begitu mengerahkan tenaganya, tangan kiri Hu Shang Ke tidak patah, malah kedua tangannya tergetar sehingga terasa sakit dan mati rasa. Dia terkejut, sedetik kepalan tangan Hu Shang Ge sudah hampir mengenainya, Li Long Da tidak sempat menghindar, terpaksa dengan menggunakan ilmu Jiang Tian Fa dia menyambut serangan itu! PLAK!
Terdengar suara pukulan beradu dan Li Long Da melayang mundur beberapa meter jauhnya, darahnya bergolak, dadanya terasa sesak nafas.
Kedua orang Mongolia itu memiliki tenaga besar, tidak bisa mengalahkan mereka dengan menggunakan tenaga besar!
Kedua orang Mongolia itu sudah mendekatinya, kembali mereka mulai menyerangnya dengan kepalan tangan, dengan ilmu Jiang Tian You Long (langit lemas naga berenang), Li Long Da berusaha untuk terus menghindar dan mencari kesempatan untuk membalas serangan, sekali-kali dia sempat memukul sasarannya, tapi setiap kali mengenai sasaran dia malah merasa tergetar dan kepalanya terasa pusing. Karena itu dia memutuskan jangan terlalu sering memukul, dia hanya berusaha untuk terus menghindar
Kedua orang Mongolia itu jadi tidak bisa memukul atau menangkapnya!
Tapi semakin bertarung hati Li Long Da bertambah cemas, orang-orang perusahaan Biao yang melihat pertarungan itu semakin terkejut, tapi mereka mengerti dengan kondisi ini, mereka sebenarnya ingin membantu, tapi belum juga mencapai setengah jurus mereka pasti akan kalah karena itu mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat sekarang.
Xia Hou Lie melihat Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bertarung cukup lama tapi tidak berhasil mengalahkan lawannya. Sikapnya menunjukkan perasaan tidak senang, begitu Xi Wu Hou melihatnya, dia segera berteriak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti orang lain.
Kedua orang Mongolia itu segera mundur, kemudian Xi Wu Hou masuk ke arena pertarungan, dia tertawa kepada Li Long Da, "Tuan Li ternyata benar-benar kuat, biar aku yang tidak mempunyai keturunan ini mencoba beberapa jurus Anda!"
Kedua mata Li Long Da tampak melotot dan berkata, "Pengkhianat! Kau mengantar kematianmu sendiri, itu lebih baik!"
Kedua telapak tangannya sudah mengeluarkan jurus Jiang Tian Zhang dan siap bertarung dengan Xi Wu Hou.
Pangeran Jin sudah tidak berjalan mondar-mandir lagi, dengan santai dia berkata, "Aku merasa lelah!" kemudian dia menatap awan hitam yang berada di sebelah barat.
Dengan hormat Xia Hou Lie berkata, "Ya!" tiba-tiba dia masuk ke lingkaran pertarungan, kedua jarinya siap menusuk mata Li Long Da dan mendorong Xi Wu Hou.
Untung dengan cepat Li Long Da menunduk, tapi jari Xia Hou Lie sudah berubah lagi menjadi telapak dan menyerang Li Long Da.
Li Long Da terkejut dia mengangkat kedua telapaknya untuk menahan serangan itu.
Tiba-tiba Xia Hou Lie menarik kembali serangannya dan mengangkat kedua tangannya ke atas, dan dia sudah berhasil menyelipkan telapak tangannya ke ketiak kanan Li Long Da!
Li Long Da terpaku, Xia Hou Lie sudah mencabut tangan kirinya dan kembali ke hadapan Pangeran Jin dengan hormat dia berkata, "Hamba sudah menyelesaikannya!"
Pangeran itu melihat Xia Hou Lie mendorong Xi Wu Hou, dan tangan kirinya hanya berubah sebanyak 3 kali, dia sudah berhasil membunuh Li Long Da, Xi Wu Hou juga melihat semua itu dilakukan dalam sekejap mata. Melihat Xia Hou Lie bertarung dia memutuskan untuk mundur, baru saja dia berdiri tegak, dia melihat Xia Hou Lie sudah kembali ke tempatnya. Dia melihat sepasang mata Li Long Da terbelalak dan dengan perlahan roboh ke tanah.
Orang-orang perusahaan Biao Huai Yangn terpaku, mereka tidak bisa berkata-kata.
Terdengar Pangeran Jin. berkata, "Ayo, kita pulang...."
Diapit oleh Hu Shang Ge dan Hu Shang Ke, lalu mereka bertujuh meninggalkan kantor Biao Huai Yang. Orang-orang yang ada di sana tidak ada yang berani mencegah mereka....
Tiga mayat tergeletak di tanah, Li Long Da, Wu Shen Shi dan Cai Bu Pin. Mereka mati dengan mata membelalak besar!
0-0-0 BAB 3 Tiga pisau sakti Dikota Wu Hu. Di Huai Bei bila di rumah seseorang berani menggantungkan papan dengan huruf 'Huai Bei Shi Jia' berarti pemilik rumah itu sangat dihormati orang-orang, kalau tidak mempunyai ilmu hebat, mungkin dalam waktu dua jam papan itu akan diturunkan dan akan langsung dihancurkan oleh orang-orang.
Tapi ada sebuah papan yang ditulis dengan huruf emas itu,
sekarang warna papan itu sudah pudar menjadi kekuningan. Papan itu sudah tergantung selama 20 tahun lamanya, tapi tidak ada seorangpun yang berani menurunkannya. Malah orang-orang merasa papan yang bertuliskan huruf 'Huai Bei Shi Jia' ini terlalu sedikit, maka orang-orangpun berkumpul dan memberikan sebuah papan yang bertuliskan 'Huai Bei Shi Jia Nomor Satu', papan itu tergantung di sebelah papan yang bertuliskan 'Huai Bei Shi Jia'.
Huai Bei Shi Jia adalah seorang pahlawan tua yang bernama Ding Dong Ting, gelar ini sudah berlangsung 40 tahun disandangnya, sekarang dia sudah tua, melihat papan itu dia selalu merasa puas.
Dia menggantung goloknya dan tinggal di rumah sejak lama, dan kedua putranya mengambil alih peran Huai Bei Shi Jia. Dan hidupnya sekarang malah lebih bersemangat!
Putra sulungnya dijuluki Hui Long Jin
Dao (Golok emas membelit naga) dia bernama Ding Jun Ai. Dia mewarisi ilmu dari ayahnya dan kesempurnaan ilmunya sudah mencapai 70-80%. Putra keduanya mendapat julukan Tu Long Shuang Dao (sepasang golok membunuh naga) dia bernama Ding Jun Qing, walaupun ilmu silatnya tidak setinggi kakaknya, tapi di daerah Huai Bei orang yang bersenjatakan golok jarang ada yang bisa melawannya. Ding Dong Ting sangat bangga kepada kedua putranya.
Hari itu tiba-tiba di bawah cahaya matahari terbenam, muncul 7 orang dengan wajah licik. Begitu dia menolehkan kepalanya untuk melihat, dia merasa orang-orang itu dalam waktu dekat akan menggoncangkan Huai Bei.
Dua orang pelayan Ding Dong Ting segera membalikkan badan dan berlari, yang satu memanggil dua bersaudara Ding, yang satu lagi lari ke dalam dan keluar membawa Jin Dao (Golok emas) milik tuan besarnya. Terlihat salah satu dari 7 orang yang berwajah mesum itu membawa sebuah panji dan berkata, "Apakah Anda adalah pahlawan tua Ding?"
Hati Ding Dong Ting seperti tertutup oleh bayangan hitam dan
diapun mengangguk. "Baiklah! Ini adalah panji bangsamu, benarkah?"
Ding Dong Ting terdiam. "Kami datang dari negara besar Jin, hari ini kami datang untuk mengunjungi pesilat tangguh bangsamu, kalau kalian bisa merebut panji Song ini, kami akan mengaku kalah."
"Kalau kalian ingin merebut panji mi, harus bertarung lebih dulu dengan kami, dan kalau kalian mati kami tidak akan bertanggung jawab. Dan kalau bangsa Song tidak tahu malu, bertarung dengan cara mengeroyok, bangsa Jin kami tidak akan mengijinkannya, maka aku berharap Huai Bei Di Yi Jia adalah seorang laki-laki sejati."
"Kalau kalian tidak berani bertarung, kalian harus berlutut di depan kami dan menginjak-injak panji Song ini. Pangeran kami sangat baik, beliau akan mengampuni nyawa kalian seperti melepaskan nyawa seekor anjing."
Kata-kata Xi Wu Hou belum selesai, tiba-tiba terdengar suara raungan, seseorang keluar dari balik pintu dan berteriak, "Hei tikus! Kami membunuh ayam tidak perlu menggunakan pisau pejagal sapi, kami tidak akan main keroyokan."
Satu orang lagi keluar dari dalam sambil berteriak, "Letakkan panji itu, biar aku yang memukul anjing Jin ini dan membuat mereka berlutut sambil meminta ampun!"
Tadinya Ding Dong Ting ingin melarangnya tapi Ding Jun Qing masih muda dan dia sudah mengangkat sepasang goloknya. Kakinya siap menendangXi Wu Hou.
Xi Wu Hou tertawa, dia memindahkan panji itu ke tangan kirinya, dia bertarung dengan tangan kanan. Walaupun golok Ding Jun Qing tampak tajam berkilau, tapi tidak bisa mengenai Xi Wu Hou, mereka bertarung satu lawan satu.
Ding Dong Ting takut kalau Ding Jun Qing tidak bisa mengalahkan Xi Wu Hou, maka dia membentak, "Ambil golokku!"
Seorang pelayan memberikan sebuah golok kepada Ding Dong Ting dan diapun mengangkat goloknya dan berjalan ke arah mereka. Tiba-tiba dia merasa ada yang menghalangi langkahnya ternyata ada dua orang Mongolia didepannya. Dan kedua orang itu siap menubruknya!
Ding Dong Ting membentak dengan suara besar, golok emasnya sudah diangkat dan membacok ke arah dua orang Mongolia itu.
Ding Jun Ai melihat adiknya berada dalam bahaya dia segera mencabut golok emasnya, dan ingin membunuh Xi Wu Hou!
Keempat orang lainnya tetap diam di tempat, tidak mengeluarkan suara apapun untuk mencegah. Xi Wu Hou dengan satu tangan bertarung dengan Ding bersaudara, tapi tidak tampak siapa yang menang atau kalah.
Setelah bertarung sebanyak 20 jurus lebih, Xi Wu Hou melihat Xia Hou Lie mengerutkan alisnya, hatinya bergetar. Dia melakukan tendangan berturut-turut, setelah itu dia mencabut sempoa besinya!
Dua bersaudara Ding melihat Xi Wu Hou mengeluarkan senjata yang telah membuat Xi Wu Hou terkenal, mereka segera berhati-hati dalam menyerang, mereka berdua bergabung dan menyerang Xi Wu Hou!
Sempoa besi di tangan Xi Wu Hou tampak berkilau, sempoa itu berhasil mematahkan serangan Ding bersaudara. Sempoa besi itu terus berbunyi membuat konsentrasi Ding bersaudara menjadi kacau. Ding Jun Ai yang lebih berpengalaman dia sadar bahwa bahaya sedang menghadang mereka, dia segera mengayunkan goloknya dan mundur, lalu dia membentak Ding Jun Qing, "Jangan dengar suara itu!"
Tapi suara sempoa besi itu telah membuat Ding Jun Qing pusing, tiba-tiba tampak kilauan sinar berwarna hitam, sepasang golok Ding Jun Qing telah dijepit oleh sempoa besi itu dan Xi Wu Hou menarik sempoa besinya, sepasang golok itu dijepit hingga patah, Xi Wu Hou segera memukul kepala Ding Jun Qing dengan sempoa besinya. Sempoa itu terbuat dari besi murni, dan pukulan itu telah
memecahkan kepala Ding Jun Qing.
Ding Jun Ai melihat adiknya mati, dia merasa kaget dan juga marah, dia membentak, dengan jurus Du Pi Hua Shan (Memukul Hua Shan) dia siap membacok kepala Xi Wu Hou!
Ilmu silat Ding Jun Ai berada di bawah Xi Wu Hou, tapi kalau Ding Jun Ai bisa dengan tenang dan berhati-hati dalam menyerang, dalam 10 jurus dia tidak akan kalah. Tapi karena dia marah pikirannya tidak bisa berpikir dengan jernih. Xi Wu Hou mengangkat sempoa besinya, terlihat cahaya hitam berkilau, tampak 10 biji sempoa terbang keluar dan siap dilepaskan!
Ding Jun Ai sedang mengangkat tangannya, bagian dadanya'.sama sekali tidak terlindung. Melihat ada senjata rahasia terbang menyerangnya, telapak tangan kirinya berhasil menepis 3 biji sempoa, sedangkan 7 biji lainnya dengari cepat menancap ke jalan darah penting tubuhnya. Dia roboh dan langsung mati.
Ding Dong -Ting adalah pesilat terkenal, selama hidupnya dia selalu berkelana di dunia persilatan. Pendengarannya sangat tajam, matanyapun mengawasi ke sekelilingnya, dia melihat Ding Jun Ai dan Ding Jun Qing sudah mati. Matanya melotot seperti akan keluar. Golok emasnya seperti Huang He Jiang dan Yang Zi Jiang yang bisa menelan gunung serta daratan.
Dia mengejar dan ingin membunuh Hu Shang Ge dan Hu Shang Ke!
Kedua orang Mongolia itu memang ditakdirkan mempunyai tenaga besar dan mereka menguasai ilmu gulat yang biasanya memang dikuasai oleh para laki-laki Mongolia. Tapi pada saat menghadapi golok emas Ding Dong Tingmereka ketakutan!
Ding Dong Ting memainkan golok emasnya, membuat suara FU, FU, FU yang terus berbunyi pada saat golok emas itu dikibaskan beberapa kali. Kedua orang Mongolia itu tidak bisa menahan serangan Ding Dong Ting. Mereka sudah dua kali terbacok, kulit mereka telah tergores, darahpun mengalir. Kedua orang Mongolia itu berkulit tembaga dan bertulang besi, golok dan tombak biasa
tidak bisa menembus daging mereka tapi kali ini mereka berhasil dilukai oleh Ding Dong Ting. Karena itu mereka menjadi takut, tidak tampak seperti pada awal pertarungan begitu garang.
Ding Dong Ting benar-benar kaget, Jin Dao nya yang kuat berhasil membacok tapi orang itu tidak mati, dan hal ini benar-benar tidak masuk akal. Dua orang Mongolia itu sudah terkena beberapa kali bacokannya tapi mereka hanya mengeluarkan sedikit darah dan seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
Mereka bertiga terus bertahan dengan posisi seperti itu tapi Ding Dong Ting melihat kedua putranya sudah meninggal, hatinya merasa sangat sedih. Dua sudah mengeluarkan jurus yang sudah 30 tahun dipelajarinya yaitu 28 jurus golok emas keluarga Ding, tampak cahaya golok yang berkilau. Kedua orang Mongolia itu tampak sudah terkena bacokan Ding Dong Ting lagi. Sambil berteriak mereka mencoba untuk bertahan dan melindungi bagian tubuh terpenting mereka.
Pangeran Jin tampak mengerutkan alisnya, orang Qi Dan yang bernama Xia Hou Lie segera mengangguk.
Baru saja Xia Hou Lie mengangguk, La Ma (biksu), Ge La Tu seperti sebuah panji merah mengelilingi Ding Dong Ting.
Ding Dong Ting hanya melihat ada cahaya merah yang berkelebat, dan dia tidak tahu siapa yang menyerangnya. Segera golok emasnya menggulung dia membuat tembok pertahanan dari golok dan berbalik untuk membacok.
Sepasang tangan La Ma itu terbuka dan dia sudah mencengkram tangan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge, kemudian dia' menendang ke kiri dan ke kanan. Menendang dua orang Mongolia itu, supaya mereka keluar dari pertarungan seperti dua buah batu yang dilontarkan!
Golok Ding Dong Ting sudah berada di depan dada Ge LaTu!
Tangan Ge La Tu yang sedang digerakkan ke depan, tidak sempat menarik kembali tangannya, terpaksa dia memutar
tubuhnya di tempat dia berdiri!
Perubahan terjadi begitu tiba-tiba, Ding Dong Ting bisa melihat lawannya adalah seorang La Ma dan goloknya hampir menancap di tubuhnya. Tapi karena tubuh Ge LaTu berputar, dengan baju biksu yang panjang, La Ma itu berhasil menggulung golok emas Ding Dong Ting, kemudian menariknya hingga terlepas dari pegangan Ding Dong Ting!
Ding Dong Ting sangat terkejut, selama dia berkelana di dunia persilatan, selama puluhan tahun ini, belum pernah dia melihat ilmu silat yang begini aneh!
Tapi Ding Dong Ting sangat berpengalaman, dia berdiri diam, dia tidak mau terbawa tarikan goloknya, malah mundur dari sana!
Dia sadar dengan kelihaian ilmu lawannya, dia harus rela melepaskan pegangan goloknya, kemudian dia akan mengambil senjata baru untuk bertarung lagi!
Karena Ding Dong Ting mundur, secara tidak sengaja dia berhasil menghindari jurus mematikan dari Ge La Tu yang sangat sulit dihindarkan"nama jurus ini adalah Hu Wei Jiao (Kaki dan Ekor harimau).
Pukulan Ge La Tu hanya berhasil separuh, dia tidak takut Pangeran Jin merasa tidak senang dengan kegagalannya, tiba-tiba dia bersalto, Ding Dong Ting cepat mundur lagi, dan seorang pelayan segera mengantarkan golok lain kepadanya.
Tiba-tiba mata La Ma ini membulat kemudian membesar, seperti mata seekor harimau yang sedang marah. Hatinya bergetar dan gerakan tubuhnya menjadi sedikit melambat.
Waktu itu tasbih terbuat dari kayu yang tergantung di leher Ge La Tu tiba-tiba berbunyi, Ge La Tu segera melepaskan 2 butir tasbih itu ke arah Ding Dong Ting. Ding Dong Ting sudah tidak sempat mengambil senjatanya, dia seperti sudah dihipnotis, butiran tasbih itu menuju ke arah biji matanya dan masuk ke dalam tengkorak kepalanya. Karena merasa sakit Ding Dong Ting berguling-guling di
bawah sambil menutupi wajahnya.
Pangeran Jin merasa puas dan dia tertawa senang, dengan langkah besar Ge La Tu kembali ke sisi pangeran.
Kumis si tikus Xi Wu Hou bergerak-gerak, dengan dingin dia berkata, "Kami ikut Pangeran berkunjung ke daerah Huai Bei, siapa yang sangka disini tidak ada pesilat yang becus sama sekali, sehingga Pangeran Jin tidak perlu yang turun tangan, katanya kalian masih mempunyai seorang pendekar Huai Bei yang bernama Long Zhai Tian, kami ingin menemuinya, kalau kalian ingin membalas dendam, kami akan menunggu !kalian di sana."
0-0-0 Papan nama yang bertuliskan 'Huai Bei Di Yi Jia' diturunkan dan dirusak. Tuan 'Huai Bei Di Yi Jia' telah mandi darah di sana.
Ketujuh tamu tidak diundang itu sudah pergi, para pelayan dengan terburu-buru memapah Ding Dong Ting yang sudah sekarat.
Para pelayan itu tampak kebingungan karena tampaknya Ding Dong Ting tidak akan bisa hidup lebih lama lagi.
Waktu itu datanglah dua orang ke arah mereka." Yang satu mengenakan baju ketat berwarna hitam. Dia seorang pemuda gagah. Sedangkan yang satu lagi usianya sudah tua tapi wajahnya masih terlihat segar, rambutnya sudah memutih, sambil berjalan terdengar mereka sedang bertengkar mulut.
Begitu melihat ada 3 orang yang tergeletak di tanah dan para pelayan di sana sepertinya sedang gugup menghadapi semua ini. Akhirnya merekapun berhenti melangkah. Yang satu berkata, "Mengapa ada orang mati lagi" Mengapa para pendekar dan pahlawan Huai Bei semuanya dibunuh?"
Yang satu lagi berkata, "Di sini adalah tempat Huai Bei Di Yi Jia bukan Huai Bei Ying Xiong Jia (Rumah pahlawan Huai Bei), mengapa kau tahu kalau dia adalah seorang pahlawan?"
"Huai Bei Di Yi Jia adalah Ding Dong Ting, semua orang sudah
tahu kalau Ding Dong Ting adalah seorang pahlawan."
"Huai Bei Di Yi Jia belum tentu Huai Bei Di Yi Wu Lin Shi Jia (keluarga nomor satu di dunia persilatan) bukan?"
"Mungkin dia adalah orang Huai Bei yang pertama mempunyai keluarga, apalagi papan yang bertuliskan Huai Bei Di Yi Jia sudah diturunkan dan hancur, huruf Yi (angka 1 pada aksara Cina) mungkin juga keluarga San (angka 3 pada aksara Cina) atau bisa jadi keluarga Si (empat) dan seterusnya...."
"Sembarangan bicara saja."
"Aku sembar angan bicara" Bukankah kau juga sama?"
"Kentut!" "Bau!" "Baiklah, kura-kura tua, kita sudah lama tidak berkelahi, tangan Wo Shi Shui sudah gatal."
"Akupun berpikir demikian, sudah dua hari kita tidak berkelahi, aku Shen Tai Gong sudah ingin menghajarmu!"
Para pelayan dan teman-teman Huai Bei Di Yi Shi Jia melihat ada dua orang yang datang dan mereka dengan sembarangan bicara, mengatakan keluarga kedua, ketiga, dan seterusnya, mereka mengira ada musuh datang lagi. Karena itu mereka segera mencabut senjata dan mengurung mereka berdua.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terkejut, salah satu dari mereka bertanya, "Ada apa mereka ini?"
Ding Dong Ting tampak sedang sekarat, tiba-tiba dia mendengar obrolan mereka berdua, salah satu dari mereka mengaku bernama Wo Shi Shui dan satu lagi mengaku Shen Tai Gong, kedua nama itu seperti bunyi guntur di telinganya, dia tergetar.
Dia berusaha mengumpulkan tenaga terakhirnya, kemudian dengan suara serak dia berteriak, "Berhenti..."
Para pelayan yang melihat tuan besar mereka memberikan
perintah, mereka segera berhenti bergerak.
Orang yang muda itu mendengar dan berkata, "Orang itu belum mati."
Yang tua berkata, "Lebih baik kita ke sana untuk membantunya!"
Tubuh mereka bergerak dengan cepat dan dalam sekejap sudah berada di depan Ding Dong Ting, kemudian memapahnya bangun supaya bisa bicara. Para pelayan itu tidak tahu kapan mereka berdua bisa melewati mereka dan terlihat sedang memapah Ding Dong Ting.
Ding Dong Ting merasa ada aliran kekuatan dan tenaga yang masuk ke dalam tubuhnya, rasa sakitnya menjadi agak berkurang, dan dia bisa menarik bernafas lega, tapi Ding Dong Ting sadar hidupnya tidak akan lama lagi maka segera dia berkata, "Apakah Anda berdua adalah...orang yang terkenal di dunia persilatan...si Kail Sakti, Shen Tai Gong...dan Pen... Pendekar Wo Shi Shui?"
"Aku adalah Wo Shi Shui." "Ah! Ternyata kau adalah Lao Ding! Aku pernah bertemu sekali denganmu, siapa yang telah memukulmu sampai jadi seperti ini" Apa sebenarnya yang terjadi" Cepat katakan, aku akan membalaskan sakit hatimu!"
Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ding Dong Ting merasa sangat senang, dengan suara serak dia menjawab, "Kalian berdua.. .harus.. .membalaskan.. .dendam... demi ... diriku... aku... dan... anakku... harus.. .merebut...merebut...merebut kembali...panji...panji 'Song'.. .harus merebut. ..kembali.. .nama.. .pende kar.. .Zhong Yuan.. .jagalah.. .keutuhan., .bangsa ...kita!"
Tangan Ding Dong Ting yang tadinya mencengkram tangan Shen Tai Gong terasa melonggar, dan akhirnya dia meninggal.
Dengan dingin Wo Shi Shui berkata kepada Shen Tai Gong, "Lao Shen, ada bisnis besar, apakah kau mau mengerjakannya?"
"Tentu saja aku mau mengerjakannya, sebelum mereka bertemu dengan Pendekar Long, kita mengejar mereka dulu."
Wo Shi Shui bertanya kepada seorang pelayan, "Mereka berjalan ke arah mana?"
"Mereka berjalan ke arah barat, katanya mereka akan mencari Pendekar Long dan mereka akan melewati kota Xia Guan."
Seorang pelayan yang lebih tua berkata, "Anda berdua kalau ingin membalas dendam untuk tuan besar, lebih baik pergi ke kota Xia Guan untuk mencari Pejabat Ning...."
"Kami sekarang tidak ada waktu untuk mengunjungi seorang pejabat," kata Wo Shi Shui dengan dingin.
Pelayan tua itu segera berkata, "Pendekar tidak mengenal Ning Zhi Qing" Pejabat Ning adalah teman baik tuan besarku, dia dan Pendekar Long juga bersaudara angkat, dia bekerja di kerajaan tapi senang berteman dengan orang-orang persilatan. Dia juga pemimpin dunia persilatan Huai Bei. Anjing-anjing Jin itu kalau pergi kekota Xia Guan, walaupun mereka tidak mencari Pejabat Ning, tapi Pejabat Ning pasti akan menghadang mereka. Pejabat Ning belum mendapatkan alamat Pendekar Long, kalau mereka sampai bertarung, Pejabat Ning akan kekurangan pembantu, aku takut...
Wo Shi Shui menatap Shen Tai Gong dan Shen Tai Gong menatap Wo Shi Shui, secara bersama-sama mereka bergerak dan lari ke arah barat.
0-0-0 BAB 4 Dua sempoa Pejabat kota Xia Guan, Long Jian (Pedang naga) yang bernama Ning Zhi Qiu, memiliki 4 orang murid dan juga anak buah yang setia. Mereka sedang berpatroli melewati gang-gang kecil dan memasuki jalan raya. Selesai berpatroli di dekat rumahnya, dia melihat ada beberapa orang yang berdiri di sana.
Setelah melihat dengan jelas Ning Zhi Qiu mengetahui jumlah mereka ada 7 orang, dan dia sudah mengerti maksud kedatangan mereka. Kabar datang dengan sangat cepat! Lebih cepat dibandingkan dengan kedatangan tujuh pembunuh itu. Tapi bila jujur dikatakan, gerakan ketujuh orang itu memang cepat, tadi sewaktu dia sedang berpatroli dia mendapatkan laporan dari mata-mata bahwa mereka akan kedatangan 7 orang pembunuh. Dia segera pulang untuk mengatur orang-orangnya setelah itu baru menemui Pendekar Huai Bei, Long Zhai Tian untuk merundingkan masalah ini. Tidak disangka ketujuh orang itu sekarang sudah berada di rumahnya.
Tampak Pangeran Jin mengangguk, Xi Wu Hou menyipitkan matanya? dan bertanya, "Apakah Tuan adalah si Pedang Tunggal, Pejabat Ning?"
Ning Zhi Qiu mengangguk. Wajah Xi Wu Hou berubah. Dia mengambil panji Song kemudian diletakkan di tanah dan diinjak-injak, matanya dengan dingin menatap Ning Zhi Qiu.
Ning Zhi Qiu tidak bergeming, dia mendengar suara pedang yang dikeluarkan dari sarungnya, empat orang anak buah Ning Zhi Qiu pada saat itu ternyata sudah mencabut pedang mereka masing-masing. Hal ini dilakukan secara berbareng maka tampak seperti satu kali melakukannya. Setelah itu mereka lari ke depan rumah.
Ning Zhi Qiu membentak, "Jangan gegabah!"
Dengan tangannya dia menghalangi gerakan dua orang anak buahnya tapi kedua orang lainnya sudah terlanjur keluar, bentakan Ning Zhi Qiu membuat kedua orang itu terpaku. Pada saat mereka terpaku datang dua orang Mongolia dan anak buah Ning Zhi Qiu bentrok dengan mereka. Terdengar suara seperti tulang patah!
Ning Zhi Qiu tampak melotot, alisnya terangkat, dia segera mencabut pedangnya, dengan nada marah berkata, "Kau harus ganti dengan nyawamu!"
Lalu dengan suara perlahan dia berkata pada dua anak buahnya, "Cepat, suruh Tuan Xin datang untuk menolongku!"
Dua anak buah Ning Zhi Qiu segera mengiyakan dan Ning Zhi Qiu sudah melayang ke depan mereka. Pedangnya seperti pelangi emas, terus mengarah pada Hu Shang Ge!
Hu Shang Ge tidak berani langsung menghadapi ilmu pedang Ning, dia tidak tahu
harus berbuat apa. Dia hanya bisa meraung dengan suara besar. Telapak tangannya yang sebesar kipas dikibaskan, dia ingin membuat Ning Zhi Qiu terpental dari sana!
Kedua anak buah Ning Zhi Qiu dengan cepat mundur dari sana, tapi Xi Wu Hou sudah mencium gelagat ini.
Begitu kedua anak buah Ning Zhi Qiu mau mundur, Xi Wu Hou sudah bergerak seperti sehelai kertas, terbang ke depan mereka dan mencegah mereka pergi dari sana.
Salah satu dari mereka berkata, "Lao Qi (tujuh), cepat pergi dari sini!" Dia sudah mengangkat pedangnya dan menyerang Xi Wu Hou. Kesempatan ini dipergunakan oleh salah satu dari mereka melarikan diri!
Xi Wu Hou melayangkan tangannya, pedang itu sudah terpental, dia berbalik lagi dan mengejar anak buah Ning Zhi Qiu yang sudah melarikan diri dari sana.
Tapi anak buah Ning Zhi Qiu yang satu lagi sudah mendekatinya, dengan sekuat tenaga dia memeluk dengan erat tubuh Xi Wu Hou dan tidak memberikan kesempatan kepada Xi Wu Hou mengejar temannya. Orang yang bernama Lao Qi sudah berlari sampai ke dekat pintu, Xi Wu Hou sangat marah Tangannya menampar, anak buah Ning Zhi Qiu yang memeluknya dipukul sekeras-kerasnya. Organ tubuh anak buah Ning Zhi Qiu hancur karena pukulan keras Xi Wu Hou. Darah muncrat dari mulutnya mengenai wajah Xi Wu Hou. Tapi dia tetap tidak melepaskan pelukannya. Lao Qi yang sudah melarikan diri, kebetulan saat itu dia menoleh kebelakang,
tujuannya ingin membantu saudaranya, tapi temannya yang masih memeluk Xi Wu Hou berteriak, "Jangan kembali, cepat pergi dari sini, cepat! Pejabat Ning lebih penting!"
Ning Zhi Qiu sudah mengangkat pedangnya, di tengah udara dia berhasil menghindari satu kali serangan, sekarang pedangnya berada di atas kepala Hu Shang Ge, baru saja dia ingin menusuk tidak disangka telapak tangan yang besar itu sudah memegang ujung pedangnya, ternyata yang memegang pedangnya adalah Hu Shang Ke.
Begitu Hu Shang Ke mencengkram pedang Ning Zhi Qiu dia segera menarik ke belakang!
Ning Zhi Qiu segera mengambil keputusan, dia melepaskan pedangnya dan menyentil! saat yang sama Hu Shang Ke membalikkan tubuhnya sambil menonjok!
Ning Zhi Qiu melepaskan pedangnya dan berhasil menghindari tonjokan itu, di tengah udara kakinya menendang, dan tendangannya mengenai nadi Hu Shang Ge!
Karena sakit Hu Shang Ge berteriak, kedua kakinya merapat, dia sudah tertendang sebanyak 6-7 kali. Karena sakit Hu Shang Ge terus mundur dan pedangnya direbut lagi oleh Ning Zhi Qiu! Tadi setelah Hu Shang Ke berhasil merebut pedang Ning Zhi Qiu dia merasa sangat senang, tidak disangka lawan malah berani melepaskan pedangnya, karena tubuhnya yang tidak seimbang, dia menjadi oleng dan mundur hingga 7-8 langkah, sekarang tampak kembali seberkas sinar pedang sudah sampai di hadapannya dan pedang itu ditusukkan ke perutnya, kulit Hu Shang Ke keras seperti tembaga, pedang itu hanya bisa menembus sedalam 3 inchi, setelah itu pedang tidak bisa menembus lebih dalam lagi.
Dalam keadaan bahaya ini, Ning Zhi Qiu telah berhasil melukai dua orang, dan dia berdiri dengan tegak, Da sudah melayang ke depan Xi Wu Hou!
Ternyata karena anak buah Ning Zhi Qiu tidak melepaskan pelukan pada Xi Wu Hou, dia benar-benar marah dan ingin
menangkap anak buah Ning Zhi Qiu yang melarikan diri itu, sempoa besinya dipukul ke kepala orang yang memeluknya hingga pecah dan orang itu mati seketika. Walaupun kepala orang itu sudah pecah dan dia sudah tidak bernyawa, tapi pelukannya tetap sangat erat.
Anak buah Ning Zhi Qiu yang melarikan diri tampak menendang pintu, Xi Wu Hou takut kalau pangeran merasa tidak senang, dengan sempoa besinya dia menyapu dan memotong tangan yang masih memeluknya. Bersamaan waktu itu dia melepaskan dua butir biji sempoanya.
Ning Zhi Qiu melayang ke atas, dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, dia menjepit biji sempoa itu, tapi dia hanya sanggup menahan satu butir, sedangkan satu butir lainnya tetap melesat dan masuk ke punggung anak buah Ning Zhi Qiu.
Anak buahnya berteriak kesakitan, tubuhnya limbung tapi dia berusaha untuk keluar dari pintu!
Xi Wu Hou masih berniat untuk mengejar tapi terdengar suara CTEK, Ning Zhi Qiu menyentil kembali biji sempoa itu!
Terpaksa Xi Wu Hou mengangkat sempoanya untuk menahan serangan itu. Terdengar suara TANG, dan biji sempoa itu berhasil ditahan Xi Wu Hou dan terjatuh.
Xi Wu Hou berpikir, "Orang yang melarikan diri tidak dapat kubunuh, aku merasa malu, tapi kalau aku bisa membunuh Ning Zhi Qiu, Pangeran Jin pasti akan senang!"
Xi Wu Hou mulai menyerang Ning Zhi Qiu, hanya dalam waktu singkat dia sudah menyerang sebanyak 13 jurus, sempoanya bercahaya hitam, membuat mata menjadi silau, Ning Zhi Qiu membalas dengan menyerang 3 jurus.
Suara biji sempoa dibunyikan.
Setelah bertarung 23 jurus, mereka berpisah dengan cepat.
Xi Wu Hou marah, "Kau cari mati!"
Ning Zhi Qiu menanggapi, "Pengkhianat!"
Xi Wu Hou mendekat lagi dan menyerang sebanyak 17 jurus, sempoanya digoyang dengan cepat menimbulkan suara yang tidak enak dan bersatu dengan suara yang panjang. Setelah 17 jurus berlalu, tapi Ning Zhi Qiu masih belum bisa roboh, Karena dia tidak memegang pedang setelah lewat ratusan jurus, dia berada dalam posisi berbahaya.
Pangeran Jin dengan santai melihat ke atas, kemudian melihat ke bawah, sekarang dia baru memperhatikan orang yang sedang bertarung, wajahnya tampak datar tidak memperlihatkan ekspresi apapun.
Xi Wu Hou berkata dengan dingin, "Kalau kau tidak mau menyerah, kau akan mati!"
Ning Zhi Qiu pun menjawab dengan dingin, "Di negara Song tidak ada putra Song yang gampang menyerah begitu saja!"
Xi Wu Hou mendekat lagi, tapi di langit tampak ada cahaya berwarna kuning yang mendatanginya. Cahaya itu tiba diiringi dengan suara bentakan. Sosoknya terlihat ada di langit kemudian berubah menjadi cahaya yang berkilauan yang sangat menyilaukan mata. Cahaya ini terus menyorot Xi Wu Hou, Xi Wu Hou tidak bisa melihat siapa yang datang, dia hanya tahu kalau orang yang datang memiliki senjata kotak dan bercahaya kuning. Karena itu dia hanya bisa sekuat tenaga menahan serangan itu!
0-0-0 WUSH! Xi Wu Hou dengan cepat mundur, setelah mundur dia baru tahu ternyata sempoa besinya telah terpapas, tangannya tergetar hingga mati rasa.
Orang itu mendarat turun, usianya sekitar 40 tahun, tidak memiliki janggut ataupun kumis. Wajahnya tampan, tangannya memegang sempoa berwarna kuning, dia berdiri di sisi Ning Zhi Qiu, dengan penuh perhatian bertanya, "Anda tidak apa-apa, Pejabat
Ning?" Ning Zhi Qiu menegakkan tubuhnya dan menjawab, "Kakak Ketiga datang tepat pada waktunya!"
"Setelah mengirim kabar bahwa Anda mendapat kesukaran, Lao Qi langsung meninggal," kata orang itu.
Wajah Ning Zhi Qiu tampak berubah, Xi Wu Hou yang berdiri di sisi sebelah sana tampak marah dan berkata, "Jin Suan Pan (sempoa emas)."
Orang itu dengan dingin berkata, "Aku adalah Xin Wu Er, selalu percaya diri dan tiada duanya."
"Kau tidak pantas ikut campur dalam masalah ini!" kata Xi Wu Hou.
"Di dunia persilatan yang terkenal dengan sempoanya hanya ada 3 orang, di antara ketiga orang itu yang tidak berguna hanya kau! Tapi kau selalu menjadikan sempoamu sebagai papan reklame!" kata Xin Wu Er.
"Aku ingin tahu berapa lama kau masih bisa memegang sempoamu?" seru Xi Wu Hou.
Kemudian dia membunyikan sempoanya sebanyak 32 kali!
Tanpa suara Xin Wu Er memasuki arena pertarungan, sejurus demi sejurus dia mematahkan serangan Xi Wu Hou, tapi kedua sempoa itu tidak pernah beradu. Setelah lewat 32 jurus, Xin Wu Er baru balik menyerang, dia memainkan sempoanya dengan cepat, karena cepatnya sampai sempoanya tidak mengeluarkan suara apapun, hanya terlihat ada cahaya emas berkilau dari sempoanya.
Tiba-tiba Xi Wu Hou mundur, beberapa rambutnya tampak terlepas dari ikatannya, nafasnya terengah-engah.
Mata Pangeran Jin terlihat seperti kagum, dengan santai dia berkata, "Lumayan."
Xia Hou Lie dengan tenang memerintah pada Wan Yan Zhu,
"Giliranmu!" Dengan sikap hormat dia berkata, "Siap!" Dia meloncat lurus, dan dia sudah berada di antara Xi Wu Hou dan Xin Wu Er. Tangannya segera terulur, dia ingin mencengkram Xin Wu Er.
Tapi sempoa Xin Wu Er malah memukul nadi Wan Yan Zhu, Wan Yan Zhu membalikkan tangan dan dia sudah mencengkram sempoa emasnya dan menarik sempoa itu!
Xin Wu Er melihat lawannya hanya dengan satu jurus bisa mencengkram senjatanya, dia tidak berani bersikap lengah lagi, dia menarik nafas dan sempoa yang masih berada di tangannya tidak akan dilepaskan begitu saja!
Wan Yan Zhu mengerahkan tenaga dalam sepenuhnya mencoba merebut sempoa itu, walaupun kepalanya sudah mengeluarkan asap putih, dia masih ngotot merebutnya, dengan mengadu kekuatan penuh dan saling tarik, kaki mereka sudah masuk ke dalam tanah, mereka saling melotot, tidak terlihat siapa yang menang atau kalah.
Sempoa yang terbuat dari emas karena ditarik dengan kekuatan besar terlihat memanjang.
Ning Zhi Qiu keluar dari arena pertarungan, dia mencoba memukul Hu Shang Ke, tapi Hu Shang Ke menahan serangan Ning Zhi Qiu dengan tangannya, tiba-tiba Ning Zhi Qiu melayangkan kakinya, dengan cepat Hu Shang Ke menahan menggunakan tangannya, tiba-tiba Ning Zhi Qiu menarik serangannya, dan bersiap menyerang Xi Wu Hou. Tapi di depannya terlihat sekelebat bayangan merah yang menghalanginya. Ternyata dia adalah Budha hidup dari Tibet, Ge LaTu.
Kedua mata biksu itu melotot pada Ning Zhi Qiu.
Ning Zhi Qiu merasa tubuhnya bergetar, gerakan tangannya sedikit melambat, saat itu butiran kalung tasbih kayu milik Ge La Tu yang berwarna merah tampak berputar-putar mendatanginya!
Ning Zhi Qiu menahan dengan pedangnya, tapi butiran kayu itu berputar dan mengikat pedangnya, kemudian La Ma itu menarik
dengan tenaga penuh! Ning Zhi Qiu sadar kalau pedang itu kena ditarik oleh La Ma itu, maka dia akan mati karena telapak tangan La Ma itu. Karena tidak berhasil menarik pedang itu, tampak La Ma itu dengan marah melihat Ning Zhi Qiu, Ning Zhi Qiu tidak sadar bahwa La Ma itu sedang menggunakan ilmu hipnotis kepada dirinya. Hanya melihat mata La Ma itu sekali, mata Ning Zhi Qiu terasa pedas. Tenaganya menjadi berkurang, tubuhnya mulai tertarik selangkah demi selangkah mendekati Ge La Tu.
Xin Wu Er yang sedang bertarung di sebelah sana, melihat keadaan berubah seperti itu. Dia tahu kalau sekarang ini Ning Zhi Qiu berada dalam keadaan berbahaya, tapi dia sendiri tidak bisa banyak membantu, karena dia harus berkonsentrasi dalam menghadapi Wan Yan Zhu.
Diapun merasa tenaganya semakin terkuras, bagaimana mungkin dia bisa menolong Ning Zhi Qiu"
Xi Wu Hou yang tadinya berada di pinggir sekarang sudah berada di belakang Xin Wu Er, dia mengangkat sempoa besinya dan ingin memukul kepala Xin Wu Er.
Karena saat itu Xin Wu Er sedang mengerahkan seluruh tenaganya menghadapi Wan Yan Zhu, dia tidak mau konsentasinya terpecah dan Wan Yan Zhu dengan mudah akan menggetarkannya, saat itu dia tidak mungkin bisa menghindari serangan Xi Wu Hou!
0-0-0 Pada saat keadaan sangat berbahaya ini tiba-tiba dari kejauhan ada seseorang yang bicara, suaranya berat, seperti suara orang tua tapi nadanya sangat tinggi.
"Lao Di (adik)! Ternyata di sini ada orang yang berkelahi juga."
Suara lainnya terdengar lebih muda dan bertenaga berkata, "Coba kita lihat ke sana!" suara itu semakin mendekat.
Terlihat bayangan orfuig, yang satu berpakaian hitam yang satu
lagi berpakaian abu. Yang mengenakan baju hitam adalah seorang pemuda beralis tebal dan bermata besar. Sedangkan pak tua berbaju abu itu terlihat wajahnya masih muda tapi rambutnya sudah memutih. Tangannya memegang kail ikan dan di punggungnya tergantung keranjang untuk menaruh ikan hasil pancingan.
Xi Wu Hou mengerutkan dahinya, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge sudah maju menghampiri kedua orang itu.
Orang tua itu ternyata adalah Tai Hu Shen Diao, Shen Tai Gong. Dia bertanya, "Kita harus membantu siapa ya?"
Pemuda itu ternyata adalah Wo Shi Shui, dia menjawab, "Aku lihat lebih baik kita memukul yang licik itu saja!" Tiba-tiba dia sudah berlari mendekati Xi Wu Hou dan mencengkram sempoa besinya, kemudian menendangnya sampai 7 jurus, begitu serangan dilancarkan Xi Wu Hou tidak menyangkanya. Dengan terpaksa dan cepat Xi Wu Hou meladeni 7 jurus Wo Shi Shui. hingga dia mundur 8 langkah, terdengar Wo Shi Shui berkata, "Aku paling benci ada orang yang diam-diam menyerang dari belakang, kalau ingin berkelahi, ya berkelahi secara jantan, kalau mati juga tidak apa-apa, mengapa harus menyerang dari belakang?"
Sambil berkata seperti itu dia mencengkram bagian tengah sempoa emas yang sedang di pegang oleh dua orang yang sedang bertarung dan bertanya, "Milik siapa ini" Untuk apa sampai diperebutkan?"
Xin Wu Er terpaku, tapi dia tahu kalau pesilat tangguh yang berasal dari Zhong Yuan tidak boleh dipandang remeh, dia menarik nafas dan berkata, "Sempoaitu milikku."
"Baiklah, aku akan mengembalikannya padamu," kata Wo Shi Shui.
Dengan tenaga cukup Wo Shi Shui menarik sempao itu, Wan Yan Zhu tanpa sadar sudah terbawa maju 4 langkah, tapi dia masih mencengkram dengan erat tidak mau melepaskan sempoa emas itu.
Tiba-tiba Wan Yan Zhu melihat ada sempoa lain mendekatinya, karena salah melihat tangan kirinya mencengkram sempoa yang mendekat dan tangan kanannya sedikit melonggar. Akhirnya sempoa emas dapat ditarik dan diambilnya, setelah berhasil mendapatkan sempoa emasnya, Xin Wu Er meloncat menjauh.
Wan Yan Zhu terpaku, dia melihat sempoa yang masih dipegangnya ternyata milik Xi Wu Hou dan sempoa emas milik Xin Wu Er telah berhasil direbut kembali olehnya. Wo Shi Shui sedang menatapnya dengan tertawa, terlihat kalau Wo Shi Shui sangat senang melihat Wan Yan Zhu, Wo Shi Shui berkata, "Kalau kau marah, itu sangat bagus, aku tidak menyangka wajah sepertimu, wajah seperti papan peti mati, bisa juga tampak ada ekspresi."
Kemarahan yang melanda dirinya membuat seluruh tulang di tubuh Wan Yan Zhu berderak, wajah Wo Shi Shui tampak mulai serius, karena dia mendengar suara derak tulang, itu membuktikan kalau orang itu menguasai ilmu cakar elang latihan selama 30 tahun, dan tidak boleh ?embarangan menghadapinya.
Lawan tanding yang paling senang dihadapi oleh Wo Shi Shui adalah lawan yang berbobot, semakin kuat lawannya maka dia semakin tertarik menghadapinya, karena itu setiap kali dia bertarung dengan pesilat tangguh, dia merasa senang malah menjadi tergila-gila.
Tapi sebaliknya dengan Shen Tai Gong, semakin lihai lawan, dia malah semakin senang mempermainkannya, karena dia masih senang bermain-main. maka semakin banyak variasi dan jurus aneh yang akan dikeluarkannya supaya bisa memenangkan pertarungan.
Sewaktu Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge berlari ke arahnya, diapun berlari sambil berteriak ke arah dua orang Mongolia itu. Mereka hampir bertabrakan dan apakah nasib Shen Tai Gong akan sama seperti Cai Bu Pin terjepit mati oleh dua raksasa itu"
Tapi tiba-tiba Shen Tai Gong bergerak, secepat kilat dia sudah berada di belakang mereka dan senar kail ikannya sudah mengait celana pendek bagian belakang Hu Shang Ke, dia menariknya
sambil terus berlari sambil berteriak, "Aku mendapatkan ikan besar, ikan besar sudah terpancing!" Walaupun perawakan Shen Tai Gong pendek, kurus, dan kecil tapi kalau sudah berlari dia seperti sebuah anak panah. Hu Shang Ke ditarik oleh Shen Tai Gong terpaksa dia berjalan mundur, kail itu mengait celananya dan hal ini membuatnya merasa malu, tubuhnya yang besar tidak dapat berbalik untuk menyerang Shen Tai Gong. Dia benar-benar seperti seekor kura-kura yang batoknya berada di bawah dan tidak sanggup berbalik.
Hu Shang Ge ingin menolong saudaranya, dia berlari mengejar Shen Ta
Gong, tapi Shen Tai Gong selalu lari dengan berbelok-belok, tubuh besar Hu Shang Ge dibuat berkeringat oleh Shen Tai Gong. Tapi dia tidak bisa menolong saudaranya.
Mereka marah-marah dengan menggunakan bahasa Mongolia, berusaha mencengkram tangan Shen Tai Gong tapi Shen Tai Gong berhasil menghindar, cengkraman Hu Shang Ge tidak berhasil mengenainya, malah kaki seseorang yang tercengkram. Karena marah dia segera membanting dengan cara gulat Mongolia.
Orang itu menendang pundaknya, Hu Shang Ge dengan bahasa aneh hanya mengatakan, "Wu Wu Wa Wa." Dan dia sudah melayang jauh.
Ternyata dia telah mencengkram kaki Ge La Tu!
0-0-0 BAB 5 Kepalan Wo Shi Shui dan Kail Shen Tai Gong
Tapi sewaktu Ge La Tu akan menggunakan ilmu hipnotis, dia yakin dalam satu jurus saja bisa menguasai Ning Zhi Qiu, kemenangan sudah terbayang di depan matanya. Tidak disangka
mendadak kakinya dicengkram oleh Hu Shang Ge hingga terpaksa dia menendang raksasa itu jauh-jauh. Karena gangguan itu dia menjadi tidak bisa berkonsentrasi, membuat Ning Zhi Qiu mengambil kesempatan ini melepaskan diri, Ge La Tu sadar atas kesalahannya, diapun melompat menjauh!
Hu Shang Ke masih ditarik berjalan mundur oleh Shen Tai Gong dan lewat di depan Ge LaTu. Melihat Shen Tai Gong, kemarahan Ge La Tu jadi ditumpahkan kepada Shen Tai Gong, biji tasbihnya dilepaskan, dan dia menyerang dengan biji tasbih kayunya dan mengenai senar kail Shen Tai Gong.
Tapi senar kail tidak terputus, malah mengeluarkan suara PENG dan biji tasbih itu berbalik lagi menuju arah Ge La Tu!
Ge La Tu tahu bahwa dia sudah bertemu dengan pesilat tangguh yang berasal dari Zhong Yuan, dia berteriak dengan bahasanya dan, CTAK, dia melepaskan sebutir lagi biji tasbihnya.
Biji tasbihnya bertabrakan dengan biji tasbih yang pertama yang sedang mengarah pada Ge La Tu. Dua biji yang bentrok membalik menyerang dengan arah yang berbeda, yang satu mengarah belakang menuju Shen Tai Gong dan satu lagi menuju Hu Shang Ke!
Cara Ge La Tu melepaskan biji tasbihnya lebih hebat dibandingkan pada saat Xi Wu Hou melepaskan biji sempoanya.
Shen Tai Gong mendengar ada suara angin yang cepat datang dari belakang. Dia segera membalikkan badan, keranjang untuk menampung ikan dibukanya, dan biji tasbih kayu itu disambut masuk ke dalam keranjang ikan itu.
Sewaktu dia menyambut biji tasbih kayu itu, sebutir biji tasbih datang lagi dan mengenai kail ikan Shen Tai Gong yang sedang mengait celana Hu Shang Ke. Terdengar suara TING, biji tasbih itu pecah hancur tapi kail itu jadi longgar akhirnya terlepas. Hu Shang Ke akhirnya jatuh terguling, tubuhnya lecet-lecet.
Baru saja Hu Shang Ke berdiri, Hu Shang Ge sudah tiba di sana, kedua bersaudara ini terlihat sangat benci kepada Shen Tai Gong,
baru saja mereka akan menyerang, terasa pundak mereka seperti mengencang, dan kaki mereka seperti terpaku di tanah. Selangkahpun tidak bisa bergerak. Begitu membalikkan tubuh, mereka melihat Pangeran Jin sedang memegang pundak mereka, tapi matanya terus menatap Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, kedua orang Mongolia itu cepat menundukkan kepala, lalu diam tidak bergerak.
Shen Tai Gong mengambil biji tasbih kayu itu, kail ikannya dilepas dari pegangannya
Shen Tai Gong masih terlihat tertawa. Tapi tatapan matanya serius, dengan wajah penuh tawa dia berkata kepada Ge La Tu, "Mengapa kau memberikan kepadaku biji tasbih" Aku belum ingin menjadi biksu, ini aku akan mengembalikan padamu!"
Setelah berkata seperti itu dia melemparkan 'biji tasbih' itu, Ge La Tu menyangka kalau Shen Tai Gong akan mengembalikan biji itu dengan cara menyerang, dia segera menjulurkan tangannya untuk menyambut. Tapi ketika tangannya memegang, benda itu terasa basah dan licin, dan bisa bergerak-gerak. Dia mengira benda itu benda beracun, dibuangnya benda itu kembali, setelah di teliti ternyata yang dilempar Shen Tai Gong adalah seekor ikan emas!
Shen Tai Gong tertawa dan berkata, "Ternyata biksu memang tidak suka makan daging, biasanya biksu takut pada daging. Tapi ternyata kau malah takut kepada seekor ikan, ini benar-benar lucu!"
Sambil tertawa Shen Tai Gong sudah menyerang, setelah habis berkata dia sudah menyerang sebanyak 73 jurus.
Gara-gara seekor ikan, Ge LaTu tidak bisa berkonsentrasi, kesempatan ini digunakan oleh Shen Tai Gong untuk menyerang dulu. Tangan Ge La Tu masih terus bergerak-gerak menahan serangan Shen Tai Gong, bajunya terlihat berkibar tertiup angin, dia menyambut semua serangan Shen Tai Gong dan siap untuk membalasnya. Tapi secara tiba-tiba Shen Tai Gong membalikkan tubuhnya.
Sejak tadi Ge La Tu sudah menahan kemarahannya, melihat
Shen Tai Gong membalikkan tubuhnya dia mengira Shen Tai Gong mau melarikan diri, dia berteriak, "Kau, kau...." Tiba-tiba tampak ada cahaya berkilau berkelebat.
Ternyata pada saat Shen Tai Gong membalikan tubuhnya dan mundur, dia tidak bertujuan melarikan diri, dia malah mengeluarkan kail ikannya dan berniat mengail mulut Ge La Tu. Karena bertindak ceroboh Ge La Tu tidak sempat menghindar serangan kail itu, terpaksa dia berjongkok, ketika senar kail itu ditarik. Ge La Tu merasa mulutnya menjadi kencang, kemudian mulutnya terasa asin dan amis yang bercampur aduk, dia segera memuntahkan air ludahnya ternyata yang keluar adalah air ludah bercampur dengan darah, dia meraba mulutnya ternyata gigi depannya sudah terkail sehingga terlepas salah satu.
Ge La Tu benar-benar marah, dia mengeluarkan biji tasbihnya dan menyerang kepada Shen Tai Gong.
Tubuh Xia Hou Lie tampak bergerak, Pangeran Jin bertanya, "Siapa yang akan kau bantu?"
Dengan sikap hormat Xia Hou Lie menjawab, "Sifat Ge La Tu tidak bisa tenang dan cepat marah, kelemahannya dipergunakan oleh lawan, aku ingin membunuh orarig tua itu!"
Pangeran Jin tertawa tapi tanpa respon, "Ilmu silat Ge La Tu tidak lebih rendah dibandingkan dengan orang tua itu, walaupun hatinya tidak tenang, dalam 200 jurus belum tentu dia bisa kalah atau menang. Dan kepalan tangan pemuda berbaju hitam itu sangat kuat, kepalannya seperti harimau dan naga, kemungkinan Wan Yan Zhu tidak akan bisa bertahan menghadapinya, kalau dia kalah dia pasti akan mati, ini akan terjadi sebentar lagi."
Segera Xia Hou Lie berkata, "Aku mengerti!" Dia beranjak dari sisi Pangeran Jin.
0-0-0 Wo Shi Shui dan Wan Yan Zhu sedang bertarung dengan sengit.
Sejak jurus pertama tulang-tulang Wan Yan Zhu terus berderak,
kesepuluh jarinya terus bergerak, perubahan terus terjadi dan tidak bisa ditebak, gerakannya sangat cepat dan berbahaya, juga aneh. Semua dikeluarkan dengan sangat sempurna.
Kepalan tangan Wo Shi Shui terlihat biasa, Hei Hu Tou Xin (Harimau hitam mencuri hati), Li Pi Hua Shan (Tenaga membelah Hua Shan), serta jurus lainnya dikeluarkan oleh Wo Shi Shui.
Tapi jurus kepalan itu dipergunakan dengan sangat tepat, cepat, ganas, dan bertenaga.
Seperti jurus Heng Shao Qian Jun, tidak ada orang yang bisa menguasai jurus itu lebih hebat dibandingkan Wo Shi Shui.
Setiap jurus mewakili pikiran dan semangatnya, karena Wo Shi Shui masih muda, setiap jurus yang dikeluarkan pasti ada jurus lanjutan dan menyimpan banyak perubahan, tapi dia belum membuat perubahan jurus karena belum tiba saatnya dia melakukan hal ini.
Tapi Wan Yan Zhu adalah seorang pesilat tangguh.
Maka Wo Shi Shui harus melakukan perubahan pada jurus kepalannya, saat itu sudah tiba.
Wan Yan Zhu mulai merasakan adanya hawa membunuh dan tekanan dari suara Wo Shi Shui, itu membuatnya tidak bisa berkonsentrasi, jurus-jurus yang dikeluarkan Wan Yan Zhu mulai terlihat kacau, tiba-tiba saja jurus kepalan Wo Shi Shui berubah!
Perubahan yang terjadi sangat aneh, cepat dan berbahaya, semua jurusnya lebih cepat dari jurus Wan Yan Zhu dan lebih aneh dibandingkan dengan jurus Wan Yan Zhu!
Nafas Wan Yan Zhu mulai terdengar berat, dan gerakannya mulai kacau.
Dia sudah tidak bisa melihat Wo Shi Shui, dia hanya melihat pada kepalan tangan Wo Shi Shui.
Inilah pengalaman pertama yang ditemuinya, waktu dia tidak mau tunduk kepada Xia Hou Lie dan diapun bertarung dengan Xia
Hou Lie. Begitu perasaan ragu-ragunya muncul dia telah dikalahkan oleh Xia Hou Lie!
Tapi bagaimana sekarang ini"
Tiba-tiba bayangan kepalan itu menghilang, Wan Yan Zhu seperti berada di dalam kabut yang tebal. Tampak Xia Hou Lie sudah maju menghalanginya, Xia Hou Lie sudah menggantikan dia bertarung dengan Wo
Shi Shui. Pertarungan mereka berjalan dengan lambat, mereka seperti sedang mencari tahu kemampuan ilmu silat masing-masing.
Wan Yan Zhu menarik nafas panjang, dia merasa sangat lelah dan terduduk di bawah. Keringat dingin mengalir di dahinya sekarang. Di atas langit masih ada langit, di atas orang hebat masih ada orang yang lebih hebat lagi. Dia baru mengerti kalimat itu hari ini.
Dia menyandarkan dirinya ke tembok, setelah agak lama nafasnya baru bisa normal kembali. Dia melihat Wo Shi Shui dan Xia Hou Lie sedang bertarung, baju mereka tampak basah kuyup, tapi gerakan mereka lambat seperti siput. Mereka juga terlihat seperti sedang menari bukan sedang bertarung serius.
Dalam hati Wan Yan Zhu merasa sangat terkejut, dia sudah menyaksikan sendiri bagaimana cepatnya ilmu silat Wo Shi Shui, dia sudah lama ikut Pangeran Jin, perubahan ilmu silat Xia Hou Lie sangat cepat, dan diapun sangat mengagumi Xia Hou Lie. Tapi sekarang pada saat melihat pertarungan mereka dia merasa aneh dan tertekan.
Tiba-tiba terjadi perubahan. Xia Hou Lie tiba-tiba memajukan kelima jari tangan kanannya tampak keras seperti baja dan siap menusuk ke tenggorokan Wo Shi Shui.
Sepertinya Wo Shi Shui juga menjaga tubuhnya dengan sempurna, tidak ada lowongan yang bisa menyebabkan lawannya menyerang, kecuali di bagian tenggorokan Hanya dalam waktu singkat Xia Hou Lie bisa melihat lowongan ini. Dan sekarang
tangannya siap menusuk! Tapi bersamaan waktu itu, titik kelemahan di tenggorokan Wo Shi Shui tertutup, mungkin Wo Shi Shui bisa saja memunculkan titik kelemahannya tapi bukan di tenggorokannya.
Tangan kiri Wo Shi Shui menepis pergelangan tangan kanan Xia Hou Lie. Begitu tangan kanan Xia Hou Lie ditarik kembali, tangan kirinya sudah menyerang perut Wo Shi Shui. Perubahan jurusnya lebih cepat dibandingkan dengan pukulan tangan kanannya.
Tapi tangan kanan Wo Shi Shui seperti pisau, siap memotong pergelangan tangan kiri Xia Hou Lie.
Tiba-tiba Xia Hou Lie naik ke atas, tubuhnya yang besar tidak terdengar membawa suara angin, di tengah-tengah dia memukul kepala Wo Shi Shui.
Perubahan jurus yang terjadi sangat besar, tapi pada saat Xia Hou Lie melakukannya terlihat sangat biasa.
Walaupun perubahan yang dilakukan Xia Hou Lie sangat cepat, tapi tangan Wo Shi Shui sudah siap menunggu serangannya!
Di tengah-tengah udara Xia Hou Lie membentak, kemudian dia bersalto beberapa kali di udara, ternyata dia akan memukul Ning Zhi Qiu dengan telapaknya! ^
Ning Zhi Qiu tadi telah ditolong oleh Shen Tai Gong, kalau tidak dia pasti sudah mati karena ilmu hipnotis Ge La Tu, tapi keadaannya masih shok, dia melihat Ge La Tu yang sedang marah bertarung dengan Shen Tai Gong. kepalanya masih merasa pusing.
Tidak disangka Xia Hou Lie tiba-tiba menyerang dari udara, Ning Zhi Qiu mencoba menahan serangan itu. Serangan Xia Hou Lie dari udara mengarah pada Ning Zhi Qiu bukan pada Wo Shi Shui, melihat keadaan seperti itu Wo Shi Shui seperti seekor elang hitam dengan kecepatan tinggi terbang ke arah Xia Hou Lie!
Xia Hou Lie tiba-tiba menarik kembali kaki yang tadinya dikeluarkan untuk menendang! pertahanan Ning Zhi Qiu sudah tidak
berguna. Ning Zhi Qiu terkejut tapi dia sudah tidak bisa menghindar lagi.
Xin Wu Er membentak, kilauan emas tampak terbang keluar. Tapi sempoa besi milik Xi Wu Hou terlihat melayang dan mencegah sempoa emas itu. Merekapun bertarung lagi. Terlihat Ning Zhi Qiu sudah tidak dapat menghindar lagi, tapi tiba-tiba Wo Shi Shui sudah berada di depan Ning Zhi Qiu.
Perubahan jurus serangan Xia Hou Lie dilakukan tanpa berhenti, dia seperti hantu, kemanapun lari, tangannya sudah siap menunggu di depan tenggorokanmu.
Tapi Wo Shi Shui seperti sebuah kapak, kemanapun tangan hantu itu pergi, kapak ini siap memotong tangan Xia Hou Lie. Tangan Wo Shi Shui seperti pisau yang siap memotong. Tapi dalam keadaan seperti itupun jurus Xia Hou Lie masih bisa berubah.
Tiba-tiba dia mengeluarkan tangannya, tampaknya dia ingin menyerang dengan tangannya bukan dengan kaki, diapun seperti sudah memperhitungkan bahwa Wo Shi Shui pasti akan berada di sana. PAK!
Tangan Xia Hou Lie sudah menekan dada Wo Shi Shui.
Dalam bayangan Xia Hou Lie, Wo Shi Shui akan melayang jauh dan terjatuh seperti selembar papan, tidak disangka Wo Shi Shui kokoh seperti sebatang pohon. Hati Xia Hou Lie terasa dingin.
BUG! Kepalan tangan Wo Shi Shui sudah dilayangkan dan memukul tubuh Xia Hou Lie dan diapun melayangjauh!
Sekarang Xia Hou Lie sudah mengerti, dia tidak akan bisa mengalahkan Wo Shi Shui. Dan Wo Shi Shui sendiri tidak sabar untuk bertarung dan sengaja menerima pukulan Xia Hou Lie, lalu menukar dengan pukulannya!
Melalui pertarungan seperti ini walaupun Xia Hou Lie seorang pemberani tapi dia tetap merasa hatinya gentar.
Xia Hou Lie melayang dan jatuh menabrak tembok, tapi dia
segera bangun, dia tidak roboh. Dengan cepat dia berdiri tegak lagi dan mendekati Wo Shi Shui. Terlihat di sudut mulut Wo Shi Shui ada darah.
Kedua mata Wo Shi Shui tampak melotot melihat Xia Hou Lie, tiba-tiba dia membuka mulut dan darah seperti anak panah berwarna merah keluar dari mulutnya!
Darah itu menyemprot wajah Xia Hou Lie, diikuti gerakan Wo Shi Shui yang lebih cepat dari anak panah darah, menyerang tubuh Xia Hou Lie bagian bawah!
Bersamaan waktu itu dinding yang tadi ditabrak oleh Xia Hou Lie tampak ambruk. Batu bata dan pasir hancur menjadi puing-puing.
Ternyata pada saat Wo Shi Shui dan Xia Hou Lie beradu telapak dan kepalan, tenaga dalam mereka yang satu sangat kuat sedangkan yang lain sedang gila-gilanya menyerang, mereka sama-sama kuat, tapi Xia Hou Lie yang memukul Wo Shi Shui terlebih dulu, setelah itu Wo Shi Shui baru membalasnya dengan kepalan. Tenaganya "j adi berkurang, apalagi Xia Hou Lie setelah terkena serangan kepalan Wo Shi Shui sampai terbang dan roboh. Dan tenaga yang menghantamnya disalurkan ke tembok yang ditabraknya. Dengan cara seperti itu maka tenaga tekanannya berkurang sekitar 20-30%.
Tapi bagi Wo Shi Shui, dia benar-benar menahan serangan telapak Xia Hou Lie, tubuhnya sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Karena hal inilah maka membuat dirinya terluka lebih parah.
Tenaga pukulan Wo Shi Shui berpindah ke tembok sebanyak 20-30%, karena itulah maka dinding bisa runtuh.
0-0-0 Shen Tai Gong dan Ge La Tu yang masih bertarung dengan sengit, mereka tampak mendekati tembok. Ketika terdengar suara tembok runtuh. Shen Tai Gong melihat keadaan itu, dia seperti seekor ikan yang meloncat untuk menghindar tapi Ge La Tu yang
masih tetap berkonsentrasi pada pertarungan. Dia tidak sempat menghindar. Batu bata tampak berjatuhan ke tubuhnya, tapi tubuhnya seperti dibungkus dengan kulit tembaga dan tulangnya keras seperti besi. Batu bata dan pasir yang berjatuhan hanya menyebabkan matanya tidak bisa dibuka. Dia berteriak dan mulutnya tampak menganga, tiba-tiba terdengar suara PUSH, di dalam mulut Ge La Tu ada seekor ikan yang masih hidup. Ikan itu terus bergerak di dalam mulut Ge LaTu. Mata Ge La Tu tidak bisa melihat dengan jelas, dia mengira Shen Tai Gong memasukkan benda beracun ke dalam mulutnya. Karena dia gugup benda itu tidak bisa segera dikeluarkan dari mulutnya.
Pada kesempatan ini, kail ikan milik Shen Tai Gong mengait Ge La Tu dan dibawa lari. Shen Tai Gong berusaha menariknya sampai jatuh.
Tidak disangka La Ma ini mempunyai ilmu yang bagus, walaupun mulutnya bersuara aneh, tapi bagian bawah tubuhnya sangat kuat. Walaupun dia ditarik-tarik oleh kail ikan Shen Tai Gong, kaki Ge La Tu sangat kokoh, kedua kakinya masuk ke dalam tanah. Dia masih bisa membalikkan tubuhnya lalu dengan kakinya dia berusaha menggulung kail ikan itu.
Shen Tai Gong benar-benar terkejut, tapi dia tampak masih bisa tertawa dan berkata, "Baiklah, aku tidak percaya kalau aku tidak bisa merobohkan orang seperti dirimu yang seperti kura-kura."
Shen Tai Gong memarik dengan kuat, dengan kekuatan penuh Ge La Tu bertahan, walaupun Shen Tai Gong tidak bisa merobohkannya, tapi kail ikan itu sudah mengait ke dalam daging kakinya.
Ge La Tu menahan rasa sakitnya, dia menyerang lagi dengan 3 butir biji tasbih kayu. Shen Tai Gong membuka keranjang ikan dan 3 butir biji itu masuk ke dalam keranjang.
Ge La Tu merasa kesakitan sekaligus marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sadar kalau dia tetap keras kepala menarik kakinya seperti itu, maka kakinya akan cacat, tiba-tiba dia
mendengar Wan Yan Zhu dengan bahasa Tibet berkata, "Sambutlah ini!" Terdengar suara "Yap!" Sebuah singkup berkepala harimau terbang ke arahnya dan disambut dengan baik oleh Ge La Tu. Dengan cepat kail ikan itu dipaku diatas tanah dengan singkup yang baru saja diterimanya.
Ge La Tu memakai kesempatan ini untuk melepaskan diri, kakinya sudah terlepas dari lilitan tali kail itu, tapi karena senar kail Shen Tai Gong terbuat dari Tian Mu Can Si, maka senar itu sulit dipotong, hal ini malah membuat Shen Tai Gong menjadi kalang kabut karena tidak bisa lepas.
Begitu Ge La Tu berhasil melepaskan diri, kedua matanya menatap dengan bara amarah ddi memukul Shen Tai Gong dengan singkupnya! Pada saat Ge La Tu mengangkat singkup itu, tali kail Shen Tai Gong dengan cepat terlepas, Ge La Tu datang dengan sangat cepat, singkup itu sudah menutup jalan mundur Shen Tai Gong. Ge La Tu berharap Shen Tai Gong segera mati. Tali kail milik Shen Tai Gong adalah sebuah senjata lemas, dan tidak bisa dipergunakan sama sekali.
Karena itu serangan Ge LaTu benar-benar menekan Shen Tai Gong. Terpaksa dengan tubuh kecilnya She Tai Gong berputar dengan ringan. Tapi semua gerakan ini mengandung bahaya.
0-0-0 BAB 6 Sekuntum bunga yang memabukan
Bersamaan runtuhnya tembok, Pangeran Jin tampak membalikkan tubuhnya, saat itu dia melihat seorang pak tua berambut dan beralis putih serta mengenakan baju panjang berwarna kuning. Kedua matanya bersemangat, dia tampak berwibawa. Tapi tidak tampak kalau dia sedang marah. Dia melangkah mendekati mereka.
Pak tua itu tidak marah karena temboknya runtuh, setiap langkahnya tampak bersemangat dan gagah. Langkahnya tampak sangat sempurna. Setiap langkahnya menunjukkan kalau dia siap menyerang sekaligus bertahan.
Mata Pangeran Jin tampak bercahaya. Dia segera mendekati pak tua itu.
Pak tua itu melihat tembok yang sudah runtuh, dengan sikap santai dia bertanya, "Siapa yang telah merusak tembokku?"
"Anak buahku." Pak tua itu mengangkat kepalanya, sorot matanya seperti mengandung listrik, tapi wajahnya tampak ada tawa, dengan pelan dia berkata lagi, "Pesilat terkuat dalam pasukan kerajaan Jin, apakah Tuan adalah Pangeran Jin?"
Pangeran Jin tidak tertawa, wajahnyapun tampak datar, tapi matanya tampak bercahaya dan beracun, "apakah Tuan jago silat nomor satu di Huai Bei, Long Zhai Tian?"
Pandangan mata mereka bertemu, seperti terdengar suara pedang yang beradu di udara.
0-0-0 Waktu itu muntahan darah Wo Shi Shui menyembur ke arah Xia Hou Lie, dan Ge La Tu yang sedang melancarkan 70 jurus singkupnya menghadapi Shen Tai Gong.
Kecepatan Wo Shi Shui seperti kilat, hanya dalam sekejap dia menyerang ke arah Xia Hou Lie dengan 12 kepalannya.
Pada saat darah Wo Shi Shui menyembur ke arah Xia Hou Lie, karena tidak sempat menghindar terpaksa dia menggunakan bajunya untuk menahan semburan itu. Dengan menggunakan waktu yang begitu singkat Wo Shi Shui bisa mengunakan kesempatan ini untuk menyerang Xia Hou Lie.
Sekarang Xia Hou Lie baru mengerti pada saat Wo Shi Shui mengganti kepalannya menjadi telapak tangan, saat itu Wo Shi Shui
sedang terluka parah, tapi Wo Shi Shui sudah memperhitungkan semuanya, kalau diperhitungkan dengan seksama, maka Xia Hou Lie akan kalah.
Xia Hou Lie dengan cejiat menendang kepalan tangan Wo Shi Shui, tendangan dilakukan sebanyak 12 kali berturut-turut, tapi kepalan Wo Shi Shui sudah memukul perut Xia Hou Lie, rasa sakit membuat Xia Hou Lie meloncat. Tapi dia tetap memuntahkan darah.
Pada saat yang sama, Xin Wu Er sedang bertarung dengan Xi Wu Hou. Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bertarung dengan Ning Zhi Qiu, Shen Tai Gong sedang berputar-putar melawan singkup Ge La Tu. Tiba-tiba di belakang terdengar ada suara deru angin, dengan cepat Shen Tai Gong berguling ke bawah, tapi pinggiran bajunya sudah sobek, ternyata Wan Yan Zhu menyerangnya dari belakang!
Pada saat Shen Tai Gong menghindar, singkup sudah berada di depan matanya, terpaksa dia menghindar dengan meloncat lagi. Kelima jari Wan Yan Zhu seperti baja mencoba mencengkramnya, dengan kail ikannya Shen Tai Gong pun menusuk Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu berbalik dan mencengkram pegangan kail Shen Tai Gong. Mereka tampak berada di tengah udara kemudian mendarat. Shen Tai Gong baru saja mendarat tapi dia merasa kakinya sudah mati rasa, ternyata kakinya telah terkena butiran biji tasbih oleh Ge La Tu tepat di jalan darahnya. Akhirnya Shen Tai Gong terjatuh, singkup Ge La Tu tampak akan memukulnya!
Xia Hou Lie yang berada di sebelah sana juga tampak berada dalam bahaya. Begitu pula dengan Shen Tai Gong yang berada di sebelah sini.
0-0-0 Begitu Pangeran Jin dan pak tua itu saling menyapa, mereka tampak sudah bersalto.
Pangeran Jin bersalto ke arah Wo Shi Shui, saat itu Wo Shi Shui tidak melihatnya, dan Pangeran Jin akan memukulnya!
Tapi Wo Shi Shui merasa kalau Pangeran Jin itu sudah
menghilang dari tempatnya,, dari kiri, kanan, dan belakang, sepertinya bayangan Pangeran Jin sedang mendekatinya.
Dia segera menarik kembali kepalannya dan bersiul panjang, kemudian meloncat ke udara lalu turun di tempat yang letaknya beberapa meter jauhnya. Pada saat dia melihat Pangeran Jin berada di depan, lengan bajunya tidak tampak bergerak.
Pak tua itu bergerak ringan seperti sehelai daun, cepat seperti hembusan angin. Pada saat mengeluarkan serangan, dia seperti seekor naga yang sedang marah. Tiba-tiba dia mencengkram singkup Ge La Tu, didorongnya sekali kemudian ditarik lagi. Ge La Tu sudah turun dan mundur, pak tua itu membalikkan tubuh, dia sudah mencabut pedangnya. Pedang tampak bersinar sehingga membuat mata menjadi silau. Wan Yan Zhu tidak berani melihat, dia menutup mata dan dengan cepat mundur dari sana. Pak tua itu tampak mengangkat kakinya dan membuka totokan kaki Shen Tai Gong. Shen Tai Gong segera meloncat dan berteriak, "Pendekar Long!"
Pak tua itu mengangguk, dia tidak melihat ke arah Shen Tai Gong, matanya terus menatap Pangeran Jin.
Karena saat itu Pangeran Jin pun sedang menatapnya, tampak mata Pangeran Jin seperti mata seekor srigala.
Xia Hou Lie dan Shen Tai Gong sudah berhenti bertarung. Wo Shi Shui, Ge La Tu, dan Wan Yan Zhu masih tampak terengah-engah.
Mereka melihat Pangeran Jin dan Long ZhaiTian.
Xin Wu Er, Xin Wu Hou, Ning Zhi Qiu, dan dua bersaudara Hu Shang pun sudah berhenti bertarung. Xin Wu Er dan Ning Zhi Qiu memberi hormat kepada Long Zhai Tian, "Kakak datang tepat pada waktunya."
"Adik berdua sudah dibuat kaget oleh mereka," kata Long Zhai Tian.
"Kalau Kakak tidak datang tepat pada waktunya, mungkin nyawaku sudah berada di tangan mereka," jawab Ning Zhi Qiu.
"Kalau bukan karena kedua pendekar itu datang membantu, aku dan Lao Si sudah tidak bernyawa lagi," kata Xin Wu Er.
Long Zhai Tian memberi hormat kepada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, "Mungkin Anda berdua adalah pendekar yang selalu membela kebenaran dan selalu menolong sesama orang, bukankah begitu Pendekar Wo dan Tuan Shen?"
Shen Tai Gong tertawa, "Jangan terlalu memuji, jangan telaki memuji, pedang Anda tadi benar-benar sangat hebat."
"Apakah Anda adalah Pendekar Long?" tanya Wo Shi Shui.
"Benar!" jawab Long Zhai Tian.
Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apakah Anda telah bertemu dengan Kakak Fang?" tanya Wo Shi Shui.
"Apakah yang Pendekar maksud adalah Tuan Muda Fang Zhen Mei" Kami sudah berjanji untuk bertemu dan aku sudah lama menunggunya, tapi tampaknya dia belum sampai," Long Zhai Tian sedikit terpaku.
"Dia berangkat bersama-sama dengan kami dari Jiang Nan, seharusnya dia sudah tiba 3 hari lebih awal."
Long Zhai Tian tertawa kecut, "Sayang kami belum bertemu, kalian bertiga jauh-jauh datang ke Huai Bei, ada tujuan apa?"
"Jenderal Yu memimpin para prajurit berperang dengan anjing Jin, mana mungkin kami berpangku tangan begitu saja" Kami sengaja datang untuk bertemu dengan Tetua Long, lalu bersama-sama membantu Jenderal Yu, mengusir anjing Jin dari Huai Bei!" jawab Wo Shi Shui.
Kata-kata Wo Shi Shui baru selesai, Long Zhai Tian, Xin Wu Er, dan Ning Zhi Qiu merasa terkeiut. Wajah Pangeran Jin, Xia Hou Lie, Ga La Tu, Wan Yan Zhu, Xi Wu Hou, Hu Shang Ge, dan Hu Shang Ke tampak berubah.
Ucapannya begitu penting tapi Wo Shi Shui dengan mudah melontarkannya, semua orang di sana merasa terkejut. Ada yang
membencinya karena telah melukai orang, ada yang menyalahkannya karena telah membuka rahasia, ada yang merasa dia terlalu gegabah melontarkan kata-kata tanpa berpikir dulu.
Hanya Shen Tai Gong yang tampak santai, seperti Wo Shi Shui pada saat sekarang dan dalam keadaan seperti itu melontarkan kata-kata yang mengejutkan orang.
0-0-0 Pangeran Jin dan Long Zhai Tian ditakdirkan menjadi musuh bebuyutan, walaupun usia mereka terpaut jauh.
Dengan dingin Pangeran Jin berkata, "Apakah kalian ingin berbuat seperti telur membentur batu, atau menjadi seekor kecoa menghadang kereta?"
Long Zhai Tian tertawa dan berkata, "Prinsip bangsaku adalah, kalau tidak diserang maka kami tidak akan menyerang dulu, kalau bangsamu keluar dari wilayah negaraku, maka semua persoalan akan selesai. Karena itu aku berharap pada saat Pangeran pulang nanti bisa menyampaikan kata-kata ini kepada pasukan Tuan."
Pangeran Jin tertawa dingin, "Aku bisa saja pulang tapi aku takut malah kau yang tidak memiliki nyawa untuk pulang."
Long Zhai Tian tertawa, "Aku hidup atau mati tidak perlu kau pikirkan, aku hanya berharap Pangeran Jin mengerti, rakyat dan prajurit dua negara ini jangan sampai berperang. Ini akan menghancurkan kehidupan."
Pangeran Jin mengangguk, "Kalau negara Song menyerah, bukankah tidak akan terjadi apa-apa?"
Long Zhai Tian tidak tertawa lagi diapun berkata, "Lebih baik negara Jin saja yang menyerah."
Wajah Pangeran Jin tampak berubah, dia mengangkat tangannya memanggil seseorang, Xi Wu Hou dengan cepat menghampiri Pangeran Jin, Pangeran Jin mengeluarkan panji negara Song, meletakkan panji itu di bawah dan mengmjak-injaknya, lalu dia
berkata, "Panji ini kudapatkan setelah aku membunuh tentara Song pada saat aku berada di Cai Shi. Yang perlu kau ketahui, pada saat berperang di Cai Shi, adikmu yang bernama Long Ying Qian sudah mati. Mungkin karena dia menjaga panji kain perca ini kemudian mati, apakah sekarang kau berani merebutnya?"
Long Zhai Tian tertawa, "Apa yang perlu ditakutkan?"
Langit seperti ada naga yang sedang bermain, dan naga itu terus menyerang Pangeran Jin.
0-0-0 Pada saat Long Zhai Tian terbang ke atas, Wo Shi Shui berkata kepada Shen Tai Gong, "Kalau saja Fang Zhen Mei ada di sini, kita pasti akan menang."
Shen Tai Gong pernah bertarung dengan Pangeran Jin, dia berkata, "Apakah kau bisa mengalahkan anjing Jin itu?"
"Aku hanya pernah bertarung satu jurus dengannya," jawab Wo Shi Shui.
"Bagaimana rasanya?"
"Aku tidak bisa mengalahkannya," Wo Shi Shui berkata dengan perlahan.
"Benar juga, kalau saja sekacang ada Fang Zhen Mei, keadaan akan lebih baik/tapi mengapa dia sampai sekarang belum tiba?" Shen Tai Gong bertanya dengan pelan.
0-0-0 Sebenarnya setengah hari yang lalu Fang Zhen Mei sudah tiba.
Bunga-bunga musim semi baru saja mengeluarkan tunas-tunas hijaunya dan memenuhi batang pohon bunga itu. Segarnya udara di musim semi berhembus sepoi-sepoi dan meniup Fang Zhen Mei, udara benar-benar terasa sangat sejuk.
Bunga yang berada di dahan adalah bunga yang tumbuh, bunga yang berada dijalan adalah manusia yang sedang berjalan.
Fang Zhen Mei menunggang kuda dengan santai, dia berjalan menuju rumah Ning Zhi Qiu. Waktu itu ada seorang gadis mengenakan baju berwarna merah dan sedang tertawa kepadanya. Dia membawa sebuah keranjang yang dipenuhi dengan bunga, dia berjalan mendekati Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei menghela nafas, ternyata gadis itu begitu cantik, mengapa dia tidak berada di rumah saja menikmati keindahan bunga" Malah keluar untuk berjualan bunga"
Fang Zhen Mei teringat pada seorang penjaja yang berteriak dijalan, "Asah pisau! Asah pisau!"
"Benang warna! Benang warna!"
"Kue! Kue!" Teriakannya terdengar sedih, dan wajah mereka dipenuhi dengan keriput, orang tua yang tidak memiliki rumah untuk pulang....
Hati Fang Zhen Mei ikut merasa sedih, seperti musim semi yang baru berganti, setelah melalui musim dingin yang tidak ada habisnya.
Tapi sekarang sudah musim semi.
Walaupun gadis itu tidak tertawa tapi wajahnya tampak manis, pada saat dia tertawa, wajahnya bertambah manis lagi, seperti air yang mengalir di musim semi.
Terdengar gadis itu dengan suara manja bertanya, "Tuan Muda, apakah Anda mau membeli sekuntum bunga ini untuk diberikan kepada seorang nona" Nona itu tentu akan merasa sangat senang. Tuan Muda, belilah sekuntum saja bungaku ini!"
Fang Zhen Mei tertawa, gadis itu tampak sangat cantik, dan memiliki mulut yang indah, semua orang pasti akan membeli bunganya.
Fang Zhen Mei memasukkkan beberapa keping uang logam ke dalam keranjang, gadis itu terlihat lebih senang lagi, tampak giginya yang putih, diapun berkata, "Terima kasih, Tuan Muda, bunganya
bisa Anda pilih!" Fang Zhen Mei tertawa, "Aku sedang terburu-buru, tidak ada waktu menikmati bunga, jual lah bunga ini kepada orang lain, aku sudah melihatnya itu sama juga dengan aku sudah membelinya."
Gadis itu dengan tersenyum bertanya, "Cuaca begitu bagus, mengapa Tuan Muda terburu-buru harus pergi" Bukankah cuaca seperti ini cocok untuk berjalan-jalan" Di daerah Huai Bei banyak pemandangan indah. Dari nada bicara Tuan, apakah Tuan MUda datang dari Jiang Nan?"
Fang Zhen Mei menatap langit dan menarik nafas, "Walaupun pemandangannya bagus tapi kalau tidak dipertahankan, pemandangan seperti ini akan diambil orang lain."
Dia tertawa kepada gadis itu dan berkata, "Aku memang datang dari Jiang Nan, aku masih ada perlu. Nona, aku pamit dulu."
Gadis itu menghalangi langkah Fang Zhen Mei dengan tangannya, karena takut kudanya akan menabrak gadis itu, maka dia segera menghentikan kudanya. Gadis itu dengan wajah cemberut berkata, "Anda sudah membayar, apakah Anda tidak berniat untuk mengambilnya walaupun setangkai?"
Fang Zhen Mei tertawa kecut, dia memberikan tanda bahwa dia tetap akan pergi, gadis itu dengan terburu-buru berkata, "Hei! Hei! Aku akan memberikan kepada Tuan sekuntum bunga, bagaimana" Apakah Tuan tega menolaknya?" setelah berkata seperti itu wajahnya menjadi merah, di bawah cahaya matahari dia benar-benar tampak sangat polos.
Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata, "Mana mungkin aku menolak bunga pemberian Nona?"
Gadis itu memberikan bunga dengan tangan kecilnya, bunga itu berwarna putih dan berputik merah. Pergelangan tangannya yang putih terpasang gelang giok dan Ma Nao (getah pohon pinus yang sudah membeku seperti batu) yang berwarna merah.
Sambil tertawa Fang Zhen Mei menerimanya, dia bersiap akan
pergi, tapi gadis itu terburu-buru berkata lagi, "Tuan Muda tidak mau melihat dulu bunga pemberianku, bahkan Tuan Muda tidak mau mencium wanginya, malah mau pergi begitu saja!"
Fang Zhen Mei melihat gadis itu menunggu, kegelisahan hatinya membuat gadis itu tampak lebih cantik lagi. Dengan- rasa menyesal Fang Zhen Mei tertawa dan mencium bunga itu. Dia merasakan ada wangi yang menusuk penciumannya. Di dunia ini sepertinya tidak ada bunga yang lebih harum dibandingkan dengan harumnya bunga ini. Dia memuji, "Sangat harum...." Tiba-tiba wajahnya berubah warna, sepertinya harum itu bukan berasal dari harum bunga ini, melainkan dari sekelilingnya, terdengar suara BLUG, ternyata Fang Zhen Mei terjatuh dari kudanya.
Setelah Fang Zhen Mei terjatuh dari kudanya, tampak dari sebuah gang muncul 4 orang dengan gerakan secepat kilat mereka menghampiri Fang Zhen Mei, mereka berbaju abu, sebelum Fang Zhen Mei terjatuh kebawah, mereka telah menyambutnya, kemudian membopong dan membawanya ke sebuah kereta beratap. Gadis itu dengan cepat mengikuti mereka masuk. Kereta mulai berjalan. Empat ekor kuda terus berlari, hanya dalam waktu singkat sudah meninggalkan kota Xia Guan.
Pejalan kaki yang ada di sekitar sana hanya melihat kalau Fang Zhen Mei sudah tidak berada di atas kudanya. Di jalan itu hanya tampak seekor kuda tapi tidak ada penunggangnya, ada sekeranjang bunga, dan sekuntum bunga putih yang sangat harum. Zhu A Nu yang berada di dalam gang sebelah barat dan si Lincah yang berada di dalam kelenteng, setelah mencium bunga itu mereka mabuk selama 5 hari 5 malam. Setelah mereka sadar dari mulut tabib mereka baru tahu kalau nama bunga itu adalah Bai Ri Zui (Seratus hari mabuk). Bunga itu berasal dari Tibet, ditambah dengan olesan wangi-wangian, sekali mencium baunya pasti akan mabuk selama beberapa hari dan tidak ada penawarnya.
Coba tebak berapa hari Fang Zhen Mei akan tertidur"
0-0-0 Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sudah tidak bercerita tentang Fang Zhen Mei lagi, karena mata mereka sedang sibuk dan mulut mereka tidak ada waktu untuk bicara.
Ning Zhi Qiu dijuluki Long Jin Jian, berarti dia memiliki ilmu silat sangat lihai, tapi kalau dibandingkan dengan Long Zhai Tian, dia tidak ada apa-apanya.
Pedang Long Zhai Tian seperti naga yang sedang bermain. Shen Tai Gong baru mengerti mengapa Long Zhai Tian di Huai Bei dijuluki sebagai orang nomor satu.
Orang-orang dari garis hitam dan putih mengagumi Long Zhai Tian, Ding Dong Ting dari Huai Bei Di Yi Jia, Li Long Da dari kantor Biao Huai Yang, pejabat kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu, Sempoa Emas Xin Wu Er, Tuan Sempoa Bao Xin Ding, memanggilnya dengan sebutan kakak tertua.
Ternyata ilmu pedang Long Zhai Tian benar-benar sangat tinggi sehingga membuat orang terkagum-kagum padanya.
Shen Tai Gong merasa kalau dia bertarung dengan Long Zhai Tian, paling-paling dalam 30 jurus dia sudah kalah.
Shen Tai Gong teringat pada kemampuan Wo Shi Shui, mungkin kalau Wo Shi Shui bisa bertahan sampai 50 jurus, tapi belum tentu bisa melewati 100 jurus.
Jodoh Rajawali 16 Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H Pendekar Asmara Tangan Iblis 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama