Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 2
Wo Shi Shui tampak merasa khawatir. Karena dia tahu walaupun Long Zhai Tian memiliki ilmu silat yang sangat tinggi dan memiliki ilmu pedang yang bagus, selain itu pengalamannya sangat banyak, tapi Wo Shi Shui tahu Long Zhai Tian tidak akan bisa bertahan lebih dari 500jurus Pangeran Jin.
Ilmu pedang Long Zhai Tian seperti pelangi, tapi tetap tidak bisa menahan serangan dari Pangeran Jin.
Dan Wo Shi Shui melihat Pangeran Jin tidak mempedulikan jurus pedang Long Zhai Tian.
Bertarung dengan pesilat tangguh seperti Long Zhai Tian, bagi
Pangeran Jin tidak ada artinya, diam-diam Wo Shi Shui mengkhawatirkan keadaan Long Zhai Tian.
Wo Shi Shui takut, saat memasuki jurus ke-200, Long Zhai Tian mulai tampak terdesak.
Wo Shi Shui sedang berpikir, kalau Pangeran Jin bertarung dengan Fang Zhen Mei, siapa yang akan menang"
Di mana Fang Zhen Mei sekarang"
0-0-0 Sekarang Fang Zhen Mei berada di dalam sebuah kereta.
Kereta itu sedang melaju meninggalkan kota Xia Guan.
Kusir kereta itu adalah seorang pak tua berbaju abu, wajahnya berbentuk seperti uang. Di dalam kereta ada 4 orang, selain gadis berbaju merah, masih ada 3 orang lainnya berbaju abu.
Orang berbaju abu pertama masih tampak muda, dia diam dan tidak banyak bicara. Orang berbaju abu kedua tampak lebih dewasa, wajahnya biasa-biasa saja. Orang berbaju abu ketiga, kurang lebih berusia 40-50 tahun, dia memelihara janggut panjang.
Orang berbaju abu ketiga mengeluarkan jempolnya, dia sedang memuji, "Adik kecil, kau sangat lihai, pendekar terkenal dari Jiang Nan pun setelah bertemu dengan Adik, masih bisa tertipu, dia benar-benar sangat bodoh."
Orang berbaju abu kedua ikut memuji, "Orang ini entah kapan pernah bertemu dengan putri kecil----"
Orang berbaju abu pertama dan yang paling muda segera berkata, "Ehh!" Wajah laki-laki setengah baya itu segera memucat, dia menundukkan kepalanya dan berkata, "Adik keempat pantas mati, aku tidak sengaja memanggil nama adik kecil...."
Pemuda itu tampak melotot, nafsu membunuhnya terasa dan berkata, "Kau berani memanggilnya lagi!"
Laki-laki setengah baya itu segera menggelengkan kepalanya,
"Aku tidak berani, tidak berani----"
Mata pemuda itu sarat dengan nafsu membunuh, dia melihat setiap sudut kereta, kemudian dengan dingin berkata, "Sebelum berangkat, apa yang telah guru pesan kepada kita" Kalau kalian tidak berhati-hati dan tidak menjaga mulut, terpaksa aku akan memberikan hukuman pada kalian."
Laki-laki setengah baya dan laki-laki yang sudah dewasa itu secara bersamaan menjawab, "Siap!"
Mata pemuda itu berkilat tajam, dia melihat Fang Zhen Mei yang masih tergeletak di bawah, dengan pelan dia berkata, "Daripada kita khawatir dia akan melarikan diri, lebih baik kita bunuh saja dia sekarang, Adik ketiga lakukanlah!"
Laki-laki setengah baya itu segera memberi hormat dan membalikkan tubuh Fang Zhen Mei, dia sudah mengangkat telapaknya, tiba-tiba gadis berbaju merah itu membentak,
"Nanti dulu!" Laki-laki setengah baya itu sepertinya takut kepada adik seperguruannya, dia tidak berani menyingkirkan tangannya, dia menolehkan kepalanya melihat pemuda itu, mata pemuda itu yang bersorot tajam, kemudian berubah menjadi tawa, dan bertanya, "Adik seperguruan, ada apa denganmu?"
Gadis berbaju merah itupun sepertinya takut kepada pemuda itu, dengan suara kecil dia berkata, "Kakak tertua, guru hanya menyuruh kita menangkap orang ini, tapi tidak menyuruh kita untuk membunuhnya, sekarang kita berhasil menangkapnya, meftgapa harus membunuhnya". .Apalagi... aku.. .merasa.. .mera sa...."
Dengan lembut kakak tertua itu tertawa, "Merasa menang tanpa harus menggunakan kekuatan?" sambil bicara dia melihat adik seperguruannya, gadis itu merasa ada hawa dingin yang menerpanya.
Wajah kakak tertuanya berubah seram, dia bertanya, "Adik, sebelum kita berangkat, guru yang menyuruhmu atau
menyuruhku?" Wajah adik seperguruannya tampak berubah, dia tidak bisa menjawab, kakak tertuanya membentak, "Kita telah berkelana di dunia persilatan dan yang paling kutakuti adalah orang seperti dirimu yang mempunyai hati lemah, Adik kau harus menjaga martabatmu, apakah hanya karena seorang yang tidak berdaya seperti ini...."
Tiba-tiba kereta yang sedang melaju berhenti, terdengar ada suara orang marah-marah, begitu tirai dibuka, masuk beberapa ekor a3ram jantan dan ayam betina. Tubuh kakak tertua itu dipenuhi dengan kotoran ayam, dia membentak, "Adik kedua, apa yang telah terjadi?"
Dari luar terdengar ada yang menjawab, "Ada musuh yang datang menyerang!"
Kemudian terdengar suara senjata beradu, bersamaan waktu itu masuk 3 orang ke dalam kereta. Mereka ternyata ingin menolong Fang Zhen Mei. Kakak tertua itu memutar tangannya dan ketiga orang yang masuk itu segera terlempar keluar kereta.
Adik ketiga dan keempat sudah mencabut golok dan pedangnya, mereka keluar dari kereta, tampak di jalan itu sudah ada orang yang berjumlah 20 orang lebih, adik ketiga membentak, "Siapa kalian?"
Laki-laki yang berwajah penuh janggut mengangkat goloknya dan membentak, "Anak buah Jenderal Yu Yun Wen dari negara Song, Zhang Zhen Que, anjing Jin, cepat lepaskan Fang Zhen Mei!"
Adik ketiga dan keempat sudah membuka tirainya, kakak tertua itu pelan-pelan berjalan keluar dari kereta, dengan wajah penuh tawa dia berkata, "Ternyata orang yang mengantar kematiannya sudah datang." Adik kedua, ketiga, dan keempat tertawa terbahak-bahak, kelakuan mereka benar-benar seperti orang gila.
Kata kakak tertua, "Apakah hanya dengan beberapa ekor ayam, kalian bisa merebut kembali orang yang kalian cari" Adik kedua, kemarilah, bunuh Fang Zhen Mei dan perlihatkan kepada anak buah
Jenderal Yu!" Adik kedua segera mencengkram baju Fang Zhen Mei dan siap membacok, Zhang Zhen Que membentak, dan keduapuluh orang itu langsung terbagi dua lalu menyerang ke arah kereta beratap itu!
Tapi kereta itu dijaga oleh golok panjang milik adik ketiga dan pedang panjang milik adik keempat, Tidak ada seorangpun yang sangup naik ke dalam kereta, dengan cepat Zhang Zhen Que mengeluarkan goloknya dan menyerang ke arah adik keempat.
Tapi pada saat itu kakak tertua sudah berada di depan adik keempatnya, pedang belum sempat dikeluarkan dari sarungnya, dia sudah memotong serangan Zhang Zhen Que.
Tampaknya Fang Zhen Mei akan segera mati di bawah pisau itu. Terdengar suara TING, sebuah pedang pendek menahan pisau yang siap menusuk Fang Zhen Mei. Pak tua itu tampak bengong dan berkata, "Putri kecil.. .Adik.. .kau...."
Si adik menarik kembali pedangnya dan berkata, "Maafkan aku, Kakakkedua."
Dia membalikkan tubuh dan melihat kakak tertua, saat itu dia berhasil membuat anak buah Jenderal Yu, yaitu Zhang Zhen Que turun dari kereta, tapi kedua matanya seperti sebilah pisau terus melihat ke arah adik terkecilnya.
Kata adik terkecil itu, "Kakak, aku mempunyai sebuah permintaan, apakah Kakak akan mengabulkannya?"
"Apakah kau memintaku supaya melepaskannya?"
"Aku tidak berani meminta itu, aku dengar orang ini sangat terkenal karena selalu membela kebenaran dan sangat dikagumi oleh kalangan persilatan, kita sudah berhasil menangkapnya dengan cara licik, lebih-lebih tidak boleh membunuhnya pada saat dia sedang tidak sadar, kalau tidak kita tidak akan bisa menahan amarah orang-orang persilatan. Karena itu aku hanya berharap lebih baik sekarang kita membawanya pulang, apa yang akan kita lakukan kepadanya nanti, biarkan guru dan paman guru yang
memutuskannya." Kakak tertua dengan dingin berkata, "Apakah kau sudah lupa pada cerita tentang kekalahan Song Xiang Gong" Aku akan membunuhnya, apa hakmu mencegahku?"
Pada jaman Chun Qiu dulu, ada seorang raja baik dia bernama Song Xiang Gong, para prajuritnya yang berada di Hong Shui diserang oleh prajurit kerajaan Chu. Saat itu para prajurit Chu sedang menyeberang sungai dengan tujuan akan berperang dengan negara Song. Penasihat memberi petunjuk supaya Song Xiang Gong membawa prajuritnya menyerang tentara Chu, tapi Song Xiang Gong tidak setuju. Tidak lama kemudian para prajurit sudah mulai menaiki daratan, hanya saja belum seluruh pasukan Chu bergerak. Penasihat raja memberi nasihat lagi supaya prajurit Song mengambil kesempatan ini untuk menyerang tentara Chu, tapi Song Xiang Gong tetap tidak mengijinkan tentaranya bergerak.
Kata Song Xiang Gong, "Aku akan menunggu hingga semua prajurit Chu berkumpul, dan hatiku baru mengijinkan tentaraku melakukan serangan."
Pada peperangan itu tentara Song mengalami kekalahan fatal, Song Xiang Geng pun terluka.Terakhir dia meninggal karena luka itu. Tapi sebelum meninggal dia masih memberikan pendapatnya, kalau berperang jangan pada saat orang sedang tidak siap, tidak boleh menangkap orang yang sudah beruban. Walaupun sekarang sudah menjadi rakyat yang tidak mempunyai negara, tapi kita tetap tidak boleh menyerang musuh yang tidak siap!
Maksud kakak tertua adalah, apakah adiknya akan berperilaku sama seperti Song Xiang Gong yang akan menunggu Fang Zhen Mei sadar baru membunuhnya"
Gadis itu terdengar menarik nafas, "Kakak tertua, aku selalu menghormatimu, karena kau adalah seorangn pahlawan, tapi kalau?"
Wajah Da Shi Xiong (kakak tertua) tampak berubah, dia mengeluarkan sebuah plakat hitam milik perkumpulannya dan
berkata, "Plakat ini mewakili perintah ketua perkumpulan, apakah kau berani melanggarnya?"
Xiao Shi Mei (adik seperguruan) segera berlutut, "Murid tidak berani." Matanya tampak berkaca-kaca, dan diapun lari ke dalam hutan. Dari jauh terdengar suara tangisannya, dan suara tangisannya semakin lama semakin menjauh.
Er Shi Di (adik kedua)nya dengan cepat memanggil, "Xiao Shi Mei, jangan pergi!"
Da Shi Xiong dengan dingin berkata, "Dia ingin bergabung dengan adik kelima, biarkan dia pergi. Er Shi Di (adik kedua), cepat bunuh Fang Zhen Mei!"
Er Shi Di dengan sikap hormat berkata,
"Siap!" Dua puluh orang lebih laki-laki masih berada di luar, mereka terus menyerang dan mencoba masuk ke dalam kereta. San Shi Di (adik ketiga) dan Si Shi Di (adik keempat) masih tampak tenang melayani mereka. Mereka berhasil membuat para lelaki itu mundur, tampak ada dua orang yang terluka. Zhang Zhen Que sangat marah, tangan kiri dan kanannya menyerang Da Shi Xiong!
Dengan cepat pedang Da Shi Xiong menahan serangan Zhang Zhen Que, dan menahan serangan goloknya, kemudian dia mendorong, membuat Zhang Zhen Que keluar dari kereta.
Pada saat yang sama Er Shi Di sudah membawa golok dan siap memenggal kepala Fang Zhen Mei.
Zhang Zhen Que marah dan gerakannya menjadi terburu-buru, tampak dia bersalto di udara dan sekali lagi dia memaksa masuk ke dalam kereta. Serangannya begitu cepat, sama sekali tidak terbayangkan dalam pikiran Da Shi Xiong. Lalu dengan cepat dia menghadang Zhang Zhen Que yang saat itu sedang melemparkan goloknya ke arah Da Shi Xiong!
Da Shi Xiong menahan golok itu dengan pedangnya, dia
menggetarkan golok itu sehingga golok itu melayang jauh. Kesempatan ini dipergunakan oleh Zhang Zhen Que untuk masuk ke dalam kereta.
Wajah Da Shi Xiong memancarkan nafsu membunuh, dia memerintah, "Bunuh mereka semua! Jangan ada yang tersisa, jangan ada yang hidup----" pedangnya dikeluarkan dan menyerang punggung Zhan Zhen Que.
Karena pikiran Zhang Zhen Que dipenuhi dengan keinginan untuk menolong Fang Zhen Mei, dia lupa menahan serangan Da Shi Xiong, dan sepertinya dia akan mati oleh pedang Da Shi Xiong.
Golok Er Shi Di sudah berada di leher Fang Zhen Mei, tapi entah mengapa, leher Fang Zhen Mei tiba-tiba berubah menjadi jari.
Kedua jari itu adalah ibu5 jari dan jari telunjuk, telah menahan golok Er Shi Di.
Er Shi Di sangat terkejut, tapi dengan kekuatan apapun goloknya tidak bisa ditarik kembali. Karena jari Fang Zhen Mei dengan kuat sudah menjepit goloknya. Kekuatan Fang
Zhen Mei seperti Gunung Wu Zhi (lima jari), yang dalam legenda telah menindih Sun Wu Kong, sekalipun Sun Wu Kong bisa berubah wujud sebanyak 72 kali, tapi tetap tidak dapat melepaskan diri dari Gunung Wu Zhi.
Begitu jari Fang Zhen Mei dikencangkan, golok itu patah, kedua jarinya menyentil, potongan golok tampak melayang.
Golok yang terputus itu menembus kereta yang gelap dan tepat mengenai pedang Da Shi Xiong yang sudah berada di depan punggung Zhan Zhen Que. Akhirnya Zhan Zhen Que lolos dari bahaya!
Da Shi Xiong tidak ingin membunuh Zhan Zhen Que, dia hanya benci melihat keadaan di dalam kereta, melihat Er Shi Di yang matanya membelalak dan bengong melihat goloknya yang sudah terputus.
Fang Zhen Mei yang saat itu masih berada di dalam kereta tampak tertawa, dia menggerak-gerakkan tubuhnya dan pelan-pelan berdiri, kemudian dia berkata pada Er Shi Di, "Maaf, karena aku terburu-buru ingin menolong seseorang, malah membuat golokmu terputus."
Er Shi Di melotot pada Fang Zhen Mei, seperti melihat setan.
0-0-0 Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong melihat ilmu pedang Long Zhai Tian yang sedang digerakan, mereka merasa sedang melihat dewa yang sedang memainkan jurus pedang Fei Long
Zhai Tian (naga terbang bermain dilangit) milik Long Zhai Tian.
Jurus Kang Long You Hui (Naga menyesal), sejurus demi sejurus dikeluarkan sehingga membuat Shen Tai Gong, Wo Shi Shui, dan orang-orang yang menyaksikan pertarungan itu merasa pusing dan melupakan bahwa pertarungan itu adalah pertarungan yang menentukan hidup dan mati.
Keganasan pedang Long Zhai Tian bagi Pangeran Jin seperti bukan sebuah ancaman.
Sesudah lewat 200 jurus, tetap tidak tampak siapa yang menang atau kalah.
Wo Shi Shui semakin merasa khawatir, karena dia tahu kalau Long Zhai Tian terus seperti itu dengan usianya sekarang, malah akan menguntungkan Pangeran Jin.
Tiba-tiba dari atas ada yang membentak, dua bayangan dengan cepat berpisah, lalu dengan terburu-buru mundur ke pinggir, setelah itu baru bisa berdiri tegak.
0-0-0 BAB 7 Pedang Long Zhai Tian dan telapak Pangeran Jin
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Mengapa kau terus melihatku" Aku bukan setan!"
Zhang Zhen Que merasa sangat senang dan berkata, "Tuan Muda Fang, kalau tidak terjadi apa-apa pada Anda, ini sangat bagus, anak buah Jenderal Yu yang berada di kota Xia Guan melihat Anda dibuat pingsan oleh mereka, anak buah Jenderal ingin menolong Anda tapi sudah tidak sempat, Jenderal mendengar berita ini, maka beliau segera menyuruh kami untuk mencegat kereta ini dan menolong Tuan Muda, tidak disangka...malah Tuan Muda yang menolongku."
"Aku merasa sangat berterima kasih atas kebaikan Jenderal dan tentu saja pada kalian. Aku mohon agar Kakak Zhang dan kakak-kakak yang lain berhenti bertarung, nanti akan ada yang terluka," kata Fang Zhen Mei.
"Tahun kemarin Tuan Muda pernah bertemu dengan Jenderal, dan sampai sekarang Jenderal masih sangat mengagumi Tuan Muda, aku merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Tuan lagi. Tuan adalah Ren Zhong Long (Naga dalam manusia), mana boleh aku menyapa Tuan dengan sebutan adik atau kakak, aku tidak sanggup menerimanya...."
Tiba-tiba terdengar ada siulan panjang, senjata yang sedang beradu segera berhenti.
San Shi Di, Si Shi Di segera membuka tirai dan masuk untuk melihat Fang Zhen Mei, dan melihat dia tidak apa-apa, mereka terlihat sangat kaget dan bertanya, "Da ShiXiong...."
Da Shi Xiong melambaikan tangannya, dengan dingin dia berkata, "Fang Zhen Mei, kau tidak perlu terus berkomentar, kalau bukan karena Xiao Shi Mei yang membelamu, apakah kau bisa terlepas dari Bai Ri Zui?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Kakak ini sudah salah paham, Xiao Shi Mei mu tidak bermaksud untuk membantuku, aku
tahu di tangannya menggunakan gelang giok dan Ma Nao. Dia tidak seperti gadis miskin yang harus sampai menjual bunga, karena itu aku tidak mencium harumnya bunga itu, ini bukan salah Xiao Shi Mei mu."
Zhang Zhen Que tampak terpaku dan diapun bertanya, "Oh! Kalau begitu mengapa Tuan Muda Fang mau saja diculik dan dibawa dengan kereta ini?"
Fang Zhen Mei tertawa, "Aku pikir, ada orang yang jauh-jauh datang ke Huai Bei untuk menghalangi perjalananku, dan dia sudah merencanakan semuanya begitu sempurna, ini bukan hal yang mudah, maka aku memutuskan untuk bertemu dengan orang nni, jadi aku berpura-pura mabuk, dan ingin tahu ke mana mereka akan membawaku...tidak disangka hal ini malah membuat Jenderal Yu merasa khawatir dan sempat merepotkan beberapa orang kakak, aku benar-benar meminta maaf...."
Zhang Zhen Que tertawa terbahak-bahak, "Ha ha ha! Tidak disangka, kita datang dengan tujuan menolong Tuan Muda Fang, malah merusak rencana besar Tuan Muda Fang----"
Wajah Da Shi Xiong tampak berubah, kemarahan membuat tubuhnya gemetar, dia mengeluarkan perintah, "Bunuh!"
Begitu kata 'bunuh' dilontarkan, pedang Si Shi Di seperti ular beracun menusuk ke dada Fang Zhen Mei.
0-0-0 Tangannya menekan dada, baju bagian dada Pangeran Jin ternyata telah sobek sepanjang 10 sentimeter, tampak ada bekas darah di sana, dia menatap Long Zhai Tian dengan dingin.
Kedua mata Long Zhai Tian masih terlihat bersemangat, sekujur tubuhnya tidak ada yang terluka, alis dan rambutnya terlihat bergoyang padahal saat itu angin tidak berhembus. Dia terus menatap Pangeran Jin.
Pangeran Jin menatapnya kemudian mengangguk, "Ilmu pedang yang sangat baik."
Bibir Long Zhai Tian bergerak, tapi dia tidak menanggapi.
Pangeran Jin melihat ke sekeliling, dengan dingin dia berkata, "Besok siang, kami tujuh orang Jin akan memasang panggung di kota Xia Guan dan kami akan menantang pesilat tangguh dari negaramu, ini murni pertarungan, kedua belah pihak tidak boleh melibatkan dengan urusan pemerintahan. Kalau kau berani, besok siang, panji Song ini bisa kalian rebut kembali dari tangan kami, itu baru disebut sebagai laki-laki sejati."
Dia terdiam sebentar, Long Zhai Tian segera berteriak. "Baiklah!" suaranya terdengar seperti guntur, membuat semua telinga berdenging.
Pangeran Jin mengangguk dan dengan nada licik berkata, "Baiklah, baiklah!" dia membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana.
Wo Shi Shui marah dan berkata, "Kau pergi dari sini karena kau sudah terluka, hari ini adalah hari kematianmu!"
Pelan-pelan Pangeran Jin membalikkan tubuhnya, Xia Hou Lie sudah siap untuk bergerak, Pangeran Jin menggelengkan kepalanya terpaksa Xia Hou Lie diam kembali. Dengan dingin Pangeran Jin berkata kepada Wo Shi Shui, "Kau mau apa?"
Wo Shi Shui merasa kalau Shen Tai Gong menariknya dan dengan berbisik berkata, "Dengarkan kata-kata Pendekar Long!"
Shen Tai Gong menggantikan Wo Shi Shui menjawab, "Hari kematianmu boleh ditukar esok hari, besok kita akan bertemu kembali di panggung pertarungan di kota Xia Guan, kalau sampai tidak datang berarti dia adalah kura-kura!"
Xia Hou Lie dengan sinis berkata, "Yang datang membawa prajurit berarti dia bukan laki-laki sejati." '
Xin Wu Er marah, "Kami orang-orang Song tidak akan melakukan perbuatan seperti itu!"
Pangeran Jin terdiam, kemudian dengan dingin dia berkata, "Baiklah!" diapun membalikkan tubuh dan langsung pergi.
Ning Zhi Qiu melihat kedua pengawalnya yang mati dengan tragis, mana mungkin dia akan melepaskan Pangeran Jin begitu saja, dia ingin menyusul Pangeran Jin tapi Long Zhai Tian sudah menghadangnya. Ning Zhi Qiu berkata, "Da Ge (kakak tertua), Pangeran Jin sudah terluka, dan luka Xia Hou Lie pun sepertinya tidak ringan,'Tetua Shen berhasil melilit kuya batok itu, sedangkan yang lainnya masih sanggup kita atasi. Jangan lepaskan macan kembali ke dalam hutan?"
Wo Shi Shui mempunyai pikiran yang sama, dia ikut menimpali, "Benar----"
Wajah Long Zhai Tian terlihat serius, dia menggelengkan kepala, Pangeran Jin dan keenam orang lainnya sudah menghilang dari pandangan mata. Long Zhai Tian membalikkan kepala dan berkata, "Kalian tidak tahu----"
Tiba-tiba dia memuntahkan darah dan roboh, Xin Wu Er dan Ning Zhi Qiu dengan cepat menyangganya. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong merasa sedih.
Wajah Long Zhai Tian terlihat pucat dan dia berkata, "Kita pulang dulu ke rumah Adik Bao----"
0-0-0 Pedang Si Shi Di sudah bergerak seperti ular beracun. Siap mematuk dada Fang Zhen Mei. Pada saat yang sama, tangan Fang Zhen Mei sudah berada 7 inchi dari kepala ular (7 inchi adalah jarak mematikan dari seekor ular). Terdengar pedang panjang itu patah. Begitu pedangnya patah, Si Shi Di menyerang Fang Zhen Mei dengan tangannya.
Dengan cepat Fang Zhen Mei meluncur ke belakang Si Shi Di.
Pada saat itu juga golok panjang milik San Shi Di sudah menebas pada kepala Fang Zhen Mei, jurus golok itu seperti seekor elang yang akan menangkap mangsanya!
Tangan Fang Zhen Mei berubah menjadi sebuah panah, panah itu diarahkan ke pegangan golok, dan golok itu terlepas, melayang,
lalu menancap di atas kereta. Golok tidak bisa digunakan lagi.
Tubuh San Shi Di seperti piring yang berputar, kedua tangannya berniat mencekik leher Fang Zhen Mei.
Tapi Fang Zhen Mei dengan mudah menghindar ke belakang San Shi Di, tangan Fang Zhen Mei tidak banyak bergerak. Gerakannya hanya seperti sedang memecahkan piring lalu dilempar. San Shi Di bertabrakan dengan Si Shi Di dan merekapun saling memukul.
Golok Er Shi Di sudah terputus, tapi golok putus itu bergerak dan keluarlah puluhan titik terang seperti bintang, seperti sekumpulan serangga yang terbang menyerang ke arah Fang Zhen Mei! i
Tangan Fang Zhen Mei seperti terpasang jala, semua titik itu jatuh ke tangannya.
Golok yang putus milik Er Shi Di disabetkan, sekaligus menyerang seperti 8 golok, sambil tertawa dia berkata, "Kau sudah termakan tipuku, kau sudah memegang senjata rahasiaku, senjata itu mengandung racun, dalam waktu setengah jam----"
Cahaya terang seperti bintang itu, satu per satu dikembalikan lagi. Setiap titik cahaya itu menabrak serangan Er Shi Di. Begitu 8 titik itu dikembalikan, Fang Zhen Mei tampak masih baik-baik saja, sekarang tampak Er Shi Di tidak bisa bicara apapun.
Tangan Fang Zhen Mei terus mengeluarkan 5-6 titik terang. Er Shi Di sangat takut kepada senjata rahasia itu. Untuk menghindari senjata rahasia itu dia melompat jauh dari kereta beratap.
Hanya dalam waktu sekejap, pedang Si Shi Di dan golok San Shi Di pun terputus. Sedangkan Er Shi Di dipaksa keluar dari selatar kereta, sekarang yang tertinggal hanya Da Shi Xiong yang saat ini sedang berhadapan dengan Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Orang yang memakai pedang dengan ganas, selain bisa memainkan Chang She Ru Dong (Ular panjang kembali ke sarang) dan bisa memainkan banyak jurus tipuan, dia adalah murid keempat dari Xi Yi Shen Ying (Elang sakti dari Tibet) dan Xi Yi Jin Yan (Walet emas dari Tibet), kedua tetua
yang dijuluki Qing Song Zi (Biji cemara hijau) bukan"
Murid yang menggunakan golok selalu menggunakan jurus Li Pi Hua Shan, dia adalah murid ke-3 Shen Ying Jin Yan, bernama Qing Ye Zi (si Daun hijau), yang selalu menggunakan senjata rahasia adalah murid kedua Xi Yi Shuang Xian (Sepasang dewa dari Tibet), yang bernama Qing Feng Zi (si Puncak hijau), sedangkan Tuan adalah----"
Da Shi Xiong dengan dingin menjawab, "Aku adalah Qing Yan Zi (si Asap hijau)."
Zhang Zhen Que dengan kaget berteriak, "Mereka adalah murid-murid Guo Jing Feng, dua iblis Chan Fei Shuang!"
Wajah Da Shi Xiong berubah, dia membentak, "Guruku sangat terkenal, mana mungkin mengijinkan kau si jelek, memanggil beliau seperti itu."
Pedang sudah ditusukan, Zhang Zhen Que dengan cepat menghindar, tapi pedang Qing Yan Zi lebih cepat gerakannya daripada gerakan Zhang Zhen Oue. Tiba-tiba Fang Zhen Mei memukul kereta membuat golok yang menancap di atasnya tergetar sehingga terjatuh. Gclok itu dengan cepat menahan serangan pedang Qing YanZi.
"Kakak Qing Yan Zi, Saudara Zhang ini bukan orang persilatan, dia adalah pengawal Jenderal Yu, dia tidak tahu peraturan yang ada di dunia persilatan. Dia sudah menyinggung nama gurumu, harap kau masih mau melihat mukaku, maafkan dia!"
Qing Yan Zi mendengar cara bicara Fang Zhen Mei, dengan tidak bersemangat dia berkata, "Walaupun aku harus menyimpan kebencian, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadapmu."
Dia keluar dari kereta dengan cepat Fang Zhen Mei berkata, "Qing Yan Jian Fa yang Tuan miliki, benar-benar tiada duanya, terima kasih karena Tuan sudah mau mengalah."
Setelah Fang Zhen Mei selesai bicara, Qing Yan Zi berbalik dan berjalan keluar, tiba-tiba dia mengeluarkan pedang dari sarungnya,
sarung pedang dilempar ke arah Fang Zhen Mei, meluncur seperti panah, pedangpun menyusul menyerangnya, 10 jurus cepat berlalu tapi tidak terdengar suara apapun, seperti segumpal asap, dengan cepat menghilang.
Serangan yang dilancarkan dengan tiba-tiba oleh Qing Yan Zi, benar-benar membuat Fang Zhen Mei tidak memiliki persiapan.
Tapi Fang Zhen Mei seperti sudah memperhitungkan semuanya, dia mengambil sarung pedang itu. Dengan sarung pedang dia menghadapi semua serangan Qing Yan Zi.
Setelah gagal menyerang Fang Zhen Mei, dahi Qing Yan Zi mulai berkeringat, yang paling menakutkan adalah dia sudah tidak bisa berhenti setelah sekali bergerak. Kalau dia berhenti lawan akan masuk ke dalam pertahanannya dan setiap jurus lawan akan membuatnya mati!
Qing Yan Zi dalam kejutnya, terpaksa sejurus demi sejurus terus menyerang Fang Zhen Mei, tapi Fang Zhen Mei dengan sikap ramah dan tersenyum melayaninya, tiba-tiba dia berhenti menyerang, dengan cepat Fang Zhen Mei juga mundur dari sana. Karena Qing Yan Zi tidak bisa berhenti, dia masih saja maju beberapa langkah, sehingga membuat dia hampir terbanting. Segera dia menggunakan pedang sebagai tongkat penyangganya, setelah itu dia baru bisa berhenti, itupun telah membuat nafasnya terengah-engah.
Fang Zhen Mei melihatnya sambil tersenyum, jurus-jurus yang dipakai Qing Yan Zi tadi, membuatnya sempat berputar-putar sebentar di depan rumah dewa kematian. Dan rasa terkejutnya masih belum hilang.
Qing Song Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Feng Zi sudah berdiri di sisi Qing Yan Zi, mereka saling pandang dan mereka secara bersama-sama ingin mengeroyok Fang Zhen Mei.
Qing Yan Zi menghalangi mereka dan berkata, "Sekalipun kita berempat bergabung, belum tentu bisa menang darinya."
Mereka berempat menatap Fang Zhen Mei dengan terpana.
Fang Zhen Mei tersenyum dan berkata, "Sampai bertemu kembali!"
Dia sudah turun dari kereta, bersama dengan Zhang Zhen Que dia bergabung dengan keduapuluh orang anak buah Jenderal Yu.
Kali ini bukan Zhang Zhen Que yang terpaku, Qing Yan Zi, Qing Song Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Feng Zi pun ikut terpana.
Qing Yan Zi membentak dengan nada marah, "Nanti dulu!"
Fang Zhen Mei berhenti melangkah dan sambil tertawa bertanya, "Ada apa?"
"Apa maksudmu menyuruh kami tinggal di sini?" tanya Qing Yan Zi.
"Ada apa" Bukankah kalian juga ingin bertemu dengan Jenderal Yu?" tanya Fang Zhen Mei.
Qing Yan Zi memandang ketiga adik seperguruannya, Qing Feng Zi bertanya, "Apakah kau melepaskan kami begitu saja?"
"Sejak kapan aku menangkap kalian?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa.
Dari pandangan mata Qing Feng Zi terlihat kalau dia merasa berterima kasih, tanya Qing Ye Zi, "Kami sudah menculikmu hingga ke tempat ini, apakah kau tidak mau membalas dendam?"
"Kalau bukan aku sendiri yang berniat ke sini, apakah kalian mampu menculikku?" tanya Fang Zhen Mei masih sambil tertawa.
Dari pandangan mata Qing Ye Zi terlihat kalau dia sudah mengerti dengan ucapan Fang Zhen Mei.
Qing Song Zi bertanya, "Apakah kau tidak ingin tahu siapa yang menyuruh kami menculikmu ?"
Fang Zhen Mei tertawa, "Kalau aku bertanya kepada kalian, apakah kalian akan memberitahuku" Kalau sekarang aku masuk lagi ke dalam kereta, apakah kalian akan membawaku ke tempat orang itu" rasanya itu tidak mungkin, jadi mengapa harus
memaksakannya" Lebih baik aku ikut dengan SaudaraZhang menemui Jenderal Yu."
0-0-0 Tuan Sempoa Besi, Bao Xian Ding adalah Lao Er dari Empat Pahlawan Huai Bei, dan salah satu dari 3 orang yang menggunakan sempoa di dunia persilatan. Xi Wu Hou, Xin Wu Er, dan Bao Xian Ding, di antara mereka bertiga Bao Xian Ding lah yang paling tinggi ilmunya. Dan diapun memiliki sifat yang paling jujur, tenang, dan sangat berpengalaman.
Tapi sekarang wajahnya terlihat muram, keringat di dahinya terlihat terus menetes. Ruang tamunya sudah dipenuhi dengan pesilat tangguh yang berasal dari Huai Bei, juga ada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang datang dari Jiang Nan. Hanya saja dalam ilmu ketabiban tidak ada yang lebih bisa dari dia.
Pertama-tama dia memberikan puluhan macam obat kepada Long Zhai Tian yang sudah terluka parah. Sekarang dengan tenaga dalamnya dia membantu Long Zhai Tian mendorong darah beku dari dalam tubuhnya.
Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, Xin Wu Er, Ning Zhi Qiu, dan pesilat tangguh lainnya dengan cemas menunggu Long Zhai Tian yang sedang diobati.
Setelah lama baru terlihat telapak tangan Bao Xian Ding lepas dari tubuh Long Zhai Tian. Dengan wajah berat dia berusaha mengatur nafasnya, tidak lama kemudian mata Long Zhai Tian terbuka.
Long Zhai Tian melihat ke sekeliling kemudian dia menarik nafas.
Bao Xian Ding pelan-pelan berdiri, dan dengan penuh perhatian bertanya, "Kakak Long, kau terkena Qing Yan Zhang, lukanya semakin dalam semakin tidak terlihat, luka semakin berat dan menyebar semakin luas. Obat d ariku dibantu dengan tenaga dalam Kakak bisa menghentikan penyebaran. Tapi luka Kakak sangat berat, dalam waktu 3 bulan ini Kakak tidak boleh bertarung."
Kedua mata Long Zhai Tian tampak melotot, dia tertawa, "Adik kedua, demi kakakmu ini kau sudah menjadi repot."
Kemudian dia tertawa, "Ha ha ha! Beristirahat selama 3 bulan, dan kita besok akan bertarung demi negara Song, siapa yang tetap hidup atau ada yang mati tidak ada yang tahu."
Kata Ning Zhi Qiu, "Pada pertarungan esok hari, Pangeran Jin juga sepertinya sudah terluka parah, Pendekar Wo bisa berharapan dengan Xia Hou Lie, Tetua Shen bisa berhadapan dengan La Ma dari Tibet itu, Kakak Kedua Bao bisa berhadapan dengan si tengkorak hidup. Kakak Xin pasti bisa menang dari Xin Wu Hou. Biar aku yang menghadapi kedua orang Mongol itu, kita tidak perlu takut kepada mereka!"
Long Zhai Tian tertawa kecut, "Adik keempat, ada yang kurang kau ketahui, sewaktu aku di atas mengeluarkan jurus Chang Hong Guan Re, dan kulakukan dengan sekuat tenaga, maksudku tidak lain adalah ingin cepat menyelesaikan pertarungan. Kalau tidak seperti itu, pertarungan akan berlangsung lama, dan aku akan kalah, tapi ilmu silat Pangeran Jin benar-benar sangat tinggi, dia berhasil menguasai ilmu Xi Yi Shuang Xian yang bernama Qing Yan Shen Zhang (Telapak sakti ringan seperti asap), dia bisa menggunakan jarinya menjepit pedangku, dan dalam waktu yang singkat bisa menekanku dengan telapaknya" tapi Qing Yan Shen Zhang nya tidak sekuat Xi Yi Shuang Xian, Long Qian Jian milikkupun sangat tajam, membuat tangannya mengendur, sewaktu aku berusaha menusuk dadanya, dia masih bisa menghindar, tadinya aku ingin menukar semua itu dengan nyawaku, tapi niatku tidak tercapai."
Bao Xian Ding bertanya, "Mengapa Pangeran Jin tidak mau mengejar kemenangan" Malah membiarkan kalian mundur dengan selamat?"
Long Zhai Tian tertawa kecut, "Waktu itu aku menahan lukaku dengan nafas, pukulan Pangeran Jin juga tampak terburu-buru, maka pukulannya hanya mengenaiku sedikit, mungkin dia sendiripun tidak yakin telah mengenai sasaran, dan untungnya saat
itu aku tidak roboh. Alasan lainnya, mungkin dia terluka ringan, karena itu dia minta bertarung lagi, mungkin juga dia ingin mencari cara untuk memecahkan ilmu pedangku. Kalau waktu itu dia terus mengejar kami dan bertarung lagi, aku pasti akan mati, bersama dengan enam orang lainnya. Mungkin saat itu orang-orang kita tidak ada yang bisa hidup."
Ning Zhi Qiu menarik nanfas, "Kalau begitu tadi benar-benar sangat berbahaya!"
"Kurang ajar! Besok aku akan bertarung dengan Xia Hou Lie untuk menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati!" seru Wo Shi Shui.
"Dengan kelincahan dan kepintaran Pangeran Jin, pada pertarungan esok hari, kalau dia tidak yakin dia tidak akan begitu mudah menyetujuinya."
Long Zhai Tian menarik riafas panjang, "Aku hanya bisa mundur satu hari saja, jujur bicara dari kantor Biao Huai Yang, Li Long Da, Huai Bei Di Yi Jia, Ding Dong Ting, semua sudah dibunuh. Yang bisa melawan Xi Wu Hou dan lainnya hanya sedikit, mundur satu hari hanya bisa merundingkan bagaimana cara melawan mereka. Sekarang kita telah berkumpul dengan Adik Bao, kalau Fang Zhen Mei bisa tiba hari ini, mungkin kita bisa memenangkan pertarungan...."
"Pukul berapa dan di mana mereka menjanjikan diadakan pertarungan itu?" tanya Bao Xian Ding.
"Besok siang, di lapangan besar di sebuah panggung," jawabXin Wu Er.
Pelan-pelan Bao Xian Ding berkata, "Bukankah besok siang, Jenderal Yu berjanji akan menemui kita di kuil Wu Long Shan untuk merundingkan tentang keadaan prajurit kita?"
Long Zhai Tian tiba-tiba sadar, dia tampak berpikir sebentar lalu berkata, "Untung adik kedua memberitahu, pada pertarungan esok
hari, walaupun mati aku tetap harus bertarung, karena semua ini menyangkut negara Song. Kita harus menepati janji, sekarang para pesilat tangguh dari negara Jin sudah berada di kota Xia Guan, tugas Jenderal Yu pasti akan berat, dia harus cepat meninggalkan kota Xia Guan, tapi besok...besok siapa yang akan memberitahukan masalah ini kepada Jenderal Yu?"
Dengan berhati-hati Bao Xian Ding berkata, "Tugas ini sangat berat, tidak sembarang orang bisa melaksanakannya dengan baik. Pendekar Wo, Tetua Shen, dan Adik Xin, besok harus membantu kita bertarung, sedangkan ilmu silat Adik Ning agak rendah, apalagi Adik Ning mempunyai keluarga.
Dia tidak harus mati komyol. Tapi Adik Ning pintar dan bisa dipercaya, dia harus menjalankan tugas ini!"
Long Zhai Tian mengangguk, "Baiklah! Masing-masing jalankan tugas yang sudah disepakati, tapi aku takut Adik Ning tidak mau meninggalkan kita."
Bao Xian Ding berkata, "Ini adalah tugas dari negara, perasaan pribadi harus ditempatkan di posisi kedua, Adik Ning pasti sudah mengerti aturan ini."
Long Zhai Tian menarik nafas, "Kalau saja Pendekar Fang bisa datang alangkah lebih baik."
Bao Xian Ding berkata, "Kakak tertua, apakah Pendekar Fang bisa mengalahkan Pangeran Jin?"
Long Zhai Tian tampak berpikir sebentar, dia melihat ke tempat jauh, lalu berkata pelan-pelan, "Aku tidak tahu kalau ada orang Zhong Yuan lainnya yang bisa mengalahkan Pangeran Jin atau bisa bertarung dengannya. Yang kutahu hanya ada satu orang itulah Fang Zhen Mei."
0-0-0 BAB 8 Sepatah kata yang menggetarkan hati
Dari kota Xia Guan tampak ada 20 ekor kuda lebih berjalan menuju kota Cai Shi.
Hari hampir sore, kuda-kuda itu memasuki sebuah lembah. Di dalam lembah itu tampak banyak prajurit yang sedang berjaga. Kemudian mereka memasuki jalan menuju lembah itu. Rumput-rumput yang ada di kedua sisi jalan tampak tinggi dan lebat. Banyak prajurit yang bersembunyi di balik rumput itu.
Zhang Zhen Que sangat puas melihat para prajurit yang sudah dilatih oleh Jenderal Yu. Sepanjang perjalanan tadi dia sudah menjelaskannya kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei pun dengan seksama mendengarkannya. Pada saat matahari terbenam mereka sudah tiba di depan tenda Jenderal Yu Yun Wen, tampak anak buah Jenderal Yu keluar untuk menyambut mereka, melihat Fang Zhen Mei mereka sangat senang.
Tiga tahun yang lalu, sewaktu Jenderal Yu terkena musibah, dia pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, karena itu Jenderal Yu merasa sangat berterima kasih kepada Fang Zhen Mei, apalagi Fang Zhen Mei selalu menolak hadiah pemberiannya. Karena itu dia sangat mengagumi ilmu silat dan sifat Fang Zhen Mei. Pernah sekali dia menawarkan jabatan tinggi kepada Fang Zhen Mei sebagai hadiah ucapan terima kasihnya, tapi Fang Zhen Mei sama sekali tidak tertarik. Fang Zhen Mei merasa walaupun Jenderal Yu dalam bidang ilmu sastra ataupun ilmu silat sangat menonjol, tapi Jenderal Yu tidak pernah bersikap sombong seperti pejabat tinggi lainnya. Dia mencintai negara dan rakyat, selain itu dia sangat setia kepada negara Song.
Kali ini orang-orang Jin datang menyerang Huai Bei, rencana Fang Zhen Mei, dia akan berkumpul dengan Long Zhai Tian, dan bergabung dengan Jenderal Yu, tidak disangka karena diculik oleh Qing Yan Zi dan saudara-saudaranya, hampir saja Fang Zhen Mei
berhasil diculik. Sebenarnya Fang Zhen Mei ingin mengetahui tempat persembunyian dari pihak Jin tapi karena mata-mata Jenderal Yu tersebar di mana-mana, mereka mengetahui kalau Fang Zhen Mei sudah berada di Xia Guan. Dan Jenderal Yu merasa sangat senang dengan kedatangannya, begitu Fang Zhen Mei diculik oleh pihak lawan, Jenderal Yu segera menyuruh anak buahnya yang bernama Zhang Zhen Que untuk menolongnya, tapi aksi mereka malah mengganggu rencana Fang Zhen Mei, membuat Fang Zhen Mei tidak bisa bertemu dengan Long Zhai Tian, malah bertemu dengan Jenderal Yu dulu.
Sejak awal Zhang Zhen Que sudah tahu bagaimana cemas^a Jenderal- Yu terhadap keselamatan Fang Zhen Mei, karena itu sejak awal dia sudah menyuruh anak buahnya untuk melaporkan semua kejadiannya kepada Jenderal Yu, maka begitu Jenderal Yu melihat Fang Zhen Mei datang, dia tampak sangat senang dan tertawa lebar, "Saudaraku, Kakak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu!'
Fang Zhen Mei berlutut memberi hormat, tapi dia segera dipapah berdiri oleh Jenderal Yu, dia tertawa dan berkata, "Kita sudah seperti saudara, untuk apa harus memberi hormat segala, hal ini malah membuatku menjadi risih."
"Begitu aku sampai di Huai Bei, Jenderal sudah menyuruh orang menolongku, aku merasa sangat berterima kasih. Ini memang patut harus kulakukan."
Jenderal Yu tertawa terbahak-bahak, "Saudaraku, sudahlah kita jangan bicarakan hal ini lagi, kalau kita mengurus terus, aku malah merasa bersalah, karena sudah merusak rencanamu, jika kau melakukan sesuatu pekerjaan, orang lain sulit menebak maksud langkahmu."
Dengan rendah hati Fang Zhen Mei berkata, "Sekarang banyak orang jahat yang suka menipu, Jenderal harus selalu waspada!"
Mereka berdua tertawa dengan senang, Zhang Zhen Que dan Cha Lu ikut menemani mereka. Di dalam tenda lampu bersinar
sangat terang. Walaupun tenda tertiup angin tapi tenda itu masih berdiri dengan kokoh. Di luar tenda dijaga oleh para prajurit yang siap bertempur, tubuh mereka sangat kekar. Mata tampak bersemangat, demi negara mereka siap mengeluarkan tenaga. Mereka adalah putra-putra terbaik negara Song.
Di dalam tenda ada pemimpin mereka. Mereka gagah seperti orang yang sudah memakan empedu beruang dan minum arak yang direndam daging harimau. Kebesaran jiwa mereka luas dan bercita-cita mulia. Semua tujuan mulia memenuhi dada mereka.
Walaupun Jenderal Yu dan Fang Zhen Mei sudah lama tidak bertemu, tapi dalam situasi musuh yang akan menyerang mereka dan tanah air belum kembali ke pangkuan negara, mereka tidak berniat untuk mabuk-mabukan. Dalam hembusan angin gunung di malam hari, tampak awan sangat rendah, bulan tergantung di tengah langit. Di bawah gunung tampak tenda para prajurit Song yang terbentang sepanjang puluhan kilo meter. Tampak titik cahaya, di seberang sungai, banyak tenda prajurit Jin. Ada berapakah jumlah orang-orang Jin"
Ke arah yang lebih jauh adalah tanah air Song. Sekarang telah diambil alih oleh orang-orang Jin, rakyat Song harus bersusah payah, menumpahkan darah untuk merebut tanahnya kembali.
Fang Zhen Mei menatap langit yang luas, baju putihnya berkibar tertiup angin. Dia melihat anak buah Jenderal Yu yang berjaga dengan ketat dan teratur. Mereka sudah beberapa tahun berperang, sekarang negara sedang menghadapi kehancuran dan rakyat begitu menderita, hati setiap orang terasa dingin dan berat.
Dari kejauhan terdengar ada yang meniup seruling, air sungai terus mengalir, kedua sisi sungai tampak begitu sepi dan sedih.
Fang Zhen Mei segera membaca sebuah puisi, "Entah datang dari mana suara seruling itu. Malam hari orang yang akan berperang melihat dari jauh kampung halamannya."
Mereka berdua mengingat banyak orang berpencar karena perang ada juga yang menghilang. Banyak orang kehilangan rumah
dan berkeliaran di luar sana. Perang membuat jenasah prajurit bertambah dari hari ke hari. Berapa orang yang telah kehilangan putra tercinta mereka" Ini dikarenakan orang-orang Jin telah merebut tanah air mereka, di negara Song di setiap tempat pasti ada putra Song yang setia kepada negara dan rakyat, tidak takut pada kekuasaan Jin. Walaupun kepala harus dipenggal dan menumpahkan darah, mereka tetap akan berjuang sampai titik darah penghabisan dan merekapun pantang mundur. Mereka bersama-sama membaca puisi di mana menceritakan saat sebelum Jenderal Ye Fei dicelakai oleh pengkhianat besar Qing Hui.
...keadaan kacau balau hingga membuat malu
seperti keadaan sebelum turun salju
kebencian ini, kapankah bisa padam"
Sewaktu mereka sedang membacakan puisi, tiba-tiba di bawah sinar bulan di balik semak-semak tampak ada sesosok bayangan hitam yang lewat.
Begitu bayangan itu berkelebat, Fang Zhen Mei yang berada di sisi Jenderal Yu sudah menghilang, dia hanya meninggalkan pesan, "Lindungi Jenderal Yu dan bawa masuk ke dalam tenda!'
Setelah melihat dengan jelas ada bayangan putih di belakang bayangan orang tadi. Seperti seekor bangau putih yang mengejar mangsanya dari belakang.
Jenderal Yu menarik nafas dan membaca lagi, "...dengan sedih aku melihathujan dan salju yang telah menggetarkan hutan, meletakkan buku dan menggantungkan pedang untuk berpikir, aku mengundangnya minum secawan arak tapi dia sudah membersihkan salju yang berada di atap rumahku, demi diriku dia bernyanyi dan menari. Sekarang berjalan menuju padang pasir untuk mencari kandang harimau dan juga membawa pecut kuda, lalu berjalan ke seluruh pelosok Huang He.... Fang Zhen Mei, Fang Zhen Mei, berkawan denganmu, apa yang akan kuinginkan lagi"'"'
Zhang Zhen Que dan Cha Lu segera menyuruh pengawal
melindungi Jenderal Yu dan kembali ke dalam tenda. Jenderal Yu hanya bisa menarik nafas.
0-0-0 Tujuh orang dari kelompok Pangeran Jin dengan terburu-buru melewati jalan itu. Xi Wu Hou dengan nada menjilat bertanya, "Bagaimana dengan luka Pangeran?"
Xia Hou Lie tertawa dingin lalu membentak, "Apakah matamu adalah mata anjing" Pesilat anjing Song mana bisa melukai Pangeran?"
Xi Wu Hou masih tidak mengerti, tapi dia hanya menjawab, "Ya.. .ya.. .ya...."
Dengan pelan Pangeran Jin membalikkan tubuhnya dan berkata, "Aku sengaja ditusuk Long Zhai Tian."
Dengan aneh Xi Wu Hou bertanya, "Hambabenar-benar bodoh, besok...."
Pangeran Jin tertawa dingin dan berkata, "Long Zhai Tian saja tidak bisa melihat, apalagi kau."
Kedua mata Ge La Tu tampak melotot dan berkata, "Mengapa Pangeran Jin melepaskan pak tua itu" Kalau memang Pangeran tidak terluka lebih baik kita kembali lagi dan membunuh mereka semua!"
"Aku mempunyai rencana lain, apakah Xia Hou Lie mengetahui rencanaku?" Pangeran Jin tertawa dingin.
"Setahu hamba, rencana Pangeran adalah membiarkan orang persilatan Huai Bei menganggap enteng kita, dan memancing mereka mengikuti pertandingan esok hari. Kita akan menangkap mereka dan membunuh mereka, tapi mungkin Pangeran Jin mempunyai rencana lebih besar lagi, hamba belum mengetahuinya," kata Xia Hou Lie dengan sikap hormat.
Dengan sorot mata memuji Pangeran Jin melihat Xia Hou Lie, kemudian dia berkata, "Pulang dan beristirahatlah supaya lukamu
bisa pulih."
Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Terima kasih atas perhatian Pangeran, hamba hanya terluka ringan, tidak akan terjadi apa-apa pada hamba," Xia Hovi Lie dengan hormat membungkuk sebagai ucapan terima kasih.
Pujian Pangeran Jin ini berarti pada saat Xia Hou Lie kembali ke tenda tentara Jin, dia akan mendapatkan kekayaan yang banyak dan seumur hidup harta itu tidak akan habis. Pantas saja Xia Hou Lie tampak begitu bersemangat, sampai-sampai Ge La Tu dan Wan Yan Zhu melihat Xia Hou Lie dengan wajah iri.
"Ilmu pedang Long Zhai Tian memang bagus, tapi dia sudah terkena pukulan Qing Yan Zhang ku, pada pertarungan esok hari, dia hanya akan seperti sebuah busur yang ditarik dengan kencang," kata Pangeran Jin.
"Hamba tidak mengerti, mengapa Pangeran tidak membunuh Long Zhai Tian" Dan mengapa harus bertarung esok hari?"
"Kalau Long Zhai Tian mati, orang persilatan Huai Bei akan tahu bahwa pada pertarungan esok hari mereka tidak akan mempunyai harapan lagi, mereka pasti tidak akan datang bertarung dengan kita. Dan kita tidak akan bisa memancing Fang Zhen Mei keluar, jadi rencana kita tidak akan berjalan. Semua orang persilatan Huai Bei bernaung di bawah lindungan Jenderal Yu, hal ini sangat memusingkanku, apalagi Fang Zhen Mei belum muncul sampai saat ini. Karena itu aku harus berpura-pura membiarkan pedang Long Zhai Tian mengenalku dan mengelabui mereka kalau aku terluka. Aku yakin saat itu dia berusaha supaya tidak roboh, ini sangat pas dengan rencana kita besok. Suara datang dari timur tapi sebenarnya datang dari barat. Besok kita akan mendapatkan keberhasilan. Adik seperguruan bisa mendapatkan kepala
Jenderal Yu, dan kita bisa membunuh mereka para pesilat tangguh Huai Bei, dan sekaligus bisa membunuh Fang Zhen Mei dan kawan-kawannya. Rencana ini akan menggetarkan seluruh Zhong Yuan, dan semua ini terasa sangat menyenangkan," kata Pangeran.
Ge La Tu, Xi Wu Hou, Wan Yan Zhu ikut merasa senang, mereka
tertawa terbahak-bahak, benar-benar seperti orang tidak normal.
"Rencana ini sangat besar, apakah Qing Yan Zi dan teman-teman bisa melaksanakan semua rencana ini dengan baik?" Xia Hou Lie bertanya.
Pangeran Jin menatap langit baru menjawab, "Aku tahu ilmu adik seperguruan Qing Yan Zi masih rendah, tapi dia pintar dan banyak akal. Kalau bertemu dengan Fang Zhen Mei, dia bisa menarik Fang Zhen Mei ke kota Xia Guan, dan aku pasti bisa membunuhnya. Dan Qing Yan Zi bisa mendapatkan kepala Jenderal Yu."
"Pangeran tidak perlu merasa khawatir, besok adalah hari kematian orang-orang Huai Bei," kata Xia Hou Lie.
Pangeran Jin terdiam lama baru berkata, "Aku tidak khawatir dengan pertarungan besok, hanya saja selama beberapa hari ini, para prajurit dan rakyat Song yang selama beberapa hari ini kutemui tidak seperti yang kudengar selama ini, yaitu mereka takut mati dan tidak berdaya. Demi negara, mereka berani menumpahkan darahnya, yang ku khawatirkan adalah ada berapa banyak orang seperti itu?"
0-0-0 Bulan bersinar, angin berhembus sepoi-sepoi, pohon cemara tua, bayangan hitam orang itu meluncur dengan kecepatan seperti angin, tapi dia tetap tidak bisa melepaskan diri dari kejaran Fang Zhen Mei. Bayangan hitam itu tiba-tiba berhenti dan membalikkan tubuhnya, dengan pelan dia berkata, "Kau sudah datang."
Fang Zhen Mei bengong dan berkata,
"Ternyata kau."
Bayangan orang itu ternyata adalah Qing YanZi.
"Malam-malam begitu kau memasuki wilayah prajurit Song, ada keperluan apa?" tanya Fang Zhen Mei.
"Aku sengaja memancingmu keluar," jawab Qing Yan Zi sambil tertawa.
"Oh ya?" Tiba-tiba Qing Yan Zi mencabut pisaunya dan menyabetkan ke arah Fang Zhen Mei. Pisau tampak berkilat, cara menyerangnyapun begitu mengejutkan.
Tapi sayang orang yang dihadapinya adalah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei mencengkram pisau itu sekaligus.
Tiba-tiba Qing Yan Zi melepaskan pisaunya dan mundur.
Fang Zhen Mei tidak menyangka kalau Qing Yan Zi akan melepaskan pisaunya. Pisau itu masih dipegang oleh Fang Zhen Mei,iQing Yan Zi berkata, "Pisau itu...."
Begitu Fang Zhen Mei melihat, segera dia berkata, "Pisau emas milik Huai Bei Shi Jia, keluarga Ding."
Qing Yan Zi mengangguk, "Benar, tapi Ding Dong Ting sudah meninggal."
"Apakah kau yang membunuhnya?" tanya Fang Zhen Mei dengan marah.
Qing Yan Zi tertawa kecut, "Kalau aku yang membunuhnya, apakah aku masih berani datang ke sini?"
"Lalu untuk apa kau datang ke sini?" tanya Fang Zhen Mei.
"Orang itu mati di tangan La Ma Tibet, yang bernama Ge La Tu, dia mati di kota Wu Hu," jelas Qing Yan Zi.
"Mengapa Ge La Tu datang ke Huai Bei?" tanya Fang Zhen Mei.
"Bukan hanya ada Ge LaTu, Wan Yan Zhu dan Xi Wu Hou pun datang ke sini," jawab Qing YanZi.
"Iblis-iblis ini berkumpul untuk melakukan apakah?" tanya Fang Zhen Mei.
"Xia Hou Lie juga telah datang," kata Qing Yan Zi lagi.
"Katanya jurus-jurus orang ini sangat lihai, tenaga dalamnya sangat kuat, sekali mengeluarkan serangan, jurus sangat mirip
dengan Wo Shi Shui, dan dia adalah pesilat tangguh dari prajurit Jin, kedatangannya itu apakah ada hubungannya dengan orang-orang Jin akan yang menyerang kami?" tanya Fang Zhen Mei.
"Benar! Yang memimpin mereka berempat aalah Pangeran Zhen Ying," kata Qing Yan Zi dengan nada marah.
"Apakah benar dia adalah murid Xi Yi Shuang Xin Jin Zhen Ying?" tanya Fang Zhen Mei.
"Benar!" "Masih ada yang tidak kumengerti."
"Silakan kalau mau bertanya."
"Kau memberitahukan hal ini kepadaku, apa maksud di balik semua ini?" tanya Fang Zhen Mei.
"Karena hari ini, orang-orang yang kusebut tadi sudah membunuh pahlawan yang bernama Long Zhai Tian, dan esok hari mereka berjanji akan bertanding dengan para pesilat tangguh Huai Bei, mereka merencanakan akan membunuh semua pesilat Huai Bei. Waktu pertarungannya adalah esok siang, di panggung besar di kotaXia Guan," ucap Qing Yan Zi.
"Mengapa kau memberitahu semua ini kepadaku?" tanya Fang Zhen Mei dengan aneh.
"Karena Pangeran Jin adalah anak angkat guruku, kedatangan kami kali ini ke Huai Bei adalah dengan tujuan membunuh para pendekar Huai Bei dan memperluas kekuasaan negara Jin," kata Qing Yan Zi.
"Mengapa kau melakukan cara berbahaya ini untuk memberitahuku?" tanya Fang Zhen Mei lagi.
"Karena aku adalah orang Song," jawab Qing Yan Zi sambil menarik nafas
Bulan masih bersinar, angin masih meniup pohon-pohon cemara, tenda-tenda prajurit yang terbentang sepanjang puluhan kilometer,
angin yang berhembus membuat baju Fang Zhen Mei berkibar-kibar. Tubuh Qing Yan Zi yang terbungkus baju ketat tampak bergetar.
"Terima kasih," kata Fang Zhen Mei.
"Seumur hidupku, aku tidak suka berhutang budi, hari ini kau tidak membunuhku, aku sudah membalas budimu, sekarang kita tidak saling berhutang lagi," kata CjingYanZi.
"Sebenarnya aku tidak pernah berhutang denganmu, jadi dari mana kau harus membayarnya?"
"Kalau begitu, kau mau apa?" tanya Qing Yan Zi setelah terdiam sebentar.
"Pada pertarungan besok aku harus bertarung sampai titik darah penghabisan," terdengar Fang Zhen Mei bersiul.
Angin berhembus dengan kencang, daun cemara turun seperti air hujan, siulan Fang Zhen Mei membuat Qing Yan Zi tergetar sedikit.
Akhirnya Qing Yan Zi membalikkan badan dan berkata, "Aku pamit dulu."
Tiba-tiba dia berkata lagi, "Xi Yi Shuang Xian adalah guruku, tapi kita yang belajar ilmu silat darinya tidak mencapai 5% ilmunya, tapi Jin Zhen Ying bisa mendapatkannya hingga 50-60%, aku berharap kau bisa mengalahkannya."
Tubuh Qing Yan Zi yang bergerak dengan lincah akhirnya menghilang di antara tebing-tebing. Fang Zhen Mei melihat tenda-tenda yang dipasang di kaki gunung, lampu-lampunya masih menyala, terbentang hingga puluhan kilometer, dia bersiul sedih, dengan cepat dia turun dari gunung....
Dia sudah mengambil keputusan dan segera berangkat ke Xia Guan, dan tidak sempat berpamitan kepada Jenderal Yu.
0-0-0 "Tidak! Aku ingin pergi bersama dengan Kakak Long, besok aku akan bertarung hidup atau mati," Ning Zhi Qiu berkomentar.
Long Zhai Tian menarik nafas dan berkata, "Adik keempat, kita sudah berjanji dengan Jenderal Yu besok siang, bertemu di Wu Long Shan, sedangkan saat ini kita sedang bersiap-siap untuk menghadapi Jin Zhen Ying besok, tidak ada waktu ke sana untuk memberitahu Jenderal, harus ada seseorang yang memberitahu Jenderal Yu, supaya dia bisa kembali ke markas dan tidak mendapatkan bahaya."
"Memberitahu Jenderal Yu, memang harus dilakukan, tapi mengapa Kakak tidak menyuruh orang lain saja yang pergi" Aku rela bertarung dengan penjahat Jin besok!" seru Ning ZhiCjiu.
"Pergi memberitahu Jenderal Yu adalah hal yang sangat rahasia, dan sekarang ini pengkhianat tersebar di mana-mana, anjing Jin selalu ingin membunuh Jenderal Yu, hal penting seperti ini tentu saja harus dilakukkn oleh orang lincah dan yang berilmu tinggi, untuk menghubungi Jenderal Yu, menurutmu aku harus menyuruh siapa selain dirimu?" tanya Long Zhai Tian.
Ning Zhi Qiu tetap bersikeras, "Mengapa Kakak tidak memerintahkan kakak kedua atau kakak ketiga yang pergi ke sana?"
Xin Wu Er menepuk-nepuk pundak Ning Zhi Qiu dan berkata, "Pada pertarungan esok, kita akan sekuat tenaga berusaha."
Dengan wajah malu Ning Zhi Qiu berkata, "Aku tahu ilmu silatku lebih rendah dibandingkan kakak kedua dan kakak ketiga, tapi pertarungan esok, aku...."
Bao Xian Ding dengan serius berkata, "Adik keempat, kau yang pergi menghubungi Jenderal Yu, inipun menyangkut kepentingan negara, dan kau adalah orang yang paling cocok untuk tugas ini, apalagi kau sudah berkeluarga. Kakak tertua adalah pemimpin kita, dia harus hadir, sedangkan aku dan kakak ketiga tidak mempunyai keluarga, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh kami berdua. Kau sudah berkeluarga, kau harus memikirkan keselamatan istri dan anakmu, kalau kau ingin ikut berjuang, begitu Jenderal Yu membawa anak buahnya berperang di Cai Shi, kau bisa memimpin prajurit dan rakyat kota Xia Guan."
Ning Zhi Qiu terpaku dan akhirnya dia berkata, "Baiklah, aku yang akan pergi untuk memberitahukan Jenderal Yu!"
0-0-0 BAB 9 Bertemu di pintu kota Xia Guan
Dini hari di kota Xia Guan.
Kegelapan malam baru saja berlalu, dini hari baru saja tiba, di langit muncul cahaya putih seperti perut ikan, cuaca hari ini pasti bagus!
Matahari belum muncul, angin pagi berhembus dengan dingin. Dan di saat yang paling dingin ini, dari luar kota Xia Guan terlihat ada seekor kuda yang melaju dengan kencang.
Pagi yang masih agak gelap, tapi bisa terlihat kalau penunggang kuda hitam itu adalah seorang pemuda gagah berbaju putih.
Baju putih dan bulu kuda berwarna hitam tampak berkibar tertiup angin pagi. Kuda terus berlari dengan cepat, menuju kotaXia Guan!
Pada saat bersamaan, pintu kota Xia Guan baru saja dibuka. Dari dalam kota tampak seseorang menunggang kuda dan dengan cepat keluar dari dalam kotaXia Guan!
Kudanya berwarna putih, penunggangnya mengenakan baju berwarna hitam, matanya terlihat bersemangat. Dia adalah pejabat kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu!
Pelajar berbaju putih yang menunggang kuda memasuki kota, sepertinya sudah semalaman dia terus berkuda. Tubuhnya dipenuhi dengan debu, di pagi yang masih gelap seperti ini, kedua kuda itu berpapasan.
Terdengar kedua kuda itu meringkik, dan merekapun secara
bersama-sama berhenti, dan bersamaan membalikkan badan.
Terdengar si baju hitam, Ning Zhi Qiu bertanya, "Siapakah Tuan" Hari masih pagi seperti ini sudah memasuki kota" Dan sepertinya Tuan sudah semalaman melakukan perjalanan, ada hal penting apa?"
"Siapakah nama Anda" Dan mengapa bertanya seperti itu?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa.
Kuda Ning Zhi Qiu meringkik lagi, dia tertawa, "Aku adalah pejabat kota Xia Guan, namaku adalah Ning Zhi Qiu."
"Ternyata Anda adalah Pejabat Ning Zhi Qiu"sekarang Pendekar Long Zhai Tian ada di mana" Apakah aku boleh mengetahuinya?" tanya Fang Zhen Mei.
"Mendengar nada bicara dan sikap Anda, apakah Tuan adalah----" tanya Ning Zhi Qiu.
"Aku adalah Fang Zhen Mei."
Dengan terkejut Ning Zhi Qiu berteriak, "Benarkan Anda adalah pendekar Fang Zhen Mei?"
"Nama besar pendekar, tidak sanggup kuterima," jawab Fang Zhen Mei merendah.
"Tuan Muda Fang jangan menertawakan aku, jabatanku rendah, kalau bukan karena negara kita sedang terkena musibah, aku tidak berniat menjadi pejabat, aku lebih senang bergaul dengan kalangan persilatan, tapi setelah menjadi pejabat, aturan ini harus dihapus, kalau tidak aku akan merasa malu."
"Nama Pejabat Ning sudah lama kudengar, sekarang keadaan begini kacau, sudah seharusnya negara membutuhkan pejabat seperti Ning Zhi Qiu," jelas Fang Zhen Mei.
"Jangan terus memanggilku dengan sebutan pejabat, bulu kudukku merinding jadinya!" seru Ning Zhi Qiu.
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Baiklah, aku akan menuruti
perintah Anda. Kakak Ning, hari masih begitu pagi, tapi Kakak sudah keluar dari kotaXia Guan, ada perlu apa?"
"Aku harus pergi ke Cai Shi dan memberitahu Jenderal Yu untuk membatalkan pertemuan di kuil di Wu Long Shan," jawab Ning Zhi Qiu.
"Jenderal Yu berjanji untuk bertemu dengan siapa?" tanya Fang Zhen Mei.
"Beliau berjanji bertemu dengan Kakak Long untuk membahas mengenai rahasia tentara kita, dan para prajurit akan bergabung dengan para pendekar di Huai Bei, dengan tujuan untuk menahan serangan tentara Jin. Tapi Kakak Long sudah berjanji dengan penjahat Jin untuk bertarung siang ini. Maka kakak menuruhku untuk menyampaikan berita ini kepada beliau, supaya Jenderal Yu tetap berada di markas, keadaan beliau akan lebih aman di sana. Tuan Muda Fang, cepatlah pergi ke rumah Kakak Bao. Pendekar Wo Shi Shui dan Shen; Tai Gong juga sudah menunggu di sana, dan mereka sangat mencemaskan keadaan Tuan Muda," jelas Ning Zhi Qiu.
"Baiklah, aku akan segera ke sana!"
"Setelah kita berhasil membasmi musuh dan negara sudah aman, kita nanti mengobrol panjang lebar."
Mereka saling memberi hormat lalu berpisah. Kota Xia Guan masih diliputi oleh pagi yang gelap. Mereka menempuh perjalanan berbeda arah. Hanya terlihat dinding kota Xia Guan yang sudah tua. Seperti menunggu dewa memanggil pagi supaya segera datang.
0-0-0 Long Zhai Tian berdiri di ruang tamu, dia menatap langit timur yang semakin terang. Angin pagi menghembus alis dan janggutnya, membuat alis dan janggutnya melayang-layang.
Pertama kalinya Long Zhai Tian merasa dia telah tua.
'Telah tua', kedua kata ini seperti terus menggerogoti hati dan
semangatnya. Semenjak dia berkelana di dunia persilatan 40 tahun yang lalu, ini adalah pertama kalinya dia merasakan kedua kata itu. Kedua kata itu mengandung kekuatan besar. Dengan cara apapun sepertinya manusia tidak bisa terlepas dari kedua kata itu.
Dia teringat 20 tahun yang lalu, di sebuah jurang dia pernah bertarung dengan Tian Lai Shan, Lei Teng Tian. Dia memukul lawan sebanyak 3 kali tapi diapun tidak luput dari tusukan pedang. Waktu itu Lei Teng Tian mengira dia pasti akan mati. Tidak disangka keesokan harinya, dengan ilmu pedang Tian Long Jian dia berhasil memecahkan jurus Wu Dang Liang Yi Jian Fa.
Diapun teringat pada kejadian 7 tahun yang lalu, yaitu pada saat di Gua Chang Shan, si Kepalan Sakti, Yu Yan Hua, memukul dengan kepalannya, tapi dia tidak roboh. Kemudian dia membacok tangan Yu Yan Hua dengan pedangnya sampai putus, dia hanya membutuhkan istirahat selama 3 hari. Pada hari keempat dia sudah bisa bertarung dengan Lian Dong Shi San Tian Bao, dan berhasil mengusir mereka keluar dari Huai Bei. Sebenarnya tenaga kepalan Yu Yan Hua bisa memecahkan batu dan bisa memotong emas, tenaganya benar-benar sangat kuat, tapi pada saat kepalan itu mengenai tubuhnya, dia hanya merasa sakit sebentar. Saat itu dia telah membuat dunia persilatan gempar.
Dua tahun yang lalu, dia bertarung dengan di Shao Hua Shan, Biksu Bu Ting dan di Shou Shi Shan, dengan Biksu Hua Hui, tubuhnya terkena 11 tusukan, tapi dengan jurus pedang Tian Long secara berturut-turut bisa menang dua kali, tenaga dan semangatnya tidak terkalahkan saat itu dia masih berusia 40-50 tahun!
Tapi, siang ini karena pukulan ringan Jin Zhen Ying, hampir membuat nafasnya terputus. Walaupun dia bisa menghirup udara tapi sakitnya menusuk hingga ke jantung, apa penyebab semua ini"
Apakah karena dia sudah tua" Tua" Hhhhh, negara sedang berada*, dalam gawat, mana boleh di saat sekarang dia merasa tua"
Long Zhai Tian tampak sedang berpikir, dulu orang yang memimpin dunia persilatan seperti Jin Da Gua Dao, Xue He Shen Jian, dan
Shi Tu 12, di usia mereka yang hampir berumur 70 tahun, mereka tetap berbadan sehat, dan bisa memimpin dunia persilatan dengan sukses!
Dan saat ini usianya belum lewat dari 60 tahun!
Dia terus berpikir, langit tampak mulai terang, rasa dingin semakin berkurang, tapi dadanya tetap terasa sakit.
Tiba-tiba dari belakang ada yang berkata, "Kakak, kemarin kau terluka, hari ini kau harus bertarung lagi, mengapa Kakak tidak beristirahat dulu?"
Long Zhai Tian membalikkan badan untuk melihat orang itu, dia sudah tahu kalau yang bicara kepadanya adalah Bao Xian Ding, segera dia menyembunyikan keadaan dirinya dan berkata, "Aku sedang memikirkan masalah kakak ipar dan keponakanmu, karena otakku terus berpikir, maka aku tidak bisa tidur dan aku memutuskan keluar jalan-jalan."
"Pikiran Kakak sedang tidak enak, apakah ini berhubungan dengan luka Kakak?"
Hati Long Zhai Tian bergetar, dari sorot mata Bao Xian Ding terlihat kalau dia sudah mengerti keadaannya. Setelah terdiam lama dia baru bertanya, "Adik kedua, sudah berapa tahun jau ikut denganku?"
"Sudah 19 tahun, dan tiga hari lagi menjelang 20 tahun. Dua puluh tahun yang lalu, Kakak telah menolongku dari tangan San Jue Shou di jurang Bi Hu, sejak saat itu aku terus berada di sisi Kakak, dan tidak pernah jauh dari Kakak," jawab BaiXian Ding.
"Apakah kau masih ingat, dulu kita pernah mengalahkan 13 raja di Lao Hu Shan dan kita berdua bergabung dan menantang dua orang biksu Wu Dang?" Long Zhai Tian tertawa kecut.
"Walaupun kita telah menantang dua orang biksu Wu Dang, kita mengalami kekalahan, tapi setelah itu kita mendapatkan sedikit nama. Adik Xin menipu kedua biksu itu sehingga mereka pergi, dan Adik Xin menolong kita, semua masih kuingat, itu kejadian 9 tahun yang lalu."
"Aku berharap kita bisa melewati hari ini dengan selamat dan menempuh kehidupan 20 tahun lagi."
"Kakak Tertua, ada satu hal yang ingin kusampaikan, harap Kakak jangan marah."
"Katakan saja."
"Melihat wajah Kakak sepertinya Kakak mempunyai rasa khawatir yang besar, apakah Kakak merasa pertarungan hari ini kesempatan untuk menang sangat tipis?"
"Kalau Fang Zhen Mei tidak datang, kemenangan kita hanya 10% saja, selain itu lukaku akan bertambah parah, tampaknya ini adalah strategi busuk pangeran itu, membuat kita mau tidak mau harus menghadapi pertarungan hari ini. Dan dia akan memasang jala dan menjaring kita hingga ma^i terbunuh."
"Kalau Fang Zhen Mei s ada di sini, bagaimana perbandingan kemenangannya?"
"Mungkin harapan kita menang adalah 30-40%."
"Berarti Fang Zhen Mei datang atau tidak, kita tetap akan kalah?"
"Benar!" "Tapi mau tidak mau kita harus bertarung bukan?"
"Laki-laki sejati harus tahu apa yang akan dia lakukan dan apa yang tidak perlu dia lakukan, walaupun tahu kalau kita akan kalah dan juga kita akan mati, tapi jangan sampai kita ditertawakan oleh anjing Jin itu," jawab Long Zhai Tian.
Bao Xian Ding menarik nafas panjang, dia melihat ke tempat jauh lalu berkata, "Baiklah! Untuk sementara waktu kita tahu bahwa
kemanangan tidak mungkin kita dapatkan, tapi apapun yang terjadi tetap harus kita hadapi!"
Long Zhai Tian melihat awan pagi, lalu berkata, "Kalau hari ini Fang Zhen Mei tidak datang, pertarungan 7 orang yaitu, aku, kau, Adik Xin, Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, Pendekar Bu Tong, Biksu Hua Hui yang akan mewakili para pendekar Song menghadapi anjing-anjing Jin itu."
Chang Qing Jian, Pendeta Bu Tong, Chang Le Jian, Biksu Hua Hui, semenjak bertarung dengan Long Zhai Tian di Pan Long Shan, karena mereka bertiga saling mengagumi kehebatan ilmu pedang masing-masing, maka merekapun menjadi sahabat, sejak itu mereka tinggal di Huai Bei dan tidak pernah kembali ke kampung halaman mereka lagi. Merekapun menjadi pesilat ternama di Huai Bei. Mereka sudah beberapa kali menyumbangkan tenaga pada saat rakyat Huai Bei bertempur dengan tentara Jin.
Bao Xian Ding melihat ke arah matahari yang akan terbit, pelan-pelan dia berkata, "Walaupun hari ini matahari terlambat terbit, tapi matahari akan tetap terbit bukan, apakah perkataanku benar?"
Matahari sudah terbit, matahari pagi menyinari langit, sehingga langit menjadi kemerahan, membawa kehangatan di hati setiap manusia.
Seekor kuda berlari dengan cepat, dan membawa angin kencang. Fang Zhen Mei yang mengenakan baju berwarna putih memasuki kota Xia Guan.
Di kota Xia Guan, keluarga Bao sudah tidak asing lagi baginya. Fang Zhen Mei tergesa-gesa memasuki kota bagian barat, setelah berjalan kurang lebih 3 kilometer, dia tiba di rumah. Bao Xian Ding dan matahari baru saja terbit.
Sewaktu Fang Zhen Mei turun dari kudanya dan ingin mengetuk pintu, tiba-tiba dari sebuah gang muncul 4 ekor kuda dan 5 orang. Kuda itu berlari dengan sangat kencang. Mereka menuju jalanan kota.
Fang Zhen Mei melihat mereka sebentar. Karena melihat sebentar inilah maka terjadi perubahan besar.
Karena Fang Zhen Mei melihat seseorang yang membuatnya merasa curiga. Fang Zhen Mei segera naik kudanya lagi dan menguntit mereka dari belakang.
Empat ekor kuda ditunggangi oleh 4 orang laki-laki berbadan tegap. Pinggang mereka terselip pedang. Untuk daerah Huai Bei, pemandangan seperti ini sudah tidak asing karena daerah Huai Bei adalah tempat di mana banyak harimau dan naga bersembunyi.
Yang membuat Fang Zhen Mei merasa aneh adalah salah satu dari kuda-kuda itu, selain di belakang penumpang duduk seorang lagi, dan dia adalah seorang perempuan.
Perempuan itu tak lain adalah gadis penjual bungaXiao Shi Mei.
Mata Fang Zhen Mei sangat jeli. Begitu melihat gadis itu, dia sudah mengenalinya.
Hari masih begitu pagi, tapi mereka sudah terburu-buru pergi dan kuda berlari sangat kencang. Kelima orang itu pasti mempunyai kepentingan mendesak. Mereka adalah kelompok Qing Yan Zi, dan pasti ada hubungannya dengan Pangeran Jin.
Fang Zhen Mei sudah mengambil keputusan untuk mencari tahu, setelah itu baru bertemu dengan Long Zhai Tian dan teman-teman. Mungkin dengan cara seperti ini mereka masih mempunyai kesempatan untuk menang karena sudah mengetahui gerakan musuh sebelumnya.
Karena itu Fang Zhen Mei mengambil keputusan untuk menguntit mereka! Karena Fang Zhen Mei menguntit mereka, akhirnya dia jadi bisa mengetahui rencana besar dan jahat dari orang-orang Jin!
0-0-0 Sewaktu Fang Zhen Mei memutar kudanya untuk menguntit mereka, pintu keluar rumah Bao Xian Ding terbuka. Dari dalam muncul seorang pak tua dan seorang pemuda. Mereka sedang
bercakap-cakap. Yang tua berkata, "Mengapa Fang Zhen Mei belum datang juga" Dia jadi tidak bisa melihat keramaian yang akan terj adi siang ini."
Yang muda berkata, "Aku mempunyai sebuah ide."
Yang tua berkata, "Coba katakan!"
Yang muda menjawab, "Pada pertarungan kemarin, Pak Long Zhai Tian sepertinya terluka parah. Aku rasa pertarungan sekarang tetap akan dimenangkan oleh Pangeran Jin."
Yang tua berkata, "Kau mempunyai ide busuk apa?"
Yang muda menjawab, "Kita diam-diam memancing anak buahnya yang berjumlah 6 orang, yang penampilan mereka tidak seperti, manusia juga tidak seperti setan itu, keluar dan membunuh mereka sekaligus. Kita lihat apakah siang ini Jin Zhen Ying akan bertarung sendiri!"
Yang tua meloncat-loncat senang dan berteriak, "Hore, hore, itu sangat baik! Walaupun kita tidak tidak sanggup melawan Jin Zhen Ying, tapi memangkas beberapa orang anak buahnya yang aneh tidak begitu sulit."
Yang muda berkata, "Benar-benar sangat mudah bukan?"
Yang tua dengan senang berkata, "Ayo kita berangkat sekarang!"
Kemudian yang tua dan yang muda ini dengan semangat melangkah keluar. Mereka pergi mencari Xia Hou Liu, Ge La Tu, Wan Yan Zhu, dan Xi Wu Hou dengan tujuan ingin bertarung dengan mereka mereka ini tidak lain adalah si pemberani Wo Shi Shui dan pak tua yang naif, Tai Hu Shen Diao Shen Tai Gong
0-0-0 "Kemanakah mereka mencari Jin Zhen Ying" Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tidak mempunyai ide ke mana mereka bisa mencari orang-orang itu. Saat itu di kediaman keluarga Bao, di sisi sebuah pintu, ada seseorang yang mengenakan baju berwarna hitam. Dia
tampak sedang menguap dan meluruskan pinggangnya. Di pinggangnya terselip dua tusukan yang biasa dipergunakan di dalam air. dia berjalan keluar dengan pelan.
Melihat penampilannya, semua orang pasti tahu siapa dia.
Di bidang perairan orang yang terkenal adalah Qi Hai Long Wang (Raja naga laut), Shi Jing Tang, dan Shen Tai Gong, mereka adalah 3 terbaik.
Lainnya Qian Tang Jiao Long (Naga sungai Qian Tang), Shi Shao Guang juga sangat terkenal. Keponakan Shi Jing Tang sangat terkenal di Huai He.
She Jin Tang dan Shi Jin Tang mempunyai cara baca yang sama tapi berbeda marga. Tapi Qi Hai Long Wang Shi Jin Tang mempunyai ilmu silat sangat tinggi dan mempunyai banyak anak buah. Sampai-sampai Shen Tai Gong juga rada segan padanya, sedangkan Shi Jin Tang Ba Hai Shuang Jue adalah junior Shen Tai Gong.
Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang, arti Ba Hai sebenarnya adalah Hai Ba (perompak). Di lautan dia sering melakukan bisnis tidak jelas. Yang dimaksud dengan Shuang Jue adalah dua buah senjata yang berbentuk tusukan (seperti tusuk sate) yang biasa dipergunakan di air.
Sebenarnya Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sudah pernah bertemu dengan orang itu.
Kemarin di ruang tamu, di bawah terangnya cahaya lilin, Long Zhai Tian, Bao Xian Ding dan para pendekar Huai Bai berkumpul, mereka membahas orang-orang Jin. Di antara orang-orang persilatan itu, kecuali Long Zhai Tian, Xin Wu Er, Bao Xian Ding, Ning Zhi Qiu, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong, masih ada 4 orang lainnya.
"Yang satu adalah biksu, yang satu adalah pendeta. Mereka tidak lain adalah Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong. Masih ada 2 orang lainnya. Yang satu dijuluki Harimau Batu, Luo Tong Bai.
Senjata yang dipergunakan Luo Tong Bai adalah batu, maka diapun disebut sebagai harimau batu. Yang satu lagi adalah Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang.
Begitu Shi Jin Tang keluar dari pintu, dia melihat Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui dia seperti sangat terkejut melihatnya, karena terdengar kata-kata yang pertama di ucapkan, "Lebih baik kita bunuh dulu kaki tangan Pangeran Jin!"
0-0-0 Shen Tai Gong terpaku dan berkata, "Mengapa kau tahu kalau kita akan pergi untuk membunuh mereka?"
Shi Jin Tang sangat senang dan meloncat, "Ayo! Ternyata kalian juga ingin membunuh mereka dulu!"
"Apakah kau tahu mereka ada di mana?" tanya Wo Shi Shui.
Shi Jing Tang melihat ke kiri dan ke kanan, lalu pelan-pelan berkata, "Aku tahu. Kemarin Pejabat Ning menyuruhku menguntit mereka dan mereka ada di kota, di penginapan Feng Die di jalan Pu Xin. Di luar atau di dalam penginapan banyak mata-mata mereka yang berjaga."
"Maksudnya adalah kita akan membunuh terlebih dulu anak buah Pangeran Jin yang lihai. Biar pada saat pertarungan siang nanti, dia kehilangan wibawanya, ilmu silatnya memang sangat tinggi, tapi kita tidak takut kepadanya, kita hanya tidak mau mengganggunya dulu," kata Shen Tai Gong.
Shi Jin Tang tampak berpikir sebentar kemudian berkata, "Aku mempunyai cara memancing Xia Hou Lie dan Ge La Tu keluar, tapi tidak akan sampai membuat Jin Zhen Ying mengetahuinya."
Dengan senang Shen Tai Gong berkata, "Dua orang itu adalah orang harus lebih dulu disingkirkan."
"Dengan cara apa akau akan melakukannya" Coba jelaskan!" Kata Wo Shi Shui.
"Pangeran Jin ini jarang mau dekat-dekat dengan perempuan,
tapi anak buahnya Xia Hou Lie dan Ge La Tu karena mempunyai kedudukan dan posisi yang sama, mereka sering mencoba merebut perhatian pelacur terkenal di Feng Die Lou yang bernama Li Chun. Mereka sangat menyukai gadis ini dan berharap bisa mendapatkannya."
"Oh ya" Mengapa kau bisa mengetahuinya begitu jelas?" tanya Wo Shi Shui.
Dengan malu-malu Shi Jin Tang berkata, "Bos penginapan Feng Die Lou adalah temanku. Mereka sering berbisnis dan menggunakan jasa jalan air. Walaupun jumlah mereka sangat banyak, tapi mereka tetap harus melaluiku."
Wo Shi Shui mendengarkan hal ini, dia tidak suka tapi Shen Tai Gong tidak mempermasalahkannya. Dia bertanya, "Apakah Li Chun bisa dipercaya?"
Shi Jin Tang tertawa kecut, "Li Chun adalah pelacur terkenal di Feng Die Lou. Orang biasa jika ingin bertemu dengannya juga sangat sulit. Dia juga bermarga Shi"
Wajah Shi Jing Tang terlihat malu. Dia berkata lagi, "Li Chun adalah adik sepupuku."
0-0-0 BAB 10 Pertarungan di sisi sungai Huai
Di sisi Huai He, dijalan Susu Kedelai. Jalan Susu Kedelai, jalan ini sangat terkenal di daerah Huai He.
Jalan ini berhadapan dengan Huai He. Air sungai tampak terus mengalir, angin berhembus sepoi-sepoi. Walaupun siang tapi di sana tetap merasa sejuk.
Jalan ini sangat panjang. Di kedua sisi jalan banyak pedagang kecil, makanan yang mereka jual terbuat dari kacang kedelai, misalnya seperti susu kedelai, otak tahu (kembang tahu), dan lainnya. Semua makanan itu terbuat dari tahu saja, jenisnya berpuluh macam. Cara membuatnyapun berbeda-beda. Rasa tahu yang paling menusuk hidung adalah Chou Tao Fu (tahu bau).
Makanan yang paling terkenal dijalan ini adalah susu kedelainya.
Susu kedelai juga ada berbagai macam jenis, ada susu kedelai manis, asin, dan ada juga yang dicampur kacang, dan lainnya.
Orang yang merasa lelah sehabis bekerja, bisa pergi ke sana lalu duduk di sebuah kursi panjang sambil menikmati segelas susu kedelai yang dicampur dengan gula batu. Rasanya benar-benar membuat penasaran
Karena itu banyak orang yang senang kesana.
Sekarang saat pergi ke ladang sudah berlalu. Jam istirahat siang belum tiba. Saat ini adalah saat yang paling sepi. Masing-masing pedagang tampak membuka baju atas mereka, lalu duduk sambil mengangkat kaki dan mengobrol....
0-0-0 Waktu itu muncul 3 orang di jalan Susu Kedelai. Mereka tampak sangat bersemangat. Pedagang-pedagang kecil di sana segera tersenyum dan berkata, "Tuan, mari duduklah di sini...."
"Tuan mari ke sini minum susu kedelai..."
"Wah! Tiga orang tuan besar, kue kami yang paling enak...."
Ketiga orang ini, yang satu rambut sudah putih, yang satu setengah baya, dan sedangkan yang satunya lagi tampak masih muda. Persamaan mereka adalah mereka berjalan sangat cepat. Kedua mata mereka kelihatan bercahaya. Laki-laki setengah baya itu berjalan menunju salah satu warung yang bernama 'susu kedelai marga Chen kurang telinga' dan berkata, "warung ini kelihatannya lumayan. Aku pernah makan di sini."
Mereka pun segera berjalan ke sana. Ternyata bos toko itu memang tidak memiliki sebelah telinga. Begitu melihat ada tamu yang datang dengan senang mereka melayani.
Mereka bertiga memesan susu kedelai, masing-masing satu porsi, ditambah memesan sepiring kacang goreng dan susu kedelai rasa pedas. Kemudian mereka menikmatinya dengan diam.
0-0-0 Kira-kira setengah jam kemudian, dijalan Susu Kedelai tampak ada 3 orang lagi.
Tiga orang dengan penampilan sangat mencolok.
Yang kiri adalah orang Qi Dan, dia memakai topi. Yang berada di sebelah kanan adalah seorang La Ma dengan mata besar dan bulat. Sedangkan yang berada di tengah adalah seorang gadis cantik mengenakan baju merah.
Mereka bertiga berjalan sambil bertengkar. Para pedagang di sana karena selalu dicelakakan oleh tentara Jin, begitu melihat mereka datang semua terdiam. Sepertinya gadis itu merasa lelah karena mereka selalu ribut. Biksu La Ma dan orang Qi Dan itu baru saja akan mencari tempat untuk duduk. Gadis itu bersikeras ingin masuk ke toko 'kacang goreng bapak leher besar' untuk membeli kacang. Terpaksa kedua laki-laki temannya mengikuti dan mereka masih saja terus bertengkar.
'Toko bapak leher besar' tepat berada di sebelah 'toko Chen yang telinganya kurang'.
Karena biksu La Ma, orang Qi Dan, dan pelacur itu terus bertengkar, mereka tidak melihat di sebelah toko itu ada soerang pak tua, seorang pemuda, dan seorang laki-laki setengah baya yang sedang duduk di sana.
sebaliknya ketiga orang itu melihat mereka bertiga dengan melotot.
"Yang tua itu tidak lain adalah Tai Hu Shen Diao, Shen Tai
Gong. "Yang setengah baya adalah Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang.
"Yang muda adalah Pendekar Wo Shi Shui
0-0-0 Diam-diam Shi Jin Tang berkata, "Apakah kita langsung saja menyerang mereka dan membunuh salah satu dari mereka terlebih daulu?"
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saling memandang. Tiba-tiba Wo Shi Shui menggebrak meja dan membentak, "Hei! Kaki tanganku masih ada, kami tidak mau secara diam-diam menyerang. Biarlah mati, matinyapun harus jelas!"
Biksu La Ma, orang Qi Dan, dan pelacur itu bersama-sama membalikkan kepala untuk melihat. Mereka benar-benar terkejut.
"Biksu itu adalah Budha hidup Ge LaTu.
"Orang Qi Dan itu adalah Xia Hou Lie.
"Perempuan itu pasti sepupu Shi Jin Tang, ShiLiChun.
0-0-0 Kedua mata besar Ge La Tu melotot dan membentak, "Baiklah penjahat kecil, kau sendiri yang mengantarkan kematian!"
Shen Tai Gong ikut tertawa dan berkata, "Yang pasti kami baik-baik saja, hanya saja sekarang gigimu kelihatan berkurang satu, dan kau tampak jelek! Kemarilah! Aku akan mencabut sebuah lagi. Biasanya apapun yang baik harus sepasang, itu akan membuatmu lebih sukses."
"Apa kalian menguntit kami?" tanya Xia Hou Lie dengan marah.
Tiba-tiba Shi Li Chun meloncat. Baju merahnya berkibar. Dia berdiri di antara Shi Jin Tang dan Wo Shi Shui, dan berkata, "Akulah yang berjanji dengan mereka."
"apa kau kira wanita dari negara Song bisa kalian hina
seenaknya?" tanya Wo Shi Shui.
Ge La Tu menunjuk Li Chun dengan marah, "Kau, kau.. .kau...."
Shen Tai Gong tertawa, "Kau apa" Ayo, kita berkelahi sekarang!"
Dia terbang masuk ke dalam toko 'bapak leher besar'.
Tamu di kedua toko itu, yaitu di toko 'Bapak Chen yang kurang telinga' dan toko 'bapak leher besar', melihat situasi seperti ini, mereka langsung ketakutan, pedagang lainnya ada yang datang ke sana untuk melihat keramaian. Ada pula yang berbisik-bisik.
Air Huai He masih terus mengalir, pertarungan yang akan terjadi sebentar lagi, seperti tidak menjadi perhatian sama sekali ataukah apalah memang takdir seperti itu, jadi tidak perlu memperhatikannya.
0-0-0 Sewaktu Shen Tai Gong melayang ke sebelah toko, waktu itu juga Xia Hou Lie melompat ke depan Wo Shi Shui,
Bentakan dari Wo Shi Shui terdengar,
"Serang!" Baru saja dia akan menyarangkan kepalannya, sepasang tusukan E Mei melayang, Shi Jin Tang pun ikut melompat keluar.
Wo Shi Shui mengerutkan alisnya, kalau kepalannya dilancarkan, kepala Shi Jin Tang pasti akan hancur.
Panji Akbar Matahari Terbenam Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wo Shi Shui terpaksa menarik kembali kepalannya, tiba-tiba tusukan Shi Jin Tang berganti arah!
Yang satu menusuk ke tenggorokan Wo Shi Shui sedangkan yang lain menusuk ke perut Wo Shi Shui, tusukan yang bergerak keatas dan kebawah dilakukan dengan cepat, semua jurus yang dikeluarkan adalah jurus yang mematikan!
Sambil mundur Wo Shi Shui membentak, kedua tangannya diulurkan mencengkram tusukan dari tangan Shi Jin Tang.
Pada saat dia mencengkram tusukan itu, dia merasakan di belakangnya ada angin yang mendatanginya, ternyata pisau Shi Li Chun sudah dilancarkan menusuk pinggang Wo Shi Shui.
Wo Shi Shui membentak lalu melayang ke atas, tapi dia merasa pundaknya dingin perih, ternyata pisau Shi Li Chun berhasil melukainya!
Ketika dia berada di atas, saat itu dia mendengar angin kencang yang dibawa senjata rahasia sedang menuju ke arahnya.
Dengan kecepatan tinggi dia segera mendarat, semua senjata rahasia itu beterbangan melewati kepalanya, tapi pada saat dia turun, kepalan Xia Hou Lie memukul dadanya.
Wo Shi Shui berteriak, tampak darah bermuncratan, kali ini Xia Hou Lie sudah ada persiapan, setelah mengenai sasaran dia langsung keluar dari toko kecil itu.
Pada saat itu atap toko kecil telah runtuh, hal ini disebabkan oleh bentakan Wo Shi Shui yang membuat atap toko kecil yang terbuat dari bambu itu hancur.
Shi Jin Tang, Shi Li Chun, dan si marga Chen yang telinganya tidak ada satu, masih terus menyerangnya, tapi begitu melihat ke arah atap yang runtuh, mereka segera meloncat keluar! Wo Shi Shui pun ikut keluar dari sana.
Di depannya tampakXia Hou Lie. Karena jarak di antara mereka terhalang reruntuhan rumah, maka Xia Hou Lie tidak bisa langsung menyerang Wo Shi Shui.
Mungkin Xia Hou Lie merasa tidak perlu menyerang lagi, saat itu punggung Shen Tai Gong sudah bersentuhan dengan Wo Shi Shui, sehingga posisi mereka saat itu saling memunggungi. Ternyata pada saat Shen Tai Gong melayang tadi, dia berada di hadapan Ge La Tu, tapi begitu dia akan menyerang Ge La Tu dengan kail dan keranjang ikannya, tiba-tiba dari belakang ada yang menahan kedua senjatanya dan memeluk dirinya dengan erat.
Shen Tai Gong bukan orang bodoh, dia segera teringat sesuatu,
yang berada di belakangnya hanya ada satu orang, dia tidak lain adalah bos toko kacang goreng, yaitu pak leher besar.
Di dunia persilatan daerah Huai Bei, yang mempunyai tenaga sebesar ini dan bisa membuat Shen Tai Gong dipeluk hingga tidak berdaya hanya ada satu orang, dan orang itu dijuluki Gorila Tangan Besi, atau nama aslinya adalah Tie Bi Yuan, Cheng Qian Jin.
Shen Tai Gong tidak bisa terlepas dari pelukan itu, dan diapun tidak dapat menghindar, dia memutuskan untuk menelungkup.
Begitu dia menelungkup, dia bisa membanting Cheng Qian Jin.
Cheng Qian Jin memiliki tenaga besar, dia terus memeluk Shen Tai Gong, dia tidak bisa dibanting, dia malah terus menempel di punggung Shen Tai Gong. dalam posisi seperti itu, biji tasbih kayu yang dilepaskan Ge La Tu sebuah menancap di batok kepala dan sebuah lagi menancap di punggung Cheng Qian Jin, dia berteriak dan tidak tahu apa yang telah terjadi, tahu-tahu sudah bertemu dengan dewa kematian.
Karena Cheng Qian Jin sudah tidak bernafas maka Shen Tai Gong pun segera membantingnya supaya bisa terlepas dari pelukan Cheng Qian Jin.
Baru saja dia membanting, terdengar Ge La Tu membentak, 3 butir biji tasbih sudah menyerang dari 3 arah, suara' dengungan itu secepat kilat sampai di depan Sheh Tai Gong.
Shen Tai Gong mencoba menghindar, tiba-tiba dia teringat bahwa dibelakangnya banyak orang yang sedang menonton keramaian, Ge La Tu berada di hadapannya dan di belakang Ge La Tu adalah tanah tinggi, kalau dia menghindari 3 butir biji tasbih itu pasti akan mengenai penonton yang sedang menyaksikan pertarungan ini.
Pikiran Shen Tai Gong bergerak secepat kilat, biji tasbih itu dengan cepat sampai di depannya, tangan kanan dan kirinya berusaha menahan sebutir biji tasbih dan berhasil memukul satu butir, sedangkan yang satu butir lagi masuk ke dalam tulang rusuk
Shen Tai Gong. Biji tasbih itu kalau dilihat hanya seperti butiran biasa, tapi biji itu bisa membuat tulang rusuknya patah!
Kalau bukan karena tenaga dalam Shen Tai Gong yang kuat, biji tasbih itu pasti sudah menembus tubuhnya.
Sekarang para pedagang kecil di sana baru tahu, orang-orang di sana bertarung mati-matian, karena takut terlibat masalah maka merekapun membubarkan diri.
Karena tulang rusuk Shen Tai Gong patah, dengan cepat dia mundur, dia saling membelakangi dengan Wo Shi Shui yang saat itu masih bertahan.
0-0-0 Begitu Shen Tai Gong dekat dengan Wo Shi Shui, mereka sempat mengatakan beberapa kalimat.
"Apakah kau terluka?" tanya Shen TaiGong.
"Kau juga?" tanya Wo Shi Shui.
"Kau tampak lebih kuat," kata Shen Tai Gong.
"Sepertinya aku sudah tidak bisa bertalian lagi," kata Wo Shi Shui.
"Kita harus melarikan diri dari sini," ucap Shen Tai Gong.
Wo Shi Shui mengangguk tapi tidak bicara.
Karena mereka berbicara dengan cepat dan volume suara sangat kecil, Xia Hou Lie dan Ge La Tu tidak bisa mendengar dengan jelas isi pembicaraan mereka.
Ge La Tu, Xia Hou Lie, Shi Jin Tang, Shi Li Chun, Chen tidak bertelinga, kecuali Cheng Qian Jin yang sudah mati, mereka tertawa terbahak-bahak.
Kalau saja saat itu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak terluka, bertarung satu lawan satu, Wo Shi Shui masih bisa unggul sedikit
dari Xia Hovi Lie. Dengan akalnya Shen Tai Gong bisa sedikit unggul dari Ge La Tu. Tapi sekarang mereka sudah terluka dan luka mereka bukan luka ringan. Apalagi di sana ada Shi Jin Tang dan Shi Li Chun, karena itu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong seperti binatang yang sudah terjebak.
Xia Hou Lie, Ge La Tu, Shi Li Chun, Chen yang tidak bertelinga, mengepung Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong.
Di belakang Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong adalah sungai Huai He, mereka tidak bisa melarikan diri lagi.
Xia Hou Lie dan Ge La Tu seperti sedang menangkap kura-kura yang sudah terjebak di dalam gentong, apalagi orang yang lebih lihai akan datang.
0-0-0 Dari pinggir sungai tiba-tiba muncul seseorang, begitu orang itu muncul semua langsung terdiam. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong berdiri berjejer, begitu melihat ada yang muncul, mata mereka mengecil.
Orang itu tidak lain adalah Jin Zhen Ying.
0-0-0 Dengan marah Wo Shi Shui melihat Jin Zhen Ying. Begitu Pangeran Jin muncul, dia tampak sangat senang dan tertawa, "Itu yang dinamakan senjata makan tuan, jangan salahkan orang lain."
Shen Tai Gong tertawa dingin, "Dari Zhong Yuan, murid perempuan Xian Shui Qing, dijuluki si cabe merah, Qiao Li Hua. Ilmu silatnya tidak berada di bawahmu, dia tidak malu mengakui sebagai adik sepupumu?"
Dengan genit Shi Li Chun tertawa, "Benar-benar pintar, demi negara Jin, aku Qiao Li Hua untuk sementara memalsukan identitas, tidak apa-apa bukan?"
"Apakah Chen tidak bertelinga adalah Fei Biao Chen Leng?" tanya Wo Shi Shui.
"Benar!" jawan Chen Leng.
Fei Biao Chen Leng (biao terbang) adalah perampok terkenal, walaupun namanya tidak sebesar Bai Hai Shuang Jue, Shi Jin Tang dan
La Jiao Hong (cabe merah), Qiao Li Hua. Tapi di dunia hitam, kejahatan yang dilakukannya tidak lebih sedikit dari Shi Jin Tang.
"Ada yang tidak kumengerti," kata Shen Tai Gong sambil melihat ke arah Pangeran Jin.
"Aku akan memberi kesempatan kepadamu untuk pertanyaan terakhir," kata Pangeran Jin dengan dingin.
"Mengapa ayah Xia Hou Lie adalah cucu kakek ayahnya, dan ayah Xia Hou Lie adalah adik ayah Fang Zhen Mei juga cucunya?" pertanyaan itu beruntun dilontarkan dan sangat cepat diucapkan, serta tidak ada spasi. Diawali dengan nama Xia Hou Lie, diakhiri dengan nama Fang Zhen Mei, semua menjadi bengong, tiba-tiba Shen Tai Gong berteriak dan membalikkan tubuh, bersama-sama dengan Wo Shi Shui mereka secepat kilat melarikan diri.
Walaupun dia adalah seorang Jin Zhen Ying, pertanyaan Shen Tai Gong tetap membuatnya bengong.
Pertarungan pesilat tangguh walaupun hanya dilakukan dalam sekejap, dia tetap sanggup bertahan tidak akan terjadi sesuatu!
Tapi Shen Tai Gong tidak menyerangnya, dia malah melarikan diri!
Larinya bukan lari biasa, cara lari mereka menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Mereka bergerak turun dan naik beberapa kali, dengan cepat mereka sudah berlari puluhan meter jauhnya.
Begitu Jin Zhen Ying tersadar, semua sudah terlambat, menurut perkiraan Jin Zhen Ying, karena di belakang Wo Shi Shui dan Shen
Tai Gong adalah sungai, maka mereka tidak bisa melarikan diri.
Sekarang dia sadar kalau Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui menggunakan jalan darat untuk kabur.
Dengan cepat Pangeran Jin mengejar mereka.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri, Pangeran Jin hanya bisa terpaku mereka sudah lari mendekati sisi sungai, sekarang Pangeran Jin berada di depan mereka!
Xia Hou Lie lebih cepat bereaksi, diapun ikut mengejar.
Setelah itu baru Shi Jin Tang dan Qiao Li Hua, disusul dengan Chen Leng.
Begitu Pangeran Jin mendekat, dia melebarkan kesepuluh jarinya dan siap menusuk.
Dia siap menusuk punggung Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui yang sedang berlari di depannya.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak berani berbalik untuk melihat, mereka dengan sekuat tenaga terus berlari.
Karena begitu mereka berbalik, maka tidak akan ada kesempatan untuk lari lagi.
Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui berlari dengan sekuat tenaga, tapi jari tangan Pangeran Jin hampir mengenai baju belakang mereka. Jaraknya begitu tipis, Pangeran Jin hanya tinggal mencengkram baju mereka.
Wajah Pangeran Jin tampak serius, dia menarik nafas dalam-dalam, tubuhnya bergerak mendekat, kedua tangannya dijulurkan.
Sekalipun mereka membalikkan tubuh dan bertarung, mereka tetap akan mati di tangan Pangeran Jin.
Tapi seteliti apapun menghitung, tetap akan meleset sedikit---Mereka sudah berada di sisi sungai.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tiba-tiba menghilang.
Jari tangan Pangeran Jin hanya mencengkram tempat kosong, diapun berhenti, ternyata Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sudah terjun ke dalam sungai.
Kedalaman air adalah 5-6 meter, begitu mereka terjun ke sungai, percikan air mengenai Pangeran Jin sehingga membuatnya mundur.
Saat itu Xia Hou Lie sudah sampai di sana. Dia tidak bisa berenang terpaksa dia hanya bisa melihat ke arah sungai.
Terdengar suara BYUR, seseorang seperti burung masuk ke dalam air. Dia tak lain adalah Ba Hai Shuang Hue, Shi Jin Tang.
Qiao Li Hua dan Chen Leng juga sudah sampai di sana.
Mereka juga tidak bisa berenang, maka mereka tidak berani terjun ke dalam air.
Wajah Jin Zhen Ying tampak sangat marah, dia melihat ke arah sungai, sebentar kemudian berkata, 'Tidak apa-apa, mereka sudah terluka, nanti bertarung juga tidak akan ada gunanya, mereka tetap akan mati."
Xia Hou Lie melihat ke arah sungai dan berkata, "Menurut Tuan, apakah Shi Jin Tang bisa menang dari Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang sudah terluka?"
Pangeran menggelengkan kepala, dia tidak ingin berkomentar, tiba-tiba Ge La Tu berteriak, "Aha!" Dia seperti mengerti sesuatu, dengan senang dia berlari ke arah mereka dan berkata, "Aku sudah mengerti maksud pak tua itu, katanya ayah Xia Hou Lie, ayah Pangeran Xia Hou Lie juga putra Fang Zhen Mei"Ah! Salah, salah, ayah Pangeran mana mungkin adalah Xia
Hou Lie" Mengapa Fang Zhen Mei adalah----"
Dia terus bicara sendiri, tiba-tiba dia melihat wajah Pangeran Jin yang sudah marah, dia baru ingat kalau kata-katanya tidak berarti dan dengan cepat dia berlutut.
0-0-0 BAB 11 Pertarungan di dalam air Perasaan dingin menusuk telinganya, lalu masuk ke dalam mulut dan hidung Wo Shi Shui, lukanya terasa sakit. Rasa sakit membuatnya tidak bisa bertahan. Tapi Wo Shi Shui berusaha menahan sakitnya.
Di kalangan persilatan, baik itu musuh atau teman, bila mereka mendengar nama Wo Shi Shui, mereka pasti akan mengangkat jempol dan mengatakan, "Dia adalah laki-laki sejati."
Nama besar ini tidak didapatkan dengan mudah.
Tubuhnya terluka, membuatnya merasa sakit, tapi tidak membuat Wo Shi Shui patah semangat, luka seperti ini masih bisa ditahan, tapi teknik berenangnya sangat buruk. Sebaliknya dengan teknik silat yang dia kuasai.
Shen Tai Gong berusaha mendukungnya di dalam air.
Wo Shi Shui menahan nafas, Shen Tai Gong mendorongnya maju.
Di dalam air"karena sekarang mereka masih berada di dalam jangkauan Pangeran Jin, kalau Wo Shi Shui menjulurkan kepalanya ke atas air, dia pasti akan mati.
Katanya kalau sepasang tangan Shen Tai Gong diikat, dia masih bisa menyeberangi sungai YangZi.
Karena itu dia menggunakan sebelah tangannya memapah Wo Shi Shui, itu tidak menjadi masalah bagi Shen Tai Gong.
Tapi tiba-tiba terdengar suara BYUR, kemudian turunlah seseorang, gelembung udara tidak terlihat.
Orang itu menyelam di belakang Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui.
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong segera tersadar, orang yang datang adalah Ba Hai Shuang Jue, Shi Jin Tang.
Begitu Shi Jin Tang masuk ke dalam air, tusukannya sudah dipegang dengan erat.
Tangan kanan Shen Tai Gong memegang kail ikannya, tapi dia tidak berusaha menyerang Shi Jin Tang.
" Shen Tai Gong bukan takut kepada tusukan air milik Shi Jin Tang.
" Karena dia tahu meski tusukan itu dibuang, ingin melukainya juga pasti sulit.
Dia takut malah akan melukai Wo Shi Shui, Shen Tai Gong sangat mengerti kalau teknik berenang Wo Shi Shui sangat buruk.
Dan Shen Tai Gong tidak sanggup membunuh Shi Jin Tang di dalam air.
Karena itu dia hanya menunggu kesempatan datang.
Ikan-ikan yang sedang berenang, tampak ada yang berduri, bermacam-macam ikan keluar dari keranjang ikan milik Shen Tai Gong, ikan-ikan itu sepertinya senang dengan dunia di dalam air.
0-0-0 Wo Shi Shui tidak berani bergerak, karena dia takut memecah konsentrasi Shen Tai Gong.
Dia sadar bertarung di dalam air lebih menakutkan daripada di daratan, setiap waktu yang berlalu di dalam air menyangkut hidup dan matinya.
Tapi pengetahuannya tentang teknik berenang sangat buruk, dan dia hampir tidak tahan lagi.
Dalam hati dia bersumpah, lain kali dia harus belajar berenang.
Sebenarnya dia sudah beberapa kali bersumpah ingin belajar berenang.
Tapi pada akhirnya dia malah lupa terus.
Sekarang dia sudah tidak tahan, dia berpikir ingin keluar ke permukaan air, walaupun resikonya dia akan dipukul oleh Shi Jin Tang dan ditukar dengan darahnya.
Sebenarnya begitu masuk ke dalam air, Shi Jin Tang sudah merasa menyesal dan jantungnya terus berdebar-debar.
Karena tidak ada lagi orang yang masuk ke dalam air.
Dia baru ingat kalau mereka tidak bisa berenang.
Dia memarahi dirinya sendiri karena selalu ingin menang dan dia malah melupakan terus hal ini.
Tapi Shen Tai Gong sudah melihat kalau dia akan menyerah dan ingin berenang ke atas permukaan air.
Kalau dia naik keatas bagian kakinya tidak terlindungi dan dia akan diserang oleh Shen Tai Gong. Dia sudah malang melintang selama puluhan tahun di air, dia sangat mengerti hal ini.
Karena itu dia lebih memilih untuk bertarung.
Dia tidak takut kepada Wo Shi Shui, karena dia melihat Wo Shi Shui sudah tidak bisa bertahan saat itu.
Di dalam air manusia tidak bisa bernafas, percuma saja mempunyai ilmu silat tinggi.
Yang dia takutkan adalah Shen Tai Gong. Dia juga tahu kalau Shen Tai Gong terus mendukung Wo Shi Shui di dalam air.
Dia menganggap kalau dia sudah tahu kekurangan Shen Tai Gong. Berarti hidup dan mati Shen Tai Gong ada di tangannya. Sekarang dia menjadi percaya diri. Pangeran Jin pasti akan memujinya dan dia akan dipercaya, mengingat hal ini dia segera ingin mencoba.
Tapi tiba-tiba kaki kanannya terasa sakit, rasa sakit itu menusuk hingga ke jantungnya.
Begitu dia melihat ke bawah ternyata ada seekor ikan berwarna abu dengan duri yang panjang, mulutnya berbentuk seperti pedang, dan terus menusuk kaki kanannya.
Shi Jin Tang berteriak, begitu membuka mulut air segera masuk ke dalam mulutnya, tapi dia tidak bisa bersuara. Terlihat ada benang putih yang melilit lehernya, kemudian benang itu ditarik. Mulut Shi Jin Tang terbuka seperti seekor ikan yang menggelepar kekurangan air, perbedaannya adalah ikan akan membuka mulut karena kekurangan air. Tapi Shi Jin Tang malah kemasukan banyak air ke dalam mulutnya.
Shi Jin Tang memberontak, kakinya terus menendang, tapi itu hanya berlangsung sebentar, setelah itu dia tidak bergerak lagi.
Shen Tai Gong menarik kembali kail ikannya, ikan abu bermulut pedang itupun pelan-pelan masuk kembali ke dalam keranjang ikan Shen Tai Gong.
Pantas orang-orang mengatakan kalau teknik berenang Shen Tai Gong sangat hebat, dia termasuk tiga orang terhebat di dunia persilatan, ternyata Shen Tai Gong memiliki ikan-ikan yang aneh.
Tapi begitu dia membuka mulut, air masuk ke dalam mulutnya--0-0-0 Fang Zhen Mei mengejar keempat orang yang menunggang kuda itu, hanya dalam waktu singkat mereka sudah tiba di luar kota, karena hari masih pagi, jalanan tampak sepi, maka mereka bisa memacu kudanya dengan cepat.
Kelihatannya ilmu silat kelima orang itu lumayan tinggi.
Mungkin karena mereka sedang terburu-buru, atau bisa jadi karena suara derap langkah kuda yang keras, mereka tidak memperhatikan kalau di belakang mereka ada Fang Zhen Mei yang menguntit.
Mereka terus memacu kudanya keluar kota, mereka menuju kota Cai Shi, Fang Zhen Mei merasa aneh. Hari sudah terang, karena
masih terus menguntit sekarang dia merasa kesulitan karena hari terang. Karena itu dia meloncat dari kudanya dan mendarat di kuda orang yang dikuntitnya.
Karena ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei sangat tinggi, tubuhnya terbang seperti seekor burung walet. Setelah mendarat di atas kuda penunggang keempat, orang itu masih belum menyadarinya, Fang Zhen Mei terus menahan nafas untuk melihat keadaan selanjutnya.
Kira-kira setengah jam sudah berlalu. Fang Zhen Mei khawatir pada Long Zhai Tian yang akan bertarung di kota Xia Guan. Baru saja dia ingin mencari pemecahan, tiba-tiba penunggang kuda pertama berkata, "Kali ini kita terburu-buru pergi ke sana, apakah Kakak tertua sudah bertarung dengan marga Yu itu?"
Xiao Shi Mei yang berada di belakangnya berkata, "Kakak kelima, tempat di mana kedua belah pihak akan bertempur sebentar lagi akan tampak. Dengan cara seperti itu kita bisa menipu Jenderal Yu, tapi bukankah perbuatan itu tidak pantas...."
Hati Fang Zhen Mei bergetar, terdengar Wu Shi Xiong membentak, "Xiao Shi Mei, jangan berkata seperti itu, kalau sampai terdengar oleh Da Shi Xiong kita akan celaka."
Penunggang kuda kedua berkata, "Wu Shi Xiong, jangan begitu, kita 8 bersaudara, kecuali Xiao Shi Mei yang paling disayang, Jenderal Besar juga sayang kepada Da Shi Xiong, kita begitu takut kepada Da Shi Xiong. Sampai-sampai di belakangnya kita juga tidak berani membicarakan Da ShiXiong, benar-benar----"
Kata Wu Shi Xiong, "Kita bukan tidak berani membicarakannya, sekarang Pangeran Jin sedang berusaha membunuh para pendekar Huai Bei, dan Da Shi Xiong bertugas menangkap marga Yu itu, semua ini adalah perintah dari pemerintah Jin, ini juga perintah dari guru dan istri guru, apakah kau tidak takut bila melanggarnya" Kita jangan banyak bicara lagi, lebih baik jalankan tugas yang sudah diberikan."
Laki-laki yang berada di depan Fang Zhen Mei berteriak, "Wu Shi
Xiong, kita mendapatkan kabar bahwa marga Yu itu akan keluar dari markasnya untuk bertemu dengan orang-orang kalangan persilatan, apakah kabar ini benar?"
Wu Shi Xiong membalikkan kepalanya vintuk menjawab, "Kabar ini memang benar, karena di antara para prajurit marga Yu itu ada mata-mata kita, Lao Ba, siapa orang yang berada di belakangmu?"
Ba Shi Xiong terpaku, dia membalikkan kepala untuk melihat, semua penunggang kuda lainnya ikut melihat, tampak bayangan putih berkelebat, terasa ada angin yang berhembus dan dia masih tidak tahu apa yang telah terjadi, dia berbalik lagi untuk memastikan. Terlihat kuda yang ditunggangi oleh Wu Shi Xiong sudah ada yang duduk di sana, dia adalah seorang pemuda berbaju putih!
Xiao Shi Mei membalikkan kepala untuk melihat, ternyata orang itu adalah 'Fang Zhen Mei.
Dengan terkejut dia berteriak, "Fang Zhen Mei!"
Semua orang melihat ke sekelilingnya, ternyata tempat itu adalah jalan di mana mereka lewati tadi. Di sebuah pohon yang tidak berdaun terlihat ada seseorang yang tergantung di sana, orang itu adalah Wu Shi Xiong, Qing Ling Zi. Dia ditotok dan digantung di pohon itu, dia tidak bergerak sama sekali.
Ba Shi Xiong, Qing Deng Zi sangat terkejut dan membentak, "Hai! Siapa yang datang?"
Xiao Shi Mei ikut membentak, dia menotok dengan tangan kiri dan kanannya, ilmu totoknya disebut totokan Tian Shan.
Tadinya Fang Zhen Mei hanya melewati Xiao Shi Mei dengan dekat, tapi sekarang dia sudah menghilang.
Ternyata Fang Zhen Mei sudah berada di bawah perut kuda, kedua kakinya menjepit perut kuda. Kuda langsung berhenti berlari, terdengar Fang Zhen Mei berkata dengan suara kecil, "Maaf!" Kedua tangannya menepuk kaki Xiao Shi Mei.
Begitu melihat Fang Zhen Mei menghilang, Xiao Shi Mei sangat terkejut, kemudian dia merasa kudanya tiba-tiba berhenti, tubuhnya tidak seimbang, lalu kakinya terasa kaku, dia segera terjatuh dari kudanya.
Liu Shi Xiong, Qi Shi Xiong, Ba Shi Xiong langsung meraung, mereka segera mencabut senjata masing-masing. Senjata mereka yang terdiri, tali besi, trisula, dan tombak. Fang Zhen Mei sadar bahwa waktu sangat mendesak tapi walau bagaimanapun dia harus mengatasi orang-orang itu, supaya Jenderal Yu tidak tertangkap. Dia membentak, "Qing Deng Zi, Qing Feng Zi, Qing Long Zi cepat kembali!"
Diiringi suara bentakannya, Fang Zhen Mei sudah berada di atas kuda, baju putihnya berkibar tertiup angin, benar-benar seperti seorang dewa yang baru turun dari langit, akibat suara bentakan Fang Zhen Mei, membuat Qing Deng Zi, Qing Feng Zi, dan Qing Dong Zi seakan terkena sambaran petir, jantung mereka tergetar.
Waktu itu Fang Zhen Mei mulai menyerang!
Cepat! Cepat! Cepat! Menolong Jenderal Yu harus dilakukan dengan kecepatan tinggi!
Tali besi milik Qing Feng Zi sudah dilempar, Fang Zhen Mei menangkap tali itu dan ditariknya, dan tiba-tiba saja Fang Zhen Mei sudah berada di depannya. Dia kaget dan belum sempat berteriak, Fang Zhen Mei sudah menotok nadinya lalu mendorongnya.
Trisula Qing Long Zi dengan cepat mengarah pada Qing Feng Zi!
Tapi Qing Long Zi menjadi terkejut dan dengan cepat dia menarik kembali trisulanya, Qing Feng Zi yang saat itu dengan kecepatan tinggi tiba-tiba saja berubah bayangannya menjadi Fang Zhen Mei, dan tampak arah lari Qing Feng Zi berubah, dia menabrak Qing Deng Zi!
Begity melihat yang datang adalah Fang Zhen Mei, saat itu juga adalah saat dia kehilangan perasaan.
Begitu Qing Deng Zi menyambut Qing Feng Zi, dia baru tahu kalau mereka berempat sudah ditotok dan roboh!
Dia melihat semua itu dia menarik nafas panjang, dia membalikkan tubuhnya dan menotok dirinya sendiri.
Dia benar-benar orang pintar, setelah tahu kalau melawan tidak akan ada gunanya, dia melepaskan diri dengan cara menotok dirinya sendiri.
Bertemu dengan lawan yang kuat, dia yakin gurunya tidak akan menyalahkan dia bila menggunakan akal ini.
Fang Zhen Mei memecut kuda. Kuda lari dengan kecepatan tinggi. Hari hampir siang. Jarak dari sini ke Wu Long Shan masih harus ditempuh satu jam lagi.
Fang Zhen Mei tidak tahu apakah Jenderal Yu sudah terbunuh atau berhasil menghindar. Dia hanya bisa berusaha semampunya untuk menolong Jenderal Yu.
Pertarungan di Xia Guan memang penting tapi keselamatan Jenderal Yu menyangkut semua rencana dan semangat para prajurit Song melawan tentara Jin. Fang Zhen Mei berharap pertarungan di Xia Guan nanti, para pendekar Huai Bei yang dipimpin oleh Long Zhai Tian bisa bertahan menghadapi semua itu, karena dia akan segera menyusul ke sana. Dia memacu kudanya dan berlari dengan sepenuh hati....
0-0-0 Hari hampir siang. Wajah Long Zhai Tian terlihat suram. Pertama karena dia terluka parah, dan lukanya belum sembuh. Alasan kedua, karena Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sejak pagi tiba-tiba menghilang dan sampai saat ini belum kembali.
Bao Xian Ding dan Xin Wu Er diam-diam mendekat, Bao Xian Ding sedikit mengeluh, "Hari hampir siang."
Long Zhai Tian mengangguk, "Benar! Sudah hampir menjelang
siang." "Apakah Kakak mengkhawatirkan sesuatu?" tanya Bao Xian Ding.
Long Zhai Tian tidak menjawab, Xin Wu Er dengan cemas bertanya, "Mengapa mereka berdua belum juga kembali?"
Kisah Sepasang Rajawali 20 Pendekar Sakti Karya Kho Ping Hoo Pendekar Kidal 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama