Pedang Keadilan Karya Tjan I D Bagian 13
macam semut di kuali panas, begitu melihat Lim Han kim
muncul kembali, ia segera menghembuskan napas lega
sambil mengeluh: "saudara cilik, kau benar- benar
membuat hatiku panik sekali, Ke mana sih kau pergi?"
Lim Han kim tertawa hambar
"Aku telah menjumpai sedikit kerepotan sehingga
terbuang banyak waktu dengan percuma. Bagaimana
hasil perjalananmu saudara Han, sudah berjumpa
dengan si gelang emas panji sakti Chin Hui hau?"
1081 Ia segan menceritakan perbuatannya menolong gadis
berbaju putih itu, tapi juga tak terbiasa berbohong, maka
satu-satunya jalan adalah mengalihkan pembicaraan
kesoal lain. Tampak Han si kong manggut-manggut
dengan wajah serius: "Yaa,aku sudah bertemu...."
"Jadi kau berhasil mendapat berita tentang saudaraku
itu?" desak Lim Han kim lebih jauh dengan gelisah.
"Titik terang sih ada sedikit cuma kurang begitu jelas,
sekarang chin cong piautau telah mengutus orang untuk
melacak jejaknya.,,."
Kemudian setelah berhenti sejenak. sambungnya lebih
jauh: "Saudara cilik, dewasa ini kota si ciu sudah menjadi
tempat berkumpulnya para jago, Tokoh-tokoh tangguh
dari pelbagai perguruan dan partai besar telah tiba
semua di sini. Menurut berita dari Chin cong piautau,
konon pihak istana panca racun serta Hian hong kau pun
telah mengirim jagoannya kemari. Malahan si dewa
jinsom Phang Thian hua yang jarang mencampuri urusan
dunia persilatan pun telah hadir sendiri kemari, Menurut
perhitungan mungkin malam ini sudah sampai di kota si
ciu. Boleh dibilang keadaan si ciu sekarang merupakan
sarang naga gua harimau. Hawa pembunuhan semerbak
di mana-mana, terutama sekali rumah makan Kun eng lo.
Di sinilah para jago dari pelbagai perguruan saling
beradu akal dan tenaga. Untung sekali buat kita, Chin
cong piautau telah mengundang kita untuk pindah saja
1082 ke dalam perusahaan sin bu piau-kioknya dan tinggal
selama beberapa hari di-sana."
"Aku kurang begitu kenal dengan chin cong piautau,
rasanya kurang leluasa jika kita harus menginap di
perusahaan sin bu piaukiok itu."
"Chin Hui hau adalah sobatku selama banyak tahun, ia
periang, terbuka dan suka bergaul. Untuk melacak jejak
adikmu kita. masih dapat mengandalkan bantuannya.
Ada baiknya kau berkenalan dulu sehingga urusan di
kemudian hari jauh lebih leluasa."
"Ehmm... betul juga perkataan ini," pikir Lim Han kim
dalam hati, maka ujarnya kemudian. "Kalau saudara Han
menganggap cara ini paling baik, mari, kita berangkat
sekarang juga." "Betul, urusan ini memang tak bisa ditunda lagi. Ayo,
sekarang juga kita berangkat"
Ketika mereka berdua keluar dari halaman, tampak
arus manusia yang berlalu lalang amat sesak. Mereka
semua berdandan sebagai jago silat, bahkan tidak sedikit
yang baru tiba sehingga suara manusia dan ringkikan
kuda bercampur aduk tak karuan, suasana amat gaduh.
Lim Han kim berjalan mengikuti di belakang Han si
kong. Baru saja keluar daripintu rumah makan,
mendadak tubuhnya ditumbuk orang.
1083 Setelah berkelana sekian hari, pengalaman pemuda ini
sudah bertambah banyak. dengan perasaan penuh
waspada ia segera berpaling. Tampak orang itu adalah
seorang lelaki berjubah sastrawan yang membawa
sebuah kipas, waktu itu ia sedang berjalan dengan
langkah sempoyongan Dengan cepat pemuda itu memeriksa sa-kunya,
pedang Jin siang kiam ternyata masih utuh disana,
sedangkan benda lain pun tidak ia miliki, karena itu
dengan lega pemuda tersebut melanjutkan langkahnya.
Perusahaan sin bu piau kiok berada dijalan raya
sebelah barat kota si ciu, halaman depannya sangat luas,
bangunannya jauh lebih megah ketimbang rumah makan
Kun eng lo. Baru saja Han si kong melangkah masuk ke dalam
pintu gerbang, si gelang emas panji sakti Chin Hui hau
telah mendapat laporan dan menyambut sendiri
kedatangan mereka. Orang ini benar-benar matang dalam pergaulan dan
pengalaman dunia persilatan tidak sampai Han si kong
memperkenalkan ia telah memberi hormat lebih dulu
sambil menegur: "Aku rasa saudara tentunya saudara
Lim bukan?" Cepat-cepat Lim Han kim balas memberi hormat: "Aku
yang muda Lim Han kim"
1084 Ketika mencoba mengamati lebih teliti, Lim Han kim
melihat bahwa Chin Hui hau adalah seorang lelaki
berperawakan tinggi besar, mukanya merah dan alis
matanya sangat tebal, terutama sepasang sinar matanya
yang begitu tajam, gagah di samping penuh wibawa.
"Maaf, agaknya kami akan mengganggu saudara Chin...."
kata Han si kong. "Aaaah, perkataan macam apa itu," tukas Chin i-Hui
hau cepat, "Lebih baik saudara Han jangan bersikap
sungkan kepadaku. Mari masuk. di ruang belakang telah
tersedia arak dan hidangan- Mari kita bersantap dulu."
Sambil berkata ia menyingkir ke samping memberi
jalan lewat. Tanpa sungkan lagi Han Si kong masuk ke
dalam ruangan dengan langkah lebar.
Benar juga, di ruang belakang yang luas telah siap
hidangan dan arak wangi, Dua orang lelaki berperawakan
satu tinggi yang lain pendek telah siap menunggu di sisi
ruangan. Sambil menunjuk ke arah dua orang itu chin Hui hau
segera memperkenalkan- "Dua orang saudara ini adalah pembantu
perusahaanku yang paling utama, si golok kilat Tong San
dan si kaki baja Tan Kim."
1085 "Lama sudah kudengar nama besar suhu berdua,"
buru-buru Han si kong memberi hormat.
Cepat-cepat Tong san dan Tan Kim membalas hormat:
"Kami pun sudah lama mengagumi nama besar si raja
monyet, beruntung sekali kita dapat bersua muka hari
ini." "Kalian tak usah sungkan-sungkan lagi. Ayo, duduk
dulu sebelum berbicara" seru Chin Hui hau.
Sambil berkata ia segera menarik Han si kong dan Lim
Han kim untuk duduk di kursi utama, kemudian baru chin
Hui hau duduk di samping mereka, sementara Tong San
dan Tan Kim duduk pada deretan terakhir.
Sambil mengangkat cawan araknya Han si kong pun
berseru: "sebagai rasa terima kasih ku kepada sambutan
kalian semua, terimalah secawan arak ini sebagai
penghormatanku" Lim Han kim yang menyaksikan suasana itu, diamdiam
berpikir: "Kawanan jago ini kebanyakan dari
kawanan orang-orang bebas yang gemar minum arak,
aku tak boleh menghilangkan kegembiraan mereka...."
sambil mengangkat cawannya dia cun siap meneguk
isinya. 1086 Tiba-tiba terlihat si golok kilat Tong San berkerut
kening dengan wajah berubah hebat, cawan yang berada
di tangannya tahu-tahu terjatuh ke atas tanah.
Peristiwa yang terjadi jauh diluar dugaan ini kontan
saja mengejutkan semua yang hadir. Sorot mata mereka
serentak dialihkan ke wajah si golok kilat Tong San,
terutama sekali cong piautau dari perusahaan sin bu piau
kiok ini, chin Hui hau yang kelihatan terkejut bukan
kepalang. Kalau sorot mata semua orang tertuju ke wajah si
golok kilat Tong San yang sedang ketakutan, maka Tong
San sendiri justru sedang mengawasi tubuh Lim Han-kim
dengan wajah tertegun bercampur ngeri.
Selang berapa saat kemudian chin Hui hau baru bisa
menenangkan pikirannya, ia segera menghardik: "Tong
piausu, apa yang telah terjadi?"
Si golok kllat Tong San kelih atan tergagap, ia seperti
ingin mengucapkan sesuatu namun tak sepatah kata pun
mampu diutarakan hanya jari tangannya yang gemetar
kelihatan menuding ke arah kearah baiu Lim Han kim.
Ternyata di atas kerah baju yang dikenakan Lim Han
kim itu telah terselip sekuntum bunga bwee putih.
Begitu menyaksikan bunga bwee putih itu, paras
mUka chin Hui hau seketika berubah sangat hebat,
1087 sekujur tubuhnya gemetar keras, serunya tersendatsendat:
"Bun... bunga... Bwee... putih... dia... kenapa,.,
kenapa dia bisa mencari kalian...?"
Pada saat itu si golok kilat Tong San dan si kaki baja
Tan Kim sudah terduduk lemas di bangku masingmasing,
siapa pun diantara mereka tak ada yang mampu
bergerak. Sambil menggebrak meja keras-keras Han Si kong
berseru dingin: "Sebagai anggota dunia persilatan yang
saban hari hidup di bawah ujung golok, kenapa kita
mesti takut menghadapi kematian" potong kepala pun
paling banter meninggalkan codetan besar pada tengkuk
kita. Kenapa kamu berdua malah ketakutan seperti itu"
Hmmm... jlka nyali kalian memang begitu kecil, lebih baik
cepat-cepat pulang ke rumah saja, tak perlu membuka
pintu piaukiok ini lagi..."
Sedang Lim Han kim segera menyambung: "orang itu
menyelipkan kuntum bunga bwee putih ini di atas kerah
bajuku, berarti akulah yang sedang dicarinya. urusan ini
tak ada sangkut pautnya dengan perusahaan kalian,
kenapa kamu berdua..."
Sebenarnya dia hendak bilang kenapa kenapa kamu
berdua begitu ketakutan, tapi sebelum ucapan tersebut
sempat diutarakan, si golok kilat Tong san telah
menjelaskan: "Yaa, hal ini disebabkan kami telah
menyaksikan bunga bwee putih ini. siapa yang melihat
1088 bunga itu harus mencukil keluar biji mata sendiri, sedang
barang siapa menyentuhnya maka tangannya harus
dikutungi. siapa yang membicarakan harus dipotong
lidahnya, siapa yang mendengarkan harus ditulikan
sepasang telinganya...."
"Hmmm, siapa yang membuat peraturan ini?" tukas
Lim Han kim dingin. "Pemilik bunga bwee putih itu.,,."
"Siapa itu pemilik bunga bwee putih...."
Si golok kilat Tong san menggerakkan bibirnya namun
tak sepatah kata pun sempat diutarakan, Dari mimik
wajahnya jelas dapat diketahui bahwa perasaan hatinya
saat ini gelisah bercampur panik,
Sambil menghela napas panjang Lim Han kim berkata
kembali: "Agaknya kau takut lidahmu dipotong" Baiklah,
tak usah kau jelaskan lagi...."
Si Golok kilat Tong san benar-benar memejamkan
matanya dan tak berani berbicara lagi.
"Saudara cilik," tiba-tiba Han si kong bertanya,
"Apakah kau melihat dengan jelas orang yang
menumbukmu tadi?" "Yaa, dia adalah seorang sastrawan berbaju panjang
yang membawa kipas di tangannya."
1089 "Seorang sastrawan?" seru chin Hui hau agak
tercengang. "Yaa, betul, apakah tidak benar?"
Chin Hui hau tutup mulutnya rapat-rapat dan tidak
berani berbicara lagi, walau hanya sepatah kata pun.
Menyaksikan suasana yang serba kikuk dan runyam
itu, Lim Han kim segera berpaling ke arah Han si kong
sambil serunya: "Lebih baik kita pergi saja dari sini"
Han si kong benar-benar sedih bercampur kecewa.
selama beberapa hari belakangan ini banyak sudah
sahabat, karib atau kenalan lama yang dijumpainya,
namun seorang demi seorang telah berubah wajah.
Seperti misalnya si peluru berantai Chee Tay tong dari
benteng Tay peng poo. Bukan saja orang itu telah
memancing dia masuk perangkap. bahkan nyaris dia
bersama Lim Han kimsekalian menjadi korban nya.
Kemudian sekarang si gelang emas panji sakti chin Hui
hau. Dia punya nama besar yang begitu termashur,
perusahaan sin bu piaukiok yang dikelolanya termasuk
perusahaan ekspedisi nomor satu dalam dunia persilatan
saat ini, bukan saja wilayah jangkauannya meliputi utara
maupun selatan sungai besar, chin Hui hau pribadi
dengan panji sakti serta dua belas gelang emas nya
malang melintang di dunia kangouw tanpa tandingan.
1090 Tapi kini, sahabat yang sudah dikenalnya puluhan
tahun, punya pergaulan yang luas dan kenalan yang
begini banyak itu dibuat ketakutan setengah mati oleh
sekuntum bunga bwee putih yang begini kecil.
Kejadian tersebut membuat orang tua ini semakin
gusar memikirkannya. Akhirnya tak tahan lagi ia bangkit
berdiri dan berseru sambil mendengus dingin: "sungguh
tak nyana cong piautau dari perusahaan sin bu piaukiok
yang begini termashur, ternyata tak lebih cuma seorang
manusia pengecut yang takut menghadapi kematian
HHmmm Anggap saja aku orang she Han sudah buta
matanya sehingga tak jelas mengenal orang, Hubungan
persahabatan kita selama puluhan tahunpun lebih baik
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
putus sampai di sini saja. sejak detik ini kita tidak saling
mengenal" Dengan penuh rasa mendongkol ia sambar cawan dan
mangkuk di atas meja lalu dibanting nya ke atas tanah
hingga menimbulkan suara hiruk pikuk yang amat
memekikkan telinga. Watak orang tua ini benar-benar berangasan. Begitu
tak cocok dengan perasaan hatinya, ia langsung
memutuskan hubungan persahabatan dan pergi dari situ.
Lim Han kim merasa kurang berkenan dengan sikap
rekannya ini, bisiknya pelan: "Saudara Han, buat apa kau
bersikap begitu" Mungkin saja chin cong piautau punya
1091 kesulitan yang susah diutarakan Kita harus memaklumi
perasaan hatinya," Han si kong mendengus dingin, ditariknya lengan Lim
Han kim sambil berseru: "saudara cilik, mari kita pergi
Aku tak percaya di dalam kota si ciu yang begini luas
selain perusahaan sin bu piaukiok sudah tiada tempat
aman lain untuk tempat tinggal kita berdua."
Paras muka Chin Hui hau beberapa kali berubah
hebat. Tiba-tiba ia bangkit berdiri, Dari sakunya ia
mengeluarkan sebuah senjata garpu yang segera
dipegang dengan tangan kirinya, sementara tangan
kanannya merogoh keluar lima biji gelang emas, setelah
itu serunya: "saudara Han, tunggu sebentar"
Han si kong berpaling memandang Chin Hui hau
sekejap. Ketika melihat perasaan sedih yang menghias
wajahnya, tiba-tiba timbul perasaan tak tega di dalam
hatinya, Dia pun berpikir: "Aai... agaknya sikapku
memang agak kelewat batas, Dengan mengumpatnya
habis-habisan, aku sama sekali tidak memberi muka
kepadanya...." Berpikir begitu dia pun segera memberi hormat sambil
bertanya: "saudara Chin ada urusan apa" Katakan saja
terus terang, bagaimana pun kita pernah bersahabat Asal
aku mampu melaksanakan pasti akan kulakukan demi
kau...." 1092 Mendadak ia merasa perkataannya kelewat berlebihan
maka cepat-cepat orang tua ini tutup mulutnya kembali,
Chin Hui hau menghela napas panjang: "Aaai...
saudara Han tak perlu menegur diri sendiri,
sesungguhnya umpatanmu tadi memang tepat, paling
banter kita hanya menghadapi kematian"
Tiba-tiba terdengar si golok kilat Tong san menjerit
keras: "Bunga bwee.."
"Di mana...?" tanya Lim Han kim dengan kening
berkerut, sorot matanya segera dialihkan ke sekeliling
ruangan, Benar juga. Di atas meja perjamuan kini telah
muncul kembali sekuntum bunga bwee putih, Bunga
bwee itu muncul tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
Meskipun didalam ruangan hadir begitu banyak jago
tangguh, ternyata tak seorangpun di antara mereka yang
tahu sejak kapan bunga bwee putih itu ditengah meja
perjamuan dan siapa yang meletakkan bunga tersebut di
tempat itu. Chin Hui hau yang telah bangkit berdiri, kini terduduk
kembali dengan wajah pucat pasi.
Keadaan si golok kilat Tong san lebih parah lagi,
sekujur badannya menjadi lemas secara tiba-tiba dan
sempoyongan hampir roboh. Untung saja si kaki baja
1093 Tan Kim yang berada di sampingnya segera memayang
tubuhnya yang gontai itu sambil bujuknya:
"Tenanglah sedikit saudara Tong. Paling banter kita
harus mati. Mana ada kejadian yang lebih menakutkan
lagi di dunia ini dari pada menghadapi kematian?"
Dengan napas tersengal-sengal dan ter-batuk-batuk. si
golok kilat Tong san berusaha mengatur kembali napas
nya, ia mengangguk berulang kali.
"Betul... ucapan saudara Tan memang betul. Paling
banter kita harus menghadapi kematian...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, tiba-tiba
terdengar suara tertawa dingin yang menyeramkan
berkumandang datang. suara itu bergema dari kejauhan
sana tapi sewaktu didengar justru seakan-akan berasal
dari sisi telinga mereka.
Lim Han kim merasa sangat terkesiap. Pikirnya:
"Hebat betul ilmu silat orang ini. Tampaknya dia telah
mengandalkan tenaga dalamnya yang amat sempurna
untuk mengirim tertawa dinginnya dengan ilmu
menyampaikan suara. Ditinjau dari kemampuannya ini,
bisa disimpulkan bahwa kehebatan ilmu silat orang ini tak
boleh dipandang enteng,., aku harus lebih waspada."
Sgolok kilat Tong san yang baru pulih ketenangannya
seketika dibikin rontok lagi nyalinya, Tiba-tiba saja
1094 pikirannya berubah jadi kalut, setelah meronta lepas dari
genggaman tangan Tan Kim, dia kabur keluar dari
ruangan itu dengan langkah cepat.
Lim Han kim segera bertindak dengan mengayunkan
tangan kirinya menghadang jalan pergi Tong san,
hardiknya: "saudara Tong, kau hendak ke mana?"
Paras muka si golok kilat Tong san telah berubah jadi
pucat pias bagaikan mayat, dengan napas tersengalsengal
jeritnya: "Lepaskan aku... lepaskan aku...."
Mendadak kepalan kanannya disodok ke depan
meninju dada Lim Han kim. Menghadapi tinjuan keras ini,
Lim Han kim segera memutar pergelangan tangannya,
dengan jurus "serat emas menjerat lengan" dia
cengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Tong san,
kemudian satu serangan berhasil menotok jalan
darahnya. Setelah itu sambil memandang kearah Chin Hui hau,
serunya lantang: "Saudara Chin, maafkan tindakanku
yang kurang sopan ini"
Dengan langkah lebar ia pun berjalan keluar dari
ruang perjamuan waktu itu kegelapan malam telah
menyelimuti seluruh jagad, bintang bertaburan di
angkasa memantulkan cahaya yang redup, suasana di
luar ruangan amat hening, sepi dan tak tampak sesuatu
yang mencurigakan. 1095 Dengan langkah lebar Han si kong menyusul
kemudian, tanyanya pelan: "Bagaimana saudara cilik"
Melihat sesuatu?" "Tidak. rupanya suara tertawa dingin itu dia kirim
masuk ke dalam ruangan perjamuan dengan ilmu
menyampaikan suara sehingga susah bagi kita untuk
menemukan jejak bayangannya, Aku rasa meski ilmu
silat yang dimiliki orang itu cukup hebat, namun
tujuannya justru kelewat licik dan memalukan...."
Tiba-tiba terdengar chin Hui hau berseru dengan suara
keras: "Maafkan aku orang dari keluarga Chin yang tak
tahu diri sehingga telah melakukan kesalahan Kami
bersedia menghukum diri sesuai dengan peraturan yang
tuan buat, mencukil keluar sepasang biji mata lebih dulu
kemudian baru mengutungi lengan dan mencongkel
lidah." Lim Han kim sangat terkesiap. dengan cepat dia
melompat masuk kembali ke dalam ruang perjamuan.
waktu itu Chin Hui hau sedang duduk bersandar pada
sebUah bangku dengan sepasang tangan dikepal di
depan dada, Air mukanya pucat keabu-abuan, rupanya
dia sedang minta ampun kepada si pendatang.
Ketika Lim Han kim mencoba menengok ke
hadapannya, tampaklah seorang manusia berbaju hitam
sedang berdiri serius di sudut ruangan menempel dengan
dinding, jubah nya amat panjang hingga mencapai
1096 tanah, waktu itu dia berdiri tak berbicara ataupun
bergerak. Berhubung orang itu berdiri di sudut ruangan di mana
cahaya tak sampai ketempat itu, andaikata tidak
diperhatikan dengan seksama, memang sulit bagi orang
lain untuk mengetahui kehadirannya.
Setelah mendehem beberapa kali, Lim Han kim
menegur: "Anda bisa mengirim suara tertawa dinginmu
masuk ke dalam ruangan ini dengan ilmu menyampaikan
suara, hal ini menunjukkan bahwa kepandalan silat yang
kau miliki memang hebat,"
Orang berbaju hitam itu tetap berdiri tak berkutik di
tempat semula, dia seolah-olah tidak mendengar sama
sekali teguran tersebut. Mendadak Chin Hui hau melangkah maju ke depan,
tubuhnya kelihatan gontai, langkah nya tidak mantap dan
sedikit gemetar Hal ini menunjukkan ia sedang dicekam
perasaan terkejut dari takut yang luar biasa sehingga
kehilangan seluruh kekuatan tubuhnya.
Menyaksikan hal ini diam-diam Lim Han kim menghela
napas panjang, pikirnya: "Entah manusia macam apakah
pemilik bunga bwee putih itu. Tak disangka Chin Hui hau
bisa dibuat sedemikian ketakutan sehingga kehilangan
semangat...." 1097 Setelah melewati Lim Han kim sejauh dua tiga
langkah, tiba-tiba Chin Hui hau merasakan sepasang
kakinya jadi lemas hingga jatuh terduduk di atas lantai,
katanya kemudian: "Aku telah berbuat kesalahan kepada
anda sehingga pantaslah bila menerima kematian,
Mencongkel biji mata, mencabut lidah dan memotong
lengan akan segera kulaksanakan tanpa membantah,
namun aku berharap tuan sudi mengampuni jiwa
sekeluarga kami dan lepaskan mereka dari hukuman ini.
Meski aku Chin Hui hau harus matipun, sukmaku dialam
baka tetap akan merasa berterima kasih sekali."
Dengan langkah lebar Lim Han kim memburu ke
depan, setelah menarik bangun chin Hui hau, tegurnya
dingin: "Jadi kaukah si pemilik bunga bwee putih itu?"
orang berbaju hitam itu tetap membungkam.
Lim Han kim jadi sangat gusar, Umpatnya: "Kurang
ajar Rupanya kau berlagak bisu dan tuli, Hmmm jangan
salahkan kalau aku bersikap kasar kepadamu"
Tanpa banyak bicara dia segera mengayunkan telapak
tangannya melepaskan sebuah pukulan.
Tak terlukiskan rasa kaget Chin Hui hau melihat
perbuatan anak muda itu. sebenarnya dia ingin
mencegah namun sayang keadaan sudah terlambat.
Dalam perkiraan Lim Han kim, dengan tenaga
pukulannya yang kuat dan dahsyat ini, bila orang itu
1098 tidak berusaha menghindar paling tidak tentu akan
mengayunkan tangannya untuk menangkis, siapa tahu
meskipun angin pukulan yang sangat hebat itu sudah
tiba di depan tubuh, ternyata orang itu tetap tak
bergerak dari posisi semula, seakan-akan dia tak tahu
kalau dirinya sedang disergap dengan pukulan yang
dahsyat. Tatkala serangan itu hampir mengenai tubuh lawan,
mendadak satu ingatan melintas dalam benak Lim Han
kim. ia merasa perbuatannya membokong orang bukan
perbuatan yang jantan, maka sambil menarik kembali
hawa murninya secara tiba-tiba ia batalkan serangan
tersebut. Terdengar suara yang dingin menyeramkan itu
kembali berkumandang: "Majikan kami ada satu
persoalan, ingin minta tolong chin cong piautau untuk
melaksanakannya." Dari ucapan tersebut jelas lah sudah bahwa orang ini
bukan pemilik bunga bwee putih sendiri.
Chin Hui hau pun merasa keberaniannya muncul
kembali setelah mengetahui bahwa si pendatang bukan
pemilik bunga bwee putih, segera jawabnya: "Asalkan
aku orang dari marga Chin bisa melakukan, pasti akan
kulaksanakan perintah tersebut,"
1099 Sebetuinya Lim Han kim ingin memaksa orang itu agar
membalikkan badan sehingga raut wajahnya kelihatan,
tapi setelah melihat Chin Hui hau telah mengadakan
kontak pembicaraan dengan orang itu, terpaksa niat
tersebut pun diurungkannya.
Terdengar orang berbaju hitam itu berkata lagi: "Kali
ini majikan kami telah menyebarkan undangan bunga
bwee yang mengundang semua jago dikolong langit
untuk berkumpul di kota si ciu guna menyelesaikan suatu
keinginannya yang telah lama terpendam, Untuk itu
majikan kami minta kepada Chin cong piautau agar
menyiapkan lima puluh meja perjamuan terbaik guna
menjamu para orang gagah dari seluruh kolong langit...
sanggupkan kau melaksanakan nya?"
"Kalau hanya urusan sekecil ini tak perlu dirisaukan,
cuma kapan hendak digunakan perjamuan itu?"
"Waktunya sudah ditentukan, yakni tengah hari persis
tiga hari kemudian, harap kelima puluh buah meja
perjamuan itu dipersiapkan di depan kuburan Liat hu
bong." "Akan kuingat semua pesan itu, Tolong sampaikan
kepada majikan anda, katakan bahwa aku merasa
bangga sekali dapat berbakti kepadanya."
"Semua meja perjamuan itu jangan di kirim terlalu
awal, tapi jangan pula terlalu lambat, mengerti?"
1100 "Terima perintah Tak nanti aku akan mengacaUkan
perintah dari majikan anda."
"Ingat, sebelum mendapat ijin kalian dilarang
membicarakan semua perbuatan dan tindak tanduk
majikan di masa lalu, mengerti?"
"Akan kuingat selalu di dalam hati."
"Baiklah, jangan lupa dengan meja perjamuan tiga
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hari mendatang, sekarang aku harus mohon diri lebih
dulu." "Biar kuantar kepergian kau sebagai utusan khusus
pemilik bunga bwee putih."
"Tidak usah" Tampak orang berbaju hitam itu sambil
mengulapkan tangannya, Pelan-pelan dia menggeserkan
badannya dan berjalan keluar dengan menelusuri dinding
ruangan. Walaupun banyak yang telah dibicarakan dengan chin
Hui hau, namun selama ini manusia berbaju hitam itu
selalu berdiri dengan menghadap ke arah dinding, Bukan
saja badannya tak bergeser, kepala pun tak pernah
menoleh, ia hanya berdiri kaku di sana bagaikan sebuah
patung tanah liat. Dalam perkiraan Lim Han kim, sewaktu akan
meninggalkan ruangan tersebut orang itu tentu akan
membalikkan badannya, maka ia sudah pasang mata
1101 untuk memperhatikan ia berharap bisa mengingat-ingat
raut mukanya, Siapa sangka ternyata orang itu hanya
menggeserkan badannya tanpa berniat menoleh, melihat
hal tersebut anak muda ini tak sanggup menahan diri
lagi, segera hardiknya: "Tunggu sebentar"
Sepasang kakinya segera menjejak tanah kuat-kuat,
tubuh nya segera melambung delapan depa ke udara
dan menghadang tepat di depan pintu ruangan tersebut
Orang berbaju hitam itu segera menghentikan
langkahnya sambil menegur: "Siapa kau?" Di balik nada
suaranya yang dingin kaku terasa hawa amarah yang
me-luap. "Antara aku dengan perusahaan Sin bu piaukiok ini
sama sekali tak ada hubungan apa-apa, dengan Chin
cong piautau juga baru saja berkenalan, bila kau hendak
mencatat hutang karena hadanganku ini tak usah kau
kaitkan dengan pihak Sin bu piaukiok, langsung saja
mencari perhitungan denganku..."
Kemudian setelah berhenti sejenak kembali lanjutnya:
"Di antara kita tak pernah berkenalan, juga tiada dendam
permusuhan kenapa majikanmu menyisipkan sekuntum
bunga bwee di tubuhku?" sambil berkata ia merogoh ke
dalam sakunya dan mengeluarkan bunga bwee putih itu.
Waktu itu selisih jarak antara dua orang ini tinggal tiga
empat depa, tiba-tiba saja orang berbaju hitam itu
1102 mengayunkan lengan kirinya, Di antara ujung baju yang
berterbangan tahu-tahu bunga bwee putih di tangan Lim
Han kini telah digulungnya, Ketika menyodorkan bunga
bwee tadi sesungguhnya Lim Han kim telah membuat
persiapan yang matang, sama sekali tak diduga olehnya
gerakan tangan manusia berbaju hitam itu ternyata jauh
lebih cepat. Dalam sekali kebasan saja tahu-tahu tenaga pukulan
telah bergetar keluar, sementara bunga bwee itu telah
mencelat ke udara dan tergulung oleh ujung bajunya
yang panjang. Lim Han kim segera mendengus dingin.
"Hmmm.. Dari seranganmu barusan aku bisa
mengetahui bahwa kepandaianmu memang betul-betul
hebat, sekarang aku ingin menjajal beberapa jurus
seranganmu." Tampak manusia berbaju hitam itu menggerakkan
lengan kirinya bunga bwee putih yang telah tergulung
tadi mendadak meluncur balik lagi dengan kecepatan luar
biasa, Lim Han kim segera menggerakkan tangan kirinya
untuk menyambut bunga bwee putih itu, dalam sekejap
mata itulah angin lembut terasa berdesir lewat, manusia
berbaju hitam itu tahu-tahu sudah menerjang ke luar dari
ruangan. 1103 Belum sampai tangan kiri Lim Han kim mencengkeram
bunga bwee tersebut, tangan kanannya telah disodokkan
ke depan melepaskan sebuah pukulan dahsyat
Sekarang ia sudah tahu kalau manusia berbaju hitam
itu memiliki ilmu silat yang sangat hebat, oleh sebab itu
dalam serangannya kali ini dia telah menggunakan
tenaga dalam sebesar tujuh bagian.
Waktu itu manusia berbaju hitam tersebut sudah
melewati Lim Han kim, tampak ujung bajunya
dikebaskan ke belakang menyongsong datangnya
serangan tangan kanan Lim Han kim itu dengan keras
lawan keras. "Blaaammmm. . . "
Suatu benturan yang amat keras segera bergema
memecahkan keheningan Tiba-tiba saja Lim Han kim
merasakan sekujur badannya bergetar keras, sebaliknya
manusia berbaju hitam itu pun tak kuasa untuk mundur
selangkah dari posisi semula.
Memanfaatkan kesempatan inilah tiba-tiba orang itu
membalikkan tubuh dan menyusup keluar dari tempat
tersebut. Dalam waktu singkat bayangan tubuh nya telah
lenyap di balik kegelapan
Pertarungan yang berlangsung antara kedua orang ini
berjalan cepat bagaikan kilat. Ketika orang berbaju hitam
itu menerjang keluar dari ruangan tadi ia gunakan ujung
baju sebelah kirinya untuk menutupi muka, oleh sebab
1104 itulah Lim Han kim tetap gagal untuk melihat dengan
jelas raut wajah orang tersebut.
Tampaknya orang itu memang sengaja melempar balik
bunga bwee putih itu terlebih dulu untuk memecahkan
perhatian Lim Han kim. Coba kalau tidak begitu rasanya
bukan pekerjaan yang mudah baginya untuk menerjang
keluar dari pintu ruangan tersebut
Sambil memegang bunga bwee putih itu dan
mengawasi bintang yang bertaburan diangkasa gelap.
Lim Han kim menghembuskan napas panjang, Meski
mulutnya tetap membungkam namun perasaan hatinya
bergelora keras, sementara itu para jago dalam ruangan
yang menyaksikan jalannya pertarungan kilat itu telah
dibuat berkunang-kunang pandangannya, meski
bentrokan hanya berlangsung satu dua gebrakan, namun
sudah cukup bagi mereka untuk berdiri melongo.
Han si kong sangat tidak tenang perasaan hatinya
ketika melihat Lim Han kim hanya berdiri memandang
termangu-mangu, ia segera berjalan menghampirinya
seraya menegur " Kenapa saudara cilik?"
"Aku baik sekali...." jawab Lim Han kim sambil tertawa
hambar, lalu sambil berpaling ke arah Chin Hui hau,
katanya pula: 1105 "Setelah saudara Chin berjanji tak akan membicarakan
masa lalu pemilik bunga bwee putih, aku rasa kita pun
tak usah bertanya lagi."
BAB 33 pertempuran Besar Di si Ciu.
"Sesungguhnya apa yang kuketahui terbatas sekali,"
kata Chin Hui hau cepat. "Sehingga meski ingin
dibicarakanpun rasanya tak banyak yang bisa
kuutarakan." Lim Han kim segera memberi hormat, "Untuk melacak
jejak adikku aku masih membutuhkan pertolongan serta
bantuan saudara Chin, untuk itu sebelumnya kuucapkan
banyak terima kasih."
"Aku pasti akan berusaha."
"Sekarang pemilik bunga bwee putih telah minta
saudara Chin untuk menyiapkan meja perjamuan. Aku
pikir mereka tak akan bertindak tak menguntungkan
terhadap kalian. Baiklah, untuk sementara waktu kami
mohon diri lebih dahulu."
Chin Hui hau menghela napas panjang, "Aaaai...
apabila pelayananku selama ini kurang berkenan di hati,
harap kalian berdua sudi memaafkan" seraya berkata ia
memberi tanda untuk menghantar tetamunya, jelas dia
memang tak berniat untuk menahan tamunya tadi.
1106 "Kalau begitu kita berjumpa lagi tiga hari kemudian di
tanah pekuburan Liat hu bong" seru Han si kong.
Sekilas rasa malu dan menyesal melintas di wajah
Chin Hui hau, namun ia hanya menunduk saja tanpa
bicara. Ketika Han si kong dan Lim Han kim berjalan keluar
dari perusahan sin bu piau-kiok, waktu telah
menunjukkan kentongan pertama, sepanjang jalan Lim
Han kim memikirkan terus masalah yang berkaitan
dengan pemilik bunga bwee putih itu, namun ia merasa
masalah tersebut amat rumit danpelik, walaupun ia
sudah berusaha memeras otak untuk mengaitkan
masalah yang satu dengan masalah lain, namun tak
pernah berhasil menemukan titik terang.
Akhirnya sambil menghela napas katanya: "Saudara
Han sering bilang kejadian dalam dunia persilatan aneh
sekali susah diduga, kelihatannya perubahan di balik
kesemuanya ini benar benar memusingkan kepala."
"Sudah enam tujuh puluh tahunan aku si tua bangka
ini hidup di dunia ini. separuh umurku kuhabiskan untuk
berkelana dalam dunia persilatan, tapi kejadian semacam
ini baru pertama kali ini kujumpai seorang yang belum
pernah terdengar namanya dan terlihat wujudnya
ternyata hanya mengandalkan sekuntum bunga bwee
putih saja sudah berhasil mengundang seluruh jago lihai
dari kolong langit untuk berkumpul di kota si ciu ini...."
1107 "Yang lebih aneh lagi adalah mereka yang mendapat
undangan tersebut ternyata tak seorang pun yang tahu
bahwa orang yang mengundang kehadiran mereka di
tempat ini adalah pemilik bunga bwee putih itu."
"Betul" seru Han Si kong sambil menepuk pahanya
keras keras, "Tak heran setelah mencari berita sekian
lama, ternyata aku tak berhasil mendapat tahu apa
sebabnya kawanan jago dari dunia persilatan ini
berdatangan ke kota Si Ciu."
"Kebanyakan dari orang-orang yang datang ke mari
sebetulnya hanya datang secara membabi buta. Ada
yang datang lantaran mendengar kabar, ada pula yang
datang karena ingin tahunya, Kita tak usah memikirkan
kawanan jago yang berdatangan ke kota Si ciu karena
hanya mengikuti arus saja. Yang lebih aneh lagi adalah
sekawanan tokoh persilatan kenamaan yang punya
kedudukan terhormat dalam dunia kangouw ternyata
bersedia pula hadir kemari serta mentaati semua
perintah pemilik bunga bwee putih itu, Kejadian inilah
yang membuat kita tak habis mengerti."
"Mungkin saja mereka mempunyai kesulitan yang tak
bisa diutarakan dengan kata-kata," ucap Han Si kong.
"Justru di sinilah letak persoalan itu. Bagi orang-orang
kenamaan yang berkedudukan terhormat, tak mungkin
mereka rela datang ke kota Si ciu ini hanya lantaran
1108 seorang utusan datang mengundang mereka dengan
membawa simbol bunga bwee putih...."
"Ehmmm, benar juga ucapan ini Si Dewa jinsom
Phang Thian hua adalah seorang tokoh silat yang
berkepandaian tinggi dan berkedudukan terhormat
Selama puluhan tahun terakhir belum pernah
meninggalkan perkampungannya barang selangkah pun.
Bahkan ia selalu menolak kehadiran para jago,
termasuk juga para jago yang dikirim sembilan partai
besar, tapi sekarang kenapa ia rela datang sendiri
kemari" Di balik kesediaannya datang kemari tentu ada
sebab-sebab yang luar biasa."
"Tapi apakah alasannya?"
Han si kong termenung sambil berpikir berapa saat,
kemudian baru katanya: "satu-satunya kemungkinan
yang bisa membuat ia datang sendiri kemari secara
sukarela adalah karena ia mendapat tekanan atau
ancaman yang maha berat."
"Tapi tekanan atau ancaman macam apakah yang dia
terima?" "Aaai... kalau itu sih susah untuk dikatakan," sahut
Han si kong sambil menghela napas panjang.
Untuk beberapa saat lamanya kedua orang itu berjalan
menelusuri jalan raya sambil membungkam diri, Lama
1109 kemudian, baru Lim Han kim bergumam secara tiba-tiba:
"Kelihatannya kita harus pergi mencarinya untuk
menanyakan persoalan ini sampai jelas."
"Mencari siapa?"
"Si nona berbaju putih yang kita jumpai di rumah
makan Kun eng losiang tadi"
"Dia berada di mana sekarang?"
"Tanah pekuburan Liat hu bong."
"Kuburan Liat hu bong" Apakah tempat yang
dijanjikan pemilik bunga bwee putih untuk menjamu para
jago dari seluruh kolong langit?"
"Mungkin benar Kecuali kalau di sekitar kota si ciu
masih terdapat kuburan lain yang bernama Liat hu
bong." "Maksud saudara cilik, kita mendahului datang ke
kuburan Liat hu bong lebih dulu untuk melihat keadaan?"
"Tiba-tiba saja aku teringat dengan ucapan gadis
berbaju putih itu. Dia bilang akan menunggu aku selama
tiga hari di tanah pekuburan Liat hu bong. Dalam tiga
hari ini, jikalau aku menjumpai masalah yang pelik dan
susah dipecahkan dengan nalar sehat, maka aku
diundang datang ke sana untuk menanyakan masalah
1110 tersebut kepada nya. Aneh nya, kenapa dia hanya
memberi batas waktu tiga hari saja kepadaku"
Padahal batas waktu tersebut rasanya persis dengan
waktu yang dijanjikan pemilik bunga Bwee Putih untuk
mengundang para jago dunia persilatan untuk berkumpul
di situ. Mungkinkah sebelum ini dia sudah mengetahui
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akan kejadian tersebut secara jelas dan pasti?"
Tanpa terasa bayangan wajah si nona berbaju putih
yang pucat pasi, mukanya yang cantikj elita dengan
sepasang matanya yang bulat besar dan memancarkan
sinar bagaikan kabut, ditambah tubuh nya yang lemah
gemulai, ucapannya yang tajam serta suara tertawa nya
yang merdu melintas satu persatu dalam benak pemuda
ini. Semenjak berpisah dengan gadis berbaju putih itu, dia
belum pernah membayangkan kembali raut muka gadis
itu, setelah dipikirkan kembali sekarang, ia segera
merasakan bahwa gadis berbaju putih yang lemah
lembut itu sesungguhnya menyimpan kemisteriusan yang
luar biasa, kepintaran otaknya terasa kontras sekali
dengan tubuh nya yang lemah.
Bila ditinjau situasi saat ini, tampaknya dia harus
segera berangkat ke tanah kuburan Liat hu bong untuk
menemui gadis berbaju putih itu, sebab ia dapat merasa
kan kecuali si nona berbaju putih itu, tiada orang kedua
di dunia ini yang bisa membongkar rahasia ini.
1111 Lim Han kim pun memikirkan kembali semua kejadian
yang menimpanya selama ini. ia merasa segala
sesuatunya seakan-akan sudah berada dalam dugaan
gadis berbaju putih itu. Sesudah menghembuskan napas panjang, gumamnya
seorang diri: "Benar, kita harus kembali dulu ke tanah
kubur Liat hu bong, mungkin dia benar- benar dapat
membongkar rahasia dari si bunga bwee putih itu."
"Baiklah mari kita berangkat sekarang juga"
Dengan menembusi kegelapan malam, berangkatlah
kedua orang itu menuju ke tanah kubur Liat hu bong,
Dengan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki dua orang
ini, jarak sependek ini bisa ditempuh dalam waktu
singkat. Kuburan Liat hu bong yang sepi dan hening, kelihatan
bertambah menyeramkan di suasana malam gelap ini,
suara angin yang menggoyangkan rumput ilalang,
membuat suasana semakin menggidikkan hati.
Han si kong berpaling memandang sekejap sekeliling
tempat itu, kemudian bisiknya sambil menghela napas:
"Betul-betul suatu tempat yang sepi, terpencil dan
menyeramkan Pasti bukan tanpa sebab pemilik bunga
bwee putih itu memilih tempat semacam ini sebagai
ajang pertemuannya" 1112 Lim Han kim sudah cukup hapal dengan jalanan di
sekitar situ, Dia segera mengajak Han si kong menuju ke
rumah batu di sisi kuburan tersebut sebuah lentera
menerangi ruangan batu itu. si nona berbaju putih itu
sedang duduk bersandar pada dinding sambil
memejamkan mata. Di sisi kiri kanannya duduklah siok
bwee dan Hiang lan. Dalam genggaman kedua orang dayang itu terlihat
sedang yang memancarkan sinar tajam. Meski mata
mereka terpejam rapat, namun tubuh mereka kelihatan
agak gemetaran, jelas hati mereka sedang dicekam
ketakutan yang luar biasa.
Lim Han kim mendehem pelan, Belum sempat dia
buka suara untuk menyapa, tiba-tiba terdengar Hiang lan
menjerit keras sambil melompat bangun, dengan senjata
pedang siap menyerang, teriaknya keras-keras: "Enci
Bwee, cepat bangun, hajar setan..." Nada suara nya
penuh dikecam perasaan kaget bercampur rasa takut
yang amat sangat. Sebenarnya siok bwee sudah melompat bangun
bersamaan waktunya dengan Hiang lan, cuma dia yang
berusia lebih tua tidak macam Hiang lan yang gagal
mengendalikan emosinya, Kendatipun di hati kecilnya dia
merasa ketakutan setengah mati seperti halnya Hiang
lan, namun tidak sampai menjerit histeris.
1113 "Jangan panik" seru Lim Han kim dengan suara dalam,
"Aku Lim Han kim ada urusan hendak menjumpai nona
Pek." Nona berbaju putih yang duduk bersandar pada
dinding itu segera melompat bangun, sambil membuka
matanya ia berseru seraya tertawa: "Sudah kuduga kau
pasti akan balik kemari, maka dengan penuh kesabaran
aku duduk menantimu disini. sebenarnya aku sudah lelah
sekali, aku harus pergi tidur"
Beberapa patah kata ini diucapkan dengan nada
manja dan lembut, sikap manja seorang gadis remaja
kentara sekali dalam gerak geriknya, sehingga boleh
dibilang jauh berbeda dengan sikap tegas dan ucapan
tajam di waktu- waktu sebelumnya. "Aku merasa tak
enak hati harus mengganggu nona di tengah malam buta
begini." "Memang paling susah menerima kunjungan tetamu di
tengah hujan badai. Ruangan batu ini terpencil dan
terletak di sisi kuburan, rumput ilalang yang tumbuh liar
membuat suasana bertambah menyeramkan. Aku justru
menyambut gembira kunjungan kalian di tengah malam
buta ini, paling tidak akan membuat keberanian kami
lebih besar." Lim Han kim segera berpaling sambil menuding ke
arah Han Si kong dan memperkenalkan "Dia adalah Han
locianpwee, Han Si kong"
1114 "Tak perlu diperkenalkan lagi, kami sudah pernah
bertemu," gadis berbaju putih itu manggut-manggut
sambil tertawa. "Yaa, aku sudah beberapa kali bertemu dengan
ayahmu" ucap Han Si kong seraya memberi hormat.
"Kita pun sudah bertemu tiga kali" Si nona
menambahkan Diam-diam Han Si kong berpikir di dalam hati:
"Sewaktu ada di Pondok Lian im lu kami pernah
berjumpa satu kali, Ketika dia menghantar Thian hok
sangjin berangkat ke istana panca racun bersama Dewi
seratus racun, kami bertemu sekali lagi, ketika di rumah
makan Kun eng lo tadi sekali lagi kami berjumpa, hanya
saja waktu itu wajahnya mengenakan kain kerudung
hitam sehingga aku tidak berhasil mengenali dirinya,
Terlepas malam ini., kami memang sudah tiga kali
bertemu muka...." Berpikir sampai di situ, dia pun berseru: "Daya ingatan
nona betul-betul hebat, aku merasa kagum sekali."
Segulung angin malam berhembus lewat,
menggoyangkan cahaya lentera dalam ruangan Lim Han
kim segera maju menghadang hembusan angin malam
itu, kemudian katanya: "Kedatangan kami malam-malam
ini sebenarnya ada dua tujuan. Kesatu, mohon petunjuk
dari nona tentang suatu masalah yang amat pelik,
1115 sedang kedua minta kepada nona agar secepatnya
meninggalkan tempat yang sangat berbahaya ini."
"Kalau begitu coba katakan dulu persoalan yang
pertama," ucap nona berbaju putih itu sambil tertawa.
Lim Han kim mencoba putar otak untuk
membayangkan kembali kejadian tersebut, tapi ia segera
merasa kan betapa pelik dan ruwetnya kejadian itu,
untuk sesaat dia tak tahu harus mulai berbicara dari
mana, sampai lama kemudian ia baru berkata: "Apa-kah
nona kenal dengan benda ini?"
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan bunga bwee
putih itu dan disodorkan ke depan sambil menerima
bunga itu, si nona berbaju putih tersebut tertawa, "Kau
maksudkan bunga bwee putih ini?" tegurnya.
"Benar, pemilik bunga bwee putih itu akan
mengadakan perjamuan besar di tanah kubur Liat hu
bong ini tiga hari kemudian Di sinilah para jago silat dari
seluruh kolong langit akan berkumpul. Apabila nona
tetap tinggal di sini, bukankah keadaanmu jadi
berbahaya sekali?" "Inikah masalah kedua yang hendak kau kemukakan?"
Lim Han kim agak tertegUn, tanpa terasa pipinya jadi
merah dan panas sekali karena jengah, walaupUn nona
berbaju putih itu tidak menerangkan secara jelas tapi arti
1116 dari perkataan itu sudah jelas sekali, secara lamat- lamat
ia menegur dirinya yang bicara tanpa aturan.
Han Si kong yang menyaksikan hal itu segera tertawa
terbahak-bahak. serunya: "Ha ha ha ha... saudara Lim
memang kelewat tipis mukanya, lebih baik biar aku saja
yang berbicara." Maka secara ringkas dia ceritakan semua peristiwa
yang telah mereka alami selama ini.
Ketika selesai mendengar penuturan tersebut,pelanpelan
nona berbaju putih itu pejamkan matanya rapatrapat,
bagaikan seorang pendeta yang sedang
bersamadi. Sampai lama sekali ia tak berbicara, Han si kong
segera berpikir di dalam hati: "Usia bocah perempuan ini
baru belasan tahun, betapapun pintarnya dia, aku rasa
mustahil ia mengetahui asal usul bunga bwee putih ini
secara pasti...." Berpikir sampai di situ, sambil tersenyum segera
ujarnya: "Nona tak usah bersedih hati.Bila kau tidak
mengetahui asal usul pemilik bunga bwee putih itu, lebih
baik tak usah membuang pikiran dan tenaga dengan
percuma...." Mendadak nona berbaju putih itu membuka matanya
kembali Di bawah sinar lentera tampak dari balik
1117 matanya yang bulat besar terpancar sinar yang aneh
sekali, dengan suara lirih ia bersenandung: "Bunga bwee
muncul dalam dunia persilatan. Banjir darah mengalir
dalam kanal, Mayat bergelimpangan menumbuk bagai
bukit...." "Apa?" seru Han si kong tertegun.
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh
"Pedang sakti to Thian liong, si Dewa siu lo Kie Tay
seng" "Nona, mantera apa yang sedang kau baca?" Kembali
Han si kong menegur dengan wajah keheranan,
Sementara itu Lim Han kim sudah dapat menangkap
arti dari ucapan itu. serunya keras-keras: "Nona, kalau
kau sudah tahu badai bencana segera menjelang tiba,
kenapa kau masih berpeluk tangan tidak menggubris?"
"Bagaimana caraku untuk mencampurinya?" sahut
nona berbaju putih itu sambil menghela napas.
Lim Han kim segera membayangkan kembali kejadian
di rumah makan Kun Eng lo di mana nona dipaksa orang
berbaju abu-abu untuk menurunkan ilmu silat kepadanya.
Kalau dilihat keadaannya waktu itu, jelas gadis
tersebut tidak pandai bersilat, lalu bagaimana mungkin
seorang gadis yang tak pandai ilmu silat bisa diberi
1118 tanggung jawab untuk mengatasi masalah bunuh
membunuh ini" Namun dia pun menaruh perasaan curiga yang sangat
mendalam terhadap semua ucapan serta ramalannya
yang serba misterius, Maka sambil memberi hormat
serunya: "Mungkin nona memang sengaja menyembunyikan
kepandaian yang dimiliki dengan berpura-pura tak pandai
silat.,,." "Tidak Aku betul-betul tak pandai bersilat," kata gadis
berbaju putih itu seraya menggeleng.
"Dari mana nona bisa mengerti tentang delapan jurus
ilmu pedang naga langit?"
Gadis berbaju putih itu tersenyum, "Walaupun aku
mengetahui rahasia teorinya, namun tak mampu untuk
mempraktekkan...." Tiba-tiba biji matanya terbalik, tubuh nya tahu-tahu
terjengkang dan roboh ke belakang, siok bwee dan Hiang
lan buru-buru menyambar tubuh nona berbaju putih itu
kemudian menguruti sekujur badannya.
Melihat kejadian ini, sambil menggeleng Han si kong
berkata: "saudara Lim, aku lihat kita tak akan berhasil
memperoleh apa-apa, lebih baik pergi saja."
1119 "Dia kan sudah mengatakannya?"
"Mengatakan apa" Kenapa aku si tua bangka tidak
mendengar?" "Dia bilang, bunga bwee muncul dalam dunia
persilatan, darah akan mengalir seperti kanal, mayat
akan bertumpuk seperti bukit, bukankah hal ini berarti
bencana besar telah menjelang tiba dalam dunia
persilatan" sedang kan mengenai pedang sakti penjagal
naga langit dan dewa suci menghimpun hasil, rasa-rasa
nya seperti dua dua jenis ilmu silat atau nama dari
seseorang, sayang kecerdasan kita terbatas sehingga tak
dapat meresapi rahasia di balik nama itu"
Han si kong termenung sambil berpikir berapa saat,
kemudian katanya: "Jika dilihat dari rasa takut yang luar
biasa pada wajah si gelang emas panji sakti Chin Hui hau
serta Golok kilat Tong san, aku pikir si pemilik bunga
bwee putih itu pasti seorang gembong iblis yang berhati
kejam dan telengas sehingga menggetarkan perasaan
siapa saja." "Rasanya memang begitu, ketika aku bertarung
melawan utusan bunga bwee tadi, meski hanya dua
gebrakan, namun dapat kurasakan ilmu silat yang dimiliki
orang itu sama sekali tidak berada di bawah
kepandaianku. Aaai... Bahkan bagaimana raut wajah
orang itu pun tak sempat kulihat dengan jelas."
1120 Sementara itu si nona berbaju putih yangj atuh
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pingsan tadi kini telah siuman kembali, tampak paras
mukanya pucat pias seperti mayat Di bawah sinar lentera
kelihatan wajah itu sama sekali tak ada warna darah, ia
menggerakkan matanya yang sayu untuk memandang
dua orang itu sekejap, kemudian pelan-pelan dipejamkan
kembali, sedang tubuhnya tetap bersandar pada bahu
Siok bwee. Hiang lan memandang Lim Han kim sekejap, lalu
katanya: "Lim siangkong, duduk dan beristirahatlah
sejenak, Setiap kali penyakit nona kami sedang kambuh,
dia butuh istirahat selama setengah jam lamanya
sebelum mampu berbicara lagi."
"Apakah penyakitnya ini seringkali kambuh?" tanya
Lim Han kim dengan kening berkerut.
"Kadangkala dalam sehari bisa kambuh beberapa kali,
kadangkala pula dalam beberapa hari tak pernah
kambuh," Siok bwee segera melototi Hiang lan sekejap
bermaksud menghalanginya bicara lebih jauh, namun
seluruh perhatian Hiang lan telah tertuju ke wajah Lim
Han kim sehingga kerlingan mata rekannya itu sama
sekali tidak dilihatnya. Terdengar dayang itu dengan suara yang merdu
berkata lebih jauh: "cuma nona kami tak boleh banyak
1121 menggunakan tenaga, Kalau berbicaranya terlalu lama
atau pekerjaannya terlalu banyak, maka penyakitnya itu
segera akan kambuh kembali."
Mendengar penjelasan ini, diam-diam Lim Han kim
berpikir di dalam hati: perkataan gadis ini jujur dan
terbuka, jelas dia bukan seseorang yang licik dan
berpengalaman. jelas apa yang diucapkan boleh
dipercayai seratus persen, Tapi sungguh aneh sekali,
Kalau memang dia takpandai bersilat kenapa dalam
otaknya tersimpan catatan semua ilmu silat dan ilmu
pedang tingkat tinggi dari kolong langit bahkan
rahasianya sempat bocor sehingga ada orang yang
datang menyatroni dia serta memaksanya mengajarkan
ilmu silat itu kepadanya"
Dengan tubuhnya yang begitu lemah, rasanya kontras
sekali dengan ucapan-ucapannya yang mengandung arti
serta makna yang mendalam...."
Ketika ia menengok kembali, tampak kelopak mata
gadis berbaju putih itu tertutup rapat. Di bawah sinar
lampu dapat terlihat bulu matanya yang panjang, Kecuali
air mukanya pucat pias serta agak kekurusan, dia benarbenar
seorang perempuan Cantik yang sangat menawan
hati. KeCantikan wajahnya, kelemah lembutan tubuhnya
serta keberaniannya yang luar biasa menciptakan hawa
misterius di tubuh gadis itu.
1122 Han si kong adalah seorang jago silat yang kasar dan
berangasan. Walaupun begitu, dengan pengalamannya
selama puluhan tahun dalam dunia persilatan serta
pengamatannya yang seksama ia dapat merasakan
bahwa gadis berbaju putih yang tampak sangat lemah ini
sesungguhnya memang luar biasa dan berbeda sekali
dengan orang awampada umumnya, Cuma dia tak bisa
menjelaskan di mana letak perbedaan itu.
Lim Han kim berpaling memandang Han si kong
sekejap, kemudian katanya: "saudara Han, mari kita
duduk dan menunggu sejenak"
"Betul, memang sepantasnya kita tunggu. Toh
semalam bukanlah suatu jangka waktu yang terlalu
lama." "Kalau begitu kalian duduklah segera," kata Hiang lan
sambil tersenyum manis. selama berada di tempat sepi yang gelap dan
menyeramkan selalu kuatir dan ketakutan Kini setelah
ada dua orang lelaki yang menemani mereka dalam
ruangan tersebut, tentu saja perasaan hatinya jadi lega
bercampur senang, Lebih kurang sepertanak nasi kemudian pelan-pelan
gadis berbaju putih itu baru bangun dari pelukan siok
bwee. 1123 Waktu itu Han si kong sudah menarik kembali sikap
memandang entengnya terhadap gadis itu, buru-buru dia
memberi hormat seraya menegur: "Nona sudah sadar?"
"Tampaknya kalian harus menunggu lama," kata nona
berbaju putih itu sambil menggosok matanya.
"Tidak berani, sesungguhnya di hati kecil kami
terdapat satu masalah pelik yang sangat
membingungkan dan tidak dipahami kami berharap nona
bersedia memberi petunjuk." Nada ucapan Han si kong
kali ini sangat menaruh hormat.
"Katakanlah," ucap nona berbaju putih itu sambil
menghela napas, "Aaai.... Kalian jangan.,., jangan
menilaiku terlalu tinggi."
"Tadi nona mengatakan, bunga bwee muncul dalam
dunia persilatan, darah akan mengalir bagaikan kanal,
mayat akan menumpuk bagaikan bukit, apakah pemilik
bunga bwee putih yang kau maksudkan?"
Nona berbaju putih itu memejamkan matanya sambil
berpikir sejenak, kemudian sahutnya: "Tentu saja dia"
"Pemilik bunga bwee putih telah mengundang semua
jago yang ada di kolong langit untuk berkumpul di
kuburan Liat hu bong ini tiga hari kemudian, bukankah
ini berarti bencana besar telah berada di depan mata?"
"Aku rasa tidak bakal keliru."
1124 "Nona bisa meramal kejadian akan datang serta
memiliki wawasan pandangan yang amat luas,
bersediakah kau membantu para jago dari kolong langit
untuk melolos kan diri dari bencana kali ini...."
Gadis berbaju putih itu segera menggelengkan
kepalanya seraya menukas: "Aku hanya seorang gadis
lemah yang tak punya kekuatan untuk memotong seekor
ayam pu, mana mungkin aku bisa menolong umat
manusia?" Membayangkan kembali keadaan gadis itu tatkala
penyakitnya kambuh tadi, Han si kong tahu bahwa
perkataannya ini bukan alasan saja. Untuk sesaat
lamanya dia tak tahu bagaimana harus menyambung
pembicaraan tersebut, orang tua ini jadi termangu dan
membungkam dalam seribu bahasa.
Lim Han kim mengerutkan dahinya, Baru saja dia
hendak berbicara, nona berbaju putih itu telah berkata
lebih jauh sambil tertawa: "Walaupun aku tak dapat
menolong orang, tapi bisa memberitahu kepada kalian
suatu cara untuk menghindarkan diri dari bencana kali
ini." "Aku siap mendengarkan keteranganmu itu."
"Pemilik bunga bwee putih sengaja mengundang para
jago dari seluruh kolong langit untuk berkumpul di kota si
Ciu ini. Kejadian tersebut benar-benar merupakan suatu
1125 peristiwa besar yang menggetarkan hati, tapi anehnya,
tempat kenamaan di kolong langit banyak sekali
jumlahnya, mengapa ia justru memilih tempat terpencil
yang menyeramkan seperti ini sebagai tempat
perjamuannya...." "Ehmmm, betul juga perkataan ini," gumam Han si
kong, "Kenapa ia justru memilih tempat terpencil yang
menyeramkan seperti ini sebagai tempat
pertemuannya..?" "Nona, kau berpengetahuan luas, ketelitianmu luar
biasa. Kami benar-benar merasa tak mampu
menandingimu" kata Lim Han kim penuh rasa kagum.
semula dia mengira nona berbaju putih ini benar-benar
memiliki ilmu sesat atau ilmu sihir yang bisa membuatnya
ampuh, tapi setelah mendengar kupasan-kupasan yang
dilakukan gadis tersebut terhadap permasalahan yang
sedang terjadi, sadarlah pemuda ini bahwa nona tersebut
bukan memiliki ilmu sesat, tapi kepintaran serta
ketelitiannya yang luar biasa sehingga ia dapat
membahas semua masalah secara nyata. Karena itulah
tanpa sadar timbul rasa kagum dan hormatnya yang luar
biasa terhadap gadis itu.
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh:
"Tempat yang dipilihnya sebagai tempat pertemuan ini
bukan tempat yang mematikan, juga bukan lembah
buntu yang mudah dipakai sebagai perangkap. Meskipun
1126 ilmu silat yang dimilikinya sangat tangguh sehingga
orang lain tak mampu menandinginya, tapi tempat ini
terbuka lebar, empat penjuru tanpa penghalang, orang
bisa kabur dari sini secara gampang...."
"Perkataan nona tepat sekali." Dengan napas agak
tersengkal gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh:
"Dia memerintahkan chin Hui hau untuk menyiapkan
meja perjamuan Hidangan yang dipesan pun dia minta
dikirim ke kuburan Liat hu bong ini secara terbuka, Hal
ini menunjukkan bahwa dia tidak bermaksud mencampuri
racun dalam hidangan dan arak yang akan dihidangkan"
Dengan penuh rasa kagum Han si kong manggutmanggut.
"Perhitungan nona benar-benar tepat dan
hebat, aku merasa kagum sekali."
Gadis berbaju putih itu tersenyum, sambungnya:
"Kalau toh ia tak sanggup meringkus semua jago yang
hadir dalam pertemuan itu sekali pukul, buat apa ia mesti
kumpulkan semua jago dari kolong langit serta
memusuhi mereka?" "Betul sekali" seru Han si kong sambil bertepuk
tangan, "Kata-kata nona begitu hebat seolah
menyaksikan dengan mata kepala sendiri, aku betul-betul
takluk dibuatnya." 1127 Nona berbaju putih itu menghela napas panjang,
katanya dengan napas terengah-engah: "Apakah kau
masih belum paham?" "Paham apa" Harap nona jelas kan" seru Han si kong
tertegun Dari sakunya nona berbaju putih itu mengeluarkan
sapu tangan untuk menyeka peluh yang membasahi
jidatnya, kemudian ujarnya: "jikalau dia berniat
mencelakai para jago yang hadir dalam pertemuan ini,
maka tempat disekitar sini pasti dikerjai lebih dulu, kalau
dilihat tumbuhan rumput ilalang yang begitu lebat di
sekitar sini, aku percaya dia pasti akan mengerjai rumput
ilalang tersebut sehingga dengan demikian setiap orang
yang melalui rumput ilalang itu tak seorang pun bisa
melepaskan diri " "Waah... kecerdikan nona betul-betul luar biasa.,."
seru Han si kong sambil menghela napas.
"sekarang kau pasti sudah paham bukan?"
"Yaa, sudah paham sekali. Kalau begitu aku segera
akan memberitahukan para jago yang akan hadir ke
pertemuan ini agar berhati-hati dengan jebakan mereka."
"Tidak boleh,jika kau memberitahukan para jago yang
akan hadir ke pertemuan ini, maka pemilik bunga bwee
putih pun akan mendapat tahu juga."
1128 "Lantas apa yang mesti kulakukan?" tanya Han si kong
kebingungan- "Lebih baik kita menggunakan cara yang sama untuk
mengerjai mereka, ia dapat mengenai rumput ilalang di
sekitar tempat ini, masa kalian tak bisa mendahului
mereka mengerjai lebih dulu tempat di sekitar kuburan
ini.,.?" "Betul... betul sekali...." sesudah berbicara cukup
lama, kembali gadis berbaju putih itu tersengal sengal
napasnya, Dia segera pejamkan mata dan bersandar di
bahu siok bwee untuk beristirahat.
sementara itu Han si kong telah mengerutkan dahinya
lagi sesudah beberapa kali memuji perkataan gadis
tersebut Ternyata dia hanya merasa perkataan nona itu
sangat masuk di akal, tapi dia tak tahu apa yang mesti
diperbuatnya terhadap rumput ilalang tersebut guna
balas mengerjai lawan-lawannya.
setelah termenung berapa saat lamanya, ia berpaling
ke arah Lim Han kim sambil berkata: "saudara cilik, aku
sudah dibuat pusing tujuh keliling, Coba bantulah aku
berpikir, apa yang mesti kita lakukan terhadap rumput
ilalang ini agar dapat mengerjai pula pihak bunga bwee
putih." padahal tak usah Han si kong bertanya pun, Lim Han
kim sudah memutar otaknya habis-habisan, namun ia
1129 tetap gagal menemukan jawabnya yang pantas hingga
akhirnya sambil tertawa getir dia gelengkan kepalanya
berulang kali. "Aai... apabila Li Tiong hui hadir di sini, kita tak usah
kesal dan murung lagi..." bisik Han si kong.
Mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya, ia
segera berseru: "Aaah... sudah ada, sudah ada Kita bisa
tebarkan racun ganas di dalam rumput ilalang yang lebat
ini...." Tapi ia kembali gelengkan kepalanya seraya
bergumam: "Tidak bisa, tidak bisa... jangan lagi tak ada
ahli racun pada saat ini, sekalipun ada juga tak mungkin
bisa menghindarkan para jago yang hadir keperjamuan
ini dari bahaya racun."
Tiba-tiba nona berbaju putih itu membuka matanya
kembali seraya bertanya: "siapa sih Li Tiong hui itu?"
"Kalau menyinggung tentang orang ini, sesungguhnya
dia punya asal usul yang luar biasa, Nona Pek tahu
tentang keluarga persilatan dari bukit Hong san?"
"Yaa, aku pernah mendengar nama ini dari cerita
ayahku," gadis berbaju putih itu manggut-manggut
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Nona Li Tiong hui adalah keturunan ketiga dari
keluarga persilatan bukit Hong san, ia bersama kakaknya
Li Bun yang menjadi tenar dalam dunia persilatan Aaai.,.
1130 setiap anggota persilatan yang menyinggung tentang
keluarga persilatan bukit Hong san, terutama kakak
beradik keluarga Li, hampir semuanya acungkan jempol
sambil memuji tiada hentinya."
"sayang sekali aku belum pernah bertemu dengan
nona Li itu," kata gadis berbaju putih itu sambil
tersenyum "Di kemudian hari aku mesti cari kesempatan
untuk bertemu dengannya."
Han si kong segera merasa hatinya tergerak sesudah
mendengar perkataan itu, diam-diam ia mengumpat
kepikunan dirinya. "saat ini sudah ada seorang juru pikir
yang hebat di sini, bahkan kemungkinan besar
kepintarannya jauh melebihi nona Li, kenapa aku tidak
minta tolong dia saja?" Demikian ia berpikir di dalam
hati. Lalu sambil memberi hormat, ujarnya:
"Aku si monyet tua sudah separuh abad lamanya
mengembara dalam dunia persilatan Dalam anggapanku
pengalaman yang kuperoleh sudah cukup banyak, tapi
setelah mendengar petunjuk dari nona malam ini, aku
baru menyadari bahwa selama ini perjalananku di dunia
persilatan ternyata hanya sia-sia saja."
Nona berbaju putih itu hanya tersenyum, ia tidak
mengucapkan sepatah kata pun.
setelah mendehem beberapa kali, Han si kong berkata
lebih lanjut: "setiap patah kata nona hampir semuanya
1131 mengetuk perasaan hatiku, Aku rasa satu masalah tak
perlu merepotkan dua orang, Harap nona sudi
memberikan petunjuk yang jitu untuk menghadapi
pemilik bunga -bwee putih itu...."
orang ini betul-betul berhati mulia, dia selalu
memikirkan keselamatan para orang gagah di kolong
langit, seakan-akan setiap orang yang hadir di
pertemuan tersebut adalah sahabat karib atau
saudaranya saja. "Kita tak boleh mengguna kan racun,.,." kata nona
berbaju putih itu pelan. "Hal ini telah kupikirkan juga sekalipun dengan cara
tersebut kita dapat menghadapi pemilik bunga bwee
putih itu, tapi racun tersebut akan mencelakai pula para
orang gagah yang bakal menghadiri pertemuan besar
ini." Gadis berbaju putih itu segera menggelengkan
kepalanya berulang kali, ucapnya: "Bagi orang yang
memiliki ilmu silat setaraf pemilik bunga bwee putih itu,
mungkin ia sudah kebal terhadap segala macam
serangan racun, Seorang ahli racun nomor wahid pun
rasanya paling banter cuma bisa melukai beberapa orang
jago dunia persilatan-"
"Perkataan nona kembali membuka cakrawala
pandangan mataku, Aaai... sekarang aku semakin
1132 merasa bahwa kehidupanku selama banyak tahun
ternyata hanya sia-sia belaka...."
Gadis berbaju putih itu kembali termenung berpikir
beberapa waktu lamanya, setelah itu ujarnya lebih jauh:
"Pemilik bunga bwee putih itu berani mengundang para
jago dari seluruh kolong langit untuk berkumpul di sini,
tentu saja ia sudah membuat persiapan yang matang.
Jadi siasat atau jebakan yang sering dipergunakan umat
persilatan tak mungkin bisa mencelakai dirinya."
Tiba-tiba ia sodorkan tangannya ke hadapan Lim Han
kim dan katanya lagi sambil tersenyum: "Bimbinglah aku,
mari kita tengok keadaan tanah di luar sana."
Perkataan itu ditujukan kepada Lim Han kim, maka
walaupun Han Si kong ingin memberikan bantuannya,
namun dia rikuh untuk mengutarakannya keluar.
Lim Han kim tampak agak tertegun, tapi kemudlan
menghampirinya dengan langkah pelahan, Tangan kiri
gadis berbaju putih itu menggenggam pergelangan
tangan Lim Han kim kemudlan bangkit berdiri, Dari
sakunya ia mengeluarkan sebatang jarum emas dan
katanya seraya tertawa: "Sambutlah jarum ini"
Dengan wajah kebingungan Lim Han kim menerima
jarum emas itu. 1133 "Kau mengerti letak jalan darah?" tanya gadis itu
kemudian. "Aku percaya tak bakal keliru."
"Bagus" seru gadis berbaju putih itu sambil tertawa,
"sekarang tusukkan jalan darah Ci kiong hiat pada nadi
Jin meh ku." Lim Han kim mengangkat jarum emas itu
tinggi-tinggi namun tak berani ditusukkan ke bawah. ia
tak mengerti ilmu pertabiban, padahal jalan darah Ci
kiong hiat merupakan jalan darah penting di tubuh
manusia. ini berarti tusukan jarum tersebut dapat
berpengaruh lain jika ditusuk secara keliru, maka dari
itulah ia tak berani bertindak gegabah,
"Ayo tusuklah Asal kau yakin tak bakal salah menusuk,
mati hidupku tak perlu kau risaukan"
Lim Han kim tidak banyak bicara lagi, Tangan
kanannya segera bergerak ke bawah dan menancapkan
jarum emas itu dijalan darah Ci kiong hiat gadis tersebut,
Tampak gadis berbaju putih itu mengernyitkan alis
matanya sambil mengerdipkan matanya yang besar
beberapa kali. sinar mata yang semula telah memudar itu
tiba-tiba saja memancarkan Cahaya hitam yang
berkilauan, "Mari kita berangkat" katanya sambil tertawa merdu,
Dengan meletakkan tangan kirinya di atas bahu Lim Han
kim, pelan-pelan ia berjalan keluar dari ruangan.
1134 Han si kong segera berjalan paling depan untuk
membuka jalan, sementara Hiang lan dan siok bwee
mengikuti di belakang tubuh gadis berbaju putih itu.
"Kita akan ke mana dulu?" tanya Lim Han kim
kemudian. "Mari kita keliling bukit raksasa ini satu putaran"
Mendengar itu, Lim Han kim kembali berpikir: "Gerak
gerik gadis ini aneh, serba misterius dan susah diraba,
lebih baik ikuti saja semua permintaannya."
Padahal dalam situasi dan kondisi seperti ini, sudah
tak mungkin ia ambil keputusan sendiri, sehingga
terpaksa anak muda itu mesti menuruti kemauan si nona
dengan berjalan mengelilingi kuburan raksasa itu.
si nona berbaju putih yang lemah tak tahan angin itu,
setelah ditusuk jalan darahnya dengan jarum emas, tibatiba
saja semangatnya kelihatan segar kembali, bukan
saja tak lelah, bahkan gadis itu sanggup berjalan
mengelilingi kuburan raksasa itu dengan menembusi
rumput ilalang setinggi lutut.
Ia berjalan sangat lamban, semua pemandangan dan
keadaan yang dilaluinya diperhatikan secara cermat dan
teliti, Karena itu untuk mengitari kuburan raksasa
tersebut satu putaran, ia membutuhkan waktu hampir
1135 satu jam lamanya, Ketika balik kembali ke ruang batu,
waktu sudah menunjukkan tengah malam buta.
Pelan-pelan gadis berbaju putih itu duduk di atas
lantai, kemudian katanya: "sekarang aku butuh istirahat
sebentar, kita baru melakukan persiapan setelah
matahari terbit nanti" seraya bicara, dengan cepat dia
cabut keluar jarum emas yang menancap di jalan darah
Ci kiong hiatnya itu Begitu jarum emas tercabut, sinar matanya yang
berkilat itu seketika padam dan lenyap tak berbekas,
malahan tanda-tanda kelelahan jelas membekas di atas
wajah-nya, tubuhnya segera dibaringkan ke lantai.
siok bwee pun mengambil selimut untuk ditutupkan ke
atas tubuh gadis berbaju putih itu, katanya: " Lebih baik
kalian berdua mencari tempat lain untuk beristirahat
Antara lelaki dan perempuan ada perbedaan jadi harap
jangan berbaur dalam satu ruangan."
"Betul juga perkataan nona," sahut Lim Han kim.
Selesai bicara dia segera balik tubuh dan berjalan keluar
dari ruangan- "Kalau begitu biar kami menjaga di luar kamar batu
ini, sekalian menjaga keselamatan kalian bertiga,"
sambung Han si kong, 1136 "Memang paling bagus begitu" seru Hiang lan sambil
tertawa, "Dengan hadirnya kalian berdua untuk jaga
malam, kami pun bisa tidur dengan perasaan lega."
"Tidur saja kalian dengan perasaan lega" Dengan
langkah lebar Han si kong beranjak pula meninggalkan
tempat itu. Kedua orang itu mencari sebuah tanah berumput
dekat ruangan untuk duduk. tanpa bicara apa-apa,
mereka berdua sama-sama pejamkan mata dan
mengatur pernapasan. Dengan benak yang dipenuhi banyak masalah pelik,
mana mungkin Han si kong dapat menenangkan diri"
Ketika ia mencoba angkat kepalanya, terlihat Lim Han
kim sedang duduk dengan tenang, dadanya naik turun
sangat teratur, jelas ia sedang mengatur pernapasan.
sekali pun dalam hati kecilnya dia segan mengusik
ketenangan Lim Han kim namun lama kelamaan habis
juga kesabarannya, tak tahan tegurnya lirih: "saudara
Lim, kau sangat lelah?"
"Ada apa saudara Han?" tanya Lim Han kim sambil
membuka matanya kembali "Kelihatannya nona Pek memang tidak pura-pura tak
pandai bersilat?" 1137 "Kecerdikannya melebihi siapa pun, bahkan sangat
menguasai ilmu pertabiban oleh sebab itulah dari
peredaran waktu ia dapat memperhitungkan denyut nadi
serta peredaran darahnya secara tepat, justru karenanya
ia bisa menggunakan tusukan jalan darah untuk
merangsang kekuatan tubuhnya, Tentang ketidak
mampuannya bersilat, aku pikir dia memang tidak
berbohong." "Aaaai... utusan dari pemilik bunga bwee yang kita
jumpai benar-benar memiliki ilmu silat yang hebat, bisa
dibayangkan bagaimana dengan pemilik bunga bwee
putih sendiri,, tapi sekarang aku justru tak habis
mengerti, bagaimana mungkin seseorang yang sama
sekali tak mengerti ilmu silat bisa menghadapi seorang
tokoh silat nomor wahid dari kolong langit hanya
mengandalkan kecerdasan otaknya saja."
BAB 34. ilmu Barisan Pembendung Musuh,
"Mungkin dia mempunyai taktik yang luar biasa."
" Justru di sinilah letak ketidak mengertianku. Kalau
toh tak bisa menggunakan racun-lalu dengan cara apa
kita bisa menaklukkan pemilik bunga bwee putih itu?"
Lim Han kim mencoba untuk berpikir sejenak, ketika
tidak ditemukan juga jawabannya, dia pun berkata: "Dia
1138 sangat pintar dan luar biasa, pengetahuannya sangat
luas, aku percaya ia pasti menguasai segala macam ilmu
barisan. jika kulihat dari ketelitiannya memeriksa
keadaan di seputar kuburan raksasa ini, bisa jadi dia
bermaksud menggunakan ilmu barisan atau sebangsanya
untuk mempermalukan pemilik bunga bwee putih itu."
"Yaa, bisa jadi begitu" seru Han si kong kegirangan
"Akupun pernah mendengar orang bercerita tentang
kepandaian tersebut Konon si dewa jinsom Phang Thian
hua mahir juga dalam bidang ini, diseputar
perkampungan pit tim san ceng nya bahkan ditebari pula
pelbagai ilmu barisan..."
Mendadak dia berkerut kening, senyum gembira yang
menghiasi wajahnya ikut lenyap pula tak berbekas,
sambungnya: "Apabila dalam dunia persilatan terdapat
banyak jago yang menguasai ilmu tersebut, berarti
kepandaian semacam itu sudah tidak terhitung ilmu
maha hebat lagi, Kau masih ingat sewaktu kita terjebak
dalam barisan air yang diatur perkampungan Lak seng
tong" Aku percaya Hongpo Lan juga menguasai ilmu
tersebut, bila semisalnya pemilik bunga bwee juga mahir
dalam ilmu ngo heng dan ilmu barisan, bahkan persiapan
yang kita buat jadi sia-sia belaka?"
Lim Han kim tertegun, lama kemudian ia baru berkata:
"jawaban yang pasti akan segera kita peroleh besok pagi.
1139 Apabila nona Pek betul-betul hendak menerapkan ilmu
barisan, lebih baik kita tanyakan dulu kemampuannya."
Han si kong tahu Lim Han kim sendiripun tak dapat
memberi jawaban yang tepat, karena itu dia tidak banyak
bertanya lagi, Matanya segera dipejamkan untuk
beristirahat namun dalam hati dia berpikir dan berpikir
terus, bagaimana pun ia berusaha tetap sukar untuk
menenangkan pikirannya yang kalut itu.
Dengan susah payah dia menunggu sampai mahatari
muncul di ufuk Timur, Dengan perasaan tak sabar ia
segera menarik Lim Han kim untuk lari masuk ke dalam
ruangan batu. Gadis berbaju putih itu sudah menunggu disitu, ketika
melihat kehadiran dua orang itu, sambil tertawa serunya:
"Kebetulan sekali kedatangan kalian berdua, kita
berangkat sekarang saja"
Han Si kong adalah seorang yang berangasan dan
tidak sabaran, tapi orangnya polos lagi jujur. Dia tak
pernah bisa menahan diri untuk menyimpan masalah
yang mengganjal hatinya. Begitu berjumpa dengan gadis
itu, ia langsung menegur: "Nona, apakah kau bermaksud
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggunakan ilmu barisan atau sebangsanya untuk
menghadapi pemilik bunga bwee?"
1140 "Apakah kau kuatir dia pun mahir dalam ilmu barisan
sehingga usaha kita sia-sia belaka?" tanya si nona
berbaju putih itu sambil tersenyum.
"Betul Aku memang berprasangka demikian"
"Ilmu seperti Hoo kok, pat kwa atau Ngo heng bukan
termasuk ilmu langka yang luar biasa, setiap orang yang
punya otak dan bersedia untuk mempelajarinya pasti
menguasai pengetahuan tentang kepandaian itu."
"Jadi kalau begitu nona tak akan menggunakan ilmu
barisan untuk menghadapi pemilik bunga bwee itu.,,."
Gadis berbaju putih itu tertawa, "Aku cuma seorang
gadis lemah yang tak pandai main golok atau putar
pedang, Jika tidak kupakai ilmu barisan untuk
menghadapi pemilik bunga bwee itu, lalu apa yang mesti
kulakukan?" "Apakah nona menduga pemilik bunga bwee itu tidak
mengerti ilmu barisan dan ngo heng?"
"Aku rasa bukan saja dia mengerti, bahkan sangat
pandai dalam kepandaian tersebut."
Dengan perasaan tertegun Han si kong segera
membungkam diri dalam seribu basa, sementara di hati
kecilnya ia berpikir. "Ucapan seperti itu bukanlah sama
artinya dengan tidak bicara" sudah tahu pihak musuh
sangat menguasai ilmu barisan, buat apa kau mengatur
1141 ilmu barisan untuk menghadapinya" Bukankah perbuatan
semacam ini sama artinya dengan mencari kerepotan
sendiri..." Ketika melihat gadis berbaju putih itu sudah berjalan
keluar dari ruangan batu itu menuju ke Utara, Han si
kong serta Lim Han kim mau tak mau harus mengikuti
dibelakangnya. Dengan tubuhnya yang begitu lemah tapi harus
berjalan di antara sela-sela rumput ilalang, hal ini
tampaknya membuat gadis itu sangat menderita dan
susah sekali untuk melangkah.
Buru-buru Han si kong menyodorkan tangan kirinya
sembari berseru: "Nona, silahkan berpegangan pada
tanganku" sambil berpaling dan tertawa nona itu berseru: "Kau
benar-benar sangat baik...."
Han si kong menghela napas panjang, katanya
setengah ragu: "Nona, kalau kau sudah tahu pemilik
bunga bwee itu justru lantaran dia menganggap dirinya
sangat mahir dalam ilmu barisan, maka dia tak bakal
memandang sebelah mata pun terhadap ilmu barisan
yang diterapkan untuk menghadapinya."
1142 "justru karena pandangan remehnya ini dia akan
semakin gampang masuk perangkap kita," tukas si nona
berbaju putih itu cepat. Han si kong mendengus dingin, walaupun tidak
berbicara namun jelas dia merasa tak puas dengan
ucapan gadis itu. Dengan berpegangan pada lengan Han
si kong, gerak langkah gadis berbaju putih itu menjadi
semakin leluasa, ia segera tertawa hambar setelah
mendengar Han si kong mendengus dingin,
sambungnya: "Kenapa kau mendengus, apakah tidak
percaya dengan perkataanku"
"setiap perkataan nona kuterima dengan perasaan
kagum, cuma terhadap beberapa patah kata nona yang
terakhir, aku... aku merasa kurang begitu percaya."
"seandainya pemilik bunga bwee itu tidak mengerti
tentang ilmu barisan, lalu melihat kita mempersiapkan
ilmu barisan Ngo heng untuk menghadapinya sehingga
akhirnya dia enggan memasuki barisan tersebut, adakah
cara bagimu untuk memaksanya masuk?"
Han si kong tertegun sesudah mendengar pertanyaan
tersebut, untuk sesaat dia terbungkam dan tak tahu
bagaimana harus menjawab, pikirnya: "llmu silat yang
dimiliki utusan bunga bwee saja sudah begitu hebatnya
sehingga tak mampu kutandingi, apalagi kepandaian silat
yang dimiliki pemilik bunga bwee, sudah pasti jauh
1143 melebihi anak buahnya, itu berarti aku bukan
tandingannya sama sekali."
Gadis berbaju putih itu berpaling dan memandang Han
si kong sekejap. lalu sambungnya lebih jauh: "justru
karena dia sangat menguasai ilmu barisan Ngo heng,
maka aku baru menggunakan ilmu barisan Ngo heng
untuk menghadapinya agar dia terjerumus ke dalam
lumpur tanpa disadarinya sama sekali, inilah yang
disebut orang sebagai taktik menggunakan cara yang
sama untuk menghabisi orang yang sama."
setelah mengatur sebentar napasnya yang tersengal,
ia meneruskan- "Apabila dugaanku tidak meleset, pemilik
bunga bwee pasti akan mengatur barisan ngo heng juga
di sekitar kuburan Liat hu bong ini untuk mengurung
para jago yang menghadiri pertemuan ini."
"Masa para jago yang menghadiri pertemuan ini tak
ada yang paham tentang ilmu barisan Ngo heng?"
"Menurut perkiraanku,para jago yang menghadiri
pertemuan ini tidak sedikit yang mengerti dan menguasai
ilmu barisan Ngo heng"
"Nona" seru Han Si kong sambil menggeleng dan
menghela napas panjang, "perkataanmu semakin lama
semakin membingungkan aku betul-betul tidak
memahami maksudmu" 1144 "sebagaimana dalam ilmu silat, ilmu barisan Ngo heng
pun terbagi menjadi berbagai tingkatan, satu bagian
kekuatan tenagamu lebih ampuh berarti satu bagian pula
daya pengaruh barisan itu makin hebat. perubahan di
balik semua ini serta keruwetan dalam barisan tersebut
tak mungkin bisa dipecahkan orang-orang yang
berkepandaian jauh lebih rendah dari pada perancang
ilmu barisan tersebut."
Han si kong segera merasakan semangatnya bangkit
kembali, serunya: "Nona, penjelasanmu kali ini membuat
aku semakin mengerti..."
Begitulah, di bawah petunjuk nona berbaju putih itu,
Han si kong, Lim Han kim serta Hiang lan dan siok bwee
segera bekerja keras mengumpulkan kayu ranting dan
batu untuk dibentuk tiga buah barisan Ngo heng yang
saling berhubungan satu sama lainnya.
Ketika melihat barisan Ngo heng itu cuma terdiri dari
bambu, kayu dan ranting yang dirangkai menjadi
semacam pagar kayu, Han si kong merasa sangat tak
berkenan di hati, pikirnya: "Masa hanya mengandalkan
berapa batang ranting dan bambu, kita bisa memukul
mundur serangan musuh tangguh....?"
sementara dia masih berpikir, tampak nona berbaju
putih itu dengan membawa Hiang lan dan siok bwee
dengan bekal banyak sekali batu kerikil telah melangkah
masuk ke dalam barisan tersebut
1145 Tampak gadis itu berjalan amat santai sekali, setiap
kali mendekati satu titik, dia tebarkan sendiri bebatuan
tersebut ke dalam barisan bambu itu.
Ketika Han Si kong mencoba memperhatikan ia
melihat Hiang lan serta Siok bwee mengikuti di belakang
gadis berbaju putih itu dengan wajah sangat tegang,
setiap langkah, setiap tindakan selalu dilakukan sangat
berhati-hati dan tak gegabah, seolah-olah mereka kuatir
salah melangkah hingga terjebak dalam barisan itu.
Berbeda dengan kedua orang pembantu-nya, gadis
berbaju putih itu berjalan sangat santai. setelah selesai
menumpuk bebatuan itu, di bawah bimbingan kedua
orang dayangnya pelan-pelan ia berjalan keluar dari
barisan tersebut, Dengan tubuhnya yang sangat lemah,
ketika menyelesaikan proyek tersebut, ia sudah
kecapaian setengah mati, peluh membasahi hampir
seluruh pakaian-nya. Dengan ujung bajunya dia mencoba menyeka peluh
diatas jidatnya, lalu katanya: "Dalam ilmu barisan Ngo
heng (lima unsur) yang barusan kusiapkan telah
kuselipkan juga ilmu barisan delapan penjuru. Aku
percaya kendatipun pemilik bunga bwee adalah seorang
yang cerdik, tak nanti ia dapat memahami rahasia di
balik ilmu barisan ini...."
1146 Belum selesai ucapan itu diutarakan, tiba-tiba saja
tubuhnya terjengkang ke belakang dan ia roboh tidak
sadarkan diri. Buru-buru siok bwee membopong tubuh gadis berbaju
putih itu sambil serunya: "Gara-gara kelewat capai,
dalam keadaan sakitnya nona harus menderita seperti
ini. Apabila kalian berdua tetap merepotkan dirinya terus
menerus, aku takut jiwanya akan terancam..."
Kemudian sambil berpaling ke arah Hiang lan,
tambahnya: "Mari kita pergi"
Disemprot pedas oleh dayang tersebut, untuk sesaat
Han si kong dan Lim Han kim hanya bisa saling
berpandangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
sesaat kemudian Lim Han kim baru menghela napas
dan katanya dengan suara rendah: "saudara Han, untuk
sementara waktu lebih baik kita tak usah perbincangkan
apakah barisan bambu yang dibentuk gadis itu benarbenar
mampu mengurung pemilik bunga bwee atau
tidak. Kita sudah berusaha dengan sepenuh tenaga,
sedang nona Pek yang berada dalam kondisi lemah pun
rasanya tak sanggup menahan derita lagi, lebih baik kita
jangan mengusik ketenangannya lagi."
"Meskipun perkataanmu benar, tapi gara-gara
memenuhi permintaan kita, nona Pek baru bekerja keras
membuat barisan Ngo heng ini, Hal itu telah
1147 menyebabkan penyakitnya kambuh kembali, kita toh tak
bisa berdiam diri saja, sekalipun harus pergi dari sini, kita
harus menunggu sampai keadaan sakitnya pulih
kembali." "Betul juga perkataan saudara Han" Mereka lalu
berjalan balik ke rumah batu itu. Dari jauh mereka
melihat siok bwee dengan bertolak pinggang telah
menunggu kedatangan mereka di muka pintu. Begitu
melihat kedua orang itu mendekat, sambil menatap
mereka tajam-tajam dan tertawa dingin, gadis itu
menegur: "Mau apa lagi kalian datang ke mari" Agaknya
kamu berdua belum puas kalau belum membuat nona
kami mati karena kelelahan" Hmmm, lebih baik segera
menggelinding pergi dari sini,"
"Hey, kau lagi memaki siapa" tegur Han si kong
dengan wajah termangu-mangu.
"Maki siapa lagi, tentu saja kamu berdua" seru siok
bwee dengan air mata bercucuran. "Kamu toh sudah
tahu kondisi kesehatan nona kamiamat lemah, tapi kalian
masih tanya ini tanya itu, minta dia membentuk barisan
ini, barisan itu.... Hmmmm, bukankah hal itu sudah jelas
sekali, kalian memang berniat membuat mati nona
kami?" "sreeet..." pedangnya segera dicabut keluar, lalu
terusnya: "Jika kalian belum juga pergi, aku akan beradu
jiwa dengan kalian berdua"
1148 Lim Han kini cukup mengetahui taraf kepandaian yang
dimiliki nona tersebut, baginya bukan pekerjaan yang
terlampau berat untuk menaklukkannya, Namun bila
teringat bahwa pingsannya si nona berbaju putih sampai
dua kali memang gara-gara dirinya, iapun menghela
napas sambil katanya: "seorang lelaki sejati tak akan
berkelahi dengan kaum wanita, Aku tak akan melayani
perempuan lemah seperti kau. saudara Han, mari kita
pergi" sambil memberi hormat Han si kong pun berseru: "Bila
nona Pek sudah sadar nanti, tolong sampaikan
kepadanya, aku Han si kong mewakili semua jago dari
kolong langit mengucapkan banyak terima kasih atas
pertolongannya." siok bwee sama sekali tidak menggubris, sambil
memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung ia
mundur kembali ke ruangan batu.
Dengan sepasang matanya yang jeli Hiang lan
mengawasi terus Lim Han kim tanpa berkedip. Menanti
bayangan punggung kedua orang itu sudah menjauh, dia
baru menatap siok bwee sekejap dengan pandangan
dingin sambil tegurnya: "Kau toh tak bakalan menangkan
orang lain, buat apa bersikap garang macam macan
kelaparan?" Pelan-pelan siok bwee duduk di sisi saudaranya, lalu
menjawab: "Kalau kita tidak mengusir mereka dari sini,
1149 setelah sadar nanti, pasti nona tak dapat beristirahat
dengan tenang." "Aku rasa justru nona yang bersenang hati membantu
Lim siangkong, Kalau ia tidak menyukai Lim siangkong,
tak mungkin kita diperintahkan membawanya ke kuburan
Liat hu bong ini dengan kereta kuda."
"oleh karena Lim siangkong pernah menyelamatkan
kita, maka nona baru membalas budi kebaikannya
dengan menyelamatkan jiwanya."
"Nah itulah dia Kau toh sudah tahu bahwa Lim
siangkong adalah tuan penolong kita, kenapa kau mesti
berlagak galak dengan mengusir mereka dia?"
"siapa yang mengumpat mereka?"
"Aku melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar
dengan telingaku sendiri, masa kau masih ingin
mungkir?"
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"sudah, sudah, aku segan ribut lagi denganmu" seru
siok bwee sambil mendengus penuh rasa mendongkol
"Kita tunggu sampai nona sadar nanti, biar nona yang
membuat pertimbangan"
"Tunggu yaa tunggu, delapan puluh persen tanggung
kau yang bakal kalah dariku."
1150 Dalam saat itu Lim Han kim dan Han si kong telah
meninggalkan tanah kuburan Hu liat bong langsung
menuju ke kota si ciu, sepanjang jalan Lim Han kim
membUngkam diri dalam seribU basa, hatinya betul-betul
merasa sangat mendongkol, sebaliknya Han si kong
sedang sibuk memikirkan barisan aneh yang terbUat dari
beberapa batang bambu hijau itu. ia edang berpikir,
bagaimana mungkin beberapa batang bambu yang diatur
secara aneh dapat membendung serangan si pemilik
bunga bwee. Ketika semakin dipikir ia merasa gelagat semakin tak
beres, tak tertahan lagi teriaknya keras-keras: "Tidak
bisa, saudara Lim Kita harus balik lagi ke situ"
"Mau apa?" "Kita buktikan betul barisan aneh yang terbentuk dari
beberapa batang bambu itu bisa membendung serbuan
musuh, Kalau betul-betul terbukti, apalah artinya kita
mesti bangun pagi-pagi dan berlatih ilmu silat matimatian?"
"sekalipun tak bisa membendung serangan musuh,
apa gunanya kita pergi ke situ...?" Mendadak dengan
kening berkerut pemuda itu berbisik, "Coba dengar"
Ia tarik tangan Han si kong dan segera melayang naik
ke atas sebatang pohon besar ditepi jalanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1151 Han si kong segera pasang telinga baik-baik, Betul
juga. Dari kejauhan sana terdengar suara derap kaki
kuda yang semakin mendekat, suara itu sangat ramai,
agaknya ada serombongan pasukan kuda yang berlari
menuju kearah mereka. Cepat-cepat orang tua itu alihkan pandangan matanya
ke arah jalan raya menuju kota si ciu, Betul juga, tak
selang berapa saat kemudian tampak debu beterbangan
di angkasa, Ada serombongan pasukan kuda sedang
bergerak mendekat. Cepat sekali gerak lari kuda-kuda itu, sekejap mata
kemudian rombongan itu sudah tiba di depan mereka.
Han si kong mencoba menghitung secara diam-diam,
Ternyata jumlah penunggang-nya ada lima belas orang,
setiap kuda diduduki seorang manusia berbaju hitam
yang membawa sebuah tongkat berwarna putin Ditengah
debu yang beterbangan menyelimuti angkasa hanya
terlihat rambut mereka yang berkibar terhembus angin,
sementara raut mukanya sama sekali tidak terlihat secara
jelas. Ketika melihat arah yang dituju rombongan berkuda
itu adalah tanah kubur Liat hu bong, tiba-tiba Han si
kong merasa hatinya tergerak. segera ujarnya: "saudara
Lim, dandanan rombongan orang-orang itu sangat aneh
dan mencurigakan Bisa jadi mereka adalah anak buah
pemilik bunga bwee?"
1152 "Betul juga perkataan saudara Han," sahut Lim Han
kim sambil manggut manggut. "Bila dugaanku tak keliru,
sipenunggang kuda yang berada di barisan paling depan
itu kemungkinan besar adalah utusan bunga bwee yang
pernah kitajumpai di kantor perusahaan sin bu piaukiok
tadi." "Apa betul"Jadi saudara Lim telah melihatjelas raut
mukanya?" "ooh tidak, tapi telah kuperhatikan bentuk pakaian
yang dikenakannya, ternyata persis seperti yang kita
jumpai malam tadi." Mendengar itu, Han si kong diam-diam berpikir:
"Aneh, malam itu aku pun hadir di arena, kenapa tidak
kujumpai perbedaan-nya?"
Agaknya Lim Han kim dapat menduga ketidak
percayaan Han si kong atas perkataannya itu, Dengan
suara hambar ia meneruskan ucapannya: " Utusan bunga
bwee yang kita jumpai malam itu mengenakan jubah
warna hitam yang bagian kerah belakangnya terbelah
sebuah lubang selebar tiga inci, Kecuali ada orang lain
yang mengenakan pakaian yang persis sama dengan
orang itu, aku yakin dia adalah utusan bunga bwee yang
pernah kita jumpai di kantor perusahaan sin bu piaukiok
malam itu." "Kalau begitu, hal tersebut tak perlu dicurigai lagi."
1153 Lim Han kim termenung sambil berpikir beberapa saat
lamanya, kemudian katanya lagi:
"Ternyata apa yang diduga nona Pek tidak keliru, si
pemilik bunga bwee betul-betul hendak membuat barisan
Ngo heng di sekitar tanah kubur Liat hu bong itu."
"Aaah betul" seru Han si kong sambil bertepuk tangan,
"Kalau begitu tongkat-tongkat putih yang dibawa
rombongan tersebut hendak digunakan untuk
membentuk barisan." Lim Han kim kembali manggutmanggut
"Kalau ditinjau dari kenyataan ini, rupanya nona Pek
betul-betul memiliki kemampuan untuk meramalkan
kejadian yang akan datang."
"Sudah hampir puluhan tahun lamanya aku berkelana
di dalam dunia persilatan, banyak orang aneh dan
kejadian aneh yang pernah kualami tapi rasanya belum
pernah kusaksikan peristiwa mengerikan seperti apa
yang kualami selama beberapa hari terakhir ini. Hanya
sekuntum bunga bwee warna putih ternyata mampu
mengundang kehadiran beratus-ratus orang jago silat
dari pelbagai penjuru dunia, seorang gadis muda yang
bertubuh sangat lemah kenyataannya memiliki
kepintaran dan kemampuan yang luar biasa, Aaai...
betul-betul kejadian aneh, betul-betul kejadian aneh..."
1154 "Ssttt,.. Ada orang datang kemari," Tiba-tiba Lim Han
kim berbisik sambil menutup mulutnya.
Han si kong mencoba pasang telinga untuk
mendengarkan, namun tak sedikit suara pun yang
kedengaran, baru saja dia hendak menegur, tiba-tiba dari
kejauhan sana tampak dua sosok bayangan manusia
meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Melihat kejadian ini, diam-diam ia mengeluh di hati:
"Benar-benar memalukan kemampuanku"
Sungguh cepat gerakan tubuh dua sosok bayangan
manusia itu, bahkan sama sekali tidak kalah dengan
keCepatan lari kuda, Dalam waktu singkat mereka telah
sampai di bawah pohon besar di mana kedua orang itu
sedang bersembunyi Sambil menahan napas Han si kong mencoba
menengok ke bawah lewat celah-celah dedaunan yang
rimbun, ia melihat dua orang tersebut adalah dua orang
pemuda berpakaian ringkas warna biru langit yang
menggembol pedang. Saat itu mereka sedang berdiri dibawah pohon sambil
berbisik-bisik, tampaknya ada suatu masalah yang
sedang dirundingkan- Setelah berunding berapa saat, mereka berdua
merogoh keluar kain hitam dari sakunya yang segera
1155 dikerudungkan pada wajah masing-masing, kemudian
dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh mereka
bergerak menuju ke arah tanah pekuburan Liat hu bong.
Menunggu sampai kedua orang itu sudah pergi jauh,
HanSi kong baru berbisik: "Saudara Lim, apakah kau
dapat melihat asal usul kedua orang anak muda itu?"
"Aku tak pernah berkelana di dalam dunia persilatan,
mana mungkin bisa mengenali asal usul mereka berdua?"
"Mereka berdua datang dari perkampungan Pit tim san
ceng, anak buah si Dewa jinsom Phang Thian hua."
"Atas dasar apa saudara Han yakin atas dugaanmu
itu?" Han Si kong segera tertawa,
"Phang Thian hua adalah seorang tokoh silat berilmu
tinggi dan bernyali besar. Pada pakaian yang dikenakan
anak buahnya, secara khusus ia pasang lambangnya
secara mencolok. oleh sebab itu dalam sekali pandangan
saja kita dapat mengenali mereka sebagai anak buah
Phang Thian hua." "Oooh, rupanya begitu...."
Sesudah berhenti sejenak. kembali lanjutnya:
"Tampaknya Phang Thian hua benar-benar bukan
seorang tokoh silat yang bernama kosong, Buktinya ia
sanggup melacak tempat berkumpulnya orang-orang
1156 berbaju hitam itu serta mengirim orang untuk memataimatai
gerak-gerik mereka."
"Meskipun Phang Thian hua jarang mengadakan
hubungan kontak dengan umat persilatan, meski
wataknya angkuh dan enggan mengalah kepada orang
lain, tapi apabila dia harus dibandingkan dengan pemilik
bunga bwee yang serba aneh dan misterius itu, aku tetap
berharap agar ia bisa menduduki posisi di atas angin."
"Aku kuatir apa yang akan terjadi jauh di luar
kehendakmu." "Aaaai.... pemilik bunga bwee itu..." Mendadak orang
tua itu berkerut kening sambil berseru: "Aduh, celaka"
"Ada apa?" sambil melompat turun dan atas pohon, Han Si kong
berkata: "Kita harus segera balik ke tanah pekuburan Liat
hu bong untuk menolong nona Pek"
"Betul, tapi... aku takut waktunya sudah terlambat,"
sahut Lim Han kim sambil melayang turun pula ke atas
tanah. "Masa kita harus berpeluk tangan belaka?"
"Aku rasa dia pasti sudah memiliki cara untuk
membendung serangan musuh, kita tak perlu
menguatirkan keselamatan mereka lagi."
1157 Mendengar itu, Han si kong segera berpikir "Ehmmm,
ada benarnya juga perkataan ini, ia dapat menolong
kami dengan segala kepintarannya, mana mungkin dia
tak tahu bagaimana cara untuk menanggulangi serangan
musuh...?" sesudah termenung sebentar, katanya lagi: "Perlu
tidak kita balik lagi ke sana untuk melihat keadaan, coba
kita tinjau permainan setan apa yang sedang
dipersiapkan anak buah pemilik bunga bwee itu...."
Mendadak ia saksikan ada sesosok bayangan manusia
meluncur datang dengan kecepatan luar biasa, buru-buru
serunya: "Awas, ada orang lain datang kemari"
"Kita tak sempat bersembunyi...." sungguh cepat
gerakan tubuh bayangan manusia itu, dalam waktu
singkat dia sudah tiba di hadapan kedua orang itu.
Begitu melihat bayangan punggung Lim Han kim, orang
itu segera menegur: "Apakah saudara Lim di situ?"
Pelan-pelan Lim Han kim membalikkan tubuhnya, ia
lihat orang itu adalah seorang pemuda berjubah hijau
yang berusia antara dua puluh tiga empat tahunan, Dia
tak lain adalah ketua muda dari perkampungan kolam
enam bintang Hongpo Lan. Maka seraya menjura
katanya: "saudara Hongpo, baik, baikkah selama ini. Aku
memang Lim Han kim."
1158 Hongpo Lan segera memburu datang, lalu sambil
menggenggam tangan kanan Lim Han kim erat-erat,
katanya sambil tertawa: "Rindu benar aku dengan
dirimu, Waktu kudengar kau ada di kuil awan hijau di
kota Kim leng tempo hari aku sempat mengutus orang
untuk mencarimu, sayang kau sudah pergi. sungguh tak
disangka akhirnya aku bisa bertemu dengan saudara Lim
di sini." "saudara Hongpo, aku berterima kasih sekali atas
hadiah pedangmu tempo hari, aku...."
"Aaah, cuma barang sepele tak perlu dimasukkan
dalam hati," tukas Hongpo Lan cepat,
"Bila kau singgung kembali masalah tersebut, berarti
kau memandang rendah diriku."
Kemudian setelah berhenti sejenak. lanjutnya: "Aku
jadi orang selamanya angkuh dan tinggi hati, jarang
bergaul dengan orang lain, Hanya terhadap saudara Lim
seorang, aku rasanya akrab sekali."
"Terima kasih atas perhatianmu itu, saudara Hongpo.
Kau tidak menikmati hidupmu di perkampungan lak seng
tong, ada urusan apa...?"
"Aaai, tak usah disinggung lagi," tukas Hongpo Lan
seraya mengulapkan tangannya, "Kali ini aku dipaksa
1159 orang untuk keluar dari kandang, bukan cuma diriku
saja...." Tiba-tiba ia merendahkan suaranya seraya
menambahkan "Bahkan ayahku yang sudah dua puluh
tahun tak pernah meninggalkan perkampungan Lak seng
tong barang selangkah pun, telah ikut hadir di kota si ciu
ini." Melihat dua orang muda itu bicara asyik hingga
melupakan dirinya, tak tahan lagi Han si kong menimpali:
"Apakah kehadiranmu gara-gara si pemilik bunga bwee
putih?" "Yaa betul jadi locianpwee sendiri pun terpancing
datang kemari gara-gara pemilik bunga bwee?"
"Antara aku dengan Lim siangkong sudah akrab
melebihi saudara sendiri, jadi sau cengcu (ketua
kampung muda) tak perlu sungkan sungkan kepadaku,
selanjutnya kita bisa saling membahasai dengan
tingkatan sederajat...."
Mendadak ia seperti teringat akan se-suatu, tak
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sempat lagi menjawab pertanyaannya dari Hongpo Lan.
sambungnya lebih jauh setelah mendeham beberapa
kali: "Aku si monyet tua selalu hidup mengembara di
empat samudra, Aku tak pernah punya tempat tinggal
yang tetap. jadi meskipun pemilik bunga bwee ada niat
mengundang akupun, tak nanti bisa menemukan jejakku,
1160 sesungguhnya kehadiranku dan saudara Lim di sini garagara
menjumpai masalah tersebut"
"Oooh, rupanya begitu."
"Hongpo heng, kau bisa datang kemari gara-gara
pemilik bunga bwee, tentunya kau mengetahui latar
belakang peristiwa ini dengan jelas bukan?" tanya Lim
Han kim. "Aaaai, kalau dibicarakan sebetulnya memalukan
sekali," kata Hongpo Lan dengan kening berkerut "Aku
tak kuatir kalian mentertawakan. sebetulnya aku dipaksa
datang ke kota si ciu ini oleh pemilik bunga bwee,
padahal latar belakang dari persoalan tersebut sedikit
pun tidak kuketahui.... Memang aneh sekali
kejadiannya..." Bicara sampai di sini, tiba-tiba saja paras mukanya
berubah jadi amat serius, setelah termenung berapa
saat, lanjutnya: "Suatu malam pada setengah bulan
berselang, perkampungan Lak seng tong kami secara
tiba-tiba diserbu orang, Tanpa menimbulkan sedikit suara
pun dua orang penjaga malam kami dibunuh mati,
kemudian si pembunuh meninggalkan secarik kertas..."
"Apa isi surat itu?" tanya Han si kong.
1161 "isi surat itu singkat sekali, katanya apabila aku ingin
menemukan kembali barang yang hilang, harap segera
datang ke kota si ciu untuk menerima perintah."
"Hmmmmm sungguh tak disangka si pemilik bunga
bwee ada kemampuan jUga untuk mencuri dan
merampok." umpat Han si kong.
Lim Han kim segera bertanya: "Apakah saudara
Hongpo sudah tahu benda apa yang tercuri?"
"Sudah kuperiksa semua barang berharga milik
perkampungan kami, ternyata tak sebuah barang pun
yang hilang, Ketika aku sedang merasa keheranan inilah
tiba-tiba ayahku mengutus orang mencariku, Aku diminta
segera menyiapkan kebutuhan yang perlu untuk segera
berangkat ke kota si ciu."
"Padahal ayahku sudah lama tidak mencampuri urusan
dunia ramai, bahkan aku sendiri pun susah untuk
bertemu muka dengannya, tentu saja perintah yang
menyuruh aku segera berangkat ke kota si ciu ini
mencengangkan hatiku, sayang aku tidak diberi
kesempatan untuk banyak bertanya, setelah
menyampaikan pesan-pesannya, aku pun diperintahkan
untuk menyiapkan barang kebutuhan dan segera
berangkat" "Setibanya di kota si ciu, aku berdiam sampai
beberapa hari lamanya tanpa menerima berita apapun,
1162 tapi dari kehadiran para jago persilatan yang
berbondong-bondong, aku percaya tentu ada kejadian
besar yang tengah berlangsung di sini."
"Sepanjang hari ayahku hanya bersemedi saja tanpa
pernah membicarakan alasan kehadirannya di sini, beliau
hanya berpesan kepadaku agar hati-hati dengan pemilik
bunga bwee putih." "Pagi ini ketika aku baru bangun tidur, pelayan
penginapanku datang mengantar sepucuk surat, katanya
surat itu dikirim semalam, Aku segera membuka sampul
surat tersebut, ternyata isinya adalah sekuntum bunga
bwee putih serta secarik surat yang minta aku datang ke
kuburan Liat hu bong tengah hari ini untuk menerima
kembali barang kami yang dicuri."
"Aku pun segera menyerahkan surat itu kepada
ayahku, Selesai membaca surat tersebut beliau menghela
napas panjang, ia hanya berpesan kepadaku agar datang
memenuhi janji tepat pada waktunya."
"Aaaai Meskipun dia orang tua tidak mengucapkan
sepatah kata pun, namun aku dapat melihat bahwa
pikiran dan perasaannya amat tertekan, Agaknya ada
kesedihan luar biasa yang ditutup tutupi, sikap ayahku
inilah yang justru memancing niatku untuk menyelidiki
kuburan Liat hu bong ini, tak disangka ternyata aku
malah berjumpa dengan kamu berdua di sini."
1163 "Kalau ditinjau dari kisahmu ini, tampaknya pemilik
bunga bwee putih benar-benar adalah seorang tokoh
misterius yang memiliki kepandaian silat amat tangguh."
Mendadak terdengar suara derap kuda berkumandang
datang dari arah Timur laut Tak selang berapa saat
kemudian terlihatlah seorang lelaki berpakaian ringkas
warna hitam duduk di atas pelana kuda tersebut
sebenarnya kuda itu berlarian menelusuri jalan setapak.
namun ketika melihat di tengah jalanan ada orang
menghadang, tiba-tiba saja kuda itu berputar haluan dan
lari ke arah rumput ilalang.
"Penunggang kuda itu agak mencurigakan mari kita
tengok ke sana" seru Han si kong cepat, Tanpa
membuang waktu, ia segera melompat ke depan dan
melakukan pengejaran lebih dahulu.
Lim Han kim dan Hongpo Lan segera menyusul di
belakang Han si kong berlarian mengejar penunggang
kuda tadi. Melihat dirinya dikejar orang, kuda itu berlarian
semakin kencang dan cepat, Lebih kurang satu li
kemudian ketiga orang itu baru berhasil menyusul kuda
tersebut serta menghentikannya.
Begitu kuda itu berhenti berlari, Han si kong segera
membangunkan tubuh penunggangnya. Ternyata dari
lubang hidung serta telinga orang itu telah bercucuran
1164 darah segar sementara orangnya sudah putus nyawa
sejak tadi, sementara wajahnya diukir orang dengan
pisau tajam yang kira-kira berbunyi begini: "Mampus bagi
mereka yang tidak menepati waktu."
Tubuh mayat itu terasa masih hangat, hal ini
membuktikan bahwa orang itu belum lama putus nyawa.
sambil mendengus dingin Hongpo Lan segera berseru:
"Hmmmm Besar amat bacot orang ini. ia kelewat takabur
dengan ulahnya ini."
Mendadak ia teringat kembali dengan sikap ayahnya
yang sangat aneh, seakan-akan ia menaruh rasa takut
yang luar biasa terhadap pemilik bunga bwee putih, hal
ini seketika membuat perasaan hatinya bergidik,
"Aduh celaka, aduh celaka.-." Tiba-tiba terdengar Han
si kong berteriak keras. "Jangan-jangan nona Pek beserta
kedua orang dayangnya telah dicelakai orang, mari kita
tengok mereka" selesai bicara ia segera balik tubuh dan
lari menuju ke arah kuburan Liat hu bong.
Melihat ulah rekannya itu, Lim Han kim berpikir di
dalam hati: " orang ini bisa berkelana selama banyak
tahun dalam dunia persilatan dan berkenalan dengan
begitu banyak rekan persilatan, semuanya ini tak lain
akibat semangat setia kawannya yang luar biasa.
1165 Aku benar-benar kalah jauh dibandingkan
dengannya...." Berpikir begitu segera bentaknya keras-keras:
"saudara Han, jangan gegabah"
sekali lompat dia hadang jalan pergi Han si kong. Pada
saat itu, Hongpo Lan telah menyusul tiba seraya
bertanya: "siapa sih nona Pek itu?"
Han si kong tidak menjawab pertanyaan itu, sambil
menudingjenasah di punggung kuda itu katanya: "orang
ini pasti bertemu dengan anak buah pemilik bunga bwee
di kuburan Liat hu bong sehingga dibunuh orang,
padahal nona Pek masih berada dalam ruang batu di sisi
kuburan Liat hu bong, mana mungkin jejaknya tidak
diketahui lawan?" "Sekalipun hendak ke situ, paling tidak harus
memikirkan dulu cara serta tindakan yang terbaik."
"Menolong orang ibaratnya menolong api, apa lagi
yang harus dipikirkan kembali?"
sambil mendorong tubuh Lim Han kim, orang tua ini
meneruskan larinya ke depan, Kali ini Lim Han kim tidak
menghalangi kepergiannya lagi, dia pun mengikuti di
belakangnya. sebetulnya Hongpo Lan tidak mengetahui duduk
persoalan yang sebenarnya, tapi ketika mendengar ada
1166 seorang nona dari marga Pek yang kini masih berada di
kuburan Liat hu bong, bahkan jika mereka datang
terlambat maka keselamatan jiwa nona itu terancam,
maka dia pun tidak banyak bertanya lagi ia berharap bisa
menolong orang lebih dulu sebelum mengetahui masalah
yang sebenarnya, Dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya dia pun menyusul di belakang
dua orang rekannya. Kecepatan lari ketiga orang ini jauh lebih cepat
daripada larinya kuda, Tak selang berapa saat kemudian
mejeka sudah berada dekat sekali dengan tanah
pekuburan Liat hu bong, Mendadak tampak bayangan hitam berkelebat lewat
Belum sempat Han si kong melihat jelas apa yang terjadi,
tahu-tahu lehernya terasa menjadi kencang dan
tubuhnya sudah meninggalkan permukaan tanah.
Ternyata ada seutas tali laso yang meluncur datang
dan persis menjerat leher orang tua itu.
Terdengar Hongpo Lan membentak gusar, tubuhnya
melompat ke udara disusul berkelebatnya cahaya
berkilauan, tali laso itu putus seketika menjadi beberapa
bagian. Han si kong segera menghimpun hawa murninya
sambil berjumpalitan beberapa kali di udara, kemudian
1167 dengan tenang tubuhnya meluncur kembali ke atas
tanah. "saudara Hongpo, cepat benar serangan pedangmu,"
puji Lim Han kim dengan suara rendah.
"saudara Lim terlalu memuji, padahal aku sudah
menghunus pedang sejak tadi untuk bersiap sedia."
Ketika Han si kong berpaling dan melihat Hongpo Lan
telah berdiri dengan menggenggam sebilah pedang
pendek yang bersinar tajam, dalam hati kecilnya ia
merasa malu, tapi di luar segera ia berseru: "Terima
kasih banyak atas pertolonganmu"
"Tipu licik pihak lawan pasti bukan hanya terbatas
permainan ini saja, Lebih baik kalian berdua lebih berhati
hati," kata Hongpo LanMereka mencoba memeriksa keadaan di sekitar situ,
namun suasana amat hening, tak terlihat sosok
bayangan manusia pun di situ, yang ada hanya sebatang
pohon berapa kaki jauhnya di hadapan mereka.
Lim Han kim melirik pohon itu sekejap. kemudian
bisiknya: " orang itu bersembunyi di atas pohon, posisi
musuh sekarang berada di gelap sedang kita berada di
tempat terang, paling baik kalau kita paksa dia untuk
unjukkan diri lebih dulu."
"Kalau soal itu mah gampang" kata Hongpo Lan.
1168 Tiba-tiba dia mengayunkan pergelangan tangan
kanannya, segenggam mata uang segera meluncur ke
udara dan menyerang pohon besar tersebut
Gerak serangan yang dipergunakan pemuda ini aneh
sekali, Tatkala segenggam mata uang itu hampir
mendekati pohon tersebut tiba-tiba saja mata uang itu
saling bertumbukan sendiri satu sama lainnya hingga
menimbulkan suara nyaring, menyusul kemudian terlihat
enam batang mata uang berpencar ke empat penjuru.
Menyusul terpencarnya mata uang tadi, dedaunan dan
ranting pohon itupun turut berguguran ke atas tanah,
Ternyata permukaan ke enam mata uang tersebut amat
tajam. Ketika berputar ke empat penjuru, benda-benda
tersebut ibarat gergaji yang memangkas dedaunan
disekitarnya, otomatis ranting dan dedaunan itu rontok
semua. sampai keenam batang mata uang itu terjatuh kembali
ke atas tanah, keadaan di pohon tersebut tetap tenang
tanpa kedengaran sedikit suara pun. Dengan perasaan
tercengang Hongpo Lan segera berbisik: ..."Biar aku naik
ke pohon itu untuk memeriksa" Dengan sekali lompatan
d la sudah meluncur ke atas pohon besar itu
"saudara Hongpo, hati-hati" seru Lim Han kim sambil
menghimpun tenaga dalamnya bersiap sedia.
1169 Tampak Hongpo lan menggenggam ranting lemas di
tangan kirinya dan pedang pendek di tangan kanannya
untuk melindungi dada berjumpalitan beberapa kali di
udara kemudian meluncur ke atas pohon itu.
Lim Han kim memusatkan seluruh perhatiannya ke
atas pohon itu Asal menemukan gelagat yang tidak
beres, dia akan segera melancarkan serangan dengan
sepenuh tenaga. siapa tahu apa yang kemudian terjadi sama sekali di
luar dugaannya, setelah mengitari pohon itu berapa kali
Hongpo Lan melayang turun kembali ke atas tanah
sambil bergumam: "Aneh, sungguh aneh, kenapa tidak
kujumpai jejak manusia di atas pohon besar itu?"
Dengan wajah termangu-mangu Han si kong berseru
pula: "sudah jelas tali yang menjerat leherku tadi datang
dari atas pohon besar itu, mana mungkin tak ada
orangnya?" Mendadak terdengar seseorang berkata dengan suara
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang dingin bagaikan es: "Waktu pertemuan puncak
belum tiba, barang siapa berani melanggar batas wilayah
di sini, HHmmmm jangan salahkan kalau kubunuh"
Buru-buru ketiga orang itu berpaling, tampak seorang
manusia aneh berbaju serba hitam yang berambut
panjang telah berdiri di bawah sebatang pohon besar
1170 berapa kaki di hadapan mereka. orang itu berdiri dengan
membelakangi mereka bertiga hingga tak tampak raut
mukanya. sambil tertawa dingin Lim Han kim segera menegur
"Sobat, tampaknya kita benar-benar berjodoh, kali ini
adalah kali ketiga kita berjumpa muka."
"Pertama kali di kantor perusahaan sin bu piaukiok...."
kata Lim Han kim. "Kedua kalinya belum lama berselang, sayang kau
tidak merasakan hal tersebut," sambung Lim Han kim.
Han si kong yang masih teringat bagaimana lehernya
dijerat dengan tali barusan tak bisa menahan amarahnya
lagi. Dengan mata berapi-api bentaknya keras-keras: "
Kalau sudah berani menghadang jalan pergi kami,
kenapa tak berani berpaling untuk bersua dengan wajah
aslimu?" "orang-orang partai kami tak pernah mau berjumpa
muka dengan orang lain di luar perkumpulan. "
"Kalau memang begitu, biar aku paksa kau untuk
berpaling" seru Hongpo Lan dingin, sepasang bahunya
segera bergerak. secepat sambaran petir tubuhnya menerjang maju ke
muka, Tangan kirinya segera diayunkan mencengeram
bahu orang berbaju hitam itu.
1171 Dengan cekatan orang berbaju hitam itu memutar
tangannya sambil merentangkan kelima jarinya lebarlebar,
Bagaikan senjata kaitan, ia balas mencengkeram
urat nadi pada pergelangan tangan kiri Hongpo Lanorang
berbaju hitam itu tidak berpaling maupun
menggeserkan tubuhnya, hanya mengandalkan
ketajaman pendengarannya saja ternyata ia bisa
mengarah urat nadi pada pergelangan tangan lawan
Pendekar Pemabuk 2 Playboy Dari Nanking Karya Batara Kucing Suruhan 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama