Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 10

Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 10


melayaninya, dengan merendah diri menemani dia berkeliling
melihat-lihat, terakhir dia tertarik oleh sebuah penggaris giok yang seluruhnya putih, bersinar.
Pelayan mengeluarkan penggaris giok, ditaruh diatas meja besar
yang bersinar, mendadak diruang toko tercium bau wangi, tahu tahu
disisinya telah berdiri seorang wanita.
Pelayan dan pengurus baru saja akan menyapa, tapi di beri tanda
oleh wanita dengan diam-diam menggoyangkan tangan.
Wangi wanita itu memabukan orang, tubuhnya yang
langsing lebih-lebih menarik orang.
Seorang nona remaja cantik, sudah tentu memiliki daya tarik
yang memabukan, tidak perlu bersolek hanya berias sedikit lebih
menarik orang. Nona remaja besar ini, daya tariknya lebih besar lagi, dia sudah
cantik seperti bunga, baju hijau giok bercorak awan tipis yang
dikenakan, juga konde wanita diatas kepalanya, lebih-lebih
menonjolkan kecantikannya.
Baju terusan yang mewah ini, jika tidak ditutup selendang kecil
kembang indah dari Liu Shu, pasti akan terlihat kerah di dadanya, bisa terlihat kulit segi tiga putih dibawah lehernya, yang menarik sorot mata laki-laki, membuat orang membayangkan yang tidak tidak, daya
tariknya sungguh kuat sekali.
Nona ini memang tidak memakai selendang, juga kerahnya dibuka
lebar dan rendah, kulit yang ditampilkan besar sekali, asal laki-laki melihatnya, akan timbul keinginan membukanya lebih besar sedikit.
Asalkan dibuka lebih lebar sedikit, dijamin bisa melihat dengan
jelas lekukan buah dadanya, malah......
"Hey! Barang ini mahal sekali lho!"
Lima jari yang putih mulus si nona, mengangkat penggaris giok,
dengan tanpa sungkan menyapa, dengan pakaian wanita baik-baik
yang dia kenakan sedikit pun tidak serasi, tidak seperti wanita
baik-baik. "He he he! Barang bagus biasanya mahal.'' Dia dengan santai
tersenyum, "aku tahu barang apa yang bagus."
"Aku juga." Mata terang nona yang hitam, lincah berbicara, tanpa malu-malu menyapu wajah tampannya, "aku juga tahu apa yang
paling bagus paling menyenangkan, Ooo...! Kau
suka?" "Sangat suka, makanya ingin membelinya."
"Apakah tahu asal-usulnya?"
"Tidak tahu, asalkan aku suka, buat apa tahu asalusulnya?" "Mungkin dari dinasti Han."
"Tidak mungkin, nona." Dia melirik pada penggaris giok,
"diatasnya ada ukiran sajaknya Liu-ke-jing 'Yu-lou-cun', seharusnya benda ukiran setelah dinasti Sung Selatan."
"He he he! Kalian berdua tidak perlu berdebat, itu memang benda pusaka." Pengurus dengan baik mendamaikan, mengakhiri perdebatan yang tidak perlu, "Kukatakan dengan jujur, kualitet gioknya memang kualitet bagus, jika tuan muda menyukainya, toko kami sangat
tersanjung sekali." "Aku datang dari ibu kota, harga pasaran barang pusaka tidaklah asing......"
"Tuan muda harap tenang, nama baik toko kami dipercayai di
seluruh Hu-guang, dijamin pasti sesuai. Tuan muda datang dari ibu
kota, mana berani toko kami menipu pelanggan?"
"Berapa harganya?"
"Harap tuan muda bayar saja tiga ratus liang perak, jika sepuluh tahun lalu, seribu liang emas juga tidak mahal lho!"
"Sangat adil, terima kasih!"
Tahun itu, gaji satu tahun seorang pegawai biasa, tidak akan lebih dari seratus liang perak, juga didalamnya termasuk uang hadiah dan tahunan.
Fu Ke-wei mengambil kantong besar di pinggangnya,
mengeluarkan setumpukan cek pemerintah dari bank Baoqian, dan
cek dari bank swasta, jumlah uang yang tertera ada yang besar ada
yang kecil, dibawahnya masih ada beberapa daun mas dan perak
kecil. "Aku berikan barang ini untukmu." Si nona menekan
tangannya, membuatnya seperti ada perasaan tersengat listrik,
"anggap sebagai persembahan dan tanda hormatku buat orang
penting yang datang dari ibu kota, aku adalah tuan
rumah yang sangat menyukai tamu."
"Ooo! Hanya bertemu dengan kebetulan..."
Wajah dia menjadi merah, menghindar sorot mata si nona yang
lembut memikat itu. "Bertemu juga ada jodoh, betul kan?" nona dengan santainya, menarik tangan memberi isyarat pada pengurus, "Aku marga
Guan, nama Mei-yun, nama yang sangat biasa sekali, benar
tidak?" "Tidak, tidak, nona memang secantik awan!" dia tidak canggung lagi, tersenyum ramah, "aku marga He, nama Hong, biasa dipanggil Xian-wei. Nona Guan tinggal dimana?"
"Kami keluarga turun-temurun Wu-chang." Guan Mei-yun menerima kotak penggaris giok, tidak diberikan padanya, juga tidak membayar, melenggok jalan keluar, "rumahku disisi gerbang Ping-hu, tuan muda He datang kekota ini ada urusan apa?"
"Aku mau ke selatan melancong sambil belajar, kebetulan lewat kota anda ini." Dia jalan berdampingan, "di sekolah pemerintah awal bulan depan, ada seorang guru ternama, guru Li dari Nan-jing yang
datang mengajar, aku tidak ingin lewatkan teori pengalamannya
yang menggemparkan dua ibu kota, apa lagi teori dia mengenai
siasat lapangan ujian, dijunjung sebagai kunci kesuksesan para
pelajar seluruh dunia!"
Yang disebut teori siasat lapangan ujian, dijaman sekarang
disebut buku panduan, dengan kata lain, adalah kunci atau intinya.
"Bagus! Hitung-hitung kau harus tinggal setengah bulan disini."
Guan Mei-yun gembira sekali, "biar selama ini aku jadi penunjuk jalanmu, apakah kau mau menerimanya?"
"Aku terkejut di layani begini, hanya saja tidak berani
mengganggu......" "Kau bukan seorang kutu buku kan?" kata Guan Mei-yun, dijalan raya yang ramai pejalan kaki, tanpa malu-malu dia berjalan
berdampingan dengan seorang laki-laki, berjalan kearah Xi-guan,
"Nanti aku perkenalkan saudara dan temanteman ku, kegiatan
melancong selanjutnya, aku yang atur baik tidak" Aku akan jadi
seorang pemandu yang disambut dengan baik."
"Aku asing disini, tentu sangat mengharapkan seorang
pemandu! Terima kasih nona Guan!"
"Namaku Mei-yun." Nona Guan melirik dia dengan mata
putihnya, tingkahnya genit sangat menggairahkan orang.
"Aku......" "kalau kupanggil kau Xian-wei, kau tidak marahkan!"
Tentu saja Fu Ke-wei tidak marah, juga itu menurut aturan.
Diantara sesama satu generasi, memanggil nama menyebut marga
adalah hal yang tidak sopan, seharusnya memanggil sebutannya,
kecuali lawan belum dewasa (Setelah berusia dua puluh tahun baru
bisa memanggil sebutan), dengan orang-orang persilatan yang kasar
dan terbuka berbeda. "Nona......" "Mmm?" Guan Mei-yun bukan saja kembali melihat dia dengan mata
putihnya, dan juga menyentuh sisi tangan dia.
"Sungguh aku terima kasih padamu." Dengan tanpa kesulitan dia pelan memanggil namanya, "aku telah bertemu dengan seorang penolong, di tempat asing yang jauh, bertemu dengan teman
wanita yang cantik pintar, aku gembira sekali."
"Aku juga, Xian-wei." Guan Mei-yun matanya yang jernih timbul sorot mata yang aneh, "aku tahu restoran mana yang masakannya enak, biar hari ini aku yang traktir, anggap saja sebagai sambutan kedatanganmu, mencoba masakan enak di kota ini."
Dua orang ini berbincang-bincang, laki-laki ada maksud wanita
ada cinta, yang satu ada maksud yang satu ada hati, tentu saja jadi merapatkan jarak, rapatnya sulit dipisahkan.
Sehari sebelum Fu Ke-wei tiba dikota Wu-chang, di jalan raya
dari Jiu-jiang ke Wu-chang, ramai dengan para pelancong, ini
adalah jalan raya yang paling ramai, adalah jalur darat penting dari Jiu-jiang ke Wu-ghang.
Dua orang penunggang kuda yang pakaiannya tidak terlalu mewah,
berjalan menuju utara, topi pelindung matahari yang dipakai sangat rendah sekali, tapi dari lidah topi bisa melihat wajah dibawah hidungnya, bisa melihat dengan jelas kumisnya, wajah hitam coklat yang kurang sehat, dan bibir yang kering keriput, perawakannya kurus kecil, benar-benar melambangkan pedagang kecil yang kurang gizi, tahan banting rajin kerja, mengirit-irit makan dan pengeluarannya, orang biasa yang jalan kemana pun, tidak akan menimbulkan perhatian orang.
Satu li lebih di depan, ada sepuluh lebih kuda juga sedang berjalan menuju ke utara, yang laki-laki tampan dan kasar terbuka, yang
wanitanya cantik tapi langsing bertenaga, sekali melihat sudah jelas itu jago wanita yang sedang melancong dunia. Karena tidak perduli
laki-laki atau wanitanya semua membawa senjata pembunuh,
tingkahnya di dunia ini seperti tidak ada orang yang bisa melawan
mereka. Penunggang kuda laki-laki dan perempuan yang memimpin
didepan, ternyata adalah Yu-shu-xiu-shi Gao Yun-fei dan Lingyun-yan Liu Fei-yan.
Dua orang pedagang kecil mengikuti dengan ketat puluhan
pununggang kuda yang ada di depannya, dengan santainya menuju
terus ke utara. Mereka adalah Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen.
Hoa-fei-hoa di Jiang-hu adalah penyamar wajah yang tidak ada
tandingannya, Ouw Yu-zhen adalah pembunuh bayaran misterius,
teknik penyamarannya juga tidak kalah oleh Hoafei-hoa.
Reaksi orang biasa terhadap musuh, biasanya ada dua
macam. Satu adalah menghindar, paling bagus selamanya tidak
ketemu lagi. Satu lagi adalah menghilangkan dia memutus selamanya bahaya
dikemudian hari. Benteng Zhang-feng telah menjalin persekongkolan dengan
perkumpulan Cun-qin, dan sudah jadi kenyataan yang tidak bisa
didebat lagi. keduanya dianggap musuh juga amat logis.
Ketika Fu Ke-wei malam-malam menyerang benteng Zhang-feng,
siapapun yang ditemuinnya langsung dibunuhnya, di dalam
pertempuran itu. siapa pun tidak bisa mengenalnya, Fu Ke-wei dan
Hoa-fei-hoa dengan kawankawan semua tidak tahu orang-orangnya
perkumpulan Cunqiu telah diam-diam melarikan diri.
Ketua benteng Xi dan anaknya tanpa bertempur sudah melarikan diri, orang-orangnya perkumpulan Cun-qiu juga secara diam diam telah
meninggalkan Shan-xi, Fu Ke-wei belum berhasil mengejar Pedang
Naga Terbang Lu-zhao, dendam Hoa-fei-hoa juga belum terbalas, mana mereka mau berhenti"
Dia menduga asalkan menguntip ketat orang pentingnya
perkumpulan Cun-qiu, pasti bisa menemukan keberadaannya ketua
benteng Xi dan anaknya. Ketua benteng Xi dan anaknya bereaksi jenis orang
pertama: menghindar. Fu Ke-wei dan Hoa-fei-hoa bereaksi jenis orang kedua:
memusnahkan musuh. Dengan demikian, terjadi saling mengejar, saling memburu untuk
membunuhnya. Kebanyakan orang didunia ini, demi melanjutkan hidupnya jadi
sibuk lari kesana kemari, asalkan bisa hidup tenang dan gembira
sudah merasa puas. Orang punya tujuan hidup masing-masing, ada yang demi nama,
demi keuntungan, demi harapan, demi budi dendam.......bermacam
macam tujuan. Semua ini walau merupakan sumber kekacauan, tapi jika tidak
ada orang-orang ini, dunia ini juga jadi terlalu sepi, setiap orang hidupnya akan seperti ulat sutra, dunia macam apa itu"
Orang kadang seperti seekor keledai yang ditutup matanya
mendorong gilingan. Saat pecut dipukulkan kepunggungnya, dia
hanya bisa jalan kedepan, walau sampai dia sendiri pun tidak tahu
harus jalan sampai kapan baru berhenti.
Saat ini dijalan raya ini, ada banyak keledai yang ditutup
matanya seperti mendorong gilingan.
Dari kejauhan tampak satu kota, yaitu kota kabupaten Wuchang
yang letaknya ditengah tengah pertemuan jalur darat dan jalur air, yang ternama, tapi jarak ke kota Wu-chang masih ada setengah hari
perjalanan. Sudah sekitar jam empat sore, sebelum malam baru bisa
mencari penginapan dulu. Yu-shu-xiu-shi dan kawan-kawannya, sebelas orang lakilaki dan
perempuan, menginap di penginapan Yue-bin dipelabuhan Da-he,
sebuah penginapan paling besar diluar kota kabupaten, garasi kereta dan kandang kudanya paling komplit.
Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen memperlambat kudanya, kemudian
pelan-pelan turun dari kuda didepan penginapan tua Han-jiang yang
berada di sebelah selatan pelabuhan.
Mereka tidak berniat membunuh orang-orang itu, hanya
berharap dari orang-orang itu bisa mendapatkan berita tentang
ketua benteng Xi dan anaknya.
Mereka berdua adalah ahlinya pembunuh bayaran, didalam
kerumunan orang mereka bisa diam-diam membunuh orang,
semudah seperti membalikan tangan.
Mereka menginap dipenginampan dengan menyamar
sebagai laki-laki, untuk menyesuaikan dengan dandanan
pedagang kecil, mereka hanya menyewa satu kamar.
Dikatakan kebetulan ya kebetulan sekali, baru saja, membawa
buntalannya mengikuti pelayan masuk kekamar, mereka sudah
melihat bayangan punggung seorang yang dikenal sedang jalan
dikoridor seberang. "Kenapa dia bisa ada disini." Hoa-fei-hoa merasa aneh, dia berkata pelan pada Ouw Yu-zhen, "mungkin dia tahu, mungkinkah datang dengan tujuan yang sama?"
Hoa-fei-hoa adalah ahlinya penyamaran, sekali melihat dia sudah
tahu wajah asli lawannya.
"Sangat mungkin, nanti kita cari dia." Ouw Yu-zhen juga
melihat wajah asli orang itu.
Setelah mandi, hari masih belum malam, dua orang jalan
kekoridor seberang, mengetuk pintu dengan pelan.
"Siapa?" didalam ada orang yang tanya.
"Mengantarkan teh, tuan." Jawab Hoa-fei-hoa
menggunakan suara laki-laki.
"Pintunya tidak dikunci."
Mereka berdua berjongkok kebawah, mengulurkan kaki
membuka pintu kamar. Benar saja didalam kamar keluar satu tangan besar, lima
jarinya seperti cakar baja.
Dua orang itu seperti ular, dari bawah menyelinap masuk
kedalam kamar. "Masih kurang waspada."
Dua wanita itu berdiri tertawa, kembali mengeluarkan suara
wanitanya. "Kalian, waspada sekali." Sambil menutup pintu kamar, wajah Xie-shen jadi merah, begitu tangkapannya gagal, dia merasa malu,
"Persis seperti pelayan, hebat, hebat, hayo duduk."
Tiga orang itu duduk, Xie-shen menumpahkan dua gelas air teh.
"Kau tidak ikut dengan dia?" Tanya Hoa-fei-hoa, tidak perlu
mengatakan dengan jelas, Xie-shen tahu siapa yang dimaksud dia ini.
"Dia tidak mengikuti perjanjian meninggalkan jejaknya, itu artinya tidak mau aku ikut dia, bagaimana bisa aku bersikukuh mengikutinya."
Xie-shen mengeluh, "apa kalian juga tidak tahu jejaknya?"
"Dia itu paling menyebalkan, hal yang sudah dibicarakan, malah tidak ditepati, jelas dia tidak ingin kita membantu dia
menyelesaikan masalahnya." Kata Hoa-fei-hoa dengan putus asa.
"Sifat tuan aku sedikit tahu, dia sudah terbiasa hidup bebas di dalam bahaya. Jika kita ada disisinya, memang bisa jadi
mempermudah pekerjaannya, tapi jika sekali ada kesalahan. Dia pasti akan merasa sedih dan tidak bisa tenang, sehingga, dia tidak mau
meninggalkan jejaknya." Kata Ouw Yu-zhen dengan tenang.
"Tapi dia lupa ketua benteng Xi dan anaknya juga adalah musuh kita, mana bisa memisahkan kita?" kata Hoa-fei-hoa merasa tidak puas, "kenapa kau bisa datang ke Hu-guan?"
"Mencari dia!" Wajah Xie-shen ada warna bangga, "dia kira dia tidak meninggalkan jejak, bisa menghindarkan aku."
"Bagus! Kau tahu keberadaan dia?"
"Maaf, tidak bisa aku katakan," kata Xie-shen dengan
misterius. "Kenapa tidak bisa dikatakan?"
"Karena takut kalian mencari dia, bisa mengganggu
pekerjaannya." "Mana bisa?" kata Hoa-fei-hoa merasa aneh, "bagaimana kalau begini saja, kita diam-diam mengawasi, jika keadaannya tidak
mendesak jangan muncul?"
"Dia pergi kemarin." Xie-shen berkata, "menuju barat, pergi ke kota Wu-chang, sepertinya ingin mengerjakan satu hal yang amat
penting." "Ooo...! Bagaimana kau bisa tahu?"
"Dua bulan lebih ini, aku terus secara sabar diam-diam mengikuti mereka. Di Nan-jing, aku baru tahu dia akan ke kota Wu-chang
mengerjakan sesuatu. Dia membawa Wanita Jahat menyamar sebagai
pelayannya, dua hari lalu menginap dipenginapan ini."
"Kau tidak mengikuti dia?"
"Apa mengikuti dia akan mengganggu" Jika sudah tahu arah
perginya, buat apa terburu-buru" Dia mengerjakan sesuatu selalu
tidak tergesa-gesa, tunggu sampai dia selesai mengaturnya, baru
mengikutinya, juga tidak terlambat."
"Dia ingin mengerjakan apa?"
"Tidak tahu, aku sedang menunggu kesempatan membantunya,
tapi melihat keadaannya, sepertinya aku tidak perlu mengayunkan
golok." Xie-shen mengeliatkan tubuhnya, terhadap tidak perlu
menggunakan golok, dia merasa tidak
bersemangat. "Maksud kau......"
"Dia berdandan seperti seorang pelajar, nama yang didaftar di penginapan adalah He Xian-wei, murid dari Guo Zi-jian di ibu kota, penampilannya intelektual romantis, jelas tidak perlu menggunakan


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

senjata, makanya aku tidak diperlukan."
"Belum tentu! Kita pergi sama-sama baik tidak?"
"Bagus juga, kita berangkat besok hari." Xie-shen dengan gembira menyetujui.
"Sayang!" "Sayang apa?" "Sayang terpaksa sementara aku melepaskan kesempatan
menguntit Yu-shu-xiu-shi, aku dengan adik Zhen telah mengikutinya
dari Zhen Jiang hingga Nan-jing, mengikutinya sampai disini, kami
berharap dari dia bisa mendapatkan tempat persembunyiannya ketua
benteng Xi dan anaknya."
"Aku lihat bajingan itu membawa anak buahnya, menginap di
penginapan Yue-bin." Xie-shen tertawa, "ternyata kalian sedang menguntit dia, jangan menghabiskan waktu padanya, Xiao Ji."
"Kenapa?" "Kau dengar, disaat benteng Zhang-feng terjadi kekacauan besar, bajingan itu tidak perdulikan rasa setia kawan, sebelumnya sudah
melarikan diri melalui belakang benteng. Temannya si anjing tua Xi di Zhong-yuan, membencinya sampai ke tulang sumsum, dan sedang
menunggu kesempatan membunuhnya! Kalian ingin dari dia
mendapatkan tempat persembunyian si anjing tua Xi, bukankah akan
sia-sia saja?" "Jadi menurutmu, kita telah menyia-nyiakan tidak sedikit
waktu?" dia menyesal sekali, "Kelihatannya, harus mencari jalan lainnya. Haruskah menyembelih dulu bajingan ini?"
"Buat apa" Bagaimana pun peristiwa Lin-jia-gou tidak ada
hubungannya dengan dia, dia bertamu ke benteng Zhangfeng,
bukan salahnya." "Ih.! Paman Tu, hatimu sudah lembek?"
Ouw Yu-zhen tidak berani percaya telinga sendiri, mengira dia
salah dengar. "Tidak bisa dikatakan hatiku jadi lembek, Xiao Zhen." Xieshen tertawa pahit, "manusia bagaimana pun bisa berubah, sedikit merobah sikap memandang dunia, hari selanjutnya akan sedikit lebih mudah dilewati.
Disaat mengikuti saudara kecil Fu, bukan saja aku tidak menggunakan golok, kesabaran dan pengetahuanku juga telah mendapat hasil yang
tidak sedikit. Sial! Sebutan aku Xie-shen ini mungkin akan terkikis."
"Mari jalan! Kita keluar cari tempat untuk mengisi perut, kita adalah hartawan besar, jangan menyiksa diri sendiri." Kata
Hoa-fei-hoa tertawa. Zui-xian-lou adalah gedung pesta yang paling mewah di tempat ini,
tamunya rata-rata adalah orang kaya pedagang besar yang punya
kedudukan tinggi, juga sering muncul anggota keluarga wanita,
lentera merah, arak hijau, wangi parfum, situasinya memabukan
orang. Ruang vip diloteng, disediakan dinding penyekat yang dapat
digerakan, bisa menyekat ruangan yang dibutuhkan, dua-tiga meja di kelompokkan menjadi satu, dapat menampung banyak sekali tamu.
Kadang juga bisa diatur sesuai permintaan tamu, supaya tamu wanita bisa bertindak bebas, maka jadilah ruangan kecil yang berhubungan, sangat mudah sekali.
Xie-shen bertiga, duduk dimeja vip disisi jendela, karena
Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen menyamar sebagai laki-laki, maka
tempatnya tidak minta dipisahkan.
Mereka memesan makanan yang enak-enak, ditambah seteko
arak tawar Nu-er-hong berwarna keemasan, sambil minum sambil
menikmati pemandangan sungai.
Diatas sungai perahu berlalu lalang tidak hentinya, lampulampu
ditiang perahu bersinar gemerlapan tidak jauh disisi pelabuhan,
lampunya terang-benderang, suara orang samarsamar terdengar,
saat masuk malam tetap saja ramai.
Tangga loteng terdengar derap kaki, naik empat orang tamu
"Itu bajingan marga Gao!" kata Hoa-fei-hoayang duduk
menghadap ke tangga, dia memberi isyarat mata pada Xieshen
dan Ouw Yu-zhen. Dibawah layanan pelayan, empat orang duduk di meja
bersebelahan dengan Hoa-fei-hoa.
Walau Yu-shu-xiu-shi saat akan duduk, telah melihat pada tamu
disekelilingnya, tapi mimpi pun tidak terpikir tiga pedagang kecil yang duduk di sebelah adalah musuhnya.
Pedagang kecil seperti ini, ada dimana-mana didunia ini, tidak
perlu diwaspadai. "Besok pagi, ketua cabang Xiao akan membawa orang-orang pergi ke utara dulu, setelah tiba di Xiang-yang, segera minta Pedang Pemutus Arwah Li Yung-tai mengerahkan para tikus setempat menyelidiki." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan tertawa misterius, "wakil ketua cabang Qiu dan kepala bagian Ji sementara tinggal, membantu aku menyelidiki apa
tujuannya orang-orang Jin-she-dong (goa ular emas) datang ke
Hu-guang, setelah selesai, kita secepatnya akan pergi berkumpul ke Xiang-yang."
"Apa tujuan sebenarnya wakil ketua perkumpulan tinggal disini adalah demi dua orang cantik di Jin-she-dong!" Seruling Damai tertawa penuh arti, "kau harus hati hati nona Liu bisa cemburu!"
"Kau jangan sembarangan bicara, aku memikirkan ini demi
perkumpulan. Jika bisa menjadikan orang-orang Jin-she-dong sebagai teman, kekuatan perkumpulan kita segera akan mengembang sampai
daerah Chua-xi," Kata Yu-shu-xiu-shi tidak perduli tersenyum, "mengenai Liu Fei-yan, dia tidak akan cemburu, aku sudah bisa sepenuhnya
mengendalikan dia." "Sungguh?" "Tentu saja sungguh, wanita yang muda cantik sombong merasa
diri paling benar, asalkan pernah satu kali naik ranjang, seterusnya kau ingin dia mati dia dengan suka rela meloncat kesungai."
"Tidak diduga Liu Fei-yan yang namanya sangat tenar, yang
berwajah cantik, berhati dingin seperti salju, menjadi wanita yang mau merendahkan dirinya, kau sungguh beruntung, bisa bertemu
dengan wanita yang sangat penurut." Seruling Damai
menggeleng gelengkan kepala.
"Ha ha ha! seharusnya kau berkata, aku punya kemampuan tinggi membuat wanita rela menuruti kehendakku." Yu-shuxiu-shi dengan bangga tertawa keras, "makanya, dua wanita cantik dari Jin-she-dong, pasti bisa kudapat-kan......yaa! Itu dua wanita cantik telah datang!"
Di tangga loteng muncul dua wanita, bau wangi segera menerjang
hidung, dua orang wanita ini memang cantik mendebarkan hati,
pakaiannya berani, membuat orang bengong melihatnya. Pakaiannya
tipis dengan lengan baju yang ketat, membuat buah dadanya tinggi, lebih sexy lagi, berjalan menggoyang pinggang kecilnya, sungguh memancing orang berbuat dosa. Pipinya merah, sepasang matanya genit, sungguh mampu menggaet roh orang.
Mulut Yu-shu-xiu-shi menganga tidak bisa bicara, dia jadi
bengong, nafsu dari dalam hatinya mendadak timbul, aliran darah
bertambah cepat, denyut nadinya bertambah satu kali lipat.
Dua orang wanita cantik itu memesan satu meja vip, dipisahkan
dengan dinding pemisah bergambar, dipisahkan dengan meja
sebelah supaya tidak terganggu.
Dua wanita sambil minum-minum, sambil menikmati
pemandangan sungai. "Kak, besok tengah hari kita baru pulang ke kota baik tidak?"
suara manja wanita baju putih di dalam meja vip sangat memikat,
"pagi-pagi kita pergi dulu ke gerbang Han Yang, melancong Huang He Lou, kan hanya memakan waktu setengah hari sudah bisa
sampai ke kota, mendengar cerita......"
"Tidak bisa, itu akan menghabiskan waktu setengah hari lebih, saat itu paman Ming akan mengomel," Kata wanita baju hijau tertawa,
"juga jalan itu jalannya tidak bagus, banyak berlubang, tidak cocok untuk kereta kecil kita."
Di depan meja vip, muncul Yu-shu-xiu-shi yang tampan sambil
pelan mengipas kipas tilap, memakai baju panjang hitam hijau.
"Perusahaan angkutan kereta keledai yang ada diluar kota bisa mencarikan kuda bagus, berjalan menunggang kuda akan lebih enak
di banding naik kereta." Kata Yu-shu-xiu-shi sambil tersenyum, dia menampilkan tingkah yang paling sopan sedikit membungkuk, "aku sangat hafal akan keadaan sekitar sini, bisa jadi pemandu dua nona ini."
Dua wanita itu sama-sama menatap dia, tapi wajahnya tidak ada
perasaan, dengan sorot mata tenang menatap dia, tidak
menjawab, juga tidak ada niat mempersilahkan dia duduk,
sepertinya dia pajangan tidak bernyawa yang hanya untuk dilihat
orang. Jika ingin menyapa wanita, kulit muka harus tebal, berani, tidak
takut ditolak, menggunakan ilmu menempel terus pasti akan
menimbulkan perhatian lawannya.
Buat diri Yu-shu-xiu-shi yang pandai, dia sangat percaya diri,
wanita yang cantik muda sulit menolak rayuannya, dia percaya
akan daya tarik dirinya, bisa mendapatkan hati wanita.
Tapi keadaan hari ini tampaknya berbeda, dia tidak enak dengan
keadaan ini, selain tidak ada sambutan, juga wajahnya tidak berubah, menyatakan dia tidak sopan, mereka dengan tawar memandang dia,
seperti sedang berkata: Aku mau lihat kau mau main sandiwara apa.
Tidak ada hasil seperti yang diharapkan, dia sedikit merasa ragu,
dia lalu melapangkan dada, melipat kipas lipat, sambil tersenyum
melangkah mendekat. "Aku marga Gao, nama Yun-fei, julukan Yu-shu-xiu-shi, disini
sedang bertamu." wajahnya tersenyum yang bisa membuat lawan
jenis terpikat, dengan penuh percaya diri memperkenalkan diri,
"dua orang nona pasti datang dari Jinshe-dong di Chuan-xi......"
Wanita baju putih tidak sabaran, dia menjulurkan telunjuknya
menunjuk keluar, lalu digerakan dua-tiga kali, maksudnya
mengusir, dia tidak bicara, wajahnya juga tidak terlihat marah.
"Nona asing disini, aku bermaksud baik hati......" dia tidak putus asa, senyumnya lebih tebal berjuang ingin merubah keadaan.
Satu tangan lainnya wanita baju putih tiba-tiba dilayangkan, gelas arak berkelebat, arak menjelma jadi hujan deras, sebuah gelas arak menyembur diwajarinya, jari tangan untuk kedua kalinya
menyatakan ingin dia segera keluar.
Dulu dia di restorang di Lin-jia-gou, tubuhnya disembur dengan
masakan oleh Fu Ke-wei, kali ini wajahnya disembur arak oleh wanita baju putih, dua-duanya dia ingin menghindar tapi tidak mampu,
karena terlalu cepat. "Nona jangan marah." Dengan sopan sambil tetap tersenyum, malah senyumnya lebih lebar, "harap jangan salah paham, aku
sungguh berniat baik......"
"Niatnya buatmu sendiri saja! Wakil ketua Gao." Wanita baju hijau akhirnya bicara, nadanya sedikit dingin.
Jelas, dua wanita tahu asal-usul dia, malah mungkin tahu tujuan
dia datang ke Hu-guang. Gao Yun-fei tertegun sebentar, saat akan bicara, tangannya wanita
baju putih memegang piring masakan.
"Jika kau masih tidak mau pergi, maka dirimu akan sangat tidak enak dipandang." Wanita baju hijau buru-buru mengulur tangan, menekan lengannya wanita baju putih berkata, "bagus atau jelek kau adalah orang nomor empat di perkumpulan Cun-qiu, kau bertingkah seperti seorang berandalan, apa kau tidak takut di tertawakan bawahanmu dan tamu
restoran!" "Aku......" "Kau tidak perlu berkata lagi." Kata wanita baju hijau dingin,
"aku dengan adikku sudah melanglang ke setengah negara, telah bertemu dengan laki-laki yang bermacammacam rupanya, situasi
besar apa yang tidak pernah aku alami" Aku sudah banyak
melihat wajah para laki-laki yang merasa dirinya romantis tapi
sebenarnya hina, mengira dirinya adalah kekasih banyak orang
tapi sebenarnya bodoh tidak tahu diri, kau pergilah!"
Jika Yu-shu-xiu-shi bodoh juga sudah harus mengerti, dua wanita
cantik ini sama sekali tidak memandang dia, merasa tidak ada wanita yang bisa menolaknya, semua dugaan dan harapannya telah gagal, jika meneruskan lagi dengan menebalkan muka, maka masakan dipiring itu
sangat mungkin akan tumpah diwajahnya! Penghinaan yang
berturut-turut mana bisa dia menahannya"
Maka dengan pintar tanpa berkata apa-apa dia
mengundurkan diri. Cinta dan benci diantara laki-laki dan perempuan, adalah satu
mata uang dua muka, jika tidak mendapatkan cinta, kebalikannya
akan menjadi benci, hal yang aneh-aneh bisa saja terjadi.
Sambil menggigit gigi dia kembali ketempat duduknya,
memberi isyarat tangan pada temannya, kakinya segera
melangkah turun dari loteng, pergi.
"Malam ini si berandalan telah kena batunya, wajahnya yang
terhina itu, memang membuat orang merasa simpati." Xie-shen
menggelengkan kepala pada bayangan belakang Yushu-xiu-shi yang
pergi membawa marahnya. "Dia seperti menelan satu gentong mesiu, sudah hampir
meledak." Hoa-fei-hoa gembira melihat orang terkena musibah.
"Dia bukanlah orang yang bisa menahan kemarahannya, dua
nona dari Jin-she-dong mungkin akan mendapat kerepotan." Kata Ouw Yu-zhen tertawa.
0-0-0 Bab 21 Yu-shu-xiu-shi dengan Liu Fei-yan, sudah menjadi kekasih secara
terbuka. Mereka berdua sudah lama berpasangan keluar masuk, semua orang
tahu mereka adalah sepasang suami istri yang belum menikah. Di dalam pandangan orang-orang persilatan, itu bukanlah hal yang amat berdosa, di dalam pandangan orang yang memegang adat istiadat, malah suami
istri gelap yang tidak bisa dimaafkan. Begitu masuk kamar, situasinya sangat tidak biasa.
"Kau harus bantu aku gunakan pisau terbang membunuh
mereka." Yu-shu-xiu-shi bukan saja marah, malunya tidak mereda, malah juga, "Du-xin-lang-jun (Hati laki laki beracun) Ji Xing-zhu, telah menaruh tabung beracun di kamar mereka. Kau tunggu di luar
kamar, membantu Ji Xing-zhu."
"Yun-fei, lima racunnya Ji Xing-zhu sangat ampuh, dia seorang diri sudah cukup, tidak perlu kau turun tangan lagi! Apakah kau
tidak percaya pada dia?"
"Aku menjaga jika terjadi hal yang diluar dugaan, maka kau perlu membantunya." Yu-shu-xiu-shi dingin berkata, "orangorang Jin-she-dong (goa ular emas), semua berlatih ilmu gaib, kemampuan
mereka mencegah racun lebih hebat dari pada orang biasa. Jika
mereka menyadari ada yang mencurigakan, dan racunnya tidak
berfungsi, mereka akan melabrak keluar kamar, maka saat itu harus
mengandalkan Hui-feng-liu-yuedao mu."
"Aku tidak mau pergi, Yun-fei, jangan paksa aku
sembarangan membunuh orang"
Rupanya jiwa Liu Fei-yan masih belum terlalu rusak, hingga dia
menolak menggunakan pisau terbang membunuh orang.
"Kau......" "Yun-fei, aku tidak ada permusuhan atau dendam dengan mereka, dan juga......" Liu Fei-yan sedikit marah menatap dia, "dan juga, aku tahu bukan sengaja mereka mempermalukan kau, tapi......tapi......"
"Apa katamu?" Yu-shu-xiu-shi bangkit berdiri sambil memukul meja,
wajahnya marah sekali. "Yun-fei, apakah bukan karena kau yang telah merayu
mereka?" kata Liu Fei-yan dengan sedih, "jangan usik mereka...
kumohon... jika gagal, akibatnya sangat serius sekali,
orang-orang Jin-she-dong, ilmu silat dan ilmu mistik mereka
sangat ternama di dunia, cara mereka membalas dendam sangat
mengerikan......" "Kau jangan menggembosi aku." Yu-shu-xiu-shi dengan kasar menangkap kerah baju dadanya, dengan keras mendorongnya,
hampir saja Liu Fei-yan jatuh diatas ranjang, "jika aku bermaksud merayu mereka, kenapa tidak menggunakan obat bius menangkap
mereka hidup-hidup?"
"Yun-fei......" Liu Fei-yan mengucurkan air mata.
"Fei-yan, jangan salah paham?" Yu-shu-xiu-shi merubah wajah kejinya, dia menghampiri duduk di pinggir ranjang. Dengan lembut dia memeluk dan duduk berdampingan, dengan hangat menciumnya, "ini masalah nama baik perkumpulanku, terhormat atau terhinanya kau dan aku adalah senasib sepenanggungan, kita harus menghabisi musuh, dan mempertahankan
nama baik perkumpulanku. Apa lagi kau pergi membantu, hanya untuk
berjaga-jaga, dan persentase keberhasilannya Ji Xing-zhu kira-kira delapan puluh persen lebih, mungkin kau tidak perlu turun tangan sama sekali.
Dengarlah kata-kataku, aku tahu kau bisa diandalkan, jadi jangan
menghilangkan harapan ku, baikkan?"
Tindakan membujuk selanjutnya, semua menunjukan
kemampuan Yu-shu-xiu-shi sebagai laki-laki yang ahli pada
wanita. Dia mencium dari pipi yang lembut, pindah kemulut yang
munggil, dari leher mencium sampai ke bahu......
"Ooo...! Xiao Fei-yan sayangku......"
Mulut merayu, tangan juga bergerak lebih aktif, membuka
kancing baju, mencium buah dada yang putih seperti giok, tangan
dengan hausnya mempermainkan sepasang puting yang terbuka.
Sebuah rintihan nafsu birahi, membuat Liu Fei-yan jatuh ke dalam
rayuan Yu-shu-xiu-shi, wajahnya penuh nafsu sangat memikat sekali, tubuh yang setengah telanjang menyambut usapan yang
menggairahkan, nafas jadi tersendat-sendat, lengan yang telanjang
seperti ular, memeluk tubuh yang panas yang menindih diatas tubuhnya, nafsu birahinya jadi naik kepuncak yang paling tinggi.
"Aku.. .pergi..." dia merintih seperti mabuk.
Lampu tiba-tiba padam, terdengar gelombang suara yang
mendidihkan darah. Di luar jendela, Ouw Yu-zhen menggulung tubuhnya mengecil
seperti seekor babi, telinganya ditempelkan di celah jendela,
mendengarkan suara di dalam kamar.
Lampu telah padam, tidak bisa lagi melihat pemandangan di dalam
kamar, laki-laki dan perempuan yang di dalam kamar adalah pesilat
tinggi, mana berani dia membuka jendela mencuri pandang"
Dia merasa seluruh tubuhnya terjadi perubahan aneh, hatinya
berdebar seperti rusa meloncat-loncat, dia menggigit gigi tidak
berani mendengarkan lagi, diam-diam dia mengundurkan diri.
Hampir tengah malam, dua wanita cantik dari Jin-she-dong,
melenggok masuk ke-pekarangan, melewati koridor.
Penginapan masih tetap sibuk, lampu terang benderang, tamu
yang datangnya malam masih sibuk mencuci atau memesan
makanan pada pelayan. Lentera penerangan jalan di sekitar kamar atas bergoyanggoyang
ditiup angin, sering terlihat pelayan sedang jalan, tamu yang
membawa keluarga wanita kebanyakan telah istirahat.
Diujung belakang koridor, disudut tembok tiba-tiba keluar tiga
bayangan manusia. Dua wanita itu sedikit pun tidak menyadarinya, mereka terus
berjalan menuju kamarnya. Kemudian wanita baju putih itu
mengeluarkan kunci kamar, siap membuka kunci pintu kamar.
"Hey...! Menurutmu..." Hoa-fei-hoa bersuara seperti lakilaki yang tidak persis, "jika di dalam kamarmu, ada orang menaruh
racun yang mematikan, kau akan bagaimana?"
"Ganti kamar dong! Bodoh benar." Ouw Yu-zhen juga
menjawab juga dengan suara yang telah dirubah.
"Yang kalian katakan semuanya tidak berguna." Xie-shen
berkata juga dengan suara yang telah dirubah.
"Mengapa kata-katanya tidak masuk akal?"
"Kalian kan bukan wanita yang secantik dewi, siapa yang tidak ada pekerjaan menaruh racun dikamar kalian?"
Wanita baju putih baru saja memegang kunci, mendengar


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perkataan ini segera melepaskan tangan melihat kesekelilingnya.
Di koridor seberang, di satu kamar yang pintunya tidak ditutup
rapat, tadinya masih ada celah, saat ini telah tertutup rapat.
Orang yang ada di seberang, tidak mungkin bisa melihat celah
pintu yang dibuka kemudian ditutup.
Tapi wanita baju hijau yang seperti dewi, seperti sudah tahu
apa yang terjadi sebelumnya, tubuhnya berkelebat, meloncat
melewati pekarangan yang lebarnya tiga zhang lebih, muncul
diatas koridor. Tangan kirinya menekan dari kejauhan, tampak pintu
kamarnya seperti didobrak oleh palu besar, mendadak terbuka,
angin kencang bertiup masuk.
Kamar ini disewa oleh sepasang suami istri setengah baya,
sekarang mereka tampak mati kaku di atas ranjang, mati karena
kepalanya dipukul hancur, mereka telah mati satu jam lebih.
Jendela belakangnya juga telah rusak, orang yang berbuat pasti
kabur dengan mendobrak jendela.
Siasatnya telah terbongkar, bagaimana tidak melarikan diri.
Xie-shen tiga orang, juga telah menyelusup ke tempat gelap,
melewati satu branghang, lalu naik ke atas atap rumah dengan cepat pergi.
Yu-shu-xiu-shi telah menghilang, dia adalah orangyang tidak
bertanggung jawab. Di penginapan telah terjadi pembunuhan, kerepotan pemilik
penginapan akan besar sekali.
Dua orang wanita persilatan yang sama-sama menginap di
penginapan, akhirnya berhasil mengetahui racun dikamarnya,
racunnya Ji Xing-zhu dari perkumpulan Cun-qiu.
Dalam buku daftar tamu, nama wanita baju hijau adalah Jin
Wen-wen, sedang wanita baju putih adalah Jin Ying-ying, asal dari
Si-chuan. Dua wanita ini tidak pergi, mereka mengawasi terus anak buahnya
Yu-shu-xiu-shi, dan tanpa sungkan mengancam, Jika Yu-shu-xiu-shi
dan Du-xin-lang-jun tidak keluar menyelesaikan persoalannya,
akibatnya tahu sendiri. Masalah sudah terbuka, anak buahnya Yu-shu-xiu-shi tidak berani
pergi tanpa ada penyelesaian" Mereka tinggal di penginapan
menunggu perkembangannya.
Tentu saja, mereka tahu orang Jin-she-dong, tidak akan
menimpakan masalahnya pada mereka, siapa pelakunya sudah
jelas, orang-orang Jin-she-dong bukanlah orang yang tidak tahu
aturan. Pagi-pagi di hari ke tiga, tujuh orang anak buah Yu-shu-xiushi yang tinggal di penginapan, diam-diam bercampur dengan tamu yang akan
pergi ke utara melarikan diri, dua wanita itu pura-pura tidak tahu, mereka membiarkansaja mereka melarikan diri.
Saat tengah hari, dua wanita baru pergi keluar, tidak ada orang
yang tahu tujuan mereka, kereta dan bungkusan bajunya
ditinggalkan di penginapan, rasanya mereka tidak akan pergi jauh,
pergi lama. Hari baru saja gelap, di tempat liar di utara kota, lima
bayangan hitam berjalan cepat, kadang berjalan, kadang
berhenti, tampak sangat hati-hati.
Di kedua sisi jalan adalah sawah-sawah, orang tidak bisa
menganggap galangan sawah yang tidak beraturan itu sebagai jalan
raya, itu hanya tempat liar yang ada didaerah ini, satusatunya jalan untuk melakukan perjalanan rahasia di malam hari, jalan melalui alam liar dan menyusup diantara rumput dan pohon, seharusnya akan
aman sekali. Setelah berjalan sejauh dua li, disebelah kanan, padi tampak
menguning, daerah liarnya jadi mengecil, mereka berjalan harus
melalui tanah liar disebelah kiri.
Orang yang memimpin didepan sembunyi di dalam rerumputan,
memeriksa keadaan didepan kalau-kalau ada yan g mencurigakan.
Bulan sabit akan tenggelam dibarat, sinar bintang terang, suara
katak disawah menggetarkan telinga, ditanah liar suara serangga
menging-king, langit gelap, jarak pandang jadi terbatas.
"Setelah melewati lapangan liar, maka kita akan bisa memutar
keutara." Kata Du-xin-lang-jun pelan, "enam tujuh li lagi maka akan sampai di jalan raya, kuharap jangan terjadi hal yang tidak diduga."
"Tidak mungkin bisa terjadi hal itu." Kata Yu-shu-xiu-shi menarik Liu Fei-yan yang ada di belakangnya, "Fei-yan, kau juga jalanlah didepan, jika ada orang yang mencurigakan, kau harus gunakan pisau terbangmu membunuhnya."
"Baiklah, aku dan Ji Xing-zhu akan berjalan di depan." Kata Liu Fei-yan menurut, dia melangkah maju ke depan.
"Ssssst...diam!" Du-xin-lang-jun yang berjalan di depan berteriak pelan, tubuhnya berjongkok serendah mungkin, "tiga puluh langkah di sebelah kiri depan, ada benda yang bergerak, hati-hati!"
Bukan ada benda bergerak, tapi orang sedang bercakapcakap.
"Bocah Gao dari perkumpulan Cun-qiu itu, mengira nona hanya
berdua, makanya pasti akan bersembunyi dulu beberapa hari,
baru diam-diam melarikan diri." Satu suara yang keras dengan
jelas terdengar, "di daerah ini nona menugaskan kita menebar
jaring, sangat mungkin bisa menjaring beberapa ekor ikan kecil.
Tapi, aku duga mereka masih akan menanti beberapa hari lagi,
beberapa malam ini kita tidak perlu terlalu sibuk."
"Belum tentu!" kata seorang lagi, "anak buah bocah itu telah satu hari melarikan diri, bocah sombong itu pasti sangat gelisah, sangat mungkin nekad menempuh bahaya pergi ke Xiang Yang untuk
berkumpul dengan orang-orangnya, jika dia bisa sampai lolos, kita
orang-orang Jin-she-dong, dimana mau menaruh muka kita" Kalian
sama sekali tidak boleh ceroboh."
Yu-shu-xiu-shi berlima hatinya jadi dingin, diam-diam
mengeluh. Musuh mengatakan menebar jaring, pasti orangnya sembunyi
ditempat gelap menunggu ikan masuk kedalam jaring. Jelas
orang yang sembunyi didepan cukup banyak, melewati garis
penjagaan ini sangat bahaya sekali.
"Celaka, benar saja Jin-she-dong punya banyak orang, diam-diam mengawal dua wanita setan itu." Kata Yu-shu-xiushi putus asa,
"untung kita menyusup sebagian-sebagian, hampir saja masuk
kedalam perangkap mereka."
"Bagaimana?" Liu Fei-yan sependapat, "jika sekali serang tidak bisa membunuh beberapa orang, maka......"
"Tidak mungkin, musuh di tempat gelap kita di tempat terang,"
Tangan Pengail Arwah Qiu-wu juga merasa takut, "orang-orang keluaran Jin-she-dong ilmu silatnya hebat-hebat, hatinya pun keji, ditambah lagi mereka bisa menyerang secara diam-diam, kekuatannya akan berkali
lipat, siapa yang bisa bertahan?"
"Tiga orang yang membocorkan itu, siapa sebenarnya mereka"
Benar-benar membuat celaka kita." Seruling Damai Xiao Tai-ping tertawa pahit.
"Tiga orang itu sungguh harus mati, aku ingin menyelidiki asal-usul mereka dan mengupas kulit mereka." Yu-shu-xiu-shi menggigit gigi menghujat, "dasar wanita sialan, kita tidak bisa terus-menerus bersembunyi, kita kembali dulu."
Bersembunyi bisa didaerah pelabuhan di luar kota, karena kota
kabupaten Wu-chang adalah pusat lalu lintas darat dan air,
penduduk-nya ada empat-lima puluh ribu jiwa, jadi lebih mudah
bersembunyi didalam kota, bersembunyi dikota adalah satu-satunya
cara yang paling aman. Tapi jalannya harus merayap seperti
serangga, merayap diantara sawah-sawah, kalau tidak jangan harap
bisa selamat melewati garis penjagaan, begitu mengharuskan
mereka jalan merayap, Liu Fei-yan mana bisa merayap.
"Jika dugaanku tidak salah, disekitar kota sudah ada orang yang menebarkan jaring." Seruling Damai menolak kembali.
"Kau punya akal bagus apa" Melabraknya?" kata Yu-shuxiu-shi.
"Mereka telah menutup jalan keutara."
"Pasti." "Mereka tidak mungkin lama menunggu."
"Seharusnya sama dengan kita, ingin cepat-cepat pergi."
"Kita berjalan kebarat dulu, pasti berhasil, Ini tentu diluar dugaan mereka."
"Menuju barat?"
"Menuju kekota Wu-chang, menghindar sementara," Kata Seruling Damai dengan pasti, "apakah kau sudah lupa, mereka juga menuju kota Wu-chang" bukankah ini sama dengan menyerahkan diri?"
"Justru itu, kita bisa bergerak diluar dugaan, mereka pasti menduga kita tidak berani jalan menuju barat, maka kearah barat pasti tidak ada penjagaan. Apa lagi didalam kota itu ada temanku, bersembunyi satu tahun atau setengah tahun juga tidak ada masalah."
"Baiklah! Kita kebarat!" Yu-shu-xiu-shi segera memutuskan, "jika perlu kita lewat jalan air ke Xiang-yang."
Begitu diputuskan, lima orang itu diam-diam kembali
membelok arah. 0-0-0 Guan Mei-yun adalah pemandu yang paling baik, terhadap
tempat-tempat melancong ternama dia sangat hafal sekali, selain
teman melancong yang baik, orangnya juga terbuka, kewanitaannya
membuat orang jadi romantis, penampilannya selalu sebagai nona
besar keluarga kaya. Ada seorang nona kaya yang cantik, hangat, terbuka, berkuasa
jadi pemandu, senang dan mudah adalah hal yang sudah diduga.
Fu Ke-wei seperti telah mendapatkan tambang mas, sebisanya
menampilkan tingkah putra berkuasa dari ibu kota.
Guan Mei-yun membawa dia kesebuah perumahan amat besar
di luar gerbang barat kota, bertemu dengan kakaknya Guan
Ji-zhong dan Guan Yue-yun.
Perumahan yang amat besar ini juga adalah harta tidak
bergeraknya tuan besar Guan Tian-fu, tempat ini biasanya
digunakan untuk tinggal para tamu.
Rumah tinggal keluarga Guan yang ada di dalam kota tidak untuk
tinggal para tamu, orang-orang kota semuanya tahu, walau pun
famili atau teman baik, semua dilayani di rumah diseberang jalan.
Teman dari dunia persilatan dilayani di perumahan besar yang diluar gerbang barat kota, tanahnya luas sekali, tidak hanya ada gunung
buatan dan taman, juga ada danau buatan setengah hektar. Kakak
beradik keluarga Guan, sering melayani tamunya makan minum di
perumahan ini. Usia Guan Ji-zhong sudah lewat dua puluh lima-enam,
mempunyai seorang istri dan seorang istri muda, tapi masih sering
berfoya-foya diluar. Guan Yue-yun juga jenis yang sama, sudah punya suami, di luar
masih menarik orang, sampai keluarga mertuanya juga tidak
dipandang, orang lain tentu saja lebih-lebih tidak dipandang.
Keluar dari gerbang Bin Yang, mereka naik perahu pribadi
melancong ke Dong Hu. Diatas perahu ada lima orang, selain Fu Ke-wei dan kakak beradik
Guan, seorang lagi Du Lan-yin juga putri tunggal seorang terkaya
dikota Du Jin-yuan. Begitu naik keperahu, Guan Ji-zhong telah menempel Fu
Ke-wei. Tuan muda kaya ini pernah sekolah beberapa tahun, setiap ujian
selalu gagal, selanjutnya dia jadi tidak sekolah lagi, dia mengikuti para pengawal rumahnya belajar beberapa tahun ilmu silat, tinju, kaki,
golok, pedang disini dia malah mendapat hasil sedikit. Karena
orangnya bertubuh tegap, bertarung diantara tuan muda kaya, dia
selalu menang tidak pernah kalah, makanya dia sangat
membanggakan kemahiran silatnya.
Diatas perahu perempuan lebih banyak daripada laki-laki, para
nonanya duduk dibelakang, hanya dua orang laki laki duduk didepan
perahu, nampak jelas tuan muda Guan sengaja menempell Fu Ke-wei,
tidak tahu ada maksud apa.
"Saudara He sekolah di ibu kota, kecuali pelajaran menunggang kuda memanah dari Guo Zi jian, apakah pernah belajar silat dari para pengawal rumah anda?" Tuan muda Guan tidak begitu antusias terhadap
pemandangan setempat, dia lahir dan besar disini sudah sering lihat pemandangan setempat jadi tidak dilihat sebagal pemandangan menarik lagi!
"Di ibu kota ilmu silat sedang giat-giatnya anak muda suka mengejar model terkini, aku juga tidak terkecuali, pernah mendapatkan pelajaran silat tangan kosong selama tiga tahun dari seorang komandan
Dong-cang, juga pernah mengikuti Tiga Pesilat Pedang ibu kota belajar beberapa jurus pedang, sayang aku ini tidak ada bakatnya, hanya bisa belajar kembangnya saja, dan beberapa jurus pedang membelah balok
kayu." Fu Ke-wei tertawa pahit menghibur diri.
"Ohh! Saudara He terlalu merendah diri" Guan Ji-zhong
tertawa. Fu Ke-wei telah mendengar maksud diluar kata-katanya.
Benar saja, tiba-tiba Guan Ji-zhong mengunci tangannya,
sepuluh jarinya di cengkramkan
Dia juga balas mengunci, masing-masing mencengkram
dengan kuatnya, dan mengerahkan tenaga, ingin menghancurkan
tulang jari lawan dan bersamaan menarik kearah sisi tubuh.
Fu Ke-wei pura-pura kepayahan, setelah tarik ulur beberapa kali,
akhirnya bisa memantapkan diri, malah pelanpelan menarik tangan
lawan nya keluar. Beberapa saat wajah Guan Ji-zhong sudah menjadi merah,
lehernya membesar, nafas jadi berat, beruntung masih bisa
menahan tangan tidak sampai jatuh, selanjutnya terjadi tarik ulur
kecil sejenak, kedua belah pihak juga tidak bisa menjatuhkan lawan.
Tiga wanita yang duduk dibelakang, terus mengawasi gerak gerik
mereka berdua, melihat dengan jelas keadaan pertarungan tenaga ini, seimbang sulit menentukan siapa pemenangnya.
"Tuan muda Guan, buat apa kau mempermainkan teman adikmu?" Du Lan-yin membela Guan Ji-zhong, dia telah tahu dia tidak akan bisa
bertahan lama lagi, "tampaknya kau telah mendapatkan pembantu yang handal, tuan muda He pasti bisa membantu kau menghadapi para
berandalan dari Wen-changmen itu."
"Kak, aku tidak izinkan kau menarik tuan muda He kedalam
lingkungan teman-temanmu." Guan Mei-yun dengan serius berkata,
"dia adalah temanku, tahu tidak?"
"Jangan gelisah?" Guan Ji-zhong melepaskan tangan sambil tertawa penuh arti, "tenaga tangannya besar tapi belum tentu
berguna, harus bisa ilmu silat baru berguna, lain hari aku ingin
mencoba tangan kosongnya saudara He."
"Kau berani?" Guan Mei-yun melotot, "jangan harap kau bisa membawa dia membantumu, Xian-wei, jangan perdulikan dia."
"Saudara Guan, ada masalah apa sebenarnya?" tanya Fu
Ke-wei. "Ha ha ha......" Guan Ji-zhong tertawa terbahak, "sekarang aku tidak enak mengatakannya, bagaimana pun kau telah menjadi
temanku, aku akan membuat kau mendapatkan kehormatan dan
selamat datang di rumahku, dijamin pasti seperti dirumah sendiri,
kita laki-laki ada tempatnya untuk laki-laki, jangan sampai adikku dan temannya menempelmu terus. Besok, aku akan kepenginapan
mencarimu, pastikan itu!" Tertawa, belum tentu benar-benar menyatakan senang.
Tawanya Guan Ji-zhong, membuat orang yang
memperhatikan hatinya jadi dingin, tawanya bukan
menyatakan senang, tapi ada maksud tertentu.
Wajah Fu Ke-wei juga tampak tersenyum, senyum semacam
ini juga ada arti lain, arti sebenarnya hanya dia sendiri yang
mengerti. "Kau jangan berharap." Nona besar Guan yang telah menjadi istrinya juga angkat bicara, sedikit pun tidak menghormati
kekuasaan kakaknya, dia berkata pelan pada adiknya Guan
Mei-yun, "persilahkan tuan muda He datang ketaman anggrekku."
"Besok aku temani kalian, supaya tidak ada orang sembarang
bicara." Du Lan-yin dengan genit melirik Fu Kewei, mungkin harus disebut diam-diam mengantar cinta, lirikan menggaet laki-laki nya
memang sangat menarik, "kakak kalian memang ada niat
mengumpulkan orang pintar, sebenarnya menguntungkan kalian
juga, buat apa membuat dia kecewa" Paling sedikit bisa dengan atas nama kakak kalian, terang-terangan mengundang dia kerumah!"
Nada bicaranya Du Lan-yin penuh dengan rasa tidak
berdaya. "Tidak bisa, ayahku tidak izinkan membawa orang luar tinggal
dirumah, kakak hanya akan menempatkan dia ke tempat tempat
kotor, aku tidak akan tertipu." Kata Guan Meiyun menggelengkan kepala.
Malam itu, nona kedua Guan menjamu tamunya di restoran Wu-fu,
tamu pentingnya adalah Fu Ke-wei, tamu pendampingnya adalah
nona besar Guan dan Du Lan-yin.
Orang dikota, semua tahu asal-usulnya para orang kaya ini, nona
besar mengadakan pesta menjamu tamu laki-laki, sudah tidak aneh
lagi seperti memang harus begitu.
Begitu kembali ke penginapan, hari sudah tengah malam.
Fu Ke-wei tadinya sudah setengah mabuk, sudah mabuk baru
bisa bergerak bebas, bermain dengan sekelompok wanita, bisa
tetap tidak mabuk, itu sudah sangat sulit sekali boleh dipuji.
Dua orang pelayan keluarga Guan mengantar Fu Ke-wei pulang
kepenginapan, setelah menyerahkannya pada pelayan kecil
Yung-lin, langsung pulang melapor.
Kamar atas dibagi dua ruangan luar dan dalam, Nie-shayin-hoa
yang menyamar jadi pelayan kecil membantu dia mencuci muka,
kembali ke kamar dalam, wajah Fu Ke-wei sudah tidak terlihat
mabuk. "Bagaimana?" dia menerima teh yang diantarkan oleh Niesha-yin-hoa perlahan tanya.
"Mereka telah mengutus orang, menipu aku keluar dan dua kali
memeriksanya." Nie-sha-yin-hoa pelan menjawab, "orang yang memeriksa bungkusan baju semuanya orang-orang ahli, gerakannya
mahir tidak ada yang terlewatkan, jika tuan sebelumnya tidak
mengatakan, aku sungguh tidak percaya seorang kaya, bisa
memperkerjakan ahli yang sangat cekatan. Tuan, kau harus hati-hati."
"Aku tahu, Xiao Ling." Dia tertawa dingin, "rumah keluarga Guan banyak sekali, jebakan di dalamnya juga banyak, tamu tidak bisa
menginap di dalamnya, jadi tidak ada kesempatan melihat asal-usul
si penjahat, terpaksa merubah cara mencari akal dari para anjing ini, cepat atau lambat aku pasti akan masuk, memang sedikit repot
menemukan tempat persembunyiannya si bangsat itu, aku akan


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati-hati menghadapinya. Ooo...! Apakah ada kabar dari para anak
buahnya Jin Chao-chen?"
"Petugas Shu Bai-yun melaporkan, rumah besar dan kecil keluarga Guan di seluruh kota, tidak pernah ditemukan ada orang yang
mencurigakan keluar masuk, si anjing tua Guan menyamar jadi
seorang kaya sangat berhasil, sedikit pun tidak menarik perhatian
orang, harap tuan menambah kewaspadaan mencegah hal yang tidak
diinginkan." Nie-sha-yin-hoa memang pembantu yang cekatan, "tamu di kamar sebelah kiri mau pun kanan sangat mencurigakan, mungkin
mata-mata keluarga Guan."
"Bukan, mereka adalah mata-matanya keluarga Du." Kata Fu Ke-wei yakin, "putri tuan besar Du Jin-yuan berteman denganku, dia merasa tidak tenang jadi mengutus orang mengawasi. Tenang saja,
mereka tidak membahayakan aku."
"Aku akan perhatikan mereka, orang-orangnya keluarga Du juga
bukan orang sembarangan."
"Saat aku tidak ada, kau harus sangat hati-hati." Dia dengan serius berpesan, "sekali ada gejala yang tidak menguntungkan, kau harus segera pergi ketempat jauh, jangan takut menggagalkan
usahaku, aku bisa melakukannya dengan cara lain, mengerti tidak?"
"Tuan, aku akan sangat waspada."
Nie-sha-yin-hoa lupa dirinya menyamar jadi laki-laki, tanpa sadar
tersenyum manis, penuh dengan rasa kewanitaan.
"Aku khawatir kau terlalu percaya diri, Xiao Ling, paling baik selain waspada kau harus sedikit rendah hati, telapak kaki banyak diolesi minyak. Jika terjadi sesuatu pada dirimu, seumur hidup aku tidak akan bisa tenang!" tiba-tiba tanpa sadar Fu Ke-wei menarik memeluk Nie-sha-yin-hoa.
"Walau begitu, aku juga rela sepenuhnya." Nie-sha-yin-hoa menurut saja dipeluknya.
"Tidak, ini adalah masalah antara aku dengan Xi Zhangfeng,
jangan melibatkanmu, itu sudah tidak seharusnya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, aku......" dia melepaskan tangan pelan mendorong tubuh dari pelukannya.
"Apakah tuan lupa hutang nyawanya Xi Zhang-feng padaku juga
belum dibayar" tentu saja aku juga berhak terlibat dalam masalah ini."
Nie-sha-yin-hoa malah sebaliknya menempelkan tubuhnya dengan
erat, "malah Xie-shen dan adik Ji, semua juga ada hak melibatkan diri, tapi kau malah sengaja meninggalkan mereka, melakukan tindakan
seperti ini apakah adil" saat mereka tidak mendapatkan jejakmu di
tempat yang telah dijanjikan, apakah kau tahu perasaan di dalam hati mereka?"
"Hal ini tidak bisa berbuat apa apa." Fu Ke-wei mengeluh, "aku mengejar ketua benteng Xi dan anaknya, selain membalaskan
dendam nyawa teman, tujuan utamanya adalah menyelidiki di mana
Pedang Naga Langit Lu-zhao, masalah ini tidak ada sangkut pautnya
dengan orang lain, apa lagi......"
"Apa lagi apa?"
"Apa lagi jika di sisiku banyak orang, tidak terhindar akan kurang perlindungannya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, bukankah
akan membuat aku menyesal seumur hidup?"
"Tuan terlalu banyak khawatir! Kami semua terlahir sebagai orang yang bermain nyawa, tidak memandang penting hidup atau mati,
semua akibat akan ditanggung sendiri, yang kau katakan itu bukan
alasan." Nie-sha-yin-hoa dengan banyak pertanyaan di dalam hati memandang dia, "apakah kau merasa sebutan kami tidak bagus,
hingga bisa merusak nama baik?"
"Nama baik" Memangnya aku punya nama baik! Kau kira aku ini
orang suci?" kata Fu Ke-wei tertawa, "kau tahu di dunia persilatan ada berapa banyak orang ingin sekali makan dagingku, tidur di atas kulitku?"
"Betulkah?" Nie-sha-yin-hoa tertawa, "aku malah mengira penilaian Tian-ya-koay terhadap mu sangat tepat."
"Ooo..! Bagaimana dia mengatakannya?"
"Ingat saat berpisah di Shan-xi, dia kata kau bertingkah aliran hitam, berhati pendekar." Kata Nie-sha-yin-hoa tertawa, "setelah tinggal bersamamu beberapa waktu, apa yang kau lakukan, apa yang kau
perbuat, membuat aku merasakan kau adalah seorang yang bisa
diandalkan, aku kira penilaiannya si pengemis tua itu tepat sekali.
Xie-shen dan mereka juga pasti ada perasaan yang sama, jika tidak mana mau dengan suka rela melayani kau?"
"Itu karena mata kalian keluar dari kelopaknya." Kata Fu Ke-wei tertawa, "di kemudian hari kalian bisa menyadari, aku ini tidak seperti yang kalian bayangkan."
"Kami terhadap pandangan kami sangat percaya......"
"Sudahlah, tidurlah dengan tenang!" dia tiba-tiba mempertinggi suaranya, diam-diam memberi isyarat, ada orang sedang
mengawasi, "besok aku masih harus bertemu dengan nona kedua
Guan!" "Ya, tuan." Nie-sha-yin-hoa juga memperkeras suaranya, membereskan alat
minum keluar kekamar depan tempat tidurnya, dengan teratur
membereskan ranjang tidur, membetulkan bantal dengan tenang
tidak tergesa-gesa, semua tindakannya menunjukan dia adalah
pelayan yang teliti dan rajin.
Kamarnya ada beberapa jendela terang, diatas jendela terang yang
ada disisi, ada satu bayangan menggunakan ilmu meringankan tubuh
yang tinggi, Gordin Mutiara Menggantung Terbalik, bayangan itu
menggantung dibawah atap, kertas minyak jendela telah dilubangi satu lubang kecil, dari lubang kecil mengintip kedalam.
Guan Mei-yun sudah tertarik pada Fu Ke-wei, dia memang juga
wanita nakal yang tidak taat aturan, putra para orang yang punya
kedudukan di kota ini, melihat dia seperti melihat wabah"
Dan para putra orang kaya yang pikirannya hanya wanita dan
mengaku dirinya romantis, malah menjadikan dia sebagai sasaran,
dengan giatnya mengikuti kemana dia pergi.
Kali ini, akhirnya dia menemukan pria idaman yang membuat hatinya
tergerak, mendapat kesempatan berkenalan, membuka jaring cinta
dengan terencana, menangkap pria tampan yang segalanya membuat dia tergilagila.
Dia tahu, kakaknya tidak bisa tenang terhadap orang asing yang
datang dari ibu kota, dia sedang merencanakan sebuah siasat
menghadapi pria idaman hatinya, kakak perempuan dia sepertinya
juga ada maksud terhadapnya, di dalam hati tentu saja dia tidak rela.
Tadinya dia ada niat membawa ke Taman Anggrek kakaknya, tapi
dibatalkan. Pagi-pagi keesokan harinya, dia mengutus pelayan mengundang
Fu Ke-wei ke Taman Qing fengnya Du Lan-yin.
Taman Qing-feng adalah harta tidak bergeraknya tuan besar Du
Jin-yuan, biasanya hanya digunakan oleh keluarga wanita, diurus oleh putri tunggal kesayangannya Du Lan-yin, di dalam taman ada paviliun dan kebun bunga, adalah tempat yang bagus untuk bermain.
Dia tidak menginginkan kakak laki-lakinya membawa Fu Kewei jadi
berandalan. Para lelaki berkumpul, selain mengejar arak dan wanita, yaitu
memainkan tongkat atau tombak, berebut kekuasaan dengan
berandalan jalanan, tidak bisa melakukan hal yang baik.
Dia juga menjaga kakak perempuannya mengincar Fu Kewei,
menjaga supaya kakak wanitanya tidak merebut pria idamannya.
Dia dan Du Lan-yin di ruang kecil, menemani Fu Ke-wei
sarapan pagi. Makanannya enak enak, ada pelayan wanita melayani.
Fu Ke-wei sedikit pun tidak kaku, dengan lancar berkatakata,
tingkahnya selain hangat dan sopan juga tampak tingkah sombong
yang tidak kelewat batas para putra orang kaya yang romantis,
mengatakan kata-kata yang terselubung yang tidak merusak situasi,
membuat dua wanita cantik tingkahnya jadi genit, mendekatkan jarak hubungan antar lawan jenis.
Du Lan-yin adalah tuan rumah, dia menemani mereka berdua
melihat-lihat ke sekeliling taman.
Taman Qing-feng berada di luar kota, tanahnya luas sekali, semua
bangunan berbentuk tunggal terpisah masing-masing, merupakan
salah satu taman ternama setempat, berjalan sekeliling harus
memakan waktu setengah hari lebih.
Du Lan-yin menemani mereka sampai di vila teratai, lalu dengan
tahu diri meninggalkan mereka pergi dengan pelayan wanita.
Vila teratai luasnya kira-kira enam tujuh ha, penuh dengan teratai dan kuncup teratai, di kelilingi dengan pohon dan bunga yang indah.
Vila teratai dibangun di tengah danau, ada jembatan dengan
sembilan belokan menghubung ke daratan, satu belokan yang
dekat ke vila adalah model jembatan gantung, begitu papan
jembatannya diangkat maka terputuslah hubungan ke daratan.
Du Lan-yin dengan alasan ada urusan yang harus diselesaikan,
meninggalkan mereka berdua di vila menikmati pemandangan
bunga teratai atau naik perahu.
Setelah main setengah harian, para nona harusnya telah lelah.
Tapi Guan Mei-yun tidak merasa lelah, tapi pura-pura lemah,
dengan leluasa menggaet lengan Fu Ke-wei, duduk diatas tiang
melintang vila, dengan genitnya mengambil sapu tangan wangi, dan
indahnya mengelap keringat di lehernya, wajah yang merah tidak
pakai kosmetik, tampak lebih cantik memikat.
Fu Ke-wei menggaet tangannya, tersenyum membalikan wajah
menatap Guan Mei-yun sedikit tidak bisa menahan diri, tidak saja
wajahnya memikat dan harum tubuhnya juga merangsang.
"Kau......kau lihat apa?"
Dia juga melihat Fu Ke-wei dengan sorot mata yang aneh hangat,
di dalam tubuhnya timbul gelombang aneh, dengan genit melihat Fu
Ke-wei dengan mata putihnya, warna merah di leher naik ke atas.
"Cantik alami, cantik sekali." Fu Ke-wei mengusap tangannya dengan pelan, senyumnya membuat hatinya bergelombang, perasaan
yang datang dari tangannya juga membuat dia lupa diri, "Mei Yun, akhirnya aku mengerti juga makna kecantikan bisa dinikmati."
"Gombal!" Seluruh tubuh Guan Mei-yun jadi panas, dia pura-pura akan
menarik tangannya. Fu Ke-wei mengambil kesempatan menariknya, melumpuhkan
tarikan dia, hmmm... sekali, tubuhnya setengah diputar, mengikuti
arah jatuh di pelukan Fu Ke-wei.
Semua gerakan jatuh ke pelukan tampak sangat alami.
Guan Mei-yun memeluk dengan kuat, dia seperti meloncat di
awan, menutup matanya, pura-pura meronta tubuh yang panas itu.
"Mei......Mei......Yun......"
Hati Fu Ke-wei juga bergelombang, matanya menyorot sinar
aneh, dia bisa merasakan denyut hatinya lebih cepat satu kali
lipat, ingin mengendalikannya juga tidak mampu, tangan
menambah tenaga. "Mmm, Xian-wei, kau......kau......"
"Ooo..Aku......"
Fu Ke-wei tertegun, tenaga di tangan mengendur.
"Kau, terhadapku apa......apa bersungguh sungguh?" dia
menyandar di pelukan Fu Ke-wei berguman, wajahnya menempel
di dada yang kuat dan hangat.
"Mei-yun, percayalah padaku," Kata Fu Ke-wei di sisi telinganya dengan lembut, tangan di atas tubuhnya dengan lembut
mengusap-usap. "Akhirnya aku menemukan orang yang bisa mencurahkan hati,
ya......yaitu......kau......." Dia seperti mabuk seperti bengong, hampir lumpuh di pelukan Fu Ke-wei.
"Jika ayahmu tidak menolaknya, bawa aku menemui ayahmu,
bagaimana" Mei-yun, biarkan ayahmu melihatku apakah pantas
buat kau......" "Ayahku terlalu sibuk dengan kegiatan rutinnya, entah lewat
beberapa hari lagi, baik tidak?"
"Ooo! Ayahmu keluarganya besar usahanya juga besar,
apakah setelah kembali dari perkebunan teh dan persawahan?"
"Aku juga tidak tahu......mmm! Kau......kau jahat
sekali......" Tangan Fu Ke-wei bergeser menyentuh di bagian tubuh yang
sensitif, satu gelombang aneh menerjang Guan Mei-yun, tanpa sadar
dia merintih genit, menghembus nafas seperti anggrek, seperti ular menggeliat di pelukan Fu Ke-wei, dia tersesat di dalam gelombang
yang liar ini. Pria menginginkan wanita, terhalang satu gunung, wanita
menginginkan pria, terhalang kertas satu lembar.
Fu Ke-wei merasa lepas kontrol, mencium bibir kecilnya yang
panas itu. Di sekeliling tidak ada orang, taman Qing-feng yang luas ini tampak tenang, waktu yang bagus, pemandangan yang indah, seorang
laki-laki seorang perempuan, tidak ada saru halangan pun, hal apa
pun bisa terjadi. Rambut kacau, perak mengeletak, baju setengah terbuka, buah
dada putih seputih giok, cukup menyalakan bara api nafsu.
Fu Ke-wei sudah tidak bisa menahan diri, tadinya dia sengaja
menimbulkan nafsu wanita sembarangan ini, ciuman yang terus
menerus dari bawah leher turun hingga pada buah dada yang
menggiurkan. Baju perlahan dibuka, sekarang tubuh Guan Mei-yun hampir
menjadi kota yang tanpa penjagaan.
Di tengah jembatan sembilan belokan, tiba tiba terdengar satu
batuk pelan. Guan Mei-yun dengan sangat terkejut cepat cepat menarik
bajunya, menutup buah dadanya yang terbuka.
"Lan-yin......kau......"
Sambil memakai baju dia duduk dengan benar sambil
berteriak marah. "Bukan nona Du." Kata Fu Ke-wei juga cepat-cepat duduk
kembali. Seorang wanita cantik yang bisa membuat orang berdebar hatinya,
memakai baju warna putih bulan, baju tipis dengan lengan baju ketat, membuat buah dada yang tinggi itu lebih seksi, mata genit yang berair benar-benar bisa menggaet roh orang.
Walau wanita ini telah menyaksikan pemandangan mesra kedua
orang itu, tapi sepertinya tidak terkejut.
"Kau ini siapa?"
Guan Mei-yun dari malu menjadi marah, dia membenci sekali
wanita yang tidak tahu kesenangan orang ini, yang telah merusak
kenikmatan dia, sambil meloncat marah memaki-maki, sambil
cepat-cepat membereskan baju yang kacau.
Model rambut dari pakaian wanita ini, sudah menjelaskan
kedudukannya berbeda, tapi dia pasti bukan pelacur di rumah bordil.
"Aku datang mencari tuan rumahnya taman ini," Wanita baju putih menunggu dua orang itu membereskan bajunya, baru pelan-pelan
mendekat, "taman setan ini vilanya terlalu banyak dan juga terlalu luas, orang yang bersembunyi di dalam sini, jika orangnya sedikit, sulit bisa mencarinya, makanya harus mencari orang menanyakannya."
Guan Mei-yun adalah tamu yang sering datang ke taman Qing-feng,
pelayan di taman ini, dia hampir semuanya tahu, malu yang
ditimbulkan karena perbuatannya terlihat tidaklah membuat dia jadi tidak waspada, begitu melihat dia sudah merasakan orang ini tidak di kenal, sehingga dia berteriak bertanya pada orang ini.
Begitu mendengar nadanya, dia tahu betul orang ini benar saja
orang asing. Seharusnya dia berpura-pura jadi seorang wanita baik-baik, tapi
dia telah mencium ada bahaya, nada wanita itu tidak benar, dia tidak bisa berpura-pura menjadi seorang wanita baik-baik yang tidak bisa ilmu silat.
"Wanita murahan yang pantas mati, kau berani masuk ke tempat
khusus untuk keluarga wanita yang terlarang untuk orang luar, sungguh tidak tahu malu." Dengan marah dia menerjang pada wanita yang masuk ke tempat terlarang ini, kakinya lincah dan cepat, "Jika kau senang mengintip hal yang begini, kenapa tidak cari sendiri laki laki......lah......"
Seharusnya dia menyadari bahaya dari nada bicaranya si wanita,
hingga dia tidak akan sampai bertindak sembarangan, dengan marah
dia menerjang maju menampar si wanita.
Fu Ke-wei telah terjerumus ke dalam nafsu birahi Guan Mei-yun,
nafsu birahinya mengantarkan dia kedalam pelukannya, tubuh
telanjang yang sempurna dan memikat membuat dia sedikit tidak
bisa menahan diri, walau dia telah mempersiapkan diri, tetap saja
dia terangkat nafsunya. Tapi dia masih dalam keadaan sadar, nafsu yang timbul tadi jadi
memudar karena di kacaukan oleh keadaan di luar, kesadaran yang
sementara tertutup oleh nafsu mendadak kembali lagi, dia sudah dapat melihat kedatangan wanita itu, tujuannya tidak bersahabat, dia bukan orang biasa, sesaat memusatkan pikiran reaksinya jadi terlambat, dia tidak dapat mencegah emosi Guan Mei-yun, begitu tidak berhasil mencegah, Guan Mei-yun dalam keadaan marah, sudah menerjang mengangkat
tangan dengan gegabah menempeleng.
Menempeleng adalah tindakan paling bahaya, begitu tangan
bergerak posisinya sudah terbuka terlebih dulu, kecuali lawan
benar-benar reaksinya lambat, atau ilmunya kurang, jika tidak dengan mudah lawan bisa membalas menyerang.
Buug... paak... terdengar suara aneh, ada orang terkena
tamparan dan terpukul. Guan Mei-yun bergerak cepat sekali, tapi wanita baju putih lebih
cepat lagi, sungguh seperti kilat, dia sama sekali tidak menangkis tangan mulus Guan Mei-yun yang datang menempeleng, tubuhnya
miring memotong masuk mengulur tangan, pertama di pipi kiri Guan
Mei-yun yang masih merah itu dia melayangkan telapaknya, lalu
membalikan telapak memukul telinga kanan, seperti memukul dalam
waktu bersamaan. Walau Guan Mei-yun seorang jago wanita yang berilmu tinggi,
dalam keadaan tidak ada perlindungan, mana bisa menahan
pukulan keras yang mengena telinga kanannya, Ngeek...
tubuhnya terlontar satu zhang lebih, meronta beberapa kali
langsung pingsan. Fu Ke-wei terkejut, gerakan wanita ini sangat cepat dan lancar,
jelas setingkat dengan pesilat tinggi yang ternama, tenaganya
juga bisa di kendalikan dengan bebas, menghadapi lawan sedikit
pun tidak ada emosi, sungguh membuat hati dia tergerak.
Kewaspadaannya baru saja timbul, wanita itu telah
mendekat padanya. "Kau lebih memalukan lagi! Datang kemari untuk sembunyi
menghindar bahaya, tapi tetap saja menggaet wanita."
Sambil bicara orangnya bergerak, bayangannya menekan dari
depan, seperti sinar kilat, telapak mulusnya datang ke arah pipi kiri dia.
Saat ini satu-satunya gerakan tepat adalah membalasnya.
Tapi dia tidak bisa membalas menyerang, dia masih belum tahu
tujuan lawan datang!

Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Segera dia mengeserkan tubuhnya menghindar, dia
mengetahui kecepatan serangan wanita ini mengejutkan
siapapun, dia mengerahkan ilmu silat sebenarnya,
mempercepat kecepatan menghindar.
Begitu serangan telapaknya tidak berhasil, wanita itu jadi
terkejut, wajahnya berubah, seperti bayangan mengikuti benda,
dia bergerak kembali dengan kecepatan yang mengejutkan orang,
berturut-turut menyerang tiga kali.
Biasanya seorang anak muda emosinya masih tinggi dan tidak mau
mengaku kalah, ini adalah reaksi yang timbul tanpa disadari. Banyak perselisihan terjadi, semua terjadi karena emosi yang tidak mau
mengaku kalah ini. Setelah serangan telapak wanita itu gagal, dia terkejut oleh
kecepatan gerakan menghindar Fu Ke-wei, tapi itu juga menimbulkan
reaksinya yang tidak mau kalah, dia merasa lebih kuat dari lawan,
tanpa pikir lagi segera dia mengerahkan kepandaian sebenarnya,
sedikit pun tidak memikirkan akibatnya, mengejar dan menyerang
tiga jurus telapak berturut-turut pada bayangan yang berkelebat yang sulit bisa dilihat dengan jelas karena emosi, serangan pun
menggunakan seluruh tenaganya, dia ingin cepat meraih
kemenangan Walau Fu Ke-wei tahu wanita ini berilmu hebat, dia juga tahu
wanita ini salah mengenali orang, tapi dia tidak ada kesempatan untuk menjelaskannya, lebih-lebih tidak menduga dia bisa menyerang
dengan sepenuh tenaga. Telapak kedua sudah mengenai dirinya, dalam keadaan tidak siap
dan di dalam hati tidak ada persiapan, tenaga yang seperti angin
kencang datang menerpa, mendorong sejauh satu zhang lebih
mengenai bahu kirinya. Dia seperti terkena godam besar, mundur tiga langkah, baru
bisa berdiri tetap. "Wanita yang ingin mati!" teriak Fu Ke wei menggigit gigi,
"terhadap orang yang tidak kenal juga memukul dengan sekejam
ini, kau tidak bisa diberi hati."
Wajah dia mendadak berubah, berubah jadi dingin sekali, dia
menyambut dengan tangan kanan, dengan satu jurus yang paling biasa Naga Awan Menampilkan Cakar, tanpa takut memotong masuk
menyambut serangan, jurusnya tampak angkuh sekali.
Telapak dan cakar begitu bentrok, wanita baju putih terkejut, dia
merasakan cakar Fu Ke-wei seperti terbuat dari besi, tenaga
cakarnya sepertinya tidak begitu kuat, tapi saat menyentuh tangan
seperti besi panas yang merah, ads semacam tenaga aneh
menggetarkan seluruh tubuhnya, mengisap seluruh'tenaga yang
dikeluarkannya, dengan sendirinya dia mundur sambil menarik
telapaknya. Tapi reaksinya sudah terlambat, buug... paak... sepasang
bahunya terkena satu pukulan, seluruh tubuh kehilangan tenaga,
lalu dadanya mengencang, ditangkap, dilempar, diterbangkan oleh
satu tenaga besar yang tidak bisa ditahan, byaar..., jatuh ke dalam danau teratai.
Teknik berenangnya si wanita sepertinya sangat hebat, begitu
masuk ke dasar danau, segera 'ssst'... dari dalam air dia meloncat keatas jembatan, kakinya baru saja menginjak papan jembatan,
mendadak dia merasa tubuhnya bergetar, jalan darah Du-mai
dipunggungnya telah ditotok oleh jurus yang aneh, seluruh tubuh
jadi kaku, sama sekali tidak bisa bergerak.
Di sekitar itu tidak ada orang yang tinggal, Du Lan-yin dan Guan
Mei-yun adalah ahlinya bermain asmara, sudah dari tadi mereka
menyuruh para pelayan pergi jauh-jauh, meninggalkan tempat ini
untuk kesenangan mereka. Pertempuran di atas vila air, dan suara tercebur ke dalam air,
tidak menimbulkan perhatian para pelayan yang berada jauh, langit
jatuh pun mungkin tidak akan ada orang yang peduli!
0-0-0 Bersamaan waktunya, Xie-shen, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yuzhen, di
ruangan sederhana tempat mereka sembunyi, di rumah orang miskin
di ujung lorong, situasinya tampak tegang.
Mereka bertiga mengira tempatnya sangat tersembunyi, di rumah
orang miskin ini mereka datang seperti tiga orang famili jauh, di kota sebesar ini tidak mungkin menimbulkan perhatian orang.
Tidak diduga baru menetap satu hari, pagi hari
keesokannya sudah didatangi orang.
Tamu yang tidak diundang adalah wanita baju hijau dari
Jin-she-dong itu. Dengan terang-terangan dia membuka pintu masuk ke dalam
rumah, di luar pintu ditinggalkan dua orang laki-laki setengah baya yang menyamar sebagai pelayan berbadan tegap, menghadang pintu
seperti dua dewa pintu, siapa pun jangan harap bisa keluar masuk
sesuka hati. Tiga orang itu di ruangan sedang mengobrol dengan tuan rumah,
sedang bersiap keluar, tiba-tiba mereka melihat ada orang
membuka pintu masuk ke dalam rumah, mereka jadi terkejut!
Setelah melihat jelas yang datang adalah wanita baju hijau, hati
ketiga orang jadi lega. Diam-diam mereka jadi kagum, mimpipun tidak menduga dua
orang wanita layang, bisa dengan mudahnya mengikuti tiga orang
persilatan yang sudah berpengalaman, berhasil mengikuti jejak
mereka. "Aku khusus datang untuk berterima kasih pada kalian bertiga."
Wanita cantik baju hijau dengan tersenyum menyatakan maksud
kedatangannya, "aku marga Jin, bersama dengan adikku tinggal
sebentar di kota kabupaten Wu-chang, tanpa alasan ada berandalan
yang mengganggu, jika kalian bertiga tidak cepat memberi
peringatan, mungkin sudah mengalami hal yang tidak diinginkan."
"Orang persilatan kadang timbul semangat mengurus hal kecil,
itu hal yang biasa." Xie-shen tidak menyembunyikan dirinya adalah seorang persilatan, dengan ramah berkata, "nona Jin silahkan
duduk, kami juga sedang bertamu tidak bisa dengan pantas
menyambut tamu, harap maklum."
"Terima kasih."
Nona Jin mengucapkan terima kasih dan duduk, tuan rumah
tahu diri buru-buru pamit kembali ke ruang dalam.
"Sebenarnya, aku dan kawan-kawan dengan wakil ketua
perkumpulan Cun-qiu, Yu-shu-xiu-shi, dulu pernah terjadi
perselisihan kecil, hanya saja tidak enak memperhitungkannya.
Memberi ingat pada kalian berdua, bukan di sengaja, makanya jangan ditaruh dihati."
"Orang persilatan harus bisa membedakan dendam dan budi
dengan jelas, aku dari Jin-she-dong di Chuan Xi, juga bisa dikatakan setengah orang persilatan, sehingga tetap merasa sangat berterima
kasih. Boleh tahu nama dan marga kalian bertiga, dan sebutannya?"
Di dunia persilatan, julukan lebih penting dari pada nama, ada
beberapa orang julukannya diketahui semua orang, tapi tidak tahu
siapa namanya, apa marganya"
Larangan di dunia persilatan banyak sekali, wanita cantik baju
hijau menanyakan nama dan sebutan, sesungguhnya berniat baik,
tapi Xie-shen bertiga merasa kesulitan.
"Maaf sekali." Xie-shen menolak dengan sopan, di saat ini di tempat ini,
bagaimana dia bisa membuka dirinya" Di dunia persilatan banyak
orang yang serakah sedang mencari mereka!
"Malah aku yang kurang sopan." Wanita cantik baju hijau minta maaf, dia sendiri juga hanya memberi tahu marga tidak menyebut
nama, "jika dugaan aku tidak salah, dua orang tuan ini juga wanita yang menyamar jadi laki-laki."
Dia mengangkat tangan tersenyum menatap pada Hoa-feihoa dan
Ouw Yu-zhen, nadanya pasti penuh percaya diri.
"Nona Jin sungguh hebat." Hoa-fei-hoa diam-diam terkejut, "kami kakak beradik sangat percaya akan teknik penyamaran, tapi tetap
tidak lolos dari matamu."
"Teknik penyamaran nona memang hebat sekali, tapi suara kalian saat memperingatkan, membuat aku jadi berani menduganya. Tolong
tanya apakah kalian bertiga datang kesini juga demi Yu-shu-xiu-shi?"
"Bukan khusus demi orang ini, hanya sekalian saja." Xieshen berkata,
"jika maksud membalas dendam, dia sulit bisa meninggalkan kota kabupaten Wu-chang hidup-hidup. Setelah membongkar siasat keji dia, kami sudah tidak perhatikan dia lagi, mungkin dia akan menyelidik orang yang membongkar siasatnya, sehingga kami bersembunyi di penginapan tiga hari, tidak pernah melangkah keluar. Sekarang ini, seharusnya dia sudah menuju ke utara ke Xiang-yang!"
"Dia telah sampai ke tempat ini."
"Apa?" Xie-shen terkejut, "apa dia datang mengikuti jejak kami?"
"Saat kalian bertiga pergi setelah memperingati, kalian sudah di bawah pengawasan anak buahku. Makanya kami tahu gerakan
kalian. Si bangsat itu tiba disini lebih lambat setengah hari, dia datang bertiga, sama sekali tidak tahu tentang kalian bertiga."
Kemudian nona Jin pamit, membawa anak buahnya pergi.
0-0-0 JILID KE TIGA Bab 23 "Tidak disangka dua wanita ini, diam-diam ada orang yang
melindung boleh dikata kita telah dikalahkan!" kata Ouw Yuzhen
khawatir, "Paman Du, apakah sebaiknya kita pindah?"
"Tampaknya harus begitu." Kata Xie-shen juga sedikit ngeri, sejak awal hingga akhir kita dalam pengawasannya, aku merasa ngeri. Tapi kita tidak perlu terburu-buru, malam hari nanti kita baru pindah. Mari kita pergi ke penginapan diamdiam melihat siapa sebenarnya pelayan wanita yang kecil itu.
"Mana bisa dia membawa seorang pelayan wanita
disampingnya" Benar..benar !"Hoa-fei-hoa dengan
memonyongkan mulut kecilnya berguman, Sangat tidak
leluasa, kecuali dia...."
"Kau jangan berpikir kearah negatif, Xiao Ji!" Xie-shen dengan nada aneh, "kamar atas biasanya dibagi ruang depan dan ruang
belakang, kau jangan berpikir mereka berdua tidur bersama! Jangan
berpikir yang tidak-tidak."
"Sialan kau, kau ingin dipukul yaa?"
Hoa-fei-hoa seperti seekor kucing yang terinjak ekornya,
meloncat marah-marah. "He he he......" Xie-shen hanya tertawa aneh sebagai jawaban,
"anggap saja mereka... itu juga bukan urusan kau..., kau......"
"Kau ingin mati......"
"Kalian jangan berkelakar lagi, aku sedang berpikir......" kata Ouw Yu-zhen sambil berpikir.
"Sedang memikirkan apa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Pelayan tuan itu, sangat mungkin penyamaran dari kakak Chao."
Kata-kata Ouw Yu-zhen mengejutkan orang.
"Tidak mungkin!" Xie-shen tertegun, "dia meninggalkan kita bertiga, budi dan dendam, kebenaran dan kejahatan, terpisah dengan jelas, mana bisa dia membawa nona besar itu disampingnya?"
"Sifat tuan memang begitu, tapi kalian lupa satu hal." Kata Ouw Yu-zhen tertawa.
"Hal apa?" Hoa-fei-hoa berebut.
"Kakak Chao tahu beberapa teman yang berhubungan secara rahasia dengan ketua benteng Xi dan anaknya, dia bisa membantu mengejar dan memberitahukan jejak ketua benteng Xi, tuan pasti membawa dia
disampingnya, makanya aku menduga pelayan kecil itu mungkin kakak
Chao yang menyamar......"
"Dugaan adik Zhen tidak salah." Hoa-fei-hoa menyela, "pelayan itu memakai nama Yung-ling, bukankah bunyi katanya sama
dengan nama aslinya" Pasti itu dia, lebih baik kita mencari dia ke penginapan."
"Jika benar dia, kita jangan gegabah mencarinya." Kata Xieshen serius.
"Kenapa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Tuan kali ini tampil sebagai pelajar dari ibu kota, pasti ada tujuannya.
Aku percaya gerakan dan tempat tinggalnya, diamdiam ada orang yang mengawasi, jika kita gegabah pergi menemuinya, akan menimbulkan
kecurigaan orang yang mengawasinya, bukankah malah akan merusak
rencananya tuan?" Xie-shen menganalisa, "makanya, kita hanya bisa diamdiam menyelidik, melihat perkembangannya baru membantu tuan,
itu baru cara yang terbaik."
"Benar kata-kata paman Tu, kita harus bergerak dari
kegelapan, baru cara yang terbaik." Ouw Yu-zhen berkata.
"Baiklah!" Hoa-fei-hoa terpaksa setuju.
0-0-0 Tubuh langsing yang basah kuyup merangsang orang
melihatnya, tubuh itu dilemparkan ke atas jembatan.
Fu Ke-wei yang sedang marah sampai amarahnya akan
meledak, mendadak wajahnya jadi merah, buru-buru
membalikan tubuh, api amarahnya pun mereda.
Baju sutra putih yang dipakai si wanita, bagaimana tidak basah
di"terendam air"
Seperti bunga teratai muncul dari dalam air, wanita itu hampir tampil seperti bentuk asalnya, bentuk tubuhnya yang terpeta bisa
mengembangkan urat nadi para lelaki, tubuhnya penuh dengan daya
tarik, kalau sudah begini hal apa pun bisa terjadi, seperti ada tenaga setan yang siap meledak.
Wanita baju putih itu tentu saja tahu keadaan dirinya, dia sudah
ketakutan tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tadi melihat
keadaan Fu Ke-wei dengan Guan Mei-yun sedang bermain cinta,
sekarang dia harus menghadapi seorang lakilaki yang menakutkan, di sekelilingnya sepi tidak ada orang, ingin minta tolong tidak ada orang, setelah dipikir-pikir dia jadi ketakutan sampai seluruh tubuhnya
gemetar, dia sudah tidak mampu menghadapi nafsu sek yang seperti
srigala atau macan ini. Tapi begitu melihat Fu Ke-wei merasa malu dan buru-buru
membalikan tubuhnya, hatinya menjadi lega, hatinya juga merasa
aneh. "Terhadap orang yang belum kenal kau sudah menyerang begini
hebat." Kata Fu Ke-wei, matanya tidak mau melihat pada tubuh seksi yang bisa membuat denyut nadinya jadi cepat, amarahnya kembali
naik, menggigit gigi dengan nada dalam berkata lagi, "kau pantas mati, kau menggunakan jurus setan apa menyerang bahuku?"
"Aku......aku aku......"
"Kenapa" Sungguh pantas dihukum, kau wanita yang sudah
berusia dua puluh tahun lebih, kau tentu tahu di ruang pribadi
keluarga wanita bisa terjadi hal apa, kau sungguh tebal muka, telapak tanganmu hampir saja menghilangkan setengah nyawaku, aku tidak
bisa memaafkan dirimu."
"Jangan salahkan aku." Si wanita melihat Fu Ke-wei tidak pernah membalikan kepala, dia lupa keadaannya sendiri yang setengah
tembus pandang, keberaniannya jadi bertambah, "gerakanmu, cepat seperti setan, itu menandakan kau sudah menggerakan tenaga dalam
dan dapat menahan pukulan yang keras, kau tidak menyalahkan diri
sendiri belajar silat tidak
becus, malah menyalahkan aku......"
Fu Ke-wei naik pitam, mendadak dia membalikan tubuh.
Si wanita jadi ketakutan, cepat-cepat memejamkan
matanya. Dengan kasar Fu Ke-wei melepaskan totokan jalan darah Du-mai
nya, tubuh wanita yang seksi itu sudah tidak menjadi beban dalam
hatinya. "Bersiaplah!" dia meloncat sambil berteriak, "lihat siapa sebenarnya yang tidak becus belajar silat, jika tidak memberi
pelajaran keras padamu, hatiku tidak akan puas."
Wanita itu merangkak berdiri, melihat keadaan dirinya yang tembus
pandang, cepat-cepat dia membalikan tubuh, seluruh tubuhnya jadi
jengah, tapi akhirnya dia jadi tenang juga, setelah menarik nafas
menenangkan diri, sedikit menggerakan kaki dan tangan, hawa murni di dadanya sudah menyalur ke seluruh tubuh.
Fu Ke-wei juga telah mengerahkan tenaga dalamnya,
bertemu dengan lawan kuat, dia tidak berani bertindak
sembarangan. Memang, serangan tiga jari berturut turut tadi, menurut dugaannya
tidak mungkin bisa mengenai dirinya yang menggunakan kecepatan
menghindar yang sulit dilihat oleh mata, tapi ternyata dia masih terkena sebuah serangannya, jadi bisa dinilai ilmu silat wanita ini sangat mengejutkan orang, dia jadi berani bertindak gegabah.
Di belakang tubuh terdengar suara wanita itu, dia dengan
waspada membalikan tubuh.
Bayangan tubuh wanita ini, membuat wajah dia menjadi merah
lagi. Dalam keadaan begini bagaimana bisa dia bertarung"
Wajah si wanita juga merah seperti api, sambil menggigit gigi,
dengan satu teriakan, telapaknya dijulurkan menyerang.
Tenaga telapak yang tidak berbentuk datang menekan dengan
kuatnya, dia menggerakan tubuh dengan jurus Tali Mas Membelit
Pergelangan dia menangkap tangan, bersamaan kaki menyapu.
Menyerang sepasang kaki tampaknya tempat yang paling pantas di
serang, bertarung dengan wanita memang tempat yang dapat
diserang tidak banyak, kaki dan tangan adalah sasaran yang paling
bagus, di atas menyerang tangan di bawah menyerang kaki,
adalahtindakan seorang pria sejati.
Wanita ini lincah seperti ular, dia menarik tangan dan kakinya
dengan mudah menghindar serangan baliknya, dibarengi satu
teriakan lagi, jari nya sepertinya mendadak memanjang, lima jari
sudah sampai disikut kanan dia, kecepatan refleknya sulit
dibayangkan. Kedua belah pihak segera mengerahkan kemampuan masing-masing,
melakukan pertarungan yang cepat dan seru, setiap jurus selalu berubah ditengah jalan, sehingga sulit melihat jelas jurus sebenarnya, hanya terlihat bayangan orang dengan cepat berkelebat, kaki dan tangan sudah sulit dibedakan, pertarungannya sudah menjadi pertarungan semangat, jurus serangan jurus pertahanan sudah tidak penting lagi.
Tenaga yang dikerahkan semaian besar, semakin bertarung
sungguh-sungguh semakin bersemangat, ingin menang begitu timbul
tidak bisa disetop lagi. Kedua belah pihak masing-masing ada untungnya, suara
beradunya tinju dan telapak terus-menerus terdengar, semakin
terlihat perta-rungannyajadi pertarungan jarak dekat.
Hal ini tidak menguntungkan bagi si wanita, beberapa tempat
walau tidak penting, tapi begitu terkena bisa menimbulkan beban
didalam hati, makanya dia harus hati-hati sekali.
Wanita memang tidak cocok bertarung jarak dekat dengan laki


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

laki. Di satu pihak keterbatasan fisiknya, di lain pihak tempattempat
sensitifnya paling banyak, maka bertarung dengan laki laki, yang
terpenting adalah serangan cepat ke titik berbahaya, begitu mengena pada sasaran, langsung berkelit, menghindar di dekati lawan.
Orang-orang persilatan yang bertarung dengan wanita, tidak
boleh menganggap enteng, paling baik seorang laki-laki jangan
bertarung dengan wanita, menghindar jika tidak mati pasti terluka.
Apalagi wanita suka sekali menggunakan racun.
Tampaknya posisi Fu Ke-wei juga tidak menguntungkan, tidak
saja dia harus hati-hati tempat berbahayanya terkena pukulan,
lebih-lebih dia tidak bisa menyerang daerah sensitif lawannya.
Untung saja pengalaman bertarung dia sangat banyak, cara
menyelamatkan diri juga kelincahannya yang tinggi dia bisa
bergerak leluasa, setelah bertarung kurang lebih dua-tiga ratus
jurus, tenaganya tetap dahsyat, ganas seperti singa.
Akhirnya, dia mendapatkan kesempatan bagus memotong masuk,
sebelah bahunya menangkis tangan si wanita yang akan mengunci
tenggorokan, tubuhnya dengan cepat berputar, balik menempel bahu
kanan belakang dia, tangannya mencengkram dan berhasil
menangkap ketek kanan si wanita, empat jarinya menyentuh buah
dada yang lembut, tangan kirinya diayunkan, menahan bokong si
wanita, sekali berteriak keras, dia melemparkan orangnya keatas.
Begitu dadanya si wanita di sentuh tangan, dengan sendirinya
seluruh tubuh si wanita bergetar, dia tidak keburu bereaksi,
tubuhnya sudah dilempar keatas.
Buug..., tubuh si wanita di lempar ke atas rumput, jatuh di bawah
papan pot bunga. Fu Ke-wei menyusul terbang meloncat datang, tapi
mendadak dia menghentikan langkah.
"Hayo berdiri!" dia teriak marah sambil mengepal tinju, "aku ingin memberi hajaran supaya sadar, supaya kau tidak merasa
dirimu paling hebat dan tidak sembarangan bertindak."
Si wanita dengan benci menatap dia, mendadak dia bangkit,
terbang ke pinggir dua zhang lebih, berjaga saat bangkit lawan
menyerang dirinya. Fu Ke-wei tidak mengambil kesempatan itu menyerang, dia berdiri
di tempat dengan posisi kuda-kuda.
"Kau memang sangat hebat, malah hebat sekali." Fu Ke-wei sedikit terkejut tanpa sadar memuji, "tenagamu sudah habis setengah lebih, masih bisa meloncat sejauh dua zhang lebih, tidak aneh kau
sembarangan bertindak, disini bukan tempat yang harus kau kunjungi, pergilah!"
"Aku......aku mau......" Si wanita tertegun.
"Apa kau tidak mau." Fu Ke-wei memotong, "cepat pergi, lihat rupamu. Apa masih merasa hebat dan ingin meneruskan
pertarungan" Bentuk tubuh begitu jelas, malu pun sudah tidak tahan."
Dia membalikan kepala langsung pergi sambil
menggelengkan kepala tertawa pahit!
"Berhenti!" Di belakang terdengar teriakan dingin yang tenang dari si
wanita. Dia dengan tenang membalikan tubuh, wajahnya berubah.
Si wanita tetap masih berdiri diatas rumput, sepasang tangannya di satukan, matanya yang hitam seperti dalamnya danau, memikat tidak
memikat lagi, menyinarkan sinar dingin yang aneh, seperti datang dari mata setan di dalam neraka, hawa setannya membuat orang gemetar
tidak kedinginan, seluruh tubuh timbul perasaan dingin.
Dia sedikit berjongkok, mata macannya bersinar jernih, menghirup
nafas menyatukan hati dan semangat, berdiri tegak seperti gunung,
sepasang tangannya berhadapan atas bawah di depan dada dan perut,
telapak tangan sedikit mengarah keluar, baju atasnya bergerak sendiri tanpa ada angin.
Dia adalah seorang ahli, dia tahu dirinya telah ditutup oleh suatu tenaga gaib, tekanan yang besarnya tanpa batas sedang menekan
dia, mengerut dan menerjang, dan sumber tenaganya berasal dari
hati dan semangat si wanita.
Di dalam lingkungan seputar tiga zhang, kekuatan tenaga
semacam ini sangat mengejutkan orang, jika dia tidak bisa
menahannya, dalam sekejap bisa kehilangan tenaga dan menjadi
lumpuh, malah bisajadi satu mayat.
Fu Ke-wei bisa menahan tekanan yang menakutkan ini, hati
semangat dan tubuhnya telah mengkristal jadi sebuah gunung yang
tidak tergoyahkan. Rambut si wanita yang basah kuyup, karena acak-acakan,
rambutnya mulai melayang-layang, otot di wajahnya nampak mengerut, mengendur, tegang, memelintir dan lain-lain bentuk terus-menerus,
membuat orang melihatnya didalam hati jadi ketakutan, kecantikan
telah hilang semuanya. Sesaat, otot di wajah dia juga nampak garis-garis
memelintir. Dua kupu-kupu yang sedang kejar-kejaran, terbang mendekati
sisi kanan Fu Ke-wei, terbang menari sangat enak dipandang.
Terbang mendekati kira-kira delapan che, mendadak hancur
berkeping-keping, kepingan yang berwarna warni terbang keluar,
terbang sejauh delapan che baru jatuh ke bawah, menjadi hujan yang berwarna warni, melayang jatuh ke rumput seperti menebarkan kertas warna warni.
Dalam mata macannya Fu Ke-wei, saat ini bersinar tajam, otot
diwajahnya juga berhenti bergerak-gerak.
Si wanita mendadak membuka mata, sepasang tangan melontar
keluar. Satu hawa putih dengan samar samar suara geledek, menerjang
kearah Fu Ke-wei. Orang yang penakut jika mendengar suara
begini, pasti mengira sedang terjadi setan mengamuk, iblis
menangis, dewa berteriak.
Sepasang telapaknya Fu Ke-wei juga di lontarkan keluar, ke kiri kanan seperti mendorong tentara kadang membuka kadang membagi, hawa
putih mendekat hingga tiga che lebih, yang tadinya menembak lurus
tiba-tiba berubah arah tumpah ke samping.
Satu teriakan dingin, sepasang jari tangan kanan Fu Ke-wei
menotok dari kejauhan. Tubuh si wanita berkelebat, mendadak menghilang.
Tubuhnya Fu Ke-wei juga sekelebat berbalik.
Diantara taman bunga dan bangunan yang sepi tenang, sering
terdengar suara aneh yang mengerikan, kadang di timur kadang
di barat, kadang di selatan kadang di utara.
Orang yang matanya tajam, pasti bisa melihat dari sudut mata,
melihat bayangan yang bentuknya aneh-aneh, kadang seperti
bayangan kadang menghilang tidak bisa terlihat bentuknya, seperti
meteor, seperti sinar listrik, seperti setan bergerak, juga seperti binatang, samar-samar terlihat, mendadak menghilang.
Di vila teratai, Guan Mei-yun sedang pelan-pelan sadar.
Si wanita menyandar di satu rak bunga, memegang tiang,
wajahnya putih pucat, baju menempel ketat di tubuh seksi
memancing orang melakukan perbuatan kotor. Keberaniannya sudah
hilang tidak berbekas, tingkah yang genit tersapu habis, diganti
dengan wajah yang kelelahan, tidak berdaya.
Fu Ke-wei berdiri disatu zhang lebih, dingin menatap
lawannya. Nafasnya sedikit tidak stabil, tubuhnya basah dengan keringat, baju hijaunya juga menempel ketat ditubuh, penampilan putra pelajar yang sopan santun juga telah hilang, seperti seekor macan yang ganas,
menatap anak kambing gemetaran dibawah cakarnya.
Sesaat, matanya yang menyorot tajam telah hilang.
Si wanita ingin bicara, tapi tidak bisa mengeluarkan suara.
Dia benar-benar ketakutan, asalkan Fu Ke-wei bergerak pada
dia, dia...... Fu Ke-wei juga ingin bicara tapi tidak jadi, akhirnya menghembus
nafas panjang, membalikan kepala pergi dengan langkah yang besar,
tidak pernah sekali pun membalikan kepalanya.
Si wanita seperti hancur lebur, dengan lega melemaskan kaki
dan tangan, seperti melepaskan beban berat menghembus nafas
panjang, menutup sepasang mata yang kelelahan beristirahat.
"Orang macam bagaimana dia?" di dalam hati dia bertanya pada diri sendiri.
"Apa yang terjadi?" tanya Guan Mei-yun yang telah sadar tidak tahu menahu.
Dia melihat Fu Ke-wei sedang membopong dia, menelusuri
jembatan sembilan belokan menuju daratan.
Tubuh Fu Ke-wei basah oleh keringat dan air, tampak
kelelahan. "Bertemu dengan seorang wanita gila." Fu Ke-wei tertawa, tawanya terpaksa.
"Kau......tubuhmu......"
"Aku dipukul jatuh ke danau......"
Sebelumnya sengaja dia meloncat ke dalam danau,
membasahkan diri. "Aduh!" "Kau dipukul pingsan oleh dia, aku maju berdebat dengan dia,
akibatnya aku dipukul dia jatuh kedanau. Ooo! Kau tidak apa-apa
kan?" "Kepala masih sedikit pusing."
"Tidak apa-apa, sebentar juga akan baik. Mei-yun, kita tidak bisa tinggal di taman Qing-feng lagi, aku takut wanita gila itu bisa datang lagi." Fu Ke-wei sengaja menakut-nakuti, sebenarnya juga ada
kekhawatiran, "kerumahmu saja bagaimana?"
"Jangan, aku......aku temui kau di penginapan saja."
Guan Mei-yun lupa diri, dia memeluk bahu Fu Ke-wei,
memberi ciuman hangat. "Kau sungguh tebal muka." Fu Ke-wei setengah serius setengah pura-pura mendorong dia, "di penginapan banyak orang,
keberanianmu selingkuh lebih besar dari pada langit, aku tidak ingin merusak harga dirimu, juga aku takut pelayan Yung-ling pulang ke
rumah melaporkan pada ayahku."
"Kalau begitu kerumah kakak perempuan ku saja."
"Apakah kau tidak bisa melihat tujuan dia padaku" Kau sudi dengan dia bersama-sama......"
"Bagaimana kalau kerumah kakakku saja?"
"Dia pasti mengutus orang menunggu aku di penginapan, dia
sangat berharap dengan kedudukanku sebagai putra terpelajar dari
ibu kota mengangkat kedudukannya!"
Masuk kerumah keluarga Guan, adalah tujuannya, jika tidak bisa
menyelidiki dari dalam, masuk begitu saja terlalu bahaya, dan tuan besar Guan rumahnya besar usahanya juga besar, pegawainya banyak sekali, siapa yang bisa menyelidik satu persatu sekelompok besar orang,
menyelidik asal-usul setiap orang"
Yang penting, dia tidak bisa melibatkan orang tidak
berdosa. Hingga sekarang, dia masih belum mendapatkan bukti nyata tuan
besar Guan berhubungan dengan ketua benteng Xi. Walau pun ketua
benteng Xi dan anaknya bersembunyi di rumah keluarga Guan, juga
tidak ada hubungannya dengan keluarga Guan, dia tidak ada alasan
menginterogasi sampai mati orang-orang keluarga Guan, untuk
mendapatkan ketua benteng Xi dan anaknya, dia tidak bisa bekerja
menggunakan cara yang tidak ada aturannya seperti ini.
Di dunia orang yang berkuasa menyembunyikan buronan
banyak sekali. Orang-orang ini bukanlah semuanya orang jahat
yang tidak bisa diampuni.
Ada orang yang tidak bisa menolak karena eratnya hubungan, atau
berdasarkan kebenaran, demi teman atau famili menyediakan tempat
perlindungan yang aman. Tidak sama dengan benteng Zhang-feng yang
melakukan kejahatan sendiri, di kota Wu-chang keadaannya sama sekali tidak ada kesempatan melakukan kejahatan seperti yang dilakukan
benteng Zhang-feng. Putra-putrinya keluarga Guan walau sedikit tidak tahu aturan,
tapi mereka putra putri orang kaya yang tidak punya rekor
kejahatan besar, tidak mungkin sampai berani membunuh orang
atau mencelakakan orang. Bagaimana dia bisa menggunakan cara yang dahsyat dan tanpa
ampun menghadapi orang orang keluarga Guan"
Rupanya, tujuan Guan Mei-yun hanya ingin bermain asmara saja,
tidak ada niat mengundang dia masuk ke rumah keluarga Guan,
siasat Fu Ke-wei jadi sulit terlaksana.
"Aku bisa membuat kakak tidak bisa menempelmu." Guan
Mei-yun dengan bangga menciumnya, "jika perlu aku suruh kakak Lan-yin menempel dia."
"Ilmu silatmu pasti cukup bagus." Katanya sambil berjalan melepaskan tangan dari tubuh seksi yang memikat itu, "sampai
berani melawan seorang wanita gila yang ilmu silatnya tinggi, aku
tidak ada keberanian ini."
"Aku tidak percaya dia orang gila, dia datang pasti ada
tujuannya." Guan Mei-yun dengan benci membereskan bajunya,
"selanjutnya jika dia masih berani datang lagi, Henmm...! Aku akan membuat dia benar-benar jadi orang gila."
Di dalam hati Fu Ke-wei tahu, wanita baju putih memang datang
dengan tujuan, tapi dia tidak mengerti kata-kata wanita baju putih itu, apa maksudnya 'Kau lebih memalukan lagi, datang kesini untuk
bersembunyi dari bahaya, malah menggaet wanita.'
Dia bukan datang untuk bersembunyi, tapi datang untuk
memburu orang, jelas wanita baju putih itu salah melihat orang.
Lalu siapa sebenarnya orang yang bersembunyi menghindar dari
bahaya" "Sudahlah, jangan dibicarakan lagi." Fu Ke-wei menepuknepuk bahu dia, "kau pergi beritahu nona Du, supaya dia hatihati, wanita gila itu mungkin akan datang lagi. Aku akan kembali kepenginapan untuk
mandi dan ganti baju."
Wanita cantik baju hijau, dengan wanita baju putih bersamaan
muncul di vila teratai didalam taman Qing-feng.
Orang-orang keluarga Du lebih banyak wanita dari pada
laki-lakinya, tamannya terlalu besar, orang yang tinggal disini
kebanyakan pelayan wanita, hanya beberapa orang laki-laki yang
bertugas menjaga pintu, jika ada pesta, baru mengutus banyak
orang dari rumah untuk membantu.
Para pelayan wanita jadi ketakutan begitu mendengar di vila
teratai muncul seorang wanita gila yang berilmu tinggi, semua jadi sembunyi dirumah utama yang ada dibagian depan, tidak berani
lagi jalan-jalan ke tempat lainnya.
Taman Qing-feng yang luas ini, sekarang jadi sepi seperti kota
mati. 0oo0 "Katamu orang ini juga memiliki ilmu batin yang hebat?" tanya wanita cantik baju hijau pada wanita cantik baju putih, "Ilmu Pengendali Roh juga tidak bisa menguasai dia?"
"Benar, dia hanya sebentar terpengaruh."
"Ilmu Liu-he-da-qian-neng (enam aliran bergabung jadi satu)
juga tidak bisa melukai dia?"
"Aku telah melihat kemampuannya, dia bisa membelokan
Qian-neng hingga menghancurkan rak bunga."
"Ilmu Liu-xuang-jun-yin (sinar mengalir menghindar bayangan.) mu juga tidak bisa meloloskan diri dari pengejaran dia?"
"Malah sebaliknya di tengah jalan aku dicegat dia, tanpa sempat bersiap dipukul sebelah telapaknya sampai salto dua kali."
"Sampai begitu" kakek juga tidak bisa mencapai taraf ini!"
"Kenyataannya begitu."
"Aku pikir orang ini pasti bukan satu kelompok dengan orang itu, jika tidak dia tidak akan seperti anjing di rumah duka melarikan diri dari kota kabupaten, lari sampai kesini." Wanita cantik baju hijau berkata, "berarti, kau tidak menemukan bajingan yang hina itu bersembunyi di rumahnya keluarga Du. Tapi apakah pesilat hebat yang misterius ini orangnya keluarga Du?"
"Tidak tahu. Begitu aku masuk kesana, disana baru ada orang,
tidak diduga malah dua orang ini sedang bermain asmara."
"Selanjutnya kita harus perhatikan orang ini, jika keluarga Du punya seorang pesilat hebat yang seperti ini, kita akan mengalami
kesulitan, orang-orang kita harus hati-hati mengawasinya, supaya
tidak terjadi kerewelan yang tidak perlu."
"Orang ini tampaknya bukan anggota keluarga Du atau
pengawalnya, sebelum dan sesudah kejadian, dia tidak menyelidiki
masalah aku menorobos masuk, dan juga......" wanita cantik baju
putih menceritakan kejadiannya.
0-0-0 Restoran Jia-bin adalah restorang paling mewah diluar kota, karena lokasinya didaerah pelabuhan yang ramai, maka menjadi tempat
berkumpulnya para putra hartawan, diatas loteng di setiap ruang sekatan ada ruang kosong yang luas, bisa dipergunakan untuk pertunjukan tarian atau musik, juga boleh memanggil para penjaja sek yan g ternama
menemani pesta untuk bergembira.
Saat sore hari, tiga bersaudara Guan, dan Du Lan-yin, membawa
dua orang pelayan, beramai ramai menemani Fu Ke-wei naik keatas
loteng restoran Jia-bin yang mewah itu, duduk didalam ruangan
sekatan yang telah dipesan sebelumnya.
Dua orang pelayan menjaga diluar ruang sekatan, tamu restoran
lainnya tidak diizinkan masuk.
Pesanan masakannya sangat melimpah, setelah sedikit mabuk, yang
laki-laki suaranya semakin keras, yang wanita mengimpit Fu Ke-wei
ditengah, semakin bebas tidak beraturan, alis dan sudut mata tampak bergairah, dengan alasan sedikit mabuk sedikit pun mereka tidak
merasa malu. Wanita yang cantik dan bebas, sedikit mabuk adalah saat yang
paling memikat orang. Tapi mereka tidak tahu, saat mereka memesan tempat pada
restoran Jia Bin sudah menimbulkan perhatian orang lain.
Orang yang seharusnya datang, semua sudah datang,
diantaranya termasuk Xie-shen yang berpakaian mewah, dia
menyamar jadi seorang hartawan peminum arak, Hoa-fei-hoa dan
Ouw Yu-zhen, semua menyamar jadi hartawan setengah baya,
tingkahnya cocok dengan kedudukkan dirinya.
Semua ruang sekatan model tertutup, didepan ada satu ruangan
besar yang mewah, tersedia dua puluh lebih meja makan mewah


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang disediakan dinding penyekat yang dapat digerakan, jika
dinding penyekatnya disingkirkan, bisa dijadikan tempat pesta besar bagi hartawan besar.
Xie-shen bertiga memesan ruang sekat bersebelahan, suara
diruang sebelah samar-samar bisa didengar.
Di ruang sekat lainnya, menjadi ruang makan empat orang, dua
laki-laki dan dua perempuan.
Dua wanitanya, adalah wanita cantik baju hijau dan wanita cantik
baju putih yang bermarga Jin.
Dua wanita ini tidak berdandan lagi, mereka menyamar menjadi
kakak beradik keluarga menengah, wajahnya menggunakan obat
perubah wajah, tidak jelas lagi wajah aslinya, yang tadinya cantik menawan sudah tidak ada lagi.
"Saudara He, dengarlah." Kata Guan Ji-zhong setelah minum tiga gelas arak, suaranya keras dan lantang sekali, "besok malam aku bawa kau ke suatu tempat, kau bisa main dengan sepuasnya, bersamaan juga bisa mengangkat harga diriku, jujur saja kukatakan, di kota ini berbicara harta kekayaan keluargaku adalah nomor satu, tentang ilmu silat juga kelas satu. Dengan sebutan aku tuan muda besar Guan, siapa pun tidak bisa dibandingkan denganku, hanya..."
"Hanya apa?" "Hanya soal bakat, dibandingkan dengan orang dari keluarga Shi yang di gerbang selatan, aku hanya kalah sedikit, sehingga aku selalu berada dibawah angin, aku justru takut pada nona nona di Hong-yuan itu......"
"Kau ingin mati yaa! Kak." Guan Mei-yun marah, "ternyata kau tidak berniat baik, bukannya membujuk saudara Xian-wei pergi
berlatih silat, tapi malah menipu dia pergi ke Hong-yuan tempat
kotor itu, kau ingin memakai kepintaran saudara Xianwei mengadu
dengan putranya keluarga Shi, ingin mengangkat gengsi di hadapan
para sastrawan kotor. Puuih...! Jangan harap kau..."
Sambil berteriak-teriak, tangan dibawah meja malah memegang erat
tangan besarnya Fu Ke-wei mengusapusapkan ke dadanya. Kata-kata
seperti ini keluar dari mulut putra-putrinya hartawan besar, sungguh membuat orang jadi mual.
Fu Ke-wei sedikit kelabakan, Du Lan-yin yang di sisi lain, tidak
perdulikan pertengkaran Guan bersaudara, jari mulusnya menujuk
bahu Fu Ke-wei, sebelah tangan mengangkat gelas arak, langsung
menawarkan minum di mulutnya, tawa genitnya sangat memikat
sekali, tubuhnya yang panas hampir menempel di tubuhnya.
"Lan-yin, kau jangan menawarkan arak saja, bantu aku bicara, baik tidak?" Guan Ji-zhong mengulurkan tangan dari bawah meja, mencubit Du Lan-yin di pahanya sambil tertawa cabul, "bujuklah adik
kesayanganku, aku hanya mengajak saudara Xian-wei bersandiwara
saja, setelah merebut gengsi langsung pulang, tidak akan meninggalkan dia disana, jika terjadi sesuatu, aku yang tanggung jawab."
"Kak, jangan kata adik Mei-yun tidak setuju, aku juga merasa
keterlaluan." Guan Yue-yun mengjulurkan kaki, disentuhkan
beberapa kali ke paha Fu Ke-wei, "tuan muda He adalah tamu, kau melakukan ini orang lain nanti akan mengatakan apa."
"Saudara Guan, Hong-yuan itu tempat apa?" Fu Ke-wei
pura-pura bodoh, dengan bersemangat bertanya.
"Kau jangan pura-pura suci! Saudara He." Guan Ji-zhong tertawa keras, "kau adalah putra terhormat dari ibu kota, seharusnya
mengerti keadaan ibu kota. Seratus tahun yang lalu raja kita
Zheng-de, di ibu kota membuka usaha untuk raja, di antaranya ada
Hong-yuan, sekarang kau mengerti kan" Hong-yuan nya kota
Wu-chang dengan yang di ibu kota adalah sama, tempat yang bagus,
ha ha......" "Kalian ini semakin bicara semakin tidak benar." Guan Meiyun seperti tawa tapi seperti tidak melihat dengan mata putih pada Fu
Ke-wei, "kau malah bersemangat sekali! Kakak Xianwei ku, kau
paling baik jangan anggap kata-katanya kata-kata manusia, jangan
mau diatur dia, tempat yang dia kunjungi tidak ada satu pun yang
bersih, apa kau bisa ikut dengan dia?"
"Masalah laki-laki, wanita jangan ikut campur." Kata Guan Ji-zhong sambil minum segelas arak, tampak sangat semangat sekali, "aku katakan sekali lagi, saudara He! Kau bersama dengan nona-nona ini, tidak akan bisa bermain ke tempat yang luar biasa. Asal ikut dengan aku, di jamin kau di kota Wu-chang bisa hidup senang dan gembira,
malah saking senangnya sampai lupa pulang!"
"Kak, jangan bicarakan hal yang menghilangkan semangat seperti ini, hal-hal demikian seharusnya tidak dibicarakan di depan adikmu, tidak pantas." Guan Mei-yun dengan tegas mencegah kakaknya bicara lagi,
"Xian-wei adalah tamuku, kau jangan bujuk dia lagi baik tidak" Xian-wei, kau maha pengampun, aku bersulang dengan kau......"
Mereka berkelakar, saling bersulang arak.
Sebenarnya, tiga wanita ini tidak mengerti apa tujuan
sebenarnya Guan Ji-zhong menempel Fu Ke-wei.
Empat orang itu mulai bersatu menyerang Fu Ke-wei, satu gelas
satu gelas arak masuk ke dalam perut.
Di dalam hati Fu Ke-wei diam-diam tertawa, setiap
permintaan yang datang tidak ditolak.
Tidak lama, Guan Ji-zhong yang pertama tumbang.
Hoa-fei-hoa yang berada di ruang sebelah, semakin mendengar
semakin marah, beberapa kali dia ingin keluar melabrak, tapi selalu dicegah oleh Xie-shen dan Ouw Yu-zhen.
"Bagaimana dia bisa bergaul dengan putra-putri anjing ini?"
Hoa-fei-hoa mendengar tawa genit kata-kata cabul dari tiga wanita
yang mengajak minum arak, dia hampir meledak, "oh langit! Apakah dia mampu berperan jadi putra romantis" Kebanyakan dia akan
terjerumus ke tangan tiga wanita jalang ini, hemm..!"
"Seluruh penduduk kota juga bisa jadi saksi, dia adalah putra romantis yang datang dari ibu kota, kau tidak mengakuinya juga
tidak bisa." Xie-shen sedikit pun tidak terganggu, orang sudah tua tentu pintar, terhadap romantika sangat mengerti, "dia
menutup semua wajah aslinya, bukan begitu" Kau lihat saja
nanti." "Tapi......" "Aku sedikit pun tidak khawatir pada tiga wanita jalang itu."
Xie-shen meneguk seteguk arak, dengan nada penuh pengalaman,
"tidak salah, seluruh laki-laki didunia, kecuali orang suci yang hanya sedikit, kebanyakan sulit menolak daya tarik wanita, apalagi wanita yang cantik, muda, dan dengan susah payah diam-diam menyatakan
perasaannya." "Omong kosong!"
"Benarkah?" Xie-shen tertawa tawar, "tidak salah, memang tiga wanita jalang ini cantik, genit membuat orang sulit menolak."
"Memang begitu, aku tahu daya tariknya wanita." Kata
Hoa-fei-hoa tidak bisa marah.
"Tapi sudah kau pikirkan belum?"
"Pikirkan apa?"
"Di Shan-xi, beberapa wanita cantik yang berhubungan dengan
dia, misalnya, kau, Xiao Zhen, Xiao Ling, dan juga Shitu Yu-yao, tiga wanita jalang ini apa bisa dibandingkan dengan kalian" Akhirnya
Sebilah Pedang Mustika 2 Seruling Perak Sepasang Walet Karya Khu Lung Pahlawan Dan Kaisar 14

Cari Blog Ini