Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 9
apa kalian mengerti?"
"Jangan marah padaku." Hoa-fei-hoa telah berubah menjadi lembut, dia tertawa manis, "Aku hanya mencari ketua benteng Xi untuk membalaskan dendam famili dan teman ku, mana mau
melibatkan diri di dalam masalahmu" Tuan Fu, aku takut padamu
setengah mati." Xie-shen yang melihatnya sampai menggeleng-gelengkan
kepala, tidak berhentinya tertawa pahit!
"Pengemis tua, kau lihat! Tuanku telah mendapat masalah besar."
Xie-shen berbaring di atas cabang pohon, minum seteguk arak, dengan nada gembira melihat orang mendapat kesulitan, "berhubungan dengan wanita adalah hal yang paling merepotkan, apa lagi wanita yang
cantik-cantik, bukankah akan mendapat kerepotan sebesar langit! Aku ini lebih pintar dari pada majikanku, seumur hidup tidak berhubungan dengan wanita."
Perkataannya walau pelan, tapi pendengaran orang-orang di
tempat itu sangat tajam, mereka mendengar jelas setiap kata yang
diucapkan dia. "Kau sedang menyindir, aku bunuh kau!" Fu Ke-wei marah sekali, maju dengan langkah besar.
Xie-shen tertawa keras, bangkit melarikan diri.
"Saudara kecil, aku marga Gan, Gan Xian-feng, julukannya Pedang Kuasa." Laki-laki yang mengikuti Shi-tu Yu-yao memberi hormat sikapnya bersahabat, "saudara kecil jika berkelana di dunia persilatan, mungkin terhadap aku ini tidak terlalu asing. Nona Shi-tu adalah putri kesayangan almarhum temanku, aku bisa dibilang angkatan tuanya.
Siang hari tadi aku mendapat titipan dari Sepasang Pedang Langit
Selatan, menemani dia masuk ke gunung."
"Pedang Kuasa Gan Xian-feng, nama salah seorang dari sembilan jago pedang terbesar, pendekar dari aliran putih, aku tentu saja
pernah mendengarnya." Fu Ke-wei tertawa tawar, "bangga bisa bertemu tetua Gan, kau orang yang mengerti." Dia dimulutnya
mengatakan bangga bisa bertemu, tapi sikapnya sedikit pun tidak
seperti beruntung. "Maksud saudara kecil......"
"Kau lihat!" dia menunjuk masing-masing pada orang di dekatnya,
"Xie-shen adalah pembunuh yang dewa kewalahan setan pun
membencinya, Nie-sha-yin-hoa adalah petualang wanita yang biasa
hitam makan hitam, Hoa-fei-hoaa dalah bunga galak yang tidak pernah mengampuni orang, Sepasang Bintang Perak lebih-lebih adalah
berandalan yang hampir termasuk dalam aliran hitam, dan aku, adalah petualang dunia persilatan yang bertemu orang langsung membunuh
melihat harta merampasnya."
"Lalu kenapa?" "Kalian para pahlawan pendekar dari aliran putih, apakah bisa berteman dengan kami, duduk sama rendah berdiri sama tinggi?"
wajah Fu Ke-wei muncul senyum yang sulit dimengerti, "apa sudah mengerti maksudku" Kenapa tetua tidak bujuk nona Shi-tu
meninggalkan kami. supaya nama baik nya tidak rusak?"
"Saudara kecil, mungkin orang yang tidak mengerti adalah kau
sendiri." "Aku tidak mengerti?"
"Yang dikatakan sifat kesatria pembela kebenaran, adalah harus mengerti masalah dan tahu mana yang benar mana yang salah, juga
harus menanyakan pada diri sendiri dulu, apakah perbuatannya
tidak ada kepalsuan tidak ada penyesalan, lebih-lebih harus melihat diri sendiri adalah jelmaan dari kebenaran."
"Seharusnya begitu."
"Di dalam dunia persilatan sekarang, siapa yang bisa melakukan perbuatan yang tidak ada kepalsuan dan tidak ada penyesalan"
Kecuali orang suci, tapi selama aku hidup begini lama, masih belum pernah bertemu dengan orang suci. Hari ini di dunia persilatan
mereka yang disebut pendekar, kebanyakan adalah kata benda yang
setengah menyindir setengah menjilat. Aku sendiri juga termasuk
orang semacam ini. Sehingga, aku tidak mengaku aku adalah
pendekar, juga tidak menganggap yang kulakukan adalah membela
kebenaran." sikap Pedang Kuasa tulus, "saudara kecil, walau benar kau adalah seorang yang suka membunuh, melihat harta langsung
merampas, apa hubungannya dengan aku" Kecuali kau melakukan
dihadapanku, apakah kau bisa melakukannya?"
"Nona Shi-tu bisa menjadi saksi hidup, dia hari ini
menyaksikan dengan mata kepala sendiri aku membunuh habis
orang-orang benteng Zhang-feng."
"Ha ha ha! Dia malah setuju, kau melakukan dengan tepat sekali, kau ada hak membalaskan dendam temanmu."
"Sudah, sudah, dikatakan terus jadi tidak akan habis." Fu Ke-wei tahu telah diikat oleh lawan bicaranya, dia tidak ingin
memperpanjang pembicaraan, "kau punya aturan sendiri, aku ada caraku sendiri, kita masing-masing jalan sendiri-sendiri."
"Bagaimana pun kami akan mendengar kata-katamu." Shitu
Yu-yao tersenyum, "kau adalah peran utamanya, kami pasti tidak akan sembarangan bertindak sendiri, supaya tidak mengacaukan
rencanamu." "Kacau sekali!" dia membalikan kepala pergi, sampai di sisi pohon, merampas Hu-lu araknya Tian-ya-koay, lalu menenggak satu teguk,
"kenapa aku bisa bertemu dengan hal sial begini?"
"Tuan, hati-hati kena sakit maag." Nie-sha-yin-hoa datang mendekat, menyodorkan sehelai kertas peta kemungkinan letak ruang
rahasia yang di gambar singkat oleh Sepasang Cantik Jiang-nan,
"malam ini, kita harus pergi ke dalam benteng mengambil makanan untuk menambah perbekalan makanan."
"Malam ini kalian semua jangan pergi." dengan tenang dia berkata, "aku harus mengetahui dengan jelas dahulu rencana
mereka, juga ada seberapa banyak dan ada siapa saja pesilat tinggi yang bersembunyi, aku tidak berharap mereka bisa dengan mudah
membunuh kita, aku lebih suka menarik atau membuat mereka
marah lalu keluar, aku tidak akan membiarkan mereka menyiapkan
jaring jebakan menunggu kita masuk ke dalam perangkap mereka."
"Kau pergi sendirian?" tanya Xie-shen.
"Tidak salah." "Tuan, kami......"
"Kau ini bukan pelayan yang baik."
"Pelayan yang baik harus memperhatikan keselamatan
majikannya." "Kau tidak menuruti pengaturan majikan, maka akan
menjerumuskan majikan kedalam bahaya."
"Ini......" "Pastikan begitu saja." Dengan tidak sabar dia berteriak, "tetua Gan, makanannya tidak cukup, makan seadanya saja, kalian malam
ini masih bisa makan kenyang, besok harus ada persiapan lagi,
silahkan!" Ouw Yu-zhen mengeluarkan bungkusan makanan, dengan
bersahabat memberikannya pada Pedang Kuasa dan Shi-tu Yu-yao.
Fu Ke-wei tetap dengan santai memeriksa perlengkapan masuk
ke dalam benteng. Malam sudah gelap sekali!
Jam sembilan malam, Fu Ke-wei telah menghilang.
Yu-shu-xiu-shi walau seorang pendatang baru, tapi ilmu silatnya
tinggi sulit diduga, orangnya juga pintar, makanya Seruling Damai
yang usianya selipat lebih tua dari dia, sangat menghormati atasan ini.
0-0-0 Didalam kamar sebuah lampu menyala, tapi pintu dan
jendelanya tertutup rapat.
Begitu malam tiba di dalam benteng tidak diijinkan menyalakan
lampu, supaya tidak mengganggu penglihatan penjaga dan
penentuan arah orang yang menyusup.
"Tuan, situasinya jelek." bisik Seruling Damai gelisah sambil mengerutkan alis, "hanya langit yang tahu, tiba-tiba bisa muncul orang seperti Fu-jiu yang menakutkan, dan beraninya menantang
kekuasaan benteng Zhang-feng. Ketua benteng Xi telah jadi gentar,
duduk tidak tenang karena mengalami kerugian besar,
orang-orangnya banyak yang mati dan terluka, jika kita tidak cepat cepat pergi, bisa-bisa kita juga terlibat, kalau disini kita kalah, bukankah ini hal yang tidak bisa di terima?"
"Apakah kita bisa segera pergi?" kata Yu-shu-xiu-shi juga gelisah,
"ketua benteng Xi pasti tidak akan membiarkan kita pergi, saat ini dia membutuhkan semua orang untuk membantu dia, aku sungguh
menyesal, malah sangat percaya dia sanggup menangkap kembali
Sepasang Cantik Jiang-nan, seharusnya kemarin malam saat ada
kesempatan kita pergi."
"Sekarang menyesal juga sudah tidak keburu lagi, tuan."
Seruling Damai tertawa pahit, "untungnya kita hanya bertamu......"
"Kepala cabang Xiao, kau sepertinya masih belum mengerti
seriusnya masalah ini."
"Maksud tuan adalah......"
"Apakah kau sudah lupa pertengkaran kita dengan bocah Fu di
penginapan Jung-an itu" Apakah tujuan dia hanya ditujukan pada
ketua benteng Xi saja" Dan lagi, aku curiga......"
"Tuan curiga pada apa?"
"Aku curiga Sepasang Cantik Jiang-nan telah ditolong oleh bocah Fu, jika mereka telah mengetahui hubungan rahasia antara
perkumpulan kita dengan ketua benteng Xi, pasti mereka akan
membujuk bocah Fu mencari kita."
"Aduh..! Memang harus dipikirkan." Wajah Seruling Damai
berubah, "kita harus cepat mencari alasan untuk meninggalkan
benteng ini, supaya bisa meninggalkan tempat yang berbahaya ini."
"Aku sedang mencari akal." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan cukup percaya diri, "bila perlu, langsung pergi saja."
"Semoga saja sebelum kita pergi, bocah Fu jangan datang
kemari." "Sulit dikatakan, bagaimana pun kita harus memperkuat
penjagaan, tidak boleh ada kesalahan. Apakah orang-orang kita
telah ada di tempat masing-masing?"
"Semua sudah ada di tempat masing-masing, barisan senjata gelap dan tempat pengepungan semua sudah siap, bala bantuan juga sudah
siap di tempatnya, setiap saat bisa datang membantu. Tuan lebih baik istirahat dulu! Aku harus berpatroli, semoga malam ini bisa aman tidak terjadi sesuatu."
Seruling Damai meninggalkan tempatnya, keluar dari
kamar. Hampir lewat tengah malam, penjaga dan anjing pelacak di dalam
benteng semua meningkatkan kewaspadaan, membuka mata
memasang telinga, memperhatikan keadaan sekeliling.
Ada satu bayangan abu-abu, menyelinap masuk ke dalam kamar
bangunan tamu tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, penjaga yang
berada dijalan, semua tidak bisa melihat gerakan bayangan abu-abu
itu. Bayangan abu-abu itu memanfaatkan bayangan hitam rumah dan
daun pohon, mengikuti bentuk keadaannya, seperti telah menyatu
menjadi pemandangan setempat, saat bergerak secara
sembunyi-sembunyi, membuat mata manusia sulit melihatnya.
Dikatakan lebih tepat, bayangan abu-abu itu seperti serangga yang
bisa merubah bentuk, mata manusia di malam hari mana bisa melihat
serangga kecil" Apa lagi serangga yang bisa merubah bentuk.
Kadang dia berjongkok di kebun bunga yang hanya setinggi lutut,
tubuhnya sepertinya mengecil hingga tiga perempat, manusia mana
yang bisa mengecil sekecil itu"
Tapi dia bisa melakukannya, bentuk kecilnya sulit
dibayangkan, sampai seperti hilang bentuk manusianya,
sepertinya kaki tangan dan kepalanya tidak ada, seperti sedang
main sulap. Baju yang dipakainya, juga barang pusaka, bisa berubah bentuk,
mengembang mengerut sesuai dengan bentuk pemakainya, sampai
orang yang berdiri didekatnya pun tidak merasakannya, ilmu
merubah bentuk memang ilmu yang hebat sekali.
Kira-kira seperempat jam, dia keluar dari bangunan tamu,
melewati ruang tamu agung, dengan samar-samar mendekati daerah
pusat, bayangan itu berdiri sejenak dekat bayangan tembak, terakhir seperti arwah menghilang di dalam pusat ruangan.
Malam ini, benteng Zhang-feng aman tidak terjadi apa apa.
Satu satunya tempat yang agak kacau, di bangunan tamu dan
bangunan pusat. Dua orang pengurus di bangunan tamu, dan kepala pengurus
ruang dalam, dipukul pingsan tanpa ada yang tahu, setelah
disadarkan malah jadi idiot, seperti mayat hidup.
Ketua benteng Xi merasa tidak mengerti, pelakunya seperti tidak
ingin mencuri pusaka, juga tidak seperti mau membalas dendam,
siapa sebenarnya orang ini" Apa tujuan sebenarnya"
Dia berpikir keras, tapi tidak mendapatkan jawaban yang masuk
akal. Dia malah mencurigai orang ini bukan menyusup masuk dari
luar benteng, tapi ada seseorang di dalam benteng.
Penjaga dan anjing pelacak malam itu, semua menyangkal bahwa
ada orang luar yang menyusup, dia sendiri juga melakukan
pemeriksaan terhadap jalan yang mungkin dilalui musuh, tapi tidak
ada jejak yang mencurigakan.
Jika bukan orang luar yang menyusup, itu pasti dilakukan oleh
orang dalam. Tentu saja tidak mungkin orang benteng Zhang-feng sendiri, tamu
yang minta perlindungan juga tidak ada alasan melakukan hal ini, sisanya adalah orang-orang perkumpulan Cun-qiu yang tinggal di bangunan
tamu, yang paling mungkin dicurigai.
Tapi tanpa bukti, mana bisa dia menuduh mereka yang
melakukannya" Ketua benteng Xi hanya bisa menyimpan kecurigaannya didalam
hati, dan diam-diam mengawasi dengan ketat gerakgeriknya
Yu-shu-xiu-shi dan orang-orangnya.
Di dalam hutan di lereng gunung, semua orang menikmati
makanan yang di bawa Fu Ke-wei dari dalam benteng, sepertinya
tidak merasakan bahwa Ouw Yu-zhen telah menghilang.
Hoa-fei-hoa adalah orang yang paling tidak bisa diam, mungkin
sudah sifat alami wanita yang ingin segala tahu! Setelah selesai
makan, dia mengelap tangan, lalu duduk di sisi Fu Ke-wei.
"Kemarin malam kau benar-benar tidak membunuh
beberapa dari mereka?" tanya dia sembarangan.
"Tidak!" Fu Ke-weijawab seadanya.
"Kenapa?" "Tujuan utamaku, adalah untuk mengetahui dengan pasti keadaan di dalam sana, dan juga menyelidiki pesilat hebat yang tidak diketahui orang, maka aku tidak ingin memukul rumput mengejutkan ular." tentu saja Fu Ke-wei tidak akan mengatakan tujuan sebenarnya masuk ke
dalam benteng itu. "Apakah sekarang kita akan melakukan serangan besarbesaran?" "Tadinya ada rencana ini, tapi sekarang aku merubah
rencananya." "Kenapa?" "Karena aku telah terpikirkan satu rencana yang lebih keji."
Shi-tu Yu-yao yang datang mendekat melihat sekali pada Fu
Ke-wei dengan mata putihnya, dia tidak sependapat.
"Saudara Fu, kenapa kau mengatakan kata keji ini." Shi-tu Yu-yao berseru, "yang dilakukan orang-orangnya benteng Zhang-feng baru disebut keji, kau hanya......"
"Jangan mencari-cari kesalahan kecil dengan kata-kata, anak
kecil." Fu Ke-wei tertawa, dia memandang Shi-tu Yu-yao sebagai nona kecil, memang dia orangnya kecil, "dengan racun menyerang racun, itu disebut keji."
"Kau tidak mengerti, pergi sana!" Hoa-fei-hoa yang melihat Shi-tu Yu-yao jadi merasa tidak leluasa, dan juga semakin kesal,
"membicarakan cara dan siasat adalah urusan orang tua. Saudara Fu, bagaimana keji nya, coba katakan! Aku mau tahu"
"Aku kan tidak mengganggumu!" Shi-tu Yu-yao menatap pada Hoa-fei-hoa, dia pun duduk di sisi Fu Ke-wei, sengaja ingin
membuat marah bunga galak yang cantik dan matang ini, "aku
malah tidak mau pergi!"
"Sudahlah, jangan ribut." Fu Ke-wei mencegah mereka bertengkar, dia menunjuk pada Sepasang Cantik Jiang-nan, "dua nona ini, adalah tamu yang minta perlindungan pada benteng Zhang-feng, ketua benteng Xi tahu
mereka menyembunyikan beberapa puluh ribu uang jarahan, sehingga
melihat harta timbul niat tidak baik, dia mengunci jalan darah mereka, memaksa mereka mengatakan tempat persembunyian uang rampokan itu,
dan juga sepakat memberikan mereka pada perkumpulan Cun-qiu, sebagai pertukaran tanda setuju, perjanjian tidak saling menyerang, dan diam-diam bekerja sama.
Aku ingin mereka berdua muncul di depan gerbang benteng,
mengumumkan perbuatan ketua benteng Xi terhadap mereka,
empat puluh lebih tamu yang minta perlindung, mungkin bisa
menjadi sumbu kehancurannya benteng Zhang-feng."
"Bagus sekali, dengan demikian di luar dan di dalam benteng
Zhang-feng mendapat tekanan, dan di pastikan nasibnya akan
hancur." Kata Hoa-fei-hoa dengan gembira.
"Saudara Fu, dua nona ini dari mana asalnya?" tanya Shi-tu Yu-yao.
"Wanita Cantik Sinar Bulan dan Ning-xiang-yan-nie......"
"Sepasang Cantik Jiang-nan!" Hoa-fei-hoa memotong, "tahun lalu mereka malam-malam merampok sekitar tujuh delapan keluarga,
menurut kabar hasilnya ada satu juta lebih uang perak, tidak aneh ketua benteng Xi jadi menginginkannya."
"Bagaimana Sepasang Cantik Jiang-nan bisa tahu ketua
benteng Xi akan menyerahkan mereka pada perkumpulan
Cun-qiu?" tanya Shi-tu Yu-yao tidak mengerti.
"Aku tahu dari hasil kemarin malam, dari mulutnya kepala
pengurus ruang dalam di benteng itu." Fu Ke-wei tertawa tawar. Dia membalikan kepala berkata pada Nie-sha-yin-hoa yang sedang
mengelap pedang, "nona Chao, coba kesini sebentar."
Nie-sha-yin-hoa menyimpan lapnya, memasukan pedang pada
sarung pedang, melenggok menghampiri.
"Tuan, ada perintah apa?"
Nie-sha-yin-hoa tersenyum manis, matanya bersinar, genit sekali.
Hoa-fei-hoa melihat sampai hatinya entah kenapa
merasakan rasa tidak enak.
"Tolong kau buka kuncian jalan darahnya Sepasang Cantik
Jiang-nan." Fu Ke-wei bangkit berdiri, lalu jalan menuju Sepasang Cantik Jiang-nan.
Nie-sha-yin-hoa tertegun, di dalam hati berpikir, bagaimana dia
ada kemampuan semacam ini"
Dengan hati penuh ragu-ragu dia datang kepada Sepasang Cantik
Jiang-nan. "Kalian berdua, aku segera akan melakukan tindakan terhadap
benteng Zhang-feng, sengaja minta tolong pada nona Chao
membebaskan kuncian jalan darah kalian, paling sedikit tenaganya
harus bisa pulih lima puluh persen, supaya bisa bergerak."
Lalu Fu Ke-wei berbisik pada Nie-sha-yin-hoa sejenak.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lalu di tulang punggung masing-masing Nie-sha-yin-hoa
berturut-turut menotok Sepasang Cantik Jiang-nan di delapan belas
titik jalan darahnya, lalu mengurut perutnya beberapa saat, baru
selesai. Setelah Sepasang Cantik Jiang-nan mengucapkan terima kasih
pada Nie-sha-yin-hoa, mereka segera mencoba menggerakan kaki
dan tangannya dan merasakan tenaga dalamnya memang pulih
sebagian besar, hatinya menjadi gembira sekali.
Fu Ke-wei kembali ke gubuk rumput, memeriksa lagi
lukanya Niu Lang-xing. "Kau tetap tidak bisa melakukan gerakan yang kuat, nanti kalian suami istri menonton saja di sini." Dia sambil tertawa dan berpesan pada Zhi Nu-xing, "kau harus perhatikan keadaan di-sekeliling, aku punya beberapa teman yang segera akan datang kesini, aku akan
suruh mereka bertanggung jawab atas keamanan di sekeliling ini,
rasanya keamanannya tidak akan ada masalah."
Terdengar ada suara langkah kaki, Ouw Yu-zhen membawa tujuh
orang laki-laki besar dengan cepat menghampiri.
Seorang laki-laki besar setengah baya yang berjalan di depan
melangkah melewati Ouw Yu-zhen, datang di depan Fu Ke-wei.
"Hao Bai-yun menghadap pada pendekar besar Fu." Lakilaki besar setengah baya dengan sopan memberi hormat pada Fu Ke-wei.
"Dengan beruntung aku telah berhasil melaksanakan tugas." Fu Ke-wei mengatakan dua kalimat yang orang lain tidak bisa
mengerti, "keamanan disini harap kalian bisa menjaganya."
"Baik, kami akan melaksanakan perintah."
Hao Bai-yun membungkuk menyanggupi, dan juga dengan dua
tangan memberikan pisau tajam bersarung.
"Terima kasih." Fu Ke-wei mengulurkan tangan menerimanya, mengangkat kepala melihat cuaca, "Xie-shen, tetua Tu."
"Ya, tuan!" Xie-shen dengan nada aneh kelakar, menjawab seperti serius.
"Sudah tidak pagi lagi."
"Benar, tuan, sudah lewat jam sembilan, matahari juga sudah
setinggi empat bokong."
"Apakah kembangnya sudah siap" Kita sudah saatnya
bergerak." "Pisau sudah diasah sangat tajam, pasti akan lancar
membunuh orang." "Jika sudah siap mari berangkat." Fu Ke-wei melangkah dengan langkah besar, "Xiao Zhen, Kau temani Sinar Bulan dan Ning-xiang bergerak, bertanggungjawab atas keamanan mereka."
"Ya, harap tuan tenang saja."
Beberapa orang itu bertanya jawab, untuk memudarkan
suasana yang serius, sepertinya memandang pembunuhan sebagai
permainan anak-anak, artinya di dalam hati mereka tidak ada
beban. Jalanan di depan gerbang benteng turun ke bawah, hingga dapat
menampung kuda berlari. Di daerah ini kebanyakan lalu lintasnya menggunakan kuda, jarang
menggunakan kereta, maka jalannya memutar menelusuri kali, pohon
dan rumput di kedua sisinya hijau segar, berbeda sekali dengan di
atas gunung yang gundul. Sepasang Cantik Jiang-nan berjalan dari dalam hutan, keluar menuju jalanan, mereka berdiri di ujung jembatan mengumpat dengan suara
tajam, menceritakan sambil mengumpat ketua benteng Xi yang melihat harta timbul hati merampasnya, menghianati tamu yang meminta
perlindungan, dan berniat menyerahkan mereka pada perkumpulan
Cun-qiu. Orang yang berkumpul di loteng di atas pintu gerbang semakin
banyak, di atas tembok benteng juga berturut-turut muncul tidak
sedikit orang, diantaranya ada orang dari perkumpulan Cun-qiu,
termasuk tamu yang minta perlindungan.
Pintu gerbang di buka, keluar sekelompok besar pengawal
benteng yang marah, beramai-ramai memasang papan jembatan
yang dibongkar kemarin. Jembatan di bagian kedua baru saja dipasang tiang utama, para
pengawal itu sudah berebut menerjang maju.
Sepasang Cantik Jiang-nan membalikan kepala buru-buru pergi,
tapi tidak kembali masuk ke dalam hutan, malah menelusuri jalan
dan lari ke bawah, memancing orang-orang benteng Zhang-feng
mengejarnya. Orang-orang itu berebut mengejar, kecepatannya tiga kali lipat
dari pada dua wanita itu.
Setelah berlari lima-enam puluh langkah. Enam tukang pukul
yang paling cepat sudah mendekat, mereka bersemangat sekali,
masing-masing mempercepat langkah, ingin menangkap dua
wanita itu hidup-hidup. Dari kedua sisi jalan keluar dua orang manusia, Xie-shen
dengan golok besarnya pertama-tama memotong, begitu golok
lewat darah memancar laksana memotong buah mengiris sayur
sedikit pun tidak ada yang terhalang.
Enam orang yang ingin menangkap dengan tangan kosong, sedikit
pun tidak ada kesempatan mencabut senjata menangkisnya, melihat
sinar golok yang menyilaukan mata, goloknya sudah masuk ke dalam
tubuhnya, kepala segera terpisah, kaki dan tangan putus
beterbangan. Pedang Nie-sha-yin-hoa menyerang orang-orang itu dari
belakang, sinar kilat menerjang, datang satu bunuh satu,
menerjang seperti gila pada orang-orang yang datang mengejar,
pedang sampai orangnya roboh, tidak pernah gagal.
Fu Ke-wei muncul di ujung jembatan, menghadang orang yang
mengejar berikutnya, pisau tajamnya seperti geledek menerjang,
datang satu sabet satu, hanya dalam sekejap, pintu gerbang yang
terbuka lebar sudah tidak ada orang yang menerjang keluar, di ujung jembatan tergeletak mayat-mayat yang putus kepala atau kaki
tangannya. Di belakang dia, Hoa-fei-hoa dan Pedang Kuasa beberapa orang,
dari dua arah menyerang dua belas pengawal benteng, juga seperti
macan masuk ke gerombolan kambing, mengerikan, betul-betul
mengerikan. Pengawal yang keluar benteng jumlahnya sekitar enam puluh
orang lebih, semua dipotong jadi tiga bagian masingmasing dibabat
dibunuh, diantaranya tidak sedikit pesilat tinggi, tapi Fu Ke-wei dan kawan-kawan seperti gurunya pesilat tinggi, jadi akibatnya bisa
dibayangkan. Pintu gerbang benteng telah ditutup kembali, ketua benteng Xi dan
anaknya, di atas benteng menyaksikan dengan bengong
orang-orangnya dibunuh, melihat mayat yang bertebaran, hatinya
gemetaran. Sepasang Cantik Jiang-nan kembali muncul diujung jembatan,
sambil menghitung mengumpat, frekwensi suara wanita lebih
tinggi dari pada suara laki-laki, suara makian mereka sampai satu
li jauhnya masih bisa terdengar.
Hanya Fu Ke-wei seorang diri yang tinggal di tempatnya, berdiri di samping sedang mengibas-ibaskan pisaunya dengan perlahan,
menendang potongan kaki tangan dan kepala ditumpuk di ujung
jembatan, jelas penampilannya untuk melindungi Sepasang Cantik
Jiang-nan. "Marga Xi, kalian ayah dan anak jika tidak keluar menyelesaikannya dengan aku, marga Fu akan datang malam ini, menerjang masuk ke dalam benteng, begitu melihat orang aku akan membunuhnya." Dia berdiri diatas jembatan, pada orang-orang diatas loteng yang ketakutan dia berteriak,
"paling baik kalian segera keluar, di atas jembatan bertarung hidup atau mati. Kami adalah penagih hutang yang sangat setia, kau harus berani keluar membayar hutangmu, benteng Zhang-feng mu yang kecil ini, tidak akan bisa menghalangi aku masuk dan keluar, bentengmu tidak akan bisa melindungi mu."
Apa ketua benteng Xi berani keluar"
Di luar sudah ada enam puluh lebih mayat, sudah membuat
orang-orang di dalam benteng ketakutan setengah mati. Ketua
benteng Xi tahu bagaimana kemampuan dirinya, apa dia bisa lolos
dari pisaunya Fu Ke-wei"
Tadi Fu Ke-wei sekaligus telah membunuh delapan belas orang,
dengan sebilah pisau, tidak satu orang pun bisa menahannya.
Julukan ketua benteng Xi adalah Satu Pedang Dunia, salah satu
dari sembilan jago pedang terbesar, tapi menggunakan pedang ingin
membunuh delapan belas orang seperti yang dilakukan Fu Ke-wei,
dia tidak sanggup, jadi jelas kekuatan kedua belah pihak terlalu jauh, jika benar-benar bertarung, hasilnya sudah bisa dibayangkan.
Ketua benteng Xi dan anaknya sudah tidak berada diatas loteng,
pintu gerbang benteng tertutup rapat, tidak ada orang yang keluar
menjawab. Makian Sepasang Cantik Jiang-nan, telah mendapatkan hasil
yang sudah diduga sebelumnya.
Sekelompok besar pesilat tinggi telah menjaga ketat
bangunan tamu, melarang tamu yang minta perlindungan keluar.
Tamu di dalam bangunan tamu menjadi ribut, bersama
berjalannya waktu, situasinya bertambah tidak tenang, dari tidak
tenang menjadi tegang, begitu tegang maka muncul keadaan
yang bertentangan. Di ruang tamu agung kelompok Yu-shu-xiu-shi, pertama yang
dimusuhi oleh kelompok para tamu di bangunan tamu.
Sepertinya semua orang di dalam benteng sedang menunggu
hari gelap, keadaan hati setiap orang berbedabeda, tapi sikap
ketakutannya semua sama. Di ruang tamu ketua benteng Xi menemui Yu-shu-xiu-shi dan
Seruling Damai. Di antara tamu dan tuan rumah, telah nampak ada
perselisihan. "Ketua benteng, bagaimana Sepasang Cantik Jiang-nan bisa tahu perjanjian kita?" tanya Yu-shu-xiu-shi, "aku duga ini pasti dibocorkan oleh orang-orangmu."
"Aku pun telah berpikir keras tapi tetap tidak mengerti, yang tahu akan hal ini hanya tiga empat orang, aku berani jamin mereka
tidak akan membocorkannya."
"Pengakuan Sepasang Cantik Jiang-nan, apa ketua benteng telah mendengar semuanya?"
Wajah Yu-shu-xiu-shi yang tidak senang tampak jelas.
"Belum." Ketua benteng Xi merasa seluruh tubuhnya tidak enak,
"aku telah mengunci jalan darah mereka, tapi juga tidak mendapatkan jawabannya, mereka hanya menyatakan uangnya diserahkan pada
Yun-sang-nie. Dia mengatakan sama seperti tidak mengatakannya,
menurut kabar Yun-sangnie telah menghilang dari dunia persilatan
selama satu tahun, siapa yang tahu dia sembunyi dimana?"
"Perkumpulan kami sama sekali belum menerima orangnya, tapi
orangnya melarikan diri dari bentengmu." Kata Yu-shuxiu-shi sambil tertawa dingin, "penjagaan benteng mu sangat ketat, dua orang yang jalan darahnya dikunci, malah bisa melarikan diri keluar dari benteng, masalah begini jika dikatakan" Siapa pun tidak akan percaya, ketua benteng Xi, coba kau pikir, apakah aku bisa percaya begitu saja?"
"Kata-katamu terarah, kenapa tidak mengatakan langsung saja!"
kata ketua benteng Xi menekan wajahnya.
"Artinya, semua orang sudah mengerti dan tahu, tidak perlu
dijelaskan lagi, karena tidak akan ada artinya lagi." Yushu-xiu-shi tertawa dingin, "di depan benteng begitu Sepasang Cantik Jiang-nan mengumumkan masalahnya, perkumpulan kami jadi mendapatkan
getahnya, beberapa orang persilatan yang serakah, pasti mengira
perkumpulan kami mengetahui juga tempat persembunyiannya harta
rampokan itu, mereka akan seperti belatung tulang mengawasi
perkumpulan kami, karena ingin mendapatkan harta jarahan itu.
Daging kambing belum dimakan, malah seluruh tubuh menjadi bau
amis, perkumpulan kami sungguh sial sekali."
"Wakil ketua Gao, kau tidak pantas mengatakan ini." Ketua benteng Xi menekan wajahnya, "syarat perjanjian kedua belah pihak, adalah atas dasar keinginan masing-masing, jika terjadinya
perubahan, itu bukan salahku, jelas dikatakan, yang paling dirugikan adalah aku, karena nama baik benteng Zhang-feng telah jadi rusak."
"Tentu, aku tidak salahkan ketua benteng." Yu-shu-xiu-shi mengerti dirinya dalam hal aturan tidak bisa berdiri tegak, dan juga masalahnya sudah terjadi, saat ini menyalahkan orang sudah tidak
ada artinya lagi, terpaksa dia merubah sikap, "ketua benteng, bagaimana akan menghadapinya?"
"Sebenarnya datang dari mana Fu-jiu" Anggota perkumpulan
anda ada diseluruh dunia persilatan, beritanya bisa didapatkan
dimana-mana, orangnya banyak yang mampu, seharusnya kalian
tahu sedikit akan dia?" tanya ketua benteng Xi tidak menjawab malah balik bertanya.
"Jujur saja kukatakan, perkumpulan kami sama sekali tidak tahu orang ini." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan tulus, "peristiwa aku mendapat hinaan di Lin-jia-gou, ketua benteng telah mengetahuinya, justru aku tidak tahu asal-usul orang ini, makanya sambil menahan malu aku tidak perdulikan dia, tidak leluasa menyerang dia beramai-ramai. Apa lagi waktu itu
orang-orangku tidak ada disampingku, jadi orang yang dapat digunakan terbatas. Nona Liu tahu dia dipanggil Fu-xian, di dunia persilatan siapa pun tidak tahu siapa itu Fu-xian atau Fu-jiu."
"Saudara kecil, apakah kau bisa keluar bertemu dan bicara
dengan dia?" Barulah ketua benteng Xi menyebutkan pokok pembicaraan dan
tujuannya. "Aku bicara dengan dia?" Yu-shu-xiu-shi tertegun, dia
merasa diluar dugaan, "membicarakan apa dengan dia?"
"Membicarakan syarat untuk berdamai, aku ingin mengalah,
mengganti kerugian dia, tidak perduli masalah apa aku percaya ada
jalan untuk menyelesaikannya."
Di dalam hati Yu-shu-xiu-shi memaki: nyawa manusia apakah ada
jalan untuk diselesaikan dengan damai" Orang tua ini sedang
bermimpi. Tadinya dia ingin menolak dengan halus, terakhir hatinya
bergerak, bukankah ini satu kesempatan baik untuk meninggalkan
tempat yang bergejolak ini"
Ini adalah masalah utang piutangnya antara ketua benteng Xi
dengan Fu-jiu, dia bisa mendapatkan kesempatan untuk keluar dari
masalah ini, supaya tidak terjerumus lebih dalam, dia tidak perlu
mempertaruhkan hidupnya untuk benteng Zhang-feng.
"Baik, aku akan pergi mencari dia dan membicarakannya." Dengan senang dia menyanggupi, "tapi apakah ketua benteng sudah
mempersiapkan membuka harga dulu dan persiapannya?"
"Saat ini, harus dia yang membuka harga, benar kan?"
Walau kenyataannya begitu, tapi juga menyatakan ketulusan
ketua benteng Xi menyelesaikan masalahnya tidak begitu tulus.
"Memang begitu." Dia tidak ingin banyak bicara, banyak bicara bisa membuka tujuan sebenarnya, "baiklah, aku sekarang keluar berbicara dengan dia."
Sepasang Cantik Jiang-nan telah meninggalkan ujung
jembatan. Di ujung jembatan telah di ganti oleh Xie-shen, golok besar sering diayun-ayunkannya.
Pintu gerbang dibuka, lalu keluar Yu-shu-xiu-shi dan Liu
Fei-yan. "Ah! Laki-laki pintar, wanita cantik, kalian berdua sungguh sepasang manusia yang serasi." Xie-shen memalangkan golok berteriak mengejek,
"kalian bukan pelaku kejahatan benteng Zhang-feng, bisa bebas meninggalkan tempat ini, tapi jika ada tindakan yang tidak bersahabat, itu lain lagi halnya. Ha ha ha! Kalian berdua bukan sekedar keluar jalan-jalan, atau sedang menjalin cinta bukan?"
"Kau jangan bicara sembarangan padaku!" Liu Fei-yan
mengangkat alis dan marah, "Xie-shen tua, apakah kau ingin
mencoba Hui-feng-liu-yue-dao milikku?"
"Nona Liu, mungkin Hui-feng-liu-yue-dao mu memang lihay sekali, tapi paling bagus jangan disia-siakan pada tubuhku, karena kau akan berhadapan dengan pesilat sangat hebat seratus kali lipat lebih hebat dari aku, yaitu majikan ku Fu-jiu." Xie-shen menghentikan ejekannya, suara seperti geledek, dia merasa bangga mempunyai majikan yang baik dan hebat, "sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk jalan-jalan, paling baik kalian jangan keluar."
"Aku ingin bertemu dengan Fu-jiu." Yu-shu-xiu-shi perlahan mendekat, "dimana sekarang dia?"
Di depan hutan sebelah kanan, berjalan keluar Fu Ke-wei
memakai sabuk, pinggangnya terselip golok panjang bersarung.
"Aku disini!" Fu Ke-wei sambil tertawa menghampiri, "wakil ketuanya perkumpulan Cun-qiu ingin bertemu denganku, aku merasa
tersanjung. Sekarang, kau telah bertemu dengan aku."
"Kita harus bicarakan dengan baik-baik." Yu Shi Xiu Shi
berkata dengan nada ditekan.
"Apakah perlu?"
"Pasti perlu." "Aku sungguh tidak terpikirkan, apa yang harus
dibicarakan!" "Kau tahu aku datang ke benteng Zhang-feng untuk
bertamu." "Betul! Makanya Xie-shen telah mengatakan dengan jelas sekali, kau bisa dengan bebasnya pergi meninggalkan tempat ini. Ketua benteng Xi yang mempunyai hutang nyawa pada kami, itu adalah masalah antara
dia dengan kami, tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, ketua benteng Xi juga tidak memerlukan kau membayarkan hutangnya.
Tapi, jika kau didalam benteng Zhang-feng membantu dia
membayar hutangnya, itu lain lagi halnya, aku percaya kau tahu
aturannya membayarkan hutang dan akibatnya, betulkan?"
"Aku dengan kau......"
"Jangan mengutarakan perselisihan kecil antara aku dengan kau, sebagai alasan membagi hutang." Fu Ke-wei tertawa menyesat-kan, mata macannya melirik sekali pada Liu Fei-yan, sorot matanya
mengandung arti, "di Lin-jia-gou, di depannya nona besar yang cantik kau bertingkah sok pahlawan, memaksakan diri sebagai pelindung
bunga, ingin menghina aku, ini adalah hal biasa, setelah perselisihannya lewat ya selesai sudah.
Jika diganti aku, aku juga akan bertingkah samajadi pahlawan
di depan wanita yang aku suka, walau kepala pecah, juga akan
menepuk dada menolong orang sebagai pelingdung bunga.
Makanya, aku sedikit pun tidak menaruh hati pada perselisihan
kecil waktu itu, sekarang aku dengan senang hati membiarkan
kalian meninggalkan tempat ini.
Tapi jika kau beraninya melukai orang-orang ku! tanpa ampun
aku akan membunuh habis orang-orangmu sebagai balasan, tanpa
ampun, apakah yang aku katakan cukup jelas?"
"Kau bicara besar......"
"Betulkah"' "Heh marga Fu, kau jangan sombong." Liu Fei-yan sungguh sudah tidak tahan melihat tingkah Fu Ke-wei yang mengancam itu,
lebih-lebih tidak tahan pada Fu Ke-wei yang menghina kekasihnya,
"aku tantang kau, berani tidak secara resmi bertarung hidup atau mati dengan ku?"
"sekali lagi aku peringatkan, nona kecil," Fu Ke-wei sedikit pun tidak memberi dia muka, "aku berani datang ke benteng Zhang-feng menagih hutang, sudah menganggap semua orang yang ada di
dalam benteng sebagai musuhku, tentu saja termasuk perkumpulan
Cun-qiu dan kau. Aku telah setuju memberikan kalian satu jalan untuk hidup, aku
mengerjakan sesuatu tidak akan terlalu mutlak. Jika kau tidak mau
menerimanya, tanpa ragu aku akan membunuh mu. Sekarang, kalian
pergilah! Jika ingin bertarung sampai mati, cabut pedangnya dan
maju! Yu-shu-xiu-shi, kau boleh bersama dengan wanita tidak tahu
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diri ini maju bersama."
Di dalam hutan, berjalan keluar Shi-tu Yu-yao, tangan
kanannya ada tombak, tangan kiri memperlihatkan
beberapauang mas. "Saudara Fu, aku ikut dalam bagian ini." Mata cantik Shi-tu Yu-yao bersinar dingin, "pisau terbang berhadapan dengan uang terbang, coba lihat senjata siapa yang lebih lihay."
0-0-0 "Nona Shi-tu, harap jangan melibatkan diri." Fu Ke-wei tegas menolak, "aku izinkan mereka maju bersama. Supaya mereka tahu diluar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, supaya mereka mengerti, berebut kekuasaan di dunia persilatan,
mengandalkan satu-dua jurus hebat itu belum cukup, cepat atau
lambat nyawa pun akan habis dalam permainan ini.
Di dunia persilatan aku telah bermain nyawa beberapa tahun, aku
percaya ilmu silat dan pengalamanku sudah cukup banyak, tapi aku tidak berani sombong memandang rendah segala-nya, melakukan segala hal
juga tidak berani sembarangan. Dengan kemampuan mereka, jujur
kukatakan, mereka bisa menahan lima jurus seranganku juga masih
tanda tanya besar." "Aku Yu-shu-xiu-shi juga orang persilatan yang punya nama, kau malah tidak menghargai aku. Baik, aku tidak ingin mengambil
keuntungan dua lawan satu." Yu-shu-xiu-shi marah, hampir saja memuntahkan darah, perlahan dia mencabut pedang, menggoyangkan
tangan supaya Liu Fei-yan mundur kebelakang, "kau sudah siap, aku mau..."
"Yang kau mau hanya satu peti mati." Fu Ke-wei sambil tawa dingin mencabut golok, "Untungnya kau bersikap jantan, jika tidak, kau hanya bisa hidup sampai di usia ini. Satu lawan satu, aku tidak akan membunuh orang, kau telah mempertahan-kan nyawamu, tapi
apakah bisa kehilangan tangan atau kaki, aku tidak berani
menjaminnya. Majulah! Tuan, aku temani kau main-main."
0oo0 Bab 19 Semangat tinggi, hawa yang menekan dalam sekejap ini keluar
dari tubuhnya. Xie-shen adalah bintang pembunuh yang, namanya
menggemparkan dunia, adalah algojo yang hawa pembunuhannya
sudah ada sejak lahir, belum lagi menggerakan golok hawa
membunuh-nya sudah menakutkan orang, melihat pengaruh Fu
Ke-wei yang sangat besar, dia sendiri yang sangat pemberani, juga
merasa didalam hatinya terkejut.
Golok yang diulurkan dia, dia bawah sinar matahari hawanya
tetap terasa dingin sekali, sinar yang memantul berkilat-kilat
seperti listrik, matanya bersorot sinar jernih, disudut mulut
terkulum tawa dingin yang keji.
Yu-shu-xiu-shi menggigil dingin, kesombongannya telah
lenyap. Di Lin-jia-gou, dia dipermainkan oleh Fu Ke-wei, dia mengira itu
karena tidak hati hati dia kena siasat lawannya, tidak ada hubungan dengan tinggi rendahnya ilmu silat, saat ini jika ditangannya ada
pedang dia pasti bisa mengirim Fu Kewei kedalam neraka, tapi dia
lupa, waktu itu ditangannya ada pedang, tapi dia dipukul oleh Fu
Ke-wei dengan kaki kursi hingga kelabakan.
Sorot mata Fu Ke-wei sudah berubah, hawa yang
menakutkan orang yang mendadak timbul, menekan
kepercayaan diri Yu-shu-xiu-shi hingga setengahnya, ini
barulah tampak wajah seorang lawan yang kuat.
Anak panah sudah dipasang diatas busur, mau tidak mau harus
dilepas. Saat ini jika berniat mengundurkan diri juga sudah tidak
keburu, dikemudian hari apakah dia masih bisa membuat namanya
terkenal" Loteng benteng di seberang jembatan, sudah banyak berdiri orang
yang mengawasi, saat ini jika dia mencari alasan untuk mundur, mau ditaruh dimana mukanya"
Dengan satu teriakan dingin, Yu-shu-xiu-shi yang sudah tidak ada
pilihan lain, menggerakan pedang dengan jurus keji menebar
bintang-bintang merebut kesempatan lebih dulu, menyerang dengan
ganas, dalam gemuruhnya geledek, bayangan bintang perak yang
banyak variasinya berkembang, sulit menentukan mana yang
benar-benar menyerang mana yang tidak, kecepatannya terlalu
cepat, orang didepannya sulit memastikan bintang perak yang mana
adalah benar-benar serangan mematikan.
"Hemm!" Fu Ke-wei berteriak dingin, sepasang kakinya sedikit pun tidak bergerak, goloknya dikibaskan membuat lingkaran kecil, di tempatnya dia menerima serangan pedang.
"Traang traang traang!"
Tiga suara benturan keras berturut-turut terdengar, suara yang
keluar satu suara lebih keras dari suara sebelumnya, bentrokan
pedang dan golok memancarkan kembang api, suara ketiga malah
kerasnya hampir membuat telinga jadi tuli.
Sinar golok dan pedang yang mendadak bersatu, mendadak
pula berpencar, sekali sentuhan kemenangan sudah ditentukan.
Pedang Yu-shu-xiu-shi dan orangnya terpental, melayang
mundur, baju hijaunya yang di depan telah robek.
Dia mundur satu zhang lebih, sepasang kakinya baru saja berdiri
mantap, sinar kilat sudah seperti bayangan mengikuti mengejar
tiba, golok telah sampai di depan dadanya.
"Roboh kekiri!" Terdengar teriakan Fu Ke-wei diikuti sinar kilat.
Yu-shu-xiu-shi tidak bisa tidak roboh, dalam keadaan terdesak dia
mengangkat pedang, dengan jurus Menunjuk Langit Bersumpah
menangkis miring sinar kilat yang datang, ini adalah satu-satunya jalan untuk bisa selamat, selain jurus ini tidak ada jurus lain yang bisa menolong dirinya.
Traang satu getaran keras, Yu-shu-xiu-shi roboh miring satu zhang
lebih, setelah roboh dia cepat berguling dua kali, seluruh tubuhnya jadi kotor, saat sesudah berdiri wajahnya pucat, tubuhnya berkeringat dingin, dia seperti telah mati satu kali.
Golok Fu Ke-wei, menunjuk pada Liu Fei-yan yang karena gelisah
datang menerjang, dengan tertawa dingin, matanya bersinar lebih
tajam lagi. Liu Fei-yan buru-buru menahan kakinya, hatinya jadi merasa
tenang, melihat Yu-shu-xiu-shi meloncat berdiri, dia tahu kekasih
tidak terluka. Didalam hati dia tahu, jika Fu Ke-wei menginginkan nyawanya
Yu-shu-xiu-shi, walau kecepatannya ditambah tiga kali lipat, dia
juga tidak akan bisa menolongnya.
"Aku menunggumu melemparkan pisau terbang." Fu Ke-wei
tertawa dingin, "tapi kau tidak ada sedikitpun kesempatan, aku pernah melihat senjata gelap yang lebih lihay dari pada pisau
Hui-feng-liu-yue milik mu."
"Hemm! Kau......"
"Apakah kau tahu Ratu Lebah?"
"Di dunia persilatan aku hanya mendengar namanya, tapi siapa
pun tidak pernah melihat orangnya."
"Jarum Ekor Lebahnya bisa dikatakan rajanya senjata gelap,
sangat keji sekali."
"Betul, kabarnya memang begitu."
"Dia bisa mengambil kesempatan saat aku tidak siap, di dalam
jarak satu uluran tangan, melemparkan tiga buah Jarum Ekor
Lebah pada ku." "Bagaimana hasilnya?"
"Bukankah aku masih hidup dengan baik, inilah akibatnya."
"Jangan omong besar! Dalam jarak begitu dekatnya, kau bisa
menghindar dari serangan mengelapnya?"
"Percaya atau tidak terserah kau. Pisau Hui-feng-liu-yue milikmu, jauh sekali bila di bandingkan dengan Jarum Ekor Lebah. Senjata mu yang lebih besar seribu kali lipat dibandingkan dengan Jarum Ekor Lebah, di mataku tidak lebih kecil dari pada seekor sapi, juga aku......"
"Juga apa?" "Sudahlah, aku tidak ingin berkata terlalu banyak. Hey! Apakah kau tidak mau menyerang dengan pisau terbang yang bisa
menakut-nakuti orang itu?"
"Fei-yan, mari kita pergi!" Yu-shu-xiu-shi membalikan
kepala langsung pergi. "Marga Fu, kau membual, aku sedikit pun tidak percaya." Kata Liu Fei-yan menggigit gigi, "aku peringatkan, di kemudian hari janganlah dekat-dekat dengan kami, jika tidak aku pasti menggunakan pisau
terbang mencabut nyawamu, aku pasti
bisa membunuhmu." Habis bicara, buru-buru mengikuti Yu-shu-xiu-shi pergi.
Xie-shen menotokan golok ke tanah, tidak hentinya
menggelengkan kepala tertawa pahit.
"Tuan, kau tidak tega membunuh dia, di kemudian hari akan
juga tidak akan bunuh dia, kerepotanmu akan besar sekali. Dia
sudah membencimu sampai ketulang sumsum, selanjutnya
bagaimana kau bisa hidup tenang?"
Fu Ke-wei menggelengkan kepala tertawa pahit.
Hoa-fei-hoa duduk disisinya Fu Ke-wei, sikap duduknya
menampilkan kewanitaan yang anggun, jika diatas tanah digelar
karpet sutra, pasti dia akan menampilkan sikap kebangsawanan
yang terpelajar. Saat ini, dia benar-benar menampilkan sikap seorang wanita
matang yang cantik memikat, dengan sikap wanita galak yang
perkasa memainkan pedang seperti dua orang yang berbeda.
"Kau melepaskan mereka, dikemudian hari kau pasti akan menyesal."
Sikapnya sedikit tidak tenang, "Liu Fei-yan termasuk tujuh wanita terhebat di dunia persilatan, adalah seorang wanita yang berprestasi, sombong dan bertindak sekehendak hati, semua orang juga tahu,
lebih-lebih perkumpulannya Cun-qiu, adalah perkumpulan yang tidak
tahu aturan, kekuatannya besar sekali, di kemudian hari kalau kau
berkelana di dunia persilatan, aku......aku sungguh khawatir padamu."
"Aku berani mengusik mereka, tentu tidak takut besarnya kekuatan mereka, perkumpulan perampok yang setengah terang setengah gelap
begini, sebenarnya tidak sukar menghadapinya." Nada bicara Fu Ke-wei berubah jadi hangat dan tulus, "jangan khawatir, dengan hati-hati aku akan menghadapinya, aku membebaskan mereka, ada alasannya."
"Alasannya adalah......"
"Membuat keretakan antara perkumpulan Cun-qiu dengan
benteng Zhang-feng, menanamkan sumbu pertengkaran diantara
mereka. Aku berani bertaruh, ketua benteng Xi tidak akan
membiarkan mereka pergi begitu saja, tapi mereka ingin segera
meninggalkan tempat perselisihan ini, akibatnya hampir bisa
diramalkan." "Jika malah sebaliknya mereka jadi bersatu......"
"Apa mungkin" Dua perampok yang bersatu berdasarkan tujuan
untung rugi, pasti akan pecah karena perselisihan untung rugi, itu adalah akibat yang pasti."
"Perkumpulan Cun-qiu adalah perkumpulan setengah terang
setengah gelap, orang yang di dalam kelompok gelap, menggunakan
segala cara, diam-diam membunuh orang, dari belakang
menggunakan pisau menusuk orang, membuat rencana licik,
menghalalkan segala cara."
"Pasti." Kata Fu Ke-wei tertawa, "tapi mereka tidak akan bisa mencari aku, setelah masalah disini selesai, Fu-jiu mungkin sudah
menghilang di dunia ini, dunia begitu luas, ingin mencari aku sama seperti mengambil jarum di dasar lautan, aku hanyalah seorang
berandalan dunia persilatan, setiap saat bisa mengganti nama
merubah marga, tidak perduli orang lain mau mengatakan apa."
"Saudara Fu, apakah kau mau mempelajari ilmu merubah wajah
ku, teknik dan alat-alatnya?" Hoa-fei-hoa dengan lemah lembut, "bagi seorang yang berani mengaku dirinya berandalan dunia persilatan,
dikemudian hari mungkin ada gunanya."
0-0-0 Ketua dua benteng Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian, muncul di
ujung jembatan, di tangannya menggenggam golok panjang dengan
sarungnya. "Aku ingin bertemu dengan Fu-jiu." Kata Golok Pemutus Arwah dengan nada dalam.
Orang yang menghadang jembatan telah diganti oleh Hoafei-hoa,
di tangan kirinya menggenggam pedang panjang dengan sarungnya,
matanya yang cantik menatap tajam Golok Pemutus Arwah.
"Kenapa?" "Membicarakan perdamaian."
"Baik, katakanlah! Aku bisa memutuskannya. Tuan Fu perlu
istirahat, dia tidak akan menemui kau."
"Aku harus bertemu dengan dia." Kata Golok Pemutus Arwah dengan tegas.
"Kau tidak cukup berbobot. Kau hanya pantas bicara dengan
aku." "Aku ingin......"
"Kau harus lewati dulu aku, setelah itu mungkin tuan Fu akan
menemuimu." Nada bicaranya Hoa-fei-hoa lebih pasti lagi, "kalau kau tidak mau bicara, kenapa tidak balikan tubuhmu ke belakang?"
"Aku memang seorang berandalan dunia persilatan yang tidak
punya nama......" "Kalau begitu kau ini mau?" teriak Hoa-fei-hoa dengan gembira menyela, "Saudara Fu, aku sangat gembira sekali!"
"Iii! Apa yang telah aku mau?"
"Kau sudah mengatakan mau, tidak boleh menyangkalnya lagi
lho!" "Baik, berkata dengan kau juga boleh. Benteng ku tidak ingin
bertarung, di dunia tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, kami berharap merubah permusuhan jadi perdamaian, silahkan
saudara tua Fu buka harga."
"Tuan Fu telah mengatakannya dengan jelas." Hoa-fei-hoa satu kata satu kata mengatakannya, "dia hanya ingin ketua benteng anda dan anaknya, melakukan pertarungan adil di atas jembatan, mudah dan
jelas, yang lainnya tidak perlu dibicarakan."
"Ini bukan satu harga......"
"Ini sudah jumlah harga yang paling rendah, tuan." Hoafei-hoa memotong, "ketua benteng anda dan anaknya bertarung, ada lima puluh persen harapan hidup. Kalau dua puluh tiga orang laki-laki
perempuan yang mati di Lin-jia-gou, selamanya sudah tidak ada
harapan bisa hidup lagi. Jumlah harga yang tidak adil ini, jika diganti kau, juga tidak akan
mengusulkannya, kau pergilah! Tidak perlu dibicarakan lagi."
"Jika aku tidak mau pergi?"
"Aku akan usir kau pergi!"
"Apa kau sanggup" Hoa-fei-hoa, kau memang seorang generasi
muda yang hebat, jika ingin mengusir aku, bobotmu masih belum
cukup." "Kau ingin mencobanya?"
"Aku memang bermaksud itu."
"Ssst!" sebuah suara terdengar, Golok Pemutus Arwah
mencabut goloknya melangkah maju.
Hoa-fei-hoa juga mencabut pedangnya, maju ke depan, pedang
diangkat diulurkan ke depan, hawa pembunuhan yang tidak
berbentuk seperti gelombang laut menerjang kearah Golok Pemutu s
Arwah. Wajah Golok Pemutus Arwah berubah jadi serius, golok di
tangannya juga dengan cepat diulurkan, badan golok bersinar seperti air jernih, dingin sekali, itulah sebilah golok bagus.
Hawa pedang dan golok menerjang ke wajah masingmasing
terasa dingin, golok dan pedang berhadapan dari kejauhan,
masing-masing mengerahkan tenaga dalam, tidak merubah posisi
merebut kekosongan, sekali dimulai sudah menentukan posisi
serangan yang keras, sepertinya samasama bertujuan satu
serangan langsung menjatuhkan lawannya, yang kuat hidup yang
lemah mati. "Traang traang traang!" suara benturan logam mendadak
terdengar. Sulit melihat dengan jelas siapa yang lebih dulu bergerak,
pokoknya kedua orang itu bersamaan mendekat, mendadak timbul
sinar kilat dan keluar suara benturan logam yang keras, kecepatan
menyerangnya sulit dibayangkan.
Kedua orang itu bersamaan mundur kebelakang delapan che,
benturan yang terjadi di atas senjatanya tampak seimbang.
Bersamaan waktu, kedua orang kembali maju menerjang lagi,
menerjang lagi...... "Traang traang traang......"
Kedua kalinya berpisah......ketiga kalinya berpisah.
Bertemu lawan seimbang, siapa pun tidak berani lengah.
"Kalau begini terus, sampai hari gelap pun jangan harap bisa
menghasilkan pemenangnya." Golok Pemutus Arwah mundur
selangkah berkata, "bagaimana kalau kita menyerang sekuat
tenaga?" "Aku merasakan hal yang sama." Hoa-fei-hoa dengan tenang berkata, "kepandaianmu, diluar dugaanku, aku akan menggunakan jurus hebat membalas menyerang."
Golok Pemutus Arwah tertawa dingin, sikapnya berubah jadi ganas,
matanya menyorotkan hawa membunuh, golok di tangan pelan-pelan
diulurkan miring, suara siulan golok seperti siulan naga, auman
macan, dengan tenaga dalam mengendalikan golok, ilmu silatnya
sudah mencapai taraf kesempurnaan.
Wajah Hoa-fei-hoa pelan-pelan berubah jadi putih perak,
matanya yang cantik menyorot sinar yang dingin jernih, di sudut
mulut terkulum senyum dingin yang keji.
Pedang dia juga diulurkan ke depan, di saat sekejap ini, sinar di
badan pedangnya sepertinya mendadak bertambah tiga kali lipat,
pedangnya mengeluarkan suara, seperti suara air mendidih di
dalam laut yang dalam sekali.
Bersama teriakannya, tubuh Golok Pemutus Arwah menjelma jadi
aliran sinar yang menerjang, tubuh dan golok menjadi satu, dengan
dahsyat melakukan serangan, kecepatannya sangat mengejutkan
orang, samar-samar keluar suara geledek, dahsyat yang sulit ditahan.
Hoa-fei-hoa juga teriak, orang dan pedang sepertinya
mendadak menjadi satu, hanya terlihat sinar menyilaukan mata
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang seperti jaring dan bayangan orang yang samarsamar, yang
tipis, dengan kecepatan mengejutkan orang, sekelebat sudah
tiba, tanpa gentar maju menyambut.
Sinar golok yang seperti guntur bersentuhan dengan
bayangan pedang yang seperti jaring langit, malah tidak
mengeluarkan suara benturan logam, dalam sekejap dua
bayangan orang lewat berpapasan.
Suara guntur mendadak berhenti, bayangan orang kembali
tampak. Hoa-fei-hoa muncul di belakang Golok Pemutus Arwah satu zhang
lebih, wajahnya dingin serius, sinar di matanya tetap bersinar.
Ujung pedangnya ada jejak darah, tapi darahnya tidak
banyak. Orang yang menonton diatas loteng benteng hening tidak
bersuara, tenang seperti mati.
Seluruh sorot mata, terfokus pada Hoa-fei-hoa, di mata setiap
orang ada rasa ketakutan, tidak mengerti, bengong, dan sulit
percaya, bermacam-macam sikap.
Senjatanya Golok Pemutus Arwah tetap menunjuk miring
kedepan, tapi wajah seperti setan, dengan susah payah melangkah
kedepan. Selangkah, dua langkah, tiga langkah......
Sepertinya kaki dia beratnya ada ribuan jin, begitu sulit
menggerakannya. Di dada kiri bawahnya, darah segar memerahkan baju yang
dirobek oleh pedang, jejak darah membesar, dengan cepat menyebar
ke bawah bajunya. Langkah keempat, tubuh dia bergoyang, tubuhnya dengan sulit
dibalikan. "Traang!" Goloknya lepas dari tangannya, jatuh ketanah.
"Kau...kau..." dia teriak dengan terengah-engah.
Hoa-fei-hoa tidak memperdulikannya, pelan-pelan melangkah
kembali ketempat semula, menggunakan bawah sepatunya mengelap
jejak darah di ujung pedang, memasukan pedang kedalam sarungnya.
"Akh...!" Golok Pemutus Arwah menjerit ngeri, mendadak roboh telungkup.
Orang-orang di loteng benteng ribut, wajah nya juga pada
berubah. Ketua dua benteng mereka ternyata tidak bisa menahan
sebuah serangan Hoa-fei-hoa, membuat ketakutan orang-orang
yang menganggap ilmu silatnya sudah hebat.
Tertutup sudah pintu perundingan damai, ketua benteng Xi dan
anaknya mana berani keluar bertarung secara jantan" Orang yang
berkuasa dan punya cukup banyak anak buah yang bisa di suruh,
mana mau dirinya menempuh bahaya"
Tepat jam lima sore, semua orang makan makanan kering di
dalam hutan yang berada di depan benteng.
Tian-ya-koay menarik Xie-shen datang ke depan hutan, sambil
makan gepuk daging yang dingin, sambil mengawasi gerak-gerik
benteng Zhang-feng. Fu Ke-wei menelan sepotong gepuk terakhir, mengelap bersih
tangannya, setelah berpesan dengan perlahan pada Ouw Yu-zhen, dia
segara berjalan pelan menuju pada Hoa-feihoa dan duduk di sisinya.
"Apakah malam ini tetap mengikuti rencana, menyelidik ke dalam benteng?" tanya Hoa-fei-hoa tertawa.
"Tidak, malam ini langsung menyerang masuk."
"Kenapa merubah rencana?" kata Hoa-fei-hoa tidak
mengerti. "Karena kau." "Aku?" "Tidak salah, siang hari tadi kau telah membunuh ketua dua, Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian, sudah membuat mereka jadi ketakutan.
Aku menduga, ketua benteng Xi telah berencana melepaskan
benteng, melarikan diri, makanya malam ini kita harus menyerang
masuk kedalam benteng. Jika sampai ketua benteng Xi dan anaknya
menggunakan siasat, serangga mas melepas kulit melarikan diri, tidak saja tujuan kita menagih hutang menjadi gagal, dan jejakku
menyelidiki satu persoalan juga akan jadi terputus."
"Masalah kau menyelidiki jejak itu, apakah penting sekali?"
"Iya, malah lebih penting dari pada menagih hutang pada
benteng Zhang-feng." Fu Ke-wei menganggukan kepala, tapi
kemudian dia membelokan arah pembicaraan, "aku ingin
menanyakan satu hal pada nona, jika nona merasa tidak mau
menjawabnya, anggap saja aku tidak menanyakannya."
"Ooo...! Masalah apa" Mendengar kata-katamu tampak serius
sekali." Kata Hoa-fei-hoa merasa aneh.
"Masalah kepandaian yang kau pelajari."
"Asal-usul dan perguruanku bukan rahasia, tidak ada yang sulit dikatakan?" Hoa-fei-hoa tertawa, "kau tanyalah! Terhadap kau, aku pasti mengatakannya, dan mengatakan semuanya."
"Terima kasih atas kepercayaan nona." Kata Fu Ke-wei dengan serius, "nona selain belajar silat dari ketua vihara Meihoa, apakah punya guru lain?"
"Sama sekali tidak ada." Kata Hoa-fei-hoa dengan tegas.
"Serangan terakhir nona pada Golok Pemutus Arwah tadi siang,
jurus pedang yang digunakan, jika aku tidak salah melihatnya, pasti bukan gurumu yang mengajarkannya, apaka kata-kataku benar atau
tidak?" "Saudara Fu matamu tajam sekali, bagaimana kau bisa tahu
bukan guruku yang mengajarnya?" Hoa-fei-hoa terkejut sekali.
"Sementara kau jangan tanya dulu, nanti aku akan jelaskan."
Fu Ke-wei dengan serius sekali, "siapakah yang mengajarkan
jurus pedang ini?" "Bukan orang lain yang mengajarkannya, tapi aku berhasil
melatih sendiri mengikuti gambar sketsa yang ditinggalkan
ayahku......" "Apakah jurus pedang ini ada namanya?" Fu Ke-wei menyela pembicaraan dia, "saat kau melakukannya apakah ada perasaan
tidak bisa mengendalikannya?"
"Tidak salah, memang ada perasaan itu. Jurus pedang ini sangat dahsyat sekali, tapi karena ada kekurangan ini, maka aku jarang
menggunakannya. Mengenai apa namanya, karena di dalam sketsa
tidak ada catatannya, maka aku tidak tahu."
"Ayahmu dia......"
"Ayahku meninggalkan rumah saat aku berumur empat tahun,
dia dengan temannya bermain ke gunung Kun Lun sebelah barat,
dua tahun kemudian, di kampung terjadi wabah penyakit, ibuku
membawa aku meninggalkan kampung tinggal di rumah famili.
Hitung-hitung ayahku meninggalkan rumah sudah sembilan belas
tahun, sampai sekarang tidak ada kabar beritanya, aku berkelana
di dunia persilatan, tujuan utamanya adalah mencari keberadaan
beliau......" "Apakah ibumu sekarang ini masih tetap tinggal di rumah
famili?" "Ibu telah meninggal saat aku berusia sembilan tahun." Wajah Hoa-fei-hoa tampak sedih.
Fu Ke-wei berpikir sejenak, matanya menatap Hoa-fei-hoa.
"Apakah nama ayahmu diatasnya Ruo bawahnya Tian,
sebutannya Tian-ruo-fei-mo?" Fu Ke-wei menanyakan dengan satu kata persatu kata.
"Ih...! Kenapa kau bisa tahu?" Hoa-fei-hoa terkejut sekali, hampir mengira dirinya salah dengar.
"Kalau begitu nona seharusnya marga Ling, bukan marga Hoa."
Fu Ke-wei wajahnya tenang, tapi didalam matanya ada sinar rindu.
"Kau......kau kenapa bisa tahu?"
"Karena ayahmu adalah guruku!"
"Ahh......! Benarkah" Dimana ayahku sekarang?" Hoafei-hoa terkejut dan senang sekali.
"Guru telah berhasil menjelma, terbang ke langit barat." Kata Fu Ke-wei dengan sedih, "makam beliau ada di kampungku, jika
ada waktu nanti aku temani kau pergi membersihkan dan
sembahyang di makam beliau."
"Tidak di duga aku susah payah mencari di dunia persilatan,
akhirnya harapan tetap tidak terkabul......"Hoa-feihoa mengucurkan air mata.
"Adik seperguruan, kau jangan sedih. Guru telah berhasil
mendapatkan dao, duduk terbang ke langit, ini adalah harapan yang
sangat dimimpi-kan oleh orang-orang aliran misterius berlatih dao."
Fu Ke-wei dengan lembut menghibur, "jika arwah guru di langit mengetahui aku telah bertemu dengan adik seperguruan, pasti dia
akan sangat gembira, beliau tadinya mengira seluruh keluarganya
telah meninggal dalam wabah penyakit itu."
"Mulai sekarang familiku di dunia ini hanya ada kakak
seperguruan seorang." Hoa-fei-hoa menghapus air mata
dengan sapu tangan sutra,
"mendapatkan satu kehilangan satu, apakah ini sudah
ditakdirkan langit......"
"Aku juga begitu, tapi aku telah mendapatkan seorang adik
seperguruan." Fu Ke-wei dengan sayang melihat pada Hoa-feihoa.
"Aku tidak mau kau jadi kakak seperguruanku, aku hanya mau
memanggil kau kakak tua, boleh tidak?" kata Hoa-fei-hoa dengan nada memohon.
Fu Ke-wei tertegun, tapi segera kembali ke sikap biasa.
"Baik, kalau begitu aku panggil kau adik kecil." Dia
tersenyum. "Aku kecil" Aku sudah cukup tua, tidak boleh panggil aku adik kecil, kau harus panggil aku Yu-ji, atau adik Ji, panggil aku Ji kecil juga boleh." Kata Hoa-fei-hoa dengan manja.
Tidak terpikir oleh Fu Ke-wei, wanita yang berprestasi di dunia
persilatan, bunga galak ini, malah masih bisa bersikap manja.
"Baik, baik, aku turut saja." Dia segera menyanggupi, bersamaan itu dia membalikan kepala, "Xiao Zhen, kau kemari sebentar."
"Tuan, ada apa?" Ouw Yu-zhen datang ke-depan dua orang.
"Kuperkenalkan padamu seorang familiku, kecuali tetua Tu dan
nona Chao, harap jangan beri tahukan pada orang lain." Lalu dia menceritakan hubungannya dengan Hoa-fei-hoa.
"Selamat pada tuan dan nona." Kata Ouw Yu-zhen perlahan
dengan gembira. "Terima kasih kak Fu." Kata Hoa-fei-hoa dengan ramah.
"Xiao Ji, dia bukan bermarga Fu, juga bukan pelayannya
kakak." Fu Ke-wei pelan berkata, "kau seharusnya pernah
mendengar di dunia persilatan ada seorang pembunuh bayaran
wanita yang misterius Ratu Lebah, dia adalah nona di depan
matamu ini, nona Ouw Yu-zhen. Mungkin kau lebih tua sedikit dari
dia, harus panggil dia adik baru benar."
"Akh! Ternyata adik Ouw ini adalah orang misterius yang di dunia persilatan namanya sangat menakutan! Betul-betul beruntung bisa
mengenalmu, aku sungguh gembira, bisa mendapatkan seorang
adik." Kata Hoa-fei-hoa gembira sekali.
"Nona Ling......"
"Tunggu! Dik Ouw, kau panggil aku apa?" Hoa-fei-hoa
menyela kata katanya Ouw Yu-zhen.
"Kakak Ling, terima kasih kau tidak memandang hina aku yang
pernah jadi seorang pembunuh bayaran, aku......"
"Sudah sudah! Xiao Zhen jangan merendahkan diri. Kalian berdua paling bagus sekarang ini sementara jangan saling memanggil
menggunakan marga, kalian mengobrol dulu, aku mau keluar
melihat-lihat keadaan." Fu Ke-wei berkata sambil berjalan kesisi hutan.
0-0-0 Langit akhirnya menjadi gelap, di dalam benteng tidak ada yang
menyuruh orang mengangkat papan jembatan.
Seluruh orang di benteng dikerahkan menjaga papan
jembatan, lentera dan obor terang seperti disiang hari.
Sekitar jam sembilan malam, Fu Ke-wei dengan menggendong
golok, mendadak menerjang keatas jembatan, menggunakan papan
jembatan dia terbang melewatinya, gerakannya sangat cepat,
beberapa penjaga yang ada di atas loteng benteng baru saja melihat ada bayangan bergerak, orangnya telah loncat naik ke atas tembok
benteng setinggi dua setengah zhang. Benteng Xi memang sudah
lemah, orang yang menjaga diatas tembok benteng di kerahkan
setengahnya, dan dari setengahnya, mereka harus dibagi rata
menelusuri tembok benteng, karena tidak bisa mengira-ngira orang
yang menyusup masuk akan naik dari arah mana, makanya penjagaan
di gerbang benteng hanya lebih banyak sedikit saja, dalam
perkiraannya, tidak mungkin penyusup masuk dari arah gerbang
benteng. Tapi Fu Ke-wei di luar dugaan malah masuk melalui gerbang
benteng, penjaga yang di loteng benteng begitu menemukan ada
bahaya, segera naik keatas loteng, tapi sinar golok mendadak sudah menerjang.
Ilmu meringankan tubuhnya Hoa-fei-hoa dan kawankawannya
semua hebat-hebat, mereka mengikuti dari belakangnya meloncat
terbang keatas. hanya Niu Lang-xing yang masih terluka tidak ikut, dia dengan Zhi Nu-xing masih bersembunyi di dalam hutan.
Pedang Kuasa Gan Jin-feng mengikuti Shi-tu Yu-yao dari
belakang, dia bertugas melindungi Shi-tu Yu-yao, bukan saja ilmu
meringankan tubuhnya sangat tingi, ilmu silatnya juga hebat, tugas dia sebenarnya sangat ringan, cukup menghilangkan ancaman dari
belakang Shi-tu Yu-yao. Sepuluh penjaga enam telah dilumpuhkan oleh Fu Ke-wei, dengan
sebilah golok dia bergerak sangat lancar sekali, sisa empat lagi
dibunuh oleh Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya, semua orang telah
naik keatas. Suara kentongan tanda bahaya terdengar menggetarkan
telinga, seluruh benteng berada dalam kekacauan.
Empat puluh lebih laki-laki dan perempuan tamu yang tinggal
di bangunan tamu yang minta perlindungan, juga melakukan
serangan terhadap anak buah benteng yang menjaga mereka,
tuan rumah yang tidak setia kawan dan ingkar janji membuat
mereka jadi marah, tawanan terselubung ini lebih-lebih membuat
mereka jadi marah" Yu-shu-xiu-shi dan lima puluh orang lebih anggota
perkumpulan Cun-qiu di dalam ruangan tamu, sudah sejak tadi
siap menghadapi perubahan.
"Sudah waktunya." Yu-shu-xiu-shi memberi perintah pada orang yang berkumpul, "Ketua cabang Xiao, kau bawa mereka keluar
kurungan dari arah tenggara benteng, aku dengan nona Liu
mengawal dari belakang. Harus selalu ingat, jika tidak perlu, jangan melukai orang-orangnya benteng Zhangfeng, harus menghindari
bocah Fu dan orang-orangnya, meloloskan diri adalah yang utama,
jalan." "Wakil ketua Gao, kuda dan bungkusan kita......" tanya
seorang setengah baya buru-buru.
"Lebih penting menyelamatkan nyawa dulu." Kata Seruling Damai dengan tidak senang, "kau berharap ketua benteng Xi datang
menyiapkan kuda mengantar kita pergi" Dia pernah menyatakan,
meminta kita jika ada bahaya, segera membantu menghadang bocah Fu, apakah kau ingin mati di benteng Zhang-feng?"
"Jangan banyak bicara lagi, nanti tidak keburu." Teriak Tangan Pengail Arwah Qiu-wu, dia yang pertama buru-buru menerjang
keluar dari pintu pekarangan belakang.
Yang utama meloloskan diri, menyelamatkan nyawa.
Yu-shu-xiu-shi sangat pintar, tidak ada pentingnya
membela mati-matian benteng Zhang-feng.
Seluruh benteng jadi kacau sekali, bau amis darah menusuk
hidung. Goloknya Fu Ke-wei lebih menakutkan dari pada guntur, dengan
kekuatan yang sangat dahsyat, dia khusus menerjang kearah
berkumpulnya orang, tempat yang dilewati sinar golok, kepala putus, kaki dan tangan terlepas, tidak ada satu orang pun yang sanggup menahan goloknya, sungguh seperti macan masuk ke dalam gerombolan kambing, sangat mengerikan"
Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa, di sebelah kiri kanan Fu Kewei,
membunuh anak buah yang muncul sehingga mengalirkan darah,
lebih ganas dari pada Fu Ke-wei.
Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen bertugas mengamankan
belakangnya Fu Ke-wei, seperti menangkap ikan yang lolos dari
jaring. Tongkat pemukul anjing Tian-ya-koay, malam ini hampir tidak
bisa mengeluarkan kedahsyatannya, karena dia termasuk
gelombang kedua dengan Pedang Kuasa dan Shi-tu Yu-yao yang
masuk kebenteng, orang-orang benteng hampir telah dibabat habis
oleh gelombang pertama yang masuk.
Satu penjagalan besar-besaran yang amat mengerikan
berlangsung, sepertinya semua orang telah jadi gila.
Orang yang paling tidak takut mati, juga jadi ketakutan oleh gerakan penjagalan besar-besaran ini, setelah ketakutan timbul niat melarikan diri, orang yang lincah mulai melarikan diri keluar dari benteng,
beruntunglah orang yang melarikan diri.
Ketua benteng Xi dan anaknya juga orang yang beruntung, karena
sejak dari mulai hingga akhir, tidak pernah terlihat kedua orang ayah dan anak ini.
Orang pertama yang mengundurkan diri dari lapangan
penjagalan ini, adalah Shi-tu Yu-yao.
Dia benar-benar ngeri oleh pertarungan yang mengerikan ini, seluruh tubuhnya bercucuran keringat dingin, tangan yang menggenggam
pedang gemetaran terus. Dia merasa bau amis darah ini membuat dia
ingin muntah, terpaksa dia mundur ketempatjauh dengan bengong.
"Terlalu mengerikan, terlalu mengerikan..." sorot matanya masih mengikuti bayangan belakang Fu Ke-wei yang sedang mengejar
membunuh lawan, dengan suara gemetar berkata sendiri,
"dia......dia kenapa bisa begitu sadis?"
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Yu Yao, kau pernah menyaksikan dua puluh tiga mayat yang
tidak berdosa." Pedang Kuasa di sampingnya menghunus pedang
mengawasi. Suaranya dalam.
"Benar, tapi......"
"Temannya tanpa bersalah telah dibunuh. Dia punya hak
membalas dendam demi teman." Nada Pedang Kuasa lebih dingin,
"jika sudah berhadapan dengan musuh, maka tidak dapat ada hati tidak tega, ini adalah satu-satunya cara orang persilatan melindungi nyawanya, jika ilmu silatnya tidak tinggi, yang tergeletak di tanah pasti dia, orang yang bermain nyawa di dunia persilatan, pandangan terhadap hidup mati berbeda dengan orang biasa, nasib mereka
ditaruh di atas daun yang mengambang, orang seperti mereka ini
hidup lima belas hari dihitung setengah bulan, semua memandang
hidup mati nya tawar sekali."
"Paman Gan, jangan......katakan......lagi!" dia menutup
wajahnya berteriak gemetar.
"Mari kita pergi!" kata Pedang Kuasa dingin, "sekali kau tidak bisa sama pandangan dengan perbuatannya, di antara kau dan dia, akan
timbul perasaan jauh di dalam hati, cepat atau lambat akan berpisah.
Yu Yao, lebih baik tinggalkan dia!"
"Aku......" "Pandangan tidak sama tidak akan saling mendukung." Pedang Kuasa mengeluh, dia mencoba memberi nasihat dengan penuh arti,
"malah suatu hari nanti bisa berbalik menjadi musuh, hari ini datangnya akan sangat cepat. Hoafei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa baru orang yang
sejenis dengan dia, mereka baru bisa hidup dalam dunia kacau yang
melihat orang seperti rumput liar ini. Yu Yao, apakah sudah siap pergi?"
Dia mengeluh, menggerakan langkahnya dengan sangat berat.
Hari sudah terang, dimana-mana masih tertinggal sisa lentera
yang menyala. Rumah-rumah dilapis pertama di lingkar luar benteng, bara api dan
lilin masih menyala. Fu Ke-wei lima orang, ditambah Tian-ya-koay dan Sepasang
Bintang Perak yang belakangan ikut bergabung, melewati
lapangan api masuk ke pusat.
Setelah diperiksa seluruh bagian pusat, tapi tidak ditemukan
ketua benteng Xi, anaknya dan orang-orang kepercayaannya,
tentu saja, lebih-lebih tidak menemukan jejaknya Pedang Naga
Langit Lu-zhao. "Sumber mala petaka ini kembali bisa melarikan diri!" kata Fu Ke-wei kesal.
"Tuan, mungkin telah di bunuh oleh ketua benteng Xi. Sepasang Cantik Jiang-nan adalah contoh yang hidup." Ouw Yu-zhen
menyatakan pendapatnya. "Tentu saja ada kemungkinan ini, tapi sebelum dibuktikan, aku tetap tidak putus asa."
"Saudara kecil, orang yang kau cari sepertinya bukan Xi
Zhang-feng dan anaknya, tapi orang lainnya?" tanya Tian-yakoay yang ada di pinggir dengan penuh pertanyaan.
"Betul." "Siapa" mungkin aku bisa berikan sedikit berita." Desak
Tian-ya-koay. Karena Tian-ya-koay sudah tahu asal-usul dia yang sebenarnya,
apa lagi pergaulannya pengemis tua luas sekali, hubungannya
bagus sekali, dan juga bukan orang yang cerewet; sehingga, maka
dia berpendapat tidak perlu merahasiakannya.
"Orang yang aku cari adalah ketua benteng Tian-long
Pedang Naga Langit Lu-zhao."
"Benteng Tian-long di bukit Bai-zhang gunung Huang sudah lama lenyap di dunia, ketua benteng Lu-zhao juga menghilang, kenapa bisa bersembunyi di benteng Zhangfeng?" kata Tian-ya-koay tidak
mengerti. "Sumber berita ku pasti bisa dipercaya."
"Beritanya didapat dari siapa?"
"Istri gelapnya Lu-zhao, Yun-sang-nie Bai Ru-lian." Kata Fu Ke-wei tenang, "Lu-zhao minta perlindungannya benteng Zhang-feng dia yang memperkenalkannya, Sepasang Cantik Jiang-nan datang ke benteng
Zhang-feng juga hasil karya-nya, malah tidak terpikirkan olehnya hampir saja menjerumuskan kedua adik angkatnya itu."
"Memalukan, aku pengemis tua malah tidak tahu masalah ini."
Tian-ya-koay menggaruk-garuk rambutnya yang kacau itu,
"Sepasang Cantik Jiang-nan itu apakah juga sama seperti
Yun-sang-nie......" "Tidak salah." Fu Ke-wei memotong, "mereka bertiga adalah buruan teman-temanku, maka aku telah serahkan pada mereka untuk
membawanya." "Saudara kecil sebenarnya ada dendam apa dengan Luzhao?"
Fu Ke-wei menceritakan bagaimana awal permusuhannya.
Terakhir dia dengan tegas berkata, "Aku harus melenyapkan sumber mala petaka ini, tidak boleh tidak, dia telah menyembunyikan banyak sekali harta nya di seluruh pelosok dunia, setiap saat bisa menyewa pembunuh bayaran diam-diam membunuhku, mana bisa aku hidup
tenang?" "Aku malah tahu ketua benteng Xi punya beberapa teman yang
berhubungan rahasia, tunggu setelah kita selesaikan masalah disini, baru kuberitahukan pada tuan, aku percaya dari mulut mereka,
mengetahui tempat yang mungkin tempat tujuannya ketua benteng
Xi." Kata Nie-sha-yin-hoa.
"Baik, kita selesaikan dulu masalah disini." Fu Ke-wei
menganggukan kepala. Delapan orang berpisah mencari pintu rahasia masuk ke gudang
pusaka di bawah tanah, kira-kira setengah jam, baru ditemukan,
tempatnya di dalam kamar buku.
Mereka mencari beberapa tongkat besi panjang, mulai
menghancurkan tempat yang diduga ada jebakannya lalu
dengan selamat masuk ke gudang harta.
Sepasukan pedagang sedang menuju ke selatan, saking
sederhana barang yang di bawa, membuat perampok kecil malah
meliriknya. Barang dagangan yang menuju selatan, biasanya hasil bumi
kasar dari daerah perbatasan, dan kurang berharga, barang
dagangan yang menuju utara, baru barang mewah yang berharga
dari selatan. Satu kereta keledai, sepuluh ekor lebih keledai pembawa barang,
bungkusan besar ikatannya besar sedikit pun tidak mencolok, jika
semua dirampok juga tidak berharga seberapa uang.
Delapan orang pengawal barang yang berpakaian kumal, sulit
dibedakan laki laki atau wanita, kecuali dua orang kusir yang sedikit bersemangat, enam orang yang diatas punggung keledai, tampak
lesu, lelah, sedikit pun tidak ada semangat.
Kerugian yang diderita Hoa-fei-hoa kali ini cukup besar, dia
kehilangan seorang pelayan wanita yang sangat berguna, masih ada
saudaranya yang masih tinggal di pegunungan Zhong-tiao, bermain
petak umpet dengan anak buahnya benteng Zhang-feng yang
mencari di gunung. Orang-orang ini tidak tahu ketua muda benteng Xi diam-diam telah kabur dengan cepat menuju utara, makanya tidak
keburu membantu majikannya.
Tapi mereka tanpa sengaja kebetulan bisa bertemu dengan Fu
Ke-wei, akhirnya bisa terbayar kesedihan kehilangan seorang pelayan wanita.
Mereka menyamar sebagai seorang kuli laki-laki,
menunggang keledai, mendampingi Fu Ke-wei yang juga
menyamar sebagai seorang kuli, pelan-pelan berjalan
keselatan. Barang-barang diatas kereta besar dan di atas empat belas
punggung keledai, semua adalah barang-barang pusaka dan
perhiasan emas perak yang didapat dari benteng Zhang-feng.
"Saudara kecil, barang pusaka di atas dua ekor keledai ini, kau suruh aku bagaimana mengurusnya?" kata Tian-ya-koay diatas punggung keledai, dia juga menyamar seperti seorang kuli, dia membalikan kepala pada Fu Ke-wei yang diatas keledai sedang mengantuk.
"Itu adalah kesulitanmu sendiri, tidak ada urusannya
dengan aku." Fu Ke-wei dengan malas menguap, bicaranya juga
bermalas-malasan. "Aku pengemis tua seumur hidup belum pernah melihat harta
sebanyak ini, jika disuruh aku memakannya, sepuluh generasi
juga tidak akan habis, bukankah ini menyulitkan aku?"
Tian-ya-koay tertawa pahit.
"Inilah kesulitan menganggap dirinya sebagai seorang pendekar."
Fu Ke-wei tertawa tawar, "aku dengan Xiao Ji dan mereka beberapa orang tidak ada beban semacam ini; harta kekayaan haram ini,
terhadap kami, walau tidak ada artinya, tapi terhadap beberapa
orang lain, artinya sangat besar sekali."
"Ooo! Maksud kau......"
"Tidak ada maksud."
"Pengemis tua sudah tahu caranya mengurus harta kekayaan
yang haram ini." Tian-ya-koay jadi tersadarkan berkata, "saudara kecil, sejak mengenalmu, pengemis tua menyadari, walau kau
bertingkah seperti aliran hitam, tapi berhati pendekar, benar-benar seorang pahlawan besar, pengemis tua menghormati kau."
"Ha ha ha, laki-laki besar sudah lama mati, di dunia walau masih ada dua tiga orang, tapi juga tidak akan hidup lama lagi, tetua! Kau salah melihat orang." Wajah Fu Ke-wei sekelebat semangat tidak menentu yang sulit dilihat, "aku hanya pemburu makan di dunia persilatan, seorang pengelana dunia persilatan yang tidak ada kerjaan, di mata beberapa kelompok orang, aku malah seorang sesat yang membunuh orang tanpa mengedipkan mata, menghindar saja takut tidak keburu, kau malah menyebut aku pahlawan besar, bukankah satu kelakar sebesar langit?"
Tian-ya-koay adalah seorangnya tua yang sudah banyak
pengalaman, bagaimana dia tidak mengerti kata-katanya ada
maksudnya" "Itu karena bocah kecil dari perumahan Wu-ling kurang
pengalaman, dia baru turun gunung, dia belum pernah bertemu
peristiwa besar, tidak aneh karena jarang melihat jadi merasa aneh, buat apa kau taruh di hati" Tunggu setelah dia berkelana di dunia
persilatan satu atau setengah tahun, pandangannya terhadap
masalah di dunia ini pasti akan berubah." Tian-ya-koay bicara dengan adil, tidak ada maksud membela Shi-tu Yu-yao.
"Aku melakukan sesuatu selamanya tidak perduli orang lain
berpikir apa, juga tidak perduli orang lain mau mengatakan apa.
Hanya ingin hatiku tenang dan aturannya benar begitu saja, jika tidak bukankah hidupku akan repot sekali?" Dia tertawa tawar, "di depan adalah kota Yu, kita sudah harus berpisah, tetua apakah akan
mengambil jalan Sou-yang melalui Niang Zi-guan kembali ke
Shan-dong?" "Tidak salah, jalan ini pengemis tua paling hafal." Tian-yakoay menuntun dua ekor keledai, belok kekiri masuk kejalan yang menuju
ke Sou-yang, dan melambaikan tangan pada semua orang, "kita
bertemu lagi dikemudian hari."
"Sampai ketemu lagi!" semua orang juga melambaikan tangan membalasnya.
"Tuan, keberadaanmu selanjutnya, harus menyuruh anak
buahnya Jin Chao-chen setiap saat beritahukan kami lho!" kata Xie-shen diatas punggung keledai membalikan kepala.
"Kau sembarangan berteriak apa!" Fu Ke-wei tertawa pahit,
"masalah benteng Zhang-feng telah selesai, kita sudah tidak ada hubungan apa apa, biarkan aku hidup lebih lama beberapa tahun lagi, boleh tidak?"
"Ha ha ha, kau ingin membuang aku Xie-shen" Itu tidaklah
mungkin, ketua benteng Xi dan anaknya melepaskan benteng
Zhang-feng melarikan diri, apa itu bisa dihitung selesai?" kata Xie-shen dengan bangga.
"Makanya kau tetap majikan kami." Nie-sha-yin-hoa memotong,
"sekarang ini di dunia persilatan sudah banyak orang yang tahu hubungan pelayan dan majikan diantara kita, kau ingin menyangkalnya juga sudah tidak bisa, tunggu sampai perhitungan dengan ketua benteng Xi dan anaknya benar-benar selesai, kau mengusir kami juga tidak
terlambat." "Kakak Chao, setelah menyelesaikan pekerjaan, kami bertiga akan segera datang berkumpul dengan kalian. Hati tuan terlalu lembek,
mudah diambil kesempatan oleh orang, kau harus banyak berpikir. Apa lagi si Liu Fei-yan, kau harus hati-hati benar, dia bisa diam-diam melakukan sesuatu." Ouw Yu-zhen dengan suara pelan berpesan pada Nie-sha-yin-hoa.
"Kalian tenang saja, aku akan hati-hati sekali menjaganya." mata cantiknya menyorot sinar dingin lalu sekelebat menghilang, "Wanita setan ini adalah sumber bahaya, asalkan dia berani muncul dihadapan aku, aku akan bergerak lebih dulu membunuh dia."
Suara mereka berdua pelan sekali, tapi buat Fu Ke-wei" Dia bisa
mendengar dengan jelas pembicaraan mereka.
"Aku pikir seharusnya dia tidak mencari aku lagi." Fu Kewei tertawa pahit, "aku sudah beberapa kali mengalah, dan juga telah melepaskan Yu-shu-xiu-shi, dia sudah tidak ada alasan untuk
mencariku lagi." "Alasan yang kau katakan, mungkin kau sendiri juga tidak akan percaya." Kata Hoa-fei-hoa dengan gelisah, "dia adalah seorang wanita yang angkuh, merasa dirinya yang paling benar, dia tidak akan bisa bertahan terus menerus" Jika kau tidak tega membunuhnya, kenapa
tidak serahkan saja pada kami mengurusnya?"
"Sebenarnya dia bukan wanita yang terlalu jahat, perkembangan masalahnya mungkin tidak sejelas seperti perkiraan kalian, kita hanya bisa melakukan dengan melihat keadaannya, tidak boleh berpegang pada pendirian sebelumnya." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "waktu sudah tidak pagi lagi, kita berpisah disini, sepanjang perjalanan harus
perhatikan keamanan, tetua Tu adalah seorang persilatan tua, kalian harus banyak mendengar pendapat dia."
"Tuan harap tenang, dua nona besar ini baru benar-benar orang persilatan tua lho! Kami jamin pasti selamat tiba di tujuan, sampai jumpa!"
Fu Ke-wei dan Nie-sha-yin-hoa mengantar mereka dengan
pandangan hingga jauh, sesudah itu baru mereka berjalan masuk ke
jalan kecil di sebelah kiri, menghilang di dalam satu hutan.
Di dunia persilatan sedang tersiar kabar sebab akibat
musnahnya benteng Zhang-feng.
Empat puluh orang lebih yang minta perlindungan, beruntung
bisa meloloskan diri dari bangunan tamu benteng Zhang-feng,
mereka adalah saksi mata dari kabar itu, mereka mulai lagi mencari tempat perlindungan, melarikan diri dari kejaran musuh dan
tindakan hukum dari pemerintah, menghindari dari balasan
orang-orang pembela kebenaran.
Markas gunung perkumpulan Cun-qiu di Zhen-jiang, tidak
mengeluarkan pernyataan resmi, tindakan dosa tanpa
prikemanusiaannya ketua benteng Zhang-feng dan anaknya, tidak
ada hubungannya dengan perkumpulan Cun-qiu.
Kenyataannya juga memang begitu, perkumpulan Cun-qiu
bertamu ke benteng Zhang-feng, adalah hal yang paling biasa di dunia persilatan, tidak ada kewajiban bertanggung jawab atas kejahatan
yang dilakukan tuan rumah.
Satu Pedang Dunia ketua benteng Xi dan anaknya, menjadi
sasaran semua orang, semua pihak menyalahkannya, ada beberapa
orang malah bersumpah akan mencari dia dan anaknya, meminta
keadilan dan demi menegakan kebenaran.
Fu Ke-wei menjadi perhatian semua orang, tapi siapa pun tidak ada
yang tahu asal-usul orang yang dipanggil Fu-jiu ini, ada banyak orang yang menyelidik dengan terang-terangan atau diam-diam, berharap
bertemu pesilat hebat yang muda ini.
Tapi, Fu-jiu sepertinya lenyap begitu saja di udara. Dia seperti meteor yang melintas di langit, datangnya tiba-tiba, perginya pun tiba-tiba, tidak ada orang yang tahu dia datang dari mana, juga tidak ada orang yang tahu dia berada dimana, dunia ini luas sekali! Bagaimana bisa mencari orang yang tidak ada akarnya tidak ada dasarnya"
Hoa-fei-hoa, Xie-shen, Nie-sha-yin-hoa, dan juga Sepasang
Bintang Perak dan kawan-kawan, tadinya juga orang yang sangat
ternama di dunia persilatan, sekarang namanya tambah melonjak,
ketenarannya naik makin tinggi.
Yang aneh adalah, orang-orang ini juga seperti Fu-jiu
menghilang, tidak tahu rimbanya.
Orang yang sensitif menduga-duga, di dunia persilatan
mungkin akan berdiri satu kekuatan baru, muncul seorang
penguasa baru. Karena menurut kabar yang bisa dipercaya membuktikan, sampai
Xie-shen salah satu dari empat penjahat besar dan wanita jahat dari aliran hitam Nie-sha-yin-hoa, semua menyebut pesilat tinggi muda
Fu-jiu yang misterius itu sebagai majikan, dan rela menjadi
pelayannya. Semua membuat penguasa kaya di berbagai tempat
melakukan sedia payung sebelum hujan terhadap
kekuasaannya. Peristiwa perampokan keluarga kaya di Jiang-ning yang mencapai
jutaan uang perak, kembali menjadi perhatian orang-orang dunia
persilatan, semua mencari Sepasang Cantik Jiang-nan dan
Yun-sang-nie, berharap dari mereka bisa memperoleh uang perak
yang sangat besar ini. Karena Sepasang Cantik Jiang-nan, pernah dijadikan tanda mata
perjanjiannya perdamaian antara ketua benteng Xi dengan
perkumpulan Cun-qiu, orang yang sedikit punya otak semua mengira
perkumpulan Cun-qiu telah mendapatkan pengakuannya, uang
perak sebanyak jutaan mungkin malah diam-diam telah diperoleh
oleh perkumpulan Cun-qiu.
Sekarang perkumpulan Cun-qiu jadi kerepotan, uang perak jutaan
adalah jumlah harta yang bisa menakutkan orang setengah mati,
siapa yang matanya tidak jadi merah mendengar ini"
Pandangan orang-orang persilatan adalah, makan sendiri tidak
akan tambah gemuk, emas dibagikan sama-sama untung.
Perkumpulan Cun-qiu makan sendiri uang ini, tentu saja ada
orang yang tidak rela, paling sedikit juga harus dibagikan sebagian pada orang yang pantas dibagi.
Tapi ada beberapa orang persilatan, malah mengarahkan
perhatiannya pada ketua benteng Xi.
Jika Sepasang Cantik Jiang-nan punya harta sebanyak hampir
satu juta liang perak, mana mungkin memberikan mereka pada
perkumpulan Cun-qiu sebagai tanda mata kerja sama" Ketua
benteng Xi bukan seorang bodoh. Lain halnya kalau dia sendiri sudah berhasil memeras keluar uang perak itu dari tubuh mereka.
Dugaan demikian, bukan tidak beralasan.
Sifat ketua benteng Xi yang serakah, sudah diketahui oleh
seluruh dunia persilatan.
Sepasang Cantik Jiang-nan seperti daging gemuk ini jatuh
ketangan dia, apa dia tidak akan menggigitnya" Jika dia belum
mendapatkan keuntungan, mana mungkin mau memberikan pada
orang lain" Ada juga beberapa orang persilatan, mengarahkan perhatiannya
pada pesilat tinggi muda Fu Jiu yang misterius itu.
Saat Sepasang Cantik Jiang-nan didepan benteng Zhangfeng
membuka kejahatan yang dilakukan oleh ketua benteng Xi, pernah
mengumumkan adalah Fu-jiu yang menolong mereka lari dari
tangkapan orang-orang benteng Zhang-feng. Tidak perduli apakah
kata-kata dia bisa dipercaya atau tidak, tapi mereka berdua tampil disisi Fu-jiu adalah kenyataan.
Kenapa tanpa sebab musabab dia menolong Sepasang Cantik
Jiang-nan" Pasti ada maksud tertentu.
Di dunia ini, tidak ada makan siang yang gratis, Sepasang Cantik
Jiang-nan pasti telah membayar dengan harga yang setimpal.
Satu-satunya harga yang bisa mereka bayar, yaitu harta
jarahan yang mereka rampok dari Jiang-ning.
Ini sama dengan uang untuk membeli nyawa, yang mereka bayar
pasti jumlahnya tidak sedikit.
Di dunia persilatan orang yang pernah melihat Fu-jiu jumlahnya
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak banyak, ingin mencari seseorang yang asalusulnya misterius,
dan belum pernah terlihat, itu sama juga dengan mencari jarum
didasar laut. Tapi jika mencari beberapa pelayannya yang namanya sangat
tenar itu, itu akan lebih mudah, bisa mendapatkan pelayan dia,
sama dengan telah berhasil setengah.
Sehingga, Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa menjadi sasaran
pencarian beberapa orang persilatan.
Kabupaten Shou-yang terletak sekitar seratus li ditenggara kota
Tai-yuan, tempatnya ditengah-tengah antara jalan timur dan barat,
walau kotanya kecil, tapi mempunyai lapangan peternakan yang
cukup besar bertebaran di beberapa tempat disebelah selatan luar
kota. Lapangan peternakan ini yang diternak sapi dan kambing, orang
luar dilarang masuk, orang asing pun tidak boleh sembarangan
berjalan di daerah ini, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sebab para pengembala yang selalu waspada terhadap
pencuri-pencuri sapi. Pada jam sebelas malam, di lapangan peternakan Wei-yuan yang
paling besar, tempat tinggal pemilik peternakan dengan pekarangan
luas, muncul dua bayangan aneh yang tidak jelas seperti setan.
Benteng Zhang-feng telah dimusnahkan enam hari yang lalu,
orang-orang Shou-yang yang jauhnya tiga ratus li lebih, seharusnya sudah mendapat beritanya, orang yang ada hubungan rahasia dengan
benteng Zhang-feng, yang merasa bersalah, pasti diam-diam telah
mempersiapkan dirinya menghadapi perubahan.
Orang yang berhubungan erat dengan ketua benteng Xi, sejak
dua hari lalu sudah meninggalkan rumah keluar melancong!
Di Shou-yang tampaknya tidak ada orang yang tahu tentang
benteng Zhang-feng, tentu saja di kabupaten yang kecil ini, tidak
ada hubungannya dengan penguasa di pegunungan yang jaraknya
jauh sekali. Tapi peternakan Wei-yuan sepertinya ditutupi oleh hawa yang
membuat orang gelisah, sepertinya ada firasat akan terjadi
peristiwa, walau di luar tidak tampak gejala apa-apa, para pegawai peternakan pun tenang seperti biasa.
Di luar tenang tapi di dalam tegang, di dalam peternakan sudah
ditambah penjagaannya. Hari sudah tengah malam, pemilik peternakan Elang Besar Sayap
Mas, Ji Jing-wei masih sibuk diruang rahasianya, dengan dua orang
pembantunya, pengurus luar dan pengurus dalam, sambil
minum-minum mereka membicara-kan pekerjaan peternakan.
Kamar rahasia itu berada di dalam rumah di pekarangan belakang,
adalah tempat terlarang bagi orang yang bukan anggota keluargaJi.
Para pekerja di bagian luar pekarangan, juga tidak tahu tentang
kamar rahasia ini, pekarangan dalam, siapa yang berani sembarangan masuk"
Dua pengurus luar dan dalam, pasti bukan dipanggil siang hari,
masuk kedalam kamar rahasia ini.
Setelah selesai membicarakan pekerjaan peternakan, pemilik
peternakan Ji diam-diam keluar dari kamar rahasia, berpatroli
kerumah-rumah disekitarnya, dimana-mana tidak ada yang tampak
ganjil, setelah itu baru dengan puas kembali kekamar rahasia.
"Pengurus Wang, bagaimana kabarnya?" sepasang mata
pemilik peternakan Ji, menatap pengurus luarnya.
"Dari Jie-zhou datang laporan, Hoa-fei-hoa dan temantemannya
memang sudah berkumpul di Feng Ling-du, menunggu majikan mereka
melintasi sungai." Pengurus Wang berkata dengan optimis, "rasanya Hoa-fei-hoa sudah hampir mendekati Jie-zhou, ini menunjukan Fu-jiu dan beberapa orang yang berjalan bersama menuju selatan, sayang
matamata kita tidak bisa menemukan jejak mereka, menurut logika,
mereka tidak mungkin berlama-lama tinggal di Shan-xi melakukan
penyelidikan." "Kita harus menemukan dan mengikuti jejak mereka baru bisa
tenang." Kata Pemilik peternakan Ji merasa tidak puas terhadap berita yang di peroleh, "orang-orang kita, sama sekali tidak boleh ketahuan, mata-mata yang diutus harus melakukannya menurut yang telah
ditentukan, hanya boleh mengawasi dari samping, tidak boleh bertindak sembarangan. Kita berharap si marga Fu tinggal di Shan-xi jadi tidak usah mencari kemana-mana, jika jejak kita ketahuan olehnya, dan tidak beruntung jatuh ke tangan anjing kecil ini, kita......"
Di dalam kamar sinar lampu terang, seluruh pintu dan jendela
ditutup rapat-rapat, tidak mungkin ada sinar lampu yang bocor keluar, juga tidak akan ada suara yang bisa keluar. Sekali pintu kamar
ditutup, terpisah lah bagian dalam dan luar, walau ada tamu yang
tidak diundang masuk, di jamin akan sia-sia saja mencari dan
mendapatkan kamar rahasia ini, walau disiang hari, tetap sulit
menemukan kamar rahasia ini.
hingga mereka sangat tenang, dan yalin tidak akan ada orang yang
bisa menyusup kedalam kamar rahasia.
Tapi...di pintu kamar rahasia tiba-tiba terdengar ada batuk pelan, pintu kamar rahasia pelan-pelan ada yang mendorong terbuka.
"Kalian akan tertimpa mala petaka." Fu Ke-wei yang tibatiba muncul didalam kamar tertawa penuh arti, sikapnya bersahabat sekali, "aku telah menanyai tiga mata-mata kalian, makanya aku bisa datang. Mereka
sangat kompak, ilmu silatnya juga cukup hebat, menjadikan mereka
mata-mata sungguh merendahkan mereka, menjadi pegawai peternakan
lebih mensia-siakan kepandaiannya."
"Siapa kau?" kata pemilik peternakan Ji terkejut, sambil siap-siap bertanya dengan keras.
"Orang yang harus kau perhatikan......"
Pengurus Wang diam-diam mengangkat tangannya, sebuah suara
panah pencabut nyawa terbang keluar dari lengan bajunya, seperti
sinar kilat, orangnya juga mengikuti panah maju menerjang,
reaksinya sangat cepat sekali.
Jaraknya tidak sampai satu zhang, begitu terdengar suara, panah
telah sampai, biasanya begitu panah keluar orang langsung jatuh,
gerakan panah sulit di lihat dengan mata, apalagi untuk menghindar, lebih-lebih tidak mungkin.
0-0-0 Siapa pun tidak melihat jelas perubahannya, begitu panah keluar
seharusnya keadaan seperti yang di inginkan. Tapi pemilik peternakan Ji malah hanya melihat satu kejadian aneh yang tidak bisa dipercaya, terlihat bayangan Fu Ke-wei bergoyang sekali, bayangannya
mendadak menghilang, kemudian mendadak muncul lagi,
bayangannya seperti tidak bergerak. Dengan ketajaman mata Ji
Jing-wei, dia masih bisa melihat kejadian itu.
Burung elang adalah rajanya burung, matanya sangat tajam
sekali, dalam jarak sepuluh li diatas langit, dia masih dapat melihat dengan jelas binatang kecil yang bergerak ditanah.
Begitu panahnya melesat langsung lenyap, pengurus Wang merasa,
panahnya telah menembus tubuh lawannya, dan perutnya Fu Ke-wei
pasti berlubang tembus dari depan ke belakang, dia sudah menjadi orang mati setengah, saat tepat menangkapnya, orang mati setengah tidak
akan berbahaya. "Buug..." Perut pengurus Wang terkena sebuah pukulan.
"Paak...plak!" Wajahnya terkena tamparan bolak-balik. "Ssst......'
Pengurus Wang berteriak, mengerutkan kepalanya, jatuh
dibawah kaki Fu Ke-wei sambil merintih-rintih.
0oD-Kzo0 Bab 20 "Aku marga Fu, Fu-jiu." Fu Ke-wei melanjutkan menjawabnya, matanya sedikit pun tidak berkedip, sepertinya barusan tidak terjadi apa-apa, "tadi kau tidak kenal aku, sekarang kau sudah kenal, seharusnya tahu tujuan kedatangan aku."
"Mati kau......"
Sambil membentak tangan kiri pengurus lapangan melancarkan
jurus Dua Naga Merebut Mutiara menyerang bagian atas mengarah
sepasang mata, sedang tangan kanannya melancarkan jurus
Dibawah Daun Mencuri Buah Tao, memcengkram dada dan perut.
Cakarnya sekeras besi, jangan kata terpukul telak, asal tersentuh, tidak mati juga kulitnya akan terkelupas.
Tangan Fu Ke-wei juga bergerak satu diatas satu dibawah,
masing-masing mengunci sepasang tangan lawan, menariknya lalu
dibuka ke kiri dan kanan, bersamaan itu lutut kanannya diangkat,
dengan ganas membenturkan ke bagian bawah tubuh lawan,
kemudian sepasang tangannya melepaskan
cengkramannya, mendorong kedepan.
"Nnn......ngeek......"
Sepasang tangan pengurus dalam memeluk bagian bawah
tubuhnya, saking sakitnya sampai membuka mulut menarik nafas,
tubuh atasnya membungkuk, seperti sapi kebiri jatuh kebawah.
Pemilik peternakan Ji dengan cepat mencabut belati
dipinggangnya, wajahnya berubah, dua pembantu yang sangat
diandalkan begitu bergebrak langsung dirobohkan, dia jadi
ketakutan, didalam kamar rahasia tidak ada persediaan senjata,
terpaksa dia bertarung memakai belati yang selalu dibawanya.
"Belatimu bagus sekali." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa penuh arti, dia berdiri mantap sambil memeluk tangan, "entahlah, apa bisa lebih cepat dari panah lengan baju tigaempat kali atau tidak"
silahkan lemparkan! Tunggu apalagi?"
Mana berani pemilik peternakan Ji menggunakan belati sebagai
pisau terbang" Kecepatan dia tidak mungkin bisa lebih cepat tiga atau empat kali lipat dari pada panah lengan baju.
Dengan satu teriakan, belatinya telah menyerang, menjelma jadi
satu sinar menusuk ke arah antara perut dan dadanya Fu Ke-wei.
Fu Ke-wei tertawa tawar, dia tidak perdulikan sinar yang datang
menyerang, dia hanya mengangkat tangan kanan mendorong dari
kejauhan. Serangan belatinya pemilik peternakan Ji adalah serangan tipuan,
serangan sebenarnya adalah serangan tangan kiri dari kejauhan
mencakar keluar. Aliran tenaga yang menakutkan bertemu dengan tenaga
telapak yang hebat, ditengah jalan bentrok mengeluarkan suara
letusan, angin kencang menyebar kemana-mana, didalam udara
dingin bisa terasa ada aliran panas, keadaan aneh ini ditimbulkan
akibat beradunya tenaga cakar dan telapak.
Tangan kirinya Fu Ke-wei telah mengunci punggung telapak
tangannya pemilik peternakan Ji, mengunci tangannya dengan kuat
berikut belatinya, tenaga dalamnya terus mengalir mengen dalikan
lima jari yang mencengkram, ingin menekan menghancurkan tangan
pemilik peternakan Ji. "Cakar Unggas Langit." Fu Ke-wei tertawa dingin, tangan kanannya telah berada di atas pundak kiri pemilik peternakan Ji, mengunci pundak dan menarik orangnya ke depan, "ilmu silatmu, sudah termasuk pesilat kelas satu, malah lebih, Cakar Unggas Langit bisa melukai orang dalam jarak delapan che, tapi sebagai pesilat kelas satu malah sembunyi disini jadi seorang peternak, pasti diam-diam kau telah banyak melakukan kejahatan yang kalau tidak sadis, mungkin lebih kejam dari pada ketua benteng Xi, aku tidak bisa mengampunimu."
Tangan kirinya pemilik peternakan Ji telah dikunci mati, tangan kiri sudah tidak ada berdaya, jurus Cakar Unggas Langit sudah tidak
berguna karena tenaganya hilang, dimana bisa menahan tekanan yang
begitu besarnya" Dia seperti seekor anak kambing yang tidak bisa
bergerak, terserah mau diapakan.
Tangan kanan yang menggenggam belati lebih parah lagi, Fu Ke-wei
mengunci mati punggung telapak tangannya, pelanpelan memelintir
tangannya, ujung belati yang bersinar pelan pelan naik menusuk
tenggorokannya, satu senti satu senti mendekati tenggorokan, hawa
dinginnya sudah lebih dulu dirasakan kulit.
"Aku......sumpah......aku tidak pernah......tidak pernah melakukan kejahatan......yang tidak berkeprimanusiaan......" teriak pemilik peternakan Ji ketakutan, "ku akui aku adalah......adalah seorang perampok besar yang......yang sembunyi, tapi saat merampok
mengikuti a......aturan Jiang Hu, ingin......ingin hartanya
tidak......tidak mengambil... nyawa......am......ampuni......a... aku"
Ujung belati telah menyentuh kulit tenggorokkan, pemilik
peternakan sudah hampir mendekati ajal.
"Ketua benteng Xi......"
"Dia ingin harta juga nyawa, tidak...tidak ingin
meninggalkan saksi. ..saksi hidup......"
"Dia setiap tahun keluar berkelana di dunia persilatan, telah menjalin hubungan dengan berbagai macam orang. Kau adalah
temannya, sejak dulu merampok, hubungannya sangat erat, kau ikut
dibelakang dia diam-diam melakukan kejahatan, keadaan dia kau
sangat jelas sekali, betul tidak?"
"Aku......" "Dia punya teman mana saja yang bisa di minta
perlindungan, ada berapa banyak harta jarahan dan
disembunyikan, dimana saja, semua tidak luput dari
pengawasanmu, betul tidak?"
"Dia......dia sebenarnya sudah sejak dulu mempunyai rencana
kelinci pintar menggali tiga lubang, tidak......tidak seperti aku
hanya mempertahankan satu tempat saja......"
"Kau tahu lubang dia, betul tidak?"
"Aku......aku tidak bisa......bisa pastikan."
"Kau paling baik pastikan, karena jika aku tidak bisa
mendapatkan dia, maka aku akan kembali lagi mencarimu,
mencabut myawamu sampai keakar akarnya."
"Ohh langit......"
"Jangan sebut langit, langit tidak bisa melindungi kau. Jangan kira kau bisa membohongi aku, lari keseluruh dunia sampai kaki patah, kau bisa dengan tenang meninggalkan diri, seperti dia melarikan diri mencari tempat menghindar kejaran, tapi jangan harap kau bisa berhasil, tuan!"
"Aku... aku hanya bisa.. .bisa menduganya"
"Aku percaya kau pasti bisa menduga dengan tepat, jika tidak kau akan repot sekali, aku bisa menggunakan cara yang tiada duanya di
dunia, mengunci jalan darahmu, sampai aku bisa mendapatkan dia,
baru kembali membuka kunciannya. Aku punya banyak pembantu,
ada yang bisa menyamar didekatmu, mengawasi gerak gerikmu,
asalkan rencana kau melarikan diri dilaksanakan, artinya hari
kematianmu sudah tiba. Saat itu, seorang biasa pun kau tidak bisa
menghadapinya." "Aku......aku duga......"
"Aku sedang mendengarkan."
"Dia mungkin ada di......"
0-0-0 Hu-guang, pemandangannya walau tidak seindah pemandangan
Jiang-nan, tapi ada keindahan yang membuat dada orang menjadi
lapang, hatinya tenang. Lebih-lebih dataran Jiang Han dan dataran
Dong-ding-hu, yang tadinya adalah dasar 'Rawa besar Yun-meng' di
jaman purba, daerahnya sangat rendah, banyak air sungai bercabang
mengalir kesana, hingga sawah dan ladang tidak kekurangan air,
menjadikan kampung menjadi subur akan hasil ikan dan beras.
Kota pemerintahan Wu-chang, adalah kota damai dan
menyenangkan. Disini banyak sekali keluarga kaya, pejabat pemerintah
setempat tinggal, banyaknya seperti bulu sapi.
Didalam kota pemerintahan, orang persilatan yang punya sedikit
nama tidak berani membuat onar, malah tidak berani muncul.
Di daerah ini ada perumahan raja Yue, ada kantor kejaksaan, ada
kantor keamanan politik, ada kantor keamanan
pemerintah......keamanan air dan darat juga diawasi dengan pasukan bersenjata......
Mereka yang terdiri kelompok-kelompok kecil dengan kompak
bersatu, berhubungan dengan pejabat pemerintah, bisa bergerak di
dalam dan diluar kota, membuat orang yang sangat berani bertindak
seenaknya, benar-benar adalah musangnya kota tikusnya
masyarakat. Di luar kota, apalagi dari pintu Wang-shan sampai ke selatan
Hai-chuan, memanjang hingga Qiu Yu-yao, merupakan daerah
orang-orana, persilatan mencari makanan, di jalanan panjang yang
panjangnya ada sekitar tiga empat li, disini apa pun tidak ada.
Tidak semua penguasa setempat berkelakuan memeras rakyat, paling
tidak tuan besar Guan Tian-fu hartawan kota ini yang memiliki dua
pertanian besar di luar kota, satu perumahan besar di dalam kota, dan satu perusahaan pelayaran di Ping Hu, dia tidak bisa disebut
penguasajahat. Walau tuan besar Guan berhubungan dengan pejabat pemerintah,
dia kadang juga merampas, tapi dia juga sering mengeluarkan uang
membangun jembatan menambal jalan dan menolong rakyat miskin.
Apalagi dua pertanian besarnya, satu adalah kebun teh, satu adalah kebun kapas, jumlah karyawannya mencapai lima-enam ratus orang,
semua diurusnya dengan baik sekali, hingga tidak pernah terjadi
keributan. Tuan besar Guan sendiri jarang mengurus pekerjaan pertanian dan
pelayaran, dia sendiri adalah hartawan kelas atas di kota ini, menurut cerita di dalam ujian yang dilakukan dua puluh tahun sekali dia
mendapatkan gelar Xiu-cai, maka dengan hormat dijuluki orang
Shi-shen. Mengenai apakah dia benar benar ada kemampuan itu, mungkin harus
ditanyakan pada pejabat tinggi politik, tuan besar Bian Fei-an yang sudah menjabat dua puluh tahun lalu. Dan selama dua puluh tahun, pejabat tinggi pendidikan sudah beberapa kali diganti, pejabat tinggi pendidikan yang menjabat waktu itu, mungkin sudah lama disembahyangi
makamnya! Pekarangan besar didalam kota kepunyaannya tuan besar Guan,
juga besarnya membuat orang matanya jadi merah, didalamnya ada
ratusan rumah besar kecil, masuk kedalam sulit membedakan mana
timur mana barat, mana utara mana selatan."
Tuan besar Guan mempunyai seorang putra dua putri, orang-orang
yang membuat kepala pusing. Mereka adalah penerus, adalah
pemimpinnya para putra-putrinya orang kaya, mahir dalam segala
bidang hiburan. Nona yang paling besar bernama Guan Yue-yun sudah menikah,
suaminya bernama Jing Ru-ming adalah pemimpinnya para putra-putri
yang tidak punya pekerjaan, nona besar Guan tiap hari kerjanya
bersolek, bermain dengan para putra-putri yang tidak punya pekerjaan itu, Jing Ru-ming sedikit pun tidak merasa terganggu.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nona keduanya bernama Guan Mei-yun, tahun ini usianya sudah
dua puluh tahun, sudah melewati usia pantas untuk menikah. Tapi dia sedikit pun tidak gelisah, dengan senang dia bermain dan menarik
perhatian laki laki, para putra romantis dari dalam dan luar kota
bergaya untuk menarik perhatiannya, vila dan kebunnya para orang
kaya dari dalam dan luar kota, sering kelihatan nona kedua Guan
sedang bermain. Orang dari aliran lurus di kota, hampir semuanya menyayangkan
tuan besar Guan, seorang dermawan besar yang ternama seperti dia,
bisa melahirkan tiga putra putri yang kelakuannya begitu jelek,
sungguh tuan langit tidak punya mata.
Sore hari itu, sebuah perahu penumpang bertipe setengah besar
dari perusahaan pelayaran San Jiang, sedang berlayar kembali dari
Nan Jing, berlabuh di pelabuhan Sha-guan kota Wu-chang.
Perusahaan pelayaran San-jiang khusus berlayar dalam pelayaran
jarak jauh, perahu penumpangnya bertipe setengah besar ini
biasanya disebut perahu cepat, jika mengikuti arus dan mengikut
angin, kecepatannya boleh juga, tapi penumpangnya tidak bisa muat
banyak, hanya muat empat puluh orang, pos terakhirnya adalah
Nan-jing. Perusahaan pelayaran itu memiliki perahu cepat sebanyak lima
belas buah, setiap hari satu perahu berlayar satu rit, setelah sepuluh hari baru bisa tiba di Nan-jing. Lamanya hari pelayaran, jika segala sesuatunya lancar, kira-kira dua puluh hari sudah bisa tiba di kota Wu-chang, tapi kadang juga bisa meleset tiga-lima hari.
Disepanjang perjalanan, perahu tidak menaikan atau menurunkan
penumpang, tapi langsung berlayar menuju Nanjing.
Bos perusahaan pelayaran ini adalah tuan besar Guan Tianfu, tapi
yang benar-benar mengurusnya adalah pengurus besar perusahaan
pelayaran Jin Jia-sun. Perahu cepat yang kembali dari Nan-jing kali ini,
mengangkut dua puluh empat penum-pang.
Setelah awak perahu mengikat tali, membentangkan papan
jembatan, para penumpang segera berturut-turut naik kedarat.
Didalam perahu, ada seorang sastrawan melancong belajar yang
sangat tampan, romantis, membawa seorang pelayan berusia
tujuh-delapan belas tahun yang bersih juga tampan, mereka
menginap di penginapan tua Jiang-han sebelah barat luar kota.
Di buku catatan penginapan tua Jiang-han, telah mencatat surat
jalan sastrawan yang sah.
He Xian-wei, penduduk ibu kota, dua puluh lima tahun, pelajar di
Guo-zi-jian. Melancong belajar, tujuan kota Chengdu di Si-chuan,
batas waktu satu tahun. Pelayan yang ikut bernama Yung-lin, tujuh
belas tahun, warga Nu. Dia bicara dengan logat pejabat, dijamin asli. Diatas surat
jalannya penuh dengan cap pengawas gerbang kota yang harus
diperiksa setiap pelancong lewat, jati dirinya tidak ada yang
mencurigakan. Putra terbaik Nan-jing juga banyak, dan sering datang melancong
kekota ini, tapi putra terbaik dari ibu kota, sangat sedikit yang
datang. Orang yang mampu belajar di Guo-zi-jian, seharusnya bergelar
diatas Ji-ren, lebih tinggi satu kelas dari pada Xiu-cai, kedudukannya tentu saja lebih tinggi satu tingkat, di dalam masyarakat biasa pantas disebut tuan, makanya pelayan penginapan menyebut dia tuan muda.
Dia sebenarnya adalah Fu Ke-wei, sedang pelayannya adalah
Nie-sha-yin-hoa (Wanita Jahat Bunga Perak) Chao Yung-ling. Kali
ini dia juga mengganti marganya.
Di Jiang-hu, Fu Ke-wei telah mengadu nyawa selama banyak tahun, di usia tujuh belas tahun turun gunung melabrak lautan pedang gunung
golok, tapi dia tidak menginginkan dirinya ternama, dia tidak ingin menonjol, dia tidak mau memberitahukan nama aslinya. Hari ini adalah Fuxian, besok mungkin jadi Fu-jiu. Tapi kali mi, dia harus ganti marga, dia punya alasan M-mlui mengganti marganya.
Ada pepatah berkata, laki-laki sejati jalan tidak mengganti nama,
duduk tidak mengganti marga, apa lagi mengganti marga
dipandang sebagai hal yang hina.
Dia pernah berkata, dia bukan laki laki sejati, mengganti marga
tidak ada pengaruh pada tujuan besarnya.
Jika seseorang memerankan peran misteriusnya di dunia
persilatan, maka tidak akan memandang hina mengganti marga.
Nie-sha-yin-hoa juga orang persilatan yang tidak mementingkan
aturan, tentu saja juga tidak perdulikan marga atau nama.
Saat ini penampilan He Xian-wei berbeda dengan saat di Shan-xi,
yang tingkahnya seperti pengelana dunia persilatan.
Tadinya terhadap penyamaran wajah dia cukup mahir, setelah
Hoa-fei-hoa (Bunga Bukan Bunga) mengajarkan dia teknik merubah
wajah, membuat dia semakin leluasa, bisa dikatakan dia bisa
menyamar apa jadi apa, sampai Nie-shayin-hoa yang cantik tiada
duanya, matang memikat orang, juga bisa berubahnya jadi pelayan
kecil yang putih bersih, sedikit pun tidak terlihat sikap genit, bisa dilihat kemahirannya sudah sampai tingkat sempurna.
Pagi-pagi, Fu Ke-wei berpakaian sutra hijau, tangannya
menggoyang kipas lipat, membawa pelayan kecil mengunjungi kantor
pendidikan yang berada di sebelah timur kantor keamanan,
melakukan kunjungan kehormatan, mencari tahu kapan ada
seseorang guru besar atau sastrawan besar yang datang mengajar.
Setelah berkunjung hampir dua jam lebih, baru dia pergi ke Jin Feng lou yang megah yang berada digerbang timur, menikmati
pemandangan dalam dan luar kota.
Berturut-turut tiga hari, jejaknya telah berada diseluruh tempat
ternama didalam mau pun didalam kota, termasuk Huang-he-lou yang
berada di kabupaten Wu-chang (Berbeda tempatnya dengan kota
Wu-chang) disisi sungai gerbang Hanyang.
Menurut cerita, dulu Zhu Ge-liang meminam angin timur mempermainkan Zhou-yu di Huang He-lou, diatas loteng kuno ada lentera Zhu-ge. Satu sajak dengan tujuh hurufnya Cuiying "Huang He-lou", menggambarkan pemandangan disekitar Chang-jiang dan Han-jiang hingga membuat orang terus menerus teringat dan membayangkannya. Sayang sekarang lotengnya telah ada tentara yang menjaga, jadi tidak sembarang orang bisa naik, tidak bisa menyaksikan hijaunya rumput Han-yang dan Ying-wu-zhou, orang
hanya bisa didepan loteng melihat ke arah gelombang asap diatas dua sungai, membuat orang jadi sedih.
Aktifitas Fu Ke-wei telah menjadi perhatian orang-orang kota,
memang dia orangnya menonjol, ditambah kedudukan dia, ingin
tidak menjadi perhatian orang juga sulit.
Hari ini, dia muncul dijalan raya barat kota di toko Gu-guxuan.
Ini adalah toko barang antik yang paling besar namanya,
kepercayaannya tinggi. Ruang toko Gu-gu-xuan besar, diatas rak, barang antik banyak
sekali, hingga alat tembaga di zaman Cun-qiu Zhanguo, ke bawah
sampai dinasti sekarang bermacam-macam batu pusaka yang
didatangkan dari India, semuanya tersedia.
Tiga pelayan toko satu pengurus tua terus dengan rajin
Kisah Bangsa Petualang 14 Puteri Es Seri 5 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Pendekar Elang Salju 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama