Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 1

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
PENGARANG : Sin Long (Rajawali sakti dari langit selatan)
Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu SCAN & SBOOK : MANISE
CONVERT & EDIT : HANSGRANTING & Dewi KZ, MCH
Ebook by Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewikz.byethost22.com/
http://cerita-silat.co.cc/ http://ebook-dewikz.com
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keterangan dari pengarang
Setelah Sia Tiauw Eng Hiong, lalu "Sin Tiauw Hiap Lu"
maka kisah jago-jago luar biasa seperti YoKo dan yang lain-lain tertunda karena pembuatan "Kisah Membunuh Naga".
Walaupun "Kisah Membunuh Naga" masih bisa dianggap sebagai lanjutan "Sin Tiauw Hiap Lu", namun kisah itu dapat dibilang berdiri sendiri, karena didalam "Kisah Membunuh Naga" hanya menyinggung sebagian kecil dari Kak Wan Siansu (dari Siauw Lim Sie), Kwee Siang (puteri Kwee Ceng - Oey Yong, yang akhirnya menjadi pendiri partai perguruan silat Go Bie Pay), dan. Thio Kun Po (pendiri Bu Tong Pay yang
akhirnya mengganti nama menjadi Thio Sam Hong). Kemudian setelah tertunda pula oleh dibuatnya "Pendekar-Pendekar Negeri Taily" maka kini kami melanjutkan pula "Sin Tiauw Hiap Lu" dengan judul "Sin Tiauw Thian Lam".
Sebagai lanjutan "Sin Tiauw Hiap Lu", maka cerita "Sin Tiauw Thian Lam" menceritakan seluruh kegiatan Yo Ko bersama-sama dengan semua jago-jago yang pernah
pembaca kenal didalam 'Sin Tiauw Hiap Lu", serta dengan munculnya jago-jago baru yang luar biasa, disamping yang akan memegang peran adalah putera Sin Tiauw Taihiap
dengan Siauw Liong Lie, yang akan terlibat oleh persoalan dan urusan-urusan luar biasa.
Dengan keterangan ini, kami kira pembaca menjadi
maklum hendaknya. CHIN YUNG 000O000 JILID 1 ANGIN Lamciu (Selatan) mendesir lembut,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bunga rontok keindahan bumi,
Halimun lembut ringan sejuk,
Mega tersenyum memandang gadis cantik,
Baju merah, ikat pinggang kuning rambut disanggul,
Sepalu rumput tipis membungkus kaki yang kecil mungil, Tali khim, (Kecapi) tergetar oleh jari-jari lentik,
Suara merdu mengiringi kicau burung,
Senyum gadis cantik mekarnya bunga,
Ciulong menangis haru, Sunglie tersenyum bahagia,
Dewa-dewi di-selatan. Bahagia dan abadi . . . . ,
Syair diatas merupakan hasil sastra tulisan pujangga
terkenal diawal pemerintahan dinasti Song, yang namanya dikagumi oleh rakyat Tionggoan karena keakhliannya untuk melukiskan suasana dan peristiwa dengan penuh
kelembutan. Disamping terdapat selipan nada-nada yang mengandung
kegagahan dan keabadian. Pujangan itu berasal dari
keturunan keluarga Hoan dan bernama Lie Khie meninggal tepat dihari ulang tahunnya yang ketujuh puluh empat.
Sejak peristiwa terbunuhnya Kaisar Mangu yang bergelar Hian Cong oleh timpukan batu besar kepalan tangan oleh Yo Ko dengan mempergunakan ilmu menimpuk "Tan Gie Sin Thong" menyebabkan Kublai memimpin mundur tentaranya
kenegerinya. Dengan mundurnya tentara perang Mongolia itu, bebaslah kota "Hapciu, Cung king dan Siangyang.
Telah tercatat dalam sejarah betapa Kaisar Hian Cong
mengepung kota" Siangyang selama puluhan tahun tanpa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil untuk merebut kota tersebut, walaupun telah terjadi pertempuran yang hebat sekali dimuka kota siangyang yang dimulai pengepungannya oleh putera sulung Kaisar Yong Cong (Tuli) dibulan dua, tahun ke-9, phiacu. Penyerangan
dilancarkan keberbagai pintu kota mendaki tembok dan
membunuh banyak tentara kerajaan Song Walaupun diserang berulang-ulang. kota tersebut tidak dapat dirampas. Di tahun kui-hay, disaat itulah Kaisar Mangu ( Hian Cong ) terbunuh oleh Yo Ko, dan para menteri maupun Kublai telah membawa jenasah Mangu pulang keutara, maka kota Siangyang bebas dari pengepungan pasukan tentara perang Mongolia.
Rakyat menyelenggarakan pesta besar atas kemenangan
tersebut, dengan nama "Yo Ko yang disanjung-sanjung sebagai Dewa Pembebasan yang maha sakti. Tetapi Yo Ko menampik segala penghormatan seperti itu, dengan orang-orang gagah akhirnya Yo Ko pamitan kepada Lu Boan Hoan, dan keberangkatan mereka itu dirahasiakan oleh Lu Boan Hoan atas permintaan pendekar gagah tersebut, karena
rombongan orang-orang gagah tersebut tidak ingin diganggu oleh rakyat dan pasukan tentara yang pasti akan menimbulkan kerewelan oleh sanjungan-sanjungan mereka. Dan dengan bebasnya kota Siangyang, suasana aman dan tenang kembali, rakyat bisa hidup layak dan wajar, walaupun
Banyak puing-puing yang berserakan akibat dari
pertempuran yang pernah terjadi selama puluhan tahun itu.
Disaat rakyat berhasil hidup tenteram maka disaat seperti itulah banyak syair-syair bernada lembut dan jauh dari nada-nada kekerasan maupun peperangan, telah bermunculan. Dan yang terbanyak syair-syair lembut itu, adalah buah kalam dari Hoan Lie Khe, pujangga besar itu. Dan seperti yang terdapat dalam syair yang ditulis oleh pujangga besar itu; "Ciulong menangis haru, Sunglie tersenyum bahagia. Dewa-dewi di Selatan, bahagia dan abadi maka rakyat Siangyang pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghendaki kemenangan yang telah diperoleh tentara
kerajaan Song itu bahagia tenteram dan kekal-abadi. . .
Entah darimana asalnya, diluar kampung Wucuancung tampak seorang tojin (imam) yang tengah duduk
dibawah sebatang pohon yang tumbuh rindang disebelah
kanan dari pintu kampung tersebut. Sebetulnya, tidaklah luar biasa dengan adanya imam itu ditempat tersebut,
karena memang biasa jika seorang yang tengah
melakukan perjalanan dan beristirahat ditempat-tempat sejuk. Namun yang agak luar biasa adalah keadaan
imam itu. Sanggulnya yang digantung merupakan sebuah
sanggul kecil berbentuk bulat itu, tidak teratur rapi, rambutnyapun tampak agak kusut tidak karuan. Yang
luar biasa adalah wajahnya imam ini tidak memelihara
jenggot, juga tidak memelihara kumis, dari kulit
wajahnya yang sudah keriput itu, mungkin dia berusia
empat puluh tahun lebih, raut wajahnya buruk sekali, karena imam tersebut memiliki sepasang mata yang bulat dan bibir yang lebar. Giginya tampak tumbuh tidak rata, disamping itu agak menarik perhatian orang yang melihatnya adalah kulit muka imam itu kuning pucat dan dingin tidak memantulkan perasaan apapun juga. Matanya itu yang menatap lurus
kedepan tidak bersinar, bagaikan mata ikan yang telah mati.
Jubah pendeta itu juga telah buruk sekali, walaupun belum ada yang robek atau pecah, namun jubah itu tampaknya telah berusia sekitar tiga atau empat tahun dan jarang sekali dicuci.
Hudtim yang tercekal ditangan kirinya, tampak sudah agak kusut bulu-bulunya dan sudah banyak yang rontok.
Diantara desir angin yang sejuk, terdengar imam itu
menggumam perlahan sekali; "telah sepuluh jiwa...... telah sepuluh jiwa...... dan yang kesebelas akan tiba......"
Setiap kali mengucapkan kata-katanya seperti itu bibirnya gemetar, bagaikan ada sesuatu yang ditakutinya, dan matanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tidak bersinar seperti mata ikan itu bergerak-gerak tanpa arah,
Dari arah pintu kampung tampak dua orarig anak lelaki kecil yang tengah main kejar-kejar an, suara mereka lantang dan nyaring sekali di selingi oleh suara tawa gelak diantara keduanya. Tetapi imam itu tidak menoleh sedikitpun juga. Dan ketika kedua anak lelaki yang masing masing berusia diantara delapan atau sembilan tahun itu melihat imam tersebut, mereka jadi tertarik, keduanya berhenti berlari dan mengawasi siimam dengan perasaan heran. Semakin lama, selangkah demi selangkah, mereka telah mendekati, dan akhirnya jarak mereka dengan imam itu hanya terpisah kurang lebih satu tombak.
"Totiang......" panggil salah seorang anak itu. "Apakah totiang sudah makan?"
Imam itu melirik sejenak, dia menggeleng.
"Apakah totiang mau memakan kuwe keras ini ?" tanya
anak itu lagi sambil merogoh sakunya dan mengeluarkan sebungkah kuwe kering, yang diangsurkan kepada Imam
tersebut. Imam itu tidak menyahuti, dia menyambut pemberian itu, lalu dimakannya, Dia pun tidak mengucapkan terima kasihnya.
Sekejap mata saja kuwe itu telah dimakannya habis.
Kedua anak lelaki kecil itu saling tatap satu dengan yang lainnya, dan yang tadi memberi kan kuwe itu kepada si-imam telah, bertanya lagi. "Kalau totiang masih lapar, kami masih memiliki satu lagi ..... " kata-kata itu disusul dengan dirogoh saku kawannya, dan mengeluarkan sebungkah kuwe kering lainnya. Dan kuwe kering itu telah diberikan kepada imam itu lagi.
Imam itu telah menyambuti, dan seperti tadi dia telah memakan kuwe kering itu tanpa mengucapkan sepatah
katapun juga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi baru memakan setengah kuwe tiba-tiba mukanya
telah berubah pucat, tubuhnya agak menggigil. Sisa kuwe yang separuh ditangan nya itu telah dilemparkannya
kesamping. "Akhh, dia telah datang menyusul...!" menggumam imam
itu. Kedua anak lelaki itu tidak mengetahui apa yang dimaksud siimam hanya merasa sayang kuwe yang masih separuh itu telah dibuang begitu saja.
Si-imam telah berdiri dengan cepat, tetapi sepasang
kakinya agak menggigil gemetar.
"Anak-Anak, engkau baik sekali, kalau memang aku masih ada umur nanti aku akan mencari kalian untuk menyatakan terima kasihku. Dan imam itu telah mengibaskan hudtimnya kejubahnya yang dipenuhi runtuhan kuwe kering, katanya lagi seperti kepada dirinya sendiri; "Tetapi harapan hidup tipis sekali mungkin akulah yang kesebelas ..."
Dan suaranya itu belum lagi habis diucapkan maka disaat itu dari arah t e l a h terdengar suara siulan yang panjang dan menusuk pendengaran. Suara siulan yang panjang itu berasal dari luar perkampungan di sebelah barat dari arah tegalan yang luas.
Kedua anak itu jadi heran bukan main mereka telah
menoleh kearah datangnya suara siulan itu, tetapi mereka tidak melihat siapapun juga.
Siimam telah berdiri tegak, rupanya dia telah berhasil menguasai goncangan hatinya. Dengan m-ia yang bersinar mati itu, dia telah memandang jauh ketengah tegalan.
Suara siulan itu terdengar semakin keras dan dalam
sekejap mata, dari arah. tengah tegalan itu telah berlari-lari seperti bayangan sesosok tubuh, dan hanya beberapa detik saja sudah berada dihadapan siimam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gerakan orang yang baru datang itu sangat cepat, karena disaat dia mengeluarkan suara siulan yang panjang tadi.
tubuhnya belum tampak dan hanya diseling oleh sebuah siulan lagi, dia sudah berada dihadapan siimam.
Dengan sendirinya, hal itu membuktikan orang yang baru datang itu memiliki ilmu meringankan tubuh yang sempurna sekali.
Kedua anak lelaki kecil penduduk kampung itu melihat, orang yang baru datang itu seorang gadis yang memiliki raut wajah sangat cantik memakai baju warna hijau dengan ikat pinggang merah dan rambut disanggul tinggi. Ditangan. gadis itu tercekal sepotong kayu panjang, yang ujungnya telah hitam seperti terbakar.
"Kui Im Cinjin ! Akhirnya engkau berhasil kucari !" kata gadis itu dengan suara yang nyaring.
Muka imam itu tampak berobah muram, tampaknya
disamping ketakutan, juga gusar dan penasaran, tengah mengaduk menjadi satu didalam hatinya.
"San Ciam Liehiap Bong Cun Lie !" kata siimam akhirnya dengar suara berputus asa "Aku memang menyadari tidak mungkin lolos dari tanganmu. Kau terlalu mendesak, pinto memang tolol dan tidak memiliki kepandaian apa-apa, tetapi jika demikian, baiklah, silahkan . . silah kan maju, mari kita mengadu jiwa !".
Sigadis yang dipanggil dengan sebutan San Ciam Lie Hiap (Pendekar wanita Penyebar Jarum) itu telah tertawa, merdu sekali suara tertawanya itu, enak untuk didengar.
"Kui Im Cinjin, " katanya kemudian sambil memperlihatkan sikap yang bersungguh-sungguh. Memang selama ini kalian pihak Ngociat-kauw (perkumpulan Lima Penjahat) ingin
membela diri dengan segala macam alasan yang engkau miliki namun sekarang, walaupun bagaimana engkau seperti yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain-lainnya tak mungkin ter-lolos dari tanganku. Kematian Hoan Lian Taisu harus dipertanggung jawabkan oleh kalian . ."
Muka Kui Im Cinjin jadi berobah ketika mendengar
perkataan tersebut, dia rupanya sudah tidak dapat menahan kemurkaan yang bergolak dihatinya, mukanya yang memang telah kuning pucat itu jadi semakin pucat dan kehijau-hijauan.
"Baiklah, pinto ingin mengadu jiwa dengan kau, perempuan siluman !" bentak imam itu, dan tanpa membuang waktu lagi, hudtim ditangan kirinya telah bergerak menuju kearah
pinggang sigadis. Hudtim merupakan senjata yang dapat dipergunakan oleh jago yang telah memiliki lwekang
sempurna, karena bulu-bulu Hudtim itu dapat dibuat keras seperti godam kalau bulu-bulu itu bergabung menjadi satu, dan dapat di pergunakan juga untuk menotok, disamping itu bisa dibuyarkan sehingga bulu-bulu hudtim itu menyambar sekaligus keperbagai jalan darah di-sekujur tubuh lawan yang diserang.
Tetapi gadis itu, Bong Cun Lie, rupanya juga memang
hebat, dia melihat datangnya sambaran hudtim siimam kearah pinggangnya, yang akan menotok jalan darah Sun-kie-hiatnya, cepat luar biasa dan mudah sekali, dia mengelakkan dengan menggerakkan pinggulnya sedikit saja, di susul dengan kayu yang ada ditangannya itu terayun akan menggempur batok kepala dari imam tersebut.
Kui Im Cinjin jadi mengeluarkan seruan tertahan, cepat sekali dia membatalkan serangannya dengan menarik pulang hudtimnya dan memiringkan kepalanya berkelit dari samberan kayu sigadis. Tetapi serangan yang dilancarkan oleh San Ciam Liehiap Bong Cun Lie benar-benar luar biasa, karena disaat siimam berkelit dari serangannya jatuh disasaran yang kosong, cepat bukan main dia telah memutar tangannya, sehingga kayu di tangannya ikut berputar, dan berbalik arah menyambar kearah dada imam itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan serupa itu memang merupakan serangan yang
sangat luar biasa, tidak mudah dilakukan oleh orang-orang yang belum memiliki kepandaian sempurna. Tetapi sigadis yang rupanya telah memiliki ilmu meringankan tubuh dan lwekang yang sempurna dapat melakukan serangan seperti itu dengan baik sekali.
Tentu saja siimam tidak menduga sama sekali bahwa
dirinya akan diserang begitu rupa, maka dia telah merasakan semangatnya seperti terbang meninggalkan tubuhnya. Mati-Matian imam itu telah berusaha mengelak serangan tersebut, karena imam itu menyadarinya jika sampai diri nya terserang, niscaya iga-iganya akan menjadi patah dan remuk. Dengan mempergunakan "Tiat Pian Ko " (Jembatan Besi), dia telah merubuhkan dirinya kebelakang, dan kedua kakinya tetap menempel ditanah, tetapi tubuhnya terlentang sampai
punggungnya hampir menyentuh tanah. Kayu sigadis telah lewat dua dim dari dadanya dan keringat dingin mengucur deras dari siimam dan dia cepat-cepat melompat berdiri begitu dirinya berhasil lolos dari serangan dahsyat tersebut.
Tetapi Bong Cun Lie tidak bekerja hanya sampai disitu saja, ketika melihat lawannya ber hasil mengelakkan serangannya itu dengan caranya yang manis, maka sigadis telah
mengeluarkan suara dengusan mengejek, dan dia telah
melancarkan kembali dengan mempergunakan kayu ditangan kanannya itu, disusul Oleh seruan: "Terimalah ini. "
Imam itu baru saja berhasil berdiri tetap, atau serangan sigadis she Bong telah tiba lagi, sehingga dia mengeluarkan seruan putus asa. Tidak ada harapan lagi baginya untuk mengelakkan diri dari segala serangan k a y u sigadis yang menyambar kearah dada sebelah kirinya berarti jika dia tergempur oleh serangan yang disertai oleh tenaga dalam yang kuat seperti itu jika tidak binasa sedikitnya dia akan bercacad.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena terlalu terdesak demikian rupa, akhirnya tojin itu menjadi nekad. Dia tahu-tahu telah memutar Hudtimnya
dengan gerakan yang cepat kearah atas, maksudnya
mengibas kearah kayu Bong Cun Lie, menyusul mana tangan kanannya tahu-tahu akan mencengkeram dada sebelah kiri sigadis, yang akan dicengkeram keras dari kuat jalan darah Pai sie-hiatnya. Kalau memang jalan darah Pai-sie-hiat didada kiri sigadis berhasil dicengkeram, walaupun sigadis memiliki kepandaian sepuluh kali lebih tinggi dari sekarang jelas, gadis itu akan rubuh binasa.
Sigadis telah mendengus ketika melihat cara menyerang imam itu, Dia berkelit kesamping kanan dengan gerakan mundur kebelakang beberapa dim, sehingga berhasil
mengelakan serangan siimam.
"Serangan yang kejam!" dia berseru dengan suara yang dingin. "Dan, rasakanlah jarum ku ini"
Sigadis telak membarengi suaranya itu dengan
menggerakkan tangan kirinya, maka disaat itulah tampak empat sinar emas, meluncur kearah empat jalan darah
terpenting ditubuh Kui Im Cinjin, yaitu Bong-su-hiat, Tiang-he-hiat, Kwan lu-hiat dan Tie-pie-hiat. Dua jalan darah yang pertama terletak dibagian ketiak kanan, sedang kan kedua jalan darah lainnya terletak masing-masing dipinggang kiri dan kanan;
Sigadis juga bukan hanya menyerang dengan jarumnya itu, dia telah membarengi dengan serampangan kayunya kearah batok kepala imam itu.
"Ahh" berseru imam itu putus asa. Umpama kata dia
memiliki kepandaian lima kali lebih hebat dari sekarang tentu dia tidak mungkin mengelakkan diri dari serangan Bong Cun Lie, karena serangan yang dilancarkan oleh sigadis she Bong itu benar-benar telah menutup jalan mundurnya imam itu.
Untuk menangkis, Kui lm Cinjin juga sudah tidak memiliki kesempatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"tidak kusangka akhirnya aku harus binasa dengan cara demikian penasaran !" mengeluh imam itu, dan dengan putus asa dia memejamkan matanya, dia pasrah untuk menerima kematiannya, disaat mana tongkat kayu tengah meluncur .
akan menghantam batok kepalanya, sedangkan keempat
jarum emas yang dilontarkan San Ciam Liehiap tengah
menyambar kearah empat jalan-darah terpenting ditubuhnya.
Kedua anak lelaki kecil itu yang berdiri dipinggiran hanya menyaksikan tanpa mengetahui bahwa siimam telah terancam kematian, keduanya hanya heran, tadi siimam dan sigadis telah bergerak-gerak cepat sekali bagaikan dua sosok bayangan, sehingga mereka jadi bengong menyaksikan dengan mata berkunang-kunang, mau mereka duga bahwa disaat itu mereka tengah menyaksikan tarian seorang dewa dan dewi yang turun dari kahyangan.
San Ciam Liehiap Bong Cun Lie melihat seranganya akan mencapai sasarannya, dia jadi girang bukan main, terlebih lagi dia melihat imam itu telah memejamkan matanya rapat-rapat.
justru dia telah menambahkan tenaga serangannya.
Sehingga jika kayu ditangannya itu berhasil mencapai
sasaran, tentu kepala imam itu akan hancur lebur...
"Sungguh serangan yang baik sekali..." tiba-tiba terdengar suara seruan nyaring yang terdengar disaat itu, disusul oleh suara "tring, tring tring", empat kali, lalu disusul terpentalnya sesosok tubuh.
Semua peristiwa itu terjadi hanya sekejap mata, sigadis she Bong itu jadi terkejut bukan main, karena tahu-tahu si imam telah lenyap dari hadapannya sehingga kayunya jatuh
ditempat kosong. Dan begitu juga keempat batang jarum emasnya itu telah runtuh diatas tanah.
Dengan gusar sekali, sigadis telah menoleh kesampingnya, dilihatnya Kui Im Cinjin tengah merayap berdiri, karena tadi disaat jiwanya tengah terancam bahaya kematian imam itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasakan menyambarnya angin serangan yang kuat sekali sehingga tubuhnya terpental dan terpelanting ditanah, yang membuat dia terhindar dari sambaran kayu sigadis she Bong itu, dan terhindar dari keempat batang jarum maut lawannya.
Apa yang terjadi itu benar-benar diluar dugaan Kui Im Cinjin maupun Beng Cun Lie. Begitu pula kedua anak lelaki yang sempat menyaksikan pertempuran itu diliputi keheranan yang mencengangkan mereka, sebab mereka melihat tahu-tahu siimam telah terlempar dan jatuh bergulingan ditanah.
Sungguh peristiwa yang membuat anak itu jadi memandang tertegun tanpa mengerti mengapa siimam telah membuang diri seperti itu.
Dengan sorot mata yang tajam, gadis itu telah menoleh ke sampingnya, kini baru dilihat nya seorang pemuda berpakaian sebagai Siucai ( pelajar ) warna putih, dengan kopiah hitam dan ditangannya tercekal kipas terbuat dari sutera, tengah duduk ditanah dengan sikap yang manis, karena selain
wajahnya tampan dan senyumannya manis, matanya bersinar cemerlang.
"Jangan menurunkan kematian......dosa besar apakah yang telah dilakukan totiang itu sehingga nona demikian ganas ingin mengambil jiwanya ?" sapa pemuda itu, manis cara menegur gadis itu,
Dia bertanya sambil menggerak-gerakkan kipasnya dan
kepalanya kekiri dan kekanan.
Muka Bong Cun Lie berobah merah padam dia lalu
mendengus dengan gusar. "Mengapa kau begitu usil mencampuri urusan kami ?"
tanyanya dengan suara tak senang, "urusan ini urusan penasaran, yang tidak ada sangkut paut dan hubungannya dengan kau ... harap engkau tidak mencampurinya.. .".
Pemuda pelajar itu telah tersenyum sabar, manis sekali sikapnya waktu dia bangkit perlahan-lahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamu demikian cantik gagah dan perkasa, tidak kusangka jiwa dan hatimu kejam sekali, dalam urusan itu aku memang tidak memiliki hubungan apa-apa, kenalpun tidak tetapi masakan aku harus berpeluk tangan mengawasi sepotong jiwa manusia yang ingin dibinasakan " bukankah jiwa harus dibuat sayang."
"baik, baik." berseru sigadis dengan murka. "Jika memang kau merasa sebagai pendekar yang baik hati dan tidak bisa menyaksikan kematian seorang bangsat, biarlah engkaupun bersama-sama dia pergi menghadap Giam-Ong!"
Dan sigadis bukan hanya membentak, karena tahu-tahu
kayu yang ditangannya telah melayang, menyambar kearah dada pelajar itu dengan gerakan yang cepat luar biasa, karena sigadis telah menimpuk. Begitu pula menyusul lima batang jarum emas menyambar lima jalan darah ditubuh pelajar itu.
Serangan yang dilancarkan oleh gadis itu luar biasa, karena, dia mengetahui pelajar itu memiliki kepandaian tinggi, yang telah disaksikannya tadi, dengan sendirinya dia tidak tanggung-tanggung dalam melancarkan serangan.
Tetapi pelajar itu berdiri tenang ditempat nya, dia hanya mengawasi datangnya serangan. Disaat kayu yang meluncur itu hampir tiba, hanya terpisah beberapa dim lagi dari dadanya, pelajar itu mengibaskan lengan bajunya, maka seperti terdorong sebuah tenaga yang kuat, kayu itu telah terlontar mental kesamping menghantam batang pohon,
sedangkan dengan kipasnya dia mengebut kelima jarum emas yang menyambar kearahnya.
Kui Im Cinjin mengawasi peristiwa itu dengan mulut yang terpentang, karena dia kagum bukan main melihat kepandaian yang diperlihatkan oleh pemuda itu dengan sempurna sekali, walaupun usia pelajar itu mungkin baru dua puluh tahun, namun lwekangnya benar-benar sempurna.
Sigadis tidak kurang kagetnya, untuk sejenak dia jadi memandang tertegun ditempatnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelajar itu tersenyum, dia menggerak-gerakan kipasnya seperti juga tengah menikmati sejuknya angin dari kipasnya tersebut.
"Tidak mudah untuk membinasakan manusia." Kata pelajar itu dengan suara yang tetap sabar.
"sayang sekali, sungguh sayang...."
Sigadis she Bong tersadar dengan murka.
"Apanya yang sayang ?" bentaknya dengan, bengis.
"nona demikian cantik, dan yang jelas tentu banyak pria yang bermimpi untuk mempersunting nona. Tetapi jika adat nona begitu buruk tentu mereka akan mundur sendiri dan tidak berani mendekati nona, Nah, jika terjadi begitu.
bukankah harus dibuat sayang?"
Muka Bong Cun Lie jadi merah padam dan tubuhnya
gemetar karena murka, yang tidak kepalang, dia menyadari pemuda pelajar itu tengah mengejek dia.
"Cisss !" dia telah meludah, dan membarengi dengan itu, tangannya bergerak lagi disusul oleh suara "serrr, serrr"
berulang kali, kali ini dia melepaskan senjata rahasianya itu dengan mempergunakan kedua tangannya, belasan sinar
kuning telah menyambar mengurung pelajar itu.
Tetapi pelajar itu membawa sikap yang tenang sekali, dia menggerak-gerakkan kipasnya berulang kali, maka setiap jarum yang menyambar kearah dirinya semua berhasil dipukul runtuh ketanah. Hebat cara pemuda pelajar itu melayani serangan sigadis,
Semakin lama, sigadis menyerang semakin penasaran, dan akhirnya dia berdiri diam tidak melancarkan serangan lagi, mengawasi mendelik lawannya, karena seluruh persediaan jarumnya telah habis, tidak satupun jarum emasnya berhasil mengenai sasaran. Wajah sigadis jadi agak lucu, dibilang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa bukan tertawa, disebut menangis juga tidak menangis.
Waktu tadi dirinya diserang terus menerus oleh sigadis, pelajar itu sambil berkelit dan mengibas dengan kipasnya tidak hentinya dia telah memuji dengan ejekannya ; "Serangan yang bagus, sungguh berbahaya ! Bagus sekali ! Oh, benar-benar indah serangan ini !" tetapi begitu sigadis berhenti menyerangnya, sipemuda telah berhenti dengan guraunya itu, dia telah merangkapkan ke dua tangannya memberi hormat kepada sigadis.
"Aku yang rendah memang telah lancang mencampuri
urusan nona, seharusnya memang itu adalah urusan nona selama tidak menyangkut urusan jiwa. Maafkanlah, Siauwte (adik) tidak memiliki kepandaian apa-apa dan bodoh, telah begitu lancang menyambuti serangan nona" yang ternyata hebat luar biasa. Jika nona tidak berlaku murah hati, tentu jiwaku telah melayang...." Waktu berkata-kata, pelajar itu memperlihatkan sikap yang bersungguh-sungguh. "Bolehkah Siauwte mengetahui she dan nama nona yang harum ?", Si gadis mendongkol bercampur gusar, tetapi pelajar itu memiliki kepandaian yang hebat sekali, maka walaupun dia ingin berlaku nekad, tetapi tentu tidak ada faedahnya apa-apa. Maka akhirnya dia hanya dapat membanting-banting kakinya.
"Tidak perlu kau mengetahui namaku, tinggalkan namamu, kelak aku akan mencarimu untuk menyelesaikan urusan ini !"
kata sigadis akhirnya. "Siauwte she Cu dan bernama Kun Hong," menyahuti pelajar itu. "Perkataan" kelak akan mencari itu terlalu berat, Siauwte tidak berani menerimanya, karena pertama Siauwte dari golongan muda, juga bodoh dan tidak memiliki
kepandaian istimewa."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dada sigadis seperti ingin meledak mendengar jawaban
pemuda pelajar itu. Karena jelas pelajar itu ingin
mempermainkan dirinya dan mengejeknya, sigadis maksudkan dengar "Kelak akan mencari" dia maksudkan untuk mencari pemuda itu guna menuntut balas. Tetapi sipemuda sengaja pura-pura tidak mengerti maksud perkataan sigadis dengan
"kelak akan mencari" itu seperti juga sigadis dari golongan muda ingin menyampaikan hormatnya kepada golongan tua.
Tentu saja sigadis jadi murka bukan main. Pemuda pelajar itu Cu Kun Hong telah tertawa lagi.
"Baiklah, jika nona keberatan menyebutkan she dan
memperkenalkan nama, Siauwte juga tidak memaksa, tetapi maukah nona memberitahu kan murid siapa ?" tanyanya lagi.
"Apa perdulimu, tunggu saja dalam satu bulan, aku pasti akan mencarimu . . . ! dan setelah berkata begitu, sigadis menoleh kepada Kui Im Cinjin yang tengah mengawasi
dengan tertegun, mata sigadis mendelik lebar penuh kebencian, lalu dia memutar tubuhnya dengan beberapa kali lompatan dia telah berlalu dan lenyap dari penglihatan
Imam itu cepat-cepat menghampiri penolongnya. "Terima kasih atas pertolongan Siangkong, budi yang besar ini entah bagaimana caranya pinto membalas ..." kata Kui Im Cinjin sambil membungkukan tubuhnya dalam menjura memberi
hormat kepada pemuda pelajar itu. "Pinto Kui Im Cinjin tentu tidak akan melupakan budi besar itu...."
Sipelajar tersenyum, dia mengelakkan pemberian hormat dari si-imam.
"Jangan berkata seberat itu, Totiang. Bukan kah sudah selayaknya jika "kita tolong menolong?" kata pelajar itu.
"Siauwte tidak memiliki kepandaian apa-apa dan bodoh, hanya mengerti cara mengipas untuk meruntuhkan jarum, itu tidak berarti apa-apa . . . . "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika tidak ada Siangkong, mungkin pinto sudah tidak jadi manusia . . . . " kata si imam.
"Sungguh memalukan! Kalau diceritakan memang sungguh
memalukan . . . " kata imam itu. "Mari kita masuk kekampung ini untuk mencari kedai arak, nanti disana pinto akan menjelaskan duduknya persoalan."
Pelajar itu mengangguk menyetujui usul dari si imam, dia telah mengiringi imam itu memasuki perkampungan itu. Dan kedua anak lelaki yang tadi menyaksikan pertandingan yang terjadi diantara jago-jago r i m b a persilatan itu, telah cepat-cepat memunguti jarum-jarum emas milik Bong Cun Lie yang banyak berserakan ditanah, yang mereka simpan disaku dan kemudian melanjutkan permainan petak mereka saling
kejar.... Tojin yang bergelar Kui Im Cinjin telah mengajak pelajar yang mengaku bernama Cu Kun Hong itu kesebuah kedai arak yang berada didekat pintu kampung. Imam itu memesan dua kati arak untuk Sipelajar sedangkan dia sendiri duduk dengan sikap tenang, sambil sekali-kali melirik ke jendela.
Melihat sikap si-imam, Kun Hong jadi memandang heran, dia menduga tentu ada sesuatu yang menggelisahkan imam itu.
"Totiang" panggilnya dengan disertai suara tertawanya.
"Sesungguhnya siapakah gadis yang tadi mengejar-ngejar Totiang?"
Siimam telah menghela napas dalam tampaknya dia benar-benar berduka sekali:
"Gadis itu bergelar Sam Ciam Liehiap, namanya Bong Cun Lie." siimam mulai dengan ceritanya
"Sam Ciam Liehiap Bong Cun Lie?" berseru sipelajar dengan terkejut. "Itulah seorang pendekar yang cukup terkenal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan sepak terjangnya, terlebih lagi untuk bilangan Kwiecu.
Mengapa dia bisa memusuhi totiang ?"
Siimam telah menghela napas panjang lagi, dia mengambil cawannya dan meneguk araknya perlahan-lahan.
"Sebetulnya, memang peristiwa ini diawali oleh sesuatu kesalah pahaman saja, sehingga akhirnya keempat saudara angkatku harus buang jiwa cuma-cuma dan enam sahabat


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karib harus menemui kematian dengan penasaran sekali......"
Datar suara siimam waktu berkata-kata, mungkin dia
tengah diliputi oleh kesedihan yang sangat, tetapi cara dia berkata-kata begitu mengesankan, sehingga menimbulkan kesan bahwa urusan yang telah menimpanya merupakan
urusan yang agak luar biasa, terlebih lagi dengan disebut-sebut jumlah sepuluh jiwa yang telah meninggal ..!
Cu Kun Hong jadi tertarik, dan dia memasang telinganya baik-baik. Rupanya yang akan dikisahkan oleh imam itu merupakan urusan penasaran.
"Seperti diketahui oleh sababat-sababat rimba persilatan, bahwa pinto berasal dari pintu perguruan Ngo-ciat-kauw, yang semuanya berjumlah lima orang. Keempat saudara
seperguruan pinto itu, semuanya juga mensucikan diri, masing-masing bergelar Kui San Cinjin, Kui Lie Cinjin, Kui Liong Cinjin. Kui Ban Cinjin dan pinto sendiri bergelar Kui Im Cinjin Kami walaupun menamakan pintu perguruan kami
dengan nama yang kurang sedap didengar, yaitu Ngo-Ciat-kauw, tetapi hati kami berlima tidak buruk dan selalu berusaha mendirikan pahala dengan memberantas kejahatan dan
membela yang tertindas. "Tetapi, seperti juga urusan didalam dunia ini, yang selalu ada Im dan ada pula Yang, ada yang mencinta kami, tetapi ada juga yang tidak menyukai kami."
Sesungguhnya jika saja kami tidak terlalu usil, tentu kamipun tidak akan terlibat dalam urusan seperti hari ini.
Disaat mana kebetulan kami tengah berada di Kanglam,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maksud kami memang ingin berpelesiran untuk menikmati keindahan daerah Kanglam. Tetapi ketika tiba di pintu kota Wai-siang-kwan disebelah barat justru kami menyaksikan urusan yang tidak adil, yang mengganggu mata kami. Disaat itu, kami melihat diluar pintu kota terjadi suatu pertempuran yang janggal bagi pendapat kami, yaitu seorang tosu tua yang telah lanjut usianya tengah dikepung oleh lima-orang
hweeshio dan dua orang wanita, wanita yang seorangnya telah lanjut usianya, sedangkan wanita yang seorang lagi merupakan gadis cantik jelita.
Kami tidak bisa menyaksikan tosu tua, itu dikeroyok
beramai-ramai seperti itu, jika akhirnya kami turun tangan juga, bukan berarti disebabkan si tosu sama-sama menganut agama To. dengan kami, melainkan karena keadilan belaka.
Salah, seorang diantara kelima orang hwe-shio itu ada yang bergelar Hoan Lian Taisu yang memiliki kepandaian tertinggi diantara kawan-kawannya itu. Dialah yang tergarang dan sulit diajak bicara. Walaupun kami berusaha untuk mendamaikan dengan cara baik, namun mereka tidak mau mengerti dan akhirnya melibatkan kami dalam suatu pertempuran.
Begitu hebat pertempuran yang terjadi tidak bisa dicegah lagi, sehingga akhirnya terjadi suatu peristiwa yang tidak diinginkan, kami kesalahan tangan sehingga Hoan Lian Taisu terbinasa. Sejak saat itulah rombongan hweshio itu melakukan pengejaran terhadap kami!
Telah berulang kali kami berusaha untuk memberikan
pengertian bahwa kematian Hoan Lian Taisu tidak disengaja, tetapi mereka itu tidak mau mengerti. Dan setahun yang lalu itulah rom bongan hweshio itu memperoleh bantuan seorang gadis yang bergelar Sam Ciam Liehiap, yang ke pandaiannya luar biasa, sehingga sulit untuk kami tempur keempat
saudaraku telah dibinasakan dengan mudah dan menyedihkan sekali, dan aku yang berhasil meloloskan diri meminta bantuan Shantung Liokhiap (Enam Pendekar dari Shantung), namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keenam sahabat itupun terbinasa ditangan Sam Ciam Liehiap, dan tadi giliran pinto yang dikejar terus olehnya untung saja ada Siangkong yang telah menolongi".
Setelah bercerita imam itu menghela napas sambil
mengambil cawan, lalu menghirup araknya perlahan-lahan dengan mata yang kosong, karena dia teringat kematian saudara-saudara seperguruannya dan bagaimana
menderitanya dia yang dikejar-kejar oleh lawan-lawannya, sehingga tidak sempat merawat dirinya yang menjadi mesum dan kumal begitu, karena dia selalu dikejar oleh perasaan ketakutan terus menerus.
"Lalu bagaimana dengan tosu tua yang kalian tolong itu?"
tanya Kun Hong yang tertarik mendengar kisahnya siimam.
"Entahlah waktu kami menghadapi Hoan Lian Taisu dan
kawan-kawannya dia telah mempergunakan kesempatan itu untuk melarikan diri. Justru sampai saat sekarang ini aku masih belum mengetahui sesungguhnya tersangkut urusan apakah antara rombongan Hoan Lian Taisu dengan tosu tua itu, yang menjadi sesalanku adalah Kematian Hoan Lian Taisu yang menyebabkan salah paham ini semakin mendalam.
Baru saja Kun Hong ingin bertanya lagi, tiba-tiba dia mendengar ada orang yang memasuki ruang kedai. Dia
menoleh kearah pintu, dilihatnya seorang wanita setengah baya tengah melangkah masuk kedalam ruangan kedai
dengan diikuti oleh seorang lelaki setengah baya juga, yang tubuhnya tegap dan gagah. Wajahnya tampan dan
memancarkan sinar yang gagah disamping sepasang matanya yang tajam bersinar, memperlihatkan bahwa lelaki setengah baya itu memiliki lwekang yang sempurna. Disamping itu, siwanita setengah baya yang berjalan didepannya juga
memperlihatkan sikap yang gagah, rambutnya di sanggul menjadi satu, walau usianya sudah cukup tinggi, namun wajahnya masih cantik, di samping itu dia memakai pakaian polos warna merah muda, dengan angkin putih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keduanya mengambil meja disebelah kanan terpisah tiga meja dengan Kun Hong dan Kui Im Cinjin. Tetapi sama-sama Kun Hong masih sempat mendengar wanita itu berkata
perlahan waktu ingin duduk dikursinya ; "Engko Ceng, malam ini biarlah kita beristirahat disini saja dulu, besok baru melakukan pengejaran lagi ........".
Lelaki setengan baya yang dipanggil engko itu mengangguk tanpa bilang apa-apa. kepada pelayan dia memesan arak dan makanan.
Sejak dua orang memasuki kedai arak ini, hati Kun Hong terkejut bukan main. Begitu juga saat dia mendengar wanita setengah baya itu memanggil silelaki setengah baya itu dengan sebutan "engko Ceng', maka yakinlah Kun Hong kedua orang itu memang merupakan dua orang jago yang
diduganya, "Totiang, engkau akan tertolong dari kesulitanmu, tidak perlu kau bersedih terus" kata Kun Hong Kemudian, perlahan suaranya, "hanya mau atau tidak mereka menolongmu,
totiang....". "Si . . . siapa ?" tanya sitojin dengan sikap setengah percaya dan setengah tidak. Dia menyaksikan kepandaian pemuda ini yang hebat sekali, yang berhasil merubuhkan Sam Ciam Liehiap tetapi jika pendekar wanita penyebar jarum itu datang bersama-sama dengan beberapa orang kawannya
urusan menjadi lain dan belum tentu Kun Hong sanggup
melindunginya. "Engkau mendengar Kwee Ceng Taihiap?" tanya Kun Hong dengan suara yang perlahan juga.
"Ihh, pendekar besar itu?" tanya siimam terkejut.
"Ya, rupanya Thian mengetahui kesulitanmu sehingga
orang gagah itu berada disini bersama isterinya," menyahuti Kun Hong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau ,kau maksudkan Oey Yong Liehiap?" tanya siimam.
Kun Hong mengangguk, dia bangkit berdiri. "Kau tunggu dulu disini, biar aku menemui mereka," katanya.
Siimam jadi mengawasi tertegun, dia melihat sipemuda
pelajar menghampiri tamu yang baru datang tadi, seorang pria setengah baya bersama wanita setengah baya.
"Merekakah Kwee Ceng Taihiap dan isterinya Oey Yong
Liehiap ?" menduga-duga Kui Im Cinjin dengan hati tergoncang. Dia memang telah mendengar kebesaran nama Kwee Ceng dan Oey Yong yang seperti menggetarkan jagad yang merupakah jago tiada tandingan dimasa ini. Tetapi siimam tidak mengenal kedua pendekar besar itu. Cu Kun Hong telah menghampiri meja pria dan wanita setengah baya itu, dia merangkap kedua tangannya dan menjura memberi hormat.
"Boanpwe (tingkatan yang muda) Cu kun Hong mengunjuk
hormat kepada kepada Kwee Taihiap dan Oey Liehiap."
katanya dengan sikap yang hormat sekali.
Lelaki setengah baya itu cepat bangkit mencegah hormat pemuda itu.
"Jangan banyak peradatan, jangan banyak peradatan,"
katanya cepat. "Engko Ceng kulihat engko kecil ini walau pun dari
kalangan Boanpwe tetapi dia agak luar biasa" bilang siwanita setengah baya sambil tersenyum.
Pria .setengah baya itu memang tidak lain, adalah Kwee Ceng dan wanita setengah baya yang bersamanya memang
isterinya yaitu Oey Yong. Mereka tengah melakukan
pengejaran terhadap seseorang, dan kebetulan lewat
dikampung ini, sehingga mereka singgah untuk minum dan mengisi perut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu Kwee Ceng telah mendorong perlahan agar Kun Hong batal memberi hormat kepadanya, tetapi akhirnya Kwee Ceng terkejut sendirinya, sebab tubuh Kun Hong tidak bergeming dan meneruskan gerakannya untuk membungkuk
memberi hormat. "Benar apa yang dibilang Yongjie, pemuda ini memiliki lwekang yang lumayan," dan setelah berpikir begitu Kwe Ceng menambahkan sedikit tenaga mendorongnya, tubuh Kun Hong seperti terangkat sedikit, dan hampir terhuyung kebelakang.
Hati Kun Hong tambah kagum kepada pendekar besar
tersebut, karena walaupun dia telah mengerahkan
lwekangnya, tetap saja dengan mudah Kwe Ceng
membatalkan pemberian hormatnya.
"Siapa gurumu tanya Kwee Ceng, dia memang polos dan
tidak pandai bicara, maka setelah membatalkan sipemuda dengan hormatnya itu., dia langsung menanyakan guru
sipemuda. "Insu Bong Kwei Siansu, dimana dulu Insu sering
menceritakan kegagahan Taihiap dan Liehiap. Sungguh
beruntung hari ini Boanpwe bisa bertemu dengan jiewie locianpwe." menyahuti Kun Hong dengan sikap menghormat."
Kwee Ceng tak kenal guru pemuda itu, yang gelarnya baru didengarnya sekali ini. Tetapi sebagai basa-basi, dia telah menyatakan bahwa telah lama dia mendengar nama terkenal Bong Kwei Siansu. Senang hati Kun Hong karenanya.
"Apakah ada sesuatu yang bisa Boanpwe bantu jika Taihiap ada suatu urusan didaerah ini ?" tanya Kun Hong pula. Kwee Ceng menggeleng sambil mengucapkan terima kasih. Tetapi berlainan dengan Oey Yong yang lincah telah menepuk
lututnya sambil katanya dengan suara riang; "Engko Ceng, mengapa kita tidak menanyakan kepada Cu Siangkong
mengenai tosu Itu ?".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Ceng mengangguk, kemudian katanya; "Cu
Siangkong, sesungguhnya kami tengah mengejar seseorang, tetapi kami kehilangan jejak. Kami tengah mengejar seorang tosu yang memiliki urusan penting dengan kami, dan menurut penyelidikan yang kami lakukan, tosu tua, itu mengambil arah keutara, maka pasti diapun lewat dikampung ini. Apakah Siangkong pernah melihat disekitar daerah ini seorang tosu tua dengan cacad bekas bacokan dipipi kanannya, dan tanda-tanda lainnya yang menyolok adalah punggung nya yang agak bungkuk ?".
Cu Kun Hong seperti berpikir sejenak, lalu kitanya :
"Sayang sekali boanpwe belum pernah, bertemu dengan tosu yang taihiap maksudkan itu" Suara sipemuda mengandung penyesalan.
"Biarlah, kami yakin akan berhasil menemui jejaknya." kata Kwee Ceng.
Sebetulnya Kun Hong tertarik ingin mengetahui urusan
apakah yang tengah dihadapi pendekar besar ini sehingga mengejar-ngejar seorang tosu tua yang bercacad mukanya itu, namun Kun Hong tidak berani terlalu bertanya melit-melit,
"Kwee Taihiap dan Oey Liehiap," kata Kun Hong kemudian,
"Sesungguhnya boanpwe ingin menyampaikan sesuatu yang tidak pantas, entah boanpwee boleh terus mengatakannya atau tidak?" kata sipemuda.
'Kwee Ceng tertawa manis. "Katakanlah apakah kau tengah menghadapi kesulitan; engko kecil?" tanyanya. "Sebetulnya bukan urusan boanpwe; tetapi totiang itu....." kata Kun Hong sambil menunjukkan kearah Kui Im Cinjin, Siimam yang
ditunjuk segera menghampiri hormat kepada Kwee Ceng dan Oey Yong.
Sedangkan Kun Hong telah menceritakan urusan yang telah menimpa diri Kui Im Cinjin, sehingga tosu itu selalu dikejarTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kejar oleh lawan-lawannya yang terlalu mendesak, yang menyebabkan dia jadi tidak berdaya dan selalu ketakutan saja.
"Mungkin satu dua hari lagi Sam Ciam Liehiap akan datang mencari Kui Im totiang, maki bisakah Taihiap dan Liehiap mendamaikan urusan mereka ?"
"Sam Ciam Liehiap " Akh, nama itu baru kudengar," kata Kwee Ceng.
"Nah engko Ceng, apa kubilang," kata Oey Yong sambil tertawa. "Bukankah sering sekali kukatakan bahwa angkatan muda yang sekarang telah bermunculan banyak sekali jago-jago muda yang penuh harapan ?"
Kwee Ceng hanya tersenyum, dia tidak tertarik dengan
gurau istrinya, dengan bersungguh-sungguh dia telah menoleh kepada Kui Im Cinjin, katanya "Totiang. sungguh menyesal bahwa justru kami tengah mengejar waktu untuk membekuk seseorang . . . tetapi kami bukan berarti tidak mau menolong kesulitan totiang. Begini saja kita atur, aku akan menulis sepucuk surat meminta kepada Sam Ciam Liehiap dan kawan-kawannya, meminta agar mereka mau memandang muka
kami dan untuk mengambil jalan bijaksana dalam urusan mereka dengan totiang. Kukira jika mereka ingin memberi muka kepadaku tentu bisa menghabiskan permusuhan dengan totiang sampai disini saja ".
Tentu saja Kui Im Cinjin girang bukan main. Nama Kwee Ceng telah menggetarkan seluruh rimba persilatan, siapapun tentu mengenal dan mengetahuinya. Dengan ditulisnya surat pengantar oleh Kwee Ceng, jelas Sam Ciam Liehiap dan
kawan-kawannya bersedia menyudahi permusuhannya dengan Kui Im Cinjin. Itulah suatu pertolongan yang mimpipun sulit diharapkan. Berulangkali Kui Im Cinjin menyatakan terima kasihnya.
Kwee Ceng meminta pelayan mempersiapkan kertas dan
pit, lalu menulis sepucuk surat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan Oey Yong yang sejak mudanya memang
terkenal nakal dan periang, telah mengajak Kun Hong
bercakap. Ada saja yang dibicarakannya, masalah-masalah rimba persilatan dikalangan golongan muda, Kun Hong pun senang sekali menjawab setiap pertanyaan nyonya yang hebat sekali kepandaiannya itu.
Selesai menulis suratnya, Kwee Ceng menyerahkannya
kepada Kui Im Cinjin, yang menerimanya sambil mengucapkan terima kasihnya berulang kali. Surat itu disimpannya baik-baik disakunya, karena surat itu merupakan surat wasiat yang bisa membeli jiwanya. Dengan surat inilah Kui Im Cinjin bisa mengharapkan untuk hidup terus.
Kwee Ceng dan Oey Yong bersantap, selesai itu
merekapun telah melanjutkan perjalanan mereka
Sedangkan Kui Im Cinjin juga telah mengucapkan terima kasihnya kepada Cu Kun Hong pemuda pelajar itu, karena lewat pemuda inilah Kui Im Cinjin berhasil memiliki surat wasiat yang besar faedahnya, kemudian diapun pamitan Kun Hong telah melanjutkan sendiri meneguk araknya, hatinya senang sekali bisa menolong kesulitan yang tengah dihadapi Kui Im Cinjin.
Hari mulai gelap, dan setelah membayar harga makanan
dan arak yang diminumnya, Kun Hong pun berlalu dari kedai arak itu.
Sambil bersiul-siul perlahan, dia menyusuri lorong yang akan menuju kerumah penginapan nya yang terletak dipintu selatan kampung tersebut.
Wu Cuan Cung merupakan perkampungan yang cukup
padat penduduknya, meliputi hampir seribu kepala keluarga, keadaannya yang ramai dan padat seperti itu memang Wu Cuan Cung menyerupai sebuah kota kecil. Terlebih lagi letak Wu Cuan Cung merupakan lintas hidup untuk orang-orang yang berlalu lintas dari Kang-lam menuju Phangciu maupun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hangciu, tidak mengheran kan jika perkampungan tersebut ramai sepanjang hari.
Sedangkan Kun Hong menikmati keramaian jalan yang
dilaluinya, tiba-tiba didengar suara ..Trak, trukk, trukk," tidak hentinya waktu pemuda she Cu tersebut, mengangkat
kepalanya, dia melihat pemandangan yang benar-benar
mengherankan hatinya karena dari jurusan depan tampak mendatangi seorang wanita berpakaian compang camping tengah jalan dengan kaki diseret, dan sepatu rombengnya yang terseret itu menimbulkan suara "trakk, trukk," tidak hentinya.
Keadaan wanita itu mesum dan kotor sekali, karena takut ber-tabrakan dengan wanita mesum itu, Kun Hong telah melompat ketepi jalan.
Saat itu jarak antara wanita yang berpakaian seperti
pengemis itu, dengan rambut yang diriap turun terurai dibahunya dan sebagian menutupi mukanya, hanya terpisah satu tombak lebih dengan tempat dimana Kun Hong berada tentu saja gerakan pemuda itu dilihatnya dengan jelas.
Setelah berjalan beberapa langkah lagi, disaat berada dihadapan Kun Hong, wanita berpakaian seperti pengemis itu menghentikan langkah kakinya berdiri tegak dan
mengeluarkan suara haha hihi.
"Anak yang cakap, anak yang tampan." kata wanita yang jorok itu sambil mengulurkan tangannya yang kotor penuh daki dan debu itu ingin mengusap muka Kun Hong.
Pemuda she Cu itu mendongkol bukan main, mana mau dia membiarkan mukanya diusap oleh tangan yang kotor seperti itu" Dengan cepat Kun Hong telah memiringkan kepalanya kekiri dengan gerakan yang gesit sekali.
Tetapi diluar dugaan pemuda she Cu itu. di saat Kun Hong berkelit dengan gesit, tangan wanita itu lebih gesit lagi, tahu-tahu telah berhasil mengusap muka Kun Hong, keruan Kun Hong menggidik karena tangan wanita itu bukan hanya kotor, tetapi dingin lengket seperti tangan mayat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kurang ajar . . . !" bentak Kun Hong sambil melompat mundur kaget. "Jangan kurang ajar . . "
"Hihihi, anak manis, aku tidak akan galak-galak kepadamu "
Dan wanita itu telah maju lagi dua langkah, dia mengulurkan tangannya untuk mengusap pula.
Kun Hong jadi kelabakan sendiri, dia kewalahan
menghadapi wanita yang seperti sinting ini tanpa berpikir lagi dia memutar tubuhnya sambil mementang kaki lebar-lebar untuk berlalu dengan cepat meninggalkan wanita sinting itu.
Tetapi Kun Hong jadi tambah terkejut, karena walaupun bergerak cepat, tangan wanita itu bergerak lebih cepat lagi, tahu-tahu ujung baju nya telah berhasil dicekal oleh wanita sinting itu, dan yang mengejutkan Kun Hong bercampur malu justru disaat itu wanita sinting tersebut telah menjerit-jerit sambil menangis. "Jangan tinggalkan aku . . . . ooohh, koko.
cakap, engko yang manis, jangan kau tinggalkan aku
mengapa kau demikian kejam ?"
Muka Kun Hong jadi berobah merah dan panas, darahnya
jadi meluap naik karena dia malu sekali ditonton oleh beberapa orang penduduk yang kebetulan berada dijalan tersebut, yang telah berhenti sejenak untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Mereka tertarik karena mendengar
tangisan perempuan sinting itu.
Dengan cepat Kun Hong telah menabas dengan tangan
terbuka, tabasannya walaupun di sertai hanya tiga bagian tenaga dalamnya, tetapi hebat sekali. Dia yakin jika tangan wanita itu berhasil ditabas, tentu cekalannya akan
dilepaskannya dan dia akan segera meninggalkannya secepat mungkin.
Tetapi Kun Hong kembali kaget bukan main, karena justru disaat tangannya hampir tiba disasaran, tahu-tahu wanita sinting itu telah melepaskan cekalannya dan dia telah menarik tangannya, sehingga tabasan Kun Hong mengenai tempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kosong. Namun membarengi dengan itu, disaat itulah dia telah mengulurkan tangan pula untuk menjambret dan mencekal ujung baju Kun Hong, yang dicekalnya lagi dengan kuat dan tetap menangis.
Tentu saja Kun Hong jadi penasaran sekali dengan cepat dia menambah tenaganya dan telah menjejakkan kakinya; dia melompat untuk menarik jubahnya yang tercekal wanita
sinting itu, kemudian jika digentak dengan sentakan. keras, niscaya cekalan wanita itu akan terlepas.
Tetapi yang membuat Kun Hong jadi lebih kaget lagi, justru disaat dia melompat, tubuhnya tidak bisa bergerak, dan dia hanya melompat tetap ditempatnya, karena cekalan tangan dari wanita sinting itu tidak bergeming sedikit pun juga, sangat kuat sekali.
Kenyataan seperti ini benar-benar telah mengejut kan hati Kun Hong. Disaat itulah dia yakin bahwa wanita sinting yang tengah dihadapinya ini bukan wanita sinting sembarangan, karena dari cara-cara dia mengelakkan tabasan tangan Kun Hong dan cekalannya yang kuat itu, dia tentu memiliki kepandaian yang luar biasa.
Orang-Orang yang menyaksikan peristiwa tersebut jadi
tertawa. Jumlah orang yang menonton semakin lama jadi semakin banyak, dan Kun Hong merasakan pipinya seperti terbakar panas sekali.
Tetapi disamping gusar, Kun Hong juga jadi penasaran
sekali. Dia telah mengeluarkan kipasnya, yang tahu-tahu telah menyambar kearah mata wanita sinting itu, Untuk
menggertaknya, untuk mengancam biji mata dari perempuan sinting itu, memaksanya agar wanita sinting itu melepaskan cekalannya.
Kipas dalam keadaan tertutup seperti itu, memang
ujungnya bisa dipergunakan menohok jalan darah, dan Kun Hong dalam bertindak kali ini tidak tanggung-tanggung,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena dia tengah gusar sekali, disaat ujung kipas itu menyambar mengancam biji mata kanan darir wanita sinting itu maka gagang kipas yang ada didalam cekalannya itu dapat pula menotok jalan darah ditenggorokkan wanita sinting itu jika dia berhasil mengelakkan diri dari totokan ujung kipas tersebut.
Tetapi wanita sinting itu rupanya tidak memperdulikan serangan pemuda itu, dia masih tetap. mencekal baju
sipemuda she Cu itu dengan, disertai rengekannya "Jangan, tinggalkan aku anak tampan...jangan kejam begitu...!" dan disaat ujung kipas hampir sampai disasaran, dengan gerakan yang wajar, bagaikan tidak disengaja wanita sinting itu menengadahkan kepalanya, tahu-tahu dia telah menggigit ujung kipas itu.
Kun Hong jadi terkejut sekali, dia telah mengeluarkan seruan tertahan. Dan dia berusaha menarik kipasnya itu, namun sudah terlambat, karena kipas itu telah tergigit dan tidak bisa di tarik kembali, karena gigitan dari wanita sinting itu kuat sekali.
Dengan penasaran Kun Hong telah mengerahkan tenaga
dalamnya dilengannya. dia menarik sekali lagi.
Disaat itulah wanita sinting itu melepaskan gigitannya, maka tidak ampun lagi tubuh Kun Hong terhuyung hampir terjengkang kebelakang.
Untung saja dia bergerak gesit, dia berusaha menguasai kuda-kudanya agar tidak tergempur berdiri tidak sampai rubuh ditanah.
Justru dalam keadaan seperti itu, Kun Hong lebih kaget lagi, karena tiba-tiba wanita sinting itu telah menubruk memeluk Kun Hong.
tentu saja, gerakan seperti itu telah membuat Kun Hong jadi menitikkan keringat dingin, kalau sampai dirinya terpeluk oleh wanita sinting yang mesum dan kotor itu, alangkah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malunya dia. Dan disamping itu, bau busuk yang keluar dari tubuh perempuan mesum itu benar-benar membuat dia
hampir muntah, karena jarak mereka memang terpisah tidak jauh. Mati-Matian Kun Hong menjatuhkan dirinya ditanah kemudian bergulingan untuk menjauhkan diri dari wanita sinting itu.
Karena pelukannya gagal, wanita itu tidak mengejarnya hanya menjatuhkan dirinya duduk sambil menangis terisak-isak seperti seorang anak kecil kehilangan mainannya.
"Kau kejam . . kau kejam . . !" samar terdengar suara keluhan wanita sinting itu. Kun Hong sudah tak
memperdulikan sesuatu apapun lagi, dia telah mementang langkah secepat mungkin, dengan mempergunakan ilmu
meringankan tubuh; dia telah berlari sekuat tenaganya.
Setelah sampai di tikungan dengan hati yang masih
tergoncang dia telah melirik dan melihat wanita sinting itu tidak mengejarnya, hatinya baru lega, dan dia menyusut keringat dinginnya.
Tetapi walaupun wanita sinting itu tidak mengejarnya, Kun Hong tidak berani berhenti dia berlari terus dan akhirnya tiba dirumah penginapannya, langsung masuk kamarnya, dan rebah dipembaringan dengan hati yang masih tergoncang.
Kun Hong juga tidak habis mengerti, sesungguhnya
siapakah wanita sinting itu, yang telah mengganggunya tanpa sebab. Jika melihat cara wanita itu mengelakkan serangannya dan juga telah mencekal bajunya, maka terlihat jelas bahwa wanita itu bukan wanita sembarangan.
Tetapi jika dia memiliki kepandaian yang lumayan tingginya seperti itu, mungkinkah dia sinting" Dilihat dari gerakannya mengelakkan totokan ujung kipas Kun Hong dan digigitnya.
Setidak-tidaknya kepandaian wanita sinting itu berimbang dengan kepandaian Kun Hong. siapa dia ".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat Kun Hong tengah rebah dengan pikiran yang
melayang-layang seperti itu, tiba-tiba dia mendengar; "Anak yang manis . . anak yang tampan, anak cakap, jangan
tinggalkan aku . . jangan kejam begitu, anak . . . !"
Darah Kun Hong seperti berhenti, mendesir jantungnya
berdegup keras sekali, karena dia segera mengenali bahwa suara itu adalah suara wanita sinting yang telah
mengganggunya beberapa saat yang lalu.
Tentu saja Kun Hong tidak berani untuk keluar dari
kamarnya, setidak-tidaknya bukan disebabkan perasaan takut, tetapi dia tidak ingin berurusan dengan wanita sinting yang mesum seperti itu.
Perlahan-lahan Kun Hong turun dari pembaringanny a
tetapi baru kakinya menyentuh lantai justru disaat itu dia telah mendengar lagi, "Anak manis, ahh, anak manis .........", sehingga Kun Hong telah ragu-ragu untuk menuju kepintu, untuk mengintai. Namun disaat itu Kun Hong mendengar
suara tertawa yang riuh dari orang-orang yang mungkin tengah menonton tingkah laku wanita sinting itu Kun Hong perlahan-lahan mendekati pintu kamar nya, dia telah
membukanya dan mengintai keluar dengan membuka sedikit daun pintu kamarnya.
Dugaan Kun Hong memang tidak meleset, karena
dilihatnya wanita sinting itu tengah meng usap-usap muka seorang pelayan yang tertawa lucu mempermainkan wanita sinting itu, diiringi oleh suara ramai dari pelayan-pelayan lainnya maupun pengunjung rumah penginapan tersebut.
Disaat itu Kun Hong melihat ada seorang pelayan yang
tengah mendatangi kearah kamarnya dengan membawa satu baskom dan handuk. Dan pelayan itu mengetuk kamar Kun Hong. Pemuda itu dengan cepat membuka pintu kamarnya.
"Siapa wanita sinting itu tanya Kun Hong setelah pelayan itu meletakkan tempat air mencuci muka diatas meja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wanita gila anak, Kongcu." menyahut pelayan itu.
"Nasibnya memang harus dikasihani, karena semula dia
adalah seorang nyonya kaya raya, pandai silat, namun suatu malam rumahnya didatangi perampok yang telah membunuh suaminya dan puteranya, sehingga dia menjadi gila, dan justru selalu gila akan anak yang cakap anak yang manis......"
Kun Hong mengangguk tidak tertarik untuk mendengari
terus cerita pelayan itu. Setelah pelayan itu keluar dari kamarnya Kun Hong mengunci pintu kamarnya kembali.
Untuk segera mencuci muka dia masih malas, maka dia
telah rebah dipembaringannya tanpa memperdulikan lagi suara tertawa wanita sinting itu karena wanita itu memang benar-benar seorang wanita gila. Dengan dia berada dikamar dan pintu terkunci, bukankah berarti dia aman dari gangguan wanita sinting dan mesum itu.
Tetapi, tiba-tiba mata Kun Hong jadi terpentang lebar-lebar dan mengeluarkan seruan tertahan. Ada suatu yang luar biasa telah dilihatnya.
Seraut wajah yarg menyeringai dengan gigi yang kuning dan muka yang kotor serta rambut yang riap-riapan, tengah memandangi dia lewat jendela kamarnya. Wanita sinting itu!
Dengan gusar Kun Hong telah melompat dari
pembaringannya, dia telah mundur akan lari lewat pintu kamarnya.
"Anak manis, mengapa kau takut bertemu dengan ibumu?"
tegur wanita sinting itu yang memang berdiri diluar jendela kamar Kun Hong. Munculnya wanita sinting itu yang demikian tiba-tiba benar-benar membuat Kun Hong jadi kaget dan ketakutan, takut diusap dan dipeluk lagi.....
Cepat sekali Kun Hong menyambar pintunya tetapi disaat itu dengan gerakan yang ringan sekali, wanita sinting itu telah melompat lewat jendela kamarnya. Dalam sekejap mata
dengan, kegesitan yang luar biasa tahu-tahu dia telah berada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didepan Kun Hong. sehingga pemuda she Cu itu
mengeluarkan seruan kaget dan tangan kanannya telah
mendorong sekuat-kuatnya dengan mempergunakan tenaga
lwekangnya. Namun wanita sinting, itu tidak mengelak, dan tangan Kun Hong meluncur terus. Tetapi justru, disaat itulah Kun Hong yang jadi kaget sendirinya, karena jika serangannya itu diterus kan dan wanita itu tidak berkelit, berarti dada wanita sinting akan didorong oleh tangannya. Itulah yang tidak dikehendaki oleh Kun Hong, maka dengan cepat dia telah menarik pulang tenaga dan tangannya.
Wanita sinting itu justru tidak memperdulikan sikap Kun Hong, dia telah mengulurkan tangannya mencekal lengan Kun Hong, katanya "Anak, engkau jangan takut, ibu tidak akan mengganggumu
Tubuh Kun Hong menggidik. Biasanya, walaupun harus
menghadapi jago yang bagaimana hebat sekalipun
kepandaiannya Kun Hong tidak pernah merasa takut namun justru terhadap wanita sinting ini, mengingat wanita itu memang gila, dia jadi takut, ngeri dan gugup disamping jijik sekali...
"Anak.....tidakkah kau merasakan penderitaan ibu"
Mengapa kau begitu kejam ingin meninggalkan ibu?" tegur wanita itu lagi, suaranya halus.
Hati Kun Hong jadi luluh dia tidak tega untuk meronta, akhirnya dia menyahuti; "Tetapi aku bukan anakmu...."
"Jangan berkata begitu anakku.... jangan kau lukai pula hati ibu," berkata wanita sinting itu cepat.
Dan setelah itu, wanita sinting tersebut besenandung
dengan suara penuh kasih sayang, seperti juga tengah menina bobokan anaknya, senandungnya itu antara lain :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kain sutera merah, Pasangan Wanyoh (walet terbang),
Langit biru tertawa cerah,
Simungil yang menarik hati,
Buah hatiku.

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tumpahan kasih, Angin membawa bisikan: Tidurlah anakku.
Mengapa kau menangis saja "
Tidurlah anakku . . . JILID 2 LEMBUT sekali nyanyian wanita sinting; itu sehingga Kun Hong jadi terharu. Betapa tidak, wanita ini memang, benar sinting, tetapi sepotong hati didadanya yang masih dimilikinya telah hancur, dan terluka oleh per buatan. biadab perampok-perampok yang telah merusak rumah tangganya
membinasakan suaminya dan membunuh anaknya. Betapa
tidak pedih hati wanita ini.
Hati Kun Hong jadi lemah akhirnya, dia membiarkan wanita itu. memegangi tangannya terus.
"Anak" tiba-tiba wanita itu telah memecahkan kesunyian yang menghanyutkan. "Engkau kini sudah besar, cakap,
tampan, betapa bahagia hati ibu."
Tetapi setelah berkata begitu, tiba-tiba kumat lagi gilanya, dia tahu-tahu telah tertawa haha hihi dan mengulurkan tangannya mengusap lembut pipi Kun Hong disertai kata-kata gilanya. "Anak cakap... anak manis, jangan tinggalkan ibu....
hahaha-hihihi....." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong menggigil menggidik setidak-tidaknya dia merasa jijik bukan main. Tetapi mengingat wanita ini gila karena kematian anak dan suami nya, dan gilanya itu karena
kehancuran rumah tangganya. Kun Hong " jadi tidak tega untuk melukai hatinya, dia membiarkan wanita itu mengusap pipinya !
Tetapi melihat pemuda itu tidak berusaha mengelak dari usapannya, justru wanita sinting itu telah menjatuhkan dirinya duduk numprah dilantai, dan dia menangis keras sekali, terisak-isak tidak hentinya
Di muka jendela, tampak telah banyak kepala manusia
yang menyaksikan semua peristiwa itu sambil tertawa
hahaihihihi karena mereka anggap sebagai pertunjukan yang lucu menggeli kan hati. Tentu saja Kun Hong jadi gusar muncul sifat ksatrianya "Kalian manusia-manusia tidak bermartabat dan kejam!. Lihatlah oleh kalian Wanita ini harus dikasihani dia telah terganggu syarafnya, tetapi bukannya menghibur dan diobati justru kalian mempermainkannya.
Begitu tegakah kalian?"
Mendengar makian Kun Hong, rupanya orang-orang yang
berkumpul diluar jendela menjadi malu sendirinya dan telah bubar.
Kun Hong berjongkok disamping wanita sinting itu,
katanya; ,Peebo (bibi) engkau terlalu letih, pergilah beristirahat. Biarlah aku pergi membelikan pakaian untukmu, nanti kau salin pakaianmu itu!"
Tetapi wanita sinting itu tiba-tiba mendelik ke arahnya dan tertawa menyeringai mengerikan.
"Ohhh. kalian manusia-manusia bangsat kalian, pembunuh, kalian manusia bejat., hahhaai hihi'. Dan wanita itu telah menerobos membuka pintu dan berlari-lari keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong tidak mengejar, dia menghela napas panjang
entah mengapa kini dia merasa kasihan terhadap nasib wanita itu.
Setelah mencuci muka, Kun Hong sengaja keluar dari
kamarnya untuk mencari wanita sinting itu. Tetapi tidak melihatnya bayangan wanita sinting itu, begitu pula waktu dia mencari-cari dijalan raya, wanita sinting itu tidak terlihat mata hidungnya.
Menjelang tengah malam, Kun Hong baru kembali
kerumah penginapannya. KEESOKAN paginya. disaat Kun Hong baru terbangun dari tidurnya, justru disaat itu dia mendengar suara tangisan.
Itulah suara tangisan wanita sinting yang kemarin, yang telah kematian suami dan putranya. Suara tangisan itu berasal dari kamarnya, mungkin wanita yang bernasib malang itu tengah dipermainkan oleh para pelayan rumah penginapan itu lagi.
Kun Hong melompat turun dari pembaringannya dan cepat-cepat mencuci muka. Dia telah bersalin pakaian, dan keluar dari kamarnya.
Benar saja, dugaan Kun Hong tidak meleset dia melihat beberapa orang pelayan tengah mengodai wanita sinting itu yang tengah duduk numprah didekat pintu rumah
penginapan tersebut, sambil memperdengarkan suara
isak tangisnya yang cukup keras.
Kun Hong cepat-cepat menghampiri dan pelayan-pelayan
yang tengah menggodai wanita sinting itu waktu melihat Kun Hong cepat-cepat menyingkir.
Kun Hong dengan suara yang sabar dan lembut ramah
"Apakah kau sudah makan" Jika belum makanlah! Aku
yang akan membayar semuanya". Tetapi wanita sinting
itu tidak menyahuti, dia tetap menangis tidak hentinya, hanya kepalanya digeleng-gelengkan kesana sini, dia
tengah tenggelam dalam kesedihan yang luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong berusaha membujuknya beberapa kali,
tetapi wanita sinting itu tetap dengan tangisannya.
disaat itulah, dari arah jalan raya diluar rumah
penginapan terdengar suara derap langkah kaki kuda.
Dan tiga ekor kuda tunggangan berhenti dimuka rumah
penginapan. Tiga orang tua yang bertubuh tinggi tegap itu, memakai baju ringkas dan wajah yang ditumbuhi brewok yang tebal kasar menyeramkan karena garang telah
melangkah masuk kedalam ruangan penginapan itu.
Waktu ingin melewati pintu, justru wanita sinting itu menghalangi jalan mereka, dengan duduknya dia disitu.
Dengan gusar salah seorang diantara ketiga orang itu, yang ditengah telah menggerakan kaki kanannya menendang keras sekali disertai dengan makinya: "Perempuan sial......" Anfing geladak mana yang mengotori tempat ini?"
Tendangan itu hebat sekali dan tubuh wanita yang bernasib malang tersebut segera saja terpental ambruk dilantai sebelah dalam. Tangisnya jadi semakin keras juga.
Menyaksikan kekasaran orang yang baru datang itu, tentu saja Kun Hong jadi gusar bukan main, darahnya jadi meluap.
Cepat sekali permuda itu telah berdiri dengan mata yang terpentang lebar. Dia juga telah membentak dengan penuh kemarahan.
"Kalian manusia-manusia tidak tahu malu yang telah
menghina manusia lemah tidak berdaya......!".
Mendengar makian seperti itu, ketiga lelaki bertubuh tegap berewok itu telah tertegun sejenak, kemudian mereka telah saling pandang satu dengan yang lainnya diantara mereka bertiga diakhiri dengan suara tertawa bergelak dari mereka.
"Ohh, pemuda bau kencur, apakah kau tidak mengenal
kami ini bertiga siapa " Kami adalah Cauwcong (kakek
moyang) mu !" bentak lelaki berewok yang tadi telah menendang wanita sinting itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong tertawa dingin dia tidak memandang sebelah
mata ketiga orang itu, sedikitpun dia tidak takut, terlebih lagi melihat perbuatan ketiga orang itu yang tidak pada
tempatnya. "Aku tidak perlu mengenal manusia-manusia bejat moral seperti kalian... !" bentak Kun Hong dengan suara yang dingin.
"Disamping itu, memang kenyataannya kalian hanya pantas menjadi Cauwcong dari kucing atau anjing"
Hebat ejekan yang dilontarkan oleh Kun Hong. membuat
muka ketiga orang itu jadi berubah merah padam karena gusar.
"Ohh pemuda tidak tahu diuntung dan tidak mengenal
mampus !" memaki ketiga orang itu hampir serentak. "Kami Sam Kiam Hun (Arwah tiga pedang) tidak pernah menerima kata-kata hinaan seperti itu ! Walaupun tubuhmu dirobek-robek, belum dapat membayar lunas hinaanmu itu !".
Dan membarengi dengan perkataannya itu, lelaki berewok yang seorang tersebut telah mementang langkahnya dan dia telah menghampiri Kun Hong, dan kedua tangannya telah dipentang untuk menyambar mencengkeram lengan pemuda
she Cu tersebut. Cu Kun Hong yang memang sejak tadi telah bersiap sedia penuh kewaspadaan, telah memperdengarkan suara tertawa dingin kemudian dia telah menggeser kakinya sedikit lalu berkelit ke-samping. loloslah cengkeraman tangan orang berewok itu.
Tentu saja orang itu. Sam Kiam jadi mengearkan seruan murka disertai juga oleh serangan berikutnya, Tangan kirinya menghantam kuat kedepan, sedangkan tangan kanannya
telah mencengkeram. Itulah gerakan "Jie Liong Cut Hay"
Sepasang Naga Keluar dan Lautan, gerakannya gesit dan dia juga memiliki tenaga latihan gwake yang bukan main
besarnya", Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sendirinya, serangan itu jika mengenai sasarannya
dengan tepat, niscaya tubuh lawannya akan terpental dan hancur seluruh tulang rusuknya.
Tetapi walaupun demikian, Kun Hong tidak merasa takut sedikitpun juga. "Dengan mendengus dingin, Kun Hong tidak berusaha berkelit dengan mempergunakan tenaga dalam yang telah disalurkan kepada kedua lengannya, dia telah
melancarkan serangannya itu dengan kibasan.
"Trakkk!" tangan mereka telah saling bentur dengan kuat sekali dan disusul juga oleh suara seruan tertahan dari orang berewok itu. karena dia merasakan betapa tangannya tergetar dan kuda-kudanya tergempur. Kalau orang berewok itu tidak cepat-cepat mengempos semangatnya, niscaya tubuhnya akan terdorong kebelakang terjengkang kelantai.
Sedangkan Kun Hong juga kaget bukan main karena dia
merasakan tenaga serangan yang dilancarkan oleh lelaki berewok itu tidak bisa di remehkan, tenaga itu beratnya hampir tiga ratus kati, dan kalau saja dia tidak menangkisnya dengan baik tentu bisa menyebabkan Kun Hong terluka dalam.
Kenyataan seperti ini, membuat Kun Hong bersikap jauh lebih hati-hati lagi. Dan disaat melihat si lelaki berewok itu bersiap-siap untuk melancarkan serangan pula, Kun Hong mengawasi dengan penuh waspada
Sedangkan kedua lelaki berewok lainnya, telah menerjang maju, mereka melihat Kun Hong memiliki kepandaian yang lumayan dan saudaranya itu tidak bisa merubuhkan dengan mudah dan cepat, maka karena mereka tidak ingin
membuang-buang waktu, keduanya telah menerjang maju
untuk membantui kawannya itu.
Dengah majunya kedua lelaki berewok itu, memang Kun
Hong kini sekaligus menghadapi tiga lawan yang tidak ringan.
Dia telah bersiap-siap untuk menyambut serangan. Karena dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gusar sekali melihat tindakan lelaki berewok itu yang telah main tendang kepada wanita sinting itu.
Tetapi, disamping itu, Kun Hong bukannya tidak menyadari akan bahaya yang tengah mengancam dirinya. Dan walaupun bagaimana dengan sekaligus menghadapi ketiga orang
lawannya itu. berarti dia harus lebih hati-hati dan
mencurahkan seluruh perhatiannya. Lengah sedikit saja, berarti dia akan berurusan dengan eLMAUT.
Ketiga orang lelaki berewok itu telah menerjang
melancarkan serangan dari tiga jurusan, serangan juga merupakan serangan yang mematikan dan merupakan
serangan yang mengincar bagian-bagian yang sekaligus bisa membuat lawan menjadi mati atau bercacad seumur hidup, "
Dengan diserang dari tiga bagian, dari depan, pinggir kiri dan kanan, maka Kun Hon harus memecahkan perhatiannya.
Tetapi dia sedikitpun tidak takut. Dengan mempergunakan gerakan Tui Hong Soat Ie ( Mengejar Angin Memakai
baju Es ), tangannya telah berputar-putar dengan gerakan yang cepat sekali.
Pukulan dan tangkisan-tangkisan yang dilancarkan oleh Kun Hong merupakan gerakan yang tidak ringan dan
juga tidak dapat diremehkan, karena, sekali saja
mengenai sasaran, berarti bisa mendatangkan maut
untuk lawan-lawannya tersebut.
Jurus demi jurus telah berlangsung dengan cepat
sekali, sebentar saja telah belasan jurus. Tetapi
walaupun dikeroyok tiga orang seperti itu, kenyataannya Kun Hong sama sekali tidak terdesak, dan dia telah
berhasil memberikan perlawanan yang gigih dan tangguh sekali.
Ketiga lelaki berewok itu semakin lama jadi semakin
penasaran, mereka telah melancarkan serangan semakin
gencar dan hebat sekali disertai oleh maki-makiannya
yang kotor. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelayan dan kuasa rumah penginapan itu jadi panik,
berulang kali mereka berteriak-teriak memohon kepada
orang-orang yang tengah bertempur itu agar bertempur
diluar saja, sebab ia mengatakan modalnya kecil, jika terjadi pertempuran seperti ini didalam ruangan, tentu akan mendatangkan kerusakan dan berarti amblasnya
usahanya. Tetapi orang-orang yang tengah bertempur
itu mana melayani teriakan kuasa rumah penginapan,
mereka telah bertempur dengan hebat sekali dan
semakin lama gerakan mereka semakin cepat, sehingga
orang-- y-ang menyaksikan jalannya pertempuran itu
jadi kabur dan berkunang-kunang, karena tubuh mereka
itu seperti juga tiga sosok bayangan yang bergerakgerak mengaburkan pandangan mata.
Saat itu Kun Hong mengeluh juga didalam hatinya
karena dia merasakan tekanan dari serangan ketiga
lawannya semakin berat dan semakin sulit dapat
menangkis serangan lawannya.
Tetapi lawan-lawan Kun Hong juga terkejut karena
walaupun mereka telah melancarkan serangan dengan
ilmu silat simpanan mereka, kenyataannya Kun Hong
berhasil bertahan dengan baik.
Disaat pertempuran itu tengah berlangsung disertai oleh teriakan yang memekakkan anak telinga, tampak sesosok bayangan yang berkelebat kearah keempat orang yang tengah ber tempur itu, lalu disusul oleh suara jerit kesakitan dan suara gedebag gedebug tidak hentinya.
Tampaklah suatu peristiwa yang mengejutkan, karena
ketiga lawan Kun Hong ternyata telan terlontar keluar dari rumah penginapan itu, jatuh bergelimpangan dijalan raya.
Dengan cepat ketiga orang itu melompat bangun dan
mengawasi orang yang TELAH melemparkan mereka kejalan raya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong juga menoleh kearah orang yang telah
menolongnya, dan hatinya jadi kaget bukan main, karena orang yang telah merubuhkan ketiga lelaki berewok itu dengan hanya sekali menggerakkan tangan tidak lain dari wanita sinting... saat itu siwanita sinting tersebut telah tertawa haha-hehe, dan telah duduk numprah sambil mempermainkan ujung bajunya yang telah robek-robek.
Itulah ilmu "Kim Na Ciu" ilmu menangkap dan melempar, yang luar biasa.
Dengan adanya peristiwa seperti itu, ternyata wanita
sinting itu memiliki kepandaian yang tinggi dan lwekang yang sempurna sekali.
Kun Hong saking takjubnya telah memandang tertegun
ditempatnya. Sedangkan ketiga lelaki berewok tersebut, yang telah
menerima pengalaman pahit yang tidak menggembirakan
seperti itu, telah mengawasi dengan murka, tetapi untuk maju lagi mereka jeri.
Tunggulah, kami akan segera datang lagi !
"Sam Kiam Hun tidak pernah membiarkan begitu saja
setiap hinaan !" kata salah seorang diantara ketiga lelaki berewok tersebut, lalu mereka telah memutar tubuh dan melompat naik keatas kuda mereka segera dilarikan dengan cepat sekali.
Sedangkan si wanita sinting itu seperti juga tidak
memperdulikan kepergian ketiga lelaki berewok itu Kun Hong juga tidak mengejar atau menahannya, dia hanya mengawasi saja kepergian ketiga lelaki berewok itu dengan hati yang diliputi oleh berbagai perasaan.
Dengan lesu Kun Hong telah menghampiri wanita sinting itu dan dia telah menjura,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih atas pertolongan yang diberikan oleh peebo!"
kata Kun Hong sambil membungkukkan tubuhnya. Tetapi
wanita sinting itu tidak melayani dia, hanya terus juga mempermainkan ujung bajunya, sekali-kali terdengar dia bersenandung perlahan ;. "Pasangan Wanyoh .... Mega
biru..... Laut bergelombang ..... ikan Leehi berpasangan; ....
Aduhai anak, aduhai anak .....".
Kun Hong telah memilih kata-kata untuk menarik perhatian Wanita sinting itu, untuk diajak bercakap-cakap, karena Kun Hong menyadari bahwa wanita tersebut tentunya seorang wanita yang luar biasa, setidak-tidaknya kini muncul perasaan kagum dihati Kun Hong, karena dengan hanya sekali
menggerakkan tangannya saja, ternyata wanita sinting itu telah dapat melempar serentak ketiga lelaki berewok itu.
Namun belum lagi Kun Hong sempat mengucapkan katakatanya, wanita sinting itu telah mengangkat kepalanya dan memandang keluar pintu, wajahnya luar biasa sepasang
alisnya berkerut dan bibirnya bergetar.
"Ya.. . ya...., hanya dia yang dapat menolongku"
menggumam wanita itu perlahan sekali tetapi suaranya
mengesankan sekali. ?"Siapa .....?" tanya Kun Hong yang jadi tertarik, walaupun dia yakin wanita itu memang sinting dan kata-katanya tentu tidak keruan, namun karena cara bicara dari wanita itu, dia ingin mengetahui siapakah, orang yang dimaksudkan oleh wanita sinting itu, yang katanya hanya orang itu yang dapat menolongnya. Wanita sinting itu tidak menoleh kearah, Kun Hong hanya mulutnya bergerak-gerak menyebutkan
serangkaian kata-kata yang mengejutkan Kun Hong. "Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ...! Ya, Sin Tiauw Taihiap Yo Ko ...!
Hanya dia yang dapat menolongi aku ,. . hanya dia yang bisa membunuh dan membalas sakit hatiku terhadap manusia-manusia biadab itu. ya hanya Sin Tiauw Taihiap"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Hong menghela napas panjang. karena dia mengetahui bahwa wanita sinting ini tentu ingin mengartikan jika ada Sin Tiauw Taihiap Yo Ko yang bersedia membantunya, tentu sakit hatinya terhadap orang-orang yang telah membunuh suami dan anaknya itu dapat dibalas.
Tetapi kemana dia harus mencari Sin Tiauw Taihiap, karena seluruh orang-orang gagah rimba persilatan umumnya
mengetahui setelah membinasakan Kaisar Mangu di
Siangyang, yang akhirnya merupakan kemenangan bagi pihak tentara Song Yo Ko bersama orang-orang gagah lainnya
menghilang. Bersama-sama dengan Kwee Ceng, Oey Yong,
Oey Yok Su, It Teng Taisu, Ciu Pek Thong dan jago-jago lainnya Yo Ko memang telah mendatangi gunung Hoa San
untuk menyambangi kuburan See Tok Auwyang Hong dan Pak Kay Ang Cit Kong.
Dari Hoa San orang-orang gagah itu telah berpisah
mengambil jalannya masing-masing, Yo Ko dan Siauw Liong Lie tidak terdengar kabarnya lagi, begitu juga Tong Shia Oey Yok Soe maupun Lam Ceng It Teng Taisu, mendadak
semuanya seperti lenyap hilang dari dunia persilatan dan tidak pernah terlihat lagi oleh siapapun juga. Peristiwa
berkumpulnya orang-orang gagah di Hoa San yang terakhir itu telah terjadi tiga tahun yang lalu, dari sebegitu lama Kun Hong belum pernah bertemu dengan orang-orang gagah itu, dan hanya Kwee Ceng dan Oey Yong yang kemarin telah berhasil dijumpainya secara kebetulan,
Kun Hong tidak bisa berpikir lebih lama lagi, karena dilihatnya wanita sinting itu telah lompat berdiri dan berlari keluar rumah penginapan sambil tertawa hahahihi. Pemuda pelajar she Cu tersebut tidak bisa melakukan apa-apa selain menghela napas panjang. hatinya terharu sekali memikirkan nasib buruk wanita sinting itu. Jika tidak, tentu wanita itu merupakan seorang pendekar wanita yang memiliki
kepandaian tinggi dan mengagumkan sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil duduk dikursinya menghadapi araknya Kun Hong
jadi berpikir juga, jika memang wanita sinting itu berhasil ditunjuki jalan sehingga berhasil bertemu dengan Sin-Tiauw Taihiap Yo Ko, tentu penyakit sinting wanita itu dapat disembuhkan jago besar dijaman ini dengan mempergunakan ilmu tunggal Tan Cie Sin Thong dan lwekang Yo Ko yang sudah tiada taranya disaat ini,
Kun Hong jadi tidak berselera untuk berdiam lebih lama diperkampungan tersebut, setelah menyelesaikan pembayaran sewa kamarnya pemuda itu telah melanjutkan perjalanannya.
Dengan menunggang kudanya perlahan-lahan Kun Hong
mengambil arah barat. Angin dipagi itu sejuk dan matahari belum naik tinggi, setelah berjalan belasan lie, dia tiba dlmuka sebuah tegalan dan Kun Hong membiarkan kudanya
memamah rumput, sedang dia menikmati keindahan disekitar tempat itu. Tetapi dalam kesunyian tempat itu tiba-tiba telinga Kun Hong yang tajam telah mendengar benturan senjata
disertai oleh suara bentakan-bentakan.
Kun Hong jadi heran entah siapa yang tengah melakukan pertempuran itu, Cepat-Cepat dia melarikan kudanya menuju kearah suara benturan senjata tajam itu dan ketika dia tiba disebuah tikungan dibalik sebungkah batu gunung yang cukup tinggi, disebuah tanah datar tampak beberapa sosok tubuh tengah berkelebat dengan gesit dan suara berkontrangan benda logam yang semakin keras. Kun Hong melompat turun dari kudanya dan memperhatikan dengan heran.
Terlebih lagi setelah dia memperoleh kenyataan seorang lelaki tua berjenggot panjang menutupi sampai keperutnya dan telah putih semuanya itu, tengah melompat kesana
kemari lincah luar biasa menghadapi serangan belasan orang bertubuh tinggi tegap. Dengan suara jenaka laki-laki tua itu telah berseru nyaring, "Maju ayoh maju. kalau sekarang kalian bermaksud melarikan diri itupun sudah tidak bisa akan kujamu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian seorangnya dengan secawan air kencing !" Jenaka sekali cara berkata-kata orang tua berjenggot panjang itu : Yang luar biasa adalah gerakannya yang selalu dapat
mengelakkan dengan mudah serangan dari lawannya. Tanpa mempergunakan senjatanya orang tua berjenggot itu
melompat kesana kemari dengan sekali-kali menyentil senjata lawan lawannya, sehingga senjata itu saling bentur sendirinya diantara lawan-lawannya. Suara berkontrangan berasal dari saling benturan senjata belasan orang lawan sikakek tua berjenggot panjang itu amat berisik sekali.
Kun Hong mengerutkan alisnya, dia berdiri heran bukan main melihat kepandaian sikakek yang begitu luar biasa.
Walaupun belasan orang lawan sikakek itu seperti dapat dipermainkan oleh kakek itu dengan mudah, kenyataannya kepandaian belasan orang itu bukan kepandaian yang rendah, Kun Hong melihatnya, mungkin jika dirinya menghadapi satu atau dua orang dari lawan kakek itu, dia tidak akan sanggup.
"Dengan kepandaian seperti ini kalian mau mengadu
kepandaian dengan merundingkannya di Hoa San benar-benar bukan urusan yang lucu ! Ayo aku Loo Boan Tong akan
memperlihatkan kepada kalian apa yang disebut ilmu kucing !
Dan membarengi dengan perkataannya itu, kakek tua itu dengan sikap yang luar biasa dengan sepasang tangan
diangkat sebatas bahunya dan mimik muka yang jenaka serta memperdengarkan suara "meoong", tahu-tahu kedua tangannya mencakar kesana kemari, dan yang lebih luar biasa beberapa orang lawannya telah terpental dan senjata mereka jatuh ketanah tanpa berdaya untuk bertahan, tubuh keempat orang yang terpental itu bergulingan ditanah dengan
mengeluarkan suara jeritan kaget bercampur kesakitan.
Kakek tua itu telah tertawa bergelak-gelak, sedangkan sisa lawan-lawannya mengawasinya dengan pancaran mata bengis mengandung kemurkaan bukan main.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Loo Boan Tong, tidak perlu kau terlalu sombongkan diri dengan kepandaianmu itu, karena kami belum tentu akan menyerah !" bentak salah seorang diantara lawannya yang memakai pakaian sebagai seorang petani, bahkan telah
melancarkan serangannya dengan mempergunakan garunya
yang akan menggaruk kepala Loo Boan Tong, kakek tua
berjenggot yang jenaka itu.
Dengan disertai tertawanya yang jenaka, Loo Boan Tong melejit kesamping, tahu-tahu tangan kanannya mencakar dan mencengkeram garu orang itu. "Takk !" patahlah garu itu menjadi tiga. Dan disaat orang itu belum lenyap kagetnya, tahu-tahu kakek tua berjenggot itu telah mengibaskan
tangannya, maka tanpa ampun lagi orang yang berpakaian seperti petani itu merasakan dadanya seperti, dihantam oleh tenaga yang ratusan kati, tanpa ampun lagi dia rubuh
terjengkang kebelakang. Untung saja orang itu memiliki kepandaian yang tinggi, sebab dia telah berhasil berdiri tetap lagi:
Kun Hong yang menyaksikan semua itu jadi berdiri
bengong, hatinya tergoncang. Dia mendengar disebutsebutnya "Loo Boan Tong" maka dia jadi teringat seseorang.
Bukankah orang tua berjenggot panjang iti Ciu Pek Thong.
Loo Boan Tong situa jenaka yang kini telah memperoleh kedudukan sebagai salah seorang jago diantara Ngo Ciat (lima jago luar biasa) "
Bukankah kini disamping Oey Yok Su yang duduk sebagai Tong Shia, It Teng Taisu sebagai Lam Ceng (pendeta Selatan) sebelum pertemuan terakhir It Teng Taisu duduk sebagai Lam Tee (Kaisar dari selatan) Yo Ko duduk sebagai See Kong menggantikan kedudukan See Tok Auwyang Hong " Kwee
Ceng sebagai Pak Hiap menggantikan Pak Kay Ang Cit Kong, dan Ciu Pek Thong sebagai Tiong Boan Tong. Tentu saja, dengan disejajarkan sebagai salah seorang dari kelima jago
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
luar biasa dljaman itu, bisa dimengerti kepandaian Loo Boan Tong bukan main hebatnya.!
Disamping itu, karena sikapnya yang usil dan nakal, Ciu Pek Thong seringkali menemui berbagai kesulitan. Memang
pertemuannya dengan Eng Kauw telah membawa perobahan
sedikit didiri Ciu Pek Thorg, namun jago tua ini tetap saja tidak bisa melenyapkan sifat ke kanak-kanakannya.
Hari itu, Ciu Pek Thong tengah melakukan perjalanan ke Hoa San untuk mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie, yang telah berjanji dengannya untuk bertemu disana guna menyembayangi kuburan Auwyang Hong dan Ang Cit Kong, Tetapi ditengah perjalanan justru dia menemui kejadian yang membuat hatinya jadi mendongkol bukan main, yang telah meng kilik-kilik hatinya, yang nakal. Disebuah kedai arak dikota Siang bun kwan secara kebetulan Ciu Pek Thong mendengar percakapan belasan orang-orang yang tengah
makan minum dengan suara yang berisik sekali.
Semula Ciu Pek Thong tidak mengacuhkan mereka, namun
akhirnya disaat diantara belasan orang itu telah menyebut-nyebut nama Sin Tiauw Taihiap Yo Ko dan Kwee Ceng Taihiap dengan suara yang lantang, maka Ciu Pek Thong jadi tertarik.
"Hemmm, dulu memang mereka bisa disebut sebagai jagojago tiada tara di jagat ini namun sekarang..." Yang sudah pasti gelombang dibelakang mendorong gelombang yang
didepan jelas bukan ". Maka kini dari angkatan muda telah muncul jago-jago yang memiliki kepandaian tidak dibawahnya Yo Ko dan Kwee Ceng.
Kita akan merundingkan ilmu silat di Hoa San, dan kelak kita akan perlihatkan hasil perundingan itu, siapa
sesungguhnya yang tinggi dan siapa yang rendah" kata salah seorang diantara belasan orang itu dengan suara yang
nyaring.

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kawan-Kawannya tertawa bahkan salah seorang di antara mereka telah menimpalinya "Benar! Tepat! Jika kita telah selesai mengadakan perundingan ilmu di Hoa San kita boleh menantang Yo Ko dan Kwee Ceng, atau kalau perlu Oey Yok Su dan It Teng Taisu biarlah mereka melihat siapa
sesungguhnya yang memiliki kepandaian tertinggi dijaman ini.
Kata-Kata itu diakhiri dengan seruan-seruan dan tetaawa gembira diantara belasan orang itu. Bahkan ada juga yang terkebur merendah-rendahkan Yo Ko dan orang gagah lainnya yang dipandang rendah inilah urusan yang luar biasa bagi Loo Boan Tong karena umumnya orang rimba persilatan telah mengetahui bahwa kepandaian Yo Ko, It Teng, Oey Loshia, Kwee Ceng dan para jago lainnya dalam golongan Ngo Ciat dan semuanya merasa takluk. Tetapi hari ini juga justru Ciu Pek Thong mendengar belasan orang tersebut seperti tidak memandang sebelah mata dan meremehkan jago-jago dari
golongan Ngo Ciat itu; bukankah suatu peristiwa yang luar biasa" Siapakah belasan orang yang tidak mengetahui
tingginya langit dan dalamnya bumi itu" Dan yang terutama sekali membuat tangan Ciu Pek Thong jadi gatal justru namanya tidak di sebut-sebut Bukankah kini dia merupakan salah satu dari Ngo Ciat " Bukankah dia sebagai Tiong Boan Tong"
Disaat itulah Ciu Pek Thong telah mengambil keputusan untuk mempermainkan belasan orang tersebut. Dengan
tenang Ciu Pek Thong telah melanjutkan meneguk araknya perlahan-lahan Dihitung-hitungnya dia menjanjikan Yo Ko dan Siauw Liong Lie untuk bertemu di Hoa San di harian Cit Gwe Ce-Sah ( tanggal tiga bulan tujuh ) dan hari itu baru Lak-Gwe Cap-Go ( Tanggal Lima belas bulan enam ) maka dia masih memiliki waktu delapan belas hari. Sedangkan dari kota Siang-bun kwan untuk mencapai Hoa San hanya
memerlukan sebelas atau dua belas hari, maka berarti Ciu Pek Thong masih memiliki waktu luang lima enam
hari. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia bermaksud untuk main-main dulu, untuk
mempermainkan belasan orang yang seperti ingin
menaklukan langit itu, karena Ciu Pek Thong penasaran sekali mendengar percakapan mereka itu, ingin sekali ia melihatnya sesungguhnya berapa tinggi kepandaian yang dimiliki belasan orang-orang tersebut yang berani
menyatakan bahwa Yo Ko dan jago-jago golongan Ngo
Ciat berada dibawah mereka ".
Belasan orang itu masih terus makan dan minum
dengan gembira, suara mereka berisik sekali.
Semakin mendengar percakapan mereka hati Ciu Pek
Thong semakin di kilik-kilik. karena selama itu tetap juga dia tidak pernah mendengar namanya disebut walapun
hanya satu kali. Hal itu membuat Ciu Pek Thong Sangat penasaran sekali dan dia menduga mungkin belasan orang itu menganggap Ciu Pek Thong adalah manusia yang tidak layak dibicarakan karena kepandaiannya yang rendah.
Karena penasaran, akhirnya muncul sifat jailnya.
Diambilnya tahang arak, yang sebesar tiga kepalan tangan, lalu dibawa kekolong meja. Perlahan-lahan dia menuangkan arak kedalam guci itu keatas lantai; sehingga guci arak itu kering. Dibuka tali celananya dan Ciu Pek Thong kencing kedalam guci itu, setelah guci itu penuh oleh air kencingnya dia mengikat kembali tali celananya, dengan tenang Ciu Pek Thong bangkit dari duduknya menghampiri meja belasan
orang itu. "Sahabat-Sahabat aku, si tua Sejak muda gemar sekali ilmu silat. walaupun tidak pernah mempelajarinya, namun senang untuk mendengarinya.
Tadi lohu (aku si tua) mendengar para enghiong dan hohan (orang gagah) membicarakan masalah kalangan Kangouw,
betapa kagumnya aku situa, sebab tentunya Enghiong dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hohan merupakan jago-jago luar biasa... sebab Yo ko, Kwee Ceng atau yang lainnya tidak ada dimata kalian. Ingin sekali aku memberi hormat dengan masing-masing secawan arak."
Tentu saja belasan orang itu girang mendengar pujian Ciu Pek Thong, mereka meng angguk-angguk dengan sombong.
"Siapa namamu, tua bangka ?" tegur salah seorang diantara belasan orang itu dengan suara yang sombong sekali, karena dia menduga Ciu Pek Thong sebagai kakek-kakek tua yang gila basa untuk urusan ilmu silat, dan tadi orang tua itu telah memanggil mereka dengan sebutan enghiong dan
hohan, orang-orang gagah, tentu saja mereka semakin
sombong dan karena kesombongan mereka itu telah melewati takaran, tidak mengherankan jika salah seorang diantaranya mereka sampai ada yang menyebut Ciu Pek Thong dengan
sebutan ,tua bangka' Waktu pertama kali mendengar panggilan "tua bangka"
seperti itu, Ciu Pek Thong tertegun, hatinya mendongkol bukan main tetapi kakek tua ini bukan Loo Boan Tong jika dia tidak jenaka cepat-cepat dia nyengir sambil manggut-manggut kan kepalanya.
"Namaku buruk sekali, seperti yang tadi enghiong
sebutkan, yaitu Lauw La ( tua bangka ) kata Ciu Pek Thong.
Keruan saja belasan orang itu jadi tertawa geli. Dengan mendongkol Ciu Pek Thong berpikir, "Lihat saja nanti setelah kalian minum arak istimewaku !"
Dengan cepat Ciu Pek Thong mempersiapkan cangkircangkir itu. Begitu ,,arak istimewa" Ciu Pek Thong mengisi penuh cawan-cawan tersebut, seketika itu juga harum semerbak yang "halus" menerjang disekitar tempat tersebut. Tetapi karena belasan orang itu, tepatnya keempat belas orang itu, tengah bergirang oleh pujian situa yang nakal ini, mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak memperlihatkan ..harum semerBak" dari arak
istimewanya Ciu Pek Thong.
"Silahkan, silahkan" kata Ciu Pek Thong cepat, "Untuk kegagahan kalian enghiong dan hohan...!"
Dengan serentak keempat belas orang itu telah
mengangkat cawan mereka masing-masing, sekali gus
meneguk isinya. Tetapi begitu arak istimewa itu berpindah keperut, keempat belas orang "gagah" itu jadi berobah, mata mereka mendelik, dan "Uahh !" semuanya berusaha
memuntahkan kembali apa yang telah mereka minum tadi.
Ciu Pek Thong tidak tanggung-tanggung mempermainkan
keempat belas orang tersebut, dia tidak tertawa, bahkan memperlihatkan sikap terkejut.
"Ihh, ada yang tidak beres?" tanyanya memperlihatkan sikap terheran-heran.
"Arak......... arak apa yang kau berikan kepada kami ?"
tegur, dua orang diantara keempat belas orang itu yang telah berhasil memuntahkan sebagian arak istimewa yang telah mereka minum"
"Arak apa " Tentu saja arak istimewa, arak nomor satu didunia' menyahuti Ciu PekA Thong.
"Tetapi mengapa arak ini berbau demikian macam ?" tanya orang itu sambil mengerutkan alisnya dan melirik kearah beberapa orang kawannya yang tengah muntah-muntah.
"Bau apa Taihiap ?" tanya Ciu Pek Thong. "Se........seperti bau ......." tetapi orang itu ragu-ragu untuk menyebutkannya.
Seorang kawannya yang baru saja muntah telah berteriak gusar ; "Seperti bau air kencing?"
Seketika itu juga Ciu Pek Thong tidak bisa menahan
tertawanya lagi, meledaklah tertawa situa yang nakal ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar ! Benar ! Aku sudah tua dan pikun ! Memang aku salah mengambil guci, ternyata guci ini terisi air kencingku.
Maaf, aku tua ternyata telah salah memberikan hormat......"
Keruan saja muka keempat belas orang itu jadi berobah merah padam karena murka. Dengan bengis dua orang itu diantara mereka telah menerjang kedepan Ciu Pek Thong dengan maksud mencengkeram dan menghajar situa.
Tetapi Ciu Pek Thong tetap tertawa dan berdiri
ditempatnya disaat kedua orang itu telah menyambar dekat, dengan gerakan seenaknya tangannya telah digerakkan dan tidak ampun lagi kedua orang itu terpental dan bergulingan ambruk dilantai.
Kedua belas kawan-kawannya jadi terkejut, tetapi
kemudian mereka tersadar dengan murka dengan cepat
beberapa orang diantara mereka telah mencabut senjata mereka, ada yang mencekal golok dan pedang, dengan bengis menabas dan membacok Ciu Pek Thong.
Tetapi situa nakal yang memang sengaja hendak
mempermainkan keempat belas orang tersebut, tidak ingin menimbulkan kegaduhan didalam rumah makan tersebut,
sambil tetap tertawa geli ter pingkal-pingkal, Ciu Pek Thong telah menjejakan kakinya kelantai, tubuhnya bagaikan seekor burung telah melompat keluar. Hal ini di lakukan oleh Ciu Pek Thong disebabkan dua soal. Persoalan pertama untuk
mencegah kerugian pihak rumah makan jika terjadi kerusakan rumah makan itu oleh pertempuran, kedua memang Ciu Pek Thong ingin memancing belasan orang itu kesuatu tempat yang sepi, untuk menghajar mereka sepuas hati.
Kejar....jangan biarkan dia lolos!" berseru belasan orang itu dengan murka dan mereka telah melompat mengejar
secepatnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciu Pek Thong sengaja tidak berlari cepat dia sengaja agar keempat belas orang itu tetap dapat mengikutinya dan tidak kehilangan jejak.
"Hemmm, dengan memiliki kepandaian cakar kucing
seperti itu ingin menjagoi?" menggumam sikakek sambil berlari seenaknya. ,Sungguh tidak tahu tingginya langit dan dalamnya bumi..... !"
Walaupun Ciu Pek Thong berlari seenaknya tetapi keempat belas orang yang telah dipermainkannya itu tetap saja tidak berhasil mengejar mendekatinya.
Tentu saja keempat belas orang itu jadi penasaran bukan main, dengan mengeluarkan seruan-seruan bengis mereka berusaha untuk mengejar! lebih dekat lagi.
Dalam sekejap mata saja mereka telah berlari belasan lie, tetapi Ciu Pek Thong tetap tidak menghentikan larinya.
"Tua bangka, jika kau tidak mau berhenti juga, kami jangan dipersalahkan menurunkan tangan terlalu kejam.,.!" teriak beberapa orang di antara pengejarnya itu.
Ciu Pek Thong hanya memperdengarkan suara tertawa
mengejek sambil berlari terus kemudian disusul oleh kata-katanya. ,,aku Lauw Lo memang sudah hampir mampus jika memang kalian ingin membuat Lauw Lo ini pergi ke Giam Lo Ong silahkan, silahkan"
Tentu saja keempat belas orang itu semakin penasaran
saja, karena walaupun bagaimana mereka merasakan
diri mereka sebagai jago-jago yang memiliki Kepandaian tinggi, dimana mereka merupakan murid-murid pandai
dari beberapa pintu perguruan yang memiliki nama
terkenal dalam kalangan Kangouw. Tetapi kini dengan
demikian mudah mereka telah dipermainkan oleh
seorang tua bangkotan seperti itu, bahkan merekapun
telah terlanjur meneguk "arak istimewa" air kencingnya Ciu Pek Thong. Malu yang diderita oleh mereka tentu saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak akan terhapus jika tidak oleh kematian si tua yang nakal itu, Mati-Matian mereka tetap mengejarnya dan
berusaha menangkap Ciu Pek Thong.
Disebuah tanah datar itulah Ciu Pek Thong baru
menghentikan larinya dan melabrak serta
mempermainkan belasan orang tersebut. Dengan mudah
Ciu Pek Thong telah menghajar pulang pergi keempat
belas orang itu, yang tidak berdaya sesuatu apapun juga untuk melakukan serangan membalas.
Waktu Ciu Pek Thorg me nyebut-nyebut Loo Boan Tong.
muka keempat belas orang itu berubah, Kun Hong melihat tampaknya lawan-lawan Ciu Pek Thong terkejut bukan main, bahkan mereka telah melompat mundur dan mengawasi Ciu Pek Thong dengan mata terpentang lebar-lebar.
"Kau...kau Loo Boan Tong, Ciu Pek Thong" tanya beberapa orang diantara mereka dengan suara yang agak gugup. Ciu Pek Thong tertawa nakal.
"Benar, justru akupun situa bangka memang ingin pergi ke Hoa San untuk menemui sahabatku, Yo Ko dan isterinya, Kami telah berjanji untuk bertemu disana dan kebetulan sekali kalian memang ingin berkumpul di Hoa San untuk
merundingkan ilmu silat, mari, mari kita melakukan perjalanan ber sama-sama aku agar tidak akan kesepian lagi.
Muka keempat belas orang itu jadi berubah pucat mereka telah mundur beberapa langkah dan salah seorang diantara mereka yang berpakaian sebagai petani, telah menjura
memberi hormat. "Ciu Locianpwe, kami benar-benar tidak memiliki
pengetahuan dan walaupun memiliki mata namun kami
buta tidak bisa melihat tingginya gunung Thian San. Biarlah hari ini kami telah menerima petunjuk locianpwe, kelak kami akan meminta lagi petunjuk-petunjuk locianpwe...!" dan setelah berkata begitu, dia telah memberi isyarat kepada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kawan-kawannya, tanpa menantikan jawaban Loo Boan Tong mereka telah memutar tubuh dan berlari meninggalkan
tempat tersebut. Loo Boan Tong tertawa bergelak karena puas dan
gembira telah mempermainkan keempat belas orang yang
besar mulut itu. Tetapi disaat Kun Hong bermaksud untuk menghampiri dan belajar kenal dengan jago tua yang luar biasa itu, tiba-tiba ditengah udara terdengar suara berkesiuran yang keras dicampur oleh dengung yang cukup menyakitkan anak telinga, sebatang anak panah tampak melayang ke tengah udara
tinggi sekali, lalu disusul dikejauhan tampak seorang penunggang kuda yang tengah melarikan kuda
tunggangannya itu dengan cepat.
Ciu Pek Thong yang melihat itu, jadi mengerutkan alisnya, dia men duga-duga entah siapa penunggang kuda yang
tengah menghampirinya itu. Dilihat dan cara orang itu melepaskan anak panahnya ketengah udara dengan kekuatan lempar yang demikian kuat tentunya penunggang kuda itu bukan orang sembarangan.
Dengan cepat penunggang kuda itu telah tiba dihadapan Ciu Pek Thong, kudanya berhenti ketika tali lesnya digentak keras.
Kun Hong terkejut ketika melihat betapa penunggang kuda itu berpakaian agak luar biasa. Begitu juga halnya dengan Ciu Pek Thong, karena penunggang kuda itu berpakaian sebagai seorang pendeta, dan jubahnya yang lebar itu memperlihatkan dia adalah seorang pendeta Mongolia
Inilah yang luar biasa. Sejak kekalahan pasukan perang tentara Mongolia yang terpukul mundur dari kota Siangyang sudah memaksa Kublai menarik pasukannya mundur pulang kenegerinya, tidak pernah ada orang Mongolia yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkeliaran diudara Tionggoan. Mungkin pendeta inilah, yang pertama berani menginjakkan kakinya didaratan Tionggoan.
Pakaiannya sudah luar biasa, muka pendeta Mongolia itu lebih luar biasa lagi. Sepasang alisnya hitam tebal, raut wajahnya persegi empat, matanya yang besar tampak bersinar tajam dan agak licik, hidungnya mancung dan bibirnya tipis.
Pendeta ini memelihara jenggot tipis didagunya dan lengannya berbulu. Waktu kudanya itu berdiri dihadapan Ciu Pek Thong, justru pendeta Mongolia itu telah melompat turun dengan gerakan yang ringan dan GESIT.
Melihat cara pendeta itu melompat turun Ciu Pek Thong jadi terkejut, karena dia melihat waktu sepasang kaki pendeta Mongolia itu menyentuh tanah, sedikitpun tidak menimbulkan suara; Tentu saja hal itu telah membuktikan bahwa ilmu meringankan tubuh dari pendeta tersebut sempurna sekali.
Dan yang membuat Ciu Pek Thong memandang tertegun
justru pendeta asing tersebut mengingatkan Ciu Pek Thong ke pada Kim Lun Hoat-ong, pendeta Mongolia yang telah
menemui kematian didasar jurang.
Dengan jubah yang besar longgar dan cupu diatas
kepalanya yang gundul, benar-benar merupakan kesan yang kuat untuk mengingat Kim Lun Hoat ong.
"Eh monyet", bentak pendeta asing itu dengan suara yang garang waktu melihat Ciu Pek Thong hanya tertegun
menatapnya. "Hudya ingin bertanya sesuatu kepadamu".
Ciu Pek Thong seperti baru tersadar dari bengongnya, dia jadi tertawa sendiri mengingat bahwa dia bisa kesima karena teringat kepada Kim Lun Hoat-ong, Tetapi mendengar dirinya dipanggil dengan sebutan "monyet" darahnya jadi meluap.
"Boleh, boleh" menyahuti Ciu Pek Thong cepat, "Urusan apakah yang ingin ditanyakan oleh Hud ong (Budha hidup)?".
"Tiga tahun yang lalu telah terjadi pertempuran antara pasukan Song dengan tentara perang Mongolia yang besar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam pertempuran itu ikut serta adik seperguruan Hudya, yang ber gelar Kim Lun Hoat-ong, yang sampai kini belum kembali ke utara, Apakah kau pernah dengar mengenai adik seperguruan Hudya itu".
Melihat pendeta itu memiliki kepandaian tinggi dan
Mestika Burung Hong Kemala 1 Hikmah Pedang Hijau Karya Gu Long Misteri Elang Hitam 2

Cari Blog Ini