Ceritasilat Novel Online

Irama Seruling Menggemparkan 10

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 10


Berbicara sampai di situ, tiba2 mendengar suara bentakan perlahan yang keluar dari mulut dua jago Ceng Sia Pay,
"Apa?" Ke-dua2nya lompat melesat keluar dan sebentar
kemudian sudah menghilang.
Koan Sam Seng berkata dengan suara perlahan, "Terima
kasih atas petunjuk Taysu."
"Mala mini mungkin akan terjadi hal2 di luar dugaan kita,"
berkata Tiat Bok Taysu sambil tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu di atas genting terdengar suara bentakan keras, kemudian disusul oleh suara siulan panjang yang menggema beberapa lama di malam yang sunyi itu.
Semua orang dalam ruangan itu berdiri sambil menahan
napas, mereka tidak bertindak apa2 oleh suara bentakan di luar rumah itu.
Karena nama besar kedua jago dari Ceng Sia Pay itu, sudah lama kesohor di kalangan Kang-ouw, dan semua orang yang berada di situ, semuanya adalah orang2 Kang-ouw angkatan lama, meskipun jumlahnya orang yang kenal dengan kedua tokoh itu tidak banyak, tetapi nama mereka sudah lama didengar, dengan kepandaian dua orang itu, sekalipun
menjumpai musuh tangguh, juga tidak sampai mendapat
bahaya, maka tiada seorangpun yang pergi ke luar.
Gadis berbaju putih itu agaknya juga hendak menantikan terjadinya perobahan, perhatiannya dipusatkan ke kejadian di luar ruangan itu.
Setelah semua suara di luar sirap, suara tambur dan
genderang misterius itu, juga berhenti secara mendadak, sehingga pada saat itu suasana menjadi sunyi, tidak terdengar suara apa-apa.
Keadaan sunyi itu berlangsung cukup lama, sehingga
semua orang dalam ruangan itu mulai tidak sabar lagi, Touw Thian Gouw satu-satunya orang yang rupanya mengenali
suara siulan panjang itu tadi, suara itu adalah suara Wan Hauw, oleh karena ia kawatirkan keselamatan pemuda itu, maka ia segera mengusulkan, "Mari kita keluar melihat!"
Tanpa menunggu jawaban yang lainnya ia sudah berjalan ke luar lebih dulu dengan tindakan lebar.
Tiat Bok Taysu juga merasa khawatir akan keselamatan
dua jago pedang dari Ceng Sia Pay, ia berkata kepada Ki Bok Taysu dengan perlahan, "Sutee coba keluar sebentar, apabila Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjumpai kejadian aneh, jangan bertindak sendiri harap sutee segera panggil suhengmu ini."
Ki Bok Taysu menganggukkan kepala, kemudian berjalan
keluar. Pada saat itu, Touw Thian Gouw sudah berada di pintu
ruangan, hampir serentak keduanya meninggalkan ruangan tersebut.
Di luar keadaan sunyi senyap, tiada tampak bayangan
seorangpun juga. "Taysu tolong selidiki keadaan dalam pekarangan itu, aku hendak mengadakan pemeriksaan di atas genteng." berkata Touw Thian Gouw deagan suara perlahan.
"Touw sicu silahkan," menjawab Ki Bok Taysu, yang segera lompat melesat ke dalam pekarangan.
Setelah Ki Bok Taysu berlalu, Touw Thian Gouw juga
melompat naik ke atas genteng.
Ia memasang mata mengawasi keadaan di sekitarnya,
tetapi tidak menemukan bayangan Wan Hauw dan dua jago pedang dari Ceng Sia Pay, hingga diam2 merasa terkejut.
Pikirnya, "Dengan kepandaian tiga orang itu, tidak perduli menjumpai musuh yang bagaimana tangguh, setidak2nya juga masih sanggup bertahan sampai sepuluh jurus, mengapa
terdengar suara bentakan dan siulan, tetapi tidak keliltatan bayangannya" Andai kata terpancing oleh akal musuh, Wan Hauw yang masih belum mempunyai pengalaman mungkin
terjadi, akan tetapi dua jago pedang Ceng Sia Pay yang sudah berpengalaman, mana mungkin dapat dipancing?"
Semakin dipikir, otaknya semakin buntu, ia semakin
merasakan bahwa semua kejadian itu sesungguhnya bukan soal biasa, sehingga diam2 merasa bergidik".
Tiba-tiba di sudut timur utara tertampak berkelebatnya sinar terang, tetapi sebentar sudah lenyap lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw agaknya menampak di mana adanya
sinar terang tadi, adalah dua sosok bayangan orang
berkelebat, tetapi karena dilihatnya hanya sepintas lalu saja ia tidak berani menentukan kepastiannya.
Ia ingin memanggil, tetapi ia khawatir kesalahan, setelah berpikir sejenak ia lompat melesat ke arah sinar terang tadi.
Setelah melalui beberapa genteng rumah, ia tiba di suatu tempat di bawah loteng yang menjulang tinggi.
Tempat itu merupakan taman bunga keluarga Pan, meski
hanya di bawah penerangan bintang di langit, tetapi semua tanaman dan bunga2 di taman itu dapat dilihat dengan nyata, dan loteng tinggi itu tadi, justru dibangun di-tengah2 taman bunga itu.
Menurut perhitungannya, tempat di mana ada berkelebat sinar terang tadi, tentunya tidak jauh dari tempat itu tetapi setelah ia tiba di tempat tersebut, kecuali angin malam yang meniup tanaman dalam taman itu, tidak terdengar suara apa-apa lagi.
Selagi Touw Thian Gouw masih memikirkan kejadian itu, tiba2 mendengar suara benda meluncur, dari atas loteng itu meluncur kain sutera putih sepanjang beberapa tombak.
Touw Thian Gouw terperanjat, ketika ia mengawasi kain putih itu, ternyata terdapat tulisan yang berbunyi, "Silahkan tuan naik ke atas loteng untuk beromong-omong."
Touw Thian Gouw pikirannya bekerja keras sambil
mengawasi kain putih itu, ia tidak tahu bagaimana harus bertindak, dia ingin balik ke ruangan untuk memberitahukan kejadian itu kepada yang lain, tetapi ia juga ingin pergi melihat dahulu ke atas loteng itu.
Lama ia berpikir, barulah mengambil keputusan ke atas loteng lebih dahulu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagai seorang Kang-ouw ulung yang sudah banyak
pengalaman, ia tidak mau segera memasuki loteng merah itu, lebih dulu ia berada di atas gentingnya untuk memperhatikan keadaan di dalam.
Pada saat itu, dari dalam loteng itu terdengar suara orang tertawa dingin, kemudian disusul dengan kata-kata, "Sudah berani datang seorang diri ke tempat ini, mengapa tidak mau masuk ber-omong2.
Ucapan itu agaknya sangat merendah, tetapi nada
suaranya amat dingin dan tajam, sehingga orang tidak dapat membedakan suara itu suara orang laki2 ataukah suara orang perempuan.
"Aku selamnya tidak kena dipancing oleh akal bulus, kalau kau hendak menipu aku, itu adalah suatu impian belaka,"
rnenjawab Touw Thian Gouw.
"Kalau kau merasa takut, sebaiknya lekas pulang lagi,"
berkata suara dari dalam loteng.
"Tidak sedemikian mudah, karena aku sudah datang
kemari, biar bagaimana aku ingin tahu sedikit apa-apa baru kembali"."
Kain putih itu tadi tiba2 ditarik lagi dengan cepat, dalam waktu sekejap saja sudah tidak kelihatan lagi. Kemudian terdengar suara orang turun dari tangga, orang yang berada dalam loteng itu agaknya sudah turun ke bawah.
Touw Thian Gouw lalu berkata dengan suara perlahan,
"Apabila kalian tidak bermaksud memancing aku, harap
pasang pelita." Sementara itu, suara tindakan kaki tadi kedengarannya makin jauh, per-lahan2 tidak terdengar lagi.
Touw Thian Gouw berkata pula, "Hem! Muslihat semacam
ini bagaimana dapat mengelabui mataku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat ia membuka satu genteng di atas loteng itu, kemudian melompat ke dalam ruangan loteng.
Di luar dugaan ketika genteng itu melayang turun, ternyata tidak terdengar suara apa2 se-olah2 masuk ke dalam air laut.
Touw Thian Gouw berkata sambil tertawa ter-bahak2,
"Bagus! Kalau kau tidak menyambut genteng yang
kulemparkan tadi, sebentar mungkin aku akan turun untuk melihatnya, tetapi perbuatanmu yang menyambut gentengku itu tadi, bukankah suatu jawaban bahwa kau masih sembunyi di dalam loteng?"
Ia pikir sebetulnya perkataannya itu pasti dapat memancing orang dalam loteng itu menjawab dirinya, tetapi tiada jawaban sama sekali.
Touw Thian Gouw kembali mengambil sebuah genteng,
disambitkan ke dalam loteng, ternyata tidak terdengar reaksi apa2, ia mengambil lagi tiga buah dan dismbitkan dengan serentak.
Menurut tafsirannya, betapapun tinggi kepandaiannya
orang dalam loteng itu, tetapi dalam keadaan gelap gulita, mungkin tidak mudah menyambut tiga buah genteng secara serentak.
Di luar dugaan, tiga buah genteng itu tidak menimbulkan suata apa2.
Keadaan itu benar2 mengherankan Touw Thian Gouw,
seyogyanya ia hendak segera turun setelah genteng itu menimbulkan suara, tetapi sekarang ia mulai timbang lagi".
Dengan tenang ia memikirkan kejadian itu, tiba2 ia merasa bahwa keadaan itu sangat seram, seandainya ada bahaya apa2 atas dirinya, orang2 dalam rangan pasti tidak
mengetahuinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena berpikiran demikian, ia segara mengerahkan
seluruh kekuatan tenag dalamnya, ia telah siap untuk
mengeluarkan siulan panjang untuk minta bantuan.
Selagi hendak mengeluarkan suara, belakang punggungnya tiba2 merasa seperti ditepuk orang, telinganya mendengar suara yang amat dingin, "Jangan bersuara, apabila kau mengadakan perlawanan aku segera memutuskan pembuluh
jalan darahmu." Belum sempat Touw Thian Gouw menjawab, pergelangan
tangan kanannya sudah berada dalam genggaman orang.
Sebentar kemudian separuh badannya merasa kesemutan
tenaganya lenyap seketika.
Tatkala ia berpaling, matanya dapat melihat seorang aneh dengan wajahnya yang tidak menunjukkan sedikit perasaan, berdiri di sampingnya.
Orang itu berpakaian berwarna hijau,meskipun
pancaindranya tidak menunjukkan cacat, tetapi seraut
wajahnya seperti orang yang sudah mati beberapa bulan, kulit, di wajah itu, bagaikan bangkai manusia yang sudah dingin, baru melihat sepintas lalu saja, perasaan takut sudah timbul dalam hati siapa yang menyaksikannya.
Tetapi biar bagaimana Touw Thian Gouw adalah yang
sudah lama berkecimpung di dalam dunia Kang-ouw, dalam keadaan bagaimanapun juga ia masih bias berlaku tenang, ia segera dapat menduga bahwa orang itu memakai kedok kulit manusia, maka lantas berkata sambil ketawa dingin, "Kau siapa mengapa tidak berani menunjukkan wajah aslimu"
Dengan memakai kedok kulit manusia apakah kau kira dapat menggertak aku?"
Orang itu tidak menjawab, diam2 menambah kekuatannya
sehingga sekujur badan Touw Thian Gouw gemetar, darahnya dirasakan seperti bergolak, perasaan itu menimbulkan
penderitaan hebat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berbaju hijau itu baru membuka suara, ia berkata dengan nada suara yang dingin.
"Apabila kau tidak ingin menanggung siksaan lebih lama, ikut aku dan jangan banyak bicara."
Touw Thian Gouw mengerti tiada gunanya ia lawan, karena dengan demikian berarti suatu bahaya bagi jiwanya sendiri, maka terpaksa iamenurut kehendak orang itu.
Orang berbaju hijau itu membawanya ke tepi genteng
rumah, tiba-tiba menotok dua bagian jalan darahnya,
kemudian menendang tubuh touw Thian Gouw, setelah itu ia sendiri juga lompat turun.
Meskipun ia belakangan lompat turun tetapi tiba di tanah lebih dulu sedangkan tubuhnya Touw Thian Gouw masih
berada di tengah udara. Orang berbaju hijau itu dengan tenang menyambut tubuh Touw Thian Gouw.
Pada saat itu dari gerombolan pohon di dalam taman,
segera muncul dua orang berpakaian hitam yang masing2
membawa pedang di atas punggungnya, setelah berada di hadapan orang berbaju hijau itu satu di antaranya tiba2
menghunus pedangnya siap menantikan perintah orang
berbaju hijau. Orang berbaju hijau itu setelah berpikir sejenak, lalu berkata, "Jangan bunuh, bebaskan ia pulang."
Setelah mengeluarkan perintahnya, orang itu lompat
melesat dan sebentar kemudian sudah menghilang, sebelum berlalu, ia membuka totokan jalan darah Touw Thian Gouw sehingga Touw Thian Gouw sadar kembali, tetapi ketika ia membuka matanya, orang berbaju hijau itu sudah tidak
tampak lagi, sedang dua orang berbaju hitam itu berdiri di sampingnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satu di antaranya menunjukkan ujung pedangnya di depan dadanya, yang lain mengeluarkan sebungkus obat dan berkata dengan suara perlahan.
"Lekas buka mulutmu, makan obat ini, kau nanti boleh
pulang." Toue Thian Gouw dalam hati berpikir, "Obat ini mungkin sama dengan obat yang dimakan oleh Siang-koan Kie, setelah makan orang akan lupa akan dirinya sendiri dan mandah menjadi budak untuk selama-lamanya."
Ia ingin melawan, tetapi ketika dengan dia mengerahkan tenaganya, segera dapat merasakan bahwa bagian jalan darah dari kedua lengan tangannya sudah tertotok oleh orang berbaju hijau tadi, sehingga tidak dapat digunakan.
Sebagai orang yang sudah berpengalaman, dalam keadaan seperti itu ia tidak mau mengorbankan jiwa dengan cuma2, maka ia tidak ingin melawan dan segera membuka mulutnya.
Orang berbaju hitam yang membawa obat itu lalu berkata sambil tersenyum, "Kau ternyata sangat menurut, setelah kau makan obat ini, ada harapan bekerja sama sama dengan kita."
Orang berbaju hitam yang memberikan pedang itu tiba2
meletakkan pedangnya dan berkata, "Saudara, orang ini tidak melawan, maka kau berikan obatnya agar ringan sedikit, agar isi perutnya tidak mendapat luka, di kemudian hari apabila kita bekerja sama2, satu sama lain masih perlu saling membantu."
Orang yang membawa obat itu mengurangi dua butir obat yang diberikan kepada Touw Thian Gouw, kemudian berkata dengan suara perlahan, "Apabila kau makan semuanya,
sedikitnya dalam tiga hari tiga malam kau tidak sadar, dan tidak akan minum, aku kurangi dua butir, barangkali kau t idak akan mabuk."
Touw Thian Gouw sangat heran, bagaimana mereka bisa
tahu di kemudian hari akan tinggal bersama dengannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berbaju hitam yangi membawa pedang itu, agaknya dapat menyaksikan sikap Touw Thian Gouw yang merasa terheran2 itu, lalu berkata sambil tertawa, "Kita semua adalah dua di antara duabelas orang pengawal Ceng-cu, kemarin satu di antara kita sudah binasa, hari ini Ceng-cu tidak ingin membunuhnya, nampaknya ia sudah memilih kau untuk
menggantikan kedudukan kawan kita yang kemarin mati itu."
Tauw Thian Gouw terperanjat, tetapi sikapnya
menunjukkan tenang2 saja, ia bahkan berkata sambil tertawa,
"Ceng-cu hanya baru pertama kali ini berjumpa denganku, mengapa demikian percaya kepada diriku dan memihakku
sebagai pengawalnya" Apakah tidak takut aku timbul pikiran jahat?"
Dua orang berbaju hitam itu pada tertawa lalu berkata,
"Tentang ini kau jangan khawatir! Makanlah obat itu, nanti kita bicara lagi."
Meskipun Touw Thian Gouw tahu bahwa kucinya berada di obat itu tetapi ia toh tidak boleh tidak makan.
Setelah obat itu berada di dalam mulutnya, ia segera tutup rapat mulutnya dan meletakkan butiran obat itu di bawah lidahnya.
Sebagai orang yang sudah banyak pengalaman, ia pandai berlaku pura2 sudah menelanya, sikapnya itu agaknya sangat menderita, dua orang berbaju hitam itu terus mengawasi wajahnya, agaknya hendak melihat reaksinya setelah maka obat pel itu.
-odwo- Bab 28 TOUW THIAN GOUW mencuri lihat sikap dua orang itu,
namun hatinya merasa cemas, pikirnya, "Setelah makan obat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini pasti timbul reaksi, apabila aku berlaku salah, barangkali dapat diketahui oleh mereka."
Selagi berada dalam kesulitan, satu di antara mereka
berdua berkata, "Saudara, kau lihat orang ini setelah makan obat, masih sanggup bertahan begitu tidak pingsan."
Satunya lagi menjawab, "Ia sedang mengerahkan kekuatan tenaga dalam untuk melawan, karena dosisnya aku kurangi, bekerja obat barang kali agak lambat."
Orang yang bicara lebih dulu itu tadi berkata dengan suara perlahan, "Saudara, kau diam2 mengurangi dosis obat yang harus ia makan, perbuatanmu itu apabila diketahui oleh Cengcu, apa jadinya nanti?"
Orang itu menghela napas perlahan dan berkata, "Lihat saja! Apabila sebentar lagi masih tidak ada perobahan apa2, terpaksa berikan sebungkus lagi kepadanya."
Touw Thian Gouw terkejut, pikirnya, "Apabila ia suruh aku makan obat lagi, dan dapat lihat dalam mulutku belum
kutelan, mereka pasti akan memaksa aku menelan atau
menggunakan kesempatan selagi aku masih belum
mempunyai kekuatan untuk melawan, membinasakan diriku.
Tiba2 ia ingat dirinya orang berbaju hijau itu, wajahnya yang tidak mempunyai perasaan dan kepandaiannya yang luar biasa, memberi kesan sangat dalam, kesan itu tidak akan dihapuskan untuk se-lama2nya, apabila orang berbaju hijau itu datang lagi, pasti segera dapat lihat bahwa ia ber-pura2, maka harus bertindak sebelum orang itu datang lagi"."
Orang pertama bicara itu agaknya sudah tidak sabar lagi, ia mendesak kawannya supaya memberikan satu bungkusan
lagi. Touw Thian Gouw sangat gelisah, sehingga dahinya penuh keringat dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang itu yang menyaksikan keadaan demikian lalu
berkata sambil tertawa, "Sudah, dahinya sudah penuh
keringat." Satunya lagi berkata, "Karena dosisnya agak sedikit, waktu pingsannya barangkali tidak lama, mari kita pindahkan dulu ke gerombolan pohon itu!"
Touw Thian Gouw segera dapat pikiran, ia pura2 pingsan dan rubuh di tanah.
Dua orang berpakaian hitam itu saling berpandangan
sambil tertawa, kemudian pondong tubuh Touw Thian Gouw ke dalam gerombolan pohon.
Touw Thian Gouw menggunakan kesempatan sewaktu
menjatuhkan diri tadi, dengan cepat mengeluarkan obat dalam mulutnya, lalu disimpan dalam sakunya, setelah itu diam2
memperhatikan bagaimana sikap dua orang itu terhadap
dirinya. Kedua orang berpakaian hitam itu setelah meletakkan
tubuh di bawah pohon, satu di antaranya lalu berkata, "Kita tunggu saja sebentar, ia makan obat tidak banyak, kekuatan tenaga dalamnya juga cukup sempurna barangkali lekas
sadar." "Kepandaian orang ini barangkali tidak di bawah kita,"
berkata satunya lagi. Pembicaraan dua orang itu semua masuk ke telinga Touw Thian Gouw, dalam hatinya berpikir, "Dalam ruangan tamu itu sekarang entah apa yang terjadi" Mereka berkata aku bisa sadar dengan cepat, sebisanya aku bertindak seperti apa yang mereka kata, mungkin masih bisa menyaksikan apa yang telah terjadi dalam ruangan itu."
Ia menunggu sebentar lagi, kemudian membuka matanya
per-lahan2 dan bangun duduk di tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang berpakaian hitam itu nampaknya terkejut,
matanya memandang wajah Touw Thian Gouw.
Touw Thian Gouw diam2 merasa khawatir akan
menimbulkan kecurigaan mereka, maka buru2 menunjukkan sikap seperti orang bingung, dengan ter-heran2 mengawasi dua orang itu.
Benar saja sikapnya itu tidak menimbulkan curiga mereka, satu di antaranya lalu berkata, "Hai! Kau bernama siapa?"
Touw Thian Gouw sesaat lamanya tidak tahu bagaimana
harus menjawab, setelah berpikir cukup lama baru menjawab,
"Aku Touw Thian Gouw."
"Kau sekarang merasa bagaiamana?"
"Aku baik-baik saja!"
"Kau anggap bagaimana dengan Ceng-cu kita?"
Touw Thian Gouw sebetulnya hendak memuji Ceng-cu itu, tetapi ia berpikir lagi, orang berbaju hijau itu Ceng-cu merek atau bukan masih belum diketahui, apabila menjawab
sembarangan mungkin akan menimbulkan kecurigaan mereka, maka ia pura2 tidak mengerti, hanya menggelengkan kepala tidak menjawab.
"Kau sudah makan obat yang dapat membawa kebinasaan
dirimu, apabila obat itu bekerja kau akan mati dalam keadaan hancur semua badamu!"
Touw Thian Gouw mengawasi orang itu tanpa berkata apaapa.
Orang itu tersenyum dan berkata pula, "Tetapi, tidak apa, obat itu meskipun sangat berbisa namun bekerjanya sangat lembat, asal selanjutnya kau suka menurut petunjuk Ceng-cu, sebelum waktu bekerja obat tiba, ia akan memberi obat penawar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw menganggukkan kepala, mulutnya tetap
bungkem. Orang itu tertawa terbahak-bahak dan berkata pula,
"Waktu sampai bekerjanya obat itu kira2 tiga bulan, apakah kau sekarang sudah merasai bahwa kau sudah dalam keadaan sadar betul-betul?"
Touw Thian Gouw berpikir, "Apabila aku tidak menjawab lagi, mereka menganggap aku terkena racun terlalu dalam, juga merepotkan diriku," maka ia lalu berkata, "Pikiranku sudah terang, hanya kepalaku masih pening, perut merasa agak sakit."
"Apakah ingin muntah?"
Touw Thian Gouw adalah seorang cerdik, melihat sikap
orang itu, segera mengetahui bahwa reaksi keterangannya tadi itu rupanya keliru, lalu berkata ia sambil menggelengkan kepala, Dua orang berbaju hitam itu ssling berpandangan sejenak, satu di antaranya berkata, "Barangkali karena makannya tidak banyak, hingga rasanya dengan orang lain, tersadarnya juga lebih cepat."
Seorang lagi berkata, "Sesudah kau makan obat yang
pertama kali ini, badanmu dan ususmu serta kantong nasi masih belum dapat menyesuaikan diri mengikuti perobahan obat, waktu bekerjanya agak dipersingkat mungkin dalam waktu sepuluh hari lebih gejalanya, terhitung mulai hari ini, kau masih ada waktu sepuluh hari untuk hidup."
Touw Thian Gouw pura-pura terkejut, katanya, "Aku hanya bisa hidup sepuluh hari saja".?"
"Benar, dalam waktu sepuluh hari racun itu akan bekerja, tetapi belum tahu pasti mati."
"Aku semakin tidak mengerti."
"Kau dalam waktu sepuluh hari ini, apabila mengunjukkan sikap setia kepada Ceng-cu kita dan membuat jasa, sebelum Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
racun bekerja, Ceng-cu bias mengirim orang memberitahu obat penawar racun, apabila perbuatanmu menunjukkan sikap berlawanan terhadap Ceng-cu, tidak perlu mengirim orang mencari atau membunuh kau dalam waktu sepuluh hari itu kau pasti mati."
Orang itu tiba2 memutar ke belakang diri Taouw Thian
Gouw, dengan sendirinya melangkan maju setindak tetapi tidak bergerak lagi.
Orang itu tertawa ter-bahak2 dan berkata, "Kau sudah
sabar betul2." Kemudian dua tangannya bekerja membuka totokan Touw
Thian Gouw. Touw Thian Gouw diam2 mengerahkan kekuatan
tenaganya, mengalirnya darah seperti biasa tetapi ia pura2
berlaku bingung, matanya mengawasi dua orang itu.
Seorang di antara mereka berkata kepadanya, "Dari mana kau datang, sekarang kau boleh pulang lagi ke sana!"
Touw Thian Gouw tidak menduga demikian mudah ia
dibebaskan, dalam hatinya berpikir, "Mereka telah
menganggap aku benar2 sudah makan obat, hingga
membiarkan aku pulang, nampaknya keyakinan mereka
terhadap obat itu sangat kuat, keadaan dan kejadian malam ini sudah jelas bahwa pemimpin di belakang layar semua kejadian itu adalah orang aneh berbaju hijau itu, nona Pan hanya sebagai budak yang dikasihani, asal dapat
menunjukkan orang berbaju hijau itu semua rahasia dengan sendirinya akan terbongkar."
Karena ia ingin tahu apa yang telah terjadi dalam ruangan tamu itu, maka ia lompat melesat ke atas genteng dan balik ke dalam ruangan.
Tidak jauh di depan ruangan itu, dia dapat lihat Wan Hauw berdiri di luar ruangan sambil mengawasi bintang2 di langit, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pintu kamar tertutup rapat, sebentar2 terdengar suara orang berbicara.
Wan Hauw yang mempunyai pandangan mata dan
pendengaran yang luar biasa, ketika Touw Thian Gouw


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melayang turun dari atas genteng, segera diketahuinya, ia segera menyongsong seraya berkata, "Di mana toakoku?"
"Ia masih berada dalam ruangan."
Wan Hauw agaknya masih ingin bertanya lebih banyak,
tetapi dalam cemasnya ia tidak tahu bagaimana harus
membuka mulut, sehingga cuma bisa garuk-garuk kepala.
Touw Thian Gouw sebetulnya ingin bertanya ia tadi pergi ke mana, tetapi kemudian berpikir bahwa hal itu akan
menghambat waktu, maka ia membatalkan maksudnya dan
mendorong pintu masuk ke dalam ruangan.
Pintu yang tertutup rapat itu sewaktu didorong olehnya, menimbulkan kegoncangan dalam ruangan.
Dari dalam tiba2 terdengar suara orang menegur, "Siapa?"
Pintu mendadak terbuka lebar Tiat Bok Taysu berdiri di hadapannya.
Touw Thian Gouw memberi homat, lalu masuk ke dalam
melalui samping Tiat Bok Taysu dan balik lagi ke tempatnya.
Gadis berbaju putih itu mengawasi Touw Thian Gonw
sejenak, lalu memanggilnya sambil menggapaikan tangannya.
"Kemari." Touw Thian Gouw terperanjat, pikirnya, "Barangkali ia sudah menganggap aku sudah makan obat."
Ia mengawasi keadaan sekitarnya, ternyata tidak terdapat jago pedang dari Ceng Sia Pay, hingga ia berpikir dua orang itu sudah mendapat bahaya. Tanpa ragu2 ia segera berjalan menghampiri gadis berbaju putih itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis berbaju putih itu berkata pula sambil menunjuk
Siang-koan Kie. "Berdiri di sana bersama ia!"
Touw Thian Gouw lalu berpikir, "Kalau mau ber-pura2
biarlah ber-pura2 seterusnya, aku ingin lihat bagaimana sebetulnya!"
Karena berpikir demikian maka ia lalu berjalan dan berdiri di samping Siang-koan Kie.
Gadis berbaju putih itu tertawa ter-bahak2 dan berkata,
"Sebentar lagi tuan2 semua barangkali akan jadi orang seperti mereka."
Semua orang yang ada dalam ruangan itu benar2
dikejutkan oleh perobahan mendadak tentang diri Touw Thian Gouw itu, sebagai orang berkepandaian tinggi dan banyak pengalaman seperti Touw Thian Gouw, tidaklah mungkin tidak bias berlaku hati2, dan toh masih dapat diperdayai oleh orang, yang mengherankan adalah ia sekarang telah berobah seperti Siang-koan Kie yang mau diperbudak oleh gadis berbaju putih itu.
Tiat Bok Taysu tiba-tiba merasakan bahwa kejadian itu sangat genting, maka ia berkata kepada Ki Bok Taysu dengan suara perlahan, "Aku hendak pergi melihat, orang itu
sebetulnya terpengaruh oleh ilmu apa" Entah ilmu gaib ataukah pengaruhnya obat?"
"Awas jangan sampai terbongkar," berkata Ki Bok Taysu.
Tiat Bok Taysu tidak berkata pap2 lagi, dengan tindakan lebar berjalan menghampiri Touw Thian Gouw.
Gadis berbaju putih itu tiba2 berseru, "Hajar paderi itu, jangan biarkan ia mendekati!"
Touw Thian Gouw tahu bahwa pada saat itu ia harus berpura2 menurut segala perintahnya, supaya ia jangan sampai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
timbul curiga maka ia segera angkat tangannya menyerang Tiat Bok Taysu.
Tiat Bok Taysu diam-diam sudah siap siaga, begitu melihat dirinya diserang, segera menyambut serangan tersebut, tetapi ia hanya menggunakan kekuatan lima bagian saja.
Di luar dugaan, ketika tangannya beradu dengan Touw
Thian Gouw, hatinya tergerak seketika, sebagai seorang beribadat tinggi, dalam segala hal selalu memikirkan orang lain sekalipun dunia Kang-ouw banyak kepalsuan, tetapi ia masih tetap percaya di pihak yang baik, begitu merasa serangan Touw Thian Gouw itu tidak mengandung kekuatan tenaga dalam, dengan cepat ia segera menarik kembali
kekuatan tenaga dalamnya yang dikerahkan ke dalam
tangannya. Karena sudah sempurna kepandaiannya, ia dapat
mengeluarkan atau menarik kembali kekuatan tenaga dalam menurut kehendak hatinya.
Namun demikian, Touw Thian Gouw masih merasakan
hebatnya kekuatan tenaga paderi tua itu, sehingga terpental mundur satu langkah.
Gadis berbaju putih itu ketika menyaksikan keadaan
demikian, lalu memaki, "Manusia tidak berguna."
Ia segera mengeluarkan sebilah pedang pendek, pedang itu dilemparkan ke arah Siang-koan Kie, sungguh heran pemuda itu segera melompat maju menyerang Tiat Bok Taysu.
Tiat Bok Taysu kali ini tidak berani menggunakan lima bagian kekuatan tenaganya, dengan ditambah tiga bagian lagi ia menyambut serangan Siang-koan Kie.
Tetapi serangan Siang-koan Kie itu hebat sekali, juga mengandung kekuatan tenaga dalam sangat besar, sehingga Tiat Bok Taysu terpental mundur dua langkah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie maju mendesak, melancarkan serangannya yang lebih hebat.
Tiat Bok Taysu dengan beruntun sampai tiga kali
menyambut serangan Siang-koan Kie, dalam hati sangat
heran, ia hanya merasa serangan pemuda itu sangat hebat, gerakannya mengandung tipu2 luar biasa anehnya.
Paderi tua itu kini benar2 telah menjumpai lawan yang sangat tangguh, ia hendak melakukan serangan pembalasan, tetapi sudah terlambat, serangan Siang-koan Kie datang secara ber-tubi2 sehingga tidak ada kesempatan lagi baginya untuk balas menyerang.
Ruangan itu sangat gelap, serangan dua orang itu juga dilakukan demikian cepat, hingga orang lain tidak dapat melihat bagaimana gerakan mereka, hanya mendengar hawa hembusan angin yang men-deru2, dapat diduga betapa
hebatnya pertempuran itu.
Ki Bok Taysu dengan penuh perhatian menyaksikan
pertempuran itu, ia dapat melihat serangan dan gerak tipu Siang-koan Kie makin lama makin hebat, sedangkan Tiat Bok Taysu karena posisinya tidak menguntungkan, hingga
nampaknya seperti tidak berdaya tetapi karena kekuatan tenaga dalamnya sangat sempurna, juga sudah memahami
banyak ilmu kepandaian simpanan dari kuil Siao-lim-sie, meskipun kedudukannya tidak menguntungkan, tetapi masih dapat melayani dengan tenang.
Gadis berbaju putih itu meskipun sudah tahu Siang-koan Kie berkepandaian sangat tinggi, tetapi ia tidak menduga sanggup melayani paderi Siao-lim-sie yang termasuk orang kuat kelas satu dalam rimba persilatan, bahkan sejak semula terus berada di atas angin.
Ia mulai menaruh perhatian kepada pemuda itu, meski
nampaknya mukanya kuning seperti orang sakit, tetapi
badannya kekar, meskipun hanya memakai pakaian rombeng, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi masih tidak menutupi perawakannya yang tegap gagah, entah apa sebabnya, seorang yang mempunyai perawakan
yang begitu bagus, tetapi mukanya seperti orang sakit, dan yang paling mengherankan adalah warna kulit di badannya jauh berlainan dengan warna kulit di mukanya.
Pada mulanya, semua orang tidak dapat melihat dengan
tegas gerakan kedua orang itu, namun setiap orang
mempunyai kesan bahwa dengan nama dan kedudukan Tiat
Bok Taysu di kalangan Kang-ouw, dalam waktu sepuluh jurus tentu dapat mengalahkan Siang-koan Kie, tidak disangka kenyataannya tidaklah demikian, dua orang itu bertempur sudah tiga puluh jurus Siang-koan Kie bukan saja tidak menunjukkan tanda2 akan kalah, bahkan Tiat Bok Taysu, yang semula dicecer terus oleh Siang-koan Kie masih belum berhasil memperbaiki kedudukannya.
Kejadian di luar perhitungan semua orang, segera menarik perhatian orang banyak, semua mata ditujukan kepada
mereka. Touw Thian Gouw diam2 memperhatikan sikap gadis
berbaju putih itu, semula nampaknya bermaksud hendak
member bantuan, tetapi kemudian mungkin karena
menyaksikan kepandaian dan kekuatan Siang-koan Kie
ternyata di atas dirinya sendiri, bukan saja sudah
membatalkan maksudnya hendak memberi bantuan, bahkan
tidak memperhatikan jalannya pertempuran lagi, matanya hanya ditujukan kepada Siang-koan Kie, agaknya sudah
mencurugai asal usulnya pemuda itu.
Sebetulnya, pakaian Siang-koan Kie itu memang dapat
menimbulkan kecurigaan. Menyaksikan itu semua Touw Thian Gouw mendapat
kesimpulan bahwa pemuda itu benar2 telah dipengaruhi oleh kekuatan obat ajaib, karena telah menimbulkan kecurigaan gadis itu, maka ia berusaha hendak melindungi secara diam2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu, dua orang yang bertempur itu sudah
berlangsung empat puluh jurus lebih, Tiat Bok Taysu masih tetap belum berhasil memperbaiki kedudukannya, meskipun ia diam2 mengagumi kepandaian pemuda itu, tetapi ia merasa apabila ia tidak menggunakan ilmu simpanannya, mungkin tidak dapat memperbaiki kedudukannya sendiri. Dalam suatu pertempuran sengit, diam2 ia mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, tiba2 mengeluarkan suara bentakan keras, lalu mengeluarkan serangan dengan sepenuh tenaga.
Serangan itu sangat hebat, semua orang yang ada dalam ruangan itu telah dikejutkan oleh getaran dan hembusan angin yang keluar dari serangan itu.
Sebaliknya dengan Touw Thian Gouw ia sangat
khawatirkan keselamatan Siang-koan Kie, ruangan itu
meskipun luas, tetapi karena sekitarnya penuh orang, untuk menyingkir sudah tentu tidak mudah maka diam2 ia
mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, apabila Siang-koan Kie tidak sanggup menyambut serangan tersebut, ia segera turun tangan member bantuan.
Selagi ia sedang mengerahkan kekuatannya, sementara itu Siang-koan Kie sudah menyambuti serangan Tiat Bok Taysu.
Setelah kedua kekuatan saling beradu, Siang-koan Kie
terdorong mundur dua langkah.
Tiat Bok Taysu sendiri meskipun masih tetap berdiri di tempatnya, tetapi serangan yang keluar dari tangannya tadi, tiba2 telah lenyap tanpa bekas.
Semua orang yang berada dalam ruangan itu merupakan
orang2 Kang-ouw yang kawakan, tetapi kejadian serupa itu jarang sekali disaksikannya, maka sesaat itu mereka melongo.
Tetapi Tiat Bok Taysu dalam hatinya mengerti, Siang-koan Kie sanggup menyambut serangannya, walaupun ia mundur dua langkah, tetapi ia menggunakan kesempatan itu
melenyapkan serangannya sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Bok Taysu yang mengetahui benar kekuatan suhengnya, serangannya itu cukup untuk menghancurkan batu besar, sekalipun ia sendiri apabila hendak menyambut serangan tersebut juga hendak menggunakan tenaga sepenuhnya.
Tetapi pemuda itu ternyata dapat menyambut tanpa
mendapat luka apa2. Dari sikap suhengnya, ia sudah melihat bahwa sang suheng itu dikejutkan oleh kekuatan Siang-koan Kie, ia lalu
menghampirinya dan bertanya dengan suara perlahan,
"Pemuda itu sudah terluka atau tidak?"
Tiat Bok Taysu menggelengkan kepala, ia menjawab
dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara ke dalam
telinga. "Aku telah menjumpai lawan tangguh yang selama hidupku belum pernah kutemukan, apabila ia membalas menyerang, serangan itu pasti hebat sekali."
Gadis berbaju putih itu tiba2 menghampiri Siang-koan Kie dan bertanya dengan suara perlahan, "Apakah kau terluka?"
Siang-koan Kie tersenyum, lalu menggelengkan kepala
tidak menjawab. Perbuatan gadis itu bukannya timbul rasa kasihan terhadap Siang-koan Kie, melainkan dikagumkan oleh kepandaian dan kekuatan pemuda itu, yang akan merupakan satu tenaga
pembantu paling baik baginya.
Suasana dalam ruangan itu kembali sunyi senyap, semua orang agaknya dikejutkan oleh pertempuran itu.
Pada saat itu dari luar tiba2 terdengar suara pertanyaaan Wan Hauw bagaikan geledek, "Kalian sudah habis bicara atau belum" Aku hendak masuk."
Gadis berbaju putih itu menyahut dengan suara nyaring,
"Belum, kau tunggu lagi di luar!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tiat Bok Taysu tiba2 berkata, "Nona tidak perlu
menghambat waktu lagi, urusan ayahmu lolap sudah dapat menduga sebagian, akal muslihatmu mungkin sudah habis, kini sudah hampir subuh, kau mau menerangkan atau tidak terserah kepadamu sendiri"."
Gadis itu tiba tiba tertawa terbahak-bahak, kemudian
berkata, "Aku hendak bertanya tuan2 lebih dulu, semua orang yang ada dalam ruangan ini harap tanya kepada hati nurani sendiri, benarkah kedatangan kalian ini hanya untuk
menyatakan berduka cita atas kematian ayah?"
Semua orang yang ada di situ tertegun mendengar
pertanyaan gadis itu. Memang kedatangan mereka itu bukan se-mata2 untuk
menyatakan berduka cita saja.
Gadis itu kembali tertawa, terbahak-bahak dan berkata, "Di masa hidupnya, ayah pernah melepas banyak budi terhadap beberapa partai besar golongan kebenaran, kalau tuan2
menjunjung tiuggi orangnya, itu masih merupakan soal kecil, yang penting ialah karena takut ada perbuatan2 yang tidak baik terhadap ayah, sehingga menimbulkan kericuhan dalam golongan Partai2 besar, juga karena takut kepandaian dan kekuatan ayah yang sedemikian tinggi, maka meskipun
terhadap kita orang2 keluarga Pan mengandung perasaan tidak senang, tetapi toh tidak berani menyatakaa secara terang-terangan"."
Semua orang agaknya sulit untuk membantah ucapan gadis itu, mereka diam.
Gadis itu setelah berpikir sejenak lalu berkata, "Sebetulnya ayah sangat khawatir bahwa urusan yang lalu akan terbongkar rahasianya, selama beberapa puluh tahun ini selalu merasa tidak senang, di satu pihak ayah dengan tekun melatih kepandaiannya lagi, di lain pihak diam2 telah mengirim orang untuk mencelakakan semua sabahatnya yang dahuhu telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengetahui rahasianya, apabila semua orang yang
mengetahui, rahasia terbunuh seluruhnya, maka rahasia itu tetap akan menjadi suatu rahasia uutuk se-lama2nya, dan dia juga akan menjadi seorang yang dijunjung dan dihormati oleh orang2 rimba persilatan untuk se-lama2nya.
Tiat Bok Taysu agaknya ingat sesuatu, lalu bertanya, "Kalau begitu, apakah dalam pertempuran orang2 golongan
kebenaran dan golongan sesat pada masa yang lalu itu, sengaja ditimbulkan oleh ayahmu?"
"Bukan hanya ditimbulkan secara sengaja, bahkan atas
perbuatannya ia seorang diri, yang ingin menarik keuntungan dalam pertempuran itu, kemudian mengangkangi tiga rupa benda pusaka."
Tiat Bok Taysu diam2 berpikir, "Gadis ini telah membongkar rahasia ayahnya sendiri, dalam hal ini mungkin mengandung maksud tertentu, apakah antara ayah dan anak ini telah terjadi bentrokan sendiri?"
"Gadis itu berkata pula, "Sayang rencana itu bukan hanya kekuatan tenaga ie seorang yang dapat melaksanakan, maka tidak boleh tidak harus mencari tenaga bantuan yang diam2
membantunya, dalam pertempuran itu orang2 kedua pihak menderita kerugian hebat, sebetulnya kedua pihak akan hancur, tetapi karena akal muslihatnya itu tiba2 diketahui oleh orang, dan ayah karena mengingat kepentingan sendiri, maka pada akhirnya ia berpihak kepada golongan kebenaran
sehingga orang2 golongan sesat mengalami kekalahan
total"." Mengenai kejadian dalam pertempuran besar antara
golongan orang2 kebenaran dan golongan sesat itu, semua tahu bahwa Pan Lo Enghiong pernah membantu pihak Siao-lim-pay dan Bu-tong-pay, bukan saja menghindarkan
kehancuran partai2 besar pada saat itu, bahkan orang2
golongan sesat yang ikut dalam pertempuran pada saat itu, hampir binasa seluruhnya, tetapi dengan cara bagaimana Pan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Loya itu telah membantu golongan kebenaran" Sedikit sekali orang yang tahu.
Tiat Bok Taysu menghela napas perlahan kemudian
berkata, "Kiranya dalam hal ini terkandung rahasia demikian, apa yang lolap tidak mengerti ialah"."
"Kau maksudkan, dengan cara ini aku perlakukan ayahku sendiri, sesungguhnya menimbulkan keheranan orang,
bukan?" Entah siapa yang berkata dengan suara keras, "Setiap
manusia memang sulit untuk menghindarkan nasib secara itu, Pan Lo Enghiong meskipun mendapat penghargaan tinggi dari orang rimba persilatan, tetapi mempunyai anak durhaka seperti kau ini, juga tidak bias berbuat apa2."
Perkataan itu memang terlalu pedas, sehingga pemuda
berkabung itu bercucuran air matanya sedangkan gadis
berbaju putih itu nampak melengak, dengan, dengan gerakan lambat2 ia menghapur air peluh di dahinya, kemudian berkata,
"Ia telah mabuk kedudukan dan harta kekayaan sehingga melupakan kebajikkan, dengan diam-diam membinasakan
saudara angkatnya sendiri, kemudian telah berusaha
membunuh seluruh rumah tangganya, orang semacam ini
bagaimana orang bisa menghargainya?"
Di antara tetamu itu kembali terdengar seorang yang
berkata sambil menghela napas, "Tetapi biar bagaimana kau adalah anak perempuan Pan Loya!"
Gadis itu tiba2 mengangkat lengan bajunya, menutupi
mukanya dan berkata, "Aku bukan anaknya, aku tidak
mempunyai ayah begitu tidak berbudi dan kejam serta tidak mempunyai perikemanusiaan."
Tiat Bok Taysu berkata, "Mengenai perbuatan ayahmu
masa hidupnya, dalam rimba persilatan sudah lama orang menilainya, tidak perduli perbuatannya yang membantu
orang2 golongan kebenaran itu terbit dari kemauannya sendiri Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ataukah hendak menyingkirkan orang2 yang sebagai
musuhnya atau mengandung maksud hendak menarik
keuntungan dari dalamnya, tetapi perbuatannya yang
membantu orang2 golongan kebenaran itu, memang benar2
ada, hanya itu saja, sudah cukup mendapat penghargaan sahabat2 rimba persilatan"."
Gadis itu tiba2 menurunkan tangannya dan berkata dengan suara gusar, "Kalian orang2 beribadat selalu mengutamakan sebab dan akibat, orang jahat semacam dia itu, apakah tidak seharusnya mendapat pembalasan?"
"Sebagai anak tidak boleh membicarakan kesalahan ayah, perbuatan noana ini sudah merupakan perbuatan suatu anak yang tidak berbakti."
Gadis itu ditegur demikian rupa, jelas sekali nampak sangat gugup, ia telah kehilangan ketenangannya, sehingga ia membentak dengan suara keras, "Siapa mengatakan ia
ayahku?" Pertanyaan itu agaknya merasa ia sudah tidak dapat
kendalikan perasaannya sendiri, dalam kesunyian itu ia coba berusaha menenangkan pikirannya.
Tiat Bok Taysu tiba2 maju, dengan sinar mata yang tajam menatap wajah gadis itu kemudian bertanya, "Apakah ayahmu itu kau binasakan sendiri?"
Pertanyaan terus terang ini, sesungguhnya mengejutkan semua orang yang ada dalam ruangan itu, hingga semua mata ditujukan kepada gadis itu.
Gadis itu ketika ditanya demikian nampaknya terkejut, tetapi sesaat kemudian ia bias berlaku tenang lagi, lalu menjawab dengan suara sedih, "Aku mempunyai kepandaian apa, dapat membunuh dia?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapakah sebetulnya yang membinasakan Pan Lo
Enghiong" Kau harus member keterangan kepada
sahabat2nya." "Orang itu berkepandaian tinggi sekali, berhati kejam bertangan ganas, tindak tanduknya misterius. Apa gunanya aku ceritakan."
Dari antara para tamu itu terdengar suara orang berkata,
"Di dalam dunia Kang-ouw di mana ada orang kepandaian tinggi yang tidak diketahui namanya, budak busuk kau jangan coba main gila."
"Aku terangkan kepadamu, kau juga tidak sanggup
menghadapinya, berkata gadis itu sambil tertawa."
"Ada kejadian serupa ini, kalau begitu orang itu pasti orangnya mempunyai tiga kepala dan enam lengan tangan, nona Pan, tidaka halangan kau ceritakan dulu, supaya lolap mengetahuinya, berkata Tiat Bok Taysu.
"Kau dengar juga percuma."
"Waktu sudah menjelang pagi sebaiknya nona jangan coba mengulur waktu lagi."
"Baiklah! Aku sekarang sebutkan nama orang itu, ia
mempunyai nama julukan Kun Liong-ong, apakah kalian
tahu?" "Kun Liong-ong, apakah orang itu seorang pemimpin atau tokoh baru dalam dunia Kang-ouw" bertanya Tiat Bok Taysu.
"Dugaanmu tidak salah tetapi kau sudah tidak bisa lari dari cengkramannya lagi."
"Kalau nona sudah mengetahui bahwa kita sudah tidak
mempunyai harapan hidup lagi mengapa tidak mau
menerangkan duduknya perkara, mungkin sebelum lolap
meninggalkan dunia yang fana ini dapat membantu nona."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu tiba2 tertawa terbahak-bahak lalu berkata,
"Apakah kalian masih dapat kesempatan membantu aku?"
"Manusia dalam dunia, sulit untuk menjadi orang yang
mahir dalam segala-galanya, betapapun tinggi kepandaian nona, juga tidak boleh dikata tidak memerlukan bantuan orang."
"Pan Lo Enghiong sudah meninggal, meskipun ia tidak
binasa di tanganku, tetapi dalam urusan ini aku sudah mengetahui lebih dulu, aku lihat kegelisahannya yang patut dikasihani waktu ia berusaha minta pertolongan dari para sahabat. Dalam hatitku sebetulnya merasa pilu, tetapi karena mengingat keadaanku sendiri, aku tidak dapat bertanya banyak2, sekarang kejadian ini sudah menjadi kenyataan, tidak perlu aku bicara terlalu banyak, jikalau tuan-tuan ingin berlalu, juga harap lekas berlalu."
Dalam perkataan itu, agaknya mengandung peringatan
supaya orang-orang itu lekas menyingkir.
Tiat Bok Taysu berkata, "Benar, tentang kematian ayahmu itu memang sudah menjadi kenyataan tetapi lolap masih ada beberapa pertanyaan yang ingin minta keterangan nona."
"Apakah taysu tidak merasa bahwa hal itu terlalu
menyebalkan?" "Aku ingin menanyakan yang penting saja, nona boleh
menjawab secara ringkas."
"Baiklah! Aku hanya menjawab tiga pertanyaan saja, lebih dari tiu, maaf aku tidak akan jawab."
"Ayahmu sebetulnya mati di tangan siapa?"
Gadis itu Nampak berpikir lama, kemudian baru menjawab,
"ini susah dikata"."
"Yang kumaksudkan ialah orang yang membunuh
langsung." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tiada orang yang langsung membunuhnya, ia hanya tidak sanggup menderita godaan dalam hati nuraninya sendiri, hingga binasa dalam keadaan ketakutan."
"Nona sebetulnya anak perempuan Pan Loya sendiri atau bukan?"
Gadis itu lama berpikir, tiba2 ia berkata dengan suara gusar, "Kau paderi tua ini terlalu cerewet, kau selalu menanyakan urusan pribadi orang, tidak tahu apakah
maksudmu?" Tiat Bok Taysu juga berkata dengan suara bengis, "Kau dengan cara sangat licin telah memancing aku sampai di sini, kemudian coba main gila, suruh orang mendaftar dalam buku kematian segala"."
"Kapan aku memancing kau, bukankah aku sudah
memberitahukan kepada kalian tentang rahasia Pan Lo
Enghiong di masa hidupnya?"
"Kau pandai berputar lidah, kau selalu menuturkan hal2
yang mendebarkan orang saja, tetapi apabila ditanya hal2
yang penting kau selalu mengelakkannya dan menjawab
sembarangan"." Perkataan Tiat Bok Taysu itu, telah menyadarkan semua orang sehingga semua orang lalu berpikir, "Ya, sudah sekian lama ia berkata, tetapi siapakah sebetulnya orang yang membunuh Pan Loya dan mengapa ia harus mengadu domba
dari golongan kebenaran dan golongan sesat serta tiga rupa benda Pusaka apakah yang dimaksudkan" Semua ini belum diterangkan."
Maka ramailah ucapan2 yang keluar dari mulut orang2 itu,
"Benar, benar"."
Tiat Bok Taysu berkata pula dengan sikap keren, "Kau
sudah berjanji mau menjawab tiga pertanyaan lolap,
seharusnya kau menjawab dengan benar pertanyaan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lolap ajukan, mengapa kau coba mengelakkan untuk
menjawab pertanyaan yang lolap ajukan?"
Siapakah sebetulnya pembunuh Pan Lo Enghiong itu"
-ooodwooo- Jilid 8 Bab 29 GADIS berbaju putih itu agaknya merasa malu ditegur
demikian oleh Tiat-bok Taysu, ia menghela napas panjang, kemudian berkata, "Baiklah! Kalau aku tadi tahu akan begini kesudahannya, tidak seharusnya aku menerima baik
permintaanmu." "Aku juga tidak akan merugikan kau, kalau kau menjawab tiga pertanyaanku, lolap juga akan melakukan sesuatu
untukmu." "Begini saja! Setelah aku menjawab tiga pertanyaanmu, kalian segera meninggalkan ruangan ini."
"Hal ini?".." tiba2 bertanya kepada para tetamu dengan suara nyaring, "Soal yang diajukan oleh nona Pan ini apakah tuan-tuan dapat menerimanya?"
Terdengar suara jawaban dari sebahagian besar orang
yang ada di situ, "Kita menurut keputusan taysu."
"Jam empat pagi kita boleh berlalu, jam lima nanti kembali lagi, lolap atas nama semua saudara yang ada di sini, terima baik permintaan nona," berkata Tiat Bok Taysu.
"Sekarang kau boleh bertanya," berkata gadis berbaju putih itu.
"Lolap ulangi satu kali lagi, nona putri Pan Lo Enghiong atau bukau?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Antara kita namanya sebagai ayah dan anak, tetapi tidak ada ikatan kasih sama sekali."
Tiat Bok Taysu tercengang, katanya, "Jawaban ini cerdik sekali, lolap masih belum mengerti kau adalah anaknya Pan Lo Enghiong atau bukan?"
"Kalau tidak mengerti kau boleh pulang bertanya kepada ketuamu."
"Baiklah! Dan siapa pembunuh Pan Loya?"
"Ia meninggal karena makan racun."
Jawaban ini kembali di luar dugaan semua orang.
Tiat Bok Taysu merangkapkan kedua tangannya sambil
mendoa, kemudian bertanya pula, "Tiga benda pusaka yang diambil oleh Pan Lo Enghiong sekarang ada di mana?"
Semua orang memasang telinga untuk menantikan
jawaban gadis itu. Gadis itu tersenyum, kemudian berkata, "Oleh karena ia tidak mau memberitahukan tempat di mana disimpannya tiga benda pusaka itu, barulah bunuh diri."
Tiat Bok Taysu tercegang.
"Yang lolap tanyakan adalah di mana tersimpannya tiga benda pusaka itu?"
"Aku sudah menjawab sejujurnya, kecuali ayah yang sudah meninggal, di dalam dunia ini sudah tidak ada orang lagi yang mengetahui."
"Kalau begitu pertanyaan lolap ini Cuma-cuma saja."
"Pertanyaan Losiansu terlalu kejam, agaknya sekaligus berniat mengetahui semua urusan, apabila urusan dalam dunia ini semua ada demikian mudah, rimba persilatan sudah tidak ada orang lagi yang mempunyai kecerdasan luar biasa, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga tidak akan ada kerewelan dari orang orang yang
menggunakan segala akal muslihat."
"Asal kau bisa menjawab dengan sejujurnya, sekalipun
pertanyaan lolap ini kurang pandai mengaturnya, juga tidak akau menyalahkan kau."
"Masih tinggal satu pertanyaan lagi, aku harap sebelum mengajukan pertanyaanmu, pikirlah baik-baik dulu, supaya pertanyaanmu itu aku tidak dapat menjawab."
Ucapan gadis itu benar saja membuat Tiat Bok Taysu harus berpikir dahulu, barulah mengajukan pertanyaannya.
"Menurut pandangan lolap, nona sendiri agaknya juga
dikendalikan oleh orang lain, orang itu tidak perduli pembunuh Pan Lo Enghiong atau bukan, tetapi dari dirinya sedikit banyak dapat dicari keterangan?".."
Wajab gadis itu nampak sedikit berobah, per-lahan2
memejamkan matanya, se-olah2 sedang berusaha untuk
menenangkan pikirannya. Tiat Bok Taysu menatap wajah gadis itu, sambungnya,
"Orang yang benar2 merupakan biang keladi di belakang layarnya ini, kau seharusnya tahu siapa orangnya, setidak2nya kau harus tahu siapa itu orang yang berada di belakang dirimu, yang lolap tanyakan adalah nama orang itu?"?"
Belum habis perkataan Tiat Bok Taysu, gadis itu sudah berseru, "Kun Liong Ong!"
"Siapa menyuruh kau menjawab begitu cepat" Ucapan tadi masih belum habis."
"Sudah cukup! Aku sudah bicara terlalu banyak."
Se-akan2 teringat sesuatu yang menakutkan, sekujur
badan gadis itu gemetar, dengan kedua tangannya ia
menutupi matanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu sebetulnya ingin menegur beberapa kata kepadanya, tetapi ketika menyaksikan sikapnya yang
ketakutan itu, hatinya menjadi lemah.
Ia lalu berkata sambil menghela napas panjang, "Karena mengingat keadaanmu ini, baiklah lolap akhiri pertanyaan ini."
Gadis itu berkata dengan suara perlahan, "Aku sudah bicara terlalu banyak."
Pada saat itu tiba2 Ki Bok Taysu berkata, "Dua sahabat dari Ceng Sia Pay sudah pergi beberapa lama, bagaimana masih belum kembali" Kita harus pergi mencarinya."
"Tidak perlu dicari lagi, dua orang itu apabila tidak kembali, kita di sini masih cukup tenaga, apabila dua orang itu balik lagi, hanya dua orang saja, kita harus menyiapkan kekuatan separuh dari semua orang yang ada di sini untuk
menghadipinya." Semua orang semula terkejut mendengar jawaban itu,
tetapi kemudian setelah memahami maksud ucapan itu,
semua lalu diam. Sebab semua sudah tahu apa yang terjadi atas diri Touw Thian Gouw, setelah meninggalkan ruangan itu dan kembali lagi, tiba2 berobah kelakuannya yang berpihak kepada gadis itu, apabila dua jago pedang dari Ceng Sia Pay itu juga seperti Touw Thian Gouw, urusannya menjadi gawat, karena dengan kekuatan dan kepandaian dua orang itu, orang2 dalam
ruangan ini yang bisa menghadapi jumlahnya sedikit sekali.
Mengingat suasana demikian gawat, apabila tidak segera berlalu dari ruangan itu, mungkin akan terjadi sesuatu atas diri merka.
Setelah hening cukup lama, Ki Bok Taysu tiba2 berkata kepada Tiat Bok Taysu dengan suara perlahan, "Suheng, benarkah kita harus mengundurkan diri sekarang juga?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu agaknya juga merasa sulit menghadapi
persoalan itu, sehingga tidak mendapatkan suatu cara yang tepat untuk menyelesaikan, ketika mendengar pertanyaan suteenya, ia cuma bisa menghela napas, sebelum menjawab, pintu tiba2 terbuka dan Wan Hauw masuk dengan tindakan lebar, kemudian bertanya, "Sudah habis bicara atau berlum?"
Pemuda itu agak tolol2an, mukanya seperti monyet, di
dalam dunia Kang-ouw juga belum mendapat nama atau
kedudukkan, maka tiada seorangpun yang menghiraukannya.
Wan Hauw dengan sinar mata yang tajam menyapu orang2
dalam ruangan itu sebentar, melihat tiada orang yang
menghiraukan, lalu berjalan ke arah gadis berbaju putih. Ia menghampiri Siang-koan Kie, tiba2 mengulur tangannya, menarik tangan kiri Siang-koan Kie sambil berkata, "Toako, mari kita pergi."
Karena tenaganya kuat sekali, Siang-koan Kie telah ditarik hampir keluar dari ruangan.
Gadis berbaju putih itu menyaksikan Siang-koan Kie ditarik keluar diam2 terkejut, dengan cepat ia lalu berkata, "Pukul dia!"
Siang-koan Kie berpaling mengawasi gadis itu sejenak, kemudian per-lahan2 mengangkat tinjunya, tetapi tidak melakukan gerakan apa-apa.
Sebentar kernudian, Siang-koan Kie ditarik oleh Wan Hauw ke dekat pintu.
Gadis berbaju putih itu tiba2 mengeluarkan sebilah pedang pendek, lalu di-goyang2kan sambil berkata, "Pukul dia!"
Sungguh heran, Siang-koan Kie setelah melihat pedang
pendek itu, segera mengayunkan tinjunya ke pundak Wan Hauw.
Serangan itu cukup hebat, Wan Hauw yang sama sekali
tidak menduga, mundur ter-huyung2, tangan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menarik tangannya Siang-koan Kie juga dilepaskan, dengan perasaan terheran-heran ia bertanya, "Toako siaotee ada kesalahan apa?"
Siang-koan Kie tidak menjawab, hanya mengawasi Wan
Hauw dengan perasaan dingin, tiba-tiba menyerang lagi.
K ali ini Wan Hauw sudah ber-jaga2, maka serangannya itu dapat dielakkan dengan baik.
Karena serangannya itu tidak berhasil mengenakan
sasarannya, Siang-koan Kie melakukan serangan ber-tubi2
dengan kedua tinjunya, dalam waktu sekejap saja sudah melancarkan empat puluh kali serangan.
Serangannya itu bukan saja hebat, tetapi juga cepat luar biasa, Wan Hauw hanya mengandalkan kelincahannya,
ternyata dapat mengelakkan serangan yang hebat itu.
Keterampilan dan kelincahan luar biasa yang ditunjukkan oleh Wan Hauw itu segera menarik perhatian orang banyak, hingga semua mata ditujukan kepadanya.
Tiat Bok Taysu yang sudah banyak pengetahuan, sepintas lalu saja segera dapat mengenali babwa gerakan Wan Hauw itu, adalah gerakan dari kepandaian golongan kelas tinggi, sia2 saja serangan Siang-koan Kie yang demikian hebat, ternyata tidak dapat menyentuh bajunya.
Gadis berbaju putih tiba2 mengeluarkan suara bentakan,
"Mundur." Setelah pedang pendek di tangannya dikibaskan, Siangkoan Kie benar2 sudah menurut dam mengundurkan diri.
Wan Hauw dengan perasaan heran mengawasi pedang
pendek di tangan gadis itu, dalam hatinya berpikir, "Sungguh aneh, mengapa pedang pendek itu dapat membuat toako
menurut segala perintahnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi masih berpikir, gadis berbaju.putih itu
menghampirinya. Wan Hauw tetap rnengawasi pedang pendek di tangannya
ia juga tidak memikir, sementara dalam otaknya memikirkan harus merrbut pedang di tangannya itu atau tidak"
Gadis itu menunjukkan senyumnya yang manis dan
bertanya, "Apakah kau saudaranya?"
"Ya." memjawab Wan Hauw.
"Tahukah kau apa sebabnya ia tidak mengenalimu?"
"Tidak tahu." jawab Wan Hauw sambil menggelengkan
kepala. "Apakah kau ingin tinggal ber-sama2 dengannya?"
"Selama beberapa tahun kita berada ber-sama2, sudah
tentu aku ingin." Gadis itu sebelum membuka mulutnya lagi, Tiat Bok Taysu tiba2 maju dan membentak dengan suara keras, "Nona Pan, perbuatanmu terhadap seorang yang masih putih bersih ini, apakah kau merasa tidak terlalu rendah?"
Gadis itu matanya berputaran, kemudian berkata dengan nada suara dingin, "Tadi kita sudah berjanji, kau setelah menanya tiga pertanyaan kepadaku, segera keluar dari
gedung ini, mengapa sekarang masih belum berlalu" Apakah maksudmu?"
Tiat Bak Taysu tercengang, dalam hatinya berpikir, "Itu memang benar, aku sudah berjanji dengannya, sudah tentu harus menepati janji itu."
Sebagai seorang beribadat, sudah tentu tidak mau merusak namanya sendiri, maka seketika itu ia bungkam, lama baru bisa berkata, "Lolap hanya berjanji denganmu keluar dari ruangan ini, tetapi tidak berkata hendak keluar dari gedung ini, dan kapan lolap hendak keluar juga tidak ada batas Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
waktunya, lagi pula kalau sekarang lolap mengundurkan diri, se-waktu2 juga bisa masuk lagi."
"Biar bagaimana, kalian sekarang harus keluar."
Tiat Bok Taysu menarik tangan Wan Hauw seraya berkata,
"Jalan, mari kita keluar?".."
Wan Hauw melepaskan tangan yang ditarik oleh Tiat Bok Taysu, lalu berkata, "Tidak bisa, aku hendak bersama-sama dengan toako."
"Ia sudah makan obat berbisa sehingga melupakan dirinya, tidak bisa sadar dalam waktu singkat, kita harus berusaha memunahkan racunnya baru dapat menolongnya." berkata
Tiat Bok Taysu sambil menghela napas.
"Apakah kau dapat berusaha menolong dirinya?"
Tiat Bok Taysu tahu bahwa pemuda itu masih jujur, apabila tidak menyanggupi, sudah tentu ia tidak mau keluar bersama2, dengan demikian berarti akan jatuh di tangan gadis itu, kepandaian Siang-koan Kie sudah sedemikian tinggi, dan kepandaian pemuda ini nampak lebih tinggi dari pada Siangkoan Kie, apabila jatuh lagi di tangan gadis itu, berarti menambah satu tenaga kuat bagi gadis itu, maka ia segera berkata, "Biarlah lolap nanti berusaha, mungkin dapat menolongnya, seandai lolap sendiri tidak bisa, juga akan berusaha sedapat mungkin untuk menolongnya."
"Benarkah ucapanmu itu?"
"Seumur hidup lolap belum pernah membohong."
Wau. Hauw menundukkan kepala berpikir sejenak, akhirnya menghela napas panjang dan berkata, "Baiklah, kau bisa menolong toako, aku akan pergi bersamamu."
Gadis berbaju putih itu menyaksikan Wan How demikian
mudah ditipu, dalam hatinya lalu berpikir, "Orang ini sangat bodoh, tetapi kepandaiannya tinggi sekali, apabila aku dapat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menguasainya, sesungguhya merupakan pengawal yang
sangat baik, tetapi Tiat Bok Taysu nampaknya juga berhasil membujuknya, paderi tua itu banyak pengetahuan, juga tinggi sekali kepandaiannya, di antara semua orang ini hanya dua paderi dari Siao-lim-sie inilah yang paling sulit dihadapinya, bagaiman aku harus mencari akal supaya pemuda itu tidak akan dipengaruhi oleh mereka?"
Ia memang seorang sangat cerdik, dengan cepat segera
mendapat akal lain berkata kepada Siang-koan Kie dengan suara keras, "Kau sudah tidak bisa hidup lama lagi?".."
Wan Hauw meskipun sudah percaya ucapan Tiat Bok
Taysu, tetapi tidak bisa berada bersama-sama dengan Siangkoan Kie hatinya selalu kurang tenang, ketika mendengar perkataan gadis itu segera bertanya, "Kau katakan siapa yang tidak bisa hidup lama lagi?"
Gadis itu menjawab sambil menunjuk Siang-koan Kie,
"Yang kumaksudkan adalah dia ini. Ai, sungguh kasihan ia sudah tidak bisa hidup lebih lama dari empat hari lagi."
Wan Hauw terperanjat, dengan tindakan lebar ia berjalan menghampiri Siang-koan Kie.
Selagi Tiat Bok Taysu hendak mencegah, Ki Bok Taysn
berkata sambil menghela napas perlahan, "Orang ini selalu mengingat keselamatan diri toakonya, kita menasehatinya juga tidak ada gunanya, sebaiknya kita berlalu saja dari sini dulu?"?"
Berkata sampai di situ, paderi itu tiba2 menutup mulut.
Tiat Bok Taysu mengerti maksud yang terkandung dalam
ucapan suteenya itu, ialah lebih dulu keluar dari ruangan itu, untuk memenuhi janjinya dengan gadis itu, kemudian balik kembali dan bertindak menundukkan gadis itu kemudian
menolong diri Siang-koan Kie dan Wan Hauw.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis berbaju putih juga mengerti maksud paderi itu, maka lalu berkata sambil tersenyum, "Kita tadi sudah berjanji, setelah kau memajukan pertanyaan kepadaku, segera keluar dari ruangan ini, sekarang pertanyaan sudah selesai, maka kalian seharusnya meninggalkan ruangan ini." Ia berhenti sejenak, "Setelah kalian berlalu, andaikata hendak masuk lagi, juga tidak terhitung melanggar janji."
Ucapan itu sesungguhnya di luar dugaan semua orang.
"Nanti kalau lolap masuk ke dalam ruangan ini lagi, kita masing2 akan mengandalkan kepandaian sendiri, untuk
menunjukkan siapa kalah siapa menang, kalau bukan lolap yang mundur dalam keadaau terluka, tentunya kaulah yang akan kita tawan," berkata Tiat Bok Taysu sambil tertawa dingin.
"Urusan yang belum datang, siapa yang dapat
menduganya, apakah kau berani memastikan kecuali berakhir seperti apa yang kau katakan tadi, sudah tidak lain cara lagi?"
"Lolap sesungguhnya tidak dapat mencari jalan yang
sebaik-baiknya." "Apabila menurut katamu itu, entah siapa di antara kalian yang akan terluka" Apakah sudah pasti boanpwee akan
menyerah?" "Susah dikata, kau mempunyai banyak akal, sehingga sulit bagi orang untuk berjaga."
"Kau terlalu memuji."
Ki Bok Taysu berkata dengan suara perlahan, "Perempuan ini pandai bicara, tidak perlu suheng adu lidah dengannya, marilah kita keluar dari sini dulu."
Tiat Bok Taysu menganggukkan kepala, berjalan keluar
dengan tindakan lebar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu tiba-tiba berkata dengan suara nyaring, "Tuan-tuan jangan lupa bahwa dalam buku daftar kematian nama kalian sudah terdaftar semua, ini berarti hanya dapat hidup sepuluh hari lagi."
Tiat Bok Taysu tidak memperdulikannya, ia meneruskan
tujuannya, yang segera diikuti semua orang.
Tiba di pekarangan tengah, Tiat Bok Taysu mendadak
berhenti dan berpaling, berkata kepada orang banyak,
"Peristiwa dalam keluarga Pan ini, sudah menjadi perkara pembunuhan yang lazim terjadi di dunia Kang-ouw, dalam hal ini menyangkut persoalan permusuhan dan balas dendam, tadi tuan-tuan sudah mendengar sendiri, sekarang jelaslah sudah persoalannya, meskipun nona Pan belum tentu merupakan pembunuh ayahnya sendiri, tetapi apa yang telah terjadi, ia pasti mengetahui, tetapi sudah jelas bahwa di belakang perempuan itu masih ada orang lain yamg mengendalikan, dan orang yang bekerja di belakang layar ini, mungkin berada di dalam gedung keluarga Pan?".." Ia berhenti sejenak.
"Perubahan yang terjadi atas diri Touw Thian Gouw yang memihak ke gadis itu kalau bukan terbokong orang dan diberi makan obat yang melupakan dirinya sendiri, tentunya ada suatu rahasia yang terjatuh di tangan orang lain sehingga ia terpaksa berbuat demikian, sementara itu dua jago pedang Ceng Sia Pay yang tadi keluar mengejar orang hingga kini belum kembali, juga tidak tahu bagaimana nasibnya,
serentetan kejadian aneh, merupakan kejadian aneh yang jarang terjadi di kalangan Kang-ouw, sekarang gedung
keluarga Pan ini sudah menjadi suatu tempat seram, di antara tuan tuan ada yang menjadi sahabat baik Pan Lo Enghiong di masa hidupnya dan datang hendak turut berduka cita dengan setulus hati, tetapi ada juga yang mengandung maksud lain, yang ingin mengetahui di mana adanya tiga benda pusaka yang dibawanya, tetapi kini urusan sudah berobah begini rupa, sudah tiba ke taraf yang tidak dapat diselsaikan dengan omongan saja, maka kalau kita nanti masuk ke dalam ruangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi, mau tidak mau harus turun tangan bertempur dengan musuh tangguh, di antara tuan tuan apabila ada yang tidak ingin terlibat dalam kekeruhan ini, sekarang masih keburu untuk mengundurkan diri, harap tuan tuan pikir masak2 lebih dahulu sebelum bertindak."
Tiat Bok Taysu menengadah ke langit, agaknya hendak
memberikan waktu lebih banyak untuk orang-orang itu
berpikir. Tiba-tiba terdengar suara orang bertanya dengan nada
suara kasar, "Entah rencana apa taysu berdua hendak
jalankan?" Tiat Bok Taysu menjawab, "Kedatangan lolap berdua
adalah atas tugas ketua, sudah tentu harus dapat
menyelesaikan persoalan ini baru kita pulang untuk
menyampaikan jawaban."
Seorang dengan nada suara orang tua berkata, "Biar
bagaimana kita sudah terdaftar dalam buku kematian, apabila ucapan Nona Pan itu bukan untuk menakut-nakuti saja, itu berarti nyawa kita cuma tinggal sepuluh hari lagi, maka selama kita masih hidup sebaiknya kita mengadu jiwa
dengannya." Kata-kata itu agaknya memberi semangat kepada semua
orang, maka lalu terdengar suara sambutan riuh, "Benar, kita harus menundukkan gadis itu dulu, kalau gadis itu mendapat kesulitan, orang yang di belakarag layar pasti akan keluar, mungkin dengan tertangkapnya dia, mungkin kita bisa
berhadapan dengan orang yang di belakang layar itu."
Tiat Bok Taysu diam diam menghitung jumlah orang yang ada di situ, ternyata masih ada tiga puluh orang lebih, orang-orang itu kebanyakan merupakan orang-orang Kang-ouw yang sudah ada namanya, walaupun bukan seluruhnya orang-orang dari golongan kelas satu tetapi semuanya termasuk orang-orang yang berkepandaian tinggi, maka ia lalu berkata, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kedudukan kita sekarang ini sudah seperti anak panah di atas busur, tidak perduli siapa orangnya yang berada di belakang layar itu, apakah ia masih berada di dalam gedung keluarga Pan, tetapi kunci kematian Pan Lo Enghiong ini tetap masih ada, tetap masih pada diri gadis itu, karena kedatangan lolap adalah atas perintah ketua gereja, lolap mau tidak mau harus membikin terang persoalan ini, maka lolap memberanikan diri minta pertolongan tuan tuan?".."
Koan Sam Seng dari golongan pengemis tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Losiansu hendak berkata apa bicaralah terus terang, asal kita sanggup, siaote yang lebih dulu akan terima baik permintaan losiansu."
"Maksud lolap setelah kita berhasil menawan nama Pan, lolap minta supaya nona itu diserahkan kepada lolap untuk lolap bawa pulang ke kuil Siao-lim-sie, sudikah kiranya tuan-tuan menerima baik permintaan lolap ini?" berkata Tiat Bok Taysu.
Koan Sam Seng berpikir sejenak, lalu berkata, "Pangcu golongan kita meskipun juga ada maksud demikian, supaya siaote dapat membawa pulang pembunuhnya, tetapi karena losiansu lebih dulu sudah mengajukan permintaan ini, sudah seharusnya siaote mengalah, tetapi bolehkah kiranya kalau Pan kongcu siaote yang membawa pulang?"
"Lolap asal dapat membawa pulang nona Pan seorang,
sudah cukup, yang lainnya lolap tidak turut campur tangan."
"Siaote juga hanya ingin membawa pulang Pan kongcu
seorang saja, yang lainnya tidak ingin tahy lagi?".."
Ia mengawasi semua orang yang berada di situ, lalu
berkata pula, "Entah bagaiman pikiran tuan-tuan?"
"Usul itu sangat baik," demikian terdengar jawaban dari orang banyak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus! Kalau sudah tidak ada orang menentang,
bagaimana kalau kita sekarang bertindak" Bertanya Koan Sam Seng.
"Koan sicu harap pegang komando, biarlah lolap yang
masuk lebih dulu," berkata Tiat Bok Taysu.
Koan Sam Seng bergerak di hadapan Tiat Bok Taysu seraya berkata, "Taysu adalah seorang beribadah tinggi, sebaiknya taysu yang pegang komando, biarlah aku yang menjadi
pelopor." Tanpa menunggu jawaban Tiat Bok Taysu ia sudah
mendorong pintu ruangan itu, sehingga pintu itu terbuka lebar.
Sebentar kemudian ia sudah berada di dalam kamar lagi, tetapi ruangan itu ternyata kosong melompong, gadis berbaju putih dan Siang-koan Kie serta yang lainnya, semua entah ke mana perginya.
Tidak lama kemudian, semua orang sudah menyusul masuk ke dalam ruangannya itu.
Koan Sam Seng lalu berpaling dan berkata kepada Tiat Bok Taysu, "Dalam ruangan ini mungkin ada jalan rahasia, mereka sudah lari semua."
Untuk sesaat Tiat Bok Taysu berdiri tertegun, ia berkata sambil menghela napas, "Kita kalah set, tidakan kita ini barangkali tidak ada gunanya."
Tiba2 terdengar suara orang berkata, "Sekalipun mereka sudah keluar dari ruangan ini, tetapi toh tidak mungkin meninggalkan gedung keluarga Pan, kita toh sudah siap bertindak menghadapi mereka, sudah tidak perlu ragu-ragu lagi, apakah benar kita sudah tidak mempu mencari jejak mereka?"
Pada saat itu entah siapa orangnya yang tiba2 menyalakan penerangan lilin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keadaan dalam ruangan itu ternyata masih tetap seperti sedia kala, sedikitpun tidak ada tanda-tanda adanya jalanan rahasia.
Koan Sam Seng berkata sambil tertawa dingin, "Aku tidak percaya tidak dapat mencari jalan keluar mereka."
Ia lalu mengayun tangannya menyerang dinding yang
tergantung lukisan pemandangan alam.
Serangan hebat itu membuat hancur dinding tersebut,
semua orang sudah mengeluarkan senjata masing2 yang
segera meniru perbuatan Koan Sam Seng itu, hingga dinding dalam ruangan itu semuanya telah digempur.
Tetapi mereka tidak dapat menemukan tanda2 yang
mencurigakan. Selagi mereka dalam keadaan tidak berdaya, tiba2
terdengar seorang berkata, "Jalanan rahasia itu mungkin di bawah tanah, mari kita cari lagi."
Semua orang mengerahkan senjata masing2 menggempur
tanah seluruh ruangan itu.
Sebentar kemudian terdengar suara orang berkata, "Ada di sini."
Yang lainnya segera menghentikan usahanya untuk
mencari, semuanya maju mengerumun kepada seorang
setengah tua yang berdiri di-tengah2 sambil memegang golok di tangan kirinya dan tangan kanannya memegang senjata gaitan.
Sebagian orang2 yang ada di situ kenal padanya sebagai seorang tokoh kuat dari rimba hijau, orang itu bernama Ong Kiam.
Orang tua itu terkenal licik dan buas dalam kalangan Kangouw, kecuali terkenal dengan kekejamannya, juga terkenal dengan banyak akal muslihatnya, ia selamanya bekerja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang diri, perbuatannya itu hampir membikin pusing kepala orang yang mengusahakan pengantaran barang2.
Koan Sam Seng berkata dengan suara perlahan, "Tidak
kusangka kau juga datang."
Ong Kiam tersenyum dan berkata, "Dewasa ini kita semua berdiri dalam satu garis, tidak seharusnya terbit onar sendiri, persoalan siaotee dengan golonganmu, paling baik kita selesaikan setelah urusan ini beres."
"Baiklah, tetapi setelah urusan ini nanti selesai, kau jangan coba2 ingin kabur."


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siaote selamanya berpendirian siapa yang kuat makan yang lemah, tidak suka dirugikan, pada saat itu apabila keadaan tidak mengijinkan, sudah tentu lebih baik kabur, tetapi saudara Koan boleh mengutus lebih banyatk orang-orangmu yang kuat untuk mencari aku, biar bagaimana masing masing mendapat kesempatan untuk hidup, siapapun tidak mau
dirugikan." Tanpa menunggu jawaban Koan Sam Seng orang she Ong
itu sudah menggunakan senjata gaitannya untuk membuka lantai di hadapannya, benar saja di situ terdapat suatu jalanan yang menuju ke dalam tanah, jalanan itu sangat gelap.
Ong Kiam melongok ke bawah, lalu berkata sambil
menggelengkan kepala, "Apabila di dalam ini ada tersembunyi orang, dalam jalanan yang sempit ini sesungguhnya tidak mudah tidak terlihat."
Semua orang bergiliran melongok ke bawah, tetapi satu persatu menyingkir, tiada seorangpun yang berani turun lebih dulu.
Tiat Bok Tysu yang menyaksikan keadaan demikian,
terpaksa berkata, "Harap tuan-tuan tunggu di ruangan, lolap hendak turun lebih dulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Bok Taysu dan Koan Sam Seng dengan serentak
melompat maju ke depan Tiat Bok Taysu. Koan Sam Seng lalu berkata dengan suara perlahan, "Losiansu yang harus
memimpin mereka, bagaimana boleh menempuh bahaya,
sebaiknya aku yang turun lebih dulu?".."
Sementara itu Ki Bok Taysu sudah melompat masuk ke
jalanan yang menuju ke bawah tanah itu.
Tiat Bok Taysu mengkhawatirkan sutenya, maka ia lalu
berkata, "Mari kita turun bersama-sama!"
Koan Sam Seng melongok ke bawah, ternyata sudah tidak menampak bayangan Ki Bok Taysu, maka lalu menyusulnya."
Setelah tiga orang itu masuk, semua orang yang ada di situ lalu menyusul.
Marilah kita tengok kepada Ki Bok Taysu yang berjalan lebih dulu, ia lari dengan cepat sambil mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya untuk melindungi dirinya.
Jalanan di bawah tanah itu berliku-liku, jalan tidak jauh, jalanan itu membelok ke kanan, jalan belum sampai satu tombak kembali membelok ke kiri, jalanan nampak semakin lebar juga tidak lembab, jelas bahwa jalanan itu sering dibersihkan.
Melalui dua tikungan lagi, jalanan tiba-tiba terputus, Ki Bok Taysu meraba dengan tangannya, ia menyentuh benda dingin, ternyata benda itu adalah pinta besi yang tertutup rapat.
Sementara itu Koan Sam Seng dan Tiat Bok Taysu serta
yang lainnya juga sudah tiba di tempat tersebut.
Koan Sam Seng mengerahkan kekuatan tenaganya, ia
mendorong dengan kedua tangan, tetapi hanya bergerak
sedikit saja tetapi tidak terbuka.
Tiat Bok Taysu tiba2 berseru, "Lekas mundur!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang terkejut, sebelum bisa bertindak sesuatu, telinganya menangkap suara bergeraknya benda logam.
Pada saat itu terdengar suara orang bicara dengan suara kasar, "Budak hina itu benar2 sangat jahat, kita semua telah tertipu olehnya.
Tiat Bok Taysu hendak kembali, tetapi ternyata sudah
terlambat, di bagian tikungan tiba2 terhalang oleh jeruji besi, tempat di mana mereka berada tidak lebih hanya dua tombak persegi saja.
Sebagai orang yang sudah banyak makan asam garam,
menyaksikan keadaan demikian, Tiat Bok Taysu malah
menjadi tenang, diam2 mengerahkan kekuatan tenaga
dalamnya, mencoba hendak mematahkan jeruji besi itu.
Tetapi jeruji besi itu terbuat dari besi yang kokoh kuat, sekalipun Tiat Bak Taysu yang mempunyai kekuatan tenaga dalam sangat sempurna juga tidak berhasil mematahkannya.
Pada saat itu entah siapa yang menyalahkan api, sehingga jalanan di bawah tanah itu seketika terang benderang.
Tigapuluh orang lebih berada dalam satu ruangan di bawah tanah yang sempit itu, sudah tentu Nampak berjubel.
Koan Sam Seng berkata sambil menghela napas perlahan,
"Kita tadi seharusnya meninggalkan beberapa orang dalam ruangan besar itu, supaya kalau ada apa2, mereka segera dapat memberi pertolongan, Aih! Apabila si cerdik dalam golongan pengemis kita itu berada di sini, tidak nanti bisa terjebak oleh setan perempuan itu, sayang ia tidak bisa datang bersamaku."
Tiat Bok Taysu berkata sambil menghela napas, "Kita
sekarang sudah terkurung dalam jalan buntu, pintu besi dan jeruji besi ini, semua merupakan barang2 logam yang kokoh kuat, tidak dapat disingkirkan oleh kekuatan tenaga
manusia?".." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 terdengar suara yang amat tajam melengking,
"Apakah kita harus duduk saja menerima kematian?"
"Kecuali apabila di antara tuan ada yang membawa golok atau pedang mustika yang mempunyai ketajaman luar biasa, yang dapat menabas barang logam bagaikan tanah, supaya dapat kita gunakan untuk memotong jeruji besi ini, jikalau tidak, kita tidak nanti bisa keluar dari tempat ini. Apa yang penting bagi kita saat ini, harus tetap tenang, per-lahan2
mencari akal untuk keluar dari tempat ini." berkata Tiat Bok Taysu.
"Apakah taysu sudah mencoba berapa kerasnya jeruji besi itu?" bertanya Koan Sam Seng.
"Sudah, sangat kokoh sekali," menjawab Tiat Bok Taysu.
Andaikata ditambah dengan kekuataa Ki Bok Taysu dan
siaotee sendiri, apakah taysu sanggup mematahkan jeruji besi itu?"
"Susah diduga."
Koan Sam Seng bertindak maju, sambil menggerakan
kekuatan tenaga dalamnya ia coba menentang terali besi itu, lalu berkata pula, "Taysu berdua harap pegang tubuhku, kita tarik bersama-sama."
Tiat Bok Taysu meskipun tahu harapan sangat tipis, tetapi ia menurut permintaan Koan Sam Seng, ia sendiri memeluk tubuh Koan Sam Seng, Ki Bok Taysu memeluk dirinya, lalu Koan Sam Seng membentak dengan suara keras, tiga orang itu sama2 menarik ke belakang.
Kekuatan tenaga gabungan tiga orang itu sesungguhnya
cukup hebat, tetapi jeruji itu pembuatannya sedemikian rapat, orang yang membuatnya itu seolah-olah sudah menduganya lebih dulu mungkin satu waktu akan digunakan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengurung orang yang bertenaga luar biasa, maka dibuatnya sedemikian kokoh.
Pada saat itu, tiba2 terdengar suara jeritan ngeri, ada empat atau lima orang telah rubuh di tanah dengan serentak.
Semua orang terperanjat, ketika mereka berpaling kea rah di mana datangnya suara itu, orang3 itu ternyata sudah putus jiwanya.
Tiat Bok Taysu buru2 menghampiri, ia meraba-raba orang2
yang roboh itu, kemudian berkata sambil menghela napas,
"Sudah tidak tertolong lagi."
"Dengan cara bagaimana mereka menemukan
kematiannya?" bertanya Koan Sam Seng.
"Mereka binasa terkena senjata rahasia beracun,"
menjawab Tiat Bok Taysu. "Senjata rahasia apa demikian berbisa?"
Tiat Bok Taysu mengeluarkan sebuah benda gemerlapan
panjang kira2 satu dim dari pundak salah satu korban yang sudah binasa itu, kemudian berkata, "Senjata rahasia ini mungkin yang dinamakan paku mencabut nyawa."
Semua mata ditujukan kepada senjat rahasia berbisa itu, setiap orang merasa heran, dalam tempat sempit yang
terkurung oleh dinding dan besi kokoh kuat itu, dari mana senjata itu datangnya?"..
Belum lenyap pikiran itu, tiba2 terdengar pula suara jeritan ngeri, beberapa orang lagi telah roboh binasa.
Kejadian aneh itu, menimbulkan kepanikan dan rasa takut kepada orang banyak itu, Mereka saling ber-tanya2 sendiri, siapakah yang akan mendapat giliran menjadi sasaran senjata rahasia beracun selanjutnya"
Dalam gelap gulita itu, hanya terdengar suara
menggesernya kaki manusia yang masing2 hendak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembunyikan diri, jelas bahwa pembunuhan kejam itu sudah menimbulkan rasa khawatir sangat hebat.
Tiba2 dalam kesunyian itu terdengar suara dingin tetapi lembut, "Nama tuan2 sudah terdaftar dalam buku kematian, kalau hari ini tidak mati, dalam waktu sepuluh hari pasti mati karena racun?".."
Suara itu tiba2 terputus, tetapi beberapa patah kata itu sudah cukup untuk menambah seramnya suasana.
Hening sejenak, Koan Sam Seng yang memecahkan
keheningan itu, "Losiansu tidak terluka?"
"Lolap masih baik2 saja," menjawab Tiat Bok Taysu.
"Entah dari mana datangnya senjata rahasia itu" Mengapa setiap orang yang terkena senjata itu segera binasa?".."
"Di atas senjata rahasia itu, mereka sudah menaruh racun yang sangat berbisa, senjata itu begitu mengena anggota badan manusia, segera menyebabkan kematian."
"Hari ini nampaknya semua orang yang berada di sini tidak akan terluput dari bahaya maut ini"."
"Dalam dinding tembok ini mereka sudah menyediakan
jalan rahasia, selagi kita lengah, mereka melakukan serangan dengan menggunakan senjata rahasia beracun, asal kita pasang mata kepada dinding sekitar kita ini dan dapat menemukan tempat di mana senjata2 itu dilepaskan, tidak sulit untuk menjaganya."
-odwo- Bab 30 PERKATAAN PADERI TUA itu menyadarkan semua orang,
masing2 lalu menyiapkan senjata rahasia sendiri2, perhatian mereka ditujukan ke dinding sekitarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu yang mempunyai kekuatan yang sudah
sempurna, setelah beristirahat sebentar, matanya bias melihat benda2 di tempat gelap, saat itu ia baru mengetahui bahwa banyak di antara orang2 itu pada bersembunyi di setiap sudut, tangan mereka memondong satu jenazah orang digunakan
untuk perisai dirinya sendiri.
Paderi beribadat tinggi itu menghela napas perlahan, dalam hatinya berpikir, "Di dalam dunia ini orang yang benar2 tidak takut mati, sesungguhnya tida seberapa jumlahnya, seperti orang2 yang berada di sini semua merupakan orang2 ternama dalam dunia Kang-ouw, biasanya tidak takut mati, tetapi apabila berhadapan dengan maut yang sesungguhnya, mereka lalu merasa takut demikian rupa."
Sementara itu, terdengar pula suara lembut tetapi dingin,
"Tuan2 boleh beristirahat dengan tenang, dalam waktu satu jam, tidak aka nada bencana, tetapi satu jam kemudian, aku hendak menggunakan api untuk membinasakan kalian dalam lorong ini."
Koan Sam Seng berkata dengan suara nyaring, "Dengan
cara rendah yang kau tunjukkan ini apakah itu perbuatan seorang gagah" Sekalipun kita binasa oleh karenanya?""."
Tiat Bok Taysu buru2 menyela, "Koan sicu tidak perlu
menjawabnya, kalau kita berbantah seperti ini dengannya, itu berarti masuk perangkap dalam akal muslihatnya."
Benar saja terdengar pula suara gadis itu, "Apabila tuan2
merasa penasaran karena mati terbakar, kalau begitu aku hendak menggunakan air untuk merendam tuan2 sehingga
binasa, mati dibakar atau direndam dengan air, tuan2 boleh pilih satu di antaranya?".." Berhenti sejenak, kemudian terdengar tertawanya. "Tetapi semua ini akan terjadi satu jam kemudian, sekarang kalian boleh menikmati waktu untuk beristirahat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng berkata kepada Tiat Bok Taysu dengan
suara perlahan, "Suara ini kedengarannya seperti dari atas lorong."
"Benar, dalam lorong ini bukan saja ada pintu rahasianya, tetapi juga ada lubang hawa di bagian atasnya," menjawab Tiat Bok Taysu sambil menganggukan kepala.
"Apabila mereka benar2 hendak menggunakan api atau air, hari ini kita mungkin tidak ada yang akan terhindar dari bencana." Berkata Koan Sam Seng dengan suara lebih
perlahan. "Benar, apabila mereka benar2 hendak menggunakan api
atau air, semua orang yang ada di sini, tak satupun akan lolos."
"Apakah kita harus menanti kematian sambil berpeluk
tangan saja?" Tiat Bok Taysu berdiam, meskipun ia seorang
berkepandaian tinggi yang sudah banyak pengalaman dan yang biasanya bisa berlaku tenang, tetapi berada dalam keadaan demikian, ia juga tidak berdaya.
Hening cukup lama, di antara orang banayk itu tiba2 ada seorang pendek kecil dan kurus kering serta bentuk wajahnya yang aneh, menghampiri Tiat Bok Taysu dan Koan Sam Seng.
Tiat Bok Taysu mengawasi orang itu dengan sinar mata yang tajam, tiba2 berkata sambil merangkapkan kedua tangannya,
"Apabila mata lolap masih belum lamur, sicu ini apakah bukan Hui Kong Leang Tayhiap dari gunung Oey San?"
Orang pendek kurus itu tersenyum kemudian berkata,
"Betul, tetapi aku si pendek ini sekarang ini tidak ada gunanya."
Semua orang yang ada di situ dikejutkan oleh jawaban
orang pendek itu, karena si pendek kurus dari gunung Oey San yang namanya pernah menggemparkan dunia Kang-ouw
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini, hamper satu malaman berada di antara orang banyak, ternyata tiada satupun yang tahu.
Orang pendek kurus ini, pada tigapuluh tahun berselang lamanya sudah menggemparkan dunia Kang-ouw, ia pernah malang melintang tidak ada tandingan, sepuluh tahun
berselang ia mengumpulkan semua tokoh kuat dunia Kangouw di atas gunung Oey San dan mengumumkan kepada
mereka bahwa mulai saat itu ia akan mengundurkan diri dari dunia Kang-ouw, sejak waktu itu sudah lama ia tidak pernah menunjukkan diri dalam rimba persilatan, maka munculnya jago yang sudah mengasingkan diri itu sesungguhnya di luar dugaan semua orang.
Dengan adanya Hui Kong Leang itu, agaknya memberi
harapan tinggal sedikit bagi semua orang, hingga semua pada berkerumun menghampirinya.
Tiat Bok Taysu juga terbangun pula semangatnya, ia
berkata sambil tertawa, "Hui Tayhiap mempunyai kecerdasan yang melebihi manusia biasa, tentu sudah mempunyai
rencana untuk meloloskan diri dari kurungan ini, lolap merasa sangat bersyukur."
Dengan sinar matanya yang tajam Hui Kong Leang
mengawasi semua orang yang ada di situ sejenak, lalu
berkata, "Harap tuan2 berada di tempat masing2, aku situa bangka sudah memikirkan suatu cara untuk melepaskan diri dari sini, tetapi lebih dulu aku perlu berunding dengan dua paderi dari kuil Siao-lim-sie ini."
Tiat Bok Taysu lalu berkata, "Lolap suheng dan sutee, bersedia menurut perintah Hui Tayhiap."
Hui Kong Leang berkata sambil tertawa, "Akal ini aku masih belum tahu dapat dijalankan atau tidak" Harap taysu jangan memuji lebih dahulu."
Ki Bok Taysu berkata, "Dabulu dalam suatu pertempuran, Hui Tayhiap pernah dimasukan ke dalam peti besi, lalu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditenggelamkan ke dalatn danau, tetapi mereka toh tidak berhasil membinasakanmu, kalau Hui Tayhiap benar2 hari ini hendak meloloskan diri dari sini, bukankah itu sungguh mudah saja bagi Hui Tayhiap?"
Hui Kong Leang menggelengkan kepalanya, ia berkata
dengan suara perlahan, "Di dalam lorong jalan ini, bukan saja terbuka jalanan rahasia, tetapi mungkin juga ada orang yang ditugaskan untuk mengawasi gerak gerik kita semua, maka akal yang kuhendak gunakan ini, tidak bisa kuberitahukan dulu kepada tuan2 sekalian?".."
Suaranya itu meski kedengarannya sangat perlahan, tetapi setiap patah kata dapat didengar dengan nyata oleh semua orang.
Tiat Bok Taysu bertanya, "Perlukah bantuan tenaga lolap?"
Hui Kona Leang mendadak berkata dengan suara nyaring,
"Tidak perlu." Ia lalu berjalan dengan tindakan lebar menuju ke depan ruji besi, kemudian duduk di tanah, dari dalam sakunya ia
mengeluarkan sebuah benda pendek gemerlapan, di-gerak2an ke atas jeruji besi itu.
Tiat Bok Taysu diam2 berpikir, "Orang ini benar saja
mempunyai pikiran begitu sempurna, ia sudah siap dan
membawa gergaji, agaknya sudah menduga akan ada
bahayanya itu, ruji besi ini meskipun bentuk kasar, tetapi dengan kekuatan tenaga dalam Hui Kong Leang yang sudah sempurna, ditambah lagi dengan senjata gergajinya, dalam waktu satu jam pasti dapat mematahkan jeruji itu."
Selagi merara girang, telinganya tiba2 dapat menangkap satu suara halus lagi tegas, "Taysu, kau jangan bergirang dulu, senjata dalam tanganku ini, sebetulnya hanya sebilah belati yang baru kuambil dari badan seorang kawan yang binasa, ruji ini terbuat dari besi2 yang kokoh kuat, kalau hanya hendak mengandalkan belati ini, jangan harap dapat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mematahkan jeruji besi ini, sebabbnya aku berbuat demikian tidak lain hanya hendak menarik perhatian orang2 yang memperhatikan kita, harap taysu memperhatikan kedua
dinding di samping, apabila dugaanku tidak salah mereka pasti membuka pintu rahasia untuk mengintip gerak-gerik kita, asal kita berhasil menemukan di mana letakaya pintu rahasia itu, kita nanti mencari akal untuk gempur dinding itu, sekarang kita berada di jalan buntu, inilah satu2nya jalan hidup bagi kita, budak perempuan itu berani berkata juga berani berbuat, satu jam kemudian, kalau bukan menggunakan api pasti
menggunakan air, maka kita harus sudah selesaikan rencana kita dalam waktu satu jam, selewatnya satu jam, siapapun jangan harap bisa lolos dari bencana ini."
Perkataan itu diucapkan dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara ke dalam telinga orang yaug diajak bicara, kecuali Tiat Bok Taysu, tidak ada yang bisa
mendengarnya. Padri itu diam2 memssang mata mengamat-amati dinding
di kedua samping, benar saja di sebelah kiri dinding terdapat sedikit lubang, dari lubang nampak ada mata manusia yang sedang mengintai.
Semua orang yang ada di situ pada saat itu sedang
memperhatikan gerak gerik Hui Kong Leang dengan
pengharapan berhasil mematahkan jerugi besi itu.
Hanya Tiat Bok Taysu yang diam2 mengerahkan kekuatan
tenaga dalamnya, dengan menggunakan ilmunya yang tinggi, per-lahan2 menggeser tubuhnya ke tempat di mana ada orang mengintai tadi.
Ketika berada beberapa kaki di tempat itu, mata yang
mengintai itu mendadak lenyap.
Tiat Bok Taysu lalu ber-tanya2 pada diri sendiri, "Apakah ia telah dapat melihat gerakanku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi masih memikirkan soal itu, di tempat yang agak jauh dari sela2 dinding mengepul asap.
Tiat Bok Taysu yang sudah banyak pengalaman, begitu
melihat asap putih itu, segera menduga bahwa asap itu mungkin semacam asap dupa yang bisa membikin mabuk
orang, maka ia segera menahan napas, dengan cepat
menggerakkan kakinya ke tempat itu."
Ki Bok Taysu yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik suhengnya, juga melihat asap itu.
Tiat Bok Taysu dapat kenyataan bahwa dinding yang
mengepulkan asap itu, hanya merupakan sela2 yang kecil sekali, ia lalu mengerahkan kekuatan tenag dalamnya sambil berdoa, "Budha yang penuh kasih saying, maafkan teecu akan membuka pantangan membunuh."
Secara tiba2 ia menyerang dinding itu dengan sepenuh
tenaga. Sebentar kemudian terdengar suara jeritan tertahan, dan dinding itu terbuka satu lubang kira2 delapan dim persegi.
Hui Kong Leang segera melompat ke hadapan Tiat Bok
Taysu lalu berkata sambil tersenyum, "Sungguh hebat
kekuatan tenaga Siansu?".."
Tiba-tiba merasakan bau aneh, ia segera menutup
pernapasannya. Tiat Bok Taysu mengibaskan lengan jubahnya seraya
berkata dengan suara nyaring, "Harap tuan-tuan menutup jalan pernapasan masing-masing."
Orang-orang yang ada di situ semua merupakan orangorang Kang-ouw ulung, hanya itu saja sudah mengerti apa maksudnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang dengan tanpa berkata apa2, lebih dulu
masukkan kedua tangannya ke dalam lobang itu, agaknya ingin lolos dari lubang yang sempit itu.
Meskipun badannya pendek kurus, tetapi kalau mau
memasuki lobang sempit itu, sesungguhnya tidak mudah, tetapi tindakannya itu ada mempunyai hubungan erat dengan mati hidupnya orang2 yang berada di situ, sehingga tiada satupun yang tidak mengharap berhasilnya usaha orang
pendek kecil itu. Sementara itu kedua pundak Hui Kong Leang dan tubuhnya per-lahan2 nampak mengkerut, tidak lama kemudian, ternyata ia sudah lolos dari lobang itu.
Tiat Bok Taysu diam2 memuji, "Ilmu memperkecil tubuh
orang ini telah berhasil sedemikian rupa, sesungguhnya tidaklah mudah, hanya kepandaiannya itu saja sudah cukup membuat terkenal namanya."
Pada saat itu terdengar suara Hui Kong Leang berkata,
"Orang yang hendak membokong kita dengan menggunakan
asap dupa ini, sudah binasa karena serangan Lo siansu tadi, apakah serangan Lo siansu tadi menggunakan ilmu seangan Tay-lek-kim-kong-ciang?"
Tiat Bok Taysu diam2 menarik napas, bau obat mabuk itu agaknya sudah buyar, maka ia lalu berkata sambil menghela napas, "Kepandaian tidak berarti lolap ini, apabila dibanding dengan ilmu mengerutkan tubuh tayhiap sesungguhnya tidak berarti apa2."
"Lo siansu tidak usah merendah?"..," berkata Hui Kong Leang sambil tertawa.
Sebentar tidak terdengar pula suara Hui Kong Leang,
sebaliknya terdengar suara seperti sedang bertempur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu melongok ke dalam, benar saja Hui Kong Leang pada saat itu sedang bertempur dengan Wan Hauw
yang mukanya mirip seperti monyet.
Tiat Bok Taysu mengerutkan alisnya, dalam hati berpikir,
"Bocah yang mukanya seperti monyet ini kepandaiannya tinggi sekali."
Karena ia sendiri tahu tidak bias lolos dari lobang sempit itu, maka ia menganjurkan kepada siapa yang mempunyai ilmu kepandaian mengerutkan tubuh supaya lolos dari lobang itu lebih dulu.
Selagi masih bicara, dinding itu memperdengarkan suar bergerak dan sebentar kemudian, dinding itu terbuka satu pintu kira2 dua kaki lebarnya.
Semua orang yang melihat terbukanya pintu itu segera
berebutan untuk keluar. Tiat Bok Taysu membiarkan orang2 itu keluar lebih dulu, setelah semua sudah keluar, barulah ia bertindak keluar.
Pada saat itu ia baru mendapat tahu bahwa pertempuran itu sudah berhenti, di samping Hui Kong Leang dan Wan Hauw, masih ada seorang laki2 pertengahan umur yang bukan lain dari pada Touw Thian Gouw.
Hui Kong Leang lalu berkata kepada orang banyak sambil menunjuk Touw Thian Gouw, "Tuan2 semua telah ditolong oleh tayhiap ini."
Touw Thian Gouw buru2 memotong, "Pada saat dan
tempat seperti ini bukanlah waktunya untuk berbicara. Nona Pan itu sudah menyediakan air hendak merendam hidup2
tuan2 sekalian, siatee telah menggunakan kesempatan selagi ia lengah untuk dating kemari?".."
Koan Sam Seng berkata sambil member hormat, "Terima
kasih atas pertolongan Touw Tayhiap."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang lalu mengangkat tangan untuk member
hormat kepada Touw Thian Gouw.
Touw Thian Gouw gugup, ia berkata sambil membalas
hormat, "Peristiwa yang terjadi dalam keluarga Pan ini, mempunyai latar belakang yang sangat luas, siaote juga tidak terang seluruhnya, tetapi apa yang dapat aku beritahukan kepada tuan2, nona Pan itu bukanlah biang keladinya, orang penting yang memegang rol di belakang layar dalam urusan ini, kepandaiannya tinggi sekali, tuan2 semua mungkin secara tidak sadar sudah terkena racun, maka harus lekas keluar dari tempat ini, lebih dulu harus berusaha untuk mengetahui sudah terkena racun atau tidak, kemudian mencari daya supaya untuk menuntut balas?".."
"Apakah To tayhiap sudah melihat orang yang memainkan rol di belakang layar itu?" bertanya Tiat Bok Taysu.
"Hanya sepintas lalu saja, tidak melihat tegas. Waktu sangat berharga, harap tuan2 lekas pergi, dengan menyusuri lorong jalan ini terus menuju ke utara, siaote sendiri tidak bisa berdiam di sini lama-lama."
Sambil menarik tangan Wan Hauw, Thian Gouw melompat
melesat ke tangga batu dan keluar dari mulut gua.
Hui Kong Leang berpaling dan berkata pada Tiat Bok
Taysu, "Bocah yang wajahnya mirip dengan monyet itu, entah murid siapa, kepandaiannya merupakan salah seorang yang jarang kuketemukan?".."
"Lolap juga merasa heran, kalau kita perhatikan gerak tipunya yang luar biasa anehnya itu seperti kepandaian ilrnu dari berbagai golongan besar, kekuatan tenaganya demikian besar, ini tidak seimbang dengan usianya yang demikian muda?"..," berkata Tiat Bok Taysu dengan suara perlahan.
Koan Sam Seng tiba2 berkata, "Touw Thian Gouw agaknya tidak terpengaruh atau dibikin mabuk oleh obat gadis itu, ucapannya itu entah dapat dipercaya atau tidak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu sudah mengerti maksud pertanyaan itu,
maka lalu berkata, "Kita harus lekas berlalu dari sini."
Hui Kong Leang segera menggerakan badannya berjalan
lebih dahulu. Orang she Hui ini bukan saja berkepandaian tinggi, tetapi juga mempunyai daya pemandangan melebihi manusia biasa, dalam keadaan gelap seperti itu ia dapat melihat segala benda seperti di waktu siang hari.
Ucapan Touw Thian Gouw agaknya tidak salah, jalan di


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bawah tanah itu ber-liku2 dan pan jang sekali, berjalan kira2
dua tiga pal, mulai berbau lembab, jelas bahwa tempat itu jarang dilalui oleh manusia.
Koan Sam Seng berkata kepada Tiat Bok Taysu dengan
suara perlahan, "Jalanan rahasia di bawah tanah keluarga Pan ini, agaknya menjurus ke mana2, apabila mereka mencari melalui jalan di bawah tanah ini pasti dapat menemukan kita."
"Lolap sebaliknya percaya perkataan itu, Pan Lo Enghiong meski mendapat nama baik, tetapi sebetulnya cuma
merupakan seorang yang egoistis dan terlalu jahat, orang2
dari golongan kebenaran, semua agaknya sudah dikelabuhi olehnya,?" berkata Tiat Bok Taysu.
"Tidak perduli bagaimana, ia pernah menolong tokoh2 kuat dari golongan kebenaran, ini toh merupakan suatu kejadian yang sebenarnya."
Tiat Bok Taysu diam, ia seorang yang sangat ber-hati2, sebelum dapat membuktikan apa sebenarnya yang telah
terjadi, ia tidak mau berkata sembarangan.
Pada saat itu tiba2 terdengar suara Hui Kong Leang, "Kita sudah tiba di tempat penghabisan."
Tiat Bok Taysu dengan cepat menghampiri, ia
mendongakkan kepala, di situ ia mendapat lihat ada beberapa tingkat tangga batu yang naik ke atas, lalu berkata dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara perlahan, "Pintu di atas ini, entah ada pesawatnya atau tidak."
Hui Kong Leang berkata sambil tertawa, "Pembuatan
jalanan ini, agaknya disediakan untuk keperluan melarikan diri, tuan2 harap mundur beberapa langkah, biarlah aku yang mencobanya."
Semua orang sudah tahu ilmu kepadaiannya orang she Hui itu, maka tiada seorangpun yang merintangi.
Tubuh Hui Kong Leang pendek kurus itu dengan cepat
menaiki tangga batu itu, tiba di atas lalu menyangga dengan kedua tangannya, dari situ segera menampak sinar terang menyorot masuk, Hui Kong Leang menggerakkan badannya
sebentar kemudian sudah melompat keluar dari jalan di bawah tanah itu.
Ketika semua orang berada di atas tangga batu, baru
melihat bahwa batu yang besar yang menutup lobang jalan keluar itu sudah digeser ke samping oleh Hui Kong Leang.
Di hadapan mereka terbentang tanah belukar yang tepat berada di belakangnya sebuah kuil tua.
Dari jauh terdengar suara gelombang air sungai yang
memecahkan kesunyian di waktu malam.
Hui Kong Leang mendongakkan kepala memandang
bintang2 di langit, kemudian berkata, "Entah berapa banyak jumlalmya orang yang binasa di dalam lorong jalan di bawah tanah itu?"
"Lolap belum menghitung, barang kali ada tujuh atau
delapan orang," berkata Tiat Bok Taysu.
Tiba2 Ong Khian menyela, "Seluruhnya ada empat belas
orang." Koan Sam Seng sejak keluar dari jalan di bawah tanah itu, selalu memperhatikan diri orang she Ong itu takut kalau ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melarikan diri, saat itu tiba2 berkata, "Ong Kian apakah kau masih ada urusan yang masih belum selesai?"
"Apa" Apakah saudara Koan ingin bertindak?" bertanya Ong Khian.
"Empat jiwa anak murid golongan pengemis toh tidak dapat dibiarkan mati cuma2."
Ong Khian tiba2 tertawa ter-bahak2.
"Empat anak murid golongan pengemis, bukan mati di
tanganku, aku hanya secara kebetulan saja menyaksikan kejadian menyedihan itu?".."
Koan Sam Seng membentak dengan suara keras, "Kejadian itu telah disaksikan dengan mata kepala sendiri oleh anak murid golongan pengemis yang masih hidup, mungkinkah bisa salah?"
Ong Khian tertawa dingin.
"Dalam soal ini, apabila murid dari golonganmu itu tidak diperalat oleh orang lain, tentunya pada waktu itu sedang berada dalam gelap pikiran, sehingga kabur pandangannya, sudah salah melihat aku sebagai pembunuhnya?".."
Tiba2 ia tertawa ber-gelak2.
"Orang yang membunuh mati empat murid dari
golonganmu, sekarang ini telah berdiri di hadapanmu, sayang kau sendiri tidak tahu."
Koam Sam Seng matanya berputaran mengawasi wajah
semua orang, yang saat itu pada berdiri, orang2 itu sebagian besar menatapkan matanya kepada diri Ong Khian, karena cuaca gelap, tidak dapat dilihat bagaimana sikap setiap orang, sesungguhinya tidak mudah untuk mengetahui siapa yang dimaksudkan oleh Ong Khian sebagai orang yang membunuh empat anak murid golongan pergemis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah mengawasi semua orang yang ada di situ, Koan
Sam Seng berkata dengan nada suara dingin, "Siapa
sebetulnya yang kau maksudkan" Sebaiknya kau tunjuk
hidungnya!" Ong Khian kembali tertawa nyaring, kemudian baru
berkata, "Demikian aku memberi petunjuk kepadamu, ini sudah lebih dari pada cukup, apakah masih perlu aku harus membantumu menangkap pembunuhnya?"
"Siapa ingin kau membantu menangkap pembunuh" Asal
kau tunjuk hidungnya, sudah cukup!" Berkata Koan Sam Seng gusar.
Ong Khian tertawa ter-bahak2 dan berkata, "Tidak peduli partai atau golongan apa saja, semua mempunyai
peraturannya sendiri2, bagi kita golongan rimba hijau sejak dahulu berlaku suatu peraturan yang disebut siapa melihat mempunyai bagian, meskipun aku tidak membunuh orang,
tetapi aku mendapat bagian barang2 dari murid
golonganmu?".."
"Anak murid golongan kami ada membawa barang apa,
yang ada harganya untuk kau rampas?"
"Duapuluh empat butir besar kecil mutiara, setiap butir mempunayi nilai harga yang sangat tinggi, hanya itu saja, apakah tidak cukup untuk menimbulkan perhatian orang?"
"Dari mana mereka mendapatkan mutiara itu?"
"Menurut apa yang aku sudah periksa, barang itu agaknya barang2 dari kalangan istana, buat rakyat biasa, sekalipun mempunyai kekayaan besar, juga tidak mungkin bisa dapat barang berharga seperti itu, tidak perduli siapa, rasanya tidak mungkin dapat menjamin keselamatan barang itu?".."
"Kau mengoceh, dalam rimba persilatan golongan
pengemis selalu mendapat nama baik, anak murid golongan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengemis, bagaimana bisa mempunyai barang berharga
semacam itu?" Ong Khian dari dalam sakunya mengeluarkan sebutir
mutiara sebesar biji buah lengkeng, kemudian berkata, "Inilah mutiara yang kuambil dari badan murid golonganmu, apabila ucapanku ini ada yang tidak benar, aku bersumpah biarlah dikutuk oleh Tuhan, saudara Koan sesungguhnya terlalu memandang rendah diriku."
Menyaksikan sikap orang she Ong yang demikian sungguh2
dan bersumpah berat Koan Sam Seng melengak, pikirnya,
"Dalam golongan rimba hijau di daerah selatan ini, Ong Khian masih terhitung seorang jago, kalau aku terlalu mendesak kepadanya, barangkali akan menimbulkan buah tutur
sahabat2 rimba persilatan, dan akan mengatakan aku sebagai seorang yang berjiwa kecil."
Setelah berpikir demikian, sikapnya lalu menjadi lunak, lalu ia berkata, "Sekalipun mutiara ini kau ambil dari tangan murid golongan lain, juga belum bisa membuktikan bahwa barang itu adalah hasil curian anak murid kami?".."
Saudara Koan terlalu banyak pikiran, aku juga tidak
mengatakan dengan pasti bahwa mutiara ini dicuri oleh anak murid golonganmu dari dalam Istana, tetapi adalah benar bahwa barang ini kudapatkan dari badan murid golonganmu itu, sementara dari mana mereka mendapat mutiara ini, aku tidak berani menduga sembarangan.
Tiat Bok Taysu, Ki Bok Taysu dan Hui Kong Leang serta lain2nya, semua menunjukkan perhatiannya kepada mutiara itu, meskipun cuaca masih gelap, tetapi mutiara itu masih memancarkan sinarnya yang berkilauan, benar2 memang
merupakan barang yang sangat berharga.
Ong Khian berkata pula sambil menghela napas perlahan,
"Mutiara ini seluruhnya berjumlah dua puluh empat butir dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
warnanya serupa, barang bergarga seperti ini, dengan
sendirinya menggerakkan hati orang?".."
Koan Sam Seng lalu berkata, "Tidak perlu dari mana
didapatkannya mutiara ini, dan murid2 golongan kita ada yang melakukan perbuatan yang melanggar peraturan golongannya atau tidak, bagaimanapun juga bukankah saudar Ong yang harus menertibkan aturan itu, sekarang empat orang anak murid golongan kita sudah binasa secara menyedihkan,
permusuhan ini apabila tidak dibalas, apakah golongan pengemis masih ada muka tancap kaki di dalam rimba
persilatan?" Ong Khian per-lahan2 memasukan lagi mutiara itu ke
dalam sakunya, kemudian berkata, "Maksudku hanya hendak menerangkan duduk perkaranya, aku terkecuali mendapatkan mutiara ini, belum pernah mengganggu seujung rambut pun anak murid golonganmu, apabila saudara Koan tidak percaya, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa."
Koan Sam Seng berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau begitu harap kau tunjukan siapa pembunuhnya, supaya golongan kami dapat mencarinya untuk membuat perhitungan."
"Aku tadi sudah berkata bahwa pembunuhnya itu berada di sini, ini sudah cukup menunjukkan persahabatanku, apabila menyuruh aku menunjuk dan menerangkan namanya lagi,
sesungguhnya sangat berat bagiku."
Koan Sam Seng kembali meng-amat2i semua orang yang
ada di situ, ternyata sikap mereka tenang2 saja, hingga ia merasa agak sulit, dalam hatinya berpikir, "Ucapannya she Ong ini mungkin tidak bohong, tetapi orang2 yang jumlahnya tiga puluh lebih ini bagaimana aku dapat mengenali
pembunuhnya, nampaknya dalam soal ini terpaksa dicari darinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka dia lalu berkata, "Jikalau saudara Ong memang betul tidak membunuh, sudikah kiranya ber-sama2 aku menjumpai Pangcu kami?"
"Tentang ini maaf aku tidak dapat memenuhi
permintaanmu." "Kita golongan pengemis selalu dapat membedakan dengan tegas siapa kawan siapa lawan, jikalau kau tidak melakukan pembunuhan atas diri orang2 golongan pengemis, mengapa tidak berani menjumpai Pangcu kita?"
Alap Alap Laut Kidul 14 Romantika Sebilah Pedang Karya Gu Long Pedang Medali Naga 17

Cari Blog Ini