Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 19
sempritan, lalu ditiupnya, hingga bersahutan dengan suara siulan tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar kemudian, tiga ekor kuda dengan penunggangnya dengan cepat sudah lari mendatangi.
Penunggang kuda yang terdepan, kudanya putih, orangnya mengenakan berbaju hitam, tetapi memakai baju luar
berwarna merah. Dua yang lainnya semua berpakaian
berwarna hitam. Dari warna pakaian merah itu, diketahui bahwa orang-orang itu adalah pasukan pengawal baju hitam.
Penunggang kuda putih itu setelah berada di hadapan
orang-orang she Thong dan Touw Thian Gouw lalu bertanya:
"Siapa?" "Pengawal luar gedung istana, Thong Luy," menjawab
orang she Thong itu dengan sikap menghormat.
Komandan itu matanya beralih kepada Touw Thian Gouw
dan bertanya: "Dan kau pengawal luar istana atau dalam istana?"
"Hamba baru masuk kedalam pasukan pengawal baju
hitam...." menjawab Touw Thian Gouw.
"Jawab pertanyaanku, tidak perlu berbelit-belit!" berkata komandan itu gusar.
"Harap tuan jangan marah dulu. Orang ini belum lama
masuk bekerja, lagi pula dahulu di kerjakan dibawah perintah khuncu, hingga tidak mengetahui peraturan dalam pasukan,"
berkata Thong Luy cemas. Orang memakai baju luar berwarna merah itu
memperdengarkan suara dihidung, matanya menatapi Touw Thian Gouw, kemudian bertanya: "Tahukah kau jejak Toa khuncu?"
"Hamba mendapat perintah untuk memberi bantuan si
Khuncu, ditengah jalan berpapasan dengan orang-orang
golongan pengemis. Setelah bertempur sengit, orang-orang yang hendak memberi bantuan itu, banyak yang luka atau binasa, hamba masih beruntung dapat melarikan diri, yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian berjumpa dengan saudara Thong ini......" Berkata Touw Thian Gouw
Orang berbaju luar merah itu agaknya tidak sabar
mendengarkan penuturan itu, ia berkata sambil mengulapkan tangannya: "Toa Kuncu sudah menghianati Ong-ya, sekarang Ong-ya sudah mengeluarkan perintah untuk menangkap."
"Hamba tidak tahu soal ini."
"Ong-ya sudah datang sendiri kemari, kini sedang
mengadakan perundingan dengan empat raja muda. Karena Toa Khuncu sudah berkhianat, untuk sementara kau dengar perintah Thong Luy, nanti setelah aku bertemu dengan
komandan pasukan, baru memberikan kau jawaban yang
baru." Oleh karena Touw Thian Gouw sedikitpun tidak mengetahui keadaan dalam markas Kun-liong Ong yang dinamakan istana itu, maka terpaksa menurut.
Orang berbaju merah itu mendongakkan kepala melihat
cuaca, kemudian berkata: "Sekarang masih belum jam dua, kalian segera pergi keutara, kira-kira sepuluh pal jauhnya, disitu ada sebuah tenrpat yang berimba lebat. Ditempat itu nanti ada orang yang akan menyambut kedatangan kalian, aku masih ada urusan penting yang hendak diurus, kalian berangkatlah dengan segera."
Setelah memberikan perintah, orang itu melarikan kudanya kelain jurusan.
Dua penunggang kuda lainnyi mengikuti dibelakangnya.
Thong Luy yang menyaksikan tiga orang itu telah pergi jauh, baru berkata pada Toaw Thian Gouw: "Pasukan
pengawal hitam itu, komandan dan wakil komandan,
pengawal dalam dan pengawal luar, semua ditentukan
kedudukannya menilik kepandaian ilmu silatnya. Kepandaian ilmu silat saudara Touw, jauh lebih tinggi dari pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepandaianku, dalam waktu singkat, pasti akan mendapat kedudukan tinggi. Meskipun belum tentu dimasukkan kedalam barisan dua belas pengawal Ong-ya, tetapi pengawal bagian dalam, sudah pasti akan dapat."
"Siaote belum lama masuk, segala-galanya masih
mengharap petunjuk saudara dikemudian hari apabila ada kemajuan, pasti siaote tidak akan melupakan kebaikan
saudara." "Pasukan pengawal berbaju hitam, meskipun setiap hari berkumpul, tetapi sedikitpun tidak mempunyai perasaan persahabatan...."
"Bagi siaote, selalu janjung tinggi kebajikan, sedikit saja menerima budi orang, pasti berusaha untuk membalasnya."
Thong Luy menghela napas perlahan, lama ia berdiam,
kemudian baru berkata: "Tentang persahabatan kita ini, harap disimpan dalam hati, jangan sampai kelihatan diluar, sehingga diketahui oleh orang lain."
"Siaote menurut saja."
"Saudara karena sudah anggap siaote sebagai sahabat
akrab, sudah tentu siaote hendak berusaha untuk membalas budimu ini...."
"Semoga saudara sudi menilik siaotee, supaya jangan
sampai melanggar peraturan, hal ini siaotee sungguh
berterima kasih." "Marilah kita omong2 sambil berjalan......"
Dua orang itu lalu berjalan menuju keutara.
Didalam perjalanan Thong Luy berkata: "Pasukan pengawal berbaju hitam itu, terbagi tiga tingkat, kecuali 12 orang pengawal yang selalu mengawal Ong-ya, yang lainnya dibagi ikatan pengawal dalam dan pengawal luar......"
"Sama-sama pengawal, mengapa dibagi dalam dan luar?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pengawal bagian dalam boleh memasuki dalam istana
dengan bebas, tetapi pengawal bagian luar tidak
diperbolehkan, hanya boleh menjaga diluar istana."
"Entah bagaimana caranya memilih pengawal bagian dalam itu?"
"Sebetulnya sangat sederhana, setiap dua tahun pasukan pengawal berbaju hitam itu, diadakan pertandingan ilmu silat satu kali. Yangg orangnya yakin mempunyai kepandaian cukup tinggi, boleh turut ambil bagian. Diwaktu bertanding, baik mati atau luka sudah saja. Bagi orang yang berkepandaian tinggi, dipilih menjadi pengawal yang baru selalu menyertai Ong-ya dan sisanya dipilih menja di pengawal bagian dalam, sisanya lagi barulah pengawal bagian luar"
"Ooo. Kiranya begitu."
Thong Luy tersenyum, kemudian berkata: "Kecuali setiap dua tahun diadakan pertandingan ilmu silat, masih diadakan pertandingan yang tidak ditentukan waktunya, jikalau ada lowongan dalam duabelas pengawal Ong-ya, segera diadakan pilihan dari pasukan pengawal bagian dalam untuk mengisi lowongan itu. Jika dalam pengawal bagian dalam terdapat lowongan, diadakan pemilihan dari pasukan untuk mengisi lowongan tersebut."
"Dan apabila pengawal bagian luar terdapat lowongan,
darimana dicarinya untuk mengisi lowongan itu?"
"Pengawal bagian luar, jumlahnya tidak terbatas, barang siapa yang diterima menjadi orang-orangnya Ong-ya, semua dimasukkan dalam lowongan pengawal luar."
Touw Thian Gouw yang mendengarkan keterangan orang
itu, agaknya tahu banyak tentang keadaan orang-orang dalam istana, ini merupakan suatu kesempatan baginya untuk
mendapat keterangan lebih banyak tentang diri Kun-liong Ong, maka ia bertanya pula: "Pasukan pengawal luar tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibatasi, niscaya orangnya banyak sekali, kiranya pengawal bagian dalam, jumlahnya orangnya juja tidak ditentukan?"
"Pengawal bagian dalam, jumlahnya duapuluh empat
orang, apabila ada satu yang mati, segera dicarikan gantinya dari pengawal bagian luar."
Touw Thian Gouw khawatir akan menimbulkan kecurigaan, maka tidak berani banyak bertanya lagi.
Dua orang itu berjalan kira2 sepuluh pai, benar saja disitu terdapat rimba lebat.
Dari dalam rimba itu tiba2 terdengar orang menegur:
"Siapa?" Thong Luy menghentikan kakinya dan menjawab "Kap-itbok, dari timur." Dari dalam rimba itu muncul dua orang berpakaian hitam, orang yang berjalan dimuka berkata dengan suara perlahan:
"O, saudara Thong, mari lekas sembunyi kedalam rimba."
"Ini adalah saudara Touw yang belum lama masuk dalam
pasukan kita, ia ditaruh dibawah perintah Toa Kuncu......"
Orang itu menggoyangkan tangannya mencegah Thong Luy
melanjutkan perkataannya, lalu berkata: "Toa Khuncu sudah mengkhianati Ong-ya, sebaiknya jangan sebut-sebut tentang dirinya."
Thong Luy menganggukan kepala tidak menjawab, ia
mengikuti orang itu berjalan kedalam rimba.
Touw Thian Gouw menganggukkan kepala memberi hormat
kepada dua orang itu. Tak disangka dua orang itu tidak menghiraukan, hingga dalam hati berpikir: "keterangan Thong Luy sedikitpun tidak salah, diantara pengawal berbaju hitam sedikitpun tidak mempunyai perasaan persahabatan.
Tiba didalam rimba orang berbaju hitam itu berkata sambil menunjuk kepada dua buah pohon besar yang berada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditempat tujuh atau delapan kaki: "Kalian berdua berjaga dibelakang pohon itu."
Thong Luy tidak bertanya lagi ia berjalan ke tampat yang ditunjuk sambil menarik tangan Touw Thian Gouw.
Setelah sembunyikan diri dibelakang pohon besar itu,
Thong Luy berkata dengan suara perlahan: "Penjagaan dalam rimba ini keras sekali, mungkin Ong-ya akan tiba...."
Ia agaknya merasa bahwa perkataannya itu kurang jeias, maka setelah diam sejenak, ia berkata pula, "Gerak gerik Ong-ya, selalu sangat misterius. Ia kadang-kadang pergi seorang diri, beberapa bulan tidak pulang keistana. Dalam perjalanan itu tidak membawa pengawal seorangpun juga, tetapi ada kalnya mengadakan penjagaan sangat kuat, duabelas
pengawalnya dibawa serta semuanya."
"Tindakan Ong-ya, sudah tentu tidak dapat dimengerti oleh orang-orang seperti kita ini" berkata Touw Thian Gouw.
Ia tahu bahwa orang-orang yang dijadikan pengawal itu, semua sudah diberi obat untuk melupakan dirinya sendiri, jiwanya sudah dikendalikan, maka mereka sangat setia kepada Kun-liong Ong. Dalam rimba lebat itu, sudah penuh dengan mata2 Kun liong Ong. Apabila kurang hati-hati dalam
pembicaraan mereka akan menimbulkan kecurigaannya.
Thong Luy memperdengarkan suara batuk perlahan
kemudian berkata: "Harap saudara menjaga dibelakang
pohon, siaotee hendak kesebelah kiri."
"Silahkan." "Apabila ada urusan, aku nanti akan panggil kau"
Touw Than Gouw sembunyi dibelakang pohon besar itu, ia memejamkan kedua matanya untuk mengatur pernapasannya.
Tiba-tiba terdengar derak kaki kuda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw membuka matanya, ia segera dapat
melihat dua ekor kuda, dengan dilarikan pesat mendatangi kearahnya.
Dari dalam rimba terdengar suara orang yang menegur:
"Siapa?" Kemudian disusul oleh berkelebatnya sepuluh lebih
bayangan orang yang lompat keluar dari dalam rimba.
Dua penunggang kuda itu berhenti dan kemudian lompat
turun dari atas kudanya masing2.
Penunggang kuda itu barangkali tidak rendah
kedudukannya. Sepuluh orang lebih yang melompat keluar dari dalam rimba, semua maju mengerumuni, diantaranya menyambut dua ekor kuda, dan dibawanya kedalam rimba
yang lainnya mengajak dua orang itu memutar kedalam rimba melalui jalanan kecil yang terdapat dirimba itu.
Touw Thian Gouw tldak tahu berkedudukannya dua orang
itu. Sayang karena keadaan malam itu sangat gelap sehingga ia tidak dapat melihat tegas kedua orang itu.
Dalam waktu singkat sudah ada beberapa orang lagi yang keluar menyambut tidak putus2. Dua orang barangkali
mempunyai kedudukan tinggi, sebab orang2 yang keluar
menyambut berlaku hormat sekali kepada mereka,
Touw Thian Gouw diam2 menghitung jumlah orang itu,
ternyata sudah sepuluh lebih hingga menimbulkan keheranan, sebab empat raja muda, orang2 nya hanya lima atau tujuh orang saja, terdapat penghormatan begitu banyak orang....
Diam-diam ia mengambil keputusan apabila ada datang lagi ia juga akan keluar untuk melihat bagaimana orangnya.
Pada saat itu tiba2 tampak sesosok bayangan putih lari mendatangi. Orang2 dalam rimba segera keluar menyambut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw juga mengikuti rombongan orang2 ltu
keluar dari dalam rimba. Bayangan putih itu setelah berada didekat rimba berenti, kiranya adalah sebuah tandu kecil yang tertutup dengan kain berwarna putih perak. Tandu digotong oleh empat orang wanita yang bertubuh kuat.
Touw Thian Gouw yang menyaksikan itu, diam2 berpikir
sambil mengerutkan alisnya "entah berkedudukan apa orang itu, dalam gelap gulita seperti ini, ia duduk didalam tandu yang memakai tutup warna putih, bukankah itu tidak akan menimbulkan perhatian orang?"
Orang-orang berbaju hitam yang keluar menyambut,
semua berlutut dihadapan tandu itu, Touw Thian Gouw juga turut berlutut.
Tandu itu masih tertutup, orang yang didalam tandu
agaknya masih belum tahu ada yang menyambut.
Touw Thian Gouw yang merasa heran, saat ia
mendongakkan kepalanya. Tiba2 bajunya merasa ditarik dari belakang.
Sebagai seorang cerdik dan banyak pengalaman tanpa
menoleh ia sudah tahu bahwa itu adalah perbuatan Thong Luy, maka ia segera menundukkan kepalanya lagi.
Hingga tandu kecil itu berlalu dan orang2 yang berlutut sudah pada bangun, ia baru ikut bangun.
Begitu Touw Thian Gouw berdiri, Thong Luy sudah
mengajaknya berjalan kelain tempat.
Berjalan kedalam sejauh lima enam tombak, Thong Luy
baru berhenti dan berkata dengan suara perlahan: "Untung aku tadi berada dibelakangmu, apabila orang lain yang melihat barangkali kau sudah dibinasakan diluar rimba ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw meskipun mengerti tetapi pura-pura
bertanya: "Kenapa?"
"Tahukah kau siapa orangnya yang duduk didalam tandu
kecil itu?" "Tidak tahu." "Orang yang berada didalam tandu kecil itu adalah istri Ong-ya."
"Istri Ong-ya?"
"Benar, peraturan dalam istana keras sekali, terutama seorang yang berkedudukan sebagai nyonya rumah, lebih2
bukan orang biasa yang biasa melihatnya. Meskipun pengawal dalam istana juga belum pernah melihat wajah nyonya Ong-ya."
"Kiranya begitu, terima kasih."
"Oleh karena itu, maka nyonya Ong-ya membuat sebuah
tandu khusus warna putih perak, tidak perduli siapapun asal melihat tanda kecil itu, semua harus menundukkan kepala, tidak boleh melihat."
"Peraturan serupa ini, bagaimana aku tahu" Jikalau bukan saudara yang memberi keterangan sekalipun mati aku juga masih tidak mengerti."
"Sejak siaote menjadi pengawal diistana pada dua tahun berselang, belum pernah melihat nyonya Ong-ya
meninggalkan istana barang selangkah, entah, apa sebabnya malam ini tiba disini, tampaknya...."
Tiba-tiba ia bungkem, mungkin tiba2 sadar tidak
seharusnya ia berkata terlalu banyak, kemudian ie berkata pula sambil mengulapkan tangannya: "Saudara Touw berdiam disini, jangan berlalu, siaote akan pergi sebentar segera kembali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa menunggu jawaban Touw Thian Gouw, dia sudah
berjalan dengan tergesa-gesa.
Touw Thian Gouw berdiri, sementara dalam hatinya berpikir
"pasukan pengawal ini agaknya dipengaruhi oleh semacam perasaan seram yang sangat misterius, diantara mereka sendiri satu sama lain pada tidak tenang dan selalu siap siaga....."
Selagi masih berpikir, tiba2 terdengar suara siulan,
kemudian disusul suara tindakan kaki orang banyak, beberapa orang pengawal baju hitam berjalan masuk kedalam rimba.
Touw Thian Gauw juga mengikuti rombongan itu untuk
menyaksikan apa yang akan terjadi.
Berjalan kira2 duapuluh tombak lebih, tibalah dihadapan sebuah kuil yang terkurung oleh pagar tembok berwarna merah.
Pintu kuil itu setengah terbuka tetapi tidak tampak sinar lampu dari dalam, juga tidak terdengar suaranya.
Beberapa orang rombongan pengawal berbaju hitam itu,
dengan cepat segera memencarkan diri keluar kuil.
Gerakan mereka agaknya sudah terlatih baik, hanya
sepintas lalu saja memeriksa keadaan kuil itu, mereka segera memilih tempat masing-masing untuk sembunyikan diri, dalam waktu sekejap saja, orang-orang yang berjumlah sepuluh lebih itu, sudah tidak tampak barang seorangpun juga.
Dengan pengalamannya yang luas didunia Kang ouw, Touw Thian Couw telah menginsafi bahwa, tindakkan kali ini ternyata salah. Dari gerak-gerik, orang itu, ia dapat menduga pasti bahwa orang ini tentunya pegawai bagian dalam, seperti apa yang dikatakan oleh Thong Luy......
Ia tahu apabila ia sendiri masih tetap berdiri di-tempatnya pasti akan menimbulkan kecurigaan orang, orang itu, maka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan cepat ia lari kesamping pintu kuil untuk sembunyi tempat gelap.
Ia sangat cerdik karena waktu orang-orang itu berpencaran memilih tempat masing-masing untuk sembunyikan diri, hanya disamping pintu itu tidak ada orang jaga, maka ia memilih tempat itu.
Tidak lama diantaranya, dari dalam kuil tiba-tiba terdengar suara orang bertanya: "Apakah penjagaan sudah selesai diatur?"
Dari luar terdengar suara orang yang menyahut: "sudah selesai."
Dari dalam kuil tampak sinar lampu, Touw Thian Gouw
tanpa sadar sudah melongok kedalam, ia segera melihat seorang berbaju hitam membawa lampu lentera.
Berbagai pelosok dalam kuil itu segera menyusul beberapa lampu penerang, sehingga keadaan dalam kuil itu menjadi terang benderang.
Touw Thian Gouw menyaksikan pula bahwa dalam
pekarangan kuil itu ada berdiri banyak orang, sedangkan tandu kecil putih perak itu berada dihadapan pendopo.
Satu suara yang berat keluar dari dalam pendopo: "Nyonya telah tiba, semua menyingkir...."
Semua orang yang berada didalam pekarangan itu segera berlutut dan menundukan kepala.
Touw Thian Gouw setelah ragu2 sejenak, ketika orang
banyak itu sedang berlutut, diam2 menyelinap masuk kedalam dan turut berlutut.
Ia lebih dulu sudah memperhatikan keadaan dalam
pekaiang itu ia memilih disuatu sudut yang paling baik untuk mengintai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar kemudian, tandu itu terbuka tirainya, seorang wanita baju hijau dengan perhiasan permata yang sangat mewah, turun dari tandu terus masuk pendopo.
Meskipun keadaan terang, tetapi karena wanita itu berjalan tanpa menoleh, maka ia tidak dapat melihat bagaimana
rupanya. Setelah wanita itu menghilang dibalik pendopo orang
banyak itu baru berdiri. Touw Thian Gouw diam-diam memperhatikan keadaan
orang-orang itu, ternyata satu sama lain bersikap dingin, seolah-olah tidak kenal, maka lalu memberanikan diri untuk melakukan pengintaiannya lebih lanjut.
Orang-orang itu jumlahnya banyak sekali, sebentar2
bergerak. Touw Thian Gouw menggunakan kesempatan
diwaktu orang2 itu, ia geser kakinya keluar pendopo.
Dalam pendopo itu keadaan terang benderang, tetapi tidak terdengar suara orang bicara.
Antara pendopo dengan pekarangan itu meskipun terpisah tidak jauh, tetapi tempat itu tidak terdapat seorangpun tidak, apabila ada orang berjalan melalui tempat itu, pisti
diketahuinya. Oleh karenanya, maka Touw Thian Gouw tidak berani
berjalan lagi, terpaksa ia harus nantikan kesempatan lain yang lebih baik.
Sebentar kemudian, tiba2 terdengar suara orang berkata:
"Raja muda bagian timur telah tiba."
Rombongan orang2 berbaju hitam itu bergerak! Kebelakang untuk membuka satu jalan.
Dua laki2 berbadan tegap, masuk dan setelah tiba diluar pendopo lalu minggir kesamping tepat berada didepan Touw Thian Gouw, sehingga merintangi pandangannya, hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam keadaan samar2 ia melihat seorang tua berjubah
panjang berjalan masuk kedalam pendopo.
Touw Thian Gouw menggeser kesamping dua langkah,
untuk mendapat tempat yang lebih terang.
Sebentar lagi, terdengar pula suara orang berkata: "Raja Muda selatan telah tiba."
Hampir bersamaan dengan itu, dua bocah laki2 berpakaian hijau berjalan masuk dibelakang dua bocah itu, tampak mengikuti seorang pemuda berpakaian warna biru.
Pemuda itu usianya kira2 duapuluh lima tahun, wajahnya tampan, perawakkannya tegap gagah.
Dua anak kecil berpakaian hijau itu masing2
dipunggungnya membawa sebilah pedang panjang, ketika
didepan pintu pendopo mereka minggir ke samping, pemuda berpakaian biru itu terus masuk kedalam.
Touw Thian Gouw dalam hati berpikir, empat raja muda
pembantu Kun-liong Ong itu, pasti berkepandaian sangat tinggi. Pemuda itu masih muda sekali usianya, ternyata sudah menjadi salah satu raja muda. Jikalau bukan karena
berkepandaian sangat tinggi, tentunya adalah seorang jahat dan kejam.
Selagi masih berpikir, terdengar pula suara orang: "Raja Muda barat dan utara tiba bersama."
Seorang laki2 tinggi besar dengan membawa senjata
tombak perak berjalan masuk lebih dahulu kemudian seorang laki2 tua pendek kurus dan seorang lelaki setengah umur berkepala botak dan bermata satu, berjalan masuk bersama.
-odwo- 59 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
TOUW THIAN GOUW khawatir dirinya dilihat oleh Kim Goan Pa. Laki2 yang bersenjata tombak perak itu, maka buru-buru mundur dan menyusup didalam rombongan orang banyak.
Pada saat itu orang dihadapannya pada berlutut, maka ia buru2 juga berlutut, lengan bajunya digunakannya untuk menutupi kepalanya.
Sebentar kemudian seorang barjubah hijau, dengan
gerakkannya yang gesit berjalan masuk ke dalam pendopo.
Orang itu wajahnya dingin seperti tidak berperasaan sama sekali, tetapi dari tindakan kakinya yang ringan gesit, dapat diduga bahwa orang juga berkepandaian tinggi sekali.
Dari dalam pendopo terdengar suara nyaring, "Harap tuan2
duduk ditempatnya masing2"
Semua orang dalam pekarangan itu, lalu duduk bersila
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ditempat masing2. Touw Thian Gouw matanya menyapu kepada orang-orang
itu. Orang-orang yang berada dibarisan kanan dan kiri, masing-masing berpakaian yang berwarna biru dan
berpakaian pendek berwarna kuning, sudah terang bukan dari golongan istana. Oleh karenanya maka ia mulai berani, kakinya perlahan-lahan digeser, kepalanya melongok kedalam pendopo.
Pendopo itu dihias dengan baik, dihadapan meja topekong terdapat sebuah meja persegi panjang, diatas meja teralas oleh sepotong kain sutra berwarna kuning. Sebuah pedupaan yang terbuat dan batu kumala, terletak diatas meja. Pedupaan itu mengeluarkan asap yang memenuhi pendopo itu.
Orang berjubah hijau yang bukan lain dari Kun-liong Ong.
Orang nampak duduk berjajar dengan seorang perempuan
cantik berbaju hijau pula. Perempuan cantik berbaju hijau itu, diatas kepalanya terdapat sebuah topi yang khusus dibuatnya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajahnya cantik tertutup oleh kerudung sutra tipis berwarna kuning.
Dikedua sisi meja ia duduk empat raja muda. Kecuali empat raja muda itu, masih ada lagi serang laki-laki tua berjenggot panjang dan berpakaian baju panjang duduk disamping Kun-liong Ong,
Touw Thian Gouw diam2 merasa heran, entah apa
kedudukkan orang tua itu" Mengapa agaknya lebih tinggi dari pada empat raja muda. Kun-Jiong Ong tiba2 menoleh,
tangannya menggapai, dua orang berbaju hitam segera
menghampiri. Kun-liong Ong membuka mulutnya, entah apa yang
dikatakan dua orang itu, tetapi dua orang itu segera berjalan keluar.
Dua orang itu berhenti diatas tangga batu, memandang
keluar sebentar, tiba2 berjalan kearah Touw Thian Gouw.
Ketika Touw Thian Gouw mengetahui gelagat tidak baik, dua orang itu sudah berada dihadapannya.
Seorang yang berada disebelah kiri menggapaikan
tangannya seraya berkata: "Kau kemari!"
Touw Thian Gouw meskipun mengerti orang itu memanggil dirinya, tetapi ia pura2 tidak tahu, ia sengaja memandang kesana kemari dengan mata berputaran.
Orang yang sebelah kanan mengerutkan alisnya, ia masuk selangkah, tangannya menyambar Touw Thian Gouw seraya berkata: "Kau belagak gila, ataukah benar2 tidak dengar?"
Touw Thian Gouw merasakan betapa kuatnya tenaga orang itu, dalam hati terkejut, ia terpaksa berdiri.
Seorang yang sebelah kiri lalu berkata: "Ong-ya suruh kau masuk kedalam."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw tahu bahwa disekitar kuil itu penjagaan sangat kuat, tidak memungkinkan ia kabur terpaksa ia
mengikuti dua orang itu naik ketangga batu, terus masuk kedalam pendopo. Dua orang berbaju hitam berdiri
berdampingan didepan pintu pendopo.
Orang berjubah hijau itu berkata sambil tertawa dingin:
"Apakah kau pengawal dalam istana?"
Touw Thian Gouw tadi sewaktu berjalan masuk ke
pendopo, sudah memikirkan jawabannya pertanyaan Kunliong Ong. Ia memang seorang cerdik, ditambah dengan
pengalamannya didalam dunia Kang-ouw yang sudah luas, melihat sepintas lalu saja, ia sudah tahu tidak dapat membohong dengan dalih apapun juga. Untuk membohongi
orang berjubah hijau itu, maka ia segera menjawab: "Hamba adalah pengawal bagian luar."
"Kau menjawab pertanyaanku tanpa kelakuan sopan,
benar-benar kau tidak pandang tata tertib dalam istanaku"
berkata orang berbaju hijau itu.
Touw Thian Gouw mengangkat tangan memberi hormat
sambil menundukkan kepala, kemudian berkata: "Hamba
belum lama menjadi pengawal istana sehingga tidak mengerti peraturan dalam istana."
"Kapan kau masuk barisan pengawal berbaju hitam?"
"Hamba masuk barisan pengawal berbaju hitam, belum
cukup tiga bulan." Sinar mata Kun-liong Ong yang dingin berputaran diwajah Touw Thian Gouw, kemudian berkata dengan nada suara
dingin: "Apakah kau kira aku dapat kau bohongi?"
Touw Thian Gouw buru2 menyahut: "Keterangan hamba
semuanya benar." Kun-liong Ong mengangkat tangannya, jari tangannya
segera mengeluarkan hembusan angin dari jauh menyerang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jalan darah Touw Thian Gouw. Touw Thian Gouw melihat
Kun-liong Ong menyerang dirinya dengan menggunakan ilmu totokan jalan darah dari jarak jauh, tetapi ia tidak berani mengelakkan, terpaksa menyerahkan dirinya ditotok sehingga jatuh roboh ditanah.
Kun-liong Ong lalu memerintahkan kepada dua orang
berbaju hitam supaya menahan dulu Touw Thian Gouw, dan sebentar setelah selesai berunding akan diperiksa lagi.
Touw Thian Gouw meskipun sudah tertotok jalan darahnya, tetapi otaknya masih jernih ia merasa dirinya digotong dan dilemparkan kesuatu sudut didalam pendopo itu, waktu itu nasibnya sudah berada ditangan lawan, maka ia rnemejamkan dua matanya, diam2 mengerahkan kekuatan tenaga
dalamnya, mencoba membuka sendiri totokannya.
Tiba-tiba telinganya mendengar satu suara yang sangat tinggi: "Aku sudah menghitung baik arah angin yang bakal meniup badanmu sendiri, asal bisa memancing mereka masuk kedalam barisan gaib yang kita pasang, tidak susah untuk membasmi mereka sekaligus, gambar peta ini, adalah gambar tanah belukar itu, harap saudara Ong periksa sendiri"
Hati Touw Thian Gouw tergerak oleh ucapan itu, ia
membuka matanya. Ia melihat orang tua yang duduk disamping Kun-liong Ong, dari dalam sakunya mengeluarkan sehelai lukisan dalam kain putih, diberikan kepada Kun-liong Ong,
Kun-liong Ong menyambut lukisan itu, diperiksanya dengan teliti, ia meletakkannya diatas meja, lalu berpaling dan berkata kepada raja muda utara Koo Pat Kie: "Kecuali orang2 dari partai Bu-tong-pay, masih ada orang2 dari mana lagi yang bisa datang?"
"Menurut apa yang hamba tahu, kecuali orang Bu-tongpay, masih ada beberapa orang kuat dari Siao-liem-pay dan Ngo-bie-pay yang akan datang," berkata Koo Pat Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong menganggukkan kepala, matanya, ditujukan lagi pada raja muda selatan, kemudian bertanya: "Apakah sudah berhasil menemukan mata2 yang kita kirimkan ke
golongan pengemis?" "Sudah," jawab raja muda selatan itu.
"Bagus, bawa ia kemari untuk aku tanya." berkata Kun-liong Ong.
Touw Thian Gouw terperanjat, pikirnya: "dengan peraturan yang keras golongan pengemis dan kepandaian penasehatnya yang luar biasa itu, tetapi toh masih bisa kemasukan mata2
Kun-liong Ong. Urusan ini sungguh hebat, entah siapakah orangnya itu"
Pada saat itu pemuda berbaju biru yang duduk ditempat raja muda selatan, nampak berdiri, kemudian berjalan keluar, tidak lama kemudian, ia sudah masuk lagi dengan membawa saorang laki2 yang matanya tertutup oleh kain hitam.
Kun-liong Ong memandang laki2 itu sebentar lalu berkata:
"Buka kain hitam yang menutupi matamu."
Laki-laki itu menurut, dan ia membuka sendiri kain hitam yang menutup matanya, tampak wajahnya yang berwarna
sawo matang, ternyata adalah si Kaki Sakti Pek Kong Po yang sering mengikuti disamping Auw-yang Thong.
Bukan kepalang terkejut Touw Thian Gouw, ia sungguh
tidak menduga bahwa orang itu ternyata adalah mata2 Kun-liong Ong yang dikirim kedalam golongan pengemis......
Kun-liong Ong berpaling dan berkata kepada orang tua
berjenggot panjang itu. "Harap saudara tolong tanyakan kepadanya."
Orang tua itu lalu menggapai Pek Kong Po pa bertanya:
"Kau kemari." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Kong Po menurut, ia berkata dengan suara perlahan:
"Disini banyak orang, kurang tepat untuk bicara"
Orang tua itu berdiri dan berkata: "Mari kita bicara
dibelakang meja toapekong."
Ia bergerak berjalan lebih dahulu menuju ke ruangan
belakang toapekong. Kun-liong Ong mengawasi berlalunya dua orang itu
sejenak, tangannya dengan perlahan menepuk meja,
kemudian berkata: "Dalam dunia Kang-ouw pada dewasa ini, yang benar-benar dapat mengimbangi kekuatan kita, bukan lagi orang-orang dari sembilan partay besar, melainkan orang-orang golongan pengemis yang pada waktu paling belakang ini besar sekali pengaruhnya."
Tiba-tiba ia berdiam, sinar matanya menyapu wajah empat raja muda, kemudian berkata pula dengan nada suara dingin:
"Golongan pengemis mempunyai banyak tenaga orang
kuat, terutama penasehatnya yang bernama Teng Soan
dengan gelarnya Siao-yao-siucay, adala orang ahli pemikir, organisatoris dan akhli siasat yang mempunyai kecerdikan luar biasa, baik dalam pertempuran kekuatan tenaga maupun
mengadu siasat kepintaran, semua dapat mengimbangi
kekuatan kita. Saudara-saudara berempat, masing-masing mempunyai kepandaian ilmu-silat luar biasa. Hal ini kami ketahui dan selalu menjunjung tinggi, maka dalam
pertempuran kali ini, semoga berhasil mendapat kemenangan total, dengan sekaligus dapat membasmi orang-orang kuat dalam golongan pengemis......"
Raja muda utara Koo Pat Kie tiba2 berkata, "Ong-ya kalau memang benar2 sudah berkata hendak mengadu kekuatan
dengan golongan pengemis, sebaiknya mengundang mereka dan mengadakan pertandingan secara laki-laki, dengan
mengandalkan kepandaian masing-masing."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini merupakan suatu tindakan yang paling bodoh dengan jalan bertanding mengadu kekuatan. Meskipun bisa diketahui siapa yang lebih unggul dan siapa yang asor dalam waktu satu hari, tetapi kedua pihak, semua akan mengalami kerusakan besar. Meskipun sembilan partai besar belum pernah
kebentrok langsung dengan kita, tetapi semua sudah bersiap siap untuk menghadapi kita. Dengan demikian, maka
pertandingan itu pasti akan menggemparkan dunia Kang ouw.
Apabila sembilan partay besar masing2 mengirim orang orang yang kuat membantu Auw-yang Thong, maka siapa yang akan keluar sebagai pemenang susah diduga...."
Bicara sampai disitu tiba2 berhenti, dari badannya
mengeluarkan empat sampul tertutup lalu berkata pula:
"Dalam empat sampul ini, sudah tertulis jelas apa yang kalian harus lakukan, asal kalian dapat melakukan dengan baik, maka tidaklah sukar untuk membasmi orang2 golongan
pengemis." Raja muda selatan dengan sinar mata tajam mengawasi
sampul itu, tanpa sadar sudah mengeluarkan perkataan:
"barisan sungai berdarah."
"Benar, barisan sungai berdarah. Aku hendak membentuk barisan sungai berdarah ini. Diatas tanah datar seluas sepuluh pal, kalian berempat mssing-masing menduduki pos di satu bagian" berkata Kun-liong Ong.
"Perhitungan dan rencana Ong-ya, dalam dunia ini susah dicari tandingannya, untuk membuat rencana ini pasti sudah dipikir masak-masak lebih dulu, kita pasti mendukungnya dengan penuh tenaga" berkata raja muda selatan.
"Itulah sebabnya maka kami percayakan tugas ini kepada saudara berempat"
Empat Raja muda itu semua bangkit dari tempat duduknya untuk memberi hormat sambil mengucapkan terima kasih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam sampul itu, sudah dijelaskan, nanti saudara2
setelah membacanya pasti mengerti sendiri, sekarang waktu sudah hampir pagi, kalian juga perlu harus mengatur orang2
kalian, "berkata Kun-liong Ong.
Empat raja muda itu memberi hormat lagi, kemudian
mengundurkan diri. Touw Thian Gouw yang mendengar pembicaraan itu diam2
terkejut, pikirnya: "Ternyata Kun-liong Ong sudah
mempersiapkan rencana keji, hendak membasmi golongan
pengemis, entah bagaimana dengan Auw-yang Thong, apakah ia mengetahui urusan ini" Bagaimana aku harus berusaha untuk memberitahukan kepadanya"
Sementara itu ia terdengar pula Kun-liong Ong berkata:
"Didalam sampul itu, terkecuali menjelaskan tugas dan pekerjaan yang saudara2 akan lakukan, masih terdapat
lukisan peta tempat itu, asal kalian dapat melakukan menurut garis2 dan waktu yang ditentukan, barisan sungai berdarah itu nanti akan menunjukkan bukti kehebatannya."
Empat raja muda itu yang sebetulnya sudah berada dipintu pendopo, ketika mendengar perkataan itu, dengan serentak menghentikan kakinya, hingga selesai ucapan Kun-liong Ong, baru keluar dari pendopo.
Sebentar kemudian, diluar terdengar suara tindakan kaki orang banyak yang perlahan2 menghilang, itu adalah empat raja muda yang sudah meninggalkan tempat itu bersama
orang-orangnya. Touw Thian Gouw yang diletakkan disatu sudut dalam
pendopo, tidak dapat melihat keadaan diluar, hanya dari suara tindakkan kaki orang itu, ia dapat menduganya bahva empat raja muda itu sudah berlalu.
Kun-liong Ong setelah menyaksikan berlalunya tempat raja mada itu, ia berkata dengan suara perlahan kepada istrinya, kemudian berlalu dengan tergesa-gesa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pendopo itu suasana mendadak menjadi sunyi.
Tujuh atau delapan orang berbaju hitam tersebar di berbagai sudut dalam ruangan itu, penjagaan nampaknya masih keras, tetapi suasana sunyi senyap.
yang paling mengherankan Touw Thian Gouw adalah orang tua berjubah panjang itu, setelah mengajak Pek Kong Po kebelakang meja toapekong, lama belum muncul keluar,
meskipun dalam ruangan itu sunyi senyap, tetapi tidak terdengar suara pembicaraan mereka. Ia memikirkan soal penghianatan Pek Kong Po terhadap golongan pengemis,
sehingga melupakan dirinya sendiri.
Dan lagi perempuan berbaju hijau yang katanya adalah istri Kun-liong Ong, sejak masuk kedalam kuil itu, bukan saja belum pernah dengar sepatah kata dari mulutnya, bahkan sejak ia duduk, bergerak sajapun tidak.
Entah berapa lama telah berlalu, perempuan itu tiba-tiba mengangkat tangannya dan berkata dengan suara perlahan:
"Kalian padamkan api itu, keluarlah semua! Aku hendak duduk seorang diri."
Entah karena orang-orang berbaju hitam itu sudah
melupakan Touw Thian Gouw, ataukah karena wibawa
perempuan itu, sehingga orang-orang itu tidak berani
bertanya, beberapa orang itu bertindak dengan serentak memadamkan penerangan lampu, kemudian keluar dari
pendopo. Dalam ruangan itu mendadak gelap gulita.
Touw Thian Gouw menyandarkan kepalanya di dinding,
sambil berpikir: "Perempuan ini pasti istri Kun-liong Ong.
Orang kejam dan buas semacam Kun-liong Ong, mengapa
demikian hormat terhadap istrinya"...."
Selagi berpikir, tiba2 terdengar suara seruling mengalun diudara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw yang memperhatikan suara seruling itu ternyata keluar dari arah dimana perempuan itu duduk.
Suara seruling itu, semula memperdengarkan lagu irama kesedihan, sebentar kemudian lagu semakin menjedihkan, seolah2 ratapan tangis dari seorang yang tertimpa oleh perasaan duka.
Tanpa sadar Touw Thian Gouw timbul rasa simpatinya,
sehingga tanpa sadar pula ia sudah berkata sambil menghela napas: "Irama seruling nyonya ini sangat menawan hati......"
Suara seruling itu mendadak berhenti, keadaan dalam
ruangan itu sunyi kembali.
Tetapi sebentar kemudian suara seruling itu terdengar lagi, kali ini iramanya tidak demikian menyedihkan seperti semula.
Touw Thian Gouw diam2 memperhatikan irama itu, dakam
hati timbul semacam perasaan ia pun mengerahkan tenaga dalamnya untuk mengimbangi irama seruling itu.
Pada saat itu, irama seruling itu tiba2 berubah dalam dan rendah samar2 seperti membangkitkan napsu hidup manusia.
Touw Thian Gouw bukan saja sudah dibangkitkan
keinginannya hidup jadi sangat kuat, tetapi juga dibangkitkan kecerdasannya oleh suara seruling itu.
Sesaat kemudian, ia tiba2 merasakan bahwa totokan jalan darahnya terbuka sendiri darah mengalir seperti biasa.
Pikirannya per-lahan2 mulai jernih sebagai seorang Kangouw yang sudah ulung, meskipun totokan jalan darahnya sudah terbuka, tetapi ia masih belum berani melakukan tindakan gegabah, ia membuka matanya, untuk men-cari2
didalam kegelapan itu. Ketika suara seruling itu berhenti lagi, suasana dalam ruangan kembali sunyi senyap, hanya diluar kuil samar2
terdengar suara bergoyangnya daun2 di atas pohon yang tertiup angin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw mempunyai daya pemandangan luar
biasa, apalagi setelah berada dalam kegelapan begitu lama, ia tambah dapat menyesuaikan dalam gelap, didalam ruangan yang gelap itu, kecuali perempuan berbaju hijau itu, agaknya sudah tidak ada orang lain lagi.
Dari suara seruling itu, Touw Thian Gouw sudah merasakan apa sebabnya perempuan itu ditakuti dan dihormati demikian rupa oleh Kun-liong Ong. Dalam hal ini agaknya banyak segi2
dan sebab-sebabnya. Bukan hanya lantaran ia seorang wanita, sedangkan pakaian dan dandanan perempuan itu, nampaknya menambahkan banyak misteri atas dirinya.
Meskipun Touw Thian Gouw tidak dapat menduga duga
pasti apa sebabnya perempuan itu hendak menolong dirinya, tetapi ia yakin benar bahwa suara seruling itu dengan sengaja membantu dirinya untuk membuka totokan jalan darahnya, perlahan ia bangkit dari tempatnya, kakinya digeser dua langkah, untuk memperhatikan perempuan itu melakukan
tindakan apa. Apa yang terjadi sesungguhnya diluar dugaannya,
bersamaan pada saat ia menggeser kakinya, perempuan itu juga bangun perlahan-perlahan dari tempat duduknya,
berjalan menuju belakang tepekong
Tindakkannya itu tiba-tiba mengingatkan Touw Thian Gouw kepada satu hal, orang tua berjenggot hitam itu setelah mengajak Pek Kong Po ke ruangan belakang itu, selama itu belum nampak keluar lagi, kalau begitu belakang meja
tepekong itu, sudah pasti ada jalan rahasia yang menembus entah kemana.
la tidak dapat memastikan tindakkan apa selanjutnya yang dilakukan oleh perempuan itu setelah masuk diruangan
belakang itu, apakah ia sengaja menunjukan jalan baginya untuk melarikan diri" Tetapi ia percaya meskipun perempuan itu memakai kerudung sutra tipis, rasanya juga tidak dapat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghalangi daya pandangan perempuan itu, segala gerak-gerik dirinya pasti tidak akan lolos dari mata perempuan itu.
Diluar pendopo banyak pengawal baju hitam yang:
menjaga, diluar kuil penjagaan semakin keras, apabila benar dibelakang meja toapekong itu adalah jalan yang menembus keluar, ini adalah suatu kesempatan yang baik baginya untuk meloloskan diri dari bahaya.
Touw Thian Gouw coba mengatur pernapasannya, ia
merasa kekuatan tenaga dan kepandaiannya sudah pulih
kembali seluruhnya, maka perlahan-perlahan ia menggeser kakinya menuju kebelakang meja toapekong itu.
Ditempat itu benar saja sudah tidak tampak jejak
perempuan itu, begitu pula orang tua berjenggot hitam itu dan Pek Khong Po.
Sejenak Touw Thian Gouw merasa sangsi,, kemudian
berjalan maju, dibelakang sebuah patung tinggi besar ia menemukan sebuah lobang goa selebar tiga kaki persegi, dalam goa itu ada tangga batu yang merupakan kebawah, selagi ia hendak berjalan turun, tiba-tiba berpikir: "Apabila lobang ini bukan jalan keluar pasti adalah kamar rahasia.
Itu merupakan suatu pilihan baginya untuk mencari jalan hidup atau mati, apabila lobang itu merupakan suatu jalan, maka ada harapan baginya untuk hidup, tetapi apabila itu merupakan satu kamar rahasia, maka sudah tidak ada lagi harapan untuk hidup lagi baginya.
Karena sudah tidak ada pilihan lain, maka setelah berpikir sejenak, ia lalu berjalan turun kedalam lobang sambil siap siaga, apabila menemukan musuh, hendak diserangnya
dengan seluruh tenaga. Tangga batu itu kurang lebih cuma tujuh tingkat, sebentar saja ia sudah berada di tempat teratas, disitu terdapat sebuah lorong yang lebarnya kira-kira empat kaki, menuju
kebelakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berjalan kira-kira sejauh sepuluh tombak, jalan dibawah tanah itu tiba-tiba menanjak keatas, ketika ia mengangkat kepala, samar-samar nampak sinar bintang, ternyata sudah sampai dimulut lobang goa.
Kali ini ia dapat lolos dari tempat bahaya dengan mudah, sesungguhnya diluar dugaannya, dengan cepat ia berjalan keluar dari mulut goa yang tertutup oleh rumput dan alang2, kemudian menyembunyikan diri didalam alang-alang, ia
memandang keadaan disekitarnya, nampaknya seperti ditepi rimba.
Ia tahu bahwa disekitar tempat itu, masih ada penjagaan kuat, dari pada lari, lebih baik keluar secara terus terang, dengan dandanannya sebagai pegawai itu, mungkin dapat mengelabui mata orang2 yang menjaga.
Selagi hendak berjalan, dipundak kirinyaa tiba-tiba
merasakan ditekan oleh satu tangan yang kuat. Tindakan tiba-tiba dan tanpa suara itu agaknya dilakukan oleh orang yang selama sembunyi didalam alang-alang itu.
Touw Thian Gouw yang sudah pernah menghadapi banyak
musuh tangguh, hanya sejenak ia terkejut lalu tenang lagi, ia tidak meronta, juga tidak melawan. Per-lahan2 ia
membalikkan kepalanya dibawah sinar bintang matanya dapat melihat dengan tegas, bahwa itu ada satu tangan yang putih halus, lima jari tangannya yang runcing, mencekam erat tulang pandaknya, tangan itu ternyata tangan seorang
perempuan. Karena tangan itu mencekam erat tulang pundaknya
sehingga Touw Thian Gouw tidak dapat menggerakkan
badannya, kecuali tangannya yang putih halus, ia tidak dapat melihat apa-apa lagi. Tetapi telinganya dapat menangkap suara tindakan kaki yang dari jauh terdengar semakin dekat, agaknya ada orang jalan mendatangi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw merasa cemas, karena pada saat itu ia sudah berada ditempat terbuka, apabila orang itu berjalan kearahnya pasti akan terlihat. Tanpa disadari ia sudah memutar balik badannya dan mundur kebelakang.
Kali ini tangannya putih halus itu tidak merintangi
perbuatannya, sehingga ia dapat menyembunyikan diri
kedalam alang-alang. Ia hanya merasa bahwa badannya itu menyentuh badan orang, bau harum menusuk telinganya.
Pada saat itu dua orang berbaju hitam berjalan melalui samping alang-alang itu menuju kedalam rimba.
Touw Thian Gouw menggerakkan badannya, kemudian
berkata dengan suara perlahan: "Terima kasih atas petunjuk nyonya."
Tangan halus yang berada dipundaknya sudah di tarik
kembali, tetapi tidak terdengar suara jawaban apa-apa.
Touw Thian Gouw per-lahan2 bangun berdiri dan berkata pula: "Budi nyonya, dikemudian hari aku pasti membalasnya, sekarang aku minta diri."
Ia berkata banyak, tetapi selama itu belum pernah
menoleh, setelah itu ia berjalan dengan tindakan lebar.
Selama ia berjalan itu, ia menampak banyak orang berbaju hitam berdiri dibelakang pohon atau dipinggir semak-semak, tetapi tiada seorangpun yang merintangi atau menegur
dirinya. Touw Thian Gouw berjalan dengan tindakan lebar seolah-olah tidak ada kejadian apa, dengan demikian ia telah berhasil mengelabui mata orang-orang yang melakukan penjagaan itu.
Tidak lama kemudian semakin jauh ia meninggalkan tempat itu, lalu mempercepat tindakan kakinya. Sekejap saja ia berjalan kira2 tujuh pal setelah ditaksirnya sudah keluar dari tempat yang terjaga keras itu, ia berani lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Malam itu cuaca gelap, hanya sinar bintang2 di-langit yang menyinari jagat.
Touw Thian Gouw setelah lari cukup jauh tiba2 berhenti, pikirnya: "Dengan dandananku seperti ini, apabila berjumpa dengan orang2 golongan pengemis, pasti akan menimbulkan salah paham, masih tidak apa jika aku menemukan tempat kediaman Auw-yang Thong, tetapi apabila berjumpa dengan orangnya yang tidak mau dengar keteranganku, ini akan menimbulkan kerewelan. Sebaiknya aku menantikan sampai terang tanah, lebih dulu aku harus berusaha mencari rumah seorang penduduk desa, setelah berpakaian lalu berusaha lagi untuk menyampaikan maksud Kun-liong Ong yang hendak
membasmi golongan pengemis.
Ia lalu mencari tempat dibawah pohon besar, disitu ia duduk sambil pejamkan mata untuk memulihkan tenaganya.
Ditengah malam buta dan keadaan sesunyi itu, tiba-tiba terdengar suara pakaian tertiup angin.
Suara itu sebetulnya tidak nyaring, tetapi bagi Touw Thian Gouw yang mempunyai daya pendengaran yang luar biasa, apalagi didalam keadaan sunyi maka dapat didengarnya
dengan jelas. Ketika ia membuka mata, sesosok bayangan tinggi besar, lari bagaikan terbang diatas jalan kecil sejauh dua tombak dari tempat duduknya. Kecepatan jalan orang itu sesungguhnya sangat mengagumkan, caranya berjalan jauh berbeda dengan orang yang menggunakan ilmu meringankan tubuh, maka ia segera teringat dirinya Pek Kong Po. Pikirnya: "Orang ini berjalan pesat sekali, juga berlainan dengan orang yang menggunakan ilmu meringankan tubuh, sudah pasti adalah Pek Kong Po. Ia selalu mengikuti Auw-yang Thong, mengapa aku tidak membuntutinya...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikian ia berpikir, segera berbangkit dan dengan
menggunakan ilmunya meringankan tubuh ia mengejar
bayangan itu. Semula ia tidak merasakan apa2, tetapi sebentar kemudian ia sudah merasa lelah, ia merasa kecepatan orang itu, sesungguhnya luarbiasa, sehingga ia harus mengeluarkan seluruh kepandaiannya baru dapat mengejar.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namun demikian, akhirnya ia ketinggalan juga, maka hanya dapat menyaksikan bayangan Pek Kong Po yang makin lama makin jauh dan akhirnya menghilang ketempat gelap.
Sambil mengagumi kecepatan Pek Kong Po, Touw Thian
Gouw melanjutkan pengejarannya.
Ketika ia sudah kehilangan tujuan orang yang dikejar, terpaksa mengejar menurut dugaan dan ancer2nya sendiri.
Selagi mengejar menurut dugaan dan bingung, tiba2
terdengar suara orang menegurnya: "Siapa?"
Touw Thian Gouw menduga orang yang menegur itu pasti
orang-orangnya golongan pengemis, yang sedang melakukan penjagaan ditempat gelap. Tetapi ia takut menemukan orang-orangnya Kun-liong Ong, maka ia diam saja, dau lari menuju kearah suara itu tadi.
Dari tempat gelap tiba2 melompat keluar seorang
berpakaian abu2 dengan tangan membawa seujata golok
menghadang dihadapannya. Dari pakaian orang itu segera dapat dikenali adalah orang golongan pengemis.
Orang itu memandang Touw Thian Gouw dengan sinar
mata dingin, kemudian berkata: "Melihat dandanan saudara, mirip sekali dengan pasukan pengawal baju hitam Kun-liong Ong,"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw lebih dulu mengangkat tangan memberi
hormat, kemudian berkata: "Apakah kau orang dari golongan pengemis?"
"Benar, saudara ada urusan apa?"
"Aku hendak menjumpai Auw-yang pangcu."
Orang itu terkejut. "Kau siapa?"
"Aku yang rendah seorang she Touw."
"Apabila saudara hendak menjumpai pangcu, harap
letakkan senjatamu."
Touw Thian Gouw yang mendengar perkataan itu, sejenak ragu2, kemudian menyerahkan sanjata pecutnya.
Orang itu menyambut senjata Touw Thian Gouwj kemudian berkata: "Pangcu kita meskipun baik budi, kepada siapa saja yang hendak menemuinya, selalu tidak pernah ditolaknya, tetapi keadaan pada saat ini agak berlainan, terpaksa aku minta saudara suka berlaku untuk menyesuaikan diri."
"Bagaimana caranya yang kau maksudkan?"
"Mengikat kedua tanganmu."
"Apabila aku tidak suka diikat?"
"Kau sudah berada didalam kepungan yang rapat, kalau
kau tidak suka diikat, juga tidak bisa mengundurkan diri dalam keadaan utuh."
Touw Thian Gouw memandang keadaan sekitarnya,
ternyata tidak nampak bayangan orang.
"Apakah kau tidak percaya?" bertanya orang itu, kemudian membunyikan suara siulan.
Beberapa bayangan orang muncul dari berbagal penjuru
mengurung Touw Thian Gouw. Orang itu berkata pula: "Kau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerahkan senjatamu kepadaku, tentunya pandai
menggunakan tangan kosong."
Touw Thian Gouw yang menyaksikan dirinya terkurung, lalu mengangkat tinggi kedua tangannya seraya berkata:
"Memasuki daerah orang harus menurut peraturan dan
kebiasaan daerah itu, silahkan tuan mengikat tanganku."
Orang itu lalu mengeluarkan seutas tali untuk mengikat tangan Touw Thian Gouw, kemudian berkata sambil tertawa:
"Sekarang kita boleh pergi."
Orang-orang yang mengurung Touw Thian Gouw tadi,
segera memencarkan diri dan menghilang lagi ditempat gelap.
Touw Thian Gouw dengan tangan terikat berjalan
dibelakang orang berbaju abu2 itu. Setelah melalui sebuah jalanan kecil, dan sunyi tibalah di depan sebuah rumah atap, orang itu lalu menepuk tangannya tiga kali.
Ketika pintu rumah itu terbuka, dari dalam muncul seorang tinggi besar dengan muka sawo matang, yang bukan lain dari pada Pek Kong Po.
Touw Thian Gouw terkejut, pikirnya: "orang ini selalu berada disamping Auw-yang Thong, apabila ia menghendaki jiwa pangcunya, benar-benar mudah sekali turun tangan.
Pek Kong Po membuka matanya lebar-lebar ia memandang
Touw Thian Gouw sesaat lamanya, baru berkata dengan nada suara dingin: "Orang ini adalah anggauta pasukan baju hitam Kun-liong Ong, bawa keluar dan bunuh saja."
"Dia sudah berlaku menurut peraturan golongan kita
hendak menjumpai pangcu dengan tangan terikat...." berkata orang yang membawa Touw Thian Gouw itu.
"Kalau begitu kau korek dulu biji matanya" pemotong Pek Kong Po.
"Ini...." berkata orang itu terkejut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perlu ini itu, apabila pangcu menyalahkan kau, akulah yang tanggung jawab."
Touw Thian Gouw diam2 siap sedia, ia berkata dengan
nada suara dingin: "Pek Kong Po, apakah kau takut aku membuka rahasiamu dihadapan Auw-yang pangcu?"
Perkataan itu mengejutkan orang berbaju abu2 itu, ia
berpaling dan bertanya kepada Touw Thian Gouw: "Apa kau katakan?"
Touw Thian Gouw menjawab sambil tertawa terbahakbahak: "Pek Kong Po takut aku membuka rahasianya
dihadapan pangcu, tentu saja hendak membunuh aku."
Selama ia berkata, sepasang matanya terus menatap Pek Keng Po, takut ia menyerang secara tiba2.
Tetapi apa yang terjadi ternyata diluar dugaan, Pek Kong Po bukan saja tidak marah atau turun tangan, sikapnya malah nampak lunak, sambil tertawa hambar ia berkata: "Orang ini sudah gila, sudah lama aku dengar orang-orang Kun-liong Ong semua diberi makan obat yang melupakan dirinya, apabila tidak makan obat pemunah pada waktunya, orang2 itu akan mati dalam keadaan hancur luluh sekujur badannya, maka barang siapa yang diterima sebagai pembantu Kun-liong Ong, seumur hidupnya tidak berani berlaku khianat, cerita itu nampaknya tidak bohong."
-odwo- 60 ORANG berbaju abu-abu itu yang mendengarkan
pertengkaran sengit antara dua orang itu, merasa terheran-heran, setelah berpikir sejenak, kemudian berkata: "Saudara Pek sudah banyak tahun mengikuti pangcu, sekalipun Kun-liong Ong menggunakan siasat hendak memecah belah antara kita, juga susah berhasil, apalagi kecerdikan pangcu lebih Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daripada manusia biasa, pandangannya juga sangat tajam, orang ini minta bertemu, mungkin ada urusan penting, apa salahnya kalau saudara Pek memberitahukan kepada pangcu dulu."
"Kalau begitu, biarlah kau tinggalkan dia di sini!"
Orang berbaju abu2 itu lalu menyerahkan pecut mas Touw Thian Gouw kepada Pek Kong Po seraya berkata: "Pecut mas ini kuserahkan sekalian kepadamu."
Setelah Pek Kong Po menyambut pecut itu, orang berbaju abu2 itu lalu berlalu.
Touw Thian Gouw yang menyaksikan keadaan demikian, ia beranggapan tidak ada gunanya bicara lagi, maka ia lalu diam dan siap sedia untuk menjaga segala kemungkinan.
Pek Kong Po menunggu sampai orang berbaju abu2 itu
sudah pergi jauh, ia baru berkata sambil tertawa dingin: "Tali yang mengikat kepada dua tanganmu itu, terbuat dari urat sapi dan rambut manusia, jikalau kau ingin memutuskan dengan mengerahkan tenaga dalammu, itu berarti mencari kesulitan sendiri"
"Sekalipun ikatanku tidak terlepas, kau juga belum tentu dapat melukai diriku," berkata Touw Thian Gouw menantang.
"Kau sungguh sombong, aku tidak percaya kau mempunyai ketangkasan semacam itu," berkata Pek Kong Po sambil tertawa.
"Kau mendapat nama julukan kaki sakti, barangkali kau tidak khawatir aku lari, tetapi kau dapat mencelakakan diriku atau tidak, kau boleh coba saja. Tetapi sebelum kita bertindak, aku ingin minta keterangan dua soal darimu."
"Katakanlah." "Nama Auw-yang Pangcu sudah termasjhur didalam dunia, kepandaiannya sangat tinggi, tetapi mengapa daya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendengarannya begitu kurang" Suara tertawaku tadi, dalam waktu malam yang sunyi ini, tentu dapat didengar sejauh beberapa pal, mengapa ia tidak dengar?"
"Akalmu pintar sekali, sayang kedatanganmu sudah
terlambat." "Apa" Apakah Auw-yang pangcu...."
"Ia sedang tidur nyenyak."
Touw Thian Gouw tiba2 mendongakkan kepala dan menarik napas, kemudian berkata: "Orang berkata kepandaian Teng Soan sebagai ahli pemikir, dapat dijajarkan namanya dengan Khong Beng dizaman Sam-kok, tetapi nampaknya itu hanya nama kosong belaka...."
"Mengapa kau berkata demikian?"
"Jikalau Teng Soan benar mempunyai kepintaran semacam itu, seharusnya siang2 ia tahu akal muslihatmu yang sangat keji."
"Sayang selanjutnya kau sudah tidak mendapat
kesempatan untuk melihat Teng Soan lagi," berkata Pek Kong Po sambil tertawa dingin, kemudian membabat Touw Thian Gouw dengan pecut masnya.
Touw Thian Gouw yang sudah siap sedia, melompat
setinggi empat kaki, menghindarkan serangan tersebut, kemudian menendang dengan kakinya.
Pek Kong Po agaknya tidak menduga Touw Thian Gouw
yang terikat kedua tangannya, masih dapat melakukan
pembalasan dengan menggunakan kakinya, hampir saja ia kena tertendang, dalam keadaan repot ia melompat mundur beberapa kaki.
Namun ia tidak tahu bahwa gerak tipu Touw Thian Gouw
itu, adalah ilmu simpanannya yang jarang digunakan, jika Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak terancam jiwanya. Setelah melakukan tendangan yang pertama, tendangan yang kedua segera menyusul.
Pek Kong Po mulai terdesak dan mundur dua langkah untuk menghindari serangan tersebut.
Touw Thian Gouw dengan beruntun melakukan sampai
enam kali, sehingga membuat Pek Kong Po sangat repot.
Tetapi setelah melakukan tendangan yang keenam Touw
Thian Gouw sendiri juga jatuh dari udara. Pek Kong Po melemparkan senjatanya, ia balas menyerang dengan
bertangan kosong, mulutnya mengejek dengan perkataan:
"Jikalau aku menangkan kau dengan menggunakan senjata, dalam hatimu tentu tidak puas"
Sambil mengelakkan serangan Pek Kong Po, Touw Thian
Gouw diam2 mencari kesempatan untuk balas menyerang.
Ia mengerti bahwa dalam keadaan demikan, serangannya
itu harus dilakukan dengan tepat, dan harus tepat pula mengenakan sasarannya, mengulur waktu, tidak
menguntungkan dirinya sendiri. Tetapi kepandaian lawannya itu, agaknya tidak dibawah dirinya, kegesitan dan
kelincahannya, sekalipun ia sendiri dalam keadaan bebas, juga tidak mudah mengalahkan. Apalagi dalam keadaan terikat kedua tangannya, jikalau tidak lekas berusaha mencari kemenangan, akhirnya pasti akan terluka ditangan lawannya.
Ia berlaku pura2 sudah mulai lelah, tindakannya lambat.
Pek Kong Po berkata sambil tertawa dingin: "Perlukah aku membuka ikatanmu?"
Ia berkata sambil melancarkan serangannya.
Touw Thian Gouw mengelakkan diri kesamping, Pek Kong
Po merangsak terus, tangan kirinya menyerang pundak Touw Thian Gouw, baru saja Pek Kong Po menyentuh pundaknya, Touw Thian Gouw sudah menjatuhkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Keng Po melengak, ia mengulurkan tangannya hendak menotok jalan darah pundak kiri Touw Thian Gouw.
Touw Thian Gouw memperdengarkan suara tertawa dingin, tiba2 melompat bangun, kaki kanannya secepat kilat
menendang jalan darah Ciek-tie-hiat dilengan kanan Pek Kong Po
Pek Kong Po memusatkantenaga dalam, badannya lompat
mundur lima langkah. Tetapi Touw Thian Gouw setelah melancarkan tendangan
itu, orangnya segera mengejar dan kakinya menendang
dengan beruntun. Ditendang secara beruntun, Pek Kong Po terpaksa mundur terus2an, tetapi ia tidak berhasil menghindarkan serangan Touw Thian Gouw yang dilakukan sangat gencar, akhirnya jalan darah Kian-kie-hiatnya kena ditendang, sehingga jatuh terjengkang ditanah.
Touw Thian Gouw tertawa ia berdiri disampingnya. Touw Thian Gouw berkata dengan suara bangga: "Bagaimana, asal aku menendang lagi, tulang2mu dan isi perutmu akan hancur dengan segera....."
"Disekitar tempat ini sudah terkurung rapat oleh orang-orang golongan pengemis, kau berhasil, membinasakan aku, tetapi kau sendiri juga tidak akan lolos dari tangan mereka."
"Ada satu hal aku tidak mengerti, aku ingin minta sedikit keterangan darimu, "berkata Touw Thian Gouw sambil
menarik napas panjang. "Soal apa" Kau tanyakan saja!"
"Auw-yang pangcu berlaku baik terhadapmu, aku tidak
menyangka kau bisa mengkhianati dirinya."
"Pemandangan setiap orang sangat berlainan, begitupun pengalaman masing2, apa yang dibuat heran "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengapa kata-katanya yang sedikitpun tidak menunjukan tanda2 yang mengherankan, Touw Thian Gouw merasa
curiga, lalu bertanya: "Apakah kau sudah makan obat yang diberikan oleh Kun-liong Ong?"
Pek Kong Po tiba-tiba merasa seperti sedang menderita hebat, dengan alis dikerutkan ia berkata: "Jangan tanya aku lagi, pengalaman setiap orang berlainan. Aku mengkhianati Auw-yang pangcu, juga karena terpaksa."
Touw Thian Gouw berpikir sejenak, lalu berkata: "Baiklah, kau sekarang bawa aku menjumpai Auw-yang pangcu, aku
akan segera membuka totokanmu."
"Tidak perlu kau menjumpai, hal ini tidak ada gunanya...."
"Apakah kau sudah membunuhnya?"
Pek Kong Po sekonyong2 memejamkan matanya dan
berkata: "Mulai saat ini, aku tidak akan menjawab pertanyaan lagi."
Touw Thian Gouw berpikir sejenak, lalu berkata: "Berapa luas gubuk ini, sekalipun kau tidak mau mengajak aku, aku juga bisa mencari sendiri."
Ia lalu memondong tubuh Pek Kong Po kesatu tempat
gelap, kemudian berkata pula: "Karena kau tidak ingin bicara, maka aku akan menotok jalan darah gagumu."
Bibir Pek Kong Po bergerak2, namun tidak sepatah kata keluar dari mulutnya.
Touw Thian Gouw setelah menendang jalan darah gagu
Pek Kong Po, ia masuk kedalam untuk mencari sendiri.
Dalam gubuk yang cukup luas itu, keadaannya sunyi
senyap tidak terdengar suara apa-apa.
Pintu-pintu kamar dalam rumah itu semua tertutup. Touw Thian Gouw setelah melakukan pemeriksaan sebentar,
langsung berjalan menuju kekamar sebelah utara. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendorong pintu dengan menggunakan pundaknya,
kepalanya melongok kedalam. Dalam kamar yang keadaannya agak gelap itu samar2 dapat lihat diatas bale-bale kayu, rebah seseorang yang mukanya menghadap kedalam.
Touw Thian Gouw mengeluarkan suara batuk-batuk
perlahan, kemudian memanggilnya: "Apakah Auw-yang
pangcu sendiri yang ada didalam kamar?"
Ia mengulangi pertanyaannya beberapa kali, tetapi tak terdengar jawaban.
Touw Thian Gouw ragu2 sejenak, akhirnya melangkah
masuk kedalam kamar sambil berkata dengan suara nyaring:
"Auw-yang pangcu, maafkan dosaku yang lancang masuk
kedalam kamarmu!" Orang yang merebahkan diri dibale2 itu, agaknya sedang tidur nyenyak, hingga tidak menampak reaksi apa2.
Keadaan serupa itu menimbulkan firasat jelek dalam hati Touw Thian Gouw, pikirnya: "tidak perduli Auw-yang pangcu atau bukan yang sudah terang pasti adalah salah satu dari orang golongan pengemis. Bagi seorang yang berkepandaian tinggi, meskipun sedang tidur nyenyak, juga tidak sampai begini keadaannya"
Sementara itu ia sudah maju mendekati bale.
Orang tidur miring itu, sebelah mukanya terletak dibantal sehingga Touw Thian Gouw belum dapat melihat tegas orang itu Auw-yang pangcu atau bukan.
Per-lahan2 ia menggunakan tangannya yang terikat
membalikkan tubuh orang itu.
Kini ia baru lihat bahwa orang itu benar adalah Auw-yang pangcu, tetapi tidak terdapat luka2 apa dibadannya, napasnya lemah, matanya dipejamkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw meletakkan tangannya didada Auw-yang
pangcu, ia masih merasakan getaran lemah dari jantungnya.
Oleh karena tangannya terikat, ia tidak dapat memeriksa Auw-yang Thong tertotok jalan darahnya atau tidak" Ataukah karena mabuk obat"
Selagi dalam keadaan bingung, tiba2 terdengar suara
tindakan kaki orang, dua orang berbaju abu-abu berdiri diambang pintu.
Satu diantara dua orang itu segera menegur: "Siapa?"
Kemudian orang itu menyalakan api.
Touw Thian Gouw segera meajawab: "Kedatangan
saudara2 berdua sangat kebetulan, pangcu kalian telah dikhianati oleh orangnya sendiri, sekarang dalam keadaan tidak ingat diri...."
Dua orang itu ketika mendengar perkataan itu, bagaikan disambar geledek, penerangan api ditangannya tiba2 terlepas jatuh, hingga keadaan menjadi gelap lagi.
Touw Thian Gouw menghela napas perlahan dan berkata:
"Saudara2 jangan khawatir. Pangcu kalian meskipun dalam keadaan tidak ingat diri, tetapi nyawanya belum putus. Aku tadi sudah periksa dengan teliti, badannya tidak terdapat luka apa2, maka kalau bukan mabuk karena pengaruh obat, tentu ditotok jalan darahnya."
Seorang lainnya berkata: "Saudara siapa" Mengapa di
waktu malam buta seperti ini datang kekamar pangcu?"
"Apakah saudara2 tidak melihat kedua tanganku sudah
terikat?" Orang yang berdiri sebelah kiri berkata: "Apabila tidak karena melihat kedua tanganmu terikat, dari tadi niscaya kita sudah bertindak terhadapmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silahkan saudara2 masuk periksa sendiri, pangcu
barangkali masih dapat ditolong," berkata Touw Thian Gouw sambil tersenyum.
"Harap saudara keluar dulu."
Touw Thian Gouw segera berjalan keluar.
Dua orang itu minggir kesamping menyilahkan Touw Thian Gouw keluar.
Ketika ia melangkah keluar, tiba2 merasa gelagat tidak enak, hingga membatalkan maksudnya.
Sebagai seorang Kang-ouw kawakan yang sudah banyak
pengalaman, dalam pikirannya segera timbul kecurigaan, ada kemungkinan bahwa dua orang itu adalah komplotnya Pek Kong Po, yang disuruh mengawasi Auw-yang pangcu.
Ia lalu balik lagi kedalam kamar, berdiri di depan bale.
Orang berbaju abu2 itu sudah memungut lagi korek apinya yang jatuh ditanah, lalu dinyalakan lagi dan memandang Touw Thian Gouw dengan gusar, kemudian menegurnya: "Apa
maksud tindakan saudara ini?"
"Aku hendak melindungi jiwa pangcu kalian!'' Berkata Touw Thian Gouw sambil tertawa dingin, kemudian bertanya:
"Apakah saudara2 orang kepercayaan Pek Kong Po?"
Pertanyaan itu diajukan secara tiba2, hingga mengejutkan dua orang itu, lalu menjawab dengan serentak: "Kita semua adalah orang2 kepercayaan pangcu!"
"Itu lebih bagus, kalian jikalau ingin menolong jiwa
pangcumu, lekaslah buka tali yang mengikat tanganku!"
"Dengan berbuat demikian, apakah kau tidak takut mati?"
"Dengan orang seperti aku, bisa mati2 bersama-sama
dengan Auw-yang pangcu yang namanya kesohor didunia,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesungguhnya merupakan suatu kejadian yang patut
dibanggakan, apa yang perlu aku takuti?"
Dua orang itu melengak, mereka saling berpandangan dan berunding sebentar, orang yang sebelah kiri lalu berkata:
"Tidak susah kau minta kita membuka ikatanmu, tetapi apabila kau menggunakan cara itu untuk balas memaksa kita,
bagaimana?" "Aku cuma mempunyai dua pemintaan, apabila saudara2
sudi menerimanya, aku tidak akan menggunakan jiwa Auwyang pangcu, untuk memaksa kalian menyerah."
"Dua permintaan apa" Coba kau terangkan."
"Kesatu siapa minta kalian membuka ikatan tanganku,
kedua aku ingin minta berjumpa dengan penasehat kalian Teng Soan. Asal aku sudah bertemu dengan Teng Soan,
ijinkanlah aku bicara beberapa patah dengannya, sesudah itu bagaimana kalian hendak berbuat terhadap aku, terserah, aku tidak akan melawan."
"Dalam hal ini bagaimana kita dapat mempercayaimu?"
"Seorang laki-laki harus menjunjung tinggi kepercayaan, apakah kalian ingin aku bersumpah....."
Dari luar tiba-tiba terdengar suara orang menyahut sambil tertawa dingin: "Jiwa sendiri sudah tidak mau, apakah masih takut melanggar sumpah?"
Touw Thian Gouw merasa seperti tidak asing dengan suara itu, tetapi ia tidak ingat siapa orangnya.
Tatkala ia berpaling, ia melihat seorang tinggi besar berjalan masuk kedalam kamar, orang itu bukan lain dari pada Pek Kong Po.
Dibelakangnya mengikuti Ciu Tay Cie yang perutnya
gendut, mungkin Ciu Tay Cie baru pulang dan melihat Pek Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong Po dalam keadaan tertotok jalan darahnya, lalu
dibukanya. Touw Thian Gouw dalam hati mengeluh, sebab Pek Kong
Po yang sudah diketahui rahasianya, pasti akan berusaha membunuh dirinya.
Pek Kong Po dan Ciu Tay Cie, keduanya merupakan
pengawal yang paling dipercaya oleh Auw-yang Thong. Dua orang itu sering berada disamping Auw-yang Thong. Orang2
golongan pengemis begitu melihat dua orang itu, segera mengetahui bahwa Pangcunya tentu juga datang. Maka dua orang yang datang duluan tadi ketika melihat Pek Kong Po dan Ciu Tay Cie masuk kedalam kamar, segera minggir untuk memberikan jalan kepada mereka.
"Orang inilah yang tadi menotok diriku," berkata Pek Kong Po kepada Ciu Tay Cie sambil menunjuk Touw Thian Gouw.
Ciu Tay Cie membusungkan perutnya, berkata dengan
suara keras kepada Touw Thian Gouw. "Kemarilah kau, mari bertanding lebih dulu denganku duaratus jurus saja......"
Touw Thian Gouw tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Aku sudah menyatakan dua keinginanku kepada orang2
golongan pengemis. Dua saudara ini sedang
mempertimbangkan permintaanku, nampaknya mereka susah mengambil keputusan."
Ciu Tay Cie membentak dengan suara keras: "Kalau kau
tidak mau kemari, aku nanti akan jewer kupingmu."
Touw Thian Gouw yang mendengar perkataan sigendut itu, sudah mengetahui bahwa sigendut adalah seorang kasar, segala perkataannya dan tindak tanduknya, selalu berterus terang, maka diberi peringatan, supaya tidak berani berlaku sembrono, ia lalu berkata dengan nada suara dingin: "Sayang jiwa pangcumu masih berada dltanganku. Jikalau kau berani menggunakan tangan atau kakimu, aku akan binasakan
pangcumu lebih dulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ciu Tay Cie benar saja tidak berani bertindak, tetapi ia sudah sudah lama mengikuti Auw-yang Thong. Kesetiannya pada pangcunya begitu besar. Maka setelah memikir sejenak, ia lalu berkata: "Kau sebetulnya mau apa?"
"Buka dulu ikatanku, lalu kembalikan senjataku."
Ciu Tay Cie mengkhawatirkan keselamatan Auw-yang
Thong, maka ia segera mengambil pecut mas dari tangan Pek Kong to seraya berkata: "sebagai seorang laki2 kau harus pegang teguh janjimu setelah kukembalikan senjatam dan membuka totokanmu. Aku masih harus mengantar kau
meninggalkan tempat ini, harap kau pegang tegah janjimu itu, tidak boleh menyusahkan pangcu"
"Aku masih ada satu permintaan, aku minta kau bawa aku menjumpai Teng Soan.
Ciu Tay Cie berpikir sejenak lalu berkata: "Baiklah!
Demikianlah kita tetapkan."
Dengan tindakan lebar, ia menghampiri Touw Thian Gouw, lalu membuka ikatan tangannya, kemudian mundur lima
langkah dan berkata: "Sekarang kau boleh keluar."
Touw Thian Gouw memandang Auw-yang Theng sejenak,
ia menghela napas dan berkata: "Pangcu yang selama itu mendapat nama baik, tak disangka terluka ditangan orangnya sendiri"
Perkataan itu diucapkan dengan sungguh2, bukan di-buat2, hingga Ciu Tay Cie dan dua orang baju abu2 yang
mendengarnya semua terkejut, tanyanya dengan serentak:
"Apa kau katakan?"
Touw Thian Gouw menyimpan senjatanya baru menjawab:
"Kuceritakan kepada kalian juga tidak mengerti persoalannya"
Kemudian ia memondong tubuh Au-yang Thong yang masih
dalam keadaan pingsan, lalu berkata pula: "aku minta kalian bawa aku menjumpai Teng Soan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau letakkan pangcu kita, aku pergi bersamamu, toh sama saja," berkata Ciu Tay Cie.
Sementara itu terdengar suara rame2. Diluar gubuk itu sudah berkumpul banyak orang2 anak buah golongan
pengemis . "Bukannya aku tidak percaya kepada saudara, sebetulnya karena orang2 dalam golonganmu banyak. Apabila aku
meletakkan Auw-yang Pangcu, barangkali segera dikurung oleh orang banyak. Tentang jiwaku sendiri, meskipun sudah tak kuhiraukan, tetapi hal ini membawa kerugian besar bagi golongan pengemis sendiri. Maka aku minta saudara Ciu suka memaafkan"
"Seseorang yang perkataannya sudah tidak bisa dipercaya, bagaimana masih mempunyai muka didalam dunia?" berkata Pek Kong Po dengan nada dingin, kemudian dengan tiba2
maju menjerang Touw Thian Couw menendang dengan kakinya, mendesak
mundur Pek Kong Po, kemudian membentaknya: "Orang yang berkhianat kepada golongannya sendiri untuk mencari hidup senang, diantara kita berdua entah siapa yang tidak
mempunyai muka didalam dunia?"
Pek Kong Po sudah tahu betapa lihaynya permainan kaki Touw Thian Gouw, apalagi ditangannya masih memondong
Auw-yang Thong sebagai barang tawanan. Apabila ia
menggunakan kekerasan, pasti akan dirintangi oleh Ciu Tay Cie, maka terpaksa menarik kembali serangannya.
Touw Thian Gouw tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Pek Kong Po, bolehkah kau pergi bersama aku menjumpai penasehatmu Teng Soan?"
Ciu Tay Cie merasa heran mendengar perkataan itu, ia
berpaling dan berkata kepada Pek Kong Po: "saudara Pek, apakah artinya ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang ini sudah gila, tak seorang mengerti apa yang
dikatakannya" "Benar, barang siapa yang mengabdi kepada Kun-liong
Ong, semua diberikan semacam obat yang dapat melupakan dirinya. Orang ini adalah orang Kun-liong Ong, sudah tentu tidak terkecuali..."
Touw Thian Gouw khawatir akan Ciu Tay Cie dapat
dipermainkan oleh Pek Kong Po, dan ia bertindak sembrono terhadap dirinya. Apabila benar akan terjadi demikian, keadaan akan menjadi runyam karena ia sendiri tidak bisa benar2 mencelakakan diri Auw-yang Thong pada akhirnya pasti akan terdesak oleh orang2 golongan pengemis. Jumlah lawan banyak tidak mudah dihadapi. Baginya sendiri soal kematiannya masih merupakan soal kecil, akan tetapi barisan sungai berdarah yang akan dibentuk oleh Kun-liong Ong, entah akan menelan berapa banyak koiban orang2 kuat rimba persilatan"
Ia merasa cemas sekali, sambil memondong tubuh Auwyang Thong ia berkata dengan suara lantang: "Pangcu kalian telah dibokong dan dikhianati oleh orangnya sendiri, sudah cukup lama dalam keadaan tidak ingat diri. Apabila tidak lekas menemukan penasehat kalian, barangkali sangat berbahaya bagi keselamatannya."
"Apa" penghianat?" Ciu Tay Cie terkejut.
Mata Touw Thian Gouw memandang Pek Kong Fo sebentar,
lalu berkata: "Diantara saudara2, ada seorang pengkhianat yang menjadi mata2 Kun-liong Ong, orang itu telah
membokong pangcu kalian."
"Siapa?" bertanya Ciu Tay Cie.
"Pada waktu dan tempat seperti ini, sekalipun aku
menyebutkan namanya, saudara2 juga tidak akan percaya.
Sebaiknya setelah kita menjumpai penasehat kalian Teng Soan, nanti kita bicarakan lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciu Tay Cie mengawasi dua orang berbaju abu-abu itu
sejenak, lalu berpaling dan berkata kepada Pek Kong Po:
"Orang ini kalau benar adalah mata2 Kun-liong Ong yang dikirim untuk membunuh pangcu, sesudah berhasil
menawannya, mengapa tidak segera turun tangan" Dalam hal ini pasti mengandung sebab yang lain, sebaiknya kita bawa ia menjumpai Teng-ya."
"Pangcu sebetulnya masih hidup atau sudah mati, kita
sendiri masih belum jelas, orang ini selalu menyatakan hendak berjumpa dengan Teng-ya barangkali mengandung maksud
tertentu," berkata Pek Kong Po.
Ciu Tay Cie yang tidak bisa berpikir, setelah mendengar perkataan itu, segera berkata: "Benar, kalau bukan saudara Pek yang mengingatkan aku, aku hampir terjebak dalam akal busuknya."
"Pangcu kalian masih bernapas, jikalau tidak percaya, kalian boleh periksa sendiri," berkata Touw Thian Gouw Sambil tertawa dingin.
Pek Kong Po dengan suara sangat perlahan berkata kepada Ciu Tay Cie: "Biarlah siaote yang memeriksa sendiri, apabila pangcu benar2 masih bernapas, kita boleh membawanya
menjumpai Teng-ya." Dengan tindakan lebar ia berjalan menghampiri Touw Thian Gouw.
Touw Thian Gouw segera membentaknya dengan suara
keras: "Jangan bertindak, empat orang dalam kamar ini, siapa saja boleh memeriksa, hanya kau seorang tidak kuijinkan."
Ciu Tay Cie maju mendekati sambil membusungkan dada,
"ini tempat apa" Cara bagaimana kau dapat memilih orang?"
Touw Thian Gouw menggerakkan kakinya, mendesak
mundur Pek Kong Po yang hendak mendekati dirinya lalu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata: "Pangcumu apabila sampai dijamah oleh Pek Kong Po, sekalipun tidak mati juga akan terluka parah."
"Apakah artinya perkataanmu ini?" Bertanya Ciu Tay Cie sambil mendekati Touw Thian Gouw.
"Periksalah dadanya dan lubang hidungnya, masih
bernapas atau tidak?", berkata Touw Thian Gouw, tetapi matanya terus ditujukan kepada Pek Kong Po, mengawasi segala gerak geriknya.
Ciu Tay Cie mengulur tangannya memeriksa dada Auwyang Thong, benar saja masih merasakan denyutan
jantungnya, selesai memeriksa, ia berkata sambil
mengerutkan alisnya: "Dengan meggunakan obat apa kau
melukai pangcu kita?"
"Betapa tinggi kepandaian pangcu kalian, sekalipun aku bermaksud hendak mencelakakan dirinya juga sulit
mendekatinya, kecuali menggunakan obat berbisa dengan cara tidak terduga-duga sudah tidak ada lain jalan yang dapat mencelakannya," berkata Touw Thian Gouw sambil tertawa.
"Ucapan ini juga ada benarnya, mari kuajak kau menjumpai Teng-ya"
Dengan tangan kiri Touw Thian Gouw menggendong Auwyang Thong, tangan kanan memegang senjata pecut
kemudian ia berkata: "Saudara2 sebaiknya terpisah sejarak tiga kaki denganku, supaya tidak sampai terbokong secara tiba-tiba...."
Matanya lalu menatap Pek Kong po dan berkata pula:
"Sebaiknya kau jangan coba2 main gila."
"Saudara Pek, orang ini agaknya selalu bermusuhan
denganmu," berkata Ciu Tay Cie sambil mengerutkan alisnya.
"Sekarang pangcu berada ditangannya, meskipun siaote
membencinya, tetapi juga tidak bisa berbuat apa2" berkata Pek Kong Po.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mengikuti Ciu Tay Cie dan lain-lainnya, Touw Thian Gouw berjalan keluar, diruangan luar terdapat banyak anak buah golongan pengemis, setiap orang memandangnya
dengan sinar mata gusar, mereka setiap orang membawa
senjata, seolah-olah sedang menghadapi musuh besar.
Ciu Tay Cie mengangkat kedua tangannya dan menepok
dua kali, kemudian berkata: "Saudara2 jangan bertindak secara gegabah, jangan sampai melukai pangcu,"
Orang-orang itu setelah mendengar keterangan itu, benar saja semua mengundurkan diri.
Dengan tindakan lebar Ciu Tay Cie berjalan keluar dari gubuk itu, berjalan keutara kira2 sepuluh tombak, tibalah didepan sebuah gubuk yang bentuknya sangat sederhana.
Seorang laki2 berpakaian panjang dengan tangan
membawa kipas, duduk diatas bangku bambu, disampingnya ada berdiri dua orang berpakaian abu-abu.
Orang itu mendongakkan kepala memandang ke langit,
agaknya sedang berpikir keras, sehingga tidak mengetahui kedatangan orarig-orang itu.
Dari jauh Ciu Tay Cie mengangkat tangan memberi hormat seraya berkata: "Teng-ya....."
Orang itu per-lahan2 berpaling mengawasi Ciu Tay Cie dan lain2nya sejenak, lalu bertanya: "Ada apa?"
"Saudara ini hendak menjumpai Teng-ya....." menjawab Ciu Tay Cie,
Touw Thian Gouw maju dua langkah sambil
memperkenalkan dirinya. "Aku yang rendah Touw Thian
Gouw." Teng Soan mengawasi Auw-yang Thong yang berada
ditangan Touw Thian Gouw sejenak, lalu berkata: "Silahkan duduk."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pangcu kalian terluka parah harap sianseng memeriksanya lebih dahulu keadaannya." berkata Touw Thian Gouw.
Teng Soan memandang Touw Thian Guow sejenak,
kemudian berkata kepada Ciu Tay Cie dan lain-lainnya: "Kalian semua keluar dulu."
"Orang ini menggunakan jiwa pangcu memeras kita supaya kita menuruti kehendaknya, harap sianseng ber-hati2
terhadapnya," berkata Pek Kong Po.
"Aku tahu, kalian pergilah," berkata Teng Soan sambil tersenyum.
Ciu Tay Cie meskipun tahu Teng Soan tidak paham ilmu
silat, tetapi terhadap kecerdikan dan kepintaran menilai sesuatu perkara, mempunyai pantangan yang tajam, maka ia segera berpaling dan pkata kepada Pek Kong Po: "Perkataan Teng-ya, selalu tidak akan salah mari kita keluar."
Setelah berkata demikian, ia berjalan lebih dahulu keluar dari dalam gubuk itu segera diikuti oleh yang lain-lainnya.
Dengan demikian, hingga dalam gubuk itu hanya tinggal Touw Thian Gouw dan Teng Soan bersama Auw-yang Thong
yang masih dalam keadaan pingsan.
Touw Thian Gouw mulai bicara sambil tertawa "Khong Beng seumur hidupnya berlaku sangat hati2. Sianseng yang sudah dapat dipandang seperti Khong Beng, aku heran mengapa sangat gegabah."
"Seorang yang sudah kesohor namanya seperti saudara,
apakah merupakan seorang yang suka membokong orang?"
berkata Teng Soan sambil tersenyum.
"Bagaimana sianseng dapat mengenali diriku?" berkata Touw Thian Gouw terkejut.
Teng Soan hanya tertawa menyeringai, tidak menjawab
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw perlahan-perlahan meletakkan Auw-yang Thong diatas bangku, kemudian berkata: "Pangcumu telah dibokong oleh orang, lukanya tidak ringan, harap sianseng periksa sebentar, masih dapat ditolong jiwanya atau tidak?"
Teng Soan memandang Auw-yang Thong sejenak, lalu
berkata sambil tertawa: "Tidak apa, ia hanya mabuk karena pengaruhnya obat, begitu mabuk hilang, orangnya pasti segera sadar kembali."
Touw Thian Gouw mendengar jawabannya yang agaknya
tidak memperhatikan keselamatannya pangcunya, dalam hati merasa heran, ia melengak sebentar, kemudian berkata: "Aku lihat sikap sianseng, agaknya tidak memperhatikan
keselamatan jiwa pangcu!"
"Kau dengan mengenakan pakaian barisan pengawal baju
hitam Kun-liong Ong, telah datang kemari dengan menempuh bahaya, entah ada keperluan apa?", demikian Teng Soan balas menanya.
Perasaan gusar tiba-tiba terlintas dalam otak Touw Thian Gouw, ia berkata dengan nada suara dingin: "Auw-yang
pangcu adalah seorang gagah yang berjiwa besar. Sungguh tidak disangka bahwa orang-orang bawahannya, semua
merupakan seorang kecil hanya diluarnya saja kelihatan setia..."
"Bagus, dengan menempuh bahaya besar kau datang
kemari, apakah hanya hendak memaki kami dengan
perkataanmu itu saja?", berkata Teng Soan sambil tersenyum.
"Meskipun aku dengan Auw-yang pangcu tidak ada
hubungan apa2, tetapi aku merasa sangat sayang."
Teng Soan berkata sambil mengibaskan kipasnya. "Saudara Touw mengenakan pakaian pengawal baju hitam, tetapi
pembicaraan sedikitpun tidak ada tanda2 sepertl orang yang sudah makan obat berbisa."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apabila aku sudah makan obat berbisa Kun liong Ong,
barangkali juga tidak bisa datang kemari."
"Kalau begitu kau juga tidak bisa menemui aku dalam
keadaan hidup" berkata Teng Soan sambil tertawa. Ia berdiam sejenak, kemudian berkata pula: "Saudara Touw bermaksud baik, tetapi sayang bahwa perbuatanmu ini telah merusak seluruh rencana kita. Dengan demikian, barangkali membuat sia2 semua jerih payahku."
"Perkataan sianseng ini, aku sesungguhnya tidak mengerti,
"berkata Touw Thian Gouw heran.
"Seperti apa yang saudara kata, Auw-yang Pangcu seorang gagah, bagi orang biasa bagaimana dapat membokong?"
"Perkataan Sianseng, aku semakin lama semakin bingung"
"Apakah Saudara TouW kenal dengan Auw-yang Pangcu?"
Pertanyaan itu menggerakan hati Touw Thian Gouw, maka ia segera bertanya: "Apakah orang ini menyaru sebagai pangcu". Rencana Sianseng ini benar2 sangat bagus sebab tanpa demikian kita tidak dapat mengetahui adanya
pengkhianat didalam kalangan sendiri..."
Teng Soan berkata sambil menggelengkan kepala
"Menggunakan orang lain menyaru menjadi Auw-yang pangcu, mungkin dapat mengelabuhi saudara, tetapi tidak dapat mengelabuhi mata Pek Kong Po yang setiap hari mendampingi dirinya"
"Memang benar, inilah yang membuat aku tidak habis
pikir." "Orang ini bukan saja adalah Auw-yang pangcu sendiri, juga benar2 sudah terkena obat racut yang diberikan oleh Pek Kong Po."
"Akal sianseng ini meskipun baik, tetapi terlalu bahaya, apabila Pek Kong Po menggunakan kesempatan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menurunkan tangan jahat, bukankah Auw-yang pangcu akan menguburkan jiwanya secara mengecewakan?"
"Perkataan saudara memang benar, sayang pikiranmu
untuk menilai urusan, aku tidak dapat menyetujui!"
Ia menggoyang-goyang kipasnya, matanya mengawasi
Auw-yang Thong sambil menghela napasnya perlahan.
Touw Thian Gouw yang menyaksikan sikap Teng Soan,
benar2 merasa bingung, ia berkata sambil membuka lebar matanya, "Auw-yang pangcu dalam keadaan bahaya, tetapi sianseng tidak lekas memberi pertolongan, entah apa
maksudnya?" Teng Soan menunjukan sikap kurang senang, ia berkata
dengan suara lambat-lambat. "Tengah malam buta saudara datang kemari, apakah ada urusan penting yang hendak
dibicarakan dengan pangcu?"
Touw Thian Gouw yang ditanya demikian sejenak tidak bisa menjawab, sesaat kemudian ia baru berkata: "Sianseng
tentunya juga sedia obat pemunah! Harap Sianseng tolong pangcu dulu, aku ingin bicara sebentar, segera kembali."
Teng Soan tidak menjawab, ia menghampiri Auw-yang
Thong, dari dalam sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil, mengeluarkan dua butir pel, dimasukkan kemulut Auw-yang Thong.
Setengah jam kemudian, Auw-yang Thong menarik napas
panjang, kemudian bangun dan berdiri, dan berkata kepada Teng Soan sambil tertawa: "Rencana sianseng, benar2 bagus sekali......."
Kemudian pandangannya dialihkan kearah Touw Thian
Gouw, lalu memberi hormat seraya, berkata: "Touw Tayhiap"
Touw Thian Gouw membalas hormat dan berkata: "Jiwa
pangcu hampir dikorbankan oleh bawahanmu sendiri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hati manusia memang tidak bisa dilihat, sungguh tidak disangka Pek Kong Po yang sudah mengikuti aku sepuluh tahun lamanya, ternyata juga menjadi orang Kun-liong Ong,"
berkata Auw-yang Thong sambil menghela napas.
Teng Soan berkata sambil mengibas-ngibaskan kipasnya:
"Aku kira Pek Kong Po pasti merasa tidak tenang, ia pasti akan balik kembali untuk mengintai, mari kita bicara didalam saja."
Auw-yang Thong bersenyum sambil menganggukkan
kepala, ia masuk kedalam lebih dulu, diikuti oleh Teng Soan dan Touw Thian Gouw.
Bagaimana Auw-yang Thong dan Teng Soan membasmi
pengkhianat yang ada didalam golongannya sendiri"
Apakah kedatangan Touw Thian Gouw dapat membantu
golongan pengemis memecahkan barisan sungai berdarah
yang dibentuk oleh Kun-liong Ong"
Bacalah dalam bagian lanjutannya!
-oo0dw0oo- Jilid 16 61 RUANGAN dalam rumah atap itu ada sebuah meja, yang
sudah disediakan teh dan cawan, tiga orang itu duduk diatas bangku sekitar meja itu.
"Untuk menghindari supaya keadaan dalam rumah ini
diintip oleh penghianat, biarlah kita bicara dalam keadaan gelap seperti ini...." berkata Teng Soan sambil tertawa.
"Sekarang Pangcu sudah sadar, bolehkah saudara Touw
memberitahukan kepadaku apa yang saudara ketahui tentang rencana Kun-liong Ong?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw berpikir sejenak, baru berkata: "Menurut pikiranku, harap pangcu mengeluarkan perintah dulu untuk menangkap pengkhianat itu, supaya ia tidak mendapat
kesempatan untuk kabur."
"Tidak apa, aku duga sebelum ia mendapat kabar kepastian tentang pangcu, tidak akan lari," berkata Teng Soan.
Touw Thian Gouw tidak berkata apa2 lagi, ia hanya
menceritakan apa yang telah terjadi atas dirinya dan apa yang diketahui olehnya.
"Menurut keterangan saudara Touw ini, perempuan berbaju hijau yang memakai perhiasan mewah sudah tentu adalah nyonya Kun-liong Ong, tetapi perbuatannya agaknya memang sengaja membebaskan saudara Touw, inilah yang membuat siao-tee tidak habis mengerti," berkata Teng Soan heran. "Apa yang terjadi sesungguhnya sangat luar biasa, biarlah siaote pikir dulu."
Auw-yang Thong tahu benar kebiasaan penasehatnya itu, setiap kali menjumpai perkara yang sulit, sudah tentu memikir sambil memejamkan matanya, maka ia juga tidak berkata apa2 lagi.
Suasana dalam gubuk itu mendadak menjadi sunyi.
Meskipun Touw Thian Gouw adalah orang yang mengalami
sendiri kejadian itu, tetapi terhadap perbuatan perempuan berbaju hijau yang membebaskan dirinya, ia juga tidak mengerti apa maksudnya. Ia hanya dapat menduga dengan pasti bahwa nyonya itu bukanlah penghianat Kun-liong Ong.
Tidak lama kemudian, Teng Soan tiba2 berkata: "Berdasar keterangan Touw tayhiap, perempuan cantik berbaju hijau itu, tidak salah memang istri Kun-liong Ong...."
"Apakah ia juga berhianat terhadap suaminya?" bertanya Auw-yang Thong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia keadaannya berlainan dengan Pek Kong Po, tidak boleh disama ratakan. Menurut dugaan siao-tee ia bukanlah
pengkhianat, tetapi ia memang mempunyai pengaruh besar terhadap Kun-liong Ong sehingga ia berani berbuat menurut kesukaan hatinya tanpa ragu2," berkata Teng Soan. "Ia sudah tahu bahwa saudara Touw adalah orang yang menjadi musuh suaminya yang menyusup kedalam pasukan pengawal baju
hitam, tetapi ia sengaja membebaskan, se-olah2 melepas harimau pulang ke rimba. Andaikata benar Kun-liong Ong takut kepadanya, juga tidak sampai melakukan perbuatan demikian edan."
"Siaote juga memikirkan soal ini...." berkata Teng Soan, setelah berpikir agak lama, ia berkata pula. "Maka siaote merasa curiga bahwa antara ia dan kun-liong Ong, mungkin terselip hai-hal yang tidak menggembirakan. Pikiran wanita dan tindakannya, kadang2 tidak mengingat kepentingan
umum, mungkin ia sengaja hendak mendongkolkan Kun-liong Ong, itupun bisa jadi. Pendek kata urusan ini hanya boleh dianggap sebagai kejadian gaib yang kebetulan, tidak boleh ditimbang dengan pertimbangan biasa."
Auw-yang Thong berkata sambil menggelengkan kepala
"Kami selamanya menghargai pendapat sianseng, tetapi dalam hal ini, kami tidak sependapat dengan Sianseng."
"Siaote juga tahu bahwa pendapat siaote ini sulit dipercaya, tetapi kejadian ini tidak boleh dipandang sebagai kejadian biasa, bisa terjadi satu kali, tidak akan terulang lagi."
"Jikalau kita salah duga bahwa itu adalah kelemahan Kun-liong Ong, anggapan ini sangat keliru" berkata Teng Soan sambil tertawa.
Auw-yang Thong diam, tetapi ia belum dapat menyetujui seluruh pendapat penasehatnya.
Touw Thian Gouw tiba-tiba berkata: "Dengan kekejaman
seperti Kun-liong Ong, apabila ia mengetahui aku kabur, pasti Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan mengusut sebab-sebabnya, aku khawatir perempuan
berbaju hijau itu...."
Teng Soan segera memotong. "Tentang ini saudara Touw
tidak usah khawatir, apabila perempuan itu tidak yakin benar, ia pasti tidak berani membebaskan kau."
Auw-yang Thong tersenyum, kemudian berkata "Perobahan sifat manusia seperti ini, sudah tentu kita tidak dapat menduganya. Walaupun kami tidak sependapat dengan
sianseng, tetapi untuk sementara, sesungguhnya juga belum dapat memikirkan apa sebabnya, maka urusan ini jangan kita perbincangkan lagi Kemudian ia menatap Tlouw Thian Gouw dan berkata pula: "Maukah saudara Touw menjelaskan lagi semua pengalaman itu, supaya kita dapat siap sedia suatu siasat untuk menghadapi tindakan Kun-liong Ong itu?"
Touw Thian Gouw berpikir sejenak, lalu menceritakan lagi semua pengalamannya
Auw-yang Thong sehabis mendengarkan ceritera, itu,
berpaling dan berkata kepada Teng Soan: "Sianseng, Kun-liong Ong sudah mengerahkan semua anak buahnya yang
terkuat, membentuk barisan apa yang dinamakan barisan sungai berdarah, jelas ia sudah bertekad akan mengadu kekuatan dengan kita"
"Benar....." menjawab Teng Soan ringkas. Ia yang selamanya suka banyak bicara tapi kali ini banyak diamnya.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Menurut pikiran sianseng, apakah kita harus mengerahkan seluruh kekuatan tenaga golongan pengemis, bertempur
mati2an dengan mereka?" bertanya Auw-yang Thong.
"Urusan ini sudah seperti anak panah yang diletakkan
diujung busurnya tidak boleh tidak harus dilepaskan, tetapi siaotee pikir tidak perlu kita mengeluarkan seluruh kekuatan tenaga golongan pengemis,"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, sianseng tentunya sudah mendapat rencana sebaik-baiknya."
"Dalam hal mengatur siasat pertempuran, siaote dengan Kun-liong Ong seperguruan, sudah tentu pengetahuan kita berimbang, hanya dia lebih menang dalam kepandaian ilmu silat."
"Tetapi sianseng sebaliknya menang dalam hal kepintaran memikir"
"Itu cuma bisa dikatakan lebih banyak membaca buku
darinya." Setelah berkata demikian, Teng Soan per-lahan2 bangkit dari tempat duduknya, berjalan mundar-mandir didalam
ruangan, jelas ia sedang memikirkan suatu siasat untuk menghadapi lawannya.
Auw-yang Thong tahu bahwa penasehatnya itu sedang
menggunakan pikirannya untuk mencari siasat maka juga tidak berani mengganggu.
Tiba2 Teng Soan merandek dan berkata: "Saudara
Touw....." "Ada perintah apa?" berkata Touw Thian Gouw.
"Entah kau masih ada keberanian untuk kembali ke
rombongan pasukan pengawal baju hitam atau tidak?"
Touw Thian Gouw berpikir sejenak baru menjawab: "Untuk kembali kedalam pasukan pengawal baju hitam meskipun
berbahaya, tetapi kalau memang diperlukan, siaote tidak akan menolak."
"Bahaya meskipun ada, tetapi apabila saudara Touw suka bertindak menurut siasat siaote niscaya tidak akan mendapat celaka!"
"Siaote ingin dengar siasat Sianseng."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rahasia tidak boleh didengar oleh orang ketiga, harap saudara kemari dan dengar baik2"
Teng Soan lalu ber-bisik2 ditelinganya, Touw Thian Gouw mendengarkan sambil meng-angguk2 kepala, kemudian ia
minta diri. Setelah Touw Thian Goaw berlalu, Auw-yang Thong
bertanya kepada Teng Soan, "Kau bicara apa dengannya?"
"Siaote memberitahukan kepadanya cara2nya untuk
menghadapi bahaya." Auw-yang Thong tahu benar tabiat penasehatnya itu,
urusannya yang ia tidak mau memberi keterangan, ditanyapun tidak ada gunanya, maka ia tidak tanya2 lagi, ia bangkit dan berkata, "Diwaktu belakangan ini, sianseng jarang istirahat, seharusnya beristirahat dulu."
"Pangcu tunggu sebentar, masih ada beberapa hal siaote ingin memberitahukan kepada pangcu," berkata Teng Soan.
"Urusan apa?" "Kun-liong Ong telah membentuk barisan sungai berdarah ditanah belukar yang luas itu maksudnya hendak sekaligus membasmi kita orang2 golongan pengemis."
"Kami percaya dengan kepandaian sianseng, pasti sudah mendapat siasat untuk memecahkan barisan itu."
"Nama barisan itu sangat aneh, apabila siaotee tidak pergi memeriksa tempat itu, siaote khawatir tidak berhasil membuat rencana dengan sempurna."
Auw-yang Thong terperanjat, ia bartanya: "Apakah
sianseng hendak pergi seorang diri?"
"Menurut pikiran siaote, harap pangcu undang Tiat Bok Taysu dan Hui Kong Leang tay-hiap bersama Ciu Tay Cie dan Pek Kong Po untuk pergi bersama-sama."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perbuatan Pek Kong Po yang hendak menghianati kita
sudah diketahui oleh orang, apabila membawanya pergi bersama2. bukankah akan menambah bahaya"
"Justru karena itu, maka ia harus diikut sertakan, pangcu boleh berlagak tidak tahu, nanti siaotee yang diam2 menilik sepak terjangnya."
"Tengah malam buta seperti ini, mengundang Tiat Bok
Taysu dan Hui Kong Liang, bukankah akan mengganggu
mereka" Mengapa tidak memilih tenaga orang2 kuat dari golongan kita sendiri?"
"Dalam gubuk siao-yao yang siaote tinggalkan masih
terdapat buku2 pelajaran banyak ilmu peninggalan siaotee.
Apakah Kun-liong Ong sudah mempelajari semuanya atau
belum, sekarang ini siaote masih belum tahu. Dilihat tindak tanduknya, kepandaiannya agaknya sudah banyak mendapat kemajuan, dapatkah siaote mengadu kepintaran dengannya, sekarang ini masih belum bisa diramalkan. Apalagi kalau diingat bahwa siaote tidak mengerti ilmu silat, ini sudah merupakan suatu kerugian besar bagi siaote.."
Teng Soan tiba2 menghela napas panjang, kemudian
berkata pula: "Untuk dewasa ini, ada dua orang yang
kepandaiannya dan kepintarannya masih diatas siaote. Apabila dua orang itu juga membantu Kun-liong Ong, maka bencana rimba persilatan kali ini, barangkali susah dihindarkan lagi"
"Dalam rimba persilatan dewasa ini, apakah masih ada
orang yang lebih pintar dari pada sianseng?" bertanya Auwyang Thong heran. "Dunia luas, tidak ada barang yang aneh siaote meskipun sudah mendapat hampir seluruh warisan kepandaian suhu. Tetapi suhu pernah berkata kepala siaote, bahwa diwaktu suhu berguru masih mempunyai seorang sutee telah diusir dari perguruan karena melanggar peraturan, kejadian itu pada sepuluh tahun berselang. Su-cow tiga hari dimuka sebelum menutup mata, tiba2 menerima sepucuk
surat. Suhu yang sangat hati2, ketika menerima surat itu tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berani membuka sendiri, lalu diberikannya kepada Sucow.
Setelah membaca surat itu, sucow diam saja, surat itu kemudian dibakarnya, tetapi sepotong ujung surat yang tidak terbakar terjatuh dipembaringan. Waktu itu suhu tidak menaruh perhatian. Setelah Su-cow menutup mata, potongan ujung surat itu baru diketahuinya, surat itu ternyata dikirim oleh sutee suhu yang sudah diusir dari perguruan."
"Apakah kiranya ditulis dalam surat itu?"
"Dalam potongan kertas surat itu, kecuali tanda tangan namanya, tidak ada tulisan lainnya. Meskipun suhu bermaksud hendak mencari suteenya, tetapi didalam dunia yang luas ini kemana harus dicarinya" Beberapa puluh tahun kemudian terus masih belum mendapat kabar apa-apa. Hal ini adalah suhu yang menceritakan diwaktu omong-omong dengan
siaotee. Dengan adanya suara suhu yang masih mengandung rasa duka, suhu agaknya tidak bisa melupakan suteenya itu....
Tadi Touw Tay-hiap telah menyebut tentang barisan sungai berdarah, sehingga tiba-tiba mengingatkan siaote kepada susiok itu"
"Kejadian beberapa puluh tahun yang lampau, mungkin
susiokmu yang diusir dari perguruan itu, sekarang sudah tidak ada didunia lagi di dunia. Didunia bagaimana ada kejadian yang kebetulan serupa itu. Pertarungan sendiri antara kalian suheng dan sute yang masing2 berlainan pendiriannya, sudah merupakan suatu hal yang kebetulan. Apakah dua generasi dalam perguruanmu, harus mengadu kepintaran, hal ini
sianseng agaknya terlalu banyak pikiran"
"Barangkali Kun-liong Ong juga sudah pernah dengar cerita tentang suteenya itu, sehingga kemudian dicarinya dan ditarik kedalam kancah pergolakan dalam dunia Kang-ouw ini!"
"Hal ini rasanya kecil sekali kemungkinan, harap sianseng jangan banyak pikiran..... harap sianseng tunggu dulu disini, kami hendak pergi, sebentar segera kembali."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pangcu silahkan"
Auw-yang Thong keluar dari dalam rumah. Sebentar
kemudian, ia balik kembali dan Hui Kong Leang dan lain2nya.
"Tengah malam batu telah menganggu tuan2 sekalian,
siotee merasa sangat tidak enak".
"Akh, tak apalah. Pangcu hendak menegakan keadilan
dalam rimba persilatan, membasmi kawanan penjahat, sudah semestinya lolap memberi bantuan sepenuh tenaga, maka dengan suka rela lolap suka menerima perintah" berkata Tiat Bok Taysu.
Teng Soan mendongak keatas melihat cuaca, kemudian
berkata: "Mari kita berangkat"
"Aku sudah suruh mereka menyiapkan kuda dan kereta,
sebentar barangkali akan sampai".
Sementara itu terdengar suara kaki kuda, kemudian Ciu Tay Cie lari tergesah2, begitu melihat Auw-yang Thong segera memberi hormat dan berkata: "Kuda, kereta dan tenaga
sudah siap semua menantikan perintah pangcu dan Teng-ya "
"Bawa kemari kuda dan kereta, kita segera berangkat"
Ciu Tay Cie mengangkat kedua tangannya, ia menepuk tiga kali, dari tempat yang tidak jauh muncul beberapa ekor kuda dan satu kereta.
Rombongan itu dipimpin oleh Pek Kong Po.
Sikap Pek Kong Po sangat tenang, sebentar ia mengawasi keadaan sekitarnya, lalu berdiri disisi Auw-yang Thong dengan meluruskan kedua tangannya.
Teng Soan agaknya dikejutkan oleh sikap Pek-Kong Po
yang sangat tenang itu. Ia lalu naik ke kereta keledainya yang diperlengkapi
berbagai macam pesawat rahasia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong sendiri naik kuda, ia mempersilahkan Tiat Bok Taysu dan Hui Kong Leang juga naik kuda.
Tiat Bok Taysu menolak, karena ia selamanya belum
pernah naik kuda maka lebih suka berjalan kaki.
Pek Kong Po yang mempunyai julukan kaki sakti, lerus
mengikuti dari belakang kuda Auw-yang Thong.
Tiat Bok Taysu berjalan dibelakangan kereta Teng Soan.
Dibelakang Auw-yang Thong terpisah kira2 satu tombak, diikuti oleh rombongan kuda yang dinaiki oleh Ciu Tay Cie dan delapan hulubalang golongan pengemis.
Teng Soan yang berada diatas kereta, sepanjang jalan
matanya memperhatikan keadaan disekitarnya sehingga
seorang cerdik pandai yang biasanya penuh dengan
senyuman, waktu itu nampak diam. Pikirannya rupanya
sedang bekerja keras. Rombongan itu berjalan kira2 satu jam, pemandangan
disekitarnya mendadak nampak banyak perobahan.
Dalam suasana gelap, nampak alang2 dan semak semak
ditanah datar yang luas seperti taburan benda yang berwana gelap, pada saat itu Teng Soan tiba-tiba berseru: "Inilah tempatnya."
Setelah itu ia memerintahkan kepada orangnya supaya
menghentikan keretanya. Auw-yang Thong menahan kudanya, ia bertanya dengan
suara perlahan: "Apakah sianseng hendak berjalan kaki?"
"Tidak usah, rombongan barisan yang terdiri dari begini banyak orang sudah tentu tidak dapat mengelabui mata2 Kun-liong Ong," menjawab Teng Soan.
"Apakah sianseng sengaja supaya diketahui oleh mereka?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, aku ingin supaya Kun-liong Ong juga tahu bahwa kita sudah masuk kebagian dalam daerah datar ini."
Auw-yang Thong tahu benar kepandaian penasehatnya,
tindakannya itu pasti ada maksudnya maka ia tidak bertanya lagi dan melompat turun dari kudanya jalan bersama2 kereta Teng Soan.
Teng Soan memerintahkan kusirnya menjalankan keretanya ketempat yang terdapat banyak gerombolan alang2.
Setiap jalan sepuluh tombak lebih, Teng Soan turun dari keretanya dan berhenti sebentar untuk memperhatikan
tempatnya, kemudian menjalankan keretanya lagi.
Berjalan secara demikian, sudah tentu sangat lama,
sehingga semua orang merasa tidak sabar, tetapi mereka juga tahu bahwa ia mempunyai kepandaian luar biasa.
Tindakannya itu pasti ada maksudnya, maka sekalipun Auwyang Thong sendiri juga tak berani membuka mulut, hanya mengikuti berjalan kegerombolan alang2 itu.
Berjalan demikian kira2 satu jam, nampaknya masih belum ada tanda2 untuk mengakhiri perjalanannya itu. Sedangkan barisan 'sungai berdarah' yang dibentuk oleh Kun-liong Ong, entah dibentuk di bagian mana"
Teng Soan sebentar2 menghentikan keretanya memeriksa
keadaan tempat itu mungkin sudah memasuki daerah apa
yang dinamakan 'barisan sungai berdarah' itu.
Pada waktu itu Tiat Bok taysu yang berjalan mengikuti kereta Teng Soan, ketika menyaksikan tanah belukar yang seolah2 tidak tampak ujung pangkalnya, sikapnya mulai tidak tenang.
Ciu Tay Cie yang berperut gendut, dengan delapan orang dari pasukan hulu balang, sebaliknya tetap melindungi Teng Soan dengan sikapnya yang tenang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong yang berjalan dimuka, saban menoleh
kebelakang untuk menyaksikan orang2nya tetapi karena hawa udara gelap, lagi terpisah tidak dekat, hingga tidak dapat melihat wajah tiap orang, ia hanya menyaksikan sikap Pek Kong Po yang tidak jauh dengan dirinya.
Tetapi Pek Kong Po tenang luar biasa, sedikit pun tidak ada tanda2 yang agak mencurigakan.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara tindakan kaki orang berjalan tergesa-gesa. Hui Kong Leang segera menegur
dengan suara keras: "Siapa?"
"Aku," demikian terdengar suara jawaban, dari dalam gerombolan alang-alang keluar seorang laki-laki setengah umur yang berpakaian sebagai imam.
la berhenti kira-kira setombak lebih dihadapan Auw-yang Thong kemudian bertanya dengan suara perlahan: "Siapa diantara kalian yang bernama Teng Soan?"
"Dalam dunia Kang-ouw dewasa ini, siapa yang berani
memanggil Teng-ya dengan namanya saja" Apakah kau kira kau mempunyai derajat dan kedudukkan memanggil Teng-ya dengan namanya saja?" berkata Ciu Tay Cie gusar.
Teng Soan bersenyum dan berkata kepada Ciu Tay Cie
dengan suara perlahan: "Jangan mencampuri urusan orang lain." Kemudian ia memberi hormat kepada imam itu seraya berkata: "Aku yang rendah adalah Teng Soan, ada keperluan apa?"
Imam itu agaknya masih belum padam hawa amarahnya,
dengan sinar mata dingin ia memandang Ciu Tay Cie,
kemudian berpaling dan berkata kepada Teng Soan: "Pinto membawa perintah untuk mengundang sianseng...."
Teng Soan agaknya tercengang mendengar jawaban itu.
"Kau membawa perintah siapa" Ada urusan apa mencari
aku?". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pinto datang hanya melakukan tugas, maaf tidak dapat memberitahukan nama orang yang memberi perintah."
"Jikalau kau tidak mau menyebutkan namanya pengundang aku rasanya juga tidak ada urusan penting," berkata Teng Soan sambil tertawa.
"Apakah kau takut"'', berkata imam itu sambil tersenyum.
"Apa katamu" Lekas pergi" berkata Auw-yang Thong
dengan nada suara dingin.
Imam itu memandang Auw-yang Thong sejenak lalu
berkata, "Dilihat dari pakaian dan sikap bahasamu, kau tentunya Auw-yang pangcu dari golongan pengemis"
"Totiang sebetulnya dari partay mana" Harap suka
memberitahukan terus terang, agar Auw-yang Thong jangan sampai berlaku kurang sopan terhadap sahabat,'' berkata Auw-yang Thong
Hui Kong Leang memperdengarkan suara tertawa dingin,
kemudian berkata: "Menghadapi orang seperti ini tidak perlu menggunakan perkataan banyak-banyak."
Dengan tindakan lebar ia menghampiri imam itu, lalu
melancarkan serangan kearah dadanya.
Imam itu dengan cepat mundur dua langkah, mengelakkan serangan itu, kemudian menghunus pedangnya dan berkata dengan suara dingin: "Dilihat dirimu, jelas bukan golongan pengemis".
"Apakah kau tidak kenal denganku?" berkata Hui Kong Leang, sementara itu kedua tangannya bergerak dengan
beruntun melancarkan lima serangan.
Kepandaian imam itu agaknya juga tinggi, menggerakkan pedang ditangannya untuk menangkis serangan Hui Kong
Leang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu menyaksikan gerakkan ilmu pedang imam
itu agak mirip dengan ilmu pedang golongan Bu-tong-pay, maka segera berseru: "Tuan2 berhenti dulu lolap hendak bicara"
Hui Kong Leang lebih dulu menarik kembali serangannya mundur kesamping.
Pendekar Latah 10 Pusaka Golok Iblis Dari Tanah Seberang Seri Pengelana Tangan Sakti Karya Lovelydear Tiga Dara Pendekar Siauw Lim 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama