Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 11

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 11


gan mudah di dalam kuil.,.?" kata-katanya belum selesai, Niko itu telah
mencabut pedangnya dan menusuk pundak kanannya Giok
Siu Sian Cu dengan jurus Thian Li Hun Ko atau Bidadari
Menusuk Dari LangiL Giok Siu Sian Cu menangkis pedang itu dengan
serulingnya, dan ia pun balas menyerang Lalu kedua wanita
itu bertempur dengan sengitnya. Gidk Siu Sian Cu bertempur
sambil mengawasi Tio Pan Taysu dan Tong Pun Taysu yang
masing-masing berdiri di sebelah kiri dan kanan, tetapi si
Hweeshio kurus kecil masih saja berdiri memejamkan kedua
matanya memegang erat kedua tangannya dalam sikap
bersembahyang. ia pun melihat Bee Kun Bu bertempur lagi
melawan tiga orang Hweeshio. ia merasa khawatir jika Bee
Kun Bu tak dapat bertahan melawan ketiga Hweeshio itu.
Lalu dengan satu serangan cepat dan lihay ia mendesak
Niko itu mundur dua langkah, dan ia loncat ke tempat Bee Kun
Bu. Tetapi ia tidak menduga bahwa ia dicegat oleh Tio Pan
Taysu yang segera loncat menghalau dengan mendorong
kedua tinjunya ke depan dengan jurus Pai San To Hai atau
Merobohkan Gunung dan Mem-balikkan Lautan,
Tio Pan Taysu yang menjadi pemimpin kuil Ban Hut Si
memiliki ilmu silat yang tinggi dan tenaga yang besar, Kedua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tinjunya bukan main dahsyatnya, dan memaksa Giok Siu Sian
Cu loncat mundur Pada saat ia loncat mundur, Niko itu
menusuk punggungnya dengan pedang-nya, Giok Siu Sian Cu
berbalik dan mengetok pedang itu dengan serulingnya, Lalu
dengan menotokkan kedua kakinya ia loncat ke atas untuk
terjun kembali ke bawah dan menyodok Niko itu dengan
serulingnya yang dilancarkan dengan ilmu Yun Liong Sam
Hiam atau Naga Langit Muncul Di tiga Tempat.
Niko itu harus lekas-lekas mundur atau binasa disodok
oleh seruling lawannya, Benar-benar lihay iblis wanita ini,
pikirnya, Baru saja ia ingin maju menyerang lagi, tapi terlihat
Giok Siu Sian Cu menjepit rapat kedua betisnya, dan segera
melonjak ke atas untuk loncat keluar beberapa depa jauhnya,
ia menotok tanah dengan ujung jarinya, dan dalam dua kali
loncat yang cepat sekali, ia berhasil mendesak mundur dua
orang Hweeshio yang sedang mengerubuti Bee Kun Bu. ia
berbisik: "Kita tak dapat bertahan lama, Kita harus lekas-lekas
melarikan diri!" Tetapi Bee Kun Bu geleng kepala dan membentak: "Aku
tidak minta atau suruh kau datang membantu akui Kau boleh
lekas-lekas lari!" "Apabila kau tidak lari, kali ini kita berdua akan binasa,.,."
Giok Siu Sian Cu mendesak, tetapi Niko itu telah menerjang
dengan pedang terhunus dan berusaha menusuk dadanya,
sedangkan Hweeshio-hweeshio yang mengerubuti Bee Kun
Bu juga berbareng menyerang dengan toya-toya besi nya.
Sambil meloncat tinggi menghindarkan diri dari tusukan
pedangnya Niko itu, Giok Siu Sian Cu berseru kepada Bee
Kun Bu: "Jika kau betuNbetul tidak ingin lari, akupun harus
melawan terus!" Lalu ia putar seruling batu Gioknya dan
menyerang secepat kilat kepada Niko itu, serangan itu hebat
sekali, dan Niko itu tak dapat menahan,
Bee Kun Bu juga bertempur dengan nekat ia lancarkan
jurus-jurus Hui Pu Liu Coan (Air Terjun Ke Dalam Sungai),
Heng Hua Cun Ji (Hujan Turun Di Musim Semi) dan Tui To
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tay San (Menggempur Roboh Gunung Taysan), dan ia
berhasil membuka jalan keluar dari kepungan Hweeshiohweeshio itu,
Sin Lei Hweeshio menjadi lebih ganas melihat Bee Kun Bu
berhasil membuka jalan, ia menyerang lagi dengan sekuat
tenaga dengan toya besi nya. Tapi Bee Kun Bu berhasil
mengegoskan diri, Setelah pertempuran berlangsung beberapa puluh jurus
lagi, Bee Kun Bu merasa ia akan kehabisan tenaga, Giok Siu
Sian Cu yang selalu memperhatikan Bee Kun Bu sambil
melawan Niko itu tetek melihat bahwa Bee Kun Bu telah
menjadi lelah, Ki rifeiyerang bertubi-tubi untuk mendesak
mundur Niko itu, lalu loncat membantui Bee Kun Bu. Satu
sabetan dengan jurus Thian Goa Lai Yun atau Awan Datang
Dari Angkasa, memaksa seorang Hweeshio mundur, dan ia
dapat berdiri di sampingnya Bee Kun Bu, ia berbisik: "Ayo, kita
bersama-sama menggempur musuh...!" Belum lagi ucapannya
selesai, satu jotosan Tio Pan Taysu datang menyerang, Giok
Siu Sian Cu harus lekas-lekas loncat mundur,
Giok Siu Sian Cu mengejek: "Ha! Kau menyerang di waktu
orang tak berjaga! Beginikah caranya pemimpin partai Ngo Bi
menyerang orang dengan curang?"
Tanpa permisi kau telah menerobos masuk ke daerah kuil
Ban Hut Si, apakah itu tidak melanggar peraturan Bu Lim?"
batas Tio Pan Taysu, Giok Siu Sian Cu menyengir dan menantang: "Baiklah.
Ayo, kalian semua datang menyerang! Aku siap melawan
kalian semua!" "Ha! Melawan kau Giok Siu Sian Cu tak usah semua
datang menyerang, Cobalah terima pukulan-pukulanku," kata
Tio Pan Taysu, yang segera dibarengi dengan satu jotosan
yang keras! Giok Siu Sian Cu menyabet dengan seruling dan mengirim
jotosan ke pundak lawannya, Tio Pan Taysu harus menarik
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kembali tinjunya atau hancur disabet seruling! Giok Siu Sian
Cu tak dapat memperhatikan Bee Kun Bu lagi, karena ia
terpaksa mencurahkan semua perhatian dan tenaganya
melawan pemimpin partai Ngo Bi yang lihay itu, Tiap-tiap
jotosan membawa maut, karena jotosan-jotosan itu disertai
tenaga dalam yang luar biasa dahsyat nya, seolah-olah dapat
merobohkan gunung! Giok Siu Sian Cu masih dapat melayani selama beberapa
puluh jurus, tetapi ia merasa kalah tenaga, Dengan satu
jeritan, ia rapatkan kedua betisnya, lalu loncat ke atas udara
dengan serulingnya dari atas menyodok kepalanya dari Tio
Pan Taysu. Tio Pan Taysu terkejut, ia harus lekas-lekas meng-gegos,
ia berpikir: "Ai! Betul-betul lihay iblis wanita ini! Loncatan itu
cepat dan tak terduga!" Lalu ia menunggu lawannya jatuh di
tanah untuk menyerang lagi dengan tinju Kim Kong coan
(Tinju Keras Seperti Baja) ialah ilmu tinju partai Ngo Bi yang
sangat ditakuti di kalangan Kang-ouw. Giok Siu Sian Cu yang
gesit, dan lincah, meskipun ia sudah letih, bukan suatu lawan
yang enteng, dan selama pertarungan itu tidak kelihatan pihak
mana yang lebih unggul! Tetapi Bee Kun Bu ketika itu telah terdesak, ia yang
berwatak ksatria terpaksa menggunakan kelihayannya dan
melupakan perikemanusiaannya. Dengan menjerit seperti
orang gila, ia menyerang dengan jurus-jurus dahsyat dari Hun
Kong Kiam Hoat, Ketika itu Sin Lei Hweeshio sedang
mengemplang dengan toya besinya, dan tiga Hweeshio
lainnya menyodok atau memukul dengan masing-masing toya
besinya, Ya, keempat Hweeshio itu menyerang serentak Tetapi
dengan jurus-jurus Ban Hong Cut Sao atau Puluhan Ribu
Tawon Keluar dari Sarang dan Hui Pa Tang Ceng atau
GunduIan Besi Memukul Lonceng, pedangnya terlihat
berkilau-kilau menyabet, menebas, menusuk, bahkan
membacok Hwee-shio-hweeshio itu! Keempat Hweeshio itu
terpaksa mundur lagi, Mereka tak dapat maju,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sin Lei Hweeshio menjadi gemas, tetapi kagum akan ilmu
silat pedang lawannya, Tiba-tiba ia loncat maju sambil
menyodok lawannya, ia terlambat, karena pedangnya Bee
Kun Bu berhasil menusuk belakang lehernya! Ketika ia loncat
maju, secepat kilat Bee Kun Bu mengegos, lalu menusuknya
setelah putar pedangnya yang membingungkan Hweeshiohweeshio lain-lainnya.
Pada saat itu Bee Kun Bu menoleh ke arah Giok Siu Sian
Cu dan Tio Pan Taysu, ia melihat mereka sedang bertempur
dengan sengitnya, Tenaganya Tio Pan Taysu besar sekali,
dan tiap-tiap jotosan menimbulkan hembusan angin, dan Giok
Siu Sian Cu harus melawan dengan jurus Mo Im Cap pwee
Jiauw atau Mencakar Awan Dari delapan belas jurusan, dan
hanya terlihat lambaian pakaiannya yang halus dan lemas
membingungkan lawannya, Tio Pan Taysu bertempur laksana
geledek menyambar, tetapi Giok Siu Sian Cu mengelit atau
mengegos laksana awan terapung-apung di hembusan angin
di angkasa, menanti kesempatan mengirim totokan dengan
seru!ingnya, pertempuran berlangsung demikian dahsyatnya, dan Bee
Kun Bir"yang senantiasa memikirkan keselamatan gurunya,
yakin tak dapat berhenti bertempur, dan tak dapat melarikan
diri dari kepungan Hweeshio-hweeshio itu, ia harus melawan
dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu (Langkah
Ajaib) menghadapi empat Hweeshio dengan toya-toya
besinya, Lagi pula Hweeshio-hweeshio itu adalah murid-murid
yang lihay dari partai Ngo Bi Heng yang terkenal di kalangan
Kang-ouw. Setelah pertempuran berlangsung lagi beberapa puluh
jurus, Sin Lei Hweeshio putar toya besinya dan menyerang
laksana ombak menyerang pantai, dan cara menyerangnya itu
ditelad oleh kawan-kawannya, Bee Kun Bu terkurung rapat,
tetapi ia masih dapat menghindarkan semua seranganserangan itu dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, dan dalam
sekejap saja ia dapat loncat keluar dari kepungan untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mendekati Tong Pun Hweeshio dan berkata dengan suara
keras: "Hei! Angkatan tua! Kedua partai satu pada lain tidak
mempunyai dendam apapun juga, Mengapa orang-orang
partai Ngo Bi ingin bertempur membinasakan aku" Aku
khawatir...." Belum habis kata-katanya itu ketika Sin Lei
Hweeshio datang mengempIang dengan toya besinya, ia
mengegos, tapi menyapu kedua kakinya Bee Kun Bu. Sapuan
itu adalah jurus Shin Liong Cauw Tou atau Naga Sakti
Menyeruduk dengan kepala, Suatu jurus istimewa dari ilmu
silat toya Ngo Bi. Bee Kun Bu terkejut, dan yakin tak dapat
menghindarkan diri dari sapuan itu. Lalu ia loncat menerkam
Sin Lei Hweeshio, Tapi ternyata Sin Lei Hweeshio sangat gesit, ia dorong
Bee Kun Bu dengan pasang melintang toyanya. Bee Kun Bu
bertahan dengan tenaga dalamnya, tapi karena ia belum
sembuh betul, maka darah keluar dari mulutnya, ia menjadi
nekat Dengan jurus Cuan Im Ti Gwat atau Melalui Awan
Memetik Bulan ia tusuk dadanya Sin Lei Hweeshio dengan
ujung pe-dangnya, Bagaikan babi hutan yang mogok terluka,
Bee Kun Bu mengamuk, dan tusukan dengan jurus Cuan Im Ti
Gwat itu tak dapat dielakkan lagi oleh lawan nya. Bee Kun Bu
cabut kembali pedangnya yang telah berlumuran darah, dan
satu tendangan dahsyatnya melempar mayatnya Sin Lei
Hweeshio tujuh-delapan kaki jauhnya!
Tetapi Bee Kun Bu sendiri sudah menjadi sangat lelah dan
lemas, darah masih terus keluar dari mulutnya, Untung
baginya tiga Hweeshio lainnya menjadi terpaku melihat Sin Lei
Hweeshio sudah menjadi mayat dengan dadanya yang
berlumuran darah, Bee Kun Bu dapat kesempatan untuk
menahan sakitnya dengan mengerahkan tenaga dalamnya,
Ketiga Hweeshio itu tiba-tiba berbalik dan menyerang ia
dengan serentak, agaknya ia akan dipukul mati oleh ketiga
Hweeshio itu. Tiba-tiba dari atas loncat turut Giok Siu Sian Cu
dengan jeritan yang membisingkan telinga, dan Tang! Tang!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tang!" serulingnya menangkis kemp!angan ketiga toya besi
dari Hweeshio-hweeshio itu!
Lalu satu gentakan dari serulingnya memukul hancur batok
kepala seorang Hweeshio. Ketika itu Giok Siu Sian Cu sedang melawan Tio Pan
Taysu dengan ilmu Mo Im Cap pwee Jiauw, ia mendengar
jeritan Bee Kun Bu, ia segera loncat ke samping Bee Kun Bu
justru pada saat ketiga Hweeshio menyerang serentak,
Dengan serangan yang gencar, dengan mudah sekali ia
mendesak mundur kedua Hweeshio lainnya, ia lihat Bee Kun
Bu sudah tak berdaya, Kedua matanya terpejam, mukanya
pucat pasi, dan pakaiannya berlumuran darah! Dengan tak
tertahan air matanya mengucur melihat keadaan kekasihnya
itu! justru pada saat ia bersedih hati, Tong Pun Hweeshio telah
mengangkat tempat nasi tembaganya, dan Niko itu telah
mengangkat pedangnya untuk loncat mengurung ia dari kiri
dan kanan sedangkan Tio Pan Taysu telah mengumpulkan
semua tenaga dalamnya untuk mengirim tinju mautnya!
Giok Siu Sian Cu mengenak gigi, dan secepat kilat ia totok
Niko itu dengan jurus Siauw Cit Thian Lam atau Telunjuk Sakti
Menusuk Ke Selatan. ia telah yakin bahwa Niko itu yang
paling gampang digempur, dan betul saja Niko itu loncat
mundur ia loncat keluar sambil memeluk Bee Kun Bu yang
telah pingsan, Tetapi Niko itu, setelah loncat mundur segera
maju lagi dan mengirim jotosan yang mengenai lengannya
Bee Kun Bu. jotosan itu di luar dugaannya Giok Siu Sian Cu, ia
berusaha menangkis, tetapi ia sendiri kena dipukul oleh Niko
itu, dan ia rasa lengan kanannya sakit sekali
Tio Pan Taysu membentak: "Giok Siu Sian Cu! Partai kami
tidak mempunyai permusuhan dengan kau. peristiwa kali ini
adalah ciptaanmu! jika kau tidak menyerah, jangan harap kau
dapat keluar lagi! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu tidak segera menyahut ia sedang
menahan sakit dan mengerahkan tenaga dalamnya untuk
menyembuhkan sakit dari pukulan tadi, Sedang sesaat baru ia
berkata mengejek: "Kalian semuanya mengaku salah satu
partai silat jempolan di kalangan Bu Lim, tetapi tindak
tandukmu semuanya tidak satu yang tidak melanggar
peraturan Kang-ouw!"
Tio Pan Taysu menjadi marah, ia membentak: "Kau jangan
sembarang kata! Dalam hal apakah kami melanggar peraturan
Kang-ouw?" "Dengan jumlah yang lebih banyak kalian memukul kami
berdua, apakah ini tidak melanggar peraturan Bu Lim?" jawab
Giok Siu Sian Cu. Tapi kau telah menerobos masuk di daerah kami tanpa


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

permisi Bukankah kau telah melanggar peraturan Bu Lim?"
tanya Tio Pan Taysu, Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah merasa sakitnya hilang,
dan tenaganya pulih kembali ia tidak bicara lagi, tapi ia
menyodok Tio Pan Taysu dengan seruIingnya, Tio Pan Taysu
tidak berani menangkis dengan tangannya, ia loncat mundur
menghindarkan diri dari sodokan maut itu! Lalu ia maju
mengirim jotosan-jotosan dengan kedua tinjunya, Giok Siu
Sian Cu yakin bahwa jotosan-jotosan itu seperti palu besi yang
beratnya seribu kati, ia pun tak berani menangkis, ia hanya
loncat mundur Tapi Tio Pan Taysu terus menyerang seperti
kerbau gila, dan tiap-tiap jotosannya dilancarkan secepat kilat!
Giok Siu Sian Cu mengerti bahwa ia tak dapat melarikan
diri lagi, Sambil dengan lengan kirinya, memeluk Bee Kun Bu
yang pingsan tangan kanannya menangkis dan menyerang
lawannya, pertarungan itu bagi Giok Siu Sian Cu adalah
pertarungan nekat, dan jika terpaksa ia rela berkorban untuk
membela Bee Kun Bu, ia keluarkan semua kepandaiannya
dan dapat meladeni Tio Pan Taysu selama tiga puluh jurus
lebih. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Pun Hweeshio dan Niko itu hanya berdiri di samping
menyaksikan pertempuran yang dilakukan dengan ilmu silat
yang tinggi itu dengan penuh perhatian, dan merasa kagum
akan ketangkasannya Giok Siu Sian Cu yang dapat menahan
jotosan-jotosan Kim Kong Coan dari Suhengnya. "Lihay benar
wanita ini. jika dia terlepas dari tangan kita, di kemudian hari
partai Ngo Bi tentu akan mengalami banyak pusing kepala
menghadapi dia!" pikir Niko itu.
Lalu Niko itu bertindak maju satu langkah, begitupun Tong
Pun Hweeshio bertindak maju satu langkah, siap sedia
membunuh mati Giok Siu Sian Cu jika dia terlepas dari
jotosan-jotosan Tio Pan Taysu.
sebetulnya selama hidupnya dan selama ia berkecimpung
di kalangan Kang-ouw, Giok Siu Sian Cu pernah melawan
banyak jago-jago silat, tetapi belum pernah ia bertempur
demikian sengit dan payahnya seperti sekarang menghadapi
orang-orang dari partai Ngp Bi itu. Dengan sambil memeluki
Bee Kun Bu ia harus melawan lebih hati-hati lagi, karena ia
harus menjaga juga Bee Kun Bu dari serangan-serangaa
Pada satu saat ia melihat 1owongan. ia menyerang tiga
kali beruntun dan mendesak Tio Pan Taysu loncat mundur ia
berusaha lari keluar dengan membawa Bee Kun Bu, tetapi Tio
Pan Taysu sudah mengejar lagi dengan mengirim satu tinju,
Giok Siu Sian Cu telah menduga serangan itu, ia mengegos
sedikit ke samping dan tinju itu lewat, lalu seruling di tangan
kanannya menyabet dengan jurus Kong Ciok Kai Pin atau
Burung Merak Mementang Sayap, Tio Pan Taysu terkejut, ia
lekas-lekas tarik tinju kirinya yang ia ingin kirim ke tubuhnya
Giok Siu Sian Cu tadi dan lekas-lekas mengegos ke samping,
"Ha! Di mana kau ingin bersembunyi?" mengejek Giok Siu
Sian Cu, sambil menotok lagi tubuhnya Hweeshio yang tinggi
besar itu, Segera terdengar jeritan keras laksana meraungnya
harimau yang sedang mengamuk Tio Pan Taysu kena ditotok
pundaknya, dan ia menjerit kesakitan sambil loncat mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
enam-tujuh langkah, Hampirsaja ia jatuh tersungkur, Tetapi
Giok Siu Sian Cu juga kena dipukul punggungnya oleh tinju
kirinya Tio Pan Taysu sehingga ia pun loncat mundur satu
depa jauhnya dan dijotos dari kiri dan kanan oleh Niko itu dan
Tong Pun Hweeshio pukulan di punggung dari tinju Tio Pan
Taysu sudah cukup merobohkan ia, ditambah dengan dua
tinju lagi dari Niko dan Tong Pun Hweeshio, ia telah tambah
menderita luka-luka hebat di dalam tubuhnya, Dengan
memeluk erat-erat Bee Kun Bu, ia jatuh telentang di atas
tanah! Niko dan Tong Pun Hweeshio lari menghampiri Tio Pan
Taysu dan menanya berbareng: "Apakah kau luka parah?"
Tio Pan Taysu geleng-geleng kepalanya dan pejamkan
kedua matanya, tetapi tidak bicara, Mereka segera yakin
bahwa Tio Pan Toa-su telah menderita luka parah, Lau Niko
itu loncat menghampiri Giok Siu Sian Cu yang ketika itu
berusaha bangun, Mukanya Giok Siu Sian Cu sudah pucat
sekali, rambutnya terurai tak keruan, dan darah keluar dari
mulut dan hidungnya, tangan kirinya masih memegangi Bee
Kun Bu, tetapi seruling di tangan kanannya telah terlepas,
ia mengawasi Bee Kun Bu dengan tak menghiraukan Niko
yang menghampiri dengan pedang terhunus,
Niko itu menandalkan ujung pedangnya di atas dadanya
Giok Siu Sian Cu dan menanya dengan sikap yang mengejek:
"Giok Siu Sian Cu! Mungkin kau tidak bermimpi bahwa kau
akan tewas di daerah Ban Hut Si!"
Giok Siu Sian Cu seolah-olah tak gubris ujung pedang
yang ditandalkan di atas dadanya, ia mengawasi Niko itu, lalu
memandang lagi Bee Kun Bu yang masih pingsan untuk
berbisik: "Dik! Dik Kun Bu! Bukalah matamu dan pandanglah
aku, karena aku segera akan binasa...." Darah keluar deras
dari mulutnya merintangi ucapan nya.
Niko itu berkata dengan suara gemetar: "Giok Siu Sian
Cu!.... Aku sekarang membunuh kau...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu berusaha bangun, dan ia peluk Bee Kun
Bu erat-erat sebagai meminta diri karena ia akan
meninggalkan dunia yang fana!
justru pada saat itu, suara yang nyaring dan garing
memecahkan suasana yang sunyi senyap dan tegang itu,
Suara itu lantas mengejek: "Lekas taruh pedangmu dan
mundur tiga langkah!" Niko itu menoleh ke arah orang yang
mengejek ia, dan ia melihat berdirinya seorang tua yang
jaraknya hanya satu depa lebih jauhnya tengah mengawasi ia
dan rupanya siap sedia melontarkan lingkaran baja di
tangannya! Niko itu terperanjat tetapi si orang tua itu meng-ancam:
"Apa kau ingin rasai lingkaran bajaku ini?"
Ketika itu Tong Pun Hweeshio segera loncat menerkam si
orang tua sambil membentak: "Hei! Ouw Lam Peng! Untuk
maksud apakah kau datang ke kuil Ban Hut Si?"
Ouw Lam Peng mengegos dan tangan kirinya menggeprak
punggungnya Tong Pun Hweeshio, sedangkan lingkaran baja
di tangan kanannya dilontarkan secepat kilat
Lingkaran gelang tersebut yang sebesar bulan langsung
terbang menyerang Ntko, Harus diketahui bahwa lingkaran
baja terbang dari Ouw Lam Peng adalah senjata yang sangat
dimalui di kalangan Kang-ouw, Angin dari lingkaran itu santar
terdengarnya, sekejap saja lingkaran itu telah terbang
menyerang kepalanya Niko,
-ooo0oooJago-jago silat partai Thian Liong mengunjuk gigi
Melihat lingkaran besi terbang menyerang kepalanya, Niko
itu segera menangkis dengan pedangnya, Lingkaran beradu
dengan pedang, dan kembang api terbit dari beradunya kedua
senjata itu, Niko itu rasakan lengannya sakit, dan terdorong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mundur dua langkah, Lingkaran baja itu terbang terus dan
membentur satu batu karang yang segera menjadi hancur
Ouw Lam Peng harus melawan Tong Pun Hweeshio dan
mendesaknya mundur tiga depa lebih sebelum ia dapat
datang menghampiri Giok Siu Sian Cu, Ketika itu Tio Pan
Taysu sudah dapat buka kedua matanya dan orang yang
pertama ia lihat adalah Ouw Lam Peng. ia bangun dan jalan
menghampiri Niko itu menjadi cemas melihat Tio Pan Taysu
mendekati Ouw Lam Peng, "De-ngan luka di dalam tubuh
bagaimanakah dia dapat melawan?" pikirnya, Lalu ia loncat
dan jalan mengikuti Tio Pan Taysu,
Pada saat itu si Hweeshio kurus kecil membuka matanya
dan memandang segala sesuatu di sekitarnya, Ketika ia
melihat Ouw Lam Peng, ia berseru: "O Mi To Hut! Ouw Si Cu
(pemimpin Ouw), kau baikkah" Apakah kau masih ingat aku si
Hweeshio tua ini?" ia pun menghampiri Ouw Lam Peng.
Teguran itu mengejutkan Ouw Lam Peng. Mukanya berubah,
tetapi lekas tenang kembali Sambil memegang lingkaran
bajanya ia ambil dari punggungnya ia berkata sambil
tersenyum: "Aku baik-baik saja, Terima kasih, Tetapi rupanya
kali ini kalian bisa menang karena orang-orangmu berjumlah
lebih banyak!" sekonyong-konyong dari bawah puncak terdengar siulan
yang panjang dan nyaring, suara gemanya agak lama
sebelum orang yang bersiul itu tiba di atas puncak.
Tio Pan Taysu menoleh ke arah suara itu, dan melihat
bukannya seorang, tetapi dua orang datang berbareng, dan
dalam sekejap saja kedua orang itu telah berada hanya
beberapa kaki di belakangnya,
Mereka mengenakan baju kurung, dan berusia lebih
kurang lima puluh tahun, yang di sebelah kiri memakai baju
kurung kuning dan mengikat kepala, bersenjatakan kipas yang
panjangnya lebih kurang dua kaki. Yang di sebelah kanan
berbaju kurung hijau, dan di atas pundaknya menonjol keluar
sebilah golok besar, sedangkan di tali pinggangnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tergantungkan satu kantong Piauw (Piauw = potongan besi
kecil berujung tajam), Ouw Lam Peng nampaknya sangat hormati orang yang
berbaju kuning itu, karena ia memberi hormat dengan
membungkukkan tubuhnya, Orang berbaju kuning itu tersenyum dan berkata: "Ouw
Piauw Tauw (Pemimpin cabang partai silat Ouw) terlampau
hormat," Lalu Ouw Lam Peng menghadapi si Hweeshio kurus
kecil dan berkata: "Hweeshio ini rupanya panjang umurnya!"
Si Hweeshio tertawa gelak-gelak dan menjawab: "Aku
selalu dijaga oleh Hut-co kau ingin aku si Hweeshio ini mesti
mati bagaimana?" Si baju kuning mengejek: "Aku kira Hut-co tidak menahan
kau untuk kau membantu kami melakukan suatu urusan yang
mulia!" Si Hweeshio berubah mukanya, ia mengawasi si baju
kuning dengan kedua matanya terbelalak Kemudian ia berkata
dengan satu senyuman terpaksa: "Ong Si Cu (Pemimpin
cabang silat Ong) terlampau mentaati tata tertib, Meskipun
pemimpin partai Thian Liong, Souw Peng Hai sekalipun, dia
tidak berani mempermainkan aku si Hweeshio tua ini."
Belum lagi si baju kuning membuka mulut, tiba-tiba
terdengar suara seorang wanita, Mereka yang baru datang itu
semuanya memiliki ilmu silat yang sangat tinggi, dan suara
wanita yang terdengar jauh itu membikin mereka berhenti
bicara, Segera seorang gadis yang berpakaian sebagai
seorang jago silat wanita lari mendatangi ia berlari-lari sampai
di depannya si baju kuning, ia menyeka air keringatnya, lalu
berkata dengan sengal-sengal:
"Ai! Aku cape setengah mati...." ia berhenti ketika melihat
Bee Kun Bu yang masih pingsan dan sedang dipeluki oleh
seorang wanita berpakaian serba hitam dan tak bergerak ia
terkejut melihat wanita berbaju hitam itu mengeluarkan darah
dari hidung dan mulutnya, Gadis yang baru datang itu tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lain tidak bukan ialah Souw Hui Hong, puteri kesayangan
pemimpin partai silat Thian Liong, Souw Peng Hai.
Ketika Bee Kun Bu berpisah dari ia di dekat kota Tiong
Leng, ia yang sangat sayang Bee Kun Bu selalu memikir
keselamatannya, ia mengawasi Bee Kun Bu berlalu tanpa
menoleh ke belakang, ia menjadi sedih hati, dan menangis di
bawah sebuah pohon, Entah berapa lama ia menangis, ketika
ia mengangkat kepalanya, ia melihat seorang dengan baju
kuning, berikat kepala dan berusia lebih kurang lima puluh
tahun duduk di sampingnya.
Setelah mengenali orang itu, seperti satu anak yang
manja, ia tubruk orang berbaju kuning itu, dan menangis di
dalam pelukannya melampiaskan kesedihannya. Lalu ia
keluarkan isi hatinya: "Ong Siok (Paman Ong), aku dihina oleh
orang, Ayahku telah membiarkan aku seorang diri di tempat
yang jauh ini, tidak mencarinya, Ayah membiarkan aku dihina
orang lain...." Sambil mengusap-usap rambutnya gadis itu, si baju kuning
berkata: "Aku telah datang, siapakah yang menghina kau"
Aku nanti berikan hajaran ke-padanya!"
Nampak Souw Hui Hong berubah menjadi sangsi Apakah
ia harus memberitahukan bahwa Bee Kun Bu yang menghina
ia" Harus diketahui bahwa si baju kuning ini adalah pemimpin
cabang partai Thian liong yang lihay ilmu silatnya diantara
kelima pemimpin-pemimpin cabang lain, dan ilmu silatnya
hanya di bawah Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Thian
Liong. Betul namanya sama tingkatnya dengan pemimpinpemimpin cabang-cabang bendera merah, biru, putih dan
hitam, tetapi pada hakekatnya ia menduduki tempat wakil
pemimpin partai Thian Liong, dan semua pemimpin cabang itu
menghormati padanya, Souw Peng Hai telah dapat menakluki
pemimpin-pemimpin cabang-cabang bendera merah, biru,
putih dan hitam dengan ilmu silatnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi terhadap pemimpin cabang bendera kuning ini,
yang bernama Ong Han Siong, cara menaklukinya lain sekali
Souw Peng Hai telah mengujungi ia di tempat bertapanya di
pegunungan Yen Tang San, dan telah dengan susah payah
membujuk ia keluar membantu pemimpin partai Thian Liong
agar ia dapat berdiri sejajar, atau lebih tinggi, dengan partaipartai silat yang terkenal di kalangan Bu Lim.
Ong Han Siong bukan saja tinggi ilmu silatnya, tetapi juga
mahir sekali di dalam kesusasteraan. ia paham betul tentang
kitab-kitab Si Su Ngo Keng (Sastra kuno dari pujanggapujangga zaman purbakala) dan kitab-kitab suci lain-lainnya.
Selama ia bertapa tiga puluh tahun lebih di pegunungan Yen
Tang San, ia selalu mempelajari dan berlatih segala ilmu silat,
ilmu pengobatan dan ilmu melumpuhkan sihir Souw Peng Hai
dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw dengan partai Thian
Liongnya adalah berkat petunjuk dan bantuannya Ong Han
Siong. Souw Hui Hong yang sedari kecil selalu mengikuti |
ayahnya, dan menjadi besar selama ada partai Thian Liong,
mengenal betul watak dan sifat Ong Han Siong pamannya itu,
wajahnya Qng Han Siong yang mirip seorang pelajar dan
ramah menutupi wataknya yang congkak dan adem tak
terhingga, dan ia tak suka bertempur melawan musuh, Tetapi
jika ia turun tangan, maka keras dan kejam seranganserangan dan hajaran-hajarannya, Selama dua puluh tahun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdirinya partai Thian Liong, ia hanya baru dua kali
menggempur musuh: sekali diberitahukan oleh Co Hiong, dan
sekali lagi, Souw Hui Hong melihat dengan kepala matanya
sendiri Dan musuh yang digempur oleh Ong Han Siong adalah
jago jago silat yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw.
Jago silat itu mula-mula telah mengalahkan lima jago-jago silat
dari cabang bendera kuning sehingga Ong Han Siong yang
menjadi pemimpinnya menjadi murka, Dengan tangan
telanjang ia mengirim jotosan-jotosannya, dan hanya dalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tiga jurus, jago silat itu menjadi mayat! peristiwa itu dilihat oleh
Souw Hui Hong sendiri Betul Souw Hui Hong mendongkol terhadap Bee Kun Bu
yang telah perlakukan ia dengan sikap yang adem, tetapi ia
sangat sayang pemuda itu. ia yakin bahwa jika ia sebut
namanya Bee Kun Bu, maka pemuda itu pasti tewas di tangan
Ong Han Siong, Dalam keadaan yang serba salah itu, ia
hanya menangis terus. Ong Han Siong yang telah menanti jawaban agak lama,
dan melihat sikap gadis itu, mendesak: "Apakah yang
membikin kau sedih" Jika kau tak memberitahukan kepadaku,
bagaimanakah aku dapat menolong" jawablah bahwa
Pamanmu ini tidak akan mengecewakan kau."
Tiba-tiba ia ingat akan peristiwa bagaimana ia ditolong
oleh Bee Kun Bu. ia segera menjawab: "Aku telah ditawan
oleh para Hweeshio-hweeshio dari kuil Ban Hut Si, dan telah
disekap di dalam gua sehingga beberapa hari aku ke)aparan!"
"Berapa hari kau disekap dan dibikin lapar oleh Hweeshiohweeshio dari Ban Hut Si?" Ong Han Siong menanya,
"Dua hari," jawab Souw Hui Hong.
Ong Han Siong tertawa dan berkata: "Baik! Aku segera
pergi ke kuil Ban Hut Si untuk menangkap Tio Pan Taysu,
pemimpin partai Ngo Bi. Lalu kita sekap dia di markas besar
partai Thian Liong dan membikin ia kelaparan dua puluh hari!"
Souw Hui Hong berhenti menangis, dan berbalik menjadi
gembira, ia seka air matanya dengan sapu ta-ngannya, lalu
berkata: "Paman, kita berangkat sekarang ke pegunungan
Ngo Bi San." ia ingat juga bahwa Bee Kun Bu sedang menuju
ke pegunungan itu. "Mengapa demikian tergesa-gesa" Hweeshio-hweeshio
dari kuil Ban Hut Si tak akan lari kemana-mana, Kita
berangkat besok pun tak akan terlambat kata Ong Han Siong
dengan tenang, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Souw Hui Hong tak sabar Karena dalam hatinya ia
khawatir keselamatannya Bee Kun Bu. Ia geleng-geleng
kepalanya dan berkata: "Aku sangat benci Hweeshiohweeshio itu, lebih lekas mereka dihukum, lebih senang aku
merasa." Ong Han Siong berkata lagi: Tetapi Ouw Piauw Tauw
pemimpin cabang bendera merah, dan Yap Piauw Tauw
pemimpin cabang bendera putih telah datang ber-sama-sama
aku ke sebelah barat dari propinsi Sucoan ini, dan aku telah
berjanji malam ini bertemu di kota Hua Yang. Aku harus
memberitahukan mereka dulu baru dapat berangkat ke
pegunungan Ngo Bi San."
Souw Hui Hong bertambah gembira mendengar bahwa
Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng juga berada di daerah itu,
Dengan manja ia berkata: "Paman, ayo kita lekas-lekas pergi
ke kota Hua Yang!" Betapapun congkak dan sombongnya Ong Han Siong
sangat setia terhadap Souw Peng Hai, pemimpin partai silat
Thian Liong itu ayahnya Souw Hui Hong itu, ia pun sangat
sayang gadis itu, dan ia tak dapat menolak permintaannya, ia
hanya tersenyum dan berkata: "Baik-lah, Kita berangkat
sekarang." Lalu dengan ilmu meringankan tubuh ia lari dengan
pesat sekali, sehingga Souw Hui Hong harus mengejarnya
sekuat tenaga, Ong Han Siong tampaknya seperti orang ber!eng-ganglenggang kangkung dengan larinya yang laksana awan
terhembus angin dengan pesatnya, tetapi Souw Hui Hong
harus mengejarnya dengan susah payah. Ong Han Siong
merasa kasihan melihat gadis yang dipaksa berlari-lari,
Setelah menempuh jarak lebih kurang dua puluh lie, ia
berhenti dan berkata: "Jika kau dapat berlari secepat aku,
maka kita dapat tiba di kota Hua Yang sebelum gelap, Mari
aku bantu kau berlari."
Lalu dengan tangan kanannya ia mendorong punggungnya
si gadis, melanjutkan perjalanannya, Mereka berlari pesat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekali, dan Souw Hui Hong tak merasa letih lagi didorong
punggungnya oleh paman angkatnya itu.
Mereka tiba di kota Hua Yang setelah hari menjadi senja,
partai silat Thian Liong juga mempunyai ranting di kota Hua
Yang, Pada saat mereka menginjak kota Hua Yang segera
datang menyambut dua orang yang bertubuh tinggi besar
yang segera membungkukkan tubuh memberi hormat di
hadapan Ong Han Siong, Beberapa puluh ranting di propinsi
Sucoan telah didirikan oleh Ong Han Siong, dan semua
kepala ranting kenal kepadanya.
Kedua orang tadi segera mengajak Ong Han Siong dan
Souw Hui Hong ke suatu rumah penginapan, dimana Quw
Lam Peng dan Yap Eng Ceng telah berada di rumah
penginapan itu menunggu kedatangannya. Souw Hui Hong
yang cemas akan keselamatannya Bee Kun Bu tak dapat
berbuat lain daripada mendesak Ong Han Siong segera
berangkat, maka ketiga pemimpin itu menuruti kehendaknya,
Dengan perahu mereka berlayar menuju ke kota Ka Teng, dan
setelah mendarat di kota Ka Teng, mereka melanjutkan
dengan berjalan kaki ke pegunungan Ngo Bi San.
Souw Hui Hong harus dibantu oleh Ong Han Siong agar
dapat berjalan lebih pesat Ketika mereka tiba di puncak Ban
Hut Teng, mereka mendengar pertempuran sedang
berlangsung sangat seru nya.
Ouw Lam Peng paling dulu mendaki puncak itu, dan tiba di
atas ketika si Niko tengah hendak menusuk mati Giok Siu Sian
Cu. Dengan melontarkan lingkaran bajanya ke arah Niko itu,
Ouw Lam Peng telah menolong jiwanya Giok Siu Sian Cu, Tak
lama kemudian pun Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng tiba di
atas puncak, diikuti paling belakang oleh Souw Hui Hong yang
segera menyaksikan Bee Kun Bu dalam keadaan pingsan di
dalam rangkulan Giok Siu Sian Cu.
Ia menjerit, lalu menubruk tubuhnya Bee Kun Bu!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam keadaan yang kacau itu, ia tak menghiraukan
orang-orang lain. Ketika ia lari hendak menubruk Bee Kun Bu,
ia kebetulan menghadapi Tio Pan Taysu, Tong Pun Hweeshio
berdiri paling dekat Tio Pan Taysu, Ketika Souw Hui Hong lari
menubruk, ia kira gadis itu ingin menyerang Tio Pan Taysu, ia
angkat tempat nasi tembaganya dan berseru: "Gadis ini besar
nya!inya..." dan tempat nasi tembaga itu menggeprak datangi
Souw Hui Hong yang sedang gelisah dan bingung tidak
perhatikan serangan maut itu, ia hanya merasa hembusan
anginy lebat di punggungnya, dan dibarengi dengan suara
"Tang!.... Bruk!" Tempat nasi tembaga itu telah dikebut oleh
kipas baja Ong Han Siong dan terpental jatuh di tanah! Souw
Hui Hong tidak mengetahui bahwa ia hampir binasa dikejar
tempat nasi tembaga itu, ia terus lari menubruk Bee Kun Bu,
lalu merampas pemuda itu dari rangkulan Giok Siu Sian Cu! ia
tidak menghiraukan sama sekali orang-orang lain yang
mengawasi ia. ia raba dadanya Bee Kun Bu dan masih dapat
merasa jantungnya mendenyut ia membalikkan tubuhnya Bee
Kun Bu dan berusaha menolong menyadarkan pemuda itu
dengan memijatdan menggosok-gosok dada-nya.
Ketika itu Tong Pun Hweeshio telah didesak mundur oleh
Ong Han Siong, sedangkan Ouw Lam Peng dengan lingkaran
bajanya dan Yap Eng Ceng dengan goloknya telah siap sedia
menanti segala kemungkinan
Ong Han Siong tetap bersikap tenang, ia mengipas-ngipas
dengan kipas bajanya seolah-olah tidak menghadapi sesuatu,
Satu kebutan dari kipas bajanya telah membikin tempat nasi
tembaganya Tong Pun Hweeshio
terpental dan dua sodokan telah mendesak Tong Pun
Hweeshio mundur ia menyaksikan sikap Souw Hui Hong yang
berusaha menyadarkan Bee Kun Bu! Dengan tenang ia
menghampiri dan menanya: "Hong Jie, siapakah pemuda
yang kau ingin tolong itu?"
"Ong Siok-siok! Lekas tolong dia!" meminta Souw Hui
Hong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong Han Siong mengawasi pemuda itu dan menanya lagi:
"Siapakah orang ini" Mengapa kau hendak tolong dia?"
"la pernah menolong jiwaku, dan aku harus membalas
budinya!" jawab Souw Hui Hong.
Ong Han Siong tersenyum, Dengan tenang ia berjongkok
Lalu dengan tangan kirinya ia pijat jalan darah di punggungnya
Bee Kun Bu, dan kemudian mengurut jalan-jalan darah di
bagian perut, lambung dan belakang lehernya,
Sejenak kemudian, Bee Kun Bu menarik napas panjang
dan perlahan-lahan membuka kedua matanya.
Bukan main gembiranya Souw Hui Hong, ia membantu
Bee Kun Bu bangun untuk duduk di atas tanah, dan menanya:
"Coba kau lihat siapa yang datang!"
Bee Kun Bu tersenyum dan mengangguk ia ingin bicara,
tetapi darah keluar lagi dari mulutnya sehingga pakaian Souw
Hui Hong kecipratan darahnya.
Gadis itu terkejut, lalu merangkul Bee Kun Bu dengan air
mata berlinang. Ong Han Siong juga mengawasi Giok Siu Sian Cu yang
masih terlentang di samping Bee Kun Bu dan kedua matanya
mengawasi Bee Kun Bu yang dirangkuI Souw Hui Hong.
Adegan yang memilukan hati itu telah membikin semua
jago-jago silat dari pihak partai Thian Liong maupun dari pihak
partai Ngo Bi, terperanjat, dan merasa kasih an.
Ong Han Siong merasa masgul melihat keadaan demikian,
ia mendongak ke atas, lalu menjerit Jeritannya terdengar
seperti meraungnya seekor naga, dan menggetar keras dan
nyaring, Semua jago-jago silat berdiri gemetar
Si Hweeshio yang kurus kecil merangkapkan kedua
tangannya seperti orang bersembahyang dan berseru: "O Mi
To Hut." Lalu ia pun menjerit seperti meraungnya seekor
singa, dan menggetarkan jantung!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Ong Han Siong mengejek: "Setelah kita berpisah di
pegunungan Koat Cong San, delapan belas musim panas
telah lewat. Aku tidak menduga bahwa kau masih hidup,
Raunganmu seperti singa tadi pun lebih nyaring daripada
dulu!" sebetulnya si Hweeshio kurus kecil itu bernama Tio Goan,
seorang jago silat yang paling jempol dari angkatan ke tiga
belas partai Ngo Bi. Bersama-sama jago-jago silat angkatan
ke tiga belas lainnya, yaitu Tio Pan Tatsu yang memimpin kuil
Ban Hut Si. Tong Pun Hweeshio dan Tio Hui Niko terkenal
sebagai empat pemimpin partai Ngo Bi.
Dengan ilmu silat yang tinggi dan perhatian Tio Goan telah
berhasil memperoleh banyak murid, Gurunya pe-mimpinpemimpin kuil Ban Hut Si itu adalah It Tong Taysu yang hanya
menerima empat orang murid, Diantara empat murid itu, Tio
Goan adalah yang tertua dan juga yang paling lihay ilmu
silatnya, Kemudian Tio Ceng (Tong Pun Hweeshio), Tio Pan
(Tio Pan Taysu), dan Tio Hui Niko berturut turut diterima
menjadi murid, Tio Goan dengan kedudukan sebagai murid
pertama telah membantu gurunya mengajar ilmu silat kepada
Tio Ceng, Tio Pan dan Tio Hui.
Tetapi tiga tahun sebelumnya It Tong Taysu menutup
mata, Tio Goan telah melanggar peraturan partai silat Ngo Bi
itu, dan diusir keluar dari kuil Ban Hut Si oleh gurunya, dan
hanya dapat kembali ke Ban Hut Si setelah lewat dua puluh
tahun. Dengan diusirnya Tio Goan, gurunya harus memilih
seorang murid untuk meneruskan pekerjaan partai silat itu. ia
panggil Tio Ceng, Tio Pan dan Tio Hui Niko untuk diuji ilmu
silatnya, dan ternyata Tio Panlah yang paling lihay diantara
ketiga murid itu. It Tong Toa-su memerintahkan Tio Pan dengan melalui Tio
Ceng yang lebih tua maupun lebih duluj diterima sebagat
murid telah melanggar peraturan Bu Lim yang lazim, tetapi Tio
Ceng tak dapat membantah Ketika Tio Goan kembali ke kuil
Ban Hut Si setelah menunaikan hukuman nya, Tio Pan telah
memimpin Ban Hut Si tujuh belas tahun, Selama dua puluh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tahun itu Tio Goan telah berkelana ke banyak tempat dan
lama berkecimpungan di kalangan Kang-ouw sehingga watak
dan sifatnya banyak berubah ia tidak iri hati terhadap Tio Pan
yang masih tetap memimpin Ban Hut Si, bahkan
membantunya memajukan dan memperbesar partai Ngo Bi.
Biasanya bersama-sama Tio Ceng (Tong Pun Hweeshio)
ia berkecimpungan di kalangan Kang-ouw untuk menyelidiki
keadaan di luar dan memperoleh berita di kalangan Bu Lim.
Pada delapan belas tahun berselang, karena ingin mencari
peta Cong Cin Touw, ia pernah menjumpai Ong Han Siong di
pegunungan Kwat Cong San. Meskipun mereka belum
bertempur, tetapi mereka pernah mengadu tenaga dalam,
Ouw Hui mengerahkan tenaga dalamnya dengan meraung
seperti seekor naga dan Tio Goan balas menggeram seperti
seekor singa, Sebelum mereka dapat mengetahui siapa yang
menang, pemimpin partai silat Huan San, Tu Wee Seng si
lengan delapan, juga datang ke pegunungan Koat Cong San,
maka mereka berhenti mengadu tenaga dalamnya, Delapan
belas tahun kemudian, mereka berjumpa lagi di atas puncak
Ban Hut Si. Tio Goan Taysu berkata sambil menyengir Tapi
Ong Piauw Tauw pun lebih lihay tenaga dalamnya sekarang!"
Ong Han Siong mengebutkan kipas bajanya dan berkata:
"Partai Ngo Bi terkenal sebagai salah satu partai yang sangat
dimalui diantara sembilan partai silat yang besar di kalangan
Kang-ouw, dan memandang rendah partai Thian Liong kami
yang keciL Tetapi aku Ong Ha Siong tidak gentar menghadapi
segala pemimpin dari sembilan partai silat yang besar itu, Di
dalam jangka waktu tiga tahun, partai Jliian Liong tentu akan
mengundang semua jago-jago silat dari ke sembilan partai
besar di kalangan Bu Lim datang ke markas besar kami di
propinsi Kwiciu untuk mengadu silat...."
Ketika itu Tio Pan Taysu juga sudah merasa lebih reda, ia
buka kedua matanya dan mengawasi Ong Han Siong. Lalu ia


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

campur bicara: "Jika pemimpin-pemimpin partai Thian Liong
mempunyai maksud demikian, itu bagus sekali, Aku yakin atas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
undangan partai Thian Liong, para jago silat dapat mengadu
silatnya masing-masing lebih seru jika dibandingkan dengan
pertarungan di atas puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus
tahun yang lampau, jika partai Ngo Bi pun turut diundang,
kami tentu akan datang berkunjung!"
Ong Han Siong menyengir dan menjawab: "Tentang turut
serta atau tidaknya partai Ngo Bi agak tidak penting bagi
partai Thian Liong. sekarang ada satu urusan yang aku minta
diberi petunjuk!" Tio Pan Taysu tertawa dan berkata: "Jika Ong Piauw Tauw
ada urusan, sebutlah, aku bersedia mendengarnya."
Lalu dengan khidmat Ong Han Siong berkata: "Partai Ngo
Bi sudah terkenal selalu mentaati peraturan Bu Lim, tetapi
mengapa kau menangkap puteri dari pemimpin partai Thian
Liong kami dan menyekapnya di kuil Ban Hut Si" Bukankah ini
telah melanggar peraturan Bu Lim?"
Tio Pan Taysu membuka kedua matanya lebar-Iebar untuk
melihat Souw Hui Hong yang sedang merangkul Bee Kun Bu
di samping Giok Siu Sian Cu yang masih terlentang di tanah.
ia berpikir sejenak, lalu menjawab: "Ong Piauw Tauw telah
bicara betuL piauw Siocia pernah ditangkap dan dibawa ke
kuil Ban Hut Si oleh murid-murid kami, tetapi bukannya tanpa
alasan. Dengan senjata Paiw Souw Siocia telah melukai dua
murid kami, dan Piauw itu mengandung racun sehingga kedua
murid kami itu mati seketika. perbuatan yang kejam itu telah
dilakukan dengan direncanakan lebih dulu...."
Ouw Lam Peng mengejek: "Di kalangan Kang-ouw jika
sudah bertempur, masing-masing tentu menggunakan
kesempatan untuk membinasakan musuhnya dengan motto
aku tewas atau kau mati, Jika kita menggunakan senjata
rahasia, kita tidak melanggar peraturan Bu Lim, tetapi jika
mengerubuti orang dengan harapan menang, itulah baru
perbuatan yang hina dan rendah!"
Tio Pan Taysu melihat ke arah Ouw Lam Peng, lalu
meneruskan: "Kami telah tawan Souw Siocia di dalam kuil Ban
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hut Si, tetapi kami tidak menyiksa padanya, Hal ini kalian
boleh tanyakan Souw Siocia sendiri."
Sambil mendongak ke atas Ong Han Siong mengejek:
"Sebab musabab urusan ini kita tak usah bicarakan dulu,
Tetapi menangkap puteri pemimpin partai kami adalah suatu
perlakuan yang menghina terhadap pemimpin partai Thian
Liong. Dengan cara apakah partai Ngo Bi hendak
membereskan soal itu?"
Ejekan itu membikin panas Tio Pan Taysu, ia berseru: "O
Mi To Hut," dan ingin menjawab, Tapi tiba-tiba Souw Hui Hong
menjerit! ia menoleh ke arah gadis itu, dan melihat Bee Kun
Bu sedang meronta-ronta, dan setelah bertindak dua langkah
terjatuh lagi di atas tanah,
Souw Hui Hong menjerit karena ia terkejut melihat Bee
Kun Bu berontak bangun dan bertindak jalan, ia coba
membantu, tetapi Bee Kun Bu sudah jatuh lagi, hanya lebih
kurang dua langkah dari tempat di mana Giok Siu Sian Cu
masih terlentang! Bee Kun Bu dengan memaksakan diri lekas-lekas ambil
sebutir pil obat merah dari kantong di dadanya, lalu dijejalkan
ke mulutnya Giok Siu Sian Cu. Souw Hui Hong tidak
mencegah, ia hanya mengawasi saja, Lalu ia membantu Bee
Kun bangun dan duduk di atas tanah.
Sebetulnya Giok Siu Sian Cu sudah seperti satu lampu
minyak yang hampir habis minyaknya, di waktu Bee Kun Bu
jejalkan pil obat itu, ia sudah tak dapat menelan, Tetapi obat
yang mustajab itu segera lumer di dalam mulutnya dan
mengeluarkan hawa harum. Pil obat yang mustajab itu adalah
pemberi dari gadis di atas perahu, dan satu pil lainnya Bee
Kun Bu telah makan ketika ia menderita luka parah di pinggir
sungai dekat kota Ka Teng. Pil yang tinggal satu di dalam
kantong dadanya itu, ia berikan kepada Giok Siu Sian Cu yang
telah menolong jiwanya. Bukan main mustajabnya pil obat tersebut! Setelah makan
pil obat itu, Giok Siu Sian Cu segera merasa tubuhnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menjadi hangat dan rasa sakitnya perlahan-lahan lenyap, ia
menarik napas panjang, dan loncat berdiri seolah-olah orang
baru bangun dari tidurnya, ia telah menjadi sehat wal'afiat. ia
berdiri bangun, karena ia ingat bahwa barusan ajalnya telah
tiba. Tetapi ia telah sembuh dan sehat kuat sebagaimana
sediakala! ia pungut serulingnya dari tanah, lalu menghampiri
Bee Kun Bu dan menanya: "Dik! Obat apakah kau telah
berikan kepadaku" Mengapa kau sendiri tidak makan obat itu"
Apakah obat itu masih ada" Di manakah kau memperolehnya
obat itu agar aku pun dapat ambil untuk kau."
Sambil geleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu menjawab
dengan suara tertahan: "Aku... aku hanya mempunyai
sebutir.." Giok Siu Sian Cu terperanjat mendengar keterangan itu. ia
kucurkan air matanya. ia lempar serulingnya dan memegang
pundak Bee Kun Bu seraya mendesak: "Mengapa kau sendiri
tidak makan" Mengapa?"?"
Souw Hui Hong membentak: "Karena kau bertindak keliru
sehingga dia harus menderita begini!"
Giok Siu Sian Cu tidak memperdulikan teguran itu, ia
berpikir dan memandang Bee Kun Bu, lalu ia berkata: "Dik!
Tunggu, Aku bunuh mati Tio Pan, dan kemudian kita dapat
mati bersama-sama!" Baru saja ucapannya selesai, ia pungut serulingnya dan
loncat secepat kilat menyodok Tio Pan dengan jurus Siauw Cit
Thian Lam atau Jari Sakti Menyodok ke Selatan, serangan
sekonyong-konyong itu tidak diduga sama sekali oleh Tio Pan
yang menganggapnya telah terluka parah tlan akan segera
binasa, ia tak keburu mengegos, menangkis atau mengelit!
Bahkan Tong Pun Hwecshio dan Tio Hui Niko yang berdiri di
sampingnya juga tak dapat berbuat apa-apa!
Tetapi justru pada saat itu, terdengar Tio Goan tertawa
keras dan terlihat kedua pundaknya bergerak, dan entah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kapan ia telah berdiri di depan Tio Pan sambil mengirim tinju
kirinya menyodok ke arah Ong Han Siong! Ong Han Siong
telah siap sedia. Sambil menyengir ia berseru seraya mundur
satu tindak mengelakkan tinju kirinya Tio Goan. "Ha! Tak
mudah kau menyerang aku!" Egosannya itu dibarengi dengan
kebutan kipas bajanya ke seruling Giok Siu Sian Cu dan terus
menotok pergelangan tangan Tio Goan yang menjotos ia!
Semua serangan, egosan, kelitan dan serangan kembali
dari ketiga orang itu demikian cepatnya sehingga orang-orang
yang menyaksikan tak dapat membedakan gerakan-gerakan
itu. Hembusan angin dari kipas bajanya Ong Han Siong telah
dirasakan oleh Tio Goan, dan ia yakin bahwa kebutan itu
dilancarkan dengan tenaga dalam yang lihay dan dapat
menghancurkan batu, maka ia lekas-lekas menarik kembali
tangan kirinya itu. sedangkan seruling Giok Siu Sian Cu tidak
menjumpai sasarannya karena terdampar oleh angin tinjunya
Tio Goan dan kebutan kipas baja Ong Han Siong. Namun
angin daripada sodokan serulingnya Giok Siu Sian Cu telah
melukakan sedikit tubuhnya Tio Goan, yang dirasakan sakit
sekali "Hai! iblis wanita ini betul-betul lihay!
Dalam keadaan luka parah dia masih dapat menyerang
demikian hebatnya! jika ia tak terluka, mungkin aku dapat
terbunuh seketika!" pikir Tio Goan, karena ia tidak mengetahui
bahwa Giok Siu Sian Cu telah sembuh setelah makan pil obat
yang mustajab Lalu sambil meraung seperti singa ia
menyerang Ong Han Siong lagi dengan tinju kanannya,
sedangkan tinju kirinya ia kirim ke arah Giok Siu Sian Cu.
Ong Han Siong senantiasa siap sedia, ia melangkah v ke
samping dan kirim tinju kirinya dengan jurus Tie Ki Tu Cut atau
Kuda Sakti Nyeruduk ke Depan, dan berusaha menyekal tinju
kirinya Tio Goan yang dikirim ke dadanya Giok Siu Sian Cu,
sedangkan kipas bajanya ia gunakan untuk menjaga dadanya
sendiri. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tinju kanannya Tio Goan dapat digeprak hanya dengan
angin kebutan kipas bajanya Ong Han Siong, dan ia harus
loncat mundur menghindarkan cekalan lawannya. Seperti
macan yang sudah nekat, ia mundur sambil menyerang juga
Yap Eng Ceng yang berdiri di be!akang-nya, dan Yap Eng
Ceng mengegos. Ong Han Siong mengejar, dan menendang dengan jurus
Tou Sing Ti Tao" atau Bintang Sapu Membentur Bulan, ke
lambungnya Tio Goan sedangkan kipas bajanya memukul
dengan serentak serangan serangan kaki dan kipas baja yajig
serentak itu secepat kilat dan Tio Goan terpaksa loncat
mundur tujuh-delapan kaki ke belakang. Sambil tersenyum
Ong Han Siong mengejar dan menyerang terus sehingga Tio
Goan terus menerus terdesak mundur
Giok Siu Sian Cu juga mengejar, tapi Tio Hui Niko loncat
menghalau dengan pedang terhunus. Mereka segera
bertempur dengan sengit seka li.
Ketika itu Tong Pun Hweeshio masih juga belum datang
membantu ia berdiri mengawasi Ouw Lam Peng dan Yap Eng
Ceng, ia yakin bahwa jika ia turun tangan, kedua jago-jago
silat itu pasti bergebrak menyerang padanya ia hanya berdiri
siap sedia dengan tempat nasi tembaganya, ia pun juga yakin
bahwa Tio Pan masih terluka, dan ia sangat khawatirkan
keselamatan saudara seperguruannya itu."
Demikianlah pertempuran antara Ong Han Siong dan Tio
Goan telah berlangsung dua puluh jurus tebih, dan Tio Goan
tak dapat ketika untuk membalas me-nyerang, Berkat tenaga
dalamnya dan kelincahannya, meskipun ia tak bisa
menyerang, ia masih dapat mempertahankan diri.
Giok Siu Sian Cu yang baru sembuh telah keluarkan
banyak tenaga lagi, ia segera menjadi letih, Keringat
membasahi pakaiannya dan serangan-serangannya juga
makin lambat Baru saja Tio Hui Niko ingin menusuk lawannya
dalam keadaan letih, sekonyong-konyong Ouw Lam Peng
membentak dan melontarkan lingkaran bajanya ke arah Niko
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu. Lalu ia berseru: "Hei! Kau baru saja sembuh,
bagaimanakah dapat bertempur lama" Ayo, pergi beristirahat!"
Dalam keadaan biasa, teguran demikian akan membikin
Giok Siu Sian Cu menjadi marah, Tetapi ketika itu ia merasa
letih sekali, ia tersenyum dan mundur untuk duduk di tanah
beristirahat Setelah menangkis pedangnya Tio Hui Niko dengan
lingkaran bajanya, Ouw Lam Peng tidak menyerang ia terus
mengawasi pertempuran antara Ong Han Siong dan Tio Goan
yang sedang bertempur sangat dahsyatnya, Tio Goan
keluarkan ilmu khas Ngo Bi dengan jurus-jurus Kim Kong
Coan (Tinju Baja) dan tiap-tiap jotosan menghembuskan angin
yang santar ia lebih kuat dan pandai daripada Tio Pan, dan
serangan-serangan ia dapat lancarkan lebih dahsyat daripada
Tio Pan. Di pihak Ong Han Siong, mereka menyaksikan ia
menggunakan ilmu Coa Heng Pat Kwa Ciang atau Tinju
Menyerang Seperti Larinya Ular, dan tubuhnya bergoyanggoyang ke kiri dan ke kanan laksana pohon cemara dihembus
angin. Tiap-tiap tinju yang ia lancarkan nampaknya enteng,
tetapi sebetulnya dikerahkan dengan tenaga dalam, apabila
menemui sasaran, maka tinju itu pasti mengambil korban!
ilmu silat Ong Han Siong telah dipahami oleh Tio Goan,
dan ia berusaha mengelakkan serangan-serangan tinju maut
maupun gebrakan kipas bajanya, Demikianlah mereka
bertempur yang satu dengan Kim Tong Coan dan yang lain
dengan Coa Heng Pat Kwat Cong, dan semua menyaksikan
pertempuran kedua j'ago silat yang tinggi i!munya.
Demikianlah Tio Goan dengan tinju yang dapat
menggempur gunung, dan Ong Han Siong dengan tinju yang
dapat menembusi baja ditambah geprakan atau sabetan kipas
bajanya yang dapat menghancurkan se-suatu, terus
bertempur untuk menentukan siapakah yang lebih unggul
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
-ooo0oooDengan satu tinju Ong Han Siong menaklukkan partai Ngo
Bie Pertempuran telah berjalan seratus jurus lebih, belum juga
ada yang dapat dikalahkan Tio Goan telah melancarkan ilmu
pukulan Kim Kong Coan/,"dengan mengerahkan dan
menghamburkan banyak tenaga, jika lawannya lebih lemah,
dalam hanya tiga-Iima jurus akan dapat dihajar atau
dibinasakan Tapi kini ia bertempur menghadapi Ong Han
Siong yang lihay, dan yang bertempur dengan jurus Pat Kwa
Cong Hoat (ilmu tinju segi delapan),
Hanya tertampak tubuhnya Ong Han Siong yang
melingkar-lingkar laksana seekor ular, dan mengirim jotosan
bila terdapat lowongan, sehingga Tio Goan sibuk mengegos
dan berkelit Meski tenaga dalam Kun Goan Ki Kongnya
(tenaga jasmani dahsyat) dapat menghancurkan batu, tetapi ia
harus bertempur dengan lawan yang juga bertempur dengan
keras. Melawan Ong Han Siong dengan jurus Pat Kwa Cong
Hoatnya, seringkali pukulan-puku!annya Tio Goan memukul
angin Maka setelah ia bertempur lebih dari seratus jurus ia
mulai merasa letih, seluruh tubuhnya basah dengan keringat!
Tio Goan insyaf bahwa jika ia terus menerus bertempur
cara demikian, meskipun ia tak terluka, tetapi lambat laun ia
akan menjadi letih dan dapat dipukul binasa oleh lawannya,
Dengan keinsyafan itu ia segera robah jurus jurus nya dari
menyerang keras menjadi hanya menjaga diri dan menanti
kesempatan mengirim jotosan-jotosan mautnya.
Ong Han Siong tertawa mengejek "Ha! ilmu pukulan Kim
Kong Coan yang terkenal di kolong langit hanya begitu saja!"
Ejekan itu ia barengi dengan satu loncatan ke depan dan jarijari tangan kananya berusaha menotok jalan-jalan darah
lawannya dan tangan kirinya menyapu ke samping kepada
lengan lawannya yang coba menangkis totokannya. serangan
itu dilakukan secepat kilat, dan Tio Goan pasti binasa jika ia
tidak lekas-lekas loncat mundur ke belakang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm! ilmu silatnya Ong Han Siong betul-betul lihay!
Serangan-serangannya tak ter-duga! Rupanya pertempuran
sekarang ini adalah pertempuran mati atau hidup!" pikir Tio


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Goan Ong Han Siong tidak mengejar ia lipat kipasnya kembali
dengan maksud menyodok lawannya dengan ujung kipasnya
itu. Tiba-tiba Tio Goan datang menjotos secepat kilat itu tak
dapat diegosi meskipun Ong Han Siong memiliki ilmu silat
yang tinggi sekali, ia merasa hembusan angin dari jotosan itu
dari d ada nya. Dengan menjejakkan kedua kakinya ia loncat
ke atas, terhindarlah ia dari jotosan maut itu, tetapi hembusan
angin pukulan itu telah membikin ia terlempar dua depa lebih
jauhnya! Seumur hidupnya belum pernah ia dibikin terpelanting. ia
menjadi gusar Setelah ia berdiri lagi di atas tanah, ia segera
loncat menerkam dan menyabet lawannya dengan kipasnya,
Sabetan itu dilakukan dengan jurus Wan Tee Hoan In atau
angin taufan menyapu awan. Tio Goan loncat mundur untuk
mengirim kedua tinjunya berbareng, Ong Han Siong
menggegos ke samping, dan dengan jurus Lak Cap Si Sut
Coa Heng Pat Kwa Ciang (Jalan ular dari ilmu pukulan
delapan segi dengan enam puluh empat perubahan) ia loncat
ke kiri dan ke kanan sambil melingkari lawannya sambil
melihat lowongan untuk menotok lawannya dengan ujung
kipasnya, jurus itu dilakukan cepat sekali sehingga orangorang yang menonton tak mengetahui apa yang ia sedang
lakukan, Meskipun Tio Goan telah mencurahkan seluruh
perhatiannya menghadapi lawannya, ketika itu ia sukar
menduga serangan-serangan yang dilancarkan lawannya, ia
menjadi cemas sekali! Tio Ceng dan Tio Hui telah melihat bahwa Toa suhengnya
berada dalam bahaya, sekiranya jika pertempuran
berlangsung terus, Toa suhengnya pasti dapat dihajar rubuh,
Mereka ingin membantui tetapi baru saja mereka bertindak
maju, terdengar Ong Han Siong meng-ejek, dan ejekan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersebut disertai dengan suara geprakan, dan terlihat
tubuhnya Tio Goan Taysu yang kurus kecil terlempar tujuhdelapan kaki jauhnya!
Tio Goan menahan dirinya dan berdiri di tanah, akan tetapi
seluruh tubuhnya bergemetar. Agaknya ia terluka tidak
enteng! Tio Ceng segera datang menyerang dengan periuk
tembaganyaj tetapi Ong Han Siong lebih cepat daripada ia.
Satu loncatan yang lincah, Ong Han Siong telah berada di
belakang Tio Goan, dan tinju kanannya menjotos jalan darah
di punggung lawannya, jalan darah di bagian itu adalah salah
satu dari dua belas jalan-jalan darah yang penting, Satu
jotosan yang jitu dapat segera membunuh mati korbannya.
Tio Ceng yang sedang datang menolong terlambat, dan
Tio Hui terkejut menyaksikan jotosan maut itu. Tetapi tepat
ketika Tio Hui menjerit dan tinjunya Ong Han Siong hampir
mengenai punggung Tio Goan, secepat kilat terlihat Tio Goan
menjatuhkan diri berguling-gulingan dan tinju kanannya
menyambar ke lambungnya Ong Han Siong. jika Ong Han
Siong tidak lekas-lekas loncat ke belakang, mungkin ia
terpukul binasa, Tio Goan menjotos sambil berusaha menyingkir dan dalam
kedudukan terdesak itu, Ong Han Siong menerkam kembali
dan berhasil memukul Tio Goan jatuh, tetapi ia sendiripun
kena dipukul betis kanannya, Dua-duanya jatuh, dan ketika
Tio Ceng datang hendak membantu, mereka masih belum
dapat bangun, karena kedua-duanya telah terluka.
Tio Ceng mengangkat bangun Toa Suhengnya, Di lain
pihak Ouw Lam Peng pun datang mengangkat bangun Ong
Han Siong, Ong Han Siong yang hebat sekali tenaga dalamnya,
dengan menahan sakit ia mengejek: "Hei! Hweeshio,
bagaimanakah rasanya jotosanku tadi?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jotosanmu hebat, tetapi tubuh si tua bangka ini masih
dapat bertahan..." jawab Tio Goan,
"Ha! Ha! Ha!" tertawa Ong Han Siong, dan terus
menantang: "Jika begitu, mari kita bertempur terus beberapa
jurus lagi!" Dengan memaksakan diri, Tio Goan berdiri,
"Baik! Si tua bangka ini takkan gentar!"
Dengan satu loncatan, Ong Han Siong berdiri lagi
menghadapi Tio Goan, lalu menyodok dada lawannya dengan
ujung kipasnya, Tio Goan mengegos dan terus mengirim satu jotosan,
Mereka insyaf bahwa pertempuran ulangan itu akan
memperhebat luka-luka yang mereka derita dan akhirnya
mereka berdua akan rubuh karena luka-luka itu.
Harus diketahui bahwa jika telah menderita luka-Iuka di
dalam tubuh, mereka harus menggunakan tenaga dalamnya
dan berusaha membebaskan jalan-jalan darah yang terluka
atau melancarkan peredaran darah di seluruh tubuh. Tetapi
jika mereka bertempur lagi, maka luka-lukanya akan makin
menghebat dan tak dapat di-pu!ihkan dengan tenaga dalam,
dan luka-luka itu akan menyebabkan kematian atau cacad
seumur hidup, Mereka keduanya mengerti akan hal ini, dan merekapun
insyaf bertempur pula akan hanya mencelakakan diri sendiri
Tetapi ketika itu, mereka tidak ingin kehilangan muka,
Baru saja pertempuran ulangan itu berlangsung dua jurus,
Ouw Lam Peng loncat dan berdiri di tengah-tengah mereka
dan mendorong Tio Goan mundur beberapa tindak.
Tio Goan pun datang menyerang Ouw Lam Peng dengan
periuk tembaga nya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ouw Lam Peng loncat mundur tiga langkah dan mengejek:
"Pemimpin dari partai Thian Liong kami telah mengundang
semua partai-partai silat dari kalangan Bu Lim untuk mengadu
silat nanti tiga tahun lagi, pertempuran kali ini kami tidak akan
teruskan!" Lalu ia menghadapi Ong Han Siong dan berkata: "Perintah
dari pemimpin kita tak dapat ditentang. Ong Heng harus
mentaati nya. Lagipula Ong Heng mempunyai tugas penting,
tidak seharusnya karena urusan kecil akan membawa akibat
yang tidak diingini bagi partai silat kita."
Ong Han Siong mengerti bahwa bujukan Ouw Lam Peng
itu karena khawatir akan luka-Iukanya, maka sambil
tersenyum ia berkata: "BetuI! perkataan Ouw Piauw Tou
beralasan!" Lalu dengan sungguh sungguh ia berkata kepada
Tio Goan: "llmu silat Taysu boleh juga, Kali ini kita tangguhkan
pertempuran kita, Waktu kita berjumpa masih banyak-"
Sambil tersenyum Tio Goan menjawab: "O Mi To Hut! Si
tua bangka ini pasti datang meladeni tantangan itu!"
"Dan nanti kita bertempur sampai ada yang binasa!"
mengejek Ong Han Siong. Tio Goan menahan kedongkolannya, "Ong Si Cu memiliki
ilmu silat yang tinggi dan mungkin tiada taranya. Si tua bangka
ini sebetulnya tak dapat menandinginya. Akan tetapi untuk
memenuhi janji aku, si tua bangka ini pasti tidak mundur!"
"Toa-su terlampau merendahkan diri." Ouw Lam Peng
memotong pembicaraan Lalu ia jalan melalui Tio Ceng
menghampiri Souw Hui Hong.
Ketika itu Souw Hui Hong masih memeiuki Bee Kun Bu
yang menderita luka, Beberapa langkah dari mereka Giok Siu
Sian Cu sedang duduk bersila sambil mengawasi mereka
berdua. wajahnya tetap tenang, tetapi kedua matanya
berlinang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ouw Lam Peng menggeleng-gelengkan kepalanya, "Aku
tidak turut. Harap paman beritahukan kepada ayah untuk
membunuh semua Hweeshio-hweeshio dari Ban Hut Si ini...."
Yap Eng Ceng juga menegur: "Apakah kau masih juga
ingin diam di sini?" ia melihat Bee Kun Bu yang berada di
dalam pelukannya Souw Hui Hong. "Aku pun hendak
menemani dia berdiam di sini!"
Ketika itu Ouw Lam Peng memperhatikan Bee Kun Bu
yang masih memejamkan matanya dan darah masih terus
keluar dari mulutnya. Sambil geleng-geleng kepala ia berkata:
"Dia sudah payah. jika kau terus berdiam di sini, kau pun juga
takkan dapat menolong jiwanya!"
Dengan tak tertahan lagi Souw Hui Hong mengucurkan air
mata, dan dengan senyum getir ia berkata:
"Aku tahu dia tak dapat hidup lama lagi oleh karena itu
hendak berdiam di sini menemani dia...."
"Jika dia mati!" tanya Ouw Lam Peng.
"Jika dia mati, aku akan menggali lobang untuk mengubur
dia. Kemudian aku.,." jawab Souw Hui Hong.
"Ayahmu terkenal di kalangan Kang-ouw, dan ia memimpin
partai silat Thian Liong yang besar," kata Ouw Lam Peng,
memotong pembicaraan "Apakah kau tidak memikir ayahmu"
Mengubur orang )ain bukannya urusanmu Lagipula dia adalah
murid dari partai Kun Lun, seharusnya ketiga pemimpin partai
Kun Lunlah yang datang membikin perhitungan dengan partai
Ngo Bi. Ayo! Lepaskan dia, dan turut aku pergi!"
Ketika itu Giok Siu Sian Cu perlahan-lahan bangun dan
datang menghampiri Souw Hui Hong.
Yap Eng Ceng lalu loncat dan berdiri di hadapannya
sambil menegur: "Kau hendak berbuat apa" Apakah kau
mengetahui bahwa dia adalah puteri kesayangan pemimpin
partai Thian Liong kami?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan mengacung-acungkan seruling batu Giok di
tangannya, Giok Siu Sian Cu menjawab: "Aku tahu, Tetapi
apakah kau ingin bertempur dengan aku?"
Sambil tersenyum Yap Eng Ceng berkata: "Kau sudah letih
dan telah menderita luka, Meski aku menangpun aku hanya
akan diejek, Tetapi jika kau bermaksud mengganggu puteri
pemimpin kami, kau sama juga mencari mati!"
Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu berusaha menotok
Yap Eng Ceng dengan seruling batu Gioknya. Yap Eng Ceng
mengegos dan membalas kirim dua jotosan yang mendesak
Giok Siu Sian Cu mundur tiga tindak.
"Kau ingin melawan aku sekarang" Aku kira kau harus
tunggu sampai kau sembuh betuI!" Yap Eng Ceng
memperingatkan Tetapi Giok Siu Sian Cu menjawabnya dengan serangan
yang bertubi-tubi sehingga Yap Eng Ceng sibuk menangkis
dan mengegos. Ketika serangan-serangan Giok Siu Sian Cu mulai menjadi
lambat, Yap Eng Ceng membalas menyerang dengan empat
jotosan memaksa lawannya mundur lagi empat langkah,
Giok Siu Sian Cu telah letih karena ia telah menderita luka.
ia dapat berdiri berkat obat mustajab yang Bee Kun Bu
berikan kepadanya, pertempuran itu telah membikin ia
menjadi letih lagi, Yap Eng Ceng juga tidak menyerang, ia berkata:
"Pemimpin partai silat kami mengagumi ilmu silatmu, dan telah
berusaha menjumpai kau. Tetapi kau sukar di-carinya, ia tetap
mengagumi kau. Jika kau sudi turut partai silat kami dan
pimpin cabang bendera ke lima, dia akan sangat gembira,
karena kau dapat memperkuat partai kami," ia berhenti
sejenak, lalu meneruskan:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sebetulnya partai silat Thian Liong dipandang remeh oleh
sembilan partai silat yang terkenal di kalangan Bu Lim. Jika
terjadi perebutan kedudukan, partai silat kami akan dianggap
musuh bersama oleh kesembilan partai lainnya, Oleh karena
itu, kami selalu berusaha memperkuat partai silat kami, Bila
perebutan kedudukan terjadi lagi di puncak Sao Sit Hong,
kami tak akan gentar menghadapinya, Kini sebagian besar
jago-jago silat di kalangan Kang-ouw telah menggabungkan
diri ke dalam partai silat Thian Liong, pemimpin kami bukan
saja ilmu silatnya tinggi, tetapi juga memiliki jiwa besar.
Aku berani jamin bahwa jika kau sudi menggabungkan diri
dan sekarang turut kami pergi ke markas pusat di sebelah
utara propinsi Kwiciu, pemimpin kami tentu akan menerima
kau. Setelah nanti menjumpai pemimpin kami, kau dapat
mempertimbangkan lagi kau suka menggabungkan diri atau
tidak, Kau ini menderita luka parah, tidak mudah dibikin
sembuh oleh obat apapun, Tetapi pemimpin kami memiliki
ilmu Kian Goan Cit Shin Kong (ilmu jari tangan sakti), asalkan
bagian-bagian, anggota di dalam tubuhmu tidak hancur, dia
tentu dapat menyembuhkannya." ia berhenti dan mengawasi
sikapnya Giok Siu Sian Cu. "Nah, bagaimanakah
pendapatmu" Sudi turut kami menemui pemimpin kami?"
Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu menjawab: "Souw
Peng Hai betul-betul orang yang luar biasa, Dia dapat
menaklukkan kau Yap Eng Ceng, seorang jago sifat yang
jarang ada tandingannya, Tetapi pada dewasa ini, aku belum
dapat turut...." ia menoleh ke arah Bee Kun Bu, lalu sambil menarik napas
ia meneruskan: "Aku harus membereskan urusan dia. jika aku
masih hidup, aku pasti pergi ke markas besar partai Thian
Liong." Ketika itu Ong Han Siong juga telah menggunakan tenaga
dalamnya untuk menyembuhkan luka-Iukanya di dalam
tubuhnya dan memulihkan tenaganya, ia menghampiri Souw
Hui Hong dan juga memperhatikan Bee Kun Bu. Sambil
geleng-geleng kepala ia berkata: "Luka-nya dia berat sekali,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedikit harapan dia dapat hidup. Sia-sia belaka kau menunggu
dan merawat dia!" Ucapan itu membikin Souw Hui Hong menjadi pucat,
karena ia telah mengetahui tentang pengetahuan obat-obatan
dan ilmu pengobatan dari Ong Han Siong yang sebanding
dengan ayah angkatnya, Sao Kong Gic Tetapi ia terus
memduki Bee Kun Bu dengan maksud agar Ong Han Siong
dapat menolongnya. ia pun mengetahui bahwa Ong Han
Siong belum tentu dapat menolong menyembuhkan Bee Kun
Bu. Kata-kata Ong Han Siong yang mengatakan bahwa Bee
Kun Bu mungkin tak dapat ditolong lagi bukan saja membikin
ia terkejut, bahkan membikin ia menjadi pusing kepala dan
lemas, Dengan tak terasa Bee Kun Bu terlepas dari
pelukannya sehingga tubuhnya jatuh lagi di atas tanah, ia
menubruk lagi sambil menangis tersedu-sedu.
Ouw Lam Peng menghampiri dan memegang pundaknya
Souw Hui Hong. ia memperingatkan "Souw Siocia! ini tempat
apa! Apakah kau tidak malu dilihat orang?"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ong Han Siong segera menotok jalan darahnya Souw Hui
Hong,-lalu berkata kepada Ouw Lam Peng: "Me-ngapa kau
maki dia" Ayo! Lekas bawa dia pergi!"
Misalnya Souw Hui Hong bukan puteri kesayangan
pemimpin Souw Peng Hai, mungkin ia dipukul mati oleh Ouw
Lam Peng. Untuk melampiaskan amarahnya, Ouw Lam Peng
tendang tubuhnya Bee Kun Bu yang menggeletak di tanah.
Karena terhadap Souw Hui Hong ia tak dapat berbuat
menuruti kehendak hatinya,
Giok Siu Sian Cu tidak keburu menangkis tendangan itu. ia
sambit Ouw Lam Peng dengan seruling batu Gioknya, dan
berhasil mengenai kakinya Ouw Lam Peng yang terpaksa
lekas-lekas menarik kembali kakinya itu. Lalu Giok Siu Sian
Cu menubruk tubuhnya Bee Kun Bu. Tetapi dicegah oleh Ouw
Lam Peng yang membentak: "Hei! Apakah kau hendak
mencari mati?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu tidak menjawab ia semprot dengan darah
yang keluar dari mulutnya sehingga seluruh pakaiannya Ouw
Lam Peng terkena noda darah, Ketika itu Giok Siu Sian Cu
telah loncat tujuh-delapan kaki jauhnya siap menanti segala
serangan. Yap Eng Ceng ingin mencegat, tetapi dicegah oleh Ong
Han Siong. "Yap Piauw Tou, jangan kejar! Kali ini, kita lepaskan dia!"
Baru saja ucapannya selesai, Ong Han Siong sekonyongkonyong membalik badan dan menerkam Tio Pan Taysu
dengan kipas di tangan kirinya, dan setelah mendesak Tio Hui
yang berdiri menjagai Tio Pan, ia berhasil menotok jalan
darahnya Tio Pan Taysu. Serangan yang tiba-tiba serta sangat cepatnya itu, tak
dapat dicegah oleh siapapun, Ong Han Siong tidak menunggu
lagi tubuhnya Tio Pan Toa-su jatuh lalu merangkul
pinggangnya, Dengan satu loncatan ia telah bawa tubuhnya
Tio Pan Toa-su yang tidak berdaya ke sampingnya Ouw Lam
Peng dan memerintahkannya, "Lekas berlalu! Aku dan Yap
Piauw Tou akan meladeni musuh yang datang mengejar!"
Setelah menerima tubuhnya Tio Pan Toa-su yang sudah
tak berdaya, Ouw Lam Peng terpaksa lari membawanya
sambil menahan sakit kakinya, ia tidak setuju akan
perbuatannya Ong Han Siong, karena perbuatan itu pasti akan
menimbulkan amarahnya partai Ngo Bi San. Tetapi karena
kedudukan yang tinggi dari Ong Han Siong di dalam partai
silat Thian Liong, ia tak berani menentang,
Betul saja, perbuatan Ong Han Siong itu telah
menimbulkan murkanya Tio Goan, Tio Ceng dan Tio Hui
secara yang segera datang menyerang Tio Goan dan Tio Hui
menyerang Ong Han Siong, dan Tio Ceng menyerang Yap
Eng Ceng. Goloknya Yap Eng Ceng dengan jurus Lek Ciong Ngo Gak
(menggempur lima gunung) berhasil menangkis periuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tembaganya Tio Ceng, sambil membalas menyerang dengan
tiga bacokan beruntun. Ong Han Siong dengan kipas besinya meladeni
pedangnya Tio Hui dan tinjunya meladeni jotosan-jotosan Tio
Goan. Baru saja pertempuran berlangsung enam-tujuh jurus,
tiba-tiba Tio Goan mundur Lalu dengan kedua tinju di depan
dadanya, ia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya^ Kedua
matanya melotot mengawasi Ong Han Siong,
Sambil melawan Tio Hui yang menyerang dengan pedang,
Ong Han Siong telah perhatikan sikap Tio Goan itu, ia insyaf
bahwa Tio Goan sudah menjadi nekat dan ingin bertempur
mati-matian. Satu geprakan hebat dari kipasnya memaksa Tio
Hui loncat mundur beberapa tindak, Lalu ia berkata dengan
suara keras: "Kalian telah menawan puteri pemimpin partai
silat Thian Liong kita dan menyekapnya selama dua hari di
dalam kuil Ban Hut Si. Maka kami datang untuk membikin perhitungan yang
setimpal Kami hendak bawa Tio Pan ke markas besar kami
dan akan menyekapnya selama dua puluh hari, setelah itu,
dengan mentaati peraturan Kang-ouw, kami akan kirim dia
kembali ke pegunungan Ngo Bi San ini. Apabila kalian masih
tidak ptfas, terpaksa kalian berurusan dengan aku, Ong Han
Siong!" Belum lagi kala-katanya selesai, ia telah loncat ke
samping Yap Eng Ceng, dan satu sabetan kipasnya dengan
ilmu Thian Wi Lai In atau Awan datang tiba-tiba, ia berhasil
melempar periuk tembaganya Tio Ceng sehingga Hweeshio
itu juga terpental beberapa kaki jauhnya, "Yap Piauw Tou,
mari kita berlalu!" Dan iapun telah loncat jauh
Yap Eng Ceng pun segera loncat jauh sambil mengambil
satu butir biji besi dari kantongnya.
Tio Goan Toa-su membentak: "Hai, Ong Han Siong!
Apakah kau kira kau dapat lari dengan gampang?" ia pun
mengejar cepat sekali, Setelah berada delapan-sembilan kaki
jauhnya dari Ong Han Siong, kedua tinjunya dari depan
dadanya disodokkan keluar dengan serentak!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong Han Siong mengetahui bahwa ia tak dapat menangkis
kedua tinju itu dengan satu tangan, karena serangan itu
dikerahkan dengan seluruh tenaga da!am, ia segera
menjatuhkan diri berguling-gulingan sampai tujuh-delapan kaki
jauhnya sehingga ia berada dekat sekali di sisi jurang.
Yap Eng Ceng terkejut ia loncat dan menjambret
pakaiannya Ong Han Siong, Tiba-tiba terlihat tangan
kanannya Ong Han Siong menjambret satu batang pohon
cemara yang tumbuh di sisi jurang itu. justru pada saat itu Tio
Goan loncat mengejar Batang pohon tersebut digunakan oleh
Ong Han Siong untuk landasan melonjak ke belakang, dan
secepat kilat terlihat tubuhnya seolah-olah terbang ke atas.
Kesempatan baik itu digunakan oleh Yap Eng Ceng untuk
mengirim jotosan ke lambungnya Tio Goan, Tetapi Tio Goan
telah waspada dan siap sedia untuk menjaga-nya. Ketika tinju
kanannya berusaha mendorong Ong Han Siong agar
terjerumus ke bawah jurang, tangan kirinya menjaga diri,
Maka jotosan Yap Eng Ceng dapat diegosi dengan jurus Lek
Pin Thian Lam atau Angin selatan menahan awan.
Tetapi ia tidak menduga jika Yap Eng Ceng menjotos
dengan susah payah ketika jotosan kedua datang menyambar
lagi. ia terpaksa loncat ke belakang, Yap Eng Ceng mengejar
Tio Ceng tidak tinggal diam, ia menyerang dari belakang,
Dalam keadaan demikian, Yap Eng Ceng tak dapat
menghindari gebrakan periuk tembaganya Tio Ceng, dan jika
periuk tembaga yang lebih dari seratus kati itu menumbuk
punggungnya, maka habislah riwayat nya.
Justru pada saat itu Ong Han Siong seperti seekor
harimau yang sedang mengamuk loncat secepat kilat dan
memukul lengannya Tio Ceng dengan kipas besinya,
"Aduh!" menjerit Tio Ceng kesakitan, dan periuk
tembaganya jatuh di tanah,
Ong Han Siong tidak memberikan kesempatan lagi, ia
menyerang terus, Tio Ceng terpaksa lekas-lekas loncat
mundur sambil menangkis serangan-serangan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dilancarkan oleh lawan nya. sekonyong-konyong berkelebat
pedangnya Tio Hui di depan dadanya untuk menolong
padanya, Satu gerakan dari kipas besinya Ong Han Siong
berhasil membikin pedang itu terlempar, dan kipas besi itu
dikebat ke atas untuk menotok jalan darah di pinggangnya Tio
Hui. Tio Hui terkejut ia lekas-lekas loncat mundur Ketika itu Tio
Ceng sudah mengangkat periuk tembaganya lagi, dan Tio
Goan pun sudah datang siap mengirim jotosan-jotosannya
pula, Ong Han Siong mengegos ke kiri dan ke kanan
menghindarkan diri dari serangan-serangan itu. Dengan
demikian semua jotosan-jotosan Tio Goan memukul angin,
dan Tio Ceng pun tidak memperoleh kesempatan untuk
menumbukkan periuk tembaganya di atas tubuhnya Ong Han
Siong, -ooo0oooCo Hiong yang kejam perlihatkan kebusukannya
Meskipun serangan-serangannya tidak menemui sasaran,
akan tetapi Tio Goan tidak berhenti menyerang, ia lalu
mengambil jarak untuk menghadapi lawannya yang sudah
siap mengirim serangan-serangan balasan,
Ong Han Siong berkata kepada Yap Eng Ceng: "Yap
Piauw Tou, kau jalan dulu, Biarlah aku sendiri menahan
mereka bertiga." Tetapi aku,.,." Belum lagi habis Yap Eng Ceng berkata,
ketika Tio Goan, Tio Ceng dan Tio Hui telah datang dan
mengurung dari tiga jurusan.
Ong Han Siong menyengir sejenak, lalu secepat kilat ia
menjotos Tio Ceng dan kipas besi di tangan kirinya menyodok
Tio Goan, sedangkan Yap Eng Ceng ayun goloknya
menyerang Tio Hui, Segera terjadi pertempuran yang maha
seru, masing-masing mengeluarkan kepandaiannya untuk
mengalahkan lawannya, Terlihat-tah berkelebat-ke lebat nya
cahaya pedang dan golok yang berkilauan, hembusan angin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari sabetan senjata-senjata dan jotosan-jotosan berdengingdengtng membisingkan sekali
Ong Han Siong dengan ilmu pukulan Coa Heng Pat Kwa
Ciang Hoat (ilmu tinju dengan langkah ular) meng-gempur Tio
Goan dan Tio Ceng, sedangkan Yap Eng Ceng yang telah
mendapat sedikit luka karena geprakan periuk tembaganya
Tio Ceng melawan Tio Hui dengan sengitnya,
Tio Hui bukannya tandingan Yap Eng Ceng, maka setelah
bertempur tiga puluh jurus, ia merasa tak dapat melawan lagi,
ia yang khawatir atas keselamatan Tio Pan Taysu yang telah
dibawa pergi dalam keadaan tak berdaya telah bertempur
dengan sekuat tenaga dengan maksud dapat lekas-lekas
menang. Setelah tiga puluh jurus, ia baru insyaf bahwa ia tak dapat
melawan Yap Eng Ceng yang tenaganya jauh lebih kuat
daripada ia. ia lalu rubah jurus-jurus ilmu pedangnya ia
berusaha mengegos dan mengelit, dan ia baru menyerang bila
terdapat lowongan, dan dengan demikian ia tak
menghamburkan banyak tenaga, dan dapat terus meladeni I
awan nya. Mereka terus bertempur selama seratus jurus lebih, Ong
Han Siong dengan ilmu Coa Heng Pat Kwa Ciang Hoatnya
telah membikin Tio Goan dan Tio Ceng kewalahan, Tetapi ia
pun insyaf bahwa ia tak dapat terus menerus bertempur,
karena Iuka-lukanya yang diderita dalam pertempuran
melawan Tio Pan Toa-su belum sembuh betul.
Dengan memikir keselamatan dirinya, tiba-tiba ia
menyerang kedua lawannya bertubi-tubi dengan tinju dan
kipas besi nya. Kedua lawannya terpaksa mundur beberapa
langkah, "llmu silat kalian hanya sedemikian saja" Aku telah
mengetahui sekarang kita berhenti bertempur, lain kali kita
melangsungkan pula." Lalu ia balik badan dan lari turun dari
gunung itu. Yap Eng Ceng mengerti akan maksud kawannya,
ia pun menyerang hebat dengan goloknya untuk mendesak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tio Hui mundur Kemudian ia pun balik badan dan lari turun
gunung mengikuti kawannya,
Tio Goan, Tio Ceng membentak dan mengejar, disertai
juga oleh Tio Hui. Meskipun kedua belah pihak hanya terpisah dua-tiga depa
jauhnya, akan tetapi Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng tetap
tak dapat dicandak setelah mereka berkejar-kejaran limaenam lie jauhnya,
Yap Eng Ceng menjadi masgul melihat ketiga pemimpin
partai Ngo Bi San itu masih terus mengejar ia mengambil satu
biji besi dari sakunya lalu ditimpukkan ke arah musuhmusuhnya.
Biji besi itu, terkenal sebagai Cu Bo Kong Tan, merupakan
suatu senjata rahasia yang ampuh, Tio Goan Toa-su yang
sedang mengejar paling depan melihat terbangnya Cu Bo
Kong Tan itu, ia lekas-lekas mengegos, dan Cu Bo Kong Tan
itu terbang lewat dan menyerang Tio Ceng yang berada di
belakangnya, Tio Ceng tidak keburu mengegoskan diri, ia
angkat periuk tembaganya menangkis, Periuk tembaganya
berbunyi nyaring dan tergetar hebat ia terkejut, karena tibatiba ia merasakan betis kanannya sakit sekali ia berhenti
sejenak, lalu dengan menahan sakit ia mengejar pula.
Di dalam biji besi Cu Bo Kong Tan dari Yap Eng Ceng itu
terisi pula lima butir baja, jika Cu Bo Kong Tan beradu dengan
senjata dari logam, maka kelima butir baja itu keluar
menyerang lawan, Tadi Cu Bo Kong Tan telah beradu dengan
periuk tembaga, dua dari kelima butir biji baja telah melesat
keluar menyerang mengenai betis kanannya Tio Ceng,
Tio Hui yang mengejar di belakang Tio Ceng, ketika
mendengar suara periuk tembaga beradu dengan Cu Bo Kong
Tan, segera berhenti Dua butir biji baja terbang menyerang
lagi, ia egosi sebutir, dan sebutir lainnya ia geprak jatuh
dengan pedangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika itu Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng telah lari
jauh, Tio Goan hanya dapat mengawasi dari belakang dan
insyaf bahwa mereka tak dapat dikejar lagi, ia mem-bantingbantingkan kaki bahna gusar dan mendongkot-nya,
Luka di betis kanannya Tio Ceng bertambah hebat, ia
merasa seakan-akan betis itu dibakar ia periksa dan melihat
betisnya mulai bengkak, sekonyong-konyong terdengar Tio
Goan tertawa gelak-gelak. Tio Ceng dan Tio Hui menjadi
heran melihat sikap Toa suhengnya itu,
"Toa Suheng! Kau mengapa.,.?" tanya Tio Hui,
Tio Goan Toa-su berhenti tertawa, Air mata mengucur dari
kedua matanya, lalu dengan gemas ia berkata: "Semenjak kita
membentuk partai silat Ngo Bi, kita belum pernah mendapat
hinaan serupa ini. Seorang pemimpin kita dibawa kabur
Apakah kita masih ada muka di kalangan Bu Lim"
Bagaimanakah kita harus hadapai roh-rohnya angkatan
tua?"?" Dengan menahan sakit Tio Ceng berkata: "Toa suheng
jangan terlampau bersedih hati, Kejadian semua ini bukan
karena Toa Suheng, Yang penting ialah bagaimana kita harus
merampas pulang Tio Pan Toa-su membikin perhitungan
terhadap orang-orang yang menghina kita,.,." ia tak dapat
meneruskan, karena ia tak tahan sakit di betis kanannya.
Tio Goan dan Tio Hui berjongkok memeriksa betis
kanannya Tio Ceng, Tio Hui terkejut dan berseru: "Ai! Kau
telah kena senjata beracun!"
"Sakitnya seperti dibakar Aku tak mengetahui racun apa
ini," kata Tio Ceng sambil meringis,
Ketika itu bukan saja betis kanannya sudah membengkak,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahkan bagian bawah tubuhnya sudah mulai bengkak pula,
"Lukamu agak hebat, harus lekas-lekas diobati. Ayo, kita
kembali ke kuil! Di kemudian hari kita pasti membikin
perhitungan terhadap jago-jago silat dari partai Thian Liong!"
kata Tio Goan. ia cemas menampak lukanya Tio Ceng,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan perasaan putus asa Tio Hui berkata: "Partai silat
Thian Liong besar, dan jago-jago silatnya bukan main hanyak.
Kita hanya bertiga, aku yakin kita tak dapat berbuat apa-apa,
Menurut pendapatku, kita harus ber-serikat dengan partaipartai silat Bu Tong, Ceng Shia, Swat San untuk menggempur
partai Thian Liong, Aku yakin ketiga partai itu tentu sudi
berserikat dengan partai Ngo Bi kita. Karena ketiga partai itu
sudah mempunyai ganjelan terhadap partai Thian Liong...."
"Partai silat Ceng Shia mempunyai hubungan erat dengan
partai Ngo Bi kita," kata Tio Goan, "Sudah tentu mereka sudi
membantunya, Tetapi partai-partai Bu Tong dan Swat San,
meskipun mempunyai ganjelan terhadap partai Tian Liong,
aku masih khawatir mereka tak sudi membantu, Untuk
menarik kedua partai silat itu ke pihak kita, kita harus
mempunyai rencana yang baik, sekarang lekas kita kembali ke
kuil untuk menolong Ji Sutee, dan kemudian merundingkan
siasat menggempur partai Tian Liong!" Lalu ia panggul Tio
Ceng. Mereka kembali ke kuil Ban Hut Si.
Di dekat kuil itu, di bawah sebuah pohon cemara yang
besar, terlihat seorang wanita yang berpakaian serba hitam,
rambutnya terurai-urai, mukanya pucat pasi, sedang duduk
menghadapi satu pemuda yang berbaring terlentang karena
pingsan, Waktu itu tidak menangis, ia duduk bengong laksana
patung, tidak menghiraukan angin gunung yang sangat
dinginnya! Tiba-tiba pemuda di depannya membuka kedua matanya,
dan dengan susah payah berkata: "Aku.,, aku luka parah,
Kukira... aku akan segera... mati, Sudahlah, jangan pedulikan
aku lagi.... pergilah kau, urus dan jaga dirimu sendiri...."
"Tidak aku tidak pergi!" jawab wanita itu. "Aku akan
menyertai kau meski ke akherat pun!"
Pemuda itu berusaha bangun, tetapi sia-sia belaka.
"Tidak! Aku Bee Kun Bu tak dapat menerima budimu yang
demikian besarnya! Jika,., jika,., aku masih dapat hidup, aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak akan lupakan budimu.,,." ia tak dapat meneruskan,
Kepalanya pusing, dan ia memuntahkan darah lagi!
Wanita yang berpakaian hitam itu segera menubruk
pemuda itu, dan menegur: "Kau tidak boleh banyak bicara,
Kau luka parah dan harus beristirahat...."
Bee Kun Bu tersenyum, "Aku berterima kasih atas
perhatianmu,., dan aku.,, aku ingin mati dengan perasaan
puas...." Tetapi... kau selalu baik hati, dan tidak menyakiti orang
lain.... sebetulnya jarang ada orang semacam kau," wanita itu
menghibur. Bee Kun Bu tutup matanya menahan darah yang hendak
keluar lagi, lalu ia berkata: "Kau seorang wanita, dan aku
seorang pria, kau tidak harus mem perlakukan aku seperti
demikian, Aku kuatir aku hanya mencemarkan namamu Giok
Siu Sian Cu." Giok Siu Sian Cu tersenyum: "Aku senantiasa bermaksud
luhur terhadap kau, aku tak menghiraukan apa yang orang lain
akan katakan, Kau sekarang hanya menanti waktunya untuk
meninggalkan dunia yang fana ini, aku minta kau
memperkenankan aku menyertai kau...."
"Jika kau mengetahui bahwa aku hanya menanti waktu..."
kata Bee Kun Bu, "Mengapa kau tidak lekas-lekas berlalu"
Jika kau terus berdiam di sini, kau hanya memberatkan aku.,.,"
Lalu dengan khidmat Giok Siu Sian Cu berkata: "Aku tak
tahan menyaksikan kau bertambah menderita, Aku akan
mengakhiri penderitaanmu." Lalu ia ambil seruling batu
Gioknya dan hendak memukul mati Bee Kun Bu.
Secepat kilat dan sekuat tenaga Bee Kun Bu berguling
menghindari pukulan seruling itu, lalu dengan jurus Tok Liong
Peng Bu atau Naga sakti menyemprot racun, ia dijotos pundak
kanannya Giok Siu Sian Cu. jurus itu adalah salah satu jurus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
istimewa dari pukulan Tian Kong Ciang yang ia dapat pelajari
dengan mahir betul, dan bukan main ampuhnya, Akan tetapi
dalam keadaan payah seperti itu, ia hanya berhasil membikin
seruling terlepas dari pegangan Giok Siu Sian Cu.
Egosan dan serangan Bee Kun Bu itu membikin Giok Siu
Sian Cu terperanjat Bee Kun Bu segera bangun dan lari ke
arah puncak gunung di depannya,
Giok Siu Sian Cu mengejar dengan perasaan heran, ilmu
silatku lebih tinggi daripada dia, Dan lukaku pun tidak lebih
parah daripada dia, Aku telah makan pil obat mustajab dari
dia, dan pil obat itu bukan saja dapat menyembuhkan segala
luka, bahkan dapat memperpanjang umur. Tetapi mengapa
aku tak dapat mengejar dia?"
Dengan cepat Bee Kun Bu tiba di atas puncak, Ketika itu,
ia insyaf bahwa Bee Kun Bu berniat membunuh diri dengan
terjun dari atas jurang, ia menjerit: "Bee Siang-kong! Tahan!
Kau jangan berbuat nekad! Aku tak akan mengejar kau lagi!"
Dan ia menangis sedih sekali
Mendengar tangisan yang memilukan hati, Bee Kun Bu
berhenti ia menoleh ke belakang dan melihat Giok Siu Sian Cu
benar tidak mengejar ia lagi, Wanita itu menangis sedih sekali
ia tak tahan berdiri lebih lama lagi, ia merasa kedua matanya
menjadi gelap, kepalanya pusing, dan ia jatuh terjungkal!
Giok Siu Sian Cu terkejut, dan ia mengejar dan menubruk
tubuhnya Bee Kun Bu. Betul jantungnya masih berdenyut,
tetapi pemuda itu sudah pingsan lagi
Menurut pengalamannya, setelah melihat wajahnya Bee
Kun Bu mukanya yang demikian pucatnya, ia yakin bahwa
Bee Kun Bu tak dapat ditolong lagi, Tak tertahan airmatanya
keluar mengucur sebetulnya Bee Kun Bu dapat bertahan karena telah
makan pil obat dari gadis di atas perahu. Giok Siu Sian Cu
berdaya menyadarkannya dengan memijat dan mengurut
beberapa jalan-jalan darahnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lama sudah ia berdaya menoIongnya, keringat mengucur
di seluruh tubuhnya, Bee Kun Bu masih tetap tidak sadarkan
diri ia duduk mengawasi seperti orang yang hilang ingatan,
Kemudian ia tertawa gelak-gelakdan berkata: "Bee Siangkong!
Aku segera mencari tempat untuk kau beristirahat dengan
lenang, Dan aku akan meninggalkan semua urusan Kang-ouw
untuk selalu berada di sampingmu! sekarang aku hendak
pergi mencari tempat itu!" Lalu ia peluk tubuhnya Bee Kun Bu,
dan kemudian ia pungut seruling batu Gioknya untuk turun
dari puncak gunung itu, sambil panggul Bee Kun Bu di atas
bahunya. Meskipun ia berjalan, tetapi seperti juga orang yang hilang
ingatan, ia tak tahu harus pergi kemana. ia terus turun, dan
ketika tiba di kaki gunung, ia berhenti di pinggir suatu sungai
kecil, ia letakkan Bee Kun Bu di tanah, dan minum dari sungai
kecil itu, ia angkat kepalanya dan melihat puncak-puncak gunung di
sekitarnya, ia melihat satu puncak yang lebih tinggi daripada
yang lain, cipratan air terjun yang turun dari puncak itu
merupakan kabut di sekitar puncak itu, lalu ia panggul lagi Bee
Kun Bu dan mendaki puncak menuju ke air terjun itu, Makin
dekat ia menghampiri makin keras suara air terjun itu. Tidak
lama kemudian, ia telah tiba di suatu tempat dimana air terjun
itu menumpahkan airnya ke dalam suatu telaga.
Suasana di tempat itu sunyi senyap dan semua tumbuhtumbuhan sangat subur dan segar nampaknya, Matahari di
atas memancarkan sinarnya, membikin tempat itu sangat
indahnya, ia lihat wajahnya Bee Kun Bu yang masih tetap
pingsan, ia berbisik: "Bee Siangkong, mengapa kau tak
berontak lagi" Kau dapat tidur terus dan aku akan menjagal
kau." Lalu ia menghampiri satu goa gunung di dekat telaga, Di
mulut goa ia memperhatikan bahwa tempat tersebut terdapat
banyak kotoran binatang sehingga bau sekalL ia berlalu dan
berusaha mendaki puncak itu lagi, dan setelah ia mendaki
lebih kurang dua puluh depa tingginya, ia tiba di suatu birai, Di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lereng gunung, di ujung birai itu tertampak satu goa batu. Ia
masuk ke dalam goa batu itu, lalu letakkan Bee Kun Bu di
tanah. Bee Kun Bu masih juga belum sadar diri, seluruh tubuhnya
kaku: Hanya jantungnya yang masih terus berdenyut dan
napasnya menunjukkan bahwa ia masih hidup, ia duduk
menghadapi tubuh itu. Tiba-tiba ia berkata sambil memegang
serulingnya: "Bee Siangkong! Kau segera berangkat! Tetapi
aku akan meniup suatu lagu untuk penghabisan kali untukmu!"
Segera terdengar suara seruling ajaib yang memilukan hati
itu, Giok Siu Sian Cu memangnya sudah bersedih hati, dan
lagu serulingnya menggambarkan kesedihan hatinya, ia
meniup dengan penuh perasaan dan air mata mengucur
deras, Entah berapa lama sudah ia meniup serulingnya, tiba-tiba
ada orang menegur padanya: "Siocia terlampau bersedih hati,
Meniup lagu yang demikian memilukan hati untuk orang yang
segera akan mati, sebetulnya tiada gunanya, Meskipun kau
meniup terus sampai sepuluh tahun, dia tak akan sembuh!"
Giok Siu Sian Cu terkejut! ia menoleh ke belakang, tetapi
tidak melihat apa-apa. ia melihat ke mulut goa, dan tampak
satu pemuda yang tampan, mengenakan baju kuning,
pedangnya terpancang di punggungnya dan tangannya
memegang beberapa lingkaran emas, sedang mengawasi ia
dan tubuhnya Bee Kun Bu. ia lekas-lekas bangun dan menanya: "Kau siapa?"
Pemuda itu tidak lantas menjawab, ia mengawasi Bee Kun
Bu dengan penuh perhatian Lalu dengan tersenyum ia
berkata: "Aku bernama Co Hiong, Siocia rupanya Giok Siu
Sian Cu yang terkenal, dan dia itu adalah murid partai silat
Kun Lun bernama Bee Kun Bu."
Giok Siu Sian Cu heran mendengar jawaban itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong jongkok dan memeriksa Bee Kun Bu, lalu
berkata: "Hai! Saudara Bee ini meskipun menderita luka
parah, akan tetapi sangat beruntung, Di waktu sehat warafiat
ia didampingi oleh gadis cantik, dan di waktu dekat mati, ia
disertai oleh wanita yang elok manis dan yang rela meniup
lagu bela sungkawa untuknya...."
Ejeken tersebut sangat menyinggung Giok Siu Sian Cu. ia
sodok pundaknya Co Hiong dengan serulingnya, tetapi
dengan secepat kilat Co Hiong mengegos dan tangan kirinya
menahan seruling itu dengan jurus Hun In Ki Gwat atau
Membuyarkan awan memetik bulan, Lalu dengan tangan
kanannya ia rangkut tubuhnya Bee Kun Bu dan loncat keluar
dari goa batu itu! Giok Siu Sian Cu mengejar sambil berteriak-teriak. ia
mengetahui bahwa jalan untuk turun atau naik jurang itu
sangat sukar dan berbahaya, ia yakin Co Hiong tak dapat lari
jauh dengan membawa Bee Kun Bu. Tapi alangkah herannya
ia ketika menyaksikan dengan kepala mata sendiri bahwa Co
Hiong dapat berlari-lari sambil membawa Bee Kun Bu dengan
lincahnya. Ketika sudah dekat sekali, dengan jurus Sam Sing Cui
Gwat atau tiga bintang mengejar bulan, Giok Siu Sian Cu
menyodok punggungnya Co Hiong beruntun tiga kali dengan
serulingnya, Tetapi dengan secepat kilat, sambil memegangi
Bee Kun Bu di tangan kanannya, Co Hiong berbalik dan
menangkis sodokan-sodokan seruling lawan dengan tangan
kirinya, Cara Co Hiong berbalik dan menangkis serangan
belum pernah dilihat oleh Giok Siu Sian Cu dalam
pengalamannya beberapa tahun di kalangan Kang-ouw. ia tak
mengerti ilmu silat apa yang dimiliki oleh pemuda ilu. Hanya
terdengar Co Hiong tertawa gelak-gelak, dan dalam sekejap
mata pemuda itu datang menerkam.
Giok Siu Sian Cu, yang sudah menjadi gusar karena
kelancangan Co Hiong, menyabet dengan serulingnya dengan
jurus Kong Ciok Kai Peng atau Burung merak membuka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kedua sayap. Sabetan itu menghembuskan angin yang dapat
mendampar terpelanting lawan nya.
Tetapi terkaman yang dilakukan oleh Co Hiong adalah
salah satu jurus yang ia dapat pelajari dari kitab sakti San Im
Shi Ni. setengah tahun berselang terkaman tersebut telah ia
gunakan terhadap gurunya Kiok Gie Taysu di dalam goa
sehingga gurunya terjerumus dan binasa karena kepalanya
terbentur batu karang gunung, Terkaman itu dilancarkan
dengan jurus Yu Hie Gek Lang atau ikan berenang melawan
arus ombak. Giok Siu Sian Cu tidak mengetahui lihaynya jurus itu.
sekonyong-konyong ia melihat Co Hiong sudah berada di
sampingnya setelah sabetan tidak berhasil ia terkejut Lekaslekas ia menyodok lagi, justru sodokan itu yang diharapkan
oleh Co Hiong, Ketika sodokan itu mendatangi Co Hiong betot
lengannya Giok Siu Sian Cu dan meneruskan memijatnya,
Pijatan itu lebih lihay daripada totokan jalan darah yang lazim
dilakukan oleh jago-jago silat umumnya.
Meskipun Giok Siu Sian Cu telah berkecimpung di
kalangan Kang-ouw, ia tak mengetahui cara menghindarkan
pijatan itu, ia mengertak gigi menahan sakit, dan secepat kilat
loncat mundur ke belakang.
Sambil tersenyum Co Hiong menanyai "Siocia, apakah kau
menyerah kalah?" Tidak!" jawab Giok Siu Sian Cu dengan geregetan,
"Jangan harap aku minta ampun!"
"Jika aku ingin membunuh kau, aku hanya perlu memukul
sekali lagi, Tetapi aku ingin kau mengaku kalah!" kata Co
Hiong. Giok Siu Sian Cu tidak menyahut ia mengawasi Co Hiong
dengan sikap yang waspada menjaga diri, ia harus akui
bahwa Co Hiong ini adalah seorang pemuda yang tampan,
dan lihay sekali ilmu silatnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong menegur lagi: "Apakah kau tidak mau mengakui
kalah?" Giok Siu Sian Cu menjawab dengan satu loncatan tiba-tiba
dan menyodok mukanya Co Hiong dengan serulingnya Lagilagi Co Hiong mengegos dan menggunakan jurus Yu Hie Gek


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lang, Giok Siu Sian Cu terbetot tangannya, dan terdengar Co
Hiong mengancam dengan beringas: "Ha! Kau tidak mengaku
kalah" Kau rasai pukulanku ini-?"
Belum habis ucapannya ketika ia mendengar Bee Kun Bu
yang berada di dalam pelukannya berseru, suaranya lemah:
"Co Hiong, jangan... jangan lukai dia...."
Co Hiong tidak teruskan mengirim pukulan mautnya, ia
terperanjat mendengar permintaan Bee Kun Bu. ia melihat
mukanya Bee Kun Bu yang sudah membuka kedua matanya,
Entah kapan Bee Kun Bu telah siuman, Co Hiong lepaskan
tangannya yang mencekal Giok Siu Sian Cu, dan sambil
memeluk Bee Kun Bu ia loncat keluar dari goa itu! Ketika ia
lihat lagi, Bee Kun Bu sudah memejamkan kedua matanya
lagi, ia melihat ke bawah jurang, dan pikiran busuknya timbul
Dengan kedua tangan ia angkat tubuhnya Bee Kun Bu ke atas
dan berseru: "Bee Heng! Jika kau menunda mati secara
begini, kau hanya berdosa besar terhadap pemuda-pemuda
lain, Aku kali ini terpaksa mengakhiri riwayatmu!"
Baru saja ia hendak melemparkan tubuhnya Bee Kun Bu
ke bawah jurang, tiba-tiba ia rasakan hembusan angin orang
menyerang Ternyata Giok Siu Sian Cu datang menyerang dari
belakang, Dengan satu enjotan dengan penuh tenaga, Co
Hiong lempar tubuhnya Bee Kun Bu ke dalam telaga di bawah
jurang. Ketika itu serulingnya Giok Siu Sian Cu sudah hampir
menyodok punggungnya, Meskipun dari Kiok Gie Toa-su, Co Hiong telah pelajari
banyak ilmu, ditambah lagi dengan ilmu-ilmu silat yang ia
pahami dari kitab sakti San Im Shi Ni, akan tetapi kebanyakan
ilmu-ilmu silat itu ia belum berlatih dengan mahir Lagi pula
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sodokan seruling Giok Siu Sian Cu dilancarkan dengan nekat
sekali Dalam keadaan demikian Co Hiong tidak keburu
berbalik, dan untuk menghindari sodokan maut itu, ia juga
terjun ke bawah, ke dalam telaga,
Giok Siu Sian Cu lagi-lagi menyodok angin, Sodokan itu ia
lakukan dengan nekat dan sekuat tenaga sehingga ia sendiri
hampir-hampir ikut terjerumus jatuh ke bawah,
Sebelum Co Hiong jatuh ke dalam telaga, ia masih dapat
membalikkan tubuhnya sedikit untuk melontarkan lingkaran
emasnya yang berhasil menebas sedikit pipinya Giok Siu Sian
Cu, sehingga terluka dan mengucurkan darah, sebelumnya
Giok Siu Sian Cu telah menderita luka, dan hanya tertolong
dengan makan pil obat mustajab yang Bee Kun Bu berikan
kepadanya. sekarang ia harus bertempur mati-matian
melawan Co Hiong di dalam goa. Oleh karena itu setelah ia
berusaha lari masuk ke dalam goa, ia segera merasakan
kepalanya pusing dan kedua matanya menjadi gelap. Sejenak
kemudian jatuh-lah ia tak sadarkan diri.
Ketika tengok kepala Bee Kun Bu yang jatuh ke dalam
jurang bersama Co Hiong, Bee Kun Bu yang sudah pingsan
dan hampir mati ketika kecebur ke dalam telaga dan minum
air telaga yang dingin, ia lantas tersadar dari pingsan nya. ia
yang besar di dalam kuil Sam Ceng Koan yang terletak di tepi
sungai paham betul tentang sifatnya air. ia segera
menggunakan kaki tangannya menepu dan menendang air
untuk timbul dan berenang ke tepi,
Untung baginya karena telaga itu agak dalam dan tenang
airnya, Co Hiong melihat Bee Kun Bu berusaha menolong
dirinya, ia berpikir "Ai! jika aku tidak dipaksa terjun ke dalam
telaga ini, dia pasti sudah menjadi mayat!" Tetapi
sebagaimana layaknya orang yang busuk dan berhati plasu,
ketika itu ia berseru sambil tertawa: "Bee Heng! pemandangan
di sekitar telaga ini betul-betul permai, Jika orang tewas dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terbenam di dasar telaga ini, orang itu tentu mati dengan
puas!" Bee Kun Bu yang sedang berjuang menolong dirinya tidak
dapat dengar kata-kata Co Hiong itu.
Co Hiong berenang mnghampiri Bee Kun Bu. ia sentuh
pundaknya Bee Kun Bu dan berkata: "Bee Heng, ayo kita
bertempur Aku pasti dapat mengakhiri pen-deritaanmu!" Lalu
dengan tangan kanannya ia tepuk air dan ia terdampar ke tepi
telaga, Baru saja ia bermaksud menyerang Bee Kun Bu
dengan tinju kirinya ketika Bee Kun Bu hampir tiba di tepi, tibatiba ia dengar orang membentak dari belakangnya: "Hei, apa
yang akan kau niat lakukan! Ayo, lekas tolong Sutee ke tepi!"
Co Hiong menoleh ke belakang, dan melihat Liong Giok
Pin dengan pedang terhunus dan pakaian basah kuyup
karena cipratan air, berdiri dengan kedua mata melotot
Co Hiong batalkan maksudnya. ia berenang menghampiri
Bee Kun Bu dan membantunya berenang ke tepi Lalu, setelah
mendarat, ia berkata kepada Liong Giok Pin sambil
tersenyum: "Dia telah dijorokkan dari atas jurang ke dalam
telaga ini. Aku telah berusaha menolong dia, Tetapi dia telah
menderita luka-luka terlalu hebat, dan aku khawatir dia tak
dapat ditolong!" "Hm! Aku tak pereaya omonganmu!" Liong Giok Pin
mengejek Sebetulnya, ketika Co Hiong membantu Bee Kun Bu, ia
telah menotok jalan darahnya Bee Kun Bu di punggungnya
Totokan itu dilakukan dengan tenaga Tai Im Ki Kong (Tenaga
dalam tersembunyi) dan sangat berbahaya, karena akibat
totokan itu tak segera terlihat hasilnya, dan sukar terlihat
bekas-bekasnya. Liong Giok Pin segera menolong Bee Kun Bu jalan ke
suatu tempat yang lebih sentosa, lalu menolong mengerahkan
peredaran darahnya, sedangkan Co Hiong menonton sambil
menyengir KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Meskipun Liong Giok Pin telah berusaha sekuat tenaga
menolong Bee Kun Bu, akan tetapi Bee Kun Bu masih saja
lemas dan tidak sadar betuL Kemudian ia menarik napas
menyatakan bahwa ia telah kehabisan akal meno1ongnya.
Dengan gemas ia membentak: "Kau betul-betul kejam! Kau
hanya berdiri menonton! Ayo, lekas bikin sadar Suteeku!"
Co Hiong menggeleng-gelengkan kepalanya,
"Dia telah menderita luka parah, dan semua tenaga
dalamnya telah kabur Mungkin dia tak dapat ditolong lagi-"
"Tetapi kita harus berusaha menolong! Mungkin dia masih
dapat ditolong!" mendesak Liong Giok Pin.
Co Hiong menyengir dan berkata: "Rupanya kau sangat
cemas akan kesehatan nya ?"
"Dia adalah Suteeku, sudah selayaknya aku harus
memperhatikan keselamatan dan kesehatannya!" jawab Liong
Giok Pin. Co Hiong berjongkok dan meraba dadanya Bee Kun Bu.
Kemudian dengan berlagak mengerutkan kening ia berkata:
"Benar-benar dia tak dapat ditolong lagi, Kitaharus mencari
tempat yang sentosa untuk mengubur dia." Ucapan tersebut
membikin Liong Giok Pin sangat terkejut.
-ooo0ooo- Bee Kun Bu dikubur hidup-hidup
Liong Giok Pin meraba dadanya Bee Kun Bu, dan merasa
bahwa denyutan jantungnya lemah sekali, ia terharu dan
menangis tersedu-sedu. Co Hiong masih saja mengejek: "Apa gunanya kau
menangis" Dia tetap tak dapat ditolong lagi meskipun kau
menangis sampai mati!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin tidak menghiraukan ucapan itu. ia
menangis sangat sedihnya seolah-olah ibu kandungnya
meninggal dunia, Co Hiong merasa pasti bahwa Bee Kun Bu tak dapat
ditolong lagi, dan ia tidak mencegah Liong Giek Pin menangis,
ia duduk di samping mengawasi Sejenak kemudian ia berkata
sambil menarik napas: "Ai! Jika Lie Ceng Loan mendapat
kabar yang buruk ini, dia pasti menangis terus sampai mati...."
Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia tertawa ge!akgelak, perbuatannya itu menyinggung Liong Giok Pin siap
segera membentaknya: "Kau betul-betul orang Iaki-lalu mata
keranjang! Kau selalu memikir Lie Ceng Loan! Meskipun Bee
Kun Bu betul-betul mati, Lie Ceng Loan tidak akan sudi
menjadi isterimu!" "Apa kau kira dia mati pura-pura?" mengejek Co Hiong,
"Dia sudah tak bernapas! Apa gunanya kau menangis lagi"
Jika kau tak sudi berlalu, aku hendak pergi sendiri!" Lalu ia
berdiri, dan berlalu, Melihat Co Hiong menjadi gusar, Liong Giok Pin menjadi
lunak, ia mengejar dan menjambret lengan kirinya seraya
berkata: "Kemana kau hendak pergi?"
"Dunia ini sangat luas! Aku dapat pergi kemana saja yang
aku suka!" jawab Co Hiong.
"Tunggu, Aku harus mengubur Bee Sutee dulu!" kata Liong
Giok Pin. Co Hiong teringat akan kebaikannya Bee Kun Bu terhadap
ia dahulu, dan ia menjadi sedikit lunak. ia mengangguk.
"Baik! Aku akan membantu kau mengubur dia, dan kita cari
satu batu gunung untuk bongpainya (batu nisan)." Lalu ia
angkat tubuhnya Bee Kun Bu dan mencari tempat yang baik
letaknya untuk menguburnya,
Mereka mencari satu tempat di sisi gunung di mana terlihat
banyak sekali batu-batu koral sebesar telur dan berwarna
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
agak putih, Lalu mereka mengumpulkan batu-batu koral itu
dan membuat suatu lubang dari batu-batu tersebut yang
panjangnya lebih kurang sembilan kaki dan tingginya lebih
kurang enam kaki. Kemudian Co Hiong angkat lagi tubuhnya
Bee Kun Bu untuk diletakkan ke dalam lubang itu.
Setelah Bee Kun Bu diletakkan di dalam lubang, sambil
memandang wajahnya Bee Kun Bu, Co Hiong berseru: "Bee
Heng, ketika kita mulai kenal satu sama lain, aku tidak
menduga bahwa akulah yang harus mengubur jenazahmu dan
membuat bongpainya!" Lalu ia loncat keluar dari lubang
tersebut Tetapi Liong Giok Pin loncat ke dalam lubang dan
memeluki tubuhnya Bee Kun Bu, dan alangkah kagetnya
ketika ia mendengar bahwa jantungnya Bee Kun Bu masih
berdenyut, meskipun denyutan itu sudah sangat lemah sekali!
Co Hiong membentak: "Ayo, lekas keluar dan bantu aku
uruk lubang ini! Kemudian kita boleh segera berlalu dari sini!"
"Dia belum mati, Dia masih bernapas! Kita tidak boleh
mengubur dia hidup-hidup!" jawab Liong Giok Pin.
"Dia tak akan hidup!" seru Co Hiong. "Kita kubur dia
sekarang sama juga! Ayo, lekas keluar!"
Dengan serba salah Liong Giok Pin berkata: "Aku tidak
sampai hati menyaksikan dia dikubur hidup-hidup...."
Co Hiong pungut dua batu koral kecil dan disambitkan ke
satu besar batu di lereng gunung, Batu koral itu hancur Lalu ia
loncat masuk ke dalam lubang dan angkat Liong Giok Pin
keluar dari lubang sambil berkata dengan gusar: "Apakah kau
ingin dikubur bersama-sama dia?"
Liong Giok Pin menjadi marah, dan membentaknya: "Dia
masih hidup! Dia masih bernapas! Kita tidak boleh kubur dia
hidup-hidup!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak perduli dia sudah mati atau belum, tetapi kita sudah
membikin kuburan ini untuknya! Kita harus segera kubur dia!"
jawab Co Hiong, Tidak!" bantah Liong Giok Pin, "Dia masih hidup. Aku tidak
perkenankan kau kubur dia!"
"Apakah kau bisa cegah aku mengubur pada nya ?"
mengancam Co Hiong, lalu ia jemput lagi dua batu koral yang
agak besar jika batu itu disambitkan ke dalam lubang, Bee Kun Bu
pasti mati benar-benar, pikir Liong Giok Pin, ia terkejut dan
pukul dadanya Co Hiong, Co Hiong mengegos, dan balas menendang lambungnya
Liong Giok Pin. Liong Giok Pin menangkis, hanya untuk menjaga
tendangan itu dan tidak bermaksud melawan, Tetapi ia melihat
bahwa Co Hiong sudah menjadi beringas, ia loncat turun ke
dalam lubang dan mencabut pedangnya.
Betul saja Co Hiong menyambit ke tubuhnya Bee Kun Bu.
Liong Giok Pin tangkis satu batu dengan pedangnya, dan
menangkap batu yang lain dengan tangan kirinya,
Demikianlah Bee Kun Bu terhindar dari sambitan maut! Tetapi
Co Hiong sudah loncat ke dalam lubang dan menegur Liong
Giok Pin: "SebetuInya kau mau apa" Aku segera berlalu!"
Dengan berlinangkan air mata Liong Giok Pin men-jawab:
"Kau pergilah! Aku akan menunggu di sini sampai dia
menghembuskan napasnya yang penghabisan!"
"Ha! Jika demikian, kau harus menyertai dia dikubur
bersama-sama! Aku tak sudi menunggu kau lagi!" kata Co
Hiong, suaranya keras, ia pijat sikutnya Liong Giok Pin.
"Aduh!" menjerit Liong Giok Pin, dan pedangnya terlepas
dari tangan nya! Co Hiong hunus pedang itu dan sambil menyentuh
dadanya Liong Giok Pin dengan ujung pedang ia mengancam:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian berdua adalah saudara-saudari seperguruan. Kalian
hidup sukar bersama-sama, tetapi jika dapat mati dan dikubur
bersama, aku yakin kalian berdua akan menjadi puas....n Lalu
ia melirik ke atas tubuhnya Bee Kun Bu dan berkata: "Bee
Heng, aku yakin aku tak berbuat keliru. Ketika kau hidup, kau
hampir selalu didampingi oleh Lie Ceng Loan. Dan sekarang
kau mati, aku mencari wanita yang cantik jelita untuk
mendampingi kau. Ha! Ha! Mungkin kau akan berterima kasih
kepadaku di akherat! Ha! Ha! Ha!"
Pijatan pada sikutnya tadi dirasakan Liong Giok Pin sangat
sakit dan kemudian ia menjadi lemas, ia ingin melawan, tetapi
ia tak berdaya. ia mengertak gigi dengan kedua mata melotot
ia memaki: "Hm! Kau laki-laki kejam! Nanti rohnya Bee Sutee
akan mengejar kau dimana saja kau berada! Dan... jika aku
juga kau bunuh, akupun akan...."
Co Hiong menusukkan pedangnya sedikit, dan segera
darah keluar dan menodakan pakaian Liong Giok Pin.
"Ai! Kau betul-betul manusia yang kejam! Kau membunuh
seorang wanita yang tak berdaya!" Liong Giok Pin memaki
setelah melihat darah menembus keluar pakaiannya dan
merasa sakit dari tusukan ujung pedang lelaki jahanam itu!
Co Hiong menyengir dan berkata: "Nah, sekarang kau tahu
betapa lihaynya aku! Dan aku segera akan kubur kalian


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdua di dalam lubang ini! Tetapi aku akan membebaskan
kau dari kematian jika kau berjanji akan membantu aku
mengubur Suteemu!" Dalam keadaan demikian Liong Giok Pin tak dapat berpikir
ia hanya mengangguk, dan segera mulai menumbukkan batubatu kolar ke atas tubuhnya Bee Kun Bu dengan hati yang
hancur Co Hiong tersenyum iblis, Lalu ia pun mulai menundukkan
batu-batu kolar di atas tubuhnya Bee Kun Bu.
Air mata Liong Giok Pin terus mengucur membasahi
pakaiannya, batu-batu kolar dan tubuhnya Bee Kun Bu.,, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pekerjaan itu dilakukan dengan lambat sekali1 oleh Liong Giok
Pin, Pada ketika itu terdengar oleh mereka suara yang lemah
lembut berkata: "Pek Cici lihatlah, betapa indahnya air terjun
itu! Sayang Bu Koko tak ada di sini, ia pasti gembira melihat
pemandangan yang sangat indah ini. Bilakah kita dapat
menjumpai dia lagi!"
Liong Giok Pin terkejut ia kerahkan seluruh tenaganya
yang masih ketinggalan, dan dengan nekat ia jotos dadanya
Co Hiong sambil menjerit sekuat-kuatnya: "Loan Sumoy! Bu
Kokomu...." ia tak dapat berteriak lagi, karena Co Hiong
setelah mengegosi jotosan telah memijat le-ngannya, Tetapi
ketika Co Hiong hendak memukul, ia merasa samberan angin
yang hebat di atas kepalanya,
ia lepaskan tangannya yang memijat dan membatalkan
maksudnya untuk memukul Liong Giok Pin. ia mundur dua
tindak menghindari serangan di atas kepalanya, ia
menengadah dan melihat seorang pemuda berbaju hijau yang
pernah melukai ia di pegunungan Kun Lun, ialah Pek Yun Hui.
Setelah mendengar jeritan Liong Giok Pin, dengan ilmu
Pat Po Teng Kong atau Delapan langkah mendaki gunung
Pek Yun Hui loncat turun ke dekat tumpukan batu-batu kolar
itu. ia mengawasi Liong Giok Pin, lalu sambil mengawasi Co
Hiong ia mengejek: "Hm! Aku kira siapa, Kau sedang berbuat
apa di sini?" Co Hiong insyaf akan kelihayannya Pek Yun Hui. ia
pegangi Liong Giok Pin untuk menjaga dirinya, dan dengan
pedang terhunus ia siap menghadapi serangan,
Pek Yun Hui loncat secepat kilat melewati Co Hiong sambil
mengirim jotosan ke lengannya Co Hiong yang memegang
pedang, Co Hiong mengegos sambil menyeret Liong Giok Pin
sehingga wanita itu berada diantara ia dan Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Baru saja Pek Yun Hui hendak menyerang lawannya
dengan menggunakan ilmu Tian Kong Cit atau Jari sakti
menusuk baja, ia dapat melihat Bee Kun Bu yang sudah
hampir dikubur dengan batu-batu kolar ia terkejut ia lupakan
lawannya dan dengan sekali menyapu dengan kakinya, ia
berhasil membubarkan semua batu-batu kolar yang hampir
menutupi seluruh tubuhnya Bee Kun Bu. ia terkam dan peluk
Bee Kun Bu dengan perasaan yang terharu,
Pek Yun Hui melompat secepat kilat melewati Co Hiong
sambil mengirimkan jotosan ke lengan pemuda itu.
Lie Ceng Loan juga mengejar, dan ketika sudah datang
dekat, ia iihat Pek Yun Hui sedang memeluki Bu Kokonya, ia
pun terperanjat Kesempatan itu digunakan oleh Co Hiong untuk lari sambil
membetot Liong Giok Pin. Kemudian Pek Yun Hui merebahkan Bee Kun Bu di tanah
dan memeriksa denyutan jantungnya, Sejenak kemudian ia
menjadi pucat, dan air matanya mengucur
Semenjak Lie Ceng Loan melihat Bee Kun Bu dalam
keadaan pingsan, ia telah tertegun dan diam seperti patung
tak dapat bergerak atau bicara, matanya mem-belalak
mengawasi Pek Yun Hui yang sedang berdaya menolong Bu
Kokonya, ia yakin bahwa Pek Yun Hui tentu akan menolong
Bu Kokonya, tetapi ia menjadi cemas ketika menampak Pek
Yun Hui mengucurkan air mata nya.
"Pek Cici, mengapa kau menangis" Apakah Bu Koko
lukanya parah?" tanyanya cemas,
Pek Yun Hui menarik napas dan menjawab: "Dia tidak
hanya luka parah, tetapi setelah luka, dia telah dianiaya oleh
jahanam itu. Aku khawatir dia sukar ditolong!"
Lie Ceng Loan menjerit: "Ha! Apakah dia tak dapat
ditolong!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sekarang sukar dipastikan," jawab Pek Yun Hui, "Kita cari
suatu tempat yang tenang dan berusaha menolong dia."
Lie Ceng Loan tak tahan untuk tidak menangis, dengan
hati hancur ia berkata: "Jika dia betul-betul tidak dapat
ditolong, akupun tidak ingin hidup lagi."
Dengan perasaan simpati, Pek Yun Hui menghibur "Loan
Moai, jika dia meninggal dunia, mengapa kau tidak ingin
hidup?" Lie Ceng Loan seka air matanya: "Sebab jika dia mati, aku
tidak dapat melihat dia lagi, dan aku tentu terus menerus
memikir dia sehingga aku tak dapat berlatih atau belajar silat,
dunia menjadi hampa bagiku, Hidup demikian apa gunanya?"
ia berhenti sejenak dan berbalik menanyai "Pek Cici, jika Bu
Koko mati, bagaimanakah perasaan Cici?"
Pek Yun Hui menghela napas, "Jika dia betul-betul mati,
akupun bersedih hatL." jawabnya,
"Dan apakah kau masih ingin hidup tanpa dia?" mendesak
Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui terperanjat ditanya demikian tapi ia segera
menjawab: "Aku harus hidup untuk membikin pembalasan
untuknya dan aku akan mencari tempat yang indah untuk
mengubur dia!" "Pek Cici, kata-katamu betuI, Kita harus mencari tempat
yang indah untuk mengubur dia agar burung-burung dapat
bernyanyi untuknya dan bunga-bunga harum terhembus angin
mengharumi suasana di kuburannya.... Tetapi jika dia sudah
mati, kita tak dapat melihat dan mendengar dia lagi."
Pek Yun Hui tersenyum, lalu menggendong Bee Kun Bu ke
suatu tempat untuk menolongnya, sedangkan Lie Ceng Loan
mengikuti di belakangnya,
Tiba-tiba terdengar suara bangau putihnya Pek Yun Hui
berbunyi, dan segera terlihat bangau itu terbang turun
menghampiri majikannya. Pek Yun Hui tidak menegur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bangaunya, dan bangau itu rupanya mengerti bahwa
majikannya sedang bersedih hati, dan ia pun terbang
perlahan-lahan mengikuti majikannya dari belakang,
Setelah mereka melalui beberapa lembah gunung, mereka
tiba di suatu lembah yang sunyi. Pek Yun Hui letakkan Bee
Kun Bu di atas rumput, dan sambil bersiul ia memberi isyarat
kepada bangaunya, Bangau itu mengerti kehendak
majikannya, dia pentang kedua sayapnya dan terbang tinggi
berputaran di atas mereka seolah-olah mengintai lembah itu.
Lembah itu dilingkari di tiga sisi oleh gunung-gunung dan
suasana di tempat itu sunyi senyap, Lalu sambil mengawasi
Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui berkata: "Loan Moi, untuk
menolong Bu Kokomu, aku terpaksa melakukan cara
pengobatan yang agak ganjil, Aku minta kau jangan heran
atau kaget." "Untuk menolong Bu Koko, aku rela berbuat apa-pun!"
jawab Lie Ceng Loan dengan sungguh-sungguh.
Lalu Pek Yun Hui peluk Bee Kun Bu, dan dengan
perlahan-lahan ia menggunakan tenaga dalamnya meletakkan
Bee Kun Bu lagi di atas rumput, ia tundukkan kepalanya, dan
ketika bibirnya hampir menyentuh bibirnya Bee Kun Bu,
mukanya menjadi merah karena ia merasa canggung, Tibatiba ia angkat kepalanya lagi.
"Pek Cici, apakah kau malu aku melihati" Baiklah, aku
balik badan," kata Lie Ceng Loan,
Tidak! Loan Moi! Aku ingin bicara padamu!" kata Pek Yun
Hui. "Kau orang-orang wanita tidak harus berpelukan dengan
orang laki-laki. Aku sebetulnya ingin meniup mulutnya
membantu dia bernapas, dan aku harus menempelkan bibirku
kepada bibirnya, perbuatan itu aku malu lakukan, Tetapi
hanya dengan jalan itu yang aku dapat lakukan untuk
menolong jiwanya." Lie Ceng Loan nampak wajahnya Bee Kun Bu sudah pucat
sekali Air matanya mengucur lagi, dan dengan meratap ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkata: "Pek Cici, jika Bu Koko mati, aku harus mati juga, Pek
Cici... lolongan dia... aku tak dapat hidup tanpa dia.,,."
Seperti seorang ibu Pek Yun Hui menghibur "Aku ingin
menolong, Tadi aku hanya merasa canggung...."
"Bu Koko baik sekali. Jika kau menolong dia, dia pasti
sangat berterima kasih. Jika ia sudah sembuh, kita bertiga
dapat bermain dan pesiar," kata Lie Ceng Loan,
Pek Yun Hui mengawasi wajahnya Bee Kun Bu, ia
mengertak gigi, lalu dengan tahan ia menempelkan bibirnya
kepada bibirnya Bee Kun Bu. Dengan lidahnya ia buka giginya
Bee Kun Bu yang terkancing, lalu dengan tenaga Tian Kong Ki
Lit atau tenaga dalam ajaib ia mengemposkan hawa yang
hangat ke dalam tubuhnya Bee Kun Bu.
Sejenak kemudian Bee Kun Bu siuman, dan perlahanlahan ia membuka kedua matanya, Ketika ia mengetahui
bahwa ia sedang dipeluk dan dicium oleh Pek Yun Hui, ia
mulai meronta-ronta melepaskan diri dari pelukan itu. Tetapi
sia-sia, karena ia tak bertenaga.
Pek Yun Hui memeluk lebih erat lagi, dan dengan malumalu ia berkata: "Seluruh tenaga dalammu telah hilang karena
telah dianiaya oleh seorang yang kejam, Ayo lekas-lekas
rebah kembali, jangan bicara, jangan bergerak, Aku hendak
membebaskan jalan-jalan darahmu dan memijat urat-urat
nadimu." Dengan pandangan berterima kasih, Bee Kun Bu menuruti
perintah penolongnya, dan pada ketika itu ia pun telah melihat
Lie Ceng Loan, ia tersenyum sebelum ia memejamkan
matanya dan rebah kembali.
Lie Ceng Loan menghampiri dan sambil berlutut di
samping tubuhnya Bee Kun Bu ia menghibur "Bu Koko,
tenanglah! Pek Cici sedang berusaha menolong jiwamu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tidak membuang-buang waktu, ia berusaha
membebaskan semua jalan-jalan darahnya dan memijat uraturat nadinya dengan ilmu Tian Kong Cit Kong atau ilmu jari
sakti, Seluruh tubuhnya basah kuyup dengan keringat dan ia
baru berhenti setelah lewat setengah jam.
Bee Kun Bu segera dapat bangun, dan sambil duduk di
atas rumput ia mengawasi Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan. ia
memperhatikan juga bahwa Pek Yun Hui sangat letih, Lie
Ceng Loan menyekai keringatnya Pek Yun Hui dengan sapu
tangannya seolah-olah seorang adik terhadap kakaknya,
Mereka mirip sekali saudara sekandung cantik, ramah dan
baik hati. Bee Kun Bu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
bahwa Pek Yun Hui telah dapat menolong ia dan juga
Susioknya, ia tersenyum mengingat peristiwa-pe-ristiwa yang
lampau. Lie Ceng Loan menegur "Bu Koko, apa yang kau
tertawai?" Bee Kun Bu tidak menjawabnya, ia bangun dan jalan
perlahan-lahan ke depan, Lie Ceng Loan mengejar dan berseru: "Bu Koko! Apakah
kau tidak mengenali aku dan Pek Cici?" ia loncat dan berdiri di
depannya sambil berkata dengan sedih hati: "Bu Koko,
mengapa Koko tidak memperhatikan aku!"
Bee Kun Bu mengawasi dengan terharu, tetapi ia terus
jalan ke depan, Lie Ceng Loan mengejar dan merangkulnya seperti
seorang anak yang manja sambil memohon: "Bu Koko, aku
selalu memikiri kau, tetapi kau sekarang tidak memperdulikan
aku lagL." dan ia menangis tersedu-sedu,
Pek Yun Hui menghela napas dan berkata: "Loan Moi,
jangan menangis. Dia bukannya tidak memperhatikan kau, ia
sudah hilang ingatan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terkejut dan berseru: "Ha! Bu Koko hilang
ingatan" Aku tak pereaya, aku tak pereaya!"
Pek Yun Hui mengangguk dan berkata lagi: "Aku tidak
dusta, Dia telah dianiaya oleh orang yang kejam, urat
syaratnya telah terganggu Aku telah berhasil menolong
jiwanya, Kita harus mencari tempat yang sunyi, tenang dan
sentosa untuk dia beristirahat Kemudian aku akan berusaha
memulihkan ingatannya lagi."
Bee Kun Bu hanya memerlukan istirahat untuk
memulihkan pikirannya yang kalut setelah dianiaya oleh Co
Hiong yang kejam itu. ia mengenali Lie Ceng Loan dan Pek
Yun Hui, akan tetapi agak sukar baginya menyatakan
perasaannya dalam keadaan seperti itu.
Lalu Pek Yun Hui menepuk suatu jalan darahnya Bee Kun
Bu sambil menyuruh Lie Ceng Loan menahan tubuhnya Bee
Kun Bu yang mau jatuh, ia berbisik: "Loan Moi, gendonglah ia,
dan kita mencari tempat yang tenang dan sentosa untuk dia
beristirahat Mereka berjalan mencari tempat yang dimaksudkan Bee
Kun Bu yang setelah ditepuk satu jalan darahnya telah
menjadi tak berdaya seperti seorang bayi. ia digendong oleh
Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui membantu di belakang,
Mereka berjalan terus, dan entah sudah berapa jauh mereka
telah jalan ketika mereka berhadapan dengan suatu puncak
yang tinggi dan di-selubungi salju, Tiba-tiba Lie Ceng Loan
berhenti dan berkata: "Pek Cici, kita berhenti dulu, Coba lihat!
Mata-hari segera akan terbenam, sinarnya yang memancar di
atas salju yang putih indah sekali kelihatannya, Aku gembira
karena Pek Cici telah menolong jiwanya Bu Koko, dan aku
yakin bahwa Cici dapat menyembuhkan pula urat syarafnya!"
Pek Yun Hui hanya tersenyum sebetulnya sambil jalan ia
sedang memikir tentang cara untuk memulihkan urat
syaratnya Bee Kun Bu itu yang sebegitu jauh belum berhasil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat Pek Yun Hui tidak menjawab, Lie Ceng Loan
menanya lagi: "Pek Cici, aku mempunyai satu permintaan.
Apakah Cici dapat kabulkan?"
"Permintaan apa?" tanya Pek Yun Hui sambil tersenyum
"Asalkan yang aku dapat lakukan, aku pasti akan
mengabulkan permintaanmu."
"Jika Bu Koko tidak dapat hidup, kau akan membangun
suatu kuburan yang indah untuk dia, bukan?" kata Lie Ceng


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Loan, Pek Yun Hui mengangguk "Bukan saja aku akan
membangun kuburan yang indah untuknya, bahkan mengejar
orang yang telah menganiaya padanya, dan akan bunuh
musuhnya itu." "Aku minta kau bangun kuburan itu lebih besar supaya aku
selamanya dapat tinggal bersama-sama Bu Koko."
Pek Yun Hui terperanjat "Apakah kau ingin dikubur hiduphidup bersama dia?"
Lie Ceng Loan mengangguk "Loan Moi, kau jangan melamun. Ayo, jalan terus! Hari
akan lekas menjadi gelap, kita harus lekas-Iekas mencari
tempat untuk meneduh!" Lalu ia betot Lie Ceng Loan berjalan
terus, Setelah mereka melalui lagi beberapa sisi gunung, hari
sudah menjadi petang, Dengan kedua matanya yang tajam
Pek Yun Hui coba melihat ke sekitarnya, ia dapat melihat
beberapa rumah di kaki gunung di sebelah utara,
Lalu dengan ilmu Cian Po Hoat Su (langkah seribu) Pek
Yun Hui betot Lie Ceng Loan yang menggendong Bee Kun Bu
lari menuju ke sekelompok rumah-rumah itu. Mereka menuju
ke satu rumah gubuk yang dibangun menempel di lereng
gunung, -ooo0ooo- KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Rumah gubuk itu dibangun sangat rapih dan besar
Ruang tengah dengan delapan kamar besar letaknya
merupakan segi tiga, Seluruh kompleks dilingkari pagar
bambu, dan pohon - pohon Liu tumbuh dengan suburnya di
dalam pekarangan Pintu pagar terbuka separoh, dan mereka
dapat melihat cahaya dari sinar lampu di dalam ruang tengah,
sedangkan suasana gelap gulita meliputi kamar-kamar lin.
"Orang yang tinggal di tempat yang terpencil serupa ini
tentunya bukan orang sembarangan," pikir Pek Yun Hui.
Mungkin suara sayap bangaunya Pek Yun Hui menarik
perhatian penghuni rumah gubuk itu, dan sejenak kemudian
tampak keluar seorang pelajar yang usianya lebih kurang
empat puluh tahun, mengenakan baju biru dan mengikat
kepalanya dengan kain biru pula, Sambil tersenyum orang itu
berjalan menghampiri Setelah mengawasi Pek Yun Hui, orang itu agaknya
terkejut Setelah ia tenang kembali, ia mengawasi Lie Ceng
Loan yang sedang menggendong Bee Kun Bu dan bangau
yang masih terbang rendah di atas, Dengan tersenyum ia
menanyai "Rupanya kedua tamu ini ingin mencari tempat
penginapan?" Pek Yun Hui mengangkat kedua tangannya memberi
hormat "Kami bertiga karena terlampau menikmati
pemandangan alam telah kemalama
Pendekar Lembah Naga 10 Pendekar Buta Karya Kho Ping Hoo Pendekar Kidal 10

Cari Blog Ini