Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 25

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 25


Hai Peng menatapnya. "Beritahukanlah! Kalau aku bisa menjelaskan pasti kujelaskan"Pertama, Locianpwee ingin membawaku ke mana" Ke
dua, cara bagaimana aku menasihati Pek Yun Hui agar dia
mau kembali ke istana?"
"Aku akan membawamu ke Kwat Cong San agar Pek Yun
Hui tidak menaruh salah paham terhadap partai Kun Lun,"
jawab Na Hai Peng menjelaskan "Mengenai bagaimana cara
engkau menasihati Pek Yun Hui agar dia mau kembali ke
istana, tentunya aku punya akal. Tapi itu sesudah kita tiba di
Kwat Cong San, barulah kita membicarakannya lagi."
"Oooh!" Be Kun Bu manggut-manggut, kemudian ia
menatap Na Hai Peng seraya bertanya. "Kalau begitu, siapa
sebenarnya Locianpwee?"
"Dulu aku adalah pengawal dalam istana bernama Na Hai
Peng, Na Siao Tiap adalah anak kandungku, sedangkan Lan
Tay Kong Cu adalah majikanku, Tentang ini hanya beberapa
orang yang mengelahuinya, oleh karena itu, engkau pun harus
tutup mulut menjaga rahasia tersebut."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan berkata,
"Mulai sekarang, kalau ada urusan yang menyangkut Pek Yun
Hui dan adik Tiap, aku pasti menuruti petunjuk Locianpwee."
"Bagus! Bagus!" Na Hai Peng tertawa gelak dan segera
melanjutkan perjalanan menuju Kwat Cong San.
Dalam perjalanan selanjutnya, mereka berdua
menggunakan ilmu meringankan tubuh, tentunya Bee Kun Bu
tidak mampu menyamai Na Hai Peng, Akan tetapi, Bee Kun
Bu justru ingin menandingi Na Hai Peng dalam hal ginkang,
Pemuda itu berpikir, apabila ia mampu lebih cepat selangkah,
bukankah itu amat membanggakan"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena punya pikiran demikian, maka Bee Kun Bu pun
ingin mencoba nya. seandainya ia gagal, itu tidak jadi
masalah, Oleh karena itu, ia segera mengerahkan ginkangnya
dengan penuh semangat Akan tetapi, walau telah mengerahkan ginkangnya dengan
segenap tenaga, ia tetap tertinggal lima langkah di belakang
Na Hai Peng. Padahal Na Hai Peng tampak begitu santai
mengayunkan kakinya. Kini sekujur badan Bee Kun Bu telah berkeringat, bahkan
nafasnya pun mulai memburu, akhirnya ia terpaksa
memperlambat langkahnya. Pada waktu bersamaan, Na Hai Peng juga berbuat begitu
sambil memandang Bee Kun Bu, lalu berhenti.
"Locianpwee!" Bee Kun Bu juga ikut berhenti dengan
perasaan heran, "Kenapa Locianpwee berhenti" Bukankah
kita sedang memburu waktu menuju Kwat Cong San?"
"Betul." Na Hai Peng tersenyum "Kita memang harus buruburu sampai di tempat itu, Aku lihat ginkangmu cukup
lumayan, namun masih belum mencapai ke tingkat Ling
Khong Sih Tou (Terbang di angkasa)."
Bee Kun Bu memang amat kagum akan ginkang Na Hai
Peng, kebetulan orang tua jubah biru itu mengatakan begitu,
sehingga menimbulkan niat Bee Kun Bu untuk minta petunjuk
mengenai ilmu ginkang. "Locianpwee, bolehkah aku minta petunjuk...."
"Aku memang punya niat demikian," sahut Na Hai Peng
sambil tertawa, tapi kemudian tampak serius, "Kun Bu,
bersediakah engkau jadi muridku?"
"Haah...?" Bee Kun Bu tertegun "Itu...."
"Engkau telah diusir dari pintu perguruan Kun Lun, apa
salahnya kalau kini engkau mengangkat aku jadi gurumu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Terimakasih, Locianpwee!" Bee Kun Bu segera berlutut di
hadapan Na Hai Peng. "Guru!"
"Ha ha ha!" Na Hai Peng tertawa gelak sambil
membangunkan Bee Kun Bu. "Selain Lan Tay Kong Cu, aku
tidak pernah menerima murid lain, itu karena aku harus
berhati-hati, Berhubung... aku memiliki ilmu silat yang teramat
tinggi, sebab aku sudah menguasai semua ilmu silat yang
tereantum di dalam kitab ajaib Kui Goan Pit Cek. Engkau
berhati jujur dan baik, lagi pula harus menasihati Pek Yun Hui
agar kembali ke istana, maka aku mengambil keputusan untuk
mewariskan kepadamu semua ilmu silat itu."
"Terimakasih, Guru!" Bee Kun Bu girang bukan main.
"Baiklah! sekarang aku akan menurunkanmu ginkang
tingkat tinggi, yakni yang disebut Ling Khong Sih Tou." ujar Na
Hai Peng dan mulai menjelaskan tentang ilmu peringan tubuh
itu. Bee Kun Bu mendengar dengan penuh perhatian, tak lama
ia sudah mengerti dan mulai mempraktekkan-nya. ia
menghentakkan badannya dengan jurus Ti Yun Cong Cok
(Menaiki Tangga Langit), seketika juga badannya melambung
tinggi, Betapa gembiranya Bee Kun Bu, sehingga tanpa
sengaja ia mengeluarkan siulan panjang.
Setelah itu, mereka berdua pun mulai melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan ginkang, Di waktu
beristirahat Na Hai Peng juga mulai mengajar Bee Kun Bu
ilmu silat yang tereantum di dalam kitab ajaib Kui Goan Pit
Cek. "Kun Bu, masih makan waktu satu hari lagi untuk
mencapai Kwat Cong San." Na Hai Peng memberitahukan
"Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening, ternyata ia
teringat akan sesuatu, "Guru, kini aku telah meninggalkan
Gunung Kun Lun, entah bagaimana keadaan Lie Ceng Loan
dan apa yang akan terjadi atas dirinya setelah mengetahui aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghilang dari ruang batu ilu?"
" Engkau tidak usah mencemaskan nya!" ujar Na Hai Peng
sungguh-sungguh. "Hari ini kita tidak usah melanjutkan
perjalanan Engkau tetap di sini berlatih ilmu peringan tubuh,
sedangkan aku akan mengerahkan Ling Khong Sih Tou ke
gunung Kun Lun untuk menjemput Lie Ceng Loan ke mari."
"Terimakasih, Guru!" ucap Bee Kun Bu.
"Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya, "Untuk sementara ini,
engkau masih belum sah jadi muridku, maka tidak perlu
memanggilku guru!" "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak tapi Na Hai Peng sudah
melesat pergi secepat kilat
Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam, kemudian ia pun
mulai melatih ginkang yang diajarkan Na Hai Peng itu. Tak
terasa hari pun sudah mulai gelap, tapi Bee Kun Bu masih
terus berlatih hingga hari terang.
Akan tetapi, Na Hai Peng masih belum kembali, sehingga
membuat hatinya menjadi cemas. Di saat itulah terdengar
suara siulan yang amat panjang di dalam lembab Bee Kun Bu
yakin itu adalah suara siulan Na Hai Peng.
Oleh karena itu, ia segera memandang jauh ke depan,
tampak sosok bayangan berkelebat secepat kilat menuju ke
arahnya, Berselang beberapa saat kemudian, bayangan itu
melayang turun di tempat Bee Kun Bu berdiri
Bayangan itu memang Na Hai Peng, tapi cuma seorang
diri, tidak kelihatan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu segera
menyapanya dengan wajah berubah, lalu bertanya dengan
nada cemas. "Locianpwee, di mana Lie Ceng Loan?"
"Ha ha!" Na Hai Peng tertawa, "Kenapa engkau begitu
cemas" Sebelum aku menjelaskan, engkau pun tidak boleh
menduga yang bukan-bukan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menarik nafas lega, karena melihat Nai Hai
Peng begitu tenang, itu berarti tidak terjadi sesuatu atas diri
Lie Ceng Loan. "Karena tidak melihat Ceng Loan bersama Locianpwee,
maka aku jadi cemas," ujar Bee Kun Bu sambil menundukkan
kepala. "Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya, "Ternyata Lie Ceng
Loan telah ikut Pek Yun Hui ke Kwat Cong San."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan berlega hati.
"Nah! Mulai sekarang, engkau harus mencurahkan semua
perhatianmu untuk mempelajari semua ilmu silat yang
kuturunkan padamu, tidak perlu memikirkan Lie Ceng Loan,
Pek Yun Hui atau Na Siao Tiap!"
"Ya, Locianpwee." Bee Kun Bu mengangguk
"Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya tajam. "MuIai
sekarang, aku mengangkatmu sebagai anak saja."
"Locianpwee...." Betapa girangnya Bee Kun Bu, ia segera
menjatuhkan diri berlutut di hadapan Na Hai Peng, "Ayah
angkat!" "Ha na ha!" Na Hai Peng tertawa gembira, "Baiklah! Mari
kita berangkat ke Kwat Cong San!"
Wajah Bee Kun Bu langsung berseri karena ia akan
bertemu Lie Ceng Loan dan Lan Tay Kong Cu di Kwat Cong
San. Setelah memasuki pegunungan Kwat Cong San, Bee Kun
Bu justru merasa heran karena Na Hai Peng tidak
membawanya ke puncak Pek Yun Giam, melainkan menuju ke
puncak lain, Ketika sampai di puncak tersebut, Na Hai Peng
pun memberitahukan. Tempat ini disebut Cung Yun Giam, yakni tempat Thian Ki
Cinjin mengadu ilmu silat dengan Sam Im Sin Ni di masa
lampau itu. Karena aku telah mengambil keputusan untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mewariskan semua ilmu silat yang tereantum di dalam kitab
ajaib Kui Goat Pit Cek, maka aku memilih tempat ini untuk
melatih dirimu." Bee Kun Bu manggut-manggut, dan Na Hai Peng
menatapnya serius seraya melanjutkan ucapannya.
"Tanpa sengaja aku menemukan kitab ajaib tersebut, lalu
mempelajarinya Aku cuma mengajarkan pada Cuh Cui Tiap,
Siauw Tiap dan Lan Tay Kong Cu, sama sekali belum pernah
mengajarkan pada orang Iain. Hari ini aku akan mulai
mewariskan kepadamu, tapi engkau harus ingat, kepandaian
tersebut harus dipergunakan untuk menegakkan keadilan
rimba persilatan, bukan untuk berlaku sewenang-wenang!"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Kun Bu pasti ingat selalu
akan pesan ayah angkat!"
"Ha ha ha!" Na Hai Peng tertawa, "Aku justru lupa bahwa
kini engkau telah menjadi anak angkatku."
"Ayah angkat...." Bee Kun Bu tersenyum.
"Selama ini kita terus-menerus melakukan perjalanan,
tentunya engkau amat lelah, maka hari ini engkau boleh
beristirahat Ayah angkat akan pergi dulu, esok subuh pasti
kembali Ingat, engkau tidak boleh meninggalkan puncak Cung
Yun Giam ini, agar tidak menimbulkan suatu kerepotan!"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk
Na Hai Peng menatapnya sejenak, kemudian melesat
pergi meninggalkan puncak Cung Yun Giam.
Di puncak Cung Yun Giam tersebut terdapat sebuah gua
yang cukup besar Setelah Na Hai Peng pergi, Bee Kun Bu
pun segera memasuki gua itu. Di dalam gua itu telah tersedia
berbagai makanan kering. Bee Kun Bu merebahkan dirinya ke tempat tidur yang
merupakan sebuah batu besar dan tak lama ia pun tertidur
pulas. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika ia mendusin, hari pun sudah pagi, tetapi Na Hai
Peng masih belum kembali. ia turun dari tempat tidur batu itu,
lalu melangkah ke luar. Betapa indahnya pano-rama alam di
sekitar puncak Cung Yun Giam.
Karena tertarik pada keindahan alam, maka Bee Kun Bu
terus berjalan, dan tanpa sengaja sepasang kakinya
membawa dirinya menuruni puncak itu.
S ayu p sayu p ia mendengar suara tawa yang amat
merdu, itu adalah suara tawa anak gadis, Bee Kun Bu
tertegun, lalu segera memandang ke bawah dan seketika juga
terbelalak Sungguh di luar dugaan, ternyata kini ia sudah
berada di Pek Yun Giam, tepatnya di depan gua Thian Ki
Cinjin. justru di saat ini, tampak tujuh orang berdiri di situ, Siapa
ketujuh orang itu" Tidak lain adalah empat pelayan Na Siao
Tiap, keempat pelayan itu berdiri di pinggir, yang berdiri di
tengah adalah Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap,
sedangkan yang tertawa tadi adalah Na Siao Tiap.
"Adik Loan, jurus Lo Ceng Sik Coh (Padri Tua jatuh
Duduk)mu masih kurang mantap, kalau bertemu orang
berkepandaian tinggi, jurusmu itu akan tiada gunanya,"
"Oh, ya?" Lie Ceng Loan kelihatan kurang pereaya.
"Nah!" Na Siao Tiap tersenyum, "Seandainya aku
menyerangmu dengan jurus Can Liong Coan Sin (Naga
Membalikkan Badan), dapatkah engkau menangkis dengan
jurus Lo Ceng Sik Coh itu?"
"Aku tahu Kakak Siauw Tiap menyerang dari atas, tapi aku
tidak tahu bagaimana perubahan jurusmu itu," sahut Lie Ceng
Loan." Biarlah aku akan mencoba menangkis dengan jurus Lo
Ceng Sik Coh." "Baiklah! Aku menyerangmu sekarang!H seru Na Siao Tiap
lalu menyerangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan segera menggerakkan pedangnya
menangkis dengan jurus Yang Koan Thian Siang (Memandang Cuaca Di langit), namun mendadak jurus itu
berubah menjadi jurus Keh Ming Khi Bu (Ayam Ber-kokok
Pedang Menari), Pedang Lie Ceng Loan mengarah pada
lengan Na Siao Tiap. "Bagus!" seru Na Siao Tiap sambit mengelak ilmu
pedangmu telah maju, jurus Can Liong Coan Sin (Naga
Membalikkan Badan) ku sudah tak berarti bagimu, sebab
engkau menggunakan jurus Ayam Berkokok Pedang Menari!"
"Oh?" Lie Ceng Loan tertawa gembira, ia mengarah pada
Pek Yun Hui yang berdiri diam itu, "Eh" Kakak Tay, kenapa
diam saja dari tadi" Apakah dalam hatimu terganjel suatu
urusan?" "Aku...." Pek Yun Hui tersentak "Aku sedang
memperhatikan kalian berlatih ilmu pedang, ilmu pedang adik
Loan sudah maju, Kalau Kakak Kun Bumu menyaksi kannya,
dia pasti gembira sekali."
Ternyata mereka sedang berlatih ilmu pedang, Be-tapa
gembiranya Bee Kun Bu yang bersembunyi di balik pohon. ia
sama sekali tidak menyangka bahwa ketiga gadis dan
keempat pelayan Na Siao Tiap itu telah berkumpul di Pek Yun
Giam, bahkan tidak sengaja iapun dapat mencuri dengar
pembicaraan mereka.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kakak Kun Bu telah ikut paman Na untuk belajar ilmu
silat, mungkin kini kepandaiannya telah berada di atasku,
Kalau dia tahu kalian berdua mengajarku ilmu silat, dia pasti
girang bukan main dan berterimakasih pada kalian berdua
pu!a," ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum.
"Benar." Na Siao Tiap mengangguk "Ayahku membawa
Kun Bu pergi, tentunya ingin mewariskannya ilmu-ilmu yang
tereantum di dalam kitab ajaib Kui Goan Pit Cek. Namun
berbeda dengan apa yang telah dipelajari adik Loan, sebab
Kui Goan Pit Cek itu merupakan ilmu tingkat tinggi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oooh!" Lie Ceng Loan manggut-manggut.
"Ayohlah!" Ajak Na Siao Tiap mendadak, "Mari kita makan
dulu!" Ketiga gadis itu segera berlari memasuki gua, sementara
Bee Kun Bu termangu-mangu di balik pohon, Karena masih
ingat akan pesan Na Hai Peng, maka ia tidak berani
memunculkan diri menemui ketiga gadis itu.
ia menarik nafas panjang, lalu kembali ke Puncak Cung
Yun Giam. sesampainya di puncak itu ia langsung masuk ke
gua, Ketika ia baru mau beristirahat sosok bayangan pun
melayang turun di depan gua, kemudian duduk di atas sebuah
batu besar Bee Kun Bu segera berhambur ke luar, ternyata orang itu
adalah Na Hai Peng, ayah angkatnya.
"Secara diam-diam ayah angkat pergi ke Puncak Pek Yun
Giam...n ujar Na Hai Peng sambil tersenyum, "Aku pun
melihat dirimu bersembunyi di balik pohon menyaksikan ketiga
gadis itu berlatih ilmu pedang."
"Ayah angkat...." Wajah Bee Kun Bu kemerah-merahan.
"Engkau telah melihat mereka, tentunya amat me-legakan
hatimu." Na Hai Peng menatap Bee Kun Bu dengan tajam,
"Kini engkau harus bersungguh-sungguh mempelajari ilmu
silat yang ayah akan turunkan padamu, jangan memecahkan
perhatianmu!" "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Kun Bu... tanpa sengaja
pergi ke puncak Pek Yun Giam, mohon ayah angkat
memaafkan Kun Bu!" "Memang ada baiknya engkau melihat mereka, agar
hatimu bisa tenang." Na Hai Peng tersenyum lembut
"Sekarang engkau harus mencurahkan perhatianmu sebab
ayah angkat akan mulai menurunkan ilmu Thian Ki Cinjin dan
Sam Im Sin Ni padamu, dengarkan baik-baik!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya, Ayah angkat!" Bee Kun Bu mulai mencurahkan
perhatiannya. "Kui Goan Pit Cek itu terdiri dari tiga kitab, yang pertama
dan yang ke dua berisi ilmu pukulan, berbagai senjata tajam
dan berbagai pelajaran tenaga dalam serta senjata rahasia,
kitab yang terakhir tereantum inti ilmu silat kedua Locianpwee
itu. Oleh karena itu, ayah angkat akan mengajarimu mulai dari
kitab yang ke tiga."
"Kun Bu pasti belajar dengan sungguh-sungguh, tidak
akan mengecewakan Ayah angkat," ujar Bee Kun Bu.
"Pertama-tama engkau harus belajar Hian Men It Goan
Kang Khi (Tenaga Dalam Melumpuhkan Lawan) serta Hud
Men Pan Yo San Kang (Tenaga Dalam Kaum Budha)." Na Hai
Peng memberitahukan "Hian Men It Goan Kang Khi adalah
Iweekang andalan Thian Ki Cinjin, sedangkan Hud Men Pan
Yo San Kang adalah Iweekang andalan Sam Im Sin Ni. Kalau
engkau berhasil mencapai tingkat tertinggi kedua ilmu itu,
maka sekujur tubuhmu akan kebal terhadap senjata tajam apa
pun...." Na Hai Peng mulai mengajarkan kedua ilmu itu pada Bee
Kun Bu. Pemuda itu belajar dengan sungguh-sungguh dan tak
mengenal lelah, Hai itu amat menggembirakan Na Hai Peng
dan memujinya dalam hati.
Siang berganti malam, malam berganti siang, tak terasa
sudah setengah tahun Bee Kun Bu berada di puncak Cung
Yun Giam. Pagi ini Na Hai Peng mengajak Bee Kun Bu berlatih, dan
setelah menyaksikan latihan itu, Na Hai Peng pun tertawa
puas. "Kun Bu, kini engkau telah menguasai ilmu Hian Men It
Goan Kang Khi dan Hud Men Pan Yo San Kang, maka mulai
hari ini ayah angkat akan mengajarmu i!mu-ilmu yang
tereantum di dalam Kui Goan Pit Cek yang pertama dan ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dua. Setelah engkau berhasil mempelajari semua ilmu itu,
tidak sulit bagimu untuk mendirikan sebuah perguruan baru."
Terimakasih, Ayah angkat!" ucap Bee Kun Bu. "Semua itu
berkat bimbingan Ayah angkat, tapi Kun Bu sama sekali tidak
berniat mendirikan perguruan baru."
"ltu terserah cngkau." Na Hai Peng tersenyum, lalu mulai
mengajari Bee Kun Bu berbagai ilmu tangan kosong serta ilmu
yang menggunakan senjata tajam.
Berhubung Bee Kun Bu telah menguasai kedua ilmu
Iweekangsakti, maka tidaksu!it baginya mempelajari ilmu
tangan kosong maupun ilmu yang menggunakan senjata
tajam. Tak terasa setahun telah berlalu, Dapat dibayangkan
betapa tingginya kepandaiannya sekarang, Dalam setahun ini,
Bee Kun Bu sama sekali tidak pernah meninggalkan Cung
Yun Giam, Namun hatinya mulai merasa rindu pada Lie Ceng
Loan, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, Walau demikian, ia
masih mampu menekan perasaan rindunya, Akan tetapi,
mendadak timbul pula rasa rindunya pada Hian Ceng Totiang,
mantan gurunya itu. Selama setahun ini, Bee Kun Bu sama sekali tidak tahu
bagaimana keadaan rimba persilatan, juga tidak tahu
bagaimana keadaan mantan gurunya tersebut
Ketika Bee Kun Bu menghilang dari ruang batu, Hian Ceng
Totiang pun meninggalkan Gunung Kun Lun pergi mencari
pemuda itu. Akan tetapi, Hian Ceng Totiang sama sekali tidak
menemukan jejaknya. Sudah seminggu lebih Hian Ceng Totiang mencari Bee
Kun Bu ke berbagai tempat, tapi tiada kabar beritanya.
Siapa yang menolong Bee Kun Bu" Pikirnya, Timbul pula
keyakinannya bahwa orang yang menolong mantan muridnya
itu pasti punya hubungan dengan Pek Yun Hui. Oleh karena
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu, Hian Ceng Totiang pun mengambil keputusan untuk
berangkat ke Kwat Cong San, mungkin Bee Kun Bu berada di
sana. Dengan adanya pikiran tersebut, Hian Ceng Totiang pun
segera berangkat ke Kwat Cong San. Akan tetapi, di tengah
jalan terlintas sesuatu di dalam benaknya, ia harus bagaimana
seandainya bertemu Pek Yun Hui, tentunya akan
menimbulkan suatu salah paham.
padahal sesungguhnya, Hian Ceng Totiang tidak berniat
membawa Bee Kun Bu kembali ke Gunung Kun Lun,
melainkan hanya ingin tahu bagaimana keadaannya, Kalau ia
memunculkan diri di Kwat Cong San, Pek Yun Hui pasti
mengiranya akan membawanya kembali ke Gunung Kun Lun,
lalu ia harus bagaimana"
Hian Ceng Totiang menarik nafas panjang, Bee Kun Bu
dituduh berbuat yang bukan-bukan atas diri Souw Hui Hong,
sebetulnya apa gerangan yang telah terjadi di antara mereka
berdua" Kenapa Bee Kun Bu dituduh begitu "
Memang penasaran! Oleh karena itu Hian Ceng Totiang
pun mengambil keputusan untuk menyelidiki urusan tersebut,
tentunya harus menemui Souw Hui Hong dan penyelidikanpun
harus dimulai dari partai Thian Liong.
Toan Hun Ya (Jurang Pemutus Roh) adalah tempat Thian
Liong Pang, Tujuan Hian Ceng Totian adalah ke tempat itu.
Dalam perjalanan tersebut, Hian Ceng Totiang tidak begitu
memburu waktu. Sebulan kemudian, barulah Hian Ceng Totiang mencapai
tempat tersebut, ia memandang ke sana ke mari sambil
menarik nafas panjang, kemudian bergumam perlahan
"Beberapa bulan yang lalu, kalau Pek Yun Hui dan Na Siao
Tiap tidak membantu Bee Kun Bu, sembilan partai besar pasti
tewas di tangan Souw Peng Hat, karena ketua partai Thian
Liong itu memiliki ilmu Kan Goan Cih (Jari Sakti) yang amat
dasyat, Akhirnya Souw Peng Hai mengalami kekalahan di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tangan Bee Kun Bu atas bantuan Pek Yun Hui dan Na Siao
Tiap, maka sembilan partai besar lolos dari kemusnahan,
Aaakh... semua itu telah berlalu!"
Usai bergumam, Hian Ceng Totiang lalu mengayunkan
kakinya menuju Kuil Yang Sim Am. Tak lama ia sudah sampai
di halaman kuil itu. Pintu kuil tertutup rapat, tiada suara apa pun di dalamnya,
Namun di halaman itu tampak bersih seakan Hian Ceng
Totiang melihat Souw Peng Hai, ketua Thian Liong Pang
sedang berlatih silat baru disapu, Hian Ceng Totiang tidak berani berlaku
lancang membuka pintu kuil itu, ia cuma memandang dan
kemudian menengok ke samping kuil.
Tampak ada tembok yang roboh, Hian Ceng Totiang
melangkah ke sana, lalu memandang ke dalam. Sungguh di
luar dugaan, di dalamnya terdapat sebidang tanah kosong
yang cukup luas. Tiba-tiba mata Hian Ceng Totiang terbetalak, ternyata ia
melihat seseorang sedang berlatih ilmu silat Orang itu adalah
Souw Peng Hai, ketua Thian Pang atau ayah Souw Hui Hong.
itu sungguh membuat Hian Ceng Totiang tidak habis
berpikir padahal Souw Peng Hai telah membubarkan partai
Thian Liong, karena mengalami kekalahan di tangan Pek Yun
Hui, Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu. Pada waktu itu, Souw
Peng Hai pun berjanji tidak akan mencampuri urusan rimba
persilatan lagi. Namun kini Souw Peng Hai kelihatan ingin memperdalam
ilmu silatnya, apakah telah terjadi suatu perubahan" Hian
Ceng Totiang tidak habis berpikir, lagi pula pada waktu itu,
nyonya Souw Peng Hai mengajaknya untuk hidup menyepi di
kuil Yang Sim Am ini. Tapi saat ini, Souw Peng Hai justru
sedang melatih Kan Goan Cihnya, jari sakti ilmu andalannya
itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seorang pembantu tua berdiri di situ, tangannya
memegang sebatang toya baja, yaitu senjata andalan Souw
Peng Hai yang tidak berpisah dari dirinya.
Seusai berlatih, Souw Peng Hai menghampiri pembantu
tua itu, lalu mengambil senjatanya.
Tuan, sudah tidak pagi lagi, nyonya pun hampir usai
semedinya, Lebih baik Tuan kembali ke dalam kuil, besok
baru berlatih lagi!" ujar pembantu tua itu.
"Aaakh...!" Souw Peng Hai menarik nafas panjang.
"Sang waktu berlalu begitu cepat, aku justru sudah tidak
sabaran." Tuan sudah hidup menyepi di sini, kenapa masih harus
berlatih silat setiap hari" Padahal nyonya telah menyuruh
hamba menyimpan toya baja itu, agar Tuan tidak memikirkan
ilmu silat lagi, Namun Tuan justru berlatih mati-matian di
belakang nyonya, apakah niat Tuan ingin menguasai rimba
persilatan masih belum sirna?"
Souw Peng Hai tersenyum dingin dengan wajah tampak
dingin pula, pertanda ia amat penasaran dalam hati.
"Padahal ketika itu aku dapat menundukkan sembilan
partai besar, tapi kedua gadis itu telah menggagalkan semua
rencanaku Aku kalah di tangan mereka sehingga
menimbulkan dendam. walaupun aku hidup menyepi di dalam
Kuil Yang Sim Am ini, api dalam hatiku masih terus berkobar
Oleh karena itu, kau jangan coba menasehatiku!"
Pembantu tua itu diam dengan wajah murung. Apa yang
dikatakan Souw Peng Hai, juga masuk ke telinga Hian Ceng
Totiang, Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Hian Ceng
Totiang. Souw Peng Hai berpura-pura membubarkan partai Thian
Liong, bahkan juga ikut isterinya hidup menyepi di dalam Kuil
Yang Sim Am. Akan tetapi, niatnya ingin menguasai rimba
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
persilatan masih belum padam, itu merupakan suatu bencana
dalam rimba persilatan kelak, Pikir Hian Ceng Totiang dan
terus mencuri dengar pembicaraan Souw Peng Hai.
Tuan..." ujar pembantu tua itu dengan suara rendah,
"Hamba memang tahu akan niat Tuan, tapi jangan sampai
nyonya mengetahuinya!"
"Tidak salah." Souw Peng Hai manggut-manggut "Siapa
pun tidak boleh mengetahui masalah ini, sebab akan merusak
semua rencanaku Kini sudah siang, lebih baik kita kembali ke
dalam kuit, agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain."
Saat ini, sekujur badan Hian Ceng Totiang justru
mengucurkan keringat dingin, ia bertujuan mengunjungi Toan
Hun Ya, mengenai urusan Souw Hui Hong, tetapi secara tidak
sengaja malah mendengar semua pembicaraan Souw Peng
Hai, itu membuatnya tidak bisa tenang.
Mendadak telinganya menangkap suara desiran ia segera
membalikkan badannya memandang ke arah suara itu,
tampak seorang gadis berbaju hijau melesat ke arah pohon di
dalam kuil bagaikan terbang.
Sungguh tak disangka, ternyata masih ada orang lain yang
mengintip dan mencuri dengar pembicaraan Souw Peng Hai.
Setelah menegasi gadis berbaju hijau itu, Hian Ceng Totiang
pun mengenalinya, Ternyata gadis itu adalah Souw Hui Hong
yang sedang dicarinya. seharusnya Hian Ceng Totiang bergembira melihat gadis
itu, tapi karena tadi mendengar apa yang dikatakan Souw
Peng Hai, maka hatinya jadi bimbang.
Hian Ceng Totiang melangkah mundur beberapa langkah,
kemudian memandang ke arah pintu kuil sambil berpikir
Kalau tidak mendengar dan melihat dengan telinga dan
mata sendiri, bagaimana mungkin ia akan pereaya mengenai
apa yang dicetuskan Souw Peng Hai tadi"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba terlintas suatu pikiran, dan segeralah ia menuju
belakang kuiI. ia yakin pasti ada pintu belakang di sana, siapa
tahu akan bertemu Souw Hui Hong di sana.
sesampainya di belakang kuil, Hian Ceng Totiang justru


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terbelaiak, sebab tembok belakang kuil itu menempel pada
batu gunung yang amat besar, jadi tidak ada pintu belakang.
Hian Ceng Totiang berdiri termangu-mangu di situ,
Berselang beberapa saat kemudian, ia mengenjotkan
badannya ke sebuah batu yang cukup besar dan tinggi,
Setelah berada di atas batu itu, ia pun memandang ke dalam
kuil Tiada seorang pun yang berada di situ, Hian Ceng Totiang
terus mengamati tempat itu, Tak seberapa lama, tampak
beberapa orang muncul di tempat itu, Mereka adalah Souw
Hui Hong, Souw Peng Hai dan isterinya.
Wajah Souw Hui Hong tampak murung, dan wajah Souw
Peng Hai tampak serius tapi mengandung hawa kegusaran
sebaliknya Nyonya Souw Peng Hai malah kelihatan begitu
tenang dan welas asih. Tiba-tiba mereka berhenti di tengah halaman itu, Nyonya
Souw Peng Hai menatap Souw Hui Hong dengan penuh kasih
sayang. "Nak..." panggilnya lembut
"lbu, aku mau ke kamar," sahut Souw Hui Hong, lalu
melangkah pergi Pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai juga
mengayunkan kakinya, namun isterinya justru berkata dengan
lembut. "Peng Hai, kenapa beberapa hari ini engkau tampak
bermuram durja" Partai Thian Liong telah engkau bubarkan
masih ada urusan apa yang terganjel di dalam hatimu"
Bagaimana kalau engkau ikut aku ke ruang semedi agar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
engkau bisa mencurahkan apa yang terganjel dalam hatimu
itu?" Souw Peng Hai mengangguk lalu mengikuti isterinya ke
ruang semedi dengan kepala tertunduk
"Duduklah!" ujar Nyonya Souw Peng Hai lembut setelah
berada di dalam ruang semadi, sedangkan ia sendiri sudah
duduk bersila. Souw Peng Hai duduk dan isterinya terus menatapnya
sambil tersenyum lembut, kemudian ujarnya.
"Berlatih ilmu silat memang baik, tapi janganlah masih
berniat menguasai rimba persilatan! Aku telah berulang kali
menasehatimu agar sadar, apakah hingga saat ini engkau
masih belum sadar?" "Aku sudah sadar," sahut Souw Peng Hai. "Kalau tidak,
bagaimana mungkin aku membubarkan partaiku dan mau
mengikutimu hidup menyepi di kuil ini?"
"Sudah puluhan tahun kita jadi suami isteri, tentunya aku
tahu jelas bagaimana sifatmu." Nyonya Souw Peng Hai
menarik nafas panjang, "Belum lama ini, engkau tampak lain
seakan memikirkan sesuatu, Yaah! seandainya engkau masih
menimbulkan urusan, haruslah engkau mengatasinya!"
"Hatiku telah tawar terhadap urusan rimba persilatan...."
Souw Peng Hai juga menarik nafas panjang. "Kalau engkau
masih tidak mempereayaiku, lebih baik aku pergi."
"Jangan berkata demikian! Engkau harus bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang jahat agar
dirimu tidak terjerumus lagi! Kalau engkau tidak mau dengar
nasihatku, aku pun tidak akan banyak bicara."
"Jangan khawatir dan bereuriga! Kini aku sudah
mengundurkan diri dari rimba persilatan."
"Kelak akan terjadi apa, itu tergantung pada pikiranmu
sekarang hari sudah mulai malam, engkau boleh kembali ke
kamarmu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Souw Peng Hai mengangguk, lalu segera
meninggalkan ruang semedi itu.
Semua pembicaraan mereka berdua tidak terlewat dari
telinga Hian Ceng Totiang, Ternyata ia telah bersembunyi di
atap di atas ruang semedi itu. Setelah Souw Peng Hai
meninggalkan ruang semedi tersebut, Hian Ceng Totiang pun
segera mengerahkan ginkangnya.
Pada waktu bersamaan, ia pun mendengar suara desiran
di belakangnya, ia cepat-cepat menoleh, ternyata sosok
bayangan mengikutinya. Hian Ceng Totiang terkejut
bereampur girang, karena orang yang mengikutinya itu adalah
Souw Hui Hong, Hian Ceng Totiang memang ingin menemui
gadis itu, maka ia menggunakan kesempatan ini untuk
memancingnya meninggalkan kuil itu.
***** Bab ke 3 - Menutur Kejadian Yang sebenarnya
Setelah agak jauh dari Kuil Yang Sim Am, Hian Ceng
Totiang berhenti Tak lama Souw Hui Hong pun melayang
turun di hadapannya, lalu menyerangnya pula.
"Berhenti, Nona Souw!" seru Hian Ceng Totiang.
Souw Hui Hong segera berhenti menycrang, ia menatap
Hian Ceng Totiang dengan penuh perhatian
"Nona Souw, apa kabar" engkau masih ingat pada Kun
Lun Sam Cu?" tanya Hian Ceng Totiang.
"Oooh!" seru Souw Hui Hong tak tertahan "Ternyata Hian
Ceng Totiang!" "Benar." Hian Ceng Totiang mengangguk
"Maafl" ucap Souw Hui Hong, "Ada urusan apa Totiang
menyelinap ke Kuil Yang Sim Am?"
"Nona Souw, aku ke mari...." Hian Ceng Totiang tidak
melanjutkan ucapannya melainkan cuma menatap Souw Hui
Hong dalam-dalam. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Partai Thian Liong telah dibubarkan, sedangkan ayahku
pun sudah hidup menyepi di Kuil Yang Sim Am, apakah
Totiang masih tidak mau melepaskan ayahku yang telah hidup
menyendiri dan juga sudah tidak mencampuri urusan rimba
persilatan" "Nona Souw jangan salah pahami Aku ke mari bukan
karena itu," jawab Hian Ceng Totiang.
"Kalau begitu, karena apa Totiang ke mari?" tanya Souw
Hui Hong dan menambahkan, "Tentunya ada sesuatu yang
penting kan?" "Aaakh...!" Hian Ceng Totiang menarik nafas pan-jang,
"Aku ke mari justru ingin menemui Nona Souw,"
"Aku sudah cacat, lagi pula sudah menyerahkan diri pada
Sang Budha, Lalu kenapa Totiang masih mau ke mari
menemuiku?" "Aaakh! Kun Bu...." Mendadak Hian Ceng Totiang
bergumam, "Walau engkau berjiwa pendekar dan berhati baik,
orang lain malah berhati keras, Engkau akan mati karena
nya...." "Totiang!" Air muka Souw Hui Hong langsung berubah
"Apa yang telah terjadi atas diri Bee Kun Bu?"
"Aku ke mari justru karena dia, Kelihatannya Nona Souw
tidak mau menolongnya, lebih baik aku pergi."
Tunggu!" Cegah Souw Hui Hong, "Totiang harus
menjelaskan padaku, apa gerangan yang telah terjadi atas diri
Bee Kun Bu" Kalau Totiang ingin pergi begitu saja, aku pun
terpaksa berlaku tidak hormat pada Totiang!"
sesungguhnya Hian Ceng Totiang memang sengaja
memancing emosi Souw Hui Hong. Kini gadis itu tampak
begitu emosi dan penasaran, tentu amat menggembirakan
Hian Ceng Totiang. "Engkau memang telah mengundurkan diri dari rimba
persilatan tapi engkau harus bertanggung jawab atas mati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hidupnya Bee Kun Bu," ujar Hian Ceng Totiang serius,
"Namun engkau kelihatan acuh tak acuh seakan ingin
membiarkan Bee Kun Bu mati, Sudahlah! Lebih baik aku
cepat-cepat meninggalkan tempat ini untuk pergi menolong
Bee Kun Bu." "Kalau Totiang tidak menjelaskan jangan harap bisa
meninggalkan tempat ini!" tegas Souw Hui Hong sengit
"Bee Kun Bu adalah murid kesayanganku, tapi kini...."
"Kenapa dia sekarang?" tanya Souw Hui Hong cemas,
"Kini dia dikurung di ruang batu karena dituduh melanggar
kesusilaan." Hian Ceng Totiang memberitahukan "Mungkin.,
dia akan dihukum mati."
"Haah...?" Souw Hui Hong terkejut sekali, kemudian
terkulai "Nona Souw, bangunlah!" ujar Hian Ceng Totiang lembut
"Kini aku pun amat panik dan gugup, entah harus bagaimana
baiknya ?" "Co Hiong! Co Hiong! Engkau sungguh jahat!" gumam
Souw Hui Hong. "Nona Souw" Hian Ceng Totiang segera bertanya,
"Apakah perbuatan Bee Kun Bu berkaitan dengan Co Hiong?"
"Sungguh penasaran Bee Kun Bu, di kolong langit ini cuma
aku seorang yang mengetahuinya. Totiang, aku akan ikut
Totiang ke Gunung Kun Lun untuk menemui Tong Leng Tojin
ketua partai, aku akan menjelaskan tentang kejadian itu."
"Nona Souw, pereuma engkau ikut aku ke Kun Lun, sebab
akan menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan Lebih baik
engkau beritahukan padaku!"
Souw Hui Hong berpikir lama sekali, kemudian
mengangguk seraya berkata perlahan
Totiang harus tahu satu hal, yakni pada waktu itu Bee Kun
Bu menelan racun Hwa Kut Siau Yen San, kalau aku tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menolongnya, dia pasti mati, Lagi pula di saat itu dia pun telah
kehilangan kesadarannya."
"Mengenai kasus Kun Bu, kalau tiada saksinya, memang
sulit membersihkan tuduhan itu."
"Saksi utama adalah aku sendiri," ujar Souw Hui Hong.
"Karena menyangkut nyawa Bee Kun Bu, aku pun tidak boleh
merasa malu lagi, Terus terang, aku berani dengan nyawaku
menjamin dirinya, bahwa dia adalah pemuda yang amat sopan
seandainya kami berdua dikurung di sebuah ruangan, dia pun
tidak akan berbuat yang tidak senonoh terhadap diriku, Aku
yang bersangkutan dalam kejadian itu, tapi ketua Kun Lun
justru yang menghukumnya tanpa menyelidiki kejadian itu."
"Oooh,!" Hian Ceng Totiang manggut-manggut
"To(iang! Alangkah baiknya aku ikut Totiang ke Gunung
Kun Lun untuk menjernihkan masalah itu, setelah itu aku
masih harus ke Kwat Cong San," ujar Souw Hui Hong
mengambil keputusan "Aku punya usul!" kata Hian Ceng Totiang mendadak
"Bagaimana kalau engkau menulis sepucuk surat untuk Tong
Leng Tojin, dan aku yang menyampaikan padanya."
"Toliang, aku memang harus turun gunung, sebab
berkaitan dengan urusan ayahku, Bukan aku tidak pereaya
kepada To(iang, namun lebih baik aku bertemu langsung
dengan Tong Leng Tojin,"
"Ngmm!" Hian Ceng Totiang manggut-manggut, "Hari ini
aku telah melihat ayahmu berlatih ilmu Kan Goan Cih, apakah
engkau mau turun gunung menyangkut urusan itu?"
"Yaah!" Souw Hui Hong menarik nafas panjang dan
melanjutkan, Tidak sampai satu bulan, niat jahat ayahku
timbul kembali Aku yakin tidak lama lagi ayahku akan
menerjunkan diri ke dalam rimba persilatan Hal itulah yang
membuat diriku tidak bisa tenang."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak leluasa engkau meninggalkan Kuil Yang Sim Am,
maka lebih baik engkau menulis sepucuk surat untuk Tong
Leng Tojin, aku pasti menyampaikan padanya, Setelah itu aku
pun akan berangkat ke Kwat Long San untuk memberitahukan
pada Nona Pek mengenai ayahmu Bukankah lebih praktis "
Dan engkau pun tidak usah meninggalkan Kuil Yang Sim Arn!"
"Baiklah!" Souw Hui Hong mengangguk Totiang cukup
menyampaikan pada Tong Leng Tojin dengan mulut saja, lalu
berangkat ke Kwat Cong San menemui Nona Pek
memberitahukan padanya tentang niat jahat ayahku!
Terimakasih, Totiang!"
Souw Hui Hong melesat pergi, sedangkan Hian Ceng
Totiang berdiri termangu di situ. Setelah Souw Hui Hong
hilang dari pandangannya, barulah Hian Ceng Totiang
meninggalkan tempat itu kembali ke Gunung Kun Lun untuk
menemui Tong Leng Tojin. Kini Hian Ceng Totiang sudah berada di Gunung Kun Lun
menuju Sam Goan Kiong, Setelah dekat dengan tempat itu,
kening Hian Ceng Totiang pun tampak berkerut Ternyata dia
melihat delapan murid Kun Lun berdiri di depan Sam Goan
Kiong dengan senjata di tangan, seakan sedang menunggu
kedatangan musuh. Menyaksikan itu, Hian Ceng Totiang mempereepat
langkahnya, tapi mendadak terdengar suara bentakan di balik
pohon. "Siapa yang datang di tengah maiam" Cepat berhenti
Menyusul muncul seorang pemuda dengan pedang di
tangan, Hian Ceng Totiang segera berhenti, ternyata yang
membentak itu adalah Oey Ci Eng, murid kesayangan Tong
Leng Tojin, Karena hari sudah larut malam, maka Oey Ci Eng
tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang datang itu.
"Ci Eng, aku!" sahut Hian Ceng Totiang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hah?" Oey Ci Eng segera memberi hormat, "Maaf, teecu
tidak tahu Paman guru puiang, mohon Paman guru
memaafkan teecu!" "Ci Eng, Sam Goan Kiong dijaga sedemikian ketat, apakah
akan kedatangan musuh?" tanya Hian Ceng To-liang.
"Paman guru tidak tahu, hari itu Parnan guru pergi, tak
!ama Lie Ceng Loan pun menghilang entah ke mana, Maka
sejak itu, Sam Goan Kiong dijaga ketal." Oey Ci Eng
memberitahukan "Hah?" Hian Ceng Totiang terkejut "Apakah dia diculik
orang" Kalau dia pergi atas kemauannya sendiri, pasti
meninggalkan surat."
"Karena itu, guru langsung perintahkan semua murid harus
berhati-hali dan menjaga ketat Sam Goan Kiong."
"Sudah diselidiki tentang Lie Ceng Loan" Dia diculik orang
atau pergi sendiri?"
"Beberapa hari itu, guru memang amat cemas, Na-mun
setelah itu, guru tidak menyinggung masalah itu iagi, cuma
memberi perintah pada kami agar berhati-hati.
Hingga saat ini, masih belum ada kabar berita tentang Lie
Ceng Loan."

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hian Ceng Totiang tidak habis berpikir, kenapa Lie Ceng
Loan juga ikut menghilang begitu saja" itu sungguh
mengherankan! "Guru dan guru ke tiga sedang berbincang-bincang di
dalam, harap paman guru masuk saja!" ujar Oey Ci Eng
karena melihat Hian Ceng Totiang diam saja.
"Urusan itu memang aneh, maka engkau dan para saudara
seperguruanmu harus berhati-hati!" Pesan Hian Ceng Totiang,
"Aku akan ke dalam menemui gurumu."
Hian Ceng Totiang melangkah memasuki Sam Goan Kiong
langsung menuju ruang tengah, ia melihat Tong Leng Tojin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan Giok Cin Cu sedang berbicara serius, Begitu melihat Hian
Ceng Totiang, Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu segera
bangkit berdiri "Toa Suheng sudah pu!ang, tentunya tidak tahu Lie Ceng
Loan telah meninggalkan Gunung Kun Lun kan?" ujar Giok
Cin Cu. "Tadi aku bertemu Ci Eng, dia telah memberitahukan
padaku," sahut Hian Ceng Totiang.
"Suheng, silakan duduk!" ujar Tong Leng Tojin.
"Mari kita semua duduk!" sahut Hian Ceng Totiang sambil
duduk, kemudian Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu juga
duduk. "Toa Suheng, sungguh keterlaluan Pek Yun Huiitu!" Tong
Leng Tojin memberitahukan. "Terlebih dahulu dia menghinaku,
kemudian dia pun menjemput Lie Ceng Loan pergi,
Tindakannya itu sama sekali tidak memandang sebelah mata
pada partai Kun Lun kila, Hal itu merupakan suatu penghinaan
yang amat besar bagi kita semua, Kini Toa Suheng sudah
pulang, maka aku akan berangkat ke Kwat Cong San esok
pagi untuk menemui Pek Yun Hui."
Hian Ceng Totiang melihat wajah Tong Leng Tojin merah
padam yang membuktikan betapa marahnya adik
seperguruannya itu. Diam-diam Hian Ceng Totiang menarik
nafas panjang. "Kita pun tidak boleh sembarangan marah terhadap Pek
Yun Hui," ujar Hian Ceng Totiang, "Namun memang berkaitan
dengan Kun Lun, maka kalau Sutee mau berangkat ke Kwat
Cong San untuk menemui Pek Yun Hui, haruslah diatur dulu
agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan!"
Ucapan Hian Ceng Totiang membuat Tong Leng Tojin
diam, justru Giok Cin Cu yang tereengang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tidak mengerti, Toa Suheng!" ujarnya sambil menatap
Hian Ceng Totiang daIam~da!am. "Apakah Toa Suheng sudah
melupakan budi kebaikan Nona Pek pada kita?"
"Sumoy jangan salah paham!" sahut Hian Ceng Totiang
sabar "Kali ini Bee Kun Bu ditolong orang, kemudian Lie Ceng
Loan menghilang, Semua itu menyangkut partai Kun Lun kita,
Kalau itu adalah perbuatan Pek Yun Hui, tentunya aku harus
bertanya jelas padanya, Akan telapL, apakah Sutee dan
Sumoy yakin bahwa itu adalah perbuatan Pek Yun Hui?"
Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu saling memandang
tetapi sama-sama membungkam, Berselang beberapa tat,
barulah Tong Leng Tojin membuka mulut.
"Masalah itu memang tiada bukti, namun pasti perbuatan
Pek Yun Hui, Kalau Toa Suheng merasa harus mencmuinya,
maka tidak perlu ragu lagi."
Hian Ceng Totiang menarik nafas panjang, sedangkan
Giok Cin Cu cuma memandangnya seakan menunggu
keputusannya. "Aku turun gunung, justru karena Bee Kun Bu ditolong
orang," ujar Hian Ceng Totiang, "Aku sudah mencari Bee Kun
Bu ke berbagai tempat, tapi tiada jejaknya, maka aku segera
pulang, Dan aku tidak menduga sama sekali di Sam Goan
Kiong ini telah mengalami kejadian itu."
"Ji Suheng harus turun gunung atau tidak, itu akan
dirundingkan nanti," kata Giok Cin Cu. "Kini Toa Suheng
sudah pulang, tentunya membawa suatu berita, lebih baik
dibeberkan!" Hian Ceng Totiang tidak segera menjawab, cuma
tersenyum sambil memandang Tong Leng Tojin.
"Memang ada baiknya Suheng memberitahukan pada kami
tentang berita yang diperoleh Suheng," ujar Tong Leng Tojin.
"Terus terang!" Wajah Hian Ceng Totiang mulai serius,
"Aku dari Toan Hun Ya, dan bertemu Souw Hui Hong. Kalau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong tidak menuturkan kejadian yang sebenarnya,
mungkin seumur hidup Kun Bu akan memikul nama busuk,
Kini urusan itu sudah dapat dijernihkan...."
"Oh?"Tong Leng Tojin menatap Hian Ceng Totiang tajam.
"Maksud Suheng?"
"Kejadian itu...." tutur Hian Ceng Totiang berdasarkan apa
yang dituturkan Souw Hui Hong.
Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu mendengar dengan
penuh perhatian, rasa gembira dan terkejut tersirat pada
wajah mereka. "Kun Bu berhati bajik dan amat mentaati tata krama, kita
sudah melihatnya dengan Lie Ceng Loan, Walau mereka
selalu berduaan, namun tidak pernah melakukan sesuatu
yang melanggar kesusilaan Kejadian itu karena dia terjebak
oleh akal busuk orang jahat, maka harap Ji Suheng sudi
memaafkannya!" ujar Giok Cin Cu yang tampak gembira
sekali. Tong Leng Tojin diam saja, namun merasa tidak enak
dalam hati. Ketika itu ia memang marah besar, sehingga tanpa
berpikir panjang lagi, langsung mengurung Bee Kun di ruang
batu, Kini urusan itu telah jernih, tentunya dirinya akan
menjadi bahan tertawaan kaum rimba persilatan bahkan ia
pun merasa bersalah terhadap Hian Ceng Totiang karena
tindakannya itu. "Kalau Sutee tidak pereaya.,." ujar Hian Ceng Totiang
karena melihat Tong Leng Tojin diam saja, "Aku akan
menemani Sutee pergi menemui Souw Hui Hong."
"Bagaimana mungkin aku tidak mempereayai Suheng?"
Tong Leng Tojin menarik nafas panjang, "Hanya saja aku
merasa bersalah dalam hal ini, maka aku mohon Suheng sudi
memaafkanku! Oh ya, kenapa Souw Hui Hong tidak mau ikut
Suheng ke mari" Apakah terhalang sesuatu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar." Hian Ceng Totiang mengangguk "Saat ini partai
Thian Liong memang telah bubar, namun tidak lama lagi,
dalam rimba persilatan pasti timbul suatu bencana."
"Oh?" Tong Leng Tojin mengerutkan kening, "Sudikah
Suheng menjelaskannya?"
"Sutee, Sumoy!" Hian Ceng Totiang menatap me-reka,
kemudian memberitahukan tentang Souw Hui liong yang matimatian berlatih ilmu silatnya, dan menambahkan dengan
wajah serius, "Souw Hui Hong juga mengawasi ayahnya
secara diamiam, maka dia minta tolong padaku untuk
berangkat ke Kwat Cong San memberitahu Pek Yun Hui
mengenai ambisi ayahnya itu."
Ketika mendengar Kwat Cong San dan nama Pek Yun Hui,
wajah Tong Leng Tojin langsung berubah kemerah-merahan,
padahal partai Kun Lun merupakan partai besar dalam rimba
persilatan, tapi Souw Hui Hong justru minta tolong pada Hian
Ceng Totiang untuk menyampaikan pada Pek Yun Hui, itu
berarti Souw Hui Hong memandang rendah pada partainya itu.
Begitu menyaksikan air muka Tong LengTojin, Hian Ceng
Totiang pun dapat menduga apa yang dipikirkannya.
"Souw Peng Hai mati-matian berlatih ilmu Kan Goan Cih,
yaitu ilmu yang menjagoi rimba persilatan, Souw Hui Hong
minta tolong padaku untuk menyampaikan pada Pek Yun Hui,
itu demi kaum rimba persilatan, sama sekali tidak memandang
rendah partai yang mana pun," ujar Hian Ceng Totiang
menjelaskan agar Tong Leng Tojin tidak merasa terhina.
"Ngmm!" Tong Leng Tojin manggut-manggut "Pek Yun Hui
memiliki kepandaian yang amat tinggi, maka tidak salah kalau
Souw Hui Hong menghendaki Suheng memberitahukan pada
Pek Yun Hui, Namun... Pek Yun Hui telah ke mari
mempermalukan partai kita, lagi pula Bee Kun Bu tiada kabar
beritanya. Bagaimana mungkin Suheng pergi menemui Pek
Yun Hui?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wajah Hian Ceng Totiang berseri, karena dalam nada
suara Tong Leng Tojin tidak mempersalahkan Pek Yun Hui.
Bahkan kedengaran telah mengampuni Bee Kun Bu itu
sungguh menggirangkan Hian Ceng Totiang.
"Souw Peng Hai masih berambisi menguasai rimba
persilatan, itu menyangkut keselamatan rimba persilatan Oleh
karena itu biar bagaimanapun aku harus berangkat ke Kwat
Cong San. Apakah Sutee selaku ketua mengijinkannya?" Hian
Ceng Totiang menatap Tong Leng Tojin.
Ketika Tong Leng Tojin baru membuka mulut, Giok Cin Cu
telah mendahuluinya. "Toa Suheng dapat menahan rasa malu demi kaum rimba
persilatan, itu memang patut dibanggakan Menurut aku, Ji
Suheng pasti tidak akan menghalangi keberangkatan Toa
Suheng." "Apa yang dikatakan Sumoy memang benar, tidak mungkin
aku akan menghalangi keberangkatan Suheng, sebab kita
semua harus memikirkan semua kaum rimba persilatan,"
sambung Tong Leng Tojin. "Aku pergi menemui Pek Yun Hui karena urusan Souw Hui
Hong, Aku pun pasti berhati-hati agar tidak mempermalukan
partai kita," ujar Hian Ceng Totiang sambil tersenyum
"Suheng melakukan sesuatu pasti berhatj-hati dan cermat,
tidak seperti aku yang selalu bertindak ceroboh." Tong Leng
Tojin menarik nafas panjang, "Maka sekali lagi aku mohon
maaf atas tindakanku terhadap Bee Kun Bu!"
"Sutee!" Hian Ceng Totiang tertawa, "Aku sama sekali
tidak mempersalahkanmu. Baiklah! Aku harus memburu
waktu, sampai jumpa!"
Hian Ceng Totiang melesat pergi, sedangkan Tong Leng
Tojin dan Giok Cin Cu saling memandang. Ke-mudian Giok
Cin Cu menarik nafas panjang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sifat Toa Suheng memang begitu, bilang mau berangkat
langsung berangkat," ujarnya sambil menggeIeng-gelengkan
kepala. ***** Bab ke 4 - Ke Kwat Cong San Memberi Kabar
Hian Ceng Totiang sudah memasuki pegunungan Kwat
Cong San. Tanpa beristirahat ia langsung menuju Pek Yun
Giam, Setelah melewati dua buah puncak gunung, tiba-tiba
terdengar suara bentakan merdu.
"Berhenti! Siapa yang datang, cepat sebutkan namanya!"
Hian Ceng Totiang segera berhenti, menunggu
kemunculan orang yang menbentak tadi, sebab ia harus
menjelaskan mengenai tujuannya.
Lama ia menunggu, tapi tidak muncul seorang pun,
membuat ia terheran-heran dan membatin Yang mengakui
Pek Yun Hui adalah Sam Ciu Lo Sat Pang Siu Wie dan Giok
Siauw Sian Cu, mereka berdua tidak memunculkan diri,
apakah masih ada orang lain" Akhirnya ia menyahut
"Harap diberitahukan pada Nona Pek Yun Hui, bahwa aku
Hian Ceng Totiang dari partai Kun Lun datang berkunjung
karena ada urusan penting...."
Belum juga usai ucapan Hian Ceng Totiang, sekonyongkonyong menyambar tiga buah senjata rahasia mengarah
pada dadanya. Hian Ceng Totiang sudah tidak bisa mengelak, tei-paksa
mengibaskan lengan jubahnya untuk memukul rontok ketiga
buah senjata rahasia itu.
Tidak muncul orang, malah muncul senjata rahasia
menyambar ke arah dada Hian Ceng Totiang, tentunya
membuatnya gusar dan seketika juga tertawa dingin.
"Aku datang secara terang-terangan dan juga lelah
memberitahukan identitasku, namun malah diserang dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
senjata rahasia! Apakah itu adalah peraturan di Kwat Cong
San ini?" bentak Hian Ceng Totiang.
Akan tetapi, sama sekali tiada sahutan, bahkan juga tiada
seorang pun yang memunculkan diri, Hian Ceng Totiang
bertambah gusar dan membentak lagi sekeras-kerasnya.
"Aku tahu Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, begitu juga
para pengikutnya, tetapi bertindak seperti orang rendah!
Bukankah itu akan merusak nama Pek Yun Hui" Sobat!
jangan menyembunyikan diri lagi!"
Walau Hian Ceng Totiang membentak begitu keras, tetap
tiada sahutan dan tiada seorang pun yang muncul Hian Ceng
Totiang mengerutkan kening, lalu mendadak mengenjotkan
badannya ke atas pohon. ia menengok ke sana ke mari,
namun tidak tampak bayangan apa pun, Hal itu membuatnya
terheran-heran dan tidak habis berpikir
"Apakah orang itu telah kabur" Baiklah! Aku ingin tahu kau
bersembunyi di mana!" ujarnya dalam hati.
Hian Ceng Totiang langsung mengerahkan ginkang-nya,
berusaha menyusul orang itu. ia berputar kian ke mari, tapi
tidak melihat bayangan orang tersebut
"Heran?" gumamnya, "Siapa orang itu" Mungkinkah dia
Pek Yun Hui atau Na Siao Tiap?"
Hian Ceng Totiang berdiri termangu-mangu di tempat
Mendadak terdengar suara tawa, kemudian dari balik batu
yang besar muncul seseorang, ia mendekati Hian Ceng
Totiang, lalu memberi hormat seraya bertanya.
"Apa kabar Hian Ceng Totiang" Jauh-jauh Totiang ke mari
ingin menemui Pek Yun Hui, apakah ada suatu urusan
penting?" Terbelalak Hian Ceng Totiang ketika melihat orang itu,
sebab orang itu adalah Sin Goan Tong. Sungguh di luar
dugaannya, orang tersebut berada di Kwat Cong San ini.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh, ternyata ketua Sin! Aku ke mari memang punya
urusan penting, Kenapa ketua Sin juga berada di sini?" sahut
Hian Ceng Totiang. Sin Goan Tong datang di Kwat Cong San karena Giok
Siauw Sian Cu. Sudah dua puluh tahun ia mencintai Giok
Siauw Sian Cu secara diam-diam, tapi hingga saat ini, Giok
Siauw Sian Cu sama sekali tidak menerima cintanya, Tanpa
sengaja Sin Goan Tong melihat Giok Siauw Sian Cu bersama


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek Yun Hui, maka ia pun nekad ke mari untuk menemui Giok
Siauw Sian Cu. Ketika mendengar suara langkah orang, Sin Goan Tong
segera bersembunyi sekaligus membentak, lalu menyerang
dengan tiga buah senjata rahasia, itu karena ia tidak tahu
siapa yang datang. Setelah Hian Ceng Totiang membentak, barulah ia tahu
bahwa yang datang itu adalah salah seorang Kun Lun Sam
Cu. Agar tidak menimbulkan salah paham, Sin Goan Tong
segera kabur, tapi Hian Ceng Totiang justru mengejarnya,
akhirnya ia terpaksa memunculkan diri.
"lni adalah Kwat Cong San, bukan Kun Lun San! Totiang
boleh ke mari, kenapa aku tidak" Toliang tadi mampu
memukul rontok ketiga buah senjata rahasia, itu pertanda
Totiang memiliki kepandaian tinggi! sebelumnya kita tidak
punya kesempatan untuk bertanding, dan ini merupakan
kesempatan! Ayolah! Mari kita bertan-ding!" tantang Sin Goan
Tong, Ternyata ia tersinggung oleh pertanyaan Hian Ceng
Totiang. "Ketua Sin!" Hian CengTotiang tertawa dingin. "Aku masih
ada urusan penting! Kalau ketua Sin merasa penasaran
lantaran aku telah memukul rontok ketiga senjata rahasia itu,
ketua Sin boleh ke Gunung Kun Lun, kita bertanding di sana!"
"Hmm!" dengus Sin Goan Tong. "Lihat seranganku!"
Sin Goan Tong langsung menyerang Hian Ceng Totiang
dengan jurus Can Eng Goh Tou (Etang Liar Menerkam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kelinci), Ternyata ia sedang kesal karena tidak bertemu Giok
Siauw Sian Cu, maka kekesalannya dilampiaskan pada Hian
Ceng Totiang. Betapa gusarnya Hian Ceng Totiang diserang mendadak
Cepat-cepat ia mengelak dengan jurus Sian Cu Ling Poh
(Bidadari terbang di Langit) dan sekaligus menotok jalan darah
di dada Sin Goan Tong. Sin Goan Tong tersentak, karena Hian Ceng Totiang
begitu gampang mematahkan serangannya, bahkan balas
menyerangnya, ia tahu jelas bahwa Hian Ceng Totiang ahli
ilmu pedang, maka Sin Goan Tong menyerangnya dengan
tangan kosong. Namun ia sama sekali tidak menyangka kalau serangan
tangan kosongnya akan gagaL Oleh karena itu, ia pun segera
mengelak dan menyerang lagi dengan jurus-jurus andalannya.
Tak terasa sudah lewat belasan jurus, Sin Goan Tong
mulai gugup karena tidak mampu merobohkan Hian Ceng
Totiang, sesungguhnya Hian Ceng Totiang pun amat terkejut
akan kelihayan ilmu tangan kosong Sin Goan Tong, Karena
Sin Goan Tong menyerang dengan tangan kosong, ia pun
terpaksa melayaninya dengan tangan kosong pula, tidak
berani menghunus pedangnya.
pertarungan berlangsung semakin seru, Mendadak Hian
Ceng Totiang menyerang Sin Goan Tong dengan jurus Can
Liong Ling Yun (Naga Bermain di Awan), Sin Goan Tong
mengelak, Hian Ceng Totiang menyerangnya lagi dengan
jurus Sin Liong Pah Bi (Naga Sakti Mengi-baskan Ekor).
"Celaka!" Keluh Sin Goan Tong dalam hati, ia berkelit dan
balas menyerang dengan jurus Tok Coa Cut Tong (Ular
Beracun Keluar Goa). "Berhenti!" Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring, menyusul
melayang turun sosok bayangan di tengah-tengah mereka
yang sedang bertarung. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa terkejutnya Hian Ceng Totiang dan Sin Goan Tong,
mereka berdua segera meloncat mundur sambil memandang
orang itu, ternyata adalah Sam Ciu Lo Sat-Pang Siu Wie.
"Di sini adalah tempat untuk memasuki Pek Yun Giam, ada
urusan apa kalian berdua ke mari?" tanya Pang Siu Wie gusar
Hian Ceng lotiang sudah tahu bahwa Pang Siu Wie adalah
pelayan Pek Yun Hui. Ketika ia baru mau memberitahukan
tentang maksud tujuannya, justru Sin Goan Tong sudah
tertawa gelak, ia tidak tahu siapa Pang Siu Wie.
"Aku ke mari ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu! Kalau kau
bisa lapor, cepatlah pergi lapor! Kalau tidak, lebih baik kau
jangan turut campur urusan ini!" ujar Sin Goan Tong Iantang.
Pang Siu Wie tidak menghiraukan Sin Goan Tong,
sebaliknya malah menatap Hian Ceng Totiang seraya berkata.
"Partai Kun Lun tiada hubungan dengan Kwat Cong San,
kenapa Totiang masih ke mari" Hari itu Totiang membawa
pergi Bee Kun Bu, sekarang malah ke mari lagi! Bee Kun Bu
masih belum ada kabar beritanya, hingga saat ini Nona Pek
masih diliputi kegusaran! Apa-kah Totiang sengaja cari garagara dengan kami?"
Hian Ceng Totiang diam saja, tidak tahu harus bagaimana
menjelaskan nya pada Pang Siu Wie tentang
kesalahpahaman itu, sedangkan Pang Siu Wie memandang
Sin Goan Tong. "Giok Siauw Sian Cu pergi meronda, engkau ada urusan
apa ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu" Harap
memberitahukan! Kalau tidak, aku pun tidak bisa pergi
melapor!" ujar Pang Siu Wie.
Tentunya Sin Goan Tong tidak bisa memberitahukan apa
tujuannya ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu. seketika juga
wajahnya tampak memerah, namun kemudian ia tertawa
dingin seraya berkata. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu, itu jelas ada
urusan! Kau siapa, berani menghalangiku?"
"Aku dan Giok Siauw Sian Cu boleh dikatakan pelayan
yang mendampingi Nona Pek!" sahut Pang Siu Wie. "Aku
ditugaskan untuk menjaga di sini! Karena engkau tidak mau
memberitahukan tujuanmu, maka aku pun tidak akan pergi
melapor! Engkau mau apa?"
"Oh?" Sin Goan Tong tertawa dingin, "Engkau berani
menghalangiku, berarti engkau cari penyakit!"
Sin Goan Tong yang masih kesal itu langsung menyerang
Pang Siu Wie, namun pada waktu bersamaan, mendadak di
depan matanya muncul selapis kabut, Sin Goan Tong terkejut
bukan main, lalu secepat kilat meloncat mundur
Ternyata ketika sedang berbicara, diam-diam Pang Siu
Wie memakai sarung tangan yang dibuat dari kulit menjangan,
lalu menyiapkan segenggam pasir beracun, Ketika Sin Goan
Tong menyerangnya, ia pun menyebarkan pasir beracun itu ke
arah Sin Goan Tong. Setelah meloncat mundur menghindari pasir beracun itu,
kegusaran Sin Goan Tong pun memuncak dan langsung
menyerang Pang Siu Wie dengan jurus Ciau Tah Kim Ceng
(MemukuI Lonceng Emas), Sasaran pukulan itu adalah pada
bagian dada Pang Siu Wie.
"Hm!" dengus Pang Siu Wie dingin, sekonyong-konyong ia
mengayunkan tangannya, ternyata ia menyebarkan pasir
beracun lagi. Sin Goan Tong terpaksa meloncat ke belakang dengan
jurus Yu Liong Sih Hong (Naga dan Burung Hong Menari).
Pang Siu Wie terkejut, tidak menyangka kalau Sin Goan
Tong masih mampu mengelak serangan pasir beracunnya,
Sin Goan Tong juga terkejut tidak menduga kalau wanita
berwajah buruk itu memiliki kepandaian tinggi, terutama pasir
beracunnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau kita harus bertarung, engkau pasti bukan
tandinganku!" ujar Sin Goan Tong dingin, "Aku ke mari bukan
untuk bertarung, melainkan ingin bertemu Giok Siauw Sian
Cu, harap engkau pergi melapor...."
"Pek Yun Giam tidak menerima tamu, engkau harus tahu
diri dan segera meninggalkan tempat ini!" tandas Pang Siu
Wie. "Kalau begitu...." Sin Goan Tong tertawa dingin lagi, "Aku
ingin mencoba kepandaianmu!"
"Baik!" Pang Siu Wie menatapnya dingin, "Kalau begitu,
engkau boleh mencoba kepandaianku"
Pang Siu Wie menyerang Sin Goan Tong, dengan jurus
yang mematikan dengan tiga perubahan
"Bagus!" Sin Goan Tong tertawa dan seketika juga
menyerang dengan sepasang telapak tangannya. Mulailah
mereka berdua bertarung dengan seru dan sengit
Tak terasa sudah lewat dua puluh jurus lebih, namun Sin
Goan Tong masih belum mampu merobohkan Pang Siu Wie.
Betapa penasarannya Sin Goan Tong, maka ia mulai
mengeluarkan jurus-jurus mautnya.
sedangkan Pang Siu Wie juga sangat bernafsu untuk
merobohkan Sin Goat Tong, sebab ia bertugas menjaga
tempat itu. Kalau ia tidak bisa merobohkan Sin Goan Tong,
bagaimana tanggung jawabnya terhadap Pek Yun Hui"
Berpikir sampai di sini ia pun menyerang Sin Goan Tong
dengan jurus Kim Cin Tou Hai (Jarum Emas Menyeberang
Laut), yaitu jurus simpanannya.
Sin Goan Tong segera mengeluarkan jurus Yun Liong Sam
Sek (Naga di Awan memperlihatkan diri). Pada waktu
bersamaan, mendadak terdengar suara tawa yang amat
panjang dan lama, yang membuktikan betapa dalamnya
lweekang orang yang sedang tertawa itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tak lama kemudian, melayang turun seseorang, ternyata
adalah Pat Pie Sin OngTu Wee Seng, Kemunculan orang itu
membuat Pang Siu Wie dan Sin Goan Tong terheran-heran,
apa tujuannya mendatangi tempat ini"
sementara Tu Wee Seng cuma tersenyum-senyum,
tangannya memegang sebatang toya bambu.
"Tanpa sengaja aku melihat kalian berdua bertarung, maka
aku memunculkan diri untuk menonton," ujarnya sambil
tertawa, "Kalian boleh melanjutkan jangan terganggu oleh
kehadiranku!" "Hm!" dengus Pang Siu Wie sambil menunjuk Sin Goan
Tong dan Tu Wee Seng. "Kalian berdua memang sengaja
mengacau di tempat inL,."
"Eh?" Tu Wee Seng melotot "Jangan cepat marah, aku ke
mari karena ada urusan penting, lagi pula aku kemari tidak
bersama Sin Goan Tong itu, jangan omong sembarangan!"
Wajah Pang Siu Wie berubah hebat, sebab ia merasa ada
segulung angin menyerang ke arahnya, serangan itu penuh
mengandung tenaga dalam yang dilancarkan Tu Wee Seng.
Pang Siu Wie secepat kilat menyingkir, kemudian
menuding Tu Wee Seng seraya membentak
"Tu Wee Seng! Sungguh licik engkau! Berani melancarkan
serangan gelap terhadapku! Engkau harus tahu, bahwa gua
Thian Ki melarang orang luar masuki Lebih baik engkau
segera meninggalkan tempat ini, kalau tidak, aku Sam Ciu Lo
Sat pasti bertindak!"
Tu Wee Seng terkejut tidak menyangka bahwa wanita
buruk rupa itu adalah Pang Siu Wie, pantas kepandaiannya
begitu tinggi, Begitu pula Sin Goan Tong, ia amat terkejut
ketika mengetahui bahwa wanita itu adalah Sam Ciu Lo SatPang Siu Wie.
" Engkau jangan salah paham!" ujar Sin Goan Tong cepat
"Aku ke mari tiada janji dengan Saudara Tu, lagi pula tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bermaksud mengacau di sini! Mengenai kemunculan Saudara
Tu dan apa tujuannya, aku sama sekali tidak tahu!"
"Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" Pang Siu Wie
menatapnya. "Aku,.,." Wajah Sin Goan Tong kemerah-merahan.
Tujuannya ke tempat itu adalah untuk menemui Giok Siauw
Sian Cu, maka bagaimana mungkin ia memberitahukan pada
Pang Siu Wie dengan berterus terang"
"Kalian berdua ke mari tanpa janji, lalu apa tujuan kalian
berdua ke mari?" tanya Pang Siu Wie dingin.
Sin Goan Tong dan Tu Wee Seng tidak menyahut mereka
berdua cuma saling memandang
"Saudara Sin, kenapa engkau ke mari?" Tu Wee Seng
menatapnya dalam-dalam, "Beritahukan!ah pada Pang Siu
Wie agar dia tidak bereuriga!"
"Dia tidak mau beritahukan!" sahut Pang Siu Wie, "Lebih
baik engkau yang menjelaskan apa tujuanmu ke mari!"
"Aku ke mari ada urusan penting, ingin berbincang-bincang
dengan Nona Pek! Engkau cuma seorang pe-layan, tentunya
tidak mungkin engkau mencampuri urusan penting itu! Nah,
lebih baik engkau cepat melapor pada Nona Pek, agar dia
tidak mempersalahkanmu!" ujar Tu Wee Seng.
Wajah Pang Siu Wie merah padam karena perasaannya
amat tersinggung oleh ucapan tersebut
"Nona Pek ada perintah!" Terdengar suara yang amat
merdu, tak lama muncullah Giok Siauw Sian Cu. "Orang luar
dilarang masuk Pek Yun Giam! Kalau Tu Locian-pwee ada
urusan penting, harap menjelaskan! Kalau tidak, pasti tidak
bisa memasuki Pek Yun Giam!"
"Ha ha!" Mendadak Sin Goan Tong tertawa girang, "Adik
Giok, setengah mati aku mencarimu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sin Goan Tong!" bentak Giok Siauw Sian Cu. "Eng-kau
adalah ketua partai Khong Tong, kenapa begitu tidak tahu
malu" Bukankah aku telah menjeIaskan...." Giok Siauw Sian
Cu tidak melanjutkan ucapannya, melainkan menatapnya
tajam, setelah itu barulah melanjutkan "Sin Goan Tong, aku
sudah tahu maksud tujuanmu, tapi Nona Pek telah
menurunkan perintah untukku menjaga di sini."
"Aku ke mari cuma ingin menemuimu, tidak bermaksud
memasuki Pek Yun Giam," sahut Sin Goan Tong.
"Eh?" Giok Siauw Sian Cu tertawa, "Aku tahu engkau ke
mari untuk menemuiku, tapi aku memikul tugas menjaga di
sini. LagipuIa kini telah muncul Tu Wee Seng yang angkuh itu,
maka aku tidak punya waktu untuk bereakap-cakap
denganmu." "Saudara Sin, aku tidak ada urusan denganmu, engkau
jangan terpancing oleh dia sehingga merasa gusar padaku!"
sahut Tu Wee Seng cepat Ucapan Tu Wee Seng membuat Sin Goan Tong termangumangu di tempat ia memandang Giok Siauw Sian Cu dan Tu
Wee Seng silih berganti, tidak tahu harus berbuat apa.
"Saudara Sin adalah ketua Khong Tong, partai yang cukup
terkemuka di rimba persilatan Oleh karena itu Saudara Sin
jangan mempermalukan partai sendiri!" ujar Tu Wee Seng dan
menambahkan, "Aku sudah mengambil keputusan untuk
memasuki Pek Yun Giam, harap saudara Sin jangan
menghalangiku! sebelumnya kuucapkan terimakasih!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sian Goan Tong!" bentak Giok Siauw Sian Cu. "Kalau
engkau tidak mau bantu, lebih baik engkau pergi!" Sin Goan
Tong serba salah, tidak tahu harus berbuat apa. Oleh karena
itu, ia cuma berdiri diam di tempat
Tu Wee Seng yang tertawa gelak, membuat Giok Siauw
Sian Cu amat gusar dan langsung menyerangnya dengan
jurus Ie San Toh Hai (Memindahkan Gunung Mengaduk Laut),
yang amat aneh dan lihay.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Namun perlu diketahui, Tu Wee Seng juga berkepandaian
tinggi, kalau tidak bagaimana mungkin ia memperoleh julukan
Pat Pie Sin Ong (Dewa Delapan Lengan).
Serangan Giok Siauw Sian Cu tidak membuatnya gugup,
malah tertawa gelak sambil mengelak, dan sekaligus balas
menyerang dengan toya bambunya, itu adalah jurus Hoat Coh
Sui Coa (Membabat Rumput Mencari Ular).
Giok Siauw Sian Cu menyerang dengan tangan ko-song,
sedangkan Tu Wee Seng balas menyerang dengan toya
bambu, tentunya berada di atas angin Oleh karena itu, Giok
Siauw Sian Cu terpaksa meloncat mundur
Kesempatan itu tidak disia-siakan Tu Wee Seng. Secepat
kilat ia menyerang dengan jurus Suan Coan Kan Kun
(Mernular Jagat), Toya bambunya berputar-putar mengarah
pada badan Giok Siauw Sian Cu.
Akan tetapi, ketika toya bambu itu hampir mengenai badan
Giofy Siauw Sian Cu, tiba-tiba Tu Wee Seng menjatuhkan diri
bergulingan menyingkir Ternyata tepat pada saat itu, Pang Siu
Wie telah menyerangnya dengan pasir beracun.
pada waktu Tu Wee Seng bergulingan, Giok Siauw Sian
Cu pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya
dengan ilmu Sam Im Ciu, yaitu ilmu andalannya. Di saat itu
puIa, Sin Goan Tong juga menyerang Tu Wee Seng dengan
lweekangnya. Untung Tu Wee Seng tidak gugup, ia segera berkelit dan
sekaligus melompat ke samping, Setelah terhindar dari
serangan-serangan itu, ia menatap Sin Goan Tong dengan
dingin sekali. "Saudara Sin adalah ketua Khong Tong, namun
melancarkan serangan gelap terhadapku! Baik, aku pun tidak
akan memikirkan hubungan kita lagi!" bentak Tu Wee Seng
dan langsung menyerang Sin Goan Tong dengan toya
bambunya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat Sin Goan Tong turun tangan membantu
wajah Giok Siauw Sian Cu pun menyiralkan berbagai
perasaan Begitu melihat Tu Wee Seng menyerang Sin Goan
Tong, tanpa banyak pikir lagi Giok Siauw Sian Cu segera
menyerang Tu Wee Seng dengan seruling gioknya, yaitu jurus
Heng Toan Muh San (Me-mecahkan Gunung).
Sungguh dahsyat serangan itu, membuat Tu Wee Seng
terpaksa melompat mundur beberapa langkah, Akan telapi,
ketika Tu Wee Seng melompat mundur, sekonyong-konyong
berkelebat sosok bayangan yang langsung menyerangnya.
Ternyata si penyerang itu adalah Pang Siu Wie, Pada waktu
bersamaan Sin Goan Tong juga menyerangnya.
Kalang kabut Tu Wee Seng menghadapi seranganserangan itu dan mendadak ia tertawa dingin.
"Partai Khong Tong memiliki ilmu tinggi, kalau engkau
berani, mari kita bertanding di tempat lain!" tantang Tu Wee
Seng pada Sin Goan Tong, ia pun menangkis serangan Pang
Siu Wie, sehingga wanita buruk rupa itu terpental ke belakang
Setelah Pang Siu Wie terpental Tu Wee Seng pun
mengerahkan ginkangnya melesat ke arah puncak gu-nung.
Karena Sin Goan Tong telah turun tangan mem-bantu,
maka semangat Giok Siauw Sian Cu pun terbangkit, sehingga
membuatnya tidak mau melepaskan Tu Wee Seng begitu
saja. "Tu Wee Seng, jangan kabur!" bentaknya sambil
mengerahkan ginkangnya untuk mengejar Tu Wee Seng.
Begitu melihat Giok Siauw Sian Cu melesat pergi, Sin
Goan Tong juga mengerahkan ginkangnya mengikuti-nya,
sebab ia menguatirkan jantung hatinya ilu.
Yang masih berdiri di tempat adalah Pang Siu Wie dan
Hian Ceng Totiang yang diam dari ladi, Akan tetapi, Pang Siu
Wie juga mencemaskan Giok Siauw Sian Cu, maka ia
berpesan pada Hian Ceng Totiang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Totiarig jangan memasuki Pek Yun Giam, tunggu aku
kembali!" Usai berpesan, Pang Siu Wie segera mengerahkan
ginkangnya menuju puncak gunung itu.
sementara Hian Ceng Totiang berdiri mematung di tempat
tidak tahu kapan Pang Siu Wie akan kembali Kedatangannya
di Kwat Cong San dengan membawa kabar penting, maka
kalau tidak sekarang memasuki Pek Yun Giam, harus tunggu
kapan" pikirnya dan berpikir lagi. Akhirnya ia mengambil
keputusan memasuki Pek Yun Giam.
Keputusan itu membuat Hian Ceng Totiang mengerahkan
ginkangnya memasuki Pek Yun Giam, Tak seberapa lama
kemudian, ia mendengar suara arus sungai, Tiba-tiba ia
mengerutkan kening, ternyata ia juga mendengar suara
benturan senjata tajam. Hian Ceng Totiang tereengang, ia segera mengarah pada
suara itu, dan seketika juga terbelalak Tak disangka sama
sekali, tanpa sengaja dirinya telah sampai di depan Gua Thian
KJ Cinjin, dan melihat dua orang gadis sedang berlatih ilmu
pedang. Kedua gadis itu adalah Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan,
Hian Ceng Totiang tidak duga akan bertemu Lie Ceng Loan di
tempat tersebut Tanpa banyak pikir lagi, Hian Ceng Totiang
memunculkan diri mendekati mereka.
"Siapa?" bentak Na Siao Tiap sambil melesat ke hadapan
Hian Ceng Totiang. "Aku!" sahut Hian Ceng Totiang, "Aku ke mari karena ada
urusan penting, harus menemui Nona Pek, Tanpa sengaja aku
melihat anak Loan sedang berlatih ilmu pedang dengan Nona,
Sungguh hebat ilmu pedang Nona!"
Ketika melihat orang itu adalah Hian Ceng Totiang, wajah
Na Siao Tiap pun berubah muram dengan mulut
fnembungkam, sebaliknya Lie Ceng Loan malah tampak
gembira, dan lalu berlutut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mohon maaf, Ceng Loan tidak tahu kedatangan Paman
guru!" ucapnya. "Anak Loan,~." Hian Ceng Totiang membelai rambut gadis
itu, "Kalau Ngo KongTaysu tahu ilmu silatmu sudah
sedemikian maju, dia pasti girang sekali, Anak Loan,
bangunlah! Beritahukan pada Nona Pek, bahwa aku ingin
berlemu!" Lie Ceng Loan bangkit berdiri, namun tidak segera masuk
ke Gua Thian Ki, melainkan memandang Na Siao Tiap.
"Aku ke mari karena ada urusan penting, maka biar
bagaimana pun aku harus bertemu Nona Pek," ujar Hian Ceng
Totiang memberitahukan pada Na Siao Tiap, "Ha-rap Nona Na
sudi mengabarkan pada Nona Pek!"
"Kun Lun Sam Cu tergosok oleh orang jahat, maka
langsung mengurung Bee Kun Bu di ruang batu, Kakak Tay
terlambat ke sana, sehingga tidak bertemu Bee Kun Bu.
Hingga saat ini Kakak Tay masih kesal, maka tidak mau
menemui siapa pun," sahut Na Siao Tiap.
"Bee Kun Bu telah ditolong orang, Nona Pek juga
mengetahui masalah itu," kata Hian Ceng Totiang sabar. "Aku
ke mari karena menyangkut keselamatan semua kaum rimba
persilatan Walau Nona Pek punya sedikit ganjelan terhadap
partai Kun Lun, namun dia pasti tidak akan diam melihat rimba
persilatan dilanda bencana, Oleh karena itu harap Nona Na
melapor pada Nona Pek, bahwa aku datang berkunjung!"
"Padahal sesungguhnya aku memang harus melapor pada
Kakak Tay, Tapi sejak pulang dari Kun Lun, dia telah
menyatakan tidak akan menemui siapa pun. Kalau aku
melapor padanya, mungkin akan membuatnya gusar."
"Nona Na...." Ketika Hian Ceng Totiang ingin mengatakan
sesualu, mendadak terdengar suara bentakan dan muncul
beberapa orang di depan Gua Thian Ki itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka adalah Tu Wee Seng, Sin Goan Tong, Giok Siauw
Sian Cu dan Pang Siu Wie. Na Siao Tiap tidak tahu apa yang
telah terjadi, maka ia langsung membentak
"Siapa berani memasuki Pek Yun Giam?"
"Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa, "Sin Goan Tong, engkau
adalah ketua Khong Tong, tapi justru telah diperalat oleh kaum
wanita! selanjutnya bagaimana kalau engkau berkecimpung di
dalam rimba persilatan lagi?"
"Saudara Tu juga berkepandaian tinggi, kenapa terus
kabur ke sana ke mari?" sahut Sin Goan Tong, "Lebih baik kita
bertarung!" sementara Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan jadi melongo,
karena melihat mereka berkejaran-kejaran di situ.
"Hamba gagal menjaga di mulut lembah, sehingga Tu Wee
Seng menerobos ke dalam!" lapor Pang Siu Wie pada Na Siao
Tiap. sementara Tu Wee Seng, Sin Goan Tong dan Giok Siauw
Cu masih berkejar-kejaran, tiba-tiba mengalun suara bentakan
nyaring dan halus. "Kalian berhenti semua!" itu adalah suara bentakan
dengan ilmu menyampaikan suara.
Begitu mendengar suara bentakan itu, Giok Siauw Sian Cu
langsung berhenti, begitu juga Sin Goan Tong.
Padahal Tu Wee Seng ingin pergi, tapi ia melihat sosok
bayangan berkelebat keluar dari Gua Thian Ki. Sosok
bayangan itu ternyata Pek Yun Hui. itu membuat Tu Wee
Seng diam di tempat. Pek Yun Hui berdiri di depan Gua Thian Ki, sepasang
matanya yang tajam menyapu mereka semua.
"Hmm!" dengusnya dingin. "Gua Thian Ki ini adalah tempat
tinggal kami, kenapa Tu Locianpwce menerobos ke mari?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa, "SebetuInya aku ke mari
mengandung maksud baik, yaitu ingin menyampaikan
sesuatu! Tapi penjaga di mulut lembah melarangku masuk,
bahkan bersekongkol dengan Sin Goan Tong mengeroyok
diriku, Oleh karena itu aku terpaksa menerobos ke mari!"
"Kini aku telah berdiri di hadapan Tu Locianpwee,
jelaskanlah tentang urusan penting itu!" ujar Pek Yun Hui
tenang. "Nona Pek harus tahu, walau partai Thian Liong telah
dibubarkan, namun ketua Souw Peng Hai masih berambisi
ingin menguasai rimba persilatan," sahut Tu Wee Seng
memberitahukan. "Babkan dia pun telah mengutus Co Hiong
ke mari. Tapi sengaja aku mengetahui rencana itu, maka
akusegera ke mari untuk memberitahukan pada Nona Pek."
Pek Yun Hui diam saja, tapi Hian Ceng Totiang justru
tersentak, karena kedatangannya menyangkut urusan tersebut
juga, ia tidak menyangka, bahwa Tu Wee Seng sudah tahu,
bahkan lebih cepat selangkah ke mari pula.
"Dari mana Tu Locianpwee memperoleh kabar itu?" tanya
Pek Yun Hui kurang pereaya, "Dan kini Co Hiong berada di
mana?" "Co Hiong sudah tahu jelas seluk-beluk Kwat Cong San ini,
maka aku yakin kini dia pasti berada di sekitar sini." sahut Tu
Wee Seng cepat "Souw Peng Hai mengutus Co Hiong ke mari. apakah
mengandung suatu tujuan tertentu?" tanya Pek Yun Hui lagi.
Rupanya gadis itu mulai pereaya akan apa yang dikatakan Tu
Wee Seng. "Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, itu membuat nyali
Souw Peng Hai jadi ciut." Tu Wee Seng tertawa, "Mengingat
akan budi kebaikan Nona yang telah menolong semua partai
besar yang ada di rimba persilatan maka aku ke mari untuk
memberitahukan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begilu, mari kita masuk ke lembah untuk mencari
Co Hiong!" ujar Pek Yun Hui.
"Kami akan menycrtai Nona ke dalam lembah." sahut Giok
Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan serentak.
"Baiklah." Pek Yun Hui manggut-manggut.
"Kalau Nona Pek berniat mencari Co Hiong, aku bersedia
menjadi petunjuk jalan," ujar Tu Wee Seng, "Aku masuk
duluan ke lembah." Tu Wee Seng langsung melesat pergi menuju ke dalam
lembah dan Pek Yun Hui segera mengikutinya.
Giok Siauw Sian Cu, Lie Ceng Loan dan lainnya juga
segera mengerahkan ginkang mengikuti Pek Yun Hui. Yang
tidak ikut hanya Hian Ceng Totiang, ia telah mengambil
keputusan untuk menunggu di tempat itu, maka ia pun duduk
bersila di situ. Tiba-tiba muncul tiga sosok bayangan yang langsung
menuju gua Thian Ki. Hian Ceng Totiang mendongakkan
kepala metihat, ternyata ketiga orang itu adalah orang-orang
berkepandaian tinggi dari partai Hwa San, juga termasuk anak
buah Tu Wee Seng. Hian Ceng Totiang tidak habis berpikir, kenapa ketiga
orang itu begitu lancang memasuki gua Thian Ki" Apakah
mereka berniat tidak baik" Pikirnya.
Pada waktu bersamaan, ketika orang itu telah keluar dari
gua tersebut, Masing-masing membawa sebuah kotak giok
yang berisi kitab ajaib Kui Goan Pit Cek.
Sesungguhnya, Hian Ceng Totiang tadi sudah melihat
akan adanya gejala yang tidak baik dari Tu Wee Seng, namun
tiada suatu bukti. Oleh karena itu ia tidak berani
memberitahukan pada Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng mengajak Pek Yun Hui dan lainnya pergi
mencari Co Hiong, itu merupakan taktik memancing harimau
meninggalkan gua, agar ketiga orang itu bisa memasuki gua
Thian Ki untuk mencuri kitab ajaib itu.
Hian Ceng Totiang tidak bisa tinggal diam lagi. Namun
ketika ia baru mau bertindak, tiba-tiba terdengar suara tawa
getak. Menyusul muncul pula tiga orang, yaitu Sia Yun Hong
dan kedua muridnya. "Sungguh licik Tu Wee Seng itu!" ujar Sia Yun Hong dingin
sambil memandang ketiga orang yang membawa kotak giok


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu. "Kalau kalian bertiga menyerahkan Kui Goan Pit Cek itu
padaku, aku pun akan melepaskan kalian! Kalau tidak, jangan
mempersalahkanku bertindak kejam terhadap kalian!"
"Hm!" dengus salah seorang dari tiga orang itu, "Kini Kui
Goan Pit Cek sudah berada di tangan kami, tentunya harus
dilindungi partai Hwa San! Kalau Sia Tojin me-maksa, kami
pun terpaksa melawan!"
"Sungguh besar muIutmu!" bentak Sia Yun Hong. "Tu Wee
Seng masih tidak berani bersikap kurang ajar di hadapanku,
sebaliknya kalian bertiga berani kurang ajar" Lihat
seranganku!" Sia Yun Hong langsung menyerang, Betapa dahsyatnya
serangan ketua partai Tiam Cong itu, Kepandaiannya
setingkat dengan Tu Wee Seng, tentunya ketiga murid Hwa
San itu mampu menandinginya.
sementara itu, Hian Ceng Totiang cuma menonton, tidak
tahu harus berbuat apa. "Berhenti, Sia Tojin!" Terdengar suara bentakan, Yang
membentak itu adalah saudara seperguruan orang yang
diserang Sia Yun Hong. Orang itu memegang tiga buah kitab
ajaib yang dicuri dari dalam gua Thian Ki. "Sia Tojin adalah
ketua partai Tiam Cong, kami bertiga bukan lawan Sia Tojin!
Kini ketiga kitab ajaib berada di tangan-ku, maka kalau Sia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tojin berani bertindak, aku pun akan menghancurkan tiga
buah kitab ajaib ini!"
Sia Yun Hong langsung berhenti menyerang orang itu dan
berdiri diam di tempat dengan kening berkerut-kerut.
"Harap Sia Tojin minggir, kami bertiga akan meninggalkan
tempat ini!" ujar orang yang memegang kitab ajaib itu.
Sia Yun Hong khawatir orang itu akan menghancurkan
ketiga kitab ajaib itu, maka ia pun segera minggir, Ketiga
murid Hwa San itu saling memandang, kemudian melangkah
pergi, Sia Yun Hong tidak bisa berbuat apa-apa, cuma
memandang mereka pergi begitu saja.
sementara Hian Ceng Totiang yang bersembunyi di
bahkan pohon, segera mengerahkan ginkangnya mengejar
ketiga murid Hwa San itu, Hian Ceng Totiang memiliki ginkang
tinggi, maka tak lama ia sudah melampaui ketiga murid Hwa
San itu, sekaligus bersembunyi di balik pohon.
"Suheng memang telah terluka, namun kita harus segera
meninggalkan tempat ini. jangan mengecewakan harapan
guru yang telah merencanakan semua ini!" ujar salah seorang
dari mereka. "Sutee! Kalian berdua cepat pergi, jangan menghiraukan
aku!" sahut orang yang terluka.
Mendadak berkelebat sosok bayangan ke arah mereka,
kemudian menyambar kitab ajaib itu, seketika juga ketiga kitab
ajaib itu telah berpindah tangan, Sosok bayangan itu ternyata
Hian Ceng Totiang. ia berdiri di hadapan mereka sambil menyimpan kitab-kitab
itu ke dalam jubahnya, Betapa gusarnya ketiga orang tersebut,
salah seorang langsung membentak
"Tosu sialan, cepat kembalikan kitab itu!"
Orang itu pun menyerang Hian Ceng Totiang dengan jurus
Sin Liong Pah Bi (Naga Sakti Menggoyangkan Ekor).
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hiang Ceng Totiang mengibaskan lengan jubahnya,
seketika juga terpental orang itu, betapa terkejutnya kedua
temannya menyaksikan hal tersebut, mereka bertiga
memandang Hian Ceng Totiang dengan mata terbelalak
sedangkan Hian Ceng Totiang cuma tersenyum hambar
"Pat Pie Sin Ong juga terhitung orang kesohor dalam rimba
persilatan, namun justru bertindak sedemikian licik, itu
sungguh memalukan!" ujar Hian Ceng Totiang. "Aku adalah
Hian Ceng Totiang dari partai Kun Lun! Kalau Tu Wee Seng
merasa penasaran, dia boleh ke Kun Lun menemuiku!"
Ketiga orang itu amat terkejut, tak disangka pendeta yang
berdiri di hadapan mereka itu adalah salah seorang Kun Lun
Sam Cu yang amat tersohor Mereka saling memandang,
kemudian memapah orang yang terluka itu meninggalkan
tempat tersebut. Secara tidak sengaja Hian Ceng Totiang merusak rencana
busuk Pat Pie Sin Ong Tu Wee Seng, bahkan dapat merebut
kembali ketiga kitab ajaib itu pula, betapa girang hatinya.
Setelah ketiga orang itu pergi, Hian Ceng Totiang pun
merogoh ke dalam jubahnya mengeluarkan ketiga kitab ajaib
itu. ia menatap kitab ajaib itu dengan penuh perhatian, Tidak
salah ketiga kitab ajaib itu adalah Kui Goan Pit Cek yang
digilai kaum rimba persilatan, otomatis membuat tangannya
agak bergemetat ia pun berpikir bahwa dirinya punya hubungan dengan
ketiga kitab ajaib tersebut Gara-gara ketiga kitab ajaib itu,
Giok Cin Cu terkena racun ular, sehingga nyaris merenggut
nyawanya, Kini ketiga kitab ajaib itu kembali ke tangannya,
tetapi tidak tahu harus bergembira atau berduka.
Hian Ceng Totiang menyimpan ketiga kitab ajaib itu ke
dalam jubahnya, lalu mengerahkan ginkangnya menuju gua
Thian Ki. Ternyata ia telah mengambil keputusan untuk
mengembalikan ketiga kitab ajaib itu kepada Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Berselang beberapa saat kemudian, Hian Ceng Totiang
sudah sampai di depan gua tersebut, Sungguh di luar
dugaannya, Pek Yun Hui, Na SiaoTiap dan Lie Ceng Loan
sudah berada di situ, bahkan Lie Ceng Loan sedang bertarung
dengan Sia-Yun Hong, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berdiri
menonton dengan wajah berseri.
Hian Ceng Totiang juga menyaksikan pertarungan itu.
wajahnya juga tampak berseri, karena ia yakin tidak lewat
sepuluh jurus lagi, Sia Yun Hong pasti roboh.
Akan tetapi, mendadak Sia Yun Hong menyerang Lie Ceng
Loan bertubi-tubi, sehingga membuat Lie Ceng Loan harus
berkelit ke sana kemari. Pada waktu bersamaan Sia Yun Hong
pun melesat pergi seraya berseru.
"Partai Hwa San telah mencuri Kui Goat Pit Cek, lebih baik
aku pergi merebut kitab ajaib itu!"
Wajah Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berubah hebat,
mereka berdua langsung melesat ke dalam gua Thian Ki.
Hian Ceng Totiang ingin memanggil mereka, namun sudah
terlambat karena mereka berdua telah memasuki gua tersebut
Lie Ceng Loan ingin menyusul, tapi ia melihat Hian Ceng
Totiang berdiri di situ, Cepat-cepat gadis itu menghampirinya,
lalu memberi hormat. "Paman guru...."
"Anak Loan!" Hian Ceng Totiang tersenyum lembut
Pada waktu bersamaan tampak Pek Yun Hui berdebat
keluar dari gua Thian Ki seraya berseru pada Lie Ceng Loan.
"Adik Loan, kitab ajaib Kui Goan Pit Cek telah hilang, ini
mungkin perbuatan Tu Wee Seng, kita harus mencari
mereka!" Pek Yun Hui seakan tidak melihat Hian Ceng Totiang
yang berada di situ. "Nona Pek, tunggu!" seru Hian Ceng Totiang sambil
mendekatinya, "Aku ingin bicara!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui mengarah pada Hian Ceng Totiang dengan
tatapan dingin, kemudian sahutnya hambar
"Ada urusan apa Totiang ke mari" Sejak aku pulang dari
Gunung Kun Lun, sejak itu pula aku tak mencampuri urusan
luar, maka aku harap Totiang segera meninggalkan tempat
ini!" Hian Ceng Totiang memaklumi sikap Pek Yun Hui yang
dingin yang tidak lain dikarenakan urusan Bee Kun Bu. Untung
ia telah merebut kitab-kitab ajaib itu dari tangan murid Hwa
San, kalau tidak, entah harus bagaimana ia menjelaskan
tentang ambisi Souw Peng Hai" Walau Pek Yun Hui bersikap
dingin dan acuh tak acuh, Hian Ceng Totiang tetap senyum
ramah, lalu mengeluarkan tiga kitab ajaib itu dari dalam
jubahnya, sekaligus disodorkan ke hadapan Pek Yun Hui.
"Pat Pie Sin Ong Tu Wee Seng memang licik sekali,
dengan taktik memancing harimau meninggalkan gua, dia
menyuruh tiga muridnya mencuri Kui Goan Pit Cek. Aku
menyaksikannya dengan kepala sendiri, oleh karena itu, aku
pun merebut kembali, sekarang kukembalikan pada Nona!"
Pek Yun Hui tertegun, ia memandang Hian Ceng Totiang
sambil menerima kitab-kitab ajaib itu. Tidak salah, itu adalah
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang hilang dari dalam gua Thian
Ki, maka seketika juga wajahnya tampak berubah lembut dan
berkata. "Totiang telah mendapatkan kitab-kitab ajaib ini, kenapa
tidak segera pulang ke Gunung Kun Lun" Bo-lehkah Totiang
menjelaskannya?" "Aku menjaga nama baik partai Kun Lun, lagi pula Pek Yun
Hui tertegun, ia memandang Hian Ceng Totlang sambil
menerima kftab-kltab ajaib itu.
ketiga kitab ajaib itu milik Nona. Kalau aku menyerakahinya, bukankah aku berhati tamak" Maka aku mengambil
keputusan mengembalikan pada Nona."
"Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Tay!" sela Li Ceng memberitahukan. "Paman
guruku ke mari karena ada urusan penting, tadi kami sudah
bereakap-cakap sejenak."
"Oh?" Pek Yun Hui menatap Lie Ceng Loan, "Karena tadi
sudah bertemu?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
"Tidak salah." Suara Na Siao Tiap yang baru keluar dari
gua." Hian Ceng Totiang pun telah memberitahukan padaku,
bahwa dia kemari karena ada urusan yang amal penting."
"Kalau kedatangan Totiang karena Bee Kun Bu, itu lebih
baik tidak perlu dibicarakan," ujar Pek Yun Hui dingin dan
menambahkan "Ketiga kitab Kui Goan Pii Cek ini adalah
kepunyaan guruku, maka akan kukem balikan pada adik Tiap.
Totiang telah merebut krmbal" ketiga kitab itu, adik Tiap pasti
amat berteiimakasih padanya, Kalau kedatangan Totiang
dikarenakan Bee Kun Bu, aku sama sekali tidak tahu apaapa!"
"Kedatanganku tidak menyangkut Bee Kun Bu, melainkan
menyangkut keselamatan kaum Bu Lim, Lapi pula aku pqn
telah menerima pesan dari Nona Sou-v igar menemui Nona
Pek. Walau aku tahu Nona Pek masih menaruh salah paham
pada partai Kun Lun, aki. u'up harus ke mari."
"Kapan Totiang bertemu Nona Souw dan ap.i p: sannya?"
tanya Pek Yun Hui. "Aku bertemu dengannya di kuil Yaiv Sirn Am..." jawab
Hian Ceng Totiang dan menutur temam" semua itu. "... maka
aku segera kemari menemui Nona Pek."
Setelah Hian Ceng Totiang usai menutur, Pek Yun Hui pun
tertawa dingin seraya berkata.
"Kalau demi urusan itu, Totiang telah salah mencari
orang." Ucapan Pek Yun Hui membuat air muka Hian Ceng
Totiang berubah, bahkan tampak tertegun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sejak aku pulang dari Gunung Kun Lun, aku telah
mengambil keputusan untuk tidak mencampuri urusan luar
lagi. Sejak itu pula aku pun tidak pernah meninggalkan tempat
ini, lagi pula ilmu Kan Goan Cih Souw Peng Hai itu amat lihay,
kalau Totiang sudah ketemu Bee Kun Bu, mungkin tidak akan
ada masalah, sebab kepandaiannya sudah sangat tinggi
sekarang." "Nona Pek!" Hian Ceng Totiang menarik nafas pan-jang,
"Seteiah bertemu Nona Souw Hui Hong, barulah aku
mengetahui jelas akan kejadian itu. Ternyata pada waktu itu
dia menelan racun ular.,., Kini masih belum ada kabar
beritanya, sedangkan rimba persilatan kelihatan akan dilanda
bencana, oleh karena itu aku harap Nona Pek mau menaruh
perhatian pada hal tersebut!"
"Jadi...." Pek Yun Hui tersenyum hambar".... Totiang
bersungguh-sungguh ingin cari Bee Kun Bu?"
"Betul." Hian Ceng Totiang mengangguk
"Baiklah! Aku memang telah mengambil keputusan untuk
tidak mencampuri urusan rimba persilatan lagi, maka urusan
itu akan menjadi beban Bee Kun Bu," ujar Pek Yun Hui.
"Walau aku tidak bertemu Bee Kun Bu, aku akan membantu
Totiang mencarinya."
Hian Ceng Totiang diam saja dan tampak kecewa karena
Pek Yun Hui tidak mau turut campur urusan Souw Peng Hai
itu. "Totiang tidak perlu merasa kecewa!" Pek Yun Hui tertawa.
"Walau aku tidak tahu Bee Kun Bu berada di mana, tapi pasti
dapat mencarinya. Maka aku harap Totiang sudi tinggal di sini
Kalau dalam waktu sepuluh hari aku bisa menemukannya,
urusan pun akan beres, Kalau tidak, kita akan berunding
nanti." "Baiklah." Hian Ceng Totiang mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bagian ke lima pembicaraan Serius
Malam ini di bawah sinar rembu!an, Bee Kun Bu terusmenerus berlatih semua ilmu Kui Goan Pit Cek. Men-dadak
melayang turun sosok bayangan yang tidak lain adalah Na Hai
Peng. Bee Kun Bu segera berhenti berlatih, lalu menghampiri Na
Hai Peng dan memberi hormat
"Ayah angkat!" panggilnya.
"Ngmm!" Na Hai Peng manggut-manggut sambil
tersenyum "Kepandaianmu telah maju pesat, namun aku
belum tahu bagaimana kemajuan Iweekangmu, maka
alangkah baiknya engkau melayaniku beberapa jurus!"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk
"Kun Bu, lihat serangan!" seru Na Hai Peng dan sekaligus
menyerang Bee Kun Bu, namun hanya menggunakan empat
bagian tenaga dalamnya sebab ia khawatir Bee Kun Bu tidak
mampu menyambut serangannya.
Ketika melihat Na Hai Peng menyerang, Bee Kun Bu sama
sekali tidak berkelit maupun mundur, sebaliknya malah
menyambut serangan itu dengan kedua telapak tangannya,
lalu mendorong ke arah sebuah pohon yang tak jauh dari
tempat itu. itu adalah ilmu menyambut dan mendorong tenaga
dalam pihak lawan. Blam! Pohon itu roboh. Betapa girangnya Na Hai Peng, ia tidak menyangka
Iweekang Bee Kun Bu sudah mencapai tingkat yang begitu
tinggi

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kun Bu!" serunya, "Coba sambut lagi seranganku!"
Na Hai Peng menyerang Bee Kun Bu dengan lima buah
pukulan dan setiap pukulan itu penuh mengandung tenaga
dalam, sehingga membuat semua dedauan yang di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
permukaan tanah berterbangan Dapat dibayangkan betapa
dahsyatnya pukulan-pukulan yang dilancarkan Na Hai peng.
Akan tetapi Bee Kun Bu tetap berdiri tegak di tempat dan
segera mengerahkan ilmu Kui Goan Pit Cek untuk menangkis
pukulan-pukulan itu. Blaaamm! Terdengar suara benturan keras, Semua dahan
pohon yang ada di sekitar tempat itu bergoyang-goyang dan
dedaunan pada rontok berterbangan ke mana-mana.
sedangkan Bee Kun Bu tetap berdiri tegak di tempat, sama
sekali tidak bergeming. Sungguh girang Na Hai Peng menyaksikannya, Ke-mudian
ia berseru lagi sambil menyerang dengan jari tangannya, itu
adalah ilmu Pik Khong Tiam Hoat (llmu totokan jarak jauh).
Serangan-serangan itu diarahkan pada beberapa jalan darah
di tubuh Bee Kun Bu. Bee Kun Bu tahu betapa lihaynya ilmu itu, maka ia tidak
berani berlaku ayal lagi, langsung menghimpun lweekangnya
untuk melindungi semua jalan darahnya, otomatis membuat
ilmu totokan Na Hai Peng tak berfungsi sama sekali
Dapat dibayangkan, betapa girangnya Na Hai Peng,
karena kini Bee Kun Bu telah mencapai tingkat tinggi dalam
hal ilmu silat dan tenaga dalam.
"Ha ha ha!" Na Hai Peng tertawa gembira. "Kepandaianmu
sudah tinggi sekali, Namun aku masih harus membantumu
dengan lweekang, agar lweekangmu bertambah sempurna."
"Terimakasih, Ayah angkat!" ucap Bee Kun Bu.
"Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya lembut "Engkau
duduklah!" Bee Kun Bu menurut, lalu segera duduk bersila.
Na Hai Peng juga duduk bersila di belakangnya, kemudian
menaruh sepasang telapak tangannya di punggung Bee Kun
Bu. seketika juga Bee Kun Bu merasa ada semacam hawa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
panas mengalir ke dalam tubuhnya, Maka ia pun menghimpun
lweekang untuk menerima hawa panas tersebut
Tak lama kemudian, tampak asap putih mengepul di ubunubun mereka, Berselang beberapa saat, barulah Na Hai Peng
menarik sepasang telapak tangannya, lalu memejamkan
sepasang matanya. "Kun Bu, kini jalan darah Jintokmu telah terbuka, maka
Iweekangmu telah mencapai tingkat tinggi, Kini entah apa
niatmu?" ujar Na Hai Peng.
"Kun Bu berniat menegakkan keadilan dalam rimba
persilatan," jawab Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Bagus." Na Hai Peng manggut-manggut "Tapi... apakah
engkau lupa apa yang pernah kukatakan padamu ketika aku
membawamu ke mari?" "Kun Bu masih ingat." Bee Kun Bu mengangguk "Ayah
angkat pernah berpesan pada Kun Bu, harus berusaha
menasihati Kakak Tay agar dia mau kembali ke istana."
"Betul." Na Hai Peng tersenyum. "Engkau sudah tahu asalusuI Pek Yun Hui. Kini kerajaan sedang kacau, maka sudah
waktunya dia kembali ke istana, Namun tidak gampang
membujuknya, maka engkau harus berhati-hati, jangan
sampai gagal membujuknya."
"Ya." "Walau dia seorang putri kaisar, tapi sejak kecil mengalami
banyak kejadian, maka ia jadi keras hati dan amat membenci
kejahatan Sejak dia ikut aku belajar silat, sejak itu pula dia
berpisah dengan dunia luar, maka sifatnya pun berubah agak
aneh, Oleh karena itu, tidak gampang membujuknya untuk
kembali ke istana." "Kalau begitu, Ayah angkat menghendaki Kun Bu
bagaimana membujuknya?"
"Lan Tay KongCu tidak senang akan kekerasan, itu
bergantung padamu harus bagaimana menunaikan tugas itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu menyangkut rakyat, Kun Bu mohon petunjuk pada
Ayah angkat, agar Kun Bu bisa melaksanakan tugas itu
secepatnya." "Sebelum ayah angkat memberi petunjuk padamu, engkau
harus ingat akan satu hal, yakni jangan ceroboh dan buru-buru
menyelesaikan sesuatu yang belum tentu akan berhasil!"
"Kun Bu pasti berhati-hati, mohon Ayah angkat memberi
petunjuk, Kun Bu pasti melaksanakannya dengan baik-"
"Ayah angkat menghendakimu menggunakan cinta untuk
membujuknya agar mau kembali ke istana."
"Oh?" "Tentunya engkau tahu, dia telah mengundurkan diri dari
pereintaan, itu dikarenakan Lie Ceng Loan, maka engkau
harus membekukan cintanya, agar dia mau kembali ke istana,"
Bee Kun Bu tertegun, ia memandang Na Hai Peng dengan
mata terbelalak sama sekali tidak mampu mengucapkan apa
pun. justru mereka berdua tidak tahu, bahwa ada seseorang
bersembunyi di balik pohon mencuri pembicaraan mereka.
Siapa orang itu, tidak lain adalah Pek Yun Hui. Gadis itu pun
melongo ketika mendengar ucapan Na Hai Peng.
"Kenapa engkau diam saja?" tanya Na Hai Peng, "Apakah
ucapanku itu salah?"
"Ayah angkat, Pek Yun Hui adalah gadis yang cerdas dan
tahu diri Kalau Kun Bu menggunakan cara itu, bukankah akan
membuat hatinya berduka?" jawab Bee Kun Bu dengan wajah
muram, "Bagalmana mungkin Kun Bu berbuat begitu?"
ucapannya sangat mengharukan Pek Yun Hui yang
bersembunyi di balik pohon, Sepasang mata gadis itu mulai
basah, namun tetap pasang kuping untuk mendengar terus
apa yang akan diucapkan Bee Kun Bu se!anjutnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau memang berhati lembut!" ujar Na Hai Peng sambil
menarik nafas panjang. Tapi entah bagaimana harus
membujuknya agar mau kembali ke istana?"
Bee Kun Bu diam saja, tidak tahu harus mengucapkan
apa. Na Hai Peng menatapnya, lalu berkata.
"Kun Bu, tentang itu ayah angkat serahkan padamu, Besok
ayah angkat akan pergi, mungkin kita tiada kesempatan untuk
bertemu lagi, Maka ayah angkat harap, engkau harus dapat
menegakkan keadilan dalam rimba persilatan, sedangkan
ayah angkat harus ke istana untuk membalas budi kaisar Kini
engkau telah memiliki kepandaian tinggi, ayah angkat pun bisa
berlega hati." "Kun Bu bukan tidak mau menuruti petunjuk Ayah angkat,
hanya saja.,., Kakak Tay amat baik terhadap Kun Bu,
bagaimana mungkin Kun Bu membuat hatinya ber-duka"
Namun Kun Bu akan berusaha membujuknya, agar dia mau
kembali ke istana." "Kalau Lan Tay Kong Cu tidak mau kembali ke istana,
apakah engkau bersedia membantu Kaisar Beng?"
"Seandainya Kun Bu membantu Kaisar Beng, itu sama
juga membantu Kakak Tay," ujar Bee Kun Bu.
"Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya dalam-dalam, "Ayah
angkat tahu apa yang terganjel dalam hatimu, Kini sudah larut
malam, engkau boleh beristirahat Mulai besok, kita akan
berpisah." Setelah berkata demikian, Na Hai Peng pun melesat pergi.
Sedangkan Bee Kun Bu termangu-mangu di tempat,
kemudian bergumam. "Ayah angkat amat berbudi padaku dan Kakak Tay amat
baik padaku, Lalu aku harus bagaimana?"
Padahal sesungguhnya, Pek Yun Hui sudah mau pergi
setelah Na Hai Peng meninggalkan tempat itu, tapi ketika
mendengar Bee Kun Bu bergumam, ia pun tidak jadi pergi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menengadahkan kepala memandang
rembulan dan tak henti-hentinya menarik nafas panjang.
Berselang beberapa saat kemudian, ia mengayuhkan kakinya
menuju ke gua. Setelah Bee Kun Bu memasuki gua itu, Pek Yun Hui pun
menarik nafas, ia mengerahkan ginkangnya menuju ke gua
Thian Ki dengan hatinya kacau balau....
Ketika Pek Yun Hui sampai di depan gua Thian Ki,
mendadak muncul seseorang dengan pedang di tangan
"Oh, Kakak Tay!" Orang itu tertawa kecil
Pek Yun Hui memandang, ternyata orang itu adalah Lie
Ceng Loan. Karena Lie Ceng Loan menggenggam pedang, ia
pun segera bertanya. "Adik Loan, engkau menggenggam pedang, apakah telah
terjadi sesuatu di sini?"
Lie Ceng Loan memasukkan pedangnya ke dalam sarung,
kemudian berkata sambil tertawa.
"Tidak terjadi apa pun! Hanya saja harus berhati hatt,
maka aku bersama Kakak Tiap dan Giok Siauw Sian Cu
bergilir menjaga di sinL"
"Adik Loan...." Pek Yun Hui menatapnya lembut
"Kakak Tay sudah pulang, aku pun berlega hati," ujar Lie
Ceng Loan sambil tersenyum. "Tapi... Kakak Tay dari mana,
bolehkah memberitahukan padaku?"
"Aku cuma pergi meronda, apakah masih ada orang luar
memasuki tempat kita ini?"
"Oooh!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi.
"Adik Loan, mari kita ke dalam gua!" ajak Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berdua lalu masuk ke
gua itu, ternyata Na Siao Tiap masih belum tidur, sedang
membaca buku. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Tay tadi pergi meronda, kini sudah kembali dan
menyuruh kita tidak perlu menjaga di luar." Lie Ceng Loan
memberitahukan Na Siao Tiap segera memandang Pek Yun Hui, tampak
rambut Pek Yun Hui agak awut-awutan dan sepasang
matanya masih tampak basah.
"Bukankah Kakak Tay pergi cari Bee Kun Bu" Kok malah
bilang pergi meronda?" tanya Na Siao Tiap heran.
"Hian Ceng Totiang akan tinggal di sini setengah buIan,
maka aku tidak usah buru-buru pergi cari Bee Kun Bu," sahut
Pek Yun Hui. "Karena tempat kita pernah didatangi Tu Wee
Seng, maka aku merasa tidak tenang dan pergi meronda
sebentar." "Oh?" Na Siao Tiap tersenyum tahu Pek Yun Hui bohong,
"Apakah kakak Tay pernah berpikir berada di mana Bee Kun
Bu sekarang?" "Aku telah memikirkan itu, tapi masih belum berani
memastikannya," sahut Pek Yun Hui.
"Ketika Kakak Tay meronda, apakah melihat sesuatu yang
mencurigakan?" tanya Na Siao Tiap lagi.
"Tidak." Pek Yun Hui menatapnya, "Kenapa engkau
bertanya demikian?" "Aku melihat rambut Kakak Tay awut-awutan, maka
mengira Kakak Tay telah berhadapan dengan musuh
tangguh." "Rambutku tertiup angin gunung, maka jadi awut-awutan,"
ujar Pek Yun Hui. "Hari ini kita cukup capek, maka lebih baik
kita beristirahat "Baiklah." Na Siao Tiap mengangguk lalu duduk bersila
untuk beristirahat, begitu pula Lie Ceng Loan dan Pek Yun
Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Padahal sesungguhnya, Pek Yun Hui gembira sekali
melihat Bee Kun Bu di Cung Yun Giam. ia ingin me-nyapanya
tapi justru muncul Na Hai Peng, kemudian mendengar
pembicaraan serius Na Hai Peng dengan Bee Kun Bu.
Setelah berpikir bo!ak-balik, akhirnya Pek Yun Hui
mengambil keputusan untuk memutuskan beriang-benang
cintanya.... Hari sudah terang, tampak Pek Yun Hui berdiri di depan
gua Thian Ki sambil memandang ke arah langit Hembusan
angin menerpa wajahnya yang cantik tapi kelihatan agak
pucat "Dengan tiada kawan. belakang tiada yang datang, Langit
dan bumi merana, hati pun berduka." gumam gadis itu.
Usai bergumam, Pek Yun Hui pun mengambil suatu
keputusan lagi, yakni ingin kembali ke istana.
Pada waktu bersamaan, tampak Na Siao Tiap dan Lie
Ceng Loan berjalan ke luar dari gua. Ketika melihat Pek Yun
Hui berdiri mematung di situ, mereka berdua menghampirinya.
"Semalam Kakak Tay sudah bilang tidak usah menjaga di
sini, kok Kakak Tay malah menjaga di sini seorang diri?" tegur
Na Siao Tiap. "Kalau tahu Kakak Tay mau menjaga di sini, aku pun tidak
mau beristirahat semalam," sambung Lie Ceng Loan.
"Semalam aku tidak menjaga di sini, cuma bangun agak
pagi maka berdiri di sini menikmati keindahan alam, kebetulan
kalian berdua ke mari." Pek Yun Hui ter-senyum, "Kita pun
boleh bereakap-cakap."
"Kakak Tay ingin memberitahukan sesuatu?" tanya Na
Siao Tiap. "Mungkin tidak lama lagi, rimba persilatan akan dilanda
suatu bencana," jawab Pek Yun Hui. "Oleh karena itu, kalian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berdua harus terus berlatih untuk memperdalam kepandaian
kalian!" "Ya," sahut Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan serentak
Setelah itu mereka bertiga pun mulai berlatih, lalu bersenda
gurau, Tak terasa hari pun sudah mulai senja, sang surya
mulai menghilang di ufuk barat
"Kita berlatih hampir seharian, tentunya Kakak Tay sudah
capek, mari kita kembali ke dalam gua untuk beristirahat ujar
Lie Ceng Loan. "ltu memang baik, lagi pula Hian Ceng Totiang pun berada
di dalam gua. Kalau kita terus berada di sini, rasanya kurang
enak terhadap Hian Ceng Totiang," sahut Pek Yun Hui.
"BetuI." Lie Ceng Loan tersenyum.
Mereka bertiga lalu kembali ke dalam gua, Hian Ceng
Totiang sedang duduk bersemedi Ketika melihat ketiga gadis
itu, ia pun tersenyum. "Nona Pek, tadi Nona Na dan anak Loan meninggalkan
gua, apakah mereka pergi mencari Bee Kun Bu?" tanya Hian


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ceng Totiang. "Kami bertiga cuma berlatih di luar, masih belum pergi cari
Bee Kun Bu," jawab Pek Yun Hui.
"Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun "Sang waktu akan
berlalu dengan cepat, Nona Pek mengatakan dalam waktu
setengah bulan...." "Totiang jangan khawatir aku pasti akan pergi mencari Bee
Kun Bu," ujar Pek Yun Hui. "Totiang tenang saja!"
"Apa yang dikatakan Kakak Tay memang tidak sa-lah,"
sela Na Siao Tiap. "Kalau benar ayahku yang membawa pergi
Bee Kun Bu, mereka pasti berada di suatu lembah, Aku yakin
Kakak Tay pasti dapat mencari me-reka, maka Totiang tidak
usah khawatir...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Paman guru harus tenang," sambung Lie Ceng Loan,
"Kakak Tay tidak akan mengecewakan Paman guru."
"Kalau Nona Pek yakin dapat mencari Bee Kun Bu, aku
pun dapat berlega hati," ujar Hian Ceng Totiang, "Tapi
mengenai Souw Peng Hai, kita pun harus bersiap-siap."
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Mulai besok aku akan
pergi mencari Bee Kun Bu, dalam waktu tiga hari, aku pasti
dapat menemukan tempa tnya..."
Mendadak terdengar suara siulan yang amat panjang di
luar Dari suaranya yang melengking itu menandakan bahwa
yang mengeluarkan siulan itu memiliki Iweekang yang amat
tinggi, Air muka Pek Yun Hui dan Hian Ceng Totiang sudah
berubah, mereka pun langsung berhambur ke luar.
"Pendatang itu memiliki kepandaian tinggi, itu bukan
guruku," ujar Pek Yun Hui pada Na Siao Tiap, "Sekarang
sudah malam, siapa yang begitu berani memasuki Pek Yun
Giam?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu tangannya
menyambar senjata yang mirip gitar.
"Kakak Tay, kelihatannya orang itu berniat tidak baik,
Bagaimana kalau kita ke luar untuk menyambut-nya?" tanya
Na Siao Tiap. "Baiklah! Mari kita ke luar!" sahut Pek Yun Hui. Tapi adik
Loan tidak boleh pergi jauh. sedangkan Totiang boleh pergi
memeriksa di sekitar Pek Yun Giam ini."
"Baik," Hian Ceng Totiang mengangguk "Nona Pek,
menurut aku, pendatang itu mungkin Souw Peng Hai."
"Kalau benar dia...." Pek Yun Hui tertawa dingin, "ltu berarti
riwayatnya akan tamat di sini. Ayoh, mari kita ke luar!"
Pada waktu bersamaan, terdengar lagi suara siulan itu
semakin dekat dan suara siulannya berkumandang ke dalam
gua. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Na jangan ke mana-mana, biar aku saja yang pergi
menyelidikinya!" pesan Pek Yun Hui sambil melesat ke luar
Na Siao Tiap, Hian Ceng Totiang dan Lie Ceng Loan juga
melesat ke luar Ketika mereka sampai di luar, tampak dua
sosok bayangan hitam dan putih berkelebat pergi.
"Nona Pek sudah mengejar orang itu, kita harus menjaga
di sini," ujar Hian Ceng Totiang.
"Ya," sahut Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan.
sementara Pek Yun Hui terus mengejar bayangan hitam
itu, Namun meskipun gadis itu telah mengerahkan
ginkangnya, masih tidak dapat menyusul orang itu. itu
membuatnya sangat penasaran
"Biar bagaimana pun aku harus dapat menyusuInya,"
ujarnya dalam hati, "Aku ingin tahu siapa orang itu."
Akan tetapi, Pek Yun Hui tetap tidak dapat menyusul orang
itu, itu sungguh membuatnya terkejut
"Siapa orang itu" Ginkangnya begitu tinggi, Apakah dia
bukan kaum Bu Lim Tionggoan (Daratan Tengah)?"
gumamnya. Ada satu hal yang membuatnya tereengang, yaitu ginkang
yang digunakan orang itu mirip Ling Khong Sih Tou (Terbang
Diangkasa), ilmu ginkang andalan gurunya .
"Tak terduga sama sekali, selain guru masih terdapat
orang lain yang memiliki ginkang begitu tinggi." Tiba-tiba Pek
Yun Hui teringat sesuatu, "Bayangan orang itu mirip Bee Kun
Bu, apakah dia" Kalau benar berarti kepandaiannya sudah
mencapai tingkat tinggi."
Teringat akan itu, Pek Yun Hui segera berteriak
menggunakan lweekangnya. "Yang di depan itu apakah Bee Kun Bu?"
Orang yang di depan itu segera berhenti, kemudian
membalikkan badannya sambil memberi hormat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku Bee Kun Bu memberi hormat pada Kakak Tay!"
"Dugaanku tidak salah." Pek Yun Hui tertawa dan
melayang turun di hadapan Bee Kun Bu. "Kalau engkau tidak
menggunakan ilmu Ling Khong Sih Tou, aku pasti
menghujanimu dengan senjata rahasia jarum Maut pencabut
Nyawa!" "Aku harap Kakak Tay sudi memaafkanku!" ucap Bee Kun
Bu. "Aku tidak mempersalahkanmu, sebaliknya ikut gembira
atas keberhasilanmu itu," sahut Pek Yun Hui sambil
tersenyum. "Maaf Kakak Tay!" ujar Bee Kun Bu. "Aku memang
sengaja memancing Kakak Tay meninggalkan tempat itu,
karena banyak orang di sana akan menimbulkan banyak
urusan pula." "Jadi engkau ada urusan penting yang harus disampaikan
padaku?" tanya Pek Yun Hui sambil menatapnya.
"Sejak aku kenal Kakak Tay, sejak itu pula Kakak Tay
sering menolongku Aku tidak akan melupakan budi kebaikan
Kakak Tay," sahut Bee Kun Bu agak menyimpang dari
pertanyaan Pek Yun Hui. "Sebagai teman, memang harus tolong-menolong, maka
jangan menyinggung soal budi kebaikan," ujar Pek Yun Hui.
"Kalau engkau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja
jangan ragu!" "Aku harap Kakak Tay bersedia mengabulkan satu
permintaanku!" "Apa permintaanmu?"
"Harap Kakak Tay sudi mengunjungi Sui Goat San Cung
(Perkampungan Air Bulan), di sana aku akan menyampaikan
sesuatu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui diam, Bee Kun Bu menatapnya dan berkata
lagi. "Apakah Kakak Tay mengkhawatirkan adik Na dan Ceng
Loan?" "Apakah sesuatu itu harus kau sampaikan padaku di Sui
Goat San Cung?" tanya Pek Yun Hui.
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk
"Memang tidak jadi masalah aku ikut engkau ke Sui Goat
San Cung," ujar Pek Yun Hui. Tapi apakah engkau tahu
bahwa Hian Ceng Totiang sedang berada di gua Thian Ki"
Kedatangan Hian Ceng Totiang di gua itu untuk
menyampaikan pesan dari Souw Hui Hong menyangkut
keselamatan kaum/imba persilatan."
"Oh?" Bee Kun Bu tertegun "Apakah guruku mempersalahkan adik Loan?" tanyanya.
"Engkau cuma menanyakan itu?"
"Kakak Tay...." Wajah Bee Kun Bu tampak kemerah~
merahan, "Adik Loan adalah gadis yang masih po!os, lagi pula
riwayat hidupnya amat menyedihkan...."
"Oooh!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau harus tahu
bahwa gurumu tampak panik sekali, Bagaimana mungkin
punya waktu untuk mempersalahkan adik Loan-mu" Engkau
boleh berlega hati, gurumu sama sekali tidak mempersalahkan
Ceng Loan." "Kakak Tay...." Bee Kun Bu menarik nafas lega. "Kenapa
guruku datang di gua Thian Ki" Lagi pula Nona Souw Hui
Hong sudah menjadi rahib, kenapa masih menitip pesan pada
guruku?" "ltu karena...." Pek Yun Hui memberitahukan tentang Souw
Peng Hai yang masih berambisi untuk menguasai rimba
persilatan, lalu menambahkan, "Souw Peng Hai berniat
kembali ke rimba persilatan, itu akan menimbulkan suatu
bencana bagi rimba persilatan, Maka Souw Hui Hong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bermohon pada gurumu untuk me-nemuiku, agar aku mau
membasmi Souw Peng Hai, Tapi... aku sudah tidak mau
mencampuri urusan rimba persilatan lagi. Bagaimana kalau
engkau yang memikul tugas itu?"
"Kepandaianku masih terbatas, bagaimana mungkin dapat
membasmi Souw Peng Hai?"
"Kepandaianmu telah mencapai tingkat tinggi, kenapa
masih ragu akan kepandaian sendiri ?"
Tapi kepandaian Kakak Tay jauh di atas kepandaianku
kenapa menolak tugas itu?"
"Aku sudah berjanji tidak akan mencampuri urusan rimba
persilatan lagi, maka engkaulah yang harus melaksanakan
tugas itu, janganlah engkau mengecewakan guruku!"
"Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk Tapi kapan Kakak Tay
akan ikut aku ke Sui Goat San Cung?"
"Kini Hian Ceng Totiang masih berada di gua Thian Ki. Aku
harus menyelesaikan urusan itu dulu, barulah berangkat ke
Sui Goat San Cung." "Kalau begitu, aku mohon petunjuk harus bagai-mana?"
"Engkau harus ikut aku ke gua Thian Ki untuk menemui
Hian Ceng Totiang, setelah itu barulah kita berangkat ke Sui
Goat San Cung." "Tapi..." "Engkau tidak usah khawatir, gurumu tidak akan
mempersa!ahkanmu." Pek Yun Hui tersenyum. "Sesungguhnya Hian Ceng Totiang sangat menyayangi mu, hanya
saja pada waktu itu ada perintah dari ketua Kun Lun, maka
engkau harus memaklumi hal itu!"
"Baiklah, Aku ikut Kakak Tay ke gua Thian Ki untuk
menemui guruku. Tapi,., aku justru khawatir adik Loan ingin
ikut kita ke Sui Goat San Cung, sebab itu akan merepotkan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau harus tahu, bahwa adik Loan sangat
menghormatimu Apa yang engkau katakan, dia pasti menurut.
Kenapa engkau mengkhawatirkan itu?"
Bee Kun Bu membungkam. Pek Yun Hui menatapnya
sambil tersenyum dan berkata dengan suara rendah.
"Kita harus segera ke gua Thian Ki. Setelah menjelaskan
semua itu, kita pun bisa berangkat secepatnya ke Sui Goat
San Cung." "Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk
Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan Hian Ceng Totiang
masih menjaga di depan gua Thian Ki. Mendadak Lie Ceng
Loan melihat dua sosok bayangan berkelebat ke arah mereka.
"Mereka datang!" serunya.
Mendengar seruan itu, Hian Ceng Totiang segera
menghunus pedangnya, sedangkan Na Siao Tiap memegang
senjatanya erat-erat. "Nona Na jangan melancarkan serangan, sebab yang
seorang itu Nona Pek." Hian Ceng Totiang memberitahukan
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk
Tak seberapa lama kemudian, kedua sosok bayangan itu
telah melayang turun di depan gua, terdengar pula suara tawa
Pek Yun Hui. "Sungguh kebetulan, kita tidak usah mencari Bee Kun Bu
lagi, dia sudah datang ke mari," ujar Pek Yun Hui
memberitahukan. "Oh?" Hian Ceng Totiang terbelalak
"Kun Bu memberi hormat pada Guru!" ucap Bee Kun Bu
sambil berlutut di hadapan Hian Ceng Totiang.
"Mohon Guru memaafkan Kun Bu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu melihat Bee Kun Bu, Hian Ceng Totiang tidak tahu
harus girang atau murung, tapi Hian Ceng Totiang telah
menyaksikan ginkangnya begitu tinggi, tentu membuatnya
bergirang dalam hati. "Bangunlah!" ujar Hian Ceng Totiang sambil tertawa,
"Engkau tidak bersalah, Guru telah bertemu Nona Souw Hui
Hong, dia telah menjelaskan tentang kejadian itu. Guru pun
telah memberitahukan pada ketua partai Kun Lun Tong Leng
Tojin, maka engkau pun telah dinyatakan tidak bersalah dalam
hal itu. Kini menyangkut tentang Souw Peng Hai yang akan
muncul di rimba persilatan yang tentunya akan menimbulkan
suatu bencana, Engkau dan Nona Pek harus
menundukkannya agar rimba persilatan bisa tenang."
"Terimakasih, Guru!" ucap Bee Kun Bu sambil bangkit
berdiri. "Kakak Kun Bu!" Lie Ceng Loan tertawa gembira, "Selama
ini Kakak Kun Bu berada di mana" Kakak Tay dan Kakak Na
sangat merindukanmu."
Lie Ceng Loan memang berhati polos, apa yang dipikirkan
pasti diucapkannya, maka wajah Bee Kun Bu, Pek Yun Hui
dan Na Siao Tiap langsung memerah.
"Nona Na, apa kabar?" tanya Bee Kun Bu sambil memberi
hormat. "Aku baik-baik saja," sahut Na Siao Tiap sambil tersenyum
"Kenapa engkau berlaku sungkan?"
"Adik Loan masih kecil, kalau dia kurang ajar, harap Nona
Na sudi memaafkannya!" ucap Bee Kun Bu.
"Eh?" Pek Yun Hui tertawa kecil "Kenapa kalian berdua
terus-menerus berbasa-basi, kapan habis nih?"
"Aku...." Na Siao Tiap tergagap-gagap.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guruku telah mengangkat Bee Kun Bu sebagai anak
angkat, bahkan telah mengajarkan ilmu tingkat tinggi." Pek
Yun Hui memberitahukan "Selanjutnya dia pasti
mencemerlangkan nama partai Kun Lun."
Hian Ceng Totiang tertegun, pantas Bee Kun Bu sudah
begitu tinggi ilmunya! Hian Ceng Totiang membatin Mungkin
dia telah mempelajari semua ilmu Kui Goan Pit Cek.
"Kalau begitu...." Na Siao Tiap girang sekali, "Mulai
sekarang aku dan Bee Kun Bu sebagai kakak adik, itu
sungguh di luar dugaan."
"Kakak Na!" Lie Ceng Loan heran. "Kenapa Kakak Na
mengatakan sungguh di luar dugaan?"
"Ayahku bersifat aneh, beliau mau mengangkat Bee Kun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bu sebagai anak, bukankah itu sungguh di luar dugaan?"
sahut Na Siao Tiap sambil tersenyum
"Oooh!" Lie Ceng Loan manggut-manggut.
"Oh ya!" Pek Yun Hui mulai mengalih pada pokok
pembicaraan "Bee Kun Bu kemari justru melaksanakan
perintah guruku untuk menjemputku ke Sui Goat San Cung.
Aku tidak tahu apa tujuan guruku, namun besok aku harus
berangkat ke sana." "Tapi bagaimana dengan urusan Souw Peng Hai ?" tanya
Hian Ceng Totiang. Totiang tidak usah khawatir!" Pek Yun Hui tersenyum "Kini
Na Siao Tiap sudah memiliki kepandaian tinggi, dia pasti
dapat melawannya, lagi pula aku ke Sui Goat San Cung tidak
menyita banyak waktu, cuma beberapa hari saja, Kami berdua
pasti segera kembali ke mari."
"Nona Pek harus tahu, bahwa ilmu Kan Goan Cih itu amat
lihay, Mungkin Bee Kun Bu tidak mampu menghadapinya
seorang diri, maka aku harap Nona Pek segera pulang setelah
urusan di Sui Goat San Cung diselesaikan."
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Kun Bu, aku sudah lama tidak bertemu paman dan
bibi, bolehkah aku ikut?" tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Adik Loan, bukan aku tidak mau mengajakmu, tapi itu
adalah perintah dari ayah angkatku," ujar Bee Kun Bu sambil
tersenyum. "Maka aku tidak boleh mengajak orang lain.
Engkau tetap di sini bersama adik Na, setelah urusan di Sui
Goat San Cung selesai, aku pasti kembali ke mari
menjemputmu ke sana!"
"Yaah!" Lie Ceng Loan menarik nafas panjang, "Baru
bertemu sudah mau berpisah! Karena itu adalah perintah dari
ayah angkatmu, tentunya aku harus menurut dan tetap di sini."
"Adik Loan jangan berduka!" hibur Bee Kun Bu. "Aku pasti
kembali ke mari secepatnya."
"Ya, Kakak Kun Bu." Lie Ceng Loan mengangguk
"Bee Kun Bu, sudah waktunya kita berangkat," ujar Pek
Yun Hui, "Kalau hari sudah terang, tidak baik kita
menggunakan ginkang."
"Baiklah," Bee Kun Bu segera berpamit pada Hian Ceng
Totiang, Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan, lalu melesat pergi.
"Kakak Kun Bu.,,." Mata Lie Ceng Loan sudah basah.
"Paman guru, benarkan Kakak Kun Bu akan kembali ke mari
secepatnya?" "ltu tentu." Hian Ceng Totiang mengangguk "Anak Loan,
paman guru pun harus kembali ke gunung Kun Lun, baikbaiklah engkau di sini!"
"Paman guru...."
"Nona Na!" pesan Hian Ceng Totiang, "Baik-baiklah
menjaga Ceng Loan!" "Ya." Na Siao Tiap mengangguk
"Anak Loan, jaga dirimu baik-baik!" ujar Hian Ceng Totiang
lalu meninggalkan tempat itu dengan menggunakan ginkang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Paman guru.,,." Kini mata Lie Ceng Loan bersimbah air.
"Adik Loan!" Na Siao Tiap menatapnya, "Kakak Pek dan
Kakak Kun Bu telah berangkat ke Sui Goat San Cung, paman
gurumu pun kembali ke Gunung Kun Lun, maka kita berdua
tidak boleh ke mana-mana, harus tetap berada di dalam gua!"
"Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk
Mendadak mereka mendengar suara desiran, tak lama di
hadapan mereka telah muncul seseorang. Siapa orang itu,
ternyata Na Hai Peng. "Paman!" seru Lie Ceng Loan, "Kakak Kun Bu dan Kakak
Tay sudah berangkat ke Sui Goat San Cung, Paman terlambat
ke mari." "Ayah!" Na Siao Tiap segera berlutut dengan air mata
bereucuran "Nak, bangunlah!" Na Hai Peng tersenyum lembut, "Ayah
sudah tahu Bee Kun Bu berangkat ke Sui Goat San Cung
bersama Lan Tay Kong Cu. Kini ayah ingin menyampaikan
beberapa patah kata padamu, Nak!"
"Ayah mau menyampaikan apa?" tanya Na Siao Tiap
sambil bangkit berdiri. Na Hai Peng tidak segera menjawab, memandang Lie
Ceng Loan seakan merasa kurang leluasa mengatakan
sesuatu. "Paman, Ceng Loan ke dalam gua saja." Lie Ceng Loan
mengetahui hal itu. "Anak Loan!" Na Hai Peng tersenyum dan merasa tidak
enak "Engkau boleh tetap berada di sini, tidak akan
mengganggu pembicaraan kami."
Lie Ceng Loan cuma tersenyum, sedangkan Na Hai Peng
sudah memandang Na Siao Tiap seraya berkata.
"Ketika pertama kali ayah bertemu denganmu di Pek Yun
Giam, ayah pun merasa telah bersalah terhadap kalian ibu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan anak. Pada waktu itu ayah ingin membunuh diri, namun
mengingat masih banyak urusan yang belum diselesaikan,
maka ayah pun tidak jadi bunuh diri...."
Sementara Lie Ceng Loan juga mendengar pembicaraan
mereka. Gadis itu merasa heran, karena ketika bertemu Na
Hai Peng di Gunung Kun Lun, wajah Na Hai Peng cerah ceria,
namun kini tampak murung sekali, Oleh karena itu, ia pun
mendengar pembicaraan mereka dengan penuh perhatian
"Siao Tiap sama sekali tidak tahu, yang almarhumah
katakan musuh itu, ternyata Ayah, Kalau tahu, Siao Tiap pun
tidak berani melukai Ayah dengan irama Piepeh" (Gitar kuno
Cina), mohon Ayah mengampuni Siao Tiap!" ujar Na Siao Tiap
dengan mata bersimbah air.
"Aaaakh-!" Na Hai Peng menarik nafas panjang. "Anak
Tiap tidak usah cemas tentang itu, ayah tidak
mempersalahkanmu. Hari ini ayah ke mari karena ilmu Toa
Pan Yok Sin Kang (llmu Sakti Membuat Diri Keba!),
Almarhumah telah mewariskan ilmu tersebut padamu, namun
jalan darah Jintokmu belum terbuka, maka ilmu sakti itu pun
berkurang kehebatannya, Karena itu, ayah ke mari untuk
membantumu dalam hal ini."
"Tapi" "Anak Tiap jangan menolak, ayah berniat baik dan jangan
mengecewakan ayah!" desak Na Hai Peng.
"Ayah, Siao Tiap sudah tidak mau mencampuri urusan
rimba persilatan." ujar Na Siao Tiap sungguh-sungguh, "Maka
pereuma Siao Tiap memperdalam ilmu silat Lebih baik Siao
Tiap hidup tenang di tempat ini."
"Kalau begitu, ayah pun tidak akan memaksamu." Na Hai
Peng menatapnya dalam-dalam. Tapi ada satu hal yang harus
ayah beritahukan." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mengenai hal apa?" .
"Itu...." Ternyata Na Hai Peng telah merencanakan
sesuatu, "Apakah Anak Tiap masih ingat, almarhumah pernah
bilang apa padamu ketika belum meninggal?"
"lngat." Na Siao Tiap mengangguk "lbu bilang yang paling
jahat dan beracun bukanlah ular, Kalau dalam hati menyukai
seorang lelaki, haruslah cepat-cepat membunuhnya."
"Anak Tiap tahu apa artinya?"
"Siao Tiap kadang-kadang mengerti, tapi kadang-kadang
malah tidak habis berpikir, seakan tidak mengerti sama
sekali." "Apakah Anak Tiap akan menuruti apa yang almarhumah
katakan itu?" "ltu merupakan amanat almarhumah, tentunya Siao Tiap
harus menurut Tapi kepandaian Siao Tiap belum mencapai
tingkat tinggi, kalau bertemu lelaki yang Siao Tiap sukai, tapi
kepandaiannya amat tinggi, sudah pasti Siao Tiap tidak
mampu membunuhnya." "Ngmm!" Na Hai Pengmanggut-mangguL "Kini Anak Tiap
tinggal di sini, kalau Lan Tay Kong Cu pergi dan tidak bisa
cepat pulang, Anak Tiap harus bagaimana"
Na Siao Tiap diam, sebab gadis itu tidak pernah
memikirkan tentang ini. Mendadak Lie Ceng Loan me-nyela,
sebab gadis itu tidak tahu bahwa Na Hai Peng mempunyai
suatu rencana. "Paman! Kakak Kun Bu adalah anak angkat Paman, berarti
dia kakak angkat Kakak Tiap. Kakak Kun Bu amat baik
orangnya, kalau Kakak Tay tidak tinggal di sini, aku akan
menyuruh Kakak Kun Bu tidak tinggal bersama kami di sini,"
"Engkau memang bermaksud baik," sahut Na Hai Peng
sambil tersenyum. "Tapi Na Siao Tiap masih punya ayah,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau Siao Tiap tinggal di sini, tentunya harus tinggal
bersama ayah kan?" ujar Na Siao Tiap yang mengetahui
maksud Na Hai Peng. "Tidak salah." Na Hai Peng tersenyum. "Namun tahukah
Anak Tiap di mana tempat tinggal ayah?"
"KakakTay pernah memberitahukan pada Siao Tiap,
bahwa Ayah sering tinggal di sini, Nah, bukankah tempat ini
merupakan tempat tinggal Ayah?"
Na Hai Peng menggelengkan kepala sambil tertawa,
kemudian ujarnya dan menatap putrinya.
"Gua Thian Ki ini memang tempat tinggal ayah, tapi
setelah ayah menjemput ibumu dan Lan Tay Kong Cu ke luar,
maka gua Thian Ki pun telah menjadi tempat tinggal Lan Tay
Kong Cu. Setelah ibumu meninggal, ayah pun sering tinggal di
Pek Hoa Hok (Lembah seribu bunga), Lembah itu adalah
tempat tinggal kita berdua, Maka ayah harap Anak Tiap harus
kembali ke sana." "Ayah, Siao Tiap bukan tidak mau kembali ke sana, tapi
Hian Ceng Totiang telah ke mari dan menyampaikan pesan
Nona Souw Hui Hong pada Kakak Tay, bahwa Souw Peng Hai
masih berambisi untuk menguasai rimba persilatan dan tak
lama lagi akan memunculkan diri di rimba persilatan itu
merupakan bencana bagi rimba persilatan Oleh karena itu,
Kakak Tay, kakak Kun Bu dan Siao Tiap akan berunding
tentang itu, maka untuk sementara ini, Siao Tiap belum boleh
meninggalkan tempat ini," ujar Na Siao Tiap memberitahukan
dan menambahkan "Setelah berunding nanti, Siao Tiap pasti
ke Pek Hoa Hok berkumpul dengan Ayah."
"Baiklah." Na Hai Peng tertawa, "Ayah masih harus
menyelesaikan urusan lain, sampai jumpa di Pek Hoa Hok
nanti!" Na Hai Peng melesat pergi, Na Siao Tiap tertegun,
kemudian berseru memanggil Na Hai Peng.
"Ayah, tunggu.,.!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Na Hai Peng sudah tidak tampak lagi, Na Siao
Tiap berdiri termangu-mangu di tempat, air matanya pun
berderai-derai. "Paman sudah pergi, Kakak tidak usah berduka!" Lie Ceng
Loan menghiburnya dan menambahkan "Setelah urusan Souw
Peng Hai beres, Kakak boleh pergi ke Pek Hoa Hok
menjumpai paman...."
***** Bab ke 6 - Kejadian Diluar Dugaan
Pada hari kelima, di saat hari mulai senja, Bee Kun Bu dan
Pek Yun Hui telah tiba di Sui Goat San Cung, kampung
halaman Bee Kun Bu. "Sudah lama aku meninggalkan rumah, entah bagaimana
perubahan di rumah" Mudah-mudahan kedua orang tuaku
tetap sehat wa!a'fiat!" ucap Bee Kun Bu dalam hati sambil
memandang Sui Goat San Cung.
"Kenapa engkau berdiri tereenung di sini?" tanya Pek Yun
Hui heran Bee Kun Bu tidak menyahut, kemudian mengayunkan
kakinya mendekati rumahnya, Rumahnya itu memang masih
ada, namun suasananya sudah tidak seperti dulu lagi, sunyi
senyap seakan tiada penghuninya, Bee Kun Bu termangumangu memandang rumahnya itu.
"Kelihatannya telah terjadi sesuatu di rumahku." ujar Bee
Kun Bu dengan suara serak, "Mari kita ke dalam untuk melihat
apa yang telah terjadi!"
Pada waktu bersamaan, tampak seorang tua berjalan ke
luar dari rumah itu menghampiri Bee Kun Bu. Orang tua itu
menatapnya lama sekali, setelah itu barulah mengenali Bee
Kun Bu. Kemudian ia berseru sambil menggenggam tangan
Bee Kun Bu erat-erat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tuan muda! Tuan muda sudah pulang!" Air mata orang
tua itu berlinang-linang dan menangis terisak-isak.
"Ah Liok!" panggil Bee Kun Bu. Ternyata orang tua
tersebut adalah jongos tua di rumah itu. "Jangan menangis,
bagaimana keadaan orang tuaku?"
"Tuan muda, nyoya tua sudah meninggal sedangkan tuan
besar sudah lama jadi rahi
Hina Kelana 24 Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo Peristiwa Merah Salju 1

Cari Blog Ini