Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 44

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 44


mu di alam baka" Nah,
otomatis aku telah mempertemukan kalian!" ujar Co Hiong
sambil tertawa terbahak-bahak
"Engkau...." Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka
kalau Co Hiong begitu tak berperasaan dan kejam Di saat ia
hampir mati, Co Hiong masih terus-menerus menyakiti
hatinya. "Saudara Bee!" Co Hiong memandangnya dengan wajah
berseri "Apabila kalian bertemu di alam baka, entah kalian
masih saling mencinta tidak?"
Bee Kun Bu tidak menyahut ia hanya memejamkan
matanya. Co Hiong tertawa panjang, Ketika ia ingin membuka mulut
mengatakan sesuatu, mendadak dari tempat yang tak begitu
jauh, mengayun suara wanita yang dingin sekali.
"Asal saling mencinta dengan bersungguh-sungguh dan
segenap hati bertemu di mana pun pasti saling mencinta!"
Ketika mendengar suara itu, Bee Kun Bu dan Co Hiong
tampak tertegun dan Bee Kun Bu pun langsung membuka
matanya. Co Hiong segera bangkit berdiri Tampak sosok bayangan
putih melayang-layang mendekati mereka.
Setelah agak mendekat, barulah Co Hiong dan Bee Kun
Bu melihat jelas, Ternyata dia seorang wanita muda,
berpakaian putih seperti biarawatL Sungguh cantik wanita
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
muda itu, tapi wajahnya sedingin es. Siapa yang melihatnya
pasti merasa dingin pula.
Bee Kun Bu dan Co Hiong mengenali wanita muda itu.
Siapa dia" Tidak lain adalah Liong Giok Pin yang telah diusir
dari pintu perguruan partai Kun Lun.
"Suci (Kakak Seperguruan), cepat pergi!" seru Bee Kun
Bu. Liong Giok Pin memandang Bee Kun Bu.
"Kenapa aku harus pergi?" tanyanya.
Bee Kun Bu tahu jelas, kepandaian Liong Giok Pin masih
di bawah kepandaiannya, Kini gadis itu muncul begitu
mendadak, tentunya Co Hiong tidak akan melepaskannya,
maka ia menyuruhnya cepat pergi
Ketika Liong Giok Pin bertanya begitu, Bee Kun Bu jadi
melongo, sedangkan gadis itu tidak menghiraukan-nya, malah
memandang Co Hiong. Tatapan yang dingin dan penuh diliputi dendam itu,
membuat Co Hiong berdebar-debar, Namun mengingat
kepandaiannya sudah begitu tinggi, maka ia jadi tenang
kembali "Co Hiong!" tanya Liong Giok Pin setelah menatapnya
lama sekali "Apakah engkau masih mengenalku?"
"Wuaah!" Co Hiong tertawa, "Satu malam jadi suami isteri,
selamanya takkan terlupakan!"
Ucapan itu membuat sekujur badan Liong Giok Pin
gemetar dan wajahnya yang dingin itu menjadi pucat pias
saking gusarnya. "Nona Liong!" Co Hiong tersenyum "Sudah lama kita tak
bertemu, selama ini engkau ke mana?"
"Selama ini....M Wajah gadis itu tampak berseri "Aku selalu
teringat akan kebaikanmu Karena itu aku mencari suatu benda
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
langka untukmu, Kebetulan kita bertemu di sini, jadi aku tidak
usah mencarimu sampai ke ujung langit lagL"
Co Hiong tahu, bahwa Liong Giok sangat membencinya
sampai ke tulang sumsum, maka ucapannya pun berbalik dari
sesungguhnya, Namun Co Hiong yang licik itu, justru malah
tertawa-tawa. "Nona Liong, benda pusaka apa pun masih tidak bisa
dibandingkan dengan dirimu. Alangkah baik engkau
menghadiahkan dirimu untukku saja."
"Diriku sudah lama kuserahkan padamu, namun engkau
justru telah menyia-nyiakannya," sahut Liong Giok Pin,
kemudian tertawa terkekeh.
"Oh, ya?" Co Hiong tersenyum, "Maka kini dirimu tetap
milikku." "Tidak salah." Liong Giok Pin tertawa terkekeh lagi, lalu
mengeluarkan sebuah kantong kecil dari dalam baju-nya,
entah apa isinya. Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan sementara Co
Hiong bereakap-cakap dengan Liong Giok Pin untuk
menghimpun hawa murninya, otomatis membuat tenaga
murninya pulih sedikit "Eh?" Co Hiong memandang kantong kecil yang di tangan
Liong Giok Pin. "Apa itu?"
"Bersusah payah aku mencari ini," sahut Liong Giok Pin
sambil tersenyum, "Benda ini, entah engkau mau tidak?"
"Bagaimana mungkin aku menolak hadiah darimu?"
Co Hiong tertawa gelak. "Kalau begitu...." Liong Giok Pin tertawa terkekeh sambil
melempar kantong kecil itu ke arah Co Hiong, "... kuberikan
padamu!" Mendadak kantong kecil itu terbuka di saat melayang ke
arah Co Hiong. seketika berkelebat cahaya kuning, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekaligus mengeluarkan suara "Ngung!", Tampak seekor
makhluk terbang, meluncur laksana kilat mengarah pada Co
Hiong. Co Hiong segera meloncat mundur, menggerakkan
senjatanya Teng Thian Sin Cin untuk melindungi diri.
Ngung! Ngung! Makhluk terbang itu terus menerjang ke
arah Co Hiong, Pada saat itu barulah Bee Kun Bu melihat
dengan jelas makhluk terbang itu, ternyata seekor tawon
sebesar kepalan tangan. Tawon itu sangat beracun, dan baru sekali ini Bee Kun Bu
menyaksikan tawon sebesar itu.
Co Hiong masih tetap menggerakkan senjatanya, namun
wajahnya tampak terkejut sekali.
ia terus menggerakkan senjatanya, maksudnya ingin
membunuh tawon beracun itu.
Akan tetapi, tawon beracun itu sungguh gesit Wa)au Co
Hiong terus menerus menggerakkan senjatanya, tapi sama
sekali tidak berhasil memukulnya, bahkan sebaliknya tawon
beracun itu nyaris berhasil mendekatinya
Menyaksikan kejadian itu, Bee Kun Bu tahu bahwa tawon
beracun itu sulit menyengat Co Hiong, namun Co Hiong pun
sulit melepaskan diri dalam waktu singkat
Kini Bee Kun Bu sudah agak pulih, dan ini adalah
kesempatan baginya untuk meloloskan diri, Akan tetapi, ular
kilat hijau masih berada di tangan Co Hiong, bagaimana
mungkin Bee Kun Bu meloloskan diri tanpa mengambil
kantong sutera itu" Karena itu, Bee Kun Bu tidak jadi kabur
sementara wajah Co Hiong tampak cemas sekali Tiba-tiba
ia membentak keras sambil melesat pergi, tapi tawon beracun
itu langsung mengejarnya sambil mengeluarkan suara "Ngungl
Ngung! Ngungt" Ketika melihat Co Hiong melesat pergi, Bee Kun Bu
langsung membentak keras.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mau lari ke mana?"
Bee Kun Bun juga melesat ke arah Co Hiong, maksudnya
ingin mengejarnya Akan tetapi, beberapa depa kemudian,
merasa matanya berkunang-kunang sehingga jatuh duduk, itu
dikarenakan luka dalamnya masih belum sembuh.
"He he he!" Liong Giok Pin tertawa aneh, "Engkau ingin
menghindari tawon beracun itu" Tidak begitu gampang seperti
engkau menghindarikul He he he...."
"Liong Suci, jangan tertawa! Cepat kejar dia!" seru Bee
Kun Bu gugup ketika melihat Co Hiong melarikan diri.
"Aku sudah diusir dari pintu perguruan, kenapa engkau
masih memanggilku kakak seperguruan ?" tanya gadis itu
dengan air muka berubah. "Cepat,., cepat kejar dia!" sahut Bee Kun Bu. Tiada waktu
baginya untuk menghibur Liong Giok Pin yang telah diusir dari
pintu perguruan. "Kenapa aku harus mengejarnya?" tanya Liong Giok Pin
heran. "Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Nyawa
adik Loan berada di tangannya!"
Sejak diusir dari pintu perguruan, kemudian dttinggal oleh
Co Hiong secara mentah-mentah, hatinya terus merasa sakit
sekali, itu membuat sifatnya berubah aneh, Sejak itu ia tinggal
di dalam hutan, sama sekali tidak mau bertemu siapa pun,
bahkan amat membenci semua orang.
Kecuali seseorang yang sama sekali tidak dibencinya,
malah sangat menyayanginya, Orang itu adalah Lie Ceng
Loan yang berhati polos dan suci bersih.
Maka ketika mendengar Bee Kun Bu mengatakan begitu,
Liong Giok Pin tampak tertegun
"Apakah Adik Ceng Loan telah dicelakai bajingan itu?"
tanyanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ti.. tidak! Adik Loan kena racun ular, Co Hiong,.,
membawa pergi kantong sutera yang berisi seekor ular kilat
hijau, sedangkan hanya... hanya empedu ular itu yang dapat
memunahkan racun di tubuh adik Loan, Kalau tidak nyawa
adik Loan pasti melayang!"
Bee Kun Bu berbicara begitu banyak, sehingga hawa
murninya mulai buyar membuat nafasnya mulai memburu.
"Engkau tunggu di sini, aku akan mengejarnya!"
"Suci, kepandaian Co Hiong bertambah tinggi, dan senjata
yang di tangannya sangat lihay, maka Suci harus hati-hati!"
pesan Bee Kun Bu. Liong Giok Pin tidak menyahut, cuma tertawa aneh lalu
melesat pergi laksana kilat
Bee Kun Bu berupaya bangun, maksudnya ingin ikut
mengejar Co Hiong. Akan tetapi, sebelum ia berdiri tegak
sudah jatuh kembalu Akhirnya setengah merangkak ia
mendekati sebuah pohon, kemudian berdiri di situ dengan
punggung menyandar pada pohon itu.
ia berpikir, seandainya Liong Giok Pin berhasil menyusul
Co Hiong, namun belum tentu akan berhasil merebut kembali
kantong sutera yang berisi ular kilat hijau itu, boleh dikatakan
tipis sekali harapannya. Di saat ia sedang berpikir, dadanya terasa sakit sekali,
sepertinya ada orang memukutnya dengan martiL
"Aaaakh...!N keluh Bee Kun Bu dengan wajah meringis,
"Adik I-oan! Adik Loan! Apakah benar ajalmu telah tiba?"
Seketika air matanya meleleh, kemudian merasa dadanya
bertambah sakit dan.... "Uaaakh" Mulut Bee Kun Bu menyemburkan darah segar,
dan matanya merasa gelap sekali.
Buuuk! ia jatuh di tanah dan pingsan seketika.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah berapa lama kemudian, Bee Kun Bu mulai sedikit
sadar, dan merasa dirinya seakan berada di hadapan mayat
Lie Ceng Loan, juga merasa melihat Co Hiong sedang tertawa
gelak. Apa yang ada di dalam pandangannya masih tampak
begitu kacau. Berselang beberapa saat, semua itu sirna, hanya tampak
gelap gulita di sekelilingnya.
Perlahan-lahan ia membuka matanya, Namun walau
matanya sudah terbuka, tetap gelap gulita di sekeliling-nya.
Kemudian ia mencoba menghimpun hawa murninya, sehingga
luka dalamnya terasa agak membaik
Bee Kun Bu segera bangun duduk, Barulah ia merasa
dirinya berada di tempat yang lembut dan empuk, sepertinya
berada di atas setumpukan rumput kering.
Kini Bee Kun Bu teringat kembali, pada waktu itu ia berdiri
bersandar di sebuah pohon, tak lama ia memuntahkan darah
dari mulutnya, lalu jatuh pingsan di situ.
Akan tetapi, saat ini ia berada di atas setumpukan rumput
kering, lagipula tempat itu tidak mirip di dalam hutan,
melainkan mirip sebuah gua, atau di dalam sebuah ruang
batu. Tentunya ia tahu, bahwa setelah pingsan tidak mungkin
dirinya bisa berjalan ke tempat tersebut, pasti ada orang
menolongnya. "Kawan dari mana, harap memunculkan diri!" seru Bee
Kun Bu, "Aku harus mengucapkan terimakasih!"
Walau Bee Kun Bu berseru berulang kati, tetap tiada
sahutan, cuma terdengar suaranya yang berkumandang, Dari
suaranya itu, ia tahu bahwa dirinya berada di dalam sebuah
gua yang sangat besar Bee Kun Bu bangkit berdiri, kemudian mengeluarkan dua
buah batu kecil lalu digosok-gosoknya, Tak lama batu itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memancarkan api. Tidak salah, ia memang berada di dalam
sebuah gua besar Gua itu bersih sekali, Setelah menengok ke sana ke mari,
Bee Kun Bu berseru lagi "Orang berkepandaian tinggi dari mana yang menolongku"
Harap memberitahukan agar aku dapat mengucapkan
terimakasih!" Setelah berseru, barulah Bee Kun Bu sadar bahwa di
dalam gua itu tidak ada orang lain, sebab barusan ia sudah
melihat jelas gua itu, jadi pereuma ia berseru.
Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, Mendadak di
hadapannya muncul sedikit sinar, dan tampak pula sosok
bayangan. Sosok itu tidak mengeluarkan suara sedikit pun
bagaikan arwah gentayangan
Semu!a Bee Kun Bu memang terkejut sekali, tapi
kemudian teringat akan kaum Bu Lim yang bersifat aneh,
lagipula dirinya telah ditolong, kenapa harus merasa takut"
"Bukan aku yang menolongmu." Terdengar suara yang
amat dingin. "Anda muncul di sini, tentunya punya hubungan dengan
orang yang menolongku, bukan?" tanya Bee Kun Bu sambil
menjura memberi hormat pada orang itu.
"Benar, Aku sekarang mau mengajakmu pergi menemuinya." Orang itu memberitahukan.
"Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu.
Orang itu berjalan pergi, dan Bee Kun Bu mengikutinya
dari belakang, Bee Kun Bu tahu, bahwa orang itu tidak ke luar,
melainkan ke dalam.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Saat ini, Bee Kun Bu masih memikirkan keadaan Lie Ceng
Loan, sehingga timbul pula rasa cemas dalam hatinya,
sedangkan orang itu masih terus berjalan ke dalam, Setelah
melewati beberapa tikungan, Bee Kun Bu bertanya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kawan! ini tempat apa dan apakah masih jauh ke tempat
orang yang menolongku itu?"
Orang itu tidak menyahut ia terus berjalan tanpa
mengeluarkan suara sedikit pun. Karena orang itu tidak
menyahut, Bee Kun Bu merasa tidak enak bertanya lagi.
Orang itu tidak memaksanya pergi, melainkan ia yang mau
pergi menemui orang yang telah menolongnya.
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak tampak
cahaya terang di depan, Tampak pula sebutir mutiara sebesar
telor ayam menempel di dinding gua. Mutiara itulah yang
memancarkan sinar, Kemudian ketika Bee Kun Bu melihat
sebuah pintu tertutup rapat di ujung lorong, orang tersebut
berkata. "Orang yang menolongmu berada di dalam ruang itu,
silakan masuk sendiri!"
Bee Kun Bu tereengang, lalu melangkah ke depan pintu,
Setelah berpikir sejenak barulah ia mendorong pintu itu.
Pintu itu terbuka, tampak remang-remang didalamnya. itu
pun sinar yang dipancarkan dari sebutir mutiara.
Bee Kun Bu melangkah ke dalam, Dilihatnya ada dua
orang sedang duduk bersemedi. Ketika ia baru mau memberi
hormat, justru mendadak ia menjadi tertegun dua orang
sedang duduk bersamedi, Ketika ia baru mau memberi
hormat, justru mendadak ia menjadi tertegun Ternyata di saat
itu Bee Kun Bu sudah melihat jelas ke dua orang tersebut
Mereka adalah Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk, yaitu
Tocu Pulau Kabut Hitam. Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka kalau akan
bertemu ke dua orang itu di dalam gua tersebut. ia pun tahu
bahwa yang menolongnya adalah ke dua orang itu. sementara
Kai Thian Kauw Cu sudah membuka matanya, lalu
memandang Bee Kun Bu seraya tertawa, "Bee siauhiap, orang
hidup selalu bertemu." padahal Bee Kun Bu sudah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyaksikan ke dua orang itu terluka parah oleh senjata Pek
Yun Hui. Namun saat ini suara Kai Thian Kauw Cu begitu
lantang dan nyaring, pertanda lukanya itu telah sembuh.
Terimakasih atas pertolongan Kauw Cu!" ucap Bee Kun Bu
sambil senyum paksa, "Maaf, aku mau mohon diri!"
"Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak, "Bee siauhiap,
tempat ini adalah gua aneh yang berada di dalam perut
gunung. Kalau tiada orang yang menunjukkan jalan, siapa pun
tidak bisa meloloskan diri dari sini."
"Kalau begitu Kauw Cu berniat mengurungku di sini, itu
bertujuan apa?" tanya Bee Kun Bu.
"Kalau kami ingin mencelakaimu..." sela Lim Thian Tuk.
"Mungkin engkau sudah jadi mayat."
"Benar!" Bee Kun Bu mengangguk "Karena itu, aku
mengucapkan terimakasih pada kalian berdua, Tapi karena
aku masih punya urusan penting, maka tidak bisa lama-Iama
di sini." "Bee siauhiap!" Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahakbahak. "Gara-gara kalian beberapa orang, sehingga membuat
Kai Thian Kauw belum dapat mengerjakan sesuatu yang
menggemparkan Bahkan sebaliknya malah diri kami berdua
yang celaka, Tentunya engkau tahu, kenapa kami
menolongmu itu bukan dikarenakan kami tidak menghendaki
engkau tidak mati lho!"
"Kalau begitu...." Air muka Bee Kun Bu berubah, "Kalian
menghendaki apa?" "Wa!au Kai Thian Kauw telah terhalang, namun tetap
harus menjagoi rimba persilatan," sahut Kai Thian Kauw Cu,
"Lusa malam, semua anggota Kai Thian Kauw akan
berkumpul di luar, dan mereka semua akan bersumpah setia
dengan darah, Karena itu, kami sangat membutuhkan dirimu."
"ltu urusan Kai Thian Kauw, kenapa dikaitkan dengan
diriku?" tanya Bee Kun Bu heran.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee siauhiap!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak lagi,
"Walau engkau masih muda, tapi sudah tersohor Lagipula
engkau berasal dari Tionggoan, maka namamu tidak begitu
dikenal di perbatasan maupun di seberang laut!"
"Lalu kenapa?" "Kalau dirimu dijadikan tumbal dalam sumpah setia itu,
tentunya akan membuat Kai Thian Kauw jadi jaya sekali,"
sahut Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa ter-bahak-bahak.
Mendengar ucapan itu, sekujur badan Bee Kun Bu jadi
dingin. Kini barulah ia tahu kenapa ke dua orang itu
menolongnya, tidak lain ingin menggunakan dirinya sebagai
tumbal Luka dalamnya belum sembuh benar, lagipula ke dua
orang itu berkepandaian amat tinggi, maka boleh dikatakan
tiada harapan baginya untuk meloloskan diri, itu membuatnya
terus membungkam "Dengan cara itu, jelas namamu akan semakin tersohor,"
ujar Kai Thian Kauw Cu dan tertawa gelak lagi.
"Tadi aku mengira, kalian menolongku dengan setulus hati,
tidak tahunya kalian berniat yang begitu kejam terhadap
diriku!" ujar Bee Kun Bu dingin.
"Kami justru ingin membuat namamu semakin terkenal.
Engkau harus berterimakasih pada kami lho," sahut Lim Thian
Tuk sambil tersenyum sadis.
Kai Thian Kauw Cu juga ikut tertawa. Kemudian
mengangkat sebelah tangannya, seketika muncul empat
orang dengan membawa tali.
"lkat dia!" Kai Thian Kauw Cu menunjuk Bee Kun Bu.
"Kurung dia di dalam ruang batu!"
"Ya!" sahut ke empat orang itu serentak, lalu mendekati
Bee Kun Bu. MendadakBee Kun Bu melancarkan dua buah
pukulan Walau luka dalamnya belum sembuh benar, namun
ke dua pukulan itu cukup dahsyat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tampak terpental dua orang, itu membuat Lim Thian Tuk
gusar sekali dan membentak
"Engkau masih berani bertingkah" Apakah harus dihajar
dulu?" Bee Kun Bu tidak menyahut, malah melesat pergi secepat
kilat Akan tetapi, di saat bersamaan, merasa ada tenaga yang
sangat dahsyat menghisap dirinya dari be-lakang, sehingga
membuat badannya terhisap mundur
Bee Kun Bu berusaha menghimpun tenaga murninya
untuk melawan, namun tenaga hisapan itu bertambah kuat,
sehingga badannya terus terhisap ke belakang.
"Ha ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak.
Bee Kun Bu terkejut bukan main, sebab Leng Tay Hiatnya
telah tereengkeram oleh tangan Kai Thian Kauw Cu. itu
membuat sekujur badannya terasa sakit sekali dan lemas tak
bertenaga "Hm!" dengus Kai Thian Kauw Cu. "Bee siauhiap, lebih
baik engkau terima nasib saja!"
Bee Kun Bu menoleh, ia tidak melihat Kai Thian Kauw Cu,
hanya melihat Lim Thian Tuk yang sedang menatapnya
dengan bengis sekali. Akhirnya Bee Kun Bu menarik nafas panjang, Selain
menerima nasib, apa yang dapat diperbuatnya"
"lkat dia!" Kai Thian Kauw Cu memberi perintah pada ke
empat orang itu. Kali ini Bee Kun Bu tidak melawan, membiarkan badannya
diikat Setelah itu, ia digotong pergi, Terdengarlah suara tawa
gelak Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk.
Bee Kun Bu digotong ke dalam sebuah lorong yang gelap,
dan setelah belok sini belok sana, barulah Bee Kun Bu ditaruh
ke bawah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tempat apa ini?" tanya Bee Kun Bu. "Sebetulnya mau
kalian apakan diriku?"
"Tadi Kauw Cu bilang apa padamu?" Salah seorang dari
mereka balik bertanya. "Bee siauhiap, engkau memang harus menerima na-sib,"
sambung yang lain. "Di sini adalah gua aneh, apabila engkau ingin melarikan
diri, engkau pasti akan mati kelaparan atau mati terpagut ular
beracun yang di dalam gua ini!" Salah seorang yang lain lagi
memberitahukan "Aaaakh...!" keluh Bee Kun Bu.
Setelah ke empat orang itu pergi, Bee Kun Bu mulai
menghimpun hawa murninya, Setelah itu, barulah ia
menengok ke sana ke mari, dan akhirnya menarik nafas
panjang lagi. Tiba-tiba ia teringat apa yang dikatakan Kai Thian Kauw
Cu, yakni lusa malam dirinya baru akan dijadikan tumbal,
berarti masih punya kesempatan bagi dirinya.
Kalau begitu, harus mencoba mengobati lukanya dengan
cara menghimpun hawa murninya. Apabila ia bisa pulih enam
tujuh bagian, bukankah pada waktu itu ia masih bisa mengadu
nyawa dengan Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk"
Setelah berpikir demikian Bec Kun Bu terus-me-nerus
menghimpun hawa murninya....
***** Bab ke 23 - Terpedaya Oleh Rayuan Gombal
sementara Liong Giok Pin yang mengejar Co Hiong sudah
menempuh perjalanan hampir tujuh mi1. Akan tetapi ia sama
sekali tidak menemukan jejaknya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia tahu, tawon beracun yang dilepaskan nya itu, kalau
mengejar sesuatu yang hidup, harus sampai dapat menyengat
nya. Oleh karena itu, Liong Giok Pin yakin bahwa Co Hiong
tidak akan begitu gampang meloloskan diri dan masih
dikejarnya. Setelah menempuh beberapa mil lagi, mendadak ia
mendengar suara "Ngung! Ngung!", Betapa girangnya Liong
Giok Pin. ia langsung saja melesat ke tempat itu.
ia melihat cahaya putih berkelebatan Tampak pula tawon
beracun itu melayang-layang di situ sambil mengeluarkan
suara ngung-ngungan Liong Giok Pin berhenti tak jauh dari tempat itu, dan Co
Hiong sudah melihat kehadirannya.
Sejak dikejar-kejar tawon beracun itu, Co Hiong sama
sekali tidak pernah berhenti memutar-mutarkan senjata nya.
Namun demikian beberapa kali ia nyaris tersengat
Memang sungguh gesit sekali tawon beracun itu. ia
mampu menghindari sambaran-sambaran senjata pusaka Co
Hiong, Padahal Co Hiong banyak akalnya, tapi kali ini merasa
kewalahan menghadapi tawon beracun itu.
Ketika melihat Liong Giok Pin, kegusarannya langsung
memuncak Namun wajahnya tampak berseri-seri.
"Kakak Liong! Apakah engkau ingin menangkap kembali
tawonmu ini?" serunya.
"Bagaimana mungkin aku akan menangkapnya kem-bali?"
sahut Liong Giok Pin dingin "ltu memang khusus untuk
mencabut nyawamu!" "Oh?" Co Hiong tersenyum manis, "Kalau begitu, untuk
apa engkau ke mari?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Co Hiong! Engkau adalah orang yang telah berlumuran
dosa!" bentak Liong Giok Pin, "Namun sebelum engkau mati,
engkau masih boleh berbuat suatu kebaikan!"
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Kakak Liong telah salah
paham padaku." "Engkau tidak perlu banyak omong!" bentak Liong Giok Pin
lagi. "Kakak Liong!" senyuman Co Hiong semakin manis,
"Engkau menghendaki aku berbuat kebaikan apa?"
"Cepat lemparkan kantong sutera itu padaku!" sahut Liong
Giok Pin cepat Co Hiong manggut-manggut, Kini ia sudah tahu apa
sebabnya Liong Giok Pin mengejarnya, ternyata demi kantong
sutera yang berisi ular kilat hijau itu.
"Kakak Liong, engkau harus tahu," ujar Co Hiong
memberitahukan " Kantong sutera ini berisi ular yang sangat
beracun Untuk apa engkau minta kantong ini?"
Tidak ada urusan denganmu!" sahut Liong Giok Pin sengit
"Kalau engkau menghendaki agar aku melempar kantong
sutera ini padamu, itu,., gampang sekali." Co Hiong tertawa,
Tapi engkau harus menangkap kembali tawon beracun itu."
Air muka Liong Giok Pin langsung berubah, ia justru ingin
membunuh Co Hiong dengan tawon beracun, tetapi sekarang
Co Hiong menyuruhnya agar menangkap tawon itu kembali
"Kalaupun engkau tidak mau menangkapnya kembali aku
pun tidak akan tersengat TapL.," "Kenapa?"
"Nyawa Lie Ceng Loan yang akan melayang."
Liong Giok Pin terkejut mendengar ucapan Co Hiong itu.
Tadi Bee Kun Bu hanya memberitahukan bahwa Lie Ceng
Loan kena racun ular, dan racun itu hanya dapat dipunahkan
dengan empedu ular kilat hijau, Namun ia tidak
memberitahukan bahwa Na Hai Peng telah menutup jalan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
darah Lie Ceng Loan, sehingga Lie Ceng Loan masih bisa
bertahan sebu!an, Karena itu, Liong Giok Pin sama sekali
tidak tahu bagaimana keadaan Lie Ceng Loan.
Ketika mendengar Cd Hiong berkata begitu, cemaslah hati
Liong Giok Pin, dan mengkhawatirkan Co Hiong akan
mencelakai Lie Ceng Loan.
Co Hiong memang sedang memutar-mutarkan senjatanya, tapi masih sempat melihat perubahan wajah Liong
Giok Pin. "Kakak Liong!" Co Hiong tertawa, "Terus terang, walau
tawon beracun itu sangat lihay, tapi tidak sulit bagiku
melenyapkannya." "Kalau begitu, kenapa engkau tidak turun tangan
melenyapkannya?" tanya Liong Giok Pin dingin.
"Aku lihat dia masih bermanfaat bagiku, maka aku ingin
menangkapnya hidup-hidup." jawab Co Hiong.
Liong Giok Pin tersentak mendengar ucapan itu, sebab ia
sudah melihat jelas, kepandaian Co Hiong memang sudah
tinggi sekali, terutama senjata yang di tangannya itu, pasti


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebuah senjata pusaka. "Kalau aku menangkap kembali tawon beracun itu, apakah
engkau akan menyerahkan kantong sutera itu padaku?" tanya
Liong Giok Pin. "Tentu." sahut Co Hiong cepat
sebetulnya Liong Giok Pin tidak begitu mempereayai Co
Hiong, Namun demi nyawa Lie Ceng Loan, ia terpaksa harus
mempereayainya. "Hm!" dengus Liong Giok Pin dingin "Apabila engkau
mengingkar janji, aku masih tetap bisa menghadapimu!"
Tentu! Tentu!" Co Hiong tertawa.
Liong Giok pin menatapnya sejenak, kemudian
mengeluarkan sebuah kantong kecil dari dalam bajunya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Perlahan-lahan dibukanya kantong kecil itu, lalu dikibaskan
dan seketika itu juga tampak semacam bubuk hijau berhambur
ke luar dari dalamnya. Begitu mencium bau bubuk itu, tawon beracun tersebut
mendekat dan langsung masuk ke kantong kecil Kemudian
Liong Giok Pin mengikat mulut kantong kecil itu seraya
membentak "Cepat serahkan kantong sutera itu!"
"Kakak Liong!" sahut Co Hiong yang telah me rencana
sesuatu, "Kantong ini pasti kuberikan, namun ada satu hal
yang harus kujelaskan lebih dulu kepadamu."
"Engkau jangan macam-macam!" bentak Liong Giok Pin
lagi. "Jangan khawatir, aku tidak akan macam-macam," ujar Co
Hiong sambil tersenyum. "Kalau begitu, cepat lemparkan! Tidak perlu banyak
bicara!" tandas Liong Giok Pin dingin.
"Kakak Liong!" Co Hiong menarik nafas dengan wajah
muram. "Aku bersungguh-sungguh demi dirimu, kenapa
sebaliknya engkau malah bersikap begitu terhadapku
Ucapan Co Hiong yang begitu lembut itu membuat Liong
Giok Pin teringat kembali pada saat-saat yang indah
bersamanya. "Kakak Liong!" Co Hiong maju dua langkah sambil
tersenyum lembut "Engkau bertambah cantik, tapi kenapa
harus mengenakan pakaian biarawati?"
Liong Giok Pin diam saja. Kelihatannya ia mulai
terpengaruh oleh kata-kata manis Co Hiong, dan hal itu
membuat Co Hiong bergirang dalam hati.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Liong!" Co Hiong maju lagi dua langkah. "Aku
berkata sesungguhnya engkau boleh pereaya boleh tidak,
Namun cukup engkau mengetahuinya."
Liong Giok Pin memejamkan matanya, Sekujur badannya
tampak gemetar, dan ia sama sekali tidak tahu harus berbuat
apa. "Kakak Liong!" Suara Co Hiong yang lembut menggetarkan
kalbu itu mengalun lagi "Kalau engkau tidak pereaya, silakan
cari informasi tentang diriku, pernahkah aku jatuh cinta pada
gadis lain" Sesungguhnya, di dalam hatiku cuma ada engkau
seorang." "Benarkah kata-katamu itu?" tanya Liong Giok Pin dengan
air mata berderai-derai. sementara Co Hiong telah menyimpan kantong sutera itu
ke dalam bajunya, dan betapa girangnya ketika ia mendengar
pertanyaan gadis tersebut
"Tentu sungguh..." jawabnya, lalu mendadak bergerak
cepat Tahu-tahu kantong kecil yang ada di tangan Liong Giok
Pin telah berpindah ke tangan Co Hiong.
Liong Giok Pin yang telah kena rayuan gombal itu, sama
sekali tidak bersiap, Maka ketika ia tersentak sadar, kantong
kecil yang ada di tangannya telah lenyap.
"Co Hiong!" bentaknya sengit
"Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Ada urusan apa?"
Sekujur badan Liong Giok Pin menggigil, dan wajah pucat
pias, sehingga mulutnya tak mampu bersuara.
Saat ini ia amat membenci pada dirinya sendiri, kenapa
begitu gampang terpengaruh oleh rayuan Co Hiong yang
biadab itu. sepasang matanya membara, dan sekonyongkonyong ia memekik keras sambil menyerang Co Hiong.
Setelah berhasil merebut kantong kecil yang berisi tawon
beracun itu, Co Hiong tidak takut lagi terhadap Liong Giok Pin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat Liong Giok Pin menyerangnya, ia berkelit ke
samping sambil tertawa, lalu batas menyerang dengan jurus
Toa Hai Mouw Cin (Mencari jarum Di Laut).
Kebencian Liong Giok Pin terhadap Co Hiong telah
memuncak Maka serangannya tadi menggunakan segenap
tenaganya. Karena Co Hiong berkelit, maka serangan gadis itu jatuh di
tempat kosong, membuatnya tiada kesempatan untuk
menghindari serangan balasan dari Co Hiong. Namun lantaran
ia menggunakan segenap tenaganya, maka ketika
serangannya itu jatuh di tempat kosong, badannya pun terus
meluncur ke depan, sehingga terluput dari serangan balasan
Co Hiong. Begitu serangannya meleset Co Hiong segera
menggerakkan senjatanya lagi menyerangnya dengan jurus
ke dua. Liong Giok Pin memekik aneh sambil membalikkan
badannya, tetapi serangan Co Hiong itu telah tiba, maka tanpa
banyak pikir lagi, ia langsung menjulurkan tangannya untuk
mencengkeram senjata Co Hiong.
Kepandaian gadis itu memang di bawah Co Hiong, maka
bagaimana mungkin ia bisa berhasil mencengkeram senjata
Co Hiong" Bahkan karena Co Hiong mendadak
menggeserkan senjatanya, maka ujung senjata itu malah
mengarah pada urat nadi di pergelangan tangan Liong Giok
Pin. seketika itu juga Liong Giok Pin merasa lengannya ngiiu,
Baru saja ia mau meloncat mundur, tiba-tiba Co Hiong sudah
melesat ke arahnya. Crasss! Ujung senjata itu telah menusuk bahunya hingga
hampir tembus ke belakang, setelah berhasil menusuk bahu
Liong Giok Pin, Co Hiong mengayunkan kakinya menendang.
Duuuk! Perut Liong Giok Pin tertendang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bahu dan perut Liong Giok Pin telah terluka, maka
bagaimana mungkin ia kuat lagi mengadakan perlawan-an"
Liong Giok Pin menjerit perlahan ketika perutnya tertendang,
Mendadak Co Hiong menyerang lagi, dengan tendangan yang
jauh lebih dahsyat dari pada tendangan tadi.
Duuuk! Badan Liong Giok Pin terpental bagaikan layanglayang putus, kemudian jatuh duduk di tanah dan mulutnya
menyemburkan darah segar.
"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Kakak Liong, apakah
engkau masih berani menentangku?"
HAku... aku akan mencincang dagingmu dan meng-hirup
darahmu!" sahut Liong Giok Pin sambil berkertak
"Ha ha!" Co Hiong tertawa lagi, "Apa yang engkau katakan
itu tidak mungkin terwujud!"
Co Hiong mulai mendekati Liong Giok Pin selangkah demi
selangkah, dan senjatanya diarahkan pada dada Liong Giok
Pin. "Engkau ingin turun tangan membunuhku?" tanya Liong
Giok Pin. "Benar!" Mendadak wajah Co Hiong berubah bengis sekali,
"ltu agar kelak engkau tidak bisa mencincang dagingku dan
menghirup darahku!" Liong Giok Pin memejamkan matanya. ia yakin Co Hiong
pasti turun tangan membunuhnya. Di saat ujung senjata Co
Hiong hampir menusuk dadanya, tiba-tiba terdengar suara
langkah yang diiringi suara tawa terkekeh-kekeh.
Co Hiong tertegun, Kemudian ia menarik kembali
senjatanya, kemudian melesat ke belakang sebuah pohon.
Tak lama muncullah tiga orang, dua lelaki dan satu wanita,
Mereka berdandan seperti pendeta Taosme dan biarawati,
Akan tetapi, pakaian mereka sudah kotor dan kumal, bahkan
wajah mereka pun kotor tidak karuan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tereengang, sebab selama ini ia tidak pernah
dengar ada tokoh seperti itu dalam rimba persilatan
Ketika Co Hiong sedang berpikir, ke tiga orang itu sudah
sampai, Setelah melihat jelas, Co Hiong terbelalak, sebab ke
tiga orang itu ternyata Kun Lun Sam Cu, yakni Tong Leng
Tojin, Hian Ceng Totiang dan Giok Cin Cu.
Kun Lun Sam Cu sangat terkenal dalam rimba persilatan
kedudukan mereka bertiga dalam rimba persilatan pun amat
tinggi, Akan tetapi, kenapa kini mereka berubah jadi begini
rupa" Ternyata Co Hiong sama sekali tidak tahu akan
kejadian yang menimpa Kun Lun Sam Cu, maka ia jadi
terperangah ketika menyaksikan mereka bertiga. Namun Co
Hiong tidak berani sembarangan bertindak, karena Kun Lun
Sam Cu berkepandaian tinggi.
Liong Giok Pin pun sudah melihat dengan jelas ke tiga
orang itu. ia merasa malu dan menyesal, sehingga air
matanya langsung me!eleh. "Guru!" panggilnya.
padahal saat itu, Kun Lun Sam Cu sudah melewatinya.
Ketika mendengar suara panggilan itu, mereka bertiga
berhenti dan langsung membalikkan badan, memandang
Liong Giok Pin sambil tertawa ha ha hi hi.
Liong Giok Pin tertegun perlu diketahui, sejak berpisah
dengan Lie Ceng Loan, ia berangkat ke dalam hutan daerah
suku Miauw, tujuannya hanya ingin menangkap tawon
beracun itu. Tentang Mo Kui Ceh Yi, ia sama sekali tidak
mengetahuinya Saat ini, Kun Lun Sam Cu tidak mengenali Liong Giok Pin,
maka hati mereka pun tidak merasakan apa-apa. Hanya saja
mereka mendengar suara Liong Giok Pin, maka berhenti dan
memandangnya sambil tertawa-tawa.
"Guru!" ucap Liong Giok Pin, "Giok Pin sudah tidak punya
muka bertemu guru...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Lun Sam Cu tetap tertawa aneh, sehingga membuat
Liong Giok Pin dan Co Hiong yang bersembunyi itu, merasa
ada keanehan pada diri Kun Lun Sam Cu.
Akan tetapi, tidak terpikirkan oleh Co Hiong, bahwa kini
Kun Lun Sam Cu dalam keadaan gila, Kalau ini terpikirkan
olehnya, mungkin Kun Lun Sam Cu pun akan mati di
tangannya. Sebaliknya Co Hiong malah menganggap Kun Lun Sam
Cu telah mengetahui akan keberadaannya di tempat itu,
sehingga berpura-pura bersikap aneh. Oleh karena itu, Co
Hiong bertambah berhati-hati.
"Guru, bolehkah Giok Pin ikut kalian?" tanya Liong Giok
Pin. Kun Lun Sam Cu tidak memperlihatkan reaksi apa pun. itu
membuat Liong Giok Pin bergirang dalam hati, karena
mengira Kun Lun Sam Cu menerimanya, seketika juga Liong
Giok Pin langsung berlari menghampiri Giok Cin Cu, lalu
mendekap di dadanya. "Guru!" panggilnya dengan air mata bereucuran
Giok Cin Cu menangkap lengan Liong Giok Pin, kemudian
tertawa terkekeh dan mendadak melesat pergi dengan
menarik Liong Giok Pin. Tong Leng Tojin dan Hian Ceng
Totiang segera mengikutinya dari belakang.
Menyaksikan kejadian itu, tertegunlah Co Hiong, ia ingin
mengejar mereka, namun dibatalkannya, sebab ia ingat Kun
Lun Sam Cu muncul mendadak, mungkin masih ada orang
lain menyusul Oleh karena itu ia membatalkan niatnya untuk
mengejar mereka. Lagi pula setelah Co Hiong meninggalkan Toan Hun Ya,
sepanjang jalan ia mendengar tentang Kai Thian Kauw,
hatinyapun tertarik, sesungguhnya ia masih ingin membangun
kembali partai Thian Liong, Namun ketika mendengar Kai
Thian Kauw begitu kuat, maka ia mengambil keputusan
bergabung dengan Kai Thian Kauw tersebut untuk membasmi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sembilan partai besar, setelah itu baru menyusun rencana
lagi. Setelah Kun Lun Sam Cu dan Liong Giok Pin sudah tidak
tampak, barulah Co Hiong ke luar dari tempat
persembunyiannya, Di saat itu pula ia teringat pada Bee Kun
Bu yang belum sempat dibunuhnya, itu gara-gara dirinya
dikejar-kejar oleh tawon beracun.
Co Hiong cepat-cepat pergi ke tempat Bee Kun Bu
tergeletak sesampainya di tempat iiu, ia terbelalak karena
tidak melihatnya, Co Hiong mencari ke sana ke mari, tetapi
sama sekali tidak menemukan jejaknya.
Akhirnya ia meninggalkan tempat itu, tujuannya pergi ke
Kwat Cong San, Ternyata ia sudah mempunyai suatu rencana
tertentu. Karena tidak bertemu Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie
Bun Yun langsung menuju Kwat Cong San dengan hati
tereekam. Begitu mereka sampai di depan gua Thian Kie, pintu gua
itu tertutup rapat, Pek Yun Hui segera berseru.
"Guru! Kun Bu sudah sampai belum?"
Pintu gua itu terbuka, Tampak Na Hai Peng berjalan ke
luar dengan wajah muram. ia memandang Pek Yun Hui
seraya balik bertanya. "Engkau bilang apa?"
pertanyaan ini membuat Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun
terkejut bukan main, Sekujur badan mereka pun dingin
seketika. "Kenapa baru beberapa hari kalian sudah pulang?" tanya
Na Hai Peng cemas, "Apa yang telah terjadi atas diri Kun Bu?"
"Dia.,, dia membawa ular kilat hijau ke mari, Apakah dia...
dia belum sampai di sini?" sahut Sie Bun Yun dengan wajah
memucat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia belum kembali." Na Hai Peng memberitahukan Sie
Bun Yun dan Pek Yun Hui saling memandang
Mulut mereka terus membungkam, tak mampu
mengucapkan sepatah kata pun.
"SebetuInya kalian telah menghadapi masalah apa"
Kenapa kalian pergi bertiga, tetapi pulang hanya berdua"
Mungkin anak Loan tidak bisa bertahan sampai satu bulan."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika mendengar apa yang dikatakan Na Hai Peng, hati
Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui semakin cemas.
"Kun Bu telah berhasil mencuri ular kilat hijau itu, tapi dia
entah kemana?" jawab Pek Yun Hui.
"Apakah...." Air muka Na Hai Peng berubah, H... dia malah
terpagut oleh ular kilat itu?"
"ltu tidak mungkin." Pek Yun Hui menggelengkan kepala.
"Cepatlah kalian tuturkan apa yang telah terjadi!" desak Na
Hai Peng tambah tidak tenang.
Tak lama setelah meninggalkan Kwat Cong San, kami
memperoleh jejak ular kilat hijau itu, Orang yang pernah
bertarung denganku, ternyata kakak seperguruan Souw Peng
Hai...." Tutur Pek Yun Hui sejelas-jelasnya.
"Kalau begitu.,." ujar Na Hai Peng seusai mendengar
penuturan itu, "... Kun Bu pasti telah menemui sesuatu di
tengah jalan." "ltu justru sangat mengherankan," ujar Sie Bun Yun,
"Padahal tempat itu tidak begitu jauh dari Kwat Cong San, lagi
pula Saudara Bee yang berangkat lebih dulu, baru kami
menyusul Apabila bertemu musuh, tidak mungkin Saudara
Bee tidak melawan!" "Jangan-jangan...." Pek Yun Hui mengerutkan kening.
"Jangan-jangan apa?" tanya Sie Bun Yun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia bertemu Siao Tiap," sahut Pek Yun Hui sambil
tersenyum getir Sie Bun Yun dan Na Hai Peng tertegun mendengar
ucapan itu, dan lama sekali barulah Na Hai Peng berkata.
"Menurut aku, dia tidak bertemu Siao Tiap."
"Kenapa Locianpwee mengatakan begitu?" tanya Sie Bun
Yun. "Aku tahu jelas sifat Siao Tiap," jawab Na Hai Peng sambil
menghela nafas panjang, "Dia jatuh cinta pada Kun Bu, itu
merupakan urusan yang sangat merepotkan, yang jelas dia
tidak akan mencelakai Ceng Loan."
"Mungkinkah..." ujar Sie Bun Yun berpikir sejenak,
"Sebelum Saudara Bee memberitahukan tentang keadaan
Nona Lie, dia sudah mati di tangan Siao Tiap?"
"Sifat dan hati Siao Tiap memang keras sekali, namun dia
tidak berhati begitu kejam," ujar Na Hai Peng sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terus berpikir, akhirnya
mereka berdua pun sependapat dengan Na Hai Peng.
Akan tetapi, kalau Bee Kun Bu tidak bertemu Na Siao Tiap,
lalu bertemu siapa" Karena itu, mereka bertiga terus memperbincangkannya,
akhirnya Na Hai Peng berkata.
"Kalian berdua, lebih baik pergi cari dia lagi!"
"Ya." sahut Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui serentak, lalu
melesat pergi dengan menggunakan ginkang.
Ketika mereka berdua sampai di kaki gunung Kwat Cong
San, tampak sosok bayangan melesat ke arah mereka,
Sungguh cepat gerakannya, sehingga dalam waktu sekejap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sudah sampai di tempat Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui
berada. Semula mereka berdua girang sekali, karena mengira
bayangan itu adalah Bee Kun Bu.
Namun setelah bayangan itu mendekat, terbelalaklah
mereka, bahkan tampak tertegun pula.
Bayangan itu ternyata Co Hiong, Sie Bun Yun dan Pek
Yun Hui saling memandang, Mereka berdua yakin bahwa
kemunculan Co Hiong kali ini pasti berhubungan dengan Bee
Kun Bu. "Ha ha!" Co Hiong tertawa cerah, "Pek Lie Hiap, selamat
bertemu!" "Hm!" dengus Pek Yun Hui. "Engkau mau pergi ke mana?"
HHa ha!" Co Hiong tertawa lagi, "Memang tidak salah Pek
Lie Hiap yang sangat terkenal, aku mau pergi ke mana,
apakah harus melapor atau minta izin pada Pek Lie Hiap?"
"Apakah engkau bertemu Bee Kun Bu?" tanya Pek Yun
Hui. Co Hiong tersentak, tapi wajahnya tetap tampak biasa.
"Tidak! Sudah lama aku tidak bertemu Saudara Bee." ia
tersenyum. "Dia berada di mana sekarang?" tanyanya.
"Adik Pek!" bisik Sie Bun Yun. "Dia tidak bertemu Saudara
Bee, untuk apa kita banyak bicara dengan nya ?"
"Engkau pereaya apa yang dikatakannya?" sahut Pek Yun
Hui sambil tersenyum dingin.
"Adik Pek! Benarkah dia telah bertemu Saudara Bee?" Sie
Bun Yun berbisik lagi. "Aku yakin itu,M jawab Pek Yun Hui sambil menatap Co
Hiong, ini memang kebetulan sekali."
"Apa yang kebetulan ?" tanya Co Hiong acuh tak acuh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kami justru sedang mencarimu," sahut Pek Yun Hui.
"Oh?" Co Hiong tertawa, "Ada urusan apa, katakan satu
persatu! Aku memang lagi senggang, tetapi yang tidak
sabaran malah kalian berdua."
"Maksudmu?" tanya Pek Yun Hui, karena ucapan Co
Hiong mengandung suatu maksud tertentu.
"Kalian berdua berotak cerdas, tentunya tidak perlu
kujelaskan," sahut Co Hiong.
Trang! Pek Yun Hui menghunus pedangnya, "Eng-kau ke
mari pasti ingin ke gua Thian Kie! Ada rencana busuk apa
engkau pergi ke sana?"
"Pek Lie Hiap sungguh pintar, Aku memang ingin pergi ke
sana," sahut Co Hiong sambil tersenyum. tetapi sama sekali
tidak punya rencana busuk, melainkan ingin menyelamatkan
nyawa orang." Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun terkejut, sehingga mereka
berdua saling memandang. "Maksudmu nyawa siapa?" tanya Pek Yun Hui.
MHa ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Kalian berdua pasti
tahu, kenapa masih berlariya?"
Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui saling memandang lagi,
kemudian dengan serentak melangkah maju mengurung Co
Hiong. "Kalau engkau tidak mau menjelaskan jangan harap bisa
hidup!" bentak Pek Yun Hui.
"Kalau aku mati di sini, nyawa Lie Ceng Loan pun pasti
melayang!" ujar Co Hiong dingin.
"Tadi engkau bilang tidak bertemu Saudara Bee, kenapa
sekarang tahu Nona Lie kena racun" Jadi ular kilat hijau itu
berada padamu?" tanya Sie Bun Yun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau tidak perlu banyak bertanya, aku pun tidak akan
banyak bicara!" sahut Co Hiong sambil tertawa, "Tentunya aku
punya akal untuk membuat Nona Lie tidak sampai mati."
"Apakah ular kilat hijau berada di tanganmu?" bentak Pek
Yun Hui sambil menggerakkan pedangnya, sehingga pedang
itu berkelebatan "Pek Lie Hiap!" Co Hiong tertawa dingin, "Pereuma engkau
bertanya, sebab aku tidak akan menjawab! Kalau kalian tidak
menghendaki Nona Lie hidup, kita boleh bertarung di sini! Aku
pun tidak akan takut pada kalian berdua! Namun kalau kalian
ingin menolong Nona Lie, haruslah berbuat sesuai dengan
apa yang akan kukatakan "Engkau ingin menekan kami?" tanya Sie Bun Yun gusar
"BoIeh juga dikatakan begitu!" Co Hiong tertawa gelak,
"Sebab mau tidak mau kalian harus menuruti perkataankuI"
"Bagaimana kami tahu kalau engkau dapat menolong
Ceng Loan?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Kalian boleh tidak mempereayaiku!" sahut Co Hiong
sambil tersenyum "Adik Pek!" bisik Sie Bun Yun. "Biar kita menemaninya ke
gua Thian Kie, tentu dia tidak berani macam-macam."
"Kalau begitu, Saudara Bee...."
MHa hal" Co Hiong tertawa lagi. "Kuberitahukan, Saudara
Bee tidak bisa ke mari menolong Nona Lie!"
"Kenapa?" tanya Pek Yun Hui dengan air muka berubah.
Co Hiong hanya tersenyum, tanpa menyahut
Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun betul-betui kewalahan
menghadapi Co Hiong yang licik itu. Karena itu, Pek Yun Hui
terpaksa berkata. "Mari ikut kami!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tertawa lebar, lalu mengikuti mereka menuju gua
Thian Kie dengan wajah cerah ceria.
***** Bab ke 24 - Lie Ceng Loan jatuh Ke tangan Penjahat
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di depan
gua Thian Kie. Kebetulan Na Hai Peng berdiri di situ, Begitu
melihat Co Hiong datang bersama Pek Yun Hui dan Sie Bun
Yun, keningnya langsung berkerut
"Guru!" Pek Yun Hui memberitahukan "Co Hiong bilang dia
mampu menolong Adik Loan,"
"Di mana Kun Bu?" tanya Na Hai Peng dengan suara
dalam. "Kami tidak tahu," jawab Pek Yun Hui dan menambahkan
Tapi Co Hiong tahu,"
sepasang mata Na Hai Peng langsung menatap Co Hiong
dengan tajam, lalu selangkah demi selangkah mendekatinya
dengan wajah gusar Co Hiong berusaha setenang mungkin Namun hatinya
tetap berdebar-debar tegang, sebab yang dihadapinya adalah
orang berkepandaian amat tinggi.
"Berada di mana Kun Bu sekarang?" bentak Na Hai Peng.
"Na Locianpwee, aku datang ke mari khususnya untuk
menolong Nona Lie. Kalau Locianpwee tidak sudi menerima
kehadiran ku, aku pun mau mohon pamit," ujar Co Hiong.
"Engkau tidak akan bisa lolos dari sini!" bentak Na Hai
Peng gusar "Kalau aku tidak bisa lolos, Nona Lie pun tidak bisa hidup!"
sahut Co Hiong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui memberi isyarat
pada Sie Bun Yun, Mereka berdua lalu mengambil posisi
mengurung Co Hiong. "Co Hiong!" bentak Sie Bun Yun, "Ular kilat hijau
pasti berada di tanganmu, bukan?"
Tentu!" Co Hiong mengangguk "Kalau tidak, bagaimana
mungkin aku bisa menolong Nona Lie?"
"Meskipun engkau telah memperoleh Kui Goan Pit Cek,
apakah engkau yakin kami bertiga tidak mampu mengambil
ular itu dari tanganmu?" Sie Bun Yun tertawa dingin
Mendengar ucapan Sie Bun Yun itu, Co Hiong cuma
tertawa gelak. "Kenapa engkau tertawa?" bentak Pek Yun Hui.
"Kalau ular kilat hijau berada di tanganku, tentunya kalian
gampang sekali merebutnya! Akan tetapi, ular itu bergerak
laksana kilat! Apabila kuIepaskan, kalian pasti tidak dapat
mengejarnya!" Apa yang dikatakan Co Hiong itu, membuat Na Hai Peng,
Pek Yun Hui dan Sic Bun Yun tertegun Mereka bertiga tahu,
Co Hiong memang berkata sesungguhnya.
"Bagaimana?" tanya Co Hiong sambil tertawa.
"Baik!" sahut Na Hai Peng, "Asal engkau dapat menolong
Ceng Loan, masalah apa pun tidak akan di-ungkit sekarang!"
"Terimakasih!" ucap Co Hiong, "Tapi,.,."
"Kenapa?" bentak Na Hai Peng.
HAku mempunyai syarat!" sahut Co Hiong singkat
HApa syaratmu?" tanya Pek Yun Hui gusar.
"Lho?" Co Hiong tertawa dingin, "Kenapa Pek Lie Hiap
harus gusar" Saat ini ular kilat hijau ada di tanganku, jelas
engkau pun harus menuruti perkataanku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui nyaris menyerang Co Hiong, Namun karena
teringat akan Lie Ceng Loan, maka ia membatalkan niatnya,
dan terpaksa harus bersabar
"Engkau mempunyai syarat apa" Cepat katakan!" desak
Pek Yun Hui. "Tahun itu di Toan Hun Ya, kalau bukan dikarenakan Lie
Ceng Loan berhasil menyobok pakaian guru dengan
pedangnya, lembilan partai besar dirimba per-illatan pasti
sudah roboh di Toan Hun Ya. Lie Ceng Loan yang membuat
partai Thian Liong hancur dan bubar, tidak seharusnya aku
meno!ongnya, namun hubungan kami cukup baik....N
"Jangan omong kosong di sinil" bentak Pek Yun Hui.
"Olen karena itu.,." lanjut Co Hiong tanpa menghiraukan
bentakan Pek Yun Hui. "Syaratku adalah kalian harus
menyerahkannya padaku, biar aku yang membawanya
meninggalkan Kwat Cong San."
Betapa gusarnya Na Hai Peng, Sie Bun Yun dan Pek Yun
Hui, ketika mendengar syarat yang diajukan Co Hiong,
sehingga membuat mereka bertiga langsung maju selangkah
Ternyata Co Hiong sudah menduga akan hal itu. Maka
seusai berkata begitu, ia langsung mengeluarkan kantong
sutera seraya membentak "Siapa berani maju lagi, aku pasti melepaskan ular kilat
hijau ini!" Ancaman itu membuat Na Hai Peng, Sie Bun Yun dan Pek
Yun Hui tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bagaimana dengan syaratku itu?" tanya Co Hiong dengan
dingin. "Tidak bisa!" sahut Na Hai Peng.
"Katau tidak bisa, aku pun tidak bisa menolongnyaf" ujar
Co Hiong serius. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau ingin membawa pergi Nona Lie, sebetulnya
mengandung maksud apa?" tanya Sie Bun Yun.
"Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak "Kalian boleh berlega hati!
Aku akan berbuat jahat terhadap siapa pun, tapi tidak akan
turun tangan jahat terhadap Nona Lie!
Kalau aku berniat jahat terhadapnya, tentunya sudah
kuturun tangan di saat kami berangkat ke Pit Sia Kiong!"
"Kalau begitu, kenapa engkau harus membawanya pergi?"
tanya Pek Yun Hui. "Bukankah engkau bisa menolongnya di
sini?" Terus terang, aku cuma ingin bicara dengan dia setelah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia siuman!" sahut Co Hiong sambil menarik nafas panjang,
"Cuma itu tujuanku!"
"Aku tahu, engkau menghendaki Nona Lie tahu, bahwa
engkau yang menolongnya bukan?" Sie Bun Yun menatapnya
tajam. "Benar!" Co Hiong manggut-manggut.
Na Hai Peng, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mundur
beberapa langkah, ternyata mereka bertiga mengadakan
perundingan kilat. "Bagaimana Guru?" tanya Pek Yun Hui, "Bolehkah kita
mengabulkannya?" Na Hai Pengdiam, namun terus berpikir, lama sekali
barulah membuka mulut dengan wajah serius.
"Tidak bisa!" sahutnya sambil menggelengkan kepala,
"Bagaimana mungkin kita membiarkan Co Hiong yang jahat itu
membawa pergi Ceng Loan?"
"Menurutku tidak apa-apa," sela Sie Bun Yun.
"Maksudmu?" tanya Na Hai Peng bernada gusar "Apakah
engkau tidak tahu betapa kejam dan liciknya hati Co Hiong?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cianpwee jangan gusar!" ujar Sie Bun Yun menjelaskan
"Biar Nona Lie dibawanya pergi, aku dan Adik Pek akan
menguntitnya dari belakang Kalau dia berani macam-macam
terhadap Nona Lie, kami pasti muncu!."
"Mungkin dia pun telah berpikir ke situ," ujar Na Hai Peng
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Guru!" sela Pek Yun Hui, "Memang ada benarnya apa
yang dikatakan Kakak Yun, kecuali jalan ini, sudah tiada jalan
lagi." Na Hai Peng berpikir dengan kening berkerut-kerut,
kemudian menarik nafas panjang seraya berkata.
"Mudah-mudahan Ceng Loan bernasib mujur!"
"Cianpwee boleh berlega hati, Menurutku, Nona Lie tidak
bernasib naas dan akan mati penasaran Hanya saja
kemungkinan besar Co Hiong punya pikiran yang bukanbukan terhadap Nona Lie. Akan tetapi dia tidak akan turun
tangan jahat terhadap nya. Dia hanya ingin mengambil hati,
dan sekaligus agar Nona Lie berhutang budi p ada nya,
sehingga Nona Lie pun akan terkesan baik padanya," ujar Sie
Bun Yun mengemukakan pendapat-nya.
"Hm!" dengus Pek Yun Hui. "Dia sedang bermimpi di siang
hari bolong!" Ketika mereka bertiga sedang berunding, Co Hiong
melangkah mundur beberapa depa. Walau tidak mendengar
apa yang mereka rundingkan, namun ia dapat menduga apa
yang mereka rundingkan itu. Apabila mereka setuju
menyerahkan Lie Ceng Loan padanya, tentunya ada orang
yang akan menguntitnya. Setelah berpikir begitu, Co Hiong tersenyum licik. Ternyata
ia telah menyusun suatu rencana untuk menghadapi siapa
yang menguntitnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu...W ujar Na Hai Peng telah mengambil
keputusan "Kita kabulkan saja syaratnya itu."
Pek Yun Hui memandang Co Hiong, lalu ujarnya
mengancam dengan suara dingin sekali
"Apabila engkau berani macam-macam terhadap Adik
Loan, aku pasti tidak akan melepaskanmu!"
"Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Aku tahu itu!"
"Baik!" Pek Yun Hui menatapnya, kemudian masuk ke gua
Thian Kie. Berselang sesaat, Pek Yun Hui sudah kembali lagi dengan
menggendong Lie Ceng Loan yang masih dalam keadaan
pingsan. Wajah Lie Ceng Loan kehijau-hijauan, nafas lemah sekali,
sekilas tampak seakan sudah hampir mati.
Co Hiong memang jahat, licik dan berhati kejam. Namun
terhadap Lie Ceng Loan, ia bersungguh-sungguh dan dengan
segenap hati pula, Ketika menyaksikan keadaan Lie Ceng
Loan yang sangat memprihatinkan, ia betul-betul terkejut dan
langsung menghampirinya. "Nona Lie! Nona Lie..." panggilnya lembut
"Pereuma engkau memanggilnya, dia tidak bisa dengar!"
ujar Sie Bun Yun dingin. "Baik!" Co Hiong manggut-manggut, "Kalian boleh
menaruh Nona Lie di punggungku, aku pasti menyelamatkan
nyawanya." Pek Yun Hui segera menaruh Lie Ceng Loan di punggung
Co Hiong. sedangkan Co Hiong diam saja. Setelah Lie Ceng
Loan berada di punggungnya, ia langsung melesat pergi
meninggalkan tempat itu. Setelah Co Hiong menikung, barulah Sie Bun Yun dan Pek
Yun Hui melesat pergi menguntitnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Co Hiong terus berlari tanpa menoleh ke
belakang, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terus menguntitnya.
Setelah menempuh perjalanan beberapa mil, mendadak
Co Hiong tertawa gelak sambil mengibaskan tangannya ke
belakang. Di saat ia mengibaskan tangannya, Sie Bun Yun dan Pek
Yun Hui melihat ada sebuah kantong kecil di tangannya, Tapi
mereka berdua tidak melihat apa yang ada di dalamnya,
hanya saja mereka mendengar suara "Ngung!"
Lalu tampak setitik sinar kuning terbang menerjang ke arah
mereka. Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terkejut sekali Mereka
cepat-cepat meloncat ke samping, Ketika itu mereka melihat
jelas bahwa yang terbang itu, ternyata seekor tawon yang
sangat besar. Setelah mereka berdua meloncat ke samping, tawon
beracun itu justru memburu Sie Bun Yun laksana kilat
Sie Bun Yun langsung mengayunkan bambu yang
dipegangnya untuk melindungi diri, Menyaksikan kejadian itu,
Pek Yun Hui segera menghunus pedangnya sambil mendekati
Sie Bun Yun. "Adik Pek, engkau jangan menghiraukan aku!" seru Sie
Bun Yun cemas, "Co Hiong mau kabur!"
Pek Yun Hui tersentak lalu cepat-cepat memandang ke
arah Co Hiong, namun Co Hiong sudah tidak tampak.
"Kakak Yun, biar kubasmi tawon beracun itu dulu! Engkau
cepat mundur!" ujar Pek Yun Hui.
" Ya!" Sie Bun Yun langsung menpergencar serangannya
terhadap tawon beracun itu, kemudian meloncat mundur
beberapa depa. Terdengarlah suara bentakan nyaring, lalu tampak
berkelebat sinar putih meluncur ke arah tawon beracun itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata Pek Yun Hui menyerang tawon beracun itu dengan
ilmu pedang Sin Hap Kiam.
Cesss! Tawon beracun itu sudah terpotong menjadi dua,
sekaligus melayang turun.
"Mari cepat kita kejar!" ujar Pek Yun Hui.
"Ya." Sie Bun Yun mengangguk sambil melirik ke arah
bangkai tawon beracun itu, "Sungguh lihay tawon beracun itu!
Kalau aku tidak cepat-cepat mengeluarkan tiga jurus untuk
melindungi diri, mungkin aku sudah tersengat."
"Sudahlah!" tandas Pek Yun Hui. Tidak perlu
membicarakan itu, mari cepat kita kejar!"
Mereka berdua segera melesat pergi, Akan tetapi
meskipun sudah mencari ke sana ke mari, namun sama sekali
tidak melihat Co Hiong. Betapa cemasnya hati mereka. Kini mereka baru sadar
bahwa Co Hiong memang sudah siap menghadapi rencana
mereka itu. Lie Ceng Loan yang dalam keadaan pingsan itu,
boleh dikatakan telah jatuh ke tangan Co Hiong, sedangkan
Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kakak Yun! Bagaimana baiknya?" tanya Pek Yui) Hui
dengan kening berkerut "Kita terpaksa berpencar." sahut Sie Bun Yun.
"Baik," Pek Yun Hui mengangguk
Mereka berpencar di tempat itu. Pek Yun Hui menuju arah
timur, Sie Bun Yun menuju arah barat
Namun mereka berdua tidak menduga, kalau Co Hiong
berputar kembali memasuki gunung Kwat Cong San. Tak lama
Co Hiong sudah sampai di sebuah lembah, lalu bersembunyi
sambil mengintip, Tidak tampak ada orang mengejarnya, ia
menarik nafas lega sambil tersenyum gembira.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah itu, ia menaruh Lie Ceng Loan ke bawah. Gadis itu
masih dalam keadaan pingsan, tentunya tidak tahu apa yang
telah terjadi. Perlahan-lahan Co Hiong mengeluarkan kantong sutera
dari dalam bajunya, ia menaruh kantong itu ke tanah lalu
menghimpun Lweekangnya sampai sepuluh bagian, dan
mendadak melancarkan sebuah pukulan ke arah kantong
sutera itu. Plaak! Setelah itu, Co Hiong pasang kuping mendengarkan
dengan penuh perhatian Namun tidak terdengar suara apa
pun di dalam kantong sutera itu, Walau begitu, hatinya tetap
tereekam rasa tegang, Lagi pula ia tidak tahu apakah ular kilat
hijau telah pingsan sebelum terpukul pukulannya itu.
seandainya utar kilat hijau belum pingsan terpukul, begitu
kantong sutera itu dibuka, pasti akan kabur.
Memang tidak salah, Co Hiong bersungguh-sungguh ingin
menyelamatkan nyawa Lie Ceng Loan, ia tidak menghendaki
gadis itu mati begitu saja.
Lama sekali ia mendengarkan dengan penuh perhatian,
tetapi tetap tidak terdengar suara apa pun di dalam kantong
sutera itu, Namun ia tetap tidak berani membuka kantong
sutera itu, Setelah melancarkan sebuah pukulan lagi ke arah
kantong sutera tersebut, barulah membukanya dengan hatihati sekali. Tampak ular itu sudah tak bergerak lagi.
Wajah Co Hiong tampak berseri. Tanpa membuang waktu
ia langsung mengeluarkan sebuah belati, kemudian menusuk
kepala ular kilat hijau dengan Teng Thian Sin Cin. Ujung
senjata itu menancap di kepala ular kilat hijau, bahkan tembus
sampai ke tanah. Ternyata ular kilat hijau itu belum mati meskipun telah
terpukul dua kali, Ketika kepalanya tertancap senjata itu, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
langsung menyemburkan racunnya. Racun itu membuat
rumput yang ada di sekitarnya menjadi layu semua, Setelah
itu, kepalanya pun tembus ke dalam tanah, tapi ekornya masih
mengibas ke sana ke mari.
Betapa terperanjatnya Co Hiong, ia cepat-cepat meloncat
mundur Tak lama, ular itu pun diam, Akan tetapi, Co Hiong
masih tidak berani mendekatinya.
Berselang beberapa saat, barulah ia berani mendekatinya
sekaligus membedah perutnya, dan dengan hati-hati sekali
mengeluarkan empedu nya. Kemudian dengan perlahan-lahan
dimasukkannya empedu itu ke dalam mulut Lie Ceng Loan.
Setelah itu, ia membersihkan senjatanya dan mengambil
bangkai ular kilat itu lalu dimasukkan ke dalam kantong sutera.
Co Hiong duduk di sisi Lie Ceng Loan, Walau sudah
sekian lama ia duduk menunggu di situ, tapi gadis tersebut
masih belum siuman. itu membuat Co Hiong jadi cemas, sebab ia sudah
memasukkan empedu ular kilat hijau itu ke dalam mulut Lie
Ceng Loan, namun kenapa gadis itu masih belum siuman"
Sementara hari sudah mulai gelap, Tak seberapa lama
bulan pun mulai memunculkan diri, dan sinarnya yang
remang-remang menyorot ke arah wajah Lie Ceng Loan.
Co Hiong memandang wajah gadis itu, dan seketika juga
terbelalak Ternyata wajah Lie Ceng Loan yang menghijau itu
mulai mengalami perubahan Betapa girangnya Co Hiong, dan
segeralah ia memanggil "Nona Lie! Nona Lie...!"
Akan tetapi, Lie Ceng Loan tetap tidak bergerak Co Hiong
menunggu dengan sabar, sedangkan wajah gadis itu mulai
berubah putih, Kira-kira satu jam ke-mudian, mulut Lie Ceng
Loan mulai mengeluarkan ke-luhan.
"Nona Lie!" panggil Co Hiong lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Perlahan-lahan Lie Ceng Loan membuka sepasang
matanya, tapi ia masih tidak dapat melihat jelas apa pun yang
ada di sekitarnya, namun mulutnya bergumam.
"Kakak Bu, engkau di sini?"
"Nona Lie!" Co Hiong menggenggam tangannya.
"Aku Co Hiong,"
Suara Co Hiong cukup keras, tapi Lie Ceng Loan yang
mendengar merasa jauh sekali, dan nama tersebut
membuatnya tersentak ia ingin bangkit, tapi masih tidak
bertenaga. "Nona Lie, engkau kena racun ular," ujar Co Hiong
memberitahukan "Aku lah yang menolongmu Engkau jangan
bergerak dulu!" "Engkau,., engkau menolongku?"
"Ya." "Di mana Kakak Bu?"
"Panjang sekali kalau dituturkan Oh ya, apakah engkau
masih ingat bagaimana engkau pingsan?"
"lngat. Kakak Bu menyuruhku pergi mencuri kantong
sutera, Aku berhasil dan.,." tutur Lie Ceng Loan."... aku lalu
membukanya, Begitu tampak cahaya hijau, seketika aku tak
sadarkan diri, Apakah baru terjadi tadi?"
Tadi?" Co Hiong menggeleng-gelengkan kepala, "Hingga
saat ini sudah delapan hari."
"Apa?" Lie Ceng Loan terkejut, "Sudah delapan hari"
Selama itu aku dalam keadaan pingsan?"
"BetuI," sahut Co Hiong lembut "Selama delapan hari ini,
aku selalu berada di sisimu, Syukurlah engkau sudah siuman
sekarang!" "Aku,., telah menyusahkanmu," ucap Lie Ceng Loan dan
terharu sekali. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak apa-apa," sahut Co Hiong sambil tertawa gembira.
"Saudara Co!" ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak,
"Engkau memang orang aneh."
"Aku orang aneh?" Co Hiong terbelalak, "Memangnya
kenapa?" "Kadang-kadang engkau jahat sekali, tapi kadang-kadang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baik sekali." sahut Lie Ceng Loan.
"Oh?" Co Hiong tersenyum getir "Biar bagaimana pun, aku
bersungguh hati terhadapmu."
"Pereuma engkau bersungguh hati terhadapku," ujar Lie
Ceng Loan sambil memandang ke langit "Sebab hatiku telah
kuserahkan pada Kakak Bu. Dia... dia berada di mana"
Kenapa dia tidak berada di sisiku, sebaliknya malah engkau?"
"Nona Lie, ceritakan dulu apa yang telah terjadi!" Co Hiong
menatapnya dengan mata tak berkedip.
Kenapa Co Hiong menyuruh Lie Ceng Loan menceritakan
kejadian itu" Tidak lain berdasarkan apa yang diceritakan
gadis itu, ia akan mengarang sebuah cerita bohong.
Lie Ceng Loan sama sekali tidak berpikir sampai ke situ,
Maka ia segera menceritakan tentang kejadian itu secara
jelas, dan seusai bereerita, gadis itu pun bertanya.
"Bagaimana Kakak Bu?"
"Dia,., dia,.,." Co Hiong bersikap misterius.
"Kenapa dia?" Wajah Lie Ceng Loan langsung berubah
pucat pias, "Apakah dia sudah mati?"
"Mati sih tidak,"
"Oooh!" Lie Ceng Loan menarik nafas lega. "Aku kaget
setengah mati." "Tapi justru lebih menakutkan dari pada mati," ujar Co
Hiong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lebih menakutkan dari pada mati?" Wajah Lie Ceng Loan
berubah pucat lagi, "Maksudmu?"
"Engkau dengar penuturanku!" sahut Co Hiong,. "Ternyata
engkau kena racun ular kilat hijau."
"ltu apa hubungannya dengan Kakak Bu?" tandas Lie
Ceng Loan. "Dia menganggap engkau sudah tidak bisa ditolong lagi,
oleh karena itu...." Co Hiong sengaja tidak melanjutkan, itu
agar Lie Ceng Loan gugup.
"Saudara Co, bagaimana Kakak Bu, cepat katakan!" desak
Lie Ceng Loan dan tampak gugup sekali.
"Dia,., dia,.,." Otak Co Hiong terus berputar untuk
mengarang sebuah cerita bohong yang tepat untuk didengar
gadis itu. "Nona Lie, kalau aku beritahukan, mungkin engkau
tidak akan pereayai "Sebetulnya ada apa?" Lie Ceng Loan mengerutkan
kening. "Aaakh...!" Co Hiong menarik nafas panjang, "Engkau
sungguh kenal orang tidak kenal isi hatinya, Kalau aku tidak
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, aku pun tidak
akan pereayai "Apakah... apakah hati Kakak Bu telah berubah?" tanya Lie
Ceng Loan, tapi kemudian bergumam, "Tidak! itu tidak
mungkin! Aku tidak boleh berpikir begitu!"
"Nona Lie, engkau memang berhati polos." Co Hiong
menggeleng-gelengkan kepala.
"Sudahlah! Engkau jangan terus omong kosong!" tegur Lie
Ceng Loan. "Baik!" Co Hiong manggut-manggut "Biar aku katakan
Setelah Bee Kun Bu menganggapmu tidak dapat diobati lagi,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
semula dia memang tampak berduka sekali, Dia pun ingin
bunuh diri, tetapi ternyata cuma sandiwara belaka."
"Jangan omong sembarangan!" bentak Lie Ceng Loan
gusar. "Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Engkau tidak mau dengar ya
sudahlah!" "Aku mau dengar, lanjutkanlah desak Lie Ceng Loan.
"Nona Lie!" Co Hiong tersenyum, "Aku tambahkan sepatah
kata, engkau memang cantik sekali!"
"Eh?" Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "Kenapa
sih engkau?" "Baik, aku lanjutkan." Wajah Co Hiong mulai serius, "Ketika
itu, semua orang mengira bahwa dia benar-benar mau
membunuh diri Namun tak disangka, pada hari ke tiga dia
sudah mulai tertawa-tawa dengan wajah cerah ceria...."
"ltu tak mungkin!" potong Lie Ceng Loan tidak pereaya.
"Nona Lie, dengarkan terus!" ujar Co Hiong dan
melanjutkan Ternyata dia mulai bermesra-mesraan dengan Na
Siao Tiap." Tidak mungkin! itu tidak mungkin...." Mata Lie Ceng Loan
sudah basah. "Karena itu, Na Locianpwee dan Pek Lie Hiap pun gusar
bukan main, Entah sudah berapa kali mereka menegur Bee
Kun Bu dan Na Siao Tiap, bahkan mereka pun bilang, kalau
Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap mau saling mencinta, setelah
engkau putus nafas pun tidak akan terlambat
"Kalau... nafasku sudah putus, dia pun tidak harus...." Lie
Ceng Loan menatap kosong ke depan.
"Akan tetapi, Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap sama sekali
tidak mau dengar, dan mereka berdua malah menunggang
burung bangau itu meninggalkan Kwat Cong San, dan
menyatakan tidak akan kembali ke Tiong-goan lagi, sebab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka ingin hidup sebagai suami isteri di seberang laut," Co
Hiong memberitahukan sambil menarik nafas panjang.
"Mereka berdua... akan hidup sebagai suami isteri di
seberang laut?" Sekujur badan Lie Ceng Loan tampak
gemetar "Benar." Co Hiong mengangguk "Bee Kun Bu memang
licik. Selama itu dia cuma berpura-pura menjadi orang baik,
Nah, bukankah itu lebih menakutkan dari pada dia mati?"
"Itu... itu ada baiknya juga," ujar Lie Ceng Loan dengan
suara rendah. "Engkau bilang apa?" Co Hiong tertegun
"Kakak Siao Tiap memang mencintai Kakak Bu, dan kini
mereka berdua sudah hidup sebagai suami isteri Bukankah itu
baik sekali" Aku... aku mengucapkan selamat pada mereka
berdua, dan semoga... semoga mereka terus hidup bahagia
selama-lamanya!" ucap Lie Ceng Loan sambil tersenyum
paksa. Setelah itu, Lie Ceng Loan bangkit berdiri, lalu berjalan
pergi perlahan-Iahan, Co Hiong mengikutinya dari belakang.
beberapa mil kemudian, Lie Ceng Loan berhenti, dan
menoleh memandang Co Hiong seraya berkata.
"Saudara Co, aku... aku tidak begitu mempereayai
omonganmu." "Aaakh.,.!" Co Hiong menarik nafas panjang sambil
tersenyum getir "Nona Lie, hanya Thian (Tuhan) yang
mengetahui diriku." Tapi dulu engkau sering membohongi orang, maka aku
tidak begitu mempereayaimu," ujar Lie Ceng Loan.
Tapi kali ini aku tidak berbohong, dan ada buktinya,"
tandas Co Hiong. "Apa buktinya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cobalah engkau pikir, apabila Bee Kun Bu tidak berubah
hatinya, kenapa dia tidak berusaha menolongmu
"Dia...." Lie Ceng Loan tertegun, "Seandainya dia tidak
mau menolongku, masih ada Paman Na dan Kakak Pek akan
menolongku." "Terus terang! Akuyang minta izin pada Na Locianpwee
dan Pek Lie Hiap untuk membawamu pergi, agar aku bisa
menolongmu Kalau Bee Kun Bu masih berada di sana,
bagaimana mungkin mereka mengizinkan aku membawamu
pergi?" "Kalau begitu, bagaimana cara engkau menolongku?"
tanya Lie Ceng Loan setelah tertegun beberapa saat
"Yaah!" Co Hiong menarik nafas, "Lebih baik engkau tidak
bertanya tentang itu, lupakan saja!"
"Aku ingin mengetahuinya."
"Baiklah." Co Hiong menarik nafas lagi, "Aku akan
memberitahukan. Demi menolongmu, aku masuk ke dalam
sebuah telaga beracun untuk menangkap ular kilat hijau,
sampai aku... aku nyaris mati di dalam telaga beracun itu,
setelah berhasil menangkap ular kilat hijau, aku mengambil
empedunya dan kucampur dengan darahku untuk engkau
minum, Karena itu, kini badanku masih lemah sekali."
"Saudara Co!" Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam,
"Kenapa engkau begitu baik terhadapku?"
"Nona Lie!" Co Hiong bergirang dalam hati sebab Lie Ceng
Loan bertanya begitu, "Engkau adalah gadis baik, kecuali
orang yang berhati binatang, siapa pun pasti berupaya
menolongmu." "Janganlah engkau mencaci Kakak Bu lagi!" tegur Lie
Ceng Loan sambil mengerutkan kening.
"Eh?" Co Hiong menatapnya, "Nona Lie, apakah engkau
masih tidak tahu bagaimana isi hati dan perasaanku
terhadapmu?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan tidak menyahut, melainkan mengayunkan
kakinya berjalan pergi dengan kepala tertunduk
Co Hiong mengikutinya dari belakang, Mulut membungkam
sambil berpikir Biar bagaimana ia membusuk-busukkan Bee
Kun Bu, hati Lie Ceng Loan tetap mencintainya.
Oleh karena itu, timbullah rasa bencinya pada Lie Ceng
Loan, Entah berapa kali ia ingin menusuk gadis itu dari
belakang dengan senjatanya, namun ia masih ingin bersama
nya, sehingga membuat Co Hiong membatalkan niat jahatnya
itu. Sementara Lie Ceng Loan terus berjalan ke depan, Co
Hiong pun terus mengikutinya dari belakang
Berselang beberapa saat kemudian, Lie Ceng Loan
membalikkan badannya memandang Co Hiong seraya
bertanya. "Kenapa engkau terus-menerus mengikutiku?"
"Aku khawatir engkau akan berduka setelah mengetahui
hal yang sebenarnya, maka aku tidak mau meninggalkannya
sahut Co Hiong. "Aku sudah berpikir, dalam hatiku sama sekali tidak
merasa berduka," ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir
"Benar." Co Hiong manggut-manggut girang, "Bee Kun Bu
yang begitu busuk memang tidak perlu dikenang, Karena dulu
engkau salah mencintainya, jadi kini engkau pun tidak merasa
berduka," "Bukan begitu." Lie Ceng Loan menggelengkan ke-pa!a.
"Kalau begitu kenapa?" Co Hiong mengerutkan kening.
"Aku tahu dia sangat mencintaiku Karena dia
menganggapku pasti mati, sehingga dia pergi bersama Kakak
Siao Tiap, Asal dia hidup bahagia bersama Kakak Siao Tiap,
aku pun ikut bahagia, Karena itu, aku pun jadi tidak merasa
berduka," sahut Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie...." Mulut Co Hiong ternganga lebar "Engkau...
engkau masih tetap mencintai Bee Kun Bu?"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
"Orang semacam itu masih engkau cintai?" tanya Co Hiong
lagi dan tampak penasaran sekali
"Tidak salah," Lie Ceng Loan manggut-manggut
Selain penasaran, timbul pula rasa benci yang teramat
dalam ia telah berusaha mati-matian agar Lie Ceng Loan
membenci Bee Kun Bu, tapi sia-sia semua itu, karena hati
gadis itu sama sekali tidak terpengaruh Akan tetapi, Co Hiong
adalah orang yang sangat licik dan banyak akal busuknya,
Karena itu, ia tersenyum lembut sambil memandang Lie Ceng
Loan, kemudian ujarnya. "Nona Lie, kalau begitu bukankah engkau akan hidup
seorang diri selamanya?"
"Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Asal aku selalu
ingat pada Kakak Bu, aku pun sudah merasa puas."
"Oh?" Co Hiong maju ke hadapannya, lalu mendadak
memeluknya erat-erat. Lie Ceng Loan terkejut bukan main, Gadis itu tidak bisa
meronta, sebab badannya masih lemah.
"Saudara Co, engkau... engkau mau berbuat apa?"
Co Hiong tidak menjawab, sebaliknya malah menarik Lie
Ceng Loan ke atas sebuah batu besar
"Saudara Co!" bentak Lie Ceng Loan gusar, "Cepat
lepaskan aku!" "Nona Lie, engkau harus mendengar beberapa patah
kataku!" sahut Co Hiong.
"Aku tidak mau dengar, cepat lepaskan aku!" teriak Lie
Ceng Loan. "Tenang!" Co Hiong tersenyum.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lepaskan aku!" Lie Ceng Loan mencoba meronta, tapi
justru membuatnya merasa lelah.
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Nona Lie, tahukah engkau"
Sejak pertama kali aku melihat mu, hatiku sudah jatuh cinta
padamu, itu yang membuatku selalu teringat padamu, dan
sama sekali tidak pernah lupa."
"Aku pernah dengar dari Kakak Giok Pin. Engkau pun
pernah berkata demikian padanya," sahut Lie Ceng Loan.
"Hm!" dengus Co Hiong. "Bagaimana dia bisa
dibandingkan denganmu?"
"Saudara Co!" Lie Ceng Loan mulai gugup, "Se-betu!nya
engkau ingin bagaimana sih?"
"Nona Lie, engkau harus ingat! Aku menempuh bahaya
demi menolong dirimu," sahut Co Hiong.
"Aku... aku sungguh berterima kasih padamu."
"Nona Lie, aku sedemikian mencintaimu, apakah hatimu
sama sekali tidak tergerak?"
"Aku...." Wajah Lie Ceng Loan memerah, dan mendadak ia
meronta, lalu bangkit berdiri
Akan tetapi, mendadak ia merasa matanya ber-kunangkunang, sehingga jatuh duduk kembali
"Kenapa engkau menyusahkan diri sendiri" Kini Bee Kun
Bu dan Na Siao Tiap sedang bermesra-mesraan di seberang
laut, maka tidak ada salahnya kalau kita juga menjadi suami
isteri di dalam lembah ini."
"Apa?" Lie Ceng Loan gusar sekali "Engkau bilang apa?"
"Aku bilang...." Co Hiong tersenyum. ".-.lebih baik kita
menjadi suami isteri di lembah ini."
Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan langsung kabur,
tapi beberapa depa kemudian, ia terkulai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Co Hiong sudah melesat di hadapannya, ia tidak memapah
Lie Ceng Loan bangun hanya terus menatapnya.
"Nona Lie! Apa yang kukatakan itu, engkau setuju?"
tanyanya dengan suara dalam.
"Tidak!" sahut Lie Ceng Loan membentak
"Kalau begitu...." Co Hiong tertawa panjang, Tahu-kah
engkau, saat ini engkau harus setuju?"
"Engkau... engkau.,.," Lie Ceng Loan menudingnya, Gadis
itu sudah tahu kalau Co Hiong berniat jahat terhadapnya.
"Kenapa aku?" tanya Co Hiong lembut
Plak! Mendadak Lie Ceng Loan menamparnya.
"Nona Lie!" Co Hiong tersenyum manis ketika ditam-par.
"Aku cukup sepadan dan serasi denganmu."
"Kalau engkau,., engkau berani menghinaku, aku... aku
pasti bunuh diri!" ancam Lie Ceng Loan.
"Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Kita sudah mau menjadi
suami isteri, bagaimana mungkin aku membiarkan engkau
membunuh diri?" "Engkau...." Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena
mendadak Co Hiong menotok jalan darahnya, dan seketika
Lie Ceng Loan tidak dapat bergerak sama sekali.
Co Hiong tertawa gembira, kemudian membaringkan gadis
itu dan terus-menerus memandangnya sambil tersenyumsenyum.
***** Bab ke 25 - Merebut Kedudukan Wakil Kauw Cu
Bee Kun Bu yang dikurung di dalam ruang batu itu, sama
sekali tidak tahu siang atau malam, Ruangan itu diterangi oleh
sebuah mutiara yang memancarkan cahaya, ia tahu jelas, kali
ini sulit bagi dirinya untuk meloloskan diri, bahkan boleh
dikatakan tiada harapan, Karena iiapa yang akan tahu kala"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dikurung di dalam gua di dalam perut gunung itu"
Tiada seorang pun yang tahu, lagi pula gua itu sangat rahasia
dan terpencil Akan tetapi, Bee Kun Bu tidak putus asa, ia terus-menerus
menghimpun hawa murninya, agar jalan darahnya yang
tertotok itu dapat dibebaskan sebetulnya itu tidak gampang,
sebab yang menotok jalan darahnya adalah Kai Thian Kauw
Cu, yang berkepandaian sangat tinggi, Lagi pula Kai Thian
Kauw Cu menggunakan ilmu menotok yang sangat aneh.
Walau begitu, Bee Kun Bu tetap berusaha dan terusmenerus menghimpun hawa murninya.
Berselang beberapa saat kemudian, ia merasa hawa
murninya mulai mengalir ke seluruh jalan darah di tu-buhnya,
Tapi hawa murninya berhenti pada jalan darah yang tertotok,
Oleh karena itu, ia harus mengulang menghimpun hawa
murninya lagi. Entah sudah berapa kali mengalami hal tersebut, namun
hal itu tidak membuatnya putus asa. Setelah berulang sampai
belasan kali, mendadak ia merasa mulai hangat pada
tubuhnya bagian kiri, kemudian berubah menjadi panas,
sepertinya ada api di bagian itu.
Terkejutlah Bee Kun Bu. ia cepat-cepat membuka
matanya, dan menoleh ke kiri. Namun tidak tampak apa pun di
situ, Hanya tampak dua orang berdiri di depan sana. Mungkin
mereka penjaga ruang batu itu.
Bee Kun Bu tereengang dan tidak habis berpikir Pada
waktu bersamaan mendadak ia merasa dingin pada bagian
tubuhnya sebelah kanan. Belum pernah Bee Kun Bu mengalami kejadian seperti ini,
yakni sebelah tubuhnya panas, dan sebelahnya lagi dingin,
Hal itu membuatnya tertegun, dan kemudian terkejut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian keringatnya mulai mengucur dari sekujur
badannya, ia tahu tadi terus-menerus menghimpun hawa
murni, Mungkin karena itu tubuhnya menjadi begini, artinya dia
akan cacat atau lumpuh selama-lamanya, Bagi orang yang
belajar ilmu silat, itu disebut Cauw Hwee Jip Mo (Kehabisan
Hawa Murni Kemasukan Angin Jahat).
Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka, ia menghimpun
hawa murninya untuk membuka jalan darahnya yang tertotok
itu, tidak tahunya malah terjadi begini.
Oleh karena itu, ia mencoba menyatukan hawa murninya,
Akan tetapi, di bagian tubuhnya tadi malah terasa semakin
panas dan dingin, sedangkan hawa murninya telah lepas
kontrol, tidak bisa disatukan lagi.
Bagian tubuhnya sebelah kiri mulai mengepulkan uap
putih, ia tetap berusaha mengendalikannya, namun tetap siasia.
Di saat bersamaan, ia pun mendengar suara tambur yang
sangat keras, yang disusul oleh suara orang banyak yang
agak berisik. Bee Kun Bu tidak tahu apa yang telah terjadi di dalam gua
itu. Berselang beberapa saat kemudian, ia mendengar suara
orang bereakap-cakap di hadapannya, barulah ia membuka
matanya. Tampak dua orang berdiri di depan pintu ruang batu itu,
yang ke duanya kelihatan terkejut melihat Bee Kun Bu.
Sebab saat ini, tubuh Bee Kun Bu memang tampak aneh,
Sebelah tubuhnya mengeluarkan uap dingin, sebelahnya lagi
mengeluarkan uap panas. Ke dua orang itu saling memandang sejenak, kemudian
yang berbadan gemuk berkata dengan nada dingin.
"Bee Kun Bu, tidak lama lagi engkau akan mati, kenapa
masih melakukan hal-hal aneh itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Temannya yang berbadan kurus tertawa, "Entah
sudah berapa kali engkau menghadapi bahaya, tapi setiap kali
pasti bisa menyelamatkan diri! Kali ini, engkau harus terima
nasib!" "Untuk apa banyak bicara dengannya" Bukankah Kauw Cu
sedang menunggunya?" Orang yang berbadan gemuk
mengingatkan temannya. "Ya." Ke dua orang itu mendekati Bee Kun Bu, lalu
memasungnya, Setelah itu, baru membawanya ke luar.
Bee Kun Bu hanya menarik nafas panjang, Matanya
dipejamkan kelihatannya ia memang sudah pasrah.
Kedua orang itu membawa Bee Kun Bu pergi, Berselang
sesaat, muncullah empat orang dan sekaligus menegur ke
dua orang itu. "Kenapa kalian berdua begitu larrta" Kauw Cu khawatir
terjadi sesuatu, maka menyuruh kami berempat menjemput
kalian." "Sudah begini, bagaimana mungkin akan terjadi sesuatu
lagi?" sahut ke dua orang itu sambil tertawa.
"Sebelum belati itu menembus dada orang ini, se-waktuwaktu masih bisa terjadi sesuatu di luar dugaan," ujar salah
seorang yang baru muncul itu, "Kauw Cu yang berkepandaian
begitu tinggi pun, masih tidak berani berlaku ceroboh, Apalagi
kalian berdua, maka harus berhati-hati!"
Ke dua orang itu tampak kurang senang, tapi tidak berani
mencetuskan apa-apa, Mereka lalu berjalan lagi dan setelah
menempuh beberapa mil, terdengar lagi suara tambur
Tung! Tung! Tung! Tung! Bee Kun Bu membuka matanya. Ternyata ia sudah berada
di sebuah gua yang sangat besar, Gua itu diterangi dengan
obor yang ditancap pada dinding-dindingnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tampak lebih dari seratus orang duduk di situ, tua muda,
wanita dan lelaki, bahkan terlihat pula Hweeshio, biarawati
dan pendeta Taosme. Di situ tampak pula sebuah meja batu yang di belakangnya
duduk dua orang, yakni Kai Thian Kauw Cu dan Tocu Pulau
Kabut Hitam. Di tengah-tengah meja batu itu terdapat sebuah panji kecil
berbentuk segitiga, dan sebuah Hiolow (Tempat menancap
hio) dengan ratusan batang hio yang masih menyala, seorang
lelaki berwajah sadis berdiri di pinggir nya dengan tangan
menggenggam sebilah golok besar yang berkilau-kilau.
Ke dua orang yang membawa Bee Kun Bu, langsung
menuju meja batu itu, lalu menaruh Bee Kun Bu di situ,
sementara tubuh Bee Kun Bu masih panas sebelah dan dingin
sebelah, sehingga membuat dirinya tersiksa sekali.
Tung! Tung! Tung! Terdengar lagi suara tambur
seketika suasana di dalam gua besar itu menjadi hening,
Hati Bee Kun Bu berdebar-debar tegang, karena ia tahu
dirinya akan dijadikan tumbuk
Di saat itu pula Kai Thian Kauw Cu bangkit berdiri, dan
sepasang matanya menyapu semua orang yang berkumpul di
situ. "Saudara-saudara!" ujarnya dengan suara tantang, "Mulai
saat ini, aku mengumumkan secara resmi, bahwa Kai Thian
Kauw Cu secara langsung memusuhi sembilan partai besar!"
Terdengarlah suara yang riuh gemuruh. Kai Thian Kauw
Cu mengangkat sebelah tangannya, agar semua orang diam
Setelah itu, ia pun menunjuk panji yang ada di hadapan Bee
Kun Bu. "ltu adalah panji Kai Thian Kauw! Siapa yang telah
bergabung, tidak membedakan kedudukan semuanya harus
mentaati panji itu!" Kai Thian Kauw Cu memberitahukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya!" sahut para anggota serentak.
Tahukah kalian siapa orang itu?" Kai Thian Kauw Cu
menunjuk Bee Kun Bu. "Kenal!" sahut beberapa orang, "Dia bernama Bee Kun Bu,
murid partai Kun Lun, namun punya hubungan baik dengan
dua wanita Kwat Cong San!"
"Dia adalah musuh kita!" seru beberapa orang.
"Dia harus dibunuh!" Terdengar lagi seruan dari yang lain.
"Tenang!" seru Kai Thian Kauw Cu lantang, seketika "
suasana menjadi hening kembali, dan Kai Thian Kauw Cu
melanjutkan ucapannya, "Memang tidak salah, dia adalah Bee
Kun Bu dari partai Kun Lun!"
Berkata sampai di situ, Kai Thian Kauw Cu berhenti,
namun wajahnya tampak penuh diliputi kegusaran
"Sebetulnya partai Kun Lun tiada permusuhan apa-apa
dengan Kai Thian Kauw, Terutama kini Kun Lun Sam Cu
sudah jadi gila, dan tidak ketahuan jejak mereka, maka secara
tidak langsung partai Kun Lun telah musnah" ujar Kai Thian
Kauw Cu memberitahukan Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Kun Lun Sam Cu gila,
bahkan ia sedang mencari mereka, Akan tetapi, belum juga
berhasil mencari Kun Lun Sam Cu, kini ia malah jatuh ke
tangan Kai Thian Kauw Cu, dan saat ini Kai Thian Kauw Cu
mengatakan, bahwa secara tidak langsung partai Kun Lun
telah musnah, Dapat dibayangkan betapa sedih hatinya.
Tapi." lanjut Kai Thian Kauw Cu. "....Bee Kun Bu, dua
wanita Kwat Cong San dan Na Hai Peng, mempunyai
hubungan yang baik seka!i. sedangkan Na Hai Peng
mengandal pada Kui Goan Pit Cek menjagoi rimba persilatan
menindas yang Iain. Maka mereka semua adalah musuh kita."
"Benar!" sahut para anggota Kai Thian Kauw serentak
Mereka semua berasal dari golongan hitam, tentunya tidak
membedakan yang benar maupun yang salah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dua wanita Kwat Cong San memang lihay, namun bukan
berarti tiada tanding." ujar Kai Thian Kauw Cu dingin. "Aku
pernah bergebrak beberapa jurus dengan Pek Yun Hui, dia
masih bukan tandinganku "Hidup Kai Thian Kauw Cu!" seru para anggota Kai Thian
Kauw dengan penuh semangat "Hidup Kai Thian Kauw Cu..."
"Kalian jangan melihat orang itu telah dipasung tak
bergerak sama sekali, Namun kepandaiannya tinggi se-kali,
maka selain aku dan wakil Kauw Cu Tocu pulau Kabut Hitam,
mungkin tiada seorang pun di dalam Kai Thian Kauw mampu
melawannya," ujar Kai Thian Kauw Cu memberitahukan dan
menambahkan dengan wajah bengis. "Malam ini, aku akan
menggunakan darahnya untuk tumbal panji Kai Thian Kauw
kita!" seketika terdengar suara tepuk sorak yang gegap gempita,
para anggota Kai Thian Kauw tampak gembira sekali.
Tung! Tung! Tung! Tambur berbunyi tiga kali.
"Bawa belati itu!" seru Kai Thian Kauw Cu.
"Ya!" sahut seseorang dan langsung membawa sebuah
nampan berisi sebilah belati yang berkilau-kilau, sesampainya
di hadapan meja batu, ia berlutut sambil mengangkat nampan
itu ke atas, "Belati sudah dibawa!"
"Bawa ke mari!" perintah Kai Thian Kauw Cu.
Orang itu segera bangun, dan membawa nampan berisi
belati itu ke hadapan Kai Thian Kauw Cu.
Kai Thian Kauw Cu menjulurkan tangannya mengambil
belati itu, kemudian mendadak melesat ke depan.
Blam! Kai Thian Kauw Cu memukul pasungan itu hingga
hancur Bee Kun Bu diam saja, ia memang tidak bisa bergerak lagi
pula masih merasa panas dan dingin ke dua bagian tubuhnya,
ia tahu, bahwa apabila tubuhnya sudah dingin semua atau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
panas semua, tanpa Kai Thian Kauw Cu turun tangan pun
kemungkinan besar ia akan mati dengan sendirinya.
Setelah pasungan itu hancur, dan Bee Kun Bu terjatuh ke
bawah, tampak Tocu Pulau Kabut Hitam bangkit berdiri, lalu
mendekati meja batu, dan sekaligus me-maparkan panji itu di
permukaannya. Kai Thian Kauw Cu mengangkat tubuh Bee Kun Bu ke atas
panji tersebut Kelihatannya dia ingin mencuci panji itu dengan
darah Bee Kun Bu, sedangkan Bee Kun Bu cuma pasrah,
terserah mereka mau diapakan dirinya.
Tung! Tung! Tung! Tung! Terdengar suara tambur.
Suara tambur itu membuat para anggota Kai Thian Kauw
tampak berubah agak tegang, Wajah Kai Thian Kauw Cu
serius, dan dia langsung berseru.
"Saudara-saudara sekalian! Ada senang sama dirasa, ada
susah sama dipikuI!"
Para anggota Kai Thian Kauw pun ikut berseru berulang
kali. Suara seruan mereka menggema di dalam gua besar itu.
Setelah itu, Kai Thian Kauw Cu mengangkat belati yang
dipegangnya mengarah ke dada Bee Kun Bu. Kelihatannya
Kauw Cu itu sudah siap menusuk dada Bee Kun Bu. pemuda
itu memejamkan matanya, namun kemudian dibuka lagi
sambil menatap Kai Thian Kauw Cu.
justru di saat bersamaan, terdengarlah suara siulan yang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat panjang dan nyaring menusuk telinga, pertanda orang
yang mengeluarkan siulan itu berkepandaian sangat tinggi
Kai Thian Kauw Cu dan wakilnya tertegun, begitu pula
para anggotanya. "Mendengar Kai Thian Kauw berambisi seperti partai Thian
Liong ingin menumpas sembilan partai besar di Tionggoan
berikut Kwat Cong San, maka aku datang ke mari!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara orang itu nyaring bukan main, sehingga Kai Thian
Kauw Cu dan Tocu Pulau Kabut Hitam saling memandang.
Wajah mereka pun tampak berubah, karena mereka tahu
pendatang itu berkepandaian tinggi, namun masih muda.
"Sobat dari mana, silakan masuk!" sahut Kai Thian Kauw
Cu. "Ha ha!" Terdengar suara tawa yang gelak, "Aku adalah
mantan wakil partai Thian Liong bernama Co Hiong, dan
julukanku adalah Kini Hoan Ji Long! Kalau Kauw Cu merasa
tidak senang atas kedatanganku aku akan mohon pamit!"
Kai Thian Kauw Cu tertegun mendengar nama dan julukan
itu, sebab ia tidak pernah mendengarnya. Ketika mendengar
orang itu adalah Co Hiong, hati Bee Kun Bu pun tersentak
kaget. ia dan Pek Yun Hui serta lainnya justru khawatir Kai Thian
Kauw Cu, pulau Kabut Hitam dan Co Hiong akan bekerja
sama, Kalau mereka bergabung, pasti akan menimbulkan
bencana dalam rimba persilatan
Kini mereka bertiga justru telah bertemu di gua besar itu,
Walau Bee Kun Bu dalam bahaya, namun ia masih
memikirkan keselamatan rimba persilatan
"Ha ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak, Ternyata
Anda wakil Co! Kami senang sekali atas kedatanganmu
silakan masuk menghadiri upacara ini!"
"Terimakasih!" Tampak sosok bayangan melesat ke dalam,
lalu berdiri di tengah-tengah gua besar itu, Tidak salah, orang
itu adalah Co Hiong yang kelihatan begitu gagah dan tampan
"Berhubung harus melanjutkan upacara, maka harap Anda
bersedia menunggu sebentar!" ujar Kai Thian Kauw Cu.
Co Hiong manggut-manggut, lalu maju beberapa langkah
sambil memandang ke arah meja batu yang menyerupai
sebuah altar itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bagaimana Co Hiong bisa ke mari dan bagaimana nasib
Lie Ceng Loan" Tentang itu akan diceritakan nanti, Saat ini Co
Hiong tidak tahu Bee Kun Bu berada di tempat tersebut
Co Hiong hanya melihat seseorang terbaring di altar itu,
tapi tidak melihat jelas wajahnya, hanya menganggapnya,
orang itu akan dijadikan tambah
"Maaf!" ucap Co Hiong mendadak "Apakah upacara ini
boleh ditunda sebentar?"
"Anda ingin menyampaikan sesuatu?" tanya Kai Thian
Kauw Cu sambil menatapnya tajam
"Kini aku sudah berada di sini, selanjutnya kita pasti jadi
orang sendiri," sahut Co Hiong, "Maka Kauw Cu tidak perlu
berlaku sungkan-sungkan! Terus terang, aku memang punya
sedikit urusan dan harap Kauw Cu sudi memberi petunjuk!"
"Katakanlah!" "Semua yang berkumpul ini tentunya para anggota Kai
Thian Kauw, namun aku belum tahu siapa orang itu!" Yang
dimaksudkan Co Hiong adalah Tocu Pulau Kabut Hitam.
sedangkan Tocu Pulau Kabut Hitam tahu bahwa dirinya
yang dimaksudkan Co Hiong, itu membuatnya gusar sekali,
sebab ucapan Co Hiong bernada memandang rendah
padanya, Oleh karena itu, ia tertawa dingin beberapa kali.
"Orang itu adalah Tocu pulau Kabut Hitam, wakil Kai Thian
Kauw Cu." Kai Thian Kauw Cu memberitahukan
"Oooh!" Co Hiong manggut-manggut, kemudian melesat ke
arah Tocu pulau Kabut Hitam. Bukan main cepat dan indah
gerakannya, sehingga para anggota Kai Thian Kauw
mengeluarkan pujian Setelah berhadapan dengan Tocu pulau Kabut Hitam, Co
Hiong pun melihat jelas orang yang terbujur di atas altar itu,
dan seketika juga ia tertawa.
"Saudara Bee, apa kabar?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Co Hiong!" bentak Tocu Pulau Kabut Hitam mendadak "Di
sini adalah tempat Kauw Cu, orang luar tidak boleh sampai di
sini! Siapa yang berani ke mari, berarti musuh Kai Thian
Kauw! Jadi apa maksudmu datang ke mari?"
"Oh, ya?" sahut Co Hiong acuh tak acuh.
"Hm!" dengus Tocu Pulau Kabut Hitam, "Karena engkau
sama sekali tidak tahu tentang ini, maka engkau diampuni
cepatlah engkau turun ke bawah, jangan melanggar peraturan
di sini!" "Sabar Tocu!" sahut Co Hiong, "Aku berdiri di sini justru
ingin menyampaikan sesuatu."
"Kalau engkau masih omong kosong di sini, berarti engkau
sengaja melanggar peraturan yang berlaku di sini!" bentak
Tocu Pulau Kabut Hitam. "Aku ingin bertanya." Co Hiong tersenyum "Bagai-mana
engkau bisa duduk di sini sebagai wakil Kauw Cu?"
pertanyaan Co Hiong membuat wajah para anggota Kai
Thian Kauw langsung berubah hebat, sebab pertanyaan itu
bernada tantangan sedangkan wajah Tocu Pulau Kabut Hitam
telah berubah kehijau-hijauan, sehingga membuat suasana
menjadi tegang mencekam "Saudara Co Hiong!" ujar Kai Thian Kauw Cu. ia kagum
sekali akan keberaniannya, Tocu Pulau Kabut Hitam bukan
orang biasa lho!" "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Kai Thian Kauw memiliki
ambisi besar, kalau punya wakil Kauw Cu yang begitu macam,
tentunya akan membuat ambisi itu jadi terbengkalai Saudarasaudara sekalian, apakah kalian pernah mendengar nama
pulau Kabut Hitam?" Pulau Kabut Hitam berada di seberang laut, tidak heran
kalau kaum Bu Lim Tionggoan tidak pernah mendengar pulau
tersebut, maka tampak puluhan orang menggeleng-gelengkan
kepala. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha ha!" Tocu Pulau Kabut Hitam tertawa terkekeh,
"Kelihatannya engkau ingin cari gara-gara denganku!"
Tidak salah!" sahut Co Hiong lantang.
"Saudara Co, kalau engkau mampu mengalahkannya,
tentunya engkau pun boleh diangkat sebagai wakil Kauw Cu.
Apa salahnya Kai Thian Kauw punya dua wakil Kauw Cu?"
ujar Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa.
"Maafl" Co Hiong memandang Kai Thian Kauw Cu. "Kauw
Cu, bolehkah aku mohon petunjuk beberapa jurus dari Tocu
Pulau Kabut Hitam?" Kedatangan Co Hiong di tempat ini memang mempunyai
suatu rencana besar ia harus menyingkirkan Tocu Pulau
Kabut Hitam itu, dan setelah berhasi'1, ia pun akan mencari
akal untuk melenyapkan Kai Thian Kauw Cu, agar dirinya bisa
jadi Kauw Cu. Sikap Co Hiong memang agak meremehkan Tocu Pulau
Kabut Hitam, namun sangat menghormati Kai Thian Kauw Cu,
itu sungguh menyenangkan Kauw Cu tersebut
Kebetulan Kai Thian Kauw Cu mempunyai sedikit ganjelan
hati terhadap Tocu Pulau Kabut Hitam, sebab mereka berdua
pernah bertarung dan Tocu Pulau Kabut Hitam justru main
curang. "Tapi saat ini sedang diadakan upacara, maka
kelihatannya kurang baik," ujar Kai Thian Kauw Cu.
seharusnya Kai Thian Kauw Cu berpihak pada Tocu Pulau
Kabut Hitam, tapi malah berlaku begitu ramah pada Co Hiong,
itu membuat Tocu Pulau Kabut Hitam jadi gusar bukan main.
"Kauw Cu tidak perlu mencegah, kedudukan wakil Kauw
Cu masih belum diresmikan! Bagaimana mungkin
melangsungkan upacara itu?"
"Benar," sahut Co Hiong cepat "Apa yang dikatakan Lim
Tocu memang tepat." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kai Thian Kauw Cu sudah tahu bahwa Tocu Pulau Kabut
Hitam kurang senang padanya, Akan tetapi, Co Hiong masih
begitu muda, apakah dia mampu melawan Tocu Pulau Kabut
Hitam itu" pikir Kai Thian Kauw Cu.
Namun Co Hiong berani menantangnya, tentunya memiliki
kepandaian tinggi, Kalau tidak, bagaimana mungkin Co Hiong
berani menantangnya"
Di saat Kai Thian Kauw Cu sedang berpikir, Tocu Pulau
Kabut Hitam berpikir juga, Co Hiong masih begitu muda,
sudah pasti bukan lawannya, Setelah menghamkannya, ia pun
akan mencari kesempatan untuk bertarung dengan Kai Thian
Kauw Cu. "Kalau kalian berdua memang menghendaki begitu..." ujar
Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa, Tentunya aku pun tidak
akan melarang, namun kita semua adalah orang sendiri, jadi
cukup saling menyentuh saja."
Usai berkata demikian, Kai Thian Kauw Cu mundur dari
situ, lalu duduk di kursinya.
Sementara Tocu Pulau Kabut Hitam dan Co Hiong sudah
berdiri berhadapan dalam jarak beberapa depa. Hening
seketika suasana, para anggota Kai Thian Kauw pun mulai
menahan nafas, Namun di antaranya ada pula yang berkasakkusuk, dan tampak serius sekali.
"Bagaimana" Siapa yang akan menang?"
"Tentunya Tocu Pulau Kabut Hitam."
"Engkau punya uang?"
"Kalau punya uang kenapa?"
"Mari kita bertaruh!"
"Boleh." "Engkau pegang siapa?""
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tocu Pulau Kabut Hitam."
"Kalau begitu, aku pasti kalah."
"Begini, kita bertaruh dengan cara lima lawan satu, Kalau
Co Hiong kalah, engkau membayarku satu tael perak, tetapi
apabila Co Hiong yang menang, aku membayarmu lima tael
perak, Bagaimana?" "Baiklah." ***** Bab ke 26 - Keampuhan Senjata Pusaka
Tocu Pulau Kabut Hitam dan Co Hiong saling menatap,
lama sekali barulah Tocu itu membuka mulut
"Bagaimana cara kita bertanding?" tanyanya dingin.
"Bisa jadi wakil Kauw Cu, tentunya pandai menggunakan
berbagai macam senjata pula," sahut Co Hiong sambil
tersenyum, "Maka kita tidak perlu menentukan harus dengan
cara bagaimana." "Baik." Tocu PuIau Kabut Hitam mengangguk "SiIa-kan!"
"Silakan!" sahut Co Hiong.
sementara Kai Thian Kauw Cu memberi isyarat pada salah
seorang, Orang itu mengangguk dan langsung menghampiri
Bee Kun Bu, lalu membungkusnya dengan semacam kain.
Ternyata Kai Thian Kauw Cu masih khawatir Bee Kun Bu
akan meloloskan diri, maka menyuruh orang itu
membungkusnya dengan kain tersebut
sedangkan hawa murni di dalam tubuh Bee Kun Bu
sedang bergejolak tidak karuan, bahkan rasa panas dan
dingin itu masih berlangsung.
Setelah sekujur badannya dibungkus dengan kain, justru
terjadi suatu keanehan, yakni hawa murninya yang tak
terkendali itu mulai menyatu kembali, itu membuat Bee Kun
Bu girang bukan main, sebab apabila hawa murninya bisa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyatu kembali, otomatis jalan darahnya yang ditotok oleh
Kai Thian Kauw Cu akan terbuka.
itu merupakan suatu harapan bagi Bee Kun Bu, maka ia
pun mulai menghimpun hawa murninya lagi.
Kai Thian Kauw Cu sama sekali tidak mengetahui hal itu,
sebab perhatiannya sedang tereurah pada Tocu pulau Kabut
Hitam dan Co Hiong yang sudah siap bertanding.
Setelah masing-masing mengucapkan "Silakan!" Mereka
pun mundur beberapa depa, lalu berdiri tegak di tempat
Berselang sesaat, mereka berdua tampak maju dan
mendadak Tocu Pulau Kabut Hitam membentak keras,
sekaligus mendorongkan sepasang telapak tangannya ke arah
dada Co Hiong. Co Hiong tahu jelas, bahwa Tocu Pulau Kabut Hitam
berkepandaian tinggi. kalau tidak, bagaimana mungkin bisa
diangkat sebagai wakil Kauw Cu"
Ketika melihat Tocu Pulau Kabut Hitam menyerang
dadanya, ia tahu maksudnya, yakni agar ia menangkis
sehingga bisa beradu Lweekang.
sebetulnya Lweekang Co Hiong sudah maju pesat selama
ia mempelajari kitab ilmu Silat Sam Im Sin Ni. Akan tetapi, ia
masih khawatir tidak mampu menandingi Lweekang Tocu
Pulau Kabut Hitam. Oleh karena itu, Co Hiong tidak menangkis melainkan
berkelit menghindari serangan itu, Namun mendadak ia balas
menyerang dengan sebuah pukulan pula.
Bum! Terdengarlah suara benturan
Tocu Pulau Kabut Hitam sama sekali tidak bergeming
sebaliknya Co Hiong terhuyung-huyung ke belakang beberapa
langkah. "Ha ha!" Tocu pulau Kabut Hitam tertawa terbahak-babak.
"Hebat juga kepandaianmu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu merupakan ucapan sindiran Co Hiong tidak
tersinggung, malah tersenyum tapi mencaci dalam hati, jangan
girang dulu, nanti akan tahu rasa! Ternyata tadi ia cuma
menggunakan empat bagian Lweekangnya, lagi pula ia
memang sengaja mundur, agar Tocu pulau Kabut Hitam
meremehkannya, jadi ia mempunyai peluang yang baik untuk
mengalahkannya. Karena itu, Tocu Pulau Kabut Hitam boleh dikatakan telah
terjebak, sebab ia mulai meremehkan Co Hiong.
Tiba-tiba Tocu Pulau Kabut Hitam melesat ke arah Co
Hiong, bahkan sekaligus menyerangnya dengan pukulanpukulan beruntun
Co Hiong tampak kewalahan, tak mampu balas menyerang, Semua orang sudah memastikan, tidak sampai
sepuluh jurus Co Hiong pasti roboh, Tocu Pulau Kabut Hitam
pun berpikir demikian Karena itu, ia terus mempergencar serangannya, itu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuat Co Hiong tampak terdesak
Pada jurus ke sepuluh, terdengar suara tawa yang aneh,
Badan Tocu Pulau Kabut Hitam melesat ke atas, kemudian
mendadak melintang pula badannya sambil menyerang Co
Hiong dari atas. serangannya itu menggunakan delapan bagian
Lweekangnya, maksudnya ingin merobohkan Co Hiong di
jurus ke sepuluh ini. kelihatannya Co Hiong memang tidak mampu berkelit lagi,
begitu pula anggapan Tocu Pulau Kabut Hitam
Co Hiong berdiri tak bergerak, sepertinya terlalu ketakutan,
sehingga tampak tak mampu berkelit sama sekali.
serangan itu sudah semakin mendekat Semua orang
berani memastikan, bahwa Co Hiong pasti roboh, begitu pula
pikir Kai Thian Kauw Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, sekonyong-konyong justru telah terjadi hal
yang sungguh diluar dugaan, Ternyata Co Hiong
merendahkan badannya dan tiba-tiba tampak berkelebat
cahaya yang sangat menyilaukan mata.
Pada saat itu, mata semua orang pun jadi silau, tidak
dapat melihat apa yang telah terjadi Dan di saat bersamaan,
terdengar pula suara teriakan aneh Tocu pulau Kabut Hitam,
sedangkan Co Hiong tertawa nyaring, dan badan mereka
tampak terpisah jauh. Setelah ke dua orang itu terpisah, barulah semua orang
dapat melihat dengan jelas, bahwa di tangan Co Hiong
terdapat sebuah senjata aneh mirip sebatang jarum panjang
yang gemerlapan memancarkan cahaya.
sepasang tangan Tocu Pulau Kabut Hitam telah
berlumuran darah, Ternyata sepasang telapak tangannya
telah berlubang. Kenapa tadi Co Hiong bisa terdesak oleh seranganserangan Tocu Pulau Kabut Hitam" Tidak lain karena ia cuma
menggunakan enam bagian Lweekangnya, itu untuk
memancing kelengahan Tocu Pulau Kabut Hitam.
Namun ketika Tocu Pulau Kabut Hitam menyerangnya dari
atas, Co Hiong mulai menggunakan segenap tenaganya. Di
saat sepasang telapak tangan Tocu Pulau Kabut Hitam hampir
mengenai badannya, mendadak Co Hiong balas menyerang
dengan senjatanya itu. Co Hiong mengeluarkan jurus Siang Liong Jip Hai
(Sepasang Naga Masuk Ke Laut), dengan sembilan bagian
Lweekangnya. Oleh karena itu, jangankan Tocu Pulau Kabut Hitam hanya
menggunakan sepasang telapak tangan, Kalaupun
menggunakan senjata, tetap juga akan tertembus oleh senjata
pusaka milik Co Hiong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak heran sepasang telapak tangan Tocu Pulau Kabut
Hitam tertembus senjata pusaka itu.
Setelah mengeluarkan teriakan aneh, Tocu Pulau Kabut
Hitam meloncat ke belakang, wajahnya kehijau-hijauan dan
meringis menahan rasa sakit di telapak tangannya, sama
sekali tidak mampu mengucapkan apa pun.
"Lim tocu!" Co Hiong tersenyum-senyum, "Kepandaianmu
memang tinggi dan boleh menjagoi rimba persilatan! Namun
masih tidak bisa engkau menjadi wakil Kauw Cu!"
Sungguh menyakitkan ucapannya itu, sehingga membuat
kegusaran Tocu Pulau Kabut Hitam semakin memuncak ia
berteriak aneh dan langsung menerjang ke arah Co Hiong.
Akan tetapi, mendadak berkelebat sosok bayangan merah
ke hadapannya, yang ternyata Kai Thian Kauw Cu.
"Lim Tocu, kalah dan menang telah diketahui, kenapa
engkau masih mau bertarung?" ujar Kai Thian Kauw Cu.
"Omong kosong!" bentak Tocu Pulau Kabut Hitam.
"Siapa yang kalah?"
"Lim Tocu, sepasang telapak tanganmu..." sahut Kai Thian
Kauw Cu dingin. "lni cuma luka ringan, lagi pula aku terjebak oleh binatang
itu!" ujar Tocu Pulau Kabut Hitam, "Maka itu tidak masuk
hitungan!" sebetulnya Co Hiong berharap Tocu Pulau Kabut Hitam
jangan mundur, sebab sepasang telapak tangan Tocu itu telah
berlubang tertembus oleh senjata pusakanya, jadi walau ia
berkepandaian tinggi, juga sulit menggunakan senjata apa
pun. Selain itu, Co Hiong memang berniat melenyap-kannya,
agar tidak menimbulkan urusan di kemudian hari, Ketika
mendengar Tocu Pulau Kabut Hitam berkata begitu, ia pun
segera berkata pada Kai Thian Kauw Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kauw Cu! Kalau Lim Tocu masih mau bertarung, harap
Kauw Cu jangan melarang, siapa tahu dia dapat menebus
kekalahannya tadi!" Kai Thian Kauw Cu sudah melihat wajah Tocu Pulau Kabut
Hitam penuh diliputi dendam, maka alangkah baiknya malam
ini meminjam tangan Co Hiong untuk melenyapkannya, agar
tiada kerepotan di kemudian hati
"Kalau begitu... baiklahT ujarnya sambil manggut-manggut
Seusai berkata begitu, ia langsung melesat ke tempat
duduknya, sementara Tocu Pulau Kabut Hitam terus menatap
senjata di tangan Co Hiong.
"Lim Tocu, apakah senjataku ini sangat aneh?" tanya Co
Hiong sambil tersenyum-senyum.
"Hm!" dengus Tocu Pulau Kabut Hitam.
"Senjata ini...." Co Hiong memberitahukan dengan dada
terangkat sedikit ".,, adalah senjata peninggalan seorang
Cianpwee ratusan tahun lalu, yang dijuluki Sam Im Sin Ni,
senjata ini adalah Teng Thian Sin Cin milik-nya!"
"Ha ha ha!" Mendadak Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak,
"Bagus! Bagus! Kai Thian Kauw berarti kepandaian setinggi
langit, sedangkan senjatamu adalah Teng Thian Sin Cin,
betuI-betul cocok dengan Kai Thian Kauw!"
Ucapan Kai Thian Kauw Cu, boleh dibilang secara terangterangan memihak pada Co Hiong, itu membuat Tocu Pulau
Kabut Hitam tertawa dingin.
"Sungguh sedap didengar nama senjata itu, tapi
bagaimana kalau dibandingkan dengan Ceng Hai Siang Hoan
senjataku?" Ceng Hai Siang Hoan (Sepasang Gelang Menenang Laut).
Co Hiong mengerutkan kening, sebab tidak pernah
mendengar senjata tersebut Mungkinkah juga merupakan
senjata pusaka" Ketika Co Hiong sedang berpikir tiba-tiba
Tocu Pulau Kabut Hitam menggerakkan sepasang lengannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ting! Ting! terdengar suara yang sangat nyaring menusuk
telinga, Ternyata disepasang lengannya telah muncul
sepasang gelang gemerlapan kehitam-hitaman, yang tentunya
senjata pusaka pula. Co Hiong terus menatap gelang itu, Semula ia memang
terkejut, namun kemudian berlega hati, sebab sepasang
gelang itu berukuran agak kecil Oleh karena itu, ia yakin Teng
Thian Sin Cinnya mampu melawannya.
"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Lim Tocu! Apakah
sepasang gelang rongsokan itu dapat d i pergunakan ?"
"He he he!" Tocu Pulau Kabut Hitam tertawa terkekeh "Aku
akan membuatmu tahu akan kelihayan sepasang gelang
rongsokan ini!" Setelah berkata demikian, ia pun mundur beberapa depa,
lalu mendadak menggerakkan lengan kirinya, Gelang yang di
lengan kirinya langsung meluncur laksana kilat, kemudian
berputar-putar di atas mengeluarkan suara ngung-ngungan
yang menusuk telinga. Co Hiong sama sekali tidak melihat bagaimana kelihayan
gelang itu, maka ia tertawa meremehkannya.
"Lim Tocu! Ternyata engkau pandai main sulap juga!"
Mendadak gelang itu berhenti di udara, dan sepasang
mata Tocu Pulau Kabut Hitam terus menatapnya dengan
tajam Berselang sesaat, gelang itu berputar-putar lagi, lalu
sekonyong-konyong meluncur ke depan, Namun sungguh
mengherankan, gelang itu tidak meluncur ke arah Co Hiong.
Akan tetapi, pada waktu bersamaan, Tocu Pulau Kabut
Hitam menggerakkan lengan kanannya, Gelang yang di
lengan kanannya langsung meluncur ke arah Co Hiong
laksana kilat. Begitu melihat gelang itu meluncur ke arahnya, Co Hiong
cepat-cepat mengangkat senjatanya untuk menangis
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Perlu diketahui, Co Hiong juga mahir dalam hal senjata
gelang, sebab senjata rahasianya justru berupa gelang emas.
Ketika Co Hiong mengangkat senjatanya, berkelebat pula
cahaya putih yang dipancarkan senjata itu, Di saat senjatanya
hampir menangkis gelang Tocu Pulau Kabut Hitam, mendadak
gelang tersebut berputar ke depan, sehingga senjata Co
Hiong menangkis tempat kosong.
sedangkan Tocu Pulau Kabut Hitam sudah melesat
menyambut gelangnya, Co Hiong adalah orang yang sangat
cerdik. Begitu menyaksikan itu, terkejut lah hati-nya, karena ia
tahu, bahwa Tocu Pulau Kabut Hitam dapat mengendalikan ke
dua gelang itu untuk menye-rangnya.
Ketika berpikir begitu, Co Hiong segera membungkukkan
badannya karena tiba-tiba terdengar suara desiran di atas
kepalanya, Untung dia bergerak cepat, sehingga hanya
rambutnya yang tersambar sedangkan sepasang gelang itu
masih terus berputar-putar di udara.
Barulah Co Hiong tahu akan kelihayan sepasang gelang
itu, dan ia segera menegakkan badannya, justru ia bertambah
terkejut, karena melihat Tocu Pulau Kabut Hitam telah
menyambut salah satu gelangnya.
Namun tidak tampak gelang yang satunya, Entah hilang ke
mana gelang itu, Tentunya membuat Co Hiong terheranheran, bahkan juga terperanjat ia yakin gelang yang satunya
itu akan muncul mendadak menyerangnya.
Oleh karena itu, ia segera mengayunkan senjatanya
dengan jurus Toa Hai Mouw Cin (Mencari jarum di Laut) untuk
melindungi diri, sehingga seluruh badannya tampak seakan
memancarkan cahaya. Ting! Ting! Terdengarlah suara benturan senjata.
Ternyata ketika ia mengeluarkan jurus itu untuk melindungi
diri, sepasang gelang itu meluncur menyerangnya, Tapi
tertangkis oleh senjatanya, sehingga ke dua gelang itu
terpental KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong menarik nafas lega. ia juga tidak mau menyianyiakan kesempatan tersebut, dan langsung balas
menyerang. justru di saat bersamaan, sepasang gelang itu meluncur
kembali ke arahnya sambil berputar-putar tak henti-hentinya.
Co Hiong tidak tahu harus dengan cara apa memecahkan
serangan itu, Akhirnya ia mengeluarkan jurus Toa Hai Cih
Thau (Ombak Menderu di Laut) untuk menangkis.
Ting! Ting! Terdengar suara benturan senjata lagi.
Pada jurus ke lima, Co Hiong sudah tampak kewalahan
menghadapi sepasang gelang itu, sebab sepasang gelang itu
bisa muncul dan lenyap begitu mendadak Oleh karena itu, ia
terpaksa mengeluarkan jurus Toa Hai Cih Thau (Ombak
Menderu di Laut) dan jurus Toa Hai Mouw Cin (Mencari jarum
di Laut) untuk melindungi diri.
Pada jurus berikutnya, mendadak hati Co Hiong tergerak
ketika melihat sebuah gelang meluncur ke arahnya,
sedangkan gelang yang lain masih berputar putar di udara,
Kenapa tidak menggaet gelang yang satu itu, agar jatuh ke
tangannya" Co Hiong berpikir dan sekaligus menggerakkan
senjatanya ke arah gelang yang meluncur datang itu.
Tampak berkelebat cahaya putih, dan seketika senjatanya
berhasil memasuki lubang gelang itu, Akan tetapi, gelang itu
mendadak kembali berputar
Barulah Co Hiong tahu, bahwa dirinya telah terjebak oleh
pemikirannya sendiri, sementara gelang yang disenjata Co
Hiong itu berputar semakin kencang mengarah pada
pergelangan tangannya. Co Hiong tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali melepaskan
senjatanya itu. Namun itu adalah senjata pusaka, maka
bagaimana mungkin ia melepaskan begitu saja"
Ngung! Ngung! Ngung! Gelang itu sudah mulai memasuki
tangannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah sampai di bahu, barulah gelang itu berhenti
berputar Seketika juga Co Hiong berteriak-teriak aneh, dan
keringatnya pun sudah mengucur deras dari ke-ningnya.
Ternyata daging yang di bahunya telah hancur, dan
darahnya mengucur deras, walaupun begitu, Co Hiong tetap
menggenggam senjatanya erat-erat sambil menyurut mundur
Begitu melihat serangannya berhasil, Tocu Pulau Kabut
Hitam tertawa gelak, ia maju beberapa langkah dan sekaligus
mengibaskan tangannya ke arah gelang yang masih berputarputar di udara. seketika juga gelang itu meluncur ke arah Co
Hiong. Saat ini, bahu kanan Co Hiong telah terluka, bahkan terasa
sakit sekali, sedangkan gelang yang satu itu telah meluncur ke
arahnya. Para anggota Kai Thian Kauw menganggap, kali ini Co
Hiong pasti tidak bisa meloloskan diri dari serangan itu.
Akan tetapi, Co Hiong berkertak gigi sambil mengayunkan
senjatanya ke arah gelang itu. Trang! senjatanya masuk ke
gelang itu. itu sungguh di luar dugaan semua orang,
sedangkan wajah Co Hiong meringis menahan sakit Namun
mendadak ia menerjang ke arah Tocu Pulau Kabut Hitam
bersama senjatanya itu. serangannya yang mendadak dan di luar dugaan itu
membuat Tocu Pulau Kabut Hitam tertegun, Namun begitu
melihat cahaya putih menerjang ke arahnya, ia cepat-cepat
meloncat ke belakang. Ketika ia meloncat ke belakang, cahaya putih yang di
hadapannya lenyap, Betapa terkejutnya Tocu Pulau Kabut
Hitam, ia secepat kilat membalikkan badannya, tetapi
terlambat sedikit Cesss! Senjata Co Hiong menembus dadanya.
"Aaaakh...!" jerit Tocu Pulau Kabut Hitam, ia langsung
roboh dan nyawanya pun melayang seketika.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ternyata ketika Co Hiong menerjang ke arah Tocu Pulau
Kabut Hitam, ia yakin, Tocu itu akan meloncat mundur, maka
ia berputar ke belakang Tocu Pulau Kabut Hitam laksana kilat,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekaligus menusuknya. Ketika Tocu Pulau Kabut Hitam membalikkan badannya,
ujung senjata Co Hiong sudah sampai di dadanya. Oleh
karena itu ia sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk
berkelit, sehingga dadanya tertembus oleh senjata Co Hiong.
Setelah berhasil membunuh Tocu Pulau Kabut Hi-tam,
giranglah Co Hiong tapi wajahnya pucat pias, lantaran
bahunya telah banyak mengucurkan darah.
Tak lama kemudian terdengarlah suara riuh gemuruh dan
tepuk sorak dari para anggota Kai Thian Kauw.
Kai Thian Kauw Cu bangkit berdiri, dan mengeluarkan
sebuah botol kecil berisi obat bubuk, Sambil tersenyum ia
mendekati Co Hiong, kemudian menaburkan obat bubuk itu di
bahu Co Hiong yang terluka itu.
Memang mujarab sekali obat bubuk itu. seketika rasa sakit
di bahu Co Hiong pun hilang.
"Terimakasih, Kauw Cu!" ucap Co Hiong sambil menjura.
"Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahak-bahak
"Engkau memang pendekar muda yang gagah berani,
sungguh membuat orang kagumi Engkau ber-derajat jadi wakil
Kauw Cu, hanya saja... lukamu itu akan meninggalkan bekas."
"Kauw Cu!" ujar Co Hiong, "ltu tidak jadi masalah."
"Bagus!" Kai Thian KauwCu tertawa terbahak-bahak lagi.
"Engkau memang gagah berani!"
"Terimakasih atas pujian Kauw Cu!" ucap Co Hiong.
Kai Thian Kauw Cu menyobek ujung jubah merah-nya, lalu
membalut luka di bahu Co Hiong, dengan kain sobekan itu.
Oleh karena itu para anggota Kai Thian Kauw tahu, bahwa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
secara tidak langsung Co Hiong telah diangkat sebagai wakil
Kauw Cu. Seketika juga terdengar lagi suara tepuk sorak yang
gegap gempita. "Ayoh, cepat gotong mayat Tocu itu pergi!" seru Co Hiong
lantang, "Setelah itu kita akan melanjutkan upacara yang
tertunda tadi!" Co Hiong baru diangkat jadi wakil Kauw Cu, namun sudah
berani memberi perintah pada para anggota Kai Thian Kauw,
sepertinya tidak memandang sebelah mata pada Kai Thian
Kauw Cu. Akan tetapi, Kai Thian Kauw Cu tidak merasa ter-singgung,
sebaliknya menganggap Co Hiong mampu mengambil suatu
intsiatif, maka ia bergirang dalam hati telah mendapat
pembantu yang begitu pandai.
Tampak beberapa orang langsung menggotong mayat
Tocu Pulau Kabut Hitam, Sungguh kasihan nasib Tocu itu.
Mati-matian ia melatih ilmu silat puluhan tahun, dan dirinya
pun bagaikan seorang raja di Pulau Kabut Hitam, Namun ia
telah salah perhitungan yakni memasuki Tionggoan dengan
tujuan ingin menguasai rimba persilatan di Tionggoan, justru
tak disangka, nyawanya malah melayang di tangan Co Hiong.
Kai Thian Kauw Cu mengajak Co Hiong duduk di kursi,
Setelah duduk Co Hiong tertawa gelak.
"Kauw Cu, Bee Kun Bu sering menentangku, Kejadi-an di
Toan Hun Ya, dia pun ambil bagian, Bagaimana kalau aku
yang mengatur upacara ini?" ujar Co Hiong sambil
memandang Kai Thian Kauw Cu.
"lni..." Kai Thian Kauw Cu tampak ragu.
"Kalau Kauw Cu merasa keberatan, itu tidak apa-apa." ujar
Co Hiong cepat. "Seharusnya aku yang harus melaksanakan upacara ini,
tapi kalau engkau ingin turun tangan, silakan!" ujar Kai Thian
Kauw Cu sambil tertawa. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bukan main girangnya hati Co Hiong, Namun para anggota
Kai Thian Kauw malah jadi tertegun, Tadi Kai Thian Kauw Cu
menyobek ujung jubahnya untuk membalut bahu Co Hiong,
dan kini menyerahkan tugas upacara itu padanya, pertanda
Kai Thian Kauw Cu mempereayai Co Hiong.
Di antaranya terdapat juga anggota yang berusia cukup
tua. Mereka merasa tidak senang, namun mereka tetap
membungkam. Tampak dua orang membuka kain yang membungkus Bee
Kun Bu. Melihat itu Co Hiong bangkit berdiri lalu mengambil
belati dari atas altar, ia mendekati panji itu, lalu mendadak
menjulurkan tangannya mencengkeram Bee Kun Bu.
Co Hiong tahu, Bee Kun Bu sudah terluka parah, tentunya
tak bisa melawan lagi. Akan tetapi, setelah Bee Kun Bu dibungkus dengan kain,
hawa murninya terkumpul kembali Maka di saat Co Hiong
sedang bertarung dengan Tocu Pulau Kabut Hitam, Bee Kun
Bu mencoba menghimpun hawa murninya lagi, itu agar dapat
membebaskan jalan darahnya yang tertotok itu, namun tidak
berhasil Di saat itu, Bee Kun Bu mendengar suara tawa Co Hiong,
ia pun tahu Co Hiong telah berhasil membunuh Tocu pulau
Kabut Hitam, itu membuat Bee Kun Bu terkejut sekali, sebab
ia tahu jelas bagaimana kepandaian Tocu pulau Kabut Hitam.
Setelah Co Hiong berhasil membunuhnya, Bee Kun Bu
yakin Kui Goan Pit Cek pasti sudah jatuh ke tangan Co Hiong.
Ketika melihat Co Hiong mendekatinya dengan membawa
sebilah belati, Bee Kun Bu tahu bahwa Co Hiong mau turun
tangan terhadapnya. Bee Kun Bu tak bisa berbuat apa-apa, kecuali pasrah saja,
Akan tetapi, ketika Co Hiong menjulurkan tangannya ingin
mencengkeram Bee Kun Bu, mendadak dijalan darah Bee
Kun Bu yang tertotok itu terbuka dengan sendi rinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tertegun dan bergirang dalam hati Namun di
saat bersamaan Co Hiong telah mencengkeram bajunya.
Bee Kun Bu menatapnya, dan tiba-tiba sepasang matanya
memancarkan cahaya tajam, padahal sesung-guhnya, setelah
mencengkeram baju Bee Kun Bu, Co Hiong pun ingin
menusuk dadanya dengan belati itu.
Akan tetapi, ketika melihat sepasang mata Bee Kun Bu
memancarkan cahaya yang begitu tajam, tertegunlah Co
Hiong. Ketika Co Hiong tertegun, Bee Kun Bu melancarkan
sebuah pukulan kedadanya, Kalau orang lain, pasti akan
terpukul Namun lain halnya dengan Co Hiong, ketika melihat
sepasang mata Bee Kun Bu memancarkan cahaya tajam, ia
sudah tahu ada sesuatu yang tak beres, Maka ketika Bee Kun
Bu menggerakkan tangannya, Co Hiong pun segera
menggerakkan tangannya yang mencengkeram baju Bee Kun
Bu, sehingga membuat pukulan Bee Kun Bu terluput
sebaliknya badan Bee Kun Bu malah terlempar ke udara,
Namun dengan ginkang yang tinggi, Bee Kun Bu berhasil
melayang turun di tengah-tengah gua besar itu.
Kejadian yang mendadak itu, sungguh membuat semua
orang terheran-heran, begitu pula Kai Thian Kauw Cu. Sebab
mereka sama sekali tidak melihat jelas apa yang telah terjadi,
melainkan mengira Co Hiong sengaja melempar Bee Kun Bu
ke tengah-tengah gua besar itu.
"Co Hiong!" seru Kai Thian Kauw Cu tak tertanam "Engkau
berbuat apa?" Tiada kesempatan bagi Co Hiong untuk menjelaskan ia
bersiul panjang sambil melesat ke arah Bee Kun Bu, Teng
Thian Sin Cin pun dikeluarkannya.
Bee Kun Bu melihat cahaya putih menerjang ke arahnya,
ia lalu teringat akan kematian Tocu Pulau Kabut Hitam, pasti
mati di ujung senjata aneh tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tanpa banyak berpikir lagi, Bee Kun Bu langsung
menyambar sebilah pedang dari salah seorang anggota Kai
Thian Kauw yang berdiri tertegun di dekatnya.
Trang! Bee Kun Bu menghunus pedang itu.
Akan tetapi, Bee Kun Bu tidak menangkis serangan Co
Hiong, melainkan melesat pergi, maksudnya ingin kabur
Kejadian yang di luar dugaan itu, justru membuat Kai Thian
Kauw Cu mengira bahwa Co Hiong sengaja menolong Bee
Kun Bu. Tadi Co Hiong mencengkeram bajunya, di saat itulah
Co Hiong membebaskan totokan di tubuh Bee Kun Bu. Pikir
Kai Thian Kauw Cu. Oleh karena itu dapat dibayangkan
betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu.
"Cepat hadang dia!" seru Kai Thian Kauw Cu memberi
perintah seketika puluhan orang yang berdiri di luar langsung
menghadang Bee Kun Bu. Tak ayal lagi Bee Kun Bu langsung
mengayunkan pedangnya dengan ilmu pedang Hun Kong
Kiam Hoat. Tampak beberapa orang yang menghadang itu
roboh, sehingga secara tidak langsung malah menghambat
larinya. sedangkan Co Hiong telah berhasil menyusutnya, dan
ujung senjatanya mengarah pada punggungnya.
Bee Kun Bu mendengar ada desiran angin di belakangnya, maka segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie
Cong Pu. Ketika ujung senjata Co Hiong sampai di
punggungnya, mendadak Bee Kun Bu menghilang dari tempat
itu. Terkejutlah Co Hiong dan langsung membalikkan
badannya sambil menggerakkan senjatanya, ia melihat badan
Bee Kun Bu berkelebat ke sana ke mari menuju pintu gua.
Bee Kun Bu tidak berani menyerang Co Hiong, sebab ia tahu
Lweekang Co Hiong lebih tinggi dari Lweekangnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oleh karena itu, setelah berhasil berkelit, ia langsung
menuju pintu gua dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Mie
Cong Pu. Begitu hampir mencapai pintu gua, mendadak ia
mendengar suara siulan panjang, menyusul tampak sosok
bayangan merah melesat ke arahnya, Sosok bayangan itu
ternyata Kai Thian Kauw Cu.
Bee Kun Bu langsung menyerang bayangan merah itu,
Namun di saat bersamaan, ia merasa ada tenaga yang sangat
kuat menerjang ke arahnya.
Bee Kun Bu tidak berani menangkis, ia hanya
menggerakkan pedangnya untuk melindungi diri, dan
sekaligus mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Dengan
ilmu langkah ajaib itu ia berhasil berkelit, bahkan terus melesat
ke arah pintu gua. Akan tetapi, Kai Thian Kauw Cu pun bergerak cepat
menghadang di depan pintu tersebut, Guguplah Bee Kun Bu,
dan pada waktu bersamaan terdengar pula suara seruan Co
Hiong. "Semuanya cepat mundur!"
Mendengar seruan itu, Bee Kun Bu sudah tahu maksud Co
Hiong, Karena tidak bisa maju, maka ia terpaksa mundur
dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu yang
amat aneh dan lihay itu, sehingga tidak gampang bagi Kai
Thian Kauw Cu dan Co Hiong menyerangnya.
Sementara para anggota Kai Thian Kauw yang mengurung
Bee Kun Bu pun sudah bubar, kini Bee Kun Bu dan Co Hiong
sudah berdiri berhadapan "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Lumayan juga
kepandaianmu Saudara Bee!"
"Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Co Hiong! partai Thian Liong
sangat berambisi untuk menguasai rimba persilatan tapi
bagaimana akibatnya" seharusnya engkau bertobat, tapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ternyata tidak, malah semakin menggila! itu akan membuat
dirimu celaka!" Tidak salah omonganmu, namun itu urusan kelak kan"
Nah, urusan sekarang, justru engkau yang akan celaka
du!uan!" sahut Co Hiong sambil tersenyum-se-nyum.
"Belum tentu!" "Kalau begitu, mari kita bergebrak beberapa jurus!" tantang
Co Hiong. "Co Hiong! Luka di bahumu belum sembuh, engkau belum
boleh bertarung!" ujar Kai Thian Kauw Cu.
"Kauw Cu boleh berlega hati!" sahut Co Hiong sambil
tertawa, "Dia lolos dari tanganku, maka aku pun harus
menangkapnya kembali Kalau aku tidak kuat me!awan-nya,
barulah Kauw Cu turun tangan."
"Hati-hati!" pesan Kai Thian Kauw Cu.
Walau Kai Thian Kauw Cu memperbolehkan Co Hiong
bertarung dengan Bee Kun Bu, tapi ia sendiri masih tetap
berdiri di depan pintu gua.
Cemaslah hati Bee Kun Bu, sebab Kai Thian Kauw Cu
berdiri di situ, bagaimana mungkin ia mampu meloloskan diri
melalui pintu itu" sedangkan saat ini, ia harus melawan Co
Hiong. "Saudara Bee!" Co Hiong tertawa sinis. "Engkau ingin
kabur" itu tidak gampang! Kalau pun engkau dapat
meloloskan diri, juga tiada artinya bagi hidupmu!"
"Apa maksudmu?" tanya Bee Kun Bu.
"Seharusnya engkau tahu!" sahut Co Hiong serius.
"Apakah...." Hati Bee Kun Bun tersentak ".... Lie Ceng
Loan...." Tidak salah!" Co Hiong manggut-manggut, "Dia sudah
mati!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ini yang dikhawatirkan Bee Kun Bu, justru telah terjadi,
otomatis membuatnya berdiri mematung di tem-pat, seperti
kehilangan sukma. Co Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Perlahanlahan ia mengangkat senjatanya, lalu menusuk tenggorokan
Bee Kun Bu. Setelah mengetahui Lie Ceng Loan sudah mati, Bee Kun
Bu pun tampak linglung, jangankan senjata itu menusuk
tenggorokannya, kalau pun langit runtuh, juga tidak akan
dirasakannya. Bukan main girangnya Co Hiong, sebab ia yakin
tenggorokan Bee Kun Bu pasti tertembus senjatanya.
Mendadak terdengar suara bentakan nyaring, dan tampak
pula tiga titik cahaya meluncur secepat kilat ke arah senjata
Co Hiong. Trang! Trang! Trang! Senjata itu terpukul miring, sehingga tenggorokan Bee Kun
Bu terluput dari tusukan itu.
Barulah Bee Kun Bu tersentak sadar, namun masih
tampak tertegun Kemudian ia mundur beberapa langkah
sambil menoleh, Dilihatnya Co Hiong dan Kai Thian Kauw Cu
sedang bertempur sengit dengan seseorang.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Karena masih memikirkan Lie Ceng Loan, maka Bee Kun
Bun tidak melihat jelas siapa yang bertempur dengan Co
Hiong dan Kai Thian Kauw Cu, lagi pula air matanya telah
bereucuran "Adik Loan! Adik Loan...." Bee Kun Bu terus bergumam
pertarungan yang sangat sengit dan seru itu, sama sekali tidak
menarik perhatiannya.... ***** Bab ke 27 - Muncul Na Siao Tiap Menolong Lie Ceng Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bagaimana Co Hiong bisa sampai di tempat Kai Thian
Kauw" Apakah ia telah berhasil menodai Lie Ceng Loan yang
ditotoknya itu" Ternyata setelah menotok gadis itu, Co Hiong
tertawa-tawa, karena Lie Ceng Loan telah pingsan akibat
totokannya. Mendadak Co Hiong berhenti tertawa, sebab teringat
dirinya masih berada di dalam gunung Kwat Cong San. ia
khawatir suara tawanya itu akan menarik perhatian orang.
Kemudian ia memandang Lie Ceng Loan yang tergeletak
pingsan, Walau dalam keadaan pingsan, namun gadis itu
masih tampak cantik sekali.
Setelah memandang, Co Hiong berpikir seandainya ia
sudah ada hubungan suami isteri dengan gadis itu, tentunya
gadis itu harus bersamanya seumur hidup, Ke-tika berpikir
sampai di situ, wajah Co Hiong berseri-seri.
ia membungkukkan badannya, lalu menjulurkan
kepalanya, maksudnya ingin mencium Lie Ceng Loan. Namun
ketika bibirnya hampir menyentuh bibir Lie Ceng Loan,
mendadak terdengar suara bentakan seorang gadis.
"Co Hiong!" Co Hiong tersentak dan segera meno!eh, Begitu menoleh
pucatlah wajahnya. Ternyata ia melihat see Pahlawan Padang Rumput 2 Badai Awan Angin Pendekar Sejati (beng Ciang Hong In Lok) Karya Liang Ie Shen Badai Laut Selatan 1

Cari Blog Ini