Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 5

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 5


u sungai kecil dan mengalir lebih jauh keluar dari tempat yang terkurung itu ke
jurang yang berada di belakang sebuah pohon cemara yang
besar ia jalan menuju ke pohon itu, dari dekat ia dapat lihat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bahwa dekat air yang mengalir turun itu terdapat satu mulut
gua batu yang tertutup oleh tumbuh-tumbuhan di lereng
gunung itu, Hembusan angin yang halus terasa keluar dari
gua batu itu, "Jika angin dapat meniup dari gua itu maka gua itu pasti
tidak dalam," pikirnya, Lalu ia masuk ke dalam gua batu itu
untuk menyelidiki keadaan di dalamnya, Setelah berjalan
dengan hati-hati dan melalui dua belokan, ia tampak di depan
agak terang, dan terdengar suara air mengalir ia maju terus
dan keluar dari gua. pemandangan yang ia saksikan di
hadapannya luar biasa indahnya: rumput yang hijau seperti
permadani ratanya, bunga-bunga yang beraneka warna
menyilaukan mata, angin meniup sepoi-sepoi, dan suara air
mengalir merayu hati, ia berada di suatu lembah yang di
kedua sampingnya telah tumbuh pohon-pohon cemara yang
tua sekali dan membikin lembah yang lebarnya lebih kurang
sepuluh tombak dan panjangnya seratus tombak kelihatannya
ganjil, Dengan rasa kagum dan heran Bee Kun Bu mengawasi
keadaan di sekitarnya. sekonyong-konyong dari belakang sebuah pohon bunga
yang lebat terdengar suara anak menjangan, diikuti oleh suara
yang nyaring dan tegas yang berkata: "Jika Bu Koko telah
menemui aku, aku tak dapat diam di sini main-main dengan
kau lagi...." Bee Kun Bu agaknya mengenali suara itu, ia ter-kenang
lagi kepada Lie Ceng Loan. Segera air matanya mengucur
keluar memikirkan nasib Sumoynya yang ia sangat cintai itu,
Baru saja ia ingin memanggil orang yang mungkin berada di
belakang pohon bunga itu, tapi segera ia ingat bahwa tak
mungkin orang itu Sumoynya, yang telah diculik dan dibawa
pergi ke kuil Toa Ciok Sie, ia hanya maju bertindak dengan
hati-hati ke pohon-pohon bunga itu, ia jalan melewati pohon
bunga itu dan melihat ke depan. Di pinggir suatu telaga kecil
terlihat oleh ia seorang gadis yang berbaju putih sedang
duduk di pinggir telaga dengan kedua kakinya yang telanjang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menendang-nendang air yang jernih, dan sebelah tangannya
merangkul seckora anak menjangan,
Karena Bee Kun Bu melangkah dengan hati-hati, rupanya
gadis itu tak merasa bahwa ada orang yang mendatangi ia
goyang-goyang kepalanya sambil menarik napas panjang,
Lalu ia bangun memeluk dan mengangkat anak menjangan
itu, Ketika ia ingin memetik sepucuk bunga, ia dapat lihat Bee
Kun Bu. Lalu dengan air mata berlinang gadis itu lari
menghampiri sambil berseru: "Bu Koko!" ia lepaskan anak
menjangan dan lari menubruk Bee Kun Bu, lalu merangkulnya
erat-erat. Bee Kun Bu sangat tereengang Apakah aku sedang
bermimpi" ia menanya dalam hatinya, Tapi gadis itu
merangkul ia erat sekali, dan memanggil ia. ia berdiri seperti
palung, tak dapat bicara,
Setelah gadis itu berhenti menangis karena girangnya, ia
berkata: "Sahabatmu telah memberitahukan aku bahwa Koko
akan mencari aku, Oleh karena itu, tiap hari aku datang ke sini
menanti kedatangan Koko, Dan... sekarang Koko betul-betul
datangi Sahabat itu tak berdusta!"
Di pinggir sebuah telaga kecil, Bee Kun Bu melihat ada
seorang gadis yang berbaju putih sedang duduk di tepi telaga,
sepasang kakinya menendang-nendang air dan sebelah
tangannya merangkul seekor anak menjangan.
Pada saat itu Bee Kun Bu baru sadar, dan peluk
Sumoynya erat-erat, dan air matanya mengucur deras,
Lie Ceng Loan menanya: "Bu Koko, mengapa kau
menangis?" "Aku... aku terlampau girang!" sahut Bee Kun Bu sambil
coba menelan ludah yang merintangi tenggorokan-nya,
Entah kapan dan dari mana Pek Yun Hui telah berada di
belakang mereka, ia masih berbaju hijau, tapi wajahnya
kelihatan sedih, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu melepaskan diri dari pelukan Sumoynya, lalu
mengangkat kedua tangannya memberi hormat sambil
berkata: "Saudara Pek, budimu yang sangat besar ini, Siotee
tak tahu kapan dapat membalasnya, sekarang saudara Pek
telah menolong Sumoyku Iagi...."
Pek Yun Hui mengangkat kedua alisnya lalu memotong
omongannya Bee Kun Bu: "Kau tak usah pusingi usahaku
membantu kau, Kau telah datang ke pegunungan Cie Lian
San ini, aku pun menjadi heran, karena kau telah datang
dengan cepat sekali Tapi kedatanganmu ini justru baik sekali,
karena Sumoymu tiap hari menanya aku tentang kau, ia selalu
menanya, mengapa Bu Koko belum juga datang. Aku tak
dapat berdusta, aku segera datang, Tapi jika dalam dua hari
lagi, kau belum juga dalang, aku pasti suruh bangau putih
membawa ia ke Yauw Ciu, karena aku menduga kau akan
pergi ke Yauw Ciu mencarinya."
"Rupanya Thian bermurah hati terhadap aku," sahut Bee
Kun Bu, "Jika aku tidak menjumpai Co Hiong, pemimpin kedua
dari partai Tian Liong, mungkin aku tak datang ke pegunungan
Cie Lian San ini." Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata lagi: "Kau telah
datang ke sini cepat sekali Cara bagaimanakah kau
datangnya?" Bee Kun Bu menjawab: "Co Hiong mempunyai seekor
kuda Cian Li Pao Kiok yang dapat lari pesat sekali, dalam
sehari dapat menempuh jarak seribu lie tanpa letih, dapat
mendaki gunung dengan mudahnya."
"Jika kuda itu demikian hebatnya, aku ingin melihat-nya."
Kata Pek Yun Hui. Lalu ia membalikkan tubuh seakan-akan
hendak berlalu, Bee Kun Bu mengawasi tubuhnya Pek Yun Hui yang
ramping dan ingat akan sehelai kain yang ia ketemukan di
atas kuburan, ia ingin menanya hal ihwa)nya sehelai kain itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kepada Pek Yun Hui, tapi Lie Ceng Loan tiba-tiba berkata:
"Sahabat Koko itu baik sekali terhadap aku. Tanpa ia, mungkin
aku tak dapat ketemu Koko, lagi!" perkataan itu disertai
mengucurnya air mata, Dengan jawaban yang lemah lembut Bee Kun Bu coba
menghibur "Kau pasti telah banyak menderita."
Lie Ceng Loan anggukkan kepalanya, lalu berkata lagi
dengan suara yang gemas: "Hweeshio-hweeshio itu betulbetuI jahat! Mereka menipu aku, dengan mengatakan akan
mengajak aku ke tempat yang indah permai, Kemudian aku
insyaf bahwa aku tertipu, Aku ingin membunuh diri, tapi jika
aku mati, aku tak bertemu lagi dengan Koko, Aku batalkan
niatku itu. Untung bagiku, sahabat Koko datang menolong aku
dari bahaya maut!" Bee Kun Bu menyeka air matanya Lie Ceng Loan dengan
sapu t a tiga n nya. Lie Ceng Loan merasa terhibur dengan kasih sayang yang
diperlihatkan kepadanya, ia tersenyum lagi, dan Bee Kun Bu
pun menjadi reda melihat senyuman itu.
Pada saat itu Bee Kun Bu menjadi curiga melihat gaya,
sikap dan tubuh dari Pek Yun Hui. "Apakah ia seorang
perempuan yang menyamar sebagai laki-laki?"
pikirnya, "la telah membantu mencari dan menolong Lie
Ceng Loan, mengajarkan aku ilmu langkah ajaib, semut ini
telah melampaui seorang sahabat jika aku pikir ia telah
mengobati Susiok yang telah terluka karena racun ular, dan
cara ia memetik Kim (gitar) di telaga Poa Yo Ouw, aku
menjadi semakin bingung."
Melihat sikap itu. Lie Ceng Loan menanya: "Bu Koko, kau
kenapa?" Seperti orang baru sadar dari tidur, Bee Kun Bu
terkejut ketika ditegur Lalu ia menyahut: Tidak apa-apa. Dari
manakah anak menjangan itu?"
Lie Ceng Loan angkat anak menjangan itu sambil berkata:
"Aku harus kasih makanan kepadanya, Ayo kita pergi ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalam gua!" Bee Kun Bu mengikuti, sambil berpikir "Untung
sekali aku tidak menanyakan Pek Yun Hui tentang sehelai
kain yang aku telah dapati di kuburan, sekarang Lie Ceng
Loan sudah di sampingku, dan terpenting ialah aku harus
lekas-lekas pergi ke pegunungan Kun Lun bersama-sama ia,
Liong Giok Pin dan Susiokku."
Ketika sudah mendekati gua, Lie Ceng Loan berkata: "Aku
telah tinggal di dalam gua itu bersama-sama sahabatmu,"
Gua itu luasnya hanya lebar satu tombak dan dua tombak
panjangnya, keadaan di dalamnya sangat bersih, Lie Ceng
Loan tarik Bee Kun Bu masuk, Di sebelah kiri ditutup dengan
selimut yang digunakan sebagai tempat tidur Lie Ceng Loan,
dan di sebelah kanan, di atas satu batu gunung yang besar
terletak beberapa botol susu kambing, buah-buahan dan sayur
mayur, Lie Ceng Loan ambil sebotol susu kambing itu dan
diberikannya kepada anak menjangan Lalu ia menyuguhkan
kue-kue kepada Bee Kun Bu sambil berkata: "Bu Koko, kau
makanlah kue ini." Karena Bee Kun Bu merasa haus, ia segera ambil sebotol
susu kambing yang diminumnya habis, baru mulai makan kue
Anak menjangan itu kemudian lantas tidur setelah minum
susu kambing, Lie Ceng Loan pun tertidur sambil menyandar
di dadanya Bee Kun Bu. "Mungkin semenjak ia dicu!ik, ia belum pernah tidur
nyenyak," pikir Bee Kun Bu. Lalu ia pindahkan Sumoynya di
atas selimut, dan ia sendiri duduk di sisinya, ia memandang
Sumoynya, dan memandang lagi anak man-jangan.
"Bagaimana perasaannya jika ia terpisah dari anak menjangan
itu!" ia pikir, "Biarlah aku mencari rotan untuk membikin satu
rantang untuk Sumoyku."
Baru saja ia bertindak keluar, anak menjangan itu
mendusin dan segera loncat mengikuti Bee Kun Bu sambil
berbunyi Bee Kun Bu lekas-Iekas memberikan susu kambing
lagi kepadanya, Setelah kenyang, anak menjangan itu tidur
kembali ia jalan keluar dari gua itu untuk mencari rotan, Di"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jurang banyak tumbuh pohon rotan, tetapi ia harus mendaki
jurang itu untuk dapat mengambilnya, Dengan ilmu
meringankan tubuh ia mulai mendaki jurang seperti seekor
cicak, dan dengan lekas telah tiba di atas,
Tidak jauh dari tempat ia berdiri, di sebelah ka-nannya, ia
lihat satu pohon cemara besar dengan pohon rotan, tumbuh di
sampingnya, Baru saja ia ingin loncat ke pohon itu, tiba-tiba
muncul Pek Yun Hui di depannya, berdiri membelakangi ia
tidak bergerak, seakan-akan sedang melihat sesuatu di
depannya, ia menghampiri, tapi Pek Yun Hui tetap tidak
bergerak, maka ia menegur dengan suara rendah: "Saudara
Pek!" Tiba-tiba Pek Yun Hui mengangkat kepalanya dan
mengawasi Bee Kun Bu dengan kedua mata berlinang, Tapi ia
menanyai "Kau tidak menemani Sumoymu di dalam gua,
mengapa kau datang ke sini yang hawanya dingin?"
"Jika di sini hawanya dingin, mengapa saudara Pek tidak
turun ke lembah?" Bee Kun Bu balik menanya,
Dengan suara lemah lembut Pek Yun Hui menanya lagi:
"Kau telah mendaki puncak yang tinggi ini, apakah ingin...
ingin mencari aku?" pertanyaan itu membikin Bee Kun Bu menjadi bisu, Sambil
tersenyum Pek Yun Hui berkata: ".., air mata kering karena
sedih hati. Awan yang jauh diidam-idam-kan, tapi entah kapan
kembalinya." Lalu ia jalan pergi ke jurusan utara, Bee Kun Bu
mengejar sambil berseru: "Saudara Pek, tunggu!"
Pek Yun Hui menunda langkahnya menoleh ke belakang
sambil berkata lagi: "Asmara terpendam hanya menambah
kesedihan hati... kau mengapa...." perkataan itu tidak
diteruskan karena air matanya mengucur deras.
Bee Kun Bu lekas-Iekas menanyai "Saudara Pek,
mengapa kau pergi dengan tergesa-gesa?"
Dengan menggertak gigi, Pek Yun Hui buka kain yang
menyelubungi kepalanya, Segera rambut yang hitam dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
panjang turun melambai-lambai di belakang pun-daknya, ia
pun membuka juga baju hijaunya, Dengan mata terbelalak
Bee Kun Bu menyaksikan dengan kepala matanya sendiri,
bahwa Pek Yun Hui itu seorang gadis dengan pakaian wanita
ketat, tampak jelas dua buah dadanya dan pinggangnya yang
langsing berpakaian baju sutera merah dan celana sutera
putih, Belum pernah Bee Kun Bu melihat gadis secantik itu,
bahkan lebih cantik daripada sumoynya, ia berdiri terpesona
dan dalam beberapa detik itu ia seakan-akan berubah menjadi
satu patung! Dengan suara yang lemah lembut Pek Yun Hui
memecahkan kesunyian itu: "Aku, temani Sumoymu di dalam
gua itu selama tiga hari, sekarang setelah jelas kau
menyaksikan sendiri, bahwa aku seorang wanita kau pasti tak
menaruh curiga lagi terhadap Sumoymu atau aku, bukan?"
Bee Kun Bu dengan terharu berkata: Tek Siocia, jangan
curiga apa-apa!" "Lie Ceng Loan seorang gadis yang suci murni, Aku kini
sengaja memperlihatkan diriku yang sejati. Kau harus
menjaga ia dengan baik, Dan aku khawatir kita kelak akan
berpisah, dan seterusn"a kau harus waspada." Kata Pek Yun
Hui, lalu ia loncat lima tombak jauhnya.
"Pek Siocia! Pek Siocia!" Bee Kun Bu memanggil Apakah
karena kasihan atau masih ada pesan, maka Pek Yun Hui
berhenti lagi, Bee Kun Bu loncat dan berdiri di hadapannya.
Dengan menghadapi wanita yang demikian cantiknya,
mulutnya Bee Kun Bu terkancing lagi: Hanya air matanya
mengucur Pek Yun Hui lalu keluarkan sapu tangannya dan
menyekal air matanya Bee Kun Bu. Tapi ketika itu Pek Yun
Hui telah bersikap lain lagi, ia telah menjadi khidmat dan
berkewibawaan lagi, Harum dari sapu tangannya membikin
Bee Kun Bu terkenang kembali kepada peristiwa-peristiwa
yang lampau, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Empat mata beradu... dan ini telah mengutarakan
perasaan masing-masing lebih berarti daripada seribu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perkataan! Di dalam perjalanan di pegunungan di waktu malam hari,
Bee Kun Bu membasmi musuhnya
Selama hidupnya Pek Yun Hui baru pertama kali dipegang
tangannya oleh seorang pria, dan orang yang memegangnya
itu adalah !aki-!aki yang ia idam-idamkan.
Ia menyandarkan kepalanya ke dadanya Bee Kun Bu yang
segera memeluknya. siapakah dapat menolak tubuh seorang
wanita yang secantik itu! Meskipun Bee Kun Bu yang kuat
batinnya dan watak kesatriaannya pun menjadi mata gelap, ia
peluk Pek Yun Hui erat-erat Tiba-tiba senyuman Lie Ceng
Loan terbayang di matanya, ia sadar akan perbuatannya yang
tak pantas, ia lepaskan pe-lukannya, dan dengan perlahan ia
dorong Pek Yun Hui. ia bertindak mundur satu langkah sambil
berkata: "Aku telah banyak ditolong oleh Pek Siocia, begitupun
Su-moyku telah ditolong dari bahaya maut Aku tak akan lupa
budi yang maha besar itu!"
Ucapan itu menusuk hatinya Pek Yun Hui, tetapi tiba-tiba
mukanya menjadi merah, ia mengawasi Bee Kun Bu dengan
mulut membungkam Bee Kun Bu merasa cemas kalau-kalau
ia telah salah omong. Bukankah Pek Yun Hui ini yang telah
mengajarkan ia ilmu langkah ajaib Ngo Heng Mie Cong Pu"
Bukankah ia juga yang menolong Lie Ceng Loan kekasihnya"
Semua ini memusingkan kepalanya Bee Kun Bu.
Kemudian Pek Yun Hui menjadi tenang kembali, ia
berkata: "Aku mengetahui bahwa kau sangat mencintai
Sumoymu, dan seterusnya kau harus menjaga ia dengan baik.
ia yang masih hijau tak dapat menerima pukulan asmara,
Meskipun ia berada di jurang bahaya atau di mulut harimau, ia
senantiasa memikiri kau!" Setelah itu ia balik badan dan
berjalan lalu beberapa langkah untuk balik menghadapi Bee
Kun Bu lagi seraya berkata:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie mempunyai ilmu silat
yang lain daripada yang lain, Kau dan Sumoymu tak dapat
berdiam lama di sini. Paliftg baik kalian segera berlalu dari
pegunungan ini!" Pek Yun Hui tidak menanti jawaban Bee Kun
Bu, karena dari sebelah selatan ia lihat ada asap mengepul ke
atas, ia loncat ke suatu dahan pohon untuk menyelidiki
Bee Kun Bu sudah mengetahui bahwa asap itu datang dari
hutan yang dibakar oleh Co Hiong, ia berpikir "Co Hiong telah
mengorbankan segala sesuatu, bahkan kuda ajaibnya untuk
membantu Kini ia membakar hutan senti iri, sedangkan aku
tak berbuat apa-apa di sini." ia mencari lagi Pek Yun Hui. ia
memanggil berkali kali tapi si penolongnya itu entah kemana
perginya, Maka ia lekas-lekas kembali ke lembah dan terus
masuk ke dalam gua di mana Lie Ceng Loan masih tidur
nyenyak. Tapi di atas batu di mana terletak beberapa botol
susu ia menemui sehelai kain dengan tulisan yang berbunyi:
"Jangan berdiam lama-lama di sini, Harus lekas-lekas berlalu!"
ia yakin bahwa Pek Yun Hui yang memperingatinya.
peringatan dari seorang yang sangat sayang kepadanya
tak dapat tidak diperhatikan ia buru-buru membangunkan Lie
Ceng Loan yang menjadi terkejut sekali, Baru saja ia hendak
menanya, tapi Bee Kun Bu berkata: "Kau tunggu dahulu di
dalam gua batu ini. Aku harus mencari seorang kawan, segera
aku akan kembali!" Lalu ia keluar dari gua itu. Lie Ceng Loan
mengejar dan memanggil: "Bu Koko, aku ikut!" Bee Kun Bu
pun pikir lebih baik mengajak Sumoynya, karena pada waktu
itu tidak ada Pek Yun Hui yang menjagainya lagi, ia berkata:
"Baiklah! Ayo lekas-lekas bawa barang-barangmu, kita harus
segera pergi!" Sambil masuk ke dalam gua, Lie Ceng Loan berkata:
"Kawan Koko betul-betul baik hati. ia telah tolong aku, dan
telah merebut kembali pedangku ia berikan aku kesempatan
menunggangi bangau putihnya terbang ke sini menunggu
Koko.,., Tapi aku tak dapat segera pergi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika itu Bee Kun Bu tak dapat menerka mengapa Lie
Ceng Loan tidak ingin pergi, maka ia menanyai "Mengapa tak
dapat pergi?" "Jika kita semuanya pergi, sebentar jika kawan Koko
kembali dan tidak menjumpai kita," sahut Lie Ceng Loan, "la
tentu menjadi marah, ia demikian baiknya terhadap kita tak
selayaknya kita pergi tanpa memberitahukan kepadanya."
Bee Kun Bu tidak menyahut lagi. ia memikiri kebaikan Pek
Yun Hui dan perasaannya terhadap ia. Lie Ceng Loan menjadi
heran tidak mendapat jawaban, ia menanyai "Bu Koko
kenapa" Apakah kau marah terhadap aku?"
Teguran itu membikin Bee Kun Bu sadar lagi, dan
menyahut: "Ayo, kita berangkat ia tak akan kembali lagi!"
Lie Ceng Loan tidak menanya lagi, Sete!ah ia luang susu
kambing di satu piring untuk anak menjangan, ia pun lari
mengikuti Bee Kun Bu mendaki puncak, Ketika mereka tiba di
atas puncak, matahari telah mulai silam, dan sinarnya
menyoroti puncak-puncak gunung yang diselubungi salju
nampaknya indah sekali."
Bee Kun Bu yang melihat Lie Ceng Loan sebentarsebentar menoleh ke belakang mengetahui bahwa Su-moynya
masih khawatir akan anak menjangannya, ia menghibur: "Ayo,
kita harus jalan cepatan, Anak menjangan itu ditangkap oleh
kawan Koko untuk menemani aku. Pada hari itu, aku telah
menunggui kau di tempat penginapan di Yociu, tapi sehingga
lohor belum juga kembali La!u aku beritahukan Susiok bahwa
aku ingin mencari Koko, meskipun Susiok menahannya," kata
Lie Ceng Loan, Tapi dengan cara bagaimana kau diculiknya?" tanya Bee
Kun Bu. Sambil menarik napas, Lie Ceng Loan meneruskan
kisahnya: "Aku telah berusaha mencari Koko hampir setengah
hari, Aku beristirahat di bawah sebuah pohon Uu. Tiba-tiba
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mendatangi dua orang laki-laki yang bertubuh besar, yang
pura-pura sedang menikmati pemandangan telaga, Ketika aku
sedang lengah, mereka menotok jalan darahku, Ketika aku
sadar, aku telah diikat erat-erat dibawa di dalam sebuah
kereta yang ditutupi dengan kain hitam, Aku tak dapat melihat
sesuatu apa-pun. Aku tak berdaya!"
"Apakah mereka menyiksa kau?" tanya Bee Kun Bu
dengan beringas, "MuIutku juga telah disumbat oleh mereka!" meneruskan
Lie Ceng Loan, "Dan sumbatan itu baru dibuka ketika mereka
memberikan aku makanan, Aku tak ma-kan, karena aku jemu
dan cemas, sehingga aku kelaparan selama sehari semalam,
Kemudian aku pikir bahwa Koko pasti berusaha mencari aku,
dan jika aku mati karena kelaparan, aku tak dapat menjumpai
Koko lagi sehingga usaha Koko menjadi hampa, tidaklah
begitu?" "Dan bagaimanakah kau terjatuh di tangannya Hweeshiohweeshio dari Toa Ciok Sie itu?" tanya Bee Kun Bu.
Setelah menyandarkan kepalanya di dada suhengnya, Lie
Ceng Loan meneruskan: "Aku di dalam kereta itu tak kelihatan
apapun, dan aku pun tak mengetahui dibawa kemana,
Tidakkah Koko pun akan merasa cemas?"
Tentu saja!" jawab Bee Kun Bu.
"Kereta yang mengangkut aku itu tiba-tiba berhenti Aku
hanya mendengar suara orang yang sedang bertempur hebat
sekali, Aku merasa girang, karena aku menduga bahwa Koko
telah datang menolong Tapi setelah suara pertempuran
berhenti, aku telah menjadi kecele karena orang yang datang
itu seorang Hweeshio," kata Lie Ceng Loan,
"Bukankah ada dua Hweeshio" Yang satu bertubuh tinggi
besar, dan yang satu lagi kurus kecil, dan kedua-duanya
mengenakan baju abu-abu," kata Bee Kun Bu.
"Betul!" sahut Lie Ceng Loan dengan heran, "Me-ngapa
Koko bisa mengetahui?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kedua Hweeshio yang durhaka itu telah dikirim ke akherat
oleh Co Hiong," kata Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan tidak kenal siapakah Co Hiong itu, maka ia
menanya: "Siapakah Co Hiong itu" Apakah ia pun juga kawan
Koko juga?" Bee Kun Bu mengangguk dan berkata: "Sebentar lagi juga
kau dapat menjumpai ia. Betulkah kedua Hweeshio itu
menyerahkan kau kepada lain Hweeshio untuk dibawa ke
pegunungan Cie Lian San?" Mukanya Lie Ceng Loan segera
menjadi merah, ia tutupi mukanya di atas dada Bee Kun Bu.
Lalu air matanya mengucur keluar membasahi bajunya Bee
Kun Bu. Sambil mengusap-usap kepala Sumoynya: Bee Kun
Bu menghibur "Mengapa kau sedih hati" Apakah Hweeshiohweeshio yang durhaka itu telah memperkosa kau?"
Dengan mengangkat lagi kepalanya, Lie Ceng Loan
berkata dengan gemas sekali: "Kedua Hweeshio yang
durhaka itu telah binasa, Mereka membawa aku ke suatu
tempat pekuburan yang terpencil. karena aku diikat erat-erat,
aku tak dapat melawan atau berontak, Ketika Hweeshio yang
kurus ketika membuka sumbatan mulut-ku, aku gigit
tangannya!" Bee Kun Bu menjadi gelisah mendengar penuturan itu. ia
memotong penuturan itu, dan menanya dengan bernapas:
"Lalu jahanam-jahanam itu berbuat apakah terhadap kau?"
"Kemudian datang lagi satu Hweeshio berjubah ku-ning, ia
maki kedua Hweeshio yang durhaka itu, ia buka ikatanku, tapi
ia totok lagi dua jalan darahku sehingga aku seperti satu anak
bayi tak berdaya sama sekali! ia kenakan aku jubah kuning,
membalut kepalaku dengan kain kuning dan angkat aku dari
tempat kuburan dibawa aku ke jalan raya, Di jalan raya kami
bertemu dengan lain Hweeshio berjubah merah!"
Bee Kun Bu tak tahan mendengar penuturan yang
menusuk hatinya, ia peluk Sumoynya erat-erat dan menghibur
"Ai! Kau betuI-betul telah menderita banyak sekali!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hweeshio jubah kuning itu serahkan aku kepada
Hweeshio berjubah merah yang membebaskan totokan jalan
darahku agar aku dapat berjalan atau ber!ari, tapi lain
daripada itu aku masih tetap tak berdaya, dan aku tak dapat
melawan atau kabur!" meneruskan Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu berpikir "Aku berdua Co Hiong menunggangi
kuda ajaib datang ke pegunungan ini, Mes-kipun aku datang
dua hari terlambat, tapi kuda yang dapat menempuh seribu lie
sehari, pasti dapat mengejar kuda-kuda yang lain. Mengapa
Lie Ceng Loan dapat dibawa lebih cepat ke pegunungan Cie
Lian San ini?" ia tak dapat memecahkan teka-teki itu, ia
menanya lagi: " Apakah Hweeshio jubah merah itu segera
membawa kau ke pegunungan Cie Lian San ini?"
Dengan gelengkan kepala, Lie Ceng Loan menyahut:
Tidak, ia membawa aku selama dua hari dua malam Pada
tengah hari di hari ketiga, kami tiba di suatu kuil di dalam
gunung, Di kuil itu juga ada banyak Hweeshio-hweeshio, Kami
menunggu sampai malam dan suasana menjadi gelap, Entah
dari mana, mereka menangkap dua ekor burung yang ganjil,
Si Hweeshio jubah merah berir tahukan aku bahwa aku akan
dibawa ke suatu tempat yang indah permai, Aku mengetahui
bahwa ia menipu aku. Aku memaki, tetapi ia tidak menjadi
gusar Lalu aku diikat di belakangnya seekor burung yang
ganjil itu, dan ia sendiri menunggangi seekor yang lain. Kami
terbang selama semalam."
sekarang Bee Kun Bu baru mengetahui mengapa
Sumoynya bisa datang lebih dulu dari ia ke pegunungan Cie
Lian San. "Hanya burung-burung yang besar dapat membawa
manusia dengan pesat, dan burung itu pasti sejenis burungburung garuda. Hweeshio yang durhaka itu telah memelihara
burung-burung yang besar itu untuk maksud yang jahat dan
keji, dan dapat menempuh jarak yang jauh dengan cepat
sekali sehingga perbuatan-per-buatan durhakanya tak
diketahui orang," pikir Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan meneruskan kisahnya setelah menelan
ludahnya yang merintangi tenggorokan nya: "Pada hari ketiga,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
burung-burung itu mendarat di satu hutan yang besar Si
Hweeshio jubah merah membuka ikatanku, dan membiarkan
burung-burung itu mencari makanan di hutan, Burung-burung
itu makan burung-burung kecil dan kelinci-kelinci hutan, lalu
aku diikat lagi, dan bersama si Hweeshio dengan burungburung itu4cita terbang lagi, Burung-burung itu berhenti
beberapa kali untuk beristirahat meskipun burung-burung itu
besar dan kuat, tapi menurut pendapatku, mereka tidak
sehebat bangau putih kepunyaan kawan Koko."
"Tentu saja!" sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum,
"Bangau putih itu adalah seekor bangau sakti yang telah
berusia diatas seribu tahun, Burung-burung di dalam kuil Toa
Ciok Sie tak dapat menandingi bangau sakti itu!"
Lie Ceng Loan meneruskan kisahnya: "Seterusnya kedua
burung itu sebentar-sebentar berhenti untuk beristirahat Pada
keesokan harinya, kami baru masuk ke daerah pegunungan Si
Hweeshio jubah merah beritahukan aku bahwa di hari senja
akan pasti tiba di tempat yang indah permai, dan ia
beritahukan aku juga bahwa namanya ialah Hoat Lui."
Dengan tak dapat menahan sabarnya, Bee Kun Bu
mengutuk: "Hweeshio jahanam!"
"Tapi kemudian ia dipukul jatuh dari atas burung oleh
kawan Koko, Aku yakin ia jatuh hancur luluh!" kata Lie Ceng
Loan. "Setelah Pek Yun Hui menolong kau, ia segera membawa
kau ke dalam gua baru tadi?" tanya Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata: "Ketika si
Hweeshio bicara kepadaku, kawan Koko sambil menunggangi
bangau putih datang mengejar Hebat betul ilmu dan
kepandaian nya! Dengan hanya mengangkat satu tangannya,
Hweeshio itu dipukul jatuh, Lalu ia loncat ke atas burung yang
segera terjun ke bawah, Satu jotosan membikin binasa burung
itu. Burung yang lain dipatok mampus oleh bangau putih,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan mudah sekali aku dijambret dan diangkat oleh
kawan Koko, dan dengan menunggangi bangau putih itu, aku
dibawa dengan selamat ke dalam tembah, ia menangkap
seekor anak menjangan untuk menenami aku. Aku
menanyakan tentang Koko, ia menjawabnya bahwa dalam
beberapa hari lagi Koko pasti datang, Dan betul saja Koko
telah datang!" Bee Kun Bu terharu sekali atas budi yang besar dari Pek
Yun Hui, Hanya dalam jangka waktu sebulan, Pek Yun Hui
telah menolong ia serta Susiok dan Sumoynya,
Bagaimanakah ia dapat membalas budi yang sangat besar
itu" Ketika itu Lie Ceng Loan masih saja bersandar di atas


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuhnya Bee Kun Bu. ia memandang pemandangan dari
pegunungan itu. Setelah ia melihat asap yang mengepul di
sebelah selatan, lalu melihat juga api yang berkobar-kobar, ia
terkejut ia berseru: "Bu Koko, coba lihat hutan di sebelah
selatan itu sedang terbakar !H
Teguran itu membikin Bee Kun Bu ingat lagi bahwa ia
harus lekas-lekas menemui Co Hiong, sebetulnya usaha
membakar hutan itu adalah untuk membangkitkan perhatian
Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie. Untuk mencari Co
Hiong, ia harus segera pergi ke tempat di mana Co Hiong
mulai membakar hutan itu. Tapi pada saat itu, api telah
berkobar hebat sekali, dan jalan yang harus ditempuh tidak
mudah dilalui ia harus melalui beberapa lembah-lembah dan
bukit-bukit, Jika ia menanti sampai malam, maka jalannya makin
sukar, sebaliknya apabila ia tak mencari Co Hiong, ia merasa
bersalah Maka ia teruskan perjalanannya mencari Co Hiong,
"Ayo, kita jalan terus, Aku harus mencari dapat orang yang
membakar hutan!" Lalu dengan ilmu meringankan tubuh
mereka pergi ke tempat di mana Co Hiong mulai membakar
hutan itu! Dalam suasana yang suram di daerah pegunungan itu,
yang diliputi dengan hutan-hutan lebat, ditambah pula dengan
api yang berkobar kobar dan panas hawanya, mereka menjadi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bingung harus jalan kemana mencari Co Hiong, Tapi mereka
berjalan terus. Setelah berjalan kurang lebih tiga jam, Lie
Ceng Loan mengeluh: "Bu Koko, aku merasa letih sekali!"
sebetulnya Bee Kun Bu pun merasa letih. Dengan perut
yang lapar pula ia menjadi gelisah, Untuk menghibur
Sumoynya ia berkata: "Mari kita jalan lagi, dan Co Hiong pasti
dapat diketemukan!" Lie Ceng Loan tersenyum dan sambil
memegangi tangannya Bee Kun Bu, ia berjalan terus.
Mereka jalan dan berusaha mencari lagi selama dua jam,
tapi tanpa hasil! Melihat Lie Ceng Loan telah menjadi letih
sekali, Bee Kun Bu berkata: "Kau betul-betul sudah letih
sekali, Marilah kita beristirahat di tempat yang agak tinggi"
"Aku betul-betul tak berguna!" sahut Lie Ceng Loan sambil
tersenyum, "Aku hanya merintangi Koko saja."
Mereka memilih tempat yang agak tinggi di bawah suatu
pohon besar, dan di situlah mereka beristirahat Dengan
sekejap saja Lie Ceng Loan sudah jatuh tertidur Bee Kun Bu
duduk di sisinya mengawasi Sumoynya yang ia sangat cintai
itu, Tiba-tiba angin gunung membawa suara derap nya kaki
kuda, dan suara itu makin lama makin dekat terdengar nya.
Bee Kun Bu tergerak hatinya, "Kuda itu pasti kudanya Co
Hiong," pikir ia. "Di kolong langit ini, tak dapat kuda lain yang
dapat berlari dalam suasana gelap di pegunungan ini." Lalu ia
menjerit memanggil Co Hiong,
Suara jeritan di malam yang sunyi senyap itu terdengar
seperti meraungnya seekor singa, menggema dan
menggetarkan lembah! Betul saja dari sebelah selatan
terdengar suara jawaban Co Hiong, dan Lie Ceng Loan
bangun dari tidurnya, Bee Kun Bu segera berdiri, siap
menyambut kedatangannya Co Hiong, sebelumnya Co Hiong
turun dari kudanya, ia telah melihat Lie Ceng Loan, ia berkata
sambil tertawa: "Apakah gadis berbaju merah ini Sumoynya
Bee?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengangguk dan menyahut: "Betul!"
Lalu ia memperkenalkan sumoynya kepada kawannya,
Co Hiong yang tajam penglihatannya merasa kagum
melihat kecantikan Lie Ceng Loan. ia berkata dengan
bersenda gurau: "Tidak heran jikalau saudara sampai tidak
enak makan dan tidur memikiri Li Siocia! Ha! Ha! Ha!"
Bee Kun Bu menyahut: "Janganlah saudara Co menggoda!
Tapi cara bagaimanakah kau dapat datang ke sini, sedangkan
kami mencari kau sepanjang malam?"
"Semenjak kau menunggangi bangau putih dan terbang
pergi," sahut Co Hiong, "Aku telah ketemu dua Hweeshio dari
Toa Ciok Sie. Aku segera bertempur tapi Hweeshio-hweeshio
yang lain juga datang, Aku pikir jika aku terus bertempur tentu
tidak ada hasilnya. Segera aku loncat keluar dari kepungan
mereka dengan maksud mencari kau agar kita dapat
bersama-sama mendobrak kuil Toa Ciok Sie, dan membasmi
Hweeshio-hweeshio yang durhaka ilu. Tapi siapa menduga,
sumoymu telah selamat didampingimu?"
Bee Kun Bu menuturkan kisah Lie Ceng Loan sedari
diculik sampai mereka berjumpa lagi di dalam lembah,
"Ai! Orang sakti yang memiliki bangau putih itu betul-betul
sukar dicari keduanya," berseru Co Hiong,
sebetulnya Bee Kun Bu ingin menceritakan lagi tentang
Pek Yun Hui kepBdanya, tapi ketika ia ingat ancaman Co
Hiong yang ingin melawan Pek Yun Hui, ia tutup mulutnya, ia
hanya berkata: "Kebetulan sekali saudara Co lekas-iekas
datang, Aku sangat lapar, Cobalah keluarkan makanan kering
yang kau telah bawa sebagai pembekalan!"
Co Hiong lalu mengambil makanan dari suatu kantong
yang diikat di pelana kudanya dikasihkan kepada Bee Kun Bu
dimakan bersama sumoynya, Tapi ia sendiri tidak makan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan yang melihat sikap itu, menanyai "Saudara
Co, mengapa kau tidak makan?" Co Hiong tidak menyahut, ia
hanya tersenyum ia taruh kembali makanan itu ke dalam
kantong. Setelah fnakan kenyang, Bee Kun Bu bersemi "Hm!
Hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie betul-betul harus dikasih
hajaran, Mereka berbuat sewenang-wenang. Tapi jumlah
mereka lebih banyak daripada jumlah kita. Apa-kah dengan
hanya kita bertiga, kita dapat membasmi mereka?"
Co Hiong menyahut: "Kita sudah tiba di pegunungan Cie
Lian San. jika kita tidak pergi ke kuil Toa Ciok Sie dan mencuri
buah Sie Can Ko, jerih payah kita betul-betul tersia-sia!"
Bee Kun Bu belum menjawab, tiba-tiba dari tempat yang
sangat gelap terdengar suara orang mengejek "Apa-kah buah
Sie Can Ko enak" Kalian boleh rasai dulu ini." Ejekan itu
dibarengi dengan meloncatnya datang, beberapa Hweeshio
dengan senjata terhunus! Dengan cepat Co Hiong membungkukkan tubuhnya untuk
Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan loncat mundur beberapa
tindak Mereka segera mencabut pedangnya, siap menyerang
lawan-lawannya. Dalam cuaca yang suram itu, mereka melihat
empat Hweeshio: dua Hweeshio itu menyerang dengan
beringas sekali, tapi serangannya tak berhasil!
Co Hiong segera melontarkan jarum-jarum beracunnya
serentak Mereka segera mencabut pedangnya, siap
menyerang lawannya Empat Hweeshio itu bukannya lawan yang remeh. Dengan
go!ok-golok dan gembolan-gembolan besi me-reka, semua
jarum-jarum beracunnya Co Hiong telah digeprak jatuh
berhamburan! Co Hiong menjadi penasaran ia lontarkan Hngkaranlingkaran emasnya sambil menyerang bertubi-tubi dengan
pedangnya. Tiga serangan pedangnya itu menebas ke kiri dan
menyapu ke kanan, dan dilakukan dengan tenaga yang hebat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekali sehingga seorang Hweeshio terdesak mundur empatlima kaki jauhnya,
sebetulnya Hweeshio-hweeshio itu tidak ingin mengerubuti
Co Hiong, tapi setelah melihat ilmu silat Co Hiong yang lihay
itu, mereka menyerang lagi dengan serentak sedangkan
Hweeshio yang telah terdesak mundur dengan menggunakan
kakinya menyapu kaki Co Hiong.
Co Hiong berseru, dan dengan ilmu It Hok Tiong Tian atau
belibis terbang tegak ke angkasa, ia loncat setinggi satu
tombak lebih dan loncat keluar dari kepungan itu! Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan tidak tinggal diam. Mereka telah melihat
kekejian Hweeshio-hweeshio itu, Dengan ilmu Cui Hun Cap Ji
Kiam atau dua belas jurus ilmu pedang mengusir setan,
mereka menyerang dengan beringas, dan dalam tiga jurus
saja seorang Hweeshio telah ditebas putus lengan kirinya oleh
Bee Kun Bu, sedangkan Lie Ceng Loan berhasil membikin
Hweeshio-hweeshio lainnya kacau balau!
Segera dalam suasana yang sunyi senyap itu terdengar
jeritan seorang Hweeshio lagi yang membikin bangun bulu
roma, karena Hweeshio itu telah kena tersambar lingkaran
emasnya Co Hiong sehingga otaknya berantakan! Hanya
dalam beberapa jurus saja, empat Hweeshio itu telah
menderita satu mati dan satu luka parah, Tapi satu Hweeshio
dengan nekad menyerang Bee Kun Bu dengan goloknya, dan
yang lain mengayun gembolannya ke arah Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terpaksa mundur beberapa
tindak. Kedua Kawanan Hweeshio itu menyerang Co Hiong
dengan se-rangan-serangan yang hebat dan mematikan
Hweeshio itu lupa bahwa Co Hiong masih bebas, Co Hiong
yang berangasan, melihat kesempatan yang baik itu, segera
melontarkan lagi jarum-jarum beracunnya, Kedua Hweeshio
itu tak dapat menghindarkan jarum-jarum itu! Dua-duanya
segera jatuh, senjata-senjatanya terlepas dari cengkalannya,
dan mati kaku mengeluarkan darah hitam dari mulut dan
hidungnya! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio yang telah buntung lengan kirinya lekas-lekas
melarikan iri. perbuatan itu dapat dilihat oleh Co Hiong yang
menegur dengan keras: "Hei, jahanam! Kau mau lari
kemana?" ia cemplak kudanya dan mengejar Hweeshio yang
kabur itu, Hweeshio yang ketakutan setengah mati itu terus
lari dengan tak menghiraukan apapun! Dan sikap ini mengirim
ia lebih cepat ke akherat!
Hweeshio itu baru saja, dapat berlari sejauh lima puluh
tombak, Co Hiong yang mengejar dengan kuda Cian Li Shin
Kioknya (kuda sakti yang dapat berlari seribu lie tanpa letih)
telah menebas buntung kepalanya!
Lalu Co Hiong kembali lagi, ia turun dari kudanya untuk
mengambil lingkaran-lingkaran yang telah membikin hancur
kepalanya seorang Hweeshio. ia berkata sambil tersenyum
kepada kawan-kawannya: "Rupanya Hweeshio-hweeshio di
dalam kuil Toa Ciok Sie kita tak takuti ilmu silatnya hanya
begitu saja, Lie Siocia, tadi aku telah meyakinkan dengan
kepala mata sendiri ilmu silat pedangmu yang lihay itu, Aku
kira dengan ilmu demikian tingginya, kita bertiga dapat
membasmi Hweeshio-hweeshio durhaka di dalam kuil Toa
Ciok Sie. Bagaimana pendapatmu berdua?"
Bee Kun Bu mengerutkan keningnya, ia tidak menjawab ia
ingat akan pesan Pek Vun Hui yang dengan sangat menyuruh
ia dan Lie Ceng Loan lekas-Iekas berlalu dari pegunungan Cie
Lian San. ia pereaya betul bahwa Pek Yun Hui telah
memperingatkan dengan se-tulus-tulusnya, Ketika itu ia tak
dapat segera memberikan jawaban yang memuaskan kepada
Co Hiong, Melihat pertanyaannya tidak dijawab, Co Hiong merasa
sedikit marah, ia pandang Bee Kun Bu yang sedang
mengawasi mayat-mayat Hweeshio yang telah mati konyoI!
Lie Ceng Loan rupanya tidak perhatikan pertanyaan Co
Hiong. ia menanya Bee Kun Bu: "Bu Koko! Hweeshiohweeshio ini harus dikubur dengan seksama. Mari kita
menggali lubang untuk mengubur mayat-mayatnya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengangguk, dan segera menggali lubang
dengan pedangnya, Lie Ceng Loan juga turut menggali
Co Hiong semakin menjadi marah, Mukanya dari merah
menjadi pucat ia tak dapat keluarkan kegusarannya, Lie Ceng
Loan menegur: "Saudara Co, mengapa kau tidak membantu?"
Co Hiong terkejut! ia merasa malu ditegur oleh gadis
secantik itu, Lalu dengan paksakan diri, ia pun membantu
menggali lubang, Setelah empat mayat Hweeshio-hweeshio
itu dikubur di satu lubang, Lie Ceng Loan memetik sepucuk
kembang liar untuk ditancapkan di atas tanah kuburan itu,
sambil tersenyum, pertama kepada Bee Kun Bu, dan
kemudian kepada Co Hiong,
Entah karena apa tiap-tiap kali Co Hiong melihat mukanya
Lie Ceng Loan yang cantik jelita, hatinya berdebar-debar, Lie
(^eng Loan yang telah jatuh cinta kepada Bee Kun Bu tidak
merasa atau memperhatikan sikapnya Co Hiong. Baginya, di
dunia ini hanya Bee Kun Bu-lah seorang pria yang tampan,
gagah berani, budiman dan yang agung serta mulia!
Co Hiong pun tak mengerti mengapa ia sangat tertarik oleh
wajah dan sikapnya gadis itu, Bukankah ia telah jatuh cinta
terhadap Souw Hui Hong, saudara sepupunya"
Ketika itu hari sudah mendekati fajar Mereka harus
beristirahat untuk memulihkan tenaga dan semangatnya. Tapi
api dari hutan makin besar dan berkobar, sehingga cahayanya
yang merah terlihat di sekitar hutan yang terbakar itu.
Sebelum mereka berbaring untuk beristirahat dan tidur
bergiliran, Co Hiong berkata: "Lihatlah hutan yang aku telah
bakar itu! Apinya makin berkobar dan besar. Besok malam
apinya mungkin lebih besar lagi! Aku kira api itu tidak padam
dalam tiga hari tiga malam!"
"Dengan demikian, entah berapa banyak binatangbinatang, burung-burung dan kutu-kutu yang mati terbakar
atau kehilangan tempat bernaungnya!" seru Lie Ceng Loan
yang mempunyai perasaan balus,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betul!" kata Co Hiong, "Api demikian kini tak dapat
dipadamkan oleh lima ratus orang, kecuali jika turun hujan
besar." Baru saja Lie Ceng Loan hendak menanya, tiba-tiba
terdengar suara siulan yang nyaring dan tegas dengan nada
yang berubah-ubah, Lie Ceng Loan mendekati Bee Kun Bu,
dan menanya dengan suara rendah: "Bu Koko, suara apakah
itu" Apakah di pegunungan ini ada setan?"
Bee Kun Bu yang sedang memeperhatikan suara yang
ganjil dan terdengarnya seperti juga suara seekor makhluk lain
dari pada satu manusia, menyahut dengan suara rendah:
"jangan takut, itu pasti bukannya setan."
Co Hiong berdiri tegak, dan mendengari dengan penuh
perhatian Laiu berkata: "Suara siulan yang ganjil itu adalah
cara memberi isyarat di hutan. Cobalah perhatikan nadanya
yang sebentar tinggi dan sebentar rendah isyarat itu hanya
dapat dimengerti oleh kawan-kawannya orang itu. Tapi suara
itu rupanya keluar dari suara benda yang dibuat dari logam
atau bambu, Cobalah kita dengar dengan perhatian Nanti
siulan itu akan disambut oleh siulan lain!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Betul saja, setelah siulan itu berhenti, lantas disambut oleh
suara siulan lain yang rupanya dikeluarkan dari tempat yang
lebih jauh, Sambil tersenyum Co Hiong berkata lagi: "Aku yakin
siulan-siulan itu adalah isyarat-isyarat dari Hweeshio hweeshio
dari kuil Toa Ciok Sie. Siulan itu akan disambut lagi oleh suara
siulan yang lain, Dengan demikian nyata-lah kirim kabar
dengan menggunakan suara siulan-siulan itu yang sambung
menyambung dari tempat satu ke tempat yang lain dengan
cepat seka!L.," perkataannya belum selesai diucapkan, dari tempat dekat
di mana mereka berdiri terdengar lagi satu siulan yang lebih
nyaring dan tegas dari yang sudah-sudah, Co Hiong dan Bee
Kun Bu segera cabut pedangnya, siap sedia menghadapi
segala kemungkinan! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hwceshio-hweeshio durhaka dari kuil Toa Ciok Sie itu
telah mengetahui tempat kita ini. Mereka telah kerahkan
banyak orang untuk mengepung kita!" seru Co Hiong,
Ketika itu Lie Ceng Loan pun telah mencabut pedangnya,
dan mereka berdiri tegak dengan mata mengawasi di
sekitarnya, dan dengan kupingnya mendengari segala suara,
Melawan Hu Hoat Lo Han di pegunungan Cie Lian San di
waktu malam Dari sinar api yang berkobar-kobar, di atas satu puncak
gunung Co Hiong dapat lihat bayangan beberapa orang
sedang lari dengan cepat Rupanya mereka itu sedang lari
mendatangi Dengan suara rendah Bee Kun Bu menanya: "Sau-dara
Co, perlukah kita lari sekarang?"
"Kita tak dapat melarikan diri lagi, Mereka telah
mengetahui jejak kita, Siulan-siulan yang kita telah dengar tadi
adalah isyarat-isyarat mereka mengurung kita," sahut Co
Hiong sambil tersenyum. Bee Kun Bu mengerutkan kening, memandang Sumoynya,
lalu berkata: "Jika demikian, rupanya kita harus bertempur
dengan hebat lagi!" "Betul!" kata Co Hiong, "Kita harus menggunakan siasat
yang kejam untuk lolos dari kepungan mereka, dan kita harus
menerobos sekarang sebelum kawan-kawan mereka datang
kumpul mengurung kita, Ya, kita harus meloloskan diri
sebelumnya fajar Tanpa siasat, kita bertiga tak dapat melawan
mereka yang jumlahnya banyak." Lalu ia keluarkan dari
kantong di dadanya sejumlah jarum-jarum beracun,
Bee Kun Bu tak dapat membantah, memang ia tak dapat
bersikap ramah menghadapi musuh-musuh yang kejam. ia
berkata kepada Lie Ceng Loan: "Sebentar jika kita harus
bertarung, kita harus berlaku kejam, karena musuh-musuh kita
bukannya orang-orang yang budiman, Aku kira kedudukan kita
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekarang sangat berbahaya, Kita harus melawan banyak
orang." Lie Ceng Loan pandang Bee Kun Bu dengan kasih
sayang, lalu menyahut: "Bu Koko, terima kasih, Koko selalu
berlaku baik terhadap aku. Aku pasti memperhatikan pesan
Koko." Pada saat itu musuh telah datang semakin dekat hanya
terpisah lebih kurang sepuluh tombak dari mereka, Di waktu
malam demikian, pakaian putih dari Lie Ceng Loan terlihat
sangat tegas, Tiba-tiba terdengar suara hembusan angin,
disertai melayang datangnya tiga benda yang bersinar ke arah
Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu telah siap dengan pedangnya, Ketika musuh
melontarkan benda-benda yang bersinar ke arah Lie Ceng
Loan, dengan ilmu Yun Bu Kim Kong atau sinar emas
menyorot kabut ia berhasil menyapu jatuh ketiga benda yang
bersinar itu. Lalu ia mengawasi keadaan di depan dengan
pedang terhunus, sekonyong-konyong dari atas loncat
menyerang seorang musuh dengan golok besar sebetulnya
Bee Kun Bu ingin meng-egos, tapi ia khawatir serangan itu
melukai Lie Ceng Loan, Dengan mengertak gigi, ia tangkis
serangan golok itu dengan pedangnya. "Teng!" terdengar
suara kedua senjata beradu, disertai meletiknya lelatu api
yang timbul dari beradunya kedua senjata itu! ia segera
merasa mulutnya panas, dan tangan kanannya lemas, hampir
pedang yang dipegangnya terlepas Dengan mengumpulkan
semangatnya ia melihat bahwa musuh yang menyerang itu
telah berdiri lebih kurang tiga kaki di depan ia. Musuhnya itu
adalah seorang Hweeshio tubuhnya besar, seram sekali,
Hweeshio itu juga merasa heran mengapa serangannya tidak
mengambil korban. Dengan kedua mata terbelalak ia
membentak: "Hei! Kalian ini datang dari mana" Apakah hutan
itu kalian yang bakar?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu belum lagi menyahut, Co Hiong telah
mendahului dengan mengejek: "Betul! Tapi kau mau apa?"
justru pada saat itu sembilan Hweeshio telah datang
mengurung mereka bertiga,
Bee Kun Bu yang telah mengetahui bahwa Hwee-shiohweeshio yang sedang dihadapinya ini mempunyai ilmu silat
jauh lebih tinggi daripada yang ia pernah gempur, ia bisiki Lie
Ceng Loan agar ia waspada.
Co Hiong dengan pedang terhunus dan Hngkaraniingkaran emasnya mengawasi semua Hweeshio yang
mengurung itu dan memperhatikan bahwa delapan Hweeshio
berjubah abu-abu, dan Hweeshio yang tiba-tiba menyerang
dengan golok mengenakan jubah merah adalah pemimpin dari
rombongan yang mengungkung itu.
Co Hiong agak lama segera mengetahui bahwa jubahjubah yang berlainan warnanya menunjukkan cekatannya
Hweeshio-hweeshio itu menurut kepandaian silatnya, dan
Hweeshio yang berjubah merah adalah pemimpin dari
rombongan yang mengangku itu, ia tidak gentar, dengan sikap
yang tenang ia memperhatikan jejak para Hweeshio itu,
Kemudian ia berjalan perlahan-lahan menghampiri Bee Kun
Bu, sekonyong-konyong dengan membungkukkan diri ia
loncat menyerang Hweeshio yang berjubah merah dengan
ilmu Giok Li To Soat atau wanita penenun melontarkan torak,
serangan itu ialah menusuk lawan dengan pedang: tangan
kanan menusuk tangan kiri menggeprak ke belakang, dan
kedua kaki mengggenjot ke depan, serangan yang secepat
kilat itu tidak diduga oleh Hweeshio berjubah merah. Tapi
dengan ilmu silatnya yang tinggi Karena ia tak dapat
menangkis dengan goloknya, ia condongkan tubuhnya ke
belakang, lalu dengan mudah ia loncat satu tombak lebih
jauhnya! Co Hiong mengejar dan menyerang terus, ia tak memberi
kesempatan lawannya balas menyerang. Demikianlah yang
satu menyerang dan yang lain mengegos dengan gesitnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio-hweeshio yang mengurung itu terpesona
menyaksikan ilmu silat yang bukan main tingginya! Ketika si
Hweeshio memperoleh kesempatan, dengan ilmu Kim Cin Hai
atau jarum emas menentramkan lautan, ia ayun goloknya dan
menebas ke atas dan ke bawah, sehingga Co Hiong harus
menangkis tebasan di atas dan meloncat untuk
menghindarkan tebasan di bawah.
Melihat bahwa Co Hiong masih juga dapat mengegoskan
tebasan goloknya si Hweeshio lalu menjatuhkan diri. Ketika
Co Hiong datang menyerang lagi, ia berguling-guling ke kanan
untuk menghindarkan tusukan pedangnya Co Hiong,
Kesempatan ini digunakan oleh empat Hweeshio menyerang
Co Hiong dari belakang Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak
tinggal diam. Mereka merintangi dan menyerang dengan ilmu
Cui Hun Cap Ji Kiam atau dua belas jurus pedang mengusir
roh. Melihat siasat yang keji itu gagal, si Hweeshio berjubah
merah lalu bangun dengan menjerit ia ayun goloknya dan
membalas menyerang dengan sengit sekali, Demikianlah
mereka bertarung dengan dahsyat sehingga seratus jurus, Di
lain pihak, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan bertempur
melawan empat Hweeshio, mereka dapat mendesak lawanlawannya, Empat Hweeshio lainnya datang membantu
menyerang dengan toya-toya.
Setelah pertempuran berlangsung hampif tiga puluh jurus,
Lie Ceng Loan merasa ia tak dapat bertahan lagi, karena
kekurangan tenaga, jurus-juf us pedangnya mulai menjadi
lambat Bee Kun Bu segera dapat lihat kelemahan Su-moynya,
ia tak dapat membiarkan sumoynya terluka, Dengan ilmu
Heng Hua Cun Jie atau bunga putih berhamburan ia putar
pedangnya demikian cepatnya sehingga delapan Hweeshio
yang mengurung mereka terpaksa bertindak mundur untuk
menghindarkan diri dari sabetan ujung pedangnya, Kemudian
dengan ilmu pwee Pui Hong Jie atau hujan turun dari empat
penjuru salah satu jurus Cui Hun Cap Ji Kiam yang dahsyat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dapat mendesak delapan Hweeshio itu mundur
lagi! Ketika itu Lie Ceng Loan tersenyum terhadap ia.
"Ai!" pikir Bee Kun Bu, "Gadis ini tak mengenal bahaya
maut, ia masih bisa tertawa!"
Di lain pihak, si Hweeshio jubah merah sedang bertarung
mati-matian melawan Co Hiong, kedua belah pihak masingmasing berusaha membinasakan lawannya, sehingga
hembusan angin dari ayunan golok dan sabetan pedang
berdesir-desir, dan sinarnya kedua senjata berkilau-kilau di
malam hari sorotan api yang membakar hutan dari tempat
yang jauh, Dalam pertarungan yang dahsyat itu, Co Hiong masih
belum memperoleh kesempatan untuk melontarkan jarumjarum beracunnya, Betul ia tidak terdesak, tapi agaknya ia
akan kalah tenaga melawan Hweeshio yang bertubuh besar
ituj Tiba-tiba ia menjerit sambil melontarkan lingkaranIingkaran emasnya itu merupakan ombak yang menggempur
pantai, si Hweeshio harus bertindak mundur tujuh-delapan
kaki, Kesempatan ini digunakan Co Hiong untuk melontarkan
jarum-jarum beracunnya ! ,Tidak salah jika Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Tian
Liong, dijuluki jago silat lihay di kalangan Kang-ouw. Siasat
yang digunakan Co Hiong itu adalah pelajarannya Souw Peng
Hai: mendesak lawan, dan menggunakan kesempatan
melontarkan jarum-jarum beracun!
Tapi si Hweeshio itu meraung bagaikan seekor harimau
Dengan lengan baju kirinya ia kebut jarum-jarum beracun itu
lalu dengan kedua tangannya ia membacok Co Hiong dengan
beringas, Terjangan dan bacokan-bacokan yang nekad itu
membikin Co Hiong sibuk, Bee Kun Bu yang melihat segera
loncat dan menyerang dengan ilmu Liong It Seng atau naga
menyambar dari satu jurusan, serangan itu adalah salah satu
jurus Cui Hun Cap Ji Kiam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika ujung pedang menusuk maka ujung pedang itu
bergetar merupakan berpuluh-puluh pedang yang
membingungkan lawan, seakan-akan seekor naga sedang
menyembur! Si Hweeshio jubah merah berusaha menangkis
dengan go!oknya: tetapi ujung pedangnya Bee Kun Bu telah
menebas putus dua jari tangan kanannya, Co Hiong menjerit
serentak melontarkan satu lingkaran emasnya ke arah si
Hweeshio yang lekas-lekas menundukkan kepalanya, Tetapi
lingkaran itu berhasil juga menebas sebelah kupingnya,
Kesempatan itu digunakan Co Hiong untuk menyerang lagi
dengan pedangnya, Hweeshio itu tak dapat bertahan lagi,
Setelah ia menangkis serangannya Co Hiong, lalu lari kabur!
Ketika Bee Kun Bu membantu Co Hiong, Lie Ceng Loan
seorang melawan delapan Hweeshio. Mereka tidak datang
membantu pemimpinnya, tapi terus mengerubuti si gadis yang
melawan dengan tangkas dan lincah, Bee Kun Bu lalu datang
menyerang lagi dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Mie
Cong Pu yang ia dapat pelajari dari Pek Yun Hui. pedangnya
kelihatan menyabet, menebas, menusuk bahkan
menyerampang delapan Hweeshio yang keji itu!
ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu dengan disertai ilmu Cui Hun
Cap Ji Kiam membikin ke delapan Hweeshio itu kelabakan,
Mereka bagaikan melawan hantu! Seben-tar-sebentar
terdengar suara jeritan seorang Hweeshio yang kena ditebas,
ditusuk atau dibacok oleh pedangnya Bee Kun Bu, sehingga
dalam beberapa jurus saja semua Hweeshio itu menderita
luka teraduh-aduh kesakitan Co Hiong lalu tarik tangan Lie
Ceng Loan ke pinggir untuk menonton Bee Kun Bu beri
hajaran kepada Hweeshio-hweeshio yang durhaka itu. Tetapi
segera terdengar suara siulan itu makin lama makin dekat
terdengarnya, Bee Kun Bu terkejut, karena ia ingat bahwa
Hweeshio jubah merah itu pasti membawa lebih banyak
kawan lagi ia tak dapat menyerukan Co Hiong untuk melarikan
diri KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong pun yakin bahwa ia harus banyak melawan
Hweeshio-hweshio yang keji sekali.
Ketika si Hweeshio jubah merah muncul lagi, ia
menyaksikan dengan kepala sendiri bahwa kedelapan
kawannya telah menderita luka parah, dan sedang me-rintihrintih kesakitan, Delapan Hweeshio itu, meskipun tidak
sepandai si Hweeshio jubah merah, akan tetapi ilmu silat
mereka tidak kalah daripada jago-jago silat umum-nya. Hanya
ia tidak mengetahui bahwa Bee Kun Bu telah menggunakan
ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (langkah ajaib).
sementara itu Co Hiong tidak memberi kesempatan lagi,
Ketika si Hweeshio sedang berdiri dengan mengawasi kawankawannya yang terluka itu, ia lontarkan lingkaran-Iingkaran
emasnya dari kedua tangannya,
Si Hweeshio lekas-lekas menangkis dengan go1ok-nya. ia
dapat menangkis dua lingkaran, tetapi lingkaran ketiga telah
terbang ke arah mukanya lagi! ia menjerit kesakitan, karena
lingkaran itu telah melukai mukanya sedalam satu dim,
darahnya mengucur, dan satu matanya mencelat keluar ia
jatuh pingsan! Co Hiong punguti lingkaran-Iingkaran emasnya, lalu
memanggil kuda ajaibnya, "Ayo, kita lari! Musuh akan segera
datang dengan jumlah yang banyak!" kata Co Hiong.
"Sumoy, kau tentu letih sekali Biarlah kau menunggang
kuda bersama-sama Co Hiong, Aku dapat lari." kata Bee Kun
Bu kepada Lie Ceng Loan, Lie Ceng Loan menggeleng kepala dan menyahut: "Jika
Koko lari, aku pun ikut Koko berlari-Iari juga!" Bee Kun Bu
baru saja hendak membujuk sumoynya lagi, ia tampak Co
Hiong, tidak ada di sampingnya, ia menjadi cemas, ia segera
cemplak kuda itu, dan bantu sumoynya naik ke atas kuda dan
duduk di belakang ia. ia tarikan kuda itu dengan niatan
mencari Co Hiong,

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Rupanya kuda ajaib itu telah mengetahui betul majikannya, Dalam lebih kurang lima menit ia telah dapat
mengejar Co Hiong, Bee Kun Bu segera loncat turun dari kuda
dan ingin menanya, tapi Co Hiong sambil tersenyum
mendahului berkata: "Kau tak usah menghaturkan maaf,
Kalian berdua boleh terus tunggangi kudaku."
Tapi saudara Co terlampau murah hati terhadap kami,"
kata Bee Kun Bu, "Saudara Co dapat menungganginya
berdua bersama sumoyku, aku sendiri dapat berlari-lari."
Ketika itu Lie Ceng Loan juga turun dari kuda dan berkata:
"Saudara Co, kuda itu betul-betul pesat larinya!" "Sayang, kuda Cek Yun Cui Kok ini (kuda ajaib yang dapat
mengejar angin) aku telah berjanji memberikan kepada
sumoyku, Kalau tidak, aku boleh berikan kepada-mu." sahut
Co Hiong sambil tersenyum, "
"Mungkin sumoymu cantik sekali," kata Lie Ceng Loan
dengan bersenda gurau, Co Hiong tak menyahut, hanya mukanya menjadi merah,
ia lalu tanya Bee Kun Bu: "Kemana kita pergi sekarang?"
"Makin lekas kita keluar dari pegunungan Cie Lian San ini
makin baik," sahut Bee Kun Bu.
"Apakah kalian hendak pergi ke propinsi Kiangsi, atau ke
pegunungan Kun Lun?" tanya Co Hiong,
Bee Kun Bu tidak segera menjawab, ia berpikir sejenak
lalu sambil menarik napas berkata: "Ketika kami berlalu dari
propinsi Kiangsi, aku telah tinggal susiok di suatu rumah
penginapan Tapi aku yakin beliau tak akan menyusul aku ke
sini, Beliau pasti pergi langsung ke pegunungan Kun Lun. Aku
ingin lekas-Iekas kembali ke pegunungan Kun Lun menemui
susiokku itu yang kini memegang pimpinan partai Kun Lun."
Co Hiong tertawa dan menanya lagi: "Jika kita tak dapat
keluar dari pegunungan Cie Lian San?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu terkejut: "Apa kau yakin kita tak dapat lolos
dari kepungan Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie itu?"
tanya Bee Kun Bu. Co Hiong mengangguk dan berkata: "Sebelum aku
melawan Hweeshio yang berjubah merah, aku masih pandang
remeh Hweeshio-hweeshio di kuil Toa Ciok Sie, karena aku
pikir Hweeshio-hweeshio yang silatnya tinggi tidak akan
banyak jumlahnya, Aku taksir paling banyak dua atau tiga
orang, dan aku pikir jika kita dapat meloloskan diri dari dua
atau tiga orang itu, kita dapat keluar dari pegunungan ini.
Tapi setelah aku melawan Hweeshio berjubah merah itu,
aku berpendapat lain, Nyatalah Tong Leng Tan Su tidak
berdusta, Hweeshio-hweeshio di kuil Toa Ciok Sie bukan saja
banyak jumlahnya, juga ilmu silat mereka berlainan sekali
daripada ilmu-ilmu silat yang kita pernah jumpai di kalangan
Kang-ouw, Saudara Bee Kun Bu juga tentunya telah melihat
perbedaan ilmu silat mereka, bukan"
Biasanya dengan mudah kita menggunakan kesempatan
membinasakan musuh, tapi Hweeshio jubah merah itu telah
menggunakan suatu siasat yang aku tak dapat pahami,
sehingga kita bertempur sampai seratus jurus lebih, aku baru
berhasil membinasakan ia dengan bantuanmu, Dan Hweeshio
jubah merah itu, aku kira juga seorang murid saja, Murid-murid
yang silatnya setinggi ia pasti bukan seorang atau dua orang,
Apalagi guru-gurunya!"
Bee Kun Bu tak segera menyahut. ia berpikir ilmu silat
pedang Cui Hun Cap Ji Kiam adalah jurus-jurus istimewa dari
partai Kun Lun, dan jurus-jurus itu baru dapat diwariskan
kepada seorang murid apabila telah disetujui oleh ketiga
pemimpin, Oleh karena itu, di kalangan Bu Lim banyak orang
tidak mengetahui bahwa ilmu silat Cui Hun Cap Ji Kiam
adalah jurus-jurus istimewa dari Kong Hun Kiam Hoat, ilmu
silat pedang partai Kun Lun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Guruku, Hian Ceng Totiang dengan hasrat memperdalam
ilmu silat pedang itu, telah tidak menghiraukan segala bahaya
pergi mencari kitab Kui Goan Pit Cek. Aku yakin suhu akan
mengajarkan aku semua ilmu silatnya kepadaku, Aku yakin
dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu dan Cui Hun Cap Ji
Kiam, aku dapat juga lolos dari kepungan- kepungan
Hweeshio-hweeshio kuil Toa Ciok Sie."
Co Hiong pun telah menyaksikan cara Bee Kun Bu
menolong Lie Ceng Loan dari kepungan delapan Hweeshio,
juga menolong ia dari bacokan Hweeshio jubah merah, tetapi
ia tidak mengetahui tentang ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu
(langkah ajaib) yang Bee Kun Bu unakan, dan ia merasa
kagum bereampur iri hati terali ap ilmu silat yang lihay itu!
Ketika melihat Bee Kun Bu berpikir, ia merasa sedikit cemas,
Untung Lie Ceng Loan segera menanyai "Bu Koko, tadi Koko
memukul kucar-kacir delapan Hweeshio! Maukah Koko
mengajarkan aku ilmu silat yang Koko gunakan itu?"
Mendengar pertanyaan sumoinya itu, Bee Kun Bu
tersenyum Di saat itu terdengar lagi suara siulan yang
agaknya dekat sekali, dan sekonyong-konyong pula telah
loncat seorang Hweeshio menerkam Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu tidak keburu mencabut pedangnya, ia
menjotos dengan tinjunya dengan menggunakan ilmu Yun
Hiong Pen Bu atau naga membuyarkan kabut, yakni salah
satu dari tiga tinju yang maha dahsyat dari ilmu tinjt Tian Kong
Cong, Tetapi Hweeshio ini dapat mempunah kan jotosan itu
dengan ilmu I San Tin Hai atau memindahkan gunung dan
membalikkan laut dengan tangan kiri nya, dan tangan
kanannya tetap menjambret bahunya Lie Ceng Loan.
Tangkisan itu hebat sekali sehingga Bee Kun Bu terdorong
mundur tiga tindak dan merasai matanya ber-kunang-kunang
dan kupingnya mendengung,
Co Hiong telah cabut pedangnya ketika Bee Kun Bu kirim
jotosan nya. Dengan jurus-jurus istimewa Hay Tee Lo Goat
(Meraup bulan dari dasar laut), ia Poa Hong Yen (Mengusir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tawon dengan asap) dan Tian Bong Lo Ciok (Memasang jaring
menangkap burung) yang ia dapat pelajari dari Souw Peng
Hai, ia menyerang dengan sengit sementara itu Bee Kun Bu
juga telah cabut pedangnya, Hweeshio-hweeshio yang
menggunakan jubah kuning itu terpaksa mundur dari
serangan-serangan Co Hiong dan Bee Kun Bu.
Melihat bahwa Hweeshio itu ingin menerkam mati Lie
Ceng Loan, Bee Kun Bu sangat murka, ia berkata kepada Co
Hiong: "Saudara Co, jagalah Sumoyku, Biar aku yang beresi
Hweeshio jahanam ini!" Sambil bicara ia menyerang Hweeshio
itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoatnya, Si Hweeshio
melawan dengan tangan kosong. Bee Kun Bu telah
mengetahui ilmu silat dan tenaga lawannya, karena setelah
bertempur dua belas jurus tiap-tiap serangan pedangnya
dapat ditangkis bahkan kembali lagi! Meskipun ilmu silat
pedangnya Bee Kun Bu cepat lihay, tetapi si Hweeshio
dengan tangan tanpa senjata dapat menangkis semua
serangan-serangannya, Co Hiong ketika melihat wajahnya Lie Ceng Loan menjadi
terkejut, agaknya si gadis itu telah menderita luka parah dari
terkaman si Hweeshio, ia lekas-lekas keluarkan satu pil obat
Po Beng Tan dan jejalkan ke mulut si gadis, Lalu ia letakkan
kepalanya si gadis di dadanya, dan menonton pertempuran
yang sedang berlangsung antara Bee Kun Bu dan si
Hweeshio, sekonyong-konyong terdengar lagi siulan yang panjang n
ada nya. Co Hiong terkejut, dan berpikir "Si Hweeshio jubah
kuning itu agaknya lebih pandai dan kuat daripada Bee Kun
Bu yang dapat bertahan karena ilmu pedang Hun Kong Kiam
Hoatnya, Tapt jika mereka bertempur lebih lama, aku khawatir
Bee Kun Bu akan menderita luka parah, jika lain Hweeshiohweeshio datang membantunya pula, ia pasti binasa di tangan
Hweeshio-hweeshio itu. Bagaimanakah dengan Sumoy-nya
yang dicintainya ini?" Lalu ia tunggangi kudanya dengan
membawa si gadis untuk mencari tempat yang lebih aman,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu yang sedang bertempur bertarung melawan si
Hweeshio berjubah kuning selalu memikir akan
keselamatannya Lie Ceng Loan, Setelah mendengar suara
siulan lagi, ia makin menjadi cemas, Lalu ia serang lawannya
dengan tiga jurus istimewa dari Cui Hun Cap Ji Kiam dengan
maksud lekas-lekas mengakhiri pertempuran itu, Si Hweeshio
terdesak mundur enam-tujuh kaki.
Tetapi ketika ia lihat Co Hiong membawa Lie Ceng Loan
pergi dengan kudanya, ia menjadi reda, ia pikir Co Hiong pasti
dapat lolos dari kejaran musuh dengan menunggangi kuda
yang ajaib itu, Lalu dengan hati yang lebih mantap itu, ia
menggunakan ilmu Ban Hong Cut Sao atau ribuan tawon
keluar dari sarangnya-satu jurus yang terlihay dari partai silat
Kun Lun-menyerang musuhnya, pedangnya berputar-putar
hebat sekali Meskipun jagat di malam itu agak gelap, tetapi
sinar pedang yang terputar-putar itu berkilau-kilauan
menyilaukan mata Tawan, Malam yang gelap itu seakan-akan
berubah menjadi suatu malam dimana bintang-bintang jatuh
berhamburan dari langit! Si Hweeshio jubah kuning menjadi kelabakan ia tak berani
memandang remeh lagi lawannya Lekas-lekas ia keluarkan
senjatanya, yakni sebuah kaitan dan lembing pendek, untuk
menangkis atau menyerang jurus Ban Hong Cut Sao itu betulbetui dahsyat Satu pedang segera merupakan seribu pedang
yang menyerang dari segala jurusan, dan sebetulnya lawan
tak mengetahui harus menangkis dari mana, Si Hweeshio juga
memutarkan kaitan dan lembing pendeknya untuk menjaga
diri. pertempuran berlangsung seru sekali, "Tang! Teng!"
terdengar tak hentinya suara beradunya senjata disertai lelatu
apinya! Pada satu ketika, si Hweeshio dapat mendesak Bee Kun
Bu, dan kesempatan itu digunakan untuk menotok jalan darah
di dadanya Bee Kun Bu. Bee Kun Bu melihat dan
mengelakkan diri dari totokan maut itu. Dengan cepat sekali
kaitan Hweeshio menyabet bagian bawahnya, Bee Kun Bu
menotok tanah dengan kedua ujung jari kakinya meloncat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mundur untuk menjaga diri dan menyerang kembali dengan
ilmu Kim Kong Yun Bu atau sinar dahsyat membuyarkan
pedut. Kedua belah pihak kini bertempur dengan hati-hati, karena
masing-masing telah menginsyafi kelihayan lawan nya. Bee
Kun Bu merasa khawatir kawan-kawannya si Hweeshio
segera datang membantu ia ingin lekas-lekas mengakhiri
pertempuran itu. Lalu dengan mengertak gigi, ia ayun
pedangnya dan menyerbu dengan sekuat tenaga! serangan
yang nekad itu ia pereaya akan berhasil Tetapi si Hweeshio
jubah kuning adalah salah satu dari jago-jago ke delapan
belas silat yang lihay dari kuil Toa Ciok Sie, dan terkenal
sebagai Cap Pwee Hu Hoat Lo Han yang belum pernah gagal
membinasakan lawannya dengan senjata kaitan dan lembing
pendeknya itu! ilmu pedang Cui Hun Cap Ji Kiam dari Bee Kun Bu masih
juga belum berhasil mengalahkan atau melukai padanya!
Demikianlah pertarungan berjalan selama seribu jurus, dan
ketika si Hweeshio merasa bala bantuan segera akan datang,
ia mengerahkan semangatnya mengayun kaitannya untuk
melindungi diri, dan dengan lembing pendeknya ia menusuk,
menotok dan mengetok Bee Kun Bu. Tusukan, ketokan dan
totokan tersebut dilancarkan berbareng secepat kilat Bee Kun
Bu harus mengegos ke samping sambil memutar kencangkencang pedangnya.
Si Hweeshio telah loncat delapan kaki jauhnya, Bee Kun
Bu mengawasi keadaan di sekitarnya sejenak, ia tampak
empat Hweeshio lagi yang semuanya mengenakan jubah
kuning telah mengurung ia. Kemudian Cap Pwee Hut Hoat Lo
Han, berkata dengan suara keras kepada empat kawannya
yang baru tiba itu: "Anak kemarin dulu ini lihay ilmu
pedangnya, Kita harus menggunakan senjata mengepung
padanya jangan sampai ia lolos!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Empat Hweeshio itu segera mengeluarkan masing-masing
senjata-senjatanya, yaitu kaitan di tangan kiri dan lembing
pendek di tangan kanan, mereka segera mengurung rapat
Bee Kun Bu. Cap Pwee Hut Hoat Lo Han pun mulai
menyerang dengan lembing pendeknya,
Bee Kun Bu menyangsut lembing pendek itu, dan
menusuk mundur musuhnya, Pada saat itu keempat Hweeshio
telah mengurung semakin rapat dan dekatJJee Kun Bu tidak
gentar Dengan tertawa keras ia menuju lawan-lawannya
dengan sekuat tenaganya! Cap Pwee Hut Hoat Lo Han berusaha menjepit pedang
lawannya, tapi Bee Kun Bu tarik pedangnya, lalu menusuk
lagi, Jurus-jurus yang dilancarkan Bee Kun Bu adalah jurusjurus hebat dari Cui Hun Cap Ji Kiam, Apabila mengenai
sasaran, serangan-serangan itu pasti mengambil korban!
Tetapi kelima Hweeshio-hweeshio bukannya jago-jago silat
kodian, Mereka semuanya adalah tiang-tiangnya kuil Toa Ciok
Sie. Tiap-tiap serangan pedangnya Bee Kun Bu selalu dapat
di tangkis atau dielakkan. Pada suatu saat salah seorang
diantaranya dapat kesempatan untuk menusuk jalan darah
punggungnya Bee Kun Bu. Tetapi Bee Kun Bu telah menduganya! ia segera loncat
keluar dari kepungan untuk berhadapan lagi dengan Cap
Pwee Hut Hoat Lo Han yang telah siap menusuk dadanya
dengan lembing pendeknya, Dengan ilmu Cek Sou Pok Liong
atau tangan telanjang menerkam naga, lima jari tangan kirinya
mencekal pergelangan tangan lawannya yang memegang
lembing itu! Tusukan ke dadanya dapat dielakkan, dan ia lolos
dari bahaya maut Tapi ujung lembing yang tajam itu telah
merobek bajunya, sedangkan si Hweeshio setelah dicekal
pergelangan tangan nya, merasa lengannya itu menjadi
lumpuh, dan lembing yang dicekal nya jatuh di tanah!
Empat Hweeshio lainnya tidak menduga cekalan itu hebat
sekali, ilmu Cek Sou Pok Liong dari Bee Kun Bu telah
membikin tereengang mereka, Mereka lekas-lekas coba
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menolong Cap pwee Hut Hoat Lo Han yang rupanya sudah
menjadi lumpuh bukan saja lengan kanannya, bahkan separuh
bagian kanan tubuhnya! Kesempatan yang baik ini tidak disiasiakan oleh Bee Kun Bu. ia tancapkan ujung pedangnya di
dada Cap Pwee Hut Hoat Lo Han sambil mengejek: "Siapa
saja yang bergerak, aku segera bunuh mati dia ini!" Keempat
Hweeshio itu terpaksa berhenti bertindak maju, tetapi mereka
masih terus mengurung Bee Kun Bu.
sebetulnya delapan belas Hweeshio-hweeshio yang lain
ilmu silatnya hebat di kuil Toa Ciok Sie itu memakai nama


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

huruf Goan di depan, Cap Pwee Hut Hoat Lo Han yang telah
dibikin lumpuh oleh Bee Kun Bu disebut Goan Kiok. Biasanya
ke delapan belas Hweeshio-hweeshio hidup akur dan bela
membela, Keempat Hweeshio itu khawatir Bee Kun Bu
menusuk mati Goan Kiok, maka mereka terpaksa mundur lagi
dua tombak lebih, Dalam keadaan terjepit Goan Kiok masih bisa mengejek:
"Hei anak kemarin dulu! Kau telah ke pegunungan Cie Lian
San. Kau tak akan mempunyai harapan keluar dari sini hiduphidup, Malam ini aku memberi kau kelonggaran, Kau lepaslah
aku, dan segera enyah dari sini!"
Bee Kun Bu berpikir "Semua Hweeshio-hweeshio yang
mengurung ia bukannya lawan-Iawan yang remeh. jika aku
membunuh mati satu belum tentu aku dapat lolos dari
keempat Hweeshio lainnya." Lalu dengan mengejek juga ia
menyahut: "Aku dapat melepaskan kau, tetapi dengan syarat!"
"Sebutlah syaratmu itu!" kata Goan Kiok,
"Aku ingin tahu untuk mengetahui apakah kalian yang
datang ini dari pemimpin-pemimpin dari kuil Toa Ciok Sie?"
tanya Bee Kun Bu. "Betul!" sahut Goan Kiok.
"Apakah pemimpin-pemimpin dari kuil Toa Ciok Sie
semuanya berjubah kuning?" tanya Bee Kun Bu.
"Betul," sahut Goan Kiok, "Semuanya berjubah kuning dan
bersenjatakan lembing dan kaitan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar keterangan tersebut Bee Kun Bu terkejut ia
berpikir: "Hweeshio-hweeshio yang berjubah kuning ini hanya
pemimpin-pemimpin. Bagaimana ilmu silat dari guru-guru
mereka di dalam kuil Toa Ciok Sie itu" Tidak heran jika Tong
Leng Tan Su memperingatkan aku jangan gegabah datang ke
kuil Toa Ciok Sie!" sebetulnya di samping menolong Lie Ceng Loan, juga Bee
Kun Bu ingin mencari Hian Ceng Totiang dan Ngo Kong Toasu yang sedang dalam perjalanannya ke kuil Toa Ciok Sie
untuk mengambil buah Sie Can Ko untuk mengobati Giok Cin
Cu yang luka parah kena racun ular ia ingin menanya apakah
guru dan paman gurunya itu telah tiba di kuil Toa Ciok Sie,
tapi ia khawatir dengan pertanyaan itu ia bertindak keliru yang
mungkin membuka rahasia tentang partai Kun Lun saja, ia
menyengir tarik kembali pedangnya, dan balik badan pergi
dari tempat itu. Kelima Hweeshio-hweeshio itu memegang janji Mereka
tidak mengejar Bee Kun Bu. Mereka berdiri berjejer
mengawasi Bee Kun Bu berlalu. Setelah membelok di suatu
jalan gunung itu, Bee Kun Bu baru mulai berjalan lebih cepat
untuk menuju. Cepat Co Hiong, Tapi di manakah ia harus
mencarinya" Setelah menempuh jalan lebih kurang tujuh lie,
ia tiba di suatu puncak yang diselubungi salju, Hatinya cemas
sekali, karena di daerah pegunungan yang demikian luasnya,
mencari Lie Ceng Loan dan Co Hiong seperti juga mencari
jarum di dasar laut! Angin gunung meniup sangat dinginnya, ia jalan turun lagi,
dan berhenti di suatu tembak Karena merasa sangat letih, ia
lalu berbaring di atas rumput Segera ia jatuh pulas,
Satu siulan yang nyaring membangunkan ia dari tidurnya,
ia buka matanya, dan melihat bahwa matahari telah naik tinggi
dengan sinarnya yang berkilau-kilauan menyoroti puncakpuncak gunung, ia berdiri dan segera menjadi kaget, karena ia
rasakan tubuhnya ngerentek dan lemas, kepalanya pusing,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Nyatalah ia telah jatuh sakiti ia telah bertempur hebat,
bermalam-malam kurang tidur, dan berkali-kali menahan lapar
Meskipun ia diciptakan dari baja dan besi, ia takkan tahan
ujian yang seberat itu! Demikianlah ia jatuh sakit ia paksakan
diri berjalan mencari Lie Ceng Loan dan Co Hiong,
Tiba-tiba Bee Kun Bu dengar lagi suara siulan yang
datangnya sayup-sayup, Suara siulan itu lain daripada yang ia
pernah dengan Nadanya lain, dan makin didengar, makin
menggiurkan hati, sebentar lagi terdengar seperti keluhan
seorang wanita yang menusuk hati. ia terkejut Di depan
matanya terbayang wajah saudara sepupunya, ia
mengucurkan air mata mengingat kebaikan dan budi saudara
sepupunya itu yang telah mengaso di alam bakal Kemudian
karena lelahnya ia berhenti mengenangkan peristiwa-peristiwa
yang lampau, Siulan itu berhenti ia bangun lagi untuk
melanjutkan perjalanannya, tetapi kembali ia jatuh, ia merasa
seluruh tubuhnya ngerentek, matanya berkunang-kunang, dan
kepalanya pusing, seluruh tubuhnya pun basah dengan peluh
yang keluar sangat derasnya, Namun, ia paksakan diri juga
untuk melanjutkan perjalanannya mencari Sumoynya yang ia
sangat cintai! seruling dari batu Giok dan ilmu silat sakti mengobrak-abrik
kuil Toa Ciok Sie, ia menggunakan ilmu meringankan tubuh
agar dapat berjalan lebih cepat akan tetapi tenaganya tak
dapat melaksanakan kemauannya yang keras itu, ia terbaring
lagi di atas rumput, dengan tenaga dalamnya menyembuhkan
penyakit yang merangsang itu.
Pikirannya masih jernih. Dengan terlentang ia dapat lihat
awan-awan putih mengambang di langit, puncak-puncak
gunung yang diselubungi salju, pohon-pohon cemara yang
hijau, bunga-bunga liar di lereng-lereng gunung. Suasana
yang sunyi senyap merupakan suatu tempat yang sempurna
untuk mengheningkan cipta... bagi orang yang sehat
Bagaimanakah harus ia perbuat bila ia menjumpai musuh
lagi" jiwanya berada dalam bahaya! Meskipun ia tidak
diserang musuh, tapi jika ia menjumpai binatang buas, ia pun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak dapat melawan atau melarikan diri! ia gelisah dan cemas,
Apakah riwayatnya akan berakhir di pegunungan Cie Lian San
ini" Tiba-tiba suara menjerit nya seekor burung memecahkan
kesunyian Tak lama kemudian ia melihat seekor burung ganjil
yang terbang rendah sekali melewati ia. Burung itu mirip
seekor garuda, tapi jauh lebih besar daripada garuda biasa,
Besarnya burung itu pada umumnya dari ujung sayap ke
sayap lainnyaT paling sedikit delapan kaki panjangnya, ia
berpikir: "Burung yang ganjil itu mungkin terbang datang dari
kuil Toa Ciok Sie, Bukankah Lie Ceng Loan pernah dibawa
oleh seorang Hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie menaiki burung
itu?" Bee Kun Bu mengikuti Hian Ceng Totiang selama dua
belas tahun, Di samping mempelajari ilmu silat Kun Lun, ia
pun telah mempelajari banyak ilmu sastra maupun ilmu
pengetahuan. Dari buku-buku yang ia pernah baca, ia
mengetahui bahwa burung yang ganjil itu adalah sejenis
garuda yang luar biasa kuatnya, Selagi ia tengah melamun,
tiba-tiba burung itu terbang kembali, dan agaknya ingin
menyambar ia. Tidak salah lagi!" pikirnya, "Burung itu adalah burung yang
dipelihara oleh Hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie! Dia dilepas
untuk mengintai aku. Bukankah Goan Kiok telah mengancam
bahwa aku tak dapat lolos keluar dari pegunungan Cie Lian
San hidup-hidup?" Makin ia berpikir makin cemas, Bagaimanakah ia dapat
lolos dari terkaman burung itu dengan badannya sedang
menderita sakit" ia pejamkan matanya, dan menanti segala
kemungkinan! Matahari menyoroti tubuh-nya. ia berbaring
terlentang menanti maut! ia tak dapat berbuat jika ia diserang
musuh, atau harimau, atau ular! penyakit telah membikin ia tak
berdaya, ia serahkan nasibnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa. ia pejamkan matanya akan kemudian tidur pula,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah berapa lama ia tertidur ia dibikin terbangun oleh satu
suara bentakan, ia buka kedua matanya, dan melihat tiga
orang Hweeshio mengenakan jubah kuning berdiri lebih
kurang lima kaki dari ia. Hweeshio yang berdiri di tengah tidak
lain daripada Goan Kiok. Dengan suara mengejek Goan Kiok menegur "Orang yang
telah masuk ke daerah pegunungan Cie Lian San belum
pernah ada yang dapat lolos hidup-hidup. Hei! Mengapa kau
berbaring di sini! Ayo, bangun! Mari, kita bertarung lagi tiga
ratus jurus!" Bee Kun Bu berusaha bangun, tapi tak bisa, Sambil
menyengir bangun menyahut: "Aku menderita sakit keras.
Bagaimanakah aku dapat bangun melawan kau" Kau boleh
bunuh aku atau menawannya hidup-hidup! Ter-serah
kehendakmu!" Lalu ia pejamkan kedua matanya dengan tetap
berbaring dengan tenang, Goan Kiok menghampiri dan berlutut di sampingnya Bee
Kun Bu. ia lihat bahwa wajahnya pucat lesi. ia usap-usap
dahinya Bee Kun Bu, ia rasakan dahinya itu panas sekali, ia
memikiri sejenak, lalu berkata: "Untuk membunuh orang yang
sedang menderita sakit mudah sekali, Tapi mengingat
sikapmu yang ksatria semalam, aku tak mau berbuat rendah.
Kini dengan menyimpang dari peraturan yang lazim, kami
akan bawa kau ke dalam kuil Toa Ciok Sie untuk diserahkan
kepada guru-guru kami, nasibmu akan ditentukan oleh
mereka!" Bee Kun Bu tidak membuka matanya, Dengan tersenyum
ia menyahut: "Mati atau hidup, bagiku adalah soal remeh,
sedikitpun aku tidak hiraukan, tetapi..." perkataannya belum
selesai, sekonyong-konyong terdengar suara seorang wanita
yang nyaring dan meneruskan perkataannya Bee Kun Bu:
"Mati atau hidup adalah urusan besar. Mengapa jiwamu
dipandang remeh?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketiga Hweeshio itu terkejut Mereka menoleh ke belakang,
dan melihat seorang wanita berpakaian hitam entah dari mana
dan kapan datangnya Wqnita itu ber-tutupkan mukanya
dengan selubung kain hitam dengan hanya dua lubang untuk
kedua matanya. Selain kedua tangannya yang putih halus,
seluruh tubuhnya mengenakan pakaian hitam yang ramping
singset ia memegang sebuah seruling dari batu Giok di tangan
kanannya, dan berdiri membelakangi sinar matahari
Goan Kiok bertindak mundur tiga langkah. ia cabut lembing
pendeknya dan membentak: "Kau siapa" Lekas bildfig! jangan
kira kau dapat menakuti kami dengan menyamar demikian!"
Wanita itu menuding-nuding dengan seruling batu Gioknya
dan menyahut: "Kalian ketiga Hweeshio yang derajatnya
rendah tidak perlu ketahui namaku, Paling baik lekas-lekas
enyah dari sini! Karena aku memandang guru-gurumu, maka
aku beri ampun kalian" Lalu suaranya makin keras, "Jika
kalian masih tetap membandel kalian segera akan menjadi
setan!" Bentakan itu membikin ketiga Hweeshio itu terperanjat
sejenak kemudian Goan Kiok menanyai "Apa-kah Siocia
kenalannya guru-guru kami" Kami mohon Siocia berikan
isyarat yang membuktikan bahwa Siocia kenal guru-guru kami,
segera kami akan kembali ke kuil."
Wanita itu rupanya tidak sabar lagi, Dengan sekali
bergerak secepat kilat ia telah berdiri di samping ketiga
Hweeshio itu, dan menyabet mereka dengan seruling batu
Gioknya ke kanan dan ke kiri, Meskipun ketiga HweeshioHweeshio itu telah siap, tetapi serangan yang mendadak itu
memaksa mereka loncat mundur tujuh-" delapan kaki jauhnya.
Serangan-serangan wanita berpakaian hitam itu cepat sekali,
dan beraneka macam ragam. Ketika Hweeshio itu merasa
bahwa ilmu silatnya wanita itu tinggi sekali, mereka menjadi
gentar, tapi Goan Kiok menanya lagi: "Melihat pakaian Siocia,
apakah Siocia bukannya Giok Siu Sian Cu (Dewi seruling batu
Giok)?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil tertawa wanita itu menyahut: "Betul! jikalau kalian
telah ketahui siapakah aku ini, enyahlah lekas! Bila gurugurumu mengetahui peristiwa ini, celaka kah kali-an!"
Mendengar nama Giok Siu Sian Cu, ketiga Hweeshio itu
betul-betul menjadi gentar, karena pada tiga tahun yang
lampau, ia pernah datang ke kuil Toa Ciok Sie untuk minta
buah Sie Can Ko, dan dengan hanya bersenjatakan seruling
batu Giok ia dapat menghajar babak belur semua Hweeshiohweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie. Ketika itu kedelapan
murid-murid angkatan kesatu, ada tiga murid keluar belum
kembali dan satu telah diusir pergi (ialah Tong Leng Tan Su).
Empat murid yang berada di dalam kuil, yang semuanya
memakai "goan" keluar melawan Giok Siu Sian Cu, tapi
mereka dihajar babak belur, dan buah Sie Can Ko berhasil
diambil oleh ia. Demi-kianlah nama Giok Siu Sian Cu itu selalu
teringat oleh Hweeshio-hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie.
Giok Siu Sian Cu pada tiga tahun yang lampau juga
pernah membikin kalang kabut kuil Ceng Yun Giam yang
dipertahankan oleh empat Hweeshio yang silatnya lihay,
Goan Kiok dan dua kawannya merasa malu diusir seperti
anjing, mereka masih juga tidak pergi Lalu Giok Siu Sian Cu
melancarkan pula serangan-serangannya terhadap ketiga
Hweeshio itu, Serangan-serangan itu tak dapat ditangkis,
maka segera mereka berusaha mencari ketika untuk
mengegos dan lari kabur Setelah ketiga Hweeshio itu kabur, Giok Siu Sian Cu
tertawa gc!ak-gelak, Bee Kun Bu yang menyaksikan semua
peristiwa itu merasa girang bereampur khawatir ia berpikir
"Siapakah penolong ini" Tinggi benar ilmu silatnya! ia dapat
menghajar demikian mudahnya ketiga Hweeshio itu! Apakah
ia seorang sakti yang dapat segera menyembuhkan
penyakitku?" Wanita ^berpakaian hitam itu datang menghampiri Bee
Kun Bu dan menanya dengan ramah: "Kau datang dari mana"
Mengapa kau berselisih dengan Hweeshio-hweeshio dari kuil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Toa Ciok Sie?" pertanyaan yang lemah lembut itu meredakan
kekhawatirannya, ia menyahut: "Hamba bernama Bee Kun Bu,
dan murid dari partai Kun Lun. sebetulnya hamba datang ke
pegunungan ini untuk mencari kawan, Tapi hamba menjumpai
Hweeshio-hweeshio itu lantas menyerang hamba, Mereka
terus mengejar hamba sampai ke sini, Untung angkatan tua
datang menolong, Terima kasih."
"Apa hamba, apa angkatan tua! Aku tak senang
mendengar sebutan-sebutan itu," kata Giok Siu Sian Cu
sambil berlutut dan meraba kakinya Bee Kun Bu. "Kau
menderita sakit, dan penyakit ini agak berat"
Dengan tersenyum Bee Kun Bu menyahut: "Semalam aku
telah bertempur melawan mereka, Aku terlampau letih, perut
lapar dan kena angin gunung yang dingin, sekarang aku jatuh
sakit." Giok Siu Sian Cu lalu berdiri dan menanya: "Apakah kau
kini ingin hidup atau mati!"
Bee Kun Bu pikir bagi dirinya sendiri mati pun tidak


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi soal, Tapi ia sangat khawatirkan keselamatan Lie
Ceng Loan, Maka ia menyahut: "Aku masih belum dapat
menetapkan yang mana lebih baik, Aku minta petunjuk."
Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata: "Aku telah
berkecimpungan di kalangan Kang-ouw lebih dari sepuluh
tahun, jejakku telah terkenal^di utara atau di selatan, Aku pun
pernah menjumpai orang-orang yang suka menolong orang,
tetapi aku sendiri belum pernah menolong orang yang ingin
mati, jika kau ingin aku menolong jiwamu, kau harus
menyanggupi satu permintaanku
Aku ketahui bahwa kepandaian silat ketiga pemimpin
partai Kun Lun sangat terbatas, dan murid-muridnya pun tidak
seberapa lihaynya, jika kau sanggup mengikuti aku, aku rasa
segera menolong jiwamu, dan mengajari semua ilmu silatku
kepadamu. Aku yakin sepuluh tahun kemudian kau dapat
menjagoi di kalangan Kang-ouw. Aku pun tidak ingin kau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghormati aku sebagai guru, Demikianlah syaratku, asal
kau sanggupi, aku segera menolong jiwamu."
Bee Kun Bu dengan tidak berpikir lagi, segera menjawab:
"Mengkhianati guruku" Aku tak akan berbuat demikian Aku
rela mati daripada berbuat khianat!"
"Oh, jadi kau rela mati?" mengejek Giok Siu Sian Cu.
"Betul! Tapi aku mati terhormat!" sahut Bee Kun Bu dengan
ketus, Lalu ia pejamkan matanya, dan tak sudi melihat kepada
Giok Siu Sian Cu itu. "Hm!" kata wanita itu, "Sebetulnya kau segera akan mati,
tapi kau masih keras kepala, Aneh sekali! Aku masih mau
mengobati kau!" Lalu ia angkat Bee Kun Bu dengan
memegang kedua ketiaknya, Dan dengan ilmu Tak Siat Bo
Lang atau menginjak salju tanpa bekas ia bawa Bee Kun Bu
melalui banyak puncak, Bee Kun Bu menderita sakit keras tak
dapat berbuat apa-apa. ia seakan-akan dibawa terbang oleh
wanita sakti itu, Setelah melewati satu puncak yang tinggi
Giok Siu Sian Cu harus mendaki satu jurang yang curam
sebelumnya masuk ke dalamsuatu gua karang, yang diapit
diantara dua puncak yang tinggi,
Setelah Bee Kun Bu diletakkan di atas satu batu gunung,
wanita itu lalu membuka selubung mukanya, dan sambil
memperlihatkan wajahnya yang sebenarnya yang cantik itu, ia
berkata: "Nah, apakah sekarang kau sudi mengikuti aku?"
Bee Kun Bu buka matanya, ia terpesona! Apakah yang ia
saksikan" Wanita yang kulitnya putih seperti salju, bibirnya
merah delima, matanya jeli di bawah alis yang kereng sangat
menggiurkan hatinya, Wanita itu lebih cantik daripada
Sumoynya, senyumannya menawan hati. ia menjadi bisu tidak
dapat menyahut Lekas-lekas ia pejamkan matanya lagi,
karena ia takut akan berdosa jika karena melihat wanita yang
cantik jelita itu membikin napsu birahinya berkobar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dari sakunya Giok Siu Sian Cu keluarkan sebutir pil obat
warna putih, ia jejalkan di mulutnya Bee Kun Bu sambil
berkata: "Makan dulu pil obat yang dapat menenangkan
pikiranmu sebentar jika cuaca sudah menjadi gelap, aku akan
pergi ke dalam kuil Toa Ciok Sie mencuri buah Sie Can Ko
yang dapat menyembuhkan segala penyakit penyakit ini betulbetul berat, Tanpa makan buah Sie Can Ko, kau mungkin
tidak akan sembuh dalam tiga bulan!"
Bee Kun Bu tidak menyahut Ia, biarkan dirinya diurus oleh
wanita itu. Sejenak kemudian, ia dapat tidur dengan nyenyak
setelah makan pil obat. Entah berapa jam ia telah tidur Ketika ia mendusin dan
membuka matanya lagi, cuaca sudah menjadi gelap, ia lihat di
sekitarnya telah ada banyak bunga-bunga yang harum sekali,
tetapi Giok Siu Sian Cu tak tampak, ia merasa haus sekali, ia
berteriak minta minum, tetapi tidak ada yang menjawab
Suasana sepi senyap. Disamping suara binatang-binatang di
pegunungan, ia dapat dengar suara napasnya sendiri dengan
nyata sekali, panas tubuhnya meningkat ia merasa semakin haus sekali,
dan dalam keadaan seperti orang yang hilang pikiran, ia
berteriak-teriak minta air, Tapi di atas puncak gunung yang
curam itu, selain Giok Siu Sian Cu yang telah pergi, ada siapa
lagi yang dapat melayani ia" yang menjawab teriakannya
hanya suara gcma balik dari teriakannya sendiri!
Tapi suatu kegaiban terjadi, Satu tangan yang halus dan
licin mengangkat kepalanya, mulut satu teko air yang dingin
dimasukkan ke mulutnya, demikian ia dapat minum
sekenyangnya menghilangkan dahaganya, ia lalu lihat orang
yang merangkul ia, Orang itu ternyata Giok Siu Sian Cu
sendiri! Dengan gaya yang menggiurkan hati dan suara yang
lemah lembut Giok Siu Sian Cu berkata: " penyakit mu betulbetul berat! Hanya buah Sie Can Ko yang dapat
menyembuhkan penyakitmu. Aku telah coba mencuri buah Sie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Can Ko itu, tetapi beberapa Hweeshio tua berada di dalam kuil
itu, Untuk mecuri buah itu kini masih agak sukar."
Bee Kun Bu setelah minum hampir seteko air dingin
merasa enakan. ia berkata: "Di dalam kuil Toa Ciok Sie
banyak Hweeshio senantiasa menjagai buah ajaib itu, Dengan
seorang diri aku yakin akan sukar melawan mereka."
Giok Siu Sian Cu menarik napas panjang dan berkata lagi:
Tapi tanpa buah Sie Can Ko, penyakitmu takkan sembuh,"
Bee Kun Bu coba mencegah, tapi setelah melihat sikapnya
gadis itu mirip dengan sikapnya Co Hiong yang keras kepala,
ia tak dapat mencegah nya, ia hanya membujuk saja: "Kita
baru saja berkenalan Mengapa kau sangat khawatirkan
jiwaku, Bukankah kau pernah mengatakan bahwa kau tidak
sudi menolong jiwa orang lain?"
"Rupanya kau ingin betul mati!" kata Giok Siu Sian Cu,
Tapi aku akan bikin kau hidup!"
Bee Kun Bu tersenyum. ia tidak menjawab lagi, ia
pejamkan matanya dan ingin tidur lagi, Tapi ia tak dapat tidur
karena ia merasa demam dan seluruh tubuhnya tak keruan
rasanya, Giok Siu Sian Cu yang matanya sangat awas seperti
matanya kucing di tempat gelap, melihat penderitaan Bee Kun
Bu, ia berkata dalam hatinya: "Aku telah membunuh banyak
orang, dan aku belum pernah tergerak melihat penderitaan
orang, Mengapa aku tergerak melihat penderitaan dia ini?"
Dengan tak terasa ia mengusap-usap jidatnya Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu sedang menderita karena demamnya
membentak: "Angkat tanganmu, janganlah menganggu aku
lagi!" Giok Siu Sian Cu terkejut ia berpikir: "Selama sepuluh
tahun lebih aku belum pernah dibentak oleh seorang laki-laki,
Kali ini aku merasa aku betul-betul seorang wanita!"
Aneh juga, wanita yang biasanya berkelana di kalangan
Kang-ouw tiba-tiba menjadi lunak, ia angkat tangannya yang
mengusap-usap jidatnya Bee Kun Bu, lalu ia berbisik di
kupingnya: "Aku akan meniup seruling ini agar kau dapat lekas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidur, dan kemudian aku akan pergi ke dalam kuil Toa Ciok Sie
lagi untuk mencuri buah Sie Can Ko."
Bee Kun Bu tidak menyahut Giok Siu Sian Cu Lalu mulai
meniup suatu lagu yang merayu, Lagu itu sangat merdu, dan
Bee Kun Bu mulai lupa akan sakitnya, ia seakan-akan dibawa
ke suatu dunia Iain.... Giok Siu Sian Cu memperhatikan bahwa Bee Kun Bu
terhibur mendengar lagu yang merayu itu, dan lekas akan
tertidur sekonyong-konyong terdengar suara siulan yang
nyaring sekali Giok Siu Sian Cu terkejut ia berbisik: "Aku ada
di sini, kau tak usah khawatir." Lalu ia loncat keluar ia merasa
hembusan angin ketika ia loncat keluar ia khawatir
mengganggu Bee Kun Bu. ia segera lepaskan tiga serangan
dengan tenaga dalamnya kepada orang yang rupanya datang
ingin mengganggu. Tapi orang itu agaknya lihay silatnya, Tiga
serangan dahsyat dari Giok Siu Sian Cu tidak terlihat hasilnya!
Dengan seruling batu Giok di tangannya Giok Siu Sian Cu
mengejek: "Aku tidak menghiraukan meskipun kau pemimpin
suatu partai silat yang terkenal! Aku tetap tidak akan
menghiraukan kau meskipun kau mengejar-ngejar aku selama
dua puluh tahun lagi!"
Orang yang datang itu tertawa gelak-gelak dan menyahut
"Omongan wanita tak dapat dipereaya. Aku sudah mengetahui
bahwa kau telah mempunyai kekasih, Kau tak dapat
menyangkal lagi, Buktinya di depan mata, bukan" Aku telah
mengejar-ngejar kau selama enam tahun, tapi kau tak
memperdulikan aku, jalan satu-satunya ialah kita bertarung
lagi!" Ketika itu ia telah melihat Bee Kun Bu yang berbaring,
Dengan ilmu tenaga dalamnya ia coba membinasakan Bee
Kun Bu yang ia anggap saingannya,
Giok Siu Sian Cu mengelakkan serangan itu dengan satu
sabetan serulingnya, lalu berkata: Tempat di sini terlampau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sempit jika kau ingin bertarung melawan aku, ayo kita turun ke
lembah!" "Ha! Ha! Ha! Lembah itu memang tempat kita bertarung
atau bertempur!" sahut orang itu sambil turun ke lembah,
Tetapi sekonyong-konyong ia loncat menerkam Bee Kun Bu!
Pada saat orang itu berbalik, Giok Siu Sian Cu telah siap.
Dengan jurus "Heng Toan Bu San" atau memenggal gunung,
serulingnya menahan orang itu sambit menyerang kembali,
sehingga orang itu harus mundur lagi, Orang itu menjadi
semakin menjadi murka. ia menyerang wanita itu dengan
kedua toyanya, dan pertarungan berlangsung di tempat yang
sempit itu selama tiga puluh jurus.
Giok Siu Sian Cu berpikir: "Aku pernah melawan dia lebih
dari sepuluh kali, dan selamanya seri. Kali ini untuk menolong
Bee Kun Bu, aku harus mengalahkan dia." Tetapi setelah
bertarung melawan hampir dua ratus jurus dengan sengitnya,
ia masih tak berhasil menaklukkan lawannya, Lalu ia loncat
mundur dan berkata: "Kali ini, apakah kau ingin bertempur
mati-matian?" Lawannya menyahut: "Jika dalam jangka waktu yang
hampir enam tahun aku telah bertempur melawan kau
beberapa puluh kali, dan belum pernah aku berniat
membunuh kau." Tapi dengan maksud apakah kau senantiasa mengejarngejar aku?" tanya Giok Siu Sian Cu.
"Apakah perlu aku menjelaskan lagi" Bukankah aku telah
mengatakan berkali-kali aku mencintai kau, dan ingin kau
menjadi istriku" Lalu aku serahkan pimpinan partai Kong Tong
Pay kepadamu, Dengan kita berdua memimpin partai, aku
yakin kita dapat menjagoi di kalangan Bu Lim," sahut orang
itu. "Aku tidak ingin memimpin partaimu, Tetapi kini ada suatu
hal aku hendak minta bantuan," kata Giok Siu Sian Cu. Orang
itu tertawa gelak-gelak dan berkata: "Apakah kau baru
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengenal aku" Meskipun kau suruh aku masuk ke dalam gua
macan, aku tak gentar Sebutlah urusan apa!"
Lalu Giok Siu Sian Cu berkata: "Sin Goang Tong, aku
minta kau menyertai aku masuk ke dalam kuil Too Ciok Sie,
karena aku ingin mencuri buah Sie Can Ko. Apakah kau
berani?" Sin Tong diam sejenak, lalu menyahut "Partai Kong
Tong Payku tidak bermusuhan terhadap Hweeshio-hweeshio
di dalam kuil Toa Ciok Sie itu. Lagi pula ketiga guru dari
Hweeshio-hweeshio di kuil itu bukan orang sembarangan
Mengapa kau ingin pergi ke situ?"
"Ha! Ha! Ha! Aku sudah dapat duga, kau takut pergi!"
mengejek Giok Siu Sian Cu, "Jika kau takut, lihatlah aku pergi
sendiri!" Sin Goan Tong menjadi marah. ia membentak: "Siapa
kata aku takut pergi" Tapi kau harus beritahukan kepadaku,
Untuk siapakah buah Sie Can Ko itu?" Kata ia sambil
mengawasi Bee Kun Bu. "Buah itu untuk menolong jiwanya
pemuda itu!" sambut Giok Siu Sian Cu sambil menunjuk
kepada Bee Kun Bu yang berbaring karena demamnya
sedang menghembaL "Hm, pemuda itu" Bilang saja
kekasihmu!" membentak Sin Goan Toang.
Giok Siu Sian Cu menjadi merah mukanya, Tapi
maksudnya ialah mendapati buah ajaib, Dengan pergi seorang
diri ia khawatir tidak berhasil Maka ia telan ejekan itu, dan
menyahut dengan senyuman terpaksa: "Kau jangan
sembarangan kata, Dia adalah saudara angkatku pereaya
atau tidak, terserah kepadamu. Nah! Sekarang dengan
ringkas saja, Mau atau tidak kau membantu aku" Jika kau masih
menarik urat, jangan gusar jika dikemudian hari aku tidak
gubris kau lagi!" Ancaman itu tidak dapat dipandang remeh
oleh Sin Goan Tong, Lagi pula sebegitu jauh, Giok Siu Sian
Cu terkenal sebagai iblis wanita yang kejam, dan belum
pernah terdengar ia tersangkut dengan urusan asmara. ia
berkata: "Jika pemuda itu saudara angkatmu, mengapa aku
belum pernah dengar tentang dia?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mengapa kau harus beritahukan segala sesuatu urusanku
kepadamu ?" sahut Giok Siu Sian Cu. "Aku bukan anggota
keluargamu! Saudara angkatku itu menderita sakit berat jika ia
meninggal dunia, aku pun tidak sudi hidup lagi!"
Pereakapan mereka dapat didengar oleh Bee Kun Bu. ia
ingin bangun menyangkal bahwa ia bukannya saudara angkat
dari Giok Siu Sian Cu, tapi ia tak ber-tenaga,
"Jika ia betul-betul saudara angkatmu, aku pun rela
membantu kau. Ayo kita berangkat sekarang!" kata Sin Goan
Tong. Sin Goan Tong segera berjalan keluar, tapi Giok Siu
Sian Cu menghampiri Bee Kun Bu dan berkata: "Aku segera
pergi mengambil buah Sie Can Ko. Kau harus diam-diam
beristirahat di sini." Lalu ia pun keluar dari gua itu menuju ke
kuil Toa Ciok Sie, Di luar gua angin menderu-deru, Di dalam
gua Bee Kun Bu merintih, memikir keselamatan Sumoynya,
penyakitnya, susioknya yang ia tinggal di rumah penginapan di
Yociu... dan Pek Yun Hui, penolongnya, Semua pikiran itu
hanya membikin ia makin gelisah dan menambah erat
penyakitnya, ia paksakan bangun dan berjalan baru satu dua
tindak, tapi kedua kakinya sudah menjadi lemas, ia jatuh lagi,
ia mengeluh memikir bahwa ia tak berdaya!
Di luar gua lalu terdengar suara getaran, seakan-akan batu
karang yang besar jatuh ke bawah. ia tak dapat keluar untuk
menyelidiki ia pikir: "Suara getaran itu mungkin terbit dari batubatu karang yang merosot ke bawah terdorong oleh arus salju
yang telah lumer akibat dibakarnya hutan oleh Co Hiong."
Setelah suara getaran itu hilang, ia dengar lagi suara siulan
yang bersilih ganti, "Apakah Hweeshio-hweeshio itu dari kuil


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Toa Ciok Sie sedang menyelidiki atau mengejar musuh?" ia
tanya pada diri sendiri Lalu ia berusaha sekuat tenaga
merayap keluar gua. Ketika itu angin telah meniup awan-awan
yang menutupi bintang-bintang dan bulan, dan yang ia dapat
lihat hanyalah bentuk-bentuk dari puncak-puncak gunung,
Kemudian barulah terdengar pula suara orang berlari-lari
melewati gua itu. ia dapat lihat Co Hiong yang tegak dikejar
oleh tiga Hweeshio yang bersenjata kaitan dan lembing
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pendek, ia terkejut, karena tiga Hweeshio yang mengejar itu
tinggi sekali ilmu silatnya, ia yakin bahwa Co Hiong tak dapat
melawan ketiga Hweeshio itu. ia lupakan penyakitnya, dan
coba berdiri, tapi matanya segera berkunang-kuang, dan ia
jatuh tersungkur lagi! Suara jatuhnya itu terdengar lagi oleh ketiga Hweeshiohweeshio yang sedang mengejar Co Hiong itu, Seorang
Hweeshio segera berhenti dan masuk ke dalam gua. Ketika
melihat Bee Kun Bu, ia menanya:" siapakah kau" Ayo lekas
bilang!" Bee Kun Bu pegang pedangnya dan berpikir
"Aku kini tak dapat melawan, lebih baik aku diam." ia taruh
pedangnya di depan dan ia duduk diam, Hweeshio itu
membentak lagi, tetap tidak dapat jawaban, Lalu ia mendekti
Bee Kun Bu yang tetap duduk diam dan memejamkan kedua
matanya, Sikap tersebut membikin Hweeshio itu heran, ia
jalan memutari Bee Kun Bu, tapi tidak menyerang, Kemudian
ia sentuh tubuhnya Bee Kun Bu. Bee Kun Bu tak dapat diam
lagi. ia harus egosi sentuhan itu dengan menyondongkan
tubuhnya ke samping, Tapi gerakannya itu membikin ia jatuh
lagi! Si Hweeshio tertawa gelak-gelak dan berkata: "Ha! Ha! Ha!
Kau terlalu banyak bersemedi, dan aku hampir saja dibikin
kaget olehmu!" Lalu secepat itu ia datang menusuk
lambungnya Bee Kun Bu. Dalam bahaya maut itu, dan karena
hasratnya ingin hidup, Bee Kun Bu bergulingan untuk
menghindarkan tusukan itu, ia paksakan diri menjepit
pedangnya, dengan ilmu Cun Yun Cee atau awan buyar hujan
turun ia serang si Hweeshio dari belakang, Dengan kaitan si
Hweeshio menangkis serangan pedang, lalu menyabet
berturut-turut dua kali dengan lembing pendeknya,
Dalam keadaan sakit itu Bee Kun Bu tak dapat bertahan
lama. Setelah menangkis kedua sabetan itu, ia rasakan kedua
kakinya lemas sekali, dan pedangnya terlepas dari
pegangannya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha! Ha! Ha! Dengan hanya ilmu silat yang demikian, kau
berani masuk pegunungan Cie Lian San?" mengejek si
Hweeshio, "Aku pun tak perlu ketahui namamu, karena segera
aku akan kirim ke akherat!" Lalu dengan lembing pendeknya ia
hendak tusuk mati lawan nya.
Bee Kun Bu tak berdaya sama sekali, Semua tenaganya
habis, ia hanya menanti mati! Tapi ketika lembing itu hampir
menusuk dadanya Bee Kun Bu, si Hweeshio mendadak
merasa sikutnya ditotok jalan darahnya, dan segera lengannya
menjadi lumpuh, lembing jatuh ke tanah! ia berbalik dan coba
menyerang dengan kaitannya, tapi ia tak melihat apapun!
sebaliknya ia merasa tubuhnya tertarik ke depan, dan segera
lengan yang memegang kaitan itu pun menjadi lumpuh, dan
kaitannya jatuh ke tanah pula!
Ketika itu kedua lengannya telah lumpuh, hanya tubuhnya
masih dapat bergerak dan kakinya dapat berjalan ia insyaf
bahwa seorang sakti telah menotok jalan darahnya dengan
ilmu Pa Hiat Sin Kong atau ilmu sakti menotok jalan darah, Di
dalam cuaca yang gelap itu, ia berlutut sambil minta ampun:
"Kojin (orang sakti) ampunilah aku pendeta yang lancang ini!
Pandanglah guru-guruku di dalam kuil Toa Ciok Sie."
Ucapan itu membikin orang sakti itu semakin murka, Dari
jarak yang lebih kurang dua tombak, jauhnya terdengar
bentaknya: "Hm! Apakah kau kira aku takut kepada gurugurumu" Aku tak sudi membunuh mati kau, karena hanya
membikin kotor tanganku! Ayo! Enyahlah lekas! Atau aku bikin
lumpuh seluruh tubuhmu!"
Tidak membuang waktu lagi, si Hweeshio cepat bangkit
dan jalan keluar untuk berlalu dari gua itu, meskipun kedua
lengannya sudah menjadi lumpuh, pemimpin partai Kong Tong
terjebak ketika melawan tiga guru Toa Ciok Sie.
Bee Kun Bu telah lolos dari bahaya maut ia kenali bahwa
suara itu adalah suaranya Pek Yun Hui, Setelah si Hwee-shiohweeshio lari keluar, ia ingin memanggil Tapi segera ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merasa angin meniup ke arahnya, dan suara yang lemah
lembut berkata: "Untung aku keburu datang, Jika tidak,
Sumoymu akan menangisi kau sampai ia mati...."
Bee Kun Bu menarik napas panjang, dan berkata: "Ai! Pek
Cici kembali menolong jiwaku lagi! Terima kasih, Tapi apakah
Cici pun menolong Sumoyku?"
Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata: "Jika aku tolong
ia, aku akan berdosa, Begitu ia dapat buka mulut ia pasti
tanya Bu Kokonya, Seakan-akan Bu Kokonya itu berada di
dalam kantongnya, Bukankah aku berdosa jika aku
beritahukan bahwa aku tak tahu di mana Bu Koko-nya?"
Bee Kun Bu berkesimpulan bahwa Lie Ceng Loan telah
ditolong juga, maka ia tak mendesak lagi, ia hanya berkata:
"Pek Cici, budimu besar sekali Lagi-lagi kau datang menolong
aku...." "Sudahlah." Pek Yun Hui memotong. " Apakah kau ingin
melihat Sumoymu?" Tentu saja," sahut Bee Kun Bu, Tapi aku kini menderita
sakit dan mungkin tak dapat berjalan."
Pek Yun Hui berpikir sejenak, karena bangau putihnya
sedang menjagal Ue Ceng Loan, La!u ia berkata:
"Bagaimanakah kalau aku gendong kau?" ia mendekati Bee
Kun Bu dan mengusap-usap dahinya, ia terkejut "Ha! Ha! Ha!
Kau betul-betul sakit berat! Sudah berapa hari kau
menderita?" Bee Kun Bu tak menjawab pertanyaan itu, ia hanya ingin
lekas-lekas menjumpai Sumoynya, Dengan sikap ragu-ragu ia
berkata: "Jika Pek Cici menggendong aku, bukankah sangat
berabe?" Pek Yun Hui menjadi merah mukanya, ia tak dapat segera
menyahut ia pernah memperlihatkan diri bahwa ia seorang
wanita, Bagaimana ia dapat menggendong seorang pria" Bee
Kun Bu juga menjadi cemas bahwa pertanyaannya tidak
dijawab ia khawatir ia menyakiti hatinya, Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menanya: "Cici, mengapa kau diam saja" Apakah aku telah
salah omong" Apakah omongan-ku telah menyakiti hatimu?"
Dengan tersenyum Pek Yun Hui menyahut: "Aku hendak
membawa kau melihat Sumoymu, tapi kau telah sebut-sebut
soal kesusilaanku, sehingga aku menjadi ragu-ragu." Lalu air
matanya mengucur Bee Kun Bu menjadi makin cemas melihat kesedihan
penolongnya ia berkata dengan khidmat: "Cici, mungkin aku
telah salah omong, Tapi, pereayalah aku telah omong dengan
setulus hati, dan tak mempunyai pikiran yang bukan-bukan,
jika aku harus dihukum, aku akan menerimanya dengan rela."
ia pun menjadi sedih, air matanya berlinang,
Pek Yun Hui yang sakti itu dapat melihat dengan tegas
segala gerak-geriknya Bee Kun Bu meskipun di malam yang
gelap itu, Melihat kedua matanya Bee Kun Bu berlinang, ia
menghibur "Kau tak usah berkecil hati, aku tak akan salahkan
kau." Tapi mengapa Cici mengeluarkan air mata?" tanya Bee
Kun Bu. Sambil usap kering air matanya Pek Yun Hui
menyahut: "Orang mengeluarkan air mata bila ia merasa
terharu atau bersedih Sudahlah!"
Ketika melihat pedangnya, Bee Kun Bu terkejut ia ingat
akan Co Hiong yang sedang dikejar Hweeshio-hweeshio, ia
berkata: "Cici, ada satu soal aku mohon bantuanmu."
"Soal apakah?" tanya Pek Yun Hui.
"Tadi aku telah melihat beberapa Hweeshio sedang
mengejar kawanku, Aku khawatir kawanku itu tak dapat
melawan mereka," kata Bee Kun Bu.
Dengan tertawa Pek Yun Hui berkata: "Apakah kawanmu
itu yang berpakaian lucu dan membawa lingkaran ?"
"BetuI! Apakah ia pernah menyinggung Cici?" tanya Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dengan ilmu silat begitu saja, ia tak dapat membikin
kurah," kata Pek Yun Hui. Tetapi manusia yang berwatak
demikian, lebih baik jangan dibuat kawan!"
Bee Kun Bu tak mengerti arti kata ucapan terakhir
Bukankah Co Hiong rela berkorban membantu ia mencari
Sumoynya" sebegitu jauh, Co Hiong belum pernah
menyinggung ia. Co Hiong hanya pernah mengomel tentang
pemiliknya bangau putih yang dilepas berkeliaran Kedua belah
pihak belum pernah bertemu, bagaimanakah Co Hiong telah
menyinggung Pek Yun Hui" ia ingin menanya alasannya
mengapa ia lebih baik tidak berkawan dengan Co Hiong, tapi
ia khawatir ia hanya menentang kehendak penolongnya
belaka, Maka ia diam saja
Pek Yun Hui melihat Bee Kun Bu menjadi bisu dengan
peringatannya. ia menanya: "Apakah ucapanku menyinggung
kau?" Dengan menggeleng-gelengkan kepalanya Bee Kun Bu
berkata: Tidak, Harap Cici jangan curiga. Aku hanya
memikirkan mengapa Cici membenci dia, meskipun Cici tidak
mengenal padanya, Dia bukannya seorang yang jahat Dia
hanya berwatak kejam, Terhadap aku, dia selalu suka
membantu, Bahkan telah mengorbankan tenaga dan kuda
ajaibnya membantu cari Sumoyku. Dengan singkat, aku
berhutang budi kepadanya, Oleh sebab demikian, karena kini
ia berada di dalam bahaya."
"Aku bisa tolong dia, Tapi, aku tidak sampai hati
meninggalkan kau seorang diri di sini. Ayo, kita berdua pergi
menolong padanya?" "Menolong orang sama juga seperti menolong rumah
terbakar, kita tak boleh terlambat kata Bee Kun Bu. "Jika kau
pergi bersama aku yang sedang menderita sakit, aku hanya
merupakan suatu beban, Aku suka menunggu di sini. Setelah
Cici menolong Co Hiong, kita dapat bersama-sama pergi
menemui Sumoyku." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui bangun dan berkata sambil tersenyum: "Kau
mau menunggu di sini" Tempat ini telah dikurung oleh
Hweeshio-hweeshio yang dari kuil Toa Ciok Sie." ia berhenti
sejenak, lalu berkata lagi: "Baiklah, aku pergi menolong
kawanmu dahulu, segera aku kembali ke sini." Mendahului
suaranya yang belum menghilang, dengan ilmu meringankan
tubuh ia telah lenyap dari tempat itu!
Bee Kun Bu yang tak berdaya, berbaring lagi di tanah
dengan demamnya yang hebat menanti kembalinya
penolongnya di dalam gua itu. Sejenak kemudian ia
mendengar suara orang mendatangi Tanpa melihat lagi ia
menanyai "Ai, Cici sudah kembali! Betul-betul cepat!"
pertanyaan itu dijawab seorang wanita yang tegas:
"Cepat" Aku khawatir datang terlambat Apakah pe-nyakitmu
mendingan" Ayo, lekas-lekas makan buah Sie Can Ko ini.
Lalu kita lekas-lekas berlalu dari gua ini, karena Hweeshiohweeshio dari kuil Toa Ciok Sie segera datang mengejar kita!"
Sambil bicara wanita itu sambil angkat kepalanya Bee Kun Bu
disandarkan di dadanya, Lalu satu buah sebesar telur bebek
yang sangat harum baunya dijejalkan ke mulutnya,
Baru saja buah itu menempel di mulutnya, bau harumnya
tersebut segera membikin segar seluruh tubuh Bee Kun Bu. ia
buka kedua matanya dan melihat- bahwa wanita yang datang
itu adalah Giok Siu Sian Cu, disertai oleh Sin Goan Tong,
"Hei, Saudara angkat! Lekas-lekas telan buah itu! Buah itu
adalah obat yang paling mustajab di kolong iangit, dan dapat
menyembuhkan segala penyakit.,." seru Sin Goan Tong, "Aku
Sin Goan Tong telah melatih ilmu tinju Sam Im Ciang (tiga
tinju rahasia), dan malam ini aku menggunakan Sam Im Ciang
itu untuk pertama kali. Betul saja hasilnya menakjubkan,
karena tiga Hweeshio telah luka parah. Aku sebenarnya tidak
suka menggunakan Sam Im Ciang kalau bukan untuk saudara
angkat." Ucapan itu adalah untuk menganjurkan Bee Kun Bu
lekas-lekas makan buah mustajab itu dan lekas-lekas sembuh,
juga untuk memulihkan perasaan terhadapnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Baru saja ucapan itu selesai, sekonyong-konyong terlihat
dua sinar yang terang berkelebat di dalam gua itu. Sin Goan
Tong balas menangkis dengan toyanya, dan berhasil
menggeprak senjata rahasia yang dilontarkan ke dalam gua
itu. ia membentak: "Hei, Hweeshio durhaka! Apakah kau
datang ke sini mencari mati?" Lalu ia loncat keluar dan
menyerang lawan yang berada di luar gua. Segera suara
senjata beradu dari pertempuran yang sengit terdengar nyata.
Dalam keadaan yang berubah sangat tiba-tiba itu, Bee Kun
Bu menunda menelan buah itu. Dari luar Sin Goan Tong
berseru: "Hei! Lekas-lekas suruh saudara angkatmu makan
buah Sie Can Ko, kita harus lekas-lekas berlalu! Hweeshiohweeshio durhaka makin lama makin banyak yang datang,
Jika terlambat akan membahayakan kita."
Datam keadaan yang demikian itu, Bee Kun Bu berpikir
"Apabila aku binasa, segala sesuatu akan terbengkalai Aku
harus sembuh, untuk dapat bertindak menolong Sumoyku."
Lalu ia makan buah mustajab itu,
Buah Sie Can Ko betul-betuI buah mujizat dan mujarab
yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit Setelah
dimakan, segera terasa khasiatnya, Semua jatan darah
terbuka, Semua jalan napas bebas, semua otot dan urat
menjadi sehat dan kuat, bahkan orang yang makan merasa
lebih muda. Dalam hanya jangka waktu yang singkat, Bee Kun
Bu tidak merasa sakit lagi, ia betul-betul telah sembuh, ia
berdiri dengan kedua matanya bersinar dan wajahnya segar
Giok Siu Sian Cu merasa girang melihat perubahan itu. Sambil
memegangi sebelah tangannya ia berkata: "Aku girang melihat
kau sudah sembuh. Lebih baik kita berlalu dari gua ini segera,
dan aku berdua Sin Goan Tong akan beresi makhluk di luar
itu." Bee Kun Bu merasa sangat berterima kasih atas jerih
payah dan bahaya yang dialami oleh wanita itu dibantu oleh
Sin Goan Tong, ia baru saja ingin mengutarakan rasa terima
kasihnya, tiba-tiba suara pertempuran di luar gua semakin
berisik dan seru, ia tak dapat tinggal diam, ia ambil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pedangnya, dan dengan pedang terhunus ia ingin pergi keluar,
Giok Siu Sian Cu yang melihat Bee Kun Bu sudah dapat
berdiri, merasa sangat girang sekali, ia menanya: "Apakah kau
sudah sembuh betul?"
Bee Kun Bu menyahut sambil tersenyum: "Terima kasih.
Aku merasakan badanku sudah sembuh betul -betul, berkat
buah Sie Can Ko yang kau berikan itu, Budi sebesar ini, aku
Bee Kun Bu, tak akan lupakan." Lalu ia bertindak keluar dari
gua itu, Menampak Bee Kun Bu, demikian dingin Giok Siu Sian Cu
menjadi sakit hati, Biasanya, terhadap orang yang perlakukan
iademikian, ia tentu memberi hajaran, Tetapi ia seperti juga
seekor ular sutera, telah melihat dirinya dengan tali asmara, ia
tidak sampai hati melakukan pembalasan ia mengejar Bee
Kun Bu dan berdiri di depannya seraya berkata: "Hweeshiohweeshio dari kuil Toa Gok Sie semuanya lihay siIatnya. Kau
baru saja sembuh, lebih baik jangan bertempur melawan
mereka, Biarlah aku membuka jalan untuk kau lari ke tempat
yang aman!" Dengan sikap yang dingin Bee Kun Bu menyahut: "Setelah
aku berlalu dari gua ini, aku akan berusaha sendiri mencari
jalan keluar." Giok Siu Sian Cu berkata lagi: Tanpa aku sebagai
penunjuk jalan, kau tak dapat keluar dari pegunungan ini."
Dengan tegas Bee Kun Bu menyahut: "Aku bisa datang ke
pegunungan Cie Lian San, dan aku bisa keluar juga." Lalu ia
loncat keluar, Di luar Sin Goan Tong sedang sibuk melawan delapan
Hweeshio yang bersenjata kaitan dan lembing pendek, Bee
Kun Bu harus membuka jalan melalui Hweeshiohweeshio itu
untuk berlalu dari tempat itu, karena semua tempat seakanakaan dikurung oleh Hwee-shio-hweeshio itu, Dari
belakangnya ia merasakan hembusan angin, ternyata Giok
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siu Sian Cu telah membantu melawan Hweeshio-hweeshio
itu, Bantuan ini membesarkan hatinya Sin Goan Tong. Satu
sabetan dari toyanya ia desak mundur seorang Hweeshio, dan
satu tendangan lagi mengirim Hweeshio itu terguling jatuh ke
bawah jurang! Sin Goan Tong sendiri dapat melawan delapan Hweeshiohweeshio itu, Dengan dapat bantuannya Giok Siu Sian Cu,
maka dalam sekejap saja dua Hweeshio menderita luka
parah. Demikianlah dari kedelapan Hweeshio telah
ketinggalan lima orang. Sin Goan Tong, yang melihat Bee Kun
Bu hanya menonton, segera ia ingin memperlihatkan
kelihayan ilmu silatnya, Dengatr satu seruan, ia menyerang
dengan beringasnya dua Hweeshio sekaligus dengan toyanya,
sedangkan sisanya, satu persatu dibikin jatuh terjungkal oleh
Giok Siu Sian Cu. Dengan kesempatan itu Bee Kun Bu loncat keluar dari
tempat itu untuk kemudian menuju ke lereng gunung, Tapi
gerak-geriknya telah diperhatikan oleh Giok Siu Sian Cu yang
menjadi makin sakit hati. ia berpikir HJika aku kejar Bee Kun
Bu, Sin Goan Tong pasti mengikuti aku. Dengan silatnya
berbandingan dengan si ia t ku, ia dapat selalu mengganggu
kehendakku Paling baik dengan kesempatan ini aku beresi ia
du!u, dan aku masih mempunyai cukup waktu untuk mengejar
Bee Kun Bu." Dengan ketetapan itu, ia membiarkan Bee Kun
Bu ngeloyor pergi, Sin Goan Tong juga telah memperhatikan Bee Kun Eu,
tetapi ia mempunyai perhitungan lain, ia masih merasa curiga
bahwa Bee Kun Bu itu adalah saudara angkatnya Giok Siu
Sian Cu, maka larinya Bee Kun Bu adalah hal yang ia
harapkan, Dengan perhitungan-perhitungan yang berlainan itu,
mereka terus melawan Hweeshio-hweeshio itu, Sin Goan
Tong sengaja memperpanjang waktu memberikan
kesempatan Bee Kun Bu lari lebih jauh, dan Giok Siu Sian Cu
mencari kesempatan menghantam Sin Goan Tong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah semua Hweeshio dihajar kucar-kacir, tiba-tiba
dengan ilmu Hiap San Cao Hai atau menjepit gunung loncat
ke laut, Giok Siu Sian Cu menyerang Sin Goan Tong, Sin
Goan Tong terkejut, ia lekas-lekas mengegos sambil kirim
satu jotosan ke arah serangan itu, justru pada saat itu,
terdengar suara tertawa yang keras dan lama, dibarengi
tampaknya bayangan putih yang turun dari atas ke tanah dan
mendesak mundur Sin Goan Tong tiga kaki, Giok Siu Sian Cu
juga terdesak mundur, dan insyaf bahwa lawan yang kuat
telah datang, ia balik menyerang musuh yang baru datang
dengan demikian ia membantu Sin Goan Tong lagi,
Orang yang baru datang itu betul-betul tinggi ilmu silatnya,
Dengan tangan kanannya ia tahan serangan Giok Siu Sian Cu
dengan ilmu Hun Ceng Ceng Tan atau angin taufan menyapu
abu, dan dengan tangan kirinya ia kirim satu jotosan dengan
ilmu Sin Liong Hian Cao atau naga sakti membuka kuku
kepada Sin Goan Tong, Kedua lawannya harus mundur lagi
untuk mengelakkan jurus-jurus yang berbahaya itu, Lalu
dengan suara keras ia membentak Sin Goan Tong:
"Hweeshio-hweeshio dari kuil kami belum pernah berselisih
dengan partaimu, mengapa kau menghajar mereka" Dan
dengan ilmu tinju Sam Im Ciangmu kau telah melukai muridmurid kami, bahkan datang masuk ke tempat terlarang di kuil
kami mencuri buah Sie Can Ko. Apakah maksudmu?"
Orang yang membentak itu adalah seorang Hweeshio
berjubah putih, tubuhnya kecil dan kate, berusia enam puluh
tahun lebih, dan adalah salah satu dari ketiga guru dari
Hweeshio-hweeshio di kuil Toa Ciok Sie. Dengan sikap
waspada Sin Goan Tong memandang ke arah Hweeshio yang
kecil dan kate itu, ia berpikir Hweeshio tua ini sampai keluar
dari kuil! urusannya pasti makin sulit dan gawat kali ini aku
rupanya harus bertempur mati-matian untuk meloloskan diri!"
Sebelum ia menyahut ia memandang ke arah Giok Siu Sian
Cu, dan berbisik: "Hweeshio yang datang itu adalah salah satu
ketiga guru dari kuil Toa Ciok Sie dan bernama Ku Hoat Leng
Kong, Kita harus melawannya dengan hati-hati!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu menyengir dan menyahut: "Mustahil kita
berdua takut melawan dia seorang?"
Belum lagi Sin Goan Tong menyahut, Ku Hoat Leng Kong
telah mengawasi Giok Siu Sian Cu, dan membentak "Liehiap
ini mungkin orang yang pernah curi buah Sie Can Ko pada
tiga tahun berselang!"
Dengan tabah Giok Siu Sian Cu menjawab: "Betul! Orang
itu atau tepatnya Hweeshio yang baru datang sungguh tinggi
Ilmunya, dengan tangan kanan menahan serangan Glok Siu
sian Cu, tangan kirinya menggunakan ilmu Naga Saktl
membentangkan kuku, menyerang Sln Goan Tong.
Buah Sie Can Ko itu betul-betul mustajab Tiga tahun
berselang aku pernah makan satu, dan aku tak bisa lupa.
Setelah lewat tiga tahun, aku kembali datang untuk mengambil
satu iagi!" Ketika itu beberapa Hweeshiohweeshio yang telah dipukul
jatuh telah datang lagi, maka Ku Hoat Leng Kong menanya:
"Kalian datang dengan berapa orang?"
seorang Hweeshio yang berjubah kuning menyahut sambil
membungkukkan diri: Teceu telah datang dengan delapan
orang, tetapi empat diantaranya telah luka parah, dan dua
diantara mereka belum ketahuan apakah masih hidup atau
sudah mati." Dengan kedua mata terbelalak Ku Hoat Leng Kong
memandang kepada Sin Goan Tong, kemudian kepada Giok
Siu Sian Cu. ia membentak: "Rupanya kalian berdua anggap
diri kalian pandai ilmu silatnya karena telah mengalahkan
delapan murid-muridku!" Lalu secepat kilat ia menyebutkan
kedua lengan bajunya dengan ilmu Soan Hong Sao Hay atau
angin taufan menyapu lautan.
Dengan sepasang toyanya Sin Goan Tong berusaha
menangkis serangan dahsyat itu, sedikit lengah saja ia akan
tersapu jatuh ke dalam jurang karena tempat pertempuran itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berada di pinggir suatu jurang yang curam. Begitu juga Giok
Siu Sian Cu menangkis dengan seruling batu Gioknya untuk
menghindarkan dirinya dari tempat itu ke dalam jurang!
Lalu dengan serentak mereka bertindak maju dan
menyerang si Hweeshio tua tanpa senjata itu yang selalu
berusaha mendesak lawannya ke pinggir jurang,
Demikianlah mereka bertempur dengan sengit sekali
selama beberapa jurus, Giok Siu Sian Cu berpikir "Hweeshio
tua ini lihay! Untung aku belum melukai Sin Goan Tong,
dengan berdua aku dapat melawan si Hweeshio tua ini!"
Setelah sapu dengan lengan baju yang gagal, Ku Hoat
Leng Kong menggunakan ilmu silat tinjunya Cu Si Ciang (tinju
jalan laba-laba) melawan kedua lawannya itu. Te-tapi setelah
lewat beberapa jurus, ia merasa heran bahwa masih juga ia
belum dapat mengalahkan mereka, karena ilmu silat Cu Si
Ciang itu dapat mendorong musuh dengan angin tinjutinjunya, dan bila ia dapat menyentuh tubuh musuh, maka
musuh itu pasti kena ditotok jalan darahnya sehingga menjadi
lumpuh. Serangan-serangan yang di-lancarkannya sangat
cepat sehingga lawannya harus menangkis mengegos atau
berkelit diri dengan tak berkesempatan melakukan seranganserangan pembalasan! Namun Ku Hoat Leng Kong juga tidak
mudah mengalahkan kedua lawannya yang-tinggi sekali ilmu
silatmu. Pada suatu saat, Sin Goan Tong dan Giok Siu Sian Cu
telah terdesak sampai ke pinggir jurang, Dengan tinju kiri Giok
Siu Sian Cu menangkis serangan, tapi tangan yang
memegang seruling batu Giok membalas menye-rang, Sin
Goan Tong pun sambil menjerit membalas menyerang dengan
kedua toyanya, Si Hweeshio tua terpaksa loncat mundur untuk
menghindari serangan-serangan maut itu. Biasanya, hanya di
dalam dua puluh jurus Giok Siu Sian Cu pasti dapat
mengalahkan lawannya, Mungkin si Hweeshio tua itu lebih
tinggi ilmu silatnya dan masih dapat memberikan perlawanan
yang gigih. Setelah pertempuran berlangsung hampir lima
puluh jurus, sekonyong-konyong si Hweeshio itu loncat ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
belakang lima kaki jauhnya, ia berdiri tegak, kedua matanya
terbelalak, dadanya seakan-akan menjelut ke depan.
Giok Siu Sian Cu ingin menyerang dengan seruling batu
Gioknya, tapi Sin Goan Tong segera berteriak mencegah nya:
"Jangan maju! Lekas mundur! Si Hweeshio tua itu akan
melancarkan Pek tok Ciangnya (tinju berbisa) dengan seratus
perubahan!" Teriakan itu disusul dengan mencekal
pergelangan tangan kanannya Giok Siu Sian Cu yang
memegang seruling, dan membetot ke belakang untuk diajak
lekas-lekas turuti dari jurang itu!
"Ha! Ha! Ha!" tertawa si Hweeshio tua, "Apakah kalian kira
bisa lari hidup-hidup dari pegunungan Cie Lian San ini"!" talu
dengan mengebut kedua lengan bajunya si Hweeshio loncat
menerkam lawan-lawannya, bagaikan seekor burung elang
terbang menyambar seekor anak ayam! ilmu meringankan
tubuh dari ketiga orang itu luar biasa sekali, sekejap saja
mereka telah turun beberapa ratus tombak ke bawah jurang,
Sin Goan Tong melihat bahwa si Hweeshio tua terus
mengejar, ia berpikir "Aku harus menyerang dulu sebelum ia
melancarkan Pek Tok Ciangnya, Lalu ia behenti dan
membentak: "Hei! Hweeshio durhaka! Rasai tinju San Im
Ciangku ini!" Bentakannya itu dibarengi dengan tinju San Im
Ciangnya ke arah Hweeshio, San Im Ciang itu dahsyat sekali,
dan anginnya dapat melukai paru-paru. Ku Hoat Leng Kong
tak berani menangkis, ia mengegosi sambit loncat ke
samping. Kesempatan itu digunakan oleh Giok Siu Sian Cu
untuk lari dan meloloskan diri, Sin Goan Tong menyerang lagi,
dan Hweeshio tua harus mengegos dan loncat mundur lebih
jauh lagi. Lalu Sin Goan Tong pun lari meloloskan diri!
Ketika si Hweeshio berdiri tegak lagi, kedua lawannya
sudah lari jauh sekali! Dengan gusar ia kebaikan kedua lengan
bajunya sehingga daun-daun dan cabang-cabang pohon yang
kecil berhamburan ia kembali untuk memeriksa kerugian yang
diderita murid-muridnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dari delapan Hweeshio-hweeshio, ada dua telah tewas!
De-ngan mengerutkan keningnya, Ku Hoat Leng Kong
berkata: Tok)l! Mustahil delapan orang tak dapat melawan
mereka berdua! sekarang tunggu apalagi! Lekas bawa mayatmayat kawanmu ke kuil!"
Semua murid-muridnya hanya menundukkan kepala tak
berani menjawab Mereka segera gotong mayat-mayat
kawannya kembali ke kui1. Si Hweeshio tua itu masih belum
dapat meredakan marahnya ia lontarkan tinjunya ke arah satu
batu gunung yang besar, dan anginnya membikin hancur batu
itu. Lalu dengan satu siulan yang keras dan dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh ia pun pergi berlalu
dari tempat itu! Setelah gelanggang pertempuran menjadi sunyi, Bee Kun
Bu keluar dari belakang satu batu gunung yang besar, seluruh
tubuhnya penuh batu pasir, tanah, daun-daun dan ranting
pohon, ia telah bersembunyi di belakang batu gunung itu
ketika Sin Goan Tong dan Giok Siu Sian Cu sedang
bertempur melawan Ku Hoat Leng Kong, sebetulnya ia
hendak cepat-cepat berlalu, akan tetapi ia ingat bahwa Pek
Yun Hui akan datang lagi, maka ia balik kembali dan
beristirahat di belakang batu gunung yang besar itu! ia merasa
kagum sekali melihat ilmu silat si Hweeshio tua tadi, terutama
tinju Pek Tok Ciang yang menghancurkan satu batu gunung
yang besar Di dekat tempat pertempuran berserakan beberapa kaitan
dan lembing-Iembing yang telah ditinggalkan Hweeshiohweeshio tadi, dan di beberapa tempat darah berhamburan ia
jemput satu kaitan dan memeriksa senjata itu: lalu
mengenangkan peristiwa-peristiwa dan petualanganpetualangan yang ia telah jumpai semenjak ia keluar dari kuil
San Ceng Koan. Peristiwa-peristiwa dan petualangan-petualangan itu
bukannya impian. Semuanya kenyataan-kenyataan,
Terbayanglah Lie Ceng Loan, Souw Hui Hong, Pek Yun Hui
dan Giok Siu Sian Cu tersenyum melihat ia, Mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
semuanya baik sekali dan menaruh kasih sayang terhadap ia.
Soal asmara yang rumit itu, bagaimanakah ia harus
memecahkannya" Kenangan-kenangan itu membuat
Pedang Kayu Harum 25 Golok Halilintar Karya Khu Lung Pukulan Naga Sakti 14

Cari Blog Ini