Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 8

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 8


hati Suara seruling itu makin lama makin jauh terdengarnya, dan lambat laun tidak
kedengaran lagi, Lalu Hian Ceng Tojin berkata: "Menurut
cerita di kalangan Kang-ouw, seruling batu Giok dari Giok Siu
Sian Cu dapat mengeluarkan lagu yang menyedihkan bahkan
menghancurkan hati, Malam ini kita menyaksikan buktinya,
jika kita dengar lagunya tadi itu, menurut pahamku, lagu itu
keluar dari hati yang hancur Rupanya ia telah jatuh cinta
terhadap Bee Kun Bu, dan cintanya itu tak terbalas!"
Giok Cin Cu tidak segera menjawab ia berpikir, lalu
menghela napas, ia berkata: "Kau katakan muridmu Bee Kun
Bu itu berbudi baik sekali Pek Yun Hui yang cantik dan Giok
Siu Sian Cu yang elok, dua-duanya mempunyai ilmu silat yang
tinggi sekali, jauh lebih tinggi daripada silatnya Bee Kun Bu.
Mungkin mereka itu sudi merendahkan diri dan menjadi
seperti ulat sutera yang melilit diri dan terbelenggu" Lie Ceng
Loan menjadi muridku atas permintaanmu dan aku tidak ingin
ia menderita, Dalam beberapa minggu ini, aku telah
memperhatikan bahwa ia juga merindukan Bee Kun Bu.
Cobalah kau perhatikan ia sekarang menjadi banyak lebih
kurus, sifatnya berubah, Dulu ia riang gembira, wajahnya
selalu berseri-seri, Sekarang.,." ia menjadi pendiam, ia selalu
muram ia jarang bicara terhadap aku. Aku sebagai gurunya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak dapat membiarkan ia terus dalam keadaan demikian. Ia
rindukan muridmu, Bee Kun Bu...."
Giok Cin Cu bicara dengan tegas, suaranya makin tama
makin sengit Loan Giok Pin yang berdiri di sampingnya
meneruskan "Suhu, Loan Moi pernah mengatakan kepada
aku. ia merindukan Bu Kokonya, Bangau yang membawa Pek
Cici terbangnya pesat, dan jika tak terhalang, Bu Kokonya
pasti telah kembali ia sangat merindukan Bu Kokonya."
Ucapan itu seperti bensin disiramkan ke dalam atas api,
membikin Giok Cin Cu lebih marah lagi. Dengan
bergemetaran ia berkata dengan suara keras: "Misalnya
muridmu itu membikin Lie Ceng Loan terlantar, mungkin juga
menghancurkan hatinya, kau akan mengambil tindakan
apakah?" Dengan khidmat Hian Ceng Tojin menjawab: "Aku telah
mendidik dan mengajar ia selama dua belas tahun, Dan
selama itu, Bee Kun Bu tidak lupa akan budi dan berbuat yang
tidak pantas, ia seorang yang berbudi, mulia dan agung,
Mungkin ada hal-hal yang kita belum mengetahui Kita harus
menunggu ia kembali untuk menanya atau menyelidiki dengan
jelas. Bila tak dapat menghukum dia tanpa alasan Jika
ternyata ia melanggar peraturan partai kita, aku pasti tak akan
memberi ampun kepadanya!"
Mendengar Hian Ceng Tojin masih juga membela
muridnya, ia menjadi makin gusar ia menanya lagi: "Apakah
kau pikir ia akan kembali lagi. Bukankah sudah waktunya ia
kembali sekarang?" Hian Ceng Tojin bungkam Bee Kun Bu sudah pergi hampir
setengah tahun, tetapi belum kembali ke pegunungan Kun
Lun. Biarpun ia tidak tunggang bangau nya Pek Yun Hui,
dalam jangka waktu setengah tahun, ia tentu sudah dapat
kembali ke kuil Sam Goan Kong, ia khawatir kalau-kalau Bee
Kun Bu mendapat halangan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Giok Cin Cu mengejek: "Jika kau tak sampai hati
menghukum muridmu, aku bisa minta Ji-suheng yang
menghukum padanya." Di sini ia teringat tentang Pek Yun Hui yang telah
menyembuhkan ia dari racun ular ia merasa malu telah
mengucapkan perkataan itu. ia balik badan dan masuk ke
dalam kamarnya, Hian Ceng Tojin pun lalu menuju ke pintu untuk keluar
Liong Giok Pin mengantar Supeknya.
"Tidak usah, Suhumu malam ini sedang marah-ma-rah.
Kau harus menjaga dan melayani ia baik-baik," jawab Hian
Ceng Tojin, Liong Giok Pin berkata: "Teecu telah salah omong
sehingga suhu menjadi gusar Teecu minta maaf
"Aku tidak salahkan kau, sudahlah Lekaslah kau pergi
melayani suhumu!" kata Hian Ceng Tojin, lalu ia berjalan
menuju ke kamarnya, Co Hiong dari tempat sembunyinya di dekat kamar Giok
Cin Cu dapat melihat dengan terang segala sesuatu di dalam
ruang di mana mereka bereakap-cakap, ia telah tidak
menghiraukan perjalanan yang jauh dengan maksud terutama
mencari Lie Ceng Loan, dan kedua, membikin perhitungan
terhadap ketiga pemimpin partai silat Kun Lun yang ia anggap
telah mencelakakan ia ketika berada di pegunungan Cie Lian
San. ia pun mengetahui Giok Siu Sian Cu telah datang untuk
mencari Bee Kun Bu, tetapi ia tak mengetahui untuk maksud
apa karena ia berada di luar rumah tidak dapat mendengar
jelas pereakapan mereka. Setelah Giok Cin Cu berlalu, ia pun
telah mendengar suara seruling yang nadanya sangat
menawan bahkan menyedihkan sampai Hian Ceng Tojin
berlalu, Ketika itu telah lewat jam empat ia belum juga berhasil
mencari Lie Ceng Loan. ia memandang ke sekitarnya, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
juga lihat rumah-rumah berderet-deret, Apakah ia harus
menyelidiki rumah-rumah itu satu persatu yang mungkin akan
menimbulkan kegaduhan dan membangunkan semua muridmurid partai Kun Lun" Kemudian pikirnya lebih baik ia keluar
dari pekarangan kuil Sam Goan Kong, dan menunggu di dekat
puncak Kim Teng Hong itu. Jika kesempatan yang baik tiba, ia
dapat bertindak dengan seksama. Dengan berkeputusan itu,
ia loncat keluar dari pekarangan kuil Sam Goan Kong untuk
mencari tempat sembunyi yang sentosa di luar
ia telah menanti kesempatan di puncak Kim Teng Hong itu
selama sepuluh hari lebih, dan telah tiga kali ia menyo!ong
masuk ke dalam, tetapi ia tiada menemukan atau melihat Lie
Ceng Loan, Karena gerak-geriknya sangat hati-hati, maka
selama sepuluh hari lebih ia bersembunyi di dekat kuil Sam
Goan Kong diluar tahunya orang-orang dari kuil itu, Tetapi
setelah sepuluh hari lewat, ia harus berusaha mencari
makanan, karena perbekalan makanan keringnya telah habis
dimakannya, Di musim dingin itu sukar bagi ia menangkap
burung atau , binatang untuk dibuat makanan, ia terpaksa
mencari buah-buahan untuk menangsel perut.
Pada hari yang ke tiga belas, Co Hiong tak tahan hidup
hanya dengan makan buah-buahan saja, ia berkeputusan
turun dari puncak di waktu malam dan mencari makanan di
desa yang terdekat, dan kemudian kembali lagi.
Puncak Kim Teng Hong itu hanya seluas seratus bau lebih,
tetapi separuhnya termasuk daerah kuil Sam Goan Kong. Di
sekitar puncak itu telah tumbuh pohon-pbhon cemara dan
terdapat batu-batu gunung, Selama dua belas hari Co Hiong
dapat bersembunyi diantara pohon-pohon cemara atau batubatu gunung itu dengan aman.
Ketika hari mulai petang, ia naik ke suatu pohon cemara
untuk mencari jalan yang paling mudah untuk turun dari
puncak itu. Malam yang agak gelap itu, ditambah dengan
menghembus nya angin gunung yang di-ngin, dirasakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sangat seram, ia pun agak sukar melihat jauh. Tetapi
sekonyong-konyong ia melihat dua bayangan orang meloncat
keluar dari tembok kuil Sam Goan Kong,
Cara meloncatnya kedua bayangan tadi, menurut
pendapatnya, tidak sebaik seperti ia, dan ia menduga bahwa
kedua orang tadi bukannya pemimpin-pemimpin partai Kun
Lun, "Ai, aku sedang mencari jalan yang aman untuk turun
dari puncak ini agar tidak meninggalkan tanda," kata ia pada
diri sendiri, "Sekarang kedua orang yang telah melompat
keluar dari kuil itu pun agaknya hendak turun dari puncak ini.
Baik sekali untuk aku mengikuti mereka.
Pada saat itu kedua orang tadi sudah berada dekat pohon
di atas mana ia sedang bersembunyi dan tepat mereka
berhenti di bawah pohon itu. Co Hiong memperhatikan bahwa
kedua-duanya mengenakan jubah dan membawa pedang
yang menonjol keluar di belakang bahunya, Salah seorang
yang lebih muda usianya terdengar berkata: "Suheng, Sam
Susiok kita baru menerima murid, Apakah kau pernah
melihatnya?" "Orang mengatakan bahwa murid yang baru diterima Sam
Susiok itu adalah seorang gadis cantik jelita, Tetapi aku belum
pernah melihatnya," kata kawannya sambil geleng-gelengkan
kepalanya, Yang mudaan berkata lagi: "Murid baru dari Sam Susiok itu
aku pernah lihat dua kali, ia betul-betul seorang gadis yang
cantik elok, Dulu diantara saudara-saudara dan saudarisaudari seperguruan Liong Giok Pin lah yang paling baik ilmu
silatnya diantara murid-murid wanita, dan Toa Suheng yang
tampan paling tinggi ilmu silatnya diantara murid-murid pria,
mereka sangat disayang oleh Sam Susiok,
Mungkin juga mereka berdua akan diajarkan ilmu silat
pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. Tetapi setelah Sam Susiok
menerima murid baru itu, dan semenjak Supek kembali ke
Sam Goan Kong, keadaan menjadi berubah, Sam Susiok
agaknya sayang sekali kepada muridnya yang baru itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apakah Liong Giok Pin akan diajarkan ilmu silat pedang Cui
Hun Cap Ji Kiam di kemudian hari" Aku merasa ragu-ragu
juga sekarang, Tetapi yang lebih penting ialah, apakah Toa
Suheng akan menduduki tempat pertama ?"
Kawan yang tuaan itu terkejut, menanya lagi: "Ha! Apakah
kedudukannya Toa Suheng juga terganggu?"
"Pada satu bulan berselang, Suhu, Supek dan Sam Susiok
berunding di kamar tengah, Kebetulan aku yang ditugaskan
melayani mereka maka aku dapat ketahui apa yang
dibicarakan," kata orang mudaan itu,
"Apa yang telah dirundingkan?" kawannya mendesak
"Mungkin kau telah mengetahui Urusan pimpinan kuil Sam
Goan Kong sebetulnya dipegang oleh Supek.
Tetapi Supek seperti juga seekor meliwis. ia tidak suka
pegang pimpinan, ia telah serahkan pimpinan kepada Suhu,
dan pergi keluar untuk menjadi kepala kuil Sam Ceng Koan.
Kini Supek telah kembali ke kuil Sam Goan Kong, selayaknya
pimpinan kuil harus diserahkan kembali kepadanya, sehingga
murid-murid Suhu juga menjadi suatu pertanyaan ( apakah
termasuk murid-murid Suhu atau Supek" Antara kita
kesembilan murid, aku yakin tidak seorang yang dapat
menandingi Supek dalam hal ilmu silat."
"Betul. Meskipun Toa Suheng ingin merebut kedudukan ia
tak mampu menandingi Supek dalam segala hal.."
Tetapi kata-kata itu dipotong oleh yang mudaan, katanya:
"Urusan ini telah direncanakan oleh Supek, ia telah
mengajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam kepada
muridnya, Toa Suheng pernah mengatakan bahwa ilmu silat
pedang Cui Hun Cap Ji Kiam itu adalah ilmu silat yang ampuh
dari partai Kun Lun, Menurut katanya, bahwa Supek, Suhu
dan Susiok pernah berjanji bahwa tanpa persetujuan ketiga
orang, pernah ilmu itu tak dapat diturunkan kepada seorang
murid, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi Supek telah melanggar janji, ia telah mengajarkan
muridnya tanpa persetujuannya ketiga orang, Yang menjadi
rintangan ialah Susiok tidak keberatan dan telah menyatakan
bahwa murid Supek yang telah menerima pelajaran ilmu itu
antara lain seorang yang berbakat, berbudi, berbakti dan
bertanggung jawab, kelak di kemudian hari pasti dapat
mengangkat namanya partai Kun Lun. Oleh karena itu, aku
merasa ragu-ragu tentang kedudukan Toa Suheng kita."
"Apakah kau telah memberitahukan berita yang kau dapat
dengar ini kepada Toa Suheng?" tanya orang yang tuaan,
"Sudah!" "Dan bagaimanakah reaksinya?"
Toa Suheng bersikap acuh tak acuh, ia hanya tersenyum,
tapi tidak menyatakan pendapatnya," jawab orang yang
mudaan, Sambil memegang erat-erat lengan kawannya yang
mudaan, orang itu berkata dengan khidmat: "Urusan ini kau
jangan bicarakan lagi kepada orang lain, Kaupun mengetahui
bahwa menyampaikan segala pembicaraan guru kita kepada
orang lain merupakan suatu pelanggaran besar...."
Belum lagi ia selesai bicara, dari kuil Sam Goan Kong
terlihat lagi bayangan orang secepat kilat loncat keluar, dalam
sekejapan sudah berada hanya dua depa dari pohon di mana
mereka berdiri Orang yang mudaan meloncat keluar dari tempat. gelap
dan menanyai "Siapa di depan" Mengapa tengah malam buta
keluar berkeluyuran dari kuil?"
"Aku! Aku hendak pergi tengok Li Sumoy," jawab orang
yang ditegur itu sambil tertawa,
"O Liong Cici, Maaf kelancangan Siaotee, Li Sumoy itu
bukankah murid yang baru diterima oleh Sam Susiok?" kata
orang yang menegur itu, setelah melihat tegas dan mengenali
siapa sebenarnya bayangan itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betul!" jawab Liong Giok Pin, loncat pergi dan lari ke lain
jurusan. Kedua orang di bawah pohon itu juga melompat keluar dan
lari menuju ke timur Co Hiong yang bersembunyi di atas pohon, bukan saja
telah mendengar sedikit rahasianya partai Kun Lun, ia pun
telah mendengar berita tentang Lie Ceng Loan, Dengan
bersemangat ia lompat turun dari pohon dan mengejar Liong
Giok Pin, yang lari ke belakang puncak Kim Teng Hong.
Di belakang puncak Kim Teng Hong itu merupakan suatu
jalan menurun yang dalam, di dalam suasana yang gelap itu
Co Hiong sukar melihat keadaan di sekitarnya. Jika ia tidak
mengikuti Liong Giok Pin, ia tak berani terus turun. Setelah
tiba di bawah turunan, ia berada di suatu lembah yang sempit,
hanya satu orang dapat berjalan dengan leluasa, Co Hiong
terus mengikuti di belakang Liong Giok Pin, dan setelah
menempuh jarak lebih kurang satu lie, ia tiba di ujung jalan
yang sempit itu, Hawa yang harum menembusi lubang-Iubang
hidungnya, menyegarkan tubuh,
Setelah keluar dari jalan yang sempit itu, Co Hiong tampak
satu lapangan berumput dengan lereng-lereng gunung yang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

curam di sekitarnya, Pohon-pohon bunga Bwee tumbuh
dengan suburnya, Bulan di langit menyinari pohon-pohon
bunga Bwee yang diselubungi salju yang putih, dan hawa
harum yang terhembus angin membikin seolah-olah disitu
tempatnya dewa-dewi. Tetapi Co Hiong tidak menghiraukan pemandangan atau
keadaan di tempat itu, ia selalu mengawasi liong Giok Pin, ia
tak berani mengikutinya terlampau dekat sebegitu jauh gerakgeriknya masih belum diketahui liong Giok Pin, berkat ilmu
meringankan tubuh yang tinggi
Liong Giok Pin terus berjalan di atas jalan kecil diantara
pohon-pohon Bwee, dan karena pohon-pohon tersebut banyak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekali, Co Hiong dapat terus mengikuti tanpa dipergoki, Di
ujung jalan kecil di kaki lereng gunung terlihat tiga buah rumah
gubuk yang rupanya belum berapa lama dibangun Tempat
yang terpencil ini dengan pemandangan yang penilai mungkin
tempat bernaungnya Lie Ceng Loan," pikir Co Hiong, panah
asmara terhadap Lie Ceng Loan mulai menancap lagi dengan
hebatnya, Memanglah maksud utama Co Hiong datang ke
pegunungan Kun Lun ialah untuk mencari Lie Ceng Loan, dan
harapan bahwa tempat itu adalah tempat bernaungnya si
gadis yang ia rindukan membikin jantungnya berdenyut lebih
gencar! Rindu asmara membikin Lie Ceng Loan menderita
Liong Giok Pin lalu masuk ke dalam pekarangan dari
ketiga buah rumah gubuk yang dilingkari pagar bambu itu, ia
memanggil Lie Ceng Loan beberapa kali, tetapi tidak ada
suara jawaban, Lalu ia panggil-panggil Supek-nya, juga tak
dapat jawaban, ia menjadi cemas, ia dorong pintunya yang
dengan mudah segera terbuka.
Rupanya pintu itu tidak dikunci, ia melangkah masuk ke
dalam, di bawah sinar lilin ia hanya melihat toya besinya Ngo
Kong Toa-su dan pedangnya Lie Ceng Loan, ia agak sedikit
reda. "Mungkin karena terang bulan, mereka tengah
menikmati sejuknya hawa udara dan pemandangan yang
menenangkan pikiran," pikir Liong Giok Pin menduga-nya. ia
duduk di atas kursi sebentaran, lalu ia berpikir lagi: "Tetapi
mengapa sehingga jam empat ini mereka belum juga
kembali?" Dengan perasaan gelisah, ia bangun dari tempat duduknya
dan jalan keluar dari rumah itu, Baru saja ia bertindak keluar,
tiba-tiba ada orang yang membentak "Siapa itu! Mengapa
tengah malam datang ke sini?" Bentakan itu dibarengi dengan
meloncatnya satu bayangan orang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin lantas mengenali suaranya Ngo Kong Toasu, "Supek, jangan salah paham, Aku Liong Giok Pin
diperintah Suhu, disuruh mengantar Lie Sumoy pulang."
Ketika itu Ngo Kong Toa-su sudah berada di depannya
Liong Giok Pin. ia berkata: "Oh, kau disuruh mengantar Lie
Ceng Loan?" Di bawah terangnya rembulan Liong Giok Pin dapat
memperhatikan bahwa Ngo Kong Toa-su bermuram durja. ia
terkejut "Supek, kau mengapa nampaknya, bermuram durja"
Di manakah Lie Sumoy?"
Sambil geleng-gelengkan kepala Hweeshio tua itu berkata:
"Kebetulan kau datang, aku dapat bicara dengan kau. Tunggu
aku ambil suatu barang, kemudian aku ajak kau melihat Loan
Jie." Lalu ia terus masuk ke dalam rumah,
Meskipun dalam hati merasa cemas, Liong Giok Pin tak
berani menanya, ia hanya menunggu di luar rumah. Sejenak
kemudian ia lihat Ngo Kong Toa-su memadamkan lilin di
dalam rumah, dan jalan keluar dengan membawa toya
besinya dan satu bungkusan kecil ia merasa heran dan
khawatir "Bukankah Supek hendak mengajak aku menemui
Lie Sumoy" Mengapa Supek membawa senjata?"
"Aku ingin segera pergi ke pegunungan Koat Cong San,"
jawab Ngo Kong Toa-su. "Ha! Pergi ke pegunungan Koat Cong San pada tengah
malam buta?" tanya Liong Giok Pin. "Urusan penting apakah
yang memaksa dan mendesak Supek pergi ke situ?"
"Aku harus mencari Bee Kun Bu!" kata si Hweeshio tua.
Tetapi Supek mesti ajak aku melihat Lie Sumoy dulu,"
mendesak Liong Giok Pin. Tentu saja aku lebih dulu ajak kau melihat Loan Jie, baru
kemudian aku berangkat pergi ke pegunungan Koat Cong
San," jawab Ngo Kong Toa-su. Liong Giok Pin tak menanya
lagi. ia mengikuti Ngo Kong Toa-su keluar dari pagar bambu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melewati pohon-pohon Bwee dan terus menuju ke arah timur
Mereka berjalan dengan cepat sekali, agaknya Hweeshio tua
itu ingin lekas-lekas mencari Bee Kun Bu.
Tak lama kemudian mereka tiba di kala suatu puncak
gunung. "Bisakah kau mendaki puncak ini?" tanya Ngo Kong Toasu.
Liong Giok Pin mendongak ke atas dan memperhatikan
muka jurang yang curam itu, di mana telah banyak tumbuh
pohon-pohon dan rumput Lalu ia mengangguk "Bisa!"
jawabnya. Ngo Kong Toa-su yang hanya memikiri Lie Ceng Loan
tidak bicara banyak ia segera loncat mendaki jurang yang
curam itu, diikuti oleh Liong Giok Pin. Ketika tiba di atas, Liong
Giok Pin telah berkeringat, dan Ngo Kong Toa-su terus
menuju ke satu batu besar di atas puncak itu, ia berlari-lari
mengejar Hweeshio itu, Ketika ia tiba di bawah batu yang
besar dan mendongak ke atas, segera ia menjadi terkejut
melihat Lie Ceng Loan duduk termenung di atas batu itu
dengan tak menghiraukan angin dingin yang meniup-niup
tubuhnya! ia memanggil: "Lie Sumoy!"
Tetapi teriakannya yang keras itu rupanya tak terdengar
oleh Lie Ceng Loan. ia duduk termenung seperti patung, Liong
Giok Pin datang menghampiri ia tampak kedua matanya Ceng
Loan berlinangkan air mata, pakaiannya yang putih penuh
dengan bola-bo!a salju kecil, air matanya yang menetes turun
di atas pakaiannya telah beku menjadi es! ia pegang tangan
kanannya Ceng Loan, lalu merangkulnya sambil menjerit: "Lie
Sumoy...!" Hancur hatinya melihat keadaan adik seperguruannya
menderita demikian ia menangis untuk melampiaskan
kesedihan hatinya, ia pun tampak menyeka matanya dengan
lengan bajunya, Hatinya sakit seolah-olah tertusuk oleh
senjata tajam! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dia duduk di situ sudah dua hari dan satu malam," kata
Ngo Kong Taa-su. "la, dua hari dan satu malam tanpa makan
dan minum. ia tidak menangis, dan tidak bicara, ia biarkan
tubuhnya diserang salju dan angin yang dingin, Sudah berkalikali aku membujuk ia makan dan minum, dan memaksa ia
turun dari puncak ini, tetapi ia tak menghiraukannya. ia
bukannya Lie Ceng Loan puteri angkatku, Entah tenaga gaib
apakah yang telah merubah ia! ia bukannya...." Hweeshio itu
tak dapat meneruskan, kata-katanya rasa sedihnya
merintangkan ucapan nya. Air matanya mengucur deras di
kedua pipi nya! "Supek!" kata Liong Giok Pin, "Kita harus berusaha
menolong dia, Jika dia terus menerus menyiksa diri seperti ini,
ia bisa...." Liong Giok Pin juga tak dapat meneruskan
ucapannya, ia menangis tersedu-sedu sambil memeluki eraterat tubuhnya Lie Ceng Loan.
Lalu Ngo Kong Toa-su berkata: "Sudahlah, janganlah
dipeluknya erat-erat Tubuhnya mungkin sudah beku, pelukan
mu yang keras dapat melukakan dia,.,."
"Supek, mengapa Supek tidak paksa dia" Angkat dia turun
dari puncak ini?" tanya Liong Giok Pin.
Si Hweeshio tua menarik napas panjang, "Selama
setengah bulan ini, dia telah menderita rindu asmara, Saban
hari ia menanyakan apakah Bu Kokonya sudah kemba!i. Mulamula aku berusaha menghiburkannya, Tetapi aku tak dapat
terus-terusan berdusta, kini rupanya ia tak pereaya lagi
kepadaku, sudah beberapa hari dia tak sudi bicara dengan
aku, Sudah dua hari dan satu malam
"Lie Sumoyl" panggil Giok PIn. TapI seruannya Ku tak
didengar oleh Ceng Loan. Ia duduk di sini dengan tidak makan, tidak minum, tidak
bicara dan tidak tidur!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika pertama kali Liong Giok Pin mengenal Lie Ceng
Loan, ia segera tertarik oleh wajahnya yang cantik, jujur dan
mulia. ia sangat bersimpati terhadapnya, setelah ia menjadi
muridnya Giok Cin Cu atau saudari seperguruannya ia sayang
gadis itu seperti saudara kan-dung, Karena perasaan sayang
itulah ia lupa bahwa ia telah bicara keras terhadap paman
gurunya, "Tetapi mengapa Supek membiarkan dia datang ke
puncak ini?" demikian katanya,
Sambil geleng-geleng kepala, Ngo Kong Toa-su berkata:
"Jika dia dapat menangis dan mengeluarkan isi hatinya
kepadaku, aku masih dapat mencegah ia datang ke sini,
Tetapi sudah hampir satu minggu, dia seperti satu patung dan
boneka, dia tidak bicara, tidak menangis, Berulang kali aku
membujuk, mendesak, bahkan mengancam nya, tetapi
ternyata sia-sia! Dengan payah dua hari berselang, tetapi sekarang kau
saksikan dengan kepala matamu sendiri bahwa sikapnya...." ia
berhenti sejenak, lalu meneruskan: "Jika ia terus tidak makan
tidak minum, tidak tidur jjiga, terus duduk di sini, aku khawatir
ia tak dapat bertahan tiga hari lagi. Rindu asmaranya tak
dapat disembuhkan dengan apapun!" ia berdiri dengan
menundukkan kepalanya, menahan rasa sedih hatinya,
Lalu ia menarik napas panjang, dan meneruskan: "Dua
hari berselang, entah mengapa, tiba-tiba ia memberitahukan
aku bahwa Bu Kokonya akan segera kembali, dan ia ingin
mendaki satu puncak yang tinggi menanti kedatangan nya.
Mula-mula aku merasa girang, karena ia mulai mau bicara
lagi, Aku pikir ada baiknya ia berjalan-jalan keluar dari rumah.
aku tidak mencegah keinginannya, Setelah ia menanya
letaknya pegunungan Koat Cong San dan berada di jurusan
mana, segera ia mendaki puncak ini. Demikianlah ia berada di
atas batu di puncak ini selama dua hari dan satu malam !"
Nampak Liong Giok Pin agak gusar, "Ai! Mengapa Bee
Kun Bu melupai, dan menyiksa padanya" Aku yakin jika Suhu
ketahui perbuatan ini, beliau takkan membiarkannya, Aku
harus segera minta Suhu mengutus orang memanggil kembali
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu untuk diadili!" kata Liong Giok Pin dengan gusar
dan menyesali Dengan mengertak gigi, Ngo Kong Toa-su berkata: H
Urusan ini tak usah gurumu yang menghukumnya. Aku pun
tak dapat memberi ampun kepadanya karena dia telah
membikin Loan Jie menderita, jika aku ketemukani dia, aku
pasti hajar padanya dengan toya besi ini, dan akhiri
omongannya dengan menghantamkan toyanya ke tanah.
Baru saja ia berkata-kata, tiba-tiba dari belakang mereka
terdengar orang bicara, suaranya nyaring,
"Jika Bee Kun Bu telah melanggar peraturan guru-gurunya,
kau tak usah turun tangan, Aku pun tak akan membiarkannya,
Aku akan cari padanya di manapun ia berada, untuk dibunuh
mati dengan pedang ini!"
Entah kapan, Hian Ceng Tojin juga telah mendaki puncak
itu. Di bawah terangnya sinar bulan terlihat wajahnya yang
menunjukkan kemarahan, ia berjalan menghampiri mereka.
Melihat Hian Ceng Tojin, Liong Giok Pin lekas-lekas
berlutut menghormat di hadapannya,
"Maaf jika Liong piok Pin telah salah omong," Giok Pin
berkata, , "Jika Bee Sute mu telah melupakan budi dan kasih
sayang, melanggar peraturan partai, ia harus dihukum, Aku
tak mempersalahkan kau. Ayo, bangun!" kata Hian Ceng
Tojin. Lalu ia mendekati Lie Ceng Loan, dan memperhatikan
wajahnya, Lalu ia menarik napas panjang dan berkata: ttAi!
Anak ini menderita hebat. Kita harus lekas-lekas menolong
dia." Kemudian ia tepuk jalan darah di punggungnya Lie Ceng
Loan, Tetapi Ngo Kong Toa-su melepaskan tinjunya dengan ilmu
Hui Hong Jok Liu atau Angin puyuh menghalau daun Liu, dan
anginnya dari tinju itu mencegah tepukannya Hian Ceng Tojin.
"Kau tahu dia menderita hebat, tetapi mengapa kau gegabah
menepuk punggungnya" Tepukanmu itu dapat menolong dia,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tetapi dapat juga membinasakannya! Jika keadaan tubuhnya
tidak berbahaya, aku siang-siang sudah menolongnya," kata
Ngo Kong Toa-su. Semenjak Hian Ceng Tojin kenal dan bersahabat kepada
Ngo Kong Toa-su, belum pernah ia melihat Hweeshio itu
demikian gusarnya. Biasanya mereka saling hormat
menghormati dan senantiasa menunjukkan sikap ramah
tamah, Cegahan dan bentakan itu mengejutkan ia. ia mundur
dua langkah, dan berkata sambil tersenyum:
"Sudah setengah bulan hawa udara sangat buruk, Malam
ini kebetulan hawa udaranya baik. sebetulnya aku hendak
mengajak kau nenikmati keindahan malam terang bulan ini,
tetapi ketika aku datang ke rumahmu, nyata kau sudah pergi,
Jika aku tidak mendengar pereakapanmu berdua, aku tidak
mengetahui bahwa kau berada di atas puncak ini." Kata Hian
Ceng Tojin. Tidak menunggu Hian Ceng Tojin bicara habis, Ngo Kong
Toa-su berkata: "Maafkan perkataanku yang kasar tadi. Aku dan Loan Jie
telah melewatkan waktu di atas puncak ini selama dua hari
dan satu malam, Aku merasa letih sekali, Maaf jika aku tak
dapat menemani kau menikmati malam terang bulan ini."
Hian Ceng Tojin tersenyum. "Kita telah bersahabat
beberapa puluh tahun mustahil kau masih tidak memahami
sikap dan isi hatiku" Seumur hidupku aku tak hanya terima
dua orang murid. Murid yang besar telah aku usir, tapi dia
telah minta ampun selama tiga hari tiga malam di kamar
tengah, memohon agar diterima kembali, dengan perjanjian ia
akan dapatkan peta Ceng Cin Tauw untuk aku,
Ketika itu kau pun menyaksikan dengan kepala mata
sendiri bahwa dia telah menunaikan janjinya, dan tewas ketika
membawa peta itu tidak jauh dari kuil Sam Ceng Koan. Jika
Bee Kun Bu melanggar peraturan partai, aku pasti tidak akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memberi ampun kepadanya, ia mesti mati di bawah pedangku!


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kau tadi kata ingin pergi ke pegunungan Koat Cong San
mencari dia, aku suka menyertai kau pergi ke pegunungan itu.
Tetapi sekarang lebih terpenting menolong Loan Jie dulu!"
kata HianCeng, Tampak Ngo Kong Toa-su agak serba salah dan bingung.
"Aku telah bersumpah akan mengurus dan menjaga Loan
Jie. Demi kepentingannya, aku tak menghiraukan bahaya
apapun, Aku harus...." ia tak dapat meneruskan kata-katanya.
ia merasa kecewa sekali terhadap Bee Kun Bu yang telah
membikin puteri angkatnya menderita hebat,
"Lie Ceng Loan telah diterima menjadi murid partai Kun
Lun, Kami tidak akan tinggal diam kami akan berusaha
membereskan soalnya, sekarang kita yang menolong dia."
Kata Hian Ceng Tojin menghibur Lalu ia raba jidatnya Lie
Ceng Loan. ia terkejut karena jidat itu dingin sekali ia
menanya: "Mengapa kau membiarkan dia diam di atas puncak ini"
Hawa yang dingin mungkin telah membekukan jalan-jalan
darahnya, Aku khawatir aku tak dapat menolong untuk
membebaskan jalan-jalan darahnya."
Ngo Kong Toa-su tidak segera menjawab. ia merasa
bersalah Tiba-tiba ia berkata: "Ai! Kita cari Bee Kun Bu!"
"Ai!" keluh Hian Ceng Tojin. "Jika aku tak bisa menolong
Ceng Loan, apalagi Bee Kun Bu apakah dia dapat
menolongnya?" "Lebih baik Bee Kun Bu yang menolong atau
membinasakan puteriku daripada kau, bukan?" kata Ngo Kong
Toa-su agak ketus, Ucapan itu merupakan suatu sindiran Hian Ceng Tojin
tidak berkata lagi, ia hanya menarik napas panjang, Untuk
sementara waktu semua orang membisu, seolah-olah tak
berdaya menolong Lie Ceng Loan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pada saat itu dari jauh terdengar suara seruling yang
makin lama makin dekat terdengarnya, Liong Giok Pin yang
pertama terpengaruh oleh suara seruling itu. Dengan kedua
mata berlinang ia menanya: "Supek, mungkinkah Giok Siu
Sian Cu datang lagi?"
Hian Ceng Tojin mengangguk
iblis wanita itu mengapa belum berlalu dari daerah ini?" ia
berkata, Suara seruling itu menjadi semakin memilukan hati,
seolah-olah seekor kera yang terluka merintih-rintih kesakitan
Ketiga mereka, kecuali Lie Ceng Loan, dipengaruhi oleh suara
seruling yang indah itu, akan kemudian terlihat seorang wanita
yang mengenakan pakaian hitam dengan rambut terurai
mendatangi dengan memegang sebuah seruling dari batu
Giok, Kali ini ia tidak menutupi mukanya dengan selubung kain
hitam, dan wajahnya kelihatan bermuram durja.
Hian Ceng Tojin, setelah mengawasi Giok Siu Sian Cu,
lalu memperhatikan wajahnya Ngo Kong Toa-su.
Hweeshio tua itu kelihatannya sedih sekali Rupanya ia
terkenang kepada peristiwa-peristiwa yang lampau, "Karena
terlampau sedih, Lie Ceng Loan telah tak dapat
mengendalikan kecemasannya yang merangsang asmara,
Meskipun berbahaya untuk menolong membebaskan jalanjalan darahnya, tetapi dengan berusaha menolong, aku masih
berharapan dapat menolong Jika aku tidak berusaha, ia pasti
tak dapat hidup lebih lama lagi, Kini ia masih tak sadarkan diri
ada baiknya aku segera berusaha membebaskan jalan-jalan
darahnya," pikir Hian Ceng Tojin.
Dengan tekad demikian, lalu dengan tinju kanannya ia
tumbuk jalan-jalan darah di kedua pundak Lie Ceng Loan,
Tumbukan itu dilakukan dengan cepat sekali, ia melakukan
perbuatan itu dengan perhitungan bahwa jika ia tak berhasil,
Ngo Kong Toa-su pasti mengamuk dan melabrak ia. Tetapi
karena ia bermaksud mulia, ia rela menghadapi segala
kemungkinan! Dengan perasaan yang sangat tegang itu ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berusaha membebaskan jalan darahnya Lie Ceng Loan yang
penting, Sekonyong-konyong Lie Ceng Loan menjerit, kedua
matanya terbelalak darah keluar dari mulutnya, tubuhnya jatuh
ke belakangan Hian Ceng Tojin lekas-Iekas menyanggapnya
dan direbahkan di tanah, ia menggosok-gosok, memijit-mijit
dan menguruti bagian-bagian yang ia telah tumbuk tadi,
Terlihat keringat keluar dari seluruh tubuhnya Hian Ceng Tojin
selagi ia melakukan pembebasan jalan darah itu, meskipun
hawa di atas puncak sangat dinginnya
Sejenak kemudian Lie Ceng Loan dapat bergerak, dan ia
berusaha bangun, Hian Ceng Tojin bantu membangunkan dan
didudukkan di atas tanah, Lie Ceng Loan memandang ke
sekitarnya, dan ketika melihat Ngo Kong Toa-su, ia segera
menanyai "Apakah Bu Koko telah kembali?"
Hian Ceng Tojin mengusap-usap rambutnya" Lie Ceng
Loan, "Dia segera akan kembali Kau harus berlaku tenang
menanti kembalinya," jawab Hian Ceng Tojin menghiburkan
dengan senyumyang menghancurkan hati, Lie Ceng Loan
berkata lagi: "Aku tentu menanti kembalinya, Sepuluh tahun, seratus
tahun, aku tetap menanti!"
Kemudian terdengar lagi bunyinya seruting, dan semuanya
tunjukkan pandangannya ke arah Giok Siu Sian Cu yang
berdiri tidak berapa jauh sambil meniup serulingnya, Suara
seruling yang sedih membikin semua mereka mengucurkan air
mata, suara itu lambat laun terdengarnya sangat sedih dan
pilu seolah-olah seorang wanita menangis tersedu-sedu,
tereampur suara tangisan-nya Lie Ceng Loan di atas puncak
yang sunyi senyap itu. Ketika suara seruling berhenti, Lie
Ceng Loan pun berhenti menangis, ia melihat ke arah Giok
Siu Sian Cu, lalu berkata: "Jika kau ingin mencari Bu Koko,
kau harus menanyakan kepada Pek Cici."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu tidak mengerti ucapannya Lie Ceng
Loan. ia menanya: "Aku kenal Bu Kokomu, tapi siapakah Pek
Cici itu?" Hian Ceng Tojin segera peluk Lie Ceng Loan dan
bersama-sama gadis itu, ia ingin meloncat, tetapi Giok Siu
Sian Cu mencegat: "Sam Ceng Koan Cu (kepala kuil Sam
Ceng Koan), siapakah gadis ini" Mengapa kau tak memberi
kesempatan kepadanya untuk bicara terus?" tanya Giok Siu
Sian Cu. "Kau tak perlu tahu siapa gadis ini!" jawab Hian Ceng Tojin
dengan ketus. Giok Siu Sian Cu menjadi gusar
"Karena aku memandang Bee Kun Bu, aku tidak ingin ribut
dengan orang-orang dari partai Kun Lun. Tetapi jangan
anggap bahwa aku takut bertempur melawan kau!"
Hian Ceng Tojin khawatir Giok Siu Sian Cu melukai Lie
Ceng Loan, maka sebelumnya menjawab, ia lebih dulu loncat
ke dekat Liong Giok Pin sambit membawa Lie Ceng Loan. ia
serahkan Lie Ceng Loan kepada Liong Giok Pin, lalu bertindak
maju lagi, Secepat kilat Giok Siu Sian Cu loncat ke arah Liong
Giok Pin yang segera menahan dengan pedangnya,
Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu
menangkis tusukan pedang Liong Giok Pin, lalu diteruskan
menyodok sehingga Liong Giok Pin terpaksa bertindak
mundur tiga langkah, Ketika mereka saling menyerang dan menangkis, Hian
Ceng Tojin tetap menjagai Lie Ceng Loan. sebetulnya Giok
Siu Sian Cu ingin menyerang Hian Ceng Tojin dan memaksa
Lie Ceng Loan memberitahukan di mana Bee Kun Bu berada,
tetapi Hian Ceng Tojin selalu merintangi, perbuatan ini
membikin Giok Siu Sian Cu menjadi murka sekali, Sambi!
menjerit ia serang Hian Ceng Tojin dengan jurus "Liong Seng
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
li Sut" atau Naga nyeruduk satu jalan, dan menyodok
lawannya bertubi-tubi dengan seruling batu Gioknya,
Hian Ceng Tojin yang harus menjagai Lie Ceng Loan
hanya dapat menangkis tak dapat menyerang, Sodokan yang
bertubi-tubi itu berhasil menyodok betis kanannya yang
digunakan untuk menendang, ia merasa sakit dan panas, Giok
Siu Sian Cu telah melihat ini, ia mendesak terus, Tiba-tiba ia
merasa ada hembusan angin di belakangnya.
Giok Siu Sian Cu yang biasa melawan lawan-lawan yang
lihay, segera insyaf bahwa orang yang ada di belakangnya
pasti tinggi ilmu silatnya ia tidak berbalik untuk melawan, tetapi
ia loncat ke depan untuk menghindarkan diri dari hembusan
angin itu sambil menyodok lagi kepada Hian Ceng Tojin,
Orang yang menyerang ia dari belakang ialah Ngo Kong
Toa-su yang tepaksa turun tangan karena melihat Hian Ceng
Tojin keteter Ketika Giok Siu Sian Cu loncat ke depan sambil
menyodok lagi kepada Hian Ceng Tojin yang terus menjagai
Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su lihat bahwa sodokan itu tak
dapat dielakkan oleh kawannya
Jika Hian Ceng Tojin menangkis, maka sodokan itu dapat
melukai Lie Ceng Loan, ia tidak keburu menolong menangkis,
maka dengan satu sabetan toya besinya ia paksa Giok Siu
Sian Cu meloncat ke samping dengan jurus Tiauw Hoat Lam
Hai" atau menghalau ombak ke laut selatan,
Di lain pihak Hian Ceng Tojin yang melihat sodokan maut
memperdengarkan jeritannya, Sambil memeluk Lie Ceng Loan
ia menotokkan kesepuluh ujung jari kakinya di atas tanah
meloncat tinggi dan tiba di tanah satu depan lebih jauhnya!
Giok Siu Sian Cu harus loncat ke samping meng-egoskan
sabetan toya besinya Ngo Kong Toa-su yang sudah menjadi
beringas sekali, Wanita yang kepala batu itu tidak senang
diserang dari belakang. ia berbalik, dan dengan secepat kilat
ia serang Ngo Kong Toa-su dengan maksud menotok jalanjalan darah lawannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su terkejut ia loncat mundur tiga langkah,
lalu dengan mengayun toya besinya ia balas menyerang
dengan jurus "Lek Sin Ngok Gak" atau Me-nyapu bersih lima
gunung, jarang ada orang yang dapat tahan sapuan loncat mundur
Hweeshio tua itu, Giok Siu Sian Cu harus loncat mundur
beberapa tindak untuk maju dan berusaha menotok jalan-jalan
darah lawan nya. Ngo Kong Toa-su mengetahui bahwa
totokan yang dilancarkan dengan ujung seruling batu Giok itu
tak dapat dipandang remeh. ia loncat ke kiri dan ke kanan
mengegos dari semua totokan, tetapi jubahnya masih juga
kena tersabet ujung seruling batu Giok itu.
Inilah untuk pertama kali ia alami selama berkecimpungan
di kalangan Kang-ouw tiga puluh tahun lebih, ia merasa malu,
mukanya menjadi merah, Tetapi ia menjadi semakin nekat
Lalu ia keluarkan semua kepandaiannya, Sambil menjerit-jerit
seperti me-raungnya seekor naga mengamuk ia menyerang
dengan jurus-jurus ilmu toya Ciang Liong Coang Hoat atau
ilmu toya naga turun dari angkasa,
Ketika itu Hian Ceng Tojin telah menyuruh Liong Giok Pin
bawa Ue Ceng Loan ke tempat yang agak jauh, dan ia berdiri
menonton kawannya bertempur melawan iblis wanita itu. ia
menyaksikan bahwa Giok Siu Sian Cu terkurung oleh sabetan,
kemplangan, sodokan dan geprakan toya besinya Ngo Kong
Toa-su, dan wanita iblis itu harus meloncat-loncat ke kiri dan
ke kanan atau ke atas untuk mengegoskan diri dari serangan
toya maut itu! Tiba-tiba terlihat Giok Siu Sian Cu loncat tinggi
ke atas, dari atas ia menyerang kepalanya Ngo KongToa-su.
Sinar terang memancar keluar dari seruling batu Giok itu!
Ngo Kong Toa-su terkejut Dengan memegang toya
besinya di kedua tangannya, ia putar toya itu dengan jurus Cai
In Ki Teng atau membubarkan awan di atas puncak, Giok Siu
Sian Cu tekas-lekas loncat ke samping dan turun di tanah
untuk segera menyerang Hian Ceng Tojin yang sedang
menonton Tetapi Hian Ceng Tojin dengan pedang terhunus
sudah siap meladeni iblis wanita itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Praang!!!" terdengar seruling batu Giok beradu dengan
pedangnya Hian Ceng Tojin, Dengan bentroknya kedua
senjata itu, Giok Siu Sian Cu coba meloncat ke atas lagi dan
turun di belakang Ngo Kong Toa-su untuk menyodok jalan
darah punggungnya Hweeshio tua itu,
Ngo Kong Toa-su tidak keburu menangkis, ia lekas-lekas
loncat ke depan delapan kaki jauhnya, lalu berbalik
menyerang dengan jurus "Kauw Pa Kim Ceng" atau memukul
keras lonceng emas, Tetapi serangan atau totokan Giok Siu Sian Cu itu sangat
cepat Barusaja kakinya menyentuh tanah, ia telah meloncat ke
atas lagi setinggi hampir dua depa, dan jatuh lagi di atas
kepalanya Hian Ceng Tojin.
serangan dari atas ini cepat sekali dan tak terduga, Untung
Hian Ceng Tojin tinggi ilmu silatnya, ia bertindak mundur dua
langkah, menanti turunnya si iblis wanita, lalu menusuknya
dengan jurus Tiang Hong Keng Tian atau pelangi panjang
menembusi angkasa, Tusukan itu dielakkan sambil loncat
maju seolah-olah terlepasnya anak panah dari busurnya!
Giok Siu Sian Cu sangat lincah, Lagi-lagi sudah loncat ke
atas dan jatuh di depan Ngo Kong Toa-su. ia harus keluarkan
seluruh kepandaiannya melawan dua guru silat yang
termashur itu, dan selama pertempuran berlangsung hampir
tujuh puluh jurus ia belum juga berhasil menaklukkan lawanlawannya, ia hanya dapat loncat ke atas menyerang yang
satu, lalu loncat ke atas lagi menyerang yang lain, dan pada
tiap-tiap menyerang, ia harus meloncat lagi mengegosi
serangan balasan yang merupakan tusukan dari Hian Ceng
Tojin atau sodokan dan kemplangan dari toya besinya Ngo
Kong Toa-su. Apabila ilmu silatnya tidak lihay, mungkin dalam
lima jurus ia sudah menjadi mayat!
Kepala kuil Sam Ceng Koan bertempur melawan iblis
wanita Selama pertempuran berjalan tiga puluh jurus itu, Hian
Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su masih belum insyaf lihaynya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ilmu silat lawannya, Mereka hanya merasakan bahwa
lawannya itu mempunyai ilmu meringankan tubuh yang luar
biasa, dan dapat menggunakan tangkisan-tangkisan untuk
meloncat mencelat ke atas, Setelah lewat tiga puluh jurus
lawannya tiba-tiba merubah jurus-j urus nya. ia berusaha
keras menotok jalan darah mereka dengan seruling batu
Gioknya dalam jurus-j urus Mo In Cap Pwee Cau atau
menyentuh awan dengan delapan belas langkah, Seranganserangan itu harus dilakukan dengan meloncat ke atas,
Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su berdiri hanya satu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

depa lebih terpisahnya melawan iblis wanita itu yang
menyerang sambil meloncat ke atas ke kiri dan ke kanan,
seolah-olah seekor burung walet menyamber sebatang rumput
untuk sarangnya, dan serangan-serangannya makin lama
makin gencar. Iblis wanita ini betul-betul lihay," pikir Hian Ceng Tojin
sambil bertempur "Seumur hidupku baru kali ini aku
menjumpai lawan yang berat Aku harus melawan dengan
penuh perhatian dan sekuat tenaga." Dengan tekad itu Hian
Ceng Tojin lalu mengumpulkan semua tenaga dalamnya untuk
menyongsong dengan dahsyat.
Ketika itu Giok Siu Sian Cu sedang turun menyerang Hian
Ceng Tojin, Dengan menjerit keras, Hian Ceng Tojin meloncat
ke atas setinggi satu depa lebih, lalu dengan jurus Ban Hong
Cut Cao atau Ribuan tawon menyerang keluar dari sarang,
pedangnya terputar-putar dan menusuk bertubi-tubi kepada
lawannya! jurus Ban Hong Cut Cao ini merupakan salah satu jurus
yang istimewa dahsyatnya dari ilmu pedang Cui Hun Cap Ji
Kiam, serangan pedang itu menderu-deru dan berkilau-kilau,
Giok Siu Sian Cu tak berani menangkis, ia harus berkelit dan
mengegos, Dengan gesit ia berlarian di tanah, dengan
demikian ia menghindari serangan Ban Hong Cut Cao dari
Hian Ceng Tojin, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menampak jurus nya tiada hasil, Hian Ceng Tojin
melompat melewati kepalanya Giok Siu Sian Cu yang ketika
itu seperti seekor ular berbisa menyambar dan menyerang
Ngo Kong Toa-su, Hian Ceng Tojin mengejar sambil
membentak "Hei! jika kau bertempur dengan berlari-larian, kau
tidak terhitung pandai Nyatalah julukan Giok Siu Sian Cu
(Dewi seruling batu Giok) hanya nama kosong belaka!"
Ejekan tersebut membikin panas hatinya Giok Siu Sian Cu,
ia tidak jadi terus menyerang Ngo Kong Toa-su, tetapi balik
melawan Hian Ceng Tojin. Kedua senjata beradu, dan keduaduanya mereka terpental mundur Sambil memegang seruling
menjagai dadanya Giok Siu Sian Cu berkata: "Kau jangan
mengejek Aku bersedia melawan kau dengan cara
bagaimanapun Tetapi kita harus bertempur dengan bertaruh!"
"Ha! Bertaruh apa" Kau sebutlah! Aku sanggup bertaruh
potong kepala!" kata Hian Ceng Tojin mengejek
"Jika aku kalah, aku akan patahkan seruling, memotong
rambut, dan berlalu dari kalangan Kang-ouw untuk tinggal
menyendiri di pegunungan!" kata Giok Siu Sian Cu.
"Jika aku kalah," kata Hian Ceng Tojin, "Aku potong lengan
kananku, dan seterusnya tidak dapat menggunakan pedangku
lagi!" Giok Siu Sian Cu menggeleng-gelengkan kepalanya,
Tidak usah demikian hebat Jika kau kalah, cukuplah kau
beritahukan di mana Bee Kun Bu berada!"
Mendengar jawaban itu, Hian Ceng Tojin terkejut ia insyaf
bahwa iblis wanita ini pun telah tergila-gi!a kepada muridnya
itu, ia tidak segera menjawab sebetulnya ia menaruh
kepereayaan penuh terhadap muridnya, dan yakin bahwa
muridnya yang mulia dan setia itu tak akan melakukan
perbuatan yang tidak pantas, Meskipun Sumoynya, Giok Cin
Cu, mencela, ia selalu membela muridnya. jawaban Giok Siu
Sian Cu telah membikin kepereayaan atau keyakinannya
tergoyang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Di dalam setengah bulan ini, kau telah dua kali datang ke
pegunungan Kun Lun, apakah maksudmu itu untuk menemui
Bee Kun Bu?" tanya Hian Ceng Tojin dengan bimbang,
Giok Siu Sian Cu mengangguk, kemudian dengan
senyuman yang sedih ia berkata: "Sebetulnya aku tidak ingin
melihat dia lagi, Akan tetapi suatu dorongan di dalam hatiku
mendesak aku untuk menengok dia lagi!"
^sebenarnya apa maksudmu hendak melihat dia?" tanya
Hian Ceng Tojin. "Kau harus ketahui bahwa peraturan partai
Kun Lun kita sangat keras, Seorang murid yang telah
melanggar peraturan ini tak dapat diberi ampun. Kau tak dapat
sembarangan memfitnah dia sehingga muridku itu dihukum
tanpa salah." Tiba-tiba Giok Siu Sian Cu mendongak ke atas dan
tertawa keras, Lalu dengan kedua mata melotot ia membentak
"Jika kalian berani mengatakan Bee Kun Bu berbuat salah
atau tidak pantas, aku segera bakar habis seluruh kuil Sam
Goan Kong!" Hian Ceng Tojin menjadi gusar lagi, ia balas membentak
"Bee Kun Bu adalah muridku! Mengapa aku tak berani
menegur dia, Jika kau mau bakar kuil Sam Goan Kong, kau
boleh coba! Kami ketiga pemimpin partai Kun Lun tidak takut
kepadamu!" "Membakar kuil Sam Goan Kong mudah sekali, Jika kau
tidak pereaya, aku akan lakukan pembakaran itu di dalam
jangka waktu satu tahun," kata Giok Siu Sian Cu mengejek
"Kini kita harus membereskan urusan pertaruhan kita dulu,
Jika kau kalah, apakah kau sudi memberitahukan aku di mana
jejaknya Bee Kun Bu?"
Hian Ceng Tojin melihat kepada Ngo Kong Toa-su yang
berdiri dengan siap untuk menyerang lagi dengan toya
besinya, Lalu ia menjawab: "Baik! Jika kau menang, aku akan
memberitahukannya!" Lalu ia menghampiri Ngo Kong Toa-su
dan berbisik: "Kau lekas-lekas bawa Loan Jie turun dari
puncak ini. ia tak tahan hawa yang dingin dari puncak ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya Giok Siu Sian Cu ingin merintangi lawannya
menghampiri Ngo Kong Toa-su, tetapi setelah menyaksikan
jurus Ban Hong Cut Cao ia tak berani bertindak sembrono
Lagi pula maksudnya hanya ingin dapat keterangan tentang
Bee Kun Bu. ia harus menang, untuk dapat mengetahui
jejaknya Bee Kun Bu. Kedua-duanya berdiri berhadap-hadapan, Giok Siu Sian
Cu mulai menyerang dengan serulingnya, Hian Ceng Tojin
putar lengannya, hembusan angin dari lengan itu
menghalaukan sodokan seruling batu, dan pedangnya
dibarengi menusuk pundak lawannya,
Giok Siu Sian Cu mengegos untuk segera menyerang lagi,
Ketika mereka bertempur dengan jurus-jurus yang lain.
Mereka menyerang dengan tenaga dalam, oleh karena itu
tiap-tiap serangan mengandung tenaga dari seribu kati, dan
tiap-tiap serangan merupakan dorongan yang dapat
merobohkan gunung! Karena hebat serangan-serangan itu, kedua belah pihak
tidak berani sembarangan, karena tiap-tiap serangan jika
menemui sasaran, akan membawa maut! Bagi orang yang tak
mengerti ilmu tenaga dalam (Lweekang), nampaknya mereka
bukan sedang bertarung, mereka hanya saling pandang
memandang dengan kedua mata terbelalak sambit menahan
napas untuk mengumpulkan tenaga dalam. Bila satu serangan
tertangkis atau terhindar maka mereka mundur lagi mencari
lowongan untuk mengirim serangan yang menghasilkan Bagi
orang yang mahir dalam ilmu silat, terlihat bahwa tiap-tiap
serangan dilancarkan dengan ilmu yang tinggi sekali
Demikianlah mereka bertempur selama hampir satu jam,
dengan belum ada yang menang atau kalah.
Giok Siu Sian Cu tak sabar lagi, ia menjerit dan loncat
tinggi ke atas. Tapi Hian Ceng Tojin tidak memberi
kesempatan, ia mengejar dan menyerang dengan jurus Ki
Hong Teng Kauw atau Burung Garuda Mengejar Naga dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tusukan pedangnya, Giok Siu Sian Cu merapatkan kedua
betisnya, ia mengegos ke samping, lalu dari atas dengan
serulingnya ia menyodok kepalanya Hian Ceng Tojin,
Setelah gagal menusuk lawannya dengan jurus Ki Hong
Teng Kauw, Hian Ceng Tojin lekas-lekas mencelat ke
belakang menghindari totokan di atas kepalanya, dan segera
menyerang lagi dengan jurus Pwee Pui Hong Ji atau Taufan
menyerang dari delapan penjuru sambil memutar dan
menusuk dengan pedangnya!
Tapi sambil tertawa Giok Siu Sian Cu merapatkan kedua
betisnya untuk meloncat ke atas satu depa lebih tingginya.
Htan Ceng Tojin terkejut Belum pernah ia menemui lawan
yang demikian lihay ilmu meringankan tubuhnya, Cara
lawannya menghindarkan atau mengelakkan diri dengan
meloncat ke atas demikian cepat dan lincahnya mungkin tak
ada taranya di kalangan Kang-ouw, pikirnya,
Dua kali ia telah menyerang dengan jurus-jurus istimewa
dari Cui Hun Cap Ji Kiam, namun kesemuanya gagal! justru
pada saat ia terkejut, ia merasa angin hebat menghembus di
atas kepalanya, Lekas-lekas ia putar pedangnya di atas
kepalanya untuk menjaga segala serangan. terlihat olehnya
Giok Siu Sian Cu menukik dari udara menuju ke arah
kepalanya dengan serulingnya di putar siam sekali jurus itu
adalah salah satu jurus yang amat lihay dari ilmu Bo In Cap
pwee Cao. Hian Ceng Tojin harus lebih waspada menyerangnya,
Setelah memutarkan pedangnya di atas kepala, ia melangkah
mundur dua tindak untuk menyabet lagi la-wannya, pedang itu
ditangkis oleh seruling batu Giok dan dua senjata beradu
hebat sekali, memuncratkan lelatu dan bersuara nyaring,
Kesempatan itu digunakan oleh Hian Ceng Tojin untuk
menebas tangan lawan yang memegang seruling batu Giok,
Tidak pereuma jika Giok Siu Sian Cu peroleh julukan iblis
Wanita, Betapapun cepatnya tebasan pedang itu, satu
gentakan dari serulingnya telah mendorong pedang ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
samping, dan Giok Siu Sian Cu telah meloncat ke atas lagi
untuk melancarkan serangan-serangan baru.
Dalam pengalaman-pengalamannya selama beberapa
puluh tahun di kalangan kang-ouw, Hian Ceng Tojin telah
bertempur melawan banyak jago-jago silat, Tetapi seorang
jago silat yang menyerang lawan dari udara adalah
pertarungan pertama kali yang ia pernah hadapi.
Pertarungan berlangsung tiga puluh jurus lagi, tetapi masih
belum ada yang menang atau kalah Diserang dengan ilmu Bo
In Cap Pwee Cao, Hian Ceng Tojin tak memperoleh
kesempatan melancarkan serangan terus menerus, ia harus
mencari jalan lain untuk menghadapi lawan yang luar biasa
itu! ia tidak tergesa-gesa lagi menyerang lawan nya. Dengan
lebih waspada dan teliti ia menanti kesempatan yang baik
mengirim satu tusukan yang dahsyat Betul kesempatan untuk
menang menjadi kurang, tetapi ia tak dapat terkalahkan
Giok Siu Sian Cu merasa pasti bahwa dengan jurus yang
istimewa itu ia pasti dapat mengalahkan lawannya dalam dua
puluh jurus, tetapi setelah pertarungan berlangsung hampir
empat puluh jurus, ia masih tak berhasil mengalahkan
lawannya, ia menjadi cemas. ia maju merapat lawannya, lalu
menyodok dadanya Hian Ceng Tojin dengan serulingnya,
Hian Ceng Tojin telah siap, Dengan pedangnya ia
menggentak seruling itu ke atas, lalu balas menusuk berturutturut tiga kali dengan jurus In Liong Sam Sat atau Naga Putih
Nyeruduk Tiga kali! Tiap-tiap tusukan pedang itu dibarengi dengan jotosan tinju
ke depan sehingga hembusan angin yang keluar dari jotosan
tinju itu juga membantu mendorong lawan, Tetapi Giok Siu
Sian Cu juga menjotos ke depan dengan tinju kirinya sehingga
kedua-duanya terdorong mundur lebih kurang lima kaki ke
belakang Setelah berdiri diam sejenak Giok Siu Sian Cu loncat
menerkam lagi Hian Ceng Tojin juga sudah mengumpulkan
semua tenaga dalamnya, ia mengegos, dan lawannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyodok angin, Lalu ia menusuk lawannya dari belakang,
tetapi Giok Siu Sian Cu telah meloncat ke atas dua depa lebih
tingginya. Setelah pertarungan berlangsung hampir seratus jurus,
kedua-duanya telah basah dengan keringat Dan saat untuk
menang atau kalah segera akan tiba, karena kedua-duanya
sudah menjadi letih. Pihak yang manapun akan kalah jika
bertindak lengah sedikit saja!
justru dalam saat yang genting ini terdengar oleh mereka
suara orang tertawa gelak-gelak yang nyaring dan sejenak
kemudian orang itu telah berdiri tidak jauh dari mereka.
Kedua-duanya mengawasi orang itu yang bertubuh tinggi
besar dan bersenjata dua toya besi yang pendek dan berujung
kepala naga, Mereka mengenali orang itu. Dia adalah Sin
Goan Tong, kepala partai silat Kong Tong Pay, Tibanya Sin
Goan Tong telah mengejutkan mereka yang sedang bertarung
itu. Hian Ceng Tojin memberi hormat dengan mengangkat
kedua tangannya. "Angin apakah telah meniup saudara Sin datang Ke
pegunungan Kun Lun ini" Maaf jika aku tak menyambutnya
dengan seksama," kata Hian Ceng Tojin,
Sin Goan Tong tidak menjawab pertanyaannya Hian Ceng
Tojin, ia hanya berpaling kepada Giok Siu Sian Cu.
"Meskipun kau lari ke dasar lautan atau ke ujung langit,
aku pasti dapat mencari kau!" kata Sin Goan Tong menyindir.
Giok Siu Sian Cu mengerutkan kening, dan berpikir
" Aku telah bertarung melawan Hian Ceng Tojin lebih dari
seratus jurus, aku telah merasa letih, Aku khawatir tak dapat
bertahan melawan dua puluh jurus lagi, Paling baik aku
berhenti bertempur mencari kesempatan untuk beristirahat
Dengan keputusannya itu ia mengawasi Sin Goan Tong dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membentak: "Perlu apa kau mencari aku" sekarang sudah
ketemu, mau apa kau?"
Suasana berada di saat-saat yang genting, tiba-tiba
terdengar oleh mereka suara orang tertawa gelak-gelak dan
menyusul kemudi orang itu telah berdiri tidak iauh dari
mereka. Sin Goan Tong tampak pakaiannya Giok Siu Sian Cu
basah dengan keringat, ia ketahui bahwa wanita ini telah letih
dalam pertempuran itu. Lalu ia menjawab "Aku mencari kau,
karena aku khawatir kau dihina, Oleh karena itu dengan tak
menghiraukan perjalanan yang jauh dan sukar aku berusaha
mencari kau.,." kata Sin Goan Tong bermaksud meredakan
amarahnya wanita itu. Giok Siu Sian Cu tidak menjawab, ia hanya tertawa, ia
berpendapat bahwa siasatnya akan berhasil
Sin Goan Tong juga merasa girang melihat Giok Siu Sian


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cu yang ia gilai tertawa gembira, Setelah itu barulah ia
berpaling kepada Hian Ceng Tojin dan berkata: "Aku telah
lama mendengar tentang ilmu pukulan Tian Kong Ciang dan
ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dari partai Kun Lun yang
lihay sekali Tadi aku pun telah menyaksikan dengan kepala
mata sendiri saudara bertarung melawan adikku ini. Aku pun
ingin belajar dari saudara beberapa jurus, Aku yakin saudara
tidak menolak, karena aku ingin mengetahui sampai di mana
kelihayan ilmu silatnya partai Kun Lun."
Mendengar ejekan itu, Hian Ceng Tojin menjadi marah.
Dengan tak menghiraukan keletihannya, dengan pedang
terhunus ia menuding dan membentak: "Meski-pun aku telah
bertarung lama, aku masih dapat melayani saudara, Ayo!
Seranglah!" Sin Goan Tong melihat keadaan di sekitarnya, ia hanya
melihat Hian Ceng Tojin dan Giok Siu Sian Cu. "Kuil Sam
Goan Kong tidak jauh dari puncak ini, mengapa tidak ada
orang yang menyaksikan mereka bertempur?" Sambil berpikir
ia ambil dan pegang kedua toya besi pendeknya, dan siap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedia menyerang Hian Ceng Tojin. ia sengaja mengumpulkan
tenaga dalamnya untuk menyerang dengan dahsyat,
karenanya yakin Hian Ceng Tojin masih letih, dan dapat
digempur dengan mudah, Dengan demikian ia dapat lekas
berlalu dari tempat itu, dan terhindar dari kepungan orangorangnya partai Kun Lun.
Baru saja Sin Goan Tong hendak menyerang, tiba-tiba
Giok Siu Sian Cu membentak: "Aku sedang bertarung
melawan Hian Ceng Tojin, mengapa kau campur tangan?"
Lalu ia menyerang Hian Ceng Tojin lagi!
Sin Goan Tong lekas-lekas loncat mengelakkan serangan
yang ditujukan kepada Hian Ceng Tojin, lalu membantu
menyerang Hian Ceng Tojin sekuat tenaga, Hian Ceng Tojin
menangkis serangan-serangan dari kedua lawan-lawannya itu
sambil mundur tiga langkah, lalu balas menyerang dengan
jurus Gek Hong Bong Siauw atau angin taufan menyapu
dengan hebat Terlihat pedangnya berkilau-kilau ketika ia menyabet ke kiri
dan ke kanan dengan beringas, jurus tersebut adalah salah
satu jurus yang dahsyat dari Cui Hun Cap Ji Kiam dan tiaptiap serangan lebih ampuh daripada yang telah dilepaskan,
dan lawan-lawannya hanya dapat menjaga, mengegos, atau
mengelit untuk menghindari sabetan-sabetan pedang, kalau
tidak ingin tewas seketika, Kedua lawannya terpaksa loncat
mundur beberapa depa jauhnya,
"Ai, partai Kun Lun tidak mempunyai dendam terhadap
partai Kong Tong Pay. Mengapa Sin Goan Tong menyerang
dengan nekat" ia sama sekali tak menghiraukan peraturan Bu
Lim." pikir Hian Ceng Tojin, ia terus mengejar dan mengirim
jotosan Tian Kong Ciang-nya. Tapi kedua lawannya telah
mengegos lagi, Sin Goan Tong lalu berkata sambil mengejek: "Aku telah
mendengar ilmu silat saudara yang tinggi, cobalah tahan ini!"
ia barengi ucapannya dengan satu jotosan sekonyongkonyong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Ceng Tojin tak berani menangkis jotosan itu, karena
ia sudah letih, ia hanya mengegos ke samping,
"Ha! Mengapa saudara tak berani menangkis jotosanku?"
mengejek lagi Sin Goan Tong dengan maksud mengirim tinju
Im Hong Ciangnya yang luar biasa am-puhnya,
Dalam saat yang genting itu tampak lari mendatangi Tong
Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su.
Tong Leng Tojin loncat dan berdiri di depan Hian Ceng
Tojin menghadapi Sin Goan Tong dengan pedang terhunus,
"Saudara Sin rupanya datang ke pegunungan Kun Lun hanya
dengan maksud mencari ribut Aku siap meladeni kau!"
bentaknya, Melihat orang-orang Kun Lun sudah datang, Sin Goan
Tong yakin bahwa ia tak dapat melawan ketiga guru partai
Kun Lun itu dengan dibantu oleh Ngo Kong Toa-su. ia
menghampiri Giok Siu Sian Cu dan berbisik: "Kita harus lekaslekas enyah dari sini!"
Giok Siu Sian Cu lalu hadapi Hian Ceng Tojin dan berkata:
"Kali ini pertempuran kita dapat katakan seri, Tapi di dalam
tujuh hari aku akan kembali untuk mengadu kepandaian pula!"
"Aku senantiasa siap sedia meladeni kau!" jawab Hian
Ceng Tojin dengan geregetan,
Lalu Giok Siu Sian Cu balik badan dan turun dari puncak
itu, Sin Goan Tong diam mengawasi dengan wajah yang
menyatakan entah cinta atau benci! Tong Leng Tojin ingin
mengejar, tetapi dicegah oleh Hian Ceng Tojin. "Jangan kejar
dia. Dia datang ke sini bukan hendak mencari ribut Biarlah dia
berlalu!" Sejenak kemudian, Sin Goan Tong seperti juga orang baru
sadar dari tidurnya, ia berlalu dari tempat itu mengejar Giok
Siu Sian Cu. Tetapi Tong Leng Tojin mencegah dengan berdiri
di depannya, "Saudara Sin sebagai pemimpin partai Kong
Tong tidak mengerti peraturan Bu Lim. Kau datang ke
pegunungan Kun Lun hanya untuk mencari ribut Kami dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
partai Kun Lun tak dapat membiarkan sikap yang congkak itu!"
kata Tong Leng TojiiL Giok Cin Cu tak tahan melihat sikap Toakonya, ia
menanyai "Toa Suheng, kau terlampau baik hati. Kau selalu
mengalah Sikapnmu yang demikian itu tak dapat menegakkan
namanya partai Kun Lun, Bila kita selalu mengalah, apa kata
orang lain di kalangan Kang-ouw" Aku khawatir mereka akan
mengatakan bahwa kita pengecut takut menghadapi atau
takut menghukum orang yang menghina partai kita."
Hian Ceng Tojin tersenyum, "Pemimpin dari partai silat
Thian Liong, Souw Peng Hai, sangat besar cita-citanya, ia
ingin menjagoi di kalangan Kang-ouw, sehingga tak ada satu
partai atau satu jago silat yang tidak tunduk terhadapnya. ia
telah merancangkan untuk bertarung di kalangan Kang-ouw,
Aku menduganya tiga tahun lagi akan terbit peristiwa
perlombaan ilmu silat diantara para partai sila
Mengadu silat yang maha dahsyat pada tiga ratus tahun
yang lampau akan terjadi lagi, Jika kita sekarang melukai
hatinya Sin Goan Tong, kita akan menimbulkan perasaan
bencinya terhadap kita, partainya pasti membalas dendam,
Untuk meladeni partai Kong Tong, kita akan hilang tenaga,
mungkin juga dapat luka, Kita tak akan mempunyai hubungan
kedudukan lagi di kalangan Kang-ouw, bukan?"
Alasan yang diberikan oleh Hian Ceng Tojin dapat diterima
bukan saja oleh Giok Cin Cu, tetapi juga oleh Tong Leng Tojin,
Ngo Kong Toa-su lalu mengajak mereka semua turun dari
puncak itu. Tong Leng Tojin lekas-lekas kembali ke kuil Sam Goan
Kong, tetapi Hian Ceng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toasu lekas-lekas kembali ke rumah di mana Lie Ceng Loan
berbaring di tempat tidurnya,
Sudah hampir setengah bulan Giok Cin Cu tidak melihat
muridnya dan terhadap murid barunya itu, ia sangat
menyayangi nya. Kasih sayangnya terhadap murid baru itu
bahkan dapat memanjakannya, Melihat Lie Ceng Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berbaring di atas tempat tidurnya, ia terkenang akan kisah diri
sendiri Karena ia pun telah menderita penyakit asmara
beberapa puluh tahun, dan ia menahan penderitaan itu tanpa
orang lain menghibur atau menasehatinya, Kini ia melihat
kisahnya terulang di atas diri murid kesayangannya. Makanya
begitu tiba di rumahnya Lie Ceng Loan ia segera menerjang
masuk ke kamar tidurnya, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong
Toa-su menunggu di kamar depan,
Lilin menyala di dalam kamar, dan sinarnya terang sekali
Lie Ceng Loan tidur terlentang di atas pembaringan dengan
kedua matanya ber!inang. Begitu melihat gurunya datang,
Liong Giok Pin segera bangun dan berlutut di hadapan
gurunya, "Mengapa Sumoymu masih tidur saja" Apakah
penyakitnya sudah baikan?" tanya gurunya.
Dengan suara yang sedih, Liong Giok Pin menjawab: "Ia...
ia menderita hebat sekali...."
Giok Cin Cu datang menghampiri dengan wajah yang
muram, ia raba jidatnya Lie Ceng Loan. ia terkejut, karena
jidat itu dingin sekali! Dengan kedua mata melotot ia
membentak Liong Giok Pin, "Sumoymu telah menderita sakit
begini hebatnya, Mengapa aku tak diberi tahukan?"
Teecu telah diperintahkan datang menengoki Loan Sumoy,
akan tetapi ia tak ada di sini Lalu Ngo Kong Toa-su Supek
ajak Teecu naik ke puncak, dan diatas puncak Teecu baru
menemui Loan Sumoy yang telah tertiup beku oleh angin yang
dingin, Ngo Kong Toa-su Supek bilang Loan Sumoy telah
berada di atas puncak selama dua hari satu malam," kata
Liong Giok Pin menjawab gurunya,
Giok Cin Cu mengangguk dan Liong Giok Pin meneruskan:
"Kemudian Toa Supek juga telah datang, Ketika Toa Supek
ingin menolong Loan Sumoy, tiba-tiba terdengar suara
seruling dari wanita yang mengenakan pakaian hitam. Setelah
bicara dengan Toa Supek, wanita itu lalu bertarung melawan
Toa Supek, Ngo Kong Toa-su dan Teecu lalu bawa Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sumoy ke dalam rumah ini, Barusan ia masih menangis, tetapi
kemudian ia tertidur Meskipun Ngo Kong Toa-su telah
berusaha menyadarkan ia tetapi hampa. Teecu disuruh
menunggu di dalam kamar ini ketika Ngo Kong Supek pergi
memanggil Toa Supek."
Si Hweeshio tua setelah menarik napas panjang berkata
kepada Giok Cin Cu: "Karena aku sibuk merawati Loan Jie,
aku lupa bahwa di atas puncak sedang terbit pertarungan
yang dahsyat, dan aku baru ingat memberitahukan kepada
kau dan Tong Leng Tojin setelah mereka bertarung agak
lama." sebetulnya Ngo Kong Toa-su karena terlampau gelisah ia
hanya pergi ke kuil Sam Goan Kong untuk memberitahukan
Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu tentang penderitaannya Lie
Ceng Loan, ia telah lupa bahwa Hian Ceng Tojin sedang
bertempur melawan Giok Siu Sian Cu di atas puncak, Baru
kemudian ia ingat dan memberitahukan tentang pertarungan
tersebut Oleh karena itu ketika Tong Leng Tojin dan Giok Cin
Cu tiba di atas puncak, mereka menyaksikan Sin Goan Tong
sedang hendak menyerang Hian Ceng Tojin.
Penuturan Liong Giok Pin tentang penderitaannya Lie
Ceng Loan didengarkan dengan penuh perhatian tileh Giok
Cin Cu. ia yakin bahwa Lie Ceng Loan menderita rindu
asmara yang hebat, dan bahwa hawa dingin di atas puncak
telah melukai bagian dalam tubuhnya. ia mengucurkan air
mata dengan penuh rasa kasihan terhadap murid barunya itu.
Dengan suara rendah Hian Ceng Tojin menasehati kan:
"Barusan ia dapat menangis, dan tangisannya itu lelah
meredakan kepepatannya yang tertindih di dalam dadanya,
Jika hawa dingin yang telah merembes masuk ke dalam
tubuhnya dapat dikeluarkan, aku yakin ia akan lekas sembuh-"
Giok Cin Cu menyusut air matanya, "Loan Jie adalah murid
yang kau perkenalkan kepadaku Jika ia mati, bagaimana?"
katanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pertanyaan itu menusuk hatinya Hian Ceng Tojin dan Ngo
Kong Toa-su yang segera mengucurkan airmata, Lalu Hian
Ceng Tojin menyarankan: "Coba kau berusaha melancarkan
peredaran darahnya dengan ilmu Tui Kong Hiatttoat!"
Ngo Kong Toa-su geleng-gelengkan kepalanya,
Tidak guna, aku telah mencobanya dia tetap tak sadar!"
Hian Ceng Tojin datang menghampiri pembaringan dan
memperhatikan bahwa mukanya pucat pasi, dan sedikit
cahaya darah pun tak kelihatan Kedua matanya tertutup, dan
napasnya lemah sekali penyakitnya betul-betuI berat ia cemas
sekali "Jika ia mati, aku tak dapat mengampunkan Bee Kun
Bu!" pikirnya. kegelisahan timbul di dalam hatinya semua orang di dalam
kamar itu, sedangkan di luar suasana masih sunyi senyap,
Atas saran Hian Ceng Tojin, meskipun Ngo Kong Toa-su telah
mengatakan pernah mencobanya Giok Cin Cu berusaha
melancarkan peredaran darah muridnya dengan ilmu Tui Kong
Hiat Hoat. ia telah mengurut, menggosok, memijat bagian-bagian
yang penting yang dapat melancarkan peredaran darah, tetapi
setelah ia sendiri berkeringat Lie Ceng Loan masih tetap
tertidur tak sadarkan diri.
Fajar menyingsing, matahari di sebelah timur mulai
memancarkan sinarnya di seluruh daerah pegunungan dan
juga menyorot ke dalam kamarnya Lie Ceng Loan melalui
jendela. Ngo Kong Toa-su dan Hian Ceng Tojin melihat keringat
membasahi pakaiannya Giok Cin Cu yang tak putus asa
bahwa usaha menolong muridnya yang sedang dilakukan
dapat menolong juga kepada Lie Ceng Loan, Jika gadis itu
dapat dibikin sadar, maka harapan untuk mengeluarkan hawa
dingin di dalam tubuhnya besar sekali
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba terlihat Lie Ceng Loan menarik napas panjang,
dan perlahan-Iahan membuka kedua matanya, Hal itu
menggirangkan mereka, Kemudian setelah melihat gurunya, ia
berkata, suaranya lemah sekali: "Suhu, apakah Suhu dapat
jumpa dengan Bu Koko?"
Belum lagi Giok Cin Cu menjawab, Lie Ceng Loan sudah
pejamkan kedua matanya lagi, dan tertidur pula!
"Baru saja ia sadar, ia segera tertidur lagi, Mungkin lukaluka di dalam tubuhnya itu sangat parah," berkata Ngo Kong
Toa-su dengan cemas sekali
Hian Ceng Tojin yang banyak pengalaman melihat
keadaan itu merasa gembira,
"Aku merasa reda melihat dia membuka matanya dan
berkata sesuatu barusan Menurut pahamku, Loan Jie hanya
menderita luka-luka karena serangan hawa dingin di dalam
tubuh, dan karena itu darahnya agak terhambat Biarlah ia tidur
terus untuk memulihkan letihnya, sebentar kita akan berusaha
lagi melancarkan peredaran darahnya dengan ilmu Tui Kong
Hiat Hoat." perkataan itu meredakan yang lainnya, karena mereka
mengetahui bahwa Hian Ceng Tojin juga mahir dalam ilmu
pengobatan "Aku telah berusaha menolong dia dengan semua .
kepandaianku Hanya aku merasa heran setelah tersadar
sebentar, ia tertidur lagi," berkata Giok Cin Cu.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hawa dingin di atas puncak dapat merembes masuk ke
tulang," kata Hian Ceng Tojin, "Loan Jie yang diserang rindu
asmara telah tak menghiraukan hawa dingin tersebut dan
tidak menggunakan tenaga dalamnya untuk menghalau
merembesnya hawa dingin itu. Kau telah berhasil
melancarkan peredaran darahitya, dan ia telah siuman, Kini ia
tertidur itu adalah gejala baik ia harus beristirahat untuk
memulihkan tenaganya, Aku yakin harapan besar dia dapat
tertolong." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su yang paling sayang Lie Ceng Loan juga
terhibur mendengar uraian Hian Ceng Tojin, Lalu mereka
keluar dari kamar setelah memerintahkan Liong Giok Pin
menjaga Sumoynya baik-baik.
Liong Giok Pin duduk di sisi pembaringan mengawasi
Sumoynya, Hatinya hancur melihat penderitaan Sumoynya
yang ia sangat sayangi itu, ia mengenangkan kisah yang
lampau: "Suatu malam ketika mereka berada di rumah
penginapan dan Lie Ceng Loan menanyakan ia apakah ia juga
suka Bee Kun Bu. ia khawatir jika Bee Kun Bu tak lekas-lekas
kembali, akibatnya akan membinasakan Lie Ceng Loan yang
suci murni, ia yakin bahwa hanya Bee Kun Bu seorang yang
dapat menyembuhkan-nya. Ia juga mengenangkan wajah dan senyum Bee Kun Bu
yang menawan hati. ia sendiri pun telah tertawan hatinya,
Bukankah Giok Siu Sian Cu juga telah jatuh hati" Bukankah
iblis wanita itu jauh lebih tinggi ilmu silatnya daripada Bee Kun
Bu" Mengapa iblis wanita itu rela merendahkan diri, dan
menjadi mangsa "asmara?""
Kenangan-kenangan itu telah merangsang di otak-nya,
dan dengan tak terasa air matanya mengalir di atas pipinya,
dan ia tak berusaha menahan hancur hatinya,
Ketika ia sedang duduk termenung dengan air mata
mengucur deras, sekonyong-konyong ia membaui harum dari
bunga Bwee, ia angkat kepalanya dan melihat guru-nya, Giok
Cin Cu, masuk ke dalam kamar itu. sepasang matanya
mengawasi ia, seolah-olah gurunya ingin memberitahukan
suatu rahasia, ia lekas-lekas bangun dari tempat duduknya,
dan lari berlutut di depan gurunya,
"Suhu, maafkan Teceu, Teceu telah ngelamun melihat
keadaan Loan Sumoy. Teecu menjadi sedih hati melihat
penderitaannya Loan Sumoy," ia berkata.
Giok Cin Cu menyuruh Uong Giok Pin bangun, lalu jalan
menghampiri pembaringannya Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
-ooo0oooPendekar Ajaib masuk ke dalam kamar
Liong Giok Pin terkejut, seolah-olah ia baru sadar dari
lamunan ketika Giok Cin Cu menghampiri padanya, Sambil
berdiri tegak ia angkat kedua tangannya memberi hormat
"Mengapa kau menangis?" tanya Giok Cin Cu.
Teecu sedang memikiri betapa kejamnya Bee Su-heng,
Dia telah membikin Loan Sumoy demikian men-derita!" jawab
Liong Giok Pin. Giok Cin Cu menghela napas, lalu duduk di sisi ranjang, ia
raba dadanya Lie Ceng Loan, dan merasakan denyutan
jantung yang sangat lemah, ia mengerutkan kening dan
menanya dengan cemas: "Apakah Sumoymu tidak bergerakgerak?"
pertanyaan itu membingungkan Liong Giok Pin, karena ia
tidak memperhatikan apakah Sumoynya bergerak atau tidak,
ia hanya memikirkan nasibnya Sumoy itu.
"Rupanya kau semalam tidak tidur, pergilah kau
beristirahat!" perintah Giok Cin Cu.
Teecu tidak merasa Ietih. Biarlah Teecu menjagai Loan
Sumoy!" jawab Liong Giok Pin.
Giok Cin Cu tidak memaksa, ia lalu jalan keluar dari kamar
itu. Tetapi Liong Giok Pin mendadak merasa hatinya cemas,
segera ia pun jalan keluar hingga dalam kamar itu tinggal Lie
Ceng Loan seorang diri yang berbaring tak sadarkan diri,
Co Hiong yang mengikuti Ngo Kong Toa-su dan Liong
Giok Pin mendaki puncak, bersembunyi di tempat yang gelap,
ia telah menyaksikan kejadian-kejadian di atas puncak itu.
Ketika Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok Pin menolong Lie
Ceng Loan turun dari puncak, dan Hian Ceng Tojin bertarung
melawan Giok Siu Sian Cu, karena ia ingin membalas dendam
terhadap Hian Ceng Tojin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ia tidak mengikuti Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok Pin, ia
bersembunyi di belakang satu batu yang besar dengan
maksud menggempur Hian Ceng Tojin jika mereka letih
bertempur ia tidak menduga bahwa Tong Leng Tojin dan Sin
Goan Tong juga telah datang ke atas puncak itu, oleh karena
itu, ia tak memperoleh kesempatan melaksanakan maksud
nya. Tetapi ia tidak mundur karenanya, ia mengikuti Hian
Ceng Tojin dan kawan-kawannya ke rumah gubuk, lalu
bersembunyi di atas pohon cemara di dekat kamarnya Lie
Ceng Loan. Ketika ia melihat Giok Cin Cu dan Liong Giok Pin keluar
dan berlalu dari kamar, ia segera turun dari pohon dan masuk
ke kamarnya Lie Ceng Loan.
Ketika itu sinar matahari sudah mulai menyorot masuk dari
jendela ke atas ranjangnya Lie Ceng Loan. Kulitnya yang putih
halus, wajahnya yang pucat pasi, rambutnya yang panjang
dan hitam semua terlihat nyata,
Hian Ceng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su
sangat cemas dengan keadaannya Lie Ceng Loan, mereka
sama sekali tidak mengetahui bahwa ada orang sedang
bersembunyi dekat rumah gubuk itu.
Co Hiong menghampiri ia meraba tubuhnya Lie Ceng
Loan, ia terkejut ketika ia mengetahui bahwa beberapa jalanjalan darah yang penting telah kaku, ia insyaf bahwa jika
terlambat lagi, maka jalan-jalan darah itu akan menjadi
tertutup dan jiwanya sukar ditolong,
ia merasa banyak lebih pandai setelah mendapat pelajaran
dari Kiok Gie. ia pun telah mempelajari ilmu-ilmu sakti dari
kitab San Im Shi Ni, dan menjadi paham akan luka-luka di
dalam tubuh, Setelah ia meraba-raba lagi untuk memeriksa
luka-luka di dalam tubuh, ia menemui sumber daripada lukaluka di dalam tubuh gadis itu, yang ternyata terluka karena
hawa yang sangat dingin, yang telah merembes masuk ke
dalam jalan-jalan darah, dan urat-urat syaraf
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dengan tenaga dalamku, aku dapat membebaskan jatanjalan darahnya yang sudah tertutup ini, tetapi aku akan
kehilangan banyak tenaga!" pikir ia. Baru saja ia hendak
berlalu, tiba-tiba ia terkenang peristiwa yang lampau, Ketika
Lie Ceng Loan terluka di pegunungan Cie Lian San karena
diserang seorang Hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie, ia pernah
menolong membawa gadis itu di atas kuda ajaibnya ke suatu
lembah yang sunyi, dan meninggalkan Bee Kun Bu sendirian
melawan banyak Hweeshio-hweeshio, Ketika itu lukanya Lie
Ceng Loan agak parah, dan dengan setengah sadar ilu, tibatiba ia dibikin luka entah oleh siapa dengan ilmu Tu Kut Ta Me
atau melukai urat nadi dengan memukul tulang, Ketika ia
sadar kembali, Lie Ceng Loan sudah tidak ada di situ...
Kenangan peristiwa itu timbul kembali dengan tegas sekali
ia mengawasi wajahnya gadis yang berhari ng, meskipun
tubuhnya sudah banyak lebih kurus, tetapi tetap menawan
hati, ia tergiur, dan hatinya berdebar-debar, "Ai! Co Hiong! Co
Hiong! Jika kau lepas Lie Ceng Loan, apakah kau akan dapat
gadis yang lebih cantik sebagai gantinya?" ia berseru.
Lalu ia menghampiri lagi, dan dengan tangan kanannya ia
berusaha membebaskan dua belas jalan-jalan darahnya Lie
Ceng Loan dengan menggunakan ilmu yang ia telah pelajari
dari kitab San Im Shi Ni. ia dapat lakukan pertolongan itu
dengan baik, hanya ia masih kekurangan tenaga dalam, dan
setelah berusaha menolong beberapa menit, ia telah
bermandikan keringat ia insyaf bahwa dengan menolong Lie
Ceng Loan secara demikian, ia akan kehilangan banyak
tenaga, semangat dan tenaganya baru bisa pulih setelah
tujuh-delapan hari, ia khawatir orang-orangnya partai Kun Lun
datang, pasti ia tak dapat melawan dalam keadaan yang
sangat letih demikian ia beristirahat sejenak, lalu loncat keluar
dari jendela, Belum lagi Co Hiong berlalu, Liong Giok Pin masuk lagi ke
dalam kamar ia sangat tertib dan teliti ia ingat akan keadaan
dalam kamar sebelum ia keluar tadi, Oleh karena itu, ketika ia
masuk ia tampak bahwa selimut Lie Ceng Loan agaknya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pernah disentuh orang, ia terperanjat, ia lekas-lekas
memeriksa tubuhnya Lie Ceng Loan dan merasa reda lagi
setelah mengetahui bahwa Su-moynya tidak terganggu ia
duduk di sisi ranjang dan memperhatikan bahwa cahaya
mukanya Lie Ceng Loan berubah, ia ingin memberitahukan
hal ini kepada guru-nya, tapi baru saja ia bertindak keluar, Lie
Ceng Loan memanggil "Bu Koko, ayo kita pergi menangkap
ikan?" Tetapi kedua matanya masih tetap menutup.
Liong Giok Pin berbisik di kupingnya: "Loan Sumoy!"
Tetapi Lie Ceng Loan ternyata tidur lagi tidak bergerak ia
menepuk tubuhnya Lie Ceng Loan dua kali, tetapi tetap tidak
sadar ia tak dapat berbuat lain. ia lari pergi ke kamarnya Ngo
Kong Toa-su. Ketika itu si Hweeshio tua sedang duduk di atas kursi dari
bambu, dan Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu juga duduk
menghadapi ia. Melihat Liong Giok Pin masuk tergesa-gesa,
Hian Ceng Tojin menanya: "Ada apa lagi" Apakah Sutnoymu
berubah pikirannya?"
"Barusan Loan Sumoy siuman sebentaran dan memanggil
tetapi segera ia tertidur lagi, Aku khawatir..." jawab Liong Giok
Pin, " Apakah yang dikatakan olehnya?" Giok Cin Cu menanya
dengan tidak menunggu ucapannya Liong Giok Pin.
"la mengajak Bee Kun Bu menangkap ikan," jawab Liong
Giok Pin. "Ai, jika muridmu tidak lekas kembali, dia sukar menjadi
sembuh," kata Giok Cin Cu kepada Hian Ceng Tojin,
"Mari kita pergi tengok keadaannya!" mengajak Hian Ceng
Tojin sambil bangkit dari kursinya,
Lalu semua pergi ke kamarnya Lie Ceng Loan, Hian Ceng
Tojin segera periksa keadaannya Lie Ceng Loan dan kelihatan
bahwa betul keadaan gadis itu banyak baikan. ia merasa
heran, tetapi ia tidak segera mengambil kesimpulan ia duduk
di sisi ranjang, dan mendengar Lie Ceng Loan menarik napas,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian perlahan-Iahan gadis itu membuka kedua matanya,
Melihat keadaan di sekitarnya, dan dengan senyuman ia
berkata: "Suhu, Supek, Pin Cici?"
Giok Cin Cu gembira melihat muridnya itu telah sadar dan
dapat bicara, ia mendekati, dan dengan sikap seperti seorang
ibu, sambil mengusap-usap rambutnya ia menanya: "Kau
harus beritahukan aku di mana yang kau rasakan sakit?"
"Jantungku rasanya dingin sekali," jawab Lie Ceng Loan
suaranya lemah sekali, Giok Cin Cu menutupi seluruh tubuh muridnya dengan
selimut "Kau telah berdiam terlampau lama di atas puncak
gunung yang sangat dingin, Kau harus beristirahat beberapa
hari, dan kau akan sembuh kembali?"
"Aku pergi ke atas puncak gunung menanti kedatangannya
Bu Koko, tetapi ia tidak datang!" kata Lie Ceng Loan,
"Kau harus beristirahat Bee Kun Bu segera akan kembali!"
Hian Ceng Tojin menghibur
Lie Ceng Loan menangis, "Tetapi bilakah dia kembali" Dan
jika sekarang dia kemba!i, aku tak dapat menyambut
padanya...." Seterusnya ia tak dapat mengucapkannya yang
hendak diucapkannya Dengan suara yang keras Ngo Kong Toa-su berseru: "Jika
Bee Kun Bu tidak kembali...."
Lie Ceng Loan buka matanya dan menoleh ke arah Ngo
Kong Toa-su. "Bu Koko pasti kembali, dan aku senantiasa menanti
kedatangannya dengan sabar Andaikata dia berubah hati
terhadap aku, dia pasti memberitahukan...." Lalu ia pejamkan
matanya dan tertidur lagi,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su lari menubruk Lie Ceng Loan sambil
berseru: "Loan Jie, Loan Jie." Tetapi Lie Ceng Loan tidur
terus, hanya terdengar napasnya saja,
Dengan ilmu Tui Kung Kwo Hiat atau mengurut
membebaskan jalan darah, Hian Ceng Tojin berusaha
menyadarkan gadis itu kembali, Tetapi dengan semua
kepandaiannya itu ia tak berbuat banyak. Lie Ceng Loan
masih tetap tertidur! Setelah berusaha dengan susah payah, Hian Ceng Tojin
berkata sambil goyang-goyang kepalanya: "Meski-pun ia
kelihatannya sudah banyak baikan, akan tetapi ia belum lagi
sadar. Dengan sesungguh nya, aku tidak mengetahui
bagaimana harus menolongnya." ia menarik napas
menyatakan kekecewaannya.
Giok Cin Cu yang juga tidak berdaya hanya berdiri seperti
patung, sedangkan Ngo Kong Toa-su nampaknya gelisah
sekali, ia berjalan mundar-mandir di dalam kamar seolah-olah
menanti pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka bertiga tak berdaya, mereka keluar dari kamar,
meninggalkan Liong Giok Pin yang menjagainya,
Ketika Liong Giok Pin melihat-lihat ke jendela, ia
memperhatikan bahwa kayu jendela itu sedikit basah, ia
menghampiri untuk menjadi terkejut melihat bahwa di atas
tanah di luar rumah itu ada tanda-tanda bekas tapak kaki.
ia mulai menduga bahwa ketika ia berlalu dari kamar, ada
orang telah masuk ke dalam kamar dan telah berusaha
menolong Lie Ceng Loan, dan orang itu telah masuk dan
keluar dengan mengambil jalan dari jendela, Tetapi
sebelumnya ia merasa pasti, ia tidak ingin melaporkan kepada
gurunya. Demikianlah Lie Ceng Loan tertidur tak sadarkan diri
selama beberapa hari dan selama itu Liong Giok Pin selalu
menjagainya, bahkan tidur bersama-sama di kamar itu. Giok
Cin Cu datang menengoki di waktu siang, dan baru kembali di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
waktu petang ke kuil Sam Goan Kong, Hian Ceng Tojin dan
Ngo Kong Toa-su bersama-sama tinggal di suatu rumah
gubuk, mereka sering-sering duduk bereakap-cakap sehingga
jauh malam itu Ngo Kong Toa-su terus menerus gelisah,
agaknya Hian Ceng Tojin tak dapat menghibur padanya.
Berkat perhatiannya, Liong Giok Pin menemui bahwa


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertidurnya dan sadarnya Lie Ceng Loan pada jangka-jangka
waktu yang tetap yakni sadar tiga kali dalam waktu dua belas
jam, di waktu sadar itu, Liong Giok Pin beri ia makan atau
minum. Demikianlah keadaannya Lie Ceng Loan, dan pada hari ke
enam, cuaca sangat buruk. Liong Giok Pin duduk dekat
jendela memperhatikan keadaan di luar. ia Iekas-lekas ambil
pedangnya dan menanti segala kemungkinan Secepat kilat
orang itu loncat masuk dari jendela, Liong Giok Pin menusuk,
tetapi orang itu menepuk pedangnya sambil tertawa, lalu
membuka selubung kain hitam yang menutupi mukanya,
Orang yang datang itu adalah Giok Siu Sian Cu.
Liong Giok Pin tidak berani melawan lagi, karena ia
mengetahui kelihayan lawannya, ia hanya harap dengan
pereakapan mereka, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su
yang gubuknya tidak seberapa jauh dapat men-dengarnya,
Dengan senjata ia menanya, suaranya keras: "Apa maksudmu
datang ke sini" Cobalah lihat! Tempat apakah ini?"
Giok Siu Sian Cu lihat Lie Ceng Loan, dan menanya tanpa
menghiraukan tegurannya Liong Giok Pin: "Siapakah orang
yang rebah ini" Dia menderita penyakit apa-" kah?"
"Dia adalah Lie Ceng Loan Sumoyku," jawab Liong Giok
Pin. Giok Siu Sian Cu perlahan-Jahan menghampiri dan
meraba jidat dan urat nadi di pergelangan tangannya Lie Ceng
Loan, "Ai! penyakitnya agak berat Jika terlambat ditolong
mungkin akan sukar diobati!" kata Giok Siu Sian Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar ucapan itu, Liong Giok Pin kira bahwa Giok Siu
Sian Cu dapat menolong Ceng Loan sambil menghela napas,
"la sangat baik, Tetapi entah mengapa ia harus mengalami
penderitaan ini," kata Liong Giok Pin.
Giok Siu Sian Cu segera dapat menebak maksud ucapan
itu. ia berkata sambil tersenyum: "Kau pikir aku " tidak
mempunyai waktu." Baru saja kata-kata itu habis diucapkan segera tampak
Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su menerobos masuk,
Melihat Giok Siu Sian Cu, Hian Ceng Tojin berkata: "Ha, betulbetul kau memenuhi janjimu!"
"Hari ini adalah hari untuk kita mengadu silat lagi Baiklah
kita mencari tempat yang sunyi agar kita dapat bertempur
dengan tenang dan menentukan siapa yang lebih unggul!"
jawab Giok Siu Sian Cu. "Baik sekali" Baik sekali!" sambut Hian Ceng Tojin,
Lalu secepat kilat Giok Siu Sian Cu melompat keluar dari
jendela untuk mencari tempat mengadu silat Hian Ceng Tojin
keluar menyusul "Tidak jauh dari sini ada lembah yang sunyi
Bagaimanakah pendapatmu jika kita mengadu silat di situ?"
tanya Hian Ceng Tojin, "Tapi aku telah memilih suatu tempat lain, Aku minta Tojin
ikut aku untuk memeriksanya," jawab Giok Siu Sian Cu.
"Jika kau sudah pilih tempatnya, aku kira tempat itu pasti
cocok," kata Hian Ceng Tojin,
Kemudian Giok Siu Sian Cu loncat maju dan lari ke tempat
yang ia telah pilih diikuti oleh Hian Ceng Tojin.
Ngo Kong Toa-su mengejar dari belakang.
"Hei! Berhenti, aku ingin bicara kepada kalian berdua!"
teriaknya, Mereka terpaksa berhenti larL Hweeshio tua itu segera
juga sampai di depan mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian hendak mengadu silat, apakah aku boleh menjadi
saksi?" tanya Ngo Kong Toa-su.
Sambil tersenyum Hian Ceng Tojin berkata: "Kita telah
bersahabat sepuluh tahun lebih, Kau pasti tidak akan tinggal
diam jika aku terluka, Kau pasti datang membantu Menurut
pendapatku lebih baik kau tidak turut."
Ngo Kong Toa-su menarik napas, "Sebetulnya kita tiada
dendam, Mengapa karena urusan kecil lantas hendak
bertarung mati-matian...?" berkata Ngo KongToa-su.
Giok Siu Sian Cu tidak sabar lagi mendengar ucapan yang
ingin mencegah mereka bertempur ia lari terus, Hian Ceng
Tojin berkata kepada Ngo Kong Toa-su: ilmu silat iblis wanita
itu betul-betul lihay, Sukar dipastikan siapa yang akan
menang. Di kalangan Bu Lim soal pembalasan dendam dan
sebagainya, sebetulnya hanya karena nama saja.
Dari zaman dahulu sampai sekarang, banyak jago-jago
silat, pendekar-pendekar atau pahlawan-pahlawan banyak
yang celaka karena memperebutkan nama, Misalnya Tian Ki
Cin Jin atau San Im Shi Ni, mereka tidak kenal satu sama lain,
mereka tinggal terpisah jauh sekali, Tetapi mengapa San Im
Shi Ni dengan tidak menghiraukan perjalanan yang jauh
datang ke pegunungan Koat Cong San hanya untuk mengadu
silat melawan Tian Ki Cin Jin"
Mereka telah bertempur beberapa hari dan malam, tetapi
belum ada yang menang atau kalah, Akhirnya mereka
bertempur dengan menggunakan semua tenaga dalamnya
sehingga kedua-duanya menderita luka parah yang hanya
mempereepat kematian mereka! Untuk apakah" Hanya untuk
memperebutkan nama! Tetapi pada saat mereka mengetahui bahwa mereka "
pasti akan mati, mereka berubah menjadi sahabat, dan telah
bersama-sama menyusun semua kepandaian silatnya
dibuatkan kitab Kui Goan Pit Cek agar kepandaian silatnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat diturunkan kepada jago-jago silat angkatan muda,
Tetapi mereka tidak menduga bahwa kitab Kui Goan Pit
Ceknya itu menjadi barang perebutan diantara jago-jago silat,
sehingga banyak jiwa yang telah melayang karena ingin
memiliki kitab itu!"
Lalu ia cabut tusuk rambut dari kepalanya yang dibuat dari
batu Giok, Sambil menyerahkan tusuk rambut itu ia berkata:
"Jika dalam satu hari satu malam aku tidak kembali, itu berarti
aku tidak beruntung menang, Tusuk rambut ini kau harus
simpan baik-baik. jika Bee Kun Bu menyeleweng dari
peraturan partai Kun Lun, aku minta kau mewakili aku
menghukum padanya dengan seksama!"
Air mata tak tertahan mengucur dari kedua matanya Ngo
Kong Toa-su ketika ia menyambut tusuk rambut itu. lalu Hian
Ceng Tojin lari mengejar Giok Siu Sian Cu.
Giok Siu Sian Cu sedang menunggu di bawah jurang, ia
berseru: "Aku kira kau tidak datang!"
Mukanya Hian Ceng Tojin menjadi merah padam, "Satu
patah kata dari satu taki-laki empat kuda tak dapat
mengejarnya Meskipun aku harus melalui lautan api, aku tak
akan ingkar janji!" jawabnya dengan murka,
Lalu Giok Siu Sian Cu mendaki lereng gunung dengan ilmu
meringankan tubuhnya, diikuti oleh Hian Ceng Tojin.
Ngo Kong Toa-su tidak segera pulang, ia berdiri terpaku. ia
mengenangkan akan pertempuran terhadap Giok Siu Sian Cu
pada enam hari berselang dan ia yakin bahwa pertempuran
yang akan dilakukan pasti menjadi dahsyat ia baru sadar
ketika ada orang yang menegur padanya,
"Lo Toa-su (Hweeshio tua) mengapa kau berdiri seperti
patung?" tegur orang itu.
Ngo Kong Toa-su membalikkan badan dan ter-senyum:
"Giok Cin Cu Sumoy, aku sedang memikirkan apakah
suhengmu dapat melawan Giok Siu Sian Cu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pemberitahuan itu mencemaskan Giok Cin Cu. ia
mendesak: "Ha! Apakah iblis wanita itu datang lagi untuk
mengacau?" Ngo Kong Toa-su mengangguk :
"Betul, dia dan suhengmu sedang pergi ke tempat yang
telah ditentukan untuk mengadu silat pu!a!"
"Mereka bertempur di mana" Mereka lari ke jurusan
manakah?" desak Giok Cin Cu,
Ngo Kong Toa-su menunjuk ke jurang di hadapan mereka
dan berkata: "Mereka mendaki jurang itu, Ke-mana mereka
pergi aku tak tahu."
Giok Cin Cu tidak menanya lagL ia terus lari turun ke
jurang yang ditunjuk itu Ngo Kong Toa-su jalan menuju ke
gubuknya Lie Ceng Loan. Begitu ia masuk ke dalam kamar, ia menjadi terperanjat
melihat Uong Giok Pin menggeletak dengan pedang terhunus
di tangannya ia lari menghampiri Lie Ceng Loan, dia merasa
girang ketika mengetahui Lie Ceng Loan masih tertidur ia
berjongkok dan memeriksa Liong Giok Pin dengan cermat, ia
mengetahui bahwa Liong Giok Pin telah ditotok jalan
darahnya. Untung totokan itu tidak hebat Setelah dibebaskan
oleh Ngo Kong Toa-su, gadis itu sadar kembali
Setelah Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng Tojin keluar dari
kamar itu, Liong Giok Pin yang tertarik ingin tahu, telah
mengikuti di belakangnya Ngo Kong Toa-su. Kemudian ia
ingat bahwa tugasnya ialah menjaga Lie Ceng Loan, ia segera
kembali Tapi baru saja ia bertindak masuk, ia merasakan
hembusan angin di belakangnya, dan lengan kanannya di
totok. ia jatuh pingsan, ia tuturkan kejadian itu kepada Ngo
Kong Toa-su: "Mengapa di dalam beberapa hari telah datang
jago-jago silat ber-turut-turut ke puncak Kim Teng Hong yang
biasanya sunyi senyap ini" Giok Siu Sian Cu, Sin Goan Tong,
dan orang yang menotok Liong Giok Pin. Apakah orang yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menotok itu seorang kawan atau musuh" Apakah maksudnya?" pikir Ngo Kong Toa-su,
Liong Giok Pin tidak menegur Ngo Kong Toa-su yang
sedang berpikir itu. ia menghampiri ranjangnya Lie Ceng
Loan, dan duduk di sisinya,
sekonyong-konyong Lie Ceng Loan membuka kedua
matanya, agaknya ia hendak bangun, tetapi tak bisa, Liong
Giok Pin berkata: "Sumoy, jangan bangun, Kau harus
beristirahat?" "Pin Cici, apakah Bu Koko sudah kembali?" tanya Lie Ceng
Loan. "Belum," jawab Liong Giok Pin.
"Apakah dia akan kembali untuk aku lagi?" tanya Lie Ceng
Loan. pertanyaan itu sukar Liong Giok Pin menjawabnya.
Dengan senyuman terpaksa ia berkata: "Aku kira dia akan
segera kembali Oleh karena itu, kau harus beristirahat dan
menunggunya dengan sabar."
Terlihat wajah yang puas di mukanya Lie Ceng Loan,
"Ucapan Cici betul Jika Bu Koko tidak ditahan oleh Pek
Cici, mungkin ia menjumpai rintangan di perjalanan Tapi ia
pasti akan kembali!"
Ucapan itu membikin Liong Giok Pin berpikir.
"Dalam beberapa hari ini, semua orang anggap Bee Kun
Bu itu tidak mengenal budi atau berwatak keji, Mereka lupa
kalau-kalau Bee Kun Bu juga mendapat rintangan di
perjalanan pikirnya, Dengan pikirannya itu yang menyadarkan
ia dari kekeliruan ia berseru: "Betul! Mungkin ia menjumpai
rintangan di perjalanan?"
Tiba-tiba Lie Ceng Loan bangun dan berseru: "Supek!
Supek!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su terkejut, dan kedua matanya terbelalak
Apakah Hweeshio tua itu menjadi girang atau cemas" ia
menghampiri pembaringan dan dengan mata berlinang ia
berkata: "Loan Jie, apakah kau merasa baikan?"
" Lie Ceng Loan tidak menjawab, sebaliknya ia menanya:
"Bu Koko belum kembali" Aku yakin ia menjumpai
rintangan di perjalanan Kita harus lekas-Iekas pergi menolong
dia!" pernyataan itu menyadarkan Ngo Kong Toa-su, ia selalu
anggap Bee Kun Bu tidak mengenal budi, dan tidak pikir
bahwa Bee Kun Bu dapat menjumpai rintangan-rintangan di
perjalanan ia mengenangkan peristiwa yang lampau di pegunungan
Cie Lian San. "Pek Yun Hui telah menderita luka karena melawan
musuh, Bee Kun Bu mengantar ia kembali ke pegunungan
Koat Cong San. Aku insyaf bahwa Pek Yun Hui sangat segani
Bee Kun Buj jika tidak, dia tak akan datang ke pegunungan
Cie Lian San untuk menolongnya, Aku dan Hian Ceng Tojin
telah datang ke kuil Toa Gok Sie di pegunungan Cie Uan San
untuk minta buah Sie Can Ko guna mengobati Giok Cin Cu.
Tetapi buahnya tidak dapat, sebaliknya aku berdua
tertawan di dalam penjara dari batu, Jika Pek Yun Hui tidak
datang membebaskan kita di waktu malam, mungkin kita
masih berada di dalam tawanan musuh, Pek Yun Hui besar
budinya terhadap kita, Tetapi dia rupanya juga telah jatuh
cinta terhadap Bee Kun Bu, dan menjadi saingannya Loan Jie,
Bee Kun Bu mengantar Pek Yun Hui ke pegunungan Koat
Cong San dengan menunggang bangau, pegunungan Koat
Cong San jauh sekali dari pegunungan Bee Kun Bu, mungkin
Pek Yun Hui tidak rela melepaskan Bee Kun Bu kembali ke
pegunungan Kun Lun sendirian Tapi bangau itu adalah seekor
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bangau sakti, dan dapat membawa Bee Kun Bu dengan
selamat ke sini." Kesimpulan itu meyakinkan ia, dan ia berkata: "ia, dapat
menunggang bangau kembali ke sini, tak mungkin ia
menjumpai rintangan di perjalanan-"
Sambil merebahkan diri Lie Ceng Loan berkata: "Jika
demikian, pasti Pek Cici menahan dia-"
"Loan Jie, kau beristirahatlah Jika kau sudah sem-buh, aku
ajak kau pergi ke pegunungan Koat Cong San mencari dia."
Ngo Kong Toa-su menghibur
Lie Ceng Loan menatap ayah angkatnya "Aku tak ingin
pergi kepegunungan Kwat cong San. Aku yakin Bu Koko akan
kembali!" katanya, MBaiklah. Dari itu kau harus beristirahat dan lekas-lekas
sembuh menanti kedatangannya," jawab Ngo Kong Toa-su
menghibur Dengan senyuman getir Lie Ceng Loan tutup kedua
matanya, Ngo Kong Toa-su tertusuk hatinya melihat
kesedihan puteri angkatnya itu.
Ngo Kong Toa-su tidak mengerti mengapa dengan tak
langsung ia terlibat lagi dalam soal asmara ini. ibunya Lie
Ceng Loan yang telah mencintai pria lain, telah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghancurkan hatinya, sebagai akibat daripada kehancuran
hati itu, ia telah menjadi Hweeshio agar dapat menjauhkan diri
dari penghidupan duniawi.
Tetapi, setelah Lie Ceng Loan terlantar, dan setelah
ayahnya gadis itu terbunuh, ia harus memelihara, merawat
dan menjaga gadis itu demi kasih sayangnya yang tak dapat
hilang terhadap ibunya gadis itu, Kini setelah Lie Ceng Loan
menjadi gadis remaja, ia harus menderita karena puteri
angkatnya terserang rindu, Lie Ceng Loan merupakan puteri
kandungnya, dan ia harus membela!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia duduk termenung di sisi ranjang, baru keluar dari kamar
setelah Lie Ceng Loan tidur lagi, Tapi Liong Giok Pin menahan
dan berkata: "Supek, aku ingin memberitahukan sesuatu
kepadamu." Ngo Kong Toa-su berpaling kepada Liong Giok Pin.
"Loan Sumoy tiba-tiba berubah. Apakah Supek tidak
memperhatikan keganjilan ini?" tanya Liong Giok Pin
melanjutkan perkataannya,
Sambil menunduk Ngo Kong Toa-su menjawab: "Aku yakin
ada orang yang kita belum tahu siapa telah datang menolong
mengobati Ceng Loan, Mungkin orang itu adalah yang
menotok kau juga, Orang itu tinggi sekali ilmu silatnya,
Menurut pahamku untuk mengobati Loan Jie, obat apa saja
tak akan menolong, Lukanya Loan Jie di dalam tubuh, dia tak akan sembuh
dengan jalan membebaskan jalan-jalan darahnya saja, Orang
itu mempunyai ilmu istimewa, orang-orang yang memiliki ilmu
demikian tinggi ilmunya sudi datang ke pegunungan Kun Lun
yang sangat jauh ini" Menurut pengetahuanku hanya ada
seorang yang memiliki ilmu istimewa tersebut.-."
"Apakah bukannya Pek Yun Hui, pemilik bangau sakti?"
tanya Liong Giok Pin, "Betul. Menurut pendapatku, hanya Pek Yun Hui yang
dapat mengobati Loan Jie." kata Ngo Kong Toa-su.
Liong Giok Pin berpikir sejenak.
"Aku ingat Pek Yun Hui telah menolong menyembuhkan
Suhu yang telah menderita karena racun ular, dan ia datangi
menolongnya secara tiba-tiba. Aku pun ketika itu telah ditotok
olehnya, Tadi aku ditotok demikian cepatnya sehingga aku
tidak mengetahui siapa yang menotoknya!" kata Liong Giok
Pin. "Jika ia bersembunyi di belakang pintu, dan tiba-tiba
menotok kau, kau tak akan dapat mengetahui juga, Tetapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang menotok kau tadi belum tentu Pek Yun Hui, karena dia
pasti datang dengan berterus terang, sudah tentu dia akan
menjumpai kita lebih dulu, ia tak usah bersembunyi Lagi pula,
keadaan Loan Jie sudah baikan semenjak lima-enam hari
berselang, Pek Yun Hui tidak akan bersembunyi demikian
lamanya, untuk membikin Supek, Suhumu dan aku dalam
teka-teki," kata Ngo Kong Toa-su.
Liong Giok Pin ingin memberikan alasan lain, karena
pikirnya bahwa bagi wanita, rasa cemburunya sangat hebat
Seorang wanita dapat melakukan perbuatan yang bukanbukan karena cemburu, Pek Yun Hui telah jatuh cinta kepada
Bee Kun Bu, dia tak akan segan menyingkirkan saudari
kandungnya sendiri jika perlu merebut kekasihnya, Demikian
alasannya itu. Ngo Kong Toa-su memperhatikan sikap Liong Giok Pin
yang masih penasaran itu. ia berkata: "Untuk mengetahui
siapa yang telah datang menolong, aku kira orang itu akan
datang lagi, Lebih baik kita bersembunyi menanti
kedatangannya!" "Betul! Akal itu baik sekali! Aku bersembunyi di dalam
kamar ini, untuk mengintip siapa yang datang, berbareng
dapat menjaga Sumoy," kata Liong Giok Pin.
"Jika kau ingin bersembunyi di dalam kamar ini, kau harus
jangan bertindak sembrono. Kau harus beri isyarat kepadaku
agar aku bisa segera datang!" kata Ngo Kong Toa-su.
Demikianlah Ngo Kong Toa-su lalu bersembunyi di luar
gubuk, dan bila ia lihat ada orang yang datang, ia akan
memberi isyarat kepada Liong Giok Pin di dalam kamar Tetapi
jika orang itu langsung masuk ke dalam kamar, dan Ngo Kong
Toa-su tidak mengetahui, maka Liong Giok Pin harus memberi
isyarat kepada Ngo Kong Toa-su.
Ketika itu angin dan turunnya salju mulai reda, tetapi
keadaan di sekitarnya sunyi senyap, kecuali derunya angin
dan suara turunnya salju di atas tanah dan di atap rumah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su bersembunyi di belakang sebuah pohon
cemara yang besar dan tua, memasang mata dengan
waspada akan segala keadaan di sekitarnya.
Mengorbankan tenaga dan semangat untuk menolong
murid Kun Lun "Sebetulnya segala soal di dunia aku sudah tidak mau
pusingkan, tapi mengapa Loan Jie terlibat lagi dalam jaring
asmara" Hai!" ia mengeluh dan menarik napas panjang dari
tempat persembunyiannya. Marilah pembaca, kita tengok Giok Siu Sian Cu dan Hian
Ceng Tojin, mereka telah mendaki jurang dengan mudahnya.
Ketika mereka tiba di atas puncak, Giok Siu Sian Cu
berhenti dan menunjuk dengan seruling batu Gioknya ke arah
satu puncak yang lebih tinggi "Puncak itu yang selalu
diselubungi salju merupakan tempat yang cocok untuk kita
bertempur tanpa gangguan," katanya sambil tertawa,
"Kau betul-betul bisa memilih tempat Memang tempat itu
cocok sekali," jawab Hian Ceng Tojin.
"Berapa jauh dari sini kau kira puncak itu?" tanya Giok Siu
Sian Cu. "Kurang lebih dua puluh lie," jawab Hian Ceng Tojin.
Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata lagi: "Bagaimana
jika kita bertempur sambil menuju ke puncak itu?"
"Aku mengiringi Tidak pereuma kau terkenal sebagai
wanita yang berani!" jawab Hian Ceng Tojin, dan ia segera
cabut pedangnya. Giok Siu Sian Cu menyerang dengan serulingnya yang
secepat kilat ditangkis oleh Hian Ceng Tojin, Lalu dengan
jurus Tan Hong Liauw In atau Burung Hong menyambar awan,
Giok Siu Sian Cu menyapu kedua betis lawannya, Hian Ceng
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tojin harus loncat ke atas untuk menghindarkan diri dari
sabetan seruling itu. Demikianlah mereka maju ke depan sambil bertempur dan
masing-masing berlomba untuk mencapai puncak di depan,
Giok Cin Cu setelah mendengar dari Ngo Kong Toa-su
tentang pertempuran yang akan dilakukan Toa suhengnya
dengan Giok Siu Sian Cu mengejar terus. Tapi, di manakah ia
mencarinya di daerah pegunungan seluas itu"
Sekonyong-konyong dari atas berkelebat bayangan di
depan nya. ia mendongak melihatnya, ia tampak bangaunya
Pek Yun Hui sedang terbang melewati di atas kepalanya, ia
terperanjat "Bangau ini mengapa sudah berada di daerah ini"
Apakah ia membawa Bee Kun Bu kembali" Apakah ia terbang
datang sendiri saja?" pikir Giok Cin Cu.
Tengah ia berpikir, dari hutan pohon-pohon Bwee yang
tidak jauh dari tempat ia berdiri berkelebat lagi bayangan
orang, ia mengawasi ke arah bayangan itu. Baru saja ia ingin
mengejar, tetapi ia mendadak mundur lagi. ia pikir lebih baik
bertindak waspada. Lalu ia bersembunyi di belakang sebuah
pohon cemara yang besar, Tidak lama kemudian dari hutan pohon-pohon Bwee yang
lebat itu tampak jalan keluar satu pemuda, Karena jaraknya
agak jauh, ia tak dapat melihat tegas wajahnya pemuda itu.
Tetapi dari gerak-geriknya, ia yakin bahwa pemuda itu bukan
Bee Kun Bu. Dia lari menuju ke gubuknya Lie Ceng Loan dia
meloncat ke atas pohon Bwee, dan dengan ilmu meringankan
tubuh dia meloncat turun ke atas atap rumah gubuk itu.
Gerakannya orang itu yang lincah mengejutkan Giok Cin
Cu. Menurut pemandangannya, pemuda itu mempunyai ilmu
silat yang tinggi, dan Liong Giok Pin pasti tak dapat
melawannya. ia harus lekas-lekas datang me-nolong, dan
tanpa berpikir panjang lagi ia lekas turun gunung dan lari
menuju ke gubuknya Lie Ceng Loan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pemuda itu terlihat sedang duduk di atas atap rumah
mengumpulkan semangatnya sambil memejamkan kedua
matanya, Ketika itu Ngo Kong Toa-su juga telah naik ke atas
atap rumah dengan toya di tangannya, hanya enanv tujuh kaki
dari pemuda itu. Pemuda itu tidak menghiraukan Ngo Kong
Toa-su. ia tetap duduk di atas atap rumah, ia dapatkan
pemuda itu sangat tampan rupanya, dan pedangnya
dipancangkan di,belakangnya. ia menghampiri dan
membentak: Heif siapakah kau?"
pemuda itu buka kedua matanya, lalu mengawasi Giok Cin
Cu dan Ngo Kong Toa-su. ia tertawa.
"Ai, mengapa kalian lupa" Bukankah kita pernah berjumpa
di pegunungan Cie Lian San. Mustahil baru setengah tahun
saja kalian sudah lupa?"
Ketika Co Hiong ditotok jalan darahnya di pegunungan Cie
Lian San. Hian Ceng Tojin pernah menolong membebaskan
jalan darahnya tetapi Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu
hanya melihat saja, mereka lalu pergi, Dan ketika ia menolong
masuk dan bersembunyi di dalam kuil Sam Goan Kong ia
telah mendengar per-cakapan yang berlangsung antara Hian
Ceng Tojin, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu, dan telah
melihat mereka berkali-kalL
Teguran Co Hiong membikin Giok Cin Cu teringat akan
Toa suhengnya yang pernah menolong orang di suatu gua di
pegunungan Cie Lian San. Lalu ia menanya: "Apakah kau ini
orang dari partai silat Thian Liong" Pada lebih kurang
setengah tahun berselang, Sumoymu Souw Hui Hong telah
membawa kau, tetapi pada waktu itu kau sedang menderita
entah luka apa....H "BetuH" jawab Co Hiong tidak menunggu ucapannya Giok
Cin Cu selesai "Aku bernama Co Hiong. Di pegunungan Cie
Lian San aku tidak sakit, tetapi telah dianiaya oleh seseorang.
Kali ini aku datang ke pegunungan Kun Lun ini dengan
maksud mencari orang yang telah mencelakakan aku untuk
membikin perhitungan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Cin Cu terperanjat "Apakah kau kira orang yang
mencelakakan kau itu ada di puncak Kim Teng Hong?" tanya
Giok Cin Cu. Co Hiong tertawa, "MuIa-mula aku mencurigai bahwa
orang itu adalah salah satu pemimpin partai Kun Lun, tetapi
sekarang aku yakin bukan para pemimpin Kun Lun,"
jawabnya. Dengan rasa cemas Giok Cin Cu berkata, suaranya agak
mengejek: "Hm! Kami dari partai Kun Lun tidak akan
melakukan perbuatan keji, Kami adalah orang-orang yang
pernah menolong jiwamu!"
"Mungkin kalian pernah menolong jiwaku, Tetapi hanya
dengan usaha kepala dari kuil Sam Ceng Koan yang coba
membebaskan jalan darahku, aku terbebas dari kebinasaan
di'pegunungan Cie Lian San!"
"Orang yang pernah menolong kau adalah orangyang
berbudi," kata Giok Cin Cu. "Tentang apakah kau ingin
membalas budi itu, kami dari partai Kun Lun tidak hiraukan
atau harapkan! sekarang kau telah ketahui apa yang telah
terjadi, mengapa kau masih tidak berlalu dari sini. sebetulnya
maksud apakah yang menahan kau diam lebih lama di sini?"
Co Hiong belum dapat memulihkan tenaga dalam dan
semangatnya yang telah digunakan untuk menolong Lie Ceng
Loan, ia bangun perlahan-Iahan dengan merasa masih letih.
"Aku datang untuk membalas budi ketika aku terluka di
pegunungan Cie Lian San, dan aku rela menolong murid dari
Kun Lun!" Giok Cin Cu terharu, kegusarannya mereda, "Lie Ceng
Loan menderita hebat, mungkin kau tak dapat mengobati dia,"
katanya dengan lembut "Jika aku tidak datang menolongnya mungkin pada detik ini
dia sudah ada di dalam liang kubur!" kata Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tapi dia belum sembuh betul Mengapa kau tidak terus
menolongnya agar menjadi sembuh benar?" kata Ngo Kong
Toa-su campur bicara, Co Hiong tersenyum. "Kalian menghadapi aku dengan
senjata terhunus seolah-olah hendak mengepruk aku, Apakah
aku harus bertempur dulu melawan kalian baru masuk
menolong menyembuhkan padanya?"
Ngo Kong Toa-su lekas-lekas turunkan toyanya, dan turun
dari atap rumah itu. Co Hiong dan Giok Cin Cu juga loncat
turun mengikuti Ngo Kong Toa-su masuk ke kamar Lie Ceng
Loan, Sambil berjalan Ngo Kong Toa-su mengancam: "Hatihati! Kau jangan takabur dengan mulut besarmu mengatakan
mampu menyembuhkan nya. jika ternyata kau membohongi
awas toyaku ini!" Co Hlong yang telah belajar banyak dari Kiok Gie, guru
dari pemimpin-pemimpin kuil Toa Ciok Sie, menjawab dengan
menantang: "Meskipun kau bersenjata toya, belum tentu kau
dapat melawan aku dengan kedua kepaianku ini!"
Ngo Kong Toa-su balik badan dan membentak: "Kau anak
kemarin dulu ini betul-betul mulut besar!" Lalu ia berdiri siap
bertempur melawan Co Hiong, Tetapi Co Hiong hanya
tersenyum, ia jalan terus dan masuk ke dalam gubuk
menghampiri ranjangnya Lie Ceng Loan, Liong Giok Pin
berdiri siap sedia dengan pedangnya
Pada enam hari berselang Co Hiong pernah coba
mengobati Lie Ceng Loan akan tetapi karena tenaga
dalamnya belum cukup, ia hanya berhasil membebaskan tiga
dari delapan jalan-jalan darah yang penting, karena
pertolongannya itu, ia harus beristirahat paling sedikit enam
hari untuk memulihkan tenaga dalam dan semangatnya,
Ketika ia kembali lagi setelah beristirahat Giok Siu Sian Cu
datang untuk menantang Hian Ceng Tojin bertempur, dan Ngo
Kong Toa-su juga pergi untuk menyaksikan pertempuran itu,
ia masuk ketika Liong Giok Pin keluar, dan menotok jalan
darahnya di waktu dia kembali masuk.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dan ia tolong membebaskan empat- jalan darahnya Lie
Ceng Loan lagi sehingga ia betul-betul kehabisan tenaga,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebetulnya ia ingin beristirahat di dalam hutan pohon-pohon
Bwee, ia ingat bahwa ia harus membebaskan satu jalan
darahnya lagi, Dan pikiran tersebut mendorong ia kembali lagi
untuk membebaskan satu jalan darah itu.
Ngo Kong Toa-su yang sedang meronda di depan telah
melihat bayangannya Co Hiong, lalu ia bersembunyi di
belakang sebuah pohon, ia juga loncat naik ke atas atap
rumah gubuk itu ketika Co Hiong loncat ke atas atap, dan
mencegah dengan toyanya, Co Hiong insyaf bahwa ia tak dapat melawan, maka ia
duduk di atas rumah sambil memejamkan kedua matanya.
Kemudian Giok Cin Cu datang, ia semakin tak berdaya
melawan mereka dengan keadaan tubuhnya yang sangat letih
itu, Sebab-sebab di atas itulah mengapa Co Hiong duduk di
atas atap rumah gubuknya Lie Ceng Loan sambil menghadapi
Ngo Kong Toa-su. Co Hiong yang telah menghampiri ranjangnya Lie Ceng
Loan menyaksikan Lie Ceng Loan masih tidur nyenyak ia
tersenyum karena ia yakin bahwa pertolongannya berhasil
Dengan menghadapi Giok Cin Cu ia berkata:
"Dia telah menderita luka-luka di dalam tubuhnya karena
hawa gunung yang dingin telah merembes masuk ke jalanjalan darahnya, bahkan ke dalam tulang-tulangnya, Aku harus
membebaskan kedelapan jalan-jalan darahnya yang penting,
aku telah membebaskan tujuh jalan darahnya kini masih
tinggal satu lagi yang harus dibebaskan
Kita perlu air panas untuk menyeduh bawang merah.
Setelah aku berhasil membebaskan jalan darahnya yang satu
itu, ia harus diberi minum air bawang merah yang telah
diseduh. ia harus tidur selama satu jam, dan akan sembuh
setelah ia mendusin dari tidurnya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Cin Cu melakukan segala apa yang diminta, Bersama
Liong Giok Pin ia menyediakan air panas dan bawang merah,
Ngo Kong Toa-su berdiri di samping ranjang puteri angkatnya,
menyaksikan Co Hiong yang berusaha membebaskan jalan
darahnya Lie Ceng Loan, Co Hiong mengerti bahwa Hweeshio tua itu masih
mencurigai padanya, sekonyong-konyong dengan tangan
kirinya ia membalikkan tubuhnya Lie Ceng Loan, lalu menepuk
punggungnya gadis itu dengan tangan kanan-nya. Ketika itu
terlihat ia berkeringat nampaknya letih sekali Setelah
melakukan pertolongan itu, dengan napas sengal-sengal ia
mundur dua tindak, lalu berkata:
"Semua... jalan-jalan darahnya... yang penting telah aku
bebas.,, kan,., setelah ia dapat tidur satu jam, ia akan
mendusin!" kata Co Hiong yang nampaknya lelah sekali,
Kemudian ia jalan keluar dari kamar itu untuk menyedot hawa
segar di luar, Ngo Kong Toa-su yang telah menyaksikan dengan kepala
matanya sendiri pertolongan yang diberikan itu lalu
menghampiri Co Hiong: "Siotee telah mengorbankan tenaga
dalam dan semangatmu untuk menolong orang, aku si tua
bangka ini sangat terharu dan berterima kasih, Sudilah Siotee
maafkan kekasaran kami tadi Mari kita masuk ke gubukku
untuk minum teh yang hangat."
Tapi Co Hiong mengetahui bahwa Hweeshio tua itu
bukannya ingin mengundang ia minum teh. Hweeshio tua itu
masih mencurigai ia, apakah ia betul-betul menolong Lie Ceng
Loan, atau mencelakakannya. ia ditahan di gubuk Hweeshio
tua itu sambil menanti akibat pertolongannya yang ia berikan
kepada Lie Ceng Loan. ia yakin bahwa pertolongannya itu
pasti akan berhasil ia tidak menjawab, tetapi ia tersenyum, lalu
mengikuti Ngo Kong Toa-su masuk ke kamar si Hweeshio tua
itu. Dengan khtdmat Ngo Kong Toa-su menuangkan teh yang
istimewa untuk tamunya, Co Hiong pun tidak segan-segan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
meminumnya dengan sekali teguk Kemudian dengan tanpa
permisi, ia berbaring di atas tempat tidurnya si Hweeshio tua
untuk beristirahat dan memulihkan tenaga dalam dan
semangatnya lagi, Ngo Kong Toa-su menjadi marah melihat sikap yang
lancang itu, ia ingin menegur, tetapi ia ingat akan usahanya
Co Hiong menolong puteri angkatnyua. "Jika ia telah betulbetul dan sungguh-sungguh menolong menyembuhkan Loan
Jie, biarlah ia bersikap congkak dan lancang. Aku hanya
menanti akibat dari pertolongannya, jika ia hanya takabur, aku
masih mempunyai kesempatan untuk bikin perhitungan
kepadanya!" pikirnya,
Karena memikir demikian Ngo Kong Toa-su duduk
menantikan di dekat ranjang di mana Co Hiong berbaring
masing-masing dengan pikiran yang berlainan Ngo Kong Toasu cemas akan keadaan puteri angkatnya, sedangkan Co
Hiong merancangkan cara bagaimana ia dapat membawa lari
gadis itu setelah sembuh, Mereka berada di dalam kamar
agak lama juga tanpa pereakapan apapun sehingga suasana
di dalam kamar itu menjadi sunyi senyap, Tiba-tiba Liong Giok
Pin datang tergesa-gesa dan berbisik di kupingnya Ngo Kong
Toa-su: "Loan Sumoy sudah tersadar dan bangun dari
tidurnya, dan Suhu minta Supek segera datangi"
Ngo Kong Toa-su segera loncat dan lari ke kamarnya Lie
Ceng Loan, Co Hiong buka kedua matanya, ia tersenyum
kepada Liong Giok Pin, lalu memejamkan matanya lagi,
senyuman itu menggiurkan hatinya Liong Giok Pin yang
kebetulan menengok ketika hendak keluar dari kamar.
Betul saja Lie Ceng Loan sudah dapat duduk di atas
pembarjngannya, Tubuhnya banyak lebih kurus, tetapi
wajahnya tidak pucat Iagi, Ngo Kong Toa-su gembira melihat
perubahan itu. Sambil mengusap-usap kepalanya gadis itu ia
menanya dengan ramah: "Loan Jie! Apakah kau merasa
enakan?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengangguk "Aku telah menderita sakit agak lama dan telah membikin
Suhu dan kalian banyak susah, Bila aku sudah sehat dan
kuat, aku tentu akan berusaha membalas budi yang besar dari
kalian," kata Lie Ceng Loan.
jawaban itu menggembirakan bukan saja si Hwee-shio tua,
juga Giok Cin Cu yang duduk di pinggir ranjang mengawasi
gerak-gerik muridnya itu. Ngo Kong Toa-su baru insyaf bahwa
ia telah lupa memberi hormat kepada Oiok Cin Cu. ia buruburu mengangkat kedua tangannya sambil berkata: "Aku si tua
bangka ini bahna kegirangan telah lupa memberi hormat
Maaf!" Giok Cin Cu lekas-lekas membalas hormat itu. "Hai! Toasu terlampau tertib, sebetulnya aku masih merasa cemas
tentang perubahan Loan Jie, dari itu aku minta Toa-su datang
untuk berdamai," katanya,
"Sebutlah apa yang aku harus lakukan demi untuk
kepentingan Loan Jie," jawab Ngo Kong Toa-su.
Giok Cin Cu mengerutkan kening.
"Apakah orang yang menolong menyembuhkan Loan Jie
adalah Co Hiong yang kita jumpai di pegunungan Cie Lian
San?" tanya Giok Cin Cu.
"Betul," jawab Ngo Kong Toa-su, "Melihat gerak-geriknya
dan caranya dia menolong membebaskan jalan-jalan
darahnya, aku tak me ragu kan lagi."
Tapi..." kata Giok Cin Cu, "Yang aku meragukan ialah
ketika dia berada di pegunungan Cie Lian San, ia terluka
parah, Ketika itu Souw Peng Hai dan orang-orangnya telah
berlalu, hanya Souw Hui Hong dan kita masih tinggal di
tempat itu. Kemudian Co Hiong naik kudanya dan berlalu
entah kemana, siapakah yang menolong dia" Dan untuk
menolong Loan Jie, ilmu yang tinggi sangat diperlukan, dan
orang yang mempunyai ilmu demikian tingginya kau belum
pernah dengar di kalangan Kang-ouw.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Misalnya Souw Peng Hai kepala dari partai Thian Liong,
meskipun namanya terkenal di empat penjuru, tetapi ia tak
mampu menolong Loan Jie, Pek Yun Hui telah menolong aku
dengan membebaskan delapan jalan darah yang penting, dan
kini Loan Jie tertolong dengan cara yang serupa, Oleh karena
itu aku ragukan tentang orang yang menolong Loan Jie,"
Seperti juga orang baru bangun dari tidurnya, Ngo Kong
Toa-su berseru: "Betul! sebetulnya siapakah yang menolong
Loan Jie?" "Barusan aku berada di dekat puncak gunung, dan aku
telah lihat bangau nya Pek Yun Hui," kata Giok Cin Cu, "Kini
aku berusaha memecahkan teka-teki yang rumit ini. Bee Kun
Bu sudah hampir setengah tahun tidak kembali, tetapi tiba-tiba
Co Hiong muncul di pegunungan Kun Lun ini, Mengapa ia rela
membuang tenaga menolong Loan Jie" Kita lihat bangau
putih, tetapi kita tidak lihat majikannya atau Bee Kun Bu.
Bangau itu disuruh oleh Pek Yun Hui datang ke sini?"
Si Hweeshio tua mendengari dengan penuh perhatian
tetapi ia tak dapat memecahkan teka-teki itu.
Sambil menarik napas panjang Giok Cin Cu melanjut kan:
"Pek Yun Hui sangat tinggi ilmunya, cantikorangnya, Dia
dan Bee Kun Bu sangat.,.," ia tidak teruskan ucapannya itu.
"Suhu, mengapa kau tak bicara terus" Apakah kau takut
aku mendengarnya dan membikin aku menjadi sedih hati?"
memotong Lie Ceng Loan dengan per-tanyaannya,
"Urusan mereka berdua lambat laun kau pun dapat
mengetahuinya. Tidak jahatnya jika aku sekarang menyatakan
pendapatku," kata Giok Cin Cu.
"Pek Yun Hui telah menolong aku, kemudian ia datang ke
pegunungan Cie Uan San lagi-lagi menolong kita, Budinya
terhadap kita besar sekali, Tetapi menurut pendapatku, semua
pertolongannya itu karena Bee Kun Bu, Aku menduganya,
setelah dia menolong Co Hiong, dia suruh Co Hiong datang ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
puncak Kim Teng Hong, Tapi dengan maksud apa Pek Yun
Hui berbuat demikian, aku belum dapat menduganya."
Ketika itu terdengar oleh mereka suara bunyinya bangau,
Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su lari keluar dan mendongak
ke atas untuk melihatnya. Mereka lihat bangau itu terbang
dengan pesatnya dan menghilang di balik sebuah puncak!
Ngo Kong Toa-su menghadapi Giok Cin Cu dan berkata:
"Betul, apa yang kau katakan tadi, Bangau itu adalah
bangaunya Pek Yun Hui!"
Baru saja Giok Cin Cu hendak menjawab tiba-tiba Co
Hiong keluar dari rumah gubuknya Ngo Kong Toa-su dan
mendaki puncak gunung, ia mengejar dan loncat di depannya.
"Cuaca sangat buruk Lebih baik kau beristirahat duIu,
Lagipula urusanmu belum beres, Aku harus kembali untuk
membereskannya," tegur Giok Cin Cu.
Sambil tersenyum Co Hiong menjawab: "Aku kira aku telah
membayar semua hutang terhadap partai Kun Lun yang
pernah menolong aku, Urusan apa lagi yang belum beres?"
Lalu ia siap sedia untuk menyerang jika perlu,
"Apakah Pek Yun Hui yang menyuruh kau datang ke sini"
Bagaimanakah Pek Yun Hui mengetahui bahwa Lie Ceng
Loan menderita sakit Bukankah Pek Yun Hui berada di
pegunungan Kpat Cong San?" tanya Giok Cin Cu.
pertanyaan itu membingungkan Co Hiong. ia kira Giok Cin
Cu sengaja menahan ia. ia menjadi marah,
"Pek Yun Hui" Aku tidak mengenal padanya! jika kau
sengaja mencari lantaran, aku Co Hiong tidak takut melawan
kau!" bentaknya lalu ia hendak menyerang Giok Cin Cu.
Tetapi segera ia merasa kedua matanya menjadi gelap,
karena tenaga dalam dan semangatnya belum pulih, ia
bertindak mundur tiga langkah, Ketika itu Giok Cin Cu juga
telah menjadi marah karena ditantang, ia ingin menyerang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tetapi ia dengar Lie Ceng Loan menjerit "Suhu! jangan serang
dia. Dia adalah kawan karibnya Bu Koko!"
Giok Cin Cu dan Co Hiong menoleh ke arah Lie Ceng
Loan, mereka terperanjat tereampur girang menyaksikan Lie
Ceng Loan telah dapat berjalan Tampak Ngo Kong Toa-su
mengikuti di belakangnya,
Lie Ceng Loan menghampiri gurunya, "Dia adalah kawan
karibnya Bu Koko, Bolehkah aku bicara dengan dja?"
Giok Cin Cu mengangguk, dan Li Ceng berdiri di depan Co
Hiong, ia berkata: Tempo hari, ketika kau menderita sakit, aku
panggil-panggil kau, tetapi kau tidak menyahut."
Co Hiong tersenyum dan menjawab: "Betul, Karena ketika
itu aku menderita sakit keras."
"Aku menderita sakit, tetapi ada Suhu, Supek dan Suciku
yang merawati aku. Kau menderita sakit tiada orang yang
merawatnya Kasihan!" kata Lie Ceng Loan,
"BetuI! Tetapi nasib masing-masing orang berlainan, dan
manusia tak dapat menghindarkan penyakit atau maut jika
sudah ditakdirkan Jika aku sakit dan tiada orang yang
merawat, itu lumrah saja," jawab Co Hiong,
Tapi apabila kita menderita sakit tiada orang yang
merawati, kita menjadi lebih sedih iagi, Bila kau sembuh "
siapakah yang menolong kau di Cie Lian San?" tanya Lie
Ceng Loan, Co Hiong terharu mendengar kata-kata yang setulus hati
itu. "Untung aku menjumpai seorang Hweeshio tua, dialah
yang mengobati dan menyembuhkan aku."
"Apakah bukan seorang gadis yang cantik elok yang
merawat dan mengobati kau" Dan setelah itu mengirim
bangaunya datang ke puncak Kim Teng Hong?" Giok Cin Cu
mengejek KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tidak mengerti akan ejekan itu. ia hanya
tersenyum dan berkata kepada Lie Ceng Loan: "Jalan-jalan
darahmuyang penting telah kubebaskan Kau hanya perlu
beristirahat beberapa hari Iagi...."
Lie Ceng Loan memegang jidatnya sendiri dan
memejamkan kedua matanya sambil berseru: "Aku merasa
pusing dan jantungku berdebar-debar!"
Ngo Kong Toa-su lekas-Iekas bertindak maju dan
memegangi tubuh puterinya sambil memanggil-manggil "Loan
Jie! Loan Jie! Mengapa kau?"
Tampak wajahnya Lie Ceng Loan menjadi pucat, bibirnya
biru, dan seluruh tubuhnya menggigil Giok Cin Cu terkejut,
perhatiannya dicurahfean kepada Lie Ceng Loan, Co Hiong
mengambil kesempatan ini ngeloyor pergi.
Ketika Giok Cin Cu ingat akan Co Hiong lagi, pemuda itu
sudah tidak kelihatan mata hidungnya! ia berjingkrak dan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berseru: "Betul tepat dugaanku Dengan alasan menolong Lie
Ceng Loan, dia telah melukai lebih hebat lagi, Ayo lekas-lekas
bawa Lie Ceng Loan ke tempat tidurnya, dan aku hendak
mengejar jahanam itu-"
Sambil memegangi tubuhnya Lie Ceng Loan, Ngo Kong
Toa-su berdiri bengong terpaku karena bingung-nya. seluruh
tubuhnya gemetaran bahna gemas dan gusarnya akan
perbuatan Co Hiong terhadap puteri ang-katnya, Kemudian air
matanya mengucur, dan ia berseru seperti orang hilang
ingatan: "Loan Jie! Loan Jie! mengapa nasibmu demikian
buruknya" Mengapa kau harus menderita sampai begini!"
Toa-su, kau jangan terlalu sedih hati, Loan Jie harus lekaslekas ditolong, Dia adalah murid dari partai Kun Lun, kita tidak
akan tinggal diam terhadap orang yang membikin dia celaka!"
kata Giok Cin Cu menghibur
Ngo Kong Toa-su lalu pondong Lie Ceng Loan dibawa ke
pembaringannya ia memperhatikan bahwa ranjang itu telah
diganggu orang, ia ingat akan Liong Giok Pin dan ia tidak lihat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
gadis itu! Giok Cin Cu juga menjadi kaget ia mencarinya di
dalam katnar, lalu ia lari keluar Di bawah sebuah pohon Bwee
ia tampak Liong Giok Pin berdiri terpaku dengan kedua
matanya mengawasi langit seperti orang dungu "Celaka!" seru
Giok Cin Cu. "Anak itu telah ditotok orang! Dan siapakah yang
menotoknya?" ia loncat dan berdiri di depan gadis itu, tetapi
lalu tetap berdiri bagaikan patung, dia tidak merasa ada orang
berdiri di depannya ia membentak "Hei! Giok Pin! Apakah
yang kau lakukan, sumoymu menderita sakit keras, mengapa
kau berdiri disini?" ..
Teecu.... Teecu,,." jawab liong Giok Pin tapi ia tak dapat
bicara terus. Giok Cin Cu membentak: "Ayo, katakanlah! Kau
mengapa?" Sebetulnya Liong Giok Pin adalah seorang anak yatim
piatu waktu berusia tiga tahun, Giok Cin Cu telah menolong
dan mendidik ia di kuil Sam Goan Kong selama delapan belas
tahun, Diantara muridnya Liong Giok Pinlah yang paling
disayang, ia tidak dianggap sebagai murid, tetapi seperti anak
kandungnya ia pun menganggap Giok Cin Cu seperti ibu
kandungnya, Tetapi setelah Giok Cin Cu menerima Lie Ceng Loan
sebagai murid, Giok Cin Cu yang masih mencintai Hian Ceng
Tojin memandang Bee Kun Bu sebagai Hian Ceng Tojin, dan
Lie Ceng Loan sebagai dirinya sendiri, oleh karena itu ia
sayang sekali Lie Ceng Loan. Beruntung sekali Lie Ceng Loan
yang mulia itu tidak mengiri terhadap Liong Giok Pin yang ia
cintai sebagai saudara kandungnya sendiri,
Liong Giok Pin yang telah tinggal bersama-sama Lie Ceng
Loan cukup lama sudah paham betul akan sifat dan wataknya
Lie Ceng Loan, juga sayang sayangnya ia telah sering diajak
berkelana oleh gurunya dan telah berpengalaman Dengan
kepala matanya sendiri ia sering menyaksikan penderitaan
manusia, dan ia telah bertekad menjadi satu rahib.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi ia tidak menduga bahwa setelah melihat Co
Hiongyang tampan, hatinya tergiur Soal ini ia tak berani
memberitahukan kepada gurunya, sebetulnya ia keluar ingin
menjumpai Co Hiong, Untuk pertama kali ia menjawab
gurunya dengan berdusta. "Karena Teecu tidak ingin mendengarkan pereakap-an
Suhu dan Supek, maka Teecu keluar ke sini," demikian
jawabnya, Giok Cin Cu tak dapat diabui oleh jawaban itu.
Tetapi untuk menghindarkan salah paham, ia hanya
mengangguk dan berkata: "Sumoymu tiba-tiba menderita lagi,
dan ia kini tidak sadarkan diri pula, Ayo, kau lekas-lekas pergi
menjaga dia!" Liong Giok Pin mengangkat kedua tangannya memberikan
hormat, lalu ia lari ke kamar Lie Ceng Loan.
Lie Amanat Marga 6 Pendekar Pedang Dari Bu-tong Karya Liang Yu Sheng Keajaiban Negeri Es 1

Cari Blog Ini