Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 12
Kak wan. Selama beberapa tahun itu, apa tidak bisa jadi
diam-diam Kak wan telah menurunkan banyak ilmu silat
kepada Thio Cinjin" Sekarang, nama Boe tong pay
menggetarkan seluruh jagat dan menurut pendapatku,
semua itu yalah hadiah dari Kak wan."
Tingkatan Kak wan Taysoe Iebih tinggi tiga tingkat
daripada Kong tie. Menutut pantas, ia harus menggunakan
istilah "Toa soesiok couw." Akan tetapi, lantaran Kak wan
meninggalkan Siauw lim sie di tengah jalan dan namanya
sudah dicoret, maka dalam pembicaraan, Kong tie sudah
tidak menggunakan istilah yang menghormat. Tapi Thio
Sam Hong sendiri buru-buru bangun berdiri dan berkata
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil membungkuk "Budi Siansoe (mendiang guru) yang
sangat besar, selalu tak dapat dilupakan Siauwtoo."
Sikapnya itu yalah untuk menghormat mendiang gurunya.
Diantara empat Seng ceng (pendeta suci) dari Siauw lim
sie, yang berhati paling mulia yalah Kong kian Taysoe.
Hanya sayang siang-siang ia sudah meninggal dunia. Kong
boen seorang pintar dan bijaksana, rasa girang dan gusarnya
jarang diutarakan pada paras mukanya. Kong seng seorang
sembrono dan polos sering sering bertindak atau berbicara
seenaknya saja. Antara mereka itu Kong tie lah yang
berpemandangan paling sempit.
Sering-sering Kong tie merasa mendongkol, karena
didalam Rimba Persilatan, nama Boe tong sudah berendeng
dengan Siauw Lim, sedang menurut anggapannya, ilmu
silat Boe tong adalah "curian" dari Siauw lim sie.
Kunjungan Sam Hong pada hari itu dianggapnya
bertujuan untuk membalas sakit hati Thio Coei San.
Disamping itu, masih ada lain hal yang dibuat ganjalan
olehnya. Sebagaimana diketahui sebelum membunuh diri,
In So So telah berlagak membisiki sembunyinya Cia Soen
dikuping Kong boen. Siasat itu siasat sangat beracun.
Selama dua tahun, tiada henti hentinya jago-jago Rimba
Persilatan mengunjungi Siauw Lim sie untuk menanyakan
dimana adanya Cia Soen. Kong boen bersumpah keras
keras bahwa ia tidak tahu. Tapi pada hari itu, diruang besar
"Giok hie koan", semua mata juga telah melihat, bahwa So
So telah membisikkan sesuatu dikupingnya. Siapa yang
mau percaya keterangan Kong boen"
Selama dua tahun, sebab gara-gara itu, banyak
pertempuran telah terjadi. Tamu-tamu banyak yang binasa
atau terluka, tapi pihak Siauw lim pun tidak bebas dari
kerusakan. Dan kalau di hitung hitung, menurut pendapat
Kong tie yang menanam bibit penyakit yalah Boe tong pay.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang, diluar dugaan Thio Sam Hong datang sendiri.
Dapat dimengerti, jika Kong tie sungkan menyia-nyiakan
kesempatan baik itu untuk melampiaskan rasa mendongkolnya. "Thio Cinjin sudah mengaku, bahwa ilmu
silat Boe tong adalah titian dari Siauw lim sir," katanya
pula. "Hanya sayang pengakuan itu tidak didengar oleh lain
orang." Tapi, walaupun diejek, Sam Hong tenang luar biasa.
"Ilmu-ilmu silat dikolong langit sebenarnya bersumber
satu," katanya dengan suara sabar. "Selama ratusan, selama
ribuan tahun, tokoh-tokoh Rimba Persilatan memperkembangkan, memperbaiki dan menambal kekurangan-kekurangan yang terdapat dalm ilmu-ilmu silat.
Maka itu, diwaktu sekarang, sukarlah dikatakan ilmu silat
mana yang benar-benar merupakan sumber dari semua ilmu
silat. Tapi, bahwa Siauw lim pay merupakan pemimpin dari
Rimba Persilatan, adalah kenyataan yang diakui oleli
semua orang. Hari ini, kedatangan Siauwtoo justeru karena
mengagumi ilmu silat dari partai kalian. Siauwtoo
mengakui kekurangan sendiri, makanya ingin minta
pelajaran dari para Taysoe.."
Kong boen dan yang lain-lain terkejut. Mereka
menafsirkan, bahwa kata-kata "meminta pelajaran" sebagai
suatu tantangan. Paras muka mereka lantas saja berubah
dan untuk beberapa saat, keadaan sunyi. Akhirnya, yang
bicara paling dulu adalah Kong seng, sisembrono. "Baiklah,
toosoe tua," katanya "Jika kau mau menjajal kepandaian
kami, akupun tidak takut."
"Kalian hendaknya jangan salah mengerti " kata Sam
Hong cepat-cepat, "Siauwtoo mengatakan mau minta
pelajaran, dan pernyataan itu adalah hal yang sesungguhnya. Dalam mempelajari Kioe yang Cin keng
yang diturunkan oleh Siansoe, ada banyak bagian yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum siauwtoo ketahui. Jika kalian sudi mengajar bagian
bagian yang kurang itu, siauwtoo akan merasa berterima
kasih tidak habisnya." Sesudah berkata begitu, ia bangun
berdiri dan membungkuk. Pernyataan Thio Sam Hong mengejutkan semua orang.
Thio Sam Hong adalah pendiri partai yang ilmu silatnya
tersohor di seluruh jagat. Sesudah mencapai usia seratus
tahun lebih, baik nama dan kepandaian maupun tingkatan,
pada jaman itu tiada orang yang bisa merendenginya. Maka
itu, adalah suatu keanehan, bahwa guru besar itu meminta
pelajaran dari pendeta-pendeta Siauw lim sie.
Kong boen buru-buru bangun berdiri dan membalas
hormat. "Thio Cinjin, janganlah Cinjin ber guyon guyon,"
katanya. "Kami adalah orang-oiang yang tingkatannya
rendah dan pelajarannya cetek. Bagaimana kami bisa
memberi pelajaran?" Sam Hong mengerti, bahwa pernyataannya terlalu aneh.
Maka itu ia lantas saja menceriterakan sejelas-jelasnya
duduknya persoalan. Ia menandaskan, bahwa kedatangannya itu yalah untuk menolong jiwa Boe Kie. la
mengatakan bahwa ia bersedia memberitahukan pihak
Siauw lim segala pelajaran yang telah diperolehnya dari
Kioe yang Cin keng dengan harapan, bahwa pihak Siauw
lim sudi memberitahukannya bagian bagian Kioe yang Cin
keng yang belum dimengerti olehnya.
Sesudah berpikir agak Iama, Kong boen berkata:
"Semenjak ribuan tahun, diantara tujuhpuluh dua macam
ilmu silat Siauw lim sie, belum pernah ada seorang murid
yang berhasil mempelajari lebih daripada duabelas macam."
"Ilmu yang dimiliki Thio Cinjin memang ilmu yang
sangat luar biasa. Akan tetapi, ilmu silat yang diwariskan
oleh leluhur partai kami dengan sesungguhnya sudah terlalu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyak, sehingga, untuk mempelajari sepersepuluhnya saja,
sudah tidak gampang. Thio Cinjin menyatakan bersedia
untuk menukar ilmu dengan partai kami dan untuk
kesudian itu, kami merasa berterima kasih. Tapi jika
dipandang dari sudut kami, kami sebenarnya tak perlu
menambah ilmu, sebab kami sendiri sudah memiliki
terlampau banyak." Ia berdiam sejenak dan kemudian berkata pula: "Ilmu
silat Boe tong bersumber dari Siauw lim. Jika har i ini kedua
belah pihak tukar menukar ilmu, maka dikemudian hari,
orang orang yang tidak tahu duduknya persoalan, akan
mengatakan, bahwa meskipun ilmu silat Boe tong
bersumber dari Siauw lim, Siauw lim pay pun pernah
memperoleh pelajaran dari Thio Cinjin. Sebagai Ciang
boenjin dari Siauw lim pay, desas desus yang semacam itu
benar-benar tidak bisa di pertanggung jawabkan oleh Siauw
ceng." Diam-diam Sam Hong menghela napas. Ia merasa
menyesal, bahwa Kong boen Taysoe, salah seorang dari
empat pendeta suci, bisa mempunyai pemandangan yang
sedemikian sempit. Akan tetapi karena kedatangannya
adalah untuk meminta bantuan orang, maka sebisa-bisanya
ia menahan sabar dan tidak menegur. "Sam wie adalah
Seng Ceng (Pendeta suci), selalu menaruh belas kasihan
terhadap segenap umat manusia" Katanya dengan suara
memohon: " Jiwa anak ini tergantung atas selembar rambut.
Maka itu, dengan mengingat welas asihnya Sang Buddha,
siauwtoo memohon pertolongan dan untuk itu, siauwtoo
berterima kasih tidak habisnya."
Kong tie tertawa dingin. "Benar, memang benar seorang
beribadat harus menaruh belas kasihan kepada, ummat
manusia," katanya dengan tawar. "Tapi berapa banyak
murid Siauw lim telah binasa didalam tangan Thio Coei
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
San Thio Ngo hiap dan isterinya" Karena mereka berdua
sudah membunuh diri sendiri, kamipun tidak mau menarik
panjang urusan ini. Kalau mau ditarik panjang, kalau kami
mau bersendirian, bahwa satu jiwa harus dibayar dengan
satu jiwa pula, maka anak inipun harus diserahkan untuk
membayar hutang." Semenjak tadi, Boe Kie yang berdiri disamping kakek
gurunya sudah naik darah. Sebegitu jauh, sedapat dapatnya
ia menekan hawa amarahtnya. Sekarang begitu mendengar
disebutkanaya ayah ibunya, ia tak bisa menahan sabar lagi.
"Thay soecouw," katanya dengan suara nyaring,
"hweeshio hweeshio ini telah melaksanakan kematiannya
ayah dan ibuku. Aku lebih suka lantas mati sekarang
daripada memohon pertolongan mereka!"
"Diam!" bentak Sam Hong. "Dihadapan orang orang tua,
tak boleh kau ngaco-belo. Kematian ayah dan ibumu tiada
sangkut pautnya dengan pendeta pendeta suci itu."
Boe Kie tidak berani membuka mulut lagi. Tapi sebagai
seorang yang beradaat angkuh, diam-diam ia mengambil
keputusan untuk menolak pertolongan para pendeta itu,
andaikata pertolongan itu mau diberikan.
Selagi Sam Hong menohon dan memohon lagi, tiba-tiba
terdengar suara tindakan kuda dan lima orang penunggang
kuda kelihatan mendatangi. Orang yang berjalan paling
depan bertubuh tinggi besar dan beroman garang,
macamnya seperti satu pagoda besi. Begitu tiba didepan Lip
soat teng, ia menahan les dan berseru: "Bagus!"
Teriakan "bagus!" itu bagaikan suara halilintar, sehingga
semua orang terkejut. Sambil mengawasi Kong boen, orang itu berkata: "Bwee
Ciok Kian dari Boe san pang ingin bertemu dengan Hong
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
thio Siauw lim Sie. Harap kalian sudi melaporkannya."
Kata kata itu yang diucapkan secara biasa, kedengaran
sangat keras dan menusuk telinga. Rupanya, sebab memiliki
suara keras yang wajar, ditambah dengan daya Lweekang,
maka suaranya begitu hebat.
Mendengar nama Bwee Ciok Kian, Boe Kie lantas saja
ingat peristiwa yang dialaminya pada dua tahun berselang,
yaitu waktu ia menghajar Ho Losam yang telah
mengancamnya dengan ulat berbisa. Melihat kegarangan
orang itu, ia lalu bersembunyi dibelakang sang kakek guru,
karena kuatir dikenali. Kong boen mengerutkan alis. Ia yakin, bahwa tujuan
Bwee Ciok Kian adaiah untuk menyelidiki tempat
sembunyinya Cia Soen. Mengingat begitu, ia jadi lebih
mendongkol terhadap Coei San dan isterinya yang
dianggapnya sudah menyebar bibit penyakit. "Ada urusan
apa tuan mencari Hong thio kuil kami?"
Bwee Ciok Kian segera melompat turun dari tunggangannya, dan menjawab seraya merangkap kedua
tangannya: "Aku ingin menyelidiki kediamannya seorang."
"Seorang, pendeta tidak mencampuri urusan luar, ia
hanya membaca kitab dan bersembahyang," kata Kong tie.
"Jika Bwee Pangcoe ingin menyelidiki kediaman seseorang,
Siauw lim sie bukan tempatnya."
"Bolehkah aku mendapat tahu, siapa adanya Taysoe ?"
tanya Ciok Kian. "She dan nama adalah sesuatu yang berada di luar badan
dan seseorang boleh menggunakan ilmu apapun jua," jawab
Kong tie secara menyimpang.
"Hai! Nama saja Taysoe sungkan memberitahukan," kata
Bwee Ciok Kian dengan suara keras. "Kalau begitu,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perjalananku ke Siong san percuma saja."
Mendadak Kong tie mendapat serupa pikiran "Belum
tentu percuma." katanya. "Bukankah Pangcoe ingin
menyelidiki tempat kediaman Kim mo Say ong Cia Soen ?"
"Benar, puteraku yang sulung telah dibinasakan oleh Cia
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Soen" jawabnya, "Jika Taysoe dapat memberi petunjuk,
segenap anggauta Boe san pang akan berterima kasih tidak
habisnya." "Kedatangan Pangcoe dihari ini dan diwaktu ini adalah
kebetulan sekali," kata Kong tie. "Jika datang kemarin atau
datang besok, kedatangan Pangcoe akan percuma saja"
Mendengar itu, bukan main girangnya Bwee Ciok Kian.
"Terima kasih atas petunjuk Tay-soe." katanya.
"Dalam dunia hanya seorang yang tahu tempat
bersembunyinya Kim mo Say ong Cia Soen," kata Kong tie
dengan suara perlahan "Orang itu yalah saudara kecil yang
berdiri disitu. Dia adalah putera dari Thio Coei San, Thio
Ngohiap, dari Boe tong pay." Seraya berkata begitu, ia
menuding Boe Kie. Waktu Bwee Ciok Kian baru datang, Boe Kie ketakutan
dan bersembunyi dibelakang Thio Sam Hong. Tapi
sekarang, melihat bahaya sudah tidak dapat dielakkan lagi
dan juga mendengar disebutkannya nama ayahnya, ia jadi
nekat. Ia merasa, bahwa sikap pengecut sangat menurunkan
keangkeran mendiang ayahnya. Ia segera maju ke depan
seraya berkata: "Bwee Pangcoe, kau sungguh tidak
mengenal malu !" Semua orang terkesiap. Siapapun juga tak pernah
menduga, bahwa bocah kurus kering itu mempunyai nyali
yang begitu besar. "Bocah ! Apa kau mau mampus!" bentak Bwee Ciok
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kian. Boe Kie keder, tapi sambil mengempos semangat, ia
berkata: "Dua tahun lebih yang lalu kau telah menyuruh
seorang yang barnama Ho Loosam menyamar sebagai
murid Kay pang dan Ho Loosam itu telah coba menawan
aku. Benarkah begitu" Mengapa kau menggunakan nama
Kay pang " Benar-benar kau tidak mengenal malu!"
Paras muka Bwee Ciok Kian merah padam. Ia
mengangkat tangannya, dan lalu menggaplok Boe Kie.
Sebab kuatir membinasakan si bocah, ia hanya menggunakan sebagian tenaganya, tapi biarpun begitu,
tenaganya yang memang besar sudah pasti tak akan dapat
disambut oleh anak itu. Boe Kie ingin melompat mundur, tapi sudah tidak
keburu lagi sebab tenaga telapak tangan Bwee Ciok Kian
sudah "menutup" seluruh tubuhnya dan napasnya lantas
saja menyesak. Karena tiada jalan, ia terpaksa mengangkat
tangannya untuk menangkis.
Mendadak, ia merasa dari punggungnya masuk semacam
hawa yang halus dan hangat. Sesaat itu tangannya sudah
kebentrok dengan tangan Bwee Pangcoe. "Plak!" tubuh
Bwee Ciok Kian terhuyung tiga tindak dan sesudah
mengerahkan tenaga Ciang kin toei, barulah ia bisa berdiri
tetap. Bukan main rasa gusar dan malunya Bwee Pangcoe.
Mukanya yang merah padam berubah seperti warna hati
babi. Dengan mata seolah-olah mengeluarkan api, ia
menacap wajah Boe Kie. Waktu Ho Loosam melaporkan kecelakaan yang
menimpa atas dirinya, ia tidak mau percaya. Sekarangpun,
bahkan sesudah mengalaminya sendiri, Ia masih tidak
percaya, bahwa bocah seperti Boe Kie mempunyai tenaga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang begitu hebat. Tafsiran satu-satunya yalah anak itu
memiliki ilmu siluman. Tapi para pendeta suci dari Siauw lim sie mengerti sebab
musabab dari kejadian yang aneh itu. Mereka tahu, bahwa
Thio Sam Hong telah membantu cucu muridnya dengan
ilmu Kat tee Coan kang (ilmu mengoperkan tenaga).
Dengan menggunakan ilmu tersebut, tangan Boe Kie
menyerupai sebatang tongkat yang, digunakan oleh Thio
Sam Hong untuk menangkis serangan lawan. Kat tee Coan
kang bukan ilmu yang terlalu sukar dipelajari. Tapi
penggunaan yang begitu bagus, sehingga tidak dapat dilihat
lawan, sungguh-sungguh luar biasa. Diam-diam ketiga
pendeta suci mengakui, bahwa mereka tidak mampu
melakuan apa yang dilakukan oleh Thio Sam Hong.
Dilain saat, Bwee Ciok Kian sudab membentak pula:
"Setan kecil! Sambut lagi pukulanku !" Ia mengempos
semangat dan menghantam dada Boe Kie dengan sepenuh
tenaga. Sambaran tenaga itu sedemikian hebat, sehingga
pakaian semua orang jadi bergoyang-goyang. Para pendeta
yang kena disambar angin pukulan, merasa dada mereka
menyesak dan buru-buru mengarahkan Lwee kang untuk
memunahkan tenaga itu. Selama beberapa tahun Thio Sam Hong menutup diri
untuk merenungkan ilmu silat dan Ilmu Thay kek kang,
yang digubahnya sendiri sangat berbeda dengan Lweekang
dari partai mana pun jua. Ia menggunakan kelemahan
untuk melawan kekerasan, yang diam untuk menindas yang
bergerak, yang sedikit untuk merebohkan yang banyak,
yang kecil untuk menjatuhkan yang besar dan apa yang
paling diutamakan yalah ilmu "meminjam tenaga,
memukul tenaga." Melihat pukulan Bwee Ciok Kian yang sehebat itu, Sam
Hong jadi mendongkol. "Kau sungguh kejam," katanya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didalam hati. "Terhadap anak yang masih begitu kecil, kau
turunkan tangan yang begitu berat. Jika aku tidak berada
disini, bukan kah Boe Kie akan bancur luluh?" Buru-buru ia
menempelkan telapak tangannya dipunggung Boe Kie dan
suatu daya Lweekang yang mahal dahsyat, yang dipatahkan
dari latihan hampir seratus tahun, lantas saja menerobos
masuk kedalam tubuh si bocah.
Sementara itu, Boe Kie sudah menyambut pukulan si
raksasa dengan mengangkat tangan kanan nya mendorong
dengan tangan kirinya, yaitu dengan menggunakan jurus
Kian liong Cay tian "Plak!". kedua lengan tangan kebentrok, disusul dengan,
"aaah!", teriakan Bwee Ciok Kian yang tubuhnya terpental
keluar bagaikan layangan putus. Sebelum orang tahu apa
yang terjadi, badan si raksasa sudah jatuh diatas cabang
pohon siong tua yang tingginya kira-kira lima tombak dari
muka bumi. Begitu jatuh, si raksasa melupakan malu dan
berteriak-teriak dengan ketakutan.
Meskipun hebat tenaga Sam Hom adalah tenaga
"lembek", sehingga Bwee Ciok Kian tak terluka sedikitpun
jua. Tapi ia tidak berani melompat turun, karena tidak
mengerti ilmunya mengentengkan badan. Maka itu dengan
jantung berdebar keras, ia memeluk cabang pohon itu eraterat. Semua orang menyaksikan kejadian itu dengan rasa
heran bercampur geli. Dua orang sebawahan Bwee Pangcoe
yang mahir dalam ilmu ringan badan, lantas saja bergerak
untuk menolong pemimpinnya.
Sementara itu, Sam Hong kelihatan bicara bisik bisik
dikuping Boe Kie yang manggut-manggutkan kepalanya. Si
bocah lantas saja menjemput sebutir batu kecil dan lalu
menyentilnya kearah cabang pohon yang sedang dipeluk
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bwee Pangcoe. Batu itu terbang dengan mengeluarkan
bunyi mengaung, "Tak".... cabang yang dipeluk si raksasa
patah dan tubuhnya yang seperti pagoda besi segera ambruk
kebawah! Boe Kie melompat dan menepuk punggung si
korban. Waktu melayang jatuh, Ciok Kian merasa pasti, bahwa
ia akan terluka berat. Tapi diluar dugaan, ia dipapaki
dengan tepukan dan badannya lantas ngapung lagi keatas.
Selagi melayang kebawah untuk kedua kalinya, ia berniat
menggunakan gerakan Lee hie hoan sin (Ikan gabus
membalik badan) agar ia bisa hinggap ditanah diatas kedua
kakinya. Tapi heran sungguh, tepukan Boe Kie membuat
kaki tangannya lemas semua, sedikitpun tak dapat
digerakkan. Demikianlah, ia jatuh ambruk dan sesudah itu,
barulah ia dapat merangkak bangun.
Mimpipun ia tak pernah mimpi, bahwa itu semua adalah
perbuatan Thio Sam Hong. Begitu bangun terdiri, ia
mengangkat kedua tangannya seraya berkata: "Enghiong
kecil, aku merasa takluk terhadapmu." Sehabis berkata
begitu, buruburu ia menyemplak kudanya dan mengajak
orang orangnya turun gunung secepat-cepatnya.
Kong boen dan yang lain-lain kaget tak kepalang. Sudah
lama mendengar kelihayan Thio Sam Hong, tapi baru
sekarang mereka menyaksikannya dan apa yang barusan
dipertunjukkan oleh pendiri Boe tong pay itu adalah lebih
hebat dari pada dugaan maka. Kong boen sebenarnya tak
sudi saling menukar ilmu, tapi sesudah melihat kelihayan
Sam Hong, ia berkata dalam hatinya: "Biar pun aku berlatih
lima puluh tahun lagi, aku tak akan dapat menandinginya.
Ia ternyata memiliki ilmu yang luar biasa, ia berkepandaian
jauh Iebih tinggi dari pada aku, sehingga kalau toh aku
tukar-menukar dengannya, aku tak rugi."
Memikir begitu, in lantas saja bertanya: "Thio Cinjin,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apakah ilmu Kat te Coan kang itu didapat dari Kioe yang
Cin keng?" "Bukan," jawabnya. llmu ini dinamakan Thay kek kang,
adalah ciptaan Siauwtoo. Aku yang telah menggubahnya
dengan semacam ilmu pukulan yang diberi nama Thay kek
loan Sip sam sit (Tigabelas jurus ilmu pukulan Thay kek)
dan ilmu pukulan itu tiada sangkut pautnya dengan Kioe
yang Cin keng. Manakala Thaysoe sudah menolong cucu
muridku, aku tidak akan berlaku pelit dan bersedia untuk
merundingkan ilmu pukulan itu bersama-sama kalian."
Kong boen melirik Kong tie yang lantas saja
mengangguk. "Kalau begitu, baiklah," katanya, "Kami akan
membuka rahasia Kioe yang Cin keng kepada Thio
Kongcoe. Akan tetapi, kami hanya menurunkan ilmu itu
kepada Thio Kongcoe seorang dan Thio Kongcoe tidak
dapat mengajarkannya lagi kepada siapapun jua. Disamping itu, Thio Kongcoe juga tidak boleh menggunakan ilmu tersebut untuk bertempur dengan
murid-muridnya Siauw Iim sie. Dalam kedua perjanjian ini,
kamimenuntut sumpah yang berat dari Thio Kong coe"
Thio Sam Hong jadi girang sekali. "Boe Kie, kedua
syarat itu boleh diterima baik," katanya, "Ayolah, kau boleh
bersumpah !" Tapi anak itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku
tidak mau bersumpah dan akupun tak sudi belajar ilmu
mereka," katanya. Sang kakek guru terkejut, tapi ia lantas saja mengerti
perasaan anak itu. Ia tahu, bahwa Boe Kie beradat keras
dan lebih suka mati daripada memohon-mohon di hadapan
musuhnya. Maka itu, ia lantas saja menuntun anak itu dan
mengajaknya keluar Lip soat teng.
Sesudah terpisah agak jauh dari pendeta-pendeta Siauw
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lim tie, ia berkata: "Anak, waktu mau berangkat, kau sudah
berjanji akan menerima pelajaran dari Siauw lim pay.
Mengapa sekarang ini kau justeru melanggar janji?"
"Mereka ingin aku bersumpah untuk tidak menggunakan
ilmu Kioe yang Cin keng terhadap murid-murid Siauw lim
sie," jawabnya. "dengan adanya sumpah itu, cara
bagaimana dibelakang hari aku bisa membalas dendam
sakit hatinya kedua orang tuaku"
"Kalau sekarang ini kau menolak pelajaran Kioe yang
Cin keng, dalam tempo setahun, kau akan meninggal
dunia," kata sang kakek guru. "Sesudah mati, bagaimana
kau bisa menuntut balas" Didalam dunia terdapat banyak
sekali ilmu silat yang sangat lihay. Jika nanti kau sudah
berhasil, kau bisa membales sakit hati dengan menggunakan
ilmu silat yang lain. Tak perlu kau menggunakan ilmu Kioe
yang Cin keng. Kalau sudah mencapai puncak ke
sempurnaan, ilmu manapun jua cukup untuk membalas
sakit hatimu." Sesudah memikir sejenak, Boe Kie berkata "Baiklah, aku
turut perintah Thay soehoe." Mereka segera kembali ke Lip
soat teng. Boe Kie lantas saja menekuk lutut dan berkata
dengan suara nyaring: "Hari ini teecoe Thio Boe Kie
menerima pelajaran Kioe yang Cin keng dari pendeta suci
Siauw lim pay, dengan tujuan untuk mengobati luka.
Teecoe berjanji tidak akan mengajarkan ilmu tersebut
kepada orang lain dan juga tidak akan menggunakan ilmu
itu untuk bertempur dengan murid-murid Siauw lim sie.
Kalau teecoe melanggar janji, biarlah teecoe mati
membunuh diri sendiri, seperti apa yang dilakukan oleh
ayah dan ibuku." Sebagaimana diketahui, pada waktu baru terlahir, Boe
Kie telah diberikan kepada Cia Soen dan ia menggunakan
she Cia. Coei San dan isteri nya ingin menunggu putera
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang kedua guna menyambung turunan koluanga Thio.
Sesudah kedua suami isteri itu binasa dan mereka tak punya
anak yang lain, maka atas anjuran Lian Cioe, Lie Heng dan
lain-lain paman, Boe Kie menggunakan lagi she Thio.
Sesudah bersumpah, Boe Kie bangun berdiri.
"Dibelakang hari aku akan menggunakan lain ilmu untuk
membasmi hweeshio-hweeshio itu," pikirnya dengan
mendongkol. Kong boen Thaysoe lantas saja merangkap kedua
tangannya dan memuji: "Siancay, siancay Siauw siecoe
(tuan kecil) telah bersumpah terlampau berat!" Ia berpaling
kearah Thio Sam Hong dan berkata pula: "Kami akan
mengajak Siauw sie coe kedalam kuil untuk memberikan
pelajaran Sin kang. Tapi bagaimana dengan Thay kek Sip
sam sit?" "Aku minta kertas dan perabot tulis, dan di sini serta
sekarang juga aku akan menulis Thay kek sip sam sit serta
bagian-bagian Kioe yang Cinkeng yang dikenal olehku,"
jawabnya. "Kalau begitu, baiklah," kata Kong boen yang lalu
memberi hormat dan kemudian bersama yang lainnya,
kembali kekuil dengan mengajak Boe kie.
Sambil berjalan, bukan main rasa mendongkolnya Boe
Kie. "Kioe yang kang Boe tong belum tentu kalah dari Kioe
yang kang Siauw lim" Pikirnya. "Kalau Thay Soehoe hanya
menukar Kioe yang kang dengan Kioe yang kang, itu baru
namanya adil. Tapi kamu mau ditambahkan juga dengan
Thay kek koen Sip sam sit. Di samping itu, sesudah
mempelajari Kioe yang kang Boe tong, kamu boleh
turunkan ilmu itu kepada orang lain dan juga boleh
menggunakannya terhadap murid murid Boe tong. Tapi
pihak Boe tong tidak boleh. Inilah sangat tidak adil. Karena
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gara garaku seorang, Song Soepeh, Jie Soepeh dan yang
lain-lain tidak akan bisa mengangkat kepala lagi. Hai!
Bagaimana baiknya ?" la sangat berduka, tapi ia tidak berani
membantah perintah sang kakek guru.
Setibanya di dalam kuil, Kong boen mengantar kan Boe
Kie kesebuah kamar kecil. "Siauw Siecoo mengasolah
disini," katanya. "Aku akan segera mengirim orang untuk
mengajar ilmu kepadamu." Sehabis berkata begitu, ia
mengebas dangan tangan jubahnya dan jalanan darah
Sweehiat (jalanan darah yang jika tertotok menyebabkan
tidur pulas) Boe Kie lantas saja tertotok.
Kong boen Taysoe adalab salah seorang dari empat
pendeta suci dari Siauw lim sie. Tak usah dikatakan lagi, ia
memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Begitu tertotok
jalan darahnya, Boe Kie segera pulas dan menurut
perhitungan, ia baru akan tersadar empat jam kemudian.
Tapi Kong boen tak tahu, bahwa anak itu memiliki
Lweekang luar biasa yang diturunkan oleh Cia Soen. Dan
karena adanya Lweekang itu kedudukan jalan darahnya
bisa berpindah-pindah. Dua tahun berselang, pada waktu ia
dibawa oleb penculik yang menyamar sebagai serdadu
Goan, jalan darah Ah hiatnya (jalan darah gagu) telah
ditotok. Tapi toh, ia masih dapat berteriak "ayah!"
Sekarangpun demikian. Baru pulas beberapa saat, ia sudah
tersadar kemball. Sesudah ingatannya pulih, ia mendengar suara Kong tie
yang berkata: "Thio Tah tah adalah guru besar dari sebuah
partai sehingga kalau dia sudah menyanggupi, ilmu yang
ditulisnya pasti tidak palsu. Andaikata dia sengaja tidak
menulis terang, sesudah mempelajarinya, aku merasa pasti
kita akan mengerti."
Kecurigaan Boe Kie lantas saja timbul. Ia kuatir kalaukalau pendeta-pendeta itu mau berlaku licik. Maka itu, ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lantas saja memeramkan kedua matanya dan pura-pura
pulas. Tapi kecurigaan itu sebenarnya tidaklah perlu. Biarpun
perhubungan antara Siauw lim dan Boe tong sudah agak
renggang, tapi Kong boen, Kong tie dan Kong seng adalah
pendeta suci yang tak akan merusak nama baik Siauw lim
sie dengan akal bulus. "Thay kek Sip sam sit dan Boe tong Kioe yang kang yang
ditulis Thio Sam Hong sudah pasti tak palsu," kata Kong
boen. "Akan tetapi, kita sendiri belum pernah mempelajari
Siauw lim Kioe yang kang. Apakah untuk kepentingan
orang luar, kita harus memohon-mohon dihadapan Goan
tin?" Boe Kie kaget. la tidak pernah menduga bahwa pendeta
pendeta suci itu belum pernah mempelajari Siauw lim Kioe
yang kang. Kekuatirannya lantas saja timbul. Ia kuatir
mereka turunkan ilmu palsu.
Sementara itu, Kong tie sudah berkata pula: "Soeheng,
kau adalah Ciang boen Hong thio (pemimpin partai dan
pemimpin kuil). Maka itu, menurut pendapatku, perintahmu tak dibantah oleh Goan tin, tindakanmu ini
adalah untuk memperkaya Siauw lim pay dan bukan guna
kepentingan sendiri."
Kong Soen menghela napas. "Kalau Kong Kian Soeheng
masih hidup, kita boleh tak usah menhadapi kesukaran ini,"
katanya dengan suara meyesal. Sesudah berhenti sejenak, ia
berkata pula "Sam soetee, pergilah kau membawa Sek
thungku (tongkat timah) dan memberi perintah kepada
Goan tin, supaya ia turunkan ilmu Kioe yang kang kepada
pemuda she Thio itu."
"Baiklah," kata Kong tie.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagaimana diketahui, waktu dulu Kak wan menghafal
Kioe yang Cin keng ada tiga orang yang mendengarnya,
yaitu Thio Sam Hong, Kwee Siang dan Boe sek Siansoe.
Belakangan Kioe yang kang yang diperkembangkan oleh
Thio Sam Hong dinamakan Boe tong Kioe yang kang, yang
diperkembangkan Kwee Siang dikenal sebegai Go bie Kioe
yang kang, sedang yang diperkembangkan oleh Boe sek
Siansoe yalah Siauw lim Kioe yang kang.
Karena sangat sulit, maka dalam tiap partai hanya
beberapa orang saja yang mewarisi ilmu itu. Dalam
kalangan Siauw lim sie, tak pernah ada seorang pun yang
memiliki tujuh puluh dua macam ilmu silat. Jumlah yang
mempelajari Siauw lim Kioe yang kang lebih sedikit lagi.
Dari jaman Boe sek sampai pada Kong kian, dalam setiap
turunan hanyalah seorang saja yang belajar dalam ilmu
tersebut. Mengapa" Karena, di samping memiliki banyak
sekali ilmu, murid-murid Siauw Lim sie selalu menganggap
Kak wan Taysoe sebagai murid pemburon, sehingga
biarpun Kioe yang kang sangat tinggi mutunya, sedikit
sekali yang suka mempelajarinya.
Hanya untuk menjaga supaya ilmu itu tidak menjadi
hilang, maka pada setiap turunan selalu ada seorang murid
yang mempelajarinya. Pada jaman itu didalam kalangan Siauw lim sie hanya
murid penutup (murid yang diterima paling belakang) dari
Kong kian Taysoe yang mengerti Siauw Lim Kioe yang
kang. Tapi murid itu, yang bernama Goan tin, aneh sekali
adatnya. Ia tidak persudi keluar dari kamarnya dan kecuali
tiga pendeta suci, tak seorangpun dalam kuil yang di ladeni
olehnya. Menurut kebiasaan, setiap tahun murid-murid Siauw lim
sie dijajal kepandaiannya oleh ketiga pendeta suci. Semua
murid mengambil bagian. Hanya Goan tin seorang yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saban-saban mengatakan sakit, entah benar, entah bohong,
sehingga oleh karenanya, tak seorangpun yang tahu cetek
dalamnya kepandaiannya. Dan sekarang, karena Kioe yang
kang hanya dimiliki Goan tin seorang dan harus diturunkan
olehnya kepada Boe Kie, tidaklah heran kalau Kong boen
bertiga merasa sangsi. Beberapa saat kemudian Kong tie kembali dan berKata
Goan tin sungguh aneh. Dia mengatakan, bahwa sesudah
mengabdi pada Sang Buddha, ia juga tidak mau bertemu
dangan orang luar, tapi karena Hong thio sudah
mengeluarkan perintah, maka ia bersedia untuk mengajar
ilmu dengan cara Kay tiang Coan tang (Mengajar ilmu
dengan teraling tirai). "Sesukanyalah," kata Kong boen. "Soetee, bawalah
pemuda ini kepada Goan tin. Sesudah itu, perintah
pengurus dapur mengantarkan sebuah meja perjamuan ke
Lip soat teng. Biar bagaimanapun jua, Thio Sam Hong
adalah pemimpin dari sebuah partai besar dan kita tidak
boleh tidak berlaku hormat."
Sementara itu, Boe Kie terus berlagak pulas. Sesudah
lewat sekian lama, barulah datang seorang pendeta kecil
yang membawa makanan dan sesudah ia selesai bersantap,
pendeta itu lantas saja berkata: "Siauwsiecoe, ikutlah aku."
"Kemana?" tanyanya.
"Hong thio memerintahkan aku membawamu kepada
seseorang." "Kepada siapa ?" tanya lagi Boe Kie.
"Hong thio memesan supaya aku jangan banyak bicara."
jawabnya. Boe Kie mengeluarkan suara dihidung. Diam diam ia
mentertawai Kong boen bertiga, sebab ia sendiri sudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu, bahwa ia bakal dibawa kepada Goan tin Hweshio.
Tanpa menanya lagi, ia lalu mengikuti pendeta kecil itu.
Sesudah melewati belasan gedung dan banyak pekarangan,
sehingga Boe Kie merasa sangat kagum akan luas dan
megahnya Siauw lim sie, barulah mereka tiba disebuah
bangunan kecil yang dikurung dengan pohon pohon siong
dan pek. Sambil berdiri didepan tirai pintu, pendeta kecil
itu berseru: "Siauwsiecoe sudah tiba!"
"Masuk," demikian terdengar suara seseorang.
Boe Kie lantas saja mendorong pintu dan bertindak
masuk, sedang si pendeta kecil lalu mengunci pintu.
Si bocah mengawasi kesekitarnya. Kamar itu ternyata
sebuah kamar kosong. Kecuali selembar tikar ditengah
tengah, tidak terdapat apapun jua.
Sesudah mendengar bahwa Goan tin akan memberi
pelajaran dengan cara "Kay tiang Coan kang", ia menduga
bahwa dalam kamar itu dipasang semacam tirai. Di luar
dugaan, kamar itu bukan saja kosong melompong, tapi juga
tidak mempunyai lain pintu sehingga tak dapat ditebak dari
mana datangnya suara manusia yang barusan. Selagi ia
terheran-heran tiba-tiba terdengar pula suara itu: "Duduk!
Dengarlah aku segera menghafal Siauw lim Kioe yang
kang. Aku hanya akan menghafal satu kali. Terserah
kepadamu, berapa banyak yang bisa diingat olehmu. Hong
thio telah memerintahkan aku memberi pelajaran itu
kepadamu. Aku menurut perintah. Tapi apa kau mengerti
atau tidak adalah urusanmu sendiri."
Boe Kie memasang kuping. Sekarang barulah ia tahu
bahwa suara itu datang dari tembok sebelah dan Goan tin
hweeshio berdiam dikamar sebelah. Pada hakekatnya,
mengirim dari alingan tembok bukan kepandaian luar biasa.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siapapun jua dapat melakukannya. Apa yang luar biasa
yalah suara Goan tin kedengarannya tegas sekali, seperti
juga ia bicara berhadap hadapan. "Lweekang pendeta itu
sungguh hebat," kata Boe Kie didalam hati.
Sesaat kemudian, oraag itu berkata perlahan lahan:
"Tubuh berdiri tegak, kedua tangan yang dirangkapkan
ditaruh didada, hawa tenang, semangat dipusatkan, hati
tenteram, paras muka mengunjuk sikap menghormat. Inilah
jurus pertama yang dinamakan Wie hok Yan couw (Wie
Hok mempersembahkan gada). Ingatlah!"
Ia berdiam sejenak dan kemudian berkata pula : "Kedua
tumit kaki ditancapkan diatas bumi. Kedua tangan
dipentang keluar dengan rata. Hati tenang hawa tentaram
mata membelalak mengawasi kedepan mulut ternganga. Ini
jurus kedua, Hoen tan Hang mo couw ( Memikul gada
untuk menakluki siluman ). Kau ingatlah."
Seterusnya ia menghafal jurus ketiga, keempat kelima
sampai pada jurus keduabelas. Mengenai jurus keduabelas,
ia berkata: "Jurus ini dinamakan Tiauw wie Yauw tauw
(Mengibas buntut, menggoyang kepala), dengan Kouwkoat
seperti berikut: Lutut lurut, lengan dilonjorkan, mendorong
dengan tangan sehingga mengenakan bumi. Mata membelalak, menggoyangkan kepala, semangat dipusatkan
sehingga menjadi satu. Sesudah itu melempangkan tubuh
dan menjejak tanah dengan kaki, mengendurkan bahu,
memanjangkan lengan, menyabet tujuh kali kekiri kanan
dan sekarang sudah selesai Ilmu Kioe yang Ie kin, dikolong
langit tiada tandingan."
Hampir berbareng dengan perkataan "dikolong langit
tiada tandingan", ia membentak: "Siapa mencuri mendengar diluar" Masuk!"
"Brak!" pintu terpental dan sesosok tubuh manusia jatuh
http://dewi-kz.info/
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ngusruk. Orang itu bukan lain daripada si pendeta kecil
yang tadi mengantar Boe Kie kekamar itu. Dia jatuh
meringkuk, kedua matanya meram dan pada mukanya
terlihat rasa sakit yang hebat. Boe Kie terkejut buru-buru ia
menghampiri untuk membangunkannya.
"Kau urus saja urusanmu sendiri," kata orang dikamar
sebelah, "Sekarang kau memerlukan semua kekuatan
otakmu untuk mengingat-ingat Kouw koat yang barusan
dihafal olehlu. Tidak dapat kau memecah perhatianmu."
"Dua belas jurus itu sudah diingat olehku seanteronya,"
kata si bocah. "Apa benar" Coba kau hafal," kata Goan tin. Di dengar
dari nada suaranya, ia merasa heran bukan main.
Boe Kie lantas saja menghafal Kouw koat yang barusan
diturunkan kepadanya, dari jurus pertama Wie hok Hian
couw sampai Tiauw wie Yauw tauw, jurus kedua belas.
Benar saja, dalam hafalan itu, tak satu perkataanpun yang
salah. Untuk sejenak Goan tin tak dapat mengeluarkan sepatah
kata. Waktu menerima perintah Kong boen untuk
mengajarkan Kioe yang kang kepada orang luar, ia
mendongkol dan jika mungkin, ia tentu sudah menolak.
Akan tetapi, peraturan dalam kuil Siauw lim sie selalu
dipegang keras dan perintah seorang Hong thio, merangkap
Ciangboenjin, tidak boleh dilanggar. Di samping itu,
perintah Kong boen hanya berbunyi "mengajar anak itu"
dan bukan "mengajar anak itu sampai dia paham". Maka
itu, menurut anggapannya, jika ia menghafal Kouw koat
cepat-cepat, paling banyak si bocah
akan ingat satu dua perkataan. Tapi diluar semua
perhitungannya, Boe Kie sudah berhasil memasukkan
Kouw koat selengkapnya kedalam otaknya. Ia merasa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kagum bukan main, karena kecerdasan dan bakat yang
begitu luar biasa sungguh jarang terdapat dalam dunia ini.
Melihat si pendeta kecil terus meringkuk dilantai, Boe
Kie merasa sangat tidak tega dan segera bertanya: "Siansoe,
apakah kedosaannya Siauw soehoe ini ?"
"Dia mencuri dengar pelajaran tadi dari luar pintu,"
jawabnya, tawar. "Aku telah menggunakan Kim kong Sian
ciang untuk mengajar adat kepada nya. Jangan kuatir.
Dalam beberapa saat, ia akan sembuh kembali." Ia berdiam
sejenak dan kemudian berkata lagi. "Aku tak tahu, mengapa
Hong thio memerintahkan aku memberi pelajaran Kioe
yang Sin kang kepadamu. Aku tidak tahu siapa namamu
dan kaupun tak usah tanya namaku. Aku tidak tahu ilmu
apa yang sudah pernah dipelajari olehmu. Akan tetapi, aku
merasa kagum akan kepintaranmu. kemudian hari, kau
mempunyai harapan yang tidak terbatas. Maka itu, aku
berniat untuk membantu kau, untuk membuka Kie king Pat
meh (pembuluh darah) diseluruh tubuhmu, supaya kalau
nanti kau berlatih dengan Kioe yang Sin kang, kau tidak
usah mengalami banyak kesukaran."
Sebelum Boe Kie sempat menjawab, mendadak tembok
berlubang dan dua lengan muncul dari lubang itu! Boe Kie
kaget tak kepalang, ia mencelat dari tempat duduknya dan
berseru dengan suara tertahan: "Kau ...kau!..." Itulah
kenyataan yang terlalu mustahil ! Tapi, dengan matanya
sendiri, ia menyaksikan, bahwa tembok yang tebal itu sudah
berlubang karena sodokan tangan Goan tin, seolah-olah
tembok tidak lebih daripada tahu yang empuk.
"Tempelkan kedua telapak tanganmu dengan telapak
tanganku." memerintah Goan tin. "Aku tidak tahu she dan
namamu, akupun tidak tahu kau murid siapa. Hari ini kita
bertemu dan jodoh kita habis sampai disini."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tahu maksud orang yang sangat baik. Pandangan Boe
Kie terhadap Goan tin lantas berubah. "Terima kasih atas
bantuan Siansoe," katanya seraya melonjorkan tangannya
dan menempelkan telapak tangannya ketangan si orang
aneh. "Kendurkan tulang tulang dan otot-otot dalam tubuhmu
dan bebaskan pikiranmu dari segala ingatan," kata pula
Goan tin. "Baiklah," kata Boe Kie. Sesaat kemudian, dari kedua
telapak tangan Goan tin keluar semacam hawa hangat yang
terus menembus ketelapak tangannya, terus naik kelengan
dan bahu. Hawa itu halus bagaikan selembar benang, tapi ia
dapat merasakan nyata sekali dan perlahan-lahan hawa
tersebut masuk kepembuluh darah.
Jika menemui rintangan dan tidak dapat segera
menembus, bawa itu berubah lemas dan menerjang
berulang-ulang sehingga rintangan ditembuskan. Sesudah
lewat delapan pembunuh darah besar hawa itu makin cepat
jalannya hingga Boe Kie merasa matanya berkunangkunang, kepalanya terputar-putar dan berapa kali, ia seperti
mau jatuh tenguling. Akan tetapi dari telapak tangan si orang aneh keluar
semacam tenaga menyedot, sehingga telapak tangan Boe
Kie melekat keras pada telapak tangan Goan tin dan ia tak
sampai tenguling. Dilain saat, ia merasakan seluruh
badannya seperti dibakar. Kalau mungkin, ia tentu sudah
kabur dan membuka baju untuk menerjun kedalam lautan
es disekitar Pang hweeto.
Sesudah lewat sekian lama, bawa panas itu meninggalkan tubuhnya dan kembali ketelapak tangan
Goan tin. Sesudah menarik pulang kedua lengannya dari
lubang itu, Goan tin berkata dengan suara dingin : "Kau
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergilah!" Boe Kie melongok melalui lubang itu, tapi yang
dilihatnya hanya kegelapan. Mengingat budi si orang aneh,
ia lantas saja berkata: "Terimakasih banyak atas budi
Siansoe yang sangat besar."
Sehabis berkata begitu, ia menekuk kedua lututnya.
Mendadak lengan Goan tin muncul lagi di lubang itu dan
mengibasnya. Hampir berbareng, tubuh Boe Kie terpentaI
dan jatuh diluar pintu. Orang itu ternyata sungkan
menerima kehormatan si bocah.
"Pergi kau beritahukan Hong thio, bahwa pelajaran Kioe
yang Sin kang telah diturunkan semua kepada Siauw siecoe,
juga bahwa Siauwsiecoe mempunyai peringatan yang
sangat kuat dan semua pelajaran itu sudah diingat olehnya."
"Baiklah," kata si pendeta kecil yang sudah tersadar dan
dengan muka pucat lalu berjalan keluar dari kamar itu.
Boe Kie mengikuti dan mereka berdua lantas saja
meninggalkan kuil. Diberbagai ruangan mereka bertemu
dengan banyak pendeta yang semua berjalan dengan
menundukkan kepala dan tanpa mengeluarkan sepatah
kata. Didalam kuil terdapat ribuan orang, tapi suasana tetap
tenang dan sunyi. Boe Kie merasa kagum dan berkata
dalam hatinya: "Memang pantas sekali jika Siauw lim sie
dikenal sebagai pemimpin dari Rimba Persilatan." Jika
dibandingkan dengan keadaan di kuil Siauw lim sie, Giok
hie koan seolah-olah sebuah pasar, dimana semua orang
bergerak dan berbicara secara bebas dan merdeka. Hal ini
sudah terjadi karena, pertama, agama Tookauw memang
menganjurkan hidup bebas, dan kedua, sebab Thio Sam
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong sendiri seorang yang beradat sederhana dan
sembarangan. Setibanya mereka di Lip soat teng, Thio Sam Hong
sudah menulis tigapuluh lembar lebih tapi masih menulis
terus. Melihat kerelaan dan pengorbanan guru besar itu Boe
Kie merasa terharu, dan dengan air mata berlinang linang,
ia berseru: "Thay soehoe!"
Ia berdiam sejenak dan kemudian berkata: "Kioe yang
kang Cap jie sit sudah seluruhnya diturunkan kepada anak
oleh Siansoe," Sang kakek guru girang. "Bagus," katanya sambil
tertawa. Sesudah menulis lagi beberapa lama, Thio Sam Hong
sudah menyelesaikan apa yang mau ditulisnya. Pendeta
yang melayani segera balik kekuil untuk memberi laporan
dan tidak lama kemudian, Kong boen, Kong tie dan Kong
seng datang di Lip soat teng, diikuti oleh seorang pemuda
yang berusia kira-kira duapuluh lima tahun. Pemuda itu
mengenakan thungsha (jubah panjang) dan ia ternyata
seorang murid Siauw lim sie yang tidak menyukur rambut.
Thio Sam Hong merasa heran. Ia tahu bahwa menurut
peraturan Siauw Lim sie, sebelum lulus seorang murid
bukan pendeta tidak boleh keluar dari pintu kuil. Bagi
seorang biasa masuk di Siauw lim sie bukan gampang, tapi
keluar dari kuil itu lebih sukar lagi. Apa maksudnya Kong
boen mengajak seorang murid bukan pendeta" Tanpa
merasa, ia mengawasi pemuda itu yang jangkung kurus,
panjang lengannya dan pendek kakinya, sedang kedua
matanya bersinar terang, sehingga tidak dapat ditebak,
bahwa ia memiliki kecerdasan otak yang luar biasa.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami telah membuat Thio Cinjin banyak capai," kata
Kong boen sambil merangkap kedua tangannya.
Sam Hong bersenyum. "Terima kasih atas belas kasihan
Hong thio Soe heng, sehingga jiwa anak ini bisa ditolong,"
jawabnya sambil membungkuk. Sehabis berkata begitu, ia
menyodorkan tiga puluh lembar tulisan itu dan lalu berkata
pula: "Thay kek boen dan Sip sam sit dan Boe tong Kioe
yang kang semua sudah ditulis disini. Aku harap Sam wie
Soeheng suka memberi petunjuk petunjuk dan bahwa aku
sudah berani memperlihatkan kebodohanku dihadapan
kalian, kuharap kalian jangan mentertawai."
Kong boen menyambuti dan tanpa melihat lagi, ia segera
menyerahkan tulisan itu kepada pemuda yang berdiri
dibelakangnya. Si pemuda segera membacanya dengan
teliti, selembar demi selembar.
Sambil mencekal tangan Boe Kie, Sam Hong segera
meminta diri. "Dalam kedatangan kalian, loolap sebenarnya harus
mengundang kalian berdiam disini beberapa hari, dan
bahwa loolap tidak dapat berbuat begini hatiku merasa
sangat tidak enak." kata Kong boen. "Maka sebagai
gantinya loolap hanya bisa mengundang Thio Cinjin
meneguk tiga cawan arak untuk mengunjuk hormat kami."
Pendeta arak dan kedua orang berilmu itu lantas saja ber
sama-sama mengeringkan tiga cawan dengan beruntun.
Sesudah itu Kong been, Kong tie dan Kong seng pun
turut memberi selamat jalan dengan tiga cawan arak.
Sesudah selesai, Sam Hong dan Boe Kie segera memberi
hormat dan memutar badan untuk berlalu. Sebelum
bertindak, sekonyong-konyong pemuda jangkung kurus itu
berkata: "Soepeh, ilmu silat yang ditulis Thio Cinjin tidak
berbeda dengan pelajaran kita. Semua yang telah dibaca
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
olehku, aku sudah belajar dari Soehoe."
Sam Hong terkejut. "Omong kosong !" bentak Kong been, "Thay kek Sip sam
sit adalah mustika Boe tong pay yang digubah oleh Thio
Cinjin sendiri. Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa kau
sudah pernah belajar ilmu itu?"
Si pemuda segera menyerahkan tulisan Thio Sam Hong
itu kepada Kong boen dan berkata: "Soepeh lihat saja
sendiri." Kong boen menyambuti dan lalu membalik-balik
beberapa lembar dan kemudian menyerahkannya kepada
Kong tie dan Kong seng. Kedua pendeta itu juga membalikbalik beberapa lembar. "Soeheng, benar saja ilmu ini masih
termasuk dalam lingkungan ilmu Siauw lim sie," katanya
dengan suara perlahan. Sam Hong kaget bercampur gusar. Thay kek Sip sam sit
adalah hasil jerih payahnya selama tigapuluh tahun dan
baru pada tahun yang lalu, ilmu itu menjadi sempurna.
Intisari daripada ilmu itu ialah dengan kelemahan melawan
kekerasan, dengan bergerak lebih dulu. Azas-azas tersebut
justeru sebaliknya daripada azas azas ilmu silat Siauw lim
sie. Disamping itu, walaupun bersumber dari Kioe yang Cin
keng gubahan Tat mo Loo couw, Boe tong Kioe yang kang
sudah ditambah dengan banyak perobahan yang keluar dari
otaknya Sam Hong. Maka itulah, mendengar kata-kata si
pemuda dan Kong tie, guru besar itu jadi sangat
mendongkol. Tapi dilain saat, ia sudah dapat menebak
sebab musabab dari sikap Siauw lim. Ia mengerti, bahwa ia
kuatir dikatakan menerima pelajaran dari Bee tong pay
maka pendeta-pendeta suci itu sudah mengeluarkan siasat
tersebut. Sementara itu, sambil mengangsurkan tulisan tulisan itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada Sam Hong, Kong boen berkata: "limu silat Boe tong
bersumber dari Siauw Lim. Benar saja, apa yang ditulis
Thio Cinjin tidak banyak bedanya dari ilmu silat kami."
Sam Hong tertawa. "Apa yang telah ditulis oleh si orang
she Thio, sedikitpun aku tidak merasa menyesal," katanya.
"Aku mengerti bahwa ilmuku itu sangat cetek dan tidak
berharga. Jika Samwie tidak memerlukannya, sebaiknya
dibuang saja." Ia tidak menyambuti gabungan kertas itu
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang diangsurkan kepadanya.
"Dari kata-katamu, Thio Cinjin, rupanya kau tidak
percaya akan pengutaraan kami itu," kata Kong tie. Ia
berpaling kepada si pemuda seraya berkata pula: "Yoe
Liang, coba kau halal Thay kek Sip sam sit dan Kioe yang
kang yang diturunkan olehku kepadamu "
"Baiklah," jawab pemuda itu yang lantas saja menghafal
tulisan Sam Hong selengkapnya, sehuruf pun tidak ada
yang ketinggalan. "Thay soehoe, orang itu menghafal dengan membaca
tulisanmu," Boe Kie menyelak. "Dan sekarang mereka
mengatakan, ilmu Thay soehoe tiada berbeda dengan ilmu
mereka. Sungguh tak mengenal malu"
Sam Hongpun tahu. Ia tertawa besar dan sambil
mengawasi pemuda itu, ia berkata: "Selagi ketiga pendeta
suci mengajak aku minum arak, tuan sudah menghafalkan
dua macam ilmu silatku. Kepintaran dan kecerdasan itu
tidak dimiliki Sam Hong. Boleh aku mendapat tahu she dan
nama tuan yang besar?"
"Cianpwee jangan memuji begitu tinggi," jawabnya.
"Boanpwee she Tan, bernama Yoe Liang."
"Saudara Tan," kata pula guru besar itu dengan suara
sungguh-sungguh. "Dengan kecerdasanmu, apapun jua
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang dipelajari olehmu pasti akan berhasil. Aku hanya
mengharap, kau jangan mengambil jalan yang salah.
Dengan menggunakan kesempatan ini, aku ingin mempersembahkan kata-kata seperti berikut: Dengan
kejujuran kita memperlakukan orang
lain, dengan kerendahan hati, kita membatasi diri."
Melihat sinar mata orang tua itu yang tajam bagaikan
pisau, Yoe Liang bergidik. Tapi dilain saat ia menjadi
mendongkol dan berkata dengan suara kaku: "Terima kasih
atas petunjuk Thio Cinjin. Tapi Boanpwee adalah murid
Siauw lim dan boan pwee mempunyai Soepeh, Soehoe dan
Soesiok untuk mengajar boanpwe."
"Benar," kata Sam Hong sambil tertawa. "Memang aku
si tua yang terlalu rewel."
Sesaat itu, Kong tie mengangsurkan gabungan kertas itu.
Hampir berbareng dengan itu si pendeta terhuyung dan Yoe
Liang yang berdiri didampingnya segera coba memeluknya.
Tapi tenaga Kong tie besar luar biasa dan pemuda itu yang
kena didorong, lantas saja terpental keluar pendopo dan
jatuh ditanah. Dalam mengirim Lweekang itu, Sam Hong hanya
menggunakan sebagian tenaganya dan ia memang tidak
berniat jahat. Maka itu, begitu mengerahkan Lweekang
kebagian kakinya, Kong tie sudah bisa berdiri tegah. Sam
Hong bersenyum seraya berkata: "Itulah ilmu dari Thay kek
Sip sam sit. Sekarang terbukti, bahwa walaupun kalian
berdua paham akan ilmu itu, tapi kalian belum mempunyai
tempo untuk berlatih. Selamat tinggal !" Dengan sekali
mengibas tangan, diudara beterbanganlah kepingankepingan kertas yang sangat halus, yaitu kertas yang berisi
ilmu Thai kek dan Boe tong Kioe yang kang. Sambil
menuntun tangan Boe Kie, tanpa menengok lagi ia
meninggalkan Siauw sit sat.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong boen bertiga saling mengawasi dengatl mulut
ternganga. Mereka merasa kagum dan takluk akan
kepandaian orang tua itu. Disamping itu, merekapun
merasa agak menyesal. "Ilmu itu begitu lihay," kata Kong
boen didalam hati."Apa Yoe Liang sudah menghafakan
seanteronya" Jika satu huruf saja yang kelupaan, Siauw lim
akan menderita kerugian besar."
Malam itu didalam rumah penginapan Sam Hong
menyuruh Boe Kie berlatih menurut Kouw koat yang
diturunkan oleh Goan tin. Karena tidak ingin mendengar
dan melihat cara berlatihnya si bocah, ia sendiri tidur
disebuah kamar lain. Sebagai seorang yang berilmu tinggi,
jika ia melihat cara bersemedhi dan gerak-gerakannya serta
mendengar jalan pernapasan cucu muridnya itu, ia sudah
bisa mengetahui rahasia Siauw lim Kioe yang-kang.
Selama berada dalam perjalanan pulang, iapun belum
pernah menanyakan kemajuan Boe Kie. Meskipun ketiga
pendeta suci Siauw lim pay berpemandangan agak sempit,
akan tetapi mereka adalah orang-orang ternama dalam
kalangan Rimba persilatan sehingga ia percaya, mereka
tidak akan memberi pelajaran palsu.
Berselang beberapa hari, paras muka Boe kita sudah
berubah agak merah sehingga sang kakek guru jadi merasa
girang sekali. Sam Hong tahu, bahwa Boe Kie sudah
memiliki Kioe yang kang dari Boe tong dan Siauw lim yang
saling menambah kekurangan masing-masing. Ia percaya
penuh, bahwa kedua macam Kioe yang kang itu akan
cukup kuat untuk mengusir racun dingin Hianbeng Sin
ciang yang mengeram dalam tubuh si bocah.
Hari itu, mereka tiba ditepi sungai Han soei dan lalu
menyewa perahu untuk menyeberang.
Dengan rasa terharu, Sam Hong ingat pengalamannya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang lampau. Ia ingat kesengsaraan dulu, pada waktu ia
kabur dari Siauw lim sie dan mau menyeberang sungai itu.
Waktu usianya tidak banyak berbeda dengan usia Boe Kie
sekarang. Mimpipun ia tak pernah mimpi, bahwa pada akhirnya ia
bisa menjadi pendiri Boe tong pay yang sekarang berdiri
berendeng dengan Siauw lim pay. Keadaan Boe Kie dihari
ini lebih bagus dan lebih unggul daripada diwaktu dulu. Ia
percaya, bahwa dikemudian hari, kedudukan bocah itu
akan lebih tinggi daripadanya. Mengingat begitu, tanpa ia
merasa ia bersenyum dan hatinya bunga.
Mendadak, lamunannya disadarkan oleh teriakan Boe
Kie: "Thay soehoe!.... Aku....aku..:." Suaranya bergemetaran dan mukanya pucat pasi. Sam Hong
terkesiap. Muka anak itu merah dan pada warna kemerahmerahan itu terdapat sinar hijau. "Thay soehoe!" teriak Boe
kie. "Aku....aku tak tahan!" Badannya bergoyang-goyang.
Dengan cepat tangan kiri sang kakek guru mencekal
pengelangan tangan Boe Kie sedang telapak tangan
kanannya ditempekan dijalan
darah Leng-tay hiat dipunggung si bocah. Tapi begitu lekas ia mengirim tenaga
dalam untuk membantu Boe Kie melawan racun dingin itu,
sekali lagi ia terkesiap karena Lweekangnya lantas saja
menerobos masuk ke Kie keng Pat meh. Boe Kie
mengeluarkan teriakan menyayat hati dan lalu pingsan.
Kaget orang tua itu bagaikan disambar halilintar. Buruburu ia menotok untuk menutup dua belas Thay hiat
dibadan Boe Kie. "Mengapa Kie keng Pat meh terbuka?" tanyanya didalam
hati. "Dengan terbukanya pembuluh darah, racun bisa
lantas masuk kedalam isi perut dan kalau sudah masuk
disitu maka sudah tentu tak akan bisa dibuyarkan lagi."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah berusia lebih dari satu abad dan sesudah
ilmunya menecapai puncak kesempurnaan, guru besar itu
tenang luar biasa. Tapi kali ini, ia tak
dapat mempertahankan ketenangannya. Jantungnya berdebar
keras dan keringat dingin mengucur dari dahinya "Apa bisa
jadi, Siauw lim Kioe yang kang sedemikian hebat, sehingga
dalam beberapa hari saja ilmu itu sudah dapat membuka
pembuluh darah ?" Ia tanya lagi dirinya sendiri. "Tidak
mungkin! Pasti tidak mungkin ! Lie Heng dan Seng Kok
sudah berlatih belasan tahun, tapi latihan itu masih belum
cukup untuk membuka pembuluh darah."
Dengan Lweekangnya yang sangat tinggi, jikamau, Sam
Hong bisa membantu kedua muridnya untuk membuka
Kie-keng pat-meh. Akan tetapi, dalam memberi pelajaran,
ia selalu berpendirian bahwa sesuatu yang didapat dengan
latihan sendiri adalah lebih berhanga daripada yang
diperoleh atas bantuan orang. Dalam mengajar semua
muridnya dia tak mau tergesa-gesa. Ia membiarkan murid
murid itu berlatih sendiri dan maju dengan per lahan tapi
tentu. Waktu itu, perahu yang ditumpangi mereka tiba ditengah
tengah sungai dan karena terdampar ombak, kendaraan air
yang kecil itu terombang ambing kian kemari tiada bedanya
seperti hati Thio Sam Hong yang bergoncang keras.
Beberapa saat kemudian, Boe Kie tersadar. Sesudah
keduabelas Tayhiatnya ditotok, racun dingin tidak bisa
masuk kedalam isi perutnya, akan tetapi, karena itu, ia tak
dapat menggerakkan badan.
Sekarang Sam Hong tidak menggubris lagi soal pantas
atau tidak pantas. "Nak, bagaimana isi Siauw lim Kioe yang kang yang
diturunkan kepadamu?" tanyanya. "Mengapa semua
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembuluh darahmu jadi terbuka?"
"Yang membuka yalah Goan tin Siansoe," jawabnya. "Ia
mengatakan bahwa ia membantu supaya aku bisa berhasil
terlebih siang dalam latihan Kioe yang Sin kang."
"Tapi bagaimana ia jadi membantu kau?" tanya Sam
Hong, tergesa-gesa. Boe Kie segera menceriterakan cara bagaimana ia
mendengar pembicaraan antara Kong boen dan Kong tie,
cara bagaimana Goan tin memberi pelajaran dengan
teraling tembok dan cara bagaimana pendeta aneh itu sudah
membantunya dalam membuka Kie keng Pat mah.
Untuk beberapa lama sang kakek guru tidak mengeluarkan sepatah kata. "Kalau pembuluh darahmu
perlu dibuka dengan segera, apakah aku tidak dapat
melakukan itu?" katanya dengan suara perlahan. "Apa
maksud baik atau sengaja dia bermaksud jahat?"
"Goan tin Siansoe telah mengatakan berulang ulang
bahwa ia tak tahu she dan namaku, ia tak tahu rumah
perguruanku dan akupun tidak perlu tahu she dan
namanya," menerangkan Boe Kie.
"Goan tin .... Goan tin ...." Sam Hong berkata, seperti
pada dirinya sendiri, "Belum ... belum pernah aku
mendengar nama begitu diantara jago-jago Siauw lim sie.
Hm ... Ia tak tahu namamu, tak mengenal partaimu. Kalau
begitu, ia tak tahu perhubungan antara aku dan kau. Kalau
begitu, bantuannya itu, keluar dari hati yang baik."
Sesudah berkata itu, Sam Hong lalu menanyakan Kouw
koat Siauw Lim Kioe yang kang. Boe Kie lantas saja
menghafal, mulai dari jurus Wie hok Hian couw. Baru saja
ia menghafal sampai jurus ketiga. Ciang to Thian boen
(Dengan telapak tangan menyangga pintu langit), sang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek guru sudah berkata: "Cukup! Tak usah kau
menghafal terus. Tujuanku hanyalah untuk mengetahui
tulen palsunya ilmu yang diturunkan kepadamu. Mulai dari
sekarang, kau tidak boleh memberitahukan Siauw lim Kioe
yang Sin kang kepada siapapun jua. Kau mesti ingat, bahwa
kau tidak boleh melanggar sumpahmu yang sangat berat
"Baik," jawabnya sambil mengawasi muka sang kakek
guru, karena Sam Hong telah mengucapkau kata-kata itu
dengan suara gemetar. Ia melihat bahwa dalam kedua mata
orang tua itu mengembang air. Sebagai seorang yang sangat
pintar, ia mengerti, bahwa sang kakek guru sudah tak punya
harapan untuk menolong jiwanya lagi.
Mendadak, serupa ingatan berkelebat dalam otaknya.
"Thay Soehoe," katanya: "Apakah aku masih bisa bertahan
dan bisa pulang ke Boe tong san dengan masih bernyawa?"
"Jangan kau berkata begitu," jawab guru besar itu sambil
menahan mengucurnya air mata. "Biar bagaimanapun jua,
Thay soehoe akan berdaya untuk menolong jiwamu "
"Kalau aku masih bisa bertemu muka dengan Jie
Shapeh, aku sudah merasa puas," kata pula Boe Kie.
"Mengapa begitu?" tanya sang kakek guru.
"Sebab sesudah tidak bisa hidup, anak ingin membuka
rahasia Siauw lim Kioe yang kang ke pada Jie Shapeh"
jawabnya. "Anak mengharap supaya dengan menggunakan Kioe
yang kang dari Boe tong dan Siauw lim, Shapeh akan dapat
menyembuhkan kaki tangannya yang bercacad. Sesuai
dengan sumpah anak akan menggorok leher sendiri seperti
yang telah dilakukan ayah, supaya dengan begitu, anak
dapat menebus sebaglan kecil dari ke dosaan ibu."
Bukan main rasa kaget dan terharunya Sam Hong. Tak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah ia menduga, bahwa bocah sekecil Boe Kie bisa
mempunyai pikiran begitu: "Ah ! ... Jangan kau .... bicara
.... yang tidak-tidak." katanya dengan suara parau.
"Hari itu, aku sudah mengerti duduknya persoalan," kata
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boe Kie. "Dengan menggunakan jarum beracun, ibu telah
melukakan Jie Shapeh sehingga Shapeh bercacad untuk
seumur hidupnya. Itulah sebabnya, mengapa ayah telah. .
.." Sam Hong tak dapat mempertahankan diri lagi. Air
matanya lantas saja mengucur deras, sehingga membasahi
jubah pertapaannya. "Kau. .... kau tak boleh....memikir
yang tidak-tidak." katanya sambil menangis sedu-sedan.
Sesaat kemudian, sesudah menenteramkan hatinya, ia
berkata pula dengan suara angker: "Seorang laki laki harus
berjalan dijalanan lurus. Kau sudah berjanji, dengan disertai
sumpah berat, untuk tidak memberitahukan pelajaran
Siauw lim Kioe yang kang kepada siapapun jua. Janji itu
harus dipegang sampai pada akhirnya. Andaikata benar kau
bakal mati, aku juga tidak boleh berlaku licik."
Boe Kie terkejut. Ia mengawasi sang kakek guru dengan
mulut ternganga, akan kemudian manggut kan kepalanya.
Semenjak kecil sehingga pulang ke Tionggoan, Boe Kie
hidup bersama-sama kedua orang tua dan ayah angkatnya,
So So dan Cia Soen, memang bukan manusia yang bersih,
tapi bahkan Coei San sendiri belum pernah memberi
pelajaran bathin kepadanya. Maka itulah, ia belum
mengerti soal kehormatan dalam Rimba Persilatan.
Sekarang untuk pertama kali, ia menerima nasehat dari
kakek gurunya. Dilain saat, Sam Hong berkata pula dalam hatinya:
"Sesudah tahu, bahwa jiwanya tidak bakal tertolong lagi,
anak itu rela membunuh diri guna menolong Thay Giam.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jiwa yang sedemikian adalah sesuai dengan jiwa seorang
pendekar Rimba Persilatan."
Memikir begitu, ia lantas berniat memberi sedikit pujian
kepada Boe Kie, tapi, belum sampai ia membuka mulut,
sudah terdengar teriakan seseorang: "Hentikan perahu!
Serahkan anak itu! Kalau kau tidak menurut, jangan
katakan aku kejam." suara itu nyaring luar biasa, suatu
pertanda bahwa orang yang berteriak memiliki Lweekang
yang sangat tinggi. Sam Hong bersenyum lebar. "Siapa yang bernyali begitu
besar. berani memerintahkan aku menyerahkau cucu
muridku ?" katanya didalam hati.
Ia mendongak dan melihat sebuah perahu kecil yang
didayung oleh seorang lelaki brewokan dan dengan
badannya, orang itu melindungi dua orang anak kecil, satu
lelaki dan satu perempuan. Dibelakang perahu kecil itu
mengejar sebuah perahu yang lebih besar, yang ditumpangi
oleh empat orang-orang Hoan ceng (Pendeta bukan
golongan Han) dan tujuh delapan perwira Mongol yang
mendayung perahu. Lelaki brewokan itu bertenaga sangat besar dan
perahunya laju pesat sekali. Tapi perahu yang mengejar
didayung oleh orang yang jumlahnya jauh terlebih banyak,
sehingga makin lama jarak antara kedua perahu itu jadi
semakin pendek. Beberapa saat kemudian, tampak ke empat Hoan ceng
dan perwira-perwira Mongol itu mulai melepaskan anak
panah. Sekarang Sam Hong tahu, bahwa yang dimaui oleh
orang-orang itu adalah kedua anak kecil yang dilindungi
oleh si orang brewokan. Selama hidup, ia paling benci
serdadu-serdadu Mongol yang berbuat sewenang-wenang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terhadap orang Han dan seketika itu juga, didalam hatinya
timbut niatan untuk menolong. Tapi ia segera mengurung
kan niatannya itu, karena ia sendiri harus melindungi Boe
Kie yang sedang menderita penyakit berat. Disamping itu,
jarak antara perabunya dan kedua perahu yang sedang ubarubaran itu masih terlalu jauh, sehingga biarpun ingin, ia tak
akan keburu menolong mereka.
Tapi dilain saat terjadi perkembangan yang di luar
dugaan. Dengan tangan kiri tetap mendayung perahu,
tangan kanan si brewok mengibas anak anak panah yang
menyambar dengan penggayuh yang satunya lagi. Tanpa
merasa, Sam Hong bersorak dan berkata dalam hatinya:
"Orang itu memiliki kepandaian luar biasa. Cara bagaimana
aku bisa mengawasi kecelakaan yang menimpa dirinya
seorang gagah dengan berpeluk tangan?" Ia lantas saja
berpaling kepada situkang perahu seraya berkata: "Coan kee
(tukang perahu), dayunglah perahumu kearah kedua perahu
itu!" Si tukang perahu kaget tak kepalang. Sambil mengawasi
si kakek dengan mata membelalak ia berkata : "Loo too
ya... kau ... kau ... jangan guyon-guyon!"
Melihat keadaan sudah mendesak, tanpa mengeluarkan
sepatah kata, Sam Hong menyentak dayung dan dengan
sekali menggayuh, kepala perahu sudah terputar.
Sekonyong-konyong terdengar teriakan menyayat hati.
Teriakan itu keluar dari mulutnya salah seorang anak yang
lelaki yang punggungnya tertancap sebatang anak panah.
Dalam kagetnya, si brewok membungkuk untuk
memeriksa luka anak laki-laki tersebut itu, dan selagi ia
membungkuk, dua batang anak panah mengenakan pundak
dan punggungnya. Ia mengeluar kan teriakan tertahan.
Badannya bengoyang-goyang dan dayung yang dicekalnya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jatuh ke air, sehingga perahunya lantas saja berhenti. Sesaat
kemudian perahu yang mengejar sudah menyandak dan
semua pengejar Ialu melompat keperahu si brewok. Tapi
dia laki-laki sejati. Biarpun dikurung oleh begitu banyak.
musuh, secara nekat-nekatan in melawan dengan tangan
kosong, "Orang gagah, jangan takut !" teriak Thio Sam Hong.
"Aku akan datang menolong kau!" Sambil menggenjot
tubuhnya, ia melontarkan dua lembar papan ke air, kaki
kirinya menotol papan pertama, kaki kanannya papan
kedua dan bagaikan seekor burung raksasa, ia hinggap
diatas perahu. Selagi ia melompat, dua orang perwira
dengan berbareng melepaskan anak panah, tapi kedua anak
panah itu terpental dengan kibasan tangan. Begitu lekas
kedua kakinya menginjak geladak perahu, ia menghantam
dengan telapak tangan kirinya dan dua Hoan ceng,
terpental setombak lebih, akan kemudian tercebur didalam
air. Melihat kelihayan si kakek, semua orang kaget bukan
main; "Bangsat tua! Mau apa kau?" bentak perwira yang
memimpin rombongan. "Anjing Tat coe !" Sam Hong balas mencaci. "Lagi - lagi
kamu mencelakakan rakyat baik baik. Pergi!'
"Kau tahu siapa mereka?" tanya si perwira. "Mereka
adalah anak-anaknya penghianat dari Mokauw (agama
siluman). Hong siang telah mengeluarkan firman untuk
membekuk mereka!" Mendengar "penghianat dari Mokauw", Thio Sam Hong
rupanya terkejut juga. "Apakah mereka orang-orangnya
Tincoe Cioe Coe Ong?" Tanyanya didalam hati. Ia
menengok kepada sibrewok dan bertanya: "Apa benar?"
Dengan tubuh berlumpuran darah dan sambil memeluk
mayat anak lelaki itu, ia menangis dan berkata:
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siauwcoekong (majikan kecil)... Siauw coekong binasa
dipanah oleh meraka.. "
Si kakek jadi makin kaget. "Apakah anak itu puteranya
Cioe Coe Ong?" tanyanya pula.
"Benar," jawabnya "Aku sudah gagal menunaikan
tugasku. Biarlah aku mati bersama sama".
Perlahan-lahan ia menaruh mayat di atas geladak perahu
dan kemudian menubruk perwira Mongol itu. Tapi, sebab
lukanya terlalu berat dan kedua anak panah itu belum
dicabut dari pundak dan punggungnya, maka begitu
melompat, ia roboh kembali. Nona kecil itu, yang
lengannya tertancap sebatang anak panah, menangis dan
sesambat: "Koko! Koko !... "
Didalam hati, Sam Hong merasa menyesal bahwa ia
sudah mencampuri urusannya Cioe Coe Ong. Akan tetapi,
karena sudah terlanjur, ia tak bisa mundur ditengah jalan.
Maka itu, ia menengok kepada siperwira dan berkata:
"Anak itu sudah binasa dan mereka berdua telah mendapat
luka berat, sehingga tak lama lagi merekapun akan turut
binasa. Kalian sudah berpahala besar. Pergilah!"
"Tidak bisa!" kata perwira itu. "Kami mesti memenggal
kepala ketiga orang itu."
"Perlu apa kalian berlaku begitu kejam ?" kata pula Sam
Hong. "Siapa kau" Mengapa kau berani campur campur arusan
kami ?" tanya siperwira dengan aseran.
Sam Hong tertawa. "Siapa yang bisa menolong sesama
manusia, haruslah dia menolong," jawabnya. "Segala
urusan dikolong langit boleh dicampuri oleh manusia di
kolong langit." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perwira itu melirik kawan-kawannya. "Siapa adanya
Tootiang dan di mana letak kuil mu?" tanyanya.
Mendadak, dua perwira lain mengangkat golok dan
menyabet pundak Sam Hong. Kedua senjata itu menyambar bagaikan kilat dan di atas perahu yang sempit,
sungguh sukar untuk mengelakkannya. Tapi dengan hanya
sekali miringkan badan, guru besar itu sudah kelit senjata
musuh. Hampir berbareng, Sam Hong mengeluarkan kedua
tangannya yang lalu ditempelkan di punggung kedua
penyerang itu. "Pergilah !" Bentaknya seraya mendorong
dan tubuh kedua perwira itu lantas saja "terbang", akan
kemudian jatuh di atas perahu mereka sendiri.
Sesudah puluhan tahun Sam Hong belum pernah
bertempur dan hari ini ia sebenarnya menghadapi jago-jago
pilihan dari kaizar Mongol. Semua jago itu kaget tak
kepalang, sebab pihak mereka sedikitpun tak dapat berkutik.
Mendadak, seperti orang ingat sesuatu, pemimpin
rombongan menatap wajah Sam Hong dengan mulut
ternganga dan kemudian berkata dengan suara putus-putus:
"Kau ... kau .. a pa kau bukan ..."
"Aku adalah seorang yang biasa membunuh Tat coe,"
kata sikakek seraya mengibas dengan lengan jubahnya.
Hampir berbarengan semua orang itu merasakan satu
sambaran angin dan dada mereka menyesak, sehingga
mereka tidak dapat mengetuarkan sepatah katapun. Dilain
saat, dengan muka pucat mereka berdulu dulu meninggalkan perahu itu dan sesudah menolong kedua
Hoan ceng yang tercebur diair, mereka kabur secepat
mungkin dengan ramai-ramai mendayung perahu.
Melihat sibrewok dan nona cilik itu dilukakan dengan
anak panah beracun, Sam Hong segera mengeluarkan obat
pemunah racun. Sesudah itu ia mendayung perahu kecil
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itu, mendekati perahunya sendiri. Baru saja ia mau
memapah sibrewok untuk berpindah keperahunya, orang
itu sudah melompat dengan memeluk mayat dan tangan
lain menyekel tangan si nona kecil.
Sam Hong manggut-manggutkan kepala. "Benar-benar
laki-laki sejati," pujinya. "Meskipun sudah menderita luka
berat, ia tetap menunjuk kesetiaan kepada majikan kecilnya.
Aku tak merasa menyesal sudah menolongnya."
Ia sendiri lalu melompat balik keperahunya, dimana ia
segera mencabut anak panah yang menancap ditubuh si
brewok dan si gadis cilik. Sesudah menaruh obat luka dan
membalut luka itu, Sam Hong tidak lantas mendarat, karena ia menghadapi
keadaan yang agak sukar. Boe Kie yang kedua belas Thay
hiatnya ditotok, tidak bisa berjalan sendiri, sedang si
brewok dan sinona kecil itu adalah pemburonan yang
sedang dicari oleh kaki tangan kaizar Mongol. Jika mereka
menginap di Loa ho kouw, Sam Hong merasa agak berat
untuk melindungi tiga orang itu. Sesudah mengasah otak
beberapa saat, ia merogoh saku bajunya, dan ia
mengeluarkan beberara tahil perak yang lalu diserahkan
kepada si tukang perahu. "Saudara" katanya sambil bersenyum. "Aku ingin
meminta pertolonganmu untuk membawa mereka ke Thay
peng tiam supaya mereka bisa menginap disitu."
Si tukang perahu sebenarnya sangat ketakutan tapi
melihat jumlah uang yang begitu besar, ia lantas saja
manggut-manggut kepala. Si brewok buru-buru berlutut diatas geladak perahu dan
berkata: "Budi Loo tooya yang sangat besar tak akan dapat
dibelas oleh Siang Gie Coen."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sam Hong membangunkan orang itu seraya berkata
"Siang Enghiong, tak usah, tak usah kau jalankan peradatan
besar." Tiba-tiba ia terkejut, sebab waktu tangannya menyentuh
tangan Siang Gie Coen, ia merasa tangan itu dingin luar
biasa. "Siang Enghiong apakah kau mendapat luka di dalam
badan ?" tanyanya. "Benar", jawabnya sambil mengangguk. "Dengan
membawa kedua majikan kecil ini, Siauw jin (aku yang
rendah) berangkat dari Sin yang untuk pergi ke Selatan. Di
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepanjang jalan empat kali siauwjin bertempur dengan kuku
garuda (kaki tangan kaizar) yang dikirim oleh Tatcoe. Dada
dan punggungku telah terkena pukulan seorang Hoan
ceng." Sam Hong segera memeriksa nadi Siang Gie Coen dan
mendapat kenyataan, bahwa denyutan nadi sudah lemah
sekali. Kemudian ia membuka baju si brewok dan begitu
melihat lukanya, ia terkejut, karena luka itu sudah bengkak
dan sangat berat. Ia mengerti, bahwa tanpa memiliki
kekuatan badan yang luar biasa, Siang Gie Coen tentu
sudah tidak dapat bertahan lagi. Ia segera mempersilahkan
Gie Coen mengaso digubuk perahu dan melarangnya
banyak bicara. Mereka tiba di Thay pang kiam diwaktu malam. Sam
Hong lantas saja pergi ke kota untuk membeli obat-obatan
yang kemudian segera dimasak dan diberikan kepada Siang
Gie Coen dan sinona kecil.
Gadis itu, yang baru berusia kira-kira sepuluh tahun dan
yang paras mukanya mengunjuk, bahwa sesudah besar ia
bakal jadi seorang wanita yang luar biasa cantik, duduk
terpaku disamping mayat kakaknya. Melihat begitu, Sam
Hong merasa kasihan dan menanya dengan suara lemah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lembut: "Nona, siapa namamu?"
"Aku, Cioe Tit Jiak", jawabnya. "Bolehkah aku
mendapat tahu nama Too tiang?"
Rasa simpathi guru besar itu jadi makin besar karena
dalam kedukaannya, anak itu masih tetap agung dan sopan.
"Aku, Thio Sam Hong." jawabnya.
"Ah!" demikian terdengar teriakan Siang Gie Coen yang
lantas bangun duduk. "Kalau begitu Tootiang adalah Thio
Cinjin dari Boe tong san! Tak heran jika Tootiang memiliki
kepandaian yang begitu tinggi. Aku merasa sangat
beruntung, bahwa hari ini aku bisa bertemu muka dengan
Sian tiang (dewa)" "Jangan gunakan istilah dewa", kata si kakek seraya
bersenyum. "Aku hanya berumur lebih panjang dari
manusia kebanyakan Siang Enghiong, tidurlah. Jangan
banyak bergerak supaya lukamu tidak terbuka lagi."
Melihat kegagahan Siang Gie Coen dan sopan santunnya
Cioe Tit Jiak, Sam Hong merasa senang sekali. Tapi begitu
mengingat bahwa mereka itu adalah orang-orang dari
golongan sesat, hatinya lantas saja berubah dingin. "Jie wie
mendapat luka berat dan tidak boleh banyak bicara."
katanya dengan suara tawar.
Dulu, Thio Sam Hong sebenarnya tidak begitu
menghiraukan perbedaan antara golongan sesat dan lurus.
lapun pernah mengatakan kepada Coei San, bahwa "ceng"
(lurus besar) dan "sia" (sesat kotor) sukar dibedakan. Kalau
berhati tidak baik, murid murid dari partai lurus bersih bisa
melakukan perbuatan jahat, sedang murid-murid dari partai
yang katanya sesat kotor dapat melakukan perbuatan mulia,
jika hati mereka bersih. Ia juga pernah mengatakan, biarpun
angkuh dan beradat aneh, In Thian Ceng dari Peh bie kauw
adalah laki laki yang bertanggung jawab atas segala
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perbuatan nya. Akan tetapi, semenjak Coei San membunuh diri ia
membenci Peh bie Kauw. Ia menganggap, bahwa
kebinasaan Coei San dan kecelakaan Jie Thay Giam adalah
gara-gara Peh bie kauw. Walaupun ia masih dapat
menahan sabar dan tidak menuntut balas terhadap In Thian
Ceng, tapi didalam hatinya sudah terdapat kebencian yang
sangat terhadap partai golongan "sesat".
Cioe Coe Ong adalah murid terutama golongan Bie lek
cong dari "agama" sesat. Beberapa tahun yang lalu. Cioe
Coe Ong telah memberontak di Wan cioe dan mengangkat
dirinya sendiri menjadi "kaizar", dengan kerajaan yang
dinamakan "Cioe". Tapi bala tentaranya telah dibasmi habis
oleh tentara Goan, dan ia sendiri ditangkap dan di hukum
mati. Bie lek cong dan Peh bie kauw mempunyai hubungan
erat. Waktu Cioe Coe Ong memberontak, In Thian Ceng
telah memberi banyak bantuan dari Ciat kang timur.
Bahwa Thio Sam Hong sudah menolong Siang Gie Coen
dan Cioe Tit Jiak, adalah karena didorong oleh rasa
kesatriaan dan juga sebab pada waktu turun tangan, ia
masih belum tahu siapa adanya mereka itu.
Sekarang, mengingat nasib dua orang muridnya, tanpa
merasa ia menghela napas panjang. Tak lama kemudian, si
tukang perahu sudah selasai masak dan menaruh empat
macam makanan dengan daging ayam, daging babi, ikan
dan sayur, bersama sebakul nasi dan diatas sebuah meja
kecil. Sam Hong segera menyilakan kedua tamunya makan
lebih dulu, sebab ia sendiri ingin manyuapkan Boe Kie yang
tidak bisa bergerak. Atas pertanyaan Siang Gie Coen, ia
menerangkan sebab musababnya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena hatinya berduka, Boe Kie tidak bisa makan
banyak. Baru saja menelan satu dua suap, ia sudah
menggeleng-gelengkan kepala.
Tiba tiba Tit Jiak mengambil mangkok nasi dan sumpit
dari tangan Sam Hong. "Too tiang, kau makan lebih dulu.
Biar aku saja yang menyuapkan Toako," katanya.
"Aku sudah kenyang," kata Boe Kie.
"Toako, jika kau tak mau makan, Too tiang jadi kesal
dan iapun tidak akan mau makan," kata si nona dengan
halus. "Apa kau tega membiarkan orang tua itu kelaparan?"
Boe Kie merasa perkataan gadis itu ada benarnya juga.
Maka, waktu Tit Jiak mengangsurkan sendok nasi
kemulutnya, ia lalu membuka mulut data memakannya.
Dengan hati-hati, si nona kecil mencabut tulang-tulang ikan
dan ayam dan pada setiap sendok nasi, ia menambahkan
kuah daging, sehingga menimbulkan napsu makan dan
tidak lama kemudian, Boe Kie sudah menghabiskan
semangkok nasi. Melihat begitu, Sam Hong merasa terhibur, Diam-diam
ia merasa bahwa dalam sakitnya yang begitu berat, Boe Kie
memang harus dirawat oleh seorang wanita yang halus budi
pekertinya. Semeatara itu, Siang Gie Coen makan dengan
bernapsu. Ia telah menghabiskan semangkok sayur dan
empat mangkok nasi, tapi daging dan ikan tidak disentuh
olehnya. Dilain pihak, meskipun ia seorang toosoe, Sam Hong
sendiri makan makanan berjiwa. Melihat nafsu makan
Siang Gie Coen, ia segera menawarkan daging dan ikan
kepada tamunya itu. "Thio Cinjin," kata si brewok, "Sebagai orang yang
memuja Po sat, aku tidak makan makanan berjiwa."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah ! Aku lupa," kata Sam Hong.
Dalam kalangan "agama siluman", peraturan paling
dipegang keras sekali. Anggauta "agama" itu setiap hari
hanya diperbolehkan makan satu kali dan dilarang makan
makanan berjiwa. Peraturan itu sudah berjalan sedari jaman
kerajaan Tong. Oleh sebab sepanjang masa pemerintah
selalu berusaha untuk membasminya, sedang orang-orang
Rimba persilatan juga memandangnya rendah, maka
anggauta-anggauta "agama" sesat sangat berhati hati dalam
segala sepak terjangnya. Mereka tidak makan makanan
berjiwa karena dilarang "agama" nya tapi terhadap dunia
luar, mereka selalu mengatakan, bahwa mereka ciacay
(hanya makan sayur sayur) sebab menyembah Po sat atau
Sang Buddha. Mereka tidak berani mengakui siapa
sebenarnya mereka. "Thio Cinjin, kau adalah penolong jiwaku," kata Siang
Gie Coen sesudah selesai bersantap. "Sesudah kau tahu
siapa adanya aku, akupun tak perlu menggunakan tedengtedeng lagi. Aku adalah seorang anggauta Beng kauw yang
mengabdi kepada Beng coen. Agama kami dibenci oleb
kerajaan, dipandang rendah oleh partai-partai persilatan
yang lurus dan bahkan diejek oleh orang-orang "sejalan
hitam" (kawanan perampok). Tapi Thio Cinjia sendiri,
malah sesudah mengetahui asal usul kami, masih rela
menyodorkan tangan untuk menolong kami. Budi yang
sangat besar itu tak akan dapat dibalas."
Pemimpin besar dari "agama" sesat itu dinamakan "Moni", sedang para penganut memanggitnya dengan panggilan
"Beng coen". Mereka menamakan "agama" mereka sebagai
"Beng kauw." (Agama terang), sedang orang luar memberi
nama "Mo kauw" atau Agama siluman.
Sam Hong mengawasi Gie Coen dengan mata tajam dan
berkata: "Siang Enghiong...."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo too ya," memutus Gie Coen, "janganlah kau
menggunakan kata-kata enghiong. Panggil saja namaku,
Gie Coen." "Baiklah," kata guru besar itu sambil mengangguk. "Gie
Coen, berapa usiamu sekarang?"
"Baru masuk duapuluh tahun," jawabnya.
Sam Hong mengawasi pemuda itu. Ia kelihatannya
banyak lebih tua lantaran berewoknya yang tebal. Dari
suara dan gerak-geriknya, ia memang masih muda sekali.
Sam Hong manggut-manggutkan kepalanya. "Kau baru
saja masuk usia dewasa, masih muda sekali," katanya.
"Biarpun kau sudah masuk kedalam agama sesat, masih
belum terlalu dalam. Jika kau mau memutar kepala, masih
belum terlambat. Aku ingin mempersembahkankan dengan
beberapa perkataan dan aku harap kau tidak menjadi
gusar." "Ajaran Tootiang tentulah juga berharga seperti emas
dan batu kumala," kata pemuda itu sambil membungkuk.
"Mana bisa aku merasa gusar?"
"Baiklah", kata guru besar itu. "Aku ingin menasehati
supaya kau cepat-cepat mencuci hari dan mengubah muka
supaya kau segera meninggalkan agama yang sesat itu.
Manakala kau tidak mencela Boe tong pay yang ilmunya
cetek, aku akan memerintahkan supaya muridku yang
kepala, yaitu Song Wan Kiauw, menerima kau sebegai
murid. Dihari kamudian kau akan bisa mengangkat muka
dan tidak seorangpun berani memandang rendah lagi
kepadamu." Song Wan Kiauw adalah kepala dari Boe tong cit hiap
dan namanya telah menggetarkan seluruh Rimba Persilatan. Bagi ahli silat yang biasa untuk menemuinya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja, sudah bukan gampang. Dalam beberapa tahun yang
belakangan, baru Boe tong Cit hiap mulai menerima murid.
Tapi dalam penerimaan murid itu selalu dilakukan
pemilihan dan penyaringan yang sangat keras. Hanyalah
orang orang yang berbakat dan beradat baik barulah di
terima menjadi anggauta Boe tong pay. Siang Gie Coen
adalah seorang anggauta "agama" sesat. yang dipandang
jijik oleh masyarakat seumumnya. Maka itu tawaran Thio
Sam Hong merupakan juga rezeki luar biasa pemuda itu.
Tapi, diluar dugaan, Gie Coen menjawab dengan sikap
hormat: "Bahwa aku, Siang Gie Coen telah mendapat
penghargaan yang begitu tinggi dari Thio Cinjin, bukan
main rasa terima kasihku. Akan tetapi, sesudah menjadi
anggauta Beng kauw seumur hidup aku tak berani
membelakangi agamaku itu"
Sam Hong coba membujuk lagi, tetapi pemuda itu tetap
menolak dengan hormat dan tegas. beberapa saat
kemudian, dengan rasa menyesal, ia lalu mendukung Boe
Kie seraya berkata: "Kalau begitu, biarlah kita berpisahan
disini saja," Dalam kata-kata perpisahan itu, ia malah tidak
mengucapkan perkataan, "sampai bertemu lagi," yang
lazimnya digunakan. Sebelum tuan penolong itu meninggalkan perahu, sekali
lagi Siang Gie Coen menghaturkan terima kasih dengan
berlutut. "Thio Toako," kata si nona cilik kepada Boe Kie, "setiap
hari kau harus makan kenyang kenyang, supaya Loo too-ya
jangan jengkel." Air mata Boe Kie lantas saja mengembang dan dengan
suara putus-putus ia menjawab: "Terima kasih untuk
kebaikanmu.... Tapi aku hanya bisa makan nasi beberapa
hari saja." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan main rasa dukanya kakek guru itu. Ia mengangkat
lengannya dan menggunakan tangan jubah untuk menyusut
air mata cucu muridnya. "Apa?" menegas Tit Jiak dengan suara kaget "Kau...kau..." "Nona kecil, hatimu sangat mulia," kata Sam Hong,
"Aku mendoakan supaya dibelakang hari kau jalan
dijalanan yang lurus"
"Terima kasih atas nasehat Loo too-ya," jawab Cioe Tit
Jiak. "Thio Cinjin," tiba-tiba Gie Coen berkata, "kau memiliki
Lweekang dan kepandaian yang sangat tinggi. Biarpun luka
saudara kecil itu sangat berat, aku percaya kau akan dapat
menyembuhkannya." "Benar," kata Sam Hong yang tanpa dilihat Boe Kie,
sudah menggoyangkan tangan kirinya sebagai keterangan
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepada Gie Coen, bahwa lukanya bocah itu tidak dapat
diobati lagi. Gie Coen terkejut. "Thio Cinjin," katanya pula, "aku
sendiri telah mendapat luka yang sangat berat dan sekarang
aku justeru ingin meminta pertolongan dari seorang tabib
malaikat. Mengapa Thio Cinjin tidak mau mencoba-coba?"
Thio Sam Hong menundukkan kepala. "Semua
pembuluh darahnya telah terbuka, sehingga racun dingin
bisa membuyar dan masuk kedalam perutnya," katanya
dengan suara perlahan. "ia tidak akan dapat disembuhkan
dengan memakai obat biasa dan didalam dunia, tak
seorangpun bisa mengobatinya."
"Tapi," kata Siang Gie Coan, "tabib malaikat yang
dimaksudkan olehku memiliki kepandaian luar biasa tinggi,
sehingga kata orang ia malah mampu menghidupkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mayat." Sam Hong terkejut dan mendadak saja, ia ingat satu
orang. "Apakah yang dimaksudkan olehmu bukan Tiap-kok
Ie sian?" tanyanya. "Benar," jawabnya. "Kalau begitu, Tootiang pun
mengenal Ouw Soepehku."
Guru besar itu kelihatan agak bersangsi. Memang sudah
lama ia mendengar nama Tiap kok le Sian Ouw Ceng Goe
yang dipandang rendah oleh orang Rimba Persilatan. Ia
mempunyai adat yang sangat aneh. Kalau orang yang sakit
atau terluka anggauta "agama"nya, ia segera menolongnya
dengan sepenuh tenaga tanpa mau menerima bayaran
apapun jua. Tapi, kalau yang memohon pertolongan bukan
pengikut "agama", biarpun dibayar dengan laksaan tail
emas, ia tak akan meladeni.
"Aku lebih suka Boe Kie mati dari pada menyerahkan
nya kepada orang dari agama sesat itu," katanya didalam
hati. Melihat kesangsian Sam Hong, pemuda itu dapat
menebak apa yang dipikirnya dan ia lantas saja berkata:
"Thio Cinjin, meskipun Ouw Soepeh biasanya menolak
untuk mengobati orang luar, tapi karena Thio Cinjin telah
menolong jiwa Cioe Kouw nio, ia pasti akan membuat
kecualian. Andaikata ia menolak, Gie Coen pasti tak mau
mengerti." Sam Hong menghela napas dan berkata dengan suara
duka: "Mengenai kepandaian Ouw Sinshe, sudah lama aku
mendengarnya. Hanya sayangnya, racun dingin yang
mengeram didalam tubuh Boe Kie sekarang ini tidak akan
dapat disembuhkan dengan obat biasa...."
"Thio Cinjin!" teriak Gie Coen. "Mengapa kau begitu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersangsi" Kalau diobati oleh Soepehku, paling banyak
saudara kecil itu tidak sembuh. Kalau kekiri mati,
kekananpun mati, perlu apa Tootiang memikir panjang?"
Sebagai orang yang beradat polos, ia bicara segala apa
yang berkelebat diotaknya.
Mendengar "kekiri mati, kekananpun mati", hati guru
besar itu bergoncang keras. "Apa yang dikatakan olehnya
memang tidak salah," pikirnya. "Menurut penglihatanku,
paling banyak Boe Kie bisa bertahan dalam tempo sebulan
lagi." Mengingat begitu, ia lantas saja berkata: "Gie Coen,
baiklah, aku minta pertolonganmu. Akan tetapi, sebelum
pertolongan diberikan, aku ingin menjelaskan terlebih dulu,
bahwa Sinshe tidak boleh membujuk atau memaksa Boe
Kie masuk kedalam agama kalian. Disamping itu, jika Boe
Kie benar menjadi sembuh, Boe tong pay tidak
menanggung budi agama kalian."
"Thio Cinjin," kata Gie Coen, "dengan berkata begitu,
kau jadi memandang terlalu rendah kepada orang-orang
kami." Ia berpaling kepada Cioe Tit Jiak dan berkata puta:
"Cioe Kauwnio, aku ingin kau mengikut Thio Cinjin untuk
sementara waktu. Apa kau suka?"
Sebelum si nona menjawab, Sam Hong sudah
mendahului: "Apa?"
"Aku tahu bahwa Thio Cinjin tidak suka pergi kepada
Ouw Soepehku," kata Gie Coen. "Dapat dimengerti, bahwa
lurus dan sesat tidak bisa berdiri berendeng. Thio Cinjin
adalah seorang guru besar pada jaman ini. Cara bagaimana
Thio Cinjin bisa meminta pertolongan dari seorang anggauta
agama sesat" Disamping itu, adat Ouw Soepeh juga aneh
sekali. Jika ia bertemu dengan Thio Cinjin, mungkin sekali
Ia tidak berlaku sopan santun, sehingga pertemuan itu bisa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berakibat sebaliknya daripada apa yang diharap. Maka itu,
menurut pendapatku, sebaiknya saudara Thio dibawa
olehku sendiri. Tapi, akupun mengerti, bahwa Thio Cinjin
merasa sangsi untuk menyerahkan saudara Thio kepadaku.
Maka itulah, aku minta Cioe Kouwnio berdiam di Boe tong
san untuk sementara waktu. Nanti, sesudah saudara Thio
sembuh, aku akan mengantarkannya ke Boe tong san dan
sekalian mengambil pulang Cioe Kouwnio. Dengan
perkataan yang lebih tegas, aku ingin minta Cioe Kauwnio
mengikut Thio Cinjin untuk dijadikan semacam tanggungan." Dalam pergaulannya selama puluhan tahun, Thio Sam
Hong selalu berterus terang dan menaruh kepercayaan
kepada orang-orang Rimba Persilatan. Akan tetapi, Thio
Boe Kie adalah turunan tunggal dari muridnya yang
tercinta, sehingga memang benar ia sangat bersangsi untuk
menyerahkannya kepada seorang dari kalangan "agama"
sesat. Sebelumnya guru besar itu sempat menjawab, Siang Gie
Coen sudah berkata pula "Cioe Cie Ong, Cioe Toako,
adalah seorang yang bener-benar luhur pribudinya. Sesudah
gagal dalam gerakannya di Sin yan, duapuluh tiga anggauta
keluanganya telah dibinasakan oleh Tat-coe. Bahkan ibu
Toako yang sudah berusia tujuhpuluh delapan tahun, tidak
luput dari kebinasaan. Sesudah bertempur mati-matian,
barulah aku dapat menolong seorang putera dan seorang
putrinya. Tak dinyana, Siauw kongcoe telah binasa
terpanah musuh sehingga Kauwnio merupakan turunan
yang satu-satunya dari Ciao Toako. Sebagai salah seorang
pemimpin Beng kauw, Cioe Toako mempunyai banyak
musuh. Bukan saja Tat coe, tapi musuh musuh lainnya pun
akan menyukarkan Thio Cinjin jika mereka tahu, bahwa
Cioe Kauwnio berada di Boe tong..."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa merasa Sam Hong tertawa. Sebelum ia
menyanggupi untuk menerima Cioe Tit Jiak, pemuda yang
polos itu sudah memperingatkannya. Ia berdiri bengong
beberapa saat. Memang juga, lain jalan tidak ada, kekiri
mati, kekananpun mati, jalan satu-satunya yalah mencoba
coba kepandaian Tiap-kok Ie sian. Mengingat begitu, ia
lantas saja berkata: "Gie Coen baiklah. Aku akan merawat
Cioe Kauwnio baik baik dan kaupun harus merawat Boe
Kie sebaik baiknya. Sesudah anak itu sembuh, kuharap kau
lekas-lekas datang di Boe tong san."
"Thio Cinjin tak usah kuatir," jawabnya dengan suara
lantang. "Aku pasti akan menunaikan tugas dengan
sepenuh tenaga" Sehabis berkata begitu, ia melompat kedarat dan
membuat sebuah lubang ditanah dengan ujung golok,
kemudian, sesudah membuka semua pakaian yang
menempel dimayat majikan kecilnya, ia lalu menguburnya
dalam keadaan telanjang. Sesudah itu, bersama Cioe Tit Jiak, ia memberi hormat
didepan kuburan. Nona Cioe menangis sedih, sedang ia
sendiri berdiri tegak sambil menahan mengucurnya air
mata. Mayat bocah itu dikubur dalam keadaan telanjang
adalah sesuai dengan kebiasaan Bang kauw. Menurut
"agama" itu, seorang manusia yang dilahirkan kedalam
dunia dengan tidak memakai pakaian, haruslah berpulang
ke alam baka dalam keadaan begitu juga. Sam Hong yang
tidak tahu sebab musabab penguburan yang aneh itu, hanya
menhela napas dengan perasaan, bahwa sepak terjang
orang-orang "agama" sesat benar-benar sesat.
Pada keesokan paginya, sambil menuntun Tit Jiak, guru
besar itu berpisahan dengan Gie Coen dan Boe Kie.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia, Boe Kie
menganggap sang kakek guru seperti kakeknya sendiri.
Sekarang secara mendadak kakek guru itu meninggalkannya, sehingga tanpa tertahan lagi, air
matanya mengucur deras. "Boe Kie," kata Sam Hong sambil mengusap usap kepala
anak itu. "Sesudah kau sembuh Siang Toako akan
membawa kau pulang ke Boe tong. Kita hanya berpisahan
untuk beberapa bulan dan kau tak perlu bersusah hati."
Anak itu yang kaki tangannya sudah tidak bisa bergerak
akibat totokan sang kakek guru, hanya manggutmanggutkan kepala, sedang air matanya mengucur.
Melihat begitu, nona Cioe segera kembali keperahu. Ia
mengeluarkan sehelai sapu tangan kecil dari sakunya dan
lalu menyusut air mata Boo Kie. Ia bersenyum dan sesudah
memasukkan sapu tangan itu ditangan baju Boe Kie,
barulah ia melompat balik kedarat.
Hati Sam Hong bergoncang. "Nona kecil itu, sangat
cantik dan dihari kemudian, ia pasti akan menjadi seorang
wanita yang ayu luar biasa," pikirnya. "Sesudah Boe Kie
sembuh, aku tidak boleh membiarkan mereka bertemu
muka lagi. Jika mereka sampai saling menyinta, hikayat
Coei San mungkin akan terulang lagi."
Dengan hati duka, Boe Kie mengawasi bayangan sang
kakek guru yang menuju ke arah barat sambil menuntun
tangan nona Cioe, yang tidak berhentinya mengulapulapkan tangan, sehingga bayangannya menghilang diautara pohon-pohon. Sesaat itu, hati si bocah mencelos, benar-benar ia merasa
hidup sebatang kara dalam dunia yang lebar ini dan air
matanya kembali mengucur.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gie Coen mengerutkan alis. "Saudara Thio, berapa
usiamu?" tanyanya. "Dua belas tahun," jawabnya.
"Hm... " Gie Coen mengeluarkan suara di hidung. "Usia
dua belas tahun bukan anak anak lagi. Apa kau tak malu,
menangis" Waktu aku berusia duabelas tahun, aku sudah
menerima pukulan ratusan kali, tapi tidak setetes air mata
keluar dari mataku. Seorang laki-laki sejati hanya boleh
mengucurkan darah, tak boleh mengucurkan air mata.
Kalau kau terus menangis seperti bayi, aku akan hajar kau."
Melihat kegarangan si brewok, Boe Kie jadi agak keder.
"Baru saja Thay soehoe pergi, kau sudah begitu galak."
pikirnya. "Entah berapa besar kesengsaraan yang bakal
diderita olehku." Mengingat begitu, ia lantas saja berkata
dengan suara nyaring. "Aku menangis karena merasa sedih
harus berpisahan dengan Thay soehoe. Aku belum pernah
menangis sebab pukulan. Mau pukul boleh kau pukul.
Kalau hari ini kau memukul aku satu kali, dihari kemudian
nanti aku akan membalas sepuluh kali."
Gie Coen tertawa terbahak-bahak, "Bagus! Bagus !"
katanya. "Itulah perkataan seorang laki laki. Kau begitu
liehay, tak berani aku memukul kau."
"Mengapa " Aku sedikitpun tidak bisa bergerak," kata si
bocah. "Kalau hari ini aku memukul kau, dikemudian hari,
sesudah kau memiliki kepandaian tinggi, bagaimana aku
kuat menerima sepuluh kali pukulanmu ?" jawabnya.
Boe Kie tertawa. Ia merasa bahwa meskipun garang,
Siang Toako bukan seorang jahat.
Dengan mengunakan perahu, mereka menuju ke Han
kouw dan sesudah tiba di Han kouw, Gie Coen menyewa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain perahu dan berlayar kealiran sebelah bawah dari
Tiangkang timur. Tiap kok, atau selat kupu kupu, tempat tinggal Tiap kok
Ie sian terletak di pinggir telaga Lie san ouw, sebelah utara
propinsi An hoei. Sebagaimana diketahui, dari Han kouw
sampai di Kioe kang, sungai Tiang kang mengalir kejurusan
tenggara. Sesudah melewati Kioe kang, sungai itu
membelok kearah timur laut dan masuk ke propinsi An
hoei. Boe Kie berlayar dengan perasaan duka. Ia ingat bahwa
pada dua tahun berselang, ia pernah berlayar di sungai
Tiangkang bersama sama kedua orangtuanya dan pa man
Jie Lian Cioe. Selama dalam pelayaran, ia gembira bukan
main, tetapi sekarang, kedua orang tuanya sudah meninggal
dunia secara mengenaskan, kaki tangannya tidak bisa
bergerak dan ia sendiri berada dalam rawatan seorang
sahabat baru
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dalam perjalanan untuk memohon pertolongan kepada seorang aneh. Antara kedua pelayaran
itu terdapat perbedaan seperti langit dan bumi. Ia bersedih,
tapi sebisa bisa ia menahan mengucurnya air mata, karena
kuatir ditertawai olen Siang Toakoo.
Setiap hari, pada Coe sie (antara jam 11 malam dan jam
1 lewat tengah malam) dan Ngo sie (antara jam 1 siang
sampai jam 1 lohor), racun dingin mengamuk dalam
tubuhnya. Sambil mengertak gigi dan menggigit bibir, ia
menahan sakit, sehingga bibirnya sampai tertuka akibat
gigitan. Di samping itu, makin hari serangan racun makin
hebat. Pada suatu hari mereka tiba di Kwa po, sebelah bawah
Cip keng (sekarang Nan king). Dengan mendukung Boe
Kie, Gie Coen mendarat dan lalu menyewa kereta untuk
meneruskan perjalanan ke utara. Beberapa hari kemudian,
mereka tiba di Beng Kong, di sebelah timur Hong yang.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gie Coen tahu bahwa Soepehnya yang beradat aneh itu
paling tidak senang tempat tinggalnya di ketahui orang.
Maka itu, pada waktu kereta berada dalam jarak kira-kira
dua puluh li dari Lie san ouw, ia segera turun dari kereta
dan sambil menggendong Boe Kie, lalu melanjutkan
perjalanan dengan jalan kaki.
Tapi diluar dugaannya, baru saja ia berjalan kurang lebih
satu li badannya lemas dan napasnya tersengal-sengal. Ia
terkejut dan mengerti, bahwa itulah akibat dari luka yang
dideritanya karena pukulan im ciang dari dua pendeta
asing. Boe Kie merasa sangat tidak tega. "Siang Toa ko."
katanya. "Jalan saja perlahan-lahan. Jangau kau merusak
badan." "Celaka sungguh!" kata Gie Coan dengan gusar.
"Menurut kebiasaan, sekali lari aku bisa melalui seratus li.
Apakah pukulan kedua pendeta bangsat itu sedemikian
hebat, sehingga aku tidak dapat berjalan lagi?" Dengan
amarah yang meluap-luap ia berjalan terus. Baru jalan
puluhan tombak, ia merasa tulang-tulangnya seperti mau
copot. Tapi Siang Gie Coen seorang keras kepala dan keras
hati. Sambil mengertak gigi, ia maju terus, setindak demi
setindak. Dengan kemajuan yang sangat lambat itu, sampai malam
barulah mereka melalui separuh perjalanan. Jalanan
gunung yang berbelit belit dan turun naik menambah
penderitaan pemuda itu. Akhirnya, waktu tiba disebuah hutan ia tak dapat
bertahan lagi. Perlahan-lahan ia menaruh Boe Kie diatas
tanah dan kemudian, ia merebahkan diri untuk mengaso. Ia
mengeluarkan kue phia dari sakunya dan membagi kue itu
kepada Boe Kie untuk menangsal perut.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah mengaso kira-kira setengah jam, Gie Coen
bangun berdiri untuk meneruskan perjalanan, tapi Boe yang
merasa kasihan terhadapnya, berkeras untuk mengaso
semalaman dihutan itu. Sesudah berpikir sejenak, ia merasa
pendirian si bocah ada benarnya juga. Andaikata, mereka
bisa tiba dirumah Ouw Ceng Goe pada malam itu, sang
Soepeh yang beradat aneh mungkin bergusar karena
diganggu tidurnya dan kalau dia bergusar, mungkin sekali
dia akan menolak untuk mengobati. Memikir begitu, ia
lantas saja menyetujui usul Boe Kie.
Mereka tidur dengan menyender dikaki sebuah pohon
besar. Kira-kira tengah malain, racun dingin mengamuk lagi
dan Boe Kie memanggil keras. Karena sungkan
mengganggu Gie Coen yang sudah capai lelah, ia menahan
sakit sambil menggigit bibir.
Selagi ia bergulat melawan racun dingin itu, sekonyongkonyong terdengar suara beradunya senjata, disusul dengan
suara bentakan seorang: "Mau lari kemana kau?"
Bentakan, disusul pula dengan teriakan beberapa orang
lain. "Cegat ditimur ! Cepat ! Supaya dia masuk kehutan!"
"Bangsat gundul itu tidak boleh dilepaskan ! Cegat!"
Hampir berbareng terdengar tindakan sejumlah orang
yang menuju kearah hutan.
Dengan kaget Siang Gie Coen tersadar. Satu tangannya
segera menghunus golok, lain tangan mendukung Boe Kie,
siap sedia untuk melarikan diri sambil bertempur.
"Siang Toako, kurasa mereka bukan maui kita," bisik
Boe Kie. Gie Coen mengangguk. Di dalam hati ia sudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengambil keputusan, bahwa meskipun mesti membuang
jiwa, ia akan coba melindungi keselamatan bocah itu.
Hanya ia merasa menyesal, bahwa sesudahb mendapat
luka, ilmu silatnya sekarang sudah musnah seanteronya.
Mereka mengintip dari belakang sebuah pohon besar.
Mereka melihat berkelebat-kelebatnya bayangan orang
tujuh delapan orang sedang mengurung dan mengerubuti
satu orang. Karena gelap, mereka tak tahu siapa adanya
orang-orang itu. Mereka hanya tahu, bahwa orang yang
dikepungnya melawan dengan tangan kosong dan bahwa
orang itu lihay luar biasa, sehingga biarpun dikerubuti, ia
masih dapat membela diri secara bagus sekali.
Sesudah bertempur beberapa lama, setindak demi
setindak, orang-orang itu mendekati tempat bersembunyinya Gie Coen berdua. Pada waktu sang
rembulan muncul dari alingan awan hitam mereka melihat,
bahwa orang yang dikepung yalah seorang pendeta yang
berusia kira-kita lima puluh tahun, tubuhnya kurus
jangkung data mengenakan jubah pertapaan serba putih.
Dipihak pengepung terdapat pendeta, imam, seorang lelaki
yang memakai pakaian koan kee (pengurus rumah tangga)
dan dua orang perempuan. Makin lama Gie Coen makin
merasa heran. Delepan pengurung itu masing masing
memiliki kepandaian tinggi. Dua orang pendeta yang satu
bersenjata Sian thung dan yang lain memegang golok
menyerang dengan pukulan-pukulan yang disertai sambaran angin dahsyat, sehingga daun-daun pohon
meluruk jatuh kebawah. Si imam, toosoe yang bersenjatakan pedang panjang,
aneh gerak-gerakannya. Sebentar ia melompat kekiri,
sebentar kekanan. Sedang pedangnya yang menggetar tak
henti-hentinya mengeluarkan sinar berkeredepan.
Lelaki yang berpakaian seperti koan kee, kate kecil
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya. berguling-guling ditanah dan menyerang bagian
bawah sipendeta jubah putih dengan menggunakan ilmu
golok Tee tong To hoat. Kedua goloknya terputar putar
bagaikan sebuah bola yang menggelinding di tanah.
Kedua wanita itu, yang bertubuh langsing dan masing
masing mencekal sebatang pedang, juga menyerang dengan
pukulan pukulan yang sangat lihay.
Selagi bertempur hebat, salah seorang wanita mendadak
memutar badan, sehingga separuh mukanya disoroti sinar
rembulan. "Kie Kouwnio!" seru Boe Kie dengan suara tertahan.
Wanita itu bukan lain daripada Kie Siauw Hoe, tunangan
In Lie Heng. Tadi melihat pendeta si jubah putih dikerubuti
oleh begitu banyak orang, Boe kie merasa mendongkol
terhadap pihak pengepung. Tapi sekarang sesudah melihat
Kie Siauw Hoe, pandangannya berubah dan ia menganggap, bahwa pendeta itu manusia jahat.
"Delapan orang mengerubuti satu orang, terlalu tak
mengenal malu." Gie Coen berkata seorang diri. "Siapa
mereka?" "Yang wanita dari Go bie pay," bisik Boe Kie, "Hm...
dua pendeta itu orang Siauw Lim sie." Sesudah mengawasi
pertempuran beberapa saat, dia berkata pula "Si toosoe
orang Koen loan pay. Lihatlah! Pukulan Tay mo Hoei soe
(Tay mo Hoe see artinya Pasir beterbangan di gurun pasir)
itu sungguh amat hebat. Itulah pukulan simpanan dari
Koen loen pay. Tapi siapakah lelaki yang menggunakan
ilmu silat Tee tong To hoat?"
"Apa bukan dari Khong tong pay ?" tanya si brewok.
"Bukan," jawabnya. "Dalam Tee tong to hoat Khong
thong pay, orang halus menggunakan sebatang golok yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dicekal di tangan karan, dan sebatang toya ditangan kiri.
Orang itu menggunakan sepasang golok."
Mendengar keterangan si bocah, Siang Gie Coen merasa
kagum. "Setiap murid Boe tong benar-benar berpengetahuan luas," pikirnya. Tapi ia tak tahu bahwa
pengetahuan itu didapat Boe Kie bukan dari Boe tong tapi
dari ayah angkatnya. Sebagaimana diketahui, di dalam tekad untuk membalas
sakit hatinya, Cia Soen telah mempelajari hampir semua
ilmu-ilmu silat yapg dikenal didalam Rimba Persilatan.
Pertempuran berlangsung terus dengan hebatnya, akan
tetapi pendeta jubah putih itu masih tetap dapat
mempertahankan diri. Tubuhnya berkelebat
kelebat bagaikan kilat, tenaganya dahsyat luar biasa, sedang
gerakan tangannya hampir tak bisa dilihat tegas, karena
terlampau cepat. Tiba-tiba terdengar bentakan salah seorang: "Gunakan
senjata rahasia !" Si kate kecil dan si imam lantas saja melompat keluar
dari gelanggang pertempuran, disusul dengan menyambarnya nyambrnya peluru serta Hoei to (golok
terbang) ke arah si pendeta. Diserang secara begitu, dia
mulai keteter. "Pheng Hweeshio !" bentak si imam. "Kami bukan maui
jiwamu, perlu apa kau nekad-nekadan" Serahkan Pek Kwie
Sioe dan kita akan berpisahan sebagai sahabat."
Siang Gie Coen terkesiap, "Pheng Hweeshio" bisiknya.
Boe Kie pun tidak kurang kagetnya. Waktu berada
dalam perjalanan pulaing ke Boe tong bersama kedua orang
tuanya dan Jie Lian Cioe ia pernah mendengar, bahwa Pek
Kwie Sioe adalah orang Peh bie kauw satu satunya yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa pulang dengan selamat dari pulau Ong poan San. Dan
murid murid Koen loan juga terlolos dari kebinasaan, tapi
mereka hilang ingatan karena teriakan Cia Soen. Maka itu,
selama belasan tahun, dalam pertempuran dangan Peh bie
kauw tujuan jago-jago berbagai partai adalah untuk
mendesak supaya Pek Kwie Sioe memberitahukan dimana
adanya Cia Soen "Apakah Pheng Hweeshio segolongan dengan ibuku?"
tanya Boe Kie didalam hati.
Sementara itu, Pheng Hweeshio sudah menjawab dengan
suara Iantang: "Pak Tancoe sudah dilukakan berat oleh
kamu. Jangankan aku dan dia-masih sama-sama orangorang segolongan, terhadap orang luar sekalipun, aku tak
bisa mengawasi kebinasaan dengan berpeluk tangan."
"Omong apa kau!" bentak si imam. "Mengawasi
kebinasaan dengan berpeluk tangan" Kau tahu, tujuan kami
bukan mengnendaki jiwanya. Kami hanya menyelidiki
tempat bersembunyinya seorang."
"Kalau kamu mau menyelidiki dimana adanya Cia Soen,
mengapa kamu tidak mau pergi kepada Hong thio Siauw
lim sie?" tanya si pendeta.
"Tutup bacotmu!" bentak si pendeta Siauw lim. "Apa kau
tidak tahu, bahwa itu hanya tipu busuk dari perempuan
siluman In So So?" Mendengar disebutkannya nama mendiang ibunya, Boe
Kie merasa bangga agak bercampur duka."Hm .... sesudah
meninggal dunia, ibu masih bisa membuat kalian semua
pusing kepala," katanya di dalam hati
Sambil bicara, pertempuran berlangsung terus dengan
dahsyatnya. Si toosoe mengajak, bicara dengan tujuan
untuk memecah pemusatan pikiran Pheng Hweeshio. Tapi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendeta itu yang cerdas otaknya dan tinggi ilmu silatnya,
tidak
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kena diakali. Biarpun mulutnya bicara, kewaspadaannya sedikitpun tidak jadi berkurang. Tapi,
karena jumlah musuh terlalu besar dan musuh-musuh itu
Kasih Diantara Remaja 14 Putri Ular Putih Karya Zhang Hen Shui Naga Pembunuh 17
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama