Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 33
menyebutkan dengan suara tawar.
Mendadak Tio Beng ingat sesuatu dan ia lantas saja
berkata. "Menurut katanya orang, di masa muda, Kong
Beng Yoe Soe Hoan Yauw sangat tampan parasnya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apakah ia tidak jatuh cinta terhadap Taykis?"
"Dia jatuh cinta sedari pertama bertemu, malahan dia
tergila-gila," jawabnya sambil mengangguk. "Tapi sebenarnya yang jatuh cinta bukan hanya Hoan Heng
seorang. Kupercaya, masih banyak orang lain. Tapi sebab
Beng Kauw mempunyai peraturan yang sangat keras dan
juga karen Yo KauwCoe dihormati dan disegani oleh
semua anggota agama kami, maka orang-orang yang berani
mengincar Taykis hanyalah jejaka yang belum menikah.
Diluar dugaan, hati Taykis dingin bagaikan es. Ia
menyemprot setiap orang yang berani menimbulkan soal
cinta kepadanya. Yo Hoejin telah berusaha untuk
merangkap jodohnya dengan Hoan heng, tapi menolak
keras. Belakangan di hadapan banyak orang, sambil
mencekal pedang, ia bersumpah untuk tidak menikah.
Kalau dipaksa ia lebih suka binasa daripada menunduk.
Karena tindakannya yang sangat tandas itu, belakangan tak
seorangpun yang berani coba-coba mendekati lagi nona
yang hatinya dingin itu."
"Setengah tahun kemudian, pada suatu hari, seorang dari
Leng Coa To datang di Kong Beng Teng. Ia mengaku she
Han, bernama Cian Yap, putera musuhnya Yo KauwCoe,
dan kunjungannnya ke Kong Beng Teng adalah untuk
membalas sakit ayahnya. Macamnya pemuda itu sama
sekali tidak luar biasa. Bahwa dia sudah berani menantang
Yo KauwCoe dianggap sebagai kejadian lucu. Banyak
diantara kami yang tak bisa menahan untuk tidak tertawa."
"Tapi Yo KauwCoe sendiri tak memandang enteng. Ia
menyambut pemuda itu dengan segala kehormatan dan
menjamunya dalam perjamuan besar."
"Latar belakang tantangan itu adalah begini. Karena
salah paham, Yo KauwCoe telah bertempur dengan ayah
pemuda itu dan melukainya dengan pukulan Tay Kioe
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Chioe. Pecundang itu segera mengatakan, bahwa ia
akan membalas sakit hati itu. Tapi sebab tahu, bahwa ia
takkan bisa mendapat kemajuan lebih jauh dalam ilmu
silatnya, maka ia menjanjikan bahwa di kemudian hari ia
akan mengirim anak lelaki atau anak perempuannya untuk
membalas sakit hati. Yo KauwCoe menjawab bahwa kalau
anak itu datang, ia akan mengalah dalam tiga pukulan.
Ayah pemuda Cian Yap mengatakan bahwa dalam
pertandingan Yo KauwCoe tak usah mengalah tapi kalau
disetujui, ia ingin sekali supaya nanti anaknya boleh
memilih cara bertanding. Yo KauwCoe lantas saja
mengatakan tak dinyana sesudah berselang belasan tahun,
orang itu benar-benar mengirim puteranya untuk menantang Yo KauwCoe. "Waktu itu kepandaian Yo KauwCoe sudah sedemikian
tinggi, sehingga biarpun ahli-ahli silat yang paling jempolan
belum tentu bisa melawannya. Han Cian Yap masih sangat
muda. Dalam usia yang belum seberapa itu ia tak mungkin
memiliki kepandaian yang bisa merendengi Yo KauwCoe.
Melihat begitu, kami semua merasa lega. Yang dikuatirkan
hanyalah satu pertanyaan. Cara bertanding bagaimana yang
akan dipilihnya?" "Pada keesokan harinya, di hadapan kami Han Cian
Yap menceritakan peristiwa itu, sehingga Yo KauwCoe tak
bisa mundur lagi. Cara bertanding yang dipilihnya ialah ia
mau bertanding di dalam Pek Soei Han Tam (kolam dingin
yang airnya biru) yang terdapat di Kong Beng Teng. Siapa
yang kalah harus membunuh diri di hadapan orang
banyak." "Tantangan itu bagaikan halilintar di tengah hari yang
bolong. Semua orang mencelos hatinya. Air kolam itu
dingin bagaikan es. Jangankan pada waktu itu, di musim
dingin, sedang di musim panas pun tiada orang yang berani
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menceburkan diri di kobakan tersebut. Celakanya Yo
KauwCoe tak bisa berenang. Menerima tantangan itu
berarti mengantarkan jiwa. Kami semua gusar dan mencaci
pemuda itu." "Gie Hoe," kata Boe Kie. "Urusan ini sangat sulit.
Perkataan seorang laki-laki sejati tak bisa diubar oleh kuda
yang paling keras larinya. Sesudah Yo KauwCoe
mengiakan permintaan Han Cian Yap, menurut pantas ia
tak boleh menolak tantangan itu."
Tio Beng tersenyum dan memijit tangan Boe Kie.
"Benar." Katanya. "Perkataan seorang laki-laki sejati tidak
bisa diubar oleh kuda yang larinya paling keras. Seorang
kauwcoe dari Beng Kauw tak bisa menjilat ludah sendiri.
Setiap janji harus dipastikan."
Kata-kata itu sebenarnya untuk menyindir Boe Kie, tapi
Cia Soen tentu saja tidak mengetahui. "Tak salah,"
katanya. "Mendengar cacian kami, Han Cian Yap segera
berkata dengan suara nyaring. "Seorang diri aku datang di
sini. Aku memang tak mengharap hidup. Para enghiong
boleh membunuh aku. Di sini hanya terdapat orang-orang
Beng Kauw, sehingga pembunuhan terhadap diriku tak
akan diketahui oleh orang luar. Kalian boleh segera turun
tangan!" Mendengar omongan itu, kami tertegun.
"Sesudah memikir beberapa saat, Yo KauwCoe berkata,
"Han Heng, memang benar dahulu aku pernah membuat
perjanjian dengan ayahmu. Seorang laki-laki tidak dapat
menyalahi janji. Aku mengaku kalah. Aku bersedia untuk
segala keputusanmu."
Tangan Han Cian Yap tiba-tiba bergerak dan sudah
memegang sebatang pisau yang ditudingkan ke arah
jantungnya sendiri. "Pisau ini warisan ayahku," katanya.
"Aku hanya meminta supaya Yo KauwCoe berlutut tiga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kali kepada pisau ini." Mana boleh kauwcoe kami
menerima hinaan sehebat itu" Tapi sesudah Yo KauwCoe
menyerah kalah, menurut peraturan Kang Ouw, ia tidak
boleh menampik tuntutan itu. Suasana beruabah panas dan
kepentingan memuncak. Han Cian Yap memang sudah
tidak memikir hidup. Sesudah Yo KauwCoe berlutut, ia
pasti akan menancapkan pisau itu di jantungnya sendiri
supaya tak usah binasa dalam tangan jago-jago agama
kami. "Untuk beberapa saat, ruangan yang besar itu sunyi
bagaikan kuburan. Siauw Yauw Jie Sian (Yo Siauw dan
Hoan Yauw) Peh Bie Eng Ong In Heng, Pheng Eng Giok
Hwee Sio dan yang lain-lain yang biasanya pintar sekarang
menghadapi jalan buntu. Pada saat yang genting, sekonyong-konyong Taykis
melompat keluar dan berkata pada Yo KauwCoe. "Thiathia, orang lain mempunyai putera berbakti, apakah Thiathia tak punya anak perempuan yang berbakti juga" Hanya
datang untuk membalas sakit hati ayahnya. Biarlah Anak
yang melayaninya. Yang lebih tua yang melayani yang tua.
Yang lebih muda berhadapan dengan yang lebih muda."
"Semua orang kaget. Mengapa Taykis memanggil Thiathia (ayah)" Tapi kami lantas saja mengerti, bahwa untuk
menyingkirkan marabahaya itu, Taykis sengaja mengakui
Yo KauwCoe sebagai ayahnya. Kami sangat kuatir.
Kepandaian apa yang dimiliki nona itu" Apa ia mampu
berkelahi di dalam air yang sangat dingin seperti es?"
Sebelum Yo KauwCoe keburu menjawab. Han Cian Yap
sudah berkata sambil tertawa dingin. "Mewakili ayah
menyambut lawan memang satu kepantasan, tapi kalau
nona kalah aku tetap menuntut bahwa Yo KauwCoe harus
berlutut di hadapan pisau ini." Dengan berkata begitu, ia
kelihatannya tidak memandang mata kepada Taykis. "tapi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagaimana kalau tuan yang kalah?" tanya Taykis. "Nona
boleh berbuat sesuka hati. Boleh bunuh, boleh apapun jua,"
jawabnya. "Baiklah. Mari, kita pergi ke Pek Soei Han
Tam," kata Taykis yang segera berjalan lebih dahulu. Yo
KauwCoe menggoyang-goyangkan tangannya dan berkata.
"Tidak! Kau tak usah mencampuri urusan ini." Taykis
tersenyum, sikapnya tenang luar biasa. "Thia-thia, kau tak
usah kuatir," katanya sambil berlutut. Berlututnya seolaholah sebuah upacara mengangkat ayah.
Ketenangan Taykis menunjuk bahwa ia mempunyai
pegangan dan kepercayaan pada dirinya sendiri. Yo
KauwCoe tidak membantah lagi. Pada hakekatnya memang
tak ada jalan lain yang baik. Semua orang lantas saja
menuju Pek Soei Han Tam yang terletak di sebelah utara
gunung. Ketika itu angin utara meniup dengan kerasnya.
Beberapa orang yang tenaga dalamnya tidak begitu kuat
sudah menggigil. Mereka sudah menggigil dengan hanya
berdiri di pinggir kolam. Apapula kalau menerjun! Sebagian
air sudah mengeras menjadi es dan air yang berwarna biru
ituseperti juga tiada dasarnya. Tiba-tiba Yo KauwCoe
merasa bahwa ia tak pantas membiarkan Taykis
mengantarkan jiwa, "Anak," serunya dengan suara nyaring.
"kutahu, hatimu sangat mulia. Tapi biarlah aku saja yang
melayani Han Heng." Seraya berkata begitu, ia membuka
jubah luarnya untuk segera menerjun ke air. Taykis
tersenyum. "Thia-thia," katanya. "Anak pandai berenang
semenjak kecil, anak selalu bermain-main di laut." Ia
menghunus pedang dan bagaikan seekor walet, badannya
melesat dan kedua kakinya hinggap di atas es. Sesudah
membuat lingkaran dengan pedangnya, ia melompat lagi
dan menerjun ke air! Di depan mataku terbayang pula kejadian itu. Hari itu,
Taykis mengenakan baju warna ungu dan ketika ia berdiri
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di atas es, kecantikannya tak kalah dari kecantikan Dewi
Leng Po. Mendadak tanpa mengeluarkan suara, ia
menerjun ke air. Kami semua terkejut, Han Cian Yap pun
kaget. Paras mukanya yang semula angkuh lantas saja
berubah. Sambil mencekal pisau, ia turut melompat ke
kolam. Air kolam berwarna biru tua. Perkelahian tak dapat
dilihat kami. Kami hanya melihat bergoyang-goyangnya
air. Kami semua merasa sangat kuatir. Beberapa lama
kemudian di satu sudut air kolam tercampur sedikit darah.
Kami jadi lebih kuatir. Siapa yang terluka" Apa Taykis" Tak
lama kemudian air bergolak dan Han Cian Yap melompat
keluar dengan napas tersengal-sengal. Hati kami mencelos.
"Mana Taykis?" tanyaku. Pemuda itu ternyata kosong
pisaunya tertancap di dadanya sendiri. Sedang kedua
pipinya terdapat goresan luka. Selagi jantung kami
memukul keras, air tergolak pula laksana seekor ikan Taykis
muncul di permukaan air. Akan kemudian sambil memutar
pedang untuk melindungi diri, melompat ke daratan. Kami
sorak sorai. Tanpa mengeluarkan sepatah kata bahna
terharu. Yo KauwCoe mencekal tangan Taykis. Mimpipun
kami belum pernah mimpi, bahwa Taykis memiliki
kepandaian setinggi itu. Sementara itu, sambil melirik Han
Cian Yap, Taykis berkata, "ilmu berenang orang itu cukup
baik. Mengingat kebaktiannya, anak harap Thia-thia suka
mengampuni jiwanya." Yo KauwCoe lantas saja meluluskan permintaan itu dan memerintahkan Ouw Ceng
Goe untuk mengobati lukanya.
"Malam itu di atas Kong Beng Teng diadakan perjamuan
yang besar.Taykis telah membuat pahala yang sangat besar.
Tanpa pertolongannya, habislah nama besar Yo KauwCoe.
Yo Hoejin menghadiahkan gelar "Cie San Liong Ong"
yang berendeng dengan Eng-Ong. Say Ong dan Hok Ong.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kami bertiga menyetujui pengangkatan itu. Kami rela
menyerahkan kedudukan pemimpin keempat Hoat Ong
kepada gadis muda belia itu."
"Tapi peristiwa itu mempunyai ekor yang tak didugaduga. Han Cian Yap kalah berkelahi, tapi menang total.
Entah bagaimana, dia berhasil merebut hatinya Taykis.
Rasa cinta Taykis muncul waktu ia setiap hari menengok si
pemuda she Han yang dirawat oleh Ouw Ceng Goe. Sangat
bisa jadi, rasa cintanya bersemi dari rasa kasihan dan
menyesal, bahwa ia sudah melukai pemuda itu. Biar
bagaimanapun jua, setelah Han Cian Yap sembuh,
sekonyong-konyong Taykis memberitahukan Yo KauwCoe,
bahwa ia mau menikah sama pemuda itu. Pemberitahuan
itu mengejutkan kami. Ada yang berduka, ada yang merasa
putus harapan. Ada pula yang bergusar. Han Cian Yap
musuh besar agama kita, hinaannya terhadap Yo KauwCoe
tak dapat dilupakan. Sekarang tiba-tiba Taykis mau mnikah
sama dia. Beberapa saudara yang berangasan lantas saja
mencaci. Tapi Taykis beradat keras. Ia menghunus pedang
dan sambil berdiri di ambang pintu, dia berteriak, "Mulai
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hari ini Han Cian Yap menjadi suamiku. Siapa yang
menghina dia boleh menjajal pedang Cie San Liong Ong."
Melihat tekadnya dan nekadnya, kami semua tidak berdaya
lagi. "Upacara pernikahan dilangsungkan dengan sangat
sederhana. Sebagian besar saudara-saudara kami tidak
menghadiri pesta. Karena mengingat jasanya, Yo KauwCoe
dan aku berusaha keras memenuhi keinginannya, sehingga
pernikahannya bisa berlangsung tanpa gelombang yang
lebih hebat. Tapi masuknya Han Cian Yap di dalam Beng
Kauw mendapat tentangan yang terlalu hebat sehingga Yo
KauwCoe sendiri tidak bisa menindih tentangan itu."
"Tak lama kemudian Yo KauwCoe hilang tanpa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbekas. Kami bingung dan coba mencarinya ke segala
pelosok Secara kebetulan, waktu sedang mencari Yo
KauwCoe, Kong Beng Yoe Soe Hoan Yauw melihat Han
Hoejin keluar dari jalan rahasia."
Boe Kie terkejut. "keluar dari jalanan rahasia?" ia
menegas. "Ya," jawabnya. "Peraturan Beng Kauw sangat keras.
Hanya kauwcoe seorang yang boleh masuk di jalanan
rahasia itu. Dalam kaget dan gusarnya Hoan Yauw segera
menegur. Jawab Han Hoejin. "Aku sudah melanggar
peraturan. Mau bunuh, silahkan bunuh! Sesukamu!"
"Malam itu kami mengadakan perhimpunan besar untuk
membicarakan kedosaan Han Hoejin. Tapi Han Hoejin
tetap berkeras kepala. Pertanyaan mengapa ia masuk di
jalanan itu tidak dijawab. Ia mengatakan tak tahu dimana
adanya Yo KauwCoe. Ia mengatakan, bahwa ia
bertanggung jawab sendiri untuk kedosaannya. Menurut
peraturan, seorang anggota Beng Kauw yang berani masuk
ke jalanan rahasia itu harus membunuh diri atau
dikutungkan sebelah kaki atau sebelah tangannya.
Mengingat kecintaannya yang dahulu, Hoan Yauw
berusaha keras untuk melindunginya. Akupun membantu
supaya hukuman berat itu tak usah dijalankan. Akhirnya
semua orang menyetujui untuk memenjarakannya selama
sepuluh tahun supaya ia bisa merenungkan kedosaannya.
Di luar dugaan, Han Hoejin melawan. Tanpa Yo
KauwCoe, siapa yang berani menghukum aku" Bentaknya." "Gie Hoe," Boe Kie memotong pembicaraan ayah
angkatnya. "Apa sebenarnya maksud Han Hoejin dengan
masuk di jalanan rahasia itu?"
"Kalau mau diceritakan panjang sekali." Jawabnya. "Di
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam Beng Kauw, hanya aku seorang yang tahu sebab
musababnya. Waktu itu banyak yang menafsir, bahwa
masuknya Han Hoejin di jalanan rahasia itu ada sangkut
pautnya dengan masalah mengenai hilangnya suami isteri
Yo KauwCoe.Aku menentang tapsiran itu. Kami bertengkar hebat sehingga akhirnya Han Hoejin memutuskan semua hubungan dengan Beng Kauw. Ia
adalah orang pertama yang keluar dari agama kami. Hari
itu juga bersama Han Cian Yap, ia turun gunung dan tidak
bisa ditemukanpula. Kami berusaha keras untuk mencari
Yo KauwCoe, tapi usaha itu tinggal tersia-sia. Berselang
beberapa tahun, sebab perebutan kedudukan Kauwcoe,
keadaan jadi semakin hebat. In Heng meninggalkan Beng
Kauw dan mendirikan Peh Bie Kauw. Aku coba
membujuknya, tapi ia tidak meladeni. Lantaran itu, aku dan
dia jadi bermusuhan. Maka itulah pada dua puluh tahun
lebih yang lalu, pada waktu Peh Bie Kauw memamerkan
To Liong To untuk memperlihatkan keangkerannya, Kim
Mo Say Ong turun tangan. Pertama, memang aku inging
merampas golok itu, dan kedua aku hendak melampiaskan
rasa dongkolku. Aku ingin memperlihatkan kepada In
Heng, bahwa sesudah keluar dari kekuasaan Beng Kauw ia
tak akan dapat melakukan sesuatu yang besar. Hai!...
Sekarang aku merasa bahwa perbuatanku itu sangat
keterlaluan." Ia menghela napas dan paras mukanya
kelihatan sangat berduka.
Untuk beberapa saat, semua orang tidak berkata-kata.
"Loo Ya Coe," kata Tio Beng. Sesudah peristiwa ini
terjadi nama Gin Yap dan Kim Hoa Popo menggetarkan
dunia Kang Ouw. Mengapa orang-orang Beng Kauw tak
dapat meraba, bahwa Gin Yap dan Kim Hoa Popo
sebenarnya suami isteri Han Cian Yap" Dan sebab apa Gin
Yap SianSeng mati kena racun?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entahlah," jawabnya. "Mungkin sekali dalam sepak
terjang mereka di kalangan Kang Ouw, mereka selalu
menyingkirkan diri dari orang-orang agama kami."
Tiba-tiba Boe Kie menepuk lutut. "Benar!" katanya. Kim
Hoa Popo memang mengelakkan pertemuan dengan orangorang Beng Kauw waktu enam partai mengepung Beng
Kauw. Meskipun sudah tiba di Kong Beng Teng, ia tidak
naik ke puncak untuk memberi bantuan."
Alis Tio Beng berkerut. "Ada sesuatu yang tidak bisa
ditembus olehku," katanya. "Cie San Liong Ong terkenal
sebagai wanita yang sangat cantik. Mengapa sekarang
mukanya jelek" Mengapa mukanya rusak?"
"Menurut taksiranku ia telah menggunakan satu atau
lain cara untuk mengubah paras mukanya." Kata Cia Soen.
"Kau harus tahu, bahwa Han Hoejin beradat aneh. Kaupun
harus tahu, bahwa di dalam hati ia sangat menderita.
Selama hidup, ia harus selalu menyingkirkan diri dari
orang-orang Cong Kauw yang coba mengubar dan
mencarinya. Hai!... Tak dinyana dalam usianya yang lanjut,
ia masih belum bisa meluputkan diri. Pada akhirnya orangorang Cong Kauw dari Persia berhasil mencari dia."
Mata Tio Beng terbuka lebar. "Mengapa orang Cong
Kauw mencari dia?" tanyanya dengan rasa heran.
"Inilah rahasia yang paling besar dari Han Hoejin,"
jawabnya. "Sebenarnya aku tidak boleh membuka rahasia.
Tapi karena aku ingin kembali ke Leng Coa To untuk
menolong dia maka aku harus bicara seterang-terangnya.
"Kembali ke Leng Coa To?" menegas si nona. "Apa Loo
Ya Coe rasa kita akan dapat melawan Sam Soe?"
Cia Soen tidak menjawab. Sesudah menghela napas
panjang, ia bercerita dengan suara perlahan. "Selama
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ratusan tahun, kursi kauwcoe dari Beng Kauw di Tiong
Goan diduduki oleh seorang pria, tapi Kauwcoe Cong
Kauw di Persia selalu seorang wanita. Bukan saja seorang
wanita, tapi juga seorang gadis yang tidak menikah.
Menurut peraturan Cong Kauw hanyalah seorang gadis
yang masih suci yang boleh menjadi Kauw Coe supaya ia
bisa mempertahankan kesucian Beng Kauw. Setiap Kauw
Coe yang baru memegang jabatan harus memilih tiga gadis
yang berkedudukan paling tinggi di dalam Cong Kauw,
untuk meneliti di sekeliling dan dijadikan Seng Lie (wanita
suci) Sesudah diangkat menjadi Seng Lie dengan sumpah
yang berat. Mereka harus berkelana berbagai tempat untuk
melakukan perbuatan-perbuatan baik demi kemakmuran
dan kebesaran Beng Kauw. Apa bila kauwcoe meninggal
dunia, maka para tetua agama akan mengadakan
pertemuan untuk memperbincangkan jasa-jasa ketiga Seng
Lie. Yang dianggap paling baik jasa akan diangkat menjadi
Kauw Coe baru. Kalau Seng Lie hilang kesuciannya, kalau
dia menikah, maka dia akan dihukum bakar hidup-hidup.
Tak perduli dia lari kemanapun jua, Cong Kauw akan
memerintahkan orang-orang yang berkepandaian tinggi
untuk mencarinya". "
"Oh!... " memutus Tio Beng. "Apakah Han Hoejin salah
seorang dari ketiga Seng Lie itu?"
Cia Soen mengangguk: "benar!" jawabnya. "Aku sudah
tahu pada sebelum Hoan Yauw memergokinya di mulut
jalanan rahasia. Han Hoejin sendiri membuka rahasianya
kepadaku, yang dianggapnya sebagai seorang teman atau
sahabat paling karib. Ia mengatakan, bahwa ia jatuh cinta
pada waktu bertempur dengan Han Cian Yap di kolam
pshl. Belakangan sebab sering menengok pemuda itu yang
dirawat oleh Ouw Ceng Goe, rasa cintanya jadi makin
besar dan tidak dapat diobah lagi. Ia tahu, bahwa sesudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menikah ia pasti akan diubar oleh orang-orang Cong Kauw.
Harapan satu-satunya untuk menebus dosa ialah membuat
suatu pahala besar. Maka itu, dengan menempuh bahaya, ia
masuk ke jalanan rahasia dengan maksud untuk mencari
kitab Kian Koen Tay Lo Ie. Di Cong Kauw kitab ilmu silat
itu sudah hilang lama dan yang masih memiliknya adalah
Beng Kauw di Tiong Goan. Mengapa Cong Kauw
mengirim Taykis ke Kong Beng Teng" Sebab yang paling
terutama ialah untuk mencari dan mendapat kitab
tersebut." "Ah!" Boe Kie mengeluarkan suara tertahan. Ia merasa,
bahwa ada sesuatu yang tidak besar tapi apa itu yang tidak
beres tidak diketahui olehnya.
Cia Soen meneruskan ceritanya. "Beberapa kali Han
Hoejin masuk ke jalanan rahasia tanpa berhasil. Aku
menasehati supaya menghentikan usaha itu, karena
masuknya ke jalanan rahasia merupakan rahasia besar yang
sukar bisa diampuni."
"sekarang kutahu," memotong Tio Beng. "Han Hoejin
memutuskan perhubungan Beng Kauw supaya ia merdeka
untuk masuk ke jalanan rahasia itu. Sesudah tak menjadi
anggota Beng Kauw, dia tidak terikat lagi dengan peraturan
agama. Loo Ya Coe, bukankah begitu?"
"Tio Kouwnio sangat pintar." Jawabnya sambil
mengangguk. "Kong Beng Teng adalah pusat agama kita
dan aku tidak bisa mempermisikan orang keluar masuk
sepenuh hati. Aku sudah menebak niatan Han Hoejin.
Sesudah dia turun gunung, aku sendiri menjaga di mulut
jalanan rahasia. Tiga kali dia menyatroni, tiga kali dia
bertemu dengan aku. Akhirnya dia pergi dengan putus
harapan." Sehabis berkata begitu, ia menengadah seperti
orang memikir sesuatu. Mendadak ia bertanya, "Bagaimanakah pakaian Sam Soe" Apa berbeda dari
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pakaian anggota Beng Kauw di Tiong Goan?"
"Mereka mengenakan jubah putih dan pada ujung jubah
tersulam obor merah," jawab Boe Kie. "Tapi" tapi" pada
pinggiran terdapat lapisan kain hitam. Hanya itu
perbedaannya." "Tak salah!" seru Cia Soen. "Kauwcoe Cong Kauw baru
saja meninggal dunia! Bagi orang-orang See Hek, hitam
adalah warna berkabung. Jubah putih dengan pinggiran
hitam berarti pakaian berkabung. Mereka mau memilih
kauwcoe baru dan mencari Han Hoejin."
"Ada satu hal yang aku kurang mengerti," kata Boe Kie.
"Han Hoejin berasal dari Beng Kauw di Persia dan ia tentu
mahir dalam ilmu silaat yang dipelajari dalam kalangan
Cong Kauw. Tapi mengapa dalam sejurus ia sudah
dirobohkan Sam Soe?"
"Tolol!" kata Tio Beng sambil tersenyum. "Han Hoejin
hanya berpura-pura untuk menutupi asal-usulnya yang
sebenarnya. Ia tidak boleh memperhatikan bahwa ia
mengenal ilmu silat ketiga utusan itu. Menurut dugaanku,
jika Loo Ya Coe mengiring kehendak Sam Soe dan coba
membunuh dia, dia pasti tidak mempunyai daya untuk
menyelamatkan diri."
Cia Soen menggelengkan kepala. "Memang benar ia
menutupi asal-usulnya," katanya. "Tapi kalau Tio Kouwnio
berpendapat bahwa sesudah ditotok Sam Soe ia masih bisa
meloloskan diri, aku merasa kurang setuju. Belum tentu ia
bisa meloloskan diri. Menurutku, Han Hoejin lebih suka
dibunuh olehku daripada dibakar hidup-hidup."
Tiba-tiba terdengar suara beradunya gigi. Semua orang
kaget. Ternyata In Lee kembali menggigit keras dan giginya
bercatrukan. Boe Kie meraba dahi si nona yang panas luar
biasa. Ia menghela napas. Penyakit nona In sangat berat.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gie Hoe," kata Boe Kie setelah memikir sejenak, "anak
mengambil keputusan untuk kembali ke Leng Coa To. In
Kouwnio harus bisa beristirahat sedapat mungkin Andai
kata kita tak bisa berhasil menolong Han Hoejin, kita
sedikitnya harus menolong In Kouwnio."
"Benar," kata Cia Soen. "In Kouwnio begitu mencintai
kau. Dia tak bisa tak ditolong, Tio Kouwnio, bagaimana
pikiranmu?" "Luka In Kouwnio sangat berat, aku setuju untuk
kembali." Jawab Tio Beng.
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cie Jiak menjawab dengan suara dingin. "Terserah pada
Loo Ya Coe." "Kita harus menunggu sampai halimun buyar dan
berlayar dengan melihat bintang sebagai pedoman." Kata
Boe Kie. "Gie Hoe, Lioe In Soe berhasil melukai aku
dengan Seng Hwee Leng pada waktu ia berjungkil balik di
tengah udara. Mengapa bisa begitu" Ilmu silat apa itu?"
Mereka lantas saja membicarakan ilmu silat ketiga
utusan Cong Kauw itu. Tio Beng yang mengenal banyak
ilmu silat kadang-kadang turut mengantarkan pikirannya.
Tapi sesudah berunding berjam-jam mereka belum juga bisa
menangkap inti sari ilmu silat Sam Soe yang berdasarkan
kerja sama antara mereka bertiga."
Sesudah matahari keluar barulah halimun membuyar.
"Semula kita menuju ke selatan dari utara," kata Boe Kie.
"Maka itu, kalau mau kembali ke Leng Coa To, kita
sekarang harus mengambil jalan ke arah barat laut."
Dengan bergiliran, Cia Soen, Boe Kie, Cie Jiak, dan
Siauw Ciauw lalu mulai mendayung perahu. Kalau tadi
perahu melaju dengan bantuan angin, sekarang harus
melawan angin. Untung juga Cia Soen dan Boe Kie
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memiliki tenaga dalam yang sangat kuat, sedang kedua
nona itu pun mempunyai lweekang yang lumayan sehingga
pekerjaan mendayung tak dirasakan terlalu berat. Perlahan
tapi tentu perahu itu bergerak ke jurusan utara.
Selama beberapa hari Cia Soen tak banyak bicara. Ia
duduk termenung dengan alis berkerut memikiri jalan untuk
melawan ilmu Sam Soe yang sangat aneh.
Pada magrib hari keenam, tiba-tiba ia menanya Cie Jiak
tentang ilmu silat Go Bie Pay. Nona Cie segera
memberitahukan tanpa tedeng-tedeng. Tanya jawab itu
berlangsung sampai jauh malam. Akhirnya dengan suara
kecewa, Cia Soen berkata: "ilmu silat Siauw Lim, Boe
Tong, dan Go Bie semua bersumber dari Kioe Yang Cin
Keng dan tidak berbeda dengan ilmu silat Boe Kie " semua
berdasarkan Yang Kong (keras). Kalau Thio Sam Hong
Cinjin, yang memiliki Im Jioe dan Yang Kong (lembek
keras) berada di sini, kita akan bisa merobohkan Sam Soe.
Dengan Im Jioe dari Thio Cinjin dan Yang Kong dari Boe
Kie, kupercaya Sam Soe dapat dikalahkan. Tapi Thio
Cinjin berada di tempat jauh dan waktu sangat mendesak.
Apa daya kalau Han Hoejin sudah ditangkap Sam Soe?"
"Loo Ya Coe," kata Cie Jiak. "Kudengar pada ratusan
tahun yang lalu, sejumlah tokoh rimba persilatan mengenal
ilmu silat yang bersumber dari Kioe Im Cin Keng. Apa
benar?" Waktu berada di Boe Tong Sie, Boe Kie pun pernah
mendengar nama Kioe Im Cin Keng dari Thay Soehoenya.
Ia tahun bahwa Kwee Ceng Kwee Tay Hiap (ayah Kwee
Siang Liehiap, pendiri Go Bie Pay) dan Siauw Tay Hiap Yo
Ko adalah orang-orang yang telah mempelajari ilmu silat
Kioe Im Cin Keng. Tapi ilmu-ilmu di dalam kitab itu sangat
sukar dipelajari, sehingga Kwee Siang sendiri tidak dapat
mempelajarinya. Ia terkejut waktu mendengar pertanyaan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cie Jiak. "Memang ada ceritera begitu, tapi benar setidaknya, aku
tak tahu," jawab Cia Soen. "Menurut katanya orang-orang
tua, ilmu silat Kioe Im Cin Keng lihai luar biasa. Kalau
sekarang orang-orang memiliki ilmu silat itu dan ia bekerja
sama dengan Boe Kie, Sam Soe pasti bisa dirobohkan
dengan sangat gampang."
"Ya," kata nona Cioe. Ia tak bisa berkata suatu apa lagi.
"Cioe Kouwnio, apakah dalam Go Bie Pay tidak ada
orang yang mengenal ilmu silat Kioe Im Cin Keng?" tanya
Tio Beng. Alis Cie Jiak berkerut dan ia menjawab dengan suara
tawar. "Apabila Go Bie Pay mengenal ilmu silat itu, Sian
coe (mendiang guru) pasti tidak sampai mengorbankan diri
di Ban Hoat Sie." Bagi Cie Jiak yang perasaannya halus.
Kata-kata itu sudah sangat tajam. Ia tidak dapat
menghilangkan rasa sakit hatinya terhadap Tio Beng, sebab
kebinasaaan gurunya yang tercinta adalah gara-gara nona
Tio. Tapi Tio Beng tidak menjadi gusar. Ia hanya tersenyum.
Tak lama kemudian selagi enak mendayung, tiba-tiba
Boe Kie berseru sambil menuding ke jurusan barat laut.
"Lihatlah! Di sana ada sinar api." Semua orang menengok
ke arah itu. Benar saja, di garis antara langit dan laut rapatrapat berkelebat-kelebatnya sinar api. Meskipun tidak bisa
melihat, Cia Soen turut bergirang.
Sinar itu kelihatan dekat, tapi sebenarnya jauh. Sesudah
mendayung lagi setengah harian barulah mereka bisa
melihat tegas ke tempat terjandinya kebakaran itu. Tempat
itu sebuah pulau yang penuh gunung dan pulau itu bukan
lain daripada Leng Coa To.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita sudah tiba di Leng Coa To!" kata Boe Kie dengan
girang. Dengan penuh harapan semua orang mengawasi pulau
yang menghijau itu. Mendadak Cia Soen mengeluarkan
teriakan tertahan. "Celaka! Mengapa terjadi kebakaran di
Leng Coa To" Apa mereka sudah membakar Han Hoejin?"
Teriakan itu disusul dengan robohnya Siauw Ciauw.
Buru-buru Boe Kie membangunkannya. Nona itu ternyata
pingsan. Boe Kie menyadarkannya dengan totokan dan
bertanya, "Siauw Ciauw, mengapa kau?"
"Aku takut," jawabnya sambil menangis. "Aku takut".
Mendengar hukuman bakar hidup-hidup terhadap sesama
manusia." "Itu belum tentu," bujuk Boe Kie. "Itu hanya dugaan Cia
Loocianpwee. Andaikata Han Hoejin sudah ditangkap,
kurasa kita masih bisa menolong."
Siauw Ciauw mencekal tangan Boe Kie erat-erat dan
berkata dengan suara parau.
"Thio KongCoe, aku memohon" memohon supaya kau
menolong Han Hoejin" "
"Tentu kita berusaha beramai-ramai," jawabnya. Sehabis
berkata begitu, ia kembali ke buritan perahu dan
mendayung sekuat tenaga, sehingga kendaraan air itu
melaju bagaikan terbang. Mendadak Tio Beng berkata dengan suara perlahan.
"Thio KongCoe, sudah lama aku memikiri dua soal yang
sampai sekarang belum dapat dipecahkan olehku. Aku
ingin meminta petunjukmu."
Mendengar kata-kata yang sungkan, Boe Kie merasa
heran. "soal apa?" tanyanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hari itu, waktu berada di Lek Lioe Chung, aku telah
memerintahkan orang-orangku untuk mengepung rombongan kakekmu," menerangkan si nona. "Selagi
rombongan terkepung, tiba-tiba Siauw Ciauw Kouwnio
maju dan memimpin pahlawan rombongan kakekmu.
Memang benar, bahwa dibawah seorang panglima yang
pandai tak ada serdadu yang lemah. Tapi bagiku, bahwa
dibawah Kauw Coe Beng Kauw ada seorang pelayan yang
mempunyai kepandaian begitu tinggi, masih tetap
mengherankan" "
"Kauwcoe Beng Kauw?" memutus Cia Soen.
Tio Beng tertawa, "Loo Ya Coe," katanya. "Sekarang
biarlah aku berterus terang. Anak angkatmu bukan lain
daripada kauwCoe yang tersohor dari agama Beng Kauw.
Kau sendiri salah seorang bawahannya."
Cia Soen terkesiap. Mulutnya ternganga dan ia tidak
dapat mengeluarkan sepatah kata. Tapi, di dalam hati ia
masih bersangsi. Tio Beng meretapkan keterangannya, tapi
ia tidak bisa memberi penjelasan mengenai jalannya
peristiwa yang berakhir dengan pengangkatan Boe Kie
sebagai KauwCoe. Karena didesak keras oleh ayah
angkatnya Boe Kie tidak bisa menyangkal lagi. Secara
ringkas ia segera menceritakan segala kejadian.
Tak kepalang girangnya orang tua itu. Ia berlutut dan
berkata dengan suara terharu.
"Orang sebawahan, Kim Mo Say Ong, Cia Soen,
memberi hormat kepada KauwCoe."
Tersipu-sipu Boe Kie balas berlutut. "Giehoe, janganlah
menjalankan peradatan ini," katanya dengan air mata
berlinang-linang. "Menurut surat wasiat mendiang Yo
KauwCoe, Giehoe-lah yang harus menjadi Kauwcoe untuk
sementara waktu. Dalam menerima pengangkata, anak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selalu berkuatir kalau-kalau anak tidak kuat memikul beban
yang sangat berat itu. Atas berkah Thian, Giehoe pulang
dengan tak kurang suatu apa. Inilah rejeki dari agama kita.
Sepulangnya dari Tiong Goan, kursi KauwCoe harus
diduduki giehoe." "Biarpun ayah angkatmu sudah bisa pulang, tapi dengan
kedua matanya sudah buta, kau tidak bisa mengatakan
bahwa ia pulang dengan tak kurang suatu apa," kata Cia
Soen dengan suara sedih. "Mana bisa Beng Kauw
mempunyai pemimpin yang matanya tidak dapat melihat"
Tio KouwNio, soal-soal apa yang tidak mengerti olehmu?"
"Aku merasa heran karena Siauw Ciauw Kouwnio
memiliki kepandaian yang sangat luar biasa," jawabnya.
"Aku ingin menanya, siapa yang mengajarinya dalama ilmu
Kie boen Pat Kwa dan Im Yang Ngo Heng" Cara
bagaimana dalam usia yang begitu muda, ia sudah
mempunyai ilmu tersebut?"
"Itulah ilmu turunan dari keluargaku," jawab Siauw
Ciauw. "Ilmu itu tidak cukup berharga untuk mendapat
perhatian Koencoe Nio Nio."
"Siapa ayahmu?" tanya pula Tio Beng. "Anaknya begitu
lihai, ayah ibunya pasti tokoh-tokoh yang namanya
cemerlang." "Ayahku hidup dengan mengubur she dan namanya
sendiri," jawabnya. "Tak perlu Koencoe menanyakannya.
Apakah Koencoe mau memaksa aku dengan ancaman
potong jari-jari tangan?" Si gadis cilik ternyata tak sungkansungkan. Dengan menyebutkan ancaman potong jari-jari
tangan, ia rupa-rupanya ingin menarik tangan Cie Jiak
untuk berdiri di pihaknya.
Tio Beng hanya tersenyum. "Thio Kongcoe," katanya
dengan suara tenang. "Malam itu di kota raja, waktu kita
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertemu di rumah makan untuk kedua kali, Kouw Tauwtoo
Hoan Yauw telah memberi selamat berpisah kepadaku.
Waktu itu, ia kebetulan bertemu dengan Siauw Ciauw
KouwNio dan ia mengatakan sesuatu, apakah kau masih
ingat perkataannya?"
Sebenarnya Boe Kie sudah melupakan kejadian tersebut.
Sesudah memikir beberapa saat, ia menjawab. "Hm" kalau
aku tak salah ingat, Kouw Taysoe mengatakan bahwa paras
muka Siauw Ciauw mirip dengan salah seorang musuhnya." "Benar," kata Tio Beng sambil mengangguk. "Apakah
kau bisa menebak siapa yang dimaksud Kouw Taysoe"
Siauw Ciauw Kouwnio mirip siapa?"
"Bagaimana aku bisa menebak?" Boe Kie balas bertanya.
Selagi mereka bicara, perahu sudah makin mendekati
Leng coa to. Mereka melihat, bahwa di sebelah barat pulau
berderet kapal2 Cong kauw yang layarnya terlukis gambar
obor merah dan pada setiap layar tergantung sehelai kain
hitam. Alis Boe Kie berkerut. "Cong kauw telah mengerahkan
angkatan laut dan orang yang datang kesini tidak berjumlah
kecil," katanya. "Kita harus coba mendarat di pulau yang sepi dan
aman," kata Tio Beng.
Boe Kie mengangguk dan segera mendayung.
Sekonyong2 dari salah sebuah kapal terdengar bunyi
terompet. "Dung.. dung.." dua peluru menyambar, yang
lain di sebelah kanan perahu, sehingga karena goncangan
ombak, perahu kecil itu hampir hampir tenggelam.
"O hoooi! Dengarlah"!" demikian terdengar teriakan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari arah kapal itu. "Perahu kecil itu harus datang disini.
Kalau tidak menurut akan ditenggelamkan."
Boe Kie mengeluh. Kedua tembakan yang barusan
adalah tembakan ancaman. Ia yakin bahwa jika membantah
perahu yang ditumpanginya akan segera ditenggelamkan,
tanpa bisa melawan. Sebab tak ada jalan lain, perlahan
lahan ia mendayung ke arah kapal itu.
Meriam2 di tiga kapal Cong kauw bergerak dan
menuding perahu Boe Kie. Waktu perahu menempel
dengan sisi kapal dari atas kapal segera diturunkan sebuah
tangga tambang. "Mari kita naik dan berusaha untuk merampas kapal
ini," bisik Boe Kie.
Cia Soen naik paling dulu disusul oleh Cie Jiak yang
mendukung Tio Beng. Sesudah itu Siauw Ciauw dan yang
paling akhir adalah Boe Kie yang mendukung In Lee. Yang
berada di kapal itu orang2 Persia yang bertubuh tinggi besar
berambut kuning dan bermata biru. Boe Kie menyapu
dengan matanya. Ia tak lihat Sam soe (Budi: Some parts
missing here..) (PP: That"s what"s in the book)
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tas saja ia bertanya. "Siapa kamu" Ada urusan apa kamu
datang kemari?" "Kami mengalami bencana kapal kami tenggelam,"
jawab Tio Beng. "Kami menghaturkan terima kasih untuk
pertolongan kalian."
Orang itu setengah percaya setengah tidak. Ia berpaling
kepada pemimpinnya yang berduduk di kursi geladak kapal
dan bicara dalam bahasa Persia. Selagi pemimpin itu bicara
tiba2 Siauw Ciauw melompat dan menghantam dengan
telapak tangannya. Dia kaget, berkelit dan menjambret
kursi yang lalu digunakan untuk memukul si nona. Boe Kie
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkesiap. Ia tak pernah menduga, bahwa Siauw Ciauw
akan segera menyerang. Sambil melompat, ia menotok dan
pemimpin itu lantas saja roboh.
Puluhan orang Persia yang berada di situ lantas saja
menjadi kalut. Mereka menghunus senjata dan segera
mengepung. Tapi biarpun mengenal ilmu silat kepandaian
mereka masih kalah (Budi: Some parts missing here..) (PP: I think that"s OK)
Sambil mendukung In Lee erat erat dengan tangan
kanannya, Boe Kie menyerang dengan tangan kiri. Cia
Soen memutar To Liong To, sedangkan Cie Jiak
mengamuk dengan pedangnya.
Ditambah dengan Siauw Ciauw yang lincah gerakannya
dalam sekejap puluhan orang Persia itu sudah dapat
dibereskan. Belasan orang luka dan rebah di geladak kapal,
tujuh delapan orang jatuh di air dan sisanya tidak berdaya
lagi karena ditotok hiatnya. Lain lain kapal Cong Kauw
lantas saja membunyikan terompet dan mulai mengurung.
Buru buru Boe Kie merebahkan In Lee di geladak
menentang pemimping yang tadi dirobohkannya dan lalu
memanjat tiang layar. "Hai! Kalau ada yang berani datang
kemari, lebih dahulu aku membinasakan orang ini!"
teriaknya. Pemimpin itu ternyata mempunyai kedudukan tinggi,
lantaran, biarpun mereka berteriak
Some parts missing here"
Boe Kie melompat turun, tapi baru saja melepaskan
tawanannya di geladak tiba tiba ia merasakan kesiuran
angin yang sangat tajam. Secepat kilat ia berkelit dan
menendang. Sebelum ia sempat memutar badan, semacam
senjata yang bukan lain daripada Seng hwee leng
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyambar dari samping kiri. Ia mengeluh. Ia tahu bahwa
Sam soe sudah mulai menyerang. "Semua mundur ke tenda
(gubug) kapal!" teriaknya seraya menjemput si pemimpin
yang lalu digunakan untuk menyambut Seng hwee leng
yang menyambar. Orang yang memukul adalah Hwie goatsoe. Ia terkejut
dan mati matian ia menarik pulang senjatanya. Ia berhasil,
tapi sebab senjata itu ditarik pulang secara mendadak, maka
bagian bawah tubuhnya jadi terbuka. Melihat lowongan itu
Boe Kie menendang. Lioe in soe dan siauw hong soe
menolong dengan serangan dahsyat sehingga tendangan
Boe Kie meleset dan Hwie goat soe terluput dari bahaya.
Sesudah lewat beberapa jurus tiba2 Biauw hong soe
menyabet dengan Seng hwee leng dengan pukulan yang
sangat aneh. Boe Kie memapaki senjata itu dengan tubuh si
pemimpin dengan gerakan yang tak kurang anehnya.
"Plak!" Seng hwee leng mampir tepat di pipi kiri orang itu.
Tak kepalang kagetnya Sam soe. Muka mereka berubah
pucat. Mereka mengeluarkan beberapa buah perkataan
dalam bahasa Persia dan kemudian membungkuk dengan
sikap hormat kepada pemimpin yang dicekal Boe Kie itu.
Siapa pemimpin itu" Ia adalah salah seorang dari duabelas Po soe ong (Raja
Pohon Mustika) dalam Cong kauw dan ia bergelar Peng
teng ong. Keduabelas raja itu menurut runtunannya, ialah
Tay seng, Tio wi, Siang seng, Sin sim, Jin jiok, Ceng tit,
Kong tek, Cie sim dan Kie beng. Mereka dalah Keng soe
(guru dalam kitab suci) di bawah Kauwcoe dari Ceng kauw
dan kedudukan mereka menyerupai empat Soe kauw di
wilayah Tionggoan. Perbedaannya dari Soe kauw Hoat ong ialah, sebaliknya
dari mementingkan ilmu silat, mereka mengutamakan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelajaran keagamaan. Kecuali Tay seng Po soe ong, Siang
seng Po soe ong dan Kong tek Po soe ong yang memiliki
ilmu silat sangat tinggi, kepandaian yang lainnya hanya
biasa saja dan masih kalah jauh jika dibandingkan dengan
Sam soe. Kali ini dalam usaha mencari Seng lie untuk
pengangkatan Kauwcoe baru, kedua belas Po soe ong turut
datang di Tiong goan. Karena kedudukan yang sangat
tinggi dari "raja raja" itu maka biarpun tak disengaja,
terpukulnya Peng teng ong dengan Seng hwee leng sudah
mengejutkan Sam soe, sehingga mereka tak berani
menyerang lagi dan segera mengundurkan diri.
Boe Kie segera berduduk dan memangk Peng teng ong.
Ia mengerti, bahwa orang itu mempunyai kedudukan
penting di dalam Cong kauw dan merupakan orang
tanggungan satu2nya yang bisa menolong rombongannya.
Ia membungkuk dan memeriksa luka tawanannya. Untung
juga tidak membahayakan jiwa hanya bengkak pada bagian
pipi. Rupa2nya pada detik terakhir Biauw hong soe
berusaha untuk menarik pulang senjatanya, sehingga tenaga
pukulannya banyak berkurang.
Sementara itu, Cie Jiak dan Siauw Ciauw bekerja keras
untuk memindahkan korban2 yang menggeletak di geladak
kapal. Mereka mengangkat mayat2 ke gubuk belakang dan
mengumpulkan orang-orang yang terluka.
Dengan cepat kapal yang dikuasai rombongan Boe Kie
sudah terkurung rapat oleh belasan kapal Cong kauw.
Semua meriam2 ditudingkan ke arah Boe Kie dan
kawan2nya dan diatas semua kapal penuh dengan orang2
Cong kauw yang memegang obor dan menghunus senjata.
Boe Kie jadi bingung. Tanpa meriam lawan yang
berjumlah begitu besar sudah tak mungkin dilawan. Dengan
ilmu silatnya yang tinggi ia sendiri mungkin dapat selamat.
Tapi bagaimana dengan yang lain" Bagaimana dengan In
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lee dan Tio Beng yang terluka berat"
Sekonyong konyong salah seorang berteriak dalam
bahasa Tionghoa. "Kim mo Say-ong, dengarlah! Dua belas
Po soe ong dari Cong kauw berada di sini. Kedosaanmu
terhadap Cong kauw sudah diampuni oleh para Po soe ong.
Lekas pulangkan anggota Cong kauw yang berada di kapal
itu! Sesudah memulangkan semua orang, kau boleh pergi
tanpa diganggu." Cia Soen tersenyum. "Cia Soen bukan anak kemarin
dulu!" teriaknya. "Begitu lekas kami lepaskan semua
tawanan, apakah meriam meriammu tidak lantas
memuntahkan peluru?"
"Kurang ajar!" bentak orang itu dengan gusar. "Kalau
kau tidak melepaskan mereka, apakah meriam kami tidak
bisa melepaskan tembakan?"
"Mana Seng li Tay Kie?" tanya Cia Soen. "Lepaskan dia
lebih dahulu! Sesudah kamu melepaskan dia, kita boleh
bicara lagi." Orang itu segera berunding dengan orang yang berdiri di
sekitarnya. Beberapa saat kemudian, ia berteriak pula. "Tay
Kie membuat pelanggaran hebat dan ia akan mendapat
hukuman dibakar hidup-hidup. Urusan ini urusan Cong
kauw dan tidak bersangkut paut dengan Beng kauw di
daerah Tiong goan." Sesudah berpikir sejenak Cia Soen berkata pula, "Aku
ingin mengajukan tiga syarat. Begitu lekas kalian
meluluskan, kami akan segera memulangkan semua orang."
"Syarat apa?" "Yang pertama, keduabelas Po soe ong harus berjanji,
bahwa mulai kini Cong kauw dan Tiong goan harus saling
mengindahkan dan tak boleh mencampuri urusan masinghttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masing." "Hmm!... Yang kedua?"
"Lepaskan Tay Kie dan antarkan kemari. Bebaskan
kedosaannya dan kalian harus berjanji bahwa persoalan
takkan ditimbulkan lagi."
"Tidak bisa! Ini tidak bisa! Yang ketiga?"
"Sebelum kalian mengiyakan syarat kedua, perlu apa aku
memberitahukan yang ketiga?"
"Syarat ketiga sangat mudah. Kalian mengirim sebuah
perahu kecil yang harus mengikuti di belakang kapal ini.
Sesudah kami berada dalam jarak sedikitnya lima puluh li
dan kami mendapat kenyataan, bahwa kalian tidak
mengejar, kami akan turunkan semua tawanan ke perahu
itu yang boleh segera kembali kepada kalian."
Orang yang bicara dengan Cia Soen adalah Kie beng Po
soe ong, "raja" kedua belas. Mendengar syarat ketiga ia
gusar tak kepalang. Sambil membentak keras, bersama Cie
sim Po soe ong, ia melompat ke kapal Boe Kie.
Boe Kie segera menyambut. Dengan telapak tangannya
ia mendorong dada Cie sim ong. Sebaliknya dari
menangkis, "raja" itu balas menyerang. Tangan kirinya
menyambar dan coba mencengkeram kepala Boe Kie.
Hampir berbareng, Kie beng ong menerjang dan
menyambut telapak tangan Boe Kie yang sudah hampir
menyentuh dada Cie sim ong. Untuk menghindarkan
cengkeraman Cie sim ong, Boe Kie sendiri lantas melompat
ke samping. Boe Kie kaget. Ilmu silat kedua lawan itu merupakan
kerja sama yang sangat erat, sehingga ia seperti menghadapi
seorang lawan yang mempunyai empat tangan dan empat
kaki. Kepandaian mereka berdua agaknya masih kalah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan Sam soe, tapi gerak geriknya sangat aneh. Terang2
ilmu silat mereka bersamaan dengan Kian koen Tay lo ie,
tapi dalam menggunakannya mereka
mengeluarkan perubahan2 luar biasa yang tak dapat diraba. Sesudah
bertempur puluhan jurus, barulah Boe Kie bisa berada di
atas angin. Selagi Boe Kie mengasah otak untuk mengalahkan kedua
lawannya, mendadak Sam soe membentak keras dan
melompat pula mereka ke kapal Boe Kie. Sesudah mereka
melakukan Peng seng ong tanpa sengaja, mereka merasa
sangat malu dan mereka sekarang mengambil keputusan
untuk merampas pulang "raja" yang keenam itu.
Cepat cepat Cia Soen mengangkat tubuh Peng seng ong
dan memutarnya dalam bentuk lingkaran. Sam soe tentu
saja tidak berani sembarangan menyerang. Mereka hanya
bisa berlari lari mengikuti lingkaran itu untuk mencari
lowongan guna menyerang. Beberapa saat kemudian, mendadak terdengar teriakan
kesakitan dari Kie beng ong yang roboh tertendang Boe
Kie. Baru saja Boe Kie membungkuk untuk menawannya,
Lioe in soe dan Hwie goat soe sudah menyerang dengan
berbareng, sedang Biauw hong soe mendukung raja itu yang
lalu dibawa balik ke kapal sendiri. Sekarang Cie sim ong
mengepung Boe Kie bersama Lioe in see dan Hwie goat
soe. Kerja sama mereka tidak seerat kerja sama Sam soe
dan dengan kekuatiran mereka akan keselamatan Kie beng
ong, maka sesudah bertempur beberapa jurus lagi, mereka
segera mengundurkan diri.
Sesudah menenteramkan semangatnya, Boe Kie berkata.
"Orang orang itu seperti juga pernah mempelajari Kian
Koen tay lo ie. Tapi heran sekali, pukulan-pukulannya
berbeda dari ilmu itu, mereka sungguh sukar dilawan."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pelajaran Kian koen Tay lo ie sebenarnya bersumber
dari Persia," kata Cia Soen. "Tapi semenjak beberapa ratus
tahun yang lalu, sesudah Beng kauw tersiar ke Tionggoan,
di Persia sendiri ilmu itu bahkan tidak dikenal lagi. Menurut
pendapatku, apa yang telah dipelajari mereka hanyalah
kulit dari Kian koen tay lo ie. Maka itulah mereka telah
mengirim Tay Kie ke Kong beng teng untuk mencuri kitab
ilmu silat tersebut."
Boe Kie menggelengkan kepala. "Anak berpendapat
lain," katanya. "Memang benar dasar ilmu silat mereka
masih sangat cetek dan benar mereka hanya memiliki kulit
dari ilmu Kian koen tay lo ie. Tapi dalam menggunakannya, mereka dapat menggunakan secara luar
biasa sekali. Di dalam ini pasti terselip satu sebab yang
masih belum diketahui kita. Hm!... dalam Kian koen tay lo
ie tingkat ketujuh ada beberapa bagian yang belum dapat
dipelajari oleh" Apa.. apa ini sebab musababnya"...
Sehabis berkata begitu, ia bersila dan memejamkan
matanya. Cia Soen dan yang lain lain menunggu tanpa
membuka suara. Mereka tidak berani mengganggu jalan
pikiran pemuda itu. Sekonyong konyong di sebelah kejauhan terdengar suara
terompet yang berulang ulang. Sebuah kapal besar
mendatangi dengan perlahan. Di atas kapal kapal itu
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terpancang dua belas bendera dengan sulaman benang
emas, sedang di atas geladak teratur duabelas kursi dengan
alas kulit harimau. Antara keduabelas kursi itu, sembilan
terisi dan tiga kosong. Begitu kapal berhenti, Cie sim ong
dan Kie beng ong lantas melompat naik dan menduduki
dua kursi yang paling akhir. Dengan demikian, hanya
sebuah kursi keenam yang masih kosong.
Melihat begitu, Tio Beng tersadar. "Pakaian tawanan
kita bersamaan dengan pakaian sebelas orang itu," katanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa ia bukan salah seorang dari keduabelas Po soe ong!"
"Kurasa memang begitu," kata Boe Kie. "Tawanan kita
berkedudukan sangat tinggi dan kupercaya sedikitnya untuk
sementara waktu, mereka tak akan berani menyerang"."
Pembicaraannya terputus dengan mendadak, karena ia tiba
tiba melihat Sam soe menghampiri sebelas "raja" itu
dengan membawa seorang tangkapan.
Boe Kie dan yang lain terkejut. Mereka mengenali bahwa
tangkapan itu, seorang nenek bongkok yang memegang
tongkat, adalah Kim hoa Po po.
Di lain saat, Toe hwie Po soe ong yang berduduk di kursi
kedua mengajukan beberapa pertanyaan dalam bahasa
Persia dengan suara keras.
Si nenek miringkan kepalanya. "Apa yang kau katakan?"
tanyanya. "Aku tidak mengerti."
Tie hwie ong tertawa dingin. Ia bangun berdiri dan
tangannya menyambar ke kepala si nenek. Di lain saat, ia
sudah memegang segumpal rambut palsu, sedang di atas
kepala si nenek terlihat rambut yang berwarna hitam dan
mengkilat. Kim hoa Po po miringkan kepalanya, tapi
tangan kanan Tie hwie ong sudah mampir di mukanya dan
membeset selapis topeng. Boe Kie yang bermata tajam
sudah melihat tegas, bahwa topeng yang terbeset itu adalah
topeng muka Kim hoa Po po. Hampir berbareng Kim hoa
Po po menyalin rupa. Ia sekarang berubah menjadi seorang
wanita yang sangat cantik. Jantung Boe Kie memukul
keras. "Ah!... Mukanya sungguh mirip sekali dengan muka
Siauw Ciauw," katanya di dalam hati. Mendadak ia
mendengar suara Tio Beng yang berkata, "Sama betul
dengan Siauw Ciauw!"
Sesudah topengnya dilucuti, seraya tertawa dingin si
nenek melemparkan tongkatnya. Tie hwie ong lalu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengajukan pertanyaan pertanyaan dalam bahasa itu juga.
Selama tanya jawab itu berlangsung, paras muka kesebelas
"Ong" kelihatannya sangat menyeramkan.
Boe Kie dan yang lain tentu saja tidak mengerti
pembicaraan itu. "Siauw Ciauw Kouwnio, apa yang mereka bicarakan?"
tanya Tio Beng. Air mata Siauw Ciauw lantas saja mengucur, "kau
sangat pintar," katanya. "Kau tahu segala apa, tapi
mengapa kau tidak mencegah Loo ya coe berkata begitu?"
"Mencegah Loo ya coe berkata apa apa?" tanya Tio
Beng dengan rasa heran. "Semula mereka tak tahu siapa adanya Kim hoa Po po",
menerangkan Siauw Ciauw. "Belakangan mereka tahu
bahwa Kim hoa Po po ialah Cie san Liong ong. Tapi
mereka tak pernah menduga bahwa Cie san Liong ong
adalah Tay Kie. Po po telah menyamar dalam waktu lama
dengan pengharapan bisa mengelabui mereka. Di luar
dugaan tanpa sengaja Loo ya coe telah membuka rahasia
dengan mengajukan syarat supaya mereka melepaskan Seng
lie Tay Kie. Maksud Loo ya coe memang mulia sekali. Tapi
dengan begitu Tie hwie Po soe ong jadi mendusin. Loo ya
coe yang tidak bisa melihat tentu saja tak tahu lihaynya
penyamaran Po po yang dapat mengelabui siapapun jua.
Tio Kauwnio, kau telah lihat terang terang dengan matamu.
Apa kau tidak bisa mikir sampai disitu?"
Inilah tuduhan yang paling tidak enak bagi Tio Beng,
sebab nona itu memang tidak punya niatan kurang baik.
Sesudah mendengar cerita Cia Soen, ia tentu saja tahu
bahwa Kim hoa Po po adalah Seng lie Tay Kie. Tapi ia
sungguh2 tidak pernah memikir bahwa penyamarannya
Tay Kie belum bisa ditembus oleh orang Persia. Oranghttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang Cong kauw itu masih tak tahu, bahwa si nenek muka
jelek sebenarnya Tay Kie.
Bibir Tio Beng sudah bergerak untuk membalas dengan
kata2 yang pedas, tapi melihat kedukaan Siauw Ciauw ia
mengurungkan niatnya. Ia menduga pasti, bahwa di antara
si nenek dan gadis cilik terdapat hubugan yang sangat erat
dan ia merasa tidak tega untuk menyerang. "Siauw Ciauw
moay moay," katanya, "jika aku mempunyai niat untuk
mencelakai Kim hoa Po po biarlah aku mati dalam jalan
yang tidak benar." Cia Soen sendiri sangat menyesal. Ia tak mengatakan
sesuatu apa, akan tetapi dalam hatinya ia telah mengambil
keputusan untuk menolong Tay Kie, jika perlu dengan
mengorbankan jiwa sendiri.
Sementara itu sambil menangis Siauw Ciauw berkata,
"Mereka mengutuki Po po menikah dan mengkhianati
agama, Po po harus dihukum bakar hidup hidupan."
"Siauw Ciauw, jangan bingung," bujuk Boe Kie. "Begitu
ada kesempatan, aku akan segera menerjang untuk
menolong Po po." Sebab sudah biasa menggunakan panggilan Po po, maka
biarpun sekarang Cie san Liong ong sudah tak memakai
topeng ia masih tetap menggunakan istilah itu. Walaupun
sudah berusia setengah tua, dengan mukanya yang asli,
kecantikan nyonya itu tak kalah dari Tio Beng dan Cie Jiak.
Awet muda dan kelihatannya seperti kakak Siauw Ciauw.
"Tak mungkin!" kata Siauw Ciauw dengan suara parau.
"Kau takkan bisa melawan sebelas po toe ong dan Sam soe.
Kalau kau menerjang, kau seperti juga mengantarkan jiwa.
Sekarang mereka sedang berunding untuk merebut pulang
Peng seng ong." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hmm!... Andaikata Peng seng ong bisa pulang dengan
selamat, mukanya yang tercetak beberapa huruf sudah tak
keruan macam," kata Tio Beng dengan suara mendongkol.
"Huruf apa?" tanya Boe Kie.
Jawab nona Tio, "Seng hwee leng yang memukul
pipinya" agh!..." Tiba2 ia ingat sesuatu. "Siauw Ciauw!
Apa kau mengenal bahasa Persia?"
"Kenal" "Coba lihat! Huruf apa yang tercetak di pipi Peng teng
ong?" Siauw Ciauw segera memeriksa pipi "raja" itu yang
bengkak. Ia melihat tiga baris huruf Persia yang tercetak di
daging Peng teng ong. Ternyata pada setiap Seng hwee leng
terdapat ukiran huruf2 Persia dan pukulan itu sudah
mencetak huruf2 tersebut. Tapi sebab hanya sebagian
senjata yang mampir di pipi, maka tak semua huruf tercetak
di pipi Peng teng ong. Sebagaimana diketahui, Siauw Ciauw pernah mengikut
Boe Kie masuk di jalan rahasia Kong Beng teng dan ia
pernah menghafal Kian koen Tay lo ie. Maka itu meskipun
tak mengerti dan tak pernah melatih diri, ia tak melupakan
pelajaran di kulit kambing itu. Begitu membaca ia
berseru,"Ah! Inilah pelajaran Kian koen Tay lo ie."
"Pelajaran Kian koen tay lo ie?" menegas
Si nona tidak lantas menyahut. Sejenak kemudian
barulah ia berkata. "Bukan! Bukan pelajaran Kian koen tay
lo ie. Sekelebatan aku menduga begitu, tapi ternyata bukan.
Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa, bunyinya
seperti berikut, "Menyambut kiri berarti depan menyambut
kanan berarti belakang, tiga kosong tujuh berisi, ada di
dalam tidak ada" langit persegi bumi bulat" Yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disebelah bawah tak bisa dibaca lagi."
Mendengar itu seperti juga merasa, bahwa diantara
gumpalan awan awan hitam mendadak berkelebat sinar
kilat, tapi sesudah berkelebatnya sinar itu, keadaan kembali
menjadi gelap. Akan tetapi biar bagaimanapun jua sinar itu
memberi harapan kepadanya. Bagaikan orang linglung, ia
menghafal ?" menyambut kiri berarti depan, menyambut
kanan berarti belakang." Menggunakan seantero kekuatannya otak dan kecerdasannya, ia berusaha untuk
mempersatukan beberapa baris kauw koat (teori ilmu silat)
itu dengan pelajaran Kiam koen tay lo ie yang sudah
dimilikinya. Selang beberapa saat, ia merasa seperti sudah
berhasil, tapi belum berhasil. Ia merasa seperti sudah
menembus halimun tapi kembali menemui rintangan.
Mendadak Siauw Ciauw berteriak, "Thio Kongcoe,
awas! Mereka sudah mengeluarkan perintah untuk
menyerang. Sam soe akan menyerang kau sedangkan Kin
sioe jin Jiok dan Kong tek ong akan coba merebut Peng
teng ong." Mendengar isyarat si nona, Cia Soen segera memeluk
Peng teng ong dan melontarkan To liong to ke arah Boe
Kie. "Babat saja dengan To liong to!" katanya.
Tio Beng pun segera menyerahkan Ie thian kiam kepada
Cie Jiak. Mereka sekarang berada dalam satu perahu, nasib
setiap orang berarti nasib seorang. Boe Kie menyambut
golok mustika itu dan menyisipkan di pinggangnya. Tapi
mulutnya terus berkata kata" "tiga kosong tujuh berisi ada
di dalam tidak ada?"
"Anak tolol!" bentak Tio Beng. "Sekarang bukan waktu
belajar silat. Kau harus bersiap!"
Hampir berbareng Kim sioe Jien jiok dan Kong tek ong
melompat dan menyerang Cia Soen. Sebab kuatir melukai
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Peng teng ong, maka dalam usaha merebut "raja" itu
terpaksa merubah serangannya dengan tangan kosong.
Dengan mencekal Ie thian kiam Cie Jiak mendampingi Cia
Soen. Pada detik detik berbahaya, si nona menikam Peng
teng ong sehingga ketiga "raja" itu terpaksa merubah
serangannya untuk meluputkan Peng teng ong dari
tikaman. Di lain pihak Boe Kie sudah bertempur melawan Sam
soe. Sesudah mendapat pengalaman dalam beberapa
pertempuran mereka berempat tidak berani berlaku
sembrono dan berkelahi dengan hati-hati. Sesudah lewat
beberapa jurus tiba-tiba Hwie goat ong memukul dengan
sebuah "Leng". Menurut peraturan ilmu silat, senjata itu
akan mampir di pundak kiri Boe Kie. Tapi di luar dugaan,
waktu menyambar di tengah udara Seng hwee leng tersebut
mendadak merubah haluan secara luar biasa dan
menghantam belakang leher Boe Kie.
Boe Kie merasa kesakitan hebat, matanya berkunang
kunang. Tapi karena pukulan itu, otaknya tiba-tiba menjadi
terang. "Menyambut kiri berarti belakang?" pikirnya.
Sesaat kemudian, tanpa terasa ia berteriak. "Sekarang aku
mengerti! Benar!.... begitu?"
Ternyata ilmu silat yang dimiliki Sam soe hanya
berdasarkan Kian koen Tay lo ie tingkat pertama. Tapi pada
Seng hwee leng terdapat pelajaran yang luar biasa mengenai
cara menggunakannya. Sekarang ia sudah bisa memecahkan teka teki empat baris kauw koat itu dan hanya
sebaris langit persegi bumi bulat yang belum dapat
ditembusnya. Ia sekarang yakin bahwa untuk bisa
menyelami seluruh ilmu silat Cong kauw ia harus
mempelajari seantero Kouw koat yang ada di Seng hwee
leng. Tanpa membuang2 waktu lagi, sambil membentak keras
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia menyerang, kedua tangannya menyambar bagaikan kilat.
Dengan sekali jurus dengan menggunakan kouwkoat "tiga
kosong tujuh berisi" ia berhasil merampas dua "leng" dari
tangan Hwie goat soe. Di lain saat dengan "ada di dalam
tidak ada" ia merebut dua "leng" lagi dari tangan Lioe in
soe. Kedua utusan itu terbang semangatnya. Mereka berdiri
terpaku. Sesudah memasukkan keempat "leng" di dalam
saku Boe Kie menyerang pula. Dengan kedua tangan ia
mencengkeram belakang leher kedua pecundang itu yang
lalu dilempar balik ke kapal mereka. Orang2 Persia kaget
tak kepalang. Mereka jadi takut dan berteriak teriak.
Biauw hong soe ketakutan. Buru buru ia memutar dan
coba melarikan diri. Tapi gerakan Boe Kie cepat luar biasa.
Dengan sekali sambar, ia menangkap kaki kiri Biauw hong
soe yang lalu ditarik ke belakang. Sesudah merampas kedua
"leng" ia mengangkat tubuh utusan itu dan menghantamnya
ke kepala Jin j iok ong. Ketiga "raja" terkesiap, mereka buru
buru lari balik ke kapal sendiri. Boe Kie lalu menotok jalan
darah Biauw hong soe dan melemparkannya di geladak
kapal. Kemenangan itu bukan saja menggirangkan Boe Kie,
tapi juga kawan kawannya. Mereka menanya cara
bagaimana pemuda itu bisa merampas enam Seng hwee
leng dengan begitu mudahnya.
Boe Kie tertawa, "Kalau bukan secara kebetulan pipi
orang itu terpukul Seng hwee leng tak nanti aku bisa
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menangkap rahasia ilmu silat mereka," katanya. Ia
mengeluarkan enam biji "leng" dan menyerahkannya kepada
Siauw Ciauw. "Siauw Ciauw," katanya, "lekas terjemahkan
huruf-huruf di enam Seng hwee leng ini!"
Semua orang mengawasi keenam "leng" itu yang terbuat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari semacam bahan yang sangat aneh " bukan emas dan
bukan giok " tapi keras luar biasa. "Leng" itu panjangnya
berbeda satu sama lain, kelihatannya terang, di dalamnya
terdapat sinar api yang bergerak gerak dan warnanya
berubah-ubah, sedang setiap "leng" terdapat ukiran huruf
huruf Persia. Boe Kie mengerti bahwa jika ia ingin meloloskan diri
dari bahaya, ia harus memahami ilmu silat Cong kauw.
Maka itu, ia lantas saja berkata, "Cioe kauwnio, tandalkan
Ie thian kiam di leher Peng teng ong. Giehoe, tandalkan To
liong to di leher Biauw hong soe. Kita harus
memperpanjang waktu sedapat mungkin." Cia soen dan Cie
jiak lantas saja mengangguk.
Siauw Ciauw segera memilih "leng" terpendek yang
hurufnya paling sedikit lalu menterjemahkannya. Sesudah
mendengar beberapa kali Boe Kie belum juga menangkap
artinya, sehingga ia mulai merasa bingung.
"Siauw Ciauw, coba kau terjemahkan huruf2 dari Seng
hwee leng yang telah memukul Peng teng ong," kata Tio
Beng. Siauw Ciauw manggutkan kepalanya. Buru2 ia mencari
"leng" yang dimaksudkan. Ia mendapat kenyataan bahwa
yang memukul Peng teng ong adalah Seng hwee leng yang
panjangnya tujuh nomor dua. Ia lalu membaca dan Boe Kie
dapat menangkap tujuh delapan bagian dari artinya.
Sesudah itu ia membaca huruf huruf dari Seng hwee leng
nomor satu yang paling panjang. Baru saja mendengar
perkataan Boe Kie sudah berteriak dengan suara girang.
"Bagus! Siauw Ciauw antara enam Seng hwee leng itu
makin panjang makin mudah dimengerti. Yang dibaca
olehmu ialah kouwkoat dari pelajaran pertama."
Dahulu Seng hwee leng dibuat atas permintaan si orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tua dari pegunungan dan berisi intisari dari ilmu silat Hasan
Ben Sabbah. Keenam "leng" itu mengikuti agama Beng
kauw memasuki Tiongkok dan bermaksud untuk menjadi
tanda kekuasaan dari Kauwcoe daerah Tionggoan. Lama
lama di antara penganut Beng kauw wilayah Tionggoan
tidak terdapat lagi orang yang paham bahasa Persia. Pada
beberapa puluh tahun kemudian, keenam Seng hwee leng
dicuri orang Kay pang dan belakangan jatuh ke tangan
saudagar Persia, sehingga akhirnya diambil pulang oleh
Cong kauw di Persia. Selama puluhan tahun ilmu silat para
pemimpin Cong kauw mendapat kemajuan pesat. Akan
tetapi karena ilmu yang tertera pada Seng hwee leng
terlampau sukar dipelajari, maka, bahkan Tay Seng Po soe
ong yang berkepandaian paling tinggi hanya bisa
menangkap tiga atau empat dari seluruh isinya.
Pada hakekatnya, pelajaran Kian koen Tay lo ie adalah
ilmu silat pelindung agama dari Beng kauw di Persia. Tapi
ilmu silat itu tidak bisa dimengerti oleh sembarang orang.
Selain begitu, menurut ketetapan, jabatan Kauwcoe dari
Beng kauw pusat (Cong kauw) harus dipegang oleh seorang
gadis dan selama ratusan tahun, kursi Kauwcoe diduduki
oleh beberapa wanita yang berkepandaian cetek. Itulah
sebabnya mengapa di Persia sendiri, makin lama Kian koen
tay lo ie makin jarang dikenal orang. Di lain pihak, Beng
kauw di daerah Tionggoan masih menyimpan pelajaran
Kian koen Tay lo ie yang lengkap.
Ilmu silat Cong kauw yang sangat aneh itu merupakan
campuran dari sebagian Kian koen tay lo ie dan sebagian
pelajaran Seng hwee leng. Para pemimpin Cong kauw insaf,
bahwa jika kitab Kian koen tay lo ie bisa diambil pulang
dan ditambah dengan kouwkoat Seng hwee leng, maka
ilmu silat Beng kauw akan bisa menggetarkan dunia. Inilah
maksud terutama pengiriman Tay Kie ke Kong beng teng.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di luar semua dugaan, apa yang diidam-idamkan dan
diusahakan oleh Cong kauw telah didapat dengan mudah
oleh Boe Kie. Boe Kie telah mendapatkan ilmu itu secara
kebetulan saja. Tapi andaikata Cong kauw berhasil
mendapatkan kembali kitab Kian koen Tay lo ie, tanpa
mempunyai Kioe yang sin kang sebagai dasar, belum tentu
ada orang yang bisa menarik kefaedahannya. Dengan
demikian dapatlah dilihat bahwa di dalam dunia ini, segala
apa tergantung pada nasib dan manusia tidak akan bisa
mencapai tujuan secara paksa.
Tanpa memperdulikan suatu apa lagi, Boe Kie bersila di
kepala kapal dan Siauw Ciauw membisiki huruf2 yang
terukir di Seng hwee leng. Ilmu silat yang tertera di enam
"leng" itu sebenarnya sangat sulit. Tapi kata orang mengerti
satu ilmu, mengerti berlaksa ilmu. Manakala seseorang
sudah mempelajari ilmu sampa i di puncaknya kesempurnaan, maka dengan mudah ia bisa belajar lain2
ilmu, sebab, pada hakekatnya, semua ilmu menuju ke satu
jurusan yang sama. Boe Kie telah menyelami Kioe yang sin
kang, Kian koen tay lo ie dan Thay kek koen. Ketiga ilmu
itu adalah ilmu ilmu silat yang paling tinggi, yang masing
masing berasal dari India, Persia dan Tiongkok. Biarpun
sulit, ilmu di Seng hwee leng belum bisa menyamai
tingginya ketiga ilmu tersebut. Maka itulah, sesudah Siauw
Ciauw selesai menterjemahkannya, Boe Kie lantas
menghafal tujuh delapan bagian dan mengerti lima enam
bagian. Dalam sekejap ia telah berhasil memahami pukulan
pukulan aneh yang dikeluarkan oleh beberapa Po soe ong
dan ketiga utusan Cong kauw.
Boe Kie terus mengasah otak tanpa memperdulikan
segala perkembangan. Tapi Tio Beng dan Cioe Cie Jiak
yang terus memperhatikan persiapan pihak lawan, makin
lama jadi makin bingung. Mereka melihat Tay Kie diborgol
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kaki tangannya, melihat kesebelas Po soe ong, berdamai
dengan bisik bisik dan menukar jubah mereka dengan
pakaian perang yang lemas dan melihat sebelas orang
menyerahkan sebelas senjata aneh kepada "raja raja" itu.
Mereka melihat gendewa gendewa dan anak panahnya
ditunjukkan kepada Boe Kie dan melihat pula puluhan
orang Persia yang bersenjata kapak dan pahat menerjun ke
air, siap sedia untuk melubangi kapal yang ditumpangi
mereka. Ketika itu fajar sudah menyingsing. Matahari sudah
mengintip di sebelah timur dan memancarkan sinar yang
gilang gemilang. Mendadak Tay seng Po soe ong membentak dan
bentakan itu diiringi dengan suara tambur dan terompet
riuh rendah. Boe Kie kaget. Ia mendongak dan melihat sebelas Po soe
ong yang mengenakan pakaian berwarna keemas emasan
dan memegan senjata, sudah melompat ke kapalnya. Tapi,
setelah berada di kepala kapal, "raja" itu tidak berani lantas
menyerang sebab Cia Soen dan Cie Jiak mengandalkan
senjatanya di leher Peng teng ong dan Biauw hong goe.
Mereka hanya mengawasi dengan mata melotot dan paras
muka gusar. Selang beberapa saat, barulah Tie hwie ong berkata
dengan bahasa Tionghoa, "Lekas pulangkan orang orang
kami! Kami akan mengampuni jiwa kamu. Di mata kami,
beberapa orang itu bagaikan babi dan anjing. Mereka tidak
berharga sedikitpun jua. Perlu apa kamu mengandalkan
senjata di leher mereka" Jika kamu mempunyai nyali,
bunuhlah mereka! Di dalam Cong kauw terdapat berlaksa
orang yang sederajat dengan mereka. Kebinasaan mereka
tiada artinya." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan kau coba-coba menipu kami," kata Tio Beng
dengan suara menyindir. "Kami tahu bahwa mereka adalah
Peng teng Po soe ong dan Biauw hong soe yang
mempunyai kedudukan tinggi dalam kalanganmu. Kau
mengatakan mereka sederajat dengan babi dan anjing"
Bagus!" Alis Tie hwie ong berkerut. "Di dalam Seng kauw
(agama kami yang suci) terdapat tiga ratus enampuluh Po
soe ong," katanya. "Peng teng ong menduduki kursi yang
ketiga ratus lima puluh sembilan. Kami mempunyai seribu
dua ratus Soe cia (utusan). Biauw Hong soe bukan orang
penting. Bunuhlah mereka, kalau kamu mau!"
"Baiklah," kata Tio Beng. "Kawan kawan, bunuhlah
kedua manusia yang tak berguna itu!"
"Baik!" jawab Cia Soen seraya mengangkat To Liong to.
Dengan kecepatan kilat ia menyamber kepada Peng teng
ong. Orang-orang Cong kauw mengeluarkan teriakan
tertahan. Tapi" To liong to, lewat dalam jarak setengah
dim dari batok kepala dan hanya memapas rambut yang
lantas saja terbang ditiup angin. Kim mo Say ong kembali
mengangkat golok dan menyabet dua kali beruntun ke
lengan kanan dan lengan kiri Peng teng ong. Kedua sabetan
itu kelihatannya hebat, tapi dalam detik mata golok hampir
menyentuh kulit, Cia Soen memutar sedikit pergelangan
tangannya sehingga senjata itu hanya merobek lengan baju.
Jangankan seorang buta, sekalipun orang yang tidak buta
sukar meneladan Kim mo Say ong. Peng teng ong pingsan
sebab ketakutan dan sebelas Po soe ong yang mau
menyerang berdiri terpaku.
"Apa kamu sudah lihat ilmu silat Beng kauw dari
wilayah Tiong goan?" tanya Tio Beng. "Dalam kalangan
agama kami Kim mo Say ong menduduki kursi yang ketiga
ribu lima ratus sembilan. Apabila dengan mengandalkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jumlah besar, kamu sekarang menyerang kami, Beng kauw
di Tionggoan pasti akan membalas sakit hati dan menyapu
Cong kauw sampai bersih. Kamu pasti tak akan bisa
melawan kami. Jalan satu-satunya bagi kamu sekalian
adalah berdamai dengan kami."
Tie hwie ong yakin, bahwa nona Tio hanya menakutnakuti, tapi ia sendiri tak tahu apakah yang harus
diperbuatnya. Mendadak Tay seng Po soe ong berkata kata
dalam bahasa Persia. "Thio Kongcoe, awas!" teriak Siauw Ciauw. "Mereka
mau melubangkan dasar kapal!"
Boe Kie terkejut. Kalau kapal mereka ditenggelamkan,
mereka semua yang tidak bisa berenang akan segera
menjadi tawanan. Dengan melompat ia sudah berhadapan
dengan Tay seng ong. "Mau apa kau!" bentak Tie Hwie. Hampir berbareng,
Kong tek dan Hoa hie ong yang masing masing bersenjata
cambuk dan martil menyerang dari kiri kanan.
Boe Kie yang sudah memahami ilmu silat Cong kauw
tidak memperdulikan serangan itu. Bagaikan kilat kedua
tangannya menyambar dan mencengkeram jalan darah di
tenggorokan kedua "raja" itu, sehingga senjata mereka
menyimpang dan beradu satu sama lain. Sesudah melempar
tubuh mereka ke gubuk kapal, Boe Kie segera mengamuk.
Dengan dua tendangan ia melontarkan golok Cie sim dan
Jin Jiok ong dan lalu dua tendangan lagi melemparkan Kin
sioe dan Kie beng ong ke dalam air.
Mendadak seorang Po soe ong yang bersenjata sepasang
pedang pendek menikam. Boe Kie mengegos dan
menendang pergelangan tangannya. Secepat kilat, orang itu
menyilangkan kedua tangannya dan menikam kempungan
Boe Kie. Tikaman itu cepat dan di luar dugaan, sehingga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menyelamatkan jiwa, Boe Kie terpaksa melompat
tinggi. Orang itu adalah Siang seng, jago nomor dua di antara
dua belas Po soe ong. Sesudah menikamnya gagal, ia terus
merangsek dan mengirim serangan berantai. Boe Kie
melayani dengan tenang. Sesudah bertempur sembilan
jurus, diam diam ia memuji kepandaian "raja" itu.
Biarpun sudah memahami ilmu Seng hwee leng, tapi
sebab belum berlatih, Boe Kie belum bisa mempergunakannya secara lancar. Dalam belasan jurus
yang pertama, ia mempertahankan diri dengan kepandaiannya sendiri. Setelah lewat dua puluh jurus
barulah ia bisa menggunakan ilmu Seng hwee leng dengan
agak licin. (Budi: Some part missing here..) (PP: not sure)
(Selamanya menang) sebab di negerinya sendiri ia jarang
mendapat tandingan. Dalam menghadapi Boe Kie ia kaget
bercampur heran dan pengalaman itu adalah pengalaman
yang pertama didapat olehnya. Sesudah bertanding tiga
puluh jurus lebih, tiba tiba Boe Kie berduduk di atas
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
geladak dan kedua tangannya memeluk betis Siang seng.
Itulah salah satu pukulan terhebat dalam Ilmu Seng hwee
leng yang dikenal, tapi belum pernah digunakan oleh Siang
seng ong sendiri. Begitu lekas kedua tangannya memeluk,
dengan sepuluh jari tangannya Boe Kie mencengkeram
Tiong tauw dan Coe peng hiat di betis lawan. Siang seng Po
soe eng lantas saja lemas badannya. Ia menghela nafas dan
menyerah kalah. Tapi mendadak saja di dalam hati pemuda itu muncul
rasa sayang terhadap kepandaian Siang seng. Sambil
melepaskan cengkeraman dan pelukannya ia berkata,
"Kepandaianmu sangat tinggi dan biarlah kau http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempertahankan nama besarmu. Pergilah!"
Siang seng Po soe ong merasa berterima kasih bercampur
malu. Buru2 ia melompat balik ke kapalnya sendiri.
Ketika itu Cia Soen dan Cie Jiak sudah menyeret keluar
Kong tek dan Hoa hie ong dari dalam gubuk kapal dan
menjaga kedua tawanan penting itu dengan To liong to dan
Ie thian kiam terhunus. Melihat kekalahan Siang seng ong dan tertawannya
Kong tek dan Hoa hie ong, Tay seng po soe ong ciut
nyalinya. Ia tahu bahwa jika kapal yang ditumpangi
rombongan Boe Kie ditenggelamkan juga, pihaknyapun
akan menderita kerugian besar, yaitu binasanya empat
pemimpin penting dari Cong kauw. Maka itu sesudah
memikir beberapa saat, ia segera memberi tanda dan
menarik pulang semua kawan kawannya, terhitung yang
sudah selulup di air ke kapal sendiri.
"Lekas antarkan Tay Kie kemari dan luluskan tiga syarat
Kim mo Say ong!" teriak Tio Beng.
Sesudah selesai berunding, Tie hwie ong berseru, "Kami
bersedia untuk meluluskan permintaanmu, tapi kamu harus
menjawab pertanyaan. Ilmu silat pemuda itu terus terang
ilmu silat kami. Darimana ia mendapatkannya" Kamu
harus memberi keterangan yang sejelas jelasnya."
Sambil menahan tertawa, nona Tio menjawab. "Kamu
semua manusia manusia tolol. Dengarlah! Pemuda itu
adalah murid kedelapan dari Kong beng soe cia kami.
Tujuh kakak dan tujuh adik seperguruannya tak lama lagi
akan tiba disini. Kalau mereka datang, kamu semua akan
dibasmi bersih." Tie hwee ong sangat pintar, tapi ia tak begitu paham
bahasa Tionghoa dan hanya bisa menangkap enam tujuh
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagian dari perkataan Tio Beng. Ia tahu bahwa nona itu
sedang omong kosong. Sesudah memikir sejenak, ia
berkata, "Baiklah! Saudara saudara pulangkan Tay Kie."
Dua orang anggota Cong kauw lantas saja mengantarkan
Tay Kie ke kapal Boe Kie. Dengan dua kali menyabet
dengan Ie thian kiam Cie Jiak memutuskan rantai yang
mengikat kaki tangan Cie san Liong ong. Melihat
ketajaman pedang itu, kedua pengantar ketakutan setengah
mati dan buru buru kembali ke kapal mereka.
"Kamu boleh segera berangkat pulang," kata Tie hwie
ong. "Kami akan mengirim sebuah perahu kecil untuk
mengikuti dari belakang."
Sambil merangkap kedua tangannya, Boe Kie berkata,
"Beng kauw di Tiong goan bersumber dari Persia, kalian
dan kami sebenarnya adalah saudara2. Kami mengharap
bahwa kalian tidak menjadi kecil hati karena adanya salah
mengerti di hari ini. Kami mengundang kalian datang di
Kong beng teng, supaya kita bisa minum arak bersama
sama. Untuk segala kesalahan kami dengan jalan ini aku
menghaturkan maaf." Tie hwie ong tertawa terbahak bahak. "Kami semua
merasa kagum akan ilmu silatmu yang sangat tinggi,"
katanya. "Apa tidak girang kalau kita belajar dan terus
mempelajari pelajaran itu" Apa tidak girang, kalau
mendapat kunjungan sahabat dari jauh?"
Mendengar kutipan dari kata Khong coe, Boe Kie
membungkuk dan berkata, "Tepat sekali perkataanmu." Ia
tidak berayal lagi. Seorang diri ia mengangkat jangkar,
memutar kemudi dan memasang layar, sehingga dalam
beberapa saat, kapal itu mulai bergerak.
Melihat tenaga Boe Kie yang dapat mengangkat jangkar
seorang diri, sedangkan pekerjaan itu sebenarnya harus
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilakukan oleh belasan orang, anak buah kapal kapak Cong
kauw bersorak sorak. Sebuah perahu kecil lantas saja mendekati kapal Boe Kie
dan melemparkan seutas tambang. Boe Kie lalu mengikat
tambang itu di buritan kapal. Di dalam perahu itu terdapat
dua orang penumpang, Lioe in soe dan Hwie go soe.
Kapal mulai berlayar ke jurusan barat.
Sambil memegang kemudi, Boe Kie mengawasi kapalkapal Cong kauw. Sesudah melewati Leng coa to dan
kapal2 itu tetap tidak bergerak, berubah hatinya lega. Ia
segera menyerahkan kemudi kepada Siauw Ciauw, pergi ke
gubuk kapal untuk menengok In Lee. Nona itu berada
dalam keadaan setengah tertidur, setengah sadar. Lukanya
belum mendingan, tapi juga tidak jadi lebih hebat.
Tay Kie termenung seorang diri waktu mendengar
tindakan Boe Kie. Dengan rasa kagum Boe Kie mengawasi
potongan tubuh nyonya itu yang langsing gemulai.
Sebagian rambutnya yang hitam bergoyang goyang tertiup
angin, sedang kulitnya yang putih seakan akan batu
pualam. Ayah angkatnya mengatakan, bahwa dahulu Tay
Kie terkenal sebagai wanita tercantik dalam Rimba
Persilatan. Pujian itu bukan pujian kosong.
Di waktu maghrib, kapal Boe Kie sudah terpisah kira
kira seratus li dari Leng coa to. Lautan tenang dan di atas
permukaan air tidak terlihat apapun jua. Cong kauw
ternyata menepati janji. "Giehoe, apa tawanan sudah boleh dilepaskan?" tanya
Boe Kie. "Boleh!" jawabnya. "Sekarang mereka tak bisa mengejar
kita lagi." Sambil menghaturkan maaf berulang-ulang, Boe Kie
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera membuka "hiat" ketiga raja dan Biauw hong soe.
"Enam Seng hwee leng ditaruh di bawah penjagaan kami
bertiga," kata Biauw hong soe. "Kalau hilang, kami berdosa
besar. Maka itu, aku memohon kau suka membayar
pulang." "Seng hwee leng adalah tanda kekuasaan Kauw coe dari
Beng kauw di wilayah Tiong goan," kata Cia Soen. "Hari
ini, barang itu kembali kepada majikannya. Bagaimana kita
bisa menyerahkannya kepadamu?"
Tapi Biauw hong soe tidak mau mengerti. Ia terus
memohon mohon. Boe Kie merasa, bahwa kalau ia tidak
menakluki hati orang itu, di hari kemudian soal ini bisa
menjadi bibit penyakit. Maka itu ia lantas berkata, "Kami
sebenarnya bersedia untuk mengembalikan kepadamu. Tapi
kami kuatir kepandaianmu masih terlalu rendah dan tidak
bisa menjaga mustika itu. Daripada dirampas oleh orang
luar lebih baik dipegang oleh kami."
"Bagaimana orang luar bisa merampasnya?" tanya
Biauw hong coe. "Jika kau tidak percaya mari kita mencoba coba," kata
Boe Kie yang segera menyerahkan keenam Seng hwee leng
kepadanya. Biauw hong coe girang, tapi baru saja mengatakan
"terima kasih", kedua tangan Boe Kie sudah menyambar
dan merebut kembali Seng hwee leng itu.
"Curang!" teriak Biauw hong coe dengan gusar. "Kau
mendahului sebelum aku memegangnya erat erat."
Boe Kie tertawa, "Tak apa, boleh coba lagi," katanya
seraya menyerahkan pula enam "leng" ke dalam sakunya
sambil mencekal yang dua Biauw hong coe memasang kuda
kuda. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan Boe Kie dipapaki olehnya dengan pukulan
pada pergelangan tangan. Dengan sekali membalik tangan
Boe Kie sudah menangkap lengan tangan kanannya, yang
lalu ditarik sehingga kedua "leng" terpukul satu sama lain
dan mengeluarkan suara "cring!" yang menggetarkan hati.
Diam diam Boe Kie mengirim tenaga dalam yang sangat
kuat lengan lawan, Biauw hong soe lantas saja merasa
lengannya kesemutan dan semua tenaganya musnah. Ia
tidak bisa bergerak lagi dan dua "leng" yang dicekalnya
jatuh. Dengan tenang Boe Kie lalu merogo saku lawan dan
mengambil empat leng yang menggeletak di geladak kapal.
"Bagaimana" Apa kau mau mencoba lagi?" tanya Boe Kie.
Paras muka Biauw hong soe berubah pucat. "Kau bukan
manusia! Kau setan!" katanya dengan suara parau. Ia
bertindak untuk melompat ke perahu. Mendadak badannya
terhuyung dan ia roboh. Lioe in soe melompat naik,
mendukungnya dan cepat cepat kembali ke perahu.
Sementara itu perahu sudah memasang layar dan Kong
tek ong lalu memutuskan tambang sehingga kedua
kendaraan air itu lantas berpisah.
"Kami yang telah membuat banyak kesalahan dan harap
kalian suka memaafkan," teriak Boe Kie seraya merangkap
kedua tangannya. Kong tek ong dan kawan kawannya tidak menjawab.
Mereka mengawasi dengan sorot mata gusar.
Kapal terus berlayar ke arah barat.
Sekonyong konyong Tay Kie membentak, "Bangsat!
Jangan main gila!" ia menggenjot tubuh dan menerjun ke
air! Boe Kie terkesiap, buru buru ia memutar kemudi.
Mendadak ia melihat timbulnya darah yang tercampur di
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pinggir kapal. Dengan saling susul timbul pula darah di
lima tempat. Tak lama kemudian Tay Kie muncul di
permukaan air dengan gigi menggigit pisau dan tangan
mencekal rambut seorang Persia.
Dengan memutar kemudi, Boe Kie berusaha untuk
menyambut nyonya itu. Tapi sebab ia tidak segera
menurunkan layar, maka sebaliknya daripada maju kapal
itu terputar dengan perlahan.
Ilmu berenang Cie san Liong ong benar benar lihay ia
sudah menghampiri secepat ikan. Dalam sekejap ia sudah
sampai di pinggir kapal. Dengan tangan kiri ia menekan
jangkar untuk meminjam tenaga dan sekali menggenjot
tubuh ia "terbang" ke atas dan kemudian hinggap di atas
geladak bersama sama tawanannya.
Ternyata sesudah Kong tek ong dan kawan kawannya
turun ke perahu dengan menggunakan layar sebagai aling
aling tujuh penyelam meloncat ke air untuk membocorkan
kapal Boe Kie. Untung besar Tay Kie yang berpengalaman
luas dan bermata jeli dapat melihat gelembung gelembung
air yang muncul di permukaan laut karena pernafasan
orang orang itu. Dengan demikian ia berhasil membinasakan enam orang dan membekuk seorang.
Baru saja Boe Kie mau memeriksa tangkapan itu, tiba
tiba di buritan kapal terdengar peledakan dahsyat diikuti
dengan mengepulnya asap hitam" kapal bergoncang keras,
potongan potongan kayu berterbangan ke angkasa. Dengan
hati mencelos Boe Kie dan kawan kawannya merebahkan
diri di geladak kapal. "Jahat sungguh manusia manusia itu!" kata Tay Kie
sambil berlari lari ke buritan kapal.
Ternyata peledakan itu telah membocorkan buritan dan
air sudah mulai mengalir masuk, sedang kemudi kapalpun
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah terbang tanpa berbekas.
Dengan sorot mata berduka Tio Beng mengawasi Boe
Kie. "Kapal musuh akan segera mengejar dan kita semua
bakal mati tanpa kuburan," katanya di dalam hati.
Sementara itu, dengan menggunakan bahasa Persia, Tay
Kie mengajukan beberapa pertanyaan kepada tawanannya
yang menjawab dengan bahasa itu juga. Mendadak Cie san
Liong ong mengangkat tangannya dan menghantam batok
kepala orang itu yang lantas saja roboh binasa. Sambil
menendang mayat itu ke air, ia berkata dengan suara
menyesal, "Aku hanya mengetahui, bahwa mereka
berusaha untuk membocorkan kapal, tapi tidak pernah
menduga bahwa mereka bakal mengikat obat pasang di
buritan." Ketika itu perahu yang ditumpangi Kong tek ong dan
kawan kawannya sudah pergi jauh, sehingga biarpun
pandai berenang, Tay Kie tak akan bisa mengejarnya.
Semua orang saling mengawasi tanpa mengeluarkan
sepatah kata. Mereka tidak berdaya. Karena sangat besar,
kapal itu tidak lantas tenggelam.
Sekonyong konyong Tay Kie dan Siauw Ciauw berbicara
dalam bahasa Persia. Selagi berbicara, paras muka mereka
berubah ubah. Mereka kelihatannya sedang bertengkar.
Dengan kedua pipi bersemu dadu, Siauw Ciauw mengawasi
Boe Kie, sedang Tay Kie mendesaknya dengan perkataan
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perkataan keras. Nyonya itu rupa rupanya tengah
membujuk Siauw Ciauw untuk meluluskan suatu permintaan, tapi si nona menolak keras. Belakangan
sesudah melirik Boe Kie dan menghela napas, Siauw Ciauw
mengatakan sesuatu. Tiba tiba Tay Kie memeluk dan
menciumnya dan mereka berdua serentak mengucurkan air
mata. Siauw Ciauw menangis sedu sedan dan Tay Kie
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membujuknya dengan perkataan perkataan lemah lembut.
Dengan rasa heran, Boe Kie, Tio Beng dan Cie Jiak
saling memandang. Mereka tidak mengerti apa yang
dibicarakan oleh kedua wanitu itu.
"Lihatlah paras muka mereka sangat mirip satu sama
lain," bisik Tio Beng di kuping Boe Kie.
Boe Kie terkejut. Ia mengawasi. "Benar! Kedua duanya
cantik, muka mereka potongan kwaci, hidung mancung
kulit putih dan paras mereka memang hampir bersamaan."
Dengan jantung memukul keras ia ingat perkataan Kouw
Tauw too Hoan Yauw di rumah makan. Kata kata
"sungguh sama" berarti sungguh sama dengan Cie san
Liong ong" Memikir begitu. Boe Kie lantas saja ingat sikap Yo
Siauw dan puterinya yang sangat berwaspada terhadap
Siauw Ciauw. Setiap kali ia menanya mengapa mereka
begitu berhati hati terhadap seorang gadis cilik, jawabnya
selalu tidak memuaskan. Sekarang baru ia mengerti, bahwa
Yo Siauw bercuriga karena paras muka nona itu sangat
mirip dengan Cie san Liong ong. Iapun baru mengerti
mengapa Siauw Ciauw telah berusaha untuk mengubah
mukanya supaya kelihatan jelek.
Mendadak ia ingat sesuatu. "Perlu apa Siauw Ciauw
datang di Kong beng teng?" tanyanya di dalam hati.
"Bagaimana ia bisa tahu pintu masuk dari jalanan rahasia"
Ah" ia tentu disuruh Cie san Liong ong untuk mencuri
pelajaran Kian koen tay lo ie. Hampir dua tahun ia menjadi
pelayanku dan aku belum pernah berjaga jaga. Kalau ia
mau menyalin pelajaran itu, gampangnya seperti orang
merogoh saku. Celaka sungguh! Aku" belum pernah
bermimpi mimpi, bahwa ia mengandung maksud tertentu.
Boe Kie, Boe Kie!... Kau tolol! Kau terlalu percaya kepada
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia?" Sambil mengutuk diri sendiri, ia melirik Siauw Ciauw.
Apa mau, si nona pun sedang mengawasi dengan sorot
mata penuh kecintaan murni. Sorot mata itu bukan sorot
mata berpura pura. Sekali lagi jantungnya memukul keras.
Ia lantas saja ingat, bahwa pada waktu ia menghadapi enam
partai besar di Kong beng teng, Siauw Ciauw pernah
melindungi dirinya tanpa memperdulikan keselamatannya
sendiri. Selama hampir dua tahun, nona itu telah merawat
dan melayani dia dengan penuh pengabdian. Apa dia salah
menerka" Sekonyong konyong kapal bergoncang dan sudah
tenggelam separuh. "Thio Kauwcoe dan kawan2 tak usah kuatir!" kata Tay
Kie. "Kalau sebentar kapal Cong kauw datang disini, aku
dan Siauw Ciauw sudah mempunyai daya upaya untuk
menghadapinya. Biarpun hanya seorang wanita, Cie san
Liong ong bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
Aku pasti tidak akan merembet rembet kalian, Thio
Kauwcoe dan Say ong Cia heng telah membuang budi yang
seberat gunung kepadaku. Untuk itu semua, dengan jalan
ini Tay Kie menghaturkan banyak terima kasih." Sehabis
berkata begitu, ia menekuk lututnya.
Cia Soen dan Boe Kie buru2 membalas hormat. Mereka
tahu bahwa nyonya itu bersungguh, tapi mereka sangsi
apakah Cong kauw bersedia untuk melepaskan mereka.
Perlahan tetapi pasti, kapal terus tenggelam. Tak lama
kemudian, air sudah masuk di gubuk. Semua orang lalu
memanjat tiang layar dengan Boe Kie mendukung In Lee
dan Cie Jiak mendukung Tio Beng.
Sekonyong konyong, sambil menangis Siauw Ciauw
menuding ke jurusan timur. Semua orang menengok ke
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
arah itu. Di tempat jauh, mereka melihat beberapa titik
yang makin lama makin jadi besar, yang kemudian ternyata
adalah belasan kapal Persia yang menghampiri dengan
kecepatan luar biasa".
"Kalau aku jadi Tay Kie, aku lebih suka mati di air
daripada dibakar hidup hidup," kata Boe Kie dalam hati.
Tapi Tay Kie kelihatannya tenang tenang saja, sedikitpun
tak mengunjuk rasa jeri sehingga Boe Kie merasa kagum
sekali. "Sebagai kepala dari empat Hoat ong dia sungguh
bukan sembarang orang" pikirnya. "Pada waktu Eng ong
Say ong dan Hok ong sudah dikenal sebagai orang gagah
yang usianya tak muda lagi, dia masih jadi gadis remaja.
Tapi belakangan kedudukannya bisa berada di sebelah atas
ketiga Hoat ong itu. Dilihat sikapnya yang sekarang ia
memang pantas mendapat kedudukan itu." Sambil berpikir
begitu ia mengawasi kapal kapal Cong kauw yang makin
dekat. "Aku telah merobohkan beberapa Po soe ong dan
kalau aku jatuh ke dalam tangan mereka, aku tak usah
mengharap hidup," katanya pula dalam hati. "Biar
bagaimanapun juga aku harus berusaha supaya Gie Hoe,
Tio Kauwnio, Cioe Kauwnio dan piauw moay bisa selamat.
Dan juga" Siauw Ciauw. Hei!... Dia boleh berkhianat
terhadapku tapi aku tak bisa berkhianat terhadapnya."
Tiba tiba In Lee bergerak dan membuka kedua matanya.
Ia kaget ketika tahu, bahwa ia sedang didukung Boe Kie.
"A Goe Koko" dimana kita berada?" tanyanya. "Mengapa
kau mendukung aku?" "Jangan takut," kata Boe Kie. "Bagaimana keadaanmu?"
In Lee menggeleng gelengkan kepalanya. "Aku tak
punya tenaga, rasanya lemas," jawabnya dengan suara
parau. Begitu datang dekat, semua mulut meriam dari belasan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kapal Cong kauw ditujukan ke tiang layar yang dipeluk oleh
rombongan Boe Kie. Andaikata pemuda itu memiliki
kepandaian yang seratus kali lipat lebih tinggi, iapun tak
usah harap bisa melawan peluru meriam meriam itu.
Kapal kapal Cong kauw membuang sauh dan
menurunkan layar dalam jarak kira kira seratus tombak.
Mereka rupa rupanya kuatir, bahwa kalau datang terlalu
dekat, Boe Kie akan melompat dan menawan pula beberapa
Po soe ong. Beberapa saat kemudian, terdengarlah suara tertawanya
Tie hwie ong. "Heei!" teriaknya. "Apa kamu mau
menakluk atau tidak?"
"Orang orang gagah dari Tionggoan boleh mati, tapi
tidak boleh menekuk lutut," jawab Boe Kie dengan suara
lantang. "Kalau kamu bukan kawanan pengecut, marilah
kita mengadu ilmu silat!"
Tie hwie ong tertawa nyaring. "Orang gagah sejati
mengadu kepintaran, bukan mengadu kekuatan," teriaknya.
"Sudahlah! Kamu tidak bisa berbuat lain daripada
menyerah!" Tiba tiba Tay Kie berbicara dalam bahasa Persia. Ia
bicara dengan sikap angker. Tie hwie ong kelihatan kaget
dan lalu menjawab. Tayseng Po soe ong turut bicara.
Sehabis mereka bicara, dari atas kapal diturunkan sebuah
perahu dengan delapan pendayung dan perahu itu segera
menuju ke kapal Boe Kie yang sudah hampir karam.
"Thio Kauwcoe, aku dan Siauw Ciauw mau menuju ke
sana," kata Tay Kie. "Kalian tunggu saja disini sebentar."
"Han hoejin!" bentak Cia Soen. "Beng kauw di
Tionggoan telah memperlakukan kau secara baik. Bangun
atau robohnya agama kita tergantung atas Boe Kie seorang.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jika kau menjual kami, kebinasaan Cia Soen tidak menjadi
soal. Tapi kalau selembar rambut Boe Kie sampai
terganggu, biarpun sudah menjadi setan, Cia Soen pasti tak
akan mengampuni kau."
Tay Kis tertawa dingin, "Kalau anak angkatmu seperti
mustika, apakah anakku tak lebih daripada lumpur yg
kotor?" tanyanya dengan suara getir. Sehabis berkata begitu
seraya menuntun tangan Siauw Ciauw, ia melompat ke
perahu yang segera didayung kearah kapal besar.
Mendengar perkataan nyonya itu, Cia Soen dan yang
lain2 terkejut. "Kalau begitu benar Siauw Ciauw
puterinya," kata Tio Beng.
Tak lama kemudian Tay Kis dan Siauw Ciauw sudah
berada dikapal besar dan mereka terus bicara dengan para
Po Soe Ong. Sementara itu kapal Boe Kie terus menenggelam dengan
perlahan. Sedim demi sedim tiang layar masuk kedalam air.
Cia Soen menghela napas. "Boe Kie," katanya. "Aku
salah menilai Han Hoejin, kau salah menilai Siauw Ciauw.
Boe Kie seorang lelaki sejati harus mundur dan bisa maju.
Biarlah untuk sementara waktu kita menelan hinaan untung
mencari kesempatan guna meloloskan diri. Diatas
pundakmu terdapat beban yg berat. Berlaksa laksa rakyat di
Tiong Goan menunggu nunggu tindakan Beng Kauw untuk
mengusir Tat coe dari negara kita. Boe Kie begitu ada
kesempatan kau mesti menggunakannya untuk melarikan
diri. Jangan perdulikan yg lain. Kau adalah pemimpin suatu
agama. Kau harus mengerti apa artinya itu."
Sebelum pemuda itu menyahut Tio Beng sudah
mendahului. "Fuh! sedang jiwa sendiri tak bisa ditolong
lagi, kau masih bicarakan soal Tat coe"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cie Jiak yg sedari tadi terus membungkam, tiba2 berkata.
"Rasa cinta Siauw Ciauw terhadap Thio Kong coe sangat
besar. Menurut pendapatku ia takkan berkhianat."
"Apa kau tak lihat cara bagaimana Cie gan liong ong
mendesak dia?" tanya Thio Beng. "Semula Siauw Ciauw
menolak, kemudian lantaran terlalu didesak, ia kelihatannya meluluskan permintaan ibunya. Hm.. dan dia
berlagak sedih." Sesaat itu tiang layar hanya menonjol
setombak lebih dari permukaan air. Gelombang yang turun
naik membawa semua orang.
"Thio kong coe," kata Tio Beng sambil tertawa, "kami
akan mati bersama sama kau dan segala apa tamat
ceritanya. Tapi Siauw Ciauw yg licik dan licin malah tak
bisa mati bersama sama kau." Biarpun kata2 itu semacam
guyon, artinya sangat mendalam. Dengan berkata begitu
terang2 nona Tio menyatakan rasa cintanya yg sangat besar
terhadap pemuda itu. Boe Kie sendiri merasa sangat terharu. "Benar,"
pikirnya. "Aku tak bisa menikah dengan mereka sekaligus.
Tapi bahwa aku bisa mati bersama2 mereka, tidaklah
Cuma2 kuhidup didunia ini." Sambil memikir begitu ia
melirik Tio Beng melirik Cie Jiak dan melirik pula In Lee
yang berada dalam dukungannya.
Ia menghela napas. In Lee masih berada dalam keadaan
setengah sadar dan setengah lupa sedang Tio Beng dan Cie
Jiak seperti berlomba lomba dalam kecantikan. Pada muka
mereka yg bersermu dadu terdapat titik2 air, sehingga kalau
Tio Beng seperti sekuntun bunga mawar, Cie Jia bagaikan
bunga anggrek. Ia menghela napas pula dan berkata dalam
hati, "Hai! Bagaimana aku bisa membalas budi mereka?"
Sekonyong2 dari kapal2 Cong kauw terdapat sorak sorai
bergemuruh. Boe Kie kaget. Ia mendapat kenyataan, bahwa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semua orang disetiap kapal berlutut diatas geladak dengan
menghadap kearah kapal besar itu sendiri, semua Po Soe
ong berlutut dihadapan seorang yg duduk disebuah kursi.
Orang itu kelihatan seperti Siauw Ciauw. Sebab jarak
terlampau jauh ia tak bisa lihat tegas. Ia merasa sangat
heran, apa yg dilakukan oleh orang Persia itu"
Beberapa saat kemudian, orang2 itu bangun berdiri tapi
sorak sorai yg sangat gembira, masih terus terdengar.
Sekonyong2 sebuah perahu mendatangi. Waktu perahu
itu sudah datang dekat, penumpangnya ternyata bukan lain
daripada Siauw Ciauw sendiri. Si nona menyapa dan
berteriak, "Tio Kongcoe! Mari kita naik kekapal besar.
Mereka takkan mengganggu kalian."
"Mengapa begitu?" tanya Tio Beng.
"Kalian akan segera tahu," jawabnya. "Aku pasti takkan
mencelakai Tio Kong coe."
Mendadak Cia Soen bertanya "Siauw Ciauw, apakah
kau sudah menjadi Kauwcoe dari Beng Kau di Persia?"
Siauw Ciauw tidak menjawab, ia hanya menundukkan
kepala. Selang beberapa saat air mata mengalir, turun di
kedua pipinya. Mata Boe Kie berkunang kunang. Ia sekarang bisa
menebak segala kejadian yg sebenarnya. Ia berduka dan
berterima kasih. "Kau telah berkorban untukku!" katanya
dengan suara parau. Si nona memalingkan kepalanya. Ia
tidak berani berbentrok mata dengan pemuda itu.
Cia Soen menarik napas, "Tay kie mempunyai putra yg
seperti kau tidaklah memalukan nama besarnya Cie Sang
Liong Ong," katanya. "Boe Kie, mari kita ikut Siauw
Ciauw Kauwcoe." Sehabis berkata begitu, ia melompat ke
Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perahu disusul oleh yg lain2. Delapan pedayung lantas saja
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memutar perahu itu dan mendayung kan ke arah kapal yg
besar. Dalam jarak dua puluh tombak lebih para Po Soe Ong,
membungkuk untuk menyambut Kauwcoe mereka. Biarpun
Tay Kie ibunya si nona iapun menjalani peradatan seperti
yg lain. Begitu lekas rombongan Boe Kie naik dengan sikap
sangan hormat beberapa pelayan lantas mengantar mereka
ke gubuk kapal untuk menukar pakaian yg basah.
Boe Kie sendiri diantar kesebuah kamar yang diperaboti
mewah dan indah. Selagi ia mengerinkan air dibadannya,
tiba2 pintu diketuk dan ditolak soerang wanita yg kedua
tangannya menyangga seperangkat pakaian bertindak
masuk dan wanita itu adalah Siauw Ciauw.
"Kongcoe, biarlah aku melayani kau," kata si nona.
Boe Kie merasa sangat terharu, "Siauw Ciauw,"
katanya, "Sekarang kau sudah menjadi Kauwcoe dari Cong
Kauw dan pada hakekatnya aku sendiri adalah seorang
sahabatmu. Mana boleh kau melakukan lagi pekerjaan
pelayanan?" "Kongcoe inilah untuk penghabisan kali," kata si noan.
"Kita akan segera berpisahan jauh2 sekali, dan kita tak kan
bertemu pula. Sesudah aku berada di negeri orang, biarpun
mau tak bisa aku melayani kau lagi."
Boe Kie merasa hatinya hancur. Sambil menahan
turunnya air mata, ia membiarkan si nona membayangnya
" membantunya memakai baju, mengancing
baju, mengangkat tali pinggang dan menyisir rambutnya. Sambil
melakukan itu semua air mata Siauw Ciauw terus mengalir
di kedua pipinya. Boe Kie tak dapat mempertahankan dirinya lagi, tiba2 ia
memeluk erat2. Bagaikan bendungan pecah si nona
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menangis tersedu sedan. Dengan tubuh bergemetara ia
balas memeluk, "Siauw Ciauw," bisik Boe Kie, "Semula
aku bahkan menduga kau berkhianat terhadapku. Tak
dinyana rasa cintamu begitu besar."
Sambil menyandarkan kepalanya pada dada yg lebar, si
nona berkata dengan suara perlahan, "Kongcoe memang
aku pernah menipu kau. Ibuku adalah seorang dari ketiga
Seng lie cong kauw. Ia mendapat perintah untuk datang di
Tiong goan guna melakukan suatu pekerjaan penting
dengan pengertian bahwa kalau nanti kembali di Persia ia
akan menduduki kursi Kauwcoe. Tak disangka begitu
bertemu dengan ayah, ibu jatuh cinta dan tidak dapat
menahan dirinya lagi. Ketika ayah meninggal dunia, aku
masih berada di dalam kandungan dia aku belum pernah
melihat wajahnya. Ibu tahu bahwa ia berdosa besar. Ia
menyerahkan cincin besi Senglie kepadaku dan memerintahkan aku pergi ke Kong beng teng untuk mencuri
sim hoat (pelajaran) Kian Koen Tay lo ie. Kongcoe didalam
hal ini, aku sudah menipu kau. Aku tidak memberitahukan
hal yg sebenarnya kepadamu. Akan tetapi, hatiku bersih.
Sedikitpun aku tak punya niatan untuk menjadi Kauwcoe
dari Beng Kauw di Persia. Aku mengharap untuk menjadi
pelayanmu, untuk melayani kau seumur hidup, untuk tidak
berpisahan denganmu selama lamanya. Aku pernah
memberitahukan harapanku ini kepadamu bukan" Dan kau
sendiri sudah meluluskan. Bukankah benar begitu?"
Boe Kie manggut2kan kepalanya.
Sesudah berdia sejenak, si nona berkata pula, "Aku
sudah menghapal sim hoat kian koen tay lo ie, tapi
menghapalnya bukan lantaran didorong oleh niatan untuk
berkhianat terhadapmu. Kalau bukan karena terlalu
kepaksa aku pasti tidak akan memberitahukan mereka."
"Sudahlah kau tak usah bersedih lagi," bisik Boe Kie.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekarang aku sudah mengerti semuanya."
"Sedari kecil, aku sudah melihat kekuatiran ibu," kata
pula Siauw Ciauw. "Siang malam ia tak tentram.
Belakangan ia menyamar sebagai nenek yg bermuka jelek ia
mengirim aku kepada lain keluarga dan hanya menengok
aku setahun sekali atau dua tahun sekali. Kongcoe kalau
kau dan yang lain2 tidak menghadapi kebinasaan,
jangankan menjadi Kauwcoe sekalipun menjadi ratu
Persiaa aku pasti akan menolak."
Sehabis berkata begitu, ia menangis pula dengan badan
bergemetara. "Siauw Ciauw!" mendadak terdengar bentakan Tay Kie
diluar kamar. "Jika kau mengantarkan jiwanya Kongcoe."
Bagaikan dipagut ular, si nona memberontak dari
pelukan Boe Kie dan melompat mundur. "Kongcoe, jangan
ingat2 aku lagi," katanya dengan suara parau. "In Kouwhie
telah mengikuti ibu dalam banyak tahun dan ia sangat
mencintai kau. Ia akan menjadi seorang istri yg budiman."
"Siauw Ciauw," bisik Boe Kie. "Mari kita menerjang
keluar dan membekuk satu dua Po soe ong. Kita bisa paksa
mereka untuk mengantarkan kita ke Leng coa to."
Si nona menggelengkan kepala, "Sekarang mereka sudah
berjaga2," katanya. "Tubuh Cia Tayhiap dan Tio Kouwnio
ditandalkan senjata. Kalau kita bergerak, mereka binasa."
Seraya berkata begitu, ia membuka pintu berdiri Tay Kis yg
punggungnya dituding dengan dua pedang oelh dua orang
Persia. Kedua orang itu membungkuk, tapi pedang mereka
tidak berkisar dari punggung Cie San Liong Ong.
Denga diikuti Boe Kie, si nona berjalan keluar. Benar
saja mereka melihat, bahwa Cia Soen dan lain2 berada
dibanwah ancaman senjata.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kongcoe," kata Siauw Ciauw, aku akan memberikan
kau obat untuk mengobati luka In Kouwnio." Ia lalu
berbicara dalam bahasa Persia dan Kong tek ong segera
mengeluarkan sebotol obat luar yg lalu diserahkan kepada
Boe Kie. "Aku akan memerintahkan orang untuk mengantar
kalian pulang ke Tiong Goan," kata pula si nona.
"Sekarang saja kata berpisahan. Kongcoe, badan Siauw
Ciauw berada di Persia, hatinya tetap bersama2 kau. Siang
dan malam aku berdoa supaya kau selalu sehat segala
pekerjaan bisa berjalan lancar?" Ia tak dapat meneruskan
perkataannya. "Kau berada disarang harimau, jagalah dirimu baik2,"
kata Boe Kie. Si nona mengangguk dan lalu memerintahkan orang
untuk menyediakan perahu.
Sesudah Cia Soen, In Lee, Tio Beng dan Cie Jiak turun
ke perahu, Siauw Ciauw segera memulangkan To Liong to
Ie Thian Kiam dan enam Seng hwee leng kepada Boe Kie.
Sambil tertawa sedih, ia mengangkat tangan sebagai tanda
perpisahan. Boe Kie berdiri terpaku, ia tdiak bisa
mengeluarkan sepatah kata. Selang beberapa saat dengan
hati seperti tersayat pisau ia melompat turun keperahu.
Kapal besar segera membunyikan terompet. Kedua
kendaraan air bergeral memasang layar dan mulai
berpisahan dengan perlahan. Dengan berdiri di kepala
kapal, Siauw Ciauw mengawasi perahu Boe Kie. Makin
lama mereka jadi makin jauh, sampai akhirnya masing2
lenyap dari pemandangan. Obat luar yg diberikan kepada In Lee tidak menolong
banyak. Lukanya banyak mendingan tapi panasnya tak mau
turun dan mulutnya terus mengaco karena di samping luka
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
si nona jg menderita demam keras sebagai akibat serangan
hujan dan angin. Boe Kie mulai bingung. Pada hari ketiga
ia melihat pulau kecil disebelah timur. Buru2 ia minta
pengemudi memutas haluan kearah pulau itu. Tapi si
pengemudi menolak dengan menggeleng2kan kepala dan
berbicara dalam bahasa Persia yg tidak dimengerti Boe Kie.
Ia rupa2nya menolak sebab di perintah mengantar
rombongan itu ke Tiong Goan. Dengan gerakaan tangan
Boe Kie coba menerangkan, bahwa maksudnya adalah
untuk mencari daun2 obat guna molong In Lee. Tapi
pengemudi itu tak mau mengerti. Akhirnya karena jengkel,
Boe Kie lalu merampas kemudi dan haluan perahu segera
diputar ke jurusan timur.
Mereka tiba diwaktu magrib. Sesudah terombang ambing
dilautan beberapa hari, semangat mereka terbangun waktu
menginjak lagi bumi. Luas pulau hanya beberapa li persegi
tapi karena hawanya hangat, pohon dan rumpu tumbuh
dengan subur. Sesudah meminta Cie Jiak menjaga In Lee
dan Tio Beng, Boe Kie segera mencari daun2 obat.
Tapi mudah mencari daun obat dipulau itu. Sampai
malam baru Boe Kie menemukan salah satu macam. Ketika
ia kembali, Cie Jiak sudah menyalakan api unggun.
In Lee kelihatan lebih segar. "A Goe koko," katanya.
"Sebaiknya malam ini kita menginap disini saja."
Semua orang segera menyetujui. Dipulau itu tidak
terdapat binatang buas dan diantara hangatnya bawa api,
mereka tidur dengan hati lega.
Waktu fajar menyingsing, Boe Kie tersadar. Tiba2 ia
terkejut, sebab perahu tidak ada ditempatnya. Ia berlari2
diseputar pulau, tapi perahu itu tetap tidak kelihatan
bayang2nya. Dengan rasa bingung, ia mendaki bukit kecil. Baru
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa tindak ia terhuyung hampir jatuh. Ia merasa
kedua lututnya tidak bertenaga.
Hatinya mencelos. "Gie Hoe!" teriaknya. "Apa kau
baik?" Cia Soen tidak menjawab. Ia makin bingung. Bagaikan
terbang ia menghampiri. Hatinya agak lega, karena Kim mo
say ong sedang tidur dengan tenang. Karena ada batas2
antara lelaki dan perempuan, Tio Beng, In Lee dan Cie Jiak
tidur terpisah dibelakang sebuah batu besar.
Waktu Boe Kie pergi kesitu, ia melihat In Lee dan Cie
Jiak tidur berhadapan, tapi Tio Beng tidak kelihatan mata
hidungnya. Begitu ia mendekati matanya berkunang2!
Muka In Lee belepotan darah dengan belasan tapak senjata
tajam! Dengan tangan bergemetaran, ia memegang nadi si
nonan yg masih mengetuk dengan perlahan. Cie Jiak pun
tidak terbebas dari serangan. Sebagian rambutnya terpapas,
sebagian kuping kirinya teriris putus. Tapi nona Cioa
sendiri masih teruk terpulas dengan bibir tersungging
senyuman. Ketika itu perasaan Boe Kie sukar dilukiskan.
"Cie Kouwnio! Cie Kouwnio!" ia memanggil2. Tapi si
noan Cioe tetap menggeros. Karena terpaksa, Boe Kie lalu
menggoyang2 pundaknya. Cie Jiak berbangkit beberapa kali
kemudian pulas lagi. Boe Kie tahu, bahwa nona itu kena
racun, begitupun ia sendiri, sebab ia merasa seluruh
badannya tidak bertenaga lagi.
Cepat2 ia kembali ke ayah angkatnya, "Gie hoe! Gie
hoe!" teriaknya. Kim mo Say ong tersadar. Perlahan2 ia berduduk, "Ada
Angrek Tengah Malam 2 Kisah Pedang Bersatu Padu Karya Okt Playboy Dari Nanking 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama