Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 31
Dalam waktu singkat beterbanganlah beribu ribu buah serat lembut yang menyebar ke seluruh penjuru udara, pada ujung serat serat tersebut tampaklah setitik cahaya bintang yang gemeriapan serta memancarkan cahaya tajam yang amat menyilaukan mata
Disaat Thlo lo nio melancarkan serangannya itu, kembali dari balik dinding pekarangan bergema suara bentakan nyaring menyusul munculnya seorang perempuan berbaju hijau.
Dia adalah menantu Thia lo nio yang bernama Cia Cui Nio.
Seperti juga mertuanya, begitu munculkan diri sepasang tangannya segera diayunkan ke muka melepaskan segumpal serat yang berbentuk seperti jaring laba laba, jaring tadi langsung mengancam batok kepala Dewa belalang Ho Tay Goan"(hilang)"pasukan Ho Tay Goan tadi, enam puluh ekor diantaranya merupakan belalang besi yang terbuat dari baja serta dilengkapi dengan jarum beracun-Siapa tahu, begitu binatang binatang itu terbang melaju ke depan, kawanan belalang tadi telah bertemu dengan senjata serat berjarum terbang yang dilontarkan Thia lo nio Akibatnya satu persatu belalang tersebut kena tertusuk perutnya dan berguguran ke atas tanah, bahkan belalang yang terbuat dari baja pun kena ditembusi jarum tajam si nenek sehingga rontok ke tanah.
Dengan demikian, hanya didalam satu gebrakan saja senjata serat yang dilepaskan Thia lo nio telah berhasil merontokkan semua belalang terbang lawan-Betapa terperanjatnya Ho Tay Goan sewaktu melihat barisan belalang terbangnya menunjUkkan gejala yang tidak menguntungkan baru saja ingatan tersebut melintas lewat siapa tahu pada saat itulah segulung serat yang dilontarkan Cia Cui Nio telah menyambar ke bawah.
Menanti dia berusaha untuk menghindarkan diri dari ancaman mana, keadaan sudah terlambat.
Seperti juga senjata milik Thia lo nio tadi, jala berserat dari Cia Cui Nio pun dilengkapi dengan jarum jarum terbang yang khusus menembusi tiga puluh enam buah jalan darah manusia dan menjebolkan pertahanan hawa khikang lawanSelama hampir dua puluh tahunan lamanya perempuan ini berlatih kepandaian tersebut dari mertuanya, tak lain tujuannya hendak membalaskan dendam bagi kematian suaminya.
Adapun kedatangan mereka kali ini adalah atas perintah si pengemis sakti berwajah senyum yang khusus dipersiapkan untuk menghadapi si Dewa belalang Ho Tay Goan Betapa pun lihay nya ilmu yang dimiliki Ho Tay Goan, setelah ketiga puluh enam buah jalan darahnya tertembusi oleh tiga ratus enam puluh batang jarum terbang penjebol jalan darah ini, hawa murninya langsung punah dengan begitu saja.
Seseorang yang terjirat oleh tiga ratus enam puluh batang jarum, keadaannya tak jauh berbeda seperti bola karet yang boeor dan kempes secara tiba tiba.
Dewa belalang Ho Tay Goan bergulingan diatas tanah dalam keadaan sangat lemah saking Sakitnya dia mengerang dengan suara yang memilukan hati, tubuhnya sama sekali tak mampu berdiri tegak lagi.
Terdengar pengemis sakti yang bersembunyi dibelakang Hee Giok yang berseru keras
"Thia Toa nio, sudah cukup perbuatanmu orang she Ho itu bukan dalangnya, tusuk saja badannya berapa kali agar dia mendusin dari kesakitan, asal dia bersedia menjadi orang baik dikemudian hari, lepaskan saja dia pergi dari sini"
Thia Toa nio segera berkata kepada menantunya:
"cui nio, kalau toh Yu locianpwee telah berkata demikian, bebaskanlah orang itu"
Cui nio menarik kembali senjata jalanya kemudian berkata dengan suara sedingin es
"Hey orang she Ho, kuampuni selembar jiwamu. nah, cepat enyah dari sini "
Waktu itu Ho Tay Goan merasakan badannya sudah rada kendor, namun tenaga dalamnya telah punah sama sekali, karenanya ia tak berani banyak berbicara lagi, dengan langkah terhuyung huyung ia beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
Pada saat itulah, dari serambi sebelah kanan ruang tengah telah muncul serombongan besar manusia.
Mereka tak lain adalah jago-jago dari perbagai perguruan besar yang disekap dalam gua batu belakang bukit Lou Cu san sebagai orang pertama yang berjalan didepan adalah Hway lam tayhiap Hee Im hong.
Menyusul kemudian adalah jago berbaju hijau Huan Tay seng Siang Han hui dari Hoa san pay Seng Bian tong Hui san taysu dari siau limpay Giok ceng totiang dari Bu tong pay Liok Tiong Goan dari Hang san pay Hong ci cing dari Pat kwa bun Ki Cu ho dan Ki Cu yu dari Lak hap bun ciok Lip sam beserta menantunya Tong bun huan putrinya ciok Siau go dari Heng gi bun, cing im totiang dari Go bi pay, Lau Siau tang si auman bulu emas Kiang Cu tin, si bintang kejora Huan Tong Lu Siu dan akhirnya congkoan benteng keluarga Hee yang telah kehilangan ilmu silatnya si burung berkepala sembilan Soh Han sim serta congkoan bukit Hong san Ban Tiong tat yang bertugas membawa guci arak.
Tay im kaucu yang berkain cadar hijau serta adiknya Sim hujin yang melihat, badan siap melarikan diri dari situ Tiba tiba dari arah ruang tengah terdengar seseorang berseru sambil tertawa dingin. "Aku si nenek pengemis berada disini, kalian tak usah masuk lagi."
Orang itu adalah sinenek pengemis bermata buta yang membawa tongkat hijau sepanjang delapan depa, disamping kirinya adalah Huan Cu Im yang membawa pedang pelangi hijau, sedangkan disebelah kanannya adalah Yap Ling ang membawa tongkat bambu. Mereka bertiga telah menghadang jalan mundurnya.
Tay im kaucu menggerakkan kalian secara tiba tiba, lalu tangan kanannya diayunkan kedepan, segumpal serat hitam yang amat tebal segera memancar keluar dari balik bajunya dan langsung menyebar ke atas kepala nenek pengemis sekalian.
Begitu memancar keluar dari ujung bajunya, gumpalan serat hitam itu segera berkembang dan memancar kemana mana berubah diri menjadi beribu ribu benang lembut yang meliputi kawasan seluas berapa kaki, dalam waktu singkat nenek pengemis bertiga telah terkurung sama sekali.
Tiba tiba nenek pengemis membuka matanya, sinar mata setajam sembilu memancar keluar dari balik matanya itu katanya sambil mendengus dingin: "Hmm, rupanya serat Hek kim si"
Tampaknya pengemis menaruh rasa segan menghadapi serat tadi, tiba tiba ia mendorong Yap Ling ke samping kiri sejauh satu kaki, sementara badannya berputar kencang dan toya kemala ditangan kanannya menyapu keatas undak udakan batu.
Hantaman toya kemala diatas undakan batu itu segera menimbulkan suara ledakan yang sangat keras, percikan batu yang hancur tergulung oleh angin puyuh yang pusing dan dibawa terbang ke tengah udara, lalu bagaikan bongkahan salju yang berguguran dari udara, hancuran batu itu menyongsong datangnya hamburan serat hitam tersebut.
Sementara itu nenek pengemis telah menggerakkan badannya mengelak sejauh berapa kaki, kemudian sambil menyambar tangan Yap Ling, ia melayang kearah pelataran.
Hancuran batu krikil yang terbawa gulungan angin berpusing tadi persis menyongsong datangnya beribu ribu serat hitam tadi dan segera terbungkus rapat rapat.
Tiba tiba bergema suara desingan tajam disertai munculnya kepulan asap kuning yang cukup tebal, hancuran batu kerikil yang terbungkus dibalik serat hitam tadi tahu tahu sudah hancur lembut menjadi debu dan membuyar kemana mana tanpa wujud lagi.
Peristiwa ini tentu saja mengejutkan semua jago yang hadir dalam arena, paras muka mereka sampai berubah hebat.
Sambil menjengek dingin nenek pengemis berkata:
"Hmm, tak nyana siluman perempuan itu telah berhasil menciptakan serat Hek kim si yang tangguh"
"Suhu, sangat hebatkah He kim si tersebut?" tanya Yap Ling.
"Hek kim si merupakan benda sesat yang paling lihay dari perkumpulan Tay im kau, konon senjata tersebut terbuat dari serat laba laba beracun yang dipintal menjadi sebuah jala, baik manusia maupun binatang yang terkena serat itu, dalam waktu singkat korban akan tewas dan hancur berubah menjadi gumpalan darah kental. Bukankah kau telah menyaksikan sendiri tadi, hancuran batu yang keras pun dapat dilumat menjadi gumpalan asap kuning dan buyar?"
"Kalau begitu tiada benda lain yang bisa menghancurkan senjata tersebut...?" tanya Yap Ling tercekat.
"Setiap benda yang ada dialam dunia ini pasti ada tandingannya, demikian pula dengan senjata Hek kim si"
"Lantas siapa yang bisa menghancurkan senjata itu?"
"orang tersebut telah hadir diantara kita sekarang"
Disaat nenek pengemis menghindarkan diri dari serangan serat Hek kiam si tadi, rupanya kaucu dari Tay im kau serta Sim hujin telah berhasil menyusup masuk ke dalam ruangan dengan kecepatan tinggi, kedua belah pintu gerbang pun sudah ditutup rapat rapat.
Sesungguhnya peristiwa itu hanya berlangsung dalam sekejap mata, sementara itu pengemis sakti telah berkata sambil tertawa tergelak:
"Mereka semua telah datang (yang dimaksud adalah jagojago dari pelbagai partai besar), rasanya aku si orang tua pun tak usah bermain main lebih lama lagi dengan kalian (yang dimaksud adalah Toa tat cuncu bertiga), nah nona Hee, berikan sebuah tusukan pedang yang berarti untuk mereka semua..."
Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, tiba tiba saja pedang pelangi yang berada ditangan Hee Giok yang memancarkan cahaya tajam yang amat menyilaukan mata.
Cahaya bianglala tersebut memancar ke empatpenjuru membuat segenap jago yang hadir dalam arena hampir saja tak mampu matanya lantaran amat silau.
Dan pada saat itu pula terdengar suara benturan nyaring yang amat memekikkan telinga bergema ditengah udara.
Menanti semua orang mengalihkan kembali perhatiannya kearena, cahaya pedang bayangan manusia semua telah menjadi tenang kembali.
Jubah merah Toa tat cuncu yang telah diisi penuh dengan hawa murni sehingga menggelembung besar tadi kini sudah robek oleh bacokan cahaya pedang tadi, hanya saja timbulnya tak sampai terluka.
Sebaliknya tongkat penakluk iblis milik Tay tek sangjin dan golok milik si tukang jagal Cia Pun Sinjustru telah tersapu oleh hawa pedang tersebut hingga kutung menjadi berapa bagian dan jatuh tersebar diatas tanah.
Sambil membawa guci araknya pelan-pelan pengemis sakti munculkan diri dari belakang Hee Giok yang, katanya sambil bertepuk tangan dan tertawa:
"Hey dua hweslo bau dan tukang jagal babi, tentunya kalian sudah mengerti bukan bahwa aku telah mengampuni jiwa jiwi kalian semua, Hmmm coba kalau aku tidak menaruh belas kasihan kepada kalian, batok kepala kamu bertiga sudah kupetik sedari tadi untuk cawan minum arak. Nah, mau apa berdiri melongo terus disitu hayo cepat pulang ke rumah masing masing "
Sekarang Toa tat cuncu serta Tay tek sangjin baru mengerti bahwa lawannya telah menggunakan hawa murni yang hebat untuk meminjam tenaga Hee Giok yang guna bertarung melawan mereka bertiga.
Berbicara sejujurnya, mereka bertiga akui kalau kemampuan seperti itu tak mungkin bisa mereka lakukan.
Berpikir demikian, kedua orang hweslo itu segera menjejakkan kakinya ke atas tanah dan meluncur pergi meninggalkan tempat itu.
Si tukang jagal Cia Pun Sin pun tidak banyak berbicara, ia meninggalkan tempat itu pula dengan kecepatan tinggi.
Kini para begundal Tay im kau sudah berhasil dibereskan semua, tapi Tay im kaucu serta Sim hujin justru telah melarikan diri ke dalam ruangan-Pintu baja yang besar dan tebal telah tertutup rapat, ini berarti satu satunya jalan buat mereka adalah menyerbu masuk dengan kekerasan.
Segenap jago dari pelbagai perguruan telah berkumpul dipelataran muka ruangan, ada diantara mereka yang tak sabaran mulai menggedor pintu keras keras. Pengemis sakti segera menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berkata: "Tak perlu digedor, tak perlu digedor, toh mereka bakal keluar sendiri..."
Mendengar ucapan itu, tanpa terasa semua orang menghentikan perbuatannya. Sambil tertawa terkekeh kekeh kembali pengemis sakti berkata:
"Tak usah kuatir aku mempunyai rencana yang bagus sekali" Menyusul kemudian serunya keras keras. "Ban congkoan-"
Sambil mengiakan buru buru Ban Tiong tat tampik ke muka:
"Aku si orang tua menyuruh kau membagi arak tersebut kepada semua anggota perguruan besar seorang secawan apakah tugas ini sudah kau laksanakan...?" tanya sipengemis.
"Hamba telah melaksanakannya."
"Bagus sekali sekarang aku si orang tua masih ada sebuah tugas lagi yang akan mengutusmu untuk melaksanakannya".
"Silahkan locianpwee memberi perintah..."
"Aku hendak menyuruh kau bertindak sebagai algojo untuk melaksanakan hukuman mati terhadap Yu Hua Liong manusia munafik yang telah bersekongkol dengan kaum durjana dari Tay im kau ini kemudian baru menyerbu masuk ke dalam ruangan untuk membekuk hidup hidup Tay im kaucu."
"Baik, baik" Ban Tiong tat mengiakan berulang kali.
Mendadak disisi telinganya ia mendengar suara bisikan pengemis sakti dengan ilmu menyampaikan suara:
"Kau mesti berlagak seolah olah akan bertindak sungguhan, dengan lagak yang bersungguh sungguh, orang baru akan percaya"
Diam diam Ban Tiong tat mengangguk setelah meletakkan guci araknya, ia bertepuk tangan sambil berseru:
"Hey pengawal, bawa kemari Yu Hua Liong bajingan yang telah bersekongkol dengan Tay im kau "
Dua orang centeng segera muncul di tengah arena sambil menggusur Yu Hua Liong. Ban Tiong tat kembali membentak:
"Yu Hua Liong, kau penghianat dunia persilatan manusia munafik, yang bersekongkol dengan majikan Tay im kau sudah tahu akan kesalahanmu sekarang.."
Dengan sedih Yu Hua Liong menundukkan kepalanya rendah rendah. "Dosa dan kesalahan aku she Yu memang pantas dihukum."
"Bagus sekali... mumpung para ciangbunjin dan wakil pelbagai perguruan besar hadir semua disini aku hendak melaksanakan hukuman mati terhadap dirimu apakah kau tidak terima?"
"Biar mati pun aku akan menerimanya segera pasrah"
"Bagus sekali" Dengan suara lantang Ban Tiong tat segera berseru.
"Laksanakan hukuman-.."
Salah seorang centeng segera meloloskan goloknya dan diangkat tinggi tinggi.
Mendadak pintu gerbang ruang tengah terbuka lebar lebar, kemudian tampak Tay im kaucu berlarian kelaur dan manjerit sambil menangis. "Tunggu sebentar "
"Hey kaucu nio nio, mengapa kau ?" seru pengemis sakti.
Tay im kaucu segera mencampakkan kain cadar mukanya ke atas tanah, lalu sambil menangis tersedu sedu ia berlutut dihadapan orang banyak sambil katanya :
"Tayhiap sekalian, akulah Tay im kaucu biar semua dosa dan kesalahan kupikul seorang diri, mau dibunuh mau dicincang, aku pasrah dan tak menggerutu, tapi suamiku tak bersalah. akulah yang salah dalam semua peristiwa ini, oooh...
kumohon kepada kalian, bebaskanlah dirinya, nama baiknya sudah hancur gara gara aku, tapi selama hidupnya ia pernah melakukan kebaikan dan kebajikan terhadap umat persilatan, selama hidupnya hanya kali ini dia berbuat salah, masakah kalian tak sudi membebaskan dirinya?"
"Siapakah suamimu ?" tanya lo hujin.
"Siapa lagi?" dengus pengemis sakti, "tentu saja si penghianat umat persilatan yang hendak menjalani hukuman mati itu"
Ternyata suami Tay im kaucu tak lain adalah Sam siang tayhiap Yu Hua Liong... Ban lo hujin segera berkata:
"Silahkan bangkit berdiri, dapatkah kau mengisahkan masalah Tay im kau, agar kita semua mengetahui lebih jelas"
Asal perbuatan kalian masih dapat dimaafkan, apa salahnya kalau suamimu juga ikut dibebaskan?"
Dengan penuh rasa berterima kasih Tay im kaucu berkata:
"Terima kasih Ban hujin, terima kasih tayhiap sekalian"
Sesudah bangkit berdiri ia berkata:
"Kami dua orang kakak beradik tak lain adalah keturunan Sim Kau lun, Tay im kau Cu yang dulu, aku yang rendah bernama Hui hong sedang adikku bernama Hui hong. Disaat Tay im kau mengalami keruntuhan, kami berdua telah dibawa kabur oleh inang pengasuh... (sambil berkata ia menunjuk kearah nenek berbaju hitam yang telah terjirat oleh jala Cia Cui Nio). kemudian mak inang pengasuh kami mendapat kabar yang mengatakan bahwa Yu tayhiap telah kematian istrinya, maka aku pun dijodohkan kepadanya untuk menggantikan kedudukan Yu hujin yang telah tiada. Sementara itu mak inang pengasuh kami melanjutkan didikannya atas adikku, bahkan suatu ketika dengan jarum Im khek ciam ia berhasil membunuh istri Hee tayhiap. dimana selanjutnya adikku dijodohkan pula dengan Hee tayhiap."
"Setelah adikku diperistri Hee Tayhiap maka kami pun menggunakan pesanggrahan yang berada di Lou Cu san untuk menampung orang orang persilatan guna menunjang partai kami itu, serta menjadikannya sebagai markas besar."
"Mengenai Yu tayhiap sendiri, berhubung dari istri pertamanya ia mempunyai sepasang putra putri, maka mak inang menitahkan orang untuk menculiknya kemudian mengancam Yu tayhiap agar mau menuruti perintah kami serta menjabat kedudukan ketua pelindung hukum."
"Sementara itu dipihak lain kami pun berusaha menguasai Hee tayhiap dengan mempergunakan obat racun yang berdaya kerja lambat. Dan atas dasar keberhasilan keberhasilan itulah kami berhasil mendirikan Tay im kau dibukit Lou Cu san ini..."
Dalam pada itu si bibi bopeng perenggut nyawa telah berjalan mendekat sambil menggusur seseorang yang terkurung didalam jala berserat dengan suara keras ia segera membentak :
"Siapa yang telah mencelakai jiwa putra ku Thia Tiong Liong ?"
Ternyata perempuan berbaju hitam berwajah seperti keledai itu telah melarikan diri secara diam diam menuju ke serambi di saat Tay im kaucu dan Sim hujin kabur ke dalam ruangan tadi.
Namun usahanya itu berhasil diketahui Thia Toa nio sehingga pengejaran segera dilakukan dengan tiga ratus enam puluh batang jarum penembus jalan darahnya, ia berhasil membekuk wakil congkoan dari Lou Cu san itu dalam keadaan hidup hidup. Sementara itu Tay im kaucu telah menjawab:
"Pembunuhan tersebut menurut prakarsa mak inang kami, dia berharap dengan diculiknya Thia Tiong Liong tak mau menyerah bahkan dalam waktu kesempatan ia berhasil menghajar mak inang kami. Didalam gusarnya mak inang kami pun menotok jalan darah kematiannya dengan ilmu Im Khek ciam..."
"Nenek bedebah yang tak berperi kemanusiaan"
Sepasang tangannya segera digetarkan bersama, ketiga ratus enam puluh batang jarum terbang penembus jalan darahnya serentak menghujam ke atas tubuhnya dan melesak hingga lenyap dibalik permukaan badan.
Nenek berbaju hitam itu menjerit kesakitan ketika Cia Cui Nio menggetarkan kembali tangannya, jala dengan jarumjarum terbang itu tercabut kembali dari badannya.
Dalam waktu singkat ketiga ratus enam puluh buah jalan darah ditubuh nenek berbaju hitam itu telah berubah menjadi tiga ratus enam puluh buah mata lubang yang menyembur darah segar.
Tak ampun lagi tewaslah biang keladi dari semua kejahatan dalam dunia persilatan ini dalam keadaan yang sangat mengenaskan.
Pada saat itulah tiba tiba muncul dua orang dayang yang segera berlutut dimuka Tay im kaucu sambil berseru:
"Lapor kaucu, Hee hujin telah tewas menelan racun"
Dengan sedih Tay im kaucu berbisik:
"Aaai..., semua bencana ini timbul gara gara ulah adikku, tapi kematiannya sungguh mengenaskan. . . "
Tiba tiba ia membalikkan badan dan lari menuju ke dalam ruangan
Ban lo hujin segera memberi tanda kepada Ban Huijin agar menghalangi kepergian Tay im kaucu, kemudian katanya:
"Yang sudah mati biarkan mati, kalau toh kau telah menyesal dan mau bertobat, jalan kehidupan masih terbuka untukmu, banyaklah berbuat amal dan kebajikan bagi umat manusia dikemudian hari, hitung hitung sebagai penebus dari dosa dosa yang pernah kau lakukan dimasa lalu"
Dalam pada itu pengemis sakti berwajah senyum telah mendekati pula Yu Hua Liong sambil menepuk badannya ia berkata:
"Kuampuni Selembar jiwamu dari kematian tapi tenaga dalammu hanya kusisakan tiga bagian. asal kau tidak berambisi untuk melatih kembali kepandaianmu itu, kujamin jiwa dapat selamat, nah kalian suami istri berdua boleh masuk untuk mencari putra putri kalian, kemudian pergilah dari sini dan carilah kehidupan yang tenang disuatu tempat terpencil"
Kemudian secara beruntun ia menepuk bebas jalan darah Kiong San bin, Cu Tiok Po Giam Cu Ki serta Cho kijuan yang tertotok sambil katanya pula:
"Tenaga dalam kalian milikipun tinggal tiga bagian, aku rasa kekuatan tersebut masih lebih dari cukup untuk melindungi keselamatan kalian, tapi ingat, jangan coba coba untuk berlatih ilmu kembali bila ingin selamat, akibatnya kalian akan muntah darah sampai mati. Nah, kalian pun boleh pergi dari sini"
Keempat orang itu segera mengiakan berulang kali, kemudian berturut-turut pergi meninggalkan tempat tersebut.
Yu Hua Liong sendiri dengan wajah tersipu sipu malu mengajak istrinya (ilmu silat dari Tay im kaucu hanya biasa biasa saja) untuk mengucapkan terima kasih kepada semua orang, kemudian menemukan kembali putra-putrinya berangkatlah mereka meninggalkan bukit itu.
Pengemis sakti berwajah senyum segera berpaling kearah nenek pengemis begitu semua persoalan telah usai, katanya sambil tertawa. "Hey nenek pengemis, aku rasa kita pun harus pergi dari sini"
Tapi belum berapa langkah beranjak. tiba tiba ia berpaling kembali kearah Huan Cu Im dan serunya sambil tertawa:
"Hey anak muda, jangan lupa mengundang aku si orang tua untuk mencicipi tiga cawan arak kegiranganmu, sampai waktunya, aku siorang tua dan nenek pengemis pasti akan menghadirinya"
Perkataan tersebut kontan saja membuat paras muka Huan Cu Im, Hee Giok yang, Siang Ci Un dan Yap Ling berubah menjadi semu merah karena jengah.
Dan sampai disini pula kisah cerita "pedang pelangi" sampai bertemu kembali dalam cerita lain.
Bila Anda berkenan memberikan DONASI kepada Cersilanda silahkan klik link ini. TAMAT
Pedang Medali Naga 11 Eng Djiauw Ong Ying Zhua Wang Karya Zheng Zhengyin Pedang Kayu Harum 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama