Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong Bagian 1
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tamu Aneh Bingkisan Unik Oleh : Qing Hong Persembahan : See Yan Tjin Djin 2006
Terjemahan Liang YL Teks kiriman : Lavilla Final Edit & Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
BAB 1 Membasmi Tujuh Pembunuh Genting yang sudah pecah, kayu yang sudah lapuk, rantingranting tampak layu dan, daun-daunan tampak berguguran. Bendabenda yang dibakar tiada habisnya.... Tadinya di sana ada sebuah
pagoda terkenal. Pelancong dan pengunjung terus-menerus datang
memenuhi tempat itu. Sekarang pagoda itu seperti benda yang
sudah tidak terpakai lagi.
Pagar-pagar yang mengelilingi pagoda itu hilang entah ke mana,
bangunan pagodapun hanya tinggal separuh, karena bagian atas
pagoda sudah roboh. Semenjak ada kabar yang mengatakan di atas
pagoda sering muncul binatang aneh, suasana di sana jadi
bertambah sepi lagi. Sekalipun itu di pagi hari sangat sulit menemui
satu manusia di sana. Itu semua adalah gambaran Pagoda Su Zhou Rui Guang. Tidak
ada yang tahu mengapa pagoda itu bisa berubah menjadi seperti
itu. Sepertinya setiap orang hampir me lupakan keberadaan pagoda
itu. Tapi hari ini ada seseorang yang datang ke sana. Orang itu
tampak duduk malas-malasan di tangga batu di depan pagoda yang
bangunannya hanya tinggal separuh itu. Sepertinya dia sedang
menikmati sinar matahari di musim semi, tapi bila diteliti dengan
seksama, orang itupun seperti benda yang sudah tidak terpakai.
Sedikitpun tidak memberikan kehidupan kepada pagoda itu.
Usianya sekitar 25-26 tahun, wajahnya tampan, tapi rambutnya
berantakan dan kumal. Bajunya compang camping, kalau tidak
melihat cara duduknya yang gagah dan masih terlihat sikap
angkuhnya, orang itu tidak ada bedanya dengan pengemis biasa.
Di sisinya tersimpan sebuah pedang panjang, tapi posisinya
sekarang terlihat lebih diam dari pedang yang diletakkan di sisinya.
Dia duduk menyandar di tangga batu itu, lama tidak bergerak
seperti sebuah patung manusia yang tidak bernyawa. Terlihat
seekor tikus besar tanpa rasa takut berjalan mondar mandir di
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah kakinya. Bahkan tikus itu masih berani mengendus-endus
kakinya, mungkin karena tidak tercium bau manusia atau karena
tikus itu tidak pernah melihat manusia sebelumnya maka dia tidak
takut kepada orang itu, tikus itu mulai bergerak ke atas kakinya.
Dia terus melihat gerakan tikus itu, terlihat dia mulai tersenyum,
senyumnya terlihat oleh si tikus, tikus itu jadi tidak beranjak naik
dan mulai mengendus-endus lagi, tikus itu siap melarikan diri.
"Cuh!" Dahak yang keluar dari mulutnya seperti sebuah panah yang
meluncur ke arah kepala tikus itu.
Tikus itu seperti terpanah hanya terdengar suara, "Ciut!" tikus itu
bergerak-gerak sebentar kemudian mati.
Setelah itu barulah orang itu menggerakkan tangan dan kakinya,
dan memungut tikus yang sudah mati itu dan melemparnya ke
belakang. Ternyata di tempat duduknya tadi terlihat banyak tikus yang
sudah mati semuanya berjumlah 7 ekor, tampak gemuk-gemuk
beratnya kurang lebih ada setengah hingga satu kilogram satu
ekornya. Mengapa dia harus membunuh tikus-tikus itu"
Dia mempunyai alasannya. Diapun mulai mencari pasir di dekat sana kemudian menaburkan
pasir itu di atas tubuh tikus yang sudah mati, setelah itu baru dia
menguliti kulit tikus itu satu per satu hingga bersih, membuang
kepala, ekor, dan kaki tikus dengan pedangnya. Tidak lupa organ
dalam tikus itupun dibuang, dan dicuci hingga bersih di sebuah
sungai kecil yang ada di dekat sana. Di depan pagoda dia
menyalakan api, lalu diapun memanggang daging tikus yang sudah
dibersihkan lalu ditaburi dengan bumbu.
Hanya satu kalimat yang bisa menjelaskan semuanya, dia
memanggang semua tikus itu untuk menjadi santapan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu ketujuh ekor tikus putih itu dipanggang hingga kecoklatan
dan mengeluarkan harum yang sedap, dari dalam pagoda dia
mengambil seguci arak, serta 8 cawan arak dari balik baju bagian
dadanya. Kemudian cawan-cawan itu disusunnya membentuk
lingkaran seperti menata di sebuah meja untuk diadakan pesta.
Setelah itu dia menatap langit dan berkata pada dirinya sendiri,
"Sudah hampir pukul 12, tamu-tamu akan segera datang."
Baru saja dia selesa i bicara dari belakangnya terdengar suara
serak sambil tertawa orang itu berkata, "Hei! Hei! Hei! Aku sudah
tiba!" Diiringi suaranya muncul seorang pak tua dari dalam pagoda.
Pak tua itu terlihat sudah sangat tua, dia mengenakan sebuah
topi yang terlihat sangat usang, mengenakan baju berwarna abu,
alisnya pendek dan jarang. Matanya sipit, wajahnya penuh dengan
kerutan dan tampak sedikit bengkak, dia memegang sebuah tongkat
yang bentuknya aneh. Sepertinya dia tukang minum dan hidupnya
seperti tidak bersemangat.
Pemuda itu hanya melihatnya sekilas kemudian meneruskan
kegiatan memanggang tikus-tikus itu, dia bertanya, "Apakah kau
Lau Wen Sheng?" Pak tua itu tertawa dan menjawab, "Benar!"
"Silakan duduk!"
Lau Wen Sheng tertawa dan duduk di depan 'meja pesta', dia
melihat ada 8 cawan arak di sana, dia bertanya, "Apakah masih ada
tamu lainnya yang akan datang?"
"Benar." Lau Wen Sheng tertawa, tampak giginya yang berwarna
kekuningan, "Aku mengira kau hanya mengundangku... Siapa
keenam orang lainnya?"
"Teman-temanmu."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak mempunyai teman!"
"Mereka seprofesi denganmu, menurut orang-orang walaupun
seprofesi tapi biasanya akan terjadi bentrokan, meski hal itu masih
bisa dikategorikan sebagai teman."
Wajah Lau Wen Sheng tampak sedikit berubah, "Mereka
adalah...." "Ren Lang, Xi Men Bao (Manusia serigala, Xi Men Bao), Tie Ci
Wei Ma Si (Landak baja Ma Si), Fu Qhi Fu Ren (Nyonya pemain
kecapi), Y in Po Po (Nenek Yin), Hong Hai Er (Anak merah), dan Bu
Kong Sheng (Biksu tidak kosong)."
Lau Wen Sheng tampak mengerutkan dahinya lalu dia bertanya,
"Apakah benar mereka akan datang?"
"Seperti dirimu merekapun pasti akan datang."
Lau Wen Sheng mengedipkan matanya lalu bertanya, "Mengapa
kau yakin kalau aku pasti akan datang?"
Pemuda itu balik bertanya, "Lalu mengapa kau mau datang?"
"Karena aku menerima sebuah undangan, orang yang
mengundangku bukan orang terkenal, tapi namanya sangat aneh,
karena merasa aneh maka aku ingin tahu siapa orang itu."
"Benar, keenam orang yang lainnya juga beralasan seperti itu,
mereka pasti akan datang untuk menepati undangan itu."
Lau Wen Sheng mulai menatap pemuda itu sungguh-sungguh
lalu dia bertanya, "Xin Suan" Apakah namamu adalah Xin Suan?"
"Benar." "Coba jelaskan, mengapa namamu adalah Xin Suan (sedih)?"
"Hatiku selalu diliputi dengan kesedihan, karena itu aku
membutuhkan ketujuh pembunuh seperti kalian untuk membantuku." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hargaku membunuh orang sangat tinggi, aku takut kau tidak
akan mampu membayarku dengan harga tinggi."
"Belum tentu." "Tidak ada harga, hal lain tidak perlu dibicarakan lagi."
"Belum tentu!" "Baiklah, katakan apa yang membuatmu sedih?"
"Kita tunggu mereka datang, setelah semuanya sudah lengkap,
aku baru akan mengatakannya."
Lau Wen Sheng dengan dingin menatap tikus yang ditusuk
seperti sate itu dan bertanya, "Kau memanggang tikus-tikus itu
untuk menjamu kami?"
Xin Suan mengangguk, "Benar, uangku hanya cukup untuk
membeli seguci arak, aku rasa daging tikus panggang ini sangat
lezat, cocok bila ditemani dengan arak!"
Lau Wen Sheng tidak yakin kalau daging tikus adalah daging
yang enak, malah timbul perasaan tidak enak di dalam hatinya.
Karena itu dia segera berdiri dan berkata, "Kalau bukan karena kau
masih muda, aku benar-benar ingin menghajarmu!"
Setelah itu dia membalikkan badan siap berlalu dari sana.
Xin Suan tersenyum, "Sudah datang satu orang lagi, apakah kau
tidak mau bertemu atau mengobrol terlebih dulu dengan temanteman seprofesimu?"
Lau Wen Sheng berhenti. melangkah, dia melihat ke arah utara,
tampak datang seseorang mengenakan baju berwarna merah, orang
itu melangkah dengan cepat dari arah utara.
Hanya membutuhkan waktu singkat orang itu sudah berada di
depan pagoda. Ternyata yang datang adalah seorang anak tanpa alas kaki, tapi
bila orang itu disebut sebagai anak rasanya tidak pantas, karena bila
diteliti, sebenarnya usia orang itu sekitar 35 tahun, hanya saja
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya kecil dan pendek, dia tidak mempunyai kumis. Ditambah
lagi wajahnya terlihat seperti anak-anak, dan baju yang
dikenakannyapun adalah baju anak-anak berwarna merah, karena
semua penampilannya itu memberikan kesan kalau dia masih kecil.
Lau Wen Sheng segera mengurungkan niatnya untuk
meninggalkan tempat itu, dia menyapa orang yang bara datang,
"Hong Hai Er, sudah lama kita tidak bertemu!"
Hong Hai Er memberi hormat dan berkata, "Lau Wen Sheng,
mengapa kaupun bisa berada di sini?"
"Aku adalah salah satu tamunya."
Hong Hai Er menanggapi, "Oh!" kemudian dia bertanya, "Apakah
kau adalah Xin Suan yang mengirim undangan itu?"
Xin Suan tampak asyik memanggang daging tikus itu, tapi dia
tetap menjawab, "Benar!:
Sikapnya terlihat sangat angkuh! Tapi Hong Hai Er tidak marah,
dia ma lah tertawa dan berkata, "Kau yang mengirim undangan itu,
apakah kau akan mengadakan perdagangan denganku?"
Xin Suan mengangguk. "Katakan perdagangan apa itu?"
"Kalau para tamu sudah datang semua, baru akan kukatakan."
Hong Hai Er melihat 'meja pesta' yang ada di bawah, dia tertawa
dan bertanya, "Kau mengundang orang lain?"
Lau Wen Sheng yang menjawab, "Dia masih mengundang Ren
Lang Xi Men Bao, Fu Qin Fu Ren, Tie Ci Wei Ma Si, Yin Po Po, dan
juga Bu Kong Sheng!"
Hong Hai Er berteriak, "Ya, Tuhan! Semua pembunuh diundang.
Jika kau tidak mempunyai 300-500 ribu tail perak, mana mungkin
kau bisa membayar kami?"
Kata Xin Suan, "Bu Kong Sheng sudah datang."
Di depan mereka muncul seorang biksu tua dengan tongkatnya.
Bu Kong Sheng! http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Kong Sheng berumur kurang lebih 50 tahun, dia terlihat
tampan, baik hati juga ramah. Yang tidak tahu sifat aslinya tentu
akan tertipu oleh penampilannya dan akan menganggap kalau dia
adalah seorang biksu yang baik hati.
Sikapnya memang seperti seorang biksu dengan posisi tinggi.
Begitu tiba di depan pagoda, dia menyapa Hong Hai Er dan Lau
Wen Sheng dengan sopan. Dengan satu tangan di depan dadanya
dia memberi hormat, "A Mi Ta Ba!
Sudah beberapa tahun ini kita tidak bertemu, bagaimana kabar
kalian?" Lau Wen Sheng tertawa dan berkata, "Aku tidak seperti Anda
yang bernasib baik. Selama setahun Anda sudah mendapatkan
keuntungan sekitar 500-600 ribu tail perak, apakah benar?"
Dengan rendah hati Bu Kong Sheng menjawab, "TidakJTidak!
Aku hanya seorang biksu, aku tidak berani berbuat serakah. Aku
hanya mendapatkan keuntungan sekitar 400 ribu tail perak lebih."
Hong Hai Er menarik nafas berkata, "Tahun kemarin aku hanya
mendapatkan keuntungan sekitar 200 ribu tail. Aku merasa heran,
jaman sudah berubah, hati orangpun ikut berubah. Mereka lebih
senang menyewa seorang biksu untuk menjadi pembunuh. Besok,
atau lusa, rasanya akupun akan mencukur rambutku hingga botak
dan menjadi biksu!" Tiba-tiba terdengar derap langkah kuda ke arah mereka!
Hanya dalam waktu sebentar kuda itu sudah mendekati tempat
mereka. Dari jarak beberapa puluh meter, orang itu sudah
melompat dari sadelnya, dan terbang seperti seekor elang lalu
mendarat di depan mereka!
Kepala dan matanya besar. Wajahnya penuh dengan cambang.
Tingginya kurang lebih ada 7 kaki. Dari orang yang ada di sana
tingginya lebih dari satu kepala. Dia tampak kokoh seperti sebuah
pagoda! http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang ini adalah salah satu pembunuh yang paling ditakuti
orang-orang dunia persilatan"Tie Ci Wei Ma Si.
"Tuan Ma, Anda sudah datang!"
Suaranya baru terdengar, dari belakang pagoda terdengar ada
yang tertawa kemudian muncul seorang nenek yang sedang
berjalan ke arah mereka! Yang baru datang itu adalah Yin Po Po (Nenek Yin).
Hong Hai Er bertepuk tangan dan berkata, "Sangat baik! Tidak
disangka, tujuh orang pembunuh bisa berkumpul di sini, ini benarbenar hari yang baik!"
"Ren Lang dan Fu Qin Fe Ren belum datang," jelas Lau Wen
Sheng.
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku sudah datang!"
Suaranya terdengar seperti teriakan serigala, dari ratusan
langkah sudah terdengar! "Tenaga dalam Xi Men Bao semakin kuat," kata Yin Po Po.
"Terima kasih atas pujian Kakak!" Suaranya baru terdengar,
orangnya sudah muncul dengan baju hijau seperti membawa
cahaya ke depan pagoda. Dia adalah Ren Lang, X i Men Bao! "Hanya tinggal Fu Qin Fu Ren
yang belum datang," kata Hong Hai Er.
Suara Tie Ci Wei Ma Si besar seperti guntur, dia berkata, "Fu Qin
Fu Ren yang paling sombong tapi selalu terlambat datang!"
"Dengar! Dia juga sudah datang!" seru Bu
Kong Sheng. Terdengar suara kecapi sayup-sayup dari kejauhan, seseorang
dengan sosok seperti dewi terbang mendarat di depan pagoda.
Itu adalah kecapi bersenar 7!
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jika diperhatikan suara kecapi yang dipetik terdengar sangat
sedih, hanya ada kesedihan bukan kemarahan. Kesedihan tidak
akan melukai orang. Seperti seorang perempuan yang merindukan
kekasihnya! Tie Ci Wei Ma Si me lihat sekeliling dan berkata, "Perempuan itu
mulai bersikap cengeng lagi."
Sesudah itu dia segera duduk bersila dan memejamkan mata.
Dengan penuh konsentrasi dia menolak godaan suara kecapi itu.
Lau Wen Sheng, Ren Lang, Hong Hai Er, Bu Kong Sheng dengan
cepat duduk bersila dan wajah mereka terlihat sangat serius, seperti
sedang menghadapi musuh besar yang akan datang.
Hanya Xin Suan dan Yin Po Po seperti tidak mendengar suara itu.
Mereka seperti tidak peduli.
Yin Po Po adalah seorang perempuan. Godaan seperti ini pasti
tidak akan mempan baginya. Xin Suan adalah seorang laki-laki
muda, mengapa dia tidak tergoda" Karena itu dengan kaget Y in Po
Po mendekati Xin Suan sambil mengetuk tongkatnya, "Hai, anak
muda, kau bisa menahan diri!"
"Apa yang Anda maksud?" tanya Xin Suan tidak mengerti.
Yin Po Po tertawa, "Kau masih muda tapi kau bisa menahan lagu
mesum Fu Qin Fu Ren, kau benar-benar hebat!"
Xin Suan tertawa, "Apakah lagu yang dimainkannya adalah lagu
mesum?" "Benar! Orang yang bisa menahan godaan lagunya sudah tidak
banyak. Jika ilmu s ilat yang dimiliki orang itu rendah maka dia akan
seperti kerasukan setan, membuat pikiran menjadi tidak benar."
Xin Suan mengangkat bahunya, "Aku tidak merasa kalau lagunya
aneh." "Coba kau dengar dengan teliti, nadanya begitu sedih, seperti
menangis. Kau adalah seorang laki-laki, apakah kau tidak
mempunyai hati mengasihani?" tanya Yin Po Po.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak mengerti musik, jadi aku tidak tahu apa makna dari
suara kecapi itu," jelas Xin Suan.
Dia mengangkat bahunya lagi berkata, "Kalau kecapi itu
diperuntukkan bagiku, benar-benar seperti pepatah yang
mengatakan: bermain kecapi untuk diperdengarkan kepada sapi."
"Sepertinya terhadap nada itu kau sama sekali tidak mengerti,
pantas saja," kata Yin Po Po.
Suara kecapi terdengar semakin nyaring.
Lagu yang dimainkan terdengar semakin sedih, seperti seorang
perempuan kesepian yang tidak bisa tidur di ma lam hari. Suara itu
begitu menggoda! Lau Wen Sheng seperti sudah tidak bisa menahan godaan itu
lagi, kepala mulai mengeluarkan keringat. Wajahnya memerah,
terlihat nafsu birahinya tidak bisa dibendung lagi.
Yin Po Po tertawa, tiba-tiba dia berteriak, "Fu Qin Fu Ren, jangan
mainkan kecapimu lagi, nanti ada orang yang tidak tahan."
Suara kecapi itu tiba-tiba berhenti!
Fu Qin Fu Ren muncul. Dia seorang perempuan cantik.
Rambutnya yang hitam tampak bergelombang. Wajahnya
berbentuk oval, alisnya berbentuk bulat seperti Gung Chun. Matanya
bening seperti air, pinggangnya ramping, dadanya penuh, benarbenar sangat cantik dan menggoda.
Dia memabwa sebuah kecapi bersenar 7. Dengan pelan-pelan dia
berjalan menuju pagoda itu. Sambil tertawa dia berkata, "Kakak Yin,
kau sudah datang. Maaf adik datang terlambat, harap
memakluminya." Lau Wen Sheng, Bu Kong Sheng, Tie Ci Wei Ma Si, dan Ren Lang
Xi Men Bao segera berdiri. Hanya Hong Hai Er merasa sedikit
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesulitan. Dia tidak bisa berdiri. Dengan ma lu dia berkata, "Fu Qin
Fu Ren, ilmumu semakin hebat. Aku...."
Fu Qin Fu Ren tampak marah dan berkata, "Kau masih menyusu!
Beberapa tahun iagi baru mencariku!"
Lau Wen Sheng tertawa terbahak-bahak.
Mata Fu Qin Fu Ren bergerak. Dia sudah melihat Xin Suan dan
tertawa, "Apakah kau adalah Xin Suan?"
Xin Suan mengangguk dan menjawab, "Benar."
"Nama yang aneh!" kata Fu Qin Fu Ren.
"Ada yang bernama anjing hitam, anjing putih, dan kucing
belang, Xin Suan bukan nama yang aneh bukan?"
Dengan genit Fu Qin Fu Ren tertawa, ' Hatiku paling lemah
menghadapi hal seperti ini. Begitu membaca nama Xin Suan, aku
mengambil keputusan untuk datang ke sini. Tapi aku tidak tahu apa
kesulitanmu, apa mungkin aku bisa membantu?"
"Silakan duduk semuanya!" undang Xin Suan.
Ketujuh pembunuh itu segera mengelilingi 'meja' dan duduk di
sana. Xin Suan mengisi cawan-cawan itu dengan arak dan berkata,
"Kalian adalah orang-orang terkenal didunia persilatan. Hari ini
kalian telah datang ke sini dari jauh, aku merasa sangat berterima
kasih. Karena itu, aku akan bersulang untuk kalian!"
Sesudah itu dia langsung meneguk arak yang ada di cawannya
hingga habis. Ketujuh pembunuh itu, tidak ada seorangpun yang mengikutinya
minum. Mereka hanya tersenyum melihat kelakuannya.
Xin Suan tersenyum dan berkata, "Dalam arak tidak ada racun,
kalian tidak perlu meragukannya."
Ketujuh pembunuh itu tidak bergeming. "Mengapa kalian tidak
mau minum?" tanya Xin Suan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena kami tidak pernah minum arak suguhan orang lain," jelas
Tie Ci Wei Ma Si dengan dingin.
"Mengapa?" tanya Xin Suan. "Karena kau terlalu banyak
membunuh orang," jawab Tie Ci Wei Ma Si.
"Apa hubungan semua itu dengan minum arak?" Xin Suan
bertanya aneh. "Orang yang memiliki dosa yang sudah bertumpuk seperti
gunung tidak boleh minum sembarang arak. Sekalipun arak itu tidak
beracun, tetap akan menjadi racun," jelas Tie Ci Wei Ma Si.
"Kalau kalian takut setelah minum kalian akan kehilangan nyawa,
lebih baik kita makan daging panggang saja," kata Xin Suan.
Dengan pisau belati tajam yang dikeluarkan dari balik baju
bagian dada, dia menusuk seekor tikus dan memberikannya kepada
Fu Qin Fu Ren dan berkata, "Nyonya, silakan Anda makan dulu."
Fu Qin Fu Ren tampak mengerutkan dahinya dan berkata, "Aku
ingin muntah melihat daging itu, bagaimana mungkin aku bisa
makan daging itu?" "Daging manusia boleh dimakan, mengapa daging tikus tidak
boleh dimakan" Aku hanya membunuh orang tapi tidak pernah
memakan daging manusia, bawa sana, bawa pergi!"
Xin Suan memberikan daging tikus itu kepada Yin Po Po, "Apakah
Po Po pernah makan daging seperti ini?"
Yin Po Po menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Bukan aku
tidak berani makan tapi aku memang tidak mau!"
Xin Suan menawarkan kepada Hong Hai Er, "Bagaimana dengan
kau?" Dengan tertawa Hong Hai Er menjawab, "Aku makan apapun tapi
tidak makan makanan yang dimasak orang lain."
"Apakah kau takut diracun?" tanya Xin Suan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, prinsipku adalah hati boleh menjahati orang lain tapi
harus mewaspadai orang lain yang berniat jahat," jawab Hong Hai
Er. "Apakah benar kau tidak berniat jahat kepada orang lain?" Xin
Suan ingin tertawa. "Benar, aku hanya membunuh, tidak pernah berbuat jahat
kepada orang lain, berbuat jahat itu adalah pelanggaran hukum,"
jawab Hong Hai Er. Kata Xin Suan, "Itu adalah perkataan yang aneh." Dia
membalikkan badan menatap Ren Lang Xi Men Bao, Tie Ci Wei, Bu
Kong Sheng, dan Lau Wen Sheng, lalu bertanya, "Apakah kalian
berempat ingin makan sekarang?"
Serentak keempat kepala menggeleng. Melihat mereka tidak
ingin makan, Xin Suan tidak memaksa lagi, dia berkata, "Kalian tidak
mau makan, biar aku yang makan sendiri, aku tidak mempunyai
hobi lain, kecuali makan orang seperti tikus."
Begitu mendengar kata-katanya, wajah ketujuh pembunuh itu
langsung berubah. Xin Suan tidak melihat mereka, dia " sedang makan daging tikus
dengan lahap. Tie Ci We i dengan dingin dan dengan hawa membunuh melihat
ke arah Xin Suan, akhirnya dia tidak tahan lagi dan bertanya,
"Bocah, apa maksudmu?"
Xin Suan berlagak bodoh dan bertanya balik, "Hah" Apa?"
"Kau menjamu kami dengan ketujuh ekor tikus itu, apa
maksudmu?" tanya Tie Ci Wei dengan dingin.
Sambil makan Xin Suan menjawab, "Di daerah ini sedang dilanda
wabah tikus yang dahsyat, tikus selalu merusak makanan, dengan
memakan seekor tikus, aku merasa bisa mengurangi pengrusakan
yang dilakukan oleh tikus-tikus itu "
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebuah kalimat yang mengandung dua arti," kata Lau Wen
Sheng. "Benar, apakah kau menganggap kami adalah tujuh ekor tikus
dan ingin memakan kami?" tanya Hong Hai Er sambil tertawa.
Xin Suan tetap makan dengan nikmat lalu dia menjawab, "Alasan
yang lainnya adalah di daerah ini sedang musim kemarau, banyak
tanah menjadi kering dan para petani tidak bisa bercocok tanam
karena itu orang-orang yang kelaparan sangat banyak, aku
mempunyai daging tikus yang bisa dimakan, itupun sudah cukup
beruntung." Dia memakai bahasa, "Alasan yang lainnya adalah...."
Berarti dia mengakui perkataan Hong Hai Er karena itu wajah
ketujuh pembunuh itu segera berubah.
Ren Lang Xi Men Bao berdiri, dia tertawa dingin dan berkata,
"Bocah, sekarang jawab yang benar, siapa kau sebenarnya?"
"Aku adalah Xin Suan."
Ren Lang Xi Men Bao tampak dipenuhi dengan nafsu membunuh,
"Apa benar kau adalah Xin Suan?"
Xin Suan mengangguk, "Benar, selama 10 tahun aku belajar ilmu
silat pada saat pulang ke kampung halaman aku melihat banyak
mayat bergelimpangan di bawah, sanak saudara dan keluarga tidak
ada satupun yang masih hidup, apakah kau tidak akan merasa xin
suan (sedih)?" "Apa hubungan semua itu dengan kami?" tanya Ren Lang Xi Men
Bao. "Memang tidak ada hubungannya..." jawab Xin Suan.
"Kalau begitu, apa maksudmu dengan mengundang kami ke
sini?" tanya Ren Lang Xi Men Bao lagi.
"Aku hanya ingin meminjam sesuatu...."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lau Wen Sheng tertawa dan berkata, "Kalau kau menyuruh kami
menyumbangkan uang untuk menolong orang-orang yang terkena
bencana, kau salah tempat!"
"Aku hanya ingin meminjam sehelai kertas dari kalian," jelas Xin
Suan. "Apa" Hanya sehelai kertas?" tanya Ren Lang Xi Men Bao dengan
terpana. "Benar, itu adalah undangan," kata Xin Suan lagi.
"Apa" Undangan?" wajah Ren Lang Xi Men Bao tampak berubah.
"Benar, bukankah bulan lalu kalian bertujuh mendapatkan
undangan dari seseorang yang sangat terkenal" Dia mengundang
kalian bertujuh bulan depan tanggal satu untuk menghadiri pesta di
rumahnya, apakah benar?"
Ren Lang Xi Men Bao terus memelototi Xin Suan dan bertanya,
"Mengapa kau bisa tahu?"
"Kau tidak perlu tahu aku mendapatkan kabar ini dari mana, bila
perkiraanku ini benar, hal ini saja sudah cukup bagiku." kata Xin
Suan. "Kau meminjam undangan itu untuk apa?" tanya Lau Wen Sheng.
"Untuk mencari pekerjaan," jawab Xin Suan.
"Coba kau perjelas sedikit maksudmu," kata Lau Wen Sheng.
Xin Suan mengangkat bahu dan menjawab, "Aku hanya ingin
tahu, bila aku membawa ketujuh undangan itu untuk bertemu
dengan orang terkenal itu, perlakuannya pasti akan lain kepadaku,
dan dia akan memberi pekerjaan padaku di sana."
Lau Wen Sheng tertawa terbahak-bahak, "Betul! Tidak ada yang
salah. Tapi apakah kau yakin kami akan meminjamankannya
kepadamu?" Xin Suan tertawa, "Kalau kalian tidak mau memberikannya, aku
akan mundur dan menjalankan rencana kedua..."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lau Wen Sheng tertawa, "Apa rencana keduamu?"
"Kepala manusia," jawab Xin Suan.
Lau Wen Sheng tertawa terbahak-bahak lagi, "Lucu! Ini sangat
lucu! Bocah, jika kau bisa memenggal kepala kami bertujuh, itu
lebih baik dibandingkan membawa 7 kertas undangan."
Xin Suan mengangguk dan berkata, "Benar! Aku akan
memulainya dari Tuan" Apakah Tuan akan memberikan undangan
itu kepadaku?" Lau Wen Sheng tertawa, "Lebih baik kau tanyakan saja kepada
yang lain!" Xin Suan mengangguk. Dia memakan daging tikusnya yang
terakhir, kemudian mengambil pedang yang berada di sisinya dan
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkata, "Silakan mengikutiku!"
Dia berjalan ke sebuah tanah kosong.
Lau Wen Sheng mengikutinya sambil membawa tongkat.
Xin Suan mengeluarkan pedang dari sarungnya.
tersenyum dia berkata, "Kau dulu atau aku dulu?"
Sambil "Kau seorang angkatan muda! Jadi kau dulu!" jawab Lau Wen
Sheng sambil mengangkat tongkatnya.
Xin Suan tidak banyak bicara lagi, tangan kanannya mengangkat
pedang siap untuk menusuk. Dengan berkonstrasi penuh dia melihat
lawan, kemudian pedang terus menusuk ke arah Lau Wen Sheng!
Tubuhnya bergearak dengan cepat seperti kelinci yang sedang
berlari. Pedang panjang dengan cepat menusuk ke wajah Lau Wen
Sheng. Dengan cepat kaki kanan Lau Wen Sheng bergeser ke belakang.
Pedang melewati sisi tubuhnya dan tongkat yang dipegangnyapun
mulai memukul ke arah kepala Xin Suan.
Ini adalah sebuah jurus yang sangat lihai.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Persamaan dari ketujuh pembunuh itu adalah setiap kali
bertarung dengan orang lain, mereka tidak akan pernah mau
menggunakan banyak jurus. Kalau bisa hanya dengan satu jurus
saja mereka bisa mematikan gerakan musuh. Karena itu Lau Wen
Sheng mengeluarkan jurus pertamanya dan ini adalah jurus yang
paling lihai. Tapi Xin Suan bukan seperti yang dia pikirkan, hanya sebagai
orang yang tidak ternama. Sekarang terlihat badannya berputar.
Dengan lincah dia menghindari tongkat itu tapi gerakan pedang
panjang itu tidak berubah, terus menusuk ke wajahnya.
Jika ingin tahu bagaimana seseorang apakah pesilat tangguh
atau bukan, dengan melihat satu jurusnya saja, sudah pasti akan
ketahuan, begitu melihat Xin Suan bisa menghindar dan
menyerangnya dengan jurus aneh, dia sudah tahu kalau orang yang
berada di depannya bukan orang yang diperkirakannya selama ini"
orang yang tidak terkenal. Karena itu dia tidak akan menganggap
enteng musuhnya. Tongkat diangkatnya, dia menahan serangan
pedang Xin Suan yang menyerangnya. Tongkat bagian atas kembali
menyerang ke arah kepala Xin Suan. Benar-benar adalah jurus
membunuh yang aneh dan sulit untuk ditahan.
Kepala Xin Suan sedikit dimiringkan, tapi kaki kirinya diangkat..
BUK! Pinggang Lau Wen Sheng terkena tendangan dan tanpa terasa
dia mundur 3 langkah. Xin Suan seperti bayangan yang terus menempelnya. Pedangnya
terus berputar dan menyerang dengan jurus-jurus aneh.
Lau Wen Sheng pun tidak bertindak ceroboh. Dengan cepat dia
menghindari 3 serangan Xin Suan kemudian dia membentak. Dia
sudah mengeluarkan jurusnya yang terkuat.
Angin yang dibawa oleh tongkat, membawa daun kering yang
berada di tanah berhamburan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xin Suan dengan tenang berusaha mengatasi. Dia me loncat ke
atas, ketika berada di atas kira-kira beberapa meter jaraknya dari
tanah kemudian berputar. Pedang mulai dima inkan. Cahaya berkilau
membuat orang-orang di sana menjadi s ilau kemudian dia bergerak
ke pinggir. Semua berlangsung hanya sebentar. Begitu Xin Suan bergerak ke
pinggir, tempat di mana dia berhenti tiba-tiba terlihat ada air merah
yang turun dari langit. Air merah itu tidak lain adalah darah yang menyembur ke atas.
Seperti air mancur menyembur ke atas kemudian menciprat ke
mana-mana, lalu turun seperti air hujan.
BRUG! Lau Wen Sheng roboh. Kepalanya sudah hilang. Kepala Lau Wen
Sheng berada di tangan Xin Suan.
Kepala yang terlihat masih berdarah, mulutnya terbuka lebar
seperti ingin berteriak. Tie Ci Wei, Yin Po Po, Bu Kong Sheng, Hong Hai Er, Ren Lang Xi
Men Bao, dan Fu Qin Fu Ren melihat semua kejadian itu dengan
mata membelalak. Dari ekspresi mereka seperti itu bisa terlihat kalau mereka tidak
mempercayai bahwa semua ini adalah kenyataan. Mereka mengira
ini semua adalah ilusi! Benar, jika saat itu ada orang dari kalangan persilatan yang
melihat kejadian itu, merekapun pasti tidak akan percaya dengan
apa yang telah terjadi. Karena Qi Sha Shou (7 orang pembunuh) di
hati setiap orang dunia persilatan adalah orang-orang misterius dan
lihai. Mereka hanya bisa membunuh dan tidak akan terbunuh oleh
siapapun, tapi hari ini ada satu dari ketujuh pembunuh yang
kehilangan nyawanya oleh seorang yang tidak terkenal dan dalam 3
jurus, kepala Lau Wen Sheng sudah berpindah tempat!
Karena itu keenam orang yang tersisa seperti terjatuh ke wadah
es. Wajah mereka pucat. 12 mata dengan kaget melihat ke arah Xin
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suan. Semenjak mereka mulai terkenal, mereka tidak pernah
merasa takut tapi sekarang mereka mulai merasa bulu kuduk
mereka merinding. Xin Suan pelan-pelan berjalan ke depan mayat Lau Wen Sheng.
Dia menurunkan pedangnya. Dari balik baju Lau Wen Sheng dia
mengeluarkan undangan itu dan memasukkannya ke dalam
bajunya, kemudian berjalan kembali ke meja pesta itu lalu duduk di
sana. Kepala Lau Wen Sheng diletakkannya di atas meja pesta itu.
Dengan ujung pedang, dia menusuk lagi seekor tikus yang sudah
matang, lalu memberikan kepada Hong Hai Er den bertanya,
"Apakah kau mau memakan ini?"
Wajah Hong Hai Er tampak berubah, tapi dia berusaha
menenangkan dirinya dengan cara tertawa, "Bagaimana kalau aku
tidak mau?" "Kalau kau tidak mau makan, akulah yang akan memakannya."
Kemudian Xin Suan mulai memakan daging tikus itu.
Hong Hai Er me lihat Xin Suan yang sedang memakan daging
tikus. Dia merasa Xin Suan seperti sedang memakannya. Dia segera
merasa tidak enak hati. Dia bertanya, "Apakah kau mengira kau bisa
memakanku?" Xin Suan tidak menjawab. Dengan cepat dia menghabiskan tikus
panggang itu kemudian dia bertanya kepada Hong Hai Er, "Apakah
kau akan memberikan undanganmu padaku?"
"Kalau kau bisa memenggal kepalaku, kau pasti bisa mengambil
undangan itu!" Sambil bicara diapun berdiri. Dia menurunkan sepasang roda
matahari dan bulan. Xin Suan tertawa, dia menghabiskan arak yang berada di dalam
cawan terlebih dahulu kemudian mengambil pedangnya lalu berdiri,
kemudian dia berjalan lagi ke tanah kosong.
Hong Hai Er membawa sepasang roda bulan dan matahari lalu
mengikutinya ke tanah kosong itu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biasanya Hong Hai Er adalah orang usil dan lincah, dia sering
mengajak bergurau pada musuh yang ditemuinya. Tapi sekarang dia
seperti berubah menjadi orang lain. Dia tampak sangat serius. Dia
meletakkan dua rodanya di depan dadanya. Sepasang matanya
melihat Xin Suan. Dengan keadaan siap dia menunggu serangan Xin
Suan. Tapi Xin Suan bertanya sambil bergurau, "Siapa dulu yang akan
mulai?" "Siapa saja boleh," jawab Hong Hai Er. Perkataan siapa saja
boleh baru saja diucapkan, tapi dia sudah menyerang. Sepasang
rodanya terus berputar-putar di depan Xin Suan kemudian roda
yang berada di tangan kiri menyerang perut Xin Suan.
Xin Suan tidak menghindar malah menusukkan pedangnya ke
dada Hong Hai Er. Dilihat sekilas, cara seperti ini akan membuat kedua belah pihak
terluka. Begitu juga dengan jalan pikiran Hong Hai Er. Dia tidak
ingin mati bersama dengan musuhnya, segera dia miringkan
tubuhnya selangkah untuk menghindari tusukan pedang, kemudian
sepasang roda itu melancarkan serangan lagi.
Tubuh Xin Suan berputar membentuk setengah lingkaran,
pedangnya ikut berputar didepan dadanya tapi tidak ditusukkan.
Hong Hai Er dengan tergesa-gesa mengangkat sepasang rodanya
untuk menahan serangan pedang Xin Suan. Terdengar dua senjata
beradu. Dia menghindari gerakan pedang Xin Suan kemudian roda
mataharinya menyerang ke arah perut Xin Suan. Tapi begitu jurus
Hong Hai Er dikeluarkan, tubuh Xin Suan sudah menghilang dari
hadapannya. Hong Hai Er terkejut, kemudian di belakang lehernya, dia
merasakan hawa pedang mendekat. Karena kaget dia jongkok. Dia
menghindar juga tidak lupa untuk tetap menyerang. Tangan kanan
menyerang ke belakang. "Terima kasih!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang yang tadi menyerang ke arah leher Hong Hai Er, di
tengah-tengah malah-berhenti, arahnya berbelok, menusuk ke
bawah. Karena itu serangan Hong Hai Er seperti hadiah yang sengaja
diantarkan kepada Xin Suan. Terdengar suara CHAT, tangan kanan
Hong Hai Er berikut roda mataharinya terputus hingga jatuh ke
tanah. Darah terus bermuncratan.
"Wuuaaah!" Hong Hai Er berteriak dengan keras dan ambruk ke tanah.
Tapi Hong Hai Er tidak lama menahan rasa sakitnya, karena itu
begitu me lihat dia akan roboh, Xin Suan sudah melancarkan jurus
lanjutannya. Ujung pedang tampak berkilau, dan kepala Hong Hai Er
segera terbang mencelat beberapa meter dari tubuhnya.
Tie Ci Wei dan yang lainnya karena kaget, secara bersamaan
mereka berdiri. Xin Suan seperti orang senang kebersihan. Dengan cepat dia
menghindar dari hujan darah itu kemudian berjalan kembali ke
tempatnya. Dia mengambil undangan milik Hong Hai Er kemudian
memungut kepala Hong Hai Er yang terjatuh. Dia meletakkan kepala
Hong Hai Er di atas 'meja pesta' itu dan duduk kembali di sana.
Melihat mereka berlima, dia tertawa, "Kalian jangan tegang
seperti itu! Silakan duduk!"
Tie Ci Wei dan lainnya melotot. Mereka terpaku melihat keadaan
ini. Dengan ujung pedangnya Xin Suan menusuk seekor tikus
panggang lagi, dan memberikannya kepada Bu Kong Sheng, "Satu
ekor ini kusiapkan untuk Biksu."
Bu Kong Sheng marah dan berkata, "Biksu tidak boleh makan
daging!" Xin Suan tertawa, "Apakah biksu boleh membunuh orang?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Membunuh orang belum tentu perbuatan yang jahat."
Xin Suan mengangguk, "Masuk akal juga..apakah kau akan
memberikan undangan itu padaku?"
Bu Kong Sheng tertawa dingin, "B iksu tidak percaya kepada ilmu
sesat, karena itu aku ingin mencoba tajamnya pedangmu dengan
taruhan kepalaku!" Xin Suan makan daging tikus lagi.
Bu Kong Sheng seperti mempunyai perasaan akan dikalahkan
oleh Xin Suan, tapi dia adalah seorang biksu jahat yang sudah
banyak membunuh dan nama besarnya dibangun selama berpuluhpuluh tahun itu tidak mengijinkannya untuk tunduk begitu saja
kepada Xin Suan. Karena itu dia terlihat seperti biksu tegar. Dia
membawa tongkat biksunya lalu berjalan ke tanah kosong itu dan
menunggu pertarungan yang mempertaruhkan hidup dan mati
dengan Xin Suan. Xin Suan tidak bergerak dengan tergesa-gesa. Dia masih asyik
makan daging tikus hingga habis dan minum secawan arak, dia
membersihkan mulutnya setelah itu baru membawa pedangnya ke
arah tanah kosong. "Silakan!" "Silakan!" Kemudian pedang dan tongkat bergerak secara bersamaan.
Pertarungan sengitpun dimulai lagi!
Tie Ci Wei, Ren Lang X i Men Bao, Fu Qin Fu Ren, dan Y in Po Po.
terus mengikuti gerakan Xin Suan dan Bu Kong Sheng. T api mereka
sudah tidak peduli apakah Bu Kong Sheng akan kalah atau menang.
Mereka hanya mengkhawatirkan keselamatan diri mereka sendiri.
Mereka sangat mengetahui bagaimana kemampuan ilmu silat Lau
Wen Sheng dan Hong Hai Er. Tapi hanya bertarung beberapa jurus
dengan Xin Suan mereka sudah mati di bawah pedang Xin Suan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apakah mereka berempat bisa menang dari Xin Suan" Mereka
sudah tahu jawabannya. "Apakah ada yang tahu identitas orang itu?" tanya Yin Po Po.
Aku tidak pernah mendengar tentangnya!" jawab Tie Ci Wei.
"Ilmu pedangnya sangat aneh. Aku tidak pernah me lihat ilmu
pedang seperti itu," kata Ren Lang Xi Men Bao.
"Dia seperti jatuh begitu saja dari langit, tapi mengapa dia
sengaja mencari kita?" tanya Fu Qin Fu Ren.
"Dia menginginkan undangan kita, apakah benar dia ingin
berdagang dengan kita?" tanya Yin Po Po.
"Kakak Yin, apakah kau akan memberikan
kepadanya?" tanya Ren Lang Xi Men Bao.
undanganmu "Aku belum mau pensiun dari dunia persilatan!" jawab Yin Po Po
sambil tertawa dingin. "Benar! Lebih baik kita tidak memberikan undangan kita
kepadanya! Seumur hidup kita telah memperjuangkan nama kita,
masa kita akan menghabiskannya dalam waktu sekejap?" kata Ren
Lang Xi Men Bao. "Melihat keadaan seperti ini, tidak memberikannya juga akan
sulit...." kata Fu Qin Fu Ren dengan nada khawatir.
Ren Lang Xi Men Bao melihat teman-temannya dan berkata, "Kita
bertujuh selalu menjalankan pekerjaan masing-masing, tidak pernah
bergabung. Apakah kali ini..."
Tie Ci Wei segera menjawab, "Kali inipun aku tidak akan
bergabung." "Apakah kau mempunyai keyakinan bisa mengalahkan dia?"
tanya Fu Qin Fu Ren. "Tidak!" T ie Ci Wei menggelengkan kepala.
"Kalau begitu, kau ingin mencobanya?" tanya Fu Qin Fu Ren.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tie Ci Wei tertawa dan menjawab, "Tidak, aku juga bukan orang
yang tidak terkalahkan juga belum tentu akan menang, karena itu
jika perlu..." "Aaahhh!" Kata-katanya belum selesai, Yin Po Po dan Fu Qin Fu Ren sudah
menjerit. Karena pertarungan antara Xin Suan dengan Bu Kong Sheng
sudah bisa terlihat siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Setelah memasuki jurus kesepuluh, ilmu pedang Xin Suan ternyata
lebih unggul dari Bu Kong Sheng. Dengan jurus aneh dia membacok
hingga tangan Bu Kong Sheng putus.
Bu Kong Sheng berteriak, dia menjatuhkan tongkatnya dan
segera lari, "Kalau kau akan pergi, tinggalkan kepalamu dulu!" seru Xin Suan.
Diiringi suara bentakan, pedangpun dilemparkannya.
Pedang melesat sangat cepat seperti kilat. Hanya dalam waktu
singkat pedang itu sudah menyusul tubuh Bu Kong Sheng dan
melewati belakang lehernya.
Karena itu keadaan Bu Kong Sheng seperti seekor burung yang
sedang terbang dan terkena panah, lalu dari langit jatuh ke bumi.
Kemudian Xin Suan menenteng lagi sebuah kepala yang darahnya
masih menetes-netes, dia kembali lagi ke dekat meja pesta itu dan
kepala itu dijajarkan dengan dua kepala yang sudah dipenggal
sebelumnya. Kemudian dia menusuk lagi seekor tikus
memberikannya kepada Tie Ci Wei.
panggang dan Tie Ci Wei belum menunggu Xin Suan bicara, dia sudah
menendang guci arak dan dia mundur!
Perhitungan dia adalah, "Kalau perlu aku akan melarikan diri!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Guci arak ditendang hingga seperti sebuah peluru yang melesat
ke dada Xin Suan. Tapi reflek Xin Suan sangat cepat. Di luar dugaan, terlihat
badannya miring ke kanan dan tangan kirinya melayang, dia sudah
menjemput guci arak itu. kemudian tubuhnya berputar, guci itu
dilemparnya lagi. Kali ini guci bergerak lebih cepat dibandingkan tadi. Hanya dalam
sekejap sudah berada di belakang punggung T ie Ci Wei.
Tie Ci Wei yang sudah me larikan diri dengan jarak 10 meter
lebih, begitu mendengar ada suara desingan, dia segera jongkok
kemudian menjulurkan tangannya. Guci arak yang datang ke
arahnya segera dipecahkan"
Karena guci arak itu pecah maka pecahan dan arakpun
bermuncratan, membuat seluruh kepala dan wajahnya basah oleh
arak. Dia ingin meloncat dan kabur tapi di depannya sudah ada
bayangan yang menghadang. Lehernya terasa sakit. Begitu melihat
dengan teliti, ternyata sebuah pedang sudah berada di tenggorokan
dia. Bukan main kaget dirinya.
Begitu cepat gerakan Xin Suan.
Begitu cepat gerakan pedangnya.
Dia bukan manusia, melainkan dewa pedang.
Tie Ci Wei adalah pembunuh yang membunuh orang tanpa
mengedipkan matanya, tidak pernah merasa takut kepada siapapun
dan kepada apapun, tapi sekarang wajahnya terlihat pucat karena
ketakutan. Tubuhnyapun gemetar.
Kedua tangannya diangkat. Berarti dia tidak akan melawan.
Dengan suara gemetar dia berkata, "Aku... aku terima kekalahan ini.
Ambillah undanganku!"
Xin Suan melihatnya kemudian tertawa dengan s inis, "Ma Si, kau
benar-benar memalukan!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepala Tie Ci Wei terus mengeluarkan keringat dingin.
"Di antara ketujuh pembunuh, kau paling tinggi, besar, dan
wajahmu penuh dengan cambang, dari luar terlihat sangat jantan,
tapi ternyata kau yang paling tidak punya harga diri!"
Dengan gemetar Tie Ci Wei berkata, "Undangannya...ada di
bajuku...." "Aku menginginkan undangan itu dan juga menginginkan
kepalamu!" seru Xin Suan.
Wajah Tie Ci Wei segera berubah, "Kau..."
'Kau' belum habis kata itu diucapkan, tenggorokan sudah terbuka
lebar. Darah bermuncratan ke mana-mana. Kepalanya sudah
meninggalkan lehernya. Xin Suan mengambil undangan dari balik bajunya. Dia kembali
menenteng kepala Tie Ci We i dan kembali lagi ke meja pesta itu.
Tampak Yin Po Po, Fu Qin Fu Ren, dan Ren Lang Xi Men Bao berdiri
dalam satu baris, mereka seperti akan bergabung untuk me lawan
Xin Suan. Xin Suan tertawa seperti tidak melihat tingkah mereka. Dia duduk
kembali dan meletakkan kepala itu ke dalam 3 barisan kepala
manusia. "Tolong jawab 2 pertanyaanku!" kata Yin Po Po.
"Katakan saja!" Xin Suan menjawab. "Kami bertiga bergabung
juga, sepertinya masih bukan tandinganmu karena itu aku harus
mati dengan jelas. Jika mati tanpa mengetahui apa-apa, rohku akan
penasaran." "Benar! Ini masuk akal!" jawab Xin Suan.
"Pertanyaan pertama siapa sebenarnya dirimu" Dan datang dari
mana?" "Sejak dulu sebelum kau membunuh orang, apakah kau pernah
membunuh orang dengan alasan jelas?" tanya Xin Suan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yin Po Po tidak bisa menjawab.
"Banyak orang mati di tanganmu, merekapun tidak tahu
mengapa mereka harus mati" Mengapa pada saat giliranmu akan
mati, kau malah harus tahu apa alasannya?"
Yin Po Po bengong tidak bisa menjawab.
"Lalu apa pertanyaan kedua?" tanya Xin Suan.
"Pertanyaan kedua adalah, untuk apa kau ingin mendapatkan
kepala dan undangan kami?" tanya Yin Po Po.
"Bukankah tadi aku sudah mengatakannya?" Xin Suan balik
bertanya. "Aku tidak percaya," kata Yin Po Po.
"Percaya atau tidak, terserah padamu," kata Xin Suan.
"Bila kau ingin dipercaya oleh orang penting, caramu ini salah,"
jelas Yin Po Po. "Oh ya?" "Aku bisa mengenalkanmu padanya dan aku jamin dia akan
mempekerj akanmu, bagaimana?" tawar Yin Po Po.
"Terima kasih. Tapi aku lebih suka berusaha sendiri. Jika
mengandalkan tenaga orang lain, itu tidak cocok dengan sifatku,"
jelas Xin Suan. "Katakan kepadaku, apakah kaupun seorang
bayaran?" tanya Yin Po Po sambil menarik nafas.
"Benar!" "Apakah kau membunuh demi uang?"
"Benar." "Lalu siapa yang menyewamu?"
"Aku sendiri." http://dewi-kz.info/ pembunuh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yin Po Po tertawa kecut, "Sepertinya kami akan mati tanpa tahu
alasannya!" "Didunia banyak orang mati tanpa sebab, apakah kalian juga ada
pengecualian?" Yin Po Po tampak sudah bertekad maju terus. Dia memukulkan
tongkatnya ke tanah dan berkata kepada Fu Qin Fu Ren dan Ren
Lang Xi Men Bao, "Kalian berdua, hari ini kita tidak boleh bertindak
egois. Kita berada di atas perahu yang sama dan kita harus
mendayung bersama, jika tidak kita semua akan mengalami nasib
yang sama. Ayo, semangatlah!"
0-0-dwkz-0-0 BAB 2 Di malam yang dingin datang seorang perempuan
Sebuah pagoda. Pagoda ini adalah sebuah pagoda terkenal yang bernama Lei
Feng. Sewaktu Pagoda Lei Feng dibangun di kaki gunung Xin Suan, dia
sedang berada di atas sebuah perahu di sebuah danau.
Pagoda Lei Feng berada di sekitar Xi Hu dan saat ini adalah
saatnya matahari terbenam.
Dia me lihat keatas permukaan air danau yang berkilau dengan
bayangan Lei Feng Ta (pagoda) yang berada di permukaan danau.
Tapi melihat pemandangan itu, dia tidak tertarik, dia tidak sabar
karena perahu melaju sangat lamban. Dia terus berkata kepada
pendayung perahu itu, "Apakah perahu ini bisa melaju lebih cepat?"
Pendayung itu tertawa dan menjawab, "Tuan, naik perahu harus
perlahan-lahan baru bisa menikmati pemandangan."
"Aku tidak bermaksud menikmati pemandangan."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, Anda...."
"Aku hanya ingin pergi Lei Feng Ta, bukan untuk menikmati
pemandangan di sini."
Pendayung itu hanya berkata, "Oh." Dia segera mendayung
perahunya lebih cepat. "Apakah di belakang Lei Feng Ta ada sebuah kuil yang bernama
Kuil Jing Chi?" "Benar." "Di belakang Kuil Jing Chi terdapat Gunung Nan Ping, apakah
benar?" "Benar." "Di Gunung Nan Ping itu, tinggal seseorang yang sangat terkenal,
apakah kau mengetahuinya?"
"Aku pernah mendengarnya. Dia adalah seorang Wang Ye
(keluarga raja)." "Benar, dia berasal dari keluarga raja."
"Apakah Tuan akan bertemu dengannya?"
"Benar. Aku membawa peti untuk diserahkan kepada Wang Ye."
Yang dimaksud peti oleh Xin Suan adalah sebuah peti kayu yang
buatannya sangat kasar. Dengan aneh pendayung itu bertanya, "Apa isi peti itu?"
Xin Suan tersenyum tapi tidak menjawab.
Pendayung itu tidak berani bertanya lagi, dia terus mendayung.
Kira-kira sete lah setengah jam telah berlalu, perahu sudah
berhenti di kaki gunng di bawah Lei Feng Ta. Sesudah membayar
ongkos perahu, segera dia menggotong peti itu turun dari perahu
dan menuruni anak tangga berjalan ke depan.
Tidak lama kemudian dia sudah berada di bawah Lei Feng Ta.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia benar-benar tidak menyukai pemandangan, melihat saja
tidak. Dia ke depan Lei Feng Ta. Pada saat melewati Kuil Jing Chi
lalu mendaki Nan Shan, sampailah dia di Nan Ping Shan.
Suasana gunung itu begitu sepi.
Sepanjang perjalanan menuju Nan Ping Shan, dia sama sekali
tidak menikmati pemandangan di sana. Dia berjalan kurang lebih 1
kilometer dan menempuh perjalanan berliku-liku. Tiba-tiba ada
seseorang meloncat keluar.
Ternyata dia seorang prajurit. Dia menghadang jalan Xin Suan
lalu berkata, "Adik, jangan teruskan perjalananmu!"
"Mengapa?" "Sekitar sini adalah tempat tinggal pribadi."
"Siapa yang tinggal di s ini?"
"Jangan banyak tanya, hayo kembali!"
"Tapi orang yang ingin kutemui berada di Nan Ping Shan."
"Di s ini tidak ada penghuni lainnya. Cepat pergi! Pergi!"
"Tapi dia satu-satunya penghuni yang tinggal di s ini."
"Siapa?" "Keluarga raja."
"Siapa kau?" "Xin Suan." "Apakah kau kenal dengan Wang Ye?"
"Tidak." "Apakah Wang Ye setuju untuk bertemu denganmu?"
"Tidak." Wajah pengawal itu telihat dingin dan melambaikan tangan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pergilah! Pergi saja! Kau harus tahu siapa Wang Ye sebenarnya
dan beliau tidak ada waktu untuk bertemu dengan orang yang tidak
penting." "Hari ini adalah tanggal satu Mei, bukankah Wang Ye hari ini
bersiap-siap akan bertemu dengan 7 orang yang telah
diundangnya?" "Apakah kau adalah salah satu dari ketujuh orang itu?" wajah
pengawal itu tampak berubah.
"Tidak! T api aku mewakili mereka bertujuh."
"Mengapa?" "Aku akan menjelaskannya kepada Wang Ye."
Selesa i bicara, dia berjalan lagi. "Berhenti!"
Pengawal itu membentak dan menghalangi jalan Xin Suan. Tapi
di depan mereka tampak ada bayangan berkilau. Dia membalikkan
kepalanya untuk melihat. Xin Suan sudah berjalan di belakangnya.
Pengawal itu tampak kaget, segera dia mencabut goloknya dan
mulai mengejar. Golok itu akan membacok pundak Xin Suan dan dia
membentak, "Bocah, apakah kau cari mati!"
Tapi golok yang diarahkan untuk membacok pundak Xin Suan
tampak meleset. Xin Suan sudah ada 30 meter di depannya. Dan
terlihat Xin Suan seperti berjalan biasa, dia tidak lari. Pengawal ini
segera tahu, dia telah bertemu dengan seorang pesilat tangguh.
Tapi mengawal dan menjaga adalah tugasnya dan dia tidak bisa
mengijinkan Xin Suan naik gunung. Segera dia mengejar dan
membacok tubuh bagian belakang Xin Suan.
Tapi keadaan yang terjadi hampir sama dengan keadaan tadi,
begitu golok hampir mengenai tubuh Xin Suan, ternyata meleset
lagi, dan X in Suan sudah berada beberapa puluh meter jauhnya dari
pengawal itu. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan santai Xin Suan naik gunung, sedangkan pengawal itu
terus mengejarnya dari belakang. T api pengawal itu tetap tidak bisa
mengejar Xin Suan dan juga tidak bisa membacok Xin Suan....
Tidak lama kemudian tampak sebuah wisma di depan mata.
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wisma itu tidak begitu besar tapi dibangun dengan sangat indah.
Dari luar terlihat seperti v illa orang kaya dengan pemandangan
sangat indah di sekelilingnya.
Begitu Xin Suan tiba di depan wisma itu, tiga orang pengawal
datang menghadangnya. Salah satu dari mereka berkata, "Lao
Chen, dari mana asalnya orang ini?"
Pengawal yang mengejar sejak tadi berteriak, "Bocah ini
memaksa ingin masuk ke dalam wisma. Cepat halangi dia!"
Segera ketiga pengawal itu mengeluarkan golok dan mengelilingi
Xin Suan. Tapi hanya dalam waktu singkat Xin Suan sudah berada di
luar kepungan mereka dan pelan-pelan me letakkan peti itu. Lalu
berkata, "Cepat beritahu Wang Ye, orang yang mewakili ketujuh
pembunuh sudah datang!"
Empat orang pengawal yang mengepungnya, melihat Xin Suan
sangat sopan dan tidak tampak maksud jahat memasuki wisma,
mereka memutuskan untuk tidak menyerangnya, mereka hanya
bertanya, "Siapa kau" Apa pekerjaanmu?"
"Aku adalah pembunuh bayawan, mewakili ketujuh pembunuh
datang kemari. Aku akan berbakti kepada Wang Ye."
Sesudah itu Xin Suan memberi hormat.
"Siapa namamu?"
"Xin Suan." "Apa?" "Xin Suan artinya sedih."
"Apakah itu memang namamu?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar." "Kau ingin bertemu dengan Wang Ye kami?"
"Benar." "Apakah kau sudah membuat janji?"
"Tidak." "Kalau begitu kau tidak boleh masuk."
Xin Suan tertawa, dari balik bajunya dia mengeluarkan 7 helai
undangan dan melempar peti itu, lalu berkata, "Kalau begitu
bawalah peti itu dan juga ketujuh undangan ini kepada Wang Ye
kalian, tentu Wang Ye kalian pasti mau bertemu denganku."
Dengan sikap curiga para pengawal itu melihat ke arah peti dan
bertanya, "Apa isi peti itu?"
"Setelah bertemu dengan
membukanya untuk melihat!"
Wang Ye, kalian baru boleh Para pengawal itu terlihat ragu.
Xin Suan memungut sebuah batu kali lalu mengepalnya. Dengan
tenaga dalamnya dia telah menghancurkan batu ini. Serbuk batu
keluar dari celah-celah jarinya. Dia berkata, "Kalau aku bermaksud
membunuh Wang Ye, sekarangpun aku bisa langsung masuk, dan
kalian tidak akan bisa menghalangiku."
Pada saat keempat pengawal itu melihat Xin Suan bisa
menghancurkan batu kali hanya dengan mengepalnya, mereka
merasa ketakutan dan juga merasa tidak akan bisa menghadang
jalannya, maka para pengawal itu tidak terlihat ragu lagi. Salah satu
dari mereka mengangguk dan berkata, "Baiklah, kau tunggu di sini,
aku akan melaporkannya kepada Wang Ye."
Dia membawa ketujuh undangan dan peti kayu itu masuk ke
dalam wisma. Belum ada seperempat jam, terlihat ada seseorang yang
penampilannya seperti seorang penasehat berjalan mengikuti
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengawal dengan cepat menuju ke arah Xin Suan. Dia memberi
hormat lalu berkata, "Apakah kau adalah Pendekar Xin?"
"Benar, aku adalah Xin Suan."
Pak tua itu segera berkata, "Wang Ye mengundang Pendekar Xin
untuk masuk. Silakan!"
Xin Suan segera masuk. Dia dibawa oleh pak tua itu, berhenti di perpustakaan yang
sangat bagus. Pak tua itu mengetuk pintu. Dengan hormat dia
berkata, "Lapor Wang Ye, Pendekar Xin sudah tiba."
Dari kamar perpustakaan terdengar suara rendah, "Suruh dia
masuk." Pak tua itu terlihat ragu dan berkata, "Wang Ye?"
Wang Y e sudah berkata lagi dari dalam kamar, "Tidak apa-apa,
suruh dia masuk!" Pak tua itu membukakan pintu untuk Xin Suan dan berkata,
"Silakan!" Xin Suan segera masuk. Di dalam perpustakaan keadaan sangat bersih dan terang juga
sangat indah. Wang Ye sedang berdiri me lihat keluar jendela. Dia memakai
baju sutra berwarna kuning, tubuhnya tinggi dan besar. Tampak
sekali wibawa seorang raja.
Peti kayu yang diantar oleh pengawal tadi diletakkan di sisi
kanannya. Peti kayu itu sudah dalam keadaan terbuka dan bisa
terlihat ada 7 kepala manusia di dalamnya.
7 kepala manusia itu sudah dibubuhi obat pengawet maka tidak
akan menjadi busuk. Tapi ada bau tidak sedap keluar dari peti kayu
itu. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xin Suan berlutut, "Hamba bernama Xin Suan datang menghadap
Wang Ye." Wang Ye pelan-pelan memutar
"Berdirilah, mari kita mengobrol."
badannya dan berkata, Usia Wang Ye sekitar 50 tahunan, alisnya yang panjang,
sepasang matanya terang, di bawah dagu terlihat janggut. Mungkin
sejak dia muda dia sudah hidup enak maka sekarangpun masih
terlihat muda dan tidak ada kerutan.
Xin Suan berkata, "Terima kasih Wang Ye." Dia sudah berdiri.
Wang Ye melihatnya cukup lama dan bertanya sambil menunjuk
ke arah peti kayu itu. "Apakah kau yang membunuh ketujuh orang itu?"
"Benar." "Karena apa?" "Alasannya ada dua. Pertama, karena mereka sudah membunuh
orang terlalu banyak. Dosa mereka sudah bertumpuk. Kedua, aku
sedang membutuhkan uang dan aku ingin menggantikan mereka
mengabdi kepada Wang Ye."
Wang Ye terdiam. Dia berjalan pelan kemudian berkata, "Apakah
kau yang membunuh mereka bertujuh?"
"Benar." "Bagaimana caramu membunuh mereka?"
"Tidak menggunakan racun, tidak menggunakan tipuan. Dengan
cara benar aku menghabisi mereka."
"Benarkah kau yang membunuh mereka?"
"Kalau tidak, hamba tidak akan berani datang kemari."
"Siapa namamu?"
"Xin Suan." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah itu nama samaran?"
"Benar." "Siapa nama aslimu?"
"Aku tidak mempunyai nama asli."
"Tempat lahir, apakah kau tidak bisa menyebutkannya?"
"Maaf, aku tidak bisa."
"Mengapa kau tahu aku menyewa mereka untuk bekerja di sini?"
"Secara tidak sengaja aku mendengarnya."
"Apakah aku bisa mempercayaimu?"
"Wang Ye bisa percaya kepada mereka bertujuh. - Wang Ye pun
harus bisa percaya kepadaku."
Wang Ye tertawa terbahak-bahak.
"Apapun yang bisa mereka lakukan, akupun pasti bisa dan aku
percaya aku bisa lebih baik dari mereka."
Wang Ye mengangguk dan tertawa, "Karena kau telah
membunuh mereka, maka aku percaya pada kata-katamu."
Wang Ye keluar dari kamar perpustakaan dan berkata, "Ikut
denganku!" Xin Suan mengikutinya keluar dari perpustakaan dan masuk ke
sebuah ruang makan. Di sana terlihat meja dengan menu yang
sudah disiapkan. Ada sayur dan arak. Tidak ragu lagi di sana sudah
disiapkan sayur enak dan mahal, dimeja itu terlihat ada 8 pasang
sumpit dan 8 buah cangkir arak yang tersusun rapi. Dari sana sudah
dapat diketahui siapa saja yang diundang.
Setelah tiba di depan meja makan, Wang Ye memerintahkan pak
tua itu untuk pergi dan dengan tertawa kepada Xin Suan, "Silakan
duduk! Apakah kau tahu kalau sayur dan arak ini sengaja disiapkan
untuk siapa?" "Aku tahu." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sayang mereka tidak memiliki rejeki untuk makan enak."
"Apapun yang berhubungan
menggantikan mereka."
dengan makanan aku bisa Wang Ye menepuk tangannya 3 kali, segera muncul 2 orang
perempuan cantik berjalan ke arah meja makan. Mereka memberi
hormat kepada Wang Ye. Dan Wang Ye berkata, "Tuangkan arak!"
Kedua gadis cantik itu menuangkan arak untuk mereka. Wang Ye
mengangkat gelasnya dan berkata, "Mari kita bersulang!"
Xin Suan tidak sungkan lagi. Dia juga menghabiskan arak yang
ada di dalam cangkir Setelah itu sambil mengobrol mereka makan dan minum.
"Apakah kau tahu mengapa aku ingin menggunakan jasa ke
tujuh pembunuh itu?"
"Aku hanya tahu sedikit."
"Coba katakan!"
"Mereka sangat jahat dan sadis. Mereka bisa melakukan apapun."
"Kau salah." "Oh ya?" "Aku memilih mereka karena mereka sudah terlalu banyak
membunuh. Sampai mereka terbunuhpun mereka tidak akan merasa
harus ada yang disesalkan."
"Oh begitu?" "Apakah kau tahu untuk apa aku menyewa mereka?"
"Biar aku sedikit menebak."
"Katakan saja!"
"Untuk membunuh orang."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau salah." "Oh ya?" "Aku menyewa jasa mereka untuk mengantarkan Biao (barang
antaran)." "Apakah Wang Ye membuka kantor Biao?"
"Tidak, aku mempunyai sebuah benda penting yang harus
diantar ke Jin Ling, karena aku takut akan dirampok di tengah jalan
maka aku memutuskan untuk menyewa jasa mereka dan
mengantarkan Biao itu."
"Mengapa Anda tidak menitipkannya saja pada kantor Biao?"
"Mereka tidak akan sanggup."
"Apakah karena lawan yang dihadapi terlalu kuat?"
"Benar." "Bagaimana dengan orang pemerintahan?"
"Mereka lebih-lebih tidak bisa."
"Kalau benda itu begitu penting, mengapa tidak mencari
pendekar-pendekar untuk mengantarkannya" Dan Anda tidak perlu
memilih ke tujuh pembunuh yang dosanya telah bertumpuktumpuk."
"Bukankah tadi aku sudah menjelaskan bahwa tugas ini sangat
berbahaya, orang yang mengantarkan Biao ini hanya 10% nya saja
yang mempunyai peluang hidup, karena itu aku merasa kalau
memang harus ada yang mati biarlah orang itu saja, mereka orang
dari aliran sesat, seperti yang kau katakan tadi, tujuh pembunuh
yang mempunyai dosa bertumpuk-tumpuk."
"Apakah Wang Ye tidak takut kalau mereka akan bersekongkol
dengan orang lain?" ,
"Maksudmu dengan kata lain mereka akari mencurinya dariku?"
"Benar." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak mungkin, walaupun benda itu sangat penting, tapi tidak
akan ada gunanya bagi mereka, tidak bisa dimakan juga tidak bisa
dijual." "Mereka bisa menjualnya kepada pihak lain!"
"Tidak mungkin, karena aku sudah berjanji dengan mereka,
berapapun yang mereka minta aku akan memberikannya."
"Oh...." "Apakah sekarang kau sudah mengerti dengan maksudku?"
"Hanya ada satu hal yang tidak kumengerti...benda apakah itu?"
"Walaupun pertanyaan ini diajukan oleh ke tujuh pembunuh itu,
akupun tidak akar memberitahukannya kepada mereka!"
"Oh...." "Apakah kau sudah mengambil keputusan untuk menggantikan
posisi mereka?" "Ya, aku sudah memutuskannya."
"Aku akan memberitahumu sekali lagi, dari semua orang yang
mengantarkan barang ini hanya 10% saja yang bisa bertahan
hidup." "Tidak masalah."
"Apakah kau yakin kau bisa menuntaskan tugas ini?"
"Apakah aku bisa menyelesaikannya dengan baik atau buruk
tidak ada seorangpun yang bisa menjaminnya, aku hanya bisa
menanyakan bagaimana kalau ternyata aku gagal me laksanakan
tugas ini?" "Aku tidak akan menyuruhmu untuk mengganti rugi, karena pada
saat itu kau sudah mati."
Xin Suan merasa membutuhkan minum, dia mulai m inum segelas
demi segelas. Wang Ye tahu saat itu dia sedang berpikir, karena itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Wang Ye pun tidak banyak bicara, lalu diapun mulai memakan sayur
yang tersedia sambil menunggu Xin Suan bicara.
Xin Suan berturut-turut minum 5 cangkir, setelah itu dia baru
berkata, "Bagaimana cara memperhitungkan honornya?"
"Berapa yang kau inginkan?"
"Walaupun Wang Ye telah mengatakan berapapun yang kuminta
Wang Ye akan membayar sesuai dengan permintaanku, tapi tentu
ada batasnya bukan?"
"Itu sudah pasti."
"Sebenarnya berapa jumlah yang akan Wang Ye bayar kepada ke
tujuh pembunuh itu?"
"Tadinya aku akan membayar mereka sebanyak 100 ribu tail
perak untuk dibagikan kepada mereka bertujuh."
"Kalau begitu aku mengajukan 100 ribu sebagai honorku."
"Aku tahu kau mempunyai ilmu yang sangat tinggi, tapi untuk
melakukan pekerjaan ini kau membutuhkan asisten."
"Aku mempunyai teman."
"Benda yang harus kau antar sangat besar, dan harus diantar
dengan kereta, apakah kau mempunyai kereta?"
"Tidak." "Kalau begitu aku akan menyiapkan sebuah kereta kepadamu,
hanya ada satu hal yang kuperingatkan kepadamu, kau tidak boleh
membuka benda itu. Kalau tidak aku tidak akan membayar
honormu." "Aku hanya tertarik pada uang 100 ribu tail perak itu saja."
"Benda itu tersimpan di dalam peti besi, begitu sudah tiba di Jin
Ling, bila aku menemukan ada bekas peti itu dibuka, kau tidak akan
mendapatkan honornya, selain itu kau harus dihukum!"
"Anda boleh tenang saja, Wang Ye."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku akan membayarmu sebanyak 1.000 tail perak dulu untuk
ongkos perjalanan, dan 100 ribu tail akan kubayar setelah kau
menyelesaikan pekerjaan ini."
"Bagaimana kalau aku mati?"
"Kau tidak akan mendapatkan apapun."
"Kalau aku membereskannya dengan sempurna, Lapi tidak
mendapatkan honor..."
"Jangan sembarangan bicara, aku adalah adik raja, bagaimana
aku bisa menipu rakyatku sendiri."
"Bila barang telah diantar sampai Jin Ling, kepada siapa aku
harus menyerahkannya?"
"Berikan saja kepadaku, aku akan menunggumu di sana."
"Kapan aku harus berangkat?"
"Bagaimana kalau besok?"
"Baiklah!" "Di mana temanmu?"
"Dia akan bertemu denganku di tengah perjalanan nanti."
"Baiklah, apakah masih ada pertanyaan lain?"
"Apakah aku boleh tahu siapa yang akan menjadi lawanku?"
"Aku tidak bisa mengatakannya, tapi bila di tengah perjalanan
nanti ada yang berniat merampokmu, mereka pasti pendekarpendekar nomor satu, mereka pasti disewa oleh lawanku, karena itu
kalau kau bertarung dengan mereka, jangan pedulikan nyawa
mereka lagi!" 0-0-dwkz-0-0 Sebuah kereta keluar dari Hang Zhou dan berjalan ke arah barat
laut. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kereta tidak terlihat baru dan tidak ada keistimewaan lainnya,
kereta itu seperti kereta biasa.
Yang menjadi kusir adalah Xin Suan sendiri.
Pakaiannyapun seperti pakaian kusir biasa.
Dengan lancar dia mengendarai kereta itu.
Menurut perkiraan Xin Suan, malam ini kereta akan tiba di Wu
Kang dan dia akan menginap di kota itu.
Sewaktu dia membunuh ke tujuh pembunuh itu dia terlihat
sangat santai, tapi sekarang ternyata beban pikirannya terasa
sangat berat, karena dia sadar kali ini keadaannya tidak akan sama
seperti pada saat dia membunuh ke tujuh pembunuh itu, semua
dilakukan dengan begitu mudah.
Uang 100 ribu tidak mudah didapatkan.
Satu hal yang pasti dia tidak takut membunuh. Dia malah takut
barang itu tidak akan bisa tiba di Jin Ling dan dia tidak akan
mendapatkan honor yang telah dijanjikan Wang Ye.
Pada saat meninggalkan Hang Zhou hari sudah siang, sekarang
adalah musim panas, maka udara juga terasa sangat panas.
Walaupun terasa panas tapi sepanjang perjalanan terlihat warnawarna hijau pohon, air sungai mengalir. Bumi yang luas ini dipenuhi
kehidupan. Tapi bagi para pemakai jalan mereka tidak tahan dengan hari
yang begitu panas. Walaupun Xin Suan tidak merasa lelah tapi dia
butuh berhenti untuk beristirahat sebentar.
Xin Suan berhenti di sebuah jalan di dekat kebun arbei, laiu
diapun turun dari kereta. Kemudian dia berjalan ke belakang kereta
dan membuka tutup kereta dan dia mengeluarkan sebuah ember.
Tapi sorot matanya melihat ke atas kereta.
Di dalam kereta itu ada sebuah barang penting.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Barang itu tersimpan di dalam peti besi. Peti itu tingginya 4 kaki
masih terlihat baru, di luar masih terlihat gembok besi yang
mengunci peti itu. Benda apakah yang tersimpan di dalam peti itu"
Mengapa Wang Ye rela mengeluarkan uang 100 ribu tail perak
untuk menyewa jasa orang dan mengantarkan benda itu sampai ke
Jin Ling" Xin Suan sebenarnya merasa aneh dan ingin tahu apa alasan
sebenarnya, dia ingin tahu apa sebenarnya yang tersimpan di dalam
peti itu" Tapi dia tidak berniat membukanya, karena bila
keingintahuannya terusik dia akan kehilangan uang 100 ribu tail
perak. Dia hanya menatap peti itu beberapa kali, setelah itu dia
menutup kembali peti itu dengan kain, dia mengambil air yang
berada di parit kecil yang ada di sisi jalan dan memberi minum
kudanya. Dari belakang kereta muncul seseorang.
Orang itu adalah seorang pengemis tua, bajunya penuh dengan
tambalan, di pundaknya tergantung sebuah tas besar, tangannya
memegang tongkat yang terbuat dari bambu, langkahnya cepat dan
mantap! Xin Suan melihatnya kemudian dia mengangkat ember berisi air
untuk diberikan kepada kudanya.
Pengemis tua itu tiba di hadapan Xin Suan tiba-tiba dia berkata,
"Tuan, apakah Anda akan pergi ke Wu Kang?"
Xin Suan mengangguk. Pengemis tua itu tertawa dan berkata, "Akupun akan pergi ke Wu
Kang, apakah aku boleh ikut dengan kereta Tuan sampai di Wu
Kang?" "Tidak boleh." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pengemis tua itu tetap tertawa dan berkata, "Sudahlah kalau
Tuan tidak mengijinkannya tidak apa-apa, memang yang disebut
pengemis di mana-mana selalu dihina. Kalau ketiga teman yang
berada di belakang meminta bantuan kepadamu, kau pasti akan
langsung menyetujuinya."
Setelah berkata seperti itu dia melanjutkan perjalanannya lagi.
Dia berjalan sangat cepat.
Karena takut terjadi sesuatu bila dia terus berada di kebun arbei
itu selain itu dia hanya seorang diri, kalau terjadi sesuatu itu hanya
akan merugikannya saja maka dia segera menyusul pengemis tua
itu. Dia keluar dari kebun arbei dan menemukan sebuah tempat
luas. Tapi di belakang sudah muncul tiga orang yang mencurigakan,
sepertinya mereka adalah pedagang, usia mereka sekitar 50-60
tahun. Tapi begitu Xin Suan me lihat mereka dia sudah langsung
tahu siapa mereka sebenarnya. Karena pada saat mereka berjalan
sudah tidak terlihat sedang berjalan lagi melainkan mengejar kereta
Xin Suan. Xin Suan tahu dia tidak akan bisa menghindar lagi, karena itu dia
memutuskan untuk memperlambat laju kereta kudanya dan siap
menghadapi ketiga orang itu.
Ketiga orang yang mengenakan baju pedagang itu sudah berada
di belakang kereta, salah satu dari mereka yang berbibir tebal
berkata, "Hai T uan kecil! Ijinkan kami menumpang keretamu!''
Xin Suan menghentikan keretanya dan berkata, "Maaf, tidak
bisa!" Xin Suan terus melihat ketiga pak tua itu, tangan pak tua
berbibir tebal itu sudah memegang keretanya dan berkata, "Kereta
seperti ini tidak membawa banyak barang, mengapa kau tidak
mengijinkan kami menumpang keretamu?"
Xin Suan turun dari keretanya dan berdiri di hadapan ketiga pak
tua itu, sambil tertawa dia berkata, "Mengapa kalian bertiga tidak
bicara jujur saja?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pak tua berbibir tebal itu tertawa terbahak-bahak dan menjawab,
"Aku merasa aneh, mengapa di kereta ini hanya ada Adik saja?"
Dengan tenang Xin Suan menjawab, "Karena Wang Ye
mengharuskan seorang prajurit pandai dan tangkas, jadi tidak
membutuhkan banyak orang, karena itu dengan adanya aku, itu
saja sudah cukup." Pak tua itu tertawa lagi, "Apakah kau adalah Wu Xing Jian
(Pedang Tanpa Wujud) Ke Gu She?"
Xin Suan balik bertanya, "Apakah harus Wu Xing Jian Ke Gu She
yang baru pantas mengantarkan bingkisan ini?"
Pak tua itu menjawab, "Benar! Katanya dia adalah angkatan yang
paling menonjol ilmu silatnya, berani membunuh dan juga berani
mati!" "Tapi aku bukan dia," kata Xin Suan.
"Sungguh aneh, apakah Wang Ye tidak memberitahumu bahwa
tugas ini sangat berbahaya, bahkan nyawamu bisa melayang?"
tanya pak tua itu. "Wang Ye hanya mengatakan hal yang lebih serius dari yang
Tuan ucapkan tadi bahwa hanya 10% yang bisa bertahan hidup,"
kata Xin Suan. "Lalu mengapa kau mau saja menerima tugas seberat ini?" tanya
pak tua itu sambil tertawa.
"Karena aku juga berani membunuh dan siap untuk mati, selain
itu ilmuku lebih tinggi dari dia," jawab Xin Suan.
Pak tua itu tertawa terbahak-bahak dan berkata lagi, "Aku lihat
kau hanya seorang bocah bodoh yang tidak tahu apa-apa!"
"Apakah kau datang untuk mengajakku bertengkar?" tanya Xin
Suan. Wajah pak tua itu berubah dan dia tertawa dingin, "Aku lihat kau
masih muda, lebih baik kau tinggalkan kereta ini dan pergi dari sini!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xin Suan segera mengambil pedang dari keretanya, lalu diapun
berkata, "Rencanaku malam ini harus sudah tiba di Wu Kang, harap
kalian jangan mengganggu perjalananku, kalau mau mengajakku
berkelahi, ayo akan kulayanil"
Pak tua berbibir tebal itu tertawa s inis dan berkata, "Baiklah, aku
akan mengantarkanmu ke jalan kematian!"
Segera dia memasukkan tangannya ke pinggang dan mencabut
sebuah pisau. Pisau itu tidak mengkilat, berwarna kehitaman.
Xin Suan juga mengeluarkan pedang dari sarungnya, dia segera
siap bertarung. Pak tua itu memberi isyarat kepada kedua temannya.
Setelah itu dia baru berjalan ke arah Xin Suan, dengan nada
dingin dia bertanya, "Apakah kau akan menyebutkan namamu?"
"Tidak perlu. Aku yakin aku akan tetap hidup, lebih baik Tuan
yang menyebutkan nama untuk bersiap-siap, siapa tahu Tuanlah
yang akan mati." "Bila aku sudah mengeluarkan senjataku, kau pasti tidak akan
berani bertarung denganku," kata pak tua itu dengan tertawa sinis.
Kata-katanya belum habis, pisaunnya sudah menyerang ke dada
Xin Suan. Tidak ada gerakan persiapan, tapi jurus yang dikeluarkan sangat
cepat dan sudah mencapai tahap tertinggi.
Begitu melihat, Xin Suan sudah tahu bahwa pak tua itu adalah
jago silat tangguh berilmu silat tinggi. Dia memang terkejut tapi
gerakannya tidak terlihat gugup, dia segera mencabut pedangnya
untuk menahan serangan pak tua itu
Pak tua itu memang sengaja ingin encoba ilmu silat Xin Suan,
melihat Xin Suan berhasil menahan serangannya, pak tua itu tidak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengubah jurusnya. Dan pisau pak tua itu terus menusuk,
terdengar dua senjata beradul
Terdengar suara CIIINGG, tubuh Xin Suan tergetar dan tanpa
terasa dia terdorong mundur 1 langkah ke belakang, pak tua itu
juga ikut tergetar hingga mundur 3 langkah.
Wajah pak tua itu tampak berubah, dia berkata, "Bocah, kau
benar-benar berilmu!"
Cahaya pisau tampak berkilauan, sekarang dia menebas ke
bagian bawah tubuh X in Suan.
Xin Suan meloncat beberapa meter ke atas, seperti seekor elang
terbang melewati kepala pak tua itu dan secepat kilat dia telah
mendarat di atas kereta! Ternyata kedua teman pak tua ketika melihat temannya sedang
bertarung dengan Xin Suan, mereka berusaha masuk ke dalam
kereta dan akan membawa kereta itu pergi dari tempat itu.
Baru saja kereta akan bergerak Xin Suan sudah menyergap
seperti prajurit langit mendarat ke bumi, dan di tengah-tengah
udara dia menyerang bagian kepala mereka dengan pedangnya!
Kedua orang tua itu yang satu bersenjatakan pecut baja,
sedangkan yang lainnya menggunakan sepasang golok bulan dan
matahari. Mereka melihat ke arah Xin Suan yang menyerang dari
atas, segera salah seorang pak J-ia memainkan pecutnya untuk
menahan gan Xin Suan, dan senjata mereka segera beradu, dan
tampak bayangan orang yang beterbanganl
Xin Suan seperti tergetar akibat bentrokan senjatanya, dia terus
melayang setinggi 6-7 kaki, kemudian dengan posisi miring dia
turun dengan kencang dari jarak beberapa puluh meter.
Kedua pak tua yang berada disebelah kiri dan kanan melihat
gerakan Xin Suan dengan wajah pucat!
Ternyata pada saat mereka bertarung tadi mereka sudah
mendapat luka, pak tua yang menggunakan pecut baja tampak
http://dewi-kz.info/
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pundaknya tergores, sedangkan pak tua yang memakai sepasang
golok bulan dan matahari, tangan kanannya terlihat berdarah!
Mereka seperti tidak percaya dengan ilmu silat Xin Suan yang
begitu lihai, karena itu mereka hanya bisa melihat Xin Suan dengan
terpana dan lupa menyerang.
Pak tua berbibir tebal itu walaupun merasa terkejut tapi begitu
melihat Xin Suan sudah mendarat, gerakan kaki dan tangannya
tidak berhenti, segera dia menyerang Xin Suan dengan pisaunya,
dia sekaligus melancarkan 3 jurus serangan berturut-turut kepada
Xin Suan! JING! JING! JING! Xin Suan memainkan pedangnya secepat kilat, kemudian diapun
bersiul panjang, tubuhnya melayang. Kemudian berputar di udara
dan segera memancarkan sinar pedang berkilauan yang membuat
orang yang melihatnya merasa pusing!
"Aahhhh!" Pak tua berbibir tebal itu berteriak, tubuhnya terpelanting dan
jatuh beberapa meter jauhnya, dan tubuhnya terus bergetar
mundur. Begitu di teliti ternyata kepalanya sudah tersabet seperempat
bagian" dan ca iran otaknya tampak berceceran, tentu saja dia tidak
akan bisa hidup lebih lama lagi.
Pak tua yang memakai senjata pecut baja itu ternyata ingin
menggunakan kesempatan yang ada, dia malah melarikan kereta,
tapi begitu dia melihat temannya terluka parah, diapun hanya bisa
bengong. Akhirnya semua berakhir seperti itu, sama sekali diluar
dugaannya, mereka hanya bisa terpana seperti orang idiot.
Xin Suan mendekat dan dengan dingin berkata, "Jangan bengong
saja, sekarang silahkan kalian bergabung menyerang!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua pak tua itu segera turun dari kereta, pak tua yang
bersenjatakan golok tampak gentar, dia membentak, "Bocah!
Sebutkan namamu!" "Xin Suan, hati yang dipenuhi X in Suan!"
Pak tua bersenjatakan golok itu berkata, "Baiklah! Nanti kita akan
bertemu lagi!" Setelah itu dia memberi isyarat kepada temannya yang
bersenjatakan pecut dan diapun meninggalkan X in Suan begitu saja.
Pak tua bersenjatakan pecut itu tidak berani berdiam lebih lama
lagi di sana, diapun mengikuti temannya pergi, dalam waktu s ingkat
mereka sudah menghilang. Xin Suan memasukkan pedang ke dalam sarungnya lalu diapun
menaiki keretanya dan meneruskan perjalanan.
Hari mulai gelap tidak lama kemudian sampailah dia di kota Wu
Kang, di sisi jalan dia membeli sedikit makanan dan membawa
keretanya ke sebuah tanah kosong di dekat sebuah kuil dan di sana
diapun makan makanan yang telah dibelinya tadi.
Dia tidak ingin tinggal di penginapan karena bila dia menginap di
sana dia akan terpisah dengan barang antaran itu. Melihat apa yang
telah terjadi siang tadi, dia sadar orang yang berniat merampas
benda pusaka itu tidak akan jauh dari posisinya, karena itu satusatunya cara supaya dia tidak kehilangan benda pusaka itu adalah
dengan selalu berada di sisi benda itu.
Setelah makan, ternyata hari sudah semakin gelap.
Kuil itu dibangun di sebuah jalan yang sepi. Setelah hari gelap
orang yang berlalu lalang di sana semakin sedikit, karena itu tidak
ada yang memperhatikan kereta kudanya.
Sebenarnya ini hanya berlaku untuk orang biasa, sekarang ada
seseorang yang berjalan menghampirinya. Ternyata dia adalah
pengemis tua yang tadi ditemuinya di tengah jalan dan berniat
menumpang kereta Xin Suan!
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan bantuan tongkat bambunya dia berjalan selangkah demi
selangkah mendekati kereta, begitu me lihat Xin Suan yang sedang
berada di atas keretanya, dia pura-pura kaget dan berkata, "Oh,
ternyata Kau, kita bertemu lagi di s ini."
Xin Suan tersenyum dan berkata, "Manusia yang masih hidup
pasti akan sering bertemu!"
"Apa yang Anda lakukan di s ini?" tanya pengemis tua itu.
"Menginap," jawab Xin Suan.
"Apakah kau tidak mempunyai uang untuk menginap di sebuah
penginapan?" "Benar!" "Sepertinya kau lebih miskin dari seorang pengemis sekalipun,
seperti juga aku!" "Benar!" Pengemis itu menunjuk ke arah kuil dan berkata, "Di dalam kuil
kita bisa menginap, mengapa kau tidak masuk saja ke dalam?"
"Aku tidak menyukai kura-kura dan ular!"
"Tapi kalau malam hari akan banyak nyamuk di sini, dan mereka
akan menggigitmu!" "Kalau nyamuk-nyamuk itu menggigitku, aku akan memukul
mereka hingga mati," Xin Suan mengeluarkan kedua tangannya.
Pengemis tua itu tertawa terbahak-bahak, "Bicara memang
mudah, kita lihat buktinya nanti!"
"Pergilah, aku mau tidur." Pengemis tua itu pergi sambil tertawa.
Baru saja Xin Suan memejamkan matanya....
"Ta! Ta! Tal"....
Tiba-tiba penjaga malam memukul kayu dan dari jauh terdengar
suaranya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diiringi suaranya terlihat cahaya lampion dari kejauhan, yang
mendekati tempat Xin Suan, akhirnya dia berhenti di depan pintu
kuil. Dilihat dengan teliti ternyata orang itu adalah seorang tukang
mie. Orang itu menurunkan pikulannya di depan kuil dan berjalanjalan di sekitar sana.
Akhirnya dia melihat kereta Xin Suan.
Dia memukul kayunya dan bertanya, "Tuan, apakah Tuan mau
membeli mie?" Xin Suan menggelengkan kepalanya.
Tukang mie itu ternyata perawakannya sangat kurus, dia melihat
Xin Suan, dan tetap bertanya, "Aku masih mempunyai sedikit
pangsit, apakah Tuan mau?"
Xin Suan sekali lagi menggelengkan kepalanya.
Sewaktu tukang mie itu membalikkan tubuhnya, tiba-tiba
terdengar suara FENG, dari lengan bajunya dia melepaskan
sebatang panah kecil! Seharusnya dengan jarak yang begitu dekat sangat sulit untuk
menghindar tapi Xin Suan sudah bersiap dari tadi, tampak tangan
kanannya terangkat sedikit, seperti s iap menyambut anak panah itu
dengan tangannya. Kemudian tubuhnya bergerak seperti harimau
menerkam dan memukul tukang mie itu!
Tubuh tukang mie tampak sempoyongan, kemudian terdengar
bunyi tulang kepala retak, kedua matanya tampak melotot dan
diapun ambruk begitu saja!
Tiba-tiba Xin Suan merasa sedikit menyesal, dia baru teringat bila
sudah membunuh sangat sulit untuk membereskan mayatnya,
kedua alisnya tampak berkerut.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi dengan cepat dia sudah memikirkan cara untuk mengatasi
mayat tersebut, dia melihat ke sekelilingnya, tidak ada orang yang
mengetahui perbuatannya, segera dia menggendong mayat itu dan
dimasukkannya ke dalam kereta.
Dia berencana akan membiarkan mayat itu semalaman di dalam
kereta, besok baru akan dibuang di sebuah tempat terpencil.
Pasti ini bukan cara yang terbaik, tapi cara ini adalah cara yang
paling sederhana, asalkan tidak ada yang mengetahuinya, semua
bisa dilakukan. Dia kembali ke keretanya, lalu memejamkan mata untuk
beristirahat sejenak. Setelah kurang lebih setengah jam beristirahat, dia mulai
merasakan ada bahaya yang akan menghampirinya, dia bersiap-siap
akan pergi dari sana. Tapi ternyata sudah terlambat!
Terdengar suara ribut dari arah jalan sebelah sana, kemudian
datanglah 3 orang polisi diiringi dengan gerombolan orang.
Setelah Xin Suan melihat, diapun marah, "Kurang ajar! Aku tahu
mereka akan melakukan semua ini!"
Di dunia ini yang paling menyebalkan bagi setiap orang adalah
peraturan dan hukum negara, sekalipun orang itu adalah pesilat
tangguh, orang miskin, atau orang jahat, dia tidak akan mau
mengambil resiko melawan hukum negara. Apa yang dirasakan oleh
Xin Suan sekarang adalah perasaan seperti itu. Kalau dia ingin
membawa kereta itu pergi dari sana, dia harus membunuh ketiga
polisi itu terlebih dulu, tapi apakah dia bisa membunuh mereka"
Tentu saja dia tidak akan bisa. Kalau
melakukannya, semua akan menyulitkannya.
dia tidak bisa Karena itu sekarang dia merasa serba salah.
Ketiga polisi itu sudah berada di hadapannya, salah satu dari
mereka bertanya, "Siapa namamu?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah ada yang salah?" tanya Xin Suan.
"Ada yang melapor ke kantor kami, katanya kau telah membunuh
seseorang di sini," jawab polisi itu.
"Siapa yang melaporkannya?" tanya Xin Suan.
"Jangan urus siapa yang melapor, aku hanya tanya, apakah
benar kau telah membunuh orang di sini?" polisi itu mulai
membentak. "Aku membela diri lalu membunuhnya, apakah itu salah?"
Segera polisi itu mengambil borgol dan memasangkannya ke
tangan Xin Suan. "Tunggu dulu!" Di antara kerumunan orang itu muncul seorang pengemis tua,
sambil tertawa dia berkata, "Aku bisa menjadi saksi, dia tidak
membunuh orang!" Dengan serius polisi itu bertanya, "Kau mengatakan apa tadi?"
Pengemis itu berkata lagi, "Sejak tadi aku berputar-putar di
daerah sini, dan aku tidak melihat dia membunuh orang."
"Aku melihatnya membunuh." Seorang laki-laki keluar dari
kerumunan orang dan berkata, "Aku melihatnya dengan jelas,
setelah membunuh orang dia memasukkan mayatnya ke dalam
kereta itu." Pengemis tua itu tertawa terbahak-bahak, "Aku kira siapa,
ternyata hanya seorang gila."
Pengemis tua itu berkata lagi, "Pak polisi, mengapa kalian
percaya begitu saja pada kata-kata orang ini, dia adalah orang gila."
"Sembarangan bicara, kau yang orang gila!" seru laki-laki
setengah baya itu sambil marah-marah.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia lalu berkata pada polisi itu, "Pak polisi, kalau kalian tidak
percaya, coba kalian geledah keretanya di dalamnya pasti ada
mayat orang yang telah dibunuhnya."
Polisi itu segera berjalan ke belakang kereta membuka tirainya
dan melihat ke dalam. Dia membalikkan badannya dan langsung
menampar laki-laki setengah baya itu, dengan marah dia berseru,
"Kurang ajar! Kau benar-benar orang gila!"
Laki-laki setengah baya itu hanya terpaku dan bertanya, "Pak
polisi, apa salahku" Mengapa Anda memukulku?"
Polisi itu ma lah mendorongnya dan membentak, "Cepat pergi!
Tadi aku sedang asyik minum arak, kau tiba-tiba datang melapor
yang bukan-bukan, kalau kau bukan orang gila, aku sudah
memotong lidahmu!" Laki-laki setengah baya itu mundur 3 langkah dan berkata,
"Aneh, ini sangat aneh! Tadi aku jelas melihatnya dia membunuh
dan memasukkan mayat itu ke dalam kereta?"
Segera dia meloncat ke belakang kereta membuka tirainya,
setelah dilihat dengan teliti wajahnya langsung berubah!
Ternyata di dalam kereta tidak ada mayat!
Polisi itu tertawa dingin dan bertanya, "Apa yang akan kau
katakan kepada kami?"
Laki-laki itu masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia
berteriak, "Aku benar-benar melihatnya membunuh, dia pasti
menyembunyikannya di suatu tempat! Pak polisi, suruh dia buka
peti itu?" Xin Suan dengan cepat lari ke belakang kereta, dengan cepat dia
memegang nadi di pergelangan tangan orang itu dan tertawa
dingin, "Bagaimana kalau kita bertaruh?"
"Apa?" tanya laki-laki setengah baya itu dengan bengong.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku akan membuka peti ini, kalau memang ada mayat di
dalamnya, aku akan memberikan kepalaku kepadamu, tapi kalau
tidak ada mayat, kepalamu harus kau berikan kepadaku!"
Sambil berkata seperti itu tangan Xin Suan memencet nadi
tangan laki-laki itu. Karena sakit laki-laki itu berteriak dan berkata, "Pak polisi, lihat
dia akan membunuhku!"
Polisi itu berkata, "Lepaskan dia, biarkan dia pergi!"
Xin Suan mendorongnya pergi dan membentak, "Cepat pergi!
Apakah kau tidak mendengar perintah polisi ini?"
Laki-laki setengah baya itu dengan cepat meninggalkan tempat
itu dan Xin Suan berkata pada polisi, "Maaf, tidak kusangka malah
terjadi hal seperti ini...."
Polisi itu menunjuk peti besi itu dan bertanya, "Apa isi peti itu?"
Xin Suan me lihat sekeliling baru menjawab, "Bagaimana kalau
kita ke sana untuk mengobrol lebih lanjut?"
Xin Suan menarik polisi itu menjauh dari keretanya dengan wajah
serius dan suara kecil dia berkata, "Apakah Anda akan memeriksa
peti itu?" "Benar," jawab polisi itu.
"Kalau Anda menginginkan kematian, aku akan membuka peti itu
untuk Anda," kata Xin Suan
"Apa maksud perkataanmu?" tanya polisi itu.
"Peti besi itu milik Wang Ye, beliau yang menyuruhku
mengantarkan besi itu ke suatu tempat."
"Wang Ye?" "Wang Ye yang tinggal di X i Hu Nan Ping Shan!"
"Ada hubungan apa antara kau dan Wang Ye?"
http://dewi-kz.info/
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku adalah orang yang disewa Wang Ye untuk mengantarkan
Biao ini!" Polisi itu melihatnya dan berkata, "Jangan-jangan kau sedang
mencoba untuk menakut-nakutiku?" tanya polisi itu.
"Kalau Anda tidak percaya, aku akan memberikan peti ini kepada
Anda tapi kalau sampai hilang, Anda yang harus bertanggung
jawab!" Setelah berkata seperti itu Xin Suan membalikkan badan dan siap
berlalu dari sana. Polisi itu merasa takut, segera dia menghalangi Xin Suan dan
berkata, "Kakak, jangan berbuat seperti itu kepadaku, mari kita
bicarakan masalah ini pelan-pelan."
"Kalau Anda percaya kepadaku, tolong usir orang-orang itu,
suruh mereka jangan menggangguku lagi," pinta Xin Suan.
Polisi itu mengangguk setuju dan berkata, "Baik, baiklah! Aku
akan mengusir mereka."
"Kecuali hal itu, aku minta Anda bertiga malam ini membantuku
menjaga kereta ini, dan jangan biarkan seorangpun mendekati
kereta ini," pinta Xin Suan lagi.
Tentu saja polisi itu langsung menyetujui permintaan Xin Suan,
dan polisi itupun mengusir orang-orang yang mendekati keretanya,
dan dia memberitahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua
temannya, dan mereka bertiga segera berpencar, dari tempat
masing-masing mereka menjaga kereta itu.
Dengan tenang Xin Siian kembali ke keretanya, dia duduk di
bangku kusir dan langsung tidur.
0-0-dwkz-0-0 http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hari kedua siang. Kereta dijaga dengan ketat oleh tiga orang
polisi. Setelah keluar dari kota Wu Kang kereta itu terus berjalan ke
arah barat laut. Tempat kedua yang akan dituju adalah Wu Xing.
Perjalanan yang harus ditempuh kurang lebih 45 kilometer,
membutuhkan perjalanan selama satu hari.
Kalau di tengah perjalanan nanti tidak terjadi sesuatu, Xin Suan
bisa menginap di kota Wu Xing.
Tapi bahaya yang ditemui Xin Suan semakin bertambah, baru
saja kereta keluar dari kota Wu Kang, setelah menempuh perjalanan
sejauh 7-8 kilometer, telah terjadi sesuatu pada Xin Suan.
Seorang penunggang kuda tiba-tiba muncul dari dalam hutan dan
menghalangi laju kereta Xin Suan.
Penunggang kuda itu berusia sekitar 40 tahunan, dia sangat
tampan, berbaju putih dan berkuda putih, gerakannyapun sangat
luwes. Melihat keadaan ini Xin Suan langsung menghentikan keretanya.
Begitu kereta berhenti, Xin Suan bertanya, "Apakah aku harus
membayar uang lewat?"
Si baju putih tersenyum malah bermaksud sebaliknya!
"Memberiku uang?" tanya Xin Suan aneh.
"Benar!" si baju putih mengangguk.
"Baiklah, aku memang sedang berniat akan menyumbang untuk
daerah yang terkena musibah, Tuan pasti sudah pernah mendengar
bahwa sekarang sedang musim kemarau panjang, kemarau telah
menyebabkan tanah kering dan pecah-pecah, karena itu banyak
orang kelaparan?" Si baju putih tidak menunggu sampai X in Suan selesa i bicara, dia
sudah menyela, "Aku akan menyumbang sebanyak 30 tail perak!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku mewakili orang-orang yang terkena musibah itu
mengucapkan terima kasih kepada Anda... Mana uangnya?" tanya
Xin Suan. "Asalkan kau mau membawa kereta ini dan mengikutiku sampai
di ujung sana, menurunkan barangnya, kau akan mendapatkan
30.000 tail perak," kata si baju putih sambil tersenyum.
"Kalau uang 30.000 tail saja tidak cukup."
"Aku akan menambahkan 30.000 tail perak lagi."
Xin Suan menggelengkan kepala.
"Bagaimana kalau 70.000 tail?"
Xin Suan tetap menggelengkan kepala.
Si baju putih tertawa dingin, "Berapa jumlah yang dibenkan
Wang Ye?" "100 ribu tail perak."
"Kalau begitu aku akan menambahkan 20.000 tail perak!"
"Bila ditambah 10 kali lipat mungkin aku akan goyah."
"Maksudmu aku harus memberimu 1.200.000 tail?"
"Benar, kalau aku mempunyai uang sebanyak itu, aku tidak
peduli apakah dia Wang Ye atau bukan."
Si baju putih tampak mengerutkan dahinya lalu berkata, "Xin
Suan, ambisimu terlalu besar, itu tidak baik!"
"Tempat yang terkena bencana begitu luas, orang yang
mengalami musibahpun sangat banyak, uang sebanyak 1.200.000
tail seperti secangkir air yang disiram ke tanah," jawab Xin Suan.
"Sudahlah, kita tidak perlu membicarakan tentang orang yang
terkena musibah. Ini untuk yang terakhir, aku akan memberikan
200 ribu tail kepadamu, bagaimana?"
Xin Suan menggelengkan kepalanya lagi.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak tahu diri, kau harus tahu, kami hanya ingin mendapatkan
benda yang ada di dalam peti itu, aku rasa kau tidak akan sampai di
Jin Ling!" "Kalau Anda sudah selesai bicara, minggirlah, aku mau lewat."
"Apakah kau tidak menimbang lebih lanjut?"
"Tidak perlu." "Baiklah, kita akan bertemu lagi di depan!" Segera si baju putih
memutar kudanya dan berlalu dari sana.
Xin Suan membawa keretanya berjalan lagi.
Pada saat Wang Ye mengatakan honornya adalah 100 ribu tail,
dia sadar bahwa barang yang akan dibawanya adalah barang yang
sulit dibawa. Sejak kemarin hingga saat ini, orang yang ingin
merebut barang itu selalu muncul, Xin Suan sudah tidak merasa
aneh, yang pasti dia tidak akan merasa takut, karena dia sudah ada
persiapan sebelumnya. Tapi entah mengapa sekarang hatinya terasa berat, karena dia
tahu bahwa si baju putih tadi adalah sejenis orang yang sulit
dihadapi. Kereta baru saja berjalan setengah kilometer"
Dari s isi jalan muncul lagi seseorang.
Ternyata orang itu adalah si pengemis tua!
Begitu dekat dengan kereta diapun naik dan dengan tegang dia
bertanya, "Bagaimana perasaanmu?"
"Baik!" "Apakah kau tidak merasa tubuhmu tidak nyaman?"
"Tidak." "Aneh!" "Ada apa sebenarnya?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau tidak mengenal orang berbaju putih tadi?"
"Tidak!" "Dia adalah Qian Shou Du Shu Sheng; Jin Ju! (Pelajar beracun
bertangan seribu)" "Ternyata dia...."
"Apakah kau pernah mendengar namanya?"
"Benar, kalau tidak salah dia adalah ahli senjata rahasia."
"Dia juga pandai menggunakan racun."
"Menurut kabar senjata rahasianya yang paling lihai adalah Wu
Xing Duo M ing Zhen (Jarum tanpa wujud perengut nyawa). Senjata
jarumnya lebih kecil dari bulu sapi, pada saat ditembakkan, mata
kita tidak dapat melihat wujud jarum itu...."
"Benar..." jawab si pengemis tua itu.
"Apakah jarum itu beracun?"
"Pasti ada racunnya."
"Bagaimana dengan orang yang sudah terkena racun Wu Xing Du
Zhen (Jarum tanpa wujud) "Kalau racun itu tidak segera diobati, satu jam kemudian seluruh
tubuh orang itu akan kejang-kejang kemudian meninggal."
"Apakah kau bisa menawarkan racun itu?"
Pengemis tua itu tertawa dan menjawab, "Aku sudah tahu
sepanjang perjalananmu pasti akan menemui bahaya dan mungkin
akan menemukan hal aneh, karena itu aku sudah menyiapkan
segala sesuatunya termasuk Jie Du Dan (Obat penawar racun) yang
bisa menawarkan segala jenis macam racun."
"Tolong berikan sedikit kepadaku."
Pengemis itu terpaku, "Untuk apa?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekarang aku merasa tidak enak badan, ingin muntah, pusing,
dan berkunang-kunang."
Begitu si pengemis melihat wajahnya terlihat wajah Xin Suan
sangat pucat, segera dia mengeluarkan sebuah botol kecil dan
mengeluarkan sebutir obat berwarna hijau kepada Xin Suan dan
berkata, "Cepat minum obat ini!"
Setelah minum obat penawar itu Xin Suan berkata, "Dia memang
pantas disebut Qian Shou Du Shu Sheng, sampai sekarang aku tidak
tahu sejak kapan aku terkena Wu Xing Duo Ming Zhen miliknya!"
Segera pengemis itu memeriksa seluruh tubuhnya dan berkata,
"Jarum beracun itu harus segera dikeluarkan dari tubuhmu, kalau
tidak nyawamu tidak akan tertolong...."
"Sewaktu dia pergi, aku melihat dia melambaikan tangan,
mungkin saat itulah dia melepaskan jarum itu ke arahku."
"Nanti kalau kau bertemu dengannya lagi, kau harus lebih
memperhatikan gerak-geriknya... Nah, ternyata ada di sini!"
Dia mengeluarkan jarum itu dari tangan Xin Suan, jarum itu
sangat kecil dan lebih lembut dari sehelai rambut hitam, dia
memperlihatkan jarum itu kepada Xin Suan.
Setelah Xin Suan me lihatnya dia mengangguk lalu memuji, "Dia
bisa mengatur tenaga untuk menembak jarum sekecil ini, orang itu
bukan orang sembar angan."
"Ilmu silatnya lebih tinggi dari ketujuh pembunuh itu, dan lebih
rumit beberapa kali lipat dari mereka, kau harus berhati-hati bila
berhadapan dengannya."
Xin Suan mengangguk, "Kepalaku masih terasa pusing, rasa
mualnya juga belum hilang, apakah obat penawarnya manjur?"
"Sepertinya tidak akan menjadi masalah, sebentar lagi kau tentu
akan muntah, setelah muntah kau akan?"
Kata-kata pengemis itu belum selesai, Xin Suan sudah muntah,
cia terus muntah-muntah. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pengemis itu mengambil alih tali kekang kudanya dan berkata,
"Lebih baik kau beristirahat dulu di dalam kereta, biar aku yang
mengendarai kereta ini."
Tapi X in Suan tidak mengijinkannya, dia berkata, "Lebih baik kau
turun di sini saja, atau kau lebih baik secara diam-diam
membantuku." "Aku tidak bisa meninggalkanmu."
"Mengapa?" "Hari ini aku muncul di depan umum identitasku sudah terbuka,
lawan sudah tahu kalau kita sejalan, kalau aku berpisah denganmu
sekarang, aku pasti akan terbunuh."
"Oh...." "Aku tidak seperti dirimu mempunyai ilmu silat tinggi dan bisa
mengalahkan setiap musuh yang menyerang."
"Kalau begitu kau tinggal saja di dalam kereta,"
Pengemis itu melemparkan tasnya ke dalam kereta dan bertanya,
"Apakah kau sudah merasa agak baikan?"
'Ya, keadaanku sudah lebih baik dibandingkan tadi."
"Qian Shou Du Shu Sheng sangat mahir menggunakan senjara
rahasia dan juga sangat kejam, dia mengatakan akan bertemu
denganmu di depan sana, itu tentu bukan sekedar bergurau."
"Aku tahu itu."
"Apakah kau sanggup mengalahkannya?"
"Untuk masalah bertarung, kau tidak perlu merasa khawatir, tapi
untuk masalah lain aku tidak berani menjaminnya."
"Kemarin ada tiga orang pak tua, tukang mie, lalu ada Qian Shou
Du Shu Sheng. Mereka semua sejalan, tapi siapakah dalang di
belakang mereka?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xin Suan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak
tahu, Wang Ye tidak mengatakannya...."
Dia seperti teringat sesuatu dan tersenyum, "Tangan terampil
dan pengemis aneh, ternyata kau adalah si tangan terampil dan
pengemis aneh itu!" "Ada apa?" pengemis itu sedikit terpana.
"Aku teringat pada kejadian semalam di kuil itu, kau bisa mencuri
mayat yang kusimpan di dalam kereta, dan aku tidak merasakan
kalau kau yang memindahkannya, kau benar-benar hebat!"
Pengemis itut tertawa, "Kecuali ilmu mencuri ayam, aku tidak
mempunyai keahlian lainnya."
"Dengan mempunyai keahlian seperti itu, sudah cukup."
"Apa maksudmu?"
"Tidak, aku hanya berharap jangan sampai kau pun mempunyai
niat untuk mendapatkan peti besi itu!"
"Apakah kau tidak percaya kepadaku?"
"Kita adalah teman, susah ataupun senang kita hadapi bersama,
apakah hanya karena ada persoalan berbagi uang maka baru bisa
menjadi teman?" Pengemis tua itu berpikir sebentar lalu menggelengkan
kepalanya, "Kita tidak bisa bersahabat, kalau ada uang baru bisa
berbagi!" "Oh ya?" Xin Suan tertawa.
"Aku hanya seorang pengemis, tidak mungkin mempunyai uang
banyak juga tidak menginginkan banyak uang, kalau aku ingin kaya,
aku tidak akan menjadi pengemis."
"Kalau begitu, kau tidak tertarik pada peti besi itu?"
"Kalau aku tertarik,
melepaskannya." sekarang juga http://dewi-kz.info/ aku tidak akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa?"
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Karena aku tidak cukup memenuhi syarat."
"Apa maksudmu?"
"Dilihat dari segi manapun Qian Shou Du Shu Sheng lebih kuat
dari aku si pengemis ini, karena itu aku tidak akan berkhayal yang
muluk-muluk." "Apakah kau tidak ingin mengetahui apa isi peti besi itu?"
"Bukankah saat kau akan berangkat kau sudah menjelaskannya
kepadaku, kecuali kau sendiri yang membuka peti untuk melihatnya,
aku tidak ingin tahu isi peti itu."
"Apakah kau hanya menginginkan uang 100 ribu tail perak saja?"
"Benar, kalau aku sudah mendapatkan uang 100 ribu tail perak,
aku bisa memberikan uang itu untuk menolong orang yang terkena
musibah. Kita mempunyai tujuan yang sama, tidak ingin melihat
orang-orang yang berada di kampung halaman mati kelaparan."
Xin Suan berkata, "Aku mempunyai ide, kalau aku berhasil
mendapatkan uang sebesar 100 ribu tail, kita sumbangkan 50 ribu
untuk para korban bencana alam, sedangkan 50 ribu sisanya kita
bagi dua, bagaimana?"
"Sudahlah Dik, walaupun ilmu silatku tidak sekuat dirimu tapi
jembatan yang telah kulewati lebih banyak dibandingkan dirimu,
jangan mencari tahu tentang diriku."
Xin Suan tertawa terbahak-bahak.
Satu jam telah berlalu, kereta sudah berada di Gunung Mo Gan,
pengemis tua melihat ke sekeliling tempat itu dan berkata,
"Sepertinya Qian Shou Du Shu Sheng akan muncul disini."
"Mengapa kau bisa tahu?"
"Karena daerah ini jarang dilewati orang, kalau keadaan tidak
menguntungkan baginya, dia bisa melarikan diri masuk ke dalam
hutan." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi aku kira sekarang ini dia tidak akan berani mengajakku
bertarung." "Benar, mungkin"Hai, apa itu?"
Xin Suan mengikuti pandangan pengemis itu.
Ternyata yang ditunjuk oleh pengemis itu adalah sebuah orangorangan sawah!
Tapi orang-orangan itu tidak dipasang di tengah sawah,
melainkan dipasang di tengah jalan yang tidak terlalu jauh jaraknya
dari mereka! Xin Suan segera mengurangi kecepatan keretanya dan berkata,
"Bukankah itu adalah orang-orangan sawah?"
"Benar, apa maksudnya diletakkan di tengah jalan seperti ini?"
Xin Suan tertawa dingin, "Qian Shou Du Shu Sheng benar-benar
bertingkah macam-macam, aku akan ke sana untuk melihat."
Dia memberikan tali kekang kudanya kepada pengemis aneh itu,
lalu dia turun dari kereta berjalan ke arah orang-orangan itu.
Tapi tangan si pengemis itu sudah menarik lengan Xin Suan dan
menggelengkan kepalanya sambil berkata, "T idak, pada saat seperti
sekarang ini lebih baik kau jangan sampai meninggalkan kereta."
"Apakah kau mengira dia sengaja memancingku turun dari
kereta?" "Mungkin saja!"
"Apakah kau takut dia akan merampok peti itu?"
"Bukan, aku takut kau akan terkena tipuannya."
"Tapi kita tetap harus memindahkan orang-orangan itu supaya
kereta kita bisa lewat."
"Kita akan berjalan kesana bersama-sama."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xin Suan tetap membawa keretanya ke sana, kira-kira tinggal 10
meter lagi dari orang-orangan itu, dia baru menghentikan
keretanya. Orang-orangan itu memakai sebuah topi usang.
Bajunya berwarna hitam dan sudah kumal, terlihat sobekan ada
di mana-mana. Tubuh bagian bawahnya terbuat sebuah kayu dan
menancap di tanah. Dari luar tidak terlihat ada sesuatu yang aneh.
Mereka saling memandang, lalu dengan nada aneh Xin Suan
bertanya, "Apakah ada sesuatu yang berbeda pada orang-orangan
sawah ini?" Pengemis aneh itu mengelilingi orang-orangan itu kemudian dia
mengerti dan melambaikan tangannya ke arah Xin Suan.
"Bagaimana?" tanya Xin Suan.
Pengemis itu berbisik kepada Xin Suan.
Xin Suan terlihat mengangguk dan berkata, "Baiklah, biar aku
yang mengerj akanny a."
Dia kembali ke kereta dan mengambil pedangnya, dia mencabut
pedang itu dari sarungnya, kemudian dia menusukkan pedang itu ke
arah orang-orangan sawah.
Dia membelah orang-orangan itu dari atas, setelah itu dia
melayang balik, sisa bagian bawah dari orang-orangan itu keluar
berbagai senjata rahasia.
Senjata-senjata rahasia itu berupa panah pendek, paku, dan
jarum berwarna hitam. Senjata itu keluar seperti hujan dan
meluncur ke sekeliling tempat itu.
Xin Suan dan pengemis itu seperti tidak mempunyai persiapan,
mereka secara bersama-sama berteriak kemudian ambruk ke tanah.
Pengemis tua itu roboh dan dia merintih, tubuhnya terlihat
kejang-kejang dia terus berkata, "Mataku...mataku...."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Matanya tidak bisa dibuka, sepertinya matanya telah terkena
jarum hitam yang beracun itu.
Tubuh Xin Suan pun terlihat kejang-kejang, dia masih berusaha
untuk berdiri tapi ambruk lagi ke bawah, aWiirnya dia tidak bergerak
lagi. "Ha! Ha! Ha!" sebuah tawa terdengar dari balik gunung, terlihat
sesosok bayangan terbang dari hutan tidak lama kemudian dia
sudah berdiri di jalan itu.
Orang itu tidak lain adalah Qian Shou Du Shu Sheng.
Tawanya terdengar sadis, dia melihat Xin Suan dan pengemis tua
yang sudah terkapar di bawah, dia berkata, "Kalian berdua tidak
usah pura-pura mati, orang yang terkena senjataku dalam waktu
satu jam tidak akan mati begitu saja."
Memang benar Xin Suan masih hidup dia berusaha mengangkat
kepalanya melihat lawan yang akan dihadapinya dan dia marah,
"Kau...kurang ajar!"
Qian Shou Du Shu Sheng tertawa dan berkata, "Kalau kau
marah-marah lagi, aku akan memotong lidahmu!"
Xin Suan masih marah, "Bedebah! T ernyata kau lebih busuk dari
seekor anjing buduk!"
Qian Shou Du Shu Sheng mulai marah, segera dia mengambil
pedang dan menusuknya ke mulut Xin Suan.
Xin Suan masih memegang pedangnya, dia mengangkat pedang
dan berputar. Qian Shou Du Shu Sheng tergetar mundur 3-4
langkah ke belakang. Qian Shou Du Shu Sheng kaget dan berteriak, "Bocah, kau masih
mempunyai tenaga untuk bertarung?"
Xin Suan langsung meloncat bangun dia tertawa, "Aku bukan
hanya mempunyai tenaga untuk bertarung tapi juga mempunyai
tenaga untuk membunuh!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Qian Shou Du Shu Sheng benar-benar kaget, wajahnya tampak
berubah. Pengemis itu juga meloncat bangun, mereka sama sekali tidak
terluka oleh senjata rahasia itu!
Ternyata semua hanya akal-akalan mereka untuk memancing
Qian Shou Du Shu Sheng keluar dari tempat persembunyiaimya.
Setelah sadar bahwa dia tertipu, Qian Shou Du Shu Sheng segera
mencoba melarikan diri dari sana. Tapi Xin Suan dan pengemis tua
itu segera mengepungnya, Xin Suan tertawa dan berkata, "Aku
dengar ilmu pedangmu lumayan tinggi, bagaimana kalau kita
bermain beberapa jurus?"
Qian Shou Du Shu Sheng melihat pada pengemis tua yang
berada di belakang Xin Suan dan bertanya, "Bertarung dengan
dirimu saja, atau dengan kalian berdua?"
"Tentu saja denganku saja," jawab Xin Suan.
Qian Shou Du Shu Sheng sepertinya tidak mengenal Xin Suan,
setelah mendengar bahwa mereka akan bertarung satu lawan satu
akhirnya dia mengangguk setuju dan berkata, "Baiklah, kalau aku
menang bagaimana?" "Peti besi ini akan kuberikan kepadamu," kata Xin Suan.
"Baik, mari kita mulai bertarung!" kata Qian Shou Du Shu Sheng.
Segera Xin Suan melancarkan serangannya, jurusnya terlihat
sangat biasa dan gerakannya sangat lambat, bahkan seperti tidak
bertenaga. Begitu me lihat pedang Xin Suan sudah berada di depannya, dia
segera membentak dan dengan cepat pedangnya menghadang
gerakan pedang Xin Suan. Kemudian dia membalas dengan cepat.
Sinar pedang tampak berkilau seperti jaring, mereka sudah
bertarung sebanyak 10 jurus lebih, kemudian Qian Shou Du Shu
Sheng mencoba melarikan diri dari sana, tapi Xin Suan terus
mengejarnya dari belakang.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak pundak Xin Suan terluka dan ada noda darah di sana.
Qian Shou Du Shu Sheng tidak terluka sama sekali, wajahnya
tersenyum, dengan sorot mata penuh kemenangan dia melihat Xin
Suan. Tapi keadaan seperti itu hanya bertahan sebentar.
Wajahnya tiba-tiba berubah, tawa kemenangannya sudah tidak
tampak lagi, sebagai gantinya adalah wajah kejang dan kesakitan.
"Roboh!" kata Xin Suan.
Ternyata Qian Shou Du Shu Sheng menuruti perkataannya,
kedua lututnya menekuk, dia berlutut dan roboh.
Kemudian dari perutnya mengalir darah seperti mata air!
Ternyata lukanya lebih parah dari X in Suan malah luka ini sangat
vital. Setelah roboh Qian Shou Du Shu Sheng mencoba menarik
nafas panjang, tampaknya dia sudah tidak bernyawa lagi.
"Ilmu pedang orang ini lumayan bagus...." kata pengemis tua itu.
Senyuman Dewa Pedang 1 Kisah Si Bangau Merah Karya Kho Ping Hoo Misteri Kapal Layar Pancawarna 14
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama