Manusia Harimau Karya S B. Chandra Bagian 3
Ya Tuhan, katanya di dalam hati, bilakah ia bebas dari keadaan ini" Tetapi dalam
pada itu ia berpikir, kalau dia telah bebas dari bisa menjadi harimau, apakah
ayahnya masih akan mendampingi" Dan apakah dia masih sanggup melawan musuhmusuhnya" Di tengah jalan ia berpapasan dengan seorang wanita setengah baya.
~Dewi-KZ~. Nampaknya sedang tergesa-gesa dan panik. Melihat Erwin, ia beranikan diri
menegur. "Anak muda, maafkan aku orang yang tak tahu diri." Erwin yang tidak
sampai hati berlalu saja, menyahut: "Tak ada yang harus dimaafkan. Makcik tak
punya salah apa pun. Dapatkah aku menolong" Tetapi harus segera.
Aku pun dalang mengejar waktu pula." Erwin meminta kepada Tuhan, kepada ayahnya,
kepada neneknya agar perubahan dirinya ditunda sampai ia . selesai mendengar
keluhan wanita itu. Dan dia merasakan, bahwa keringatnya mereda. Tanda bahwa
perubahan wajah itu tidak akan terlalu segera datang.
Dewi KZ 118 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku merasa diriku hina, karena aku perempuan yang tidak baik. Tak senonoh.
Sudah setua ini masih saja tidak tahu diri,"
kata wanita itu. "Aku belum mengerti. Bicaralah lebih jelas."
"Aku perempuan nakal. Tahukah kau anak muda?" Erwin diam. Biasanya yang
dikatakan perempuan nakal adalah wanita yang suka menjajakan dirinya. Tak ada
potongan pada perempuan yang seorang ini.
"Ya betul. Aku cari makan dengan menjual diri. Kau menyangka aku tidak ada
potongan, bukan! Tetapi itulah pekerjaanku, anak muda. Menjijikkan ya?"
Erwin diam saja. Pekerjaan itu memang tidak baik, tetapi ada banyak orang
melakukan pekerjaan tidak baik karena paksaan keadaan. Bukan karena bakat, bukan
karena hobby. "Apa yang dapat kulakukan untuk makcik?" tanya Erwin.
"Aku menawarkan diri padamu. Karena sudah beberapa hari aku tidak mendapat
uang." Erwin diam lagi. Apakah dia punya gaya yang mau membeli wanita jalang" Dia belum
pernah melakukan itu seumur hidupnya. Perempuan ini pun tentu dapat melihat
bahwa dia orang baik-baik. Tetapi toh dia berani menawarkan dirinya.
Dia bukan jadi benci, tetapi kasihan. Kalau perut sudah lapar, rupanya orang
bisa hilang malu dan hilang rasa sopan.
"Kau jijik anak muda?"
"Tidak. Aku sedih. Ini aku ada sedikit uang. Terimalah."
Erwin mengeluarkan uang. Beberapa ribu perak, ditambah sedikit uang receh.
Perempuan itu menolak dengan mengatakan, bahwa ia tidak minta dikasihani. Dia
tidak mau menerima sesuatu tanpa memberi imbalan.
Dewi KZ 119 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi aku memberinya dengan ikhlas makcik. Aku merasa makcik menghina diriku
kalau tak sudi menerima. Anggaplah aku sebagai sanak."
"Apa" Kau salah omong ataukah aku salah dengar?"
"Tidak. Aku tak keliru ngomong dan makcik pun tidak salah dengar."
"Kau setampan ini mau jadi sanak seorang pelacur tua semacam aku?"
"Mengapa tidak. Yang tidak pelacur pun belum tentu baik!"
"Aneh kau ini anak muda. Aku tak tahu berapa banyak manusia di muka bumi ini
yang punya hati seperti kau. Aku mau menerima pemberianmu tetapi ikutlah
denganku sebentar." "Ke mana" Aku mengejar waktu."
"Kau tidak akan terlambat. Percayalah. Itu gubukku," kata perempuan itu menunjuk
ke suatu pondok di antara sederetan rumah liar di pinggir got yang agak lebar.
Kaki Erwin bergerak mengikuti langkah perempuan itu. Dan dia turut masuk ke
dalam rumah yang tidak pantas dikatakan rumah.
Hawa di dalam pengap dan agak busuk.
"Baunya busuk ya?" kata perempuan itu.
"Tidak," jawab Erwin berdusta. Sesungguhnya bau di situ memang lumayan busuk.
"Duduklah," kata perempuan itu menyodorkan sebuah bangku kecil yang sudah reot
dimakan umur. Entah di mana di dapatnya bangku buruk itu. Erwin duduk.
"Nama makcik Saodah," katanya tanpa ditanya.
"Maaf. Aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Erwin."
Dewi KZ 120 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau baik dan sopan!" kata Saodah. Erwin tersenyum.
Senang mendengar pujian itu. Ini pujian dari hati.
"Aku mau memberi kau sesuatu. Mau?"
"Tak usah. Aku sudah akan senang kalau makcik mau menerima pemberianku yang
tidak seberapa ini," kata Erwin mengulurkan uang yang tadi belum diterima oleh
Saodah. "Baik, kuterima. Tetapi kau juga harus menerima pemberianku. Hanya barang tak
berarti, tetapi mungkin ada gunanya bagimu."
"Apa?" tanya Erwin. Kini ingin tahu.
"Ini dua potong kunyit. Berikan sebuah kepada isterimu Indah!"
Erwin jadi kaget dan heran. Bagaimana pula perempuan ini
"tahu nama isterinya.
"Mengapa makcik tahu nama isteriku?"
"Itu tak penting. Aku mengetahuinya. Kau suka menolong sesama manusia bukan?"
"Hanya kalau mungkin. Tidak selalu."
"Kau berjalan nanti. Ikutilah saja kakimu. Nanti kau tiba di sebuah rumah. Di
sana ada seorang gadis sedang sakit. Dia membutuhkan bantuanmu!"
"Mustahil. Aku tidak bisa mengobati orang."
"Ikuti saja apa yang kupinta padamu ini. Tiba di rumah itu nanti kau memberi
salam. Katakan kau mau mengobati anak yang sakit itu."
"Aku tak bisa, bukan tak mau," jawab Erwin.
'Ini," kata Saodah memberi sekapur sirih yang diper-siapkannya selagi ngomongngomong tadi. "Kau kunya sirih Dewi KZ
121 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini nanti. Basahi ujung jari tengahmu dengan airnya. Kau buat tanda silang pada
muka gadis itu. Begitu juga pada kedua telapak tangan dan kakinya. Sambil
membuat tanda silang itu kau sebut namanya tujuh kali. Namanya Euis. Jangan
kedengaran. Nah terimalah semua ini. Lakukan seperti yang kupinta."
Selagi Erwin terheran-heran dan masih mau bertanya, wanita itu hilang dari
hadapannya. Dia sadar kini, bahwa dia bukan berhadapan dengan seorang pelacur,
melainkan dengan seorang perempuan sakti yang menamakan dirinya Saodah. Dia
keluar dan mengikuti ke mana di.bawa kakinya.
Ketika kakinya membawanya masuk ke sebuah pekarangan, dia pun tak bisa mencegah.
Dia tidak tahu berapa lama dia berjalan, tetapi dia sudah sampai di rumah Itam.
Daerah itu tak dikenalnya. Pun rumah siapa itu tidak diketahuinya. Tetapi dia
memberi salam, sebagaimana dipesan Saodah.
Erwin mendengar orang ngomong-ngomong. Salamnya dijawab dan dia disuruh masuk,
walau tak ada seorang pun di antara mereka mengenal dia.
"Saudara siapa dan apa hajat?" tanya paman Euis.
"Saya Erwin mau mengobati gadis yang sedang sakit,"
jawab Erwin. Orang itu terkejut heran lalu memanggil abang-nya, Itam yang sedang
di kamar anaknya. Itam keluar. Dia pun heran dan malu. Tak pelak lagi, anak muda
ini punya ilmu yang tidak kepalang tanggung. Karena dia sendiri pun orang
berilmu, maka dia tak tanya mengapa Erwin tahu bahwa anaknya sakit. Yang dia
ingin tahu hanyalah mengapa Erwin mau mengobati anaknya.
"Bukankah itu kewajiban manusia terhadap sesamanya?"
kata Erwin. Dewi KZ 122 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itam. tambah malu, padahal Erwin sama sekali tidak tahu bahwa dialah yang
mengirim ular tedung kemarin malam.
Dia juga yang hendak membunuhnya di rumah makan melalui racun.
Di dalam hati dia ragu juga akan maksud anak muda ini.
Kalau dia tahu bahwa Itam yang hendak membunuhnya, bukan mustahil dia datang
untuk membalas dendam. Bukan hendak menyembuhkan, tetapi hendak membinasakan
Euis. Tetapi dia bantah keraguannya. Kalau Dja Lubuk tadi mau, bukankah dia bisa
mematikan Euis. Pikirannya jadi kacau dan dia jadi ketakutan lagi ketika Euis
menjerit-jerit histeris. Erwin mengunyah sirih yang diberi Saodah. Dia sudah
duduk di samping tempat tidur Euis atas izin paman gadis itu, sementara Itam
sudah diam saja berserah kepada nasib. Seterusnya Erwin mengikuti petunjuk
Saodah. Menyebut nama Euis tujuh kali di dalam hati lalu membuat tanda silang di
dahi, di kedua telapak tangan dan kedua telapak kakinya. Lima buah tanda silang
berwarna merah. Di luar terdengar suara auman harimau. Suara Dja Lubuk yang
senang melihat kebaikan hati dan kemampuan anaknya, walaupun dia tahu dari siapa
Erwin mempelajari ilmu perdukunan itu.
Mata Euis yang melotot dalam tempo beberapa menit saja telah biasa kembali dan
gadis itu memanggil ayahnya, minta minum. Dia memandang kepada Erwin, tersenyum.
Manis, o manis sekali. Hati Itam dan segenap keluarga yang hadir menjadi lega.
Mereka merasa kagum dan mengucapkan terima kasih sambil hendak memberi uang
kepada Erwin. Anak muda itu menolak. Dia tidak hidup dari perdukunan, katanya.
Dia menolong karena panggilan semata-mata. Euis yang berkata:
"Kak, besok kakak kembali lagi ya. Tanpa kakak mungkin Euis tidak akan bisa
sembuh." "Jangan berkata begitu. Aku hanya berusaha. Yang menyembuhkan Tuhan." Erwin
pergi, diantar Itam sampai ke Dewi KZ
123 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pintu pagar. Sebagaimana tadi, tanpa dirasanya entah berapa jauh dia berjalan,
dia telah tiba kembali di rumahnya.
Ki Ampuh yang tadi menghilang dari ruangan ketika melihat Erwin masuk, kini
telah hadir kembali. Dia pun kagum, tetapi melanjutkan bujukannya kepada Itam
untuk mengirim Ki Dodol menyudahi nyawa anak muda itu. Hati Itam berperang.
Dia merasa berhutang nyawa anaknya pada Erwin. Tetapi Menjadi pantangan Ki Dodol
untuk tidak meneruskan tugas yang dibebankan pada dirinya. Kalau dia tidak jadi
disuruh membunuh Erwin, maka dia akan berbahk membunuh Itam sendiri atau salah
seorang keluarga Itam. Mungkin Euis anaknya tersayang.
KI AMPUH menerangkan kepada Itam, bahwa di dalam dunia ilmu gaib orang tidak
boleh terpengaruh oleh kebaikan seseorang. Mungkin kebaikan Erwin hanya
dimaksudkan untuk melemahkan hati Itam supaya jangan sampai hati meneruskan
maksudnya menyingkirkan dia. Kata Ki Ampuh, kedatangannya menyembuhkan Euis
semata-mata karena rasa takut dan ingin berbaikan. Kalau dia punya ilmu yang
betul-betul tangguh, dia tak akan sudi berbuat kebaikan terhadap Itam.
Itam yang sebenarnya tidak setuju dengan bujukan Ki Ampuh berbuat seolah-olah
apa yang dikatakan orang tua itu benar. Padahal dia berbuat demikian hanya
karena baginya tiada pilihan yang lebih baik daripada mengikuti anjuran Ki
Ampuh. Itam bukan tidak mau membalas budi Erwin. Tetapi lebih daripada itu
tentulah ia hendak menyelamatkan nyawanya, anaknya atau salah seorang
keluarganya yang terdekat.
"Memang benar katamu," kata Itam. "Kita akan meneruskan maksud kita. Tetapi
kalau kita berhasil apakah Adham mau membayar lipat ganda" Pekerjaan ini berat,
karena kita bukan menghadapi orang sembarangan. Sudah kau lihat, bahwa anak muda
itu yang menyembuhkan anakku. Terus terang aku akui, Dewi KZ
124 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa aku sendiri tak akan sanggup menyembuhkan Euis. Ada penyakit kiriman yang
hanya dapat disem buhkan oleh orang tertentu. Lain orang, bagaimanapun hebat
ilmu di dalam dadanya tidak akan sanggup. Tapi, aku akan membunuh dia.
Dengan janji bayaran harus tiga kali lipat."
"Adham pasti akan membayar. Dia mau merebut Indah dari Erwin. Dia merasa hina
kalau dia tidak dapat merebut Indah, karena dia sudah selalu sesumbar kepada
kawan-kawannya bahwa bagaimanapun Indah pasti akan jadi miliknya.
Walaupun hanya untuk beberapa hari," kata Ki Ampuh menjamin.
Di saat kedua dukun itu berunding di dalam kamar tertutup, pintu diketuk orang.
Euis mau bicara dengan ayahnya.
"Ayah, sudah banyak orang ayah tolong," kata Euis.
"Ya, memang begitu mestinya. Ilmu gunanya untuk menolong sesama manusia."
"Kini Euis minta tolong."
"Mengenai apa?"
"Ayah tidak akan marah?"
"Tidak, katakanlah."
"Orang tadi. Euis merasa berhutang budi dan nyawa kepadanya." "Lalu?"
"Kalau dia melamarku, jangan ayah tolak. Sudah cukup banyak yang ayah atau Euis
tidak setuju. Euis tak mau jadi perawan tua."
"Dia sudah punya isteri," kata ayahnya. Dia bingung.
Anaknya yang biasanya pemalu sekali ini terus terang mengatakan, bahwa dia
menghendaki Erwin. Bagaimana dia tak bingung. Anak kesayangannya inginkan pemuda
yang harus dibunuhnya. Dewi KZ 125 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mana ayah tahu?"
"Naluriku mengatakan, bahwa dia telah' berumah tangga."
"Dimadu pun Euis mau."
"Baiklah," kata Itam mempersingkat pembicaraan yang pasti akan menemui jalan
buntu. "Kalau dia melamar akan kuterima.
Pergilah tidur." "Bikinlah supaya dia meminta diriku. Bukankah ayah sanggup. Euis hanya
menghendaki dia. Tidak sudi laki-laki lain."
Euis kembali ke kamarnya dengan keyakinan bahwa dia akan mendapatkan Erwin.
Wajah orang muda itu jadi tak mau hilang dari ingatannya. Begitu ganteng, begitu
lembut dan begitu baik hati. Apalagi nyawanya telah diselamatkan oleh Erwin.
Keinginan Euis membuat Itam merasa kasihan pada gadisnya itu. Tetapi dia tidak
berani mempertaruhkan nyawa salah seorang keluarganya atau nyawanya sendiri.
Bagaimanapun Erwin harus dibinasakan. Tepat jam 11.00
malam Itam meneruskan tugasnya yang terhalang tadi.
Ki Dodol terbaring di atas bantal setengah badannya telah keluar dari sarungnya.
Tuannya mengasapinya lagi, membaca mantera mantera, kemudian meletakkannya
kembali di atas bantal. Tak jauh dari rumah itu terdengar lagi suara harimau
mengaum. Membuktikan kepada Itam bahwa Dja Lubuk berada di sekitar situ. Datang
rasa ngeri di dalam hati Itam.
Apakah Dja Lubuk akan membuat Euis melotot lagi dan kali ini tidak akan ada
Erwin yang menyembuhkan" Tetapi Ki Dodol juga sudah keluar dari sarungnya,
berputar-putar di kamar itu. Kemudian keris suruhan itu mengeluarkan suara
bagaikan orang mengerang karena demam. Itam tahu apa maknanya. Ki Dodol telah
siap. Dewi KZ 126 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pergilah engkau Ki Dodol yang tak terlawan oleh semua makhluk yang hidup.
Laksanakan tugasmu. Tiada baja yang lebih keras dari engkau. Tiada ilmu manusia
yang dapat menolak kehendakmu. Dan kehendakmu itu adalah membunuh Erwin. Kau
milikku, aku tuanmu. Hanya suruhku yang akan kau laksanakan. Tiada lain daripada
itu." terdengar suara bagaikan angin kencang bertiup di dalam kamar itu. Keris
itu naik ke atas, lalu keluar melalui lobang angin. Kini Itam dan Ki Ampuh
melihat kembali di dalam mangkok berisi air putih guna mengetahui gerak Ki
Dodol, la berjalan sepanjang pinggir jalan menuju rumah Erwin. Di sana-sini
http://kangzusi.com/ terdengar ayam berkokok atau menggelepar di dalam kandang.
Mereka mengetahui bahwa ada sesuatu yang gaib sedang berlalu. Setiba dekat rumah
Erwin ada anjing menyalak panjang. Disahuti oleh anjing lain. Binatang-binatang
ini melihat ada benda bergerak. Tidak biasanya mereka melihat senjata berjalan
tanpa manusia yang membawanya. Aneh memang, tetapi anjing dan ayam dapat melihat
iblis atau syaitan berlalu. Manusia tidak akan melihatnya. Ki ampuh melihat di dalam air dengan harap-harap cemas.
Kalau keris ini gagal, maka dia tidak akan tahu lagi apa yang harus
dilakukannya. Dia akan kehilangan nama. Tidak akan dikatakan lagi orang berilmu
yang paling ampuh di kawasan itu.
Keris itu telah sampai di pekarangan rumah Erwin. Dia dan isterinya telah tidur
lelap. Erwin mengimpikan orang setengah tua dan Euis. Mimpi yang menyenangkan.
Sepulang dari rumah gadis itu, Erwin merasa bahwa dia telah berbuat suatu
Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kebaikan dan dia senang sekali.
Mendadak Erwin tersentak dari mimpinya. Ada suara gaduh di luar rumah. Dekat
sekali. Dia tidak tahu apa, tetapi bagaikan orang melompat dan menerkam.
Kemudian terdengar suara mengaduh lalu mengerang.
Dewi KZ 127 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Erangan itu tak lain daripada suara Dja Lubuk yang kesakitan ditikam oleh Ki
Dodol di pangkal kaki depan sebelah kanan. Dia tahu bahwa anaknya masih dalam
bahaya dan menunggu di sana guna menghadang bahaya apa pun yang akan datang.
Terjadilah pertarungan antara Dja Lubuk dengan Ki Dodol. Terasa berat baginya
melawan benda yang begitu kecil dan gesit. Mudah mengelitkan serangan Dja Lubuk.
Tidak seberat itu berhadapan dengan binatang besar atau manusia.
Masih lebih mudah menghadapi ular tedung malam kemarin.
Setelah kena tikam pada kakinya itu Dja Lubuk menjadi marah, tetapi dia tidak
juga berhasil mengalahkan keris itu. Sebaliknya, ia tidak dapat mengelakkan
serangan Ki Dodol secara sempurna ketika keris itu menerkam mukanya. Sehingga
tersayatlah pipinya, walaupun tidak terlalu dalam. Dja Lubuk mengaduh lagi,
kemudian menggeram lalu dengan sedih melarikan diri. Untuk pertama kali dia
tidak dapat membela anak dan menantunya. Semua adegan pertarungan itu disaksikan
dengan gembira oleh Itam dan Ki Ampuh. Beberapa kali tinju Ki Ampuh memukul
telapak tangan kirinya karena geram dan asyik. "Nah, habis lu," katanya,
walaupun keris itu bukan miliknya. Walaupun hasil itu berkat kehebatan Itam
orang berilmu hitam dan tukang sihir.
Setelah musuhnya pergi, keris itu tertancap di tanah. Letih, karena mengelakkan
tamparan Dja Lubuk berulang kali ke arah hulunya.
"Ayo Ki Dodol laksanakan tugasmu!" kata Itam.
"Ayo paehan," kata Ki Ampuh, seolah-olah dia pun dapat pula memerintah keris
itu. Tak berapa lama antaranya keris itu bergerak pula, kini mencari lobang
untuk masuk. Di atas pintu rumah itu tidak ada tangkal, sehingga Ki Dodol dengan
tenang masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian dia tiba di kamar Erwin.
Dewi KZ 128 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi keris itu jadi gelisah, kemudian tegak di atas sebuah kursi.
Itam memandang Ki Ampuh, seakan ingin bertanya mengapa kerisnya begitu. Dan Ki
Ampuh juga memandang Itam mau menanyakan hal yang sama.
"Tikamlah, sekali lagi, di jantungnya," perintah Itam. Ki Dodol bergerak lama,
kemudian terduduk lagi di atas kursi.
Erwin tidak dapat berbuat suatu apa pun, walaupun dia melihat keris itu masuk
dari atas pintu kamar tadi. Oleh rasa takut dan terkejut. Bagaimana sebilah
keris bisa bagaikan terbang.
Mungkin keris ini tadi bertarung dengan ayahnya. Pengantin baru itu bagaikan
terpukau. Tidak bisa bersuara memanggil mertuanya. Semua gerak keris itu ia
ikuti dengan mata. Ketika Ki Dodol bangkit dari kursi dan terbang menuju dirinya
tadi, Erwin menyangka, bahwa akan tamatlah riwayatnya malam itu.
Dia heran, tetapi sekaligus merasa lega ketika Ki Dodol kembali berdiri di atas
kursi. Dia membangunkan Indah.
Pelan-pelan kesadaran Erwin datang kembali. Dia teringat bahwa orang-orang hebat
bisa mengirim senjata untuk membunuh lawannya. Dia pun lalu teringat pada ular
tedung yang setelah mati lalu hilang. Tentu kedua-duanya dikirim oleh orang yang
sama. Dan Erwin juga teringat pada orang setengah tua yang memberinya kunyit.
Timbul pertanyaan di dalam hatinya, apakah bukan kesaktian Saodah yang membuat
keris itu tidak bisa melaksanakan tugas. Dia mau coba. Erwin mengambil kunyit
yang disembunyikannya di bawah bantal dan dengan segala keberanian yang ada
duduk di pinggir ranjang. Keris itu meronta-ronta, kemudian bergerak lalu jatuh
di atas lantai. Aneh, keris itu mengeluarkan suara. Kecil tetapi jelas di malam sepi itu.
Dewi KZ 129 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ampunilah aku. Biarkan aku pergi," pintanya. Erwin jadi semakin berani.
Betullah kunyit itu, pikirnya. Dia dekatkan tangan kanan yang memegang kunyit ke
keris itu. Ki Dodol bagaikan menggelepar, bergerak terseok-seok bagaikan orang
kehabisan tenaga. "Siapa tuanmu?" tanya Erwin.
Melihat itu Itam dan Ki Ampuh jadi pucat. Belum pernah keris sakti itu gagal
dalam melaksanakan tugas. Sekali ini ia bukan saja tidak berdaya, tetapi bahkan
sampai minta ampun. Itam yang selalu menjamin pasti berhasil bukan hanya merah dicampur gugup,
tetapi juga malu. Ki Ampuh memandang.
Itam. Dia tak kuasa bertanya. Dia sudah melihat semua di dalam air itu.
"Aku tidak mengerti," kata Itam: "Ilmu apa yang dipakai bangsat ini sampai
kerisku tidak bisa menghadapi dia."
"Aku memang tidak punya ilmu begini. Itam. Terserah padamu, kalau memang masih
bisa membinasakan dia," kata Ki Ampuh.
"Tinggal satu jalan. Aku harus membunuhnya dengan tanganku sendiri."
"Maksudmu?" "Menghadang dia, di mana saja. Mencari gara-gara. Dia tentu merasa terhina dan
akan menghadapi aku."
"Mungkin dia punya kemampuan berkelahi yang melebihi kau."
"Mungkin. Tetapi yang pasti aku tidak dimakan senjata apa pun. Sepandai-pandai
dia, dia pasti tidak kebal."
"Dari mana kau tahu?"
"Bukankah ayahnya luka oleh kerisku tadi?"
"Tetapi dia bukan ayahnya. Ternyata kerismu tunduk kepadanya."
Dewi KZ 130 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keris hanya barang suruhan. Aku adalah diriku sendiri.
Tentu saja berbeda."
"Kalau tidak berhasil?"
"Aku akan berhasil. Tetapi andaikata aku gagal, memang sewajarlah aku menebus.
Pertama dengan bersedia malu, kedua dengan nyawaku sendiri. Inilah risiko dari
pertarungan, Ki Ampuh."
"Tetapi barangkali minta ampun itu hanya muslihat kerismu saja. Siapa tahu,"
kata Ki Ampuh. Mendengar ini, Itam yang sudah lemas jadi merasa dapat harapan
lagi. Betul siapa tahu, barangkali kerisnya pakai muslihat. Mau mencari
kelengahan atau kelemahan Erwin. Namun begitu di dalam hati dia kagum sekali
dengan ilmu Erwin. Racun di dalam gelas berantakan.
Ular tedung dibinasakannya. Keris ditaklukkannya! Sepanjang tahunya, baru kali
inilah ada anak semuda Erwin mempunyai ilmu yang begitu banyak dan tinggi. Kedua
sekawan itu kembali melihat ke dalam air, setelah tadi mereka tidak mau lagi
memperhatikannya karena merasa sudah tidak ada gunanya lagi. Terdengar oleh Itam
apa yang ditanyakan oleh Erwin. "Siapa yang menyuruhmu?" Ki Dodol diam. Rupanya
dia mau merahasiakan tuannya. Dia sudah gagal tetapi tidak mau membuat malu
tuannya dan mau mencegah serangan balasan terhadap majikannya.
"Katakanlah, aku hanya ingin tahu," kata Erwin. "Kau keris suruhan bukan?"
"Ya, aku pesuruh. Dan aku mengaku kalah. Izinkan aku berlalu," kata Ki Dodol.
"Katakan dulu siapa majikanmu. Nanti baru kau boleh pergi.
Kau hendak ke mana" "
"Tidak ada tujuan. Tetapi aku tidak akan kembali kepadanya. Dia akan
membinasakan aku, sehingga aku hanya akan Dewi KZ
131 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggal sepotong besi karatan yang tidak berguna. Aku tidak mau diperlakukan
begitu. Bagaimanapun aku selalu berhasil melaksanakan perintahnya. Baru sekali
ini saja aku gagal."
"Tetapi apakah salahku, makanya kau hendak membunuh aku?" tanya Erwin.
"Sudah kukatakan, aku hanya pesuruh yang harus tunduk kepada perintah majikan.
Bukan pesuruh yang boleh bertanya.
Sudah cukup. Izinkanlah aku pergi."
"Tidak, kalau tak tahu mengapa kau disuruh membinasakan aku, beritahulah siapa
nama majikanmu itu."
"Janganlah paksa aku. Bukankah aku sudah mengaku kalah dan hanya minta
diperbolehkan pergi."
"Baiklah jikalau kau menyembunyikan nama majikanmu,"
kata Erwin. Dia lalu mendekatkan kunyit dari Saodah. Keris itu menangis, minta
dikasihani. "Aku akan membiarkan kau pergi setelah kau beritahu nama majikanmu. Kalau tidak
kau akan memandikan dengan air kunyitku ini!"
"Jangan," mohon Ki Dodol. Dekat saja dia sudah kepanasan dan lemas. Kalau
dimandikan dengan air kunyit itu dia akan lumer, hilang tak berbekas. Padahal
dia mau kembali ke tempat asalnya, di Gunung Gede. Di sanalah pemilik aslinya,
seorang jin kafir yang amat murka kepada segala kebajikan.
Akhirnya Ki Dodol berkata: "Apakah kau tak punya ilmu untuk melihat siapa yang
menyuruh daku ke mari?"
"He, banyak cincong, kau!" Kini Erwin menyadari bahwa nama keris itu sendiri
belum ditanyakannya. "Siapa namamu?"
"O, kalau sekedar namaku boleh saja. Aku Ki Dodol dan pemilikku yang asli adalah
Jin Jurikaldarik!" "Dia yang menyuruhmu?"
Dewi KZ 132 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan. Dia tak mau turun lagi dari Gunung Gede."
"Nah, aku tak mau lagi berlarut-larut. Kau katakan nama majikanmu yang sekarang
atau kurendam kau." "Rupanya kau tidak punya semua ilmu. Kau tadi dari sana!"
"Sana mana?" "Dari rumahnya!"
"Rumah orang yang menyuruhmu?"
"Ya. Kau mengobati anaknya tadi."
"Aku tidak ingat lagi rumahnya. Siapa namanya"' Memang Erwin tidak ingat rumah
itu karena dia tadi hanya mengikut kemauan kakinya. Dan dia tidak bertanya siapa
nama pemilik rumah itu. Alangkah dungunya dia. Tidak heran, dia dikendalikan
Saodah ke sana. "Baiklah. Nama pemilikku yang sekarang Itam. Yang kau obati tadi anaknya. Kau
mau tahu sesuatu lagi" Anaknya itu, nama Euis telah jatuh cinta padamu. Dia
ingin jadi isterimu!"
Erwin terkejut. Tetapi bukan hanya dia. Isterinya, Indah juga terkejut karena
dia mendengar semua pembicaraan aneh antara manusia hidup dengan benda mati itu.
Ada orang lain yang ingin merebut suaminya. Dan bukan kepalang tanggung, anak
seorang dukun. Sebagai wanita biasa yang punya serba-serbi kelemahan, dia
menangis. Erwin jadi turut sedih. Mengapa jalan nasibnya begini" Tak habisnya
malapetaka hendak menimpa dirinya.
"Jangan menangis sayang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau tunduk kepada
wanita lain. Biarpun aku harus mati karena kasihku yang tidak bisa dibagi-bagi
itu. Aku malah tambah sayang padamu In," katanya menenangkan isterinya.
Dewi KZ 133 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejak Ki Dodol menerangkan siapa pemilik dan yang memerintahkannya membunuh
Erwin, Itam tidak lagi melihat ke dalam air putih. Dia telah mengangkat mangkok
itu dan melemparkannya ke dinding. Begitulah amarahnya.
"Kau kuizinkan pergi Ki Dodol," kata Erwin. Maka pergilah keris itu. Dia akan
menempuh jalan yang jauh, mendaki gunung Gede untuk menyerahkan diri kembali
kepada pemilik asalnya Jin Jurikaldarik. Dia akan menceritakan semua di sana.
Kalau dia bernasib baik. Jin itu akan membinanya kembali menjadi keris yang
sakti, yang dapat disuruh. Pada suatu hari kelak, entah pun sudah kejadian, ia
akan dimiliki manusia lagi.
Dan manusia itu pasti seseorang yang akan memenuhi syarat yang dipinta Jin itu.
Tujuh ekor ayam jago, berbulu merah jenis biring yang dikebiri dulu dan satu
bayi yang belum berumur tiga hari. Orang yang begitu akan ada, sebab dunia belum
bebas dari kejahatan, baik dengan jalan kasar maupun dengan cara halus. Orang
yang akan atau telah jadi pemiliknya itu pasti seseorang yang hanya akan
menyalahgunakan ilmu. Dengan kekuatan ilmu sihir menjahati manusia-manusia lain,
termasuk orang-orang yang tidak berdosa. Tuhan menyediakan neraka bagi orangorang semacam ini. Dia akan dibakar dan dihunjam kelak di yaumilmakhsyar. Tetapi
banyak orang yang bersedia berbuat kejahatan demi ke senangan atau keunggulan di
dunia walaupun neraka telah menanti.
ERWIN begitu pula isterinya jadi gelisah. Dan di saat itulah hawa di kamar itu
menjadi dingin sekali. Apalagi yang akan terjadi" Erwin mengkhawatirkan kiriman
lain dari Itam, yang mungkin tidak akan bisa ditolak dengan kunyit pemberian
perempuan sakti Saodah. Indah memeluknya erat dan berkata:
"Aku takut bang."
Tak lama kemudian dia berdiri di sana. Dja Lubuk dalam bentuknya yang asli,
seorang laki-laki dengan rambut dan Dewi KZ
134 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
misai yang telah putih. Dia kelihatan lemah dan tak kuat membendung air mata.
"Ayah luka?" tanya Erwin. Dja Lubuk mengangguk. Erwin telah melihat luka di pipi
ayahnya, lengan kanannya di dekat bahu juga berdarah. Dua tempat yang tadi
sempat ditikam dan disambar oleh Ki Dodol ketika Dja Lubuk menghadang dia di
pekarangan rumah Erwin. "Aku bersyukur," kata Dja Lubuk. "Kau dan Indah selamat.
Dari mana kau miliki ilmu yang tak kukenal itu?" Erwin menceritakan tentang
wanita setengah baya yang memberinya sekapur sirih dan dua potong kunyit.
"Dukun jahat itu harus dibinasakan. Dia tidak akan berhenti, sebelum kau dapat
dibinasakannya. Dan aku tak sanggup Erwin," kata Dja Lubuk sedih.
"Aku akan menghadapinya, ayah. Walaupun aku harus mati karena itu," kata Erwin.
"Semoga kau berhasil. Aku akan turut serta ke sana. Kalau bisa akan membantu
sekedarnya." "Ayah, aku ingin menjadi manusia bertubuh harimau nanti.
Hanya untuk menghadapinya," Dja Lubuk menghilang. Erwin membangunkan mertuanya
pula. Setelah menceritakan apa yang terjadi dia mohon diri lagi untuk menemui
Itam. "Jangan," kata isterinya dan kedua mertuanya. Mereka kuatir karena hari telah
liwat tengah malam. Tetapi Erwin telah mengambil keputusan untuk pergi. Sampai
di luar pekarangan baru disadarinya, bahwa dia tidak tahu di mana rumah Itam.
Dia berjalan saja tanpa arah tertentu.
"Bukan ini jalannya," tiba-tiba terdengar suara. Dan suara itu adalah suara
perempuan sakti atau aneh yang memberinya kunyit dan sirih tadi, ketika hari
baru mulai malam. "Aku akan Dewi KZ
135 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengantarkanmu ke sana," katanya lagi. Dan dia telah berdiri di sana. Tak ada
kelainan daripada wanita biasa setengah umur.
Erwin terkejut lega. la segera menjatuhkan diri dan bersimpuh di hadapan wanita
itu. Tetapi wanita itu mengangkat tangannya sambil berkata: "He anak muda jangan
berbuat demikian. Hanya Tuhan sembahan kita. Tiada yang lain dari padaNya."
"Tapi ibu telah menolong dan menyelamatkan diriku dan isteri ku," kata Erwin.
"Huh, aku hanya memenuhi kehendak Tuhan. Agar manusia menyelamatkan sesamanya.
Tidak lebih daripada itu Erwin."
Rasa kagum dan hormat Erwin kian besar. Wanita yang begitu hebat dan sakti masih
berkata serendah itu. Bagaikan orang yang tidak memiliki apa-apa di dalam
dirinya. "Aku ingin berguru pada Ibu."
"Tidak ada yang mau dipelajari dari diriku Erwin."
"Tetapi sirih itu. Dia membuat anak Itam sembuh dari sakitnya. Dan kunyit itu
telah mengalahkan keris Itam yang bernama Ki Dodol."
"O ituuu. Semua itu dengan izin dan kehendak Tuhan juga.
Sirih sekapur hanya syarat. Kunyit pun hanya syarat belaka.
Yang menyembuhkan dan melumpuhkan itu Tuhan. Dia ingin hambaNya sembuh. Dia
ingin kejahatan dikalahkan oleh kebenaran. Dekatlah dengan Tuhan. Kau akan
belajar banyak. Kau akan mendapat banyak. Tapi jangan dikira bagaikan orang membeli bawang.
Diberi uang lantas bawang pun diterima."
"Saya heran, kenapa Ibu begitu rendah hati."
"Apakah Tuhan mengajari hambaNya untuk tinggi hati"
Untuk sombong dan angkuh" Tidak bukan. Baik di dalam Injil, maupun Alqur'an,
Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tuhan mengajarkan agar hambaNya selalu rendah hati dan suka menolong sesamanya!
Agama mana pun, Dewi KZ 136 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau benar-benar dihayati dan dilaksanakan, semua akan membuat manusia jadi
orang baik. Tetapi sayangnya, hanya sedikit manusia yang benar-benar mengikuti
ajaran agama dan suruhan Allah. Kebanyakan beragama setengah-setengah."
Erwin diam. Dia menilai dirinya sendiri. Kiranya dia pun termasuk kepada yang
hanya setengah-setengah itu.
Setelah diam sejenak, Saodah berkata: "Engkau mau ke rumah Itam bukan?"
"Ya, bagaimana Ibu tahu" Bukankah itu suatu pertanda bahwa Ibu memiliki sesuatu
yang tidak dimiliki oleh orang lain" Ibu mengetahui maksud orang."
"Oh, itu hanya terkaan, kebetulan benar. Sebetulnya semua orang punya sesuatu
kelebihan. Ada yang pintar memerintah, ada yang pandai mengobati, ada yang
pandai membuat bangunan. Ada juga yang pandai banyak bahasa, yang pandai
menyanyi. Aku tak pandai menyanyi dan tak pandai membuat rumah. Itu sebagai
umpama. Kau tak tahu jalannya. Ikutkan saja kakimu. Dalam tempo kurang dari
setengah jam kau sudah akan sampai di sana!"
"Rupanya rumahnya di sekitar sini. Mengapa saya mudah lupa?"
"Rumahnya di Cibinong. Tiga puluh kilo dari sini."
"Lalu bagaimana bisa tiba begitu cepat?"
"Seperti yang kukatakan tadi. Tapi manusia punya sedikit kelebihan, entah dalam
hal apa, dari manusia lain. Dan kebetulan itulah kelebihanku sedikit!" Saodah
tertawa. Bagaikan dia sendiri merasa geli dengan segala uraiannya itu.
Erwin tidak mau mendebatnya lagi. Dia menyadari bahwa dia benar benar berhadapan
dengan orang berilmu tinggi yang terlalu rendah hati. Baru sekali ditemuinya
selama hidup. Dia jalan mengikuti langkahnya saja lagi. Tiba-tiba tanya wanita
Dewi KZ 137 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu: "Kau mau beradu ketangkasan dengan dia" Apakah kau pikir kau akan menang?"
"Entah. Aku bukan ahli berkelahi. Tetapi aku mesti menghadapinya. Aku ingin
ketenangan hidup bersama isteriku, tetapi ini tidak akan pernah mungkin, selama
dia masih ingin membinasakan aku," kata Erwin.
"Aku tahu. Itulah buruknya punya ilmu tanpa dasar yang baik. Kepandaian bisa
digunakan dua macam. Untuk kebaikan atau kejahatan. Kau lihat orang-orang yang
menguras uang negara ini umpamanya. Mereka orang-orang pintar. Punya kedudukan
baik, terhormat, tetapi mereka melakukan kejahatan dengan kedudukan dan
kepintaran mereka itu. Kalau mereka manfaatkan dengan baik, tentu mereka menjadi
orang-orang yang berjasa besar bagi negara dan rakyat Tapi mereka melakukan
sebaliknya. Mereka menjegal dari dalam. Kalau orang-orang begini sudah tiada,
maka negara ini akan lebih cepat makmur."
Erwin mendengar saja. Kagum. Bagaimana wanita aneh ini sampai-sampai bicara ke
soal sementara orang besar yang mencuri dari negara dan rakyat.
"Boleh saya bertanya?" sela Erwin kemudian.
"Mengenai apa."
"Saya bertambah heran. Mula-mula melihat cara Ibu, ketika mulai pertama bertemu
dengan saya. Kemudian kehebatan ilmu Ibu. Kini Ibu bicara tentang politik,
tentang rakyat dan negara.
Siapakah Ibu sebenarnya?"
Wanita itu tertawa, atau lebih baik kukatakan senyum.
"Sudah kukatakan. Namaku Saodah. Orang biasa."
"Tidak mungkin Ibu tidak punya riwayat dulu-dulunya."
Dewi KZ 138 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau gigih juga Erwin. Begini. Aku dilahirkan sebagai bayi dari rahim Ibuku.
Setelah besar dan bersekolah sampai ke sekolah menengah http://kangzusi.com/ di
zaman Belanda, aku meneruskan sekolah ke tingkat menengah atas, akhirnya sampai
juga ke Fakultas jurusan hukum. Pada tingkat empat aku kawin dengan seorang
berpangkat. Jangan kau tanya namanya. Tapi dia orang dari daerahmu, dari
Tapanuli Selatan sana. Sedangkan aku lahir dan dibesarkan di Bandung.
Suamiku itu baik sekali, bagiku rasanya tak kan ada laki-laki melebihi dia di
dunia ini. Tetapi Tuhan memanggilnya pulang.
Ketika dia menunaikan tugas di perbatasan Kalimantan."
Saodah diam. Dia sedih terkenang masa lampau.
Erwin juga diam. Dia tidak mau mengganggu keheningan yang begitu dibutuhkan oleh
Saodah. Setelah itu Saodah melanjutkan kisahnya.
"Aku sakit-sakitan memikirkannya. Karena ketika itu rupaku lumayan, maka banyak
orang mendekati aku. Mereka pikir aku janda muda yang masih perlu dampingan
seseorang suami. Ada yang menawarkan bantuan, menawarkan diri dan macam-macam.
Kemudian aku menjauh dari kota yang banyak maksiatnya ini. Aku mengaji dan
sembahyang. Sampai aku mengikuti jejak suamiku yang kucintai itu."
Erwin merasa bahwa dia berhadapan dengan roh atau penjelmaan Saodah yang sudah
mati, tetapi anehnya dia tidak merasa takut.
"Bagus, kau tidak takut padaku," kata Saodah. "Aku tak suka kekerasan. Suamiku
pun tak suka kekerasan. Tetapi. ada kalanya kekerasan harus digunakan untuk
mencapai suatu perdamaian atau kedamaian. Suamiku itu mati karena kekerasan.
Gugur di medan laga."
"Saya juga tidak suka perkelahian atau kekerasan Bu," kata Erwin.
Dewi KZ 139 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tahu. Makanya aku tidak melarang kau. Tetapi apakah kau punya cukup bekal
untuk menghadapi dia" Itam itu orangnya hebat. Binatang pun dapat disuruhnya.
Dia kebal. Tak dimakan senjata api atau tajam!"
Erwin tidak berpikir sejauh itu.
"Tapi tiap orang kebal punya kelemahannya. Sebenarnya curang kalau kukatakan di
mana kelemahan itu. Tetapi juga tidak adil kalau orang biasa semacam kau
berhadapan dengan orang kebal seperti Itam." Erwin memasang telinga baik-baik.
"Rambutnya," kata Saodah. "Kalau kau bisa mencabut beberapa helai rambutnya akan
hilang kekebalannya. Tapi itu pekerjaan sulit. Dia tentu akan menjaga itu."
"Nah, kita sudah sampai," kata Saodah. Tanpa disadari oleh Erwin, memang mereka
sudah tiba di tempat tujuan. Sudah di pekarangan rumah Itam. Dia masih ingat.
"Masuklah, aku mau pergi," kata Saodah.
"Ya, terima kasih Ibu. Dengan apa harus kubalas budi baik Ibu?"
"Dengan berbuat kebajikan kepada sesama manusia.
Sayangi isterimu. Dia anak baik. Jangan kau khianati dia.
Ingat, jangan kau khianati dia." Dia pun hilang. Tetapi Erwin tidak segera
mengetuk pintu. Dia masih menunggu. Dia ingin masuk dengan badan harimau. Tetapi
dia masih tetap manusia biasa. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan jadi manusia
harimau. Dia jadi terkejut, ketika seorang menegur dia.
Seorang anggota Hansip yang lalu di jalan raya. Kata Erwin, dia mau ke rumah Pak
Itam. Mau minta obat, katanya.
Percayalah Hansip itu, karena dia memang terkenal sebagai dukun.
Dewi KZ 140 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini dia terpaksa mengetuk pintu. Kalau tidak. Hansip itu akan curiga dan
menangkap dirinya. Pintu dibuka. Oleh Itam sendiri.
Dia kaget, kenapa Erwin datang. Padahal dia bermaksud mau mencegat Erwin besok
di suatu tempat. Untuk dibinasakan-nya dengan segala ilmunya. Dengan keyakinan
orang tidak tahu, bahwa dialah yang membunuh. Tetapi kini dia sudah duluan
datang. Apakah Erwin tahu maksudnya"
Orang berilmu hitam itu jadi gugup juga. Kalau Erwin tahu lebih dulu semua
maksudnya, maka pasti dia akan celaka.
"O, engkau anak muda" Ada sesuatu yang dapat kulakukan untukmu?" tanya Itam.
"Apakah anak Bapak sehat-sehat?"
"Ya, berkat pengobatanmu, dia telah betul-betul sembuh,"
jawab Itam. Dasar cinta itu memang kadang-kadang mengherankan. Euis merasa orang yang
diimpikannya ada di luar. Dia datang dan mengajak Erwin masuk.
'Akang datang melamarku?" tanya Euis. Dia tak malu-malu.
Itam yang marah dan malu di dalam hati. Tetapi Euis adalah anak tunggal dan
tautan jiwa. Tetapi di saat itu, tanpa diduga lagi oleh Erwin, datang rasa yang biasa itu.
Pendahuluan sebelum menjadi setengah harimau. Kali ini berjalan cepat sekali.
Euis terpekik, Itam mundur dan memasang kuda-kuda. Erwin telah jadi manusia
harimau. "Tenangkan dirimu Euis. Kau anak baik. Aku juga kasihan padamu. Tetapi ayahmu
mau membunuh aku. Tanyalah padanya. Itulah makanya aku jadi begini!" Itam
memandang Euis. Dia malu, karena telah diketahui anaknya, bahwa ayahnya mau
membinasakan orang yang menyelamatkan dia.
Dewi KZ 141 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu lagi-lagi karena uang, pikirnya. Euis jadi lemas dan roboh di sana.
Kuatir dan gugup melihat Euis jatuh pingsan, Itam mengurungkan niatnya menyerang
Erwin. Dia mendekati anaknya, membacakan beberapa mantera, meminta kepada jin
dan jembalang yang jadi sembahannya untuk menyembuhkan anaknya. Beberapa menit
kemudian Euis membuka matanya.
Erwin memandang saja, tanpa mempergunakan kesempatan untuk menyerang Itam yang
sedang lalai itu. Dia terlalu ksatria untuk melaksanakan penyerangan atas musuh
yang lengah. Dia pun tidak tega menyerang musuh yang sedang dilanda duka cita.
Wak (kakak ibu) Euis datang memberi kata-kata hiburan kepada kemenakannya.
"Pergilah kau, harimau manusia, supaya aku tidak terpaksa mengambil nyawamu,"
kata Itam kepada Erwin yang berdiri bagaikan bodoh di sana. Badan manusia,
lengkap dengan pakaian Erwin dari rumahnya tadi dengan muka harimau.
Meskipun berkepala harimau, Erwin bicara dengan terang:
"Aku tidak akan pergi. Aku mau tahu kenapa kau mau membunuh aku Pak Itam?"
Bukan Itam, tetapi Euis yang berkata: "Apa" Ayah mau membunuh Kang Erwin?" Itam
jadi tidak bisa buka mulut Lalu kata Euis: "Kang Erwin tidak akan menyakiti ayah
bukan" Ayah kan akan jadi bapak mertua Engkang?" Baik Erwin maupun Itam tidak
bersuara. Tidak tahu mau bilang apa.
Harus pikir dulu bagaimana menanggapi keinginan Euis ini.
Wak Euis berkata: "Sudahlah rayi, berdamailah. Anak kita ini pun sudah senang
sama nak Erwin, mau apa lagi. Rayi dan dia sama-sama berilmu, cocok bukan?"
Itam mendengarkan, jengkel. Erwin juga mendengarkan, geli.
Dewi KZ 142 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian barulah Itam berkata: "Bagaimana dia mau mempersunting anak kita" Dia
bukan manusia. Euceu lihat tuh.
Badan manusia kepala harimau! Dia sama juga dengan iblis.
Mana bisa kita manusia hidup bersama setengah manusia."
Mendengar itu Euis yang marah. Dia tidak kaget dengan keadaan Erwin demikian.
Karena dia tahu bahwa di dunia ini ada banyak macam ilmu gaib. Benar dia pernah
sakit ketika Dja Lubuk datang, tetapi itu karena mendadak, tidak ada tanda-tanda
bahwa dia akan kedatangan manusia harimau. Euis tahu ayahnya punya ular dan
keris yang bisa disuruh dan diajak bicara.
"Walaupun dia hanya semut atau hewan yang hina saya inginkan dia sebagai suami.
Saya tidak mau laki-laki lain," kata Euis. Ayah dan waknya heran, kenapa dia
begitu berani dan tidak punya malu.
"Memang kau harus dibunuh, bangsat," kata Itam melompat.
"Kau apakah anakku yang cantik sampai tergila-gila padamu?"
Dia sudah tidak bisa mengendalikan diri.
"Pak Itam, aku tidak pernah melakukan apa pun pada Euis.
Aku baru melihat ketika dia sakit. Aku tidak pernah mengenal dia. Jangan menuduh
aku yang bukan-bukan. Dan aku datang bukan untuk melamar anak Pak Itam," kata
Erwin. Mendengar ini Euis jadi terkejut dan panik lagi. Dia berteriak. "Ayah, ayah mau
merusak kami. Kang Erwin memang datang mau melamar, tetapi ayah mengasari dia.
Katakan, bahwa ayah setuju menerima Kang Erwin sebagai menantu!" Itam tidak mau
mengalah. Dia pikir, kalau Erwin sudah dibinasakan dan tiada lagi tentu anaknya
akan melupakannya. Walaupun akan makan waktu beberapa bulan.
"Kau, iblis Sumatera menyeberang ke daerah kami untuk mengacau. Kami tidak
pernah melanggar batas kepulauan kita," kata Itam dan dia melakukan suatu
pukulan kekelawar Dewi KZ
143 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sumber mangga, begitu cepat sehingga Erwin hanya sempat menjatuhkan diri. Erwin
tidak pernah belajar silat.
"Kau akan mati di sini," kata Itam yang memburu Erwin ke pekarangan. Anak muda
ini lari ke luar, karena baginya akan lebih baik di lapangan agak luas daripada
di dalam rumah. Erwin memasang kuda-kuda. Ngeri dan lucu kelihatan, bagaimana manusia berkepala
harimau berhadapan dengan jago silat yang kawakan semacam Itam.
"Ha, kau bocah ingusan tidak akan kembali ke kam-pungmu," bentak Itam dan dia
bagaikan terbang hendak menyambar leher Erwin dengan goloknya. Tetapi sekali
lagi Erwin rendahkan badan, sehingga golok itu menyambar angin.
Dan aneh bagi Erwin sendiri, dia yang tidak belajar silat merasa punya
keberanian menghadapi jagoan. Kemudian terdengar suatu bisikan di telinganya:
"Jangan takut. Kau bisa silat. Semua kita, satu keturunan bisa silat. Silat kita
yang dinamakan silat harimau. Silat yang paling ampuh di seluruh Tapanuli." Yang
berbisik itu ayahnya. Mengertilah Erwin mengapa dirinya berubah jadi badan
manusia dengan kepala harimau. Dia pun lantas teringat kepada pesan Bu Saodah,
bahwa kelemahan Itam terletak pada rambutnya. Dengan kaki macan dia tidak
mungkin bisa menarik rambut, tetapi dengan tangan manusia, mungkin dia akan
dapat melakukannya kalau terbuka kesempatan untuk itu. Sudah terang dia harus
berjuang mati-matian untuk mendapatkan kesempatan menarik rambut itu. Sekali
lagi Itam melompat cukup tinggi di udara. Erwin juga melompat untuk
menghadangnya di atas. Tiba-tiba saja tergerak keinginan itu. Benar bisikan
ayahnya, dia bisa bersilat, sekurang-kurangnya bisa melompat begitu tinggi.
Tapi bukan hanya Erwin yang heran. Itam pun jadi terkejut.
Tukang sihir atau iblis dari Sumatera ini kok bisa macam-macam.
Dewi KZ 144 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika berpapasan di udara, Itam menyabet dengan golok Tujuannya kaki Erwin
karena dia lebih tinggi, tetapi Erwin bisa mengelak malah memberikan satu
tendangan di kepala Itam.
Dia berasa pusing ketika tiba kembali di tanah. Dia putar badannya dan kini
berhadapan lagi dengan Erwin yang juga sudah memutar badan.
Dua makhluk, sama-sama hamba Allah berhadapan untuk mempertahankan nyawa masingmasing sambil merenggut nyawa musuh. Yang seorang dengan tangan kosong, yang
lainnya dengan golok. Euis pun sudah berada di luar rumah. Begitu juga waknya.
Kedua wanita itu tidak bisa berbuat apa pun selain berteriak supaya berhenti.
Tidak ada seorang pun yang menghiraukan.
Sekali lagi Itam menyerang. Golok di tangan kanan, dalam posisi siap untuk
menebas. Leher bagus, kaki pun jadi. Kalau kaki Erwin putus dia toh tidak akan
bisa melawan lagi. Nanti tinggal mem-finish-kan saja. Dan memang Itam
mengayunkan golok itu dengan sepenuh tenaga, tetapi sialan bener buat >tam.
Erwin mencekal pergelangan tangannya, lalu meremasnya dengan kekuatan harimau.
Itam terpekik, golok terjatuh.
Dengan kekuatan hewan Erwin mengangkat Itam ke udara lalu membantingnya ke
tanah. Tetapi meskipun sudah dalam terjepit, dia toh jatuh di atas kaki. Bukan
dengan badan ter-bentur ke tanah.
Euis dan waknya kian takut. Kedua orang yang bertarung itu nampaknya tidak akan
berhenti sebelum ada yang tewas.
Mereka melihat bahwa Erwin sangat tangguh. Itam memang kebal, tetapi hanyalah
terhadap senjata tajam dan peluru, la tetap akan merasa sakit kalau tubuhnya
dipukul dengan tangan kosong tangan kosong. Itulah yang menyebabkan dia terpekik
kesakitan ketika Erwin meremas pergelangannya. Entah apa yang menjadi sebab,
tetapi Erwin mengambil golok Itam lalu melemparkannya kepada musuhnya. Itam
menangkapnya Dewi KZ 145 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sehingga ia bersenjata kembali. Kini dia menyangka, bahwa Erwin juga kebal
terhadap senjata tajam. Kalau tidak karena itu mustahil dia mengembalikan golok
itu kepada Itam sedangkan dia sendiri hanya mempergunakan tangan kosong. Malu
akan sikap Erwin, maka Itam membuang golok itu.
Kini kedua jagoan itu berhadapan tanpa senjata. Hanya me-ngandalkan ilmu masingmasing. "Kalau kau berangkat sekarang dan tidak lagi menganggu anakku, kau akan kuberi
ampun. Kita anggap sengketa ini telah selesai," kata Itam.
Erwin tertawa, katanya: "Penyelesaian hanya dengan kematianku atau kebinasaanmu
Itam." Dia tak mempergunakan kata Bapak lagi.
"Kau sombong anak muda. Kau tidak akan pernah bisa mengambil anakku."
Erwin tidak punya niat untuk melamar atau merampas Euis.
Dia dapat mengatakan itu, tetapi dia tidak mau menyakiti hati perawan itu, yang
dianggapnya sama sekali tidak berdosa.
"Sudahlah ayah," teriak Euis. "Awas kalau ayah bunuh Akang Erwin."
Kasihan hati Erwin. Lebih dari tadi. Karena dia menyadari betapa sayang gadis
itu kepadanya. Padahal dia sendiri tidak punya perhatian atas diri Euis. Dengan
silat harimau yang turun ke dalam http://kangzusi.com/ dirinya, Erwin ternyata
lebih gesit daripada lawannya. Beberapa kali ia menyodok rusuk Itam. Tetapi
saban kali ia mau menyambar kepala, Itam sempat mengelak. Destar di kepala
itupun tidak bisa ditarik oleh Erwin. Tetapi pada suatu ketika kaki anak muda
itu menyambar kaki kanan Itam yang mau menjejak bumi. la terpental jatuh. Kali
ini di atas tubuh. Cepat diterkam dan dihimpit oleh Erwin. Dan dia berhasil
melepas ikat kepala Dewi KZ
146 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuhnya. Dia jambak rambut Itam dan menariknya sekuat tenaga. Itam menjeritjerit dan minta ampun. "Katakan siapa yang menyuruh engkau membunuh aku."
perintah Erwin. "Orang kaya. Orang kaya. Namanya Adham. Dia mau merebut isterimu." Itam kontan
menyebut orang yang menyuruh. Itam yang tadi begitu hebat, kehilangan segala
kekuatan dan kesombongan setelah rambutnya dijambak oleh Erwin.
"Jangan bunuh aku," pinta Itam. "Ambillah anakku kalau kau sayang kepadanya."
Anaknya yang tadi begitu dia pertahankan kini dia mau berikan begitu saja.
Begitulah ciri-ciri orang yang hidup berdasarkan kekuatan hitam, bukan keimanan
dan kepercayaan kepada Allah.
"Bersama siapa lagi kau mau merusak aku dan isteriku"
Katakan segera!" "Ki Ampuh. Dia pulang tadi melihat kau kembali kemari!"
jawab Itam. Erwin memperkenankan permintaan Itam. Dia tidak membunuhnya tetapi menggigitnya
di bahu dan dimukanya dengan gigi-gigi harimaunya. Rusaklah bagian tubuh dan
wajah Pak Itam. Melihat ayahnya berlumuran darah dan rusak begitu rupa, Euis jatuh pingsan lagi.
Dan di saat itulah Erwin pergi hendak mencari Ki Ampuh.
WALAUPUN telah jauh malam, penduduk di sekitar tempat kediaman Itam segera
mengetahui, bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Mereka mendengarkan
dari Acep, anggota Hansip yang sempat melihat sendiri perkelahian yang amat aneh
dan mengerikan itu. Hansip itu telah menebarkan berita heboh pada tengah malam
itu. Bahwa ada perkelahian antara Itam dengan manusia berkepala harimau. Acep
yang melihat Dewi KZ 147 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertarungan itu tidak sadar bahwa celananya telah basah oleh kencing yang
mengucur oleh rasa takut yang amat sangat.
Beberapa orang tetangga masih sempat melihat dari jendela yang mereka buka,
bagaimana perkelahian itu berlangsung.
Merekapun melihat bagaimana kepala harimau pada tubuh manusia itu menggigit bahu
dan muka Itam. Setelah Erwin menghilang, sejumlah penduduk mendekat. Mereka
memberi bantuan semampu mereka, sehingga Euis siuman kembali. Itam dilarikan
malam itu juga ke rumah sakit umum di Bogor untuk mendapat pertolongan pertama.
Gemparlah petugas-petugas rumah sakit yang ada pada malam itu mendengar cerita
dari yang mengantarkan. Juru rawat Dadang berkata kepada rekannya: "Pasien ini
tidak digigit sampai mati. Biasanya harimau manusia tidak akan membiarkan
korbannya hidup." Rekannya bertanya: "Kenapa orang ini tidak dimakannya?"
Kata Dadang: "Harimau manusia ataupun manusia harimau tidak biasa memakan
mangsanya. Tetapi dia pasti mematikan.
Aku banyak mengetahui kejadian semacam ini. Di Ke-unghalang pernah datang
manusia harimau. Dia hanya mengganggu satu rumah di antara puluhan rumah yang
ada di situ. Entah bagaimana caranya, tetapi dia masuk ke dalam sebuah rumah. Yang dia pilih
pun hanya satu orang. Seorang laki-laki yang tidur bersama tiga orang
keluarganya. Orang itu dibunuhnya sampai mati. Yang lain tidak diganggu. Dia
pasti akan kembali nanti ke mari untuk menyelesaikan tugasnya."
Rekannya yang tidak pernah mendengar kisah semacam itu jadi ketakutan. Dia
gemetaran tak lama kemudian seorang petugas lain mengatakan bahwa dia mengenal
Itam yang tinggal di Cibinong itu sebagai dukun berilmu hitam. Yang sangat
banyak jadi buah bibir oleh kehebatan ilmunya. Dia pula menceritakan, bahwa
menurut dugaannya tentu Itam dirusak oleh salah seorang saingannya yang dendam
kepadanya. Saingan ini tentu punya ilmu yang lebih tinggi daripada Itam.
Dewi KZ 148 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar saja, walaupun sudah lewat tengah malam, keadaan di rumah sakit itu
jadi gempar. Banyak pasien ketakutan. Begitu pula halnya dengan perawat. Hanya
seorang dokter jaga yang tidak menunjukkan gentar. Karena dia tidak percaya akan
adanya manusia harimau. Tetapi dia inipun jadi tegak bulu romanya ketika tak
lama sesudah dia mengatakan bahwa dia tidak takut, terdengar suara auman harimau
di kawasan rumah sakit itu. Dekat dan jelas sekali. Tetapi tidak ada seorang pun
yang melihat harimau ataupun manusia harimau. Setelah sadar dari pingsannya,
pada menjelang subuh itu Itam mengigau. Dia memanggil-manggil nama Erwin sambil
meminta ampun. Dia menyesal atas segala maksud buruknya terhadap anak muda yang
tidak berdosa, bahkan telah menyelamatkan anak kesayangannya. Tetapi sesal itu
telah terlalu terlambat. Dia akan cacad seumur hidup. Dan selama hidupnya dia
tidak akan pernah melupakan Erwin dan Dja Lubuk.
Dalam perjalanan Erwin pulang ke rumahnya, tiba-tiba turun hujan rintik-rintik.
Kedatangan hujan begini pernah juga merupakan tanda ayahnya akan datang, la
berjalan terus, tentu akan jauh sekali. Dia tahu jarak Cibinong ke Jakarta lebih
kurang tiga puluh kilometer. Bisa sampai matahari terbit baru dia akan tiba di
rumah. Kecuali kalau Saodah datang membantu. Bisa tercapai dalam setengah jam
atau kurang. Diam-diam dia mengharapkan kedatangan wanita ajaib yang telah dua kali
menyelamatkan dia dari kematian. Dalam dia berharap itu ada juga rasa malu
padanya. Mentang-mentang diberi pertolongan mau terus menrerus minta tolong.
Tetapi Saodah tak datang. Suara harimau menggaum pun tidak ada.
Dja Lubuk pun tidak menampakkan diri.
Kemudian di kejauhan kelihatan kilat berkilas. Setelah itu ada guruh yang tidak
sampai menggeledek. Tetapi beberapa saat kemudian terdengar petir menyambar.
Kata orang sambaran petir yang tiba-tiba begitu dan hanya sekali pasti mema-Dewi
KZ 149 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kan korban. Rumah, hewan ataupun manusia. Ada pula yang punya kepercayaan bahwa
petir tunggal merupakan serangan terhadap syaitan. Kalau syaitan itu bersembunyi
di dekat manusia, maka manusia itu pun terkena sambarannya. la akan tewas atau
hangus, menjadi hitam tubuh yang kena sambar untuk selamanya.
Melihat gelagat buruk itu, sedangkan yang diharap tidak muncul, maka Erwin
terhenti, berpikir. Tiba-tiba saja dia teringat kepada Euis yang tadi pingsan
setelah melihat ayahnya berlumuran darah. Dan tiba-tiba pula dia jadi kasihan
dan ingin melihat Euis. Mau membantunya. Pantas, pikirnya.
Bagaimanapun gadis itu telah begitu berani mengatakan dia cinta kepada Erwin dan
tidak inginkan laki-laki lain daripada dia. Begitulah, kalau benar-benar keluar
dari perasaan, cinta spontan, pikir Erwin di dalam hatinya. Betapa Euis tidak
sebenarnya cinta. Dia telah melihat Erwin bermuka harimau, dia mengetahui
ayahnya tak sudi, tetapi dia tetap cinta.
Bukankah itu yang bernama cinta yang murni" Setidak-tidaknya dia harus memberi
kata hiburan kepada Euis. Lagi pula bukankah langit bagaikan hendak runtuh" Apa
salahnya dia berteduh di sana sebentar. Mungkin akan terobat hati gadis Sunda
itu sedikit. Bukankah berbuat baik terhadap sesama manusia itu menjadi prinsip
di dalam hidupnya" Maka kembalilah dia, si Erwin yang tadi tidak menghiraukan Euis dan telah
melukai berat ayahnya dengan gigi-gigi harimaunya.
Dan tanpa sadar dan diketahuinya dia telah tiba di rumah Euis.
Kedatangannya diterima dengan hati lega oleh wak Euis yang tidak tahan mendengar
kemanakannya terus menyebut-nyebut nama anak muda itu. Tetapi yang paling
bahagia adalah Euis sendi i. Dia tidak menyangka, bahwa pemuda pujaannya itu
akan kembali. Tetapi bukankah dia telah berdoa agar Dewi KZ
150 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hatinya berpaling juga nanti di tengah jalan. Rupanya harapannya terkabul.
"Ya Gusti, Engkau kembalikan juga rupanya dia kepadaku.
Hatur nuhun Gusti," kata Euis mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Di luar adat kebiasaan, Euis langsung saja memeluk Erwin.
Dan anak muda itu membiarkan.
Tetapi tak lama kemudian rumah itu bagaikan digoncang-goncang. Mendadak menjadi
sepi. Membuat Euis, Erwin dan wak gadis itu takut. Apa gerangan lagi yang akan
terjadi. Lalu terjadilah apa yang mereka tidak sangka. Ruangan itu dipenuhi oleh
gelak bersahut-sahutan bagaikan gelak entah berapa banyak kuntilanak.
"Ayah, tolong kami," jerit Erwin. Tiada sahutan. Tiada harimau mengaum.
Lalu dia memanggil-manggil Saodah. Dialah yang dapat membantu. Kalau Saodah
datang, tentu semua akan beres.
Bukankah dia yang memberi sirih, kunyit dan memberi tahu di mana letak kelemahan
Itam" Tetapi Saodah tidak datang. Hanya tawa itu yang kian lama kian keras.
Kemudian mendadak sepi. Sepi sekali. Membuat orang serumah itu kian takut. Apa
lagi akan menimpa mereka" "Bu Saodah, tolonglah aku. Jangan tinggalkan aku
dulu," kata Erwin . Dia lebih tepat dikatakan memohon atau mengemis daripada
berkata. "Erwin," kata suatu suara. Erwin girang. Suara Saodah.
"Ibu tolonglah aku," pinta Erwin.
"Kau tak malu meminta tolong kepadaku?" tanya suara Saodah.
Dewi KZ 151 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa malu" Bukankah Ibu telah beberapa kali menolong."
"Jadi kau masih ingat padaku?"
"Sampai mati aku tidak akan lupa. Ibu telah banyak kali menyelamatkan diriku.
Kinipun Ibulah yang akan melepaskan kami dari ketakutan dan bencana ini"' Tibatiba suara Saodah yang lembut itu menggeledek, sehingga rumah itu bagaikan
bergetar. Dan hawa di dalam rumah itu bagaikan dibakar panasnya. Padahal hujan
kini telah turun dengan lebatnya.
Seperti dicurahkan saja dari langit Erwin pucat. Baru kali ini dia dengan wanita
itu marah dan membentak. "Apakah salahku Ibu?" tanyanya.
"Kau tidak tahu salahmu?"
"Tidak Ibu. Kalau aku bersalah ampunilah aku!" pinta Erwin.
Aneh, setelah dia minta ampun, keadaan sebagai tak terjadi apa-apa. Semua
tenang. Hanya Euis masih memeluk Erwin.
Kini Erwin membalas pelukannya.
"Euis sudah kepunyaan akang," kata gadis itu "Jangan pulang, tidur di sini saja.
Besok baru pulang. Mari masuk."
Waknya tidak berani melarang, karena tahu Erwin bukan manusia biasa. Dia pun
takut kepadanya. Bagaikan digoda iblis, hati Erwin menggelora. Hari kian dingin. Dia turuti
ajakan Euis. Bukan itu saja. Bisikan iblis agar dia memanfaatkan kesempatan yang
direlakan Euis juga mau diturutinya. Dia telah bersiap untuk itu, ketika petir
menyambar lagi dan ruang depan rumah itu menjadi terang oleh nyala api. Rupanya
petir telah mengenai bagian depan rumah Itam.
Erwin terkejut. Gagal maksud rasa takut menggantikan.
Dewi KZ 152 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayo Euis, kebakaran," kata Erwin. Dia menarik tangan perawan yang tadi
dilihatnya telah berpakaian lagi. Tetapi celaka, yang dipegangnya hanya pelepah
pisang dan badan yang tadi telanjang hanyalah batang pisang pula. Belum pernah
Erwin setakut itu dalam hidupnya. Seluruh tubuhnya gemetar, dia telah tidak
punya daya apa pun lagi. Dan suara tadi terdengar lagi. Kini tidak bagaikan
kuntilanak, tetapi suara-suara yang mengejek dan mencemoohkan. Api kian besar,
kini sudah terdengar suara banyak orang. Rupanya suara para tetangga yang hendak
membantu memadamkan api. Erwin ingat diri. Malu tidak tertahankan. Dia mau melakukan perbuatan terlarang
dengan Euis tadi. Dia merasa seakan-akan semua penduduk di situ mengetahui
perbuatannya tadi. Yang lebih sial lagi, rumah terbakar di sambar petir. Gadis yang menurut
perasaannya pasti Euis tadi ternyata hanya batang pisang.
Dengan kaki gemetaran dia sampai juga di luar dan sempat menyembunyikan diri di
semak-semak. Jelas dilihatnya beberapa banyak orang menolong wak Euis dan Euis
sendiri ke luar dari rumah itu. Erwin menutup mukanya. Apakah ini akhir dari
hidupnya" Impian atau kenyataankah semuanya ini" Suara orang banyak itu jelas terdengar
olehnya. Bahkan api yang menjalar itu terlihat nyata, terasa panas, bahkan
terdengar ia dengan lahap gemeretak memakan kayu rumah Itam. Tidak salah lagi,
dia tadi telah melepas pakaiannya untuk berbuat jahat. Tidak keliru dia tadi
berkata-kata dengan Euis yang mengajak dia masuk ke kamar dan menyerahkan
seluruh apa yang ada pada diri dan menjadi miliknya.
Ketika orang-orang telah pergi dan rumah Itam tinggal bagian dapur saja yang tak
dimakan api, Erwin masih juga di tempat persembunyiannya.
Dewi KZ 153 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia ingin mati. Malu pada dirinya. Malu pada ayahnya yang tentu mengetahui
segala apa yang telah dan mau dilakukannya.
Pada saat itulah terdengar suara Dja Lubuk. "Kau ingin mati pengecut" Siapa yang
akan mewarisi harimau dari dirimu"
Mau kau biarkan dia berkelana tanpa tujuan" Kau tidak akan malu kalau piaraanmu
sampai mengganas membunuh kian kemari membiarkan mayat-mayat manusia
bergelimpangan tanpa punya dosa" Hanya karena seorang pengecut tidak
mewariskannya kepada anaknya?"
Erwin menangis. Semula terisak-isak, kemudian tersedu-sedu. Dia merasa terjepit
dari segenap penjuru' Memang, kalau dia mati tanpa keturunan, maka harimau yang
harus dipeliharanya akan berkeliaran ke mana saja. Akan membunuh siapa saja yang
ditemuinya karena dia akan menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang tidak
setia. "Tapi aku sudah malu hidup, ayah! Aku telah berdosa," kata Erwin di antara
tangisnya. "Aku minta ampun."
"Tadi pun kau telah minta ampun," kata satu suara lain ini.
Dan suara itu dikenalnya sebagai suara Saodah. Sekarang teringatlah dia bahwa
dia telah mempermainkan Saodah.
Memang tadi dia telah minta ampun ketika mendengar suara gelak ringis
kuntilanak-kuntilanak di dalam rumah Euis, ketika perawan itu memeluk dia.
Tetapi setelah semua mereda kembali, dia malah hendak melakukan perbuatan sangat
salah dengan anak yang masih gadis itu.
"Biasanya manusia semakin lama kian dewasa. Umur dan cara berpikir. Kau tidak.
Baru lepas dari sekian banyak bahaya kau telah hendak berbuat jahat. Dan
sekaligus melanggar janjimu!" kata Saodah yang tidak menampakkan diri. Suaranya
tenang tetapi mengandung ejekan.
"Aku memang berdosa, tetapi janji apakah yang telah kulanggar?"
Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dewi KZ 154 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sayang, sedianya kau akan menjadi manusia hebat sekali.
Selain daripada manusia harimau sedianya aku akan membuat kau jadi dukun paling
besar di dunia ini. Kau akan dapat mengobati segala penyakit apapun yang tidak
tersembuhkan oleh pengobatan modern. Tetapi kau tidak boleh membuat ilmu itu
menjadi mata pencarian apalagi untuk melakukan kejahatan.
Misalnya kecabulan. Tetapi kau melanggar janji. Kau tidak punya iman atau kau
pelupa!" Erwin masih belum ingat.
Kemudian kata Saodah: "Bukankah kau berjanji bahwa kau tidak akan mengkhianati
isteri-mu Indah, walaupun Euis jatuh cinta padamu" Ingat baik-baik, bukankah kau
berjanji" Ketika kau terlepas dari bahaya maut."
Kini Erwin ingat. Memang dia berjanji. Dan tahulah dia kini mengapa dia kembali
ke rumah Euis. Karena tidak punya iman yang cukup kuat. Ketika dia mau
menyebadani Euis dia membuktikan dirinya mau mengkhianati dewi~kz isterinya.
Datanglah petir menyambar rumah. Dia gagal, tetapi masih mengajak Euis lari,
karena dia belum juga melihat kesalahannya. Mungkin dia masih akan mau
meneruskannya pada kesempatan lain. Di situlah baru dihadapkan pada suatu
kenyataan pahit yang disangkanya Euis kiranya hanya sebatang pohon pisang dengan
pelepahnya. Tetapi mengapa dan bagaimana semua itu bisa terjadi"
"Semua itu ujian bagimu Erwin. Dan kau telah gagal. Kau sampai hati mengkhianati
isterimu yang begitu setia. Yang tetap cinta padamu, walaupun dia tahu bahwa kau
manusia yang sewaktu-waktu berubah jadi harimau! Ketika kau kembali ke rumah
Euis kau tipu dirimu sendiri. Kau anggap kau hendak meringankan penderitaannya.
Sebenarnya nafsumu yang telah menyala. Inginkan diri Euis yang masih perawan dan
begitu cinta padamu. Coba tanyai dirimu ini. Kau mendustai dirimu bukan"
Sebagaimana banyak manusia memang mendustai diri sendiri untuk mengurangi atau
menghapus dosanya," kata Saodah dengan tenang.
Dewi KZ 155 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan kemudian dia mau mengkhianati ayahnya lagi. Dia kepingin mati sebelum punya
keturunan," kata suara Dja Lubuk. Kini dia menampakkan diri. Dan Saodah pun
memperlihatkan kepada Erwin bahwa dialah yang bicara tadi.
Erwin menangis lagi. Dia menelungkupkan diri di tanah, badannya tergoncang
goncang. Lalu katanya: "Bunuhlah aku, ayah. Aku sudah tidak berhak hidup. Aku
telah berbuat terlalu banyak dosa dan menyebabkan banyak derita."
"Nanti kalau kau sudah punya anak, kau boleh menemani aku di dunia yang lain.
Itupun kalau anakmu sudah bisa bicara, sudah mulai mengerti bahwa dia punya
kewajiban untuk memberi makan peliharaannya. Itu kewajibanmu Erwin.
Jangan mengelak, sehingga menyebabkan orang-orang tak berdosa harus menjadi
korban si babiat na sakti," kata Dja Lubuk.
"Turuti perintah ayahmu. Jangan kau membikin malu dia dan aku!" kata Saodah
pula. "Siapakah Ibu sebenarnya maka berpihak pada ayahku?"
"Tanyalah pada ayahmu!" kata Saodah.
"Siapa Bu Saodah ini ayah?"
"Dia masih jalan makcikmu! Suaminya dulu saudara ayah.
Dia tidak punya peliharaan tetapi selalu berbuat kebajikan selama hidupnya. Dia
gugur untuk negara dan bangsa kita di Kalimantan Barat, makcikmu menyusul.
Semasa hidupnya, walaupun masih muda dia banyak menuntut ilmu. Tidak pernah
digunakannya untuk kejahatan."
"Kalau kau kini berjanji untuk menjadi orang yang baik aku akan memaafkanmu,"
kata Saodah. Erwin berjanji.
LANGIT telah cerah, bahkan di ufuk Timur kelihatan mulai memerah oleh sinar
mentari yang segera akan menyinari Dewi KZ
156 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belahan bumi http://kangzusi.com/ yang mencakup Indonesia.
Erwin berdiri dan tak lama antaranya dia telah berada di rumahnya kembali.
Dilihatnya orang banyak berkumpul.
Rupanya mereka mencemaskan dirinya karena berjam-jam tidak kembali. Kini mereka
semua merasa lega, tetapi juga penuh tanda tanya. Apa saja yang telah
dialaminya, maka pakaiannya jadi agak kotor dan di sana-sini bahkan koyak"
Tetapi orang-orang itu tidak berani bertanya, karena orang tua Indah telah
menceritakan kepada mereka tentang ular tedung dan keris itu. Sebagian besar di
antara tetangga Erwin itu lalu yakin bahwa semuanya itu tentu kiriman dukun yang
sakti atau punya ilmu hitam yang sangat kuat. Tetapi mereka juga meyakini bahwa
ilmu Erwin tentu lebih tinggi lagi daripada itu. Makanya dia berani mendatangi
dukun yang bermaksud jahat itu. Indah jugalah yang memulai: "Abang," hanya itu
dan dia memeluk suaminya. Erwin membiarkan, tidak balas memeluk. Bukan dia tak
merasa bahwa isterinya menunjukkan kasih sayang, kegembiraannya atas kekembalian
suami, tetapi dialah yang belum bisa menghapus malu dari dirinya. Seakan-akan
semua orang di situ mengetahui, bahwa tadi dia hendak menjamah wanita lain, yang
sama sekali bukan isterinya. Dia pun malu karena sekarang dia merasa bahwa
berhasilnya dia menolak segala bencana adalah semata-mata berkat bantuan
ayahnya, yang telah membunuh ular tedung dan oleh bantuan Saodah yang telah
memberikan dua potong kunyit. Dia pun merasa kini bahwa dia sebenarnya bukan
apa-apa selain daripada satu, seekor atau seorang manusia harimau yang biasanya
dijauhi oleh manusia biasa. Oleh karena Erwin menunjukkan sikap bagaikan dingin,
maka Indah menyangka bahwa ada sesuatu yang telah terjadi, yang membuat Erwin
jadi berubah. "Abang tidak menyukai Indah lagi?" tanya Indah. Erwin tidak menjawab. Dia
menatap saja ke depan, disaksikan oleh kedua mertuanya dan keluarga lain yang
hadir. Dewi KZ 157 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah sebenarnya yang telah terjadi?" tanya mertuanya.
"Tidak ada apa-apa ayah," sahut Erwin.
"Kau bertemu dengan yang kau cari?"
"Ya. Buat sementara sudah selesai ayah."
"Apa masih akan ada kelanjutannya lagi?"
"Ki Ampuh masih ada. Aku akan menemuinya juga nanti atau kelak."
Erwin lalu menceritakan tentang Itam, tentang Saodah dan rumah disambar petir.
Tetapi dia tidak menceritakan bahwa dia hampir saja melakukan kejahatan susila
kalau tidak karena adanya sambaran petir itu.
"Kau katakan tadi beranda rumahnya yang disambar petir?"
tanya salah seorang keluarga. Paman Indah yang datang dari Kalimantan.
"Ya. Api mulai dari beranda," jawab Erwin. "Kalau begitu di situlah syaitan
bersembunyi," kata paman Indah.
"Mengapa begitu?" tanya ayah Indah. "Syaitan itu yang hendak dibunuh petir.
Kalau dia bersembunyi di dapur tentu dapur yang disambarnya." Dia lalu
menceritakan, bahwa menurut kepercayaan sementara orang-orang dulu, di mana ada
syaitan di situ terjadi keonaran dan datang pikiran kotor. Petir selalu memusuhi
syaitan. Tetapi tembakannya selalu membawa serta korban lain. Erwin lalu
berpikir, apakah syaitan yang telah mendorongnya membuka pakaian Euis dan
dirinya untuk kemesuman. Syaitan selalu menggoda manusia. Yang mudah jadi
mangsanya adalah manusia-manusia yang tidak atau kurang iman. Mendengar cerita
Erwin yang mereka percayai tentu bukan ocehan semata-mata, mereka mengetahui
kini, bahwa Adham yang menyuruh dengan kekuatan uangnya.
Begitu kata Itam ketika rambutnya dicekal oleh Erwin dalam pertarungan di tengah
malam itu. Di kala itu datang dua orang Dewi KZ
158 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertampang bengis dan kasar bertanya, apakah ada Erwin.
Mereka ini keduanya terkenal tukang pukul dan pembunuh bayaran yang sudah
menewaskan beberapa orang. Ki Ampuh yang sudah tak sanggup dengan ilmu gaib
telah mengupah mereka untuk mencari gara-gara dan menyingkirkan Erwin.
Sebab dia tahu bahwa Erwin tentu akan mencari dia untuk membalas dendam
MELIHAT kedatangannya kedua orang yang tak dikenal dan jelas menunjukkan
tantangan itu, Erwin segera bisa menebak apa maksud mereka, la mengakui bahwa
dialah orang yang mereka cari lalu mempersilakan keduanya masuk. Tetapi
pendatang-pendatang itu dengan sombong berkata: "Kami tidak sudi naik rumah yang
menyimpan manusia setengah hewan.
Kalau kau yang bernama Erwin, maka sebaiknya kau segera keluar. Bukan hanya dari
rumah orang terhormat dan baik ini, tetapi dari kampung kami."
"Sepanjang tahuku aku tidak pernah menyusahkan kalian atau siapa pun di kampung
ini," jawab Erwin. "Tak ada undang-undang yang melarang kediamanku di sini."
"Kami ini sama dengan undang-undang. Kalau kami melarang berarti undangundanglah yang melarang. Kau bisa mengerti?"
Erwin tidak menyahut, melainkan memandang tamu-tamu tak diundang itu dari atas
ke bawah kemudian ke atas lagi, bagaikan hendak menilai kekuatan atau harga
mereka. "He, kau menghina kami dengan matamu yang buruk itu."
"O, kalian mengerti juga?" tanya Erwin tenang. Entah dari mana dia mendapat
keberanian yang mendadak itu. Mungkin dari banyaknya pengalaman yang dilaluinya
sejak dia menikah dengan Indah.
Dewi KZ 159 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau telah menodai rumah dan kampung ini. Sebetulnya kau harus tinggal dan mati
di tempat asalmu. Kembalilah kau ke sana."
"Biar bagaimanapun hina atau rendahnya asal usulku, tetapi aku kelahiran di
negara ini juga. Aku tidak akan pergi!" Dia bertambah berani. Didengarnya
ayahnya berkata kepadanya, supaya tahu harga diri. Terdengar suara auman
harimau. Dekat sekali. Semua orang di situ terkejut bukan kepalang. Kedua
penantang itu pun turut terperanjat. Tidak pelak lagi suara itu auman harimau.
Begitu dekat. Tentu ada di tempat itu tetapi tiada kelihatan. Jelas pula bukan Erwin yang
mengaum. Lantas mereka menyangka, bahwa itulah macan peliharaan yang banyak
dibicarakan orang. Tetapi mereka memang pemberani dan telah menamatkan hidup beberapa mangsa,
tetapi belum pernah menghadapi harimau. Mereka hanya setengah-setengah percaya
akan cerita-cerita orang. Tak masuk di akal mereka, bahwa manusia bisa menjadi
setengah harimau. Kemudian mereka jadi lemas jatuh terkulai di pekarangan rumah itu. Mereka
melihat sesuatu yang lebih hebat daripada hantu di kuburan orang yang terlalu
banyak berbuat dosa di dunia. Kepala manusia bermisai putih panjang pada tubuh
seekor harimau yang besarnya seperti macan umur empat tahun. Hampir sebesar
lembu. Mata mereka tak dapat berkedip, bagaikan dipukau oleh makhluk aneh itu.
Suaranya lembut tetapi tegas: "Kalian yang bernama Utuh dan Unang, mengapa mau
menerima perintah untuk membunuh anakku" Mengapa kalian menilai nyawa anakku
dengan uang, padahal nyawa tak dapat diperjualbelikan. Untuk delapan puluh ribu
kalian berdua mau membunuh anakku?" Dja Lubuk diam.
Dewi KZ 160 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua orang yang bermaksud jahat itu heran dan tambah ketakutan, bagaimana
harimau bermuka manusia itu bisa mengetahui nama mereka dan tahu pula berapa
upah yang akan mereka terima"
Mereka yang dalam masa lalunya belum pernah mundur dalam menghadapi musuh dan
biasanya lawannya yang minta-minta ampun, kini mendadak teringat pada petuah
orang-orang tua bagaimana harus bersikap kalau menghadapi kekuasaan aneh seperti
itu. Berkata Utuh: "Ampun aku, incu nyuhunkan ampun. Incu anu bodo tos nyien
kekhilapan." (Ampun kakek, cucu mohon ampun. Cucu yang bodoh telah membuat
kekhilafan). Lalu Unang pula menambah: "Abdi nyuhunkan ditarima jadi murid Aki." (Saya mohon
diterima menjadi murid kakek).
Dja Lubuk menyeringai. Muka dengan misai putih lebat dan mata bagaikan
memancarkan api itu kini menatap kedua calon pembunuh anaknya.
"Aku bukan guru. Tidak menerima murid. Mengapa kau tidak belajar pada Ki Ampuh?"
katanya. "Manehna acan nanaon mun dibandingkeun jeung ilmuna Aki," kata Unang lagi. ("Dia
belum seberapa, dibandingkan dengan ilmu kakek").
Dja Lubuk tertawa datar, lalu katanya: "Dasar bajingan, dari mau membunuh bisa
berubah jadi penjilat. Kalau bisa tentu kalian mau menyogok aku heh!"
"Henteu Aki," jawab Unang dengan nada sangat merendahkan diri.
"Sudah, buat kali ini aku ampuni kalian, tetapi kalau sekali lagi coba
mengganggu anak dan menantuku, kalian akan kukirim ke neraka ketiga. Tahu neraka
ketiga?" Dewi KZ 161 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Henteu Aki," jawab Unang.
"Neraka ketiga itu artinya mati tidak, tetapi hidup pun malu, karena akan
menjadi tontonan orang banyak. Sebelah tangan kalian akan kucabut dan muka
kalian akan kuberi tanda sebagaimana kini Itam untuk seumur hidup akan mempunyai
bekas cakaran harimau pada mukanya." Utuh dan Unang membayangkan akan bagaimana
rupa mereka kalau sampai dirobek oleh harimau. Huh, memang lebih baik mati
daripada hidup. Tetapi "Aki" itu telah memberitahu bahwa dia hanya akan cacad,
tidak akan mati. Setelah memberi sembah, kedua orang upahan itu berlalu.
Langsung saja ke tempat orang yang menyuruh. Dari kejauhan Ki Ampuh melihat
kedatangan kedua orang jagoan itu. Hatinya girang, karena kembalinya mereka
tentu berarti bahwa mereka telah berhasil dalam melaksanakan tugas. Mestinya
dari dulu dia menyuruh mereka. Tidak usah pakai si Itam yang telah membuat
kantongnya robek sebagian membayar ongkos. Tanpa hasil apa pun. Tapi si dengki
itu dalam hati berkata: "Tapi biarlah, duitku dimakannya tanpa memberi hasil.
Kini kan dia rasakan terbaring di rumah sakit.
Dan dia akan malu untuk seumur hidup." Dan dia merasa senang, karena dia sendiri
tetap selamat. Enak juga mempergunakan tangan orang lain untuk kejahatan. Kalau
berhasil dapat nama, tetapi kalau gagal tangan tidak turut kotor.
Setelah dekat, kedua orang hebat itu tidak memberi hormat seperti biasa,
sehingga Ki Ampuh berpikir bahwa mereka telah jadi kurang ajar karena mendapat
kemenangan atas Erwin. Unang dan Utuh memandang Ki Ampuh dengan muka merah. "Kenapa kalian marah dan
jadi kurang ajar. Hayo memberi hormat. Bukankah biasanya kalian mencium tanganku
dulu saban ketemu?" bentak Ki Ampuh.
Dewi KZ 162 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu dulu, kini tidak lagi. Aki menyuruh kami menghadapi pekerjaan yang
mustahil. Aki mau membunuh kami heh,"
jawab Unang. "Jadi kalian gagal?" Ki Ampuh jadi pucat.
"Aki sendiri bagaimana" Bukankah mempunyai ilmu tinggi"
Kenapa tidak menghadapi sendiri?" tanya Unang sambil menyindir.
"Kurang ajar. Mereka terlalu kecil untuk aku hadapi sendiri.
Makanya kalian aku pilih. Dan bukan sembarang suruh. Kalian akan dibayar delapan
puluh ribu. Kalian tidak punya kemampuan untuk menghadapi hanya satu kodok
semacam itu." "Kami kepingin lihat Aki memencet kodok itu," kata Utuh.
"Sudah pergi, jangan banyak omong pengecut! Ntar gua ubah jadi ular," kata Ki
Ampuh sebagai kompensasi atas kegagalannya.
DALAM hati Ki Ampuh mengaku, bahwa dia tidak sanggup. Tetapi dia malu pada Adham
yang mengupah dia. Dia juga malu sama orang-orang yang melihat dia lari dari
pesta perkawinan Erwin dan Indah ketika ia tidak mampu lagi menghadapi Dja
Lubuk. Namun dia belum putus asa. Dia mau minta bantuan Mbah Ratu Penasaran,
yang bermukim di daerah Cikotok Banten. Menurut pendengarannya, di suatu gua di
sana. Dia akan mencarinya, akan menyembah Mbah Ratu untuk mohon kekuatan yang
tak terlawan dari padanya.
Kabarnya ada sejumlah dukun dan orang kuat telah mendapat banyak ilmu dari Mbah
Ratu Penasaran yang mendapat julukan itu karena ia penasaran ketika di zaman
tiga ratus tahun yang lalu dia melarikan diri karena tidak tahan dimadu dan
melihat junjungannya, seorang Pangeran di zaman itu mempunyai tak kurang dari
sembilan orang selir. Dia merasa dia wanita paling cantik, tetapi kenapa
suaminya masih saja inginkan perempuan Dewi KZ
Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
163 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain. Telah banyak dukun digunakannya, telah banyak emas berlian dicurahkannya
untuk menundukkan hati Pangeran, tetapi dia tidak pernah berhasil seratus
persen. Itulah sebabnya maka dia menyingkir ke daerah Cikotok dan tak mau ke
luar dari sana. Tidak diketahui apakah dia pernah tutup usia, tetapi kata orang
yang percaya, sampai sekarang Mbah Ratu masih hidup. Bahkan konon tidak pernah
menjadi tua. Barangkali inilah imbalan yang diberikan dewa-dewa kepadanya atas
kekecewaannya di dalam kehidupan bersuami atau bercinta.
Konon ada banyak pemuda yang ganteng-ganteng silih berganti menjadi gulagulanya. Pemuda-pemuda ini dibawa ke sana oleh berbagai macam makhluk halus,
mulai dari jin, syaitan, hingga jembalang dan iblis yang telah sudi menjadi
pelayan dan hamba dari Mbah Ratu. Dari jin-jin itulah Mbah Ratu belajar berbagai
macam ilmu keampuhan. Manusia yang mempunyai ilmu itu pasti menang dalam
menghadapi lawannya yang maha sakti tetapi dengan perjanjian, manakala dia telah
tiga kali mempergunakan ilmu itu maka ia akan jadi celeng (babi hutan). Orangorang yang rakus akan kemegahan dunia ada juga yang berani menerima syarat itu.
Kabarnya pula telah banyak orang yang menjadi celeng karenanya. Manakala telah
jadi celeng maka mereka pindah ke daerah kekuasaan Mbah Ratu dan jadi budak di
sana. Ke sanalah Ki Ampuh hendak pergi, tetapi sial sekali di saat dia mau berangkat
dia bertemu dengan Erwin yang hendak membuat perhitungan. Dimulai dengan cekcok
mulut akhirnya mereka berhadapan dengan kekuatan yang ada pada diri masingmasing. "Engkau akan tewas di sini anak muda," kata Ki Ampuh.
Erwin Berharap agar dia mampu pula bersilat sebagaimana dia menghadapi Itam,
tetapi celaka tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan mendapat kekuatan itu. Dia
lalu berharap akan bantuan Saodah atau ayahnya.
Dewi KZ 164 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Ampuh sendiri di dalam hati merasa amat takut, karena sudah mengetahui
kehebatan Erwin dan ayahnya. Tetapi di mana akan diletakkan muka, kalau ia
sampai minta ampun. Dalam pada itu dia bukanlah orang yang berpendirian lebih baik mati daripada
minta anopun. Dia mau memelihara muka dan nyawa sekaligus.
Otaknya bekerja keras, tipu muslihat apa yang akan digunakan untuk menghindari
pertarungan dengan orang yang tidak terlawan itu.
Dalam hati Erwin memohon kepada ayahnya, agar datang membantu dia.
Terdengar suatu bisikan, suara ayahnya: "Coba berdiri sendiri. Coba hadapi
dengan kekuatan dan ilmu yang ada padamu."
Menjawab Erwin di dalam hati: "Ilmu apa" Semua pun dengan bantuan ayah dan Bu
Saodah. Aku tidak punya ilmu apa pun." Erwin jadi takut, setakut Ki Ampuh
menghadapi dia. Di saat itulah datang seorang pemuda. Dia berkendaraan To-yota Corona yang
diparkir di depan rumah Ki Ampuh.
"Nak Adham," kata Ki Ampuh. Dia mau mengalihkan Erwin dari konsentrasi,
sekaligus memberi tahu, bahwa inilah orang yang memberi perintah kepadanya.
Kalau toh akan mati, bagaimanapun lebih baik Adham yang mati daripada dirinya
sendiri. Nanti dia akan pindah ke kota lain, di mana orang belum mengenal
kelemahan-kelemahannya. Di kota yang baru itu dia akan buka praktek lagi,
memperkenalkan diri sebagai Ki Ampuh yang tidak bisa ditundukkan oleh kekuatan
manusia dan ilmu apa pun di dunia ini.
"Silakan naik," kata Ki Ampuh. "Saya ada urusan dengan orang ini. Dengan
bajingan yang tak tahu diri, berani menikahi wanita yang seharusnya jadi isteri
seorang manusia tulen. Dewi KZ 165 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan dengan manusia harimau semacam dia ini." Adham memandang Erwin. Jelas
menghina. Dia berani karena ada Ki Ampuh. Bagaimanapun tentu Ki Ampuh akan
melindungi dia, pikirnya.
Dan di saat itu Erwin merasakannya. Bahwa dia akan berubah rupa atau tubuh. Yang
mana pun jadi, asalkan bisa menghadapi musuh, pikirnya.
Di jalan raja orang mulai berkumpul. Mereka semua mengenal Ki Ampuh, pun
mengenal Adhai serta Erwin.
Mereka pun sudah mendengar tentang kehebatan Ki Ampuh dan diri Erwin yang
diceritakan sebagian besar penduduk sebagai manusia harimau. Tetapi mereka
selalu menyangka, bahwa dia hanya punya piaraan, bukan manusia yang bisa berubah
jadi harimau. "He, kalian yang ada di jalan," bentak Ki Ampuh. "Di sini tidak ada tontonan.
Pergi!" Tetapi hanya satu dua orang yang pergi, takut dibikin cedera oleh Ki Ampuh yang
terkenal punya ilmu serba bisa itu. Orang katakan bahwa dia bisa mengubah orang
jadi kodok atau ular. Pendeknya semau dia. Erwin merasa dingin, kemudian gemetaran. Dia rasakan buntut keluar dari atas
pelepasannya. Bajunya cepat-cepat ditanggalkan. Orang banyak menyangka, bahwa
dia mau berkelahi dalam keadaan bugil. Memang ada orang-orang kuat yang punya
ilmu bugil. Saban menghadapi musuh harus tanpa pakaian. Tetapi mereka jadi
terkejut ketika di balik baju itu kelihatan warna belang yang dalam tempo cepat
sekali telah berbentuk tubuh harimau dewasa. Di sana dia berdiri. Erwin dengan
tubuh harimau dan muka aslinya. Adham jatuh semaput. Pingsan tak sadarkan diri.
Sebagian dari orang di pinggir jalan menghindar dengan ketakutan, tetapi
sebagian Dewi KZ 166 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak beranjak. Karena mau tahu bagaimana akhir perkelahian atau karena kaki tak
kuat membawa mereka pergi dari sana.
Erwin menggeram. Ki Ampuh membaca-baca mantera. Dia bacakan jampi untuk
melumpuhkan harimau manusia itu.
Tetapi Erwin kian mendekatinya. Rupanya jampi ini mungkin ampuh terhadap harimau
beneran, tidak terhadap manusia yang jadi harimau. Ki Ampuh mengangkat kedua
belah tangannya, bagaikan hendak menghypnotisir Erwin. Kalau dia lakukan
terhadap manusia, orang akan terpukau. Akan menurut apa saja yang disuruhnya.
Tetapi Erwin hanya berdiri atas kedua belah kaki belakangnya Dia mendekat dengan
pelan-pelan. "Manusia asalmu, kembalilah jadi manusia," perintah Ki Ampuh. "Kau tunduk pada
semua kemauanku. Kau hambaku.
Dengarkan, kau hambaku," kata Ki Ampuh suaranya terdengar ke jalan raya. Orang
banyak menduga, bahwa Erwin akan lemah dan menurut perintah. Kehilangan semua
dayanya. Tetapi Erwin tetap berdiri. Kini tertawa dengan sinis.
"Aku bukan manusia biasa yang bisa kau sihir, keparat!"
kata Erwin. "Kau budakku, kau hambaku. Turut perintahku," kata Ki Ampuh.
Erwin menggelengkan kepala. "Aku bukan budakmu. Kau tidak akan bisa menguasai
aku, sebagaimana aku tidak bisa menguasai kau. Kita selesaikan dengan adu
tenaga." Ki Ampuh merasa bahwa ilmunya tidak mempan. Tetapi baginya sudah tiada
jalan lain. Tidak mungkin lari. Kini Ki Ampuh pasang kuda-kuda untuk bersilat.
Penonton di pinggir jalan menahan napas. Tak pernah mereka impikan akan melihat
suatu kejadian yang selama ini hanya mereka baca dalam buku atau dengar dari
dongeng orang tua. Apa yang mereka pikir dongeng dan hanya tahyul belaka, kini
menjadi kenyataan di hadapan mata mereka sendiri.
Dewi KZ 167 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku akan mencederaimu Ki Ampuh! Kau tidak kuat melawan aku yang tidak menjual
ilmu untuk kejahatan!" kata Erwin.
"Itu urusanku. Mengapa kau mau campur," kata Ki Ampuh.
"Karena kau mencampuri urusanku dengan isteriku. Karena kau menebarkan kejahatan
di antara orang-orang tak berdosa.
Kau terlalu komersil. Apa saja kau mau lakukan untuk mendapatkan uang! Kau
perusak, kau pembunuh." Dengan ucapan itu Erwin menggerakkan tangan mau menampar
muka Ki Ampuh, tetapi pukulan itu hanya menyambar angin. Ki Ampuh telah berada
di belakang Erwin. Orang berilmu sihir itu merasa lepas dari bahaya maut. Kalau
tangan harimau itu mengenai mukanya, pasti dia akan cacad. Erwin membalik. Dia
menggeram menunjukkan amarah. Ki Ampuh masih dapat melepaskan diri dari serangan
Erwin selama tiga jurus. Tetapi pada pukulan Erwin yang keempat dia terkena pada
kakinya sehingga terjatuh. Manusia harimau tidak buang tempo. Dia menerkam.
Ditindihnya tubuh Ki Ampuh. Dia dapat mematikan lawannya pada saat itu, tetapi
dia tidak melakukannya. Sebagaimana dikatakannya, dia hanya mau mencederai.
Supaya dia pun jadi kenang-kenangan bagi orang lain. Terutama dukun-dukun sihir
yang suka menimbulkan bencana bagi orang-orang tak berdosa. Ilmu digunakan untuk
membela diri atau mempertahankan kebenaran, bukan untuk merusak. Dukun-dukun
harus mengobati penyakit, bukan menimbulkan penyakit.
"Ampun, ampun," kata Ki Ampuh. Kini hilang segala malu, tak ingat lagi pada
gengsi yang selalu coba dipertahankannya dengan cara apa pun. Kini dia hanya
mengingat keselamatan nyawanya.
"Aku tobat. Tidak akan berbuat kejahatan lagi. Aku akan menjadi orang baik dan
soleh. Akan tinggal di langgar atau mesjid http://kangzusi.com/. Aku mau jadi
tukang bersihkan Dewi KZ 168 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat beribadah. Akan mengaji siang dan malam. Ampuni aku Erwin. Kau orang baik
yang selalu membela kebenaran.
Memang aku ini orang tak tahu diri. Tetapi kini aku tobat!"
Erwin memandanginya. Tergugah juga hatinya mendengar rintihan dan pengemisan Ki
Ampuh. Tetapi dia tidak berkata apa-apa;
"Kau mengampuni aku, bukan" Aku sudah tua. Umur tak seberapa lagi. Aku punya
keluarga. Bahkan punya cucu.
Mereka akan kehilangan aku," pinta Ki Ampuh. Erwin tertawa sinis.
"Kau tahu menyebut-nyebut keluarga! Kau bedebah tak punya kemanusiaan," kata
Erwin. "Kehidupanmu di dunia ini hanya membawa bencana. Aku selalu bertanya apa
gunanya orang-orang jahat semacam kau ini hidup Meracun, meneluh.
Hanya memikirkan diri sendiri. Ber-Tuhan pada uang dengan mengabaikan semua
perasaan kemanusiaan!"
"Ya, aku mengaku. Kini tidak lagi. Jangan cederai aku Erwin. Kau baru punya satu
isteri. Aku akan berikan ke-menakanku yang cantik. Aku punya banyak, kau boleh
pilih!" kata Ki Ampuh. "Kau mau menyogok aku?" Erwin yang masih berbadan harimau jadi merasa geli.
"Kau ini bagaikan koruptor besar negara. Makan uang sebanyak mungkin, tidak
pikir kemiskinan dan kemelaratan rakyat. Tidak peduli hutang negara bertambah
oleh kejahatannya. Kapan tertangkap dia mau menyogok. Dengan uang, dengan
wanita, dengan apa saja!"
Orang-orang yang tadinya di pinggir jalan telah masuk ke pekarangan. Entah apa
yang memberi keberanian kepada mereka. Mungkin keyakinan, bahwa manusia harimau
itu punya akal yang sehat. Tidak mengganggu manusia yang tidak menyusahkan dia.
Dewi KZ 169 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh dekatnya mereka dengan Erwin yang sedang menindih Ki Ampuh, maka mereka
mendengar semua pembicaraan.
Permohonan kasihan Ki Ampuh dan uraian ringkas mengenai koruptor tadi. Dan di
antara mereka ada yang berharap di dalam hati, agar Erwin yang bisa jadi separuh
harimau itu juga mau turun tangan membasmi semua koruptor yang selalu punya akal
lihai dan licik menyelamatkan diri. Orang bisa disogok, walaupun sudah pernah bersumpah ketika
menerima jabatan, tetapi manusia harimau ini tidak makan sogokan. Ada beberapa
orang yang berkata: "Matikan saja." Eeee, mereka begitu berani. Memandang Ki
Ampuh hanya sebagai hewan, ayam atau anjing yang boleh dibunuh begitu saja.
"Tuhan pun mau memberi ampun," kata Ki Ampuh. "Aku akan tinggal di mesjid. Aku
bersumpah. Kalau aku dusta, bunuhlah aku nanti. Beri aku kesempatan menebus
dosa, Erwin!" Dasar manusia harimau ini punya hati lebih lunak dari kebanyakan manusia biasa,
mulai timbul rasa kasihan terhadap Ki Ampuh.
"Kau menjanjikan ini karena kau terjepit, bukankah begitu Ki Ampuh?" tanya
Erwin. Di saat itu dia mendengar suara
"klik" dari sebuah toestel yang baru dipergunakan oleh salah seorang manusia
yang menggerumuni mereka. Erwin mengangkat muka, memandang keliling. Lalu
tanyanya: "Siapa yang membuat foto tadi?"
Yang melakukan tak mengaku, tetapi beberapa orang yang tak mau jadi kambing
hitam menunjukkan orang yang baru memotret adegan luar biasa itu.
Erwin memandang orang yang masih memegang alat pemotret.
"Kau wartawan?" tanya Erwin.
Dewi KZ 170 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, pak," jawab anak muda. Dia menerangkan bahwa dia wartawan photo pada sebuah
harian. "Kau mengharap dapat pujian dari majikanmu. Dapat menyajikan gambar yang hebat
bagi pembaca koranmu. Aku mengerti. Tetapi tahukah kau bahwa pemuatan gambar itu
akan menjatuhkan nama orang-orang di sekitar diriku" Bisa pula membuat
masyarakat jadi ketakutan. Kalau kau wartawan yang bertanggung jawab terhadap
ketenangan masyarakat, kau tidak akan memuatnya. Dia komersil menguntungkan
beberapa orang, tetapi jauh lebih banyak orang yang akan dirugikan oleh gambarmu
itu. Kau akan menimbulkan kegelisahan. Itu mengganggu ketenangan. Kau wartawan.
Kau tentu lebih pandai," kata Erwin. Dia berkata datar tanda ketegasan. Orang
yang ditanyai diam. Lalu kata Erwin: "Keluarkan film itu, jangan bikin gambarku. Kalau kau mau
menulis, aku tidak dapat mencegah.
Tetapi jangan bikin sensasi yang berlebih-lebihan. Ingat, aku belum pernah
mengganggu manusia yang tidak mengganggu diriku." Orang itu patuh pada
permintaan Erwin. Dia tahu, itulah jalan yang paling selamat.
Kemudian kata Erwin kepada Ki Ampuh: "Baiklah aku tidak akan merusak muka atau
tubuhmu. Kuharap kau memenuhi janjimu. Tidak kupinta supaya kau mengurung diri
di mesjid. Itu terserah kepadamu untuk menebus dosamu kalau kau merasa banyak
yang harus kau tebus. Tetapi aku menuntut agar kau jangan lagi mempergunakan
ilmu sihirmu untuk merusak manusia lain." Dia pandangi muka Ki Ampuh dan pesihir
ini membuang pandangannya ke tempat lain. Dia tidak berani menentang pancaran
api yang keluar dari mata Erwin.'
Manusia harimau itu melepaskan korbannya. Lalu katanya kepada orang banyak itu:
"Ketahuilah oleh kalian bahwa aku orang yang menderita. Aku tidak akan pernah
mengganggu siapa pun yang tidak menyusahkan aku dan keluargaku. Jangan Dewi KZ
171 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian bercerita lain tentang apa yang kalian lihat. Aku ini hanya pewaris dari
harta yang tidak bisa kuelakkan."
Orang banyak hampir serentak berkata "tidak nenek."
Walaupun muka harimau itu tak lain daripada kepala Erwin yang masih muda belia,
tetapi mereka menyebutnya "nenek."
Itulah sebutan yang terhormat bagi harimau.
Makhluk itu tidak pergi begitu saja. Dia mendapatkan Adham yang menggeletak di
sana, lalu mengangkatnya dengan dua kaki depanya yang saat itu bertugas bagaikan
sepasang tangan manusia. Berjalan dengan kedua kaki belakangnya, Adham dibawanya
pergi. Orang banyak saling pandang, tak ada seorang pun yang berani bertanya kepada
manusia harimau itu. Setelah berjarak hampir tiga puluh meter, Erwin dan Adham
hilang bagaikan ditelan bumi.
Di waktu itulah orang banyak yang sadar, bahwa mereka baru saja menyaksikan
suatu kenyataan yang hanya terlalu sedikit orang pernah melihatnya. Hanya satu
dua orang yang ngomong dengan Ki Ampuh yang bagaikan tidak terlihat oleh orang
banyak itu. Mereka saling tanya, ke manakah Adham dibawa oleh manusia harimau
itu. Ke rumahnya" Agak mustahil. Akan dibunuh lalu dibuangnya ataukah akan
ditanamnya untuk menimbulkan teka-teki bagi masyarakat"
Ataukah Adham akan dimakan di suatu tempat, di mana tidak ada orang.
Melihat manusia harimau memakan manusia" Semua hanya merupakan spekulasi dari
orang-orang itu. Wartawan yang amat beruntung segera mengebut motornya menuju
kantor redaksi. Dia akan bercerita banyak kepada kawan-kawannya dan kepada
pembaca. Dia akan bersumpah bahwa dia bercerita yang sebenarnya supaya jangan
Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ada pembaca yang berpikir bahwa dia hanya bermimpi di siang hari. Beberapa orang
Dewi KZ 172 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langsung menuju rumah Indah. Mereka tidak langsung masuk.
Mau melihat-lihat dari jauh, kegiatan apa yang ada di sana.
Apakah Erwin ke sana. Ataukah mereka pun tidak mengetahui apa yang sudah
terjadi. Dan dugaan yang belakangan inilah yang benar. Keluarga Indah tidak
tahu, bahwa suatu peristiwa mengerikan dan aneh telah terjadi, disaksikan oleh
sekian banyak orang. "Erwin membawa Adham pergi," kata Amie ketika bertemu dengan orang tua Indah.
"Kami melihatnya. Tak kurang dari dua puluh orang. Tetapi kami tidak
diganggunya. Malah Ki Ampuh yang sudah dicengkeramnya pun tidak juga dilukainya.
Aneh, dia memang aneh. Kini kami percaya. Betul dia ada.
Betul pula dia tidak mau menyusahkan orang yang tidak mengusik dia."
"Dia tidak ke mari," ujar ayah Indah. Dia lihat anaknya berubah warna. Merah
padam karena malu. Tapi dia tidak berkata apa pun. Ini risiko dari mempersuami
manusia yang sewaktu-waktu jadi harimau. Penawar bagi Indah hanyalah bahwa
Erwinnya tidak mengganggu orang banyak itu. Yang menggelisahkan dia, ke mana
Erwin membawa Adham. Dan akan diapakannya. Dibunuh" Dia dapat melakukannya tadi.
Dimakan" Dia tidak pemakan daging manusia. Lalu mau diapakannya orang yang benci
kepadanya itu" Kalau berita ini telah didengar oleh pihak yang berkewajiban
menjaga keamanan dan ketenangan, tentu Erwin akan diburu dan ditembak mati.
Erwin tentu mengetahui ini.
Apa yang dikuatirkan Indah segera terjadi. Mendengar anaknya dilarikan manusia
harimau, ayah Adham yang banyak duit dan besar pengaruh segera melapor kepada
Polisi. Dia menuntut agar anaknya diselamatkan. Polisi harus menunjukkan
kemampuannya untuk menenteramkan hati masyarakat yang sekarang selalu ketakutan
oleh adanya manusia harimau itu. Tetapi Mayor Polisi Singgih dengan titel Dewi
KZ 173 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Drs-nya bukanlah penegak keamanan yang bisa dipengaruhi begitu saja. Dia juga
sudah mendengar cerita tentang keanehan itu, tetapi tidak ada orang yang
mengadu, bahwa ketenangannya terganggu. Maka dia menunggu laporan dari lain
pihak, yang konon melihat kenyataan itu. Dan laporan ini pun segera sampai ke
mejanya. Dengan orang-orang yang turut melihat. Mereka semua bercerita sama.
Tidak bisa lain, karena mereka hanya menceritakan apa yang mereka lihat dan
dengar dari dialog antara Erwin dan Ki Ampuh dan pesan Erwin kepada mereka. Dia
tidak akan mengganggu siapa pun yang tidak bersalah.
'Berkata Mayor Polisi Singgih kepada anak buahnya: "Kita bertugas memelihara
keamanan dan ketertiban. Bukan untuk menjadi pembunuh. Mengerti?"
Enam orang bawahan berbagai pangkat yang diberi tugas untuk memelihara
ketertiban sehubungan dengan penculikan yang dilakukan oleh Erwin terhadap
Adham, menerima pedo-man dan instruksi.
"Kalian jangan menembaknya, kalau kelihatan. Dia manusia juga seperti krta.
Tindakan yang dilakukannya baru bersifat melarikan atau menyembunyikan. Belum
sampai kepada rencana untuk membunuh Adham!"
Seorang Letnan Polisi bertanya: "Kalau bukan untuk dibunuh untuk apa dia
melarikan Adham?" Dia ini masih terhitung keluarga Adham dan secara pribadi
telah dipesan oleh ayah Adham agar membinasakan monster itu. "Tak guna kau
bersenjata dan jadi Polisi kalau kau tidak bisa menjamin keamanan kami," kata
ayah Adham. Alfian yang mengharapkan adik Adham jadi isterinya, tanpa pikir
memberi jawaban positip bahwa ia pasti akan membuat manusia harimau itu menjadi
bangkai. Dewi KZ 174 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertanyaan Letnan Polisi itu dijawab oleh Singgih: "Kalau dia mau membunuhnya
sudah sejak tadi dilakukannya. Semua yang melihat mengatakan begitu."
Letnan Alfian menyanggah: "Mungkin mau dimakannya.
Dia malu melakukannya di hadapan orang banyak."
"Dia bukan binatang buas," kata Singgih dengan nada keras.
"Dia tidak akan memakan manusia. Kalian hanya ditugaskan untuk menangkapnya,
tidak membunuhnya." "Kalau dia mau melawan dan membinasakan kami bagaimana Pak?" tanya Alfian.
"Dalam hal yang demikian, kalian boleh melumpuhkannya.
Jangan membunuhnya. Dia bisa memberi banyak keterangan dan menjernihkan
persoalan kepada kita. Tangkaplah dia hidup-hidup," perintah Mayor Polisi
Singgih. Maka dimulailah perburuan itu. Semua pemburu membawa senjata, minimum
pistol dinas. Ada juga yang membawa karaben. Sukar mencari jejak penculik dengan
mangsanya itu. Jejak apa yang mau dicari. Harimau" Mungkin dia sudah jadi
manusia kembali. Sampai senja hari tidak ada kemajuan. Tak ada seorang penduduk pun melihat
manusia harimau. Ayah Adham yang merasa berpengaruh dan punya banyak uang telah
menjalankan keinginannya sendiri. Dia kerahkan beberapa tenaga bayaran untuk
melampiaskan amarah ke rumah keluarga Indah. Inilah yang menyebabkan kegelisahan
malah jadi kekacauan. Orang-orang bayaran ini dengan kasar memasuki pekarangan
rumah Indah. Kemudian melemparinya dengan batu, sehingga kaca-kaca jendela dan
pintu berpecahan. Para tetangga tidak berani membantu, karena tiga di antara
penyerang itu terkenal sebagai jagoan di situ. Tetapi serangan itu tidak
berjalan lama. Secara mendadak, tanpa memberi tanda akan kedatangannya di
pekarangan itu telah berdiri
Dewi KZ 175 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dja Lubuk dengan misai putihnya bertubuh kan harimau.
Sekali ini dia tidak banyak bicara. Dia menyerang pengacau-pengacau itu.
Akhirnya dua orang mati, dua lainnya luka berat.
Tersiarlah berita yang kini lebih menggemparkan. Bahwa manusia harimau itu tidak
berdiri sendiri. Nasib baik atau buruk didapat oleh Letnan Polisi Alfian pada
waktu orang ber'azan untuk sembahyang Isa. Di suatu tikungan di Jati Petamburan
dia melihat makhluk itu. Dia masih membawa mangsanya. Mungkin kehabisan akal, ke
mana akan pergi, sehingga masih ada di sana. Alfian telah sampai pada suatu
tempat yang baik untuk melepaskan tembakan guna menamatkan makhluk ajaib itu.
Dengan hati berdebar karena gembira, bahkan dengan bayangan saudara perempuan
Adham di dalam benaknya, ia mengangkat dan membidikkan senjata. Sasaran: kepala.
Dia tidak akan meleset, sebab di Kepolisian dia terkenal sebagai runner up
tembak dengan karaben. Dia memetik pelatuk, letusan berdentam, sasaran terkejut, lalu bergerak lagi.
Peluru tidak menemukan sasaran, karena laras telah mendongak ke atas ketika
meletus tadi. Sebuah tangan telah mengangkat laras itu. Ketika peluru terlepas
dan Alfian sadar akan gangguan itu baru dia melihat ke samping. Di sana pula dia
berdiri. Muka orang tua berambut putih berwarna dengan misainya yang panjang dan
lebat itu tidak terlalu menakutkan, tetapi dia bukan manusia biasa, sebab
tubuhnya harimau. Karena dia adalah Dja Lubuk, yang selalu menjaga keselamatan anaknya demi
terpeliharanya harimau yang harus diwariskan turun temurun.
Sehebat itu Letnan Alfian bicara tadi, setakut itulah pula dia kini. Orang bisa
berani luar biasa di dalam menghadapi musuh, bahkan di dalam peperangan tetapi
kalau berhadapan dengan Dewi KZ
176 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makhluk yang tidak pernah dilihat dan hanya ter dengar dalam dongeng maka selama
dia masih manusia, maka ia akan ketakutan.
"Komandanmu mengatakan, jangan tembak. Tangkap hidup dia. Mengapa kau menembak
juga" Karena mau dapat nama, mau naik pangkat" Untuk itu kau pergunakan senjata
pelindung rakyat ini semau hatimu. Kau bukan Polisi yang pantas ditiru.
Kau manusia yang membuat goyahnya kepercayaan masyarakat terhadap Polisi. Main
tembak, main pukul. Tiga hari yang lalu ada tahanan yang mati di kantor tempatmu
bertugas. Jangan-jangan kau yang jadi penyebab. Mungkin tangan yang ganas ini
yang memukuli." Sambil berkata demikian Dja Lubuk mencakar tangan Alfian.
Petugas Polisi itu tidak berkutik. Dia tidak bisa berkata apa pun. Mungkin
lidahnya kelu oleh rasa takut yang amat sangat. Mungkin dia menyangka, bahwa
akan tamatlah riwayatnya sampai di situ.
Tidak akan ada perkawinan, tidak akan ada kesempatan menerima bintang jasa. Pun
tidak akan ada kesempatan membaca berita yang seharusnya menonjolkan namanya
sebagai Polisi terberani di kawasan itu. Polisi yang telah berhasil memulihkan
ketenteraman masyarakat dengan membunuh manusia harimau yang bagaikan menghantu
siang dan malam. Dja Lubuk menggigit tengkuk Polisi itu dengan gigi-giginya yang dalam keadaan
semacam itu selalu tajam bagaikan ger-gaji. Lama dibiarkannya giginya tertanam
di daging yang lembut. Dia rasakan manisnya darah, walaupun dia bukan peminum
darah. Dia mau meninggalkan semacam image di pikiran masyarakat, bahwa manusia
harimau bagaikan dracula, yang . . . kalau marah . . . mau mengisap darah
manusia yang amat dibencinya. Setelah melampiaskan amarahnya, Dja Lubuk
meninggalkan tempat itu, tidak menghampiri anaknya, tetapi diikutinya dari
belakang, mau menjaga kalau-kalau ada Alfian-AIfian lain yang hendak merobohkan
anak tersayangnya. Dewi KZ 177 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara tembakan telah menyebabkan sejumlah penduduk jadi geger, tetapi mereka
tidak melakukan penyelidikan, karena tidak ingin bertemu dengan manusia harimau
yang mereka ketahui sedang berkeliaran atau bersembunyi, entah di mana.
Pada malam begitu, tempat yang paling aman, adalah di belakang pintu tertutup.
Setelah berjalan melalui gang-gang sunyi, kadang-kadang bersembunyi agar jangan
dilihat orang, Erwin dengan beban-nya sampai di daerah pekuburan Karet.
Dia mencari tempat, akhirnya dapat satu rumah kecil yang sedang kosong. Pintu
didobrak dan Erwin meletakkan Adham di atas lantai. Mangsanya itu sejak tadi
tidak sadarkan diri. Jejak Di Balik Kabut 43 Sarang Perjudian Karya Gu Long Pedang Berkarat Pena Beraksara 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama