Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 8
itu segera terkorek hingga muncul sebuah liang yang besar
sekali. Dari s ini dapat dilihat betapa gusar dan kalapnya dia.
Namun apa daya ia sudah terluka akibat keracunan, dalam
keadaan demikian tidak mungkin baginya untuk menyusul
lelaki bernama Han Seng tersebut.
Sik Tiong Giok menjadi tak tega setelah menyaksikan
kejadian itu, dia segera munculkan diri dan berseru sambil
mendehem : "Ehmmm... lotiang..."
Mendengar teguran tersebut, si kakek segera mendongakkan kepalanya, tampak sepasang matanya merah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membara seperti darah, tampangnya di samping menyeramkan, nampak juga mengenaskan.
Dari keadaan kakek itu, tanpa terasa Sik Tiong Giok
teringat kembali dengan keadaan ayah angkatnya si kakek
serigala, diam-diam ia menghela napas dan segera maju dua
langkah lagi ke depan. Keadaan dari kakek tersebut kelihat semakin bertambah
kalap, tiba-tiba saja dia membentak keras : "Siapakah kau"
Ayoh pergi, jangan kau dekati diriku..."
Sambil berteriak tangannya masih mencakar-cakar tanah
dengan mata melotot besar penuh amarah, keadaannya persis
seperti seekor binatang buas yang terluka dan s iap menerkam
mangsanya. "Lotiang, aku benar-benar datang untuk menolongmu, aku
sama sekali tidak bermaksud mencelakai dirimu..." kata Sik
Tiong Giok segera. "Cuuh, menolongku?" kakek tersebut segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram, "haaahh...
haaahh.. menolong apa?"
"Lotiang, kau jangan salah menilai orang," kembali Sik
Tiong Giok membantah. "Aku salah menila?" kakek itu mendelik tiba-tiba, "hmm,
kau tak lebih sama seperti orang-orang itu, yang menjadi
sasaranmu adalah benda yang berada di tanganku. Jangan
harap bisa membohongi aku."
"Aku mah tidak akan sudi dengan benda mestikamu itu,
aku hanya berniat hendak menolongmu, harap kau percaya
kepadaku." Sambil berkata, tubuhnya kembali maju selangkah ke
depan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak kakek itu meluruskan badannya lalu sambil
merentangkan sepasang cakarnya dia membentak gusar :
"Berhenti, jika kau berani mendekat selangkah lagi, jangan
lihat aku sudah terluka parah, aku tetap sangguh
membereskan dirimu."
Sik Tiong Giok yang menyaksikan kejadian tersebut, segera
mengerutkan dahinya rapat-rapat; dengan gusar teriaknya :
"Kalau kau tidak percaya kepadaku ya sudahlah, nampaknya
niatku menjadi orang baik memang sukar terlaksana..."
"Orang baik?" kakek itu menyegak dengan marah, "aku
tidak percaya di kolong langit masih ada orang baik, enyah,
ayoh cepat enyah dari sini."
Setelah berulang kali dibentak-bentak kakek itu, Sik Tiong
Giok menjadi mendongkol juga dibuatnya, dan segera
mendengus dingin kemudian sambil membalikkan badannya
beranjak pergi dari s itu.
Memandang bayangan punggung Sik Tiong Giok yang
menjaduh, mendadak kakek itu seperti merasakan sesuatu,
titik air mata segera jatuh berlinang membasahi wajahnya,
mendadak dia berteriak keras : "Anak muda, kembali kau..."
Mendengar perkataan itu, Sik Tiong Giok menghentikan
langkahnya seraya berpaling, tanyanya : "Apakah lotiang
percaya kepadaku?" Kakek itu termenung sejenak, kemudian setelah menghela
napas panjang katanya : "Semoga saja aku bisa percaya
kepadamu, namun akan kucoba nasib baikmu. Mari bimbing
aku kembali ke dalam rumah."
Sekalipun Sik Tiong Giok gampang tersinggung, namun dia
tak ingin melukai perasaan seorang kakek yang sudah terluka
parah maka tanpa mengucapkan sepatah katapun dia
membimbing kakek itu masuk ke dalam rumah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rumah gubuk itu jelek sekali dan kotor, disitu tak ada
pembaringan. Di sudut ruangan hanya terdapat setumpuk
jerami, sebuah meja kecil dengan beberapa mangkok pecah
terletak di sisi jeram i. Sedangkan di balik jerami tersebut
terdapat pula sebuah bungkusan berwarna kuning.
Sementara itu si kakek sudah duduk di atas tumpukan
jerami itu sambil mengatur pernapasan, selang sesaat
kemudian dia baru membuka kembali matanya dan
mengawasi pemuda itu dengan sorot mata yang berkilat.
Kini hawa amarah yang semula menyelimuti wajahnya telah
lenyap, sebagai gantinya dia nampak sangat keren dan serius.
Akhirnya pelan-pelan kakek itu baru bertanya : "Bocah
muda, apakah kaupun belajar ilmu silat?"
Sik Tiong Giok manggut-manggut.
"Apakah kau kenal denganku?" kakek itu bertanya lebih
jauh. Sik Tiong Giok segera menggeleng.
Maka kakek itu menghela napas panjang lalu katanya :
"Sudah hampir sepuluh tahun lamanya aku diam disini, orang
persilatan memang jarang sekali mengetahui tentang diriku,
siapa tahu sepuluh tahun kemudian ternyata ada begitu
banyak orang yang datang mencariku."
"Apakah merekka mempunyai dendam atau sakit hati
dengan lotiang?" "Antara aku dengan mereka boleh dibilang sama sekali tak
terikat dendam sakit hati apapun, tapi gara-gara sebuah
benda mereka jadi kalap dan menganggap aku sebagai
musuhnya." "Benda bestika apa sih" Aku rasa benda tersebut tentu
sangat berharga." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekalipun benda itu tidak seberapa berharga, namun
justru mempunyai hubungan dengan jaya atau tidaknya dunia
persilatan." Mendengar ucapan tersebut Sik Tiong Giok merasakan
hatinya bergetar keras, cepat-cepat dia bertanya : "Benda
mestika apakah itu?"
"Apakah kau punya suatu maksud?" bentak kakek itu
dengan wajah berubah. Sik Tiong Giok segera tersenyum.
"Haaah aku hanya bertanya saja, siapa sih yang kesudian
dengan mestika mu itu, biar diberikan kepadaku pun belum
tentu aku mau..." Kakek itu segera mengalihkan sorot matanya ke wajah Sik
Tiong Giok dan mengawasi dengan seksama, lalu sete lah
menghela napas katanya : "Aaaai, mungkin kau belum
mengetahui betapa pentingnya benda tersebut, bila terjatuh
ke tangan orang, niscaya cunia persilatan akan tertimpa
musibah lagi. Untuk melindungi benda ini, aaai... apa yang
bisa kulakukan sekarang?"
"Parahkah luka yang kau derita itu?"
"Aku sudah terkena jarum beracun Si kut tok ciam dari Ji
seng yau coa (siluman ular tujuh bintang) An Kiau nio,
racunnya sudah menyusup ke dalam tubuhku sehingga mati
hidupku boleh dibilang sudah ditetapkan akan berakhir. Aaai...
bila aku belum mengatur segala sesuatunya sampai tuntas,
bagaimana mungkin aku bisa mati dengan perasaan lega...?"
Setelah menghela napas panjang, nada suaranya semakin
lama semakin pelan dan akhirnya tinggal suara gumaman
belaka. Sik Tiong Giok yang menyaksikan keadaan tersebut
menjadi semakin tak tega lagi, dia tak berani pula
menyinggung kembali soal benda mestika tersebut, karenanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil menundukkan kepalanya dia terbungkam dalam seribu
bahasa. Pada saat itulah mendadak dari luar rumah kedengaran
seseorang berkata sambil tertawa merdu : "Tio Leng Kong,
firman wasiat dalam kotak kemala itu tak boleh kau bawa
pulang ke neraka, bagaimanapun harus diwariskan kepada
seseorang bukan?" Paras muka si kakek itu segera berubah, tiba-tiba
bentaknya keras-keras : "Siapa disitu?"
"An Kiau nio," jawab orang di luar sambil tertawa merdu,
"sobat lamamu bukan" Masa suara sobat lama pun sudah
tidak kau kenal lagi?"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu dari depan
pintu muncul dua orang manusia yang seorang adalah wanita
cantik berbaju sederhana mungkin orang itu adalah siluman
ular tujuh bintang An Kiau nio, sedangkan yang lain adalah si
tikus cecunguk Han Seng. Tio Leng kong atau si kakek itu segera melototkan matanya
bulat-bulat sambil membentak keras : "An Kiau nio, kau masih
berani datang menjumpaiku?"
Siluman ular tujuh bintang An Kiau nio kembali tertawa
cekikikkan, katanya : "Sesungguhnya aku memang datang
untuk menengok apakah kau sudah mampus atau belum, agar
aku pun bisa membereskan mayatmu nanti."
"Hmm, terima kasih banyak atas maksud baikmu itu,
sayang sekali aku belum akan mampus dalam waktu s ingkat,"
dengus Tio Leng kong. Kembali An Kiau nio tertawa.
"Aku rasa kau pun sudah cukup lama hidup di dunia ini,
tapi bila kau memang punya rencana untuk hidup terus, kami
pun punyai beberapa syarat untuk dipertukarkan, asal kau
serahkan kotak kemala Ciok Hap ciau tersebut kepadaku, aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pun akan memberi penawar racun untukmu. Coba mana
pendapatmu tentang barter yang adil ini?"
Paras muka Tio Leng kong berubah menjadi dingin
menyeramkan, sudah jelas ia merasa gusar sekali, bentaknya
kemudian : "Kau... kau... perempuan siluman."
Sekali lagi An Kiau nio tertawa terkekeh-kekeh : "Tio Leng
kong apakah kau tak sudi arah kehormatan dan sengaja
mencari arak hukuman" Saat ini, asal nyonya muda mu
mengayunkan telapak tangan, maka jangan harap kau bisa
hidup lebih lama lagi. Asalkan kau sudah mampus pun kotak
mestika itu tetap akan terjatuh ke tangan ku, buat apa sih kau
mesti berpikiran kolot?"
Pucat pias selembar wajah Tio Leng kong, dengan napas
tersengkal-sengkal katanya : "Kau... kau benar-benar berhati
keji, aku lebih suka..."
Dalam keadaan gusarnya, ia sampai berbicara dengan
suara gemetar dan tak mampu melanjutkan kembali katakatanya. An Kiau nio tertawa dingin, mendadak dia berkelebat ke
muka dan mendekati Tio Leng kong sampai sejauh empat
depa darinya, kemudian serunya dengan dingin : "Bawa
kemari atau tidak!" Sambil mengucapkan kata-kata tersebut, selangkah demi
selangkah dia maju ke muka menghampiri T io Leng kong.
Sik Tiong Giok tak mampu menahan diri lagi, dia
menyelinap keluar dari balik kegelapan dan menghadang di
hadapan An Kiau nio sambil bentaknya ketus : "Keluar kau
dari s ini!" Ketika melihat kehadiran seseorang dari balik kegelapan
secara mendadak, An Kiau nio segera mundur selangkah
dengan perasaan terkejut, namun setelah mengerling sekejap
dan mengetahui bahwa orang itu adalah seorang bocah cilik,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia segera tidak memandangnya dengan sebelah matapun
juga. Kepada Tio Leng kong kembali serunya dengan suara
dingin : "Oooh, sungguh tak kusangka kau masih
menyembunyikan tukang pukul disini..."
Sementara masih berbicara, mendadak ia mengayunkan
telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan dahsyat ke
depan dada Sik Tiong Giok.
Pada saat itu pula tiba-tiba terdengar Han Seng menjerit
kaget : "Aaah, rupanya kau bocah keparat."
Mendengar seruan tersebut cepat-cepat An Kiau nio
menarik kembali serangannya sambil mundur, lalu sambil
mengerling sekejap ke arah Han Seng tanyanya : "Siau han
kau tahu siapakah orang ini."
"Dia adalah orang yang menolong tua bangka Pui di Soat
lam dan menghadang Jian nian hiap..."
"Kau maksudkan dia adalah Pangeran Serigala?"
"Benar, dia adalah si bocah keparat yang disebut Pangeran
Serigala itu." An Kiau nio segera berpaling dan memperhatikan sekejap
wajah Sik Tiong Giok, kemudian ujarnya : "Sungguh tak
kuduga kalau Pangeran Serigala adalah kau."
"Hmm, kalau benar kenapa" Kalau tidak benar kenapa
pula?" jengek Sik Tiong Giok dingin.
"Konon ilmu silat yang dimiliki Pangeran Serigala diperoleh
dari didikan langsung Kakek Serigala, aku masih sedikit tidak
percaya..." Belum habis perkataan tersebut diutarakan, dari luar pintu
terdengar seseorang menyambung : "Bagus sekali! Aku lagi
heran mengapa tak dapat mengejarmu, rupanya kau sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkelahi dengan orang disini, tidak bisa jadi, babak pertama
ini mesti kau serahkan kepadaku!"
Bersamaan dengan ucapan tersebut, muncul seorang gadis
berbaju hidup dari luar pintu, namun nona itu mempunyai raut
muka yang jelek sekali sehingga tak sedap dipandang,
membuat beberapa orang yang berada dalam ruangan itu
sama-sama tertegun dibuatnya.
Sik Tiong Giok segera menjerit kaget.
"Aaah, rupanya kau nona Li. Kau pun sudah sampai
disini...?" Ternyata di adalah si gadis jelek Li Peng, setelah
mengerling sekejap ke arah pemuda itu, katanya dingin :
"Kenapa" Setelah kau minggat apakah ku tak akan mampu
untuk menyusulmu?" Sik Tiong Giok segera terbungkam dalam seribu bahasa.
Sebaliknya An Kiau nio menyela dari samping : "Hey, budak
jelek, bukankah kau ingin berkelahi" Ayoh, silahkan
melancarkan serangan dengan segera."
Li Peng mencibirkan bibirnya yang lebar lagi tebal itu
kemudian tertawa : "Bila aku sudah turun tangan, kau pasti
akan mampus tanpa ampun lagi."
"Aaaah, sama sekali tidak kusangka budak jelek semacam
kaupun bisa marah, kalau memang punya kemampuan, ayoh
dikeluarkan semua..." ejek An Kiau nio sambil tertawa.
Sembari berkata, tiba-tiba saja dia me lancarkan sebuah
serangan mencengkeram tubuh Li Peng yang jelek sama sekali
tidak nampak perubahan mimik wajahnya, diiringi suara
tertawa merdu tahu-tahu saja dia sudah menyelinap ke
samping. Begitu serangannya mengenai sasaran yang kosong An
Kiau nio segera membentak nyaring, lengannya diputar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kencang dan jurus serangan dilepas pun berubah arah, dari
cengkeraman menjadi jotosan, jari tangannya segera disodok
ke muka menghandam dada Li Peng.
Menghadapi datangnya ancaman kali ini ternyata Li Peng
tidak berusaha untuk menghindarkan diri, ambil memutar
tangan dia mendesak maju ke depan, lalu sambil
merendahkan tubuhnya, dia menerobos keluar lewat bawah
ketiak An Kiau nio dengan jurus Tikus sawah mencuri buah.
Dalam sekejap mata itulah An Kiau nio sudah merasakan
keadaan yang tidak beres, cepat-cepat dia mundur ke
belakang mengayunkan tangannya melepaskan sebuah
bacokan. Namun tindakan tersebut masih terlambat juga selangkah,
tahu-tahu... Breeeettt ! Celana yang dikenakan olehnya sudah tersambar oleh jari
tangan Li Peng sehingga robek sepanjang dua depa lebih.
Li Peng segera tertawa cekikikan sambil berseru : "Waduh,
kau nampak sangat menarik dalam keadaan begini, lagi pula
lebih mempesonakan hati. Bagaimana kalau tukar dulu
pakaian mu sebelum melanjutkan pertarungan ini ?"
An Kiau nio adalah seorang perempuan jalang yang sudah
terbiasa dengan keadaan seperti ini, dia sama sekali tidak
perduli terhadap kejadian mana, malahan tangannya segera
merogoh ke dalam saku untuk mengambil segenggam jarum
beracun menembus tulang kemudian diayunkan ke muka
melepaskan ancaman. Hujan jarum itu ditujukan ke arah Li Peng tanpa
menimbulkan sedikit suara pun, jarum-jarum itupun muncul
bagaiman rombongan lebah, dalam keadaan begini sekalipun
Li Peng memiliki kepandaian silat sepuluh kali lipat lebih hebat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pun rasanya sulit juga untuk menghindarkan diri dari ancaman
tersebut. Dalam keadaan yang sangat kritis inilah mendadak
terdengar Tio Leng kong menjerit kaget : "Aduuh, celaka..."
Menyusul kemudian dari belakang sebatang pohon besar
bergema suara gelak tertawa yang keras sekali, "Haaah haaah
haaah." Menyusul gelak tertawa itu, mendadak terasa segulung
angin pukulan menyambar datang dan menghantam gumpalan
jarum beracun penembus tulang itu hingga terpental dan
menyambar ke empat penjuru.
Tampaknya Li Peng merasa tidak senang hati dengan
kejadian tersebut, serunya sambil mendengus : "Hmm, aku
sudah tahu kalau susiok cebol tak akan bisa menahan diri,
siapa sih yang menyuruh kau turun tangan?"
Bersamaan dengan perkataan tersebut, tiba-tiba dari
belakang pohon muncul seseorang, dia adalah seorang kakek
cebol yang bermuka jelek dan berbaju merah, rambutnya
disisir ke atas menjadi sebuah kepang, sehingga kelihatan
seperti seorang bocah yang berusia tujuh delapan tahunan.
Terdengar kakek cebol itu tertaawa tergelak kembali,
kemudian sambil mendelik ke arah Li Peng tegurnya :
"Budak... kau sudah salah anggapan, aku turun tangan bukan
dikarenakan ingin menolong mu?"
Tentu saja Li Peng tidak kenal dengan orang ini, maka dia
cuma bisa tertegun dengan mata terbelalak sete lah
mendengar perkataan tersebut.
Sebaliknya si s iluman ular tujuh bintang An K iau nio segera
menjerit kaget : "Ang loya cu, rupanya kau?"
"Benar, tidak nyana kau masih kenal dengan aku," ujar
kakek cebol berbawah jelek itu dengan suara dingin. "Apakah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepuluh tahun pantanganmu meninggalkan Hoa san sudah
sampai pada waktunya untuk bebas?"
"Belum sampai waktunya," jawab An Kiau nio dengan
gugup, "tapi budak sedang melaksanakan perintah majikan
yang tidak berani ku bantah."
"Hmmm, karena itu kau telah terjun kembali ke dunia
keramaian untuk membuat kejahatan lagi?"
Melihat si kakek cebol yang keren dan marah, An Kiau nio
menjadi ketakutan setengah mati sehingga cepat-cepat
jatuhkan diri berlutu ke atas tanah dan merengek : "Budak
benar-benar berbuat demi menolong majikanku saja, sama
sekali tidak terlintas dalam benak budak untuk melanggar
larangan tersebut, harap loya cu sudi memaafkan."
Kakek cebol itu nampak agak tertegun setelah menyaksikan
kejadian itu, kemudian katanya lagi : "Apa yang sudah terjadi
atas dari majikanmu sehingga kau telah melanggar pantangan
dengan terjun kembali ke dalam dunia persilatan...?"
"Majikan kami terkurung di dalam gua Lui in tong di tebing
Be hwee nia, saban hari beliau harus menerima siksaan akibat
disambar guntur yang menggelegar, keadaannya sudah payah
sekali, apakah budak harus berpeluk tangan belaka
menyaksikan kejadian seperti ini?"
"Aaah... masa ada kejadian seperti ini, lantas dimanakah
letak kesulitannya?" kata kakek cebol itu dengan perasaan
terkejut bercampur tercengang.
"Gui Lui ing tong itu dalamnya mencapai ratusan kaki di
dalam perut bumi, apabila kita tak berhasil membongkar bukit
tersebut, maka jangan harap bisa menyelamatkan jiwa
majikanku." "Lantas apa maksudmu datang kemari untuk berkelahi
dengan orang, apakah dengan berbuat demikian maka kau
akan peroleh kemampuan untuk membelah bukit?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku datang kemari karena hendak meminjam sesuatu
benda dari si tua bangka Tio lai, apabila berhasil maka benda
tersebut dapat kupakai untuk memohon seseorang agar
bersedia menolong manjikan ku..."
"Siapakah orang yang kau maksudkan?"
"Di antara jago-jago persilatan yang terdapat di dalam
dunia persilatan saat ini, rasanya hanya si kakek cebol
berjalan dalam tanah Kongsun Swan seorang yang mampu
menerobos masuk ke dalam lambung bukit, hanya saja..."
"Benar, hanya saja si tua bangka itu sulit untuk dimintai
pertolongannya bukan?" kakek cebol itu manggut-manggut.
"Itulah sebabnya aku punya rencana untuk meminjam
kotak mestika tersebut, bila kuperoleh tentu saja dia pun akan
bersedia pula untuk membantu ku."
"Apakah kotak mestika sudah kau peroleh?"
Sambil menghela napas An Kiau nio menggelengkan
kepalanya berulang kali, sahutnya : "Tio Leng kong terlalu
keras kepala..." "Kalau begitu biar aku saja yang berunding dengannya..."
cepat-cepat kakek cebol itu berkata.
Belum habis dia berkata, mendadak dari kejauhan
terdengar seorang menukas : "Ia sedang menderita luka
keracunan, jiwanya sudah amat kritis, soal apalagi yang
hendak dirundingkan?"
Ketika kakek cebol mendongakkan kepalanya dia melihat
seorang pemuda berdiri di depan rumah bobrok tersebut,
maka sambil mendengus dingin segera tegurnya : "Siapakah
kau?" "Pangeran Serigala Sik Tiong Giok!" jawab pemuda itu
dengan sorot mata berkilat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar nama itu si kakek cebol agak tertegun, lalu
katanya lagi dingin : "Ooh, kau adalah Pangeran Serigala yang
belum lama terjun dalam dunia persilatan" Apa hubunganmu
dengan Kakek Serigala?"
"Kau tak usah menanyakan persoalan ini, kalau tahu diri
ayoh cepat tinggalkan tempat ini?"
Kemudian sambil berpaling ke arah Li Peng, kembali
ujarnya : "Nona Li, jangan kau biarkan siluman perempuan itu
melarikan diri, kita harus meminta obat penawar racun
darinya." "Kau tak usah kuatir, dia tak bakal bisa kabur dari sini,"
sahut Li Peng sambil tertawa.
Kakek cebol itupun tidak banyak berbicara lagi, dia segera
berjalan menuju ke rumah bobok tersebut.
Baru saja dia tiba di depan pintu, mendadak Sik T iong Giok
melintangkan badannya menghalangi jalan pergi orang itu
sambil menegur keras-keras : "Apa yang hendak kau
lakukan?" "Aku hendak masuk ke dalam untuk me lihat keadaan luka
dari Tio loji, akan kulihat apakah lukanya separah apa yang
kau katakan barusan."
"Tidak bisa, siapa tahu kalian mempunyai niat busuk di
balik alasan tersebut, hemm, jika ingin memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk melarikan kotak mestika Gio hap
ih ciau, hal ini tak akan berhasil kau lakukan secara gampang."
Kakek cebol itu segera mendengus penuh kegusaran :
"Hemm, bocah keparat, kau berani memaksa aku untuk turun
tangan?" "Kau anggap aku takut kepadamu...?"
Belum habis dia berkata, tiba-tiba dari balik rumah bobrok
itu berkumandang datang suara seseoerang yang amat lirih :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak muda, apakah orang yang hendak menyerangmu
seseorang yang berdandan seperti bocah nakal?""
"Tio tua, kau masih ingat denganku" Betul, aku adalah
bocah sakti iblis langit Ang Cun, bagaimana keadaanmu?"
Tio Leng kong segera menghela napas panjang, lalu
sahutnya : "Tubuhku sudah terluka oleh serangan jarum
beracun penembus tulang yang dilepaskan An Kiau nio si
perempuan busuk itu, aku lihat jiwaku tak bisa bertahan
sampai besok pagi." Kakek cebol itu segera menjerit kaget : "Aaah, masa ada
kejadian seperti ini, kalau begitu aku harus menengok dulu
keadaan mu." "Tidak usah," tiba-tiba Tio Leng kong tertawa seram, "aku
telah bersumpah tak akan menjumpai dirimu lagi."
Agaknya ucapan tersebut segera membuat Bocah sakti iblis
langit Ang Cun menjadi tertegun : "Kau pernah bersumpah
demikian, mengapa pula begitu?"
Tio Leng kong tertawa dingin : "Hmm, aku dengar kau
sudah menyerah kepada Yashu Khan, dan sekarang menjadi
pemimpin dari sepuluh pengawal berkuda. Aku sebagai rakyat
dari dinasti yang lewat tak sudi tunduk dan bersahabat
dengan pihak lawan, buat apa pula aku mesti berjumpa muka
denganmu?" "Tio tua," bocah sakti iblis langit Ang cun segera menukas,
"kau jangan berkata begitu, setiap orang kan mempunyai
pandangan yang berbeda, masa kau menuduhku berubah
pikiran, apalagi kita kan tak usah terlalu keras kepala dan
ngotot terhadap suatu masalah?"
Pada saat itulah mendadak dari belakang tubuhnya
terdengar seseorang membentak keras : "Perempuan siluman,
mau kemana kau?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata siluman ular tujuh bintang An Kiau nio berusaha
untuk kabur dengan memanfaatkan kesempatan itu, tapi
usaha tersebut segera dihadang oleh Li Peng.
Menyaksikan kejadian tersebut, dia segera mendengus
dingin seraya berseru : "Budak, apa yang kau andalkan untuk menghambat
kepergianku?"?"
"Jika kau tidak percaya kalau aku punya kemampuan,
silahkan saja untuk dibuktikan sendiri."
Sambil berkata dia meloloskan pedangnya sambil
menggetarkan tangan, senjata tersebut dengan membawa
desingan angin tajam langsung membacok ke muka.
An Kiau nio yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi
sangat terkejut, dia sama sekali tidak menyangka kalau
lawannya seorang budak cilik berwajah jelek ternyata memiliki
tenaga dalam yang begitu sempurna. Dari ayunan pedangnya
itu bisa diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki gadis
tersebut bukan sembarangan.
Dalam keadaan demikian, tentu saja dia tak berani
bertindak gegabah, cepat-cepat tubuhnya menghindar ke
samping lalu menyembunyikan diri sejauh lima enam depa.
Menyusul kemudian dia mendengus dingin dan mendesak
maju ke depan, sambil melakukan terkaman, senjata
andalannya "Sapu tangan dupa hitam pembingung sukma"
nya segera diayunkan ke depan.
Tio Leng kong yang berada di dalam ruangan mesipun
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak dapat melihat keadaan di luar, namun dapat didengar
olehnya akan suasana pertarungan di luar rumah tersebut,
cepat-cepat dia berteriak keras : "Siapa yang sedang
bertempur di luar" Hati-hati dengan sapu tangan pembingung
sukma dari perempuan siluman itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
An Kiau nio yang mendengar ucapan itu kontan saja
mengumpat penuh kegusaran : "Anjing tua, kematian sudah
diambang pintu, siapa suruh kau masih ngebacot terus?"
Sebaliknya Li Peng segera berkata sambil tertawa terkekehkekeh : "Empek tua, kau tak usah kuatir, orang dari istana Cui
wi kiong kebal terhadap segala macam racun."
Dalam pembicaraan tersebut tangannya segera diputar
kencang dengan jurus "putri naga mengibaskan baju"
pedangnya segera berubah menjaditujuh delapan batang
banyaknya dan melindungi seluruh badannnya rapat-rapat.
Sementara itu An Kiau nio yang mendengar kata 'Cui wi
kiong' tersebut hatinya menjadi terkesiap, otomatis gerakannya bertambah lamban, akibatnya dia kehilangan
posisi yang menguntungkan dan tubuhnya segera terkurung
oleh bayangan pedang lawan.
Sementara itu bocah sakti iblis langit Ang Cun telah
memandang dua orang yang bertarung itu sekejap kemudian
katanya lagi kepada Sik Tiong Giok : "Bocah keparat, ayoh
minggir dari situ!" "Kau tetap bersikeras hendak masuk?"
"Kecuali kau menghalangiku!"
"Boleh saja, cuma sebelum masuk ke dalam kau mesti
merobohkan aku lebih dulu."
Bocah sakti iblis langit segera mendongakkan kepalanya
dan tertawa tergelak. "Haah...haah...haah... bocah keparat, ingin kulihat sampai
dimanakah kepandaian silat yang berhasil kau latih itu."
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, ia segera
meloloskan senjata kipas yang aneh sekali bentuknya,
kemudian sambil dikebaskan berulang kali, katanya sambil
tertawa : "Bocah keparat, ayoh cabut keluar senjata mu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm, belum pernah aku membawa senjata bila sedang
keluar rumah..." jengek Sik Tiong Giok.
Bocah sakti iblis langit segera mendengus dingin : "Hmmm,
apakah kau berniat menghadapi serangan kipas iblis ku ini
dengan tangan kosong belakang?"
"Selamanya aku belum pernah bertarung melawan orang
dengan menggunakan senjata biarpun kuhadapi senjata kipas
mautmu dengan tangan kosong, aku tak akan meras
dirugikan." Kembali Bocah sakti iblis langit tertawa seram : "Haaah...
haah... haaah... bocah tekebur, silahkan kau me lancarkan
serangan lebih dulu, lagi pula aku adalah angkatan tua, sudah
sepantasnya bila mengalah satu jurus untukmu...."
"Hmmm, kau menyebut dirimu sebagai angkatan tua,
mengapa sih pelit amat, kalau tak mau mengalah yaa tak usah
mengalah, kalau mau mengalah, paling tidak harus mengalah
beberapa jurus." Berbicara soal kemampuan si Bocah sakti iblis langit ini
boleh dibilang termasuk jagoan kelas satu di dalam dunia
persilatan, tenaga dalamnya tidak berada di bawah
kemampuan Pat Huang Sin Mo, selain itu ilmu Kun goan it khi
kang yang dimilikinya terhitung satu ilmu sakti dalam dunia
persilatan, sedangkan kipas mautnya memiliki jurus serangan
yang luar biasa, sudah barang tentu dia tak memandang
sebelah mata pun terhadap seorang bocah ingusan.
Maka sambil tertawa terbahak-bahak katanya : "Mengingat
kau masih muda dan tak tahu urusan, aku mengalah tiga jurus
untukmu." Belum selesai dia berkata, Sik Tiong Giok sudah mengiakan
dan mendesak ke muka sambil melancarkan sebuah pukulan
dengan jurus 'Menghancur lembut naga sakti'. Serangan cepat
tenaga yang terkandung pun sangat kuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat datangnya ancaman ini, bocah sakti iblis langit
menjadi terkejut sekali, cepat-cepat dia menghindarkan diri ke
samping kiri kemudian sete lah maju ke depan, dia melompat
mundur kembali sejauh tiga depan sambil berkata dengan
tertawa : "Jurus pertama!"
Sik Tiong Giok segera menyerang kembali dengan jurus
'naga muncul mega menutup', serangan ini disertai dengan
desingan angin pukulan yang amat kuat.
Serangan ini benar-benar sangat dahsyat sehingga
mendesak si Bocah sakti iblis langit harus menghindar kian
kemari dengan penuh kebingungan.
Melihat itu, pemuda kita balas berseru keras : "Inilah jurus
keduaku!" Dalam bentakan mana, badannya kembali melompat ke
tengah udara siap menerjang kembali ke bawah.
Pada saat itulah dari balik rumah terdengar Tio Leng kong
berteriak keras : "Manusia bedebah, kau pingin mampus!"
Menyusul kemudian terdengar lagi suara getaran yang
keras sekali disusul sesosok tubuh mencelat keluar dari atap
rumah sambil menjerit kesakitan.
Empat orang yang sedang bertarung sama-sama dibuat
tertegun oleh kejadian tersebut, Sik Tiong Giok segera
membalikkan badan dan langsung menubruk masuk ke dalam
rumah bobrok itu. Di bawah tiang rumah yang roboh berserakan, tampak
tubuh Tio Leng kong tergeletak bermandikan darah segar,
sebilah pedang menancap di atas dadanya.
Dengan perasaan gelisah Sik Tiong Giok bereriak :
"Locianpwee... locianpwee.. sadarlah..."
Sementara itu si Bocah sakti iblis langit Ang Cun telah
melompat masuk pula sambil berseru : "Lo tio... Tio tua..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelan-pelan Tio Leng kong membuka mata dan
memandang sekejap ke arah Sik Tiong Giok dengan lemah,
kemudian dengan napas tersengal katanya : "Kotak kemala
itu.. kotak... kotak kemala itu..."
"Kau maksudkan kotak kemala itu sudah direbut orang"
Siapakah orang itu?"
"Dia.. dia adalah manusia, manusia she Han."
Sementara itu Li Peng ikut menerjang masuk pula ke dalam
rumah gubuk, dia saksikan sesosok mayat tergeletak kaku di
balik semak di luar rumah, dadanya sudah hancur dan isi
perutnya berhamburan keluar dan menyebar kemana-mana.
Maka ketika mendengar perkataan tersebut, cepat-cepat
dia berkata : "Empek tua, orang she Han itu sudah mampus
oleh pukulanmu itu."
"Kotak... kotak kemala itu..." napas Tio Leng kong semakin
tersengal-sengal. Ketika mendengar ucapan itu, baru saja Sik Tiong Giok
hendak melompat keluar, Bocah sakti iblis langit sudah keburu
melompat lebih dulu ke sisi mayat Han Seng.
Hal ini kontan saja menggusarkan pemuda kita, dia
mendengus dingin, tapi tiba-tiba saja kakinya terasa ditarik
orang, ketika ia menunduk, tampak kakinya sedang ditarik
oleh tangan Tio Leng kong, maka dengan keheranan tanyanya
: "Loocianpwee, kau..."
Sekulum senyuman penuh penderitaan segera tersungging
di ujung bibir Tio Leng kong, selainitu tangannya masih tetap
memegangi kakinya kencang-kencang.
Satu ingatan segera melintas dalam benak Sik Tiong Giok,
sekali lagi ia menundukkan kepalanya, tampak di antara
tumpukan jerami muncul seujung kain kuning, cepat-cepat dia
berseru lagi : "Lo.." belum habis dia berkata, mendadak dari
luar rumah sudah kedengaran si Bocah sakti iblis langit sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentak penuh kegusaran : "Budak sialan, kau pingin
mampus?" Ternyata di saat dia sedang melayang turun ke atas tanah
tadi, mendadak dari balik semak muncul sesosok bayangan
manusia yang menyambar jenasah Han Seng tersebut,
kemudian secepat kilat pula melarikan diri dari s itu.
Menanti si Bocah sakti iblis langit tiba di sana, bayangan
manusia tadi sudah kabuar sejauh dua kaki lebih dari posisi
semula. Bocah sakti iblis langit bukan manusia sembarangan, dalam
sekilas pandangan saja ia sudah melihat kalau orang yang
kabur dengan melarikan mayat Han Seng itu adalah siluman
ular tujuh bintang An Kiau nio, itulah sebabnya dia segera
mendengus marah. Justru pada saat itu pula Li Peng berteriak keras : "Siluman
perempuan itu sudah melarikan kotak kemala..."
Akibat dari teriakan ini, si Bocah sakti iblis langit menjadi
semakin naik darah, dia mendesis sinis lalu melakukan
pengejaran yang amat ketat.
Li Peng yang menyaksikan kejadianitu segera bersiap sedia
pula untuk melakukan pengejaran, tapi Sik Tiong Giok segera
menghalanginya sambil berseru : "Nona Li, biarkan saja
mereka pergi, ayoh cepat membantu aku..."
"Apa yang harus kubantu," tanya Li Peng sambil melompat
balik ke tempat semula. "Mari, coba kau singkirkan tiang tersebut, agar aku bisa
membebaskan Tio loocianpwee dari himpitan tiang kayu."
Maka mereka berdua segera bekerja keras menyingkirkan
kayu-kayu besar itu, tapi saat itu pula selembar jiwa T io Leng
kong sudah melayang meninggalkan raganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil menghela napas Li Peng berkata : "Sayang sekali
kotak kemala itu sudah direbut orang, apakah kita perlu untuk
mengejar mereka dan merebutnya kembali?"
"Mungkin yang berhasil mereka rebut bukan yang asli, jika
dugaanku tak salah, kotak kemala tersebut masih berada
disini." "Darimana kau bisa tahu?" tanya Li Peng sambil
mengerdipkan matanya berulang kali.
Sambil menyepak kain kuning di bawah kakinya sahut Sik
Tiong Giok : "Coba kau lihat, kain pembungkus kuning itu
masih berada disini..."
Sambil berkata dia segera menyingkirkan jerami dan
mengeluarkan bungkusan kain kuning itu, ketika dibuka
ternyata isinya adalah sebuah kotak kemala yang besar.
Mendadak Li Peng berseru keras : "aii, coba lihat, mengapa
di atas bungkus itu ada tulisannya?"
"Oooo, ditulis dengan darah."
Sik Tiong Giok segera membuka bungkusan kain kuning itu
dan memeriksa tulisan tersebut, ternyata tulisannya masih
baru dan darah yang digunakan menulis pun masih kelihatan
segar. Terbaca olehnya tulisan tersebut berbunyi demikian :
"Kotak kemala Gio hap ih ciau adalah benda kepercayaan yang
diberikan Ka isar yang lalu kepada Tiong gi s i, sayang nyawaku
mesti melayang sehingga tak dapat mempertahankan benda
ini lagi, bila benda ini kebetulan terjatuh ke tangan orang
budiman, tolong serahkan kepada Cho hui loni di bukit Hoa
san, sebaliknya kalau direbut orang jahat, dunia akan
terancam bencana, aku benar-benar sudah tak berkekuatan
lagi..." Selesa i membaca tulisan itu, Li Peng segera mengerdipkan
matanya berulang kali sambil berkata : "Berapa besar sih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pentingnya benda ini" Mengapa mereka harus memperebutkannya?" "Sudah jelas benda ini merupakan tanda kekuatan dari
kelompok Tiong gi si, dengan mengandalkan benda ini maka
kita bisa memerintahkan partai besar untuk berbakti kepada
kita, sudah barang tentu penting sekali artinya."
"Apakah kita harus menghantar benda itu ke atas bukit Hoa
san...?" "Kita telah mendapat titipan untuk berbuat demikian, tentu
saja aku harus menghantar sampai ke tempat tujuan, tapi
sekarang... mana mungkin kita punya waktu?"
"Kalau begitu bawa saja di dalam saku."
"Tidak bisa," Sik Tiong Giok segera menggeleng,
"membawanya di dalam saku sama artinya dengan mencari
kesulitan buat diri sendiri, akibatnya tentu tak terbayangkan
sekarang." "Lantas bagaimana baiknya?"
Sik Tiong Giok termenung sejenak, tiba-tiba serunya :
"Aaah, aku punya akal..."
Baru saja berkata sampai disitu, mendadak ucapannya
tertelan kembali, sambil mengawasi gadis di hadapannya dia
berseru agak tergagap : "Kau... kau..."
Ternyata si gadis jelek Li Peng tiba-tiba saja telah berubah
menjadi Cu Siau hong yang cantik jelita bagikan bidadari,
hanya saja nona itu masih belum merasakannya, malahan
agak tertegun dia berkata : "Kenapa dengan aku" Kau bilang
hendak menyerahkan kotak kemala itu kepadaku" Aku sih tak
berminat..." Mendadak Sik Tiong Giok me lompat bangun, kemudian
berkata dengan suara dingin : "Se... sebenarnya siapakah
kau?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Li Peng mengerdipkan matanya beberapa kali kemudian
tertawa cekikikan : "Aku lihat kau pasti sudah kemasukan
setan, masa tidak kenal aku" Aku adalah gadis jelek Li Peng?"
"Kau adalah Li Peng, haaah... haaah, kau adalah Li Peng."
Menyaksikan sikap sang pemuda yang begitu aneh, tanpa
terasa Li Peng menyeka ke atas wajah sendiri, mendadak dia
berteriak keras lalu membalikkan badan dan kabur dari situ.
Sik Tiong Giok segera mencabut keluar pedang yang
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menancap di tubuh Tio Leng kong itu dan mengejar pula dari
belakang sambil membentak keras : "Cu Siau hong, mau
kabur kemana kau!" Mendadak Li Peng berhenti berlari, lalu membentak keras :
"Coba kau lihat tampangmu yang begitu galak, apa sih yang
hendak kau lakukan?"
"Aku hanya ingin bertanya kepadamu, apakah nona Li
sudah kau celakai...?"
"Bukankah aku adalah Li Peng" Siapa yang telah
mencelakai dia?"?"
"Kau tak akan bisa membohongi aku, kau adalah Cu Siau
hong, aku tebak kau pasti datang dikarenakan kotak mestika
Giok hap ih ciau tersebut..."
"Kau jangan sembarangan mengaco belo," bentak Li Peng,
"siapa sih yang sudi dengan kotak Gio hap ih ciau tersebut?"
"Aku tahu, kau memang tidak butuh, tapi Cu Bu ki tentunya
sangat menginginkan bukan" Terus terang aku bilang, kotak
tersebut sudah berada di tanganku sekarang, kalau kau
memang merasa punya kepandaian, silahkan untuk mencoba
merampasnya dari tanganku."
Ucapan tersebut diutarakan dengan suara yang keras dan
nyaring, membuat Li Peng yang mendengar jadi terkesiap,
kontan saja nona itu membentak keras : "Hmm! Aku tahu kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbuat demikian kepadaku karena kotak mestika Giok hap ih
ciau. Bagus... bagus sekali."
"Kau tak usah ambil perduli mengapa aku bersikap
demikian, bila kau tahu diri ayoh cepat pergi meninggalkan
tempat ini." "Baik, aku segera pergi," seru Li Peng mendongkol.
Tampaknya nona ini merasa dirinya terhina, tanpa
melanjutkan kata-katanya dia segera membalikkan badan dan
berlalu dari situ. Sik Tiong Giok mengawasi sampai bayangan tubuh nona itu
lenyap dari pandangan baru balik kembali ke rumah bobrok itu
untuk mengubur jenasah Tio Leng kong, kemudian
memendam pula kotak kemala tadi ke dalam tanah setelah
tidak menemukan sesuatu jejak, dia bakar rumah gubuk
tersebut baru pergi meninggalkan tempat itu.
Entah apa sebabnya, dia merasa menaruh kesan yang
mendalam sekali terhadap Tio Leng kong, ini membuat
perasaannya jadi sangat berat, malah beberapa kali air
matanya jatuh bercucuran.
Fajar telah menyingsing, sinar matahari memancar ke
empat penjuru dan kehidupan barupun mulai berlangsung.
Hanya saja Sik Tiong Giok seorang yang berjalan
menyulusuri jalan bukit dengan wajah murung dan sedih,
berulang kali ia menghela napas panjang sambil bergumam :
"Aaai... mengapa sih aku hari ini, hatiku begitu murung dan
masgul..." Karena murung, pemuda itupun teringat akan arak, pikirnya
: "Sering aku dengar arak bisa melenyapkan kemurungan,
mengapa aku tidak pergi meneguknya secawan..."
Ia teringat akan arak karena tidak tahu sampai dimanakah
daya pengaruh alkohol terhadap tubuh, semangatnya segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangkit kembali, kalau bisa dia ingin segera memasuki rumah
penjual arak dan minum sampai mabuk.
Tengah hari itu dia sudah memasuki T oa kang ko.
Tempat ini merupakan sebuah bandar yang sangat ramai
karena merupakan kota persimpangan antara jalan darat
dengan jalan air, tidak heran kalau kotanya ramai sekali.
Di tepi sungai berdiri sebuah rumah makan yang memakai
merek Hong bok loo. Rumah makan ini sangat termashur, selain serv icenya baik,
hidangannya pun lezat, tidak heran kalau banyak tamu yang
bersantap disitu. Sik Tiong Giok langsung menuju ke rumah makan itu,
ketika akan melangkah masuk, terendus olehnya bau arak
yang wangi, pemuda itu tampak agak sangsi sejenak, namun
kemudian meneruskan langkahnya naik ke loteng tingkat
kedua, mencari tempat dekat jendela dan segera memesan
arak dan sayur. Menanti hidangan sudah datang, diapun meneguk secawan
arak dengan lahapnya sambil berpikir : "Oooh... ehmm...
ehmm... rupanya begini rasanya arak, getir lagi pedas..."
Perlu diketahui, baru pertama kali ini Sik Tiong Giok m inum
arak, lagi pula dalam tegukan pertama ia habiskan seisi
cawannya kontan mukanya berubah menjadi merah padan
jantungnya berdebar keras.
Mendadak ia mendengar seseorang tertawa seram sambil
berseru : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 15 "HAAAHH... haaahh... haaahh... bocah kecil akan kulihat
kau hendak kabur kemana!"
Menyusul kemudian terdengar seorang bocah menyahut
dengan nada yang nyaring pula : "Buat apa kau mencampri
urusanku" Aku pun ingin minum arak..."
Tak lama kemudian terdengar orang naik ke atas loteng,
kemudian muncul dua orang, yang berjalan di muka adalah
seorang bocah berusia sebelas dua belas tahunan, namun
gayanya seperti orang dewasa, dengan langkah lebar dia naik
ke ruang loteng. Dalam sekilas pandangan saja Sik Tiong Giok sudah
mengenali sebagai si kalajengking kecil Siu Cing, cepat-cepat
ia menundukkan kepalanya dan pura-pura tidak melihat.
Di belakang Siu Cing mengikuti tiga orang lelaki bertubuh
kekar yang semuanya memancarkan hawa membunuh yang
membara, namun seperti merasa jeri pula terhadap bocah itu.
Setelah naik ke atas loteng, mereka langsung mencari
tempat duduk. Siu Cing yang menempati kursi utama langsung
berkata kepada ketiga orang lelaki itu sambil tertawa : "Hari
ini kalian bertiga mengundangku bersantap, tentunya tidak
merasa penasaran bukan?"
Ketiga orang lelaki itu segera mendengus dingin, kemudian
salah seorang di antarannya membentak : "Setan cilik, kau tak
usah keburu merasa bangga dulu. Coba saja kalau toaya
sekalian tidak teledor, tak nanti kami akan terpecundangi
olehmu. Sekarang asalkan kau kembalikan barang milik toaya
sekalian, apa pura artinya mentraktir kau makan besar?"
Siu Cing segera tertawa terkekeh-kekeh : "Bukankah kalian
anak murid Pat Huang Sin Mo" Aku hanya tahu kau bernama
Si Kiu, semenjak kapan ganti nama menjadi Toaya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak disangka matamu cukup tajam. Betul, toaya mu
memang bernama si Tangan setan Si Kiu."
"Lantas setan apa lagi dengan kedua orang ini?" tanya Siu
Cing sambil tertawa. "Dia adalah sam tayya mu si Cakar Setan Ui Kak, sudah kau
ingat baik-baik setan cilik?"
"Kalau begitu kalian bertiga ini adalah tayya" Wah, aku
mesti pergi meninggalkan kalian kalau begitu, selamat
tinggal," seru Siu Cing sambil tertawa lagi.
Sambil berkata dia segera bangkit berdiri dan siap
meninggalkan tempat tersebut.
Si Tangan setan Si Kiu menjadi gelisah sekali, dia segera
menghalangi jalan perginya sambil membentak : "Setan cilik,
kau hendak kemana?" "Berhubung disini hadir tiga orang tayya, terpaksa aku
mesti angkat kaki dari sini, toh aku masih ada urusan lain,
biarlah kuselesa ikan dulu pekerjaanku sebelum datang
menemui kalian lagi."
"Boleh saja kalau mau pergi," bentak Cakar Setan Ui Kak
dengan marah, "tapi kau tinggalkan dulu barang kami, kalau
tidak... hmmm!" "Kenapa, ingin berkalahi" Jangan angap aku takut kepada
kalian, cuma tempat ini bukan tempat untuk berkelahi, kalau
toh kalian bisa mengungguli diriku, belum tentu barang itu
bisa diperoleh kembali."
"Hmm, bila kau tidak menyerahkan benda itu, lihat saja
tayya akan membacokmu atau tidak?"
Siu Cing segera tertawa. "Sekalipun kalian akan mecincangku lalu menanaknya
sampai matang dan diberikan kepada gembong iblis tua itu,
belum tentu luka yang dideritanya dapat disembuhkan, lebih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik tahulah diri bila ingin mendapatkan kembali benda itu,
kalian mesti mau menuruti pula perkataanku."
"Bocah keparat, apalagi yang kau kehendaki?" tanya si
Mata setan Khu Lim dengan gemas.
Siu Cing kembali tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh, haaahh... haaahh, itu mah gampang sekali,
biarlah aku menjadi toaya dan kalian menjadi pegawaiku,
asalkan kalian bersedia urusanpun mudah dirundingkan lagi."
Mendengar perkataan tersebut, ketiga setan itu saling
berpandangan sekejap, mereka tahu bocah yang berada di
hadapannya ini sukar dihadapi, terpaksa mereka menghela
napas panjang. "Baiklah," kata Tangan setan Si Kiu kemudian, "kami akan
mempersilahkan kau untuk menjadi tayya sekali ini!"
"Nah, begitu baru cocok dengan seleraku. Ayoh pesan
sayur, setelah direcoki kalian sekian lama, aku mulai merasa
lapar." Dalam waktu singkat sayur dan arakpun segera
dihidangkan. Si kalajengking kecil Siu Cing memang kecil orangnya
banyak tipu muslihatnya, setelah berhasil menundukkan ketiga
murid Pat Huang Sin Mo ini, dia segera bersantap dengan
lahapnya seakan-akan disitu tidak nampak orang lain.
Sementara ketiga setan berdiri di belakang Siu Cing seperti
pelayan saja, tak heran kalau mereka pada melotot penuh
rasa gusar bercampur mendongkol.
Kejadian tersebut dengan cepat memancing rasa heran dari
semua tamu yang hadir dalam rumah makan itu. Mereka tak
habis mengerti dengan cara apakah seorang bocah berusia
sebelas dua belas tahun bisa menundukkan tiga orang lelaki
bengis. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah kembali terdengar suara langkah manusia
menaiki anak tangga, lalu muncul tiga orang perempuan
cantik yang memakai baju ringkas berwarna putih, merah dan
hijau dengan ikat kepala yang indah pedang tersoren di
punggung. Begitu melihat kemunculan ketiga orang itu, suasana dalam
rumah makan itu segera menjadi kacau balau, banyak di
antara mereka yang segera membayar rekening dan
meninggalkan tempat tersebut sedangkan yang bernyali besar
pun segera menyingkir ke sudut-sudut ruangan yang terpencil.
Ternyata ketiga orang itu adalah tiga walet di antara lima
walet dari telaga T ong ting yang termashur namanya di dalam
dunia persilatan. Mereka adalah manusia bengis baju merah
Cu Thian yan, setan perempan baju hijau dan iblis wanita baju
putih Liang Siang yan. Begitu tiga di atas loteng, dalam sekilas pandangan saja
ketiga orang itu sudah melihat kehadiran si tiga setan dan
kalajengking kecil Siu Cing, Liang Siang yan segera tertawa
terkekeh-kekeh sambil tegurnya : "Aduuuh, sejak kapan anak
murid iblis tua sakti menjadi pegawai orang lain?"
Godaan tersebut kontan saja membuat paras muka ketiga
setan itu berubah menjadi merah padam.
Sambil tertawa jengah si tangan setan Si Kiu segera
berkata : "Harap Ngo koh jangan menggoda hari ini kami tiga
bersaudara benar-benar telah dipecundangi orang, kami
benar-benar dibuat mati kutunya oleh ulah bocah keparat
tersebut." Mendengar perkataan mana, ketiga burung walet itu samasama dibuat tertegun dan segera memandang ke arah Siu
Cing dengan mata melotot besar, mereka sama sekali tidak
mengira kalau seorang bocah cilik pun mampu menaklukkan
tiga setan yang ganas, kejadian ini benar-benar di luar dugaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka dan membuat ketiga orang perempuan itu menjadi tak
percaya. Siu Cing pun seorang bocah yang aneh, berada dalam
keadaan demikian ternyata ia sama sekali tidak jeri ma lahan
setelah membuat muka setan terhadap ketiga walet itu, dia
melanjutkan daharnya dengan amat lahap.
Setan perempuan berbaju hijau Bwee Soat yan segera
tertawa sambil berkata : "Benar-benar ombak belakang sungai
Tiang kang mendorong ombak depan, semangat tidak pernah
membedakan usia, tidak kusangka kau si bocah cilik pun
sanggup menaklukkan anak murid dari Pat Huang Sin Mo."
Siu Cing segera tertawa cekikikan : "Aaah, mana, mana,
untuk menghadapi beberapa setan mah bukan sesuatu yang
luar biasa." "Aku lihat kau tentu menggunakan akal muslihat, kalau
tidak dengan mengandalkan kepandaian silatmu itu mustahil
akan memberikan hasil yang bagus."
Sambil tertawa Siu Cing segera menggeleng : "Itu mah
sukar untuk dikatakan, seandainya benar-benar berkelahi
belum tentu aku tak becus."
"Setan cilik, kau tak usah terkebur dulu," tukas si cakar
setan Ui Kak dengan gemas. "Andaikata kau tidak mencuri
barang penting milik kami, tak nanti kami bersaudara mau
menuruti perkataanmu itu..."
Mendengar ini si perempuan iblis baju putih Liang Siang
yang segera tertawa cekikikan.
"Ooooh... rupanya kau si bocah keparat adalah seorang
pencuri ulung..." Siu Cing mengerdipkan matanya berulang kali, kemudian
katanya sambil tertawa : "Anggap saja aku memang pencuri,
tapi itu pun tidak lebih hebat daripada kalian semua, bukankah
begitu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setan cilik, aku ingin mendengar darimu, kemampuan apa
sih yang kau andalkan?" bentak manusia bengis baju merah
Ciu Thian yan dengan mata mendelik.
"Aku adalah murid dari guru kenamaan, berasal dari
perguruan besar, apakah kedua hal ini tidak cukup?"
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Lantas mengapa kau harus menjadi pencuri dan
menyerobot barang milik orang lain?"
"Tahukah kau darimana mereka dapatkan benda itu"
Hmmm dengan mengandalkan kepandaian mereka telah
menyerang perkampungan Cing hong ceng di bukit Leng lou
san dan membunuh si tabib sakti Liok It huan sekeluarga lalu
merebut pula pil Hwee cun pek cau wan. Berbicara soal
kebenaran, apa salahnya bila kurampas kembali pil itu dari
tangan perampok" Apalagi akupun sama sekali tidak
mencelakai jiwa seorang manusiapun?"
Atas perkataan itu, tiga walet segera dibuat terbungkam
dalam seribu bahasa, sebaliknya tiga setan yang berada di
belakangnya menggertak gigi menahan amarahnya kalau bisa
mereka ingin menggigit bocah itu sampai mampus.
Si tangan setan Si Kiu segera mendengus lalu serunya :
"Mau merampok kek atau membunuh Liok It huan, itu semua
adalah urusan kami, apa sangkut pautnya dengan dirimu?"
Siu Cing segera tertawa cekikikan.
"Baik, anggap saja memang tiada sangkut pautnya dengan
ku, kalau begitu selamat tinggal."
Dalam pembicaraan mana tiba-tiba dia menyambar
semangkuk kuah lalu disiramkan di atas kepala Si Kiu,
bersamaan waktunya dia menjejakkan kakinya ke tanah dan
tangan kirinya mendayung ke samping, tubuhnya segera
meluncur ke tengah udara.
Si cakar setan Ui Kak segera membentak keras, ia
menerjang ke muka sambil melancarkan cengkeraman.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Braaaaakk..." Diiringi suara keras kuah dan sayur berhamburan dimanamana dan mengotori seluruh tubuh tiga walet yang berdiri
tidak jauh dari sana, keadaannya segera berubah menjadi
mengenaskan sekali. Kontan saja paras muka tiga walet itu berubah hebat di
tengah bentakan keras serentak mereka ikut turun tangan.
Siu Cing benar-benar seorang bocah yang bernyali besar,
menghadapi datangnya terjangan dari beberapa orang jago
itu, bukannya mundur dia malah maju ke depan di tengah
jalan kakinya segera menjejak tanah lalu me lejit kembali ke
belakang. Saat tubuhnya mental kembali inilah ia menjejak bahu si
cakar setan Ui Kak keras-keras, membuat setan itu
terjengkang beberapa langkah ke belakang lalu terguling ke
atas tanah. Menyaksikan gerakan ini, serentak semua penonton yang
ada di dalam ruanganrumah makan itu bersorak memuji-muji.
"Suatu gerakan tubuh yang amat bagus."
Perlu diketahui, meskipun nama tiga setan dan tiga walet
amat termashur dalam dunia persilatan, namun mereka lebih
dikenal sebagai manusia-manusia bengis yang berhati jahat,
itulah sebabnya ketika semua orang menyaksikan Siu Cing
berhasil mempermainkan mereka, kontan saja semua orang
merasakan hatinya gembira dan segera bersorak sorai
memberi dukungan kepadanya.
Sementara Siu Cing sudah melompat ke sisi jendela, tibatiba ia berpaling dan serunya sambil tertawa terbahak-bahak :
"Haaaa, haaa... selamat tinggal saudara sekalian."
Di antara sekian orang, manusia bengis berbaju merah Ciu
Tian yan yang berhati paling keji tapi wataknya paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berangasan, setelah diperma inkan oleh seorang bocah cilik di
hadapan umum sekarang, amarahnya kontan saja memuncak.
Maka dari itu, begitu dilihatnya Siu Cing berusaha kabur
dari situ, dia segera membentak keras lalu melompat ke muka
sambil melakukan pengejaran.
Siapa sangka Siu Cing sudah mengira sampai ke situ, di
saat dia melompat naik ke daun jendela tadi tangannya sudah
menyambar sebuah poci arak, maka sesaat sebelum melompat
turun, dia yang sudah melemparkan arak itu ke wajah Ciu
Thian yan yang sedang menerjang datang sambil bentaknya
keras : "Lihat senjata rahasia!"
Ciu Thian yan hanya melihat segumpal cahaya perak
menyambar datang, untuk sesaat dia tak tahu senjata rahasia
apakah itu, ia tak berani menyambut dengan kekerasan,
dengan menghimpun tenaga dalamnya ke tangan kanan,
sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke muka.
Poci arak yang sedang menyambar datang itu segera
terhadang di tengah jalan dan mencelat ke arah lain.
Dalam pada itu Sik Tiong Giok yang baru pertama kali ini
mencicipi rasanya arak telah menghabiskan bercawan-cawan
arak, namun pikirannya makin lama semakin bertambah kalut,
terhadap keributan yang sedang terjadi di rumah makan itu ia
bersikap acuh tak acuh. Pelbagai ingatan melintas dalam benaknya, sebentar
muncul bayangan dari Bun Un lalu berubah menjadi gadis
jelek Li Peng... lalu Siau hong...
Yang membuatnya tak mampu melupakan adalah kematian
Tio Leng kong yang mengerikan.
Pada saat ia berada dalam keadaaan setengah mabuk
itulah mendadak terdengar suara benturan yang keras sekali,
dengan perasaan kaget ia seera mengangkat kepalanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata poci arak yang mencelat tadi persis terjatuh di
hadapannya, membuat cawan dan mangkuk hancur dan isinya
berhamburan mengotori mukanya.
Hawa amarahnya tiba-tiba me luap, dia segera melompat
bangun lalu sambil menggebrak meja bentaknya keras-keras :
"Siapa yang berani mencari gara-gara dengan aku!"
Dalam gebrakannya itu, entah berapa besar kekuatan yang
disertakan, meja itu bukan cuma hancur berantakan saja,
bahkan seluruh ruangan loteng itu turut menjadi goncang.
Tiba-tiba terdengar seseorang menjerit kaget : "Aaah,
Pangeran Serigala!" Teriakan itu dengan cepat menggetarkan perasaan semua
orang dan serentak mereka berpaling ke arah Sik Tiong Giok,
ternyata orang itu cuma seorang pemuda yang berusia lima
enam belas tahunan. Di antara ke enam orang itu, hanya setan perempuan
berbaju hijau Bwee Soat yan seorang yang pernah merasakan
kehebatan dari Sik Tiong Giok.
Sedangkan lainnya meski pernah bersua muka namun
belum pernah bertarung secara sungguh-sungguh sehingga
mereka sama sekali tak punya bayangan atas kemampuan
lawannya. Tiga setan yang sedang mendongkol dan tiada tempat
sebagai pelampiasannya konta saja mendengus dingin setelah
mendengar ucapanitu, teriak mereka dengan keras-keras :
"Apa sih hebatnya dengan Pangeran Serigala?"
Waktu Sik Tiong Giok sudah delapan bagian dalam keadaan
mabuk, ketika mendengar perkataan tersebut ia segera
membentak penuh amarah : "Hmm, kau ini manusia macam
apa, berani benar memandang hina diriku."
Sambil berkata ia segera bangkit berdiri meninggalkan
tempat duduknya dan mendekati ketiga setan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si cakar setan Ui Kak segera mencabut keluar senjata cakar
elang berantainya dan langsung diayunkan ke muka untuk
mencengkeram tubuh Sik Tiong Giok sambil bentaknya : "Aku
Ngo tayya justru memandang hina dirimu, mau apa kau?"
Sik Tiong Giok tertawa terbahak : "Haaah, haaah, haaah
dengan kemampuan yang kau miliki pun berani mengajak aku
bertarung. Hmm, ayoh bawa kemari!"
Di tengah bentakan tersebut, tidak nampak bagaimana
caranya menggerakkan tubuh, tahu-tahu ia sudah berhasil
mencengkeram senjata cakar elang berantai itu.
Ui Kak disebut orang sebagai si cakar setan ini berarti
permainan cakar elang berantainya sangat hebat, siapa tahu
gerakan tubuh lawan begitu cepat sehingga belum lagi dia
mengerdipkan matanya, tahu-tahu cakar elang di tangannya
sudah kena dirampas lawan.
Dalam gelisahnya ia tak sempat lagi untuk berpikir panjang,
tangan kanannya segera membetot cakar elangnya keraskeras sementara kirinya dengan menghimpun segenap tenaga
yang dimilikinya langsung menghantam Sik Tiong Giok.
Pada waktu itu Sik Tiong Giok sedang dicekam kemurungan
dan tiada sempat untuk melampiaskan amarahnya, menyaksikan keadaan tersebut, ia mendengus dingin, rantai
musuhnya dicengkeramannya tak bergerak, sedangkan tangan
kanannya diayunkan ke muka untuk menyambut datangnya
ancaman musuh itu. Ui Kak sebagai anak murid Pat Huang Sin Mo tentu saja
memiliki tenaga dalam yang cukup sempurna, belum lagi dua
gulung angin pukulan sa ling beradu, terasa segulung kekuatan
yang amat dahsyat telah menggulung tiba.
Akan tetapi Sik Tiong Giok masih tetap berdiri tegak
bagaikan sebongkah batu karang, tubuhnya sama sekali tidak
bergetar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ui Kak menjadi semakin kalap, sambil membentak keras,
dengan mengerahkan tenaga dalamnya sebesar dua belas
bagian ia melepaskan sebuah pukulan lagi ke depan.
Andaikata ia tidak menggunakan seluruh tenaganya,
mungkin keadaannya masih mendingan. Begitu seluruh
kekuatanya digunakan, seketika itu juga terasa segulung
tenaga pantulan yang amat kuat menerjang balik ke arahnya.
Bersamaan waktunya pula Sik Tiong Giok menyentil jari
tangannya ke muka, segulung desingan angin tajam langsung
menotok jalan darah Lau Kiong hiat di atas telapak tangan Ui
Kak. Bagaikan dipagut oleh ular berbisa, Ui segera menjerit
kesakitan : "Aduuuh...."
Tubuhnya segera tergulung oleh tenaga pantulan yang
sangat kuat itu sehingga terpental ke arah jendela belakang,
kemudian... "Blumm!" terjatuh keluar dari jendela itu.
Kebetulan sekali di belakang rumah makan itu adalah
sebuah perusahaan pembuat kecap, di luar pekarangan
terdapat tujuh delapan puluh gentong berisi kecap, dua orang
pekerja yang berada di sekitar tempat itu segera berteriak
kaget dan melarikan diri ketika melihat ada sesosok tubuh
terjatuh dari atas udara.
Akibatnya si cakar setan Ui Kak menjadi mengenaskan
sekali, ia persis terjatuh ke dalam gentong berisi kecap tadi.
Siu Cing yang sudah kabur tadi tiba-tiba saja muncul dari
balik kegelapan kemudian menutup gentong berisi kecap itu
dengan sebuah penutup batu, lalu sambil menduduki penutup
gentong tadi, serunya sambil tertawa : "Haaa haa haa ini baru
kejutan namanya orang mampus kebanyakan minum kecap!"
Dalam pada itu si tangan setan Si Kiu dan mata setan Khu
Lim yang berada di ruangan loteng dan menyaksikan adik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperguruannya dihajar orang sampai mencelat, serentak
bersama-sama membentak penuh amarah : "Bocah keparat,
kau pingin mampus!" Di tengah bentakan, Si Kiu segera menggetarkan
senjatanya berupa sebuah sian jin ciang yang berbentuk
telapak tangan, sedangkan Khu Lim menggetarkan pula
senjata palu berantainya bersama-sama mengurung Sik Tiong
Giok rapat-rapat. Melihat senjata tajam sudah mulai berbicara, para
penonton yang semula menyaksikan jalannya pertarungan itu
menjadi gempar, mereka sama-sama kabuar menyelamatkan
diri sendiri. Sik Tiong Giok yang sudah dipengaruhi oleh alkohol boleh
dibilang sudah kehilangan kesadarannya, nafsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, dia mencabut pula pedangnya.
Begitu pedang diloloskan, tiga walet segera berseru memuji
: "Pedang bagus!"
Perlu diketahui, bagi orang yang belajar silat, melihat
pedang bagus seperti halnya pemabuk melihat arak wangi atu
hidung bangor yang melihat wanita cantik, mereka segera
dibuat terpesona jadinya.
Namun dengan jeritan kaget dari perempuan-perempuan
itu Sik T iong Giok pun menjadi tergetar hatinya.
Rupanya ketika Tio Leng kong terbunuh waktu itu,
berhubung malam sangat gelap dan dicekam rasa sedih yang
mendalam, pemuda itu segera menyorenkan pedang itu di
punggungnya setelah dicabut keluar dari tubuh T io Leng kong
tersebut, karenanya dia sama sekali tidak tahu kalau benda itu
sebenarnya sebuah senjata mustika.
Setelah mendengar pujian dari tiga walet, sekarang ia baru
memperhatikan senjata itu sekejap. Benar juga pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut memancarkan cahaya yang gemerlapan, benar-benar
suatu benda yang amat berharga.
Tapi sekejap mata itu juga hawa nafsu membunuhnya
segera berkobar, karena dari cahaya pedang ini dia menjadi
teringat kembali dengan kematian Tio Leng kong yang
mengenaskan. Kedua setan itupun bukan orang bodoh, begitu melihat
senjata lawan memancarkan cahaya berkilauan, hati mereka
pun segera terkesiap; baru saja serangannya melamban,
pedang Sik Tiong Giok sudah menciptakan selapis kabut
pedang yang menyelimuti angkasa.
Cepat-cepat dua setan itu menarik kembali serangannya,
tapi Sik Tiong Giok mendesak lebih jauh.
'Traaang, traaang...' Dua kali benturan keras bergema memecahkan keheningan, sepasang senjata Jit gwat sian jin ciang dari si
tangan setan Si Kiu yang menerjang lebih duluan segera
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terpapas kutung dan mencelat keluar jendela.
Belum habis jeritan kaget dari Si Kiu bergema, hawa
pedang yang menyeramkan telah menyapu tiba.
Tiba-tiba terdengar tiga walet menjerit keras lalu disusul
jeritan ngeri yang menyayat hati dari Si Kiu, darah segera
memancar ke empat penjuru dan tubuh Si Kiu terpapas
kutung menjadi dua bagian.
Si mata setan Khu Lim yang menyaksikan kejadian itu
menjadi tertegun dan berdiri bodoh, sementara berbuat
sesuatu, angin pedang dari Sik Tiong Giok kembali menyapu
datang. Untuk kedua kalinya terdengar jeritan ngeri yang menyayat
hati bergema memecahkan keheningan, sebuah tusukan
pedang telah menembusi dadanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum bergerak satu jurus, dua setan sudah kehilangan
nyawanya secara beruntun. Kejadian ini membuat tiga walet
menjadi terkejut dengan paras muka berubah mereka saling
berpandangan sekejap kemudian memutar badannya dan
melarikan diri terbirit-birit.
Sik Tiong Giok yang berhasil membunuh dua manusia
dalam satu gebrakan saja dibuat tertegun juga melihat
kejadian ini, terhadap kaburnya tiga walet pun ia tidak
berusaha untuk melakukan pengejaran, hanya gumamnya :
"Pergilah... pergi yang cepat, semoga kau jangan berjumpa
lagi denganku di kemudian hari."
Badai pun berlalu dengan begitu saja, sementara suasana
di rumah makan Hong hok lo menjadi sepi dan tak kedengaran
sedikit suara pun, keadaaan benar-benar sangat mengerikan
hati. Tiba-tiba dari luar jendela menongol keluar selembar wajah
yang putih semua merah, sambil mengerdipkan matanya
berulang kali serunya : "Engkoh Sik, ilmu pedangmu benarbenar amat ganas!" Dengan perasaan terkejut Sik Tiong Giok me lintangkan
pedangnya di depan dada, kemudian bentaknya : "Siapa
disitu?" "Engkoh Sik jangan galak-galak, aku kan Siu Cing!" seru
seorang sambil tertawa nyaring.
Bersamaan dengan bergemanya seruan itu, Siu Cing
melompat keluar dari balik jendela.
Dengan pandangan agak tertegun Sik Tiong Giok melototi
sekejap orang itu, kemudian ia baru menghembuskan napas
panjang dan pelan-pelan menyimpan kembali pedangnya.
"Rupanya saudara Siu, apakah mereka sudah pada kabur!"
"Engkoh Sik sangat lihay, tentu saja mereka tak ingin
menunggu kematian disini!" jawab Siu Cing sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus, bagus sekali, ayoh saudaraku, kita minum lagi
barang dua cawan arak."
Dari sikap maupun tindak tanduk Sik Tiong Giok, Siu Cing
segera mengetahui kalau pemuda itu sudah rada mabuk,
tentu saja dia tidak membiarkan rekannya minum lebih jauh,
apalagi yang akan menjual arak untuk mereka?"
Karena itu ujarnya sambil tertawa : "Engkoh Sik, aku rasa
lebih baik kita pergi saja dari sini secepatnya...!"
"Kenapa?" seru Sik Tiong Giok dengan mata melotot, "aku
belum puas minum araknya?"
"Kau telah membunuh orang disini, apabila para opas
datang kemari, kita akan mengalam i kesulitan untuk pergi dari
sini." "Apa yang perlu ditakuti?" kembali Sik Tiong Giok me lotot
besar, "kalau mereka berani kemari, datang sepuluh orang
bunuh sepuluh orang, datang seratus kita bunuh."
"Aduuuh mak, engkoh Sik ku yang baik, itu mah namanya
memberontak. Aku sih tak ingin menemani kamu menerima
hukuman penggal kepala. Ayoh... cepatan kabur dari sini!"
Sambil berseru dia lantas menarik ujung baju Sik Tiong
Giok dan turun dari loteng.
Dengan langkah sempoyongan karena mabuk Sik Tiong
Giok mengikuti saja kepergian Siu Cing.
Setelah keluar dari rumah makan Hong hok lo, kedua orang
itu menyeberang sungai besar dan melaju ke arah barat daya.
Menjelang hari gelap mereka telah tiba di Liong tau bio,
seharusnya malam begini mereka harus mencari penginapan,
tapi si kalajengking kecil Siu Cing yang sudah berbuat
kesalahan kuatir dikejar oleh para jago Siu lo kau yang
diundang ketiga walet apalagi Sik Tiong Giok pun sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mabuk hebat sudah jelas dia seorang diri tak mampu
menghadapi kerubutan mereka.
Oleh karena itu dia tidak berhenti me lainkan meneruskan
perjalanannya dengan cepat.
Sementara itu Sik Tiong Giok yang sebenarnya delapan
puluh persen sudah mabuk kini menjadi semakin mabuk lagi
setelah menempuh perjalanan, pikirannya menjadi kosong dan
tak tahu apa yang terjadi, dia hanya tahu menempuh
perjalanan dengan diseret Siu Cing.
Setelah melewati Liong tau bio, lambat laun kedua orang
itu mulai memasuki daerah pegunungan Soat hong san,
sepanjang jalan mereka mendaki bukit tanpa arah tujuan
tertentu. Lambat laun Sik Tiong Giok mulai merasa lelah sekali
napasnya terasa sesak dan pandangan matanya menjadi
berkunang-kunang, tampaknya ia sudah tak sanggup lagi
untuk melanjutkan perjalanan.
Semalam suntuk, entah sudah berapa jauh perjalanan yang
mereka tempuh, menjelang fajar mulai menyingsing mereka
telah tiba di bawah sebuah kaki bukit.
Puncak bukit itu menjulang tinggi ke angkasa, kabut putih
mengitari di sekelilingnya membuat puncak tersebut seakanakan menembusi langit... Tiba-tiba Siu Cing menjerit kaget : "Haaaah, jangan-jangan
disinilah letak puncak T hian cu hong tersebut...?"
Sambil berkata dia berpaling ke arah Sik Tiong Giok, tapi
apa yang terlihat membuat bocah itu menjerit kaget dan
hatinya berdebar sangat keras.
Rupanya setelah bertarung sengit melawan musuh tangguh
semalam, kemudian beberapa kali menghimpun tenaga murni
ditambah pula perasaannya yang tak tenang dan minum arak
kelewat batas, membuat luka yang dideritanya berkembang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semakin memburuk apalagi harus menempuh perjalanan
semalaman suntuk, siapa yang mampu mempertahankan diri
lebih jauh" Tampak wajahnya berubah menjadi pucat pias seperti
mayat langkahnya menjadi sempoyongan dan tubuhnya
hampir saja roboh terjungkal ke atas tanah.
Siu Cing yang menyaksikan kejadian ini menjadi sangat
gelisah, cepat-cepat dia memburu ke muka dan berusaha
untuk merangkulnya serta membimbingnya duduk di sisi jalan
lalu dengan perasaan gelisah dia berseru keras : "Engkoh Sik,
kenapa... kenap kau?"
Dengan napas tersengal-sengal Sik T iong Giok tertawa getir
: "Saudaraku, aku... aku tidak apa-apa... uaaak!"
Belum selesai perkataan itu diutarakan, ia sudah
memuntahkan darah segar. Kejadian ini membuat si kalajengking kecil Siu Cing
bertambah gugup dan gelisah, saking cemasnya air mata pun
sampai jatuh bercucuran, serunya dengan gelisah : "Engkoh
Sik, jangan berbicara lagi, aturlah pernapasan lebih dulu."
Biarpun dia berusaha untuk menghibur Sik Tiong Giok,
namun dia sendiri justeru dibuat gelisah dan kalang kabut
setengah mati. Sik Tiong Giok memejamkan matanya sambil mengatur
pernapasan, ketika keadaannya bertambah baik, pelan-pelan
dia baru membuka matanya seraya berkata : "Saudaraku, kau
tak usah gelisah, aku masih tak apa-apa."
"Kau minum arak kelewat banyak, kalau tak dapat minum,
mengapa sih kau memaksakan diri juga" Aaai, kau ini
memang keterlaluan."
"Bukan begitu," Sik Tiong Giok menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Aku bersalah karena harus menggunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga dalam kelewat batas, akibatnya lukaku menjadi
kambuh." "Lantas mengapa kau harus menggunakan tenaga dalam?"
"bila musuh tangguh berada di depan mata, apalagi yang
dapat kulakukan" Bila tidak melawan, bukankah aku akan
dijagal orang?" Siu Cing manggut-manggut : "Ya, hal ini memang tak dapat
disalahkan, orang-orang itu kelewat jahat dan buas. Aku
sungguh merasa kagum dengan cara dan tindakan engkoh Sik
sewaktu berada di loteng Hong hok lo tadi, memang paling
baik membunuh beberapa orang lebih banyak."
Sik Tiong Giok menghela napas ringan : "Aaai, orang jahat
tak akan habis dibunuh, saudaraku. Aku merasa haus sekali."
"Baiklah, beristirahatlah dulu disini, akan kucarikan air
untukmu." Seraya berkata, dari dalam buntalannya dia mengambil
kantung air dan berjalan menelusuri kaki bukit.
Padahal dia sendiripun merasa agak haus. Baru setelah
diingatkan oleh Sik Tiong Giok rasa haus itu terasa semakin
menghebat, itulah sebabnya dia segera percepat langkah
kakinya lari menuju ke depan.
Setelah bejalan lebih kurang setengah jam, ia baru
mendengar suara gemercik air yang tampaknya bergema dari
suatu tempat tak jauh letaknya dari sana.
Mengikuti sumber dari suara air itu, kembali dia berjalan
sejauh setengah li lebih, benar juga di punggung bukit sebelah
depan sana terdapat sebuah air terjun.
Dalam girangnya dia segera melompat ke depan dan
mendekati tempat itu, ternyata air terjun itu sangat besar
dengan di bawahnya merupakan sebuah telaga, menelusuri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kaki bukit merupakan sebuah selokan air yang mengalirkan air
jernih, udara terasa amat dingin.
Siu Cing merasa amat gembira setelah menyaksikan hal itu
dan cepat-cepat menghampirinya, mula-mula dia meneguk
dulu beberapa tegukan sampai puas, kemudian baru
memenuhi kantung air itu dan berjalan kembali ke tempat
semula. Lebih kurang setengah jam kemudian Siu Cing baru tiba
kembali di tempat semula. Dengan rasa gembira ia segera
berteriak : "Engkoh Sik, airnya sudah datang!"
Tapi dengan cepat ia dibuat tertegun, ternyata bayangan
tubuh Sik Tiong Giok tidak nampak lagi disitu, tanpa terasa
pikirnya : "Aneh, mengapa dia tak ada di tempat" Mungkinkah
dia te lah pergi seorang diri" Tapi rasanya hal ini tak mungkin!"
Berpikir sampai disitu, timbul kecurigaan dalam hatinya,
cepat-cepat ia berseru keras : "Engkoh Sik, Engkoh Sik!"
Sambil berteriak dia melompat naik ke atas sebatang pohon
dan mencoba untuk memperhatikan keadaan di sekeliling
tempat itu, namun tidak sesosok bayangan manusia pun yang
nampak. Dalam keadaan begini diapun hanya bisa garuk-garuk
kepalanya yang tidak gatal sambil bergumam keheranan :
"Aneh benar, kemana dia telah pergi...?"
Berpikir begitu diapun berlarian menuju ke kaki bukit
sebelah kanan, disitu ia temukan banyak bekas telapak kaki
yang kacau di antara semak belukar, sadarlah bocah itu, tentu
sudah terjadi sesuatu di tempat tersebut.
Ketika diteliti lagi dengan seksama segera ditemukan tanda
panah yang menunjukkan ke satu arah, dengan gemas ia
mendengus dingin lalu berlarian ke depan.
Daerah di sekitar tempat itu merupakan bukit-bukti terjal
dengan batu cadas yang curam, sesungguhnya memang tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
enak dilalui, ditambah pula fajar baru menyingsing dan kabut
pagi masih amat tebal, jalanan semakin sukar ditelusuri.
Belum lagi belasan li, sekujur badannya sudah basah kuyup
oleh keringat. Dia berhenti sebentar sambil mengeluarkan kantung air,
maksudnya hendak minum dulu sebelum meneruskan
perjalanan. Mendadak... "Plaaak..." Kepalanya seperti tertimpa sesuatu dari atas, sekalipun
tidak terasa sakit, namun ketika diusap dengan tangannya
ditemukan cairan merah meleleh turun.
Ketika diperhatikan lebih seksama lagi, ternyata benda
yang menimpa kepalanya adalah sebuah buah tho yang besar
semangkuk. Dia mengira ada buah tho yang masak dan jatuh dari
tangkainya, tanpa terasa pikirnya kemudian : "Ka lau toh disini
terdapat buah tho, pasti buahnya tidak cuma satu, mengapa
tidak kudahar untuk menghilangkan rasa haus dan lapar?"
Berpikir demikian diapun mendongakan kepalanya sambil
memeriksa keadaan di sekitar situ, benar juga, pada sebuah
tebing tumbuh puluhan batang pohon tho yang kekar dan
segar. Biarpun tebing itu tinggi lagi curam, namun dengan
kepandaian silat yang dimiliki si kalajengking kecil Siu Cing,
tidak sulit baginya untuk mendaki ke atas.
Sambil menjilati lidahnya bocah itupun bersiap-siap untuk
mendaki ke atas tebing tersebut.
Tiba-tiba tampak sebiji buah tho kembali me layang tiba,
dengan cepat ia menyambut buah tersebut dan berseru sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa terbahak-bahak : "Haaaahh... haaahh... ini baru
namanya hidangan yang lezat."
Baru saja dia bersiap-siap untuk menggigit buah itu, tahutahu sebiji buah tho kembali meluncur tiba.
Kali inipun Siu Cing sama sekali tidak menduga sehingga
tidak sempat mempersiapkan diri untuk menerimanya, diapun
tak sempat berkelit sehingga tepat mengenai jidatnya.
Cairan buah tho yang hancur kontan saja mengotori
seluruh wajah dan badannya.
Begitu keras hantaman buah tho itu disusul pula dengan
sambaran buah tho berikut bahkan semuanya meluncur tiba
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan kecepatan tinggi dan ketepatan yang mengagumkan,
sekalipun Siu Cing telah berusaha untuk menghindarkan diri,
dia toh terkena juga dua tiga biji.
Dengan kejadian tersebut, dengan cepat Siu Cing tahu
kalau dia sedang diperma inkan orang, amarahnya kontan saja
berkobar. Dengan sinar mata yang tajam dia mencoba untuk
memperhatikan keadaan di sekitar itu.
Benar juga di balik rimbunnya pohon buah tho itu tampak
seorang nona cilik berusia dua belas tahunan sedang duduk
disana. Ia memakai baju merah, bermuka bulat seperti buah
apel, rambutnya berkepang dua dan bermata bulat lagi besar.
Saat itu dia sedang mengawasi wajah Siu Cing sambil
menggerakkan jari tangannya di wajah sendiri, serunya sambil
tertawa : "Hey setan cilik, malu ah... masa mau menuri buah
tho milik orang...?"
Mendengar ejekan itu Siu Cing sangat marah, bentaknya :
"Kalau aku setan cilik, apa pula dengan kau sendiri" Siapa sih
yang mencuri buah tho mu" Nih, aku kembalikan kepadamu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berseru ia segera menyambit sebiji buah tho ke
depan. Tapi dengan cekatan nona cilik itu menyambutnya, lalu
berseru lagi sambil tertawa : "Aduuh tidak kusangka kau
mempunyai kepandaian silat juga, nah sambutlah kembali,
siapa yang kesudian menerima buah tho busukmu itu?"
Dia menyambitnya kembali ke depan.
Siu Cing segera menyambut sambitan tersebut dengan
cekatan, baru saja akan ditimpuk kembali, tiba-tiba bayangan
merah di atas pohon tho itu sudah berkelebat lewat dan
lenyap dari pandangan. Dengan hati mendongkol Siu Cing berkerut kening sambil
mendengus, ia menjejakkan kakinya ke atas tanah lalu seperti
seekor burung walet melejit ke udara dan meluncur ke depan.
Tapi sewaktu tiba di balik pepohonan buah tho itu, ternyata
tak nampak sesosok bayangan manusiapun disitu, tanpa
terasa pikirnya : "Cepat amat gerakan tubuh dari budak cilik
itu..." Sementara dia masih ragu-ragu, mendadak dari belakang
tubuhnya berkumandang datang suara ujung baju yang
terhembus angin. Siu Cing sudah banyak belajar dari Pek hun lojin, apalagi
semenjak berusia delapan tahun sudah mengembara dalam
dunia persilatan, selain kepandaian silatnya hebat, pengalamannya pun sangat luas.
Begitu mendengar suara tersebut, kendati pun suaranya
amat lirih, namun tak dapat mempengaruhi dirinya.
Dengan cepat dia membalikkan badan sambil menerobos
ke depan, dengan cara begini menurut perhitungannya pasti
akan berhasil menemukan jejak lawan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siapa tahu meski dia bergerak cepat ternyata orang lain
jauh lebih cepat lagi, diiringi suara jeritankaget dari si nona
cilik itu, tampak bayangan merah berkelebat kembali di balik
pepohonan dan lenyap dari pandangan.
"Budak cilik, mau kabur kemana kau?" bentak Siu Cing
dengan rasa mendongkol. Sambil membentak dia segera melakukan pengejaran
dengan ketat, dalam keadaan mendongkol dan marah, bocah
ini seakan-akan lupa persoalan Sik T iong Giok, dia hanya tahu
berlarian di antara pepohonan sambil mencari jejak si nona c ili
tadi. Tiba-tiba dari atas pohon besar kedengaran seseorang
berseru sambil tertawa : "Hey kerbau dungu... tak tahu malu,
mana mengejar orangpun tak mampu, benar-benar
memalukan sekali, hati-hati lho, jangan sampai pohon yang
kau tubruk." Dengan cepat Siu Cing mendongakkan kepalanya, ternyata
nona cilik itu sedang duduk di atas pohon dan mengejeknya
sambil bertepuk tangan. Sambil mendengus, pikir Siu Cing di hati : "Kali ini kau tak
akan bisa lolos lagi dari tanganku..."
Sesudah mengambil keputusan diapun tidak menuju ke
pohon tersebut secara langsung melainkan lari ke pohon yang
lain, setelah berada dekat dengan pohon yang dituju, dia baru
menjejakkan ujung kakinya ke atas tanah dan melejit ke udara
langsung menerjang nona cilik itu.
Agaknya nona tersebut tidak mengira kalau Siu Cing begitu
licik dan pintarnya, karena gegabah hampir saja dia tertipu,
dengan gemas segera teriaknya : "Setan cilik, kau memang
licik!" Dengan cepat ia melompat turun ke bawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siu Cing tak mau melepaskan korbannya dengan begitu
saja, dengan cepat dia mengejar pula ke bawah.
Tampaknya nona cilik itupun amat licik dan pintar, sesudah
sadar kalau tak mungkin baginya untuk me loloskan diri,
ternyata dia pun berlarian di antara pepohonan sambil
menghindar kian kemari, persis seperti orang yang bermain
petak saja, sulit buat Siu Cing untuk membekuk dirinya.
Bukan cuma begitu, ternyata nona cilik itu masih sempat
membuat muka setan untuk mengejeknya.
Semakin lama Siu Cing merasa semakin mendongkol, dia
mulai mengumpat dengan marah : "Budak cilik, kau jangan
keburu merasa bangga, bila hari ini aku gagal membekukmu,
aku pasti akan berganti nama marga ku..."
Belum selesai ia berkata, tiba-tiba terdengar nona cilik itu
menjerit kaget : "Aduuuh..."
Siu Cing tidak mengetahui apa yang terjadi, mendengar
jeritan kaget nona itu, dia mengira si nona sudah dibuat takut
oleh ancamannya itu, maka sambil tertawa kembali ujarnya :
"Budak cilik, kau jangan takut sekalipun berhasil kubekuk pun
tak akan kulukai dirimu, paling banter aku cuma memukul
pantatmu saja." Belum habis dia berkata, tiba-tiba dari belakang tubuhnya
kedengaran suara auman keras disusul segulung hembusan
angin kencang menerjang dari belakang.
Dengan cepat Siu Cing meloloskan diri dari tubrukan
tersebut, ketika berpaling, dia menjadi terperanjat sehingga
menghembuskan naps dingin.
Ternyata di belakang tubuhnya telah berdiri seekor gorila
yang sangat besar dengan bulu tebal, mata melotot dan wjah
mengerikan, binatang tersebut mengawasinya dengan buas
dan liar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun Siu Cing sudah banyak berkelana mengikuti Pek
hun lojin, dan banyaksudah binatang buas yang dijumpai
selama ini, namun belum pernah menjumpai gorila sebesar ini,
tak urung hatinya dibuat bergidik juga.
Padahal seandainya kau tidak memperlihatkanrasa takut
terhadap makhluk tersebut, maka gorila itu belum tentu akan
menyerangmu, tapi sekali kau tunjukkan raja jeri, maka dia
akan lebih bergaya lagi, malahan sambil merentangkan
lengannya dia menerjang tiba.
Siu Cing segera merendahkan tubuhnya sampai menyelinap
ke samping, dengan mudah sekali dia meloloskan diri dari
ancaman tersebut. Gagal dengan tubrukannya, gorila raksasa itu berpekik
nyaring sambil membalikkan badan untuk kedua kalinya dia
menerjang kembali batok kepala bocah itu.
Sekali lagi Siu Cing berkelit ke samping untuk
menghindarkan diri, tapi dengan begitu pun keberaniannya
semakin bertambah. Setelah tubrukannya beberapa kali mengalami kegagalan
total, sifat buas gorila itu semakin membara, sambil berpekik
penuh amarah tubrukannya dilepaskan makin ganas.
Siu Cing tahu makhluk semacam ini memang berwatak
buasa dan cekatan, kekuatannya mampu untuk membelah
harimau dalam keadaan hidup, sudah barang tentu dia tak
berani berayal sambil mengandal kecepatan tubuhnya dia
berkelit kian kemari. Sementara si nona cilikitu sudah dibuat tertegun saking
kagetnya, diapun lupa untuk melarikan diri, me lainkan hanya
duduk di atas dahan sambil melototkan matanya bulat-bulat.
Waktu itu kebetulan sekali Siu Cing sudah terdesak mundur
sampai di depan batang pohon, padahal gorila itu menerjang
kembali dengan ganasnya, satu ingatan segera melintas dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benak nona cilik itu, diambilnya dua batang ranting lalu
disambit ke muka dengan cepat.
Waktu itu sang gorila sedang mementangkan sepasang
lengannya yang panjang sambil menerjang ke depan,
meskipun Siu Cing gesit namun dalam keadaan begitu dia jadi
mati kutu dan tak bisa mundur lebih jauh, pekiknya tanpa
terasa : "Habis sudah riwayatku kali ini."
Mendadak gorila itu berpekik keras, sepasang lengannya
dipelukkan satu sama lainnya dan sepasang cakarnya
ditancapkan dalam-dalam pada batang pohon.
Ternyata sambitan ranting dari nona cilik itu dengan tepat
sekali menembusi sepasang mata gorila tersebut, dalam
kesakitannya binatang itu meraung semakin keras, apalagi
sepasang cakarnya yang menancap di atas pohon tak dapat
dilepaskan, terpaksa ia memeluk pohon tersebut sambil
digoncang-goncangkan dengan sekuat tenaga.
Biarpun pohon itu besar sekali, ternyata dahannya
tergoncang hebat oleh kekuatan gorila itu, tak selang berapa
saat kemudian batang pohon tersebut telah patah menjadi
dua bagian. Siu Cing segera memanfaatkan peluang yang ada untuk
menerobos keluar dari bawah ketiak gorila itu, dia sangat
benci terhadap binatang buas yang hampir merengut jiwanya
ini. Begitu lolos dari bahaya, timbul nafsu membunuh dalam
hatinya, serta merta dia meloloskan pedang pendeknya dan
langsung ditusukkan ke pinggang gorila tersebut.
"Crriiiingg...!"
Percikan bunga api memancar ke empat penjuru, ternyata
tusukan tidak mempan karena gorila itu mempunyai kulit
badan yang tebal dan kebal terhadap senjata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara Siu Cing masih tertegun dan siap melancarkan
tusukan berikut, tiba-tiba terdengar seseorang membentak
keras dari arah belakang : "Bocah keparat darimana yang
berani melukai binatang saktiku, memangnya kau sudah bosan
hidup?" Siu Cing segera berpaling, namun sebelum melihat dengan
jelas siapa gerangan lawannya, deruan angin kecang kembali
meluncur datang dari belakang.
Cepat-cepat dia merendahkan tubuhnya untuk menghindar,
sementara pedang pendeknya dengan jurus 'bintang lewat
melintang di angkasa' badannya menyelinap ke samping.
Telinganya sempat mendengar suara auman keras, lalu
dadanya terasan dihantam keras-keras, pandangannya
menjadi kabur, sesaat sebelum jatuh pingsan ia masih sempat
pula mendengar jeritan keras dari nona kecil itu.
Ternyata jurus serangan yang barusan dipergunakan itu
memang tepat sekali sebab persis menusuk pusar dari gorila
itu sehingga perutnya robek dan ususnya berhamburan
kemana-mana. Tapi sebelum tewasnya, gorila itupun sempat menyarangkan sebuah pukulannya yang keras sehingga
membuat Siu Cing jatuh tak sadarkan diri.
Bersamaan waktunya dari balik pohon muncul pula seorang
nenek bermata tunggal yang berwajah bengis. Ketika melihat
gorila raksasa itu sudah mati, dengan mata berapi-api karena
gusar dia berseru sambil tertawa dingin : "Sudah tiga puluh
tahunan aku si nenek tak pernah meninggalkan tebing
harimau buas ini, tak nyana ada orang berani berkunjung
kemari bahkan melukai binatang sakti penjaga guaku.
Hmmm... tampaknya aku harus melakukan pembunuhan hari
ini." Sementara berkata dia pun selangkah demi selangkah
berjalan menghampiri Siu Cing yang masih terkapar di tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nona cilik yang bersembunyi di balik pohon menjadi amat
terkejut sekali ketika menyaksikan nenek bermata tunggal itu
lambat laun semakin dekat dengan Siu Cing.
Agaknya untuk melampiaskan rasa gusarnya karena
kematian dari gorila raksasa itu si nenek bermata tunggal
tersebut berniat untuk mencincang tubuh Siu Cing menjadi
berkeping-keping. Nona cilik itu menjadi gugup dan panik, tiba-tiba saja dia
membentak keras : "Nenek jelek, jangan kau lukai dia!"
Sambil membentak dia meloloskan sepasang pedang
pendeknya, lalu menjejakkan kakinya ke atas dahan dan
meluncur ke depan. Tampak dua kilas cahaya bianglala meluncur ke depan dan
langsung membacok tubuh nenek tua bermata tunggal itu.
Sementara si nenek bermata tunggal itu masih tertegun
oleh suara bentakan itu, tiba-tiba saja dia merasakan
datangnya desingan angin tajam dari belakang tubuhnya, sera
merta dia memutar badan sambil menengok.
Ternyata seorang nona cilik telah melepaskan tusukan ke
arahnya dengan sebilah pedang pendek yang bersinar tajam,
nona itu bermuka bulat apel dan sangat galak.
Nenek bermata tunggal itu tertawa seram.
"Budak cilik, kaupun berani melancarkan serangan terhadap
aku si nenek..." Tidak nampak gerakan apa yang digunakan, tahu-tahu saja
serangan pedang nona cilik itu sudah mengenai sasaran
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kosong, tapi menyusul kemudian serangan pedang kirinya
telah menyambar tiba. Nenek bermata tunggal itu menjadi terkesiap sete lah
menghadapi kejadian tersebut, segera serunya dengan
perasaan kaget bercampur tercengang : Bukan saja jurus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang yang dipergunakan si nona cilik dengan serangan kiri
kanannya berbeda aliran, kedua bilah pedang pendek itu pun
bukan benda sembarangan, karena merupakan benda
penakluk iblis dari istana Thian poo hu di masa lampau.
Buru-buru ia membentak keras : "Budak, siapakah kau?"
Nona cilik itu tidak menggubris, malah serunya lagi sambil
mendengus dingin. "Aku tak sudi berbicara dengan orang jahat seperti kau!"
Dalam pembicaraan tersebut, serangan pedang kirinya lagilagi kena sasaran kosong.
Melihat kedua serangannya mengenai sasaran kosong,
nona itu mendongkol selain gelisah, tiba-tiba ia mendesak ke
muka dan sepasang tangannya melancarkan serangan
bersama, tangan kirinya menggunakan jurus menghimpun
tenaga mencipta pelangi dari ilmu pedang Ya li kiam hoat,
sementara pedang kirinya mengeluarkan jurus 'daun
berguguran di musim gugur' dari ilmu pedang Cing peng kiam
hoat. Dua buah serangan dilepaskan bersamaan waktunya dan
saling menunjang satu sama lainnya.
Kalau dibilang nenek bermata tunggal itu sesungguhnya
terhitung seorang jago kenamaan pula dalam dunia persilatan,
tapi dia toh dibuat kelabakan juga selagi menghadapi dua
serangan berantai tersebut.
Terpaksa toya ditangkis keluar, kemudian dtubuhnya
mundur dua langkah. Melihat hal itu si nona bukannya mundur sebaliknya malah
mendesak lebih ke depan. "Crinnngg...!" Di tengah desingan nyarng yang memekikkan telinga dan
percikan bunga api yang menyebar keempat penjuru, nampak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nona itu berkerut kening dan mundur sejauh delapan langkah
dengan sempoyongan, lengannya menjadi linu dan kaku,
hampir saja badannya terjungkal ke atas tanah.
"Heeeh... heeeh... heeeh... budak cilik, tentunya kau sudah
tidak mampu lagi bukan!"
Nona cilik itu mendelik besar sambil mencibirkan bibirnya
yang kecil, lalu setelah mendengus dingin, sepasang
pedangnya secara beruntun melepaskan dua lingkaran cahaya
yang menggulung seperti roda kereta.
Nenek bermata tunggal itu segera mengangkat toyanya
untuk menangkis, bentaknya : "Akan ku suruh kau ketahui
kelihaian nyonya mu!"
Tiba-tiba saja tongkatnya dibenturkan ke atas pedang nona
itu, bukan saja serangannya dilepaskan dengan cepat, lagi
pula serangan tongkat itu membawa deruan angin yang kuat,
jelas terbukti kalau kekuatan yang dimiliki nenek ini sangat
hebat. Nona cilik itu cukup cekatan, sepasang pedang tidak berani
menyambut dengan kekerasan sebaliknya malah memanfaatkan tenaga serangan lawan yang kuat untuk
melejit ke aas dahan pohon dengan ringan, lalu bentaknya
dengan nada sinis : "Hmmm, kau sih nyonya apaan" Aku lihat
kau lebih mirip makhluk tua yang aneh!"
Umpatan tersebut membuat si nenek bermata tunggal itu
berkerut kening, nafsu membunuh segera menyelimuti seluruh
wajahnya, sambil mendengus dia berseru : "Budak keparat,
ternyata kau adalah ahli waris dari Pek hun si setan tua itu!"
Perlu diketahui Pek hun lojin dari Leng san sam yu
termashur di dalam dunia persilatan karena ilmu pedang Pek
hun kiam hoat dan ilmu meringankan tubuh yang sempurna.
Gerakan yang dipergunakan si nona cilik untuk me layang
ke muka dengan memanfaatkan tenaga pukulan lawan tadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak lain adalah gerakan 'awan me layang angin berhembus'
sebuah jurus serangan maut dari Pek hun lojin, tak heran
kalau nenek bermata tunggal itu segera mengenalinya sebagai
ahli waris dari Pek hun lojin.
Tapi nona cilik itu segera mendengus dingin : "Hmmm,
belum tentu! Coba kau saksikan lagi jurus seranganku ini..."
Sepasang kakinya segera menjejak tanah dan tubuh berikut
pedangnya bersama-sama meluncur ke bawah, tampak
segulung cahaya kilat langsung menyerang bagian tengah
tubuh nenek bermata tunggal itu.
Nenek bermata tunggal itu adalah Ang lo hujin, salah
seorang di antara tujuh iblis dunia persilatan, usianya sudah
melebihi sembilan puluh tahun, pengalamannya boleh dibilang
sudah amat luas dan matang, itulah sebabnya dalam sekilas
pandangan saja dia dapat mengenali jurus serangan yang
dipergunakan nona cilik itu adalah jurus tangguh dari Jit sat
kiam aliran perguruan Cing shia pay.
Setelah mengetahui akan asa l usul ilmu pedang tersebut,
nenek ini tak berani memandang enteng musuhnya lagi,
sambil mendengus dingin segera ujarnya : "Bocah cilik, tak
nyana kalau kepandaian silatmu cukup tangguh dan hebat."
Dengan cepat dia menggetarkan pergelangan tangannya,
dalam waktu singkat tongkatnya telah berubah menjadi tujuh
delapan buah bayangan semu yang bersama-sama mengurung seluruh badan nona itu.
Jangan dilihat si nona cilik itu masih ingusan, nyatanya
jurus 'gulungan ombak memecah pantai' tersebut digunakan
amat matang, bertenaga dan sempurna.
Di saat bayangan tongkat lawan sudah tinggal tiga depa
dari tubuhnya, ujung pedangnya tahu-tahu menggetarkan
tujuh delpaan kuntum bunga pedang yang amat menyilaukan
mata, serangan ini persis menghantam ujung tongkat lawan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Criiingg... cringg..."
Suara gemerincingan nyaring bergema memecahkan
keheningan, saking hebat dan dahsyatnya serangan pedang
nona cilik itu ternyata Ang lo hujin dipaksa mundur sejauh dua
langkah dari posisi semula.
Sebaliknya si nona cilik itupun kena tergetar sampai
mundur sejauh satu kaki lebih karena tenaga dalamnya yang
jauh dari kesempurnaan, sambil memutar sepasang biji
matanya, dia hanya bisa mengawasi lawannya dengan
tertegun. Tiba-tiba ia menjerit kaget : "Aaaah...!"
Rupanya kalajengking kecil Siu Cing yang tergeletak di atas
tanah itu tahu-tahu sudah melambung sendiri ke tengah udara
dalam keadaan masih terlentang, seolah-olah tubuhnya
dibetot sesuatu kekuatan besar dari tengah udara.
Tatkala sudah melambung setinggi lima enam depa,
mendadak Siu Cing yang masih melambung dalam keadaan
terlentang itu berjumpalitan beberapa kaki di udara, kemudian
secepat anak panah yang terlepas dari busurnya dan meluncur
ke arah Ang lo hujin. Ang lo hujin agak tertegun ketika mendengar jeritan kaget
dari nona cilik itu, baru saja ia berpaling tubuh Siu Cing telah
melesat tiba secepat anak panah, cepat-cepat ia berusaha
untuk meloloskan diri, sayang terlambat maka tak ampun
lagi... "Blaamm!" tubuhnya tertumbuk secara telak.
Tumbukan tersebut sungguh keras dan kuat membuat Ang
lo hujin mendengus tertahan dan mundur sejauh enam tujuh
langkah, dengan paksakan diri ia menahan tubuhnya yang
terhuyung sementara matanya melotot dengan wajah
tertegun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah terjadi tumbukan itu, kalajengking kecil Siu Cing
terbanting kembali ke atas tanah sehingga bocah itu segera
mengaduh : "Aduhh... sakitnya..."
Tapi dengan cepat dia duduk kembali, apalagi sete lah
menjumpai si nona cilik yang berada di hadapannya, dengan
mata melotot tegurnya : "Adik cilik, kau... kau lagi bermain
apa" Sakit benar tumbukan tadi."
"Kau sendiri yang lagi ma in setan siapa sih yang
menumbukmu?" bentak nona cilik.
"Waah, kalau begitu aku tentu sudah bertemu setan?" kata
Siu Cing agak tertegun. "Tepat sekali perkataanmu itu," seru nona cilik itu sambil
tertawa, "kau memang sudah bertemu setan, coba kau lihat,
bukankah di hadapanmu berdiri seorang setan bermata satu?"
Siu Cing berpaling, dengan cepat ia jumpai seorang nenek
bermata satu dengan rambut yang kusut, pakaian yang
compang camping sedang berdiri lebih kurang satu kaki di
hadapannya dengan mata melotot, sinar pembunuhan
memancar keluar dari mata tunggalnya itu.
Dengan ketakutan cepat-cepat dia melompat bangun.
"Nah, sudah melihat dengan jelas bukan?" kembali nona
cilik itu berseru sambil tertawa, "dia adalah setan mata satu
berambut panjang, lihaynya bukan main."
"Aku tidak takut, mengapa kita sebagai manusia hidup
takut dengan setan?" kata Siu Cing pelan.
Biarpun Ang lo hujin tidak sampai menderita luka apa-apa
akibat dari tumbukan tadi namun kejadian tersebut telah
mengobarkan sifat bengis dan buasnya.
Setelah mengamati lawannya beberapa saat dengan
pandangan buas, ia mendengus dingin, lalu sambil memutar
tongkatnya, nenek itu langsung menerjang ke muka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba nona cilik itu berteriak : "Engkoh cilik, kau mesti
hati-hati, nenek setan itu galak sekali!"
"Aku mah tak takut," sahut Siu Cing sambil tertawa, sedari
tadi ia memang sudah melakukan peristiwa.
Belum habis perkataan itu diselesa ikan, Ang lo hujin telah
berpekik keras penuh amarah, cepat-cepat Siu Cing
memasang kuda-kuda sedang nona cilik itu mempersiapkan
diri. "Haah... haaahh... aaahh..."
Tiba-tiba Ang lo hujin tertawa terbahak-bahak sendiri
seperti orang gila, suara ta wanya tinggi melengking dan amat
menusuk pendengaran, membuat bulu kuduk orang pada
bangun berdiri. Di tengah gelak tertawa itu, bagaikan orang tak waras sja
dia membuang tongkatnya ke atas tanah kemudian kabur dari
tempat itu. Kejadian itu tentu saja mencengangkan Siu Cing serta nona
cilik itu, untuk sesaat mereka jadi tertegun dan tidak habis
mengerti penyakit sinting apakah yang tiba-tiba menyerang
Ang lo hujin itu. Dari kejauhan sana masih kedengaran suara gelak
tertawanya yang keras dan menyeramkan, suara itu pada
hakekatnya tidak mirip suara manusia, tapi lebih m irip dengan
suara lolongan serigala atau tangisan kutilanak.
"Aduuh... suaranya benar-benar tak sedap!" omel si nona
lalu dengan kening berkerut.
Siu Cing menarik pula kesiapsediannya kemudian
mengelipkan matanya berulang kali.
"Aneh benar, penyakit edan menyerangnya barangkali?"
ujarnya agak terteguk. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaa, aku tebak dia pasti sudah edan atau tak waras
otaknya, kalau tidak masa suaranya begitu mengerikan
macam jeritan setan."
"Aku sampai terperanjat," Siu Cing menambahkan sambil
tertawa. "Huuh, dasar setan bernyali kecil," damprat si nona segera,
"kalau nyalimu sekecil nyali tikus, apa gunanya mengembara
dalam dunia persilatan?"
"Jadi kau tak percaya kalau aku sudah mengembara di
dalam dunia persilatan semenjak berumur delapan tahun?"
seru Siu Cing sambil mendelik, "hitung saja sendiri, sudah
berapa tahun aku mengembara hingga kini...?"
Jilid 16 "HUUUH... MEMBUAL. AKU TIDAK akan percaya."
"Kau masih juga tak percaya...?" Siu Cing semakin sengit.
"Sekali tidak percaya, untuk selamanya aku tidak percaya,
barangkali setan yang akan percaya dengan bualanmu itu, ada
apa" Pingin berkelahi?"
"Lelaki sejati tak akan berkelahi dengan perempuan, ayam
tidak akan bertarung dengan anjing, aku sih tidak sudi
berkelehai dengan mu."
Tidak sampai Siu Cing menyelesaikan perkataannya, nona
cilik itu telah melepaskan sebuah tusukan kembali dengan
jurus 'Kuda liar mengangkat kaki', bentaknya : "Kau berani
memaki aku sebagai anjing" Lihat pedang!"
Cepat-cepat Siu Cing menarik diri sambil mundur sejauh
beberapa depa dari tempat semula, katanya sambil tertawa :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik cilik, bagaimana kalau jangan mengambek dulu" Sejak
tadi toh sudah kukatakan, aku tak akan berkelahi dengan mu,
anggap saja akulah yang seperti anjing."
Nona cilik itu segera tertawa cekikikan sampai pedangnya
pun ikut bergetar keras, serunya kemudian, "Nah, begitu baru
pantas. Hey, siapa sih namamu?"
"Aku tak punya nama," sahut Siu Cing sambil menggeleng.
Belum habis perkataan itu diutarkan, tiba-tiba dari belakang
sebatang pohon besar berjalan keluar seorang yang segera
berseru keras : "Kalajengking kecil! Dia bernama si
Kalajengking kecil!"
Teriakan itu sangat keras dan menggelegar, membuat Siu
Cing berdua menjadi terkejut dan bersama-sama mundur
ssejauh satu langkah. Tapi nona c ilik segera menjejakkan kembali kakinya setelah
Manusia Srigala Karya Can I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mundur tadi, sepasang pedangnya dengan jurus tanduk naga
bagai tombak serta memukul keras genderang langit segera
menciptakan selapis bayangan pedang yang menyelimuti
seluruh angkasa. Menyaksikan datangnya serangan pedang yang begitu
gencar, serta merta lelaki berbaju hijau yang baru saja
munculkan diri dari belakang pohon itu berkelebat dan
menyembunyikan diri lagi ke belakang pohon.
"Duuukk...! Duuukk...!"
Sakitng cepatnya tusukan yang dilancarkan nona cilik itu
sehingga tidak mungkin baginya untuk menarik kembali
ancaman mana, tak ampun pedangnya langsung menancap
pada batang pohon sedalam lima enam inci lebih.
Dalam keadaan begini, cepat-cepat nona itu mengerahkan
tenaganya dan berusaha untuk mencabut kembali sepasang
pedangnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sayang sekali orangnya terlalu pendek sedang sasaran
tusukannya terlampau tinggi, ini membuat si nona tiada
tempat untuk berpijak, jadi untuk sementara waktu pun
pedangnya tak berhasil dicabut keluar.
Lelaki berbaju hijau itu kembali menampilkan diri dari
belakang pohon, katanya kemudian sambil tertawa tergelak :
"Haaahh...haaahh.. ternyata susiok pendek tidak membohongiku. Aku memang punya ilmu pohon yang hebat,
nyatanya tusukan nona cilik inipun mengenai batang pohon."
Sementara itu si kalajengking kecil Siu Cing telah mengenali
lelaki itu sebagai tendangan geledek Wan Poo, segera
teriaknya keras-keras : "Hei si tolol, mengapa kaupun muncul
disini?" Kembali si tendangan geledek Wan Poo tertawa bodoh :
"Aku sedang mengejar paman guru pendek, tua bangka itu
jahat sekali, dia suruh aku mencarinya tapi tidak kujumpai,
begitu aku mau pergi diapun mengacau kembali, aaah."
Belum selesai perkataan itu diutarakan, mendadak
terdengar suara jeritan kaget disusul kemudian dari belakang
tubuhnya berkumandang lagi jeritan kaget.
Rupanya si nona cilik dengan muka hijau membesi telah
melepaskan sebuah tusukan kilat dari belakang punggung
Wan Poo begitu ia berhasil mencabut keluar sepasang
pedangnya dari dahan pohon.
Si tendangan geledek Wan Poo memiliki tiga belas macam
ilmu kebal yang membuat tubuhnya keras dan tidak mempan
dibacok senjata, betul pedang dari nona cilik itu merupakan
senjata mestika, tapi tanpa diarahkan ke titik kelemahan pada
tubuh Wan Poo, bagaimana mungkin tusukan tersebut datang
melukai badannya" Itulah sebabnya tusukan pedangnya tidak lebih hanya
berhasil merobek sebagian dari celananya. Itulah yang
menyebabkan Wan Poo berteriak kaget tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi dengan peristiwa ini, api amarah Wan Poo pun
berkobar, dengan mata melotot teriaknya : "Hey, nona cilik,
kau tidak tahu malu mengapa kau robek celanaku...?"
Dalam bentakan penuh amarah itu tiba-tiba saja dia
merendahkan badannya, dengan kaki kiri sebagai alas, kaki
kanannya diluruskan ke depan dan melepaskan sebuah
sapuan maut. Hembusan angin puyuh yang amat dahsyat diiringi suara
gemuruh yang keras pun segera menggulung ke muka.
Sebaliknya si nona yang mendengar perkataan dari Wan
Poo itu segera berpikir di dalam hatinya : "Kalau dilihat
orangnya sih sudah dewasa, mengapa begitu tak pandai
berbicara..." Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, angin
tendangan yang menderu bagaikan amukan topan itu sudah
menyambar tiba, terpaksa dia gunakan gerakan 'Awan
melambung angin berhembus untuk memanfaatkan kekuatan
itu bergerak mundur ke belakang.
Siapa tahu angin tendangan dari Wan Poo begitu keras dan
kuat, tenaga serangannya keras dan dahsyat, sehingga
betapapun lincah dan cekatannya gerakan tubuh si nona itu,
tak urung kena tergulung juga hingga mencelat sejauh
sepuluh kaki lebih. Deruan angin yang menggemuruh keras membuat pohon
bertumbangan dan batu berterbangan, keadaannya sungguh
mengerikan hati. Siu Cing yang melihat kejadian ini, cepat-cepat berseru
keras : "Hey si tolol, mau apa kau?"
Sewaktu habis melepaskan tendangan yang pertama tadi,
Wan Poo sudah membalikkan badannya bersiap sedia
melancarkan tendangan yang kedua, serta merta dia
membatalkan serangan berikut setelah mendengar seruan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut, katanya kemudian sambil tertawa : "Nona cilik itu
kelewat benar, dia telah merobek celanaku paling tidak dia
mesti diberi pelajaran yang setimpal."
Belum lagi perkataan itu selesai diutarakan tiba-tiba dari
belakangnya kedengaran lagi suara si nona cilik itu
membentak keras : "Kau tak usah mengibul, memangnya
tendanganmu itu hebat" Rasain sebuah tusukan pedangku
lagi!" Sepasang pedangnya disertai desingan angin tajam
bersama-sama menyerang sepasang bahu Wan Poo.
Si tendangan geledek Wan Poo tidak mengira kalau
serangan dari si budak kecil itu demikian cepatnya, lagipula
lincah cekatan, menanti dia bermaksud untuk menghindar
setelah mendengar peringatan tersebut, desingan tajam telah
mengenai tubuhna. Biarpun bacokan pedang mana tak sampai melukai
badannya, toh pakaian yang dikenakan sempat terbabat
sampai robek menjadi dua bagian.
Akibatna Wan Poo semakin gusar sambil membabat dia
melancarkan kembali sebuah sapuan kilat.
Tapi lagi-lagi dia kehilangan bayangan tubuh nona kecil itu,
malah kedengaran seseorang membentak keras : "Bocah tolol,
berani amat kau bersikap kurang ajar terhadap aku si orang
tua, lihat saja nanti akan kuundang dewa guntur untuk
memebelah kepalamu."
Sesosok tubuh menampakkan diri dari balik liang tanah di
bawah akar pohon, orang itu bertubuh cebol dan memelihra
jenggot kambing, badannya penuh berlumpur, keadaannya tak
berbeda dengan manusia terbuat dari lumpur.
Belum sempat Siu Cing melihat wajah orang itu dengan
jelas, Wan Poo sudah ketakutan setengah mati dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembunyikan diri di belakang Siu Cing sambil seruna :
"Aduh celaka, si tua cebol main setan lagi!"
Sedangkan nona cilik itu segera menjerit kaget bercampur
gembira : "Ay susiok, rupanya kau!"
Orang yang barusan munculkan diri tak lain adalah kakek
cebol berjalan dalam tanah Kongsun Cwan. Ketika mendengar
sapaan tersebut ia lantas menggetarkan bajunya untuk
merontokkan debu dan pasir dari pakaiannya, kemudian
sambil tertawa tergelak berkata : "Haaahh... haaahh.. budak
Cui, tak nyana kau masih kenal aku, mana gurumu?"
"Dia orang tua masih berada di puncak bukit Im Wu san,
masa kau sudah melupakannya?" kata si nona sambil tertawa.
"Aku bukannya lupa, cuma merasa heran apa sebabnya kau
si budak kecil bisa munculkan diri di bukit T hian cu san ini."
"Aku datang untuk mencarimu, bukankah kau bilang
berdiam di bawah bukit T hian cu hong dalam gua bumi. Itulah
sebabnya aku datang mencarimu di puncak Thian cu hong."
"Wah, tampaknya daya ingatmu memang hebat, sayang
Kemelut Di Majapahit 17 Pedang Inti Es Peng Pok Han Kong Kiam Karya Okt Kisah Tiga Kerajaan 24
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama