Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 20
menempuhnya, tidak ia habis daya seperti sekarang menghadapo murid disayanginya ini.
"Jangan menangis, anak yang baik," katanya. "Gurumu sangat menyayangi kau. Anak yang baik tidak
menangis. Ya, gurumu tidak mau minum arak?"
Oey Yong tetap bersedih, ia menangis terus, tetap selang sesaat, tangisannya itu membuat hatinya lega.
Ia angkat kepalanya. Ia lihat dada gurunya basah dengan air matanya. Tiba-tiba ia tertawa. Ia
menyingkap rambut di mukanya.
"Tadi aku telah tikam itu jahanaman, sayang gagal,"
katanya. Terus ia menuturkan apa yang ia barusan lakukan terhadap keponakannya Auwyang Hong itu.
Cit Kong tunduk, ia tidak membilang suatu apa.
"Gurumu sudah tidak berguna lagi," katanya. "Bangsat jahat itu jauh lebih menang daripadaku. Untuk melawan dia tak dapat kita menggunai tenaga tetapi harus dengan kecerdikan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Suhu," berkata sang murid, yang hatinya cemas,
"Baiklah suhu beristirahat beberapa hari, untuk memelihara dirimu. Kalau suhu sudah sehat, tidakkah baik apabila suhu menghajar dia satu kali saja, membikin dia habis?"
"Aku telah dipagut ular dua kali, aku juga terkena pukulan kuntauw Kodok dari See Tok," katanya berduka, "Dengan menghabiskan seluruh tenaga dalamku, dapat aku mengusir racun itu, mana aku masih bisa menyambung jiwaku beberapa tahun lagi, hanya karena aku mesti mengerahkan semua
tenagaku, musnahlah ilmu silatku dari beberapa puluh tahun, musnah dalam satu hari saja. Gurumu adalah seorang yang bercacad, telah habis semua
kebisaannya?" Oey Yong kaget dan bingung.
"Tidak, suhu, tidak!" serunya. "Itulah tidak bisa jadi!"
Cit Kong tertawa. "Aku si pengemis tua benar bersemangat akan tetapi sekarang, setelah sampai di akhirnya, tidak dapat aku tidak melegakan hati," katanya. Ia berhenti sebentar, lalu ia memperlihatkan roman sungguh-sungguh. Ia menambahkan: "Anak, gurumu terpaksa meminta kau melakukan sesuatu yang sulit sekali. Itulah permintaan yang bertentangan dengan rasa hatimu. Dapatkah kau melakukannya?"
"Dapat, dapat, Suhu!" si nona menjawab cepat.
"Silahkan suhu sebutkan!"
Cit Kong menghela napas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sayang berkumpulnya kita guru dan murid sangat pendek harinya," berkata ia masgul. "Aku menyesal ynag aku tidak dapat memberikan pelajaran apa-apa kepadamu sedang sekarang aku hendak memaksakan hal yang sulit untumu, suatu tanggung jawab yang berat hendak aku bebankan di pundakmu. Sebenarnya di dalam hal ini hati gurumu tak tentram"."
Oey Yong heran untuk sikap ragu-ragu guru ini, sedang biasanya Pak Kay paling terbuka dan paling cepat mengambil keputusan. Maka maula ia percaya, tugas itu masti penting dan berat sekali. Tapi ia tidak jeri.
"Silahkan bilang, Suhu!" ia mendesak. "sekarang Suhu terluka pun disebabkan untukku karena kau
mendatangi pulau Tho Hoa To, untuk budimu itu, meskipun tubuhku hancur lebur, belum dapat aku membalasnya. Hanya muridmu khawatir sekali,
khawatir usianya yang masih muda, ia tidak sanggup menjalankan pesanmu ini."
Mendengar begitu, Ang Cit Kong memperlihatkan roman girang.
"Dengan begitu kau jadinya telah menerima baik?" ia menegaskan.
Oey Yong mengangguk. "Silahkan Suhu menitahkan," sahutnya.
Dengan tiba-tiba Ang Cit Kong berbangkit bangun, untuk berdiri tegar. Ia rangkapkan kedua tangannya, bersilang di depan dadanya, lalu ia menjura dalam ke arah utara. Lantas ia berkata," Cauwsu-ya, kau telah membangun Kay Pang hingga sekarang ini telah
diwariskan kepada muridmu ini, sayang sekali
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
muridmu tidak mempunyakan kemampuan hingga tak dapat ia membuatnya Partai kita jadi semakin besar dan bercahaya. Hari ini keadaan ada sangat
mendesak, mau tidak mau, muridmu mesti
melepaskan tanggungjawabnya, maka itu dengan
berkah pelindungan Cauwsu-ya, muridmu mohon
supaya anak ini dijagai hingga kalau toh ada bahaya bisalah ia terbebas dan memperoleh keselamatan karenanya, supaya selanjutnya ia dapat berbuat kebaikan untuk orang-orang Partai kita yang
bersengsara." Habis mengucap begitu, kembali ia menjura.
Selama mendengari, Oey Yong bengong saja,
kemudian barulah ia tercengang.
"Anak, kau berlutut," berkata Cit Kong kemudian.
Oey Yong menurut, ia menekuk lutut.
Ang Cit Kong mengambil tongkatnya, yang dinamakan Lek-tiok-thung, atau Tongkat Bambu Hijau, ia angkat itu tinggi melewati kepalanya, kedua tangannya dirangkap, lalu ia menyerahkan itu ke dalam
tangannya si nona. Oey Yong terbenam dalam keragu-raguan.
"Suhu, kau menyuruh aku menjadi"menjadi?"
tanyanya gugup. "Benar!" Cit Kong menjawab. "Aku angkat kau sebagai Pangcu, kepala dari Kay Pang, Partai Pengemis.
Akulah Pangcu yang kedelapan belas, mak aturun kepada kau, kau menjadi Pangcu yang
kesembilanbelas. Sekarang mari kita menghanturkan terima kasih kepada Couwsu-ya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hati Oey Yong tidak tentram akan tetapi ia
menyilangkan kedua tangannya, ia menelad Cit Kong untuk menjura ke arah utara.
Pak Kay menghela napas panjang, dari wajahnya nampak ia letih sekali, tetapi ia bersemangat, tanda dari riangnya hatinya.
Oey Yong mempepayang, untuk membantu gurunya
itu merebahkan diri. "Sekarang kau menjadi Pangcu, dengan begitu aku menjadi tianglo," kata Cit Kong. "Tianglo masih dihormati oleh Pangcu tetapi di dalam urusan besar dan penting, tianglo tunduk kepada titah pangcu. Inilah aturan yang menjadi pesan Couwsu-ya, yang sekali-sekali tak dapat disangkal. Asal tongkat Lek-tiok-thung ini berada di tanganmu, begitu kau memberikan titahmu maka semua pengemis di dalam negeri kita ini mesti menerima dan menurut segala titah itu."
Oey Yong masgul berbareng gugup, ia bingung. Apa artinya gurunya ini dengan tiba-tiba mewariskan kedudukan raja pengemis padanya" Mana ada
alasannya" Tapi gurunya tengah terluka parah, ia pun sudah memberikan janjinya, tidak dapat ia menampik.
Penampikan berarti menambah susah hati gurunya itu.
Ia juga memikir: "Kita sekarang berada di pulau kosong ini"di bulan dan tahun kapan kita dapat kembali ke tanah Tionggoan" Laginya, engko Ceng sudah
meninggal dunia, aku tidak ingin hidup lebih
lama"Sekarang suhu menyuruh aku mengepalai
pengemis dari seluruh negeri?" Maka ia menjadi berdiam saja.
Ang Cit Kong berkata pula; "Tahun ini tanggal limabelas bulan tujuh ada tanggal rapat besar setahun sekali yang bakal diadakan di kota Gakyang di tepinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
telaga Tong Teng Ouw, di sana akan berkumpul
semua kepala pengemis dari pelbagai tempat. Rapat itu diutamakan untuk semua pemimpin mendengar aku menunjuk bakal gnatiku sebagai Pangcu, siapa sangka sekarang aku terbengkalai di sini. Kau telah menjadi penggantiku, kau dapat pergi ke sana untuk
memegang pemimpin. Dengan kau mencekal dan
membawa tongkat ini, semua saudara akan segera mengerti maksudku. Di dalam urusan Kay Pang,
keempat tianglo lainnya akan membantu padamu, maka tak usahlah aku memesan banyak. Hanya aku menyesal sekali, tanpa sebab dan secara begini mendadak aku memaksakan kau, satu nona yang
manis, merendahkan diri masuk ke dalam kalangan bangsa pengemis"."
Walaupun ia mengucap demikian, Pak Kay toh tertawa girang. Tapi, karena tertawanya itu, ia merasakan lukanya nyeri, setelah meringis, ia batuk-batuk tak henti-hentinya.
Oey Yong mengusap-usap punggung gurunya itu.
"Aku si pengemis tua benar-benar sudah tak punya gua," kata Cit Kong setelah berhenti batuk-batuk.
"Karena aku tidak tahu kapan aku bakal berpulang ke alin dunia, mesti aku lekas-lekas menurunkan ilmu silat Pa-kauw-pang kepadamu"!"
Sudah puluhan macam ilmu silat didapat Oey Yong dari gurunya ini, belum pernah ia mendengar Pa-kauw-pang, yang berarti ilmu silat pentungan menghajar anjing. Ia memikir-mikir, kenapa tak enak sekali disebutnya nama ilmu silat itu - mementung anjing".
"Bagaimana galaknya seekor anjing, dia dapat dihajar mampus dengan sebuah kepalan," ia berpikir pula,
"Maka itu, untuk apa mesti mempelajari pula ilmu silat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menemplang anjing" Tapi suhu bicara dengan sikap begini sungguh-sungguh, baiklah aku menurut?"
Maka mengangguklah ia, bersedia menerima warisan ilmu silat yang ia anggap aneh itu.
Ang Cit Kong mengawasi muridnya, ia tertawa.
"Meskipun kau menjadi Pangcu, kau tak usah mengubah macam atau dandanmu, tak usah
mengubah tabiat atau sifatmu," berkata ia, menjelaskan. "Kau doyan guyon bergurau, tetap kau boleh berpesta pora dengan kenakalanmu itu! Kami bangsa pengemis, kami justru paling kemaruk sama kemerdekaan dan kebebasan, sebab tanpa
kebebasan, tak dapat kami menjadi pengemis. Kalau tidak demikian, kenapa kita tidak menjadi saja pembesar negeri atau seoarng hartawan" Nampaknya kau tidak puas dengan Pa-kauw-pang, benarkah" Kau bilanglah terus terang!"
Oey Yong tersenyum. "Muridmu sebenarnya memikirkan berapa
ketangguhannya seekor anjning.." ia menyahut.
"Muridmu memikir untuk apa mesti diciptakan semacam ilmu silat.."
"Sekerang kau telah menjadi kepala pengemis, kau harus memikir sebagai pengemis juga!" katanya. "Tapi pakaianmu indah, romanmu mentereng sebagai satu nona hartawan, kalau ada anjing melihat padamu, mestinya anjing itu mengangguk-angguk dan
menggoyang-goyang ekor terhadapmu. Dengan
begitu, apa perlunya menghajar anjing itu" Tetapi kalau si pengemis tulen bertemu sama anjing, hebatlah akibatnya, sungguh menyedihkan! Bukankah pepatah kuno ada membilang, 'Seorang miskin melarat tanpa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pentungan dia diperhina oleh anjing'" Kau belum pernah menjadi seorang miskin, kau tidak mengerti kesengsaraannya si miskin."
Mendengar itu Oey Yong tertawa seraya bertepuk tangan.
"Suhu, kali ini kau keliru!" katanya gembira.
Cit Kong heran, ia melengak.
"Kenapa keliru?" tanyanya.
"Ketika pada bulan ketiga yang baru lalu ini aku minggat dari Tho Hoa To dan aku pergi ke Utara, di sana aku telah menyamar sebagai pengemis!" sahut si nona. "Disepanjang jalan ada saja anjing yang menggonggong dan mengikuti aku, hendak menggigit, selalu aku hajar dia dengan dupakan, lantas dia lari sambil menggoyang-goyang ekornya!"
"Ya, itulah benar," berkata Ang Cit Kong. "Hanya kalau anjing sangat galak hingga sukar ditendang, tidak dapat tidak, tongkat harus dipakai untuk
mementungnya!" Si nona menjadi berpikir.
"Di mana ada anjing demikian galak dan hebat?" Tapi hanya sejenak, lantas ia insyaf. Maka ia
menambahkan: "Benar! Manusia jahat pun ada sama dengan anjing galak!"
Cit Kong tersenyum. "Kau sungguh cerdas!" pujinya. "Jikalau"."
Ia sebenarnya hendak menyebutnya Kwee Ceng pasti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak dapat menebak, tetapi ia berduka, ia batal melanjutinya. Ia bahkan terus berdiam.
Oey Yong dapat menerka hati orang, ia berpura-pura tidak tahu. ia pun sangat berduka.
"Pa-kauw-pang terdiri dari tigapuluh enam jurus,"
kemudian Cit Kong berkata pula, memberi penjelasan.
"Itulah ilmu silat yang diciptkan sendiri oleh Couwsa-ya. Sampai sebegitu jauh, menurut aturan dan
kebiasaan, ilmu silat ini cuma diajari dan diwariskan kepada Pangcu, tidak kepada orang yang kedua.
Katanya dulu Pangcu yang nomor sebelas, tempo ia berada di gunung Pak Kouw San, ia telah dikepung banyak orang kosen, dengan sepasang kepalannya, ia telah menghajar mati lima di antaranya. Ketika itu, ia menggunai ilmu silat Pa-kauw-pang."
Oey Yong tertarik, tetapi ia menghela napas.
"Suhu," tanyanya, "Ketika di perahu besar itu kau menempur See Tok Auwyang Hong, kenapa kau tidak menggunai ilmu silatmu itu?"
"Menggunai ilmu silat itu adalah urusan besar dari Partai kita," menyahut sang guru. "Sekalipun aku tidak menggunai, tidak nanti See Tok dapat mengalahkan aku! Siapa sangka dia ada sangat hina dina, aku sudha tolongi dia, dia justru membokong menyerang punggungku?"
Diwaktu mengucap demikian, wajahnya Pak Kay
muram. Oey Yong dapat menduga kemendongkolan
dan kemasgulan gurunya itu, hendak ia menyimpang pembicaraan.
"Suhu," ia berkata, "Sekarang kau ajarkanlah ilmu silat tongkat itu kepada Yong-jie, sesudah Yong-jie bisa,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nanti Yong-jie pakai untuk membunuh See Tok guna membalaskan sakit hati suhu!"
Cit Kong tertawa secara tawar. Ia menumput sebatang cabang kering, setelah mana mulutnya membaca, tangannya digerak-geraki. Ia tetap rebah tetapi ia dapat menjalankan tigapuluh enam jurus dari Pa-kauw-pang itu. Yang mana kurang jelas, ia menambahkan dengan keterangannya. Dengan cara itu ia
menurunkan ilmu silat peranti mementung anjing itu. Ia tahu Oey Yonng cerdas sekali, ia mengajari dengan sungguh-sungguh. Dilain pihak ia khawatir yang umurnya tidak panjang lagi"..
Nama ilmu silat pentungan itu tak sedap didengarnya, tetapi ilmu silatnya sendiri lihay, banyak
perubahannya, kalau tidak, tidak nanti ilmu itu menjadi ilmu istimewa dalam Kay Pang dan diwariskan secara turun temurun. Maka itu, mesti Oey Yong cerdas luar biasa dan ia dapat menjalankan, tak semuanya segera ia dapat menangkap maksudnya.
Habis memberi pelajaran, Cit Kong menghela napas, ia bermandikan keringat.
"Aku mengajari kau terlalu singkat," ia berkata, "Itulah tidak bagus. Sebenarnya, tidak dapat aku mengajari lebih jauh?" Mendadak ia menjerit, "Aduh!" dan tubuhnya roboh rebah.
Oey Yong kaget, ia berlompat menubruk.
"Suhu!" ia memanggil. Ia pun mengasih bangun.
Tangan dan kaki Cit Kong dingin, napasnya jalan sangat perlahan. Nampaknya ia tidak dapat ditolong pula"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selama beberapa hari ini hebat penderitaannya si nona, maka itu ia mendekam di tubuh gurunya itu, ia menangis tanpa dapat mengeluarkan suara. Ia masih dapat mendengar denyutan jantung dari gurunya itu.
Lantas ia menggunai kedua tangannya, ia memegang kedua bagian rusuk, untuk membantu sang guru
bernapas. Adalah di itu saat genting untuk gurunya, ia mendengar satu suara perlahan di belakangnya. lantas sebuah tangan diangsurkan ke lengannya.
Dalam kedukaan dan kekhawatiran, Oey Yong cuma ingat menolongi gurunya, maka itu tahu ia kapannya Auwyang Kongcu masuk ke dalam gua, hingga ia
seperti lupa yang di belakangnya ada seekor anjing yang galak.
"Berat sakitnya suhu, lekas kau pikirkan daya untuk menolongi," ia berkata pada pemuda itu. Ia berpaling, mengawasi dengan air mata berlinang-linang.
Melihat roman orang yang sangat menyedihakan itu, Auwyang Kongcu merasa kasihan. Ia berjongkok untuk melihat Ang Cit Kong, kulit muka siapa pucat dan kedua matanya terbalik. Melihat keadaan orang itu, ia justru menjadi girang sekali. Ia berdampingan sama si noa, ia mendapat cium baru harum dari tubuh si nona itu, sedang mukanya kena kebentur rambut orang.
Betapa menyenangkan itu"
Kembali pemuda ini tidak dapat mengendalikan diri.
Kalau tadi ia cuma menyentuh lengan si nona,
sekarang ia mengulur tangan kirinya untuk merangkul pinggang orang.
Oey Yong terkejut, ia menyikut dengan meninju, tempo si anak muda berkelit, ia berlompat bangun.
Auwyang Kongcu jeri kepada Ang Cit Kong, sekarang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia mendapatkan orang tengah rebah sebagai mayat, hatinya menjadi besar sekali. Kalau tadinya ia takut menggunai kekerasan terhadap Oey Yong, sekarang ia berani. Hendak ia memaksa. Maka ia berlompat ke mulut gua, untuk menghalang. Ia tertawa.
"Adik yang baik," katanya manis, "Terhadap lain orang aku tak biasanya menggunai kekerasan, tetapi kau begini cantik manis, kau botoh sekali, tidak dapat aku menguati hati lagi. Marilah, adik, kau mengasihkan aku satu cium?"
Sembari mengucap demikian, pemuda itu mementang tangan kirinya, ia maju setindak demi setindak.
Hatinya Oey Yong bergoncang keras.
"Ancaman bencana atas diriku hari ini berlipat sepuluh kali daripada ancamana bahaya semasa aku berada di istana Chao Wang," berpikir si nona ini. "Kalau tidak dapat membinasakan dia, aku mesti membunuh diri.
Hanya, mana aku puas?""
Hanya dengan satu kali menggeraki tangannya, Oey Yong sudah siap dengan tempuling dan jarumnya.
Auwyang Kongcu lantas tersenyum. Ia lantas
meloloskan bajunya, untuk dipakai sebagai cambuk lemas. Kembali ia maju dua tindak.
Oey Yong berdiri diam, matanya mengawasi tajam. Ia menanti orang mengangkat kaki. Belum lagi kaki itu diturunkan ke tanah, tiba-tiba ia melompat ke kiri.
Menampak itu, Auwyang Kongcu meneruskan
berlompat ke kiri juga, untuk merintangi si nona itu.
Tapi justru itu Oey Yong mengayunkan tangannya.
Lihay si anak muda, dia menggeraki sabuk bajunya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk menangkis serangan jarum itu. Tapi si nona pun lihay, ia memang menggunai siasat, maka tengah pemuda itu membeli diri, ia berlompat, melesat ke luar gua!
Auwyang Kongcu benar-benar lihay, walaupun dia repot, dia toh dapat berlaku gesit luar biasa. Dia berlompat untuk menyusul, maka itu tengah lari, Oey Yong mendengar desiran angin di belakangnya. Itulah desirannya pukulan ke arah punggung. Ia tidak takut, sebaliknya, ia menjadi girang. Bukankah ia memakai baju lapis berduri" Bukankah ia pun sudah nekat" Ia tidak takut mati, asal ia dapat melukai musuh. Maka itu, ia tidak mau menangkis, hanya ia memutar tubuhnya untuk membarengi menyerang!
Auwyang Kongcu tidak berniat membinasakan si nona, kalau ia menyerang, ia melainkan mengancam, ia hendak menggoda saja, maka ketika serangan itu datang, ia batal menyerang terus, ia menangkis serangan itu, lalu ia melompat lebih jauh, untuk mendahului tiba di mulut gua.
Oey Yong berkelehai seperti kalap. Ia menyerang tanpa mengingat pembelaan diri. Dengan begini, kegagahannya seperti tambah satu kali lipat.
Adalah maksudnya Auwyang Kongcu membuat si
nona itu letih, tetapi sekarang ia mesti menghadapi serangan bertubi-tubi, terpaksa ia mesti melayani juga.
Di dalam keadaan seperti itu, walaupun ia lebih kosen, ia toh kewalahan juga, kesatu ia memang tidak berniat mengambil nyawa si noa, kedua ia mesti berkelahi dengan sebelah tangan, sedang tangan yang lain lagi sakit.
Pertempuran telah berlangsung kira enampuluh jurus ketika mendadak Oey Yong menubruk, sambil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menubruk, ia menimpuk dengan jarumnya.
Auwyang Kongcu repot menangkis jarum itu, untuk itu ia mesti mengebas dengan sabuk bajunya. Disamping itu, hebat tubrukkannya Oey Yong, yang menikam ke arah tangan kanannya yang sakit itu. Hendak ia menangkis pula dengan tangan kirinya tetapi sudah tidak keburu, ujung tempuling telah mengenai lukanya itu.
Tapi juga Oey Yong tidak dapat bergirang karena hasil tikamannya itu. Baru ia menikam atau ia merasakan tangannya kesemutan, terus senjatanya terlepas jatuh ke tanah. Sebab di luar sangkaannya, walaupun dia kena ditikam, Auwyang Kongcu mengubah
tangkisannya menjadi totokan kepada lengan nona itu dan tepat totokannya itu.
Si nona kaget, ia berlari terus. Ia lari sembari membungkuk.
Auwyang Kongcu tidak hendak melepaskan bakal
mangsanya ini. Ia berlompat dengan pesat, ia juga membungkuk, tangan kirinya dilonjorkan ke depan, untuk menotok kaki orang, yang lagi diangkat untuk berlari. Ia berhasil, dua kali ia dapat menotok jitu, mulanya di jalan darah koanciong-hiat di kaki kiri si nona, kemudian di jalan darah tiongtouw-hiat di kaki kanan. Maka tak tempo lagi, baru bertindak dua kali, nona itu sudah lantas terguling roboh!
Lagi sekali Auwyang Kongcu berlompat, bahkan dia mendahului, untuk membeber bajunya, hingga si nona terjatuh di atas hamparan baju itu. Pemuda itu pun menggoda, sembari tertawa ia berkata: "Ah, jangan sampai kau merasa nyeri!"
Oey Yong mendapat pelajaran langsung dari ayahnya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu mewariskan kepandaian pamannya, yang menyayang ia sebagai anak sendiri, maka itu mereka sama-sama mempunyai kepandaian yang
lihay. Oey Yok Su gagah, begitu juga dengan Auwyang Hong, bahkan mereka berdua ini berimbang. Dengan demikian, pemuda dan pemudi ini seharusnya sama kosennya juga. Tapi toh Oey Yong kalah! Kenapa"
Pada itu ada terselip selisih usia mereka dan temponya latihan. Oey Yong baru berumur limabelas tahun, Auwyang Kongcu sudah lebih dari tigapuluh tahun, maka itu, perbedaan waktu belajar mereka ada kira-kira duapuluh tahun. Benar Oey Yong mendapat pelajaran juga dari Ang Cit Kong tetapi belum lama dan latihannya belum sempurna. Karenanya, walaupun si pemuda terluka tangannya, ia tetap lebih unggul.
Oey Yong kaget karena robohnya itu tetapi pikirannya tidak kacau. Begitu ia jatuh, begitu ia berbalik sambil menimpuk dengan jarumnya. Kemudian ia geraki
tubuhnya untuk berlompat bangun. Tidak beruntung untuknya, kedua kakinya tidak mau menurut perintah, maka juga tidak dapat ia berlompat bangun untuk berlari. Ia baru bergerak sedikit atau ia terguling pula.
Ketika itu Auwyang Kongcu mengulur sebelah tangan dengan maksud mengasih bangun. Dalam murkanya, Oey Yong meninju dengan tangan kirinya. Tapi si anak muda dapat melihat serangan itu, dengan leluasa ia menyambuti dengan tangan kirinya, dengan totokan, maka matilah tangan kiri si nona, seperti tangan kanannya yang erus ditotok juga, hingga kaki
tangannya tak dapat bergerak semua. Ia mirip orang yang dibelenggu kaki tangannya itu.
Bukan main panasnya hati nona ini, ia sangat
menyesal yang barusan ia tidak membunuh diri saja, hingga sekarang ia jadi kena tertawan. Ia ada begitu murka dan mendongkol. Mendadak ia merasai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
matanya gelap dan kepalanya pusing, seketika itu juga ia rebah tak sadarkan dirinya.
"Jangan takut, jangan takut," berkata Auwyang Kongcu sambil tertawa, suaranya halus. Ia bertindak seraya mengulur tangan, berniat memondong nona itu. Atau mendadak
"Kau mau hidup atau mati"!" demikian satu suara keras dan kejam, suara dingin yang disusul sama tertawa ejekan.
Pemuda itu terperanjat, dengan cepat ia menoleh.
Untuk kagetnya, ia melihat Ang Cit Kong berdiri di mulut gua, tangannya memegang tongkat, matanya melirik tajam. Disaat itu pada otaknya berkelebat penuturannya pamannya dulu hari halnya Ong Tiong Yang berpura-pura mati untuk mengalahkan lawannya.
"Hai, kiranya si pengemis tua ini berpura-pura mampus!" pikirnya. "Ah, habislah aku hari ini!" Ia ketahui baik sekali kegagahannya Ang Cit Kong, ia putus asa. Tanpa berpikir lagi, ia menekuk kedua kakinya sambil berlutut ia berkata: "Aku cuma bermain-main saja sama adik Oey ini, tidak ada niatku untuk berbuat jahat terhadapnya"."
"Hm!" Pak Kay mengasih dengar suara bengis.
"Bangsat bau, masih kau tidak hendak menotok bebas jalan darahnya" Apakah aku si orang tua harus turun tangan?"
Auwyang Kongcu jeri. "Ya, ya," ia menyahuti seraya terus menotok kaki tangannya si nonya.
"Lagi satu kali kau menginjak gua ini, jangan kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sesalkan aku!" Ang Cit Kong mengancam. "Lekas pergi!"
Sembari berkata begitu, jago tua itu bertindak ke samping.
Keponakan See Tok bagaikan menerima putusan
pengampunan, cepat-cepat ia ngeloyor pergi.
Oey Yong tak tahu apa yang sudah terjadi, ketika ia sadar, ia sadar dengan perlahan-lahan. Ia membuka kedua matanya seraya merasa bagaikan tengah
bermimpi. Ang Cit kOng tidak dapat berdiri lama-lama, ia roboh sendirinya.
Melihat gurunya jatuh, Oey Yong kaget. Lupa ia pada tangan atau kakinya bekas ditotok, ia menekan tanah untuk berlompat bangun, guna menghampirkan
gurunya, yang segera ia pegangi untuk dikasih bangun. Ia melihat mulut guru itu berlumuran darah, sebab ternyata tiga buah giginya sudah copot bekas kebentur tanah. Ia menjadi sangat berduka.
"Suhu!" ia memanggil.
Ang Cit Kong sadar, ia pegang ketiga buah giginya itu, terus ia tertawa.
"Gigiku, gigiku!" katanya. "Kau tidak mensia-siakan aku! Kau telah membuatnya aku si pengemis tua telah dapat mencicip segala macam barang hidangan paling lezat dan sedap di kolong langit ini! Sekarang aku si pengemis sudah sampai pada usiaku, kau telah
mendahului meninggalkan aku"!"
Memang hebat sekali lukanya Pak Kay kali ini, cuma
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
saking kuatnya tubuhnya, ia tidak mati lantas di bawah tangan jahat dari Auwyang Hong. Celaka untuk ia, ia tidak dapat obat untuk mengobati luka-lukanya itu, luka racun ular dan gempuran kuntauw Kodok yang
dahsyat. Cit Kong melihat kedukaan muridnya.
"Selama napasku masih ada, jahanam itu tidak nanti berani datang pula mengganggu padamu," ia menghibur si nona.
Tapi Oey Yong memikir lain.
"Kita berada di dalam gua, memang jahanam itu tidak berani masuk ke mari," demikian pikirnya. "Tetapi bagaimana dengan makan dan minum kita?"
Cit Kong pun sudah merasakan lapar. Ia melihat si nona tunduk saja.
"Bukankah kau sedang memikirkan daya mencari barang makanan?" ia menanya. Oey Yong tidak menjawab, ia melainkan mengangguk.
"Mari kau pepayang aku ke pesisir untuk menjemur di matahari," menyuruh orang tua itu.
Oey Yong cerdik sekali, ia lantas dapat mengerti maksud orang.
"Bagus!" serunya kegirangan. Ia pun tertawa. "Kita menangkap ikan!"
Maka bukan lagi ia pepayang gurunya itu, ia hanya menggendong, cuma jalannya dengan perlahan-lahan.
Hari ini cuaca terang berderang, angin meniup halus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Begitu terjodoh sinar matahari, begitu Ang Cit Kong merasa segar, hingga semangatnya jadi terbangun. Ia pun melihat Auwyang Kongcu lagi berdiri di tempat jauh dari mereka, ketika pemuda itu mendapatkan mereka keluar dan mengawasi padanya, dia bertindak pergi lebih jauh sedikit. Rupanya ia jeri. Dari tempat jauh itu ia terus mengawasi.
Dua-dua Cit Kong dan Oey Yong berduka, hati mereka berpikir: "Jahanam itu sangat cerdas, lama-lama pasti dia dapat mengetahui keadaan kita yang tidak
berdaya?" Karena itu, mereka pun membawa sikap tenang.
Auwyang Kongcu pun agaknya lega melihat ia tidak dihampirkan.
Oey Yong sudah lantas bekerja. Lebih dulu ia
pernahkan Ang Cit Kong, supaya guru ini dapat duduk sambil menyender pada sebuah batu besar, kemudian ia mencari cabang pohon yang panjang untuk dijadikan joran panjang. Untuk talinya, ia mencari babakan pohon dan untuk panjangnya, ia menekuk sebatang jarumnya hingga ujungnya bengkok. Sebagai umpan, ia mencari udang di tepian. Maka tak lama kemudian, ia sudah mulai memancing.
Satu jam tempo dipakai untuk memancing itu, akhirnya si nona memperoleh tiga ekor ikan, yang mana
cukuplah untuk mereka berdua menangsal perut. Ikan itu dipanggang seperti biasanya kaum pengemis memanggang ayam.
Setelah beristirahat sebentar, Cit Kong mengajari Pak-kauw-pang. Ia memberi petunjuk sambil ia duduk menyender terus cuma tangannya digerak-geraki. Tapi ini pun menolong banyak untuk si nona yang otaknya terang, hingga dia dapat mengerti lebih banyak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Demikian mendekati sore, Oey Yong telah dapat menjalankan ilmu tongkat itu dengan baik, hingga tinggal dia berlatih terus untuk memahirkan itu.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sesudah hilang letihnya, Oey Yong membuka baju luarnya, terus ia nyebur ke laut untuk membersihkan tubuh. Ia berenang pergi datang hingga ia ingat suatu cerita dongeng jaman Tong katanya di dalam laut ada istana raja naga serta putrinya yang elok sekali.
"Mungkin engo Ceng telah pergi ke sana?" ia ngelamun.
Karena ini ia lantas menyelam. Tiba-tiba ia merasakan kakinya sakit, lekas-lekas ia menarik pulang. Ia mendapat kenyataan kakinya itu dijepit sesuatu. Ia tidak kaget, ia menduga kepada simpling atau kerang besar. Ia lantas membungkuk, untuk melihat. Baru sekarang ia terkejut juga. Kakinya dijempit simping yang besar sekali, yang beratnya mungkin duaratus kati. Sia-sia ia menarik akkinya, sia-sia ia mencoba memengkang membuka kedua batok simping itu.
Bahkan kakinya dijepit semakin keras, sampai ia merasakan sakit sekali. Saking kerasnya ia berkutatan, dua kali ia kena menenggak air laut asin.
Tentu sekali nona ini menjadi sangat penasaran. Tidak ikhlas ia mati di tangannya binatang laut itu, walaupun sebenarnya ia bersedia mati-mati bersama gurunya andaikata tetap mereka tak berdaya untuk berlalu dari pulau kosong itu. Ia memikir akal. Ia mencoba memungut batu dengan apa ia ketoki batok simping itu. Ini pun tidak memberi hasil. Batoknya simping telalu keras dan batunya terlalu kecil.
Lagi sekali ia menenggak air. Baru sekarang ia ingat suatu akal. Maka ia lepaskan batunya, sebagai gantinya ia meraup pasir, yang mana ia kasih masuk di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sela-sela mulut simping itu.
Nyata binatang laut itu takut sekali pasir, begitu dia merasakan pasir masuk ke dalam mulutnya, dia
pentang mulutnya itu. Begitu ia merasakan jepitan kendor, begitu lekas juga Oey Yong menarik keras kakinya. Kali ini bebaslah ia, maka terus saja ia berenang untuk muncul di muka air.
Paling dulu, ia membuang napas, untuk melegakan diri.
Cit kong di darat berkhawatir melihat si nona menyelam demikian lama, ia menduga muridnya itu menghadapi bahaya. Ia menyesal yang ia sendiri tidak dapat bergerak hingga tak bisa ia menolongi. Ia melainkan bisa mengawasi ke laut dengan jantungnya berdenyutan.
Akhir-akhirnya muncul juga si nona, maka legalah hatinya guru ini, sampai ia bersorak.
Oey Yong tidak naik ke darat, sesudah mengulapkan tangan kepada gurunya itu, ia selulup pula. Ia telah mendapat satu pikiran. Ia pergi ke tempat tadi, tapi sekarang dengan sudah bersiap. Ia turun di dekat simping itu tanpa si simping dapat mencakop padanya.
Nyata binatang itu nempel batoknya dengan batu karang, dia jadi tidak bisa berenang pergi. Si nona mencoba menggempur karang itu, setelah berhasil, ia memegang simping dari bawah, terus ia bawa naik ke atas. Ia menampah seraya kakinya menjejak dasar laut, terus ia berenang ke tempat yang dangkal. Di sini simping itu tak berdaya lagi. Hanya saking beratnya binatang laut itu, tidak kuat Oey Yong mengangkat buat dibawa ke gua, maka ia mengambil saja batu besar yang mana ia pakai mennghajar batoknya.
Hanya dengan beberapa kali hajaran, remuklah batok
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
simping itu. Puas hatinya si nona, yang kakinya sakit bekas dijepit.
Bahkan malam itu bersama gurunya ia bisa menangsal perut secara memuaskan karena adanya daging
simping itu yang lezat sekali.
Besok paginya, begitu mendusin, Ang Cit Kong
merasai sakit pada tubuhnya berkurang. Ia mencoba memainkan napasnya, ia merasakan lega. Tanpa
merasa ia berseru bahna girangnya.
Oey Yong mendusin untuk segera bangun berduduk.
"Suhu, kenapa?" ia menanya, kaget.
"Setelah tidur semalaman, aku merasai lukaku mendingan," sahut sang guru. "Sakitnya tidak sehebat kemarin."
Oey Yong menjadi girang. "Mungkin ini disebabkan guru makan daging simping!"
katanya. Maka berlari-larilah ia keluar guanya, ke tepi laut, untuk memotong sisa daging simping itu. Saking kegirangan, ia sampai melupai Auwyang Kongcu. Ia baru memotong dua keping tatkala ia melihat
bayangan orang mendekati perlahan-lahan ke
arahnya. Ia kaget tetapi ia mengerti ancaman bahaya.
Baru sekarang ia ingat keponakannya See Tok itu.
Diam-diam ia memungut batok simping, lalu dengan sekonyong-konyong ia menimpuk ke belakang,
tubuhnya sendiri terus berlompat setombak lebih hingga ia berada di pinggiran air.
Auwyang Kongcu dapat berkelit. Dia tidak gusar, sebaliknya ia tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sekian lama pemuda ini tidak pergi jauh dari itu orang tua dan nona, terutama ia memperhatikan gerak-geriknya Ang Cit Kong, hingga timbullah
kecurigaannya bahwa raja pengemis itu tidak berdaya, tak dapat berjalan karena lukanya yang hebat. Meski begitu, ia tidak mempunyai nyali yang cukup besar untuk menyerbu ke dalam gua. Maka ia terus
memasang mata. Pagi itu ia melihat Oey Yong keluar sendirian, pergi ke pasir, ia mengikuti. Ia girang bukan main, ia anggap ia dkaruniai ektika yang baik sekali oleh Thian. Maka ia menghampirkan si nona sambil berindap-indap. Hanya sayang, bayangannya telah menggagalkan maksudnya.
"Adik yang baik, jangan pergi!" ia berkata dengan manis. "Aku hendak bicara denganmu!"
"Orang tidak menggubrismu, apa perlunya kau menggerembengi orang?" si nona menanya. "Apakah kau tidak tahu malu?"
Melihat orang tidak gusar, senang hatinya Auwyang Kongcu. Ia jadi semakin berani. Ia mendekati pula dua tindak. Lagi-lagi ia tertawa.
"Semuanya dasar kau!" katanya. "Siapa suruh kau ada begini cantik dan manis, hingga kau membikinnya hati orang terbetot keras?"
Oey Yong tertawa. "Aku bilang tidak menggubrismu, tetp aku tidak mau memperdulikan!" kata ia. "Percuma saja kau mengambil-ambil hatiku, membaiki padaku!"
Pemuda itu maju ppula satu tindak.
"Ah, aku tidak percaya!" katanya, tertawa. "Hendak aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mencobanya!" Tiba-tiba si nona memperlihatkan roman keren.
"Lagi satu tindak kau maju, akan aku minta suhu menghajar padamu!" ia mengancam.
"Sudahlah!" tertawa si anak muda, membelar. "Apakah si pengemis tua masih dapat berjalan" Apakah tidak baik jikalau aku menggendong dia?"
Oey Yong terkejut, hingga ia mundur dua tindak. Inilah yang ia khawatirkan. Ia takut kalau pemuda ceriwis ini mengetahui gurunya sudah tidak berdaya.
Auwyang Kongcu tertawa pula.
"Jikalau kau ingin terjun ke laut, nah terjunlah!"
katanya. "Akan aku menunggui kau di darat! Marilah kita lihat, kau yang dapat berdiam lebih lama di dalam air atau aku yang di daratan."
"Baiklah!" si nona berseru. "Kau menghina aku, untuk selamanya aku tidak sudi bergaul denganmu!"
Nona ini lantas menutar tubuhnya, untuk lari, atau baru tiga tindak, ia roboh terguling seraya menjerit "Aduh!"
karena kakinya kena menginjak batu dan terpeleset.
Keponakan Auwyang Hong ini benar-benar licin. Ia khawatir si nona hanya menggunakan tipu untuk menyerangnya dengan jarumnya tatkala ia berlompat menubruk, maka juga sebelumnya maju ia membuka dulu baju luarnya, untuk dipakai sebagai senjata pelindung diri. Ia bertindak perlahan-lahan.
"Jangan datang mendekat!" membentak si nona. Ia bangun, untuk bertindak pula, atau baru satu tindak, ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
roboh kembali. Bahkan kali ini ia terguling hingga separuh tubuhnya rebah di air, ia bagaikan pingsan.
Tubuhnya itu tidak bergerak lagi.
"Budak, kau sangat licik tidak nanti aku kasih diriku diperdayakan!" kata Auwyang Kongcu dalam hatinya.
Ia berdiri seraya mengawasi.
Ada seketika sehirupan the, masih si nona tidak berkutik, tubuhnya dari kepala sampai di dada masuk ke dalam air.
"Ah, dia benar-benar telah pingsan," pikir si kongcu kemudian. "Jikalau aku tidak tolongi dia, mungkin dia mati kelelap, sayang begini cantik dan manis"."
Ia lantas bertindak maju, ia memegang kaki orang. Ia terperanjat ketika ia sudah menarik, sebab ia merasakan nona itu dingin sekali seperti membeku. Ia lekas-lekas membungkuk, untuk memeluk tubuh
orang, niatnya untuk diangkat ke darat. Baru saja ia merangkul ketika kedua tangan si nona memeluk kedua kakinya seraya nona itu membentak, "Turunlah kau!"
Dalam keadaan seperti itu, Auwyang Kongcu tidak berdaya lagi, maka terceburlah ia ke laut bersama-sama si nona, yang berseru sambil membetot
membuang dirinya ke laut.
Bukan kepalang kagetnya Auwyang Kongcu, hatinya terkesiap. Biarpun ia ada terlebih kosen daripada si nona, di dalam air, habislah dayanya. Ia menyesal yang walaupun ia sangat berhati-hati, masih ia kena diperdayakan si nona yang cerdik itu. Maka pikirnya:
"Habislah aku kali ini?"
Oey Yong yang telah berhasil dengan tipu dayanya itu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan hati sangat bernafsu ia menarik orang ke tengah, ke tempat yang terlebih dalam. Percuma si anak muda mencoba berontak, ia kena teseret ke tengah. Ia telah dijambak pada kepalanya, kepala itu dibeleseki di dalam air.
Berulang-ulang pemuda itu menenggak air laut, mulanya masih terdengar suara gelogokan di
tenggorokannya, habis itu ia mati daya, cuma tangan dan kakinya yang menjambret-jambret dan
menendang-nendang, rupanya untuk menjambret atau menendang si nona tetapi ia tidak berhasil. Sebab Oey Yong tahu diri, dia sudah menjauhkan dirinya.
Selang sesaat, Auwyang Kongcu merasakan kakinya menginjak tanah. Ia sudah minum banyak air tetapi ia belum pingsan, ia masih ingat akan dirinya. Dasar ia lihay, pikirannya tidak menjadi kacau. Selama di tengah air, karena ia tidak bisa berenang ia tidak dapat berbuat apa-apa, akan tetapi selekasnya merasa menginjak dasar laut, mendadak ia membungkuk, untuk memegang dasar laut itu, sambil berbuat mana, ia menahan napas. Ia berhasil mengerahkan tenaga dalamnya. Ia lantas menduga-duga yang maa arah darat, tetapi di dalam air, ia tidak dapat mengenali timur atau barat, selatan atau utara. Ia mencoba berjalan juga, tangannya mencekal sebuah batu besar.
Ia bertindak cepat ke arah dasar laut yang tinggi, yang menanjak.
Oey Yong melepaskan cekalannya sesudah orang
kena dilelapkan dan kelabakan tidak karuan, ia muncul di muka air, akan tetapi menanti sekian lama ia tidak melihat orang timbul, ia menjadi heran. Lekas-lekas ia selulup pula.
Ia dapat menentang matanya di dalam iar, dari itu ia dapat melihat orang sedang bertindak ke arah darat. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terperanjat saking heran dan kagumnya. Tak ayal lagi ia berenang, menyusul. Ia menggerakkan tangan dan kakinya tanpa bersuara, setelah datang dekat, ia menikam dengan tempulingnya.
Kebetulan Auwyang Kongcu lagi mempercepat
tindakannya, ia lolos dari tikaman itu. Sementara itu, ia sudah tiba di tempat yang dangkal, ia dapat berdiri dengan kepalanya di luar air. Ia melepaskan
pegangannya, ia membuka kedua matanya, dan
menghela napas, melegakan hatinya.
Oey Yong pun menghela napas. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi terhadap anak muda itu, terpaksa ia selulup pergi.
Auwyang Kongcu merayap naik ke darat, ia
merasakan kupingnya pengang dan matanya kabur, tetapi ia masih ingat untuk lekas rebah tengkurap di tanah, untuk mengundal ke luar air dari dalam perutnya. Habis itu ia merasakan lemah sekali, seperti juga ia baru sembuh dari semacam penyakit yang berat. Terus ia beristirahat. Tentu sekali, hatinya menjadi mendongkol dan panas, hingga muncullah niatnya yang kejam.
"Biar aku mampusi dulu si pengemis bangkotan!"
demikian keputusannya. "Hendak aku lihat, budak itu nanti menurut padaku atau tidak!"
Bab 43. Melawan batu besar
Walaupun ia telah berkeputusan demikian,
Auwyang Kongcu tidak segera turun tangan untuk mewujudkan itu. Ia masih sangat lelah maka ia beristirahat terus. Ia menjalankan napasnya, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meluruskan pernapasannya.
Sesudah berselang lama, baru ia berbangkit bangun, akan mencari sebatang pohon yang kuat, yang ia patahkan, untuk dipakai sebagai senjata, untuk menotok jalan darah. Tiba di dekat gua, ia bertindak dengan hati-hati. Biar bagaimana, ia masih jeri terhadap pengemis tua itu. Di mulut gua ia memasang kupingnya. Ia tidak dapat mendengar suara apa juga.
Ia masih menanti beberapa saat, baru ia bertindak masuk. Tidak berani ia masuk langsung, ia mepet-mepet di pinggiran, majunya setindak demi setindak.
Sekarang ia bisa melihat Pak Kay lagi duduk bersila menghadap matahari, orang tua itu lagi berlatih dengan ilmu dalamnya, dilihat dari air mukanya yang segar, ia seperti tidak tengah menderita luka parah.
"Baiklah aku mencoba dulu, untuk mengetahui dia dapat berjalan atau tidak," berpikir si anak muda, yang sangat berhati-hati. Setelah diperdayakan Oey Yong, ia menjadi semakin cerdik.
"Paman Ang!" ia berseru. "Celaka! celaka"!"
Ang Cit Kong dapat mendengar teriakan itu, ia sudah lantas membuka matanya.
"Ada apa?" ia menanya.
"Adik Oey mengejar kelinci, dia terjatuh ke dalam jurang"!" ia menyahut, suaranya dibikin tak lancar.
"Dia terluka parah, sampai ia tak dapat bangun!"
Nampaknya Ang Cit Kong kaget.
"Lekas tolongi dia!" dia berseru.
Mendengar perkataan orang itu, girangnya Auwyang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kongcu bukan kepalang. Ia mengerti, kalau bukannya pengemis tua itu tidak dapat berjalan, mestinya ia sendiri sudah berlompat bangun dan berlari pergi, guna menolong nona itu. Maka ia bertindak maju di mulut gua seraya sembari tertawa lebar ia berkata:
"Dia telah menggunakan seribu satu akal untuk mencelakai aku, mana sudi aku menolongi dia" Pergi kau sendiri yang menolonginya"!"
Ang Cit Kong terperanjat. Kata-katanya si anak muda dan sikapnya itu menandakan bahwa orang tak jeri lagi kepadanya.
"Rupanya ia telah mendapat ketahui kepandaianku sudah musnah," pikirnya. "Inilah tandanya telah habis lelakon hidupku"!"
Tapi Pak Kay tidak hendak menyerah dengan begitu saja, maka ia bersiap sedia untuk mati bersama. Diam-diam ia mencoba mengumpul tenaganya di tangan, untuk menghajar dengan sekali pukul. Kesudahannya ia kaget sekali. Begitu bertenaga, ia merasakan luka si punggungnya sakit, semua tulang-tulangnya seperti hendak buyar belarakan. Sementara itu ia melihat mendatangi sambil memperlihatkan muka
menyeringai. Tanpa merasa ia menghela napas
panjang, lantas ia meramkan kedua matanya untuk menantikan kebinasaannya".
Ketika itu Oey Yong di dalam air telah berpikir, menduga bahwa selanjutnya makin sukar melayani Auwyang Kongcu, yang mestinya jadi semakin licin. Ia selulup beberapa tombak jauhnya, baru ia muncul di muka air. Ketika ia melihat daratan, itulah bukan tempat dimana tadi ia telah bergulat sama Auwyang Kongcu. Di sini pepohonannya lebih lebat. Tiba-tiba saja ia dapat ingat pulaunya sendiri, maka ia berpikir:
"Alangkah baiknya kalau aku dapat cari suatu tempat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersembunyi, untuk aku berdiam bersama suhu sambil merawati suhu, tentulah si bangsat tidak gampang-gampang dapat mencari kita?"
Habis berpikir, si nona mendarat. Ia tidak berani lantas jalan begitu saja, ia berjalan di sepanjang tepian. Ia khawatir nanti ketemu sama keponakannya Auwyang Hong itu.
"Coba dulu aku tidak terlalu gemar memain dan aku pelajari ilmu Kie-bun Ngo-heng, sekarang tentulah dapat aku melayani bangsat itu," pikirnya pula. Ia seperti ngelamun. "Ah, sayang ayah telah menyerahkan peta Tho Hoa To kepadanya! Jahanam itu sangat cerdas, tentulah ia pun dapat memahamkan peta itu"
Berjalan seperti melamun, Oey Yong kurang
memperhatikan jalanan yang dilalui. Tiba-tiba ia keserimpat oyot rotan dan terhuyung karenanya.
Berbareng dengan itu di kepalanya terdengar bunyi apa-apa yang disusul sama meluruk jatuhnya butir-butir tanah keras seperti batu. Segera ia lompat nyamping, terus ia angkat kepalanya, memandang ke atas. Apa yang ia saksikan membuatnya kaget sekali, hingga jantungnya berdenyutan.
Di atas itu, yang merupakan lamping, ada sebuah batu besar. Batu itu seperti merongkong sebelah,
nampaknya seperti bergoyangan, hingga sembarang waktu bisa jatuh ke bawah. Pelurukan batu barusan datangnya dari bawah batu besar itu. Di batu itu pun ada melibat banyak pohon rotan, satu di antaranya ialah yang meroyot ke bawah, yang barusan kena ia injak sehingga ia keserimpat. Hancur remuk tubuhnya, andaikata batu itu jatuh dan menimpa padanya".
Masih Oey Yong dongak mengawasi, sampai kagetnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lenyap. Ia heran atas keletakannya batu itu. Itulah pengaruh sang alam. Hanya dengan disentil sekali saja mungkin batu itu jatuh ambruk. Entah sudah berapa puluh tahun batu itu bercokol di tepi jurang itu.
Sampai di situ, batal Oey Yong maju terus. Ia sekarang berjalan kembali. Ingin ia melihat gurunya. Ia belum berjalan jauh ketika mendadak ia mendapat satu pikiran.
"Yang Maha Kuasa hendak membinasakan jahanam itu maka juga telah diciptakan ini batu luar biasa,"
demikian pikirnya. "Kenapa aku jadi setolol ini?"
Girang luar biasa nona ini hingga ia berjingkrakan jungkir balik dua kali. Ia lantas lari kembali ke tempat batu tadi, ia memasang mata untuk memperhatikan keletakannya. Di samping itu ada banyak pohon yang besar dan tinggi. Kalau orang berlompat menyingkir, paling jauh juga orang dapat berlompat empat atau lima kaki. Kalau batu jatuh, burung sekalipun tak keburu terbang menyingkir".
Segera nona ini mengeluarkan pisau belatinya, yang panjang empat dim kira-kira. Itulah pisau peranti menyembelih ayam atau memotong daging. Ia cekal itu di tangan kanan, lantas ia bertindak turun ke lembah. Ia perdatakan tujuh atau delapan oyot rotan yang melibat batu besar itu, ia tidak mengganggunya, hanya ia memotong putus beberapa puluh oyot
lainnya. Ia bekerja cepat, saban-saban ia menahan napas dan menghela. Ia pun berlaku hati-hati, supaya ia tidak usah membikin batu itu kena tertarik. Karena ia mesti mengutungi puluhan oyot, ia menjadi mandi keringat. Kemudian, setelah mengumpulkan semua oyot itu, agak tak kentara sudah diputuskan, baru ia bertindak pergi. Ia mencoba mengingati baik-baik tempat ini. Ia berjalan sambil bernyanyi dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perlahan, suatu tanda ia merasa puas sekali.
Selagi mendekati gua, si nona tidak melihat Auwyang Kongcu. Ia berjalan terus. Sekonyong-konyong ia mendengar suara tertawa panjang dan nyaring yang keluar dari dalam gua. Ia kenali suaranya si anak muda, yang mana disusul sama kata-katanya yang nyaring: "Kau sombongkan kepandaianmu yang lihay, sekarang kau roboh di tangan kongcumu" Kau takluk tidak" Baiklah, karena aku berkasihan untuk usiamu yang sudah lanjut, aku menyerah untuk kau
menyerang dulu tiga kali! Bagaimana?"
Takutnya Oey Yong bukan main. Ia insyaf bahaya yang mengancam gurunya itu. Ia tapinya cerdik luar biasa. Disaat berbahya seperti itu, ia mendapat akal.
"Ayah, ayah!" ia berteriak-teriak. "Kenapa kau datang ke mari" Eh, kau juga Auwyang Peehu" Kenapa kau pun datang?"
Nyaring suaranya si nona, suara itu terdengar sampai di dalam gua.
Auwyang Kongcu tengah mempermainkan Ang Cit
Kong, yang ia hendak membinasakannya, dia menjadi kaget sekali mendengar suara si nona.
"Ah, kenapa pamanku bisa datang bersama-sama Oey Lao Shia?" pikirnya. Ia sangat bersangsi, hingga ia memikir pula: "Jangan ini pun main gilanya si budak cilik. Ia hendak menolongi pengemis bangkotan ini, dia menipu aku supaya aku keluar". Tapi tak apa, baik aku melihat dulu, pengemis ini toh tak bakal lolos dari tanganku!"
Maka ia bertindak keluar dari gua.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong berada di tepian, di pasir.
"Ayah! Ayah!" suaranya terdengar, tangannya di ulap-ulapkan.
Auwyang Kongcu memandang jauh, di sekitarnya juga.
Ia tidak melihat siapa juga di antara mereka apa pula Oey Yok Su atau pamannya. Maka ia tertawa
terbahak-bahak. "Adikku, kau memancing aku supaya aku menemani kau?" katanya. "Kau lihat, bukankah aku sudah keluar?"
Si nona menoleh, ia tertawa, matanya pun memain.
"Siapa kesudian mendustai kau?" katanya manis. Dan ia lari di sepanjang pasir.
Auwyang Kongcu tertawa. "Kali ini aku telah bersiaga," katanya. "Jikalau kau memikir untuk menyeret pula aku ke laut, marilah kita mencoba-coba!"
Sembari berkata, pemuda ini lari untuk mengejar.
Hebat ilmunya ringan tubuh, sebentar saja dia sudah datang dekati si nona.
"Celaka?" mengeluh Oey Yong. "Kalau aku tidak keburu sampai di batu itu, pasti dia bakal dapat menawan aku?" Maka ia lari terus sekuatnya.
Lagi beberapa puluh tombak, Auwyang Kongcu telah datang semakin dekat.
Oey Yong lari ke kiri, mendekati laut, tinggal lagi beberapa kaki.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Benar-benar Auwyang Kongcu telah menjadi cerdik, tidak mau ia mendekati.
"Baiklah, mari kita main perak umpat!" katanya tertawa. Ia maju pula, ia terus waspada.
Oey Yong menghentikan tindakannya, ia juga tertawa.
"Di depan sana ada seekor harimau galak," katanya,
"Jikalau kau tetap menyusul aku, kau nanti diterkam dan digegares olehnya!"
"Aku sendiri pun harimau!" tertawa si anak muda. Ia tidak percaya perkataan orang. "Aku pun hendak mencplok padamu!"
Oey Yong tertawa, tanpa menyahuti ia lari pula.
Demikian mereka main lari-larian atau kejar-kejaran hingga mereka datang dekat ke batu separuh
tergantung itu. Di sini Oey Yong lari makin keras. Ia harus menang tempo.
"Mari!" ia menantang. Dan ia berlompat pesat ke arah depan batu.
Hanya sekelebatan, ia merasa melihat bayangan orang di pesisir. Tapi ia lagi menghadapi saat tegang itu, biar pun ia heran,ia tidak sempat mencari tahu. Ia lari terus sampai di tempat oyot rotan tadi. Dengan tiga kali lompatan, tibalah ia di lembah.
"Mana si harimau?" tanya Auwyang Kongcu mengejek.
Ia pun menambah pesatnya larinya, sehingga ia juga tiba di depan lembah.
Sekonyong-konyong pemuda ini mendengar suara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkeresek di atasan kepalanya, suaranya itu disusul sama sambaran angin. Ia lantas menagangkat
kepalanya, dongak untuk melihat. Bukan main
kagetnya ia. Ia menampak sebuah batu besar justru jatuh ke arahnya. Tidak ada jalan lain. Ia berlompat ke samping. Ia lompat tanpa melihat lagi arahnya. Ia terkejut ketika ia merasakan tubuhnya membentur sebuah pohon, yang terus patah dan bagian
patahannya melukai punggungnya. Lupa ia pada rasa sakit, ia cuma ingat menyingkir, menyingkir". Ia mencoba berlompat pula".
Disaat seperti itu, Auwyang Kongcu sudah seperti pingsan, tetapi ia masih merasakan ada tangan yang kuat yang menyambar menjambak batang lehernya, terus ia ditarik. Meski begitu, jatuhnya batu cepat luar biasa, ia masih ketimpa juga, maka robohlah ia dibarengi jeritannya yang hebat sekali, debu dan batu pun muncrat! Debu itu mengepul bagaikan uap.
Oey Yong melihat jebakannya telah memberi hasil, ia girang berbareng kaget. Ia tidak menyangka bahwa jatuhnya batu demikian hebat. Ia menjatuhkan diri ke tanah, untuk duduk menumprah seraya meletaki kedua tangannya di atasan kepalanya. Ia baru mengangkat kepala dan membuka matanya ketika ia mendengar sirapnya suara nyaring dan berisik. Samar-samar ia menampak dua tubuh orang berdiri di sisi batu besar itu. Seperti orang lagi bermimpi, ia mengucak-ucak kedua matanya. Lalu ia mengawasi pula, dengan perhatian dipusatkan. Tidak salah, di situ ada dua orang lain, bahkan orang itu ialah Auwyang Hong dan Kwee Ceng! Si anak muda yang ia seperti tidak tak dapat melupakannya".
"Engko Ceng!" akhirnya ia berseru seraya ia berlompat bangun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng juga tidak menyangka di tempat itu dapat menemui kekasihnya itu, ia juga berlompat menubruk, untuk merangkul erat-erat si nona. Hingga keduanya lupa bahwa di samping mereka berada musuh besar mereka!
* * * Auwyang Hong dan Kwee Ceng tenggelam terbawa
perahu mereka yang masuk ke dasar laut terbawa oleh usar-usaran air. Memangnya perahu itu, yang tinggal sebelah, telah kemasukan banyak air. Segera juga mulult dan hidung mereka menyedot air asin, hingga keduanya menjadi kaget. Mereka menginsyafi bahaya.
Karena itu mereka tidak berkutat terlebih jauh, sama-sama mereka melepaskan tangan mereka, untuk
sebaliknya dipakai menekap hidung dan kuping.
Mereka pun terbawa arus hingga jauh. Ketika Kwee Ceng timbul di muka air, untuk bernapas, ia melihat jagat gelap, perahu kecil entah pergi ke mana. Ia menjerit-jerit, tidak ada yang menyahuti, meskipun sebenarnya Oey Yong tengah mencari-cari padanya.
Damparan gelombangan sangat berisik, angin juga tak kurang ributnya.
Selagi Kwee Ceng berteriak-teriak pula, ia merasa ada yang menarik kakinya yang kiri, atau dilain saat muncullah Auwyang Hong di sisinya. Dia ini tidak pandai berenang, maka itu, kecebur di laut, ia habis daya. Syukur dia dapat mencekal kakinya si anak muda, dia terus tidak mau melepaskannya, bahkan ia memegang juga kaki yang kanan. Sia-sia Kwee Ceng meronta-ronta.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka berkutat pula, hingga mereka tenggelam kembali. Tak lama, keduanya mengambang lagi.
"Lepaskan tanganmu!" Kwee Ceng berseru. "Aku tidak akan tinggalkan kau!"
Auwyang Hong tidak mau melepaskannya, baru sesaat kemudian, ia melepaskan kaki yang sebelah. Rupanya ia ingat, dengan bergulat terus, mereka bakal mati bersama.
Kwee Ceng lantas berenang, sembari berenang ia mengangkat sedikit rusuk jago tua itu. Untung untuk mereka, tidak lama mereka membentur sepotong
balok, maka si anak muda berpegang pada balok itu.
Dengan begitu tak usah ia memakai banyak tenaga lagi.
"Lekas peluki balok ini!" ia berteriak. "Jangan lepas!"
Auwyang Hong menurut. Bukan main girangnya pemuda ini.
Mereka terombang-ambing di laut sehingga sang fajar datang. Sekarang ternyata balok itu ada patahan tiang layar mereka. Hanya melihat kelilingan, mereka tak nampak perahu.
Auwyang Hong sangat berduka. Tongkatnya pun
sudah lenyap, hingga ia menjadi sangat berkhawatir.
"Kalau ada ikan cucut di sini, mana bisa aku melawan seperti Ciu Pek Thong?"" pikirnya. "Ketika itu ada aku yang menolongi dia, tetapi sekarang, siapa yang menolongi aku?""
Mereka lapar dan berdahaga. Syukur, untuk dahar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka bisa mengunyah ikan mentah. Kalau ada ikan yang lewat disampingnya, Kwee Ceng menikam
dengan piasu belatinya, dan Auwyang Hong menhajar dengan tangannya. Hebat rasanya untuk menggerogoti ikan mentah itu.
Sekarangb mereka tidak bergulat lagi. Maka itu hari, sampailah mereka di tepian pulau di mana Cit Kong, Oey Yong dan Auwyang Kongcu telah tiba. Mereka mendarat untuk beristirahat. Tiba-tiba mereka mendengar suara orang berbicara sambil tertawa-tawa. Keduanya heran, Auwyang Hong yang
berlompat paling dulu untuk melihat orangnya. Tepat ia melihat batu lagi jatuh turun dan keponakannya lagi terancam, maka ia melesat akan menyambar
keponakannya itu. Ia masih terlambat, sebab
kesudahannya kedua kaki Auwyang Kongcu kena
tertindih juga batu raksasa itu, anak muda itu menjerit untuk terus pingsan.
Untuk sejenak Auwyang Hong memandang keliligan, setelah merasa pasti tidak ada ancaman bahaya lainnya, ia menghampirkan keponakannya itu. Ia mendapat kenyataan sang keponakan cuma pingsan, maka hatinya menjadi sedikit lega. Ketika mencoba mendorong batu, ia tidak berhasil, tidak peduli tenaganya besar luar biasa.
"Paman?" memanggil keponakan itu perlahan, setelah ia sadar, sedang pamannya lagi membungkuk.
"Tahan sakit," menyahut paman itu. Ia lalu memeluk, untuk menarik.
Auwyang Kongcu menjerit, kembali pingsan. Hebat tarikan itu sedang kaki tidak bergeming.
Paman itu menjublak. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mana suhu?" tanya Kwee Ceng, yang menarik tangan Oey Yong. Ia seperti tidak ingat itu paman dan keponakannya.
"Di sana," sahut si nona, tangannya menunjuk.
Lega hatinya si anak muda. Selagi ia mau minta si nona mengajak dia pergi kepada gurunya, justru ia mendengar jeritannya Auwyang Kongcu itu. Dasar hatinya mulia, ia menjadi tidak tega.
"Mari aku bantu padamu!" ia berkata kepada Auwyang Hong.
Oey Yong menarik tangan pemuda itu.
"Mari kita lihat suhu!" ia mengajak. "Kita jangan pedulikan manusia jahat!"
Auwyang Hong tidak tahu bahwa batu besar itu jatuh karena ulahnya si nona, meski begitu ia gusar mendengar perkataan orang itu. Ia pun mengingat suatu apa akan mendengar Ang Cit Kong masih hidup serta berada di tempat itu. Ia membiarkan orang pergi, kepada keponakannya, ia berbisik. "Kau tahan sabar, aku nanti cari akal untuk menolongmu." Ia berlompat naik ke atas pohon, mengawasi ke arah mana muda-mudi itu pergi. Panas hatinya menyaksikan orang jalan rapat asyik sekali.
"Jikalau aku tidak dapat menyiksa kamu berdua bangsat cilik hingga kau mati tidak hiudp juga tidak, percuma aku disebut See Tok!" katanya dalam hatinya dengan sengit sekali. Habis itu ia lomat turun dari pohon, untuk menguntit.
Kwee Ceng berdua bersama Oey Yong berjalan terus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampai di mulut gua. Mereka tidak tahu bahwa mereka ada yang membayangi.
"Suhu!" memanggil si anak muda memasuknya ia di dalam gua.
Cit Kong kelihatan lagi menyender di batu, matanya tertutup rapat, mukanya sangat pucat. Karena di ganggu Auwyang Kongcu, penyakitnya yang baru
baikan kumat pula. Karena itu ia berdiam saja mendengar panggilan muridnya.
Dua-duanya Kwee Ceng dan Oey Yong
menghampirkan, yang satunya membukai kancing
bajunya, yang lainnya menguruti tangan dan kakinya.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Akhirnya Ang Cit Kong membuka matanya. Melihat Kwee Ceng, yang ia segera mengenalinya, ia girang.
Ia tersenyum. "Anak Ceng, kau pun datang!" katanya lemah.
Kwee Ceng hendak menyahuti gurunya itu tatkala ia terkejut mendengar suara nyaring dibelakangnya:
"Pengemis tua, aku juga datang!"
Itulah suaranya Auwyang Hong, yang telah menguntit sampai di luar gua.
Kwee Ceng bangun untuk memutar tubuh dan
berlompat maju, ia menghalang di pintu dengan sikapnya "Sin liong pa bwee" atau "Naga sakti menggoyang ekornya". Oey Yong sendiri menyambar tongkat gurunya terus ia berlompat ke samping pemudanya.
Auwyang Hong tertawa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pengemis bangkotan, keluar!" katanya nyaring.
"Jikalau kau tidak keluar, nanti aku yang masuk ke dalam!"
Kwee Ceng menoleh kepada Oey Yong dan mengedipi mata, maksudnya memberitahu, apa juga bakal terjadi, hendak ia membela gurunya.
Auwyang Hong tidak memperoleh jawaban, ia tertawa lalu ia mju. Atas itu tanpa bersangsi lagi, Kwee Ceng menyerang. Inilah See Tok telah duga, malah ia menerka juga orang akan menggunai Hang Liong Sip-pat Ciang, dari itu ia sudah bersiaga untuk itu. Ia berkelit dengan berlompat ke kanan. Tapi di sini ia dipapaki tongkat, kelihatannya tongkat menyontek ke atas, tidak tahunya menyapu ke bawah berulang-ulang, hingga ia tidak dapat menduga tepat arah serangan orang. Diam-diam hatinya terkesiap. Ia lantas melindungi dirinya, untuk mencegah serangan apa juga.
Tapi hebat tongkat itu, ialah tongkatnya Oey Yong.
paling akhir ujung tongkat mencari jalan darah di pinggang.
Saking kaget, Auwyang Hong berlompat mundur,
segera ia melirik. Ia tidak menyangka si nona menjadi begini lihay.
Oey Yong mendapat hati melihat musuh mundur.. Ia telah menggunai tipu-tipu dari Pa-kauw-pang, yang ia belum dapat menguasai dengan mahir. Sebaliknya See Tok belum pernah melihat ilmu silat itu.
"Hm!" berseru si Bisa dari Barat sambil ia berlompat maju, tangannya diulur untuk merampas tongkat si nona.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong dapat berkelit, ketika ia dirangsak, masih ia bisa menyingkir dari pelbagai serangan.
Kwee Ceng girang berbareng heran menyaksikan ilmu silat kawannya itu. Ia tidak menonton lebih lama, ia lantas maju, untuk menyerang dari samping.
Auwyang Hong menjadi sangat gusar, ia berlompat mundur, lalu ia berdongko, menyusul itu kedua tangannya menyerang dengan berbareng hingga
anginnya berdesir. Hebat serangan itu, ialah serangan menurut Kuntauw Kodok. Debu pun sampai kena dibikin terbang.
Kwee Ceng melihat ancaman bahaya, dengan cepat ia menolak pundaknya Oey Yong - orang yang diserang itu - hingga si nona terhuyung, tetapi dengan begitu ia terhindar dari bahaya.
Auwyang Hong penasaran, ia maju dua tindak, kembali ia menolak dengan sepasang tangannya.
Memang hebat Kuntauw Kodok dari See Tok ini,
sebagaimana ternyata, Ang Cit Kong yang begitu lihay cuma bisa bertarung seri dengannya.
Segera juga Kwee Ceng dan Oey Yong kena didesak mundur, sebab mereka main berkelit saja. Auwyang Hong dapat memasuki gua. Ketika ia menyerang gagal ke kiri, ia menghantam pinggiran gua hingga batu dan tanahnya gugur. Setelah itu ia menyerang dengan tangan kanannya ke arah Ang Cit Kong.
Pak Kay sedang menutup mata ketika ia mendengar desiran angin dari pukulan-pukulan yang dahsyat itu, lantas ia membuka matanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ilmu silat yang bagus sekali!" pujinya. "Tangan yang hebat!"
Mukanya Auwyang Hong menjadi merah, ia merasa diejek. Bukankah ia sedang melayani segala bocah"
Maka tangannya itu tak dapat diteruskan.
"Guruku menolongi jiwamu, kau sekarang hendak mencelakai guruku" Oey Yong berteriak. "Sungguh kau tidak mempunyai muka"!"
Batal menyerang, Auwyang Hong menolak dengan
perlahan tubuhnya si Pengemis dari Utara. Ia
merasakan dada dan daging yang lembek, hingga dada itukentop. Biasanya, ditekan begitu, tubuh seorang ahli silat mesti membal untuk melawan, tapi ini sebaliknya, maka tahulah See Tok bahwa kepandaian orang telah lenyap. Ia lantas membungkuk, berniat mengangkat tubuhnya si pengemis.
"Kamu membantui aku menolongi keponakanku, nanti aku beri ampun jiwanya ini penegemis tua!" ia berkata bengis. Ia mengancam si pemuda dan pemudi.
"Thian yang menurunkan batu itu menindih dia, kau melihatnya dengan matamu sendiri!" berkata Oey Yong, menyahuti. "Siapa sanggup menolongi dia"
Jikalau kau berbuat jahat, nanti Thian pun
melemparkan batu besar itu untuk menindih padamu sampai mampus!"
Auwyang Hong angkat tubuhnya Ang Cit Kong tinggi-tinggi, ia mengancam hendak melemparkannya.
Kwee Ceng sangat mulia hatinya, ia tidak tahu bahwa orang lagi menggertak.
"Lekas turunkan guruku!" ia berseru. "Nanti kita bantui
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau!" Sebenarnya Auwyang Hong ingin lekas-lekas
menolongi keponakannya itu, tetapi ia tidak sudi kentarakan itu, ia justru membawa aksi. Kemudian ia menurunkan tubuh Cit Kong dan meletakinya dengan baik.
"Untuk membantui kau menolongi dia tidaklah sukar!"
berkata Oey Yong. Ia masih penasaran, ia
menyebutnya Auwyang Kongcu dengan "dia". Tetapi kita harus membuat dulu tiga perjanjian!"
"Eh, budak perempuan, kesulitan apa lagi kau hendak mengajukannya"!" See Tok mendongkol.
"Sesudah kami membantu kau menolongi
keponakanmu itu, kita tinggal bersama-sama di pulau ini," menjawab Oey Yong. "Selama itu kau tidak boleh mengganggu pula kami guu dan murid bertiga!"
Auwyang Hong terus mengangguk, karena ia sudah lantas ingat dia dan keponakannya tidak bisa
berenang, untuk dapat pulang ke daratan, mereka mengandal bantuannya tiga orang itu.
"Baik!" ia memberikan janjinya. "Selama berada di pulau ini, aku pasti tidak akan turun tangan terhadap kamu, tetapi nanti di daratn, itulah sukar untuk atau membilangnya?"
"Sampai itu waktu, biarnya kau tidak turun tangan, kami yang bakal turun tangan terhadapmu!" kata Oey Yong menantang. "Sekarang yang kedua. Ayahku telah menjodohkan aku dengan dia, kau melihatnya sendiri, kau mendengarnya sendiri juga, maka itu kalau di belakang hari keponakanmu itu menggerembengi pula padaku, ia lah binatang yang tak mirip-miripnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekalipun dengan anjing babi!"
"Hm!" terdengar suara tawar dari See Tok. "Baiklah, tetapi ini pun terbatas selama kita berada di pulau ini, seberlalunya kita dari sini, kita lihat saja nanti!"
Oey Yong tersenyum. "Sekarang syarat yang ketiga!" ia berkata pula. "Kami akan membantu kau dengan sungguh-sungguh akan tetapi umpama kata Thian hendak mengantarkan jiwa keponakanmu itu pulang ke alam baka, itulah
bukannya tenaga manusia yang dapat mencegahnya, maka itu kau tidak boleh menimbulkan lain urusan lagi!"
Kedua mata Auwyang Hong mendelik dan berputar.
"Jikalau keponakanku sampai mati, si pengemis tua jangan harap dapat hidup lebih lama!" katanya bengis.
"Budak cilik, jangan kau ngaco belo lebih lama! lekas kau tolongi keponakanku itu!"
Habis berkata, jago dari Barat ini lantas lompat keluar dari gua, untuk berlari-lari keras ke arah lembah.
Kwee Ceng hendak lompat menyusul tetapi si nona tarik tangannya.
"Engko Ceng," ia berkata, memesan, "Kalau sebentar See Tok membantu mendorong batu besar itu, kau gunai ketikamu untuk membokong dia untuk membikin habis jiwanya!"
"Cara membokong itu bukan cara terhormat," berkata Kwee Ceng.
"Dia bikin celaka suhu, adalah itu caranya terhormat?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tanya si nona. Agaknya ia mendelu.
"Tetapi kita telah mengeluarkan kata-kata, harus kita pegang itu," Kwee Ceng mengasih mengerti.
"Sekarang kita tolongi dulu keponakannya itu, nanti di belakang hari kita mencari jalan untuk membuat pembalasan."
Mendengar itu, si nona tertawa.
"Baiklah," katanya. "Kau seorang nabi, suka aku mendengar katamu!"
Setelah memesan gurunya untuk menanti, kedua
muda-mudi ini lari ke lembah. Di sana mereka
mendengar Auwyang Kongcu merintih, suaranya
sangat mengenaskan, menandakan ia menderita
sangat. "Lekas, lekas!" Auwyang Hong memanggil seraya membentak.
Kwee Ceng dan Oey Yong lantas mendekati batu, untuk memasang kuda-kuda. Auwyang Hong sendiri sudah bersiap terlebih dulu. Dengan satu tanda, dengan berbareng enam buah tangan memegang batu dan menolaknya. Auwyang Hong adalah yang berseru;
"Angkat!" Ditolak oleh enam tangan yang kuat, batu itu tergerak, tetapi cuma sebentar, sehabisnya tenaga orang, batu itu jatuh pula, pulang ke tempat asalnya.
"Aduh!" menjerit Auwyang Kongcu yang tak sempat menarik kedua kakinya. Ia ketimpa pula, lantas ia pingsan kembali.
Auwyang Hong kaget, ia berdongkol melihat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keponakannya itu, napas siapa empas-empis
selekasnya dia sadar pula, dia menahan sakit hingga ia menggigit keras bibirnya, sampai bibirnya
mengeluarkan darah. See Tok menjadi sangat bingung. Terang sudah
tenaga mereka betiga tidak cukup kuat untuk
mengangkat batu raksasa itu. Lama-lama
keponakannya bisa mati karena sakitnya itu. Ia menjadi lebih bingung lagi ketika ia merasakan kakinya dingin, apabila ia mengangkat sebelah kakinya, nyata sepatunya sudah basah, tanah pasir yang ia injaknya itu kerendam air. Itulah air laut pasang, yang naik sampai ke lembah itu.
"He, budak cilik!" See Tok membentak Nona Oey.
"Jikalau kau hendak menolongi jiwa gurumu, lekas kau tolongi keponakanku ini!"
Oey Yong lagi berpikir keras ketika ia ditegur itu. Batu begitu berat, di pulau ini tidak ada orang lain, yang dapat membantu. Bagaimana" Ia mendongkol atas teguran itu.
"Coba kalau guruku tidak terluka, pasti dia dapat membantu!" katanya. "Ilmu luar dari guruku lihay sekali, tenaganya besar luar biasa, dengan kita berempat bekerja sama, mestinya batu ini dapat digeser. Sekarang?"
Ia angkat kedua tangannya, ia menggoyanggoyangkannya, tandanya ia putus asa.
Auwyang Hong tidak senang mendengar itu tetapi itulah kenyataan, ia tidak bisa bilang suatu apa. Ia pikir, memang benar kalau Ang Cit Kong tidak terluka, pengemis itu pasti dapat membantu mereka. Maka maulah ia memikir itu adalah takdir, kebetulan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keponakannya bercelaka, kebetulan Pak Kay terluka"
"Paman," terdengar suaranya Auwyang Kongcu perlahan. "Kau hajar saja aku supaya aku lantas mati?"
"Aku".aku tidak dapat bertahan lagi"."
Auwyang Hong mengawasi, lantas ia mencabut pisau belatinya.
"Kau tahan sakit sedikit," katanya seraya terus menggigit gigi. "Tanpa sepasang kakimu, kau masih dapat hidup"!"
Ia maju mendekati, hendak ia menguntungi kedua kaki orang.
"Paman, paman!" berteriak-teriak si keponakan.
"Jangan, jangan! Lebih baik kau tolong aku dengan membunuh aku saja"!"
Marah paman itu. "Percuma aku mendidik kau banyak tahun, kenapa kau tidak mempunyai semangat laki-laki"!" bentaknya.
Keponakan itu menutup mulutnya, dengan kedua
tangannya ia mendekap dadanya. Dengan begitu ia mencoba menahan sakitnya.
Menyaksikan itu, hatinya Oey Yong lemas juga. Ia lantas berpikir pula, hingga ia ingat caranya ayahnya bekerja di Tho Hoa To waktu ayahnya itu mengangkat batu dan balok.
"Tunggu!" ia berkata kepada Auwyang Hong. "Kalau kau kutungi kedua kakinya, apakah itu bukan berari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau mengantarkan jiwanya" Aku ada mempunyai satu daya, entah berhasil atau tidak, mari kita coba dulu."
"Lekas bilang, lekas bilang, apa itu?" See Tok lantas mendesak. "Nona yang baik, kali ini tentulah kau berhasil?"
"Hm," pikir Oey Yong. "Kau sangat ingin menolongi keponakanmu, sekarang kau tidak mencaci dan
membentak-bentak aku pula, bahkan memanggil aku nona yang baik." Ia lantas tersenyum, terus ia berkata:
"Baiklah! Sekarang kau mesti dengar titahku. Lekas kau keset pohon itu, kau membuatnya dadung yang panjang untuk menarik batu besar itu?"
"Siapakah yang menariknya?" Auwyang Hong memotong. Ia heran. Bukankah mendorong dan
menarik sama saja sebab mereka tetap bertiga"
"Kita bekerja seperti dari atas perahu kita mengangkat jangkar," Oey Yong bilang.
Auwyang Hong mengerti, tiba-tiba ia jadi mendapat harapan.
"Cocok, cocok!" katanya. "Kita menarik sambil berputaran!"
Kwee Ceng tidak tahu caranya Oey Yong akan
bekerja, begitu mendengar si nona minta babakan pohon untuk diambil tali seratnya, ia lantas saja mengeluarkan pisaunya, terus ia bekerja memotong babakan pohon.
Auwyang Hong dan Oey Yong juga turut bekerja.
Tidak lama mereka sudah mendapatkan beberapa
puluh lembar babakan yang panjang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong bekerja sambil mengawasi
keponakannya, tiba-tiba ia menghela napas dan berkata dengan putus asa: "Sudahlah, tak usah kita memotong lebih jauh"."
"Kenapa?" tanya Oey Yong heran. "Kenapa tidak jadi?"
See Tok menunjuk ke arah keponakannya.
Oey Yong dan Kwee Ceng mengawasi. Mereka
melihat air pasang telah naik hingga tubuh Auwyang Kongcu sudah kerendam separuhnya. Maka jangan kata untuk membikin tambang, memotong babakan saja sudah tidak keburu".
Auwyang Kongcu sendiri berdiam, ia tidak bergerak, tidak bersuara.
"Jangan putus asa!" kata nona Oey kemudian. "Lekas potong terus!"
Auwyang Hong si iblis yang biasanya malangmelintang, mendengar suaranya si nona, sudah lantas bekerja pula. Ia bekerja dengan cepat sekali. Oey Yong sendiri lompat dari atas pohon, ia lari kepada Auwyang Kongcu. Ia angkat tubuh orang, ia
mengganjalnya dengan satu batu besar. Secara
begini, pemuda itu tidak kerendam mukanya, maka dapatlah ia bernapas terus.
"Adik yang baik, terima kasih banyak-banyak untuk pertolonganmu," berkata Auwyang Kongcu dengan perlahan. "Aku tidak bakal hidup lebih lama pula, akan tetapi melihat kau begini sungguh-sungguh menolongi aku, kalau aku nanti mati, aku mati senang"."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan mengucap terima kasih padaku," kata Oey Yong yang karena jujurnya merasa jengah sendirinya.
"Kau terjebak karena akulah yang mengaturnya, kau tahu?"
"Hus, jangan omong keras-keras!" mencegah Auwyang Kongcu. "Kalau pamanku mendapat dengar, tidak nanti dia melepaskanmu! Sudah sedari siang-siang aku dapat mengetahui perbuatanmu ini, tetapi terbinasa di tanganmu, sedikit juga aku tidak menyesal"."
Oey Yong menghela napas, hatinya berpikir; "Meski orang ini menjemukan tetapi terhadapku dia tidak buruk?" Ia lantas kembali ke bawah pohon, untuk mulai bekerja. Ia melara, membuatnya sebuah dadung kasar. Ini rupanya belum cukup kuat, maka empat helai itu ia melaranya pula menjadi satu helai yang besar.
Auwyang Hong bersama Kwee Ceng tidak hentinya memotong babakan pohon, untuk diambil seratnya, dan si nona pun tak henti-hentinya melara. Semua bekerja cepat dan sungguh-sungguh. Mereka mesti berlomba sama sair pasang. Air baru saja naik, tak gampang-gampang lekas surut.
Belum Oey Yong dapat melara kira-kira setombak panjangnya, air sudah naik hingga dipinggirnya mulutnya Auwyang Kongcu, setelah ia dapat lagi beberapa kaki, air itu sampai di pinggiran bibir, ya, ke bibir, hingga dilain saat terlihat saja liang hidungnya si anak muda.
Menampak itu Auwyang Hong lompat turun dari atas pohon.
"Menyingkirlah kamu!" katanya pada Kwee Ceng dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong. "Aku hendak bicara sama keponakanku.
Kamu sudah berbuat apa yang kamu bisa, aku
mengerti kebaikanmu ini."
Kwee Ceng pun merasa bahwa harapan sudah lenyap, ia lompat turun, dengan jalan berendeng sama si nona, ia bertindak pergi jauhnya lebih dari sepuluh tombak.
"Mari kita pergi ke belakang batu besar itu, kita mencuri dengar perkataannya," bisik Oey Yong si cerdik.
"Urusan toh tidak mengenai kita?" berkata si anak muda. "Laginya si tua bnagka yang lihay itu tentunya mengetahuinya"."
"Semampusnya keponakannya itu, mungkin dia akan mengganggu suhu," kata Oey Yong. "Kalau kita ketahui niatnya, dapat kita bersiaga. Umpama kata si tua bangka beracun itu memergoki kita, kita bilang saja kita kembali untuk mengambil selamat berpisah dari keponakannya itu?"
Kwee Ceng mengangguk. Ia anggap alasan itu tepat.
Bersama-sama mereka lantas jalan terus, untuk memutar dengan diam-diam, selekasnya mereka tak nampak lagi oleh Auwyang Hong, lekas-lekas mereka menghampirkan ke arah batu. Tentu sekali mereka tak sudi memperdengarkan tindakan kaki mereka.
Tepat mereka sampai, mereka dapat mendengar kata-katanya Auwyang Hong: "Kau pergilah dengan baik, aku mengerti maksud hatimu. Kau berkeinginan mesti nikahi putrinya Oey Lao Shia sebagai istrimu, pasti aku akan membikin keinginanmu itu terkabul."
Kedua muda-mudi di belakang batu itu heran bukan main.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dia bakal segera mampus, cara bagaimana keinginan itu dapat dikabulkan?" mereka berpikir. "Apakah artinya kata-kata si tua bangka berbisa ini?"
Mereka memasang kuping terlebih jauh, setelah mana mereka jadi kaget dan gusar, punggung mereka
dialirkan peluh dingin. Auwyang Hong itu berkata:
"Akan aku bunuh putrinya Oey Lao Shia ini, nanti aku masuki tubuhnya dalam satu liang kubur bersamamu!
Bukankah semua orang mesti mati" Kau dan dia tak dapat hidup bersama, tetapi mati dapat dikubur menjadi satu, kau tentu merasa puas juga?"
Mulutnya Auwyang Kongcu telah kerendam air, tidak dapat ia menjawab.
Oey Yong memencet tangannya Kwee Ceng, yang ia tarik, dengan perlahan ia bertindak. Maka bersama-sama mereka menyingkir dari situ.
Auwyang Hong tengah berduka sangat, ia tidak
mendengar suara apa juga.
Tiba di tempat dimana mereka sudah berpisah cukup jauh, Kwee Ceng berkata dengan sengit. "Yong-jie, lebih baik kita hampirkan si bisa bangkotan itu untuk mengadu jiwa dengannya!"
"Bertempur sama dia, kita melawan dengan kecerdikan, tidak dengan tenaga," menyahut si nona tenang.
"Bagaimana caranya itu?"
"Aku lagi memikirkannya."
Mereka jalan terus, sampai di tikungan. Di situ si nona
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat gombolan pohon gelaga.
"Jikalau dia tidak jahat dan kejam, aku dapat jalan untuk menolongi keponakannya itu," berkata Oey Yong.
Kwee Ceng heran. "Bagaimana itu?" dia tanya.
Oey Yong menghampirkan gombolan gelaga itu, ia memotong sebatang, di antaranya lalu ia angkat itu, dimasuki ke dalam mulutnya, untuk menyedot dan bernapas.
"Bagus!" Kwee Ceng bertepuk tangan. "Oh, Yong-jie yang baik bagaimana kau dapat memikirkan ini"
Bagaimana sekarang, kita menolongi atau jangan?"
Oey Yong memainkan bibirnya.
"Tentu aku tidak sudi menolongi dia!" sahutnya. "Si tua bangka berbisa itu hendak membunuh aku, biarlah dia coba membunuhnya! Aku tidak takut!"
Kwee Ceng heran, ia berdiam diri.
Si nona mengawasi, lalu ia tarik tangan orang.
"Engko Ceng," katanya halus, "Mustahilkah kau menghendaki aku menolongi manusia jahat itu"
Adakah kau berkhawatir untuk keselamatanku" Jikalau kita menolongi dia, belum tentu dua manusia jahat itu dapat berbauta baik kepada kita?"
"Memang kau benar," berkata Kwee Ceng. "Memang aku memikirkan kau dan suhu. Aku pikir si tua bangka berbisa ada satu pemimpin partai, mestinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perkataannya dapat dipercaya juga?"
Oey Yong mengambil keputusan dengan cepat.
"Baik, marilah kita menolongi dia!" katanya. "Habis itu, kita lihat saja nanti. Kita boleh jalan setindak demi setindak."
Keduanya lantas jalan balik, mereka putarkan batu raksasa itu.
Sekarang Auwyang Hong berdiri di dalam air, sebelah tangannya memegangi keponakannya. Ia melihat dua orang muda itu menghampirkan, matanya lantas
bersinar, sikapnya mengancam.
"Aku menyuruh kamu pergi, buat apa kamu kembali"!"
tanyanya bengis. Oey Yong menghampirkan sepotong batu, di situ ia berduduk.
"Aku datang untuk melihat dia sudah mampus atau belum?" ia menyahut sembari tertawa geli.
"Habis kalau mati bagaimana, kalau hidup bagaimana"!" tanya See Tok, tetap bengis, panas hatinya.
Si nona menghela napas. "Kalau ia sudah mati, sayang, tidak ada daya lagi?"
sahutnya. Auwyang Hong heran, hingga ia berjingkrak.
"Oh, nona yang baik," serunya. "Dia"dia masih belum mati! Benarkah kau ada punyai daya" Lekas bicara!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong menyodorkan batang gelaganya.
"Kau masuki ini ke dalam mulutnya, dia tentu tidak mati," sahutnya enteng.
Auwyang Hong girang, ia menyambuti, ia lompat pula kepada keponakannya. Dengan cepat ia masuki
batang gelaga itu ke dalam mulut keponakannya itu, hingga batang itu merupakan semacam pipa.
Keadaannya Auwyang Kongcu sedang hebatnya,
tetapi ia masih dapat mendengar pembicaraan di antara si nona dan pamannya itu, begitu pipa dimasuki ke dalam mulutnya, ia telan air yang terakhir di mulutnya itu, lalu ia dapat bernapas seperti biasa. Ia girang hingga sesaat ia melupakan kakinya yang sakit.
"Lekas!" berseru Auwyang Hong. "Lekas kita melanjuti membuat dadung itu!"
"Paman Auwyang," berkata si nona, sebelum ia menyambut ajakan itu, bukankah kau memikir untuk membunuh aku untuk dikorbankan untuk
keponakanmu itu?" See Tok melengak. "Kenapa ia dengar pembicaraanku barusan?" pikirnya.
Oey Yong masih tertawa, ia berkata pula: "Kau hendak membunuh aku, kalau maksudmu kesampaian, habis itu Thian sangat membenci kejahatanmu itu, kepada kau diturunkan sesuatu malapetaka, siapakah nanti yang menolongi kamu?"
Auwyang Hong sangat membutuhkan bantuan orang, ia tidak mengambil peduli gangguan itu, dengan berlagak tuli dengkak, ia lari ke darat, ke bawah pohon
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk mulai lagi memotongi babakan pohon.
Si nona tidak mengganggu terlebih jauh, ia pun mengajak Kwee Ceng untuk bekerja pula. Mereka sama-sama melara setelah babakan didapat cukup banyak.
Masih kira-kira satu jam melara beberapa kali, ia menghampirkan dadung, baru mereka berhasil
merampungkan sehelai dadung yang panjangnya tiga puluh tombak lebih. Sementara itu kepalanya Auwyang Kongcu sudah mulai kerendam air, hingga tampak tinggal pipa gelaga itu.
Auwyang Hong berkhawatir, beberapa kali ia menyam pirkan, untuk memeriksa nadi keponakannya itu. Untuk kelegaan hatinya, nadi itu tetap berjalan baik. Ia pun menjadi terlebih lega telah sesaat kemudian ternyata, air pasang sudah tiba saatnya untuk surut pula, maka dilain detik, kepalanya si anak muda mulai tertampak pula.
"Cukuplah sudah!" terdengar suaranya Oey Yong keras habis ia mengulur-ulur dadung buatannya itu.
"Sekarang aku membutuhkan tiga batang kayu besar untuk dipakai sebagai alat putaran."
Auwyang Hong bersangsi. Mereka tidak mempunyai kampak atau golok, bagaimana mereka bisa
mendapatkan potongan-potongan kayu yang
dibutuhkan itu" "Bagaimana itu harus dibuatnya?" ia menanya.
"Kau tak usah ambil tahu caranya, kau cari kayunya saja!" membentak si nona.
See Tok berkhawatir juga nona itu benar-benar murka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan nantinya tidak sudi membantu terlebih jauh, lantas ia pergi menghampirkan pepohonan. Ia pilih yang batangnya tidak terlalu besar, ia berjongkok di situ, ia pegang pohon dengan kedua tangannya, lalu sambil mengerahkan tenaga dari Kuntauw Kodok, ia coba mendorong pohon itu. Nyata ia berhasil! Maka ia lantas bekerja terus, merobohkan semuanya tiga buah
pohon.
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kwee Ceng dan Oey Yong mengulurkan lidahnya
menyaksikan tenaga orang yang besar itu.
Auwyang Hong masih bekerja. Ia mencari sebuah batu besar dan lancip, ia menggunainya untuk membabat berulang-ulang, memutuskan semua cabang kecil dari ketiga batang pohon itu, setelah semuanya merupakan sebagai potongan balok, terus ia menyerahkan itu kepada si nona.
Oey Yong dan Kwee Ceng menyambuti.
"Begini," kata si nona kepada kawannya. Ia pun lantas bekerja.
Kwee Ceng membantui tanpa banyak omong.
Oey Yong mengikat ketiga batang balok itu satu kepada lain, ia mengikat erat-erat, ia meninggalkan tiga ujung yang panjang. Kemudian selebihnya dadung ia bawa ke batu besar itu, untuk melibatnya dibagian tengahnya, lalu ujung itu diikat kepada balok-balok yang sudah dipasang dan terikat rapi itu.
Ketiga potong balok itu diikat di seputarnya sebuah pohon cemara tua yang besar sekali, yang tumbuh di sebelah kanan batu raksasa itu. Besarnya pohon mungkin tak terpeluk lima atau enam orang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukankah pohon cemara tua ini dapat melayani batu besar itu?" kemudian si nona tanya si Bisa dari Barat.
Auwyang Hong mengangguk. Sekarang ia mengerti sudah maksudnya nona itu.
Tapi Oey Yong masih kurang puas, ia menyuruh si tua bangka berbisa membuat lagi dadung yang terlebih kecil, untuk dipakai itu mengikat lebih jauh ketiga potongan balok itu, supaya kekuatannya bertambah.
"Nona yang baik, kau sungguh cerdik!" akhirnya See Tok memuji. "Inilah yang dibilang keluarga pintar luar biasa, - ada ayahnya, ada putrinya!"
"Tapi mana aku dapat menandingi keponakanmu itu?"
berkata Oey Yong tertawa. "ah, marilah kita mulai menarik memutar!"
Auwyang Hong menurut, begitu juga dengan Kwee Ceng, maka setelah memegang masing-masing
ujungnya ketiga balok itu, mereka lantas saja menolak dengan mengeluarkan tenaga mereka. Perlahan tetapi tentu, batu itu bergerak berkisar sedikit.
Sementara itu dengan lewatnya sang waktu - matahari sudah doyong ke darat - air pun telah surut habis, hingga sekarang Auwyang Kongcu terlihat duduk mendeprok di tanah yang merupakan lumpur berpasir.
Ia mendelong mengawasi batu besar itu, yang
bergeraknya sangat ayal, nampaknya ia bergelisah dan bergirang?"
Bab 44. Ilmu yang sejati dan yang palsu
Batang pohon cemara tua dan besar itu bagaikan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dilindas balok-balok itu, yang berputar di sekitarnya berputar tak hentinya. Dengan babakan runtuh, batang itu menjadi terlebih licin dan berputarnya balok-balok tak seberat semula.
Auwyang Hong tidak percaya Thian, malaikat atau iblis, tetapi sekarang diam-diam ia memuji supaya mereka diberikan tambahan tenaga, supaya batu raksasa itu dapat terangkat cukup tinggi hingga kedua kaki keponakannya tak tertindih lebih lama lagi. Asal batu itu dapat terangkat, Auwyang Kongcu bisa diangkat untuk disingkirkan.
Tengah mereka mendorong mendadak terdengar satu suara keras dan nyaring, hingga ketiganya kaget dan lompat minggir. Nyata dadung di tengah terputus, maka dengan sendirinya batu besar itu balik pada kedudukannya yang lama. Mereka sendiri, apabila mereka tidak berlompat pasti terkena balok-balok itu.
Auwyang Hong menjadi sangat lesu, air mukanya tak enak dilihat.
Oey Yong pun masgul bukan main. Inilah ia tak sangka.
"Marilah kita membikin lagi dadung yang terlebih kasar," kata Kwee Ceng kemudian. Ia tidak melihat lain jalan. "Kita memakai dua rangkap."
Auwyang Hong menggeleng kepala.
"Sulit," katanya. "Kita bertiga tidak berdaya"."
"Kalau saja ada yang membantui"." Kwee Ceng berkata sambil ngelamun.
Mendengar itu, Oey Yong melengak, lalu mendadak ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berjingkrak seraya menepuk-nepuk tangan.
"Akur! Akur!" serunya. "Ada orang yang membantu".!"
Kwee Ceng heran, ia girang.
"Yong-jie," katanya, "Benarkah ada orang yang membantui?"
"Ah, sayang engko Auwyang mesti menderita lagi satu hari?" berkata si nona. "Ia mesti menanti sampai besok diwaktu air pasang barulah ia lolos dari penderitaannya ini"."
Auwyang Hong heran begitu pun Kwee Ceng.
Keduanya mengawasi nona itu. Mereka berpikir hingga di dalam hatinya mereka menanya: "Mustahilkah besok di waktu air pasang ada orang yang datang
membantu?" Oey Yong tidak memperdulikan mereka itu.
"Setelah bekerja keras seharian, aku lapar!" katanya, tertawa. "Mari kita mencari makanan dulu baru kita bicara pula."
"Nona," akhirnya Auwyang Hong menanya, " Kau bilang besok bakal ada orang datang membantu, apakah artinya pembilanganmu itu?"
"Besok pada waktu begini, batu yang menindih tubuh saudara Auwyang bakal disingkirkan," menyahut si nona. "Inilah ada rahasia alam, tak dapat aku membocorkannya"."
Melihat orang bicara secara demikian sungguhsungguh, Auwyang Hong menjadi separuh percaya dan separuh tidak. Pula, ia tidak mempercayai, ia pun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mempunyai daya lain. Maka terpaksa ia berdiam saja menemani keponakannya itu.
Oey Yong bersama Kwee Ceng sudah lantas pergi memburu beberapa ekor kelinci, yang seekor mereka matangi, untuk dibagi kepada Auwyang Hong dan keponakannya itu.
Mereka sendiri berdahar bertiga bersama Ang Cit Kong di dalam gua. Sembari berdahar mereka dapat ketika pasang omong tentang segala kejadian sejak mereka berpisahan. Si pemuda girang sekali
mendapat penjelasan bahwa Auwyang Kongcu roboh karena jebakan si nona.
Kemudian malam itu ketiganya tidur nyenyak. Mereka percaya Auwyang Hong tidak bakal datang
mengganggu sebab See Tok mengharap-harapkan
sangat bantuan mereka guna menolongi
keponakannya itu. Mereka menyalakan api ungun di mulut gua untuk mencegah masuknya binatang liar.
Besoknya fajar, baru Kwee Ceng membuka matanya, ia dapat melihat satu bayangan orang berkelebat di muka gua. Ketika ia berlompat bangun, ia
mendapatkan Auwyang Hong.
"Apakah nona Oey sudah bangun?" menanya Auwyang Hong perlahan.
Oey Yong mendusin, selagi Kwee Ceng berlompat bangun, kapan ia dengar suaranya musuh ia pejamkan pula matanya dan menperdengarkan gerosan
napasnya untuk berpura-pura tidur nyenyak.
"Belum," Kwee Ceng menyahut, perlahan. "Ada apa?"
"Kalau sebentar dia sudah bangun, minta dia datang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk menolongi orang," menyahuti See tOk.
"Baik," menjawab Kwee Ceng.
Dari dalam, Cit Kong menyambar: "Aku telah kasih dia minum arak yang wangi bernama Mabok Seratus Hari di dalam tempo tiga bulan mungkin dia tak akan mendusin"!"
Auwyang Hong melengak justru mana Pak Kay tertawa terbahak-bahak, maka taulah bahwa ia tengah digoda.
Ia mendongkol bukan main tetapi ia ngeloyor pergi.
Oey Yong melompat bangun, ia pun tertawa.
"Kalau bukan sekarang kita goda dia, kita hendak tunggu kapan lagi?" katanya.
Dengann ayal-ayalan nona itu menyisir rambutnya dan merapikan pakaiannya, habis mana ia membawa joran untuk pergi memancing ikan, untuk memburu kelinci, yang semuanya dimatangi untuk mereka sarapan pagi.
Selama itu Auwyang Hong telah datang tujuh atau depalan kali, ia bergelisah seperti semut di atas kuali panas.
"Yong-jie," menanya Kwee Ceng, "Benarkah sebentar diwaktu air pasang bakal datang orang membantui kita?"
"Kau percayakah bakal datang pembantu?" si nona balik menanya, tertawa.
"Aku tidak percaya." sahut si anak muda.
"Aku juga tidak percaya!" Dan si nona tertawan pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng tercengang. "Jadinya kau sengaja mempermainkan si tua bangka berbisa itu?"
"Bukan seluruhnya aku mendustai dia," sahut si nona.
"Diwaktu air pasang, aku ada mempunyai daya untuk menolongi keponakannya itu."
Kwee Ceng tahu kekasihnya cerdik sekali, ia tidak menanya lebih jauh.
Oey Yong lantas ajak pemuda itu pergi ke pinggir laut untuk encari pelbagai macam batok kerang.
Nona Oey tidak mempunyai kawan semenjak kecil, ia biasa main-main seorang diri, sekarang ia mendapat Kwee Ceng sebagai teman, ia gembira bukan main.
Begitulah diajakinya pemuda itu berlomba mendapati banyak lokan dan ynag bagus-bagus juga. Dalam tempo yang pendek, mereka mendapatkan banyak, saking gembira, saban-saban terdengar suara tertawa mereka. Sesaat itu mereka seperti lupa bahwa mereka berada di pulau kosong di mana jiwa mereka terancam bahaya maut?""
"Eh, engko Ceng, rambutmu kusut, mari aku tolong sisirkan," kata si nona kemudian.
Kwee Ceng menurut, maka itu mereka duduk
berduaan. Dari sakunya, Oey Yong mengeluarkan sisirnya yang terbuat dari batu giok bersalut emas. Ia membuka rambut orang dan menyisirnya dengan
perlahan-lahan. "Bagaimana dayanya untuk mengusir See Tok dan keponakannya itu?" ia bertanya sambil tangannya bekerja. "Kalau mereka itu sudah tidak ada, kita bertiga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat berdiam dengan aman di sini. Tidakkah itu bagus?"
"Tapi aku memikirkan ibuku serta enam guruku,"
menyahut Kwee Ceng. "Ah, ya, masih ada ayahku juga?" menambah si nona.
Ia berhenti sebentar, lalu ia berkata pula: "Entah bagaimana dengan enci Bok sekarang".. Suhu telah menyuruh aku menjadi Pangcu dari Kay Pang, karena itu aku pun jadi memikirkan itu kawanan
pengemis?"?"."
Kwee Ceng tertawa. "Maka itu aku pikir lebih baik kita pikirkan daya untuk berlalu dari sini"." katanya.
Oey Yong sudah selesai menyisiri, lalu ia
mengondekan rambut pemuda itu.
"Yong-jie, kau menyisiri rambutku, kau mirip ibuku,"
kata Kwee Ceng. "Kalau begitu, panggilah aku ibu!" Oey Yong tertawa.
Si anak muda diam saja, lantas si nona mengitik dia.
"Kau memanggil atau tidak?" nona itu pun menanya.
Kwee Ceng kaget kegelian, ia berjingkrak bangun, maka kacaulah pula kondenya.
"Kau tidak mau memanggil, ya sudah saja!" berkata Oey Yong tertawa. "Memang siapa yang sangat menginginkan itu" Kau tahu, di belakang hari tentu bakal ada orang yang memanggil ibu kepadaku. Nah, kau duduklah!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Cengb erduduk pula, untuk si nona
mengondekan pula rambutnya.
"Engko Ceng," si nona menanya pula, "Bagaimana tentang melahirkan anak. Tahukah kau?"
"Tahu." "Coba bilang." "Orang menikah menjadi suami istri, itu artinya mendapat anak."
"Hal itu pun aku tahu. Hanya bagaimana sebenarnya?"
"Sampai sebegitu jauh, aku tidak tahu. Cobalah kau bilang."
"Aku juga tidak tahu. Pernah aku tanya ayah, ayah bilang"."
Kwee Ceng hendak menanya jelas ketika mereka
mendadak mendengar suara seperti cecer pecah di belakang mereka: "Urusan mendapat anak itu nanti juga kamu mendapat tahu sendiri! Sekarang air pasang mau naik pula!"
Keduanya terkejut. Mereka tidak menyangka Auwyang Hong - orang yang membuka suara nyaring itu - telah tahu-tahu berada di antara mereka. Muka Oey Yong pun menjadi merah. Kwee Ceng menyusul kawannya itu.
Auwyang Kongcu tertindih batu sehari semalam, ia payah bukan main.
"Nona Oey,!" berkata Auwyang Hong, suaranya keren.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia pun menyusul mereka ini. "Kau yang bilang diwaktu air pasang bakal ada orang datang membantu kita.
Urusan ini mengenai jiwa manusia, bukannya urusan main-main!"
"Ayahku pandai ilmu meramalkan, putrinya pasti mengerti juga ilmu itu tiga bagian," menyahut si nona.
"Apakah artinya baru ilmu meramalkan?"
Auwyang Hong memang ketahui baik kepandaiannya Oey Yok Su.
"Jadinya ayahmu yang bakal datang?" dia menegaskan. "Bagus!"
"Hm!" si nona mendengarkan suara tawar. "Untuk urusan remeh ini kenapa aku mesti sampai
mengganggu ayahku" Laginya, jikalau ayah dapat melihatmu, mana dia sudi mengasih ampun" Apakah yang kau buat girang?"
Disenggapi begitu, Auwyang Hong bungkam.
"Engko Ceng," berkata si nona, tanpa menggubris pula See Tok, "Coba kau tolong mencari bongkot pohon, semakin banyak semakin bagus. Pula pilihlah yang besar-besar."
Si anak muda bersedia untuk bekerja, ia lantas pergi.
Oey Yong lantas bekerja, melara dadung dan
menyambung yang putus kemarin.
Auwyang Hong tidak dapat berdiri diam saja, ia tanya nona itu apa benar Oey Yok Su bakal datang. Sia-sia belaka ia menanya sampai beberapa kali, Oey Yong ganda ia dengan bernyanyi-nyanyi perlahan,
tangannya terus bekerja. Karenanya ia terpaksa ngeloyor pergi, untuk membantui Kwee Ceng mencari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
balok. Ia dapat melihat Kwee Ceng merobohkan pohon dengan serangan Hang Liong Sip-pat Ciang, dengan dua kali hajaran saja dia dapat mematahkan batang sebesar mangkok.
"Hebat bocah ini," memikir See Tok. "Dia pun hapal Kiu Im Cin-keng, kalau dia terus dikasih tinggal hidup, di belakang hari dia bakal menjadi bahaya untuk pihakku?" Maka berpikirlah ia, keponakannya ketolongan atau tidak, pemuda ini harus disingkirkan.
Habis itu ia bekerja, ia membuatnya Kwee Ceng heran dan kagum. Ia berdiri di antara dua pohon, begitu ia menggeraki tangannya kedua pihak, dua-dua pohon itu roboh patah dengan berbareng.
"Paman Auwyang," Kwee Ceng menanya, "Sampai kapan aku dapat mencapai ilmu seperti ynag
dipunyakan kau ini?"
Wajah Auwyang Hong bermuram durja, di dalam
hatinya, ia kata: "Tunggu sampai kau menitis pula?"
Ia tidak memberikan jawaban pada pemuda itu.
Setelah memperoleh belasan potong balok, Kwee Ceng dan See Tok membawa itu semua kepada Oey Yongn. Matanya See Tok kemudian diarahkan ke
tengah laut. Ia mau melihat ada perahu datang atau tidak. Ketika itu air mulai naik. Terang sekali ia sudah tidak sabaran sekali, maka juga ia mengajak si nona dan pemuda lekas bekerja.
Kali ini Oey Yong mengikat potongan-potongan balok itu kepada batu. Ia pakai balok-balok itu untuk meminjam tenaga mengambangnya. Setelah itu,
dengan dadung yang terikat rapi pula pada pohon besar, mereka mulai lagi dengan usahanya mendorong mutar ujung-ujung balok yang diikat pada pohon itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Percobaan si nona ini memberi hasil yang
menyenangkan, dengan dibantu tenaga
mengambangnya balok-balok itu, batu besar itu dapat terangkat hanya dengan beberapa putaran.
Auwyang Hong menyuruh muda-mudi itu menahan
kuat-kuat, ia sendiri lari ke batu. Air telah pasang dalam, maka untuk menolongi keponakannya, ia mesti menahan napas untuk selulup. Tidak sukar untuknya memondong Auwyang Kongcu, buat dibawa ke darat.
Kegirangannya Kwee Ceng tidak terhingga besarnya yang pertolongan mereka itu telah berhasil, tanpa merasa ia bersorak-sorai, kemudian ia tarik tangannya Oey Yong, untuk diseret berlari-lari ke gua mereka tanpa memperdulikan pula itu paman dan
keponakannya. "Adik Yong, pantas atau tidak aku bersorak?" tanya Kwee Ceng. "Hatimu lega atau tidak?"
"Aku hanya lagi memikirkan tiga soal yang aku merasakan kesulitannya," menyahut si nona.
"Kau sangat cerdas, kau pasti mempunyai dayanya,"
berkata pula Kwee Ceng. "Soal-soal apakah itu?"
Oey Yong menyebut-nyebut kesulitan tetapi ditanya begitu, ia bersenyum. Hanya, belum lagi ia
memberikan jawabannya atau kedua alisnya telah dikerutkan.
"Soal yang pertama tidak apa," berkata Ang Cit Kong yang semenjak tadi berdiam saja. "Yang kedua dan yang ketiga memang sulit sekali, sungguh itu dapat membuat orang tidak berdaya?"."
Kwee Ceng menjadi heran. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Eh, mengapakah suhu mendapat tahu?" katanya.
"Apakah itu?" "Aku dapat menerka pikirannya Yong-jie," menyahut sang guru. "Yang pertama-tama yaitu dengan cara bagaimana dia dapat mengobati lukaku. Di sini tak ada tabib, tak ada obat, aku si pengemis tua menyerah saja kepada takdir. Lihat saja, aku bakal mati atau bisa hidup terus" Yang kedua itu ialah bagaimana caranya untuk melawan Auwyang Hong si licin dan berbisa itu.
Dia suka berbalik pikir, maka dia tak lah dapat dipercaya habis segala pembilangannya. Dia sangat lihay, kamu berdua tidak nanti bisa menempur
padanya. Yang ketiga ialah soal bagaimana kita bisa dapat pulang ke daratan. Benar bukan, Yong-jie?"
Nona itu mengangguk. "Benar!" sahutnya. "Inilah soal sangat penting untuk kita, soal bagaikan bencana di depan mata. Aku memikir jalan untuk dapat mengendalikan si tua bangka berbisa itu, walaupun tidak sempurna, asal dia dapat dibikin tidak berani memandang sebelah mata kepada kita."
"Melihat keadaan, sekarang ini kita mesti melawan si bisa bangkotan itu dengan otak bukannya dengan tenaga," berkata Ang Cit Kong. "Hanya dia sangat cerdik dan licin, inilah kesulitannya. Sukar dia dapat diperdayakan?"
Oey Yong berdiam, ia berpikir. Kwee Ceng pun tidak berdaya.
Ang Cit Kong berpikir keras sekali, ia merasakan dadanya sakit, karen aitu ia lalu batuk-batuk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nona Oey kaget, lekas-lekas ia pegangi guru itu, untuk dikasih rebah.
Disaat itu, mendadak gua menjadi gelap, ada
bayangan hitam yang mengalinginya. Si nonalah yang paling dulu mengangkat kepalanya. Ia melihat
Auwyang Hng berdiri tegar seraya memondong
keponakannya. Dengan suara serak tetapi bengis, See Tok membentak: "Kamu semua keluar! Serahkan gua ini padaku untuk aku merawat keponakanku!"
Kwee Ceng gusar hingga ia berlompat bangun.
"Di sini ada guruku!" ia berseru.
Auwyang Hong mengasih dengar suara dingin:
"Sekalipun Giok Hong Taytee yang tinggal disini, dia juga mesti keluar!"
Kwee Ceng bertambah gusar, tetapi Oey Yong lekas menarik tangan bajunya, kemudian si nona
memondong tubuh gurunya, untuk dibawa keluar dari gua itu.
Selagi lewat di samping Auwyang Hong, Cit Kong menyeringai.
"Sungguh gagah, sungguh angker!" ia menyindir.
Matanya Auwyang Hong mencilak. Kalau ia
menyerang, segera Ang Cit Kong akan terbinasa, entah kenapa ia merasakan suatu pengaruh aneh, maka lekas-lekas ia berpaling ke arah lain, untuk menyingkir dari mata tajam si pengemis. Walaupun begitu, mulutnya membilang: "Sebentar kamu membawakan barang makanan untuk kami berdua.
Dan kau, dua makhluk cilik, jikalau kamu main gila dengan barang makanan itu, hati-hati jiwamu bertiga!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketiganya berjalan terus, hati mereka panas. Kwee Ceng sangat mendongkol, ia mengutuk tak hentinya.
Pak Kay dapat menutup mulut, demikian juga Oey Yong. Hanya nona ini bekerja otaknya.
"Kamu tunggu sebentar di sini, akan aku mencari tempat yang baru," kata Kwee Ceng kemudian.
Oey Yong menurut, ia berhenti di bawah sebuah pohon yang teduh.
Di atas pohon itu ada dua ekor bajing tengah berlari-lari di cabang-cabang, lari turun naik, matanya mengawasi kepada ketiga orang itu. Berani mereka itu, mereka berani datang dekat kira-kira tiga kaki.
Oey Yong tertarik kepada kedua bajing itu.
Seekor bajing berani sekali, dia datang dekat dan mencium-cium nona itu. Kawannya lebih berani pula, dia turun dan merayap di ujung bajunya Ang Cit Kong!
Oey Yong menghela napas, ia berkata: "Terang sudah di sini tak pernah ada manusia. Lihat, binatang ini tidak takut orang."
Mendengar suara orang, bajing itu lari naik ke atas.
Oey Yong mengawasi, maka ia dapat melihat banyak cabang-cabang pohon yang besar, yang terlibat-libat oyot otan. Daun pohon itu pun lebat sekali.
"Sudah engko Ceng, tak usah kau pergi mencari tempat lagi," berkata nona ini. "Mari kita naik saja ke atas pohon ini."
Kwee Ceng sudah ebrtindak ketika ia mendengar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
suara si nona. Ia mengangkat kepalanya, untuk melihat ke atas. Benar-benar ia mendapatkan sebuah tempat perlindungan.
Sampai disitu keduanya naik ke atas pohon itu.
Mereka menekan cabang-cabang, mereka pun
membuat palangan, hingga di situ terdapat ruangan seperti lauwteng, di mana orang bisa duduk atau rebah. Setelah selesai, mereka turun untuk
mengangkat Ang Cit Kong naik ke atas. Mereka tak usah manjat lagi, cukup dengan mereka mendukung guru itu di kiri dan kanan, dengan berbareng mereka mengenjot tubuh untuk berlompat ke atas. Maka dilain saat, Pak Kay sudah dapat dipernahkan dengan baik.
"Untuk sementara kita berdiam di atas pohon ini bagaikan burung!" berkata si nona tertawa. "Biarlah mereka itu berdiam di dalam gua bagai binatang-binatang berkaki empat!"
"Bilang Yong-jie, kau hendak memberikan makanan atau tidak kepada mereka?" Kwee Ceng tanya.
"Sekarang ini kita belum mendapat jalan, kita pun tidak dapat melawan pada si tua bangka berbisa itu,"
menyahut si nona, "Maka untuk sementara baik kita menurut saja?"
Kwee Ceng berdiam. Ia mendongkol berbareng
masgul sekali. Oey Yong mengajaki pemuda itu pergi ke belakang bukit, untuk berburu. Mereka berhasil merobohkan seekor kambing gunung, yang mereka terus sembelih, dijadikan dua potong. Mereka menyalakan api untuk membakarnya.
Setelah dibakar matang, Oey Yong lemparkan yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
separuh ke tanah. "Kau kencingin!" ia kata pada Kwee Ceng.
Si anak muda tertawa. "Ah, dia tentu mendapat tahu nanti?"
"Jangan kau pedulikan! Kau kencinginlah!" berkata si nona.
Mukanya Kwee Ceng menjadi merah.
"Aku tidak bisa"." sahutnya.
"Kenapakah?" "Sekarang aku belim ingin membuang air kecil?"
Mendengar itu si nona tertawa terpingkal-pingkal.
Tiba-tiba terdengar suaranya Ang Cit Kong di atas pohon.
"Kau lemparkan ke atas, nanti aku yang kerjakan!"
kata si tua bangkotan yang jenaka itu.
Kwee Ceng tertawa, ia berlompat naik dengan daging kambing itu.
Pak Kay sudah lantas membuktikan perkataannya itu.
Sembari tertawa Kwee Ceng lompat turun pula, terus ia bertindak ke arah gua.
"Tunggu dulu!" Oey Yong mencegah. "Mari itu yang sepotong lagi!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apa" Yang bersih?" tanya si anak muda. Ia menggaruk-garuk kepalanya saking heran.
"Benar!" menyahut si nona. "Kita berikan si tua bangka yang bersih?"
Walaupun ia ada sangat tidak mengerti, Kwee Ceng toh berbuat seperti katanya si nona yang ia sangat percayai itu. Ia menukar daging bersih dengan daging yang telah diberi air kencing itu.
Oey Yong memanggang pula daging yang kotor itu, kemudian ia pergi mencari bebuahan.
Juga Ang Cit Kong tidak mengerti perbuatannya si murid, ia menjadi heran berbareng masgul.
Oey Yong memanggang daging hingga menyiarkan
Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baunya yang lezat, yang membangkitkan nafsu
berdahar. Demikian Auwyang Hong di dalam guanya, hidungnya dapat mencium bau itu, lekas-lekas ia keluar, setibanya di mulut gua, tidak menanti Kwee Ceng - yang membawakan daging - dekat padanya, ia sudah memburu untuk menyambuti separuh dirampas.
Hebat nafsu dahar dari See Tok ini tetapi mendadak air mukanya berubah.
"Mana yang sebelah lagi?" mendadak ia bertanya.
Si anak muda tidak menjawab dengan mulutnya, ia cuma menunjuk ke belakang.
Tanpa membilang suatu apa, Auwyang Hong bertindak cepat ke bawah pohon di sana ia sambar daging kambing yang sebelahnya itu, sedang yang berada di tangannya ia lemparkan ke tanah. Tetap dengan tidak membilang suatu apa, kecuali ketawa dingin, ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memutar tubuhnya akan kembali ke guanya.
Kwee Ceng cepat-cepat berpaling ke arah lain, kalau tidak, pastilah akan terlihat wajahnya yang menahan tertawa. Ia anggap lucu sekali perbuatannya Auwyang Hong itu, yang telah terjebak Oey Yong. Baru setelah orang pergi jauh, ia lari kepada Oey Yong, wajahnya tersungging senyum.
Dewi Ular 1 Asmara Berdarah karya Kho Ping Hoo Pedang Angin Berbisik 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama