Ceritasilat Novel Online

Pedang Naga Hitam 7

Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 7


Pada suatu pagi yang sejuk dan cerah , terdengar suara
suling melengking - lengking naik turun dalam irama yang indah sekali . Suara
suling ini dating dari tepi sungai .
Lengkingannya yang nyaring itu terbawa angina sampai jauh .
Akan tetapi , suara suling yang amat merdu dan
sepantasnya di dengar dengan hati kagum , ternyata
membuat orang-orang di sekitar tempat itu ketakutan .
Mereka yang sedang melakukan perjalanan di tepi sungai , segera mengambil jalan
memutar tidak berani lewat di tempat dari mana suara suling itu dating . Bahkan
perahu-perahu yang tadinya meluncur di pinggir sungai , segera di dayung ke
tengah , menjauhi pantai . Di antara mereka , ada yang
berbisik ketakutan , " Suling maut ...... !" .
Ada sebuah perahu kecil di tumpangi tiga orang laki-laki tidak menjauhi pantai ,
bahkan merapat . Agaknya penumpang perahu itu tidak pernah mendengar tentang
Suling maut dan mereka tertarik sekali oleh suara suling yang amat merdu itu .
Ketika mereka mendekatkan perahu ke tepi
. Ketika mereka mendekatkan perahu ke tepi , tiga orang laki-laki berusia antara
tigapuluh sampai empat puluh tahun itu terkagum-kagum melihat seorang gadis
duduk di atas batu besar yang menonjol ke sungai . Gadis itu mengenakan
pakaian berwarna merah muda dan rambutnya yang hitam
panjang itu dibiarkan terurai ke belakang punggungnya . Gadis itu cantik bukan
main dan ia sedang meniup sebatang suling hitam mengkilap .
Tiga orang laki-laki itu terpesona . Gadis cantik meniup suling demikian
indahnya . Bagaikan seorang bidadari saja .
Tiga orang itu menahan perahu dengan dayungnya dan
mereka memandang kea rah gadis itu sambil tersenyumsenyum kagum . " Nona , tiupan sulingmu demikian indah merdu , wajahmu demikian cantik , apakah
engkau seorang bidadari dari surga
?" Tanya seorang . " Nona manis , bagaimana kalau engkau ikut dengan kami
di perahu ini dan memainkan sulingmu di sini ?" yanya yang kedua .
" Jangan khawatir , nona manis . Kami adalah tiga orang yang kaya dan kami akan
memberi hadiah yang besar
kepadamu !" kata orang ketiga .
Gadis itu adalah Ma Goat . Sepasang matanya berkilat
memandang kepada tiga orang itu ketika memandang ucapan mereka . Jarak dari batu
dimana ia duduk dan perahu itu kurang lebih sepuluh meter . Tiupan sulingnya
berhenti perlahan-lahan , kemudian ia meniup sulingnya yang di
arahkan kepada tiga orang di atas perahu itu . Kelihatan sinar lembut meluncur
dari suling nya dan terdengar tiga orang laki-laki itu memekik sekali lalu tubuh
mereka roboh . Dua orang terjungkal keluar dari perahu dan yang seorang roboh di atas perahu
itu dapat di lihat betapa wajahnya berubah menghitam dan dia tewas seketika !
Perahu itupun terbawa arus sungai , hanyut malang
melintang tanpa kemudi . Ma Goat tidak peduli lagi dan terdengar pula lengking
sulingnya yang tadi terhenti sejenak . Baginya seolah tidak pernah ada apa-apa
padahal baru saja ia membunuh tiga
orang yang sama sekali tidak dikenalnya dan tidak berdosa .
Akan tetapi baginya , tiga orang itu telah bersalah , yaitu mengganggunya dengan
ucapan yang di anggapnya kurang
ajar dan menghinanya . Sebuah perahu kecil lewat . Perahu itu di tumpangi seorang pemuda yang
berpakaian sederhana . Pemuda itupun
mendengar lengking suara suling dan dia tertarik dengan hati kagum . Di
dayungnya perahunya ke tepid an tibalah
perahunya di dekat batu besar dimana gadis itu duduk meniup sulingnya .
Pemuda itu adalah Cian han Sin yang sedang melakukan
perjalanan pulang ke selatan . han Sin memang suka akan kesenian . Biarpun dia
sendiri tidak pandai meniup suling , akan tetapi dia dapat menikmati bunyi musik
yang merdu dan tiupan suling itu luar biasa sekali . Bukan hanya merdu dan
indah , akan tetapi juga mengandung getaran yang membuat dia tertegun . Peniup
suling seperti itu bukan orang biasa , pikirnya . Dari suara tiupannya jelas
menunjukkan bahwa peniupnya memiliki tenaga khi-kang yang amat kuat . Dan diapun
semakin terheran melihat bahwa peniupnya seorang gadis muda yang cantik sekali .
Ma Goat juga melihat perahu yang menghampiri tempat ia
duduk itu . Dan ia melihat seorang pemuda yang gagah dan tampan . Dahinya
lebar , alisnya berbentuk golok dan matanya yang bersinar lembut itu mengandung
kekuatan tersembunyi . Hidungnya mancung dan mulutnya selalu terhias senyum
ramah , dagunya berlekuk membayangkan kejantanan dan
kulit muka dan lehernya putih , pakaiannya sederhana ,
namun bersih . Seorang pemuda yang tampan dan gagah .
Akan tetapi ia ingin melihat bagaimana sikap pemuda itu .
kalau ternyata hanya seorang pemuda ceriwis kurang ajar dan mata keranjang , ia
tidak segan untuk membunuhnya . maka iapun menyudahi tiupan sulingnya dan purapura tidak melihat pemuda itu .
" Alangkah indah tiupan sulingmu , nona . Sungguh aku
merasa kagum sekali . Akan tetapi sayang ......... " Han Sin
menahan ucapannya . Ma Goat merasa heran bahwa ia tidak marah mendengar
ucapan itu . Bahkan ia merasa girang , akan tetapi juga penasaran karena kalimat
yang memuji dengan sopan itu di sambung kata-kata yang meragukan . Pemuda itu
memuji tiupan sulingnya , sama sekali tidak menyinggung
kecantikannya seperti para pria lain yang memujinya .
Ia menoleh dan kini memandang Han Sin penuh perhatian .
Seorang pemuda sederhana , mungkin seorang pemuda dari
selatan yang miskin . Akan tetapi wajahnya tampan menarik dan sinar matanya itu
demikian lembut dan kuat .
" Akan tetapi apanya yang sayang .......... ?" Ma Goat
bertanya dengan suara mendesak .
Han Sin merasa bahwa dia telah kelepasan bicara .
mengapa dia menjadi lancing dan usil " Terpaksa dia harus memberi penjelasan
atau gadis itu tentu akan tersinggung dan marah .
" Maaf , nona . Aku tadi mengatakan saying karena lagu
yang kaumainkan dengan suling itu mengandung kedukaan
yang menyayat hati , seperti orang yang sudah kehilangan semangat hidup .
Sungguh tidak sesuai dimainkan oleh
seorang gadis muda seperti nona yang sepatutnya memiliki semangat hidup yang
besar " . Ma Goat tertarik sekali . Pemuda ini ternyata bukan ngawur belaka , melainkan
agaknya memiliki pengetahuan tentang lagu dan sifatnya . memang tadi ia
memainkan lagu " Hancurnya sebuah hati " . ratap tangis seorang gadis yatim piatu yang merindukan
kekasih yang meninggalkannya .
" Seorang peniup suling haruslah pandai memainkan lagu
apa saja . Apa kau kira aku hanya dapat memainkan lagu
sedih saja " DFengarkan yang ini !"
Ma Goat lalu meniup lagi sulingnya dan sekali ini , sebuah lagu merdu yang
gembira penuh semangat melengking dari
sulingnya . Dan sekali lagi han Sin terpesona . Bukan main gadis ini . Benarbenar mahir dan telah menguasai kesenian itu .
Kesedihan yang tadi tidak berbekas lagi dan kini suara
suling itu membayangkan gadis-gadis sedang menari-nari dan bersenda gurau dengan
dengan penuh kegembiraan . Atau
lebih tepat lagi , karena ada pula suara seperti air mengucur , seakan-akan ada
beberapa orang bidadari sedang bermain-main dan mandi di telaga sambil tertawatawa gembira . Setelah Ma Goat menyelesaikan lagu yang gembira dan
bersemangat itu , han Sin kembali merasa kagum . Dia bangkit berdiri di
perahunya dan merangkap kedua tangan depan
dada memberi hormat . " Bukan main ! Aku harus mengakui bahwa selamanya belum
pernah aku mendengar tiupan suling sedemikian indahnya seperti yang nona mainkan
" . Ma Goat tersenyum manis , sikap dan ucapan pemuda ini
menggembirakan hatinya . Pujian itu demikian jujur dan tulus , sama sekali tidak
ada sifat menjilat seperti pujian para pria yang pernah di dengarnya .
" Apa yang kau tangkap dalam lagu tadi " " Tanyanya
sambil tersenyum . " Lagu yang amat menggembirakan . mendengar tiupan
suling tadi , aku melihat beberapa orang bidadari sedang bersenda gurau dan aku
mendengar berpercik dan mancurnya air seolah para bidadari sedang bersenda gurau
. Matahari pagi dengan cerahnya menghidupkan segala sesuatu ,
terdengar kicauan burung-burung diantara ranting dan dahan pohon yang penuh daun
menghijau dan di hias bunga
beraneka warna yang semerbak mengharum .......... "
Sekarang Ma Goat yang memandang kagum . " Sobat ,
engkau seorang seniman !" serunya .
" Ah , aku hanya seorang kelana yang bodoh , nona " .
" Akan tetapi penilaianmu terhadap lagu-lagumu tepat
sekali . Memang tadi aku memainkan " Tujuh bidadari di
Telaga Barat " . Begitu mendengar lagu itu , engkau sudah dapat
menebaknya dengan tepat ! Ma Goat merasa gembira sekali sehingga ia melompat
turun dari atas perahu dan setelah gadis itu berdiri , Han Sin melihat betapa
gadis itu hanya memiliki wajah cantik saja , juga ia memiliki bentuk tubuh yang
ramping padat menggairahkan .
" Bukan aku pandai menebak , nona . Akan tetapi adalah
suara sulingmu yang menggambarkan keadaan sedemikian
jelasnya " . " Sobat , siapakah namamu , dan darimana engkau dating
dan apa yang membawamu ke tempat ini " " .
Han Sin tersenyum . Gadis itu menghujamkan pertanyaan
kepadanya . " Nona , namaku Cian Han Sin , aku dating dari selatan dan yang membawaku sampai
ke sini adalah keinginan untuk
meluaskan pengalaman " .
Pada saat itu , dua orang laki-laki dating berlarian dan melihat mereka , Ma
Goat cepat menegur . " Heiii , kalian berlarian seperti di kejar setan ! Ada
apakah !" . Dua orang laki-laki setengah tua itu begitu melihat siapa yang menegur mereka ,
segera memberi hormat sambil
membungkuk dalam . " Celaka , nona . Ada seorang kakek memaksa hendak
bertemu dengan ketua . ketika kami mencegahnya , dua orang pengikutnya mengamuk
dan kami yang belasan orang
jumlahnya tidak mampu menandingi mereka yang lihai sekali .
Teman-teman kini masih berusaha untuk melawan mereka
........ " " Hemmm , dimana mereka " " Tanya Ma Goat .
" Di Lereng bukit , nona " .
" Cepat melapor kepada ayah , biar aku yang menghajar
mereka ! kata Ma Goat dan setelah kedua orang anak buahnya itu berlari pergi ,
Ma Goat menoleh kepada Han Sin yang masih berdiri di atas perahunya .
" Namaku Ma Goat dan aku senang sekali bertemu dan
berkenalan denganmu , Cian Han Sin . Selamat tinggal ! " Ma Goat lalu berkelebat
dan melompat jauh , berlari cepat
meninggalkan tempat itu .
Han Sin tertegun . Bukan main . gadis itu selain cantik jelita
, pandai meniup suling , ternyata juga memiliki ilmu
kepandaian tinggi . Akan tetapi gadis itu pergi untuk menemui lawan yang tangguh
. Dia menjadi tertarik , juga khawatir kalau-kalau gadis yang serba bisa itu
akan terancam bahaya , maka diapun menambatkan perahunya pada akar pohon ,
kemudian dia meloncat ke daratan dan cepat berlari menuju kea rah bukit di depan
. Ma Goat berlari cepat dan sebentar saja tibalah ia di lereng Kui-san dan ia
melihat belasan orang anak buah ayahnya
mengeroyok dua orang laki-laki berusia kurang lebih
empatpuluh tahun yang lihai sekali . Seorang kakek berusia enampuluhan tahun
duduk bersila di atas batu sambil
menonton perkelahian itu . Dua orang yang di keroyok itu bertangan kosong ,
sedangkan belasan orang anak buah Te-kwi-pai semua bersenjata pedang atau
golok , akan tetapi mereka itu seperti sekelompok semut melawan dua ekor
jangkrik saja . Mereka menyerang , akan tetapi ternyata dua orang itu agaknya
memang tiding ingin membunuh sehingga para pengeroyok itu tidak mengalami lukaluka berat dan mereka segera bangkit lagi .
Melihat ini , Ma Goat segera melompat ke dalam
pertempuran dan membentak , " kalian semua mundurlah !
biar aku menghadapi dua ekor tikus ini ! " .
Mendengar suara nona mereka , para anggota Te-kwi-pai
menjadi girang dan mereka segera berlompatan ke belakang .
Kini Ma Goat berdiri tegak di depan dua orang itu memandang dengan penuh
perhatian . Akan tetapi ia sama sekali tidak mengenal mereka , maka ia menjadi
marah sekali . Ia tidak perlu bertanya lagi karena tadi sudah dapat keterangan
cukup jelas . Dua orang ini bersama kakek itu hendak naik ke puncak untuk
mencari ayahnya . Menurut peraturan , tak seorangpun orang boleh naik ke puncak
maka anak buah ayahnya melarang dan terjadi pertempuran .
Setelah memandang dengan sinar mata tajam dan bersinar
kemarahan . Ma Goat lalu membentak , " Dua ekor tikus
darimana berani membikin kacau tempat kami ! " dan ia sudah menerjang dengan
hebatnya , menggunakan sulingnya
menyerang kepada dua orang itu . Serangannya cepat bukan main dan suling itu
menyambar bagaikan sebatang pedang .
Sinar hitam menyambar kearah leher kedua orang itu . Akan tetapi dua orang itu
bukan orang-orang lemah . Melihat sinar hitam menyambar dahsyat , mereka sudah
mengelak dengan loncatan yang ringan ke belakang . Akan tetapi suling di tangan Ma Goat mengejar
dan menyerang lagi dengan
dahsyat . Dua orang itu terkejut dan sambil mengelak lagi , tangan mereka
bergerak ke punggung dan mereka telah
mencabut senjata mereka , yaitu masing-masing memegang
sebatang pedang yang berkilauan saking tajamnya .
Ma Goat tidak menjadi jerih , bahkan semakin marah
karena dua kali serangannya dapat di elakkan lawan . Ia membawa suling ke depan
bibirnya dan dua kali meniup .
Sinar hitam meluncur cepat kea rah dua orang itu . Akan
tetapi mereka agaknya sudah waspada . Mereka
menggerakkan pedang menangkis dan jarum-jarum halus
yang di lepas melalui tiupan suling itupun runtuh ke atas tanah
. Ma Goat menjadi marah sekali . Tubuhnya menerjang ke
depan , sulingnya bergerak menjadi gulungan sinar hitam menyerang kea rah dua
orang lawannya . Akan tetapi dua
orang itu menyambut dengan pedang mereka dan terjadilah pertandingan yang amat
seru . Ternyata dua orang yang memegang pedang itu lihai bukan main . Biarpun permainan
suling Ma Goat amat berbahaya , namun mereka dapat menahan serangan itu bahkan
membalas dengan serangan pedang yang tidak kalah
hebatnya . Dan perlahan-lahan Ma Goat terdesak oleh dua batang pedang itu , dan
akhirnya ia hanya mampu memutar suling untuk melindungi hanya mampu memutar
suling untuk melindungi dirinya tanpa membalas ! .
Sejak tadi han Sin mengintai dan kini melihat betapa gadis itu terdesak dan
terancam bahaya , dia tidak tinggal diam lagi
. " Dua orang laki-laki mengeroyok seorang gadis muda ,


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sungguh tidak tahu malu ! " bentak Han Sin dan dia sudah menerjang ke dalam
pertempuran itu . Biarpun dia bertangan kosong , akan tetapi karena dia
mengerahkan sin-kangnya , begitu kedua tangannya mendorong , dua orang
pengeroyok itu terhuyung-huyung ke belakang seperti di sambar angin yang amat
kuat . hampir saja kedua orang ini terpelanting roboh .
Dua orang itu terkejut akan tetapi juga marah sekali .
Mereka adalah dua orang yang telah memiliki ilmu silat yang tinggi , maka tidak
mungkin mereka dapat di buat terhuyung dan hamper terpelanting seperti itu .
Keduanya sudah melompat bangun lagi , akan tetapi Ma Goat yang juga
terkejut akan tetapi girang sekali melihat pemuda dalam perahu yang baru saja di
kenalnya datang membantu , segera menerjang kea rah seorang di antara mereka .
Sulingnya menyambar-nyambar dan orang itu segera menangkis dengan pedangnya . Segera kedua
orang itu sudah terlibat dalam pertandingan yang hebat . Orang kedua juga
penasaran , akan tetapi sebelum dia dapat membantu temannya mengeroyok
gadis itu , Han Sin sudah melompat ke depan orang itu .
Melihat pemuda yang dating membantu gadis itu dan tadi
hamper saja merobohkannya , orang kedua yang berkumis
penjang itu menjadi marah dan dia segera menyerang Han Sin dengan pedangnya .
Serangannya cepat dan bertenaga , akan tetapi Han Sin mudah saja mengelak sambil
mundur . Lawannya mendesak dan sekali Han Sin menggerakkan kedua tangannya , tangan kanan
sudah menotok kea rah siku kanan orang itu dan tangan kirinya menyambar . Di
lain saat , pedang itu telah dapat di rampas dari tangan pemiliknya .
Orang itu terbelalak dan tidak tahu apa yang harus dilakukan Han Sin tersenyum ,
tidak membalas serangannya tadi
melainkan menekuk pedang itu dengan kedua tangannya .
" Krekk !" Pedang itu patah menjadi dua potong dan Han
Sin melemparkannya ke atas tanah . Melihat ini , si kumis panjang itu melangkah
mundur dan menjadi jerih .
Sementara itu , setelah kini hanya menghadapi seorang
lawan , Ma Goat mengamuk dan dapat mendesak lawannya
dengan sulingnya . Ia memang masih menang setingkat kalau melawan satu orang
saja dan lawannya kini hanya mampu
menangkis dengan pedangnya . Ma Goat menyerang dengan
ganas sekali . Ketika sulingnya menyambar dahsyat kea rah kepala lawan ,
lawannya itu menggerakkan pedang ke atas untuk menangkis .
" Traangg ..... ! " Bunga api berpijar ketika kedua senjata itu bertemu dan suling
itu terpental ke bawah terus
menyerang dada . Lawannya menurunkan pedang untuk
menangkis , akan tetapi mendadak suling itu tidak jadi
menyerang pedang melainkan menyambut lengan lawan
dengan menghantam ke arah siku .
" Dukkk ........ ! " siku itu terkena hantaman suling menjadi lumpuh seketika dan
pedangnya terlepas dari pegangan .
Biarpun lawan sudah tidak berdaya , Ma Goat menyerang
terus dengan sulingnya secara bertubi-tubi . Lawannya
menjadi gugup , berloncatan ke belakang dan hanya mampu mengelak ke kanan kiri ,
Ma Goat tidak memberi kesempatan lagi , terus mendesak dengan pukulan-pukulan
maut . Suling yang menyambar - nyambar cepat itu , sekali saja mengenai kepala
tentu akan menamatkan hidup orang itu .
Pada saat yang amat berbahaya bagi keselamatan lawan
Ma Goat itu , tiba-tiba kakek yang sejak tadi hanya duduk bersila dan menonton
pertandingan menggerakkan tubuhnya dan tubuh yang tadi bersila itu telah
melayang ke atas , berjungkir balik beberapa kali dan meluncur turun ke arah Ma
Goat yang sedang mendesak lawannya .
Pada saat itu , Ma Goat sudah berhasil menyapu kaki
lawannya dengan kakinya sehingga lawannya terpelanting
jatuh dan ia sudah menggerakkan sulingnya yang menyambar kea rah kepala lawan .
Akan tetapi suling itu tertahan di udara oleh tangan kakek yang melayang di
atasnya . Ma Goat terkejut sekali dan melangkah ke belakang . Kakek itu pun meloncat turun di
depannya . Begitu memandang bahwa yang menahan serangannya tadi
seorang kakek yang tadi duduk bersila , Ma Goat menjadi marah . Ia maklum bahwa
kakek itu yang mendatangkan
kekacauan bersama dua orang pengikutnya , maka tanpa
banyak cakap lagi iapun menggerakkan sulingnya , menusuk dengan totokan kea rah
dada kakek itu . " ha-ha , engkau ganas sekali ! " kakek itu tertawa dan tidak mengelak ,
melainkan mengangkat tangan kirinya ke depan dada sehingga suling itu mengenai
telapak tangannya . " Tukkk !" Ma Goat terkejut merasakan betapa totokannya mengenai daging lunak .
Akan tetapi ketika ia menarik
sulingnya , ia tidak mampu melakukan itu karena sulingnya seperti telah melekat
pada telapak tangan lawan . Selagi ia mengerahkan tenaga untuk menarik lepas
sulingnya , kakek itu lalu mendorongkan tangannya ke depan sambil membentak dan
seperti sehelai daun kering di terbangkan angina , tubuh Ma Goat terlempar ke
belakang ! Tenaga dorongan itu kuat bukan main dan membuat Ma Goat merasa
kehilangan tenaganya . Ia tentu akan roboh terpelanting kalau saat itu tidak ada orang yang
menolongnya . Han Sin sudah cepat
berkelebat dan menerima tubuh yang telentang itu ke atas kedua lengannya ,
kemudian menurunkannya dengan lunak , sehingga Ma Goat tidak terbanting . Gadis
itu berkilat matanya dan tentu ia akan marah sekali , mungkin akan membunuh
orang yang berani menyentuh tubuhnya , bahkan
memondongnya . Akan tetapi ketika ia melihat bahwa yang menolongnya adalah Han
Sin , ia tidak marah , dan tersenyum dengan muka berubah kemerahan .
" Terima kasih atas bantuanmu ! " katanya singkat kepada Han Sin .
Pada saat itu muncul Pak-te-ong Ma Giok . Pemunculannya membuat dua orang
pengikut kakek tadi terkejut sekali .
Bagaikan pandai menghilang saja Pak-tek-ong tahu-tahu
berdiri di situ dengan tongkat kepala naga di tangan kanan ,
tubuhnya tinggi besar , kepalanya botak dan jubahnya dari kulit biruang ,
pakaiannya terbuat dari sutera halus .
" Siapa berani naik ke Kwi-san membikin kacau ?" suaranya tenang namun
mengandung wibawa . Melihat ayahnya , Ma
Goat segera berlari menghampiri dan memegang lengan
ayahnya . " Ayah .... !" katanya manja . " Tiga orang itulah yang
menjadi pengacau , harap ayah sendiri turun tangan memberi hajaran !" .
Dua orang kakek itu kini sudah berdiri saling berhadapan .
Pak-te-ong memandang penuh perhatian . Kakek itu usianya sebaya dengan dia ,
pakaiannya hanya merupakan kain yang di belit-belitkan tubuhnya yang pendek
gendut , rambutnya yang hitam panjang di kuncir ke belakang dan selebihnya
dibiarkan awut-awutan . Mukanya bundar dengan sepasang
mata yang lebar , hidungnya pesek dan mulutnya juga lebar , akan tetapi yang
menonjol adalah sepasang telinganya yang seperti telinga gajah .
" Hemmm , kiranya See-thian-mo ( Iblis dunia barat ) yang berani main-main di
sini !" kata Pak-te-ong sambil tersenyum dan dia tidak kelihatan marah .
" Ha-ha-ha !" kakek pendek gendut itu tertawa gembira . "
Pa-te-ong , lama tidak berjumpa dan sekali bertemu , engkau telah menjadi tokoh
besar , bahkan mendirikan Te-kwi-pai di Kwi-san . Jadi nona ini puterimu " " Haha-ha dulu ia masih ingusan , sekarang telah menjadi gadis yang cantik dan
ilmunya itu boleh juga walaupun muridmu yang satu itu
benar-benar mengejutkan dan mengagumkan hatiku !" Dia
menuding kea rah Han Sin .
Pak-te-ong menoleh dan memandang kearah yang di tunjuk
oleh kakek yang berjuluk See-thian-mo itu . Han Sin juga memandang kepada Pakte-ong dengan hati berdebar .
Kiranya kakek ini ayah dari ma Goat " Dia masih ingat benar , kakek ini adalah
orang yang pernah mengejar Cu Sian di
dalam hutan dan dia pernah menghadangnya untuk memberi
kesempatan kepada Cu Sian melarikan diri . Dia pernah
bertanding beberapa jurus dengan kakek ini sebelum dia
melarikan diri setelah Cu Sian dapat meloloskan diri .
" See-thian-mo , dia bukan muridku !" Pak-te-ong berseru akan tetapi alisnya
berkerut karena dia merasa pernah melihat pemuda itu , akan tetapi dimana .
" Bagus ! Kalau begitu aku boleh membunuhnya !" kata
See-thian-mo dan sekali tubuhnya bergerak , dia sudah
melompat ke depan Han Sin dan menyerang dengan dorongan telapak tangan kanannya
kea rah dada pemuda itu .
" Wuutttt ... plaakkk .... ! " han Sin menangkis dari samping dengan tangan kirinya
dan See-thian-mo mengeluarkan
seruan kaget ketika merasa betapa ada kekuatan dahsyat
yang membuat tubuhnya terpental . Juga Han Sin merasa
betapa kuatnya pukulan itu , mengandung tenaga yang
berhawa dingin . See-thian-mo menjadi penasaran sekali . Dia adalah
seorang tokoh besar dunia kang-ouw bagian barat . Setelah dia dikeluarkan dari
kalangan para pendeta lama , dia lalu malang melintang di dunia kang-ouw dan
mendapat julukan See-thian-mo . Baru ketika pasukan Sui melakukan serangan dan
pembersihan di daerah barat , terpaksa dia
menyembunyikan diri . Kini , berhadapan dengan seorang
pemuda yang mampu menandingi tenaga sin-kangnya , dia
menjadi penasaran sekali . Dia harus mampu membunuh
pemuda ini , apalahi disaksikan oleh Pak-te-ong , datuk utara yang dahulu pernah
menjadi rekannya karena mereka memiliki kedudukan setingkat . Keduanya di akui
sebagai datuk besar di dunia hitam .
" Orang muda , tidak biasa aku membunuh orang tanpa
nama . Karena itu , beritahukan namamu agar engkau tidak akan mati tanpa nama !
" kata See-thian-mo dan tangan
kanannya sudah mengeluarkan seuntai tasbih dari balik
bajunya . Tasbih ini luar biasa , bijinya hitam dan besar-besar
, sebesar ibu jari kaki , ketika berada di tangannya bergerak sedikit saja
tasbih itu mengeluarkan suara trak-trik nyaring sekali !.
Han Sin mengangkat kedua tangan depan dada memberi
hormat dan berkata dengan suara lembut , " Lo-cian-pwe , namaku adalah Cian Han
Sin , akan tetapi aku tidak
mempunyai permusuhan apapun denganmu . Karena itu
akupun tidak ingin bertanding denganmu .
" Trakk-traakk-trikkkk !" See-thian-mo menggerakgerakkan tasbihnya dan berkata , " Engkau tidak ingin
bertanding masa bodoh , akan tetapi aku harus membunuhmu karena engkau telah
berani menantangku , Cian Han Sin !
Bersiaplah untuk menerima kematianmu !" .
Ma Goat sudah melangkah ke depan dan sambil bertolak
pinggang ia membentak , " See-thian-mo kakek tidak tahu malu ! Cian Han Sin
tidak bersalah ! Adalah dua orang
pengikutmu yang mengeroyokku dan melihat aku di keroyok , Cian Han Sin turun
tangan membantuku . Kalau engkau
memang gagah , hayo lawanlah aku sampai seorang di antara kita menggeletak tak
bernyawa , jangan mengganggu Cian
Han Sin yang tidak bersalah !" Ma Goat menuding-nudingkan sulingnya kea rah muka
kakek gendut pendek itu yang
menjadi serba salah . Mukanya berubah merah sekali . Belum pernah dia di hina
orang seperti itu , apalagi penghinanya hanya seorang gadis muda . Dua orang
pengikutnya tadi adalah murid-muridnya dan mereka sudah memandang ke
arah Ma Goat dengan sikap mengancam .
" Goat-ji ( Anak Goat ) , jangan kurang ajar kau ! See-thian-mo , lupakan saja
sikap dan kata-kata anakku , ia memang manja dan keras kepala ! " kata Pa-te-ong
yang merasa tidak enak dengan sikap anaknya itu .
" Aih , ayah ..... ! " Ma Goat memmrotes ayahnya .
" Diam kau ! " Pak-te-ong membentak marah dan Ma Goat
bersungut-sungut sambil membanting-banting kakinya ,
hamper menangis . Han Sin dapat menduga bahwa kakek yang berjuluk seethian-mo ini tentu lihai sekali , apalagi senjatanya berupa tasbih itu . Maka
diapun tersenyum mengejek dan berkata , "
seorang seperti lo-cian-pwe seharusnya malu menghadapi aku seorang pemuda yang
bertangan kosong menggunakan
senjata ! Akan tetapi kalau lo-cian-pwe memang seorang
datuk yang tidak tahu malu , silahkan maju . Aku tidak takut melawanmu , biarpun
aku tidak suka bermusuhan denganmu
tanpa sebab " . Mendengar ucapan pemuda itu , tentu saja see-thian-mo
merasa malu dan mukanya berubah merah , matanya yang
besar itu melotot . Di depan orang banyak dia seperti
mendapat tantangan . " Ha-ha-ha , Cian Han Sin , kematianmu sudah di depan mata
dan engkau masih berani membuka
mulut besar . Untuk membunuhmu tidak perlu aku
mengeluarkan senjataku !" .
Dia lalu menyimpan kembali tasbih ke dalam saku bajunya , kemudian dia
mengeluarkan bentakan nyaring dan tubuhnya maju menerjang Han Sin dengan pukulan
kedua tangannya . " Haaiiitttt .... !" Tangan kiri itu menyambar ke arah dada Han Sin , sedangkan
tangan kanannya menyambar kearah
perut . Kedua tangan terbuka jari-jarinya . Angin yang dingin menyambar kea rah
tubuh Han Sin . Akan tetapi pemuda ini yang sudah dapat menduga bahwa lawannya
berbahaya sekali , cepat menggunakan keringanan tubuhnya untuk mengelak lalu dari samping dia
membalas serangan lawan dengan
tamparan tangan kanan . Akan tetapi dengan mudah Seethian-mo menangkis tamparan ini dan menyerang lagi dengan dahsyatnya .
Mula-mula Han Sin memainkan Lo-hai-kun , diselingi
dengan Hek-liong-kun . Karena dia tidak berniat untuk melukai lawannya , maka
dia menggunakan kedua ilmu silat ini hanya untuk membela diri . Akan tetapi
tidak demikian sengan See-thian-mo . Setiap serangannya di tujukkan untuk
membunuh lawan . Dia akan merasa malu sekali kalau tidak dapat
merobohkan pemuda itu dengan tangan kosong , maka
serangannya semakin dahsyat dan hawa dingin yang keluar dari keluar pukulannya
semakin terasa . Semua orang menonton pertandingan itu dengan hati
kagum . Juga Ma Goat memandang dengan hati kagum bukan
main . Dalam pertemuannya yang pertama dengan Han Sin , hatinya memang sudah
tertarik oleh sikap dan pembawaan
Han Sin yang lain daripada pemuda-pemuda lain yang pernah di jumpainya . Dan
sekarang , ia sama sekali tidak pernah mengira bahwa pemuda itu memiliki ilmu
silat yang demikian lihainya sehingga mampu menandingi kakek itu . Timbul
perasaan kagum dan saying dalam hatinya yang biasanya
sekeras batu dan belum pernah merasa tertarik kepada pria .
Pak-te-ong juga terkejut bukan main . Dia tahu bahwa
tingkat kepandaian See-thian-mo seimbang dengan tingkatnya
, akan tetapi pemuda itu ternyata mampu mengimbangi Datuk barat itu . Dia
mengingat-ingat siapa adanya pemuda yang lihai itu . Diingatnya siapa saja di
antara orang-orang yang pernah dilawannya , yang memiliki kepandaian tinggi dan
masih demikian muda . Tiba-tiba dia teringat ketika dia mengejar pengemis muda
itu , dia di hadang seorang pemuda yang lihai sekali . Setelah bentrok beberapa
jurus pemuda itu lalu melarikan diri . Inilah pemuda itu ! Tidak salah lagi .
" Keparat , engkaulah pemuda itu ! mampuslah di
tanganku !" Dia membentak dan dia lalu meloncat ke depan lalu menyerang Han Sin
dengan pukulan mautnya . Han Sin terkejut dan cepat mengelak ke samping . Akan
tetapi See-thian-mo menyambutnya dengan pukulan dahsyat sehingga terpaksa dia
melempar tubuh ke belakang dan
berjungkir balik beberapa kali .
" Ayah , mengapa melakukan pengeroyokan ?" Ma Goat
memrotes ayahnya .

Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Diam kau ! Pemuda ini adalah musuhku !" jawab Pak-teong yang cepat menyerang lagi .
Han Sin menjadi repot dan terdesak . kalau dua orang
datuk itu maju mengeroyoknya . Terpaksa dia mengeluarkan ilmu simpanannya ,
yaitu Bu-tek-cin-keng . Pak-te-ong memiliki ilmu pukulan ampuh yang di sebut
Tian-ciang ( Tangan Halilintar ) yang mengandung hawa
panas bagaikan halilintar menyambar . Sedangkan See-thian-mo memiliki ilmu
pukulan yang tidak kalah hebatnya , yaitu Swat-ciang ( Tangan salju ) yang
mengandung hawa dingin membeku .
Karena penasaran belum juga dapat merobohkan pemuda
yang mereka keroyok itu , pada suatu saat Pa-te-ong dan see-thian-mo melakukan
penyerangan dari kanan kiri . Mereka mengeluarkan ilmu simpanan mereka itu dan
memukul dengan dorongan tangan kanan . Angin dingin sekali
menyambar dari pukulan See-thian-mo sedangkan dari tangan Pak-te-ong menyambar
hawa panas . Han Sin maklum bahwa dua orang itu menyerangnya
dengan pukulan yang dahsyat , yang tidak mungkin dapat di elakkannya . Maka
diapun memasang kuda-kuda dengan
kedua kaki terpentang , mengerahkan tenaga sakti dari ilmu Bu-tek-cin-keng lalu
mengembangkan kedua lengannya
mendorong ke kanan kiri , menyambut dua pukulan lawan itu .
" Desss .... !" pertempuran dua tenaga sinking raksasa itu hebat sekali ,
menggetarkan bumi dan membuat semua yang menonton terguncang . Tian-Ciang dan
Swat-ciang tiba dengan berbareng , di sambut kedua tangan Han Sin yang di penuhi tenaga dari
ilmu Bu-tek-cin-keng . Dan akibatnya , kedua orang kakek itu terlempar ke
belakang seperti di dorong tenaga raksasa yang tidak nampak . Mereka terbanting
karena tenaga mereka tadi membalik , akan tetapi Han Sin juga
berdiri terhuyung dan darah mengalir dari bibirnya , tanda bahwa dia menderita
luka dalam yang hebat . Melihat ini , dua orang kakek itu melompat berdiri , akan tetapi mereka juga
terhuyung dengan muka pucat . Melihat keadaan Han Sin , Pak-te-ong berseru
kepada anak buahnya sambil menudingkan telunjuknya kea rah Han Sin , " Bunuh dia
!" . Para anak buah Te-kwi-pai sudah berlompat ke depan
mengepung Han Sin dengan senjata di tangan , akan tetapi
pada saat itu ma Goat meloncat ke depan Han Sin , suling hitamnya ditangan dan
matanya berkilat penuh ancaman .
" Siapa berani menyentuhnya akan di bunuh !" bentaknya
dan semua anak buah Te-kwi-pai menjadi terkejut dan tidak berani bergerak .
"Goat-ji ...... !" Pak-te-ong membentak marah , dan
menghampiri anaknya . Akan tetapi Ma Goat melintangkan suling di depan dada dan menentang pandang mata
ayahnya dengan sinar mata berkilat
. " Ayah , Han Sin ini tidak bersalah . Dia hanya ingin menolongku dari bahaya
maka sampai terlibat dalam urusan ini dan diapun dipaksa untuk berkelahi . kalau
aku yang pernah dia selamatkan sekarang diam saja melihat dia
terancam bahaya , aku akan menjadi seorang yang paling
tidak mengenal budi . Akan akan membelanya dengan taruhan nyawaku , ayah !" .
Melihat sikap putrinya , Pak-te-ong menahan langkahnya .
Dia mengenal benar watak putrinya yang tidak berbeda jauh dengan wataknya
sendiri , yaitu keras hati dan tak mengenal takut .
Melihat ayahnya berhenti menghampirinya , Ma Goat lalu
memegang tangan Han Sin yang masih berdiri terengah-engah
, lalu menariknya , " Han Sin , mari kita pergi !" gadis itu lalu menggandeng
tangan Han Sin , diajak pergi dari situ sambil siap melindunginya dari
serangan . Tidak ada anak buah Te-kwi-pai berani bergerak , dan See-thian-mo
sendiri juga tidak mau menyerang karena dia merasa tidak enak kalau harus
menyerang puteri rekannya . Apalagi dia sendiri juga sudah menderita luka
dalam , walaupun tidak parah karena tadi dia menyerang Han Sin saling Bantu
dengan tenaga Pak-te-ong .
Pak-te-ong juga mengetahui bahwa See-thian-mo
menderita luka dalam seperti dia sendiri , maka dia lalu berkata , " See-thianmo , mari kita ke rumah dan
menyembuhkan luka kita sebelum bicara " .
" Baik , Pak-te-ong " , kata kakek gendut pendek itu dan bersama dua orang
muridnya dia lalu mengikuti Pak-te-ong mendaki puncak bukit Kwi-san .
***** Ma Goat menggandeng tangan Han Sin yang berjalan
terhuyung-huyung . Han Sin merasa tubuhnya lemah dan
nyeri karena didalam tubuhnya seperti ada dua kekuatan hawa yang saling
berebutan . Kadang tubuhnya seperti dibakar api di sebelah dalam , terkadang
seperti direndam dalam salju yang dingin sekali . Setelah menguatkan diri
melangkah cepat ketika diajak melarikan diri oleh ma Goat , akhirnya dia
mengeluh dan tentu roboh terpelanting kalau saja Ma Goat tidak cepat
merangkulnya . " Han Sin , bagaimana keadaanmu ?" Ma Goat bertanya
sambil memeluk tubuh pemuda itu .
Han Sin memejamkan matanya . " ....... Panas ... dingin .....
" dia mengeluh lalu lehernya terkulai , pingsan . Ma Goat lalu memodong tubuh
itu dan di bawa lari menuju ke tepi sungai .
Setelah tiba di tepi sungai , dia merebahkan tubuh pemuda itu di atas rumput .
Dikeluarkannya sebuah botol kecil dari dalam bajunya , kemudian ia membuka mulut
Han Sin . Pemuda itu dalam keadaan setengah sadar dapat menelan obat itu .
Ma Goat menanti dengan hati gelisah melihat pengaruh
obat yang diminumkannya . Ia merasa yakin bahwa obatnya itu pasti akan dapat
menyembuhkan luka beracun akibat
pukulan Tian-ciang karena ia sendiri juga sudah mempelajari
Tangan halilintar itu . Obat itu adalah buatan ayahnya yang khas untuk mengobati
luka akibat pukulan ilmu itu .
Tak lama kemudian , nampak reaksi obat itu . Akan tetapi sungguh di luar dugaan
Ma Goat ketika ia melihat pemuda itu mengeluh , membuka mata lalu tubuh itu
menggigil kedinginan dan muka serta seluruh badannya berubah pucat kebiruan ! .
" Han Sin .... , bagaimana rasanya tubuhmu ....?" Ma Goat
memegang lengan pemuda itu dengan khawatir . Dan
alangkah kagetnya ketika ia memegang lengan itu , terasa lengan itu dingin
seperti es ! Dan tak lama kemudian , Han Sin sudah tidak menggigil atau bergerak
lagi , melainkan telentang diam dan kaku seperti mayat yang dingin sekali .
" Han Sin ... Han Sin .... Ahhh !" Ma Goat menjadi
kebingungan , tidak tahu apa yang harus dilakukannya . Ingin rasanya ia menangis
karena merasa begitu tidak berdaya .
Tiba-tiba terdengar langkah orang yang ringan dan lembut sekali menghampirinya .
Ma Goat cepat menoleh dan siap
menyerang karena dalam keadaan bingung dan khawatir itu mudah sekali bangkit
kemarahannya . Akan tetapi ketika ia memandang , yang datang adalah seorang
gadis berusia kurang lebih delapan belas tahun . Gadis ini melangkah ringan dan gerak-geriknya
lembut , pakaiannya yang serba putih bersih itu terbuat dari sutera . Wajahnya
bulat telur , dagunya meruncing dan rambutnya yang panjang itu di gelung ke atas
, sebagian di kuncir dan dibiarkan bergantung di depan
pundaknya . Alisnya melengkung hitam dan matanya indah
dengan pandang mata lembut dan tenang sekali , mulutnya mengarah senyum dengan
bibir merah basah , lesung pipit nampak di kedua pipinya . Tubuhnya sedang dan
pinggangnya ramping , Ma Goat sendiri sampai tertegun . Belum pernah ia melihat seorang
wanita secantik dan anggun seperti itu .
" Enci yang baik , engkau nampak gelisah . dapatkah aku membantumu " " Gadis
yang bukan lain adalah Kim Lan itu bertanya dengan halus . Ia kebetulan lewat di
situ dan melihat Ma Goat nampak kebingungan dan gelisah sedangkan di
depan gadis yang berlutut itu menggeletak seorang pria yang telentang . Kim Lan
baru kembali dari sebuah dusun di lembah huang-ho dimana berjangkit penyakit
menular . Mendengar ini ia lalu pergi ke dusun itu dan dengan kepandaiannya
mengobati , ia berhasil menyelamatkan banyak orang dari cengkraman maut .
Setelah penyakit itu berhasil dibasminya , ia lalu kembali ke selatan dan dalam
perjalanan ke selatan inilah ia kebetulan melihat Ma Goat di tepi sungai itu dan
menghampirinya . Ma Goat sedang gelisah dan jengkel melihat keadaan Han
Sin yang mengkhawatirkan , maka ia menganggap kedatangan gadis berpakaian serba
putih itu sebagai gangguan .
" Pergilah dan jangan ganggu aku !" katanya ketus . "
Engkau tidak akan dapat menolongku !"
Akan tetapi , Kim Lan atau yang biasa di sebut Lan Lan itu sudah memandang wajah
Han Sin . Ia terkejut sekali ketika mengenal wajah itu akan tetapi kekagetannya
itu sama sekali tidak kelihatan . Hanya kerut alisnya saja yang menunjukkan
kekagetannya . Tanpa diminta iapun berlutut di samping ma Goat dan meletakkan
jari-jari tangan kirinya di atas dahi yang mengepulkan uap dingin itu .
" Hemm , dia keracunan hawa dingin yang hebat sekali .
kalau terlambat menolongnya , dalam waktu empat lima jam lagi dia tidak akan
tertolong lagi " , katanya sambil memegang nadi tangan pemuda itu .
Ma Goat kini memandang dengan penuh harapan . "
Engkau ..... engkau mengerti ilmu pengobatan ?" tanyanya .
Dengan tenang sambil tersenyum manis Kim Lan
mengangguk . " Sedikit , akan tetapi jangan khawatir . Aku akan mencoba
menyembuhkannya . Akan tetapi tempat ini
kurang layak untuk mengobatinya . Aku melihat di sana ada sebuah pondok kosong ,
kita bawa saja dia ke sana !" .
Ketika Kim Lan hendak membantu menggotong tubuh
pemuda itu , Ma Goat menolaknya . " Tidak usah , biar ku pondong sendiri " . Dan
ia pun sudah mengangkat dan
memondong tubuh Han Sin yang terasa luar biasa dinginnya itu . Kim Lan memandang
dengan sinar kelembutan membayang di matanya . Sekali pandang saja tahulah ia dan gadis itu amat
mencinta Han Sin . Pondok itu adalah sebuah pondok yang didirikan oleh
mereka yang membutuhkannya , yaitu para pemburu dan para nelayan yang kemalaman
di daerah ini dan menggunakan
pondok itu sebagai tempat melewatkan malam . Sebuah
pondok kayu dan bamboo sederhana , akan tetapi lantainya bersih dan terdapat
banyak jerami kering . " Rebahkan dia di sini , " kata Lan Lan menunjuk ke tengah ruangan yang penuh
jerami . Ma Goat dengan hati-hati sekali merebahkan Han Sin di
atas jerami dan ia memandang penuh perhatian ketika Lan Lan mulai melakukan
pemeriksaan . menekan nadi , dada dan leher Han Sin , kemudian ia menoleh kepada
Ma Goat . " Coba ceritakan , apa yang telah terjadi padanya agar aku dapat
menentukan obatnya " .
Ma Goat berkata dengan harap-harap cemas . " Dia terkena pukulan ayahku , yaitu
pukulan tangan halilintar yang panas .
Akan tetapi dia pada saat yang sama juga terkena pukulan See-thian-mo . Dalam
keadaan panas dingin dia kubawa ke sini dan tadi sudah ku obati dengan obat
penangkal racun akibat pukulan halilintar . Panasnya memang hilang , akan tetapi
tubuhnya menjadi dingin seperti es ........ " .
Lan Lan mengangguk-angguk . " Dia terkena pukulan Seethian-mo " Hemm , aku pernah mendengar bahwa See-thianmo memiliki ilmu pukulan Swat-ciang . Dia keracunan hawa dingin pukulan itu ,
kemudian dia minum obatmu . Obat itu melawan pengaruh pukulan halilintar , tentu
mengandung hawa dingin pula . Maka , racun hawa dingin itu menjadi lipat ganda . Untung dia
memiliki sinking yang kuat , kalau tidak , dia tentu sudah mati " .
" Kau ... kau tentu dapat mengobatinya dan
menyembuhkannya , bukan ?" Tanya Ma Goat .
" Jangan khawatir , akan ku coba " , Lan Lan
mengeluarkan bungkusan jarum-jarumnya dan segera minta
kepada Ma Goat agar menanggalkan baju bagian atas pemuda itu , kemudian ia
menancapkan jarum-jarumnya di beberapa jalan darah . Setelah itu , ia lalu
menggunakan jari tangannya untuk menotok jalan darah di dada , pundak dan
punggung , kemudian menempelkan tangan kirinya ke atas dada Han Sin dan
menyalurkan tenaga sinkangnya .
Ma Goat memandang penuh perhatian dan alangkah girang
hatinya melihat betapa perlahan-lahan wajah Han Sin menjadi normal kembali ,
warna pucat kebiruan itu lenyap dan terganti warna kemerahan . Pernapasan Han
Sin juga tidak lemah seperti tadi . Kemudian terdengar dia mengeluh dan bergerak
. Lan Lan menarik kembali tangannya , dan bangkit berdiri .
Dahi dan lehernya yang putih basah oleh keringat . Ia
menghapus keringat itu dengan ujung lengan bajunya lalu berkata lirih .
" Dia akan sembuh , racunnya sudah meninggalkan
tubuhnya " . Ma Goat merasa girang sekali dan pada saat itu , han Sin mengeluh lirih . ma
Goat cepat berlutu lagi dan ia melihat pemuda itu sudah membuka matanya dan mata
itu di tujukan kepada gadis berpakaian putih yang telah menolongnya tadi .
" Lan-moi ..... !" Han Sin berkata lemah dan mencoba
hendak bangkit duduk , akan tetapi dia mengeluh dan roboh lelentang lagi ,
memejamkan mata karena merasa pening .
" Dia harus beristirahat sebentar dan jangan banyak
bergerak dulu selama satu jam " , kata Lan Lan .
Ma Goat segera bangkit berdiri dan memegang tangan Lan
Lan , menariknya menjauhi Han Sin . " Sobat yang baik , terima kasih banyak atas
pertolonganmu ini . Siapakah
namamu agar aku tidak akan melupakanmu . Aku sendiri
bernama Ma Goat " . Kim Lan tersenyum . " namaku Lan , she Kim . Panggil saja Lan Lan " .
" Lan-Lan , aku sudah berterima kasih kepadamu , mudahmudahan lain waktu aku dapat membalas kebaikanmu .
Sekarang kuharap engkau suka meninggalkan kami " .
Sesaat pandang mata Lan Lan bertemu dengan pandang
mata Ma Goat dan ia maklum . Gadis yang bersenjata suling ini tidak ingin Han
Sin melihatnya kalau sudah sadar nanti !
Ia pun mengangguk sambil tersenyum , lalu meninggalkan
tempat itu dengan langkah lembut seenaknya .
Ma Goat adalah seorang gadis yang sejak kecil hidup di
tengah-tengah kekerasan kehidupan seorang datuk kangouw .
Ia menjadi keras akan tetapi jujur mengeluarkan apa saja yang menjadi isi
hatinya . Ia merasa khawatir setelah melihat betapa Lan Lan yang cantik jelita
itu berhasil menyelamatkan Han Sin . Khawatir kalau Han Sin sadar lalu melihat
Lan Lan akan jatuh hati kepada gadis cantik jelita itu . Maka terang-terangan ia
minta agar Lan Lan meninggalkan tempat itu .
Akan tetapi ia tidak tahu bahwa tadi Han Sin sudah sadar dan membuka matanya dan
dia mengenali Lan Lan . Bahkan
ketika dia terpaksa memejamkan mata karena pening ,
telinganya dapat mendengar dan mengenal dengan baik suara Lan Lan . Diapun
mendengar ucapan Lan Lan yang
mengharuskan dia istirahat dulu dan jangan banyak bergerak , maka diapun
merebahkan diri dan melemaskan seluruh urat syaraf di tubuhnya . Dia merasa
tenang dan nyaman . Setelah dia merasa kesehatannya telah pulih kembali ,
dibukanya matanya dan dia tidak merasa pening lagi . Dengan perlahan dia lalu
bangkit duduk . " Han Sin , jangan banyak bergerak dulu ....... " kata Ma
Goat sambil mendekatinya dan memegang pundaknya, "
bagaimana rasanya sekarang " sudah baikkah " " .
Akan tetapi Han Sin tidak menjawab melainkan memandang
ke kanan kiri , mencari-cari . Dimana ia " Ma Goat , kemana perginya ?" .
Ma Goat mengerutkan alisnya . " Siapa " Engkau mencari
siapa ?" . " Lan-moi , kemana ia pergi ?"
" Lan-moi siapa " Tidak ada siapa-siapa di sini kecuali aku dan engkau , Han Sin
" , kata Ma Goat .

Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Han Sin sekali lagi memandang ke kanan kiri . Setelah
melihat bahwa memang tidak ada Lan Lan di sekitar tempat itu , diapun bangkit
dan berdiri . Dia menggerakkan kedua lengannya dan sudah merasa sehat .
" Ma Goat , harap jangan membohongi aku . Tadi aku
melihat Lan Lan di sini , bahkan mendengar suaranya .
Kemana ia pergi ?" tanyanya sambil memandang tajam wajah gadis itu .
Ma Goat menjadi jengkel . Ia bersusah payah menolong
Han Sin dan begitu sembuh pemuda itu menanyakan wanita
lain ! . " Sudah kukatakan tidak ada siapa-siapa selain aku dan engkau . Tidak
ada yang bernama Lan Lan !" .
" hemmm , ma Goat . Aku ingat bahwa aku telah terkena
pukulan ayahmu dan see-thian-mo sehingga aku terluka
parah. Kemudian engkau membawaku ke sini . Akan tetapi
siapa yang mengobatiku sampai sembuh ?" .
" Siapa lagi yang menyembuhkanmu kecuali aku " Aku yang telah mengobatimu , han
Sin . Dan aku yang membelamu ,
mencegah mereka membunuhmu . Lihat , ini botol obatku
yang sudah habis kuminumkan padamu tadi " .
Han Sin lalu mengangkat kedua tangan depan dada . " ma
Goat , engkau baik sekali kepadaku . Aku masih ingat betapa engkau melawan
ayahmu sendiri dan see-thian-mo untuk
menyelamatkanku dan membawaku ke sini untuk mengobatiku
. Aku mengucapkan terima kasih dan mudah-mudahan lain
waktu aku akan dapat membalasmu . Sekarang aku hendak
melanjutkan perjalanan " .
" Engkau hendak pergi meninggalkan aku " Tidak , han Sin
. Kalau engkau pergi , kemanapun aku harus ikut denganmu !"
kata gadis itu dengan suara tegas .
Han Sin terkejut dan memandang heran . Sejenak pandang
mata mereka bertemu , Han Sin penuh selidik dan gadis itu kukuh dank eras .
" Ma Goat , apa maksudmu " Tidak mungkin engkau pergi
mengikutiku !" " Kalaua engkau tidak mau membawaku , engkaulah yang
harus ikut dengan aku menghadap ayahku !" .
" Ehhh " Apa yang kaumaksudkan " Aku tidak mengerti
sikap dan ucapanmu ini !" .
" Maksudku sudah jelas . Engkau harus mempunyai dua
pilihan . Yang pertama , engkau membawaku kemanapun
enbgkau pergi dan yang kedua , kalau engkau tidak dapat membawaku , engkau harus
ikut aku menghadap ayah dan
tinggal bersama ku di Kwi-san " .
" Akan tetapi mengapa begitu " Apa artinya ini ?" Han Sin benar-benar merasa
terkejut , heran dan tidak mengerti .
" Artinya sudah jelas , Han Sin . Engkau menjadi pilihan hatiku dan aku sudah
memutuskan untuk memilihmu sebagai jodohku . Sekarang tinggal engkau pilih .
Hidup sebagai suamiku di Kwi-san , atau engkau membawa aku kemanapun
engkau pergi . Aku akan menjadi pendampingmu yang setia selama hidupmu " .
Han Sin terbelalak kaget dan mengamati wajah cantik itu penuh selidik .
Teringatlah dia kepada Kui Ji , gadis dari keluarga gila itu . Apakah Ma Goat
inipun gila seperti Kui Ji "
Akan tetapi sikap dan kata-katanya tidak menunjukkan bahwa
ia gila . Kemudian dia melihat kenyataannya yang
menggelisahkan hatinya . Gadis ini tidak gila akan tetapi jatuh cinta kepadanya
dan hendak memaksanya untuk menjadi
suaminya ! Sungguh suatu cara pemaksaan jodoh yang tidak banyak bedanya dengan
cara yang di pakai si gadis gila Kui Ji .
" Menyesal sekali aku tidak dapat memenuhi permintaanmu
, Ma Goat . Maafkan aku . Aku belum mempunyai keinginan untuk mengikatkan diri
dengan perjodohan . Aku tidak mau tinggal di Kwi-san sebagai suamimu , juga
tidak mau membawamu dalam perjalananku " , katanya tegas .
Ali situ berkerut dan sepasang mata yang indah itu berkilat .
ma Goat menggerakkan tangannya dan suling hitamnya sudah dicabutnya dari ikat
pinggang . " Kalau begitu , terpaksa aku harus menawanmu , han Sin !" katanya
sambil mengamangkan sulingnya . " Engkau sungguh tidak mengenal budi . Engkau pernah
menyelamatkan aku , sebaliknya aku pun sudah menyelamatkan nyawamu . Mengapa
engkau menolak keinginanku untuk hidup bersamamu ?" .
" Ma Goat , ketika aku menolongmu , sama sekali tidak ada pamrih dalam hatiku .
Akan tetapi engkau menolongku dengan pamrih mendapatkan imbalan yang tidak dapat
aku memenuhinya " . " Sudahlah , engkau harus menjadi suamiku , apapun yang terjadi !" Gadis itu
sudah menggerakkan sulingnya untuk menotok pundak Han Sin .
Akan tetapi Han Sin cepat mengelak . Ia tidak ingin
berkelahi dengan gadis ini , apalagi tenaganya belum pulih seluruhnya , maka dia
lalu mempergunakan ginkang untuk
melompat jauh dari tempat itu lalu melarikan diri ! .
" Han sin , tunggu ! Jangan tinggalkan aku !" Ma Goat
berteriak lalu mengejar . Akan tetapi larinya kalah cepat dan sebentar saja ia
sudah kehilangan bayangan Han Sin .
Akhirnya ia berhenti dan membanting-banting kaki , kemudian ia berlari pulang
sambil menangis di sepanjang jalan .
Pak-te-ong sedang bersama tamunya , See-thian-mo ,
dalam sebuah ruangan . Mereka berdua bercakap-cakap
dengan rahasia , tidak seorangpun boleh ikut mendengarkan .
Akan tetapi mendadak terdengar suara gaduh diluar pintu dan ketika mereka
menengok , ternyata para anak buah Te-kwi-pai yang sedang berjaga diluar , roboh
terpelanting . Dua orang kakek itu terkejut akan tetapi Pak-te-ong tersenyum
lega ketika melihat bahwa yang mengamuk dan merobohkan para
penjaga itu bukan lain adalah ma Goat , puterinya . Kiranya Ma Goat mengamuk dan
memukuli mereka ketika ia di larang oleh para penjaga pada saat ia hendak
memasuki ruangan itu . Ma Goat berlari masuk ruangan itu dengan kedua mata
merah , karena menangis , melihat ayahnya , ia lari
menghampiri ayahnya . " Ayah ... Han Sin ... ! " Ia menangis dalam rangkulan
ayahnya . Sikapnya sungguh seperti seorang anak kecil yang manja sekali .
Pa-tek-ong tertawa dan menepuk-nepuk pundak puterinya .
" ha-ha-ha , Goat-ji . Maksudmu Cian Han Sin itu telah
mampus ?" . " Ah , tidak , ayah . Dia tidak mati , dia melarikan diri . Ayah
, carilah dia , tangkaplah dia untukku ..." .
" Apa " Dia tidak mati ?" See-thian-mo yang bertanya ini sambil bangkit berdiri
dari tempat duduknya . Dia terkejut dan saling pandang dengan Pak-te-ong .
" Tapi , dia telah terkena Tangan Halilintarku !" kata Pak-te-ong .
" Aku telah memberinya obat penawarnya ayah " , kata Ma Goat .
" Akan tetapi dia telah kupukul dengan Tangan Saljuku !"
kata pula See-thian-mo . " Obat penawarku itu mengandung inti hawa dingin , maka tentu akan membuat
akibat akibat pukulan Tangan Salju See-thian-mo lebih hebat lagi . Bagaimana dia
dapat bertahan dan hidup ?" Pak-te-ong bertanya heran .
" Mula-mula juga begitu , ayah . Setelah ku beri obat
penawar , Han Sin terserang dingin dank u kira dia telah mati .
Akan tetapi lalu muncul seorang gadis , dan gadis cantik itulah yang telah
mengobatinya hingga sembuh . Akan tetapi setelah sembuh dia pergi meninggalkan
aku , ayah " . " Hemm , bukankah engkau sendiri yang minta agar kami
tidak mengganggunya dan membebaskannya " Setelah kini dia sembuh dan bebas pergi
, mengapa engkau rewel lagi ?" Pak-te-ong menegur puterinya dengan heran .
" Ayah .... " kata Ma Goat dan suaranya bernada manja
sekali . " Aku melarang dia di bunuh karena aku ingin melihat dia hidup di
sampingku selamanya . Hatiku telah memilihnya sebagai jodohku dan dia ......... dia
lari meninggalkan aku ........
" . " Apa ?" kini mata Pak-tek-ong melotot . " Dia berani
menolakmu " Anakku , bawa anak buah dan carilah dia ,
tangkap dan seret ke sini . Dia harus mau menjadi suamimu kalau engkau sudah
memilihnya !" . Dia bertepuk tangan sebagai isyarat memanggil para anak buahnya . Anak buah Teekwi-pai lari berdatangan dan Pak-te-ong memerintahkan duapulu orang anak buah
untuk membantu Ma Goat mencari Han Sin yang melarikan diri .
" Cepat kejar dia , anakku . Jangan sampai dia lari jauh dan lolos !" .
Ma Goat lalu berlari keluar , memberi isyarat kepada
duapuluh orang itu dan segera mengikutinya . Setelah Ma Goat dan anak buahnya
pergi , See-thian-mo tertawa bergelak
. " Ha-ha-ha ! Anaknya sama keras kepala dengan bapaknya
! Kalau engkau dapat memiliki mantu seperti pemuda tadi , pak-te-ong ,
kedudukanmu tentu akan semakin kuat " .
Pak-te-ong tertawa sambil mengelus jenggotnya dan
mengangguk-angguk . " Mudah-mudahan Goat-ji dapat
menangkapnya . sekarang marilah kita lanjutkan percakapan kita tadi . Aku amat
tertarik , See-thian-mo " .
Dua orang kakek itu masuk kembali k edalam rumah dan
melanjtkan percakapan mereka yang tadi terputus . Mereka duduk berhadapan dalam
ruangan tertutup itu . " See-thian-mo , coba jelaskan lagi , tugas rahasia apakah yang di berikan oleh
Lui ciangkun untuk kita " " Tanya Pak-te-ong . " Kau tadi mengatakan bahwa kita
harus membunuh Kaisar Yang Ti ?" . " Benar , pak-te-ong . Kita di tugaskan membunuh Kaisar Yang Ti dan sebagai
imbalannya kalau kita berhasil , dia akan
memberi seribu tail emas dan mengusahakan agar kita berdua menjadi pimpinan di
dunia kang-ouw " . " hemm , imbalan yang amat menarik . Akan tetapi ,
pekerjaan itupun amat sukar , bahkan ku anggap tidak
mungkin di lakukan . Kaisar berada di istana yang terjaga oleh pasukan pengawal
dengan ketat , bahkan di istana terdapat jagoan-jagoan istana yang berilmu
tinggi . Bagaimana mungkin kita berdua melaksanakan tugas itu "
Seperti memasuki lautan api . Jangankan berhasil , kita berdua bahkan akan
terbakar hangus !" .
" Ah , Pak-tek-ong , kalau seperti yang kau sangka itu , aku sendiri tentu tidak
akan mau menyanggupi , akan tetapi
ketahuilah bahwa Kaisar yang Ti dalam bulan depan akan
memimpin pasukan sendiri melakukan pembersihan dan
penyerangan ke daerah utara . Terbuka kesempatan baik bagi kita untuk turun
tangan . Ketika Kaisar Yang Ti sedang
memimpin pasukannya , kita membawa anak buah menyamar
dengan pakaian pasukan Sui , menyusup mendekati Kaisar
dan dengan mudah akan membunuhnya " .
Pak-te-ong mengangguk-angguk . " hemm , kalau demikian
halnya menjadi lain lagi dan siasat itu baik sekali . Akan tetapi aku merasa
heran . Bukankah Lui-ciangkun kini telah
memperoleh kedudukan baik sebagai seorang panglima besar
" Kenapa dia menghendaki kematian Kaisar Yang Ti ?" .
" Sebabnya mudah di duga , Pak-tek-ong . Dia amat
membenci Kaisar dan dia pula yang banyak membantu
sehingga kaisar terjerumus ke dalam keadaan yang sekarang , berfoya-foya
menghamburkan uang Negara . Semua itu masih belum memuaskan hati Luiw Couw . Dia
menghendaki Kaisar itu mati " .
" Akan tetapi , mengapa dia demikian membenci Kaisar ?" .
" Sederhana saja , Dendam sakit hati . Ketahuilah bahwa Lui Couw itu adalah
putera mendiang Toat Beng Giam Ong " .
" Ahhh ! Kok-su dari Kerajaan To-ba yang di jatuhkan oleh Kerajaan Sui ?" Tanya
Pak-te-ong . Jilid 14 " Benar , karena itu Lui-ciangkun memiliki banyak
peninggalan ayahnya berupa harta benda yang berhasil di selamatkan , juga
warisan ilmu silatnya sehingga dia dapat memperoleh kedudukan tinggi sebagai
panglima besar . Dalam usahanya membunuh kaisar , bukan semata untuk membalas
dendam . Akan tetapi juga demi masa depannya . Dia sudah mencalonkan pangeran
yang akan mendukungnya menggantikan kedudukan kaisar sehingga dia akan dapat
menguasai kaisar baru dan memperoleh kedudukan yang lebih tinggi . Dan dia tentu
tidak akan melupakan jasa kita , Pak-te-ong " .
" Baik , See-thian-mo , akan ku pertimbangkan penawaran Lui-ciangkun itu . Akan
tetapi aku akan mengurus lebih dahulu puteriku yang manja itu . Mudah-mudahan ia
telah berhasil menangkap calon mantuku , ha-ha-ha !"
See-thian-mo lalu berpamit setelah berjanji akan
mengadakan pertemuan lagi untuk mendengar kepastian
jawaban ketua Te-kwi-pai itu .
***** " Cepat , hayo kalian berlari lebih cepat !" teriak Ma Goat kepada anak
buahnya . Tentu saja para anggota Te-kwi-pai
terengah-engah mengejar , karena ilmu berlari cepat Ma Goat tidak mungkin dapat
mereka tandingi . Biarpun mereka sudah berlari secepatnya , tetap saja mereka
tertinggal jauh sehingga terpaksa Ma Goat menghentikan larinya dan
beberapa kali menanti sampai mereka datang dekat .
Mereka telah melakukan pengejaran sampai jauh namun
belum juga berhasil menemukan orang yang di cari , yaitu Han Sin . Ma Goat sudah
menjadi jengkel sekali dan hamper putus asa ketika tiba-tiba ia melihat seorang
wanita berpakaian serba putih berjalan seorang diri di sebelah depan . ia
mengerutkan alisnya dan teringat akan gadis berpakaian serba putih yang telah
mengobati dan menyembuhkan Han Sin .
Cepat ia melakukan pengejaran dan setelah wanita baju putih itu tinggal belasan
meter di depannya , Ma Goat lalu
menggunakan ginkang ( ilmu meringankan tubuh ) meloncat tinggi melampaui kepala
wanita itu dan turun berjungkir balik di depannya . Ia melihat bahwa benar
dugaannya , wanita itu bukan lain adalah Kim Lan , gadis yang telah mengobati
Han Sin . Kim Lan atau lan Lan sendiri tersenyum ketika melihat Ma Goat . Dara
berpakaian putih ini memang selalu tenang dan ia tidak terkejut atau heran
melihat Ma Goat muncul begitu saja , meloncat turun dari udara .
Akan tetapi Ma Goat sudah memandang dengan muka
merah dan hati panas . Teringat ia betapa Han Sin menyebut-nyebut nama gadis ini
ketika siuman dari pingsannya , mencari
" Lan-moi !" . "Lan-Lan !" bentak Ma Goat . " Hayo katakana dimana
engkau menyembunyikan Han Sin !" Ia mengangkat sulingnya dengan sikap penuh
ancaman . Lan-Lan memandang dengan sinar mata heran dan mulut
tersenyum sabar . " Ma Goat , apa yang engkau maksudkan
dengan pertanyaan itu " Aku tidak menyembunyikan Han Sin atau siapapun .
Bukankah ketika itu dia bersamamu ?" .
" Katakan dimana dia atau kubunuh engkau !" kembali Ma
Goat yang sudah marah karena cemburu itu membentak ,
sementara itu duapuluh orang anak buah Te-kwi-pai sudah tiba di situ pula dan
mengepung Lan Lan . Gadis itu masih saja bersikap tenang seperti biasa . Ia
tidak merasa melakukan kesalahan apapun , maka orang yang merasa dirinya bersih
selalu tenang . " Ma Goat , tenangkanlah hatimu . Sejak aku meninggalkan engkau dan Han Sin ,
aku tidak melihatnya lagi " .
Akan tetapi Ma Goat sudah membenci dara baju putih itu
karena cemburu , maka baik Lan Lan mengetahui dimana


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adanya Han Sin atau tidak , tidak ada bedanya baginya . Lan Lan harus di
bunuhnya untuk melampiaskan cemburu dan
kebenciannya . " mampuslah !" bentaknya dan sulingnya
sudah menyambar bagaikan kilat kea rah leher Lan Lan yang putih mulus itu .
Serangan ini hebat sekali . Karena kehebatan dan keganasan sulingnya < Ma Goat
sampai di juluki Suling Maut ! Sulingnya memang ganas sekali dan biasanya jarang
ada lawan yang mampu terhindar dari serangan suling
mautnya . Namun ternyata Lan Lan bukan seorang gadis yang lemah , biarpun nampaknya ia
lemah lembut . Dengan gerakan indah dan halus sekali ia dapat mengelak dari
serangan suling maut itu . Ia menarik tubuh bagian atas ke belakang dan ketika
suling it uterus menyambarnya dengan serangan berikutnya , yaitu menotok kea rah
dadanya , iapun melompat ke samping sejauh dua meter sehingga totokan itupun
luput . " Ma Goat , tahan dulu ! Apa kesalahanku kepadamu maka
engkau hendak membunuhku " Jelaskan dulu agar andaikata
engkau dapat membunuhku , aku dapat mati dengan mata
terpejam " . Ma Goat menudingkan sulingnya dan tanpa malu-malu lagi
diapun berkata ketus , " han Sin lari meninggalkan aku !
Ketika siuman dari pingsan , ia menyebut-nyebut namamu , maka tentu engkau
hendak merebut dia dari tanganku !
Engkau yang menyembunyikannya !" .
Wajah Lan Lan berubah kemerahan . Andaikata benar
hatinya tertarik dan merasa suka kepada Han Sin , ia tidak mungkin akan merebut
seorang laki-laki dari tangan gagis lain
. Dengan suara penuh kesabaran iapun berkata , " ma Goat , aku tidak
menyembunyikannya dan juga tidak tahu dia berada dimana . Kalau aku bertemu
dengan dia akan kuberitahukan padanya bahwa engkau mencarinya . Akan tetapi
dengar nasehatku . Ma Goat , cinta tidak mungkin dapat dipaksakan .
kalau dia tidak mencintaimu , sebaiknya kalau dia pergi karena kalau engkau
memaksanya , kelak engkau hanya akan
menderita kekecewaan dan kesengsaraan " .
" Persetan dengan nasehatmu ! Aku menginginkan dia dan
tidak ada seorangpun manusia boleh menghalangiku !" Dan Ma Goat sudah menyerang
lagi dengan lebih hebat . Bahkan kini tangan kirinya memukul dengan telapak
tangan terbuka dan hawa panas menyambar kea rah tubuh Lan Lan . Itulah pukulan
Tian-Ciang ( Tangan Halilintar ) yang sangat ampuh .
Lan Lan mengenal pukulan ampuh dan iapun mengelak ke
samping dan tiba-tiba kakinya mencuat dengan tendangan
memutar . Ia harus membalas serangan lawan kalau tidak
ingin terdesak . Ma Goat juga dapat menghindarkan diri dari tendangan itu dan
terjadilah pertandingan yang seru dan mati-matian karena agaknya Ma Goat
berusaha benar untuk membunuh Lan Lan . Sungguh tidak di sangka-sangka oleh Ma Goat sendiri
bahwa dara berpakaian putih yang pandai ilmu pengobatan itu ternyata memiliki
kepandaian silat yang tinggi pula ! Buktinya Lan Lan mampu menandinginya bahkan
sama sekali tidak dapat ia mendesaknya . Hal ini memang tidak mengherankan .
Lan Lan adalah murid terkasih dari Thian Ho Hwesio yang berjuluk Siauw Bin Yok
Sian ( Dewa Obat Muka Tertawa ) , seorang kakek sakti yang dikenal semua datuk
di dunia persilatan sebagai seorang yang pandai ilmu silat dan ilmu pengobatan . Thian Ho
Hwesio amat syang kepada Lan Lan , maka diapun mewariskan semua ilmu silat dan
ilmu pengobatannya kepada gadis ini . Dan Lan Lan sendiri memiliki otak yang cerdik
dan juga amat berbakat , maka ia kini
menjadi seorang gadis yang lihai sekali , walaupun ia tidak pernah
memperlihatkannya karena ia lebih senang
mempraktekkan kepandaiannya dalam hal pengobatan untuk
menolong orang ketimbang mempraktekkan silatnya untuk
berkelahi ! . Setelah tigapuluh jurus lebih lewat tanpa dapat mendesak Lan Lan , Ma Goat
menjadi marah dan ia berseru kepada anak buah Te-kwi-pai untuki mengeroyok .
Majulah mereka semua dan duapuluh orang anak buah itupun menggerakkan senjata
mereka mengeroyok Lan Lan . Gadis ini diam-diam terkejut .
Tak di sangkanya bahwa Ma Goat demikian bernafsu untuk
membunuhnya sehingga tak malu untuk melakukan
pengeroyokan . Ia tahu bahwa semua ini adalah gara-gara cinta gadis liar itu
kepada Han Sin . Ia menggerakkan
tubuhnya berkelebatan di antara para pengeroyoknya untuk melepaskan diri dari
kepungan dan kalau mungkin melarikan diri . Akan tetapi pengeroyokan itu ketat
sekali sehingga Lan Lan berada dalam keadaan gawat . Terutama sekali serangan Ma
Goat yang selalu mengancam nyawanya .
Dalam keadaan yang gawat itu , tiba-tiba para pengeroyok manjadi kacau ketika
datang seorang yang menerjang mareka dari luar . Beberapa orang roboh oleh
terjangan ini dan muncullah seorang pemuda tampan yang mengamuk dengan
sepotong tongkat dari ranting pohon itu . Biarpun senjatanya hanya sepotong
tongkat kayu , namun pemuda tampan itu
hebat sekali gerakannya .
Ketika melihat pemuda tampan ini , Lan Lan merasa
gembira sekali . Biarpun pemuda itu kini sudah mengenakan pakaian yang bagus
seperti pakaian seorang sastrawan muda yang terbuat dari sutera halus dan
mahal , namun ia masih dapat mengenalnya sebagai pemuda yang dulu berpakaian
seperti seorang pengemis dan yang bersamanya menolong
Han Sin dari tangan keluarga gila ! .
Melihat betapa Cu Sian , pemuda tampan itu , mengamuk
dan merobohkan banyak pengeroyok , Lan Lan khawatir
kalau-kalau akan banyak orang dibunuhnya , maka ia lalu bergerak mendekati dan
berseru , " Sobat , tidak perlu
melayani mereka . Bantulah aku lolos dari kepungan ini ! " .
Mendengar ucapan ini , Cu Sian menjawab , " Baiklah !" Dia tidak tahu urusannya
yang terjadi antara Lan Land an para pengeroyoknya itu , dan diapun melihat
betapa lihainya gadis yang memegang lihainya gadis yang memegang suling , yang
agaknya menjadi pemimpin para pengeroyok . Dia membantu Lan Lan hanya karena
sudah pernah bertemu dan bekerjasama menolong Han Sin . Maka diapun memutar
tongkatnya dan membantu Lan Lan untuk lolos dari kepungan dan tak lama kemudian
mereka berdua sudah melarikan diri dengan cepat .
Ma Goat marah sekali . Ia membanting-banting kakinya dan memaki-maki para anak
buah Te-kwi-pai karena tidak berhasil
membunuh Lan Lan . Ia maklum bahwa mengejar kedua
orang itu tidak ada gunanya . Anak buahnya pasti tidak akan mampu menyusul .
Hanya ia yang dapat menandingi ilmu
berlari cepat kedua orang itu , akan tetapi ia seorang diri tidak mungkin menang
menghadapi kedua orang itu , karena
pemuda remaja tadipun amat lihai . Dengan wajah murung
iapun meninggalkan tempat itu bersama anak buahnya .
***** Mereka berdua mepergunakan ilmu berlari cepat dan
seperti dulu , ketika mereka pada malam hari di atas kuil Hwa-li-pang saling
berkejaran mengadu ginkang , kini mereka seolah berlumba lari untuk mengetahui
siapa di antara mereka yang lebih cepat larinya ! .
Sampai jauh mereka berlari dan ternyata mereka memiliki ilmu berlari cepat yang
seimbang tingkatnya . Akhirnya Cu Sian berhenti di dalam sebuah hutan dan dia
agak terengah . Dia berhenti memandang Lan Land an pernapasannya biasa
saja . Maka dengan terkejut Cu Sian diam-diam harus mengakui bahwa dia masih
kalah setingkat ! . " Hemmm , engkau enci ... eh ... siapa lagi namamu ?" .
Lan Lan tersenyum . " namaku Kim Lan , panggil saja Lan Lan " .
" Dan aku Cu Sian , engkau masih ingat kepadaku , enci
Lan ?" . Lan Lan tersenyum ramah . " Tentu saja aku masih ingat
kepadamu , biarpun kini engkau menjadi seorang kong-cu
yang kaya raya dan dahulu engkau seorang jembel muda yang nakal " .
Keduanya tertawa dan Cu Sian merasa suka sekali kepada
gadis berpakaian putih yang lembut ini . " Akupun
mengenalmu . Mudah saja ingat kembali kepada gadis
berpakaian putih yang cantik jelita seperti bidadari , lihai dalam ilmu
pengobatan dan juga ilmu silat !" .
" Hai , perayu benar engkau !" cela Lan Lan sambil
tersenyum polos . Ia tidak merasa tersipu mendengar pujian muluk ini dari mulut
seorang pemuda tampan , karena
pandang mata yang tajam dari Lan Lan sudah membuat ia
menyadari bahwa pemuda tampan ini adalah seorang gadis
yang nakal dan suka menggoda orang ! .
Cu Sian tertawa senang , " begitu melihat engkau di
keroyok , aku langsung turun tangan membantumu . Eh , enci Lan , kenapa sih
engkau dikeroyok begitu banyaknya orang "
Siapakah mereka dan siapa pula gadis memegang suling yang galak tadi ?" .
" Panjang ceritanya , Cu Sian . Mari kita mencari tempat yang bersih untuk duduk
dan bicara . " Mereka lalu mencari tempat yang bersih di dekat sebuah anak
sungai dimana terdapat batu-batu besar yang bersih . Mereka duduk di atas batu yang rata dan
bercakap-cakap dengan santai .
" Nah , sekarang berceritalah , encu Lan . Aku menyebutmu enci karena usia kita
tentu sebaya " . " Boleh saja . Dan apakah aku harus menyebut koko (
kanda ) kepadamu ?" Cu Sian tertawa . " Sebut saja namaku , itu lebih akrab .
Nah , lanjutkan ceritamu , enci Lan " .
" Tadi pagi secara kebetulan aku melihat Han Sin ........ " .
" Ah , benarkah " Dimana dia " Apa yang dikerjakan dan
dimana dia sekarang ?" .
Melihat Cu Sian memberondongnya dengan pertanyaan
tentang han Sin , Kim Lan tertawa , akan tetapi didalam hatinya ia mencatat
bahwa gadis yang menyamar pria ini
agaknya menaruh banyak perhatian terhadap pemuda itu .
" Dengarkan dulu ceritaku , Cu Sian . Aku melihat Han Sin bersama seorang gadis
di tepi sungai . Akan tetapi aku lihat Han Sin dalam keadaan sekarat , keracunan
pukulan ampuh " . " Wah , celaka ! Lalu .... Lalu bagaimana ?"
" Aku menawarkan bantuan kepada gadis itu untuk
mengobati Han Sin . Dan kebetulan aku mengenal hawa
beracun yang menyebabkan dia sekarat itu . Aku berhasil menyembuhkannya dan
sebelum Han Sin sadar , aku sudah
meninggalkan mereka . Akan tetapi , tiba-tiba tadi muncul gadis yang bersama Han
Sin itu , bersama anak buahnya dan ia menuduh aku melarikan dan menyembunyikan
Han Sin . Tentu saja aku menyangkal karena sesudah mengobatinya , aku lalu meninggalkan
mereka dan tidak bertemu lagi dengan Han Sin . gadis itu tidak percaya, bahkan
lalu menyerangku dan mengeroyokku bersama anak buahnya . Untung engkau
datang membantuku kalau tidak tentu aku celaka karena gadis itu lihai bukan main
" . " Hemmm , aneh . Siapakah gadis itu dan mengapa pula ia mencari Han Sin kalau
engkau meninggalkan Han Sin
bersamanya ?" . " Namanya Ma Goat , demikian menurut pengakuannya .
Dan karena ayahnya ahli ilmu pukulan Tangan Halilintar , aku ingat bahwa yang
memiliki ilmu itu adalah datuk Pak-te-ong
Ma Giok . jadi ia tentu puteri Pak-te-ong . Akan tetapi menurut penuturannya ,
han Sin menderita karena pukulan Tangan
Halilintar ayahnya , kemudian juga terkena pukulan Tangan Salju dari See-thianmo . Agaknya melihat Han Sin menjadi korban kedua pukulan itu , Ma Goat lalu
menolongnya , akan tetapi , ia hanya dapat mengobati akibat pukulan Tangan
Halilintar , tidak mampu mengobati bekas Tangan Salju . Dan aku tidak tahu apa
hubungan gadis itu dengan Han Sin " .
Cu Sian mengerutkan alisnya dan merenung , lalu bicara
kepada diri sendiri , " ma Goat itu membela dan menolong Han Sin , biarpun
agaknya Han Sin dimusuhi ayahnya .
Agaknya Han Sin meninggalkannya dan ia mencari-carinya .
Tak salah lagi , tentu gadis liar itu jatuh cinta kepada Han Sin
!" . Ketika mengucapkan kalimat terakhir itu ia menoleh dan memandang wajah Lan
Lan . Lan Lan tersenyum melihat Cu Sian mengerutkan alisnya
dan pandang matanya demikian serius . " Mungkin benar
dugaanmu itu ." katanya .
" Tentu saja benar ! Gadis liar itu telah menolong Han Sin , kenapa kemudian ia
lalu mencarinya " Tentu ia telah jatuh cinta dan ingin memiliki Han Sin . Akan
tetapi .... " ia lalu bicara lirih lagi sambil mengingat-ingat , " kenapa ia ingin
membunuhmu , kenapa ia menduga engkau melarikan dan
menyembunyikan Han Sin ?" . Dia diam sebentar dan
mengelus dagunya yang halus tanpa selembarpun jenggot , kemudian tiba-tiba ia
memandang lagi kepada Lan Land an berkata , " Ah , tentu saja ! Ia mengira bahwa
engkau juga mencinta Han Sin ! Ia ingin membunuhmu karena cemburu !"
. " Hemmmm ... " Lan Lan hanya mengguman biarpun
didalam hatinya ia membenarkan pula dugaan Cu Sian yang cerdik itu .
Tiba-tiba Cu Sian menatap wajah gadis itu dengan tajam
dan bertanya " Enci Lan , benarkah dugaan itu bahwa engkau mencinta Han Sin ?"
Sinar mata Cu Sian demikian tajam
memandang wajah Lan Lan penuh selidik . Mendapat
pertanyaan yang di tujukkan tiba-tiba ini , Lan Lan merasa seolah-olah dadanya
di todong ujung pedang . Ia tergagap menjawab .
" Aku .... Eh , aku tidak tahu , Cu Sian . Belum pernah aku berpikir tentang itu
........ " " Sukurlah kalau begitu . enci Lan . Aku kasihan kepadamu kalau sampai engkau
jatuh cinta kepada Han Sin . Pemuda seperti itu tidak patut menerima cinta
seorang gadis seperti engkau " .
" Eh ... kenapa begitu Cu Sian ?" .
" Dia ... dia tidak berharga ! Dia seorang pemuda mata
keranjang dan di mana-mana ia mempunyai kekasih . Hatimu akan hancur dan patahpatah kalau engkau mencintanya " .
" Bagaimana engkau tahu ?" .
" tentu saja aku tahu . Aku sudah melakukan perjalanan
bersamanya ke utara . Dia merayu dan menggoda puteri kepala suku , bahkan merayu
kedua-duanya sehingga mereka jatuh cinta kepadanya , memperebutkannya . Akan
tetapi apa jadinya " Dia tinggalkan mereka begitu saja ! Huh , dia laki-laki
yang tidak boleh dicinta seorang gadis !" .
Lan Lan tersenyum . " Hem , dan bagaimana dengan
engkau sendiri ?" . Cu Sian memandang dengan mata terbelalak . " Aku ?" Apa maksudmu dengan
pertanyaan itu ?" . Lan Lan masih tersenyum . " Maksudku , kalau engkau
tentu bukan seorang pemuda seperti itu . Engkau tidak akan mempermainkan orang
yang jatuh cinta kepadamu , bukan ?"
. " Tentu saja tidak ! Kalau aku jatuh cinta , aku akan
mencinta dengan sepenuh jiwa ragaku , dan aku siap untuk membelanya , dengan
taruhan nyawa sekalipun . Aku akan
bersetia sampai mati !" .
Kata-kata ini diucapkan penuh semangat dan diam-diam
Lan Lan merasa terharu . Ia percaya bahwa kata-kata itu keluar dari lubuk hati
dan bukan sekedar membual .
" Mudah-mudahan saja orang yang kau cinta itu akan
membalas pula cintamu Cu Sian . Orang seperti engkau cinta dan patah hati " .


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Mudah-mudahan , enci Lan . Engkau .... Sungguh baik
sekali . Agaknya , aku akan mudah jatuh cinta kepadamu
kalau saja aku belum mempunyai seorang pilihan hati " .
Lan Lan tersenyum lalu bangkit berdiri . " Nah , sudah
cukup kita bicara , Cu Sian . Aku harus melanjutkan
perjalananku dan selamat berpisah !" .
" Eh , nanti dulu , enci Lan , Menurut pendapatmu ,
kemanakah perginya Han Sin " Aku ingin bertemu dan bicara dengannya " .
" Bagaimana aku tahu " Ketika aku mengobatinya , bahkan aku tidak sempat bicara
dengannya . Akan tetapi mengingat aku menemukannya di bukit Kwi-san di pantai
Huang-Hi , mungkin ia berada di sekitar lembah sungai itu . Nah , sampai jumpa , Cu Sian
" . " Selamat jalan , enci Land an terima kasih " .
Mereka berpisah dan di sepanjang perjalanan , Kim Lan
tersenyum-senyum seorang diri . Jelas bagaikan sebuah kitab terbuka , Cu Sian
adalah seorang gadis dan gadis itu mencinta Han Sin ! Akan tetapi senyumnya agak
berubah ketika ia merasa betapa hatinya seperti tertusuk . Pedih rasanya , cepat ia mengusir
perasaan itu , dan melanjutkan perjalanannya sambil berlari secepat terbang .
***** Han Sin menuju ke Shan-si . Dia hendak singgah dulu di taigoan , hendak mencari
keterangan dimana adanya kuburan
ayahnya . Dari Tarsukai dia mendapat keterangan bahwa
ayahnya yang tewas di pertempuran itu dimakamkan oleh
Gubernur Li Goan . Ketika dia menghadap Gubernur , dia di terima oleh Li
Kongcu , yaitu Li Si Bin yang mewakili ayahnya . Pemuda putera Gubernur itu
girang sekali melihat Han Sin , apalagi ketika Han Sin bercerita bahwa dia telah
bertemu dan tinggal beberapa hari lamanya di perkampungan suku Yak-ka . Dalam
kesempatan itu Han Sin bertanya tentang makam ayahnya .
" Ah , maafkan kami bahwa ketika itu kami lupa
memberitahu kepadamu , Cian-twako . Jenazah ayahmu
memang di makamkan di sini , bahkan upacara pemakaman di sini , bahkan upacara
pemakaman di lakukan secara besar-besaran seperti layaknya pemakaman seorang
pahlawan besar . Semua itu di urus oleh ayah. Mari kuantarkan engkau
mengunjungi makam " .
Li Si Bin sendiri yang mengantar Han Sin berkunjung ke
makam ayahnya . Dia memandang kagum melihat Han Sin
berlutut menyembahyangi makam ayahnya tanpa bercucuran
air mata seperti kebiasaan orang-orang yang berkunjung ke makam . Pemuda yang
tinggi tegap itu ternyata memiliki
ketabahan dan kekerasan hati .
Setelah selesai sembahyang , Li Si Bin lalu mengajak Han Sin bercakap-cakap
tentang kegagahan ayahnya seperti yang di dengarnya dari cerita orang-orang
tua . " Ayahmu bukan hanya seorang pahlawan negeri , Ciantwako . Akan tetapi menurut cerita para tokoh kang-ouw , dia juga seorang
pendekar yang amat gagah perkasa dan di takuti para penjahat . Engkau patut
merasa bangga mempunyai seorang ayah seperti dia , " demikian kata Li Si Bin .
" Sayang dia terbunuh secara pengecut dari belakang ketika dia sedang memimpin
pasukan berperang , dan lebih saying lagi sampai sekarang aku belum dapat
mengetahui siapa pembunuhnya " , kata Han Sin .
Akan tetapi , tentu di utara engkau sudah mendapatkan
keterangan tentang itu , bukan ?" .
" Ketarangan yang belum jelas menyebutkan siapa
pelakunya , kong-cu . Aku masih harus menyelidikinya ke kota raja " .
" Aku percaya penyelidikanmu akan berhasil , Cian-twako " .
Pada saat itu , empat orang pengawal menemani seorang
berpakaian panglima menghampiri Li Si Bin dan Cian Han Sin .
Empat orang pengawal itu memberi hormat kepada Li Si Bin dan berkata , " kami di
utus oleh Tai-jin untuk mengantarkan ciang-kun yang datang dari kota raja ini ke
sini karena dia hendak bertemu dengan pemuda ini " , Pengawal itu
menundingkan telunjuknya kea rah Han Sin .
Tentu saja Han Sin merasa heran sekali dan dia
memandang kepada perwira itu dengan penuh perhatian .
Panglima itu berusia tigapuluh lima tahun , tubuhnya jangkung kurus dan sikapnya
gagah . Mendengar laporan pengawal itu , panglima itu segera memberi hormat
kepada Li Si Bin dan berkata , " Harap kong-cu maafkan kalau saya mengganggu "
. Li Si Bin menatap wajah perwira itu penuh selidik , lalu bertanya . " Ciangkun , siapakah dan ada keperluan apa mencari saudara Cian Han Sin ?" .
Perwira itu mengeluarkan sebuah bendera kecil yang
merupakan sebuah leng-ki ( Bendera utusan raja ) ,
memperlihatkannya kepada Li Si Bin lalu menyimpannya
kembali . " Kong-cu , saya bernama Coa Hong Bu , seorang panglima istana dan
saya melaksanakan sebuah tugas yang di berikan Yang Mulia Kaisar kepada saya .
Untuk keperluan itu saya harus bertemu dan bicara dengan saudara Cian Han Sin "
. Melihat leng-ki itu , Li Si Bin memberi hormat . " Kalau begitu silahkan
ciangkun bicara dengannya dan saya akan pulang terlebih dahulu . Cian-twako ,
engkau bicaralah dengan Coa-ciangkun , aku hendak pulang lebih dulu " . Li Si
Bin lalu pergi diikuti para pengawal tadi , meninggalkan Han Sin berdua saja
dengan Coa Hong Bu di makam ayahnya itu .
Setelah mereka berdua saja , Han Sin berkata , " Coaciangkun , ada urusan apakah ciangkun mencariku ?" .
" Cian-kongcu , aku di utus oleh Sri Baginda Kaisar untuk mendapatkan dua buah
benda . Yang pertama adalah pedang
pusaka Hek-liong-kiam , dan yang kedua adalah Kitab ilmu Bu-tek-cin-keng ,
Karena aku tidak bisa mendapatkan kedua
benda itu dirumah ibu kong-cu dan mendengar kong-cu pergi ke utara , maka aku
menyusul ke sini untuk menanyakan
kepadamu tentang kedua benda itu " .
Han Sin mengerutkan alisnya dan menatap tajam wajah
panglima itu . " Hemmm ... Pedang Naga Hitam adalah Pusaka milik mendiang ayahku ,
sedangkan kitab ilmu Bu-tek-cin-keng adalah pemberian mendiang kaisar Yang Cien
kepadaku , kenapa sekarang Sri Baginda Kaisar Yang Ti hendak
memintanya ?" . " Entahlah , kong-cu . Aku hanya seorang utusan dan
kehendak Sri Baginda harus dilaksanakan " .
" Akan tetapi , Pedang Naga Hitam tidak ada padaku ,
pedang itu lenyap ketika mendiang ayah gugur di medan
perang dan tentang kitab ilmu Bu-tek-cin-keng , telah kubakar agar tidak
terjatuh ke tangan orang lain . Kalau Sri Baginda kaisar menghendaki belajar itu
, aku dapat mengajarinya , asalkan mendapat perkenan ibuku " .
Panglima Coa mengangguk-angguk lalu menghela napas
panjang dan memandang kepada pemuda itu dengan sinar
mata penuh iba . " Aku mengerti , Cian-kongcu . Aku sudah tahu bahwa Hek-liongkiam tidak ada padamu . Bahkan ... aku membawa sebuah berita duka untukmu , kongcu " . Han Sin mengerutkan alisnya lagi dan memandang tajam . "
Berita duka " Apa maksudmu , Coa-ciangkun ?" .
" Berita duka mengenai ibumu , kongcu " .
" Ibuku " Ada apa dengan ibuku ?" wajah Han Sin berubah agak pucat dan dia
memandang panglima itu dengan kedua
mata terbelalak . " beberapa bulan yang lalu , ibumu tewas terbunuh orang
....... " Andaikata bumi di depannya terbelah , belum tentu Han Sin akan sekaget itu .
Matanya terbelalak lebar , wajahnya pucat sekali dan sesaat dia tidak mampu
mengeluarkan kata-kata , bahkan tidak mampu berpikir . Pikirannya menjadi gelap
oleh guncangan batin yang amat hebat . Kemudian setelah dapat menguasai
dirinya , dia berteriak .
" Ibu .......?" Siapa pembunuhnya ?" .
Tidak ada yang mengetahuinya , kongcu . Hanya ada bibi
Cio Si , pelayan itu " yang mengetahui , akan tetapi iapun tidak mengenal si
pembunuh . Ia hanya dapat mengatakan
bahwa pembunuh itu memegang sebatang pedang hitam yang
berkilauan . " Hek-liong-kiam ... "
" Kukira juga demikian , kongcu . Pembunuh ibumu itu
menggunakan pedang Naga Hitam . Setelah mendapatkan
kenyataan itu , aku lalu berangkat mencarimu ke sini " .
" Tidak ada yang mengetahuinya , kong-cu . Pembunuh
ibumu itu menggunakan Pedang Naga Hitam . Setelah
mendapatkan kenyataan itu , aku lalu berangkat mencarimu ke sini " .
" Ibu ... ! " Han Sin terhuyung dan menutupi mukanya
dengan kedua tangan kemudian dia menjatuhkan diri berlutut di depan makam
ayahnya . Tak dapat dia menahan air
matanya yang bercucuran keluar saking pedih rasa hatinya mengenang kematian
ibunya tercinta . " Ayah .... Maafkan anakmu , ayah . Kematian ayah belum
juga terbalas , pembunuh ayah belum juga ku temukan , Hekliong-kiam juga masih di tangan pembunuh , kini ibuku bahkan terbunuh pula .
Ayah , aku bersumpah tidak akan berhenti sebelum pembunuh ayah dan ibu dapat di
hokum dan Hek-liong-kiam belum dapat ku temukan !" .
Coa Hong Bu hanya melihat dan mendengarkan , dalam
hatinya merasa iba sekali kepada pemuda ini . Sungguh tidak dapat di sangka ,
nasib keluarga Panglima Besar Cian Kauw Cu begini menyedihkan . Panglima itu
terbunuh secara curang , dan isterinya terbunuh pula . Padahal mendiang Cian
Kauw Cu adalah seorang panglima besar yang banyak jasanya dalam mendirikan
Kerajaan Sui dan berjasa besar pula sebagai
seorang pendekar yang menentang segala macam bentuk
kejahatan . Setelah pemuda itu menjadi tenang kembali , Coa Hong Bu berkata kepada Han Sin ,
" Cian-kongcu , seorang laki-laki sejati tidak tenggelam dalam kedukaan
peristiwa yang lalu . Aku percaya kelak kong-cu pasti akan dapat menemukan
pembunuh orang tua kong-cu dan mendapatkan kembali Hekliong-kiam " . Han Sin bangkit berdiri dan dengan ujung lengan bajunya menghapus sisa
airmatanya . Lalu dia mengepal tinju . " Aku yakin pasti akan dapat menemukannya
dan kukira tempatnya adalah di kota raja ! Aku akan kembali ke kota raja mencari
musuh besarku " . " Ku rasa duganmu benar , kong-cu . Dan kalau engkau
dapat menemukan pembunuh itu , berarti engkau akan
menemukan pula Hek-liong-kiam . Akan tetapi , bagaimana tentang kehendak
Sribaginda itu , kong-cu " Bagaimanapun juga aku harus membuat pelaporan kepada
Yang Mulia Kaisar " . Laporkan saja bahwa aku bersedia menghadap Sri Baginda
kalau aku sudah menemukan musuh besarku . Aku akan
menyerahkan Pedang Naga Hitam dan juga mengajarkan Bu
Tek Cin Keng kalau memang Sri Baginda menghendaki " .
" Baik , kong-cu . Nah , aku akan berangkat dulu kembali ke kota raja melaporkan
kepada Sri Baginda kaisar " .
" Baik , Ciangkun dan selamat jalan " , kata Han Sin .
Panglima Coa Hong Bu lalu meninggalkan makam itu dan
Han Sin duduk bersila di depan makam ayahnya , termenung memikirkan nasibnya .
Diam-diam dia memikirkan mengapa
ibunya terbunuh orang . Kalau ayahnya , mungkin ayahnya memiliki banyak musuh ,
atau orang membunuhnya untuk
merampas Pedang Naga Hitam " Akan tetapi mengapa ibunya juga di bunuh oleh
perampas Pedang Naga Hitam " Hampir
dia yakin bahwa pembunuh ibunya juga pembunuh ayahnya .
Dan menurut keterangan yang dia dapatkan dari Tar-sukai ketua suku Yakka ,
ketika ayahnya tewas , jenazahnya di dekati seorang perwira Sui berusia
tigapuluh tahun lebih . Mungkin perwira itulah pembunuh ayahnya . Perwira yang
menjadi pembantu ayahnya sendiri . mengingat bahwa
kematian ayahnya di sebabkan oleh anak panah yang dilepas dari belakang , besar
kemungkinan perwira itu yang
memanahnya dari belakang kemudian mendekati jenazahnya
dan mengambil pedang Naga Hitam . Akan tetapi kenapa
pembunuh itu , kalau benar dia si perwira membunuh pula ibunya " Ibunya adalah
seorang wanita perkasa . Tidak mudah terbunuh begitu saja . Tentu pembunuhnya
seorang yang lihai ilmu silatnya .
Akhirnya dia meninggalkan makam itu dan singgah di
rumah Gubernur Li Goan untuk berpamit . Li Si Bin menemui
nya dan tanpa ditanya Han Sin menceritakan kepada Li Si Bin tentang apa yang di
dengarnya dari Coa Hong Bu .
Li Si Bin terkejut dan maju memegang lengan Han Sin . " ah
, betapa buruk nasibmu , Cian-twako . Akan tetapi tabahlah , seorang jantan
harus tabah menghadapi segala cobaan hidup .
Ibumu sudah bersatu dengan ayahmu , tentu beliau telah
berbahagia " . Han Sin menghela napas . " Terima kasih , Li-kongcu . Aku sudah bersumpah di
depan makam ayahku bahwa aku pasti
akan menemukan pembunuh ayah dan ibu dan menemukan
kembali Pedang Naga Hitam " .
" Engkau seorang laki-laki yang gagah dan berilmu tinggi , toako . Aku percaya
usahamu akan berhasil . Selamat jalan dan ku harap kelak kita akan dapat bertemu
kembali . Di antara kita harus ada perhubungan erat dan saling bantu . Aku
mengharap kelak akan dapat memperoleh banyak akan dapat bantuan tenagamu yang
amat berharga " . " Terima kasih , kongcu . Mudah-mudahan saja begitu dan selamat tinggal " .
Han Sin menolak ketika dibekali uang karena bakal uangnya masih cukup akan
tetapi dia menerima ketika diberi seekor kuda . Dengan menunggang kuda dia lalu
cepat melakukan perjalanan untuk kembali ke selatan .
Dari Tai-goan , Han Sin melarikan kudanya dengan cepat
menuju ke lembah Sungai Huang-ho . Perjalanan yang
memakan waktu berhari-hari itu berjalan lancer tanpa ada gangguan . Setelah tiba
di tepi Sungau Huang ho , dia
menukarkan kudanya dengan sebuah perahu yang kuat dan
baik , lalu melanjutkan perjalanan melalui air sungai yang mengalir ke selatan .
Perjalanan melalui air sungai ini selain cepat , juga tidak melelahkan .
Berhari-hari hanya duduk saja mengemudikan perahu yang hanyut oleh arus sungai .
Karena menganggur ini membuat Han Sin banyak melamun .
Dia mengenangkan semua peristiwa yang terjadi dan
menimpa dirinya , Ketika kenangan tentang kematian ibunya muncul mengganggu
hatinya dan menimbulkan kedukaan , dia cepat mengenangkan kembali semua
peristiwa lain yang di alaminya selama meninggalkan rumah dan pergi ke utara
mencari Hek-liong-kiam yang belum juga dapat ditemukan .
Banyak peristiwa yang membuatnya risau . Gadis gila Kui Ji itu tergila-gila
kepadanya . Kemudian gadis mongol puteri Ketua suku Yakka . Dia merasa heran
mengapa dia bertemu gadis-gadis yang mencintanya . Padahal dia sama sekali tidak
menyukai gadis-gadis itu . Bahkan hatinya belum pernah
tertarik kepada wanita , kecuali hanya satu kali hatinya tertarik kepada Kim Lan
. Ini pun hanya menimbulkan rasa rindu saja untuk bertemu dan bercakap-cakap .
Dia belum yakin apakah perasaan rindu ini ada hubungannya dengan cinta , ataukah
hanya rasa suka karena tertarik akan kepribadian gadis itu yang lemah lembut .
Tanpa terasa , perahu Han Sin setelah melakukan pelayaran berhari-hari , pada
suatu siang tiba di dekat kota Loan .
Melihat seorang nelayan sedang menjemur dan menjahit jala ikan di tepi pantai .


Pedang Naga Hitam Lanjutan Dari Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

han Sin menepikan perahunya .
" Sobat , apakah kota Lo-an jauh dari sini ?" tanyanya .
" Ah , tidak , kong-cu . Hanya dua tiga mil dari sini " , jawab nelayan itu .
Han Sin mengikat perahunya pada sebatang pohon . Dia
memang bermaksud pergi ke kota Lo-an untuk membeli
perbekalan makan . Bekal makanannya sudah habis . Karena
khawatir kalau perahunya di curio rang dia lalu menitipkannya kepada nelayan itu
dengan memberi upah sekedarnya .
Setelah itu , dia menggendong buntalan pakaiannya dan
melangkah menuju ke kota Lo-an .
***** Cu Sian bersungut-sungut . Dia telah melakukan perjalanan
secepatnya untuk mengejar Han Sin . Akan tetapi dia
kehilangan jejak dan tak pernah dapat menyusul pemuda itu .
Hatinya kesal bukan main ! Sejak ditinggalkan pemuda itu di perkampungan suku
Yakka , dia melakukan pengejaran .
meninggalkan keluarga Tar-sukai tanpa pamit , akan tetapi Han Sin seperti lenyap
di telan bumi . Hatinya kesal bukan main . Tanpa adanya pemuda itu di sisinya ,
dia merasa seolah-olah hidupnya sepi , tidak lengkap dan tidak
menyenangkan . Tidak ada lagi yang dapat di godanya !
Dia berhenti di kota Lo-an , bermalam di kota itu sampai dua hari , akan tetapi
tidak ada bayangan Han Sin . Bahkan ketika dia bertanya-tanya , tidak seorangpun
melihat pemuda yang mirip Han Sin . Agaknya han Sin tidak melalui Lo-an dan
kembali dia menyadari bahwa dia telah salah memilih jalan .
Mungkin Han Sin mengambil jalan lewat sungai , dan mungkin sekali sekarang sudah
hamper tiba di daerah selatan !
" Sialan !" gerutunya sambil berjalan cepat hendak pergi ke sungau Huang-ho
karena dia mengambil keputusan untuk
melanjutkan perjalanan lewat air . Tiba-tiba wajah yang cemberut itu berubah
seketika . Kepalanya di angkat dan dia memandang ke depan . Ada seorang pemuda
berjalan santai bersama seorang laki-laki yang sudah tua yang bertubuh
tinggi kurus dan dari pakaiannya dan rambutnya dia pasti seorang to-su ( pendeta
agama To ) . " Itu pasti Han sin !" pikirnya dan Cu Sian segera berlari mengejar dua orang
itu . Untuk menggodanya , dia
menghampiri perlahan lalu menepuk pundak pemuda itu .
" Akhirnya dapat kutemukan juga kau !" .
Pemuda itu cepat menoleh dan Cu Sian terbelalak . Pemuda itu ternyata bukan Cian
Han Sin , bahkan lebih celaka lagi , pemuda itu bukan lain adalah Bong Sek
Toan , pemuda yang pernah rebut dengan dia sebanyak dua kali . Pertama kali
ketika dia sebagai seorang pengemis muda bertemu dengan Bong Sek Toan di sebuah
rumah makan dan Bong Sek Toan
hendak memukulnya akan tetapi di lerai oleh Han Sin . Dan untuk kedua kalinya
dia bertemu Bong Sek Toan , bahkan
sempat bertanding dengannya ketika mereka ikut terlibat dalam pemilihan perwira
tentara di Shan-si . Biarpun kaget bertemu dengan Bong Sek Toan , bukan
dengan Han Sin seperti disangkanya , namun Cu Sian tidak merasa takut dan dia
segera melepaskan pegangannya pada pundak dan meloncat kebelakang , mengomel , "
kiranya engkau !" . Bong Sek Toan ternyata segera mengenal Cu Sian .
Wajahnya berubah merah karena marahnya . Cu Sian pernah menggoda dan
menggangunya . Kalau tempo hari bukan
merupakan pertandingan di panggung ujian , tentu dia sudah membunuh Cu Sian .
" Hemmm , engkau jembel busuk !" bentaknya marah . "
Sekali ini aku tidak akan mengampunimu lagi !" Setelah
berkata demikian , Bong Sek Toan langsung saja menyerang dengan pukulannya .
Akan tetapi Cu Sian sudak siap siaga dan karena kemanapun dia pergi , dia tidak
pernah ketinggalan sebatang tongkatnya , maka kini dia mengelak sambil menotok
tongkatnya kea rah perut lawan .
" Aku juga tidak akan mengampunimu , monyet hitam !"
bentak Cu Sian dan Bong Sek Toan terpaksa meloncat ke
belakang kalau dia tidak ingin perutnya menjadi korban
tusukan tongkat . Bagaimanapun juga , dia sudah tahu akan kelihaian pemuda
remaja yang tadinya menyamar sebagai
pengemis ini dan dia tidak berani memandang rendah . Sambil melompat ke belakang
, tangannya meraba punggung dan dia sudah mencabut sebatang pedang yang
berkilauan saking tajamnya . Setelah bergerak , dia langsung saja memainkan pedang yang menjadi
andalannya , yaitu Lo-hai Kiam-hoat (
Ilmu Pedang Pengacau Lautan ) . Cu Sian memutar
tongkatnya dan segera memainkan Hek-tung-hoat ( Ilmu
Tongkat Hitam ) . Biarpun tongkatnya tidak berwarna hitam akan tetapi ilmu
tongkat itu memang dinamakan Ilmu tongkat hitam karena dahulu , kakek Cu Sian
yang di sebut Cu Lokai adalah pendiri Hek I Kaipang dan terkenal dengan tongkat
hitamnya . Segera terjadi pertandingan hebat sekali . Seru dan setiap serangan merupakan
serangan maut . Kedua orang ini
memang memiliki tingkat kepandaian yang seimbang .
Mungkin Bong Sek Toan lebih menang dalam hal tenaga ,
akan tetapi kemenangan ini dikurangi kekalahannya dalam hal kecepatan gerakan .
Bong Sek Toan lebih kuat tenaganya , namun Cu Sian lebih cepat gerakannya
sehingga dua macam kelebihan yang berlawanan ini menguntungkan Cu sian .
Karena lebih cepat serangan-serangan yang bertubi-tubi , totokan-totokan yang
amat berbahaya sehingga Bong Sek
Toan lebih banyak mengankis ketimbang menyerang .
Lima puluh jurus telah lewat dan Cu Sian berhasil mendesak lawannya . " Monyet
hitam , bersiaplah untuk mampus !
Sebentar lagi engkau mampus di ujung tongkatku !" Cu Sian
menyerang sambil mengejek , membuat Bong Sek Toan yang
menjadi marah itu semakin kacau permainan pedangnya .
" Lo-cian-pwe , bantulah aku .... " Akhirnya dia berteriak minta bantuan .
To-su tua itu sejak tadi hanya menonton dengan tertarik sekali . Dia mengenal
ilmu pedang dan ilmu tongkat itu
sebagai warisan tokoh-tokoh besar dunia persilatan .
" Sian-cai .... ! Lo-hai kiam-hoat bertemu dengan Hek-tung-pang , sungguh seru dan
menganggumkan . Bong-sicu , apa sih sukarnya menundukkan pengemis liar ini ?"
Biarpun Cu Sian tidak berpakaian sebagai pengemis , akan tetapi karena ilmu
tongkatnya itu terkenal sebagai ilmu tongkat ketua perkumpulan pengemis yang
terkenal , maka to-su itu
menyebut pengemis liar ! To-su itu melangkah maju menghampiri , kebutan di tangan kirinya menyambar ke
depan dengan kecepatan kilat dan
mengeluarkan suara bersuitan . Tentu saja Cu Sian terkejut sekali . Dia mengelak
dari pedang Bong Sek Toan yang
menyambar , meloncat ke samping dan pada saat itulah
kebutan di tangan kiri tosu itu menyambar kearah kepalanya !
Dia cepat memutar tongkatnya menangkis , akan tetapi tiba-tiba to-su itu
menggerakkan tangan kanannya dan sebatang tongkat putih meluncur dan menahan
tongkat Cu Sian . Begitu kedua tongkat bertemu , Cu Sian merasakan tongkatnya
melekat pada tongkat putih itu dan tidak dapat di tarik kembali
. Padahal kebutan itu sudah menyambar kea rah kepalanya .
Dia hanya dapat miringkan kepalanya untuk mengelak .
" Breett ........ ! " sutera pengikat rambutnya terlepas dan rambutnya menjadi riapriapan . Rambut yang hitam panjang
!. " Sian-cai ... ! To-su itu berseru dan kini kebutannya
menyambar lagi kea rah dada Cu Sian . Dengan tenaga
sepenuhnya Cu Sian menarik tongkatnya dan berhasil
melepaskan tongkatnya dari lekatan tongkat putih , lalu menangkis kebutan yang
menyerang kea rah dadanya itu .
" Wuuukk ... pllaakk ! " kini tongkat itu terlibat ujung
kebutan dan tidak dapat terlepas . Pada saat itu Bong Sek Toan menusukkan
pedangnya kea rah dadanya . Cu Sian tidak dapat menghindar diri lagi kecuali
miringkan tubuhnya . " Breeettt !" Bajunya terobek pedang dan untuk sekejab
nampaklah bukit dada yang menonjol ketika baju itu terrobek dan pundaknya
terluka . " Aha ! Kiranya engkau seorang wanita " " Bong Sek Toan mengejek .
" Ha-ha-ha , sejak rambutnya terurai pinto sudah
mengetahuinya " . " Ha-ha-ha , jangan khawatir , mudah saja !" kata to-su itu sambil tertawa-tawa
dan diapun menggerakkan tongkat dan kebutannya yang lihai . Akan tetapi Cu Sian
menggigit giginya dan mengamuk . Tongkatnya di putar cepat dan dia tidak akan
menyerah sampai titik darah terakhir ! .
Bagaimanapun juga , tingkat kepandaiannya jauh sekali
dibandingkan tingkat to-su itu . Apalagi di situ masih ada Bong Sek Toan yang
membantu si tosu lihai . Setelah lewat belasan jurus , sebuah sapuan tongkat
putih mengenai mata kakinya dan Cu Sian terpelanting . Pada saat Bong Sek Toan
hendak menubruknya , nampak bayangan berkelebat dan Bong Sek
Toan terhuyung ke belakang karena ada kekuatan dahsyat
yang mendorongnya mundur . Ketika dia melihatnya , ternyata
di situ telah berdiri seorang pemuda yang membantu Cu Sian berdiri lagi . Pemuda
itu bukan lain adalah Cian Han Sin ! .
Melihat Han Sin , Cu Sian girang sekali akan tetapi segera kegirangannya itu
berubah menjadi kekhawatiran . Teringatlah dara yang menyamar pria ini bahwa Han
Sin adalah seorang pemuda lemah , atau kalaupun memiliki ilmu silat ,
kepandaiannya itu tidak seberapa , masih jauh dibawah
tingkatnya sehingga dahulu ialah yang menjadi " pengawal "
Han Sin . Timbul kekhawatirannya kalau-kalau Han Sin akan menjadi korban dan
mati konyol . " Sin-ko ... cepat , larilah selagi masih mungkin . Larilah , mereka ini lihai
sekali . Engkau dapat terbunuh ...!" katanya sambil siap menggunakan tongkatnya
untuk melindungi Han Sin.
Han Sin kebetulan lewat di situ dalam perjalanannya dari tepi sungai menuju ke
Lo-an untuk mencari bekal makanan ketika dia melihat Cu Sian di keroyok oleh
seorang pemuda dan seorang to-su . Kekagetannya itu bertumpuk-tumpuk
ketika dia mengenal Bong Sek Toan dan lebih lagi ketika dia mengenal tosu itu
sebagai Ngo-heng-thian-cu , pembunuh
gurunya , Hek-liong-ong atau Ho-beng Hwesio ! Dan rasa
kagetnya itu menjadi lebih hebat ketika ia melihat bahwa Cu Sian adalah seorang
wanita ! Nyaris Cu Sian celaka karena semua kenyataan ini membuatnya bengong
sesaat . Akan tetapi dia segera menyadari bahwa kalau dia tidak cepat turun tangan . Cu Sian
tentu akan celaka , maka dia lalu meloncat , mendorong Bong Sek Toan dan
membantu Cu Sian bangkit berdiri . Ketika dia mendengar permintaan Cu Sian agar dia melarikan diri agar
selamat , diam-diam dia merasa terharu .
Dalam keadaan terancam seperti itu , Cu Sian masih
mengkhawatirkan dirinya dan minta agar dia melarikan diri .
" Tidak , aku tidak akan lari . Biar aku menghadapi to-su Iblis ini " katanya
dan dia segera mengerahkan tenaga dari Bu-tek Cin-keng . " Kau lawanlah pemuda
itu !" . Melihat ada orang yang menolong gadis yang menyamar
pria itu , Ngo-heng Thian-cu menjadi penasaran . Kini Han Sin bukan pemuda
remaja lagi , melainkan seorang pemuda
dewasa . Kurang lebih empat tahun yang lalu , dia mencoba menyerang to-su ini
ketika melihat gurunya tewas dan to-su ini tidak mau melayaninya karena mengira
dia murid Siauw-li-pai . Agaknya Ngo-heng Thian-cu gentar menghadapi
permusuhan dengan perguruan silat yang terkenal itu .
Maka to-su itu tidak mengenalnya dan dengan kebutan di
tangan kiri , tongkat putih di tangan kanan , dia melangkah maju dan siap untuk
menyerang . " Hiattt ..... !" Han Sin menyerang dengan Bu-tek Cin-keng , mendorongkan kedua
tangannya dengan jari terbuka ke depan
. Angin dahsyat menyambar . To-su itu terkejut dan berusaha untuk menangkis ,
akan tetapi tetap saja tubuhnya terdorong dan terpental sampai beberapa meter
jauhnya . Dia terbanting keras , akan tetapi dia segera dapat bangkit berdiri
lagi . Kenyataan ini saja membuktikan betapa kuatnya kakek tua ini
. Sementara itu , Cu Sian sudah bergebrak lagi melawan Bong Sek Toan .
Melihat Kakek itu dapat berdiri dengan cepat , dan Cu Sian sudah terluka , Han
Sin segera menyambar lengan tangan Cu Sian dan sekali melompat dia segera
berlari cepat meninggalkan tempat itu . Bong Sek Toan tidak berani
mengejar dan ketika dia mengajak to-su itu untuk melakukan pengejaran , Ngo-heng
Thian-cu menghela napas panjang . "
Aihh siapa dapat menduga bahwa ada seorang pemuda
memiliki kekuatan seperti itu "
Siancai , jangan mengejar mereka , Bong-sicu , berbahaya sekali !" Biarpun
hatinya amat penasaran dan kecewa , Bong Sek Toan terpaksa tidak berani mengejar
sendiri dan mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju ke selatan .
***** Han Sin membawa lari Cu Sian dan baru berhenti setelah
tiba di tepi pantai . Dia segera menuntun Cu Sian memasuki perahunya dan
menjalankan perahunya mengikuti aliran
sungai menuju ke selatan .
Barulah kini mereka saling pandang sambil duduk di dalam perahu itu . Tangan
kanan Han Sin memegang kemudi perahu
. Mereka saling pandang dengan penuh keheranan sehingga sampai lama mereka hanya
saling tatap tanpa dapat berkata-kata .
" Luar biasa .... ! " Ucapan ini keluar dengan berbareng dari mulut mereka ,
seperti di komando saja dan kejadian yang kebetulan ini membuat keduanya tertawa
lepas , karena merasa lucu sekali . " Apanya yang luar biasa ?" Tanya Han Sin .
" Engkau yang luar biasa ! Biasanya , engkau hanya
seorang pemuda yang lemah , bahkan aku menjadi
pengawalmu . Akan tetapi sekarang ternyata engkau memiliki ilmu kepandaian yang
tinggi sekali , jauh lebih lihai
dibandingkan aku !" .
" Ah , biasa-biasa saja ...... " kata Han Sin merendah .
" Tidak , Sin-ko , engkau hebat ! Engkau dapat merobohkan to-su sakti itu dalam
segebrakan saja . Dan tadi engkau mengatakan luar biasa , nah apanya yang luar
biasa ?" . " Engkau lah yang luar biasa !" kata Han Sin dan baru
sekarang dia melihat betapa cantiknya Cu Sian . Padahal , biasanya dia
menganggap Cu Sian seorang pemuda remaja
yang Bengal dan liar ! " Ternyata engkau seorang wanita .
Bukankah itu luar biasa sekali ?" .
Cu Sian tersenyum . " Sejak lahir aku memang perempuan , apanya yang luar
biasa ?" Akan tetapi senyumnya kini berubah
, ia menyerengai kesakitan .
Han Sin terbelalak dan cepat minggirkan perahunya ,
menghentikan perahu dengan mengikatkan talinya ke sebuah batu besar di tepi
sungai yang sepi . Lalu dia menghampiri Cu Sian yang masih menyerengai kesakitan
sambil memegangi pundak kirinya . " Kenapa engkau , Sian-te ..." "
Biarpun ia sedang kesakitan , Cu Sian kini tertawa ,
menertawakan Han Sin . " Kau masih menyebutku Sian-te (
adik laki-laki Sian ) ?" .
Han Sin tercengang baru teringat akan kesalahanya . " Eh
... ohh ... habis , aku harus menyebut apa " Oya , Sian-moi (
Wanita Iblis 12 Romantika Sebilah Pedang Karya Gu Long Terbang Harum Pedang Hujan 5

Cari Blog Ini