Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung Bagian 11
bekerja masih demikian tenang Hui hujin memang seorang wanita yang
mengagumkan. 'Apa yang Hui hujin katakan memang tepat Ketika itu. berdasarkan nama besar Hui
loya cu siapa pun tidak ada yang percaya bahwa dia bisa tertangkap oleh para
penjahat Tetapi tsrnyata Hui loya cubelum juga pulang kemari Apalagi pihak Kui
Hun Ceng tidakmengirim utusan untuk menyambut Hui siocia, sedangkan Ciek congkoan
terangterangan mengatakan ada orang pihak Kui Hun Ceng yang telah datang.
Sekarang Hui siocia juga belum kembali. Dari semua keterangan ini. kalau
dipikirkan baikbaik, memang sangat mencurigakan".
Biasanya Hui hujin merupakan orang yang berotak dingin Tetapi masalah ini
menyangkut diri suami dan putrinya. Apalagi setelah mengetahui bahwa Tian Hua
sanceng telah diselusupi oleh mata-mata Bahkan telah terjadi peristiwa yang
mengerikan Untuk sesaat dirinya panik sekali Hampir saja dia menguraikan air
mata di hadapan Yok Sau Cun. "Mereka ayah dan anak pasti mengalami sesuatu yang tidak diinginkan Sekarang apa
yang harus kuperbuaP" gumamnya seorang diri. Tiba-tiba matanya membelalak "Yok
siangkong, kau mengatakan telah mellhat cuo hu di Kwa Ciu dengan siapa dia pada
saat itu?". "Tidak dengan siapa-siapa Rasanya kedatangan Hui loya cu ke Kwa Ciu juga demi
pedang Sit Kim kiam tersebut.".
"Hal ini semakin membingungkan Mengapa ketika berangkat, dia sama sekali tidak
mengungkit masalah ini denganku" Eh, Yok siangkon, ketika melihat cuo hu di Kwa
Ciu, bagaimana gerak-geriknya?".
"Karena Sit Klm kiam adalah senjata tajam yang tiada duanya, Hui loya cu tidak'
ingin pedang pusaka itu terjatuh ke tangan orang jahat Oleh karena itu barulah
dia mengunlukkan diri " Kemudian dia menceritakan kejadian yang dialaminya pada
sebuah kedai bakmi sepintas selalu.
Hui hujin mendengarkan sambil menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Hek houw sm Cao Kuang Tu sudah terang bukan tandingan cuo hu, tapi Jumlah
mereka banyak Sepasang tangan mana mungkin mengalahkan empat pasang tangan "
kata Hui hujin sambil menarik nafas panjang.
Bibir wanita setengah baya itu bergerakgerak. dia seperti masih ingin
mengubapkan apaapa, tlba tiba dari luar berkumandang suara seruan Siau Yan.
"Lapor Lao hujin, Siau Cui sudah kembali.".
Siau Cui tentu saja merupakan pelayan yang selalu mendampmgi Hui Fei Ciong,
Kalau Hui Fei Ciong menghilang, tentu dia akan ikut menghilang. Sekarang tibatiba dia kembali, bukankah merupakan suatu kabar baik yang tidak terduga-duga?".
"Cepat suruh dia masuk cepati" seru Hui hujin gugup.
Tirai bergerak gerak, tubuh Siau Cui yang langsing menghambur masuk, dia
langsung menuju ke hadapan Hui huJin dan menjatuhkan diri berlutut di atas
lantai. "Lao hujin, celaka! Siocia ratapnya tersendat-sendat.
Jantung Hui huiin terasa berdebar-debar dengan keras.
"Siau Cui, cepat katakan' Apa yang terjadi dengan siocia?" tanyanya cemas.
"Siocia dan budak telah diculik oleh kaum penjahat. Hari ini salah seorang dan
para penjahat yang kemungkinan kepalanya memerintahkan agar budak dilepaskan pulang
ke rumah supaya bisa mengantarkan surat kepada Lao hujin".
Hui hujin seperti merasakan adanya beban berat yang baru saja dilepaskan aan
pundaknya. Apabila penjahat tersebut membiarkan Siau Cui pulang untuk
mengantarkan surat, pasti belum terjadi apa apa pada putrinya.
"Siau Cui, kau berdiri dulu dan jelaskan perlahan-lahan " katanya dengan suara
lembut. Slau Cui mengiakan Dia langsung berdiri dan pada saat itulah dia baru melihat
Yok Sau Cun yang duduk di atas kursi. Tanpa sadar waJahnya berseri-seri.
"Kapan Yok siangkong datang kemari?" tanyanya,.
Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Siau Cui kouwnio, yang penting soal sioclamu, slapa yang menculik kalian dan
sekarang di mana dia?". "Tidak tahu Budak benar-benar tidak tahu ".
Hui hujm melihat keakraban antara Siau Cul dengan Yok Sau Cun, apalagi
kecemasan anak muda itu terhadap keadaan putrinya. Diamdiam hatinya semakm
senang. "Siau Cui, bukankah kau bersamasama dengan siocia, mengapa kau bisa tidak tahu
sama sekali?" tanya nyonya itu seperti menyalahkan.
"Budak dan siocia samasama dikurung dalam sebuah ruangan yang tidak ada
penerangannya sama sekali Hari ini mereka menutup mata budak dengan secarik kain
hitam lalu membawaku dengan kereta sampai di depan pintu gerbang kota Setelah itu
barulah kam hitam itu dilepaskan dan mereka menyuruhku beiialan lurus untuk
kembali ke sini". Mendengar ceritanya yang tidak berujung pangkal itu tanpa terasa hati Hui hujin
semakin bingung Tapi dia memaklumi perasaan Siau Cui yang mungkin masih dalam
keadaan terkejut. "Apakah kalian sempat bertemu dengan loya?" tanyanya kemudian.
"Tidak Apakah loya sudah oerangkat untuk menolong kami'?".
"Lebih baik kau ceritakan dulu bagaimana kalian bisa sampai diculik oleh
komplotan penjahat itu" Jelaskan dengan seksama biar aku bisa mempertimbangkannya,' kata
Hui hujin selanjutnya. Siau Cui segera mengiakan.
"Hari itu Ong Si tiba-tiba muncui di Tian Hua sanceng dan mengatakan bahwa dia
mendapat perintah dan loya untuk menjemput siocia pulang. ".
Hui hujin langsung mendengus dingin.
"Hm ,. Ternyata memang dia.".
"Kami langsung naik perahu. Tidak lama kemudian kami tidak sadar lagi.. ".
"Tentu komplotan penjahat itu telah menaruh sesuatu dalam air teh kalian.
Benarbenar orang yang tidak tahu mati'" gerutu hui hujin.
"Ketika sadar kembali, kami sudah berada dalam sebuah ruangan yang gelap gulita.
Sampai hari ini, salah seorang dan mereka mengatakan bahwa budak boleh
dilepaskan pulang Mereka lalu menutup mata budak dengan secank kain hitam dan dinaikkan ke
atas kereta Setelah melalui perjalanan kurang lebih setengah harian, barulah
budak dilepaskan Ketika tahu budak sudah sampai di pintu gerbang sebelah timur, tanpa
menunda waktu lagi budak cepat cepat pulang kemari".
"Tadi kau mengatakan bahwa mereka menyuruhmu pulang untuk mengantarkan
sepucuk surat?" tanya Hui hujin.
"Ong Si yang mengatakannya Budak disuruh pulang dan lapor kepada hujin, apabila
ingin siocia kembali dengan selamat maka kita harus memberikan Sit Kim kiam ,
Pasti tidak akan terjadi apa-apa pada siocia Maksud mereka ingin kita menukar
pedang tersebut dengan diri siocia,...".
"Hm . Pedang ditukarkan dengan sandera Apakah mereka tidak mengatakan
bagaimana cara kita menukarnya dan di mana kita harus menukarnya?" tanya Hui
hujin kembali. "Ong Si mengatakan bahwa besok malam kentungan pertama, budak harus membawa
pedang ke taman lama Lui Tang Setelah mereka melihat pedang pusaka itu, maka
siocia akan segera dilepaskan," kata Siau Cui selanjutnya.
Hui hujin marah sekali. "Nyali mereka sungguh besar Berani benar memaksa menukarkan pedang dengan
siau Li. Aku akan pergi melihat sebetulnya kaleng rombeng dari mana mereka itu?"
serunya kesal. Siau Cui terkejut sekali.
"Lao hujin, jangan sekali-sekali kau menampakkan diri .'".
"Mengapa?". "Siocia berada dalam genggaman mereka Dengan datangnya Lao hujin mereka
mungkin menjadi marah. Kalau sampai. . ".
"Kalau Hui hujin mempercayai cayhe, biar besok malam cayhe saja yang menerttam
Siau Cui kouwnio pergi ke tempat yang dijanjikan. Entah bagaimana pendapat hujin?"
kata Yok Sau Cun menawarkan diri.
Hui hujin meliriknya sekilas.
"Yok siangkong datang darl tempat yang jauh, mana enak aku merepotkan dengan
persoalan pnbadi kami'?". "Hujin jangan berkata begitu. Komplotan penjahat ini sungguh licik.
Terangterangan mereka menculik Hui sioeia untuk ditukarkan dengan Cen Ku kiam Seandainya cayhe
tidak mengenal Hui siocia atau hujin sekalipun, cayhe juga tidak bisa ikut
campur tangap setelah mengetahui adanya peristiwa ini Apaiagi cayhe mendapat perintah
dari Song loya' cu untuk mengantarkan Sit Kim kiam kemari Sedangkan Sit Kim kiam ini
adalah benda pusaka yang tiada duanya. Apabila terjatuh ke tangan orang jahat,
akibatnya pasti sudah dapat dibayangkan. Lagipula cayhe sudah bertemu dengan Hui
siocia beberapa kali, hubungan kami sudah cukup dekat Mana ada alasan untuk tidak
menolongnya?" sahut Yok Sau Cun panjang lebar.
Hui hujin melihat pemuda di hadapannya ini sangat bijak dan gagah pula.
Tampaknya ilmu silat anak muda ini hasil didikan tokoh terkenal. Kalau tidak,
toako pasti tidak menyuruhnya mengantarkan Sit Kim kiam ke yang Ciu ini, pikirnya
dalam hati. "Betul, hujin Yok siangkong adalah sahabat siocia Malah siocia pernah
mengundangnya berkunjung ke Yang Ciu ini,"tukas Siau Cui ikut membenarkan.
Mendengar ucapannya, Hui hujin langsung mengerti Jangan-jangan toako
menyuruhnya mengantarkan pedang ke Kui Hun Ceng memang sudah direncanakan
sejak semula. Membawa pikiran seperli itu, tanpa sadar Hui hujin tersenyum.
"Keberanian Yok siangkong membela ke luarga kami, aku merasa terharu sekali Te
tapi siau li berada dalam genggaman komplotan penjahat itu, sedangkan yang mereka
inginkan adalah pedang pusaka tersebut.
Menurut pendapatku, lebih baik kita serahkan saja pedang Sit Kim kiam itu. Yang
penting siau li dapat kembali dengan selamat Harap Yok siangkong simpan kembali
pedang tersebut Terpaksa merepotkan Yok siangkong besok malam agar pergi ke
taman lama Lui Tang bersama Siau Cui untuk menukarnya dengan siau li.".
"Cayhe menurut perintah," sahut Yok Sau Cun Dia mengambil kembali Sit Kim kiam
'yang diletakkan di atas meja kecil tadi dan .disampirkannya kembali di atas
bahu "Para penjahat itu telah menentukan waktunya besok malam kentungan pertama
Berarti masih ada waktu satu setengah hari Kemung;kinan kaki tangan mereka telah
tersebar di 'kota Yang Ciu Cayhe ingin menggunakan waktu satu hari lebih ini
untuk mencoba menyelidiki Siapa tahu cayhe berhasil mendapatkan sedikit petunjuk.
Sekarang cayhe mohon diri saja" Yok Sau Cun segera berdiri.
Hui hujin langsung menggerakkan tangannya menahan.
"Harap Yok siangkong tunggu dulu. Kau datang dari jauh sebagai tamu. Seandainya
harus pergi juga, setidaknya biarkan kami menjamu dulu Yok siangkong sebagai tuan
rumah yang baik.". "Betul, Yok siangkong " Tukas Siau Cui "Selesai makan baru pergi juga masih ada
waktu Sekarang juga budak akan ke dapur dan menyuruh tukang masak menyiapkan
beberapa macam hidangan." Selesai berkata, dia langsung menghambur keluar.
"Yok siangkong, silahkan duduk kembati Kau dan siau li merupakan sahabat Dengan
demikian tidak dapat dianggap orang luar Di dalam rumah setiap hari sudah ada hi
dangan yang tersedia, sama sekali tidak me repotkan Kalau kau masih sungkan juga,
berarti Yok siangkong sendjn yang meng anggap kami orang asing," kata Hui hujin selanjutnya.
Mendengar desakan itu, Yok Sau Cun tidak enak hati lagi menolak. Terpaksa dia
duduk kembali di tempatnya semula.
"Kalau Lao hujin berkata demikian, cayhe terpaksa tidak sungkansungkan lagi"
Bari saja selesai berkata, tiba-tiba Yok Sau Cur teringat batu giok yang dititipkan oleh
Song loya cu yang mana harus diserahkan langsung ke tangan Hui hujin Dia sendm
hampir saja melupakan masalah itu.
"Hui hujin, ada sesuatu yang hampir terfupakan oleh cayhe".
Hui hujin menatapnya dengan heran.
"Apa itu?". Yok Sau Cun segera mengeluarkan se buah bungkusan kain dan balik sakunya dan
menyodorkannya ke hadapan Hui hujin.
"Sebelum berangkat ke Kui Hun Ceng ini, Song loya cu menitipkan batu giok ini
dalam ruangan perpustakaan dan berpesan wanti-wanti agar cayhe menyerahkannya
langsung ke tangan Hui hujin Karena mencemaskan masalah menghilangnya Hui
siocia, cayhe hampir saja melupakannya".
Hui hujin tertegun mendengar keterangan Yok Sau Cun Dia melirik sekilas ke arah
bungkusan kain di tangannya.
'Apakah toako menyuruh Yok siangkong menyerahkannya langsung kepadaku?".
"Betul," sahut Yok Sau Cun.
Hui hujin segera membuka bungkusan kain tersebut Melihat batu giok yang
terbungkus di dalamnya, wajahnya langsung menyiratkan perasaan terkejut dan
gembira. Matanya langsung terangkat dan menatap Yok Sau Cun lekat-lekat.
"Kau...". "Ketika Song loya cu menyampaiKan batu giok ini, dia mengatakan bahwa apabila
hujin ingin mengatakan sesuatu, cayhe harus mengabujkannya.".
Hui hujin mengangkat batu giok itu perlahan-lahan Dia merabanya sekilas.
"Kau she Yok?" Pertanyaannya sungguh aneh.
Yok Sau Cun sampai kebingungan Namun dia menjawab juga..,.
"Betul". "Berapa usiamu tahun mi?" tanya Hui hujin kembali.
"Cayhe berusia dua puluh tahun ".
Hui hujin merasa seakan ada sesuatu yang tidak tepat. Dia merenung sejenak.
"Apa lagi yang dikatakan toako kepada mu?".
"Song loya cu tidak mengatakan apa apa lagi," sahut Yok Sau Cun.
"Toako juga tidak mengatakan siapa pemilik batu giok ini?" tanya Hui hujin
kurang percaya. "Tidak," sahut Yok Sau Cun tegas.
"Aneh sekali" Hui hujin mengerutkan sepasang alisnya "Coba kau ingatingat sekali
lagi.". Yok Sau Cun menurut Dia berusaha mengingat kembali pembicaraan Song loya cu
dengannya tempo hari. "Song loya cu benar benar tidak mengatakan apa-apa lagi".
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Toako menyerahkan batu giok ini kepa damu Semestinya dia berpe8an sesuatu "
Matanya tiba-tiba bersinar terang "Mungkinkah." Dia termenung lagi sejenak.
Matanya menatap Yok Sau Cun lekat-lekat.
"Toako menyerahkan giok ini kepadamu pasti dengan satu syarat bukan?" tanyanya
kembali. "Tidak Tapi ketika Song loya cu menyerahkan batu giok ini kepada cayhe, wajahnya
serius sekali," sahut Yok Sau Cun.
"Apakah bukan Yok siangkong yang memohon kepada toako?".
Pikiran Yok Sau Cun langsung tergerak. Dia memang mengajukan suatu permohonan
kepada Song loya cu demi permmtaan suhunya Tapi dia merasa hal ini tidak ada
hubungannya dengan batu giok tersebut. Hatinya benar-benar bingung.
"Pada saat cayhe datang ke Tian Hua sanceng, sebetulnya memang ada suatu urusan
di mana cayhe mohon kepada Song loya cu Tapi dengan batu giok ini, rasanya tidak ada
sangkut paut apa-apa.". Hui hujin mendengarkan dengan seksama.
"Untuk urusan apa Yok siangkong memohon kepada toakoku'" Dapatkah Yok
siangkong menceritakannya'?".
Pada saat itu Siau Cui dan Siau Yan ma' suk kembati dengan tangan masing masing
membawa sebuah baki bensi berbagai hi dangan Keduanya langsung merapikan hi
dangan tersebut di atas meja bundaryang terletak di tengahtengah ruangan Siau
Cui segera membungkukkan tubuhnya dengan hormat.
'Lao hujin. arak dan hidangan telah di sediakan Yok siangkong sudah bisa diajak
makan sekarang ". Hui hujin langsung berdiri "Yok siang kong, silahkan," ajaknya.
Yok Sau Cun cepat-cepat ikut berdiri Dia menjura dalam-dalam.
"Hujin, silahkan " sahutnya.
Yok Sau Cun dan Hui hujin langsung mengambil posisi berhadapan satu dengan
lainnya dan duduk di depan meja Siau Cui mengulurkan tangannya rnengangkat kendi
arak dan menuangkannya ke cawan Yok Sau Cun dan Hui hujin.
Yok Sau Cun segera membungkukkan tubuhnya sedikit.
"Siau Cui kouwnio, cayhe tidak minum arak ".
Hui hujin tersenyum lembut.
"Minum sedikit tidak apa-apa Yok siang kong silahkan makan sambil bercerita ".
Yok Sau Cun hanya mengiakan Setelah minum seteguk arak yang disajikan, dia
kemudian menceritakan tentang dua buah permintaan suhunya Salah satunya, hanya
dengan sekali anggukan dan Song loya cu, masalahnya sudah dapat diselesaikan Te
tapi karena pada waktu dulu, Song loya cu pernah bersumpah kalau suhu yang
datang menemuinya, maka orang tua itu harus sang gup menenma dua puluh jurus ilmu
pedangnya, baru permintaanya dapat dikabulkan Ternyata yang datang adalah
muridnya Song loya cu lalu memberi kelonggaran dengan membatasinya sebanyak
satu jurus saja Dia sudah mencoba sebanyak tlga kali namun masih belum berhasll
juga Semuanya diceritakan oleh Yok Sau Cun tanpa ditutupi sedikit pun.
Mendengar ceritanya, Hul hujin menganggukkan kepaianya berkalikali. Bibirnya
mengembangkan seulas senyuman.
"Ini dia .". "Apakah Hui hujin sudah paham?" tanya Yok Sau Cun.
"Toako membenkan batu giok ini kepada Yok siangkong agar menyerahkannya
kepadaku adalah agar aku dapat membantu mengabulkan permintaan suhumu Tetapi
tunggu sampai urusan ini selesai, aku akan mengaJakmu menemui seseorang," sahut
Hui hujin. Mendengar kata-katanya, hati Yok Sau Cun gembira sekali. Dia cepatcepat berdiri
serta menjura dalam-dalam.
"Terima kasih hujin. Bolehkah hujin membentahukah siapa yang akan kita temui
itu?" tanyanya penasaran. "Yok siangkong jangan banyak bertanya dutu. Sampai waktunya kau tentu akan
mengerti Tetapi nasehat toako agar kau mempelajan jurus baru itu dengan giat
sama sekali tidak boleh diabaikan Semakln matang latihannya semakin balk. Bisa atau
tidak terkabulnya permintaan suhumu, semuanya tergantung Yok siangkong sendiri.".
Mendengar nada ucapannya, Yok Sau Cun menduga bahwa terkabulnya permintaan
sang guru ada tiubungan yang erat dengan petajaran silatnya sendiri Song loya cu
dan Hui hujin samasama tidak bersedia menerangkan. Dia juga tidak enak hati men
desak terus. Kemudian dia terpaksa menahan perasaan hatinya dan menjura sekali lagi.
"Cayhe akan ingat baik-baik ".
Mereka tidak bercakap cakap iagi Yok Sau Cun cepatcepat menyelesaikan
santapannya kemudian memohon diri.
"Yok siangkong, kau toh sudah sampai di Yang Ciu. Tidak perlu sungkan-sungkan
lagi Aku sudah menyuruh Siau Cui menyiapkan sebuah kamar untukmu. Jangan
kembali terlalu sore supaya kita bisa makan malam bersama dan tidak perlu
menghamburkan uang di luaran." kata Hui hujin.
"Atas perhatian Hui hujin, cahye mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Saat
ini kita masih belum mengetahui jejak Hui siocia Cayhe ingin menggunakan waktu satu
setengah hari ini untuk mendapatkan sedikit petunjuk. Mudah-mudahan saja cayhe
beruntung. Siapa tahu komplotan mereka sudah berada di Yang Ciu Seandainya cayhe
keluar masuk gedung Hui loya cu, tentu akan menimbulkan kecurigaan mereka. Lagi
pula sebelum datang kemari cayhe sudah memesan sebuah kamar di penginapan Siau
Kiang Lam Hui hujin tidak perlu sungkan. Besok malam sebelum waktu lentera
dinyalakan, cayhe akan datang kemari," sahut Yok Sau Cun.
Dia langsung menjura sekali lagi kepada Hui hujin dan keluar dari Kui Hun ceng
Hati nya terus memikirkan keadaan Ciok Ciu Lan Entah dia sudah kembaii atau
belum" Tanpa sadar langkah kakinya dipercepat Dalam waktu sekejap saja dia sudah
sampai di penginapan Siau Kiang Lam.
Pelayan yang biasa melayani Yok Sau Cun segera membawakan teko bensi air teh
untuknya. "Kongcu ya sudah pulang,' sapanya ramah.
"Apakah ada orang yang mencariku'?" tanya Yok Sau Cun.
"Tidak ada," sahut pelayan tersebut.
"Aneh sekali Adikku itu terang terangan mengatakan akan mencariku hari ini juga
Mengapa dia masih belum sampai'?".
Pelayan itu tersenyum simpul.
"Hari masih belum terlalu sore Biasanya para tamu berdatangan apabila sudah
mulai gelap Mungkin Kongcu ya harus frienunggu sebentar lagi".
Setelah pelayan itu pergi, Yok Sau Cun mulai merasa hatinya tidak enak Para
penlahat sudah menculik Hui Fei Cin Terhadap putri Wi Yang taihiap saja mereka
berani menyandera dan mengajukan permintaan untuk menukarkannya dengan
pedang Sit Kim kiam Hal ini sudah membuktikan bahwa merekatidak pandang
sebelah mata kepada Wi Yang taihiap Yok Sau Cun jadi curiga bahwa kaki tangan
mereka pasti sudah tersebar di kota Yang Ciu.
Sedangkan Ciok Ciu Lan sampai saat ini belum kembali juga Mungkinkah telah
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada gadis itu" Berpikir demikian, hati
Yok Sau Cun semakin gelisah Duduk salah berdiri pun salah Tapi dia terus mengasah
otaknya Tujuan Ciok Ciu Lan adaiah untuk menemui ibunya Rasanya tidak mungkin menemui
bahaya apa pun. Betul' Dia sendiri mendengar Ciok Ciu Lan mengatakan Sian Li bio merupakan
tempat perkumpulan berbagai macam kaiangan Segala golongan manusia ada disana
Mengapa dia tidak pergi ke Sian Li bio saja'" Siapa tahu dia bisa bertemu dengan
Ciok Ciu Lan dalam perjalanan" Atau mungkin dia bisa menemukan petunjuk di
mana Hui Fei Cin disekap".
Membawa pikiran demikian, Yok Sau Cun tergesa-gesa keluar dan penginapan dan
menuju ke arah pintugerbang sebelah timur Di depan Sian U bio ada sebuah
lapangan yang luas Tadinya merupakan pusat penjualan padi di Yang Ciu Berbagai golongan
manusia lalu berdatangan dan segala pen juru. Tempat itu sekarang seperti sebuah
alunalun yang menjaja segala macani ba rang bahkan ada pula yang mengadakan
pertunjukan mencari nafkah di tempat tersebutAda pula yang menggunakan
keramaian itu mendirikan tenda membuka kedaj arak serta makanan kecil seperti
bakpao, lumpia dan sebagainya Suasananya seperti pasar malam saja.
Yok Sau Cun membaur di antara orang banyak Begitu berdesak-desakannya sehingga
orang-orang itu bertabrakan satu dengan lainnyaAda juga yang merijual berbagai
macam obatobatan yang katanya dapat menyembuhkan luka dalam dan lainnya. Tentu
saja kebanyakan merupakan obatobat pasaran yang khasiatnya perlu diragukan
Beberapa orang yang menunjukkan atraksi juga terdiri dan pesilat kasar yang
hanya belajar ilmu silat serabutan saja.
Juga terlihat berandal-berandal cilik yang telanjang dada menyeruak di antara
kerumunan Mereka tentunya terdiri dan malingmaling kecil yang mencan kesempatan
apabila ada sasaran empuk Tidak ada seorang pun yang mirip dengan kaki tangan
penjahat yang dican Yok Sau Cun Tentu saja dia |uga tidak bertemu dengan Ciok
Ciu Lan. Yok Sau Cun memperhatikan cakrawala Pelangi menghias dengan indah Sebentar
lagi senja akan turun dan malam men|elang Padahal hatinya bersemangat sekah
ketika datang di tempat tersebut Tapi rupanya dia terpaksa pulang dengan tangan hampa
Oia tidak berhasil menemukan sedikit petunjuk pun Hatinya menjadi galau Janganiangan
komplotan penjahat itu tidak berada d| kota Yang Ciu.
Dia berjalan sendirian mengikuti langkah kakinya Terlihat di depan ada sebuah
kedai teh dengan kain lebar bertulisan Liok Yang Ki Kedai teh itu cukup besar. Tiga buah
tenda dijadikan satu Pikirannya segera tergerak.
Kedai teh ataupun rumah makan merupakan tempat persinggahan berbagai macam
kalangan manusia Mengapa aku tidak mampir sebentar disana " pikirnya dalam hati.
Pada saat itu, hari belum gelap Di dalam kedai arak terdengar suara bising di
mana hampir delapan bagian dari mejanya tensi tamutamu yang sedang bercakapcakap Yok
Sau Cun memilih sebuah tempat yang dekat dengan jalanan Seorang pelayan bergegas
menghampin dan membungkuk dengan hormat.
"Teh jenis apa yang Kongcu ya inginkan?" tanyanya sopan.
"Teh biasa saja " sahut Yok Sau Cun.
Pelayan itu mengiakan lalu mengundurkan diri Yok Sau Cun mengedarkan
pandangannya.Para tamu yang ada di kedai teh itu sebagian besar terdiri dari
pedagang. Juga ada beberapa orang pemuda yang sedang santai Sambil menikmati
makanan kecil, mereka berbincang bincang ngalorngidul Pokok pembicaraan hanya
berkisar antara usaha yang sedang mereka jaiankan atau gadis keluarga mana yang
cantik jelita. Sama sekali tidak terlihat salah seorang yang biasa berkecimpung di dunia
kangouw, sedangkan orang yang menggembol pedang saja hanya Yok Sau Cun seorang. Tidak
heran beberapa pasang mata meliriknya sejak tadi Sampai sampai Yok Sau Cun
merasa tidak enak hati. Pelayan tadi kembah dengan membawa teh pesanan Yok Sau Cun Bibirnya me
ngembangkan seulas senyuman.
"Kongcu ya, apa masih ada pesanan yang lain''".
Yok Sau Cun tahu yang dimaksudkan adalah makanan kecil. Tetapi dia baru pertama
kali datang ke Yang Ciu Dia tidak tahu jenis makanan apa yang ternama di daerah
ini. Akhirnya dia memesan secara seram pangan saja.
"Bawakan aku dua macam kue yang manis ," katanya.
pelayan itu segera mengiakan Dia kem bali ke dalam dan sejenak kemudian sudah
keluar lagi membawa dua macam makanan kecil yang terdiri dan semacam pia
Tampaknya cukup membangkitkan selera Yok Sau Cun mengangkat cawan tehnya
dan minum seteguk. Setelah itu dja mencicipi dua macam kue yang dihidangkan
Rasanya me mang lezat sekali. Saat ini sebetulnya merupakan waktu yang tepat
untuk menikmati hidangan dengan santai. Tetapi pikiran Yok Sau Cun tidak bisa lepas
dari diri Hui Fei Cin yang diculik oleh para penjahat Sedangkan dia sendiri tidak
menemukan petunjuk sedikit pun. Apalagi Ciok Ciu Lan yang sudah berjanji bertemu
dengannya di penginapan Siau Kiang Lam masih belum muncul juga Apakah gadis
itu sudah bertemu dengan ibunya'".
Tapi terlepas dan bertemu atau tjdak, seharusnya dia kembali ke penginapan untuk
mengabari Yok Saii Cun agar anak muda itu tidak cemas memikirkannya Yok Sau
Cun juga memikirkan dua macam permmtaan suhunya yang masih belum tercapai Dia
sendiri sudah dua kali mencoba sejurus ilmu pedang Song loya cu, meskipun belum
berhasil tapi orang tua itu teiah membenkan sepotong batu giok kepadanya agar
diserahkan kepada Hui hujin Hal im membuktikan bahwa sebetulnya Song loya cu
sudah me ngabulkan permintaannya.
Pasti karena tidak enak mengunjukkan muka maka dia sengaja memintanya menemui
Hui hujin Tapi entah siapa orangnya yang Hui hujm katakan akan diajak menemuinya
nanti Siapa sebetulnya orang itu" Dan apa hubungannya dengan suhunya".
Permintaan suhu yang lain adalah menemukan putranya yang telah menghilang sejak
enam belas tahun yang lalu Suhengnya mi lebih tua delapan tahun danpadanya.
Berarti sekarang berusia dua puluh delapan tahun Aih, tanda yang diketahui hanya
tahi lalat merah di atas alis sebelah kanan Ketika kecil namanya Liong Kuan, dunia
sedemikian luas Bukankah usahanya seperti mencan sebatang jarum di dalam lautan
besar'" Kemana pula dia harus mencarinya" Langit perlahan-lahan menjadi gelap
Lentera di kedai teh sudah mulai dinyalakan.
Adabeberapa tamu yang segera menghitung fumlah makanan mereka lalu
meninggalkan tempat tersebut. Tapi ada pufa beberapa tamu yang baru datang
Beberapa tamu yang usianya lebih lanjut langsung memanggil pelayan dan minta di
sediakan arak. Rupanya kedai teh ini merangkap dua jenis usaha Apabila malam menjelang kedai
teh berubah menjadi rumah makan yang menyediakan berbagai macam hidangan
lengkap dengan araknya Para tamu yang ingin menikmati arak dapat berdiam terus
dj tempat tersebut. Yok Sau Cun memesan semangkok bakmi daging dan beberapa buah bakpao. Setelah
menyantapnya dengan tergesa-gesa, dia langsung membayar makanannya dan
bergegas kembali ke penginapan.
Pelayan penginapan tersebut melihat kedatangan Yok Sau Cun Dia cepatcepat maju
menyambutnya. "Kongcu ya, sampai sekarang siocia belum datang juga Mungkin hari ini dia tidak
jadi datang ke sini," katanya melaporkan sambil tidak lupa mengembangkan
senyumannya. Ternyata Ciok Ciu Lan masih belum muncul juga' Yok Sau Cun diamdiam
bertambah cemas Kalau Ciok Ciu Lan sudah bertemu dengan ibunya, pasti dia
bergegas datang ke penginapan tersebut membentahukan kepada Yok Sau Cun
Apakah ibunya tidak berada di Yang Ciu tetapi meninggalkan tanda agar dia
menemuinya di tempat lain".
Tidak' Apabila ibunya tidak berada di Yang Ciu, Ciok Ciu Lan juga akan datang ke
penginapan tersebut memberitahukan ke pada Yok Sau Cun Tidak mungkin dia pergi
seorang diri begitu sa|a Mungkinkah telah terjadi sesuatu pada diri gadis itu'".
Pelayan tadi mehhat Yok Sau Cun tidak mengucapkan sepatah kata pun Bibirnya
kembali mengulum senyum. "Kongcu ya, kamar yang kau sediakan buat siocia . ".
"Tidak apa apa Biarkan saja kamar itu ".
Pelayan itu menganggukkan kepalanya berkali-kali.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kongcu ya, hamba telah menyalakan ientera Kongcu ya kembali saja dulu ke kamar
Hamba akan menyediakan air hangat untuk membasuh diri" katanya.
Yok Sau Cun masuk ke dalam Dia mendorong pintu kamarnya, tiba-tiba hidungnya
mencium serangkum keharuman yang samarsamar Seperti ada tapi juga seperti tidak
ada. Orang biasa tentu tidak akan mengetahumya Tapi penciuman Yok Sau Cun
sangat taiam Dia yakin ada seorang gadis yang masuk ke dalam kamarnya dan
meninggalkan bau harum seperti itu.
Pikirannya segera tergerak Mungkinkah Lan moay sudah datang tadi".
Matanya sibuk mengedar Ternyata di bawah tempat lilin tertekan secank kertas
yang di atasnya tertera beberapa huruf tulisan.
Ternyata Lan moay sudah datang Pasti karena aku tidak ada maka dia meninggalkan
kertas ini untukku, pikir Yok Sau Cun kembali.
Yok Sau Cun bergegas menghampiri meja dan mengambil kertas tersebut Hidungnya
kembali mencium serangkum keharuman yang samar Tulisan di atas kertas itu sangat
indah juga rapi. Di bawah cahaya rembulan, pohon Liu melambai lambai Di samping Go Teng kio
dekat telaga Sou si menantikan kedatangan pendekar muda.
Kertas itu tidak menyebutkan nama juga siapa penginmnya Dan nada tulisan itu
saja, Yok Sau Cun langsung yakm bukan Ciok Ciu Lan yang meninggalkan kertas tersebut
Tapi siapa kira kira orang ini'" Yang pasti seorang gadis'.
Pelayan tadi kembali lagi dengan baskom berisi air hangat Juga dibawakannya
sebuah teko bensi teh panas Bibirnya kembali tersenyum.
"Apakah Kongcu ya masih ada keperluan yang !ain?" tanyanya kemudian.
"Aku hanya ingin menanyakan arah menuju telaga Sou si?".
"Jaraknya sih tidak seberapa jauh Tetapi telaga Sou si terletak di luar pintu
gerbang utama Sedangkan saat ini pintu gerbang sudah ditutup. Kalau Kongcu ya Ingin
berpesiar, terpaksa harus menunggu sampfll besok pagi," sahut pelayan itu
menjelaskan. Kemudian dia memberi gambaran sekali lagi arah yang harus ditempuh oleh Yok Sau
Cun apabila hendak ke telaga Sou si Setelah itu dia baru mengundurkan diri
Dengan hati gelisah, Yok Sau Cun membaca tulisan di atas kectas tadi sekali lagi Dia
mengingatmgat kembali gadis yang pernah dikenalnya Rasanya hanya Ciok Ciu Lan
dan Hui Fei Cin Sedangkan ditambah dengan pelayan Hui Fei Cin yakni Siau Cui
hanya tiga orang saja. Dari nada tulisan di atas kertas itu, Yok Sau Cun memang merasa tidak asing Tapi
untuk sesaat dia tidak dapat mengingatnya Sekarang dia mempertimbangkan apakah
dirinya harus pergi menuruti isi kertas tersebut".
Hui Fei Cln terjatuh dalam genggaman orang jahat Ciok Ciu Lan sampai sekarang
belum kembali Sekarang tiba-tiba ada seorang gadis yang ingin bertemu dengannya.
Mana mungkin dia menyianyiakan kesempaian ini".
Siapa tahu dla blsa mendapat keterangan yang dibutuhkannya . Oleh karena itu,
Yok Sau Cun cepatcepat merapatkan pintu kamarnya dan memadamkan penerangan
Dengan menyelinap dia keluar dan jendela Setelah melewati dua buah rumah
penduduk, dia melayang turun di lorong belakang pengmapan tersebut. Sekarang dia
sudah berada di ujung jalan Dia mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pelayan tadi
dan menghambur ke arah pintu gerbang utama.
Tidak lama kemudian, dia sudah sampai di batas tembok kote Dengan
kemampuannya dalam ilmu ginkang, dia melesat naik ke atas tembok lalu melayang
turun dengan ringan. Kegelapan malam mulai merayap. Yok Sau Cun menghindan
jalan raya Dia mengikuti tembok kota sampai di tempat yang agak terpencii Dia
menarik nafas dalam-dalam dan melesat lagi ke atas tembok Matanya yang awas
segera menerawang Di kejauhan terlihat nak air telaga yang ber gerak-gerak.
Saat itu hampir masuk musim dingin Air di telaga bergprak perlahan Tidak
terlihat bayangan seorang manusia pun Yok Sau Cun tidak tahu di mana letak Go Teng kio
yang disebut orang itu Terpaksa dia me nyusun tepi telaga dan berjalan terus
Malam naik perlahan lahan Ternyata di sisi lelaga terdapat sebuah pondok lerbuka Jaraknya
kurang lebih masih ada beberapa depa Di sekitar pondok tersebut banyak di hiasi po
honpohon Liu Suasananya sedemikian tenang sehingga terasa mencekam.
Di bawah cahaya rembulan, pohon Liu melambailambai Mungkm ini yang disebut
Go Teng kio " pikir Yok Sau Cun dalam hati.
Sayangnya malam ini sama sekali tidak terlihat adanya rembulan Perlahan lahan
Yok Sau Cun meneruskan iangkah kakmya Sekarang jarak antara dirinya dengan pondok
terbuka itu semakin dekat Dari jauh dia sudah tampak sesosok bayangan tubuh yang
langsing Rambutnya bergerai mencapai bahu Sebelah tangannya memegang sebuah
sangkar burung Dia berdiri di sana dengan wajah menghadap ke dalam pondok
Matanya seperti menerawang di kejauhan Sayangnya Yok Sau Cun tidak dapat
melihat wajahnya dengan seksama.
Dan bayangan tubuhnya yang langsing, kemungkinan gadis mi berwajah cantik jelita
Tapi Yok Sau Cun tidak dapat menduga siapa adanya gadis itu" Tampaknya dia
sedang menunggu seseorang Pikirannya pasti melayanglayang Yok Sau Cun sudah
berjalan melewati ]embatan dan sampai di ujung pondok terbuka itu dia masih
belum menyadannya Dia masih belum membahkkan tubuhnya Dia merasa tidak enak hati
unluk menyapa Terpaksa dia berdiri di situ sambil mengeluarkan suara batuk
batuk. "Apakah Yok siangkong yang datang'?" tanya bayangan bertubuh langsing itu.
Suaranya sangat merdu Rasanya tidak asing bagi telinga Yok Sau Cun Namun dia
masih belum dapat menduga siapa adanya gadis itu.
Cepat-cepat dia merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.
"Betul. Yok Sau Cun datang memenuhi undangan," sahutnya.
Bayangan langsing Itu mengeluarkan suara tertawa kecil.
"Aku sudah menunggu di sinl sejak tadi," katanya.
Ucapannya seperti menyalahkan Maksudnya menyalahkan Yok Sau Cun yang datang
terlambat Tapi karena gerutuannya diiringi dengan suara tawa yang merdu, maka
tentunya dia tidak bersungguh-sungguh.
"Kouwnio mengundang cayhe datang ke tempat ini, entah ada keperluan apa?" tanya
Yok Sau Cun. "Tentu saja ada keperluan." Sampai saat ini, bayangan langslng tergebut baru
perlahanlahan membalikkan tubuhnya.
Saat itu juga, Yok Sau Cun sudah melihat dengan jelas Dia, bukankah gadis cantik
jelita yang dmgin seperti gunung es dan biasa dipanggil sebagai Tiong kouwnio,
Tiong Hui Ciong. Ternyata memang dia!.
Yok Sau Cun tertegun untuk sejenak. Akhirnya dia menjura sekali lagi.
"Rupanya Tlong kouwnio ".
Sepasang mata Tiong Hui Ciong yang indah bersinar bagai bintang kejora Dia
menatap Yok Sau Cun lekat-lekat.
"Kau kira siapa yang mengundangmu datang ke tempat ini?".
"Cayhe justru tidak dapat menerkanya,";SahutYok Sau Cun.
Tiong Hui Ciong tersenyum manis.
"Bukankah sekarang kau sudah tahu'?".
"Undangan kouwnio memang mengejutkan Entah ada urusan apa cayhe diundang ke
tempat ini?". Mata Tiong Hui Ciong menatapnya dengan lembut.
"Yang diundang tentu saja harus me menuhi undangan Aku toh bukan macan yang
buas. Jangan khawatir Mari duduk di dalam'' ajaknya.
Perlahan-lahan dia melangkah ke dalam pondok terbuka tersebut dan duduk di atas
undakan batu yang mengelilingi tiang di sana Mendengar ucapannya yang minp
sindiran, terpaksa Yok Sau Cun ikut masuk ke dalam dan duduk di undakan batu di
se berangnya. Pada saat itu rembulan mulai bergeser dan balik awan dan menunjukkan sebagian
dmnya Keadaan di sana menjadi agak te rang Yok Sau Cun duduk berhadapan de
ngan gadis cantik itu Matanya sangat indah, persis air telaga yang bergerakgerak
Dia mengenakan pakaian berwarna kuning muda Pipinya berona merah jambu
Kecantikannya semakm kentara Sikapnya tetap dingin seperti biasa Sangkar burung
yang dibawanya telah diletakkan di atas ta.iah Yok Sau Cun menantapnya lekat
lekat Dia merasa sikap dingin gadis itu tidak seperti biasanya Malah ada kesan seperti
dibuat buat agar tidak menyolok Bahkan Yok Sau Cun seperti berhadapan dengan
orang lam Dia memandang gadis itu dengan terpesona.
Tiong Hui Ciong seperti tidak merasakan pandangan Yok Sau Cun yang ta;am Dia
mengedipkan matanya beberapa kali seperti orang yang kelilipan.
"Akhirnya bulan keluar juga dan persembunyiannya," gumamnya seorang diri.
Yok Sau Cun tiba-tiba merasa sikapnya tadi kurang sopan Tanpa sadar wajahnya
berubah merah padam. "Sebetulnya apa maksud Tiong kouwmo mengundang cayhe ke tempat ini'?"
tanyanya kembali pada tujuan semula.
Tiong Hui Ciong tersenyum simpul.
"Aku melihatmu di jalan raya Itulah sebab nya sengaja mengundang kau kemari
untuk berbincang bincang ".
Mendengar ucapannya pikiran Yok Sau Cun langsung tergerak.
"Entah keperluan apa yang membuat Tiong kouwrno sampai ke Yang Ciu ini?".
'Tidak apa apa " Tiong Hui Ciong mera pikan rambutnya yang bergerai ditiup angin
"Aku sebetulnya mengikuli jejak seseorang ".
'Lalu, apa yang ingin kouwnio bicarakan dengan cayhe'"'tanya Yok Sau Cun
kembali. "Aku justru ingin bertanya mengapa kau bisa datang ke Yang Ciu?".
"Apa maksudmu menanyakan hal ini?" Kedua orang itu seperti saling melontarkan
pertanyaan tanpa ada satu pun yang bersedia menjawab terlebih dahulu.
Tiong Hui Ciong menatapnya sekilas.
"Kau tidak bersedia membentahukan" lya kan" Sebetulnya tanpa perlu kau katakana
aku juga sudah tahu Kau datang ke Yang Ciu demi Hui Fei Cin itu ".
Wajah Yok Sau Cun berubah perlahan-lahan.
"Kau yang menculik Hui siocia'?".
Wajah gadis itu tampak pilu.
"Kau salah menuduh Orang yang menculik Hui siocia bukan aku '.
"Lalu siapa?" desak Yok Sau Cun "Malam ini aku tidak perduli hal yang lainnya
dan mengundang kau ke sini Tujuannya adalah untuk mengucapkan beberapa patah kata,"
sahut Tiong Hui Ciong. "Kouwmo silahkan katakan saja ' Tiong Hui Ciong menatapnya sekilas "Kalau aku
sampai mengatakannya apakah kau bersedia mendengarkan?" tanyanya lembut.
'Mengapa tidak coba kau katakana terlebih dahulu?".
Wajah gadis itu berubah serius.
"Dengarlah nasehatku Besok pagipagi, segera tinggalkan kota Yang Ciu ini".
Yok Sau Cun teclawa dingin.
"Mengapa'?". "Meskipun Hui kouwnio diculik oleh sekomplotan orang, tetapi keadaannya tidak
berbahaya sama sekali Asal membawa pedang Sit Kim kiam, mereka pasti akan
melepaskannya Dengan kata lain, tanpa adanya Sit Kim kiam, siapa pun Jangan
harap dapat menolongnya Ada atau tidaknya kau di Yang Ciu sama sekali tidak ada
perbedaan," kata Tiong Hui Ciong selanjutnya.
Sekali lagi Yok Sau Cun tertawa dingin.
"Ternyata Tiong kouwnio mengundang cayhe kemari untuk membujuk agar cayhe
tinggalkan kota Yang Ciu ini,' katanya sinis Wajah Tiong Hui Ciong langsung
berubah hebat. "Apa" Kau bilang aku sengaja mengundangmu agar dapat membujukmu?".
"Apakah bukan begitu kejadiannya" Orang she Yok sudah mengambil keputusan
untuk campur tangan dalam urusan ini. masa begitu mudah melepaskannya kembah '"
Kecuali kalian lepaskan Hui siocia'".
Tiong Hui Ciong tampaknya marah sekali.
"Yok Sau Cun' Tampaknya kau manusia yang tidak tahu diuntung!".
"Bagaimana Tiong kouwmo bisa menga takan bahwa aku manusia yang tidak tahu
diuntung"'. Tiong Hui Ciong menarik nafas dalam-dalam.
"Yok Sau Cun apakah kata kala yang aku ucapkan sama sekali tidak dapat kau
percayai" Aku sudah menyatakan bahwa masih ada sekelompok orang lain yang
menculik HUI Fei Cin, kau masih lidak percaya Aku menasehati agar kau
memnggalkan Yang CHJ besok pagi pagi sebetulnya dengan maksud baik Tapi kau
juga tidak percaya Kau seperti menganggap undanganku malam ini serta kata-kata
yang aku ucapkan seluruhnya telah direncanakan matangma tang supaya kau
tarperangkap " Berkata sampai disitu sepasang matanya menyorotkan sinar
penasaran Raut wajahnya yang biasanya dingin dan kaku menjadi pilu Sua ranya pun berubah
menjadi lembut "Yok Sau Cun seorang gadis selalu mementingkan nama baiknya Aku
selama ini sangat angkuh Tidak pernah memandang sebelah mata terhadap lakilaki
mana pun Tapi sejak bertemu denganmu sejak mengobati luka Ciok Ciu Lan " Bukan
hanya seluruh wajahnya saja yang merah padam Bahkan bagian lehernya juga
demikian Ucapannya langsung lerhenti Dia tidak sanggup meneruskannya lagi.
Mendengar ucapannya tentang Kim Ti jui yang menggunakan sejenis ilmu mengobati
luka dalam Ciok Ciu Lan wa]ah Yok Sau Cun juga berubah menjadi merah padam.
"Malam itu cayhe mengaku telah bersalah kepada Tiong kouwnio Dalam hati cayhe
juga merasa tidak enak terus ".
Slnar mata Tiong Hui Ciong langsung terangkat.
"Yok siangkong tidak perlu meneruskan lagi Asal hatimu berniat baik, aku tidak
akan mempersoalkannya lagi Meskipun aku masih seorang gadis suci bersih, tapi hatiku
hatiku sudah tenkat padamu ".
Yok Sau Cun terkejut sekali.
"Tiong kouwnio. Tiong HU! Ciong tidak membiarkan dia meneruskan kata katanya.
"Yok siangkong, Tiong Hui Ciong melupakan kedudukan dirinya sebagai seorang
gadis malam ini terpaksa melupakan rasa malu untuk menyatakan isi hati kepadamu
Aku bukan orang yang takut menghadapi kenyataan, pokoknya siapa suruh aku
terlahir sebagai seorang gadis. ".
Kata-kata ini diucapkan dengan maksud yang jelas sekali, Malam itu, Kim Ti jui
mengerahkan ilmunya yang khas, bagian tubuh yang teriarang dan tidak boteh
sembarangan disentuh oteh laki laki telah disentuh semua oleh Yok Sau Cun
kecuali bagian yang paling vital Kalau dia tidak menyampaikan isi hatinya kepada Yok Sau
Cun, mana mungkin dia mengatakannya kepada orang lain".
Yok Sau Cun jadi serba salah Matanya menatap Tiong kouwmo Tangannya di
kibaskibaskan. "Perasaan Cinta kasih Tiong kouwmo demikian dalam, seharusnya cayhe " Tiong
kouwnio tertawa pilu "Aku tahu kau sudah mempunyai pelabuhan hati yang lain Malam ini
aku mengatakan semuanya kepadamu, bukan karena aku minta dikasihani
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau mengharap belasan cinta darimu Aku tidak ingin bersaing dengan orang lain
Aku hanya berharap kau dapat mengetahui perasaan hatiku Yang aku inginkan hanya
sepatah kata. 'Biarlah perasaan ini tersimpan dalam hatimu dan hatiku ".
Mendengar ucapannya yang demiklan menyedihkan Yok Sau Cun merasa terharu
ekali Dia tidak dapal berkeras hati iagi anpa sadar dia menarik tangan gadis itu
an menggenggamnya erat erat Dua pa ang mata saling menatap Sebetulnya gadis ni
cantik sekali tapi hati Yok Sau Cun sudah tertambat pada Ciok Ciu Lan Bagaimana
dia bisa melupakannya".
"Ciong cici, kau sungguh baik sekali teradapku Siaute bersedia menganggap kau
sebagai kakak sendiri. Tiong Hui Ciong membiarkan Yok Sau Cun menggenggam tangannya Wajahnya
nerah padam Mendengar ucapan Yok Sau cun, hatinya yang sedih langsung berubah
pembira Bibirnya mengembangkan seulas senyuman.
"Cun te, dengan kata katamu ini, segalanya sudah cukup bagiku " Perlahan lahan
dia menarik tangannya kembali Dia berkata dengan suara rendah "Cun te kalau begitu
dengarlah nasehat cicimu ini Besok pagi bagi segera tinggalkan kota Yang Ciu '.
Dia masih mengungkit persoalan tadi Yok Sau Cun mengangikat waiahnya.
"Ciong cici, mengapa kau harua menyuruh siaute meninggalkan Yang Ciu?".
"Di sini tidak apa urusanmu lagi Lebih baik kau pergi saja '".
Yok Sau Cun dapat mendengar nada suaranya, dia tahu Tiong Hui Ciong tidak
bersedia menyatakan alasannya Pasti ada sesuatu hal yang terselip di dalam
hatinya. "Siaute sangat menghargai cici, bahkan sudah menganggap seperti kakak sendiri
Mengapa cici masih mengelabui aku"'.
Tiong Hui Ciong menarik nafas panjang.
"Bukan cici bermaksud mengelabuimu Tapi tapi sebetulnya ".
'Sebetulnya apa" Mengapa cici plintat-plintut begini dan tidak mau mengatakannya
terus terang?". Sedikit sedikit dia menyebut cici hati Tiong Hui Ciong sampat tidak karuan
Kembali dia menarik nafas panjang. "Baik Cici akan mengatakannya Kedatangan cici ke Yang Ciu ini karena mengikuti
Hue leng senbu Pernahkah kau mendengar nama Hue leng senbu ini'"'.
Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya.
"Tidak.". "Hal ini tidak dapat disalahkan Selama ini kau jarang sekali berkelana di dunia
kangouw Hue leng senbu adalah adik seperguruan Ci Sancu Kong Tong pai Nama
aslinya Culeng Sian Dia mempelaJari ilmu api. Selama puluhan tahun belakangan,
hampir tiada tandingannya ".
"Apa hubungan ceritamu itu dengan diri siaute ".
"Sebetulnya tidak ada hubungan apa-apa denganmu, tetapi ".
Belum lagi dia sempat meneruskan kata katanya, Yok Sau Cun sudah
menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Oh. . Aku tahu Hui Fei Cin pasti di culik oleh Hue leng senbu, bukan?".
"Apabila cici sudah mengatakannya. tentu tidak ada niat mendustaimu Yang
diinginkan oleh Hue leng senbu hanya Sit Kirn kiam Asal Kui Hun Ceng bersedia
menyerahkan Sit Kim kiam, mereka tidak akan menyuiitkan Hui Fei Cin. Oleh karena
itu, kau sebaiknya pergi dan Yang Ciu saja ".
Yok Sau Cun jadi serba salah Dia menatap Tiong Hui Ciong sekilas.
"Siaute juga lidak ingin berdusta kepada cici, Sit Kim kiam ada pada diri siaute
" '. Tiong Hui Ciong menatap Yok Sau Cun dengan pandangan terkejut Dia juga melirik
sekilas ke arah pinggang anak muda itu.
"Betul," sahutYok Sau Cun "Pedang yang siaute bawa ini memang Sit Kim kiam
Pedang dititipkan oleh Song loya cu agai siaute ke Kui Hun Ceng " Kemudian dia men
ceritakan secara sepintas lalu bagaimana Song loya cu sempat menitipkan
pedang, tersebut Akhirnya dia menarik nafas panjang "Siaute sudah berjanji
kepada Hui hujin untuk menukarkan pedang ini dengan Hui siocia Tentu siaute tidak enak
hati menolaknya lagi".
Tiong Hui Ciong menganggukkan kepalanya berulang kali Sepasang alisnya bertaut
erat Cukup lama dia merenung.
"Rupanya Hui hujin bersedia menukarkan pedang tersebut dengan putrinya Kalau kau
memang sudah setuju, tentu tidak boleh membatalkannya Apabila waktunya sudat sampai,
kau bawa saja pedang itu dan tukarkan dengan diri Hui Fei Cin Jangan terlalu berkeras
dengan pihak mereka Dalam berkata-kata harus berhati-hati Jangan se
kalisekali menyinggung perasaan orang Kong Tong pai Terlebih-lebih Hue leng
senbu Adat orang ini angina-anginan. Tidak pernah mau mengalah terhadap orang lain.
Jangan sampai cici mencemaskan dirimu ".
"Siaute akan ingat baik-baik" sahut Yok Sau Cun.
"Apa yang cici katakan kepadamu malam iru, jangan sekalisekali kau bentahu
kepada orang lam Lebihiebih jangan katakan kepada Hui huijin Yang penting putrinya dapat
kembali dengan selamat. Kau sendiri jangan lupa bahwa tugasmu hanya mewakili Hui hujin
menukarkan pedang dengan Hui Fei Cin Jangan terlalu keras kepala. " Selesai
berkata, dia melangkah perlahan-lahan menuju jembatan penyebrangan Sekali-sekall dia
masih menoleh kepada Yok Sau Cun Tiba-tiba kakinya menghentak dan tubuhnya
melesat dalam kegelapan malam.
Yok Sau Cun memandangi bayangan tu buh gadis itu sarnpai menghilang Hatinya
gelisah sekali Dia tidak dapat tenang lagi setelah nnendengar kata-kata Tiong
Fei Ciong. Dia teringat akan ucapan gadis itu yang berkalikali mengingatkan bahwa
besok malam tugasnya hanya menukar pedang dengan diri Hui Fei Cin. Sama sekali
tidak boteh mengikuti kehendak hati. Juga tidak boleh menylnggung perasaan
orangorang Kong Tong pai Seakanakan Hue leng senbu Itu seorang dewa yang tidak boieh
kita salahi. Mendengar nada suara Tiong Hui Ciong, Yok Sau Cun merasakan bahwa perhatian
gadis itu terhadap dirinya sangat besar Tetapi dia mendapat perintah dan Song
toya cu untuk mengantarkan pedang ke Yang Ciu. Mana mungkin dia menyerahkan pedang
Sit Kim kiam Itu begitu saja kepada Hue leng sengbu".
Untuk sesaat dia benar-benar tidak tahu apa yang harus diperbuatnya Seandainya
Ciok Ciu Lan ada di sampingnya, dengan mengandalkan pengalaman gadis itu dl
dunia kangouw, kemungkinan dia bisa membenkan saran yang baik kepada Yok Sau
sun. Begitu teringat akan Ciok Giu Lan, Yok Sau Cun langsung resah kembali Apakah
gadis itu sudah datang ke penginapan Siau Kiang Lam. Dia langsung melangkahkan
kakinya lebar lebar untuk kembali ke penginapan.
Yok Sau Cun masuk ke kamarnya lewat jendela seperti tadl Dinyalakannya lilin di
atas meja. Setelah itu dia mendorong pintu dan keluar dari kamar. Yok Sau Cun
masuk ke kamar sebelah yang disediakannya untuk Ciok Ciu Lan. Kamar itu tetap
kosong Hati Yok Sau Cun juga ikut terasa hampa. Ternyata Ciok Ciu Lan masih
belum datang juga. Yok Sau Cun merasa kecewa dan cemas sekali. Jangan-jangan benar-benar telah
terjadi sesuatu atas diri gadis itu" Tetapi setelah dipikirkan baik-baik, Lan
moay sudah lama tidak bertemu dengan ibunya, tentu banyak yang ingin dibicarakan.
Kemungkinan ibunya masih merasa rindu sehingga tidak mengijinkannya pulang
malam ini. Apalagi kalau ibunya tahu bahwa yang menunggunya di penginapan
adalah seorang laki-laki. Anak gadis tentu tidak pantas datang ke penginapan
malammalam begini. Bisa jadi besok pagi dia baru dating.
Membawa pikiran seperti itu, Yok Sau Cun kembali ke kamarnya untuk benstirahat.
Tanpa terasa pagi sudah rnenjelang. Pada hari kedua, karena pikirannya kacau
maka Yok Sau Cun tidak keluar dari kamarnya Dia terus menunggu di kamar sampai tengah
hari. Bayangan Ciok Ciu Lan tetap tidak tampak datang ke penginapan tersebut Hal ini
membuat hati Yok Sau Cun semakin gelisah. Mungkinkah telah terjadi sesuatu
atas diri gadis itu".
Tiba-tiba pikirannya tergerak Bagaimana kalau tanda rahasia yang ditinggalkan
oleh ibunya itu sebenarnya hasil perbuatan orang lain yang ingin menjebaknya" Yok Sau
Cun memang belum lama berkecimpung di dunia kangouw Tapi akhir-akhir ini dia
sudah mengalami berbagai kejadian Hal ini mernbuatnya menyadari betapa liciknya
orang-orang dunia kangouw itu Setidaknya dia menyadari orang-orang itu tidak
segan menggunakan akal bulus apa pun untuk mencapai tujuannya.
Apalagi Yok Sau Cun paham sekah sifat Ciok Ciu Lan. Dia menyuruh pemuda itu
memesan kamar di penginapan Siau Kiang Lam. Bila sudah bertemu dengan ibunya,
tentu dia akan bergegas datang menemui.
Yok Sau Cun Mungkin tadi malam dia dr tahan oleh ibunya Tapi apabila benar
demikian, han ini pagipagi sekah pasti dia sudah muncul di penginapan tersebut
Tapi sekarang sudah tengah hari, bayangannya saja betum Kehhatan, bagaimana hati Yok
Sau Cun tidak merasa cemas" Hanya satu penjelasan yang masuk akal Dia tidak
berhasil menemukan ibunya Tanda rahasia yang dilihatnya adalah perbuatan orang
lain dan sekarang gadis itu pasti telah terjebak oleh komplotan penjahat itu.
Mungkinkah Ciok Ciu Lan juga terjatuh dalam genggamanHue leng senbu" Tapi Hue
leng senbu rnenculik Hui Fei Cin untuk mendapatkan Sit Kim Kiam Lalu apa
maksudnya menculik Ciok Ciu Lan" Yok Sau Cun sendiri tidak tahu di manaHue leng
senbu sekarang berada Bila ingin menemuinya, terpaksa harus menunggu sampai
kentungan pertama malam nanti.
Pelayan penginapan tersebut yang melihat Yok Sau Cun sepagian tidak keluar dari
kamarnya menjadi heran Dia mendorong pintu kamar anak muda itu dan masuk ke
dalam. "Apabila kongcu ya tidak bermmat keluar kamar, bagaimana kalau hamba
menyediakan hidangan dan dibawa kemari saja?" sapanya ramah.
"Baiklah. Kau pesankan beberapa macam hidangan dan jangan lupa araknya
sekalian," sahut Yok Sau Cun.
Pelayan itu segera mengiakan Dia lang sung keluar dan kamar Yok Sau Cun Tidak
berapa lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan pesanan anak muda tersebut.
Hati Yok Sau Cun sedang kalut Setelah pelayan itu pergi, dia langsung mengangkat
cawan araknya dan meneguknya sekahgus Sebetulnya dia mgin menenangkan hatinya
dengan minum arak Tapi biarpun dia sudah mengeringkan beberapa cawan, tetap
SBJB dia tidak menemukan akal untuk menolong Hui Fei Cin dan tangan Hue feng
senbu sekaligus menyelamatkan Sit Kim kiam.
Tanpa sadar dia juga merasa menyesal mengapa tidak menanyaKan tempat
penginapan Tiong Hui Ciong semalam Kalau tidak, dia dapat mencan cicinya itu dan
merundingkan masalah ini dengannya.
Untuk sesaat Yok Sau Cun merasa kesunyian yang tidak teruraikan dengan kata kata
Jiwanya terasa hampa bagai seorang anak yatim piatu yang terdampar di hutan luas
Tanpa terasa dia sudah menghabiskan sekendi arak yang dipesannya tadi. Pada
dasarnya Yok Sau Cun memang tidak bisa mmum arak Sekarang dia merasa matanya
mengantuk serta sulit dibuka Diletakkannya cawan arak di atas meja dan kemudian
dia merebahkan dirinya di atas tempat tidur Akhirnya dia tertidur karena mabuk.
Entah berapa sudah berlalu, tiba-tiba Yok Sau Cun mendengar suara teriakan
pelayan penginapan tersebut di depan kamarnya.
"Kongcu ya ada seorang gadis yang mencarimu!'.
"Seorang gadis'" Yok Sau Cun tersentak 'Pasti Lan moay," pikirnya datam hati Se
mangatnya langsung tecbangun Perasaan mabuknya hampir sirna mendengar katakata
pelayan tadi Dia langsung melonjak dari tempat tidurnya. " lapa gadis itu?"
tanyanya penasaran. Yok Sau Cun merasa kepalanya pusing tujuh kelilmg Dia menoleh ke arah jendela,
tentu sebentar lagi senja akan merayap Pintu kamar didorong dan luar. Sesosok ba
yangan langsing menerobos masuk.
"Yok siangkong Budak Siau Cui mendapat perintah dari hujin untuk mengundangmu ke
Kui Hun ceng" Suaranya merdu sekali.
Hati Yok Sau Cun terasa agak kecewa Rupanya Siau Cui yang datang, bukan Ciok
Ciu Lan Diamdiam anak muda itu mengeluh Hampir saja dia melupakan urusan yang
pentmg garagara pikirannya yang kalut.
"Kebetulan sekali Siau Cui kouwnio datang, cayhe justru ingin menuju taman lama
Lui Tang sekarang " sahutnya.
Mata Siu Cui membelalak mendengar ucapannya.
"Yok siangkong waktu yang mereka janjikan adalah kentungan pertama malam ini
Sekarang sore belum lagi menjelang Bukankah terlalu pagi apabila Yok siangkong
kesana sekarang" Lagipula Lao hujin sudah menyediakan hidangan untuk rnenyambut
Yok siangkong Malah sengaja memenntahkan Siau Cui dalang mengundangmu Lebih
baik Yok siangkong ikut dengan Siau Cui ke Kui Hun Ceng, Lao hujin sedang
menantikan kedatanganmu.".
Yok Sau Cun melihat pelayan penginapan tersebut sudah meninggalkan mereka
segera dia berbisik kepada Siau Cui.
"Cayhe rasa tidak perlu Kau pulang saja sekarang dan taporkan kepada Hui hujln
bahwa cayhe sudah mendapatkan sedikit petunjuk Orang yang menculik Hui siocia
adalahHue leng senbu dari Kong Tong pai. Cayhe ingin menuJu ke Lui Tang sebelum
geiap Siapa tahu mereka merencanakan sesuatu yang akan membahayakan kita Kalau
sekarang cayhe ikut dengan Siau Cun kouwnio ke Kui Hun Ceng, mungkin ada
matamata mereka yang mengintai di sekitar tempat kalian, mereka tentu akan
curiga melihat kehadiran cayhe Lebih baik Jangan saja Setelah rnatahan terbenam nanti,
Siau Cui kouwnio menyusul ke Lui Tang Cayhe akan menunggu di sana Katakan kepada
Hui huiin agar jangan khawatir.
Sepasang mata Siau Cui menatap Yok Sau Cun lekat lekat.
"Tampaknya Yok siangkong sedang memikirkan sesuatu"' Rupanya penglihatan
gadis itu cukup tajam. "Sebaiknya Siau Cui kouwnio pulang saja sekarang dan laporkan kepada Hui hujin
Setelah matahan terbsnam, cayhe pasti sudah menunggumu djsana Tidak mungkin
aku mengabaikan urusan penting ini," kata Yok Sau Cun menghindan pandangan Siau
Cui. "Baiklah .. kalau begitu budak pulang sekarang.".
Tiba-tiba Yok Sau Cun tenngat sesuatu hal yang hampir terlupakan tadi.
"Siau Cui kouwnio, tunggu dulu Cayhe belum tahu jalan menuju Lui Tangi".
Siau Cui memberi gambaran secara terpennci. Yok Sau Cun mendengarkan dengan
seksama Setelah Siau Cui pergi, Yok Sau Cun meminta kepada pelayan agar
mernbungkuskan beberapa macam hidangan serta sekendi arak Setelah itu baru dia
mening galkan penginapan tersebut.
Mengungkit tentang taman lama Lui Tangi sebetulnya tempat ini merupakan tempat
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bersejarah di daerah Yang Cui. Sebabnya disebut taman lama karena tempat itu
tadinya memang merupakan sebuah taman indah yang dibangun oleh Kaisar Suai
Yang Te. Setelah ratusan tahun berlalu, tempat itu menjadi rusak karena tidak terurus,
Sekarang rumput-rumput ilalang tumbuh liar dan tinggi melambai-lambai Tembok
yang tadinya mengelilingi tarnan tersebut juga sudah tinggal puing-puing yang
berserakan. Ketika Yok Sau Cun tiba di taman lama Lui Tang tersebut, matahan belum lagi
tenggelam Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya perbukitan yang luas dengan
berbagai pepohonan serta rumput yang tingginya sepinggang manusia dewasa
Suasana demikin membuat perasaan semakin tertekan.
Yok Sau Cun menenteng makanan dan arak. Dia berjalan perlahan di antara
rerumputan yang tinggi Tidak berapa lama kemudian sudah mencapai sebuah bukit
keci! Disana ada sebuah tanah kosong dan di tengahtengahnya terdapat sebuah
pondok terbuka yang sebagjan besar bangunannya sudah hancur Di sekitarnya
terdapat beberapa buah batu yang besar-besar.
Anak muda itu memilih sebuah batu yang bentuknya pipih dan duduk di sana Ditaruh
nya kendi arak serta cawan dan berbagai hidangan yang dipesannya tadi pada sebuah
batu yang ada di sampingnya Di bukanya bungkusan makanan itu Sembari meneguk
arak yang harum dia mengambil sepotong daging sapi rebus dan disuapkannya ke
dalam mulut Kalau ada yang melihatnya saat itu, tentu mengira la seorang
pelancong yang sedang menikmati tempat bersejarah di Yang Ciu.
Yok Sau Cun tidak biasa minum arak Apa lagi nanti malam dia mempunyai urusan
penting yang harus diselesaikan Jadi sebetulnya dia hanya berpura-pura saja.
Secawan arak di tangannya sejak tadi tidak habishabis Dia bermaksud mengintai gerakgenk
lawan Apakah mereka memasang perangkap di sekitar tempal ilu?" Apakah mereka
benarbenar akan membawa Hui Fei Cin kesana "'.
Waktu berlalu dengan perlahan Matahari mulai turun di uluk barat Sinarnya yang
ber warna merah keemasan sangat indah di pandang Benar benar merupakan hasil karya
Sang Penguasa alam yang mengagumkan'.
Tiba-tiba telinganya mendengar kibasan lengan baju dua orang yang sedang melesat
di dalam hutan. Seperti ada dua orang yang mendaiangi dengan berinngan Tentu saja
suara ini tidak dapat mengelabui pendengaran Yok Sau Cun yang tajam Tapi dia
purapura tidak tahu Dia mengangkat kendi araknya ke atas dan menempelkannya ke
mulut Lalu dia minum seteguk dengan memperdengarkan suara menggefegak di
tenggorokan Setelah itu dia mengusap bibirnya dengan ujung lengan baju dan mulai
bersenandung "Sepuluh tahun memimpikan kota Yang Ciu, membuat hati penasaran."
Meskipun mulutnya bersenandung tetapi telinganya malah dipertajam untuk
mendengarkan gerakgenk kedua orang tersebut.
Dia mendengar ada suara berdesn yang mendatangi di sebelah kanan dirinya Tentu
kedua orang itu sedang menghampiri ke tempat di mana dia sedang duduk Kalau
ditilik dari langkah kaki mereka yang nngan dan cepat Yok Sau Cun segera dapat
menduga bahwa !lmu sitat kedua orang ini tidak lemah.
Namun Yok Sau Cun sudah banyak meng hadapi musuhmusuh berat, tentu saja dia
tidak memandang sebelah mata pada kedua orang itu. Tangannya mengambil
sepotong usus dan memasukkannya ke dalam mulut. Dia bahkan mendecapdecap
seperti menikmati makanan yang lezat sekali. Kemudian dia meneguk kembali arak
dari kendinya dengangaya santai.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang kasar menegurnya.
"Hei, sobat! Hari sebentar lagi akan gelap Sebaiknya kau pulang sekarang!".
Yok Sau Cun bahkan tidak menolehkan kepaianya. Dia hanya tertawa terkekehkekeh.
"Pada saat ini maiahari baru saja tenggelam. Warnanya begitu indah. Merupakan
saat yang tepat untuk menikmati keindahan alam yang bagaikan lukisan ini. Malam masih agak
lama lagi baru datang, mengapa begitu mudah menyuruh orang pulang
sekarang?". Terdengar lagi suara yang lain menukas.
"Orang ini benar-benar kutu buku".
"Lo cu (orang tua) menyuruh kau pulang maka mau atau tidak, kau tetap harus
pulang!" bentak orang yang pertama.
"Angin dan tumbuhan tercipta untuk dinikmati. Hutan dan alam siapakah
pemiliknya" Mengapa sobat main usir saja seakan kau merupakan pemilik tempat
ini?" sahut Yok Sau Cun Dengan perlahanlahan dia bangkit dan membalikkan
tubuhnya. Pada saat itu baru dia melihat jelas kedua orang tersebut. Mereka
mengenakan pakaian yang longgar berwarna hijau. Di bagian pinggang terdapat
sebuah kantong yang cukup besar Usia keduanya sekitar empat puluhan Wajah
keduanya kasar dan garang.
Yok Sau Cun melihat orang yang kedua menyorotkan sinar mata yang keji. Dia
mencibirkan bibirnya. "Bocah ingusan, buat apa kau menyenanjungkan segala macam syair" Kalau disuruh
pulang, kau harus segera menurutinya!".
Yok Sau Cun dapat menduga bahwa kedua laki-laki kasar berpakaian hijau ini
,merupakan kaki tanganHue leng senbu Cu Leng sian Mendengar ucapan mereka
yang tidak memakai sopan santun sama sekali, sepasang alis Yok Sau Cun langsung
berkerut. "Kongcumu sedang minum arak di sini, memangnya mengganggu kalian" Budak
keluarga mana sih kalian im'" Berani-beraninya kurang ajar terhadap kongcumu
ini", sahutnya sambi! mendengus dingin.
Pada saat itu, kedua orang tadi baru melihat pedang yang terselip di pinggangnya
Panampilannya gagah sekali, sama sekali tidak minp seorang pelajar yang lemah
Orang kedua rnelirik pedang di pinggangnya sekilas.
"Rupanya kau mempunyal sedikit kebisaan juga makanya berani bersikap som
bongi". Mata Yok Sau Cun langsung mendelik kepadanya lebar-lebar.
"Budak bernyali besar Sekali lagi kau berani mengueapkan kata-kata yang tidak
sopan, kongcu akan membuatmu merangkak pulang dari sini'".
Dua kali berturut turut dia mengejek kedua orang itu sebagai 'budak' tentu saja
hati mereka panas sekali Orang pertama langsung menggeram marah.
"Bocah busuk, bagimu kesempatan untuk merangkak pulang saja sudah tidak ada!".
Tiba-tiba kakinya menutul dan tubuhnya melesat ke udara Sepuluh Jari tangannya
membentuk cakar serta mengincar bagian dada Yok Sau Cun Tentu saja anak muda
itu dapat melihat bahwa laki-laki itu pernah belajar ilmu Ti Coa kang atau ilmu
cakar besi Jurus yang digunakannya adalah Ngo Houw pu yo yang artinya Singa lapar
menerkam kambing Ketika cengkeraman orang itu hampir mengenai dadanya Yok
Sau Cun langsung berteriak.
"Coba buktikan kata-katamui".
Apabila cengkeraman itu mengenai dadanya, paling tidak kulit dan daging Yok Sau
Cun akan tercuwil Tapi anak muda itu bukan orang bodoh Mana mungkin dia
membiarkan dadanya tercengkeram begitu saja. Sejak tadi dia sudah bersiap diri
Belum lagi lawan sempat mencengkeramnya, dia tangsung inengangkat tangan
kanannya Gerakannya secepat kilat Datam sekejap rnata tahutahu pergelangan
tangan kanan orang itu sudah tercengkeram olehnya Kemudian tangannya bergerak sekah
lagi Kali ini tubuh orang tadi langsung terlempar sejauh tiga depa.
Bantingan Yok Sau Cun menggunakan tenaga kurang lebih tujuh bagian Laki-laki itu
bahkan tidak tahu bagaimana dirinya tahu-tahu bisa terlempar sejauh itu Hanya
terdengar suara . "Srettti" Tahu-tahu tubuhnya telah terpelanting ke atas tanah Bagian pantat dan
punggungnya sakit tidak terkira Hampir saja dia semaput akibat perbuatan Yok Sau
Cun Setelah menggeram marah, dia berusaha bangkit dengan susah payah.
Sementara itu, orang yang kedua sampai tertegun menyaksikan apa yang telah
terjadi Tetapi karena dia melihat Yok Sau Cun tidak inemperhatikannyai tiba-tiba
tubuhnya melesat, kedua tangannya terulur ke depan Lengan baju sebelah kanannya
menimbulkan angin yang menderu deru Sasarannya punggung Yok Sau Cun
Sedangkan tangan kinnya tiba-tiba membentuk cakar dan meluncur ke bahu kiri anak
muda itu. Serangannya itu cepat bukan kepalang Lagi pula tidak menimbulkan suara Kalau
saja lengan bajunya tidak melambai lambai tertiup angin dan menimbulkan desiran
hembusan angin Yok Sau Cun pasti tidak me nyadari dirinya dibokong dan belakang.
Tapi tubuh Yok Sau Cun seperti tumbuh sepasang mata saja Tubuhnya mendadak
membalik dan tangan kanannya sekali lagi diulurkan Lima Jannya langsung
mencengkeram pergelangan tangan orang kedua itu.
Hantaman telapak tangan orang itu belum sempat mencapai sasaran Tiba-tibadiajuga
mengalami nasib seperti rekannya tadi Tu buhnya tertank mundur setengah langkah
oleh Yok Sau Cun dan dia hanya sempat melihat tangan anak muda itu bergerak
perlahan Tahutahu dirinya sudah terlempar dan terpental sampai beberapa depa
jauhnya. Saking marahnya Yok Sau Cun sampai laki-laki itu tidak diben kesempatan
mengembangkan satu jurus pun Caranya ia turun tangan pun mendadak sekalt
karenanya bantingan yang dialami oleh orang kedua ini lebih parah dan rekannya
Dia bahkan tidak sempat mengeluarkan suara jentan Kira kira beberapa saat kemudian,
baru dia merangkak bangun dengan susah payah Dia merasa kepalanya berat sekali.
Orang yang pertama tadi segera menoiehkan kepalanya.
"Lao lo, bagaimana keadaanmu'?" tanyanya khawatir.
Orang kedua itu menggerakkan kaki tangannya. Rasanya tidak ada tulang yang
patah. "Masih lumayan," sahutnya dengan wajah menngis.
Orang pertama tadi menggertakkan giginya kuat-kuat.
"Tidak perlu sungkan lagi Man kita bergabung meringkusnya'" teriaknya lantang.
"Baik!" sahut orang yang kedua.
Mereka Jangsung mencabut goloknya Bibir mereka masih memaksakan seulas
senyuman Mata mendelik ke arah Yok Sau Cun Selangkah demi selangkah mereka
maju mendekati anak muda tersebut Sementara itu setelah melemparkan kedua orang
itu, Yok Sau Cun menampilkan gaya seperti tidak terjadi apapun Sepasang
tangannya dipangku di depan dada, dengan tenang dia berdiri di tempat semula dan kepalanya
didongakkan menatap langit Sampai kedua orang itu sudah dekat sekali dengan
dirlnya baru dia memalingkan kembali wajahnya dan bertanya dengan suara dingin.
"Apa yang kalian inginkan'?".
Orang kedua terbantmg lebih parah. Bagian pinggangnya masih terasa nyen. Rasanya
dia ingtn mengayunkan goloknya membacok Yok Sau Cun Dia melangkah maju dan
berhenfi kira kira tiga tindak df depan anak muda itu.
"AkLi ingin mencincang tubuhmu sampai hancur lebur" bentaknya marah.
Kata-katanya selesai, dia langsung menerjang ke arah Yok Sau Cun Goloknya
menimbulkan smar yang berkilauan. Gerakannya demikian cepat sehingga tubuhnya
hanya membentuk bayangan yang samara. Orang yang pertama juga tidak mau
ketinggalan. Secepat anak panah dia melesat maju dan membacok Yok Sau Cun
Gerakan kedua orang itu hampir sama Hal ini membuktikan bahwa kedua orang itu
berasal dan aliran perguruan yang sama.
Yok Sau Cun hanya terlawa dingin Tubuhnya dengan ringan mencefat ke udara
Serangan golok orang yang kedua langsung luput dan sasaran Sedangkan golok
rekannya hanya lewat dibawah kaki anak muda tersebut Bahkan ujung pakaian Yok
Sau Cun pun tidak sempat tersentuh oleh goloknya Kedua orang itu marah sekali
Dua batang golok terayun dalam waktu yang bersamaan Mereka menyerang dan kedua sisi
kanan dan kiri. Mereka menyerang sekaligus dua jurus Namun duaduanya dapat dielakkan oleh Yok
Sau Cun Hawa pembunuhan sudah memenuhi hati mereka Terdengar suara geraman
yang keras dua batang golok saturidan kiri dan satu lagi dari kanan saling
menikam ke bagian tubuh Yok Sau Cun yang mematikan.
Sekali serang delapan sembilan bacokan dilancarkan Dalam sekejap terlihat cahaya
golok berkilauan Suara angin yang ditimbufkan menggetarkan telinga Tapi biar
bagaimana lihainya itmu golok yang mereka lancarkan, tetap saja ada jarak di
antara mereka. Serangan mereka tidak dapat mencapai tubuh Yok Sau Cun Bahkan kibasan
lengan baiu mereka tidak sempat menyenggol anak muda itu.
Tentu saja mereka tidak tahu ilmu yang dipelajari oleh Yok Sau Cun merupakan
ajaran gurunya yang berlatih keras selama dua puluh tahun llmu itu dmamakan Pit
kiam sin hoat (llmu menghindarkan diri dari serangan pedang) yang sengaia
diciptakan khusus untuk menghadapi Song ka pak kiam (Ratusan pedang keluarga
Song). Bayangkan saja Song ka pak kiam yang tiada tandingannya di dunia ini saja masih
dapat dietakkan dengan ilmu yang satu irit, apalagi dua bilah golok pesilat
kasar seperti kedua orang itu Mana mungkin mereka sanggup melukai Yok Sau Cun".
Kenyataannya Yok Sau Cun memang tidak memandang sebelah mata kepada kedua
orang itu Dia malah menghindarkan serangan mereka dengan gerak sembarangan.
Perhatiannya sama sekali dicurahkan semua pada diri mereka.
Tepat pada saat itu, matahan sudah semakin tenggelam ke ufuk barat Sinar
rembulan tidak iama lagi pasti akan menggantikannya Di ujung timur hutan cahaya mentari
semakin menipis Ketika Yok Sau Cun menggeser tubuhnya, dia sempat melihat
bayangan berwarna kuning melesat di dalanrt hutan Hatinya langsung tergerak.
"Apakah ada lawan yang datang lagi?".
Begitu ingatan tersebut melintas, dia langsung tertawa lebar.
'Yang datang mungkin majikan kalian Kongcumu malas berkutat dengan kalian
berdua," katanya tenang.
Tubuhnya hanya bergerak sedikit Tahutahu dirinya sudah terlepas dan serangan
kedua bilah golok lawan Kedua orang itu mendengarkan ucapan Yok Sau Cun dengan
tertegun. Mereka masih belum sempat menarik kedua bilah golok tersebLit, dan
dalam hutan berkumandang suara tawa terkekeh-kekeh .
"Harap kongcu memaafkan kelancangan dua bawahan kami tadi!" Ucapannya selesai,
dari dalam hutan melesat keluar seorang tua berpakaian kuning Tubuhnya tinggi
kurus Dia menghentikan kakinya dalam jarak kurang febih tiga depa dari Yok Sau
Cun. Dua kepalan tangannya dirangkapkan dan menjura dengan hormat.
Orang kedua tadi melihat kedatangan orang tua berpakaian kuning Dia langsung
menarik kembali goloknya dan menjura dalam dalam.
"Kedatangan Cian lao sungguh kebetulan. Hamba mendapat perintah ".
Orang tua berpakaian kuning itu tidak memberi kesempatan kepada orang itu untuk
meneruskan kata katanya Dia langsung menukas dengan tangan dikibaskan.
'Kalian berdua masih belum mengundur kan diri?".
Kedua laki-laki yang mengenakan pakaian hijau segera mengiakan Mereka langsung
mengundurkan diri Yok Sau Cun nnemperhatikan orang tua itu dengan seksama
Tubuhnya kurus sekali namun sepasang matanya bersinar tajam Dia yakin orang tua
itu pasti berkedudukan lebih tinggi llmu tenaga dalamnya juga jauh lebih hebat
dibandingkan dengan kedua orang tadi. Cepat-cepat dia membalas penghormatan
yang diberikan orang tua tersebut.
"Kata-kata Lao cang terlalu sungkan, Kedua bawahan tadi hanya mengucapkan
katakata yang kurang sopan Mereka memaksa cayhe meninggalkan tempat ini sehingga
teriadi salah paham Sebetulnya bukan masalah'.
Mereka memang kurang ajar" kata orang tua itu Sinar matanya mengedar. Kemudian
berhenti pada pedang di pinggang Yok Sau Cun.
"Lao siu masih belum tahu sebutan kongcu yang mulia Apakah kongcu keberatan
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memberitahukannya?".
"Tentu saja tidak," sahut Yok Sau Cun tersenyum "Cayhe Yok Sau Cun Lao cang
sendiri .". Orang tua berpakaian kumng segera mengembangkan seulas senyuman di wajahnya
yang sudah penuh dengan keriput.
'Lao siu Cian Poa Teng dari Kong Tong pai Ternyata Yok kongcu merupakan tokoh
dan Bu Tong pai Maafkan kelakuan Lao siu yang kurang sopan tadi ".
Yok Sau Cun tahu orang tua itu mengira dirinya Bu Tong pai karena pedang yang
diselipkan di pinggangnya Diamdiam dia merasa geli, tapi dia tidak menyangkal
Dia hanya mengumam dengan suara yang tidak jelas.
Cian Poa Teng menoleh ke arah makanan dan arak yang tergeletak di atas batu
Bibirnya kembali mengembangkan seulas senyum.
"Kemungkinan besar Yok kongcu ini baru pertama kali datang ke Yang Ciu
Berkunjung ke Lui Tang karena sejarahnya yang sudah tersohor bukan?".
Sebenarnya dia sedang menyelidiki tujuan Yok Sau Cun Tentu saja anak muda itu
paham sekali Dia menganggukkan kepalanya beberapa kali.
"Tepat seperti yang dikatakan Lao cang Cayhe baru sampai di Yang Ciu kemarin ".
Cian Poa Teng tersenyum simpul.
"Kongcu merupakan anak muda yang cerdas Lao siu kagum sekali Tapi Laosiu
mempunyai suatu permintaan yang mungkin berlebihan. Entah apakah kongcu
bersedia memandang muka Lao siu im'?" katanya sopan.
Mulailah sandiwaranya kata Yok Sau Cun dalam hati Tapi dia berpura-pura tidak
mengerti. "Kata-kata Cian lao cang terlalu sungkan Kalau ada urusan apa-apa, silahkan
utara kan saja ". 'Kalau begitu Lao siu mengucapkan terima kasih dulu sebelumnya Sebetulnya partai
kami sedang mengadakan pertemuan di Lui tang ini nanti malam Bu Tong pai dengan
Kong Tong pai berasal dan aliran yang sama Seandamya kongcu tidak ada
kepentingan apa-apa, bolshkah menyingkir dulu dan besok baru kembali lagi
menikmati pemandangan?" kata Cian poa Teng menjelaskan.
Yok Sau Cun hanya tersenyum mendengar keterangan orang tua itu.
"Mendengar permintaan Lao cang yang demikian sungkan Seharusnya cayhe
langsung mengundurkan diri Tapi cayhe sendiri menerima perintah orang Dengan
kata lain, cayhe mewakiii seseorang memenuhi janji di tempat ini ".
Orang tua berpakaian kuning tertegun mendengar kata-kata Yok Sau Cun Sinar
matanya mengandung kecurigaan.
"Siapakah yang Yok kongcu wakili'?" tanyanya ingin tahu.
Yok Sau Cun tersenyum simpul.
"Hui Hujin putrinya diculik oleh partai kalian Tentu saja hatinya cemas sekali
Itulah sebabnya cayhe diminta mewakilinya datang lebih dahulu ".
"Waktu perjanjian adalah kentungan pertama malam nanti Kedatangan Yok kongcu
terlalu pagi," kata Cian poa Teng.
"Kebetulan Cayhe baru pertama kali datang ke Yang Ciu Jadi bisa sekalian
menikamati pemandangan dt sini,' sahut Yok Sau Cun.
"Apakah Yok kongcu sudah membawa pedang yang dijanjikan?" tanya Cian poa Teng.
Yok Sau Cun purapura tertegun.
"Apakah Lao cang sudah lupa, waktu yang dijanjikan adalah kentungan pertama
malam nanti ". Cian Poa Teng ditanya oleh Yok Sau Cun sampai kelabakan Diam-diam dia merasa
marah sekali, tapi dia tidak menunjukkan perasaannya Bibirnya hanya tertawa
sumbang. "Apa yang Yok kongcu katakan memang benar Lao siu barusan salah bicara.'.
"Cayhe mempunyai sedikit urusan dalam hati yang ingin ditanyakan Apakah Lao cang
mengetahuinya?". "Oh'?" Cian Poa Teng seakan tidak mengerti apa yang dimaksudkannya "Kalau Yok
kongcu mempunyai ganjalan dalam hati, silahkan utarakan safa Lao siu pasti akan
mengatakan apabila memang mengetahuinya".
"Sebelumnya Cayhe ucapkan banyak terima kasih," sahut Yok Sau Cun sambil
merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.
"Cayhe mempunyai seorang adik angkat Kemarin datang bersamasama di Yang Ciu ini
Tibatiba dia menghilang tanpa kabar berita. Entah ada hubungannya atau tidak
dengan partai kalian ". 'Mengenai hal ini Lao siu kurang jelas," kata Cian Poa Teng "Entah siapa nama
adik angkat Yok kongcu itu'?" tanyanya sepintas selalu.
"Namanya Ciok Ciu Lan Dia adalah putri Be hua popo Ciok Sam Ku ".
Wajah Cian Poa Teng agak berubah mendengar keterangan Yok Sau Cun Dia
memaksakan seulas senyuman di bibirnya.
"Yok kongcu tidak perlu khawatir Kalau tidak ada urusan yang maha penting, kami
tidak mungkin sembarangan menculik orang Mengenai persoalan ini biar
sekembalinya nanti. Lao siu akan menyelidiki Setelah ada hasilnya, tentu akan
Lao siu laporkan kepada Yok kongcu ".
"Kalau begitu, cayhe terpaksa merepot kan Lao cang".
"Tadi Lao siu datang keman hanya sekedar memeriksa keadaan sa|a Silahkan kongcu
duduk kembali menikmati pemandangan alam Lao siu akan pulang sekarang dan
mohon diri ". "Mengenai menghilangnya adik angkat cayhe, entah apakah Lao cang dapat
memberitahu jawabannya sekalian pada kentungan pertama nanti'"' tanya Yok Sau
Cun. 'Baiklah," sahut Cian Poa Teng sannbil menghentakkan sepasang kakmya dan
melesat meninggalkan tempat tersebut.
Dengan tenang Yok Sau Cun duduk kem. bali di tempatnya semula Dalam sekejap
mata, han mulai berarijak gelap Tiba tiba terlihat sesosok bayangan bertubuh
langsing mendaki bukit dengan tergesa gesa Siapa lagi kalau bukan Siau Cui" Tangannya
membawa sebuah kotak persegi barukuran sedang.
Melihat kedatangannya Yok Sau Cun segera berdiri menyambut Dia melambaikan
tangannya kepada gadis itu.
"Siau Cui kouwnio cayhe di sini," katanya.
Siau Cui mendongakkan kepalanya memandang ke arah Yok Sau Cun Cepat cepat
dia naik ke atas dan menghampiri 'anak muda itu.
"Yok siangkong, apakah kau sudah lama sampai di sini" Apakah kau melthat orang
orang mereka'?" tanyanya beruntun.
Tentunya gadis itu berlanlari dari Kui Hun Ceng ke tempat itu Nafasnya masih
terse ngalsengal Dadanya turun naik.
"Sudah Cayhe bertemu dengan salah seorang anggota mereka yang mengaku she
Cian ". "Apa yang dikatakannya'?" tanya Siau Cui.
"Tidak Waktunya saja belum sampai Se karang kan belum kentungan pertama Mana
mungkin dia mengatakan apa-apa?".
"Apa kedudukan manusia she Cian itu?".
"Hal ini Cayhe kurang jelas. Tetapi rasanya kedudukkan orang ini tidak terlalu
rendah. Siau Cui merenung sejenak.
"Oh ya, Lao hujin mengatakan bahwa menukar pedang dengan siocia adalah syarat
yang mereka ajukan Nanti kalau Yok siangkong akan menyerahkan pedang tersebut,
katanya bahwa pihak kita juga ada sebuah syarat Mereka harus menyerahkan Ong Si
sekalian " Dia meletakkan kotak yang dibawanya di atas sebuah batu di samping
Yok Sau Cun "Lao hujin menyuruh budak mem bawakan makanan ini untuk Yok
siangkong Tenlunya kau belum makam malam. Silahkani" katanya kemudian.
Siau Cui langsung membuka kotak yang dibawanya. Selain nasi goreng ham dan
telur, dia juga membawa empat macam hidangan lezat lainnya.
"Tolong sampaikan ucapan terima cayhe kepada Lao hujin," kata Yok Sau Cun.
"Yok siangkong tidak perlu sungkan. Cepat dimakan, sebentar kalau sudah dingin
tentu tidak enak lagi.". Mendengar ucapannya, Yok Sau Cun pun tidak segan segan tagi. Diambilnya sumpit
yang terbuat dari bambu dan disantapnya hidangan itu dengan lahap Siau Cui
membereskan sisa makanan Yok Sau Cun Kemudian dia mengeluarkan sebuah tabung
seperti kateng dan menuangkan secawan teh dan menyodorkannya ke hadapan anak
muda itu. "Yok siangkong, ini tehnya ".
"Wah, tehnya saja tidak ketinggalan," sahut Yok Sau Cun.
Siau Cun tersenyum lebar.
"Ini juga Lao hujin yang mmta budak untuk Yok siangkong. Orang Yang Ciu sangat
menitikberatkan minum teh. Di sini sudah menjadi semacam tradisi Itulah sebabnya
orang Yang Ciu diJuluki Kantong air..".
"Hui hujin benar benar memikirkan segalanya dengan sempurna Sehabis makan siapa
pun pasti ingin minum untuk menghilangkan rasa haus " Dia langsung menerima cawan
teh yang disodorkan oleh Siau Cui dan meneguknya perlahan-lahan. Teh itu
bukan saja sedap tetapi juga memancarkan keharuman yang khas. Apalagi kalau
bukan teh Lung Cing dari Hang Ciu".
Tepat pada saat itu, di bagian depan terlihat berkelebatnya beberapa sosok
bayangan. Tujuannya sudah pasti ke arah mereka. Yok Sau Cun segera berkata dengan suara
rendah. "Ada orang datang ".
"Sekarang baru saatnya lentera dinyalahkan.Kan masih jauh dari waktu
perjanjian'?" tanya Siau Cui. "Mungkin karena mereka tahu cayhe sudah datang sejak tadi maka sengaja
mengunjuk diri lebih awal,' sahut Yok Sau Cun.
Selagi percakapan antara kedua orang itu berlangsung, orang-orang dari pihak
lawan sudah naik ke atas bukit. Yang paling depan Cian Poa Teng Di belakangnya
mengiringi seorang gadis berpakaian merah.
Orang ini pernah dilihat ketika menyelamatkan Song Ceng San dari goa dekat Tai
Hok Hong. Dia adalahHue mo li Cu Kiau Kiau Putri kesayanganHue leng senbu Cu
Leng Sian Di belakang gadis itu mengikuti dua orang gadis yang rnengenakan
pakaian hijau. Keduanya membawa pedang di bahu.
Belakangan dua laki-laki berpakaian hijau pula Mereka adalah kedua orang yang
dilemparkan oleh Yok Sau Cun sore tadi.
Jumlah semuanya enam orang Tidak tampak Hui Fei Cin di antara mereka Sejak
melihat kedatangan mereka, Yok Sau Cun sudah berdiri menyambut dengan sepasang
kepalan tangan dirangkapkan.
"Bukankah Cian Lao cang mengatakan bahwa waktu perjanjian yang ditentukan
adalah kentungan pertama malam nanti?".
Cian Pao Teng tersenyum sambil membalas menjura kepada Yok Sau Cun.
"Memang sebetulnya waktu yang dijanjikan kentungan pertama, tapi Yok kongcu toh
sudah datang. Tentu saja kami tidak enak membiarkan kau menunggu terlalu lama.
Maka dari itu sengaja datang lebih awal dan urusan kedua pihak dapat
diselesaikan secepatnya," sahut orang tua itu.
Sinar mata Cu Kiau Kiau beredar Dia memperhatikan Yok Sau Cun sekilas.
"Diakah yang bernama Yok Sau Cun yang mewakili Hui hujin?"" tanyanya.
Meskipun di Tai Hok Hong dia pernah bertemu dengan Yok Sau Cun tetapi keadaan
saat itu musuh di tempat yang terang, pihak Bu Cu taisu berada di tempat yang
getap Sedangkan Tok Sau cun belum pernah berhadapan dengannya langsung. Oleh karena
itu kesan gadis itu terhadap Yok Sau Cun tidak dalam. Tentu saja sekarang dia
tidak mengenalinya. "Betul," sahut Cian Poa Teng.
"Cayhe memang Yok Sau Cun yang mewakili Hui hujin menyambut HLH siocia,"
tukas anak muda itu. Sekali lagi Cu Kiau Kiau meliriknya.
"Apakah Sit Kim kiam sudah kau bawa?".
"Pedang ada pada diriku Mohon tanya kepada kouwnio, di mana Hui siocia?".
"Keluarkan dulu pedang itu biar aku dapat melihatnya," kata Cu Kiau Kiau.
"Boleh " Dia mengulurkan tangannya dan menepuknepuk pedang yang terselip di
pmggang "Inilah Sit Kim kiarn," kata Yok Sau Cun.
"Apakah kedatangan Yok kongcu adalah untuk mewakili Hui huiin?"" tukas Cian Poa
Teng yang berdiri di sarnpingnya.
"Tidak salah," sahut Yok Sau Cun.
Cian Poa Teng mendengus dingin.
"Apakah Hui hujin tidak bersedia menukar putrinya yang tersayang?" tanyanya
kembali. "Mengapa Cian Lao cang berkata demikian?".
Cu Kiau Kiau menolehkan kepalanya.
"Yu Hu hoat apakah pedang yang di bawanya itu bukan Sit Kim kiam'?".
Rupanya Cian Poa Teng adalah Yu Hu hoat (Tangan kanan atau penasehat yang
mengurus bagian hukuman) dalam partai mereka. Ternyata kedudukan orang ini
memang tidak rendah. Cian Poa Teng menganggukkan kepalanya.
"Pedang yang dibawa Yok kongcu adalah Song Bun kiam dan By Tong pai Hal ini mana
mungkin bisa mengelabui mata tua Lao siu?".
Cu Kiau Kiau mendengus marah.
"Baik... ManusiasheYok, kau berani membawa Song Bun kiam dan Bu Tong pai dan
mengakuinya sebagai Sit Knn kiam Tampaknya kalian memang benar-benar tidak
berniat membawa Hui siocia kembati dengan selamat!".
"Siapa bilang mi bukan Sit Kim kiam'?" Yok Sau Cun mencabut pedang yang terselip
di pinggangnya Sinar matanya mengedar kepada kedua orang itu secara bergantian
"Kalian sudah melihat jelas Bukankah ini pedang Sit Kim kiam'?".
Pedang panjang teiah dihunus Semua orang dapat melihat bahwa pedang yang ada di
pinggang Yok Sau Cun adalah pedang biasa yang berwarna hitam pekat dan tidak
beccahaya sama sekali. Cu Kiau Kiau menoleh kepada Cian Poa Teng.
"Yu Hu hoat, bagaimana pendapatmu?".
"Menurut kabar selentingan, Sit Kim kiam memang berwarna hitam pekat Tapi
sebelum mencobanya tangsung, bagaimana kita bisa yakin bahwa pedang itu memang
Sit Kim kiam adanya'" sahut Cian Poa Teng.
"Bagaimana cara kalian mencobanya agar bisa percaya penuh'?" tanya Yok Sau Cun.
"Kemarikan pedang itu kami pasti mempunyai cara untuk mencobanya" sahut Cu Kiau
Kiau. Yok Sau Cun menggerakkan tangannya memasukkan pedang !tu kembali. Dia
tertawa dingin. "Mau coba boleh saja. Tapi ada satu hal yang ingin cayhe tanyakan terlebih
dahulu ". "Apa yang ingin Yok kongcu tanyakan?" tanya Cian Poa Teng.
"Tujuan kita berkumpul di sini adalah untuk menukarkan pedang ini dengan
seseorang. Pedangnya kalian sudah lihat namun cayhe belum dapat melihat bayangan
Hui siocia sekali pun " kata Yok Sau Cun dengan maksud menyindir.
"Asal kau serahkan Sit Kim kiam, kami pastl akan membebaskan Hui siocia," sahut
Cu Kiau Kiau.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yok Sau Cun tertawa lebar.
"Menukar pedang dengan orang adalah syarat yang kalian ajukan. Sedangkan syarat
demikian sudah tentu satu lawan satu Kami menyerahkan pedang, kau menyerahkan
orangnya, itu baru di sebut menukar pedang dengan orang Sekarang kafian meminta
aku menyerahkan pedang terlebih dahulu, baru kemudian menyerahkan orangnya.
Bagaimana cayhe bisa percaya begitu saja?".
Mata Cu Kiau Kiau langsung mendelik.
"Apa" Kau tidak percaya kepada Kong Tong pai'?".
Sejak melihat kedatangan Cu Kiau Kiau hati Yok Sau Cun sudah mengadakan
persiapan Sekarang dia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Apakah Kong Tong pai dapat dipercaya'?".
Wajah Cu Kiau Kiau berubah hebat.
"Manusia she Yok. Apa yang kau katakan?".
"Kong Tong pai sebetulnya jugatermasuk salah satu dan delapan partai besar di
dunia Bulim Seharusnya masih bisa dipercaya Tapi demi sebatang pedang saja kalian bisa
malu melakukan pencullkan, tentu hal [ni merupakan suatu perbuatan yang paling
rendah bagi pandangan orangprang duma kangeuw. Lagipula kata-kata kahan tidak
daoat dipercaya Perbuatan Kong Tong pai yang seperti ini hampir tiada bedanya de
ngan para begal ataupun perampok . ".
"Tutup mulut'" bentak Cian Poa Teng. Wajahnya berubah hebat "Tahukah apa
hukumannya bagi orang yag berani menghina partai kami'?".
Siau Cui yang melihat percakapan antara.
Yok Sau Cun dengan pihak lawan mula panas, hatinya semakin cemas.
"Yok siangkong, siocia masih berada d, tangan mereka Lebih baik kau bersabar se
dikit," katanya mengingatkan. WaJah Yok Sau Cun berubah serius.
"Siau Cui kouwmo, jangan khavvatir. Yang menghina Kong Tong pai adalah aku, Yok
Sau Cun, semua resiko ditanggung oleh aku sendiri Tidak ada hubungannya
dengan orang-orang Kui Hun Ceng," sahutnya tegas.
Cu Kiau Kiau tertawa dingin.
"Memang apa kehebatanmu" Barang siapa menghina Kong Tong pai, hukumannya
adalah kematian Sekarang sebaiknya kau serahkan Sit Kim kiam yang asli. Setelah
kami periksei nanti dan ternyata memang bukan barang palsu, mungkin kau bisa
terhin dar dari hukuman kematian ".
Yok Sau Cun tertawa lebar.
"Rasanya kouwnio salah menilai orang.".
"Hanya mengandalkan dirimu seorang memangnya apa yang dapat kau lakukan'?"
tanya Cu Kiau Kiau sengit.
Yok Sau Cun masih tenang-tenang saja Dia bahkan tersenyum simpul.
"Tadinya maksud cayhe menukarkan pedang dengan Hui siocia. Asal cayhe sudah
melihatnya, maka pedang Sit Kim kiam ini akan segera diserahkan kepada pihak
kalian Tapt sekarang melihat kouwnio rasanya sama Juga.".
Cu Kiau Kiau mendelikkan matanya besarbesar kepada Yok Sau Cun.
"Kalau bicara yang jelas Maksudmu setelah metihat aku kau rela menyerahkan pe
dang Sit Kim kiam tersebut?".
"Melihat Kouwnio membuat hati cayhe tergugah Orang ditukar dengan orang boleh
juga," sahut Yok Sau Cun tenang.
Baru saja ucapannya selesai, mendadak tangannya bergerak Jaraknya dengan Cu
Kiau Kiau memang hanya satu depa Gerakannya begitu cepat dan tiba-tiba
pergelangan tangan kanan ggdis itu sudah tercengkeram olehnya Kemudian secepat
kilat pula dia menotok salah satu jalan darah di punggung gadis itu.
Cu Kiau Kiau masih befum mencernakan arti 'orang ditukar dengan orang boleh
juga' tiba-tiba dia merasa matarrya berkunangku nang Pergelangan tangan kanannya
telah. dicengkeram oleh Yok Sau Cun Hatinya ter kejut sekali Dia berusaha memberontak
tetapi setengah bagian tubuhnya terasa kebal dan tidak dapat digerakkan lagi
Hanya ma tanya sa|a yang mendelik kepada Yok Sau Cun sambil memaktmaki . "Tampaknya kau
sudah bosan hidup". Padahal Cian PoaTeng berdm di samping Cu Kiau Kiau Dia merupakan seorang
tokoh yang sudah berpengaiaman. Meskipun dia merasa curiga mendengar ucapan
Yok Sau Cun tapi dia tidak menyangka gerakan tangan pemuda itu demikian cepat
Cian Poa Teng langsung meraung dan tangan kanannya diulurkan dengan maksud
menghantam pangkal lengan Yok Sau Cun.
Anak muda itu hanya bergerak sedikit Dia menyeret tubuh Cu Kiau Kiau Dengan
demikian dirinya sendiri jadi tertutup Tentu saja hal ini tidak diduga oleh Cian
Poa Teng. Seandainya hantaman telapak tangannya tidak ditarik kembali Pasti yang terkena
sasaran adalah Cu Kiau Kiau sendiri Cian Poa Teng mana beram menanggung resiko
seberat itu, terpaksa dengan susah payah dia menarik kembali tangannya yang
sudah meluncur di tengah jalan Hatinya jengkel sekaligus marah Matanya mendelik lebar
lebar ke arah anak muda tersebut.
"Manusia she Yok! Mencengkeram pergelangan tangan seorang gadis seperti itu,
bagaimana bisa dikatakan perbuatan seorang pendekar" Lebih baik kau lepaskan Cu
Kouwmo kalau berani hadapilah aku!" bentaknya lantang.
Tepat pada saat itu dua gadis pelayan Cu Kiau Kiau sudah menghunus goloknya dan
mengurung Yok Sau Cun Tetapi mana mungkin Yok Sau Cun memandang sebelah
mata terhadap mereka".
"Kalian pihak Kong Tong pai juga menculik Hui siocia Malah meminta ditukarkan
dengan sebatang pedang pusaka. Apakah itu juga dapat disebut perbuatan pendekar"
Kalau Kong Tong pai bisa berbuat demikian mengapa aku orang she Yok tidak bisa
melakukan hal yang sama?" tanyanya dingin.
Cian Poa Teng mendengus dingin.
'Yok Sau Cun, kau akan menyeial beram bertentangan dengan Kong Tong pai'".
Yok Sau Cun tersenyum simpul.
"Cian Lao cang tidak periu menggertak. Seandainya cayhe takut terhadap Kong Tong
pai, tentu malam ini tidak akan mewakili Hui hujin datang keman," sahutnya tenang.
Separuh badan Cu Kiau Kiau tidak dapat digerakkan. Mana tangannya juga terus
dicengkeram oleh Yok Sau Cun. Hal ini merupakan suatu penghinaan yang pertama
kaltnya sejak dia dilahirkan dan rahim ibu nya Wajahnya merah padam Giginya
dikertakkan erat-erat. "Yok Sau Cun, asal kau melepaskan tanganmu, maka nona akan menghancurkan
tubuhnya menjadi potonganpotongan kecil Dengan demikian hatiku baru puas
rasanya!" makinya kalang kabut.
Yok Sau Cun tidak marah Dia bahkan memperlihatkan seulas senyuman yang
lembut. "Sekarang Kouwnio tahu bagaimana ter tekannya hati kouwnio iatuh di tangan
orang. Coba bayangkan perasaan Hui siocia, penghinaan yang ia rasakan pasti tidak di
bawah dirimu ". "Apa hubunganmu dengan Hui Fei Cin".
Mengapa kau demikian memperhatikan dirinya?" bentak Cu Kiau Kiau.
"Hui Siocia dengan cayhe hanya kawan biasa Cayhe hanya merasa tidak puas
tnelihat tindakan kalian dan juga sikap kouwnio yang seakan di dunia ini tidakk ada orang
lainnya lagi yang lebih hebat daripada dirimu sendiri".
Mata Cu Kiau Kiau memandang Yok Sau Cun dengan sinar kebencian Dadanya
terasa hampir meiedak menahan amarah yang meluap-luap.
"Nona sudah terjatuh dalam tanganmu. Ingin bunuh, silahkan. Tapi sebaiknya kau
jangan lepaskan aku begitu saja seumur hidupmu" ancamnya.
"Kouwnio tidak perlu memanasi hatiku. Apa yang kau lakukan itu tiada gunanya
Kouwmo adalah putn kesayangan Hue leng senbu Menyandera dirimu untuk
ditukarkan dengan Hui siocia merupakan suatu hal yang palmg adil Siapa pun tidak
ada yang merasa dirugikan,' sahut Yok Sau Cun Kemudian dia menoleh kepada Cian
Poa Teng "Cian Lao cang, harap kau menunjukkan jalan Cayhe ingin bertemu
langsung dengan Hue leng senbu agar dapat menukar putrinya dengan Hui siocia ".
Cian Poa Teng merupakan Yu huhoat dan Kong Tong pai ilmu silatnya sangat tinggi.
Tetapi sekarang Cu Kiau Kiau berada dalam genggaman Yok Sau Cun dan dijadikan
sandera. Biarpun ilmunya lebih tinggi dari sekarang, dia juga tidak berani
sembarangan bertindak. "Baiklah Lao siu akan menunjukkan ja lan," katanya terpaksa. Tanpa mengatakan
apa-apa lagi, dia langsung menuruni bukit.
Yok Sau Cun menoleh ke arah Siau Cui.
"Siau Cui kouwmo, lebih baik kau pulang dulu Laporkan kepada Hui hujin bahwa
cayhe akan menukar kouwnio ini dengan Hui siocia sekarang ".
"Budak diperintahkan oleh Lao hujin un tuk menjemput siocia. Otomatis budak
harus ikut dengan Yok siangkong," sahut Siau Cui tidak mau mengerti.
Yok Sau Cun terpaksa menganggukkan kepalanya Sinar matanya beralih kepada Cu
Kiau Kiau. "Terpaksa menyusahkan kouwnio sebentar Silahkan'" katanya ambil tersenyum
simpul. Tangan Yok Sau Cun masih menggenggam pergelangan tangan Cu Kiau Kiau Dia
langsung mengikuti Cian Poa Teng dari toelakang Otomatis langkah kaki Cu Kiau
Kiau juga terseret Mau tidak mau terpaksa dia harus mengikutinya.
Siau Cui mengikuti di belakang Cu Kiau Kiau. Dia khawatir kedua gadis pelayan Cu
Kiau Kiau dan kedua laki-laki berpakaian hijau larsebut tiba-tiba akan turun tangan
membokong Yok Sau Cun Padahal mana mungkin kedua gadis pelayan laki-laki itu
berani sembarangan mengambil tmdakan Sedangkan Cian Poa Teng saia masih harus
berpikir dua kalf Mereka terpaksa mengikuti saja dari belakang.
Sejak kecil Cu Kiau Kiau mendapat didikan langsung dari ibunya dalam mem pelajan
ilmu silat yang mengutamakan senjata rahasia berbentuk api Dia juga selalu
dimanjakan se|ak kecil Terhadap siapa pun dia selalu main perintah dan bersikap
garang Siapa pun yang berhadapan dengannya terpaksa mengalah beberapa bagian.
Itulah sebabnya orang-orang dunia kangouw menjulukinya hue mo li Sebetulnya usia
gadis itu baru delapan belas tahun. Selamanya dia belum pernah berdekatan dengan
seorang pemuda Kali ini pergelangan tangannya dicengkeram oleh Yok Sau Cun
Pertamatama dia merasa terhina sekali Hampir saja dia menangis menggerung
gerung. Rasanya dia ingin mengeluarkan senjata bola apinya dan menyambitkan ke arah dada
Yok Sau Cun agar jantungnya terbakar hangus Mungkin dengan cara demikian
hatinya yang kesal baru dapat terlampiaskan.
Sekarang dia berjalan bergandengan dengan anak muda itu Dia merasakan tangan.
Yok Sau Cun yang mencengkeram pergelangan tangannya Namun cekalan itu tidak
terlalu kuat Dia tidak merasa sakit lama sekali Apalagi setiap kali bicara,
bibir Yok Sau Cun selalu tersenyum Hal ini menambah ketampanan wajahnya.
Tiba-tiba ada serangkum perasaan tidak menentu yang menyelinap dalam hatinya.
Dia memalmgkan kepalanya dan mencun pandang ke arah Yok Sau Cun Di bawah
cahaya rembulan, dia menatap wajah anak muda itu Semakin diperhatikan rasa
sebalnya semakin berkurang.
Memang tidak' Wajahnya bersih dengan hidung tegak, bibirnya indah dan sinar
matanya lembut Dapat dtpastikan bahwa wajah pemuda seperti inilah yang banyak
diidamkan oleh para gadis Tiba-tiba wajah Cu Kiau Kiau merah padam Dia memakt
dirinya sendiri dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia tidak termasuk dalam
daftar gadis-gadis itu. Di bawah sinar rembulan, rombongan itu berjaian dengan pertahan. Kirakira
sepeminuman teh kemudian, mereka sampai di tanah lapangan yang luas Yok Sau
Cun merasa tidak asmg dengan tefflpat itu Selelah dipikirkan dengan seksama, dia
baru teringat bahwa tempat itu adalah Sian li bio yang dikunjunginya kemarin.
Saat itu dia hampir tidak mengenali karena kemarin di sana suasana ramai sskali
seperti pasar malam Sekarang para pe dagang ataupun kerumunan orang tidak ada
lagi. Maka untuk sesaat ingatannya tidak tergugah.
Langkah kaki Cian Poa Teng tidak berhenti. Dia mengajak Yok Sau Cun berjalan
melalui pintu sebelah timur Di sana terdapat sebuah kondor yang lebar sekali
Berjalan tidak berapa jauh, terlihatlah dua belah pintu berwarna hitam pekat di sebelah
kanan. Cian Poa Teng bergegas mendekat pintu tersebut Kemudian dia mengetuk gelang
besar di depannya sebanyak dua kali Tampak pintu Itu terbuka dan seorang lakilaki berpakaian hijau berjalan keluar. Melihat Cian Poa Teng. dia segera menjura
dalamdalam. "Yu Hu hoat.." sapanya.
Tangan Cian poa Teng dikibaskan.
"Cepat minggir!" bentaknya.
Yok Sau Cun dipersilahkan masuk ke dalam Kemudian dia menjura.
"Harap Yok kongcu menunggu di sini. Lao siu akan melaporkan ke dalarrii"
katanya. Yok Sau Cun menarik tangan Cu Kiau Kiau dan mengajaknya masuk ke dalam
Sambil melangkah dia tersenyum lebar.
"Cian Lao cang silahkan ".
Cia Poa Teng masuk ke dalam dengan tergesa-gesa Tepat pada saat itu terlihat
beberapa sosok bayangan berkelebat dari lubang pintu berbentuk bundar seperti
rembulan dan mengambil posisi memencar serta mengurung Yok Sau Cun, Cu Kiau
Kiau dan Slau Cui. Yok Sau Cun menoleh kepada Cu Kiau Kiau sambil tersenyum.
"Cu kouwnio, sebaiknya kau suruh mereka jangan s.embarangan bergerak
Seandainya mereka kesalahan tangan dan melukai Nona, bagaimana aku harus
bertanggung jawab kepada ibumu Hue leng sen bu?".
Biasanya Cu Kiau Kiau sangat sombong dan suka mempermainkan orang seenak
perutnya Sekarang dia diejek di depan puluhan mund Kong Tong pai bahkan
pergelangan tangannya dicengkeram. Hal ini membuat hatinya malu dan marah Dia
merasa benci sekall terhadap Yok Sau Cun Rasanya dia Ingin sekali menempeleng
pipi anak muda itu sampai giginya rontok semua!.
Dalam waktu yang bersamaan, pmtu besar yang ada di hadapan mereka terbuka lebar
Cian Poa Teng muncul di tengah te ngah Raut wajahnya kelam sekali Kemungkinan
besar dia baru mendapat dampratan dari 1lue leng senbu atas kejadian yang
dialami oleh Cu Kiau Kiau. "Senbu mempersilahkan Yok kongcu masuk ke dalam " Bahkan nada suaranya menjadi
berat. Yok Sau Cun melongokkan kepalanya melirik k6 balik pintu Di dalam sana terdapal
sebuah halaman besar yang terbuka dan besar sekali Di sebelah kanan ada Jima
ruangan yang berderetan Ruangan tengah merupakan bangunan yang terbesar Pada
saat itu lentera baru dmyalakan Bayangan tubuh manusia yang entah berapa ratus
jum lahnya saling berkelebat Yok Sau Cun kem bali menoleh kepada Cu Kiau Kiau dan
ter senyum. "Tidak lama lagi Cu kouwnio sudah dapat berkumpul kembali dengan ibumu.
Sekarang terpaksa menyusahkan sebantar saja ".
Hati Cu Kiau Kiau merasa benci yang tak terkatakan.
"Huh'" dengusnya kesal Entah mengapa, setiap kali melihat senyuman di bibir Yok
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sau Cun, hatinya menjadi tidak karuan Dia tetap tidak mengatakan sepatah kata pun.
Hanya ujung matanya yang berkalikali melirik ke arah anak muda tersebut.
Mereka memasuki ruangan tengahi melewati halaman yang besar kemudian naik ke
atas undakan batu dan melangkah ke dalam ruangan tengah yang luas Yok Sau Cun
masih menggenggam tangan Cu Kiau Kiau. Tampaknya keduanya berjalan beriringan
seperti bergandengan tangan. Kesan yang timbul dan kedua orang itu malah seperti
sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara.
Apalagi Yok Sau Cun, dia berjalan dengan langkah lebar Sikapnya gagah sekali
Tampangnya demikian tenang seakan tidak memandang sebelah mala terhadap Kong
Tong pai Sebetulnya jantung Yok Sau Cun.
sedang berdebar debar. Dia sudah menduga bahwa tempat ini merupakan markas Hue
leng senbu Orang ini adalah adik se perguruan dari ketua Kong Tong pai, Ci Leng
Un llmu silatnya konon tinggi sekali. Begitu pula kedudukannya di dalam Kong Tong pai.
Kedatangan Yok Sau Cun ke tempat ini bagaikan seekor kijang yang terperangkap
dalam sarang harimau. Oleh karena itu, meskipun penampilannya gagah dan tenang. sebetulnya hati anak
muda itu khawatir sekah, Belum lagi jumlah mereka yang begitu banyak Sedangkan
di pihaknya, dia hanya berdua dengan Siau Cui Namun Yok Sau Cun bukan seorang
penakut Dia berani masuk ke markas Hue leng senbu ini tentu hatinya juga sudah
mempunyai persiapan yang cukup matang.
Di atas undakan tengah ruangan terdapat sebuah kursi besar dan tinggi. Di sana
du duk seorang wanita berusia lanjut yang tu buhnya kurus sekali Dia mengenakan
pakaian berwarna ungu. Paling tidak usianya sudah di atas lima puluh tahunan
Wajahnya dingin dan kaku. Sepasang sinar matanya tajam menusuk Tampangnya
tidak jelek bahkan lumayan cantik Tapi tidak enak dilihat bahkan ada kesan
menyeramkan. Di belakangnya berdiri empat orang wanita setengah baya berpakaian hijau
Masingmasing menyandang sebatang pedang panjang Dua di antaranya membawa
sebatang pedang yang modelnya antik sekali Sedangkan satu lagi yang sebelah kiri
menggenggam sebatang tongkat berkepala rajawali.
Suasana di dalam ruangan itu sangat mencekam Seakan setiap saat tersedia bom
yang dapat meledak sewaktuwaktu Di belakang Yok Sau Cun mengikutt dua orang Yang
satunya Siau Cui, sedangkan yang satunya lagi Yu Huhoat Kong Tong pai, Cian Poa
Teng. Hue leng senbu Cu Leng Sian duduk di tempat yang tinggi Tentu saja dia melihat
pergelangan tangan putnnya dicengkeram oleh Yok Sau Cun Malah setelah masuk ke
dalam ruangan besar tersebut dan sudah berada di hadapannya, Yok Sau Cun tidak
melepaskan pegangannya Hal ini bagi Hue leng sen bu merupakan perbuatan yang
sangat kurang ajar Juga membuatnya kehilangan pamor.
Pada saat itu Juga, wajahnya berubah menjadi angker. Matanya menatap Yok Sau
Cun dengan pandangan menusuk.
"Orang rnuda, mengapa di hadapan aku orang tua, kau masih belum melepaskan Kiau
Kiau" Di mana letak sopan santunmu?" tegurnya keras.
Yok Sau Cun membungkukkan tubuhnya dan menjura.
"Anda mungkin yang disebut Hue leng sen bu oleh orang-orang duma kangouw
Kedatangan cayhe ke sini bukan untuk mengunjungi sahabat atau teman" sahutnya
sinis. Mata Hue Leng senbu langsung memi cing mendengar ucapannya Tangan anak muda
itu masih juga mencekal pergelangan tangan Cu Kiau Kiau.
"Aku harap kau lepaskan tangan putriku'".
Yok Sau Cun tersenyum lembut.
"Harap Senbu maafkan Perbuatan cayhe terhadap putrimu ini bukan dengan maksud
apa-apa Cayhe ingin bertemu dengan Senbu dengan harapan dapat menggunakan
putnmu ini untuk ditukarkan dengan seseorang. Oleh karena itu, sebelum mendapat
persetujuan dari Senbu kouwnio ini tidak boleh dilepaskan ".
Di wajah Hue leng sen bu tersirat Kawa amarah.
"Aku menyuruh mereka melepaskan Siau Cui pulang ke Kui lun Ceng agar dapat
melaporkan bahwa pihak kami meminta mereka menukar nonanya dengan Sit Kim
kiam Mengapa sekarang kau malah mencekal tangan putriku?"".
"Memang betul Membawa pedang Sit Kim kiam untuk ditukarkan dengan Hui siocia
merupakan syarat yang kalian ajukan Tapi tadi Cu kouwnio meminta cayhe
menyerahkan pedang Sit Kim kiam terlebih dahulu baru pihak kalian akan
melepaskan 1lui siocia Entah mengapa cayhe merasa cara demikian kurang adil
Bagaimana kalau sesudah cayhe menyerahkan pedang tapi pihak kahan malah tidak
bersedia melepaskan Hui siocia .'" Bagaimana cayhe harus bertanggung jawab di
hadapan Hui hujin'?".
Mungkinkarena putfinyasudahterjatuh di tangan anak muda ini maka Hue leng senbu
berusaha menyabarkan irmya Dia hanya mendengus dingin.
"Sekarang kau boleh menyerahkan Sit Kim kiam Aku akan memenntahkan mereka
melepaskan Hui siocia".
"Memang pedang untuk ditukarkan de ngan orang adalah syarat yang diajukan oleh
pihak kalian Hui hujin belum menyatakan persetUjuannya Kong Tong pai merupakan
salah satu dan delapan partai besar di Bulim. Perbuatan yang kalian lakukan ini
apakah tidak merendahkan derajat partai sendiri?".
"Kurang ajar!" bentak Hue leng senbu marah "Usiaku sudah di atas setengah abad
Apakah kau pantas menasehatiku?".
Yok Sau Cun tersenyum simpul.
"Di dalam dunia ini, orang tua juga bisa saia berbuat kesalahan Apa yang cahye
katakan merupakan 'peraturan hidup Bersedia tidaknya kalian mendengarkan
merupakan hak kalian, tentu saja kalau tidak ma|u ditertawakan temanteman dan
dunia kangouw," sahut Yok Sau Cun tegas.
Dada Hue leng senbu seakan hampir me ledak Tapi akhirnya dia menahan kemarah
annya 'Lalu, apa yang kau ingmkan?" tanyanya sinis.
"Cayhe merasa menukar orang dengan orang pula baru dapat dikatakan adil," sahut
Yok Sau Cun. Wajah Hue leng senbu langsung berubah hebat. Dia tertawa dingin.
"Kau kira dengan meringkus Kiau kiau, aku tidak berani berbuat apa-apa terhadap
dirimu' ". Yok Sau Cun mengembangkan senyuman yang mengandung ejekan.
'Apakah Senbu ingin mengandalkan jumlah orangmu yang banyak?".
Kali ini kemarahan Hue leng Sengbu benar-benar tidak dapat ditahan lagi Dia
menepuk tangannya tiga kali berturut-turut.
"Kalian ringkus bocah tidak tahu diri itu!".
Dua orang wanita yang berdiri di belakangnya segera berjalan keluar.
"Apakah ini berarti Sen bu tidak setuju permintaan cayhe yakni menukar orang
dengan orang pula?" tanya Yok Sau Cun tenang.
Hue leng senbu menghentakkan kakinya ke atas lantai sehingga terdengar suara
seperti gempa bumi. "Seandainya aku terpaksa menyetujui untuk melepaskan Hui Fei Cin, tapi aku tetap
ingin meringkusmu hidup-hidup!" teriaknya marah.
Ucapannya seiesai kedua wanita berpakaian hijau tadi langsung melangkah maju dan
berhenti di depan Yok Sau Cun Dalam waktu yang bersamaan, tubuh keduanya
bergerak Kelima jari membentuk cakar Yang satu mengmcar pergelangan tangan
kanan Yok Sau Cun, sedangkan yang satunya lagi melancarkan serangan ke arah bahu
kiri anak muda itu. Pada saat itu juga Yok Sau Cun mendengar seruan lirih dan sampingnya .
"Hati hati'". Yok Sau Cun tertawa lebar.
"Hanya mengandalkan kedua bawahan ini saja, rasanya masih belum bisa mengapa
apakan diri cayhe ". Tiba tiba kakinya mundur setengah langkah Tangan kanannya yang mencekal Cu
Kiau Kiau dilepaskan Dia tidak perlu khawatir karena dia telah menotok jalan
darah gadis itu Dengan kecepatan yang tidak dapat diikuti pandangan mata, sepasang
tangannya bergerak dan mencengkeram pergelangan tangan kedua wanita tersebut
Hanya dalam waktu sekejap mata keduanya sudah tercekal lalu dilemparkan sampai
terpental jauh. Tahu-tahu dia sudah berdiri tegak dan tangan kanan kembali mencekal pergelangan
tangan Cu Kiau Kiau Seakan dari tadi belum ada kejadian apa-apa saja. Sepertinya
dia hanya seorang penonton dan orang lain yang melemparkan kedua wanita tadi.
Kedua pelayanHue leng sen bu bahkan tidak tahu bagaimana dirinya bisa dibanting
oleh anak muda tersebut Perlu diketahui bahwa keempat pelayan wanita yang
mendampingiHue leng senbu sudah masuk Kong Tong pai sejak kecil. Mereka
mendapat didikan langsung dariHue leng senbu. Boleh dibilang ilmu yang mereka
Kisah Si Rase Terbang 6 Pendekar Sakti Suling Pualam Karya Chin Yung Tokoh Besar 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama