Ceritasilat Novel Online

Tengkorak Maut 14

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 14


Tapi sekarang, nenek tua itu sudah terluka, bahkan
napasnya sudah senin kemis dan lemah sekali, lalu siapakah
yang telah turun tangan terhadap dirinya"
Tiba2.. satu ingatan terlintas dalam benak anak muda itu,
dia masih ingat dikala terjadi pertarungan melawan Tengkorak
913 maut gadungan, Ang nio cu pernah membantu tengkorak itu,
siapa tahu kalau nenek tua ini pernah mengetahui paras
mukanya yang asli" Dengan perasaan ingin tahu, pemuda itu berjalan
mendekati tubuh Ang nio cu, ia lihat nenek itu menggeletak
dengan mata terpejam dan muka pucat ke abu2an, napasnya
sangat lemah dan sedang me rintih2.
Dihanpirinya jago perempuan itu, kemudian ia berseru:
"Ang nio cu, sadarlah"
Perlahan Ang nio cu membuka matanya yang sayu dan
melirik sekejap kearah anak muda itu, mimik wajahnya
berkerut kencang lalu dia pejam kembali matanya.
Dari keadaan lawannya, Han siong Kie tahu bahwa luka
yang diderita nenek ini parah sekali, tanpa terasa sepasang
alis matanya berkernyit. selang sesaat satu ingatan melintas dalam benaknya,
segera dia berpikir dihati: "Bodoh amat aku ini, kenapa tidak
kubantu dirinya hingga sadar kembali " Asal dia sudah sadar
kan bisa kuajak untuk berbicara ?"
Karena berpikir demikian, ia lantas duduk bersila disamping
Ang nio cu dan tempelkan ujung jari tengahnya pada jalan
darah Mia bun hiat ditubuh nenek itu, segulung hawa murni
segera tersalur keluar lewat ujung jarinya itu dan menyusup
ketubuh lawan. Tidak selang beberapa saat kemdian, paras muka Ang nio
cu sudah jauh labih baikan, dan diapus sudah sadar pula dari
pingsan nya, melihat nenek itu sudah sadar, cepat Han siong
Kie tarik kembali kekuatan jarinya dan mundur tiga langkah ke
belakang. "Uuaak.." perempuan itu muntah darah kental, lalu
membuka matanya kembali dan memandang sekejap kearah
914 Han siong Kie dengan sorot mata tercengang. "Manusia muka
dingin, engkau selamatkan jiwaku" serunya agak tertegun.
"Menolong" jangan kau anggap aku telah menolong
engkau.." "Manusia muka dingin, ketahuilah aku Ang nio cu selama
hidup paling tak suka menerima budi kebaikan orang"
"Aku tiada bermaksud untuk melepaskan budi kebaikan
kepadamu" "Tapi toh engkau yang telah selamatkan jiwaku"
"Aku bukan menolong tanpa maksud, aku mempunyai
tujuan tertentu terhadap dirimu"
"Lalu apa tujuanmu itu"
"Apa hubunganmu dengan Tengkorat maut?"
Berubah hebat air muka Ang nio cu setelah mendengar
pertanyaannya itu, dengan penuh kebencian ia berseru:
''Apa yang kau tanyakan".'
"Apa hubungan mu dengan Tengkorak maut"!"
"Aku hendak membinasakan dirinya!" jawab Ang-nio cu
sambil menggigit bibir menahan emosi.
"Lho., engkau kok malah hendak membunuh dirinya?""
"Benar, manusia itu harus dibunuh dan di cincang menjadi
berkeping2.," "Siapa yang kau maksudkan"!"
'Tengkorak maut?""
Tiba2 Ang nio cu bangkit brdiri, kemudian serunya pernah
emosi : "Aku ingin tanya dikolong langit ada berapa orang
tengkorak maut.," 915 "Ada dua orang, kenapa ?"
"Dua orang"!"
"Yaa, yang satu adalah pemilik benteng maut yang asli.
sedang yang kedua adalah-Tengkorak maut gadungan yaog
sudah kau bantu tempo hari!"
"Apa.." Masa Tengkorak mautpun ada yang gadungan?"
teriak Ang nio cu dengan mata melotot besar.
"Ooh jadi engkau tidak tahu kalau dia adalah Tengkorak
maut yang gadungan?" Han siong Kie ganti bertanya setelah
tertegun sebentar. Ang nio cu gelengkan kepalanya berulang tali.
"Tidak mungkin., masa dia adalah Tengkorak maut
gadungan" Kalau memang ada yang palsu, mengapa
dandanan maupun pakaiannya persis dan sedikitpun tak ada
bedanya.." Sementara itu Han siong Kie sendiripun sedang berpikir
dalam hati: "Perempuan ini she Tonghong, sedangkan Hui putri
Tengkorak maut Juga she Tong-hong, jangan2 Ang nio cu
memang ada hubungan yang sangat akrab dengan Tengkorak
maut..?" Belum habis ia termenung, Tiba2 Ang nio cu menjerit keras
seraya berseru: "Aah,, sekarang akia baru tahu" kiranya beginilah duduknya
persoalanya tak aneh kalau ia turun tangan sekeji itu kepada
diri kuu nenek tua.... rupanya begitulah kejadiannya..."
"Jadi engkau terluka parah ditangan Tengkorak maut
gadungan?" tanya Han siong Kie kemudian.
"Begitulah kejadiannya, aku sinenek tua memang benar2
sudah buta, ternyata siapa yang asli siapa yang gadungan saja
916 tak mampu membedakan, Aaai.... seandainya.." Berbicara
sampai disitu dia lantas membungkam.
"seandainya kenapa?" cepat anak itu berseru.
"seandainya.." kembali Ang nio cu membungkam, dengan
paras muka ketakutan tiba-tiba ia melirik sekejap kearah
hutan. Menyaksikan tingkah laku orang itu, Han siong Kie
tercengang dan tanpa sadar ikut melirik pula kearah hutan,
tapi suasana di situ tetap sunyi tak nampak sesosok bayangan
manusiapun, ini semakin mencengangkan hatinya. "Eeh..
sebenarnya apa yang telah terjadi?" Ang nio cu ragu2
sebentar, akhirnya ia berkata juga:
"seandainya iblis tua itu tidak muncul tepat pada waktunya
sehingga membuat dia menyingkir dengan ketakutan,
mungkin sekarang nyawaku sudah berpulang kealam baka."
sekali lagi Han siong Kie merasakan hatinya bergetar keras,
dia tak tahu makhluk macam apakah iblis tua yang
dimaksudkan Ang nio cu, dan diapun tak tahu siapakah iblis
tua yang sanggup membuat lari Tengkorak maut.
Melihat nenek itu tidak melanjutkan kembali kata2nya,
cepat dia menimbrung lagi: "siapa yang kau maksudkan iblis
tua itu" Ang nio cu tidak langsung menjawab, untuk kedua kalinya
dia memandang sekejap sekeliling tempat itu dengan
ketakutan, setelah yakin kalau tempat itu aman, barulah dia
berkata: "Iblis tua ini sudah lenyap jejaknya dari dunia persilatan
sejak enam puluh tahun berselang, sungguh tak disangka
ternyata ia masih hidup segar bugar dikolong langit.."
"siapa orang itu?"
"Iblis itu adalah Hun si mo ong"
917 "Raja iblis pengacau dunia..?"
"Betul, pernah kau dengar nama iblis ini ?"
Han Siong Kie segera menggeleng.
"Baru pertama kali ini kudengar nama tersebut, apakah dia
yang telahmenyelamatkau jiwamu dari tangan Tengkorak
maut"!" "Dia tidak turun tangan keji ke padaku sudah merupakan
suatu rahmat yang besar bagiku, masa dia mau tolong
jiwaku"! "Lho., kan engkau sendiri yarg mengatakan begitu.."!"
Memang dia telah munculkan diri, tapi justru karena
kemunculannya itu telah mem buat Tengkorak maut gadungan
jadi ketakutan maka loloslah jiwaku dari arcaman mautnya!"
"Kenapa"!"
Sepanjang hidupnya. Hun si Mo ong mempunyai satu
peraturan yaitu terhadap orang2 yang lebih rendah
kedudukannya, dia hanya melepaskan sebuah pukulan saja.
baik mati atau hidup tak akan ia lancarkan serangan yang
kedua, meskipun begitu jarang sekali asa orang yang sanggup
menahan sebuah pukulannya dengan selamat selain itu diapun
masih mempunyai satu peraturan lagi yakni dia tak akan turun
tangan terhadap orang2 yang sedang teiluka !
Han siong Kie sama sekali tidak kenal siapa yang
dimaksudkan sebagai Hun si Mo-ong itu, kareianya diapun tak
ingin bertanya lebih jauh. pokok pembicarian segera dialihkan
ke soal yang lain. "Apakah waktu itu engkau sedang berada dalam perjalanan
menuju Ke benteng maut?"
Ang nio cu agak tertegun, menyusul mana segera
menganggur tanda membenarkan. "Benar, darimana kau bisa
tahu?" 918 Paras muka Han siong Kie berubah jadi serius, dengan
suara yang dingin menyeramkan dia berkata:
"Ang nio cu, sebenarnya apa hubunganmu dengan pemilik
benteng maut?" Sekujur badan Aog niocu bergetar keras dengan agak
sempoyongan dia bangkit berdiri, kemudian menatap wajah
Han siong Kie tanpa berkedip.
"Apa maksudmu mengajukan pertanyaan ini?" serunya.
"Engkau tak usah menanyakan apa maksudku, jawab saja
pertanyaan yang kuajukan ini!"
"Manusia muka dingin, dengan berdasarkan apakah engkau
mengutarakan tuduhan tersebut?"'
"Bukankah engkau berasal dari satu marga dengan pemilik
benteng maut?" "Apalagi engkau pernah membantu tengkorak maut
gadungan untuk menghadapi diriku, meskipun engkau telah
menganggap yang gadungan sebagai yang asli tapi jelas
sudah menunjukkan kalau engkau memang bermaksud untuk
membantu dirinya, hayo apa yang bisa kau katakan lagi?"
Paras muka Ang nio cu menunjukkan perubahan yang
sangat hebat, rupanya dia sangat terpengaruh oleh emosi
yang bergejolak dalam dadanya, lama sekali baru katanya.
"Maaf, aku tak bisa menerangkan soal ini kepadamu"
"ooh, jadi engkau tak mau bicara?"
Ucapan tersebut amat kasar dan sedikitpun tak sungkan2,
kontan air muka Ang nio cu berubah hebat, akhirnya sambil
menggigit ujung bibir katanya:
"Manusia muka dingin, ketahuilah aku si nenek tua paling
segan kalau digertak atau diancam dengan kekerasan"
919 "Digertak" Diancam" Hahhhahh.... haahh... haahhh....
haahh.. tak bisa kukatakan suatu gertakan atau ancaman
sebab bila ingin kucabut jiwamu pada saat ini maka perbuatan
itu bisa kulakukan dengan gampang seperti membalikkan
telapak tangan sendiri, cuma aku tak ingin melakukannya
sebab aku harus membuktikan dulu akan satu persoalan"
"Mengapa begitu?"
"Terus terang kuberitahukan kepadamu, .antara aku dan
pemilik benteng maut sebetulnya terikat oleh suatu dendam
yang tak bisa diselesaikan sebelum salah satu pihak mati
binasa" Dengan terperanjatnya Ang nio cu mundur beberapa
langkah kebelakang, akhirnya ia bersandar pada dahan pohon
dan berdiri dengan tubuh lemas.
Tapi hanya sebentar saja ia sudah berhasil menenangkan
kembali hatinya, dengan suara dalam ucapnya:
"Manusia muka dingin, memang dugaanmu tepat, aku
mempunyai hubungan yang amat erat dengan pemilik benteng
maut, sebab dia tak lain adalah adik kandungku sendiri, Nah
Kalau ingin turun tangan, cepatlah lakukan"
Paras muka Han siong Kie berubah hebat, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, teringat kematian
yang menimpa anggota keluarganya, rasa benci dan dendam
berkecamuk didalam dadanya.
Tanpa bisa dikendalikan lagi dia maju beberapa langkah
kedepan, sepasang telapak tangannya disilangkan di depan
dada kemudian perlahan2 diayun kemuka.
Ang nio cu tetap tenang, sedikitpun tidak kelihatan takut
ataujeri, ia tetap menatap anak muda itu tanpa berkedip.
satu ingatan dengan cepat melintas dalam benak Han siong
Kie, ia tarik kembali tangannya dan mundur selangkah ke
belakang. 920 "Manusia berwajah dingin, mengapa tidak kau lanjutkan
seranganmu itu..?" serus Ang nio-cu dengan lantang.
"suatu saat pasti akan kulakukan, tapi sekarang tidak. aku
tak ingin menghadapi seseorang yang tak mampu melakukan
perlawanan, akan kutunggu sampai tenaga dalammu pulih
kembali" Dengan suatu pandangan yang penuh perasaan heran dan
tak habis mengerti, Ang nio-cu menatap wajah Han siong Kie
tanpa berkedip. ia tak mampu berkata2 kecuali memandang
dengan mulut melongo. Dengan dingin Han siong Kie menyapu pula sekejap kearah
perempuan tua itu akhirnya dia putar badan dan berlalu dari
situ.. "Manusia berwajah dingin" tiba2 seseorang memanggil
namanya dengan suara yang nyaring.
Dengan hati terkejut anak muda itu berpaling kearah mana
berasalnya suara itu, tampaklah seorang dara berkain cadar
hitam berdiri kurang lebih tiga kaki di hadapannya.
Gadis berkerudung itu tidak terlalu asing baginya, sebab
orang itu tak lain adalah orang yang ada maksud, perempuan
misterius itu. sebagaimana biasanya, kemunculan gadis yang serba
misterius itu berarti pula dengan akan terjadinya suatu
peristiwa yang luar biasa, maka anak muda ini segera maju


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sambil menyapa: "Nona, rupanya engkau yang telah datang"
"Manusia berwajah dingin, sepantasnya kalau kupanggil
engkau sebagai ciangbunjin sebab sebutan itu paling cocok
untukmu" Han siong Kie tertawa jengah.
921 "Aih, nona pandai bergurau .... sampai sekarang aku mah
belum secara resmi memimpin perguruan Thian Lam masa
engkau sebut diriku sebagai ciangbunjin?"
"Sekalipun secara resmi belum memangku jabatan, toh
namanya sudah tercantum, bukankah begitu?"
Han Sioog Kie tak ingin melayani pertanyaan tersebut lebih
jauh, dia lantas alihkan pokok persoalan kemasalah yang lain,
katanya : "Aku rasa kehadiran nona ditempat ini pasti bukan tanpa
sebab bukan" Boleh aku tahu apa tujuanmu"!"
"Tebakanmu memang tepat, aku datang dengan membawa
tujuan, akan kusampaikan suatu berita penting kepadamu!"
"Suatu berita penting"!
"Benar, perlu kukabarkan kepadamn, kelima orang tiaoglo
dari perguruanmn sedang menemui mara bahaya!"
-ooo0d0w0ooo- Jilid 25 BETAPA terperanjatnya Han Siong Kie setelah mendengar
perkataan itu, cepat2 dia bertanya:
"Mereka telah menemui mara bahaya dimana ?"
"Tee kun yang menjabat ketua perguruan saat ini telah
masuk kedaratan Tionggoan diiringi dua puluh orang jago
saktinya, dalam suatu bentrokan yang kemudian terjadi,
kelima orang tianglo mu sndah terjatuh ketangan mereka."
"Sekarang mereka berada dimana?"
"Kelima orang tianglo itu sedang berada dalam perjalanan
menuju kemarkas besar perkumpulan Thian che-kau !"
922 "Lho...kok aneh?" seru Han Siong Kie keheranan, "Kenapa
kelima orang tianglo itu malahan dibawa ke markasnya
perkumpulan Thian che kau, memang apa hubungannya
mereka dengan pihak Thian lam?"
"Tee-kun dari istana Huan mo kiong saat ini telah
bersekongkol dengan pihak Thian che kau untuk ber-sama2
menghadapi dirimu, dibekuknya kelima orang tianglo itu boleh
dibilang hanya suatu pancingan belaka, boleh juga dibilang
sebagai sandera, agar engkau terpaksa terjerumus kedalam
perangkap mereka." Gemetar sekujur badan Han siong Kie menahan golakan
emosi dalam hatinya, sinar matanya berubah jadi bengis dan
napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, sekarang
sudah jelaslah duduknya persoalan, tampaknya Tee-Kun yang
sekarang masih ingin mempertahankan kedudukannya sebagai
seorang ketua perguruan, maka mereka lebih suka
bersekongkol dengan orang luar dari pada jabatannya dicopot
dengan begitu saja. "Terima kasih banyak buat pemberitahuan dari nona,... aku
akan segera berangkat."
"Engkau akan pergi kemana?"
"Mana lagi" Tentu saja markas besar perkumpulan Thian
che kau untuk menolong orang"
"Kan sudah kukatakan kepadamu tadi, bahwa mereka
masih berada ditengah perjalanan"
"Masih berada ditengah perjalanan?" ulang si anak muda
itu dengan wajah tercengang.
"Benar, saat ini mereka masih ada diperjalanan, Bila
engkau bermaksud untuk temukan mereka, maka
berangkatlah kearah timur sejauh sepuluh li dengan melusuri
jalan raya ini, kemudian berbeloklah menuju ke arah selatan,
disitu akan kau temukan sebuah kereta kuda yang tertutup
923 terpal tebal, kelima orang tianglo tersebut berada dalam
kereta itu, Cuma... sebelum engkau bertindak, terlebih dahulu
ada sepatah dua patah kata hendak kusampaikan kepadamu
dan aku harap engkau suka mengingatnya secara baik2"
"Apa yang hendak nona katakan" silahkan kau utarakan.."
"Engkau hanya boleh menolong orang, tapi dilarang keras
untuk mencelakai jiwa orang"
"Mengapa begitu?".
"Jangan kau tanyakan mengapa harus begitu, cukup asal
engkau ingat selalu akan perkataan tersebut, berhasil
menyelamatkan orang2mu lebih baik cepatlah tinggalkan
tempat itu, sebab kalau sampai kesusul pasukan besar yang
berada dibelakang, sulitlah untuk dikatakan bagaimana akhir
dari pertarungan itu"
"Maksud nona, aku tak akan mampu menandingi kelihayan
lawan?" "Begitulah yang kumaksudkan"
Diam2 Han song Kie mendengus dingin, Lantas dalam
keadaan begini ia tak suka banyak membantah, setelah
menjura diapun berseru: "Bantuan yang diberikan nona dan ibu nona sudah
terlampau banyak. suatu ketika budi kebaikan ini pasti akan
kubayar, Nah untuk sementara waktu kita berpisah sampai
disini saja, sampai ketemu lain kali"
Kakinya segera menutul permukaan tanah dan berlalulah
anak muda itu meninggalkan hutan tersebut.
Ang nio cu yang masih berada disisi gelanggang hanya bisa
berdiri dengan mata mendelong dan mulut melongo,
mimpipun ia tak pernah menyangka kalau bocah yang
bermuka dingin itu sebetuinya tak lain adalah bakal
ciangbunjin dari istana HHuan mo kiong.
924 000dw00 BAB 51 MENANTI bayangan punggung dari Han siong Kie telah
lenyap dari pandangan mata, orang yang ada maksud baru
melangkah maju kedepan dan menghampiri Ang nio- cu yang
masih berdiri tertegun. pada waktu itu luka dalam yang diderita Tonghong Leng
belum sembuh betul2, ketika dilihatnya orang yang ada
maksud menghampiri dirinya, kontan saja paras mukanya
berubah hebat, cepat ia menegur:
"Hey bocah perempuan, apa yang hendak engkau lakukan
?" orang yang ada maksud tersenyum, kemudian dengan
suara yang amat lirih dia membisikkan sesuatu...
Paras muka Ang nio-cu berubah hebat, menanti orang yang
ada maksud telah menyelesaikan kata2nya, diu baru berkata
dengan penuh perasaan emosi.
"oooh.. Rupanya sudah terjadi peristiwa sebesar ini" Aaai..
memang sudah terlalu lama aku hidup mengasingkan diri,
sungguh tak kusangka telah terjadi peristiwa sedahsyat itu,
baik serahkan saja semua persoalan itu kepadaku, nah
susullah dirinya sekarang juga agar tak sampai terjadi
sesuatu, aku berangkat kemudian"
orang yang ada maksud tidak membuang waktu lagi,
selesai memberi hormat dia lantas menutulkan ujung kakinya
ke atas tanah dan segera berlalu dari sana.
Ang nio cu sendiri segera mengambil keluar dua biji obat
dan menelannya kedalam perut, kemudian sambil menahan
rasa sakit yang masih dideritanya, selangkah demi selangkah
dia keluar dari hutan itu.
925 sementara itu, dipihak lain Han siong Kie sedang
melakukan perjalanan dengan cepatnya menelusuri jalan raya
seperti apa yang ditunjukkan gadis misterius itu.
Hawa napsu membunuh yang amat tebat telah menyelimuti
seluruh wajahnya, ia tak mengira kalau Tee Kun yang
sekarang begitu berani melanggar pantangan perguruan serta
melakukan perbuatan yang terkutuk itu.
Per-tama2 dia sudah mengutus jago2 silatnya masuk
kedaratan Tionggoan untuk mencari sari perawan gadis2
persilatan untuk melatih ilmu Tui hun kang yang terlarang,
perbuatan ini sudah cukup diancam dengan hukuman mati,
dan sekarang secara terbuka berani bersekongkol dengan
perkumpulan Thian che kau untuk mencelakai tianglo
perguruan serta bakal ketua perguruannya, tindakan ini
semakin merupakan suatu perbuatan yang amat berdosa.
Dalam hati anak muda itu segera mengambil keputusan
untuk melakukan pembersihan terhadap oknum2 yang
berkhianat itu, agar perguruannya bersih dari unsur2 jahat
dan membangun kembali kejayaan perguruannya.
sepuluh li ditempuh dalam waktu yang amat singkat, hanya
sebentar saja dia sudah tiba ditempat yang dimaksudkan.
Jauh didepan sana, ia lihat debu dan pasir beterbangan
memenuhi angkasa, tampaklah sebuah kereta kuda sedang
dilarikan dengan kencangnya menelusuri jalan raya itu.
Kereta itu sangat sederhana dan bentuknya umum sekali
seperti kereta2 yang lain, andaikata tiada petunjuk dari orang
yang ada maksud, mungkin dia sendiripun tak akan
menyangka kalau kelima orang tianglonya sedang disekap
dalam kereta tersebut. Cepat dia menutulkan ujung kakinya keatas permukaan
tanah dan melayang kedepan melampaui kereta itu, kemudian
dengan suatu gerakan yang sangat cepat pula meluncur turun
926 keatas permukaan tanah dan menghadang jalan pergi kereta
itu. Kemunculan seorang penghadang didepan mata sangat
mengejutkan kedua ekor kuda penghela itu, sambil meringkik
panjang ke dua ekor kuda itu segera mengangkat kaki
depannya keudara. Untung kusirnya cukup cekatan dan tidak ikut panik
dibuatnya, sambil membentak keras ia tarik tali les kudanya
sehingga kuda- kuda itupun berhenti berlari.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu Han siong
Kie menyapu sekejap isi sang kereta yang tertutup rapat itu,
kemudian baru mengawasi sang kusir itu.
sang kusir memakai mantel warna hitam dengan sebuah
topi lebar yang hampir menutupi sebagian wajahnya, pada
waktu itu ia sedang menengadah seraya mengawasi
penghadangnya. Tapi begitu mengetahui siapa kah orang itu, paras
mukanya kontan berubah hebat, dengan pandangan
ketakutan ia menegur dengan suara berat: "siapa engkau" Apt
maksudmu menghadang jalan pergi kami?"
"Heehhh heehhh heeehhh....aku hanya ingin tahu siapa
yang berada dalam kereta ini?""
"Tentang soal ini.. tentang soal ini.. aku rasa sama sekali
tak ada sangkut pautnya dengan dirimu bukan?"
"HHmm Aku tanya siapa yang berada dalam kereta ini?""
"Anggota keluarga majikan kami".
"Buka pintu kereta ini"
"saudara, sebenarnya apa maksud dan tujuanmu?" seru
kusir itu dengan wajah semakin berubah.
927 "Tiada maksud apa2, aku hanya minta kepadamu agar
membuka pintu kereta ini"
"saudara, sebenarnya engkau adalah sahabat dari golongan
mana" Bila engkau membutuhkan sesuatu, katakan saja
Majikan kami paling royal dan gemar bersahabat, berapa saja
yang kau minta pastilah...."
"Heehhh... heehhh... heehh.. engkau tak usah berlagak
pilon lagi dihadapanku, manusia bedebah Penghianat
perguruan, hayo jawab, bukankah isi kereta ini adalah kelima
orang tianglo pergururan Thian lam?"
Kiranya Han siong Kie berhasil memecahkan penyaruan dari
kusir itu, rupanya orang itu tak lebih hanyalah penyaruan dari
salah seorang pengawal baju kuning istana Huan mo-kiong,
sebab dari tahi lalat yang berada diatas jidatnya ia telah kenali
orang itu sebagai salah satu diantara pengawal2 baju kuning
yang pernah dijumpainya belum lama berselang..
setelah mengetahui bahwa hasil penyamarannya ketahuan,
pengawal baju kuniag itupun segera bangkit berdiri dan
melepaskan topi lebar yang menutupi wajahnya, kemudian
sambil berdiri diatas kereta serunya sambil tertawa dingin:
"Ucapaamu memang tidak keliru, isi kereta ini memang
kelima orang tianglo dari istana Huan mo kiong, lantas apa
yang hendak kau lakukan..?"
"satu ingatan dengan cepat melintas dalam benak Han
siong Kie, setelah mengetahui bahwa pihak lawan tak lebih
hanya seorang anggota perguruannya, dalam hati dia segera
mengambil keputusan untuk membasminya dari muka bumi.
sambil menarik muka segera tegurnya: "Engkau sudah tahu
siapakah aku ini?" Pengawal baju kuning yang menyaru sebagai kusir itu
tampak agak tertegun, kemudian sahutnya:
"Bukankah engkau adalah manusia berwajah dingin?"
928 "Aku maksudkan.. kau sudah tahu belum akan
kedudukanku yang sebenarnya dihadapanmu..?"
"Kedudukanmu" "
"Benar" "Kan engkau belum menjelaskan, darimana aku bisa tahu
akan kedudukanmu yang sebenarnya?"
Dari dalam sakunya perlahan2 Han siong Kie ambil keluar
lencana mutiara ok kui kiu pay tersebut, kemudian
diperlihatkan kepada lawannya.
Kontan saja air muka pengawal baju kuning itu berubah
jadi pucat pias seperti mayat, dengan sempoyongan dia
mundur beberapa langkah kearah belakang.
Kontan saja air muka pengawal baju kuning itu berubah
jadi pucat pias seperti mayat, dengan sempoyongan dia
mundur beberapa langkah kearah belakang.
"Tentunya sekarang engkau sudah tahu bukan siapakah
aku ini?" ucap Han Siong Kie lagi sambil tertawa dingin.
Pengawal baju kuning itu tetap membungkam, sementara
sorot matanya dengan tajam mengawasi sekejap sekitar
gelanggang dengan pandangan jelalatan..
Melihat pengawal itu tak mau berlutut untuk memberi
hormai, hawa napsu membunuh semakin tebal menyelimuti
wajab Han Siong Kie, dengaa suara rendah ia laatas


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghardik: "Setelah bertemu dengan lencana kehormatan, mengapa
engkau tidak berlutut.." Hmm! Tampaknya engkau memang
sudah bosan hidup!" Sskali lagi pengawal baju kuning itu berdiri dengan tubuh
gemetar keras, keringat mulai mengucur keluar membasahi
ujung hidungnya. 929 Di saat2 yang amat kritis itulah mendadak terdengar ujung
baju tersampok angin, menyusul mana muncullah puluhan
sosok bayangan manusia yang langsung mengepung rapat
sekeliling kereta kuda itu, tampaknya selain kusir kereta,
secara diam2 kereta ini dilindungi pula oleh belasan orang
jago lihay. Dalam waktu singkat suasana berubah jadi tegang, setiap
orang berdiri dengan kesiap siagaan, tak seorangpun yang
buka suara memecahkan kesunyian tersebut.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie menyapu sekejap
k"wanan Jago yang mengepung dirinya itu, kemudian setelah
menyimpan kembali tanda lencana Ok-kui cu-pay itu kedalam
sakunya, ia menuding kearah pengawal baju kuning tadi,
kemudian katanya: "Engkau telah melanggar peraturan, maka sesuai dengan
paraturan yang berlaku dalam perguruan kesalahan tersebut
haruslah dijatuhi dengan hukuman mati!"
Bersamaan dengan diucapkannya kata yang terakhir,
telapak tangannya segera diayun kedepan, dengan taktik
"menghisap" dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat ia menghisap
tubuh penghianat tersebut, untuk kemudian menjatuhkan
hukuman mati kepadanya. Pengawal baju kuning itu tampak ketakutan setengah mati,
sebelum ia sempat berbuat sesuatu, tahu2 segulung daya
hisapan yang sangat kuat telah membetot badan pengawal itu
sampai sempoyongan maju kedepan.
Tampaknya pengawal itu bakal mampus di ujung telapak
lawan, disaat yang kritis itulah mendadak horden kereta
tersingkap, menyusul tenaga hisapan itu lenyap tak berbekas
dengan begitu saja. 930 Dengan terjadinya peristiwa tersebut, satu ingatan dengan
cepat melintas dalam benak Han Siong Kie, dia tahu pastilah
ada seseorang jago tangguh yang bersembunyi di dalam
kereta itu. Pada saat dia tertegun karena pukulannya terhadang itulah,
ber-puluh2 buah desingan-tajam yang membawa hawa
pukutan dahsyat serta sambaran senjata rahasia berhamburan
datang dari dua arah dibelakang tubuhnya, pukulan2 itu
langsung ditujukan ke tubuhnya.
Cepat Han Siong Kie bertindak membela, sepasang telapak
tangannya diputar sedemikian rupa melancarkan pukulan2
bergelombang yang sangat mengerikan, dalam waktu singkat
semua ancaman yang tiba serta sambaran senjata rahasia
yang tajam dapat terhalau semua hingga mencelat balik
kebelakang. Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah,
pengawal baju kuning tadi ayunkan cambuknya dan
membedal kedua ekor kudanya untuk kabur dari situ diiringi
suatu ringkikan kuda yang amat ramai, kabur lah kereta kuda
itu menuju kedepan. Betapa gusarnya Han Siong Kie menyaksikan kejadian itu,
telapak tangannya kembali diayun kemuka melepaskan
sebuah pukulan dahsyat. Dua kali pekikan nyaring yang memilukan hati
berkumandang membelah angkasa, dua ekor kuda penghela
kereta tersebut sudah termakan oleh pukulan yang maha
dahsyat itu hingga terjengkang dengan kepala hancur.
Dengan matinya dua ekor binatang penghela itu dengan
sendirinya kereta itu pun tak mampu meneruskan usahanya
untuk kabur. Cepat pengawal baju kuning itu loncat bangun dari kursi
kusirnya, kemudisn melarikan diri menuju ketengah
kerumunan kawanan jago lainnya.
931 "Penghianat! Mau kabur kemana engkau?" bentak Han
Siong Kie dengan penuh kegusaran. "Hayo serahkan
nyawamu" Baru saja Pengawal baju kuning itu bangkit dan lompat ke
udara. satu bentakan nyaring telah menggelegar memecahkan
kesunyian, menyusul mana suatu jerit kesakitan yang
mengerikan menggema dludara, darah segar berhamburan ke
mana2 dan robohlah jagoan tersebut dengan tubuh tertembus
sampai berlubang. Kiranya disaat yang terakhir itulah Han siong Kie telah
menyergap lawannya dengar ilmu Tong kim ci yang lihay,
tentu saja pengawal baju kuning itu tak kuasa menahan diri
hingga binasalah jagoan tersebut.
Demontrasi kepandaian silat ini cukup menggetarkan hati
siapapun yang menyaksikan, diam2 kawanan jago yang
berkumpul diseputar gelanggang merasakan hatinya bergidik.
Menyadari betapa lihay dan tangguhnya si anak muda itu,
secara beruntun dua gumpalan bola api warna merah
dilepaskan ke udara, yang mana segera meledak sesudah
berada di angkasa. Han siong Kle mendengus sinis, dia tahu kawanan jago itu
sedang melepaskan tanda bahaya dan mohon bantuan.
Sebelum anak muda itu bertindak lebih jauh, terdengar
suara gemerincingnya suara besi yang saling beradu, kiranya
kawanan jago yang berkumpul disekitar situ sama2 telah
cabut keluar senjata tajam masing2 dan siap bertempur.
Han siong kie mendengus dingin, ia tak pandang sebelah
matapun terhadap kawanan jago lihay yang mengepung
dirinya, selangkah demi selangkah dia maju kedepan
menghampiri kereta kuda itu, kemudian sekali ayun dia
hantam kereta tersebut keras2.
932 Tapi ketika pukulan itu sudah mencapai tengah jalan. tiba2
pemuda itu batalkan kembali niatnya, dia merasa pukulan itu
percuma saja dan sama sekali tak ada gunanya, sebab kelima
orang tianglooya yang disekap dalam kereta pasti sudah
tertotok jalan darahnya hingga tak bisa berkutik, bila dia
menyerang secara gegabah bukankah itu berarti hanya akan
membahayakan jiwa mereka saja"
Baru saja Han siong Kie tarik kembali serangannya,
mendadak segulung angin pukulan yang tak kalah dahsyatnya
telah menyergap tiba, pukulan itu sangat keras bagaikan
segulung ombak yang terhembus angin puyuh.
Anak mauch itu mendengus dingin, tanpa berpaling barang
sekejappun, dia putar telapak tangannya kemudian
menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras. "Blang...." Terjadilah benturan keras yang memekikkan
telinga, termakan oleh gulungan angin pukulan yang cukup
keras itu hampir saja Han siong Kie mundur dengan
sempoyongan. Betapa terkejutnya sianak muda itu, Cepat dia berpaling,
tampaklah seorang tampan yang agak berwajah bengis
sedang berdiri dihadapan mukanya ....
sekilas pandangan saja, Han siong Kie telah mengenali
siapakah orang itu, kontan ia tertawa dingin seraya menegur:
"Heehhh heehhh heehhh Yu Sau kun Memangnya engkau
datang kemari untuk menghantarkan kematianmu" "
Memang tak salah, pemuda yang baru saja munculkan diri
itu tak lain tak bukan adalah Yu sau kun, ketua muda dari
perkumpulan Thian che kau. Yu sau kun segera balas
mengejek dengan suara yang tak kalah dinginnya:
"Hmm Manusia berwajah dingin, engkau tak usah tekebur
dan berlagak sok disini, ketahuilah hari ini engkau sudah
933 terkepung walaupun punya sayappun jangan harap bisa lolos
dari tempat ini dalam keadaan selamat"
Berbareng dengan selesainya ucapan itu, sepasang telapak
tangannya segera digosok lalu direntangkan kedepan,
beberapa gerakan tersebut dilakukan dengan sangat
cepatnya. Han siong Kle menberikan pula reaksi yang tak kalah
cepatnya, sebelum sepasang telapak tangan lawan sempat
saling merapat satu sama lainnya. dia telah sadar bahwa anak
muda itu hendak mengeluarkan kepandaian anehnya untuk
menghilangkan kekuatan orang.
Ia jadi cemas dan gelisah, tentu saja anak muda itu tak
sudi memberi kesempatan kepada lawannya untuk
melumpuhkan kekuatannya, sebelum pihak lawan sempat
bertindak. dia telah mendahului dengan melepaskan pula
sebuah pukulan keras. "Blaang" kembali terjadi bentutan keras terdengar satu
jeritan kesakitan berkumandang memecahkan kesunyian.
Dengan sempoyongan Yu sau kun mundur sampai
beberapa kaki jauhnya, darah kental mulai meleleh keluar
membasahi ujung bibirnya.
Han siong Kie memburu kedepan, ditatapnya sekejap anak
muda itu lalu dia mengejek kembali:
"Yu Sau kun, saat kematianmu sudah tiba, ber-siap21ah
untuk berangkat ke Akhirat!"
Diiringi suatu bentakan nyaring sepasang telapak
tangannya dilontarkan kedepan. gulungan angin pukulan yang
amat dahsyat pun segera memancar kemuka dan menggulung
tubuh lawan. Jerit keras menggema dari empat penjuru kawanan jago
yang berkumpul disitu pada panik semua, namun tak seorang
pun yang bisa berbuat apa2..
934 "Jangan kau lukai dia" disaat yang paling kritis itulah,
mendadak terdengar bentakan keras msnggema memecahkan
kesunyian. Bersamaan deogan menggemanya suara bentakan
tersebut, tiba2 horden kereta tersingkap, menyusul segulung
angin pukulan yang amat keras langsung menggulung kearah
angin pukulan yang sedang dilepaskan Han Siong Kie..
"Duuk..blang..!" suatu benturan kerae kcmbali terjadi, kali
ini Han Siong Kie kena tergetar sampai mundur satu langkah
lebar kebelakang. Seorang perempuan cantik berusia pertengahan dengan
langkah yang amat santai perlahan2 munculkan diri dari balik
ruang kereta, air mukanya kaku dan sedikit pun tidak
membawa emosi, dengan suatu pandangan yang dingin ia
menatap wajah Han Siong Kie tanpa berkedip.
Anak muda itu berdiri kaku dengan muka berubah hebat,
hatinya terasa amat sakit bagaikan di sayat2 dengan pisau
tajam, tubuh perempuan cantik setengah baya itu tak lain
adalah ibunya sendiri, Siang go cantik Ong Cui Ing adanya.
Tak kuasa lagi dia mundur beberapa langkah kebelakacg
dengan sempoyongan, mukanya berkerut kencang dan sebisa
mungkin dia berusaha menahan pukulan batin yang
dideritanya. Sementara dia masih berdiri dengan wajah tertegun, Siang
go cantik Ong Cui Ing telah berkata dengan suara dingin
menyeramkan : "Hey, manusia berwajah dingin, ini hari kaucu hujinmu tak
nanti akan biarkan engkau lolos dari sini dalam keadaaan
selamat..!" Ucapan itu semakin menyayat perasaan Han Siong Kie,
pukulan batin yang dideritanya pada saat ini telah msnghapus
935 lenyap peringatan yang pernah diberikan Orang yang ada
maksud kepadanya, Dia lupa kalau dirinya telah diperingatkan agar jangan
melukai orang dan cepat2 membawa kabur kelima orang
tianglonya. Kini yang tercekam dalam benaknya yang satu ingatan
yaitu membunuh, dia merasa hanya darah segar yang
mengalir dari tubuh orang lain saja yang mampu
menenangkan perasaan hatinya ini...
Maka diapun bergerak maju kedepan, sasarannya yang
terutama adalah ketua muda dari Perkumpulan Thian che kau,
yaitu Yu sau kun Demikianlah, begitu ucapan siang go cantik ong ciu ing
baru selesai diutarakan keluar, tiba2 si anak muda itu
menyergap maju kedepan, secepat sambaran kilat jari
tangannya ditusuk kedepan melepaskan ber-puluh2 buah
serangan jari yang tajam, seluruh serangan maut itu tertuju
kearah Yu sau kun yang berdiri disamping gelanggang.
Padahal pada waktu itu Yu sau kun sedang menderita luka
parah, dalam keadaan begitu gerak tubuhnya jadi lebih
lamban dari keadaan dihari2 biasa, tampaknya dia tak bisa
menghindarkan diri lagi. serangan mematikan yang dilancarkan secara tiba2 ini jauh
diluar dugaan siapapun juga, sebab semua orang tak mengira
kalau anak muda itu bukannya melancarkan serangan ke arah
Kau-cu hujin sebaliknya malah menyergap Yu sau kun yang
sudah terluka parah. Bayangan manusia berkelebat lewat
didepan mata, menyusul seorang berseru tertahan.
Dengan wajah pucat pias bagaikan mayat, Siang go cantik
ong Cui ing berdiri dengan sempoyongan..
Rupanya disaat yang amat kritis itulah, berhubung tak
sempat memberikan pertolongan lagi, maka perempuan itu
936 segera berkelebat kedepan dan menyambut serangan jari
lawan yang sangat keras itu dengan tubuhnya sendiri
Kejadian ini di luar dugaan Han siong Kie, untuk sesaat ia
jadi menjublak dengan mata melotot besar, sementara
mulutnya bergumam seperti orang sedang mengigau:
"ooh.. ayah, sukmamu di alam baka pasti lebih
tahu,janganlah menganggap putramu tidak berbakti.."
Ucapan itu sangat lirih, tak seorangpun diantara kawanan
jago yang berada disana dapat menangkap ucapan itu dan lagi
sekalipun mendengar juga tak ada yang tahu artinya sebab
tak seorang pun yang mengetahui asal usul anak muda ini.
Hanya Siang go Cantik Ong Cui ing seorang yang mengerti
akan bisikan tersebut paras mukanya kontan berubah hebat,
secara beruntun dia mundur lagi beberapa langkah


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kebelakang. Dengan menahan melelehnya air mata yang membasahi
wajahnya, Han Siong Kie menjadi nekad tiba2 sepasang
telapak tangannya dilontarkan kembali kearah depan.
Walaupun serangan itu sangat hebat bagaimanapun juga
perempuan itu adalab ibunya sendiri, ketika serangan sampai
ditengah jalan ia jadi tak tega, hingga tak kuasa lagi dia tarik
kembali tujuh bagian tenaga pukulannya itu.
Selama pertarungan berlangsung Siang go cantik Ong Cui
ing selalu menyembunyikan lengan kanannya dibalik ujung
bajunya yang locggar, dia hanya melayani serangan lawan
dengan telapak tangan kirinya.
"Blaang!" sebuah benturan keras kembali terjadi, sambil
mendengus tertahan Siang go cantik Ong Cui ing mundur satu
kaki kebelakang dengan sempoyongan.
Bentakan bentakan nyaring segera berkumandang dari
empat penjuru, beberapa buah pedang dengan disertai
937 desiran tajam serentak bergerak kedepan menyergap tubuh
Han Siong Kie. Pada saat itu kemarahan si anak muda itu sudah mencapai
pada puncaknya, hawa napsu untuk membunuh menyelimuti
seluruh benaknya, ketika merasakan datangnya ancaman
pedang, cepat dia putar badan sambil melepaskan serangan
telapak tangan dan serangan jari secara berbareng, desiran2
tajam langsung menyergap kearah kawanan jago dari Thian
che kau yang sedang menyergap datang itu.
Dalam waktu singkat jerit kesakitan berkumandang saling
susul menyusul, darah dan kutungan badan berhamburan
dimana-mana. Hanya sebentar saja mayat sudah bergelimpangan disanasini,
keadaan betu!2 berubah sangat mengerikan.
Han Sioag Kie sudah mendekati kekalapan yang melintas
dalam benaknya saat ini hanyalah membunuh, membunuh
siapa saja yang dijumpainya...
Yang celaka tentu saja kawanan jago dari Thian che-kau,
mereka jadi sasaran pelampiasan hawa napsn membunuhnya,
siapa pun yang ditemui segera dibantai secara sadis.. darah
telah berceceran menodai seluruh permukaan tanah, keadaan
jadi begitu seram dan ngeri..
Akhirnya pembantaian itupun berhenti, seluruh jago yang
hadir dalam gelanggang telah terbabat habis, yang masih
hidup kini tinggal siang go cantik ong ciu Ing serta Yu sau kun
dua orang. Dengan badan yang kotor karena penuh berlepotan darah
Han siong Kle melangkah maju kedepan, hawa napsu
membunuhnya masih jelas menyelimuti wajahnya, selangkah
demi selangkah ia maju ke depan menghampiri Yu sau kun
yang sedang berdiri dengan muka pucat pias.
938 "Manusia berwajah dingin, apa yang hendak kau
lakukan..?" bentak siang go cantik ong Cui ing dengan suara
keras. "Mau apa lagi" Heehh... heehh... heehh... tentu saja mau
membunuh orang . . "
"Engkau tak ingin menolong rekan2mu?"
"Tentu saja harus kutolong jiwa mereka, tapi akupun akan
membunuh orang.." "Kalau tidak kau lakukan pertolongan itu sekarang juga,
sebentar engkau akan menyesal"
Han siong Kle tertegun dan untuk sesaat tak mampu berkata2,
ia tak menyangka dalam keadaan seperti ini ibunya
dapat mengucapkan kata2 tersebut. Tapi sesaat kemudian ia
sudah mendengus dingia seraya berkata:
"Kau-cu hujin yang terhormat,aku tahu engkau sangat
menyayangi putramu, bukankah engkau takut kalau aku
sampai mencelakai putra kesayanganmu itu.." Haahhh....
haahhh..haahhh...." Pilu amat gelak tertawa itu, bukan saja penuh mengandung
rasa benci yang tak terhingga bahkan membawa pula suara
sindiran tajam. Dengan suatu gerakan yang cepat sianggo cantik ong cui
ing bergerak maju ke depan dan menghadang didepan tubuh
Yu sau kun, kembali bentaknya keras. "Han siong Kie, lebih
baik cepat tolonglah rekanmu dan segera tinggalkan tempat
ini" "Akupasti akan menolong rekanku dan berlalu dari sini, tapi
setelah kubinasakan dulu dirinya"
sembari berkata selangkah demi selangkah dia masih maju
terus kedepan, sekarang mukanya sudah berubah jadi
939 mengerikan, begitu tebal hawa napsu membunuh yang
menyelimuti wajahnya bikin hati orang jadi bergidik.
"lbu, ijinkanlah aku untuk beradu jiwa dengan bedebah itu"
teriak ketua muda Thian che kau dengan nada penasaran.
Dengan langkah sempoyongan dia berusaha untuk
bergerak maju kedepan, Tapi siang go cantik ong cui ing bertindak lebih cepat,
kembali dia menghadang jalan pergi anak muda ini seraya
berkata: "Kunji, jangan bertindak gegabah"
Betapa pedih dan sakitnya hati Han siong Kie, ia merasa
dunia serasa kosong jadinya secara tiba2, dari sikap ibunya itu
dia tahu bahwa ong cui ing lebih sayang terhadap putra
keduanya ini daripada terhadap dirinya.
Tekanan batin ini membuat hawa napsu membunuhnya
semakin tebal. Meskipun ia sudah nekad untuk melakukan pembunuhan,
akan tetapi ia belum tega untuk membinasakan ibunya sendiri,
tentu saja perasaan ini lain bila ditujukan terhadap Yu sau
kun, ia menganggap bocah itu sebagai putra ibunya dengan
lelaki lain, maka dia bertekad untuk melenyapkan dari muka
bumi. Hijau membesi selembar wajah siang go cantik ong cui ing,
dengan suara gemetar serunya keras:
"Engkau tak boleh membinasakan dirinya"
"Kenapa tak boleh?"
"Tidak..tidak boleh, engkau tak usah tahu, pokoknya dia
tak boleh kau bunuh"
secara tiba2 Han siong Kie jadi teringat akan sesutatu
peristiwa, waktu itu dia sedang mengebumikan jenasah
gurunya yakni Mo tiong ci mo, tiba2 Yu sau kun munculkan
940 diri dan dia bermaksud membinasakan anak muda itu, tapi
orang yang ada maksud telah menghalangi perbuatannya itu.
satu ingatan cepat melintas dalam benaknya, ia merasa di
balik kejadian itu tentu tersembunyi hal-hal yang tidak beres,
cuma ia tak mau pikirkan persoalan tersebut dalam keadaan
begini. Dengan napsu membunuh yang lebih tebal menyelimuti
wajahnya, kembali pemuda itu maju ke depan.
Jarak antara kedua belah pihak kian lama kian bertambah
dekat, akhirnya selisih jarak kedua belah pihak tinggal lima
depa saja. Pada detik itulah mendadak siang go cantik ong cui ing
putar badannya sambil melancarkan sebuah totokan, Yu sau
kun segera berseru tertahan dan roboh terkapar diatas tanah.
Tindakan secara tiba2 yang dilakukan ong Ciu ing ini sama
sekali diluar dugaan Han siong Kie, untuk sesaat dia jadi
tertegun tak mampu ber-kata2.
sebelum ingatan kedua sempat melintas dalam benaknya,
secepat kilat siang go cantik ong Ciu ing telah menyambar Yu
sau kun yang tertotok itu dan mundur satu kaki jauhnya dari
tempat semula, dua titik air mata tampak membasahi pipinya,
dengan suara gemetar dia berbisik, "Nak...."
Han siong Kie gemetar keras, ia merasa panggilan tersebut
sangat dikenal olehnya, hanya dia lupa dimanakah suara
itupernah didengar olehnya, setelah tertegun sejenak, segera
sahutnya dengan gemas: "Engkau tak usah memanggil diriku dengan sebutan
tersebut, aku bukan anakmu"
Tampaknya siang go cantik ong Ciu ing berusaha keras
untuk mengendalikan emosi dihatinya, dengan suara yang
lebih rendah kembali dia berseru: "Nak, kau.."
941 "Jangan kau anggap dengan panggilanmu itu maka aku
lantas membatalkan niatku untuk membunuh engkau, Hmm
Kalau engkau berpendapat demikian maka kelirulah
pandanganmu itu" "Engkau tak akan memahami perasaan hatiku, tapi suatu
ketika engkau akan mengerti bagaimanakah diriku ini"
Pada hakekatnya perempuan itu adalah ibu kandungnya
sendiri, meskipun ia membenci ibunya yang kejam melebihi
ular berbisa ini.. namun bagaimanapun juga perasaan kasih
antara anak dan ibu masih ada.
Maka sambil menahan melelehnya air mata yang
membasahi pipinya, ia menggigit bibir sambil berkata:
"Ucapanmu memang tak salah, aku tak akan paham,
selamanya tak akan paham.."
"Eng kau tahu siapakah pemuda ini?"
"Bukankah dia adalah putra kesayangan nyonya" Ketua
muda dari Thian che kau yang bernama Yu sau kun?"
"Keliru besar, dia bukan she Yu, semestinya dia bernama
Thio sau kun" "Hmm Lalu apa bedanya antara she Thio dan she Yu" Toh
yang pasti dia adalah putra kesayangan nyonya?"
"Nak, engkau keliru besar, dia bukan anakku, dia adalah
keturunan dari susiokmu Telapak naga beracun Thio Lin.."
"Apa.." Dia adaiah patra kandung Thio Susiok..?" teriak
Han Siong Kie dengan suara gemetar, secara beruntun dia
mundur tiga langkah ke belakang dengan perasaan
terperanjat. "Benar. dia adalab putra susiokmu!"
Telapak naga beracun Thio Lin telah selamatkan jiwanya
dan mendidiknya hingga menjadi dewasa, budi kebaikan ini
942 boleh dibilang melebihi tingginya bukit karang, seandainya Yu
Sau kun benar2 adalah putra kandung susioknya, itu berarti
dia pantas membayar segala hutang budi tersebut kepada
putranya ini. Tapi.. dapat di percayakah perkataannya ini"
Waktu itu dia masih bsrusia dua tahun, bukankah Thio
susiok parnah berkata bahwa putranya telah mati dibantai
musuh" Atau mungkin perempuaa ini sengaja mengarang suatu
cerita yang mengejutkan hati ini demi selamatkan jiwanya"
Untuk sesaat, pelbagai ingatan berkecamuk dalam
benaknya, lama sekali dia termenung memikirkan soal itu..
Akhirnya dia bertanya: "Sungguhkah dia adaiah keturunan dari Thio susiok?"
"Nak, masa aku membohongi dirimu..?"
"Tapi . bukankah putra Thio susiok telah mati pada lima
belas tahun berselang?"
"Tidak. dia sama sekali tidak mati!"
"Siapa yang membuktikan bahwa dia tidak mati?"
"Aku .! Akulah yang membuktikan!"
"Hmm..!" Han Siong Kie tertawa dingin. "Engkau anggap
aku bisa mempercayai perkataan itu?"
"Mau percaya atau tidak terserah pada dirimu, pokoknya
apa yang kuucapkan adalah suatu kenyataan!"
"Masa dia bukan putra kandung dari ketua Thian che kau?"
"Bukan! Tapi dia sudah dianggap bagaikan putra kandung
sendiri oleh ketua Thian che kau!"
943 "Haaahhh haahhh haahhh.. engkau hendak coba
melindungi keselamatan jiwanya dengan kata2mu?" ejek sang
pemuda sambil tertawa keras, tertawa penuh sindiran.
Siang go Cantik ong Cui ing menengadah dan ikut tertawa
ter bahak2, suara tertawanya jauh lebih keras dan memilukan
hati. "Nak" katanya kemudian, "seandainya kelima orang tianglo
itu sudah tertotok jalan darahnya oleh suatu ilmu totokan
yang khas dari pemilik benteng maut seperti apa yang kau
alami tempo dulu, dan tiada orang lain yang sanggup
membebaskannya kecuali aku, dapatkah kutawarkan
bantuanku ini sebagai pertukaran dengan selembar jiwanya?"
Berdebarlah jantung Han siong Kie sesudah mendengar
perkataan itu, tentu saja ia tak dapat mengorbankan jiwa
kelima orang tianglonya demi seorang pemuda lain, untuk
sesaat hatinya jadi ragu dan tak tahu apa yang musti
dilakukan. Dia mulai berpikir, darimana perempuan ini bisa tahu kalau
mereka berlima sudah tertotok oleh ilmu totokan yang khas
dari pemilik benteng maut"
Atau jangan2 antara perkumpulan Thian che-kau dengan
benteng maut benar2 mempunyai hubungan yang erat "
Berpikir sampai disini, dia lantas membentak dengan suara
nyaring: "Benarkah perkumpulan Thian che kau mempunyai
hubungan yang erat dengan benteng maut?"
"sekarang aku tak akan menjawab pertanyaanmu itu" sahut
ong Cui ing dengan dingin, "toh dikemudian hari engkau bakal
mengetahui dengan sendirinya"
"Jadi engkau telah mengakui bahwa antara kedua
kelompok kekuatan ini sebenarnya mempunyai hubungan
yang erat?" 944 "Tidak " sahut perempuan itu dengan tegas.
"Dan sekarang engkau akan menggunakan kelima orang
tianglo itu sebagai pertukaran syarat dengan aku?"
"Aku sama sekali tidak bermaksud demikian, sebab itu tak
perlu bagiku.." -000dw000- BAB 52 HAN SIONG KIE jadi tercengang dan tidak habis mengerti,
dia tak tahu apa maksud dan tujuan yang sebetulnya dari
perempuan itu. setelah ter mangu2 sebentar, akhirnya dia
bertanya lagi: "Apakah dia pribadi tahu kalau sebenarnya dia adalah
keturunan dari Thio susiok?"
"Tentu saja tidak tahu"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kenapa tidak tahu...?"
"sebab waktunya yang baik belum tiba, kalau dia tahu akan
persoalan ini maka lebih banyak kerugian dari pada
keuntungan " Han siong Kie makin tercengang dan kebingungan lagi,
dengan jelas ia telah merasakan bagaimana perempuan itu
sudah tidak menganggap dirinya sebagai anak, bahkan
beberapa kali berusaha untuk mencabut jiwanya, tapi
sekarang setelah in terluka, tiba-tiba saja sikapnya berubah
seratus delapan puluh derajat,jangan2 dia memang...
Mendadak dari kejauhan berkumandang suara ujung baju
tersampok angin, agaknya ada belasan orang sedang
melayang tiba dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Paras muka Han siong Kie kontan berubah, hawa napsu
membunuh kembali menyelimuti wajahnya.
945 Air muka siang go cantik ong Cui ing sendiripun berubah
hebat, dengan gelisah dia berkata:
"sambutlah dia, tapi jangan kau lukai, aku harus
menyelamatkan jiwa kelima orang tianglo itu sekarang juga,
kalau tidak maka tak ada kesempatan lagi dilain waktu"
Berbicara sampai disini, dia lantas lemparkan tubuh Yusau
kun ke dalam pelukan Han siong Kie, sementara dia sendiri
segera menerjang masuk kedalam ruang kereta..
Dengan wajah tertegun dan mata terbelalak anak muda itu
menerima tubuh Yu sau kun dan memeluknya tanpa sanggup
berbuat sesuatu. siang go cantik ong Cui-ing sendiri segera menerobos
masuk kedalam kereta, selang sesaat dia telah muncul
kembali diikuti lima orang tianglo dibelakangnya.
"Blaang.. kereta kuda itu dihajarnya sampai hancur
berkeping-keping, sementara ong Cui ing berdiri ditengah
bangkai kereta tersebut. Begitu keluar dari ruang kerata, lima orang tianglo itu
segera memburu maju kedepan dan bersama2 memberi
hormat kepada Han siong Kie seraya berkata: "Hamba berlima
mengunjuk hormat untuk ciang bun suheng"
"Tianglo sekalian tak perlu banyak adat"
To It hui kepala tianglo segera maju dan berkala dengan
penuh emosi. "Ilmu silat yang kami berlima miliki sangat tak becus,
hampir saja karena persoalan kami telah menimbulkan
kejadian besar, harap ciangbun suheng sukalah ...."
Ucapan itu sebelum selesai dlutarakan, tiba-tiba beberapa
sosok bayangan manusia meluncur datang dengan cepatnya.
Han siong Kie segera menyerahkan tubuh Yu Sau kun,
ketua muda dari Thian che kau itu ketangan Liok Sau tan,
946 tianglo yang ke empat, kemudian selangkah demi selangkah
maju kedepan menghampiri para pendatang.
Melihat ciangbunjinnya sudah maju, lima orang tianglo
lainnya segera berdiri beejajar di belakang tubuhnya.
Dalam waktu singkat empat belas orang kakek tua berusia
lima puluh tahunan telah munculkan diri ditengah gelanggang,
mereka ada enam orang berjubah hijau dan delapan orang
berjubah kuning. Dalam sekilas pandangan Han Siong Kie segera kenali
mereka sebagai pengawal2 dari ciangbun Tee kun sekarang
ini, darah panas langsung bergolak dalam dadanya.
Sementara itu paras muka keempat belas orang pengawal
istana Huan mo kiong juga berubah hebat setelah
memandang sekejap keadaan dalam gelanggang tersebut.
Mereka lihat mayat bergelimpangan di mana2, kereta
hancur berserakan memenuhi permukaan tanah, bukan saja
nyonya kaucu sudah terluka, bahkan sau kaucu tertawan pula,
terutama kelima orang tianglonya yang berdiri dengan
pandangan berapi sungguh menggidikan hati.
Dengan sorot mata tajam Han siong Kte menyapu sekejap
keempat belas pengawal itu, kepada To It hui tanyanya:
"Apakah mereka semua adalah pengawal dari penghianat
perguruan?" "Benar " jawab To It hui dengan hormat.
Han siong Kie mendengus dingin, ditatapnya sekejap
keempat belas orang pengawal itu, lalu dengan suara tegas
dia berkata: "Apakah kalian semua rela menjadi penghianat2
perguruan..?" 947 Keempat belas orang pengawal itu saling berpandangan
dengan mulut membungkam, tak seorangpun yang berani
bersuara. Per-lahan2 dari dalam sakunya anak muda itu ambil keluar
lencana ok kui cul-pay, kemudian diangkatnya tinggi2
keudara. Dengan wajah serius, kelima orang tianglo itu segera
jatuhkan diri berlutut keatas tanah, setelah memberi hormat
mereka mundur kebelakang dan berdiri dengan muka serius.
Pucat pias selembar wajah orang2 itu, mereka sama2
menunjukkan muka kaget dan ketakutan, cuma tak
seorangpun yang berlutut, sementara kepala mereka kerap
kali berpalirg kebelakang se akan2 sedang menantikan
sesuatu.. Air muka siang go cantik ong Cui ing menunjukkan pula
perubahan serius, hanya tak tahu apa yang sedang ia pikirkan
dalam hati " Sambil menarik muka dan napsu membunuh menyelimuti
wajahnya, Han Siong Kie berpaling dan memandang sekejap
kearah kelima orang tianglonya, kemudian katanya dengan
suara berat. "Ciangbun Tee kun perguruan Thian lam saat ini Wi It-beng
telah melanggar peraturan cousu dengan melatih ilmu Tui hun
kang, dosa ini sangat besar dan tak terampuni, selain itu dia
berani menghianati perguruan dengan bersekongkol dengan
pihak Thian che-kau untuk membunuh tianglo perguruannya
sendiri, mengingat dosa2nya itu maka aku dengan mendapat
perintah dari Tong Ceng, ketua perguruan yang lampau akan
melakukan pembersihan atas penghianat2 tersebut dari
perguruan" Ia berhenti sebentar, lalu sambil acungkan lencana
kekuasaannya pemuda itu melanjutkan lebih jauh:
948 "Mulai hari ini Wi It-beng telah dicopot kedudukannya
sebagai ketua perguruan, atas dosa2nya maka dia akan
dihukum sesuai dengan peraturan perguruan yang berlaku"
Pucat pias wajah empat belas pengawal keringat dingin telah
mengucur keluar membasahi seluruh tubuh mereka .
Han Siong Kie mendengus dingin, ia berpaling dan
tanyanya lagi kepada kelima orang tianglo itu:
"Apa hukumannya jikalau ada anggota perguruan yang
tidak berlutut aetelah melihat lencana mutiara ini ?"
"Hukuman mati!" jawab kelima orang tianglo itu hampir
berbareng. "Bagus. tianglo berlima ! Tunggu perintah!"
"Tecu sekalian siap !"
"Laksanakan peraturan perguruan dengan tegas !"
"Tecu sekalian turut perintah !"
Liok Sau wan tianglo keempat segera meletakkan tubuh Yu
Sau-kun keatas tanah, kemudian ber-sama2 keempat orang
rekannya memberi hormat kepada Han Siong Kie, dengan
sekali tutulan mereka segera menerjang kearah empat belas
orang pengawal itu dengan dahsyatnya.
Suasana kontan tercekam dalam ketegangan, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh angkasa.
Betapa ketakutannya keempat belas orang pergawal itu,
mereka merasakan sukmanya se-akan2 sudah meninggalkan
raga, tanpa sadar orang2 itu serentak mundur kebelakang.
Suasana amat kritis dan tampaknya sejenak kemudian
suatu pertempuran sengit segera skan berkobar..
"Tee kun tiba !" tiba2 suatu bentakan nyaring bagaikan
guntur yang menggelegar membelah angkasa,
949 Keempat belas orang psngawal yang sedang ketakutan
segera menunjukkan wajah berseri,serentak mereka
menyebarkan diri ke kedua belah samping. enam orang
pengawal baju hijau bergeser ke sebelah kiri dan delapan
orang pengawal baju kuning bergeser ke sebelah kanan.
Agak tertegun kelima orang tianglo ini, tanpa sadar mereka
te1ah menghentikan langkahnya.
Han Siong Kie sendiripun diam2 merasakan jantungnya
berdebar keras, ia tak tahu bagaimana jadinya nanti.
Dua sosok bayangan manusia melayang masuk kedalam
gelanggang dan berdiri di-depan dua baris pengawal2nya.
Mereka adalah dua orang pria setengah baya yang
berwajah amat jelek, rambutnya yang panjang berwarna
kuning dengam mata hijau, hidungnya pesek sementara
bibirnya tebal. Yang seorarg membawa senjata toya besi sedang yang lain
bersenjatakan sepasang cakar emas, dari dua macam senjata
yang di pakai dapatlah diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki
kedua orang pria tersebut luar biasa sekali.
Han sioog Kie tahu bahwa sebentar lagi Wi It beng bakal
munculkan diri, cepat perintahnya kepada kelima orang tianglo
iiu. "Harap kalian berlima mengundurkan diri lebih dahulu!"
Lima orang tianglo itu segera menjura dan meagundurkan
diri kebelakang. Paras muka Siang go cantik Ong Cui ing pun menunjukkan
perubahan hebat, akan tetapi dia masih tetap berdiri tak
berkutik di tempat semula.
Dari tengah hutan di tepi jalan raya perlahan-lahan
muncullah seorang kakek tua berjubah sutera dengan kopiah
950 terbuat dari emas, kakek tua itu langsung berjalan menuju ke
tengah gelanggang. "Ciangbun suheng, dialah yang bernama Wi It beng !" seru
Seng Thian pau, tianglo kedua dengan cepat.
Han Siong Kie mengangguk tanda mengerti, ditatapnya
orang itu dengan sorot mata tajam.
Sementara itu dengan langkah yang lambat tapi kenyataan
sangat cepat sekali, kakek berkopiah emas itu berjalan masuk
ke dalam gelanggang, dimana orang itu lewat dua baris
pengawalnya segera memberi hormat.
Han Siong Kie mendengus dingin, ia menatap pihak lawan
dengan tatapan sinis, mulutnya tetap membungkam dalam
seribu bahasa. Setelah berada di tengah gelanggang, dengan sepasang
mata elangnya yang tajam Wi It-beng menyapu sekejap
sekeliling gelanggang itu, kemudian pandangan matanya itu
berhenti diatas wajah Han Siong Kie, ujarnya dengan suara
yang mengerikan: "Hey. manusia berwajah dingin ! Dari tempat mana engkau
berhasil mencuri benda kekuasaan perguruan kami" Bahkan
berani pula menyaru sebagai pewaris Tong toa supek untuk
melakukan pembantaian atas anggota perguruan kami" Hmm.
Aku lihat perbuatan ini benar2 terlalu berani.."
Belum habis Wi It beng menyelesaikan kata-katanya,
kelima orang tianglo itu sudah mendengus kegusaran.
Tuduhan yang semena2 itu membangkitkan pula hawa
amarah dalam dada Han Siong Kie, kontan dia membentak
keras: "Tutup mulut anjingmu Engkau jangan mencoba menuduh
yang bukan2" 951 Kemudian dia angkat tinggi2 lencana ok kui-cu pai tersebut
seraya membentak keras: "Wi It beng Tahukah engkau akan dosa-dosamu ?"
Bagaimanapun licik dan lihaynya Wi It beng, Tee- kun dari
perguruan Thian lam ini tak urung berubah juga paras
mukanya setelah melihat lencana mutiara itu, tanpa sadar dia
mundur satu langkah lebar ke belakang.
Tapi hanya sebentar saja dia sudah dapat menguasahi
kembali perasaan hatinya, dengan senyum licik menghiasi
bibirnya dia tertawa dingin, katanya dengan lantang:
"Heeeh.. heeeh... heeeh Manusia berwajah dingin, engkau
tak usah berlagak jumawa di hadapanku, ketahuilah bahwa
dihadapan Tee kun engkau masih belum pantas untuk unjuk
gagah" Kemudian sambil berpaling kearah lima orang tianglo
itu, tambahnya lebih jauh.
"Kalian berlima sebagai tianglo perguruan, bukan saja
berani berkhianat bahkan membela juga orang luar. Hmm
Tahukah kalian sampai dimanakah dosa yang kalian perbuat?"
"Wi It beng, engkau anggap peraturan perguruan tak dapat
meng-apa2kan engkau?"
"Kau anggap kau masih bisa berbuat semena-mena dengan
melanggar peraturan perguruan", teriak seng Thian pau,
tianglo kedua dengan suaranya yang keras bagaikan geledek.
Menyaksikan pihak lawan tetap membandel, Han siong Kie
segera menyimpan kembali lencana ok kui cu pay tersebut,
kemudian katanya dengan nada ketus:
"Wi It beng, engkau bersedia untuk menerima peratuan
perguruan ataukah tetap membandel.."
Thian lam Tee kun Wi It beng tertawa seram, tukasnya:
"Manusia berwajah dingin Lebih baik tutup saja bacot
anjingmu itu, hayo cepat serahkan lencana ok kui cu pay
952 tersebut kepadaku, mengingat nsiamu masih muda mungkin
saja aku akan lepaskan sebuah jalan kehidupan kepadamu".
Betapa gusarnya Han Siong Kie mendengar ucapan
tersebut, sekujur badannya sampai gemetar menahan emosi,
dari sikap lawannya yang sama sekali tak pandang sebelah
mata terhadap lencana kekuasaan yang tertinggi dari
perguruan ini. jelas menunjukkan bahwa dia memang tidak
menyesal dengan perbuatannya, itu berarti pula banyak
berbicara dengan orang macam begini sama sekali tak ada
gunanya. Setelah termenung dan berpikir sebentar, akhirnya ia
membentak keras: "Wi It beng! Kalau engkau tidak di hukum sesuai dengan
peraturan perguruan, rasanya sia2 belaka cousu berjuang
mati-matian menegakkan perguruan ini!"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil berkata dia segera maju ke depan siap melancarkan
serangan... "Hut tian ciangkoan, kalian berada dimana?" Wi It beng
segera membentak keras. Dua orang laki2 berwajah jelek itu serentak maju tiga
langkah lebar, sesudah menjura sahutnya:
"Hamba berdua siap menantikan firman kaisar!"
"Tangkap manusia tekebur itu dan gusur dari sini!"
"Terima firman!"
Sambil mempersiapkan senjata toya baja seberat ratusan
katinya dan sepasang senjata cakar emasnya yang berat dua
orang itu segera maju kedepan daa menyergap diri Han Siong
Kie. 953 Menyaksikan itu To It hui dan Seng Thian pau segera maju
menghadang jalan pergi mereka berdua, kepada anak muda
itu ujarnya : "Harap ciangbun suheng suka memberikan perintah!"
Dengan wajah serius Han Sioag Kie mengangguk, sorot
matanya segera dialihkan keatas wajah Wie It-beng.
Setelah mendapat persetujuan, To It hui langsung
menerjang laki2 bersenjata toya baja itu sementara Seng
Thian pau menghadapi laki2 bersenjata cakar emas.
Suatu pertarungan seru segera berkobar di sana, kedua
belah pihak saling menyerang dan menyergap dengan
gencarnya. Kedua orang tianglo itu mengandalkan tenaga dalamnya
yang sempurna serta permainan jurus serangannya yang
terlatih meneter dua orang musuhnya habis2an, angin
serangan men-deru2 membuat suasana benar2 mengerikan.
Sebaliknya dua orang panglima perang pelindung istana itu
mengandalkan senjata yang berat dan tenaga dalam yang
kuat berusaha mempertahankan diri dari serangan lawanPertarungan itu ramai sekali, untuk sementara waktu jelas
sukarlah untuk menentukan siapa bakal menang dan siapa
akan kalah. Dipihak lain, Han siong Kle telah membentak
nyaring: "Wi It beng, tampaknya sebelum melihat peti mati engkau
tak akan mengucurkan air mata?"
"Hahaahh haahh hahaha Manusia berwajah dingin
Perkataanmu itu memang tepat sekali, adapun maksud
kedatangan Tee kun kedaratan Tionggoan ini tak lain adalah
demi dirimu" "Kalau memang begitu, bagus sekali" seru sang pemuda
cepat, telapak tangannya langsung di ayun ke depan
954 Serangan teramat cepat dan bagaikan sambaran kilat,
bukan saja kuat tenaga pukulannya, tepat pula sasarannya.
Wi It beng tercekat hatinya, ia tidak menghindar ataupun
berkelit, cepat telapak tangannya di ayun kedepan dan
menyambut pukulan itu dengan keras lawan keras.
"Blaamm.." ketika dua gumpalan kekuatan itu saling
membentur satu sama lainnya, terjadilah suatu ledakan
dahsyat yang sangat memekikkan telinga, pasir dan debu
segera beterbangan memenuhi angkasa, diam2 di hati mereka
sama2 mengagumi kedahsyatan serta kesempurnaan tenaga
dalam yang dimiliki. Berbareng dengan terjadinya bentrokan tersebut, enam
orang pengawal baju kuning yang berdiri di tepi gelanggang
dengan memisahkan diri jadi tiga rombongan serentak
menerjang tiga orang tianglo yang masih berdiri tenang.
Angin pukulan men-deru2, bayangan manmusia saling
menyambar satu sama lainnya, bentakan2 keraspun
membubung tinggi keluar, membikin telinga jadi amat sakit.
Meskipun kawanan pengawal baju kuning itu harus
menghadapi tianglonya dengan satu lawan dua, tapi kekuatan
mereka masih tetap terpaut jauh, dengan sendirinya
kedudukan merekapun sangat ketitir hebat.
sebaliknya dua orang panglima pelindung istana yang
bertarung melawan kedua orang tianglo yang lain, untuk
sementara waktu masih tetap bertahan dalam kedudukan
seimbang, pertarunganpun berlangsung dengan amat
serunya.. setelah mundur kebelakang, cepat Han siong Kie
menghimpun kembali tenaga dalamnya sebesar dua belas
bagian, kemudian sekali lagi dia melancarkan sebuah pukulan
dahsyat kearah Wi It beng.
955 "Bagus sekali" bentak Wi It beng dengan keras, telapak
tangannya segera diayun kedepan untuk menyambut
datangnya ancaman tersebut.
Agaknya dia memang ada maksud untuk menjajal kekuatan
tenaga dalam yang dimiliki Han siong Kie, dalam serangannya
kali ini dia telah mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang
dimilikinya.. "Blaang.." suatu benturan dahsyat kembali menggeletar
diseluruh angkasa, membuat pasir beterbangan dan bumi
bergoncang keras. Kali ini Han siong Kie tergetar mundur satu langkah lebar,
sebaliknya Wi It beng terdorong sampai tiga langkah lebih.
suatu jerit kesakitan yang memilukan hati tiba2
berkumandang dari sisi kalangan, rupanya salah satu diantara
dua pengawal baju kuning yang berhadapan dengan Ang pat
sin tianglo ketiga berhasil dihajar dengan toyanya sehingga
batok kepalanya hancur dan mati konyol.
Dengan cepat dua orang pengawal baju kuning terjun
kedalam gelanggang untuk mengisi kekosongan tersebut.
dengan demikian maka posisipun berubah menjadi satu lawan
tiga. "Traang. traang..." benturan nyaring membelah pula ke
angkasa diikuti letupan cahaya api memancar keempat
penjuru, kiranya senjata toya yang digunakan oleh Seng thian
pau telah saling membentur dengan senjata cakar emas dari
Hot tiam ciangkun, dalam benturan tersebut kedua belah
pihak sama2 tergetar mundur satu langkah kebelakang.
Tapi begitu berpisah, mereka segera menerjang kembali
kemuka dan melibatkan diri dalam pertarungan yang lebih
seru. Dalam gelanggang yang lain To It hui terlibat pula dalam
suatu adu kekuatan dengan senjata toya baja musuh, ternyata
956 kekuatan yang dimiliki ketua para tianglo ini masih lebih
tangguh setengah bagian- dia berhasil memaksa musuhnya
mundur terus ke belakang sambil ber kaok2 kegusaran.
Pada detik itulah tiba2 siang go cao tik ong Cui ing yang
selama ini hanya menonton jalannya pertarungan dari sisi
kalangan, meloncat kedepan lalu menyambar tubuh Yu sau
kun yang menggeletak ditanah, setelah itu dia kabur kedalam
hutan dan lenyap dibalik pepohonan yang rindang.
Walaupun perempuan itu bertindak cepat, Han siong Kie
yang bermata tajam dapat mengikuti semua kejadian itu
dengan seksama, satu ingatan segera melintas dalam
benaknya dan diapun tidak mencegah atau berusaha untuk
mengejarnya, seluruh perhatian dan kekuatannya dihimpun
menjadi satu untuk menghadapi musuh tangguh yang berada
didepan mata. Wi It beng tertawa dingin, dengan sorot mata berkilat
serunya mendadak dengan suara menyeramkan:
"Manusia berwajah dingin, aku akan menyempurnakan
kehendak hatimu itu."
sepasang telapak tangannya melakukan suatu perputaran
yang aneh didepan dadanya, kemudian secepat kilat di
lontarkan ke depan. Han siong Kie segera bertindak dengan menyambut
serangan tersebut dengan jurus mo ciang liong (telapak iblis
menaklukan naga), untung ia belum sempat melepaskan
pukulan itu sebab secara tiba2 dia merasakan sesuatu yang
aneh dibalik pukulan musuh.
Pukulan itu sangat berat bagaikan tindihan berpuluh2 buah
bukit karang, bahkan disertai juga hawa tekanan yang
mengerikan. Anak muda itu terperanjat dan tak berani melayaninya,
cepat tubuhnya menghindar empat depa kesamping.
957 sungguh cepat gerakan menghindar itu, kalau bukan
seseorang yang berpandangan tajam, tidaklah mungkin untuk
mengikati gerakannya itu.
Wi It beng tertawa seram, telapak tangannya dilontarkan
kedepan seolah2 itu tanpa menimbulkan sedikit suarapun
segara ditarik kembali. Han siong Kie makin terperanjat, dia yakin kalau
kepandaian sendiri masih belum berhasil mencapai taraf
sebegitu tinggi. sebab itulah dia yakin juga bahwa tenaga
dalam yang dimilikinya masih belum mampu mengatasi
kekuatan lawan. Ingatan kedua belum habis terlintas, serangan yang maha
dahsyat dari Wi It beng kembali sudah meluncur tiba.
Pemuda itu jadi penasaran, keangkuhan dan perasaan
tinggi hati yang dimilikinya membuat dia malu uniuk
menghindar, walau pun dia tahu serangan tersebut amat
dahsyat namun dikerahkan juga segenap kekuatannya untuk
menolak balik ancaman lawan.
Dalam anggapannya, dengan kekuatan tenaga dalam
sebesar dua ratus tahun hasil latihan yang dimilikinya
sekarang, paling sedikit dia masih bisa mengimbangi
keampuhan lawan dengan kedudukan seimbang.
Siapa tahu begitu gulungan angin pukulan lawan tersentuh
olehnya, ia segera merasakan munculnya kekuatan yang sama
sekali diluar dugaan, kejadian ini amat mengejutkan hatinya.
"Aduuh..celaka!" jerit pemuda itu di hati.
Baru jeritan itu terlontar benturan dahsyat telah
menggelegar menggoncangkan seluruh permukaan tanah.
Benturan itu keras dan memekikkan telinga, begitu
dahsyatnya bentrokan tadi membuat kawanan jago yang
sedang bertarung segera mengbentikan pertarungannya dan
berpaling.. 958 Dengan sempoyongan Han Siong Kie mundur sampai
sejauh dua kaki lebih.. dengan wajah pucat pias seperti mayat
ia roboh tertunduk diatas tanah dan muntahkan darah segar,
jelas isi perutnya sudah menderita luka yang cukup parah.
Melihat musuhnya roboh, Wi It-beng ter-bahak2 dengan
bangganya, sambil ulapkan tangannya kepada dua orang
ciangkun pelindung istananya, ia perintahkan.
"Bekuk orang itu!"
"Terima parintah!"
Mendengar seruan itu, serentak lima orang tianglo itu
bergerak maju dan siap menghalangi perbuatan lawan.
Tapi sebelum mereka sempat maju lebih kedepan, sebuah
pukulan yang sangat dahsyat telah ditontarkan wi it beng ke
arah depan, termakan oleh hembusan angin yang amat
dahsyat itu, lima orang tianglo itu segera terdorong mundur
dengan sempoyongan. Dengan terhadangnya kelima orang tianglo itu untuk maju
kedepan, maka dengan suatu gerakan yang cepat ciangkun
pelindung istana telah tiba dihadapan Han siong Kie dengan
cekatan mereka lantas menyambar si anak muda itu..
Tiba2 jerit lengking yang mengerikan menggema
memecahkan kesunyian, dua sosok bayangan manusia
mencelat kebelakang lalu terkapar diatas tanah dengan
bermandikan darah. Kiranya pada saat2 yang amat kritis itulah Han siong Kie
telah melancarkan serangan pembelaan dengan ilmu jari Tong
kim ci yang maha sakti itu.
Ilmu jari Tong kim ci adalah ilmu sakti yang diciptakan Mo
tiong ci-mo setelah melatih dan mempelajarinya selama
hampir empat puluh tahun lamanya, jangankan tubuh
manusia, emas atau batu karang yang berada pada jarak lima
kakipun sanggup ditembusi, bayangkan saja mana sanggup
959 jago2 yang berbadan darah daging itu menahan serangan
tersebut " semua orang tercengang dan merasa tak habis mengerti,
mimpipun mereka tak mengira dalam keadaan terluka parah
Han siong Kie masih sanggup melancarkan serangan
mematikan, bahkan dalam satu kali gebrakan saja mampu
membinasakan dua orang jago kelas satu dari istana Huan mo
kiong. Para pengawal yang hadir disekitar gelanggang sama2
berdiri menjublak dengan mata terbelalak mulut melongo,
bulu kuduk tanpa terasa pada bangun berdiri
Perlu diketahui, Han siong Kie pernah cuci tulang berganti
otot dalam sumber air Tee hiat seng-swan, karena itu
kekuatan tubuhnya sama sekali berbeda bila dibandingkan
dengan orang2 lain,justru dengan memiliki kelainan itulah
maka walaupun isi perutnya terluka parah, ia masih mampu
melakukan serangan yang mengerikan.
Paras muka Wi It beng berubah hebat, setelah tertegun
sebentar, akhirnya dengan hawa napsu membunuh yang
menyelimuti wajahnya, selangkah demi selangkah dia
menghampiri anak muda itu.
seketika itu juga suasana dalam gelanggang berubah jadi
sangat tegang, tampaknya setiap saat suatu pertarungan
sengit bakal berlangsung kembali.
Sambil menggigit bibir Han Siong Kie bangkit berdiri,
lencana mutiara ok kui Cu pay kembali dikeluarkan dari
sakunya, demi kejayaan perguruan serta nama baik dirinya ia
tak rela menyerah dengan begitu saja kepada para
pengkhianat, karenanya dia bersiap sedia untuk kedua kalinya
menggunakan lagi lencana mutiara tersebut.
Dipihak lain, lima orang tianglo yang kena terdesak mundur
telah bergerak maju lagi dengan wajah sedih bercampur
960 gusar, dengan sinar mata menggidikkan mereka membentak
keras, kemudian serentak bergerak maju kedepanTujuh orang pengawal baju kuning dan enamn orang
pengawal baju hijau yang berada disamping gelanggang tentu
saja tidak akan biarkan musuhnya menyergap kemuka, pada
saat yang bersamaan mereka menerjang maju kedepan dan
menghadang jalan pergi kelima orang tianglo tersebut.


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam waktu singkat, berlangsunglah suatu pertarungan
yang seru antara lima orang tianglo itu melawan tiga belas
orang musuhnya. Dengan disertai suara gemerisik yang amat nyaring,
selangkah demi selangkali Wi It beng melangkah kedepan,
setiap langkah kakinya itu seakan2 jeritan malaikat elmaut dari
neraka.. selisih jarak diantara kedua belah pihakpun kian mendekat
tiga kaki.. dua kaki.. dan akhirnya tak ada satu kaki .
Pada saat itulah mendadak Han siong Kie angkat tinggi2
lencana mutiaranya, sekilas cahaya tajam langsung menyorot
kearah Wii It beng. sebagai Tee kun dari istana Hian mo kiong, tentu saja Wi It
beng mengetahui kegunaan dari lencana mutiara tersebut,
dikala sekilas cahaya tajam memancar keluar kearahnya,
cepat dia menyingkir selangkah ke samping, kemudian
secepat petir sebuah pukulan dahsyat dilontarkan kedepanMerasakan lenyapnya bayangan musuh, tanpa berpikir
panjang Han Siong Kie ikut bergeser pula delapan depa
kesamping. Dengan bergesernya anak muda itu, maka dengan
sendirinya pukulan gencar yang dilepaskan Wi it beng pun
mengena pada sasaran yang kosong.
Tapi kaisar dari istana Huan mo kiong itu memang sangat
tangguh, begitu mengetahui serangannya mengenai pada
961 sasaran yang kosong, cepat dia bertindak lebih jauh, sebuah
pukulan aneh yang tak kalah dahsyatnya kembali dilontarkan
kedepan-Tiba2 dari kejauhan menggema jeritan kaget,
menyusul mana seorang berseru keras: "Haaahh.. Bukankah
itu pukulan sakti Boan yok sinkang?"
Berubah hebat air muka Wi It beng, dia tarik kembali
serangannya sambil mundut ke belakang, agaknya jago lihay
ini tidak menyangka kalau asal usul ilmu pukulannya berhasil
diketahui orang. Han Siong Kie sendiripun merasakan hatinya bergetar
keras, cepat dia berpikir dalam hati:
"Apa " Ilmu sakti Boan yok sinkang " Bukankah pihak
gereja Siau lim si telah kehilangan sejilid kitab Toa boan yok
sinkang pit kip" Bahkan menuduh guruku Mo tiong ci mo yang
melakukan pencurian tersebut,Jangan-jangan dialah..."
-ooodewiooo- Jilid 26 SAMBIL menggertak gigi dia berpikir lebih jauh.
"Benar, pastilah penghianat ini yang melakukan perbuatan
tersebut, setelah mencuri kitab pusaka dari gereja siau lim si,
dia lantas membinasakan Lian hoan hwesio yang menjaga
ruang penyimpan kitab sambil mencatut nama guruku..
pastilah tujuannya hendak menfitnah guruku sehingga beliau
bermusuhan dengan pihak gereja siau lim si. Hmm Tahulah
sudah aku sekarang, tampaknya sudah sekian lama dia
mengincar kedudukan ketua tersebut, dan tak segansegannya
menggunakan pelbagai cara untuk melenyapkan
setiap saingannya.."
962 Baru saja dia berpikir sampai disana, dua sosok bayangan
manusia telah melayang masuk kedalam gelanggang.
Begitu mengetahui siapa yang datang Han siong Kie
merasakan hatinya tergetar keras sebab yang datang ternyata
tak lain tak bukan adalah pengemis dari selatan dan padri dari
utara, dua orang tokoh sakti dalam dunia persilatan.
Dipihak lain, pertarungan antara kelima orang tianglo itu
melawan para pengawal berlangsung terus dengan serunya,
dalam pertarungan tersebut ada empat orang pengawal baju
hijau yang berilmu agak cetek sudah menggeletak menjadi
mayat, sementara diantara pengawal2 baju kuning juga ada
tiga orang sudah mundur dengan luka cukup parah.
setajam sembilu sorot mata Wi It beng, ia menyapu
sekejap wajah pengemis dari selatan dan padri dari utara,
kemudian sambil tertawa seram katanya: "Heehhh heehh
heehhh luas sekali pengetahuan kalian berdua"
Pengemis dari selatan dan padri dari utara saling
berpandangan sekejap. kemudian mereka berjalan
menghampiri Han siong Kle.
Melihat itu, untuk kesekian kalinya Wi It beng tertawa
seram, ia mengejek sinis: "Apakah kalian berdua sengaja
datang ke mari untuk menghantar kematian.?""
Tanpa sadar pengemis dari selatan danpadri dari utara
menghentikan langkahnya dan berpaling, sesudah mendengar
ucapan itu, namun mulut mereka masih tetap membungkam.
Han siong Kle tidak tahan lagi, dia segera membentak nyaring:
"Wi It beng, rupanya engkau yang telah mencuri kitab
pusaka Toa boan yo sin kang dari gereja siau lim si, dan
engkau pula yang telah membinasakan Lian huan hwesio
kemudian menfitnah guruku.. Hmm Tak kusangka engkau
begitu licik dan pandai memutar balikkan duduknya persoalan"
963 "Heee heeeh heeeehh ucapanmu benar, memang akulah
yang telah melakukan kesemuanya itu, lantas kau mau apa?"
sahut Wi It beng sambil menarik muka.
"Hmm sekalipun engkau mampus seratus kalipun belum
tentu bisa menebus semua dosa2mu itu"
Haaahh haaaahh haaaahh bocah yang tak tahu diri,
kematianmu sudah berada di ambang pintu, berani benar
engkau ngebacot terus tak karuan-.."
suatu jeritan ngeri berkumandang lagi memecahkan
kesunyian, kembali seorang pengawal baju hijau menggeletak
tak bernyawa. . . Menyaksikan kejadian tersebut, Wi It beng sadar bahwa
gelagat tidak menguntungkan dirinya, jika dibiarkan
berlangsung terus, keadaan tersebut maka besar
kemungkinannya semua pengawal andalannya akan mati di
ujung toya kelima orang tianglo itu "Mundur semua"
bentaknya kemudian dengan suara dingin-ooodwooo- BAB 53 PADA hakekatnya kawanan pengawal istana itu sudah
kewalahan menghadapi serangan gencar dari kelima orang
tianglo tersebut, tapi mereka berusaha keras untuk
mempertahankan diri sebab tak berani tunjukkan sikap jeri
mereka dihadapan Tee-kun nya, karena itu seruan tadi
bagaikan firman pengampunan menjelang kematian saja,
cepat mereka mengundurkan diri kebelakang.
Sesudah kawanan pengawal itu mundur semua, barulah Wi
It beng bergerak kedepan sambil secara beruntun melepaskan
tiga buah pukulan berantai, dimana bayangan telapak
berkelebat lewat disitulah terdengar dengusan berat
menggema di udara, dalam waktu singkat kelima orang
964 tianglo itu sudah terdesak hebat hingga mundur tercerai berai
dengan sempoyongan. Dipihak lain, Han siong Kie sedang memandang kearah
Pengemis dari selatan dan padri dari utara dengan sorot mesa
menyesal, katanya dengan suara lirih:
"Maaf engkoh tua berdua, aku minta kalian tak usah
mencampuri urusan ini, sebab urusan ini adalah urusan rumah
tanggaku sendiri" "Urusan rumah tanggamu sendiri?" tanya pengemis dari
selatan dengan sepasang mata melotot.
"Begitulah kenyataanya engkoh tua, harap engkau bisa
memaklumi keadaanku ini"
"Tapi saudara cilik. tahukah engkau bahwa luka yang kau
derita cukup parah?"
"Tidak menjadi soal, luka itu tak kuperhatikan sama sekali"
sahut Han Siong Kie sambil tertawa getir, "bagaimana pun ku
harap kalian berdua segera tinggalkan tempat ini?" .
Baik pengemis dari selatan maupun padri dari utara sama2
adalah jago persilatan yang sudah berpengalaman selama
puluhan tahun, tentu saja segala tata cara dan titik bengek
tersebut dipahami olehnya, mereka tahu bahwa urusan rumah
tangga orang lain tidak pantas dicampuri orang lain oleh
karena itu sesudah saling berpandangan sekejap, akhirnya
mereka berkata: "Baiklah, kalau engkau sudah berkata demikian kami jadi
tak baik untuk tetap berada disini.."
Berbicara sampai disitu mereka lantas putar badan dan
berlalu dari sana. "Hmm Memangnya kalian berdua hendak pergi dengan
begitu saja?" tiba2 Wi It beng menegur kembali dengan
mendengus dingin. 965 "Ada apa?" tanya pengemis dari selatan dengan alis
berkenyit. "memangnya engkau sudah penuju dengan aku
sipeminta tua?" "Tetapi sekali ucapanmu itu aku memang penuju sekali
dengan dirimu. Bukankah kamu berdua sudah kenali ilmu
Boan yo sin kang milik kaisarmu ?"
"Nah, itulah dia.. akan kuhantar kalian berdua untuk pulang
kealam barat dengan kepandaian sakti itu, dari pada hidup
didunia toh kalian bakal cerewet belaka?"
Dari ucapan itu jelaslah sudah kemana Wi It beng
membawa pembicaraan tersebut, rupanya dia berhasrat untuk
melenyapkan kedua orang jago itu berhubung perbuatan
busuknya atas geteja siau lim si sudah ketahuan.
Bilamana ilmu silat yang dimiliki Han siong Kie tidak terlalu
lihay, tak nanti ia keluarkan ilmu Boan yo sinkang tersebut tapi
sekarang dia bertujuan lenyapkan Han siong Kie dan
merampas lencana ok kui cupay untuk menegakan kembali
kewibawaannya sebagai seorang Tee kun, terpaksa
kepandaian simpanannya itu dikeluarkan. sementara itu Padri
dari utara telah merangkap tangannya sambil berkata:
"Omitohud Kalau toh sicu memang berhasrat begitu,
rasanya tiada perkataan lain yang bisa kukatakan lagi, bila
ingin turun tangan silahkan saja segera turun tangan"
Pengemis dari selatan menyambung sambil tertawa
tergelak: "Haaah haaah haaah betul, memang tepat sekali ucapan
tersebut, Kalau memang engkau sudah penuju pada diriku,
akupun tidak akan banyak bicara, toh aku si pengemis tua
sudah bosan hidup ... hayo ambillah nyawaku ini"
sudah tentu Han siong Kie tidak mengijinkan kedua orang
tua itu terlibat dalam persoalan perguruannya sendiri, dengan
gelisah bercampur gusar dia maju dengan sempoyongan,
966 sambil menahan sakit dalam isi perutnya ia berseru kepada
dua orang tokoh silat itu.
"Engkoh tua, locianpwe Disini sudah tak ada urusanmu lagi,
aku harap kalian berdua segera tinggalkan tempat ini"
"Eeh... memangnya engkau tidak dengar bahwa orang lain
tidak mengijinkan aku berdua tinggalkan tempat ini?" sahut
pengemis dari selatan dengan mata melotot.
"Engkoh tua, loocianpwe Ketahuilah mencampuri urusan
rumah tangga orang lain merupakan pantangan terbesar bagi
umat persilatan, aku minta janganlah kalian bikin hatiku jadi
susah dan serba salah"
"Kuakui kalau ucapan saudara cilik tidak salah, tapi engkau
tua dan menyaksikan sendiri bahwa situasi yang kita hadapi
sekarang sama sekali berlainan, aku rasa engkau sendiripun-."
"Engkoh tua, ataukah kalian hendak menunggu sampai
saudara cilikmu ini mempersilahkan sendiri kepergianmu?"
tukas anak muda itu secara tiba2.
sudah tentu maksud dari Han siong Kie mengusir dua orang
sahabatnya itu bukan lantaran apa2, maksud yang sebenarnya
adalah karena dia tak tega menyaksikan kedua orang
sahabatnya ini ikut jadi korban di tangan lawan, jelas ilmu silat
mereka masih belum sanggup menandingi lawannya, bila Wi It
beng berhasrat membunuh mereka jelas itu bukan pekerjaan
yang terlalu menyulitkan dirinya.
Wi It beng bukan orang bodoh, dia sendiripun tahu kalau
akan maksud hati anak muda itu, kontan dia tertawa seram.
"Haaah haah haaah Manusia berwajah dingin, lebih baik tak
usah buang waktu dan tenaga dengan percuma, ketahuilah
nasibmu telah berada ditanganku, akulah yang akan
menentukan kalian semua harus mampus sekarang juga atau
tetap hidup dikolong langit "
967 "Manusia bedebah, jangan tekebur lebih dahulu, ucapan
semacam itu terlalu pagi kalau diutarakan pada saat sekarang
" hardik Han siong Kie dengan gusarnya.
sekali lagi dia ayun lencana ok kui cuipay nya ketengah
udara, segenap sisa kekuatan yang masih dimilikinya
disalurkan kedalam lencana tersebut, tampaklah sekilas
cahaya tajam langsung memancar kedepan dan mencapai
sejauh satu kaki dari kedudukan pemuda itu.
Gerakan ini sangat taktis dan tepat, karena gegabah dan
kurang perhatian Wi It beng seketika terkurung oleh cahaya
tajam tersebut, sementara pikirannya jadi buyar, Han siong
Kie telah melancarkan serangan mautnya dengan ilmu jari
Tong kim ci. Dengus tertahan memecahkan kesunyian, tak tahan wi It
beng roboh terjengkang ke atas tanah.
Han siong Kie segera membentak keras:
"Tianglo berlima, dengarkan perintah segera perintahkan
dua orang tamu ini untuk tinggalkan gelanggang"
Lima otang tianglo itu serentak mengiakan, lima belah toya
berkepala setan langsung di sapu kedepan menggulung tubuh
pengemis dari selatan dan padri dari utara.
Tentu saja Pengemis dari selatan dan padri dari utara tak
ingin melibatkan diri dalam suatu pertarungan, tanpa
menunggu ke lima orang tianglo itu mendekati tubuh nya,
mereka sudah kabur tinggalkan tempat itu.
Menunggu dua orang jago tersebut sudah lenyap dari
pandangan mata, Han siong Kie baru bisa menghembuskan
napas lega, dia tarik kembali lencana mustikanya dari sisi maju
kedepan untuk memeriksa keadaan luka Tee kun itu.
siapa tahu batu saja lencana nya ditarik kembali. Tiba2 Wi
It beng loncat bangun kemudian memperdengarkan suara
gelak tertawanya yang amat mengerikan.
968 Betapa tercekatnya hati anak muda itu, dari gelak tertawa


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang mengerikan itu, ia tahu bahwa luka yang diderita pihak
lawan sama sekali tidak parah.. Apa yang telah terjadi "
Rupanya pada saat itu luka yang diderita Han siong Kie
sangat parah sekali, disamping itu diapun harus kerahkan dulu
tenaga dalamnya kedalam lencana mutiara.. karena itulah
meskipun angin serangannya dapat telak ditubuh lawan,
namun tenaga serangan nya lemah sekali.
Padahal sekujur badan wi It beng terlindung oleh hawa
sakti Boan yo sin kang, karenanya meskipun serangan
tersebut bersarang telak di tubuh nya, namun hanya
mengakibatkan sedikit lecet saja pada kulis tubuh nya.
selama ini dia masih tak mampu untuk bangkit, ini bukan
akibat dari luka tersebut melainkan kekuatan tubuh nya lenyap
sebab terpengaruh oleh sinar tajam itu.
Maka begitu Han siong Kie menarik kembali serangannya,
kekuatan dalam tubuh Wi It beng pulih kembali. serentak dia
loncat bangun. Dengan mulut mengerikan karena terpengaruh oleh hawa
napsu membunuh yang berkobar-kobar, selangkah demi
selangkah Wi It beng bergerak maju kedepan.
Kelima orang tianglo itu bertindak cepat melihat ketuanya
terancam, serentak mereka lintangkan toyanya didepan dada
dan berdiri dibelakang anak muda itu. Han siong Kie ayun
kembali lencana nya untuk mempengaruhi kekuatan lawanTapi kali ini wi It beng telah membuat persiapan, secepat
petir tubuh nya menghindar kesamping, kemudian sebuah
pukulan Boan yo sinkang dilontarkan kedepan.
Desingan angin tajam memekikan telinga bagaikan
gulungan ombak samudra ditengah hembusan angin puyuh
langsung menerjang tubuh Han siong Kie serta kelima orang
tianglonya. 969 Han siong Kie berenam jadi terperanjat, tanpa berpikir
panjang mereka ayun pula telapak tangannya untuk
menyambut datangnya serangan tersebut.
"Blaaamm.." suatu ledakan keras menggelegar di angkasa,
dengan sempoyongan kelima orang tianglo itu terdorong
mundur sampai tercerai berai ke mana2, sebaliknya Han siong
Kie yang sudah terluka termakan oleh serangan itu lukanya
makin parah, sekali lagi dia muntah darah segar.
Wi It beng memang seorang jago yang tangguh, meskipun
seorang diri harus menghadapi serangan gabungan dari enam
orang, akan tetapi dia hanya dipaksa mundur sejauh tiga
langkah. Kilat tajam sorot mata Wi It beng melebihi tajamnya
sembilu, tiba2 dia menyapu sekejap sekitar hutan ditepi hutan,
kemudian tegurnya dengan lantang:
"Tokoh silat dari manakah yang telah berada disitu" Kalau
sudah datang mengapa tidak segera munculkan diri?"
Mendengar seruan itu, semua jago yang ada dalam
gelanggang sama2 alihkan sorot matanya ke arah hutan-..
Gelak tawa yang menyeramkan berkumandang dari dalam
hutan, menyusul mana sesosok bayangan hijau bagaikan
sukma gentayangan munculkaa diri dari hutan, begitu cepat
gerak tubuhnya hanya sekejap mata ia sudah tiba dihadapan
para jago. orang itu bukan lain adalah seorang manusia berkerudung
yang memakai baju warna hijau.
Mengetahni siapa yang muncul, bergetarlah perasaan Han
siong Kie, diam2 peluh dingin membasahi tubuhnya.
Air muka Wi It beng sendiripun berubah hebat, tegurnya
kemudian-"siapa engkau?"
970 Manusia berkerudung itu tetap membungkam dalam seribu
bahasa, tangan kanannya perlahan di ayun kedepan dan
tahu2 sebuah tengkorak warna merah sudah muncul di depan
mata. "Haah.. Tengkorak maut?" seru Wi It beng dengan hati
tercekat. Paras muka kelima orang tianglo serta kawanan
pengawalpun berubah hebat, mereka tak mengira kalau
Tengkorak maut yang di segani tiap umat persilatan di daratan
Tionggoan telah munculkan diri dalam saat begini.
Di antara sekian banyak orang hanya Han siong Kie
seorang yang tahu bahwa tengkorak maut yang berada
dihadapannya sekarang ini tak lebih hanya tengkorak maut
gadungan, hatinya bergetar keras dan paras mukanya
terpengaruh oleh emosinya.
Dalam sekejap mata suasana dalam gelanggang berubah
jadi hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapunDitengah keheningan itulah tampak sesosok bayangan
manusia berkelebat lewat, di susul seseorang berseru
kesakitan. Dengan sempoyongan Han siong Kia mundur kebelakang,
darah segar meleleh terus dari ujung bibirnya.
Dalam sekejap mata itu pula lencana ok kui cupay telah
berpindah tangan, kini benda tersebut telah berada ditangan
tengkorak maut yang lihay itu.
Tindakan dari Tengkorak maut ini sama sekali berada diluar
dugaan semua orang, siapapun tak menyangka kalau tokoh
sakti itu sudi merampas ok kui cupay tanda kepercayaan dari
Huan mo kiong. Paras muka Wi It beng berubah hebat, tubuhnya gemetar
menahan emosi. 971 Jauh2 dari Thian lam menuju daratan Tionggoan, tujuan wi
It beng adalah melenyapkan Han siong Kie serta merampas
lencana ok kui cupay yang merupakan tanda kekuasaan dari
istana Huan mo kiong, dan kini dikala lencana tersebut hampir
terjatuh ke tangannya. Tahu2 sudah dirampas oleh Tengkorak
maut, bisa dibayangkan betapa gusar dan gelisahnya jago ini.
"Tengkorak maut, hayo serahkan kepadaku benda itu"
hardiknya keras2. "Heehh heehhh heehhh apanya yang serahkan kepadamu?"
jengek Tengkorak maut sambil tertawa seram.
"Apa lagi" tentu saja lencana ok kui cupay tersebut"
"Haahh haahhh haaa... Wi It beng menurut apa yang
kuketahui, engkau tak lebih hanya seorang anggota murtad
dari aliran Thian lam dan lagi kedudukanmu sebagai Tee kun
sudah terhapus, memangnya lencana ini masih menjadi
milikmu?"" "Tutup mulutmu, Jawab saja, mau diserahkan kembali
kepadaku atau tidak ....?"
"Memangnya engkau mampu melakukan sesuatu yang luar
biasa atas diriku ini" " ejek Tengkorak maut.
"Bangsat Rupanya engkau memang sudah bosan hidup,"
teriak Wi It beng dengan gusarnya. setelah membuat satu
gerak melingkar di depan dada, sepasang telapak tangannya
langsung dilontarkan ketubuh Tengkorak maut, bukan saja
cepat sekali serangan itu, bahkan ganas dan keji.
"Waah.. kalau cuma mengandalkan ilmu kucing kaki tiga
seperti ini masih jauh kalau ingin merobohkan aku"
Tiba2 ia melesat kedepan sejauh dua kaki, kemudian
ejeknya dengan nada sinis. . "Wi It beng, manusia tolol
sampai ketemu lain kali..."
972 Berbareng dengan berakhirnya ucapan tersebut, tubuhnya
sudah lenyap dibalik pepohonan yang lebat.
Betapa murkanya Wi It beng ketika ia lihat Tengkorak maut
telah berlalu dengan begitu saja, ia berpaling dan melotot
sekejap kearah Han siong Kie dan kelima orang tianglo itu
dengan tatapan benci, kemudian dengan wajah menyeringai
ucapnya: "Baik..baiklah... akan kuselesaikan kalian lebih dahulu
sebelum kubikin perhitungan dengan Tengkorak maut"
Keadaan Han siong kie ketika itu sangat lemah, jangan toh
harus bertempur, untuk berdiri sendiripun sudah tak mampu.
Lima orang tianglo itupun merasa sedih bercampur gusar,
kini ketua mereka telah terluka parah, itu berarti mereka
berlima tak akan mampu menghadapi kelihayan wi It beng
kendatipun turun tangan bersama2
Dari sikap musuhnya yang begitu seram, merekapun sudah
tahu bahwa musuhnya tak akan melepaskan mereka berenam
dengan begitu saja, asal mereka sudah mati maka perguruan
Thian lam pasti akan terjatuh ketangan manusia biadab ini, itu
berarti pula bahwa kejayaan dan kecermerlangan perguruan
mereka harus berakhir sampai disini saja.
Walaupun sadar bahwa kepandaian mereka bukan
tandingan lawan, namun mereka tak sudi menyerah kalah
dengan begitu saja, mereka bersiap sedia melakukan
perlawanan hingga titik darah yang penghabisanDiiringi bentakan nyaring, kelima orang tianglo itu segera
putar toya kepala setannya dan menerjang Wi It beng dengan
ganas. "Bluuk..." suatu jerit kesakitan terdengar, Liok sau tan
terhajar telak oleh serangan itu hingga mencelat kebelakang
dan tewas seketika itu juga.
973 Menyaksikan rekannya mati terbunuh, empat orang tianglo
yang lain jadi semakin kalap. serangan mereka semakin
gencar, toya saktinya diputar sedemikian rupa sehingga Wi It
beng benar2 kena dikurung ditengah kepungan.
Kematiam rekan seperguruan yang berlangsung didepan
mata membuat keempat orang tianglo itu benar2 teramat
gusar, mereka sudah bertekad untuk beradu jiwa, maka setiap
serangan yang dilancarkan Sebagian besar merupakan
serangan adu jiwa yang sangat mengerikanDalam waktu Singkat Wi It beng sudah di bikin ketitir hebat
dan kalang kabut tidak karuan, posisinya amat terdesak
sedang jiwanya terancam oleh mara bahaya.
Lambat laun Wi It beng jadi naik darah juga, ia tahu jika
pertarungan dibiarkan berlangsung terus dalam keadaan
begini, niscaya wibawa dan gengsinya akan merosot.
Suatu ketika ia mendengus dingin, kemudian sambil
menerjang kemuka secara beruntun dia lancarkan delapan
buah serangan berantai yang cukup gencar, hanya sesaat saja
posisi diatas angin telah terjatuh kedalam genggamannya.
Jerit kesakitan tiba2 berkumandang lagi memecahkan
kesunyian, dalam suatu sergapan kllat, Seng Thian pau tianglo
kedua dari istana Huan mo-kiong ini tak sempat
menghindarkan diri dari serangan. dadanya terhajar telak
sehingga ia muntah darah segar, tak ampun lagi tubuhnya
terkapar diatas tanah dalam keadaan tak bernyawa.
Kematian dari rekannya yang kedua ini semakin membuat
tianglo lain yang masih hidup jadi kalap. To It hui tianglo
pertama, Ang Pat siu tianglo ketiga dan Sah Jin ho tianglo
kelima dengan mata yang berapi-api dan muka menyeringai
seram berulang kali membentak keras ibarat guntur yang
menggelegar di angkasa. Tiga batang toya baja mereka dengan diputar sedemikian
rupa merupakan serangkaian bayangan serangan yang tajam
974 dan tebal bagaikan awan yang memenuhi angkasa, di iringi
desingan tajam serentak menyergap membabat dan
menghantam batok kepala musuhnya.
Ketiga orang tianglo ini sudah mata gelap dibuatnya,
mereka jadi nekad dan tak takut mati, dengan sendirinya
serangan yang dilancarkan ketiga orang inipun jauh lebih
dahsyat lagi. Wi It beng tertawa terkekeh2, ia tak pandang sebelah
matapun terhadap serangan2 musuhnya, dikerubuti lima
orang pun dia sanggup melakukan pembantaian apalagi
sekarang musuhnya tinggal tiga orang.. secara beruntun dia
lepaskan dua belas buah pukulan dahsyat.
Begitu kedua belas buah pukulan itu dilancarkan kemuka,
secara beruntun terdengarlah tiga kali jerit kesakitan
menggema diangkasa, dalam waktu singkat dari antara lima
orang tianglo yang gagah berani ada dua sudah mampus dan
tiga lainnya menderita luka parah.
suasana untuk sesaat jadi hening dan sepi, kendatipun
hawa napsu membunuh masih menyelimuti seluruh angkasa
dengan tebalnya. Wi It- beng tertawa seram, muka nya menyeringai hingga
Kelihatan sangat mengerikan, selangkah demi selangkah ia
maju kedepan menghampiri Han siong Kie.
Betapa gusar, benci dan penasarannya si anak muda itu,
saking gelisahnya kembali dia muntahkan darah segar, pada
saat seperti ini dia sudah kehilangan tenaga untuk melawan,
padahal Wi it beng sambil tertawa seram maju semakin
mendekat tampaknya kecuali meramkan mata sambil
menunggu tibanya ajal, tiada jalan lain lagi yang bisa dia
lakukan. Pada detik2 terakhir inilah bayangan kematian
berkecamuk dalam benaknya..
Ia teringat kembali akan dendam berdarah nya yang belum
terbalas, perintah gurunya yang belum terlaksana.
975 Mati bukan berarti bisa melepaskan diri dari se gala2nya,
kalau ia sampai tewas dalam keadaan demikian, maka dia
akan mati dengan sepasang mata tidak terpejam.
sekarang ia mulai menyesal, menyesal apa sebabnya
melayani pertarungan itu dengan kekerasan, andaikata kelima
orang tianglonya setelah ditolong maka mereka segera
mengundurkan diri, niscaya tidak beginilah keadaannya ....
Tanpa sadar peringatan dari orang yang ada maksudpun
berkumandang kembali disisi telinganya:
"...jangan lukai orang, setelah menyelamatkan jiwa kelima
orang tianglo itu, segeralah berlalu dari situ.."
Benarkah orang yang ada maksud adalah seorang manusia
sakti yang bisa meramalkan semua kejadian yang belum
berlangsung" sementara itu Wi It beng sudah berhenti kurang lebih lima
depa dihadapan si anak muda itu, telapak tangannya perlahan
di angkat keudara dan siap melepaskan pukulan-..
Pada detik itulah dari tempat kejauhan tiba2 melayang tiba
dua sosok bayangan manusia.
sangat kebetulan kemunculan bayangan manusia itu, Wi It
beng yang telah siap melancarkan serangannya tiba2
membataikan kembali niatnya dan menurunkan kembali
telapak tangannya itu. Yang munculkan diri ketika itu adalah dua orang kakek


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbaju kuning, mereka memiliki perawakan badan yang tinggi
besar dan kekar, sepasang mata nya memancarkan cahaya
tajam, itu menandakan kalau tenaga dalam yang mereka miliki
telah mencapai puncak kesempurnaan.
Begitu mencapai permukaan tanah, dua orang kakek baju
kuning itu segera memberi hormat kepada Wi It beng seraya
berkata: 976 "Pelindung hukum baju kuning dari Thian che kau khusus
datang menghunjuk hormat untuk Tee-kun"
"Kalian berdua tak usah banyak adat" kata Wi It beng
sambil putar badannya "ada urusan apa kalian datang
kemari?"" "Hamba mendapat perintah dari kaucu untuk datang
menghadap Tee kun, ada suatu masalah penting yang hendak
dirundingkan dengan diri Tee kun" sahut salah seorang
diantara kedua orang pelindung hukum baju kuning itu.
"Persoalan apa yang hendak kalian rundingkan?""
"Berulang kali manusia berwajah dingin menyatroni dan
membuat keonaran didalam perkumpulan kami, hingga detik
ini sudah mendekati seratus orang anggota perkumpulan kami
yang telah jatuh korban ditangannya, oleh sebab itu kaucu
mengusulkan agar Tee-kun bersedia menyerahkan orang itu
kepada kaucu kami, agar kami bisa menjatuhkan hukuman
yang setimpal kepada dirinya. ."
"Tentang soal ini. "
Dengan cepat pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak
Wi It beng, ia tahu bilamana Manusia berwajah dingin
diserahkan kepihak Thian che kau, maka tindakannya ini akan
mempengaruhi nama baik serta kewibawaan perguruannya,
akan tetapi diapun merasa segan untuk bermusuhan dengan
perkumpulan itu dalam posisi yang serba tidak
menguntungkan ini, toh bagaimanapun juga tujuannya hanya
melenyapkan bibit bencana dari muka bumi ?"
Kini lencana ok kui cui pay dari perguruannya sudah
dirampas Tengkorak maut, itu berarti bila dia hendak
mengembangkan pengaruh perguruannya maka ia masih
harus meminjam kekuatan dan bantuan Thian che kau.. "
sesudah mempertimbangkan untung ruginya, diapun
mengangguk dan menjawab nyaring.
977 "orang nya boleh saja kalian bawa pergi, tapi terlebih
dahulu aku harus musnahkan dulu ilmu silat yang dimilikinya"
"Terserah kebijaksanaan Tee-kun"
Han siong Kie masih sadar, dengan sendirinya diapun dapat
mengikuti jalannya pembicaraan itu dengan jelas, meskipun
setiap patah kata yang diucapkan lawannya amat menusuk
perasaannya, membuat ia jadi gusar dan dadanya serasa mau
meledak. akan tetapi sianak muda itu tak mampu berbuat
apa2, dia hanya pasrah pada nasib belaka.
Dalam pada itu, Wi it beng telah memutar badannya
menghadap kembali kearah Han siong Kie. setelah tertawa
seram kata nya. "Menurut peraturan sepantasnya kalau kusebut dirimu
sebagai suheng.. haaahh .haaaahh.. haaahhh.. semoga saja
sesaat lagi engkau dapat segera berangkat untuk berkumpul
kembali dengan toa supek dialam baka sana."
"Binatang terkutuk, aku menyesal karena tak bisa
menjatuhkan hukuman yang setimpal kepadamu!" seru Han
Siong Kie dengan penuh kebencian "tapi hmm engkau tak
usah keburu bersenang hati, barang siapa tidak jujur dan tidak
setia kepada perguruan, suatu ketika dia pasti akan mati
dalam keadaan mengerikan. percayalah saat ajalmu tidak
terlalu lama" "Heeehhh heeeehhh hheeeehhh suheng, sekalipun saat
ajalku sebentar lagi akan tiba, sayang seribu kali sayang
engkau tak dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri"
"sukma cousu selalu melindungi perguruannya, dia tak
akan membiarkan engkau hidup lebih lama.."
"Bangsat lebih baik tutup saja bacot anjingmu." bentak Wi
It beng dengan gusar. 978 Dalam suatu bentakan keras dengan sodokan jari
tangannya yang kaku bagaikan tombak ia menerjang kemuka
dan mengancam jalan darah cacad ditubuh sianak muda itu.
"Blaang" ditengah benturan keras yang memekikkan
telinga, terdengar wi It beng mendengus berat, dengan
sempoyongan dia mundur lima langkah kebelakang.
sekalipun Han siong Kie sudah menderita luka dalam yang
cukup parah namun dengan bakat alamnya yang luar biasa
serta daya tahannya yang kuat, serangan balasan yang
dilepaskan dalam keadaan terluka itu tak bisa di anggap
enteng. . . Bagi Wi It beng sendiri serangan balasan tersebut tak
pernah dibayangkan sebelumnya, dia tak menyangka dalam
lukanya, pemuda itu masih sanggup melepaskan pukulan
sedahsyat itu sehabis melancarkan sebuah pukulan dengan
menggunakan sisa kekuatan yang dimilikinya itu, luka yang
diderita Han Siong Kie menjadi semakin parah, dengan
sempoyongan dia mundur kebelakang, matanya jadi ber
kunang2 dan kepala nya pusing tujuh keliling, darah segar
kembali muntah keluar dari mulutnya.
Dari malunya Wi It beng jadi gusar, sepasang telapak
tangannya segera diayunkan berbareng melancarkan bacokan
kilat yang maha dahsyat. Tiga orang tianglo yang menggeletak dengan menderita
luka parah sempat mengikuti jalannya peristiwa ini dengan
jelas, mereka sudah meronta bangun sambil bersiap siap
memberikan pertolongan, tapi serangan lawan dilancarkan
terlalu cepat, ketiga orang itu tak bisa berbuat lain kecuali
menjerit kaget "Tee-kun, harap ampuni jiwanya, kaucu kami
membutuhkan dirinya dalam keadaan hidup2" teriak dua
979 orang pelindung hukum baju kuning dari Thian che kau
hampir bersamaan waktunya.
Tapi sayang jeritannya itu agak terlambat, Di tengah jeritan
kesakitan, ibarat layang-layang yang putus benang, tubuh Han
siong Kie mencelat ke udara dan meluncur kebelakang.
Mendadak satu kejadian aneh telah berlangsung didepan
mata.. Dikala daya luncur dari tubuh Han siong Kie sudah habis
dan badannya hampir menyentuh tanah, tiba2 entah
bagaimana caranya tiba2 tubuhnya melayang kembali keudara
dan meluncur kedalam hutan di tepi jalan raya itu..
semua jago berdiri terbelalak dengan mulut melongo saking
kagetnya, semua orang tak mampu ber-kata2 menyaksikan
peristiwa aneh itu, hanya dalam waktu singkat tubuh Han
siong Kie yang kekar sudah melayang ke dalam hutan dan
lenyap dibalik pepohonan.
sebagai jago2 silat kenamaan rasa kaget itu hanya sebentar
menyelimati hati mereka, dengan cepat orang2 itu sadar
pastilah ada seorang tokoh sakti yang sedang bersembunyi
disana. . Peluh dingin mulai mengucur keluar membasahi tubuh
mereka, bayangkan saja dari jarak sejauh beberapa kaki
ternyata tokoh sakti itu mampu menghisap sesosok tubuh
yang kekar seperti itu, bilamana tenaga dalam orang itu tidak
sangat hebat, mampukah dia melakukan hal seperti itu"
Belum lenyap rasa kaget yang menyelimuti hati semua
orang, tiba2 pandangan mata nya jadi kabur dan tahu2
seorang kakek tua yang tinggi besar dengan jubah panjang
warna kuning, berkaki telanjang dan berikat kepala warna
perak munculkan diri ditengah gelanggang.
Perawakan tubuh kakek itu sangat tinggi besar, sekilas
pandangan se-akan2 sebuah buklt kecil yang sedang bejalan.
980 Manusia aneh itu mempunyai sepasang mata yang
memancarkan sinar warna hijau, begitu tajamnya sorot mata
orang itu membuat setiap jago yang terpandang oleh nya
segera hatinya bergidik dan bulu romanya pada bangun
berdiri. Setelah menjapu sekejap orang-orang itu, akhirnya sinar
mata manusia aneh itu berhenti diatas wajah Wi It beng.
Betapa pemberaninya Wi It beng tak urung mundur juga
beberapa langkah ke belakang dengan badan gemetar keras,
dengan pengalaman serta kepandaian yang dimilikinya, ia
tahu bahwa manusia aneh itu bukan manusia sembarangan,
ilmu silatnya boleh dibilang sudah mencapai puncak
kesempurnaan yang tak terhingga.
Sementara dia masih melamun, Manusia aneh itu sudah
menegur dengan suaranya yang keras bagaikan geledek:
"Hey bocah cilik, kalau kulihat dari kopiah emasmu, jubah
sutramu serta dandananmu yang tidak genah, tentunya
engkau adalah ketua dari perguruan Thian lam bukan?"
"Bee.. betul " jawab Wi It beng dengan tubuh bergetar
keras, "akulah ketua kaisar dari istana Huan mo kiong"
"Apa " Kaisar " Haaah haaah haaaah kaisar " sungguh
menggelikan" Gelak tertawa itu keras sekali membuat seluruh permukaan
tanah tergetar keras, pucat pias wajah kawanan jago yang
hadir di situ, mereka merasakan darah panas bergelora
dengan hebatnya didada, bahkan Wi It beng pribadipun
merasa jantungnya berdebar keras.
Bisa dibayangkan bagaimana jadinya dengan ketiga orang
tianglo yang sedang terluka parah, kontan mereka jatuh
terduduk di atas tanah tak mampu berkutik lagi.
981 Untungnya manusia aneh itu hanya sebentar tertawa nya,
kalau tidak cukup hanya tertawa tergelak niscaya beberapa
orang diantara mereka ada yang terluka parah.
Berdiri semua bulu kuduk digubuh Wi It beng, sambil
memberanikan diri dia lantas menegur:
"Bolehkah aku tahu siapa nama besar mu?"
"Haah.. Masa engkau tidak kenal dengan aku?"
"Maaf, aku benar2 tidak kenal siapa engkau"
"Heehhh..heehh..heehh.. ketika aku masih berkelana dalam
dunia persilatan, mungkin engkau masih belum menongol dari
rahim ibumu, akulah Hun si Mo ong Raja iblis pengacau jagad,
sudah pernah mendengar namaku ini"
Hun si Mo ong, suatu nama yang cukup menggetarkan hati
siapapun yang mendengarkan, kontan para jago yang hadir
dalam gelanggang merasakan badannya jadi lemas dan tak
sanggup berkutik lagi. Sejak enam puluh tahun berselang jejak Hun si Mo ong
secara tiba2 lenyap dari dunia persilatan, kendatipun begitu
nama besarnya selama puluhan tahun masih membekas dalam
hati setiap umat persilatan, tidaklah heran kalau semua orang
masih mengenali nama besar dari tokoh sakti tersebut.
Jago ini tersohor karena ilmu silatnya yang sangat lihay,
perasaan girang ataupun gusar sukar diketahui orang, dan
perbuatannya tak pernah menuju kearah kebaikan ataupun
kejahatan- semua perbuatannya hanya berdasarkan perasaan
hati sendiri. Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan, jarang
sekali ada jago silat yang sanggup melayani tiga gebrakannya,
maka dari itu baik jago dari golongan putih maupun jago dari
Raja Pedang 7 Kisah Dewi Kwan Im Karya Siao Shen Sien Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun 16

Cari Blog Ini