Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 15
golongan hitam pada menaruh rasa jeri kepada nya
982 Enam puluh tahun berselang, diatas puncak Jit koan hong
pada gunung Thay san telah diselenggarakan suatu
pertemuan besar para orang gagah, beratus2 orang jago
persilatan kelas satu yang ada dikolong langit telah berkumpul
disana, dikala itu Hun si Mo ong hadir pula disana, hanya
cutup di dalam dua gebrakan ia telah berhasil menghajar
mampus jago silat nomor satu dikolong langit.
Atas kejadian itu para jago yang hadir disana jadi gusar
hingga terjadilah pengerubutan secara massal, akan tetapi
dalam seperminum teh saja, mayat telah bergelimpangan
bagaikan bukit, darah berceceran membasahi puncak Jit koan
hong... sejak terjadinya peristiwa pembantaian ini tiba2 jejak Hun
si Mo ong ikut lenyap dari peredaran dunia persilatansungguh
tak disangka setelah menghilang selama enam
puluh tahun lamanya, tiba2 Raja iblis pengacau jagat yang
lihay ini muncul kembali didalam dunia persilatan, bahkan
turun tangan menyelamatkan jiwa Manusia berwajah dingin
yang terancam bahaya, peristiwa ini boleh dibilang jauh diluar
dugaan siapapun. Tak seorangpun bisa memahami maksud dari gembong iblis
ini, mereka cuma bisa berdiri melongo sambil memandang
orang itu tanpa berkata- kata. suasana jadi hening, sepi tak
seorangpun berani buka suara.
-00d0w00- BAB 54 SESUDAH termenung beberapa saat lamanya, Hun si Mo
ong kembali berkata: " Enam puluh tahun berselang aku telah mengangkat
sumpah, bahwasanya orang lain tidak mengganggu aku, maka
983 akupun tidak akan mengganggu orang lain. Nah Anggap saja
nasib kalian masih mujur, hayo cepat enyah dari tempat ini"
Hampir saja semua orang tidak percaya dengan
pendengaran sendiri, siapa juga tak mengira kalau Hun si Mo
ong yang kejam dan lihay ternyata sudah bertobat dan tidak
melakukan pembantaian lagi.
seakan2 baru saja terlepas dari pintu neraka, kawanan jago
itu segera melarikan diri terbirit2 dari sana.
Hun si Mo ong tertawa ter bahak2, menanti kawanan jago
itu sudah lenyap dari pandangan, diapun berkelebat dan
lenyap dari pandangan mata.
Tak jauh dari hutan itu, Han siong Kie tampak sedang
berdiri sambil bersandar di atas sebuah dahan pohonTak jauh disampingnya berdiri pula seorang perempuan
yang cantik jelita bak bidadari turun dari kahyangan. dia
bukan lain adalah malaikat hawa dingin Mo siu ing. Pada
waktu itu Mo siu ing sedang tertawa ringan sembari berkata:
"Hey, manusia berwajah dingin Ketika berada dihutan
penyeberangan pohon liu engkau telah menyelamatkan
jiwaku, dan sekarang aku telah membayar budi kebaikanmu
itu, berarti pula kita sudah impas, siapa pun tidak berhutang
kepada siapa" Han siong Kie sakit hati dan termenung tanpa berkata2, ia
tak suka budi kebaikan dari orang lain, terutama dari kaum
wanita, tapi dalam kenyataan berulang kali dia harus
menerima budi kebaikan dari kaum perempuan, hal ini
membuat ia habis daya dan tak mampu ber-kata2 lagi.
Melihat sianak muda itu membungkam, Malaikat hawa
dingin Mo siu ing kembali berkata:
"Kita hanya berjumpa secara kebetulan saja, kebetulan aku
dan guruku sedang berangkat menuju kebenteng maut, dan
984 ketika kami lewat disini kulihat engkau sedang terancam
bahaya.." "Siapa gurumu?" tanya Han siong Kie agak tertegun.
"Siapa lagi kalau bukan Hun si Mo ong?""
sekali lagi Han siong Kie merasakan hatinya bergetar keras,
tanpa terasa dia teringat kembali akan peristiwa dimasa
lampau dimana Ang Nio cu terancam bahaya setelah dihajar
sampai terluka parah oleh Tengkorak maut gadungan, untung
Hun si Mo ong muncul secara tiba2 dia membuat Tengkorak
maut gadungan melarikan diri karena ketakutan.
Ia tak mengira kalau Hun si Mo ong yang ditakuti banyak
orang itu ternyata tak lain tak bukan adalah gurunya Malaikat
hawa dingin Mo siu Ing. "Jadi gurumu adalah Hun si Mo ong ?" tanya pemuda itu
lagi dengan nada kurang percaya.
"Benar, engkau tak percaya?""
"Dan kalian hendak menuju ke benteng maut?""
"Tentu saja, kami hendak pergi kesana untuk menolong
suamiku " Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak
Han siong Kie, kalau toh Hun si Mo ong adalah gurunya
malaikat hawa dingin Mo siu ing, bahkan dia mampu membuat
Tongkorak maut gadungan melarikan diri ter-birit2, dari sini
dapatlah diketahui bahwa ilmu silatnya pasti tinggi sekali.
Bagaimana jadinya apabila mereka berangkat ke Benteng
maut" Belum tentu Tengkorak maut yang asli mampu
menandingi kekuatan mereka, jika dia sampai mati maka
bagaimana dengan dendam sakit hatinya" bukankah
harapannya akan lenyap tak berbekas"
Diam2 pemuda itu jadi panik, saat ini tenaga dalamnya
belum pulih kembali jelas tak mungkin baginya untuk
985 membicarakan soal balas dendam, lalu mampukah dia
menghalangi orang lain agar jangan pergi dulu kesana.."
Tapi dengan cepat ia terbayang kembali betapa lihay dan
aneh nya ilmu silat yang dimiliki pemilik benteng maut.
sekalipun tenaga gabungan dua orang tokoh sakti ini terhitung
dahsyat, belum tentu usaha mereka akan mencapai
kesuksesan. Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
tiba2 tampaklah sesosok bayangan manusia berkelebat lewat,
menyusul seorang manusia aneh yang tinggi besar telah
munculkan diri didepan mata.
"Suhu, sudah selesaikah urusanmu?" Malaikat hawa dingin
Mo Siu ing segera menegur dengan wajah berseri.
"Ehmm. Perbuatanku sangat terbatas sekali karena terikat
oleh sumpahku, aku tak dapat membunuh orang lagi, terpaksa
kububarkan orang2 itu agar berlalu dari sana"
Sekarang Han siong Kie baru tahu kalau manusia aneh
yang berada dihadapannya bukan lain adalah Hun si Mo ong
yang ditakuti setiap orang, ketika diketahuinya peristiwa Wi It
beng sekalian tidak sampai dibunuh mati, pemuda itu
bergirang hati karena dengan begitu maka dia masih punya
harapan untuk menjatuhi hukuman yang setimpal kepada
penghianat perguruannya itu.
Berpikir sampai disitu, anak muda itu segera maju kedepan
dan memberi hormat kepada Hun si Mo ong seraya berkata:
"Locianpwe, banyak terima kasih atas budi pertolonganmu
ini" "Haaahhh haaahhh haaahhhjangan kau anggap peristiwa
itu sebagai suatu kejadian besar" kata Hun si Mo ong sambil
tertawa tergelak, "Aku sama sekali tidak bermaksud untuk
menyelamatkan jiwamu, oleh karena muridku pernah
menerima pertolongan darimu dan dia temukan engkau
986 sedang terancam bahaya maka ia minta bantuanku untuk
menolong, jadi anggaplah pertolonganku bukan lantaran
engkau, tapi lantaran permintaan dari muridku ini"
Berbicara sampai disini, diapun berpaling kearah Malaikat
hawa dingin Mo siu Ing seraya berkata:
"coba kau lihat, bocah ini mirip sekali dengan suhengmu Ko
Su ki " "Benar suhu.." jawab Malaikat hawa dingin sedih.
sekarang Han siong Kie baru tahu kalau pada mulanya
malaikat hawa panas dan malaikat hawa dingin adalah sesama
perguruan dimana dari saudara seperguruan akhirnya
mengikat diri menjadi suami istri.
"Dia tak akan mati bukan?" terdengar Hun si Mo ong
bertanya lagi. "Tecu telah memberi sebutir Kui goan kim wan kepada nya,
tecu rasa jiwa nya tidak terancam lagi"
"Kui goan kim wan ?" seru Hun si Mo ong cepat," Hey
budak cilik, engkau benar2 sangat royal, tahukah engkau
selama enam puluh tahun aku bekerja, hasilku hanya tiga
butir pil Kui goan kim wan tersebut, engkau bukan saja sudah
makan sebutir, sekarang kau hadiahkan pula sebutir
kepadanya.. waah, terlalu royal"
Malaikat hawa dingin Mo siu ing tertawa jengah setelah
mendengar teguran itu, cepat dia alihkan pokok pembicaraan
kesoal lain: "suhu, sekarang sudah waktunya buat kita untuk
berangkat..." "Baik..baik.. hayo kita berangkat"
Begitulah, tanpa berbicara lagi dua orang jago silat itu
segera berlalu dari hutan tersebut, dalam waktu singkat
bayangan tubuh mereka sudah lenyap dari pandanganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
987 Han siong Kie sendiripun tak mampu berkata2, dia hanya
bisa memandang kepergian dua orang itu dengan pandangan
melongo. Malaikat hawa dingin Mo siu Ing yang gemar membunuh
manusia ternyata rela menghadiahkan obat Kui goan kim wan
mustika perguruanya untuk menyelamatkan jiwa Han siong
kie, terhadap peristiwa itu pemuda kita merasa keheranan dan
benar2 tak habis mengerti.
"Mungkinkah obat ini disebabkan karena Han siong Kie
berhasil menemukan kabar berita tentang malaikat hawa
panas Ko su ki " Mungkinkah seumpama sianak mudaitu
mengenangkan lembali dirinya akan kegagahan dan
kegantengan suaminya dimasa lampau"
obat Kui goan kim wan benar2 terhitung sebutir obat yang
sangat mujarab, dalam waktu singkat bukan saja rasa sakit
ditubuh sianak muda itu sudah lenyap tak berbekas bahkan
hawa murninya telah menghimpun kembali..
Dalam perkiraan si anak muda itu, sesudah kemunculan
Hun si Mo ong yang disegani banyak orang itu, maka tak akan
ada manusia yang berani mendekati wilayah itu, tapi dengan
tenang dia lantas duduk bersila sambil bersemedi . Apa yang
terjadi kemudian" Ternyata dugaannya itu keliru besar.
Pada saat itulah tampak sesosok bayangan manusia
dengan langkah yang sangat hati- hati sedang bergerak
mendekati tempat pertapaannya.
Nun jauh dibelakang bayangan manusia itu tampaklah
bayangan manusia itu sedang membuntuti bayangan manusia
yang pertama. agaknya kedua orang itu mempunyai maksud
dan tujuan yang berbeda. Mimpipun Han siong Kie tak menyangka kalau jiwanya
waktu itu kembali terancam oleh mara bahaya, dengan
kesempurnaan tenaga dalamnya ditambah pula kemujaraban
pil Kui goan kiem wan, hanya dalam waktu singgkat ia sudah
988 berada dalam keadaan tak sadar, kabut tipis berwarna putih
mulai mengepul keluar dari ubun2nya menciptakan selapis
kabut tebal diatas kepala nya.
Bila latihan ini berlangsung setengah jam lagi, niscaya luka
dalam yang diderita sianak muda itu sudah sembuh sama
sekali. Bayangan manusia itu kian lama kian mendekat dan
akhirnya ia berhenti dibelakang Han siong Kie, persis pada
jarak jangkauan tangannya, siapakah bayangan itu" Dia tak
lain adalah Tengkorak maut gadungan yang berhasil
merampas lencana ok kui cu pay dari tangan Han siong Kie
itu. sementara itu pemuda Han siong Kie masih belum
merasakan tibanya malaikat maut yang siap mencabut
nyawanya, ia masih duduk bersemedi sambil menyembuhkan
luka nya yang diderita. Telapak tangan dari tengkorak maut gadungan telah
diangkat tinggi2, ia siap melepaskan serangan mautnya, tapi
entah apa sebabnya tiba2 telapak tangan yang telah siap
melancarkan serangan maut itu diturunkan kembali, rupanya
ia sedang mempertimbangkan perlukah mencabut nyawa
sianak muda itu. Jikalau ia menginginkan nyawa anak muda itu, maka
dengan suatu gerakan yang amat sederhana, keinginannya itu
pasti akan tercapai, namun dalam kenyataan ia telah
membatalkan niatnya itu, atau mungkin dibalik kesemuanya
ini dia mempunyai maksud atau tujuan yang lain
Dalam pada itu bayangan manusia yang lain telah
melayang pula mendekati dibelakang Tengkorak maut
gadungan, dengan gerakan tubuh yang enteng ia
menyembunyikan diri dibelakang sebuah pohon yang besar.
Gerak gerik orang itu enteng dan gesit, sedikitpun tidak
menimbulkan sedikit suarapun, malahan Tengkorak maut
989 gadungan yang lihaypun sama sekali tidak merasa
kehadirannya. dari sini dapat dibuktikan bahwa ilmu silat yang
dimiliki pandatang itu luar biasa hebatnya.
suasana jadi hening, sepi, akan tetapi napsu memburuh
yang tebal telah menyelimuti seluruh angkasa.
Kabut putih yang menyelimuti ubun2 Han siong Kie mulai
menipis dan akhirnya lenyap menyusul mana pemuda itu
sadar kembali dari latihannya, baru saja dia akan bangkit
berdiri.. Mendadak sebuah telapak tangan telah menempel diatas
ubun2nya, menyusul seseorang membentak dengan suara
menyeramkan: "Jangan bergerak!"
Betapa terperanjatnya Han siong Kie, ia merasa sukmanya
serasa melayang tinggalkan raganya, suara itu tidak terlalu
asing baginya, sebab ia kenali sebagai suara dari Tengkorak
maut gadungan. Bisa dibayangkan sampai dimanakah rasa bergidik yang
mencekam perasaan hati si anak muda itu, dalam hati dia
lantas berseru. "Mati aku Habis sudah riwayatku kali ini.."
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tengkorak maut gadungan tertawa terkekeh kekeh dengan
bangganya, ia berseru: "Bocah keparat, ada satu persoalan hendak kuajukan
kepadamu, aku harap engkau bersedia untuk menjawab
dengan sejujurnya" Sekalipun jiwanya terancam, akan tetapi Han siong Kie tak
mau menyerah dengan begitu saja, dengan wataknya yang
tinggi hati dan angkuh ia tak sudi menunjukkan kelemahannya
dihadapan orang, dengan ketus ejeknya sinis:
"Tua bangka sialan, engkau manusia pengecut. Beraninya
main sergap dikala orang tidak bersiap sedia, manusia macam
apakah dirimu itu?" 990 "Haaahhh haaahhh haahh keparat, terserah apa yang
hendak kau katakan, pokoknya asal engkau bersedia
menjawab pertanyaanku sejujurnya maka akupun bersedia
pula memberi kesempatan kepadamu untuk melangsungkan
suatu pertarungan yang seadil2nya"
"Aku tak sudi dipaksa atau diancam, percuma kalau engkau
hendak paksa aku untuk menjawab pertanyaanmu itu".
"Bocah keparat, engkau jangan tekebur Ketahuilah, bila aku
berniat untuk mencabut nyawamu maka perbuatan ini bisa
kulakukan dengan gampang sekali"
" Kalau memang begitu, silahkan saja turun tangan "
" Engkau tak takut mampus?""
"Hmm Aku manusia berwajah dingin tak akan sampai
mengemis kehidupan kepadamu"
"Baiklah bocah keparat, anggap saja engkau memang
bersemangat jantan, cuma sayang..."
"sayang kenapa?""
"Perguruan Thian- lam akan terputus ditanganmu"
sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, ia tahu bila
dirinya mati maka perguruan Thian lam akan hancur
berantakan, wi It beng pasti akan berbuat se wenang2 tanpa
seorangpun berani menghalangi perbuatannya itu, dan
akhirnya perguruan Thian lam akan musnah dengan
sendirinya. Pemuda itu jadi sedih dan sakit hati, tapi wataknya yang
angkuh membuat anak muda itu tak sudi tunduk kepada
orang lain. setelah termenung sejenak diapun berseru:
"Tua bangka sialan, engkau tak usah banyak bicara lagi,
kalau ingin turun tangan hayo cepatlah turun tangan"
991 "Jadi engkau benar2 lebih suka mampus daripada hidup?""
"Aku tak akan mengemis hidup darimu, banyak bicara tak
ada gunanya ....mau turun tangan hayo cepat turun tangan,
tak usah banyak bacot lagi."
"Kalau memang begitu yaa sudahlah..."
Han siong Kie tak menggubris lawannya lagi, ia segera
pejamkan matanya rapat2..
Tiba2 sekilas cahaya perak memancar ke angkasa, diiringi
desingan angin tajam langsung menyambar kearah pohon
besar dihadapannya. Tengkorak maut gadungan menjerit kaget, mendengar itu
Han siong Kie membuka matanya dan memandang kedepan.
Tampaklah sebuah lencana perak sebesar telapak tangan
menempel diatas dahan pohon itu diatas lencana terukirlah
gambar matahari, rembulan dan bintang.
sebelum ingatan kedua sempat melintas dalam
benaknya,jeritan ngeri yang menyayatkan hati kembali
berkumandang memecahkan kesunyian. "Blaam sesosok
tubuh segera tumbang keatas tanah dan tak berkutik lagi.
Betapa terperanjatnya Han siong Kie sukar dilukiskan
dengan kata2, ia lompat bangun dan menengok kesamping,
tampaklah Tengkorak maut gadungan sudah menggeletak tak
bernyawa diatas genangan darah. tujuh lembar daun pohon
menancap diatas kepalanya membuat kematian jago ampuh
itu tampak mengerikan sekali.
Untuk sesaat sianak muda itu jadi tertegun dan tak mampu
berkata-kata.. siapakah yang memiliki kepandaian selihay itu sehingga
mampu membinasakan Tengkorak maut gadungan?"
siapa pula pemilik dari lencana perak itu?"
992 Mungkinkah Hun si Mo ong yang telah datang " Karena
sebelum ajalnya bukankah Tengkorak maut gadungan telah
menjerit kaget?" Kecuali tokoh sakti itu, siapa lagi yang mampu
membinasakan gembong iblis ini hanya didalam sekali
gebrakan belaka?" Mungkinkah lencana perak itu adalah lambang dari Hun si,
Mo ong" Pelbagai ingatan berkecamuk menjadi satu didalam
benaknya, dia merasa tidak sanggup untuk memecahkan
kejadian yang sangat aneh ini, tapi ada satu hal ia merasa
yakin, untuk kesekian kalinya kembali ia lolos dari
cengkeraman malaikat elmaut, sekali lagi dia lolos dari
kematian "Nak. apa yang sedang kau lamunkan?" tiba2 suara
teguran yang lembut dan penuh kasih sayang . berkumandang
dari tak jauh dari sana. Han siong Kie terkesiap, dengan cepat la kenali suara
tersebut sebagai suara dari orang yang kehilangan sukma.
"cianpwe, engkaukah itu?" cepat pemuda itu berseru.
"Nak, masa engkau tak dapat mengenali suaraku lagi?"
"sekalipun boanpwe tidak berjodoh untuk menjumpai raut
wajah cianpwe, akan tetapi suara cianpwe sudah membekas
dalam benakku, budi kebaikan yang telah cianpwe berikan
kepadaku setinggi bukit dan setebal bumi, selamanya budi
kebaikan ini tak akan kulupakan"
"Nak. aku tak suka mendengarkan perkataan2mu yang
memandangkan balas budi ini"
Merah padam selembar wajah Han siong Kie karena
jengah. 993 "Apakah cianpwe yang telah membinasakan Tengkorak
maut gadungan untuk melepaskan boanpwee dari ancaman
bahaya maut?"" "Begitulah kenyataannya"
"Kesempurnaan tenaga dalam yang cianpwee miliki benar2
luar biasa sekali." "Nak. dugaanmu itu keliru besar, bila tenaga dalamku
dibandingkan dengan tenaga dalam yang dimiliki Tengkorak
maut gadungan, maka kepandaianku masih kalah setengah
tingkat" Han siong Kie tercengang dan merasa tak habis mengerti,
dengan nada keheranan segera serunya:
"Tapi..tapi toh kenyataannya dia mati dalam waktu
singkat?"" "Dia bukan mati ditanganku, lebih cocok kalau dikatakan
bahwa ia mati toh karena lencana tersebut."
Han siong Kie melongo dan tak habis mengerti, ujarnya
lagi: "Mati karena lencana itu " Boanpwe merasa tak
mengerti.." "Kemunculan lencana itu membuat konsentrasinya jadi
buyar, karena itulah aku manpaatkan kesempatan yang sangat
baik itu untuk membereskan jiwanya..."
"Masa lencana itu memiliki daya pengaruh yang begitu
besarnya?" "Benar nak. engkau tidak percaya?"
"Tentu saja boanpwe percaya, apa mungkin lencana itu
adalah lambang khusus milik cianpwe?"
"Bukan, dugaanmu itu keliru besar"
994 Han siong Kie semakin kebingungan dibuatnya, sesaat
kemudian ia baru bertanya lagi: "Bolehkah boanpwe ketahui
apa nama lencana itu?"
"Thian che leng"
"Lencana Thian che" kalau begitu kan lencana ini milik
perkumpulan Thian che kau?"
"Dugaanmu tepat sekali, lencana itu memang milik
perkumpulan Thian che kau"
"Jadi kalau begitu, Tengkorak maut gadungan menjalankan
aksinya karena mendapat perintah dari pihak Thian che kau?"
"Boleh dikatakan begitu"
"Maksud cianpwe ucapan dari boanpwe ini tidak benar
semuanya?" "Nak. untuk saat ini lebih baik engkau tak usah mengetahui
tentang persoalan ini, toh akhirnya engkau akan menjadi
paham dengan sendirinya"
Han siong Kie terbungkam untuk beberapa saat lamanya,
tiba2 ia jadi teringat kembali dengan ibunya, siang go cantik
ong Cui ing, ia telah disergap oleh ibunya agar Tengkorak
maut gadungan berhasil melarikan diri, kalau ditinjau dari situ
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Tengkorak maut gadungan
adalah orangnya Thian che kau.
sekalipun begitu, kecurigaan yang mencekam dalam
benaknya terasa semakin banyak, maka kembali ujarnya:
"Aku lihat ilmu silat yang dimiliki Tengkorak maut gadungan
sangat tinggi dan luar biasa, masa manusia selihay inipun rela
menjalankan perintah dari orang lain?""
"Diluar langit masih ada langit, diatas manusia masih ada
manusia, dia memang lihay tapi diatasnya toh masih ada
manusia yang jauh lebih lihay?""
995 "Aku rasa tenaga dalam yang dimiliki Thian che kaucu tidak
lebih tinggi beberapa kali lipat dari pada kepandaian silat
Tengkorak maut gadungan"
"Thian che kaucu yang pernah kau temui itu tidak lebih
hanya Thian che kaucu gadungan yang sengaja menyelimuti
pandangan orang lain, kaucu yang asli sama sekali tak berada
dalam perkumpulan" "oooh.. Tapi apa sebabnya orang ini harus menyaru
sebagai tengkorak maut gadungan?""
"Kan sudah kukatakan tadi, ia mendapat perintah dari
orang lain" "Mendapat perintah siapa " Perintah dari Thian che kaucu
?" "Nak.. pertanyaanmu sudah terlalu banyak"
"cianpwee menganggap bahwa aku tak pantas mengajukan
pertanyaan lagi?""
"Tentang soal ini ada beberapa soal diantaranya dewasa ini
tak mungkin bisa kamu peroleh jawabannya "
"Kenapa?""
"Persoalan ini termasuk pula persoalan yang tak bisa
kujawab, harap engkau bisa maklum"
Tak kuasa lagi Han Siong Kie menarik napas dingin, tapi dia
pantang menyerah dengan begitu saja, kembali tanyanya:
"Kalau kutinjau dari dandanan orang yang menyaru sebagai
Tengkorak maut ini bukan saja dandanannya sama bahkan
ilmu silatnya juga sama bila dibandingkan dengan yang asli
maka dia cuma kalah dalam soal kesempurnaan, bila
dugaanku tak keliru semestinya antara yang asli dan yang
paisu tentu mempunyai hubungan yang sangat erat."
996 "Nak. aku rasa pembicaraan kita sudab cukup sampai disini
dahulu, cepatlah kubur jenasah itu, makin dalam makin baik
sehingga jejaknya tidak ketahuan siapapun "
Dengan perasaan apa boleh buat Han siong Kie
memandang kearah mana berasal suara dari orang yang
kehilangan sukma, kemudian mengangguk.
Diapun berjongkok dan mulai menegeledah saku Tengkorak
maut gadungan, tapi hanya sesaat kemudian paras mukanya
telah berubah hebat, ia berseru tertahan:
"Nak, apa yang sedang kau cari?" terdengar orang ada
maksud bertanya: "Aku sedang mencari lencana ok kui Cu-pay dari
perguruanku " "Percuma, tak usah kau cari lagi sebab lencana itu sudah
tidak ada dalam sakunya lagi"
"Sudah tidak berada dalam sakunya lagi?""
"Benar, benda itu sudah dia serahkan kepada orang lain "
"Maksudmu Thian che kaucu?""
orang yang kehilangan sukma tidak menanggapi
pertanyaan itu, tapi kembali berseru: "Cepatlah turun tangan
dan kuburlah mayat itu Jangan sampai meninggalkan jejak."
"Tapi lencana itu merupakan barang mustika yang
menyangkut mati hidup perguruanku, bila cianpwee
mengetahui jejaknya, tolong beritahulah kepadaku"
"Tentu saja akan kuberitahukan kepadamu tapi bukan
sekarang." Dengan sedih dan murung Han Siong Kie menghela papas
panjang, dalam hati ia merasa penasaran sekali hingga rasa
mendongkolnya sukar dikendalikan, tapi ia tak berani
mengumbarnya . . 997 Sesudah termenung sejenak, akhirnya dia memghimpun
hawa murninya kedalam telapak tangan kanannya, kemudian
dengan sekuat tenaga dibabatkan keatas tanah.
"Blaaang.." pasir dan debu beterbangan memenuhi
angkasa, sebuah liang sedalam beberapa kakipun segera
terbentuk. Baru saja liang itu terbentuk, suara dari orang yang
kehilangan sukma kembali berkumandang datang .
"Lepaskan jubah dan kain kerudungnya, hancurkan raut
wajah orang itu.." Han siong Kie agak tertegun, tapi tugas itu segera
dilaksanakan tanpa membantah.
Ketika sianak muda itu sudah menyelesaikan tugasnya,
suara dari orang yang kehilangan sukma berkumandang lagi:
"Sekarang hancurkan lambang tengkorak yang ada
disakunya itu, kemudian kuburlah bersama jubahnya diliang
yang lain pendam jenasahnya kedalam liang itu, sesudah di
uruk dengan tanah, gusakan ranting pohon untuk
menghilangkan jejak yang ada di permukaan tanah."
Han siong Kie sama sekali tidak tahu permainan setan
apakab yang sedang dilakukan Orang yang kehilangan sukma,
dlapun tahu kalau banyak bertanya tak ada gunanya maka
tanpa mengucapkan sepatah katapun semua pekerjaan itu
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dilaksanakan tanpa membantah.
Dalam hati kecilnya dia hanya berpikir terus, darimana
asalnya orang yang bernama orang yang kehilangan sukma
ini, ia juga tak tahu mengapa mereka berbuat begitu
misterius, mengapa berulang kali mereka memberi bantuan
kepadanya. Ketika semua pekerjaan telah selesai, maka
pemuda itu bertanya lagi:
998 " Cianpwe, apabila aku ingin tahu darimakah cianpwe
mendapatkan benda yang paling berkuasa dari perkumpulan
Thian che kau ini.."
"Ada apa?" tukas orang yang kehilangan sukma.
"Apakah cianpwe tidak bersedia untuk memberikan
jawabannya?" "Tepat sekali tebakanmu itu, untuk sementara satu
pertanyaan itu tak bisa kujawab, anggaplah pertanyaan
tersebut belum tiba saatnya bagiku untuk memberitahukan
kepadamu. 0oh iya, nak. bukankah aku suruh engkau
berkunjung ke benteng maut" Mengapa engkau tidak pergi ke
sana?" Mendengar pertanyaan itu, kontan saja Han siong Kie
merasakan darah panas dalam dadanya bergelora, api
dendam dan benci berkecamuk dalam benaknya membuat
hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya
Tanpa sadar ia teringat kembali akan diri Tonghong-Hui,
setelah masuk kedalam benteng maut, gadis itu tak pernah
muncul kembali, menurut perjanjian hal ini menandakan
bahwa ayahnya adalah pembUnuh yang telah membantai
keluarganya dimasa silam. Dan tentu saja dia harus membalas
dendam atas terjadinya peristiwa ngeri itu.
Pelbagai ingatan kembali berkecamuk dalam benaknya,
dengan sedih bercampur pilu dia menyahut:
"Cianpwe, aku pasti akan berkunjung kesitu, boanpwe
percaya masa bagiku untuk berkunjung kebenteng maut
sebentar lagi pasti akan tiba"
"Kesempatan " Apa maksudmu?"
"Terus terang kukatakan cianpwe, sebelum berkunjung
kesitu boanpwe hendak mempelajari dahulu sejenis ilmu silat
yang maha sakti.." 999 "Maksudmu, bila ilmu silat yang kau latih itu berhasil kau
kuasahi maka engkau akan berkunjung ke benteng maut
untuk melakukan pembalasan dendam..?"
"begitulah maksud boanpwe"
"Nak, dikala aku tak dapat memberitahukan segala
sesuatunya kepadamu, aku tak mampu mencegah engkau
berbuat sesuka hatimu, tapi aku ada satu permintaan dan aku
harap engkau tidak sampai membuatku jadi kecewa."
"Ucapan cianpwe terlalu serius, apa yang hendak
disampaikan" Katakanlah terus terang" "
"Apabila engkau berkunjung lagi ke benteng maut dan
sebelum melakukan pembalasan dendam, aku minta
sampailah dahulu asal usulmu dan ceritakan pula kisah
terjadinya pembantaian berdarah itu dan dimanakah peristiwa
tersebut telah terjadi"
"sekalipun cianpwe tidak berpesan begitu boanpwe akan
melakukan juga kesemuanya itu"
"Apakah engkau menyanggupi permintaanku untuk
melakukannya walaupun berada dalam keadaan apapun?"
"Boanpwe bersedia"
Meskipun dimulut Han siong Kie lelah menyanggupi, namun
hatinya merasa tercengang dan keheranan sebelum membalas
dendam tentu saja dia akan menceritakan dulu sebab
musabab terjadinya peristiwa berdarah itu, tapi mengapa
orang yang kehilangan sukma berpesan secara serius
kepadanya" Apa maksud dan tujuannya"
sementara dia masih termenung, orang yang kehilangan
sukma telah berkata lagi dengan nada yang lembut dan penuh
kasih sayang. "Nak. bukankah engkau merasa curiga dan tak habis
mengerti" Bukannya aku sengaja berbuat sok misterius pada
1000 hakekatnya terlalu banyak masalah yang tak boleh
diungkapkan terlalu cepat, sebab kalau tidak maka akan
mengakibatkan terjadinya peristiwa yang lebih fatal, aku minta
engkau bersabar diri dan menunggu sampai tanggal
mainnya?" "Aku mengerti" sahut Han siong Kie.
-00d0w00- Jilid 27 BAB 55 SESUDAH berhenti sebentar orang yang kehilangan sukma
kembali berkata: "Demi engkau mau tak mau aku harus musnahkan
Tengkorak maut gadungan dari muka bumi, tapi tahukah
engkau akibat dari kematiannya itu maka akan timbul pelbagai
kejadian yang sukar diramalkan mulai sekarang. Tahukah
engkau didalam perkumpulan Thian che kau masih terdapat
belasan orang jago yang memiliki ilmu silat setaraf dengan
kepandaian Tengkorak maut gadungan."
Diam2 Han siong Kie menjulurkan lidahnya dengan
setengah percaya setengah tidak ia berseru:
"sudah beberapa kali boanpwee menyatroni, markas besar
perkumpulan Thian che kau akan tetapi selama ini?"
"belum pernah...".
"Benar, desa ini dalam markas besar perkumpulan Thian
che kau memang tidak terdapat jago2 lihay yang terlalu
istimewa, tapi tahukah engkau bahwa jago2nya sama sekali
tidak berada disitu" secara beruntun mereka akan munculkan
1001 diri didalam dunia persilatan, mungkin juga dunia persilatan
sudah menghadapi saat2 kiamat, tak lama lagi perkumpulan
Thian che kau akan menumpas musuh2nya dan merajai
kolong langit..." "Nak. tugasmu sekarang terlampau berat, aku harap
engkau bisa baik2 menjaga diri. Ingatlah Engkau harus
bersabar menghadapi segala persoalan apapun"
Betapapun kukuhnya Han siong Kie, ia merasa terharu juga
setelah mendengar perkataan itu, sepasang matanya jadi
merah dan hampir saja air matanya jatuh bercucuran, dengan
bersungguh2 katanya: "Nasehat dari cianpwe akan boanpwe ingat selalu didalam
hati" "Nak, sekarang engkau boleh berlalu dari sini"
sebenarnya dalam hati kccilnya Han siong Kie masih ada
banyak persoalan yang hendak ditanyakan, akan tetapi pada
saat itu dia merasa tak sepatah katapun yang mampu
diucapkan, maka sesudah termenung sebentar akhirnya ia
berkata: "Kalau memang begitu, boanpwe mohon diri lebih
dahulu" "Engkau tak usah melalui jalan raya lagi, diantara lima
orang tianglo yang setia kepadamu ada dua sudah tewas dan
tiga orang terluka parah, kini yang tewas sudah dikubur
sedang yang luka sudah pergi, lewatilah hutan sebelah depan
sana, lebih cepat berlalu dari sini lebih baik"
Han siong Kie adalah seorang pemuda yang angkuh dan
tinggi hati, akan tetapi terhadap orang yang kehilangan sukma
dan putrinya, ia menaruh rasa percaya seratus persen, maka
tanpa membantah lagi sianak muda itu segera berputar
kesamping kanan dan siap berlalu dari situ..
"Tunggu sebentar" tiba2 orang yang kehilangan sukma
berseru kembali. 1002 " Cianpwe, apakah masih ada persoalan lain yang hendak
cianpwe sampaikan kepadaku" tanya sianak muda itu sambil
menghentikan langkah kakinya dan berpaling.
"Hampir saja aku telah melupakan suatu persoalan yang
amat penting sekali."
"Ucapkanlah cianpwee, boanpwee akan mendengarkan
dengan seksama" "Apakah engkau sudah mengetahui asal usul Yu sau Kun,
ketua muda perkumpulan Thian che kau yang sebetulnya?""
satu ingatan dengan cepat melintas dalam benak Han siong
Kie, dia segera bertanya: "Masa dia benar2 adalah keturunan
dari susiokku Telapak naga beracun Thio Lin?""
"Tepat sekali tebakanmu itu, dia memang keturunan dari
paman gurumu yang sudah tiada"
"Taa... tapi hal ini mana mungkin bisa terjadi?""
"Kenapa tak mungkin terjadi?""
"Bukankah dia sudah mewakili diriku mati didalam
perkampungan keluarga Han?"
"Apakah engkau sudah menemukan jenasahnya?""
"Tentang soal ini.." Untuk sesaat Han siong Kie jadi
gelagapan dengan sendirinya, "mendiang susiokku, Telapak
naga beracun Thio Lin yang memberitahukan persoalan ini
kepadaku" "Dia toh cuma tahu kejadian itu sebelum berlangsungnya
peristiwa itu, ketika peristiwa berdarah berlangsung, ia sama
sekali tidak hadir dalam gelanggang"
Mendengar perkataan itu, Han siong Kie segera merasakan
tubuhnya gemetar keras bagaikan kena aliran listrik
bertegangan tinggi, ia sama sekali tak menyangka kalau asal
usulnya serta peristiwa berdarah yang menimpa keluarganya
1003 dapat diketahui oleh orang yang kehilangan sukma sejelas itu,
lalu.. siapa kah sebenarnya orang itu"
Kalau memang orang yang kehilangan sukma telah
mengetahui semua kejadian itu bagaikan memandang jari
tangan sendiri, kenapa ia tidak secara langsung membeberkan
rahasia ini kepadanya, tapi malahan suruh dia berkunjung
kebenteng maut dan menceritakan asal usulnya, apakah
maksud yang di kandung orang itu dibalik kesemuanya ini "
Atau mungkin pemilik benteng maut bukan pembunuh
keluarganya dan dibalik semua peristiwa ini masih ada
persoalan lain" "
Kalau memang Tengkorak maut bukan pembunuh
keluarganya, mengapa Tonghong Hui tidak muncul kembali
dari bentengnya sesudah masuk kedalam benteng maut"
Bukankah mereka telah berjanji, apa bila majikan benteng
maut adalah pembunuhnya maka gadis itu tak akan muncul
kembali.. Makin berpikir ia merasa makin bingung dan makin
dibayangkan pikirannya semakin ruwet..
"Nak tak ada gunanya engkau banyak berpikir" terdengar
orang yang kehilangan sukma berkata lagi, "suatu saat engkau
pasti akan mengetahui dengan sendirinya apa yang sudah
terjadi, aku hanya berharap agar engkau mengingat selalu
bahwasanya Yu Sau kun sebenarnya adalah Thio Sau kun, dia
adalah sutemu, tapi engkaupun musti ingat bahwa rahasia ini
hanya boleh engkau ketahui didalam hati, jangan sekali2
engkau bocorkan dihadapannya, sebab kalau tidak maka
akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2. Nah, sekarang
pergilah" Dengan perasaan bingung dan tidak habis mengerti, sekali
lagi Han siong Kie memandang sekejap lencana Thian che
leng yang tertempel diatas dahan pohon, akhirnya dia
menjejakkan kakinya dan berlalu dari hutan itu.
1004 Lencana ok kui cu pay yang merupakan simbol kekuasaan
rtari perguruannya kini telah dirampas oleh Tengkorak maut
gadungan dan oleh Tengkorak maut benda itu sudah
diserahkan pula ketangan orang lain, yang dimaksudkan orang
lain pastilah orang2 dari Thian che kau.
Menurut keterangan dari orang yang kehilangan sukma,
dalam perkumpulan Thian che kau terdapat belasan orang
jago lihay yang setaraf dengan ilmu silat Tengkorak maut
gadungan, bukankah itu berarti bahwa sukar baginya untuk
merampas kembali lencana tersebut?""
Berpikir sampai disitu, ia jadi murung dan sedih.
Apa bila lencana mustika perguruannya tidak berhasil
dirampas kembali dari tangan musuh, bukankah itu berarti
bahwa ia telah menjadi seorang manusia yang berdosa?""
Setelah melakukan perjalanan selama hampir setengah jam
lamanya, sampailah sianak muda itu diluar hutan- diapun
meneruskan perjalananya melalui jalan raya yang terbentang
lebar. Tujuannya tetap tidak berubah, dia akan mengunjungi
lembah berkabut dimana ia dan Tonghong Hui pernah lolos
dari bahaya maut, dia akan menuju ketempat yang terpencil
ini untuk mempelajari ilmu silat yang tercantum dalam sarung
tangan Hud jiu Poo pit, apa bila ilmu sakti itu berhasil
dipelajari maka dia akan mengunjungi benteng maut dan
melakukan pembalasan dendam.
sepanjang perjalanan pemuda ini tiada hentinya
memikirkan rahasia yang berhubungan dengan Thian che kau.
Menurut keterangan dari orang yang kehilangan sukma,
perkumpulan Thian che kau masih memiliki belasan jago yang
benar2 tangguh, berita ini boleh dibilang sangat mengejutkan
siapapun juga. 1005 Tatkala ia menyatroni wilayah Lian huan tau untuk
menolong Go siau bi, beberapa kali ia telah bertarung
melawan Thian che kau, ketika itu ilmu silatnya masih belum
mempu melawan musuhnya, dan ternyata sekarang terbukti
bahwa musuh tangguhnya itu hanya seseorang yang bertugas
untuk menyaru sebagai ketua itu, dari sini dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa ilmu silat yang dimiliki Thian che kaucu
benar2 sukar diukur dengan kata2.
sementara perjalanan masih dilanjutkan, tiba2 dari balik
semak belukar ia temukan ada sesosok tubuh manusia
menggeletak disitu, satu ingatan dengan cepat melintas dalam
benaknya, ia berhenti dan menghampiri semak belukar itu.
Ketika diperiksa dengan seksama diketahuilah bahwa orang
itu adalah seorang pendekar pedang yang masih muda dan
tampan sekali wajahnya. Akan tetapi sesudah diperiksa dengan lebih seksama lagi,
bergidiklah hatinya Han siong Kie, ternyata pemuda tampan
itu sudah berubah menjadi sesosok mayat.
Jika ditinjau sepintas lalu, orang tak akan menyangka kalau
pemuda tampan itu sudah menjadi mayat, sebab wajahnya
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
begitu segar dan tenang, seakan-akan seseorang yang sedang
tertidur nyenyak. Han siong Kie merasa keheranan setengah mati, apa
sebabnya pendekar muda itu bisa mati dipinggir jalan tanpa
ditemukan sesuatu luka ditubuhnya" Mungkinkah kena
serangan jantung" Disekitar semak belukar itu tidak ditemukan tanda2 bekas
pertarungan, dilihat dari wajahnya jelas pemuda itu bukan
mati lantaran sakit ataupUn keracUnan, kejadian ini benar2
mengherankan sekali.. Maka Han siong Kie menghampiri mayat itu, dengan
perasaan ingin tahu diperiksanya sekujur badan mayat itu,
akhirnya sesudah diteliti dengan seksama, ia temukan diatas
1006 dada mayat itu terteralah lima buah bekas jari tangan yang
sangat lembut, bentuknya seperti bunga sakura, bila tidak dia
mati dengan seksama, tanda itu pasti tak akan ditemukan.
Han song Kie lebih2 dibuat terperanjat lagi, ditinjau dari
bekas kelima buah titik jari itu jelaslah sudah bahwa disitulah
letak sebab musabab kematian dari pemuda itu, sayang
pengalaman dan pengetahuannya terlalu cetek. sehingga ia
tak dapat menebak siapakah yang telah melakukan
pembunuhan tersebut. sesudah ter-mangu2 beberapa saat, akhirnya pemuda itu
melanjutkan kembali perjalanannya kedepan.
Entah berapa li sudah lewat, akhirnya ia temukan dua
sosok mayat, sebab kematian mereka tidak berbeda jauh
dengan tanda yang ditemukan pada mayat pertama, dan lagi
kedua orang inipun terhitung pemuda2 tampan yang berusia
dua puluh tahunan. sekarang Han siong Kie baru merasakan betapa seriusnya
persoalan itu, pikirnya di hati:
"siapa gerangan yang telah turun tangan sekeji ini?"
Yang aneh ternyata korban2nya adalah pemuda yang
masih berusia belasan serta berwajah tampan.
Entah berapa saat sudah lewat, akhirnya sampailah si anak
muda itu didalam sebuah kota kecil.
setelah mencari sebuah rumah makan yang bersih, pemuda
itu mencari tempat dan memesan makanan, dari pembicaraan
para tamu yang ada dalam ruangan itu, ia dengar semua
orang sedang dihebohkan oleh pembunuhan dengan tanda
bunga bwe. Han siong Kie tidak memberi komentar apa2, ia cuma
mendengarkan sambil bersantap. sayang tiada sesuatu tanda
yang berhasil ditemukan olehnya dari pembicaraan itu.
1007 sementara suasana masih gaduh dan ramai oleh
pembicaraan para tamu, mendadak suasana jadi hening dan
sepi, begitu sepinya sehingga terasa aneh sekali. Han song Kie
tercengang, dia segera menengadah..
Kiranya seorang gadis yang amat cantik bak bidadari yang
turun dari kahyangan sedang berjalan masuk kedalam
ruangan itu, dipandang dari bayangan punggungnya, anak
muda itu segera kenali dirinya sebagai cucu perempuan dari
Pat lo sianseng, Go siau bi adanya.
Kemunculan Go siau bi yang secara tiba2 ini sangat
mencengangkan hati si anak muda itu, dia hendak menyapa,
tapi sebelum sepatah kata sempat meluncur keluar dari
mulutnya, ia lihat ada dua orang pemuda tampan ikut duduk
disampingnya, maka niat untuk berbicarapun segera
dibatalkan. Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benaknya, ia
benar2 dibikin keheranan oleh kemunculan gadis itu.
sementara dia masih melamun, gelak tertawa yang amat
merdu dan penuh dengan daya tarik berkumandang
memecahkan kesunyian, menyusul gelak tertawa yang lain
menggema pula dari mulut kedua orang pemuda itu.
Han siong Kie mengerutkan dahinya rapat-rapat, ia makin
keheranan lagi, ia tak menyangka Go siau bi bisa berkumpul
dengan pemuda bergajul macam begitu.
Dua orang laki2 seorang wanita muda itu bergurau sambil
tertawa tergelak. sikap mereka bukan saja begitu berani
bahkan sama sekali tak ambil pusing kalau disitu masih ada
tamu lain, ternyata tak seorang tamu pun yang berani buka
suara untuk menegur. Han siong Kie memang membenci kaum wanita, tapi Go
siau bi pernah melepaskan budi kebaikan kepadanya. maka ia
tak mau mencampuri urusan gadis itu sebelum duduknya
persoalan diketahui dengan jelas.
1008 Mendadak...satu ingatan berkelebat dalam benaknya, dia
teringat kembali akan ketiga sosok mayat pemuda yang
ditemuinya ditepi jalan siang tadi, tak kuasa lagi sekujur
badan nya merinding, jangan-jangan
"siangkong, tambah arak?" terdengar pelayan menegur
dengan suara yang lirih. Han siang Kie melirik sekejap kearah
pelayan itu lalu mengangguk.
"Tambah dua canting"
Pelayan segara menuang dua canting arak kedalam teko
yang ada dimeja, menggunakan kesempatan itu cepat Han
siong Kie bertanya: "siapakah dua orang pemuda yang berada
disana itu?" Pelayan itu kelihatan terperanjat, sambil menjulurkan
lidahnya ia menyahut dengan lirih:
"Mereka dinamakan Kim kiam siong ing (sepasang
pendekar pedang emas) murid partai Go bi, siangkong Lebih
baik jangan banyak bertanya, sebab kedua orang itu adalah
sau cengcu dari perkampungan Go hau san eng, terlalu besar
asal usulnya". Berbicara sampai disitu buru2 ia berlalu dari
sana. Han siong Kie tidak berbicara apa2 lagi, ia tundukkan
kepalanya sambil minum arak.
Kurang lebih setengah jam kemudian, Go siau bi dan Kim
kiam siang ing baru berlalu dari sana.
Cepat Han siong Kie membayar rekening nya dan ikut
keluar dari rumah makan itu, ternyata bayangan tubuh ketiga
orang itu sudah lenyap tak berbekas.
Han siong Kie tertegun, tapi sesudah berpikir sebentar
buru2 ia membeli rangsum kering, kemudian berlari keluar
dari kota tersebut. 1009 satu Li baru lewat dari tepi jalan ia temukan dua sosok
mayat menggeletak disitu ketika mayat tersebut diperiksa
dengan seksama, siapa lagi mereka kalau bukan Kim kiam
siang ing yang belum lama berselang baru saja tinggalkan
rumah makan. Tubuh mereka tidak terluka ataupun mengucurkan darah,
cuma diatas dada masing2 orang terteralah sebuah cap jari
tangan berbentuk bunga sakura.
Betapa terperanjatnya hati Han siong Kie sukar dilukiskan
dengan kata2, sekarang ia dapat membuktikan bahwa
pembunuhan2 keji itu kiranya dilakukan oleh Go siau bi, akan
tetapi apa sebabnya ia bantai pemuda2 tampan itu"
Dengan perasaan tak habis mengerti pemuda itu gelengkan
kepala berulang kali, akhirnya ia melanjutkan perjalanannya
kembali kedepan. senja itu, ketika sang surya baru condong kesebelah barat,
sampailah pemuda itu disuatu tempat kurang lebih sepuluh li
dari lembab In.wu.kok.. sementara si anak muda kita masih melanjutkan
perjalanannya, mendadak dari balik pepohonan tak jauh
darijalan raya terdengar seorang gadis sedang tertawa
cekikikan. suara tertawa itu amat menusuk pendengaran, hal ini
segera memancing perhatian sianak muda itu, tanpa berpikir
panjang Han siong Kie segera meluncur kearah depan.
Melalui celah2 pepohonan yang lebat, ia saksikan ada
sepasang muda mudi sedang duduk saling berhadapan, yang
laki2 berwajah amat tampan dan berusia tujuh delapan belas
tahunan, sedang yang perempuan tak Iain adalah Go siau Bi.
Pada waktu itu dengan muka yang genit dan kerlingan
mata yang menggiurkan Go siau bi sedang main mata dengan
1010 sianak muda itu kemudian terdengar ia bertanya dengan
manja: "cantikkah wajahku ini?"
"Cantik,. cantik sekali, kecantikan wajahmu ibarat bidadari
yang baru turun dari kahyangan" sahut sipemuda itn dengan
wajah terkesima. "Sungguhkah perkataanmu itu?"
"Aku tak pernah berbohong, setiap patah kata yang
kuucapkan adalah kata2 yang sejujurnya dan aku rasa nona
pasti mengetahui sendiri bukan akan hal itu"
"ooh benarkah begitu" Ehmm. lalu apakah engkau
mencintai diriku..?""
"Tentang soal ini.... tentang soal ini...." pemuda itu tampak
gelagapan jadinya. "Eeh, jangan soal ini soal itu, kalau tidak mencintai aku
mengapa engkau ikuti diriku sampai disini?""
"Apa bila nona bersedia menerima perhatianku ini, cay he...
cayhe merasa sangat beruntung sekali hidupku ini"
Go siau bi mengerdipkan sepasang matanya yang jeli
kemudian sambil meliuk-liukkan pinggulnya ia berkata genit:
"Engkau anggap wajahku cantik maka jatuh cinta dalam
pandangan yang pertama. sebaliknya ada orang yang sama
sekali tak pandang sebelah matapun terhadap diriku, bahkan
tertarikpun tidak, coba bayangkan saja manusia macam
apakah dia itu?" "Kalau benar2 ada manusia semacam itu, sepantasnya
kalau orang itu dikatakan sebagai seorang laki2 yang punya
mata tak berbiji" "Hiiihh hiiihh hiihhh memang hebat sekali pandanganmu
itu" seru Go siau bi sambil tertawa eekikikan.
1011 Mendadak telapak tangannya maju ke muka, kelima jari
tangannya dengan lembut segera diayunkan kearah dada
pemuda itu. Terbelalak sepasang mata anak muda itu, ia menjerit
tertahan: "Nona .."
Kato nona belum habis diucapkan, tubuhnya sudah menjadi
lemas dan terkapar di tanah tanpa mengeluarkan sedikit suara
pun pemuda itu sudah menemui ajalnya.
Han siong Kie yang bersembunyi ditempat kegelapan
benar2 naik darah, untuk mencegah perbuatannya jelas tak
mungkin, seluruh tububnya gemetar keras menahan emosi.
"Sungguh kejam perempuan ini, hatinya lebih kejam dari
pada seekor ular beracun.." pikirnya dihati.
Tanpa sadar pemuda itu terbayang kembali akan ibunya,
siang go cantik ong cui ing yang kejam dan tak kenal ampun.
Mereka sama2 cantiknya, sama2 kejinya, tanpa sadar rasa
benci dan muak timbul dalam benaknya, ia siap melompat
keluar dari tempat persembunyiannya..
Paras muka Go siau hi dingin menyayatkan, sebelum sianak
muda itu sempat munculkan diri, ia sudah berpaling dan
mendengus dingin. "Manusia berwajah dingin, sekarang engkau boleh segera
munculkan dirimu.." Betapa terperanjatnya Han siong Kie menghadapi kejadian
tersebut, mimpipun ia tak menyangka kalau tempat
persembunyiannya telah diketahui lawan, dari sini dapatlah
diketahui bahwa selama beberapa waktu belakangan ini, ilmu
silatnya telah memperoleh kemajuan,yang amat pesat.
Dengan muka hijau membesi menahan amarah yang
meluap. dia lompat keluar dari tempat persembunyiannya,
kemudian menegur dengan kasar:
1012 "Nona Go, mengapa engkau lakukan pembunuhan sekeji
ini?" Rasa sedih melintas diatas wajah Go siau Bi, tapi sesaat
kemudian dengan wajah benci dan mendendam ia berseru:
"Aku rasa persoalan ini sama sekali tiada sangkut pautnya
dengan dirimu, lebih baik tak usah kau campurinya"
"Nona, kunasehati dirimu lebih baik jangan bertindak
kelewat kejam, karena perbuatan semacam itu sama sekali
tiada manfaatnya bagimu"
"Haaahh..haaahh..haaahh.. mau apa kau hey manusia yang
bernama Han siong Kie" Engkau merasa tidak terima dengan
perbuatan yang kulakukan ini?"
"Benar, aku memang mempunyai maksud begitu"
"Lalu apa yang hendak kau lakukan atas diriku ini?"
"Hmm Akan kubunuh engkau untuk melenyapkan bibit
bencana bagi dunia persilatan" jawab Han siong Kie dengan
hawa napsu membunuh yang amat tebal.
"Huuh, engkau hendak membunuh aku?" ejek Go siau bi
sambil mencibirkan bibirnya dengan sinis.
"Benar, akan kubunuh dirimu"
" Kalau memang begitu, kenapa tidak segera turun tangan
" "Bila kita bertemu sekali lagi dimasa mendatang,jiwamu
pasti akan kucabut."
Go siau bi tertawa tergelak, dengan wajah sinis sekali dia
mengejek: "Kenapa tidak kau lakukan sekarang juga?"
"Memandang diatas wajahmu dimana engkau pernah
melepaskan budi kebaikan kepadaku, kuampuni jiwamu untuk
kali ini " 1013 Go siau bi tak dapat menahan diri lagi, ia menengadah dan
tertawa tergelak dengan seramnya, gelak tertawa itu penuh
mengandung perasaan sedih, pedih dan perasaan lain yang
sukar dilukiskan dengan kata2, lama sekali ia baru berhenti.
Paras mukanya berubah jadi dingin menyeramkan, hawa
napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan
suara keras dia membentak:
"Han siong Kie, nonamu justru sedang mencari engkau,
mengertikah engkau..?"
"Mencari aku" Mau apa engkau mencari aku ?"
"Aku hendak membunuh dirimu, kalau bukan begitu
mengapa kubiarkan engkau mengikuti aku dari rumah makan
sampai kemari haaaah.. haaah.. haaahhh... ketahuilah. aku
sengaja memang mengatur kesemuanya ini agar engkau bisa
terpancing kemari"
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekarang Han siong Kie baru tahu bahwa Go siau bi telah
mengetahui jejaknya ketika masih berada dirumah makan
tadi, maka dengan ketus segera tegurnya: "Jadi engkau
hendak membunuh aku?""
"Benar, dan sekarang juga pembunuhan ini akan
kulaksanakan" "Kenapa engkau hendak membunuh aku?"
"Karena aku benci padamu"
"Perbuatanku yang manakah yang telah menimbulkan rasa
bencimu terhadap aku?"
"Sudah, pokoknya engkau tak usah banyak bicara lagi, ini
hari juga nyawamu akan kucabut"
Han siong Kie menyengir sinis.
"Mampukah engkau melaksanakan keinginanmu itu?"
ejeknya. 1014 "Engkau tidak percaya" Bagus, mari kita buktikan
bersama." Bersamaan dengaa selesainya perkataan itu, tiba2 telapak
tangannya diayun kedepan kelima jarinya dengan disertai
desingan angin tajam langsung menyerang kedepan.
Dengan gerakan Cahaya kilat lintasan bayangan Han siong
Kie segera berkelit ke samping, serunya lantang:
"Mengingat budi kebaikanmu dimasa lampau, aku akan
mengalah satu jurus untuk...."
"siapa yang suruh engkau mengalah kepadaku?" teriak Go
siau bi dengan penasaran.
Telapak tangannya segera diputar balik keatas, selapis
cahaya hijau yang tebalpun dengan cepat membumbung
keangkasa dan meluncur kedepan. Betapa tercekatnya
perasaan hati Han siong Kie, tanpa kuasa lagi dia berseru
keras: "Aaaah...ilmu pukulan Thian-tok hoa ciang.
Haruslah diketahui, ilmu pukulan Thian tok cang hoat
adalah semacam ilmu pukulan darijaman dahulu kala yang
amat dahsyat, apabila pukulan tersebut menyentuh sesuatu
benda, maka daya tahannya makin besar maka daya
pentalnya ikut bertambah kuat, jangankan Han siong Kie
malahan Tengkorak maut gadungan yang memiliki ilmu silat
lebih lihaypun dibuat tak berdaya oleh kehebatan pukulan itu
Tentu saja Han Siong Kie juga mengetahui akan lihaynya
pukulan tersebut, akan tetapi dia tak sudi menunjukkan
kelemahannya dihadapan seorang gadis muda, maka dari itu
dia segera menghimpun kekuatan yang dimilikinya untuk
menangkis datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras. Siapa tahu apa yang kemudian terjadi sama sekali diluar
dugaan sianak muda itu, sebelum pukulan mereka saling
beradu satu sama lainnya, mendadak Go Siau bi menarik
1015 kembali serangannya dan bergeser mundur dua langkah
kesamping. Tampaknya ilmu silat yang dimiliki gadis itu sudah
mencapai taraf pengendalian secara sempurna, menyaksikan
kehebatan lawannya Han Siong Kie makin terkesiap,
disamping itu diapun makin keheranan oleh tindak tanduk
lawannya yang aneh. Karenanya sambil menarik pulang
serangannya dia lantas menegur: "Eeeeh...kenapa kau tarik
kembali serangan mu?""
"Aku kuatir engkau tak sanggnp untuk menerima pukulanku
ini." "Bukankah engkau mengatakan hendak membunuh diriku?"
tanya anak muda itu dengan cepat.
Pertanyaan tersebut seketika membuat paras muka Go siau
Bi kembali berubah hebat, ia mendengus dingin, tanpa
berbicara lagi ilmu pukulan Thian tok clang hoat sekali lagi
dilontarkan kedepan. Han Siong Kte menggertak giginya menahan diri, sambil
mengerahkan sisa kekuatan yang dimiliki ia tangkis datangnya
serangan tersebut. "Blaaang.." suatu benturan keras yang memekikkan telinga
menggelegar diseluruh angkasa, diiringi dengusan berat
secara beruntun Han siong Kie mundur delapan depa ke
belakang, darah segar sempat meleleh keluar menodai ujung
bibirnya. Tengkorak maut gadungan yang lihaypun jatuh kecundang
ditangan gadis ini, apalagi Han siong Kie yang lebih cetek ilmu
silatnya tentu saja dia bukan tandingan sang gadis manis itu.
Put lo sianseng memang lihay dan hebat, terbukti dalam
waktu singkat ia berhasil menciptakan seorang tokoh sakti
yang begini hebatnya, bila diceritakan orang lain belum tentu
mau mempercayainya. 1016 Berhasil dengan memukul mundur Han siong Kie, dengan
suara gemas dan penuh kebencian Go siau bi berkata:
"Manusia bermuka dingin, bukan saja wajahmu dingin,
darahmu juga sudah membeku, kau manusia yang tak punya
perasaan. Nah, rasain lagi beberapa buah pukulanku" sambil
membentak nyaring, untuk kesekian kalinya dia lancarkan
pukulan maut ke depan. Tiba2 Han siong Kie teringat kembali akan peringatan dari
orang yang kehilangan sukma, dalam hati pemuda itu lantas
berpekik, "Aku tak boleh mati"
Dengan suatu gerakan yang manis dan lincah ia
menghindarkan diri dari serangan maut lawan, berhasil
dengan kelitannya. sebuah jari tangan segera direntangkan
lebar dan serentak menyentil kemuka.
sepasang telapak tangan Go siau Bi bergetar kian hebat,
tenaga pukulanpun semakin menebal membuat hawa hijau
hampir menyelimuti seluruh pemukaan tanah.
"criiit. criiing.." ditengah desingan angin tajam ilmu sentilan
Tong kim ci yang ampuh dan tak terkalahkan itu ternyata
dapat dihajar sampai buyar oleh kekuatan lawan.
Rasa kaget yang dialami Han siong Kie sukar dilukiskan lagi
dengan kata2, mimpipun ia tidak menyangka kalau ilmu jari
Tong kim ci yang paling diandalkan ternyata sama sekali tak
mempan untuk digunakan menghadapi pukulan Thian tok
ciang hoat. Hampir saja tak percaya dengan apa yang terbentang
didepan mata, sebab peristiwa ini memang tak pernah diduga
olehnya. "sambutlah sebuah pukulanku lagi. " bentak dara itu lagi
dengan lantang. 1017 Ditengah bentakan nyaring, hawa hijau yang tebal dan
menyilaukan mata dengan dahsyatnya menggulung tubuh
lawan. Hawa napsu membunuh telah menyelimuti wajah Han siong
Kie, dengan ilmu cahaya kilat lintasan bayangan tubuhnya
mendesak maju kedepan, lalu dengan jurus Mo tiong ko ciat (
raja iblis menyembah loteng istana) ia hajar Go siau bi dengan
mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya.
Go siau bi tertawa dingin, sekalipun hebat dan luar biasa
seranganpemuda itu namun bagi pandangannya serangan
tersebut tak ada artinya, ia berkelebat lewat dari serangan itu
dengan gerakan bagaikan sukma gentayangan, lalu sambil
melepaskan lima buah pukulan berantai, teriaknya keras:
"Manusia bermuka dingin, hari ini kau harus mampus"
Memang dahsyat dan ganas kelima buah serangan itu,
angin pukulan segera men-deru2 membikin hati orang jadi
keder dan ngeri rasanya..
Terdesak oleh lima buah pukulan berantai yang maha
dahsyat itu, Han siong Kie terdesak hebat dan harus mundur
berulang kali ke belakang..
Go siau bi tak memberi kesempatan bagi musuhnya untuk
tukar napas, selesai dengan lima buah pukulan yang pertama,
ia susulkan pula dengan lima buah pukulan berikutnya.
Menghadapi desakan demi desakan yang tiada habisnya,
lama kelamaan Han siong Kie jadi penasaran juga, kali ini dia
tidak menghindar ataupun berkelit, dengan sistim adu nyawa
dia sambut kelima buah pukulan itu dengan gerakan keras
lawan keras. Tergetar perasaan Go siau bi setelah menyaksikan
kenekadan sianak muda itu, tapi apa mau dikata pukulan
sudah terlanjur dilancarkan , maka sambil gertak gigi ia
lepaskan pukulan mautnya.
1018 "Blang Blang " dua kali dengusan dingin menggema
memecahkan kesunyian, menyusul dua sosok bayangan
manusia saling berpisah satu sama lainnya.
Kedua belah pihak sama2 terlempar kebelakang dengan
sempoyongan, keadaan Go siau bi masih mendingan,
sekalipun darah meleleh di ujung bibirnya dan mukanya pucat
pias tapi keadaannya masib agak segar.
Berbeda sekali dengan Han siong Kie, ia harus muntah
darah berulang kali, jelas isi perutnya sudah terluka parah.
Dengan wajah menyeringai seram dan mata saling melotot
penuh kegusaran, kedua belah pihak berdiri berhadapan.
Untuk sesaat suasana dalam gelanggang jadi sepi dan
hening, sunyi bukan berarti hawa nafsu membunuh telah
lenyap begitu saja, malahan setiap saat darah segar mungkin
akan membasahi lagi seluruh permukaan tanah.
Diantara lima buah pukulan yang dilancarkan Han siong
Kie, ada tiga buah yang bersarang ditubuh lawan, sebaliknya
ia sendiri menerima empat buah pukulan dari musuhnya.
sebagaimana diketahui, pukulan yang dilancarkan Go siau
bi mengandung hawa sakti Thian tok sinkang yang maha
dahsyat, tak heran kalau sianak muda itu menderita luka yang
jauh lebih parah daripada anak dara itu.
Mereka pernah saling tolong menolong, pernah hidup
sengsara bersama bahkan Go siau bi pernah menggunakan
tubuhnya sebegai tameng untuk menyelamatkan jiwa Han
siong Kie dari ancaman Tengkorak maut gadungan, karena
peristiwa itu hampir saja jiwanya melayang.
Ia telah jatuh cinta kepadanya, telah bersumpah didepan
pusara ayahnya, kecuali dengan pemuda ini dia tak akan
kawin dengan siapapun juga"
1019 Tapi kenyataannya, yang satu ada hasrat yang lain tak
berminat, tumpuan harapan yang terlintas dalam benaknya
selama ini hancur dan musnah dengan begitu saja.
Kini dengan taruhan nyawa mereka saling bertempur,
berusaha saling merobohkan musuhnya dan bila perlu sekalian
membinasakannya... Inikah takdir" Inikah yang dinamakan
nasib." Cinta dapat membuat seseorang jadi sukses tapi dapat pula
menghancurkan karier seseorang, membuat watak seseorang
berubah seratus delapan puluh derajat.
Dan kini Go Siau bi telah berubah ....bukan saja perubahan
itu tak dipercaya oleh Han siong Kie, bahkan dara itu sendiri
juga tak kenali dirinya sendiri lagi.
Hawa napsu membunuh yang tebal masih menyelimuti
seluruh wajah Go siau bi, selangkah ia maju kedepan
mendekati Han siong Kie yang berada dihadapannya.
suasana tercekam oleh ketegangan dan kengerian, sorot
mata serta perhatian semua orang sama-sama ditujukan
kearah Go siau bi yang sedang maju kemuka.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak Han siong Kte,
ia tahu bila dirinya cuma berpeluk tangan belaka, sehingga
dara itu keburu menyerang dulu dengan Thian tok ciang
hoatnya yang lihay, niscaya jiwanya akan terancam bahaya.
satu ingatan lantas melintas dalam benaknya:
"Daripada aku menanti datangnya elmaut, kenapa tidak
kuserang dulu perempuan sinting itu?"
sambil membentak sepasang telapak tangannya diayun
kedepan melancarkan babatan maut.
-00d0w00- BAB 56 1020 PUKULAN itu dilepaskan dalam keadaaa marah bercampur
penasaran, bisa dibayangkan betapa dahsyat dan luar
biasanya pukulan tersebut.
Go siau bi melambung keangkasa, setelah melayang sejauh
delapan depa, sekali lagi badannya melejit kedepan kemudian
menerobos masuk dari sisi Han siong Kie dan melayang turun
lima depa disamping pemuda itu.
Baik dalam menghindar maupun sewaktu melancarkan
serangan, semua gerakan dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat. Melihat ancamannya mengenai sasaran yang kosong, Han
siong Kie membuyarkan pukulannya ditengah jalan, badannya
miring kesamping lalu berputar kencang, telapak tangan kiri
dan ujung jari tangan kanan sekali lagi melepaskan serangan
maut kedepan. Kabut hawa berwarna hijau seketika menyelimuti seluruh
angkasa, pada saat yang bersamaan Go siau bi melepaskan
pula sebuah pukulan yang maha dahsyat. Dentuman keras
mengiringi benturan dua kekuatan yang saling berlawanan itu.
Dengan sempoyongan Go siau bi mundur beberpa langkah,
sedangkan Han siong Kie mendengus tertahan dan muntah
darah segar, badannya terlempar sejauh satu kaki lebih dari
tempat semula, Go siau bi menerjang lagi kedepan dan berdiri dibelakang
Han siong Kie, telapak tangannya diayun tepat mengarah jalan
darah Thian leng hiat diatas kepalanya, asal pukulan itu
dilancarkan niscaya Han siong Kie akan mampus dengan
keadaan mengerikan. "Heeehhh....heeehhh....heeehhh .. manusia she Han, apa
yang hendak kau ucapkan lagi sebagai kata-kata akhirmu"
ejek dara itu dengan ketus.
1021 sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, sambil
menggertak gigi jawabnya: "Tak ada kata-kata lagi, mau turun
tangan hayolah cepat turun tangan."
"sungguh tak ada pesan terakhir"
"Ada Aku hanya ada sepatah kata saja. yakni siapa yang
menanam buah pahit dia akan menerima pula akibatnya."
"Apa kau bilang" Heeehhh..haaahhh. haaahhh.." dara itu
bagaikan orang sinting tertawa nyaring, suaranya keras dan
mengerikan membuat siapapun jadi bergidik.
" orang she Han, terus terang kuberitahukan kepadamu"
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serunya lagi, "aku telah tahu bahwa peristiwa macam hari ini
cepat atau lambat pasti akan terjadi, tapi kau musti ingat,
sebelum ajalku tiba, semua pria tampan yang ada dikolong
langit akan kubunuh semua, tak akan kubiarkan manusiamanusia
ganteng bikin keonaran lagi di kolong
langit..haaahhh..haaahhh..haaahhh."
Ditengah gelak tertawa yang kalap menyerupai orang
sinting, terselip hawa napsu membunuh yang benar-benar
mengerikan. Gusar nian Han siong Kie setelah mendengar ucapan ini, ia
sadar dengan tenaga dalam yang dimiliki Go siau bi sekarang,
apa yang diucapkan bisa jadi benar-benar dilaksanakan, dan
jikalau apa yang di ancam benar-benar dilaksanakan maka
suatu badai pembunuhan yang mengerikan tak terelakkan
lagi. "Go siau bi" serunya kemudian dengan gemas. "sayang aku
tak dapat membinasakan engkau dengan tanganku sendiri"
"Haaahhh ....haaahhh....haaahhh..dan aku... aku gembira
sekali, karena hari ini akan kubunuh engkau dengan tanganku
sendiri." "Hmm Tak usah banyak bicara lagi. kalau ingin turun
tangan hayolah cepat turun tangan"
1022 "Kenapa musti buru-buru mati" Bagaimana dengan adik Hui
yang pernah berkorban demi cinta kasihnya kepadamu"
Mungkinkah dia akan datang lagi kemari untuk mendirikan
batu nisan untukmu.."
satu ingatan melintas dalam benak Han siong Kie, sekarang
ia tahu bahwa Go Siau bi telah mempunyai niat untuk
membinasakan dirinya. . "Hehhh...heeehhh..heehhh... engkau tak usah merisaukan
tentang dirinya, ia telah berangkat mendahului diriku" ejeknya
sambil tertawa dingin. "Apa" Dia sudah mati?" seru Go siau bi dengan wajah
tertegun. "Hmm Kenapa" Kau merasa kecewa?" ejek sang pemuda.
Air muka Go siau bi beberapa kali berubah hebat, tiba2
hardiknya keras- keras: "Han siong Kie, inginkah kau mengetahui sebab musabab
sehingga aku berniat membinasakan dirimu?""
"Aku rasa tak perlu"
"Jadi engkau telah paham?"
"Aku tak ingin memahami persoalan itu, kalau ingin
membunuh silahkan turun tangan"
"Jadi engkau sama sekali tidak menyesal?""
"Haaah haaah haaaahh Han siong Kie tak kenal arti
menyesal" Telapak tangan Go siau bi mulai gemetar, rasa cinta dan
benci amat mendalam hatinya dia ingin membunuh pemuda
ini lantaran dia gagal mendapatkan cinta kasihnya, maka
membenci pemuda itu, malahan membenci pula setiap
pemuda tampan yang sebaya dan setanding dengan anak
muda ini. 1023 Tapi..benarkah dara itu tega untuk membunuh kekasih
hatinya " Air mata mulai bercucuran membasahi seluruh
wajahnya. Lama ..lama sekali suasana tetap hening, dengan tak sabar
Han siong Kie menghardik:
"Hey, kenapa engkau tidak turun tangan?"" Tiada jawaban
tiada gerakan. Karena tak sabar pemuda itu akhirnya bangkit dan
memandang kemuka, tampaklah selembar wajah yang
murung, sedih dan penuh dengan air mata terbentang
didepan mata, wajah itu sayu dan sama sekali tiada bekas
hawa napsu membunuh yang sadis.
"Itulah perempuan.... itulah namanya perempuan" pikir
Han siong Kie dihati, hanya hati perempuan yang gampang
berubah, hanya sikap perempuan yang mudah jadi sedih.."
sindirnya kemudian dengan suara yang dingin dan tak enak
didengar: "Bukankah kau ingin membunuh aku" Kalau ingin
membunuh, hayolah cepat laksanakan, kalau tidak... maaf
kalau aku akan berlalu dari tempat ini."
"Tunggu sebentar" tiba-tiba dara itu membentak
"Ada apa lagi?"
Disekanya air mata yang membasahi pipinya, lalu Go siau bi
berseru ketus: "Aku toh tak pernah mengatakan bahwa aku tak akan
membunuh dirimu" Kenapa kau hendak pergi?"
"Kenapa tidak cepat turun tangan " Hayo, kalau ingin
bunuh aku bunuhlah sekarang juga"
"sebelum kubantai dirimu, terlebih dahulu ada beberapa
patah kata hendak kuterangkan lebih dulu, aku harap engkau
dengarkan kata2 ku ini dengan sebaik baiknya."
1024 "Katakanlah cepat"
Perlahan Go siau bi menundukkan kepalanya karena hati
yang pedih, selang sesaat kemudian ia menengadah kembali,
tampaknya dara ini telah mengambil keputusan: Katanya
dengan penuh emosi: "Han siong Kie, masih ingatkah engkau tatkala tubuhmu
tercebur kedalam sungai dan aku berhasil menolong dirimu
kemudian selama tiga hari kurawat kau sebaik-baiknya...?"Toh sudah kukatakan, tiap budi kebaikan yang pernah
kuterima, suatu ketika pasti akan kubalas?" tukas sianak muda
itu dengan nada tajam. " Kedua kalinya, ketika aku dilukai oleh pengawal istana
Huan mo kiong, engkau membawa aku menginap disebuah
rumah penginapan...."
"Waktu itu keadaan amat mendesak. tiada tindakan lain
bagiku kecuali berbuat begitu"
"Tapi ingatkah kau bahwa antara laki2 dan perempuan ada
batas-batasnya" setelah kita menginap disatu kamar yang
sama, bagaimana mungkin aku ..." Berbicara sampai disini
tiba-tiba ia tundukkan kepalanya rendah-rendah..
Karena pandangannya yang sempit, Han siong Ki memang
membenci setiap perempuan yang ada diseantero jagad tapi
di dasar hatinya ia sebenarnya ramah dan penuh kasih
sayang, diapun memiliki api asmara dan rasa cinta, hanya
perasaan hatinya itu tertekan oleh jalan pikirannya yang
keliru. sebagai seorang pemuda yang cerdas tentu saja ia dapat
menangkap arti dari kata-katanya itu tapi si anak muda itu tak
bisa berbuat banyak sebab pada hakekatnya ia tak mencintai
Go siau bi, yang ada dalam hati kecilnya cuma rasa berterima
kasih serta rasa berhutang budi belaka...
Tapi sekarang tanpa disadari jantungnya berdebar keras..
1025 sekarang ia mulai berpikir, mungkinkah dara yang cantik ini
jadi kalap lantaran pinangan put lo. sianseng terhadapnya
tempo hari telah ditolak secara mentah2"
Rasa simpatik, kasihan dan iba seketika menyelimuti
perasaan hatinya, ia mulai merasa kasihan atas nasib jelek
yang telah menimpa anak dara itu
"Nona, aku merasa amat menyesal dan minta maaf yang
sebesar-besarnya atas terjadinya peristiwa itu" ia berkata
dengan lembut. "Hmm Rasa sesal yang mendalam?"
"Dengan hati yang tulus dan ikhlas aku mohon kepada
nona sudilah kiranya jangan membunuh orang lagi mulai saat
ini" "Kalau kutolak permohonanmu itu?" seru sang dara dengan
ketus dan muka menyeringai. suasana yang semula sudah
tenang dan damai, kini berubah kembali jadi tegang. Paras
muka Han siong Kie berubah hebat, sahutnya cepat:
"Bila nona menampik permohonanku ..tu, terpaksa aku
harus melaksanakan apa yang telah kukatakan tadi"
"oooh. Jadi engkau akan membunuh aku?" ejek Go siau bi
sambil tertawa sinis. "Betul bila kau takut peristiwa itu sampai terjadi, silahkan
kau bunuh aku lebih dahulu sebab kalau tidak, andaikata kita
sampai bertemu lagi dikemudian hari, kau pasti akan
kubunuh". selapis hawa dingin yang ketus dan menyeramkan mulai
menyelimuti raut wajah Go siau bi, ia mengejek sinis:
"Huuuh.. Mampukah engkau melaksanakan keinginanmu
itu?"" "Lihat saja nanti hasilnya, apa gunanya banyak bicara yang
tak ada gunanya?" 1026 "Han siong Kie, engkau tak bisa membendung niatku ini,
akan kubunuh pemuda tampan yang ada dikolong langit
hingga mereka musnah semua dari atas muka bumi.. Hmm
Engkau ingin bunuh aku " Baiklah ini hari sengaja kau
kulepaskan dirimu, akan kulihat bagaimana caramu
membunuh aku, tapi kau musti ingat, bila kita sampai bertemu
muka lagi, andaikata engkau tak dapat membunuh aku, maka
akulah yang akan membinasakan dirimu"
Han siong Kie menatap sekejap kearah wajahnya dengan
pandangan dingin, mulutnya tetap membungkam.
Kalau bisa ia hendak membacok dara itu hingga mampus,
rasa simpatik dan kasihan yang muncul dalam hatinya tadi kini
tersapu bersih dari lubuk hatinya.
Pemuda itu tak ingin banyak ribut lagi dengan dara
tersebut, per-lahan2 dia putar badan dan berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang kian menjauh,
Go siau Bi berdiri termangu-mangu, beberapa kali dia hendak
memanggilnya..tapi setiap kali niatnya itu dibatalkan, ia
merasa bagaikan tersiksa dan terharu, sehingga akhirnya
tak kuasa lagi menangislah gadis itu ter-sedu2.
Isak tangis itu sempat terdengar oleh Han siong Kie yang
makin menjauh, ia agak tertegun dan menghentikan
langkahnya, tapi sesudah ragu sebentar pemuda itu lanjutkan
kembali perjalanannya kedepan. kali ini ia tidak berpaling lagi.
Dengan penuh rasa mendongkol Go siau Bi mendepakdepakan
kakinya keatas tanah, serunya berulang kali:
"suatu ketika aku pasti akan membunuh kau..tunggu saja
tanggal mainnya" Pada saat itulah, tiba2 dari tempat kejauhan berkumandang
suara gonggongan anjing yang sangat ramai.
1027 Dengan segera Go siau Bi berpaling, begitu mengetahui
apa yang tertera didepan matanya ia jadi tercekat dan
mukanya berubah jadi pucat pasi seperti mayat.
tampaklah dua ekor anjing sebesar tubuh anak sapi berdiri
disisi kiri dan kanannya pada jarak dua kaki, giginya yang
runcing menyeringai seram, matanya memancarkan sinar
buas, selama hidup belum pernah ia jumpai anjing sebuas dan
sebesar ini sementara dia masih termenung sesosok bayangan
manusia kembali melayang masuk ke dalam hutan, orang itu
adalah seorang kakek bungkuk yang membawa sebuah pecut
rotan yang panjang. Dengan sorot matanya yang beringas kakek itu menatap
sekejap wajah Go siau bi, lalu mengawasi pula pada mayat
yang terkapar diatas tanah, setelah itu dia menganggak
beberapa kali. "Hey, apa maksudmu datang kemari?" tegur Go siau bi
dengan suara dalam. Kakek bungkuk itu tertawa seram:
"Heeehhh... heehhh...heeehhhh.... Cantiknya memang
cantik, cuma sayang perempuan secantik ini tak lebih
hanyalah kuntilanak yang berhati keji"
"Apa" siapa yang kau maksudkan?" teriak dara ayu itu
dengan mata melotot. "siapa lagi, tentu saja engkau"
Sepasang alis mata Go Siau bi berkenyit, hawa nafsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, sambil mendengus
dingin katanya: "Hey tua bangka yang tak tahu diri, sebelum nonamu
berniat membinasakan engkau, bawalah anjing2 itu dan
segera berlalulah dari tempat ini"
1028 "Heeeh heehh . heeeh kenapa aku musti pergi "
Kedatanganku justru hendak mencari engkau"
"Mencari aku " Siapa kau dan sebutkan namamu"
"Aku adalah Khoo Tio cu, si bungkuk she Khoo pengurus
rumah tangga perkampungan oh bau san cung, mengerti?""
Mendengar nama itu, satu ingatan terlintas dalam benak Go
Slau bi, sekarang ia sudah dapat menebak apa yang telah
tarjadi, dengan wajah yang tetap tenang katanya: "Lantas ada
urusan apa kau cari aku?""
"Kedua orang sau cengcu perkampungan kami telah tewas
dipinggir jalan-" "Kalau aku yang bunuh mau apa kau?" tukas sang dara
cepat. "Bagus sekali, setelah kau memberikan pengakuan urusan
makin gampang untuk diselesaikan, darimana asal
perguruanmu?" "Huuh. Kau belum berhak untuk mengetahuinya."
Sinar mata yang bengis dan buas memancar keluar dari
balik mata si bungkuk itu, begitu bengisnya sinar mata orang
itu sehingga hampir tak ada bedanya dengan kebengisan mata
kedua ekor anjingnya, membuat siapapun yang
memandangnya jadi bergidik. Ia maju beberapa langkah
kedepan, lalu serunya dengan suara yang menyeramkan:
" Heeeh hh heeeh hh heeeh hh memang sekarang susah
untuk memaksa kau untuk berbicara tapi ingatlah baik-baik,
suatu ketika engkau akan mengakuinya sendiri"
"Bungkuk she Khoo, nonamu tak ingin membinasakan
dirimu, kalau tahu diri lebih baik enyahlah dari sini"
"Heehhh heeehhh heeehhh kau suruh aku pergi dari sini"
Lucu... benar-benar sangat lucu, kau malah suruh aku pergi..
1029 tahukah kau bahwa aku si bungkuk she Khoo justru tak ingin
melepaskan engkau dengan begitu saja?""
"Bangsat Jadi engkau benar2 ingin mati?"
"Yang ingin mampus bukan aku, melainkan kau sendiri"
Hawa napsu membunuh mulai menghiasi air mukanya yang
putih, ia mendengus gusar telapak tangannya diayun kedepan
dan segulung hawa hijau yang mengerikan segera meluncur
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kedepan melancarkan sebuah ancaman maut.
Paras muka sibungkuk she Khoo itu berubah hebat, ia agak
tertegun menyaksikan datangnya ancaman berwarna hijau itu,
tampaknya sepanjang hidup, belum pernah dia jumpai ilmu
kepandaian seaneh dan setangguh ini.
"Blang " Ditengah benturan keras yang cukup memekikkan
telinga, tubuh si Bungkuk she Khoe itu mencelat sejauh
delapan depa lebih dari kedudukan semula, darah panas
bergolak dalam dadanya, betapa terkesiapnya sukar dilukiskan
dengan kata2. Keistimewaan dari ilmu pukulan Thian tok ciang hoat
adalah daya pantulan yang terpancar keluar bila menyentuh
pukulan itu, makin besar seseorang melancarkan serangannya
maka semakin besar pula daya pantulan yang terpancar oleh
kepandaian itu. Masih untung tenaga pukulan yang dilancarkan oleh Go
Siau bi tidak lebih cuma enam bagian belaka, dan tapi Khoe
Tuo cu tak sempat melakukan perlawanan dengan sepenuh
tenaga karena ia dibikin kaget bercampur tertegun, karena itu
loloslah dia dari ancaman bahaya maut yang sebetulnya dapat
merenggut selembar jiwanya.
sudah tentu Khoe Tuo cu tidak mengenal kelihayan dari
ilmu pukulan itu, betapa penasarannya orang itu karena
peristiwa yang barusan terjadi, dengan sorot mata yang
bengis dia menerjang maju lagi ke depan, sebuah pukulan
1030 yang lebih dahsyat bagaikan hembusan angin topan
menerjang ke dada lawan. "Bangsat, rupanya engkau memang sudah bosan hidup,"
hardik Go siau bi denganpenuh kegusaranDengan ilmu pukulan Thian tok ciang hoat yang telah
dikerahkan mencapai delapan bagian ia sambut datangnya
ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
"Blamm" suatu benturan dahsyat kembali menggelegar
diudara, jerit ngeri yang melengking mendesis dari mulut Khoe
Tuo cu, badannya mencelat sejauh beberapa kaki dan darah
segar muntah keluar dari mulutnya.
"Bluuk" bagaikan sebuah cupu2, tubuhnya menggelinding
diatas tanah setelah jatuh mencium tanah.
Gong gongan anjing berkumandang memecahkan
kesunyian, seekor anjing besar yang berada disamping kanan
tiba2 menerjang kearah dara itu dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat. Lolongan anjing yang mengerikan berkumandang menyayat
kesunyian yang mencekam udara, anjing besar itu mencelat
sejauh tiga kaki lebih dari tempat semula.. "Duukk" Ketika
menumbuk diatas dahan sebuah pohon besar, mampuslah
anjing tersebut seketika itu juga.
Dalam pada itu Khoo Tuo cu telah bangkit dari atas tanah,
ia tampak agak tertegun menyaksikan kelihayan ilmu silat
yang dimiliki dara tersebut, kejadian ini sama sekali diluar
dugaannya. sebab kalau bukan seorang tokoh silat yang
benar-benar berilmu tinggi tak mungkin anjing besar itu dapat
dibunuh dalam sekali pukulan belaka
Dalam terkejut dan cemasnya, bagaikan titiran angin deras
cambuk rotannya diputar sedemikian rupa mengitari angkasa.
Anjing raksasa yang berada disebelah kiri bagaikan
sambaran kilat telah melancarkan tubrukan pula kedepan.
1031 siau bi terancam bahaya, cepat-cepat telapak tangannya
dilontarkan kemuka melepaskan pukulan maut..
Agaknya anjing besar itu sudah tahu kalau ilmu silat yang
dimiliki musuhnya sangat lihay, berada ditengah udara
tubuhnya berjumpalitan beberapa kali diudara dan
menggelinding kebawah kaki anak dara itu, moncongnya
langsung menyambar kedepan dan menggigit kakinya.
semua gerakan dilakukan dengan kecepatan luar biasa, tak
kalah cepatnya dengan seorang jago lihay.
Bergetar keras perasaan hati Go siau bi menghadapi
ancaman itu, cepat ia melejit dan melambung keudara, dari
situ telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan dahsyat
kebawah. Gagal dengan gigitannya, anjing besar itu segera meluncur
maju satu kaki lebih ke depanTatkala Go Siau bi melayang turun kembali keatas tanah,
secepat kilat sambaran anjing itu menerkam lagi kedepan.
Kali ini tak sempat bagi Go siau bi untuk berkelit, telapak
tangannya langsung dibacokkan keatas batok kepala anjing
itu.. "Guukk..guuukk.. lolongan panjang kembali menderai
diudara, batok kepala anjing itu terbacok sampai hancur jadi
dua bagian, kepalanya hancur dan darah serta isi benaknya
tersebar dimana-mana, anjing itu mampus seketika itu juga..
Tapi cakar anjing sebelah depannya sempat pula mencakar
paha Go Siau bi.. Rasa gatal-gatal dan kaku yang aneh segera menyerang
pahanya dan perlahan-lahan bergerak naik keatas.
Rasa kaget dan terkesiap yang menyelimuti hatinya
sekarang susah dilukiskan dengan kata2, ia tahu itulah tanda2
keracunan atau dengan perkataan lain cakar anjing itu
mengandung racun yang sangat jahat.
1032 Dengan cepat semua jalan darah penting di tubuhnya
ditutup semua, setelah menghadang peredaran racun yang
merambat lebih jauh kearah lain, dengan sorot mata yang
bengis menyeramkan, ia menerjang kearah Khoo Tuo cu
habis2an. "Blaaang" kembali terdengar jeritan ngeri yang
menyayatkan hati berkumandang memenuhi angkasa, dengan
batok kepala hancur berantakan Khoo Tuo co menggeletak
dalam keadaan mengerikan"Perempuan rendah, pada hakekatnya engkau memang
bukan manusia, hatimu keji dan tak kenal ampun, akan
kuhancurkan tubuhmu hingga lembut seperti abu."
Bersamaan dengan munculnya bentakan keras yang sangat
mendadak itu, seorang kakek tua berjubah hitam yang tinggi
besar telah nelayang masuk kedalam gelanggang.
"Suiiit?" siulan lengking menggema diangkasa, menyusul
belasan ekor anjing besar bagaikan air bah, menerjang kearah
tubuh Go siau Bi. Kejut dan gelisah menyelimuti seluruh perasaan anak dara
itu, ia merasa sukma serasa melayang tinggalkan raganya
karena ketakutan, gadis itu sadar bahwa ia sudah kena racun
keji dari anjing2 itu, daripada berdiam diri dan mati konyol
ditangan lawan jauh lebih baik melarikan diri tinggalkan
tempat itu. Begitu ingatan tadi melintas dalam benaknya, ia lantas
melejit ke udara dan meluncur masuk kearah hutanApa mau dikata rupanya racun sudah mulai bekerja dalam
tubuhnya, sepasang kakinya sudah tak mau mendengar
perintah lagi, baru saja melayang sejauh lima kaki, tubuhnya
terjatuh kembali keatas tanah. sementara kawanan anjing
besar itu kembali sudah menerjang tiba dengan hebatnya.
1033 Antara manusia dan anjing, segera berkobarlah suatu
pertarungan yang amat mengerikanAnjing- anjing besar itu memang tersohor karena
keganasannya, bukan saja sifatnya memang buas, cakarnya
mengadung racun keji dan gerak geriknya cepat bagaikan
sambaran kilat, lagipula tak takut mati, maka setelah
mendapat latihan secara khusus kehebatan mereka jauh lebih
mengerikan daripada serangan dari jago-jago silat kelas
wahid. Cemas dan marah bercampur aduk dalam benak Go siau bi,
telapak tangannya diayun berulang kali kemuka, kabut hawa
hijau kembali menggulung keempat penjuru dengan
dahsyatnya. Ditengah benturan2 yang memekikan telinga, lolongan
panjang berkumandang susul menyusul.
Dalam waktu singkat delapan ekor anjing yang telah binasa
ditangan anak dara itu tapi sisanya tak gentar barang
sedikitpun, mereka masih melanjutkan terjangannya dengan
kecepatan yang luar biasa.
Peluh sudah membasahi seluruh tubuh Go siau bi,
rambutnya awut-awutan dan napasnya tersengal-sengal, ia
sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengatur
pernapasan- Rombongan anjing- anjing besar itu menerjang dan
mundur secara beraturan, mereka saling mengisi kekosongan
yang ada dan menyerang dari tiga arah yang berlawanan,
yakni arah atas tengah dan bawah.
Tentu saja Go siau bi tak berani menyambut datangnya
ancaman itu secara gegabah, sebab dia tahu anjing-anjing itu
sangat beracun pada kuku-kukunya.
sementara itu kakek berjubah hitam yang berada
disamping gelanggang merasa gusar dan sakit hati, namun ia
1034 tak berani menghentikan serangan anjing-anjing itu, sebab ia
tahu betapa sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki
musuhnya, ia telah bersiap sedia mengorbankan anjinganjingnya
itu sebagai ganti dari kesuksesan rencananya.
setengah peminum teh kemudian, bangkai anjing telah
bergeletak dimana-mana, darah serta hancuran daging
tersebar dimana-mana, keadaannya mengerikan sekali.
Dari sekian banyak anjing besar yang dibawa oleh kakek
baju hitam itu, tak seekorpun yang masih hidup pada saat ini.
Walaupun demikian, keadaan Go Siau bi sendiripun
mengenaskan sekali, ia sudah kehabisan tenaga, kakinya yang
keracunan sekarang menjadi bengkak dan satu kali lipat lebih
besar daripada keadaan biasa, rasa sakit menyerang sampai
kelubuk hati, sekali pun ia tahu masih ada seorang musuh
yang mengincar dirinya namun ia tak mampu untuk
mempertahankan diri lagi, akhirnya gadis itu roboh dan jatuh
terduduk diatas tanah. Dengan sinar mata bengis, penuh kebuasan kakek berjubah
hitam maju kedepan dengan langkah lebar.
Go siau bi sadar bahwa gelagat tidak menguntungkan
dirinya, diapun menghimpun sisa kekuatan yang dimilikinya
untuk dikumpulkan pada telapak tangan kanannya.. Sambil
bergerak maju kedepan kakek baju hitam itu berkata tiada
hentinya: "Perempuan rendah, engkau telah menipu dan membunuh
dua orang putra kesayanganku, ini hari akan kusuruh kau
rasakan pula siksaan yang terkeji dikolong langit, akan kusiksa
kau sampai mampus ....Hmm Sakit hati ini akan kutuntut balas
beberapa kali lipat lebih dahsyat tunggulah tibanya saat
seperti itu ...." Go Siau bi membentak keras, telapak tangan kanannya
tiba-tiba diayun kedepan, lima gulung desiran angin tajam
segera meluncur keluar dan mengancam tubuh kakek itu.
1035 Rupanya kakek baju hitam itu memang sengaja
memperlambat langkah kakinya berhubung dia harus bersiap
menghadapi tibanya ancaman yang tak terduga dari pihak
lawanoleh sebab itu ketika Go Siau bi mengayunkan telapak
tangannya kedepan, secepat kilat ia berkelit kesamping, tapi
toh gerakan itu teriambat setengah langkah, tangan kanannya
terasa sakit sekali hingga merasuk ketulang sumsum, tak
kuasa lagi dia mendengus tertahan.
Ilmu jari Bwe hoa cuan sim ci (juri si kura penembus hati )
yang digunakan Go siau bi ini adalah salah satu ilmu sakti
yang tercantum dalam kitab pusaka Thian toh pit kip. arah
yang dituju adalah dada musuh atau tepatnya persis diatas
jantung, andaikata terkena hajaran jantung orang akan pecah
dan binasalah orang itu. Tapi berhubung kakinya terluka sehingga banyak tenaga
dalamnya berkurang maka melesetlah serangan itu dari
sasaran utamanya. "Blam" pukulan tangan kiri yang dilepaskan kakek berjubab
hitam itu dengan telak bersarang ditubuh Go siau Bi
Ditengah dengusan yang tajam, tubuh dara itu mencelat
dan bergelinding diatas tanah, kesadarannya punah dan dara
itu berada dalam keadaan setengah sadar setengah tidak.
Kakek tua baju hitam itu tertawa seram, secara beruntun
dia menotok beberapa buah jalan darah penting ditubuh gadis
itu. Kemudian ketika dilihatnya musuhnya sudah tercakar oleh
racun anjingnya, ia ambil keluar sebuah botol kecil dari
porselen putih, diambilnya sedikit bubuk kuning dan dijejalkan
kemulut Go siau Bi, lalu mengambilpula sebagian dan
dibubuhkan pada sekitar mulut luka, kemudian baru berkata
dengat nada menyeramkan: "Hmm Hmmm aku tidak akan
membiarkan engkau mampus dengan begitu saja"
1036 Ditatapnya sekejap bangkai2 anjing itu dengan perasaan
berat, akhirnya sambil mengempit tubuh Go siau Bi, dia
berlalu dari tempat kejadianTatkala Go siau Bi sadar kembali dari pingsannya, ia
menemukan kaki tangannya telah dibelengu orang, tubuhnya
berbaring terlentang dengan menghadap keatas, namun ia tak
mampu bergerak sementara rasa dingin menyelimuti sekujur
tubuhnya. Ia membuka mata dan memeriksa keadaannya, tapi segera
dara itu jadi malu bercampur gusar, ternyata ia sedang
dibelenggu di atas sebuah papan kayu dalam keadaan
telanjang bulat, sehelai benangpun tidak menempel
ditubuhnya, sementara kakek baju hitam itu sedang
memandang kearahnya sambil menyeringai seram.
Disamping kakek itu berdirilah sepasang anjing besar yang
sedang mencakar2 tanah sambil memperdengarkan
serentetan suara kaing-kaing yang aneh.
Dia ingin buka mulut untuk berbicara, namun tak sepatah
katapun yang mampu diucapkan, sadarlah dara itu bahwa
jalan darah bisunya telah ditotok orang.
-00d0w00- BAB 57- SECARA lapat2 dara itu mulai menduga apa yang bakal
terjadi serta menimpa dirinya.
Ia rela mati dan mengakhiri hidupnya lebih cepat, namun ia
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tak mampu untuk melakukannya, beberapa buah jalan darah
ditubuhnya tertotok. sekalipun ilmu silatnya sangat tinggi,
berada dalam keadaan seperti ini tiada sesuatu apapun yang
bisa dilakukan lagi olehnya.
1037 Tiba2 kakek berbaju hitam itu tertawa seram, suaranya
sadis dan mengerikan- " Heeeh heeeehh heeeehh perempuan rendah, aku adalah
Ho Thong thian ketua perkampungan oh hau san-cung, ingat
baik2 namaku ini dan ketahuilah bahwa aku berbuat demikian
demi membalaskan dendam bagi kematian dua orang putraku"
Go Siau Bi ingin bicara namun tak mampu mengucapkan
sepatah katapun, apa boleh buat", Dia cuma bisa berbaring
dengan mata melotot penuh kegusaran. Terdengar Ho Thong
thian melanjutkan kembali kata katanya:
"Perempuan rendah, engkau telah memancing kedua orang
putraku dengan kecantikan wajahmu kemudian membunuhnya
secara keji.. heeeh heeeh heeeh sekarang, saat pembalasan
telah tiba, coba pandanglah kedua ekor anjing jantan itu, dia
akan menjadi suamimu sebentar lagi, dari kedua ekor anjing
jantan inilah engkau akan mendapatkan kepuasan seks yang
paling nikmat, kau akan di bikin naik kesorga oleh kedua ekor
anjing ini haaah haaahh haaaahh manusia digagahi oleh
anjing, itulah acara pertunjukkan yang menarik sekali."
-00d0w00- Jilid 28 BETAPA terkejut dan takutnya Go siau bi sesudah
mendengar ancaman itu, ia merasa sukmanya bagaikan
melayang tinggalkan raganya, bila sampai peristiwa itu benarbenar
terjadi, inilah siksaan yang terkeji dikolong langit,
seorang gadis perawan akan kehilangan kesucian tubuhnya
ditubuh seorang anjing, bahkan sekaligus akan diperkosa oleh
dua ekor anjing besar secara bersamaan, matanya jadi
berkunang dan pandangannya jadi gelap akhirnya ia jatuh tak
sadarkan diri saking gusar dan mendongkolnya.
1038 Hoo Thong thian tertawa seram, cepat ia totok jalan darah
Thian kia hiat ditubuh dara itu.
sekali lagi Go siau bi sadar kembali dari pingsannya, hancur
luluh perasaan hatinya, air mata jatuh bercucuran membasahi
seluruh wajahnya yang ayu ....
"Perempuan rendah, dengarkan baik-baik kataku ini" ujar
Ho Tong Thian lebib jauh "kecuali menerima pembalasan ini,
tiada cara lain yang bisa kugunakan untuk menghajar dirimu,
Nah setelah engkau menerima kepuasan seks ditubuh kedua
ekor anjing jantan ini, maka engkau akan menjadi santapan
yang paling lezat bagi mereka haaah haaahh haaahh itulah
pertunjukkan yang paling surprise, sang istri yang cantik
setelah digagahi akan disantap"
Dalam keadaaa seperti ini Go siau bi benar-benar kehabisan
akal, mau melarikan diri jelas tak mungkin, ingin bunuh diri
juga tak mampu, tepatnya ia memang harus merasakan
siksaan hidup yang paling keji itu, diperkosa lebih dulu oleh
anjing, lalu tubuhnya akan di cabik sebagai penghuni
perutnya. Air mata dengan derasnya mengucur keluar membasahi
seluruh wajahnya. sekarang ia dapat merasakan apa artinya
pembalasan-.. dia mulai menyesal. "ooooh sungguh cepat
pembalasan yang tiba dan menimpa diriku" keluhnya dihati.
Bagaimanapun juga, dia adalah seorang gadis perawan, dia
memiliki serangkaian ilmu silat yang luar biasa, ia tak takut
mati, sebab ia merasa bahwa mati hanya suatu pelepasan
belaka, pelepasan dari segala bentuk siksaan maupun
penderitaan, tapi ia tak sudi mengalami siksaan tersebut
sebelum ajalnya, apa lagi siksaan yang begitu kejinya. Bila
seseorang bisa putus asa, kadang kala timbul pelbagai ingatan
dalam ingatannya. Dara itu berharap akan terjadinya suatu kejadian yang
diluar dugaan, sehingga ia dapat terhindar dari siksaan yang
1039 paling keji ini, ia rela melakukan apapun untuk membayar
pertolongannya itu, asal siksaan yang tak berperi kemanusiaan
ini bisa di hindari Gelak tertawa dari Ho Thong thian, pemilik perkampungan
oh hau san ceng masih berkumandang tiada hentinya.
lengking suara tertawa yang menyerupai binatang itu
bagaikan pisau tajam yang menyayat-nyayat hatinya,
membuat hatinya hancur lebur.
Tampaknya dua ekor anjing jantan itupun sudah
berpengalaman dalam melaksanakan tugas itu, dengan sorot
mata yang merah membara dan mengerikan, anjing-anjing itu
menatap tubuh Go siau bi yang telanjang tanpa hentinya,
sementara bunyi desiran aneh muncul dari mulutnya, keadaan
benar2 mengerikan.. Untuk sementara waktu baiklah kita tinggalkan dulu Go siau
bi yang sedang menghadapi bahaya perkosaan oleh dua ekor
anjing.. sementara itu Han siong Kie telah meneruskan
perjalanannya dengan langkah yang amat lambat karena luka
parah yang dideritanya akibat pertarungan melawan Go siau
bi, ia tak dapat mengerahkan tenaga sebagai mana mestinya.
Setengah jam kemudian, ia baru mencapai sejauh lima li
dari tempat semula, lembah In wu kok yang hendak dituju
secara lapat-lapat sudah kelihatan didepan mata.
Walaupun hubungannya deagan Go Siau bi tak dapat
dikatakan ada perasaan cinta, namun perasaan persahabatan
tetap ada dan oleh karena itu ia merasa sedih oleh
perbuatannya, mimpipun ia tak menyangka Go Siau bi yang
halus, lembut dan berbudi sekarang telah berubah jadi
manusia lain- Terutama kata2 dari Go Siau bi, tiap kali terbayang kembali
ia lantas merasakan jantungnya berdebar keras.
1040 cinta memang tak dapat dipaksakan, apa lagi hatinya sudah
terisi oleh perempuan lainSegulung desiran angin dingin berhembus lewat disamping
tubuhnya, dengan terkejut Han Siong Kie berpaling, dia tahu
desiran angin itu bukan hembusan angin biasa melainkan
kehadiran seseorang manusia lainPemuda itu merasa kuatir, dalam keadaan terluka parah,
tak mungkin baginya melakukan perlawanan lagi jika yang
datang adalah pihak musuh.
Secepat kilat ia berpaling, seorang perempuan berkerudung
tahu2 sudah berdiri dihadapannya.
orang itu siapa lagi kalau bukan orang yang ada maksud.
Untuk sesaat Han Siong Kie berdiri tertegun"Nona, engkau hendak pergi kemana?" tegurnya.
"Aku datang mencari engkau "
"Mencari aku" Ada urusan apa engkau mencari aku..?"
pemuda itu merasa keheranan.
"Nona Go siau bi tertangkap oleh Hoo Thong thian, CengCu
dari perkampungan Go hau san Ceng"
Agak terkejut Han siong Kie mendengar kabar itu, serunya
kurang percaya: "Masa ia tertangkap" Kepandaiannya toh sangat lihay,
masakah ilmu dari Hoo Thong thian luar biasa."
"Ia keracunan lebih dulu oleh anjing raksasa, sehingga
akhirnya dia tertangkap"
"oooh.. kiranya begitu"
"Apakah engkau tidak menguatirkan mati hidupnya?""
kembali orang yang ada maksud bertanya.
1041 "Ia telah membunuh Kim kian siang ing (sepasang
pendekar pedang emas) putra kesayangan HHoo Thong thian,
sewajarnya kalau sang ayah membalaskan dendam bagi
kematian putranya" "Tapi.. tahukah engkau bahwa Hoo Thong thian adalah
seorang manusia durjana yang banyak melakukan kejahatan"
Begitu pula dengan anak-anaknya, mereka sering kali
mengacau rakyat, kematian mereka justru menggirangkan
banyak orang" "Nona" seru Han siong Kie dengan cepat, " apakah engkau
mengerti sebab-sebab yang mendorong ia melakukan
pembantaian2 sekalipun Kim Kiam siang ing pantas dibunuh,
akan tetapi bagaimana dengan lainnya?"
orang yang ada maksud tertawa setelah mendengar
perkataan itu, ia balik bertanya: "Tahukah engkau, apa
sebabnya ia sampai membunuh orang?"
"Hmm Ia sudah mengidap penyakit gila .... dan otaknya
sudah sinting dan tak waras."
"Hmmmm" kali ini orang yang ada maksud mendengus
dingin, " apakah ucapan itu muncul dari lubuk hatimu?""
"Nona, apa maksudmu mengucapkan kata-kata itu?" tanya
Han siong Kie tercengang.
"Go siau bi bisa sampai membunuh orang sepantasnya
engkau memikul setengah dari tanggung jawabnya "
" Kenapa..?" tanya sang pemuda dengan air muka berubah
hebat. " Karena engkau, dia telah membunuh orang"
" Karena aku " Kenapa karena aku dia lantas main
membunuh?"" "Manusia bermuka dingin" seru orang yang ada maksud
dengan suara tajam " engkau tak usah pura2 berlagak pilon,
1042 masakah engkau masih belum dapat memahami apa sebabnya
ia sampai membunuh orang?"
"Aku benar2 tidak paham"
"ooh, jadi kalau begitu engkau tidak bersedia menolong
jiwanya?"" Han siong Kie tertawa dingin"Heeeh heeeh heeehh menolong dia " Aku malahan sudah
berkata kepadanya, bila kami bertemu lagi dilain waktu maka
aku akan membinasakan dirinya"
"Dengan dasar alasan apa engkau akan membunuhnya?""
"sebab ia telah membunuh orang dengan semena-mena"
"Ia bisa membunuh orang karena engkau, maka kaupun
harus ikut bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini "
"Nona, jangan asal main tuduh saja, coba terangkanlah
perkataanmu itu dengan lebih jelas lagi "
"oleh karena engkau telah melukai hatinya, maka dia
membunuh setiap pemuda yang dijumpainya"
"Aku " Aku telah melukai hatinya?"
"Benar " "Dalam hal apakah aku telah melukai hatinya?""
"Masakah engkau benar2 akan suruh aku mengatakannya
keluar?"" "Tak ada halangannya kalau nona hendak mengatakan"
"Sewaktu engkau dihajar oleh pemilik benteng maut
sehingga tercebur kedalam sungai kemudian jiwamu tertolong
olehnya, dimana selama tiga hari engkau total berbaring
diatas pembaringannya . "
"setiap budi yang pernah kuterima tidak pernah kulupakan,
suatu ketika pasti akan kubalas "
1043 "Dalam masalah ini, persoalannya bukan manyangkut
tentang soal balas budi atau tidak"
"Lalu persoalan ini menyangkut dalam hal apa?""
"Kalau seorang anak dara bersedia merawat seorang
pemuda asing didalam kamar tidurnya, bahkan tanpa
canggung-canggung merawatnya, dapatkah engkau rasakan
apa sebabnya ia bersedia melakukan kesemuanya itu"
Han Siong Kie mengerutkan dahinya rapat-rapat, bukannya
ia tak dapat merasakan hal ini, melainkan ia tak bersedia untut
mempertimbangkan soal tersebut. Terdengar orang yang ada
maksud berkata lebih jauh:
"Tahukah engkau bahwa Go siau bi telah bersumpah
didepan pusara ayahnya bahwa dia tak akan menikah dengan
orang lain kecuali dengan kau seorang"
"Apa sangkut pautnya dengan diriku" Itu toh urusan
pribadinya sendiri?""
Jawaban yang dianggap terlalu ketus ini segera
membangkitkan hawa amarah dihati orang yang ada maksud,
serunya lagi: "Aku mengerti, oleh karena engkau adalah Manusia
bermuka dingin maka engkau dapat mengatakan ucapan yang
sadis dan sama sekali tidak berperasaan ini, tentunya engkau
tidak lupa bukan dengan peristiwa dalam rumah penginapan"
Engkau telah memeluk tubuhnya bahkan menginap disatu
kamar." "Aku merrpunyai niat untuk membalas budi
pertolongannya, masakah perbuatanku ini keliru?""
"Engkau tidak keliru, tapi bila seseorang dara telah
berdempetan dengan seorang pria, malahan perlu dipeluk.
tidur dalam satu kamar selain ia kawin dengan lelaki itu,
mungkinkah dia bisa kawin dengan orang tak lain"
1044 "Aaaah . . Kita toh orang-orang persilatan, Bagi kita orang
persilatan rasanya tak perlu merisaukan soal titik bengek itu"
"Itu kan pandangan segelintir orang, andaikata Go siau bi
memandang berat persoalan ini, lalu apa yang hendak kau
lakukan ?" Han siong Kie memang merasa seperti dipaksa dan ditekan
untuk menerima kenyataan itu, ia tak bisa berkutik, kecuali
meringis rasanya memang ia tak bisa berbuat lain-Terdengar
orang yang ada maksud melanjutkan kembali kata-katanya:
"Aku rasa Go siau bi cukup cantik dan cukup bagus, ia
pantas untuk menjadi isterimu, apalagi kakeknya Put lo
sianseng sebagai seorang tokoh persilatan ternyata
mengajukan pinangan sendiri kepadamu, tak kunyana kau
malah menampik pinangannya sehingga membuat dara itu
tertekan jiwanya, padahal kau toh tahu bahwa ia mencintai
dirimu" Nah, karena pelbagai alasan inilah ia jadi sinting dan
melakukan hal-hal yang diluar dugaan, coba katakanlah
apakah engkau tidak merasa ikut bertanggung jawab atas
terjadinya peristiwa ini?""
"Maksud nona, engkau hendak memaksa ku untuk
mencintai dirinya?""
"Masa ia tak pantas untuk menerima cintamu " Dan engkau
sama sekali tidak tergerak hatinya oleh cinta kasihnya yang
telah dilimpahkan padamu?"" Han siong Kie membungkam,
betul2 membungkam dalam seribu bahasa.
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dahulu ia memang pernah membenci seantero perempuan
yang ada dijaga d, tapi sejak hubungan cintanya dengan Tong
hong Hwie, perasaan hatinya mulai terbuka, untuk pertama
kalinya ia benar-benar mencintai seorang dara, dan ia
persembahkan rasa cintanya itu padanya.
Terhadap Go siau bi, meskipun tak bisa dikatakan ia
memandangnya seperti memandang perempuan lain, tapi
diapun tidak mencintai dirinya.
1045 Tiba-tiba suatu rasa menyesal dan iba tersebut dalam hati
kecilnya, ia ikut merasakan penderitaan serta kesedihan yang
dialami anak gadis itu. Tapi ingatan lain berkecamuk pula dalam benaknya, maka
diapun berkata dengan dingin"Nona, tentunya engkau masih ingat bukan dengan
seseorang yang bernama Tonghong Hui"."
Tampak sekujur tubuh orang yang ada maksud bergetar
keras, tapi ia menjawab dengan cepat.
"Tentu saja masih ingat, kenapa?""
"Terus terang kukatakan padamu nona, perasaan dan
hatiku telah dibawa pergi olehnya"
"Bukankah ibuku pernah memperingatkan kau, bila
hubunganmu dengan Tong Hong Hui dilanjutkan maka
hubungan tersebut akan berakhir dengan suatu tragedi" Han
siong Kie tertawa sedih. "Mungkin tragedi telah menjadi kenyataan, tapi aku sama
sekali tidak merasa menyesal"
"Sudah menjadi kenyataan" Apa maksudmu ?"
Han Siong Kie agak ragu sebentar, tapi akhirnya dia
mengaku juga. "Tentunya kau telah mengetahui bukan bahwa aku
mempunyai hubungan dendam sedalam lautan dengan
Tengkorak maut" Oleh karena dalam dunia persilatan telah
muncul pula seorang Tengkorak maut gadungan, dan aku tak
tahu siapa yang benar-benar merupakan musuh besarku maka
aku telah mengadakan janji dengan Tongbong Hui" dia
kuminta untuk kembali ke Benteng maut serta mencari fakta
yang benar, bila musuh besarku bukan pemilik benteng maut
maka dia akan keluar benteng untuk menjumpai diriku,
sebalikaya kalau,..."
1046 Pemuda itu hentikan kata-katanya ditengah jalan, rasa
sedih dan murung menghiasi Wajahnya.
"Bagaimana?" tanya Orang yang ada maksud sambil
teriawa merdu. "Kalau ayahnya adalah pembunuh keluargaku, maka dia
akan menghabisi jiwanya sendiri"
"Oleh karena dia tidak muncul lagi dari bentengnya, maka
sekarang kau anggap dia sudah mati"
"Benar!" "Dia tak mungkin akan mati !"
Terkejut Han Siong Kie setelah mendengar perkataan itu,
dia lantas berpikir di dalam hati :
"Orang yang ada maksud dan ibunya adalah tokoh silat
yang amat misterius gerak-geriknya, ia bisa berkata demikian
tentu didasarkan oleb fakta yaog kuat, tak mungkin ucapan
tersebut diutarakan secara bermain-main belaka !"
Dengan nada tercengang dia pun lantas bertanya:
"Dengan dasar apakab nona berani mengatakan kalau dia
sampai sekarang belum mati?"
"Tentang soal , . maaf kalau untuk sementara waktu tak
dapat kuberikan kepadamu, pokoknya kalau engkau sudah
mengunjungi benteng maut maka semua rahasia ini akan kau
ketabui, sekali lagi kuperingatkan kepadamu lebih baik
putuskanlah hubungan cintamu dengan Tonghong Hui sebab
kalau tidak maka tragedi tak bisa dihindari lagi.
Mula mula Han Siong Kie agak tertegun tapi setelah
tertawa getir sahutnya. "Cinta dan dendam adalah dua kejadian yang saling
berlawanan tak mungkin kedua hal ini bisa dijadikan satu, tapi
aku berpendapat bahwa cinta yang murni dan cinta yang
1047 sesungguhnya tidak musti dipadukan dalam kehidupan yang
nyata" "Justru persoalannya bukan terletak disini"
"Maksudmu masih ada alasan serta persoalan lain yang bisa
mengakibatkan terjadi tragedi ini?""
"Memang begitulah kenyataannya"
"Kata-kata itu sangat membingungkan hati orang, apakah
engkau bersedia untuk menerangkan lebih jauh?"
"Suatu ketika engkau akan memahami dengan sendirinya,
sekarang maafkanlah daku karena aku tak dapat
memberitahukan hal ini untukmu, bukannya aku sengaja
berlagak sok rahasia tapi berbicara sesungguhnya, sekarang
juga engkau harus pergi menyelamatkan jiwa nona Go Siau bi,
kalau terlambat aku kuatir telah terjadi hal-hal yang luar
biasa" "Kalau toh nona telah mengetahui bahwa ia sudah tertawan
oleh orang-orang dari perkampungan oh han san ceng,
mengapa kau tidak berusaha untuk menolongnya melainkan.."
"Tentu saja aku mempunyai alasan tertentu"
"Dapatkah kuketahui alasan itu?"
"Dalam perkampungan oh han san ceng telah dipelihara
anjing-anjing perbatasan yang besar dan cakarnya beracun,
sedangkan engkau memiliki kekuatan anti racun, maka tugas
ini tak mungkin bisa diselesaikan oleh orang lain"
Pada hakekatnya orang yang ada maksud telah mendapat
perintah dari ibunya yakni orang yang kehilangan sukma
untuk sengaja mengatur kesemuanya ini, kalau tidak karena
rencana mereka, tentu saja dengan kepandaian yang dimiliki
orang yang ada maksud, Go Siau bi telah tertolong ketika ia
terluka tadi. 1048 Sementara itu, Han siong Kie sedang tundukkan kepalanya
sambil termenung beberapa saat lamanya, kemudian
sahutnya. "Maaf nona, aku tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan pertolongan itu"
"Jadi engkau tidak bersedia untuk menolong jiwanya ?""
"Aku tak dapat menyelamatkan jiwa sekarang, pembunuh
yang pernah membantai ber-puluh2 lembar jiwa manusia yang
sebenarnya sama sekali tidak berdosa "
"Di kemudian hari ia tak akan membunuh orang lagi dan
aku akan menanggung hal ini bagimu, bagaimana?""
"Tetapi... " "Ada apa lagi?" "
"Isi perutku terluka parah, aku kuatir...."
"Aaah Kalau cuma soal itu kan gampang sekali, aku punya
obat yang sangat mujarab, dengan dasar tenaga dalam yang
kau miliki, maka setelah meminumnya dalam waktu setengah
perminuman teh, seluruh kesehetananmu dapat pulih kembali
seperti sedia kala" Tidak menanti jawaban dari Han siong Kie lagi, dia ambil
keluar sebiji obat sebesar kelengkeng lalu diangsurkan
kedepan- Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Han siong Kie
harus menerimanya, dia berkata: "Baiklah, memandang diatas
wajah kalian ibu dan anak. aku bersedia menolong jiwanya"
Habis berkata dia masukkan obat itu ke dalam mulut,
kemudian duduk bersila ditepi pohon untuk mengatur
pernapasan 1049 Kemujaraban obat itu memang luar biasa sekali, pada
hakekatnya sama sekali tidak berbeda dengan keampuhan Kui
goan kim wan dari Kun si Mo ong.
Kurang lebih setengah perminuman teh kemudian, dalam
keadaan segar bugar Han siong Kie telah melompat bangun
kembali dari atas tanah. Setelah orang yang ada maksud menunjukkan dari
perkampungan oh hausan ceng, ia berpesan pula.
"Menolong orang bagaikan menolong kebakaran, sekarang
juga engkau boleh segera berangkat. Mungkin saja kita akan
bertemu kembali dilain waktu" Dengan tubuh yang enteng dia
lantas berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang berlalu, Han
siong Ki cuma bisa menggeleng sambil menghela napas
panjang, akhirnya iapun berangkat menuju ke perkampungan
Oh hau san ceng. Perkampungan Oh hau san ceng merupakan sebuah
bangunan perkampungan yang didirikan di tengah pepohonan
Siong, dinding batu yang mengitari perkampungan itu
tingginya mencapai tiga kaki, sedangkan bangunan dibalik
lingkaran dinding terdiri dari rumah rumah batu berwarna
hitam, setiap bangunan terdiri dari empat buah pintu yang
terkunci rapat semua. Diantaranya dari balik pintu ketiga deretan rumah batu itu
terdengarlah suara gelak tertawa manusia yang
menyeramkan. Saat itulah seorang laki-laki kekar tergesa-gesa lari ke
depan pintu bangunan ketiga setelah mengetuk gelang pintu
dengan gencar ia berseru lantang.
"Lapor cengcu, manusia bermuka dingin datang
berkunjung, tampaknya ia datang dengan maksud tak benar!"
1050 Pintu rumah terbuka dan muncullah seorang kakek jubah
hitam yang berwarna seram, orang itu tak lain adalah Hoo
Thong thian, pemilik perkampungan Oh hau san-ceng.
Suasana dalam ruangan pada waktu itu kritis sekali Hoo
Thoog thian sedang memerintahkan anjing-anjingnya untuk
melakukan tindak perkosaan, untung tibalah laki-laki itu
memberi laporan sehingga parbuatan kejinya untuk sementara
waktu ditangguhkan. "Apa kau bilang?" serunya bengis. "Manusia bermuka
dingin telah berkunjung kemari! Manusia bermuka dingin "
Mau apa dia datang kemari?"
"Katanya ingin bertemu dengan cungcu serta
membicarakan suatu persoalan yang penting"
Paras muka Ho Thong thian berubah hebat, ia tak bisa
menduga apa maksud kedatangan pemuda itu. ia merasa tak
pernah ada hubungan dendam ataupun sakit hati antara dia
dengan pemuda itu. Akhirnya setelah berpikir beberapa saat lamanya, ia tertawa
seram, katanya: "Perketat penjagaan di ruang rahasia bagian tengah!"
Dengan hormat laki-laki itu mengiakan kemudian berlalu
untuk melaksanakan tugasnya.
Ho Thong-thian berpaling dan memandang sekejap kearah
Go Siau bi yang terbelenggu diatas palang kayu, kemudian
gumamnya : "Perempuan rendah, anggaplah umurmu masih panjang,
tunggu saja sebentar lagi!"
Habis berkata, ia menutup kembali pintu ruangan dan
berjalan menuju keruang tamu.
Meskipun jalan darah Go siau bi sudah tertotok. namun
pendengarannya masih berjalan normal, betapa gembira
1051 hatinya setelah mendengar kabar bahwa Manusia berwajah
dingin telah tiba diperkampungan itu.
Timbul kembali harapannya untuk melanjutkan hidup.
"Mungkinkah ia datang kemari untuk menolong aku"
begitulah dia mulai berpikir, tapi mungkinkah ia sudi
menyelamatkan jiwaku" Bukankah ia telah membenci aku dan
ingin membunuh aku?""
Apalagi setelah teringat bahwa ia berada dalam keadaan
telanjang bulat, dimana hampir semua bagian rahasia
tubuhnya tertera nyata, ia merasa malunya bukan kepalang,
kalau bisa dia ingin mati saja sehingga tak perlu menanggung
rasa malu. Dalam pada itu Ho Thong thian telah muncul diruang
depan, ia saksikan seorang pemuda tampan yang berwajah
dingin sedang berdiri sambil bergendong tangan ditengah
ruangan-ketika sepasang mata mereka membentur satu sama
lainnya, tanpa sadar seluruh tubuhnya bergidik, Ia merasa
sorot mata orang itu tajam sekali, membuat siapa pun jadi
bergidik rasanya. Tapi dia berusaha untuk menekan perasaan hatinya, sambil
tertawa terbahak-bahak ia menjura lalu berkata:
"Apakah sauhiap adalah Manusia bermuka dingin yang
namanya telah menggetarkan seluruh dunia persilatan?""
"Betul, itulah aku orangnya"
"Silahkan duduk dan minum teh "
"Tak usah, apakah engkau yang bernama Ho Cungcu?""
"Benar, boleh aku tahu apa maksud kedatangan sauhiap ke
Sepasang Naga Penakluk Iblis 10 Pendekar Pemetik Harpa Karya Liang Ie Shen Pengelana Rimba Persilatan 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama