Ceritasilat Novel Online

Tengkorak Maut 17

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 17


Secara beruntun Han Siong Kie mundur tiga langkah
kebelakaog dengan hati terkesiap dan perasaan heran
serunya. 1122 "Apa" jadi pemilik benteng maut juga berrada didalam
lembah kematian ini?"
"Benar" sepasang siluman hitam putih membenarkan
'"boleh dibilang beliau adalah pemilik dari lembah kematian "
"Terima kasih atas kemurahan hati majikan "
Han siong Kie mendengus dingin ujarnya kemudian:
"Apakah aku boleh tahu apa maksud dan tujuan yang
sebenarnya dari kamu berdua ketika hendak mengangkat
sumpah aneh itu dimasa lalu ?"
siluman putih menghela napas panjang setelah termenung
sebentar sahutnya dengan wajah serius:
"Panjang sekali kisahnya untuk diceritakan bagaimana
kalau majikan berkunjung dulu ke rumah kediaman hamba
berdua, disitu barulah kami bercerita panjang lebar ?"
Han siong Kie berpikir sebentar, akhirnya dia mengangguk:
Dengan sikap yang sangat hormat Siluman putih
mengiakan, bergeraklah perempuan aneh itu menuju kearah
tebing curam dibelakang gundukan tanah itu. sementara
siluman hitam mengiringi di belakang anak muda itu.
selang beberapa saat kemudian sampailah mereka didalam
sebuah goa yang lebar dan cukup luas, siluman putih segera
bergeser kesamping dan mempersilahkan majikannya untuk
masuk lebih dulu katanya:
"Majikan, pemilik benteng maut juga berdiam didalam gua
batu ini" sambil menuding kearah batu karang disebelah kiri
lanjutnya: "Itulah dia tempat mengasingkan diri dibalik tebing karang
itu, sudah lima puluh tahun lamanya tak pernah munculkan
diri" 0000dw0000 1123 BAB 62 MENGIKUTI arah yang ditunjukkan Han siong Kie
menengadah keatas, ia lihat tebing karang itu sangat tinggi
dan tertutup kabut yang tebal maka sambil mengangguk
diapun masuk kedalam goa.
Ruangan didalam gua itu sangat lebar dan kering,
diantaranya terbagi pula menjadi tiga buah goa yang agak
kecil. sesudah duduk diatas sebuah pembaringan batu dalam gua
itu, sepasang siluman putih dan hitam menghidangkan
buah2an dan sayur-sayuran kemudian sambil mengambil
semangkok air bersih katanya dengan wajah bersungguh2:
"Disini tiada makanan lain silahkan majikan makan
seadanya untuk mengisi perut"
Kebetulan Han siong Kie juga merasa lapar, maka tanpa
sungkan2 ia menyikat makanan yang dihidangkan untuk
menangsal perut. selesai bersantap. dia memerintahkan ke dua orang
siluman itu untuk duduk lalu katanya:
"sekarang aku ingin mendengar kisah cerita kamu berdua
dari awal sampai akhirnya terkurung dilembah ini"
Sepasang siluman hitam putih itu tidak langsung
menjawab, mereka saling berpandangan sekejap. kemudian
siluman hitam baru berkata dengan lembut:
"sumoay, biar akulah yang akan melaporkan kisah kejadian
ini kepada majikan, tentunya engkau tidak keberatan bukan?"
siluman putih mengangguk. "Baik, suheng sajalah yang
bercerita" Perlahan-lahan siluman hitam menghadap ke arah Han
siong Kie, lalu ujarnya: 1124 "Majikan silahkan engkau mendengarkan sebuah kisah
cerita yang akan kukisahkan berikut ini"
Agak bergolak perasaan hati Han siong Kie sesudah
mendengar perkataan itu,pada puluhan tahun berselang
sepasang siluman putih hitam telah malang melintang dalam
dunia persilatan, setiap orang jeri dan ketakutan bila bertema
dengan mereka, dalam waktu singkat banyak pembunuhan
masal telah dilakukan oleh mereka, dia menduga kisah cerita
ini pastilah mengerikan. Maka seraya mengangguk sahutnya:
"Berceritalah" Suatu perasaan sedih dan gusar memancar keluar dari balik
mata siluman hitam, kulit wajahnya yang hitam seperti habgus
berkerut kencang, ini menunjukkan bahwa hati nya diliputi
emosi. Lama sekali pergolakan hatinya itu baru bisa diatasi,
katanya dengan suara rendah :
"Kurang lebih enam puluh tahun berselang dalam dunia
persilatan telah muncul sebuah perguruan baru yang
dinamakan perguruan Thian it bun, ketuanya adalah Kiu thiau
it sian (elang sakti dari langit sembilan ) Ki Goan thong. Ilmu
silat yang dimiliki orang ini sangat tinggi dan pengaruhnya
amat luas. begitu luar biasanya kemampuan yang dimiliki
orang ini membuat para ketua perguruan yang ada pada
waktu itu sama2 kagum dan iri kepadanya. Ki Goan thong
belum menikah tapi dia menerima sepasang laki perempueu
sebagai muridnya, menurut maksud hatinya semata"
Berbicara sampai disini, mendadak siluman hitam berhenti
sebentar dan melirik sekejap kearah siluman putih
Melihat lirikan itu siluman putih segera tundukkan
kepalanya rendah2 1125 Selang sesaat kemudian, siluman hitam meneruskan
kembeli kata2 nya : "Pada mulanya Ki Goan thong bermaksud untuk
menikahkan kedua orang ahli warisnya ini menjadi suami istri,
kemudian baru menerima warisan seluruh ilmu silatnya"
Han siong Kie mengangguk tiada henti2nya secara lapat2
dia telah dapat menduga siapakah sepasang laki perempuan
yang sedang diceritakan itu.
Sesudah berhenti sebentar, siluman hitam meneruskan
kembali kisahnya. "Pada waktu itu sepasang laki perempuan itu baru berusia
enam tujuh belas tahunan tetapi ilmu silat yang mereka miliki
telah mencapai pada puncak kesempurnaan tentu saja dalam
hati kecilnya merasa sangat setuju dengan rencana dari
gurunya itu, suatu hari ketika ketiga orang itu sedang
melakukan perjalanan diatas gunung chin nia, secara
kebetulan telah mendapatkan sepasang Bak ci "
"Bak ci?" seru Han siong Kie tak tahan, ia heran dan tidak
mengerti dengan benda yang disebutkan itu.
"Benar Bak ci adalah sejenis tumbuhan yang sangat langka
sekali, bukan saja tak ternilai harganya bahwa siapapun yang
memakannya bisa awet muda dan berbadan sehat. Betapa
gembira mereka bertiga setelah mendapatkan Bak ci yang
sangat berharga itu, kebetulan waktu itu kami memang
sedang menuju kebukit Chin nia untuk mencari beberapa
macam bahan obat2an sebagai kekuatan dalam latihan.
Karena penemuannya ini maka kamipun lantas meninggalkan
tujuan semula dengan membawa sepasang Bak ci tersebut
buru2 kami berangkat pulang ke gunung."
Berbicara sampai disitu, kembali siluman hitam
menghentikan ceriitanya, hawa napsu membunuh yang sangat
tebal tiba-tiba memancar keluar dari balik matanya dan
menyelimuti wajahnya yang hitam pekat, lanjutnya lebih jauh:
1126 "Entah bagaimana kemudian, ternyata kabar berita tersebut
telah tersiar luas keseluruh dunia persilatan, ketika kami
bertiga baru saja tiba kembali dirumah, tiba2 beratus-ratus
orang jago lihay dari golongan putih dan hitam melakukan
penyerbuan secara besar-besaran, tentu saja tujuan mereka
yang terutama adalah sepasang Bak ci yang berharga itu"
"Karena tibanya bencana yang sangat mendadak ini,
puluhan orang murid perguruan yang waktu itu berkumpul
dimarkas segera munculkan diri dan melakukan perlawanan,
pertarungan sengit berlangsung sepanjang malam, banyak
anggota perguruan yang tewas ataupun cedera."
Sekalipun ilmu silat yang dimiliki Ki Goan thong ketua
perguruan Thian it bun sangat lihay dan berhasil
membinasakan hampir lima puluh orang jago lihay yang
menyerbu perguruannya, tapi lama kelamaan sendiripun
kehabisan tenaga apalagi musuh yang harus dihadapi rata2
adalah jago lihay kelas satu pada waktu itu seluruh tubuhnya
sudah mandi darah karena lukanya tapi ia tetap tak gentar dia
melawan terus dengan gigihnya ia tak sudi melarikan diri
tanpa mengurusi keselamatan anak muridnya".
Bercerita sampai disini kembali siluman hitam berhenti
sebentar sekujur tubuhnya gemetar keras menahan emosi
sementara sorot mata siluman putih pun penuh mengaindung
hawa napsu membunuh yang sengit tebal.
Agak tertegun Han siong Kie menyaksikan kesemuanya ini,
Siluman hitam bercetita lagi.
"Pada saat itu dua orang ahli waris dari Ki Goan thong juga
sudah berlumuran darah menghadapi serangan maut yang ber
lapis2 itu keadaannya sangat kritis dan berbahaya tampaknya
ketiga orang guru dan murid itu bakal mampus ditangan
musuh2nya Mendadak Ki Goan thong mengerahkan sisa
kekuatannya dan secara beruntun membunuh lagi dua belas
1127 orang jago lawan kejadian ini memaksa pihak lawan terdesak
mundur sebelakang Megggunakan kesempatan itulah Ki Goan thiong
mengambil keluar sepasang Bak ci yang didapatinya itu dan
masing2 dimasukkan kedalam mulut kedua orang shli
warisnya, kemudian ia membentak Keras. "Cepat melarikan
diri balas dendam ! Tidak menurut berarti melanggar perintah"
Siluman hitam tarik napas panjang2 tampaknya ia hendak
menggunakan cara itu untuk meringankan dadanya yang
terasa sesak sambungnya lagi.
"Dalam keadaan apa boleh buat kedua orang ahli warisnya
itu dengan menekan rasa sedih dan gusar melarikan diri dari
kepungan musuh sementara Ki Goan thong sendiri dengan
mengerahkan segenap sisa kekuatan yang dimilikinya
melindungi dua orang muridnya hingga lolos dari kepungan
dia sendiri akhirnya kehabisan tenaga dan tewas di tangan
lawan, sejak itulah perguruan Thian it bun terbasmi dari muka
bumi " "Bagaimana selanjatnya ?" tanya Han siong Kie dengan
perasaan ingin tahu. Pek yau atau siluman putih memandang sekejap
saudaranya yang sedang diliputi emosi, kemudian katanya.
"suheng biarlah aku yang melanjutkan bercerita"
siluman hitam mengangguk. maka siluman putih
melanjutkan kembali ceritanya:
"setelah kejadian itu para jago lihay dari golongan putih
maupun hitam yang ikut serta didalam operasi tersebut
melakukan pencarian dan penggeledahan secara besar2an
diseluruh kolong langit untuk menemukan jejak dua orang ahli
waris dari perguruan Thian it bun, tapi rupanya mereka
hendak membasmi rumput hingga ke akar2nya sehingga tidak
meninggalkan bencana dikemudian hari. Karena
1128 penggeledahan secara besar- besaran itu, terpaksa sepasang
kakak beradik seperguruan itu melarikan diri keatas gunung
yang terpencil untuk menyembunyikan diri sambil melatih ilmu
silat perguruannya. Delapan tahun kemudian mereka muncul
kembali ke dalam dunia persilatan dan melakukan
pembantaian secara besar-besaran untuk menuntut balas atas
sakit hati yang telah menimpa perguruannya"
"Dan kedua orang ahli waris dari Thian it bun itu tentulah
kalian berdua bukan?" seru Han siong Kie kemudian.
"Tebakan majikan memang sangat tepat. Kedua orang itu
memang tak lain adalah kami berdua"
"Dan sepasang Bak ci tersebut telah kalian makan "
"Benar " "Itu berarti semestinya wajah kalian tetap awet muda,
kenapa sekarang malahan..."
"Maksud majikan, kenapa wajah kami berdua pada saat ini
malahan berubah jadi makhluk aneh yang manusia tidak mirip
manusia, setan tidak mirip setan ini ?"
"Jadi raut wajah tersebut bukan raut wajah kalian yang
sebenarnya?" bukan menjaweb. Han siong Kie malahan balik
bertanya. "Bukan, raut wajah kami yang asli tidak begini. Ketika kami
sedang berlatih ilmu silat diatas sebuah bukit, kami telah salah
makan dua biji buah liar, dalam beberapa hari saja raut wajah
kami telah berubah jadi seaneh ini, oleh sebab itulah setelah
turun gunung kami dianggap orang sebagai makhluk silumandan
dari sini pula orang lantas menyebut kami sebagai Hek
pek siang yu" "0ooh, kiranya begitu"
"Maka dendam dan benci yang berkecamuk dalam dada
kami berdua sukar dikendalikan lagi" siluman putih
1129 melanjutkan, "maka setelah turun gunung kami mulai
melakukam pembalasan dendam, bukan saja musuh besar
kami basmi bahkan keturunannya juga kami jagal secara keji,
hanya dalam sebulan saja sudah hampir seribu orang manusia
yang kami bunuh, kejadian ini segera menimbulkan rasa gusar
dari umat persilatan dikolong langit, mereka bersatu padu
untuk menghadapi kami berdua.." Ia berhenti sebentar untuk
tarik napas, lalu tambahnya:
"Dalam suatu pertempuran sengit yang kemudian
berlangsung, kami berdua dikerubuti oleh tiga ratus orang
lebih jago2 persilatan dari seluruh pelosok dunia, keadaan
kami sangat kritis dan hampir saja jiwa kami melayang
ditangan mereka, untung majikan lembah ini munculkan diri
tepat pada waktunya dan loloslah kami berdua dari ancaman
bahaya maut, sejak itulah kami lantas diboyong kelembah
kematian ini dan harus berdiam disini untuk menyesali
perbuatan kami selama ini, kami memang bertobat karena
beribu-ribu orang telah kami bunuh selama ini, begitulah
dalam sekejap masa lima puluh tahun sudah lewat tanpa


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terasa.." "Kalau begitu sampai sekarang kalian masih belum
melaksanakan perintah dari mendiang gurumu?"
"Pesan terakhir apa?"
"Bukankah gurumu memerintahkan kepada kalian berdua
untuk menikah dan menjadi suami istri?"
siluman putih tundukkan kepalanya rendah2 dan tidak
mengucapkan sepatah katapun. sedangkan siluman hitam
segera menjawab: "Tentang soal ini sampai sekarang belum kami laksanakan
sebab kami berdua telah bersumpah kecuali wajah kami dapat
pulih kembali seperti sedia kala kami tak akan menikah"
Han siong Kie manggut2. 1130 "sungguh sukar untuk melewatkan saat hidup selama lima
puluh tahun lamanya tanpa melanggar tata kesopanan, kalian
memang beriman tebal... aku merasa sangat kagum..."
"Aah .. majikan terlalu memuji "
"Bagaimanakah caranya untuk memulihkan kembali raut
wajah kalian yang rusak ini."
"Menurut keterangan yang diberikan majikan lembah ini
kepada kami, buah liar yang telah kami salah makan bernama
Gi heng tok ko buah racun perubah wajah, dikolong langit
dewasa ini hanya ada seorang manusia yang bisa
memunahkan racun buah itu dan dialah yang bisa memulihkan
kembali raut wajah kami berdua menjadi wajah yang aslinya"
"siapakah orang itu ?"
"orang itu bernama Ban tok cousu "
"Ban tok cousu " Belum pernah aku dengar tentang nama
tokoh silat ini " "Benar, menurut keterangan yang berhasil kami
kumpulkan, kemungkinan besar Ban tok cousu sudah lama
meninggalkan dunia ini, kami berharap bisa menemukan ahli
warisnya" Tiba2 Han siong Kie teringat kembali akan seseorang yakni
Tok kun Dewa racun Yu Hoa yang sudah menggabungkan diri
dengan perkumpulan Thian che kau, mungkinkah dia ahli
waris yang dimaksudkan"
"Aaah,. asal persoalan ini kutanyakan kepada engkoh tua
pengemis dari selatan urusan pasti akan beres" pikirnya dihati.
Diapun tidak mengungkapkan jalan pikirannya itu, hanya
ucapnya dengan hambar: "Kalau toh di dunia ada manusia yang bernama Ban tok
cousu, rasanya tidak sulit untuk menemukan ahli warisnya.
ooh iya apakah kalian mengetahui keanehan serta
1131 kemisteriusan apakah yang telah menyelimuti lembah
kematian ini sehingga suasananya seram ini?"
Dengan penuh rasa hormat siluman hitam menerangkan.
"Disekitar mulut lembah kematian tumbuh sejenis rumput
beracun yang tiada taranya dikolong langit, rumput itu
bernama sip poh Pak kut cau (rumput sepuluh langkah tulang
putih) sampai dimanapun kepandaian silat yang kau miliki bila
rumput itu tersentuh maka sepuluh langkah kemudian
tubuhnya akan hancur menjadi darah kental. dan sekejap
mata kemudan akan berubah jadi seonggokan tulang putih
yang berserakan!" Diam2 Han Siong Kie tarik nafas dingin tanpa terasa ia
terbayang kembali akan ke jadian yang menimpa Nyio Yong,
hakim pengejar sukma yang merupakan salah seorang
diantara dua utusan khusus perkumpulan Thian che kau.
lantaran melewati perbatasan antara mati dan hidup, dia
harus mati dalam keadaan mengenaskan dan dalam sekejap
mata mayatnya telah berubah jadi seonggokan tulang putih
belaka. Sekarang ia baru ingat, dirinya tidak terpengaruh oleh
racun itu mungkin hal ini ada hubungannya dengan kejadian
ganti tulang yang pernah dialaminya setelah berendam
disumber air Teeb meh Ieng swan dimasa lampau.
Sesudah termenung beberapa saat lamanya maka diapun
bertanya lagi: "Apakah majikan dari lembah ini juga tidak terpengaruh
oleh racun dari rumput tersebut?""
"Hamba rasa memang begitulah, kalau tidak maka tak nanti
dia bisa menjadi majikan dari lembah Kematian!"
"Dia dulunya dia adalah pemilik benteng maut ?"
"Benar dialah pendiri dari benteng maut l"
1132 Mendengar jawaban itu kembali Hin Si-ong Kie berpikir
didalam hati kecilnya : 'Kalau begitu pastilah majikan benteng maut yang sekarang
adalah ahli warisnya atau mungkin juga generasi yang ketiga
dari penerus benteng maut lalu apa sebabnya pemilik benteng
maut angkatan pertama itu meninggalkan bentengnya dan
malahan mengasingkan didalam lembah kematian yang sunyi
dan terpencil ini "'
Tiba2 siluman putih menerangkan :
"Pemilik lembah kematian ini she Ouyang dan bernama
Beng" "Oooh.." meskipun diluar Hin siong Kie hanya berseru
demikian pada hal didalam hati kecilnya dia mengulangi nama
Ouyang Beng ini sampai beberapa kali.
Sementara sianak muda itu belum sempat mengucapkan
sesuatu siluman putih telah berkata lagi.
"Setelah ilmu silatnya sangat lihay Ouyang cianpwe juga
sangat lihay dalam ilmu meramal, dia memiliki kemampuan
untuk meramalkan kejadian yang akan datang, ketika kami
berdua masuk kedalam lembah ini, untuk pertama kalinya
beliau telah meramalkan bahwa lima puluh tahun kemudian
kami berdua bakal ditolong oleh orang pertama yang
memasuki lembah ini dan selanjutnya muncul kembali dalam
dunia persilatan oleh sebab rahasia itu maka kami berdua
lantas bersumpah akan menganggap orang pertama yang
memasuki lembah ini adalah majikan kami"
Han siong Kie berdiri tertegun sesudah mendengar
keterangan itu, pikirnya:
"Kalau toh owyang Beng memiliki kepandaian untuk
meramalkan kejadian yang akan datang, kenapa ia tak dapat
meramalkan kalau orang pertama yang akan masuk kedalam
lembah ini sebenarnya tak lain adalah musuh bebuyutan dari
1133 benteng maut?" Belum habis dia berpikir tiba2 siluman hitam
telah berseru lagi dengan lantang:
"ooooh ya hampir saja kelupaan, sebelum menutup diri
tempo hari, ouyang cianpwe telah meninggalkan secarik
kertas yang katanya kertas itu harus di serahkan kepada
orang pertama yang memasuki lembah ini. Dan orang yang
dimaksudkan itu pastilah majikan"
Habis berkata dia lantas masuk kedalam gua batu yang ada
di sebelah kanan, selang sesaat kemudian dia telah muncul
kembali sambil membawa secarik kertas kuning.
Dengan sikap yang sangat hormat kertas kuning itu lantas
diangsurkan ketangan Han siong Kie.
Berdebar juga hati sianak muda itu menerima kertas kuning
itu, dengan jantung yang berdetak keras dia membuka lipatan
kain kuning itu dan membaca isinya.
Ternyata isi kertas ini hanya beberapa bait kata yang sama
sekali tak diketahui makna artinya:
"Tipu muslihat banyak didunia, bencana timbul karena
saudara yang tak akur. Disaat dendam tertera nyata,
disanalah penghianat terbasmi lenyap"
Han siong Kie termasuk seorang pemuda yang cerdas dan
berotak encer, tapi meskipun ia sudah berulang kali
mengulangi kata2 dari syair tersebut, toh tak berhasil juga
memecahkan arti kata2nya itu.
Andaikata keempat bait syair tersebut benar2 memang
dibuat oleh ouyang Beng pemilik benteng maut yang pertama
khusus untuk dirinya, maka bait yang pertama tak perlu
diterangkan sudah jelas artinya.
Kemudian pada bait kedua dikatakan Bencana timbul
karena saudara yang tak akur, dari sini menunjukkan bahwa
bencana yang sedang berlangsung sekarang timbulnya dari
dua bersaudara yang kurang akur hubungannya satu sama
1134 lain, lalu siapakah yang dtmaksudkan sebagai saudara yang
tidak akur itu " Pada bait ketiga dikatakan Disaat dendam tertera nyata
padahal pada saat ini dia sudah tahu bahwa musuh besarnya
adalah tengkorak maut, apanya lagi yang kurang nyata ?"
Kemudian pada bait yang terakhir digunakan kata
pengkhianat siapakah penghianat tersebut "
Teka teki, suatu teka teki yang susah untuk dipecahkan.
Mereka tak dapat menyelusuri makna dari bait syair
tersebut, terpaksa Han siong Kie menyimpan kembali kertas
kuning itu kedalam sakunya dengan suara agak emosi dia
bertanya: "Benarkah tulisan ini ditinggalkan owyang Beng
pada lima puluh tahun berselang?"
siluman hitam mengangguk.
"Betul majikan sejak menutup diri pada lima puluh tahun
berselang beliau tak pernah munculkan diri lagi dari tempat
pertapaannya itu" "Apakah dia mengasingkan diri dalam dinding bukit ini"
"Apakah majikan ingin-.."
"Benar, aku ingin sekali berjumpa muka dengan dia orang
tua" "Dinding tebing ini hampir boleh dibilang tegak lurus dan
curam sekali, jangankan manusia monyetpun tak mampu
untuk memanjatnya, lagipula kita toh tak tahu dimanakah
owyang cianpwe mengasingkan diri, kejadian tersebut sudah
terjadi setengah abad lamanya, siapa tahu beliau sudah
pulang ke alam baka"
"Betul juga perkataan ini" pikir Han siong Kie di dalam hati,
"toh aku tak ada kepentingan apa2 untuk menjumpainya, buat
apa musti bersusah payah ?" Maka diapun alihkan pokok
pembicaraan kesoal lain-lainnya.
1135 "Apakah kalian berdua sudah bulatkan tekad untuk
mengangkat aku sebagai Majikan mu"
"sumpah yang telah kami lakukan tak akan kami ingkari
kembali" jawab sepasang siluman putih hitam bersama .
"Aku boleh sama membawa kalian keluar dari lembah ini,
tapi kalian tak usah menyebut begitu kepadaku, aku anggap
saja diriku ini adalah sobat kalian ?"
"Tidak sumpah yang telah diucapkan tak boleh diingkari
lagi" jawab, kedua orang itu tegas.
"seandainya aku tidak bersedia lantas bagaimana ?" tanya
Han siong Kie tiba2. sepasang siluman hitam putih tertegun,
lama sekali siluman hitam baru berkata.
"Kalau memang demikian adanya, itu berarti kami berdua
sudah tak punya muka untuk muncul kembali dalam dunia
persilatan, daripada hidup menanggung derita, lebih baik
membereskan nyawa sendiri saja"
Agak lama Han siong Kie termenung, pelbagai ingatan
berkecamuk dalam benaknya, lalu diapun berkata:
"Begini saja, kalau aku disebut majikan... majikan.. geli
rasanya hatiku, maka biarlah aku mengambil jalan tengah,
mulai hari ini kalian akan kuterima sebagai anggota perguruan
Thian lam, dan kalian sebut aku sebagai ciangbunjin,
bukankah hal ini lebih enak di dengar?""
Buru2 sepasang siluman Hitam dan Putih jatuhkan diri
berlutut keatas tanah. "Tecu menghunjuk hormat buat ciangbunjin" seru mereka
hampir berbareng. "Bangunlah, setelah keluar dari lembah ini aku akan
berusaha keras untuk memunahkan racun Gi hang tot ko yang
bersarang ditubuh kalian, setelah raut wajah kalian pulih
1136 kembali seperti sedia kala maka kalian berduapun bisa
memenuhi perintah dari mendiang guru kalian "
"Terima kasih atas bantuan cianbunjin" sahut kedua orang
siluman itu setelah memberi hormat merekapun bangkit
berdiri sekarang Han siong Kie baru teringat akan tujuan
kedatangannya ketempat itu, sesudah memeriksa sebentar
kedalam goa itu katanya. "Aku membutuhkan sebuah ruang yang bagus untuk
mempelajari ilmu kepandaian, setelah itu maka kitapun akan
meninggalkan tempat ini"
"Ciangbunjin?" ujar siluman putih "tidak jauh dari tempat ini
terdapat sebuah gua alam yang bersih dan tenang, biarlah
tecu pergi membereskan gua itu"
"Baik pergilah cepat"
selang beberapa saat kemudian siluman putih telah muncul
kembali didalam gua tersebut katanya:
"silahkan ciangbunjin menuju kedalam goa itu, makanan
dan minuman setiap hari tecu akan mengaturnya buat
ciangbunjin" Dengan penuh rasa haru dan berterima kasih Han siong Kie
memandang sekejap kearah sepasang siluman itu kemudian
diapun melangkah keluar dari goa itu.
Benar juga, kurang lebih sepuluh kaki dari gua tersebut
terdapat sebuah goa lain yang terdiri dari batu2 cadas
berwarna putih, setelah lima kaki memasuki goa tersebut, luas
goa itu mencapai tiga kaki lebih, tempat itu memang
merupakan sebuah tempat berlatih silat yang paling ideal.
Setelah sepasang siluman hitam putih minta diri, dari
sakunya Han siong Kie mengambil keluar sarung tangan Hud
jiu popit dan mulai memeriksanya dengan teliti.
1137 setelah itu pelajaran yang tertera disana mulai dibaca,
diteliti, diamati dan diselami artinya.
Dalam waktu singkat semua konsentrasi dan pikirannya
telah terpusat menjadi satu, ia lupa akan segala2nya kecuali
mempelajari dan menyelami arti dari pelajaran yang
didapatkan itu. Waktu berlalu dengan cepatnya, beberapa hari sudah lewat
tanpa terasa. Selama ini kadang kala tiga lima hari Han siong Kie baru
sadarkan diri dan makan atau minum: untuk selanjutnya ia
tenggelam kembali dalam latihannya.


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Satu bulan berikutna, apabila Han siong Kie tidak menarik
kembali hasil latihannya sepasang siluman hitam putih sama
sekali tak mampu untuk memasuki gua itu, selapis hawa
khikang pelindung badan menciptakan dinding karang yaag
sangat kuat disekitar gua tersebut.
Tiga bulan kemudian, ia baru mengakhiri latihannya yang
luar biasa itu Meskipun wajah Han siong Kie kelihatan bertambah segar,
namun sepasang matanya malahan tidak bersinar lagi,
siapapun tak akan tahu bahwa pemuda ini sebenarnya sudah
mencapai puncak kesempurnaan yang luar biasa.
Tatkala sepasang manusia aneh itu memburu masuk
kedalam gua, Han siong Kie sudah menarik kembali
kesaktiannya, dua orang manusia itu lantas jatuhkan diri
berlutut seraya memuji : "Kionghi . .kiong hi . . selamat kepada ciangbujin yang
telah berhasil sukses dengan latihannya semoga ciangbujin
jaya sentausa untuk selama selamanya!"
"Tak usah banyak adat, hayo pada bangun berdiri!" tukas
sianak muda itu sambil ulapkan tangannya berulang kali. tentu
saja rasa girang yang menyelimuti hatinya sekarang sukar
1138 dilukiskan dengan kata2. ia gembira karena apa yang di
cita2kan akhirnya berhasil tercapai juga.
"Ciangbunjin, bolehkah kami tahu ilmu sakti apakah yang
telah dilatih olehmu selama ini?" tanya siluman putih dengan
wajah heran dan ingin tahu.
"Si mi sinkang!"
"Apa" Si mi sinkang yang maha dahsyat itu" jerit sepasang
manusia siluman itu dengan jantung berdebar keras,
"Benar, Si mi sinkang yang tercantum dalam sepasang
saruog tangan Buddha emas!"
Sekujur badan siluman hitam gemetar keras, gemetar
karena terpengaruh oleh emosi katanya:
'Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan.
katanya Si mi sinkang ada!ah suatu ilmu salat yang tiada
tandingannya didunia ini sungguh tak kusangka ciangbunjin
telah menguasai kepandaian se sakti itu. Oh ciangbunjin!
Bersediakak engkau untuk mendemontrasikan kelihayanmu
dihadapan kami berdua?"
"Tentu saja" sahut Han siong Kie sambil tersenyum, mari
kita keluar dari gua ini!"
Sianak muda itu lantas bergerak dan keluar dari gua
tersebut diikuti sepasang manusia siluman.
Setibanya didepan sebuah batu cadas yang tingginya
beberapa kaki lebih kurang tiga tombak dari mulut gua,
pemuda itu berdiri memasang kuda2. menghimpun tenaga lalu
meneken perlahan diatas batu itu.
Tekanan ini enteng dan lembut. bukan saja sama sekati
tidak menimbulkan hembusan angin serangan, bahkan lebih
mirip dengan suatu gerakan pura2, malahan batu cadas itu
sendiripun tidak menunjukan perubahan apa apa,
1139 Sepasang manusia siluman itu tertegun dan berdiri dengan
wajah tidak habis mengerti. mereka tak tahu apa yiog sedang
dilakukan oleh ketuanya itu .
Sementata rasa heran masih menyelimuti wajah mereka
berdua segulung angin gunung berhembus lewat apa yang
terjadi" batu cadas yang berada di hadapan si anak muda itu
mendadak hancur sendiri dan berubah menjadi setumpukan
bubuk halus. Menghantam sebuah batu cadas dari jarak tiga kaki hingga
hancur menjadi bubuk kekuatan daya serang yang
didemontrasikan sianak muda itu benar2 merupakan suatu
kejadian yang mengerikan sekali.
Baik siluman putih maupun hitam terbilang jago2 kelas satu
yang berilmu tinggi tak urung terbelalak juga dibuatnya oleh
kelihayan ketuanya ini mata mereka kontan jadi terbelalak
mulut melongo dan sekujur badan bergetar keras.
Jangankan kedua orang itu bahkan Han siong Kie
sendiripun merasa amat terkejut dengan hasil yang berhasil
dia capai mimpipun dia tak menduga kalau kehebatan dari
ilmu Si mi sinkang ternyata dapat mencapai sampai taraf
setinggi itu. Lama sekali kedua orang siluman itu termangu2, akhirnya
dengan penuh emosi mereka berseru:
"Ciangbunjin, boleh kah kami tahu apakah hari ini juga kita
akan tinggalkan lembah ini?"
Han siong Kie mengangguk.
"Betul dan kalian berdua boleh segera membereskan
barang2 milik kamu berdua, sekarang juga kita akan keluar
dari lembah ini" Sudah lima puluh tahun sepasang siluman itu terkurung
dalam lembah tersebut, bisa dibayangkan betapa gembiranya
dua orang itu setelah akan muncul kembali dalam dunia
1140 persilatan, tanpa banyak bicara lagi mereka kabur kembali
kedalam guanya dengan wajah berseri.
Han siong Kie sendiri dengan sorot mata yang tajam
mengawasi keadaan disekitar tempat itu, lalu dia melompat
naik ke atas sebuah dinding cadas yang besar dan tingginya
mencapai sepuluh kaki lebih, dengan bacokan telapak
tangannya ia membuat sebuah lubang diatas batu tersebut,
kemudian memasukkan sarung tangan Hud jiu popit ke dalam
lubang batu tadi dan setelah itu batu cadas yang amat besar
itu didorong menempel diatas dinding bukit dan menutupi
bagian yang berlubang tadi..
Dengan begitu, maka benda mustika dunia persilatanpun
tersimpan untuk selamanya dalam sebuah batu cadas raksasa
yang amat besar dan berat itu, siapapun jangan harap bisa
mendapatkannya kembali. Sementara itu sepasang siluman juga sudah selesai
bebenah, mereka masuk gua tempat tinggainya selama ini,
dan dengan membekal senjata andalan mereka dimasa lalu,
buru2 menghampiri pemuda tersebut.
Sementara itu Han siong Kie sedang memandang ujung
lembah itu dengan sorot mata setajam sembilu. katanya
kemudian dengan suara dingin:
"Setelah keluar dari lembah ini, kita akan melakukan
pembunuhan secara besar-besaran"
"Melakukan pembunuhan?" tanya sepasang siluman dengan
wajah tertegun. "Benar, sewaktu hendak masuk lembah ini, aku telah
melangsungkan pertarungan melawan tokoh2 sakti dari
perkumpulan Thian che kau, salah seorang diantara mereka
yang dinamakan utusan Thian che kau telah mampus dalam
lembah ini, bila dugaanku tidak meleset, sudah pasti mereka
telah mengurung mulut lembah ini sambil menunggu
kemunculanku" 1141 "Kalau mereka berani berbuat begitu itu sama artinya
sedang menantikan kematian buat diri sendiri" jerit siluman
putih dengan suara yang tinggi melengking " sudah lima puluh
tahun aku siluman putih tak pernah melakukan pembantaian
dan hari ini aku akan melampiaskan napsu membunuh dengan
sepuas2nya!" "Hayo kita berangkat!" ajak pemuda Han.
Hek peksiang yau sepasang siluman hitam putih langsung
berangkat terlebih dahulu mereka menghadap ke dinding bukit
karang di situ kedua orang itu berlutut dan menyembah tiga
kali lalu bergumam dengan suara lirih:
"Boaopwe telah melaksanakan pesan dari Cianpwe dan
sekarang akan muncul kembali ke dalam dunia persilatan
terimalah salam perpisahan dari boanpwe berdua inil"
Sehabis memberi hormat mereka lantas bangkit melewati
sebuah bukit kecil dan sampailah didepan lapangan luas yang
pe nuh dengan tulang manusia yang berserakan itu.
Han siong Kie bertindak cepat tangan kanan ia kempit
siluman putih tangan kiri mengempit siluman hitam, sekali
menjejak permukaan tanah bagaikan anak parah yang
terlepas diri busurnya meluncur sejauh sepuluh kaki lebih dari
tempat semula Dengan beberapa kali kelejitan saja. ketiga orang itu
melewati daerah rawan yang bisa mencabut nyawa manusia
itu. Perbatasan antara mati dan hidup telah dilampaui, pemuda
itu menurunkan kembali sepasang siluman itu dan alihkan
pandangannya kearah depan disana yang terlihat hanya kabut
tebal yang menyelimuti angkasa.
Tiba2.,belum beberapa langkah tiga orang iiu berjalan,
suara suitan tajam berkumandang susul menyusul dua belas
orang laki2 berbaju ketat warna hitam munculkan diri tiga kaki
1142 di hadapan mereka orang! itu bersenjata pedang dan melotot
kearah musuhnya dengan garang.
Han siong Kie mendengus dingin dengusan tersebut
menyeramkan dan penuh mengandung hawa napsu
membunuh yang mengerikan.
Apa yang diduga ternyata tidak meleset, pihak Thian che
kau telah mengutus Jago2 lihaynya untuk menyumbat mulut lembah tersebut,
padahal sudah tiga bulan lamanya ia berdiam dalam lembah
kematian untuk mempelajari si mi sinkang yang tercantum
dalam Hud jiu popit dan sekarang terbukti bahwa musuhpun
melakukan patroli selama tiga bulan disekitar perbatasan, dari
sini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa musuh memang tidak
berhasrat untuk melepaskan dirinya.
Dalam pada itu ke dua belas orang laki2 baju hitam itu
telah berhasil melihat jelas keadaan lawannya, tiba2 mereka
menunjukkan wajah tercengang, kaget dan ngeri, tanpa
disadari beberapa orang itu telah mundur beberapa langkah
kebelakang. Kiranya mereka telah menyaksikan makhluk setengah
manusia setengah setan yang berada di belekang Han siong
Kie, yakni Hek pek siang yu yang menyeramkan itu.
Sebagai mana diketahui Hek pek-siang yu memiliki
tampang yang mengerikan sekali, siapapun yang melihat
tampang itu niscaya akan bergidik dan ketakutan setengah
mati. Setelah mundur sampai beberapa kaki jauhnya, kedua
belas orang laki2 baju hitam itu baru berhenti mundur, salah
seorang di antaranya lantas bersuit nyaring, suitan tersebut
panjang, tajam dan menjulang jauh ke udara.
Hek pek siang yu menunjukkan sikap menghina, tiba2
mereka bertanya dengan suara dalam:
1143 "Ciangbunjin, kawanan tikus dan kacoak ini berasal dari
aliran atau perguruan mana?"
"Mereka " siapa lagi kalau bukan anak buah dari
perkumpulan Thian che kau?""
"Apa maksud mereka menunggu disini?" "
"Apa lagi" Tentu saja menunggu kemunculanku"
"Jadi kawanan manusia ini juga yang selama ini mengejar
dan menyerang Ciangbunjin?"
Han siong Kie tidak menjawab, tapi dia mengangguk.
Sepasang siluman hitam dan putih segera mendengus
dingin, siluman hitam menyingkir kesamping dan memberi
hormat, katanya: "Ciangbunjin, berilah petunjuk kepada hamba bagaimana
caranya kita harus selesaikan kawanan babi itu?"
"Bunuh sampai ludas" jawab Han siong Kie ketus.
Ucapan tersebut ibarat bunyi terompet malaikat elmaut
yang hendak mencabut nyawa manusia, tanpa disadari dua
belas orang laki2 baju hitam itu bergidik dan mengucurkan
peluh dingin, pedang mereka dipegang semakin erat, bahkan
kelihatan bergetar keras, jelas orang2 itu sudah siap
melancarkan serangan. Sepasang malaikat hitam putih menjengek sinis, tiba2
mereka membentak nyaring kemudian menerjang kearah
gerombolan manusia itu. Perlu diketahui dua belas orang laki2 baju hitam itu adalah
jago2 kelas dua dalam perkumpulan Thian che kau, mungkin
nama mereka cemerlang dan disegani orang dalam dunia
persilatan maka mereka diutus untuk melakukan patroli di
sepanjang perbatasan antara mati dan hidup,
1144 Tapi sekarang, tatkala dilihatnya dua orang makhluk aneh
hitam dan putih itu menerjang tiba, serentak mereka saling
berpandangan kemudian menyebarkan diri ke empat penjuru
sambil berteriak mereka putar senjata dan menyambut tibanya
serangan "Haahhh haaaahh haaahhh" "Hiiiihhh hiiiihhh
hiiiihhh" Ditengah gelak tertawa aneh yang satu keras dan yang lain
lembut sepasang manusia hitam putih telah menerkam
kedalam lapisan pedang dan menyambar musuh2nya.
Jerit kesakitan, dengusan berat menjelang sekarat
berkumandang dlangkasa men-cabik2 kesunyian yang
mencekam disekitar tempat itu.
Hancuran badan ceceran darah berhamburan menodai
perrmukaan tanah, keadaan disaat itu benar2 mengerikanTapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama hanya
sebentar tak sampai seperminum teh suasana pulih kembali
dalam keheningan- Tiada manusia yang hidup lagi disitu, kecuali Han siong Kie
bertiga, dua belas orang lelaki perkasa itu kini sudah berubah
jadi mayat, mayat2 yang tak utuh dan berlepotan darah
kental. Hanya dalam beberapa gebrakan Hek pek-siang yu telah
membereskan dua belas orang jago Thian che kau, kelihayan
tersebut cukup mengagumkan, diam2 Han siong Kie
menganggukkan kepalanya berulang kali.
00d00000w00 BAB 63 SELESAI membereskan kedua belas orang musuhnya,
sepasang siluman hitam putih berjalan kembali kehadapan
1145 Han siong Kie, kemudian berkata: " Ciangbunjin, tecu berdua
telah menyelesaikan tugas ini dengan sempurna"
"Bagus" puji si anak muda itu, "mari kita tinggalkan
tempat."

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ucapan itu belum habis diucapkan tiba2 dari depan sana
muncul tiga sosok bayangan manusia, cepat sekali gerak
tubuh ketiga orang itu. Han siong Kie lantas membatalkan perkataannya dengan
pandangan setajam sembilu dia awasi orang2 tersebut.
Kiranya orang yang baru datang adalah san tianjin (telapak
tangan kilat) se bun Lui, salah seorang diantara utusan Thian
che kau didampingi dua orang kakek jubah hitam.
Setibanya ditempat kejadian ketiga orang itu memandang
sekejap mayat yang bergelimpangan ditanah lalu berseru
kaget, enam buah sorot mata secepat kilat dialihkan ke wajah
Han siong Kie bertiga. Tatkala sinar mata mereka bertemu pandang dengan Hek
pek siang yu untuk kesekian kalinya tiga orang kakek jubah
hitam itu menjerit tertahan, pucat pias wajah mereka.
Tampang aneh dari Hek pek siang yu tiada keduanya
didunia ini, meskipun mereka adalah gembong2 iblis yang
sudah tersohor sejak puluhan tahun berselang, namun dalam
sekilas pandangan saja baik se bun Lui maupun dua orang
kakek lantas mengetahui siapa gerangan mereka itu.
Hek pek-siang yu yang disegani dan ditakuti orang ternyata
masih hidup didunia bahkan berada dalam satu rombongan
dengan Han siong Kie, peristiwa ini benar2 diluar dugaan dan
mengejutkan hati siapa pun juga.
Selain itu merekapun heran bahwa Han siong Kie berhasil
keluar dari lembah kematian dalam keadaan hidup walaupun
sudah tiga bulan lamanya tak muncul kembali dari situ.
1146 Kedua belah pihak sarma2 membungkam untuk sementara
waktu siapapun tidak ingin berbicara,
Dalam pada itu paras muka tangan kilat Se bun Lui dan dua
orang kakek berjubah hitam itu berubah berulang kali
kemunculan Hek pek siang yau amat mengejutkan mereka,
rnimpipun mereka tak menyangka bakal ketemu gembong iblis
disitu. Dengan pandangan sedingin es siluman putih menyapu
pandang sekejap kearah tiga orang itu lalu kepasa Han siong
Kie dia berkata : "Ciangbujin. siapakah bocah keparat yang mempunyai
sulaman matahari rembulan dan lintang diatas dadanya itu"
Sebutan -- Ciangbunjin kembali mengejutkan tiga orang
kakek itu. mungkinkah Hek pek siang yau juga anggota Thian
lam bun " Kalau tidak mengapa mereka sebut Han siong Kie
sebagai ketua " Sementara itu Han siong Kie sudah mendegus dingin
sahutnya dengan nada yang amat sinis :
"Orang itu . . " Dia tak lain adalah tangan kilat Se bun Lui.
salah seorang dari Utusan Thian che kau"
"Huuh..! Bu beng sian cui (prajurit kecil yang tak bernama)
manusia macam begitu pun berani gembar gembor dengan
bengis " Biar tecu hantar mereka pulang kerumah nene
moyangnya!" Tangan kilat Se bun Lu i terperanjat, dia berusaha untuk
menenangkan hatinya kemudian menegur "
Bukankah kalian berdua adalab Hek pek siang yau cianpwe
yang tersohor itu?" "Kalau betul kenapa?" sahut siluman hitam dengan mata
berkilat 1147 "Sedari kapan kalian berdua masuk menjadi anggota
perguruan Thian lam bun ?"
"Heeeh heeh heeeh bocab cilik, pertanyaan seperti itu tak
pantas kau ajukan ke padaku!"
Tangan kilat Se bun Lui tidak berani banyak bertanya lagi.
cepat ia mengerling ke arah dua orang kakek disampingnya.
tanpa mengucapkan kata lagi ketiga orang itu menjejakan
kakinya dan kabur dari situ. dalam sekejap maka bayangan
tubuh mereka sudah lenyap dibalik kabut yang amat tebal itu.
Tindakan musuh ini sama sekali diluar dugaan Han Siong
Kie. namun dia tidak bermaksud untuk melakukan pengejaran
sesudah termenung dan berpikir sejenak, akhirnya kepada
sepasang siluman itu dia berkata: "Hayo, kitapun pergi dari
sini " Dengan gerakan cepat ia lantas berangkat lebih dulu
tinggalkan tempat tersebut, Hek pek siang yu juga tidak
mengatakan apa2, dengan cepat mereka bertiga sudah jauh
meninggalkan tempat semula, mulut lembah nampak nun jauh
didepan sana. Sepanjang perjalanan, mereka tidak menemukan seorang
manusiapun, suasana hening, sepi dan tak nampak seorang
manusiapun. Setelah berhasil dengan ilmu saktinya, Han siong Kie tidak
memikirkan soal2 yang lain, hanya satu menjadi beban
ingatannya selama ini yakni menuju kebenteng maut untuk
membalas dendam. Tiga li kemudian mereka akan tiba di mulut lembah
tersebut, disaat itulah mendadak terdengar seseorang
membentak keras, suaranya nyaring ibarat guntur yang
membelah bumi disiang hari bolong.
"Berhenti" 1148 Han siong Kie terperanjat, cepat dia hentikan gerak
tubuhnya, ia tak tahu suara itu berasal dari balik hutan lebat
kurang lebih sepuluh kaki disisi kanannya.
Hek Pek siang yu tak dapat mengerem gerak tubuhnya
yang terlanjur bergerak cepat itu, mereka harus berlarian tiga
kaki lagi sebelum berhasil mengendalikan tubuhnya dan
berhenti. "siapa?" bentak Han siong Kie kemudian dengan suara
dingin. "Aku nak. jangan gugup" sahut orang itu.
Han siong Kie semakin terperanjat, sebelum ia sempat
berbuat sesuatu ibarat peluru yang meluncur kedepan, tahu2
sepasang siluman hitam putih sudah melayang kearah mana
berasalnya suara itu. Pelbagai ingatan dengan cepat melintas dalam benak
sianak muda itu, cepat ia memburu pula kedepan kearah
mana berasalnya suara itu.
Sesosok bayangan manusia tiba2 menyongsong datang
dengan cepatnya karena sama sekali tidak menduga, hampir
saja saling bertumbukan satu sama lainnya
Ditengah jeritan kaget dari kedua belah pihak orang itu
melayang turun keatas permukaan sementara Han siong Kie
sendiripun cepat menahan gerakan tubuhnya.
Orang itu ialah seorang perempuan, bahkan seorang
perempuan berkerudung hitam meskipun tak dapat dilihat
bagaimanakah raut wajahnya, tapi Han siong Kie tahu
siapakah dia. Dalam pada itu Hek pek siang yu dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat telah melayang pula kedalam
gelanggang, begitu mencapai tempat tersebut, serentak
mereka menerjang perempuan berkerudung itu.
1149 "Mundur... jangan gegabah" bentak Han Siong Kie tiba2
dengan suara lantang. Sepasang siluman hitam putih tercengang, cepat mereka
tarik kembali serangannya dan mundur sejauh tiga kaki dari
tempat semula, dengan pandangan keheranan ditatapnya
pemuda itu tak berkedip. "cianpwe" " kata Han Siong Kie kemudian sambil memberi
hormat kepada perempuan berkerudung itu, "maafkanlah
kekasaran serta kecerobohan beanpwee"
Siapa gerangan perempuan berkerudung itu " Dia tak lain
adalah manusia misterius yang menyebut dirinya sebagai
orang yang kehilangan sukma.
Tatkala mendengar suara bentakan tadi, rupanya Han siong
Kie sudah tahu bahwa ia sedang berhadapan dengan orang
yang kehilangan sukma, tapi berhubung dia ingin mengetahui
raut wajah asli dari perempuan misterius itu, maka bukan saja
tidak mencegah sepasang siluman untuk menerjang ke muka,
malahan dia sendiripun menyergap masuk kedalam hutan
dengan mengerahkan dua belas bagian hawa saktinya.
Dan kala ini tujuannya tercapai, perempuan misterius yang
bernama orang yang kehilangan sukma itu tak sempat
menyembunyikan diri lagi.
Tapi pemuda itu merasa kecewa, sebab perempuan itu
menutupi wajahnya dengan kain kerudung hitam, akhirnya toh
ia tak berhasil juga untuk melihat paras muka dari perempuan
misterius itu. Sementara dia masih termenung, orang yang kehilangan
sukma telah berkata dengan lembut:
"Nak. rupanya Thian selalu melindungi engkau, akhirnya
kau bisa keluar dari lembah kematian dengan selamat"
"Terima kasih atas perhatian dari cianpwe" "sahut pemuda
itu cepat-cepat. 1150 Selama mulutnya berbicara sorot matanya yang tajam
mengawasi potongan badan orang yang kehilangan sukma
tanpa berkedip. diam-diam ia merasa amat kenal dengan
potongan tubuh perempuan ini, hanya ia lupa dimanakah ia
pernah bertemu dengannya.
Ketika sinar matanya beralih kearah lengan baju kanannya,
ia bergetar keras seperti kena listrik tubuhnya gemetar
menahan emosi: Itulah pengorbanan dari orang yang kehilangan sukma
untuk membebaskan totokan jalan darah pada tubuhnya, dia
telah mengorbankan lengan kanannya dan lengan tersebut
hingga sekarang masih tersimpan di sakunya....
-ooo00dw00ooo- Jilid 31 DARIMANA Orang yang kehilangan sukma bisa paham cara
membebaskan pengaruh totokan dari Benteag maut"
Setelah membebaskan jalan darahnya yang tertotok
mengapa Orang yang kehilangan sukma memenggal lengan
kanan sendiri. Teka-teki kejadian ini benar2 merupakan suatu teka teki
yang susah untuk menemukan jawabannya, lebih2 ia tak
paham mengapa perempuan itu demikian menaruh perhatian
kepadanya. Sementara itu Orang yang kehilangan sukma telah berseru
dengan nada kaget bercampur tercengang:
"Bukankb kedua orang ini adalah.."
"Mereka adalah anak muridku" jawab Han Siong Kie aetelah
melirik sekejap kearah sepasang siluman hitam putih.
1151 "Mereka adalah anak muridmu " Bukankah kedua orang ini
adalah.. " "Benar, mereka adalah sepasang siluman hitam putih"
sahut pemuda itu membenarkan.
Dengan hati bergetar keras orang yang kehilangan sukma
mundur beberara langkah lebar kebelakaag, ia kelihatan
sangat terperanjat sebab bagaimanapun juga ia tak
menyangka kalau Hek pek siang yau yang pernah menyapu
jagad pada puluhan tahun berselang kini menjadi murid Han
Siong Kie. "Mereka adalah anak muridmu ?" sekali lagi perempuan
misterius itu menegaskan.
"Benar !" sahut Han Siong Kie sambil tersenyum, "Mereka
berdua secara sukarela takluk menjadi anggota perguruanku"
"Nak, aku lihat tenaga dalammu kembali mendapat
kemajuan yang sangat pesat ?"
"Benar . benar...rasanya memang begitulah !"
"Bila kau bersedia mendengarkan nasehatku lebih baik
janganlab keluar lembah melewati mulut lembah sebelah
sana" "Kenapa ?" tanya Han Siong Kie dengan hati tercekat.
"Sebab orang2 Thian che kau belum puas sebelum berhasil
menangkap dirimu !" "Oooh . . maksud cianpwe mereka telah membendung
mulut lembah itu dengan jago- jago liheynya ?"
"Begitulah yang kumaksudkan !" Orang yang kehilangan
sukma membenarkan. Hawa napsu membunuh yang tebal segera melintas diatas
wajah Han Siong Kie yang tampan ujarnya dengan dingin :
1152 "Hum..! Jika mereka berani berbuat begitu sama artinya
mereka sedang mencari kematian bagi diri sendiri !"
"Nak, kenyataan yang ada di depan mata kadangkala tidak
sesederhana seperti apa yang kau bayangkan !"
"Maksud Cianpwe ?"
"Dua li diseputar lembah tersebut telah ditanam sepuluh
laksa kati obat peledak sekali pun kungfumu lihay belum tentu
bisa menghindari kedahsyatan tenaga ledakan mesiu , . "
"Jadi tujuan cianpwe datang kemari adalah untuk
menyampaikan peringatan tersebut kepada boanpwe ?" tanya
si anak muda itu dengan hati terkesiap.
"Benar!" "Darimana cianpwe bisa mengetahui rahasia ini ?"
"Sekarang tak ada waktu bagiku untuk memberi penjelasan
di kemudian hari engkau akan mengetabui sendiri hingga
sejelas-jelasnya." Sekali lagi perasaan heran dan tercengang menyelimuti
perasaan Han Siong Kie darimana Orang yang kehilangan
sukma bisa tahu kalau ia telah memasuki lembah kematian"
Dan dari mana pula dia tahu kalau pada hari inilah dia akan
keluar dari lembah itu sehingga tepat menghadang jalan
perginya" Dan darimana pula dia bisa tahu begitu jelas
tentang rencana busuk Tbian che kau atas dirinya"
Pelbsgai kecurigaan berkecamuk dalam benaknya kemudian
ia pun berkata dengan lantang.
"Dengan dasar apakah Thian che kau begitu bernapsu
untuk membekuk diri boanpwe?"
"Tentu saja ada dasar2 yang kuat, pertama engkau pernah
memasuki benteng maut kedua engkau sudah beberapa kali
menyerbu wilayah Lian huan tau mereka memusnahkan berpuluh2
jago andalannya, kejadian ini membuat reputasi
1153 mereka dimata orang persilatan mengalami kemerosotan
hebat, dan ketiga eogkau adalah abli waris dari tahta
kepemimpinan Thian-lam pay, dengan berdasarkan akan tiga


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

alasan inilah dahulu mereka ingin menangkap dirimu hidup2,
tapi sekarang mereka akan membinasakan dirimu dengan
segala macam kepandaian dan siasat busuk yang dimilikinya."
Apa sangkut pautnya antara kedudukanku sebagai ketua
Tbian Lam bun dengan perkumpulan mereka ?"
"Pemimpin Huan mo kiong yang sekarang sudah takluk
kepada Thian che kau, kini istana Huan mo kiong sudah
dirubah menjadi kantor cabang Thian che kau untuk sektor
wilayab Thian lam!" Darah panas kontan mendidih di hati Han Siong Kie,
dengan marah ia meraung keras
"Ooh. jadi begitulah duduknya persoalan ?"
Orang yang kehilangan sukma menghela nafas panjang, ia
berpaling dan memandang sekejap sekeliling tempat itu lalu
katanya : "Aku harus segera pergi, nak. ingatlah ! Jangan sekali-kali
kau lewati mulut lembah, carilah jalan keluar yang lain dan
segeralah engkau tinggalkan tempat ini"
"Sayang sudah terlambat" tiba2 serentetan suara dingin
menyeramkan membelah kesunyian.
Sekujur badan orang kehilangan sukma gemetar keras,
secara beruntun dia mundur beberapa langkah lebar
kebelakang. Rasa kejut yang dialami Han Siong Kie pun sukar dilukiskan
dengan kata2, ia percaya tenaga dalamnya pada saat ini
sangat lihay, tapi kenyataannya ada orang berhasil mendekat
wilayah sekitar lima kaki dari tempat mereka beradapun tidak
dirasakan olehnya, dari sini dapat ditarik kesimpulan sampai
dimanakah kelihayan musuhnya itu.
1154 Hek Pek siang yau sepasang siluman hitam putih juga
sudah menyadari akan kelihayan musuhnya, mereka lantas
bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan. Dari balik popohonan lima kaki dari gelanggang, muncul
tiga sosok bayangan manusia, orang pertama adalah seorang
manusia aneh berkerudung hijau, dia adalah Thian Che kaucu,
dibelakangnya mengikuti dua orang kakek jubah hitam yang
mempunyai sulaman matahari, rembulan dan bintang
didadanya, salah seorang diantaranya adalah Tangan kilat see
bun Lui. Paras muka Han Siong Kie berubah hebat, hawa nafsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya.
Sikap orang yang kehilangan sukmapun amat serius,
dengan suara lirih dia berbisik kepada Han Siong Kie:
"Manusia berkerudung itu adalah pemimpin dari Utusan
Thian che kau, orang sebut dirinya sebagai Cian jiu mo ong
(raja iblis bertangan seribu) Tong ciao, selama ini dialah yang
selalu menyaru sebagai ketua. Hari ini, ketiga orang itu jangan
sekali-kali kau lepaskan dalam keadaan hidup, sebab bila
seorang saja diantara mereka masih hidup, maka akibatnya
sukar dilukiskan dengan kata-kata" Han Siong Ki mengangguk
dan memberikan kesanggupannya.
Dalam pada itu, raja iblis bertangan seribu Tong ciau sudah
berpaling kearah orang yang kehilangan sukma, kemudian
sambil tertawa seram ejeknya:
"Heeehhh . . heeehhh . . heeehhh. .Aku mengira siapa yang
berada disini, tak tahunya adalah kau"
Ucapan tersebut membuat Han Siong Kie jadi tertegun dia
lantas berpikir dihati: 1155 "Masakah orang yang kehilangan sukma adalah anggota
perkumpulan Thian che kau" Kalau tidak kenapa orang ini
mengenalinya ?" Sementara itu orang yang kehilangan sukma telah
membentak nyaring: "Tutup mulut anjingmu "
Jelas sekali maksudnya dia tidak mengharapkan orang itu
meneruskan kata-katanya lebih jauh.
Kepada Han Siong Kie kembali dia berbisik,
"Ingat, jangan biarkan mereka tetap hidup, akan kubantu
dirimu secara diam-diam" selesai berkata dia lantas melejit
keudara dan kabur dari tempat kejadian.
"Mau lari kemana kau ?" bentak Raja iblis bertangan seribu
Teng Ciau dengan keras, secepat kilat ia menerkam kemuka.
Han Siong Kie mendengus dingin, tubuhnya bergeser
setengah langkah ke samping lalu melepaskan sebuah pukulan
gencar, dalam serangan tersebut dia telah sertakan hawa sakti
si mi sinkang yang di milikinya, bukan saja tidak menimbulkan
suara kekuatannya sangat mengerikan
"Blaaang" suatu benturan nyaring menggelegar diangkasa,
raja iblis bertangan seribu Teng ciau yang sedang melakukan
pengejaran segera terpental hingga mencelat sejauh delapan
depa dari tempat semula. Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah, orang
yang kehilangan sukma melarikan diri dari situ dalam sekejap
mata bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan
Kejadian ini sangat mengejutkan dua orang utusan Thian
che kau yang lain, hampir saja mereka menjerit kaget.
Selama hidup belum pernah mereka saksikan kemampuan
sedahsyat itu, dan mimpipun mereka tak menyangka dengan
kemampuan yang dimiliki pemimpin utusan Thian che kaupun
ternyata pemuda itu tak mampu dihajar sampai mencelat.
1156 Han Siong Kie sendiri dengan sorot mata setajam sembilu
mengawasi manusia berkerudung itu tanpa berkedip. mukanya
seram dan penuh diliputi hawa napsu membunuh mengerikan
sekali keadaannya. Manusia berkerudung sendiri sehabis menyapu pandang
Hek pek siang yau yang berada beberapa tombak dari tempat
itu ujarnya kepada Han Siong Kie dengan suara
menyeramkan: "Manusia bermuka dingin hari ini sekali pun engkau
bersayap jangan harap bisa tinggalkan tempat ini dalam
keadaan selamat" "Hmm! besar mulut bacotmu sebutkan dulu dirimu." jengek
Han Siong Kie ssmbil mendengus dingin sikapnya amat sinis.
"Engkau ingin tahu siapakh aku" Inilah ketua dari
perkumpulaa Thian che kau!" sahut orang itu.
Han Siong Kie mengejek tiba-tiba ia menengadah dan
tertawa terbahak-bahak, "Bangsat apa yang kau tertawakan?" hardik orang
berkerudung itu marah-marah.
"Masa benar kau adalah ketua dari perkumpulan Thian che
kau?" "Siapa bilang tidak benar?"
"Huhh! Kau tak usah berlagak sok lagi lebih baik cepatcepatlah
melepaskan kata berkerudung itu!"
"Manusia bermuka dingin, engkau anggap aku..."
"Haaah heaah haahh memangnya siapa kau " Kau toh Raja
Iblis bertangan seribu Teng Ciau ?"
Sekujur badan orang itu bergetar keras karena terperanjat,
ia tak menyangka kalau asal-usulnya diketahui orang. Begitu
1157 pula dengan dua orang utusan Thian che kau yang lain paras
muka mereka berubah hebat.
Hek pek siang yau tidak ambil diam, serentak mereka
menerjang kedepan dan menghampiri gelanggang. Seketika
itu juga hawa nafsu membunuh menyelimuti seluruh angkasa.
Setelsh asal-usulnya ketahuan orang, Raja iblis bertangan
seribu Teng Ciau segera menarik lepas kain kerudung yang
menutupi wajahnya, tampaklah seraut wajah yang
menyeringai seram seperti iblis, kataya dengan nada
menyeramkan: "Manusia bermuka dingin, rupanya perempuan hina itulah
yang telah membocorkan rahasiaku padamu."
Sebagaimana diketahui, Han Siong Kie sangat menghormati
Orang yang kehilangan sukma bagaikan menghormati orang
tua sendiri ketika didengar pihak musuh memaki orang yang
dihormati sebagai perempuan hina, kontan saja ia naik pitam.
"Tutup mulut anjingmu yang bau!" bentaknya, "Teng ciao
tempat inilah tulang belulang kamu bertiga akan terkubur
untuk selamanya " "Anjing cilik, kematian sudah berada didepan mata, buat
apa engkau masih saja mengibul seenaknya ?" ejek Tangan
kilat se bun Lui tak kalah sengitnya.
Han Siong Kie tak dapat mengendalikan kemarahannya
lagi, dia ulapkan tangannya kepada Hek pek siang yau lalu,
serunya: "Hantar kedua ekor anjing ini pulang ke akherat, jangan
biarkan mereka tetap hidup dikolong langit "
Dengan sikap yang sangat hormat sepasang siluman
mengiakan tanpa banyak bicara lagi mereka menerjang dua
orang utusan Thian che kau itu.
1158 Siluman hitam menerkam si Tangan kilat se bun Lui,
sementara siluman putih menerjang utusan Thian che kau
yang lain- Han Siong Kie sendiri dengan wajah sedingin es
menghampiri Raja iblis bertangan seribu, katanya:
"Teng ciao sudah terlampau lama engkau mencicipi
kehidupan didunia ini, sekarang pun ciangbunjin akan
mengirim kau untuk berpesiar keakhirat, Nah berangkatlah
sekarang juga" seraya berkata selangkah demi selangkah ia
menghampiri lawannya. Suatu pertarungan sengitpun segera
berkobar dalam gelanggang.
Ilmu silat yang dimiliki dua orang utusan Thian che kau itu,
memang sangat lihay, dalam keadaan terdesak mereka harus
melangsungkan pertarungan adu jiwa yang mengerikanRaja iblis bertangan seribu Teng ciau adalah pengganti dari
Thian che kaucu, tentu saja tenaga dalamnya amat sempurna,
dia hanya kalah setingkat dari kaucu sendiri.
Tatkala Han Siong Kie menerjang masuk kewilayah Lian
huan tau dan menolong Go siau bi, kedua belah pihak pernah
terlibat dalam suatu pertempuran sengit waktu itu, kendatipun
Han Siong Kie dan Go siau bi sudah bekerja sama toh bukan
tandingannya juga, maka ia sama sekali tak memandang
sebelah matapun kepada musuhnya.
Selama ini dia hanya menguatirkan Pertarungan dari
Hekpek siang yu, seorang gembong iblis yang sudah puluhan
tahun lamanya lenyap dari keramaian dunia, setelah melihat
bagaimana dua orang jago yang disegani itu bertarung
melawan dua orang rekannya, diapun setengah menjadi lega.
kini dia lupa untuk mengejar orang yang kehilangan sukma,
memandang Han Siong Kie yang makin mendekat, gembong
iblis tersebut lantas tertawa seram, katanya:
1159 "Manusia bermuka dingin, masih mengharapkan tidak
untuk melanjutkan keturunan dan kejayaan dari Mo tiong ci
mo?" Han Siong Kie menghentikan langkahnya lalu menjawab:
"Teng ciau, tak tak usah mempersoalkan yang lain,
ketahuilah... jika Thian che kaucu masih bersembunyi terus
macam kura-kura, maka manusia-manusia pengganti macam
engkaulah yang bakal sial, sebab ini hari engkau sudah pasti
akan berangkat menuju ke akherat"
Begitu ucapan tersebut selesai diucapkan, secepat kilat dia
melancarkan tiga buah pukulan berantai ke depanSekilas pandangan, ketiga buah serangan tersebut sama
sekali tidak nampak lihay ataupun mengerikan, tapi justru
dibalik kelembutan itu terselip hawa sakti si mi sinkang yang
memiliki daya penghancur, bukan begitu saja, bahkan
kecepatannya melebihi apa pun juga.
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau sedikitpun tidak jeri,
telapak tangannya lantas disilangkan didepan dada dan
menangkis semua ancaman yang tiba. "Biang Blaang Blaaang
" Tiga kali benturan dahsyat menggelegar diangkasa.
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau tergetar keras dan
mundur tiga langkah, rasa kejutnya kian menjadi, dia tak
menyangka hanya berpisah beberapa bulan, ternyata
kekuatan tenaga yang dimiliki musuhnya sudah meningkat
sehebat itu. Padahal ia sendiri disebut orang Raja iblis bertangan seribu,
tentu saja tenaga dalam yang dimilikinya amat sempurna, ia
jadi penasaran, begitu terdesak secepat kilat ia menerkam lagi
kemuka dan secara beruntun melancarkan empat puluh
delapan buah pukulan berantai.
Ke empat puluh delapan buah pukulan itu dilancarkan
secara beruntun, diatas 1160 udara segera tampaklah berpuluh puluh buah bayangan
telapak tangan muncul dari pelbagai arah dan semuanya
tertuju pada bagian bagian mematikan di tubuhnya.
Angin menderu-deru empat penjuru jadi gelap oleh lapisan
debu dan pasir yang beterbangan diangkasa keadaan dikala
itu benar-benar meagerikan sekali,
Sungguh terperanjat Han Siong Kie menghadapi ancaman
selihay itu cepat dia main kan sistim pertahanan dari Mo mo
ciang hoat untuk menutup semua bagian tubuhnya dari
ancaman, "Braak!" serapat-rapatnya pemuda itu melindungi diri tak
urung sebuah serangan sempat mampir juga ke tubuhnya
kontan ia jadi terberondong kebelakang dan mundur dengan
sempoyongan. Dengus tertahan menggetar diudara meskipun Cian jiu mo
ong Teng Ciau berhasil menghantam musuhnya akan tetapi
daya pantulan yang dihasilkan lawan dari Si mi sinkangnya itu
membuat telapak tangannya jadi sakit bagaikan hancur hawa
panas segera menerjang naik dari rongga dadanya, kejadian
ini membuat hatinya tercekat dan sukma serasa melayang
tinggalkan raganya. Sementara itu keadaan Se bun Lui di pihak lain pun
berbahaya sekali, dibawah ancaman siluman hitam yang
datang secara bertubi tubi, ia ketitir hebat setiap saat
nyawanya terancam di ujung telapak tangan lawan.
Dilain pihak, utusan Thian che kau yang bertempur
melawan siluman putih sedang bertempur dengan serunya
untuk sesaat sukarlah untuk menentukan siapa menang siapa
kalah. Han Siong Kie sendiri oleb karena mempunyai hawa
khikang melindung badan, kendatipun serangan lawan


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghajar telak dibahunya. ia sendiri sama sekali tidak
terluka. 1161 Untungnya Cian jiu mo ong Teng Ciau memiliki tenaga
dalam yang amat sempurna. bila berganti dengan jago lain,
jangankan menghantamnya untuk mendekati tubuhnya
sampai jarak tiga depapun belum tentu mampu.
Raja iblis bertangan seribu sendiri menyangka bahwa di
dunia ini kecuali beberapa orang jago boleh dikata untuk
mencari kan tandingan baginya, sungguh tak nyana baru tiga
gebrakan dia sudah jatuh kecundang di tangan Manusia
bermuka dingin yang berusia dua puluh tahunan, kejadian ini
segera menimbulkan kembali sifat buasnya.
Sambil membentak keras, sekali lagi ia menerjang kemuka,
serangan demi serangan dilancarkan secara bertubi-tubi,
mengerikan sekali ancamannya itu.
Han Siong Kie sama sekali tidak gentar, dia kembangkan
permainan Mo mo ciang hoat dan membalas serangan lawan
deagaa serangan pula. Mengerikan sekali pertarungan waktu itu, kedua belah
pihak sama-sama mengeluarkan segenap ilmu simpanan yang
dimiliki, siapa pun berharap bisa menghancurkan lawannya
secepat mungkin. Suatu ketika, mendadak terdengar jeritan ngeri
berkumandang membelah angkasa.
si Tangan sakti se bun Lui yang hebat tak mampu
menghindari sebuah sergapan kilat dari siluman hitam,
tubuhnya kontan terbacok telak dan hancurlah tubuhnya
menjadi remuk seperti berkedel, darah segar berceceran
menodai permukaan tanah. Melihat rekannya tewas, utusan Thian che kau yang lain
jadi gugup, permainan serangannya jadi kacau balau tak
karuan- Kesempatan yang baik ini segera dimanfaatkan oleh
siluman putih, suatu cengkeraman kilat berhasil menangkap
1162 bahunya, baju berikut dagingnya lantas dicomot sampai
hancur sepanjang setengah depa, darah segar bagaikan
pancuran mengucur keluar tiada hentinya.
--ooo0dw0ooo- BAB 64 BERHASIL dengan serangan yang pertama, siluman putih
tidak berdiam diri sampai disitu saja, secara beruntun dia
melontarkan kembali tiga buah pukulan berantai.
Begitu tiga pukulan itu dilepaskan, untuk kesekian kalinya
jerit kesakitan berkumandang memecahkan kesunyian, sambil
muntah darah segar utusan Thian che kau itu mencelat sejauh
satu kaki lebih dan tidak bangun untuk selamanya.
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau merasa terkejut dan
panik, dalam gugupnya secara beruntun dia lepaskan
beberapa buah pukulan kilat begitu Han Siong Kie terdesak
hebat, ia lantas melejit dan siap melarikan diri
"Mau kabur ?" jengek Han Siong Kie, "jangan mimpi hayo
serahkan dulu jiwa anjingmu"
Sekali berkelebat ia sudah menghadang jalan pergi raja
iblis bertangan seribu itu, secara beruntun dia lepaskan lima
buah serangan berantai. Melihat gelagat tidak menguntungkan raja iblis bertangan
seribu tak berani gegabah lagi, timbullah niat untuk mengadu
iiwa, maka tatkala serangan musuh melanda datang,
bukannya berkelit dia malahan menyongsong datangnya
pukulan itu dengan pukulan.
selama pertempuran berlangsung, Han Siong Kie tak bisa
bertarung dengan hati lega, karena ia kuatir kalau dua orang
musuh yang sedang bertempur melawan Hek pek siang yu
berhasil kabur, ia kuatir dengan peringatan dari orang yang
1163 kehilangan sukma dimana dikatakan bila seseorang diantara
mereka berhasil kabur maka akibatnya sukar dibayangkan
Tapi sekarang, setelah dua orang yang di kuatirkan berhasil
dibikin mampus oleh sepasang siluman, iapun tidak kuatir lagi,
segenap perhatian dan tenaganya dihimpun menjadi satu
untuk melakukan sergapan sergapan maut. Lima gebrakan
kemudian, Raja iblis bertangan seribu sudah dibikin kalang
kabut tak karuan dalam waktu singkat ia sudah terjebak dalam
keadaan yang berbahaya sekali.
"Blaaang!" suara jerit kesakitan berkumandang memenuhi
angkaaa secara beruntun gembong iblis itu tergentar mundur
sejauh delapan langkah sambil muntah darah segar ia mundur
dengan sempoyongan keadaannya mengerikan sekali.
Han Siong Kie tidak meneruskan ancamannya dia tarik
kembali serangannya dan berkata dengan dingin:
"Manusia she Teng agar engkau bisa mampus dengan
tenang maka dengarlah baik-baik kataku ini. engkau adalah
manusia pertama yang bakal mampus diujung pukulan Si mi
sinkang yang maha dahsyat ini"
"Apa" Si mi sinkang?" jerit Raja iblis bertangan seribu
dengan ketakutan. Ia menjerit histeris tubuhnya melejit ke udara dan mencoba
untuk melarikan diri. Begitu Raja iblis bertangan seribu meloncat keudara Han
Siong Kie mendorong sepasang telapak tangannya kedepan, Si
mi sin kang dengan kekuatan sebesar sepuluh bagian segera
dilontarkan dari kejauhan.
Sekati lagi jerit kesakitan berkumandang memenuhi
angkasa . .. Tubuh raja iblis bertangan seribu Teng Ciau mencelat
sejauh empat kaki lebih, setelah berkelejetan di angkasa
1164 tatkala mencium tanah kembali, jiwanya sudah kabur pula ke
akherat. Menyaksikan kedahsyatan ilmu pukulan itu baik siluman
hitam mau pun siluman putih sama-sama menjulurkan
lidahnya mereka percaya kendati pun mereka berdua harus
bekerja sama belum tentu kemampuan mereka dapat
menandingi kehebatan dari Cian jiu mo ong.
"Nak, benarkah engkau sudah mempelajari ilmu sakti Si mi
ainkang ?" tiba-tiba orang yang kehilangan sukma muncul
ditengah gelanggang dan bertanya.
"Benar" sahut Han Siong Kie sambil tertawa.
"Engkau bisa membinasakan pemimpin dari para ututan
Thian che kau kemampuan sehebat ini sudah cukup digunakan
untuk melintang dalam dunia persilatan"
"Bagaimana jika dibandingkan dengan kelihayan Thian che
kaucu ?" tanya Han Siong Kie tiba-tiba dengan wajah serius.
"Tentang soal ini.. mungkin saja engkau masih sanggup
untuk menangkan dia!" "Hanya mungkin ?"
"Benar nak, dewasa ini aku hanya bisa mengatakan
mungkin, bukankah kejadian di dunia ini peauh di1iputi serba
kemungkinan ?" Dingin separuh hati Han Siong Kie setelah meadengar
jawaban tersebut dalam perkiraannya semula asal Si mi
sinkang yang maha dabiyat itu berhasil diyakinkan maka
sukarlah untuk mencari tandingan diduoia ini.
Tapi menurut Orang yang kehilangan sukma ia belum tentu
sanggup untuk mengalahkan Thian che kaucu, itu bukankah
berarti pula bahwa tenaga dalam yang dimiliki Thian-che
kaucu sudah mencapai puncak kesempurnaan yang sukar
dilukiskan dengan kata-kata"
1165 Kendatipaa begitu, ia tidak putus asa malahan dengan
angkuh katanya: "Sekalipun ilmu silatku masih merupakan suatu
kemungkinan untuk mengalahkan die tapi suatu ketika aku
pasti akan pergi mencarinya, akan kubikin perhitungan dengan
dirinya" "Engkau tak usah pergi mencarinya, dialah yang akan
datang mencari dirimu !"
"Seberapa banyak toh utusan-utusan yang dimiliki
perkumpulan Thian che kau ?"
"Semuanya ada sepuluh orang."
"Dan sekarang . ."
"Sekarang sudah mati tiga orang ditambah seorang mati
didalam perbatasan antara mati dan hidup serta tak lama
engkau berhasil membinasakan Tengkorak maut gadungan itu
maka jumlahnya menjadi lima, itu berarti sampai sekarang
masih ada lima oraag utusan khusus dari perkumpulao Thian
che kau yang masih hidup."
"Apakah tenaga dalam yang mereka miliki rata-rata lihay
semua ?" "Tidak, Malahan diantara mereka ada yang memiliki
kemampuan jauh lebih dahsyat lagi, ssbelum kau keluar dari
lembah kematian Thian che kaucu telah berkunjung sendiri
kemari tapi oleh karena kau belum juga keluar dari lembah ini,
maka setelah memerintahkan orang-orangnya untuk
memasang alat peledak ia telah kembali dahulu ke markas
kalau ia masih berada disini:.. aaai sukarlah untuk diketahui
siapa yang bakal hidup dan siapa yang bakal mati"
"Aaah belum tentu begitul" seru Han Siong Kie dengan
cepat. 1166 "Sekarang engkau adalah seorang ketua dari suatu
perguruan, sebelum dendam sakit hatimu terbalas setiap
persoalan yang kau hadapi harus dipikirkan dengan otak
dingin, janganlah terlalu memburu napsu, ketahuilah ilmu silat
ibaratnya samudra yang luas, dimanapun ada orang-orang
pintar yang tersembunyi, jangan disebabkan oleh luapan
emosi mengakibatkan segala sesuatunya menjadi berantakan"
Merah padam selembar wajah Han Siong Kie setelah
mendengar perkataan itu, serunya dengan terbata:
"Setiap nasehat dari cianpwe akan boanpwe dengarkan
baik-baik, untuk selanjutnya tat akan kulupakan lagi"
"Aaah sekarang cepatlah keluar dari lembah ini, aku kuatir
bila terlambat maka akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan"
"Bukankan cianpwe lelah mengatakah bahwa disekitar
mulut lembah telah ditanam obat peledak seberat sepuluh
laksa kati" "Benar, tapi sekarang pemimpin mereka yang merupakan
ketiga orang tadi sudah mati semua, sisanya tak perlu kita
takuti lagi, mesti kita bergerak dengan bersembunyi dibalik
pepohonan, aku rasa untuk sementara waktu kita masih bisa
mengelabuhi mereka sebab yang tersisa cuma jago-jago kelas
kambing. Kendatipun akhirnya jejak kalian berhasil ditemukan,
toh pada waktu itu kalian sudah berada disekitar mulut
lembah dan wilayah yang ditanam obat peledakpun sudah
dilampaui, aku percaya dengan kemampuan ya kalian miliki
tak sukar untuk kabur dari sini, Nah, selamat jalan dan
semoga berhasil" Selesai dengan kata-katanya, orang yang kehilangan sukma
lantas berkelebat masuk ke hutan dan lenyap dibalik
pepohonan yang rindang. Dengan termangu-mangu Han Siong Kie mengawasi
bayangan punggungnya yang lenyap dari pandangan, dia
menghela nafas panjang, lalu berpikir:
1167 "Budi kebaikan yang kuterima selama ini entah sudah
berapa banyak. aai, entah bagaimana caraku untuk membalas
budi kebaikannya ini"
Lama sekali dia berdiri termangu-mangu, akhirnya sambil
mengulapkan tangannya kepada sepasang siluman ia
kerahkan ilmu meringankan tubuhnya menerjang ke arah
mulut lembah. Selang sesaat kemudian, mulut lembah itu sudah berada
didepan mata, pepohonan yang rindangpun sudah mencapai
pada ujungnya. Ketika mereka berada kurang lebih lima puluh kaki dari
mulut lembah, serentak Han Siong Kie menancap gas dan
kabur lebih cepat lagi, kepada dua orang siluman itu serunya:
"Hayo kita terjang keluar dari lembah ini secepat-cepatnya..."
Tiga sosok bayangan manusia bagaikan tiga gulung asap
dengan cepatnya meluncur kearah mulut lembah. suitan
nyaring berkumandang memecahkan kesunyian disusul dari
belakang mereka bergelegar suara ledakan dahsyat yang
memekikkan telinga. Pasir dan batu mencelatjauh keudara, asap hitam tanah
longsor berguguran disekitar tempat itu membuat suasana
ketika itu benar-benar mengerikan sekali.
Akhirnya meledak juga obat yang ditanam disekitar mulut
lembah, tapi sayang terlambat setengah langkah, Han Siong
Kie sudah lolos dari lingkaran bahan peledak itu.
Keadaan mulut lembah itu porak poranda keadaannya
mengerikan sekali, batu cadas sebesar gunung dan pasir
berjuta-juta meter kubik berguguran kebawah dan
menyambar semua lapisan tanah disekitar situ.
Baik Han Siong Kie maupun Hek pek siang yau saling
berpandangan sekejap dengan mulut melongo bergidik hati
mereka, andaikata orang yang kehilangan sukma tidak
1168 memberi peringatan lebih dahulu, niscaya mereka bertiga
sudah hancur entah berwujud apa.
Bisa dibayangkan betapa gusar dan dendamnya siluman
hitam menyaksikan keadaan itu, ia berpaling ke arah pemuda
kita lalu berseru: "Ciangbunjin, hutang ini...."
"Hutang kita kepada mereka tidak terbatas hanya peristiwa
ini saja" tukas Han Siong Kie dengan cepat, lebih baik kita
perhitungkan dikemudian hari saja, sekarang aku masih ada
urusan penting yang harus segera diselesaikan marilah kita
segera pergi" Siluman putih menyapu pandang sekejap ke sekeliling
tempat itu, lalu berkata pula dengan suara dalam:
"Ciangbunjin, tolong tanya bagaimana kita harus selesaikan
anakan monyet yang bersembunyi di sekitar tempat ini?"
"Kalau ingin mencari balas sudah sepantasnya kita bikin
perhitungan dengan pemimpin mereka, apa harganya buat
kita untuk ribut dengan manusia-manusia keroco seperti
mereka" Biarkanlah mereka pergi"
Selesai mengucapkan kata-kata tersebut, Han Siong Kie
segera berangkat meninggalkan tempat itu diikuti Hekpek
siang Yaw di belakangnya.
Dalam sekejap mata ketiga orang itu sudah jauh tinggalkan


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lembah kematian, tujuan mereka sekarang adalah benteng
maut. Inilah tugas pertama yang harus diselesaikan olehnya
setelah berhasil mempelajari Ilmu sakti si mi sinkang, dia
hendak menuntut balas dan menghancurkan tengkorak maut.
Untuk menghindari kegemparan dikalangan masyarakat
oleh wajah Hekpek siang yau yang lain daripada yang lain itu,
sengaja ia memerintahkan kedua orang itu untuk mengenakan
kain kerudung hitam. 1169 Hari kedua, tatkala tengah hari menjelang tiba, mereka
sudah berada ditepi sebuah sungai yang lebar, perjalanan
dilanjutkan dengan menelusuri sungai tersebut.
Beberapa jam kemudian mereka sudah tiba disamping
sebuah bekas bangunan rumah yang kini sudah tinggal puingpuing
yang berserakan, disitulah dahulu pesanggrahan Teng
to siau cut berdiri Terkenang kembali masa lampau, tanpa terasa Han Siong
Kie menghentikan gerakan tubuhnya, dengan termangumangu
ia memandang bekas bangunan Teng to siau cut yang
tinggal puing-puing itu. Tanpa terasa ia teringat kembali kenangan masa lampau,
kenangan dikala ia terhajar oleh pemilik benteng maut hingga
tercebur kedalam sungai, bagaimana ia ditolong oleh Go siau
bi dan bagaimana pesanggrahan tersebut akhirnya dibakar
oleh orang-orang Thian che kau.
Bayangan Go siau bi yang cantik jelita terpampang jelas
didepan matanya, gadis itu telah jatuh cinta kepadanya pada
tatapan yang pertama, bahkan berulang kali menyatakan cinta
kepadanya. Tapi ia sama sekali tidak membalas cinta dara itu, ia tak
pernah mencintai Go siau bi, sebab ia membenci setiap
perempuan yang ada didunia ini kecuali Tong hong Hui
seorang. Akhirnya pemuda itu menghela napas panjang, tiba-tiba ia
merasa bahwa perbuatannya selama ini terlalu menyinggung
perasaan halus gadis itu, tapi sekarang dia sudah pergi,
mungkin selamanya tak mungkin bisa berjumps lagi.
Benarkah aku telah menghancurkan masa depan seorang
gadis " Benarkah aku bertanggung jawab atas kejadian ini" ia
mencoba untuk bertanya pada diri sendiri, tapi pemuda itu tak
mampu menjawab. 1170 Tindakan ibunya say siang go atau siang go cantik Ong cui
ing meninggalkan tempat kejadian dikala keluarganya tertimpa
bencana bahkan kawin lagi dengan Thian che kaucu dirasakan
sebagai pukulan batin terberat yang pernah ia terima, kejadian
ini membuat pandangannya terhadap kaum perempuan jadi
sinis dan benci. Untunglah selama ini dia banyak berhutang budi kepada
orang yang ada maksud, orang yang kehilangan sukma,
Gosiau bi serta Tong hong Hui, sikap dari perempuanperempuan
inilah yang banyak menggoyahkan cara
berpikirnya yang salah itu, perasaan anti perempuan yang
dipertahankan selama ini pun lambat laun menjadi lebih
tawar. Dengan termangu- mangu pemuda itu memandang puing
yang berserakan serta ombak yang memecah ditepi pantai,
kian lama perasaannya kian terbuai oleh lamunan dan
kenangan lama. Hekpek siang yau tidak menunjukkan reaksi apa-apa,
dengan tenang mereka menunggu di belakang ketuanya.
Tiba-tiba dari balik puing-puing yang berserakan
berkumamdang suara helaan napas panjang.
Satu ingatan lantas melintas dalam benak si anak muda itu,
ia tersadar kembali dari lamunannya kepada sepasang siluman
segera pesannya. " Kalian tak usah pergi kemana-mana,
nantikanlah aku disini". secepat kilat ia meluncur ke angkasa
dan menerobos masuk kedalam hutan bambu di mana helaan
napas tersebut berasal. Seorang sastrawan berusia setengah baya berdiri sambil
bergendong tangan ditepi sungai dekat hutan bambu.
Berdebar keras jantung Han Siong Kie setelah mengetahui
siapakah orang itu, sebab tak lain adalah kakek Go siau bi,
orang-orang persilatan menyebutnya sebagai Put lo sianseng.
1171 Han Siong Kie berdiri pada jarak lima kaki dihadapan kakek
tua itu, ia tak tahu apa yang harus diucapkan dan apa yang
harus dilakukan pada saat seperti ini.
"Benarkah yang datang adalah Han siauhiap, ketua dari
perguruan Thian lam bun" " tanpa berpaling Put lo sianseng
menegur lebih dahulu. Han Siong Kie mendekati sampai sejarak tiga kaki lalu
menjura dengan hormat. "Benar cianpwe, apakah selama ini locianpwe berada dalam
keadaan sehat walafiat" sahutnya.
Perlahan-lahan put lo sianseng memutar badan sekilas
sorot mata yang aneh memancar keluar tapi sebentar saja
sudah lenyap tak berbekas dengan suara dingin.
"Sebetulnya lohu sudah mengasingkan diri dari keramaian
dunia ini, tapi sayang imanku kurang teguh, karena tergoda
oleh peristiwa keduniawian akhirnya kumuncul kembali dalam
dunia persilatan, aai.. sungguh tak nyana aku tergoda oleh
suatu masalah yang akhirnya membuat diriku tak bisa lagi
berpeluk tangan belaka" Berbicara sampai disitu, kembali ia
menghela napas panjang. "Persoalan apakah yang telah membuat locianpwe jadi
bingung?" tanya pemuda itu keheranan
"Belenggu cinta dari cucu perempuanku"
Mendengar jawaban tersebut, Han Siong Kie lantas teringat
kembali dengan peristiwa lama ketika ia menolak pinangan
dari Put losianseng bagi cucu perempuannya.
"Locianpwe, apakah perkataanmu itu kau sengaja tujukan
kepada diri boanpwe" " tanyanya tanpa sadar.
Sekali lagi sorot mata aneh terlintas di wajah Put to
sianseng, ia menatap sekejap pemuda itu kemudian balik
1172 bertanya: "Han sauhiap bersediakah engkau membantu
diriku?" "Persoalan apakah yang dapat boanpwe lakukan bagi
locianpwe?" tanya Has Siong Kie setelah tertegun sejenak.
"Sebenarnya lohu sudah mengangkat sumpah tak akan
mencampuri urusan keduniawian lagi.. Aaai, tak disangka oleh
karena sejilid kitab pusaka Thian tok pit kip. bukan saja
putraku Go Yu to menemui ajalnya, perkumpulan Pat Gi pang
hancur berantakan dan lenyap dari dunia persilatan, bahkan
Go siau bi cucu perempuanku ini ..."
Teringat dara itu, merah padam selembar wajah Han Siong
Kie, sebab bagaimanapun juga dia pernah menolak pinangan
dara itu Setelah berhenti sebentar terdengar Put lo sianseng
melanjutkan kembali kata-katanya:
"Didalam waktu yang amat singkat, lohu telah berhasil
melatih Siau bi sehingga ilmu silatnya mencapai tingkatan
yang lihay, tujuanku adalah meminta kepadanya agar
balaskan dendam bagi kematian ayahnya serta membangun
kembali perkumpulan yang telah buyar.." Berbicara sampai
disini, kembali dia berhenti.
Han Siong Kie merasa hatinya sangat tidak tenang,
bagainya secara lapat-lapat ia sudah merasa bahwa bantuan
yang diharapkan kakek sakti ini mempunyai sangkut paut yang
erat sekali dengan Go siau bi.
Sementara itu paras muka Put lo sianseng sudah agak
berubah, katanya kembali:
"Aaai. sebetulnya aku malu untuk membicarakan persoalan
ini, tapi apa boleh buat" Mau tak mau terpaksa harus
mengatakannya juga ...siau bi telah terbelenggu oleh cinta,
sekarang ia sudah terjerumus dalam sekali, kegagalan demi
kegagalan yang diterimanya selama ini telah membuat ia jadi
1173 putus asa, sekarang siau bi telah mengambil keputusan untuk
mencukur rambut menjadi nikoh, aai, inilah suatu kejadian
yang membuat perasaan hati lohu selalu tak tenang."
"Apa " Dia mau mencukur rambut menjadi pendeta?""
"Benar, dan keputusannya ini tampaknya sudah bulat,
kecuali engkau mungkin didunia ini tak ada orang kedua yang
bisa merintangi niatnya itu lagi"
"Tentang soal ini..tentang soal ini boanpwee benar-benar
merasa amat menyesal tak kusangka bakal terjadi peristiwa
semacam ini" "Tak useh kau mengatakan segala sesuatu, itu aku pun
tahu bahwa cinta muda-mudi tak bisa kupaksakan aku pun
tahu pinangan yang kuajukan tempo hari tidak pada
tempatnya tapi oleh karena pertama aku telah mengetahui
perassan hati Siau bi dan kedua aku dan kedua aku mendapat
permohonan dari Orang yang kehilangan sukma"
Han Siong Kie merasa jantungnya berdebar keras ia tak
habis mengerti apa sebabnya berulang kali Orang yang
kehilangan sukma mencegah hubungannya dengan Tonghong
Hui tapi berulang kali berusaha menjodohkan dirinya dengan
Go Siau bi" Dia ingin tahu apa yang sebenaraya terdapat
dibalik kesemuanya itu"
Sementara pemuda itu masih berpikir sambil berkerut
kening Put lo sianseng telah berkata lagi dengan suara dalam:
"Sebab persoalan inilah mau tak mau terpaksa aku ingin
mohon bantuan dari sauhiap"
"Katakan saja locianpwe bantuan dalam berupa apakah
yang lociaopwe harapkan dariku "
"Untuk melepaskan belenggu cinta lebih tepat kalau
belenggu itu dilepas oleh orang yang terlibat, aku hanya
memohon kepada sauhiap agar mencegah Siau bi menjadi
pendeta" 1174 Han Siong Kie dibikin serba salah, Go Siau bi justru menjadi
nekad lantaran ia telah meoolak cinta dara itu, bersediakah
gadis itu mendengarkan nasehatnya "
Bagaimana ia musti berbicara untuk menasehatinya agar
membatalkan niat tersebut "
Satu ingatan tiba tiba melintas dalam benaknya:
Bila aku berbasil membatalkan niatnya untuk menjadi
pendeta, kemudian kupusatkan segenap tenaga dan pikiranku
untuk membantu dia membangun kembali perkumpulan Pat gi
pang-nya yang porak poranda, siapa tahu kalau kubisa tebus
semua kesalahanku dimasa lalu "
Dengan suara tegas diapun menyahut :
"Baiklah locianpwe, boanpwe akan berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk membatalkan niatnya itu !"
"Kalau memang demikian; lohu titipkan tugas berat ini
kepadamu" "Boleh aku tahu pada saat ini nona Siau bi berada dimana
?" "Dipintu luar kuil Bu cu an di bukit Tay hang san.
Benar, dia minta Tay huang sinni untuk menerimanya
sebagai pendeta, tapi lantaran lohu sudah berpesan kepada
sini maka ia ditolak untuk memasuki kuil tersebut, walaupun
demikian rupanya ia tidak menjadi putus asa, sudah tiga hari
tiga malam ia berlutut didepan pintu kuil tersebut "
"Dari mulut boanpwe pernah mendengar tentang kelihayan
Tay huang Sinni, katanya watak nikoh itu aneh sekali, enam
puluh tahun berselang dengan lencana Hud cu leng dia telah
menggetarkan sungai telaga dan memaksa orang persilatan
baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam tunduk
1175 semua kepadanya, sungguh tak nyana dia masih hidup didunia
ini?" "Benar, Tay huang sinni itulah yang kumaksudkan, hingga
kini sepuluh li disekitar bukit Tay huang san merupakan
daerah terlarang, tak seorang jago persilatanpun yang berani
mendekati tempat itu "
"Kalau memang begitu, bukankah kedatangan boanpwe..."
"Dengan tenaga dalam yang kau miliki sekarang, bukan
suatu persoalan yang terlampau berat untuk menerjang
masuk kedalam kuil" "Menerjang masuk?" seru pemuda itu tercengang.
"Benar, selain menerjang masuk rasanya tiada jalan lain
yang bisa kau tempuh. sebagaimana telah kau ketahui. Tay
huang sinni adalah seorang manusia aneh yang tak bisa diajak
berbicara. Kendatipun begitu aku minta kau masih ingat untuk
berbicara secara baik-baik lebih dahulu sebelum menggunakan
kekerasan, bila tidak terpaksa sekali janganlah turun tangan
secara gegabah" "Perasaan ingin tahu lantas menyelimuti hati pemuda ini, ia
lantas berpikir: "Kenapa tidak kugunakan kesempatan yang sangat baik ini
untuk mencoba sampai dimanakah kelihayan kungfu Tay
huang sinni?" Diapun mengangguk seraya menjawab: "Boanpwe akan
menuruti semua pesan cianpwe"
"Bolehkah aku tahu apa tujuanmu sekarang ?""
"Boanpwe hendak berkunjung ke benteng maut untuk
membuat perhitungan dengan pemilik benteng maut tersebut"
"Membalas dendam" tentang soal ini..."
"Apakah locianpwe ada petunjuk lain?"
1176 "Aaah tidak... tidak aku tidak ingin mengatakan sesuatu
hal, setelah tiba pada saatnya engkau akan mengetahui
sendiri" Han Siong Kie melongo, ia tak tahu apa yang dimaksudkan
put lo sianseng dengan kata-katanya itu"
Sementara dia masih termenung put to sianseng telah
melanjutkan kembali kata-katanya:
"Masalah yang kutitipkan padamu itu terlampau serius,
rasanya tak boleh dibiarkan berlarut-larut, oleh sebab kuatir
kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, apakah sauhiap
bersedia untuk berkunjung dahulu kebukit Tay huang san?"
"Boanpwe turut perintah bagaimana cara nya untuk
berangkat menuju bukit Tay huang san?"
"Dari sini berangkatlah ke utara dua ratus li kemudian akan
tiba kebukit Tay huang san, diantara bukit yang menjulang
diangkasa akan kau temui sebuah bukit gersang yang tidak


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertumbuhan, tempat itu mudah ditemukan dan aku percaya
dengan kemampuan yang kau miliki tidak susah untuk
mencapai tempat tujuan"
"Kalau begitu boancwe akan berangkat sekarang juga"
"Tunggu sebentar"
"Apakah locianpwe masih ada pesan lain"
"Benarkah dua orang manusia berkerudung yang mengikuti
dibelakang mu itu adalah Hek pek siang yau sepasang siluman
hitam putih yang tersohor itu."
Sungguh kagum Han Siong Kie oleh ketajaman mata Put to
sianseng, bukan saja dapat menebak jitu asal usul dari Hek
pek siang yau, malahan tanpa melihat tampang wajah
merekapun tebakannya ternyata jitu. Maka dia lantas
mengangguk tanda membenarkan.
1177 "Apakah hubunganmu dengan sepasang siluman itu"
kembali Put to sianseng bertanya.
"Mereka berdua sudah termasuk jadi anggota perguruanku"
"Aaah maasa iya " Suatu kejadian yang membingungkan!"
Han Siong Kie tak ingin orang keheranan diapun lantas
menceritakan pengalamannya bagaimana menolong sepasang
siluman itu dari kurungan lembah kcmatian.
Selesai mendsngarkan kisah tcrsobut, Put io sianseng baru
berkata: "Oooh. kiranya begitu ! Jadi kepergianmu ke bukit Tay
huang san nanti juga akan membawa serta sepasaag siluman
itu ?" "Tentu saja, kemana pun boanpwe pergi mereka akan
meugikuti diriku!" "Aka rasa cara ini kurang bagus"
"Kenapa ?" "Meninjau dari tindak tanduk serta perbuatan mereka
dimasa silam, belum tentu sin ni akan menerima mereka
secara baik, aku kuatir kehadiran mereka bsrdua justru .."
"Boanpwe toh bisa memerintahkan kepada mereka berdua
agar menanti di kaki bukit Tay huang san!"
"Kalau memang begitu. ini lebih bagus lagi!" puji Put-lo
sianseng dengan lantang. "Bila cianpwe tak ada pesan lain boan-pwe akan segera
mohon diri" "Baik, pergilah dan semoga apa yang kuharapkao dapat
tercapai dengan memuaskan"
"Tak usah kuatir, boanpwe akan berusaha dengan segenap
kemampuan. yang kumiliki'
1178 "Ingat pesanku gunaksn tata kesopanan sebelum memulai
kekerasan, bi1amana tidak terpaksa tak usahlah main
kekerasan" "Boanpwe akan mengingatnya selalu"
Setelah memberi hormat diapun kembali ke tempat semula
disana sepassng siluman masih menunggu.
Demi pesan Put lo sianseng terpaksa dia harus
mengesampingkan lebih dahulu tugasnya membalas dendam
ia merasa tak ada salahnya berbuat demikian sebab dengan
begitu diapun bisa menebus dosa-dosanya kepada Go Siau bi.
"Ciangbunjin berhasilkah engkau menemukan sesuatu?"
cepat siluman hitam maju menyongsong seraya bertanya.
"Ehmm! Seoraog bulim cianpwe telah minta bantuanku
untuk menyelesaikan suatu persoalan!"
"Menyelesaikan suatu psrsoalan?"
"Benar, dan sekarang juga kita akan berangkat menuju ke
kuil Bu cu an dibukit Tay huang san"
"Pergi ke bukit Tay huang san?" seru siluman putih dengan
wajah terkesiap. "Benar, bukit Tay huang tempat tinggal dari Tay huang
sini" "Apakah ciangbunjin hendak bermusuhan dengan pendeta
perempuan itu?" "Tidak, aku kesana untuk menyelesaikan sedikit persoalan.
Tahukah kamu berdua persoalan apa yang hendak
kuselesaikan " "Tentang soal ini tecu tak berani bertanya.."
"Kalau begitu hayo kita segera berangkat"
1179 Begitulah tiga sosok bayangan manusia dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat segera berangkat menuju utara.
Hek pek siang yau terhitung pula sebagai jago yang
tersohor pada puluhan tahun berselang, tentu saja Tay huang
sinni yang pernah malang melintang dalam sungai telaga
dengan Hud cu lengnya tidak terlampau asing bagi mereka.
Sekarang setelah mengetahui bahwa tujuan mereka adalah
ke bukit Tay huang san, sedikit berdebar juga hati mereka
berdua. Namun baik siluman hitam maupun siluman putih tak
berani banyak bertanya, sebab bagaimanapun juga mereka
harus mengikuti kemana perginya majikan mereka.
Untunglah ketiga orang itu adalah jago-jago silat berilmu
tinggi, sekalipun tiada jalan yang terbentang namun hal
tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka untuk
menembusinya . Dua jam kemudian, mereka sudah memasuki daerah
pegunungan yang terjal dan sepi.
sesudah melewati berpuluh-puluh buah bukit yang terjal,
akhirnya diantara deretan bukit itu muncullah sebuah bukit
gundul yang gersang. Kecuali beberapa titik warna hijau menghiasi bukit tersebut,
hampir boleh dibilang yang tampak hanya batu-batu cadas
yang hitam dan tajam. Han Siong Kie segera menghentikan langkah kakinya,
sambil menunjuk ke arah bukit gundul nanjauh didepan sana
katanya: "Aku pikir bukit itulah yang dinamakan bukit Tay huang
san?" "Jadi ciangbunjin belum pernah berkunjung kemari?" tanya
siluman hitam keherananTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
1180 "Belum pernah, baru untuk pertama kali ini aku berkunjung
kemari" "Dahulu tecu pernah melewati tempat ini, tak salah lagi
inilah bukit Tay huang san"
"Ciangbunjin, bolehkah kami tahu apa maksud ciangbunjin
datang kemari?" tanya siluman putih agak takut-takut.
"Mencari seseorang"
"Mencari orang" Ketahuilah ciangbunjin, dua li dari kaki
bukit itu merupakan daerah terlarang, setiap umat persilatan
tak berani melewati wilayah tersebut dengan sembarangan"
Han Siong Kie bukan orang bodoh, tentu saja ia
mengetahui perasaan hati dari sepasang siluman itu, sambil
tertawa dingin katanya: "Jadi kalian merasa takut?""
"Ciangbunjin jangan berkata begitu" seru siluman hitam
dengan hati gelisah, "Setelah tecu memberikan kesanggupan
untuk turut serta ciangbunjin untuk selamanya, jangan toh
hanya berkunjung ke bukit Tay huang san, kendatipun harus
naik kebukit golok atau terjun ke lautan api tak nanti kami
akan menolaknya" Han Siong Kie menengadah dan memandang sekejap bukit
gundul diseberang sana, kemudian katanya lagi.
"Kalian berdua tak usah ikut aku naik ke bukit itu, nantikan
saja kedatanganku disini"
"Tidak Tecu tidak mau meninggalkan ciangbunjin seorang
diri" serentak kedua orang siluman itu berseru.
"Aku hendak pergi menyelesaikan suatu persoalan, kalian
tak usah ikut saja. berdiamlah disini "
"Tecu berdua mana tenang membiarkan ciangbunjin pergi
menempuh mara bahaya seorang diri?"
1181 "Siapa bilang aku pergi menempuh bahaya " Ketahuilah
urusanku ini tidak menyangkut soal dendam sakit hatipun
tidak mengenai soal pembalasan budi."
"Tapi .. Ciangbungjin pasti tahu Tay Huang sini adalah
seorang manusia yang berwatak aneh, siapa berani melanggar
pantangannya maka bisa mengakibatkan ...."
"Kalian berdua tak perlu kuatir, aku bisa menjaga diri dan
akupun tahu bagaimana caranya untuk menghadapi keadaan
seperti itu" Dengan wajah bersungguh-sungguh siluman hitam berkata
lagi: "Bagaimana kalau tecu berdua mengikuti jejak ciangbunjin
dari tempat kejauhan" jadi apabila sampai terjadi hal-hal yang
tak diinginkan, tecu berdua bisa segera memberi bantuan ?"
"Tidak Tidak perlu" sahut pemuda itu tegas.
Tapi... tapi bagaimanapan juga, kami merasa tak tenang."
"Kalian berdua tetap berjaga-jaga disini, bagaimanapun
juga yang terjadi disini, kalian tak boleh bergerak secara
sembarangan, perkataanku ini adalah perintah, aku minta
kalian berdua jangan mencoba untuk melanggar perintahku
ini" Buru-buru Hek pek siang yau membungkukkan badannya
memberi hormat, mereka tak banyak banyak bicara lagi.
Menyaksikan sikap kedua orang itu, Han Siong Kie malahan
merasa tidak tega sendiri, kembali bisiknya dengan lembut:
"Kalian berdua tidak usah kuatir, tenangkan saja hati kalian
berdua, tidak akan terjadi hal yang diluar dugaan atas diriku
ini" Seraya berkata dia lantas mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dan bergerak menuju kepuncak bukit yang gundul
itu 1182 Diluaran Han Siong Kie memang tampak sangat tenang,
padahal dalam hatinya ia menggerutu terus, bagaimanapun
juga dia telah memasuki daerah terlarang dari seorang jago
silat yang disegani umat manusia, selain itu diapun tak tahu
apakah pesan dari put lo sianseng dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya atau tidak masih merupakan suatu tanda tanya
besar, ia tak tahu apakah Go siau bi bersedia untuk
mendengarkan nasehatnya atau tidak.
Menurut keterangan dari put to sianseng sudah tiga hari
tiga malam Go siau bi berlutut didepan pintu kuil, dari sini
dapat ditarik kesimpulan bahwa tekadnya sudah bulat .
"Apa yang harus diucapkan setelah berjumpa dengan gadis
itu nanti?" Han Siong Kie merasa jantungnya berdebar keras, setiap
kali teringat akan persoalan ini hatinya langsung merasa tak
tenang. Belum jauh ia mendaki bukit yang gundul itu, kira-kira baru
sepuluh kaki dari wilayah perbatasan daerah terlarang,
mendadak perjalanannya telah dihadang oleh seorang nikoh,
pendeta perempuan itu duduk bersila diatas sebuah batu
cadas, matanya terpejam dan tubuhnya kaku seperti arca,
tampaklah betapa berwibawanya nikoh tersebut.
Cepat Han Siong Kie menghentikan gerak tubuhnya,
setelah tertegun sejenak diapun berpikir:
"Mungkinkah nikoh tua itu adalah Tay huang sinni yang
tersohor dimana-mana itu?" sambil merangkap tangannya
memberi hormat pemuda itu menyapa: "Mohon tanya apakah
sinni adalah Tay huang sini?"
"Dia adalah guruku " sahut nikoh tua itu singkat.
Sekalipun hanya beberapa patah kata saja, namun tiap
patah kata diucapkan dengan sangat nyaring dan tajam, dari
sini dapatlah diketahui bahwa tenaga dalam yang dimiliki
1183 nikoh ini sudah mencapai puncak kesempurnaan yang
mengagumkan. -000d0w000- BAB 65 "BOLEH aku tahu, siapa nama gelar dari suthay ?" kembali
si anak muda itu bertanya.
"Kami adalah orang yang beragama, tidak menjadi
kebiasaan bagi kami untuk saling menyebutkan nama dengan
orang awam " Ucapan tersebut dingin kaku dan singkat, malahan nikoh itu
sama sekali tidak membuka matanya barang sekejappun.
Diam-diam Han Siong Kie merasa naik pitam, tapi ia tetap
berusaha untuk mengendalikan hawa amarahnya itu, sebab
berulang kali Put to sianseng telah berpesan kepadanya agar
jangan memakai kekerasan, sehingga mengakibatkan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi tujuan
kedatangannya toh hanya berusaha menasehati Go siau bi
agar membatalkan niatnya untuk menjadi pendeta."
Maka setelah berpikir beberapa saat, dia pun berkata:
"Adapun kedatanganku kemari adalah untuk mohon
berjumpa dengan Tay huang sinni"
"Sudah enam puluh tahun guruku tidak bertemu dengan
siapa pun lebih baik batalkan saja niatmu itu"
Dalam hati Han Siong Kie mendengus dingin pikirnya:
"Omong kosong! Siapa bilang gurumu sudah enam puluh
tahun tidak bertemu dengan orang, Toh Put lo sianseng belum
lama berselang telah berjumpa dengan Tay huang sinni
malahan berpesan padanya agar menolak keinginan cucu
1184 perempuannya untuk menjadi nikoh.. kurang ajar betul mikoh
ini, dia berani membohongi aku ."
Setelah berpikir sebentar kembali ia berkata:
"Akn datang kemari karena mendapat pesan dari seseorang
aku hendak mencari seseorang di dalam kuil ini"
"Tempat ini adalah daerah terlarang siapa pun dilarang
untuk memasuki daerah di sekitar sini" jawaban dari nikoh tua
itu masih tetap ketus dan dingin.
"Tapi aku datang toh cuma untuk mencari seseorang"
"Sicu tak usah banyak bicara lebih baik segera tinggalkan
tempat ini" "Suthay engkau toh seorang pendeta, seorang penganut
agama mengapa sikapmu begitu tidak bersahabat" Tujuanku
kemari toh hendak mencari orang kenapa tidak kau kabulkan
permintsan kami ini"
"Sicu tak usah banyak bicara segera tinggalkan tempat ini"
Sikap yang ketus dsn tak sedap itu lama kelamaan
membangkitkan kembali hawa amarah di hati Han Siong Kie
serunya:

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku datang kemari karena msndapat pesan dari seseorang
untuk mencari seorang sahabat sebelum orang yang kucari
berhasil kutemukan tak nanti akan kutinggalkan tempat ini"
"Bila sicu adalah orang yang cerdik lebih baik tinggalkan
tempat ini secepat-cepatnya"
"Kalau aku membangkang apa yang hendak kaulakukan?"
Nikoh tua itu berkerut kening lalu mendengus dingin.
"Hmm! Selama hidup baru pertama kali ini pinni bertemu
dengan seorang manasia tekebur yang berani mencari garagara
dibukit Tay huang san"
1185 Keangkuhan dan keketusan Han Siong Kie segera
terpancing keluar oleh suasana yang serba tak enak itu, dia
balas mendengus. "Hmm.. Aku sudah memohon dengan segala kehalusan
serta mengikuti tata kesopanan aku minta suthay jangan
bersikeras untuk menampik keinginanku ini, ketahuilah setelah
aku berhasil berjumpa dengan orang yang kucari maka
akupun akan segera tinggalkan tempat ini"
"Tidak bisa Lebih baik sicu segera tinggalkan tempat ini."
"Kalau suthay bersikeras untuk menampik terus kehendak
hatiku, terpaksa aku akan berbuat kurang sopan.
"Apa yang hendak sicu lakukan ?"
"Apa lagi" Tentu saja naik gunung mencari orang"
"Sicu, tak usahlah bersikeras untuk mencari keonaran,
apakah engkau baru bersedia untuk turun dari bukit ini setelah
diusir oleh pinni dengan menggunakan kekerasan ?"
"Bagiku hanya tahu maju terus pantang mundur, tak
dikenal arti mengundurkan diri sebelum apa yang kuharapkan
tercapai." "Jadi kau ingin main kekerasan" Silahkan saja untuk
mencoba. " "Kalau memang begitu, maaf kalau terpaksa aku akan
menggunakan kekerasan"
Begitu selesai berkata, Han Siong Kie segera menjejakkan
kakinya ke tanah dan melesat kedepan.
Nikoh tua itu menggulung keluar dan menghantam tubuh
sianak muda itu keras dan berat sekali tenaga pukulan yang
dilontarkan oleh pendeta perempuan itu.
1186 Han Siong Kie tak mampu untuk meneruskan langkahnya,
ia dipaksa untuk melayang kembali ketempat semula, dalam
hati pemuda itu lantas berpikir:
"Muridnya saja sudah begitu lihay, apa lagi gurunya"
Tampaknya tenaga dalam yang dimiliki Tay huang sinni telah
mencapai puncak kesempurnaan yang luar biasa"
Baru saja ingatan tersebut melintas dalam benaknya, tibatiba
nikoh tua itu membentak lagi:
"Eayah kau dari sini."
Ketika ujung bajunya dikebutkan kembali kedepan segulung
hawa pukulan yang sangat keras seperti hembusan angin
puyuh langsung menghantam kedepan dan menghajar
ketubub pemuda kita. Marah sekali Han Siong Kie menghadapi kejadian ini hawa
sakti Si mi sinkang yang dimilikinya disalurkan mangelilingi
badan dia sambut datangnya ancaman tersebut keras lawan
keras. "Blaaang!" suatu benturan keras menimbulkan ledakan
yang memekikkan telinga. Sekokoh batu karang tubuh Han Siong Kie sama sekali
tidak gemilang barang sedikit pun jua dari tempatnya semula
lain hal-nya dengan nikoh tua yang bersila diatas batu oleh
tenaga pantulan yang membalik hampir saja dia dibuat
terjengkang kebelakang. Nikoh tua itu menjerit kaget dan segera melompat bangun
setajam sembilu sinar mata yang memancar keluar ia menatap
pemuda lawannya tak berkedip rasa kaget dan tercengang
menghiasi seluruh wajahnya yang mulai berkeriput itu,
mimpipun ia tak mengira kalau seorang pemuda macam Han
Siong Kie ternyata memiliki tenaga dalam sedahsyat itu.
"Sutbay, aku minta sudilah kiranya menyingkir dan menberi
jalan lewat bagiku" kata Han Siong Kie dengan nada dingin.
1187 "Kalau pinni tidak mengijinkan ?"
"Kalau memang begitu terpaksa aku akan naik keatas
gunung dengan jalan kekerasan"
"Engkau berani berbuat begitu ?"
"Kenapa tidak berani ?" sambil mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya selangkah demi selangkah ia
maju kedepan menghampiri nikoh tua itu.
Sungguh marah orang tua itu menyaksikan kenekadan sang
pemuda, sepasang ujung bajunya dikebutkan berulang kali
kedepan gulungan angin puyuh dengan dahsyatnya segera
menggulung kedepan dan menghajar tubuh lawannya dengan
dahsyat. Untuk kedua kalinya jalan maju dari Han Siong Kie
tersumbat oleh angin pukulan itu.
"Suthay, engkau bersikeras untuk melarang aku menaiki
bukit Tay huang san ini?"
"Bukan begitu saja, aku-pun akan menuntut kepadamu atas
sikap kasar serta niatmu mencari gara-gara di bukit ini !"
Sekarang Han Siong Kie tak dapat mengendalikan hawa
amarahnya lagi, sepasang telapak tangannya diayun kedepan
melancarkan dua buah pukulan berantai yang maha dahsyat,
dalam seraogannya kali ini dia telah sertakan tenaga sakti si
mi sinkang sebesar enam bagian.
Nikoh tua itu mendengus gusar, diapun mengayunkan
telapak tangannya untuk menyambut datangnya ancaman
tersebut. "Blaaam Blaaam" dua kali benturan keras seperti guntur
membelah bumi disiang hari bolong menggelegar di angkasa.
Nikoh tua itu bergetar keras dan akhirnya tak mampu
mempertahankan diri ia terdesak mundur dari atas batu cadas
tersebut. 1188 Menggunakan kesempatan dikala nikoh itu terpental turun
dari batu Han Siong Kie segera melejit keudara dan melayang
sepuluh kaki jauhnya dari tempat semula kemudian sekali
menutul permukaan tanah pemuda itu melayang kembali
sejauh sepuluh kaki. "Kawanan tikus kau akan pergi ke mana?"
Mendadak seorang nikoh tua lain muncul dihadapan
mukanya dan menghadang jalan pergi sianak muda itu,
sementara nikoh tua yang berada dibelakang tadi kini entah
telah pergi kemana "
Dengan tatapan tajam Han Siong Kie mengamati tampang
nikoh tua yang menghalang jalan perginya ini, ia lihat alis
matanya sudah memutih semua, sekalipun jauh lebih muda
daripada nikoh tua yang duduk di arca batu tadi, namun
usianya sudah berada diantara enam puluh sampai tujuh
puluh tahunan. "Sicu, hebat sekali ilmu silat yang kau miliki" tegur nikoh
beralis putih itu dengan wajah sedingin es.
"Terima kasih atas pujian dari suthay Aku tidak memiliki
kepandaian apa-apa dan rasanya tak perlu kau kagumi"
"Sicu, sadarkah engkau apa akibatnya jika engkau
bersikeras untuk melakukan pengacauan diatas bukit Tay
huang san ini ?" "Apa akibatnya?" tanya pemuda itu.
"Mati. Mati dalam keadaan mengenaskan" Kontan saja Han
Siong Kie mengerutkan dahinya.
"Suthay, janganlah kau anggap ancaman itu akan membuat
aku jeri ataupun ketakutan. Ketahuilah kedatanganku kemari
adalah atas permintian dari seseorang, dan aku datang kemari
melalui tata cara dan sopan santun pada umumnya, janganlah
kalian mulai dahulu dengan permainan kekerasan"
1189 "Tidakkah sicu tahu bahwa bukit Tay Huang san adalah
suatu daerah terlarang" Suatu wilayah yang tak boleh dilalui
oleh setiap manusia asing kecuali penghuni kuil?"
"Maaf suthay, sebelum apa yang kucita- citakan tercapai,
aku tidak mengenal apa artinya takut atau mengundurkan diri
ditengah jalan" "Kalau begitu, silahkan saja untuk coba menerjang masuk
dengan kekerasan .. " tantang nikoh itu.
"Kalau terpaksa musti menggunakan kekerasan, maaf kalau
aku akan bertindak lancang
-ooo0dw0ooo- Jilid 32 SEHABIS mengucapkan kata-kata tersebut, seperti sukma
gentayangan saja sianak muda itu menerjang maju kedepan.
Meskipun pemuda itu bertindak cepat, nikoh tua itupun
tidak berlambat, baru saja Han Siong Kie mencoba untuk
menerobos lewat dari sisinya, tahu-tahu nikoh tua itu sudah
menghadang dihadapan mukanya sembari melancarkan tiga
buah serangan berantai. Ke tiga buah serangan tersebut bukan saja dilancarkan
secara beruntun dengan kecepatan yang luar biasa, terasalah
desingan angin puyuh yang menyertai serangan itu hebatnya
luar biasa. Terkesiap Han Siong Kie menghadapi serangan sedahsyat
itu, dia coba berkelit ke samping untuk menghindar, lalu dari
samping dia lepaskan sebuah serangan balasan.
Nikoh tua itu bergerak kesamping, bukan saja dengan
gerakan yang enteng ia berhasil menghindari serangan
1190 tersebut, malahan menggunakan kesempatan tersebut ke lima
jari tangan kirinya seperti jepitan baja mencengkeram urat
penting dipergelangan tangan Han Siong Kie, sementara
tangan kanannya dikebutkan kemuka menghajar hiatto-hiatto
penting disekitar dada bagian luar.
Cepat dalam serangan, aneh dalam jurus pukulan,
kelihayan nikoh tua ini jarang di temui dalam dunia persilatan.
Selihay-lihaynya nikoh tua itu, Han Siong Kie jauh lebih
lihay, ia putar telapak tangan kanannya dengan cepat, dari
gerakan dia rubah serangannya menjadi gerakan
mencengkeram, arah yang diancam adalah pergelangan
tangan lawan, sementara telapak tangan kirinya tidak
ketinggalan, ia putar satu lingkaran didepan dada dan
menutup semua hiatto pentingnya dari ancaman.
Gagal dengan serangan kilatnya, nikoh tua itu mundur tiga
langkah kebelakang, menyusul sebuah pukulan kilat kembali
dilancarkan. Han Siong Kie tak mau unjukkan kelemahan nya, dia
lepaskan pula sebuah pukulan untuk menyambut ancaman itu.
"Blaang" benturan keras tak dapat dihindari lagi, masingmasing
pihak terjengkang mundur satu langkah.
Dalam hati Han Siong Kie merasa terperanjat, ia tak
mengira kalau nikoh tua itu sanggup menerima pukulan
saktinya yang disertai dengan tenaga sebesar enam bagian.
Ia kaget nikoh tua itu lebih kaget sebab dalam serangannya
barusan dia telah mengerahkan tenaga sebesar sepuluh
bagian, tapi nyatanya bukan saja tak berhasil merobohkan
lawan, dia sendiri yang terdesak mundur satu langkah.
Untuk sesaat kedua belah pihak sama-sama tertegun,
mereka sama-sama menyadari bahwa musuh yang sedang
dihadapi adalah musuh tangguh yang belum pernah dijumpai
sebelumnya. 1191 Paras muka nikoh tua itu berobah hebat, jubah pendetanya
yang lebar menggelembung sendiri tanpa terhembus angin,
sinar matanya berkilat dan perlahan-lahan telapak tangannya
diangkat keatas. Meskipun Han Siong Kie terperanjat dan tidak mengerti
ilmu aneh apakah yang sedang dikerahkan musuhnya namun
sianak muda itu tak berani bertindak gegabah, dia pun
menghimpun hawa sakti si mi sinkang nya sebesar delapan
bagian, telapak tangannya dialingkan didepan dada, siap
Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong 3 Kisah Flarion Putera Sang Naga Langit Karya Junaidi Halim Setan Harpa 10

Cari Blog Ini