Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 27
kegagahan dan ketampanan Han siong Ki, dilain pihak diapun
merasa agak ragu ragu oleh sikap pemuda itu, benarkah dia
mempunyai hubungan yang intim dengan ibunya"
"Hun si mo ong" kedengaran siluman hitam seng Keh ki
sedang membentak dengan marah, "bersiap siaplah
menghadapi kematianmu, sisa sisa anak murid Thian it bun
khusus datang kemari untuk membuat perhitungan dengan
kau" 1808 Pucat pias wajah Hun si mo ong karena kaget, dengan hati
yang ketakutan ia mundur selangkah lebar ke belakang.
Hek pek siang yau berdiri kaku dengan wajah diliputi rasa
dendam dan benci yang menyala nyala, napsu membunuh
menyelimuti wajahnya dengan tebal, mereka berdua telah
bersiap siaga melakukan penyerbuan kedepan..
Im yang siang sat, sepasang malaikat hawa dingin dan
panas ikut maju kemuka untuk membantu gurunya, tapi Ko
Goan cun atau si nona baju hitam itu sudah bergeser ke kiri
menghadang jalan pergi Yang sat (malaikat hawa panas) Ko
su khi sedangkan Han siong ki menghadang jalan lewat dari
Im sat (malaikat hawa dingin) Mo siu ing.
Suatu pertarungan sengit tak terhindar lagi, semua pihak
sama sama mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk bertempur dan saling merobohkan
musuhnya. Hek pek siang yau bertujuan membalas dendam membalas
sakit hati atas dibasminya partai Thian it bun, perguruan
mereka dimasa lalu, bisa dibayangkan bagaimana nekad dan
gencarnya serangan demi serangan yang mereka lancarkan
dengan penuh rasa dendam itu, untuk sesaat keadaan mereka
masih seimbang. Hun si mo ong memang terhitung juga seorang tokoh silat
berilmu tinggi, sekalipun dikerubuti dua orang musuh lihay
sekaligus, ternyata posisinya masih mantap dan
perlawanannya cukup gigih.
Keadaan Ko Goan cun melawan Yang sat Ko su khi juga
seimbang, untuk sesaat susah untuk menemukan siapa yang
lebih unggul diantara mereka berdua...
Hanya Im yang Mo siu ing yang kewalahan menghadapi
serangan serangan Han siong Ki yang gencar, hanya cukup
didalam tiga gebrakan saja ia sudah didesak sehingga tak
mampu melancarkan serangan balasan.
1809 Cui hoa siancu Ting Hong yang menganggur di samping
arena, beberapa kali kelihatannya hendak turun tangan, tapi
setiap kali pula dia batalkan niatnya itu...
Mendadak terdengar jeritan ngeri yang mengerikan
berkumandang memecahkan kesunyian, tubuh dari malaikat
hawa dingin Mo siu ing tampak terlempar kebelakang sejauh
satu kaki dengan sempoyongan, rupanya ia sudah kena
terhajar oleh tenaga pukulan si mi sin kang dari Han siong Ki
sehingga muntah darah, keadaannya sedikit tampak payah.
"Malaikat hawa dingin" Han siong Ki berteriak sambil
menggigit bibir menahan geramnya, "masih ingat bukan
dengan apa yang pernah kuucapkan tempo hari" Bila kita
berjumpa muka lagi, maka kau akan kubunuh?"
"Manusia bermuka dingin, jangan harap apa yang kau
inginkan itu bisa terwujut" teriak malaikat hawa dingin Mo siu
ing dengan sinar mata memancarkan rasa benci yang hebat.
Sembari berkata tubuhnya melejit sambil menerkam ke
depan menyerang Han siong Ki, sepasang telapak tangannya
menyapu ke angkasa menciptakan selapis bayangan cakar
yang tebal, dengan hebatnya bayangan cakar itu mengurung
disekitar batok kepala lawan.
Ilmu cengkeram yang dimiliki malaikat hawa dingin Mo siu
ing terhitung ilmu nomor satu dalam dunia persilatan, diapun
terhitung jago nomor wahid dalam ilmu jenis yang sama, bisa
kita bayangkan betapa mengerikannya serangan yang
dilancarkan dengan tekad itu, kontan Han siong Ki terdesak
mundur sejauh tiga langkah lebih.
Dipihak lain pertarungan antara Ko Goan cun melawan
malaikat hawa panas masih berlangsung dengan serunya,
menang kalah untuk sesaat sukar untuk ditentukan.
Pertarungan mati matian antara Hek pek siang yau
melawan HHun si Mo ong juga berlangsung amat seru,
1810 tampaknya untuk sesaat siapa unggul siapa kalah belum dapat
ditentukan. Hawa napsu membunuh yang berkobar dihati Han siong Kie
makin memuncak. tujuannya memasuki Lian huan tau itu
untuk menuntut balas, tentu saja ia merasa segan untuk
membuang banyak waktu disini, maka sesudah berpikir
sebentar akhirnya ia membentak. ilmu pukulan Mo mo ciang
hoat dilancarkan berbarengan waktunya, jurus jurus mautpun
menggulung keluar susul menyusul.
Kalau juga pukulan pukulan biasa masih mendingan,
ternyata dalam serangan tersebut pemuda itu telah sertakan
juga hawa sakti si mi sinkang yang dahsyat, jangankan baru
malaikat hawa dingin Mo siu ing, sekalipun gurunya Hun si
moong juga tak akan tahan.
Tak ampun lagi, satu pukulan keras bersarang telak
dibadan si malaikat hawa dingin, membuat lawannya segera
mencelat ke belakang. Oleh jeritan kesakitan dari malaikat bahwa dingin itu,
malaikat hawa panas Ko su khi menjadi amat terkejut,
konsentrasinya otomatis menjadi buyar.
Syarat terutama yang harus diperhatikan kawanan jago
dalam suatu pertarungan adalah konsentrasi yang sempurna,
apalagi dengan kekuatan yang seimbang, seseorang lebih
lebih harus memperhatikan benar benar setiap ancaman
musuhnya. Karenanya, ketika malaikat hawa panas Kosu khi pecah
perhatiannya, Ko Goan cun segera manfaatkan kesempatan
tersebut dengan sebaik baiknya, ilmu pukulan Hui huan pat
ciang secepat sambaran kilat dilancarkan secara gencar.
"Blaaang" ditengah benturan keras, Malaikat hawa panas
Ko su khi mendengus tertahan sambil muntah darah kental
tubuhnya secara beruntun mundur belasan kaki ke belakang.
1811 Waktu itu pertarungan antara Hek pek siang-yau melawan
Hun si mo ong telah mencapai pada puncaknya, makin
bertarung suasana makin tegang dan mara bahaya semakin
besar mengancam tiba, pertarungan sesengit ini belum pernah
dijumpai dalam dunia persilatan ratusan tahun belakangan ini.
Han siong Ki sendiri sehabis menyarangkan sebuah
pukulannya ditubuh lawan, ia lantas melejit dan memburu ke
hadapan malaikat hawa dingin Mo siu ing, telapak tangannya
diangkat ke udara siap melancarkan sebuah pukulan maut...
Padahal keadaan si malaikat hawa dingin Mo siu ing waktu
itu sudah kepayahan apalagi setelah isi perutnya terluka
parah, menghadapi ancaman yang sudah berada didepan
mata itu ia cuma bisa pejamkan mata sambil menantikan
datangnya saat kematian. Tiba tiba.... ketika serangan sudah hampir mencapai pada
sasarannya, Han siong Ki menarik kembali serangannya itu,
gelengkan kepala, menghela napas panjang dan putar badan
masuk ke dalam lembah. Sebagaimana diketahui, Han siong Ki bisa berhasil
menguasahi ilmu si mi sinkang, kesemuanya itu adalah berkat
sarung tangan Hud jiu po pit yang diberikan malaikat hawa
dingin kepadanya, meskipun benda itu dimenangkan olehnya
dalam Suatu pertarungan, tapi kebaikannya itu tak dapat
terhapus dengan begitu saja, maka ia merasa tak tega untuk
melancarkan serangan maut yang bisa mengakibatkan
kematian bagi orang itu. Baru beberapa langkah Han siong Ki berjalan, ketika secara
mendadak sesosok bayangan manusia menghadang jalan
perginya . "Manusia bermuka dingin berhenti kau" bentaknya.
Han siong Ki berhenti sambil menengadah, ternyata orang
yang menghadang jalan perginya itu bukan lain adalah cui hoa
siancu Ting Hong. 1812 "oya, hampir saja aku melupakan orang ini" demikianlah
pikirnya "bagaimanapun jua, aku harus mengucapkan si Jelek
dari sin ciu juga bisa terwujud"
Tapi sebelum anak muda itu mengucapkan sesuatu Cui hoa
Ting Hong siancu telah berkata lebih dulu:
"Manusia muka dingin, engkau kenal dengan ibuku?"
"Benar... bukan saja kenal bahkan akupun masih
mempunyai sebuah janji dengan ibumu"
"Masih mempunyai sebuah janji" janji apakah itu" apa kau
bisa memberitahukan padaku?"
"Tentu saja aku telah berjanji kepada ibumu untuk
menemukan kau, kemudian membawa kamu pulang kerumah"
"Aku tidak percaya" teriak Cui hoa siancu Ting Hong
dengan paras muka berubah hebat.
"Engkau tidak percaya dengan apa yang kukatakan
barusan?" pemuda itu menegaskan.
"Tentu saja aku tidak percaya, kenapa harus kupercayai
perkataanmu itu dengan begitu saja?"
"Tahukah engkau" Karena berusaha untuk menemukan
kembali jejakmu, ayahmu sudah lima tahun lamanya
berkelana dalam dunia persilatan, bahkan ibu dan ayahmu
cekcok dan tidak akur lantaran kau..."
"Aaaah, masa iya?"
"Terserah mau percaya atau tidak, pokoknya aku sudah
mengatakan apa yang sebenarnya, dan untuk mewujudkan
janjiku itu, terpaksa aku harus menghantar kau pulang
kerumah ibumu" "Mengapa kau bisa mempunyai janji dengan ibuku?",
"Karena aku pernah memperoleh sebutir pil si mia Kim wan
dari ibumu maka..." 1813 "Maka engkau melakukan pencarian ini baginya?" Ting
Hong menyela sambil mencibirkan bibirnya.
"Yaa, apa yang nona katakan memang benar"
"Tapi sayang sekali sekarang aku masih belum bisa pulang
kerumah... dan lagi akupun tak ingin pulang"
"Kenapa?" "Sudah sepuluh tahun lamanya aku disekap dalam rumah
batu di benteng maut, Thian che kau lah yang telah menolong
aku terlepas dari kurungan, maka dewasa ini aku harus
membayar dulu hutang budi ini kepadanya, selain daripada
itu, semua rekan rekan senasib yang pernah disekap dalam
benteng maut mempunyai suatu tujuan yang sama..."
"Apakah tujuan kalian yang semua?" Han siong Ki ingin
tahu dan bertanya agak tercengang.
"Tujuan kami adalah menghancurkan Benteng maut dan
membumi ratakan bangunan itu dengan tanah"
Berdebar jantung Han siong Ki setelah mendengar
perkataan itu, mimpipun ia tak mengira kalau kawanan
gembong iblis yang berhasil terlepas dari benteng maut telah
dipergunakan tenaganya oleh Thian che kaucu demi
keuntungan pribadinya. Sekarang, Benteng maut dijaga oleh ibunya, sucounya dan
siau susioknya, maka berbicara soal pertahanan rasanya tak
akan sampai menjadi satu masalah yang pelik, cuma dengan
adanya rencana musuh yang bisa gawat, otomatis gerakan itu
akan sangat mempengaruhi rencananya sendiri untuk
melakukan pembalasan dendam.
"Benteng maut selamanya tetap akan jaya, benteng maut
selamanya tetap akan berdiri kokoh dalam dunia persilatan,
jangan harap apa yang kalian rencanakan bisa terwujud"
serunya kemudian dengan suara dingin.
1814 "Huuuh... jangan bermimpi" Ting Hong mendesis dengan
nada penuh penghinaan. Paras muka Han siong Ki berubah jadi serius, katanya lagi:
"orang she Ting, terus terang kuberitahukan kepadamu,
and ikata aku tidak terikat oleh janjiku sendiri dengan ibumu,
maka sekarang engkaupun tak akan lolos dari suatu kematian"
"Manusia bermuka dingin" Ting Hong berteriak dengan
paras muka berubah hebat, " kau terlampau tekebur, ingin
masuk lebih jauh ke dalam lembah ini, kau harus berusaha
mengalahkan aku lebih dahulu"
Han siong Ki tahu keadaan sudah meruncing, diapun cepat
mengambil keputusan. "sekarang, masalah membalas dendam jauh lebih penting
dari persoalan lainnya, kenapa tidak kusingkirkan dia lebih
dahulu" sehabis membalas dendam ia baru kutangkap untuk
dikirim kembali ke gua salju dibukit Ciong san..."
Karena berpikir begini, diapun membentak dengan suara
keras: "Ayoh menyingkir kau"
"Tunggu sebentar..." gadis itu kembali berseru dengan
suara lantang. "Apa yang hendak kau katakan lagi?"
"Kau membutuhkan obat si mia kim wan dari ibuku untuk
apa?" "Untuk apa ...." Tentu saja untuk menolong jiwa
seseorang" sahut pemuda itu.
"Manusia macam apakah yang hendak kau tolong?"
Han siong Ki sedikit tercengang selain kurang sabar, tapi
sahutnya jugs dengan jujur: "Dia adalah seorang gadis yang
bernama Go siau bi Enmm, sudah cukup jelas?"
"Go siau-bi namanya?"
1815 "Yaa benar, ada apa?"
"Kalau begitu obat tersebut sudah tidak ada gunanya lagi
baginya, obat tersebut bisa kau kembalikan kepada ibuku"
"Kenapa.." Han siong Ki bertanya dengan hati yang amat
terperanjat "Kau kenal dengan gadis itu?"
"Ehmmm, benar" "sekarang ia berada dimana?"
"Kau ingin tahu?"
"Yaa, aku ingin tahu" suara Han siong Kie lcedengaran
sedikit gemetar karena emosi.
Cui hoa siancu Ting bong termenung dan berpikir lagi
beberapa saat lamanya, kemudian diapun bertanya lagi:
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"sebenarnya dia itu apa mu?"
"Dia adalah calon isteriku"
Sekali lagi paras muka Ting Hong berubah hebat, tapi
sebelum dara itu berbicara lagi, Han siong Kie dengan
perasaan tak sabar telah mendesak lebih jauh:
"Harap kau suka beritahu kepadaku, bagaimanakah
keadaannya dewasa ini" Tentunya kau tidak merasa keberatan
bukan?" "Beritahu kepadamu sih boleh-boleh saja, hanya..."
"Hanya kenapa?"
"Tentu saja ada syaratnya"
Menurut pengakuan si tamu berjenggot indah Huan Kang
menjelang saat kematiannya, Go siau bi telah tewas ditangan
ratu tawon Buyung Thay, tapi sekarang Ting Hong telah
mengucapkan kata-kata semacam itu, tak heran kalau Han
siong Ki merasa kaget bercampur tercengang, untuk sesaat
dia tak tahu bagaimana baiknya.
1816 Tapi akhirnya diapun berkata:
"Apakah syaratmu" Cepatlah katakan keluar"
Ting Hong tidak langsung menjawab, ia tampak termenung
beberapa saat lamanya, kemudian tertawa misterius.
"Kabar tentang gadis she Go itu bisa saja kuberitahukan
kepadamu sekarang juga, sedang soal syaratnya lebih baik
dibicarakan lain kali saja, asal kau ingat saja selalu bahwa kau
masih berhutang sebuah syarat kepadaku itu sudah lebih dari
cukup," Han siong Ki sudah tak sabar untuk menunggu lebih jauh,
ia mendesak lebih jauh: "Baik, akan kuingat selalu syaratmu itu, Nah sekarang
katakanlah jejak gadis itu kepadaku"
"Sekarang Go siau bi berada dalam cengkeraman orang
orang Thian che kau..."
"ooooh... jadi dia belum mati?" Rasa kaget yang dialami
Han siong Ki waktu itu benar benar sukar dilukiskan dengan
kata kata, suaranya sampai kedengaran agak gemetar.
"Yaa, dia belum mati oleh karena itulah seperti telah
kukatakan tadi, obat si mia kim wan sudah tak berguna lagi
baginya" "Tapi.... tapi... hal ini tak mungkin terjadi, dia.... dia....
mana mungkin belum mati?"
"Apa"Jadi kau sangat berharap agar dia cepat-cepat masuk
keliang kubur...?" "Bukan begitu maksudku, sewaktu kami berpisah tempo
hari, jiwanya hanya bisa hidup sepuluh hari lagi, itupun berkat
kemanjuran obat ci-goan wan dan sekarang..."
"Waah....kalau soal itu aku kurang begitu tahu, tapi
pokoknya sampai sekarang dia masih hidup dan aku rasa asal
1817 dia masih hidupkan beres" Kenapa musti persoalkan urusan
tetek bengek lainnya?" kata Ting Hong dengan suaranya yang
merdu seperti burung nuri yang lagi berkicau dipagi hari.
Setelah mendengar perkataan itu, Han siong Ki baru sadar
dari lamunannya, sekarang ia baru merasa bahwa Buyung
Thay kena difitnah, bahkan terfitnah secara keji, dia pasti akan
menanggung rasa penasaran yang hebat akibat
perbuatannya... Diam-diam pemuda itu mulai menyesal, dia tak menyangka
kalau si Tamu-berjenggot-indah Huan Kang begitu kejamnya,
lantaran gagal soal bercinta ternyata dia begitu tega untuk
melaksanakan siasat sekeji dan sebusuk itu.... diam-diam ia
merasa bergidik sendiri, rupanya rasa cemburu bisa
mendatangkan rasa benci yang menyala-nyala, dan Huan
Kang merupakan satu bukti yang paling jelas.
Helaan napas panjang berkumandang memecahkan
kesunyian, Buyung Thay pernah menolong jiwanya sampai
di?a kali, tapi sekarang, karena Kecerobohannya ia telah
bentrok dengan perempuan itu, malahan nyaris jiwanya akan
dicabut olehnya, berbicara sesungguhnya, peristiwa itu cukup
mendatangkan pukulan batin yang tak terkirakan besarnya
untuk perempuan itu. "Aaai..........aku telah bersalah padanya, aku telah bersikap
terlampau kasar kepadanya...." tanpa disadari pemuda itu
bergumam sendiri dengan suara yang lirih.
-ooo0dw0ooo- Jilid 48 "EEEH...... kau telah berbuat salah kepada siapa?" Cui hoa
siancu Ting Hong bertanya dengan wajah tertegun.
1818 "Aku rasa aku tidak mempunyai keharusan untuk
menjawab pertanyaanmu itu" tukas pemuda itu ketus.
Sehabis berkata, dia lantas menggerakkan tubuhnya siap
berlalu dari sana.... "Eeeh....tunggu sebentar manusia muka dingin" teriak Ting
Hong lagi sambil mengayunkan telapak tangannya, "nonamu
masih bertugas disini, maka sebagai musuh kita harus beradu
kepandaian lebih dulu sebelum berlalu dari sini"
"Bagus, kalau begitu sambutlah seranganku ini" Diiringi
bentakan keras yang memekikkan telinga, secara beruntun
Han siong Ki melancarkan tiga buah serangan berantai.
Tenaga pukulan yang maha dahsyat bagaikan gulungan
ombak ditengah samudra seperti gelombang dahsyat yang
menghanyut-kan melanda keluar susul menyusul, oleh
tekanan yang maha dahsyat itu, Ting Hong terdesak sampai
mundur delapan langkah ke belakang.
Begitu gadis itu terdesak mundur, maka terbukalah sebuah
jalan lewat bagi pemuda itu, Han siong Ki tidak menyia
nyiakan kesempatan baik itu, dengan gerakan tubuh seperti
sukma gentayangan tahu tahu dia sudah menyelinap masuk
kedalam lembah. Menyaksikan anak muka itu menyusup ke dalam lembah,
sekulum senyuman aneh yang sukar dilukiskan apa artinya
tersungging diujung bibir nona itu, kemudian sambil
membentak keras dia segera melakukan pengejaran dari
belakang. Sementara itu, empat orang kakek telah munculkan diri dari
balik lembah dan menghadang jalan pergi anak muda itu.
Sejak kehadirannya di lembah Lian huan tau, napsu
membunuh yang berkobar didada Han siong Ki sudah tak
terkendalikan lagi, apalagi mengingat dendam kesumatnya
yang luar biasa, maka begitu jalan perginya dihadang oleh
1819 empat orang kakek kekar tanpa mengucapkan sepatah
katapun dia lantas menerjang kedepan dan langsung
menumbuk musuh musuhnya. Ditengah desingan suara suitan yang memekikkan telinga,
ilmu jari Tong Kim ci telah dilancarkan secara beruntun
Bentakan demi bentakan nyaring menggelegar memenuhi
angkasa, ke empat orang kakek itu masing masing
melepaskan sebuah pukulan dahsyat ke depan, kekuatannya
ibarat gulungan ombak dahsyat yang menghantam tepian
pantai, hebat sekali kekuatannya.
Jerit kesakitan tiba tiba berkumandang memecahkan
kesunyian, percikan darah berhamburan kemana mana. salah
seorang diantara empat penyerang itu tahu-tahu sudah
termakan tusukan jari tangan yang maha dahsyat itu hingga
dadanya berlubang hingga tembus kepunggung, dengan
cucuran darah yang amat deras badannya tersungkur ketanah
untuk tidak bangun selama lamanya.
Han siong Ki sendiri, walaupun serangannya berhasil
mematikan salah seorang musuhnya, tapi oleh desakan
tenaga pukulan yang maha dahsyat dari lawan-lawannya itu,
dia kena dipaksa untuk melayang turun kembali keatas
permukaan tanah. Hanya selisih waktu beberapa detik saja, deruan ujung baju
tersampok angin kembali berkumandang memecahkan
kesunyian, beberapa sosok bayangan manusia dengan
kecepatan luar biasa melayang masuk kedalam lembah dan
serentak mengurung Han siong Ki ditengah gelanggang.
Tiba tiba dari luar lembah secara lapat-lapat terdengar pula
jerit kesakitan yang mengerikan.
Han siong Ki tahu, itulah jeritan dari Hun si mo ong atau
dengan perkataan lain Hok pek siang yau telah berhasil
mewujudkan cita citanya untuk membuat perhitungan atas
kematian saudara dalam perguruannya .
1820 Waktu itu Cui hoa sian cu Ting Hong telah mengejar tiba
pula ditepi arena, dia berdiri bersama-sama dengan kawanan
jago dari perkumpulan Thian che kau lainnya.
Apa yang diduga Han siong Ki ternyata memang benar,
Hun si mo ong telah tewas ditangan Hek pek siang yau
berdua. Begitu musuh besar perguruannya berhasil dibunuh dan
dendam kesumat yang tertanam dihati mereka selama banyak
tahun berhasil dituntut balas, sepasang siluman hitam putih
itu berlutut ditanah menghadap ke selatan, lalu dengan
suaranya yang lirih mereka berdoa:
"oooh.... suhu, arwahmu dialam baka tentunya dapat
menyaksikan apa yang baru terjadi disini, tecu telah berhasil
membunuh musuh besar kita yang terakhir..."
Selesai berdoa mereka lantas bangkit berdiri, sekarang
sinar mata mereka yang bengis dialihkan keatas wajah Im
yang siang sat (sepasang malaikat hawa panas dan dingin)
yang sedang memeluk jenasah gurunya sambil menangis
tersedu sedu. Tapi sebelum kedua orang siluman itu melancarkan
serangannya yang mematikan, sinona baju hitam Ko Goan cun
sudah maju kemuka sambil katanya kepada kedua orang itu:
"Lepaskanlah muridnya, kasihan ke dua orang itu"
Ko Goan cun sebagaimana diketahui adalah kakak
seperguruan dari Han siong Ki, maka bagaimanapun juga
sepasang siluman hitam putih menaruh tiga bagian rasa
hormat dan segan kepadanya.
Karenanya, ketika mendengar perkataan itu siluman putih
Hong Ing ing lantas bertanya dengan suara keheranan: "
Kenapa?" "seandainya sepasang siluman itu pantas diberi kematian,
semenjak tadi ciangbunjin kalian sudah turun tangan terhadap
1821 mereka, tapi buktinya ia tidak berniat untuk melakukannya,
bukankah itu berarti bahwa ciangbunjin kalian tidak berniat
dengan jiwa mereka berdua?"
Padahal seperti telah diketahui Han siong Ki melepaskan
malaikat hawa dingin, hal itu disebabkan karena ada
hubungannya dengan sarung tangan Hud jiu popit.
Walau demikian, siluman putih Hong ing ing mengangguk
juga selesai mendengar perkataan itu, diapun mundur dua
langkah kebelakang. Im yang siang sat yang terluka parah pelan pelan bangkit
berdiri, dengan bersusah payah dan menggunakan segenap
kemampuan yang dimilikinya mereka berusaha untuk bangkit
dan menggotong jenasah guru mereka Hun si mo ong....
"Tunggu sebentar" tiba tiba serentetan suara bentakan
menggelegar diangkasa, menyusul bentakan nyaring itu,
sesosok bayangan putih dengan kecepatan luar biasa
melayang masuk kedalam arena. orang itu tak lain adalah
Buyung Thay. Dengan tatapan mata yang sangat tajam Buyung Thay
memandang sekejap wajah Malaikat hawa dingin dan panas,
kemudian ucapnya dengan suara yang lirih: "Serahkan
jenasah itu kepadaku"
Tindakan dari Buyung Thay ini sangat mengejutkan dan
mencengangkan hati semua orang yang hadir disekitar arena,
betapa tidak" Setelah berlalu dari tempat itu ternyata ia muncul secara
tiba-tiba dan tujuannya tak lain adalah untuk mengambil
jenasah dari Hun si mo-ong, siapa yang tak heran dengan
kejadian ini" "Mengapa jenasah guruku harus kuserahkan kepadamu?"
kata malaikat hawa panas Ko su khi sambil menggigit bibir.
1822 "sebab itulah keinginan gurumu selama masih hidupnya,
dan aku hanya ingin mewujudkan apa yang dikehendaki
gurumu" -ooo0dw0ooo- BAB 98 "KEINGINAN guru kami semasa hidupnya?" sepasang
malaikan hawa dingin dan panas bertanya keheranan.
"Yaa benar, semasa dia masih hidup pernah berpesan
kepadaku, agar jenasahnya bila ia telah mati nanti bisa
dikubur menjadi satu dengan kerangka mendiang guruku"
"oooh .... jadi kalau begitu mendiang gurumu adalah Toh
hun sian ci si dewi cantik pencabut nyawa?" .
"Yaa betul" "Apakah jenasah guru kami akan kau bawa pergi sekarang
juga." kedua orang malaikat itu bertanya lagi agak ragu.
"sekarang aku masih ada urusan yang harus diselesaikan
lebih dahulu, lebih baik kalian berdua saja yang memboyong
jenasah guru kalian itu menuju bukit Pek in hong dibukit Ciong
san, tunggu aku disana. selesai urusan pribadiku, aku akan
segera menyusul kesana"
Malaikat hawa panas Ko su-khi dan malaikat hawa dingin
Mo siu ing mengangguk lirih, tanpa berbicara lagi
berangkatlah mereka meninggalkan tempat itu.
Belum jauh dua orang itu berlalu, dari balik lembah kembali
bermunculan puluhan sosok bayangan manusia, dengan
kecepatan yang luar biasa mereka menerjang kedepan dan
menyebarkan diri membentuk posisi mengepung.
Sepasang siluman hitam dan putih saling berpandangan
sekejap. cepat mereka menyongsong kedatangan orang orang
1823 itu, sebagaimana telah diketahui, kedua orang itu mendapat
perintah dari Han siong Ki untuk mempertahankan mulut
lembah dan tidak membiarkan seorang manusiapun orang
hendak kabur, lolos dalam arena..
Jerit-jeritan kesakitan berkumandang silih berganti,
terjangan terjangan yang dilakukan kedua orang siluman itu
sebera mendatangkan hasil yang mengenaskan.
Sementara pertarungan berkobar dengan dahsyatnya tiba
tiba Ko Goan cun menghampiri Buyung Thay yang masih
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berdiri disana, lalu katanya dengan lirih:
"Enci Buyung, siau moay atas nama suteku mohon maaf
yang sebesar besarnya kepadamu"
"Minta maaf" Dalam soal apa dia minta maaf kepadaku?"
tanya perempuan cantik itu.
"Go siau bi sudah ada kabar beritanya, ternyata nona itu
belum mati, ia masih hidup didunia ini"
"ooooh .....jadi Go siau bi sudah ada kabar beritanya dan ia
masih hidup?" "Yaa benar, dan cui hoa siansu Ting Honglah yang
mengungkapkan kejadian ini kepada adik seperguruanku,
katanya Go siau bi berada dalam cengkeraman orang orang
Thian che kau" Sehabis mendengar perkataan itu, Buyung Thay tertawa
penuh kepedihan. "Ia tak akan menyalahkan dia sebab tertawannya Go siau
bi oleh musuh masih berada dalam tanggung jawabku"
"Aku tak menyangka kalau perbuatan dari orang orang
Thian che kau begitu rendah, hina dan tak tahu malunya..."
kata Ko Goan cun sambil menahan geramnya.
Buyung Thay tidak berucap sesuatu, mendadak seperti lagi
diburu urusan penting, serunya agak terburu buru:
1824 "Maaf, aku harus pergi sekarang, selamat tinggal"
Sekali menjejakan kakinya ke tanah, ia lantas kabur dari
tempat itu dengan gerakan cepat.
Dalam pada itu, sepasang siluman hitam putih sudah
melancarkan pukulan pukulan yang mematikan untuk
menumpas musuh musuhnya, dalam waktu singkat kawanan
jago lihay dari Thian che-kau itu sudah diobrak abrik sampai
tercerai berai, jerit kesakitan yang memilukan hati
berkumandang saling menyusul membuat siapapUn yang
mendengar merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Bagaimana dengan Han siong Ki" Kiranya ia sudah
dihadang oleh belasan orang jago lihay dilorong lembah
tersebut. Masih mendingan kalau kawanan jago yang melakukan
pengepungan cuma kawanan jago biasa, kali ini Han siong Ki
dikurung oleh jago jago lihay yang sebagian besar adalah para
bekas tawanan yang berhasil melepaskan diri dari sekapan
benteng maut, rasanya bisa kita bayangkan sendiri betapa
hebatnya ilmu silat yang mereka miliki.
Tujuan Han siong Ki menyatroni lembah Lian huan tau
memang untuk mencuci lembah tersebut dengan darah, iapun
segan untuk banyak bicara, begitu saling bertemu, serangan
serangan mautpun lantas dilancarkan.
Tampak pemuda itu sedang mendengus dingin, hawa
murninya dihimpun menjadi satu dalam tubuhnya, kemudian
"Weeeesss" dia bacok tiga orang kakek yang muncul dari
hadapannya. Bersamaan waktunya ketika Han siong Ki melancarkan
bacokan kedepan diantara kawanan jago lihay yang
mengepung dari belakang, tiba tiba menyambar datang dua
bilah pedang tajam yang menusuk kepunggungnya dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat.
1825 Padahal waktu itu Han siong Ki sedang melancarkan
serangan dengan tenaga penuh, merasakan tibanya hawa
pedang yang mengurung sekujur tubuhnya, sadarlah pemuda
kita bahwa sipenyerang itu berilmu tinggi, sebab ia dapat
merasakannya dari hawa pedang yang se akan akan menyayat
tubuhnya. Dalam keadaan demikian, untuk berpaling sambil
menangkis jelas sudah tak sempat lagi, dalam kaget dan
marahnya, serangannya diperketat berbareng itu juga
badannya menerkam maju kedepan.
Si mi sinkang memang betul betul merupakan suatu ilmu
pukulan yang maha dahsyat, ternyata tak seorangpun yang
sanggup untuk menghadapi serangan tersebut.
Tiga jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang
memecahkan kesunyian, tiga orang kakek itu terhajar telak
sehingga tubuhnya mencelat sejauh dua kaki lebih dari
posisinya semula. Han siong Ki sendiri langsung melayang turun di posisi
dimana ketiga orang kakek itu semula berdiri, ia putar badan
secepat kilat, sementara dua bilah pedang yang menyergap
tiba itu seperti bayangan yang menempel dibadan mengejar
terus dengan ketatnya, dalam keadaan begini cepat cepat
sebuah pukulan dilancarkan..
Hawa serangan yang kuat seperti gulungan ombak
disamudra menyapu kedepan, ketika membentur dua bilah
pedang tersebut seketika menimbulkan suara dentingan
nyaring... Dua orang laki laki setengah baya yang melancarkan
sergapan itu merasakan tangannya bergetar keras, hampir
saja cekalan pada gagang pedang itu terlepas, secara
beruntun dia mundur beberapa langkah dengan
sempoyongan, wajahnya menunjukkan rasa kaget dan
ketakutan. 1826 Sementara dua orang laki laki bersenjatakan pedang itu
masih berdiri tertegun dengan hati yang berdebar keras, Han
siong Ki telah manfaatkan kesempatan itu dengan sebaik
baiknya, ia menerkam ke muka seperti harimau terluka.
Hebat sekali tubrukannya itu, kecepatan gerak tubuhnya
boleh diibaratkan sukma gentayangan yang melintas lewat.
Jerit kaget menggema memecahkan kesunyian, sebelum
mengetahui apa yang terjadi, dua orang laki-laki setengah
baya itu sudah kena tertotok jalan darah matinya, tanpa
mendengus lagi mereka terkapar ditanah dan tewas seketika
itu juga, sedang kedua belah pedang mereka tahu-tahu sudah
berpindah tangan. Belum pernah terjadi dalam dunia persilatan dewasa ini
bahwa ada orang bisa melancarkan serangan dengan cara
sehebat itu, kontan saja semua jago silat yang hadir disana
pada tertegun dengan perasaan takut bercampur ngeri.
Han siong Ki menatap ke tujuh pria dan satu wanita yang
berada dihadapannya dengan pandangan yang tajam dan
menggidikkan, lalu sepasang pedang yang berhasil dirampas
dari musuhnya itu tiba-tiba dilontarkan kemuka hampir
bersamaan waktunya. Dahsyat sekali tenaga sambitan itu, bukan saja
kekuatannya luar biasa, kecepatannya juga mengerikan.
Dua jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
berkumandang memecahkan kesunyian, dua orang
diantaranya tujuh laki-laki seorang perempuan itu kena
ditembusi ulu hatinya oleh sambitan pedang itu, tubuh mereka
segara terjungkal ke tanah dengan darah bercucuran, saking
kerasnya tenaga sambitan itu, bukan saja pedang pedang itu
sudah tembus keluar dari punggung mereka, bahkan pedang
tersebut masih mempunyai kekuatan untuk meluncur kedepan
menancap diatas dinding karang dan tembus hingga tinggal
gaggng pedangnya belaka. 1827 Lima orang jago lainnya jadi keder dan melarikan diri
terbirit-birit keluar lembah, mereka ngeri sekali menghadapi
musuhnya yang teramat lihay itu.
Selama yang lain ribut-ribut, cuma Ting Hong seorang yang
tetap berdiam diri, ia tidak mencoba untuk kabur juga tidak
melakukan perlawanan seakan akan kejadian yang baru
berlangsung dihadapan matanya sama sekali tidak
berhubungan dengan dirinya.
Han siong Ki melirik sekejap kearahnya, pemuda itupun
tidak berbicara apa apa, dia putar badan dan melanjutkan
perjalanannya menuju kelembah Lian huantau.
Tiba-tiba dari arah belakang berkumandang suara jeritan
ngeri yang susul menyusul, jelas lima orang jago lihay yang
kabur keluar lembah itu sudah kena dibunuh orang.
Tanpa berpalingpun Han siong Ki tahu siapa yang
melakukan perbuatan itu, ia perkencang larinya menuju
kedepan. Hanya ada satu tujuan baginya pada saat ini, yakni
menemukan Thian che kaucu Yu Pia lam, serta melakukan
pembalasan dendam atas sakit hatinya selama ini.
Sepanjang perjalanan menembusi lembah itu, ia tidak
temukan hadangan, malah sesosok bayangan manusiapun
tidak nampak lagi. Selang sesaat kemudian, sampailah pemuda itu didepan
serentetan bangunan megah yang berpotongan seperti istana.
Kalau ditinjau dari betapa megah dan kokohnya bangunan
istana tersebut, dapat diduga bahwa tempat itu kemungkinan
besar adalah letak markas besar dari perkumpulan Thian che
kau. Tapi ada satu hal yang kelihatan janggal dan aneh sekali,
ternyata suasana disekeliling bangunan istana itu sunyi senyap
tak nampak sesosok bayangan manusiapunTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
1828 Ditengah kesunyian yang mencekam seluruh angkasa,
terasalah betapa seram dan ngerinya keadaan disitu..
Markas besar perkumpulan Thian che kau yang tersohor
ternyata berada dalam keadaan kosong tanpa penghuni,
peristiwa ini benar benar merupakan suatu kejadian yang
aneh dan tak masuk diakal.
Dengan perasaan sangsi Han siong Ki memandang sekejap
sekeliling tempat itu, kemudian sekali menjejak kakinya diatas
permukaan tanah, dia melayang masuk keatas pelataran
diujung undak undakkan batu didepan pintu gerbang itu
Sementara sianak muda itu masih celingukan kesana
kemari .... mendadak terdengar seseorang berseru dengan
suara lantang: "Manusia bermuka dingin telah tiba"
Menyusul seruan itu, pintu gerbang berwarna merah yang
penuh dengan ukiran indah itu pelan-pelan bergeser
kesamping dan terpentang lebar-lebar...
Dengan terbukanya pintu gerbang tersebut Han siong Ki
dapat menyaksikan pula semua pemandangan yang
terbentang didepan matanya, apa yang kemudian terlihat
membuat darah panas ditubuh anak muda itu mendidih,
matanya jadi melotot besar dan kegusarannya memuncak.
Yu Pia lam ketua dari perkumpulan Thian che kau itu duduk
dengan agungnya dikursi kebesaran, dibelakang tubuhnya
berdirilah empat orang laki-laki dan empat orang perempuan,
kedua belah sisi kursi kebesaran itu berderet pula kursi kursi
yang ditempati kurang lebih tiga puluh orang jagoan lihay.
Yu Pia lam masih duduk dikursi utamanya dengan kain
kerudung hijau menutupi wajahnya, hanya sepasang matanya
yang tajam nampak dari luar, itupun memancarkan cahaya
hijau yang menggidikan hati.
"Yu Pia lam Bajingan keparat, bangsat terkutuk.
menggelinding keluar kau dari situ" teriak Han siong Ki dengan
1829 wajah merah padam dan mata melotot besar. suasana dalam
ruangan itu tetap bening dan sepi, tiada jawaban yang
kedengaran. Suasana dalam ruangan itu tetap hening dan sepi, tiada
jawaban yang kedengaran. Habislah kesabaran Han siong Ki, dia melayang masuk
kedalam ruangan, lalu sambil menuding kearah Thian che
kaucu itu teriaknya dengan penuh rasa geram: "Yu Pia lam
tahukah engkau siapakah aku ini?"
"Heeehhh..... heeebhh.... heeehhh... putra-nya Han Si wi,
bukankah begitu " sahut Thian che kaucu dengan seram.
Menyinggung nama ayahnya, kemarahan dan rasa dendam
yang berkecamuk didalam dada Han siong Ki makin menjadi,
kembali dia berteriak dengan penuh kebencian:
"Yu Pia lam, ini hari aku akan membuat darahmu setetes
demi setetes mengalir keluar sampai habis, kemudian
tubuhmu akan kucincang menjadi berkeping keping dan
menghancurkannya hingga musnah"
"Woouw, besar amat bacotmu itu Bocah keparat, jangan
sok bicara besar, pikir dulu dengan otakmu, sanggupkah
engkau melakukan kesemuanya itu."
"Hmmm... jika tak percaya, kenapa tidak mencobanya
sendiri?" "Manusia bermuka dingin Simpan dulu semua sikap
tekeburmu itu, sebelum kematianmu menjelang tiba, teriebih
dahulu akan kupersilahkan engkau untuk berjumpa dengan
seseorang" Dia lantas bertepuk tangan, dari sudut ruangan sebelah
kanan segera terbuka sebuah pintu rahasia, dari balik pintu
rahasia itu tampaklah seorang perempuan duduk terikat diatas
sebuah kursi, gadis itu sedang menatap kearah depan dengan
padangan kaku. 1830 "Adik Bi" Han siong Ki segera berteriak dengan penuh
perasaan emosi. Yaa, gadis yang terikat diatas kursi itu tak lain adalah Go
siau bi yang telah lenyap selama banyak waktu belakangan ini.
Tanpa banyak berbicara lagi, dengan suatu gerakan
secepat kilat Han siong Ki menerjang maju kedepan, jari
tangannya segera bergerak cepat mematahkan semua tali
yang membelenggu tubuh gadis itu serunya lagi dengan
penuh rasa emosi: "Adik Bi, kau tentunya sangat menderita
bukan?" Tapi sebelum kata kata itu selesai diucapkan, tiba tiba
dengan suatu gerakan yang cepat dan tepat Go siau bi
melancarkan sebuah serangan kilat ke atas jalan darahnya.
Mimpipun Han siong Ki tak menyangka kalau Go siau bi
secara tiba tiba melancarkan sebuah totokan kilat keatas
tubuhnya, ingatan kedua belum sempat melintas lewat,
beberapa buah jalan darahnya sudah tertotok, dan tak ampun
tubuhnya segera roboh terjengkang ke atas tanah.
Dua orang laki laki bertubuh kekar segera munculkan diri,
satu dari kiri yang lain dari kanan segera meringkus tubuhnya
menelikung badannya sehingga ia betul betul tak dapat
berkutik lagi. Setelah anak muda itu dapat diringkus, Go siau bi menyeka
raut wajahnya, samaran orang itu segera terhapus sehingga
tampaklah wajah aslinya, ternyata dia tak lain adalah seorang
perempuan muda yang genit dan berparas jalang.
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pihak lawan ternyata menggunakan seorang perempuan
muda yang menyamar sebagai Go siau bi untuk memancing
Han siong Ki masuk perangkap. peristiwa ini boleh dibilang
merupakan suatu kejadian yang sama sekali tak terduga
sebelumnya. 1831 Kini si anak mula itu sudah tak dapat berkutik lagi,
nasibnya telah jatuh ditangan lawan, sekalipun Han siong Ki
merasa teramat gusar sehingga matanya melotot besar dan
mukanya berubah jadi merah membara, tapi apa gunanya"
sekalipun dia marah marah juga tak mungkin bisa merubah
kenyataan yang telah terbentang didepan mata.
Dua orang laki laki kekar itu dengan mencengkeram tubuh
Han siong Ki segera menggusurnya ke ruang tengah.
Thian che kaucu Yu Pia lam segera bangkit berdiri, kepada
anak buahnya yang duduk disekelilingnya ia berkata:
"Pun kaucu hendak membicarakan soal persengketaan
pribadi dengan sahabat she Han ini, harap kalian semua suka
mengundurkan diri untuk sementara waktu"
Para jago yang duduk dikedua belah sisinya itu sama sama
bangkit berdiri dan siap mengundurkan diri dari situ.
"Lapor kaucu" tiba tita seseorarg berkata "hamba ada
beberapa patah kata ingin diucapkan keluar lebih dahulu"
Orang yang barusan berbicara itu adalah salah seorang dari
ketiga orang Tongcu yang hadir di sana,Tok kun si Dewa
racun Yu hua. "Yu tongcu, apa yang hendak kau sampaikan" Katakan saja
berterus terang " Yu Pia lam menanggapi.
"Tentunya kaucu tidak akan menghancurkan dirinya
bukan?" "Maksudmu?" "Menurut pendapat hamba yang bodoh, sepantasnya kalau
kaucu pertimbangkan pula kedudukannya dewasa ini
Kemungkinan besar hal ini akan mendatangkan keuntungan
besar bagi rencana kaucu sendiri"
"Ehmm.. akan kupertimbangkan baik baik usulmu itu, asal
memang demikian, tentu saja bisa kuputuskan nanti"
1832 "selain daripada itu" ujar Yu Hua lagi dengan perlahan,
"lebih baik kaucu pertahankan pula seluruh kepandaian silat
yang dimilikinya itu, tentunya kaucu tak keberatan bukan?"
"Mempertahankan kepandaian silatnya..." tiba-tiba sekujur
badan Thian che kaucu bergetar keras.
"Yaa benar, pertahankan segenap kepandaian silatnya yang
dimilikinya Atau mungkin kaucu keberatan?"
"Yu Tongcu" ujar Thian che kaucu Yu Pia lam dengan
wajah bersungguh sungguh, "sudah kau bayangkan
bagaimana akibatnya andaikata dia sampai terlepas dari
tangan kita?" "sudah hamba pikirkan persoalan ini matang matang, dani
hamba cukup mengetahui akibatnya"
"Mungkinkah itu?"
"sudah hamba pikirkan, Asal orang ini bisa kita gunakan
tenaganya untuk berpihak kepada kita, maka kedudukan
tertinggi bagi umat persilatan yang kita idam idamkan selama
ini dengan gampangnya bisa kita raih dan kita miliki untuk
selamanya" "Haaahhh... haaahhh... haaahhh apakah Yu Tongcu tidak
merasa bahwa jalan pikiranmu itu terlampau kekanak
kanakan?" tiba tiba Yu Pia- lam tertawa tergelak dengan
kerasnya, "bagaimanapunjuga dia toh masih merupakan
seorang ciangbunjin dari perguruan Thian lam, lagipula antara
dia dengan aku...." Berbicara sampai disini, tiba tiba ia tutup mulutnya dan
membungkam, tentu saja ia tak dapat mengumumkan soal
sengketa berdarahnya dengan Han siong Ki sehingga semua
orang persilatan mengetahui rahasia ini dan sama sama
mengutuknya. sementara itu, si dewa racun Yu Hua kembali
telah berkata dengan suara perlahan:
1833 "Kaucu, hamba berharap bila kau sudah selesai
memeriksanya, maka kaucu bersedia untuk serahkan orang itu
kepada hamba, biar hambalah yang menaklukan dirinya"
"Apakah Yu Tongcu mempunyai kemampuan untuk
menaklukkan dirinya?" Yu Pia lam masih agak ragu.
"Kaucu Tampaknya engkau telah melupakan kemahiran
yang paling hamba andalkan"
Seakan akan baru saja menyadari akan sesuatu, tiba tiba
Thian che kaucu menengadah dan tertawa terbahak bahak.
"Haaaahhh.... haaahh... haaahhh... bagus, bagus kecuali Yu
tongcu yang boleh tetap tinggal disini, harap saudara saudara
yang lain mengundurkan diri untuk sementara waktu"
Baru saja ucapan tersebut selesai diucapkan tiba tiba dari
depan pintu muncul seorang laki laki berbaju ringkas yang
masuk dengan langkah tergesa gesa, sesampainya dihadapan
Yu Pia lam, orang itu berlutut dan berkata nyaring: "Tecu ada
berita yang hendak dilaporkan"
"Cepat katakan."
"Diluar lembah Lian huan tau telah kedatangan musuh
sebanyak lima ratus orang lebih, kekuatan itu terdiri dari jago
jago pelbagai partai dan perkumpulan, mereka dipimpin oleh
pengemis dari selatan, tiang lo perkumpulan pengemis"
Walaupun jalan darah Han siong Ki masih tertotok pada
waktu itu, namun kesadarannva tidak hilang, setiap patah kata
tersebut dapat ia dengar dengan amat nyata.
Ketika Dewa racun Yu Hua mengucapkan kata-katanya tadi,
ia merasa hatinya ngeri bercampur seram, ia cukup
mengetahui keahlian si makhluk racun tua itu dalam
menggunakan bahan bahan beracunnya, sebagai seorang
yang cerdik diapun dapat menarik kesimpulan dari makna
ucapan yang diutarakannya tadi, rupanya ia hendak
menggunakan pengaruh obat racun tertentu untuk
1834 menghilangkan daya akal dan kesadarannya, lalu setelah ia
kehilangan kesadaran dan pikirannya, maka tenaganya akan
dipergunakan pihak Thian che kau untuk mewujudkan citacitanya.
Seandainya hal itu sampai terjadi, keadaan tersebut boleh
dibilang betul-betul mengerikanDan sekarang pengemis dari selatan telah menghimpun
semua kekuatan dari perkumpulan dan partai partai persilatan
yang pernah merasakan kekejaman Thian che-kau untuk
melakukan pertarungan berdarah dengan Thian che kau,
padahal ia sendiri sedang berada ditangan musuh, diam diam
iapun merasa seram atas akibat yang mungkin akan dialami
engkoh tuanya... Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
terdengar Thian che kaucu menengadah dan tertawa latah.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... lengan belalang ingin
menahan putaran roda pedati.... Huuh betul betul sekawanan
manusia yang tak tahu diri, saudara saudara sekalian Ayohlah
masing masing menempatkan diri pada posisinya masing
masing, tumpas semua bangsat yang berani bikin gara gara di
lembah Lian huan tau itu dan menguburnya semua disini"
"Terima perintah" suara sahutan yang keras dan gemuruh
bagaikan guntur yang menggelegar diangkasa berkumandang
dalam ruangan itu, serentak kawanan jago itu bangkit dan
mengundurkan diri dari ruangan tersebut untuk melakukan
penghadangan- Sekarang, didalam ruangan tinggal Thian che kaucu beserta
ke delapan orang pelayan laki perempuannya, si Dewa racun
Yu Hua, perempuan jalang yang menyaru sebagai Go siau bi,
Han siong Ki serta dua orang laki-laki kekar yang meng
cengkeram tubuhnya. Gagal melakukan pembalasan dendam, sekarang malahan
terjatuh ketangan musuh, saking gelisah dan tidak tenangnya
1835 Han siong Ki muntah muntah darah segar dengan mata
melotot dan wajah merah padam karena menahan garamnya
ia berteriak: "Yu Pia lam, sekalipun semasa hidup aku tak dapat
melahap dagingmu, setelah mati aku pasti akan merengut
nyawa anjingmu" "Haaaahhh... haaahhhh... haaahh... Han-siong Ki, segala
sesuatunya telah terlambat, apa gunanya kau berteriak teriak
macam anjing budukan yang lagi menyalak?" Berbicara
sampai disitu dia lantas berpaling, kemudian serunya dengan
lantang: "Bawa orang itu kemari"
Nyonya muda yang berwajah jalang itu mengiakan dan
masuk kedalam pintu rahasia tersebut, tak selang beberapa
saat kemudian dia telah muncul dengan membawa seorang
gadis yang berpakaian tak karuan, berambut kacau dan
bermata pudar. Gadis itu tak lain adalah Go siau bi yang dicemaskan dan
dikuatirkan keselamatan jiwanya selama ini.
Seketika itujuga Han siong Ki merasakan hatinya bagaikan
disayat sayat dengan golok. hampir saja dia jatuh tak
sadarkan diri Sementara itu, ketua perkumpulan Thian che- kau Yu Pia
lam kembali memperdengarkan suara gelak tertawa seramnya
yang memekikkan telinga, suara itu nyaring seperti auman
serigala kelaparan, sungguh bikin hati orang jadi mengkirik.
Setelah puas tertawa seram, dia baru berkata dengan nada
yang menggidikkan hati: "Han siong Ki... Mumpung pikiran dan kesadaranmu masih
utuh dan segar bugar, maka kaucumu ingin berterus terang
kepadamu, ketahuilah tidak lama kemudian Yu Tongcu akan
memberi sebutir obat yang dibuat secara khusus untukmu,
dan sejak itulah engkau dan gadis she Go itu anak buah
1836 perkumpulan kami yang paling setia dan paling bisa
diandalkan, kalian berdua masih tetap dapat bersatu sebagai
suami istri, tapi kekuatan tenaga dalam yang kalian miliki akan
membuat perkumpulan kami ibaratnya harimau tumbuh
sayap. sejak kini dunia persilatan akan berada ditanganku, dan
kekuatan kami tak akan terkalahkan untuk selamanya..."
Setelah jalan darahnya kena ditotok, Han siong Ki sama
sekali tak mampu untuk menghimpun kembali segenap tenaga
dalamnya, meski begitu telinganya dapat mendengar dan
mulutnya dapat berbicara.
Betapa geram dan marahnya dia sehabis mendengar
perkataan itu, giginya sampai bergemrerutukan menahan rasa
bencinya yang meluap luap.
"Yu Pia lam" dia berteriak dengan suara yang keras dan
nyaring, "tutup mulut anjingmu Kalau aku tak sampai mati..."
"Haaahhh.... haaahhh.... haaaahhh... jangan khawatir, kau
tak bakat mati Kaucumutak nanti sampai merenggut
nyawamu... dengarkan baik-baik oleh karena hubunganmu
yang sangat erat dengan perkumpulan Thian lam, tak lama
lagi perguruan tersebut akan masuk kedalam organisasi
perkumpulan kami, dan engkau akan menjadi pembantu yang
paling setia untuk menumpas setiap orang yang berani
memusuhi diriku, selain daripada itu, kau pun akan membantu
untuk meratakan benteng maut dengan tanah, membunuh
sucoumu, susiokmu dan haaahhhh... haaahhh..."
Semakin berbicara ia merasa semakin bangga sehingga
akhirnya gelak tertawa yang dia perdengarkan itu penuh
dengan perasaan latah, bangga gembira dan kejam.
Yaa, pada hakekatnya peristiwa semacam itu memang
terlampau menakutkan, setelah kehilangan pikiran dan
kesadarannya maka pemuda itu akan berubah menjadi sebuah
boneka tak bernyawa belaka, setiap perintah dan kata kata
orang akan dituruti dengan begitu saja, bukan saja dapat
1837 melakukan semua perbuatan yang tak diinginkannya, bahkan
diapun tak akan mengenali kembali mana sanak mana
keluarga... "Yu Pia lam kau lebih busuk dari seekor binatang, kau tidak
berperikemanusiaan, kau bajingan terkutuk..."
Saking dipengaruhi oleh golakan emosi yang meluap luap.
si anak muda itu tak sanggup mempertahankan diri lagi, sekali
lagi muntah darah kental.
Sepanjang kejadian itu berlangsung, Go siau bi hanya
berdiri kaku seperti orang bodoh, terhadap semua peristiwa
yang berlangsung dihadapannya, bukan saja ia tidak
memberikan reaksi apa apa, malahan seakan akan ia tidak
merasa bahwa ada sesuatu kejadian tak beres yang sedang
berlangsung dihadapannya.
Betapa gembiranya Thian che kaucu menghadapi kejadian
itu, ia menengadah lalu tertawa terbahak bahak.
Seorang musuh bebuyutan yang selalu mengancam
keselamatan jiwanya, seorang jago lihay yang berilmu tinggi
sebentar lagi akan menjadi seorang boneka yang akan setia
sampai mati kepadanya, betapapun juga, kejadian ini pasti
akan menggembirakan hatinya.
Ia tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki Han siong Ki amat
dahsyat, sekali akal pikirannya terpengaruh oleh obat bius
sehingga melupakan segala galanya, maka pemuda itu akan
merupakan salah sebuah senjatanya yang paling ampuh untuk
membantai musuh musuhnya.
Ditambah pula Yu Pia lam memang berambisi untuk
menguasahi seluruh jagad dan mengangkat dia sendiri
menjadi kaisarnya, dengan dimilikinya senjata-senjata ampuh
tersebut, maka tak usah di ragukan lagi tak lama kemudian
cita citanya akan dapat terwujud.
1838 Sementara itu, laki laki yang memberi laporan tadi
menyerbu masuk kedalam ruangan lagi dengan terbirit birit,
dengan napas yang tersengka1 sengkal terdengar ia berseru:
"Laa.....laapor....kaucu....."
"Ada urusan apa?" Thian che kaucu Yu Pia- lam bertanya
dengan nada rada segan. "Didalam lembah telah bermunculan dua orang perempuan
berkerudung yang amat misterius, tampaknya kedua orang itu
hapal sekali dengan semua perlengkapan serta alat alat
jebakan yang berada didalam lembah ini mereka sudah
menghancurkan tiga buah alat jebakan dan menerjang lewat
dua buah pos penjagaan. "Aaah.... ada kejadian seperti itu?" Thian che kaucu
berteriak sambil menggebrak meja "kurang ajar, biarpun
kaucu pergi lakukan pemeriksaan sendiri. .." Dia lantas
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berpaling dan teriaknya: "Yu Tongcu" "Hamba berada disini"
"Pemuda ini kuserahkan kepadamu dan harap engkau
segera turun tangan, berapa lama yang dibutuhkan sampai
obat tersebut mulai bereaksi dan menunjukkan hasilnya?"
si Dewa racun Yu Hua membungkuk diri memberi hormat,
sahutnya dengan lirih: "Kurang lebih setengah jam"
"Bagus Menggunakan kesempatan yang ada sekarang,
kuperintahkan kepadamu untuk segera turun tangan dan
robahlah pemuda tersebut menjadi seseorang yang berguna
bagiku" "Hamba terima perintah Akan hamba laksanakan semuanya
itu dengan sebaik-baiknya....." Thian che kaucu pun tidak
banyak berbicara lagi, buru buru ia bangkit berdiri dan menuju
ke ruangan luar, delapan orang laki-laki dan perempuan serta
1839 laki-laki yang pemberi laporan tadi ikut beranjak dan berlalu
mengikuti di belakang ketuanya.
Sepeninggal orang-orang itu, si dewa racun Yu Hua segera
ulapkan tangannya seraya berkata:
"Gusur orang itu menuju ruang rahasia nomor dua"
Han siong Ki benar-benar merasa gusar sekali, matanya
melotot besar sekali, mukanya merah padam hingga otot otot
hijaunya pada menongol keluar, sayang jalan darahnya sudah
tertotok sehingga walaupun dia tahu bahwa jiwaya terancam
bahaya maut, toh tiada suatu perlawananpun yang bisa
dilakukan, kendatipun demikian ia merasa tak rela
membiarkan dirinya dipergunakan orang, ia merasa daripada
tenaga dan kepandaian silatnya dipergunakan musuhnya
untuk berbuat jahat, lebih baik kalau ia mati saja.
Ya a, pada hakekatnya memang kematianlah yang dapat
menghentikan semua siksaan, semua penderitaan yang
dirasakan oleh manusia yang hidup didunia ini.
Ia tak mau menjadi seorang penjagal, seorang penjagal
yang membunuh rekan-rekan persilatan Ia tak mau nama baik
perguruan Thian lam pay hancur dan musnah ditangannya
Iapun tak mau membiarkan tenaganya dipergunakan untuk
menghancurkan benteng maut, membantai sanak keluarga
sendiri... Tapi, apa yang bisa dia harapkan kecuali berdoa kepada
Yang Kuasa, agar dia yang maha besar dapat membantunya
dan membebaskannya dari segala pederitaan serta semua
percobaan hidup, sungguh sungguh suatu peritiwa yang
menakutkan sekali. Tapi, kematian baginya dewasa ini merupakan suatu
perbuatan yang teramat sukar untuk dilaksanakanSebab masih begitu banyak urusan, masih begitu banyak
tugas yang belum diselesaikan, ia merasa jika harus mati
1840 sebelum tugas tugas pentingnya diselesaikan, maka dia akan
mati dengan hati yang tak rela, dia akan mati dengan mata
tak meram. Selang sesaat kemudian, ia dan Go siau bi telah dibawa
masuk ke dalam sebuah ruang kecil yang begitu rapat
sehingga hampir tak ada angin yang berhembus masuk ke
sana. "Harap kalian bertiga suka mengundurkan diri dari sini"
kata si Dewa Racun Yu Hua kemudian setelah kedua orang
tawanan tersebut dibaringkan dalam ruangan itu.
Dua orang laki laki kekar dan perempuan berwajah jalang
itu segera bungkukkan badannya memberi hormat, lalu
mengundurkan diri dari ruang rahasia tersebut.
Han siong Ki dan Go siau bi diletakkan diatas sebuah
pembaringan kayu dalam ruangan itu.
Setelah menutup pintu rahasia itu, pelan pelangi Dewa
racun Yu i-Hua berjalan menghampiri pembaringan kayu
dimana Han siong Ki dan Go siau bi berbaring.
"Yu Hua" Han siong Ki segera membentak penuh
kegusaran, "engkau berani melakukan perbuatan yang keji,
buas dan tidak berperi kemanusiaan ini?"
Si Dewa racun Yu Hua tertawa misterius, tiba-tiba ia
lancarkan sebuah serangan yang menotok jalan darah ditubuh
kedua orang itu Sesudah kena totokan tersebut, Han siong Ki seketika itu
juga merasakan peredaran darah dalam tubuhnya berjalan
lancar, hawa murni yang semula terasa tersumbatpun kini
telah berjalan lancar kembali, kontan dia melompat turun dari
atas pembaringan dan sekali hantam dia bacok dada si Dewa
racun Yu Hua... "Engkoh Ki ... kau.... jangan dihantam...." jeritan kaget
bergema diudara. 1841 Sayang terlambat. "Blaaang" sebuah pukulan yang keras
telah bersarang didada Yu Hua, diiringi jerit kesakitan yang
keras, darah kental muntah keluar dari mulutnya, tubuh si
Dewa racun Yu Hua mencelat kebelakang dan tersungkur
ditanah. Setelah melepaskan serangannya, Han siong Ki baru
menyadari bahwa kejadian yang baru dihadapinya sedikit
aneh, tapi untuk membatalkan kembali serangannya jelas tak
mungkin maka.. akibatnya bersaranglah pukulan itu didada
lawan dengan telak. "Engkoh Ki...dia... dia bermaksud baik
kepadamu" Han siong Ki berpaling, ia lihat Go siau bi sudah
menggelinding ke lantai dari atas pembaringan, ketika itu dia
sedang berusaha untuk bang berdiri, tapi baru setengah jalan
tubuhnya kembali roboh terjungkal ke atas tanah.
"Adik Bi, kau...." dengan penuh kegelisahan Han siong Ki
memburu kedepan dan membopong gadis itu dari tanah
dengan sikap yang sangat hati hati. "Lepaskan aku Tolonglah
dia lebih dahulu..."
Untuk sesaat Han siong Ki merasakan pikirannya kalut dan
tak karuan, dengan kebingungan ia baringkan kembali Go siau
bi keatas pembaringan, kemudian menghampiri si dewa racun
Yu Hua yang masih terkapar diatas tanah itu....
Tapi sebelum ditolong, si Dewa racun Yu Hua sudah
bangkit berdiri dengan sempoyongan, dia mengeluarkan
beberapa biji obat dan segera ditelannya, kemudian katanya
dengan lirih: "Mari kita tinggalkan tempat ini"
"Tinggalkan tempat ini....?" dengan hati kaget, heran
hampir tak percaya han siong Ki berseru tertahan, sebab
bagaimanapun juga peristiwa ini betul-betul diluar dugaannya.
1842 "Yaa, mari kita segera tinggalkan tempat ini" Dewa racun
Yu Hua menegaskan kembali kata katanya.
"Sebenarnya apa maksudmu?"
"Meskipun aku Yu Hua disebut orang sebagai dewa racun,
tapi aku masih dapat membedakan mana budi dan mana
dendam. Tatkala berada ditelaga racun lembah hitam tempo
hari, kau telah selamatkan selembar jiwaku, maka hari ini aku
pun menolong engkau lolos dari cengkeraman musuh, dengan
perbuatanku ini berarti aku telah membayar hutang budi
tersebut, sejak kini kita berdua sama sama tidak berhutang
budi, semuanya telah impas"
Terharu sekali hati Han siong Ki setelah mendengar
perkataan Utu, dia merasa bahwa si dewa racun Yu Hua meski
berasal dari golongan kaum sesat, namun ia tidak melupakan
jiwa dan semangat seorang umat persilatan yang sejati.
Sekarang ia baru mengetahui maksud hati yang sebenarnya
dari orang ini, diapun baru paham apa sebabnya si dewa
racun Yu Hua mengajukan usul tadi kepada ketuanya,
ternyata dibalik batu ada udangnya, ia memang mempunyai
maksud maksud tertentu dibalik rencananya itu.
Dengan perasaan terharu bercampur terima kasih dia
lantas maju kedepan dan memberi hormat katanya penuh
nada penyesalan- "Maafkanlah kekasaran dan kegegabahanku tadi sehingga
tindakanku itu sudah melukai diri anda, harap kau suka
memaklumi keadaan tersebut dan bersedia memaafkannya"
"Engkau terlalu merendah, apa gunanya kaupikirkan urusan
sekecil itu" Luka sekecil ini tak nanti sampai mengakibatkan
kematianku" "Meski demikian, aku merasa tidak tenteram dan berdosa
oleh perbuatanku ini"
1843 Si Dewa racun Yu Hua tak ingin membicarakan persoalan
itu sampai berlarut-larut, tiba tiba diaalihkan pokok
pembicaraan ke soal lain, katanya:
"Jalan darah nona Go yang tertotok berlangsung terlampau
lama aku rasa untuk sesaat peredaran darahnya belum bisa
pulih kembali seperti sedia kala, ada baiknya kalau kalian
berdua cepat-cepat tinggalkan tempat ini..."
"Bila engkau lepaskan kami pergi, Yu Pia lam tentu tak
akan melepaskan dirimu dengan begitu saja, bagaimana
tanggung jawabmu nanti dihadapannya?" Han siong Ki
bertanya agak khawatir. si Dewa racun Yu Hua tertawa getir.
"Sudah lama aku berniat untuk meninggalkan tempat ini,
dan aku rasa inilah kesempatan yang paling baik bagiku untuk
mewujutkan keinginanku itu"
Sehabis berkata dia lantas membuka pintu rahasia tersebut
dan menyelinap keluar, sesaat kemudian bayangan tubuhnya
sudah lenyap dari pandangan mata.
Menyaksikan semua yang terjadi Han siong Ki berdiri
termangu mangu, lama sekali ia baru berpaling kearah Go siau
bi seraya ujarnya: "Adik Bi, kau sudah tidak apa bukan ....?"
"Engkoh Ki, aku tak apa apa" jawab Go siau bi lirih,
"membalas dendam adalah urusan yang sangat penting,
jangan kau perdulikan aku lebih dulu, laksanakan tugas
beratmu itu" "Apa maksudmu.." Kenapa aku tak boleh mengurusi
engkau ...." Adik bi, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
"Aku ....mungkin...mungkin aku tak sanggup untuk hidup
lebih lanjut" "Apa ..... Kau....kau...."
1844 "sejak di tawan dan dibawa kemari, setiap hari aku harus
minum sebutir Thian tay wan untuk menyambung hidupku,
dan sekarang...." Han siong Ki segera tertawa ringan, walaupun gadis itu
tidak melanjutkan kata katanya namun ia cukup memahami
apa yang dimaksudkan, dari sakunya dia mengambil keluar
obat si mia kim-wan pemberian dari sin ciu it cho tersebut,
lalu katanya dengan lembut: "Adik Bi, telanlah obat ini"
"Apaan itu" obat apa?"
"si mia kim wan.. obat paling mujarab didunia ini"
"ooooh ...." Go siau bi berseru tertahan, ditatapnya wajah
Han siong Ki dengan sinar mata yang lembut, dia bangkit dari
pembaringannya dan menerima obat itu lalu dimasukkan
kedalam mulutnya, tak terkirakan rasa hangat dan mesra yang
timbul dari dasar hatinya.
Sekali lagi Han siong Ki menutup kembali pintu ruang
rahasia itu, kata katanya dengan perlahan.
"Adik Bi, biar kubantu menyalurkan hawa murni kedalam
tubuhmu, daya kerja obat itu tentunya akan lebih cepat
menyebar keseluruh bagian tubuhmu."
Tiba tiba ....Go siau bi menjerit keras, tubuhnya
menggelinding diatas pembaringan seperti orang sekarat.
Menyaksikan kejadian itu, Han siong Ki merasa amat kaget,
cepat dia memburu kemuka dan membopong tubuhnya, tapi
paras muka gadis itu sudah berubah jadi hijau membesi,
bibirnya terkatup rapat, matapun terpejam rapat rapat.
Kejadian tersebut segera menggetarkan hati pemuda kita,
pikirnya: "Jangan jangan obat si mia kim wan yang kudapatkan
adalah obat yang palsu" Tapi... hal ini mana mungkin bisa
terjadi" Rasanya tidak ada kepentingan bagi siJelek dari sin ciu
untuk memberikan sebutir obat palsu kepadaku.... tapi, kalau
1845 bukan palsu kenapa setelah minum obat itu Go siau bi
menunjukkan perubahan yang mengerikan?"" setelah
termenung sebentar, dia berpikir lebih jauh:
"Hmmm .... Andai kata terbukti nanti bahwa obat si mia
kim wan yang kudapatkan adalah obat yang paisu.. pertama
Ting Hong yang akan kubunuh, kemudian akan kuobrak abrik
gua saiju di bukit Ciong san untuk membalas sakit hati ini ...."
Berpikir sampai disini dengan hati yang kebat kebit dia
lantas memeriksa denyutan jantung dari gadis itu ....
Tapi apa yang ditemuinya" Napas Go siau bi telah berhenti,
denyutan nadinya telah berhenti juga.
Gadis itu telah menghembuskan napasnya yang terakhir.
Yaa, selembar nyawa gadis itu ternyata telah direnggut oleh
sebutir pil si mia kim wan yang dianggap sementara orang
sebagai obat yang paling mujarab didunia itu....
Bagaikan disambar geledek ditengah hari bolong, Han siong
Ki merasakan sekujur badannya mengejang keras, mukanya
pucat pias, dengan sedih serunya:
"Adik Bi.... oooh, adik Bi... akulah yang telah mencelakai
jiwamu ....." -ooo0dw0ooo- BAB 99 DIPELUKNYA jenasah Go siau bi erat-erat, lama sekali
pemuda itu berdiri kaku dalam ruangan tersebut, untuk sesaat
dia seperti kehilangan semua kesadarannya, ia merasa
pikirannya kosong melompong, tiada sesuatu apapun yang
tertinggal dalam benaknya.
Go siau bi ternyata meninggal dunia ditangannya,
mimpipun ia tak pernah menyangka sampai ke situ.
1846 Setelah berapa lama sudah lewat,.. tiba tiba dari luar
ruangan rahasia terdengar suara beberapa kali ketukan lirih.
Bagaikan dipagut ular berbisa, Han siong Ki segera sadar
kembali dari lamunannya, ia baru teringat bahwa dirinya
masih berada dalam sarang naga gua harimau, diapun
teringat kembali akan Thian che kaucu musuh besarnya, yang
mati tak mungkin hidup kembali, kenapa dia tidak berusaha
untuk membalas dendam lebih dahulu"
Akhirnya diapun membaringkan tubuh Go siau bi diatas
pembaringan kayu itu, gumamnya lirih:
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Adik Bi, maafkanlah daku, setelah membalas dendam, aku
pasti akan membawa engkau tinggalkan lembah ini, akan
kucari-kan tempat yang indah sebagai tempat
peristirahatanmu yang terakhir"
Selesai berdoa, ia baru putar badan dan membuka pintu
rahasia tersebut... "Kraaak." tiba tiba dari luar pintu terdengar seseorang
menjerit lengking, sesosok bayangan manusia mundur
kebelakang dengan langkah sempoyongan,
Dengan tatapan yang tajam Han siong Ki menengadah, ia
segera temukan bahwa orang yang mengetuk pintu itu tak lain
adalah perempuan muda bermuka jalang yang pernah
menyaru sebagai Go siau bi dan melancarkan sergapan kilat
yang mengakibatkan dirinya tertotok itu, kontan saja hawa
amarahnya menerjang sampai dibenak, napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, karena ulah perempuan jalang
itu hampir saja selembar jiwanya melayang.
Rupanya perempuan muda itupun menyadari bahwa orang
yang berada di hadapannya sekarang bukan Dewa racun Yu Hua seperti yang diduganya semula, melainkan musuhnya
yang disegani, dengan penuh ketakutan perempuan itu
mundur beberapa langkah kebelakang, serunya dengan nada
tergagap: 1847 "Kau.... kau... kau tidak mampus." Di... dimana Yu.... Yu
Tongcu..." "Aaah kamu perempuan sialan, tak usah banyak ngebacot"
teriak Han siong Ki sambil melompat kehadapan perempuan
itu, "rasain dulu sebuah bacokanku ini sebelum menanyakan
soal lain. ." Segulung angin pukulan sangat keras meluncur ke depan,
perempuan jalang itu tak sangguc menghindarkan diri lagi,
dadanya sebera kena diterjang dengan telak.... diiringi jerit
kesakitan yang memilukan hati, perempuan itu mencelat
kebelakang dan tewas dalam keadaan yang mengerikan.
Han siong Ki tidak memeriksa keadaan musuhnya lagi,
begitu perempuan tersebut kena dihajar diapun meloncat
keluar dari ruangan rahasia itu untuk mencari mangsa baru.
Ketika ia keluar dari ruang utama, dari arah depan muncul
belasan sosok bayangan manusia yang memapaki jalan
perginya, mereka datang rupanya karena mendengar suara
gaduh disana. Rasa benci Han siong Ki terhadap musuh musuhnya betul
betul sudah merasuk sampai ketulang sumsum, dalam
keadaan demikian ia sama sekali tak sudi untuk buang waktu
hanya untuk meneliti siapa yang datang, begitu menyaksikan
munculnya belasan sosok bayangan manusia, tenaga murni si
mi sinkang yang dimilikinya segera dihimpun sampai dua belas
bagian besarnya, kemudian dilontarkan kearah mana
datangnya bayangan bayangan manusia itu.
Gulungan gelombang hawa udara berwarna putih melanda
kearah depan dengan dahsyatnya, ketika saling membentur
dengan tubuh manusia manusia itu, sebera terdengarlah suatu
benturan kekerasan yang memekikkan telinga, menyusul
kemudian jeritan jeritan ngeri yang cukup mendirikan bulu
roma berkumandang saling bersahutan, dalam sekejap mata
diatas tanah telah membujur dua belas sosok mayat.
1848 Hanya dalam satu gebrakan saja, anak muda itu sanggup
membinasakan dua belas orang jago lihay dari perkumpulan
Thian che kau, kekuatan tenaga dalam sedahsyat itu boleh
dibilang belum pernah dijumpai dalam kolong langit dewasa
ini. Pembantaian tersebut baru saja berlangsung, dari kejauhan
kembali terdengar suara ujung baju tersampek angin
berkumandang tiba. Kembali ada belasan sosok bayangan manusia melayang
datang dengan kecepatan tinggi. Kali ini yang datang adalah
Thian che kaucu Yu Pia lam, dia datang bersama-sama ke
delapan orang kacung laki laki dan dayang dayang kecilnya...
Baru saja melayang turun kedalam ruangan itu, Thian che
kaucu telah menjerit kaget, dia mengira Han siong Ki sudah
menjadi kalap setelah dicekoki obat racun dari si Dewa racun
Yu Hua, dan saking kalapnya maka ia telah melakukan
pembunuhan secara besar besaran tanpa pilih bulu lagi...
"Yu Tongcu, dimana kau?" segera teriaknya dengan suara
lantang. Namun suasana disekitar tempat itu tetap sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suarapun, tiada jawaban yang kedengaran.
Merah membara sepasang mata Han siong Ki berhadapan
dengan musub besar yang dibencinya, hawa napsu
membunuh yang menyelimuti wajahnya benar benar sangat
tebal, ia melototi terus wajah Thian che kaucu tanpa
berkedip..... dari sorot matanya yang buas, rasanya kalau bisa
pemuda itu hendak menelan musuhnya bulat bulat.
Lama kelamaan Thian che kaucu merasakan juga keadaan
yang tidak beres, dengan nada menyelidik teriaknya:
"Manusia bermuka dingin, apa yang hendak kau lakukan
terhadap kami semua?"
1849 "Heeehhh... heeehhh... heeehhhh... Yu Pia lam?" jawab
Han siong Ki sambil tertawa dingin "akan kuhancur lumatkan
tubuhmu jadi berkeping-keping."
Menggidikkan hati suaranya, membuat ketua dari
perkumpulan Thian che kau itu tanpa sadar berdiri dengan
hati bergidik, bulu romannya pada bangun berdiri
Tapi dengan cepat pula Thian che kaucu menyadari bahwa
suatu perubahan yang tak terduga telah berlangsung disitu,
cepat dia ulapkan tangannya sambil berseru:
"Geledah sekeliling tempat ini"
Delapan orang bocah laki laki dan perempuan itu segera
mencabut keluar pedang masing masing dan serentak
menerjang kedalam ruangan untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah kedelapan orang anak buahnya menyebarkan diri,
Thian che kaucu Yu Pia lam baru menyeringai dan tertawa
seram, ia maju menyongsong kedatangan Han siong Ki, dalam
waktu singkat sepasang telapak tangannya telah berubah jadi
putih bening seperti susu, rupanya jagoan lihay dari
perkumpulan Thian che kau ini telah mengerahkan ilmu Hua
goan sin khi yang paling diandalkan itu untuk melakukan
perlawanan- Waktu itu, Han siongKi memang sudah diliputi oleh rasa
benci dan gusar yang luar biasa, akan tetapi ia tak berani
bertindak gegabah, ilmu Si mi sinkang yang dimilikipun
menjadi satu siap siap melakukan perlawananMakin lama selisih jarak atara kedua belah pihak telah
semakin dekat dari tiga kaki sekarang sudah diperpendek
sehingga akhirnya tinggal delapan depa belaka.
"Lihat serangan" tiba tiba Yu Pia lam membentak keras.
Mengikuti dengusan seram yang memekikkan telinga itu,
serentetan cahaya merah keemas emasan yang bercampur
1850 baur diantara gulungan angin puyuh yang maha dahsyat
segera menyapu ke tubuh Han siong Ki.
Si anak muda itu semakin tak berani gegabah, cepat cepat
sepasang telapak tangannya diayun ke depan, kabut putih
yang tebal dan tajam dengan cepat menyambar pula ke depan
menyongsong tibanya ancaman musuh yang maha dahsyat
itu. "Blaaang" suatu ledakan keras yang memekikkan telinga
menggelegar diangkasa, dalam benturan itu kedua belah pihak
sama sama tergetar mundur beberapa langkah, hanya untuk
Thian che kaucu dia mundur tiga langkah lebih banyak
ketimbang si anak muda itu.
Begitu terdorong mundur, dengan cepat Han siong Ki
menerjang maju lagi dengan kecepatan luar biasa, dalam
waktu singkat dia sudah lancarkan sembilan buah pukulan
berantai yang kesemuanya disertai tenaga pukulan yang lebih
hebat dari amukan angin topan.
Thian che kaucu harus berkelit kesana kemari untuk
melepaskan diri dari serangkaian pukulan musuh yang datang
secara bertubi tubi itu, setiap kali ada kesempatan, diapun
melepaskan pukulan pukulan balasan.
Pertarungan yang amat sengit dan maha seru pun segera
berlangsung, belum pernah dalam dunia persilatan terjadi
pertarungan seramai ini. Dalam waktu singkat, kedua belah pihak sudah saling
menyerang sebanyak tiga puluh gebrakan lebih, dalam
pertarungan adu jiwa dan adu tenaga, ini, untuk sementara
waktu siapa menang siapa kalah masih sukar untuk
ditentukan. Tiba tiba... Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang susul
menyusul, jeritan tersebut semuanya berlangsung dari dalam
ruangan. 1851 Tercekatlah hati Thian che kaucu mendengar jeritan
tersebut, segera pikirnya.
"Apa yang telah terjadi" Jangan jangan didalam
ruanganpun terdapat musuh yang tersembunyi" Kalau tidak,
mengapa anak buahku pada menjerit kesakitan?"
Thian che kaucu keheranan, maka Han siong Ki lebih lebih
tercengang lagi, ketika meninggalkan tempat itu, kecuali
mayat Go siau bi yang masih ada didalam ruang rahasia,
sepanjang jalan menuju ke ruangan tersebut boleh dibilang ia
tidak melihat ada seorang manusiapun, lalu dari mana
munculnya manusia d idalam ruangan belakang" sesuatu
kejadian yang sangat aneh
"Blaaaaang Blaaaaaang" bersosok-sosok bayangan manusia
terlempar keluar dari ruangan itu dan tergelepar diatas tanah
tanpa berkutik lagi. Jumlah tubuh tubuh yang kaku menjadi mayat itu tidak
banyak pun tidak sedikit, jumlahnya persis delapan sosok.
Dalam sekejap mata delapan orang bocah laki laki dan
bocah perempuan itu sudah tewas ditangan orang tanpa
berhasil melakukan suatu perlawanan yang berarti, kejadian
ini bukan saja sangat aneh, andaikata tiada kenyataan
mungkin orang tak akan mempercayainya dengan begitu saja.
Thian che kaucu berteriak kalap. secara beruntun dia
lancarkan tiga buah pukulan paling dahsyat untuk memaksa
Han siong Ki terdesak mundur beberapa langkah kebelakang,
begitu musuhnya mundur dia lantas manfaatkan kesempatan
yang sangat baik itu untuk melejit ke udara dan menerobos
masuk kedalam ruangan-.. "Yu Pia lam sekalipun engkau punya sayappun jangan
harap bisa lolos dari tanganku"
Sambil berteriak, Han siong Ki segera melakukan
pengejaran dengan ilmu gerakan tubuh cahaya kilat lintasan
1852 bayangan, secepat sambaran kilat ia hadang jalan pergi
gembong iblis itu. "Blaaaaang" ditengah benturan keras, dengusan tertahan
berkumandang memecah-kan kesunyian, Thian che kaucu
kena dihajar kembali sehingga terpental dan melayang balik
ke posisinya semula. Suatu pertarungan sengitpun tak bisa dihindari lagi, kedua
belah pihak sama sama menggunakan segenap kekuatan dan
segenap kemampuan yang dimilikinya untuk saling
merobohkan dan saling membunuh.
Pertarungan sengit semacam ini jauh lebih dahsyat dan
ramai dari pertarungan apapun yang pernah terjadi selama ini
dalam dunia persilatan, andaikata ada orang yang mengikuti
jalanya pertarungan ini, niscaya mereka akan bergidik dan
berdiri dengan mata terbelalak.
Akhirnya dengusan kesakitan berkumandang juga
memecahkan kesunyian, dengan sempoyongan Thian che
kaucu mundur kebelakang, sebagian besar kain kerudung
penutup mukanya sudah berubah jadi merah karena pancaran
darah kental. Puluhan sosok bayangan manusia tiba tiba muncul dari
empat penjuru, sebelum tiba ditempat sasaran, serangkaian
senjata rahasia yang amat ketat berhamburan diangkasa dan
mengurung sekujur badan Han siong Ki.
Han siong Ki memutar sepasang telapak tangannya satu
lingkaran didepan dada lalu didorong kemuka dengan sepenuh
tenaga. Termakan oleh tenaga pukulan yang sangat kuat itu,
seluruh senjata rahasia yang menyergap datang itu terpencar
dan bercerai berai kesana ke mari ada yang meluncur balik
kepada pemiliknya ada pula yang malah menyerang rekan
rekannya sendiri.. 1853 Ditengah kekalutan yang makin menjadi, Thian che kaucu
Yu Pia lam tak mau menyia-nyiakan kesempatan baik itu,
tanpa mengeluarkan suara sedikitpun dia menghimpun tenaga
Hua goan sin-khi yang maha dahsyat itu, kemudian
melancarkan sergapan kilat dari samping.
Ketika itu Han siong Ki sedang menghadapi serangan
senjata rahasia yang amat gencar, merasakan datangnya
ancaman tersebut, dalam gugupnya cepat dia menangkis
sebisanya... Tapi akibatnya dari tangkisan yang tanpa disertai dengan
persiapan matang itu mengakibatkan kerugian dipihak pemuda
itu, ditengah dengusan tertahan, Han siong Ki mundur
delapan langkah kebelakang dengan langkah sempoyongan.
Bayangan manusia melintas datang dari empat penjuru,
dalam waktu singkat Han siong Ki sudah terkurung lagi
ditengah kurungan lawan. Mengira musuhnya sudah, terhadang jalan perginya, Thian
che kaucu sekali lagi melompat ke udara dan menerjang
masuk ke dalam ruang belakang.
Han siong Ki meraung keras bagaikan harimau terluka,
dengan menghimpun tenaga dalamnya hingga mencapai dua
belas bagian, tiba tiba dia melancarkan serangan dengan jurus
Mo gwe lian goan (api setan membakar tanah rerumputan).
Selapis bayangan telapak tangan yang amat rapat, seperti
awan yang melayang diangkasa segera menyelimuti sekeliling
tempat itu, diantara amukan angin puyuh yang menyapu kian
kemari, bayangan manusia yang mengurung disekitar tempat
itu segera tercerai berai tak karuanBegitu berhasil memukul mundur musuhnya, Han siong Ki
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
segera menjejakkan sepasang kakinya keatas tanah lalu
melompat keluar dari kepungan musuh, dengan kecepatan
paling tinggi dia mengejar pula dibelakang Thian che kaucu
masuk keruang belakang. 1854 Tapi ketika ia tiba diruangan itu, apa yang terbentang
didepan matanya membuat sianak muda itu tertegun, ternyata
pada saat itu Thian che kaucu sedang terlibat dalam suatu
pertarungan yang amat seru melawan perempuan
berkerudung. Sekilas pandang, pemuda itu merasa bahwa perempuan
berkerudung itu mempunyai potongan badan yang sangat
dikenal olehnya, hanya untuk sesaat ia tak dapat menduga
potongan badan siapakah itu, tapi yang pasti dia adalah salah
seorang diantara dua orang perempuan berkerudung yang
dilaporkan mata mata Thian che kau tadi.
Dan tak bisa diragukan lagi, perempuan berkerudung ini
juga yang telah membinasakan delapan orang bocah laki dan
perempuan itu... -ooo0dw0ooo- Jilid 49 BISA ditarik kesimpulan pula bahwa perempuan ini pasti
bukan perempuan sembarangan, karena dari ilmu silatnya
bagitu tinggi dan keberaniannya untuk menyatroni lembah
Lian huan tau yang kesohor sebagai sarang naga gua harimau
itu, tak mungkin orang biasa berani melakukannya.
Puluhan orang jago lihai yang kena hantam sampai tercerai
berai diluar ruangan tadi kini sudah berkerumun masuk ke
pintu ruangan. Han siong Ki bertindak tidak sungkan-sungkan lagi,
kesepuluh jari tangannya bekerja cepat, desingan angin tajam
berdesingan disisi telinga belasan buah serangan maut disebar
luaskan keempat penjuru. 1855 Jerit ngeri sekali lagi berkumandang susul menyusul, lima
orang jago lihay yang datang lebih dahulu segera kena
terhajar sampai dadanya berlubang tembus sampai ke
punggung, mereka pada tergelepar diatas genangan darah
tanpa bernyawa lagi. Menyaksikan kematian rekan rekannya yang begitu
mengerikan, sisanya yang lain jadi ketakutan setengah mati,
dengan perasaan amat takut mereka mundur sejauh dua kaki
lebih dan tak berani maju lebib kedepan lagi.
"Bocah keparat, bajingan cilik, rupanya kau mamang sudah
bosan hidup lebih lama lagi."
Ditengah bentakan yang amat keras, Thian- che kaucu
putar badannya sambil melancarkan serangan dahsyat, angin
pukulan yang amat kencang segera meluncur kedepan
menghajar tubuh si anak muda itu.
Han siong Ki segera putar badannya secepat kilat,
kemundian secara beruntun melancarkan tiga buah serangan
berantai... Hampir bersamaan waktunya, manusia berkerudung itupun
melancarkan sebuah serangan dahsyat ke tubuh Thian che
kaucu, tiga pihak sama-sama melancarkan serangan secepat
kilat, waktunyapun boleh dibilang hampir bersamaan.
Selihay-lihay tenaga dalam yang dimiliki Thian che kaucu,
setelah digencet oleh musuhnya dari kedua arah yang
berlawanan, ia kewalahan juga dibuatnya.
"Blaang" diiringi dengusan tertahan, Thian che kaucu
mundur dengan sempoyongan ke sudut dinding ruangan.
Dengan pendangan matanya yang jeli, Han siong Ki
menatap tajam perempuan berudung itu, lalu tegurnya:
"Saudara, engkau adalah jagoan lihay dari mana?"
1856 "Tentang soal ini lebih baik kau tak usah banyak bertanya"
sahut si perempuan berkerudung itu dingin.
"Kalau demikian adanya, aku minta agar engkau segera
mengundurkan diri dari ruangan ini"
"Andaikata aku menolak" perempuan berkerudung itu
berseru secara tiba-tiba. Han siong Ki berpikir sejenak.
sebelum akhirnya menjawab:
"Aku tak ingin menghalangi segala perbuatan yang hendak
kau lakukan tapi aku minta agar engkau jangan mencampuri
urusanku ini" "Mencampuri urusanmu.." Tahukah engkau persoalan apa
aku datang kemari?" "Aku tak ingin tahu karena urusan apa kau datang kemari,
pokoknya yang pasti aku tidak ingin urusanku dengan Yu Pia
lam dicampuri oleh pihak ketiga" Perempuan berkerudung itu
segera tertawa dingin. "Heeheeheh kalau aku sih segan untuk mencampuri urusan
macam begitu, bila kau punya kepandaian untuk
membereskan jiwa anjingnya, aku malah merasa gembira
sekali karena dengan begitu aku tidak usah membuang tenaga
dengan percuma" Pelan-pelan Han siong Ki mengalihkan sorot matanya
keatas tubuh Thian che kaucu, kemudian dengan nada suara
penuh mengandung hawa napsu membunuh yang hebat ia
berseru: "Yu Pia lam, kalau aku tak mati maka engkaulah yang
harus mampus, lihatlah seranganku ini"
Ditengah bentakan keras yang memekikkan telinga, telapak
tangannya dilontarkan seperti bayangan, dia langsung
mengurung sekujur badan Thian che kaucu dan menghajar
batok kepalanya. 1857 Menyaksikan datangnya ancaman tersebut, Thian che
kaucu tertawa seram, segenap tenaga sakti Huan goan Kin ki
yang dimilikinya dihimpun menjadi satu untuk menyambut
datangnya ancaman tadi.. Dalam keadaan tak sempat untuk menyerang dengan si mi
sinkangnya dalam tenaga penuh Han siong Ki kena dipaksa
mundur lima depa kesamping untuk menghindarkan diri dari
ancaman maut yang mengerikan itu .
Bentakan-bentakan keras kembali menggelegar diudara,
para jago yang sudah mengincar semenjak tadi dari luar
ruangan sekarang serentak menyerbu masuk kedalam
ruangan dengan hebatnya. Tiba-tiba perempuan berkerudung itu melejit keudara lalu
menyumbat didepan pintu ruangan, sekaligus dia lancarkan
tiga buah serangan berantai untuk memaksa kawanan jago itu
terdesak sampai turun kembali dari undak-undakan batu.
Segenap pikiran maupun perhatian Han siong Ki ketika itu
sudah dipusatkan menjadi satu untuk membuat perhitungan
berdarah, dalam keadaan demikian ia tak sempat untuk
memecahkan perhatiannya untuk mengurusi yang lain,
dengan begitu tindakan yang diambil perempuan berkerudung
tersebut justru malah sangat membantu dirinya.
Bentakan nyaring sekali lagi menggelegar diudara, sekali
lagi Han siong Ki dan Thian che kaucu terlibat dalam suatu
pertarungan mati-matian yang amat seru.
Deruan angin kencang, bacokan yang menggelegar
bagaikan guntur membuat seluruh ruangan diamuk oleh angin
topan yang kencang, bukan saja meja dan kursi beterbangan
diangkasa, bumipun seakan-akan ikut bergoncang
terpengaruh tenaga serangan itu.
Rupanya kedua belah pihakpUn sama-sama menyadari
bahwa pertarungan tersebut tidak akan berakhir sebelum
salah satu pihak roboh dalam keadaan tak bernyawa, sedang
1858 bagi Thian che kaucu, pertarungan ini bukan saja merupakan
pertarungan yang mempertahankan jiwanya, tapi
mempertaruhkan keutuhan Thian che kau, bila dia kalah
dalam pertarungan itu berarti Thian che kau juga akan
musnah untuk selamanya dari muka bumi. oleh sebab itulah
dalam melakukan pertarungan itu kedua belah pihak samasama
menggunakan jurus serangan. yang terkeji, untuk
mengancam bagian bagian tubuh yang terpenting dibadan
musuh.. Ditengah ketegangan yang mencekam seluruh ruangan,
tiba-tiba dari arah pintu ruangan berkumandang suara gelak
tertawa aneh yang menyeramkan disusul kemudian muncullah
dua orang manusias aneh bermuka seram seperti setan
dengan perawakan tubuh tinggi kurus persis seperti sebatang
bambu, mereka mengenakan jubah hijau sepanjang lutut dan
jubah kuning yang longgar.
Tatkala menyaksikan kemunculan dua orang itu manusia
berkerudung tersebut tampak agak bergemetar tubuhnya
karena kaget, dengan suara yang dingin diapun berseru:
"Huuh... sungguh tak disangka Bok sik Ji-kek (dua tamu sakti
kayu dan batu) yang termashur namanya dimana-mana,
ternyata bersedia menjadi kaki tangannya perkumpulan Thianchekau peristiwa ini betul-betul merupakan suatu kejadian
yang luar biasa, tindakan kalian takut bahwa perbuatan
memalukan seperti itu akan ditertawakan oleh rekan-rekan
sesama dunia persilatan"
Mendengar teguran tersebut, untuk sesaat lamanya
sepasang tamu sakti kayu dan batu itu berdiri tertegun,
mereka tak mampu mengucapkan sepatan kata pun.
Selang sesaat kemudian, si tamu kayu sakti baru
melototkan sepasang matanya yang aneh dan menatap
musuhnya dengan sinar mata buas. dengan nada suaranya
yang serak seperti genta bobrok itu dia menghardik keraskeras:
1859 "Dari pengetahuanmu yang begitu luas sehingga dapat
mengenali siapakah kami berdua, dapat kuduga bahwa kamu
pastilah bukan seorang manusia yang tidak bernama....."
"Tepat sekali perkataanmu itu, justru aku adalah seorang
manusia yang tidak bernama!" tukas manusia berkerudung
hitam itu dengan suaranya yang tajam.
Tamu batu sakti membereskan, ikatan pinggang pada
jubah kucingnya, lalu dengan suara yang tak kalah paraunya
diapun berseru aneh: "Jadi kalau begitu, engkau berasal satu aliran dengan
simuka dingin ini?" "Boleh dibilang memang begitulah,'"
"Bagus,...bagus......! Kalau begitu, kau sudah ditentukan
untuk mampus!" Serentetan gulungan angin serangan berhawa dingin yang
merasuk ketulang tiba-tiba meluncur kemuka dan menggulung
keatas tubuh perempuan berkerudung itu.
Rupanya si perempuan berkerudung itu cukup mengetahui
betapa lihaynya serangan lawan, cepat ujung bajunya
dikebaskan kesamping, seketika itu juga angin dingin itu
disapu hingga lenyap tak berbekas, kehebatannya ini bukan
saja membuat sepasang tamu kayu dan batu sakti jadi
melongo, kawanan jago lihay yang berada disekitar tempat
itupun sama-sama tertegun dibuatnya.
"Saudara berdua, kuanjurkan kepada kalian berdua agar
cepat-cepat menarik diri dari persoalan ini, mumpung keadaan
masih belum terlambat.." kembali perempuan berkerudung itu
berkata. "Heeeehhh.......heeehhh.......heehhh .... besar amat
bacotmu perempuan rendah" teriak dua orang manusia aneh
itu dengan berang "jangan kau anggap sepasang tamu sakti
1860 bisa dipermainkan si enaknya, Hmm! Kami berdua bukan
manusia yang suka dipermainkan........"
Diiringi suara bentakan yang amat nyaring, Bok si-ji-kek
atau sepasang tamu batu dan kayu sakti menerjang maju
kemuka, mereka serentak lancarkan serangan yang b;rtubitubi,
semua serangan yang dipergunakan merupakan jurusjurus
ampuh yang jarang ditemui di kolong langit dewasa ini,
dalam keadaan demikian, sedikit meleng saja bisa
mengakibatkan suatu kematian yang mengerikan.
Tapi ilmu silat yang dimiliki perempuan berkerudung itupun
bukan kepandaian sembarangan, maka kedua belah pibakpun
segera terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru.
Dalam pada itu, suasana dalam ruanganpun tak kalah
serunya......,pertarungan antara Han siong Ki melawan Thianchekaucu sudah berlangsung mencapai seratus jurus lebih,
dibawah serangan-serangan yang gencar, Thian-che kaucu
mulai tunjukkan tanda-tanda kalah, ia didesak sedemikian
hebatnya sehingga posisinya bukan saja sangat tidak
menguntungkan bahkan terancam mara bahaya....
Han-siong Ki sendiri, begitu mendapat angin untuk meneler
lawannya, serentak dia lancarkan serangkaian serangan yang
ganas dan dahsyat. Tiba-tiba terdengar jeritan kaget berkumandang
memecahkan kesunyian, ketika semua orang berpaling, maka
tampaklah kain kerudung yang dikenakan Thian-che-kaucu
sudah tersambar hingga terlepas, segera tampaklah seraut
wajah lima puluh tahunan yang sinis tapi gagah.
"Haaah...."! Bukankah dia adalah Sim Si-kiat?" tiba-tiba
sepasang tamu batu dan kayu sakti berteriak keras menyusul
kemudian mereka tarik kembali serangannya dan melompat
mundur kebelakang. 1861 Dengan mundurnya kedua orang itu, si perempuan
berkerudung itupun menarik kembali serangannya sambil
mundur, katanya: "Kalian berdua tak usah heran atau tercengang, pada
hakekatnya Sim Si-kiat itu sebenarnya, adalah Yu Pia lam dan
Yu Pia lam adalah sim si kiat, dua orang itu meski berbeda
nama tapi orangnya sama, hm, memangnya baru tahu
sekarang ?" "Dia.. dia toh murid kepala dari Tengkorak maut?" tamu
kayu sakti berseru dengan mata melotot.
"Murid kepala apa". Lebih tepat kalau dikatakan sebagai
murid murtad dari benteng maut"
"Aah. hal ini... mana mungkin bisa terjadi"
"Kenapa tak mungkin terjadi" Untuk mencapai apa yang
diharapkan ia memang gunakan segala macam tipu muslihat
yang keji untuk melakukannya mengganti nama menyusup ke
perguruan orang, memangnya kau anggap dia adalah seorang
yang alim ?" "Dan..kau mengetahui semua ?"
"Tentu saja Kalian berdua tersekap dalam benteng maut
lantaran dalam hal ilmu silat kamu berdua tak bisa menandingi
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kelihayan pemilik benteng maut tapi Yu Pia lam, bangsat ini
menyelamatkan kamu berdua serta jago-jago silat lainnya
adalah karena ingin mewujudkan ambisinya untuk
memusnahkan benteng maut dari muka bumi, dia gunakan
kekuatan yang kalian miliki untuk memusuhi musuh besarnya,
dia hendak menjadi kaisar dalam dunia persilatan, bila kalian
semua mau dibohongi olehnya dan ditipu mentah-mentah
olehnya, maka itu berarti kalian semualah orang-orang
goblok" 1862 Mendengar semua ucapan tersebut sak-kek-si tamu batu
sakti saling berpandangan sekejap dengan Bok-kek si tamu
kayu sakti, kemudian ujarnya dengan lirih:
"Toako, kalau memang demikian kenyataannya, buat apa
kita tetap berada disini " Ayoh pergi "
Si tamu kayu sakti manggut-manggut dan mereka berdua
pun segera mengundurkan diri dan berlalu dari sana.
Belasan orang jago-jago lihay dari perkumpulan Thian che
kau yang ada disekitar tempat itu sama-sama berdiri kaku
seperti patung arca, sejak menjadi anggota perkumpulan,
baru pertama kali ini mereka saksikan raut wajah asli dari
kaucu mereka, tentu saja tentang perkataan dari perempuan
berkerudung itu mereka merasa setengah paham setengah
tidak. Sementara itu suara pertarungan yang amat seru dan suara
bentakan-bentakan nyaring berkumandang semakin dekat,
jelas ada orang yang telah berhasil menjebolkan pertahanan
yang berlapis-lapis dalam lembah tersebut dan semakin
mendekati markas tersebut.
Setelah mencopot kain kerudung hitam yang menutupi
wajah Yu Pia lam, sambil menggertak gigi menahan rasa
bencinya Han siong Ki berkata:
"Yu Pia lam, dua ratus lembar jiwa keluarga Han telah kau
bantai dengan cara yang paling licik, paling keji dan paling
jahat, hutang darah yang bertumpuk-tumpuk ini harus kau
tebus dengan darah dari anggota-anggota perkumpulan Thian
che kau" Pada saat ini, keadaan Thian che kaucu ibaratnya gendewa
yang sudah ditarik hingga tegang, keadaan yang kritis itu
memaksa gembong iblis tersebut secara beruntun mundur
beberapa langkah kebelakang, sekarang punggungnya sudah
menempel disisi dinding ruangan, boleh dibilang ia sudah
terdesak dan tak ada jalan untuk kabur lagi.
1863 Ditengah bentakan yang ama nyaring.. Thian che kaucu
menerkam kemuka dengan kalap. sepasang telapak
tangannya melancarkan bacokan kedua arah yang
berlawanan, terhadap ancaman yang membayangi tubuhnya
itu bukan saja ia tidak menyingkir, memandang pun tidak.
Pertarungan semacam ini tak ubahnya seperti pertarungan
adu jiwa, jelas tujuannya adalah untuk memaksa musuhnya
sama-sama luka parah. Tindakannya yang nekad ini sama sekali di luar dugaan Han
siong Ki, malah waktu untuk memilih mana yang baik pun tak
sempat lagi. "Duuuk Duuk." dua kali benturan nyaring menggelegar
diangkasa, menyusul kemudian dua kali dengusan kesakitan
menggema memecahkan keheningan.
Han siong Ki muntah darah segar, dengan sempoyongan
dia mundur sejauh satu kaki lebih, badannya terasa gontai
kesana kemari. Demikian pula keadaannya dengan Thian che kaucu,
punggungnya menempel diatas dinding ruangan, darah segar
segumpal demi segumpal muntah terus dengan derasnya,
muka yang menyeringai tampak mengerikan sehingga
ibaratnya setan iblis. Suara pertarungan yang berlangsung diluar ruangan
kedengaran semakin ramai, beratus-ratus sosok bayangan
manusia dengan kecepatan yang luar biasa menerjang masuk
kedalam markas. Demikian keras dan ramainya suara itu, seakan-akan
hendak memberitahukan kepada seluruh jagad bahwa hari
kiamat bagi Thian che kaucu sudah menjelang tiba.
Diantara kerlipan cahaya api beberapa puluh sosok
bayangan manusia sudah mulai menyerang kedalam ruangan
itu. 1864 Perempuan berkerudung itu membentak berulang kali,
dengan ketatnya ia menjaga pintu ruangan tersebut.
Setelah terjadi benturan kekerasan tadi, Han siong Ki
beristirahat sebentar untuk mengatur napas, kemudian
selangkah demi selangkah ia maju menghampri Thian che
kaucu yang masih menempel diatas dinding ruangan itu.
"Sreet sreet.." setiap langkah kaki dari anak muda itu
seakan-akan mendatangkan perasaan seram yang mencekam
perasaan setiap orang. Thian che kaucu sendiri dengan tubuh menempel diatas
dinding pelan-pelan mulai bergeser kesamping.
"Hati- hati Bangsat itu hendak melarikan diri"
Peringatan itu berasal dari perempuan berkerudung itu,
sementara dia berseru, sepasang telapak tangannya bergerak
kesana kemari menghadang setiap jago yang berusaha
menerjang masuk kedalam ruangan itu...
Mendengar suara peringatan itu, Han siong Ki merasa
terkejut, dengan cepat dia melompat ke depan, tangan
kanannya secepat sambaran kilat melancarkan sebuah
serangan untuk mencekal tubuh lawannya..
Tiba-tiba di atas dinding ruangan muncul sebuah celah,
menyusul kemudian Thian che kaucu dengan cekatan
menyusup ke dalam celah didinding tadi untuk melarikan diri.
Cengkeraman dari Han siang Ki menyambar kemuka,
dengan tepat sekali ia berhasil mencengkeram lengan kiri
lawan. Merasakan lengan kirinya kena dicengkeram Thian che
kaucu berusaha meronta dengan sekuat tenaga tapi tak
berhasil, sementara celah-celah yang membuka diatas dinding
mulai merapat. 1865 Han siong Ki membetot dengan sekuat tenaga dengan
dengusan kesakitan terdengar menggema dari balik celahcelah
ruangan, percikan darah kental segera berhamburan
kemana-mana, tahu-tahu ditangannya telah berhasil
mencengkeram sebuah kutungan lengan yang masih
mengucurkan darah kental, sedang Thian che kaucu sendiri
menggunakan kesempatan itu melarikan diri kedalam ruangan
rahasia. Jeritan-jeritan kaget sementara itu menggema diluar
ruangan, keras sekali suaranya, mewarnai suasana hiruk pikuk
yang kian menjadi. Dengan gemas Han siong Ki membanting kutungan lengan
itu keatas tanah, lalu dengan sekuat tenaga melancarkan
sebuah pukulan dahsyat keatas dinding ruangan yang penuh
dengan noda darah itu. "Blaang " benturan yang keras menggoncangkan seluruh
ruangan itu, debu dan pasir berguguran dari atas
dinding...banyak atap yang berjatuhan ketanah, tapi dinding
itu tetap utuh seperti sedia kala, kiranya dinding tadi terbuat
dari baja yang kuat sekali, kecuali menimbulkan suara
beruntun keras yang memekikkan telinga. hampir boleh di
bilang dinding itu utuh dan tidak rusak..
Han siong Ki semakin gusar, matanya jadi merah padam
karena merahnya, ia merasa berat hati membiarkan musuhnya
kabur dengan begitu saja, karena itu sepasang telapak
tangannya kembali diayunkan kedepan.
Sementara itu belasan sosok bayangan manusia kembali
sudah menerjang masuk kedalam ruangan.
Tiba-tiba Han siong Ki putar badan dengan cepatnya,
dengan menghimpun tenaga penuh, telapak tangannya segera
diayun ke sana melancarkan sebuah bacokan kilat.
"Blaang" jerit kesakitan kembali berkumandang
memecahkan kesunyian, dua sosok bayangan manusia
1866 mencelat ke belakang dan terkapar ditanah dalam keadaan tak
bernyawa. Menyaksikan keganasan musuhnya, jago-jago lainnya jadi
jeri dan ketakutan, mereka sama-sama mengundurkan diri
dari ruangan dan berusaha untuk menjauhkan diri dari
lawannya. Sekali lagi Han siong Ki putar badannya, dia berusaha
menemukan tombol-tombol rahasia di atas dinding untuk
membuka pintu rahasia tersebut.
"Tak usah buang waktu dengan percuma sahabat" kata
perempuan berkerudung itu tiba-tiba, "ia sudah pergi jauh,
sekalipun tombol rahasianya kau temukan juga tak akan
berhasil untuk menyusul dirinya"
Pelan-pelan Han siong Ki memutar badan.
"siapakah engkau sahabat" " tegurnya.
"Kita hanya bertemu secara kebetulan, sebentar lagipun
akan berpisah kembali, buat apa kau tanyakan soal nama"
Daripada buang waktu hanya untuk menanyakan nama orang
lain, kenapa tidak kau tolong nona yang sedang ketimpa
kemalangan itu lebih dahulu"
"Kau... kau... darimana kau tahu ?"
"Tentu saja aku tahu " jawab perempuan berkerudung itu
singkat. Sekujur badan Han siong Ki menggigil menahan emosi,
sambil menggigit bibir, ujarnya dengan penuh kebencian "Dia
telah tewas" "Apa " Go siau bi telah mati"
"Yaa, jenasahnya sampai sekarang masih berbaring
didalam ruang rahasia dibelakang sana"
1867 "Kenapa mati" Aku yang mengakibatkan kematiannya?"
kelihatan sekali kalau perempuan berkerudung itu merasa
terkejut sehingga suarapun kedengaran agak gemetar.
"obat si mia kim wan yang kudapatkan ternyata palsu."
"Siapa yang mengatakan bahwa obat Si mi kim wan itu
palsu?" tiba-tiba dari belakang meja sembahyang ditengah
ruangan itu berkumandang suara seseorang.
Menyusul ucapan tersebut, muncullah seorang nona
berbaju hijau maju ke depan dengan langkah lemah gemulai.
Nona berbaju hijau itu bukan lain adalah Cui hoa siancu si
dewi cantik bunga cui, Ting Hong adanya.
Menyaksikan kemunculan si nona itu, dengan sorot mata
yang mengandung cahaya buas Han siong Ki menatap
wajahnya tajam-tajam, lalu teriaknya dengan suara
menyeramkan "Ting Hong, aku hendak membunuh engkau"
"Membunuh aku" Kenapa " " paras muka Cui hoa siancu
Ting Hong tampak sedikit berubah.
"Engkau akan kubunuh lebih dulu, lalu akan kucari ibumu
untuk membikin perhitungan"
"Membuat perhitungan " Perhitungan apa ?"
"Ia telah menggunakan obat mustika si mia kim wan yang
palsu untuk membunuh orang."
"siapa yang telah terbunuh?" kembali nona itu bertanya..
"Calon istriku..."
"Aaah masa ia benar-benar telah mati?"
"Memangnya kau anggap aku cuma lagi membohongi
dirimu...?" "siapa yang telah mati?" kembali seseorang perempuan
berkerudung munculkan diri dengan tergesa-gesa.
1868 Pertarungan yang berlangsung diluar ruangan masih tetap
berlangsung, hanya kali ini suara pertarungan itu tidak
sesengit pertarungan yang berlangsung sebelumnya.
-ooo0dw0ooo- BAB 100 HAN SIONG KI mengalihkan sinar matanya keatas wajah
perempuan berkerudung yang baru saja munculkan diri itu,
dia hendak mengucapkan sesuatu tapi segera dibatalkan,
karena perempuan itu telah melepaskan sendiri kain
kerudungnya. Apa yang diduga pemuda itu memang tidak keliru, dia
bukan lain adalah kakak seperguruannya Ko Goan cun.
"siapa yang telah mati?" sekali lagi Ko Goan cun bertanya.
"Go siau bi" "Aaaah... masa Go siau bi benar-benar sudah mati?"
Cui Hua siancu Ting Hong yang berada disampingnya tibatiba
tertawa misterius. "Andaikata ia belum mati bagaimana?" katanya kemudian
Begitu pertanyaan tersebut diutarakan ke luar serentak
semua orang berdiri tertegun, siapa yang bisa menghidupkan
kembali orang yang telah mati" Bukankah pertanyaan itu
adalah suatu pertanyaan yang terlampau aneh.." Han siong Ki
segera, mendengus dingin.
"Hmm. Mati hidup seorang manusia bukan permainan
kanak-kanak, aku tidak biasa untuk mengguraukan persoalan
seperti itu" Senyuman yang semula menghiasi wajah Cui Hoa siancu
sekali lenyap pula tak berbekas
1869 "Manusia bermuka dingin" katanya pula: "kalau engkau
kurang percaya bagaimana kalau sekarang juga kita pergi
bersama-sama untuk membuktikan kebenaran dari ucapanku
?" "Sutee ayo cepat membawa jalan buat kami". sela Ko Goan
cunpula dengan cepat, "siapa tahu kalau...."
Dengan perasaan apa boleh buat, Han siong Ki
mengangguk. dia lantas berjalan lebih dahulu menuju ke
ruang belakang, dan sesaat kemudian sudah tiba didalam
ruangan rahasia mayat Go siau-bi masih membujur diatas
pembaringan kayu itu. Cui Hoa siancu Ting Hong segera maju beberapa langkah
ke depan, dipegangnya nadi Go siau Bi kemudian diperiksanya
dengan seksama kemudian dengan wajah bersungguhsungguh
ia berkata: "Manusia bermuka dingin, bila lewat setengah jam lagi, dia
Akan benar-benar mati, bahkan kali ini dia mati ditanganmu
sendiri.." "Jadi...jadi dia belum mati sekarang ?"
Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Perasaan Han siong Ki pada waktu itu yaa kaget yaa
girang, saking terharunya sampai perkataanpun jadi tergagap.
"oleh karena obat si mia kim wan mempunyai daya kerja
yang terlampau dahsyat, maka barang siapa menelan obat
tersebut maka seluruh peredaran darahnya akan menjadi beku
dan pernapasannya berhenti dalam keadaan begini maka
seseorang yang memiliki tenaga dalam cukup sempurna harus
membantunya seketika itu juga untuk melumerkan daya kerja
obat tadi, andai kata terlambat setengah jam saja maka
jiwanya tidak akan tertolong lagi, coba bayangkan sendiri,
seandainya sampai terjadi peristiwa seperti ini, siapakah yang
harus kau tuntut"."
1870 Sekarang Han Siong Ki baru menyesali sikap cerobohnya
yang mengakibatkan terjadinya peristiwa semacam ini,
seandainya ia minta keterangan yang sejelas-jelasnya ketika
minta obat mujarab itu mungkin tak akan sampai terjadi
peristiwa seperti ini, untung sekarang berjumpa dengan Ting
Hong. coba kalau tidak " Bukankah nyawa Go siau bi akan
melayang dengan penasaran
Teringat sampai ke soal itu, diam-diam anak muda itu
merasa bergidik, bulu romanya pada bangun berdiri.
Dengan perasaan yang masih sangsi, pelan-pelan dia
menghampiri anak dara itu, kemudian diperiksanya denyut
jantung yang semula sudah berhenti itu..
Betul juga Ternyata keempat anggota badannya masih
hangat, denyutan nadipun masih berjalan seperti sedia kala
meski hanya denyutan yang lirih.
Secepat kilat Cui Hoa siancu Ting Hong menotok beberapa
buah jalan darah penting ditubuh Go siau bi, kemudian telapak
tangan kanannya ditempelkan pada jalan darah Thian to hiat,
sementara telapak tangan kirinya ditempelkan pada jalan
darah Meh keng hiat, hawa murninya yang cukup sempurna
sedikit-sedikit di salurkan ke dalam tubuh Go siau bi yang
masih menggeletak itu... Seperminum teh kemudian, dengusan napas Go siau bi
kedengaran semakin keras, paras mukanya juga makin
bertambah semu merah, sebaliknya Ting Hong mulai
kepayahan, keringat bercucuran membasahi seluruh
badannya, pucat pias wajahnya, bahkan sekujur badannya
tampak sedikit gemetaranMenyaksikan kesemuanya itu dari sisi arena Han siong Ki
merasa berterima kasih bercampur menyesal.
Tiba-tiba Ting Hong membuyarkan telapak tangannya, lalu
kepada Han siong Ki ujarnya:
1871 "Bantulah dia dengan menyalurkan hawa murnimu lewat
jalan darah mia bun hiat, maka kesehatan tubuhnya segera
akan pulih kembali seperti sedia kala" sembari berkata dia
lantas bangkit berdiri Han siong Ki menjura sambil mengucapkan rasa terima
kasihnya, katanya lebih jauh:
"Karena kurang teliti dan berbuat sedikit ceroboh, hampir
saja kusalahi diri nona, untuk bantuanmu sebelum dan
sesudahnya kuucapkan banyak-banyak terima kasih"
Dengan membelalakkan sepasang matanya yang jeli,
bening dan besar itu cui Hoa siancu Ting Hong mengawasi
beberapa kejap wajah Han siong Ki yang tampan dengan
wajah termangu dalam waktu yang amat singkat itu
perubahan terjadi diatas wajahnya, lalu ujarnya dengan suara
lirih: "Aaah.... engkau terlalu banyak adat"
Seraya berkata diapun bangkit berdiri dan putar badan
meninggalkan ruang rahasia tersebut.
Sebagaimana telah dikatakan tadi, maka sepeninggalnya
Ting Hong, Han siong Ki segera menempelkan telapak tangan
kananya diatas jalan darah Mia bun hiat di tubuh Go siau bi,
hawa murninya disalurkan segulung demi segulung untuk
membantu dara itu. Tak selang berapa lama kemudian, Go siau bi telah menarik
napas panjang, dia mambuka matanya kembali.
Melihat gadis itu sudah membuka matanya, kembaii Han
siong Ki menarik pula telapak tangannya, dengan penuh
kegembiraan dia berseru: "Adik Bi, engkau sudah sehat
kembali bukan?" Go siau bi melompat bangun dari pembaringannya, ia
menyapu sekejap sekeliling ruangan itu dengan pandangan
1872 kaget, kemudian serunya dengan lirih: "Dimanakah aku
berada saat ini?" "Engkau masih tetap berada dalam markas besar
perkumpulan Thian che kau"
Dengan biji matanya yang jeli Go siau bi menatap sekejap
semua orang yang berada dalam ruangan itu, dan Han siong
Ki segera memperkenalkan mereka kepadanya, tapi ketika
akan memperkenalkan perempuan berkerudung itu, dia jadi
malu sendiri sebab sampai sekarang dia sendiripun tak tahu
siapakah dia, cuma tahu kalau perempuan misterius itu juga
datang kesitu untuk menyatroni orang-orang Thian che kau.
Tampaknya perempuan berkerudung itupun cukup
menyadari akan keadaan tersebut, sambil tertawa ringan
segera ujarnya: "Nona Go, kuucapkan selamat kepadamu karena terlepas
dari kematian, hidupmu di kemudian hari pasti akan diberkahi
banyak rejeki. Walaupun Thian che kaucu lolos dengan
membawa luka yang cukup parah, akan tetapi tidak sedikit
anak buahnya yang masih melakukan perlawanan dengan
tangguh, aku rasa kita harus segera pergi untuk
menyelesaikan persoalan ini.."
Meskipun separuh kata yang pertama ditujukan kepada Go
siau bi, tapi jelaslah sudah bahwa kata-kata yang terakhir
tidak lain ditujukan diri Han siong Ki.
Dengan pandangan sangsi Han siong Ki memandang
sekejap kearah perempuan berkerudung itu, lalu dengan
benak yang dipenuhi oleh teka teki yang tak terjawab, dia
ulapkan tangannya. "kalau memang begitu, ayo kita segera berangkat" .
Maka berangkatlah beberapa orang itu meninggalkan ruang
rahsia tersebut. ketika mencapai tanah lapang diluar ruang
tengah, disana terlihat betapa banyaknya bayangan manusia
1873 yang bersimpang siur, mayat terkapar disana sini, bahkan
suara pertarungan masih terdengar di tempat yang agak jauh.
Ketika Han siong Ki munculkan dirinya, beberapa sosok
bayangan manusia segera memburu kedepan...
"saudara cilik"
"Han sauhiap" "siau sicu" Di tengah suara panggilan yang hiruk pikuk, si Pengemis
dari selatan, si padri dari utara, si dewa berjalan dalam tanah
dan beberapa orang kakek yang tak diketahui namanya
bermunculan disitu dan mengerumuni Han siong Ki bagaikan
lagi mengerumuni seorang tokoh persilatan saja.
Dengan sikap yang merendah Han siong Ki memberi
hormat satu demi satu kepada beberapa orang itu
Dalam pembicaraan itulah diketahui bahwa Pengemis dari
selatan adalah pemimpin dalam operasi kali ini diapun
menerangkan bahwa kawanan jago yang bergabung dalam
beberapa perkumpulan dan partai persilatan yang pernah
merasakan kekejian Thian che kau telah bersatu padu untuk
bersama-sama mendobrak kelaliman dan kekejaman orangorang
perkumpulan Thian che kau.
Tentu saja seandainya tiada Han siong Ki beberapa orang
yang secara kebetulan bertindak sebagai panglima pembuka
jalan bagi mereka, kemungkinan besar yang diselenggarakan
Pengemis dari selatan kali ini lebih banyak gagalnya daripada
mendapat sukses besar. "omitohud" terdengar padri dari utara berseru memuji
keagungan sang Budha, "sausicu perkumpulan Thian che kau
berambisi besar, mereka bukan saja mencelakai nyawa
sesama umat persilatan, bahkan bercita-cita merajai seluruh
kolong langit. Maka ketika semua partai dan perkumpulan
ketika mendengar rencana ini segera bersatu padu melakukan
1874 operasi seperti apa yang kemudian terjadi pada hari ini, kalau
ingin tahu rahasia kesuksesan kami kali ini, maka boleh
dibilang Buyung li-siculah yang paling berjasa bagi kami"
"Buyung li-sicu" siapakah dia?" Han siong Ki bertanya
dengan hati terkejut. Dewa berjalan dalam tanah yang gemuk lagi cebol
sehingga mirip badan yang membengkak itu sebera tertawa
cekikikan. "Hiih... hiiih... hiih... masa kau tak tahu" Dia kan yang
paling cantik didunia ini..."
"Maksudmu Buyung Thay" " si anak muda itu coba
menegaskan ucapan rekannya itu.
"Betul Betul saudara cilik, kau memang lihay, sekali tebak
lantas mengenalinya"
"See... sebenarnya apa..apa yang terjadi?" anak muda itu
gelagapan. Pengemis dari selatan mengetukkan tongkat tah kau pang
(tongkat penggebuk anjing) nya ketanah kemudian sahutnya
dengan wajah bersungguh-sungguh.
"saudara cilik, seandainya rekan Buyung tak melukiskan
peta lembah ini lebih dulu sehingga menerangkan semua
jebakan dan kekuatan yang ada dalam lembah ini kepada kita,
kemudian menyusun pula rencana yang matang untuk
mengimbangi kerja sama antara gerakanmu dengan gerakan
kami, coba bayangkan sendiri memangnya didunia ini terdapat
kejadian yang begini kebetulannya sehingga semuanya bisa
Pendekar Pedang Dari Bu Tong 10 Pedang Inti Es Peng Pok Han Kong Kiam Karya Okt Pendekar Gila 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama