Ceritasilat Novel Online

Racun Kecantikan 2

Dewi Ular 84 Racun Kecantikan Bagian 2


Siapa yang ketahuan bikin masalah dengannya akan dihukum
sendiri oleh keluarganya, sebab perjanjian damai saat itu
menyebutkan bahwa bangsa jin tidak boleh bikin masalah
dengan Dewa Nathalaga. Jika ada jin yang bikin masalah,
maka Dewa Nathalaga punya hak untuk menyapu habis
keberadaan bangsa jin di alam sana. Mati aku kalau ketahuan
oleh emakku atau sanak saudaraku. Aku bisa dimusuhi
mereka!" "Memangnya Dewa Nathalaga itu dewa apa sih?"
"Dewa Perang!"
"Oh ."!" Sandhi terperangah. "Kenapa Dewa Perang sampai
turun ke bumi mencan Kumala. ya" Ada persoalan apa
sebenamya"!"
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
3 PANORAMA indah di pulau itu menjamin kenyamanan para
penghuninya. Nuansa laut yang alami punya nilai keromantisan tersendiri, yang membuat para eksekutif dan
pengusaha muda berhasrat menikmati kehangatan alam inya.
Ada yang menempati villanya sendiri, seperti Pramuda. Tapi
ada pula yang sekedar menyewa dari seorang rekannya.
Menurut Kumala, pulau itu pantas dinamakan Pulau Cinta,
karena hampir sebagian besar mereka yang datang ke pulau
itu bukan untuk berlibur dengan keluarganya, melainkan
dengan pasangannya. Hanya sebagian saja yang membawa
keluarga. Di sana-sini Kumala menjumpai beberapa pasangan
tanpa kenal batas usia. Terlepas apakah mereka pasangan
resmi atau tak resmi, yang jelas selain bangunan mewah juga
banyak wajah-wajah cantik dan tampan bertebaran di pulau
tersebut. "Pulau ini memang tidak begitu luas, tapi punya fasilitas
wisata yang cukup lengkap."
"Kau sering datang ke sini, rupanya?" pancing Kumala
dengan senyum kecilnya. Pria muda berperawakan atletis itu
tersenyum agak tersipu Namun dari tatapan matanya tampak
betul bahwa ia tidak bermaksud menyangkal persepsi tadi.
"Tanteku pemilik cottage yang ada di sebelah timur."
"Ooo...," Kumala menggumam pelan sambil manggutmanggut. Masih berlagak santai walau hatinya tertuju kepada pria
tampan berkumis tipis itu. Brion, nama panggilannya. Usianya
sekitar 27 tahun. Punya ketampanan wajah yang cukup
simpatik. Jantan tapi kalem. Kumala mengenalnya dari
Prasetya, kakak dari Pramuda yang ikut berlibur bersama
anak-istrinya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Konon, Brion dulu pernah menjalin hubungan bisnis dengan
Prasetya, tapi entah kenapa, usahanya bangkrut. Sudah
hampir dua tahun Pras tak bertemu Brion. Tahu-tahu mereka
bertemu di Kepulauan Seribu dalam keramah-tamahan yang
sangat bersahabat. Penuh keakraban. Tak canggung sedikit
pun Brion bergaul dengan keluarganya Pras, sehingga kesan
gaul dan supelnya membuat mereka menjadi terkesan. Itulah
sebabnya Kumala Dewi tak keberatan ketika Brion minta izin
duduk di bangku kosong depan Kumala, toh Kumala merasa
sudah cukup lama duduk sendirian di cafe kecil itu sambil
menikmati panorama senja yang indah.
Jujur saja, hati kecil Kumala punya pujian tersendiri untuk
pria berambut panjang selewat bahu itu. Karena, sejak
Kumala duduk di cafe kecil, di bawah payung pantai, hampir
semua lelaki yang lewat di dekatnya selalu menyempatkan
berhenti untuk menatapnya dengan rasa kagum. Mereka
sangat tertarik dengan kecantikan Kumala. Beberapa sempat
terpesona hingga terbengong di tempat. Tapi dari sekian
banyak mata pria muda maupun tua, hanya Brionlah yang
punya keberanian menghampiri Kumala.
Mungkin karena semalam Brion hadir dalam acara makan
bersama keluarga Pramuda, sehingga ia tak canggung lagi
menghampiri Kumala. Tapi teropong gaib yang dimiliki Kumala
pun mendeteksi adanya nyali cukup besar dalam diri Brion
untuk mendekati wanita secantik bidadari. Brion seorang yang
selalu optimis memandang hidup dan punya percaya diri
sangat besar, sehingga tak sedikit pun ia punya perasaan
minder dalam berhadapan dengan semua orang.
"Seminggu berapa kali kamu datang ke sini, Bri?"
"Nggak tentu. Kadang sebulan penuh, aku di sini."
"O, ya" Ngapain aja?"
"Bantu-bantu tante menangani cottagenya. Atau kadang
bantu temanku bikin beberapa acara live show di Caribia Pub
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang ada di sebelah sana itu," ia menunjuk ke satu arah, dan
memang di sana ada sebuah pub, meski tak begitu besar
namun kabarnya merupakan pub yang paling sering
dikunjungi wisatawan setempat.
"Sama saja kamu jadi penduduk di pulau ini, ya Bri?" canda
Kumala. "Ya. Tapi KTP-ku masih KTP Jakarta Iho. Karena
memangkku bukan penduduk pribumi pulau ini."
"Berapa banyak penduduk pribumi yang ada di sini?"
"Nggak sampe sepuluh persen dari jumlah yang ada.
Mayoritas dikuasai oleh kaum pendatang. Makanya, jangan
heran kalau di semua tempat hiburan di sini banyak orang
yang mengenalku."
"Ngetop juga namamu di sini, ya?" sanjung Kumala setelah
baru saja Brion membalas teguran akrab dua orang wanita
berpakaian bikini.
"Karena aku cenderung bergerak di bidang intertain maka
Orang mudah mengenalku, Kumala. Mudah pula bagiku untuk
menyebutkan kalau di pulau ini ada dua penginapan; satu
hotel satu cottage... lalu ada 6 cafe atau pub, tiga tempat
perjudian high-class, 43 tempat tinggal atau villa, 8 rumah
penduduk asli dan. .."
"Seribu wanita cantik, tentunya," sahut Kumala sangat
komunikatif, yang membuat percakapan senja hari itu menjadi
lebih mengalir lagi, diselingi letupan tawa kecil dari canda ria
bergaya gaul. "Kalau jumlah wanita cantiknya sih... gue nggak tahu,
Kumala. Yang gue tahu, dari semua wanita cantik yang ada di
pulau ini, cuma ada satu yang paling cantik dan paling
menarik. Kamu."
"Uhmmm...!"
Kumala mencibir pertanda menolak sanjungan langsung itu. Tapi justru membuat pecahnya tawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Brion agak keras, sehingga memancing perhatian beberapa
orang yang sedang berada di sekitar cafe tersebut. Kumala tak
tahu kalau cibiran bibirnya itu telah menimbulkan getaran kuat
di hati Brion, karena menurut cowok itu kecantikan Kumala
semakin bertambah besar dan kian menggoda hati manakala
bibir ranum tersebut mencibir dengan mata indahnya melirik
kecil Menggemaskan.
"Dia sama saja dengan cowok lainnya," bisik hati Kumala.
"Berusaha lebih akrab denganku, lalu berusaha menjerat
hatiku untuk menjalin hubungan pribadi. Cuma, dia sedikit
agak beda dari mereka yang selama ini penasaran ingin
mendapatkan tempat di hatiku. Cowok yang satu ini berani
merayuku terang-terangan walau baru saja semalam
berkenalan. Tapi rayuannya itu dikemas dengan jalinan kata
dan canda yang menyenangkan hatiku, sehingga membuatku
nggak bisa memberi penilaian rendah pada caranya
menyatakan rayuan tadi. Dia... yaa, dia memang punya-daya
tarik yang beda dibanding pria lainnya. Tapi apakah pintu
hatiku sanggup terbuka untuknya kalau pada akhimya nanti
aku dan dia sering bertemu" Apakah dia mampu kalahkan
daya tariknya Rayo Pasca yang sekarang sudah menjadi
penghuni hatiku" Aah, tapi... gimana ya" Aku sering kehabisan
waktu karena tingkat kesibukanku yang tinggi. Rayo pun sibuk
dengan risetnya di sana-sini, sampai nggak punya waktu buat
adakan pertemuan rutin denganku Apakah aku harus lepaskan
Rayo dan mulai memberi peluang pada Brion"!"
Lamunan itu terputus, karena Brion sudah selesai bicara
dengan temannya yang tadi menelepon ke HP-nya.
Pandangan mata Kumala pun sudah tidak pantas lagi
dilayangkan ke tengah lautan sana. Ia harus kembali berada
dalam suasana akrabnya dengan memperhatikan dan
menanggapi pembicaraan Brion selanjutnya. Kumala masih
merasa betah duduk di situ. Ia sendiri heran mengapa betah
duduk bersama Brion. Padahal tadi sudah dua kali Emafie, istri
Pram, melambaikan tangan dari kejauhan. Memanggil Kumala
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar segera kembali ke villa yang letaknya sekitar 100 meter
dari cafe tersebut.
"Jadi, kalau kamu di sini, kamu tinggal di rumah yang
sebelah mana, Bri?"
"Aku punya banyak tempat untuk kutempati selama di sini.
Jadi, yaah. .. nggak tentu di mana aku tinggal. Kadang aku
menempati tempat khusus di cottage hingga berhari-hari."
"Oooo..."
"Memangnya kenapa" Kamu mau main ke tempat
tinggalku?"
"Belum terpikir untuk begitu," jawab Kumala sambil
menyunggingkan senyum malu, lalu hatinya bergumam
sendiri, "Ngapain juga kutanyakan hal seperti itu; ya" Malumaluin aja nih"!"
Suara pelan Brion memancing mata Kumala untuk
memandangnya. "Kalau mau cari aku, panggil aja lewat HP-ku. Sudah
kuberikan padamu kartu namaku?"
"Kemarin malam bukan aku yang menerimanya. Emafi"
"0,ya" Wah , kalau begitu..."
"Nggak usah. Nanti bisa kutanyakan pada Ema berapa
nomor HP-mu."
"Begitu juga boleh. Toh noinor itu belum tentu kau
perlukan, ya nggak?" sambil tatapan matanya begitu lembut
menawan hati. Kumala hanya tersenyum seraya berlagak
memalingkan wajah ke arah pantai. la bukan takut beradu
pandang. Ia hanya merasakan ada sesuatu yang terasa lain
dari tatapan mata lembut Brion itu.
"Ada sesuatu yang mencurigakan pada dirinya," pikir
Kumala. "Apakah aku perlu masuk ke alam pikirannya" Ah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan! Nanti aku tahu semua tentang harapannya
terhadapku, bisa-bisa aku terpikat kuat-kuat padanya. Biarin
aja sesuatu itu tetap mencurigakan. Nanti pasti akan
kuketahui kebenarannya."
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita memanggil
pemuda itu Suara tersebut membuat Kumala merespon
dengan berpaling dan mencari s i pemilik suara.
"Brion..! Bawakan ini, lekas!"
"Oh, hmm... ya, ya Tante... !" Brion bergegas bangkit.
Kumala masih memperhatikan perempuan yang baru
muncul dari mini market yang bersebelahan dengan cafe
tersebut. Perempuan itu menatap Kumala juga dengan
tatapan kurang ramah.
"Sorry, aku ambil belanjaan tanteku dulu, ya La?"
"O, ya, ya... silakan!"
Kumala masih tertegun memandangi perempuan yang baru
keluar dari mini market itu. Bukan keranjang belanjaannya
yang menjadi daya tarik bagi Kumala, tapi penampilan
perempuan itulah yang menjadi pusat perhatian mata
indahnya Djewi Ular. Perempuan itu masih belum begitu tua.
Usianya sekitar 40 tahun. Mungkin ma lah kurang Yang jelas
masih tampak cantik dan sexy. Dilihat dari penampilannya,
Kumala dapat menduga bahwa perempuan itu seorang wanita
karir atau pengusaha yang sukses dalam bidangnya. Ia juga
perempuan yang memiliki kecenderungan untuk bersikap
angkuh atau sombong di depan publik, serta gemar
memamerkan kekayaannya melalui model pakaian atau pun
perhiasan yang dikenakannya.
"Apa benar itu tantenya Brion?" pikir Kumala - semakin
curiga. Namun ia buru-buru berusaha untuk tidak terlalu berlarutlarut memikirkan masalah itu. Ia anggap perempuan itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang benar tantenya Brion, dan ia anggap tidak ada
sesuatu yang perlu dicurigai dari perempuan tersebut. la
justru melambaikan tangan pada Mak Bariah yang ada di
kejauhan sana, dan tampaknya kebingungan mencari dirinya.
Namun ketika Brion memasukkan barang belanjaan itu ke
sebuah mobil sedan kecil, perempuan itu justru menghampiri
Kumala Dewi dengan membiarkan wanita yang menjadi
temannya dan sama-sama keluar dari mini market tadi
bergegas ke arah mobil. Dari caranya melangkah dan caranya
memandang agaknya perempuan berambut cepik itu
menyimpan rasa penasaran kepada Kumala. Sepertinya ia
belum akan merasa tenang dan lega kalau belum
menghampiri Kumala yang tadi sempat dilihatnya ngobrol
dengan Brion. "Sorry, Anda temannya Brion, ya?"
"Ya. Ada apa, Tante?" Kumala menjawab dengan
kelembutan dan keramahan yang begitu tenang: Tetap
anggun dan berkharisma. Sebelum perempuan berkulit putih
dengan dada sekal menantang itu bertanya lagi, Brion sudah
lebih dulu tiba di situ dan langsung bicara kepada Kumala
Dewi. "Kumala, kenalkan ini tanteku. Tante... ini Kumala Dewi,
saudaranya Bang Pras, bekas teman bisnis saya dulu."
Dengan tetap menjaga keramahan yang bersahabat
Kumala berdiri. Mengulurkan tangan lebih dulu, kemudian


Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perempuan itu menjabat tangan Kumala.
"Cristy...!" Ia menyebut namanya dengan tegas dan jelas.
Genggaman tangannya pun erat sekali. Terkesan kasar Tapi
Kumala Dewi tetap membalas dengan kelembutan dan
keramahan yang berkharisma.
"Cewek ini berbahaya. Bisa-bisa menjadi biang bencana
bagi hubunganku dengan Brion."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar suara hati Tante Cristy di telinga indera
keenamnya Kumala. Semua yang dipikirkan T ante Cristy dapat
dibaca oleh Dewi U lar. Maka, sejak itu jelas sudah tentang diri
Brion sebenamya. Brion bukan keponakan asli Tante Cristy.
Brion adalah gacoannya T ante Cristy yang bertugas melayani
gairah dan memberi kepuasan kepada perempuan itu kapan
pun diinginkannya. Rasa simpati Kumala pun berkurang. Ia tak
ingin berpikir tentang kelanjutan hubungannya dengan Brion,
selain hanya sebagai orang yang pemah dikenalnya. Itu saja.
"Dia harus kuanggap sebagai teman biasa. Sama seperti
cowok yang lain. Beda jauh dengan perasaanku kepada Rayo
Pasca," pikir Kumala sambil tersenyum tipis memandangi
kepergian Tante Cristy bersama Brion.
"Hampir saja aku terkecoh dengan penampilannya,"
tambah batin Kumala saat menarik napas panjang-panjang.
Tapi dahinya segera berkerut, seperti ingat sesuatu yang tadi
tak sempat dibahas oleh hati kecilnya sendiri. Sesuatu yang
diingatnya itu mencemaskan sekali, karena berkaitan dengan
keselamatan Tante Cristy.
Handphone segera dikeluarkan dari saku celana kulotnya.
Dewi Ular yang saat itu mengenakan blus tanpa lengan ketat
badan segera memejamkan mata. Handphone itu diletakkan di
rneja depannya. Dengan kekuatan supranaturalnya ia mencuri
alam pikiran Brion dari tempat itu. Seluruh memori yang
tersimpan dalam pikiran Brion berhasil disadap. Ia
menemukan nomor handphone milik Brion sendiri. Maka,
dengan modal ingatan tersebut Dewi Ular segera menghubungi teleponnya Brion yang diperkirakan masih
dalam perjalanan bersama Tante Cristy.
"Brion, bisa kau kembali menemuiku di cafe tadi?"
"Hmm, eeh kapan" Sekarang" Aduh, sorry kalau sekarang
nggak bisa, Kumala. Sekarang aku harus antar tante dulu nih "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada sesuatu yang berbahaya dalam diri tantemu itu,
Brion." "Maksudmu" Hmm, eeh... sebentar, sebentar...!"
Brion terganggu bicaranya karena digerecoki oleh Tante
Cristy. Perempuan itu sewot. Cemburu. Memaksa Brion agar
menghentikan pembicaraan dengan Kumala. Brion mencoba
menjelaskan sesuatu yang ingin dikatakan oleh Kumala, tapi
Tante Cristy sepertinya tidak mau tahu.
"Putuskan telepon itu! Sekarang juga, Brion!!"
Suara tersebut terdengar sampai di telinga Kumala,
sehingga Kumala mengetahui suasana yang terjadi di saat itu.
"Brion, berikan HP-mu pada Tante Cristy, aku mau bicara
dengannya. Lekas, Bri!"
"Nggak usah. Anu... begini..."
"Brion, ini masalah penting. Masalah keselamatan
perempuan itu. Aku harus bicara dengannya."
"Tapi... tapi..."
"Ayolah, Brion . berikan HP-mu padanya. Biar aku jelaskan
adanya bahaya dalam dirinya. Dia terancam maut, Brion."
Mungkin karena tak punya pilihan lain lagi, akhirnya Brion
benar-benar myerahkan HP-nya kepada Tante Cristy. Tapi
perempuan itu menolak dengan marah.
"Ngapain aku mesti me layani omongannya" Memangnya
dia itu siapa"! Enak aja sok akrab denganku!"
"Katanya Tante dalam bahaya. Dia mau kasih tahu soal
itu." "Bahaya apaan"! Kayak dukun aja dia"! Nggak! Aku nggak
mau bicara dengan gadis jalang itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Tante Cristy tersentak kaget, karena seperti ada
orang berbisik jelas dan keras di telinga kirinya.
"Aku bukan gadis jalang, Tante!"
"Hah. .."! Aku... aku seperti mendengar suaranya"!"
"Tante dalam bahaya. Lekas temui saya, saya akan
selamatkan nyawa Tante sekarang juga."
Suara Kumala Dewi didengarnya lebih jelas lagi, lebih
membuat Tante Cristy semakin kebingungan dan terheranheran dengan mata menegang.
Perasaan takut dan heran ditekan kuat-kuat. Pada dasamya
Tante Cristy tidak mau terpengaruh oleh perasaannya sendiri.
Suara aneh Kumala itu berusaha untuk dilupakan. Kini di
dalam kamarnya ia berjuang mengusir keresahan batinnya.
Meski sudah sampai di villa kecil miliknya yang tak jauh dari
cottage itu, Tante Cristy masih sesekali mendengar suara
bisikan Kumala Dewi. Dan, ia melawan serta berusaha untuk
tidak mempedulikan, hingga timbul keresahan yang menyiksa
batinnya. "Siapa sebenarnya gadis yang kau kenal itu, Bri"! Suaranya
masih kudengar terus, seperti berbisik di telingaku."
"Dia adiknya teman saya, Tante. Dia seorang konsultan di
sebuah perusahaan yang sedang berkembang "
"Jangan-jangan dia itu titisan iblis"!"
"Ah, Tante...!" Brion agak bersungut-sungut. Merasa tak
suka mendengar Kumala dikecam sedemikian rupa. Namun
sikap Brion itu justni memancing kecemburuan Tante Cristy,
sehingga mereka sempat cekcok mulut agak lama. Meski pun
malam semakin larut tapi Tante Cristy belum mau berhenti
mengomel, yang membuat Brion menjadi jengkel sekali, salah
tingkah, namun juga mencoba untuk mengalah berkali-kali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa kamu bersifat membela dia sih" Memangnya ada
hubungan apa kamu sebenarnya sama dia, Bri" Ngaku aja
deh! Ngaku, ada hubungan apa kamu sama Kumala?"
"Nggak ada hubungan apa-apa, Tante. Cuma teman biasa.
Baru saja kenal kemarin malam. Cuma, saya yakin dia orang
pintar. Artinya, dia bukan gadis yang bodoh. Kalau dia bilang
begitu berarti dia memang tahu bahwa tante dalam bahaya."
"Kamu beimaksud menyanjungnyakan" Kamu mau bilang
kalau dia itu dukun sakti begitu?"
"Tante, ingatlah... ini demi kebaikan Tante sendiri. Bukan
demi kebaikan orang lain. Tantelah yang ingin diselamatkan
dari bahaya. Saya sendiri nggak tahu dia dapat informasi dari
mana soal itu, tapi saya yakin dia bukan gadis bermulut ember
alias suka bohong. Dia pasti serius, Tante."
"Bilang aja kalau kamu sekarang lagi naksir dia! Nggak
usah pakai alasan inacam-macam segala deh! Memang kamu
itu cowok mata keranjang! Rakus!"
Tante Cristy memukul wajah Brion dengan gulungan kertas
koran. Brion menghindar dengan gesit. Gulungan koran itu
dilemparkan ke wajah Brion seraya berseru membentak
marah. "Pergi saja sana! Pergi temui dia sendiri sana!!"
Brion mulai meredakan perlawanannya. Menurutnya,
persoalan itu akan semakin meruncing dan berakibat fatal
kalau ia harus melayani emosi T ante Cristy. Karenanya, meski
pun ia dilempari dengan bantal, guling dan apa saja yang ada
di dekat ranjang, ia tetap diam di tempat. Akhimya perempuan
berkimono yang baru selesai mandi itu berhenti dari aksi
lempar-lemparannya. Ia masih mengomel tak karuan sambil
duduk di ranjang, menghadap ke cermin rias yang tepat ada di
sisi kanan ranjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku muak sama kamu. Muak sekali sekarang ini!
Sebaiknya kamu pergi saja dari hadapanku!"
Brion diam tanpa sepatah kata jawaban. Tante Cristy
berpaling menatapnya dengan sengit.
"Kamu dengar perintahku tadi, Bri"! Kamu dengar"!"
suaranya meninggi kembali. Brion hanya menarik napas
panjang Tak mau memandang. Juga tak mau pergi. Beranjak
dari tempat duduknya pun tidak. Tapi dalam hatinya, ia bicara
dengan nada gerutu kejengkelan.
"Perempuan ini kalau marah ngeselin banget! Cuma ada
satu cara untuk meredakan kemarahannya. Aaahh... terpaksa
kulakukan juga deh, meski sebenarnya aku masih capek
sekali." Saat kebisuan melanda kamar itu, Brion pun bangkit dari
tempat duduknya. Ia mendekati Tante Cristy yang tampak
enggan menatapnya. Ia bukan duduk di samping perempuan
itu, namun sengaja mengambil posisi berhadapan.
"Mau apa kamu"!" hardik perempuan kaya itu.
Brion memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Kaku, namun
cukup membuat suasana sedikit kendur dari ketegangan tadi.
"Jangan suka marah-marah begitu, nanti kecantikan Tante
berkurang. Sayang sekali kalau kecantikan ini hilang karena
seringnya Tante marah-marah."
Seraya bilang begitu tangan Brion mengusap lengan Tante
Cristy. Perempuan itu makin cemberut dan melengos. Brion
tak peduli . "Daripada marah-marah cuma buang energi sia-sia,
mendingan kita gunakan untuk yang bermanfaat aja, ya?"
Tante Cristy masih diam. Masih melengos. Brion makin
merayapkan tangannya ke leher Tante Cristy Sentuhannya
dilakukan dengan punggung jari dan lembut sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan itu mengibaskan tangan Brion sambil mendesah
seakan tak sudi disentuh.
"Tante tahu, kalau Tante cemberut begini, hasrat saya jadi
membara. Ingin menyusuri sekujur tubuh Tante dengan
kehangatan bibir saya. Swear!"
"Aku nggak butuh rayuanmu!" tegasnya sambil matanya
membelalak galak. Tapi Brion membalas dengan senyuman
makin lebar. Kemudian jari tangan Brion merayap hingga
menyentuh betis perempuan itu. Toh tangan tersebut tidak
dikibaskan oleh Tante Cristy Berarti perempuan itu
menyukainya. Brion mendekatkan wajahnya ke dahi Tante Cristy.
Tangannya masih merayap di betis, dan semakin lama
semakin menuju ke paha. Ketika kening T ante Cristy tersentuh
oleh kecupan bibir Brion, tangan itu sudah menyusup semakin
dalam. "Aku benci sama kamu!" geram Tante Cristy, tapi anehnya
ciuman Brion dibiarkan merayapi batang hidungnya, lalu
sampai ke bibirnya. Tante Cristy menyambar bibir itu dengan
pagutan agak kasar. Brion melumatnya dengan lembut sambil
membuat jari tangannya menari-nari.
Perempuan itu akhirnya mendesah lemah. Tali pinggang
kimononya dilepaskan. Dadanya terbentang mulus tanpa cacat
sedikit pun. Brion semakin membungkuk, dan lidahnya
menyusuri belahan dada. Tante Cristy makin mendesah
panjang dan reaksinya mulai agresif. Tangannya meremas
lengan Brion pertanda menahan deburan indah yang sedang
dirasakan. Perempuan itu tanpa diperintah langsung
membaringkan badan.
Maka, Brion pun melakukan sesuatu yang sangat disukai
Tante Cr isty. Malam pun dibiarkan bergulir dengan seribu
kenikmatan yang menghujani tubuh sekalnya Tante Cristy.
Dengan permainan asmara yang cukup dahsyat itu ternyata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemarahan Tante Cristy pun hilang. Yang muncul adalah
perlawanan cinta semakin mengganas. Brion berhasil
mengobati kemarahan Tante Cristy dengan menaburkan
kenikmatan secara bertubi-tubi.
Puncak-puncak kemesraan telah semakin mendamaikan
hati mereka. Tetapi menjelang mereka berdua ingin lelap
dalam tidur tengah ma lam, tiba-tiba sesuatu terjadi dan
menimpa diri Tante Cristy. Diawali dengan rasa gatal di
sekujur tubuh Tante Cristy, terutama bagian wajah, rasa gatal
itu meningkat dan membuat perempuan tersebut menjadi
kelabakan. Brion yang semula enggan untuk bangkit kini
terpaksa harus menunda hasrat tidurnya.
"Hahh ... "! T ante... "! Kenapa... wajah Tante begitu"! Ya,
ampuun.!" Brion mulai panik.
Tante Cristy mulai menangis. Wajah cantiknya seperti
dicabik-cabik dengan pisau tajam. Goresan luka mengiris
daging wajah dan mengucurkan darah. Kulit wajah
mengelupas dengan sendirinya. Tante Cristy pun menjerit-jerit
histeris, membuat Brion semakin bertambah panik. Peristiwa
aneh itu sama dengan peristiwa yang dialami oleh Nyonya
lvone. "Celaka! Mungkin bahaya inilahyang dimaksudkan Kumala!
Aku harus segera menghubunginya. Ooh, mana tadi nomor
HP-nya?" Brion tak marripu lagi mengendalikan emosi
ketakutannya dan ketegangannya.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
4 TERLAMBAT Musibah yang merusak wajah itu terpaksa
harus di alami oleh Tante Cristy.
Kumala Dewi tidak bisa memulihkan wajah yang telah rusak
seperti yang diderita Nyonya Ivone. Seandainya waktu itu
Tante Cristy tidak mengutamakan kecemburuannya,
seandainya saat itu ia dan Brion segera menemui Kumala,
maka musibah misterius itu tidak akan menghancurkan
kecantikan T ante Cristy. Kini setelah semuanya terjadi, Kumala
Dewi hanya bisa memberi sedikit pertolongan pada Tante
Cristy. Membuat luka itu kering, proses pengelupasan terhenti,
dan warna wajah tidak hitam iagi, coklat tua. Namun tetap
saja perempuan itu kehilangan nilai kecantikarinya Tak


Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memiliki dayatarik lagi. Yang ada hanya seraut wajah
menyeramkan dan kemungkinan besar akan ditakuti oleh
orang banyak. Hati bidadari yang telah membaur dengan manusia itu
tetap merasa sedih dan kecewa. Ia masih diliputi penasaran,
karena kegagalannya mengobati luka aneh di wajah Tante
Cristy. Peristiwa yang kedua kalinya itu telah membuatnya
merasa semakin dipermainkan oleh suatu kekuatan gaib yang
menggunakan racun udara.
Menurut Kumala, Tante Cristy menjadi korban keganasan
racun udara. Entah siapa yang memiliki racun udara itu, yang
jelas pihak tersebut sedang bei'ada di Kepulauan Seribu juga.
Kumala sulit melacak getaran gaib si pemilik racun udara.
Repotnya, di depan Brion, di belakang Kumala, perempuan
pengusaha jasa rekreasi itu memiliki persepsi lain. Dia
menyangka musibah yang dideritanya itu berasal dari Kumala
Dewi. "Gadis itu mengguna-guna diriku, merusak kecantikanku,
dan semua itu bertujuan untuk merebut dirimu dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelukanku, Brion! Dia herpura-pura baik pada kita, padahal dia
punya maksud keji dan licik di balik kepura-puraannya itu.
Jauhi dia!"
"Tante terlalu naif. Jangan berpandangan senegatif itu
kepadanya. Dari raut muka dan penampilan kharismatiknya,
saya yakin Kumala tidak punya niat sejahat dugaan Tante."
"Mata batinmu sudah ditutup. dengan ilmu santetnya,
sehinggakamu selalu membela dia, Brion! Kamu telah kena
guna-guna ilmu peletnya, tahu?" geram Tante Cristy tetap tak
mau kalah. "Manusia tak tahu diuntung!" hanya dalam hati Brion berani
menggeram demikian. Ia bukan saja merasa tidak s impati lagi
kepada perempuan itu, tapi juga merasa tak betah berlamalama bersamanya. Secara fisik Tante Cristy sama sekali sudah
tak memiliki daya tarik. Kulit tubuh lainnya ikut kusam dan
berkerut-kerut, sehingga tak dapat memancing gairah mesum
bagi lawan jenisnya, seperti Brion. Hanya uangnya yang masih
menarik perhatian lawan jenisnya, sehingga Brion masih raguragu untuk meninggalkan begitu saja.
Tetapi agaknya pemuda itu mudah berubah pikiran
Terbukti sewaktu Kumala Dewi dan keluarga Pramuda kembali
ke Jakarta dengan menggunakan kapal wisata, pemuda itu
ternyata juga ada di antara para penumpang kapal. Ia
bertemu Kumala di sebuah dek dekat haluan.
"Kenapa kau tinggalkan tantemu yang tersayang itu?" sindir
Kumala dengan kesan berseloroh. Brion tersipu sendiri.
"Dia memang perempuan yang tak tahu berterima kasih
Aku kurang tertarik dengan perempuan seperti itu."
"Karena wajahnya sudah tidak menarik tentunya."
"Ah, nggak juga," Brion berusaha berkelit dari tuduhan
nyata. "Yang jelas aku tidak mau dijadikan sasaran kemarahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia terus-terusan. Jenuh juga bersama perempuan yang egois
macam dia itu."
"Apa dia tahu kalau kau ikut kapal ini?"
"Nggak. Yang dia tahu, musibah yang dideritanya adalah
akibat perma inan santet dari kamu. Kamu dituduh merusak
kecantikannya demi merebut diriku darinya. Brengsek kan itu
namanya"!"
Kumala hanya tersenyum kalem. Tak merasa tersinggung
sedikitpun. "Wajar saja orang berpendapat begitu, karena rasa
cemburu yang berlebihan. Kalau dia tahu yang sesungguhnya,
dia tidak akan menyalahkan diriku dan tidak akan
berpandangan seburuk itu terhadapku."
Brion membatin, "Kenapa dia nggak marah, dan nggak
merasa kesal mendengar kabar itu" Bijak sekali cara
berpikirnya."
"Percayalah, dia masih membutuhkan bantuanmu. Suatu
saat dia pasti akan menghubungi kamu dan menanyakan
diriku." "Maksudmu, Tante Cristy masih mengancam kamu dan
irigin membuat suatu pembalasan, begitu?"
Kumala menggeleng kalem "Dia akan datang padaku untuk
minta tolong atas keburukan wajahnya itu. Dia akan
menyadari bahwa semua itu bukan karena santet dariku, tapi
karena suatu hal yang saat ini belum ia sadari "
"Begitukah?" Brion diam sesaat kemudian berkata lagi,
"Apakah menurutmu musibah kecantikannya itu disebabkan
oleh polusi udara" Maksudku, polusi udara yang mengandung
racun?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semacam itu. Tapi racun udara itu bukan berasal dari
sebuah pabrik atau limbah, me lainkan dari energi gaib alamlain " "Oh, begitu"! Kau tahu tentang dunia gaib, rupanya?"
"Yaah, tahu sedikit," jawab Kumala merendah.
"Wah, kalau begitu ternyata aku berhadapan dengan
seorang paranormal nih. Benar begitu?"
"Berhadapan dengan seorang teman, itu yang benar"
Kumala menyunggingkan senyum manis. Brion terpesona
dalam hatinya. Tapi sayang sekali senyuman indah itu cepat
berlalu, karena tiba-tiba perhatian Kumala tertuju pada
seorang wanita muda yang sedang berdiri di pinggiran dek
bersama kekasihnya. Ia tak mengenal kedua orang itu, tapi ia
buru-buru menghampiri dengan kesan mencurigakan bagi
Brion. Bahkan, Brion pun mengikuti langkah Kumala. Temyata pria
muda yang bersama gadis itu adalah kenalan Brion. Dia
seorang anggota kelompok musik yang sering menghibur di
cafe tak jauh dari cottage-nya Tante Cristy.
"Kamu kenal sama John, Kumala?" bisik Brion.
"John..." Yang mana?"
"Cowok yang mau kamu dekati itu. Dia kenalanku."
"Oh, kalau begitu... kebetulan sekali. Kenalin aku dengan
dia." "Tapi dia kan udah punya pacar, Kumala," bisik Brion
sambil memperlambat langkah.
"Aku mau bicara dengan ceweknya, bukan dengan
cowoknya itu."
Brion menyapa John lebih dulu. Tegur sapa itu terkesan
ramah dan bersahabat. Kemudian Brion memperkenalkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala kepada mereka. Gadis yang ingin dihampiri Kumala itu
bernama Chevi. Kumala langsung saja mengakrabkan diri
dengan Chevi, yang memiliki kecantikan dan postur tubuh
selayaknya seorang top model.
Chevi sedikit kaget mendengar kata-kata Kumala.
Pandangan matanya yang berbulu lentik itu terkesan
menyimpan kecurigaan terhadap kehadiran Kumala Dewi yang
menurutnya bicara aneh itu.
"Aku ingin bicara berdua, empat mata denganmu. Kira-kira
kamu bersedia nggak, Cha?"
"Empat mata"! Memangnya ada apa sih?"
"Tidak. Cuma urusan wanita kok. Tapi nantinya John dan
Brion juga boleh tahu. Hmmm, kita bicara di bawah tiang sana
yuk?" Setelah dipertimbangkan secara singkat, Chevi akhirnya
menerima ajakan itu. Ia ingin menolak, tapi sulit sekali
mulutnya mengatakan penolakannya. Mungkin Kumala telah
mempengaruhi jiwanya sehingga Chevi sulit menolak. Hanya
bisa patuh dan menurut saja apa kata Kumala. Gadis
keturunan bidadari itu sering berbuat demikian demi kebaikan
seseorang yang ingin diselamatkan dari bahaya.
Sementara Kumala dan Chevi menjauh, John dan Brion
memandanginya dengan perasaan heran. John sempat
bertanya kepada Brion tentang siapa Kumala Dewi itu, tapi
penjelasan Brion biasa-biasa saja. Brion belum mengatakan
bahwa Kumala punya kekuatan istimewa semacam seorang
paranormal. Kini mereka berdua hanya bisa memandangi dari
tempat mereka berdiri.
"Sorry, aku bukan bermaksud sok tahu, Cha. Aku hanya
ingin tahu tentang sesuatu yang mungkin kau ketahui."
"Soal s i John, maksudmu7"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan Kalau soal itu, kurasa urusan pribadimu deh. Aku
nggak perlu tahu. Yang ingin kuketahui, apakah kau pernah
merasa hawa aneh sebelum berada di kapal ini?"
"Hawa aneh macam apa sih"' kerutan dahi Chevi semakin
kuat. "Udara aneh maksudku. Udara panas, udara dingin, udara
lembab, atau angin yang menerpamu kurang enak di badan.
Mungkin juga kamu merasakan diterpa angin yang aneh
dihirup di paru-parumu?"
Chevi tertawa sinis. Terkesan menganggap konyol
pertanyaan itu. Kumala Dewi bersikap sabar dan tetap dalam
keramahannya yang anggun.
"Aku memaklumi kalau sikapmu begitu, Cha Tapi ini
menyangkut nasib kecantikkanmu. Terus terang, aku melihat
auramu buram, seperti mengandung racun udara. Kamu
sudah terkontaminasi oleh racun udara itu dan akan merusak
kecantikanrnu, cepat atau lambat."
"Kau ini bicara-apa .sebenarnya, Kumala?" Chevi semakin
menyepelekan kata-kata Dewi U lar.
Dengan tetap sabar Kumala menceritakan musibah
kecantikan yang dialam i Tante Cristy, juga sedikit cerita
tentang kecantikan Nyonya Ivone yang sampai sekarang
masih belum dapat dipulihkan seperti sediakala Cerita itu
menimbulkan kecemasan kecil di hati Chevi. Kecemas- an itu
memancing rasa ingin tahu dalam keragu-raguannya,
sehingga Chevi merasa perlu menanyakan kebenarannya
kepada Brion. Mau tak mau kedua gadis itu akhimya
bergabung lagi dengan John dan Brion.
"Apa yang dikatakan dia memang benar," kata Brion
kepada John dan Chevi. "Aku melihat sendiri keadaan Tante
Cristy, dan sangat mengerikan. Seandainya kalian."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Brion tak jadi menyelesaikan kata-katanya. Ada sesuatu
yang lebih menarik perhatiannya pada saat itu Rupanya,
rencana busuknya kabur dari sisi Tante Cristy sudah tercium
oleh naluri perempuan itu. Dalam perhitungan Tante Cristy,
Brion akan pergi bersamaan jadwal kapal yang berangkat ke
Jakarta siang itu. Dugaan dan perhitungan itu cukup tepat.
Maka, diam-diam Tante Cristy pun menyusup di antara para
penumpang kapal dengan pakain serba hitam, mengenakan
topi lebar bercadar hitarn pula.
Setelah kapal itu mencapai separoh perjalanannya, Tante
Cristy akhimya menemukan Brion di samping Kumala, John
dan Chevi. Kemunculan Tante Cristy sangat mengejutkan hati
Brion, sehingga Brion menjadi gelagapan dan tak tahu harus
berbuat bagaimana saat itu.
"Manusia laknat kau ini, Brion!" geram Tante Cristy dalam
keadaan wajah masih tertutup cadar yang menyatu dengan
topinya Cadar berwarna hitam menyerupai jaring kecil itu
segera disingkapkan. Brion semakin menggeragap dan salah
tingkah. Tapi Chevi dan John sangat terkejut. Bahkan menjadi
takut. Mereka ngeri melihat wajah Tante Cristy yang sangat
menyeramkan sekaligus menjijikkan itu.
"Biadab..." geramnya semakin dalam. Tante Cristy yang
merasa dikhianati oleh Brion segera menyerang dengan kedua
tanganya. Ia hendak mendorong Brion agar terjungkal ke laut.
Tetapi Brion bertahan dan suasana menjadi tegang.
Kekacauan terjadi karena teriakan marah T anta Cristy berbaur
dengan seruan Brion atas pembelaan dirinya. Beberapa
penumpang kapal segera memusatkan perhatiannya ke arah
mereka. Dua petugas keamanan kapal itu bergegas
menghampiri. Tapi sebelum keduanya bertindak keributan
sudah berhasil dihentikan oleh Kumala Dewi. Gadis cantik
jelita yang dari tadi menjadi pusat incaran mata kaum lelaki itu
ternyata dengan mudah melerai pertengkaran tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hentikan!" Hanya dengan satu bentakan lembut seperti
itu, maka Tante Cristy dan Brion sama-sama menghentikan
aksinya. Suara Kumala Dewi seperti petir yang menyambar
hati mereka Seperti halilintar yang menggelegar ke dalam
sanubari mereka. Tak satu pun dari mereka berani
melanjutkan aksinya. Bahkan beberapa orang yang berada di
sekeliling mereka merasa seperti kehilangan seluruh
kebeianiannya untuk berbuat sesuatu. Rasa takut mencekam
kuat di sanubari mereka. Takut yang penuh rasa hormat. Dan,
hanya kekuatan gaib dewani saja yang dapat mengeluarkan
suara seperti itu. Gelombang suara tersebut seolah-olah
meruntuhkan seluruh kekuatan batinpihak yang mendengamya dalam radius sekitar lima meter.
"Maaf, Tante... persoalan yang Tante hadapi tidak cukup
diselesaikan dengan memusuhi Brion saja. Harus ada jalan
keluar lain. Lebih baik T ante ikut saran saya demi ketenangan
batin Tante sendiri. Paham, ya?"
"Ya," jawabnya lirih sekali sambil menunduk. "Terserah
kamu saja," seraya menutupkan kembali cadar yang tadi
disingkapkan. "Ada apa, Kumala?" Pramuda menghampiri
"Nggak ada apa-apa. Bisa kuatasi."
"Tapi perempuan itu..."
"Ya. Dia korban seperti Nyonya Ivone juga "
"Kasihan," Emafie, istri Pramuda menggumam sedih sambil
menyeringai ngeri la sendiri cemas kalau-kalau dirinya akan
mengalami nasib seperti itu. Emafie memang mantan top
model, wajar jika ia sangat mengkhawatiikan kecantikannya
Ketika mengetahui bahwa Chevi juga akan mengalam i hal
serupa, Emafie berkasak-kusuk dengan Chevi. Meyakinkan
bahwa apa yang dikatakan Kumala Dewi adalah benar. Bahkan
Emafie menyarankan agar Chevi

Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segera memohon Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perlindungan Kumala agar kecantikannya tidak mengalami
musibah seperti itu
"Kalau memang benar aku terancam begitu, tolong lakukan
sesuatu untuk menyelamatkan wajahku, Kumala," Chevi
memohon dengan bayang-bayang kecemasan membias di
wajahnya. Jawaban yang diterimanya hanya seulas senyum manis
penuh persahabatan. Kumala Dewi segera membawa Chevi ke
bagian buritan kapal. Di sana suasananya tidak seramai di
bagian lain. Hanya ada dua pasangan muda-mudi yang
sedang menikmati keindahan buih laut yang dibelah lajunya
kapal tersebut. Tapi keberadaan Kumala dan Chevi tak luput
dari perhatian Brion, John, Emafie, Pramuda dan Prasetya
bersama istrinya. Mak Bariah pun memperhatikan dari sisi lain
sambil menjaga anaknya Pramuda.
Angin laut berhembus menaburkan helai-helai rambut
indahnya Dewi Ular, juga membuat gaun yang dikenakan
Chevi berkibar bagaikan bendera alam model. Mereka berdua
berdiri berhadapan dalam jarak sekitar satu meter. Mereka
saling diam tanpa bicara, saling memandang dengan mata
menyipit. menahan hembusan angin.
"Sebentar." tiba-tiba Chevi melakukan pencegahan.
Kumala membiarkan Chevi menggaruk keningnya. Kemudian
mengambil posisi bersiaga kembali. Ketika tangan Kumala
hendak diangkat, Chevi memecah kebisuan kembali.
"Tunggu, tunggu.." Dia menggaruk-garuk rahang kirinya.
"Sorry..."
Kumala urung mengangkal tangannya. Menatap dengan
sedikit kerutan heran di dahinya Belum sempat Kumala
melakukan sesuatu, Chevi kembali menggaruk dagunya. Hal
itu menimbulkan kecurigaan di hati Kumala Dewi.
"Ada apa" Gatal?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"He, eh! Sekarang udah nggak kok. Okey, bisa dilanjutkan,"
katanya Tapi ternyata belum lima detik berhenti bicara Chevi
sudah menggaruk pipinya dengan suara desah keluhan.
"Aduh, kok mukaku jadi gatal sekali sih"!" Ia menggaruk
lebih lama dari sebelumnya. Kumala Dewi mulai semakin
curiga dan memahami keadaan yang akan terjadi nanti.
"Aduh, aduh kok gatalnya jadi banyak begini s ih"!"
"Dia telah bereaksi, rupanya!" gumarn hati Kumala Dewi
melihat Chevi bertambah kebingungan menghadapi rasa gatal
di wajah, juga di kedua lengannya yang perlu digaruk secara
bergantian. "Hentikan garukan tanganmu, Che."
"Nggak tahan nih !" Chevi semakin kebingungan. Brion dan
John bergegas menghampiri dengan menyimpan kecemasan
tersendiri. "Racun itu mulai bereaksi. Kalau kau garuk terus, kau bisa
terluka dan menjadi seperti Tante Cristy tadi!"
"Terus, gimana ini dong"! Auuh, gatal banget, Kumala!"
Chevi taiupak semakin panik danketakutan.
Kumala menggerakkan tangan kirinya dengan cepat,
seperti ingin menampar Chevi dengan dua jari ke arah pelipis.
Bersamaan dengan itu tangan kanannya pun bergerak serupa
ke arah pelipis Chevi. Namun kedua tangannya itu tak sampai
menyentuh pelipis Chevi. Dari kedua tangan yang memiliki dua
jari mengejang lurus itu terpancar percikan bunga api
berwarna hijau. Menyerupai lompatan arus listrik yang mengisi
pelipis Chevi, Mereka; yang berada dalam jarak dekat
dengannya dapat melihat percikan cahaya hijau itu.
"Auhk... !" Chevi tersentak dengan tubuh kaku. Mengejang
dalam keadaan seperti ingin tumbang ke belakang. Mulutnya
ternganga dan matanya terbelalak lebar. Pada saat itu tubuh
Chevi segera diliputi kabut hijau samar-samar. Kabut yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditimbulkan dari percikan hawa saktinya Dewi U lar itu memiliki
percikan lain berwarna orange. Percikan itu berlarian
mengelilingi sekujur tubuh Chevi. Menimbuikan suara gaduh
hampir mirip petasan kecil berhamburan. Chevi sendiri
menyerupai patung yang tak dapat tumbang oleh gerakan
kapal maupun hembusan angin kencang.
"Daaar..." Terdengar suara ledakan cukup keras yang
memancing perhatian hampir sebagian besar penumpang
kapal itu. Sepasang muda-mudi yang tadi berada tak jauh dari
situ segera berlari menjauh setelah ketakutan melihat
keanehan yang dialami Chevi tadi.
"Celaka! Diapakan pacar gue itu, Bri"! Waaah... "
"Ssst...! Tunggu. Diamkan dulu!" sambar Brion seraya
mencekal pundak John yang tampak sangat mengkhawatirkan
keselamatan Chevi. Brion sendiri juga sangat tegang karena
ledakan tadi menimbulkan semburan cahaya yang menyerang
dada Kumala Dewi. Tapi dengan sigap Kumala seperti
menangkap cahaya merah yang ingin menghantam dadanya.
Teep... ! T angan Kumala menggenggam cahaya merah dari
kumpulan percikan sinar orange tadi. Kini ia melempaikan
cahaya merah itu ke tengah lautan.
Wut...! Semua orang memandang
dengan mulut terbengong. Karena, cahaya merah itu melesat sangat jauh,
seperti ditembakkan dari laras meriam. Dan, anehnya,
semakin jauh semakin tampak besar seperti bola api. Chevi
sendiri segera tumbang. Pingsan di kaki Kumala dalam
keadaan sudah tanpa kabut hijau dan tanpa cahaya apa-apa
lagi. Perhatian John memang semula tertuju pada Chevi, tapi
kemudian ikut memandang cahaya merah yang menyerupai
bola api itu. Karena, ketika cahaya itu jatuh ke permukaan
laut, ia menyerupai bom yang memiliki daya ledak cukup
dahsyat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Blegaaaarrr... ! Air laut seperti hendak terbelah Ombaknya
menjulang tinggi. Terbagi menjadi beberapa tempat, dan laju
kapal pesiar itu pun mengalami gangguan yang sangat
mengkhawatirkan semua penumpangnya.
Badai lautan datang akibat dentuman besar tadi. Kapal
terombang-ambing, bagaikan kehilangan kemudinya. Mesin
kapal sendiri mengalami gangguan yang merepotkan seluruh
awak kapal. Posisi kapal mulai miring ke kiri dan terseret
hembusan badai ke kiri. Jeritan kepanikan para penumpangnya terjadi di sana-sini. Suasana panik pun sangat
mencekam mereka. Hanya Pramuda, Prasetya dan keluarganya yang bisa sedikit tenang menghadapi keganjilan
alam tersebut, karena mereka sudah terbiasa menghadapi hal
seperti itu. Brion dan John sendiri ikut panik karena John
sempat terlempar ke arah kiri, nyaris tercebur ke laut.
"Bawa dia ke kabin!" seru Kumala kepada Brion yang baru
saja membantu menahan tangan John hingga John tak jadi
terlempar ke lautan. Kumala Dewi segera melompati tubuh
Chevi dan berusaha berdiri di ujung haluan. Chevi segera
diangkat oleh John dan Brion, sementara Kumala Dewi
merentangkan kedua tangannya. Dalam hitungan ke sepuluh
badai pun reda dengan sendirinya. Semua orang tahu, gadis
cantik di ujung haluan itulah yang meredakan amukan badai
tadi. Semua orang memandang kagum dan terheran-heran
melihat air laut tenang kembali. Ombaknya normal lagi, dan
laju kapal itu pun kembali seperti semula. Tetapi buat sang
Dewi Ular pandangan kagum mereka tak digubrisnya, karena
ia menangkap adanya sesuatu yang lebih pantas mendapat
perhatian darinya.
Tempat di mana bola api tadi jatuh mengalami perubahan
yang cukup mengkhawatirkan. Di sana muncul pusaran air
yang membuat ombak setempat makin lama semakin tinggi.
Bahkan lingkar pusaran air itu tampak semakin melebar,
sehingga dipastikan dapat menyedot kapal mana pun yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lewat di dekatnya. Kecepatan putaran air itu pun menimbulkan
gemuruh yang sangat menakutkan. Pelebaran lingkar
putarnya hampir menyusul kecepatan laju kapal pesiar
tersebut. "Pusaran air menyerang kita, Kumala!" seru Pramuda dari
dek kanan sambil berpegangan besi pagar dek tersebut
Wajahnya tampak tegang. Rupanya ia tahu persis akan
datangnya bahaya kedua.
"Pram, suruh mereka menjauhi sisi kanan kapal! Jangan
ada yang di dek kanan!" seru Kumala Dewi. Suaranya
memang merdu, namun mengandung getaran aneh yang
meluluhkan hati sekeras apapun. Dengan demikian maka siapa
pun yang mendengamya, tanpa harus disuruh oleh Pramuda
sudah bergerak ke arah lain. Mencari tempat berlindung
dengan sendirinya.
Hanya Kumala Dewi yang tampak berlari-lari kecil menuju
ke dek samping kanan, mengambil posisi di pertengahan
lambung kapal la menunggu sesuatu dari gerakan air yang
berputar mendekati kapal tersebut; la merasa bertanggung
jawab atas seluruh keselamatan para awak kapal, sehingga
harus berjaga-jaga menghadapi bahaya yang akan datang la
hadapi semuanya dengan sendirian.
Beberapa detik setelah berdiri di tempatnya, Dewi Ular
tampak melemparkan sesuatu dari genggaman tangannya
Seett ! Seperti sinar hijau tapi berbentuk anak panah
berbintik-bintik.
Energi kesaktiannya itu begitu menyentuh permukaan air,
maka seluruh air laut berubah menjadi hijau bening seperti
agar-agar. Gerakan air yang berputar menjadi lambat. Radius
putaran pusar air itu pun menyempit secara bertahap. Laju
kapal mulai normal lagi. Tak terlalu cepat, namun tak
mengalami gangguan yang mencemaskan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa gadis itu sebenarnya"!" gumam beberapa orang
yang belum mengenal Kumala
"Dia punya kekuatan sihir yang sungguh mengagumkan."
"Luarbiasa, memang. Lihat. Dia tenang sekali dari tadi.
Cuma dia yang sejak tadi kelihatan nggak panik sedikitpun."
"Aku yakin dia bukan anak manusia biasa."
"Ya, aku juga yakin. Dia pasti bukan gadis biasa ."
"Cantiknya seperti bidadari, ya?".
"Jangan-jangan dia memang bidadari yang turun dari
Kahyangan?"
"Ah, ngaco aja luh!"
"Hey, lihat itu, lihat, air laut jadi datar sekali"!"
"Busyet! Kita seperti berada di genangan agar-agar. Kapal
ini seperti membelah permukaan agar-agar"!"
"Warnanya jadi bagus sekali. Hijau bening. Iih... benarbenar suatu fenomena yang sulit dipaham i dengan logika,
ya"!"
"Tapi langit kenapa jadi mendung, ya?"
Beberapa orang mendongak ke atas.
"Wah, iya ... ! Dari mana datangnya mendung setebal itu"!
Tadi kayaknya nggak ada awan hitam"
Memang serba mengherankan. Langit tiba-tiba dilapisi
awan hitam.. Tebal dan bergulung-gulung. Matahari nyaris
kerepotan menembus gumpalan awan hitam itu dengan
cahayanya yang tadi masih terang benderang. Anehnya lagi,
mendung itu makin lama makin me lebar. Nyaris menutupi
semua permukaan langit yang teijangkau dalam jarak
pandang mereka di tengah lautan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumala Dewi ikut memandang ke langit. Dia tetap tenang.
Tapi dia punya perhitungan sendiri tentang mendung aneh
tersebut. Pramuda yang menghampirinya sempat menyatakan
kecemasannya tentang mendung aneh tadi Tapi Kumala
menanggapi dengan kalem.
"Nggak apa-apa. Semua akan kuhadapi."
"Ada apa sebenarnya?"
"Pemilik racun yang tadi kukeluarkan dari raganya Chevi
akan bikin perhitungan sendiri denganku. Dia tahu kalau
racunnya telah kuhancurkan. Dia marah. Pasti dia akan
muncul dari gumpalan mendung itu untuk menyerangku "
"Lalu, kapal ini bagaimana kalau kau diserang?"
"Aku akan tinggalkan kapal ini untuk sementara, supaya
tidak menjadi korban salah sasaran."
"Terus, jiwa-jiwa di sini bagaimana kalau kau tinggalkan?"
"Justru akan selamat. Jangan khawatir. Aku hanya
mengalihkan perhatian si pemilik racun iblis itu agar tidak
merusak kapal ini!"
Kumala Dewi tidak mau pamer kekuatan di depan umum.
Dia masuk ke salah satu kabin. Pintu kabin ditutupnya. Tapi
ketika kapten kapal menyusulnya masuk ingin bicara
dengannya, ternyata di dalam kabin itu tidak ada siapa-siapa.
Kabin dalam keadaan kosong. Kapten kapal itu kebingungan.
Ia tak tahu bahwa Kumala Dewi telah berubah menjadi cahaya
hijau kecil seperti seekor naga yang meleset menembus
dinding dan lenyap ke ketinggian langit sana.
Nyaris tidak seorang pun yang mengetahui lenyapnya
seberkas sinar hijau menyerupai naga kecil itu, kecuali Mak
Bariah, Brion, dan Tante Cristy yang berada di antara
kerumunan orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Matanya secara kebetulan melihat kilatan cahaya yang
keluar dari dinding kabin, menyerupai naga kecil berwarna
hijau. Tapi Tante Cristy tidak tahu bahwa itulah sosok
penjelmaan dari si Dewi Ular yang sedang menggunakan
tingkat kesaktiannya sebagai anak Dewa.


Dewi Ular 84 Racun Kecantikan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Chevi siuman. Ia bingung mengapa ada di antara orang
banyak. Ia tidak merasakan gatal-gatal lagi. Malahan mengaku
merasa sehat dan badannya lebih segar dari sebelumnya.
John menjelaskan keanehan yang tadi terjadi, sehingga
ingatan Chevi mulai kembali tentang apa yang dialam i dan apa
yang dilakukan Kumala sebelum ia jatuh pingsan tadi.
"Sekarang di mana dia" Di mana Kumala?"
"Entah," hanya'itu jawaban John.
Brion juga diam Dia hanya memandang ke arah langit
kembali. Sepertinya lidah Brion sulit untuk menjelaskan bahwa
ia menduga Kumala berubah menjadi sinar hijau yang
sekarang sedang melesat ke arah langit, menembus ketebalan
awan hitam. Dugaan hati kecil Brion semakin kuat, karena langit segera
bergemuruh. Awan hitam semakin bergulung-gulung dengan
sesekali mengeluarkan percikan cahaya petir yang menggelegar berkali-kali. Hanya Mak Bariah yang tahu persis
tentang apa yang terjadi di langit hitam sana.
Karena pada saat ia berada di samping Pramuda, ia sempat
berbisik dengan suara lemah.
"Terjadi pertarungan keras di atas sana, ya Tuan?"
"Kurasa... ya, dia memang, nggak pernah tanggungtanggung kalau memberesi lawannya"
"Duuuh, gimana nasib Non Mala, ya" Dia cuma sendirian di
atas sana, Tuan. Melihat mendung begitu hitam, sepertinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Non Mala berhadapan dengan lawan yang tidak ringan.
Mungkin lebih dari satu".
"Moga-moga dia masih bisa selamat," bisik Pramuda penuh
kecemasan. (Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
5 BUKAN hanya Tante Cristy, Nyonya Ivone atau Chevi saja
yang dilanda racun kecantikan.
Ternyata banyak wanita lainnya yang mengalami nasib
serupa. Kecantikannya hancur dan daya tariknya pun hilang.
Mereka yang semula cantik menarik, kini berubah menjadi
buruk dan mengerikan. Sebagian orang mengatakan, para
korban kini memiliki wajah yang menjijikkan. Hitam, penuh
luka, dan berbau busuk. Umumnya bagi mereka yang tidak
tertolong oleh hawa saktinya Kumala Dewi memiliki aroma
kebusukan yang memualkan perut. Dua di antara para korban
sampai ada yang bunuh diri karena mengalam i tingkat stress
sangat tinggi. "Untung saya nggak punya wajah cantik, jadi saya nggak
ikut rusak kayak mereka," ujar seorang pelayan tetangga
rumah Kumala. Dan, memang demikian keadaannya. Para
wanita yang wajahnya tidak secantik foto model memang
patut merasa bersyukur, sebab wajahnya tidak ikut rusak
seperti para korban lainnya. Agaknya racun kecantikan itu
hanya mengincar para wanita yang memang memiliki raut
muka cantik, menarik dan menggiurkan lawan jenisnya.
"Aku ingin ketemu Kumala. Mana dia" Ada di rumah?"
desak seorang gadis berusia sekitar 27 tahun berwajah cantik.
Rambutnya yang panjang disemir pirang sehingga penampilan
dan wajahnya itu mengingatkan seorang artis penyanyi bule
Jessica Simpson. Dan, kebetulan nama gadis itu adalah Jessica, tanpa Simpson. Dia berani mendesak begitu karena
sudah lama kenal keluarga Kumala. Dia ditemukan oleh Buron
dalam sebuah rumah ketika hendak me lakukan bunuh diri
akibat patah hati. Oleh sebab itu, ia memang . terkesan lebih
akrab dengan Buron ketimbang dengan yang lainnya, (Baca
serial Dewi Ular dalam episode: "GADIS PENUNGGU
JENAZAH").
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa kamu cari Kumala" Kenapa nggak cari aku saja?"
Buron masih berusaha menggoda dengan canda yang
bersahabat. Jessica tampak tegang dan tak terpengaruh oleh
candanya sijelmaan JinLayon itu. Ia bergegas masuk ke ruang
tamu, meninggalkan Buron di teras.
"Aku butuh pertolongannya. Aku harus ketemu dia
sekarang juga!"
"Hey, hey... tunggu dulu," Buron segera mencegahnya.
"Apa kau bisa melakukannya, Buron"! Kau tahu kan,
sekarang sedang tersebar wabah perusak kecantikan dan .."
"Sudah banyak yang datang kemari," potong Bui on. "Tapi
mereka terpaksa harus pulang dengan kecewa."
"Kenapa" Apakah Kumala nggak ada di rumah?" cecarnya.
"Kulihat mobilnya ada di garasi. Sandhi lagi nyuci mobil di
sana kan?"
"Kumala memang baru saja pulang dari berlibur. Baru
kemarin sore dia tiba. Tapi sekarang pun dia belum bisa
diganggu. Maksudku, dia belum bisa ditemui siapa-siapa."
"Masa' tamu seperti aku nggak diterima" Aku kan udah
lama kenal dengan kalian" Gimana sih"!"
"Benar, tapi... hmmm, sini... duduklah dulu. Duduk dulu."
"Keadaannya sangat..."
"Akan kujelaskan keadaan yang sebenarnya!" sahut Buron
seraya sedikit menarik lengan Jessica. Bagi gadis cantik itu,
pegangan tangan Buron ke lengannya bukan sesuatu yang
tidak sopan. Ia tidak merasa tersinggung mengingat
nyawanya dulu pernah diselamatkan oleh Buron. Oleh sebab
itu ia menganggap Buron adalah teman dekatnya sendiri yang
tidak perlu basa-basi dalam etika pergaulan mereka.
"Kumala sedang sakit, Jess. Dia belum bisa terima tamu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sakit"! Sakit apa"!" Jessica tampak cemas.
"Entahlah. Yang jelas, dia melarang kami masuk
kamarnya."
"Apakah dia juga mengalami musibah kecantikan, seperti
yang di alami oleh dua rekanku dan kakakku sendiri, Luiza?"
Buron berkerut dahi agak tajam. "Kakakmu juga kena?"
"Justru aku kemari karena Luiza mengalamri kejadian
seperti yang dialam i oleh dua rekanku. Seorang tetangga kami
juga menderita gatal-gatal di wajahnya dan kini wajahnya
rusak mengerikan. Kakakku sudah memiliki tanda-tanda
seperti itu; wajahnya mulai memerah dan berbintik-bintik
seperti gejala cacar. Gatal dan panas rasanya. Makanya aku
kemari mau minta tolong Kumala untuk obati kakakku dan...
dan melindungi kecantikanku dengan kesaktiannya. Aku nggak
ingin kehilangan kecantikanku, Buron. Aku takut mengalami
hal serupa dengan yang lain. Bukankah di teve dan di korankoran sudah diberitakan bahwa Jakarta sedang dilanda wabah
kecantikan yang..."
"Ya, ya... kita semua tahu, Jess. Kita tahu!" potong Buron
menahan diri untuk tetap sabar menghadapi kata-kata Jessica
yang bersifat memberondong seperti senapan mesin itu.
"Aku takut sekali, Buron. Takut sekali...!"
"Kau bisa tinggal di sini untuk sementara, supaya racun
kecantikan itu tidak menghampirimu dan merusak wajahmu."
"Tapi bagaimana dengan kakakku"! Dua jam yang lalu dia
sudah kebingungan karena wajahnya merah dan gatal."
Buron menarik napas. Bingung juga menghadapinya.
Kumala Dewi memang sakit Sejak pulang dari kepulauan
Seribu ia mengurung diri di dalam kamarnya. Buron dan
Sandhi sempat terkejut ketika menyambut kepulangan
Kumala. Gadis cantik itu menderita luka yang menyedihkan.
Naga Dari Selatan 10 Pedang Kiri Pedang Kanan Karya Gan K L Suramnya Bayang Bayang 36

Cari Blog Ini