Ceritasilat Novel Online

Putri Kerudung Hijau 3

Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau Bagian 3


dada. 81 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Uts!"
Katila langsung menekuk kakinya. Dan
begitu golok Pranata berada di bawah perut,
dengan cepat tangan kiri wanita itu melayang
ke depan, mengarah ke dada lawan yang kosong.
Dug! "Akh!" Pranata memekik tertahan.
Kepalan tangan Katila telak masuk ke dada
Ketua Padepokan Soka Palang Sewu itu. Tubuh
Pranata terpental ke belakang sejauh dua batang
tombak. Tangan kirinya mendekap dada yang
terkena pukulan bertenaga dalam cukup tinggi
itu.. Dan belum lagi Pranata dapat menguasai
keseimbangan tubuhnya, Katila cepat
melompat sambil mencabut senjatanya berupa
sebilah pedang berbentuk ular berwarna hijau.
Sret! "Mampus kau, Pranata! Yaaat...!" Katila
menjerit keras melengking.
Sementara Pranata yang masih dalam
keadaan limbung, hanya bisa terkesiap melihat
serangan selanjutnya yang datang begitu.
cepat. Tidak ada waktu lagi untuk berkelit.
Pranata kontan mengangkat goloknya, cepat
membentengi tubuhnya.
Trang! Dua senjata beradu keras.
"lkh!" Pranata terperanjat. Tangannya
bergetar hebat, dan golok kebanggaannya
terpotong jadi dua bagian.
Belum lagi hilang rasa terkejutnya, secercah
cahaya hijau berkelebat cepat ke arahnya.
82 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Baru-buru Pranata melompat mundur.
Namun ujung senjata Katila masih sempat menggores
dadanya. Kembali Pranata memekik tertahan.
Darah pun mengucur dari luka yang cukup
panjang di dada Ketua Padepokan Soka Palang
Sewu itu. "Hi hi hi...!" Katila tertawa terkikih melihat darah mengucur dari dada
lawannya. "Serang ... !" seru Pranata keras sambil menahan rasa nyeri.
Dua betas orang muridnya serentak
berlompatan menyerang dengan ganas begitu
mendapat perintah dari gurunya. Namun Katila
bukanlah orang sembarangan. Gerakan jurusjurusnya demikian cepat, sukar diikuti pandangan
mata biasa. Apalagi kini memegang senjata yang
sangat ampuh dan dahsyat. Murid-murid
Padepokan Soka Palang Sewu sungguh
dibuat tidak berdaya. Mereka tumbang satu
persatu dalam waktu cepat.
Hanya dalam waktu setegukan air teh saja,
tinggal enam orang yang masih hidup. Katila
benar-benar tidak memberi ampuh lagi pada
lawan-lawannya. Dibabatnya habis siapa saja yang
berani menghalanginya.
"Hiya! Yeaaah...
Sambil berteriak keras, Katila melompat
berputar mengibaskan pedangnya yang
berbentuk seekor ular hijau itu. jerit dan pekik
kematian mewarnai suasana malam ini. Jeritan
terakhir dari murid-murid Padepokan Soka
Palang Sewu. Katila berdiri tegak di, antara
bergelimpangannya mayat-mayat. Pedangnya
83 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com menyilang di depan dada. Pandangan
matanya tajam menusuk langsung ke bola mata
Pranata. Saat itu Pranata sudah bisa
menghentikan darah yang mengucur keluar dari
luka di dadanya. Napasnya pun sudah
teratur kembali.
Cring! Katila memasukkan kembali pedang ke dalam
sarungnya yang tergantung di pinggang.
Seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dirinya
seorang ksatria yang berani menghadapi lawan
tanpa menggunakan senjata, di saat lawannya
juga tidak memegang senjata. Pelahan-lahan Katila menggeser kakinya ke samping,
dan pandangan matanya tetap tajam menusuk tidak berkedip.
Sementara Pranata juga telah bersiap-siap
menghadapi wanita berbaju hijau yang penuh
dendam di hatinya itu. Kini Pranata tidak dapat
bermain-main lagi. Dia sudah merasakan,
bagaimana pahitnya menganggap remeh lawan
yang hanya seorang wanita. Dia juga tidak
berkedip mengamati setiap gerak wanita di
depannya. "Hup! "Hya...! Hampir bersarnaan, Katila dan Pranata
melornpat saling rnenerjang. Kedua tangan
mereka terpentang ke depan, disertai
pengerahan ilmu andalan masing-masing.
Tepat pada satu titik di tengah, kedua tangan
rnereka bertemu. Satu ledakan keras terdengar
menggelegar disertai memijarnya bunga api,
disaat kedua pasang telapak tangan bertemu di
84 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com udara.
Kedua tangan yang mengadu ilmu itu tampak
terpental ke belakang dengan keras. Masingmasing jatuh bergulingan di tanah. Namun Katila
cepat dapat bangkit kembali. Tampak darah
mengalir keluar dari mulutnya. Sedangkan
Pranata tetap menggeletak dengan tubuh
menghitam bagai terbakar. Ketua Padepokan
Soka Palang Sewu itu tidak bergerak-gerak lagi.
Mati. "Hhh...!" Katila menarik napas panjang dan berat.
Namun wajahnya langsung memerah
begitu menarik napas. Tangan kirinya
menekan dadanya kuat-kuat Sesaat kemudian
dimuntahkan darah kental agak kehitaman. Raut
wajahnya berubah memucat, dan tubuhnya
bergetar. Buru-buru dia duduk bersila, lalu menyilangkan tangannya di depan dada dengan
jari telunjuk merapat menunjuk ke atas.
Matanya terpejam rapat, kemudian diatur
napasnya. "Hsss..., " dari mulutnya keluar suara mendesis bagai seekor ular.
Katila menyadari kalau dirinya terkena
pengaruh ilmu yang dikeluarkan Pranata tadi.
Dipusatkan seluruh jiwanya lalu disalurkan hawa
murni untak memulihkan bagian dalam tubuhnya.
Sedikit demi sedikit hawa panas menjalar ke
seluruh tubuhnya. Dua kali dia memuntahkan
darah kental kehitaman. Dan pada muntahan
yang ketiga kalinya, darahnya kembali berwama
merah..Pelahan-lahan kelopak, matanya kembali
85 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com terbuka.
"Uh! Sungguh hebat ilmunyat" lenguh Katila seraya bangkit berdiri. "Hampir saja
aku tidak kuat menahannya. "
Sejenak dipandangi keadaan sekitarnya
yang dipenuhi mayat bergelimpangan bersimbah
darah. Tatapan matanya langsung tertumbuk
pada mayat Pranata yang terbujur kaku dengan
seluruh tubuh menghitarn hangus.
"Hhh...! Kalau saja tidak kugunakan aji
'Pati Geni', entah apa yang tejadi pada diriku ......
gumam Katila pelan.
Katila berbalik dan langsung melompat
melewati pagar tembok benteng yang tinggi
dan tebal. Tubuhnya melesat ringan, dan
cepat meluruk ke bawah begitu melewati
bagian atas tembok benteng itu. Dan begitu
kakinya berhasil menjejak tanah, matanya membeliak lebar. Katila memandangi laki-laki muda berwajah
tampan di depannya seperti hampir tidak percaya
dengan pandangan matanya sendiri. Pemuda
tampan berbaju rompi putih pun membalas
tatapan itu dengan tajam pula.
"Mau apa kau ke sini?" tanya Katila agak ketus nada suaranya.
"Seharusnya kau sudah bisa menjawab
sendiri, Katila," sahut pemuda itu dingin.
"Kau orang asing di sini. Jangan
mencampuri urusanku! "
"Aku memang tidak akan mencampuri
urusanmu, jika kau tidak berlaku kejam
86 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com dengan membantai orang-orang tidak
bersalah. Sayang sekali, tidak bisa kubiarkan kekejaman
berlangsung di depan mataku."
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Katila sengit.
"Namaku Rangga, dan biasa dipanggil
Pendekar Rajawali Sakti," pemuda berbaju rompi putih itu memperkenalkan diri.
"Heh! Temyata memang benar dugaan
guruku. Kau memang akan menjadi batu
sandungan besar bagiku," dengus Katila. Dia
memang sudah pernah bertemu pemuda itu,
namun belum mengenal namanya. Katila jadi
teringat kata-kata Ki Dadap, suami gurunya yang
telah memperingatkannya agar tidak mengambil
urusan dengan orang yang bernama Pendekar
Rajawali Sakti.
"Bukan hanya penghalang, tapi akan
menghentikan tindakanmu," tegas Rangga.
"Cobalah, kalau kau mampu," tantang Katila.
Belum pemah Rangga ditantang seorang
wanita seperti ini, meskipun wanita itu memiliki
ilmu olah kanuragan dan kesaktian yang cukup
tinggi. Dan tantangan Katila membuat
darahnya mendidih. Namun Pendekar Rajawali
Sakti itu masih dapat menahan diri. Dia yakin,
di belakang wanita ini masih ada orang lain yang
pasti sangat dihormatinya.
Rangga sendiri menginginkan orang yang
berada di belakang semua kejadian ini. Baginya
tidak ada gunanya jika hanya menghadapi orang
yang tidak berkepentingan secara mutlak.
Pendekar Rajawali Sakti tidak akan merasa
puas jika belum bertemu dengan biang keladi
87 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com yang sebenamya.
"Katila. Siapa yang menyuruhmu melakukan
semua pekerjaan ini?" tanya Rangga
diperlunak nada suaranya.
"Diriku sendiri!" sahut Katila tegas.
"Kau memiliki ilmu-ilmu Nyai Dadap, dan kau
juga menyandang senjatanya. Apakah dia
gurumu" Diakah yang menyuruhmu
membalaskan sakit hatinya?" desak Rangga.
"Jangan bawa-bawa nama guruku!" bentak
Katila berang. "Aku tahu, kau menyimpan dendam terhadap
Pranata. Dan malam ini telah kau lampiaskan
dendammu. Tapi aku yakin, tidak hanya sampai di
sini tindakanmu, Katila. Dan itu bukan dari hati
nuranimu sendiri. Kau Jangan berdusta di
depanku, Katila," desak Rangga.
"Kau orang asing di sini. Apa untungnya
mencam puri urusan orang lain, heh"!" bentak Katila.
Aku memang selalu mencampuri urusan
orang lain, terutama orang yang berhati iblis dan bermaksud buruk pada orang
yang tidak berdosa!" tegas nada suara Rangga.
"Huh! Tidak ada gunanya kau bicar?
padaku! Hih... Tiba-tiba saja Katila mengebutkan tangan
kanannya ke depan. Dan saat itu juga, jarum-jarum beracun dahsyat bertebaran,
melesat cepat. Yang terlihat kini hanya pancaran cahaya
hijau yang meluruk ke arah Pendekar Rajawali
Sakti. "Hey! Hup ... !"
88 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Rangga tersentak kaget, dan cepat
melompat ke atas menghindari sergapan
jarum-jarum beracun itu. Dan pada saat itu juga,
Katila melesat pergi sambil menebarkan puluhan
jarum beracunnya kembali. Hal ini membuat
Rangga harus berputar di udara menghindari


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terjangan senjata rahasia itu.
"Hap" Rangga jadi celingukan begitu kakinya
mendarat di tanah. Katila sudah tidak terlihat di tempat ini. Sedangkan jarumjarum beracun itu
menancap di tanah dan pepohonan. Rangga
mengumpat dalam hati. Dia tidak sempat
memperhatikan ke arah mana wanita itu pergi.
"Cerdik sekali dia ... !" dengus Rangga dalam hati. Pendekar Rajawali Sakti itu
melayangkan pandangannya berkeliling. Tidak ada sebuah
bayangan pun yang terlihat. Yang ada hanya
kegelapan malam dan udara dingin menusuk
kulit. "Dia pasti ada di pondoknya," gumam
Rangga dalam hati.
Mendapat pikiran demikian, Pendekar
Rajawali Sakti itu segera melentingkan tubuhnya
meninggalkan tempat itu. Sungguh cepat luar
biasa! Dalam sekejapan mata saja, bayangan
tubuhnya lenyap ditelan kegelapan malam. Dan
keadaan di sekitar Padepokan Soka Palang
Sewu jadi lengang, tidak terdengar lagi suara
sedikit pun. 89 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com 7
Pendekar Rajawali Sakti terus berlari cepat
mengerahkan ilmu meringankan tubuh. Begitu
cepatnya sehingga yang terlihat hanya bayangan
putih berkelebat menembus kegelapan malam.
Tidak berapa lama, dia sudah sampai di
pondok Katila yang kelihatan sepi. Hanya
sebuah pelita saja yang menerangi bagian
dalam pondok itu. Nyala apinya kecil, dan hampir
padam tertiup angin yang berhembus agak
kencang. Pelahan-lahan Rangga mengayunkan
kakinya mendekati pondok itu. Telinganya
dipasang tajam-tajam, dan matanya tidak
berkedip menatap ke arah pondok itu.
Rangga mengerutkan keningnya begitu telah
berjarak tiga langkah lagi di depan pintu pondok.
Meskipun ilmu 'Pembeda Gerak dan Suara' sudah
dikerahkan namun tidak terdengar satu pun suara
yang mencurigakan. Hanya desiran angin saja
yang terdengar.
"Tidak ada orang yang datang ke pondok
itu." "Eh...!" Rangga terkejut bukan main ketika tiba-tiba terdengar suara dari arah
belakang. Cepat-cepat Pendekar Rajawali Sakti itu
menoleh. Tampaklah seorang laki-laki setengah
baya tahu-tahu sudah berdiri di belakangnya. Di
samping laki-laki itu udah berdiri seorang
wanita tua mengenakan baju longgar serba
90 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com hitam. Rangga kenal, siapa mereka.
Ki Petel dan Dewi Melati. "Sejak tadi kami berada di sini, tapi tidak ada seorang pun yang kelihatan
keluar atau masuk
ke pondok itu," kata Dewi Melati seraya
menghampiri. "Jadi kalian juga mencurigai Katila?"
tanya'Rangga. "Sudah lama aku mencurigainya, hanya belum
m e n d a p a t k a n b u k t i ya n g k u a t , " s a h u t K i P e t e l .
"Bukti sudah ada."
Ki Petel dan Dewi Melati saling berpandangan
tidak mengerti.
"Pranata dan murid-muridnya tewas terbantai di padepokannya malam ini," sambung
Rangga. "Apa ... "!" bukan main terkejutnya M Petel mendengar Pranata dan murid-muridnya
tewas. "Siapa yang melakukannya?" tanya Dewi
Melati juga terkejut.
"Katila," sahut Rangga. "Sayang, aku terlambat menolongnya. Aku dapati Katila
sudah keluar dari
padepokan itu. Aku yakin kalau Pranata dan
murid-muridnya tewas," kata Rangga lagi
"Keparat! Benar-benar iblis perempuan itu!"
geram Ki Petel.
"Bukan dia, tapi orang yang berada di
belakangnya," ralat Rangga.
"Apa maksudmu?" tanya Dewi Melati minta penjelasan.
"Aku yakin ada orang lain di belakang
Katila. Wanita itu mempunyai jurus dan senjata
yang pernah dimiliki Nyai Dadap. Memang
91 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com diakuinya kalau Nyai Dadap itu
gurunya. Tapi selain itu masih ada orang lain lagi yang aku
tidak tahu," jelas Rangga.
"Aku tidak mengerti maksudmu, Rangga,"
kata Ki Petel. "Seberapa jauh kalian mengenal Nyai
Dadap?" Rangga malah balik bertanya.
Kembali Ki Petel dan Dewi Melati saling
berpandangan. Pertanyaan Pendekar Rajawali
Sakti itu sungguh di luar dugaan sama sekali.
Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan itu.
"Maaf, kalau aku terlalu banyak bertanya.
Tapi aku hanya tidak ingin ada penyesalan di
kemudian hari. Semua yang kulakukan selalu
kupikirkan masak-masak. Bagiku, seorang yang
dianggap melakukan kejahatan, belum tentu
dilakukan oleh hati yang diliputi nafsu
kejahatan. Bahkan pembunuhan bisa terjadi bukan karena kejahatan," kata Rangga kalem tanpa bermaksud menggurui.
"Aku bisa memahami maksudmu, Rangga.
Tapi... apa mungkin Nyai Dadap masih hidup?"
ujar Dewi Melati raga-rage.
"Nyai Dadap sudah meninggal, tapi masih ada
suaminya. Katila sendiri memang sudah lama
menjadi murid Nyai Dadap sebelum kalian
berhasil. membunuhnya. Dendamnya bertambah
setelah Pranata memerintahkan suaminya
mengusir babi hutan yang menjarah desa ini.
Aku tidak tahu siapa suami Katila. "
"Suami Katila adalah murid Pranata. Murid
utama Padepokan Soka Palang Sewu.
92 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Kematiannya memang masih diragukan.
Tidak mungkin dia tewas oleh babibabi hutan itu,"
sambung Ki Petel.
Sesaat mereka terdiam.
"Sebentar ... !" sergah Ki Petel cepat. "Aku menangkap nada lain pada
pembicaraanmu, Rangga. Apa kau mencurigai salah seorang dari....
" "Tidak sejauh itu, Ki Petel," sergah Rangga cepat. "Tapi kemungkinan untuk hal
itu bisa saja terjadi. "
"Sungguh tidak pernah terpikirkan
olehku...," gumam Ki Petel mulai menangkap
maksud pembicaraan ini.
"Itu baru dugaan, Ki Petel. Dan
kebenarannya harus dicari sebelum jatuh
korban lebih banyak lagi," ujar Rangga.
"Dan kebenaran itu bisa didapat di Karang
Setan!" sergah Ki Petel menyambung.
"Karang Setan..."!" Rangga mengerutkan
dahinya. "Benar. Aku pernah melihat Katila datang
dari arah Karang Setan. Daerah itu selalu
dijauhi penduduk. Tempat itu dekat dengan
jurang di mana kami berhasil mengalahkan
Nyai Dadap sepuluh tahun lalu. Aku yakin kalau
selama ini Karang Setan menjadi tempat
persembunyian mereka," lanjut Ki Petel.
"Aku akan melihat ke sana," kata Rangga.
"Rangga....
"Dan sebaiknya kalian menyelidiki siapa
pengkhianat itu, " Rangga berkata cepat sebelum 93
Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Dewi Melati melanjutkan ucapannya.
Sebelum kedua orang itu mencegah, Rangga
telah melesat. cepat meninggalkan tempat itu.
Sementara Ki Petel dan Dewi Melati hanya
berpandangan, dan sama-sama' mengangkat
bahunya. Kemudian mereka berbalik,
meninggalkan halaman pondok Katila. Tapi
bare saja mereka berjalan beberapa langkah,
Dewi Melati berhenti.
"Ada apa?" tanya Ki Petel.
"Kau teruskan saja mencari pengkhianat itu.
Aku akan menyusul Pendekar Rajawali Sakti,"
sahut Dewi Melati.
"Dewi... Tapi Dewi Melati sudah cepat melesat
meninggalkan Ki Petel seorang diri. Laki-laki
setengah baya Kepala Desa Palang Sewu itu
hanya bisa bengong, kemudian bergegas
kembali berjalan menuju ke desanya yang
tidak berapa jauh dari tempat ini. Pondok Katila
memang masih termasuk wilayah Desa Palang
Sewu, tapi letaknya menyendiri dari lingkungan
perumahan penduduk lainnya. Ki Petel berjalan
cepat dengan mengerahkan ilmu meringankan
tubuh. Dalam waktu sebentar saja pondok kecil
itu sudah jauh ditinggalkan.
Sementara itu Rangga sudah tiba di Kaki
Lereng Gunung Palang Sewu yang berbatu.
Daerah inilah yang dinamakan Karang Setan.
Suasananya memang sangat menyeramkan.
Sunyi lengang. Bahkan angin pun seakan-akan
enggan berhembus. Sesekali terdengar
94 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com lolongan anjing hutan di kejauhan.
Rangga memandangi lereng gunung yang berbatu
tanpa satu pohon pun terlihat.
Sungguh aneh daerah ini. Hanya pada
bagian tengah lereng saja yang berbatu karang
dan kelihatan rapuh. Sedangkan pada bagian
lain tampak subur d i p e n u h i p e p o h o n a n b e s a r d a n k e c i l .
P e n d e k a r Rajawali Sakti itu mengamati setup jengkal bagian lereng yang
berbatu. Keningnya agak berkerut melihat asap
tipis mengepul dari salah satu bagian batu yang
menjorok keluar.
"Hm..., asap apa itu?" tanya Rangga dalam hati.
"Mungkin di sana ada sebuah tempat
tersembunyi."
Mendapat pikiran demikian, Pendekar
Rajawali Sakti itu segera melentingkan
tubuhnya, mendaki l e r e n g g u n u n g b e r b a t u k a r a n g y a n g r a
p u h i t u . Gerakannya ringan, bagai seekor burung. Namun ketika kakinya
menginjak sebuah batu, mendadak batu itu
longsor. "Hup! Rangga buru-buru melentingkan tubuhnya,
dan meluruk turun ke atas sebuah batu besar.
Batu yang kelihatan kuat itu, kontan ambrol
berantakan begitu kaki Pendekar Rajawali Sakti
hinggap di atasnya. Kembali Rangga
melentingkan tubuhnya, agar tidak ikut jatuh
bersama batu-batu yang longsor. Suara
gemuruh terdengar bersama longsoran batubatu dari lereng gunung itu.
Beberapa kali Rangga harus berputaran di
95 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com udara, sebelum hinggap di etas
tanah berumput di
kaki lereng. Kepalanya menggeleng beberapa kali
menyaksikan batu-batu yang berguguran ke
bawah menimbulkan suara menggemuruh hebat.
Beberapa batu hampir menghantam tubuhnya,
namun dengan mania sekali Pendekar Rajawali
Sakti itu menghindarinya.
Agak lama juga batu-batu, itu berguguran.
Bumi yang dipijak bergetar hebat bagai
terjadi gempa. Rangga memandangi dengan
mata tidak berkedip. Asap tipis yang mengepul
di tengah lereng itu hilang, b e rsa m a an d en g a n b e r h en t inya l o ng
s o r an b a t u . Rangga mengerutkan keningnya. Dia yakin kalau di tengahtengah lereng gunung ini ada satu tempat yang
dijadikan persembunyian. Hanya saja, rasanya
tidak mungkin mendaki lereng itu, meskipun
mempergunakan ilmu meringankan tubuh.
Dia yakin kalau batu-batu itu dapat longsor
karena disengaja oleh orang yang berada di
lereng gunung itu.
"Terpaksa, aku harus meminta bantuan
sahabatku," gumam Rangga dalam hati.
Sebentar dia memandang sekitarnya. Sepi!


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tak ada seorang pun yang terlihat. Kemudian
pandangannya kembali terarah ke lereng
gunung yang berbatu rapuh itu.
"Suiiit ... !"
Sate siulan panjang melengking tinggi dan
bemada datar terdengar memecahkan kesunyian
Kaki Lereng Gunung Palang Sewu ini. Rangga
menatap lurus ke a r a h T i m u r . C u k u p l a m a j u g a m e n u n g g u .
D a r i kejauhan sana, 96
Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com terlihat satu titik hitam keperakan
melayang di angkasa. Semakin lama titik itu semakin membesar
dan semakin jelas terlihat.
"Khraghk...!"
"Rajawali sahabatku! Kemarilah!" seru
Rangga keras disertai pengerahan tenaga
dalam cukup sempurna.
"Khraghk!"
Burung Rajawali Raksasa itu menukik turun,
lalu hinggap tepat di depan Rangga. Pendekar
Rajawali Sakti itu tersenyum dan merangkul
kepala burung sahabatnya itu, sepertinya
rindu sekali. Ditepuktepuknya leher burung itu
penuh kasih sayang.
"Apa kabarmu, Sahabat?" tanya Rangga
lembut. Rajawali Raksasa menatap lurus ke bola
mata Rangga. Sepertinya ingin bertanya sesuatu.
"Tidak sulit, Sahabat. Kita akan menyelidiki lereng gunung itu," kata Rangga
seperti mengetahui apa yang ada di dalam benak Rajawali
Raksasa sahabatnya ini.
"Grhhhk...!"
"Ya, aku juga sudah berpikir begitu. Ayolah!
Kita tidak banyak punya waktu!"
Rangga bergegas melompat naik ke punggung
Burung Rajawali Raksasa itu. Sebentar
kemudian, burung raksasa itu telah melayang ke
angkasa dengan Pendekar Rajawali Sakti
berada di punggungnya. Rangga menunjuk
ke arah tengah lereng berbatu karang. Burung
Rajawali Raksasa itu melayang-layang memutari
97 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com bagian tengah lereng berbatu
karang. "Ada goa di depan sana, Rajawali!" sera Rangga mengalahkan kebisingan angin yang
menderu di telinga.
"Khraghk!"
Rajawali Raksasa menukik menghampiri titik
hitam di tengah-tengah batu karang yang
menjorok keluar dari Lereng Gunung Palang
Sewu itu. Semakin dekat, semakin jelas terlihat
kalau titik hitam itu merupakan mulut goa yang
letaknya sangat tersembunyi. Sejenak Rangga
mengamati keadaan mulut goa yang terlihat
jelas itu. Tidak begitu besar, namun tampaknya
cukup dalam dan panjang. Tidak terlihat cahaya
sedikit pun. Itu tandanya kalau goa itu sangat
panjang dan dalam.
"Aka akan melihat ke dalam, Rajawali!"
kata Rangga keras.
"Khraghk!" Burung Rajawali Raksasa
menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Rangga mengetahui isyarat itu:
Dan belum lagi pertanyaannya terjawab,
men dadak seberkas cahaya hijau melesat ke
arahnya.Burung Rajawali Raksasa
memiringkan posisi tubuh sambil
mengepakkan kuat-kuat sayapnya yang lebar.
Dan sinar hijau itu melesat lewat di bawah sayap
burung raksasa itu.
" G i l a ! " R u p a n ya m e r e k a s u d a h m e n g e t a h u i kedatangan
kita, Rajawali," rungut Rangga,
98 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Grrrhk ... !" Rajawali Raksasa memekik geram.
Saat itu, kembali sinar hijau melesat. Kali
ini jumlahnya tiga buah, dan mengarah pada tiga
jurusan yang hampir bersamaan. Rajawali Raksasa
meraung keras, lalu dengan cepat melesat ke
udara. Dan cahaya hijau itu pun lewat di bawah
kakinya. Namun pada saat yang bersamaan,
kembali melesat dua cahaya hijau ke arah
burung raksasa itu.
Kali ini Rangga tidak bisa tinggal diam saja.
Segera dicabut pedang pusakanya. Dan
seketika itu juga sekelilingnya menjadi terang
oleh cahaya biru berkilau yang memancar dari
Pedang Rajawali Sakti.
"Hyaaa ...!"
Sambil berteriak keras, Rangga mengayunkan
pedangnya ke depan. Dan saat itu juga, kepala
burung rajawali raksasa merunduk ke
bawah. Dua cahaya hijau yang meluruk
deras ke arah kepala burung raksasa itu,
langsung dihadang oleh Pedang Rajawali Raksasa
yang mengibas cepat bagai kilat!
Trang! Tring! "Heh!"
Rangga tersentak kaget setengah mati. Jari-jari
tangannya bergetar kaku ketika pedangnya
menghant a m d u a c a h a y a h i j a u i t u . K e d u a b o l a m a t a n y a
membeliak lebar, saat melihat di mata pedangnya menempel dua buah pisau kecil
berwarna hijau.
Sulit dipercaya kalau pisau itu menempel
karena terbabat mata Pedang Rajawali Sakti. Pisau 99
Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com itu tidak buntung, melainkan hanya
terpotong sedikit bagian tengahnya, sehingga menjepit
pedang pusaka itu. Rangga mencabut kedua
pisau berwarna hijau itu dan memperhatikannya
dengan seksama.
"Racun...,", desisnya terkejut.
"Khraghk...!"
Rangga kembali memasukan Pedang Rajawali
Sakti ke dalam warangkanya. Dia berpegangan
keras pada leher burung raksasa sahabatnya
ini. Seketika itu juga Rajawali Sakti meluruk
turun dengan cepat. Sekejap mata saja,
burung raksasa itu telah hinggap di atas tanah
berumput, jauh dari lereng gunung yang berbatu
karang rapuh itu. Rangga bergegas melompat
t u r u n d a r i p u n g g u n g R a j a w a l i R a k s a s a .
D a l a m genggaman tangannya masih
tersimpan dua bilah pisau yang membuatnya
belum bisa berpikir tenang.
"Kenapa kau mengajakku ke sini?" tanya
Rangga, seraya memandang burung raksasa
sahabatnya itu.
"Grrrrhk....!"
"Apa ... "!
ooOWKNBROoo R a n g ga m e n ge da rk a n pa nda n g an n ya k e s e ke l il i ng. Baru
disadari kalau tempat ini adalah Puncak Gunung Palang Sewu. Pandangan
matanya langsung terpaku ketika menatap ke arah
lereng gunung yang berbatu. Rasanya sukar
dipercaya kalau di lereng berbatu itu ada
100 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com seseorang tengah berlompatan
ringan. Arahnya
mendaki. Begitu ringan berlompatan, seakanakan hanya seonggok kapas tertiup angin.
"Nyi Senah...," Rangga mendesis pelan
begitu mengenali orang yang berlompatan
mendaki lereng gunung yang berbatu itu.
Kening Pendekar Rajawali Sakti itu
berkerut, begitu melihat Nyi Senah tiba-tiba
menghilang tepat di tengah-tengah lereng yang
berbatu itu. Dan Rangga tahu kalau tempat itu
adalah mulut goa yang panjang dan gelap. Di
mulut goa itulah dia mendapat serangan ya n g
c u k u p m e m b u a t n ya k e r e p o t a n t a d i .
B a h k a n Burung Rajawali Raksasa hampir tidak sanggup menghadapinya.
"Hm..., apa tujuan Nyi Senah ke sana"
Apakah dia yang mengkhianati seluruh penduduk
Desa Palang Sewu?" Rangga bertanya-tanya
dalam hati. Tentu saja pertanyaan itu tidak bisa terjawab
kalau B u r u n g R a j a w a l i R a k s a s a t i d a k m e m a t u k i P u n
g g u n g n y a . R a n g g a m e n o l e h d a n l a n g s u n g menatap ke
bola mata burung raksasa itu. Kembali keningnya
berkerut dalam melihat Burung Rajawali itu
menggerak-gerakkan kepalanya ke kiri dan
ke kanan. "Ada apa" tanya Rangga,
"Khrrrk...!"
" K e n a p a k a u p e r g i " " t a n y a R a n g g a s e p e r t i mengerti
setiap gerakan dan suara yang dikeluarkan burung raksasa itu.
Rajawali Raksasa itu mengepakkan sayapnya,
lalu pelahan-lahan membumbung tinggi. Kini
101 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com kepalanya menyorong lures ke arah
belakang Rangga, sehingga Pendekar Rajawali Sakti itu
pun membalikkan tubuhnya. Meskipun dia
dapat berkomunikasi dengan burung raksasa
itu, tapi masih juga sulit untuk mengartikan
secara keseluruhan. Dan ketika Rangga
menoleh lagi ke arah sahabatnya itu., Burung
Rajawali Raksasa itu telah melambung jauh.
Kini hanya titik hitam keperakan yang tampak.
Entah kenapa, Rangga menyunggingkan senyum
ketika Rajawali Raksasa tidak meninggalkannya,
tapi malah mengawasi dari jarak yang cukup
jauh dan tidak terlihat. Rangga menduga, pasti
ada sesuatu sehingga Rajawali. Raksasa
sahabatnya itu menjauhkan diri.
Dan jawaban itu didapat ketika telinganya
mendengar suara langkah kaki yang sangat
ringan. Bahkan hampir tidak terdengar sama
sekah. Kalau saja bukan Rangga, pasti langkah
kaki itu tidak akan terdengar. Langkah kaki itu
disertai pengerahan ilmu meringan- kan tubuh
yang cukup tinggi tingkatannya.
"Hm..., siapa dia...?" tanya Rangga dalam hati.
Dan pada saat langkah kaki itu terdengar
dekat, Rangga segera melentingkan
tubuhnya ke udara. Tubuh Pendekar Rajawali
Sakti itu bagaikan segumpal kapas, begitu ringan
dan cepat bagai terhembus angin. Tahu-tahu dia
sudah hinggap di atas dahan pohon yang cukup
tinggi dan rimbun daunnya.
Tidak lama berselang, dari kelebatan
hutan di Puncak Gunung Palang Sewu ini
muncul seorang wanita tua yang usianya
102 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com sekitar tujuh puluh tahun. Rangga
yang berada di atas dahan, langsung mengenali
wanita tua itu yang tidak lain adalah Dewi Melati.
"Hup!" Rangga segera meluruk turun darn dahan pohon.
"Uts!" Dewi Melati kontan melompat sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
N a m u n b e g it u m e li h at s i ap a ya n g b e ra da d i depannya, wanita
tua itu tersenyum, dan melangkah menghampiri. Rangga juga
memberikan senyuman.
Maaf, aku telah mengagetkanmu," ucap
Rangga lembut. "Tidak. Aku hanya terlalu waspada," sahut Dewi Melati.
"Kau pasti mengikutiku ke sini," tebak
Rangga langsung. "Kenapa melalui jalan
memutar?" "Tidak ada seorang pun yang bisa
melintasi Karang Setan, kecuali seijin
penghuninya," sahut Dewi Melati lagi. "Kau sendiri, kenapa berada di sini"
Bukankah tadi melewati kaki gunung ini.
Rangga tidak menjawab, dan hanya
tersenyum saja. Tidak mungkin dijawab
pertanyaan itu terus terang. Selama inn belum ada seorang pun yang mengetahui
tentang Rajawali
Raksasa, kecuali orang yang berarti khusus. Atau
juga dalam keadaan terpaksa.
"Aku tadi sempat melihat Nyi Senah," kata Dewi Melati langsung melupakan
pertanyaannya 103 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com tadi. "Oh...! Rangga agak terkejut
juga. "Terus terang, sejak munculnya Nyi
Dadap, sepuluh tahun lalu, dia kucurigai
bersekutu dengannya. Kini kecurigaanku terbukti.
Tapi aku tidak tahu, ada h u b u n g a n a p a N yi S e n a h d e n g a n N ya i
D a d a p , " sambung Dewi Melati.


Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hm ...... gumam Rangga tidak jelas.
"Pernah kukatakan hal ini pada Ki Petel dan
yang lainnya, tapi mereka tidak mendengarkannya.
Mereka memang tidak bisa disalahkan, karena
masa laluku memang suram. Dulu, aku
seorang tokoh beraliran sesat, tapi suka juga
membantu yang lemah. Kau tahu, mengapa
kulakukan itu?"
Pendekar Rajawali Sakti menggelenggelengkan kepalanya.
"Kepandaian yang kuperoleh memang dari
orang beraliran sesat. Tapi hatiku tidak! Hal ini menjadikan diriku berada dalam
dunia yang berlawanan. Seperti juga saudara
seperguruanku, Ki Petel. Dia pun tidak
menggunakan ilmunya untuk jalan sesat,
meskipun semua yang dimilikinya tidak jauh
berbeda denganku.
"Aku bisa mengerti," ucap Rangga
setengah mendesah.
"Aku ingin meninggalkan semua
kehidupanku yang suram di masa lalu. Tapi
rupanya semua orang masih menilaiku buruk."
"Mungkin dengan kejadian ini, mata hati
mereka terbuka, " Rangga membesarkan hati
104 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com wanita tua itu.
"Kau hanya menghiburku saja, Rangga. ",
"Tidak! Bagiku semua orang bisa berubah.
Aku sandiri tidak melihat kalau dirimu
beraliran sesat. Bahkan kalau memang benar
apa yang kau katakan tadi, aku malah kagum.
"Terima kasih. "
"Hm..., bagaimana sekarang?" tanya Rangga membelokkan kembali ke pokok persoalan
yang. tengah dihadapi.
"Kita tidak mungkin bisa ke Karang Setan. Tapi satu-satunya cara ke tempat itu
hanya dengan memancing mereka keluar dari sana,"
sahut Dewi Melati.
"Caranya?"
Dewi Melati mengangkat bahunya setelah
berpikir sejenak. Kemudian Rangga
membalikkan tubuhnya. Dia mendongak ke
atas, memandang titik hitam keperakan yang
masih melayang di angkasa. Memang, satusatunya jalan hanya mints bantuan Rajawali
Raksasa. "Suiiit...!"
105 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com 8
Dewi Melati terpaku hampir tidak percaya begitu
melihat seekor Burung Rajawali Raksasa meluruk
turun setelah mendengar siulan panjang
melengking bemada aneh. Perempuan tua itu
terheran-heran menyaksikan Rangga begitu akrab
dengan burung raksasa itu.
"Nyai Dewi..!"
"Oh! Eh..., ya," Dewi Melati tergagap.
"Ini Rajawali Sakti, sahabatku," Rangga memperkenalkan sahabatnya itu.
Hati Dewi Melati masih diliputi perasaan heran
bercampur tidak percaya. Dia hanya bisa
mengangguk dengan mata tidak berkedip
memandangi burung yang begitu besar dan
terlihat sangat menakutkan. Sedangkan
Rajawali Raksasa menyorongkan kepalanya
kepada wanita tua itu. Hal ini membuat Dewi
Melati terkejut setengah mati, sehingga tanpa
sadar melompat ke belakang.
"Ha ha ha...!" Rangga tidak dapat menahan rasa gelinya melihat Dewi Melati
ketakutan. "Khrrrrk ... !" Rajawali Raksasa mengkirik sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya. "Jangan takut, Nyai Dewi. Sahabatku ini akan membantu kita memancing mereka
keluar," kata Rangga setelah reda tawanya.'
Dewi Melati masih belum bisa berkata-kata.
Selama hidupnya, belum pernah dia melihat
seekor burung begitu besar, melebihi besamya
106 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com seekor gajah dewasa. Berpuluh-puluh
tahun malang melintang dalam rimba persilatan, tapi
baru kali ini menyaksikan sesuatu yang sukar
untuk dipercaya. Sering didengar sepak terjang
Pendekar Rajawali Sakti. Tapi, dia tidak tahu
sama sekali kalau pendekar muda itu
mempunyai sahabat seekor burung raksasa.
Rasanya saat ini tengah bermimpi saja!
"Ayo, Rajawali Sakti. Kita pancing mereka
keluar!" seru Rangga tidak ingin membuat Dewi Melati semakin bengong keheranan.
"Khraghk!"
"Hap!" Rangga melompat naik ke punggung Rajawali Sakti.
Begitu Pendekar Rajawali Sakti sudah berada
di punggungnya, burung raksasa itu langsung
melesat terbang ke angkasa. Tapi Rangga
menepuk leher sahabatnya.
"Pindahkan dulu Nyai Dewi ke Kaki Lereng
Gunung Palang Sewu," kata Rangga agak keras.
Rajawali Sakti melesat naik lebih tinggi,
kemudian meluruk turun dengan cepat ke
Puncak Gunung Palang Sewu. Tepat pada saat
itu, sebongkah batu besar berguling dari semak
belukar. Kalau saja Rajawali Sakti tidak cepatcepat melesat naik, batu itu mungkin akan
menghimpitnya. "Khraghk...!"
"Kau tetap di sini! Aku akan turun! " sera Rangga. "Grrrhk...,!"
"Hup! Rangga melompat turun dari punggung
107 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Rajawali Sakti. Namun belum juga
kakinya mendarat di tanah, sebuah cahaya hijau meluruk
cepat bagai kilat menerjangnya. Pendekar Rajawali Sakti itu cepat memutar
tubuhnya di udara seraya
mengibaskan pedangnya, menyampok pisau yang
berwarna hijau itu.
Tring! Dari balik batu besar yang terguling tadi,
melesat sesosok tubuh berbaju hijau ketat yang
menampakkan gambaran tubuhnya yang
ramping. Rangga menjejak tanah dengan
ringan. Pedangnya disilangkan di depan dada
"Kau hebat, Pendekar Rajawali Sakti. Mampu
memaksaku keluar," kata wanita yang
temyata adalah Katila.
"Bukan hanya kau, tapi dua orang yang
berada di belakangmu!" sahut Rangga dingin.
"Ha ha ha... !"
Rangga melompat mundur beberapa tindak
begitu terdengar suara tawa menggelegar.
Sebentar kemudian, dua sosok tubuh melesat
keluar dari semak belukar tempat batu besar
tadi terdapat. Rupanya semak belukar itu
merupakan pintu penutup gua Karang Setan.
Ki Dadap dan Nyi Senah berdiri mengapit
Katila. Saat yang sama dari arah lain muncul
Dewi Melati yang segera menghampiri
Pendekar Rajawali Sakti.
Dan dari arah lain Pula, muncul Ki Petel bersama
baberapa orang penduduk dan tetua Desa
Palang Sewu. Rangga memasukkan Pedang
Rajawali Sakti ke dalam warangkanya di
108 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com punggung. Cahaya biru langsung
lenyap seketika. "Nyi Senah! Apa yang kau lakukan di sini?"
tanya Ki Petel keheranan melihat Nyi Senah
berdiri di samping Katila.
"Kau sudah dapat menjawabnya sendiri, Ki
Petel. Atau kau tanyakan pada Ki Ageng Sela,"
jawab Nyi Senah kalem, seraya sudut matanya
melirik Ki Ageng Sela yang, berdiri di samping
Wandara. Ki Petel memalingkan muka ke arah Ki
Ageng Sela. Bahkan semua orang yang ada di
tempat itu menatap pada salah seorang tetua
Desa Palang Sewu. itu. Hal ini membuat laki-laki
tua itu sedikit kelabakan. Wajahnya berubah-ubah
tidak menentu. Dan tiba-tiba saja, dikibaskan
tangannya cepat. Wandara yang berada di
sampingnya terperangah sesaat. Belum sempat
disadari apa yang bakal terjadi, tahu-tahu
lambungnya sudah sobek mengucurkan darah.
"Ki Ag ...."
Wandara tidak bisa melanjutkan
ucapannya. Tubuhnya kontan ambruk,
berkelojotan di tanah. Sebentar kemudian tidak
bergerak-gerak lagi. Darah yang keluar dari
lambungnya berubah berwarna hijau kehitaman.
Sedangkan dari mulutnya merembes busa
berwarna hijau.
"Ki Ageng.".., kau...,!'
Ki Petel terpana menyaksikan kejadian yang begitu cepat dan tidak
diduga sama sekali.
"Hup!"'
Ki Ageng Sela melompat menghampiri Nyi
109 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Senah, lalu, mendarat mans di
samping wanita tua
itu. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis,
menatap orang-orang yang masih terpana tidak
mengerti. "Seharusnya aku tidak terlalu percaya
padamu, Ki Ageng, ". kata Ki Petel datar.
"Terlambat," dengus Ki Ageng sinis.
"Sejak aku jadi kepala desa, kau selalu
menentang setiap keputusanku. Semula kusangka
kau hanya mendebatku saja. Ternyata ada,
maksud-maksud tertentu di balik hatimu, Ki
Ageng," dingin dan datar nada suara Ki Petel.
"Kalian semua memang manusia bodoh!
Memiliki ilmu yang tinggi, tapi tidak dapat
menjabarkan setiap ilmu. Kau mendaratkan
pukulan aji 'Belah Raga' pada Nyai Dadap, tapi
kau tidak menyadari kalau ajianmu itu akan
luntur oleh 'Pukulan Racun Merah' milik Nyi Senah, Ki Petel. Juga, Tombak
Sangkal Putung milik
Pranata tidak ada artinya dengan aji 'Pukulan
Tapak Saketi' milik Wandara. Ditambah lagi
dengan aji Walang Sungsang' milikku. Nyai
Dadap tidak akan tewas, meskipun dihujani
dengan berbagai macam ajian yang dahsyat,
karena semua ajian itu bertentangan dan saling
menghancurkan," kata Ki Ageng Sela.
"Jagat Dewa Batara...," desis Ki Petel Baru me nyadari kalau kata-kata yang
diuraikan Ki Ageng Sela, memang benar.
"Tapi kau boleh bangga, Ki Petel. Saudara
seperguruamu telah menewaskan Nyai Dadap
sebelum sampai terjerembab ke dasar jurang,"
lanjut Ki Ageng Sela.
110 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Ki Ageng Sela!, Apa sebenarnya yang kau,
inginkan?" tanya Dewi Melati menyelak.,
"Aku..." Ha ha ha...!" Ki Ageng Sela malah tertawa "Tanyakan saja pada Nyi
Senah." "Kami semua bersaudara. Nyai Dadap
adalah adik tiriku. Dan Ki Ageng Sela adalah
saudara seperguruan dengan Nyai Dadap. Kami
berpisah sejak kecil. Aku dan Ki Ageng Sela
sengaja membantu kalian mengeroyok Nyai
Dadap, karena kami tahu kalau ilmu yang
kalian miliki bertentangan dan saling
melumpuhkan dengan kami," jelas Nyi Senah.
"Dan suami Nyai Dadap menginginkan kematian
istrinya terbalaskan. Sekaranglah saatnya
pembalasan itu!" sambung Ki Ageng Sela.
"Keparat! iblis kalian semua!" geram Ki Petel.
"Terimalah pembalasan dari arwah Nyai
Dadap!" seru Ki Ageng Sela.
Seketika itu juga Ki Ageng Sela melompat
menerjang Ki Petel. Sedangkan Nyi Senah
menerjang Dewi Melati. Ki Dadap yang sejak tadi
diam saja, hanya jadi penonton bersama Katila.
Juga begitu pula dengan Pendekar Rajawali
Sakti. Dia belum berbuat apa-apa. Semua yang
terjadi sungguh diluar dugaan sama sekali.
ooOWKNBROoo

Pendekar Rajawali Sakti 19 Putri Kerudung Hijau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pertarungan antara Ki Petel dan Ki Ageng
Sela langsung mencapai tingkat yang tinggi.
Begitu pula dengan Nyi Senah dengan Dewi Melati.
Di saat mereka tengah bertarung, Katila
111 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com melesat ke arah beberapa penduduk
yang berada di sekitar tempat itu. Katila mengamuk
bagai singa betina kehilangan anaknya. Para
penduduk yang rata-rata hanya memiliki ilmu silat rendahan itu tidak mungkin
mampu menghadapi amukan Katila.
"Hiyaaa...!" tiba-tiba saja Ki Dadap berteriak keras.
Dan pada saat Ki Petel baru saja menerima
satu pukulan telak dari lawannya, Ki Dadap siap
menghunjamkan sebilah keris hitam ke arah
dada kepala desa itu. Melihat ini, Rangga tidak
tinggal diam, dan langsung melesat sambil
mengerahkan jurus 'Rajawali Menukik
Menyambar Mangsa'.
Plak! "Ahk!" Ki Dadap memekik tertahan ketika merasakan pergelangan tangannya nyeri.
Buru-buru dia melompat, mundur,
membatalkan terjangannya pada Ki Petel. Laki-laki tua itu menggerang,
membatalkan terjangannya
pada Ki Petel. Laki-laki itu menggereng marah
melihat Rangga sudah berdiri tegak di depan Ki
Petel. "Keparat! Kau cari mampus, Anak Muda!"
geram Ki Dadap.
"Aku tidak bisa diam melihat kekejian dan
kecurangan berlangsung di depan mataku!"
"Phuih! Aku sering mendengar namamu,
Pende kar Rajawali Sakti. Majulah, biar
kupatahkan batang lehermu!" geram Ki Dadap.
Setelah berkata demikian, Ki Dadap
112 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com segera saja melesat cepat menyerang
Pendekar Rajawali Sakti. Sedangkan Ki Ageng Sela
kembali bertarung melawan Ki Petel. Rangga
melayani serangan laki-laki tua itu dengan
menggunakan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib'.
Gerakan kakinya demikian lincah, sehingga, setiap serangan yang dilancarkan Ki
Dadap berhasil dielakkannya dengan manis.
Hal ini tentu saja membuat Ki Dadap
semakin geram, dan semakin memperhebat
serangannya dengan menggunakan jurus-jurus
andalan. Jurus demi jurus berlalu cepat. Dan
pada saat Pendekar Rajawali Sakti tengah
melayani Ki Dadap, Katila telah menyelesaikan
pertarungannya. Dia langsung menghambur
membantu Ki Dadap mengeroyok Rangga.
Menghadapi Ki Dadap saja, Rangga sudah
harus jatuh bangun. Apalagi kini ditambah lagi
dengan Katila yang telah membantai habis
penduduk Desa Palang Sewu yang ikut bersama
kepala desanya.
"Huh! Mereka benar-benar iblis!" dengus Rangga mengetahui sekitar tiga puluh
penduduk tewas terbantai.
"Suiiit...
Tiba-tiba saja Rangga bersuit nyaring
melengking. Nada siulannya panjang dan
terdengar aneh di telinga. Tidak berapa lama
kemudian dari angkasa meluncur seekor
Burung Rajawali Raksasa. Semua orang yang
sedang bertarung seketika berlompatan mundur
menghentikan pertarungannya. Di saat itu,
Rangga melesat tinggi dan hinggap di punggung
113 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Rajawali Raksasa itu.
Sret! Begitu Pedang Rajawali Sakti keluar dari
warangkanya, terpancar cahaya biru berkilau
menerangi sekitar Puncak Gunung Palang
Sewu ini. Rangga benarbenar marah melihat
kekejaman yang terjadi di depan matanya.
Dengan menunggang Burung Rajawali Raksasa,
diterjangnya empat orang berhati iblis itu.
Dewi Melati dan Ki Petel segera melompat
menjauhi tempat itu. Tinggal empat orang
yang memiliki dendam dan hati penuh
kekejaman yang kini berjumpalitan menghindari
setiap serangan Pendekar Rajawali Sakti dan
Burung Rajawali Sakti tunggangannya.
Rangga mengerahkan jurus 'Pedang
Pemecah Sukma', sehingga tempat di sekitar
pertarungan porak poranda, bagai terlanda topan
yang amat dahsyat.
"Aaakh...!" satu jeritan melengking tinggi terdengar.
Tampak Ki Ageng Sela terjungkal keras
menghantam sebongkah batu hitam yang keras.
Paruh Rajawali Raksasa yang besar dan keras
telah mengoyak dadanya hingga hancur
berantakan. Di saat yang bersamaan, pedang
Pendekar Rajawali Sakti mengibas cepat ke
arah leher Nyi Senah.
"Aaa... !" Nyi Senah menjerit melengking.
Melihat tumbangnya dua orang dalam waktu
yang bersamaan, Katila jadi kecut juga hatinya. Dia segera melompat jauh ke
belakang dan segera
114 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com berbalik hendak melarikan diri.
Namun Dewi Melati dan Ki Petel lebih gesit lagi, dan
langsung melesat menghadang., Tanpa
berkata-kata lagi mereka segera menyerang Katila dengan gencar.
"Mampus kau, iblis keparat! Hiyaaa ... seru
Ki Petel nyaring.
Ki Petel melontarkan tangan kanannya ke
depan disertai pengerahan aji 'Belah Raga'.
Pada saat itu Katila tengah sibuk menghindari
serangan Dewi Melati, sehingga dia tidak
mempunyai kesempatan lagi menghindari
serangan Ki Petel. Telapak tangan Kepala Desa
Palang Sewu itu telak menghantam dada Katila.
"Ugh"
Hanya sedikit Katila mengeluh pendek, lalu
tubuhnya terhuyung-huyung ke belakang. Di
saat itu, Dewi Melati melompat cepat ke
belakang Katila dan langsung menghajar
punggung wanita cantik itu disertai pengerahan
tenaga dalam cukup tinggi. Tubuh Katila kontan
terpental keras, menghantam pohon besar
hingga tumbang. Hanya sebentar mampu
bergerak, kemudian diam tidak bernyawa lagi.
Sementara itu Rangga telah turun dari
punggung, Rajawali Sakti. Dan kini dia
bertarung sengit melawan Ki Dadap. Dengan
Pedang Pusaka Rajawali Sakti di tangan, Rangga
bagaikan malaikat maut yang siap mencabut
nyawa. Setiap tebasan pedangnya menimbulkan udara panas menyengat disertai desiran
angin menggemuruh bagai topan.
115 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Awas kepala ... !" tiba-tiba Rangga berseru keras.
Secepat itu pula, pedangnya berkelebat
cepat ke arah kepala Ki Dadap. Laki-laki tua itu
cepat-cepat merundukkan kepalanya. Dan
begitu pedang Pendekar Rajawali Sakti lewat di
atas kepala Ki Dadap, tanpa diduga sama sekali
Rangga menghantamkan tangan kirinya ke arah
dada. Namun Ki Dadap mampu menghindarinya
cepat. Tubuhnya dimiringkan ke kanan, dan
tangan kanannya menepak tangan kiri Rangga.
"Hup!"
"Hiya ... !"
Kedua tokoh sakti itu berlompatan mundur.
Mereka berdiri saling berhadapan. Ki Dadap
mengepalkan kedua tangannya di depan mukanya,
kemudian pelahan-lahan turun sampai di depan
dada. Melihat lawannya mengerahkan ajian,
Rangga segera menyilangkan pedangnya di
depan dada. Segera dimasukkan pedang ke
dalam warangkanya, karena akan
menggunakan ajian.
Cring! Pedang Pusaka Rajawali Sakti masuk dengan
cepat ke dalam warangkanya. Dan Rangga
langsung mempersiapkan diri dengan pengerahan
aji' Cakra Buana. Sukma'.
"Hiyaaa...
"Aji 'Cakra Buana Sukma'...!"
Dua tokoh sakti itu berlompatan saling
menerjang. Dan pads satu titik tengah, kedua
telapak tangan mereka bertemu dengan keras.
Akibatnya terjadi satu ledakan dahysat, disertai
116 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com berpijarnya bunga api. Rangga
mencengkeram kuat jari-jari tangan Ki Dadap. Mereka berdiri
berhadapan saling berpegangan tangan.
Terlihat jelas kalau mereka sama-sama
mengerahkan ajian yang diandalkan.
"Uhk!" Ki Dadap mulai mengeluh.
Dirasakan adanya satu aliran yang sangat kuat
menyedot tenaganya. Gumpalan cahaya biru
yang terpancar dari tangan Pendekar Rajawali
Sakti mulai menyelimuti kedua tangan laki-laki tua itu. Dan kini pelahan-lahan
cahaya biru itu
merayap ke pangkal lengan, dan terus menjalar
menyelimuti tubuh Ki Dadap.
"Uh! Ahk ... !"
Tubuh Ki Dadap mulai bergetar. Tenaga
dalam dan seluruh kekuatannya tersedot tanpa
mampu dicegah lagi. Seluruh tubuhnya
terselubung cahaya biru yang semakin pekat
mengaburkan. Getaran pada tubuh Ki Dadap
semakin bertambah hebat. Dia berusaha
melepaskan tangannya dari cengkeraman
tangan Pendekar Rajawali Sakti. Namun
semakin kuat dikerahkan kekuatannya,
semakin kuat pula tenaganya tersedot.
"Hiyaaat ... !" tiba-tiba Rangga berteriak keras.
Seketika itu juga dihentakkan tangannya.
Akibatnya tubuh Ki Dadap terpental keras ke
belakang. Bersamaan dengan itu terdengar satu
jeritan panjang disertai suara ledakan dahsyat.
Tubuh Ki Dadap hancur berkeping-keping jadi
tepung. Rangga berdiri tegak memandangi
onggokan daging yang berhamburan hangus
bagai terbakar.
117 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com Pendekar Rajawali Sakti itu telah
memantapkan dan menyempurnakan aji
'Cakra Buana Sukma', sehingga hasilnya
sungguh dahsyat luar biasa. Sebentar dia
menarik napas panjang, kemudian melesat naik
ke atas punggung Rajawali Sakti yang
bertengger tidak jauh darinya. Pendekar
Rajawali Sakti itu memandang Ki Petel dan Nyai
Dewi Melati sesaat, kemudian memerintahkan
rajawali tunggangannya untuk pergi. Masih ada
tugas yang menunggu bantuan Pendekar
Rajawali Sakti.
"Khraghk!"
Rangga melambaikan tangan pada Ki Petel
dan Nyai Dewi Melati.
SELESAI WAKINAMBORO PROPERTIES
118 Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau
Document Outline
COVER PRS019.pdf
Pendekar Rajawali Sakti - 019. Putri Kerudung Hijau By WKNBR
Wanita Gagah Perkasa 3 Pendekar Mabuk 074 Gerbang Siluman Golok Kumala Hijau 3

Cari Blog Ini