A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel Bagian 3
gue mendapat gelar MVP musnah seketika. Well, gue gak bisa ceritain sama kalian mengenai
pertandingan basket yang kemarin-kemarin. Kalau gue ceritain, nanti jadi kepanjangan, so kita
skip aja ya pertandeigan yang kemarin. Intinya adalah, team sekolah kita udah sampe perempat
final dan gue menjadi MVP di beberapa pertandingan terakhir. Keren kan" Ehehehe.
Tapi, tepat sehari sebelum pertandingan ini, gue dan bokap harus berhadapan dengan
kepala sekolah. Bukan, bukan karena soal uang sekolah, tapi ini lebih buruk. Dan yang
memperburuk keadaan adalah, ini panggilan terjadi pada sore hari yang artinya" Masalah besar.
"Selamat sore bapak Benjamin dan Dave." Sapa ibu kepala sekolah, bu Febrine yang
sebenernya lebih mirip Voldemort. Serius, dia itu serem banget. bukan hanya gayanya dan
omongan dia yang ngeselin dan sok kalem itu, tapi itu semua didukung dengan wajahnya yang
kayak tadi gue bilang. Looks like Voldemort tapi dengan hidung yang normal dan dengan
rambut tebal sebahu. "Iya. Selamat sore bu." Jawab bokap gue.
"Terima kasih sudah datang sore hari ini. Jadi begini pak. Seperti yang sudah saya
jelaskan sebelumnya melalui telepon, bahwa anak bapak bermasalah."
"Iya. Saya tau. Tapi, apa masalahnya?"
174 A Book Under The Blue Sky
"Begini pak. Anak bapak di dapati telah berkelahi dengan teman sekelasnya sehingga
temannya ini berdarah." Kata bu Febrine dengan nada yang berwibawa gitu.
"HA"! Serius bu"! Apanya yang berdarah"!" Bokap gue mulai panik.
"Iya. Saya serius. Hidungnya berdarah."
"APA"!" Teriak bokap gue. "Dave! Kamu apain anak orang"! Itu hidungnya sampe
berdarah, berarti patah dong"! Iya"!"
"Hmmm" anu" Anu pa. Sebenarnya ?" Belum sempet gue nyelesain kalimat gue, bu
Febrine memotongnya. "Lebih tepatnya, mereka bertengkar karena wanita."
"APA"! Dave!"
"Anu pa" Abang bisa jelasin kok" Serius?" Kata gue yang udah ketakutan.
"Papa gak butuh penjelasan kamu. Kamu ngelindungin wanita itu, atau malah
merebutnya?" "Ngelindungin pa."
"Dan tolong di catat pak Benjamin. Dia memukul anak itu hanya karena anak itu
mencium tangan si wanita." Tambah bu Febrine. Anjir nih kepala sekolah. Bukannya ngeredain
amarah bokap gue, ini malah panas-panasin. Kamtek.
"DAVE!" Teriak bokap gue.
175 A Book Under The Blue Sky
"Ma" Af.. Pa?" Gue pasrah.
"Kerja bagus!" Kata bokap gue sambil senyum dan mengangkat jempolnya. Gue dan bu
Febrine kaget banget. Terlebih bu Febrine sampe melotot begitu. Seakan gak percaya ada orang
tua macam bokap gue. Bukannya di marahin malah dikasih semangat. Gila.
"A" apa" Papa kok?"
"Bapak Benjamin! Kenapa bapak malah?"
"Halah! Diam saja kamu!" Bentak bokap gue ke bu Febrine dan membuat dia diam
seketika. "Papa dukung sikap kamu. Ya ya. Papa dukung. Bagus! Ini baru anakku!" kata bokap
sambil pukul-pukul pundak gue.
"Pa" Papa gak marah?"
"Ya jelas tidak."
"Loh" Kenapa bapak tidak ma"."
"Loh, ibu masih nanya" Seharusnya ibu sebagai kepala sekolah juga bisa menganalisis
keadaan dong." "Maksudnya?" Tanya bu Febrine.
"Lihat lah. Si lelaki itu menggoda pacar anak saya. Ya, gimana dia gak marah" Kalau
saya di posisi dia, saya juga akan menjaga kehormatan pacar saya. Pake cium-cium tangan segala
lagi. Itu sudah masuk pelecehan!"
"Tapi pak. Dave kan memu"."
176 A Book Under The Blue Sky
"Apa" Pukul" Ya jelas. Ibu kalau di posisi Dave, bakalan pukul juga gak?"
"Ya" Iya sih" Tapikan?"
"Tuh! Ibu aja bilang iya! Sudah. Perbincangan ini sudah berakhir. Selamat sore." Bokap
lalu menepuk pundak gue sebagai isyarat untuk segera pulang bersama dan meninggalkan si ibu
kepala sekolah dalam keadaan mulut sedikit terbuka dan mata tidak berkedip"
Sepanjang perjalanan pulang, gue pikir gue udah aman. Gue pikir gue udah bebas dari
omelan bokap gue. Oke, memang gue gak di omelin tapi ada hal lain yang di omongin bokap gue
ketika udah sampai rumah, tepatnya di kamar gue.
"Bang." "Apa pa?" "Kamu beneran pukul dia gak?"
"Siapa" Si Bryant anak baru itu?"
"Entah siapapun namanya itu. Beneran?"
"Iya pa. Beneran di pukul kok."
"Hmm" Bagus lah. Tandanya kamu udah kasih dia pelajaran supaya dia jangan
melecehkan perempuan. Tapi, papa tetep gak setuju sama tindakan kamu."
"Iya pa. Abang ngerti kok."
177 A Book Under The Blue Sky
"Ini terkahir kalinya papa di panggil kepsek kamu yang rese itu ya. Selebihnya, jangan
ada lagi. Sudah, besok kamu ada pertandingan basket kan" Istirahat malam ini biar bisa main
basket besok." "Iya pa." "Oh! Satu lagi."
"Apaan pa?" "Lain kali kamu laporin aja ke orang tuanya. Jangan di pukul. Oke?"
Gue cuman bisa ngangguk-ngangguk dan bokap gue meninggalkan kamar gue. Ketika
gue udah narik selimut dan menutup mata" Tiba-tiba"
BRUK! Ada sesuatu niban gue! Ini pasti"
"ABAAANGG!!!!" "CIAAAA" "ABAAAANGG" "CIAAA" "ABA?" "CIAA! Gue.. Se" Sesek!! WOI!! Turun!!"
"Eh. Maap. Ehehehe" Kata Cia sambil nyengir-nyengir gak jelas.
178 A Book Under The Blue Sky
"Gue mau tidur. Ada pertandingan basket besok." Kata gue sambil narik selimut dan
tutup mata. "Lima menit aja bang" Cia mau ngomong sebentar.."
"Enggak." Jawab gue ketus.
"Tiga." "Kagak." "Dua" "Tiga puluh detik."
"Eh kok" Jadi abang yang?"
"Mau ngomong atau enggak" Buru."
"Eh iya iya" Tadi kak Angel cerita sama Cia kalau dia gak suka dengan tindakan bang
Dave dan besok gak akan dateng di pertandingan basket!"
Gue yang denger perkataan Cia langsung bangun dan duduk, seakan gak percaya. "Serius
lo de?" "Dua rius malah bang."
"Jadi dia besok gak dateng dong?"
"Enggak. Mending telepon dia deh bang. Bicara baik-baik. Udah ah, Cia mau balik
ngerjain PR." Cia lalu menutup pintu kamar.
179 A Book Under The Blue Sky
Angel" Oke oke. Gue akuin gue udah buat kesalahan fatal. Iya, Angel gak suka dengan
hal itu. Gue coba buat telepon dia tapi gak diangkat. Gue coba telepon lagi tapi tetep gak
diangkat. Gue coba berkali-kali tapi tetep gak diangkat. Ah! Damn!! Damn!! Gue" Fatal bro,
ini kesalahan fatal!! Aduh"
DRRT! DRRT! Angel! Dia nelepon" Oke, ini gak boleh gue sia-siain. Gue harus kasih tau ke dia kalau
gue memang salah. Gue harus minta maaf.
"Halo Angel. Listen. Gue tau gue salah dan gue minta ma?"
"Maaf" Buat apa" Seharusnya lo minta maaf ke Bryant. Dia gak salah apa-apa."
"Iya gue tau. Gue tau. Tapi dia?"
"Apa" Lo cemburu" Iya" Karena dia cium tangan gue" Please, Dave. Kita gak ada status.
Kita gak ada status walau sebenernya gue" Oke, itu gak penting. Besok gue gak akan dateng ke
pertandingan lo dan jangan telepon gue dulu. Oke" Bye." Telepon lalu mati dan gue hanya bisa
terdiam. Ya, gue gak bisa buat apa-apa. Air mata mulai mengalir dari kedua mata gue dan
berjatuhan ke atas kasur. Dia bener. Angel bener. Gue sama dia memang gak ada status. Gak
ada. tapi dia nyadar gak sih" Nyadar gak sih kalau perkataan dia udah buat gue sakit hati" Sakit.
Sakit banget. gue" Gue suka sama dia. Gue juga tau kalau dia punya perasaan yang sama.
Tapi" Tapi kenapa dia harus bilang itu sih" Kenapa"
Gue hanya bisa diam dan pada akhirnya gue tertidur dengan perasaan yang gak karuan.
Semoga, semoga ini gak pengaruhin pertandingan basket besok" Semoga"
DRRT! DRRT! Duh! Siapa sih yang telepon" Udah tau mau tidur! Ganggu am" RedRose"! What the.
180 A Book Under The Blue Sky
"Halo" "Gimana rasanya" Sakit gak?" Tanya RedRose
"Apa sih?" "Iya. Gimana rasanya ketika perasaan lo gak nyampe ke Angel, ketika Angel gak tau
kalau lo juga suka sama dia" Apa" Karena gak ada status" HAHAHAHAHA!" RedRose tertawa
sejadi-jadinya. "Berisik." "Ohh.. Poor Dave" Kasian ya" Gue udah bilang kan sama lo untuk cepet-cepet jalanin
planning gue. Tembak dia lalu putusin dia dan bilang lo cuman bercanda. Man. Its simple,
kenapa gak bisa lo jalanin sih"!"
"Itu" Karena?"
"Karena lo gak mau nyakitin Angel" BASI! Basi tau gak" Dia aja bilang kalau dia sama
lo gak ada ikatan apa-apa. Gak ada status Dave! SADAR! Dia gak peka sama perasaan lo dan
gak akan pernah peka!" Kata RedRose dengan nada yang semakin meninggi.
Gue cuman bisa diem. Gak tau mau jawab apa.
"Oke. Gini." Lanjut RedRose. "Karena besok lo ada pertandingan penting, gue gak akan
ganggu gugat. Tapi inget! Setelah pertandingan, jangan lupa jalanin misi. Oke" Bye Dalun."
Telepon lalu mati. Damn" Gue" Gue gak ngerti lagi dengan kehidupan gue. Semuanya jadi" Absurd.
181 A Book Under The Blue Sky
><><><><><
Well, as I told you before guys. Hari ini adalah pertandingan basket melawan rival utama
sekolah gue, Saint-George Trojan. Gue bangun cepet pagi ini, siap-siap buat berangkat ke
sekolah dan karena hari ini perempat final, udah pasti kegiatan belajar-mengajar berhenti jam
sembilan pagi karena semua anak-anak sekolah dan guru akan diarahkan ke stadion basket
dimana pertandingan di gelar. Ketika gue selesai beres-beres, gue memalingkan wajah gue ke
jendela tempat biasanya si Angel sapa gue dengan senyuman manisnya dari kamarnya yang
berada di sebrang kamar gue. Tapi pagi ini, gue gak bisa liat senyuman itu. Hahh" Sudahlah"
"BANG! AYO JALAN! NANTI TERLAMBAT!" Teriak Cia dari bawah.
"IYA! Bawel." Jawab gue sambil turun ke bawah
"Apa"!" Tanya Cia.
"Enggak kok. Enggak."
"Cia lagi semangat nih!"
"Karena mau liat gue main basket ya?"
"Bukan! Ngapain gue liat lo main basket bang" Mending liat bang Stanley."
"Terus?" "Karena pulang cepet dan ujian sejarah batal. HAHAHAHAH" Cia ketawa bahagia
banget. "Yaya. Terserah." Jawab gue.
182 A Book Under The Blue Sky
Ketika sampai di sekolah dan baru turun dari mobil, Darwin secara mendadak lari kearah
gue sambil teriak "DAVE!! DAVE!! STANLEY!!". Gue langsung nengok ke Darwin yang udah
panik setengah mati. "Lo kenapa sih?" Tanya gue.
Dengan nafas yang terengah-engah, Darwin mencoba menjelaskan apa yang sedang
terjadi. "Itu" Dave" Stanley?"
"Iya, Stanley" Dia kenapa?" Tanya gue lagi.
"Ituu" dia?"
"Kenapa"!"
"Dia".." "Kenapa Dar"! Jangan buat gue panik deh. Dia kenapa?"
"Stanley?" Lalu Darwin diam sebentar sambil menarik nafas panjang. "Stanley"
Bentar. Gue capek." Lanjutnya.
"AH! KAMTEK LO! Serius dong!" Protes gue.
"YA SABAR SIH! CAPEK NIH GUE!" Kata Darwin sambil marah-marah.
"SIAPA SURUH LARI-LARI!"
"Iya juga sih. Gini gini. Jadi Stanley berantem"."
"HA"! Sama?" Sela gue.
183 A Book Under The Blue Sky
"Sabar woi! Jangan potong omongan gue dong! Jadi gini" Dia berantem sama Bryant."
"Dih" Serius lo" Kenapa?"
"Kalau gue ceritain nanti jadi gak se..ru?" Darwin berhenti karena sorotan mata gue
berubah menjadi lebih tajam ke dia. Gue mau dia serius di saat begini. Gak bercanda. "Oke"
Dave" Gara-gara RedRose."
"Gara-gara Bryant bilang dia RedRose" Kan. Si bule alay itu gak tau malahnya pake
ikutan nimbrung. Mereka dimana?" Tanya gue.
"Bukan cuman itu. Bryant terus-terusan bilang kalau dia RedRose di depan Angel.
Mereka di kelas. Mending kita kesana deh sekarang sebelum Stanley mecahin ka?"
PRANG! Terdengar suara kaca pecah yang cukup keras. Nah, ini pasti perbuatannya
Stanley ini. Dia kalau ngamuk gak akan segen-segen lempar lawannya lewat kaca jendela ke
depan kelas. Gue sama Darwin langsung lari cepet-cepet menuju kelas dan yaps. Hal itu beneran
terjadi. Bryant udah jatuh tersungkur di lantai depan kelas dengan beberapa luka ringan akibat
terkena serpihan kaca. Dan Stanley" Dia berdiri tepat di depan Bryant sekarang dan
mengepalkan tangannya, bersiap untuk melakukan serangan penghabisan.
"Nah kan". Kita" Telat?" Kata Darwin.
"DAR! Tahan Stanley! Dia mau nonjok Bryant itu!!" Perintah gue.
"Ogah!! Lo inget terakhir kali kita main pukul-pukulan sama Stanley" Gue pingsan! Dia
tuh mukul pake teknik kayak Sherlock Holmes! Males gue! Pasti kalah!" Jawab Darwin
"AH! Kamtek lo!" Gue lalu berlari kearah Stanley yang sudah dalam posisi siap
memukul. Ketika pukulannya sudah dilepaskan, gue langsung melompat menghalangi jalur
184 A Book Under The Blue Sky
pukulan itu dan BAM! Pukulan telak dari Stanley malah mendarat di pipi kiri gue dan membuat
badan gue berputar sekali lalu terjatuh dalam keadaan setengah sadar. Darwin, Angel, Putri dan
semua anak kelas sebelas A langsung panik dan berteriak "AAAAA".
"DAVE!!" Teriak Darwin yang langsung lari untuk nolongin gue. Tapi suaranya seperti
mendengung gak jelas dan penglihatan gue rada kabur.
"ANJIR! DAVE! DAVE!!" Stanley juga melakukan hal yang sama dengan Darwin.
"DAVE! Lo gak kenapa-napa kan"! Iya kan"!" Tanya Darwin.
Semua anak kelas sebelas A langsung ngerumunin gue. Beberapa anak ada yang melapor
ke guru. Angel muncul dari kerumunan itu dan langsung meluk gue serta bilang "Stanley!
Darwin! Bawa dia ke UKS!" Lalu dia menatap gue lagi tapi kali ini wajahnya rada kesel gimana
gitu. "Dave" Gue?" Itu kata-kata terakhir yang gue denger sebelum akhirnya gue gak sadarkan
diri. Hmm" Gue rasa" Udah sekitar setengah jam deh gue pingsan. Gue mau banget buka
mata, tapi berat. Gue coba sekali lagi dengan sekuat tenaga dan berhasil. Akhirnya mata gue
terbuka. Gue liat ke sebelah kanan, ada Angel yang ketiduran dan kepalanya berada disebelah
perut gue. Lalu gue alihkan pandangan ke sebelah kiri, ada Stanley sama Darwin dan Bryant
yang lagi ribut-ribut gak jelas. Entah, ributin apa mereka.
"Dave udah sadar?" Tanya Angel yang terbangun dari tidurnya.
"Eh.. Udah kok" Sekarang jam berapa ya?" Tanya gue.
"Sekarang" Setengah sembilan. Oh iya, kalian sebentar lagi ada pertandingan kan?" Kata
Dokter Bening yang tiba-tiba muncul.
"Iya, ada dok. Angel" Gak jadi nonton ya?" Tanya gue ragu-ragu.
185
A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
A Book Under The Blue Sky
"Hmm" Enggak." Jawab Angel.
"Oh" iya, gue ngerti kok. Lo masih kesel sama gue." Balas gue lesu.
"Yah. Kok gitu sih. Kan lo belum denger lanjutannya."
"Hah" Maksudnya?"
"Enggak. Enggak salah lagi, gue pasti nonton kok. Buat nyemangatin lo juga." Kata
Angel dengan senyuman manisnya.
"Ha" Se" Serius?"
"Iya. Seriusan."
"Yes!! Makasih yaa." Gue tanpa sadar memeluk dia. Awalnya dia kaget, tapi pada
akhirnya dia nerima juga. "Iya" Sama-sama" Jawab Angel.
Abis meluk dia, gue perhatiin di bangku yang dia dudukin ada buku warna coklat. "Itu
buku apa?" Tanya gue.
"Apa" Oh ini" Hehehehe" Dia langsung nyembunyiin buku itu di belakangnya.
"Itu buku apa sih?"
"Buk" Buku" Eh" Ehehehe" Bukan apa-apa kok?" Angel mulai salting sendiri.
"Woi! Udah bangun lu?" Kata Darwin sambil geplak kepala gue. "Gimana kena pukulan
Stanley" Mantep kan" Gile Dave! One hit broo!! One hit!! Rekor baru buat Stanley!" Lanjutnya.
186 A Book Under The Blue Sky
Gue ngerti sekarang kenapa Darwin gak mau maju kalau Stanley udah ngamuk.
Pukulannya memang maut" Parah" "Gue ngerti sekarang kenapa lo gak mau maju tadi pas gue
suruh." Kata gue. "Kan! Gue bilang juga apa! One hit! Hahaha. Eh, tapi lo tadi terbang gitu loh kayak di
anime-anime gitu. Kayak" Sakura kalau mukul Naruto! Mental gitu. Wakakak" Kata Darwin
sambil mukul pipi gue yang masih rada bengkak.
"Duh! Sakit bodoh!"
"Eh! Dave! Udah sadar" Masih bisa main basket kan" Maaf ya, tadi pukulan gue kenceng
banget tuh." Kata Stanley sambil ngulurin tangannya.
"That"s ok dude. Hahaha" Gue sambut tangan Stanley dan kita berjabat tangan.
Bryant yang gak mau kalah, menghampiri gue. "Hai dude. Thanks for?"
"Cukup?" Kata gue menyela. Angel yang denger langsung natap gue agak serem. Oke,
gue nangkep maksud dia. Gak boleh marahin Bryant. "Gue tau maksud lo. Sama-sama." Lanjut
gue. Sebenernya sih itu alibi biar Angel seneng.
"Really" Thanks, Dave."
Pada akhirnya gue mendapat ijin dari dokter Bening untuk main di pertandingan
perempat final. Setelah mengurus semua keperluan, team basket plus beberapa anak sekolah
langsung berangkat ke Stadion. Sampai di stadion, kami team basket langsung ke ruang
persiapan dan mendapat pengarahan dari coach Mike. Dan tidak berapa lama kemudian"
"Knights, sudah siap?" Tanya panitia kepada kami.
"Kami siap." Jawab gue sebagai kapten tim.
187 A Book Under The Blue Sky
Kami lalu pergi ke lorong, tempat para pemain bersiap-siap untuk masuk. Karena disitu
sudah pasti satu lorong sama team musuh, suasana langsung menjadi tegang. Aura-aura
kesombongan terlihat sangat jelas dari Saint-George Trojan. Ya, mereka dengan sombongnya
menatap kami seakan kami ini pecundang.
"Gimana, siap buat kalah?" Kata kapten tim mereka, Osvald.
"Kita liat aja nanti." Jawab gue santai.
"Yakin" Tahun lalu aja lo kalah dari kita. Dan" Apa" Gelar MVP jatuh ke tangan gue"
Duh" gak enak nih. Hahahah" Ledek Baron, MVP tahun lalu yang jago dan sombongnya minta
ampun. "Halah. Lo sama Karl Miller aja gak lewat, apa lagi sama Dave" Lo liat Dave kemaren"
Dia bahkan bisa buat Karl, pemain yang legend begitu kelimpungan. Nah lo?" Kata Darwin coba
buat membalas. "Sut. Udah Dar. Biarin aja. Kita gak ngeledek team orang. Kita respect sama mereka
walaupun" Tahun lalu menangnya gak enak" Semua orang tau kok siapa pemenang
sebenarnya di pertandingan tahun lalu." Tambah Stanley.
"Cih. Lo bakal?"
"Udah Ron! Biarin aja. Gue mau liat sampai kapan mereka bertaha." Kata Osvald
Suara ricuh para penonton sangat terdengar. Dan itu meledak ketika nama Saint-George
Trojan di panggil untuk masuk kelapangan.
MC mulai berbicara "Para hadirin! Kita sambut juara tahun lalu, SAINT-GEORGE
TROJAN!!!" 188 A Book Under The Blue Sky
"YEEAAAHHHHH!!!!" Penonton begitu bersemangat sehingga teriakannya juga gak
nanggung-nanggung. Setelah itu, barulah Colombus Knights yang dipanggil untuk memasuki lapangan. Ya,
supporter kami tidak kalah meriahnya dengan musuh.
"Dan lawannya kali ini adalah". Runner up tahun lalu! COLOMBUS KNIGHTS!!"
"YEEEEAAAAHHHHH!!!" Sambutan para supporter sungguh sangat meriah. Dan yang
membuat gue cukup bangga adalah, mereka meneriakan panggilan gue, Darwin dan Stanley
berulang-ulang kali. "THREE KNIGHTS! THREE KNIGHTS!!" Well, gue cukup tertegun
mendengar mereka. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, kami bersiap-siap untuk memulai
pertandingan. Tapi" DRRRT! DRRRT! "Dave! Hp lo bunyi!" Teriak Aaron.
"Oh iya. Thanks Aaron. Halo?"
"Hai Dalun." "RedRose. Kenapa lagi?"
"Hmm" Planning gue berubah deh. Gue lama-lama muak liat Angel yang keenakan lo
buat." "Hah" Maksudnya?"
189 A Book Under The Blue Sky
"Liat Angel di bangku penonton?"
Gue langsung arahkan pandangan ke Angel yang ternyata juga lagi tersenyum ke gue
sambil meneriakan nama gue. "Kenapa" Wait" Jangan bilang lo mau?"
"Yaps" Gue mau bongkar aib lo disini. Semua planning jahat lo ke Angel. Sekarang
juga." "Jangan buat tindakan bodoh."
"Nope. Ini gak bodoh. Its gonna be fun! Are you ready Dalun" Its show time!"
><><><><><
Pertandingan berlangsung sangat seru di quarter pertama ini. Gue yang was-was akan apa
yang dilakukan RedRose nantinya, jadi gak konsen sama pertandingan. Berkali-kali Baron
mencetak poin dan berhasil melewati gue dengan mudahnya. Yang bikin gue makin kesel,
sehabis mencetak angka, Baron selalu berkata "gue pemain terbaik dan lo adalah pecundang!".
Gue akuin, gue gak bisa buat banyak karena pemikiran gue kemana-mana.
Quarter pertama sudah selesai, belum ada pergerakan yang dilakukan RedRose, dan skor
sementara masih 20-8. Keunggulan untuk Trojan. Sebelum masuk ke quarter ke dua, coach mike
memarahi gue. Dan itu merupakan pertama kalinya gue liat dia semarah itu sama gue.
"Dave! Kenapa" Ada apa sama kamu"! Bahkan sampai detik kini kamu gak ada buat
point. Ada apa"!" Bentak coach Mike
"Hm" Coach" Saya tadi agak?"
"Agak apa" Takut?"
190 A Book Under The Blue Sky
"Bukan. Bukan begitu." Gue lalu melihat semua teman-teman gue. Wajah mereka
menunjukan rasa kecewa yang mendalam. Gue gak bisa jawab kalau ini menyangkut masalah
pribadi. Gak. Sama sekali gak bisa. "Gini Coach. Saya kurang konsen tadi. Maaf." Jawab gue.
"Haduh, jangan sampai hilang dong! Kita di pertandingan penting ini! Gengsi, harkat dan
martabat masing-masing sekolah di pertaruhka disini. Jangan buat hal yang tidak-tidak. Oke, kita
tetap memakai formasi awal. Oke" Yel. Colombus"!"
"KNIGHTS!" Sambut para pemain.
"Dave. Lo kenapa" Gara-gara RedRose?" Tanya Darwin.
"Ya" Bisa dibilang begitu. Dia sempet ngancam buat bongkar rahasia gue sama
planning kita untuk balas dendam."
"Dan itu berhasil mempengaruhi lo. Dave, please, konsen ke pertandingan. Angel
bakalan aman-aman aja kok." Kata Stanley.
"Iya. Makasih yah Stan."
Peluit quarter kedua dibunyikan dan kali ini bola di kuasai oleh Darwin. Tanpa basa-basi
dia mengoper kepada Nadal yang lalu diteruskan kepada gue yang berdiri di garis three point.
Baron yang menyadari hal itu dengan cepat langsung berlari kehadapan gue untuk menghalangi
agar gue gak menembak bola. Tapi terlambat, gue udah siap dan dengan sedikit fake, gue
melakukan shooting dan" IN! three points untuk Knights! Gak seperti pertandingan ngelawan
Karl Miller dengan JAA Eaglesnya, di pertandingan gue kali ini, gue bisa sedikit fokus,
seengaknya hingga tujuh menit kedepan. Selama tujuh menit, benar-benar gue berada dalam
kondisi terbaik. Semua shoot, lay up, bahkan slam dunk mampu gue buat. Ya, dan hal itu membuat Baron
"rival paling rese- jadi keteteran jagain gue. Beberapa kali gue ngelewatin dia dengan mudahnya,
191 A Book Under The Blue Sky
dan gak jarang gue ledekin dia dengan shooting yang gue buat. Baron lama-lama menjadi panas
dan genek. "Oi Baron! Mana nih MVP tahun lalu" Mana" Katanya pemain terbaik" Kok jagain gue
aja masih keteteran?" Ledek gue
"Cih! Lo liat nanti! Siap-siap aja lo!"
Setelah itu tim musuh mencoba membangun serangan dengan kombinasi Osvald dan
Baron. Tapi begitu Osvald mengoper kepada Baron yang sedang berhadapan dengan gue, secara
refleks gue steal bola dari Baron dan langsung mengoper kepada Stanley yang berlari menuju
ring lalu melakukan slam dunk!
"WOOW!! The Three Knights just show their sword! Trojan hanya diam terpaku!" Ucap
komentator. Baron yang kesal dengan hal itu, langsung meminta bola dan mencoba menunjukan
skillnya di depan gue. Namun dia lupa kalau permainan basket itu bukan hanya mengenai satu
pemain hebat. Tapi ini mengenai team. Darwin yang melihat celah mencuri bola dari Baron,
mengoper kepada Stanley yang berada di bawah ring dan Stanley mengalirkan bola kepada gue
yang sudah siap di luar garis three point. Gue melakukan jump shoot lalu" IN! Poin lagi! Skor
sementara menjadi 20-32. Trojan seakan tidak beradaya.Tapi itu cuman tujuh menit. Semua
kesuksesan gue dilapangan cuman tujuh menit.
Apa yang terjadi setelah lewat tujuh menit" Gue liat sendiri dengan mata kepala ini, ada
sesosok perempuan menggunakan semacam jubah panjang berwarna merah sambil membawa
setangkai mawar merah masuk dan duduk di bangku penonton. Awalnya dia duduk jauh dari
Angel, tapi lama kelamaan dia bergerak mendekati Angel. Fokus awal gue yang awalnya untuk
jagain Baron, kini harus pecah karena sesosok perempuan itu. Ya, perempuan yang cukup aneh.
192 A Book Under The Blue Sky
Bola saat ini dikuasi oleh Osvlad yang dengan cepat mengoper pada Baron dan dia
langsung melakukan shooting. IN! poin buat Trojan. Gue gak menyadari hal itu terjadi karena si
permpuan berjubah merah itu. "Fokus Dave!" Teriak Stanley. Tapi gak bisa. hal itu terjadi lagi
dan lagi. Baron dengan mudahnya memasukan bola tanpa ada pengawalan ketat dari gue. Sampai
tiba momen dimana si perempuan berjubah merah itu mengangkat sebuah handphone dan gue
dapat melihat gambar gue waktu jaman SMP dulu. Damn" dia" Dia pasti" RedRose"
Buk! Hantaman bola tepat mengenai wajah gue. Awalnya itu hanya operan biasa dari
Darwin, tapi disaat gak fokus, itu dapat menyebabkan hidung gue berdarah. Coach mike yang
melihat hal itu langsung memberi syarat untuk meminta time out.
PRITT! Peluit tanda time out di bunyikan.
"What the hack in the world you doing, DAVE!" bentak coach mike.
"Ma" Maaf coach."
"Cukup. Aaron. Masuk. Dave, lebih baik kamu istirahat sejenak."
Sial sial sial!! Semua" Semua gara-gara perempuan itu" Dia" Dia dapet foto gue dari
mana" Setelah quarter dua selesai, tiba saatnya untuk "half-time". Semua pemain pergi ke ruang
ganti untuk mendengarkan instruksi selanjutnya dari coach mike. Dan gue gak terkejut dengan
perkataan coach Mike yang bilang "Dave. Saya gak akan mainkan kamu hingga quarter empat.
Saya tau kamu lagi gak dalam performa yang baik. Saya mau kamu tenang dulu. Pikir apa yang
telah kamu perbuat." Yah, gue gak heran.
Ketika berjalan keluar dari ruang ganti menuju lapangan, Darwin cepet-cepet nyamperin
gue. "Dave" Lo kenapa sih" Ini kayak pas main lawan JAA-Eagles kemaren apa. Lo benerbener gak konsen?" Belum sempet Darwin menyelesaikan kalimatnya, Stanley memotongnya.
"Lo gak liat" Dia gak konsen karena ada cewek misterius tadi. Dia nunjukin foto Dave pas masih
culun. Well, gue rasa dia adalah?"
193 A Book Under The Blue Sky
"RedRose. Gue udah rasain feelingnya dari awal. Dia" dia bener-bener mau hancurin
hidup gue sama Angel. Gue" gue gak ngerti lagi."
"Hey hey. Be positive Dave. Gangguan kayak gitu gak akan datang lebih parah. Trust
me. Iya kan Dar?" Kata Stanley yang jalan barengan gue dan baru menginjakan kaki di lapangan.
"Eh" iya. Stanley bener. Gak akan lebih parah kecuali RedRose nyiarin sisi keji Angel
dan percakapan lo sama Angel dulu pas SMP WHAT DA HELL!!!" Darwin kaget. Gue sama
Stanley juga kaget. Kita bertiga gak akan nyangka kalau ternyata RedRose bakalan buat tindakan
yang gila. Di stadion ada sebuah monitor raksasa yang terletak menggantung di tengah-tengah
lapangan. Biasanya monitor itu hanya akan menampilkan cuplikan pertandingan. Tapi kali ini,
monitor itu menampilkan cuplikan tepat seperti apa yang Darwin katakan.
Semua sikap keji Angel yang dulu, semua sifat-sifat keji Angel yang dulu, di tayangkan
disana. Bahkan sampai ada adengan dimana Angel menyuruh Putri untuk berdiri lagi setelah
melangkahinya. Gue gak tau" gue bener-bener gak tau video ini dari mana asalnya"
"Gila" Semua orang disini jadi tau sifat Angel yang dulu." Kata Stanley.
"Ka" Cau?" Tambah Darwin. Mereka berdua lalu melihat kearah gue secara
bersamaan. Gue yang nangkep maksud mereka, langsung mengarahkan pandangan gue ke Angel.
Yap. Muka Angel berubah menjadi ketakutan dan cemas. Ditambah lagi si wanita jubah merah
itu teriak "DISINI! INI ORANGNYA!!" katanya sambil nunjuk Angel. Otomatis, satu lapangan
melihat Angel. Gak kuat dengan hal ini, Angel lalu berlari ke pintu keluar.
"Dave! Kejar Angel! Biar gue sama Darwin yang kejar RedRose.." Kata Stanley.
Tapi belum sempet gue lari, RedRose mengangkat tinggi-tinggi handphonenya dan
menekan suatu tombol" Lalu, layar itu berubah" Kini dilayar terpampang wajah gue pas SMP
dan kelakuan-kelakuan gue ketika gue udah dilatih Angel. Gue" Gue cuman bisa diam
194 A Book Under The Blue Sky
terpaku" Gak hanya sampai disitu aja. Tapi RedRose menyangkan video percakapan gue sama
Stanley dan Darwin untuk balas dendam ke Angel.
"Kita bisa balas dendam ke dia. Dendam lo 3 tahun silam, bisa terbayar dengan rencana
gue." "Rencana apaan sih?"
"Pacarin dia, Dave!"
Setelah itu, Video terus berlanjut ke saat dimana kita buat rencana jahat untuk Angel.
Dan Angel yang gak jadi keluar, parahnya melihat video tersebut.
"Iye iye ah. Next, setelah lo berhasil ajak ngorbol, coba-coba aja deketin dia tapi secara
diem-diem biar dia nyaman juga. Kayaknya dia gak begitu suka deh sama orang asing yang
ngobrol sama dia di tempat umum. Udah berhasil deket, kita masuk ke step dua. Nge-date sama
Angel." "Gak mau! Gue gak mau nge-date sama dia!"
"Kenapa gak mau?"
"Lo mau memangnya Dar" Ngedate bareng si Angel from Hell."
"Mau aja tuh. Kapan lagi gue jalan sama cewek cantik"!
"Udah-udah. Gini aja, kalau lo gak mau, kita gak akan jadi bales dendam. Gimana" tapi
kalau lo mau, gue kasih durasi dua minggu untuk lo ngedektin dia dan lo full dapet
reinforcement dari kita-kita."
"Gue" gue" Gue terima! Gue bakalan jalanin! Demi balas dendam!"
195 A Book Under The Blue Sky
Setelah itu, video di pause dan RedRose berdiri ditempat duduknya sambil teriak "See,
gak ada yang sayang sama lo, Angel! Gak ada dan gak akan ada! Semua benci sama lo! Semua
orang gak menerima keberadaan lo! Lo gak akan pernah dicintai oleh siapapun! Lo gak akan
pernah diterima sama siapapun! Bahkan Dave membenci lo! Gue" RedRose! Dan gue adalah
mimpi buruk lo, Angel!" Teriak RedRose. "Oohh, poor Dalun. You"re dead right now."
Tambahnya dengan sedikit tersenyum licik.
Angel lalu melihat gue yang berada di lapangan. Badannya lemas, matanya berkaca-kaca.
Muka nya menunjukan raut kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Hatinya" Hatinya
hancur" Benar-benar hancur saat dia melihat gue" Dia lalu berlari keluar meinggalkan stadion.
Kenapa" Kenapa dia bisa sekeji ini" RedRose".
><><><><><
Entah apa yang ada di otak RedRose, tapi hal itu gak bisa gue maafkan. Sampai
kapanpun, gue gak bisa maafin RedRose. Tindakan dia suda di luar akal. Apa sampai segitunya"
Apa sampai segitunya dia membenci Angel" Gue keluar stadion berusaha mengejar Angel yang
berlari lalu berhenti di sebuah bangku. Dia duduk, lalu mulai menitikan air matanya. Gue yang
bener-bener panik saat itu, langsung lari kehadapan dia.
"Angel" Gue?"
Angel lalu melihat gue dengan tatapan pasrah. Gue tau, hatinya hancur saat ini. "Gak.
Gue gak butuh." Balasnya dengan cepat.
A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Gak gitu. Dengerin gue dulu."
"Apa"! Hah"! Lo mau jelasin" Lo mau bilang kalau lo bisa jelasin semuanya" FILEM!
Film banget tau gak"!" Katanya membentak.
196 A Book Under The Blue Sky
"Iya. Iya. Gue bisa jelasin semuanya. Rekaman itu?"
"Palsu" Iya" Mau bilang lo dijebak" Bullshit!"
Kami terdiam, beberapa saat larut dalam keheningan. Angel tidak sanggup menahan air
matanya. Air mata itu terus-menerus jatuh satu per satu, lalu beberapa titik air mulai berjatuhan
dari langit. Untuk sesaat, gue mengerti. Gue mengerti. Mengerti kalau ini adalah akhir dari gue
dan Angel. Ah" Seandainya" Seandainya gue bisa jujur sama perasaan gue sendiri.
Seandainya gue punya keberanian untuk mengungkapkan betapa sayangnya gue sama dia. Gue"
"Lo tau Dave?" Katanya dengan bibir yang gemetar dan nada yang lemah. "Gue kira.
Gue kira semua akan berubah. Gue kira semua akan berubah kalau gue bersama lo, Dave."
Gue hanya terdiam mendengarkan perkataan Angel. Semakin lama, titik-titik air dari
langit semakin banyak membuat baju kami mulai basah.
Angel mencoba menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya dan setelah tenang,
dia kembali berbicara. "Iya. Gue kira. Semua akan berubah kalau gue bersama lo. Gue kira, apa
yang lo katakan itu benar. Gue berpikir, kalau aja gue ikutin perkataan lo maka hidup gue
berubah?" Air matanya tak lagi dapat dibendung. Angel kembali menangis. "Gue memang jadi
jahat itu semua karena lo Dave. Karena lo yang dulu, yang pernah ninggalin luka disini. Di hati
gue." Katanya sambil menunjuk kearah dada.
"Angel?" "Lucu yah Dave. Lucu. Gue, berpikir setelah lo ninggalin gue maka gue gak akan pernah
ketemu sama lo lagi. Gue berubah mejadi anak yang penuh dendam dan sakit hati. Gue gak
percaya lagi sama orang bahkan Putri sekalipun. Gue sampai dititik dimana gue yakin bahwa gue
hanya sendiri. Gak ada yang meratiin gue, gak ada yang care sama gue. Gue hidup sendiri dan
hanya untuk gue seorang."
197 A Book Under The Blue Sky
"Angel" Cukup. Gue akan ceritain?"
"Tapi kenapa Dave" Kenapa lo datang lagi" Lo, yang sudah merusak apa yang gue
punya, apa yang semestinya gue kasih ke lo, lalu datang kembali tanpa perasaan bersalah.
Merubah pandangan hidup gue dan" dan membuat gue" jatuh cinta lagi sama lo. Gue jatuh
cinta. Bener-bener jatuh cinta sama lo Dave! Tapi" Tapi kenapa" Kenapa harus lo" Harus
seseorang yang pernah nyakitin hati gue?" Angel terdiam kembali.
Angel" Seandainya" Seandainya lo tau isi hati gue"
"Well, untuk sesaat semua berjalan lancar. Lo berhasil merubah gue, membuat gue
menjadi anak yang baik, dan seakan lo memberi harapan ke gue. Namun, semua benar-benar
berubah. Setelah melihat video tadi, gue sekarang mengerti."
"Apa" Apa yang lo maksud?"
"Iya. Gue ngerti. Kalau gue memang akan selalu sendiri. Gue gak akan pernah disukai.
Gue gak akan pernah dicintai. Gue hanya hidup sendiri. Semua. Semua ini munafik!"
"Angel. Jangan. Jangan berpikiran seperti RedRose?"
"Gak Dave. RedRose benar. Gue hanya akan selalu sendiri. Dia benar. Mulai sekarang,
gue akan bunuh perasaan gue terhadap lo. Gue anggap semua kenangan kita hanya mimpi.
Karena mulai sekarang, gue akan kembali menjadi Angel yang dulu. Angel yang hanya hidup
sendiri, Angel yang menganggap cinta itu gak ada, Angel yang tidak pernah dicintai. Angel from
hell." Setelah Angel mengucapkan kalimat itu dia berbalik badan dan hendak pergi. Tetapi
hujan turun dengan deras. Sangat deras. Disaat yang bersamaan, gue merasakan sesak di dada.
Gue" Gue merasa sangat bersalah. Gak. Angel gak boleh lagi jadi yang dulu. Gue" Gue gak
mau kehilangan senyumannya. Gue. Gue jatuh cinta sama lo Angel!
198 A Book Under The Blue Sky
"Angel! Dengerin gue! Gue jatuh cinta sama lo! Gue benar-benar jatuh cinta sama lo! gue
merasakan apa yang lo rasakan. Tapi gue takut. Gue takut mengungkapkannya karena?"
Angel menengok kearah gue sambil berkata "RedRose" Ketebak kok. Tapi telat Dave.
Semua sudah terlambat." Dia lalu memejamkan matanya, mengambil nafas yang panjang, dan
setelah itu dia kembali membuka matanya. Tapi kali ini tatapannya" Tatapan dingin nan
jahanam. "Selamat tinggal, Dalun." Katanya sambil melangkah pergi.
Gue langsung bertekuk lutut dalam keadaan lemas. Apa" apa yang telah gue perbuat"
Apa! Gue udah bilang yang sebenarnya! Gue udah bilang kalau gue sayang sama dia! Tapi
kenapa"! Kenapa begini"! Gue" gue hanya bisa menangis sekarang. Ya, hanya bisa menangis.
Sesak. Dada gue benar-benar sesak. Hati gue" Ini" Ini yang namanya sakit hati" Ini yang
namanya hati hancur" Sakit" gue belum pernah merasakan hal sesakit ini sebelumnya.
"Cup cup cup" Dalun oh" My dear Dalun" Kenapa?" Tanya seseorang berjubah
merah yang memegang paying" Dia" RedRose" "Ditinggal pergi Angel ya" Yaampun"
kasian amat. Apa" Apa kata dia" Semua sudah terlambat" Hahahaha. Aduh Dalun sayang?"
RedRose jongkok tepat di depan gue yang sedang berlutut. Lalu jari-jarinya menyentuh pipi gue
dan menuju ke dagu sambil mengangkatnya kembali tegak.
"Dalun sayang. Gak usah segitunya dong. Gimana" Gimana rasanya" Sakit kan" Ya. Itu
yang gue rasakan dulu, Dalun. Gue yakin Angel juga merasakan hal yang sama sekarang ini.
Tapi sayangnya, dia sok-sok cool gitu deh. Lagian kan gue udah bilang dari awal untuk jalanin
planning gue, tapi lo gak percaya sih. Dan disisi lain, wanita murahan itu memang sudah
seharusnya?" PLAK! Gue menampar RedRose dan membuat hoodienya sedikit terbuka. Tapi tetap, gue
gak bisa melihat siapa yang ada dibalik hoodie itu.
"Jangan pernah lo sentuh dia lagi dan sebut dia wanita murahan. Lo bakal tau akibatnya."
Kata gue. 199 A Book Under The Blue Sky
"Da" Dalun" Lo?"
"Pergi dari sini sebelum gue bertindak lebih jauh."
"Cih! Lo bakalan liat. Lo akan liat apa yang akan gue perbuat selanjutnya! Lo akan
hancur Dave! Lo dan Angel. Kalian akan hancur!"
"Coba saja." Jawab gue.
RedRose lalu pergi tapi gue masih tertunduk lesu. Entahlah, gue bingung dengan apa
yang gue rasakan saat ini. Semuanya bercampur jadi satu. Semuanya. Langit semakin gelap dan
hujan semakin deras. Gue rasa, langit bisa merasakannya. Langit sekalipun bisa merasakan apa
yang gue sedang rasakan saat ini. Memang gak selamanya langit itu cerah. Memang gak
selamanya langit itu indah. Akan ada saatnya dimana langit itu gelap sama sekali. Akan ada
saatnya dimana keindahan langit hilang sama sekali. Akan ada saatnya dimana sang langit tidak
mampu lagi menahan beban yang dia bawa. Yang pada akhirnya, dia hempaskan beban itu dalam
bentuk hujan yang membasahi bumi. Persis. Persis dengan apa yang terjadi saat ini.
Hei langit. Merasakan apa yang gue rasa saat ini, kan"
><><><><><
200 A Book Under The Blue Sky
201 A Book Under The Blue Sky
Chapter 12 RedRose Fall Mungkin kisah gue gak akan sebagus kisah cinta orang pada umumnya ya" Yang ketemu,
saling suka, pendekatan yang lancar-lancar kesendet, lalu jadian. Mungkin gak sih kisah gue
akan seperti itu, kisah pada umumnya" Entah mengapa gue yakin banget hal itu gak akan berlaku
sama gue. Sampai kapanpun gak akan berlaku. Kenapa" Karena itu FTV banget" Bukan! Karena
gue jatuh cinta sama orang yang gak seharusnya. Gak. Orang itu gak salah. Tapi perasaan ini
yang gak akan bisa ditebak. Kita memang bisa jatuh cinta sama siapa aja. Sama siapa aja. Tapi,
kita gak akan pernah menduga siapa yang akan jadi pasangan kita dimasa yang akan datang. Bisa
jadi orang tersebut adalah mantan kita, sahabat atau bahkan yang kita benci. Benci" Hahaha. Ya
ya ya ini adalah pengecualian buat gue. Gue memang jatuh cinta sama orang yang gue benci, tapi
untuk jadi pasangan" Gue rasa itu udah mustahil. Yaps, mustahil. Karena dia yang gue benci
udah menutup pintu hatinya dan bahkan membunuh perasaannya. Mustahil untuk kita bisa
bersama kayak dulu lagi. Dan itu sudah gue buktikan.
Seminggu setelah terror RedRose, pertandingan basket terpaksa dibatalkan dan sekolah
gue dinyatakan kalah karena sudah memancing keributan. Gue gak heran sih kita bakalan begini
karena ya memang, RedRose udah menghancurkan semuanya. Dia menghancurkan mimpi gue
untuk jadi juara dan MVP, menghancurkan hati gue dan bahkan menghancurkan hati Angel. Oh,
soal Angel. Dia" Dia kembali menjadi Angel yang dulu. Angel yang punya tatapan dingin,
sikap acuh tak acuh dan ego yang tinggi dan itu udah berlangsung selama satu minggu. Gue
sadar kalau gue udah gagal. Gagal untuk mempertahankan senyuman dia. Gagal.
Ketika gue masuk kelas, gue alihkan pandangan ke Angel yang lagi duduk. Gue
membayangkan senyum manis dia kalau dia lagi liat gue. Tapi, itu udah gak ada. Yang ada
hanya tatapan dingin yang menusuk, bahkan ini lebih dari sebelumnya. Jujur, gue kecewa.
Kecewa karena gak ada lagi Angel yang manja dan baik, yang selalu nyapa gue di pagi hari.
Haahhh" Gue hanya bisa menghela nafas ketika gue duduk. Berharap sesuatu akan terjadi"
202 A Book Under The Blue Sky
"WOI DAVE!" Kata Darwin sambil menepuk punggug gue. "Ke atap yo. Bosen nih."
"Lo masih waras kan?" Tanya gue.
"Lah" Memang kenapa" Serius, gue bosen. Tiduran di atap aja yo."
"Nah! Kali ini gue setuju sama Darwin. Tiduran di atap aja yo. Bosen bro." Tambah
Stanley yang tiba-tiba nengok ke belakang.
"Bosen atau lo pada masih shock karena RedRose minggu lalu?" Tanya gue.
"Shock sih enggak. Eh, tapi lo nyadar gak sih kalau kita jadi bahan omongan gitu?"
Kata Darwin. "Dan kalian tau apa yang gue rasain sekarang?"
"Apa?" Tanya gue.
"Lo". Kesel?" Tanya Stanley.
"Kita" Enggak enggak. Gue. Ya gue berasa jadi artis di sekolah loh!" Kata Darwin
sambil senyum-senyum. "Darwin pea." Kata Stanley sambil menjitak Darwin.
"Gue pake nanya lagi tadi" Tambah gue.
"Eh. Eh. Kali ini gue serius. Kalian nyadar gak sih kalau kita diliatin sampe sinis gitu
sama satu sekolah." "Gue sih nyadar."
"Iya kan Stan" Terlebih pandangan orang-orang ke Angel jadi?"
203 A Book Under The Blue Sky
Sebelum Darwin menyelesaikan kalimatnya, gue cepet-cepet tutup mulut dia. "Lo jangan
kenceng-kenceng ngomongin itu disini. Lo gak meratiin Angel udah ngeliat lo, Dar?" Bisik gue.
"Udah, pindah ke atap aja deh." Darwin dan Stanley menangguk setuju.
Kita akhirnya pindah ke atap. Tapi sepanjang perjalanan menuju atap, kita diliatin anakanak yang lain dengan tatapan sinis dan dengki bahkan ada tatapan jahat. Sebagain dari mereka
berbisik "Iuh" apanya three knights?" Sebagian lagi berkata "Itu tuh. Yang kelakuannya kayak
gak diajar orang tua." Bahkan sampai ada yang bilang "Ampas. Ngapain masih disini sih?"
Namun kita tetep cuek dan mengabaikan mereka. Sakit sih memang dikatain begitu. Orang mana
coba yang gak sakit hati dikatain begitu" Paling cuman Darwin yang memang hidupnya cuek.
Tapi ya mau gimana lagi" Ini udah jadi bagian dari hukum alam. Lo berbuat jahat, maka social
justice yang akan bertindak. Satu-satunya cara supaya lo gak sakit hati adalah, gak usah dengerin
mereka dan anggap mereka gak ada.
Ketika sampai di atap, kita langsung pada tiduran. Gue yang memang sangat mengagumi
langit, kali ini malah gak berniat sama sekali untuk melihatnya. Sungguh, gue gak berniat karena
gue tau, langit kali ini tuh mendung. Semendung hati gue saat ini. "Langitnya mendung ya."
Kata Darwin. "Iya. Gak secerah kemaren-kemaren." Tambah Stanley.
"Entahlah. Mungkin, sang langit lagi menyembunyikan sesuatu. Mungkin, sang langit
lagi berduka?" Kata gue.
"Hah" Apa?" Tanya Stanley
"Woalah Dave! Sejak kapan lo jadi puitis begitu?"
"Puitis" Enggak kok Dar. Gue cuman" Cuman" Yah begitu" Maksud gue adalah gue
cuman pesimis aja ngeliat awan yang begini. Gue menghubungkan awan dengan perasaan
204 A Book Under The Blue Sky
manusia. Mereka itu sama, sebelas dua belas. Kadang cerah, kadang mendung. Kadang nyebelin
tapi kadang menyenangkan. Persis sama manusia."
"Dave" Sehat?"
"Hah" Sehat kok." Jawab gue.
"Wait wait wait. Sejak kapan lo jadi begini" Ohh" ya gue tau. Semenjak hubungan lo
sama Angel rusak. Dave Dave". Lagi kenapa sih bisa jadi begini" Lo udah coba minta maaf
sama dia?" Tanya Stanley.
"Udah lah. Lo gila kali gue gak minta maaf sama dia. Gue udah coba tapi gak dia gubris.
Sms, telepon, bahkan ngomong langsung gak mempan." Jawab gue.
"Eh, tapi kejadian kemaren beneran serem banget loh. Dia sampe nampar lo gitu di
lapangan. Malah diliat semua orang lagi."
"Ya" Mau gimana lagi Dar. Itu udah resiko. Resiko karena kesalahan yang gue
tanggung itu terlalu berat. Gue salah besar."
Kita lalu hening sejenak. Kita merenungkan kesalahan masing-masing. Kesalahan yang
membuat Angel jadi kembali seperti dulu. Jujur, kita seneng kok dengan perubahan Angel yang
kemarin. Tapi semua usaha gue, Darwin dan Stanley seakan sia-sia karena perbuatan RedRose di
hari terror itu. Kita bertiga sepakat untuk menyebutkan hari itu sebagai hari RedRose. Hari
yang". Ah, sudahlah. Gak usah kita bahas lagi hari itu.
"Oh iya Dar. Masih sama Cheryl?" Tanya gue.
"Masih. Tapi ya" Kita lagi gak jelas begitu. Dia juga kayak mencoba menjauh gitu."
"Halah. Memang dia dari dulu mau menjauh dari lo kali." Celetuk Stanley.
205 A Book Under The Blue Sky
"Bahkan Putri aja kadang suka genek kalau liat lo Dar." Tambah gue.
"Sial!" Darwin kesel sendiri.
"HAHAHAHAHA" Kita bertiga ketawa puas banget saat itu. Dan ini adalah tawa kita
yang pertama semenjak seminggu terakhir. Tapi setelah itu, keadaan menjadi hening kembali.
"Dave?" "Ape Dar?" "RedRose masih contact sama lo gak?"
"Enggak. Eh. Iya ya. Kok dia udah gak ada hubungin gue lagi."
"Serius lo" Dari kapan?" Tanya Stanley.
"Serius Stan. Dari seminggu lalu" Semenjak" Semenjak gue nampar dia." Jawab gue.
"Hah" Nampar"!" Kata Stanley dan Darwin bersamaan.
"Iya nampar. Lo gak tau ceritanya?" Tanya gue. Darwin dan Stanley hanya menggelenggelengkan kepalanya. Yahh" Yasudah. Jadi gue menceritakan semuanya pada Darwin dan
Stanley. Tentang Angel yang hancur, dan gue nampar RedRose sehingga dia terluka. Gue yakin
banget dia terluka saat itu.
"ANJIR!!! Lo berani nampar dia gitu?" Darwin mulai heboh.
"Sebenarnya sih" Itu Refleks" Karena gue genek banget sama dia. Sungguh."
206 A Book Under The Blue Sky
"Ya iyalah. Normal lo nampar dia. Dia udah buat lo hancur berkeping-keping." Kata
Stanley. "Ya gue tau. Gue tau. Tapi itu gak sebanding dengan Angel yang" Hancur?"
"Kalau itu sih". Gue no comment dah." Kata Darwin.
Setelah tiduran beberapa lama diatas atap, kita putuskan untuk kembali ke kelas. Tapi di
tengah perjalanan, kita ngeliat Putri yang lagi bawa makanan banyak banget. Bisa gue tebak
dengan mudah. Makanan untuk Angel.
"Hei Put. Mau gue bantuin?" Tanya gue.
"Hei" Hal" Halo Dave" Gak usah. Gue bisa" Bisa sendiri kok." Jawab Putri. Tapi
gue perhatiin, kok kayak pipi sebelah kiri Putri dilapisin plaster gitu ya"
"Pipi lo kenapa put?"
"Anu" Ini" Ini gak apa-apa kok Dave." Jawabnya
"Yakin?" "Iya yakin." Setelah itu Putri masuk kedalam kelas dan memberikan makanan-makanan itu untuk
Angel. Tapi Angel tidak terlihat senang. "Lo kelamaan. Gue udah gak nafsu makan." Katanya
dengan tatapan dan nada dingin. Dia lalu melempar semua makanan yang Putri bawa. Semuanya
dilempar seenak hatinya. Setelah itu dia menyuruh Putri untuk membereskan itu semua. "Beresin
Put. Cepet." Perintahnya. Sedikit sedih, Putri berjalan perlahan untuk membereskan semua
makanan yang Angel tumpahkan. Tapi Angel malah jadi muak dengan Putri yang lelet. Dia lalu
mendorong Putri hingga jatuh ke lantai. "Lo lelet banget. Gak berguna." Katanya.
207 A Book Under The Blue Sky
Gue yang gak tega dengan hal itu, langsung nolongin Putri untuk berdiri. Tapi Angel
malah meledek "Oh ini dia. Pahlawan kesiangan." Lagi lagi nadanya dingin. Gue langsung
menatap tajam Angel. Angel hanya membalas dengan tatapan dinginnya.
"Mau lo apa sih?" Tanya gue.
"Gak usah ikut campur. Mending pergi. Main jauh-jauh sana." Jawabnya.
"Angel!" Bentak gue.
"Apa" Kalau gak suka, lo bisa pergi kok. Atau, gue yang pergi, Dalun?" Kali ini tatapan
dinginnya benar-benar menusuk gue. Gue gak bisa debat dengan dia. Gue gak mau debat. Ini
sudah kelewat parah. Gue" Gue bisa merasakan kalau ditatapan itu merupakan tatapan
kebencian. Gak mau berdebat, gue putuskan untuk pergi. Tapi sebelum gue pergi, gue bisikan
sesuatu ke dia. "Maaf buat lo jadi begini."
Angel tetap dengan tatapan dinginnya. Gak ada ekspresi yang dia kasih. Dia" Dia benarbenar sudah berubah. Gue, Darwin dan Stanley pergi kembali ke atap. Tapi sebelum itu, Darwin
semepetin diri ketemu sama Cheryl, baru gabung lagi sama kita.
A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Lo abis ngapain sih?" Tanya gue.
"Biasa. Urusan pribadi." Jawab Stanley.
"Halah. Paling Cheryl." Kata Stanley.
"Hehehe" Itu tau?"
"Ketebak Darwin pea."
208 A Book Under The Blue Sky
"Eh eh. Tapi lo tau gak sih" Si Cheryl kan kayak ada luka gitu di pipinya, terus dia
plasterkan. Pas gue tanya itu kenapa, dia gak jawab. Terus pas gue mau sentuh, dia malah tepis
tangan gue. Kan gue kesel. Jadi gak bisa modus." Kata Darwin
"Yee" Pea. Mana maulah! Udah tau dia lagi sakit gitu lo modusin." Kata Stanley.
Entah mengapa, tapi gue malah berpikir yang enggak-enggak. Maksud gue, gue malah
berpikir kalau ini bukan satu kebetulan. Ini" apa jangan-jangan ini berkaiatan dengan"
"Dave" Sehat?" Tanya Darwin.
"Eh" Enggak. Gapapa. Gue sehat lah. Tapi gue cuman mikir kalau?"
"Pasti lo juga mikir kejanggalan ya. Antara Putri sama Cheryl. Bekas luka yang sama di
pipi sebelah kiri. Gue juga kepikiran hal itu dan itu mengganggu gue. Banget." Kata Stanley.
"Eh Stan. Tapi lo mikir gak sih kalau itu tuh bisa berhubugan?"
"Wait. Jangan-jangan lo mau bilang kalau itu semua berhubugan dengan?"
"RedRose! Exactly!"
"Ya. Karena lo nampar pipi dia dan lo yakin dia sempet luka. Asumsi gue sampai kepada
hal ini. Guys. Mau nama lo bersih gak?" Tanya Stanley serius.
"Jelas mau lah!" Jawab gue.
"Well, kita bakalan bersihin nama baik kita. Gue akan susun planning dan operasi kita
kali ini, kita namakan" RedRose Game. RedRose. Lo bakalan tamat kali ini." Kata Stanley.
"Kalian ngomong apaan sih?" Tanya Darwin yang kebingungan.
209 A Book Under The Blue Sky
DRRT! DRRT! Handphone gue bergetar. Ketika gue liat siapa yang nelepon gue, jantung gue langsung
bedebar cepat. Rasa dendam gue kembali muncul. Tangan kiri gue kepal seakan ingin memukul
seseorang. Ini" Orang yang paling gue benci.
"Halo." "Dalun my sweetheart. Jangan pernah lo buat yang aneh-aneh ya."
"Maksud lo apa, RedRose?" Kata gue yang langsung melihat keadaan sekitar. Gue
memberi isyarat agar Stanley sama Darwin juga memperhatikan keadaan disekitar karena gue
curiga, RedRose ada didekat kita. Tapi hasilnya nihil. Dia gak ada di deket sini.
"Gue tau kok kalian bertiga ngerencanain sesuatu. Gue tau. Apa" RedRose Game" Lucu
ah! Hahahaha." Katanya sambil tertawa keras namun setelah itu dia kembali serius. "Lo gak akan
pernah bisa jatuhin gue."
Awalnya gue diam mendengarkan hal itu. Tapi gue tau gue harus melawan. Gue harus
lawan dia. "Kita liat aja. Siapa yang bakalan duluan jatuh. Lo, atau gue."
"You have no idea, Dalun."
"And I will hunt you down, RedRose" Setelah itu telepon gue matiin.
"Jadi" Gimana?" Tanya Stanley.
"Kalian udah dengerkan percakapan barusan" Let"s do our job. Stanley, Darwin. Show
no mercy for RedRose."
><><><><><
210 A Book Under The Blue Sky
Kamar gue kini berantakan dengan kertas-kertas yang berterbaran dimana-mana. Semua
kertas-kertas itu dipenuhi dengan nama-nama orang yang kita curigain, Putri dan Cheryl.
Bungkus-bungkus makanan ringan berceceran dilantai. Gue, Stanley dan Darwin hampir
kehabisan ide untuk menyusun rencana mengalahkan RedRose. Pada akhirnya, kita cuman bisa
rebahan di lantai. "Well, buat ngalahin RedRose itu ribet ya" Kata gue.
"Gue aja yang pinternya diatas kalian, sampe mentok begini. Gak ada ide lagi." Tambah
Stanley. "Dan semua hal ini membuat gue.., Laper" Kata Darwin sambil ngelus-ngelus perutnya.
Mendengar perktaan Darwin, gue sama Stanley langsung nengok ke dia. "Apa?" Tanya
Darwin. "Makan mulu lo." Kata gue.
"Eh, lo kira siapa yang abisin semua snack" Lo! Darwin pea." Tambah Stanley.
"Hehehehe." Darwin nyengir-nyengir. "Lagian kan, semua urusan ini, telah memakan
habis karbohidrat dalam tubuh gue. Lo gak liat, nih perut gue" Kurus karena nyari ide."
Tambahnya. "Ah tau ah. Capek gue ngomong sama lo. Dave, lo ada ide lain?"
"Gak ada nih Stan. Gue juga mentok. Semua planning kita kayaknya bakalan kebaca deh
sama dia. RedRose kan lumayan pinter."
Setelah itu kita bertiga mulai hening. Masing-masing kita merenungkan cara untuk
mencari tahu siapa RedRose sebenarnya dan mengalahkannya. Well, gue udah mentok. Benar211
A Book Under The Blue Sky
benar mentok. Gue tengok kearah Stanley, dia juga kayaknya gak ada ide. Terus, gue alihkan
pandangan gue ke Darwin. Ah" Sepertinya dia suram"
"GUYS! Gue punya ide!" Kata Darwin. Gue sama Stanley otomatis nengok ke Darwin.
Darwin" Punya ide" Sejak kapan"
"Serius Dar." Kata Stanley.
"Iye. Gue serius. Empat rius malah." Balas Darwin.
"Oke oke. Gue mau dengerin planning lo." Tambah gue.
"Jadi gini, Stan, Dave. Lo inget gak sih setiap kali kita buat rencana, RedRose selalu tau.
Selalu tau. Sekarang, gimana caranya kita buat planning tapi si RedRose gak tau" Nah, ide gue
adalah kita pake orang yang gak disangka RedRose. Tapi orang ini harus pinter dan bisa
dipercaya?" Kata Darwin. Ya iya sih. Darwin ada benarnya juga. Pake orang yang gak disangka
RedRose. Tapi siapa"
"Kendalanya sekarang, siapa orang itu?" Tanya Stanley.
Darwin tiba-tiba senyum-senyum jahanam. "Yaelah, gitu aja masih mikir. Jangan panggil
gue Darwin kalau gue gak punya ide konyol. Gue punya nih satu orang kandidat yang bisa kita
pake. Dan dia adalah?"
"WHAT THE HACK YOU SAY"!" Teriakan Bryant pagi hari di dalam kelas membuat
heboh anak-anak yang lain. "No! I don"t wanna do that!"
"SSTT! Bule alay! Gak usah teriak-teriak! Nanti pada denger!" Kata Darwin sambil
nutup mulut Bryant. "Hmm! Hmm!" 212 A Book Under The Blue Sky
"Lo ngomong apaan sih bule alay?" Tanya Darwin.
"Tangan lo lepas dulu Darwin pea. Gak bisa ngomong dia karena lo bekep." Kata
Stanley. "Oh iye. Hehehe. Maap yak." Kata Darwin sambil melepas tangannya dari mulut Bryant.
"Nah, lo mau ngomong apa tadi?"
"Gak. Saya gak mau ikutan!" Kata Bryant.
"Yaelah bule alay. Formal amat pake saya. Pake bahasa gaul dong." Kata Darwin.
"Hah" Maksudnya?"
"Kata "saya" ganti jadi kata "gue". Biar lo kelihatan gaul. Gak alay."
"Oh" Gitu yah Darwin" Oke. Pake kata gue. Gue gak ikutan!"
"Nah! Gitu dong! Ehhh ehh ehh! Kenapa gak mau"!"
"Nope. Rencana kalian itu insane! Gue gak mau ikutan!"
"Wah wah" Stan, Dave. Kayaknya nih anak perlu kita kasih pelajaran nih. Bawa dia ke
tempat rahasia kita!" Kata Darwin. Gue sama Stanley langsung bekep Bryant dan kita bawa dia
ketempat rahasia. Atap sekolah. Sesampainya di atap, Darwin mengeluarkan sesuatu dari
kantongnya. Kayak" Bulu kemoceng gitu. Lalu tatapan Darwin berubah jadi tatapan jahanam.
"Lo mau bantuin kita atau?"
"Atau apa?" 213 A Book Under The Blue Sky
"Atau gue bakalan buat lo ketawa sampe lemes. Pilih mana?"
"Oke oke! Gue menyerah. Jadi mau kalian apa?"
"Nah! Gitu dong. Stan, jelasin."
"Jadi gini Bryant. Kita bakalan butuh banget bantuan lo buat cari tau siapa ini RedRose.
Pertama-tama, kita tau RedRose itu tipikal orang yang akan nyamperin musuhnya. Bukan kita
yang cari dia, tapi dia yang cari kita. Nah, kita manfaatin hal itu. Nanti Bryant bakalan cari
perkara dengan RedRose. Caranya" Nantilah yah gue kasih tau. Setelah kita cari perkara, udah
pasti RedRose yang bakalan samperin kita. Dia pasti nelepon Dave. Tapi pas dia telepon Dave,
gue bakalan mantau dari kejahuan, siapa yang pake telepon. Putri, atau Cheryl. Nah, setelah gue
berhasil memastikan, kita masuk ke planning kedua. Kita pancing RedRose keluar untuk ketemu
sama Dave. Nah! Dititik itulah kita jebak dia dengan cara ngerekam pake kamera yang nantinya
bakalan gue siarin secara live streaming di web sekolah. Biar semua orang tahu siapa RedRose
dan apa motifnya. Paham?"
Kita semua kagum dengan planning yang dibuat sama Stanley. Semua setuju dengan
rencana dia. Tapi gue masih mikirin hal yang lain. "Lah, terus kalau kita udah berhasil ungkapin
RedRose, kita bakalan apain dia?" Tanya gue.
"Kita" Kita gak bakalan apa-apain dia. Kita cuman butuh pengakuan dia supaya nama
kita bersih. Gitu aja. Selebihnya" Biarkan social justice yang bicara. Gimana" All in gak?"
Tanya Stanley sekali lagi.
"Gue ikut." Jawab gue.
"Aku sih yes" Jawab Darwin.
"I"m in." Tambah Bryant.
214 A Book Under The Blue Sky
"Oke teman-teman. Siap-siap buat ngungkapin jati diri RedRose! Ready or not, here we
come, RedRose!" ><><><><><
Keesokan paginya, gue datang kesekolah seperti biasa. Matahari kali ini bersinar cerah,
langit tak lagi mendung, dan burung-burung mulai berkicau. Hari ini adalah hari special dimana
gue dan teman-teman bakalan mengungkapkan jati diri RedRose. Setelah memakirkan mobil,
gue dan Cia berjalan menuju kelas masing-masing. Tapi di lorong kelas, gue bertemu dengan
Bryant. Gue lalu mengangguk tanda planning kita dimulai. Bryant balas mengangguk. Setelah itu
gue masuk kelas dan sebelum duduk gue berbisik ke Angel "Hari ini lo bakalan tau
kebenarannya." Angel kaget dan bingung. Tapi dia gak ngomong apa-apa. Setelah itu gue duduk,
memasang headset, memutar lagu dan"
"LOOK AND SEE! LOOK AND SEE EVERYBODY!" Teriak Bryant di lorong sekolah
membuat perhatian semua anak-anak tertuju padanya. "Hari ini saya" Eh, maksudnya gue akan
menyatakan cinta pada RedRose!! RedRose!! Dimanapun kamu berada, aku sayang padamu!
Aku mau kamu jadi pacarku!! Tindakan jahatmu! Parasmu yang cantik! Ohh!! Betapa aku
tertarik kepadamu! Jadilah pacarku, RedRose!!" Teriaknya sepanjang lorong kelas. Karena
tindakan Bryant yang konyol begitu, anak-anak malah jadi ketawa setengah mati. Gue yang lagi
aman-aman aja dengerin lagu, langung yakin banget kalau RedRose bakalan nelepon gue. Dia
pasti kepancing dengan hal ini. Dan ternyata itu kejadian. Hp gue bergetar dan tertera nama
RedRose disana. Gue langsung memberi isyarat kepada Darwin yang ada di belakang gue, dan
Darwin memberikan sinyal berupa sinar leser kearah Stanley yang lagi dilapangan sekolah.
"Halo" Kata gue.
"Lo ngapain sih"! Planning apa lagi yang lo buat, Dalun?" Jawab RedRose.
"Ha" Memang gue ngapain" Gue gak buat apa-apa kok?"
215 A Book Under The Blue Sky
"Bohong! Itu! Maksudnya Bryant apa tiba-tiba nembak gue" Apa" Lo pikir gue ada
disekolah ini" Gue?"
"Wait! Lo kenal Bryant" Kenal dari mana" Memang lo satu sekolah sama kita?"
"Itu" Gak usah sok-sok menarik perhatian deh! Kalau lo terus-terusan buat planning
konyol, gue gak akan segan-segan buat nyakitin lo lagi!"
"Coba aja. Udah ah, gue mau lanjut dengerin music. Bye." Gue langsung menutup
telepon. Setelah itu, gue nengok ke Darwin dan Darwin langsung keluar buat suruh Bryant ke
atap. Setelah tidak berapa lama, gue berdiri dan keluar kelas untuk ke atap. Tapi Angel tiba-tiba
nahan gue dan bilang "Maksud lo apa?"
"Lo bakalan tau sendiri. Yang pasti semua dugaan jahat lo ke gue, itu salah besar." Jawab
gue yang langsung jalan menuju atap.
Diatap kita berempat ngumpul. Gue, Darwin, Stanley dan Bryant langsung duduk barengbareng.
"Jadi guys. Thanks buat tindakan sempurna kalian pagi ini. Bryant, lo keren banget!"
Kata Stanley. "Ah, are you serious?"
"Seriusan. Lo keren deh."
"Jadi, gimana hasilnya Stan" Positive atau negative?" Tanya Darwin.
"Hasilnya" Kepo banget ya" Hahaha" Awalnya gue ragu-ragu karena yang pegang hp
cuman Putri. Tapi setelah gue perhatiin baik-baik, ternyata Cheryl juga pegang hp?"
216 A Book Under The Blue Sky
"Terus-teruss?" Kata gue sama Darwin kompak.
"Nah! Untuk menguji dia RedRose atau bukan, cara paling gampang adalah, dia pasti
bakalan kedepan kelas untuk liat Bryant yang lagi heboh-hebohnya dan setelah itu langsung
megang hp untuk nelepon Dave karena panik. Cuman satu anak yang berbuat hal seperti itu dan
dia adalah"." Gue dan yang lainnya kaget! Kaget bukan main. Kita gak nyangka kalau perempuan
itulah RedRose... "Serius lo Stan?" Tanya Darwin.
"Seriusan. Oke, gini. Kita udah tau nih siapa RedRose sebenarnya. Sekarang kita jalanin
rencana kedua. Kita pancing RedRose keluar. Dave, gue mau nanti pas istirahat lo telepon dia.
Minta buat ketemu di halaman belakang."
"Tapi gue harus bilang apaan nih Stan?"
"Bilang aja kalau lo tau identitas dia, tapi jangan sebut namanya. Bilang kalau lo gak mau
ketemu dia, lo bakalan bongkar identitas dia ke seluruh sekolah. Tapi nanti Bryant jangan lupa
buat ngajak Angel ya. Biar Angel juga bisa denger pengakuan dari si RedRose. Oke?"
"Oke!" Jawab kita kompak.
"Sip! Jam istirahat, langsung jalanin planning!" Kata Stanley.
Setelah itu kita balik lagi ke kelas dan belajar seperti biasa. Detik demi detik terasa begitu
sangat lama. Sangat lama. Gue gak fokus belajar, begitu juga dengan Darwin dan Bryant. Angel
yang melihat kegelisahan gue, mencoba ngajak gue bicara walaupun tetap dengan nada dingin.
"Lo kenapa?" 217 A Book Under The Blue Sky
"Hah" Gue" Gue gak apa-apa kok."
"Jangan bohong. Lo nyimpen sesuatu dari gue ya?" katanya dengan sorot mata yang
dingin. "Eh" Enggak. Enggak kok." Kata gue yang langsung keluar mendengar bel istirahat
berbunyi. Angel hanya bisa menatap gue keluar kelas dengan penuh tanda tanya.
Setelah itu, gue langsung menjalankan rencananya Darwin. Gue ke halaman belakang
sekolah, menyalakan hp dan langsung nelepon RedRose.
"Ada apa, Dalun?"
"Hei RedRose. Bisa ketemuan?"
"Ngapain buat apa" Ngejebak gue?"
"Gue butuh ketemu sama lo. Serius."
"Gak. Gue gak akan kemakan jebakan lo."
"Ya" Terserah sih" Kalau gak mau ketemu gue juga gapapa. Tapi ada resikonya?"
Kata gue sedikit mengancam.
"Apa" Hah" Apa!" RedRose mulai panik.
"Identitas lo."
Untuk beberapa saat RedRose tidak bersuara. Dia terdiam. Namun setelah itu dengan
nada yang menurut gue terpaksa, dia menjawab. "Oke. Kita ketemu. Dimana" Belakang
sekolah?" 218 A Book Under The Blue Sky
"Iya. Halaman belakang." Jawab gue.
"Oke. Gue bakalan menggunakan jubah merah dengan hoodie yang sama seperti terakhir
kali kita ketemu." Jawabnya yang setelah itu menutup telepon.
Gue lalu memberi sinyal ke Stanley sama Darwin yang udah siap dengan kamera. Stanley
langsung hidupin laptop, meretas web sekolah dan dia sekarang sudah siap untuk siaran live.
Tidak berapa lama kemudian RedRose datang dengan jubah merah seperti yang dia katakan
sebelumnya. Dia lalu berdiri dihadapan gue sekarang, hanya berjarak lima meter dari gue.
"Well, Dalun. Kita langsung ke intinya aja ya. Mau lo apa?"
"Mau gue" Gue mau lo membersihkan nama baik gue, Angel, Darwin dan Stanley. Terus
lo secara terang-terangan dan terbuka minta maaf sama kita berempat." Kata gue.
"Hah" Maaf" Buat apa" Gue gak melakukan hal yang bodoh kok."
"Apa" Lo" Lo enak banget ngomongnya."
"Serius. Gue gak melakukan hal yang salah. Tujuan gue kan dari awal cuman untuk
misahin lo sama Angel sekaligus balas dendam ke Angel. That"s it."
"Tapi lo juga?"
"Ouh. Gue ngerti nih. Masalah di stadion ya" Hahahaha. Itu resiko dari planning gue.
Lagian juga disitu adalah tempat yang pas untuk mempermalukan kalian. Gue akui kalau itu
adalah ide paling brilian yang pernah gue miliki untuk menghancurkan kalian."
"Dan lo gak merasa berdosa akan hal itu?"
"Gak. Gue gak merasa berdosa akan hal itu. Sama sekali enggak."
A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
219 A Book Under The Blue Sky
Gila! Ini gila. Se" Seburuk itu kah dia" Gue rasa dia udah gak ada hati lagi. Gue rasa
perasaan dia udah mati rasa. Manusia normal mana yang gak merasa berdosa setelah melakukan
tindakan parah" "Jujur sama gue. Motif lo apa sih sebenernya, RedRose" Oh, atau harus gue
panggil, Cheryl?" Tanya gue.
"Yah" Ketauan ya?" Balas RedRose sambil membuka hoodienya sehingga wajahnya
terlihat jelas sekarang. Dan ternyata Stanley benar. Dia adalah Cheryl, gebetan Darwin dan
teman masa SMP gue. "Gue udah memperkirakan hal ini. Cepat atau lambat, gue pasti bakalan
ketauan." Lanjutnya.
"Beneran ya ternyata selama ini sang RedRose adalah lo, Cheryl."
"Yaps. Ini gue, Dalun. Cheryl, teman masa SMP lo."
Untuk sesaat gue terkejut. Walaupun Stanley udah kasih tau sebelumnya, tapi gue seakan
masih gak percaya aja. Temen SMP gue sendiri ternyata yang" "Cher. Gue" Gue gak
nyangka. Gak nyangka aja kalau ternyata temen SMP gue yang menjatuhkan gue. Kenapa sih
Cher" Kenapa?" Tanya gue penasaran.
"Dalun Dalun" Lo masih gak ngerti" Iya" Gak peka banget sih lo!"
"Mak" Maksudnya?"
"Ya iya. Lo gak pernah peka dari SMP tau gak" Gue?" Cheryl lalu berhenti sebentar,
menarik nafas dalam-dalam, lalu melanjutkan omongannya. "Hah" Gue" Gue suka sama lo
Dave. Gue suka sama lo semenjak SMP. Lo gak nyadar" Iya" Ya jelas lo gak nyadar. Lo gak
pernah peka sama keadaan disekitar lo semenjak" Semenjak ada Angel."
"Cheryl"."
220 A Book Under The Blue Sky
"Tau gak sih Dave" Gue suka sama lo yang dulu. Yang walaupun di bully tetep berjuang
untuk gak nangis. Tetep berusaha tegar. Makanya gue sering bantuin lo dikelas untuk dapetin
nilai bagus karena gue mau orang-orang yang bully lo itu jadi segan sama lo. Segan karena lo
pintar. Jadi mereka gak akan bully lo lagi. Tapi?" Mata Cheryl mulai berkaca-kaca. "Tapi
semua rasa suka gue, semua usaha gue seakan hancur berkeping-keping ketika gue ngeliat lo
bareng Angel. Ketika lo lebih memilih untuk bersama dia dan menjadi jagoan ketimbang sama
gue dan jadi pinter?" Air mata Cheryl sudah tidak dapat lagi dia tahan. Perlahan tapi pasti, satu
per satu air mata turun membasahi kedua pipinya.
"Gue berusaha menyadarkan lo. Tapi gue gak berani. Gue terlalu takut. Sampai akhirnya
lo sadar sendiri, ninggalin Angel dan mulai berubah jadi anak baik. Gue benar-bener lega disitu.
Setelah kelulusan dan lo memilih masuk ke SMA Colombus, gue juga jadi ikutan masuk SMA
Colombus dengan harapan gue bisa menyatakan perasaan yang selama ini gue pendam. Perasaan
sayang dan suka yang gue pendam. Gue bahkan rela bermain Xbox cuman untuk mengobati rasa
kangen gue kalau gue gak liat, denger suara lo atau papasan sama lo disekolah."
"Dan itu makanya lo main Xbox dengan nick RedRose" Jadi jago untuk menarik
perhatian gue?" Tanya gue.
"Iya. Itu sebabnya gue main Xbox dan jadi jago. Dan lagi-lagi semua itu hancur ketika
Angel yang balik dari Amerika datang dan sekelas sama lo. Sakit.. Sakit rasanya kalau gue liat
Angel bisa barengan sama lo. Gue cemburu. Gue iri. Kenapa. Kenapa Angel yang jahanam itu
bisa deket sama lo" Kenapa" Kenapa lo lebih milih cewek jahat itu ketimbang gue yang anak
baik" Kenapa Dave"!" Cheryl kembali menangis. Tapi dia berusaha untuk tetap kuat. "Gue iri
sama Angel. Dia bisa narik perhatian lo dan bahkan berubah demi lo. Apa sih yang lo liat dari
dia" Gue yakin jawabannya pasti dia punya apa yang gue gak punya. Sedih memang jadi gue.
Sedih cinta gue bertepuk sebelah tangan. Mulai dari situlah gue berpikiran untuk menghancurkan
Angel. Kalau gue gak bisa dapetin lo, berarti Angel juga gak bisa!" Katanya dengan nada tinggi.
"Jadi" itu alasan lain mengapa?"
221 A Book Under The Blue Sky
"YA. Itu alasannya mengapa gue mempermalukan kalian berdua di stadion minggu lalu!
Gue iri! Gue iri sama Angel! Iri, dendam, dan rasa benci gue ke Angel udah sampai ke titik
puncakya. Kenapa dia bisa dapetin hati lo tapi gue gak bisa" Makanya gue berusaha membuat
dia jatuh. Gue berusaha membuat dia menyerah sama lo. Gue berusaha agar dia menjauh dari lo!
Gue selama ini buntutin lo sama yang lainnya cuman untuk mendapatkan bukti-bukti seperti
yang gue tayangin di stadion waktu itu. Semua video, semua percakapan lo, itu gue dapatkan
dengan cara memata-matai lo! Gue bahkan rela deket sama Darwin supaya bisa memata-matai lo
lebih dekat. Supaya" Supaya seperti yang gue bilang tadi, Dalun. Kalau gue gak bisa dapetin lo,
maka Angel juga gak bisa!"
"Terus, lo tau semua omongan gue dari mana?"
"Itu hal mudah. Tanpa lo sadarin, gue selalu ada di dekat lo. Ketika lo merencanakan
balas dendam ke Angel, gue kebetulan ada di depan kelas lo. Gue tau hal itu bisa dijadiin senjata.
Jadi gue rekam. Ketika gue tau rencana kalian untuk menjatuhkan gue, gue saat itu ada di pintu
masuk menuju atap dan gue dengar semuanya. Pokoknya semua kegiatan lo dan kenapa gue
sampai tau, itu karena hasil usaha gue sendiri dan karena ketidak pekaan lo, Dave."
"Egois. Lo terlalu egois, Cheryl."
"YA! Gue memang egois! Karena gue cuman mau lo Dave! Gue cinta sama lo!"
"Tapi dari semua hal yang lo jelasin ke gue, itu bukan lagi cinta, Cheryl!" Kata gue
membentak. Gue terdiam sesaat, dan kembali melanjutkan. "Itu bukan lagi cinta, Cheryl. Tapi
nafsu. Dan itu gak bagus. Lo kemakan hawa nafsu lo sendiri. Ketika cinta sudah berubah
menjadi hawa nafsu maka hal itu sama seperti kanker yang pelan tapi pasti akan merusak dan
membunuh lo. Lo tau gak sih apa akibat perbuatan lo itu" Sadar gak" Yang ada gue jadi menjauh
dan akan selalu menjauh dari lo, Cheryl. Bukan cuman gue, tapi semua teman-teman gue.
Mereka juga jadi benci sama lo. Kalau begini, semua akan jadi rusak."
"Biarkan! Biarkan! Asal lo gak sama Angel?"
222 A Book Under The Blue Sky
"Sampai segitunya kah lo membenci Angel?" Kata gue menyela omongannya. "Sampai
segitunya" Cheryl, biar lo tau nih ya. Gue memang awalnya gak suka sama Angel. Siapa sih
yang suka sama dia" Sadis, kejam dan dingin. Siapa yang mau" Tapi gue sadar. Gue sadar kalau
selama ini gue salah. Gak seharusnya gue membenci dia. Seharusnya gue malah membantu dia
untuk berubah. Karena orang-orang yang seperti itulah yang lebih membutuhkan perhatian kita.
Dan gue lama kelamaan jadi mengerti. Kalau hal yang jahat gak bisa kita lawan dengan
kejahatan. Tapi harus dengan hati yang tulus dan penuh dengan kebaikan. Jadi maupun lo
ataupun gue yang dulu sempet berniat jahat sama Angel itu salah. Salah. Gak seharusnya kita
seperti itu." "Tapi" Dia udah nyakitin hati lo?"
"Dia nyakitin gue karena lo yang udah merusak semuanya. Karena keegoisan dan nafsu
lo, makanya dia nyakitin gue. Gue ngerti sekarang. Lo mau dia nyakitin gue, dan tiba-tiba lo
datang seakan menyelamatkan gue" Tapi maaf, cara lo yang itu gak akan pernah berhasil.
Karena" Karena gue jatuh cinta sama Angel. Gak masalah dia nyakitin gue atau enggak, tapi
selama gue bisa melihat senyumannya, itu udah lebih dari cukup buat gue. Gue gak pernah mau
kehilangan senyuman itu. Dan gue sekarang lagi berusaha untuk mengembalikannya. Sesulit
apapun tantangannya, separah apapun tindakan dia ke gue, gue gak akan menyerah untuk
mengembalikan senyumannya. Semua hal yang udah gue jalanin bareng dia, semua momen
bareng dia, itu yang membuat gue gak akan menyerah. Gue jatuh cinta sama Angel. Gue sayang
sama dia. Dan gue gak mau dia terluka lagi."
Cheryl hanya tertunduk lemas setelah mendengarkan perkataan gue. Dia gak berbicara.
Bahkan untuk membuka mulut, berat rasanya. Dan tidak lama kemudian, hal yang membuat gue
terkejut terjadi. Angel, Bryant dan Putri tiba-tiba muncul di belakangnya Cheryl. Mata Angel
berkaca-kaca dan setitik air mata membasahi pipinya. "An" Angel" Sejak kapan" Disana?"
Tanya gue. Angel lalu berlari melewati Cheryl dan langsung memeluk gue. Kita berpelukan.
Angel menangis sejadi-jadinya didalam pelukan gue.
223 A Book Under The Blue Sky
"Gue udah dengar semuanya" Gue" Gue minta maaf. Maaf". Maaf Dave" Maaf atas
semua yang udah gue perbuat sama lo. Maaf" Katanya sambil menangis.
"Angel?" "Maaf Dave". Gue" Gue gak percaya sama lo waktu itu. Dan bahkan gue gak dengerin
lo. Sekarang gue ngerti. Gue ngerti kalau lo beneran sayang sama gue"
"Iya" Iya" That"s okay." Kata gue yang lalu menghapus air matanya. "Cheryl, gue
mau lo lebih baik minta maaf sekarang sama Angel dan satu sekolah kalau perlu. Atau?"
"Atau apa?" Tanya Cheryl masih dalam keadaan tertunduk lemas.
"Atau social justice yang akan bertindak. Lo sadar gak sih kalau dari tadi Darwin
ngerekam lo dari atas sana" Ini ditayangin di web sekolah. Dan semua kisah lo tadi serta
pengakuan lo, udah kerekam. Jadi?"
Cheryl yang dari tadi tertunduk lemas tiba-tiba berteriak "Gak akan!" Lalu dia
mengambil sebuah pisau lipat dari balik jubahnya dan berlari ke arah Angel sambil teriak "Kalau
gue gak bisa dapetin Dave, Angel juga gak bisa!!"
Tapi gue dengan sigap menahan Cheryl dan menjatuhkan pisau lipat tersebut. Lalu gue
jatuhkan Cheryl ke tanah dan mengunci tangannya. Cheryl memberontak. "Lepasin gue!"
"Gak akan! Kita tunggu sampai guru-guru dateng dan lo dibawa ke pihak yang berwajib."
Kata gue. Dan benar. Tidak lama kemudian guru-guru datang berserta petugas keamanan sekolah
dan mengamankan Cheryl untuk dibawa ke pihak yang berwajib. Guru-guru datang karena
mereka telah melihat video live tersebut. Lebih tepatnya, satu sekolah jadi tau kebenarannya
karena telah melihat video live yang direkam Darwin dan disiarkan Stanley di website sekolah.
"Angel. Lo gak kenapa-napa?" Tanya gue.
224 A Book Under The Blue Sky
"Gak. Gue baik-baik aja kok." Kata Angel.
"Tapi kok muka lo pucat sih?"
"Oh ini" Ini gak kenapa-napa kok. Dave. Bisa peluk gue lagi?" Pinta Angel. Tanpa
basa-basi, gue peluk Angel erat-erat. Gue seneng banget. Seneng karena semua hal ini sudah
berakhir. "Wedeh!! Gile!! Keren-keren!!" Teriak Darwin yang baru turun dari atap barengan
Stanley. "Finally, tugas kita selesai. Nama kita udah bersih." Tambah Stanley.
"Jadi, kalian udah safe dong sekarang?" Tanya Bryant.
"Iya udah. Kita udah aman kok. Thanks Bryant udah mau bantuin kita." Jawab gue.
"Anytime, dude."
"Selamat ya" Dave?" Kata Putri malu-malu.
"Hahahaha. Iya. Sama-sama Putri. Eh gue masih penasaran sama luka lo?"
"Oh ini" Ini karena". Mba Angel main sama aku dirumah, terus gak sengaja dia cakar
pipi aku. Gitu" Eh" Mba Angel. Obatnya diminum dulu" Kata Putri.
Obat" Obat apa" Memang Angel sakit apa"
"Gak mau ah!" tolak Angel.
"Eh" Nan" Nanti kalau gak diminum mba Angel bakalan makin sakit."
225 A Book Under The Blue Sky
"Sakit" Memang Angel sakit apa Put?"
"Itu" Anu" Mba Angel sakit?" Belum sempat Putri selesai bicara, gue bisa
merasakan badan Angel yang dalam pelukan gue tiba-tiba melemas dan dia tidak sadarkan diri
seketika. Gue yang panik berusaha menyadarkan Angel. Tapi itu sia-sia. Lalu kita rame-rame
masukin dia ke mobil gue, dan Stanley nyetir secepat mungkin ke rumah sakit. Sementara itu,
gue berusaha menyadarkan Angel.
"Angel" Angel bangun" Gue" Gue gak mau kehilangan lo disaat seperti ini"
Angel" Bangun?"
><><><><><
226 A Book Under The Blue Sky
227 A Book Under The Blue Sky
Chapter 13 Buku, Kertas, Akhir Hampir tiga hari gue jagain Angel di rumah sakit bersama om Reza dan istrinya. Selama
itu juga Angel belum sadarkan diri. Gue berusaha untuk tetap membisikan dia kata-kata
penyemangat supaya dia bisa bertahan hidup. Jujur, gue gak tega ngeliat Angel yang sekarang.
Banyak selang yang dipasang di tubuh Angel dan selain itu, denyut nadi dia juga lemah banget.
Setiap malam gue berdoa disamping Angel sambil mengenggam tangannya. Gue berdoa kepada
Tuhan agar Dia memberi kesembuhan kepada Angel, atau paling tidak agar Angel membuka
matanya. Itu. Itu aja yang gue minta dari Tuhan. Gue cuman meminta hal kecil. Agar Angel
membuka matanya. "Dave. Ini sudah larut malam. Kamu gak pulang" Kasian loh kamu capek banget dari
kemaren jaga Angel." Kata nyokapnya Angel, tante Pamela.
"Eh" Iya tante. Sebentar lagi saya pulang kok." Jawab gue.
"Hah" Tante seneng banget Angel punya teman seperti kamu. Yang jagain dia siang dan
malam. Yang bahkan rela gak pulang nungguin sampai dia sadar." Kata tante Pamela sambil
mengelus-elus rambutnya Angel. Tidak berapa lama kemudian, tante Pamela mulai menitikan air
mata. "Tante seneng deh" Seandainya" Seandainya saja Angel bisa melihat kamu sekarang
Dave" Dia pasti bisa senyum" Selama ini kalau dirumah dia gak pernah senyum. Hampir tidak
pernah. Tapi kalau dia curhat tentang kamu, atau bersama kamu" Dia" Dia tersenyum. Hal itu
yang tante tidak pernah bisa dapatkan dari dia?"
"Hmm" Tante" Yakin deh, pasti nanti Angel bisa tersenyum lagi kok. Dia pasti akan
bangun. Kita serahkan semuanya kepada Tuhan." Balas gue yang sebenarnya gak tau mau
ngomong apa lagi. 228 A Book Under The Blue Sky
"Iya" Iya Dave?"
"Hmm" Yaudah, Dave pulang dulu ya tante?" Kata gue yang lalu menyalam tante
Pamela dan sebelum gue keluar, gue bisikan sesuatu ke telinga Angel "Gue pulang dulu ya.
Besok balik lagi kok. Be strong, Angel." Setelah itu gue melangkah keluar dari ruangan. Ketika
gue berjalan di lorong, gue bertemu dengan om Reza dan Putri. Otomatis gue salam om Reza dan
Putri. Tapi gue bingung, Putri kayak ngumpetin sesuatu. Iya" Dia ngumpetin sesuatu.,,
"Put, itu apa?" Tanya gue.
"A" Anu" Ini" Ini" Buku?"
"Buku" Buat Angel?"
"Iya" Buat mba Angel."
"Buku apa" Kan Angel gak sadar." Tanya gue penasaran.
"Hmm" Anu" Kata mba Angel kemaren-kemaren" Jangan pernah kasih tau Dave?"
"Lah" Kenapa?"
"Anu" Kata Mba Angel" Ini" Rahasia?"
Gak mau berdebat dan terlalu kepo dengan hal tersebut, gue putuskan untuk segera
pulang kerumah. Keesokan harinya gue datang lagi ke rumah sakit untuk jenguk Angel. Tapi tetap, gak ada
perubahan apa-apa malah denyut nadi dia semakin melemah. Detik demi detik, hari demi hari
telah berlalu. Tapi Angel masih tidak sadarkan diri dan gue masih tetap berusaha untuk
memberikan bisikan-bisikan penyemangat agar dia tetap bertahan dan bisa bangun. Mungkin
229 A Book Under The Blue Sky
sebagian dari kalian menganggap ini keadaan yang gawat untuk Angel. Tidak sadarkan diri,
denyut nadi lemah ditambah dengan penyakit yang masih belum jelas dan bahkan gue gak tau,
membuat gue benar-benar khawatir sama Angel. Mungkin sebagian orang kalau ada di posisi
gue, maka dia akan menyerah. Tapi gue gak bisa menyerah begitu aja. Angel butuh gue. Dia
butuh support dari gue agar tetap bisa bertahan hidup. Yang hanya bisa gue perbuat sekarang
adalah ada disamping dia dan berdoa. Ya. Berdoa. Gue pasrah dan gue hanya bisa serahkan
semuanya pada Tuhan. "Dave" Yang sabar ya" Angel pasti bangun kok" Kata Darwin. Pagi hari ini memang
kelas kami terasa sepi. Semua orang memikirkan keadaan Angel. Beberapa teman sudah
menjenguknya kemarin, namun mereka tak kuasa menahan rasa sakit dan kasihan ketika melihat
Angel secara langsung. "Be strong Dave." Tambah Bryant sambil menepuk pundak gue.
"Iya. Kalau lo kuat, pasti Angel juga kuat." Kata Stanley.
"Thanks ya. Tapi" Gue masih khawatir sama dia. Akhir-akhir ini kayaknya dia itu
makin gak beres. Maksud gue badan dia kayak makin melemah gitu. Gak ngerti lagi gue."
"Oh iya. Gue kepo nih Dave sama penyakit Angel. Dia sakit apaan ya?" Tanya Darwin
"Entahlah Dar. Gue rasa itu" hal itu gak bisa gue jelasin juga sama kalian. Gue juga
belum tau." Jawab gue.
"Yaudah gini aja. Nanti sore kita bertiga plus si Bryant jenguk Angel yuk. Gimana?"
Tanya Stanley "Wah" Bisa tuh bisa." Kata Darwin yang lalu diikuti anggukan Bryant.
230 A Book Under The Blue Sky
Setelah bel pulang sekolah, gue, Darwin, Stanley, Bryant dan Cia -yang ngotot banget
kepingin ikut padahal gue udah larang- langsung menuju rumah sakit tempat Angel dirawat.
Ketika sampai di kamar Angel, hanya ada Putri disana yang menyambut kami. Iseng, gue nanya
dimana om Reza. "Dave" gak lihat om Reza tadi" di depan?"
"Hah" Masa sih Put" Gue gak perhatiin tadi." Jawab gue.
"Coba deh" Dave kedepan. Mereka" lagi ngobrol sama dokter kok didepan." Kata
Putri. Karena gue cukup penasaran, jadilah gue ke depan kamar Angel. Ketika gue membuka
pintu, gue bisa denger percakapan om Reza dan tante Pamela dengan dokter yang ngerawat
Angel. Percakapannya cukup serius.
"Pak Reza. Saya khawatir dengan keadaan Angel. Beberapa minggu yang lalu, ketika
Angel dibawa kesini, penyakitnya tidak terlalu serius. Tapi kali ini berbeda. Penyakit ini
berkembang. Ada kemungkinan dia tidak bisa bangun kembali. Ditambah" Kami tidak dapat
mengindentifikasi penyakit yang ada di dalam tubuh Angel. Entah ini virus atau bukan, tapi yang
A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jelas penyakit ini menyerang" Sistem sarafnya" Walaupun dia sadar, tapi kemungkinan besar
dia akan lumpuh" Ini resiko yang harus kita terima." Kata sang dokter
"Dok" Dokter" Berapa persen kemungkinan dia lumpuh dok?" Kata om Reza dengan
nada penuh kekecewaan dan kepasrahan.
"Hmm" Sekitar enampuluh persen. Maaf pak Reza. Saya dan tim dokter akan
melakukan yang terbaik."
"Dokter" Apakah tidak ada cara lain" Cara lain untuk menyembuhkan putri kami?"
Tante Pamela terdengar cukup frustrasi.
231 A Book Under The Blue Sky
"Sejauh yang saya tau" Tunggu. Ada. Ada cara lain. Kita bisa bawa dia ke tempat teman
saya berada" Seorang dokter yang sangat terkenal. Tetapi itu di?"
"Dimana dok" Dimana?" Tanya tante Pamela
"Di" Tempat yang jauh" Di Jerman." Jawab sang Dokter
Jerman" Jauh banget. Kalau sampai Angel dibawa kesana, berarti penyakit dia diluar
logika gue. Penyakitnya parah.
"Iya. Kami bersedia akan bawa Angel kesana. Apapun akan kami lakukan untuk
kesembuhan Angel." Kata om Reza.
"Baik. Saya mengerti. Kita akan segera mengurus hal ini. Tapi, Angel hanya
diperbolehkan pergi dengan satu kondisi. Dia harus sadar. Jika dia sudah sadar, maka kita bisa
membawanya ke Jerman."
Suasana menjadi hening. Tidak ada balasan baik dari om Reza maupun tante Pamela.
Mereka tau bahwa hal itu tersebut hampir mustahil. Hampir mustahil untuk membuat Angel
sadar dengan kondisi seperti ini. Gue yang mendengar hal itu, kini menjadi pasrah. Gue tutup
pintu pelan-pelan, dan duduk di bangku sebelah kasur Angel.
"Bang Dave kenapa?" Tanya Cia yang sedari tadi memperhatikan gue.
"Eh" Gak" Gak kenapa-napa kok?"
"Serius. Gak usah bohong lo. Ada apaan?" Tambah Darwin
"Gak ada apa-apa Dar" Astaga, kepo banget. Eh, lo gak laper?" Gue mencoba
mengalihkan pembicaraan. 232 A Book Under The Blue Sky
"Laper" Eh iya. Gue laper nih. Stan, temenin gue kebawah yuk."
"Ogah. Kagak mau. Rugi gue. Lo tuh kalau udah makan kadang gak tau diri." Jawab
Stanley. "Yee" Tenang. Kali ini gue yang traktir dehh. Sama Bryant juga. Yuk ah." Kata Darwin
sambil narik Stanley dan Bryant keluar untuk makan di kantin rumah sakit. Sekarang tinggal gue,
Cia, dan Putri diruangan ini. Awalnya kita diem-dieman hingga suasana menjadi hening. Ketika
gue mencoba untuk membuka pembicaraan, Putri malah ngomong duluan.
"Anu" Dave" Sebenarnya" Mba Angel minta Dave baca buku ini" Kalau keadaan
dia sudah gawat" Aku" Aku rasa ini saat yang tepat." Katanya sambil memberikan sebuah
buku kepada gue. Buku itu berukuran sedang namun tipis. Berwarna biru muda dan sepertinya,
sering sekali di pakai. "Ini, buku yang lo larang gue liat itu kan?" Kata gue sambil memegang buku tersebut.
"Iya" Tapi setelah aku pikir-pikir" Keadaan mba Angel makin hari makin parah.
Jadi" Sebelum mba Angel kenapa-napa" Aku ingin mengabulkan permintaan terakhirnya?"
"Ohh" Okay. Ini arus dibaca sekarang atau nanti?"
"Ter" Terserah Dave" Tapi" Aku sarankan" Sekarang saja?"
Oke oke. Karena udah disaranin sama Putri untuk baca sekarang, gue segera membuka
buku tersebut. Dihalaman pertama tertulis "Angel"s Diary". Well, ini sepertinya buku diary
Angel. Tapi buat apa dikasih ke gue" Whatever. Gue teruskan untuk membaca halaman
selanjutnya Dear diary" Hari ini sejujurnya aku bete. Bete banget. My old diary book hilang
dirumah lama aku, di Seattle. Ah. Ngeselin deh pokoknya. Tapi disisi lain aku bahagia deh
233 A Book Under The Blue Sky
karena bisa pulang ke Indonesia. Aku berharap dengan kepulanganku ke Indonesia dapat
merubah sikap orang tuaku yang mulai acuh tak acuh ketika di Amerika. Mereka terlalu sibuk
dengan urusan bisnisnya. Jujur, walau hidup di Seattle cukup menyenangkan, tapi aku merasa
kesepian. Rumah kami yang besar malah sepertinya kosong. Hanya ada Putri yang menemani.
Tapi tetap, aku kesepian.
Dear diary" Hari ini adalah hari kedua aku di Indonesia dan akan segera mendaftar di
sekolah baru. Sejauh ini, Mommy dan Daddy cukup perhatian kepadaku. Akhirnya, aku
mendapatkan kembali apa yang telah lama hilang. Terima kasih banyak kepada Putri yang
selalu memberi aku nasihat dikala aku bimbang. Putri, kamu bukan hanya seorang pelayan
bagiku, tapi kamu adalah sebagian dari diriku.
Dear diary" Hari ini aku bertemu dengan pria yang cukup aneh disekolah. Walaupun
dia cukup ganteng, tapi tingkah lakunya enggak banget! Nyebelin deh! Seakan-akan dia
mengenalku, padahal aku saja tidak mengenal dia. Tapi setelah aku pikir-pikir" Hmm"
Sepertinya aku pernah mendengar nama dia. Dave" Nanti deh aku tanya Putri. Mungkin dia
lebih tau" Da hack"! Apaan nih" Nyebelin" Apaan nih maksudnya" Jezzz" Jelas-jelas dia lebih
nyebelin dari gue. Dasar Angel. Udah ah, coba gue buka lembaran selanjutnya.
Dear Diary" Hari ini aku digoda oleh kakak kelas. Kan jijik banget. Ditengah lapangan
lagi. Ih! Enggak banget!! Hari ini juga, aku mulai merasakan kalau mommy dan daddy mulai
kembali menjadi diri yang dulu, yang sibuk dengan dunianya.
Dear Diary" Hari ini aku lagi super duper kesel sama Putri! Dari pagi kerjaannya gak
ada yang beres! Jadi sebagai hukumannya, aku memperlakukan dia dengan lebih keras lagi.
Tapi tiba-tiba si Dave Dave itu muncul dan sok-sokan membela Putri. Ini apa banget"! biasanya
aku sama Putri juga baik-baik aja kok. Baru kali ini aja aku agak kesel sama dia. Serius.
234 A Book Under The Blue Sky
Dear Diary" Hari ini aku benar-benar dibuat kebingungan sama tingkah laku dia.
Dave. Si cowok yang sok ganteng dan sok cool itu masa tiba-tiba nyamperin aku yang lagi
makan di halaman belakang sekolah" Pake acara sok-sok romantis seperti di film-film gitu.
Ihh" Apa banget sih itu anak" Selain itu, hari ini penyakit ku sepertinya kambuh lagi. Entahlah,
aku pikir pengobatanku selama ini di Seattle saja sudah cukup. Tapi, kenapa penyakit ini
kembali lagi ya" Dear Diary" Hari ini aku pingsan dan terbangun di rumah sakit. Dan sepertinya baru
kali ini aku bisa merasakan pelukan mommy lagi setelah sekian lama tidak pernah
merasakannya. Tapi ini aneh, aku sempat bermimpi tentang Dave. Aku juga merasakan sentuhan
hangat dari entah siapa. Dan karena sentuhan itu, mimpi buruk tersebut hilang. Tunggu! Apa
jangan-jangan Dave adalah teman masa laluku"
Dear Diary" Hari ini aku seneng banget. Seneng banget! Walau aku tidak dapat
memberi Dave semangat di lapangan, tapi hari ini dia menjenguk aku dan" Dan dia mampu
membuat mindset aku berubah. Aku kagum dengan dirinya yang dapat membuatku nyaman.
Bahkan aku bahagia ketika dia memelukku. Mulai sekarang aku berjanji" Aku akan berubah
demi Dave! Gue berhenti sejenak. Jadi disini ya" Disini titik perubahan dia" Dia berubah demi"
Gue" Dear Diary" Hari ini untuk pertama kalinya aku nge-date sama seseorang yang aku
suka! Hahaha. Walaupun aku sedikit berbohong kepada Dave kalau aku sudah sembuh, padahal
aku masih sakit. Karena kalau tidak begitu, aku tidak dapat menikmati kencan ini. Terima kasih
atas hari yang menyenangkan ini, Dave! Aku sayang padamu!
Dear Diary" Hari ini aku dimanjain lagi sama Dave! Seneng banget deh rasanya! Aku
bahkan merasa lebih nyaman ketika dia berada didekatku. Aku mendapatkan apa yang tidak bisa
aku dapatkan dari orang tuaku. Perhatian dan kasih sayang. Tapi, kadang-kadang aku juga jadi
235 A Book Under The Blue Sky
gelisah ketika dia mengangkat teleponnya. Bukan karena teleponnya. Tapi karena wanita yang
meneleponnya. Aku rasa, ini yang dinamakan dengan" Cemburu"
Dear Diary" Hari ini aku merasa kalau aku adalah perempuan paling beruntung di
dunia! Hari-hariku kini tidak dapat lepas dari Dave. Setiap pagi aku dapat melihat
senyumannya dari jendela kamarku. Setiap malam sebelum tidur, aku dapat melihat lambaian
tangannya dan pelukan jarak jauh yang dia lakukan. Aku rasa aku adalah perempuan yang
paling beruntung. Mungkin, aku jatuh cinta" Ya. Aku jatuh cinta padamu, Dave! Lelaki yang
paling aku kagumi dalam hidupku! Oh, by the way, aku ingat sekarang. Dave adalah teman
masa SMP ku. Aku berjanji, aku akan menjadi perempuan yang baik dan penurut. Aku akan
menjadi perempuan yang Dave inginkan. Walaupun sekarang aku mulai sakit-sakitan lagi, tapi
kalau ada Dave aku seakan sembuh. Ya, aku sembunyikan fakta bahwa aku sakit karena aku
takut Dave khawatir. Dave" Kesabaranmu menghadapiku, kesetiaanmu bersamaku, itu yang
membuat aku bangga bersamamu. Aku past sembuh total. Aku sayang padamu, Dave! XOXO
NB: Aku benar-benar benci disaat kami sedang berdua dan RedRose menelepon Dave!
Dasar pengganggu! Tanpa disadari, mata gue menjadi basah. Satu persatu air mata turun membasahi pipi.
Gue" Gue gak bisa menahan air mata ini ketika membaca buku diary Angel. Dia" Dia"
Dear Diary" Hari ini untuk pertama kalinya aku melihat Dave cemburu karena Bryant!
Hahahaha" Aku tau kok Dave suka padaku dan aku mencoba untuk sedikit menjahilinya.
Ternyata itu berhasil! Dave, karena kesabaranmu, aku makin sayang padamu! XOXO
NB: Sekali-kali, jangan angkat telepon dari RedRose dong!
Dear Diary". Hari ini aku menyesal telah menonton pertandingan basket. Sungguh. Aku
menyesal. Dave" Dia" Aku tidak mengerti lagi. Dia adalah pria yang paling aku sayang. Tapi
mengapa jadi begini" Apa arti kebersamaan kita selama ini" Ditambah dengan permpuan
berjubah merah itu" Dia adalah perempuan paling jahat yang pernh aku temui, Aku"
Aku"Aku sayang padamu Dave. Sayang" Tapi mengapa harus begini" Disamping itu,
kesehatanku semakin memburuk. Cobaan apa lagi ini"
236 A Book Under The Blue Sky
Dear Diary" Hari ini dan beberapa hari sebelumnya aku dan Dave seakan seperti dua
orang yang tidak pernah saling berkenalan. Aku tau dia begitu karena sikapku berubah. Tapi
mau bagaimana lagi" Aku ingin dia belajar. Belajar untuk menghargai perasaan seseorang.
Disamping itu, tubuhku semakin parah. Aku sekarat. Aku tau aku sekarat. Dave, kalau kamu
sedang membaca tulisan ini" Tandanya aku sedang sekarat. Aku mau kamu tau. Aku sayang
padamu. Terima kasih karena telah menjadi bagian hidup aku. Terima kasih karena telah setia
dan menjadi orang yang penyabar demi aku. Terima kasih telah merubah hidup aku kearah yang
sesungguhnya. Kamu akan selalu ada dihatiku. Aku akan selalu sayang padamu, Dave Cliff
Hendriks. XOXO "Bang" Bang" Lo kenapa bang?" Tanya Cia yang melihat gue berucuran air mata setelah
membaca buku diary Angel. Jujur, gue gak bisa menahan perasaan sedih ini. Hal ini cukup
membuat gue menitikan air mata ketika gue membayangkan Angel yang dulu sehat dan Angel
yang sekarang sedang sakit. Hal ini" Diary ini adalah isi hati Angel.
Cia langsung ke samping gue dan mengelus-elus pundak gue. "Bang" Be strong yaa.
Kalau ka Angel tau bang Dave nangis, dia akan ikut sedih. Oke bang?" Kata Cia
Gue mengangguk setuju. Gue hapus air mata, dan berusaha untuk tetap tegar. Setelah itu,
entah apa yang merasuki gue tapi gue langsung memegang tangan Angel. Gue rasa, cara ini
adalah cara terakhir gue meminta pada Tuhan agar Angel bisa sembuh. Gue berdoa. Sambil
berbisik ditelinga Angel.
"Tuhan. Tolong Angel" Sudah banyak doa yang kami sampaikan, tapi" Tolong. Dave
hanya meminta" Buka kan mata Angel" Dave sayang dia dan Engkau tahu itu" Itu saja pinta
Dave" Amin." Mungkin ini sedikit memaksa, tapi semua hal yang gue lalui bersama Angel lah
yang membuat gue berdoa seperti ini. Gue hanya meminta hal kecil. Hanya hal kecil"
"Da" Dave?" Suara ini" Suara ini" Apa jangan-jangan"
237 A Book Under The Blue Sky
"Dave?" "Angel" Angel!! Lo udah sadar" Angel!!" Kata gue yang lalu memeluk dia.
"Jangan kayak gini ah. Malu diliatin Cia sama Putri" Kata Angel lemah.
"Oh iya" Maaf maaf. Put. Panggil om Reza! Cepet!" Perintah gue ke Putri. Putri
langsung lari memanggil om Reza. Om Reza, tante Pamela dan dokter langsung masuk ke
kamar. Om Reza dan tante Pamela memeluk Angel erat-erat" Mereka lalu menangis bersama.
"Mom" Dad?"
"Angel" Maafin daddy ya sayang. Daddy udah jadi ayah yang buruk buat kamu."
"Iya, Mommy juga."
"Iya" Asal kalian gak sibuk lagi aja" Jawab Angel. Angel lalu menengok kearah gue
dengan sebuah senyuman manis. "Gue tadi denger kok doa lo, Dave. Thanks ya" Katanya.
"Iya." Jawab gue.
Setelah itu Angel meminta gue untuk mendekat dan dia membisikan sesuatu diteling gue.
"Aku sayang kamu" Katanya. Gue balik berbisik "Aku juga sayang kamu." Dan setelah itu kita
berdua tertawa. Ya, hari itu terjadi keajaiban dirumah sakit. Keajaiban yang gak pernah gue sangka.
Kadang, yang kita perlukan hanyalah percaya kepada Tuhan. Dia pasti memberikan apa yang
kita butuhkan. Pasti. ><><><><><
238 A Book Under The Blue Sky
"Dave" Gapapa nih kalau gue pergi ke Jerman?" Tanya Angel yang duduk di kursi roda.
Gue yang lagi enak-enak dorong kursi roda Angel menuju ruang tunggu di bandara,
seketika berhenti. Nih manusia satu maksudnya apa coba"
"Ya, memangnya kenapa?" Tanya gue balik.
"Gapapa. Takutnya lo kangen nanti sama gue." Ledeknya. Gue langsung tepuk jidat si
Angel. "Gak. Gue gak akan kangen sama lo."
"Ih! Kok gitu?"
Gue lalu jongkok di depan dia, mengangkat jarinya dan menunjuknya ke dada gue.
"Karena lo udah ada disini." Kata gue.
"Ah! Gombal!" "Sekali-kali lahh" hehehe"
Tidak lama kemudian, Putri, om Reza dan tante Pamela datang diikuti oleh bokap,
nyokap gue dan Cia. "Gimana Angel, udah siap?" tanya om Reza
"Udah dong Dad."
"Semoga, anakmu cepat sembuh ya Za." Kata Bokap gue.
"Ya. Terima kasih. Terima kasih juga buat Dave yang udah membuat keajaiban untuk
anak saya. Anak bapak sangat luar biasa." Balas om Reza
239 A Book Under The Blue Sky
"Dave" Halah. Dia luar biasa saja itu kalau sama wanita. Kalau sama keluarga ya"
Biasa-biasa saja." "Dih. Papa nih!" Protes gue.
"Gak mau kasih ucapan perpisahan sama Dave lagi?" Tanya tante Pamela.
"Gak ah. Aku cuman minta dua hal deh sebelum pergi." Angel lalu membuka tas kecil
yang ada disampingnya. Dia mengeluarkan sebuah buku biru tipis. Buku diary Angel. "Disini.
Ada satu lembar terakhir yang gue gak sentuh sama sekali. Gue mau lo isi lembar terakhir ini.
Terserah, apa aja. Tapi gue akan baca ketika kembali ke Indonesia. Jadi, jaga buku ini baikbaik." Katanya sambil menyerahkan buku itu.
"Gue gak akan isi." Jawab gue.
"Loh kenapa?" "Karena kalau udah diisi, tandanya kita udah berakhir. Gue gak mau. Gue gak mau hal itu
terjadi. Gue gak mau kita berakhir sampai disini. Justru gue mau, kita isi lembaran terakhir ini
bareng-bareng biar kita menyelesaikannya bersama. Gue akan tunggu sampai lo kembali.
Kembali untuk mengisi lembaran terakhir ini bersama gue." Jawab gue.
Mata Angel berkaca-kaca. Kita sama-sama tau kalau pengobatan Angel akan memakan
waktu yang cukup lama. Bahkan kemungkinan dia gak akan pulang ke Indonesia. Tapi gue
buang jauh-jauh pikiran tersebut. "Yaudah kalau begitu. Gue minta hal kedua aja deh." Kata
Angel. "Apaan tuh?" Tanya gue penasaran.
240 A Book Under The Blue Sky
Angel lalu merentangkan tangannya dan mengisyaratkan untuk meminta pelukan. Gue
memeluk dia erat-erat. Kita berpelukan seakan ini adalah pelukan terkahir. "Aku sayang kamu."
Bisik Angel. "Aku juga sayang kamu." Balas gue. Setelah itu, Angel, om Reza, tante Pamela dan Putri
pergi menuju ruang tunggu. Gue yang hanya bisa melambai-lambaikan tangan gue ke Angel.
"Bang. lo gak bilang goodbye ke ka Angel?" Tanya Cia.
"Enggak. Karena goodbye hanya diucapkan ketika kita tidak tahu kapan orang itu
kembali. Tapi gue tau. Gue tau pasti kapan Angel akan kembali."
"Memang kapan?"
"Kapan" Ketika hati ini sudah saatnya saling bertemu dibawah langit biru yang cerah."
><><><><><
KRIINNGG! Suara jam waker berbunyi sangat keras memenuhi kamar tidur gue. Berusaha setengah
mati untuk bangkit dari kasur dan mencoba menerima kenyataan kalau ini tuh hari senin. Ya,
hari ini adalah hari senin pertama gue tanpa Angel. Angel yang sudah kembali ke Jerman untuk
melanjutkan pengobatannya akan sangat lama untuk kembali ke Indonesia. Kenyataan pahit
memang, tapi itu harus diterima.
Gue berdiri lalu membuka tirai dan pandangan gue arahkan kepada rumah disebrang
kamar gue. Lebih tepatnya, sebuah kamar disebrang kamar gue. Dulu kalau gue bangun pagi,
suka ada orang yang ngeliatin gue dari sana dan memberikan senyuman terbaiknya. Dulu, gue
241 A Book Under The Blue Sky
selalu melihat siluet sesosok wanita berambut panjang yang suka mondar-mandir tidak jelas. Ya,
tapi itu semua dulu karena sekarang rumah itu kosong tanpa ada penghuninya.
A Book Under The Blue Sky Karya Norman Karel di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tepat hari ini, gue resmi jadi anak kelas dua belas. Kedengarannya menyenangkan
bukan" Kelas dua belas SMA, sebentar lagi lulus, dan akan melanjutkan ke bangku perkuliahan.
Tapi bagi gue itu sama sekali gak menyenangkan. Bagi gue, kedengarannya seperti akan ada
neraka baru tercipta tepat didepan mata. Kedengarannya seperti gue akan belajar lebih keras
untuk lulus ujian nasional, padahal ujian itu juga gak penting-penting banget. Buat apa sekolah
tiga tahun namun pada akhirnya kelulusan itu hanya ditentukan dalam tiga atau empat hari"
Setelah mandi dan bersiap-siap, gue dan Cia langsung pergi ke sekolah. Kami terpaksa
sarapan di kelas karena hari ini harus berangkat lebih awal. Karena hari ini gue dan Cia ikut serta
menjadi panitia MOS. Ya, disisi lain gue malah senang banget. Senang karena gue bisa liat anakanak baru dan liat cewek-cewek yang cantik. Tapi, semua itu berubah ketika gue menginjakan
kaki di lapangan sekolah. Gue seakan flashback dengan kenangan-kenangan masa lalu bersama
Angel. Dari awal kita bertemu, porsi makan dia yang sangat banyak, tatapan dinginnya, sikapnya
yang angkuh, nemenin dia diklinik, gandengan tangan, hingga dia berubah menjadi anak baik,
semuanya masih teringat jelas di otak ini.
"Bang, sebentar lagi pembukaan acara MOS dimulai. Gak mau liat acaranya?" Tanya Cia.
"Eh ya iya. Abang kesana deh."
"Buruan, bang Darwin sama Stanley udah nungguin tuh."
Gue tengok ke arah panggung dan disana sudah ada Darwin dan Stanley yang melambailambaikan tangannya ke arah gue.
Setelah acara pembukaan selesai, anak-anak baru yang siap di MOS itu dibagi menjadi
tiga kelompok dan gue, Stanley beserta Darwin menjadi kakak pembina kelompok satu
sementara Cia di kelompok yang lain. Setelah dibagi, mereka kami arahkan ke dalam kelas-kelas
242 A Book Under The Blue Sky
dan kelompok satu, gue arahkan untuk masuk kedalam kelas yang bertuliskan "X-1" di kaca
pintunya. Gue perhatikan semua anak-anak kelompok satu dan gue dapati seorang perempuan
yang duduk di bangku depan, kulitnya gak putih tapi coklat. Rambutnya yang panjang serta
wajahnya yang merupakan perpaduan Batak-Jawa, membuat gue semakin tertarik dengan
perempuan itu. Perempuan manis yang entah dari mana asalnya.
"Dave..." Kata Stanley yang berbisik kepada gue.
"Apa?" balas gue.
"Lo suka?" "Sama?" "Itu. Cewek itu tuh yang manis duduk di bangku depan."
"Hah" Gak ah. Biasa aja."
"Nih gue kasih tau namanya. Adrianna."
"Lah, kok lo tau Dar?"
"Gue tau dari Stanley tadi. Ehehehe"
"Yeee." "Gimana" Mau gak?" Tanya Darwin lagi.
"Hmm... Gimana ya?" Jawab gue ragu-ragu.
243 A Book Under The Blue Sky
"Lo masih sayangkan sama Angel?" Tanya Stanley. Gue hanya bisa diam. Gak tau mau
jawab apa. "Oh... Karena si Angel toh. Yaelah, tinggal mendua aja susah amat!" Celetuk Darwin.
Awalnya kita ketawa, tapi karena diperingatkan oleh rekan panitia MOS yang lain, kami
akhirnya memilih untuk diam.
"Dave..." "Ape sih Dar" Ntar kena marah lagi sama mereka tuh" Kata gue sambil nunjuk ke panita
MOS yang lain. "Lo demen nulis gak?"
"Gak terlalu sih, kenapa?"
"Nulis gih." "LAH"!" "Serius. Kisah cinta lo sama Angel bakalan bagus banget loh buat dijadiin cerita."
"Serius lo Dar?"
"Serius. Gue juga setuju kok" Kata Stanley yg tiba-tiba nimbrung.
Mereka ada benernya juga sih. Kisah gue gak bisa dipendam begini aja karena semakin
dipendam semakin hilang. Dan gue gak mau kehilangan kisah yang membuat gue seperti
sekarang ini. Kisah mengenai seseorang yang jatuh cinta dengan orang yang dibenci dan harus
berakhir seperti langit dan buku. Sang langit biru yang maha perkasa hanya bisa melihat,
244 A Book Under The Blue Sky
membaca dan memahami sang buku. Sementara si buku hanya mampu menuliskan
kekagumannya terhadap sang langit di setiap lembaran kertasnya. Mereka sangat ingin untuk
setidaknya saling bersentuhan, tapi itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena akan
tiba saatnya, dimana sang langit akan dapat memegang sang buku. Ah, mungkin cerita ini akan
sangat cocok kalau gue kasih judul"
A Book Under The Blue Sky.
End 245 Sisi Merah Jambu 2 Pendekar Mabuk 016 Mustika Serat Iblis Rahasia Dara Iblis 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama