Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser Bagian 8
"Tapi kamu tetep harus makan, Vin. Aku ambilin ya " " tanyaku lagi.
"Mau kan " Mau ya " " Vino nggak menjawab cuma mengangguk pelan.
Akupun mengambil sepotong sosis bakar dan roti yang ada di meja, lalu membawakannya ke Vino.
"Nih Vin, mumpung sosisnya masih hangat lho. " kataku sambil menyodorkan piring yang berisi sosis bakar dan roti tersebut.
"Taruh disitu aja Lan. " kata Vino pelan tanpa menoleh.
"Tapi nanti dimakan ya. " pintaku, dan Vino cuma diem aja.
"Kamu masih kepikiran Shela, Vin " " tanyaku dengan hati-hati.
Mendengar nama mantannya disebut, Vino lalu menoleh ke arahku, dan dia tersenyum, tapi senyumnya getir, sangat getir. Lalu dia kembali menatap ke arah pantai yang gelap.
"Semua ini salahku Lan, salahku... " kata Vino dengan suara gemetar.
"Awalnya mungkin aku sependapat denganmu, aku kira Shela juga cuma manfaatin aku, tapi lama - lama aku sadar kalau dia ternyata bener-bener sayang sama aku. " lanjut Vino.
"Saat masak sup itu, jari dia sampai terluka kena pisau. Meskipun supnya rasanya nggak enak, tapi aku bisa ngerasain betapa dia berusaha sungguh-sungguh agar aku dan Dina senang. Tapi balasannya, aku malah bikin dia sakit hati. "
"Dina pasti juga bakalan sedih jika tahu kalau Shela udah nggak di sasana itu lagi. Kamu tahu Lan " Saat mereka berdua bersama, aku melihat sosok kakak perempuan bagi Dina. Kakak yang menemani adiknya bermain, mendampinginya belajar jika ada ujian, yang aku sendiri sebagai kakak kandungnya, nggak pernah ngelakuinnya. "
"Aku sayang banget sama Shela, Lan. Aku pengen banget ketemu dia, tapi itu mustahil kan " " lanjut Vino dengan suara lirih sambil menundukkan wajah.
Aku cuma terdiam mendengar semua curhatan Vino. Jujur aja sih, aku bener-bener kesal mendengar semua kata-kata dia tentang Shela apalagi kata-kata terakhir yang bikin aku sangat sakit hati. Tapi aku tetep berusaha menahan diri. Mungkin memang Vino butuh waktu buat ngelupain mantan pacarnya itu.
Part 99 Apa "! Putus "! tanya Putri dengan nada kaget.
Kok bisa sih "! Putri menatapku dengan raut muka kaget dan penasaran. Jam udah menunjukkan pukul dua belas, semua udah tidur karena kecapekan dan mungkin kekenyangan setelah acara pesta bakar jagung tadi. Tapi Putri malah ngajak aku ke dining room buat ngomongin masalah Vi no.
Aku nggak tau, Put& aku berusaha mengelak.
Jangan bohong ya, kamu pasti yang bikin mereka putus kan " tanya Putri dengan nada menuduh.
Ih kok kamu malah nuduh aku sih " tanyaku sambil membuang muka.
Ya iya lah, kan kamu yang nyusul mereka ke teras. Awalnya aja mereka rukun rukun aja kok, setelah ada kamu malah jadi runyam gini. kata Putri sambil menuang kopi ke cangkir.
Aku diem sambil mikir kata-kata buat menjawab Putri. Seperti Citra, Putri termasuk cewek yang kritis dan selama ini aku nggak pernah menang kalau debat kusir sama dia, apalagi kalo udah menyangkut sebuah fakta.
Kamu kenapa sih kok benci banget sama Shela " Apa posisi Shela itu pacarnya Vino sehingga kamu membencinya " tanya Putri.
Bukan gitu, kan udah kubilang, aku cuma pengen nyelametin Vino dari kelakuan Shela. Kamu tau kan kalo dia tiap hari diperlakukan kayak pembantu. jawab aku.
Tuh kan kamu bohong lagi. Aku kasih tau ya, Shela sering curhat ke aku lho soal kelakuan kamu. kata Putri sambil menatapku.
Apalagi di kampus aku juga sering liat kamu deketin Vino terus. Kamu suka ya sama Vino " tanya Putri lagi.
Yaaa aku suka sih, tapi cuma sebagai temen kok& emang Shela ngomong apa aja ke kamu " Perasaan kalian nggak pernah ketemu. jawabku sekenanya.
Pake WA kan bisa keles. Kalo nggak percaya nih aku tunjukin. kata Putri seraya membuka HP-nya lalu menunjukkan chat WA dia sama Shela.
Aku menatap layar HP-nya Putri dan ternyata benar dia selama ini sering chatting sama Shela. Dasar cewek labil, ternyata selama ini dia sering ngadu tentang aku ke Putri.
Sekarang kamu jawab jujur yah, kamu tadi pas di teras bilang apa kok mereka sampai putus " tanya Putri dengan mimik serius.
Apa sih " Enggak& nggak ada kok& aku bingung menjawab pertanyaan Putri. Nggak mungkin juga kujawab kalau aku ngasih tahu Shela kalau aku dan Vino&
Oke kalau kamu keberatan jawab, sekarang kamu lihat deh hasil dari perbuatanmu. Eh& Vino mana " tanya Putri.
Dia di ruang tamu nonton TV. jawabku.
Sekarang kamu liat kan hasil dari ulahmu. Vino jadi sedih gitu. Itu yang kamu pengen " tanya Putri.
Ya nggak lah Put. Kan udah berkali-kali kubilang, Vino itu temenku, justru aku misahin dia sama Shela biar dia nggak terus-terusan dijadiin pembantu sama pacarnya itu. Emang kamu suka Vino digituin " Dia temenmu juga kan " aku tanya balik ke Putri.
Iya tapi lihat dong hasilnya kayak apa. Vino jadi kayak orang stress gitu itu tandanya dia udah bener-bener cinta sama Shela. Kamu nggak mikir sampai situ apa " Putri terus aja nyecer aku. Halaaa mereka kan baru kenal sebentar Put, paling juga cinta mereka cinta monyet. Aku yakin kok ntar juga Vino bakalan lupa sama Shela. jawabku sambil tersenyum.
Bisa juga gitu, tapi gimana kalo justru kebalikannya " tanya Putri sambil minum kop inya. Maksud kamu " tanyaku penasaran.
Aku punya sepupu, Lan. Dia cowok dan masih kuliah juga. Tahun kemaren dia kena depresi berat gara-gara patah hati karena diputus sepihak sama ceweknya. Aku lihat sendiri gimana kelakuannya, persis kayak Vino itu.
Tiap hari cuma diem kayak orang linglung, diajak ngomong nggak menjawab, nggak mau makan akhirnya kuliahnya berantakan padahal sebelumnya nilai akademiknya bagus-bagus. Untung aja dia nggak sampai bunuh diri. kata Putri.
Masa bisa sampai separah itu sih " Terus, sepupumu itu bisa sembuh nggak " tanyaku penasaran. Dia akhirnya dirawat selama beberapa bulan di klinik rujukan seorang psikiater kenalan papaku. jawab Putri.
Ya udah kalo Vino sampai gitu kan besok tinggal minta tolong sama papamu. j awabku ketawa. Lan !! Kok kamu malah ngomong kayak gitu sih "! kata Putri dengan nada sewot. Eh.. iya iya aku cuma bercanda kok Put.
Aku serius, kamu malah cengengesan. kata Putri ketus.
Selama ini aku diem aja melihat kelakuan kamu ke Vino, tapi kali ini aku nilai kamu udah benerbener kelewatan. Aku nggak rela temenku menderita gara-gara ulahmu. timpal Putri lagi.
Aku cuma bisa diem mendengar semua kata-kata Putri yang bikin aku nggak bisa berkutik. Masa iya sih Vino bisa sampai depresi " Tapi mengingat cerita Putri tadi soal sepupunya lama-lama aku kuatir juga, apalagi sepertinya Putri nggak mengada-ada soal sepupunya itu.
Denger ya Lan, apapun yang terjadi antara Vino dan Shela, mau Vino diperbudak kayak apa, kamu nggak ada hak buat ikut campur, apalagi sampai berniat memisahkan mereka. Kecuali& kata Putri.
Kecuali apa " tanyaku.
Kecuali kamu emang mau niat ngerebut Vino dari Shela. lanjut Putri sambil menatap aku.
Idih, ya nggak lah, aku mana mungkin serendah itu ! jawabku berusaha mengelak.
Ah celaka nih, ternyata Putri udah tahu banyak soal aku, Vino dan Shela. Kayaknya cewek labil itu udah curhat terlalu banyak ke Putri. Bener-bener cewek yang menyebalkan, nggak tahu kapan harus menjaga omongan. Ini sih sama aja mengadu domba antara aku dan Putri.
Shela yang bilang gitu kan " Bilang kalo aku mau merebut Vino " tanyaku. Iya, dan melihat kelakuan kamu ke Vino, menurutku wajar sih Shela punya asumsi kayak gitu. jawab Putri.
Tapi yang jelas Lan, hari ini kamu udah bikin dua orang yang saling mencintai berpisah, dan aku yakin, nggak hanya Vino, sekarang Shela juga pasti sangat sedih. kata Putri. Menggelikan, cewek labil itu mana mungkin serius sama Vino. Paling besok dia udah jalan sama cowok lain. jawabku ketawa.
Masa sih " Itu cuma asumsi kamu kan " Shela bilang ke aku kalau dia serius sama Vino, dan aku yakin dia nggak bohong. kata Putri.
Yaelaa Put, Put& cewek centil kayak dia aja kamu percaya. jawabku sekenanya. Terus aku harus percaya sama asumsi kamu gitu " Yang jelas nggak ada dasar sama sekali " tanya Putri.
Oke oke terus sekarang aku harus gimana " Mereka udah terlanjur putus kan. Nggak mungkin mereka pacaran lagi.
Kenapa nggak " Kamu kan yang bikin mereka putus jadi kamu punya tanggung jawab mo ral buat nyatuin mereka kembali. jawab Putri.
Iya tapi& udah kuduga Putri bakal berkata seperti itu. Gawat, aku harus ngejawab apa nih " Tapi kenapa " tanya Putri.
Kayaknya mereka berdua nggak bakal bisa pacaran lagi deh, Put. jawabku dengan rag u-ragu.
Lho emang kenapa kok kamu bisa bilang begitu " tanya Putri. Soalnya& . aku bener-bener bingung harus bilang apa pada Putri. Soalnya kenapa " Ayo bilang& kayaknya ada yang nggak beres nih. desak Putri. Soalnya semalem aku ngelakuin itu sama Vino. jawabku dengan nada pelan. Apa " Ngelakuin apaan " tanya Putri seraya menatapku penuh arti.
Itu& masa kamu nggak tahu. Ngelakuin itu, di kamarnya Vino. jawabku dengan lirih. Mendengar jawabanku, Putri terlihat kaget sekali.
APA "! Jadi kamu udah ngelakuinnya sama Vino "! Kamu ini gila apa gimana sih "! tanya Putri dengan setengah berteriak.
Idih, lebay amat sih, kamu juga sering kan ngelakuinnya sama Aldo. jawabku nggak mau kalah. Eh.. eh.. eh.. jangan samakan aku dengan kamu ya. Setidaknya aku nggak begituan sama pacar orang. jawab Putri ketus sambil menuding ke arahku.
Kami berdua lalu terdiam. Putri terlihat bingung sambil sesekali mengusap dahinya sambil menghela napas, sedangkan aku cuma menatap keluar jendela sambil makan kerip ik dari toples.
Terus kamu ngasih tahu Shela semua itu di depannya Vino " tanya Putri. Iya. jawabku singkat.
Keterlaluan kamu, Lan. Kamu udah bener-bener kelewatan. Kayaknya kamu emang niat bener mau merusak hubungan mereka.
Yeee bukan sepenuhnya salahku lah. Vino-nya sendiri mau kok pas aku ajak. jawabku nggak mau kalah.
Jadi bener kan kamu yang ngajak Vino buat begituan " Kamu ini sebenarnya mikir apa sih " Kamu nyadar nggak akibat dari ulahmu ini " tanya Putri dengan nada kesal.
Ya nggak mikir apa-apa keles& jawabku sekenanya.
Lho kalian ternyata disini " tiba-tiba Citra muncul, dia cuma pakai atasan kemeja longgar kotakkotak nggak pake bawahan.
Lagi ngobrolin apa nih, kayaknya kok heboh amat. Ikutan dong. kata Citra lagi sambil membuka lemari es dan mengambil sebotol minuman dingin.
Kamu ini apaan sih keluyuran keluar kamar nggak pakai celana " tanyaku ke Citra. Emang kenapa, di kos juga biasa kayak gini. Lagian kan udah sepi nggak ada orang. jawab Citra cuek sambil minum membuka botol minumannya.
Di ruang tamu ada Vino tau ! kataku ke Citra.
Ah biarin, dia sering kok liat aku begini pas di kosan. jawab Citra. Ngapain Vino ke kosan kamu "! tanyaku penasaran. Mau tau aja. jawab Citra cuek lalu minum botol minumannya.
Ayo lanjutin dong obrolannya, kayaknya seru ada begituan begituan. tanya Citra tersenyum sambil ikut duduk di meja makan.
Tanya Putri aja deh. jawabku sambil ibu jariku menunjuk ke arah Putri. Tau ah !! Aku mau ke kamar. Pusing !! jawab Putri uring-uringan sambil beranjak berdiri. Eh tunggu dulu, Put. Terus menurutmu aku harus gimana " Kasih saran kek. tanyaku ke Putri. Ya udah, simpel aja. Kamu kan udah bikin masalah, ya kamu yang harus nyelesaiin. jawab Putri. Cuma gitu doang " Put !! aku memanggil Putri tapi dia malah ngeloyor pergi. Jelas aku nggak bisa ngelanjutin ngobrol dengan Putri soalnya kami tidur beda kamar.
Masalah apa sih " Kamu barusan ngobrolin apa sama Putri " tanya Citra penasaran. Mau tau aja. jawabku kesal sambil pergi meninggalkan Citra yang kebingungan.
Part 100 Aku kemudian menuju ruang tamu dimana Vino berada. Saat acara bakar-bakaran selesai dan semua masuk kamar, dia lebih memilih nonton film lewat VCD di ruang tamu. Dan saat aku dekati, ternyata dia udah tertidur di sofa dengan posisi menggenggam HP-nya dan TV masih hidup.
"Vin... " aku mencoba membangunkannya, soalnya kasihan kalo dia tidur di sofa sampai pagi.
"Vin, bangun Vin... " dan Vino pun membuka matanya.
"Ada apa Lan " " tanyanya sambil ngucek-ngucek mata.
"Kamu kok malah tidur disini " Nggak ke kamar " " tanyaku ke Vino yang masih berbaring di sofa.
"Aku tidur disini aja Lan. " jawab Vino lirih.
Aku kasihan banget melihat kondisi Vino. Raut wajahnya masih seperti tadi, murung dengan tatapan mata yang sayu dan kosong. Aku jadi kepikiran sama cerita Putri tadi. Apa iya kalo begini terus Vino bakalan depresi kayak sepupunya Putri " Aku mulai merasa bersalah. Bagaimanapun aku adalah penyebab Vino jadi seperti ini.
"Ya udah gak papa kalau kamu nyaman disini. " jawabku sambil mengangguk.
Vino lalu membalikkan badannya menghadap sandaran sofa. Duh, apa yang harus aku lakuin " Kalo Vino bener-bener kena depresi gimana " Selama ini dia termasuk mahasiswa yang rajin dan nilainya selalu bagus-bagus. Aku nggak mau akibat ulahku kuliahnya jadi berantakan.
"Vino kok tidur disini Lan " " tiba-tiba Citra udah di belakangku sambil mengunyah sepotong keripik.
"Kamu ngapain sih ngikutin aku " " tanyaku dengan nada sewot.
"Sapa juga yang ngikutin kamu. " jawab Citra ketus lalu berjalan meninggalkan aku menuju tangga ke lantai dua.
"Eiit tunggu dulu. " panggil aku sambil menggeret lengannya Citra. "Apaan sih, aku ngantuk mau tidur. " jawab Citra.
"Kamu belum jawab tadi, Vino ngapain ke kosan kamu " " tanyaku. "Tau ah, lupa. " jawab Citra cuek sambil berlalu.
"Eehh nggak nggak !! " jawabku sambil menarik lagi lengannya Citra.
"Ih kamu ngapain sih narik-narik mulu "! " jawab Citra sewot.
"Ayo jawab, ngapain Vino ke kosan kamu " Dan kapan itu kok aku sampai nggak tahu " " tanyaku dengan nada mendesak.
"Nnngg .... nggak, nggak ngapa-ngapain cuma benerin komputerku doang. " jawab Citra. "Tadi kamu bilang sering "! Emang komputermu ada berapa " " tanyaku lagi. "Ya cuma satu sih tapi kan sering error jadi ya aku sering minta tolong Vino buat benerin. " jawab Citra.
"Lagian itu udah lama kok, kalo nggak salah saat dia masih jalan sama cewek SMA itu. " jawab Citra lagi.
"Trus ngapain kamu sampai gak pake celana di depan dia " " tanyaku. "Oh itu... jawab Citra seperti ragu-ragu.
Itu kenapa " Itu.. hahahahaa& " Citra cuma ketawa.
"Kok malah ketawa sih, kamu ini mencurigakan deh. "
"Kamu ngapain sih nanya-nanya, kamu kan bukan pacarnya Vino. " jawab Citra mengelak. "Tapi aku ini temen deketnya, Cit. kataku nggak mau kalah.
Alaa sama aja lah, tetep aja kamu bukan pacarnya. jawab Citra lalu ngeloyor pergi menuju lantai atas.
Cit !! Kamu belum jawab pertanyaanku !! aku berjalan cepat mengikuti Citra. Kamu pasti berbuat macem-macem ya sama Vino " tanyaku lagi.
Mendengar pertanyaanku, Citra berhenti lalu menoleh ke arahku sambil tersenyum penuh arti.
Berbuat macem-macem sama Vino " Kayak kamu gitu " tanya Citra sambil tetap tersenyum.
Kok kamu tahu "! tanyaku dengan perasaan kaget sekali.
Kamu tadi nguping ya "!
Nguping gimana, orang Putri aja suaranya kayak geledek gitu pas bilang kamu begituan sama Vino. kata Citra sambil kedua tangannya memperagakan tanda kutip.
Aduh celaka, kalo Citra udah tahu tentang aku dan Vino, salah-salah semuanya bisa tambah runyam. Soalnya dia cewek yang selain rada ganjen, mulutnya juga ember alias sering keceplosan kalo pas keasyikan ngobrol.
Hebat ya kamu, padahal Vino udah punya Shela. Bisa-bisanya kamu ngelakuinnya sama cowok yang udah punya pacar. kata Citra dengan nada meledek.
Apaan sih orang kami ngelakuinnya suka sama suka kok. jawabku sekenanya. Iya ya& bagi kamu kan selama janur kuning belum melengkung semua masih milik bersama. kata Citra ketawa.
Eh.. tapi hebat mana Vino sama Yovie pas di ranjang " Kalau dari tampang sih gantengan Yovie tapi nggak tahu juga kalo &
Cit !! Bisa nggak sih kamu nggak bahas itu !! kataku dengan nada sewot. "Boleh, tapi kamu juga berhenti dong nanya-nanya tentang Vino ke aku. Gimana " " tanya Citra sambil tersenyum mengejek.
Oke oke, tapi awas ya kalo kamu sampai bocor ke temen-temen. kataku dengan nada mengancam.
Tenang aja say, aku nggak akan bilang-bilang. Mulutku terkunci rapat kok. kata Citra sambil tangannya menirukan gerakan mengunci di depan bibirnya.
Yakin " tanyaku nggak percaya.
Yakin deh, kecuali lupa. jawab Citra ketawa sambil masuk ke kamarnya.
Aku menatap Citra masuk ke kamarnya dengan perasaan kesal. Tapi udahlah, percuma juga meladeni Citra yang suka selengekan, bisa-bisa aku malah sebel sendiri. Malam udah larut, akupun lalu masuk ke kamarku. Malam ini aku emang nggak tidur sekamar dengan Putri dan Citra, biar ada suasana baru soalnya kami bertiga kan bareng terus kalau di kampus.
Paginya aku terbangun sekitar jam tujuh lebih. Aku lihat ketiga teman sekamarku yaitu Firda, Lusi dan Indah udah nggak ada dan saat aku melongok keluar jendela, aku lihat suasana kolam renang sudah meriah. Ternyata teman-teman udah pada nyebur ke kolam renang.
Woi tukang tidur, ayo kita renang !! teriak Citra dari bawah. Dia udah pakai baju renang dan dalam kondisi basah kuyup sambil duduk di tepi kolam.
Aku nggak menjawab cuma melambaikan tangan, lalu berjalan keluar kamar. Aku sebenarnya juga suka berenang tapi aku lagi males, soalnya yang dipikiranku cuma Vino. Sampai di ruang tamu aku melihat Vino lagi duduk di sofa sambil melihat TV dan saat menengok ke dining room, aku lihat Putri lagi duduk di meja makan sambil minum secangkir teh dan baca majalah. Sarapan berupa roti, keju, selai dan buah buahan udah tersedia lengkap di meja.
"Vin, kamu udah sarapan " " tanyaku ke Vino yang lagi menatap layar TV.
"Aku belum lapar. " jawab Vino menggelengkan kepala dan masih tetap menatap layar TV.
"Masa belum lapar sih " Aku ambilin ya " Roti sama keju mau " " tanyaku dan lagi-lagi Vino cuma
menggelengkan kepala. Duh, kayaknya Vino kondisinya makin parah deh. Apa aku ajak jalan-jalan ke pantai aja yah, kan deket. Aku lalu menuju dining room menemui Putri.
Kamu nggak berenang, Put " tanyaku berbasa basi sambil duduk di dekatnya Putri. Males. jawab Putri singkat sambil tetap membaca majalah.
"Kamu udah sarapan " " tanyaku lagi.
"Udah. " jawab Putri lagi-lagi tanpa melihat ke arahku. Aduh, Putri pasti marah sama aku, kataku dalam hati.
Put, kamu marah sama aku ya " tanyaku lagi.
Nggak, cuma sebel aja. jawab Putri cuek sambil tetap membaca majalah. Sama aja keles. jawabku sambil mengambil sepotong roti tawar dan selai. "Oh ya, habis ini aku mau ngajak Vino jalan-jalan ke pantai. Kamu ikut nggak " " tanyaku sambil mengunyah roti tawar.
"Ngapain kamu ngajak Vino ke pantai " " tanya Putri menatapku penuh selidik. "Cuaca kan cerah nih, pemandangan pantai juga indah, ya sapa tahu Vino bisa terhibur dan pikirannya seger lagi. Biar dia bisa ngelupain semua masalahnya. " jawabku. "Maksudmu ngelupain Shela " " tanya Putri lagi.
"Mau gimana lagi Put, kan tau sendiri kalo mereka udah... "
"Ngelupain Shela biar kamu ada kesempatan gitu " " tanya Putri lagi kali dengan nada marah. "Bukan gitu Put, tapi... aduuh kamu jangan salah sangka dong... " ah ternyata Putri bisa membaca pikiranku.
"Vino kondisinya udah kayak gitu tapi kamu masih aja mikirin diri sendiri "! Kamu ini punya perasaan nggak sih "! " tanya Putri dengan nada tinggi.
"Ya terus aku harus gimana dong. Minimal bantu aku kek, sejak kemarin ngomel mulu. " jawabku bersungut-sungut.
"Nyesel aku ngajak kamu kesini, bikin masalah aja. Apalagi sikap kamu kemaren pas dirumahku, malu-maluin tau nggak "! " kata Putri dengan nada ketus.
Aku cuma diem aja, soalnya kalau aku jawab Putri bakalan makin marah dan masalah bakalan makin runyam. Saat ini aku bener-bener lagi butuh bantuan buat nyelesaiin masalah Vino dan cuma Putri lah yang bisa kuandalkan.
Part 101 Shel& tunggu !! teriak ane seraya memegang tangannya Shela. Lepasin !! bentak Shela sembari mengibaskan tangan ane.
Iya, aku tahu aku salah, tapi tolong beri aku kesempatan sekali lagi& ane berusaha membujuk Shela.
Kesempatan " Kamu bilang KESEMPATAN "! Udah berapa kali aku ngasih kamu kesempatan tapi kamu masih aja nggak nyadar !! kata Shela dengan nada tinggi sambil menyeka air mata yang membanjiri pipinya.
Aku tahu aku bukan cewek ideal buat kamu. Aku kasar, galak, manja, nggak bisa masak, bisanya cuma ngerepotin kamu terus, nggak kayak Mbak Wulan yang bisa apa aja, yang bisa memberikan semua yang kamu mau& kata Shela lagi sambil terisak.
Sebenarnya aku pengen serius sama kamu dan aku berusaha jadi pacar yang baik. Tapi mungkin usahaku masih belum cukup... " lanjut Shela sesenggukan.
"Aku memang belum lama kenal sama kamu, tapi cuma kamu yang bisa bikin aku sakit hati sampai nangis seperti ini. Kamu tahu itu artinya apa " " tanya Shela seraya menatap ane. Air matanya kembali berlinang.
"Itu artinya aku beneran sayang sama kamu..."
"Shel... " ane bingung harus berkata apa, tapi emang hubungan kami sepertinya udah nggak bisa diselamatkan.
"... udahlah... mungkin kita emang nggak jodoh. " kata Shela terisak sambil menyeka kembali air matanya.
Ane cuma bisa menatap Shela menangis di depan ane. Percuma ane jelaskan kayak apapun, ane udah melakukan kesalahan yang sangat fatal dan tak termaafkan.
"Mulai sekarang, hubungan kita udah berakhir. Kamu jangan pernah temui aku lagi. " kata Shela seraya menatap ane.
"Maksudmu... kita putus " " tanya ane lirih dengan perasaan putus asa dan penyesalan yang luar biasa. Dada ane sesak, seperti menahan beban puluhan kilo.
"Kamu sendiri yang memutuskan hubungan kita, bukan aku. " jawab Shela.
"Selamat tinggal Vin, semoga kamu bahagia bersama Mbak Wulan. " kata Shela lagi kemudian berjalan cepat meninggalkan ane.
Ane cuma bisa menatap kepergian Shela dengan tatapan nanar dan perasaan nggak karu-karuan,
antara sedih, marah dan menyesal, menyesal karena semua ini terjadi akibat kebodohan ane sendiri, bukan salah Wulan, Dina atau siapapun.
Aah& lagi-lagi ane tersadar dari lamunan. Entah udah berapa kali ane melamun tentang kejadian tersebut. Pertemuan terakhir ane dengan Shela kemaren malam masih aja sulit ane lupakan, dan wajah Shela yang sangat sedih selalu aja terbayang-bayang.
Tapi bagaimanapun ane nggak boleh sedih terus, ane harus bisa secepatnya move -on dari Shela dan memulai lembaran baru. Ane tahu itu bukan hal mudah dan butuh waktu entah sampai kapan tapi bagaimanapun ane harus berusaha. Lagipula disekeliling ane banyak temen-temen. Ane nggak boleh mengabaikan mereka.
Tiba-tiba...nyessss !! Ane kaget soalnya seperti ada besi yang dingin menempel di pipi ane.
"Masih mikirin Shela " " terdengar suara cewek di belakang ane.
Ternyata Citra yang datang. Dia lalu duduk di sebelah ane sambil membawa dua kaleng A&W Root Beer dingin. Ane nggak menjawab, cuma tersenyum sedikit lalu kembali menatap layar TV LCD yang menayangkan film After The Sunset.
"Mau nggak " " tanya Citra sambil menyodorkan kaleng bir tersebut.
"Makasih. " jawab ane pelan sambil menerimanya.
Ane menatap Citra yang lagi membuka kaleng Root Beer lalu meminumnya. Dia hari ini pake tanktop warna hijau dan hotpants super pendek, lalu menyilangkan kakinya sehingga bikin ane & ehm... Tapi ngapain dia disini " Putri dan Wulan mana " Ane melihat sekeliling ruang tamu villa, tapi nggak ada seorangpun.
"Yang lain kemana Cit " Kok sepi " " tanya ane ke Citra. Oke, ane nggak boleh sedih lagi. Citra juga temen ane, meskipun omongannya kadang bikin bete tapi tetep aja gak boleh ane diemin. "Wulan sama Putri tadi pamit mau ke kota katanya ada perlu, dan yang lain pada keluar jalan-jalan ke pantai. " jawab Citra.
"Ngapain Wulan sama Putri ke kota " " tanya ane. Tau. Kayaknya buru-buru banget. jawab Citra. Kok tumben kamu nggak ikut sama Putri " tanya ane lagi.
"Tadinya sih pengen ikut yang ke pantai, tapi Putri malah nyuruh aku jagain kamu disini. Ah... sebel. " gerutu Citra sambil membetulkan posisi kacamatanya pake tangan.
"Gak papa kok kalo kamu pengen nyusul temen-temen ke pantai. Biar aku sendirian disini. " jawab ane.
"Emoh ah. Ntar kalo Putri tau aku ninggalin kamu, dia bakalan ngomel-ngomel nggak karuan. Males dengerinnya. " jawab Citra.
"Lagian aku kuatir juga sih kalo aku tinggal sendirian ntar kamunya malah loncat dari rooftop. Kasihan kan yang punya villa kalo villanya jadi angker. " kata Citra lagi.
Ane cuma tersenyum simpul mendengar selorohan Citra. Emang dia nggak berubah, selalu aja ngasal dan ceplas-celpos kalo ngomong.
"Kamu ini bisa sampai segitunya ya cuma gara-gara diputus Shela. Iya, aku tahu Shela itu cewek yang baik, tapi ayolah masih banyak cewek lain diluar sana. " kata Citra lagi.
"Kayak aku ini lho, pacaran dibawa nyantai aja. Putus cari lagi. Kalo terlalu serius ntar jadinya ya baper kayak kamu ini. lanjut Citra sambil menunjuk ke ane.
Cowok kok baperan, masa kalah sama aku. "
Ya jangan samain aku sama kamu lah. jawab ane menggerutu.
"Kenapa kamu nggak sama Wulan aja " Dia suka sama kamu kan " Dan kamu dulu juga suka sama dia. Jadi kenapa kalian nggak pacaran aja sekarang " Hidup cuma sekali fren, jangan dibikin ribet. " kata Citra dengan enteng lalu menenggak Root Beer-nya.
Mendengar kata-kata Citra barusan, ane cuma menyandarkan kepala ane di sofa sambil menghela napas. Lama-lama ane jengkel juga. Ini cewek kalo ngomong ga pake mikir kali ya, gerutu ane dalam hati. Moga-moga aja Wulan sama Putri nggak lama perginya. Kalo kelamaan berdua sama Citra, bisa-bisa ane malah loncat dari rooftop beneran.
Kami berdua lalu menatap layar TV, dan ah kampret, ternyata filmnya pas menampilkan adegan hot antara Pierce Brosnan dan Salma Hayek. Meskipun adegannya nggak lama tetep aja bikin kami berdua rasanya gimana gitu.
"Ngapain ngelirik aku " " tanya Citra.
"Ah enggak. " jawab ane cuek. Tiba-tiba aja Citra mendekatkan wajahnya ke ane.
"Sssttt.. kamu udah ngelakuinnya sama Wulan kan " " tanya Citra dengan senyum mengejek.
Mendengar pertanyaan Citra ane kaget setengah mati.
Ngelakuin apaan " ane pura-pura gak tau.
Halaah pura-pura bego lagi. Kamu ini bener-bener deh, udah punya Shela malah ngelakuinnya sama Wulan. kata Citra ketawa.
Aduh celaka, pasti Wulan yang ngomong. Kalo Citra udah tahu, bisa-bisa kabar ini bakalan nyebar kemana-mana. Ini Citra bukannya menghibur malah nambahin beban pikiran ane. Duh, Putri... kok bisa-bisanya kamu malah ninggalin aku berdua sama cewek slebor macem ini.
Terus sama Shela udah pernah belum " tanya Citra dan ane cuma menggeleng. Sama cewek SMA itu " tanya Citra, dan ane juga menggeleng.
Serius " Berarti setelah waktu itu langsung sama Wulan " tanya Citra seolah nggak percaya. Ane diem aja sambil menatap layar TV.
Kamu itu ya, sama pacarnya belum pernah, tapi sama cewek lain malah udah. kata Citra ketawa. Apaan " Waktu itu kan kamunya yang maksa. jawab ane gak mau kalah.
Ih sapa juga yang maksa. jawab Citra dengan ketus.
Iya deh. jawab ane mengalah.
Terus sama Wulan gimana " tanya Citra lagi. Ya nggak gimana-gimana. jawab ane sekenanya.
Sama aku hot mana " tanya Citra sambil menatap ane dengan tatapan penuh arti. Nggak tau ya, sama kamu kan dah lama tuh, yaa jadinya lupa. jawab ane sekenanya. Kamu itu sama kayak Wulan. Udah pernah ngelakuinnya tapi tetep aja masih keliatan culun. kata Citra dengan senyum mengejek.
Ah elah bener-bener bikin bete nih cewek, omongannya lama-lama ngelantur dan nggak mutu. Mana ane dikatain culun lagi. Heran, kok Irfan bisa-bisanya naksir cewek model ginian. Pengen banget ane tinggal pergi tapi nggak enak soalnya dia temen akrabnya Putri.
Wulan juga. Padahal dia udah pacaran sama Yovie, masih aja gak tau caranya menghibur cowok yang sedih. Malah dia kayak orang bingung lari kesana kemari kata Citra lagi. Nggak kok, dia udah berusaha menghibur aku, mungkin akunya yang terlalu sedih jadi& Ah menghibur apa " Nih aku kasih tahu caranya yang bener menghibur cowok. Coba kamu menghadap aku. pinta Citra.
"Buat apa " " tanya ane.
"Udah nurut aja. " kata Citra dengan nada mendesak, dan ane pun menurut. Tutup mata kamu. pinta Citra lagi.
Lho ngapain " tanya ane.
Ah nanya mulu sih. Ayo tutup mata kamu. kata Citra sambil duduk tepat menghadap ane dan melepas kacamatanya.
Ane pun menurut lalu memejamkan mata ane. Citra mau apa sih " tanya ane dalam ati, perasaan ane jadi nggak enak, apa dia mau... Tiba-tiba aja sesuatu yang basah dan hangat menempel di bibir ane, sesuatu yang sering ane rasakan bersama Wulan. Oh damn!! Ternyata benar, Citra mencium bibir ane sambil memegang pipi kiri ane.
Cukup lama kami berdua melakukan adegan kissing dan seperti halnya dengan Wulan ane nggak kuasa melawan. Ah elah ternyata gini ya cara menghibur ala Citra, tapi boleh juga sih. Tapi meskipun begitu, tetep aja yang ane pikirkan cuma Shela.
Gimana " tanya Citra setelah kami puas berkissing ria. "Ternyata gitu ya cara menghibur kamu. " kata ane. "Iya, gimana " Keren kan " " tanya Citra tersenyum. "Ya lumayan lah. " jawab ane.
"Cuma lumayan " " tanya Citra dengan ekspresi kurang senang. "Kamu sama Shela udah berapa kali ciuman " " tanya Citra lagi. "Belum. " jawab ane menggeleng pelan.
"Belum " Sama Wulan " " tanya Citra tersenyum penuh arti. "Beberapa kali... nggak tau, aku nggak ngitung. " jawab ane sekenanya.
"Hahaa udah aku duga. " jawab Citra ketawa. Ane cuma diem aja, soalnya udah ane duga d ia bakal ketawa meledek.
"Udahlah aku ga tau hubungan kalian bertiga kayak apa. Tapi seperti yang udah kubilang tadi, kamu itu masih aja culun. " kata Citra.
"Maksud kamu apa sih ngatain aku culun dari tadi " " tanya ane dengan nada sewot. "Emang kok. Kamu pas ciuman aja masih kaku, kayak tegang gitu. Kayak baru pertama kali aja. " kata Citra.
"Terus yang bener gimana " " tanya ane penasaran.
"Kalo ciuman itu rileks aja, jangan kaku dan dinikmati. Nah coba kamu sekarang cium lagi bibir bawahku... " pinta Citra sambil memegang bibir bawahnya.
Ane pun menurut lalu mencium bibir bawah Citra sesuai "instruksinya" tadi tapi baru beberapa detik tiba-tiba aja dia melepaskan ciumannya.
"Tuh kan kamu masih tegang, rileks dong. " protes Citra.
"Aku rileks kok. " kilah ane.
"Nggak, masih kurang. Kamu masih tegang soalnya aku yakin kamu masih mikirin Shela. Ngapain "! Kalian udah putus kan " Buat apa mikirin dia " Kamu sekarang itu jomblo kayak aku juga. " kata Citra.
Ane cuma terdiam mendengar kata-kata Citra. Emang sih kedengarannya menyakitkan dan sulit diterima tapi sekarang Shela udah bukan sapa-sapa ane. Ane sekarang jomblo dan bisa bebas mau bergaul dengan cewek manapun.
"Nah, coba kamu diem, aku ajari prakteknya. " kata Citra.
Ane lalu diem dan lalu Citra mencium bibir bawah ane, dan ane nggak tahu rileks macam apa yang dia maksud soalnya sama aja sih rasanya.
"Beda kan rasanya " " tanya Citra lagi.
"Iya beda, lebih berasa rileks. " jawab ane bohong. Soalnya kalo ane jawab sama aja ntar ga kelarkelar.
"Sip, ngerti kan. Sekarang coba kamu praktekkan, kamu cium bibir aku. " pinta Citra lagi. "Ini terakhir ya " " tanya ane.
"Iya, tapi harus bener lho, kalo nggak ya diulang lagi. " jawab Citra tersenyum. "Ah elah. " kata ane lalu mendekatkan bibir ane ke bibir Citra. "Inget !! Rileks. " kata Citra tiba-tiba sambil menunjuk bibir ane. "Iya iya. Bawel. " jawab ane menirukan kata-kata mantan bebeb ane (hiks... )
Seperti permintaan Citra, ane pun mencium bibir bawahnya serileks mungkin, dan kami pun berciuman kembali dengan serunya. Tiba-tiba aja Citra memegang tangan kanan ane dan meletakkannya di dada kirinya.
Cukup lama kami melakukan kissing sementara tangan kanan ane bergerilya di *****-nya Citra bahkan sampai ke dalam tankt... ah sudahlah. Dan sepertinya Citra bener, ane harusnya rileks soalnya toh sekarang ane udah bukan pacar siapa-siapa.
Setelah kami puas, Citra cuma menatap ane dengan senyum penuh arti.
"Kamu kok ngeliatin aku kaya gitu " " tanya ane. "Nggak, cuma pengen tau ekspresimu. " jawab Citra.
"Gimana " Lebih berasa kan " " tanya Citra lagi dengan tersenyum sambil menyadarkan kepalanya ke sofa.
Kamu nggak pake daleman yah " tanya ane.
Aku nggak nanya itu, o on. jawab Citra ketus sambil menyentil hidung ane. Eh iya aku& eh rada deg-degan, lumayan& jawab ane sambil tersenyum kecut. Tapi kamu jangan ge er dulu Vin, aku tetep aja nggak ada perasaan apapun ke kamu. You re still not my type. kata Citra.
As if I care. jawab ane nggak mau kalah. Citra cuma ketawa mendengar jawaban ane. "Kita terusin di kamar " " tanya Citra.
"Kamu serius " " tanya ane.
"Mau nggak " Aku nggak bakal nanya dua kali lho. " "Tapi ntar kalo temen-temen balik gimana " " tanya ane.
"Tenang, Putri kan ke kota, jarak kota dari sini sejam lebih, belum kena macet, terus temen-temen lainnya aku yakin bakal lama di pantai. " kata Citra meyakinkan. Ane lihat ke jam HP, ternyata baru jam sembilan lebih.
"Emang tadi Putri berangkat jam berapa " " tanya ane.
"Kayaknya sih sekitar jam delapan, paling dia balik dua atau tiga jam lagi. Gimana mau nggak " Kalo nggak ya udah aku nonton TV aja. " tanya Citra.
"Bolehlah. " jawab ane.
Kami berdua lalu menuju kamarnya Citra. Oke, daripada ntar dikira vulgar, mending anggap aja kami berdua maen game Tekken 6 kayak ane sama Wulan kemaren pake TV di kamar. Kebetulan juga pacarnya Putri bawa seperangkat Xbox 360 yang ditaroh di dekat TV ruang tamu, jadi ya ane bawa aja Dan emang Citra jauh lebih jago daripada Wulan, dia pake Christie Monteiro sedang ane yang pake Lei Wulong dihajar habis
Part 102 Kamu masih mikirin Shela, Vin " tanya Citra yang berbaring di springbed.
Aku masih gak bisa ngelupain dia. jawab ane yang duduk di karpet dan bersandar pada ranjang. Bukannya kalian belum lama pacaran " Waktu di pestanya Putri itu kalian baru aja jadian kan " tanya Citra sambil bangkit duduk.
Iya. jawab ane singkat.
Cuma nggak nyangka aja&
Nggak nyangka gimana " tanya Citra sambil membetulkan tanktopnya. Hari ini aku seranjang dengan MC-nya. jawab ane nyengir. Bisa aja kamu. kata Citra ketawa.
Meskipun kami belum lama pacaran, tapi aku udah bener-bener sayang sama dia, aku nggak tahu kenapa, tapi di mataku dia begitu beda& entahlah, maksudku& aku seperti menemukan cewek idamanku pada diri Shela. jawab ane.
Tapi semua udah berakhir, mungkin aku butuh waktu buat move on dari Shela, cuma nggak tahu sampai kapan. jawab ane.
Kamu bener-bener cinta mati ya sama dia. kata Citra dan ane nggak menjawab cuma tersenyum getir.
Shela beruntung banget ya, dicintai oleh seorang cowok. Meskipun hubungan kalian bubar garagara Wulan. kata Citra.
Aku nggak pernah nyalahin siapapun Cit, semua murni kesalahanku. Ah sudahlah, nggak usah dibahas& jawab ane.
Emang kamu gimana " Kamu udah bisa move on belum " tanya ane. Dari siapa " tanya Citra.
Cewek egois kita putus& jawab ane seraya menatap Citra. Mendengar kata -kata ane Citra kelihatan terkejut.
Rupanya kamu dulu ngelihat-lihat isi WA-ku ya. kata Citra dengan nada marah. Bukan gitu, waktu itu pas aku pindahin HP kamu, tombol on off-nya kepencet, dan aku nggak sengaja liat ke layar. jawab ane.
Citra nggak menjawab cuma tersenyum kecut sambil memegangi dahinya. Wajahnya langsung berubah sedih.
Haha& sama kayak kamu, diputus sepihak, cuma bedanya mutusinnya lewat WA. Cowok fakultas ********. jawab Citra ketawa sedih sambil menggelengkan kepala.
Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sss& sorry Cit& kalau itu bikin kamu sedih lagi. Bukan maksudku& kata ane tergagap.
Nggak papa, aku udah mulai bisa ngelupain dia kok. Tapi emang sih, sakit banget pas tiba-tiba kita diputus secara sepihak. Apalagi saat kita bener-bener sayang sama pacar kita. kata Citra seraya duduk di sebelah ane.
Ane nggak berani nanya-nanya lagi, takutnya malah Citra makin galau. Eh ternyata bisa juga nih cewek slebor ini sedih.
Jangan-jangan waktu itu kamu ngajak aku gituan biar kamu bisa ngelupain mantan kamu itu, hehe " tanya ane bercanda.
Sorry yah, kamu nggak marah kan " tanya Citra sambil menatap ane. Yaa kalau aku sih seneng-seneng aja. seloroh ane.
Ooo gitu " Ternyata kamu nakal juga ya. kata Citra sambil menyentil hidung ane. Bukannya aku culun " tanya ane ketawa.
Iya, nakal tapi culun plus o on. jawab Citra tersenyum meledek. Ane cuma tersenyum simpul. "Dan sekarang kayaknya kita impas deh. " kata ane.
"Impas gimana " " tanya Citra.
"Tadi kita gituan lagi kan agar aku bisa ngelupain mantan aku. " kata ane. "Impas apaan, orang dua-duanya aku yang ngajak semua. " jawab Citra. "Bener juga ya. " jawab ane ketawa.
"Kalo gitu aku punya ide nih, ceritanya kita berdua sama-sama ditinggal pacar masing-masing kan " " tanya Citra.
"Terus " " tanya ane.
"Gimana kalo kita sekarang jadian aja " " tanya Citra.
"Aku pacaran sama kamu " " tanya ane dengan nada kaget dan Citra cuma mengangguk sambil tersenyum penuh arti.
"Tapi kamu kan selalu bilang kalau.... I'm not your type. " kata ane menirukan kata -kata Citra. "As if I care. " jawab Citra.
"Tapi.... "! "
Ane kebingungan menjawab pertanyaan Citra. Masa iya sih ane pacaran sama Citra " Disamping ane nggak ada feeling sama dia, dijamin ntar malah bakal ada masalah serius, terutama sama Wulan dan Irfan. Dan bisa-bisa persahabatan mereka bertiga bakalan rusak, termasuk mungkin persahabatan ane dan Irfan.
"Hehe, aku bercanda keles. " kata Citra sambil mentowel hidung ane. Ah elah... "Ah, kamu bikin aku deg-degan aja. " jawab ane dengan perasaan lega. Lagian kalau kita pacaran, Irfan bakalan ngamuk tuh. lanjut ane. Irfan " tanya Citra mengernyitkan dahi.
Iya, dia kan naksir kamu. jawab ane. Oooh& Citra cuma tersenyum simpul.
Aku tahu sih Vin. Irfan& dia emang cowok yang baik. Cuma& hati aku kayaknya masih belum siap menerima siapapun. jawab Citra dengan mata menerawang. Hmm, berarti pas ngajak pacaran tadi Citra emang beneran bercanda.
"Terus kamu sama Wulan gimana " Apa kalian bakal jadian " Dia kayaknya juga suka banget sama kamu. " tanya Citra.
"Aku nggak tahu Cit. Bagaimanapun aku masih susah melupakan Shela. Mungkin sama kayak kamu, hati aku belum siap menerima siapapun. " jawab ane sambil menatap Citra.
Citra nggak menjawab, lalu dia memegang dagu ane lalu mendekatkan wajahnya ke wajah ane. Ane pun tahu maksudnya, dan bibir kami berdua pun beradu kembali, dan ane merasa lebih santai saat melakukannya, mungkin inilah rileks yang dimaksud Citra. Tentu aja nggak hanya kiss, seperti saat di ruang tamu, tangan kiri ane juga gerayangan ke dada... ehm... bahkan sampai merogoh tanktopnya.... ah sudahlah. Yang jelas sepertinya kita senasib, sama-sama susah move-on dari para mantan masing-masing.
Tiba-tiba HP-nya Citra berdering nyaring yang langsung menginterupsi aktivitas kami berdua. Ane lihat jam di dinding kamar, rupanya udah jam sepuluh lebih seperempat.
"Siapa Cit " " tanya ane saat Citra menatap layar HP-nya.
"Sssttt... Wulan. " jawab Citra sambil mengacungkan telunjuk ke bibirnya. Ane pun spontan diem. "Halo, gimana Lan " "
".................................. "
"Ya masih di villa lah, masa di kampus. " ".................................. "
"Di kamar. ".................................. "
"Vino ada dibawah, lagi nonton TV. " jawab Citra melirik ane sambil tersenyum. ".................................. "
"Sapa yang tidur keles, aku ke kamar cuma ngambil HP dan tiba-tiba aja kamu telpon. " ".................................. "
"Oke deh kalo gitu. ".................................. "
"Iya jangan kuatir. Parno banget sih. " ".................................. "
Belum pada balik, biasa kan kalo ke pantai kan lama. ".................................. "
Eh mau, mau dong. kata Citra antusias. ".................................. "
Bentar ya, eh Vin, kamu mau beef burger nggak " tanya Citra ke ane.
Cit !! sssttt..!! kontan ane berteriak tertahan sambil mengancungkan telunjuk ke bibir dan Citra langsung kaget lalu menutup mulutnya dengan tangan.
".................................. "!! "
".................................. "!! "
Eh iya iya gimana Lan " tanya Citra tergagap menjawab telpon Wulan. ".................................. "
Nggak& nggak kok, aku sekarang ada di ruang tamu. Vino masih di sini, nggak di kamar. ".................................. "
Ya nggak lah say, aku nggak bakal macem-macem sama Vino, orang Vino aja masih sedih gitu kok. Diajak ngomong juga masih gak nyambung. kata Citra sambil ketawa tanpa suara. ".................................. "
Yaelaaa malah bahas itu lagi. Kamu lupa ya kesepakatan kita semalem " ".................................. "
Iyaaa, percaya deh sama aku. Oke say. jawab Citra lalu menutup HP-nya. Kamu apa-apaan sih, nyaris aja ketahuan Wulan. kata ane ke Citra yang ketawa cekikian. Nggak kebayang deh gimana ekspresi Wulan tadi. kata Citra.
Terus Wulan ngomong apa aja Cit " " tanya ane.
"Mereka udah mau balik. Cuma kayaknya sih tadi mereka lagi makan burger makanya nawarin kita. " jawab Citra.
"Jam segini di warung burger " Lho emang Putri sama Wulan sebenarnya ke kota ngapain sih " tanya ane penasaran.
Mana aku tahu. Mereka gak bilang apa-apa. jawab Citra. Berarti mereka sampai sini paling sejam lagi ya " tanya ane. Mungkin. jawab Citra.
Berarti bisa sekali lagi dong hehe... jawab ane sambil cengengesan. Ternyata kamu itu ya& kata Citra tersenyum seraya mencolek hidung ane.
Biar gantian lah, sekarang aku yang ngajak kamu. Dan mumpung kamu belum pakai celana. kata ane sambil nyengir.
Dasar. kata Citra ketawa.
Ane lalu memegang dagunya Citra dan mendekatkan bibir ane ke bibirnya. Dia langsung menyambutnya dan bibir kami kembali saling melumat setelah sebelumnya sempat tergang gu telpon dari Wulan. Tentu saja tangan kiri ane kembali bergerilya ke dalam tanktop& ah.. skip skip !!
Kami berdua lalu kembali naik ke springbed, lalu kami& ehm ya anggap aja kami melanjutkan maen game Tekken 6, dan Citra masih pake Christie Monteiro. Biar nggak kalah pake jagoan ane, Jin Kazama tapi tetep sama aja ane bukan tandingan Citra dan lagi-lagi ane disikat habis Ah elah, hebat banget nih Citra atau mungkin ane yang levelnya emang masih pemula
Setelah puas bercint... eh maksud ane selesai maen Tekken 6, kemudian kami berdua kembali ke ruang tamu, tentu saja setelah membereskan segala sesuatu untuk meninggalkan jejak termasuk & ehm& seperangkat Xbox360 beserta semua joystick-nya yang kami pergunakan buat main game tersebut.
Kami berdua melanjutkan nonton film After The Sunser lewat VCD di TV ruang tamu. Tiba-tiba Citra menatap ane dengan tersenyum simpul, dan ane pun balas tersenyum. Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahu ane dan ane lalu merangkul pundaknya. Kami pun lalu asyik menonton adegan demi adegan di layar TV, persis kayak orang pacaran.
"Kita kayak orang pacaran ya " " tanya ane ke Citra yang masih bersandar di bahu ane.
"Idih ngarep deh. Remember, you're still not my type. " jawab Citra ketawa.
"Am I " " tanya ane lagi. Kali ini sambil mendekatkan bibir ane ke bibirnya Citra.
"Not for a million years. " jawab Citra lirih sambil menyambut bibir ane dengan memejamkan mata.
Dan kami berdua melakukan kissing lagi di sofa ruang tamu villa dengan serunya, dan nggak lupa tangan kanan ane gerayangan ke dalam tankt... ah sudahlah skip aja lah
Dan kira-kira sejam kemudian terdengar deru suara mobil dari luar villa, Putri dan Wulan datang kah " Ane dan Citra yang masih duduk di sofa ruang tamu spontan berdiri dan melongok keluar, da n ternyata emang suara mobilnya Aldo alias pacarnya Putri. Gak berapa lama tiba -tiba Wulan ngeloyor masuk dan langsung menghampiri ane. Dia kelihatan gelisah sekali. Ane pun berdiri menyambutnya.
Vin, aku mau bicara. kata Wulan dengan nada serius. Ada apa " tanya ane penasaran.
Ikut aku ke rooftop. kata Wulan lagi.
Ada apa sih " Kok kayaknya serius banget. Putri mana " tanya ane. Udah ikut aja. jawab Wulan nggak sabar sambil menggeret lengan ane. Awas ya kamu !! kata Wulan ketus ke Citra, yang cuma tersenyum-senyum penuh arti. Daaahhh& kata Citra sambil melambaikan tangan ke ane dengan nada mesra.
Sambil berjalan ke rooftop, ane pun balas tersenyum melambaikan tangan ke Citra. Melihat sikap ane kontan aja Wulan kaget.
Lho, Vin " Kamu kok udah nggak sedih lagi " tanya Wulan dengan nada terkejut.
Yaa masih dikit sih, masa galau kok terus-terusan.. haha& jawab ane ketawa.
Iyaa tapi tadi di telpon Citra bilang kamu masih sedih, kok sekarang bisa udah ketawa -ketiwi gitu. Kamu ngapain aja sama Citra "! tanya Wulan dengan nada menuh selidik.
Nggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol sama nonton film di TV aja kok. jawab ane berkilah dan bohong.
Wulan cuma diem mendengar jawaban ane, tapi sepertinya dia nggak percaya 100%. Sampai di rooftop kami lalu duduk di meja makan. Wulan menatap ane dengan tatapan serius.
Vin, aku mau nanya sama kamu. kata Wulan.
Nanya apa " tanya ane penasaran.
Kamu masih sayang sama Shela " tanya Wulan lagi. Terang aja pertanyaan Wulan bikin ane kaget.
Ya jelaslah. Aku sayang banget sama Shela. Kenapa emang " tanya ane dengan perasaan mulai nggak enak. Mendengar jawaban ane, Wulan keliatan ragu-ragu.
Aku mau bicara soal Shela& kamu& yang kuat ya& " jawab Wulan dengan nada lirih sambil menatap ane.
Shela kenapa Lan "! tanya ane dengan perasaan mulai gelisah.
Part 103 Aku mau bicara soal Shela& kamu& yang kuat ya& " jawab Wulan dengan nada lirih sambil menatap ane.
Shela kenapa Lan "! tanya ane dengan perasaan mulai gelisah.
Jawab Lan !! Shela kenapa "! tanya ane lagi dengan nada tinggi setelah Wulan cuma diem aja.
Tiba-tiba Wulan menatap ane seraya tersenyum penuh arti, sambil melirik ke belakang ane. Dengan penuh pertanyaan ane pun ikutan menoleh ke belakang dan spontan ane kaget setengah mati. Kaget, shock, bingung sekaligus senang bercampur menjadi satu, karena ternyata seseorang yang selama ini sangat ane sayangi, sangat ane cintai, berdiri di belakang ane lengkap dengan senyum manisnya.
Shel& " ane bener-bener nggak mempercayai penglihatan ane.
Kamu keliatan kucel banget, Vin. jawab Shela.
Shela ada disini "! Tapi bagaimana bisa, bukannya .... sejuta pertanyaan memenuhi benak ane, tapi sementara ini nggak ane hiraukan lagi. Ane lalu beranjak berdiri dan menghampiri Shel a. Ane berniat memeluknya, memeluknya dengan erat sampai kapanpun agar dia nggak akan bisa pergi lagi& tapi&
Tapi kamu beneran Shela kan " tanya ane saat kami saling berdiri berhadap-hadapan.
Maksudmu " tanya Shela.
Jangan-jangan kamu saudara kembarnya Shela, Shely atau Shelvy& atau kamu dedemit penunggu villa ini " tanya ane dengan nada meledek.
Kamu tu ya, baru aja ketemu udah langsung ngeledek. jawab Shela ketus sambil cemberut.
Ane nggak mempedulikan protesnya Shela dan langsung memeluknya dengan erat, seperti yang sering ane lakukan di dalam mimpi (padahal aslinya yang ane peluk Wulan ). Shela terlihat kaget melihat kelakuan ane, namun dia akhirnya balas memeluk ane.
Maafkan aku Shel, maafkan aku yang udah menyakitimu. Aku janji nggak akan berbuat hal-hal
bodoh lagi yang bikin kamu sedih !! kata ane dengan penuh penyesalan.
Iya, iya Vin& jawab Shela pelan, dan sambil membelai rambut belakang ane.
Aku udah maafin kamu kok. kata Shela lagi.
Kamu jangan ninggalin aku lagi ya. Aku bener-bener hancur tanpa kamu. kata ane masih memeluk Shela dengan erat. Hancur " Awal-awal mungkin iya, tapi sekarang ..kayaknya kata hancur perlu direvisi deh.
Iya, tapi kamu harus pegang janjimu ya, jangan pernah bikin aku sakit hati lagi. Aku juga sedih Vin saat harus pisah sama kamu. jawab Shela, dengan nada terbata-bata.
Mendengar kata-kata terakhir Shela, ane pelan-pelan melepaskan pelukan ane dan menatap wajahnya. Ane lihat mata Shela mulai berkaca-kaca.
Jadi kamu mau balikan sama aku " tanya ane.
Kalo balikan kayaknya kurang pas ya. Mungkin ngasih kamu kesempatan sekali lagi& jawab Shela sembari menatap ane dengan mata masih berkaca-kaca.
Makasih, say, makasih& kata ane seraya memegang kedua tangan Shela lalu menciumnya. Shela cuma mengangguk dan tersenyum.
Ups& ane sampai lupa pada Wulan dan Putri. Ane yakin Wulan dan Putri tadi ke kota buat menemui Shela dan membujuknya agar mau belikan sama ane. Ane pun menoleh ke Wulan yang masih duduk di meja makan.
Makasih Lan, udah mau membujuk Shela agar mau kesini. kata ane, dan Wulan nggak menjawab, cuma tersenyum sambil mengangguk.
Hei, jangan lupa Mbak Putri dong, dia juga ikut membujuk aku lho. kata Shela.
Eh iya, iya Put, makasih banyak ya. kata ane ke Putri.
Putri yang sejak tadi berdiri di dekat pintu bersama Citra, juga cuma tersenyum sambil mengacungkan jempol. Ya jelaslah, kalau Wulan sendirian tanpa dibantu Putri mana mau Shela kemari dan salah-salah malah mereka berdua berantem lagi. Cuma yang bikin ane heran sikapnya Citra agak beda, dia menatap ane dengan tersenyum getir, lalu menunduk sambil menggigit bibirnya. Lho, Citra kenapa ya " tanya ane dalam hati.
"Oh ya sekarang Mbak Shela udah ada disini, dan pastinya Vino udah nggak sedih lagi kan. " kata Putri tiba-tiba.
"Gimana kalo kita nyusul yang lain ke pantai " "
"Wah boleh juga Mbak Put. " jawab Shela dengan semangat.
"Lho emangnya kita check out jam berapa Put " " tanya Wulan sambil beranjak berdiri.
"Sampai jam tiga kok, tenang aja. " jawab Putri.
"Yee asyik, akhirnya kita ke pantai !! " kata Shela dengan riang.
Lho, emang Wulan bilang apaan ya kok Shela bisa sampai segembira ini, kayak nggak ada kejadian apa-apa, batin ane. Apa ada sesuatu yang disembunyikan " Tapi Shela kan bukan tipe cewek yang suka memendam perasaan. Ah udahlah, ntar ane tanyakan langsung ke Shela. Moga -moga aja dia udah beneran memaafkan ane. Tapi yang jelas Shela sekarang udah ada bersama ane, dan sepertinya sih dia udah memaafkan semua kesalahan ane. Dan tentu saja perasaan ane sekarang bener-bener sukar dilukiskan dengan kata-kata, dan semuanya serasa seperti mimpi. Yah, Shela udah kembali bersama ane, itu yang penting, dan ane berjanji nggak akan menyakiti hatinya lagi.
Kami berlima lalu menuju pantai, yang jaraknya nggak begitu jauh dari villa. Sepanjang perjalanan ane menemui pemandangan yang lain daripada biasanya kalo nggak boleh dibilang janggal. Shela terlihat akrab dengan para trio kwek kwek dan sepertinya dia langsung nyetel dengan obrolan mereka. Kalo sama Citra dan Putri sih ane nggak heran, tapi Shela juga akrab dengan Wulan dan sesekali mereka berdua ketawa bareng. Mungkin ane belum terbiasa aja sih, soalnya melihat Shela dan Wulan akrab, seperti melihat Freiza dan SonGoku mendadak berteman.
Sedangkan Citra, ehm.. kami berdua bersikap seolah-olah nggak ada apa-apa, dan dia sejak tadi malah terkesan cuek sama ane. Beberapa kali kami sempat saling bertatapan muka, dan dia cuma menatap ane dengan wajah murung.
Sampai sana nggak sulit mencari rombongan temen-temen karena kondisi pantai yang agak sepi dan keempatnya langsung bergabung. Sedangkan ane, karena nggak begitu suka dengan pantai cuma duduk di tiker di pinggir sekalian menjaga barang-barang temen-temen seperti tas dan HP.
Ane lihat semua temen cewek, rata-rata bermain di laut pinggiran dan berbasah-basah ria, kecuali Shela. Mungkin karena dia dadakan kemari jadi nggak bawa baju ganti dan cuma pake celana jeans, nggak kayak temen-temen cewek lain yang pada pake celana pendek atau legging selutut. Sedangkan temen-temen cowok pada main bola dan layang-layang. Meskipun nggak bergabung, ane tetep bisa merasakan keceriaan mereka.
Tiba-tiba ane merasakan ada seseorang duduk di samping ane, ane pun menoleh ternyata dia Citra. Dia juga menatap ane lalu membuang muka dan memandang ke arah temen-temen yang lagi bermain di pantai. Lah ini cewek kenapa yah, kok sikapnya jadi berubah 180* ke ane. Ane ngelirik lagi ke Citra, dia cuma pakai tanktop dan hotpants, cocok banget dah dengan suasana pantai.
"Cit, kok kamu nggak gabung sama temen-temen " Tadi bilangnya pengen ke pantai. " tanya ane.
Citra nggak menjawab, cuma menggeleng sambil tetap menatap ke arah temen-temen.
"Oh ya selamat ya, kamu udah balikan lagi sama Shela. " kata Citra tiba-tiba sambil menoleh ke ane.
"Makasih. " jawab ane.
"Aku juga nggak nyangka, tiba-tiba aja Shela datang. Rupanya Wulan dan Putri ke kota menemui Shela, dan membujuknya ke villa untuk menemuiku. " kata ane tersenyum.
"Dan kamu seneng Shela kembali " " tanya Citra lagi. Lho, ane bener nih pertanyaannya Citra.
"Ya seneng lah. Kamu tau sendiri kan aku sayang banget sama Shela. " jawab ane ketawa.
Citra lagi-lagi nggak menjawab, cuma tersenyum, lalu kembali menatap ke laut. Nggak berapa lama, Shela dan Wulan datang. Keduanya emang kelihatan akrab. Baguslah kalau mereka udah baikan.
"Cit, minum dong. " kata Wulan sembari mengadahkan tangan ke Citra lalu Citra menyodorkan sebotol Aqua ke Wulan.
"Vin, temani aku jalan-jalan yuk, masa sejak tadi cuma duduk mulu. " pinta Shela. "Yee aku kan jaga tas temen-temen. " jawab ane.
"Kan udah ada Mbak Wulan sama Mbak Citra. Ayo !! " pinta Shela sambil menggeret lengan ane. "Ogah ah, capek. " jawab ane.
"Iiih kamu ini bener-bener nyebelin deh. " kata Shela sewot. "Turuti lah, Vin, masa sama pacar sendiri gitu. " kata Wulan tersenyum. "Iya deh. " jawab ane sambil beranjak berdiri.
"Aku jalan-jalan dulu sama Vino ya Mbak. " kata Shela ke Wulan lalu ngeloyor pergi, sedangkan ane mengikuti dari belakang bebeb ane.
"Jangan jauh-jauh ya Shel, sejam lagi kita balik ke villa lho !! " teriak Wulan ke Shela. "Iya mbak !! " jawab Shela.
Sambil mengikuti Shela ane sempatkan menengok ke arah Wulan dan Citra. Wulan tersenyum sambil melambaikan tangan sedangkan Citra cuma diem aja.
Part 104 "Nyesel aku ngajak kamu kesini, bikin masalah aja. Apalagi sikap kamu kemaren pas di rumahku, malu-maluin tau nggak "! " kata Putri dengan nada ketus.
Iya, iya aku tau aku salah Put, tapi please, bantu aku dong& kataku dengan nada memohon.
Putri nggak menjawab, lalu mengambil HP-nya yang ada di meja lalu meng-scrolling layarnya keatas seperti sedang mencari kontak seseorang.
Kamu mau telpon siapa, Put " Shela " tanyaku.
Emang kamu pikir siapa " tanya Putri sambil menempelkan HP-nya ke telinganya. Tapi ngapain kamu telpon dia " Kan dia sama Vino udah&
Kamu ini mau dibantu nggak sih "! bentak Putri sambil menjauhkan HP dari telinganya. I..iya, sorry. jawabku.
Makanya nurut !! kata Putri ketus sambil menempelkan kembali HP-nya ke telinganya. Aku pun cuma diem aja.
Halo& . Halo.. Mbak Shela. & & & & & & & & ..
Maaf ya mbak kalau aku nganggu kamu. Kamu ada waktu kan " & & & & & & & & ..
Aku juga ikut sedih mbak atas kejadian yang menimpa kalian semalem. Padahal kalian waktu datang ke rumah baik-baik aja, kok tiba-tiba bisa seperti itu.
& & & & & & & & ..
Iya aku tahu mbak, cuma aku juga merasa bersalah, soalnya secara nggak langsung aku kan jadi penyebab kalian putus. Apalagi Wulan itu temenku dan gara-gara dia kalian jadi seperti ini. kata Putri sambil melirik ke arahku dengan tatapan sinis.
& & & & & & & & ..
Yaaa tapi kalo boleh milih sih, aku milih ngajak kamu daripada dia. kata Putri ketawa dan lagi - lagi sambil melirik sinis ke aku. Aku cuma diem aja dengan perasaan dongkol. Ish.. Putri nggak henti-hentinya mojokin aku.
& & & & & & & & ..
Bener juga ya mbak& kata Putri sambil ketawa lagi. Sepertinya mereka akrab banget dan aku yakin pasti mereka lagi ngomongin aku, ah dasar cewek labil, lagian ngapain juga sih Putri pake nelpon dia.
Oh ya mbak, hari ini kamu ada acara " tanya Putri. & & & & & & & & ..
Gimana kalo kita ketemuan " Bukannya apa-apa, aku cuma pengen ngobrol aja sama kamu. & & & & & & & & ..
Ya nggak apa-apa keles, kan jarak villa ke kota nggak jauh, naik mobil cuma sejam kok. & & & & & & & & ..
Sekarang jam setengah delapan& kata Putri sambil melihat jam tangannya. & & & & & & & & ..
Oke, oke, jam setengah sepuluh kita ketemuan di depan mall ya. Nanti terserah kamu mau ke caf" atau kemana aku sih nurut aja. kata Putri.
Ternyata bener dugaanku, Putri ngajak ketemuan sama cewek labil itu. Ke mall lagi, dasar cewek labil, kalo nggak ke mall, ke caf". Bener-bener tipe cewek ABG yang demen buang-buang duwit.
Oke Mbak Shel, setengah sepuluh di depan mall ya. Ntar kalo aku udah berangkat aku BBM kamu.
& & & & & & & & ..
Daaa& kata Putri sambil menutup panggilan di HP-nya. Setelah selesai menelpon sahabat tercintanya itu, Putri lalu menatapku, lagi-lagi dengan pandangan sinis.
Sekarang kamu cepetan mandi dan siap-siap, kita jam delapan berangkat ke kota. Cuma kita berdua, nggak usah ngajak Citra. kata Putri dengan nada tegas.
Beneran nih ketemuan sama Shela " tanyaku memastikan.
Ya iyalah, kenapa " Kamu takut ketemu dia " tanya Putri dengan nada menyelidik. Bukan takut sih, cuma&
Cuma apa " tanya Putri lagi.
Ya aku cuma bingung aja Put mau ngomong apa di depan dia. Selama ini kan kami musuhan dan selalu berantem kalo ketemu. jawabku.
Bukannya kamu sendiri yang selalu cari gara-gara sama dia " Nggak usah bantah, aku liat sendiri kok !! kata Putri sambil menuding ke wajahku.
Atau kamu takut ketemu Shela " tanya Putri dengan tatapan penuh arti. Idih, ngapain juga takut sama dia " aku bertanya balik.
Ya udah sana mandi terus siap-siap !! jawab Putri dengan nada ketus.
Dengan perasaan kesal sambil bergegas menuju ke kamar untuk mengambil handuk dan perlengkapan mandi. Sebel !! Nggak hanya Vino, bahkan Putri sekarang terang-terangan membela cewek labil itu di depanku, yang jelas-jelas temennya sendiri yang udah saling kenal sejak semester 1.
Setelah mandi dan ganti baju aku kembali ke ruang tamu. Aku lihat Vino masih duduk sambil nonton film di TV, sedangkan Putri lagi ngobrol dengan Aldo di ruang makan, yang kemudian memberikan kunci mobil ke Putri. Aldo udah pakai kaos dan celana cargo selutut, berarti tementemen yang lain juga udah selesai berenang.
"Rapi banget, mau kemana Lan " " sapa Citra tiba-tiba.
Aku memandangi Citra yang kali ini pake tanktop warna hijau dan hotpants super pendek sambil mengelap rambutnya pake handuk. Astaga ini cewek kayaknya urat malunya udah putus kali ya pake baju minim kayak gini kemana-mana.
"Heh, kok kamu pake baju kayak gini sih " Nggak malu apa " " tanyaku dengan nada ketus. "Ih ngapain malu, aku kan nggak telanjang. " jawab Citra sekenanya sambil tetap mengelap rambutnya pake handuk.
"Lagian kan ntar pada mau jalan-jalan ke pantai, masa pake kemeja sama celana jeans. " kata Citra lagi.
"Lho kan habis pada renang, masa mau ke pantai " " tanyaku. "Emang kenapa " Kalo nggak sekarang mah kapan lagi, say " " tanya Citra. "Lagipula aku sih pede aja keles pake baju kayak gini soalnya bodyku kan langsing. Nggak kayak kamu, gembrot. " kata Citra lagi dengan nada mengejek.
"Eh apa kamu bilang "! Aku nggak gembrot tau !! " jawabku nggak mau kalah. "Yeee yeee gembrot, gembrot ... " ledek Citra sambil menjulurkan lidah.
Aku pun cuma diem nggak membalas ejekan Citra, soalnya percuma juga sih meladeni cewek sableng macam dia. Meskipun hati dongkol setengah mati.
"Cit !! " tiba-tiba Putri memanggil dan menghampiri Citra yang mau naik ke lantai dua. "Ada apa Put " " jawab Citra. Aku pun ikut menghampiri Citra, aku harus memastikan kalau si reseh ini nggak ikut ke kota.
"Gini Cit, aku sama Wulan mau pergi ke kota ada keperluan, kamu sementara disini ya jagain Vino. " kata Putri.
"Apa " Di sini " Berdua sama Vino " " tanya Citra dengan nada kaget. "Iya lah, sapa lagi. Kan lainnya pada ke pantai. " jawab Putri. "Kok gitu sih, aaah... nggak nggak nggak !! " jawab Citra cepat.
"Kenapa nggak Wulan aja yang jagain Vino, terus kamu perginya sama aku " " kata Citra lagi. "Ya nggak bisa lah, soalnya aku perlunya emang sama Wulan. " jawab Putri.
"Emang kalian ke kota mau ngapain sih kok kayaknya penting banget " " tanya Citra. "Aku ada sedikit masalah yang agak urgen, ntar aku ceritain deh. " kataku ke Citra. "Ahaa.... aku tahu, kamu udah telat beberapa minggu kan, dan sekarang pasti kamu mau nyari dokter kenalannya papanya Putri " " tanya Citra dengan nada meledek.
"Eeehhh... jangan ngomong sembarangan ya "! Siapa yang kamu bilang telat hah " Jangan-jangan itu kamu sendiri "! " aku jelas emosi mendengar kata-kata Citra tapi dianya malah cengengesan. "Udah udah ini kok malah pada ribut !! " potong Putri tiba-tiba.
Aku memandang Citra dengan perasaan dongkol banget, tapi Citra masih aja pasang senyum mengejek. Emang cewek satu ini susah banget kalau diajak serius dan kadang kalau ngomong nggak pake mikir.
"Tolonglah Cit, kamu jaga Vino sebentar aja, kami paling pergi cuma beberapa jam. Nggak lama kok. " bujuk Putri.
"Ck.. ahh... iya iyaa... " jawab Citra dengan nada ogah-ogahan.
"Put, mending Vino ikut aja ke pantai, biar dia fresh menghirup uadara segar dan banyak tementemen disana. " kataku ke Putri.
"Nah ide bagus tuh. " jawab Citra dengan antusias.
"Nggak !! Enak aja !! Pokoknya Vino nggak boleh kemana-mana. Kalo dia kalian ajak ke pantai ntar pada kelupaan ngawasin kan malah berabe. Takutnya kalo liat laut dia bisa nekat. " kata Putri. Bener juga sih, meski rada berlebihan namun aku setuju toh demi kebaikan Vino juga. "Nggak mungkin lah, cuma ngawasin doang kan " Kan tinggal ... " jawab Citra. "Enggak !! Aku bilang NGGAK !! Vino tetap di sini !! Aku nggak mau ambil resiko. " kata Putri dengan nada tegas. Dan seperti biasa, kalo Putri udah bilang nggak, kami nggak bisa membantahnya.
"As you wish, boss. " jawab Citra dengan muka cemberut.
"Sipp, makasih ya Cit. Ntar kami beliin oleh-oleh deh. Kami berangkat dulu ya. " kata Putri dengan riang. Citra nggak menjawab, dan tetap pasang muka bete.
"Inget ya, Vino jangan kamu ajak berbuat yang macem-macem. " kataku sambil menuding hidungnya Citra.
"Tenang aja say. Aku akan jaga dia baik-baik. I won't do anything stupid. " jawab Citra sambil bersedekap.
"Stupid stupid... kamu tuh yang stupid !! " jawabku ketus sambil menyusul Putri menuju mobilnya Aldo. Citra cuma ketawa mendengar jawabanku.
Mobilpun mulai melaju meninggalkan villa menyusuri jalanan pedesaan. Dalam hati aku gelisah juga kalo Vino harus berdua sama Citra. Apalagi Citra selain selengekan, juga rada ganjen kalo sama cowok.
Put, kamu yakin ninggal Vino sama Citra " tanyaku ke Putri
Lantas siapa lagi Lan " Yang lumayan kenal sama Vino selain aku dan kamu kan cuma Citra. jawab Putri sambil menyetir mobil.
Iya tapi& Citra aja orangnya kayak gitu. Takutnya&
Udah nggak usah kuatir lah. Emang Citra orangnya rada selengekan, makanya aku suruh jagain Vino. Ya siapa tahu dengan sikapnya, dia bisa menghibur Vino. jawab Putri meyakinkan.
Masalahnya bukan itu. Aku masih ingat kata-kata Citra semalem, apalagi dia bilang soal Vino yang pernah main ke kosannya. Saat kutanya dia cuma ketawa nggak jelas. Aku curiga ada sesuatu yang nggak beres antara Vino dan Citra. Aku kenal baik Citra, dia emang rada sableng, tapi dia nggak pernah membual. Dan aku yakin kalo mereka dulu pernah berbuat macam-macam, pasti yang ngajak Citra. Ah sudahlah, bikin pusing aja, sekarang yang harus aku pikirkan gimana cara menghadapi Shela.
Sepanjang perjalanan ke kota aku dan Putri cuma diem sambil sesekali berkata sepatah dua patah. Aku yakin Putri masih marah padaku karena masalah Vino dan Shela ini. Udah entah datang dari mana tiba-tiba dia ngerebut Vino, sekarang malah bikin temen baikku musuhin aku. Bener-bener sosok penganggu yang menyebalkan, aku nggak henti-hentinya menggerutu dalam hati.
Mobil kami akhirnya sampai di kota dan sekitar jam setengah sepuluh sampailah di mall yang dituju. Kami lalu turun dari mobil dan Putri langsung ngecek HP lalu menelpon sahabat barunya tersebut.
Halo Mbak Shel& kata Putri sambil berjalan menuju pintu keluar basement. & & & & & & & & & & & & .
Oh kamu udah sampai " & & & & & & & & & & & & .
Oke tunggu ya mbak. Aku udah di basement kok. kata Putri lalu menutup panggilan HP-nya. Kamu nggak bilang kalau datang sama aku Put " tanyaku.
Ya jelas nggak keles. Kalau dia tahu aku sama kamu, mana mau dia aku ajak ketemuan. jawab Putri.
Aku aja kalo di posisi Shela juga gak bakal sudi ketemu kamu. kata Putri lagi dan aku cuma bisa diem menerima semua cacian Putri.
Inget ya, ntar kalo kita ketemu Shela, aku minta kamu diem. Inget ya, DIEM !! Biar aku yang mulai ngomong. kata Putri ketus sambil menuding aku. Iya !! jawabku singkat dengan perasaan kesel setengah mati.
"Setelah itu semuanya tergantung pada kamu. Apakah kamu emang mau menolong Vino apa mau mempertahankan egomu, aku serahkan ke kamu. " kata Putri.
"Ya aku sih pengennya nolong Vino, tapi harus ngomong gimana dong, Put " Kamu sejak tadi ngomongnya kok nggak jelas. " jawabku.
"Kamu masih belum paham juga "! Aku tekankan sekali lagi yah, kalo kamu emang mau nolong Vino, jalan satu-satunya kamu harus minta maaf ke Shela, dan bujuk dia agar mau balik sama Vino. " kata Putri sambil menatap aku.
"Iya aku tahu Put, cuma aku nggak yakin Shela mau soalnya kan seperti yang udah a ku ceritakan kemaren, aku dan Vino ... " aku tetap berusaha mengelak.
"Hasil akhirnya tergantung Shela-nya sendiri, tapi yang penting kamu udah berusaha minta maaf sama orang yang telah kamu sakiti. " kata Putri.
"Dan sebuah kenyataan yang harus kamu terima adalah, yang dibutuhkan Vino sekarang adalah kehadiran Shela, bukan kamu. Camkan itu. " lanjut Putri dengan nada serius.
Ish.. minta maaf ke cewek labil itu " Astaga, najis bener dah, tapi aku jelas nggak berani membantah Putri, selain nggak pengen Putri marah lagi, kata-kata Putri emang ada benernya, sepertinya hanya kehadiran Shela yang bisa menolong Vino dari kondisinya sekarang. Menyakitkan memang, tapi itu kenyataan yang harus aku terima.
Setelah masuk ke mall yang masih sepi karena baru aja dibuka, kami berjalan menuju ke lantai dua dimana caf" yang jadi tempat pertemuan kami berada. Dan bener aja, di caf" yang masih sepi tersebut aku lihat di corner bench duduk seorang cewek pakai jaket jeans biru, jaket yang dipakainya saat pesta ulang tahunnya Putri minggu lalu. Sebuah momen dimana aku mulai merasakan kebencian yang luar biasa pada seorang cewek bernama Shela, yang udah merebut Vino dariku.
Saat melihatku berjalan dibelakangnya Putri, wajahnya yang tadi ceria mendadak berubah. Dan akupun cuma melengos karena aku juga nggak sudi bertatap muka lama-lama dengannya.
Ini apa-apaan, mbak " Kenapa kamu ngajak Mbak Wulan ke sini " tanya Shela dengan nada ketus ke Putri. Dia beranjak berdiri dari kursinya.
Iya Mbak Shel, tolong sabar dulu, aku ngajak dia&
Kamu ngapain kesini mbak " Mau ngejek aku lagi " Puas kamu sekarang " PUAS "! tanya Shela ke arahku dengan nada tinggi. Melihat Shela langsung nyolot kontan aja aku langsung meradang. Iya aku puas banget !! SANGAT PUAS SEKALI !! aku pun menjawab juga nggak kalah emosi. "Eh udah udah ... kalian jangan bertengkar. Lan, kamu tolong diem dulu... " kata Putri ke aku.
"Dia yang mulai sih !! " jawabku sambil menuding ke Shela. "DIEM !! Bisa diem nggak "! " Putri malah makin ketus ke aku.
Aku pun diem sambil membuang muka. Tuh kan kelihatan banget kalo Putri emang berat sebelah, Shela yang mulai ngajak ribut, kok malah akunya yang disalahin.
"Mbak Shela, tolong jangan emosi dulu, justru aku membawa Wulan kemari agar masalah antara kamu, Wulan dan Vino segera kelar. " kata Putri ke Shela.
"Masalah apa " Emang dia sama Vino udah kelar kok. jawabku pelan tapi sinis. Bisa diem nggak sih kamu, Lan "! Putri makin keras ngebentak aku, dan aku lagi -lagi cuma diem sambil melengos.
Lebih baik aku pergi aja Mbak Putri, permisi& kata Shela sambil beranjak pergi, namun Putri langsung memegang lengannya.
Mbak Shela, tunggu sebentar, mbak. Ini demi Vino& kata Putri sambil tetap memegang lengan Shela.
Vino sama aku udah nggak ada hubungan apa-apa, mbak. Jadi nggak usah sebut-sebut dia lagi. jawab Shela dengan nada ketus.
Iya aku tahu Mbak Shel, tapi tolong kamu duduk dulu. Dengarkan kami bicara, setelah itu semuanya terserah kamu. bujuk Putri.
Mbak, aku mohon. bujuk Putri sekali lagi dan Shela nggak menjawab cuma mengangguk pelan dengan muka masam.
Kami bertiga lalu menuju seating area ke meja yang ada tiga kursinya. Putri lalu memesankan minuman buat kami bertiga yaitu minuman mirip kopi yang namanya pake late late gitu.
Sebelumnya aku bener-bener minta maaf kalo aku nggak bilang mau ngajak Wulan kemari. Soalnya kalo aku bilang dari awal, aku yakin kamu pasti nggak mau aku ajak ketemuan. kata Putri lagi dan Shela cuma diam sambil menatap Putri.
Ya aku sih sebenarnya nggak mau ikut campur sama masalah kalian bertiga tapi aku lihat situasinya udah gawat banget dan dia udah bener-bener kelewatan. kata Putri sambil telunjuknya mengarah padaku. Dukk !! Tiba-tiba Putri menendang kakiku, pelan sih tapi lumayan bikin kaget. Apaan sih "! tanyaku dengan nada sewot.
Ayo, sekarang kamu yang bicara. kata Putri.
Bicara apaan "! tanyaku pura-pura gak tahu, padahal yang dimaksud Putri jelas kalau aku harus minta maaf sama Shela. Tapi entah kenapa aku bener-bener merasa nggak sudi sampai harus bilang maaf ke Shela.
Kamu ini pake pura pura bego lagi. Tadi yang udah aku bilang di parkiran !! kata Putri dengan nada sewot.
Apaan sih, gak penting banget. jawabku gak mau kalah. Wulan !! kata Putri mulai emosi sambil menunjuk wajahku. Nggak, enggak, pokoknya aku nggak bakal mint& Mbak Wulan& tiba-tiba Shela memotong perdebatan kami.
Aku tahu, selama ini kamu nganggep aku cuma cewek labil yang manfaatin Vino, yang jadiin Vino pembantu dan tukang ojek. Aku terima semua anggepan kamu mbak, karena aku sadar sepenuhnya kalo aku bukan pacar ideal buat Vino& kata Shela sambil menatap ane dengan senyum getir. Aku ini kasar, urakan, cuma bisa mukulin orang. Mungkin dibandingin kamu aku nggak ada apa - apanya Mbak Wulan. Kamu bener-bener pacar yang sempurna bagi Vino. Asal Vino bisa bahagia bersama kamu, aku rela kok. lanjut Shela, kali ini dengan mata mulai berkaca -kaca. Ya baguslah kalau kamu udah sadar. jawabku dengan nada sinis. Wulan !! Kamu ini& bentak Putri sambil menyikut lenganku. Tapi ada yang harus kamu tahu mbak& kata Shela mulai terisak.
& aku ini bener-bener sayang sama Vino, aku pengen serius sama dia, dan aku mencoba berusaha jadi pacar yang baik buat dia, tapi kayaknya usahaku masih belum cukup dan dia berpaling ke kamu.
Aku sayang banget sama dia mbak& kata Shela lirih dan terisak.
Aku menatap Shela dengan perasaan kesal. Pake nangis-nangis segala lagi. Mungkin dia bisa memperdaya Putri atau Vino dengan air mata palsu itu, tapi kalo aku jangan harap bisa ketipu.
Nggak mbak, kamu salah, Vino itu sayang banget sama kamu, dia bahkan sampai& Putri masih aja berusaha membujuk Shela.
Udahlah Mbak Put, semua udah terlambat, aku sama Vino udah nggak ada hubungan apa -apa lagi. potong Shela.
Jadi Mbak Wulan, aku titip Vino ya. Aku yakin dia akan bahagia kalo sama kamu. kata Shela sambil menatapku dengan air mata berlinang.
Udah ya Mbak Wulan, Mbak Putri, aku pergi dulu, salam buat Vino. kata Shela dengan terisak.
Usai berkata demikian, Shela lalu beranjak berdiri dan berjalan cepat meninggalkan aku dan Putri. Sedangkan Putri hanya menatap Shela pergi dengan tatapan putus asa.
Lihat !! Kamu membuang satu-satunya kesempatan buat menolong Vino "! Kamu ini bener-bener nggak punya perasaan. bentak Putri sambil menatapku.
Aku kecewa sama kamu !! Aku nggak nyangka temen baikku selama ini punya hati batu kayak gini. timpal Putri sambil membuang muka.
Udahlah, kamu nggak usah kuatir, biar Vino aku yang urus. Aku tetep yakin kok Vino nggak bakal kenapa-kenapa. kataku berkilah.
Terserah !! Tapi saranku mending mulai sekarang kamu cari psikiater terbaik buat Vino. jawab Putri ketus.
Part 105 Aku kecewa sama kamu !! Aku nggak nyangka temen baikku selama ini punya hati batu kayak gini. timpal Putri sambil membuang muka.
Udahlah, kamu nggak usah kuatir, biar Vino aku yang urus. Aku tetep yakin kok Vino nggak bakal kenapa-kenapa. kataku berkilah.
Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terserah !! Tapi saranku mending mulai sekarang kamu cari psikiater terbaik buat Vino. jawab Putri ketus.
Kok kamu malah bilang gitu sih " Itu sama aja kamu doa in Vino bener-bener kena depresi. jawabku dengan nada tinggi.
Hati kamu kayaknya udah bener-bener ketutup sama ego kamu, Lan !! Buka mata kamu !! Kamu udah bikin dua orang yang saling mencintai berpisah !! Dan salah satunya adalah Vino yang selama ini baik sama kamu !! kata Putri nggak kalah emosi.
Emang kamu tadi nggak lihat apa, Shela nangis kayak gitu "! Itu air mata kesedihan karena harus berpisah dengan cowok yang dia sayangi !! Masa kamu nggak ada sedikitpun empati "! Kalian sama-sama cewek kan "! kata Putri bertubi-tubi.
Aku pun terdiam mendengar kata-kata Putri, dan aku mulai merasa kalau aku sudah membuat sebuah kesalahan besar.
Vino sampai stress seperti itu, dan Shela aja sampai nangis-nangis di depan kamu, apa itu semua masih belum cukup bukti buat kamu, kalau mereka berdua saling mencintai "! Buka mata kamu, Lan !! kata Putri lagi.
Mendengar kata-kata Putri yang terakhir aku terhenyak, dan tanpa pikir panjang aku langsung beranjak berdiri dan berlari ke arah Shela pergi.
Lan kamu mau kemana "! teriak Putri tapi aku nggak memperdulikannya.
Aku terus berlari menuruni eskalator. Sampai dibawah ake menoleh kesana kemari mencari keberadaan Shela, tapi dia udah nggak ada. Ah celaka, pasti dia udah keluar dari mall, kataku dalam hati. Tapi tunggu, dia kesini pasti naik bis kan, kemungkinan dia pasti ke halte. Dia lagi galau, nggak mungkin mampir kemana-mana.
Aku lalu berlari keluar mall lalu ke arah halte bis terdekat. Ternyata dugaanku benar, aku melihat Shela lagi berjalan menyusuri trotoar di depan sebuah kompleks parkiran mobil sebuah pertokoan, yang berjarak beberapa puluh meter dari halte bis.
Shela, tunggu.. !! aku pun berteriak memanggilnya. Dia pun menoleh sambil mengusap air matanya. Rupanya dia masih menangis.
Mbak Wulan " dia menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya.
Shela& aku& Tanpa pikir panjang aku langsung memeluk Shela dengan erat. Entah kenapa setelah melihat dia, semua kebencianku padanya langsung sirna dan berganti dengan rasa penyesalan yang luar biasa. Aku telah membuat kesalahan besar pada pada mereka berdua, pada Vino, yang selama ini sangat baik padaku.
Maafkan aku Shel& kataku dengan nada terbata-bata, nggak terasa air mataku mulai meleleh.
Mbak.. " Shela terlihat bingung karena tiba-tiba kupeluk.
Maafkan aku yang udah jahat banget sama kamu, & kataku mulai terisak.
Aku pun melepaskan pelukanku dan menatap wajah Shela. Matanya masih kelihatan agak sembab, mungkin dia menangis semalaman. Lagi-lagi rasa penyesalan itu datang, aku udah sangat jahat sama Shela, yang jelas-jelas merupakan pacar dari sahabatku sendiri.
Selama ini aku selalu mendekati Vino dan berusaha merebutnya dari kamu, karena aku nggak bisa menerima kenyataan kalau dia udah mencintai cewek lain. kataku sambil tetap menatap Shela.
Aku selalu menganggap kamu sebagai penghalang antara aku dan Vino, dan dengan membuat kalian putus, aku harap Vino bisa mencintai aku, tapi ternyata aku salah&
Vino sangat mencintai kamu, Shel& kataku.
Mendengar semua kata-kataku Shela cuma menatapku dengan mata berkaca-kaca, tapi kemudian dia menggeleng pelan.
Nggak mbak, kalo bener Vino sayang sama aku, kenapa dia mau berbuat nggak senonoh sama kamu " tanya Shela.
Aku yang merayunya, selama ini aku yang terus mendekati Vino dan memaksanya agar menuruti semua kemauanku. Aku yang salah Shel. kataku berusaha meyakinkan Shela. Iya, tapi Vino kan bisa aja menolak mbak " Kenapa dia mau berbuat sama kamu " tanya Shela lagi.
Semua orang pasti pernah berbuat salah, Shel, begitu pula Vino. Aku tahu kamu pasti kecewa sama dia, tapi aku mohon& kataku sambil memegang lengannya Shela.
& beri dia kesempatan sekali lagi. lanjutku dengan nada memohon. Tapi& Shela kelihatan ragu-ragu.
Setelah kamu ninggalin Vino, aku merasa senang sekali, aku puas. Tujuanku telah tercapai. Aku berharap dengan nggak adanya kamu, aku bisa bebas mendekati Vino dan menjadi penggantimu. Kukira karena dulu Vino suka sama aku jadi mudah merebut hatinya, tapi ternyata aku salah& kataku menerawang ke jalan raya sambil menyeka air mataku.
Karena yang dicintainya bukan aku, tapi kamu Shel. kataku dengan lirih sambil menatap Shela. Sungguh, perasaanku bagai ditusuk2 saat mengatakan semua itu.
Vino sekarang stress, dia kayak orang linglung, nggak mau makan apapun, diajak ngomong juga cuma diem aja. Semalem saat ada acara makan-makan dia nggak menyentuh apapun cuma diem di pojokan. Padahal selama ini Vino selalu antusias kalo ada acara pesta makan-makan. Hah " Vino jadi kayak gitu mbak " tanya Shela dengan nada terkejut. Dia begitu terpukul saat kamu putusin dia Shel. Dia sangat mencintai kamu. jawabku. Sekarang dia gimana mbak " Maksudku kondisinya terakhir saat kamu berangkat kesini " tanya Shela dengan nada agak panik.
Dia lagi duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Dia semalaman tidur di situ, aku suruh pindah ke kamar nggak mau. Dan pagi tadi dia juga nggak sarapan. Kata Putri, kondisinya persis seperti saudaranya yang kena depresi karena patah hati. Kuliahnya berantakan dan akhirnya dirawat di rumah sakit jiwa. jawabku.
Dia sekarang butuh kehadiranmu Shel&
Kamu yang dia butuhkan, bukan aku. kataku. Shela kelihatan makin gelisah dan bimbang. Aku tahu kamu masih marah sama Vino, tapi seperti yang udah aku bilang tadi, semua orang pasti pernah salah Shel, tapi aku mohon sama kamu, kembalilah ke Vino, beri dia kesempatan sekali lagi. aku masih terus membujuk Shela sambil memegang kedua tangannya.
Aku janji nggak akan menganggu hubungan kalian lagi. Aku janji !! Aku nggak tahu mbak, aku dan Vino udah putus dan aku&
Gini aja deh, kamu sekarang ikut aja sama kami ke villa dan temui Vino disana. Terserah kamu nanti mau gimana, yang penting kalian ketemu aja dulu. kataku dengan nada membujuk. Tapi& Shela kelihatan makin ragu, tapi aku yakin dalam hatinya dia pasti juga pengen ketemu Vino.
Udahlah, ayo& kataku sambil menarik tangannya Shela.
Tapi aku nggak bawa baju ganti mbak. kata Shela bernada protes. Ah bener dugaanku, dia past i memang pengen ketemu Vino.
Nggak usah ntar sore kita juga check out kok. kataku sambil tetap mengandeng tangannya Shela. HP-ku yang sejak tadi bergetar nggak aku pedulikan karena aku yakin itu panggilan dari Putri yang pasti kebingungan mencariku.
Putri yang ternyata masih berada di caf" mall terlihat senang sekali melihat aku kembali membawa Shela. Dia lalu memandangku dengan tersenyum cerita, sepertinya dia ingin menyampaikan kata - kata wah hebat bener kamu Lan, nggak nyangka& . Yah mungkin terlihat hebat, tapi tetep aja hatiku nyesek, karena sama aja semua usaha yang kulakukan untuk mendapatkan Vino sia -sia.
Aku kira kamu bener-bener pergi, mbak. kata Putri dengan nada gembira.
Niatnya sih gitu mbak, tapi kata Mbak Wulan Vino sekarang kondisinya lagi stress, jadi kuputuskan ikut kalian kembali ke villa. kata Shela tersenyum.
Jadi kamu mau balikan sama Vino " tanya Putri. Aku masih belum tahu& jawab Shela menggeleng pelan. & .tapi yah kita lihat aja nanti. timpal Shela lagi.
Nggak papa Shel, emang sulit sih menerima kembali seseorang yang telah menyakiti kita. Yang penting kamu mau nemuin Vino kami berdua udah seneng banget. kataku ke Shela, dan dia cuma mengangguk pelan.
Oke deh, kalo gitu kita minum dulu habis itu kita kembali ke villa. kata Putri. Mbak Shela, kamu suka cafelate kan " tanya Putri.
Suka banget mbak, apalagi disini cafelate-nya lumayan enak lho. jawab Shela dengan antusias. Emang kamu sebelumnya pernah kesini Shel " tanyaku ke Shela.
Selasa kemaren mbak. Vino yang ngajak aku kesini. Habis itu kami ke arena bermain di lantai tiga. jawab Shela dengan riang. Ah salah nanya aku, kataku dalam hati.
Lho kamu nggak ke lantai dua " Disana sejak hari Senin ada obral baju lho. Kemaren Jumat aja aku, Wulan dan Citra borong banyak. kata Putri.
Ya awalnya niat aku ke mall waktu itu emang buat kesana mbak, cuma pas sampai sana& Shela keliatan ragu-ragu buat menjawab.
Kenapa " tanya Putri penasaran.
"Pas aku milih-milih baju, aku lihat Vino lagi berduaan sama seorang cewek. Katanya sih temen lamanya. Aku marah mbak, terus langsung aja aku ajak Vino pergi dari situ. Aku udah hilang mood buat beli baju. " jawab Shela.
"Hah " Beneran kamu Shel " Vino berbuat gitu " " tanyaku dengan nada terkejut. "Emang cewek itu siapa mbak " " tanya Putri.
"Dia bilang cewek itu siswi SMK yang magang di kampus. Mungkin Mbak Wulan sama Mbak Putri kenal. Ceweknya rambutnya pendek sebahu, pake kacamata. " jawab Shela. Hah, ternyata mantannya Vino yang kegatelan itu, gerutuku dalam hati.
"Oh iya aku tahu, namanya Rara kan " Dia emang siswi SMK yang magang di kampus kita. Tapi kayaknya sih dia nggak begitu kenal sama Vino. Paling kemaren pas ketemu cuma say hello aja. Iya kan Lan " " tanya Putri penuh arti ke aku.
"Iya iya, kayaknya sih mereka nggak ada hubungan apa-apa kok Shel, kamu nggak usah kuatir deh.
Vino mana doyan sama cewek SMA. " jawabku ketawa.
"Oh gitu ya, mbak. Baguslah kalo emang mereka nggak ada hubungan apa -apa. Soalnya aku kira dia mantannya Vino, habis Vino pas menatap cewek itu kayaknya mesra banget. Mungkin cuma perasaanku aja kali ya. " jawab Shela sambil menyeruput caffelate-nya.
Mendengar jawaban Shela, aku dan Putri cuma berpandangan sambil tersenyum simpul. Shel.. Shel.. nalurimu emang tajam tapi sayang kamu masih polos banget, batinku.
"Kita balik ke villa sekarang " " tanyaku ke Putri, soalnya sejak tadi aku rada kuatir kalo Vino berdua sama Citra.
"Masa balik sekarang sih " Kan kita baru aja nyampai. " jawab Putri. "Aku kuatir sama keadaan Vino, Put. " jawabku.
"Tenang, kan ada Citra yang jaga. Lagian sejak tadi nggak ada telpon dari dia berarti Vino baik-baik aja. " jawab Putri yakin.
"Lho emang Vino sekarang sama Mbak Citra " " tanya Shela.
"Iya, temen-temen yang lain pada ke pantai makanya aku suruh Citra yang jagain biar Vino gak sendirian. Takutnya ada apa-apa lagi. " jawab Putri.
"Terus kita sekarang mau kemana " " tanyaku ke Putri.
"Oh ya kalian lapar nggak " Beli burger yuk. Habis itu baru kita balik ke villa " ajak Putri. "Wah mau banget mbak. " jawab Shela cepat.
"Boleh, soalnya tadi aku nggak sempet sarapan. " jawabku meski sebenarnya aku juga nggak begitu suka sama burger.
"Sekarang jam berapa sih " " tanya Putri ke aku.
"Jam sepuluh lebih. Gimana " Sekarang beli burgernya " McD udah buka kan " " tanya ku. "Jelas udah lah. Yuk kita ke bawah. Ayo Mbak Shel. " ajak Putri sambil beranjak berdiri.
Kami bertiga lalu menuju gerai McD yang ada di lantai satu mall. Karena masih pagi jadi gerainya nggak begitu ramai. Sampai di depan meja pelayan kami langsung memesan burger kesukaan masing-masing. Karena aku nggak begitu suka, jadi aku ngasal aja milih paket burger. Yang penting tau diri, nggak lebih mahal dari pesanannya Putri sebagai pihak yang traktir.
"Put, Citra dibeliin burger juga nggak " " tanyaku ke Putri saat kami udah pada duduk dan siap menyantap hidangan masing-masing.
"Eh ya jelas dong. Dia suka banget sama beef burger. Kamu tolong beliin sana Lan. " jawab Putri sambil mengambil dompetnya.
"Vino beliin juga nggak " " tanyaku lagi.
"Boleh. Coba kamu telpon Citra deh, suruh dia nanya ke Vino mau burger apa. Moga-moga aja Vino tertarik mau makan kalo dibeliin burger. " kata Putri lagi.
"Ocree boss. " jawabku sambil menempelkan HP ke telinga. Kebetulan, aku juga mau nanyain keadaan Vino. Semoga aja Citra nggak berbuat aneh-aneh.
***tuuut... tuuuutt*** "Halo, gimana Lan " " jawab Citra. "Kamu sekarang di mana " "
"Ya masih di villa lah, masa di kampus. " jawab Citra sekenanya.
"Iyaaa aku tau keles !! Maksudku kamu sekarang ada di ruang tamu, di kamar, di halaman atau dimana "! " tanyaku dengan nada jengkel.
"Di kamar. " jawab Citra rada ogah-ogahan "Terus Vino di mana " " tanyaku lagi.
"Vino ada dibawah, lagi nonton TV. " jawab Citra.
"Jadi Vino kamu tinggal sendirian ke kamar "! Kamu lagi tidur yah "! " tanyaku dengan nada keras. Putri dan Shela cuma ngeliatin aku sambil mengernyitkan dahi.
"Sapa yang tidur keles, aku ke kamar cuma ngambil HP dan tiba-tiba aja kamu telpon. " jawab Citra nggak mau kalah.
"Oh iya oke, oke sorry. Aku cuma mau ngabarin aja, kami udah mau balik. " "Oke deh kalo gitu. " jawab Citra singkat.
"Jagain Vino baik-baik ya, inget jangan kamu ajak ngelakuin hal yang aneh-aneh. " kataku ke Citra sambil melirik ke Shela yang cuma tersenyum.
"Iya jangan kuatir. Parno banget sih. " jawab Citra cuek. "Temen-temen udah pada balik belum " " tanyaku lagi.
Belum pada balik, biasa kan kalo ke pantai kan lama. jawab Citra. Duh, berarti mereka berdua emang lagi berduaan sekarang.
"Eh iya hampir lupa, kamu mau beef burger nggak " " Eh mau, mau dong. kata Citra semangat.
"Sama aku minta tolong kamu tanyain ke Vino, dia mau burger nggak. " Bentar ya, eh Vin, kamu mau beef burger nggak " tanya Citra.
Mendengar kata-kata Citra barusan, kontan aja aku kaget sekali. Lho "! Tadi Citra bilang ada di kamar, dan sekarang dia nanya seolah-olah Vino ada di dekatnya "! Berarti mereka berdua sekamar "! Citra !!! Kamu ngapain sama Vino di kamar "!!
Aku lalu ngasih kode sebentar dengan mengacungkan angka lima ke Putri dan Shela yang sejak tadi memandangiku menelpon cewek sableng ini, lalu beranjak keluar gerai. Ini pasti ada yang nggak beres nih.
"Cit !! Jadi Vino ada disitu "! Katamu dia di ruang tamu "! " tanyaku dengan nada keras ke Citra tapi Citra nggak menjawab.
"Cit "!! Woi... kamu kok nggak jawab sih "! Vino ada disitu ya "! Kalian lagi ngapain berdua di kamar "! Cit "!! "
Eh iya iya gimana Lan " tanya Citra dengan nada tergagap.
"Vino ada disitu ya "! Kalian ngapain berduaan di kamar "! " tanyaku lagi , sambil ngelirik ke arah Shela dan Putri yang lagi ngobrol.
Nggak& nggak kok, aku sekarang ada di ruang tamu. Vino masih di sini, nggak di kamar. jawab Citra seperti menyembunyikan sesuatu.
"Beneran " Cit, aku ingetin ya, kamu jangan berbuat macem-macem sama Vino. Aku nggak bakalan maafin kamu, sumpah !! " kataku dengan nada mengancam.
Ya nggak lah say, aku nggak bakal macem-macem sama Vino, orang Vino aja masih sedih gitu kok. Diajak ngomong juga masih gak nyambung. jawab Citra dengan nada meyakinkan, cuma aku merasa dia sepertinya ketawa.
"Jangan bohong ya. Aku nggak percaya sama kamu soalnya aku yakin dulu kamu pasti pernah berbuat enggak-enggak sama Vino di kosan kamu. " kataku dengan nada menuduh.
Yaelaaa malah bahas itu lagi. Kamu lupa ya kesepakatan kita semalem " jawab Citra dengan entengnya.
"Iya iyaa aku inget !! Tapi beneran kan kamu nggak ngapa-ngapain sama Vino "! " tanyaku lagi. Iyaaa, percaya deh sama aku. Oke say. jawab Citra.
**tut tut tut** Ih nggak sopan banget sih langsung ditutup, gerutu aku dalam hati sambil menatap layar HP. Aku lalu kembali ke meja dengan perasaan dongkol dan nggak karuan. Aku yakin pasti beneran ada yang nggak beres sama Citra dan Vino sekarang.
"Kenapa Lan " Kok pakai keluar segala " Vino gimana " " tanya Putri penuh selidik.
"Iya mbak, Vino nggak apa-apa kan " " tanya Shela.
"Eh nggak, nggak apa-apa, cuma Citra tadi bilang Vino masih rada linglung. Mungkin masih sedih. " jawabku sekenanya.
"Tapi kamu nggak usah kuatir Shel. Ada Citra kok yang menjaga Vino. " jawabku ke Shela dengan tersenyum kecut.
"Oke, mbak. " jawab Shela sambil menggigit burgernya.
"Eh iya jadi nggak Put beliin buat Citra dan Vino " " tanyaku ke Putri.
"Jadi lah. " kata Putri sembari mengeluarkan selembar lima puluh ribuan dari dompetnya.
Part 106 Setelah dari gerai McD, kami bertiga langsung kembali ke villa. Di sepanjang perjalanan, Shela kelihatan ceria dan banyak ngoceh. Meskipun banyak ngomong, aku bisa menilai kalo Shela adalah tipe cewek yang cerdas, nggak suka ngegosip dan pengetahuannya lumayan luas. Dan dengan berat hati aku harus mengakuinya, dia sangat menyenangkan kalau diajak ngobrol. Selain itu, meskipun dandanannya sederhana, tapi dia bisa tampil begitu menarik. Pantas aja Vino bisa sangat tergila-gila padanya.
"Hah " Beneran Vino bisa ngalahin kamu "! " tanya Putri dengan nada terkejut. "Awalnya sih dua ronde awal aku gampang banget jatuhin dia, tapi di ronde ketiga aku lengah akhirnya mukaku kena tonjok Vino sampai mimisan. " jawab Shela yang duduk di jok belakang. "Terus terus " " tanyaku penasaran.
"Ngeliat aku mimisan, Vino kelihatan panik banget mbak, tapi dia cukup sigap ngambil kotak P3K di tasku. Ternyata dia pinter juga menolong orang mimisan, nyuruh aku tahan nafas sambil megangin hidung terus dianya yang mengusap-usap hidungku pake kapas. kata Shela. Habis itu kalian ribut lagi nggak " tanya Putri.
Ya nggak lah mbak. Habis itu kami malah makan malam bareng. jawab Shela ketawa. Cieee ceritanya benci jadi cinta nih " ledek Putri.
Ya gitu deh mbak. jawab Shela tersipu malu.
Terus kalian jadiannya kapan " Saat itu juga " tanyaku lagi.
Besoknya mbak, hari Kamis. Di tempat yang sama, jam yang sama juga. jawab Shela ketawa. Jadi ceritanya dateng Vino jemput aku, dan kami ngobrol sebentar. Kami merasa cocok satu sama lain ya akhirnya jadian deh. timpal Shela.
Wah ternyata proses jadian kalian dramatis juga ya. Cocok tuh kalo dibuat sinetron. kata Putri. Bisa aja Mbak Put. jawab Shela tersenyum malu.
Mendengar cerita Shela aku cuma terdiam. Mereka jadian hari Kamis minggu kemaren, berarti bener kata Vino. Mereka jadian di hari yang sama saat aku dan Yovie putus. Mungkin kalau kami putusnya lebih awal, pasti sekarang aku yang udah jadian sama Vino.
Kalian pas jadian ngapain aja " First kiss nggak " tanya Putri. Nggak mbak. jawab Shela.
Lho kok bisa " tanya Putri lagi dengan nada heran.
Habisnya Vino itu agresif banget mbak. Dikit-dikit minta cium, liat tempat sepi bentar aja langsung nyosor. Kalo nggak dikasih maen peluk-peluk, grepe-grepe sana sini. Kan akunya malah jadi ilfeel. jawab Shela dengan nada ketus.
Apalagi pas kami belum jadian aja dia udah minta cium. timpal Shela dengan nada menggerutu.
Vino seperti itu " Masa sih " tanyaku nggak percaya.
Iya mbak, dia emang mesumnya nggak ketulungan makanya aku nolak terus. jawab Shela. Jadi sampai saat ini kalian belum pernah " tanya Putri.
Belum mbak. jawab Shela tersenyum malu.
Heh& unik juga ya gaya kalian berpacaran. kata Putri ketawa.
Ish& ternyata Vino selama ini agresif banget kalo sama Shela, tapi kalo sama aku sikapnya dingin kayak es. Aku ajak ciuman aja selalu nolak-nolak, malah kesannya aku yang selalu ngemis-ngemis. Mungkin bener dugaanku selama ini, Vino nggak ada perasaan apa-apa sama aku. Dan ciuman kami selama ini Vino melakukannya karena terpaksa, karena selalu aku yang ngajak.
Berarti Vino emang udah nggak kayak dulu lagi. Dulu dia sepertinya begitu suka sama aku, tapi setelah ada Shela, rasa sukanya padaku udah bener-bener hilang.
Nggak nyangka Vino bisa seagresif itu ya. Padahal kalau di kampus dia pendiam lho. Bener nggak Lan " tanya Putri.
Iya. jawabku singkat. Nggak kebayang aja kalo kalian udah nikah, pasti Vino bakal sering-sering minta jatah. kata Putri dengan nada meledek.
Wah pasti itu Mbak Put, aku bisa habis tiap hari dihajar Vino terus. jawab Shela ketawa.
Ah nggak juga. aku tiba-tiba nyeletuk tanpa sadar. Tiba-tiba Putri menyenggol lenganku sambil bilang ssst& tapi pelan.
Maksud mbak " tanya Shela sambil menatapku, dan aku baru tersadar kalau aku udah keceplosan terhadap suatu hal yang sangat fatal.
Aku dan Shela kembali bertatapan, dan kupikir dia bakal marah soalnya aku udah nyinggung masalah sensitif yang bikin dia dan Vino bubar.
Shel& kataku lirih.
Hmmmpftt& tiba-tiba aja Shela menutup mulutnya, sepertinya dia tertawa tertahan.
Melihat sikap Shela, aku yang awalnya bingung akhirnya nggak bisa menahan tawa juga, karena aku
sadar emang ada sesuatu yang lucu di sini, dan nggak lama tawa kami bertiga pecah.
Mobilpun terus melaju dan nggak terasa kami udah mencapai daerah pedesaan dimana villa berada.
Kira-kira reaksi Vino gimana ya pas liat kamu datang " tanyaku ke Shela. Tau ya mbak, langsung pingsan barangkali. jawab Shela bercanda. Tapi kamunya udah siap kan ketemu sama Vino " tanyaku ke Shela. Aku sih siap siap aja mbak. jawab Shela tersenyum.
Kayaknya sih Vino yang bakal histeris. Pasti dia bakalan meluk kamu sambil nangis-nangis, kayak di film-film itu. jawab Putri.
Haha bisa juga mbak. jawab Shela.
Atau gini aja, kita kerjain si Vino. kataku sambil mengacungkan telunjuk. Kerjain gimana " tanya Putri.
Kamu sama Shela tetep di dalam mobil. Nah aku masuk duluan terus ngajak Vino ke rooftop. Aku pura-pura mau ngasih kabar kalau ada sesuatu yang gawat. Saat aku dan Vino duduk di meja makan rooftop, kamu sama Shela berdiri di dekat pintu. Nah saat Vino mulai panik, aku ngasih kode dia kalo Shela ada dibelakangnya. Gimana " Biar dramatis gitu. kataku panj ang lebar. Yakin pake acara gituan " Vino kan lagi stress masa mau kamu kerjain juga " tanya Putri. Udah nggak papa, biar seru ajah. Lagipula kan habis itu kamu bawa obat stressnya. jawabku sambil melirik ke Shela.
Tapi boleh juga tuh idenya Mbak Wulan. Berarti Mbak Wulan masuk ke villa dulu kan, habis itu aku sama Mbak Putri nyusul " tanya Shela.
Nggak, Putri turun dulu nunggu kode dari aku. Setelah aku dan Vino udah di rooftop baru kalian nyusul ke atas. Paham kan " jawabku.
Paham mbak. jawab Shela.
Ah, aneh-aneh aja kamu Lan. gerutu Putri sambil tetap menyetir mobil. Gimana " Boleh kan Put " tanyaku ke Putri.
Ya nggak papa lah. Terserah kamu.
Akhirnya mobil kami sampai di halaman villa dan sepertinya villa masih sepi berarti temen-temen lainnya belum balik dari pantai. Aku lalu turun duluan dan ngasih kode ke Putri dan Shela agar tetep di mobil.
Aku lalu bergegas menuju ruang tamu villa dan disana ada Vino dan Citra yang menyambutku. Melihat aku datang dengan buru-buru, Vino langsung menghampiri.
Vin, aku mau bicara. kataku dengan nada serius.
Ada apa " tanya Vino.
Ikut aku ke rooftop. jawabku.
Ada apa sih " Kok kayaknya serius banget. Putri mana " tanya Vino lagi. Lho kok Vino udah bisa ngomong banyak " Dia udah nggak sedih " tanyaku dalam hati.
Udah ikut aja. jawabku sambil menarik lengan Vino. Aku sempatkan melirik ke Citra dan dia cuma senyum-senyum penuh arti.
Awas ya kamu !! kataku ke Citra dan dianya lagi-lagi cuma tersenyum sambil bersedekap. Daaahhh& kata Citra sambil melambaikan tangan ke Vino yang lagi naik tangga dengan nada mesra.
Vino membalas melambaikan tangan ke Citra dengan senyum mesra juga. Melihat pemandangan tersebut tentu saja aku kaget sekali. Vino udah bisa tersenyum "
Lho, Vin " Kamu kok udah nggak sedih lagi " tanyaku dengan perasaan terkejut sekali. Jadi Vino beneran udah nggak sedih "
Yaa masih dikit sih, masa galau kok terus-terusan.. haha& jawab Vino cengengesan.
Iyaa tapi tadi di telpon Citra bilang kamu masih sedih, kok sekarang bisa udah ketawa-ketiwi gitu. Kamu ngapain aja sama Citra "! tanyaku lagi.
Nggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol sama nonton film di TV aja kok. jawab Vino dan tentu saja aku nggak percaya sepenuhnya.
Ada apa nih, apa jangan-jangan dia udah dikasih tahu Citra kalo Shela bakal datang " Tapi nggak mungkin, yang tahu hal itu kan cuma aku dan Putri. Tapi nggak tahu juga sih, sapa tahu dia tadi nguping pas kami bicara. Kalo nggak pasti beneran ada yang beres. Aku terus bertanya -tanya dalam hati.
Saat aku dan Vino berjalan di tangga, aku lihat Putri udah ada di bawah dan langsung aja aku acungkan tanda oke ke dia, dan dia langsung bergegas menuju mobil. Sampai di rooftop, aku dan Vino duduk di meja makan berhadap-hadapan. Sengaja aku suruh dia agar posisi duduknya membelakangi pintu masuk.
Vin, aku mau nanya sama kamu. kataku ke Vino dengan nada serius. Nanya apa " tanya Vino dengan nada penasaran.
Kamu masih sayang sama Shela " tanyaku lagi.
Ya jelaslah. Aku sayang banget sama Shela. Kenapa emang " tanya Vino dengan mengernyitkan dahi.
Aku mau bicara soal Shela& kamu& yang kuat ya& " jawabku dengan nada lirih. Tentu dengan ekspresi yang kubuat sedih. Aku lihat Shela udah berdiri di depan pintu bersama Putri dan Citra. Shela kenapa Lan "! tanya Vino dengan nada panik.
Jawab Lan !! Shela kenapa "! tanya Vino makin panik setelah aku cuma diem aja.
Melihat Vino begitu panik akupun tersenyum ke Vino sambil ngasih kode ke dia agar menoleh ke belakang. Vino pun menengok dan dia sangat kaget melihat cewek yang begitu dicintainya ternyata berdiri di belakangnya.
Vino pun beranjak berdiri dan menghampiri Shela. Sepertinya dia bener-bener nggak percaya kalo Shela sekarang berada disini.
Shel& " Vino terlihat ragu-ragu mendekati Shela.
Kamu keliatan kucel banget, Vin. jawab Shela tersenyum. Emang Vino kelihatan lusuh dan berantakan. Apalagi dia ke villa nggak bawa baju ganti.
Tapi kamu beneran Shela kan " tanya Vino lagi. Maksudmu " tanya Shela kelihatan bingung.
Jangan-jangan kamu saudara kembarnya Shela, Shely atau Shelvy& atau kamu dedemit penunggu villa ini " tanya Vino lagi. Ah dasar Vino, saat seperti ini sempet-sempetnya bercanda. Kamu tu ya, baru aja ketemu udah langsung ngeledek. jawab Shela dengan nada ketus.
Vino sepertinya udah nggak bisa menahan diri lagi dan langsung memeluk Shela dengan erat, dan Shela juga balas memeluknya. Vin, akhirnya kamu bisa memeluk orang yang tepat, kataku dalam hati. Keduanya berpelukan dengan mesra sekali, persis seperti dua sejol i yang baru saja ketemu setelah sekian lama berpisah. Bahkan aku lihat Shela terisak dan berlinang air mata.
Aku pun nggak mengerti apa yang mereka katakan karena mereka bicara dengan nada berbisik. Tapi sempet kudengar Vino meminta maaf ke Shela dan sepertinya Shela memaafkan Vino karena kulihat Vino mencium tangan pacarnya tersebut dan dibalas dengan anggukan pelan. Kusempatkan melirik ke Putri yang sejak tadi berdiri di dekat pintu. Dia tersenyum senang sambil mengacungkan jempol. Cuma sikap Citra kelihatan janggal karena dia cuma termenung sambil bersandar di tembok, menatap Vino dan Shela dengan wajah muram.
Nasionalisme 1 Can You See Me Karya Sonya Michibata Jodoh Rajawali 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama