Ceritasilat Novel Online

Sang Penjaga Hati 5

Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti Bagian 5


"Akan saya pertimbangan dulu Om..." jawabku pelan
"SIlahkan Nak Slamet...tapi saya minta pembicaraan ini di rahasiakan dari Adhis..." ucap Papahnya Adhis
"Tapi Om...Adhis sudah dewasa, Adhis juga harus tau masalah ini..." jawabku
"Adhis anak yang baik Nak Slamet...selama ini selalu menurut dan berbakti kepada kami selaku orang tuanya...dan saya yakin Adhis masih sama..." jawab Papahnya Adhis sambil menepuk bahuku dan meninggalkanku
Aku ndak bisa berbicara lagi, mulutku terasa kaku dan lidahku kelu...Ya Allah...kenapa Kau berikan cobaan yang begitu berat untuk hamba-Mu yang lemah ini.....
Pagi ini begitu sinar matahari begitu cerah tetapi bagiku tetap saja terasa mendung dan kelabu...Pagi ini Adhis akan mengikuti acara wisuda kelulusan di kampusnya...Aku harus tetap tersenyum bahagia meski hati ini terluka...Aku ndak ingin Adhis sedih di hari bahagianya ini...Aku harus bisa berusaha menjalani hari dengan atau tanpamu....
Sepanjang perjalanan kami menuju gedung tempat wisuda aku lebih banyak terdiam..susah bagiku untuk berusaha menyembunyikan perasaan hari ini...hampir sepanjang malam aku berfikir tentang syarat yang di berikan Papahnya Adhis...tetapi sampai saat ini aku masih belum bisa memutuskan hal ini karena bagiku hal ini sangatlah penting dan aku harus konsultasikan dengan orang tuaku dahulu....
Akhirnya kami sampai juga di gedung acara ini, Adhis tampak anggun dengan toga hitam dan bawahan batik tulis berwarna coklat muda...Adhis menggandeng tanganku memasuki gedung itu...
"Anterin aku masuk sampai ke barisan jurusanku dulu ya Met..." ucap Adhis sambil tersenyum
"Iya Dhis...." jawabku lirih
"Udah ga sabar nunggu kamu ngelamar aku Met...." ucap Adhis
"Iya Dhis...kamu bahagia hari ini ?" tanyaku mengalihkan pembicaraan
"Bahagia dong....sebentar lagi aku mendapat ijazah dan akan segera mendapat ijab sah hehehehehe..." ucap Adhis sambil memeluk lenganku
"Hehehehe...Bisa aja kamu Dhis..." jawabku singkat
"Kamu yakin dengan aku kan Met " dengan hubungan ini..." tanya Adhis
"Iya Dhis...aku akan berusaha sekuat aku mampu untuk bahagiain kamu Dhis..." jawabku sambil tersenyum
"Makasih ya Met...udah jadi pelindung dan penyemangat hidupku..." ucap Adhis sambil melambaikan tangan sesaat sebelum memasuki barisan bersama teman teman nya yang juga akan di wisuda hari ini
Seandainya kamu tahu Dhis...mungkin hari ini adalah hari terakhir aku melihatmu tersenyum bahagia...seandainya kamu tahu betapa berat syarat yang di berikan Papahmu untuk menikahimu...
Seandainya ndak pernah ada perbedaan antara aku dan kamu....
Episode 53 AKHIR HUBUNGAN?""
_________________________
"Ini ga adil Pah....ini ga adil Mah...." ucap Adhis sambil menangis tersedu di pangkuan Mamahnya
"Ini yang terbaik buat kamu Dhis...buat Nak Slamet..." jawab Mamahnya Adhis lirih sambil mengusap pelan kepala Adhis
"Tapi Adhis cinta dan sayang Slamet Mah....tolong ngertiin Adhis..." ucap Adhis
"Iya sayang...Mamah tau itu...Mamah paham itu...tapi..." jawab Mamah Adhis terputus sambil melihat ke arahku
"Tapi apa Mah " karena Slamet muslim " karena Slamet beda ?" tanya Adhis
Tanpa memberikan jawaban berupa ucapan kata Mamahnya Adhis hanya mengangguk pelan sambil terus mengusap pelan kepala Adhis...semakin keras terdengar isak tangisan Adhis dalam pangkuan Mamahnya...aku hanya bisa terdiam tanpa ada sepatah katapun meluncur dari mulutku...
"Mamah jahat....Papah jahat...." ucap Adhis dengan derai air matanya
"Mamah sama Papah kamu benar Dhis....Mamah sama Papah kamu sayang banget sama kamu Dhis... aku yang salah... aku minta maaf..." ucapku sambil menahan sakitnya hati ini
"Met...jangan bilang kamu setuju dengan rencana ini....tunjukkan kalo kamu cinta dan sayang aku Met..." ucap Adhis dan berdiri di hadapanku
"Dhis...maafkan aku..." ucapku pelan sambil menunduk
Plaakkk... sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kiriku
"Apa ini lelaki yang selama ini tegar dan menyayangiku...apa ini kamu yang sebenarnya Met ?" ucap Adhis
"Maafin aku Dhis...aku gagal menerima persyaratan dari Papah kamu....aku harus ikhlas melepas kamu Dhis..." ucapku lirih
"Tapi aku sayang kamu Met...aku ga yakin bakal bahagia kalo tanpa kamu Met...." jawab Adhis sambil memelukku erat
"Aku juga sayang kamu Dhis....Aku cuma ingin aku dan kamu ndak menjadi anak yang durhaka Dhis....aku udah pikirin ini matang matang....mungkin ini yang terbaik buat kita Dhis...meski saat ini memang berat menerimanya...." ucapku pelan sambil mengecup keningnya
"Tapi Met....." ucap Adhis
"Cinta kita memang mungkin ndak bisa bersatu Dhis...tapi aku akan tetap cinta dan sayang kamu sebagai sahabat, sebagai teman dan sebagai saudaraku..." ucapku pelan
"Met...." ucap Adhis
"Aku dan kamu udah dewasa Dhis...aku tau ini berat...aku juga ndak yakin hidupku akan bagaimana nantinya tanpa ada kamu di sisiku Dhis...tapi aku yakin kita bisa terima kenyataan ini Dhis...meski butuh waktu dan air mata..." ucapku sambil mengusap air mata di pipi Adhis
"Aku janji Met...aku ga akan nikah sampai kamu nikah duluan Met....aku akan selalu menjaga hati ini buat kamu..." ucap Adhis
"Dhis...kamu ndak boleh ngomong gitu...kasihan orang tuamu..." ucapku
"Biar aja Met...toh mereka ga mikirin perasaanku..." jawab Adhis
"Dhis...ndak baik kayak gitu...Mamah sama Papah kamu sayang banget sama kamu...janji sama aku untuk ndak pernah sakitin mereka ya...aku janji akan selalu menjadi orang yang selalu ada buat kamu...meski aku dan kamu..." ucapku
"Ssstttt....jangan di terusin Met...." ucap Adhis sambil menutup mulutku dengan jari telunjuknya
"Aku bakal jaga hatiku buat kamu Met....entah sampai kapan..." lanjut Adhis sambil tersenyum
Aku hanya terdiam tanpa bisa menjawabnya, Adhis adalah sesosok wanita yang cukup keras kepala terutama jika terkait dengan kemauannya...
-------------- Panasnya suasana di pulau sulawesi ini membuat pikiranku menjadi tambah penat...aku segera membereskan pakaianku dan aku masukkan ke dalam tas ransel yang sudah terlihat kumal...
"Dhis...aku pulang ya....maafin aku jika selama ini aku banyak salah sama kamu..." ucapku lirih
"Kamu mau pulang sekarang Met " besok kan masih libur..." ucap Adhis
"Iya Dhis...tapi kerjaanku ndak kenal tanggal merah Dhis...." jawabku
"Makasih ya Met...kamu udah jauh jauh ke sini buat nemuin aku....buat penuhin janjimu untuk melamarku....meski kamu udah tau hasilnya seperti apa..." ucap Adhis
"Maafin aku Dhis...seharusnya aku ndak deketin kamu semenjak kamu pindah ke sini saat SMA...aku hanya bisa lukain kamu...aku ndak bisa bahagiain kamu...aku gagal sebagai kekasihmu Dhis..." ucapku
"Ga perlu minta maaf Met...aku paham dengan keadaan ini...aku sayang kamu Met...." ucap Adhis sambil mencium bibirku tipis
"Aku juga sayang kamu Dhis....kamu baik baik di sini ya...jaga diri kamu...jaga juga orang tua kamu...." ucapku sambil memeluknya
"Iya Met...kamu juga jaga diri baik baik di sana...aku ga bisa ingetin kamu lagi klo kamu lupa makan, lupa minum vitamin...aku ga bisa nemenin kamu klo kamu sakit...aku ga bisa..." jawab Adhis meneteskan air matanya
"Selamat tinggal Dhis...semoga kamu segera mendapat lelaki yang jauh lebih baik dari aku...." ucapku sambil mengusap pelan air mata Adhis
"Selamat tinggal Met....aku akan selalu menjaga hati ini buat kamu....sampai aku lelah menjaganya..." jawab Adhis
Aku berjalan menuju taxi yang akan membawaku pergi dari sini...pergi dari hati seorang gadis yang sangat aku cinta dan sayang....pergi dari cinta pertamaku....
Episode 54 MENYIBUKKAN DIRI _________________________
Apa kabar cinta pertamaku " Apakah kamu baik baik di sana " Hari ini hampir 2 bulan semenjak aku pergi dari rumahmu...2 bulan aku mencoba pergi dari hatimu....2 bulan tanpa hadirmu lagi di sisiku...2 bulan juga aku meratap kesedihan ini sendiri...
Hampir setiap malam aku memikirkanmu...mengenang masa masa indah bersamamu...meski semua itu mungkin hanya akan menjadi kenangan terindah bersamamu...Dhis...aku kangen kamu...
Pagi ini aku beraktifitas seperti hari hari sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir, aku mencoba membiasakan diri awali hari tanpa mendengar sapaan pagimu...tanpa mendengar suaramu saat membangunkanku menjelang subuh...akhir akhir ini aku mencoba menghilangkan kesepian ini dengan bermain game counter strike di kantor bersama teman teman atau ikut bermain futsal atau badminton untuk menghilangkan semua pikiran buruk dan membunuh waktu kesendirianku...
Sore ini aku ada pertandingan futsal antar departement termasuk beberapa kantor cabang se jabodetabek di sebuah tempat futsal di dekat kawasan stadion Soemantri Brojonegoro, aku sudah bersiap siap memakai seragam dan memakai sepatu di dalam mobil, aku berjalan setengah berlari menuju lapangan yang sudah mulai penuh dengan para pemain dan penonton dari berbagai departement...
"Permisi ya...punten..." ucapku saat melewati rombongan wanita yang sedang asyik bersendau gurau di depan pintu masuk
"Eh iya maaf...." ucap salah satu wanita itu
"Oalah...Slamet...Met...sini duluan..." teriak salah seorang wanita yang lainnya
"Eh Mbak Lia...kenapa Mbak " " jawabku sambil berjalan kembali ke arah segerombolan wanita itu
"Buru buru aja Met...emang udah mau main team kita " " ucap Mbak Lia yang selama ini membantu urusan administrasi di kantorku
"Iya Mbak...5 menit lagi katanya...makanya mau pemanasan dulu..." jawabku
"Eh kenalin ini temen temenku...." ucap Mbak Lia
"Saya Slamet..." ucapku sambil menyalami satu persatu teman Mbak Lia
"Anna.." ucap wanita yang berkacamata agak tebal berkulit putih
"Ochi..." ucap wanita berjilbab dengan perawakan kecil tapi manis
"Hanum..." ucap wanita yang berbadan agak besar dibanding teman teman lainnya
"Sari..." ucap wanita yang berwajah timur tengah dengan rambut panjang agak berombak
"Maaf ya saya duluan ke dalam...udah di tungguin yang lain...maaf..." ucapku sambil berpamitan setelah beberapa pemain lain melambaikan tangan ke arahku
"Semangat ya Met...semoga menang..." ucap Mbak Lia
Aku hanya bisa memberikan tanda jempol ke arah Mbak Lia dan teman temannya sambil berlari memasuki lapangan, pertandingan sore ini di menangkan oleh teamku dengan skor tipis 3-2 dan aku menyumbang 1 gol yang 99% unsur kebetulan karena di depan gawang sudah tidak ada kiper nya hehehehe...
Selesai pertandingan aku duduk bersama teman teman lain dan kami mengobrol tentang pertandingan tadi...suara ponselku berbunyi dari dalam tasku dan segera aku ambil dan aku melihat nama Adhis di sana....
"Halo Dhis...." ucapku pelan
"Halo Met...lagi apa " " tanya Adhis
"Barusan slese tanding futsal Dhis...ini masih di lapangan..." jawabku
"Owh..pantesan rame di belakang kamu....menang ga " " tanya Adhis
"Alhamdulillah menang, tapi masih penyisihan...besok tanding lagi...oh iya kamu lagi apa Dhis " " ucapku
"Lagi kangen kamu Met....hehehehe" jawab Adhis
"Hehehehehe...bisa aja kamu Dhis...oh iya kamu udah pulang kerja " " ucapku mengalihkan pembicaraan
"Masih di kantor Met...males mau pulang...mending telpon kamu..." ucap Adhis
"Gimana kabar Papah sama Mamah kamu Dhis " baik kan " " tanyaku
"Papah sama Mamah baik baik aja Met...aku yang ga baik..." ucap Adhis
"Hah " kamu sakit Dhis " maaf ndak bisa nengokin...jauh soalnya..." ucapku
"Aku sakit semenjak terakhir kali ketemu kamu Met....hati aku yang sakit..." ucap Adhis
"Dhis....udah hampir 3 bulan semenjak kita pisah...jujur sampai sekarang aku masih belum bisa menerima keadaan ini..." ucapku sambil berjalan keluar dari kerumunan teman temanku
"Sama Met...mungkin aku bakal susah mencari penggantimu Met....aku masih sayang dan cinta kamu Met...." ucap Adhis
"Tapi Dhis...kita kan ndak mungkin bisa bersama...aku dan kamu beda...." ucapku lirih
"Aku sedang memikirkan untuk pindah agama buat kamu Met...." jawab Adhis
"Dhis...apa kamu pikirin dampaknya " gimana nanti orang tua kamu kalo kamu lakuin itu ?" tanyaku
"Ga tau Met...terkadang pikiranku jadi kalut klo bahas masalah perbedaan ini..." ucap Adhis sambil menangis
"Jangan nangis Dhis...please..." ucapku
"Maaf Met....ya udah ntar aku telpon lagi ya...mau pulang dulu...kamu ati ati pulangnya nanti...jangan lupa minum vitamin nya...daah Slamet...love you..." ucap Adhis
"Iya Dhis...love you too..." jawabku
Tuut...Tuut...Tuut.... panggilan ini berakhir, dan sampai saat ini perasaan kami masih belum bisa berakhir...ndak tau sampai kapan akan terus begini....tanpa terasa mata ini tergenang dengan air mata yang tiba tiba mengalir
"Met...Slamet...udah mau balik " " tanya Mbak Lia
"Belum Mbak...kenapa " " ucapku lirih
"Kamu nangis Met " kenapa " " tanya Mbak Lia
"Hehehe...ndak kok Mbak...kelilipan debu aja kok..." jawabku sambil menyeka mataku yang agak berair
"Abis telp Adhis ya Met ?" tanya Mbak Lia
"Hehehe...iya Mbak...tau aja..." jawabku
"Siapa yang ga tau sih Met...akhir akhir ini kamu kan berubah Met...sering murung sendirian..jarang tersenyum lagi...semenjak kamu ijin cuti untuk ke sulawesi itu..." tanya Mbak Lia
"Ndak kok Mbak...kecapekan aja kok..." jawabku berbohong
"Oh iya...kamu pulang lewat mana ke bekasi " " tanya Mbak Lia
"Kenapa emang Mbak " bisa lewat mana aja sih...toll bisa..jalan biasa juga bisa..." tanya ku
"Lewat Matraman situ ga " hehehehe.." tanya Mbak Lia
"Mbak Lia mau ikutan pulang " " tanyaku
"Tau aja kamu met...mau numpang sekalian hehehehe..." ucap Mbak Lia
"Ya udah, ntar aku muter dikit ndak papa...mau sekarang " " jawabku
"Iya...tapi sama yang lain ga papa kan Met " " ucap Mbak Lia
"Siapa Mbak ?" jawabku
"Sari...cowoknya ga bisa jemput...rumahnya di senen situ kok...ga papa kan " " ucap Mbak Lia
"Ndak papa tuh naek mobil kotor gitu...aku bersihin dulu deh...berantakan soalnya....ntar langsung ke parkiran aja ya...aku ganti baju dulu..." jawabku sambil berjalan ke arah parkiran
Aku bersihkan mobil ini seadanya, aku semprotkan wewangian secukupnya yang selalu aku sediakan di dashboard depan untuk membantu menghilangkan bau mobil ini...
"Udah siap Mas Sopir ?" ucap Mbak Lia yang tiba tiba sudah berada di dekat ku
"Sudah Nyonyah...silahkan masuk...." jawabku sambil tersenyum
"Ayo jalan Mas Sopir..." ucap Mbak Lia yang sudah duduk di bangku depan sebelah kiri
"Iya nyah..." jawabku sambil menjalankan mobil ini perlahan keluar dari parkiran
"Sari diem aja...sakit gigi " " ucap Mbak Lia kepada Sari yang duduk di bangku tengah
"Bentar mbak...lagi bales sms dulu..." ucap Sari
Perlahan mobil ini bergerak menyusuri jalan casablanca dan menuju kampung melayu...aku lebih banyak diam menyimak pembicaraan antara Mbak Lia dengan Sari...macetnya jalanan sore ini nenambah pilu nya rasa hatiku...
"Met...aku turun di deket gramedia aja yah...mau beli buku bentar..." ucap Mbak Lia
"Iya Mbak...bentar aku ambil jalur kiri dulu..." jawabku
"Dah sini aja....oh iya Sari...kamu pindah depan sini...kasihan Slamet sendirian..." ucap Mbak Lia
"Iya Mbak..." jawab Sari sambil keluar dari pintu tengah dan masuk di sebelahku
"Met...nitip Sari ya...jangan sampai lecet...awas jangan di lariin lho..." canda Mbak Lia sesaat sebelum mobil ini berjalan
"Siap Nyah...nanti saya report klo sudah selesai mengantar nona cantik ini sampai tujuan..." ucapku sambil tersenyum
Sepanjang perjalanan Sari banyak terdiam dan sibuk memainkan ponselnya motorazr warna pinknya, kadang mengetik pesan tetapi kadang menghapusnya lagi...entah maksud nya apa...
"Sari kerja di bagian mana " kok ndak pernah ketemu..." tanyaku memecah kesunyian ini
"Oh sama kayak Mbak Lia...tapi di kantor cabang Bogor..." jawab Sari sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas kerjanya
"Owh pantesan...baru lihat soalnya..." ucapku
"Oh iya nanti berhenti di deket kampus YAI situ aja yah Met..." ucap Sari
"Ndak sampai rumah aja " sekalian udah nyampe sini..." tanyaku
"Ga usah...ngrepotin aja...deket kok...tinggal nyebrang aja..." jawab Sari
"Ya udah aku juga sekalian muter balik...aku anter aja yah...udah malem gini bahaya cewek secantik kamu jalan sendirian..." ucapku
"Ya udah klo ga ngrepotin...makasih ya..." jawab Sari sambil tersenyum
Setelah menunggu lampu traffic light perlimaan senen yang hampir 5 menit lebih nyala merahnya aku memutar balik dan berhenti di depan sebuah kantor pertamina...
"Dah sini aja..deket kok...rumahku tinggal masuk gang situ kok..." ucap Sari
"Siyap...ati ati ya Sari..." jawabku
"Makasih ya Slamet...udah ngrepotin...ati ati baliknya ke bekasi..." jawab Sari sambil tersenyum dan melambaikan tangannya
"Sama sama Sari..." jawabku
Aku kembali bertarung dengan macetnya jalan ibukota untuk mencapai rumah di bekasi...tak lupa aku sms Mbak Lia bahwa Sari sudah aku antar sampai jalanan depan rumahnya...cantik juga Sari...wajah ayu nya khas timur tengah...sayang sekali sudah punya pacar....
Episode 55 SOLD OUT _________________________
Suara dering alarm dari ponsel butut ini perlahan membangunkanku dari dunia mimpiku, aku lihat di sekitarku masih tampak sama dengan semalam....arrgghhhh...sakit sekali badanku ini...hampir 2 hari ini aku bertahan di salah satu daerah di sekitar cikarang utara...akhirnya aku putuskan pulang ke kantor dan akan aku lanjutkan siang atau sore nanti...nasib jadi kuli lapangan....
Setelah hampir 1 jam akhirnya aku sampai di kantor bekasi, segera aku menurunkan peralatan dan aku simpan ke dalam gudang...perutku terasa lapar setelah semalam hanya terisi sebungkus roti kecil dan segelas kopi hitam....aku melihat ada penjual lontong sayur di depan kantor sedang sibuk melayani para pembeli...aku segera duduk di kursi plastik dan memesan satu....
"Met...kumel amat...darimana " " tanya Mbak Lia yang terlihat baru datang di kantor
"Baru balik dari cikarang Mbak...kok udah dateng jam segini mbak..." tanyaku
"Iya...sekalian bareng sama suamiku tadi..." jawab Mbak Lia
"Makan Mbak...." ucapku sambil menawarkan seporsi lontong sayur di tangan kiriku
"Boleh deh...pesenin dulu ya...mau absen dulu ke dalem..." jawab Mbak Lia
"Bang, satu lagi pedes pake telor...." ucapku kepada penjual lontong sayur
Tak lama kemudian Mbak Lia datang dengan membawa sebuah amplop coklat seukuran kertas A4, kemudian duduk di sebelahku tanpa bicara sepatah katapun...
"Bengong aja Mbak...tuh udah aku pesenin..." ucapku sambil menunjuk piring di dekat gerobak
"Eh iya Met...lagi mikirin reimbrushment nih...udah sebulan kok belum cair ya...udah banyak yang komplen ke aku..." jawab Mbak Lia
"Jangan jangan punyaku juga pending ya Mbak " " tanyaku
"Iya Met...semua yang di submit tengah bulan kemarin di pending semua..." jawab Mbak Lia
"Yaah...alamat puasa nih sampai gajian...." jawabku lirih
"Nah itu dia Met...ntar aku mau ke kantor pusat aja...ke orang finance langsung...kamu mau balik atau kerja Met " " tanya Mbak Lia
"Pulang lah Mbak...udah 2 hari ga pulang aku...daleman aja ampe beli di ind*mart semalem..." jawabku
"Jorok bener sih...lagi makan juga...." ucap Mbak Lia
"Hahahaha maap..maap....aku pulang dulu ya mbak...ngantuk....eh salam buat Sari dong..." ucapku sambil berdiri dan membayar pesananku
"Heh...ga usah ngarep...Sari udah punya pacar...anak gubernur tuh pacarnya...." ucap Mbak Lia
"Yaah...kalah segala nya klo itu sih...yang available siapa Mbak " Ochi " Anna " " tanyaku serius
"Udah punya pasangan semua Met...Sold out...." jawab Mbak Lia
"Nasib..nasib....yo wis lah...aku pulang ya..." ucapku sambil menyalakan mobil
"Ati-ati Met..." jawab Mbak Lia
Sepanjang perjalanan menuju rumah kontrakan yang aku pakai mengingatkanku pada saat dulu aku muter muter daerah sini dan memilih rumah ini bersama dengan Adhis...seandainya ada kamu yang menungguku pulang di rumah ini Dhis...
Aku buka pintu rumah yang selama 2 hari ini aku tinggalkan...aku rapikan secukupnya karena lumayan agak berdebu komplek perumahan ini karena masih banyak pembangunan di blok blok depan dan kemudian aku membanting tubuh kurus hitamku di kasur setelah badan ini terasa segar sehabis mandi...aku ambil ponselku dan aku coba menghubungi Adhis untuk melepas rasa rinduku....
Telkomsel Veronica...Anda terhubung deng aaah mailbox lagi...setelah mencoba beberapa kali akhirnya tanpa aku sadari aku tertidur...mungkin karena tubuh kurusku ini tak mampu lagi untuk bekerja melebihi kemampuannya....
Ring...Ring...Ring.... dering telepon dari ponselku berbunyi tepat di samping mukaku...aku mencoba meraihnya dan berusaha membuka mata untuk melihat siapa gerangan yang meneleponku...apa jangan jangan Adhis ya...aku paksa mata ini untuk membuka dan sekilas aku melihat nomer hunting kantor tertulis di sana...dengan berat hati terpaksa aku mengangkat nya
"Halo...dengan Slamet di sini..." ucapku
"Slamet " lho kok bukan Mas Dedi Suharno ya " Eh maaf...salah sambung ya..." jawab seseorang wanita di ujung telepon
"Dedi Suharno bogor Mbak...saya Slamet Bekasi...ini siapa ya " " ucapku pelan karena masih mengantuk
"Saya Sari...Maaf kirain ini nomernya Mas Dedi.." jawabnya
"Sari " Sari yang rumahnya Senen " " tanyaku sambil perlahan membuka mata karena terkejut
"Iya...ini Slamet yang pernah anter pulang bukan " " tanya Sari
"Hehehehe iya..saya Slamet yang item kurus dekil itu..." jawabku
"Kok suaranya kayak abis bangun tidur Met...kan masih jam kantor..." tanya Sari
"Iya...baru pulang pagi tadi, jadi tidur dulu...ntar sore standby lagi..." jawabku
"Owh maaf ya klo gitu...soalnya nomermu sama nomernya Mas Dedi mirip..." ucap Sari
"Ndak papa kok...memang mirip cuma beda 3 digit belakangnya aja..." jawabku
"Ya udah di lanjut lagi saja tidurnya...maaf ya udah gangguin..." ucap Sari
"Kayaknya ga bisa tidur lagi deh...udah terlanjur melek matanya...hehehehe" jawabku sambil tertawa kecil
"Hehehehe..ya udah met istirahat aja dulu...maaf ya Met...kapan kapan di sambung lagi..." jawab Sari
"Iya Mbak..." jawabku
"Ga usah pake Mbak...panggil Sari aja...kayak udah tua aja panggil Mbak..." jawab Sari
"Eh maaf iya Sari..." ucapku
"Assalamu'alaikum..." ucap Sari mengakhiri pembicaraan ini
"Wa'alaikumsalam..." jawabku dan terdengar suara gagang telepon di taruh sebelum suara panggilan berakhir
Ternyata ndak cuma wajahnya yang cantik...nyambung juga kalo di ajak ngobrol...eh kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini "
Ndak Met...Ndak boleh...kamu ndak level sama Sari...kamu hanya anak kampung dan ndak ganteng sama sekali...kamu bagaikan bumi dan langit jika di bandingkan sama pacarnya Sari yang anak seorang gubernur itu....
Ring...Ring...Ring.... suara dering telponku berbunyi kembali...menyadarkanku dari lamunanku yang tidak berguna ini...aku lihat tertulis Adhis di layar ponselku...aaah akhirnya Adhis telpon...
"Halo Dhis....akhirnya dapat sinyal juga..." ucapku
"Halo Met...iya sinyal nya naik turun di sini....kamu lagi apa " di kantor " " tanya Adhis
"Di rumah Dhis...baru bangun tidur..." jawabku
"Lho kok...semalem ga jadi pulang " " tanya Adhis
"Ndak jadi...masih ada trouble...jadi baru pulang tadi pagi..." jawabku
"Udah makan Met ?" tanya Adhis
"Udah pagi tadi...sarapan lontong sayur...kamu udah makan Dhis ?" ucapku
"Udah..aku bawa bekel nasi pake sayur bayem sama ikan goreng...kamu ga makan siang " " tanya Adhis
"Belum Dhis...baru aja bangun kok..ada telpon salah sambung tadi..." jawabku
"Ya udah makan dulu sana...jangan lupa minum vitamin biar ga gampang sakit..." ucap Adhis
"Iya Dhis..paling ntar bikin mie aja pake telor...males keluar keluar soalnya..." jawabku
"Jangan makan mie terus...ga bagus buat badan kamu...seandainya aku di situ bakal aku masakin yang enak enak dan bergizi buat kamu Met..." ucap Adhis
"Hehehehe...enak juga kali pulang kerja udah di masakin dan di tungguin sama kamu di sini..." jawabku
"Hehehe..aku akan menjadi ibu rumah tangga yang baik kok Met...aku akan masakin makanan kesukaan kamu...aku akan selalu tersenyum menyambutmu pulang..." jawab Adhis
"Seandainya itu benar benar terjadi ya Dhis..." jawabku lirih
"Ya udah ga usah sedih...dah sana makan...aku akan selalu ada buat kamu Met...jadi kamu ga usah merasa sendirian...selalu ada aku disisimu..." jawab Adhis
"Makasih ya Dhis..." ucapku
"Kembali kasih Met... i'm still loving you..." jawab Adhis
"Me too...." jawabku
Episode 56 MENCARI YANG LAIN _________________________
Matahari masih bersembunyi di balik segumpal awan yang masih menghitam, hawa pagi ini masih terasa hangat dan sedikit kabut saat aku berkendara menuju kantorku, suasana pagi ini masih begitu sepi tetapi entah kenapa aku begitu bersemangat pagi ini...mungkin karena kemarin tanpa sengaja Sari telpon...aaah bagai pungguk merindukan bulan...
Aku buka laptop hp compact evo dan aku buka email dan beberapa data xls yang harus aku buat untuk reporting hari ini sebelum meeting dengan managerku...aku pasang headset dan aku putar beberapa lagu mp3 yang tersimpan di folder yang berisi lagu dan foto foto ku bersama Adhis...aku buka satu demi satu file berformat jpg seakan membawaku kembali ke waktu yang telah berlalu...hai cinta pertamaku....apa kabar kamu di sana "
Tanpa aku sadari ada seseorang yang sedari tadi berada di belakangku dan ikut melihat foto fotoku...
"Masih belum bisa pindah ke lain hati Met ?" ucap Mbak Lia sambil menepuk bahuku
"Eh...Mbak Lia...bikin kaget aja..." jawabku dan reflek aku pencet alt+tab untuk merubah tampilan di laptopku
"Cantik ya si Adhis...pantes aja kamu merasa kehilangan banget...coba liat yang lain Met..." ucap Mbak Lia
"Ya kayak gini Mbak...ndak tau kenapa semakin aku coba lupain kok malah semakin keingetan mulu...susah buat lupain..." jawabku sambil membuka kembali file jpg yang lain
"Mungkin kamu harus segera cari penggantinya Met...siapa tau jadi teralihkan pikiranmu..." ucap Mbak Lia yang merebut mouse dari tanganku dan membuka semua file jpg ini
"Banyak sih mbak yang ngomong gitu...cuma masalahnya cewek mana yang mau sama aku mbak hehehehe..." jawabku tersenyum
"Hahahaha...itu sih urusan lain lagi Met..." ucap Mbak Lia
"Hahahaha...nasib jadi orang kampung, jelek plus item..." jawabku sambil menepuk jidat pelan
"Coba aja nyari di kampus sebelah tuh Met...kali aja ada mahasiswi yang khilaf mau jadi pacar kamu..." ucap Mbak Lia
"Wah bisa di coba tuh Mbak...ide cemerlang" jawabku penuh semangat
"Mudah mudahan laku ya Met...seadanya aja dulu...ga usah milih yang cantik cantik...di sini cewek cantik udah laku semua...hahahaha" ucap Mbak Lia
"Oh iya ngomong masalah cewek cantik...jadi inget kemarin ada cewek cantik yang telpon aku lho mbak... ucapku sambil tersenyum
"Siapa Met " paling sales kartu kredit..." tanya Mbak Lia
"Enak aja...Sari Mbak yang telpon...Sari yang cantik itu..." jawabku
"Hah " ga salah Sari telpon kamu Met " ngapain " " tanya Mbak Lia
"Katanya kangen Mbak...hehehehehe" jawabku berbohong
"Hahahaha kutu kupret...bohong banget...mana mungkin Sari kangen kamu...ngimpi kali ye..." ucap Mbak Lia sambil tertawa
"Hahahaha emang ngarep sih Mbak...tapi bener kok Sari telpon...meski cuma salah sambung " jawabku pelan
"Maksudnya " " tanya Mbak Lia
"Iya, Sari mau telpon Mas Dedi bogor tapi nyasar ke no hpku..." jelasku


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Owh gitu..." ucap Mbak Lia
"Bagi nomer hp nya Sari dong Mbak hehehehe" ucapku sambil tersenyum
"Mau buat apa " Sari udah punya orang...dan kamu jangan ngarep lebih..." jawab Mbak Lia
"Lah timbang save doang...iya sih...aku juga nyadar dan masih sehat kok Mbak pikiranku...mana berani aku deketin Sari...." ucapku
"Kirain udah lama ga liat cermin Met..." jawab Mbak Lia
"Asem...klo aku berkaca di cermin aja kayalnya ndak boleh lama lama...bisa pecah tuh cermin...ndak tahan tampilin bayanganku... ucapku lirih
"Hahahaha Alhamdulillah kalo sadar Met...nih nomernya...jangan bilang dari aku ya...bisa marah Sari nanti..." ucap Mbak Lia sambil memperlihatkan contact di ponselnya
"Makasih Mbak..." ucapku setelah menyimpan nomer hp nya Sari
"Duh...baru dapet nomer aja udah girang gitu...gimana dapet orangnya....bisa pingsan kamu Met...." jawab Mbak Lia
"Hahahaha berawal dari nomer hp mbak...abis itu....ya udah gitu aja " jawabku ngasal
"Hahahaha...dengerin tuh lagunya SO7 yang Berhenti Berharap " ucap Mbak Lia sambil kembali ke meja nya
"Hahahaha...parah deh ah...dah kerja aja daripada di katain mulu..." jawabku
Sore ini aku sudah berada di depan kantor setelah tadi aku bekerja di daerah kranji dan sengaja aku duduk di warung kopi langganan yang letaknya tak jauh dari kampus sebuah STIE yang berada satu komplek dengan kantorku...
Tampak beberapa mahasiswi dengan almamater berwarna hijau keluar masuk pintu kampus ada juga mahasiswa yang duduk duduk di parkiran motor sambil merokok...aku memesan secangkir kopi hitam...
"Jok...kopi item satu..." ucapku sambil mengambil tahu isi dari piring besar di atas meja
"Siap Bos...tumben jam segini udah di kantor...biasanya malem mulu Bos..." jawab Joko pedagang warkop
"Iya Jok...lagi kangen liat cewek cewek...bosen liat kerjaan mulu...ada yang cakep ndak " " tanyaku sambil mengunyah tahu
"Mau yang mana Bos " yang jilbab, yang terbuka atau yang bisa buka buka sendiri ?" jawab Joko
"Hahahaha udah kayak penyalur aja Jok...stoknya banyak banget..." ucapku
"Kan mahasiswinya banyak Bos...beda beda type...tinggal pilih aja..." jawab Joko
"Yang enak di ajak jalan ada Jok " jangan yg jelek....ntar ga jauh beda ama aku..." tanyaku
"Beres sih Bos...asal di ajak makan, nonton atau belanja gratis sih ada lah..." jawab Joko
"Serius Jok " buat isi waktu luang aja..." ucapku
"Serius lah Bos...mana ada sih cewek yg ga mau...besok siang ke sini ntar di kenalin..." ucap Joko
"Okelah Jok...awas klo bohong...neeh.." jawabku sambil mengacungkan kepalan tanganku
"Beres lah pokoknya..." jawab Joko
"Ya udah balik dulu Jok...nih uangnya...nambah tahu satu ama krupuk kulit satu...kembaliannya ambil aja...klo ada sisa hahahahaha.." ucapku sambil memberikan selembar uang berwarna hijau
"Ini lebihnya banyak Bos....makasihnya.." ucap Joko
"Siip...besok jangan lupa ya Jok...hahahaha" ucapku sambil berlalu
"Siap Bos...oke..." jawab Joko
Sepanjang malam aku berkali kali melihat contact nya Sari...aku juga melihat fotonya Sari yang aku dapatkan dari Mbak Lia saat pertandingan futsal kemarin...
Apa aku sms Sari untuk sekedar say hello ya...tapi kenapa hati kecilku seakan ndak punya nyali...aah lelaki lemah...
---------- Siang ini aku masih berada di kantor karena kami baru saja selesai weekly meeting dengan manager kami...ada sebuah panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak aku kenal...aku diamkan saja karena aku pikir paling sales kartu kredit atau orang iseng...
Ponselku bergetar lagi dan aku lihat nomer yang sama dengan yang tadi, belum sempat aku angkat sudah di matikan...segera aku keluar ruangan dan menghubungi nomer tadi
"Halo...siapa ini ?" tanyaku
"Bos...joko ini..." jawab Joko
"Ganti nomer lagi Jok ?" tanyaku
"Bukan...ini nomernya Sandra...katanyanmau kenalan...buruan sini Bos..." ucap Joko
"Bentar masih meeting... ntar ke situ..." jawabku
"Oke Bos...di jamin bening kayak kaca..." jawab Joko
Wajahku tersenyum dan penuh semangat, mudah mudahan Joko ndak berbohong soal Sandra...mahasiswi yang akan di kenalkan siang ini......
Episode 57 BIDADARI DI KESUNYIAN _________________________
Langkahku terhenti di depan warkopnya Joko, di depanku ada sesesok gadis yang cukup manis, kulitnya tidak begitu putih tetapi agak kuning langsat dan rambutnya hitam sebahu di hiasi sebuah bandana berwarna merah...
Kenapa aku melihat sesosok gadis di depanku ini sekilas mirip dengan Via...cuma bedanya Via lebih tinggi dan rambutnya lebih panjang...
"Lah kok diem aja Bos...terpesona ya ama Sandra..." ucap Joko mengagetkanku
"Eh...ndak...takjub aja Jok...ada bidadari nyangkut di warkop..." jawabku ngasal
"Sandra abis putus ama cowoknya...single Bos..." bisik Joko di dekat telingaku
"Ndra...Sandra...ini lho yang mau ngajak kenalan..." ucap Joko sambil menunjukku
"Owh iya....Hai...kenalin aku Sandra...kamu siapa " " ucap Sandra sambil mengulurkan tangannya
"Saya Slamet...udah dari tadi ?" tanyaku kikuk
"Belum...baru aja datang..." jawab Sandra
"Ada kuliah jam berapa ?" tanyaku
"Jam 2an sampai jam 5...kenapa Met ?" tanya Sandra
"Ndak papa...Sandra udah makan ?" tanyaku kaku
"Belum kalo siang...kenapa " mau ngajak makan " " ucap Sandra
"Makan yuk...masih ada waktu hampir 2 jam lagi..." jawabku
"Boleh...mau di mana " " tanya Sandra
"Kamu maunya di mana ?" ucapku
"Ga usah jauh jauh...sekitar sini aja...males soalnya masih pake seragam gini..." jawab Sandra
"Ya udah aku ngikut aja...bentar aku ambil mobil dulu..." ucapku sambil tersenyum
"Aku ikut aja ke sana...ga enak ama temen temen sini ntar..." ucap Sandra
"Okey...tuh yang kijang sebelah avanza..." jawabku sambil menunjuk mobil yang aku pakai
"Iya...tapi mau makan di mana enaknya " " tanya Sandra sambil berjalan di sampingku
"Hehehehe kamu yang pilih aja...aku ndak ngerti selera kamu...klo aku sih apa aja masuk " jawabku sambil menyalakan mesin
"Pempek gaby aja ya...yang di deket perempatan cut mutia situ..." ucap Sandra setelah duduk di sampingku
"Boleh...yuk jalan" jawabku
Kami berkendara melintasi jalanan depan toll bekasi barat untuk menuju daerah sekitar perempatan narogong, dari situ terdapat rumah makan pempek yang terkenal cukup enak dan letaknya agak naik kalo dari jalan raya...kami duduk di meja yang agak di dalam setelah tadi memesan pempek, es kacang merah dan tekwan...
"Kamu kuliah jurusan apa Sandra " udah semester berapa ?" ucapku
membuka pembicaraan "Akuntansi...semester 5...kalo kamu udah lama kerja di situ " " jawab Sandra
"Belum lama kok...masih baru..." jawabku
"Asli bekasi sini ?" lanjutku
"Asli sini pondokgede situ...tapi orang tua campuran jawa palembang...klo kamu pasti jawa ya..?" jawab Sandra
"Kok tau " " tanyaku
"Pronounce nya jawa banget hehehehe...lucu..." jawab Sandra tersenyum
"Hahahaha temen temen kantor juga bilang gitu...medok nya ndak ilang ilang..." jawabku
Makanan kami datang dan kami mulai makan sambil ngobrol ringan kesana kemari...tak terasa waktu sudah hampir jam 2 dan kami segera kembali karena Sandra ada kelas...
"Ntar pulang jam berapa " naik apa ?" tanyaku saat berhenti di traffic light pekayon
"Jam 5an paling...naik angkot lah...lagi ga bawa motor soalnya..." jawab Sandra
"Ya udah ntar aku anterin...oh iya tadi yang di pakai telpon Joko nomer kamu kan " " tanyaku
"Ga usah...ngrepotin aja...iya tadi nomerku...tadi bilangnya mau minta sms tapi malah telpon kamu..." jawab Sandra
"Santai aja...ntar kabarin aja klo udah mau pulang...hari ini aku ga kemana mana kok..." jawabku
"Aku berhenti di depan aja ya...ga enak ama temen temen klo liat..." ucap Sandra
"Malu ya klo jalan sama aku ?" tanyaku
"Bukan...nanti aku jelasin deh..." jawab Sandra
"Ya udah...jangan lupa kabarin ya..." ucapku sesaat sebelum Sandra turun
"Iya...makasih makan siangnya ya..." jawab Sandra dengan senyumannya
"Kembali kasih...." ucapku
Aku masih melihat Sandra berjalan di depanku...sesekali wajahnya menoleh ke arah mobilku sambil tersenyum...aku segera berjalan memasuki komplek ruko ini dan kembali bekerja...
Hampir pukul 5 lebih masih belum ada kabar dari Sandra...apa Sandra lupa ya...atau males sama aku...ya udahlah....
Ring...Ring...Ring.... dering teleponku berbunyi dan aku lihat ada nama Sandra di sana...segera aku angkat panggilan ini
"Halo Sandra...udah pulang ?" tanyaku
"Udah...jadi mau anter pulang ?" ucap Sandra
"Jadi dong...kamu di mana sekarang ?" tanyaku
"Aku tunggu di arah pintu keluar aja ya...aku jalan sekarang..." ucap Sandra
"Okey...aku ambil mobil dulu..." jawabku sambil mematikan panggilan ini
Aku segera merapikan laptop dan segera keluar ke arah mobil...di depan pintu kantor ada Mbak Lia yang sedang menunggu di jemput suaminya...
"Mau kemana Met...buru buru amat" " tanya Mbak Lia
"Rahasia dong...duluan ya mbak..." ucapku sambil menyalakan mesin mobil
"Awas ya klo nakal..." ucap Mbak Lia
"Hahahaha ndak kok..." jawabku sambil menjalankan mobil menuju pintu keluar
Sandra tampak berdiri di ujung ruko yang masih tertutup karena belum dipakai...wajahnya tampak khawatir....segera aku berhenti dan dengan cepat Sandra masuk di pintu depan samping kiri...
"Kamu kenapa kok buru buru ?" tanyaku pelan
"Ga enak sama temen temen aja..." jawab Sandra
"Emang kenapa ?" tanyaku lagi
"Ga papa kok..." ucap Sandra sambil mengusap matanya yang mulai tergenang
"Lho kok nangis...kenapa ?" tanyaku dengan heran
"Kamu tau kan " klo banyak yang bilang aku cewek ga baik " cewek peliharaan om om..." ucap Sandra
"Hah " aku malah baru tau...itu juga setelah kamu ngomong barusan " jawabku
"Joko ga ngomong emang ?" tanya Sandra
"Ndak tuh..." jawabku
"Masa sih " bukannya kamu mau kenal aku karena mau service ku " " tanya Sandra
"Ndak tuh...aku cuma mau cari temen kok...siapa tau mau jadi pacarku..." jawabku
"Kamu terlalu baik...ga pantas berteman sama aku...apalagi mau pacaran sama aku...aku cewek ga bener..." ucap Sandra
"Lah emang salah bertemen sama kamu...kamu orangnya asyik dan seru diajak ngobrol..." jawabku
"Ya ga salah sih...cuma biasanya klo ada yang mau kenal aku biasanya ujung ujungnya tawar aku buat service" ucap Sandra
"Berarti aku beda...aku cuma mau kenal kamu aja...dan mau berteman sama kamu aja..." jawabku
"Oh iya nanti di pertigaan sebelum supermarket itu belok kiri aja..." ucap Sandra
"Okey...trus kemana lagi ?" tanyaku
"Lurus aja...ntar masuk komplek perumahan situ...rumahku paling ujung..." jawab Sandra
Aku mengikuti arahan Sandra sampai akhirnya aku berhenti dindepan sebuah rumah yang tampak sepi...cat rumahnya banyak yang mulai terkelupas...
"Masuk sini..." ucap Sandra
"Iya...kok sepi rumahmu...orang tua mu mana " " tanyaku sambil duduk di teras rumahnya
"Papah biasanya pulang larut malam...kadang juga ga pulang...." ucap Sandra
"Mamahmu ?" tanyaku
"Mamah udah meninggal saat aku umur 10 tahun..." jawab Sandra lirih
"Oh maaf...aku ndak ngerti..." ucapku
"Ga papa kok....maaf kalo berantakan..." jawab Sandra
"Oh iya...mau minum apa " " lanjut Sandra
"Air putih aja..." jawabku
"Bentar ya...." ucap Sandra masuk ke dalam rumahnya
Cukup lama Sandra tidak kembali ke ruang tamu...kemana orangnya " lama bener ambil air putih " apa masak air dulu kali ya....
"Maaf lama ya...Mandi dulu soalnya" ucap Sandra sambil membawa segelas air putih
Aku masih tercengang dengan pemandangan yang ada di depanku...Sandra memakai kaos oblong berwarna putih yang cukup longgar di padu dengan celana pendek berwarna hitam memperlihatkan kaki nya yang cukup jenjang untuk ukuran wanita seumuran Sandra di tambah lagi wangi parfum tercium cukup segar dan rambutnya yang masih terlihat basah...
Episode 58 KESALAHAN YANG SAMA _________________________
"Kok bengong aja " di minum dong..." ucap Sandra
"Eh iya...maaf...terpesona liat kamu..." jawabku
"Emang kenapa " ada yang aneh " " tanya Sandra
"Ndak sih...oh iya...aku penasaran ama cerita kamu tadi " ucapku
"Hehehehehe penasaran juga ya " mau tawar berapa ?" jawab Sandra tersenyum
"Ndak lah...aku ndak seperti itu...aku pure cari temen..." ucapku
"Iya aku tau kok...kamu beda..." jawab Sandra
"Emang yang biasa gimana " " pancingku
"Biasanya langsung nawar pas ketemu pertama bukan ngajak makan kayak kamu...apalagi nganterin pulang..." jawab Sandra
"Owh gitu...tapi maaf sebelumnya...emang bener kamu seperti itu ?" tanyaku
"Nggak kok...aku nggak pernah berbuat seperti itu...semiskin miskinnya aku nggak akan mau jual diri aku buat uang..." ucap Sandra dengan tatapan nanar
"Tapi kenapa kamu bilang masalah tawar menawar ?" tanyaku lagi
"Dulu aku pernah kerja di resto korea...kerja nya cuma nemenin tamu makan atau minum...cuma terkadang memang ada yang usil mengajak aku gituan tapi selama ini aku bisa tolak dengan berbagai alasan..." jawab Sandra
"owh gitu...trus ?" tanyaku
"Karena aku sering menolak akhirnya ada tamu yang ngasih tau boss...trus aku di berhentikan dari kerjaan...." ucap Sandra
"Rata rata yang kerja di situ bisa dipakai servicenya...makanya orang orang menganggapku sama dengan yang lain..." lanjut Sandra
"Owh gitu ceritanya...berarti pandangan orang lain salah dong ke kamu..." ucapku
"Biarlah...orang mau ngomong apa...yang penting aku ga seperti itu..." jawab Sandra
"Oh iya...kamu ga laper Sandra ?" tanyaku mengalihkan pembicaraan
"Laper sih...cuma aku belum sempet masak...kamu mau aku bikinin mie instan ?" jawab Sandra
"Makan di luar aja yuk..." ucapku
"Nggaklah...aku udah terlalu banyak ngrepotin kamu..." jawab Sandra
"Ayo lah...kayak sama siapa aja..." jawabku sambil menarik tangannya
"Aku ganti baju dulu deh...masa pake celana pendek gini..." ucap Sandra
"Ya udah aku tungguin..." jawabku kembali duduk di sofa
Selesai Sandra berganti baju, kami mencari makan di sekitar rumahnya...tak banyak pilihan di sepanjang kawasan ini, menu standar hanya nasi atau mie goreng sama pecel ayam atau lele...
Akhirnya kami berhenti di salah satu warung tenda yang menjual makanan khas lamongan, kami berdua makan sambil mengobrol ringan dan tak lupa aku membungkus makanan untuk ayahnya Sandra sebelum pulang...Sepanjang perjalanan Sandra hanya diam saja dan memainkan plastik bungkusan buat ayahnya...
Ring...Ring...Ring... ponselku berbunyi dan aku lihat nama Adhis di sana...
"Halo Dhis...apa kabar " " ucapku setelah memencet tombol bergambar gagang telpon berwarna hijau
"Baik Met...kamu apa kabar " " jawab Adhis
"Alhamdulillah baik...lagi apa Dhis ?" tanyaku
"Lagi telpon kamu Met...sambil tiduran di kamar....kamu lagi di jalan Met ?" tanya Adhis
"Iya...abis beli makan..." jawabku
"Owh...mau ke kantor apa mau pulang rumah " " tanya Adhis
"Mau pulang Dhis..." jawabku berbohong
"Ya udah konsen nyetir aja dulu...ntar nyampe rumah telpon ya...aku kangen kamu..." ucap Adhis
"Iya...ntar aku telpon..." jawabku
"Daah Slamet...miss you.." ucap Adhis
"Daah Adhis...miss you too.." jawabku sambil mematikan panggilan ini
Tampak wajah Sandra berubah setelah mendengar pembicaraanku dengan adhis...
"Pacar kamu ya ?" tanya Sandra
"Bukan pacar lagi....udah aku lamar tapi di tolak sama orang tua nya..." jawabku sambil menyetir
"Kok bisa ?" tanya Sandra
"Ya bisa...karena aku sama dia berbeda prinsip keyakinan..." jawabku
"Owh...udah lama pacarannya ?" tanya Sandra
"Udah dari SMA kelas 1...sempet putus trus nyambung lagi..." jawabku
"Terus sekarang gimana ?" tanya Sandra
"Ndak tau...jauh juga jaraknya..." jawabku
"Bukan di sini ?" tanya Sandra
" Bukan...dia di Sulawesi..." jawabku
"Trus hubungan kalian gimana ?" tanya Sandra
"Ndak tau...terkadang aku ingin menyerah sama keadaan...tetapi terkadang aku ndak mau kehilangan dia....dia cinta pertamaku..." jawabku
"Trus kamu ga cari pacar lagi ?" tanya Sandra
"Hahahaha...mana ada yang mau sih sama aku...jelek gini..." jawabku sambil memarkirkan mobil di depan rumahnya Sandra
"Masuk dulu yuk...aku mau ngobrol banyak sama kamu..." ucap Sandra sambil membuka pintu rumahnya
"Udah malem...ndak enak..." jawabku
"Ga papa kok...di sini ga pernah rese warga nya..." jawab Sandra
Akupun memilih duduk di teras depan...Sandra masuk ke dalam rumah untuk menaruh bungkusan makanan dan membawa air minumku tadi ke depan...
"Oh iya...sampai mana tadi obrolan kita ?" tanya Sandra sambil duduk di sampingku
"Tau tadi lupa...hehehehe" jawabku
"Oh iya...kenapa kamu ga cari cewek lain aja..." ucap Sandra
"Ndak laku jawabnya...hehehehe..." jawabku
"Hahahaha...emang udah nyoba " kok udah bilang gagal..." ucap Sandra
"Nyari sih udah tapi rata rata udah pada punya cowok..." jawabku
"Hahahaha...lagian hari gini jarang ada cewek cantik jomblo..." ucap Sandra
"Kalo kamu gimana " " tanyaku serius
"Aku kan ga cantik...jadi wajar kalo jomblo..." ucap Sandra
"Masa sih " kamu cantik tau...yang bilang kamu jelek pasti orang buta..." jawabku
"Hahahaha...bisa aja kamu..." jawab Sandra
"Mau ga jadi cewekku ?" ucapku dengan muka innocent
"Nggak....Hahahahaha" jawab Sandra
"Hahahaha tuh kan...bener kan apa tadi aku bilang...ndak laku...nasib orang jelek..." jawabku
"Bukan karena kamu jelek kok..." ucap Sandra
"Trus karena apa ?" tanyaku
"Karena aku sama kayak Adhis...aku dan kamu beda prinsip keyakinan..." jawab Sandra
"Maksudnya ?" tanyaku bingung
"Aku Nasrani...Adhis Nasrani kan " " tanya Sandra
"Iya..." jawabku lirih
"Kayaknya kamu harus cari yang sama keyakinannya deh...jangan mengulangi kesalahan yang sama lagi..." ucap Sandra
"Hmmm...gitu ya..." jawabku
"Sekarang kamu boleh pulang...satu pesanku...jangan ulangin kesalahan lagi ya...aku doain yang terbaik buat kamu...makasih juga udah banyak bantu aku...maaf klo aku ngrepotin..." jawab Sandra
"Makasih buat waktu dan nasehatnya ya..." jawabku
"Satu lagi...aku boleh minta tolong kamu " " tanya Sandra
"Boleh...selama aku bisa tolong kamu " jawabku
"Tolong jauhin aku...dan kalo ketemu di sekitar kantor please jangan sapa atau panggil aku..." ucap Sandra
"Emang kenapa " salah ya klo berteman sama kamu ?" jawabku
"Please lakuin itu aja...Please..." jawab Sandra
"Tapi kasih aku alasan dulu baru aku mau janji akan ikutin mau kamu..." ucapku
"Karena....e-e-e...aku ga mau semakin jatuh cinta sama kamu...dan aku tau nanti akan berakhir sama kayak Adhis..." jawab Sandra sambil mencium pipiku
Episode 59 MENCARI PERHATIAN __________________________
Semerbak harum bubuk kopi yang tercampur air panas tak membuat semangatku bertambah, hati ini masih belum bisa bertahan dengan keadaan seperti ini...Hidup dalam ketidakpastian dan kejelasan tentang arti hidup itu sendiri dengan sentuhan cinta untuk memperindah jalan hidup yang hanya sekali ini...
Aku masih terduduk di warkopnya Joko sambil menikmati segelas kopi hitam dan sepiring kecil gorengan untuk mengawali hariku, aku duduk di sini bukan untuk mencari Sandra tetapi sesuai janjiku untuk menjauh dari Sandra...
"Lecek bener tuh muka Bos..." ucap Joko sambil duduk di kursi plastik yang ada depanku
"Ah parah emang kamu Jok...." jawabku
"Service nya Sandra kurang Bos " " tanya Joko
"Bukan Jok...dia bukan cewek kayak gitu...kasihan dia...korban sudut pandang salah tuh...terlanjur di cap jelek karena pernah kerja di resto korea..." jawabku
"Maksudnya Bos " " tanya Joko
"Dia cewek yang baik, bukan cewek gampangan...kasihan tuh...Ibunya udah meninggal...Ayahnya kerja banting tulang buat dia...kasihan banget..." jelasku
"Owh gitu Bos...kasihan juga ya..." jawab Joko
"Kasih tau tuh ama yang lain...kasihan kalo dia di cap jelek kayak gitu..." ucapku
"Siap Bos...trus gimana sekarang " mau cari yang lain lagi " stock masih banyak..." tanya Joko
"Ndak lah Jok....lagi males...ntar juga dapet...masa sih ndak dapet jodoh juga..." ucapku
"Mungkin jodohnya Bos lagi di jagain cowok lain hahahahaha...." ucap Joko
"Hahahahaha sial..." jawabku sambil melempar tutup gelas kopi ke arah Joko
"Becanda Bos...." ucap Joko
"Ya udah lah...aku balik dulu...salam aja sama Sandra kalo ke sini...bilang aja makasih buat semalem..." ucapku sambil menyerahkan uang untuk membayar kopi dan gorengan
"Siap Bos...makasih ya..." ucap Joko
"Yoh..." jawabku sambil pergi dari warkop nya Joko
Aku duduk di meja menatap layar laptop tetapi pikiranku melayang entah kemana...bayangan Adhis masih selalu berada di otak kecilku...apa yang harus aku lakukan...aarghhh....
"Met....ga jalan kamu " " ucap Mbak Lia setengah teriak


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jalan Mbak...mau ke Kranji...tapi agak siang dikit..." jawabku
"Abis itu mau kemana lagi ?" tanya Mbak Lia
"Ndak kemana mana Mbak...emang kenapa " " tanyaku
"Anterin ke Bogor dong Met...Sari farewell..." ucap Mbak Lia
"Sari resign Mbak " " tanyaku serius
"Iya...pindah kerja di Jakarta...kasihan juga sih tiap hari jakarta bogor pp.." ucap Mbak Lia
"Alhamdulillah...Kirain mau nikah..." jawabku
"Awas jangan deket deket...udah laku...ntar tetanus lagi Sari..." jawab Mbak Lia
"Emang aku penuh karatan Mbak...hiks..hiks..." jawabku dengan mimik pura pura sedih
"Jadi bisa anter ke sana ga " " tanya Mbak Lia
"Bisa lah...demi Sari..." jawabku serius
"Hahahahaha...ya udah ntar jalan jam 10an...soalnya acaranya pas makan siang..." ucap Mbak Lia
"Siyap...aku jalan ke kranji dulu kalo gitu...ntar jam 10an aku balik ke sini lagi..." jawabku sambil merapikan laptop dan tas ranselku
"Siip...makasih ya Met..." jawab Mbak Lia
"Demi Sari Mbak...bukan demi Mbak Lia...Hahahahaha..." ucapku sambil berjalan keluar dari kantor
"Hahahaha...Dasar batu...ngarep aja..." jawab Mbak Lia
Aku segera selesaikan pekerjaan di daerah Kranji agar bisa ketemu Sari...mungkin ketemu untuk kedua kali nya dan mungkin yang terakhir kalinya...terbayang wajah cantik khas timur tengahnya Sari...apalagi saat tersenyum manis...duuh...ana uhibbuki ya ukhti.......
Sesuai rencana, aku dan Mbak Lia sudah sampai di kantor cabang Bogor menjelang makan siang, beberapa teman dari cabang lain juga sudah ada yang datang untuk memenuhi undangan acara perpisahannya Sari termasuk Anna dan Ochi...
"Selamat ya Sari...semoga sukses di tempat yang baru..." ucapku sambil menyalami Sari
"Makasih ya Met..." jawab Sari dengan senyuman terindah nya
"Kantornya di mana nanti " " tanyaku basa basi
"Di Rasuna Said situ..." jawab Sari singkat
"Owh deket dong kalo dari Senen..." ucapku
"Iya..2 kali naik angkutan..." jawab Sari
"Mulai kapan emang " awal bulan nanti ya " " tanyaku
"Iya per tanggal 1...Maaf ya Met...aku mau ke sana dulu..." jawab Sari sambil berjalan menuju rombongan cewek cewek
"Iya silahkan.." jawabku
Sari...kamu termasuk cewek yang misterius, ndak mudah akrab dengan orang lain terutama cowok...tetapi semakin kamu menjauh semakin penasaran aku...
Acara farewell ini berjalan cukup lancar, dan di akhiri dengan sesi foto foto untuk kenang kenangan...kami semua berfoto bersama sama dan ada juga yang meminta foto berdua saja sama sari...tapi aku ndak punya nyali untuk berbuat itu....huh...lelaki lemah...
"Met...langsung pulang Bekasi ?" tanya Mbak Lia
"Ya iya wong rumahnya di Bekasi..." ucapku
"Udah sore gini...langsung pulang enak kayaknya...." tanya Mbak Lia
"Hmmm...ujung ujungnya minta di anterin nih..." jawabku
"Hahahahaha....tau aja kamu Met..." jawab Mbak Lia
"Udah paham kok Mbak..." jawabku
"Sama Sari kok..." ucap Mbak Lia
"Wah klo sama Sari mau ke mana aja boleh lah...mau ke KUA langsung juga boleh...hehehehehe.." jawabku semangat
"Giliran sama Sari aja langsung semangat...dasar..." jawab Mbak Lia
"Hehehehe...kalo anterian Ibu ibu bawel doang sih males sebenernya..." jawabku tersenyum
"Ya udah tunggu di parkiran aja dulu...ntar lagi aku nyusul sama Sari..." ucap Mbak Lia
"Siyap...kasih wangi wangian dulu lah....eh ntar Mbak Lia duduk belakang aja ya biar Sari di depan sama aku...hahahaha..." jawabku sambil berjalan ke arah parkiran
"Hahahahaha ngarep se ngarep ngarep nya..." jawab Mbak Lia
Setelah hampir 10 menit akhirnya Mbak Lia datang bersama Sari...tampak Sari masih diam seperti biasa...sosok cewek misterius yang bikin cowok penasaran...aku mempersilahkan masuk dan ternyata sesuai prediksi...Mbak Lia yang duduk di depan....hadewh....
"Slamet...nanti mampir martabak air mancur dulu ya..." ucap Sari
"Siyap...jangankan air mancur...air terjun juga aku anter..." jawabku tersenyum
"Heh...jangan caper..." ucap Mbak Lia menoyor kepalaku dari samping
"Yaah...namanya juga usaha Mbak..." jawabku sambil garuk garuk kepala
"Hehehehe kamu lucu juga ya Met..." ucap Sari
"Lucu ya...kan emang mukanya Slamet udah mirip ama badut meski tanpa pake make up..." jawab Mbak Lia
"Abis ada bidadari yang naikin mood langsung ada aja nenek sihir yang njatuhin plus injek injek pake sendal bekas kena tokai...nasib...nasib..." jawabku
"Hahahahaha...." tawa Mbak Lia dan Sari hampir bersamaan
Kami banyak ngobrol ringan kesana kemari sepanjang perjalanan kami dari bogor menuju jakarta...tampak dari wajahnya Sari bersemu merah dan tersenyum manis saat aku atau Mbak Lia becandain....jadi kapan kamu putus sama cowokmu Sari "
"Met...biasa ya...depan gramed ya..." ucap Mbak Lia
"Beli buku lagi Mbak " " tanyaku setelah memasuki daerah matraman
"Bukan...mau bungkus makanan buat anakku di es teler 77 situ..." jawab Mbak Lia
"Siyap nyah...sopirnya ndak di bungkusin " " tanyaku
"Ga lah...beli sendiri sono..." jawab Mbak Lia
"Majikan yang kedjam..." jawabku sambil memasang muka sedih
"Hahahaha...Dah sini aja..." ucap Mbak Lia sambil berpamitan dan memeluk Sari
"Alhamdulillah...Nenek sihir turun...ganti bidadari duduk di sampingku..." ucapku sambil memberhentikan mobil
"Hahahahaha...Makasih ya bocah tua nakal..." ucap Mbak Lia sambil melambaikan tangannya
"Mau langsung pulang Sari " " tanyaku setelah Sari duduk di depan
"Emang ada waktu untuk jalan dulu " " tanya Sari
"Buat bidadari secantik kamu apa sih yang ndak bisa..." jawabku tersenyum
"Anterin beli baju di atrium dulu bisa " " tanya Sari
"Bisa Bisa...mau beli baju nya di Bekasi juga aku anterin....sekalian pulang maksudnya..." jawabku
"Hehehehe...bisa aja kamu Met...Makasih ya..." jawab Sari
Aku memarkirkan mobil ini di lantai atas dekat dengan mushola, karena aku dan Sari belum sholat Ashar...padahal inginnya aku jadi imamnya Sari tetapi karena cukup banyak orang yang akan sholat akhirnya aku dan Sari sama sama menjadi makmum....
Selesai sholat aku berjalan mengikuti Sari memelilih baju yang akan di pakai untuk kerja di tempat baru nya...beberapa toko sudah di datangi tetapi belum ketemu baju yang Sari inginkan....
"Kamu capek ga Met " " tanya Sari
"Ndak kok...malah aku seneng bisa jalan sama kamu..." jawabku
"Klo capek ya istirahat dulu aja...maaf ya merepotkan..." ucap Sari
"Kamu kali yang capek...mau duduk di mana " " tanyaku
"Di sana aja..." ucap Sari menunjuk salah satu resto yang ada di Atrium
"Ayo kalo gitu..." jawabku
Kami duduk di dalam sebuah resto yang berlogo huruf A dan H kecil....Sari duduk di depanku karena hanya meja kecil ini yang tersisa...tak lama kami duduk pelayannya datang membawa kertas menu yang akan kami pilih
"Kamu mau makan apa Met " " tanya Sari sambil membolak balik kertas menu
"Ini aja deh...Nasi goreng spesial...sama es lemon tea..." jawabku setelah membaca beberapa menu yang di sediakan
"Ya udah samain aja biar cepet..." ucap Sari
"Ini ya Mas..." ucapku sambil memberikan kertas menu
"Baik..saya ulang ya...Nasi goreng spesial nya 2 dan ice lemon tea 2...ada tambahan lain " " tanya Mas pelayan
"Mau tambah apa lagi Sari " " tanyaku kepada Sari
"Ga deh..itu juga ga abis paling..." jawab Sari
"Itu aja Mas..." ucapku kepada Mas pelayan
"Baik...semuanya kurang lebih 98 ribu.." jawab mas Pelayan
"Ini Met..." ucap Sari sambil menyerahkan uang pecahan 100 ribuan
"Ndak usah...aku yang bayar..." sambil meyerahkan uang 50 ribuan dua lembar ke pada Mas pelayan
"15 menit lagi ya di tunggu..." ucap Mas Pelayan sesaat sebelum pergi
"Kok gitu sih...kan aku yang ajakin kamu makan sama belanja..." ucap Sari kepadaku
"Udah ndak papa...itung itung buat kado buat perpisahan kamu..." jawabku
"Emang udah ga mau ketemuan sama aku lagi " " tanya Sari
Eeeh...... Episode 60 TEMAN ANEH _________________________
"Emang kalo ketemu kamu mulu boleh " " tanyaku
"Ya boleh lah...kan kamu temenku juga Met..." jawab Sari
"Owh temen ya...ndak lebih..." ucapku sambil tersenyum
"Hahahahah nggak lebih....pake titik bukan koma lagi..." jawab Sari sambil tertawa kecil
"Namanya juga usaha...." ucapku sambil menggaruk kepala
"Maaf ya..." jawab Sari
"Hahahahaha aku udah tau kok kalo kamu udah punya cowok...oh iya cowok kamu ndak marah nih kamu jalan sama aku " " ucapku
"Udah ah...lagi ga mau bahas itu dulu...nggobrol yang lain aja ya..." jawab Sari
"Maaf ya...oh iya makan aja yuk...tuh udah datang..." ucapku setelah melihat makanan datang
"Iya...selamat makan ya...jangan lupa berdoa dulu..." jawab Sari
Kami makan sambil menggobrol dengan Sari, sekilas memang Sari terlihat pendiam tetapi sebenarnya Sari lumayan banyak ngomong dan nyambung...mungkin kemarin kemarin lebih banyak diam karena belum begitu kenal...selesai makan aku dan Sari kembali mencari baju dan beberapa aksesoris yang di butuhkan...
"Maghrib dulu yuk Met..." ucap Sari sambil merapikan belanjaan ke dalam mobil
"Yuk...mau aku imamin ndak " " tanyaku menggoda
"Hahahaha...masih aja usaha kamu Met..." jawab Sari
"Ya meski berat jadi imam hidup kamu minimal bisa jadi imam sholat kamu..." jawabku
"Boleh deh kalo imam sholat..." jawab Sari sambil tersenyum
"Alhamdulillah....mudah mudahan jadi imam sholat kamu selamanya...aamiin..." ucapku
"Hahahahaha mulai deh...di kasih ati minta ampela...." jawab Sari sambil memukul pelan bahuku
"Yaah...bukannya di amiinin...malah di pukulin..." jawabku
"Dah buruan sholat...keburu isya..." ucap Sari
Karena waktu sholat maghrib kami sudah menjelang akhir dan sebentar lagi masuk isya, akhirnya aku berhasil menjadi imam sholat maghribnya Sari...alhamdulillah one step ahead....
Selesai sholat aku kembali ke parkiran, Sari memilih ke toilet terlebih dahulu...aku menyalakan mesin mobil sambil mendinginkan ruang dalam dan merapikan belanjaan Sari di jok tengah...
"Met..." ucap Sari sesaat setelah masuk ke dalam mobil
"Iya Sari...kenapa " " jawabku
"Masih punya waktu sedikit lagi ga " " tanya Sari
"Masih dong...sampai besok juga available buat kamu...mau di anter kemana " " jawabku
"Asyik....mau beli martabak AA yang di Saharjo situ...tadi di air mancur lupa bungkus yang manis buat Mamah..." jawab Sari
"Siyap..." jawabku
"Makasih ya Met...Maaf merepotkan..." jawab Sari
"Ndak lah...selama aku bisa bantu temen ya aku bantu sebisa aku...lagian pulang ke rumah juga sendirian ndak ngapa ngapain..." jawabku
"Emang kamu ga punya cewek Met " " tanya Sari
"Hmmm...gimana ya statusnya..." jawabku sambil menyetir mobil
"Maksudnya gimana " ngegantung " " tanya Sari
"Bisa di katakan gitu sih...Aku sama Adhis sama sama suka tapi karena perbedaan akhirnya kami berpisah..." jawabku lirih
"Perbedaan apa Met " " tanya Sari
"Adhis Nasrani....Aku udah pernah lamar Adhis sebagai istri tetapi di tolak sama keluarganya..." jawabku
"Maaf ya kalo buat kamu sedih..." jawab Sari
"Ndak papa kok...kejadiannya udah beberapa bulan yang lalu...meski sampai saat ini pun aku masih bingung dengan statusku..." jawabku sambil tersenyum
"Kalian udah lama kenalnya " kalo boleh nanya dan kalo kamu mau cerita lho..." jawab Sari
Sepanjang perjalanan ini aku ceritakan kisah ku bersama Adhis, dan aku lihat Sari begitu antusias mendengar ceritaku...terlihat dari raut mukanya yang terlihat serius dan menyimak setiap kata yang aku ucapkan....eh kenapa aku begitu mudah bercerita apapun kepada setiap cewek yang aku kenal ya " apa karena selama ini aku sering menjadi pendengar curhatan yang baik " atau karena aku nyaman " Entahlah...
Kami berhenti di sebuah warung yang menjual martabak telor dan manis di daerah manggarai...Sari memesan satu untuk di bungkus dan duduk di kursi kayu di depannya...cukup panjang antrian untuk membawa pulang sebungkus martabak...aku dan Sari duduk berhadapan dan ngobrol ringan tentang kerjaan dan tentang rencana Sari ke depan...hampir satu jam lebih akhirnya pesanan Sari matang dan segera Sari membayarnya setelah menolak dan mengembalikan uang yang aku kasih kepada kasir nya...
"Duh udah hampir jam 9...gimana yah " ucap Sari setelah terjebak macet di perempatan Matraman
"Lha emang kenapa Sari kalo jam 9 " " tanyaku
"Biasanya Papah suka marah kalo aku pulang terlambat...apalagi kalo tau jalan ama cowok..." jawab Sari
"Serius kamu di marahin kalo pulang lebih dari jam 9 " " tanyaku
"Iya...emang aneh sih tapi begitulah Papahku...over protected sama aku.." jawab Sari
"Kok ndak bilang daritadi...tau gitu aku ngebut aja..." jawabku sambil menginjak pedal gas agak dalam
"Ga usah ngebut juga Met...malah bahaya...biar aja ntar aku dengerin klo Papah marah..." jawab Sari
"Ntar aku yang ngomong deh sama Papah kamu kalo memang antrian martabaknya yang lama..." jawabku
"Ga usah Met...gapapa kok..." jawab Sari tersenyum
Hampir jam setengah 10 aku sampai di rumahnya Sari, kali ini terpaksa Sari mengijinkan aku anter sampai masuk karena Sari cukup kerepotan membawa belanjaannya...sampai di depan Papahnya Sari sudah berdiri menunggu di depan pintu....wajah khas timur tengah nya sangat terasa kuat...tanpa ada sedikit senyuman di wajahnya...duh modyar iki...
"Assalamu'alaikum..." ucap Sari sambil mencium tangan Papahnya
"Wa'alaikumsalam...kok sampai malem Non...dari mana " " tanya Sari
"Habis belanja sama beli martabak buat Mamah...oh iya Pah...ini Slamet temen Sari..." ucap Sari memperkenalkan aku kepada Papahnya
"Assalamu'alaikum Om...Saya Slamet...Mohon maaf pulangnya terlambat Om...tadi antri panjang dan cukup macet jalanan..." jawabku sambil bersalaman dengan Papahnya Sari
"Wa'alaikumsalam...sini duduk Mas...Sari buatin minuman buat Mas Slamet..." ucap Papahnya Sari
"Iya Pah...mau minum apa Met " " tanya Sari
"Ndak usah Sari...ngrepotin aja..." jawabku
"Ya udah aku buatin apa aja ya..." ucap Sari sambil masuk membawa belanjaan ke dalam rumahnya
"Mas Slamet temen kerjanya Sari " kok baru denger..." tanya Papahnya Sari
"Iya Om...cuma beda cabang, saya di bekasi...tadi kebetulan anter temen kantor ke acaranya Sari di bogor trus saya anter pulang sekalian anter Mbak Lia di matraman situ.." jawabku
"Owh gitu...asli jawa ya " " tanya Papahnya Sari
"Iya Om..saya jawa..." jawabku
"Udah lama kerjanya Mas " " tanya Papahnya Sari
"Belum Om...masih baru..." jawabku
"Tinggal di bekasi juga " " tanya Papahnya Sari
"Iya Om...biar ga capek bolak balik...maklum kerjanya 24 jam selama seminggu..." jawabku
"Wah lumayan capek juga ya Mas kerjanya..." ucap Papahnya Sari
"Ya begini Om...namanya cari uang, ndak boleh ngeluh meski capek..." jawabku
"Di minum Met...Maaf cuma teh anget doang adanya..." ucap Sari sambil membawa nampan berisi 2 cangir teh manis buat aku dan Papahnya
"Silahkan Mas..di minum..." ucap Papahnya Sari
"Makasih Om..mari Om..." jawabku sambil meneguk sedikit teh manis dari cangir berwarna putih
"Habis ini langsung pulang Met " " tanya Sari yang duduk di dekat Papahnya
"Iya, tapi karena hari ini aku standby ya siap siap aja kalo ada kerjaan..." jawabku
"Mudah mudahan ga ada yang urgent jadi kamu bisa istirahat ya Met..." ucap Sari
"Maaf Sari..Om...berhubung sudah malam, saya pamit dulu...masih jauh juga ke bekasinya..." ucapku berpamitan
"Kalo masih capek istirahat dulu di sini..." jawab Papahnya Sari
"Terima kasih Om...lain waktu saja saya main ke sini lagi..." ucapku sambil menyalami Papahnya Sari
"Pamit dulu ya Sari...Om...Assalamu'alaikum..." jawabku
"Wa'alaikumsalam...Sari, anter Mas Slamet sampai di depan sana..." jawab Papahnya Sari
"Iya Pah..." jawab Sari dengan wajah heran
"Ndak usah Sari...udah gede kok...masa di anterin...hehehehe..." jawabku
"Ya udah...makasih ya Met...udah ngrepotin kamu seharian ini..." ucap Sari
"Siip...." jawabku sambil memberikan kode jempol kepada Sari
Aku masuk ke dalam mobil dan aku jalankan mobil ini menuju bekasi...aku memilih lewat toll karena jam segini biasanya jalan toll sudah sepi dan memang aku merasa capek seharian nyetir dari bogor sampai jakarta dan sekarang aku masih harus nyetir untuk pulang ke bekasi...
Hampir satu jam akhirnya aku sampai di depan komplek perumahan yang sudah terlihat sepi...aku sempat membelikan seplastik gorengan untuk security yang jaga karena sudah mau membantu membukakan portal...
Ring...Ring...Ring... ponselku berdering dan muncul nama Sari di layarnya...dengan setengah terkejut aku angkat panggilan ini....
"Assalamu'alaikum Sari...." ucapku
"Wa'alaikumsalam...kok tau aku yang telpon Met " perasaan aku ga pernah kasih tau nomerku ke kamu...." jawab Sari
Waduh...kelepasan saling senengnya...oh iya lupa kalo ndak boleh bilang dapat nomer dari Mbak Lia....trus aku harus jawab apa iki....haduh....
"Kok diem Met... " " ucap Sari
"Eh iya...maaf lagi parkir mobil..." jawabku mengalihkan pembicaraan
"Udah nyampe rumah ya " Alhamdulillah deh..." jawab Sari
"Iya ini baru aja nyampe...kok kamu belum tidur " udah malem lho..." tanyaku sambil membuka pintu depan
"Masih heran aja Met sama kamu..." ucap Sari
"Heran kenapa " kok ada makhluk kayak aku yang udah jelek hidup lagi " " tanyaku sambil tiduran di kamar
"Yeee...bukan...baru kali ini aku pulang terlambat dan sama cowok tapi Papah ga marah..." jawab Sari
"Emang bisanya gimana " " tanyaku
"Biasanya Papah marah marah kalo aku pulang terlambat...apalagi pulang sama cowok..." jawab Sari
"Lhah emang cowok kamu ndak pernah ke rumah " " tanyaku
"Ga pernah...paling sampai jalan raya aja..." ucap Sari
"Kok gitu " emangnya kamu ndak bilang kalo kamu punya cowok sama papah kamu..." " tanyaku
"Nggak...Papah ga bolehin aku pacaran..." jawab Sari
"Owh gitu....backstreet gitu ya ceritanya..." ucapku singkat
"Iya Pah...ini Sari lagi telpon Slamet...udah nyampe rumahnya kok...." terdengar pelan suara Sari kepada Papahnya
"Papah kamu Sari " " tanyaku
"Iya..Papah minta aku nanyain kamu udah nyampe rumah atau belum....ini nambah aneh kan " " ucap Sari
"Aneh gimana " " tanyaku
"Papah kan baru ketemu kamu sekali tadi, dah gitu kan kamu temen cowok yang pertama kali masuk ke rumah...dan posisi aku dan kamu kemaleman pulangnya...tapi Papah ga marah malah sekarang nanyain kamu udah nyampe rumah atau belum...kan aneh..." ucap Sari
"Wah ndak tau tuh...perasaan aku biasa aja kok ngobrol sama Papah kamu...meski sebenarnya agak takut juga liat wajah Papah kamu..." jawabku
"Hmmm....aneh ini...aneh...." ucap Sari
"Lah trus gimana dong " " ucapku
"Ya udah kamu istirahat dulu aja...besok kabar kabar lagi ya...makasih ya teman anehku..." ucap Sari
"Iya sama sama....bidadari cantik..." jawabku
"Hahahahaha....udah ah...Assalamu'alaikum..." ucap Sari
"Wa'alaikumsalam..." ucapku
Tak seberapa lama ada sms yang aku terima...dan aku lihat dari Sari...segera aku buka dan aku baca...
Kamu dapat salam dari papah...katanya kapan maen ke sini lagi....aneh..aneh..aneh....
Episode 61 SEMOGA TENANG DISANA _________________________
Sudah beberapa hari ini aku tidak ada komunikasi dengan Sari ataupun Adhis...semua seperti diam membisu...sama seperti perasaan hatiku saat ini yang merasa sendiri dan kesepian di dalam bayang bayang semu...Terakhir Adhis telpon seperti biasa, menanyakan kondisiku..mengingatkan aku untuk makan teratur, jangan lupa minum vitamin dan sebagainya...sedang Sari " ya cuma sms biasa aja....ga lebih...maklum bukan siapa siapa juga sih...
Sore ini aku masih ada pekerjaan di daerah cikarang pusat, ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan sebelum deadline minggu ini...Ponselku bergetar tanda ada sebuah pesan masuk...
Innalillahi wa innaillaihi rojiun..... Met., aku Heri temen kampusnya Via. cuma mau kasih tau kalo barusan Mamahnya Via meninggal dunia. insyaallah di makamin besok pagi, nunggu keluarganya. thanks
Tanpa sadar ponselku terjatuh setelah membaca pesan tadi...air mataku perlahan menetes membasahi pipiku...terbayang wajah mamahnya Via yang selama ini baik sama aku...Via...kamu yang sabar ya....
Segera aku rapikan pekerjaan sore ini...aku harus segera ke rumahnya Via....aku lirik jam tanganku menunjukkan pukul 4 sore...hmmm....masih bisa lah nyampe sana pagi....
Aku telpon Pak Agus selaku supervisorku untuk ijin pulang kampung sekalian takziyah...dan alhamdulillah di kasih ijin karena pekerjaanku bisa di handle yang lain selama aku pulang...Aku segera berangkat saat itu juga...
Aku susuri toll arah cikampek meski sebenarnya badanku capek tetapi bayang wajah Via yang sedang sedih membuatku semakin akan segera bertemu...hampir maghrib aku sudah sampai di jalan pantura arah Pamanukan...aku berhenti di sebuah pom bensin yang ada di sepanjang jalur pantura dan aku membeli camilan yang di jual di sekitar pom bensin...
Ring...Ring...Ring... ponselku berbunyi dan aku lihat nama Adhis di sana...segera aku angkat panggilan ini
"Dhis...." ucapku lirih
"Kamu kenapa Met " " tanya Adhis
"Aku ndak papa...aku lagi di pantura...mau takziyah..." jawabku
"Siapa yang meninggal Met " " tanya Adhis panik
"Mamahnya Via...tadi sore di kabarin Heri temen kampusnya Via..." ucapku
"Turut berduka cita ya...sampaikan nanti buat Via..." jawab Adhis
"Iya Dhis...ini baru nyampe pamanukan sih...mudah mudahan nyampe sana sebelum di makamin besok pagi.." ucapku
"Kamu sendirian Met " sempet pualng dulu ga tadi " " tanya Adhis
"Iya sendirian Dhis...ndak sempet pulang, kebetulan tadi lagi ada kerjaan di cikarang jadi langsung masuk toll aja arah cikampek..." jawabku
"Kamu ga capek Met " Ati ati lho ya..." ucap Adhis
"Iya Dhis...ndak ngebut kok..." jawabku
"Ya udah, ntar kabar kabarin ya...kalo capek istirahat dulu...jangan di paksain...ati ati ya sayang...love you..." ucap Adhis
"Iya Dhis...love you too..." jawabku
Perjalanan kali ini terasa waktu sangat lambat, entah karena perasaan hati ini sedang kalut di tambah berita duka ini membuat semuanya semakin ndak jelas...hampir pukul 2 pagi akhirnya aku sampai di kota ini...kota tempat aku menghabiskan 3 tahun untuk belajar dan merasakan cinta meski sebentar...aku numpang singgah untuk istirahat ke kost Yuda teman kampusku dulu yang melanjutkan S1 di sini....
Pagi ini aku sudah rapi dengan baju koko pinjaman dari Yuda...aku berjalan kaki ke arah rumahnya Via setelah jalanan menuju rumahnya di tutup dan aku parkir di dekat masjid....
Hampir 2 tahun lebih aku ndak pernah masuk ke dalam rumah ini...hampir 2 tahun juga aku ndak pernah ketemu Mamahnya Via sampai hari ini aku akan bertemu untuk terakhir kalinya....perlahan aku masuk ke dalam rumah yang dulu sudah pernah aku anggap rumah sendiri...beberapa orang melihatku dengan tatapan aneh...sampai akhirnya aku bertemu dengan Via yang duduk terdiam di samping jenazah Mamahnya
"Via...." ucapku sambil duduk di sampingnya
"Slamet.....Mamah Met...Mamah..." ucap Via sambil menangis dan memeluku
"Iya Via...kamu yang sabar ya...yang ikhlas...insyallah Mamah tenang di sisi- Nya..." jawabku sambil mengusap belakang kepalanya
"Tapi...Tapi...Mamah tinggalin aku..." ucap Via
"Jangan nangis Via...masih ada aku yang akan selalu ada jika kamu butuh temen..." jawabku
"Makasih ya Met...Maafin Mamahku ya...Doain Mamahku..." ucap Via
"Iya Via...Mamah kamu udah aku anggap Mamahku juga..." jawabku
"Kamu tau dari siapa Met " bukannya kamu di Jakarta " " tanya Via sambil melepas pelukannya
"Iya, aku baru sampai semalam...nanti aku ceritain...aku mau bacain Yasiin buat Mamah kamu dulu ya Via..." ucapku
"Iya Met...Makasih ya..." ucap Via Cukup terbata bata kau baca surah Yasiin kali ini...banyak bacaan yang seakan enggan keluar dari mulutku...aku berusaha untuk menahan untuk tidak menangis di depan jenazah Mamahnya Via...tetapi tanpa sadar beberapa tetes air mata jatuh juga...
Setelah selesai acara pemakaman, aku masih berjongkok di samping gundukan tanah yang masih basah dan beberapa bagian atasnya di taburi bunga berwarna merah muda dan putih dengan aroma bunga mawar dan melati...aku panjatkan doa sebisa aku berdoa agar Mamahnya Via diampuni segala dosa dan di terima segala amal baiknya...
"Aku temani ya Met..." ucap Via yang ikut berjongkok di sebelahku


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku hanya bisa mengangguk tanda setuju karena mulut ini tak putusnya aku berdoa untuk kebaikan Mamahnya Via di sana....
"Mah...ini Slamet udah datang...kemarin katanya Mamah nyariin...." ucap Via yang cukup membuatku kaget
"Mamah kamu kangen aku " " tanyaku pada Via
"Iya Met...hampir seminggu mamah di rawat di rumah sakit karena komplikasi...dan Mamah sempat nyebut nyebut nama kamu..." ucap Via
"Nyebut gimana maksudnya " " tanyaku sambil merapikan bunga bunga yang jatuh dari gundukan
"Iya...Mamah keingetan kamu...katanya kamu jarang main kesini lagi semenjak hari itu..." ucap Via
"Maafin Slamet ya Tante...Slamet ndak sempet main ke rumah...Maafin Slamet....sekalinya ke sini tapi kondisinya kayak gini..." ucapku
"Maafin aku ya Met....aku paham kok kenapa kamu ga mau main ke rumah lagi..." ucap Via sambil bersandaran di bahuku
"Maafin aku juga Via...kita pulang yuk...kasihan mamah kalo kelamaan..." ajakku sambil memegang tangan Via untuk berdiri
"Iya Met....Mah....Via sama Slamet pulang dulu ya...Semoga Mamah tenang di sisi-Nya...Aamiin..." ucap Via
"Aamiin..." jawabku
Aku dan Via berjalan beriringan menuju gerbang komplek pemakaman ini tanpa ada sepatah katapun terucap...
"Mau jalan kaki atau gimana " " tanyaku memecah kesunyian yang tercipta di antara aku dan Via
"Jalan kaki aja...udah lama ga jalan kaki sama kamu Met..." jawab Via
"iya Via...udah lama juga aku ndak ketemu kamu...kamu gimana kabarnya sama Eri " " tanyaku
"Semua berlalu begitu cepat ya Met...semua datang dan pergi sesuka hatinya tanpa bisa aku mencegahnya...." jawab Via
"Maksudnya " " tanyaku
"Ya..setelah aku pergi dari kamu buat Eri dan tak butuh waktu lama akhrnya Eri juga pergi dari aku untuk wanita lain..." ucap Via
"Maksud kamu Eri selingkuh dengan wanita lain ?" tanyaku
"Iya Met...mungkin ini karma buat aku karena udah sakitin kamu...dan ternyata Eri juga ga sebaik yang aku kira..." ucap Via
"Aku ndak pernah merasa kamu sakitin kok Via...aku ikhlas lepasin kamu...aku juga tau diri siapa aku dibanding kamu..." ucapku
"Kamu ga pernah berubah Met...selalu saja baik sama aku meski udah tau aku sakitin kamu..." jawab Via
"Bahagiamu juga bahagiaku Via...meski awalnya aku merasa sakit hati tetapi mau ndak mau aku juga harus berhadapan dengan realita..." ucapku
"Adhis gimana Met " " tanya Via
"Adhis baik...oh iya dapat salam dan bela sungkawa dari Adhis..." ucapku
"Kamu udah nikah sama Adhis " " tanya Via
Aku cuma bisa menggelengkan kepala tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Via
"Trus kamu sekarang gimana " masih pacaran sama Adhis " " tanya Via
"Orang tua Adhis ndak setuju kalo Adhis nikah sama aku Via...karena aku berbeda keyakinan dengan mereka..." ucapku
"Owh gitu...maaf ya...." ucap Via
"Ndak papa kok...kamu sendiri gimana Via " " jawabku
"Semenjak Eri nikah sama cewek itu, sampai saat ini aku masih sendiri Met...masih males berkomitmen dulu..." jawab Via
"Owh gitu...jomblo itu ndak enak lho hehehehe..." godaku
"Emang sih...seakan ada yang hilang jika biasanya ada pasangan yang selalu intens komunikasi trus tiba tiba ga ada pasangan lagi..." jawab Via
"Kamu ga cari cowok lagi " pasti banyak lah yang mau sama kamu...secara kamu cantik, baik dan mandiri...." ucapku
"Kamu tau ga Met apa yang Mamah bilang setelah Mamah tau klo Eri ninggalin aku nikah sama cewek lain " " ucap Via
"Emang Mamah bilang apa " " tanyaku
"Via...Mamah kok keingetan sama Slamet ya...Slamet anaknya baik dan sayang banget sama kamu...ga kayak Eri yang cuma bisa bikin kamu nangis kayak gini....kenapa kamu ga balikan aja sama Slamet ?" ucap Via
Episode 62 KOLAM IKAN _________________________
Aku berdiri terdiam setelah mendengar kata kata yang di ucapkan Via tadi...seketika otak dan tubuhku merasa beku dan kaku...entah apa yang harus aku perbuat lagi...
"Kok diem aja Met " ayo jalan..." ucap Via sambil menggandeng tanganku
"Eh iya...." jawabku sambil berjalan mengikuti Via
"Kamu mau langsung balik Jakarta " " tanya Via
"Minggu malem rencana balik Jakartanya...paling ntar mampir ke rumah simbok dulu sebentar..." ucapku
"Owh gitu...malem ini nginep sini aja...temenin aku...please..." ucap Via dengan muka penuh pengharapan
"Iya..." jawabku singkat
"Makasih ya Met..." ucap Via dengan senyuman manisnya
Aku duduk di bangku dekat kolam ikan, bangku yang dulu biasanya aku pilih jika ke sini...suasana rumah ini masih sama seperti dulu...kolam ikan, gerbang depan dan cat rumah ini masih sama...hanya saja sekarang tidak ada lagi Mamahnya Via yang biasanya duduk di sofa depan TV...spot kesukaan beliau...
Tamu tamu masih banyak berdatangan di rumah ini, beberapa teman kampus Via dan teman kantornya juga datang, aku membantu menyiapkan air minum untuk para tamu yang datang...tetapi aku ndak melihat Papahnya Via...hanya kakaknya saja yang terlihat...mungkin di dalam atau entahlah aku ndak berani bertanya...
Sehabis isya, aku membantu menyiapkan makanan ringan yang tadi aku beli dan beberapa bungkus rokok yang akan di gunakan untuk jamuan pengajian malam ini, malam ini ada pembacaan tahlil dan berdoa untuk Mamahnya Via...
"Met...Makasih udah bantu bantu ya...harusnya kamu tinggal duduk aja tadi..." ucap Via setelah acara selesai
"Sama sama Via...Mamah kamu udah kayak Mamah aku sendiri..." jawabku sambil merapikan karpet dan gelas plastik bekas air mineral
"Duduk di luar aja yuk Met..." ucap Via
"Iya bentar...tanggung dikit lagi..." jawabku sambil menata kursi plastik
"Aku tunggu di tepi kolam ya Met..." ucap Via
"Iya Via..." jawabku
Aku segera berjalan ke kolam ikan sebelah rumah di mana Via sudah menunggu di sana...tampak Via duduk di bangku tepi kolam sambil sesekali melihat ke arah kolam ...Via tidak banyak berubah banyak, hanya sekarang agak sedikit berisi badannya dibanding waktu kuliah dulu...
"Via..." sapaku pelan
"Duduk sini Met..." jawab Via
"Makasih..." ucapku setelah Via bergeser memberiku ruang untuk duduk
"Udah lama ya Met...kita ga duduk bersampingan di sini..." ucap Via
"Iya Via..." jawabku kaku
"Terkadang kalo aku lagi sendirian aku sering duduk di sini..." jawab Via
"Waktu berlalu tetapi suasana rumah ini masih saja sama ya Via..." ucapku sambil menatap sekeliling
"Iya Met...cuma sekarang Mamah udah ga ada...." ucap Via sambil mengusap air matanya
"Udah Via...udah...ndak usah nangis...." ucapku sambil mengusap bahunya
"Aku kangen Mamah Met...Aku bakal sendirian di sini..." ucap Via sambil menyenderkan kepalanya di bahu ku
"Rencana kamu mau gimana Via " mau bertahan di sini atau ikut Papah kamu " " tanyaku pelan
"Ga tau Met...Aku kerja di sini dan aku masih mau deket sama Mamah..." jawab Via
"Maaf kalo aku lancang, Papah kamu kok ndak kelihatan " cuma ada kakak kamu aja..." tanyaku
"Papah lagi di Papua, ga dapet tiket karena lagi di pedalaman..paling besok baru sampai sini..." jawab Via
"Owh gitu...pantesan kok ndak kelihatan..." ucapku
"Gimana kerjaan kamu Met " " tanya Via
"Ya gitu Via...kerja 24 jam selama 7 hari...maklum orang lapangan..." ucapku
"Masak sih sampe 24 jam " segitunya... " tanya Via
"Iya, kadang sehari dua hari ndak pulang...klo lagi di kejar deadline aja sih...kamu sendiri gimana Via " " tanyaku
"Aku kerja sama sama beberapa temen buka studio kecil kecilan untuk design interior kantor sama buka jasa design rumah..." jawab Via
"Wah ntar kalo aku mau bangun rumahnya simbok bisa dong di gambarin sama kamu..." jawabku
"Pasti lah aku buatin Met...apa sih yang nggak buat kamu...kamu udah banyak bantuin aku..." ucap Via
"Hehehehe...ntar aja...uangnya belum terkumpul..." ucapku
"Oh iya...nomer kamu ga ganti kan " " tanya Via
"Masih sama kok...aku ndak pernah ganti nomer hp...kamu kali yang ganti ya...aku sms ga pernah di balas..." ucapku
"Iya...maaf ga kasih tau kamu..." jawab Via
"Ya udah ndak papa...toh aku juga bukan siapa siapa kamu...cuma temen aja kan " " ucapku
"Met..." ucap Via pelan dengan wajah sedih
"Iya Via " kenapa " " tanyaku
"Ga papa kok..." ucap Via tersenyum
Rrrrrr...Rrrrrr...Rrrrrr.... suara getar dari ponselku berbunyi pelan karena memang tadi belum sempat aku kembalikan ke mode normal setelah tahlilan tadi...aku lihat nama Sari di layar ponselku...
"Halo Assalamu'alaikum..." ucapku setelah mengangkat panggilan ini
"Wa'alaikumsalam...Met..." jawab Sari
"Ada apa Sari kok tumben telpon " " tanyaku
"Hehehehe ga boleh ya " " jawab Sari
"Boleh lah..." jawabku
"Malam minggu besok ke rumah ya Met...ada acara di rumah...bisa kan ke sini " " tanya Sari
"Waduh...maaf Sari, aku lagi di luar kota..." jawabku
"Kamu lagi di mana emang " " tanya Sari
"Aku lagi di Semarang, Takziyah..." ucapku pelan karena Via masih ada di sampingku
"Innalillahi wa innaillaihi rojiun...siapa yang meninggal Met " " tanya Sari dengan nada panik
"Mamahnya temen kuliah dulu..." ucapku sambil melihat ke arah Via
"Owh gitu...kapan balik ke sini " " tanya Sari
"Insyallah minggu malem dari sini...mau mampir ke rumah simbok dulu sekalian...jadi maaf ga bisa ke situ..." jawabku
"Ya udah ga papa...salam buat temen kamu ya...ikut berbela sungkawa...salam juga buat simbok kamu...jangan lupa oleh oleh ya Met..." ucap Sari
"Iya insyaallah aku sampaikan..." ucapku
"Ya udah gitu dulu ya Met...Assalamu'alaikum..." ucap Sari
"Iya Sari...Wa'alaikumsalam..." jawabku sambil mematikan panggilan ini
Via masih diam tak berbicara sedikitpun, wajahnya terlihat berbeda setelah aku menerima telpon dari Sari...
"Telpon dari siapa Met " " tanya Via
"Dari Sari...temen kantor..." jawabku
"Owh temen kantor...cantik ga orangnya " " tanya Via
"Ya gitu...Nih lihat saja fotonya..." ucapku sambil memberikan ponselku yang ada foto Sari bersama teman teman lain pas acara farewell
"Yang mana orangnya Met " " tanya Via sambil melihat wajah di dalam foto satu persatu
"Yang di tengah tengah...pake baju krem..." jawabku
"Cantik ya Met...wajahnya khas orang arab...pacar kamu " " tanya Via penasaran
"Kira kita menurut kamu gimana " " jawabku
"Hmmm...gimana yah...cocok sih jadi pacar kamu Met...." ucap Via sambil sesekali melihatku
"Hahahaha...Bukan...dia udah punya cowok...cowoknya anak Gubernur...." jawabku
"Owh kirain..." ucap Via dengan wajah tersenyum
"Lagian kamu juga aneh...mana mau sih cewek secantik Sari kayak gitu mau sama aku...bagai kerak bumi ama langit bedanya..." jawabku
"Hehehehe...iya juga sih...hampir aja aku cemburu tadi..." jawab Via
"Cemburu " " tanyaku dengan nada terkejut
"Emang ga boleh ya kalo aku cemburu sama cewek cewek yang deket sama kamu Met " " tanya Via
"Via...Via...bisa aja kamu...sukanya becanda aja..." jawabku sambil mencubit hidungnya pelan
"Kalo aku serius gimana Met " " tanya Via sambil menatap wajahku serius
"Ndak tau lah Via..." jawabku sambil menunduk
"Met..." ucap Via sambil memelukku dari samping
Episode 63 PERMINTAAN TERAKHIR _________________________
Hampir pukul 1 malam mata ini masih belum bisa terpejam...ucapan Via tadi membuat pikiranku menjadi semakin kusut...aku ambil ponselku dan aku baca lagi sms terakhir dari Adhis yang sampai saat ini belum aku balas...
Met, lagi apa " udah bobo " entah kenapa ya hatiku kok agak terasa sakit ya setelah tau kalo kamu nginep di rumahnya Via...
Aku baca sekali lagi sms Adhis...dan aku mengerti kenapa Adhis pun bisa merasakan apa yang sekarang aku rasakan...ya hati ku masih ada sedikit perasaan sakit meski mungkin prosentasinya cuma beberapa persen saja....
Tok...Tok..Tok... suara pintu kamar ini di ketok dari luar...aku diam dan pura pura tidur...tetapi tak seberapa lama terdengar suara ketokan lagi dari luar...
"Met...masih belum tidur kan " " ucap seseorang dari depan kamar
"Iya...sebentar..." ucapku sambil beranjak dari kasur dan membuka pintu kamar ini
"Ada apa Via " " tanyaku setelah melihat wajah Via tersenyum dari balik pintu
"Nggak papa...cuma ga bisa tidur juga...jalan ke depan yuk Met..." jawab Via
"Yuk..." jawabku sambil mengambil ponsel dan jaketku
"Naik motor aja Met...nih kuncinya..." ucap Via
"Mau kemana " " tanyaku sambil mengeluarkan motor
"Muter muter aja Met..." jawab Via yang sudah lengkap dengan sweater warna abu abu bergambar snoopy
"Ya udah yuk jalan..." ucapku setelah menyalakan motor matic berlogo garputala
"Okey..." jawab Via sambil duduk di jok belakang
Kami berkendara menyusuri jalanan yang masih cukup ramai...karena jok sepeda motor matic ini cukup kecil mau ndak mau posisi Via sangat dekat denganku seperti memelukku dari belakang...udara dingin tengah malam ini membuat wajahku menjadi cukup beku...cukup lama kami berkendara sampai akhirnya kami berhenti di sebuah warung angkringan untuk membeli minuman hangat untuk menghangatkan badan kami...
"Mau minum apa Via " " tanyaku
"Jahe Susu aja Met..." jawab Via
"Mau mie rebus " atau mau ngemil gorengan aja " " tanyaku
"Mie rebus aja tapi buat berdua ya...kebanyakan kalo satu..." jawab Via
"Okey...bentar aku pesen dulu..." ucapku sambil berjalan menuju penjaga warung ini dan memesan pilihan Via ditambah kopi hitam buatku
"Kamu ga bisa tidur kenapa Met " " tanya Via setelah aku kembali duduk di sampingnya
"Ndak tau...udah aku paksa merem tapi ndak bisa juga..." jawabku
"Sama kalo gitu...oh iya besok kamu mau pulang jam berapa " " jawab Via
"Pagi pagi mungkin...kenapa Via " " tanyaku
"Anterin aku dulu bisa ga " " ucap Via
"Kamu mau kemana emang " " tanyaku
"Aku mau ke makam Mamah Met..." ucap Via
"Owh iya...besok mampir ke sana dulu..." jawabku
"Makasih ya Met..." ucap Via sambil tersenyum
Pesanan kami pun datang, Terlihat Via cukup lahap menikmati mie rebus dengan telor dengan beberapa tusuk sate kulit...sedang aku minikmati segelas kopi hitam dengan beberapa jenis gorengan yang tersedia di warung ini...
"Mau ga Met " Buka mulutnya Met...aaaa..." ucap Via sambil memberikan sesendok mie rebus ke arahku
"Buat kamu aja Via...kayaknya kamu laper beneran ya..." jawabku sambil meneguk sedikit kopi hitam
"Hehehe ternyata baru inget kalo malam tadi belum makan..." jawab Via
"Ya udah habisin aja...kalo kurang aku pesenin lagi..." ucapku
"Ga ah ntar ndut hehehehe..." jawab Via
"Kamu ndak ndut kok...bagus gitu kok bentuk badan kamu...ikut gym " " tanyaku
"Iya..daripada iseng ya mending ke gym aja..." jawab Via
"Wuih...ntar kayak ade rai dong kalo ke gym mulu..." tanyaku
"Ya nggak lah...kan gym ga cuma body builder doang...ada senam, body balance dll..." ucap Via
"Owh gitu..aku ndak pernah ikutan gym soalnya..." jawabku
Kami mengobrol ringan sambil menikmati makanan yang ada di meja kami, kami bercerita selama kami ndak berpisah...Via yang lebih banyak bercerita sih dan aku lebih banyak sebagai pendengar yang baik...
"Pulang yuk Met...udah jam 2 lebih..." ucap Via
"Iya udah jam segini...ndak enak sama keluarga kamu..." jawabku
"Biar aku yang bayar ya Met..." ucap Via sambil membuka dompet kecilnya
"Ndak ah. aku aja..." ucapku sambil beranjak berdiri dari kursi
"Kali ini aja Met...sebagai ucapan terima kasih udah datang ke sini...please..." ucap Via
"Ya udah kalo gitu..." jawabku
"Nah gitu dong..." jawab Via sambil menyerahkan uang kepada penjaga warung
"Yuk pulang..." ajakku setelah menyalakan motor matic
"Iya..." jawab Via sambil duduk di belakangku
Udara malam ini sangat dingin, berbeda dengan di bekasi yang lumayan gerah...tampak Via agak menggigil...
"Via...nih pake jaketku..." ucapku setelah aku hentikan motor dan membuka jaketku
"Makasih Met...kamu gimana " " jawab Via sambil memakai jaketku
"Aku gampang..." ucapku sambil menjalankan motor kembali
"Met...kamu ga kedinginan " " tanya Via
"Ndak kok..." jawabku
Tanpa aku sadari tangan Via melingkari pinggangku...Via memelukku erat dari belakang sambil kepalanya bersandar di punggungku...aku hanya bisa diam saja tanpa bisa melakukan tindakan apapun...
Pagi ini aku dan Via sudah berada di depan makam Mamahnya Via...aku panjatkan doa untuk mamahnya Via dan berpamitan karena aku akan segera pulang ke kampung sebelum kembali ke Jakarta...
"Kamu nanti sering sering ke sini ya Met...." ucap Via
"Insyaallah kalo ada waktu luang ya Via...maklum kuli lapangan.." jawabku
"Iya Met...makasih udah ke sini...jujur aku ga sangka kamu datang ke sini..." ucap Via
"Sama sama Via...kamu yang tabah dan ikhlas ya..." jawabku sambil mengusap kepalanya pelan
"Iya Met...Makasih buat semuanya...aku bakal kangen kamu..." ucap Via
"Kan bisa telpon atau sms kalo kangen...atau nanti kamu main ke sana klo ada waktu..." ucapku
"Iya Met...aku pasti ke sana untuk temuin kamu...." ucap Via
"Iya...aku pamit pulang ya..." jawabku
"Iya Met...hati hati di jalan...salam buat simbok dan bapak kamu..." ucap Via
"Iya Via...insyaallah aku sampaikan...yuk aku anter kamu pulang dulu..." jawabku sambil berjalan menuju gerbang makam
"Iya Met..." ucap Via sambil menggandeng tanganku
Aku mengantarkan Via menuju komplek rumahnya...entah kenapa wajah Via tampak sedih...mungkin Via akan merasa kesepian setelah Mamahnya ndak ada...
"Dah sini aja Met..." ucap Via
"Kan masih agak ke dalam rumah kamu..." ucapku
"Ntar aku jalan kaki aja ke rumah...biar kamu ga bolak balik..." ucap Via
"Ya udah kalo gitu..." jawabku sambil menghentikan mobil di sebelah kiri lapangan
"Met...boleh aku minta satu permintaan terakhir sebelum kamu pulang ?" tanya Via
"Boleh...kamu minta apa " " tanyaku
Tanpa menjawab Via memelukku erat sekali seakan akan takut kehilangan atau mungkin seakan ndak akan pernah ketemu lagi....
"Makasih ya Met...kamu baik banget sama aku..." ucap Via lirih
"Sama sama Via...aku pulang ya..." pamitku sambil mengusap rambut bagian belakang kepalanya
"Iya Met...love you..." jawab Via sambil mencium tipis bibirku
Episode 64 MAIN PS BARENG _________________________
Hampir 10 Jam perjalanan menuju ibukota kali ini aku jalani sendiri...aku memilih lewat jalur selatan karena memang rumahku lebih dekat dari jalur selatan...hampir pukul 5 pagi aku masih mengantri di tol cikampek yang terlihat sudah mulai padat...perut dan mataku sudah mulai lelah setelah semalaman menyetir sendirian dan hanya sempat makan bekal berupa singkong rebus
dengan parutan kelapa yang di buatkan simbok sebelum berangkat...
Akhirnya aku sampai juga di kantor bekasi hampir pukul 7 pagi, aku sempatkan sarapan nasi uduk sebelum mandi dan di lanjut kerja...tak lupa aku membalas sms Adhis dan Via yang menanyakan apakah sudah sampai jakarta atau belum...
Setengah hati sebenarnya aku bekerja hari ini, mataku terasa merah dan berat karena kurang istirahat, aku rebahkan badanku di sleeping bag sesaat sebelum makan siang untuk sekedar melepas lelahku....tak terasa hampir jam setengah tiga sore aku baru terbangun...merasa agak bersalah tetapi badanku terasa segar
"Udah enakan Met " " tanya Pak Agus supervisorku
"Eh maaf Pak...kebablasan...hehehehe..." jawabku sambil kembali duduk di kursi kerjaku
"Lagian semalem non stop sok setir sendirian...ngomong ngomong makasih oleh oleh nya ya...udah lama ga makan wajik se enak ini..." ucap Pak Agus
"Iya Pak...sama sama..." jawabku
"Malam ini standby kan " " tanya Pak Agus
"Iya Pak...malam ini saya standby bareng Mas Rudi " jawabku
"Ya udah sana pulang dulu aja..." ucap Pak Agus
"Ndak papa emang pak " " tanyaku
"Bolehlah...masih belum banyak load kerjaan kok..." jawab Pak Agus
"Baik kalo gitu Pak...saya pamit pulang dulu..." jawabku sambil merapikan laptopku
"Yoh...ati ati.." ucap Pak Agus
Aku pulang ke rumah dan mandi, merapikan rumah yang sudah beberapa hari ini aku tinggal....hmmm...masih jam setengah empat kurang dikit...mendingan ke rumahnya Sari aja deh sekalian anter oleh oleh...segera aku ambil ponselku dan aku cari nama Sari di kontak list ku
"Halo Assalamu'alaikum...Met..." ucap Sari dari ujung telepon
"Wa'aikumsalam...Sari...masih di kantor kah " " tanyaku
"Masih lah Met...kan masih jam segini...kenapa emang ?" tanya Sari
"Hehehehe ndak nanya aja..." tanyaku
"Kamu ini aneh aneh aja...emang kamu sekarang di mana " " tanya Sari
"Di rumah..." jawabku singkat
"Rumah Bekasi atau masih di kampung " " tanya Sari
"Di Bekasi lah...eeee....sore ini pulang sama siapa Sari " " tanyaku ragu ragu
"Pulang sendirian...emang kenapa " mau jemput " " jawab Sari
"Kalo ndak keberatan sih...sekalian mau kasih oleh oleh dari simbok..." jawabku penuh harap
"Hmmmm....gimana yah...boleh deh kalo ga ngrepotin kamu Met..." jawab Sari
"Ndak lah...ya udah aku jalan sekarang ya...mudah mudahan lancar sampai situ..." jawabku sambil tersenyum sendiri
"Okey Met...kabarin aja kalo udah deket deket sini..." jawab Sari
"Siyap..." ucapku sambil berjalan ke arah parkiran mobil
Aku segera mengemudikan mobil kijang ini menembus kemacetan ibukota menuju kantornya Sari di daerah rasuna said, tak lupa aku bawa sedikit oleh oleh dari simbok untuk Sari....aku lihat dari jam tanganku waktu sudah menunjukkan pukul 5 lebih 5 menit tetapi aku masih berada di traffic light arah rasuna said...segera aku ambil ponselku dan aku kirim sms untuk Sari
Sari...masih bisa tunggu sebentar kan " aku udah di traffic light exit toll kuningan arah rasuna...
Tak lama kemudaian ada balasan sms dari Sari
Okey Met...kebetulan masih ada kerjaan yang belum kelar...langsung ke depan aja kalo udah sampai...
Aku tak membalas sms nya Sari lagi karena aku fokus pada jalanan yang mulai penuh dan macet...akhrinya pukul 5 lebih 20 aku baru sampai di depan gedung kantornya Sari dan terlihat Sari sudah berdiri di depan lobby dengan tangan bersedakap...
"Maaf Sari...udah lama nunggu ya " Macet banget..." ucapku dengan perasaan tidak enak sesaat setelah sari duduk di sampingku
"Gapapa kok...tadi baru aja sampai di bawah kok...ya udah langsung jalan aja yuk Met.." jawab Sari
"Iya...siyap..." ucapku sambil menjalankan mobil ini
"Lewat taman suropati aja Met...nanti tembusnya cut meutia trus arah tugu tani, nah ntar puter balik di monas...biasanya agak lancar.." ucap Sari


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Siyap...navigator yang baik hehehehe..." ucapku
"Oh iya, kamu kan baru sampai tadi pagi...ga capek emang " " tanya Sari
"Tadi udah sempet tidur 2 jam lebih...udah seger kok..." jawabku
"Ntar istirahat di rumah dulu aja...ga usah langsung balik bekasi..." ucap Sari
Aku hanya mengangguk pelan tanda setuju...perjalanan ini memakan waktu lebih dari satu jam dan aku melihat Sari mulai terlelap bersandar di kursi...wajah cantiknya terlihat begitu jelas meski tanpa make up yang berlebihan...
"Sari...udah sampai..." ucapku sambil menepuk bahu Sari pelan
"Eh iya maaf...malah ketiduran...." jawab Sari
"Hehehe...kayaknya kamu yang kecapekan...." godaku
"Heheheh...tadi ga ngorok kan " " tanya Sari sambil merapikan rambutnya
"Ndak kok...cuma nganga doang..." jawabku berbohong
"Hahahaha...asem...seriusan ga ?" tanya Sari sambil meninju lenganku pelan
"Ndak kok...aku becanda aja...tidur aja terlihat tetep cantik kamu..." jawabku sambil tersenyum
"Mulai deh...yuk turun..." jawab Sari sambil mengambil tas kerjanya dan membuka pintu samping
"Hahahahaha....namanya juga usaha Sari..." jawabku sambil mematikan mesin mobil
"Sini masuk Met..." ucap Sari membukakan pintu rumahnya
"Iya...Assalamu'alaikum..." ucapku
"Wa'alaikumsalam...bentar ya aku masuk dulu..." jawab Sari Aku memilih duduk di teras depan sambil melihat tanaman bunga di dalam pot yang tersusun rapi yang terlihat mulai bermekaran...bunga ini cantik secantik Sari....tak seberapa lama tampak Sari kembali ke depan dengan membawa nampan di kedua tangannya
"Minum Met..." ucap Sari
"Iya Makasih Sari...klo masjid di sini mana ya " belum maghrib soalnya..." tanyaku kepada Sari
"Masjid ga jauh tapi masuk masuk jalanan kecil...sholat di dalem aja biar kamu ga nyasar..." jawab Sari
"Boleh masuk emang " " tanyaku
"Ya boleh lah...sini aku anter ke dalem...tapi di minum dulu teh nya mempung masih anget..." jawab Sari
"Iya..." jawabku sambil meneguk sedikit air teh yang cukup membuat perutku hangat
Aku masuk ke rumahnya Sari, di dalam terlihat seorang anak kecil yang sedang bermain playstation bersama seorang wanita setengah baya yang mungkin kakaknya Sari...setelah aku selesai sholat aku kembali duduk di teras depan...dan menunggu Sari yang sedang membersihkan diri...
"Assalamu'alaikum..." ucap Papahnya Sari
"Wa'alaikumsalam..." jawabku merespon salamnya
"Lho Mas Slamet di sini....udah lama " " tanya Papahnya Sari
"Belum lama kok Om..." jawabku sambil bersalaman
"Sari mana " kok di tinggal sendirian.." tanya Papahnya Sari
"Sari ada kok Om...mungkin lagi ganti baju..." jawabku
"Ya udah Om masuk dulu ya..." ucap Papahnya Sari
"Iya Om...silahkan..." jawabku
Tak lama kemudian Sari datang membawa sesuatu dengan piring agak besar di tangannya...tampak masih berasap dari piringnya
"Met...cobain nih sambosa..." ucap Sari
"Sambosa " apaan itu Sari " " tanyaku bingung
"Semacam martabak gitu lah...cobain aja...enak kok..." ucap Sari
"Hmm....enak meski masih panas...kamu bikin sendiri " " jawabku sambil meniup niup sambosa nya
"Mamah yang bikin...aku cuma bantuin doang..." jawab Sari
Kami mengobrol ringan soal pulang kampungku dan acara di sini kemarin...sedang asyiknya kami mengobrol tiba tiba terdengar suara teriakan dari dalam rumah...
"Mamih...temenin abang maen game dong...." teriak anak kecil yang tadi aku lihat kepada Sari
"Abang mau maen apa " Mamih ga ngerti kalo maen bola...lagian Mamih lagi nggobrol Om " jawab Sari
"Abang mau nya maen bola..." ucap anak kecil yang di panggil abang itu sambil menangis
"Kok Abang nangis " Mamah kemana " " tanya Sari
"Mamah lagi bikin mie rebus..." jawab Abang kecil yang mungkin masih berumur 8 tahun
"Anaknya siapa Sari " " tanyaku
"Namanya Abang Saddam Om...abang sudah salim belum sama Om Slamet " " tanya Sari
"Emang Abang Saddam mau maen game apa " Bola...sama Om aja mau " " tanyaku sambil jongkok di samping Saddam
"Emang kamu bisa Met " " tanya Sari kepadaku
"Game gituan sih bisa aja...yang penting Abang ndak nangis ya..." jawabku sambil mengusap kepalanya Saddam
"Ayo Om...buruan..." ucap Saddam sambil menarik tanganku
"Bentar dong bang...Mamih bawain minum sama sambosa ke dalem sekalian..." jawab Sari
Aku dan Saddam bermain game Winning Eleven berdua, tampak Saddam tertawa karena bisa mengalahkan aku...tetapi Sari duduk di sampingku dengan senyum manis yang selalu mengembang...
Setelah 10 menit kami bermain game datanglah wanita setengah baya yang tadi aku lihat bersama Saddam datang membawa semangkuk mie rebus
"Abang sambil makan ya..." ucap wanita itu
"Kak...kenalin ini Slamet...temennya Sari...Met...ini Kak Sinta mamahnya Saddam..." ucap Sari
"Saya Slamet..." ucapku sambil bersalaman
"Saya Sinta....temen kantor baru nya Sari " " tanya Kak Sinta
"Bukan Kak...temen dari kantor yang lama..." jawabku
"Owh gitu...makasih ya udah maen sama abang..." ucapnya
"Sama sama kak" jawabku
"Abang makan dulu, abis itu pulang..." ucap Kak Sinta kepada Saddam
"Iya Mah...Papah lama bener sih jemputnya..." tanya Saddam
"Bentar Mamah telpon Papahmu dulu..." ucap Kak Sinta sambil mengambil ponsel dari dalam tas hitamnya
"Lah bang...motornya Papah mogok trus masuk bengkel...ni barusan sms...ntar naik bajaj aja ya..." ucap Kak Sinta setelah membaca sms dari ponselnya
"Abang ga mau naek bajaj...berisik..." ucap Saddam menunduk sedih
"Kak Sinta emang tinggal di mana " " tanyaku kepada Sari
"Rawasari situ...emang kenapa Met " " jawab Sari
"Biar aku anter aja sekalian searah aku pulang..." jawabku
"Abang mau naek mobilnya Om Slamet " " tanya Sari kepada saddam
"Mau Mih..." jawab Saddam sambil tersenyum
"Ga ngrepotin Met " " tanya Kak Sinta
"Ndak kok Kak...sejalur arah pulang ke Bekasi..." jawabku
"Makasih sebelumnya ya Met " ucap Kak Sinta
"Sama sama Kak..." jawabku
Sari mengajakku menunggu di depan...dan membiarkan Saddam di suapin makan oleh Kak Sinta di depan Tv
"Met...ga papa kakakku ikutan pulang " " tanya Sari
"Ya ndak papa, kasihan Saddam kalo rewel gara gara naik bajaj...toh sejalur pulang..." jawabku
"Om ayo pulang...Abang duduk depan ya..." ucap Saddam sambil duduk di sampingku
"Udah salim belum sama Mamih " " jawabku
"Belum..." jawab Saddam
"Salim dulu dong...bilang apa " " tanyaku
"Mamih...abang pulang dulu ya...bareng Om Met..." ucap Saddam sambil mencium punggung tangan Sari
"Duh tumben bang...biasanya juga ga mau salim sama mamih...mentang mentang ynag suruh Om Met nurut ya sekarang..." jawab Sari terheran
"Mamih...Om Met pacarnya Mamih ya " " tanya Saddam polos
"Hah " Abang kok udah tau pacaran sih...emang artinya apa bang " " jawab Sari dengan muka memerah menatapku
"Ya gitu mih...Abang tau dari temen sekolah abang..." jawab saddam
"Mamih bilangin Mamah nih klo abang udah ganjen..." ucap Sari
"Jangan dong Mih...ya kan Om...kita kan temen...Toss.." ucap saddam sambil mengangkat tangannya ke arahku
"Toss...." jawabku sambil menepuk telapak tangannya saddam
"Hahahahaha....cari temen nih abang..." jawab Sari
"Yuk Met... jadi anter pulang kan " nanti lewat paseban situ aja ya..." ucap Kak Sinta
Let Go 3 Trio Detektif 22 Misteri Teka Teki Aneh Meraba Matahari 9

Cari Blog Ini