Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton Bagian 2
susu untuk semuanya. "Dan lebih bagus lagi bila ia tidak mengetuk-ngetuk pintu kita lagi."
"Bagaimana kalau aku menelepon ayahku tentang hal ini?" tanya Barney.
"Ini kan rumah nenekku, dan kalau ada seseorang yang akan mengambil sesuatu dari
rumah ini, kita harus mencegahnya.?"Ya, itu suatu usul yang bagus. Lebih baik
kita ceritakan semuanya pada ayahmu," kata Roger.
"Mungkin ayahmu bisa datang untuk mengusir Tuan Tak Ada Orang itu."
Tetapi ketika mereka mengangkat pesawat telepon, ternyata pesawat itu tak
berbunyiapapun. Agaknya salju telah memutuskan kabel telepon. Dan sebelum kabel
tersebut dibetulkan, Wisma Dok-dorodok-dok tidak dapat berhubungan dengan dunia
luar! Bab I3 BEBERAPA HAL YANG MENARIK
WAH! kata Barney, meletakkan pesawat telepon nya. Begitulah, kita tidak bisa
berhubunga dengan siapa pun saat ini. Bahkan bila kita memerlukan dokter, kita
takkan bisa memanggilnya.
"Kalau perlu, kitakan bisa ke desa Bofame itu." kata Roger.
"Rasanya akan lama sekali baru kita bisa mencapai tempat itu, salju begini tebal
kata Barney. Dan ada kemungkinan kita tersesat pula Daerah ini semua hampir sama
pada saat seperti ini, semua ditutupi salju. Kita perlu ski untuk bisa pergi
dengan cepat." Jadi kita harus memecahkan rahasia Wisma Dok-dorodok-dok ini tanpa bantuan siapa
pun." kata Snubby masih dengan nada riang. Kan kita sudah cukup berpengalaman
untuk memecahkan berbagai peristiwa aneh. misalnya peristiwa di Rockingdown, di
Riloby." Di Rubadub. sambung Diana dan. oh.ya, di Ring O Bells."
1 12"Ya, sudah empat peristiwa kita pecahkan, kata barney. Benar juga, kita
cukup berpengalaman, kan?"
"Masih ada daging atau telur" tanya Snubby nuh harap.
Tentu saja tidak, kata Diana ketus.
"Kau akan dua kali lebih banyak dari yang lain!"
"Oh, tak mungkin! Tak mungkin kan. SintingP tanya Snubby, seolah ia dituduh
tanpa alasan Sinting menghentakkan ekornya ke lantai, megeluarkan suara bagaikan
ketukan Jangan mengetuk-ngetuk lagi! kata Diana Aku tak ingin mendengar suara apa pun
yang mirip dengan suara ketukan di pintu itu. Hentikan, inting!" |
"Bagaimana kalau hari ini kita main toboggan" nya Roger. Kakiku agaknya sudah
kuat nbali." aka ia pun menganggukkan kepala
"Baiklah, kalau begitu semua sepakat main
Mereka memilih bukit yang lain. Dan setelah enyelesaikan tugas seperti biasa,
mereka pun mulai mendaki bukit tersebut, menyerettoboggan mereka. Nyonya Tickle
tampak agak kurang senang ditinggalkan sendirian di rumah itu. la masih khawatir
akan munculnya Tuan Tak Ada Orang. Dari puncak bukit itu mereka memperoleh suatu
pemandangan indah dari daerah yang diliputi salju itu. Tiba-tiba mereka melihat
sesuatu yang tak bisa mereka lihat dari bukit yang pertama kali mere daki.
"Apa itu" tanya Snubby, menunjuk. Benda itu tampaknya sebuah rumah kecil,
atapnya tertut salju berdiri begitu dekat ke tepi danau, sehingga seolah-olah
rumah itu berdiri di danau itu. Semua memperhatikan beberapa saat, kemudian
Roger berkata, "Pasti itu rumah perahu Dibangun separuh di daratan, separuh di dana Mungkinkah
ada perahu di dalamnya, BarneyP
"Ya, kata Barney, teringat bahwa ayah pernah berkata tentang perahu-perahu ya
disimpan di rumah perahu untuk dipergunak lagi di musim panas.
"Aku lupa, memang ada rumah perahu. Kita bisa menyelidiki rumah perahu itu
nanti, kalau kita lelah main toboggan." Salju begitu nyaman untuk meluncur. Anak
anak itu sangat menikmati permainan mere terutama ketika Snubby yang meluncur
sendi bersama Sinting menubruk sesuatu di tengahperjalanan perjalanan, dan
menyebabkan ia dan anjingn terlempar ke udara. Kasihan Sinting. la terlem begitu
keras, dan salju begitu lembut, akibatnya ia langsung lenyap! Semua tertawa
terpingkal-pingkal, kecuali Snu by tentu, yang dengan bingung berteriak-teriak,
Sinting! Sinting! Di mana kau" Dengan kesal ia pun berseru pada kawan-kawannya.
Jangan tertawa, Tolol! Bantulah mencari Sinting! Janganjangan ia tak bisa
bernapas dalam salju!" Tak mungkin. kata Roger. Sinting akan senang sekali
berada di dalam salju. Mungkin ia sedang istirahat di dalam." Sementara itu
Sinting sedang berusaha membuat terowongan di dalam salju. Dan ia memang
tergesa-gesa sekali ingin bisa keluar, sehingga tak punya waktu untuk menyalak.
la muncul tepat di dekat Snubby, membuat Snubby sangat terkejut. Sinting begitu
gembira melihat Snubby. la menubruk majikannya itu, yang langsung jatuh dan
terbenam ke dalam salju. Anak-anak yang lain tertawa semakin hebat. Snubby
sangat gusar dibuatnya. "Ayo kita makan biskuit di rumah perahu itu." ajak Barney, saat mereka sudah
merasa sedikit lapar dan lelah. Merekapun berjalan ke rumah kecil yang
berdinding putih dan atapnya penuh salju itu. rena catnya yang putih itulah dulu
rumah tersebut tak kelihatan dari kejauhan, dari bawah. Tetapi ternyata rumah
tersebut dikunci. Sialan," kata Barney.
"Kita tak bisa masuk." Mereka mencoba melihat ke dalam lewat jendela. Samarsamar terlihat tiga buah perahu. nubby mengelilingi rumah itu, dan terdengar ia
berseru. "Hei, ini ada jendela pecah! Kita bisa masuk dari sini"
R)Yang lain segera menghampirinya. Teta sebelum sampai ke tempat itu, Roger meli
sesuatu yang membuatnya terpaku. Jejak kaki. Besar-besar! Dan agaknya sama
dengan yan mereka lihat di halanan rumah
"Hei, agaknya ada sesuatu yang bisa lebih membantu penyelidikan kita kata Barn
"Mungkin Tuan Tak Ada Orang tinggal di sini. Berarti ia memasuki rumah perahu
ayahku, dan untuk itu ia tidak berhak! Ada yang bawa senter?" Tentu saja tidak.
Sayang sekali. Barney mempe hatikan jendela yang pecah itu. Ia bisa masuk ke
dalam tanpa membuat bajunya robek oleh pecahan kacanya.
"Tunggu sebentar. Aku akan melihat-lihat ke dalam, katanya. Dengan cekatan ia
naik ke ambang jendela, kemudian masuk Yang lain menunggu dengan berdebar-debar
Tak lama Barney muncul kembali Ya kukira Tuan Tak Ada Orang telah menggunakan
rumah ini untuk menginap. Salah satu perahunya dilapi oleh alas perahu dan
agaknya digunakan oran untuk tidur. Aku juga menemukan sebungk rokok, sudah
kosong. la mengulurkan bungkus rokok itu pada Roge kemudian dengan mudah keluar
lewat jende yang pecah itu. la perhatikan lagi jejak kaki besar di bawah jendela
itu. Pastilah Tuan Tak Ada Oran juga menggunakan jendela ini untuk masuk. Lalu
ia pergi ke mana" Kalau mereka mengikuti jeja yang meninggalkan jendela itu,
apakah mere bisa menemukan Tuan Tak Ada Orang itu"Tetapi tidak. Ternyata jejak
tersebut hanya sampai ke depan rumah, yang berarti ke permukaan danau yang kini
membeku menjadies. Tentu saja disitu jejak tersebut hilang, sebab estak bisa
membuat jejak! "Yang jelas, sekarang ada jejak datang dan jejak pergi," kata Roger agak lega.
"Jadi tak ada yang aneh. Orang itu betul-betul ada, dan manusia biasa."
"Lalu siapa dia. seorang gelandangan?" tanya Diana. Tetapi untuk apa seorang
gelandangan mengetuk-ngetuk menakuti orang" Dan bagaimana ia hanya membuat jejak
ke arah itu, dan tidak kembali" Sungguh aneh." R)"Oh, tak usah dipikirkan lagi,
kata Snubbyyan selesai memakan biskuitnya dan ingin main toboggan lagi.
"Ayolah main lagi. Bisa kedinginan kita kalau berdiri diam terus di sini."
Sewaktu pulang untuk makan siang mata mereka tampak bersinar-sinar dan pipi
mereka kemerah-merahan. Mereka lapar sekali.
"Apakah Tuan Tak Ada Orang datang lagi?" tanya Snubby dengan nada riang pada
Nyonya Tickle, yang muncul dengan baki berisi kentang gorengserta kacang
kalengan. "Wah, lihat itu! Ak jadi semakin lapar!"
"Tuan Tak Ada Orang itu tak berani datang di siang hari," kata Nyonya Tickle.
Aku sudah siap dengan alu kecilku, dan sepanci air panas terus di kompor. Aku
siap menerimanya, baik ia masuk dari depan ataupun dari belakang."
Anak-anak itu tertawa mendengartekad mantap wanita kecil itu. Nyonya Tickle juga
tertawa. "Sudahlah, makanlah kini. masih ada lagi yang lain."
Seperti hari-hari sebelumnya, makan siang terasa sangat luar biasa. Sehabis
makan anak-anak itu merasa malas. Tetapi hari begitu indah, dan mereka tak ingin
menyia-nyiakan kesempatan untuk bermain. Karena itu mereka berangkat lagi naik
ke bukit, dan meluncur berlomba turun. Sore harinya mereka merasa sangat lelah
saat menyeret kembali toboggan mereka ke Wisma Dokdorodok-dok."Rasanya aku sudah
tak bertenaga lagi, walaupun untuk melempar segumpal salju," kata Snubby.
"Dan si Sinting ini, ia lelah sekali hingga harus kuseret dengan tobogganku.
Dasar pemalas." "Manusia salju kita masih berjaga disamping rumah saljunya," kata Roger.
"Halo, Tuan Sedingin Sapa kabar"Topimu terlalu miring, izinkanlah aku
membetulkannya bagimu." Roger membetulkan letak topi tua manusia salju tersebut.
Kemudian semua pergi ke pintu kebun, mencopot sepatu serta sarung tangan mereka.
Nyonya Tickle mendengar kedatangan mereka dan keluar untuk menyambut
"Kalian terlambat," katanya. Segera akan kusiapkan roti panggang dan mentega.
Cepatlah cuci tangan. Kalau tidak, roti panggang itu akan jadi dingin."
"Bahkan untuk roti panggang pun aku takkan bisa bergegas-gegas," kata Snubby.
"Aku seorang tua renta, Nyonya Tickle, bongkok dan lemah. Kakiku hampir tak bisa
membawa diriku. Oh, inilah akibat terlalu banyak main toboggan."
"Keterlaluan kau ini," kata Nyonya Tickle. Walaupun kau tua tak bertenaga, aku
yakin kau bisa makan lebih banyak dari yang lain." Mereka duduk mengelilingi
meja makan yang penuh makanan. Walaupun lelah dan agaknya tak punya tenaga untuk
saling menggoda seperti biasanya, mereka sungguh menikmati makanan yang
dihidangkan. Sinting menjatuhkan diri di
R)bawah meja, mengeluh panjang la takut kala jatuh tertidur sebelum anak-anak
itu melemparka makanan kecil baginya.
"Kita tutup saja tirai jendela, kata Barney.
"Aku tak mau Tuan Tak Ada Orang itu bersembunyi lagi di dalam rumah salju kita,
mengintai kita." Barney bangun untuk menutup tirai jend Sebelum menarik tirai
tersebut, ia melihat ke luar. ke kegelapan yang hanya ditembus sinar lamp dari
meja. Tiba-tiba ia berpaling.
"Hei, manusia salju kita hilang!' serunya.
"HilangP Tak mungkin! Seru Diana Tadi masih ada waktu kita lewat Roger membetul
letak topinya!" Tetapi sekarang ia tak ada ditempatnya, kat Barney. Datanglah
kemari. Lihatlah sendiri Rumah salju kita masih terlihat. Tapi manusia saj itu
hilang! Wah! Sungguh aneh! Ke mana Tuan Sedingin S itu pergi?"
Bab 14 SATU KEANEHAN LAGI
EMPAT anak itu tak tahu apa yang harus mereka katakan. Mereka sangat tercengang
oleh hilangmanusia salju yang baru beberapa saat yang mereka lewati!
asti ada seseorang yang merobohkannya," irnya terdengar Barney berkata
"Agaknya a itu yang bisa terjadi. Manusia salju tak bisa jalan sendiri! Buatan
kita itu pun tidak!"
ukira kita harus mencari senter dan memeriksanya ke luar, apakah betul ia telah
roboh dan seonggok salju," kata Roger.
Ya, dan mungkin kita bisa memergoki orang ng telah merobohkannya, kata Barney,
mengl senter dari atas perapian. Sinting akan kita bawa. Mungkin ia bisa mencium
sesuatu yang h, kalau-kalau ada orang yang bersembunyi di atas tempat itu."
Tetapi untuk apa seseorang merobohkan ah manusia salju"' tanya Diana. Dan tibatiba ngar jeritan di dapur. Anak-anak itu terkejut. dengar suara langkah
seseorang berlari dari 121arah dapur. Pintu ruangan itu terbanting terbu Nyonya Tickle masuk, gemetar
ketakutan. "Ada apa"' tanya Barney.
"Manusia salju itu! Manusia salju kalian! datang dan mengintip lewat jendela
dapur" katb. Nyonya Tickle terengah-engah. Anak-anak it membelalakkan mata tak
percaya. "Tapi. Nyonya Tickle. anda kan tah manusia salju itu tak bisa berjalan." kata
Barney "Aku yakin itu tadi manusia salju buatan kalia kata Nyonya Tickle, menjatuhkan
diri ke ku "Putih. Dengan topi tua itu. Wah, kita kembalisaja, Kita pulang saja. Telepon
ayahmu, Barney!" "Telepon itu rusak, kata Barney. Nyonya Tic mengeluh. Ia berpaling ke luar
jendela, da. tiba-tiba menjerit lagi.
"Lihat itu! Lihat itu!" teriaknya.
"Manusia salju. kalian betul-betul tak ada di tempatnya. Tadi kukira mataku
salah. tapi ternyata ia telah hila Anak-anak itu saling pandang. Sungguh a
Mereka tak percaya manusia salju itu bisa bergerak dan dilihat Nyonya Tickle.
Tapi, lalu siapa ya dilihat wanita itu" Dan ke mana manusia salju mereka"
"Aku yakin yang di sana tadi itu sesunggu bukannya manusia salju kalian, kata Ny
Tickle, menganggukkan kepala ke arah jendela.
"Mula-mula memang boneka salju, tet kemudian mungkin sekali seseorang yang ditut
salju dan berbuat seolah-olah dia itu manusia s agar bisa mengawasi kita dengan
bebas."Oh, tak mungkin, Nyonya Tickle, kata Barney. mi bermain-main di dekatnya
pagi tadi. Dan lalan di dekatnya sore ini. Dan kami yakin ia yalah boneka salju
biasa, yang terbuat dari u. Roger bahkan membetulkan letak topinya. itukan,
Roger?" Kalau begitu, coba terangkan bagaimana ia berjalan dan mengintip dijendela
dapur!" kata ya Tickle.
ereka tak bisa menerangkan hal itu. Sungguh h, memang Barney dan Roger pergi ke
dapur k melihat apakah manusia salju itu masih intip di jendela. Ternyata tidak.
Barney bawa senter ke halaman belakang. Tetapi di tak terlihat sesuatu yang
mencurigakan. Hanya -jejak campur aduk. Mungkin jejak Nyonya e dan jejak mereka.
Sulit untuk mengatakan, kah di antaranya ada jejak-jejak orang lain.
ereka masuk kembali, dan Nyonya Tickle gunci rapat-rapat pintunya.
"Aku tak mau usia salju itu memasuki dapurku," katanya.
sungguhnya lebih baik kalau dia masuk, nya Tickle," kata Snubby.
"Biar saja ia masuk, hangatkan diri di api kita yang besar. Tak apa lama ia akan
mencair. Dan Anda tinggal epelnya. Beres sudah."
nya Tickle terpaksa tertawa.
"Kau sungguh rlaluan, masih juga bercanda," katanya.
"Kau R)"Oh, belum!" Snubby terkejut. Bagaimana bisa lupa bahwa makanannya belum
habis" A sedang makan roti panggangku yang ketiga!
"Kalau begitu cepat selesaikan. Nyonya Tic mendorongnya meninggalkan dapur.
Anak-anak itu kembali ke ruang duduk unt menghabiskan makanan mereka. Mereka su
guh merasa heran, tapi tak bisa percaya bahwa manusia salju mengintip dijendela
dapur. Mungk Nyonya Tickle salah lihat karena cahaya rem remang itu. Tetapi
betul atau tidak Nyonya Tickle di oleh manusia salju, yang jelas manusia saljuk
lenyap, kata Snubby. "Mungkin mencair, kata Diana,
"karena m kin cuaca menjadi hangat. Aku memang merasa hawa bertambah hangat."
"Kau tak bisa menentukan naik-turunnya si udara dengan duduk di dalam kamar yang
p ini, kata Roger. Aku yakin suhu di luar ti berubah. Paling tidak, begitulah
harapanku. ingin main skat besok."
"Ya," kata Barney, berseri-seri.
"Ayo berm skat besok." Malam itu mereka lewati dengan cuk menyenangkan. Mereka
berpendapat mung Nyonya Tickle akan ketakutan sendirian di dap karenanya mereka
mengajaknya main Sebut-Rebut bersama mereka. Mungkin de begitu wanita itu akan
lupa pada rasa takutnya gembira lagi.Mereka menaruh sebuah gabus tutup botol di
tengah meja. Roger membagikan kartu. Setiap kali orang diantara mereka melihat
dua kartu yang sama, maka ia harus berteriak, Sebut. dan ngsung merebut gabus
tadi. Selalu akan terjadi eributan untuk menentukan siapa yang berteriak Sebut
terlebih dahulu, dan selalu terjadi keributan at tangan-tangan meluncur cepat
untuk mengmbil gabus tadi. Snubby begitu ganas mencengeram gabus tersebut setiap
kali ia berteriak Sebut, hingga akhirnya ia dipaksa untuk memakai rung tangan.
Kau mencakartanganku dua kali! keluh Diana. au kasar sekali, Snubby. Aku tak mau
main lagi lau kau tak memakai sarung tangan."
Karenanya Snubby terpaksa memakai sarung gan di tangan kanannya. Kini kalau ia
merebut bus, ia tak bisa melukai tangan peserta lainnya.
Miranda sangat menyukai permainan ini. Setiap li seseorang berteriak Sebut, ia
ikut-ikut engulurkan tangan merebut gabus. Dan sekali ia rhasil merebut gabus
tersebut, langsung mepat keatas perapian sambil memegang benda uerat-erat.
Begitu erat, hingga bahkan Barney tak isa mengambilnya.
"Kau nakal sekali! hardik Barney. Tetapi Airanda tak mau melepaskan gabusnya. la
bahkan emasukkannya ke dalam mulut kemudian mandang nakal pada Barney. R)|
Snubby tertawa. Ia mengambil kartu yang tak terpakai dan menaruhnya di tembok
perapian dekat Miranda. "Kau main sajalah sendiri. kata Snubby Ka
akan mengambil gabus lain.
Dengan girang Miranda mengambil kartu-kart itu, mencereceh sendirian. la
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengeluarkan gabus dari mulutnya segera setelah dilihatnya Barney duduk kembali
bersama yang lain. Ditaruhnya gabus itu dan ia pun mulai membagikan kartunya.
"Lihatlah Miranda kata Diana geli. Sebent lagi pasti ia bisa berseru. Sebut!
Tentu saja Miranda takkan bisa melakukan hal itu, betapapun cerdiknya. Tetapi
Miranda sege juga mendapatkan bahwa terlalu membosank bermain sendiri. Beberapa
menit kemudian ia melompat turun dari tembok perapian deng gabus dimulut dan
kartu di genggaman. Ia pergi ke bawah meja dimana Sinting sedang tidur. Miran
membangunkan anjing itu dengan jalan menggigi ekornya. Kemudian ia mulai
membagikan kartu setelah meletakkan gabusnya dilantai. Diana yang menengok ke
bawah meja tertawa terpingkal pingkal melihat tingkah Miranda itu. Barney juga
tertawa terbahak-bahak, tawa yang kemudian menular pada yang lain.
Sinting tak begitu suka dibangunkan seperti itu. la mengendus gabustadi, melihat
kesal pada kartu Miranda dan kembali tidur. Miranda terpaksa
bermain sendiri lagi.Pada akhir permainan mereka, seperti biasa ubby berhasil
mengumpulkan kartu terbanyak, laupun Nyonya Tickle berhasil pula berada di pat
kedua dengan selisih yang tipis. Di luar gaan, ternyata wanita kecil dan tua itu
cukup ngkas untuk merebut gabus, dan menjadi. ingan terberat Snubby Sungguh
menyenangkan permainan itu. Paling tidak, mereka telah
melupakan kejadian aneh yang baru mereka alami
"Waktu untuk tidur, kata Nyonya Tickle khirnya.
"Dan semoga saja Tuan Tak Ada Orang ak datang lagi malam ini. Dan kalaupun ia
tang, dan mengetuk-ngetuk lagi, jangan ada ng bangun. Biarkan dia mengetuk terus
sesuka inya." Ya, mari tidur, kata Roger. Lihat, Diana sudah mpir tertidur."
Mereka memadamkan lampu minyak, membaka Sinting dan Miranda (yang masih
mencengkeian gabus dan kartu), menyalakan lilin, dan riring naik ke atas.
Setengah jam kemudian umah besar itu sudah sunyi dan gelap. Semuanya dah tidur
nyenyak. Kecuali Sinting.
Memang Sinting tidur, tetapi malam ini kupingnya yang sebelah terbuka, jadi ia
hanya separuh tidur. Peristiwa aneh di malam sebelumnya, dan butan anak-anak itu
tentang hilangnya manusa salju telah membuatnya berwaspada. la ertekad untuk
tidur dengan sebelah telinga ibuka. kalau-kalau terjadi apa-apa.Sekitar tengah
malam telinga yang satu itu mendengar suatu suara yang tidak wajar-bu suara
ketukan keras di pintu depan-tetapi suatu suara lembut di lantai bawah. Suara
tadi masuk ke telinga Sinting, dan ialangsung terbangun. Snubby sedang tidur
lelap, ia tak mendengar apa-apa. Sinting lari ke pintu, mendengar-dengarkan. Ya,
sesuatu bergerak di lantai bawah. Sinting lai ke Snubby menggeram memberi
peringatan Kemudian dicakarinya anak itu. Akhirnya ia meloncat naik ke perut
Snubby. Sinting tahu, ini pasti bisa membangunkan Snubby. Betul juga. Snubby
bangun dengan gu "Tolol" katanya.
"Kau mau apa" Bukankah aku selalu berkata. hei, mengapa kau menggera geram
seperti itu?" Geraman Sinting ini membuat Snubby langsu berwaspada Ahal Mungkin
seseorang sedang akan mengetuk pintu lagi dan Sinting mendengar langkah kakinya.
Baik. Snubby memutuskan untuk turun dan mengintai Tuan Tak Ada Orang itu, dan
memergokinya nanti. Grrrrr. Snubby mengger lembut ditelinga Sinting. Ya, mereka
berdua akan maju bersama ke medan perang!
"Ayo," kata Snubby.
"Sesuatu sedang terjadi
Bab 15 HATI-HATI, SNUBBY SNUBBY memakai mantel kamarnya. Disenterinya Roger. Roger tidurnyenyak. Perlukah
ia dibangunkan" Tidak. Lebih baik ia turun sendiri lebih dulu, melihat-lihat.
Kalau memang ada sesuatu yang luar biasa, barulah ia akan membangunkan Roger.
Sinting masih juga menggeram-geram pelan. Seluruh bulunya seakan berdiri kaku.
Tak salah lagi. Pasti ada sesuatu yang tak beres. Snubby merasa berkobar
semangatnya. "Petualangan di tengah malam," bisiknya pada Sinting.
"Ayolah, Sobat!" Perlahan mereka keluar dari kamar. Dan Snubby menutup pintunya.
Mereka bagaikan merayap di gang depan kamar, tak bersuara, sangat perlahan. Di
ujung tangga Snubby merasa mendengar suara-suara aneh itu lebih jelas. Suarasuara yang : dari arah dapur. |
"Siapa itu?" pikir Snubby.
"Mungkin Tuan Tak Ada Orang itu! Hati-hati, Sinting. Mungkin juga itu manusia
salju seperti kata Nyonya Tickle tadi!" | Snubby sama sekali takkan punya
pikiran ia bisa bertemu dengan sebuah manusia salju-bila itu di sang hari.
Tetapi malam ini, begitu gelap dan
129sunyi, ia marasa apa saja bisa terjadi Sungguh mungkin kalau manusia salju
itu tiba-tiba muncul di sudut. Ia mengencangkan ikat pinggang mantel kamarnya,
dan perlahan mulai menuruni tangga dengan senter siap sedia. Ya, jelas suarasuara itu datang dari arah dapur. Suara aneh, entah suara apa. Seperti suara
berdebum. Kemudian suara geseran. Dan suara geraman, seolah-olah seseorang
sedang mengangkat suatu barang berat. Apa yang terjadi" Snubby sampai di dasar
tangga. la berjalan menuju pintu dapur. Nyonya Tickle selalu membiarkan pintu
tersebut terbuka di malam hari. Tetapi karena kejadian semalam, maka kini pintu
itu ditutupnya. Hati-hati Snubby mendekati pintu itu, diikuti oleh Sinting yang
terus menggeram lembut. Snubby mengintip lewat lubang kunci, tetapi dapur gelap.
Tidak. Tidak gelap. Ada cahaya lembut dari senter yang agaknya bisa menyala
terus-menerus dan diam di satu tempat. la mendengar suara-suara perlahan,
kemudian suara benda berat jatuh, dari seberang dapur. Snubby mencoba mengingatingat, apa yang ada di arah itu. Lemari makanan" Tidak. Atau lemari tempat
pecah-belah" Tidak. Oh, ya. Pintu gudang bawah tanah! la dan Barney pernah
mencoba membuka pintu tersebut, tetapi pintu itu terkunci.
"Aku tak tahu di mana kuncinya," begitu kata Nyonya Tickle waktu itu.
"Mungkin nenekmu menyimpan sesuatu di dalamnya, Barney. Waktu
|aku di sini bersama saudara-saudara sepupumu musim panas yang lalu, pintu itu
terbuka. Agaknya nenekmu menguncinya sewaktu kami semua pulang." Tetapi agaknya
orang yang berada di dapur itu punya kunci. Sebab didengarnya seseorang menuruni
tangga gudang bawah tanah itu. Apa yang terjadi" Apakah itu pencuri-pencuri yang
ingin mengambil barang-barang dari gudang" Sungguh tolol untuk mengambil barang
ditengah turunnya salju lebat. Bagaimana mereka akan membawanya" Sinting terus
menggeram. Dan Snubby sudah lelah mengintai dari lubang kunci. Muncul pikirannya
untuk keluar lewat pintu kebun dan memutari dapur, serta mengintai dari jendela
dapur. Pasti dari sana lebih banyak yang bisa dilihatnya.
"Ayo," bisiknya pada Sinting, dan mereka mundur ke arah ruang duduk. Di situ api
dari perapian masih menyala kecil. Tiba-tiba Sinting melihat mata cemerlang
dikepala beruang yang kulitnya dipakai untuk permadani di depan perapian.
Terkejut ia mundur menubruk Snubby.
"Hati-hati!" desis Snubby, hampir jatuh.
"Ada apa" Oh, beruang kering itu. Duh! la memang tampak begitu hidup malam ini."
la sudah akan melangkah pergi. Tetapi ia mendapat pikiran baru. Kenapa ia tidak
memakai saja kulit beruang itu dan menaruh kepalanya di atas kepalanya
sendiriPKalau secara tak sengaja ia
R)terlihat oleh orang-orang di dapur itu, sekilas ia akan tampak seperti beruang
hidup, dan mereka pasti ketakutan setengah mati!
"Lagi pula," pikir Snubby,
"pasti nyaman dan hangat berselimut kulit beruang itu. Di luar pasti sangat
dingin." Tak terpikir lagi olehnya untuk membangunkan Roger. la merasa bergairah
sekaliuntuk melakukan petualangan ini seorang diri. Ya, ia akan memakai kulit
beruang itu. Ia akan membuat pencuripencuri itu ketakutan. la akan membuka
rahasia mereka. Dan betapa tercengangnya nanti kawankawannya! Dada Snubby
gembung oleh rasa bangga. la membelai kepala Sinting.
"Aku akan memakai kulit beruang itu, bisiknya. I Jangan heran. Ia tidak akan
menelan aku." Tetap saja Sinting tercengang sewaktu Snubby mengangkat kulit
beruang tersebut, dan memasangnya menutupi punggungnya. Kepala beruang itu
berada di atas kepala Snubby, dan sesaat seolah-olah beruang itu betul-betul
hidup! Ternyata kulit itu sangat berat, lebih berat dari perkiraannya semula.
Sinting mundur dengan ekor melingkar di antara kedua kaki belakangnya. la takut,
tetapi ia memutuskan untuk menyerbu beruang itu kalau ada suatu gerakan yang
mencurigakan. Sedikit saja Snubby terancam, ia akan membelanya mati-matian.
Snubby berjalan perlahan ke arah pintu kebun, membawa beban berat di punggungnya
itu. Dibukanya pintu. la dan Sinting pun berada di
udara yang begitu beku dan sunyi. Salju tebal sekali, membuat jalannya untuk
pergi ke arah dapur cukup sulit. Sinting dengan setia mengiringinya. Anjing
kecil itu menggeram saat mereka mendekati pintu dapur. Snubby mengetuk
kepalanya. Mereka tak boleh bersuara sedikit pun, ini penting. Dari sudut dapur
terlihat bahwa pintu dapur memang terbuka. Snubby tercengang melihat beberapa
peti, kira-kira sebesar kopor, ditumpuk di depan pintu tersebut. la tak bisa
melihat dengan jelas peti-peti tersebut, karena hanya diterangi oleh cahaya
bintang. Yang terlihat hanyalah ukurannya dan bentuknya. Apa yang dilakukan
orang-orang itu" Mereka akan menyembunyikannya di dalam gudang"
"Atau mungkin mereka akan membawanya pergi," pikir Snubby. Ya, pasti begitu.
Itulah sebabnya pintu gudang itu terkunci dan kuncinya tak ada. Agaknya orangorang ini telah datang kemari pada saat rumah ini kosong. Mereka menyembunyikan
sesuatu digudang, merasa yakin tak ada orang yang akan datang kemari." Hati-hati
Snubby melewati peti-peti tadi, ke jendela dapur. la mengintai ke dalam, mungkin
seperti manusia salju yang dikatakan Nyonya Tickle tadi. Sebuah senter
tergeletak di meja, sinarnya menerangi pintu gudang-yang terbuka. Sinting juga
ingin melihat ke dalam. la menaruh kaki depannya di bingkai jendela. Susah
baginya untuk tidak menyalak, terutama pada saatseseorang muncul dari dalam
gudang itu, berjalan mundur, seolah-olah membawa sesuatu benda berat dengan
seseorang lainnya. Dengan perasaan tegang Snubby terus memperhatikan. Ya, mereka membawa keluar
sebuah peti lagi. Tampaknya sangat berat. Ya, ampun! Tak heran bila orangorangitu menyembunyikan kunci pintu gudang Nyonya Tickle pasti akan sangat heran
melihat gudangnya penuh dengan peti-peti itu. Mungkin orang-orang tersebut tak
punya waktu untuk memindahkan barang-barangnya pada saat Nyonya Tickle datang ke
rumah ini. Mereka pasti mengira rumah tersebut akan kosong selama musim dingin.
Orang pertama sudah keluar dari gudang, diikuti oleh orang kedua. Mereka membawa
sebuah peti besar. "Turunkan sebentar, Jim," kata orang kedua, terengah-engah. la sangat gemuk,
begitu yang tampak oleh Snubby dari cahaya lampu senter di meja itu. Tetapi ia
tak bisa melihat wajah mereka.
Sinting tak tahan lagi. Tiba-tiba ia menggeram dengan dahsyat. Orang-orang itu
terkejut, berpaling ke jendela, menyorotkan lampu senternya. Hampir saja
sentertersebut terjatuh. Begituterkejut pembawanya melihat ada sebuah kepala
beruang memandanginya dengan mata cemerlang - dan di bawah kepala beruang itu
terdapat sebuah kepala lagi, penuh bulu, hitam, dan juga mempunyai mata yang
berkilauan. T| "Lihat! Apa itu" Tak mungkin beruang!" kata orang bernama Jim' tadi.
"Apa itu, Stan?" Snubby cepat menjatuhkan diri, begitu juga Sinting
"Cepat!" bisik Snubby.
"Kita harus segera memberi tahu yang lain!" Ia terpeleset dan terpaksa beberapa
langkah merangkak di salju tebal itu. Begitu mirip dengan seekor beruang
betulan! Sinting tercengang. Apakah beruang itu kini telah menelan Snubby"
Snubby hampir tak terlihat, tertutup oleh kulitnya. Kedua orang itu bergegas
keluar dari dapur, menyorotkan senternya. Mereka melihat beruang itu merangkak
terus diiringi Sinting. Salah seorang di antara mereka mengeluarkan pistol.
Tetapi temannya mencegahnya.
"Jangan, nanti semua terbangun oleh suara tembakanmu. Lagi pula kukira itu bukan
beruang betulan." Snubby malang. la tak tahu harus berbuat apa. Kalau ia
merangkak terus, pasti tak bisa bergerak cepat. Kalau ia berdiri, akan ketahuan
bahwa ia bukan beruang betulan. Kulit beruang itu sendiri yang memecahkan
persoalan Snubby. Benda itu terjatuh dari punggung Snubby dan orang-orang itu
bisa melihat bahwa yang mereka hadapi hanyalah seorang anak kecil yang sedang
merangkak. Mereka sangat lega. Sinting tegak menggeram galak menjaga Snubby,
siap untuk menyerang bila Snubby memberikan perintah.
"Bangunlah! orang yang bernama Jim" membentak.
"Apa artinya ini?" R)"Wah, bagus sekali!" Snubby bangun, berdiri dengan berang.
"Ini rumah kami, halaman kami. Mestinya aku yang menegur kalian! Untuk apa
kalian berada di sini, ditengah malam ini!"
"Tak usah banyak omong," kata Stan.
"Cepat masuk ke dapur! Ayo! Dan anjingmu juga! Awas. Sedikit saja ia menggeram,
akan kutendang dia ke tembok!"
"Oh, jangan!" seru Snubby takut, melihat betapa |
besarnya sepatu orang itu. Dibetulkannya letak mantel kamarnya dan ia pun masuk
ke dapur, sedikit bersyukur sebab di luar tadi hawa dingin Sekali. Jantungnya
berdebar keras. Akan diapakan dia" Pasti sesuatu yang tak menyenangkan.
Bab I6 DI DALAM GUDANG NuBBY berdiri membelakangi dapur yang apinya asih membara. la menghadapi kedua
orang itu. Ia ketakutan, tetapi ia pura-pura tak peduli. Bahkan mencoba untuk
bersiul. Jim dan Stan membicarakannya saling berbisik. ubby tak punya harapan. Mereka
pasti merungkan cara menghukumnya. Pasti tak meenangkan. Apakah ia lari saja"
Diperhatikannya intu yang menuju ruang depan. la tahu pintu itu ekunci. Tetapi
kuncinya ada di sebelah sini. ungkin ia bisa lari kepintu itu, memutarkuncinya,
dan lari masuk. Tiba-tiba Snubby mengambil keputusan. ia melesat ke pintu itu dan meraih
kuncinya. Tetapi Stan cukup gesit. Langsung menghadangnya inting yang mengira
Snubby diserang seketika eloncat menyerbukaki orang itu.Tapi giginyatak | Isa
menembus kaki yang dibalut sepatu bot tebal itu. Snubby menjerit berlari di
antara kedua orang itu, mencoba keluar lewat pintu yang ke halaman. Kini Jim
sudah berada di pintu. Snubby cepat
I37berpaling. Terlihat olehnya pintu gudang bawa tanah. Tak berpikir lagi Snubby
berlari masuk ke tempat itu, berlari menuruni tangganya, dan jatuh tergulingguling empat anak tangga dari bawa Sinting yang mengejarnya jatuh menimpa Snubby
cepat berdiri dan berlari lagi ke sudut yang terjauh - meraba-raba dan terjatuhjatuh dala kegelapan, takut kalau orang-orang itu masi mengejarnya.
Tetapi tidak. Mereka tidak mengejar. Mere hanya menutup pintu gudang itu dan
mengu cinya! 138"Astagal keluh Snubby dalam hati.
"Betapa lnya aku. Kini aku jadi tawanan mereka! Wah! ngkin mereka memang akan
menahanku di ini, sementara mereka akan pergi entah ke mana gan peti-peti
mereka. Apakah mereka membaa gerobak" Atau mobil" Tapi tak mungkin. Di ju
setebal ini, takkan ada kendaraan yang bisa dekat kemari." Ia duduk di sebuah
kursi rusak. Sinting merapat danya. Anjing itu tak mengerti mengapa Snubby
emilih pergi ketempat yang gelap dan dingin ini. n tidak pergi kembali ke kamar
tidurnya yang ngat. Anjing spaniel itu merengek perlahan. Salahnu sendiri kata
Snubby membela ala Sinting yang halus lembut. Mengapa kau menggeram di jendela
sehingga orang-orang melihat kita! Karena salahmulah kita tertangp! Kau betulbetul anjing sinting!" Snubby mendengar dengarkan. kalau-kalau ada ara di atas
Dipijit-pijitnya bagian tubuhnya yang kit karena jatuh tadi. Agaknyatak ada
suara lagi. ubby bangkit, mendekati pintu gudang Sinting ngikutinya rapat-rapat
Dari pintu ia bisa mendengar suara lamat-lamat. etapi begitu lemah hingga tak
bisa didengarnya ngan jelas. Mereka pasti sedang mengeluarkan ti yang tadi
mereka letakkan di dapur pikir ubby mengumpulkannya dengan yang lain di ar. Apa
sih isinya" Dan di bawa ke mana" Kalau ja aku tadi bersikap hati-hati mungkin
aku akan engetahui rahasia mereka!"Dingin sekali dan juga banyak hembusan angi
dingin di dekat pintu dan di telundakan batu itu Snubby terpaksa turun kembali
ke lantai guda "Agaknya kita harus bermalam di sini, Sinting. katanya geram. Sialan, mengapa
aku tak membangunkan Roger. la tak akan terbang malam ini, dan tak akan ada yang
bisa mendengarkan teriakanku sampai Nyonya Tickle datang ke dapur ini besok
pagi! Brl Dina Sekali!" Ia menyorotkan senternya berkeliling. Gudan itu luas
sekali. Di sana-sini terdapat rak-rak ka berisi berbagai macam makanan. Teruta
makanan kaleng. Snubby membaca beber namanya - nenas, persik, jeruk. air liur
menetes. Sayang ia tak membawa pemb kaleng. Di situ ada beberapa barang yang
takterpakai di antaranya kursi-kursi yang hampir hancur. yan tertumpuk di sudut.
Agaknya barang-bara tersebut dipinggirkan untuk memberi temp barang-barang lainpeti-peti yang tadi diangk ke luar tadi. Snubby merinding Sungguh tempat yang
tak menyenangkan! Sinting mari mencari tempat yang lebih hangat dari lantai batu
ini, katanya. la pun mulai mencari-cari dengan lampu sentern Akhirnya ia
menemukan sesuatu - sebuah kasur tua yang digulung dan dikat, di taruh di sudut
Bagus, kata Snubby Kau bawa pisau untuk memutuskan talinya. Sinting?"Sinting
menggoyangkan ekornya. la tahu ubby sedang bercanda. Dan tentu saja Snubby tidak
membawa pisau di mantel kamarnya. la terpaksa bersusah payah membuka ikatan itu
dengan tangan. Tetapi akhirnya berhasil juga, kasur tua yang tergulung itu
terbuka. Snubby rbaring, berselimut mantel kamar, dan memeluk Sinting yang jauh
lebih nikmat daripada sekedar botol pemanas.
"Mari kita coba untuk tidur," kata Snubby. Mudah-mudahan Nyonya Tickle akan
mendengar riakanku besok pagi. Tetapi lama sekali ia baru sa tertidur. Pertama
karena pikirannya sangat tegang. Kedua karena hawa dingin sekali di situ. ntung
juga akhirnya ia bisa tidur, dengan Sinting merapat hangat padanya. Tak seorang
pun tahu bahwa Snubby telah eninggalkan tempat tidurnya. Semuanya tidur enyak begitu lelah bermain siang harinya. yonya Tickle juga tak mendengar bunyiapapun.
tidur lelap sampai jam weker berbunyi mbangunkannya. la bangkit, berpakaian, dan
turun ke lantai bawah. Api didapur masih membara. Untunglah. la nggal menambah
arang dan mengorek-ngorek bara itu sedikit. Kemudian ia mengambil sapu dan
penghapus debu, pergi ke ruang duduk untuk embersihkannya dan untuk menghidupkan
api di perapian tempat itu. la sangat heran melihat kulit beruang di depan apian
hilang. Beberapa saat ia tertegun,
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
R)memperhatikan bekas tempat permadani itu. yang terjadi"
"Pastilah si Sinting itu, akhirnya ia mengam kesimpulan.
"Mungkin malam-malam ia turun dan mengajak beruang itu berkelahi. Kemudian
membawanya entah ke mana. Disembunyikan di mana, ya" Anjing kurang ajar. Aku tak
bisa menaruh apa-apa, tanpa dibawanya lagi pergi Masa sapu dan penghapus debu
haruskuikatkan di pinggangku!Tapi. dimana kulit beruang itu, ya?" la tak
mendengar teriakan Snubby dari gudang bawah tanah, sebab ruang duduk terseb
memang cukup jauh dari dapur. la selesai me rapikan ruang duduk, dan bersiapsiap untuk menyapu ruang depan. Di atas, Roger terbangun. la heran melihat
tempat tidur Snubby kosong. Dan Sinting juga pergi.
"Pasti ia bangun pagi sekali. Ah, tidak Pakaiannya masih di sini," ia berpikirpikir
"Mungkin ia pergi ke kamar Barney." Roger pergi kekamar Barney. Tentu saja Snub
tak ada di situ. Barney sedang berpakaian, ingi segera main skat. Roger dengan
heran berta "Apakah Snubby tadi kemariPlatidak ada dikama tetapi pakaiannya masih ada."
"Aku yakin ia turun lebih dulu ke dapur, minta suatu makanan pada Nyonya Tickle
sebel sarapan nanti," kata Barney. Ya, pikir Roger. Itu sangat mungkin. Diana
datang ke tempat itu, sudah berpakai rapi.
"Cepat berpakaian, Roger, Kata Diana.
"Akun segera turun untuk membantu Nyonya kle."
Diana turun, diikuti oleh Barney. Mereka emu dengan Nyonya Tickle yang sedang
ngelap barang-barang di ruang depan.
"Halo, Nyonya Tickle, sapa Barney.
"Mudahahan manusia salju kami tidak mengunjungi a semalam." Oh, jangan sebutsebut lagi itu! kata Nyonya kle."Tolongsiapkan meja, Diana, maukah" Kau gun
terlalu pagi." "Baik Barney dan aku akan menyiapkan meja
" kata Diana, pergi ke lemari tempat menyimalas meja dan barang-barang kain
lainnya. h, mana kulit beruang itu?" Pasti diambil anjing sinting itu, kata
Nyonya kle. "Betul-betul sinting."
Nyonya Tickle pergi ke dapur, tetapi beberapa at kemudian muncul lagi dengan
wajah gusar. Aneh tidak" Ternyata kulit beruang itu ada di aman belakang!"
katanya, dengan mata terbeheran.
"Bagaimana Sinting bisa membawaa ke luar" Lewat pintu yang terkunci?"
"Mungkin Snubby. apakah Anda tadi melihat ubby"' tanya Barney.
"Ia tidak ada di kamarnya. dinya kami kira ia ke dapur untuk meminta uatu dari
Anda. Anda sudah melihat ke dalam ari makanan?"
A' Nyonya Tickle sangat heran kini. elum. Tetapi aku tidak melihat
Snubby,ataupun Sinting, pagi ini. Mungkinkah ini u Snubby?"
"la bandel sekali," kata Barney tak sabar.
" lagi yang direncanakannya! Tapi ia pasti berada dapur, Nyonya Tickle.
Bersembunyi. tapi en kenapa." Diana, Barney, dan Nyonya Tickle bergegas dapur.
Roger yang baru saja turun juga ikut Begi mereka memasuki dapur, mereka tertegun
her Ada suara entah dari mana - suara Snu Berteriak keras! Dan kemudian diringi
deng gedoran di pintu - pintu gudang bawah tan
"Tolong! Tolong! Buka pintu gudang Tolo NYONYA TICKLE TOLONG!"
"Ya, ampun! itu Snubby! Di dalam gudang!"se. Barney. la segera mencoba membuka
pintu ti "Tetapi pintu itu terkunci," kata Nyonya Tick
"Dan kuncinya tidak ada. Kau ingat buka Bagaimana Snubby bisa masuk PLihat. seka
pun kuncinya tak ada!" Barney mencoba-coba terus memutar pega an pintu.
"Snubby! Mengapa kau di situ" Ma kuncinya" Di sini tak ada!" teriaknya.
"Sial Bajingan-bajingan itu membawa terdengar Snubby mengeluh. Tentu saja! O
Barney, bisakah kau mendobrak pintu itu?" Semua saling pandang. Heran. Bingung.
Bag mana Snubby bisa terkunci di dalam gudangPD siapa yang dikatakan Snubby
bajingan", ya membawa kuncinya"Tetapikan memang pintui tak ada kuncinyalMari
kita coba dengan kunci pintu dapur, atau nci pintu yang ke arah dalam itu, kata
Diana, tiba teringat bahwa sering kunci-kunci di mah bisa ditukar-tukarkan.
Cepat Roger. ihan Snubby Pasti ia hampir beku di bawah n9. Roger mengambil kunci
kedua pintu tadi. Dan unglah! Kunci pintu dapur tepat sama dengan nci gudang!
Pintu gudang pun terbuka Snubby uyung keluar, diikuti oleh Sinting yang yalaknyalak bagaikan gila.
R) Bab 17 BARNEY BERPIKIR-PIKIR
"SNUBBY! Bagaimana kau bisa masuk ke sana.
"Apa yang terjadi" Ya, ampun! Kau tamp sangat kedinginan!"
"Cepat pergi ke perapian, Snubby! Tangan sedingin es!"
Semua berbicara serentak. Diana seten menyeret Snubby, membawanya keperapianya
kini berkobar besar. Nyonya Tickle tak habis. mengerti, mengapa Snubby berada di
dalam gudang bawah tanah, semalam suntuk, dala suhu sedingin itu. Betul-betul
gila! Apa lagi ya akan diperbuat anak itu nanti"
Snubby merapat sedekat mungkin ke api. L sekali ia menghadapkan telapak
tangannya k kobaran api tersebut. Duh, dinginnya di gudan itu," katanya.
"Kalau saja Sinting tidak ada unt menghangatkan badanku, bisa-bisa aku suda
beku." Tetapi, Snubby, bagaimana kau bisa terkunci di tempat itu" Apa yang kaulakukan,
gentayangan malam hari"' tanya Nyonya Tickle.
146"Aku melakukan suatu petualangan yang seram," kata Snubby, mulai merasakan
nikmatnya kehangatan api dan menjadi pusat perhatian semua orang.
"Aku mendengar suatu suara tadi malam, kemudian aku turun untuk melihat apa
penyebabnya." "Berani betul kau, Snubby" Diana sangat kagum.
"Aku takkan berani berbuat begitu." Snubby bercerita terus, bagaimana ia
mengintip lewat lubang kunci pintu dapur, kemudian keluar untuk mengintip lewat
jendela. "Kulihat tumpukan peti di halaman. kata Snubby, dan pintu ke dapur terbuka
lebar." Tetapi aku telah menguncinya, kata Nyonya Tickle, heran.
"Aku bahkan mengancingnya dari dalam."
"Pokoknya tadi malam terbuka, kata Snubby.
"Apakah sekarang terkunci?"
"Ya, terkunci dan terkancing kata Barney setelah melihat pintu itu Agaknya ada
orang yang bisa lewat jalan lain, kemudian membuka pintu itu dari dalam.
Kemudian ketika ia pergi ia kembali mengunci dan mengancing pintu itu dari
dalam, kemudian keluar lewat tempat dia masuk tadi."
"Mungkin lewat jendela, entah yang mana. kata Roger
"Nanti kita cari. Teruskan. Snubby." Snubby melanjutkan ceritanya. Bagaimana ia
tertangkap, bagaimana ialari kedalam gudang dan dikunci di situ.
"Peti yang kulihat dibawa ke luar gudang saat kuintip itu, mungkin peti yang
terakhir," kataSnubby. Di dalam sudah tak ada lagi peti seperti itu. Aku sudah
memeriksa gudang itu. Waduh, dinginnya di sana! Untung aku menemuka sebuah kasur
tua untuk alas tidur. Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa. Tak ada yang bisa mengerti, apa
sebenarnya yang sedang terjadi. Banyak sekali peristiwa aneh yang sudah terjadi,
tetapi tidak ada yang seaneh ini - peti-peti tersimpan di gudang bawah tanah dan
diambil lagi di tengah malam sunyi!
Tetapi agaknya semua peristiwa aneh yang telah terjadi ada hubungannya satu
dengan yang lain, kata Barney akhirnya, ketika mereka semua telah duduk
mengelilingi meja makan dan menghadapi sarapan. Snubby telah berga pakaian dan
kini telah merasa hangat kembali Pertanyaannya adalah. bagaimana"
"Ya bagaimana hubungan Tuan Tak Ada Orang. yang mengetuk-ngetuk pintu depan di
tengah malam dengan seseorang yang mengintai kita dekat rumah salju itu"' tanya
Roger. "Ya, dan bagaimana itu bisa berhubung dengan manusia salju yang bisa berpindah
tempat mengintai ke jendela dapur, menakut-nakuti
Nyonya Tickle?" "Mungkin aku tahu jawabnya, kata Barney
tiba-tiba. Ya, aku mulai mengerti, hubung
peristiwa-peristiwa itu. "Apa maksudmu"' tanya Roger, heran.Tunggu, jangan ajak aku berbicara dulu, kata
Barney, mengoleskan mentega ke rotinya.
"Biar kupikir-pikir dulu." Snubby sedang makan rotinya yang kelima. Kini ia
merasa bangga akan dirinya, akan pengalamannya. la ingin sekali menyombongkan
diri, tetapi yang lain segera menukasnya.
"Sesungguhnya suatu tindakan yang salah bila kau mendengar sesuatu di malam hari
dan kemudian turun untuk menyelidikinya sendiri, dan bukannya membangunkan aku
dan mengajakku turun, kata Roger. Kalau aku turun bersamamu, kita mungkin bisa
menangkap orang-orang itu, mengunci mereka di dalam gudang seperti kau terkunci
di dalamnya. Kalau sendirian, kau takkan bisa berbuat apa-apa."
"Kini aku tahu!" kata Barney tiba-tiba. Ya, kini segalanya jadi cukup jelas."
"Bagaimana"' tanya Diana, ingin tahu.
"Dengarkan. Kita pergi kemari karena suatu usul yang sangat mendadak dari Nenek
dan Ayah," kata Barney. Menurut rencana semula, rumah ini akan ditutup sampai
musim semi mendatang. Sama sekali tak akan dikunjungi. Nah, muncullah seseorang
yang berpendapat rumah yang kosong dan terpencil ini bisa merupakan suatu tempat
penyembunyian bagi barang-barang terlarangmungkin barang-barang curian, mungkin
selundupan. aku tak tahu dengan tepat."
"Benar, orang takkan mencurigai sebuah rumah yang kosong dan tertutup untuk
beberapa bulan. R)Takkan ada yang bisa memergoki barang-barang itu secara sengaja, kata Roger.
Teruskan." "Yah, mereka membawa barang-barang itu kemari, menyembunyikannya di gudang bawah
tanah kami, sampai mereka siap untuk memindahkannya ke tempat lain," kata
Barney. "Mereka berhasil masuk entah lewat mana, atau memiliki sebuah kunci yang bisa
membuka salah satu pintu. Dan suatu malam mereka datang kemari dengan membawa
mobil atau truk atau gerobak."
"Untuk membawa peti-peti yang mereka masuk kan ke dalam gudang bawah tanah,
sambung Snubby. "Wah, pasti begitu! Mereka pasti bermaksud mengambil barang-barang itu pada
waktu yang akan mereka tentukan kemudian. Mereka mengunci pintu gudang, membawa
kunciny supaya kalau seseorang datang kemari untuk membersihkan rumah, maka
orang itu tak bisa masuk ke gudang."
Tepat, kata Barney. Suatu rancangan yang sangat baik, dan suatu tempat
penyembunyian yang tepat. Tak akan ada orang yang melihat kedatangan mobil atau
truk itu di tempat yang begini terpencil. Tak akan ada orang yang melihat petipeti itu diturunkan dan dimasukkan ke dalam rumah, dan tak akan ada yang melihat
mereka mengambil barang-barang itu lagi kelak."
"Kemudian tiba-tiba kita datang sehingga rencana mereka berantakan," kata Diana.
Mereka pasti sangat terkejut. Apalagi setelah mengerti
150 bahwa kita akan lama tinggal di sini. Bagaimana mereka bisa tahu hal itu?"
"Oh, mungkin seseorang di desa mengatakan hal itu," kata Barney,
"atau seseorang di antara mereka, kebetulan datang kemari untuk meninjau barangbarang mereka dan melihat kita di sini.'
"Ya, salah seorang di antara mereka mengintai kita dari rumah salju, dan sarung
tangannya terjatuh," kata Snubby. Tetapi aku tak mengerti, apa hubungan ini
semua dengan Tuan Tak Ada Orang yang menggedor-gedor pintu depan itu," kata
Diana. "Atau dengan manusia salju yang menakut-nakuti Nyonya Tickle. Aku yakin Nyonya
Tickle tidak mengarang cerita itu."
"Tidak," kata Barney.
"Begini. Tuan Tak Ada Orang dan manusia salju yang berjalan itu juga berhubungan
erat dengan komplotan orang-orang itu. Mereka ingin menakut-nakuti kita, ingin
membuat kita segera pergi dari sini. Dengan begitu mereka akan bebas lagi untuk
membawa kendaraan mereka kemari, serta mengambil barang-barang mereka."
"Ohhh." Snubby kagum akan daya pikir Barney.
"Kau Benar. Tuan Tak Ada Orang itu pastilah salah satu dari mereka. Jim atau
Stan. Dia menggedorgedor pintu agar kita mengira bahwa dongeng masa lalu itu
terjadi lagi. Aku bahkan memang sudah berpikir begitu!"
"Memang mengherankan bahwa kita tidak begitu ketakutan hingga pergi dari sini
seperti R)maksud mereka," kata Diana.
"Aku yakin Nyonya Tickle sudah sangat ingin pergi."
"Ya. Mereka juga pasti sangat mengkal, karena usaha mereka tak berhasil. Mereka
melihat kita masih gembira ria main toboggan, dan bukann buru-buru pergi
ketakutan." "Kita memang tak bisa pergi, kecuali bila ada yang menjemput kita dengan mobil,"
kata Roger. "Dan kita tak akan dijemput sebelum waktunya, kalau kita tidak menelepon ayah
Barney. Kita tak dapat menelepon, karena telepon rusak!"
"Benar, mereka tak tahu itu, kata Barney.
"Jadi mereka ingin menakut-nakuti kita lagi. Mungki salah seorang di antara
mereka memakai selimut putih, kemudian memakai topi manusia salju kita, dan
menengok ke jendela dapur, menakut-nakuti Nyonya Tickle" Tak heran Nyonya Tickle
sangat ketakutan." kata Diana.
"Memangsangat seram untuk melihat sebuah manusia salju tiba-tiba muncul di
jendel mengintip kita. Dan sulit dipercaya mem Tadinya kita mengira Nyonya
Tickle hanya mengarang-ngarang cerita itu, atau mungkin salah lihat."
"Dan karena kita masih juga belum ketakut mereka putus asa. Mereka tak mau lagi
menc menakut-nakuti kita, dan memutuskan untuk memindahkan saja peti-peti itu.
Mereka mengira kita takkan mendengar kedatangan mereka. Mereka bermaksud
memindahkan peti-peti itu ke tempat yang lebih aman," kata Barney. Tetapi|
ternyata sobat kita, Snubby ini, mendengar mereka, dan sedikit mengacaukan
rencana mereka." "Ya, tetapi tidak mengagalkannya sama sekali kata Roger. Mereka berhasil membawa
barangbarang itu, entah ke mana.
"Kita harus mencarinya. kata Barney. Mungkin ini sesuatu yang harus ditanggapi
dengan sungguh-sungguh. Alangkah baiknya kalau kita bisa menghubungi Ayah! Entah
sampai kapan telepon kita rusak."
"Pasti berabad-abad kata Diana. Lalu apa rencanamu, Barney?"
"Aku ingin mengikuti jejak mereka yang mengangkut barang itu, kata Barney. Pasti
jejak itu mudah dilihat di salju."
"Kalau begitu kita harus cepat-cepat, kata Roger.
"Lihat salju akan turun lagi Kalau turun nanti, maka semua jejak akan tertutup."
"Yang aku ingin tahu adalah, bagaimana Tuan Tak Ada Orang bisa membuat jejak
hanya satu arah, ke pintu depan saja dan tidak kembali," kata Snubby.
"Siapa yang bisa menerangkan hal itu?" Tak ada yang menjawab pertanyaan itu.
Semua sibuk meninggalkan meja, mencari dan memakai topi, mantel. dan bersiap
untuk segera berangkat mencari jejak yang dibuat orang-orang yang tadi malam
memindahkan peti-peti penuh rahasia itu.
Bab I8 MENGIKOITI JEJAK DIANA membawa cangkir-piring kotor ke dapur, dan ia bercerita pada Nyonya Tickle
tentang apa yang telah mereka bicarakan. Nyonya Tickle begitu heran, dan tak
bisa mengikuti cerita Diana. Akhirnya ia tak mencoba untuk mengerti apa yang
terjadi. "Yang jelas, banyak kejadian aneh di sini." katanya. Dan aku tak suka itu. Kalau
telepon tidak rusak aku akan segera menelepon Tuan Martin, dan mengatakan
padanya bahwa terlalu berbahaya untuk terus tinggal di sini. Ketukan di pintu.
manusia salju berkeliaran. Snubby terkunci di gudang. itu semua pertanda tak
baik!" "Sudahlah, Nyonya Tickle, kata Diana menghibur.
"Aku yakin kita takkan mengalami peristiwa aneh lagi, kalau benarapa yang
dikatakan Barney. Jangan takut Jangan membawa alu kecil itu ke
sana kemari. "Kenapa tidak" Aku akan membawanya terus, kata Nyonya Tickle, mengancam dengan
alu kecilnya, ke tingkat atas ke bawah."
"Dan ke kamarku, tentu. Diana tertawa.
154Terserahlah, Nyonya Tickle, kalau itu yang Anda kehendaki. Diana pun keluar
bergabung dengan yang lain, yang sedang mengamat-amati rumah salju dan bekas
tempat manusia salju mereka.
"Lihat. Di kata Barney, sewaktu Diana mendekat, manusia salju kita jelas
dirobohkan. dan diratakan. Tapi masih tertinggal kakinya."
"Dan seseorang telah merobohkan dinding rumah salju, kata Roger. Mungkin
menubruknya. Atau bersandar di situ ketika ia memperhatikan kita lewat jendela
itu." "Dan kita juga menemukan bagaimana Tuan Tak Ada Orang berjalan ke pintu depan
dan agaknya tidak kembali dari sana, kata Snubby. Terus terang saja, aku yang
memecahkan persoalan itu."
"Oh, Anak pandai, betulkah?" Diana tertawa mendengar bual Snubby Coba, bagaimana
caranya?" "Lihat saja. Aku akan pergi ke pohon itu, lewat salju ini, dan kemudian kembali
kemari. Dan kau nanti hanya akan melihat satu jalur jejakku saja, ke arah sana
saja," kata Snubby.
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ayolah, tunjukkan!" kata Diana, tak percaya. Snubby menyeringai. Perlahan ia
berjalan ke arah pohon yang ditunjuknya. Ia berjalan dengan langkah-langkah
mantap, yang memberi jejak jelas disalju. Kemudian, ketika ia telah mencapai
pohon tadi, ia berhenti. Hati-hati ia menoleh ke belakang lewat bahunya, melihat
di mana jejak kakinya yang terakhir. Kemudian ia melangkah mundur, hatihati
meletakkan kakinya di jejak-jejak yang tadi dibuatnya itu. Satu per satu,
mundur, tepat pada jejak yang telah dibuatnya.
"la mundur, berjalan mundur mengikuti jejak yang telah
kagum Betapa cerdiknya!" Ya, begitulah. Jadi hanya ada
ke arah pohon itu. Padahal Snubby telah pergi ke pohon
kemari kata Roger saat Snubby telah kembali berdiri di
wajah berseri-seri. dibuatnya, kata Diana satu jalur jejak Semuanya
itu dan kembali lagi samping Diana dengan "Dan begitulah cara Tuan Tak Ada Orang telah membuat kita kebingungan, kata
Barney, Saat ia berjalan kepintu depan, mengetuknya keras-keras. dan tampaknya
tidak pergi ke mana-mana dari pintu itu. Sesungguhnya ia hanyalah berjalan
mundur, mengikuti jejak yang telah dibuatnya." Sungguh pandai kau. Snubby, bisa
memecahkan persoalan itu, kata Diana. Aku tak pernah memikirkan kemungkinan itu.
Apakah kalian telah menemukan jejak ke mana orang-orang itu membawa peti-peti
tersebut?" "Belum Kami akan mencarinya sekarang kata Barney. Kalau tidak, jejak itu pasti
sudah tertimbun salju. Ayo, kita ambil toboggan kita, jadi nanti kita bisa
sekalian meluncur di lereng bukit. Sebab mungkin kita tak bisa main skat, dengan
salju turun terus begini." Tetapi ketika mereka tiba di gudang luar tempat
mereka menyimpan toboggan, mereka terkejut. Toboggan mereka hilang!"Sialan seru
Barney. Siapa mengambil toboggan kita?"
"Pasti Stan dan Jim. sahut Snubby merasa sangat pandai. Dan aku yakin aku tahu
untuk apa mereka mengambil toboggan kita.
Yang lain memandang heran padanya. Kaumaksud. kaumaksud mereka membawa toboggan
itu untuk mengangkut peti-peti mereka?" tanya Roger.
"Oh! Mudah-mudahan dugaanmu
salah!" Tetapi ternyata dugaan Snubby benar. Ketika
mereka sampai ke tempat Snubby melihat tumpukan peti tadi malam, mereka melihat
jejak toboggan mereka, begitu dalam di salju. Lihat ini jejak yang satu. Dan ini
satu lagi. kata Barney. Jejaknya dalam sekali, berarti toboggantoboggan itu
bermuatan sangat berat. "Memang peti-peti itu sangat berat, kata Snubby. Mungkin saja mereka tak sengaja
melihat toboggan kita dan mendapat ilham untuk menggunakannya sebagai pengangkut
barang. Kalau harus diangkat sendiri, wah. berat sekali!"
"Snubby sungguh berbakat menjadi detektif." kata Rogger, separuh memuji. separuh
menertawakan gaya Snubby. Benar juga. Mungkin sewaktu menyelidiki tempat ini.
mereka menemukan toboggan kita. Hei. Sinting jangan merusak jejak itu. Pergilah
bermain dengan Miranda."
Tetapi Miranda tak mau bermain dengan Sinting. la duduk di bahu Barney, berusaha
menangkap gumpalan salju yang turun dari langit.
nu| Ia tak bisa mengerti mengapa gumpalan putih ini selalu lenyap begitu tergenggam
olehnya. "Mari kita ikuti jejak ini kata Barney Mungkin kerumah perahu itu. Pastilah tak
sulit untuk diikuti sebab kedua orang itu pastilah tak bisa membawa semua peti
dalam dua toboggan, dalam sekali angkut. Paling banyak dua peti sekali jalan.
Jadi mereka pasti hilir-mudik cukup lama hingga jejak-jejaknya di salju cukup
banyak. Tetapi kukira jejak itu pasti segera tertutup oleh salju, kata Diana. Lihat,
semakin lebat saja salju turun. Mari segera kita ikuti jejak ini.
Mereka mengikuti jejak-jejak dalam yang dibuat oleh toboggan itu. Snubby sangat
khawatir. Bagaimana kalau toboggan mereka hilang" Padahal ia ingin sekali main
toboggan lagi. Siala orang-orang itu. Apa lagi yang akan mere lakukan"
Jejak tersebut mengitari rumah, menyeberangi halaman, dan keluar pintu pagar.
Menyeberang jalan, ke tepi danau, dan menyusuri tepi danau tersebut menuju ke
rumah perahu. "Betul, kan" Orang-orang itu agaknya menjadikan rumah perahu sebagai tempat
penyembunyian barang-barang itu! kata Barney.
"Heran juga, tentunya mereka tahu bahwa jejak mereka sangat mudah diikuti," kata
Roger. "Mungkin mereka sudah mengira bahwa salju akan turun dengan lebat, dan mengharap
jejak mereka tertutup, kata Barney. Lihat, itu rumaperahu. Hati-hati. janganjangan orang-orang itu masih di sana. Mereka maju tanpa bersuara. Tak berbicara.
Tak tertawa. Bahkan Sinting tidak diperkenankan menyalak. Menyalak kecil pun
tidak. Rumah perahu itu tertutup salju, putih semua hampir tak terlihat karena
latar belakangnya putih pula.
Jejak toboggan, masih terpeta tajam di salju, tampak mengitari rumah perahu itu.
Ke arah depan, dimana rumah perahu itu bertemu dengan tepi danau beku. Di tempat
itu jejak tadi berhenti. Agaknya orang-orang itu membawa peti-peti tersebut ke sini, kemudian
memindahkannya ke lam rumah perahu, bisik Barney. Di mana ya toboggankita kita?"
"Lihat, mungkin itu! seru Snubby tiba-tiba, tak berhati-hati lagi. Sinting coba
lihat! Sinting nelompat menyeberangi salju, ke mpat sesuatu barang berwarna
cerah yang hampir hilang dalam timbunan salju yang baru turun. Anjing itu
mencakar-cakar salju tersebut. sementara keempat sahabatnya mendekat.
Ya, ini toboggan kita. kata Diana Agaknya mereka hanya mengambil peti-petinya
kemudian mencampakkan toboggan kita ini begitu saja, dan berharap salju turun
begitu lebat hingga toboggan ini takkan terlihat. Mudah-mudahan tak ada yang
rusak. Anak-anak menarik toboggan-toboggan itu keluar dari tumpukan salju. Ternyata tak
ada yang rusak, hanya di beberapa tempat catnya mengelupas oleh himpitan peti-peti berat
itu. "Lumayan," kata Diana.
"Aku sudah takut kita takkan bisa menemukannya kembali. Padahal toboggantoboggan ini sungguh indah!"
"Lalu apa yang akan kita lakukan"' tanya Snubby bersemangat. Orang-orang itu
pasti tak ada di sini. Kalau ada, mereka pasti sudah mengusir kita."
"Paling tidak kita bisa mengintip ke dalam, lewat jendela pecah itu, kata
Barney. Entah bagaimana caranya mereka bisa membawa masuk peti-peti besar
tersebut. Mungkin mereka juga punya kunci pintu rumah perahu ini - pintu besar
yang 160digunakan untuk jalan keluar perahu di musim panas." Mereka mengitari rumah
perahu tersebut, ke tempat mereka menemukan jendela yang pecah dulu. Dengan
berani Barney menjengukkan kepala ke dalam. Tetapi didalam rumah perahu itu
sangat gelap, hingga ia tak bisa melihat apa-apa. la meraba-raba sakunya,
mencari senter. Tetapi ternyata senternya tertinggal.
"Sial!" katanya.
"Oh, kau bawa punyamu, Snubby" Bagus." Dengan cepat ia menyorotkan senter Snubby
ke dalam, ke sana kemari. Tempat itu kosong. Tak ada orang sama sekali
"Kosong." kata Barney. Tak ada orang. Orang-orang itu pasti sudah pergi. Mungkin
mereka mengira peti-peti itu sudah tersembunyi dengan baik, tak akan ada yang
bisa menemukannya kembali. Mereka sama sekali tak menduga bahwa kita bisa
menerka, pasti rumah perahu ini yang akan jadi tempat penyembunyian mereka
berikutnya." "Dapatkah kaulihat peti-peti itu, Barney?" tanya Snubby, mencoba melihat ke
dalam. "Minggirlah sedikit."
"Tak ada. Tak terlihat peti-peti itu," kata Barney. Tetapi memang tak mungkin
mereka hanya menaruh peti-peti tersebut begitu saja. Mungkin di bawah perahu.
Atau ditutup terpal. Tapi pasti di sekitar sini saja."
"Ayo, kita masuk saja," kata Roger.
"Kita harus bisa menemukannya. Tempat ini tak begitu besar.
R)Wah, betapa hebatnya bila nanti kita berhasil menemukannya! Mari masuk,
Barney. Kan rumah perahu ini milik keluargamu, jadi kita tidak melanggar hukum
karena memasukinya."
Bab 19 AGAK MENGECEWAKAN TAK usah diminta dua kali, Barney langsung mengangguk setuju. Miranda bahkan
tidak menjawab apa-apa. Langsung melompat masuk, mekompat ke sana kemari di
dalam. Barney mulai memecahkan beberapa potongan kaca yang tajam di bingkai jendela
itu. "Sangat tajam," katanya.
"Aku tak ingin ada diantara kalian yang teriris. Diana, hati-hatilah. Roger akan
embantumu naik dari luar. Dan aku akan embantumu turun di dalam."
"Masa kita bisa teriris, kata Snubby tak sabar. Kita kan memakai sepatu dan
sarung tangan tebal. Cepatlah, Barney!"
Barney melompat masuk Kemudian Roger membantu Diana naik. Dan Barney membantunya
turun. Roger menyusul. Diikuti Sinting yang diulurkan masuk Terakhir Snubby.
Rumah perahu itu sangat gelap. Jendela
ndelanya sangat kotor dan tertutup salju,
hingga cahaya tak ada yang masuk Lagi pula langit juga gelap penuh salju.
163Anak-anak itu membawa dua senter. Mereka mulai menyelidiki tempat itu. Khas
tempat untuk menyimpan perahu, penuh dengan berbagai barang yang berhubungan
dengan perahu: tali, terpal, kaleng-kaleng cat, dan entah apa lagi Baunya
menyesakkan, sebab perahu-perahu tersebut kini terpaku di es. Dulunya tentu saja
mengapung di air, tetapi karena air danau kini membeku, mereka terikat oleh es.
Barney segera sadar bahwa tak mungkin peti-petitu disembunyikan di bawah perahu.
la mulai mencari-cari di bawah terpal serta layar yang tertumpuk di sana-Sini.
"Kukira peti-peti itu tak ada di sini," kata Diana akhirnya, kelelahan sekian
lama mencari. "Kukira begitu juga." Barney berpikir keras.
"Lagi pula Snubby bilang peti-peti itu besar. Dan banyak. Pasti bisa segera kita
temukan kalau memang ada di sini." Sungguh mengecewakan.
"Kita mengikuti jejak toboggan itu sampai ke sini, tetapi kita tak bisa
menemukan peti-petinya," kata Diana. Mungki kah mereka menyembunyikan peti-peti
tersebut di bawah salju?"
"Bisa juga," kata Barney.
"Tetapi bahkan sebuah peti saja akan memerlukan tumpukan salju yang cukup besar
untuk menyembunyikannya. Dan beberapa peti pasti membentuk sebuah gunung."
Tetapi mereka tidak mengenyampingkan pendapat Diana. Mereka lalu keluar,
menjelajahi salju di sekitar rumah perahu itu. Mereka yakinorang-orang itu
takkan membawa peti-peti berat tersebut terlalu jauh dari rumah perahu. Sinting
melompat-lompat terus bagaikan sinting. la tak tahu apa yang sedang dicari anakanak itu. la berharap apa pun yang mereka cari, bisa dimakan. Miranda
memperhatikannya dari bahu Barney la ingin mereka semua segera pulang
menghangatkan diri di perapian. la tak suka salju yang terus-menerus turun.
Mereka tak bisa menemukan peti-peti itu. Snubby sangat kecewa. Pagi itu terbuang
percumal la heran ketika Barney mengatakan waktu makan siang telah tiba. Jadi
kita telah menghabiskan waktu sepanjang pagi ini hanya untuk mencari peti-peti
terkutuk itu"' tanya Snubby kecewa. Tidak main toboggan, tidak main skat, juga
tidak main lempar bola salju. Sungguh terbuang percuma waktu kita. Biarlah. aku
akan meluncur sebentar di danau." Tetapi permukaan danau sudah tertutup salju,
tak mungkin kau bisa meluncur dengan baik. kata Diana. Tetapi kini Snubby telah
berada di permukaan danau. mencoba untuk meluncur. WussSsss! Cukup jauh juga ia
meluncur dan kemudian jatuh duduk tetapi tetap meluncur terus. Sewaktu dia akan
berdiri, tangannya menggenggam sesuatu dari balik salju. Apa iniPDiperhatikannya
benda tersebut dan ia berseru heran.
"Bungkus rokok! Seperti yang ditemukan barney di dalam rumah perahu itu! Salah
seorang R)di antara kedua orang itu pasti membuangnya semalam, sewaktu mereka sampai ke
rumah perahu, pikirnya. la cepat menemui yang lain, menunjukkan penemuannya.
Merknya sama. Pasti rokok orang-orang itu, katanya. Barney memeriksa bungkus
tersebut "Memang, katanya. "Hei, isinya malah masih ada." la benar. Bungkus rokok itu berisi hampir
separuhnya. "Sungguh boros orang-orang itu, kata Snubby
"Jim dan Stan itu memang harus kumarahi bila mereka kutemukan nanti."
"Tolol! Roger tertawa. Wah, salju turun terus. Sebentar lagi jejak toboggan itu
pasti sudah tertutup. Untung kita tadi segera mengikutinya." Walau tak memberi
hasil apapun, kata Diana "Kita tak menemukan peti-peti itu! Entah dimana. Aku masih berpendapat peti-peti
itu pasti ada di sekitar sini." Mereka lapar sekali ketika tiba kembai di rumah
Nyonya Tickle sudah menunggu dengan rasa khawatir.
"Kukira kalian tersesat, begitu terlambat pulang."
"Apakah Tuan Sedingin S datang bertamu Nyonya TickleP goda Snubby."Apa"Tak ada
yang mengintai di jendela Anda" Wah, jadi membosankan ya, di dapur sendirian?"
"Kau terlalu Nyonya Tickle mendororong Snubby masuk. Wah, basah sekali kau. Ayo,
ganti baju dulu, baru boleh duduk di meja makan!"
1 AA"Sial," kata Snubby
"Padahal bau dari dapur itu sungguh menarik. Masak apa, Nyonya Tickle?"
"Pokoknya ganti dulu pakaianmu yang basah itu," kata Nyonya Tickle.
"Dan keringkan juga Sinting. Jangan menginjak kakiku, Sinting. Jalan! Dan sekali
lagi kau mengambil sapuku, kutatuh kau ke dalam tempat abu!"
Tak lama kemudian anak-anak itu sudah mulai makan. Miranda diberi sebuah apel.
la memakannya hati-hati, duduk di bahu Barney. Tetapi saat ia sudah mulai dekat
dengan inti apel, ia mengambili bijinya yang kecil-kecil hitam, menjatuhkannya
ke sup Barney. "Nakal sekali kau!" kata Barney.
"Aku tak tahu, mengapa kami memelihara kau dan Sinting. Dua-duanya kurang ajar!"
Monyet kecil tersebut memegang salah satu daun telinga Barney, mendekatkan
mulutnya ke telinga itu, dan mencereceh seolah-olah berbisik. Barney
mendengarkannya bersungguh-sungguh.
"Baiklah, karena kau minta maaf, aku takkan menyinggung hal itu lagi, Miranda,
kata Barney kemudian. Diana tertawa. Sungguh lucu bila Miranda berpura-pura berbisik pada Barney dan
Barney pura-pura mengerti apa yang dikatakan Miranda.
Setelah kenyang anak-anak itu duduk mengelilingi perapian. Mereka membicarakan
hal-hal yang terjadi selama mereka berada di rumah itu. Kinitak ada gunanya
keluar, salju turun terus dengan
R)deras. Mereka bahkan harus menyalakan lampu karena cuaca makin lama makin
gelap. Nyonya Tickle datang untuk melihat apa yang mereka lakukan. Tak usah
keluar lagi, katanya. "Dalam cuaca seperti ini, dengan mudah kalian bisa tersesat. Tadisaja aku hampir
tak bisa kembali ke dapur dari tempat sampah."
Semua tertawa. "Nyonya Tickle, aku mengkhawatirkan suatu hal," kata Snubby. Bagaimana
persediaan makanan kita"Tak akan ada pedagang datang kemari, dan sudah pasti
kita tak akan bisa pergi ke desa."
"Selalu itu saja yang dikhawatirkan Snubby," kata Diana.
"Makanan adalah perhatian utamanya."
Nyonya Tickle tertawa. "Tak usah khawatir." katanya.
"Aku sudah bersiap-siap dengan persediaan yang cukup banyak. Si Kakek Hurdie di
kantor positu berkata, bahwa salju akan turun lebih banyak lagi, dan ia
menganjurkan aku membawa persediaan makanan lebih banyak. Lemari makanan kita
sedingin lemari es, jadi makanan di sana bisa cukup segar terus selama seminggu.
Rotinya memang sudah tak bisa dimakan, karenanya aku membuat roti lagi."
"Bagus sekali," kata Snubby Bolehkah aku membantu Anda membuat roti?"
"Tidak, terima kasih. Kau pasti hanya ingin main-main saja dengan adonanku,"
kata Nyonya Tickle. "Atau mengambil sesuatu dari lemari
makan. Kau sungguh mirip dengan anakku Tom,
dulu." "Bagaimana kalau salju turun terus hingga kita
akhirnya terkepung salju?" tanya Roger.
"Entahlah," kata Barney.
"Kalau saja kita bisa menelepon Ayah. yah, mungkin kita terpaksa menunggu terus
di sini sampai Ayah berpendapat sudah waktunya kita pulang dan menjemput kita.
Entah dengan apa." "Mungkin kita memerlukan sebuah kereta luncur yang besar, ditarik anjing,
seperti punya orang-orang Eskimo," kata Diana
"Ya, dan berhias dengan giring-giring, hingga berdencing-dencing berderingdering." kata Snubby.
R-r-r-rringgg! R-r-rr-ringgg!
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Deringan nyaring memutuskan kata-kata Snubby. Mereka terlompat terkejut.
Kemudian Barney sadar, bunyi apa itu. la berseru keras, gembira.
Telepon! Sudah betul Kini kita bisa menghubungi seseorang dan menceritakan apa
yang terjadi di sini!" Ia menyambar pesawat telepon itu.
"Halo. Halo" Semua menunggu tegang. Ya. Itu ayah Barney, menanyakan keadaan mereka.
"Baik, Yah, baik!" seru Barney.
"Tetapi, dengar, Yah. Ada hal-hal aneh di sini. Ya. Sangat aneh, kataku. Apa"
Baik. Akan kuceritakan perlahanlahan. Sebetulnya aku tak tahu harus mulai dari
mana. Begini."Dan Barney mulai menceritakan kejadiankejadian yang mereka alami.
Begitu menyeramkan kedengarannya!
Bab 20 TELEPON NYAMBOING LAGI
NYONYA Tickle berlari mendekat, begitu lega ia mendengar kembali dering telepon
yang sudah bungkam sekian lama. Ia bergabung dengan anak-anak, mengelilingi
Barney yang sedang menceritakan berbagai kejadian di Wisma Dokdorodok-dok pada
ayahnya. Ayah Barney sangat tercengang.
"Apa-apaan ini semua?"tanyanya dengan suara nyaring, hingga yang lain bisa ikut
mendengarnya. "Gangguan di waktu malam - orang masuk ke gudang mengambil barang-barang - dan
mengapa gudang itu terkunciP Gudang itu tak pernah terkunci!Apa yang
disembunyikan orang-orang itu disana" Barney, ada lagikah yang ingin
kauceritakan?" "Ada, Ayah, tetapi itu tadi hal-hal yang terpenting," kata Barney.
"Bisakah ayah datang kemari" Kami seperti putus hubungan dengan dunia luar,
salju begitu tebal. Aku tak yakin apakah mobil bisa mencapai tempat ini.
Untunglah telepon ini sudah diperbaiki."
171 R)"Ya, untung," kata ayahnya.
"Nenekmu sudah hampir nekat, hampir memakai skiku, dan ingin menjengukmu dengan
mempergunakan ski menembus gunung-gunung dan lembah."
"Sungguh baik, Nenek," kata Barney, sangat bangga pada neneknya.
"Aku pun takkan terkejut jika beliau tiba-tiba muncul di sini dengan skinya,
atau naik kereta luncur ditarik rusa kutub. Tetapi bagaimana pendapat Ayah,
bisakah mobil mencapai tempat ini?"
"Kurasa tidak," jawab ayahnya. Terutama hari ini, di mana salju terus-menerus
turun seperti ini. Bisa-bisa tergencet di salju, dan tak bisa maju ataupun
mundur selama beberapa hari. Beberapa desa bahkan sudah minta bantuan
helikopter, sebab hubungan jalan darat sudah terputus. Bahan-bahan makanan
diterjunkan ke desa-desa itu. O, ya, bahan makanan kalian masih cukup, bukan?"
"Oh, masih!" kata Barney.
"Ayah, apakah Ayah akan melaporkan ini semua pada polisi" Kami tak tahu apa isi
peti-peti itu, tetapi kami yakin mereka takkan bisa membawanya terlalu jauh dari
tempat ini. Sebab tak ada truk ataupun kendaraan lainnya. Mereka pasti
menyembunyikannya di sekitar tempat ini. Tapi entah di mana."
"Ya, kurasa memang begitu," kata ayahnya.
"Aku akan segera menelepon polisi. Dan nanti akan kukatakan apa hasilnya
padamu." Semua bersyukur bahwa telepon telah baik lagi. Rasanya lega sekali bisa
berhubungan dengan 1710orang lain setelah mengalami berbagai kejadian aneh itu. Barnev meletakkan
pesawat teleponnya, dan berpaling pada yang lain.
Ayahku sudah turun tangan. katanya. Kita tak usah khawatir lagi.
Untung sekali kata Nyonya Tickle. Mereka semua lalu kembali ke ruang duduk yang
hangat Tiba-tiba mereka mendengar suara ting. yang berarti bahwa seseorang
mengangkat pesawat telepon. Semua berpaling terkejut. Tetapi ternyata yang
mengangkat pesawat telepon itu Miranda. yang berpura-pura berbicara seperti
Barney berbicara tadi. "Kau badut! Dengan gemas Barney merampas pesawat telepon itu. meletakkannya
kembali. "Makin lama makin kurang ajar saja!"
Miranda berlari ke ruang duduk, dan duduk dengan sangat lucu di kepala beruang
di lantai. Kemudian ia berpura-pura membisikkan sesuatu di telinga beruang itu.
"la sungguh lucu!" kata Nyonya Tickle, tertawa.
"Nah, Barney, lega hatiku bahwa ayahmu telah mendengar semua yang
sini. Apa yang akan dilakukannya?"
"Melapor pada polisi, jawab Barney."Tetapiapa yang bisa dilakukan
saat seperti ini"Tak akan ada yang bisa datang kemari!"
"Lagi pula orang-orang itu rasanya tak akan mengganggu kita lagi,
Mereka kan telah mendapatkan barang-barang mereka. Jadi
R)kita tak akan diganggu lagi dengan ketukan dipintu atau manusia
keluyuran." terjadi di polisi pada kata Diana. salju yang "Itu betul, kata Roger.
"Dan kukira orang-orang itu juga telah pergi meninggalkan tempat ini, setelah
mereka yakin barang-barang mereka tersembunyi dengan aman. Pasti terlalu dingin
dan tak menyenangkan tidur di rumah perahu itu."
Tapi mereka kan tak bisa pergi jauh dengan salju yang beginitebal, kata Barney
melihat keluar jendela. "Mungkin mereka masih bersembunyi di daerah sini. Dan bagaimana dengan
persediaan makanan mereka?"
"Jangan lupa bahwa gudang bawah tanah itu punya banyak makanan, kata Snubby.
"Mungkin beberapa telah mereka ambil."
"Mungkin juga, kata Roger. Takterpikir olehku hal itu. Dan kita juga belum
menemukan bagaimana mereka bisa masuk ke dapur. Jelas mereka tidak masuk lewat
pintu, sebab Nyonya Tickle telah mengancing dan mengunci pintu itu. Walaupun
mereka punya kunci, mereka kan tak bisa membuka kancingnya dari luar."
Akan kuselidiki hal itu, kata Snubby. Sedikit keahlian detektif dan kita pasti
menemukannya. Ayo berlomba, siapa yang menemukannya lebih dulu.".
Nyonya Tickle tiba-tiba teringat bahwa ia harus membuat roti. la lalu bergegas
ke dapur. Anak-anak itu menyebar, menyelidiki setiapkamar, setiap jendela."Semua
tertutup rapat," kata Barney kemudian.
"Paling tidak semua jendela di lantai bawah. Bagaimana, ya." Kata-katanya
terputus, sebab Nyonya Tickle muncul dengan tergesa-gesa.
"Aku telah menemukan cara mereka masuk." katanya. Lewat jendela bilik penyimpan
makanan! Kancing jendelanya memang tak begitu baik. Agaknya mereka mendorongnya
hingga terbuka, masuk, dan kemudian hanya menutupnya saja bila mereka keluar.
Aku tak pernah membuka jendela itu, hingga tak tahu bahwa kancingnya rusak."
Mereka semua memeriksa jendela bilik penyimpan makanan tersebut-bilik kecil yang
lebih mirip dengan sebuah lemari besar di ruang dapur.
"Ya, betul juga," kata Snubby.
"Mereka masuk lewat sini. Wah, besar juga bilik makanan ini, ya. Nyonya Tickle.
dan, waduh, lihat, tart itu, untuk apa?" 'Sudah, jangan pegang apa-apa di sini,"
kata Nyonya Tickle, mendorong Snubby keluar.
"Dan siapa bilang kau boleh mengambil kue selai itu" Ayo, keluar!" Barney
melihat-lihat rak tempat makanan.
"Apakah ada sesuatu yang diambil orang-orang itu dari sini" Mereka pasti
memerlukan makanan." Nyonya Tickle mengambil kursi. Dengan berdiri di kursi itu,
ia memeriksa rak-rak atas. Aku tak tahu dengan tepat apa saja yang ada di sini,"
katanya. "Ada kaleng, botol, bungkusan yang sama sekali tak kusentuh. Ah, ya. Agaknya
mereka telah R)mengambil beberapa barang. Ada bekasnya di sini."
"Wah, wah. mereka telah mengambil makanan dari sini, mengambil peti dari gudang
bisa bisa sebentar lagi mereka tidur di tempat tidur kita." kata Snubby,
"Hati-hati saja, Nyonya Tickle"
"Aku selalu melihat ke bawah tempat tidur dulu bila akan tidur, dengan alu kecil
siap di tangan." kata Nyonya Tickle.
"Biarlah Sinting yang melakukan tugas memeriksa kolong, kata Snubby. Ia akan
sangat menyukai tugas tersebut. Betul kan, SintingP
"Guk! seru Sinting, langsung berlari menaiki tangga ke atas, seolah-olah ia akan
melakukan tugas itu saat itu juga. Mereka semua kembali ke ruang duduk, melihat
ke luar jendela. Cuaca sangat gelap. Langit tak terlihat Matahari tada. Danau
pun tak tampak. Yang ada hanyalah salju yang terus-menerus turun.
"Aku tak tahu bagaimana nasib kedua orang itu. Stan dan Jim, kata Snubby. Mereka
pasti menyesal datang ke tempat ini Pasti mereka sangat ingin berlindung disini,
kalau saja kita tidak datang."
"Agaknya mereka merencanakan untuk memindahkan peti-peti itu di minggu ini kata
Barney. "Rencana itu kini berantakan. Entah di mana mereka menyembunyikan peti-peti itu
kini. Tapi pasti tak jauh dari tempat ini. Mereka pasti tak bisa membawanya
terlalu jauh." n un"Aneh juga," kata Roger.
"Mereka membawa toboggan kita, ke rumah perahu itu. Kemudian toboggan itu
ditinggal di sana. Lalu di mana peti-peti itu?"
"Sudahlah, jangan memikirkan hal itu lagi, kata Diana. Mari kita bermain jigsau.
Kita cukup banyak membawa jigsaw. kan?"
"Ya, akan kuambilkan empat set, kata Snubby.
Mereka kemudian duduk mengelilingi meja bundar besar, masing-masing membawa
sebuah kotak berisi potongan-potongan gambar jigsaw.
"Mulai!" seru Roger, dan serentak mereka menuangkan potongan-potongan tersebut
ke meja, kemudian berlomba memisah-misahkannya.
"Aku selalu memilih potongan yang biru dulu, yang merupakan bagian langit," kata
Diana. "Snubby, sebuah potonganmu jatuh kelantai tuh!"
Miranda sangat mengganggu. la terpesona oleh potongan-potongan gambar berwarna
cerah itu, dan ingin sekali membantu.
"Jangan, Miranda! kata Snubby kesal. Keping itu tidak cocok untuk gambar ini!
Wah, kauhancurkan gambarku! Barney, ambil Miranda ini!"
Tetapi Miranda tak mau berhenti. Diana berpikir. satu-satunya cara untuk
mengamankan Miranda adalah dengan jalan memberi monyet cilik itu teka-teki
gambar juga. Karenanya Diana pun
jgsau permainan menyusun keping-keping bergambar seluka membentuk suatu gambar
yang utuh.mengambilkan satu set jigsaw lagi, memberikannya pada Miranda. Miranda
gembira sekali dan bangga. la duduk di meja, menghadapi jigsawnya. Sambil terus
mencereceh, ia mencoba menyusun gambarnya. Nyonya Tickle hampir tak percaya pada
apa yang dilihatnya, saat kemudian ia datang dengan membawa teh.
"Wah, monyet itu sungguh ajaib" katanya
"Hei, kalian sudah siap untuk minum teh belum" Atau biarkutaruh makanan ini
disini saja, sampai kalian selesaiP
"Aku menang!' seru Snubby, menaruh keping gambarnya yang terakhir.
"Aku menang Apa hadiahku" Potongan kue yang terbesar" Atau lebih banyak kue dari
yang lain" Aku menang!" Dan tepat saat itu telepon berdering nyaringringgg!
Rringgg Rringgg! Ah, berita apa yang akan dikatakan oleh ayah Barnev"
Bab 21 USUL DIANA BARNEY segera berlari. mengangkat pesawat telepon. Apakah ayahnya telah
berbicara dengan polisi" Apa kata mereka"
"Halo" katanya.
"Halo" Ya. ini aku, Barney, Yah Ya, aku akan mendengarkannya baik-baik."
Ia berdiri begitu diam, dengan telinga rapat di pesawat telepon, sekali-sekali
mengatakan, ya, oh, ya sambil mengangguk dan mata berseri-seri. Teman-temannya
berkerumun mendekat untuk mendengarkan apa yang dikatakan ayahnya. Tetapi Barney
telah menempelkan telinganya begitu rapat pada pesawat penerima, sehingga tak
ada sedikit pun suara yang keluar.
Snubby gelisah sekali. la ingin segera tahu apa kata ayah Barney. Dan akhirnya
didengarnya Barney mengucapkan selamat berpisah.
"Baiklah, Yah, akan kulakukan semua pesan Ayah. Ya, Ayah bisa yakin akan hal
itu. Akan kukatakan pada Nyonya Tickle. Wah, betapa hebatnya! Sampai jumpa
besok, Ayah!" 179Diletakkannya pesawat teleponnya, dan Barnev berpaling pada teman-temannya
dengan mata bersinar-sinar.
"Apa kata beliau" Apa kata beliauP Snubby hampir berteriak bertanya.
"Akan kuceritakan. kata Barney.
"Mari kembali ke ruang duduk. Oh, Nyonya Tickle, Anda boleh ikut mendengarkan.
Ada berita hebat!" Mereka kembali ke ruang duduk. Sinting sama gelisahnya
seperti mereka. walaupun ia tak tahu apa urusannya. Miranda melompat-lompat di
bahu Barney. Ditangannya masih tergenggam beberapa keping permainan jigsaw.
Mereka semua duduk, dan Barney mulai bercerita.
"Ayahku sudah menghubungi polisi. la menceritakan segalanya. Polisi sangat
tertarik. Mereka mengira mereka tahu apa yang ada di dalam peti-peti itu. Tetapi
mereka tak mau mengatakannya pada Ayah. Mereka akan datang kemari, besok pagi,
untuk mengadakan penyelidikan."
"Besok pagi" Dengan salju setebal ini" tanya Roger, menjenguk keluar jendela.
Salju masih juga turun. "Mobil tak akan bisa menembus salju."
"Mereka akan datang naik helikopter" kata Barney. Dan kita harus membantu
menyiapkan landasan pendaratannya." Wuah! Sungguh hebat! seru Snubby. Tapi.
bagaimana caranya?" "Kita akan memakai halaman belakang. Tempat itu cukup luas dan datar. Tapi kita
harusmenyingkirkan saljunya sebanyak mungkin, agar helikopter itu tidak terbenam
di salju." "Ayo, kita kerjakan sekarang juga," kata Snubby, melompat berdiri, lupa bahwa
hari telah hampir gelap. "Tolol!" kata Roger.
"Tutup mulutmu. Biarkan Barney meneruskan ceritanya."
"Kita harus memberi tanda pada landasan tersebut," kata Barney lagi
"Dengan kain berwarna gelap, misalnya, agar tampak jelas di putihnya salju."
"Kita bisa memakai tirai-tirai berwarna biru di kamar-kamar atas," kata Nyonya
Tickle, penuh semangat seperti yang lain.
"Kita bisa membersihkan tempat yang cukup besar untuk pendaratan helikopter,
kemudian kita kelilingi dengan tirai-tirai itu. Kalau ada angin, bisa kita
berati dengan sesuatu, kaleng makanan atau entah apa."
"Tetapi berapa banyak orang yang akan datang?" tanya Diana.
"Helikopter kan tidak bisa membawa banyak orang?"
"Yang datang tiga orang," kata Barney.
"Ayahku, inspektur polisi, dan seorang sersan. Hanya dengan helikopter mereka
bisa sampai kemari. Dan inspektur itu berkata adalah sangat penting bahwa mereka
harus melihat peti-peti tersebut."
"Apa gerangan isinya?"tanya Snubby tak sabar, melompat-lompat di kursinya
seperti kebiasaan Miranda.
"Sungguh hebat! Mudah-mudahan orang-orang itu tidak mendengar suara helikopter
itu. R)"Kata Ayah tak apa mereka mendengarnya," kata Barney.
"Mereka akan mengira bahwa helikopter tersebut hanya akan mengirim bahan
makanan. Atau melihat-lihat apakah kita semua selamat. Lagipula, kata Ayah yang
terpenting saat ini adalah menemukan peti-peti itu dulu, bukan orang-orangnya."
"Wow!" kata Snubby.
"Kalau begitu marilah kita cari peti-peti itu lagi. Kita tahu, tempatnya takkan
berapa jauh dari sini. Terlalu berat untuk dibawa jauh-jauh."
"Kita kan sudah memeriksa daerah sekitar rumah perahu itu dengan sangat teliti,"
kata Diana. "Aku bahkan merasa yakin bahwa tanpa toboggan, orang-orang itu takkan bisa
membawa peti-peti itu lebih jauh lagi."
"Betul juga," kata Barney, berpikir-pikir.
"Aku juga sudah memikirkan hal itu. Kita semua tahu di mana jejak toboggan itu
berakhir. Tepat di tepi danau."
"Mungkinkah." Diana akan mulai berbicara, tetapi ragu-ragu.
"..mungkinkah. ah, tidak mungkin."
"Apa yang tak mungkin" Apa yangkaupikirkan?" tanya Barney segera.
"Begini. Jejak toboggan itu berakhir di tepi danau, dan kita menemukan
toboggannya di dekatnya, di salju," kata Diana.
"Tetapi kurasa mungkin juga mereka telah menyeret toboggan tersebut ke seberang
danau, menurunkan petipetinya di sana, kemudian membawanya kembalike tepi danau
yang dekat rumah perahu itu. Di permukaan es toboggan itu tak meninggalkan
jejak." Yang lain beberapa saat menatapnya. Kemudian tiba-tiba Barney menepuk
lututnya sendiri, begitu keras sampai Miranda melompat terkejut.
"Ah, ya! itusangat mungkin! Kalianingat, saat itu permukaan danau bebas dari
salju. Toboggantoboggan itu dengan mudah bisa meluncur di permukaan danau,
semudah kita main skat! Kemudian salju turun, semakin menutupi jejak toboggan
yang memang hampir tak terlihat dies!"
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dan aku punya pikiran lain!" tiba-tiba Snubby berseru keras. Kini giliran
Sinting yang terlompat terkejut.
"Bungkus rokok yang kutemukan di danau itu, yang isinya masih ada. Kini aku
yakin bungkusan tersebut tidak dibuang - tetapi terjatuhl Terjatuh waktu orangorang itu mendorong toboggan tersebut!"
"Ya, itu betul!" Roger menepuk punggung Snubby.
"Tadinya bingung juga aku memikirkannya. Kau telah memecahkan persoalan itu,
Snubby. Ya, pasti rokok itu terjatuh, dan bukannya dibuang. Wah, kalau saja hari
tidak gelap, kita bisa sekarang juga menyelidiki tepi di seberang rumah perahu
itu." "Mari kita bawa senter ke sana," kata Snubby, melompat berdiri, membuat Sinting
menyalaknyalak ribut. "Tidak! Tak boleh!" kata Nyonya Tickle langsung. Dari tadi ia mendengarkan
dengan,perasaan heran akan anehnya peristiwa yang terjadi ditempat itu. Tetapi
kini dialah yang punya wewenanguntuk berbicara.
"Hari telah gelap. Salju tebal, suhu begitu dingin. Kalian bisa saja tersesat
dan beku sebelum bisa mencapai rumah ini lagi."
"Omong kosong!" kata Snubby, sangat bersemangat sampai tak peduli pada
pertimbangan sehat itu. "Aku akan berangkat sekarang juga. Ayo, Barney!"
"Tidak, Snubby. Nyonya Tickle benar, kata Barney.
"Sungguh gila untuk keluar dalam cuaca seperti ini. Kita bisa menunggu sampai
besok pagi Kita bangun lebih pagi, besok. Pasti akan memakan waktu lama untuk
membersihkan sebidang tanah bagi pendaratan helikopter itu. Harus cukup luas."
"Kita memerlukan sekop," kata Diana.
"Ada di gudang tukang kebun, kata Nyonya Tickle.
"Bisa kita ambil besok. Kini. kalian mau minum teh tidak" Roti dan kue-kuenya
kini pasti sudah dingin!"
"Astaga!" Snubby betul-betul tercengang.
"Bagaimana aku bisa lupa makan" Di, tolong pasangkan alas mejanya. Aku akan
membantu menyiapkan yang lain! Wah, sungguh suatu kejahatan kalau roti bakar itu
sampai jadi dingin!" Nyonya Tickle tertawa, pergi ke dapur untuk menyiapkan poci
teh besar. Persis Tom, anaknya, si Snubby itu. Selalu lapar la mendengar suara
langkah kecil di belakangnya. la menoleh, tepat saat Sinting sedang akan berlari
membawa sikattempat perapian. Tetapi terlambat. Sebelum ia bisa berbuat apa-apa,
anjing itu sudah lenyap di lantai atas. Entah di mana nanti sikat itu akan
disembunyikannya. Saat minum teh, pembicaraan ramai berkisar di antara polisi,
helikopter. kemungkinan tempat penyembunyian barang-barang, dan di mana kirakira Jim dan Stan bersembunyi.
"Mungkin kedua orang itu bersembunyi di dekat barang-barang mereka," kata Snubby
sambil melapiskan daging rebus ke roti panggangnya. yang keempat. Mungkin mereka
membuat suatu rumah salju, seperti buatan kita. Tetapi rumah salju itu pasti
lebih baik, dan lengkap dengan kaleng-kaleng makanan, sementara air bisa mereka
dapatkan dari salju."
"Kalau begitu kita harus hati-hati, kata Diana khawatir,
"Aku tak ingin bertemu dengan kedua orang itu. Biarlah polisi yang mencari
mereka. Aku hanya ingin menemukan peti-peti itu."
"Besok kita akan membawa toboggan bila menyeberangi danau," kata Roger.
Jadikalau kita berhasil menemukan peti-peti itu, kita bisa membawanya kembali
dua-dua. Pasti polisi akan sangat menghargai kita!" Malam itu mereka tak begitu
lelah. Sulit untuk menyuruh mereka tidur. Nyonya Tickle yang sehari itu cukup
capai membuat roti dan menyiapkan makanan beberapa kali menyuruh mereka tidur.
Akhirnya jam setengah sepuluh sekali lagi ia menjenguk ke ruang duduk dan
berkata, "kalian R)belum tidur juga" Aku sudah menyalakan lilin-lilin kalian di sini. Cepatlah
naik!" "Baik," kata Barney, mendengar nada kesal di suara Nyonya Tickle.
"Naiklah lebih dulu, nanti kami segera menyusul. Nanti kami akan mengetuk pintu
kamar Anda agar Anda tahu kami semua sudah naik." Mereka bercakap-cakap sekitar
seperempat jam lagi. Kemudian mereka semua pergi ke ruang depan, ke tempat di
mana lilin biasa tersimpan. Kata Nyonya Tickle tadi, lilin-lilin itu sudah
dinyalakan. tetapi ternyata ruang depan gelap! Tak ada lilin menyala!
"Jangan matikan lampu minyak itu, seru Barney pada Diana.
"Seseorang sudah meniup padam lilin-lilin kita. Kiniapa lagi yang akan terjadi"
Apakah Tuan Tak Ada Orang itu beraksi lagi" Gelap sekali disini. Biarkuraba-raba
tempat lilin itu dan akan kucari penyebabnya."
"Ya ampun, apakah malam ini kita juga akan dapat gangguan lagi?" kata Diana.
"Cepatlah, Barney Tunggu. Aku bawa senter. Biar kuterangi ruang itu." Dengan
tangan gemetar Diana menyorotkan senternya ke dalam ruang gelap itu. Benar juga.
Ada yang bersembunyi di situ. Sinar senter menyoroti sebuah kepala kecil
berbulu, mengintip keluar dari balik kursi, dengan sepasang mata cemerlang yang
nakal. "Miranda!"seru Snubby."Oh, Penjahat cilik Kau yang meniup lilin-lilin itu!
Sinting, kejar dial"
Tetapi sebelum Sinting bisa mendekat, monyet cilik itu sudah melompat dan lari
ke lantai atas, mencereceh kegirangan. Ahal la berhasil membuat suatu muslihat
yang tak akan bisa ditiru Sinting.
Bab 22 Helikopter Datang!
Kr ESOKAN harinya fajar tiba begitu cerah ceria. Salju tidak turun lagi,
matahari bersinar di langit biru pucat. Anak-anak itu gembira. Ini akan membuat
helikopter yang mereka tunggu takkan menemui banyak kesulitan.
Mereka bangun pagi-pagi sekali. Langsung sarapan cepat-cepat. Diana membantu
Nyonya Tickle mencuci piring sementara anak-anak laki mengumpulkan kayu api.
Kemudian mereka semua pergi kegudang tukang kebun, tak jauh dari dapur. Gudang
itu terkunci, tetapi Nyonya Tickle punya kuncinya.
"Bagus, kata Barney saat ia melihat cukup banyak sekop di situ. Lengkap sekali.
Ada yang kecil, ada yang besar. Nih, kukira ini cukup kecil
untukmu, Snubby." 'Sialan, kata Snubby.
"Aku sama kuatnya seperti kau. Bahkan mungkin lebih kuat."
Saat mereka berebut sekop, Diana dan Nyonya Tickle datang Nyonya Ticklelangsung
mengambil sekop yang terbesar. Barney memandang kagum
188padanya. Wanita bertubuh kecil ini tak pernah main-main kalau sudah bekerja.
Dengan membawa sekop masing-masing, semua pergi ke halaman belakang. Salju
ditempat itu sangat tebal - kira-kira setengah meter.
"Mari kita beri tanda, sebidang empat persegi yang cukup luas untuk pendaratan
helikopter itu," kata Barney,
"Dan kita bisa segera mulai bekerja." Mereka memberi tanda, kemudian dengan giat
salju mulai beterbangan oleh sekop mereka. Sungguh suatu kerja yang tak ringan.
Snubby bersemangat sekali pada mulanya, sehingga ia lebih dulu merasa lelah dan
harus segera beristirahat. Sudah kukatakan, lebih baik kau pakai sekop kecil
saja," goda Barney. Tapi akhirnya mereka berhasil juga membuat sebidang lapangan
muncul di antara padang salju itu.
"Cukup besar untuk tempat mendarat helikopter, kukira," kata Roger,
"Walaupun juga agak sempit. Nyonya Tickle, kukira Anda dan Diana bisa mengambil
tirai-tirai biru itu. Siap-siap kalau helikopter itu datang, agar kita bisa
segera menaruhnya di sekeliling tempat ini. Kita tak tahu jam berapa tepatnya
helikopter itu tiba. Nyonya Tickle dan Diana masuk ke rumah. Setengah jam
kemudian mereka muncul dengan membawa setumpuk tirai berwarna biru gelap, yang
mereka ambil dari kamar atas. Tirai-tirai itu mereka tumpuk begitu saja dan
keduanya kembali membantu menyingkirkan
R)salju. Tetapi belum ada tanda-tanda helikopter itu akan tiba. Dan tak lama
kemudian anak-anak itu merasa bahwa mereka harus beristirahat. Barney kini sudah
membuka baju luarnya yang tebal, dan hanya memakai kemeja dengan lengan
tergulung. la bahkan berpikir-pikir, apakah tidak lebih baik membuka saja kemeja
itu. Badannya terasa panas
karena bekerja begitu keras. Nyonya Tickle masuk ke rumah mengambil roti
dan air jeruk yang dingin sejuk. Tak seorang pun yang ingin minuman panas saat
itu. Mereka makan dan minum dengan lahap, begitu lapar dan haus karena bekerja
sepanjang pagi itu. Kemudian mereka mulai bekerja lagi.
"Jam dua belas kurang seperempat, kata Nyonya Tickle akhirnya.
"Kukira lebih baik aku masak saja. Kalau betulkita akan kedatangan tiga orang
tamu, maka kita harus menyiapkan makanan lebih banyak. Diana, kau bantu aku di
dapur, sudah cukup banyak yang kaukerjakan di Sinl.
"Ya, pergilah membantu Nyonya Tickle, kata Barney yang melihat Diana sangat
lelah."Lagipula sudah tak banyak pekerjaan di sini. Kukira lapangan ini sudah
cukup siap." Diana pergi dengan Nyonya Tickle. Yang lain mulai menggali salju
lagi. Mereka bangga sekali melihat hasil kerja mereka. Sudah terbentuk sebuah
lapangan yang cukup luas. Kemudian, di udara dingin tapi cerah itu sayup-sayup
terdengar suara suatu mesin. Makinlama makin dekat. Pasti itu suara helikopter:
"Cepat! Tebarkan tirai-tirai itu!" teriak Barney.
"Dan jangan berani melarikan salah satu di
antaranya, Sinting. Kau juga, Miranda!"
Nyonya Tickle dan Diana berlari ke luar begitu mereka mendengar suara helikopter
itu. Bersamasama mereka menebarkan tirai-tirai tadi di sekeliling tanah yang
telah mereka bersihkan dari salju. Kini mereka bisa melihat pesawat itu-tidak
begitu besar, dengan baling-baling berputar kemilau di atasnya.
Makin lama makin dekat. Suaranya makin keras.
"Mereka melihat kital Mereka melihat kita!" teriak Snubby kegirangan.
"Lihat! Mereka menuju kemaril Ayo, helikopterl Ke sinil Ke sini!"
Hati-hati dan dengan gerak lembut helikopter itu turun. Hampir tanpa guncangan
ia menyentuh tanah. Dan sersan polisi yang mengemudikan helikopter tersebut
membuka pintunya, menyeringai pada anak-anak itu.
"Bagus sekali," katanya.
"Kami melihat tempat pendaratan ini jelas sekali dari kejauhan! Terima
kasih!" Kemudian ayah Barney, Pak Martin, keluar. Dan yang terakhir adalah seorang yang
bertubuh tinggi tegap, dengan wajah keras namun mata ramahinspektur polisi!
"Wah, selamat pagi semua!" Pak Inspektur menyapa.
"Kudengar kalian mengalami berbagai peristiwa luar biasa, yah?"
R)Pak Martin tersenyum memandangi mereka, gembira karena semuanya tampak sehatsehat.
"Aku takkan mengizinkan kalian semua datang kemari kalau aku tahu tempat ini
akan terkepung begitu tebal oleh salju. Ayo, mari kita masuk."
Mereka masuk, dan Nyonya Tickle jadi sangat sibuk bekerja di dapur, sementara
yang lain asyik berbicara di ruang duduk.
Pak Inspektur dan Pak Sersan dengan teliti mendengarkan semua keterangan anakanak itu. Pak Sersan mencatat semua kata mereka, sementara Pak Inspektur terus
bertanya-tanya apa 192saja yang berhubungan dengan kisah aneh mereka. la cukup kagum pada kemampuan
anak-anak itu untuk menjawab, semua pertanyaan dijawab dengan tegas, jelas, dan
cepat "Sungguh cerdas anak-anak ini kata Pak Inspektur akhirnya, berpaling pada Pak
Martin yang tak ikut berbicara, duduk diam, merasa heran akan pengalaman anakanak itu.
"Pak Martin berkata, kalian berusaha mencari kembali peti-peti itu, kata Pak
Inspektur, tetapi tak berhasil. Apakah kalian punya dugaan ke mana mereka
membawa peti-peti tersebut?"
"Oh, ya, Pak, kata Snubby bersemangat menceritakan pendapat mereka yang terakhir
- bahwa orang-orang itu membawa peti-peti tersebut dengan toboggan ke seberang
danau. kemudian toboggannya ditinggalkan di tepi sebelah sini.
"Salju melenyapkan jejak toboggan itudies," kata Snubby, dan mereka meninggalkan
toboggan itu di tepi sebelah sini untuk membingungkan kami. Kami menemukan
sebungkus rokok, masih berisi, hampir di tengah danau.
Mungkin terjatuh waktu orang-orang itu sedang menyeberanginya."
"Ah, ini penting," kata Pak Inspektur, jelas bahwa orang-orang itu tak bisa
membawa peti-peti itu tanpa alat, jadi."
"Apakah sebenarnya isi peti-peti tersebut?" Snubby menyela.
"Nanti saja kami beri tahu," kata Pak Inspektur.
1 O'R R)"Kalau isinya memang seperti yang kami duga, maka pihak kepolisianakan sangat
berterima kasih pada kalian." Nyonya Tickle muncul dan berkata sopan,
"Mudah-mudahan aku tak mengganggu, tetapi aku sudah siap dengan makanan siang.
Apakah bisa kubawa kemari ataukah aku menunggu sampai Anda semua siap untuk
makan siang?" "Kukira sekarang saja, Nyonya Tickle, kata Pak Martin. Terima kasih banyak. Pak
Inspektur, masih ada pertanyaan lagi?"
"Kurasa tidak, kata Pak Inspektur. Pak Sersan menutup buku catatannya, dan
memasukkan pinsilnya ke sakunya. Tetapi sore ini kita akan menyelidiki tempat
sekitar rumah perahu itu. Anak-anak ini akan kami mintai bantuan untuk
menunjukkan tempat tersebut pada kami. Mungkin kita bisa menemukan peti-peti
itu." "Bagus, kata Snubby, menggosok-gosokkan telapak tangannya. Semakin hebat juga
kan, pengalaman kami kali ini?"
"Memang, kata Pak Inspektur, geli melihat anak berambut merah yang selalu
diikuti oleh anjing kecil itu.
"Aku akan membantu Nyonya Tickle, kata Diana, dan Roger juga mengikutinya ke
dapur. Miranda melompat turun dari bahu Barney, menyusul Roger dan Diana. Kedua
polisi itu terCengang. "la selalu ingin ikut membantu menyiapkan meja makan, kata Barney menyeringai.
Palingpaling ia membukai tutup-tutup tempat sayur untuk melihat masakan apa yang
akan terhidang." Nyonya Tickle telah menyiapkan masakan yang cukup luar biasa.
seperti istilah Snubby. Ia juga terus menunggui mereka makan, mengambilkan apa
saja yang diperlukan. Kedua polisi itu kini tidak bersikap sangat resmi lagi,
dan ikut bercanda serta tertawariang seperti Pak Martin. Untuk Sinting yang
berada di bawah meja, makan hari itu juga luar biasa. Banyak sekali ia
memperoleh lemparan makanan Miranda girang sekali, karena disamping puding spons
yang masih mengepulkan uap, terlihat hidangan nenas dan krim. Barney terpaksa
terus mengawasinya, sebab Miranda sangat gemar nenas. Dan kalau ia merasa tak
ada yang melihat, ia akan mengambil sendiri nenas itu.
"Dan kini, kata Pak Inspektur setelah makan hidangan-hidangan yang lezat itu,
kita akan menjalankan tugas kita. Kami minta kalian semua mengantarkan kami. ke
rumah perahu dan ke mana saja yang kalian kira ada gunanya kamilihat. Kemudian
kita akan menyeberangi danau untuk memeriksa tempat itu." Keributan segera
terjadi. Anak-anak itu bergegas mengenakan mantel, syal, sepatu bot, sarung
tangan, dan apa saja yang mereka perlukan untuk berada di udara terbuka. Pak
Martin dan kedua tamunya menunggu sambil merokok. Tak lama mereka sudah
berangkat. Sinting berlarian lebih gila dari biasanya, sambil membawa
1 ORsebuah sikat di moncongnya, dan dengan cekatan menghindari tangkapan mereka
yang ingin merebut sikat tersebut. Tetapi ternyata Miranda berhasil. Tiba-tiba
saja ia terjun langsung ke punggung Sinting saat anjing itu melesat di dekatnya.
Sinting terkejut, menyalak marah, dan tak terasa sikat tadi terjatuh. Miranda
langsung melompat ke bawah, menyambar sikat tadi, dan langsung melompat kembali
ke bahu Barney. Ia memasukkan sikat tersebut kepunggung Barney agar tak bisa
direbut kembali oleh Sinting.
"Sungguh pasangan yang tepat. Pak Inspektur tertawa melihat itu.
"Kedua binatang itu sungguh nakal-nakal" Yang lain juga tertawa. Mereka berdiri
di depan pintu. Dan anak-anak menunjukkan pengetuk pintu berbentuk kepala singa
di pintu itu. "Jadi dengan benda ini ya mereka menakutnakuti kalian" Pak Inspektur memeriksa
ketukan pintu yang luar biasa besarnya itu. Tapi ayolah! Masih banyak yang harus
kita kerjakan sore ini."
Bab 23 KAKI SNCIBBY TERANTOIK
Mula-mula anak-anak itu membawa Pak Inspektur ke rumah perahu. Mereka
menunjukkan jendela yang pecah dan tempat di mana jejak toboggan berakhir.
"Dan di sana itu kami temukan toboggan kami, hampir tersembunyi di tumpukan
salju, kata Snubby menunjuk
Pak Inspektur dan Pak Sersan masuk ke dalam rumah perahu, dengan teliti
menyelidikinya. Mereka segera keluar, menggelengkan kepala.
Tak mungkin menyembunyikan sesuatu di dalam sana, kata Pak Inspektur. Tetapi tak
salah lagi, orang-orang itu memang bersembunyi disitu, kalau melihat banyaknya
puntung rokok dan bekas batang korekapi. Mari kita keseberang danau. Dan
singkirkan salju di sana-sini, untuk melihat kalau-kalau ada sesuatu pada es
yang kita lewati." Tetapi ternyata tak terlihat jejak apa pun di es. Mereka mencapai tepi seberang
dan mulai melakukan suatu pencarian yang teliti. Pak Inspektur membagi mereka
menjadi beberapa kelompok, dengan tugas menyelidiki suatu bagian
197 PT.| tertentu dari tepi danau itu. Di beberapa tempat
tumpukan salju memang begitu tinggi, hingga ada kemungkinan peti-peti itu
disembunyikan di bawahnya.
Sungguh melelahkan, menginjak-injak tumpukan salju untuk melihat apakah di
dalamnya terdapat suatu benda keras seperti suatu peti. Tak lama daerah-daerah
yang ditentukan Pak Inspektur telah selesai mereka selidiki tanpa hasil. Mereka
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pun pindah ke daerah lainnya, semakin jauh dari tepi danau, di mana salju lebih
datar dan tampaknya tak terganggu oleh benda apa pun di bawahnya. Jelas petipeti itu tak disembunyikan di tempat itu, namun mereka terus mencarinya.
"Agaknya kita tak begitu berhasil, ya" kata Pak Martin akhirnya, kecewa. Hampir
setiap jengkal telah kita periksa tempat ini. Daerah sana itu terlalu banyak
semak-semaknya, tak mungkin orangorang itu ke sana."
"Agaknya kita terpaksa berhenti sore ini. kata Pak Inspektur. Kurasa orang-orang
itu takkan mencoba untuk memindahkan lagi barang-barang mereka, selama mereka
tak punya kendaraan untuk memindahkannya lewat jalan besar. Dimana pun peti-peti
itu berada, rasanya tak akan dipindahkan sebelum jalan bebas dari salju. Kalau
jalan sudah bersih dari salju, pasti mereka akan segera berusaha
memindahkannya." "Benar," kata Pak Martin.
"Lebih baik kita kembali dulu ke Wisma Dok-dorodok-dok. Hari
1 OR Thampir gelap. Sebentar lagi pasti kita tak bisa melihat apa-apa." Mereka
kembali menyeberangi danau. Udara kini lebih hangat di sana-sini salju mulai
mencair. Mereka telah mencapai tepi dimana rumah perahu berada. Pak Martin dan
kedua polisi itu paling depan, sementara Snubby dan Sinting berada di ekor
iring-iringan kecil itu, menyaruk-nyaruk salju di permukaan danau yang beku.
Tiba-tiba Snubby berteriak kesakitan.
"Kenapa kau"' tanya Barney, cepat berpaling.
"Kakiku terantuk sesuatu, kata Snubby, berdiri di satu kaki, memijit-mijit
kakinya yang bersepatu bot. Aduuuh, rasa sakitnya menembus sepatu botku!"
"Jangan ribut! kata Barney. Paling-paling kau hanya terantuk pada segundukan
salju! "Siapa bilang! kata Snubby kesal, langsung meraba-raba di tempat ia terantuk
tadi untuk membuktikan kata-katanya. la segera menemukan benda yang membuat
kakinya tadi terantuk. "Hei, lihat ini, Barney" serunya. Lihat Sepotong es keras, bukan
ngomong! Lihat! Tak heran begitu sakit kakiku dibuatnya!"
Tak sabar Barney kembali, mendapatkan Snubby. Dilihatnya es yang
Snubby itu. Bentuknya sangat aneh-bundar, tebalnya sama terletak
permukaan es. Heran juga Barney. Diperhatikannya es itu beberapa
R)"Bagaimana bentuknya bisa bundar begitu?" tanyanya.
salju Enak saja ditemukan datar di saat. "Sungguh aneh! Diperiksanya lagi dengan teliti Tiba-tiba ia berseru keras,
hingga Snubby sangat terkejut dibuatnya,
"Ayah Inspektur! Kembalilah kemari! Cepat!"
Snubby ternganga memperhatikan Barney. Sudah gilakah dia, melihat potongan es
seperti itu saja heran" Sinting berlari-lari berputar, menyalaknyalak hebat. Pak
Martin dan kedua orang polisi itu heran, segera mendekat.
"Ada apa?" tanya Pak Inspektur.
"Kau menemukan sesuatu?"
"Ya, keping es ini, kata Barney. Lihatlah, begitu bundar, dan begitu besar. Aku
yakin ini adalah lapisan permukaan danau yang digergaji orang kemudian diambil
untuk membuat lubang di permukaan itu."
"Ah, sungguh tajam matamu," kata Pak Inspektur. Ia pun memeriksa keping besar es
itu. "Memang. Sangat bundar. Sungguh menarikl Sayang harimulai gelap. Beginisaja,
kalian bisa lari ke rumah. Anak-anak" Bawalah senter dan beberapa sekop. Kita
singkirkan salju di sekitar tempat ini. Kita cari, dari mana keping es ini
digergaji." Penuh semangat dan sangat ribut keempat anak itu berlari pulang, menyambar semua
senter, semua sekop, dan berlari lagi ke danau, hampir tanpa menjawab pertanyaan
Nyonya Tickle. Segera juga daerah tempat Snubbyterantuk tadi diterangi oleh banyak sekali
senter. Dan sekopsekop mulai bekerja dengan cepat menyingkirkan salju yang ada.
"Hati-hati!" kata Roger.
"Jangan-jangan kita terperosok ke dalam lubang tempat potongan es ini
digergaji." "Tak usah khawatir. Air di bawahnya pastisudah beku lagi, saat ini," kata Pak
Martin. Lima menit kemudian terdengar Barney berseru,
"Lihat! Tempat itu kutemukanl Lihatlah kemari!"
Mereka semua mendatanginya. Dalam cahaya senter terlihat jelas garis melingkar
di permukaan es, menunjukkan tempat itu pernah dilubangi dan kemudian airnya
membeku lagi. 'Sepertitutup selokan di pinggir jalan saja," kata Diana.
"Astaga, apakah. apakah orang-orang itu telah memasukkan peti-peti tersebut ke
dalam danau, lewat lubang ini, karena mereka tahu bahwa lapisan esakan terbentuk
lagi serta menutupinya?"
"Agaknya begitulah," kata Pak Inspektur, nenperhatikan lingkaran di es itu.
"Sungguh cerdik tan dan Jim itu."
"Apa yang akan kita lakukan, Pak?" tanya Pak Sersan.
"Hari telah gelap."
"Kukira bisa kita tinggal sampai besok pagi saja," kata Pak Inspektur kemudian.
"Orang-orang itu tak mungkin mengambil peti-peti mereka sebelum cuaca
memungkinkan pemindahannya. Besok pagi kita akan kemari, dan menggergajies di
tempat ini, menyelidiki bagian dalamnya."
TDAT R)Semua sedikit kecewa mendengar hal itu.
"Rasanya aku takkan bisa tidur memikirkan peti-peti itu di sini, Pak," kata
Snubby. "Kukira kita bisa melakukannya sekarang. Bisa kuambilka gergaji dan banyak
sekali lilin." "Tolol, lilin-lilin itu pasti langsung padam kena angin," kata Roger. Pak
Inspektur bahkan tidak menanggapi usul Snubby. Ia telah berjalan menuju Wisma
Dok-dorodok-dok. Tak seorang pun yang memperhatikan Snubby, yang berjalan
terpincangpincang dan sangat kesal. Kalau saja ia tidak terantuk pada es itu,
tak seorang pun bisa menemukan tempat penyembunyian yang sangat rapi itu.
Mestinya orang-orang itu paling sedikit menghiburnya, karena kakinya begitu
sakit. Nyonya Tickle juga tercengang ketika mendengar laporan mereka.
"Hampir tak bisa dipercaya, membuat lubang di es dan menjatuhkan peti-peti itu
ke air!" katanya. "Orang-orang itu sungguh cerdas. Mengetuk-ngetuk pintu di malam hari, menjadi
manusia salju. Aku hanya bisa merasa aman bila mereka sudah Anda tangkap, Pak
Inspektur." "Begitu juga aku," kata Pak Inspektur.
"Aku akan sangat lega bila hal ituterjadi.Tentu saja kita belum bisa merasa
pasti bahwa peti-peti itu akan kita temukan di dalam danau itu, atau apakah
betul peti-peti itu isinya seperti yang kami curigai. Tetapi aku sangat
berharap, ya, ada harapan besir kecurigaan kami terbukti." RT"Bayangkan, kita
harus menunggu semalam penuh untuk membuktikan hal itu, keluh Snubby.
"Sinting, bagaimana kalau tengah malam nanti kita menyelinap keluar dan
mengadakan penyelidikan sendiri" Setujukah?" Sinting tentu saja selalu setuju
dengan rencana Snubby. Tetapi Pak Inspektur tentu saja tidak.
"Tak seorang pun boleh mendekati tempat itu lagi sebelum aku dan Pak Sersan
menyelidikinya besok pagi, katanya.
"Malam ini kita semua harus beristirahat, sambil berharap agar besok kita lebih
beruntung." Dan ternyata malam itu cukup menyenangkan, sebab Pak Inspektur punya
segudang cerita yang menarik tentang pengalamannya di bidang kepolisian. Snubby
sampai ternganga mendengarkan bagaimana cara polisi menanggulangi berbagai macam
kejahatan. "Wah," kata Snubby setelah sekian lama menahan napas mendengar bagaimana polisi
menjebak seorang mata-mata yang sangat cerdik,
"aku takkan pernah berbuat sesuatu yang melanggar hukum. tak akan pernah!
Rasanya berhadapan dengan orang-orang seperti Anda, Pak Inspektur, tak akan ada
yang bisa menang! Kupikirlebih baik kalau aku dewasa kelak, akuakan jadi polisi
saja. Sinting pasti merupakan pencari jejak yang terbaik nanti, mengikuti jejak
penjahat macam apa pun." 'la baru saja berhasil mencari jejak sikat Nyonya
Tickle," kata Diana.
"Lihat, ia membawa sika,perapian lagi. Sinting, apakah kau tak punya kegemaran
lain di dunia ini kecuali sikat dan sapu?"
Sinting menaruh sikat itu di depan kaki Snubby, seolah-olah ia baru saja memberi
majikannya sebuah hadiah yang cukup berharga. Snubby mengerutkan kening.
"Tolol Baru saja aku memuji-muji kau di hadapan Pak Inspektur, dan kau berbuat
sesuatu setololini! Kembalikan cepat, dan minta maaf pada Nyonya Tickle! Cepat!
Sebelum Miranda merebutnya!"
Pak Martin tertawa. Snubby selalu membuatnya geli
"Sudah waktunya kalian tidur," katanya kemudian.
"Ingat, besok kita mungkin harus bekerja keras lagi."
Bab 24 AKHIRINYA Esok harinya Snubby yang pertama kali bangun, dengan Sinting berlarian terus
disekeliling kakinya. Beberapa saat setelah ia turun, baru muncul Nyonya Tickle.
Wanita itu tercengang melihat Snubby telah menyalakan api di dapur.
"Aku tak bisa tidur, kata Snubby,
"Entah bagaimana Pak Inspektur itu bisa tidur begitu nyenyak, jam segini belum
juga bangun. Bukankah tugasnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini segera
mungkin?" "Kau terlalu," kata Nyonya Tickle. "Sudahlah. biarkan api itu. Kau membuatnya
kotor sepuluh kali lipat dari biasanya. Bangunkan saja yang lain, sebab waktu
makan pagi akan lebih awal dari biasanya."
"Syukurlah," kata Snubby, dan ia pun berlari kembali ke lantai atas. l
Sarapan pagi itu terasa sangat membuangbuang waktu bagi keempat anak tersebut.
Bahkan Snubby yang biasanya paling banyak makan kini begitu ingin segera
meninggalkan meja makan. 205Akhirnya rombongan kecil itu pun berangkat, dengan perlengkapan dua gergaji,
beberapa gulung tali kuat. Miranda duduk di bahu Barney. Dan Sinting mendapatkan
bahwa kini salju telah mulai mencair di permukaan danau, sehingga permukaan
tersebut menjadi sangat licin kembali. Setiap kali ia terpeleset dan terjatuh
tak keruan arahnya. Mereka sampai ke tempat kemarin mereka melihat lingkaran bekas es terpotong di
permukaandanau itu. Dekat tempatitu masih terlihat keping es bundar yang membuat
kaki Snubby kesakitan. Pak Inspektur mengangguk pada Pak Sersan yang kemudian
berlutut untuk memasukkan ujung gergaji besar ke dalam es.
Tak begitu mudah memang. Tetapi dengan mengarahkan tenaga dan setelah terengahengah beberapa lamanya, akhirnya Pak Sersan berhasil juga membuat gergaji itu
bekerja di permukaan es tersebut. Akhirnya terbentuklah sebuah lingkaran baru di
es. Pak Sersan menyelipkan sebatang linggis di bekas gergajiannya, dan
mengungkitnya kuat-kuat. Terangkatlah sekeping besar es berbentuk bundar, yang
kemudian diletakkan disamping yang pertama. Semua mencoba melihat ke dalam air
di bawah lubang es itu. "Tak terlihat apa-apa," kata Pak Sersan, yang kepalanya hampir terkena air.
Tetapitunggu. ya. ada sesuatu di bawah itu. Mungkin bisa kucapai, Pak!" ia
melapor pada Pak Inspektur.Pak Sersan mengulurkan tangannya ke dalam air yang
sangat dingin itu. Meraba-raba. Tangannya menyentuh seutas tali, cepat
ditangkapnya dan ditariknya ke atas.
"Agaknya dikatkan pada sesuatu dibawah sana, Pak," ia berkata pada atasannya.
"Kurasa kita harus menariknya kuat-kuat."
"Ikatkan tali itu pada tali kita. Lipatkan dua kalitali kita, agar cukup kuat,
kata Pak Inspektur. "Nak, jangan dekat-dekat ke lubang. bisa jatuh ke dalam, kau." Snubby mundur
dengan kecewa. Pak sersan menyambung tali yang ditemukannya di bawah air dengan
tali yang dibawanya dari rumah. Kemudian dibantu oleh Pak Inspektur, ia mulai
menarik tali tersebut. "Ada sesuatu yang naik," kata Pak Sersan, terengah-engah tetapi gembira.
"Awas. hati-hati. ayo, siapa lagi mau membantul ini berat sekali!" Tepi sebuah
peti muncul di permukaan air. Dan dengan bantuan semua yang ada, muncullah peti
tersebut ke permukaan es, ditarik hingga ke luar sepenuhnya. Pak Sersan
merobohkan diri kelelahan, membuat Sinting begitu riang. Semua memperhatikan
peti itu "Ya," kata Snubby,
"peti itulah salah satu peti yang dikeluarkan oleh orang-orang itu dari gudang
bawah tanah. Horeeee!"
"Bolehkah kubuka sekarang, Pak?" tanya Pak Sersan, hati-hati bangkit. Pak
Inspektur mengangguk. Pak Sersan mengeluarkan suatu kumpulan
R)alat-alat yang begitu mempesonakan dari dalam tas kulit yang dibawanya. Betapa
inginnya Snubby memiliki alat-alat selengkap itu Dengan menggunakan beberapa
alat tadi secara sangat hati-hati, akhirnya berhasilah Pak Sersan membuka
petitu. Agaknya petitu memang kedap air. Bagian dalamnya sama sekali kering dan
anak-anak semakin tercengang melihat apa yang ada di dalamnya.
"Senjata! seru Snubby Waduh! Lihat Betapa mengkilapnya senjata-senjata itu! Pak
Sersan dan Pak Inspektur saling pandang. dan mengangguk Ya, memang inilah yang
mereka harapkan. Pak Martin juga mengangguk
"Bagus sekali. katanya. Mudah-mudahan masih lengkap. Ini adalah senjata-senjata
yang dicuri oleh beberapa orang penjahat dari gudang senjata tentara. Mungkin
akan diselundupkan ke luar negeri, dijual pada suatu negara.
"Wah, Nyonya Ticklepasti sama sekali tak setuju kalau dapurnya menjadi tempat
penyembunyian begitu banyak senjata," kata Snubby. Ia pasti sangat ketakutan.
Apakah kita akan mengeluarkan semuanya" Lihat. ada tali dari peti ini ke bawah
air. Mungkin terikat pada peti yang lain. Mungkin peti-peti itu diikatkan
menjadi satu." "Wah, banyak omong benar kau ini, kata Barney yang ingin menangkap setiap patah
kata yang diucapkan oleh kedua polisi dan ayahnya itu. Ini perkara serius.
perkara pengkhianatan terhadap negara!
LatPengkhianatan! Tiba-tiba terpikir olehnya tentang dongeng yang ada mengenai
Wisma Dok-dorodok-dok itu. Ya, menurut dongeng, bila di rumah kuno itu terdapat
seorang pengkhianat, maka suatu malam di pintu akan terdengar suatu ketukan
keras, tanpa ada yang mengetuknya. Dan ternyata benar. ketukan itu berbunyi pada
saat di rumah tersebut terdapat seorang pengkhianat - dibunyikan sendiri oleh
pengkhianat itu! Barney memutuskan untuk menceritakan peristiwa kebetulan itu
pada yang lain, bila mereka nanti sudah sendiri. Sungguh aneh!
"Ambilah tobogganmu, Nak," kata Pak Inspektur.
"Kita bawa peti lainnya, kita harus menunggu sampai aku bisa mengirim beberapa
petugas kemari. Mungkin isinya sama dengan yang ini."
Snubby berlari pulang, dan segera muncul lagi dengan toboggannya. Mereka
bersama-sama mengangkat peti itu, menaikkannya ke dalam toboggan. Snubby dan
Roger menyeretnya di atas permukaan es yang begitu licin. Sungguh sebatu
penemuan besar! "Bagaimana dengan peti-peti lainnya, Pak?" tanya Snubby.
"Bagaimana kalau orang-orang itu datang dan mengambil peti mereka?"
"Mereka tak akan datang sebelum salju reda," kata Pak Inspektur.
"Mereka tak akan datang sebelum bisa membawa truk ke tempat ini, serta beberapa
orang untuk membantu mereka mengangkat peti-peti itu ke atas truk"
n-Yan R)| Tetapi apakah Andatakakan menaruh seorang
penjaga di tempat itu, Pak?" tanya Snubby lagi.
"Siapa tahu mereka datang juga." Truk pertama yang memasuki desa inilah yang
patut diawasi, kata Pak Inspektur, dengan sabar melayani Snubby. Dan sebelum kau
berpendapat bahwa polisi tak tahu apa yang dikerjakannya, aku berjanji padamu
bahwa begitu truk itu dimuati senjata-senjata ini, begitu ia meninggalkan tempat
ini, maka ia akan langsung ditahan serta dibawa ke kantor polisi terdekat
digeledah dan diperiksa dengan teliti. Apakah kau setuju dengan rencana kami
ini, NakPT "Oh, aku tahu Anda cukup ahli. Snubby kemalu-maluan.
"Aku hanya berpikir. yah, bisa saja kan diam-diam orang-orang itu datang, |
mengambil peti-peti itu dan." | Tetapi apakah kau keberatan bila orang-orang itu
sendirilah yang mengeluarkan peti-peti tersebut dari dalam air, mereka sendiri
yang menaikkannya ke atas truk, dan mereka sendiri yang kemudian membawa truk
itu ke kantor polisiP tanya Pak Inspektur.
"Atau mungkin kau ingin mengeluarkan peti-peti tersebut sendiri?"
"Oh, tidak. aku hanya. hanya. Snubby tak tahu harus berkata apa, ditertawai oleh
Pak Inspektur yang tegap itu. Sehabis makan siang, Pak Inspektur, Pak Sersan,
dan peti berisi senjata itu meninggalkan tempat tersebut dengan helikopter
mereka. Anak-anak cukup menyayangkan juga kepergian mereka,
210 KTsebab itu berarti persoalan yang mereka hadapi berakhir, tak akan
menegangkan lagi. Mereka melambai-lambaikan tangan sampai helikopter itu lenyap
di langit
Komplotan Pencuri Senjata Karya Enid Blyton di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ayah, apakah Ayah akan tinggal terus bersama kami?" tanya Barney, gembira
karena ayahnya berada bersama mereka.
"Ya, kukira terpaksa begitu," kata Pak Martin,
"kalau kalian tak keberatan, tentunya."
"Oh, tidak," kata Diana yang sangat menyukai ayah Barney itu.
"Kami senang Anda bersama kami. Sayang salju telah habis, kita tak bisa main
toboggan dan perang salju lagi. Tapi kita masih bisa main skat."
"Ya, ayahku bisa main skat dengan sangat indah," kata Barney sangat bangga,
seperti biasanya bila ia bicara tentang ayahnya.
"Apakah Dick tidak akan datangP Dia belum sembuh?" Barney bicara tentang saudara
sepupunya. "la sudah sembuh, tetapitakada tempat baginya di helikopter itu, jadi yang
datang hanya aku," kata Pak Martin.
"Jadi kalian terpaksa berada di sini hanya dengan aku."
"Bagus, bagus sekali," kata Barney,
"Entah apakah kita masih di sini waktu orang-orang itu datang untuk mengambil
barang curian mereka. Mudah-mudahan kita bisa mengalami penangkapan mereka oleh
polisi." "Ya, mudah-mudahan begitu, agar pengalaman kalian dalam memecahkan persoalan ini
betulbetul tuntas." Pak Martin tersenyum.
"Heran juga. 211 R)Kalian datang kemari untuk menikmati olahraga musim dingin tepat pada saat
orang-orang itu menyembunyikan senjata curian mereka di gudang bawah tanah.
Mereka pasti sangat terkejut melihat cahaya dari lampu kalian."
"Sesungguhnya Snubby-lah yang berhasil memecahkan persoalan peristiwa ini," kata
Diana, berbaik hati pada Snubby.
"Kalau saja bukan karena dia, sudah pasti peristiwa ini tak akan terselesaikan."
"Kau benar," kata Snubby bersemangat
"Akulah yang mendengar suara-suara di malam hari itu, akulah yang turun untuk
menyelidikinya dan menemukan peti-peti itu."
"Aku yakin Sinting-lah yang paling berjasa. Pasti si Sinting yang membangunkan
Snubby, kata Roger. "Dan jangan lupa, Snubby begitu hebat sehingga dia bisa tertawan oleh orangorang itu. dengan bantuannya sendiri!"
"Tetapi Snubby yang berhasil membuat kakinya terantuk pada kepingan es yang
membuka rahasia tempat penyembunyian peti-peti itu, bela Diana.
"Ya, dan Snubby juga yang menemukan bungkus rokok yang masih banyak isinya itu."
"Baiklah, kukira kita harus mengakui, Snubby yang berhasil memecahkan persoalan
di Wisma Dok-dorodok-dok ini," kata Pak Martin, menyela, tersenyum pada wajah
Snubby yang berseri-seri.
"Ia harus mendapat suatu hadiah. Apa yang kauinginkan, Snubby?"
nya R)| "Ya.ada sesuatu yang sangat ingin kulakukan. bolehkah kiranya?" tanya Snubby
segera. Tergantung. apa itu?" tanya Pak Martin hati-hati.
"Aku ingin sekali mengangkat pengetuk pintu kepala singa itu, serta
mengetukkannya keraskeras di pintu, kata Snubby.
"Begitu keras, seperti yang dilakukan Tuan Tak Ada Orang di malam itu.
Anda pasti akan kagum pada suaranya, Pak Martin."
"Tolol!" kata Barney.
"Biarlah ia melakukannya, Yah. Ia tak akan merasa senang sebelum keinginannya
itu terlaksana. Hal-hal yang kecil selalu memuaskan orang-orang kecil, begitulah
kata peribahasa." "Siapabilang kecil. pengetuk pintu itu SANGAT BESAR!" kata Snubby bersikeras.
"Ayo, Sinting mari menikmati kerasnya ketukan itu!"
"Tunggu. Beritahukan dulu pada Nyonya Tickle tentang maksudmu itu. Kalau tidak,
bisa pingsan dia," kata Diana.
"Dan Barney, pegang erat-erat Miranda. Lihat, dia main kartu lagi di atas
perapian itu." Snubby pergi ke pintu depan membukanya. Sinting terus mengikutinya.
"Sinting," kata Snubby berwibawa.
"Aku, dan aku sendirilah yang berhasil memecahkan rahasia di Wisma Dok-dorodokdok ini. Dan kita akan mengatakan ke seluruh dunia tentang hal itu. Bersiaplah!"
213 R)Ia mengangkat pengetuk pintu besar itu dengan kedua tangannya, dan keraskeras dipukulnya ke pintu.
DOK-DORODOK-DOK DOK-DORODOKDOK DOK-DORODOK-DOK.
Baiklah Snubby Kami telah mendengar pengumumanmu. Kini pergilah. duduk, dan
jangan bersuara lagi! TAMAT Beautiful Soul 2 Angrek Tengah Malam Seri Pendekar Harum Karya Khu Lung Misteri Boneka Gayung 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama