Ceritasilat Novel Online

Naga Merah 1

Naga Merah Karya Khu Lung Bagian 1


Ini adalah sebuah benda, benda apakah itu " mengapa sampai perlu dilukiskan benda semacam tusuk kunde ini disini " sudah tentu ada sebab dan latar belakangnya sendiri.
Bagaimana " marilah, ikuti penjelasannya di bawah ini.
Memang betul ia adalah sebuah tusuk konde yang terbuat dari batu giok hijau yang ditengah tengahnya ada terukir seekor naga dalam bentuk yang sangat indah, benda semacam ini umumnya digunakan oleh kaum wanita sebagai penghias sanggul diatas kepala, tapi di sini benda tersebut menduduki tempat agak istimewa.
Tusuk konde ini merupakan suatu alamat buruk orang orang yang menerimanya, suatu benda yang menyimpan banyak rahasia dan sungguh menyeramkan!.
orang pertama yang mendapat tusuk konde itu lewat tiga hari lantas menghilang secara misterius....
orang kedua yang kedatangan tusuk konde ini juga lantas lenyap secara gaib....
orang ketiga yang menerima perhiasaan sanggul ini, demikian juga nasibnya, hilang tanpa jejakm manusia ke empat, kelima , ..dan seterusnya sama juga nasibnya.
Dalam jangka waktu tiga kali dua puluh empat jam, satu demi satu orang yang rumahnya kedatangan tusuk konde ini tidak bisa tidak pasti hilang atau sedikit sedikitnya diketemukan sudah tidak bernyawa.
Maka dari untuk selanjutnya tusuk konde ini \\ jiga disebut "Tanda maut .
Benda maut yang menakutkan dan menggenggam banyak rahasia ini telah muncul berselang kali dalam dunia kang"zsouw sampai lima belas kali.
Dan selama itu sudah tentu ada lima belas orang, baik dan orang kuat dari golongan hitam maupun orang gagah dari golongan putih ( bersih ) sudah menjadi korban perbuatan ganas si pemilik benda maut.
Tidak ada seorangpun tahu benda maut berukiran Naga Merah ini ada lambang apa atau tanda kematian dari siapa.
Akan tetapi siapapun sudah tau bahwa tusuk konde Naga Merah ini adalah barang yang mendatangkan kematian bagi siapapun yang menerimanya.
Maka tusuk konde batu giok yang menyeramkan dan mengandaung banyak rahasia ini akhirnya telah menarik perhatian banyak orang orang ri mba persilatan Siapa lagi berikut yang akan mendapatkan giliriran menerima " benda maut " ini untuk ke enam belas kalinya " Apakah tusuk konde itu akan muncul lagi atau tidak, bukan saja menjadi soal yang sangat menarik perhatian banyak orang orang tingkatan muda yang berupaya berkecimpung dalam rimba persilatan bahkan merupakan tanda tanya besar yang menyeramkan pula bagi kang"zsouw kawakan.
Tidak seorangpun yang dapat menyakinkan juga tidak ada orang yang berani meramalkan tusuk konde Naga Merah yang membawa bencana maut ini akan muncul lagi atau tidak.
Pada umumnya orang orang dunia kang-zsouw percaya bahwa tusuk konde celaka itu akan muncul lagi.
Soalnya hanya tergantung pada sang waktu yang menentukan segala sesuatunya.
Selama itu hari hari dilewatkan oleh orang orang rimba persilatan dengan perasaan khawatir dan seram.
Beberapa hari kemudian . . . . .. Peristiwa menyeramkan yang selama itu di tunggu tunggu akhirnya muncul juga.
Tusuk konde Naga Merah untuk ke enambelas kalinya muncul lagi di dunia kang"zsouw.
Seluruh rimba persilatan gempar.....
Benda maut itu kini terjatuh dalam tangannya seorang iblis kenamaan dalam dunia kang-zsouw uang benama Lie Kie.
orang she Lie ini terkenal dengan julukannya Kiong hay it Mo ( iblis dari lautan teduh ).
Munculnya tusuk konde Naga Merah ke enambelas kalinya ini yang mengarah Kiong hay It Mo benar-benar sangat mengejutkan dan menggemparkan Seluruh rimba persilatan.
Banyak orang terkemuka dari rimba persilatan pada berbondong bondong menuju ke suatu lembah di bawah gunung Kui hoa san, yang tempat kediamannya Kui hay It Mo yang sedang diancam jiwanya oleh pemilik tusuk konde maut.
orang orang rimba persilatan yang lagi menuju ke lembah tempat kediaman Kiong hay it mo dengan maksud menyaksikan wajahnya si pemilik kunde maut yang telah banyak menerbitkan peristiwa peristiwa menggemparkan selama ini, mereka sangat ingin mengetahui siapa adanya orang yang memegang peranan itu.
Lembah sempit di bawah kaki gunung kiong hoa san dalam jangka waktu satu malam saja sudah dipenuhi sesak dikunjungi banyak orang orang kuat dari berbagai pelbagai penjuru.
suatu malam yang sunyi.....
Suasana dalam lembah tersebut tampak sunyi senyap...
Santarnya angin gunung membuat hawa di lembah itu makin dingin.
Tempat yang berbahaya dan strategis letaknya di lembah tersebut.
Dalam waktu sekejappun telah berubah menjadi lautan manusia.
Ini adalah suatu hal yang boleh dan perlu di catat dalam buku.
orang orang itu pada sangat ingin mengetahui bagimana macamnya orang aneh yang selalu mengarah mangsanya setelah memberi pertandaan benda maut penagih jiwa itu lebih dulu, Selain daripada itu orang orang yang datang kelembah tersebut juga sangat ingin mengetahui dengan cara bagaimana iblis kenamaan seperti Kiong hay It mo itu saat menghadapi siorang misterius.
Daerah seputar beberapa lie dari lembah tersebut keadaannya memang sangat strategis dan berbahaya.
Disitu kecuali batu bata gunung yang runcing runcing dan tumbuh nya pepohonan lebat yang lebih lebih mempengaruhi letak tempat itu, hanya ada sebuah jalan kecil yang berliku liku untuk menghubungkan daerah tersebut dengan luaran.
Pada, malam sunyi itu kita lihat ada banyak bayangan manusia bergerak menuju ke lembah melalui jalanan sempit satu satunya yang barusan di sebut.
Bayangan bayangan itu adalah orang orang rimba persilatan yang ingin menyaksikan pertempuran di lembah tersebut.
sekarang kita masuk lebih jauh....
Disebelah kiri dalam lembah ada berdiri dengan megahnya sebuah bangunan rumah.
Gedung ini adalah ruah tempat kediaman iblis kenamaan Kiong hay It mo yang sedang diincar oleh pemilik tusuk konde batu giok Naga Merah.
Sinar lampu dari dalam rumah nampak menembus keluar melalui celah celah data dan ranting ranting pohon yang terdapat di serambi depan rumah tersebut.
Dimalam sesunyi itu sinar lampu disitu ada merupakan satu satunya penerangan dialam pegunungan yang gelap gulita.
Disamping itu dibalik banyak pohon pohon lebar dekat rumah itu tampak ada beberapa puluh pasang mata mencorong keluar dari dalam rimba tak jauh dari tempat kediaman Kiong hay it mo.
orang orang pandai dari rimba persilatan yang pada menyembunyikan diri di tempat gelap itu.
Kecuali semuanya sudah memusatkan seluruh perhatian kedalam rumah yang besar itu rata rata tak berani menarik napas.
Mereka pada menahan napas.
Sang waktu sedetik demi sedetik berlalu dan suasana makin tegang.
Malam makin larut.... Pada saat itu dari ujung jalanan kecil yang dapat menuju ke lembah tersebut terlihat bayangan seseorang dengan kecepatan kilat sedang berlari lari ke dalam lembah.
Gerakan bayangan itu gesit sekali dalam waktu sekejap saja iapun sudah sampai ke dasar lembah.
orang orang rimba persilatan yang bersembunyi di tempat gelap semua pada terkejut, mereka rata rata pada mengira bahwa bahyangan itu adalah orang yang menjadi pemilik tusuk konde pembawa kabar maut yang sedang mereka nanti nantikan.
Selagi hati orang orang diliputi rasa keragu raguan bayangan orang itu sudah masuk ke dalam.lembah, sesaat ia merandek matanya tampak berputaran mengawasi keadaan sekitar lembah.
Kemudian dari mulutnya keluar suara ketawa yang menyeramkan.
Baru saja orang ini mau bergerak lagi mendadak terdengar suara satu orang menegur "Apa yang datang Yan san it-hiong ?".
Bayangan hitam itu tampak terkejut ketika secara tiba tiba terdengar suara teguran.
Ketika kepalanya didongakkan ia melihat di suatu tempat kira kira tiga tombak dari tempatnya berdiri ketika ada sesosok bayangan hitam.
Selekas matanya melihat orang begitu cepat pula mulutnya mendehem, setelah itu terdengar suaranya orang itu berkata : "Benar, Lohu adalah Yan san it"hiong " Bayangan hitam yang berdiri terpisah saja jarak tiga tombak dari padanya itu lalu berkata pula sambil perdengarkan suara tertawanya, "Sungguh tidak nyana Yan san it-hiong juga mempunyai kegembiraan melakukan perjalanan datang dari tempat ribuan lie jauhnya melulu II buat untuk menyaksikan keramaian malam ini disini....
. Perkataan yang keluar dari mulut bayangan hitam itu belum lagi ditutup Yan san it-hiong sudah bergerak, dengan kecepatan bagaikan kilat tubuhnya melesat kearah dimana bayangan hitam yang dilihatnya tadi berada.
Yan san It hiong yang merupakan salah satu jago orang kuat dalam dunia kang"zsouw, begitu bergerak dalam jangka waktu sekelejapan saja sudah berdiri di depan bayangan hitam tersebut.
Semua orang yang sedang sembunyi ditempat kegelapan pada terkejut dan terheran heran melihat kejadian secara tiba tiba itu.
Yan san It hiong tidak asing lagi bagi mereka, karena ia adalah salah satu dari orang kosen dalam kalangan kang"zsouw, tidak demikian halnya dengan bayangan hitam.
Mereka agaknya belum pernah kenal sama sekali.
Mungkinkah bayangan hitam tadi adalah itu orang aneh yang menjadi pemiliknya tusuk konde maut " Demikianlah umumnya orang rata rata pada berpikir dalam hati kecilnya masing masing.
Angin gunung meniup semakin kencang beradunya daun daun rontok didalam lembah pada menimbulkan suara bergesekan yang cukup nyaring membuat Suasana dalam lembah semakin tegang saja.
Semua mata ditujukan kearah Yan san It hiong, dan bayangan hitam.
Oleh karena udara gelap ditambah lagi jarak terpisahnya mereka dengan kedua orang itu sangat jauh, maka tidaklah dapat mereka lihat bagaimana roman mukanya si bayangan hitam itu.
Ketika Yan san It hiong sudah berada di dekatnya si bayangan hitam lalu terdengar suara berkata :" Lotee, perlu apa kau begitu gelisah, aku toh bukan itu orang yang bisaa menggunakan tusuk konde Naga Merah itu".
Takkala Yan san It hiong menegasi, bukan main kagetnya ia tapi sebentar kemudian sikapnya kembali tenang karena dari suaranya saja ia agaknya dapat mengenali orang itu siapa adanya.
Maka buru buru ia maju lagi menghampiri sambil tertawa tergelak gelak ..
"Ha.ha.ham kiranya adalah kau si setan keluyuran diwaktu tengah malam Ha ha ha mkau juga sudah ada di sini ?" Bayangan hitam itu menggenakan pakaian warna abu abu wajahnya tertutup kedok berbentuk kalong.
Ia adalah pendekar kenamaan dari rimba persilatan yang oleh orang kang"zsouw dijuluki pian hok hiap atau Pendekar Kalong.
Dalam tempat dan waktu dan demikian Yan san It hiong hatinya diam diam tercekat orang ini pada dua puluh tahun yang lalu sudah hilang dari dunia kang-zsouw, kenapa sekarang dia bisa muncul lagi justru di tempat ini " demikian pikirnya dalam hati.
Pendekar Kalong tersenyu dan kemudian bekata : "Yan san It hiong lotee setelah perpisahan selama dua puluh tahun lamanya sungguh tidak nyana berkumpul lagi disini, Agaknya memang bener kata pepatah, manusia kalo masih bernafas dimana saja bisa saling berjumpa," "Eh loko, apa kau juga mau ikut menyaksikan keramaian halnya tusuk konde " " "Mengapa tidak " aku justru datang jauh jauh sengaja untuk menontonnya" "Loko dalam dunia kang"zsouw mendapat nama julukan kalong dan setan gentayangan tengah malam apa loko tahu siapa yang mengirim tusuk konde Naga Merah itu?" Pendekar Kalong tampak mengerjitkan keningnya.
Lama baru ia bisa menjawab pertanyaan orang "Lotee" katanya, "tusuk konde Naga Merah ini sudah lima belas kali muncul dan 15 orang kuat juga sudah lenyap betul betul hebat kepandaiannya sampai tidak ada satupun orang yang tau dia siapa.
Baru sebegitu saja dunia sudah di bikin gempar olehnya agaknya pemilik tusuk konde itu memang sengaja hendak menggulung dan membasmi habis orang orang kuat dari rimba persilatan".
Ia lalu mengawasi Yan san It hiong sejenak lalu berkata pula, "Ka1au dugaan ku tidak meleset, orang yang mengirim tusuk konde itu tentu Naga Merah sendiri." "Apa?" seru Yan san It hiong, ia rupanya kaget benar benar wajahnya berubah seketika, badannya menggigil macam orang kedinginan, lama sekali Yan san It hiong baru bisa membuka mulut lagi bertanya : " Apa Naga Merah yang sudah kesohor namanya sejak pada tiga puluh tahun yang lalu ?", "Itu cuman dugaanku saja lotee, kau ingatkah dulu pada 30 tahun yang lalu Naga Merah salah satu dari bulim samcu pada setiap kali munculnya tidak pernah ketingggalan tusuk konde berukiran Naga Merah itu " kalau betul adalah dia yang muncul lagi dalam dunia kang"zsouw ada lebih hebat lagi rasanya bahaya yang akan kita alami." Bukan kepalang kagetnya Yan san It hiong sampai ia bertanya: "Loko tiga puluh tahun yang lampau, pada saat di adakan pertandingan pedang di gunung bong san, hiat im cu, pek lek cu dan hiat liong cu ( yang terakhir di sebut sebagai Naga Merah ) itu ketiga samcu kabarnya sudah menghilang dari dunia kang-zsouw, malah sudah ramai orang menyiarkan berita bahwa Naga Merah sudah binasa.
Apa mungkin sekarang ini dia juga ?"
Selagi Pendekar Kalong hendak menjawab dari dalam lembah tiba tiba terdengar suara dari dalam lembah tiba tiba suara geraman hebat seperti suara raungan setan penasaran.
Suara seperti setan itu diwaktu malam sunyi dan seram di dalam lembah kedengaran makin menyeramkan.
Orang orang rimba persilatan yang bersembunyi di tempat gelap wajahnya pada berubah seketika.
Pendekar Kalong dan Yan san It hiong juga tidak luput dari perasaan yang mereka alami.
Pendekar Kalong berkata, "kalo dugaaanku tidak salah Naga Merah mungkin sudah masuk kedalam lembah, malam ini rupanya akan menyaksikan satu keramaian luar bisa yang tidak mungkin dapat kita lupakan selama lamanya.
Saat ini pek lek cu salah satu dari bulim samcu juga sudah berada disini".
Selagi Yan san It hiong hendak membuka mulut, Pendekar Kalong sudah melanjutkan lagi bicaranya "apalagi ketua dari tiga partai besar yang masing masing dengan membawa beberapa anak buahnya sudah pada datang kemari semua, aduh seru deh !" "Ketua dari tiga partai besar itu apa juga ingin menyaksikan peristiwa tusuk konde berdarah kali ini ?" "mungkin masih ada maksud lain, mari kita jalan nanti ketinggalan bisa berabeh nih".
Berkata sampai di sini Pendekar Kalong lantas enjot tubuhnya sebentar sudah melesat ke depan mendekat rumah salah satunya dalam lembah itu.
Yan san It hiong masih dalam keadaan keheranan juga menggerakkan badannya mengikut di belakang Pendekar Kalong.
Keadaan dalam lembah kembali sunyi kembali setelah seperti raungan setan tadi berhenti.
Susana kembali tegang dan menyeramkan.
Saat itu Yan san It hiong dan Pendekar Kalong sudah sampai di dalam rimba lebat yang terpisah sejarak kira kira lima tombak jauhnya dari tempat kediamanan Kiong hay it mo.
Ketika mata merka ditujukan kearah gedung iblis dari lautan teduh tersebut di situ kelihatan sudah banyak di pasang lampu lampu obor hingga cuaca sekitarnya tampak terang benderang.
Suasana tegang benar benar membikin dak dik duk perasaan setiap orang yang berada di dalam lembah, dalam keadaan demikian kecuali suara menderu derunya angin pegunungan tidak kedengaran lagi suara suara lain.
Mendadak terdengar suara raungan melengking tajam.memecah kesunyian alam gunung.
Menggema lama di sekitar lembah kali ini suara itu kedengaran semakin mendekat.
Semua orang pada mengggigil badannya pada berdiri bulu romanya tanpa mereka sendiri sadar.
Suara seperti setan belu lama sirap lampu dalam gedung Kiong hay it mo mendadak padam seluruhnya.
Sesosok bayangan manusia lalu kelihatan melesat keluar pintu gedung yang layak berdiri di bawah pagar tembok sebelah depan.
Itu adalah bayangan dari seorang tua, badannya kurus kering wajahnya tirus dan pucat.
Pasti di bawah wajah yang tirus itu tambah janggut putih yang panjang sampai hampir ke perut, roman mukanya kalau di bayangkan seluruhnya sungguh menakutkan!.
Adapun orang tua ini bukan lain dari pada si iblis kenamaan dari rimba hijau Kiong hay it mo sendiri.
Munculnya iblis dari lautan teduh ini membuat suasana makin tegang.
Pertunjukan seru yang sudah lama dinantikan banyak orang mungkin segera akan dimulai.
Kiong hay it mo berdiri sambil mengepal ngepalkan tinjunya.
Matanya menyapu keadaan sekitar ruahnya dengan sorot mata dingin.
Kemudian dari mulutnya terdengar suara ketawanya yang dapat membikin bulu roma berdiri.
Dan setelah puas tertawa iblis ini lalu berkata dengan suara lantang ( besar ) "Sahabat darimana yang telah datang kemari " silahkan masuk ke pekarangan ini aku si orang she Lie sudah lama menantikan kedatanganmu." Kata kata yang keluar dari mulut Kiong hay it mo lama baru berhenti.
Tetapi ternyata cuma merupakan satu selingan seram saja dimalam gelap dan sunyi.
Sebab begitu cepat dan suaranya berhenti, keadaan kembali sunyi senyap.
Tiada jawaban dan tidak ada reaksi apa apa.
Naga Merah yang sudah mengirim tusuk konde kerumahnya itu ternyata belum muncul.
Mendadak terdengar suara rumput berkeresekan dimalam sunyi suara itu kedengaran nyata sekali seperti tindakan kaki orang yang sedang berjalan mendatangi.
Semua orang yang berada di sekitar lembah menjadi ketakutan.
-o0~dwkz~0o- Suara berkereseknya daun dan rumputan itu kedengarannya makin dekat.
Dalam suasana gelap gulita karena padamnya penerangan lampu semua tiba tiba tampak berkelebat satu sinar putih.
Suara keresekan seperti tindakan kaki orang diatas rumput tadi sudah tak jauh didepan rumah, melewati orang orang kuat yang sedang menahan napas, kini apa yang terlihat didepan mata semua orang adalah beberapa tanda tapak kaki merah yang betul betul seperti darah.
Naga Merah yang mengirimkan tusuk konde maut akhirnya muncul juga, tanda tanda telapak kaki merah itu kalo bukan hasil perbuatannya siapa lagi yang bisa berbuat seperti itu " Dan pada saat itu suara keresekan seperti tindak kaki diatas rumput tadi juga tiba tiba sirap sama sekali.
sebagai gantinya adalah suara ketawa seseorang yang bernada tinggi menusuk telinga! Tak ubahnya seperti suara setan penasaran yang hendak menagih jiwa.
Tak lama setelah suara seram itu berhenti menyusul lagi suara lebih menakutkan yang berkata dengan nada berat : "Setan bangkotan she Lie dengar ! sebelum ajalmu sampai kau masih ada perkataan dan dengan pesan apa yang perlu di tinggalkan !" Kiong hay it mo yang mendengar perkataan tersebut bukan main gusarnya.
Wajahnya yang semula pucat kini berubah matang biru karena gusarnya.
Roman mukanya yang tadi menakutkan kini tampak lebih menyeramkan ! Selagi iblis itu hendak menjawab, sesosok tubuh manusia tiba tiba kelihatan bergerak, lari dengan kecepatan luar biasa menuju ketempat dari mana datangnya suara tadi.
Gerakan tubuh orang terakhir ini begitu cepat dan mendadaknya.
Hingga orang orang kuat yang sedang bersembunyi ditempat gelap pada dibikin terkejut semuanya! Bertepatan dengan waktu si bayangan melompat melesat tadi terdengar satu suara membentak.
"Kau cari mampus !" berbareng dengan keluarnya suara ini muncul lagi satu bayangan lain yang tiba tiba menarik kembali dirinya, si bayangan orang yang mula mula.
Semua kejadian tadi berlangsung sangat cepat semua orang yang ada disitu pada terkejut.
Ketika Yan san It hiong dan Pendekar Kalong coba coba pasang mata barulah terlihat jelas bahwa bayangan orang yang dari duluan tadi adalah seorang anak muda yang menggenakan pakaian warna abu abu yang warnanya pucat pasi.
Sikapnya pendiam dilihat dari roman mukanya ditaksir baru kira kira sembilan belas tahunan.
Ketika Yan san It hiong menunjukan matanya kearah orang yang menarik tangan pemuda berbaju abu abu tadi, hatinya mengoceh sendiri "Ha ! kanapa iblis perempuan ini juga berada disini ?" Pendekar Kalong lantas bertanya "Siapa ?" "Yao lie lu".
Pendekar Kalong agaknya masih sangat asing dengan nama Yao lie lu itu.
Maka matanya lalu ditujukan juga kearah bayangan tersebut.
Seketika hatinya tercekat.
Diam diam dia berpikir : "Sungguh cantik perempuan ini ".
Satu wajah yang cantik jelita telah berada di hadapannya, wanita cantik itu rambutnya tampak terurai diatas pundaknya, sepasang matanya yang bening jeli dihiasi oleh bibir yang kecil y ang manis menawan hati.
Senyumnya si cantik jelita yang manis menggiurkan itu seketika itu lantas membikin buyar suasana tegang lembah tersebut.
orang orang yang bersembunyi di tempat gelap saat itu juga pada membelalakan matanya.
Di tujukan kepada wajah wanita yang cantik itu.
Tidaklah demikian dengan pemuda baju abu abu tadi.
Ia seketika balikan badan berkata dengan suara gusar "Perlu apa kau menarik aku?" "Aku tidak bermaksud jahat, apa kau ingin mati ?" Pemuda itu perlihatkan ketawa aneh, ia berkata pula, masih dengan sikap gusar, "Nona dengan aku yang rendah belum kenal satu sama lain, Tapi perbuatan tadi apa tidak akan membikin merosot nama kedudukanmu ?" Perkataan itu membikin merah selebar wajah Yao lie lu.
Ia merasa jengah, kemudian wanita itu berkata sambil ketawa manis.
"Aku hendak menolong orang siapa yang berani melarang ", Sudah tentu untuk kau, aku akan turun tangan memberikan bantuan pertolongan" Sehabis berkata dengan secara paksa, gadis itu menarik tangan dari pemuda berbaju kelabu itu.
Semua orang yang berada disekitar tempat itu pada merasa terheran heran.
Pemuda baju abu abu itu mengapa mendadak lari kearah Naga Merah ketika mendengar suara pekikan seram dari mulut Naga Merah " apa sebabnya " apakah hubungannya antara ia dengan si iblis she Lie " Wanita cantik jelita Yao lie lu itu namanya sudah sangat terkenal karena keganasannya di dunia kang-zsouw.
orang yang tidak mengenalnya tentu tidak menduga dibalik paras wajahnya yang jelita itu ada tersembunyi sifat yang kejam dan ganas, entah sudah berapa banyak jumlahnya orang orang dunia kang-zsouw yang binasa di bawah tangannya.
Tetapi, apa sebabnya mendadak wanita cantik ini mencegah perbuatan pemuda baju abu abu yang rupanya hendak menjumpai Naga Merah itu " Sungguh kejadian secara mendadak ini membikin bingung hati setiap orang yang bersembunyi di sekitar lembah itu.
Pemuda baju abu abu itu ketika ditarik lengannya oleh Yao lie lu berkata pula dengan murka "Aku mau cari Naga Merah, ada hubungan apa dia dengan kau " Kalau kau berani tarik lagi awas ! aku nanti bisa mendamprat kau dengan perkataan kotor !" Yao lie lu ketika mendengar perkataan si anak muda, agaknya merasa tidak senang dalam hati, tapi tiba tiba ia perlihatkan senyunya lagi kemudian berkata lagi dengan secara sabar tidak hambar.
"Kau tidak menerima kebaikan ku ya sudahlah.." Sehabis berkata si wanita cantik itu lalu meninggalkan pemuda baju abu abu itu.
Dalam suasana yang begitu tegang mendadak di seling oleh adegan yang sungguh romantis kejadian itu siapapun tak dapat melihat dan dapat menduganya sendiri.
Yao lie lu si iblis cantik di dunia persilatan agaknya ada mempunyai hubungan apa apa dengan pemuda yang sikapnya dingin angkuh demikian mereka berpikir.
Yao lie lu muncul di kang-zsouw hanya dalam waktu beberapa bulan belakangan ini saja.
Akan tetapi kekejaman dan keganasannya tidak di bawah si Naga Merah.
Dalam jangka waktu beberapa hari saja entah sudah berapa puluh jiwa yang melayang ditangan gadis cantik ini.
Namun ia ternyata bisa ambil perhatian demikian besar terhadap dirinya pemuda yang agak angkuh sikapnya itu.
Bagaimana tidak membikin heran orang orang kang-zsouw yang mengenal akan sifatnya " Pemuda pendiam dan agak angkuh itu setelah Yao lie lu melepaskan tangannya lalu tertawa dingin, kemudian sekonyong konyong ia berjalan cepat menuju ketempat berdirinya Kiong hay it mo.
Ia hendak mencari Naga Merah apa perlunya " perbuatan pemuda yang sangat ganjil itu mau tak mau telah mengejutkan semua orang yang bersembunyi di sekitar lembah.
Pada saat itu juga terdengar suara Kiong hay it mo yang mengandung ejekan.
"Tuan sesungguhnya terlalu jumawa kau mau jiwa tuaku orang she Lie barangkali tidak gampang!" Baru habis ucapannya Kiong hay it-mo suara ketawa yang berbunyi seram itu kembali terdengar dan kali ini kedengarannya makin dekat lagi.
Setelah ketawa seram itu berhenti lalu terdengar suaranya yang dingin berkata : "Kalau begitu sekarang juga aku bisa kirim kau ke akherat", Suara tadi yang kedengarannya seperti dari tempat sejarak tiga tombak, tapi takkala suara terakhir keluar dari mulut orang seram itu, agaknya seperti sudah berada di belakang Kiong hay it-mo.
Bukan kepalang kagetnya Kiong hay itu mo dengan cepat lantas balikan badan Dibelakang dirinya entah sejak kapan sudah berdiri seorang yang sejajar badannya memakai pakaian warnah merah, begitu pula kepala serta wajahnya yang menggunakan kerudung warna merah.
Serba merah. Kiong hay it mo wajahnya pucat seketika.
Tanpa disadari olehnya kakinya sudah bergerak mundur dua tindak.
Orang kuat rimba persilatan yang sedang bersembunyi di tempat gelap juga pada merasa terkejut, hati mereka bimbang, entah bagaimana mereka harus bertindak sekarang"
Naga Merah yang mengirimkan tusuk konde berukiran Naga Merah akhirnya muncul juga di bawah sorotan banyak orang !, Dalam selang itu mendadak terdengar ketawa dingin yang kemudian di susul oleh melesatnya satu bayangan orang.
Dan ternyata adalah Yao lie lu siperempuan cantik lantas menerjang pada Naga Merah.
Gerakan Yao lie lu itu sangat gesit dan cepat begitu berkelebat bayangannya tahu tahu orangnya sudah berada di tempat dimana Naga Merah sedang hendak unjuk gigi.
Semua orang orang kang-zsouw di situ diam diam semua terkejut.
Pada saat itu tiba tiba terdengar suara Naga Merah yang berkata dengan sikap kereng : "Budak, enyah kau dari sini" Dibarengi dengan perkataannya itu, tubuhnya Yao lie lu sudah di bikin terpental oleh suatu kekuatan tenaga yang tidak tertampak.
Seiring dengan terpelesetnya Yao lie lu ia tampaknya berkelebat bayangan merah dan baga merah sudah tidak kelihatan lagi disitu.
Apa sebetulnya yang telah terjadi " Naga Merah itu kelihatannya belum turun tangan sama sekali terhadap Kiong hay it mo sekarang mengapa secara mendadakan sudah pergi lagi 9 Semua mata lalu ditujukan kearahnya Kiong hay it mo ternyata setelah bayangan merah itu berkelebat menghilang si iblis kenamaan telah menjerit keras dan mulutnya menyemburkan darah segar badannya lantas rubuh tersungkur.
Keadaan disitu lantas menjadi gempar, wajah meraka satu persatu berubah ketakutan.
Memang ini adalah merupakan suatu kejadian yang tidak habis di mengerti.
Kita bayangkan saja. Dengan kepandaian ilmu silat yan g dimiliki oleh Kiong hay it mo si iblis yang sudah sangat kesohor namanya ternyata dalam waktu setengah gebrakan saja sudah binasa ditangan Naga Merah, ini betul hebat dan mengerikan.
Pertunjukan yang tadinya diharapkan sangat seru, ternyata telah berakhir tanpa ada yang tahu bagaimana cara bergebraknya, hal ini tentu sudah sangat mengecewakan semua orang kang-zsouw yang datang ketempat tersebut.
Tapi takkala Naga Merah berlalu pemuda baju abu abu tadi telah mengeluarkan bentakannya "Naga Merah jangan pergi dulu".
Suara bentakan yang keluarnya secara tiba tiba dari mulutnya pemuda pendiam dan ketus itu tidak ubahnya seperti suara halilintar dimalam yang sunyi itu, hingga semua orang yang berada di sekitar lembah itu terkesima dibuatnya.
Dan sekarang semua mata tertuju kepada pemuda baju abu abu yang pendiam dan angkuh itu Setelah mendengar pemuda itu membentak, kembali kedengaran suaranya Naga Merah yang berkata tawar "Bocah kau suruh aku jangan pergi , apa perlunya ?" Pemuda baju abu abu itu lantas berkata dengan suara cemas "Benda ini aku percaya kau pasti kenal dan maui!" Sehabis berkata dari dalam saku bajunya pemuda itu mengeluarkan sebelah pecahan mangkok berwarna merah.
Tepat pada saat pemuda itu hendak mengeluarkan pecahan mangkok itu sesosok bayangan hitam dengan kecepatan bagai kilat menyambar benda itu dari tangannya pemuda Pemuda berbaju abu abu itu tangannya tampak bergerak dan pecahan mangkok lantas sudah terlepas dari tangannya.
Perubahan yang terjadi secara tiba tiba itu sungguh me mbuat pemuda itu amat kaget, tanpa sadar kakinya lantas bergerak mundur dua tindak.
Takkala ia angkat kepalanya baru mengenali orang yang merampas pecahan mangkok dari tangannya itu ternyata bukan Naga Merah, melainkan adalah seorang tua yang menggenakan pakaian warna hitam.
Dengan munculnya pecahan mangkok itu kembali membuat gempar semua orang kang-zsouw yang bersembunyi di situ, Mereka pada merasa heran mengapa pecahan mangkok yang merupakan benda pusaka tidak ternilai harganya itu bisa berada di tangan pemuda pendiam yang tampak sangat sederhana itu ".
Apakah hubungan antara pemuda itu dengan Naga Merah " Apa sebabnya pemuda itu memperlihatkan benda pusaka tadi kepada Naga Merah " Siapakah sebetulnya pemuda baju abu-abu yang pendiam itu " Semua pertanyaan ini telah memusingkan kepala orang kangouw yang berada dalam lembah.
Pemuda pendiam berbaju abu abu tersebut ketika menampak pecahan mangkoknya direbut orang lantas menegur pada siorang tua baju hitam itu dengan perasaan gusar.: "Sepotong pecahan mangkok ini tokh bukan kepunyaan lootiang, mengapa dengan tanpa sebab lootiang merampasnya ?" Sehabis berkata begitu lantas menerjang kepada orang tua berbaju hitam itu.
orang tua baju hitam itu ketawa dingin kemudian berkata "Bocah kau jangan banyak lagak, sejak dahulu kala, benda pusaka harus di punyai oleh orang yang tepat sebagai pemiliknya enyahlah kau .." Sehabis berkata ia ayunkan tangan kanannya menghajar badannya pemuda baju abu abu itu.
Pemuda pendiam itu agaknya tidak menduga sama sekali orang tua itu akan turun tangan secara mendadak terhadap dirinya, maka seketika badannya sudah dibikin terpental sejauh satu tombak lebih, ia rubuh di tanah dengan mengeluarkan darah dari mulutnya.
Dalam keadaan setengah pingsan terdengar suara rintihannya "Oh ibu, aku telah terluka, aku dengan mereka tidak mempunyai permusuhan apa apa.
Ibu nasibku terlalu sengsara, selanjutnya aku akan berdaya untuk membalas sakit hati pukulan yang aku terima ini \\ Setelah mengucapkan perkataannya itu air matanya mengalir keluar dan lantas tidak ingat akan dirinya lagi..
Dengan secara kebetulan tempat dimana pemuda itu jatuh justru ada berdampingan dengan dirinya Yao lie lu yang tadi di bikin terpental oleh si Naga Merah , saat itu pula perlahan ia sudah mulai siuan.
Seketika ia lantas lompat berdiri, kemudian mengeluarkan dua butir pil sebutir ditelan sendiri, sebutir lagi di masukkan kedalam mulutnya pemuda baju abu abu yang sangat pendiam dan angkuh tersebut.
Dalam jangka waktu sekejapan saja suasana telah menjadi gempar dengan terjadinya perubahan secara mendadak itu.
Sepotong pecahan mangkok itu telah menggemparkan semua orang yang ada di lembah itu sekalipun Pendekar Kalong dan Yan san It hiong yang bersembunyi di lain sudut juga tidak terkecuali.
Saat itu terdengar suaranya Yan san It hiong berkata : "Loko itu adalah pecahan mangkok yang menggemparkan seluruh rimba persilatan mengapa bisa berada di tangannya pemuda baju abu abu yang sangat pendiam itu " bagaimana sebetulnya ?" "Benar pecahan mangkok itu memang pernah menggemparkan dunia kang-zsouw dengan sangat jelas bagaimana bisa berada di dalam tangannya pemuda pendiam itu, sesungguhnya merupakan tanda tanya dan suatu teka teki yang besar", jawabnya Pendekar Kalong.
"Sepotong pecahan mangkok itu, menjadi barang perebutan oleh orang orang rimba persilatan?" Pendekar Kalong setelah berpikir sejenak lalu berkata, "Kau barang kali masih belum lupa kejadian pada tiga puluh tahun berselang diatas bukit karang perkampungan dimana telah diadakan pertemuan orang orang dari rimba persilatan, di situ pernah dibicarakan bahwa pecahan mangkok itu adalah barang peninggalan dari seorang pengemis sakti kenamaan pada dua ratus tahun yang lalu, pengemis sakti itu bukan hanya kepandaiannya melebihi dari semua jago jago yang ada pada jaman itu tetapi juga mempunyai kepandaian yang sangat luar bisa tingginya., juga pandai betul dengan ilmu meramal, sebelum menutup mata semua kepandaiannya telah diukir dalam mangkok yang biasa ia gunakan untuk meminta sedekah itu.
Kepandaian ilmu silat yang tertulis diatas mangkok itu kabarnya sangat tinggi dan sukar dicari tandingannya.
Apa yang paling mengherankan ialah perkataan yang pernah ia tinggalkan "bahwa dunia kang-zsouw pada dua ratus kemudian akan diliputi oleh kejadian yang menggemparkan dan menyedihkan, tengkorak berapi yang diciptakan oleh Tok gan lokay ( manusia aneh mata satu ) di gunung Kui leng san pada dua ratus tahun kemudian akan muncul didunia kang-zsouw.." Yan san It hiong hatinya tercekat tanpa sadar ia berseru "Tengkorak Berapi?" "Benar, tengkorak berapi ini begitu muncul di dunia kang-zsouw jikalau tidak ada orang yang bisa menaklukkannya bukan cuma orang orang dari golongan hitam atau putih tapi seluruhnya pasti akan binasa oleh tengkorak berapi itu sekalipun tiga partai besar yang dewasa ini sedang jaya jayanya juga pasti tidak akan terhindar dari malapetaka tersebut.
Maka, pengemis sakti itu telah mempelajari suatu ilmu yang dinamakan 'Han im' yang yang terukir diatas mangkok itu.
Kabarnya hanya dengan ilmunya itu baru bisa menaklukkan tengkorak berapi".
"Bagaimana mangkok itu bisa pecah menjadi dua belah ?" "Pengemis sakti itu setelah tewas, mangkoknya lantas menghilang dari dunia kang-zsouw sampai pada tiga puluh tahun berselang mangkok itu baru muncul lagi didalam pertemuan para jago jago persilatan di atas bukit karang Pek kut giam, semula orang yang menyimpan mangkok itu adalah Kim.yang Ie su.
Kala itu, orang itu dikepung oleh orang orang banyak diatas bukit batu karang hingga mangkok pusakanya pecah menjadi dua belah dan didapatkan oleh Hiat Im cu dan sebelah lagi masih berada ditangannya Kim.Yang ie su, pecahan mangkok itu terjatuh dari bukit karang itu dan terus untuk melanjutkan hilang tidak kedengaran lagi ceritanya lagi".
"Kejadian ini pernah juga aku dengar Kim yang ie su dengan membawa pecahan mangkoknya lompat ke bawah bukit Pek kut giam, Apa tidak ada lain orang yang turun ke bawah mencarinya ?" "Kenapa tidak " tapi bukan saja bangkainya Kim gan ie su tidak dapat di ketemukan bahkan sepotong mangkok itu juga tidak ada orang yang menemukannya.
Maka sepotong pecahan mangkok itu kalau kini bisa terjatuh dalam tangan pemuda baju abu abu tersebut, berarti dalam.hal ini pasti ada rahasia apa apanya.
Sebentar, mau tak mau kita harus membikin terang rahasianya." Yan san It hiong angguk angguk kepalanya, dan takkala matanya ditujukan kedalam kalangan hatinya terkejut seketika.
Sebab didalam lembah itu dalam waktu sekejapan selama ia bercakap cakap kembali sudah diliputi suasana pembunuhan, orang tua baju hitam itu meskipun sudah berhasil dapat merampas pecahan mangkok dari tangan si pemuda baju abu abu, tapi semua tokoh tokoh rimba persilatan yang berada di lembah tersebut secara perlahan lahan mulai mengurung dirinya orang tua itu.
Ketegangan suasananya tidak beda seperti yang pernah terjadi ketika Naga Merah hendak unjukan diri tadi.
Mendadak terdengar suara orang yang ketawa amat nyaring telah memecah suasana ketegangan saat itu kemudian disusul oleh berkelabatnya sesosok bayangan orang.
Seorang tua dengan jenggotnya yang sudah putih memerak dengan bentuk badannya yang gemuk mendadak melayang terus dihadapannya orang tua berbaju hitam tadi.
Munculnya orang tua gemuk berjanggung putih ini tentu saja membuat terperanjat semua orang yang mengitari orang tua berbaju hitam tersebut.
Serentak mereka pada bertanya tanya pada diri mereka sendiri : "kenapa Tiong tong it lo juga datang kemari " Orang tua gemuk jenggot putih itu memang betul adalah Tiong tong it lo Ciok pek leng.
Setelah berada di hadapan orang tua baju hitam, si gemuk ini lantas berkata sambil tersenyum "Pak kay mo kun benar benar seorang yang kenal barang baik, sepotong mangkok pecah ini memang pernah menggemparkan seluruh rimba persilatan, meskipun cuma sebelah tapi kau juga tidak boleh kangkangi sendiri." Begitu nama Pak hay mo kun itu keluar dari mulutnya si orang tua gemuk jenggot putih itu semua orang kang-zsouw yang berada di situ lantas berubah wajahnya tanpa terasa mereka sudah pada mengandung rasa jeri.
Kiranya, orang baju hitam itu adalah kauw cu dari perkumpulan Hiang peng kaw di lautan utara ( Pak hay ).
Ketika Tiong tong it lo Ciok pek leng menghampiri Pak hay mo kun dari samping orang tua itu tiba tiba muncul 5 orang berseragam hitam yang lantas pada menghadang di hadapan Tion tong it lo.
Lima orang berpakaian hitam itu adalah lima tongcu perkumpulan Hiang peng kauw, takkala lima tiongcu dari Hiang peng kauw itu menghadang dihadapannya Tiong tong it lo suasana tampak semakin gawat.
Tiong tong it lo ciok pek leng sepasang matanya menyapu kearah lima Tiongcu itu sejenak lalu berkata dengan suara dingin : "Aha kau Hian peng kauwcu sungguh tidak nyana juga sudah membawa begini banyak pembantu terkuat dari perkumpulanmu.
Cuma kau harus ingat sepotong mangkok pecah itu meski sekarang berada ditanganmu tapi kalau kau ingin bawa pulang ke Pak hay, barangkali bukan suatu urusan yang begitu gampang".
Pada saat itu orang banyak telah berkumpul mengurung dirinya Pak hay mo kun dan kelima orang tong cu dari perkumpulan hian peng kauw.
Pertempuran sengit agaknya tidak dapat di hindarkan lagi melutusnya.
Setiap saat dapat saja di mulai soal adu jiwa itu.
Sepotong pecahan mangkok yang kelihatan sepintas lalu seperti barang yang tidak ada harganya itu ternyata sudah menarik perhatian semua orang orang kuat yang berada di situ.
Sebab kepandaian ilmu silat yang tertera diatas mangkok tersebut memang sesungguhnya dapat membikin mengilar setiap orang dari rimba persilatan.
Tiong tong It lo menggerak gerakkan tongkat bambunya napsu membunuhnya tampak jelas dimukanya.
Dengan sorot mata dingin ia menyapu kelima orang tongcu itu.
Tiba tiba mulutnya membentak tongkat bambunya digerakkan dengan suara gerakan yang sangat dahsyat ia membabat kearahnya lima tongcu yang menghadang dihadapannya tadi.
Gerakan yang dilakukan secara mendadak dan cepat luar biasa itu sesungguhnya jauh di luar dugaan kelima orang tongcu tersebut dalam kagetnya mereka buru buru pada mundur sampai lima tindak.
Setelah Tiong tong it lo Ciok pek leng memulai seranga nnya itu, tujuh orang kuat yang terkenal sebagai Tionggoan Cit sat juga bergerak berbareng menerjang dirinya Pak hay mo kun.
Tionggoan Cit sat merupakan orang orang terkuat dari golongan hitam.
Kepandaiaan mereka didalam kalangan kang-zsouw jarang mendapat tandingan.
Tujuh orang bersaudara itu telah menguasai daerah telaga Tong teng ouw sehingga merupakan jagoan dari daerah tersebut.
Begitu tujuh orang bersaudara itu turun tangan.
Tiong tong it lo Ciok pek leng menggerakkan tongkat bambunya pula.
Beruntun tiaga kali ia melancarkan serangan hebatnya mengarah kelima tongcu tersebut.
Setelah pertempuran dimulai, Pak hay mo kun yang melihat keadaannya saat itu, diam diam hatinya merasa cemas, pikirnya "semua orang kuat daerah Tiong goan sudah berkumpul didalam lembah, maka malam ini kalau hendak keluar dari lembah ini dengan membawa pecahan mangkok sungguh suatu hal yang sangat sulit".
Kepandaian silatnya Pak hay mo kun merupakan suatu macam ilmu silat tersendiri serangan pertama yang dilancarkan tadi telah mengambil seluruh kekuatan tenaga mereka bertujuh, hingga lantas terdengar suara jeritan ngeri dua diantara tujuh bersaudara Tiong goan Cit sat sudah jatuh roboh.
Kejadian itu betul betul mengejutkan semua orang yang ada di situ kepandaian Pak hay mo kun yang disohorkan ternyata bukan cuma isapan jempol belaka.
Melihat cua segebrakan saja dua saudaranya telah binasanya sisanya Tiong goan Cit sat lantas pada mundur dengan sangat gugup.
Dengan perasaan jeri mereka mengawasi Pak hay mo kundengan mata tak berkedip.
Hal itu terjadi secara tiba tiba tiba sampaipun Tiong to it lo yang namanya sangat tersohor juga terpaksa harus mondar mandir sambil menarik serangannya.
Pak hay it mo dengan sikapnya yang jumawa menyapa orang orang di sekitar lalu berkata sambil ketawa mengejek! "Kepandaian ilmu silat di daerah Tion goan ternyata cuma sebegitu saja " hm ! siapa yang tidak takut mati boleh maju coba coba lagi".
Perkataan itu juga membuat malu semua orang orang kuat dari rimba persilatan yang berkumpul di situ.
Coba saja bayangkan orang orang yang mengurung dirinya Pak hay mo kun itu hampir rata rata merupakan jago jago yang namanya sudah terkenal didalam rimba persilatan di daerah Tionggoan belum pernah mereka mendapat hinaan orang demikian rupa.
Tiong tong it lo lalu tertawa tergelak gelak seraya berkata : "Hian pang kauw cu seseungguhnya kau terlalu jumawa, sudah lama lohu mengagumi kepandaian silat dari golongan Pak hay, sungguh beruntung hari ini kita bisa bertemu di sini.
Maka lohu ingin belajar kenal beberapa jurus".
Setelah berkata begitu tongkat bambunya di putar dan maju menghampiri Pak hay mo kun.
Lima saudara dari Tinggoan Cit sat setelah menyaksikan dua saudaranya mati secara menggenaskan ditangannya Pak hay mo kun dan kini diejek dengan sedemikian rupa amarahnya tidak dapat dikendalikan lagi, serentak mereka pada ketawa tergelak gelak dan maju menghampiri Pak hay mo kun lagi.
Suasana di lembah itu kembali diliputi oleh napsu angkara murka.


Naga Merah Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yan san It hiong dan Pendekar Kalong ketika menyaksi kan keadaan sudah meruncing diam diam juga terperanjat.
Saat itu terdengar suaranya Yan san It hiong berkata "Loko sepotong pecahan mangkok bisa menimbulkan perebutan diantara orang orang rimba persilatan.
Kalau tidak menyaksikan sendiri sesungguhnya susah membikin orang percaya".
Pendekar Kalong menjawab sambil tersenywm, "Kejadian yang tidak mungkin dipercaya bukankah sudah terbentang dihadapan mata kita " Itu pengemis sakti yang sudah meninggalkan warisan pecahan mangkok jikalau arwahnya di alam baka mengetahui barangkali akan menghela nafas dan geleng geleng kepala." "Dia sendiri mungkin juga tidak menduga bahwa mangkok dengan ukiran dari seluruh kepandaian ilmu silatnya itu bisa menimbulkan malapetaka dunia persilatan setelah ia meninggalkan dunia dua ratus tahun lamanya." "Memang suatu benda yang dinamakan benda mujizat kadang kadang bisa membawa bencana hebat.
Sebab setiap benda yang dianggap sebagai benda muzijat atau benda pusaka sudah tentu akan dijadikan barang rebutan banyak orang.
Dan dalam masa perebutan itu sudah tentu akan banyak meminta korban jiwa manusia.
Sejak dulu memang sudah begitu jalannya peristiwa." Pendekar Kalong menghela nafas panjang, ketika ia menengok kedalam kalangan saat itu Yao lie lu dan pemuda pendiam itu kedua duanya sudah bangun berdiri.
Pemuda abu abu yang pendiam sikapnya diwajahnya tampak sangat gusar.
Sorot matanya terus menatap ke sepotong pecahan mangkok yang berada dalam genggaman Pak hay mo kun.
Yao lie lu ketawa ewah, ia lalu menanya ke pemuda itu "Apakah pecahan mangkok itu kepunyaanmu ?".
Pemuda baju abu abu itu tersadar dari lamunan dan kegusarannya, dengan sorot mata yang mengandung terima kasih ia mengawasi Yao lie lu sejenak, lalu bertanya pada si wanita cantik "Barusan apa kau yang sudah menolong aku ?" Yao lie lu ketawa hambar.
ia hanya menyahut "Ng ll dengan perlahan.
Pemuda itu tiba tiba menghentakkan kakinya dan berkata gusar "Kenapa kau mau menolong aku dan kenapa lagi kau selalu membuntuti aku ?".
"Apakah kau ingin cari mampus ?" balas tanya si cantik kearah si pemuda, kemudian berkata pula: "Sementara mengenai perbuatanku yang terus mengikuti kau sama sekali tidak ada maksud jahat dalam hatiku, aku cua merasa bahwa tindakanmu ini sangat mencurigakan".
"Aku berterima kasih atas pertolonganmu, cuma hutang budi ini entah kapan baru bisa aku baya?".
"Jikalau aku inginkan kau membalas budi tidak perlu aku menemani kau lagi".
"Apakah kau tidak ada maksud lain ?" Yao lie lu tersenyum, dengan matanya yang jeli ia menatap wajah pemuda baju abu abu itu dengan sorot mata mengandung arti.
Pandangan mata itu telah membuat tergoncang hatinya si anak muda hingga ia tidak tahan, perlahan lahan kepalanya di tundukkan.
Yao lie lu lalu berkata : "Yao lie lu sudah banyak mengambil jiwa manusia, jika aku orang yang ingin aku bunuh tentu tidak ada seorangpun yang bisa lolos dari tanganku.
Namun apa sebabnya aku bisa berlaku begini terhadap kau, aku sendiri juga tidak mengerti".
Pemuda pendiam itu menghela nafas perlahan, agaknya ia ingin mengatakan sesuatu tetapi diurungkan maksudnya.
Yao lie lu lalu berkata lagi "Sepotong pecahan mangkok itu jikalau kau mau, aku bisa mintakan kembali untukmu" Perkataan itu seketika membuat bangun semangat si pemuda, "Kau hendak ambil kembali untukku ?" tanyanya "Ng" Pemuda pendiam itu geleng geleng kan kepalanya dan berkata pada dirinya sendiri "Hutang lama masih belum kubayar, bagaimana boleh di tambah dengan hutang baru " Apalagi orang orang kuat dari rimba persilatan yang sudah kesohor ketangkasannya ini bagaimana mampu kau tandingi ?" Yao lie lu berkata sambil ketawa manis "Apakah artinya itu hutang baru dan hutang lama segala" Yao lie lu sekalipun korbankan jiwa dan hancur lebur dianiaya untuk kau juga tidak akan merasa sayang".
Suara wanita cantik ini diucapkan sangat merdu dan nadanya menarik sekali.
Suatu perasaan aneh telah mengetuk hatinya anak mudam.
Ketika ia menatap wajah gadis cantik di hadapannya kembali terbentur dengan pandangan mata Yao lie lu yang tajam dan penuh mengandung arti yang dalam, hingga suatu perasaan yang menakutkan telah terlintas di otaknya.
Yao lie lu kembali perlihatkan ketawanya yang menggiurkan, lalu tubuhnya diputar setengah lingkaran dengan perlahan lalu berjalan menuju ketengah kalangan.
Pada saat itu terdengar suara saling bentak dari orang orang yang bertempur.
Di medan pertempuran dalam waktu sekejapan mata terjadi banyak perubahan.
Tiong goan Cit sat yang tinggal lima orang bersama Tiong tong It lo sudah melancarkan seranganya.
Enam orang ini telah menerjang berbarengan kearahnya Hian peng Kauwcu ....
u -o0odwo0o- JILID ke : 2 MENDADAK TERDENGAR SUARA bentakan.
"Tahan dulu !" dan berbareng dengan itu Yao lie lu cepat bagaikan kilat sudah lompat melesat kedalam kalangan.
Suara bentakan tadi benar-benar seperti mengandung pengaruh yang tidak boleh di bantah.
Tiong tong It lo dan lima orang dari Tong goan Cit sat yang sedang menyerang Hian peng Kauwcu, semua lantas pada menarik kembali masing-masing serangannya dan mundur secara teratur.
Tatkala semua mata ditujukan kedalam kalangan, kecantikan dan ketawanya Yao lie lu yang manis menggiurkan telah membuat tercengang semua orang yang berada ditempat seputarnya.
Kecantikan Yao lie lu memang sukar di cari tandingannya.
Sejak wanita cantik ini muncul dalam dunia Kang-zsouw, entah berapa banyak jiwa telah melayang ditangannya karena orang orang itu kepincut oleh kecantikannya.
Hian peng Kauwcu (Pak hay Mo kun) begitu melihat Yao lie lu hatinya jadi tergoncang keras.
Maka seketika itu tampak tercengang berdiri macam.patung.
Yao lie lu lantas berkata sambil ketawa "Pak hay Mo kun, sepotong pecahan mangkok itu lebih baik kau tinggalkan saja.
Jikalau tidak, kalian enam orang barang kali selamanya tidak akan bisa kembali ke Pak hay." Perkataan ini telah menimbulkan amarah besar dalam hati Pak hay Mo kun dna kelima orang tongcunya.
Saat itu juga Pak hay Mo kun menjawab sambil tertawa bergelak-gelak.
"Budak hina, kau ini barang kali Yao lie lu yang namanya sudah menggetarkan Kang-zsouw." "Ya.
Kau toh sudah tahu aku siapa, maka aku percaya kau tentu akan segera meninggalkan pecahan mangkok itu.
Lagi harus ingat barang itu bukanlah kepunyaanmu." Perkataannya si cantik meski diucapkan dengan suara sangat merdu, namun ada sedikit mengandung ancaman hebat.
Pada saat itu Tiong tong It lo dan lima saudara dari Tiong goan Cit sat parlahan lahan sudah pada mundur, mereka pikir hendak membiarkan dulu Yao lie lu melawan Pek hay Mo kun, sebab hal ini akan menguntungkan bagi pihaknya sendiri.
Pak hay Mo kun berkata pula sambil ketawa mengejek: "Kalau kau mampu, boleh kau coba-coba merampas benda ini." "Kalau begitu, kita rasanya tidak boleh tidak harus adu tenaga," kata Yo lie la sambil bersenyum.
Perkataannya ini diucapkan dengan sikap tenang dan wajah ramai senyuman, agaknya sedikitpun tidak mengandung maksud hendak membunuh.
Akan tetapi sebenarnya senyumannya itu justru adalah senyuman iblis yang seram dan mengandung napsu membunuh.
"Benar!" jawab Pak hay Mo kun sambil tertawa dingin.
"Itu memang jalan yang paling baik..." berkata lagi Yo lie la, yang saat itu wajahnya telah berubah secara mendadak.
Matanya menyapu kearah lima orang Tongcu dari Hian peng kauw.
"Lebih baik kalian semua maju berbareng!" ia menantang sambil tertawa dingin.
Pak hay Mo kun sudah tidak dapat menahan rasa gusarnya lagi.
Tiba-tiba dia membentak keras, "Budak hina! Kau terlalu tidak pandang mata, sambutlah serangan pertamaku ini."
Berbareng dengan itu, tangan kanannya terayun, dari sini meluncur keluar satu serangan yang membawa angin sangat dahsyat.
Karena serangan yang dilancarkan secara tiba-tiba, Yao lie lu juga rupanya terperanjat, sambil tertawa dingin tubuhnya nampak melesat keatas menghindarkan serangan lawan tersebut.
Kemudian tangannya kelihatan diulur, dengan satu tipu gerakan Thian-seng Hwe shia (bintang dilangit meluncur turun) dengan cepat ia menotok jalan darah Cing thay hiat ditubuh Pak hay Mo kun.
Gerakan wanita cantik itu sungguh mengejutkan semua orang yang menyaksikan pertempuran itu.
Hanya dengan satu gerakan manis yang diperlihatkan oleh Yao lie lu itu sudah cukuplah dapat diukur berapa tingginya kepandaian ilmu silat gadis cantik itu.
Tapi Pak hay Mo kun juga bukanlah satu orang lemah.
Begitu ujung jari Yao lie lu hendak mengenakan sasarannya, dengan cepat kakinya bergeser dan mendorong keluar tangan kirinya.
Semua gerakannya dilakukan cepat bagai gerakan kilat.
Mau tak mau Yao lie lu merasa kagum juga atas ketinggian ilmu Pak hay Mo kun itu.
Ternyata kepandaian kauwcu ini juga sangat tinggi.
Gerakannya pun gesit bukan main, kekuatannya juga hebat.
Seketika itu terpaksa Yao lie lu melesat tinggi lagi, dan sambil jumpalitan ditengah udara badannya kemudian melayang turun sejauh kira-kira tiga tombak.
Semua orang kuat yang menyaksikan kejadian itu pada terperanjat.
Kepandaian Yao lie lu benar-benar bukan cuma nama kosong belaka.
Sampaipun Pak hay Mo kun sendiri juga dibikin terkejut.
Sungguh tidak pernah ia menyangka bahwa orang-orang kuat didaerah Tionggoan ada mempunyai kepandaian begitu tinggi.
Yao lie lu yang berusia belum cukup dua puluh tahun ternyata sudah memiliki kepandaian luar biasa tingginya.
Yao lie lu setelah melayang turun kembali dengan kecepatan luar baisa lantas melancarkan serangan beruntun sampai dua kali.
Ketika Yao lie lu untuk kedua kalinya melancarkan serangan, lima Tongcu dari Hian peng kauw pada berubah wajahnya.
Dengan wajah penuh amarah perlahan-lahan mereka mendesak Yao lie lu.
Suasana dimedan pertempuran benar-benar sangat tegang.
Sekalipun Yao lie lu dapat berhasil merampas kembali pecahan mangkok itu, orang-orang kangouw yang berada diluar kalangan pasti akan turun tangan untuk merampas lagi dari tangannya.
Pada saat itu orang-orang kangouw diluar kalangan yang berjulah lima puluh lebih tiba-tiba pada menggeser kaki mereka kedalam kalangan.
Yan-san It-hiong dan Pendekar Kalong memandang kedalam kalangan sejenak, lalu pandangan kembali ditujukan kepada dirinya pemuda baju abu-abu.
Mereka melihat si pemuda sambil ketawa menyeringai matanya sedang ditujukan kearah orang-orang yang sedang bertempur.
Pendekar Kalong dalam hati merasa bingung melihat sikap si pemuda.
Pikirnya: "Pemuda baju abu-abu ini kelihatannya tidak mengerti ilmu silat sama sekali tapi mengapa pecahan mangkok itu bisa berada dalam.tangannya?" Karena berpikir demikian, kakinya lalu melangkah menghampiri pemuda pendiam berbaju abu-abu itu dan lantas menanya padanya: "Siapakah nama saudara yang mulia?" Pemuda baju abu-abu mengawasi Pendekar Kalong sejenak lalu balas menjawab: "Locianpwe bukankah itu Pian hok hiap yang kesohor?" Pertanyaannya ini sesungguhnya jauh diluar dugaan Pendekar Kalong.
Maka seketika itu tampak wajahnya terperanjat.
Lama baru ia bisa menjawab: "Benar.
Lohu adalah Pian hok hiap.
Dan saudara kecil . . . . .." Pemuda baju abu-abu itu lantas memotong, "Locianpwe tidak usah banyak menanya.
Namaku sudah lupa." Pian hok hiap ketika mendengar jawaban tidak langsun g itu, alisnya tampai dikerutkan, dalam hatinya diam-diam berpikir.
"Pemuda ini mau dikata tidak kenal ilmu silat, tapi kenapa ia bisa lantas mengenal namaku?" Pemuda baju abu-abu ketika melihat Pendekar Kalong seperti sedang berpikir, lalu berkata pula sambil ketawa hambar.
"Locianpwe bukankah tadi ingin menanya mengapa potongan pecahan mangkok itu bisa berada dalam tanganku?" "Benar." jawab Pendekar Kalong cepat.
"Tentang ini.... maaf aku tidak bisa beritahukan." Pendekar Kalong nampak berpikir sejenak, lalu menanya." "Apa kau pernah melihat Naga Merah?" "Melihat memang sudah, tapi belum dapat melihat wajah aslinya." "Kenapa?" Barusan bukankah Locianpwe juga sudah lihat dia?" Pendekar Kalong diam-diam mengakui kebenaran ucapan pemuda itu.
Naga merah sekujur badannya merah.
Mukanya juga berkerudung kain merah.
Memang tidak dapat dilihat tegas bagaimana wajah aslinya .
. . . . . . . .. "Itu orang yang mengenakan pakaian serba merah.
Apakah benar Naga Merah?" "Apakah locianpwe anggap bukan?" Pertanyaan itu sebaliknya membuat Pendekar Kalong melongo.
Dalam hatinya kembali berpikir bahwa pemuda dihadapannya ini ada sedikit kukoay.
Kalau mau ia tidak mengerti ilmu silat, agaknya tidak masuk diakal.
Tetapi kalau mau dibilang ia mengerti ilmu silat, mengapa barusan hanya diserang begitu saja oleh Pak hay Mo kun mulutnya lantas menyemburkan darah" Bagaimana sebetulnya" Sekalipun orang yang sudah banyak pertahanan dan pengalaman seperti Pendekar Kalong menghadapi pemuda baju abu-abu yang sangat misterius itu juga mesti merasa bingung.
Seketika itu ia lalu menanya pula sambil kerutkan keningnya.
"Lohu tidak tahu entah siapa suhumu yang mulia." "Locianpwe anggap aku mengerti ilmu silat?" "Lohu pikir begitu." Pemuda baju abu-abu itu tiba-tiba ketawa bergelak-gelak.
Kelakan yang tidak terduga-duga itu membuat Pendekar Kalong melengak.
Lagi-lagi ia menanya: "Kau ketawakan apa?" Pemuda itu menghentikan ketawanya lalu menjawab, "Perkataan locianpwe ini sebetulnya terlalu mengherankan aku.
Sebab sejak tadi aku dijelmakan dalam dunia, belum pernah ada orang yang menanya aku sedemikian melit." "Aku tidak mengerti apa maksud perkataan saudara?" "Tidak mengerti" Ya sudah.
Cuma memang benar aku mengerti ilmu silat.
Tapi kecuali kalau aku bisa menemukan Hiat im cu, semua kepandaianku itu selamanya tidak akan bisa pulih kembali." "Kau maksudkan bahwa kau telah dibokong orang?" Pemuda itu angguk-anggukan kepala.
Sekali lagi ia hendak membuka mulut mendadak ada terdengar suara ketawa dingin yang kemudian disusul oleh munculnya sesosok bayangan orang.
Tatkala Pendekar Kalong buka matanya dan melihat siapa yang datang, hatinya bercekat.
Cepat-cepat ia menyata, "Sahabat Ciang hay Sin kun tidak nyana kau ada kegembiraan begitu besar turut menghadiri keramaian malam ini." Orang yang baru datang ini adalah seorang yang berdandan sebagai seorang pelajar pertengahan umur dengan pakaian seperti umumnya dipakai oleh golongan orang terpelajar, tangannya tampak mengoyang- goyangkan kipasnya.
Dia adalah seorang aneh nomor satu didalam dunia yang namanya pernah menggemparkan dunia rimba persilatanm yalah Ciang hay Sin kun.
Ciang hay Sin kun ini sudah sepuluh tahun lebih tidak memperlihatkan diri dunia Kangouw.
Tapi pada malam itu mendadak muncul dilembah sempit dibawah kaki gunung Kiu ho san, bagaimana tidak membikin Pendekar Kalong menjadi keheran-heranan" "Lootee, barusan bukankah kau pernah kata bahwa manusia hidup dalam dunia dimana saja bisa berjumpa?" demikian kata Ciang hay Sin kun, sambil bersenyum-senyum.
Ketika Ciang hay Sin kun itu muncul didalam kalangan, pemuda baju abu-abu itu tidak perdulikan padanya, malah ia mengarahkan pandangan matanya kearah orang-orang yang sedang bertempur.
Pada saat itu lima orang Tongcu dari Hian peng kauw sudah turun tangan semua mengerubuti si wanita cantik Yao lie lu.
Dalam medan pertempuran hanya kelihatan bergerak-geraknya bayangan enam orang bertempur sedang sengit-sengitnya.
Mereka nampaknya sudah bertempur secara mati-matian hanya disebabkan karena sepotong pecahan mangkok saja.
Lima Tongcu dari Hian peng kauw ditambah lagi dengan Pak hay Mo kun, betapa tinggi ilmu kepandaian Yao lie lu mungkin rasanya akan keripuhan juga menghadapi kesemuanya.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras.
Tiong tong It to Diok Pek Leng bersama menyerang enam.orang-orang Hian peng kauw.
orang-orang yang apda menyaksikan diluar kalangan semua juga pada mengincarkan matanya kearah pecahan mangkok itu, agaknya mereka juga sedang menantikan kesempatan paling baik untuk turun tangan.
Keadaan dimedan pertempuran saat itu mendadak berubah kalut.
Bayangan orang bersileweran, sambaran angin yang meluncur keluar dari serangan mereka telah membuat deibu pada mengulak naik.
Pada saat itu Pendekar Kalong menanya pada Cian hay Sin kun dengan suara perlahan sambil menoleh kearah si pemuda abu-abu.
"Apakah Loko kenal pemuda itu?" "Tidak.
Cua malam ini mungkin kita akan menyaksikan pertunjukan yang amat ramai.
Bu lim Sam.cu barangkali sudah muncul semua disini." demikian adalah jawaban Ciang hay Sin kun.
Baru saja perkatannya itu ditutup, satu suara ketawa dingin yang dapat membangkitkan bulu roma tiba-tiba terdengar nyelusup dalam telinga mereka.
Suara itu telah mengejutkan hatinya semua orang yang ada disitu.
Sebab suara itu agak mirip dengan suara ketawanya Naga Merah, tapi kalau didengarkan lebih cermat, sebaliknya tidak mirip-miripnya...
Baru saja sirap suara ketawa itu lalu disusul suara bentakan...
"Kalian semua jangan turun tangan...." Suara bentakan itu meskipun tidak keras, tetapi dalam telinga orang-orang yang ada disitu, kedengarannya seperti suara geledek menyambar.
Telinga mereka dirasakan pengang sekali.
Suara bentakan itu agaknya jgua mengandung pengaruh yang tidak sedikit.
orang orang yang sudah turun tangan benar saja pada berhenti sambil tarik mundur serangan masing-masing.
Tatkala semua mata ditujukan kearah dari mana datangnya suara tadi, ternyata disekitar lembah hanya kegelapan saja yang nampak.
Kecuali bayangan orang-orang yang menyaksikan pertempuran diluar kalangan tidak ada lagi lain orang yang mereka tidak tahu benar dari mana suara itu asalnya.
Tapi suara ketawa tadi memang benar mirip dengan suaranya Naga Merah.
Orang-orang yang ada disitu pada berpikir: "Apa si Naga Merah itu muncul lagi?" Mengingat dirinya Naga Merah semua orang yang ada disitu tanpa disadari hatinya timbul perasaan jeri.
Suara dingin itu kembali terdengar pula dari tempat kegelapan.
"Pak hay Mo kun! Kalau kau masih ingin bisa pulang ke ke Pak hay dalam keadaan selamat, kau tinggalkan sepotong mangkok pecah itu...." Pak hay Mo kun menjawab sambil ketawa dingin, "Tuan tidak berani unjuk muka, barang kali tidak ada muka untuk menemui orang.
Tentang pecahan mangkok ini kalau tuan mampu tidak halangan coba-coba ambil kembali dari tanganku." Terdengar pula suara itu berkata sambil perdengarkan suara ketawanya yang besar.
"Jikalau Pak hay Mo kun tidak takut kepada Pek lek tan (senjata meledak) terpaksa aku akan turun tangan juga." Begitu mendengar disebutkan "BOM PEK LEK TAN", seketika itu juga telah membuat semua orang yang ada disitu pada terperanjat dan merasa ketakutan setengah mati.
Pek lek cu yang dalam nama urutan dari Bu lim Sam cu (tiga cu dari Rimba persilatan) jatuh nomor tiga itu akhirnya muncul.
Senjata bom Pek lek tan dari Pek lek cu ini namanya sudah pernah menggetarkan dunia kangouw.
Tatkala diadakan pertandingan diatas gunung Bong San pada tiga puluh tahun berselang, ia dengan sebuah bom-nya Pek lek tan telah membuat hancur berserakan tubuhnya empat puluh orang lebih, baik orang itu dari golongan hitam.maupun dari golongan putih.
Sehingga menggetarkan seluruh rimba persilatan.
Pek lek tan telah diyakinkan hampir setengah umur Pek lek cu, untuk ia dapat menjadikan senjata tersebut dalam wujud bom yang amat dahsyat itu.
Dengan menggunakan sari bahan-bahan peledak yang keras dan menggunakan waktu lima puluh tahun lamanya ia baru berhasil membuat lima belas saja.
Kedahsyatan senjata berupa bom-bom itu, kalau sudah meledak orang-orang yang berada ditempat sekitar 10 tombak sukar dapat menghindarkan diri dari ledakan bom tersebut.
Maka, bagaimanapun hal ini tidak mengejutkan semua orang yang berada disitu ketika mendengar disebutnya nama bom tersebut.
Pak hay Mo kun berubah pucat wajahnya.
Keringat tampak mengucur keluar mambasahi sekujur jidatnya.
Jikalau ia tetap berkukuh tidak mau menyerahkan sepotong pecahan mangkok itu, niscaya Pek lek cu segera akan melemparkan Pek lek tannya.
Dan jikalau Pek lek tan benar-benar harus meledak disitu, jangan kata ia bersama lima Tong cunya sukar menghindarkan bahaya kematian, sekalipun orang yang berada di seputar tempat itu rasanya tidak akan ada satu yang terluput dari keganasan bom tersebut.
Maka dalam waktu amat singkat, semua orang yang tadi berkeruun menyaksikan pertandingan, sekarang sudah pada menyingkir dengan hati kebat-kebit.
Mereka agaknya sangat kuatirkan suatu kejadian gempar akan meledak disitu.
Suasana tetap tegang kalau tidak mau dikatakan semakain memuncak.
Dalam keadaan demikian, kembali terdengar suara Pek lek cu yang berkata: "Pak hay Mo kun, benar-benar kau tidak mau lepaskan pecahan mangkok itu?" Mendengar pertanyaan itu, Pak hay Mo kun terkejut.
Seketika itu hanya dapat menghela napas panjang pendek dan kemudian dari dalam badannya ia mengeluarkan sepotong mangkok pecah tersebut....
Tiba-tiba terdengar pula suara yang menyeramkan.
Suara ini, sudah dikenal baik oleh semua orang yang ada disitu, karena itu adalah suaranya Naga Merah yang biasa di keluarkan sebelum ia muncul.
Setelah suara seperti setan yang menyeramkan itu sirap, lalu disusul dengan bunyinya suara keresekan seperti suaranya orang sedang berjalan.
Suara ini terdengar tegas, memecahkan suasana tegang dimalam gelap gulita dibawah gunung Kim.hoa san dan kedengarannya makin lama makin dekat...
Naga Merah kembali hendak perlihatkan diri! Hal ini mau tidak mau sudah menimbulkan rasa takut hebat dalam hati setiap orang yang berada disitu.
Manusia seram yang amat menakutkan itu seakan-akan Giam lo ong (raja akhirat) yang jikalau muncul selalu minta korban jiwa manusia! Apakah maksud kedatangannya untuk kedua kalinya ini" Pada saat itu, terdengar pula suara bentakan Pek lek cu, "Pak hay Mo kun! kau manusia tidak mau lekas tinggalkan pecahan mangkok itu?" Pak hay Mo kun terkejut.
Cepat-cepat pecahan mangkok itu ia lemparkan ketanah.
Tiba-tiba sosok bayangan hitam secepat kilat sudah menyambar pecahan mangkok itu sebelu sampai jatuh ke tanah.
Gerakan Pek lek cu, sibayangan hitam tadi meski sudah cukup cepat dan gesit, namun sesosok bayangan merah ternyata bertindak jauh lebih gesit daripadanya.
Sebab tepat selagi Pek lek cu baru saja menyambar pecahan mangkok itu, bayangan merah tersebut sudah lewat bagaikan angin didepannya dan menyambar mangkok yang berada ditangan Pek lek cu.
Pek lek cu kaget bukan main, ketika kepalanya didongakkan, disuatu tempat kira-kira tiga tombak jauhnya ada berdiri sesosok bayangan yang seluruhnya mengenakan pakaian warna merah.
Naga Merah benar-benar sudah muncul lagi.
Semua orang yang berada disitu dengan cepat sudah pada lari mundur untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Sebab jika kedua manusia besar itu nanti bertarung, senjata bom-nya Pek lek cu mungkin juga akan segera keluar mencari mangsa.
Pek lek cu sebenarnya sama sekali tidak pernah menyangka bahwa dengan kepandaiannya pada saat itu demikian tinggi, ternyata masih belum mampu mempertahankan pecahan mangkok itu.
Maka kini benda itu sudah kena direbut oleh Naga Merah.
Dalam kaget dan mendongkolnya, membuat seluruh wajahnya yang hitam jengat pada bergerak-gerak kulitnya.
Tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah bom yang kecil sekali dan berkata sambil ketawa bergelak-gelak.
"Naga Merah, aku merasa beruntung malam ini bisa bisa menjumpai kau karena aku si orang tua justru sedang mencari jejakmu.." "Hmm...Hmm...
sesungguhnya tidak nyana malam ini kita bisa saling bertemu disini.
Itu adalah yang paling baik!" Pek lek cu yang mendengar perkatan itu wajahnya berubah seketika.
Ia lalu membentak dengan suara nyaring.
"Kalau begitu, kau coba sambuti dulu satu Pek lek tanku ini!" Dan ia lalu mengayun tangan kanannya, sebuah bom kecil meluncur keluar dari dalam tangannya.
Itulah Pek lek tan. Ketika Pek lek cu mengayun tangannya.
Naga Merah sudah gerakkan badannya lebih dulu menyambuti dan menghilang kedalam rimba didepannya.
Kejadian ganjil dan aneh timbul disaat itu juga.
Bem Pek lek tan yang meluncur keluar dari tangan Pek lek cu tadi ternyata sama sekali tidak memperlihatkan pengaruhnya.
Pek lek cu sendiri berdiri ternganga dengan mulut terbuka lebar- lebar.
Semua orang kuat yang menyaksikannya juga pada merasa terheran- heran.
Sebab menurut kebiasannya bom Pek lek tan selamanya tidak pernah gagal.
Jikalau sudah disambitkan oleh orang yang memilikinya, pasti akan meledak seketika itu juga.
Tapi mengapa kali ini tidak" Ini benar-benar merupakan suatu kejadian ganjil luar biasa yang belum pernah dialami oleh Pek lek cu si pemilik bom.
Seketika itu juga Pek lek cu lantas lompat melesat kearah kemana tadi bom-nya dilemparkan.
Dan pada saat itu juga terdengar suara Naga Merah berkata.
"Pek lek cu kau buat Pek lek tan mu itu makan waktu tidak kurang dari lima puluh tahun lamanya dan baru berhasil membuat 15 saja.
Biasanya kau pandang itu sebagai barang mestika yang tidak ternilai harganya, mengapa malam ini kau obral begitu saja dengan caramu yang sembarangan" Apa kau kira dengan satu Pek lek tan saja mampu kau jatuhkan Naga Merah" Hmmn..
Mimpi!! kau sungguh terlalu memandang rendah kepadaku Naga Merah..." Pek lek cu akui benar-benar perkataan itu ada suatu kenyataan, kembali wajahnya berubah.
Ketika menyaksikan bom Pek lek tan buatannya itu telah disambuti oleh si Naga Merah, itu saja sudah cukup membuat dia sangat mendongkol dan terheran-heran.
Kini mendengar ejekan-ejekan Naga Merah yang sangat menusuk-nusuk hatinya, sudah tentu semakin bertambah rasa gusarnya.
Hampir saja dadanya meledak oleh karenanya.
"Tuan sudah sanggup menyambuti senjata bomku, tidak kecewa kau dapatkan julukan sebagai salah satu dari Bu lim Sam cu.
Sekarang coba kau sambuti lagi satu bom ku ini." Demikian bentak Pek lek cu dan lantas juga menyambitkan sebuah bom-nya lagi.
Tapi bom Pek lek tan yang kedua ini serupa halnya dengan yang pertama, juga tidak meledak.
Bukan kepalang kaget dan gusarnya Pek lek cu pada saat itu.
Sebab diwaktu waktu biasanya sekali saja belum pernah ia melakukan kegagalan dalam menggunakan senjatanya itu.
Tapi kali ini sampai dua kali beruntun semua sudah disambuti oleh Naga Merah bagimana tidak membuat ia kaget dan terheran-heran" Kembali terdengar suara Naga Merah berkata "Pek lek cu, dua biji bom Pek lek tan ini biarlah kusimpan dulu untuk sementara, Apakah kau pikir hendak mengeluarkan seranganmu yang ketiga?" Pek lek cu benar-benar merasakan hampir meledak dadanya bahwa gusar.
Cepat bagaikan kilat tubuhnya melesat kearah darimana datangnya suara Naga Merah, sedang bom ketiganya tergengam erat-erat dalam tangannya.
Kepandaian Pek lek cu didalam rimba persilatan sudah jarang sekali orang yang mampu menandingi.
Ia bersama Hiat im cu dan Naga Merah (Hut long cu) merupakan tiga tokoh terkuat pada jaman itu.
Dalam rimba persilatan malah namanya mendapat gelar tinggi Bu lim Sam cu.
Dapatlah kita bayangkan sendiri bagaimana gesit dan lincahnya gerakan badan orang-orang ini, maka dalam waktu sekejapan saja Cu yang ketiga ini sudah melesat lima tombak lebih menubruk kearah dari mana datangnya suara tadi.
Mendadak terdengar pula suara Naga Merah yang dibarengi oleh ketawanya yang nyaring.
"Ha..ha..ha.. Pek lek cu biarlah aku simpan dulu dua Pek lek tanmu ini sampai ketemu lain kali.
Sekarang aku pergi dulu..." Sehabis berkata lalu berkelebat satu bayangan merah yang melesat sejauh kira-kira delapan tombak kemudian menghilang dari depan mata orang banyak disitu! Pek lek cu marah sekali, Sekujur badannya gemetaran menahan marah, sebab sejak ia muncul dalam dunia kangouw, itu adalah untuk pertama kalinya ia menerima hinaan orang menderita kekalahan hebat.
Sedang musuhnya bagimana macam rupanya saja, bukan hanya belum dapat ia melihat dengan tegas, bahkan sudah kehilangan pula dua butir Pek lek tan yang ia pandang sebagai barang mustikanya itu secara begitu mudah, Keganasan dan kemedongkolannya itu memang cukup dapat kita mengerti betapa hebatnya.
Selagi Pek lek cu masih berdiri dengan badan gemetar menahan gusar, mendadak terdengar suatu suara besar berkata "Pek lek cu kehilangan dua Pek lek tan rasakan saja apa artinya" Perlu apa sampai membikin aku begitu gusar dan badanmu gemetaran begitu rupa" Aih sungguh kasian, Makanya lain kali hendaknya jangan suka sembarangan gunakan barang itu, kejadian barusan adalah satu peringatan untukmu." Pek lek cu balikan badannya secara mendadak.
orang yang baru menutup mulut itu ternyata adalah pemuda baju abu-abu yang pendiam sikapnya itu.
Pek lek cu mengira bahwa pemuda itu sengaja hendak mengejek dirinya, maka ia seketika itu dengan wajah berubah karena, tubuhnya juga segera melesat kesamping si pemuda sembari berkata dengan suara gusar, "Bocah!! kau siapa"!" Pemuda pendiam itu bersenyum.
Ia lalu berkata dengan sikap tenang luar biasa.
"Apa yang aku ucapkan tadi memang dari hal sebetulnya bukan?" Pendekar Kalong yang menyaksikan keadaan dihadapan matanya saat itu, kuatir lagi-lagi akan timbul bentrokan disitu maka cepat-cepat ia menyelak, "Sahabat Pek lek cu, perlu apa kau meladeni segala bocah ingusan dari kalangan muda?" Ciang hay Sin kun juga turut menimbrung berkata sambil ketawa bergelak-gelak.
"Setan tua Pek lek cu tidak nyana adamu yang berangasan dulu masih tetap kau bawa-bawa sampai dihari tuamu.
Apa yang diucapkan oleh bocah itu memang tidak salah.
Kau baru kehilangan dua butir Pek lek tanmu, bukankah masih ada tiga belas butir lagi yang cukup dapat kau gunakan?" Pek lek cu terpaksa menahan amarahnya.
Matanya menyapu kearah Ciang hay Sin kun mengapa juga berada disini" demikian pikirnya.
Ketika itu ia lantas berkata "Loko, mengapa kau juga datang?" "Apakah aku tidak boleh datang?" Pada saat itu Yao lie lu sudah gerakkan kakinya dan perlahan-lahan menghampiri sambil memperlihatkan sikap penuh perhatian terhadap pemuda itu.
Sebaliknya dengan si pemuda pendiam, melihatpun tid ak kepada sicantik.
Malah perlahan-lahan ia menghampiri Pek lek cu.
Pemuda baju abu-abu yang pendiam dan sangat misterius itu ternyata tidak ada seorang pun yang mengenalnya.
Siapakah sebetulknya pemuda ini" .
. . . . . .. Yao lie lu ketika mendadak melihat pemuda itu berjalan menjauhinya lantas menegur "Kau hendak kemana?" Pemuda pendiam itu balikkan badan menjawab dengan suara dingin.
"Apakah aku perlu memberitahukan dulu kepadamu tentang segala tindakanku?" Sehabis berkata demikian, ia lalu melanjutkan tindakannya.


Naga Merah Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kali ini adalah Yao lie lu yang tidak berani menegurnya lagi.
Wanita cantik ini hanya mengawasi belakang punggung si anak muda dengan perasaan mendelu.
Dua buah bom Pek lek tan milik Pek lek cu tidak meledak, itu sudah cukup mengejutkan semua orang yang berada disitu.
Naga merah ternyata mampu menyambuti bom.meledak tersebut, yang sangat lihay kepandaian demikian itu sebetulnya tidak habis mengerti.
Soal didalam lembah sempit digunung Kiu hoa san agaknya sudah selesai.
Tapi sebelum Naga Merah meninggalkan tempat tersebut suasana tegang dan suram.masih saja merajalela.
Orang-orang yang berada disekitar lembah tatkala mendapat lihat bahwa soal disitu sudah selesai, mereka lalu satu demi satu berlalu meninggalkan tempat tersebut.
Pada saat orang-orang tadi sedang hendak meninggalkan lembah itu, dari jauh tiba-tiba terdengar suara jeritan ngeri, Pek lek cu yang begitu mendengar suara jeritan tersebut adalah merupakan orang pertama bergerak lebih dulu, ia lantas lompat mencelat dari mana suara jeritan tadi keluar.
Pendekar Kalong ketika melihat si pemuda pendiam baju abu-abu itu, pikirannya tergerak, ia lalu memanggilnya "Bocah.
kau kemari.." Si pemuda balikkan badannya dan mengawasi Pendekar Kalong sejenak, kemudian berkata, "Locianpwe, Naga Merah membunuh orang lagi, apa kau tidak ingin melihat?" Setelah itu, ia lantas berjalan dengan langkah biasa menuju kearah darimana suara tadi datang.
Pendekar Kalong menoleh dan mengawasi Ciang hay Sin kun sejenak.
Ia merasa bahwa si anak muda kelakuannya sangat ganjil didepan matanya.
Ciang hay Sin kun melihat sang kawan mengerutkan alis, turut juga mengerutkan keningnya.
Matanya dialihkan kearah si wanita cantik Yao lie lu, kemudian bertanya padanya.
"Budak, kau muncul didunia Kang-zsouw baru beberapa bulan saja, kenapa sudah membunuh-bunuhi begitu banyak orang?" "Ini urusanku sendiri." jawabnya ketus.
"Apakah kau tahu bahwa Ciang bun jin dari tiga partai besar oleh karena pembunuhan mu dulu itu mereka sudah tiba didalam lembah ini?" Perkataannya itu mengejutkan sungguh hati Yao lie lu.
Wajahnya kelihatan berubah sedikit.
Sambil perdengarkan suarau dihidung ia berkata, "Apa kau kira aku pandang mata pada tiga ciang bun jin itu?" "Baiklah!! urusan ini untuk sementara tidak usah kita bicarakan.
Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamau, apa kau kenal dengan pemuda baju abu-abu itu?" kata lagi Ciang hay Sin kun sambil berdiam.
"Aku dengan dia baru kenal tiga hari yang lalu.
Jika dugaanku tidak salah, pasti dia ada seorang berilmu tinggi luar biasa." Pendekar Kalong lalu menyeletuk.
"Benar.. pemuda itu memang pernah mengatakan bahwa ia berilmu silat, cuma saja karena kena dibokong orang, ia kata kecuali bisa menemukan Hiat im cu tidak akan pulih kembali keadaannya." Ciang hay Sin kun nampak berpikir sejenak.
Ia lalu menanya pula kepada Yao lie lu "Ketika kau pertama kali melihatnya, apakah keadaannya sudah begini rupa" " Yao lie lu hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban.
Ia menatap Ciang hay Sin kun sejenak, agaknya hendak mengatakan sesuatu, tapi akhirnya urung.
Ciang hay Sin kun dongakkan kepala sambil berpikir keras tentang dirinya si pemuda pendiam baju abu-abu yang dalam otaknya seolah-olah merupakan suatu teka teki besar yang erlu harus lekas-lekas dipecahkan.
Ia lalu memandang dirinya pemuda yang sudah berjalan agak jauh itu.
Sementara itu hampir semua orang yang ada disitu merasa terheran-heran atas sikap sipemuda pendiam yang sangat ganjil.
Pada saat itu dari dalam rimba yang agak jauh tiba-tiba terdengar lagi suara bentakan orang.
Itu ternyata keluar dari mulutnya Pek lek cu.
Ciang hay Sin kun mengawasi Pendekar Kalong dan Yan san It hiong sejenak, kemudian berkata "Mari kita lihat kesana." Baru saja selesai perkataannya tiba-tiba suara ketawa Naga Merah yang amat seram dan menakutkan terdengar dibelakang diri mereka.
Semua orang yang berada disitu pada merasa ketakutan.
Mereka balikkan badan hampir berbareng.
Dibelakang mereka entah sejak kapan sudah berdiri sesosok bayangan orang yang seluruh tubuhnya mengenakan pakaian warna merah.
Seruan "Naga Merah" hampir serentak keluar dari mulut mereka.
Saat itu terdengar suaranya Naga Merah yang bernada dingin berkata: "Siapa ada itu orang yang mempunyai nyali begitu besar yang berani main gila diatas kepalanya aku si Naga Merah?" Dengan munculnya Naga Merah secara mendadak itu saja sudah cukup mengejutkan Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya kini setelah mendengar pertanyaan yang tidak kerasa ujung pangkalnya itu sudah tentu membuat lebih heran kepada mereka entah apa yang dimaksudkan dengan pertanyaan itu" "Bocah yang membawa sepotong mangkok pecah ini tadi sekarang pergi kemana" Jikalau kalian tidak mau memberitahukan, awas kalian nanti akan aku bikin mampus semua." berkata Naga Merah sambil perdengarkan ketawanya.
Baru saja habis ucapannya, tiba-tiba terdengar suara ketawa hambar dan suara teguran dibelakang dirinya.
"Kau Naga Merah mencari aku ada perlu apa?" Dari dalam rimba tiba-tiba muncul dirinya si anak muda baju abu-abu yang sangat misterius kelakuannya.
Pemuda baju abu-abu itu tiba-tiba muncul dihadapannya Naga Merah, telah membuat terkejut hatinya Yao lie lu.
Dengan sikapnya yang diluar dugaan semua orang, ia melesat maju dan menghadang dihadapannya pemuda baju abu-abu.
Dengan paras gusar, ia berkata kepada Naga Merah.
"Naga Merah, jikalau kau berani mengganggu seujung rambutnya saja, aku tidak akan tinggal diam.terhadap kau." Perkataan itu membuat Naga Merah tercengang.
Lama baru ia berkata "Kau pernah apa dengan dia?" Belum lagi Yao lie lu bisa menjawab, telah terdengar suara bentak nyaring dari pemuda pendiam baju abu-abu itu.
"Yao lie lu, kau enyah dari sini!" Bentakan secara tiba-tiba dari pemuda baju abu-abu itu, bukan saja diluar dugaan Yao lie lu sendiri, sekalipun Naga Merah yang berada sejauh tiga tombak juga merasa heran.
Yao lie lu merasa sangat pilu, alisnya yang panjang dan lentik nampak bergerak, dan butir-butir air mata mengalir membasahi kedua pipinya.
Keadaan Yao lie lu pada saat itu sangat mengharukan semua orang yang menyaksikannya.
Ia mengawasi pemuda baju abu-abu itu sejenak, lalu berkata dengan suara sedih.
"Kita hanya berjumpa secara kebetulan saja, perhatianku kepadamu ternyata tidak kau gubris sama sekali...
yah.. aku seharusnya memang pergi, tidak ada gunanya aku turu campur urusanmu, cuma membikin kau merasa jemu terhadap diriku." Sehabis berkata, ia lalu meninggalkan pemuda pendiam itu.
Terhadap berlalunya Yao lie lu dengan sikapnya yang sangat memilukan hati, pemuda baju abu-abu itu agaknya tidak mau ambil perduli sama sekali.
Ia tujukan matanya kearah dirinya Naga Merah yang berada dihadapannya kira-kira tiga tombak jauhnya.
Kemudian berkata dengan suara dingin.
"Apa kau Naga Merah?" Pertanyaan ini membuat heran semua orang apakah Naga Merah itu palsu" rasanya tidak bisa jadi.
Naga Merah mendengarkan suara ketawanya yang seram, lalu berkata "Apakah tuan makan nyalinya macan atau beruang" Sepotong pecahan mangkok ini, kau dapat menipu orang lain, tapi buat aku tidak!! Bahwa apa yang kau tulis diatasnya pecahan mangkok ini, aku Naga Merah pasti akan menepati janjimu!" Sehabis berkata dan selagi hendak lompat melesat, mendadak sesosok bayangan hitam berkelebat didepan matanya, tahu-tahu Pek lek cu sudah melayang turun dikalangan dengan suara keras ia membentak.
"Naga Merah, kau coba sambuti sekali lagi bom Pek lek tanku!" Berbareng dengan itu, bom Pek lek tan yang tergengam dalam tangannya mendadak meluncur keluar.
Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba itu telah mengejutkan semua orang yang berada disitu.
Ciang hay Sin kun lantas berseru "Lekas mundur..." secepat kilat ia sendiri sudah melesat kedalam rimba.
Hampir semua orang yang berada disitu percaya, betapapun tingginya kepandaian Naga Merah, rasanya tidak mampu menyingkirkan diri dari bom Pek lek tan yang disambitkan secara mendadak itu.
Suara menggelegar dari ledakan bom Pek lek tan telah terdengar, sampai lembah digunung itu rasanya seperti turut tergoncang.
Lelatu api ledakan bom yang amat dahsyat itu telah membuat cahaya terang benderang dalam waktu malam yang gelap gulita itu! Bom Pek lek tan yang disambitkan oleh Pek lek cu, akhirnya telah meledak! Tempat sekitar lembah tersebut telah dibuat tergetar oleh ledakan bom tersebut.
Pohon-pohon pada tumbang atau rubuh malang melintang.
Kekuatannya bom Pek lek tan itu sesungguhnya sangat menakjubkan.
Tempat dimana bom itu meledak, tanah, batu, dan pepohonan telah menjadi hancur tak keruan macamnya! Suara ledakan seperti ledakan gunung api yang sedang bekerja, membuat lembah yang dikitari oleh gunung-gunung tinggi itu benar-benar sedang menghadapi bencana alam yang dahsyat.
Burung-burung atau binatang lainnya yang menjadi penghuni dalam rimba daerah pegunungan tersebut pada terbang dan lari serabutan sambil perdengarkan suaranya ketakutan yang amat riuh.
Tatkala bom itu meledak, Pek lek cu sendiri sudah melompat mundur jauh-jauh meninggalkan tempat berbahaya itu.
Dan ketika ia membuka matanya, ditempat ledakan tersebut terlihat berkelebatnya sesosok bayangan merah, lompat melesat tinggi sekali diantara lelatu ledakan bom tersebut.
Naga Merah ternyata kena bom-nya yang amat dahsyat itu.
Ketika Pek lek cu melihat berkelebatnya sesosok bayangan merah itu, ia segera mengetahui bahwa Naga Merah tak binasa karena ledakan bomnya itu.
Dalam gusarnya sambil keluarkan geraman ia lompat menubruk kearah larinya Naga Merah,...
Pada saat itu kembali tertampak berkelebatnya satu bayangan merah, kemudian disusul oleh meluncurnya angin keras yang menggulung dirinya Pek lek cu.
Angin yang datangnya secara tiba-tiba itu telah membuat terkejut Pek lek cu.
Selagi hendak egoskan diri untuk menyingkir, tiba-tiba terdengar suara tertawa dingin.
Kemudian suaranya Naga Merah yang bersifat mengejek dan menghina, "Kehebatannya bom Pek lek tan benar-benar ada lain daripada yang lain.
Sekarang kau juga coba-coba menyambuti serangan tenagaku ini." Ucapannya itu lalu disusul oleh satu serangan yang amat hebat!.
Pek lek cu yang selagi hendak menubruk dari gulungan angin serangannya.
Untung kepandaiannya sangat tinggi.
Dengan cara menekuk kakinya dan berjumpalitan ditengah udara ia melesat kesamping sampai tiga tombak jauhnya, baru berhasil menghindarkan serangan Naga Merah yang amat dahsyat tadi.
Walaupun demikian ia juga sampai dibikin kaget dan ketakutan setengah mati sampai sekujur badannya mengeluarkan keringat dingin.
Kepandaian Naga Merah benar-benar sukar dijajaki sampai dimana tingginya.
Pek lek cu yang berkali-kali sudah dibikin terjungkal oleh Naga Merah, jam jam.juga merasa jeri, Gerakannya Naga Merah dan kepandaian ilmu silatnya benar-benar sangat mengagumkan! Luar biasa tingginya! Kalau sampai Naga Merah ini sampai menggetarkan dunia kangouw, sebetulnya bukanlah hanya nama kosong belaka.
Karena kaget dan jeri yang timbul dalam hati Pek lek cu sampai ia lupa menerjang dirinya Naga Merah lagi.
Ia hanya berdiri disitu seperti patung.
Suara dingin yang menyeramkan kembali terdengar dalam suaranya, "Pek lek cu kau dengan aku seolah-olah air sumur tidak mengganggu air sungai.
Jikalau kau berani mencampuri urusanku sekali lagi, jangan kau sesalkan kalau saat itu nanti aku berlaku telengas memperlakukan dirimu." "Aku tidak boleh tidak harus mencampuri urusan ini!" jawab Pek lek cu dalam gusarnya.
"Kalau kau percaya masih punya itu kemampuan mencampuri urusan ini, boleh kau coba-coba keluarkan kemampuanmu, aku ingin tahu Pek lek tan mu yang pernah menggetarkan kangouw itu bisa menggertak aku atau tidak?" Pek lek cu sangat gusar, sampai gigi-giginya terdengar bercatrukan.
Tapi ia tetap tidak berdaya menghadapi Naga Merah yang mempunyai kepandaian luar biasa tingginya itu.
Maka ia cuma bisa menjawab sambil kertak gigi : "Naga Merah, boleh kita coba-coba saja." Suara Naga Merah yang geram.dan mengandung sifat mengejek kembali terdengar mendengung dalam telinga Pek lek cu.
"Pek lek cu, aku beritahukan dulu kepadamu, bom Pek lek tan mu itu boleh kau gunakan untuk menggertak orang lain, tapi buat aku si Naga Merah, ha..ha...
jangan kau mengimpi." Kalau ucapannya yang dikeluarkan semula tadi kedengarannya seperti dari dalam rimba sejauh dua tombak, toh ucapan yang terakhir dengannya ternyata sudah jauh seperti keluar dari tempat sejauh kira-kira sepuluh tombak.
Kiranya Naga Merah sudah berlalu jauh sekali dari hadapannya.
Terjungkalnya Pek lek cu kali ini sungguh sangat menggenaskan, Berkali-kali dia mendapat ejekan dan hinaan dari Naga Merah, bahkan sudah kehilangan tiga butir bom Pek lek tan yang ia anggap sebagai barang ampuhnya.
Pek lek cu yang dalam rimba persilatan menduduki tempat ketiga dalam urusan Bu lim Sam cu sesungguhnya tidak pernah menyangka malam itu tidak berdaya sama sekali menghadapi Naga Merah.
Sampai orang yang disebut belakangan ini bisa datang dan pergi seenaknya.
Perasaan mendongkol dalam hatinya sesungguhnya sukarlah dapat dibayangkan.
Tapi juga tidak boleh terlalu disesalkan.
Pohon-pohon dalam rimba seluas sepuluh tombak telah dibikin tumbang karena ledakan bom Pek lek tan yang amat dahsyat itu.
Selagi Pek lek cu masih berdiri mengawasi rimba gundul tersebut dengan perasaan sangat mendongkol, Ciang hay Sin kun tiba-tiba melayang turun dihadapannya, Ia lalu sambil mengawasi Pek lek cu yang sedang berdiri gemetaran karena gusarnya.
"Setan tua Pek lek cu, Naga Merah sudah berlalu.
Kau gusar begitu rupa, apa gunanya?" Pek lek cu delikan matanya sambil ketrukan kakinya ia menjawab, "Naga Merah, bagus sekali kelakuanmu! Ada suatu hari aku pasti akan mencari kau untuk membuat perhitungan kekalahanku hari ini!" Pek lek cu pada saat itu benar-benar boleh dikatakan sudah seperti orang gila kelakuannya.
Ia berjingkrak-jingkrak sendiri karena bawa amarahnya tak dapat dilampiaskan.
Ciang hay Sin kun yang menyaksikan sikap Pek lek cu ini, malam hari diam-diam.merasa geli.
Ia lalu berkata pula pada si Cu ketiga itu.
"Pek lek sahabatku, kalian berdua biar bagimana tentu masih ada kesempatan untuk saling berjumpa lagi.
Malam ini jikalau kau benar-benar binasa karena gusar, aku betul-betul tidak mempunyai uang cukup banyak untuk membelikan peti mati untuk kau.." Pek lek cu yang digoda demikian pula oleh Ciang hay Sin kun lantas ketawa.
Dalam pada itu suatu kejadian aneh telah terbentang didepan mata mereka hingga membuat Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya pada merasa terheran-heran.
Pemuda pendiam.baju abu-abu itu ternyata tidak mati terkena ledakan bom-nya Pek lek cu!.
Hal itu benar-benar membuat terkejut semua orang yang berada disitu, bahkan bukan Ciang hay Sin kun dan kawan-kawannya saja.
Pemuda baju abu-abu yang nampaknya tidak mempunyai kepandaian silat itu bagaimana caranya bisa lolos dari ledakannya bom Pek lek tan" Ini benar-benar ada satu kejadian yang sangat langka bagaimana ia bisa lolos dari bahaya maut itu" Tiada seorangpun yang dapat tahu.
Hanya pemuda itu sendiri yang tahu.
Kalau ia bisa lolos dari bahaya maut itu, semua adalah jasanya Naga merah yang menolong dirinya.
Jikalau ia tidak keburu disambar badannya oleh Naga Merah, mungkin saat itu badannya sudah hancur lebur berkeping-keping dan jiwanya sudah melayang kelain dunia.
Saat itu matanya pemuda itu mengawasi Pek lek cu, kemudian berkata dengan suara dingin.
"Pek lek cu, perbuatanmu sesungguhnya terlalu kejam." Pek lek cu ada seorang yang beradat sangat kukoay, begitu mendengar perkataan anak muda itu alisnya yang tebal lantas berdiri seperti sesapu, berkata dengan suara gusar, "Dimana kekejamanku?" "Pek lek cu, percuma kau menduduki kursi sebagai salah satu dari Bu lim Sam cu, sengaja bom mu Pek lek tan itu mungkin bisa bisa kau gunakan untuk menghadapi orang lain.
Tapi buat menghadapi Naga Merah, masih jauh sekali kebisaanmu.
Perbuatan secara membokong yang kau lakukan itu apa dengan itu pantas kau mendapat julukan Bu lim Sam cu" Rasaya cuma akan membuat orang ketawa saja." Perkataan itu membuat wajahnya Pek lek cu merah seperti kepiting direbus.
Ia berdiri tercengang, lama tidak bisa bicara apa-apa.
Ciang hay sin kun tiba-tiba tergerak hatinya.
Ia lalu menanya kepada si pemuda pendiam itu.
"Bocah, menurut perkataan Naga Merah tadi, itu sepotong mangkok pecah yang mula-mula kau keluarkan sebetulnya bukan benda peninggalan dari si pengemis sakti." "Jikalau benda itu yang asli, apa aku bisa mengeluarkan dan berikan begitu saja padanya?" Ciang hay Sin kun memikir jawaban itu memang masuk diakal.
Jikalau sepotong pecahan mangkok itu benar-benar adalah barang asli, pemuda itu tentu tidak akan memperlihatkan kepada lain orang.
Maka itu ia lalu menanya pula.
"Tapi mengapa pecahan mangkok itu mirip betul bentuknya dengan mangkok yang disiarkan dalam cerita orang?" "Hal ini, maaf aku tidak bisa memberitahukan." "Apa maksudu kau memberikan pecahan mangkok itu kepada Naga Merah?" "Hal ini rasanya aku tak perlu memberitahukan padamu lebih dulu." "Memang setiap orang dikolong langit masih-masing berjalan diatas jalannya sendiri.
Terhadap tindak tandukmu sudah tentu tidak ada hak untuk aku tanyakan.
Cua kelakuanmu sebetulnya sangat membingungkan kami yang mendengarnya." "Naga merah setelah menimbulkan bencana bagi dunia rimba persilatan jikalau tuan ada seorang dari golongan baik-baik yang menjunjung tinggi kebenaran sudah tentu tidak tinggal diam menyaksikan perbuatan Naga Merah." "Jikalau bukan karena Pek lek cu yang berbuat menuruti hawa napsunya sendiri, saat ini mungkin aku sudah berhasil membuka kedoknya Naga Merah." memotong si pemuda baju abu-abu.
Pek lek cu lalu berkata sambil ketawa pada si anak muda.
"Kau juga ingin membuka kedoknya Naga Merah" Ini benar-benar merupakan lelucon besar." Pemuda baju abu-abu itu berubah wajahnya.
"Apa kau anggap kepandaian ilmu silatmu sudah tidak ada yang bisa menandingi dalam dunia ini?" tanyanya dengan hati mendelu.
"Meskipun belum bisa disebut tidak ada tandingannya didalam dunia, tapi setidak-tidaknya toh jauh lebih tinggi dari pada kau, bocah!" Pemuda pendiam baju abu-abu itu ketika mendengar perkataan tersebut lantas dongakkan kepalanya sambil ketawa bergelak-gelak.
Nyata sekali bahwa ketawanya itu ada mengandung sikap memandang rendah.
-o0o0dw0o0o- JILID ke : 3 PEK LEK CU berobah wajahnya.
"Bocah kau ketawakan siapa?" tanyanya gusar.
"Aku tertawakan kau, orang jumawa!" Pek lek cu wajahnya berubah pucat sekali itu.
Napsunya hendak membunuh pemuda itu timbul secara mendadak.
Sebab, setiap perkataan pemuda itu sesungguhnya membuat ia merasa tidak sabar untuk menelan satu-satunya begitu saja.
Ini dapat dimengerti, sejak ia muncul didunia kangouw, kapan pernah ia dihinakan orang terus menerus demikian rupa" Bocah yang baru lahir belum lama ini ternyata sudah berani omong gede, mencela orang lain secara terang-terangan, bagaimana ia tidak menjadi gusar" Ciang hay Sin kun dan Pendekar Kalong ketika melihat suasana sudah meruncing diam-diam juga pada terperanjat.
Pemuda baju abu-abu ini benar-benar tidak tahu diri.
pikir mereka. Selagi Ciang hay Sin kun masih dalam berpikir, Pek lek cu sudah bergerak maju kedepan si pemuda baju abu-abu dan menanya dengan suara gusar, "Apa kau merasa tidak puas?" Pemuda baju abu-abu itu lalu menjawab sambil mendekati orang yang sedang menghampirinya: "Sudah tentu tidak?" Dan sepasang matanya lalu menyapu Pak lek cu sejenak.
"Begini saja. Kita bertaruhan dengan mengadu jurus kepandaian, jikalau kau kalah .
. . . .." Belum sampai habis ucapan pemuda baju abu-abu pendiam itu, sudah membikin gusar Pek lek cu yang jadi berjingkrak-jingkrak seperti orang edan, mulutnya berkaok-kaok.
"Jikalau aku kalah dibawah tanganmu, bocah.
Pek lek cu selanjutnya tidak akan gentayangan dalam dunia kangouw lagi." "Perkataanmu ini sesungguhnya kau ucapkan terlalu berat.
Kau anggap kepandaianmu sendiri sudah tidak ada tandingannya dalam kolong langt ini, tapi dalam pikirku kau cuma merupakan satu Siao cut (manusia kecil) yang tidak ada artinya dalam dunia kangouw." Pek lek cu tidak sanggup lagi agaknya menerima terus menerus ejekan maka seketika itu ia lantas membentak keras.
"Kau cari mampus!...." Dan bersamaan dengan itu, tangannya terayun hendak menyerang si pemuda banyak mulut.
Tapi ada saat tangan Pek lek cu terayun, saat itu juga pemuda itu membentak secara tiba-tiba.
"Pek lek cu tahan dulu!!" Perkataan itu agaknya mengandung kekuatan dan pengaruh gaib yang amat besar.
Seketika Pek lek cu menarik kembali serangannya yang sudah dilancarkan setengah jalan.
Ketika ia menatap wajah si pemuda.
Ia lihat pemuda itu dengan tenang luar biasa berkata sambil ketawa dingin.
"Pek lek cu, mari kita bertaruhan dengan lima jurus pukulan.
Jikalau kau kalah, kau berikan padaku tiga butir bom Pek lek tanmu..." "Boleh!! Tapi kalau kau yang kalah, bagaimana?" Ia memotong.
"Kau jangan terburu napsu dulu.
Perkataanku masih belum habis.
Kita berdua mengadakan pertaruhan dengan lima jurus ilmu pukulan.
Jikalau kau yang kalah, kau harus berikan aku tiga bomu dan juga harus segera pergi ke pusatnya Hian peng kauw di lau tan utara untuk mengambil pedang Hian peng kiam.untukku." Ia berhenti sejenak, kemudian berkata pula, "Dan jikalau aku yang kalah akan kuberikan kau itu pecahan mangkok peninggalannya itu pengemis sakti pada 200 tahun berselang." Sehabis berkata, dari dalam sakunya dikeluarkan sepotong pecahan mangkok lagi.
Itu ternyata warnanya masih berkilap seperti kaca kalau dibandingkan dengan barang pecah yang dikeluarkan duluan, bedanya yang bumi dengan langit.
Dengan munculnya kembali pecahan mangkok ini, gem parlah keadaan disitu.
Ciang hay Sin kun dan lain-lainnya pada terheran-heran.
Pemuda baju abu-abu ini benar-benar misterius.
Ia berani menantang terang-terangan pada Pek lek cu dan berani pula mempertaruhkan sepotong pecahan mangkok yang dipandang sebagai barang pusaka itu, maka asal usul dirinya pemuda itu mungkin bukan sembarangan.
Pada hari itu si pemuda sedang mengulap-ulapkan mangkoknya sambil berkata, "Pek lek cu, kita gunakan benda ini sebagai barang taruhan.
Bagaimana?" Pek lek cu lantas menjawab sambil ketawa bergelak-gelak.
"Bagus.. bagus..!! Kita tetapkan benda itu sebagai barang taruhan.
Kalau kalah akan segera aku berikan kau tiga bom ku dan juga akan segera aku pergi ke lautan utara untuk mengambil pedang Hian peng kiam, Kalau kau yang kalah, boleh kau serahkan sepotong pecahan mangkok itu." Munculnya pecahan mangkok kembali dari si pemuda baju abu-abu lagi lagi menggemparkan sangat semua orang yang berada disitu.
orang-orang yang datang hanya hendak turut menyaksikan Naga Merah beraksi.
Meski sebagian besar sudah berlalu meninggalkan lembah tersebut, tapi yang tidak tujukan matanya dengan penuh gairah ke arah tangan si pemuda baju abu-abu yang sedang memegang pecahan mangkoknya.
Benda yang dibuat taruhan oleh kedua orang itu sama-sama merupakan benda-benda yang sangat langka dalam dunia rimba persilatan.
Benda dalam tangan pemuda baju abu-abu merupakan suatu benda pusaka yang tidak ternilai harganya dalam dunia.
Sedangkan tiga bom Pek lek tan yang dibuat taruhan oleh pemiliknya, meskipun belum terhitung barang pusaka benar-benar namun untuk menyuruh Pek lek cu pergi ke lautan utara mengambilkan Hian peng kiam.bagi si pemuda, ini merupakan suatu tugas yang maha sulit.
Untuk sesaat lamanya suasana kembali berubah sunyi sepi.
Tak ada seorangpun yang berani buka mulut bersuara.
Hanya banyak pasang mata yang ditujukan kearah dua orang ditengah-tengah dengan mata tak berkedip.
Sementara itu, orang-orang dari rombongan Ciang hay Sin kun semua pada kuatirkan keselamatan si pemuda pendiam baju abu-abu.
Sebab dengan kepandaian Pek lek cu salah satu dari Bu lim Sam cu, bagaimana pemuda itu mampu menandingi" Didalam lembah yang sangat sunyi keadaannya itu, tiba-tiba terdengar suara bentakan nyaring dibarengi oleh suara seruan seorang wanita yang kedengarannya dari tempat diluar lembah.
orang-orang yang berada didalam lembah, begitu mendengar suara nyaring itu pada terperanjat.
Diluar lembah pasti ada orang sedang bertempur! Pada saat itu, Pek lek cu sudah berjalan dan berdiri didepan si pemuda baju abu-abu dan segera berkata dengan suara dingin.
"Bocah, bagimana kita mulai turun tangan?" Akan tetapi pemuda baju abu-abu itu tidak menjawab pertanyaan Pek lek cu, sebaliknya sedang mengarahkan pandangan matanya ke arah Pendekar Kalong, dan kepadanya ia berkata.
"Locianpwe, harap kau suka bertindak sebagai wasit." Pek lek cu lagi-lagi berubah wajahnya.
Ia berkata dengan suara gusar! "Apa aku siorang tua mau mengakali kau" Apa kau kira aku mau lepaskan kepercayaanku?" "Buat orang lain tidak berani kukatakan itu.
Tapi kau Pek lek cu, kau bukan seorang yang bisa pegang teguh janjimu!" "Sejak kapan aku pernah mengingkari janjiku sendiri?" "Yang jauh-jauh tidak usah kita katakan.
Yang terang tiga puluh tahun yang lalu kalau kau tidak mengingkari janjimu, maka Tiong-goan It kauw Cu pek Kun juga tidak akan binasa di atas gunung Bu-tong san.
Tentang peristiwa ini tentunya kau masih ingat betul betul bukan?" Mendengar perkataan pemuda pendiam baju abu-abu ini, wajahnya Pek lek cu berubah pucat seketika.
Tanpa merasa kakinya mundur dua tindak.
Sepasang matanya mendelik sebesar jengkol, mulutnya menanya dengan suara tak lampias.
"Kau.....kau siapa"!" Pemuda itu ketawa bergelak-gelak.
"Tentang ini tidak harus kau tahu!" katanya.
Ia berhenti sejenak lalu berpaling kearah Pendekar Kalong dan berkata pula.
"Locianpwe, sukakah kau menjadi wasit dalam pertandingan kami?" Pendekar Kalong yang ditanya demikian oleh pemuda baju abu-abu seketika itu merasa agak sulit menjawab.
Sebab Pek lek cu adalah seorang besar yang namanya sudah sangat terkenal, bagaimana ia mau menerima begitu saja permintaan pemuda yang masih hijau itu" Maka ia saat itu hanya kerutkan keningnya, sama sekali tidak menjawab pertanyaan si pemuda pendiam.
Pek lek cu lalu berkata, "Setan keluyuran, diwaktu tengah malam kau terima baik saja permintaannya." Pendekar Kalong terpaksa anggukkan kepalanya dan berkata, "Legakanlah hatimu!" Pemuda pendiam baju abu-abu itu nampak bersenyum lalu berkata kepada Pek lek cu.
"Pek lek cu, sekarang kita tentukan begini saja.
Aku yang rendah cuma seorang yang tidak bisa apa-apa karena terluka parah.
Jikalau turun tangan mengadu kekuatan, sudah tentu aku tidak mempunyai kemampuan, maka sebaiknya kita....." Pek lek cu lantas memotong, "Sebaiknya kita ucapkan dengan lisan setiap gerak tipu yang hendak kita keluarkan dan suruh pihak lawan memecahkan, beres bukan?" "Kau benar! Kita batasi saja lima jurus.
Dalam waktu setengah jam kalau salah satu tidak mampu memecahkan gerak tipu serangan yang diajukan oleh lawannya akan terhitung pihak kalah." Pek lek cu tiba-tiba memikir sesuatu.
Dan ia lekas berkata, "Cuma aku masih mau ajukan satu syarat lagi.
Kalau kau kalah, kau beritahukan padaku nama, asal-usul, suhu serta dalam partai mana kau termasuk!" "Boleh..
Tangan Berbisa 11 Jiranku Kekasihku Karya Mel Mellisa The Name Of Rose 13

Cari Blog Ini