Ceritasilat Novel Online

Badai Di Siauw Lim Sie 7

Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong Bagian 7


memperoleh seorang guru seperti Koko Timo yang
memiliki kepandaian begitu tinggi, sehingga mereka
memiliki tulang punggung yang kuat sekali dan juga telah
memperoleh didikan yang hebat dari ilmu-ilmu yang luar
biasa dari sang guru, dengan demikian mereka semakin
berani mengumbar perbuatan jahat mereka.
Disamping menerima puluhan orang murid, Koko Timo
juga telah mengijinkan murid muridnya itu mengambil
murid lagi, maka dalam waktu yang singkat, Jie Liong
Kauw memiliki anggota yang terdiri dari orang-orang yang
memiliki kepandaian lumayan tingginya. Sam Tu Song,
yang semula hanya sebagai seorang pesuruh di sebuah
rumah penginapan, setelah memasuki Jie Liong Kauw, dia
memperoleh kepandaian yang lumayan. Karena memang
lingkungannya terdiri dari manusia-manusia yang kejam
dan bertangan telengas, Sam Tu Song pun telah mengikuti
jejak dari guru dan paman gurunya, dia jadi seorang yang
bengis dan selalu mengumbar kejahatan yang tak terkira,
403 memperkosa gadis2 dan isteri orang, merampas atau
membunuh orang, semuanya itu dilakukan dengan mata
tidak berkedip. Jika memang murid2 Jie Liong Kauw menemui lawan
yang tangguh, tidak segan2 mereka main keroyok, dan
umumnya murid2 Koko Timo memiliki kepandaian yang
tinggi sekali. Jika murid2 Koko Timo telah turun tangan,
tentu urusan itu dapat diselesaikan, lawan kuat itu dapat
dibereskan Namun kalau memang tidak dapat diselesaikan juga
karena sang lawan terlalu hebat kepandaiannya, maka
Koko Timo akan turun tangan sendiri. Sejauh itu, belum
pernah Koko Timo mempergunakan lebih dari tiga jurus
guna merubuhkan lawannya. Hal itu disebabkan memang
kepandaian Koko Timo yang telah mencapai tingkat yang
tinggi dan sempurna, dan boleh dibilang sudah jarang ada
orang yang bisa menandingi atau menghadapi lebih dari
tiga jurus. Dengan lihaynya sang Kauwcu, maka seluruh anggota
Jie Liong Kauw semakin besar kepala dan melakukan
perbuatan yang se-mena2 mereka tidak kenal takut pada
siapapun juga, selalu melakukan kejahatan dan kerusuhan.
Tidak jarang, merekapun mengacau diluar kekuasaan
mereka. Waktu Sin Han dan Su Lian dibawa ke markas orang2
Jie Liong Kauw, waktu itu menjelang pagi hari, dimana
sinar matahari tengah memancar hangat. Dan Sam Tu Song
bersama ketiga orang paman gurunya telah membawa
kedua orang tawanan mereka kesebuah gedung bertingkat
dua yang luas dan megah sekali Di ruang tengah, kedua
tawanan itu digabrukkan terbanting ke lantai.
404 Waktu memasuki gedung yang dijadikan sebagai markas
Jie Liong Kauw. Sin Han masih bisa melihat, banyak sekali
murid2 Jie Liong Kauw, yang berada didalam gedung tersebut, umumnya mereka memiliki wajah yang bengis dan
memandang dengan sikap yang bermusuhan. Diantara
mereka juga ada yang ter-tawa2 sambil berbisik-bisik,
rupanya membicarakan akan kecantikan si gadis.
Dari ruangan dalam tampak melangkah seorang laki2
tua berusia enam puluh tahun lebih, yang kumis, jenggot
maupun rambut di kepalanya telah berobah warna menjadi
putih, sikapnya angkuh sekali. Dia menghisap sebatang
huncwe yang dicekal oleh tangan kirinya. Ketika melihat
kedua orang tawanan itu, dia memincingkan matanya
sedikit dan melirik kepada ketiga orang paman guru Sam
Tu Song, dan tanyanya dengan suara tawar: "Su-te, apakah
kalian memperoleh kesulitan menangkap mereka?"
Ketiga orang bermuka bengis itu merang kapkan
tangannya sambil katanya: "Tidak Suheng mana mungkin
kami bisa dipersulit oleh siapapun juga" Hemm, jika
memang dia membandel, tentu gadis itu telah menjadi
mayat. Bukankah itu harus disayangkan?"
Lelaki bermuka angkuh itu mengangguk perlahan, dia
kemudian berkata dengan suara yang tawar: "Bebaskan
mereka." Ketiga orang itu menoleh kepada Sam Tu Song, rupanya
Sam Tu Song mengerti, bahwa dirinya yang diperintahkan
oleh sang paman gurunya itu, segera juga menghampiri si
gadis, dia membuka jalan darah ditubuh gadis tersebut,
sehingga Su Lian bisa berdiri kembali dengan tubuh yang
lesu, mukanya merah padam karena marah.
Sedangkan Sin Han ketika dibuka totokan pada dirinya,
telah melompat berdiri. 405 Sejak tadi dia melihat lelaki bermuka angkuh dan
menghisap huncwe panjang itu, Sin Han telah berpikir jika
memang dia memilikii kesempatan, tentu akan menawan
salah seorang dari anggota Jie Liong Kauw, sebagai
pengganti Su Lian, Dan siapa sangka, lelaki bermuka
angkuh itu telah perintahkan kepada ketiga orang adik
seperguruannya untuk membuka totokannya dan
membebaskan dia. Dengan demikian, Sin Han segera juga
berpikir: "Hemmm, aku harus mempergunakan kesempatan
ini sebaik mungkin untuk dapat menangkap salah seorang
diantara mereka" Orang Jie Liong Kauw yang berada paling dekat
dengannya adalah Sam Tu Song, yang telah membukai
totokan pada dirinya. Begitu bebas dari pengaruh totokan
tersebut, Sin Han telah melompat dengan kedua tangan
diulurkan, dia mencengkeram. Gerakannya yang
dilakukannya cepat sekali, yang diincar akan dicengkeramnya adalah jalan darah Ma-liang-hiat Sam Tu
Song. Sam Tu Song terkejut, dia tidak mungkin dapat berkelit
dari cengkeraman Sin Han yang tidak pernah disangkasangkanya, jarak merekapun terpisah tidak terlalu jauh. Dia
hanya bisa mengeluarkan seruan saja, dan tangan Sin Han
menyambar dekat sekali akan segera mencengkeramnya.
Orang bermuka angkuh dengan huncwenya yang
panjang itu, sama sekali tidak terkejut melihat hal itu, dan
hanya mengibaskan lengan bajunya, seketika tampak
beberapa sinar yang berkelebat ke arah tangan Sin Han,
memaksa Sin Han menarik kembali tangannya membatalkan cengkeramannya pada Sam Tu Song, karena jika dia
meneruskan maksudnya itu, tentu tangannya akan disambar
oleh senjata rahasia yang dilepas oleh orang bermuka
angkuh itu. 406 Mempergunakan kesempatan itu, Sam Tu Song telah
melompat mundur dengan muka berkeringat, tampaknya
dia kaget dan murka sekali, dia membentak "Manusia
keparat....!" Tetapi Orang bermuka angkuh itu telah memberi isyarat
padanya, agar dia tidak perlu menimbulkan keributan.
Dengan mata yang agak disipitkan, orang bermuka angkuh
itu telah berkata dengan suara yang tawar: "Siapa namamu,
anak muda" Dan siapa gurumu" Tampaknya kau memiliki
kepandaian yang tidak lemah".
"Aku Sin Han. guruku Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang"
menyahuti Sin Han. "Ohhhh, Lo Ping Kang" Diakah yang mendirikan
perkumpulan Kay-pang, perkumpulan pengemis?" waktu
bertanya begitu, sama sekali lelaki bermuka angkuh tersebut
tidak memperlihatkan perasaan terkejut, dia hanya
memperlihatkan senyuman mengejek.
Sin Han mengangguk. "Tepat Karena itu, jika memang
kalian dari Jie Liong Kauw tidak ingin bentrok dengan
kami dari Kay-pang, jelas kalian harus bersikap lebih
bersahabat lagi dengan cara demikian, tentu bentrokan
antara Kay-pang dengan Jie Liong Kauw akan sulit
dihindarkan" Lelaki bermuka angkuh itu mengangkat kepalanya, dia
dongak mengawasi langit2 ruangan itu, yang terdiri dari
ukiran2 yang indah dan disepuh oleh cairan emas. Dan dia
membuka mulutnya lebar2 tertawa dengan keras.
Lama sekali dia tertawa begitu, akhirnya dia berhenti
tertawa dan katanya: "Apa hebatnya Kay-pang" Hemmmm,
dengan mempergunakan nama Kay-pang kau ingin
menggertakku" Ingin menggertak Jie Liong Kauw" Di mata
kami, Kay-pang tidak lebih dari sebuah gerombolan
407 pengemis yang tengah kelaparan. Lo Ping Kang jika berani
menginjakkan kakinya di tempat kami ini, nanti akan kami
hajar sampai ter-kaing2 seperti seekor anjing buduk."
Mendengar gurunya dihina seperti itu, muka Sin Han
berobah merah padam, dia telah membentak gusar: "Jangan
kau bicara seenakmu. Jika memang kalian merasa sebagai
Hohan yang memiliki kepandaian tinggi, dan Jie Liong
Kauw sebuah perkumpulan dari para Hohan, mari, mari
bertanding denganku secara Hohan, jangan bersikap
pengecut dengan main keroyok"
Mendengar perkataan Sin Han itu, lelaki tua bermuka
angkuh tersebut telah tertawa lagi, dengan sikap yang
mengejek, lalu dengan tawar dia telah menoleh kepada
ketiga orang sutenya, adik seperguruannya, untuk menegur:
"Apakah kalian menawannya dengan cara mengeroyok?"
Ketika itu, muka ketiga adik seperguruan dari lelaki
bermuka angkuh itu telah berobah merah padam,
tampaknya mereka malu dan murka. Sekarang Suheng
mereka bertanya seperti itu, menambah kegusaran mereka.
Tetapi memang kenyataannya mereka bertiga mengeroyok
Sin Han dan juga menangkap pemuda itu dengan cara
menggertak, yaitu memperalat Su Lian yang diancam akan
dibinasakan kalau Sin Han tidak menyerah.
"Benar Tetapi jika memang dia penasaran dan ingin
main2 dengan kami seorang lawan seorang, kamipun tidak
keberatan untuk melayaninya." kata lelaki bermuka angkuh
itu. "Sekarang kau maju main2 beberapa jurus dengan tuan
muda yang gagah perkasa, Ho-han ternama dari Kay-pang
ini" perintah lelaki bermuka angkuh itu.
Salah seorang dari ketiga sutenya itu, yang dipanggil
namanya dengan sebutan Koat Jie, telah mengiyakan. Gesit
408 sekali, tanpa banyak bicara, dia melompat kedepan Sin
Han, gerakannya lincah. "Mari kita mulai" tantangnya.
Sin Han juga ber siap2. Dia berpikir, untuk menghadapi
orang orang Jie Liong Kauw ini memang sulit. Walaupun
sekarang Koat Jie maju seorang diri untuk bertempur
dengannya, tokh jika Sin Han berhasil merubuhkannya,
akan dimajukan anggota lainnya dari perkumpulan tersebut.
Kalau memang Sin Han selalu berhasil merebut
kemenangan, tenui akhirnya orang2 Jie Liong Kauw akan
maju keroyok lagi. Namun Sin Han masih berpikir, keadaan seperti
sekarang ini memang menempatkan dia di posisi yang tidak
baik, berdiam tidak mengantungkan dirinya, menyambuti
tantangan itu, akan membuat dia kehabisan tenaga. Untuk
mengulur waktu, Sin Han akhirnya menyetujui tantangan
itu, untuk bertanding dengan Koat Jie, karena dalam
kesempatan itu tentunya Sin Han bisa memikirkan, dengan
cara bagaimana sebaiknya dia menghadapi orang orang Jie
Liong Kauw tersebut. "Murid2 Koko Timo sudah demikian tangguh, entah
bagaimana hebatnya kepandaian Koko Timo sendiri?"
berpikir Sin Han. Sambil berpikir begitu, dia juga telah
mengangguk, sahutnya "Baik, mari mulai"
Dan dia segera bersiap-siap untuk bertanding dengan
Koat Jie. Sedangkan Suheng Koat Jie, yaitu seorang tua bermuka
dingin itu, telah mengawasi dengan sikap tetap angkuh,
mengawasi dengan sikap yang seperti tidak memandang
sebelah mata pada Sin Han.
409 Koat Jie tidak membuang-buang waktu lagi. Dia tengah
mendongkol, karena tadi Sin Han mengatakan bahwa dia
bersama kedua saudara seperguruannya itu main keroyok
untuk merubuhkan pemuda ini. Sekarang dia diminta oleh
suhengnya untuk bertanding dengan Sin Han, maka tak
membuang kesempatan ini Untuk memperlihatkan bahwa kepandaiannya cukup
tinggi untuk merubuhkan pemuda itu. Begitu dia
membentak, kedua tangannya telah bergerak. Dia
menyerang dengan pukulan yang hebat sekali dan
mengandung kekuatan yang dahsyat. Hal ini disebabkan
Sin Han memang memiliki kepandaian yang tinggi, dan
Koat Jie tadi telah menyaksikannya, sekarang dia tidak mau
main ayal. Begitu menyerang, dia mempergunakan jurus
yang bisa mematikan atau seketika melukai lawannya
dengan hebat. Sin Han tidak tinggal diam. Dia menyambuti serangan
Koat Jie. Begitulah mereka berdua telah saling serang dan
bertempur dengan serunya.
Namun seperti apa yang diduga oleh Sin Han,
menghadapi Koat Jie seorang lawan seorang, dia bisa
menghadapinya dengan mudah.
Setiap setangan Koat Jie telah dapat dielakkan dengan
gampang olehnya, dan diapun selalu balas menyerang,
kedua tangannya telah menyerang tidak kalah hebatnya.
Koat Jie semula menyerang dengan hebat. Melewatinya
dari belasan jurus, dia telah mulai terdesak, dimana murid
Jie Liong Kauw ini, hanya dapat menangkis, mengelakkan
diri dan main mundur. Menyaksikan keadaan memperhebat serangannya. lawannya

Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, Sin Han 410 Lelaki bermuka angkuh, suheng Koat Jie,. mengawasi
jalannya pertempuran itu dengan sepasang alis dikerutkan
dan mata agak disipitkan. Dengan diperintahkannya agar
Koat Jie melayani Sin Han, itu disebabkan suheng Koat Jie
tersebut ingin melihat berapa tinggi kepandaian yang
dimiliki oleh pemuda tersebut. Sekarang setelah
menyaksikan belasan jurus, dia sudah bisa menduga, berapa
tinggi kepandaian yang dimiliki Sin Han.
-o0od0wo0o- JILID : XII "TERNYATA Lo Ping Kang bukan hanya memiliki
nama kosong saja" pikirnya "Karena dia memiliki
kepandaian yang lumayan tingginya muridnya memiliki
kepandaian seperti ini, tentu gurunya itu jauh lebih lihai
Dalam beberapa jurus lagi tentu Koat Jie bisa rubuh
ditangannya. Hemm, aku harus segera menghentikan
pertandingan itu" Setelah berpikir begitu, suheng Koat Jie berseru
"Hentikan Cukup"
Koat Jie waktu itu memang tengah terdesak hebat, jika
dia melompat mundur menjauhi lawannya keluar kalangan,
dia merasa malu pada saudara2 seperguruannya. Tetapi jika
dia memberikan perlawanan terus melayani si pemuda,
jelas dia akan terluka dan akan dirubuhkan pemuda itu.
Kebetulan sekali sekarang ini suhengnya telah
menyerukan agar pertempur itu segera dihentikan. Dengan
demikian membuat Koat Jie memperoleh kesempatan yang
baik untuk keluar dari kalangan pertempuran tanpa perlu
hilang muka. 411 Gesit sekali dia melompat mundur dan menjauhi diri
dari Sin Han. Sin Han juga tidak mengejarnya.
Suheng Koat Jie telah tersenyum mengejek dia
melangkah mendekati Sin Han, katanya: "Ternyata kau
memiliki kepandaian yang lumayan, tanganku jadi gatal
dan ingin merasakan hebatnya murid Lo Ping Kang"
Sin Han tidak segera menyahuti, dia melihat orang
melangkah dengan langkah kaki yang mengambang, seperti
juga kedua kakinya itu tidak menginjak tanah. Dia tercekat
hatinya: "Ginkang orang ini jauh lebih lihay dari Koat Jie,
adik seperguruannya itu. Hmm aku harus menghadapinya
dengan lebih waspada lagi"
"Aku she Siangkoan dan bernama Cie, tentu kau tidak
keberatan untuk memberikan pelajaran padaku?" kata
suheng Koat Jie lagi. Sin Han mengangguk. "Boleh, mari kita main-main
beberapa jurus" sahutnya.
Siangkoan Cie telah mengibaskan huncwe-nya, katanya
dengan sikap yang angkuh "Kau boleh mulai menyerangku,
selama tiga jurus aku tidak akan membalas menyerang"
Setelah berkata begitu, dia menghisap huncwenya, sama
sekali dia tidak memperhatikan lawannya, seperti juga dia
tidak memandang sebelah mata kepada Sin Han.
Waktu itu Sin Han sudah tidak berlaku sungkansungkan lagi, dia tahu berada diserang musuh, dan jika dia
berlaku sungkan, di mana dia kelak dirubuhkan lawannya,
tentu dirinya akan dianiaya berat dan hebat sekali,
kemungkinan akan dibinasakan juga. Karena itu, diapun
berpikir, jika saja dia bisa melawan Siangkoan Cie, yang
menjadi suheng dari Koat Jie dan yang lainnya, tentu ia
bisa mempergunakan Siangkoan Cie untuk mengancam
412 orang-orang Jie Liong Kauw, untuk meloloskan diri dari
tempat ini. Segera juga Sin Hin mengempos semangatnya, dia telah
mempergunakan delapan bagian tenaga Iwekangnya waktu
tangan kanannya meluncur akan menghantam dada sebelah
kiri dari lawannya. Tetapi Siangkoan Cie berdiri diam di tempatnya sama
sekali tidak berusaha berkelit, ia hanya mengawasi
datangnya serangan dari Sin Han, di kala telapak tangan
Sin Han hampir mengenai sasarannya, dia menggeser kaki
kanannya sebanyak tiga kali lebih, dan waktu itulah
tubuhnya cepat bukan main berkelebat ke samping Sin Han,
sehingga tahu2 pukulan Sin Han jatuh mengenai tempat
kosong. Sin Han terkejut karena tahu2 ia kehilangan lawannya.,
yang dapat bergerak lincah. Dan Siangkoan Cie memang
membuktikan janjinya dia tidak balas menyerang.
"Ayo seranglah lagi" Dia hanya berseru begitu dengan
suara yang nyaring. Siangkoan Cie ternyata memiliki kepandaian yang telah
tinggi. Jika ingin di bandingkan dengan adik2
seperguruannya yang pernah bertempur dengan Sin Han,
terpaut jauh sekali. Berada beberapa tingkat diatas diri
kepandaian adik2 seperguruannya itu. Dan sekarang dalam
segebrakan itu saja, Sin Han pun telah menyadari akan
kehebatan orang she Siangkoan itu. Jelas dia tidak bisa
menghadapinya sama seperti tadi ketika dia berhadapan
menghadapi Koat Jie dan kedua orang saudara seperguruan
Siangkoan Cie lainnya. Sekarang dia harus berlaku waspada
dan juga tenaga dalam yang dipergunakannya harus benar2
penuh dan kuat, agar lawan tidak mempergunakan
kesempatan itu untuk balas menyerang dengan kekuatan
413 Iwekang yang dimilikinya. Sin Han masih memiliki dua
jurus lagi, dimana dia dapat menyerang tanpa dibalas.
Karenanya, ingin sekali Sin Han mempergunakan kedua
jurus itu sebagai batu lompatan, yaitu menyerang sehebathebatnya, sebab dia bisa mempergunakan dan mencurahkan
seluruh perhatian dan kekuatannya untuk menyerang
lawannya, dimana dia pun tidak perlu berkuatir akan
diserang oleh lawannya. Sambil mengeluarkan suara seruan yang nyaring, tubuh
Sin Han melompat dengan gesit sekali, kedua tangannya
seperti juga kaki garuda, telah menyambar ke arah kepala
lawannya. Siangkoan Cie mengeluarkan suara tertawa tawar,
kemudian dia mengejek: "Bagus, inilah serangan cakar
bebek" dan tubuhnya bergerak dengan gesit sekali, dia
menghindarkan diri dengan mudah, tubuhnya berputar dan
diapun telah menyingkir ke belakang Sin Han sambil
mengejek lagi: "Tinggal satu jurus selanjutnya kau harus
hati-hati" Sin Han jadi terkejut sekali, karena waktu itu Siangkoan
Cie menghendakinya, tentu dapat saja dia balas menyerang,
bukankah dia telah berada di belakang Sin Han.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun juga, dengan
tubuh dimiringkan, waktu dia memutar tabuhnya, kedua
tangannya menyambar ke arah Siangkoan Cie. Gerakannya
itu merupakan ilmu simpanan yang hebat dari Sin Kun Bu
Tek Lo Ping Kang, dimana gurunya pernah
memberitahukan padanya, jika memang Sin Hin
menghadapi lawan yang sangat tangguh dan dia dalam
keadaan terdesak, maka dia dapat mempergunakan jurus
'Anjing Mencium Kotoran dan menyepak'. merupakan
jurus andalan dari pintu perguruan Kay-pang. Lo Ping
Kang. 414 Sekarang melihat Siangkoan Cie memiliki kepandaian
yang tinggi sekali, gerakannya juga sangat gesit, walaupun
dia tidak balas menyerang, namun Sin Han memutuskan
untuk jurus yang ketiga ini dia harus dapat merubuhkan
Siangkoan Cie, dan jika memang dia berhasil, aka.n segera
menangkapnya, digunakan sebagai tanggungan guna
memperoleh kebebasan dirinya bersama Su Lian. Jika
memang Siang kong Cie dapat dibekuknya, niscaya orang2
Jie Liong Kauw tidak akan berani mengganggunya.
Siangkoan Cie melihat gerakan lawannya dia tertawa
dingin, kembali dia bergerak dengan langkah mujijat yang
bisa membuat dirinya bergerak dengan gesit luar biasa.
Maksudnya ingin mengelakkan seperti tadi.
Tetapi dia jadi terkejut, waktu dia tengah memutar
kearah samping, tangan kiri Sin Han tahu2 menyambar
menutup jalannya, dan justru jari tangan pemuda itu
menjurus ke jalan darah Sin-tiong-hiat dan jari telunjuknya
mengincar jalan darah Ma-siang-hiat. Itulah kedua jalan
darah yang sangat penting sekali.
Siangkoan Cie merandek. dia mengeluarkan seruara
tertahan, dan merobah langkah kakinya, dia menggeser
tubuh untuk melompat ke arah yang berlawanan. Namun
tangan kanan Sin Han disana telah menanti, begitu tubuh
Siangkoan Cie melompat, ia seperti menghampiri jari
tangan Sio Han yung menanti untuk menotok beberapa
jalan darahnya. Kembali Siangkoan Cie terkejut. Dan terpaksa, tidak
ada jalan lain lagi, dia menyampok tangan kanan Sin Han
dengan Huncwenya, gerakannya memang hebat,
mengandung tenaga Iwekang yang dahsyat, berkesiuran
angin yang keras sekali. 415 Sin Han tidak meneruskan serangannya, melompat
mundur sambil tertawa. "Tadi kau telah berjanji, dalam tiga
jurus tidak akan balas menyerang. Tapi sekarang, Justru
dijurus ketiga kau telah balas menyerang dengan
huncwemu itu." Muka Siangkoan Cie merah padam karena mendongkol
dan gusar. Dia tahu, memang tadi dia telah dijebak oleh
ilmu pukulan Sin Han yang aneh seperti itu, karenanya, dia
dari mendongkol jadi gusar dan rnembentak "Hmm,
memang aku akan segera menyerangmu"
Dan membarengi perkataannya itu, cepat bukan main
tubuhnya berkelebat, gerakan tubuhnya itu seperti kilat
cepatnya, dan yang lebih luar biasa lagi adalah huncwenya
yang menyambar ke arah tenggorokan Sin Han.
Sin Han tidak tinggal diam, diapun balas menyerang,
Waktu huncwe lawannya menyambar, dia menyentil
dengan tangan kiri dibarengi dengan tangan kanan akan
menotok kedua biji mata Siangkoan Cie.
Waktu itu Siangkoan Cie tengah gusar, karena dia tidak
dapat memenuhi janjinya untuk tidak membalas dalam tiga
jurus. Dia duga pemuda ini dapat dihadapi dengan mudah,
siapa tahu justeru pada jurus ketiga dia telah dipaksa harus
menangkis. Dia jadi murka dan penasaran, kali ini dia
menyerang dengan hebat sekali. Dan menyaksikan Sin Han
mau menangkis malah balas menyerang juga akan menotok
kedua biji matanya, Siangkoan Cie telah tertawa dingin, dia
batal menyerang tenggorokan Sin Han, serulingnya
diturunkan, kemudian menghantam dengan tangan kirinya.
Dari telapak tangannya meluncur tngin yang kuat
berkesiuran menyerang Sin Han.
Sin Han menangkisnya, terdengar bentrokan yang keras.
Sin Han terpental tiga tindak. Dia segera berusaha untuk
416 tetap berdiri memperbaiki kuda2 kedua kakinya. Namun
bara saja ia bisa berdiri tetap ditempatnya, Siang-koan Cie
telah menerjang lebih kuat lagi, Huncwenya ber-kelebat2
akan menotok beberapa jalan darah Sin Han, dan tangan
kirinya ber-gerak2 menghantam berulang kali dengan
pukulan2 yang bisa mematikan. Dalam keadaan seperti itu,
terlihat jelas Siangkoan Cie ingin mendesak Sin Han sampai
tidak memiliki kesempatan untuk memberikan perlawanan.
Memang Sin Hari jadi terdesak hebat, berulang kali dia
berkelit kesana-kemari, dan tubuhnya sering terhuyung.
Dalam enam jurus, Siangkoan Cie belum juga berhasil
merubuhkan lawannya, menambah sengit Siangkoan Cie
dan ia menyerang semakin gencar.
Sin Han mengeluh. Ia tidak dapat menghadapi
Siangkoan, berarti sulit buat dia bersama Su Lian
meloloskan diri dari Jie Liong Kauw, Bukankah Siangkoan
hanya merupakan salah seorang murid Koko Timo" Dan
bagaimana jika memang menghadapi Siangkoan Cie saja
dia tidak sanggup, tidak mungkin dia dapat menghadapi
KokoTimo. Mungkin dalam satu atau dua jurus saja dia
akan dirubuhkan. Keringat telah memenuhi muka dan tubuh Sin Han,
tetapi ia tetap bertekad untuk bertempur sampai akhir
hidupnya, tidak mau menyerah, karena ia ingin
memberikan perlawanan terus selama dia masih bernapas.
Diingatnya, bahwa gurunya mendirikan Kay-pang dengan
susah payah, dan jika sampai sekarang dia dirubuhkan
Siangkoan, niscaya nama Kay-pang akan runtuh. Karena
berpikir seperti itu, Sin Han telah memperhebat
perlawanannya, ia seperti nekad, tubuhnya bergerak lincah
kesana kemari. Dalam waktu yang singkat, ia bergerak
dalam gerakan2 nekad, dimana kedua tangannya juga tiada
hentinya menyerang Siangkoan Cie.
417 Melihat lawannya jadi nekad seperti itu dan tidak
memperdulikan akan serangan yang dilakukan lawannya,
membuat Siangkoan harus berpikir dua kali untuk
mendesak lebih jauh. Jika memang Siangkoan Cie menyerang terus, niscaya
akhirnya mereka akan terluka bersama, karena Sin Han
memang telah, berlaku kalap.
Siangkoan Cie seorang yang memiliki kepandaian
tinggi. Sebelum menjadi murid Koko Timo, ia seorang
Okpa, seorang lintah darat yang memiliki kekuasaan besar
di Hunlam, dan karena itu begitu ia diterima menjadi murid
KokoTimo dan menerima didikannya, dia jadi memiliki
kepandaian yang jauh lebih tinggi. Sekarang menyaksikan
lawannya nekad seperti itu, ia tidak terlalu mendesak,
membiarkan Sin Han dengan serangan2nya yang semuanya
dielakkan dengan mudah, dia rupanya ingin membiarkan
Sin Han akhirnya kehabisan tenaganya sendiri.
Sin Han sambil ber-tubi2 menyerang juga telah berpikir,
kalau memang keadaan seperti ini berlangsung terus,
niscaya dia tidak akan dapat bertahan lama lagi. Dalam


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beberapa jurus lagi, dia akan letih sendirinya.
Untuk merobah cara bersilatnya juga tidak mungkin,
karena waktu itu Sin Han sendiri rupanya telah terlibat
dalam keadaan yang memaksa dia harus melayani
Siangkoan Cie. Jika saja Siangkoan Cie mulai melakukan
serangan balasan, niscaya akan membuatnya dia bertambah
repot. Jurus demi jurus telah lewat. Su Lian walaupun dalam
keadaan tertotok telah melihat bahwa Sin Han berada
dibawah angin. Tidak lama lagi kawannya itu mungkin
akan dapat dirubuhkan Siangkoan Cie. Dia berkuatir bukan
main. 418 Murid Jie Liong Kauw tampak girang sekali, mereka
telah memandang dengan mulut ter-senyum2, karena yakin
tidak lama lagi tentu Sin Han akan dapat dirubuhkan
Siangkoan Cie. Apa yang diduga oleh murid2 Jie Liong Kauw memang
benar, lewat lagi dua jurus, tubuh Sin Han seperti terhuyung
akan rubuh. Dan diwaktu itu pula Siangkoan Cie telah
menggerakkan tangan kanannya, menghantam punggung
Sin Han dengan seruling, tangan kiri juga menghantam
mempergunakan telapak tangannya itu menggempur kearah
pinggang Sin Han. Tidak ampun lagi tubuh Sin Han
terpental terjerunuk ke depan,
Untung saja Sin Han mempunyai ginkang yang mahir,
dia bergulingan di lantai beberapa kali, kemudian melompat
bangun dengan muka merah menahan sakit.
Siangkoan Cie tetap tenang dan angkuh, diapun telah
berkata dengan suara mengejek: ''Mari.... mari kita
teruskan" Sin Han menyadari bahwa tubuhnya telah tergempur
hebat oleh tenaga serangan lawannya, karenanya, dia tak
bisa segera menyerang lagi. Namun lawannya mengejek
seperti itu, maka dia jadi nekad. Dengan menahan sakit dan
tidak memperdul ikan bahwa ia sesungguhnya telah terluka
didalam, dia melangkah maju, untuk menyerang lagi.
Namun Siangkoan Cie tetap diam ditempatnya, hanya
meng.awasi saja sambil memperlihatkan senyum mengejek.
Su Lian yang menyaksikan keadaan sudah sampai
begitu, menyadari bahwa Sin Han tidak mungkin dapat
menyerang Siangkoan Cie, karena kalau pemuda itu
memaksakan, diri untuk menyerang, niscaya akan
menyebabkan dia yang terbinasa ditangan Siangkoan Cie.
419 Untuk membantu Sin Han, Su Lian pun tidak dapat, dia
dalam keadaan tertotok, tuk bisa bergerak dan tidak berdaya
sama sekali, Karenanya dia telah mengawasi dengan selalu
berkuatir. Sin Han masih melangkah maju, tetapi baru dua
langkah lagi, dan Siangkoan Cie dengan sorot mata yang
tajam mengawasi, memperlihatkan sikap mengejek, bersiapsiap akan menyerang begitu pemuda itu menerjang, guna
membinasakannya atau membuatnya terluka berat, tiba2
salah seorang murid Jie Liong Kauw menjerit, suara
jeritannya begitu nyaring, tubuhnya kemudian terjungkal,
rebah di lantai, dia tidak berkutik lagi.
Semua orang jadi terkejut, Siarigkoan Cie menoleh
kepada murid Jie Liong Kauw yang terguling rubuh dan
tampaknya sudah putus jiwa. Ternyata dia tidak lain adalah
Sam Tu Song. Mukanya waktu itu seperti meringis
menahan sakit yang hebat, kulit mukanya bagaikan tertarik,
dan juga warna mukanya menghitam. Tubuhnya
mengejang kaku tidak bergerak lagi, sepasang matanya
terpentang keluar lebar2 mengenaskan sekali, memperlihatkan dia telah menemui kematian dengan cara
yang hebat, menahan sakit yang luar biasa.
Bukan main murkanya Siangkoan Cie, matanya
menyapu sekeliling ruangan, dia mengawasi ke atas
penglarian, bentaknya dengan suara yang bengis: "Siapa
yang berani main gila dengan kami dari Jie Liong Kauw"
Silahkan memperlihatkan diri, jangan main sembunyi
seperti itu dan main bokong"
Terdengar suara tertawa mengikik, lalu dari atas genting
terdengar jawaban seseorang, yang suaranya sangat parau
sekali: "Aku yang telah membunuhnya jika kau ingin
menyusulnya, aku akan segera mengirimmu pergi ke
akherad juga" 420 Siangkoan Cie murka bukan main, tubuhnya bagaikan
anak panah telah melesat gesit sekali, dia melompat keluar,
dan begitu kakinya menginjak tanah, dia menjejak lagi dan
tubuhnya melompat ke atas genting. Segera juga dia
melihat, seorang berpakaian compang-camping, berusia
hampir lima puluh lima tahun, tengah duduk mendeprok
diatas genting dan tertawa perlahan, dialah seorang
pengemis. "Hemm" mendengus Siangkoan Cie "Tidak tahunya
kaki tangan dari si pengemis muda she Sin itu?" berseru
begitu, Siangkoan Cie juga melompat sambil menyerang
dengan huncwenya. Dia bermaksud akan menotok
pengemis tua tersebut. Tetapi pengemis tua itu sama sekali tidak bergerak dari
tempat duduknya, dia hanya mengawasi datangnya
serangan tersebut. Begitu melihat huncwe Siangkoan Cie
hampir tiba dia cuma mengangkat tangan kirinya,
menyampok seenaknya. "Jangan menggangguku" katanya tawar sambil tertawa
perlahan. Luar biasa. Huncwe Siangkoan Cie kena disampok
sampai terlepas dari cekalannya dan diwaktu itu huncwe
tersebut terpental dan jatuh dari atas genting ke tanah.
Siangkoan Cie mengeluarkan seruan kaget, dia
melompat mundur dua langkah, mementang sepasang
matanya lebar2 mengawasi si pengemis tua itu.
"Kau?" katanya dengan suara yang tidak lampias. Inilah
pengalaman yang baru pertama kali dialaminya seumur
hidupnya, senjata istimewa, yaitu Huncwenya itu, telah kena disampok oleh lawan sampai terlepas dari cekalannya.
Yang lebih luar biasa lagi justru memang itulah jurus
pertama, disaat dia menyerang pertama kali.
421 Si pengemis tua itu telah tertawa dingin, "Manusia
seperti engkau ini seharusnya menerima hukuman mati.
Mengapa kau berani menghina Pangcu kami dari Kaypang, he" Atau memang kau telah bosan hidup?"
Ditegur begitu oleh si pengemis, Siangkoan Cie
mementang matanya semakin lebar, katanya: "Jadi.... jadi
pemuda she Sin itu adalah Pangcu kalian dari Kay-pang?"
"Benar" mengangguk pengemis tua itu sikapnya tetap
tawar dan mengejek. "Hmmm kau berani menghina Pangcu
kami, juga kau berani untuk mengeluarkan katai hinaan.
Karena dari itu, sekarang kau perlu diganjar dengan
hukuman yang pantas...."
Sambil berkata begitu, pengemis tua tersebut dengan
sikap yang ogah2an telah berdiri dan dia meluruskan
pinggangnya, terdengar suara tulang yang nyaring sekali,
seperti juga dia melenyapkan rasa pegal-pegal pada pinggangnya.
"Nah, kau bersiap-siaplah untuk menerima ganjaran
dariku" kata pengemis itu.
Cepat sekali Siangkoan Cie bersiap-siap karena dia
mengetahui bahwa pengemis tua itu adalah seorang
pengemis yang mempunyai kepandaian yang tinggi, karena
tadi waktu dia menyerang dengan huncwenya, pengemis
tua itu dapat menyampoknya dan membuat huncwe itu
terpental dan terlepas dari cekalannya. Hal itu telah
memperlihatkan bahwa Iwekang pengemis tua ini tinggi
sekali. Yang membuat Siangkoan Cie jadi heran, mengapa
pengemis yang memiliki kepandaian tinggi sekali dan jauh
lebih tinggi dari kepandaian Sin Han, memanggil Sin Han
dengan sebutan Pangcu. Sedangkan usia Sin Han sendiri
masih terlalu muda. dan kepandaiannya beberapa tingkat
422 dibawah kepandaian pengemis tua ini. Jika memang
Pangcu Kay-pang seperti Sin Han, berarti Kay-pang bukan
merupakan perkumpulan pengemis yang terlalu berarti.
Namun dengan adanya pengemis tua yang memiliki
kepandaian luar biasa hebatnya itu, Siangkoan Cie jadi
tidak berani memandang rendah pada Kay-pang lagi.
Saat itu, tampak si pengemis telah menghampiri dekat
sekali pada Siangkoan Cie. Dengan tertawa tawar, tangan
kanannya segera menyampok.
Siangkoan Cie juga bukannya memiliki kepandaian
tidak berarti, ia merupakan seorang murid dari Koko Timo
yang memiliki kepandaian cukup tinggi.
Jika tadi dia telah dirubuhkan dengan terpentalnya
huncwenya itu, adalah akibat kecerobohannya, dimana dia
sama sekali tidak menyangka bahwa pengemis tua itu
memiliki kepandaian yang begitu tinggi. Dengan demikian
telah membuatnya jadi lengah, dan telah menderita
kekalahan hanya dalam satu jurus.
Sekarang setelah mengetahui bahwa pengemis tua itu
memiliki kepandaian yang tinggi, Siangkoan Cie tidak
berani memandang rendah lagi dan dia bersiap-siap dengan
seluruh kepandaian yang ada padanya.
Menyaksikan tangan pengemis tua yang menyambar
kepadanya, dia segera menangkisnya.
Namun Siangkoan Cie menangkis tempat kosong dan
kecele, karena pengemis tua itu cepat sekali menarik
kembali tangan kirinya. Malah tangan kanannya itulah
yang menyerang dengan hebat. Tangan kirinya tadi rupanya
hanya merupakan serangan menggertak belaka, dan
serangan yang sesungguhnya adalah tangan kanannya itu.
423 Siangkoan Cie tidak menjadi gugup. Dia memang
terkejut waktu menyadari bahwa serangan tangan kiri
lawannya adalah gerakan menipu dan menggertak belaka,
dia cepat sekali mengempos semangatnya, menyingkir dari
serangan tangan kanan si pengemis tua, kemudian tangan
kanannya sendiri bergerak menghantam dahsyat sekali,
angin serangan itu berkesiuran menyambar ke arah
pinggang si pengemis tua.
Pengemis tua itu tertawa dingin, dia mengibas lagi
dengan tangan kanannya. Terdengar "bentrokan'. Tangan
Siangkoan Cie dapat ditangkisnya dengan kuat. Tubuh
Siangkoan Cie menjadi terhuyung-huyung dua tindak ke
belakang dan menginjak genteng lebih keras, sehingga
genting itu pecah dan jatuh ke bawah menimbulkan suara
gemerantang. Si pengemis tua telah tertawa. "Tadi kau omong besar
dengan mengatakan baawa Kay-pang hanya merupakan
gerombolan pengemis yang kelaparan. Sekarang aku mau
melihat, dengan mengandalkan kepandaian apa sehingga
kau mempunyai nyali begitu besar berani menghina dan
memaki Kay-pang, heh?" Dia setelah berkata begitu,
tampak pengemis tua tersebut menggerakkan kedua
tangannya, dia menyerang lagi. Kini pukulan yang
dilakukannya itu jauh lebih kuat.
Sedangkan tubuh Siangkoan Cie ketika mundur
beberapa langkah dengan gentingnya telah terinjak pecah,
telah memusatkan tenaganya lagi. Sekarang dia melihatnya
bahwa memang lawannya tersebut bukan lawan yang
sembarangan. Dengan demikian dia harus melayaninya
sebaik mungkin, jika memang dia tidak mau dirubuhkan
oleh lawannya itu 424 Waktu melihat si pengemis tua telah menyerangnya lagi,
Siangkoan Cie mengibas dengan tangan kirinya, dia
mendorong dengan telapak tangan kanannya.
Sedangkan pengemis tua tersebut cepat sekali merobah
cara menyerangnya. Jika semula ia menyerang langsung dengan kedua
tangan yang digerakkan menghantam lawannya, sekarang
melihat cara menangkis lawannya, ia menarik pulang
tangannya, tubuhnya tahu2 melesat kesamping kiri lawan,
dan dia membarengi dengan gerakan yang cepat sekali
mencengkeram. Gerakan pengemis tua itu tak bisa dielakkan lagi oleh
Siangkoan Cie, dia telah kena dicekal tangan kanannya dan
di cengkeram oleh pengemis tua itu, yang bermaksud akan
meremas hancur tulang pergelangan tangan Siangkoan Cie.
Usaha pengemis tua itu ternyata gagal , karena disaat itu
terlihat Siangkoan Cie tidak berdiam diri saja. Begitu
pergelangan ta nganya tercekal, cepat bukan main
tangannya yang satunya, yang masih bebas, bergerak
menotok kearah biji mata si pengemis tua. Dia mengancam
akan mengorek keluar biji matu dari pengemis tua itu.
Pengemis tua itu mengelakkan totokan jari tangan
lawannya kearah matanya itu dengan miringkan kepalanya,
namun dia masih terlambat, jari tangan Siangkoan Cie
seperti mengikuti gerakannya, sehingga jari tangan itu
seperti berada tetap di depan matanya. Kalau memang
pengemis tua tersebut masih tidak melepaskan
cengkeramannya pada pergelangan tangan Siangkoan Cie,
niscaya biji matanya akan kena dicongkel keluar. Berarti
Siangkoan Cie akan hancur tulang pergelangan tangannya,
sedangkan pengemis tua itu akan kena dicongkel kedua biji
425 matanya, dan selanjutnya dia akan menjadi sibuta yang
tidak bisa melihat lagi Melihat ancaman seperti itu, pengemis tua dari Kaypang ini telah memperdengarkan suara tertawa mengejek.
Tubuhnya bergerak lincah sekali, dimana dia melompat
kesamping kanan. Dia melepaskan cekalannya, sehingga
dia bisa menjauhi diri dari Siangkoan, dan jari tangan
Siangkoan Cie yang akan menotok itu telah gagal sama
sekali mengenai sasarannya.
"Hemm" mendengus pengemis tua itu. "Ternyata kau
memiliki kepandaian yang lumayan. Pantas kau bicara dan


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkepala besar, seperti juga didunia ini hanya engkau
seorang yang memiliki kepandaian tinggi"
Siangkoan Cie berdiri diam tanpa menyahuti sepatah
katapun juga, dia hanya berdiam saja menguruti
pergelangan tangannya. Sedangkan si pengemis tua telah melirik kebawah,
keruangan dalam. Dilihatnya Sin Han dan Su Lian masih
dikepung oleh orang orang Jie Liong Kauw. Jika Su Lian
dalam keadaan tidak berdaya, dimana dia masih lemah dan
tidak sanggup menghadapi anak buah Jie Liong Kauw yang
telah berkumpul diruangan tersebut dan menangkapnya
kembali, bahkan telah tertotok pula, sedangkan Sin Han
sendiri tengah bertempur dengan lima atau enam anggota
Jie Liong Kauw, dimana Sin Han berusaha memberikan
perlawanan yang gigih sekali. Setiap tangannya digerakkan,
maka dia bisa menyentil atau membuat senjata lawan
terpental, dia juga telah merampas beberapa batang senjata
lawannya. Dengan demikian, tampak Sin Han telah
memberikan perlawanan yang gigih, sedangkan lawannya
itu telah bertambah banyak jumlahnya, lima orang anggota
Jie Liong Kauw ber-siap2 menerjang maju untuk
membantui kawan2 mereka. 426 Waktu itu, Sin Han yang bertangan kosong tetap
menghadapi lawannnya itu tanpa senjata. Namun pemuda
ini menyadari, jika keadaan seperti itu berlangsung terus
walaupun kepandaian lawannya tiada yang melebihi dia,
toh akhirnya dia akan kehabisan tenaga.
Ketiga orang sute Siangkoan Cie, yaitu Koat Jie dan dua
saudara seperguruannya yang pernah bertempur dengan Sin
Han, telah melompat keluar, mereka berdiri dipekarangan,
mengawasi keatas genting, karena mereka ber-siap2, jika
menerima perintah dari suheng mereka, yaitu Siangkoan
Cie, maka mereka akan segera melompat naik ke atas
genting untuk mengeroyok pengemis tua itu.
Setelah menyaksikan keadaan seperti itu, pengemis tua
tersebut tertawa dingin, dia memandang tajam Siangkoan
Cie katanya dengan suara mengejek: "Hemm, rupanya Jie
Liong Kauw hanya pandai main keroyok saja. Kukira,
walaupun Kay-pang merupakan perkumpulan pengemispengemis lapar, namun tidak akan serendah itu"
Sehabis berkata begitu, dengan gerakan yang ringan luar
biasa, tampak pengemis tua itu telah melompat turun,
diapun berseru dengan suara yang nyaring "Pangcu, jangan
kuatir, aku segera datang"
Sambil berseru begitu, tampak pengemis tua itu telah
menerjang ke dalam ruangan, dia juga menggerakkan kedua
tangannya, maka empat orang Jie Liong Kauw yang berada
di dekat pintu masuk, telah terpental lima tombak lebih.
Salah seorang diantara mereka telah terlempar sampai
menabrak tembok, dan dia merasakan matanya berkunangkunang gelap, lalu tidak sadarkan diri, pingsan.
Si pengemis bukan hanya bertindak sampai disitu saja,
dia melihat enam atau tujuh orang anggota Jie Liong Kauw
427 menerjang kepadanya sambil menggerakkan senjata tajam
mereka. "Hiu, memang Jie Liong Kauw hanya pandai main
keroyok saja" berseru si pengemis. Sambil berseru begitu,
sepasang tangannya bergerak lincah sekali, dia merampas
senjata keenam lawannya, membuangnya ke atas dan
keenam senjata itu, golok dan pedang, telah menancap
dalam sekali di penglarian ruangan tersebut.
Sedangkan kedua tangan si pengemis tua ini telah
bergerak dengan sebat, dalam waktu yang singkat dia
berhasil melontarkan dua orang Jie Liong Kauw, sampai
mereka ter-guling2 dan keempat orang lainnya telah
ditendang dengan kedua kakinya itu secara bergantian,
mereka sampai terpental dan bergulingan di lantai.
Tanpa membuang waktu sedikitpun juga, pengemis tua
ini menyerbu ketengah ruangan, waktu itu Sin Han masih
dikepung oleh orang2 Jie Liong Kauw. Pengemis tua itu
tanpa mengucapkan sepatah katapun, telah menggerakkan
kedua tangannya. Tangan kirinya telah menjambak
punggung seorang Jie Liong Kauw dia menghentak dan
melemparkannya, tubuh orang itu terpental dan terbanting
pingsan tidak bangun lagi. Sedangkan tangan yang satunya
lagi telah mencengkeram dengan sangat keras sekali pundak
dari orang Jie Liong Kauw yang berada di sebelah
kanannya, dia telah menghantam dengan tangan kirinya.
Orang Jie Liong Kauw itu menjerit kesakitan. Giginya
rontok, dari hidungnya mengalir darah yang deras sekali,
dia telah pingsan. Si pengemis tua itu telah melemparkan
orang tersebut ke lantai.
Dalam keadaan seperti itu, murid2 Jie Li ong Kauw
lainnya jadi tergetar hati mereka dan melompat mundur
tidak mengepung Sin Han lagi.
428 Sin Han waktu melihat pengemis tua itu jadi berseru
girang dengan muka berseri-seri: "Su Tianglo. Kau telah
datang kemari juga?"
"Hanya kebetulan" menyahut pengemis tua itu, dengan
tertawa. "Bukan sengaja aku mencari Pangcu, tetapi
memang kebetulan sekali bertemu dengan monyet2 buduk
ini yang tidak tahu diri, maka dengan lancang aku telah
turun tangan menghajar mereka tanpa menantikan perintah
Pangcu lagi" "Baik, mari kita menyahuti Sin Han. hajar monyet2 yang lainnya" Begitulah, mereka telah bergerak lagi melabrak murid2
jie Liong Kauw. Sedangkan Siangkoan Cie yang telah melompat turun
juga dan rasa sakit pada pergelangan tangannya mulai
berkurang, mengajak ketiga sutenya masuk kedalam.
Siangkoan Cie sempat menyaksikan beberapa orang murid2
nya telah dilemparkan dengan mudah oleh pengemis tua,
Su Tianglo. Dia mengeluarkan bentakan mengandung
kemarahan, tubuhnya melesat dengan cepat sekali, kedua
tangannya digerakkan, yang tangan kanan menyerang
menggunakan huucwenya yang telah dipungutnya kembali
tadi, sedangkan tangan kirinya menghantam punggung Su
Tianglo dengan kuat. Su Tianglo merasakan menyambarnya arus serangan
yang kuat sekali, dia tertawa dingin mengejek.
Tanpa menangkis, Su Tianglo melompat ke kanan, juga
dia bukan hanya untuk berkelit, karena begitu dia berhasil
menghindarkan diri dari serangan tersebut, dia segara
menghantam dengan tangan kirinya balas menyerang.
429 Serangan Su Tianglo bukan sembarangan serangan,
karena dia menyerang dengan mempergunakan lwekang
yang kuat, juga arah sasaran yang diincarnya merupakan
sasaran yang bisa membawa kematian atau luka berat buat
sikorban pukulan tersebut. Apalagi memang Su Tianglo
telah mengetahuinya bahwa Siangkoan Cie memiliki
kepandaian yang cukup tinggi, mungkin hanya kalah seurat
dengannya, karena itu Su Tianglo dalam menyerang tidak
berani main2, dia menyerang dengan mempergunakan
lwetcang yang kuat, hampir delapan bagian, dan juga jurus
dari serangannya itu dipergunakan jurus yang hebat.
Siangkoan Cie yang tengah menerjang jadi merandek,
dia melihat hebatnya pukulan si pengemis tua tersebut, dia
mandek dengan kedua kaki ditekuk, lalu kedua tangan
diangkat dia menyanggah serangan tersebut. Dengan
demikian telah membuat tenaga gempuran Su Tianglo bisa
ditangkisnya kuat. Benturan yang terjadi menggetarkan
tempat itu. Sin Han sendiri sedang sibuk melayani ketiga orang sute
Siangkoan Cie. Koat Jie telah menyerang dengan
mempergunakan seluruh kepandaiannya, dia murka dan
penasaran karena tadi telah dirubuhkan oleh Sin Han.
Sedangkan kedua saudara seperguruannya itu, yang ikut
mengepung Sin Han. Masing2 bernama Jiauw Hoat dan
Cin Liang, telah menyerang tidak kalah hebatnya. Jika
dilihat, kepandaian Jiauw Hoat yang paling tinggi diantara
mereka bertiga, karena Koat Jie dan Cin Liang masih kalah
seurat dibandingkan dengan Jiauw Hoat.
Sin Han sibuk juga menghadapi ketiga lawannya itu.
Memang kepandaian ketiga orang Jie Liong Kauw itu,
namun dia tidak bisa melayani sekaligus mereka bertiga.
Jika memang seorang lawan seorang, dalam belasan jurus ia
bisa merubuhkan lawannya, sekarang ini justeru mereka
430 telah menyerang sekaligus bertiga, juga mereka bertempur
seperti nekad, ilmu yang mereka gunakan juga hebat sekali,
disamping memang tenaga Iwekang mereka dipergunakan
seluruhnya, Sin Han mengempos semangatnya. Pertemparan yang
tadi-tadi telah meletihkan sekali
Dan kini dia diserang dan dikeroyok bertiga seperti itu
oleh lawannya, membuat dia jadi terdesak dan jatuh di
bawah angin. Mati2an Sin Han memberikan perlawan,
namun dia selalu gagal mendesak salah seorang lawannya.
Koat Jie sendiri yang paling nekad, karena dia berulang
kali menyerang tanpa rnemperdulikan keselamatan dirinya.
Iapun tengah penasaran dan menyerang dengan
mempergunakan seluruh tenaga dalamnya dan kepandaiannya, membuat Sin Han jadi terdesak hebat.
Su Lian yang menyaksikan hal itu jadi kuatir bukan
main. Jika dia tidak dipengaruhi oieh bekerjanya racun
yang pernah diberikan orang-orang Jie Liong Kauw
tersebut, dia bisa membantui Sin Han. Sesungguhnya
kepandaian gadis ini tidak rendah, dia seorang murid dari
guru pandai yang menjadi salah seorang yang menjadi
tokoh persilatan. Tetapi bekerjanya racun yang diberikan
orang Jie Liong Kauw membuat ia menjadi lemas, tidak
bertenaga, disamping itu. diapun tidak dapat memberikan
perlawanan lagi. kepandaiannya boleh liehay, namun tanpa
tenaga yang cukup kepandaiannya itu jadi tidak berarti apa
apa. Su Tianglo sendiri mengetahui bahwa keadaan
Pangcunya sudah terdesak sekali dan jatuh dibawah angin,
dia melihat Sin Han beberapa kali harus berkelit dengan tergesa2 dan jarang sekali memiliki kesempatan untuk balas
menyerang. Dengan demikian membuat Sin Han harus
431 mengempos seluruh kekuatan dan menguras keluar seluruh
ilmunya, untuk menghadapi kepungan ketiga orang
lawannya, toh dia masih saja gagal, dan tetap terdesak
hebat. "Aku tidak boleh mem-buang2 waktu, walaupun
bagaimana aku harus cepat2 merubuhkan lawanku ini"
pikir Su Tianglo. Pengemis tua ini mengerahkan lweskangnya disalurkan
kepada kedua telapak tangannya. Sambil disertai bentakan
yang keras, tahu tahu kedua telapak tangannya itu
didorongkan lurus, kakinya ditekuk sedikit dengan kuda2
yang kuat sekali. Angin yang menerjang Siangkoan Cie luar
biasa hebatnya. Siangkoan Cie menyerang dengan huncwe-nya,
sedangkan tangan yang satunya menyambuti serangan si
pengemis tua. Hal itu dilakukan oleh Siangkoan Cie terlalu
berani, karena begitu tenaga mereka berbentur, dia jadi kaget sendirinya. Kuda2 kedua kakinya telah jebol dan
tergempur. Tanpa bisa ditahan lagi, dia telah terpental tiga
tombak lebih. Untung saja ginkangnya telah mahir,
sehingga cepat sekali dia bisa menguasai dirinya, tidak perlu
sampai terbanting, dia meluncur turun dengan kedua kaki
terlebih dulu, dan berdiri tegak.
Su Tianglo tidak membuang waktu lagi, begitu
lawannya terpental, dia mempergunakan kesempatan
tersebut menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat kearah Sin
Han, tangan kanannya menyambar ke punggung Jiauw
Hoat. Jiauw Hoat juga tidak tinggal diam waktu merasakan
diarah punggungnya menyambar angin serangan yang
santer dan kuat, tanpa menoleh dia membungkukkan
tubuhnya, tangan kanan ditekuknya, kemudian dia
432 menyikutnya. Tentu saja sikutan itu bukan sikutan biasa,
selain memang dia memilih jalan darah yang berbahaya
didekat ketiak Su Tianglo, juga dia telah mengerahkan
lwekang disikutnya itu. Jika seseorang terkena sikutan
tersebut dan jalan darah "Eng-tie-hiat" terkena benturan
sikut itu, akan menyebabkan korban sikutan itu akan
terluka dalam yang parah.
Su Tianglo menyaksikan lawannya menyikut dengan
cara seperti itu, dia tidak menarik pulang tangannya, hanya
mengempiskan perutnya, melengkungkan tubuhnya,
kemudian dia menyingkir kesamping, hingga sikut
lawannya itu mengenai tempat kosong, dan hanya
menyerempet disampingnya sejauh beberapa dim saja.
Tangannya yang diulurkan untuk mencengkeram tetap
menyambar punggung Jiauw Hoat, dia ingin mencengkeram terus. Jiauw Hoat berusaha menghindar dengan tergesa ketika
melihat bahwa sikutan tangannya tidak berhasil mengenai
sasarannya, dia berusaha melompat maju guna
menghindarkan diri dari cengkeraman itu. Tetapi dia gagal.
Punggungnya telah kena dicengkeram kuat sekali, waktu Su
Tianglo membentak keras, seketika tubuh Jiauw Hoat


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlempar sampai sejauh tiga tombak.
Tubuh Jiauw Hoat melayang di tengah udara. Berbeda
dengan Siangkoan Cie, yang berhasil turun dengan kedua
kaki terlebih dulu, justru Jiauw Hoat telah terbanting
bergulingan di lantai, dan dia kemudian melompat bangun
cepat sekali. Diwaktu itulah, diapun menerjang maju lagi.
Su Tianglo sendiri waktu itu telah menyerang kepada
Koat Jie. Dia rupanya mau mempergunakan kesempatan
disaat dapat melontarkan Jiauw Hoat, ingin mencengkeram
Koat Jie dan melontarkan pula.
433 Namun Koat Jie telah melihat tadi saudara
seperguruannya dilemparkan pengemis tua itu, karenanya
sekarang waktu dirinya diserang seperti itu, cepat bukan
main dia berkelit tanpa menanti serangan tiba, malah kaki
kanannya cepat sekali menendang. Tendangan yang
dilakukannya cepat dan kuat sekali, memaksa Su Tianglo
membatalkan keinginannya mencengkeram lawannya,
Waktu sipeigemis tua membatalkan cengkeramannya,
Koat Jie telah mempergunakan kesempatan itu untuk
memutar tubuhnya, sambil berputar, dia juga lelah
menyerang dengan tangan kanannya, yang disaluri tenaga
lwekangnya sebanyak delapan bagian, mengincer bagian
pundak Su Tianglo, maksudnya menggertak pengemis tua
tersebut. Su Tianglo kali ini tidak berkelit, malah dia berdiam diri
untuk menerima serangan itu seperti juga dia ingin
menerima serangan tangan Koat Jie.
Sambi memasang pundaknya untuk dihamtam, tangan
Su Tianglo sendiri bergerak cepat sekali ke arah lawannya.
Terdengar suara "Bukkk!" yang nyaring sekali, karena
pundak Su Tianglo terhajar telak sekali, namun pengemis
itu telah bersiaga dia telah melapisi pundaknya dengan
kekuatan tenaga dalamnya, sehingga dia berhasil menerima
serangan tersebut tanpa terluka.
Tapi tangan pengemis tua itu mengenai tepat sekali dada
lawannya, membuat Koat Jie terhuyung mundur sampai
lima langkah. Muka Koat Jie pucat, dia berdiri dengan tangan
memegangi dadanya, sementara dia tidak menyerang lagi.
Sedangkan Su Tianglo gerakkan tangan kanannya,
menghantam kepada Cin Liang, gerakannya itu merupakan
434 gerakan susulan, karena Cin Liang berada di sebelah
kanannya. Cin Liang saat itu tengah tertegun, sebab dia melihat
saudara seperguruannya, saling susul telah dirubuhkan si
pengemis tua, terserang hebat. Sekarang dia melihat bahwa
pengemis tua itu menyerang kearah dirinya, cepat sekali dia
menangkis, dengan menyampok memakai tangan
kanannya. Benturan tangan mereka terjadi dengan keras, dan
masing2 telah terhuyung mundur ke belakang beberapa
langkah. Jika Su Tianglo mundur tiga langkah, sedangkan
Cin Liang telah mundur sampai empat langkah
Dari gebrakan yang terjadi seperti itu, mereka telah
dapat melihatnya dengan jelas, bahwa kepandaian Cin
Liang masih berada setingkat dibawah kepandaian Su
Tianglo, karena baik ilmu silatnya maupun lwekangnya,
memang Cin Liang belum dapat menandingi kepandaian si
pengemis tua itu. Sin Han yang menyaksikan hal ini jadi girang, dia
tertawa nyaring, sambil teriaknya: "Su Tianglo, mari kita
hajar mereka" Membarengi dengan perkataannya itu, tampak Sin Han
telah menjejakkan kaki, tubuhnya melesat dengan ringan
sekali, dia telah menerjang kepada murid2 Jie Liong Kauw
lainnya, gerakannya begitu cepat dan dia juga
mempergunakan kedua tangannya untuk menyerang
beberapa murid Jie Liong Kauw yang berdiri didekatnya,
dan menghantam mereka sampai terguling. Semuanya ada
lima orang, dua orang diantara mereka terguling, dan yang
tiga orang segera menerjang kepada Sin Han untuk
mengeroyok, 435 Namun Sin Han menggerakkan tangan dan kakinya,
kembali ketiga murid Jie Liong Kauw tersebut telah dapat
dirubuhkannya. Dengan demikian, murid-murid Jie Liong
Kauw yang lainnya, jadi berdiri dengan sikap ragu-ragu,
karena untuk maju mereka kuatir akan menjadi korban
hantaman tangan dan tendangan kaki Sin Han. Tetapi
berdiam diri saja juga tidak mungkin, karena tentu akan
membuat Sin Han menerjang maju kepada mereka dan
malah menerjangnya. Siangkoan Cie yang menyaksikan keadaan seperti itu
telah melompat kedepan Su Tiang lo, dia membentak
dengan serunya '"Pengemis keparat, akan kubinasakan dan
kucincang tubuhmu" Lalu membarengi bentakannya itu, tampak Siangkoan
Cie telah menggerakkan sepasang tangannya untuk
menyerang saling susul, sehingga angin serangan itu
berkesiuran menderu-deru. Dalam keadaan seperti ini
segera juga terlihat bahwa Siangkoan Cie mempergunakan
seluruh kekuatan tenaga dalamnya. Dengan demikian telah
membuat Su Tianglo harus menyambuti serangan itu
dengan kekuatan sepenuhnya dan ber-sungguh2.
Dua jurus lewat tanpa benturan tangan, karena selain
mengelak, pun jurus yang kedua belum lagi dapat mencapai
sasaran, telah ditarik pulang pula. Dan membarengi
serangan itu pada jurus ketiga, barulah tangan mereka saling bentur. Dengan demikian, seketika itu juga terlihat
tubuh mereka tergetar, Siangkoan Cie mundur beberapa tindak ke belakang,
untuk segera menerjang maju lagi. Dan juga tampak Su
Tianglo telah melangkah mundur dua langkah, lalu
menerjang maju dengan segera. Mereka saling bertempur
pula. 436 Dengan menyerang pada Su Tianglo tanpa
mempergunakan huncwenya, melainkan dengan mempergunakan tangan kosong saja, membuat Siangkoan
Cie terlihat lebih hebat berbahaya, karena setiap
serangannya itu mengandung kekuatan tenaga lwekang
yang bisa menghancurkan sebongkah batu yang besar
manapun juga. Su Tianglo sendiri tidak mau membuang buang waktu,
jika dia berlaku ayal, tentu menyebabkan dirinya bisa
tergempur dengan hebat sekali. Karenanya, diapun telah
mengerahkan seluruh kekuatan Iwekangnya untuk menangkis.
Kembali tangan mereka saling bentur dan keduanya
mundur pula. Namun dengan cepat keduanya telah saling
tempur lagi. Begitulah, mereka berdua telah tempur dengan seru,
Tampaknya perbedaan lwekang dan kepandaian mereka
memang tidak banyak, dan juga disaat itu mereka telah
mengeluarkan seluruh kekuatan dan ilmu simpanan
mereka, dengan sendirinya mereka bertempur dengan
dahsyat, angin serangan mereka berkesiuran sangat santer
sekali. Sin Han juga sidak tinggal diam. Dia melompat kedepan
dua orang murid Jie Liong Kauw, yang tengah menjagai Su
Lian, lalu dengan cepat tangan Sin Han melayang
menghantam, sehingga tubuh kedua orang itu telah
terpental karenanya. Segera Sin Han membebaskan Su Lian dari totokan itu,
dia si gadis dapat penggerakan kaki dan tangannya sebagai
mana biasa. Dikala itu, Su Tianglo sendiri masih terlibat
pertempuran dengan Siangkoan Cie, mereka tampaknya
437 memang sulit untuk dipisahkan lagi, karena mereka
mempergunakan seluruh ilmu simpannya dan bagi orang
yang memiliki kepandaian tanggung-tanggung tidak
mungkin dapat memisahkan mereka. Jika sampai ada
seseorang yang ceroboh dan sembrono ingin memisahkan
mereka, niscaya orang itu sendiri yang akan menjadi korban
serangan kedua orang itu.
Sin Han melihat murid-murid Jie Liong Kauw yang
berjumlah hampir seratus orang, semuanya mengambil
sikap mengurung dengan senjata tajam ditangan masingmasing. Semuanya mengawasi bengis kepada Su Tianglo
yang tengah bertempur, dan Sin Han maupun Su Lian.
Rupanya mereka bersiap-siap disernbarang waktu
menerjang maju, mengepung mengeroyok ketiga orang
lawan itu. Namun akibat adanya pertempuran yang terjadi antara
Siangkoan Cie dengan Su Tianglo, membuat mereka tidak
bisa mengambil tindakan dengan segera, mereka seperti
menantikan isyarat atau perintah dari Siangkoan Cie.
Jiauw Hoat waktu itu telah berdiri tetap ditempatnya
dengan mata memandang bengis kepada Sin Han,
tampaknya dia penasaran sekali. Demikian pula halnya
dengan Koat Jie dan pin Liang. Namun mereka bertiga
melihat pertarungan antara Siangkoan Cie dengan Su
Tianglo masih bertarung terus, dengan sendirinya mereka
berdiam diri. Sebenarnya jika menuruti adatnya, Jiauw
Hoat mau menerjang Sin Han untuk bertempur lagi dengan
pemuda itu. Sin Han berdiri didekat Su Lian karena dia ber-siap2
untuk melindungi gadis itu. kalau saja ada murid2 Jie Liong
Kauw yang bermaksud menyerang si gadis.
438 Keadaan waktu itu cukup tegang, dengan Su Tianglio
dan Siangkoan Cie masih terlibat dalam pertempuran yang
seru. Terkadang tampak Siangkoan Cie dan Su Tianglo
memisahkan diri, tetapi ada kalanya mereka bertempur
rapat sekali. Rupanya memang mereka memiliki kepandaian yang
berimbang. Siangkoan Cie hanya terpaut seurat saja jika
dibandingkan dengan Su Tianglo.
Dalam keadaan seperti itu tiba2 terdengar suara batukbatuk orang, dan tampaklah Siangkoan Cie telah melompat
mundur dengan "berseru girang "Suhu!"
Murid-murid Jie Liong Kauw laianyapun telah berserat
."Kauwcu" Dari arah dalam keluar dengan sikap angkuh dan perlahan2 seorang laki2 bertubuh kurus tinggi, melebihi
tingginya orang2 Han. Hidungnya mancung dan jenggotnya
berwarna kuning emas, dengan mulut tipis dan mata yang
kelabu. Dialah yang memiliki langkah kaki ringan sekali,
karena hampir sama sekali Sin Han dan Su Tianglo tidak
mendengar kedatangannya. Mereka baru mengetahui
kedatangan manusia ini. yang dipanggil oleh orang2 Jie
Liong Kauw dengan sebutan Kauwcu. Ketua itu, tentunya
Kauwcu dari Jie Liong Kauw sendiri. Dialah seorang asing,
dan itulah Koko Timo adanya.
Su Tianglo melihat Siangkoan Cie melompat mundur,
dia tidak mengejarnya, hanya menoleh kepada orang Persia
tersebut. "Hemm, siapa yang berani mengacau di sini." tanya
orang yang bertubuh jangkung tersebut, si Kauwcu, dengan
mempergunakan bahasa Han yang kaku. Matanya yang
kelabu, juga telah memandang tajam kepada Sin Han, Su
Tianglo dan Su Lian bergantian.
439 "Suhu, kedua orang inilah yang berusaha, melindungi
gadis kurang ajar itu." menjelaskan Siangkoan Cie tanpa
diminta. "Dan mereka berdua berasal dari perkumpulan
yang belum lama lahir didalam kalangan Kangouw yaitu
Kay-pang dan sipemuda keparat itu adalah muridnya Sin
Kun Bu Tek Lo Ping Kang, pendiri Kay-pang, gerombolan
pengemis kelaparan itu"
Orang Persia itu meng-angguk2 beberapa kali, kemudian
katanya, dengan suara yang tetap kaku, sikapnyapun tetap
angkuh, matanya memain sejenak. "Apakah Lo Ping Kang
tidak datang serta?" tanyanya.
Su Tianglo dan Sin Han mengetahui bahwa orang Persia
itu bukan orang sembarangan. Semuanya terlihat dari
keadaan dirinya, cara berjalan, matanya yang bersinar
tajam itu, merupakan seorang yang memiliki kepandaian
yang sangat tinggi. Segera juga Sin Han, telah menghampiri
sambil angkat tangannya dan menjura memberi hormat
"Maaf Locianpwe, bukan maksud kami mengacau disini,
juga bukan maksud kami untuk menimbulkan kerusuhan,
dan berani berlaku kurang ajar pada perkumpulan
Locianpwe. Namun kami terbentur dengan anggota2 Jie
Liong Kauw yang semuanya berusaha mencari keributan
dengan kami." "Dusta" teriak Siangkoan Cie gusar.
Tetapi orang Persia itu menggerakkan tangannya
perlahan, dia mencegah Siangkoan Cie bicara lebih jauh.
"Lalu." kata orang Persia itu. "Jika memang kalian
tidak bermaksud mengacau disini, mengapa kau bersama
pengemis tua itu bertempur dengan murid2 dan cucu
muridku'" "Ini terpaksa kami lakukan pembelaan diri, karena jika
sampai kami berdiam diri saja niscaya akan membuat kami
440 menjadi bahan permainan mereka dan juga akan dijadikan
bola tendang kesana kemari.Memang kami telah
mendengar kebesaran nama perkumpulan Jie Liong Kauw
dan kami sama sekali tidak berani untuk main gila tidak
karuan" menyahuti Sin Han dengan sikap yang sabar dan
sopan, namun dalam cara berkatanya, terlihat sifatnya yang
keras, walaupun dia merendah, namun dia tidak
memperlihatkan sikap takut pada orang Persia itu.
Orang Persia itu memang benar Kauwcu dari Jie Liong
Kauw, dialah Koko Tirno. Tadi ia mendengar keributan
yang terjadi diluar kamarnya, dia memperhatikannya,
seperti juga orang yang tengah bertempur. Karenanya dia
keluar dari kamarnya, dan menuju keruang depan tersebut,


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sehingga dia menyaksikan jalannya pertempuran antara
Siangkoan Cie dengan Su Tianglo.
Karena ginkangnya telah mahir dan mencapai puncak
kesempurnaan, dengan sendirinya telah membuat semua
orang yang berada diruangan tersebut tidak mengetahui
kehadirannya diruangan itu. Setelah menyaksikan sekian
lama, akhirnya Koko Timo mengetahuinya, kalau saja
Siangkoan Cie meneruskan pertempurannya dengan Su
Tianglo sebanyak belasan jurus jagi, niscaya Siangkoan Cie
yang akan dirubuhkan oleh pengemis tua tersebut.
Karenanya, Koko Timo telah batuk-batuk beberapa kali,
maksudnya untuk memisahkan muridnya dari Su Tianglo
yang tengah terlibat dalam pertempuran sengit itu.
"Baik. Aku kagum sekali akan kepandaianmu" kata
Koko Timo lagi. "Suhu, dialah Pangcu dari Kay-pang, entah si pengemis
tua itu berdusta atau tidak, dia mengatakan pemuda keparat
itu adalah Pangcu dari Kay-pang"
441 Bola mata Koko Timo memain. "Benarkah apa yang
dikatakan oleh muridku itu?" tanyanya dengan angkuh.
Sin Han cepat2 menjura memberi hormat, diapun segera
merendah, "Sesungguhnya itu adalah kepercayaan yang
diberikan oleh saudara-saudara seperkumpulanku, yang
mau mempercayai Boanpwe untuk memimpin Kay-pang"
"Luar biasa. Aku tidak menyangka dalam umur semuda
kau sudah menjadi seorang Pangcu. Tentu kepandaianmu
hebat sekali. Wahai pemuda yang gagah Siapa namamu"
Dan siapa gurumu?" "Boanpwe Sin Han, dan guru Boanpwe Sin Kun Bu Tek
Lo Ping Kang" menyahuti Sin Han.
"Jadi kedudukan Pangcu itu diberikan kepadamu oleh
gurumu sendiri yang mendirikan Kay-pang itu?" tanya
Koko Timo. Sin Han mengiyakan "Hemmm, jadi seorang Pangcu dalam Kay paog tidak
diperlukan berkepandaian tinggi atau tidak, yang
terpenting, dia bisa memperoleh kepercayaan dan dukungan
dari anggota-anggota Kay-pang yang memilihnya sebagai
seorang Pangcu. Maaf, menurut mataku yang lamur ini,
inipun jika memang tidak salah, jika bicara soal kepandaian
dan ilmu, engkau masih berada dibawah pengemis tua itu."
Sin Han tersenyum, dia tidak tersinggung oleh perkataan
Koko Timo seperti itu, malah dia membenarkan dengan
segera. "Apa yang dikatakan oleh Locianpwe sama sekali
tidak salah. Memang Su Tianglo dan juga beberapa orang
Tianglo Kay-pang lainnya memiliki kepandaian diatas
Boanpwe. Karena itu, Boanpwe juga perlu sekali
memperoleh bimbingan dari mereka, dan hanya kebetulan
442 saja mereka mau mempercayai Boanpwe untuk duduk
sebagai Pangcu dalam Kay-pang"
"Baiklah! Karena kau sebagai Pangcu Kay-pang,
tentunya kau ada harganya berurusan denganku. Nah, Sin
Pangcu, aku ingin meminta pengajaran dari Sin Pangcu.
Entah Sin Pangcu akan turun tangan sendiri memberikan
petunjuk, atau memang Sin Pangcu akan perintahkan
orang-orang Kay-pang yang sekiranya memiliki kepandaian
tinggi untuk menghadapiku?"
Su Tianglo mengetahui bahwa Koko Timo memiliki
kepandaian yang sangat tinggi, karena itu tidak mungkin
Sin Han dibiarkan maju menghadapinya, tentu Sin Han
tidak akan sanggup menghadapinya. Segera juga dia
menyelak: "Jika memang Kauwcu tidak keberatan, aku
ingin mewakili Sin Pangcu". Sambil berkata begitu, tampak
Su Tianglo menjura memberi hormat.
Koko Timo telah tertawa tawar, katanya: "Terserah
kepada Pangcumu. Jika memang Pangcumu menyetujuinya, aku akan melayaninya. Tentu akhirnya toh
Pangcumu itu harus turun tangan juga memberikan petunjuk kepadaku"
Setelah berkata begitu, sambil mengibaskan tangan
kanannya, Koko Timo telah melangkah maju ke tengah
ruangan, untuk mulai bertempur
Su Tianglo juga tidak berani terayal. Cepat dia
melompat ke tengah ruangan, dihadapan Kauwcu dari Jie
Liong Kauw. "Harap Kauwcu berlaku murah hati terhadapku dan
tidak menurunkan tangan yang terlalu keras" kata Su
Tianglo. 443 Koko Timo mengibas tangannya, katanya: "Mulai"
Singkat sekali dia berkata begitu.
Su Tianglo juga tidak berlaku sungkan2 lagi, dia
meloncat tiga langkah kedepan, dan tangan kanannya
menyerang dengan hebat. Karena mengetahui bahwa Koko
Timo adalah guru dari Stangkoan Cie, yang menjadi
Kauwcu dari Jie Liong Kauw. tentu kepandaiannya jauh
lebih lihai dan Siangkoan Cie, karena itu begitu menyerang,
Su Tianglo telah mempergunakan sembilan bagian tenaga
dalamnya. Diapun telah mempergunakan jurus yang
terhebat. Waktu itu Koko Timo tidak bergerak dari tempat
berdirinya, ia menantikan pakulan itu dengan tertawa
mengejek. Su Tianglo terkejut menyaksikan lawannya sama sekali
tidak berusaha berkelit. Demikian juga dengan Sin Han
yang melihat bahwa Koko Timo tidak berkelit, dapat
menduga tentunya ia akan menerima serangan Su Tianglo
dengan mempergunakan kekerasan. Karena dari itu, dia
telah berseru nyaring: "Hati kati Su Tianglo.....!"
Tetapi baru saja ia berseru begitu, kepalan tangan Su
Tianglo telah menghantam jitu sekali dada Koko Timo.
Serangan mana menimbulkan suara benturan yang keras
sekali, karena sama sekali Koko Timo tidak berkelit, dia
membiarkan dadanya itu dihantam.
Suara benturan yang keras itu disusul dengan suara
seruan kaget Su Tianglo, karena waktu itu dia merasa
seperti memukul besi yang keras sekali, membuat kepalan
tangannya itu sakit luar biasa.
Su Tianglo menyadari dengan cepat, bahwa lwekang
Koko Timo telah mencapai tingkat yang sempurna, sebab
dia bisa mengerahkan lwekang pada dadanya, membuat
444 dadanya itu bagaikan lempengan besi saja, tidak mempan
dihantam oleh kepalan tangan Su Tianglo walaupun
sesungguhnya kepalan tangan itu di sertai oleh lwekang
yang kuat sekali. Koko Timo tertawa mengejek. "'Lwekangmu masih
belum seberapa, bagaimana mungkin kau ingin menjagoi
rimba persilatan dengan segala perkumpulan butut kalian?"
katanya mengejek. Su Tianglo tidak melayani ejekan itu, tanpa mengatakan
apapun juga. dia telah melompat lagi kedepan. Tangan kiri
dan kanannya bergerak cepat sekali, dia telah menghantam
dengan tenaga Lwekang sepenuhnya, sehingga, angin
serangan itu rnenderu-deru hebat dan dahsyat, membuat
keadaan diruangan tersebut seperti dilanda oleh hembusan
angin topan. Semua murid-murid dari Jie Liong Kauw melihat bahwa
kepandaian dan lwekang Su Tianglo memang sangat tinggi,
jelas jika mereka yang harus menghadapinya, tentu tidak
akan sanggup. Sin Han sendiri berpikir, "Jika memang aku yang harus
menghadapi Koko Timo, tentu aku tidak akan sanggup,
karena kepandaiannya memang sangat tinggi sekali"
Su Lian yang melihat keadaan Su Tianglo, yang gagal
dengan serangan pertempuran itu, telah berkata dengan
suara ragu-ragu "Engko Han, apa kita bisa meloloskan diri
dari tangan orang2 Jie Liong Kauw" Kepandaian tua
bangka Persia itu memang sangat hebat. Dialah Koko
Timo." Sin Han mengeluarkan seruan tertahan, ia mengawasi
Koko Timo lebih tajam, "Pantas Tat Mo Cauwsu
mengatakan bahwa Koko Timo memiliki kepandaian yang
445 sama tingginya seperti Tat Mo Cauwsu sendiri" kata Sin
Han kemudian perlahan. "Ya" sahut Su Lian. "Itulah sebabnya, baik guruku atau
juga tokoh rimba persilatan selalu dirubuhkan hanya dalam
tiga jurus dan tidak berdaya sama sekali. Jika Su Tianglo
tidak berhasil menghadapinya, tentu akan membuat kita
memperoleh kesulitan yang besar"
Su Tianglo sendiri menyadari akan bahaya yang
dihadapinya, karena gagal dengan pukulan pertamanya,
maka ia menyadari bahwa lawan memiliki lwekang yang
luar biasa, dan beberapa tingkat diatasnya. Su Tianglo tadi
menerjang menghantam bukan dengan pukulan yang biasa,
sebab disertai lwekang yang kuat sekali sekuat terjangan
sepuluh ekor kuda, tapi kenyataannya Koko Timo berhasil
menadahi pukulan itu tanpa mengelak, malah balas
menyerang, dan dia tak kurang suatu juga, walau dadanya
terhantam begitu hebat. Maka Su Tianglo sendiri yang
menderita kesakitan pada kepalan tangannya,
Namun, dihadapan orang-orang Jie Liong Kauw ini, Su
Tianglo tidak mau rnemperlihatkan kelemahannya begitu
saja, sebab dia tengah memikul tanggung jawab yang tidak
kecil buat keharuman nama besar Kay-pang, perkumpulannya. Sambil mengempos semangatnya Su Tiang la
menyerang lagi. Kepalan tangan kanannya meluncur lebih
dulu, dibelakangnya menyusul kepalan tangan kirinya,
angin serangan itu menderu-deru hebat sekali.
Kepalan tangan kanan Su Tianglo menghantam telak
dada Koko Timo lagi. disusul kemudian tangan kirinya
yang telah menghantam juga. Dengan demikian, tenaga
hantaman tangan kanannya yang begitu kuat ditambah
dengan tenaga pukulan dari tangan kirinya, dia bermaksud
446 akan merubuhkan KokoTimo, sebab Koko Timo tentunya
akan menyambuti serangannya itu dengan berdiam diri
seperti tadi Untuk girangnya Su Tianglo, memang Koko
Timo tidak bergerak dari tempatnya, tetap berdiri
ditempatnya dan menerima kedua pukulannya dengan
dadanya. "Bukkkkkk" "Bukkkkk" dua kali terdengar suara
pukulan dari kedua kepalan tangan Su Tianglo mengenai
telak sekali pada dada dari Koko Timo. Hantaman itu
membuat tubuh Koko Timo bergoyang sedikit, namun
ketua Jie Liong Kauw tersebut tersenyum saja, dia
membusungkan dadanya, maka yang hebat Su Tianglo
sendiri, dia terpental sampai empat tombak, namun tidak
sampai terpelanting, karena pengemis tua itu cepat sekali
bisa menguasai dirinya. Koko Timo tersenyum mengejek, sikapnya angkuh
sekali, katanya: "Kita telah melewati dua jurus dan tinggal
satu jurus lagi kau beleli menyerangku semau hatimu tanpa
perlu kuatir aku balas menyerang. Nah, ayo kau seranglah
sekehendak hatimu, bagian mana tubuhku yang kau pilih?"
Diejek seperti itu Su Tianglo gusar dan penasaran, dia
benar benar heran dan penasaran, karena dia tadi dua kali
menyerang dengan mempergunakan tenaga yang sangat
dahsyat sekali, namun Koko Timo dapat menerima
serangan itu dengan tak berkisar dari tempatnya, malah dia
memasang dadanya, dan tidak membalas menyerang, dan
dia juga tidak menangkis atau berkelit. Itulah suatu kekuatan yang tangguh sekali, menerima serangan yang hebat,
tetapi tidak mengalami sesuatu apapun juga. Celakanya
buat Su Tianglo, ia yang malah merasakan kepalan
tangannya sakit dan dibuat terpental begitu rupa oleh Koko
Timo. 447 Jika sekarang mau menyerang lagi, niscaya akan
membuat dirinya menerima pengalaman yang lebih pahit
lagi. Jika dia itu menyerang semakin hebat dan nekad,
belum tentu bisa merubuhkan Koko Timo, mungkin
sebaliknya dia yang akan menerima akibat pukulannya
sendiri yang membuatnya bercelaka.
Akan tetapi disini terdapat soal harga diri dan partainya,
yaitu Kay-pang. Jika dia memang tidak menyerang lagi,
Kay-pang akan runtuh nama besarnya hanya disebabkan
sikap 'pengecut'nya. Makanya setelah berdiam diri sejenak,
walapun dia mengerti akan bercelaka, namun Su Tianglo
toh tetap juga telah mengerahkan tenaganya pada kepalan
tangannya, ia pun membentak sambil menerjang sekuat
tenaganya menyerang Koko Timo.
Dengan caranya seperti itu, Su Tianglo bermaksud akan
mengadu jiwa. Jika saja memang Koko Timo bermaksud
akan mencelakainya, ia bersedia untuk bercelaka dengan
Koko Timo. Itulah sebabnya Su Tianglo telah menyerang
demikian hebat ingin mengadu jiwa.
Koko Timo yang menyaksikan cara menyerangnya
lawan, mengawasi dengan tersenyum mengejek. Waktu
serangannya tiba ia tidak berkelit. Seperti tadi, dia
membiarkan tubuhnya dijadikan sasaran dari serangan Su
Tianglo. Sin Han dan Su Lian yang menyaksikan, jadi
memandang dengan hati berdebar. Mereka menguatirkan
keselamatan Su Tianglo. Karenanya Sin Han ber-siap2
untuk menerjang membantu Su Tianglo jika saja Su Tianglo
itu hadapi bencana dan terancam keselamatannya.
Serangan Su Tianglo telah menyambar dekat sekali,
diapun melihat betapa Koko Timo sama sekali tidak usaha


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkelit, karenanya ia mengempos pula seluruh tenaganya,
448 pikirnya: ''Hemmm, mustahil kau tidak bercelaka jika
terima seranganku yang sekuat tenaga ini tanpa perlawanan
sama sekali.," Sambil berpikir begitu, serangan Su Tianglo telah tiba
didada Koko Timo. Seperti tadi juga, begitu kepalan tangan Su Tianglo
mengenai pada sasarannya, seketika itu juga tubuh Su
Tianglo terpental dan terapung ditengah udara dengan
menderita kesakitan pada pergelangan tangannya seperti
hancur remuk. Koko Timo sendiri waktu itu biarpun tampaknya
berdiam diri, akan tetapi sesungguhnya begitu kepalan
tangan lawan tiba didadanya menghantam dengan kuat,
selain dia telah mengeluarkan tenaga Iwekang pada
dadanya, membuat tubuh lawannya itu terpental ketengah
udara, tangan kanan Koko Timo sendiri juga telah
menyerang dengan sampokan yang kuat sekali. Itulah
sebabnya, mengapa Su Tianglo terpental dengan keadaan
terluka didalam yang tidak ringan, karena telah terhantam
oleh kekuatan tenaga sampokan yang dilakukan oleh Koko
Timo. Sin Han mengeluarkan seruan gusar, dia melompat
hendak menyerang Koko Timo. Sedangkan Su Lian
melompat kearah tubuh Su Tianglo yang tengah meluncur
akan terbanting, Maksud Su Lian ingin menyanggapi tubuh Tianglo
pengemis tua itu, agar tidak terbanting di atas lantai.
Akan tetapi belum lagi Su Lian bisa mengulurkan
tangannya, diwaktu itu berkelebat dari luar sesosok tubuh
dengan gerakan yang sangat ringan dan pesat sekali,
sehingga Su Lian tidak bisa melihat wajah orang tersebut.
449 Waktu itu orang yang baru muncul tersebut telah
mengulurkan kedua tangannya, dia telah menyambut tubuh
Su Tianglo dengan gerakan yang mudah sekali dan telah
berhasil mencegah Su Tianglo terbanting diatas lantai,
karena waktu dia menurunkan Su Tianglo, maka pengemis
tua itu telah dapat didudukkannya dilantai.
"Omitohud Omitohud" memuji orang yang baru datang
itu dengan suara yang lembut dan sabar sekali.
Su Tianglo meringis menahan sakit, walau pun dia tidak
sampai terbanting, akan tetapi dia menderita kesakitan yang
hebat, karera ia terluka didalam yang tidak ringan.
Orang yang menolonginya itupun menotok beberapa
jalan darah ditubuh Su Tianglo, maka perasaan sakit itu
lenyap dan dia kemudian terlelap dalam tidurnya, karena
hasil totokan yang telah dilakukan oleh penolongnya.
Dengan demikian, dia tidak perlu menderita kesakitan
lebih jauh. Su Lian sejak tadi jadi berdiri tertegun mengawasi orang
yang telah menolong Su Tianglo. Dan dilihatnya, bahwa
orang yang baru muncul itu berpakaian sebagai seorang
pendeta yang sudah lanjut sekali usianya, wajahnya
memerah sehat dan senyumnya yang ramah serta mata
yang bersinar tajam itu, menunjukkan bahwa pendeta itu
memang memiliki hati yang welas asih.
Waktu itu si pendeta telah mengucapkan pujiaanya
kepada kebesaran sang Buddha, kemudian dengan suara
yang sabar, dia berkata "KokoTimo, sudah lama kita tak
bertemu dan sekarang justru Loceng berkesempatan lewat
ditempat ini, juga dari beberapa orang sahabat kebetulan
Loceng mengetahui bahwa kau berada disini. Karena itu
Loceng ingin sekali bertemu untuk bercakap-cakap
denganmu" 450 -o0od0wo0o- JILID: XIII WAKTU itu Koko Timo juga telah melihat penolong Su
Tianglo, ia mengawasi sejenak pada pendeta itu, sampai
akhirnya dia mengeluarkan seruan tertahan. "Bukankah
kau Tat Mo Cauwsu?" tanyanya dengan suara tergagap.
"Benar memang Loceng Tat Mo Cauwsu" menyahuti
pendeta itu, yang memang tidak lain adalah Tat Mo
Cauwsu. Sin Han sendiri sudah mengenali pendeta Siauw Lim Sie
itu, pendiri dari kuil Siauw Lim Sie. cepat ia melompat
maju untuk memberi hormat kepada Tat Mo Cauwsu.
"Boanpwe menghadap Siansu" kata Sin Han.
Tat Mo Cauwsu juga mengenali pada pemuda itu, dia
tersenyum sabar. "Kau telah semakin gagah saja, Siecu"
pujinya. Koko Timo waktu itu sudah tidak sabar. "Hemmm, kau
selalu meng-ejar2 diriku,, apakah memang sesungguhnya
kau menduga bahwa aku jeri berurusan denganmu" Baiklah
sekarang kita telah bertemu muka, apa yang kau inginkan
dariku?" tanya Koko Timo dengan suara yang bengis.
Tau Mo Cauwsu tetap membawa sikap yang tenang dan
sabar. "Sesungguhnya, diantara kita tidak terdapat ganjalan
apapun juga akan tetapi, telah banyak yang Loceng dengar,
bahwa tindakan Siecu selama berada di Tionggoan memang
kurang begitu baik, karenanya Loceng bermaksud untuk
meminta kesadaran Siecu, agar mau kembali ke Persia saja"
Sabar bukan main waktu Tat Mo Cauwsu berkata seperti
itu. 451 Muka Koko Timo berobah. "Hemm, kau ingin
memberikan pengajaran kepadaku?" katanya dengan suara
yang tawar. "Baiklah, baiklah Marilah kita bukti kan,
sesungguhnya siapakah diantara kita berdua yang
merupakan jago berkepandaian tinggi" Dan setelah berkata
begitu, cepat sekali Koko Timo melangkah maju mendekati
Tat Mo Cauwsu. Akan tetapi Tat Mo Cauwsu tetap tenang ditempatnya.
Memang walaupun selama ini si pendeta telah berhasil
mendirikan kuil Siauw Lim Sie, akau tetapi hatinya masih
saja belum puas, karena dia tetap ingin mencari jejak Koko
Timo. Itulah sebabnya, sering kali dalam segala kesempatan
pendeta ini berkelana didalam rimba persilatan dan juga
perintahkan murid2nya untuk bantu melakukan penyelidikan sebenarnya dimana Koko Timo berada.
Sampai akhirnya waktu Tat Mo Cauwsu turun gunung
berkelana, dan tiba dikota ini, justeru dia telah mendengar
perihal tindak tanduknya Koko Timo, jago Persia tersebut.
Jelas hal inipun menggembirakan sekali hati si pendeta ini.
Karena jejak Koko Timo, tohk akhirnya dapat
ditemukannya juga. Kedatangannya ditempat itu justru menyelamatkan jiwa
Su Tianglo dari Kay-pang, yang dilihatnya waktu itu Su
Tianglo terpental oleh sampokan tangan Koko Timo yang
mengandung Lwekang luar biasa hebatnya. Karenanya. Tat
Mo Cauwsu tanpa mem-buang2 waktu lagi telah keluar dari
tempat bersembunyinya dan menolongi Su Tianglo.
Koko Timo yang telah menghampiri Tat Mo Cauwsu
lebih dekat, dengan mata yang memancarkan sinar tajam
mengandung kemurkaan, telah menggerakkan kedua
tangannya. 452 Tanpa banyak bicara lagi dia menyerang hebat bukan
main kepada Tat Mo Cauwsu.
Koko Timo seorang tokoh rimba persilatan yang jarang
sekali ada tandingannya, kini dia menyerang dengan si
pendeta dengan pukulan yang mengandung tenaga lwekang
luar biasa besarnya, angin dari serangannya itupun
berkesiuran sangat hebat sekali.
Si pendeta tetap berdiri ditempatnya, tanpa bergerak
sama sekali. Tat Mo Cauwsu ini hanya mengawasi saja dalangnya
serangan dari lawannya, dan dia telah tersenyum dengan
sikapnya yang sangat sabar Matanya saja yang tampak
sejenak memancarkan sinar yang sangat tajam.
Koko Timo bukan lawan sembarangan, kepandaiannya
juga luar biasa. Jika memang Tat Mo Cauwsu tidak menghadapinya
dengan ber-sungguh2 dan lengah, niscaya ia akan dapat
dicelakai oleh Koko Timo, sebab kepandaian yang mereka
miliki tidak terpaut begitu jauh.
Begitu kepalan tangan dari Koko Timo hampir tiba, Tat
Mo Cauwsu tersenyum. "Rupanya memang Siecu
bermaksud ingin main2 beberapa jurus, bukan" Baiklah
Loceng akan menemani" Waktu berkata seperti itu, Tat Mo
Cauwsu melihat kepalan tangan lawannya telah datang
dekat sekali. Tat Mo Cauwsu menggerakkan kedua tangannya,
tangan kanan menyampok tenaga serangan dari lawannya,
sedangkan tangan yang satunya lagi dipergunakan untuk
mencengkeram tulang pergelangan tangan lawannya.
Ancaman dan gerakan yang dilakukan Tat Mo Cauwsu
sesungguhnya merupakan gerakan yang biasa saja dan juga
453 setiap jago rimba persilatan yang memiliki kepandaian
rendahpun dapat melakukannya. Akan tetapi karena
gerakan seperti itu dilakukan oleh Tat Mo Cauwsu, yang
ilmunya telah mencapai puncak kesempurnaan, dengan
demikian membuat serangan itu menjadi luar biasa
hebatnya. Koko Timo sendiri sebagai seorang yang memiliki
kepandaian tinggi dan sempurna, juga tidak berani
meremehkan serangan dari lawannya itu. Cepat2 ia
menarik pulang pukulannya, tubuhnya mencelat lewat
disamping Tat Mo Cauwsu, dia telah berada dibelakang
pendeta tersebut, tanpa membuang waktu lagi ia telah
menyerang lagi ke arah punggung pendeta tersebut.
Tenaga serangannya itu, jangankan tubuh manusia,
sedangkan batu atau baja akan hancur jika kena
dilanggarnya. Tat Mo Cauwsu sendiri merasakan sambar an tenaga
serangan itu bukan main hebatnya. Dengan cepat ia
merobah kedudukan kedua kakinya. Gerakan yang
dilakukannya sesungguhnya memang mengandalkan
kesempurnaan dari ginkangnya. Tanpa membalas
menyerang atau menangkis, serangan yang hebat seperti itu
dapat dielakkannya dengan mudah, hanya mengandalkan
langkah kakinya. Sebagai seorang yang telah memiliki kepandaian
sempurna dan juga dia memang mengetahui kini tengah
berhadapan dengan seorang tokoh rimba persilatan seperti
Tat Mo Cauwsu tentu saja Koko Timo tidak berani berlaku
ayal. Setiap serangan yang dilancarkannya itu mengandung
kekuatan yang dahsyat, karena ia telah mempergunakan
tujuh bagian dari tenaga dalam yang dimilikinya.
454 Sebenarnya, seumur hidupnya Koko Timo tidak pernah
mempergunakan tenaga dalamnya lebih dari empat bagian.
Hanya saja sekarang ini dia tengah berhadapan dengan Tat
Mo Cauwsu, yang ilmunya juga sempurna sekali, dengan
sendirinya membuat dirinya tidak berani memandang
remeh, dan bertempur dengan seluruh kepandaiannya.
Angin dari serangan itu berkesiuran sangat hebat sekali
dan setiap serangan yang di lancarkan oleh Koko Timo
telah berhasil dielakkan oleh pendeta Siauw Lim Sie
tersebut Selama itu Tat Mo Cauwsu tak pernah membalas
menyerang lawannya. Setiap kali Koko Timo menyerang
dengan dahsyat padanya,, Tat Mo Cauwsu hanya
mengelakkan diri atau berkelit saja dengan mudah,
sedangkan bibirnya tetap bersenyum dengan sabar dan
ramah tidak terlihat perasaan gusar atau tidak senang
dibawahnya. Koko Timo jadi penasaran, dia beranggapan bahwa hal
ini seperti juga Tat Mo Cauwsu memang bermaksud ingin
mempermainkannya. Dengan tubuh yang ber-kelebat2, gesit sekali Ta 'Mo
Cauwsu telah mengelakkan diri belasan jurus banyaknya,
dan membuat Koko Timo semakin gusar dan penasaran.
Setelah lewat lagi beberapa jurus tampak Koko Timo
telah membentak nyaring sekali, tubuhnya melesat ketengah
udara, dimana tampak tubuh Koko Timo seperti juga
burung rajawali yang menyambar mangsanya, telah
menghantam kepada Tat Mo Cauwsu dengan dahsyat
sekali. Dalam keadaan seperti ini, tampak Tat mo Cauwsu
tidak bisa berdiam diri saja, kedua tangan Tat Mo Cauwsu
455 telah bergerak kearah atas, dia menangkisnya dengan
perlahan. Hebat kesudahannya dari benturan yang terjadi dari dua
kekuatan raksasa itu. Karena begitu terdengar suara menggelegar yang
memekakkan anak telinga, tampak lah tubuh Tat Mo
Cauwsu ber-goyang2, dia tidak terhuyung dari tempatnya
berdiri, akan tetapi kedua kakinya telah melesak masuk ke
dalam lantai, sebatas lututnya.
Itulah disebabkan tekanan yang kuat sekali dari tenaga
lwekang Koko Timo. Akan tetapi Koko Timo sendiri bukannya tidak
mengalami sesuatu apapun juga. Karena saat itu, ketika
tubuhnya terpental akibat benturan tenaga mereka berdua,
seketika itu juga tubuhnya menerjang langit2 ruangan
tersebut, terus menghantam genting bangunan, tubuhnya
terpental sampai ke udara bebas diluar genting jtu.
Hancuran genting meluruk jatuh ke lantai.
Semua orang yang menyaksikan hal itu, lebih2 anak


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

buahnya Kodo Timo, mereka jadi memandang tertegun
melihat ketua mereka terpental seperti itu.
Keadaan yang langgeng seperti itu tidak berlangsung
lama, karena tampak tubuh Koko Timo telah melesat
masuk lagi dengan gerakan yang gesit.
Dan Koko Timo sambil menerobos masuk dia juga telah
menghantam lagi kepada Tat Mo Cauwsu. Rupanya dia
masuk dengan membarengi untuk menyerang lawannya itu.
Waktu itu Tat Mo Cauwsu, tengah menarik keluar
kedua kakinya dari lantai yang melesak itu. Rupanya Tat
Mo Cauwsu sendiri merasa kagum atas kepandaian yang
456 dimiliki Koko Timo. Selain dia dapat mendesak dirinya,
sampai kakinya melesak, juga Koko Timo sendiri
tampaknya tidak mengalami luka apapun ditubuhnya
walaupun telah terpental begitu hebat, menerjang keluar
menerjang genting bangunan tersebut.
Karenanya, sekarang waktu dia tengah menarik kedua
kakinya dari lantai tersebut, dan melihat Koko Timo telah
menerjang masuk lagi, menerjang pula padanya dengan
serangan yang hebat, Tat Mo Cauwsu juga tidak berani
ayal. Tanpa menantikan tibanya tubuh dan serangan Koko
Timo, pendeta itu telah jejakkan kakinya, tubuhnya telah
melompat mundur untuk menjauhkan diri.
Kebetulan sekali Tat Mo Cauwsu melompat kedekat dua
orang anak buah dari Koko Timo. Kedua orang anak buah
yang melihat pendeta itu melompat mundur dan
menghampiri mereka, rupanya mereka tidak mau
membuang2 kesempatan yang ada senjata mereka telah
menyambar ke arah punggung si pendeta.
Mereka beranggapan, waktu itu si pendeta tidak
bersiaga, dan jika memang mereka menyerang secara
membokong seperti itu, niscaya Tat Mo Cauwsu akan dapat
mereka serang binasa dengan bacokan golok mereka.
Akan tetapi rupanya mereka tidak mengetahui siapa
sebenarnya Tat Mo Cauwsu. Begitu golok mereka
menyambar, Tat Mo Cauwsu lanpa menoleh lagi telah
menyampok kebelakang, karena dia merasakan menyambarnya angin serangan dari arah belakang
badannya. Hebat kesudahannya. 457 Dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan
hati, kedua orang itu telah terpental keras sekali.
Rupanya akibat sampokan tenaga dalam Tat Mo
Cauwsn membuat kedua batang golok yang lengah
menyambar kepada pendeta ini malah jadi berbalik dan
telah menyambar kepada pemiliknya, dengan demikian
kepala mereka masing2 terbelah menjadi dua.
Yang lebih hebat justru tenaga sampokan tangan Tat Mo
Cauwsu membuat kedua orang itu terpental dan
menghantam dinding. Hebat benturan itu, mereka seperti juga dilontarkan oleh
kekuatan tenaga melempar yang ribuan kati.
Seketika tulang-2 didalam tubuh mereka telah hancur
dan remuk, waktu rubuh terkulai mereka sudah tidak
bernapas. Jika tadi mereka tidak terkena bacokan golok
sendiri akibat sampokan tenaga dalam Tat Mo Cauwsu,
tohk me rekapua akan terbinasa, karena benturan tubuh
mereka kepada dinding yang begitu kuat sekali membuat
tulang-tulang disekujur tubuh mereka hancur dan remuk.
Menyaksikan keadaan kedua kawan mereka yang begitu
mengenaskan hati, semua anak buah KokoTimo jadi berdiri
tertegun dengan hati yang bergidik.
Mereka rupanya ngeri dan takjub menyaksikan betapa
dahsyatnya tenaga dari pendeta tersebut. Pecah pula nyali
mereka. Dan untuk selanjutnya tentu tidak ada seorangpun
diantara mereka yang berani coba2 menyerang secara
membokong kepada Tat Mo Cauwsu.
Sedangkan Koko Timo yang melihat nasib kedua orang
anak buahnya seperti itu, berdiam diri tertegun
ditempatnya. Begitu dia tersadar, gusarnya bukan main.
Dengan cepat ia menerjang maju lagi dengan gerakan yang
458 sangat cepat sekali, dimana sepasang tangannya telah bertubi2 melancarkan pukulan.
Sedangkan Tat Mo Cauwsu sendiri tidak tinggal diam.
Karena dia menyadari bahwa lawannya ini merupakan
seorang yang memiliki kepandaian, mungkin tidak berada
disebelah bawah kepandaiannya, lagi pula lawannya saat
itu tengah gusar sekali, dia menyerang dengan
mempergunakan seluruh kekuatan yang ada padanya,
dengan sendirinya telah membuat Tat Mo Cauwsu tidak
bisa meremehkannya. Tat Mo Cauwsu sendiri terkejut, "Hemmm, rupanya dia
telah memperoleh kemajuan yang demikian pesat"
pikirnya. Sedangkan waktu itu Koko Timo sendiri telah berpikir
juga: "Hemmm. si gundul ini rupanya memang telah
memperoleh kemajuan yang pesat sekali, tampaknya aku
berada satu tingkat dibawah kepandaiannya, dan aku harus
berlaku hati2 dan waspada" karena berpikir begitu, tampak
Koko Timo telah merobah cara bertempurnya.
Jika tadi dia menyerang dengan sekaligus mempergunakan kedua tangannya, sekarang ia menyerang
dengan mempergunakan kedua tangannya itu bergantian.
Namun Tat Mo Cauwsu dapat menghadapinya dengan
tenang. Sin Han menyaksikan jalannya pertempuran itu jadi
berdiri tertegun ditempatnya.
Seumur hidupnya baru kali ini dia menyaksikan
pertempuran yang sehebat itu.
Yang menarik sekali perhatiannya justeru ilmu kedua
orang itu yang luar biasa dan juga memang tampaknya Tat
Mo Cauwsu bertempur jauh lebih tenang dari Koko Timo.
459 Sedangkan Koko Timo sendiri selalu bertempur dengan
sikap yang bengis dan berangasan, sehingga terlihat jelas
betapa besar nafsu membunuhnya.
Akan tetapi sikapnya yang berangasan itu merupakan
suatu kelemahan buat Koko Timo sendiri. Dengan bernafsu
seperti itu membuat Koko Timo terpecah perhatiannya, dia
sering kali alpa dalam pembelaan dirinya.
Sedangkan Tat Mo Cauwsu yang telah bersikap tenang
luar biasa malah memperoleh keuntungan yang tidak kecil,
dikala mana tampak Tat Mo Cauwsu bukan saja selalu
dapat menghindarkan diri dari setiap serangan yang
dilakukan lawannya, diapun berulang kali dapat mendesak
Koko Timo. Keadaan seperti ini membuat Koko Timo selain
penasaran, juga dia jadi berpikir: "Jika aku sampai rubuh di
tangannya, runtuhlah kewibawaanku dan perkumpulanku
tidak bisa kupimpin terus. hmmm. aku akan mengadu jiwa
dengannya" Karena berpikir seperti itu, dengan gerakan yang sangat
cepat sekali tampak Koko Timo telah merobah lagi cara
bertempurnya. Tat Mo Cauwsu tersenyum tawar, katanya,"Koko
Timo, tampaknya sejak dari Persia dan juga di Tionggoan
ini, kau memang tidak pernah mau merobah kelakuanmu
yang buruk. Omitohud Omitohud. Baiklah, Loceng akan
membuka pantangan untuk membunuh. Ini memang sangat
terpaksa sekali, demi kebaikan umat manusia umumnya"
Setelah berkata begitu, setiap gerakan dari. kedua tangan
pendeta itu, kelihatannya lebih lambat, namun berisi tenaga
Lwekang yang lebih dahsyat dari pada tadi.
460 Sin Han dan Su Lian yang menyaksikan keadaan
pertandingan itu, diam2 ia jadi kebat kebit hatinya dan telah
mementang mata mereka lebar2.
Sekarang mereka telah menyaksikan betapa si pendeta
memang telah menyerang hebat sekali. Tenaga serangannya
itu juga telah menyambar silih berganti mendesak pada
lawannya. Akan tetapi Koko Timo sediri juga tidak mau kalah,
memang kepandaiannya tidak berada dibawah Tat Mo
Cauwsu, hanya kalah sedikit oleh Lwekang Tat Mo
Cauwsu yang lebih murni dari dia. Hanya itu saja.
Tubuh Koko Timo berkelebat-kelebat ke sana kemari,
sedangkan tubuh Tat Mo Cauwsu juga tidak hentinya
bergerak kesana kemari dimana gerakan tubuh mereka
laksana bayangan saja. Sedangkan anak buah Koko Timo yang memiliki
lwekang tidak seberapa itu telah mundur menjauhkan diri.
Sebab mereka tidak bisa bertahan dari desakan angin
serangan kedua orang yang sedang bertanding itu.
Sedangkan Tat Mo Cauwsu yang memang telah
bertekad tidak mau berlaku sungkan lagi dan telah
membuka pantangan untuk membunuh, setiap serangan
yang dilancarkannya, selain mengandung tenaga iwekang
yang telah terlatih sempurna sekali, juga selalu mengincar
bagian2 berbahaya ditubuh Koko. Timo.
Agak repot juga Koko Timo menghadapi serangan2
yang dilakukan Tat Mo Cauwsu. Akhirnya, karena sudah
tidak memiliki kesempatan lagi buat menangkis atau
mengelakkan diri dari serangan si pendeta. maka Koko
Timo telah memusatkan seluruh kekuatannya.
461 Benturan yang terjadi benar2 sangat luar biasa, karena
diwaktu itu tampak tubuh kedua orang itu masing2 telah
mundur beberapa langkah. Akan tetapi wajah Tat Mo Cauwsu tetap tidak berobah.
Dia masih tersenyum tenang saja, karena seperti juga
pukulan dari Koko Timo tidak memberikan reaksi apa2
buatnya. Yang hebat adalah Koko Timo sendiri, dia menangkis
dengan mempergunakan seluauh tenaga dalamnya dan
kesudahannya dia sendiri yang menerima kepahitan dari
akibat benturan tenaga dalam mereka.
Tubuh Koko Timo yang terhuyung mundur itu akhirnya
tidak bisa dipertahankan lagi, karena kuda2 kedua kakinya
telah tergempur dan tubuhnya seketika terguling.
Waktu melompat bangkit, maka tampak wajah dari
Koko Timo memucat. Malah setelah berdiam diri sejenak, seketika Koko Timo
memuntahkan darah empat kali, yang sangat banyak sekali.
Dikala itu, anak buah Koko Timo terkejut sekali, akan
tetapi tidak seorangpun diantara mereka ada yang berani
maju untuk menyerang Tat Mo Cauwsu dan membantui
Kauwcu mareka. Tat Mo Cauwsu telah tertawa tawar, katanya "Baiklah.
mari kita meneruskan permainan ini" Dan tanpa
membuang waktu pula, tampak Tat Mo Cauwsu telah
menjejakkan kedua kakinya, tubuhnya mencelat ketengah
udara dengan gerakan bagaikan burung garuda sedang
terbang, itulah salah satu gerakan dari ilmu simpanan cakal
bakal Siauw Lim Sie tersebut.
Sedangkan Koko Timo yang melihat ancaman buat
keselamatan dirinya, juga tidak berani berayal.
462 Walaupun dia telah terluka didalam dan baru saja
memuntahkan darah segar, akan tetapi dia tetap berlaku
tenang. Dengan cepat sekali, tampak Koko Timo telah
berusaha mengempos seluruh sisa tenaganya, dia berusaha
untuk hadapi lagi pada pendeta Siauw Lim Sie.
Akan tetapi, dia kembali gagal.
Waktu tenaga mereka saling bentur, justru tubuh Koko
Timo terpental lagi. Rupanya pendeta Siauw Lim Sie memang tidak berlaku
sungkan2 lagi, dia menyerang dengan hebat.
Dua kali beruntun Koko Timo memuntahkan darah
segar lagi, SedangkanTat Mo Cauwsu sambil merangkapkan kedua tangannya, dia telah berkata: "Maaf
seluruh kepandaian Siecu harus dilenyapkan, barulah Siecu
boleh dibiarkan hidup terus"
Setelah berkata begitu, sambil memperlihatkan wajah
mengandung sesal yang tidak terkira, maka tampak, dia
melangkah menghampiri Koko Timo yang waktu itu tengah
merangkak bangun. Hati Koko Tirao tercekat, karena jika seluruh
kepandaiannya dipunahkan, apa arti hidupnya selanjutnya"
Maka mati2an dia mengempos sisa kekuatan tenaga dalam
yang ada padanya, dan dia berusaha berdiri kembali.
Disaat mana Tat Mo Cauwsu telah menghampiri dekat
sekali dan terlihat betapa si pendeta juga telah
menggerakkan tangan kanannya dengan jari telunjuk dia
bermaksud untuk menotok beberapa jalan darah di tubuh
Koko Timo, Gerakan yang dilakukan oleh Tat Mo Cauwsu itu sangat
cepat sekali, namun disebabkan memang Koko Timo tidak
mau dipunahkan ilimunya, cepat sekali dia telah
463 menggerakkan tangannya, memaksakan diri buat
menangkis totokan yang tengah dilancarkan oleh Tat Mo
Cauwsu. Akan tetapi si pendeta memang telah mengetahui bahwa


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lawannya itu telah kehabisan tenaga dan terluka dalam,
itulah sebabnya pula Tat Mo Cauwsu tidak yakin bahwa
Koko Timo akan berhasil menangkis totokannya.
Sambil tersenyum lebar, Tat Mo Cauwsu masih tetap
meneruskan totokannya tanpa merobah sasaran. Dan
tangkisan Koko Timo membuat tangan Tat Mo Cauwsu
tergetar. Diluar dugaan, ternyata Koko Timo mengeluarkan
sisa tenaga simpanannya. Ada satu hal yang dilupakan oleh Tat Mo Cauwsu.
Sesungguhnya seseorang tokoh rimba persilatan yang
memiliki kepandaian sesempurna Koko Timo tentu dia
memiliki ilmu simpanan dan tenaga simpanan yang baru
akan dipergunakannya jika dia benar2 tengah berada dalam
ancaman bahaya maut. Dan sekarang, memang disaat jiwanya terancam maut
yang tidak ringan, Koko Timo telah mempergunakan sisa
tenaga simpanannya untuk menangkis serangan yang
dilakukan Tat Mo Cauwsu. Waktu tangan mereka saling bentur, si pendeta
merasakan tangannya tergetar kesemutan nyeri sekali,
seperti juga pergelangan tangannya dihantam oleh besi.
Disamping itu, dia juga merasakan getaran tenaga dalam
dari Koko Timo seperti juga menyelusup masuk lewat
tangan terus ke dadanya, sehingga ia merasakan dadanya
itu sakit sekali. Dia telah mundur beberapa langkah, wajahnya berobah,
akan tetapi disaat itu dia tidak sampai terluka didalam,
karena cepat sekali ia dapat menyalurkan hawa murninya
464 melindungi dadanya. Cuma saja, kejadian seperti ini telah
membuat pendeta itu jauh lebih ber-hati2 lagi dan kini bersiap2 hendak menyerang lawannya pula.
Di waktu itu Koko Timo telah berkata: "Hemm, aku
tidak menyangka sama sekali bahwa seorang Tat Mo
Cauwsu yang memiliki nama menggetarkan rimba
persilatan hanya merupakan seorang pengecut dan
kependetaannya hanya dipergunakan untuk kedok belaka"
Dingin sekali suara Koko Timo.
"Mengapa Siecu mengatakan begitu?" tanya Tat Mo
Cauwsu kemudian. "Hemmmmm, apakah disaat lawan terluka didalam
yang parah sekali, dia telah diserang terus, dimana kau
bermakud untuk merebut kesempatan ini untuk dapat
merebut kemenangan. Apakah hal ini dapat disebut
tindakan seorang Hohan" Disamping itu apakah memang
kau dapat disebut sebagai seorang pendeta yang alim dan
saleh" Hemm, hemm, majulah, mari aku akan
melayaninya. Mari maju"
Muka Tat Mo Cauwsu jadi berobah merah. Walaupun
bagaimana sindiran dari Koko Timo memang mengenai
hatinya. Sebagai seorang pendeta Siauw Lim Sie, yang
merupakan bakal pintu perguruan itu dan memiliki nama
yang sangat dihormati orang2 seluruh rimba persilatan,
memang tidak dapat disaat lawannya terluka didalam
seperti itu didesak terus olehnya. Karenanya Tat Mo
Cauwsu jadi berdiam diri beberapa saat. Walaupun
bagaimana memang kenyataan yang ada Tat Mo Cauwsu
tidak bisa mendesak Koko Timo lebih dalam keadaan
lawannya terluka parah seperti itu.
Akan tetapi memang diapun bertindak untuk
keselamatan orang2 rimba persilatan umumnya. Dengan
465 demikian telah membuat Tat Mo Cauwsu berada dalam
keadaan serba salah. Sebagai seorang pendeta yang
mempunyai kepandaian sangat tinggi, dengan sendirinya
telah membuat Tat Mo Cauwsu tidak bisa menuruti hati
kecilnya. Dikala itu, dengan gerakan yang cepat sekali,
KokoTimo telah menggerakkan kedua tangannya yang
dilintangkan didepan dadanya, katanya dengan sikap
menantang: "Nah, kau majulah mari kita teruskan
permainan ini" Setelah berkata begitu, dengan sikap yang beringas sekali
dan siap2 hendak mengadu jiwa, tampak Koko Timo
menantikan serangan dari si pendeta.
Waktu Tat Mo Cauwsu merangkapkan kedua
tangannya, berkata: "Jika memang Siecu berkata begitu,
dimana Siecu beranggapan disaat Siecu tengah terluka
akibat pertempuran kita tadi, maka Loceng juga tidak
bermaksud mendesak lebih jauh, mempergunakan,
kesempatan dalam keadaan itu guna merebut kemenangan
sehingga kelak Siecu akan mengatakan bahwa Loceng
merebut kemenangan dengan mengandalkan kesempatan
ini sehingga Siecu menjadi tidak puas karenanya Nah, jika
demikian baiklah Loceng akan memberikan kesempatan
kepada Siecu buat beristirahat dulu. Dalam beberapa hari
mendatang kelak nanti, Loceng akan berkunjung pula
kemari" Koko Timo sesungguhnya murka bukan main dan
penasaran, akan tetapi jika dia bersikeras, dia tidak
menyadarinya, tentu dirinya yang akan rugi.
Itulah sebabnya, akhirnya dengan menindih kegusarannya, dia telah menyahuti: "Tiga hari mendatang
aku menunggu kedatanganmu" katanya.
466 Tat Mo Cauwsu telah menoleh kepada Su Lian, Sin Han
dan Su Tianglo, yang waktu itu telah tersadar dan telah
dipayang oleh Sin Han "Apakah Siecu bertiga ingin bersama2 Loceng meninggalkan tempat ini?" tanya Tat Mo
Cauwsu. Sin Han girang bukan main. Ini jeJas merupakan
kesempatan buat mereka meninggalkan tempat ini.
Bukankah jika mereka tidak ikut serta bersama Tat Mo
Cauwsu buat meninggalkan tempat ini, jelas mereka akan di
persulit oleh orang Koko Timo" Karenanya cepat sekali Sin
Han mengiyakan. Koko Timo sebenarnya bermaksud ingin menahan Sin
Han bertiga, akan tetapi disebabkan si pendeta yang
mengajak pemuda dan kedua kawannya itu meninggalkan
tempat ini, maka dia membiarkan saja kepergian mereka,
karena didalam tiga hari dia akan mengusahakan buat
menangkap mereka semua dan membinasakannya.
Anak buah dari Koko Timo tidak seorang pun yang
berani merintangi kepergian Tat Mo Cauwsu berempat.
Begitulah, Sin Han telah mengajak gurunya untuk
singgah di rumah penginapan mereka, di mana mereka juga
telah bercerita banyak sekali.
Tat Mo Cauwsu sendiri memuji berulang kali, bahwa
tidak disangkanya Sin Han kini telah menjadi seorang
pemuda tangguh dan gagah. Malah yang membuat dia
gembira sekali, justeru pemuda ini telah menjadi Pangcu
dari Kay-pang. "Hemmm, jika saja Loceng mengetahui siang-siang,
tentu Loceng sudi akan datang mengujungi markas Kaypang, guna memberikan ucapan selamat pada Siecu"
Sin Han mengucapkan terima kasih berulang kali.
467 Waktu itu tampak betapa Su Lian tengah sibuk berusaha
mengobati Su Tianglo. Tat Mo Cauwsu yang menyaksikan hai itu cepat2 telah
menghampirinya. Ditotoknya beberapa jalan darah Su
Tianglo, agar Tianglo Kay-pang itu tidak menderita
kesakitan oleh luka didalamnya itu.
Setelah memeriksa keadaan tubuh Su Tianglo maka
tahulah akan keadaannya yang terluka didalam yang berat.
Sedangkan waktu itu Sin Han telah menghampiri dan
berdiri disampingTat Mo Cauwsu.
Setelah memeriksa beberapa saat lamanya, Tat Mo
Cauwsu menguruti tubuh Su Tianglo pada jalan-2 darah
terpentingnya, dan dia juga telah berusaha untuk
memperlancarkan kembali jalan darah di tubuh Su Tianglo.
Selama itu Su Tiangio dalam keadaan pingsan, namun
ber-angsur2 pipinya berobah memerah kembali menunjukkan bahwa kesehatannya itu mulai pulih.
Sedangkan Sin Han yang melihat Tat Mo-Cauwsu
berkeringat, karena cakal bakal Siauw Lim Sie tersebut
mengurut sambil memusatkan dan mengerahkan semua
tenaga Lwekang-nya maka dia telah mengambilkan sebuah
saputangan dan menyusutkan ke diri pendeta.
Masih juga Tat Mo Cauwsu meneruskan usahanya
dalam menolong jiwa Su Tianglo, dia masih mengurut
disana sini tubuh pengemis itu, juga diapun menotok
beberapa jalan darah terpenting ditabuhnya. Sampai akhirnya Tat Mo Cauwsu telah mengeluarkan sebotol kecil
berwarna merah, dan dari dalamnya dituangkan dua butir
pil berwarna merah. Di masukkan ke dalam mulut Su
Tianglo. 468 Dengan dipijit rahangnya, maka kedua butir pil yang
berwarna merah itu telah tertelan oleh Su Tianglo. Tidak
lama kemudian dia tersadar dari pingsannya. Pertama kali
dia membuka mulutnya dan memuntahkan darah yang
telah menghitam bergumpal.
Tiga kali banyaknya Su Tiangio memun tahkan darah
seperti itu, sampai akhirnya waktu dia memuntahkan buat
yang keempat kalinya, dia memuntahkan darah yang segar,
menunjukkan ia tertolong dari. ancaman bahaya maut.
Tat Mo Cauwsu telah berhenti dari usahanya menolongi
Su Tianglo, karena jiwa dari Tianglo Kay-pang itu memang
telah dapat diselamatkan,
Cakal-bakai Siauw Lim Sie inipun telah duduk
bersemedhi, dia menyalurkan pernapasannya, mengalirkan
hawa murninya, sehingga tenaga dan kesegarannya pulih
kembali. Diwaktu itu tampak Sin Han dan Su Lian berdiam diri
saja. Setelah beristirahat sejenak lamanya, Tat Mo Cauwsu
telah pulih kesegarannya. Dan ia mengajak Sin Han dan Su
Lian bercakap-cakap lagi.
Tiga hari lamanya Tat Mo Cauwsu mengobati Su
Tianglo, dan dihari ketiga kesehatan Su Tianglo memang
telah pulih, sehingga dia telah bisa bangkit dari
pembaringan dan ikut duduk ber-cakap2 dengan Tat Mo
Cau w-su, Sin Han dan Su Lian.
Su Tianglo memuji dengan sejujurnya akan kepandaian
Tat Mo Cauwsu. Demikian juga ia menyatakan
sesungguhnya kepandaian yang dimiliki oleh Koko Timo
luar biasa, jarang sekali ada orang yang bisa
menandinginya. 469 "Sejujurnya aku menyatakan bahwa aku sangat kagum
pada kepandaian Koko Timo. Sayangnya dia bertindak
dijalan yang salah" Dan setelah berkata begitu, Su Tianglo
menghela napas dalam-dalam.
Tat Mo Cauwsu merangkapkan kedua tangannya, dia
memuji kebesaran Sang Budhha, kemudian katanya:
"Harapan agar dia merebah kelakuannya dan sifatnya yang
kejam dan bengis, sulit sekali. Di mana boleh jadi tidak ada
harapan lagi. Jalan satu-satunya hanyalah memunahkan
kepandaiannya". Su Tianglo mengangguk. "Jika saja waktu tiga hari yang
lalu, di waktu dia terluka Siansu menotok memunahkan
kepandaiannya, tentu Koko Timo selanjutnya tidak bisa
melakukan kejahatan lagi" ikut bicara Sin Han. "Dia
menjanjikan dalam tiga hari buat bertemu lagi dengan
Siansu, akan tetapi Koko Timo bukan sebangsa manusia
baik2 yang bisa dipegang perkataannya, karena itu, dengan
demikian jelas hanya memberikan kesempatan padanya
untuk meloloskan diri. Siapa tahu, sekarang ini Koko Timo
telah menyingkirkan diri ke tempat lain, guna
menghindarkan pertemuan dengan Siansu lagi" Bukankah
dengan demikian Siansu jadi gagal untuk memusnahkan
kepandaian Koko Timo?"
Waktu bicara seperti itu, Sin Han melihat Tat Mo
Cauwsu tetap bersenyum saja.
Disaat itu, Su Lian juga telah ikut bicara "Benar Siansu,
waktu dia dalam keadaan terluka seperti itu, tentu dengan
mudah Siansu dapat memunahkan kepandaiannya,
sehingga di-waktu2 selanjutnya dia tidak bisa melakukan
kejahatan lagi" "Omitohud" puji Tat Mo Cauwsu akan kebesaran Sang
Budha dengan suara yang sabar, lalu dia melanjutkannya:
470 "Sesungguhnya Loceng tidak bisa bertindak seperti itu.
Walaupun bagaimana Loceng tidak dapat untuk
menurunkan tangan lebih keras dalam keadaan dia terluka
parah seperti itu. Dalam tiga hari ini, dia tentu telah
beristirahat cukup banyak, sehingga tenaga dan kesegaran
tubuhnya telah pulih, dimana kami dapat mengadu ilmu
dengan secara jantan. Jika memang kali ini Loceng
menurunkan tangan keras dan memunahkan kepandaiannya, tentu ia tidak akan menyesali tindakan
Loceng" Sin Han mengangguk, "Siansu, memang apa yang
Siansu maksudkan dimengerti oleh Boanpwe. akan tetapi
Koko Timo bukan sebangsa manusia baik2, karena dari itu,
terhadap dia Siansu tidak perlu berlaku sungkan, karena
jika kita salah sedikit saja dalam perhitungan, manusia
seperti Koko Timo dapat menimbulkan kesulitan yang tidak
kecil" Tat Mo Cauwsu merangkapkan kedua tangannya dan
memuji kebesaran Sang Budhha lagi, katanya: "Baiklah,


Badai Di Siauw Lim Sie Lanjutan Tatmo Cauwsu Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nanti kita lihat saja apa yang sebenarnya ingin dilakukan
oleh Koko Timo. Seperti yang diduga oleh Siecu bahwa
kemungkinan dia meloloskan diri dan bersembunyi
disebuah tempat, hal itu bisa terjadi. Namun, tentu saja
Loceng tidak akan melepaskannya begitu saja. Hemm.
Loceng akan tetap mengejar dan mencari jejaknya"
Setelah berkata begitu, Tat Mo Cauwsu menghirup air
teh dicawannya, diapun berkata lagi setelah meletakkan
cawannya itu: "Sekarang memang telah tiba tiga hari dari
waktu yang diminta oleh Koko Timo. Sore ini kita akan
mendatangi markasnya lagi. Jika memang Koko Timo
seorang manusia pengecut dan menyembunyikan diri, tentu
dia tidak bisa menyingkir terlalu jauh, dimana Loceng yakin
akan dapat mencari jejaknya dan selanjutnya, jika memang
471 dia masih melakukan per buatan2 jahat, Loceng juga tidak
perlu berlaku sungkan2 lagi padanya. Loceng dapat saja
membunuhnya" Dan setelah berkata begitu. Tat Mo Cauwsu menghela
napas sambil memuji akan kebesaran Sang Buddha.
Gajah Kencana 12 Dewa Arak 49 Geger Pulau Es Matahari Esok Pagi 18

Cari Blog Ini