Ceritasilat Novel Online

Ilmu Pedang Pengejar Roh 3

Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long Bagian 3


Orang yang memegang gambar itu berkata, "Karena wajahmu sama dengan gambar
ini, apakah kau masih akan membantahnya?"
Lu Yue-juan tertawa dan menjawab, "Di dunia ini banyak orang yang wajahnya mirip,
mungkin kalian salah melihat karena aku belum pernah pergi ke toko yang kalian sebut
dengan toko emas itu."
Polisi itu mulai ragu dan berkata, "Apakah kau bukan bermarga Lu yang tinggal di kota
Shuo Long?" "Lebih-lebih aku tidak tahu kota Shuo Long itu berada dimana?"
110 Orang itu tampak ragu, tapi yang satu lagi berkata, "Benar atau salah, lebih baik dibawa
ke kantor polisi dulu!"
Lu Yue-juan terpaku kemudian dia tertawa, "Masuk akal juga, tapi kalian harus tahu aku
bukan pembunuh, mana boleh mengikatku dengan rantai."
Sambil berkata tangannya terbuka, ternyata di dalam genggaman tangannya sudah
tersimpan uang. Begitu melihat uang itu, ekspresi wajah polisi-polisi itu berubah dengan wajah tertawa
mereka berkata, "Baiklah, tapi Nyonya tidak boleh melarikan diri."
Kata Lu Yue-juan, "Aku tidak akan lari, bila aku ingin lari, apakah aku bisa
melakukannya?" Mereka menerima uang itu dan membawa Lu Yue-juan berjalan menuju kantor polisi.
Lu Yue-juan berjalan semakin lambat, hatinya sedang memikirkan bagaimana caranya
dia bisa melarikan diri dari polisi-polisi itu, membunuh empat orang polisi ini sangat
mudah diatasi, tapi hal ini malah membesarkan masalah yang sudah ada, dia akan sulit
berkelana di dunia persilatan.
Salah satu dari polisi itu berkata, "Nyonya, berjalanlah lebih cepat! Bila Nyonya berjalan
seperti ini, kapan kita bisa sampai ke kantor polisi?"
Lu Yue-juan tertawa dan berkata, "Benar juga, kalian adalah laki-laki dan kalian
menunggang kuda. Aku hanya seorang perempuan, mana bisa ikut larinya kuda kalian.
Jujur bicara, aku sudah merasa lelah!"
Seorang polisi yang kurus berkata, "Nyonya, menurutku lebih baik kau dan kakak kedua
menunggang pada kuda yang sama. Dia mahir menunggang. Dia bisa memelukmu
dengan erat, pasti kau tidak akan terjatuh." Kemudian dia tertawa genit.
Salah seorang polisi yang benama Qing Er berkata, "Adik, bila kau ingin dia naik ke
atas kudamu, terus terang saja, jangan mendorong semuanya kepadaku."
Kata Xiao San, "Bagaimana Nyonya, naiklah ke atas kudaku, kita bisa lebih cepat
sampai ke tempat tujuan."
Lu Yue-juan berpikir dalam hati dia sangat marah, "Anjing buta, ingin mencari
kesempatan. Bila terjadi apa-apa pada kalian, jangan salahkan aku, karena kalian yang
mencarinya sendiri."
111 Lu Yue-juan tertawa dan menjawab, "Bila naik kuda kalian kelihatannya lumayan juga
tapi bila aku duduk di depan tidak akan enak dilihat orang. Bagaimana kalau aku duduk
dibelakang saja?" Xiao San sudah gelisah dan tidak sabar lagi. Dalam hati dia berpikir, "Suruh dia naik
dulu, bila kudanya sudah berlari dan dia tidak bisa mengimbanginya, waktu itu tetap
bisa...." segera dia berkata, "Sama saja, asalkan kau merasa bisa, tidak masalah
bagiku." Awalnya jalan itu datar, kemudian jalanan semakin menanjak, kedua sisi jalan hanya
pegunungan. Xiao San ingin mengambil kesempatan ini, dia sengaja tertinggal paling belakang.
Hanya sebentar, tangannya sudah kembali kebelakang.
Lu Yue-juan merasa marah juga kesal. Melihat dijalanan itu tidak ada orang dan saat itu
Xiao San sedang membalikkan badan, Lu Yue-juan segera mendorong pundak Xiao
San dan Xiao San pun terjatuh dari kudanya.
Lu Yue-juan segera mengambil kekang kuda dan berlari sekencang-kencangnya. Tiga
orang polisi itu merasa kaget melihat keadaan itu, mereka segera mengejarnya.
Sejak kecil Lu Yue-juan sudah belajar ilmu silat, boleh dikatakan dia tumbuh besar di
atas kuda. Sekarang dia menunggang kuda dan berlari dengan cepat, apakah ketiga
orang itu bisa mengejarnya"
Jarak dengan mereka semakin jauh.
Waktu Lu Yue-juan sangat senang, tiba-tiba tiga buah pisau terbang meluncur
kepadanya, dengan cepat dia menghentikan kudanya.
Kudanya berdiri dengan kedua kaki di atas, dua buah pisau sudah melewati perut kuda
itu, tapi pisau yang lainnya sudah menancap di leher kuda, darah pun mengalir.
Hanya berlari beberapa meter saja kuda itu langsung roboh. Hampir Lu Yue-juan
terguling, dia segera meloncat dan berdiri. Kemudian berlari ke atas gunung.
Jalan satu-satunya hanya melarikan diri tidak ada pilihan lagi, bukan dia takut kepada
tiga polisi itu, tapi dia harus berhati-hati.
Tapi mereka bertiga terus mengejarnya. Walaupun kuda mereka bagus, tapi karena
harus mendaki jalan gunung, terpaksa mereka turun dari kuda dan berjalan kaki.
112 Lu Yue-juan sudah sampai di puncak, dia berhenti dan merasa kaget karena di
depannya terbentang jurang.
Begitu melihat jurang itu, tidak terlihat ujung jurang, ketiga polisi itu sudah tiba disana.
Karena tidak ada orang lain, maka Lu Yue-juan merasa agak tenang.
Yang bernama Qing Er berteriak, "Ternyata kau adalah si pembunuh itu, kau mau lari
kemana sekarang?" Lu Yue-juan tertawa dingin dan berkata, "Kalian dengar, akulah yang membunuh
mereka berdua, mereka pantas mati. Sekarang aku sudah berada disini, jujur aku
katakan kepada kalian. Bila kalian bertiga ingin menangkapku, kalian hanya mencari
mati!" Tangan kanannya digetarkan, tiga buah panah seperti kilat keluar dan semua ditujukan
ke pohon pinus itu. Mereka bertiga sangat kaget, tapi mereka tetap memegang senjata masing-masing dan
menyerang. Lu Yue-juan tidak ingin melukai mereka tapi dia juga tidak bisa melayani
mereka dengan tangan kosong. Terpaksa dia melepaskan lagi senjata panahnya.
Mereka bertiga begitu tahu akan ada senjara rahasia yang menyerang, maka mereka
berlaku sangat hati-hati untuk menghindari senjata itu.
Dua buah panah bisa ditepis, tapi salah satu panah mengenai tangan salah satu dari
mereka bertiga. Walaupun' hanya satu orang yang terluka, tapi kedua temannya tidak berani mendekat.
Mereka hanya dari jauh melihat, tapi tidak berani beranjak dari sana.
Waktu ini, datang seseorang, walaupun dia mengenakan baju polisi tapi dia berjalan
sangat cepat, dapat dilihat bahwa ilmu silatnya pasti sangat tinggi.
Lu Yue-juan melihat dari jauh, hatinya bergetar. Dia tahu sekarang mereka berempat,
Xiao San terjatuh tidak mungkin dia bisa mengejar dengan cepat.
Dia ingat pada tiga buah pisau terbang yang menyerangnya, dia tahu hari ini dia tidak
akan dengan mudah melarikan diri lari lagi. Dengan cepat dia mengambil golok yang
terjatuh. Walaupun dia tidak begitu mahir menggunakan golok tapi daripada tangannya tidak
memegang senjata apa pun lebih baik memegang golok.
113 Golok hampir berada di tangan tiba-tiba ada senjata rahasia yang datang
menghampirinya. Lu Yue-juan merasa kaget, dia menghindar ke pinggir. Orang itu
sudah berada di depannya, tangannya membawa sepasang kaitan.
Sepasang kait itu mulai dimainkan yang satu diarahkan ke tenggorokannya, yang satu
lagi diarahkan ke perutnya, serangannya sangat lihai. Karena Lu Yue-juan tidak
memegang senjata apa pun, terpaksa dia mundur beberapa langkah.
Ketiga orang polisi itu melihat orang yang datang itu bukan teman mereka, tapi mereka
segera membantunya. Dengan tergesa-gesa Lu Yue-juan melepaskan panah tangannya, tapi semua panah ini
bisa ditangkis oleh orang yang membawa kait itu. Orang itu menyerang lagi, terpaksa
Lu Yue-juan mundur. Tidak disangka, kakinya sudah tiba di ujung jurang, tubuhnya seperti batu, dengan
cepat dia jatuh ke jurang.
Lu Yue-juan hanya mendengar suara angin lewat didepan telinganya. Semua bergerak
dengan cepat, membuat matanya merasa lelah.
Hatinya bergetar, dia berpikir, "Habislah nyawaku...."
Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu. Dia merasa tubuhnya sakit, sakit yang tidak
tertahankan. Dia pun pingsan.
Setelah lama dia baru sadarkan diri. Walaupun tubuhnya terasa sakit tapi dia tahu dia
tidak mati. Begitu membuka mata, ternyata dia tersangkut disebuah pohon besar. Pohon cemara
yang tumbuh dari celah jurang.
Hati Lu Yue-juan tertawa kecut, "Aku tersangkut pohon ini. Tapi memanjat ke atas pun
tidak bisa, apalagi turun, aku akan mati kelaparan disini."
Dia melihat ke bawah jurang, sangat terjal dan dasar jurang tidak terlihat, dari jauh
pohon itu hanya seperti sebatang rumput.
Hatinya gelisah dan juga kecewa, tapi juga merasa sangat beruntung. "Aku tidak mati,
malah tergantung di sini, ini adalah keberuntunganku. Kalau aku benar-benar terjatuh,
aku akan menjadi daging cincang."
114 Hari semakin larut, tiba-tiba dia mendengar ada suara yang berbunyi SHA....SHA....
walaupun suara itu tidak besar tapi karena berada di tengah antara jurang dan lembah
maka suara itu terdengar sangat jelas.
Dia merinding, "Apakah ini adalah suara kera nakal" Kalau kera itu datang untuk
bermain, ini adalah hal buruk."
Dia ingin melihat, tapi apa pun tidak bisa terlihat.
Tiba-tiba ada bunyi lain. Ada benda yang terjatuh kepohon ini. Karena itu pohon
menjadi bergoyang. Tiba-tiba ada suara orang berkata, "Hai.... pegang tali ini, turunlah ke bawah!"
Lu Yue-juan merasa sangat kaget, tapi itu benar-benar suara orang, mengapa di dalam
jurang ini ada orang" Mungkinkah itu setan" Setan dari orang yang pernah terjatuh
disini. Tapi dia segera merobah pikirannya itu.
Dia melihat tidak jauh dari posisinya sekarang tampak sebuah pegangan. Di ujung
pegangan itu terikat seutas tali. Dia sudah tahu yang berbicara tadi bukan setan
melainkan orang. Orang dari dunia persilatan.
Keinginan untuk bertahan hidup membuatnya tidak banyak berpikir. Segera dia
memegang tali itu. Dia pun mulai turun dari pohon cemara itu.
Dia merasa pusing, tubuhnya meluncur ke bawah sepanjang beberapa puluh meter. Dia
kaget dan berteriak, dia marah kepada dirinya. Saat penentuan hidup atau mati, dia
merasa akan pingsan. Untung tangannya tidak melepaskan tali itu. Tapi dia juga sadar dia tidak bisa
menyalahkan otaknya yang tidak mau bekerja sama, melainkan karena tubuhnya terlalu
lemah. Badan lemas, terjatuh di atas pohon cemara membuat tulangnya terasa sakit.
Tiba-tiba dengan kaget dia melihat, ternyata yang dia pegang itu bukan tali melainkan
rotan. Rotan itu masih ada duri-duri kecil, rotan mengandalkan duri-duri kecil itu untuk
merambat dan bertumbuh. Tapi orang tidak suka dengan duri kecil ini.
Tangan Lu Yue-juan berdarah karena tertusuk duri, tapi Lu Yue-juan tetap memegang
dengan erat, kepalanya terasa berat, tubuhnya serasa melayang.
115 Jarak tanah semakin dekat, tiba-tiba dia merasa tangannya kosong, dia kehilangan
keseimbangan, dia seperti naik ke atas awan. Dia kaget dan berteriak, mata pun
dipejamkan. Waktu itu dia mendengar ada yang berteriak, tapi suaranya sangat jauh, tapi juga
seperti ada disisi telinganya. Terdengar suara 'PAK', dia sudah berada di bawah, yang jelas dia tahu dia bukan jatuh
ke atas tanah. Tanah itu terasa lembek. Hanya bergerak sebentar, semua berhenti. Lu Yue-juan tidak
sadarkan diri. Tapi dia masih mendengar ada yang berkata, "Anak yang malang, mengapa kau bisa
menjadi seperti ini...."
= oo OO oo = Hari berganti hari, Minggu dan Bulan terus berjalan, tahun demi tahun tidak terasa telah
berlalu. Tidak terasa Empat Puluh Tahun telah terlewat dengan begitu saja.
Ruangan pertama tampak terang dan tinggi, catnya sangat indah. Di ruangan itu berdiri
empat orang laki-laki, semuanya berbadan tegap dan sehat.
Di tengah ruangan itu terdapat sebuah huruf Wu (silat) yang ditulis dengan ukuran
besar dan tergantung disana.
Huruf itu ditulis dengan sangat indah dan bertenaga, dapat dikenali bahwa kaligrafi ini
dibuat oleh seorang yang terkenal.
Dari ruangan itu tercium harumnya teh, ternyata mereka sedang menjamu seseorang
dengan hormat tapi juga meriah.
Yang menjadi tuan rumah adalah seorang laki-laki yang berumur sekitar empat puluh
tahunan, berbadan tegap dan gagah, wajahnya kelihatan segar, mempunyai alis tebal,
jenggotnya terurai sampai di dadanya.
Dia adalah ketua kantor Biao Zhen Yuan Lan Zhou, bernama Meng Ju-zhong.
Sedang yang sekarang berbicara adalah seorang laki-laki yang berumur 50 tahun, dia
tampan, berbadan sehat dan mempunyai cambang. Dia adalah ketua Kantor Biao Lan
116 Zhou Wei Yuan, bernama Qing Yong-lu, di dunia persilatan dia dijuluki si Kait Perak
Tidak Terkalahkan. Dia berkata, "Adik, bisnis kantor Biao ku sudah lama sepi, aku bermaksud untuk
menutup kantor ini, tapi banyak orang yang berasal dari kantor Biao sudah lama ikut
denganku, mereka sulit dibubarkan, hal ini membuatku menjadi serba salah."
Meng Ju-zhong tertawa dan berkata, "Ini ada salahku juga, kantor Biao Zhen Yuan ku
semakin sukses, secara otomatis aku sudah merebut pelanggan Kakak."
"Bukan begitu, Adik adalah seorang yang bisa mengurus kantor Biao sehingga
pelanggan pun puas dengan pelayanan yang diberikan olehmu, jadi mereka pasti akan
kembali lagi mencari kantor Biao mu. Ini bukan salah Adik."
"Walaupun begitu, tapi karena kita berada di dalam profesi yang sama, jadi benar-benar
menyulitkan...." Kata Meng Ju-zhong, "Dulu aku hidup dengan susah, Kakaklah yang membantuku,
sekarang aku sudah sukses, aku ingat dengan kebaikan yang dulu diberikan oleh
Kakak, ada pepatah yang mengatakan: 'minum air jangan lupakan sumber mata airnya'
Kakak sekarang sedang berusaha membangun usaha lagi, jangan menutup kantor Biao
mu, karena dengan begitu berarti kau akan mengundurkan diri dari dunia persilatan,
apakah Kakak akan menyukai kehidupan seperti itu?"
Qing Yong-lu menghela nafas dan berkata, "Aku melakukan ini karena terpaksa, maka
aku baru mempunyai pikiran seperti itu."
"Kalau begitu bila Kakak ingin menutup kantor Biao Zhen Yuan, aku akan
mengeluarkan uang sebanyak 10,000 tail perak untuk membantu Kakak membereskan
masalah yang belum diselesaikan."
Jawab Qing Yong-lu, "Adik, ini akan merepotkanmu. Kantor Biao Wei Yuan termasuk
rumahnya pun hanya berharga beberapa ribu tail perak saja, aku tidak berani
mengambil keuntungan darimu. Apalagi...."
Kata Meng Ju-zhong, "Aku tidak mau orang lain mengira aku menelan kantor Biao Wei
Yuan, lebih baik aku mengeluarkan uang agak banyak, lagi pula kita sudah lama
berteman, hal apapun adalah urusan kita kedua."
"Kebaikanmu aku terima, tapi menurutku lebih baik aku menutup kantor Biaoku, hal ini
tidak sulit kulakukan, papan nama kantor ini akan dicopot dan orang-orang kantor Biao
Wei Yuan akan kuserahkan kepadamu, maka persoalan ini pun selesai sudah. Hanya
117 saja aku tidak tega melihat usaha ayahku begitu mudah hancur di tanganku, temanteman
dunia persilatan pun akan menertawakanku, aku hanya berharap...."
Kata Meng Ju-zhong, "Aku mengerti maksud Kakak, apa yang bisa kubantu untuk
Kakak?" Wajah Qing Yong-lu memerah, dia berkata lagi, "Sebenarnya aku malu untuk
mengatakannya, aku dengar ada seseorang yang bernama Xu Bai Wan, akan
menyelesaikan perdagangannya disini, dia ingin kembali ke Yang Zhou bersama
dengan keluarganya tak lupa membawa sejumlah uang, dia sudah menghubungi
adiknya untuk mengantarkan mereka kembali kesana."
"Benar, dia juga pernah menghubungiku."
"Kakakmu ini ingin...."
Meng Ju-zhong berkata, "Ternyata Kakak menginginkan order ini." dia diam sebentar
kemudian melanjutkan lagi, "Memang Xu Bai Wan adalah orang yang sangat kaya, tapi
dia juga sangat pelit, bukan karena aku menginginkan uangnya yang banyak, tapi dia
mempunyai dua orang pesilat tangguh, senjata mereka adalah golok sakti dan
sepasang tombak, dia memandang enteng kepada kita dari kalangan kantor Biao. Dia
hanya ingin membayar 50% dari ongkos perjalanan."
"Sepertinya itu sangat sedikit."
Kata Meng Ju-zhong, "Walaupun ini adalah bisnis, tahun kemarin Tuan Xu meminta
agar mengirimkan uang sebanyak 5,000 tail ke Luo Yang, sepeser pun Tuan Xu tidak


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membayar biaya perjalanan, benar-benar seperti kerja bakti."
Qing Yong-lu mengangguk, "Uang adalah benda, tidak perlu terlalu serius menanggapi
masalah ini, Adik adalah orang yang dikagumi oleh teman-teman yang lain."
Meng Ju-zhong berkata lagi, "Kali ini perjalanan Tuan Xu ke Yang Zhou sangat jauh
dan juga berbahaya, aku takut di tengah perjalanan nanti akan terjadi sesuatu."
"Kalau begitu, lebih baik Adik tolak saja perjanjian ini."
"Aku belum sempat melakukannya, aku hanya akan mengundurkan waktunya selama
beberapa hari, supaya dia menaikkan harga. Apakah Kakak menginginkan bisnis ini?"
118 "Adik, bila jujur bicara, sepertinya kantor Biao Wei Yuan belum sanggup menerima
pekerjaan seperti ini, tapi beberapa tahun ini bisnis kantor Biao Wei Yuan pun sangat
sepi, aku hanya ingin Adik membagikan sedikit pekerjaan untuk kami, hanya...."
Kata Meng Ju-zhong, "Kita adalah sahabat, bila ada masalah bisa kita rundingkan jalan
keluarnya." "Menurutku, lebih baik Adik menerima tawaran dari Tuan Xu, aku akan mengumpulkan
semua orang yang berada di kantor Biao Wei Yuan dan tolong pinjami aku satu atau
dua orang pesilat tangguh, kami akan menggunakan bendera Biao Zhen Yuan dalam
melakukan perjalanan ke Yang Zhou, masalah keuntungan kita akan bagi hasil 40% :
60%, dan Adik mengambil bagian yang paling besar."
Meng Ju-zhong tampak berpikir, kemudian dia tertawa dan berkata, "Bila Kakak
mempunyai pikiran seperti itu, aku akan ikut saja, hanya untuk masalah bagi hasil, aku
tidak bisa menerimanya."
"Apakah bagianmu terlalu kecil" Atau kau tidak setuju dengan usul ini?"
Jawab Meng Ju-zhong, "Bukan begitu, tapi maksudku bagian yang lebih besar lebih
baik Kakak saja yang menerimanya."
"Tidak, aku hanya akan menerima separuh."
= oo OO oo = Di sebuah kamar rahasia yang sangat sempit. Lampu bersinar dengan redup, wajah
orang-orang disana tidak bisa dilihat dengan jelas, jendela pun tertutup oleh kain yang
sangat tebal, sedikit cahaya tidak bisa keluar dari sana, atau melihat ke dalam kamar
itu, kamar itu seperti sebuah gudang.
Di bawah cahaya lampu, ada suara dingin berkata, tapi suara ini terdengar mantap,
"Ketua, aku sudah menyuruh seseorang menemui Wang Kuai, dia setuju untuk
merampok, jadi order dari Tuan Xu kita terima saja."
"Boleh diterima, tapi semua ini harus ada perencanaan."
"Kenapa" Apa yang sudah terjadi?"
"Tadi siang Qing Yong-lu datang kesini."
119 "Untuk apa dia datang ke sini?"
"Di kantor Wei Tian Yuan sedang tidak ada pekerjaan, istri dan anak dari anggota
kantor Biao Wei Yuan akan mati kelaparan bila mereka tetap tidak ada kerjaan."
"Sudah dua kali kita menolong mereka, nama kantor Biao Wei Yuan sudah terpuruk,
mereka pantas mati kelaparan, apakah dia setuju bila kantor Biao-nya diambil oleh
kita?" "Tidak, dia masih mempertahankannya, dia malah ingin bergabung dengan kita dan
berbisnis dengan Tuan Xu."
"Bagaimana kau menjawabnya?"
"Aku menyetujuinya?"
"Ini tidak boleh kau lakukan!"
"Mengapa tidak boleh?"
"Dengan susah payah kita menunggu kambing gemuk ini masuk ke dalam perangkap,
apakah kau akan melepaskannya" Kambing gemuk ini berharga 200,000 tail perak."
"Tentu aku tidak akan melepaskannya, Tuhan telah memberi kesempatan, dengan
mudah aku akan menelan kantor Biao Wei Yuan."
"Apakah rencanamu dengan siasat sebuah batu mematikan dua ekor burung, akan
berhasil?" "Aku menginginkan golokku terkena darah, membunuh beberapa orang tidak menjadi
masalah bagiku." "Benar, suruh Qing Yong-lu yang menanggung semuanya, kita tidak memerlukan
banyak orang." "Hanya ada tukang golok saja sudah cukup."
"Kalau begitu kita harus menambah beberapa orang lagi untuk menyerang mereka."
"Aku sudah memperhitungkannya, ilmu silat Qing Yong-lu lumayan tangguh, hanya
beberapa orang saja tidak akan bisa melawannya."
120 "Ketua, menurutku, orang yang bermarga Liang itu kerjanya hanya makan tidak pernah
bekerja, kali ini kita harus menyuruhnya bekerja."
"Benar, Liang Zi-qi, ilmu silatnya lumayan bagus, dalam beberapa tahun ini aku melihat
dia menjadi penakut, dia sudah tidak seperti dulu. Dia dulu sangat lincah, kali ini
keuntungan kita sangat banyak, dia tidak boleh gagal melaksanakan misi ini."
"Apakah dia mempunyai niat jahat?"
"Sulit untuk dikatakan, lebih baik bila kita berhati-hati!"
"Ketua, menurutku, kali ini biarkan dia yang pergi, ini adalah kesempatan untuk
mengujinya, dia berteman dengan si marga Qing, kali ini kita perintahkan dia untuk
merampok si marga Qing, kita lihat apakah dia mau melakukannya atau tidak, bila dia
tidak mau, sekalian saja kita keluarkan dia supaya jangan terus menjadi penghalang di
kantor Biao kita." "Rencanaku memang seperti itu, tapi bila sampai pada waktunya dia tidak mau
melakukan, bukankah malah akan merepotkan kita?"
"Kalau begitu, kita siapkan dulu rencana yang matang, kita cari Han Wu-niang, bila ada
dia dan muridnya, maka akan lebih mudah melakukan tugas ini."
"Tapi aku tidak ingin terlalu merepotkannya."
"Aku tahu diantara Ketua dan dia pernah terjalin cinta yang sulit dilupakan, ide ini
berasal dari dia juga, bisnis ini begitu besar, apakah dia tega berpangku tangan?"
"Bila kau benar-benar tidak ingin merepotkannya, biar aku sendiri yang turun tangan,
paling banter identitasku terungkap, tapi itu tidak apa-apa bagiku, toh pada akhirnya
mereka akan mati semua, bila ada orang yang masih hidup pun tidak akan tahu apaapa."
"Tidak, lebih baik kita berhati-hati, jangan ceroboh dalam hal ini."
"Tapi kita harus mencari cara."
"Baiklah, kau suruh Peng Zhi-xiao pergi ke kuil Bai Yun, tapi perintahkan dia agar hatihati dalam berbicara, jangan sembarangan berkata, karena dia dan Chun Hong sedang
berpacaran, jangan sampai terdengar oleh nyonya."
= ooOOoo = 121 Dengan suasana ramai kereta dan kuda meninggalkan kota Lan Zhou, 20 ekor kuda
lebih membawa emas, perak, dan lainnya.
Di punggung keledai terpasang bendera kantor Biao Zhen Yuan, bendera itu bergambar
seekor burung phoenix berwarna ungu yang sedang terbang.
Bendera ini sangat terkenal di dunia persilatan. Dengan adanya bendera ini, maka
perjalanan mereka akan menjadi lancar. Tidak ada seorang pun yang berani
menghalangi perjalanan mereka, orang-orang dari dunia hitam atau pun putih, tidak ada
yang berani mengganggu. Di belakang keledai masih ada tiga buah kereta kuda yang beratap. Kereta pertama
dinaiki oleh Nyonya Xu, kereta kedua diisi oleh istri muda Tuan Xu, dan kereta ketiga
diisi oleh putri Tuan Xu.
Tujuh orang kantor Biao menunggang kuda yang berperawakan tinggi dan gagah,
Mereka terlihat sangat berwibawa.
Tiga puluh orang lebih menunggang kuda dibelakang mereka mereka tampak
bersemangat. Empat ekor kuda lagi ditunggangi oleh Tuan Xu dan dua pengawalnya, serta seorang
pengurus yang bernama Xu Zhong. Semua pelayan dan pembantu sudah dibubarkan.
Begitu banyak orang dan membawa banyak barang, kantor Biao Zhen Yuan lah yang
pertama kali menerima order ini. Sudah satu jam lebih mereka pergi dan sudah
menempuh 30-40 kilo meter.
Qing Yong-lu mendekati Tuan Xu dan mengobrol dengan santai, "Kakak Xu, kali ini aku
dan kantor Biao Zhen Yuan bergabung, apakah kau setuju dengan gerakan
penggabungan ini?" Tuan Xu kira-kira berumur lima puluh tahun, sedikit gemuk, tubuhnya tidak terlalu tinggi,
wajahnya selalu berwarna merah, sekali melihat orang pun sudah tahu bahwa dia
adalah seorang pedagang, dia pun sangat kaya, semua orang persilatan
mengetahuinya, ilmu silatnya pun sangat tinggi.
"Ketua Qing, jujur bicara, begitu aku melihat kau sendiri yang memimpin pengawalan
ini, aku malah menjadi malu, kantor Biao Wei Yuan sangat terkenal di Lan Zhou,
apalagi Ketua Qing terkenal dengan sepasang kaitnya, bukan aku tidak percaya kepada
kantor Biao mu, hanya saja karena kantor Biao Zhen Yuan sudah terkenal di dunia
persilatan, maka tidak ada yang berani mengganggunya, uang tidak menjadi masalah,
122 tapi saat ini aku membawa istri, istri muda dan putriku kembali ke Yang
mau ditengah perjalanan nanti mengalami hambatan, karena itu aku
Biao Zhen Yuan. Sekarang ada bendera bergambar burung phoenix
yang membuka jalan dan ada Ketua Qing yang memimpin, aku
mengajukan permintaan lainnya."
Zhou, aku tidak mencari kantor berwarna ungu tidak bisa lagi "Benar," kata Qing Yong-lu, "Kantor Biao Wei Yuan ini sudah lama berdiri di Lan Zhou,
sejak jaman ayahku hingga sekarang aku yang mengurusnya, semua ini sudah
berlangsung selama 30-40 tahun, walaupun kantor Biao ku ini tidak begitu terkenal, tapi
setidaknya masih lumayan, hanya saja dalam beberapa tahun ini beberapa kali
mengalami kegagalan, barang yang kami bawa selalu hilang, anak buahku pun banyak
yang mati, karena itu uang yang dikumpulkan oleh ayahku habis ditanganku, bila tidak
mengingat bahwa kantor ini didirikan oleh keringat dan darah ayahku, aku sudah
membubarkannya." "Ketua Qing, aku ingin berkata sesuatu kepadamu, ada pepatah yang mengatakan:
'orang yang satu profesi pasti akan saling bertentangan.' Walaupun Lan Zhou lumayan
besar, tapi disana ada tiga buah kantor Biao, usaha ini benar-benar tidak mudah.
Kantor Biao Yong Tai dipimpin oleh Liang Zi-qi, bisnisnya sangat sepi, tapi dia tidak
merebut pelanggan dari kantor Biao lainnya, kantor Biao Zhen Yuan memiliki anak buah
sangat banyak, bisnisnya berjalan dengan lancar, keuangannya sangat kuat, apalagi
ada bendera burung phoenix yang menjadi petunjuk jalan, mereka benar-benar sangat
makmur. Kau terjepit diantara mereka untuk mencari sesuap nasi, keadaan ini benarbenar sangat sulit."
"Tuan tidak salah berpendapat seperti itu, tapi Tuan Meng adalah orang yang sangat
baik dan dia pun terkenal di dunia persilatan, seperti sekarang, di jaman seperti ini
mana ada yang mau berbisnis dengan cara bagi hasil" Walaupun hasilnya akan dibagi
dua, sebenarnya dia telah membantuku mencari sesuap nasi."
Kata Tuan Xu, "Kau harus ingat sebelum kantor Biao Zhen Yuan dibuka Meng Ju-zhong
pernah bekerja dikantor Biao Wei Yuan selama beberapa tahun."
"Benar, dia memang bernasib baik, suami istri mendirikan lapangan pekerjaan yang
lain, apalagi istri Pendekar Lu mempunyai ilmu silat yang tinggi, hanya dalam beberapa
tahun dia sudah bisa membuat bendera phoenix ungu menjadi simbol kejayaan,
sekarang mereka sudah terkenal."
Kata Tuan Xu, "Kalau begitu papan nama Biao Zhen Yuan sebenarnya adalah usaha
dari Pendekar Lu?" 123 "Benar, boleh dikatakan seperti itu, tapi Meng Ju-zhong sendiri pun mempunyai nama,
namanya bukan sekedar isapan jempol."
Tuan Xu tertawa dan berkata lagi, "Ketua Qing, aku adalah seorang pedagang, ada
pepatah yang mengatakan: 'sesama pedagang sering menipu.' Aku selalu banyak
pertimbangan sebelum melakukan sesuatu, aku harap kau jangan marah mendengar
pendapatku ini." Dia berkata lagi, "Bendera phoenix ungu memang ternama, selama mereka
menjalankan pekerjaan tidak pernah gagal, mereka belum pernah dirampok, situasi di
dunia persilatan sangat berbahaya dan juga penuh dengan kelicikan, bahkan ada
peristiwa yang tanpa sebab terjadi begitu saja, kau harus berpikir dengan matang,
menurutku kali ini setelah selesai menjalankan pekerjaan ini, lebih baik kau tutup kantor
Biao mu." Qing Yong-lu berpikir dengan lama, kemudian dia berkata, "Aku pun pernah berpikir
seperti itu, aku ingin sebelum menutup kantor Biao, aku ingin bisa melakukan pekerjaan
terakhirku dengan lancar, hal ini dapat membuat perasaan seseorang menjadi lebih
baik." "Kalian adalah orang dunia persilatan, harga diri kalian pasti berusaha untuk
mempertahankan kantor Biao ini, aku setuju dengan pendapatmu."
Mereka melakukan perjalanan sudah dua hari, pada hari kedua dini hari, barisan kereta
sudah meninggalkan kota Tian Shui.
Orang yang menunggang kuda sangat banyak begitu pula dengan kudanya, selama
perjalanan hanya terdengar derap langkah kuda, membuat jalanan itu penuh dengan
debu. Baru beberapa langkah berjalan, di depan sana terlihat ada sebuah gunung, gunung itu
tidak begitu tinggi, seperti seorang petani menumpuk padinya disana.
"Tuan Xu, gunung ini dinamakan dengan Gunung Tumpukan Gandum," kata Qing
Yong-lu. Xu Bai Wan tertawa dan berkata, "Benar, gunung ini sangat aneh, melihat gunung itu
badanku menjadi merinding."
Qing Yong-lu tertawa dan berkata, " memang Bintang Macan Hitam Wang Kuai juga
tinggal di daerah sini, dia sering merampok pedagang, caranya pun sangat sadis."
124 "Ketua jangan takut, jangan lupa bendera yang kita pasang sekarang adalah bendera
phoenix ungu," kata Tuan Xu.
"Sudah beberapa tahun ini aku selalu gagal mengantarkan barang, begitu menyebut
nama-nama orang dunia persilatan golongan hitam, aku masih sering merasa
ketakutan," Qing Yong-lu menertawakan kebodohannya sendiri, kemudian dia berkata
lagi, "Bila hanya ada Wang Kuai, bukan aku ingin menyombongkan diri sendiri, kalau
dia berani merampok, dia hanya akan mengantarkan nyawanya saja, empat tahun yang
lalu bila bukan karena dia melarikan diri dengan cepat, hari ini dia tidak akan terlihat."
"Aku percaya, bila tidak ada phoenix ungu pun, begitu mendengar nama si Kait Perak
yang tak terkalahkan, mereka akan ketakutan."
"Kakak, jangan menertawakanku!"
Walaupun pada awalnya Qing Yong-lu menjawab seperti itu, tapi dia memang sangat
percaya diri. Tuan Xu berkata lagi, "Sebenarnya orang dunia hitam sering mengatakan bahwa ayah
dan ibulah yang memberi makan kepada kalian."
Qing Yong-lu terpaku dan berkata, "Apakah artinya itu?"
"Bukankah ada bukti yang kuat, bila di dunia persilatan tidak ada mereka, siapa yang
akan datang mencari bantuan kepada kantor Biao mengantarkan barang, bila tidak
semua kantor Biao akan gulung tikar."
"Kakak benar-benar berpandangan luas."
Mereka melanjutkan perjalanan lagi, mereka mulai masuk kepegunungan, sepanjang
jalan pemandangan yang terbentang sangat indah, dari jauh terlihat ada jurang yang
dalam, lembah sepi namun tampak indah.
Tak lama kemudian mereka memasuki tempat yang paling berbahaya.
Pada saat mereka sedang berjalan, terdengar didepan mereka ada suara ledakan,
kemudian ada kilat yang menukik tajam, ini adalah suara ledakan bom.
Bom ini digunakan oleh orang-orang dunia persilatan untuk memberi tanda. Semua
orang kantor Biao sudah mengetahui tentang hal ini yang menandakan bahwa para
perampok bersiap-siap menyerang.
125 Benar saja, pertama terdengar siulan panjang, kemudian terdengar balasan siulan dari
sekitar tempat disana. Dari balik batu besar, muncul 60-70 orang yang tampak kasar,
mereka masing-masing membawa senjata dan berteriak mulai menyerang mereka.
Pemimpin mereka adalah seseorang dengan tubuh tinggi besar, wajahnya hitam penuh
dengan jambang, tangannya memegang tombak panjang.
Orang yang berada disisinya berperawakan pendek dan gemuk, matanya berwarna
kuning dan berambut merah, wajahnya terlihat bengis, penuh dengan jambang.
Tangannya memegang pentungan yang terbuat dari tembaga.
Orang yang satu lagi berwajah bersih dan tampan, tangannya memegang pedang.
Mereka bertiga dijuluki Long Nian San Xiong (Tiga Jagoan dari Long Nian).
Orang persilatan dan orang kantor Biao tidak takut kepada Long Nian San Xiong.
Segera Qing Yong-lu turun dari kudanya dan mengeluarkan kaitan panjang, terdengar
Zheng Kang membentak, "Semua diam di tempat! Kalian siapa"
Datang dari mana" Apakah kalian tidak melihat bendera phoenix ungu ini?"
Para perampok tidak berhenti melangkah, mereka malah mengelilingi kereta-kereta itu.
Laki-laki yang berwajah hitam itu tertawa terbahak-bahak, dengan dingin dia berkata,
"Teman, apakah kalian tidak tahu bahwa aku adalah Bintang Macan Hitam, apakah
kalian tidak mengenali kami" Jangan menakuti kami dengan bendera itu, aku sudah
tahu kalau itu adalah bendera, bendera itu hanya mainan anak-anak."
Laki-laki berwajah hitam itu tidak lain adalah Lao Da (kakak tertua) Wang Kuai. Yang


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berambut merah adalah Lao Er (kakak kedua) Song Wen Liang dan yang satunya lagi
adalah Lao San (kakak ketiga) si Kupu-kupu Ni Jing Hua.
Yang pertama menyerang mereka adalah Song Wen Liang dengan pentungan tembaga
miliknya. Dia menyerang ke arah Zheng Kang, senjata mereka saling beradu, mereka
pun bertarung. Ni Jing Hua adalah kupu-kupu si pemetik bunga, didunia persilatan dia terkenal sebagai
penjahat cabul. Begitu melihat ada kereta yang beratap, dia sudah tahu bahwa di dalamnya pasti ada
perempuan-perempuan, dia segera membawa beberapa orang anak buahnya berjalan
126 ke arah kereta kuda. Tapi golok sakti Huang sudah berjaga-jaga disana, akhirnya
mereka pun terlibat pertarungan.
Tuan Xu berteriak, "Ketua Qing, bila kita memukul ular harus memukul kepalanya,
lawanlah Wang Kuai, aku akan membantumu!"
"Tidak," sepatah demi sepatah kata Qing Yong-lu berbicara, "Coba Kakak lihat kesana!"
Suaranya terdengar berat, seperti orang yang tertekan.
Semua anak buah yang dibawa oleh Qing Yong-lu sudah bertarung dengan perampokperampok itu, keadaan benar-benar sangat kacau, tapi musuh yang berada dibarisan
terbelakang hanya tersisa tiga orang, mereka mulai berjalan dengan perlahan
menghampiri mereka. Wajah ketiga orang itu ditutupi dengan kain, mereka terlihat
sangat santai. Di dunia persilatan bila terjadi pertarungan sengit, orang yang paling ditakuti adalah
orang seperti mereka, begitu tenang dan santai, mereka pasti memiliki ilmu silat yang
tinggi. Tuan Xu yang berpengalaman melihat keadaan seperti ini hatinya menjadi bergetar.
Qing Yong-lu berteriak, "Li Yu Gang, kau hadang dulu Wang Kuai!"
Orang yang bernama Li Yu Gang adalah seorang laki-laki kurus, tangannya memegang
tongkat, ilmu silat yang dimiliki olehnya sangat aneh, dia dijuluki Tie Guai Li, dia adalah
orang penting dikantor Biao Wei Yuan, dia memiliki ilmu silat yang paling tinggi di
antara orang orang kantor Biao Wei Yuan.
Li Yu Gang langsung mendekati Wang Kuai sambil memegang tongkatnya dengan erat,
dia menghampiri Wang Kuai kemudian menyapu tongkatnya ke pinggang Wang Kuai.
Wang Kuai terkejut, kemudian dia pun melawan, benar-benar terjadi pertarungan yang
sengit. Ketiga orang yang wajahnya ditutup pun mulai mendekati mereka, Qing Yong-lu
berkata, "Kalian bertiga sobat dari mana" Apakah kalian ingin menangkap ikan di air
keruh?" Mereka tidak menjawab. Orang yang pertama sudah menyerang Qing Yong-lu, kemudian Qing Yong-lu pun
memainkan kaitnya dan mulai menyerang dan juga bertahan.
127 Tapi ilmu golok musuh sangat aneh, dengan mudah dia bisa menghindari kait Qing
Yong-lu, pertarungan itu begitu rumit membuat orang sukar melihat dengan jelas, kedua
kaitan Qing Yong-lu meleset, dia melihat ada kilauan yang berniat menyabet ke arah
leher, dia mundur beberapa langkah.
Kedua kaitnya dimainkan untuk melindungi tubuhnya, dalam hati dia berpikir, "Sejak
kapan orang dunia hitam bertambah pesilat tangguh?"
Dia melihat golok orang itu bagian depan sangat tipis tapi bagiam belakang tebal, di
atas golok itu terukir tujuh buah bintang.
Qing Yong-lu tahu golok ini, dia bertambah heran, Qing Yong-lu berteriak, "Tuan, tolong
beritahukan namamu!"
Qing Yong-lu tetap memainkan kedua kaitnya, dia semakin hafal dengan gerakan dan
jurus golok ini. Dia ingat dengan ilmu golok keluarga Liang.
"Siapakah dia" Apakah dia....Tapi tidak mungkin dia, tapi yang bisa ilmu golok ini bukan
hanya dia, yang bisa memainkannya dengan begitu mahir dan lancar bisa dihitung
dengan jari." Perjuangan antara hidup dan mati tidak dapat ditunda lagi, apalagi lawan menyerang
begitu kejam dan ganas. Walaupun hati Qing Yong-lu dipenuhi dengan kecurigaan tapi tangannya tetap bergerak
dengan cepat, tubuhnya seperti kumpulan cahaya.
Tuan Xu saat ini pun sedang bertarung dengan dua orang lainnya yang wajahnya
ditutup, mereka pun sedang bertarung dengan sengit.
Walaupun Tuan Xu adalah seorang pedagang dan sangat kaya, tapi ilmu silat yang
pernah dipelajari olehnya dulu tidak pernah ditinggalkan.
Lawan pun menggunakan golok, golok itu berukuran kecil tapi kekuatannya besar. Dia
pun memakai ilmu golok keluarga Liang, mereka bertarung dengan sengit, tapi diantara
mereka tidak ada yang kalah atau pun menang.
Wang Kuai bukan lawan yang seimbang untuk Liang Yu Gang, walaupun Wang Kuai
adalah setan pembunuh orang yang sadis dan kejam, tapi ilmu silatnya tidak begitu
tinggi, baru saja berjalan kurang lebih 40 jurus, dia sudah tidak dapat bertahan lagi, dia
berteriak, "Hei marga Qing, mengapa kau belum mulai membunuh" Mengapa
perempuan jalang itu belum datang" Apakah dia sedang menemani laki-laki lain?"
128 Karena dia berteriak dan tidak berkonsentrasi, tombaknya dipukul oleh tombak Li Yu
Gang, tombak Wang Kuai pun lepas dari pegangannya, Wang Kuai berteriak dan
mundur. Li Yu Gang mengejarnya, kelihatannya Wang Kuai akan terbunuh tapi sebuah sinar
kilat dengan cepat datang dan ada suara yang begitu menusuk telinganya.
Li Yu Gang sangat terkejut, segera dia menunduk dan sebuah pisau terbang lewat di
depan telinganya, dia merasa sangat beruntung, tapi pisau kedua sudah menyusul
dengan cepat, menancap di pundak kanannya, karena merasa sakit tongkatnya pun
terlepas dari tangannya. Wang Kuai tertawa terbahak-bahak, segera dia mengambil tongkat panjang dan
mendekati Li Yu Gang, karena bahu Li Yu Gang masih tertancap pisau, dia tidak bisa
melawan lagi, terpaksa dia melarikan diri.
Terlihat ada lima orang yang wajahnya ditutup kain ikut terlibat dalam pertarungan,
tubuh mereka kecil, sepertinya mereka adalah perempuan.
Orang yang terakhir terlihat sangat berwibawa, tangan kanan memegang pisau terbang,
pisau itu sangat kecil dan tipis, di bawah cahaya matahari tampak berkilauan.
Matanya bersorot dengan kejam, seperti binatang buas melihat mangsa yang akan
dilahapnya, empat orang perempuan ada memegang pedang, serangan mereka cepat
dan ganas. Mereka terlibat dalam pertarungan, diantara orang kantor Biao sudah ada dua orang
yang mati terbunuh. Dua buah tombak dimainkan oleh Shang Yuan-long dengan mahir, banyak musuh mati
di ujung tombaknya, tiba-tiba ada dua orang perempuan yang wajahnya ditutup datang
menghampirinya, karena melihat mereka adalah perempuan, dia menjadi tidak
bersemangat, perempuan-perempuan itu menyerang Shang Yuan-long, serangan
pedang yang satu baru dilancarkan sudah disusul dengan pedang kedua, hal ini
membuat dadanya tergores, dia berteriak dan mundur.
Dua orang perempuan itu terus mendesaknya, mereka begitu kompak, punggung
Shang Yuan-long sudah terkena sabetan lagi dan darah pun mengalir dari
punggungnya. Perempuan itu terlihat sangat bersih, dia takut bila darah Shang Yuan-long
mengenainya, setelah berhasil melukai lawannya dia langsung mundur.
129 Li Yu Gang saat itu sedang berlari ke arah mereka, mereka pun bertabrakan, karena
tenaga Li Yu Ganglebih besar, perempuan itu terpental hingga beberapa meter, tapi Li
Yu Gang sendiri pun hampir jatuh. Saat itu Wang Kuai sudah tiba disana, tapi dia
terlambat. Seorang perempuan lagi melihat temannya tertabrak hingga terpental, dia marah.
Dengan cepat dia sudah berada di hadapan Li Yu Gang, hanya terlihat ada darah yang
mengalir diiringi dengan suara teriakan, perut Li Yu Gang sudah terbelah menjadi dua,
usus pun berhamburan keluar, tubuhnya yang besar langsung roboh dan tidak
terbangun lagi. Wang Kuai berteriak memuji perempuan itu, "Nona, ilmu silatmu sangat bagus,
bunuhlah beberapa orang lagi!"
Perempuan itu tidak menghiraukan Wang Kuai, dia membantu temannya berdiri.
Dari arena pertarungan itu terdengar suara teriakan secara berturut-turut, suara itu
berasal dari anak buah kantor Biao ada pula yang berasal dari anak buah Wang Kuai.
Walaupun Qing Yong-lu tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini, tapi dia sudah
tahu siapa mereka itu. Qing Yong-lu mundur beberapa langkah, dia berteriak, "Apakah kau adalah Kakak
Liang?" Orang yang wajahnya ditutup itu terpaku, tapi kejadian itu hanya berlangsung sebentar,
kemudian dia menyerang lagi dengan cepat dan dahsyat.
"Kakak Liang, aku tahu itu adalah kau, kita adalah teman lama, mengapa kau
memperlakukanku seperti ini" Walaupun aku adalah orang yang kasar, tapi aku tidak
pernah mencelakai Kakak.... Katakan saja bahwa kau adalah Kakak Liang, biar aku
mati tidak dengan penasaran," sambil menyerang Qing Yong-lu berteriak.
Orang itu tetap tidak menjawab, dia terus menyerang Qing Yong-lu, tapi jurus yang
dikeluarkan semakin melambat.
Qing Yong-lu mengeluarkan serangan, dengan golok tujuh bintangnya orang itu
bertahan terhadap serangan Qing Yong-lu, tapi jurus ini adalah jurus tipuan, tangan
kirinya mendekati golok, tangan kanan menyerang kewajah orang itu, tampak cahaya
berkilau, kain yang menutupi wajah orang itu pun robek menjadi dua, sekarang
wajahnya terlihat dengan jelas, orang itu berteriak dan mundur.
130 Seperti dugaan Qing Yong-lu dia adalah Liang Zi-qi, dia adalah ketua kantor Biao Yong
Tai Lan Zhou. Walaupun dia sudah menebak siapa orang itu, tapi reaksi Qing Yong-lu tetap terkejut,
dia berteriak, "Kakak Liang, ternyata benar dirimu!"
Liang Zi-qi merasa malu dan juga menyesal, dia hanya terpaku di tempat, tiba-tiba ada
suara perempuan yang berkata, "Hei marga Liang, aku akan membantumu!"
Hanya terdengar suara senjata beradu, perempuan itu sudah melemparkan pisau
terbangnya ke arah Qing Yong-lu.
Qing Yong-lu merasa tidak tenang, sehingga dia tidak berkonstrasi penuh, mendengar
ada suara senjata yang ditembakkan, dia ingin menghindar tapi terlambat.
Pisau terbang itu sudah menancap di dadanya, darah segera keluar seperti mata air.
Qing Yong-lu mencoba menahan rasa sakitnya, dia berteriak, kemudian mundur
beberapa langkah, kaitnya pun terjatuh, sorot matanya penuh dengan kemarahan,
membuat matanya menjadi berkilat gelap, dia melihat ke arah Liang Zi-qi dan berkata,
"Kakak Liang, cepat bunuh aku! Aku masih merasa berharga bisa mati ditanganmu."
Dari sudut mata Liang Zi-qi tampak ada air mata yang menetes, dia menggelengkan
kepalanya, tiba-tiba dia menusuk ke arah jantung Qing Yong-lu....
Kemudian goloknya dicabut, mata Liang Zi-qi terbuka, yang dia lihat hanya ada darah.
Qing Yong-lu sudah roboh, darah memenuhi bajunya, lukanya masih mengeluarkan
darah"apakah itu yang disebut teman lama"
Darah menetes dari goloknya, dia mengusap wajahnya, wajahnya basah oleh keringat,
tangannya basah oleh darah.
Ada setetes darah yang masuk ke matanya, membuat dia melihat dunia ini seperti
dibanjiri oleh warna merah.
Di telinganya terdengar teriakan Qing Yong-lu, dia pun merasa teriakan itu bercampur
dengan darah. Dia menjadi seperti sudah gila, dia membawa goloknya berlari ke arah
kereta kuda yang beratap.
131 Zheng Kang melihat Liang Zi-qi membawa golok yang masih dipenuhi oleh darah
menghampirinya, dia sudah tahu bahwa Liang Zi-qi sudah membunuh Qing Yong-lu,
Zheng Kang sangat marah," kau benar-benar seorang pengkhianat!
Karena pecah berkonsentrasinya tombak Wang Kuai berhasil menusuk tulang
rusuknya, nada suara marahnya berhenti berubah menjadi teriakan kesakitan, hanya
dalam waktu sekejap pentungan Song Wei Liang sudah memukul ke arah kepalanya,
dan kepala Zheng Kang pun pecah, otaknya berhamburan kemana-mana.
Tuan Xu dikelilingi oleh dua orang laki-laki dan dua orang perempuan yang wajahnya
ditutup, walaupun ilmu silatnya tinggi, sekarang dia sudah tidak akan bisa bertahan
lagi.... Liang Zi-qi tidak bisa melihat dan juga tidak bisa mendengar, dia langsung menghampiri
kereta yang beratap itu, kecuali Qing Yong-lu ketiga kereta itu adalah sasarannya hari
ini karena ini adalah pesan yang diperintahkan ketua.
Setelah dekat, dia mengerakan goloknya membelah kereta itu, segera terdengar suara
jeritan, seorang perempuan sudah terbelah menjadi dua, karena terhalang oleh atap
kereta, darahnya tidak bersemburan kemana-mana.
Dia tetap tidak bisa melihat, dia hanya ingat masih ada satu kali ayunan lagi, maka
selesailah tugasnya. Sasarannya kali ini adalah istri muda Xu Bai Wan dan putrinya.
Si Kupu-kupu Ni Jing Hua pertama kali yang berjalan ke arah kereta itu, tapi tadi dia
sempat dihadang oleh si Golok Sakti Huang, dia hanya mengintip di kereta yang satu
berisi Nyonya Xu, dia tidak berminat kepadanya, yang dia inginkan adalah Nona Xu,
istri muda Xu juga masih boleh, dia masih menginginkannya.
Tapi si Golok Sakti Huang selalu bergerak untuk melindungi kereta-kereta, itu
membuatnya sulit untuk mendekat.
Sekarang dia melihat Liang Zi-qi berjalan ke arah sana, dia merasa sangat senang dan
berkata, "Kakak Liang, bantu aku membunuh mereka, kau akan sangat berjasa, aku
hanya minta perempuan yang berada di dalam kereta."
Tapi Liang Zi-qi seperti tidak mendengar perkataannya, dia menendang orang-orang
yang menghalangi langkahnya, kemudian dia mengayunkan goloknya membelah
kereta, segera dua kepala perempuan tergeletak ke bawah, darah pun bermuncratan.
132 Karena si Golok Sakti sudah diperintahkan oleh Tuan Xu untuk menjaga keselamatan
keluarganya, begitu melihat Liang Zi-qi berkelakuan seperti orang gila yang mendekati
kereta, dia sudah berusaha menghalanginya, tapi begitu melihat istri muda Tuan Xu
mati dengan mengenaskan, dia pun terkejut.
Ada seseorang yang masuk dan mengambil kesempatan orang itu menusuknya dari
belakang, Huang sangat marah, dia membalikkan badan dan mengayunkan golok,
segera orang yang menusuknya dari belakang kepalanya terbelah menjadi dua, otak
berhamburan kemana-mana. Saat itu Huang pun ikut roboh.
Ni Jiang Hua melihat semua kejadian ini dia segera datang dan menusuk tubuh Huang,
kemudian dia membalikkan tubuhnya berjalan ke arah kereta yang berada dibelakang.
Dia tahu bahwa di dalam kereta itu berisi Nona Xu yang cantik, kedua istri muda Tuan
Xu sudah mati, tapi dia tidak menyayangkan mereka, yang paling penting adalah Nona
Xu masih hidup. Tapi saat itu dia melihat Liang Zi-qi sudah mulai mengayunkan goloknya lagi, Ni Jing
Hua berteriak, "Berhenti!" terlihat sebuah kilat melewatinya atap kereta sudah terbabat
hingga terjatuh tapi tidak terlihat darah atau pun jeritan.
Ni Jing Hua segera menghalangi Liang Zi-qi dan membentak, "Hei marga Liang, apakah
kau tidak mendengar kata-kataku?"
"Ada apa?" suara Liang Zi-qi terdengar sangat dingin dan tidak ada perasaan, kedua
matanya bersorot marah seperti menyemburkan api dan seperti sedang meneteskan
darah, bila sekarang menyuruhnya membunuh istri dan anak, saat itu juga dia pasti
akan langsung mengayunkan goloknya.
"Aku sudah mengatakan bahwa nona yang berada didalam kereta adalah milikku,
apakah kau tuli dan tidak mendengarnya?"
"Siapa kau ini" Berani bicara begitu terhadapku?"
Ni Jing Hua juga marah dan menjawab dengan dingin, "Aku ingin membunuh atau
membakar rumah, bahkan bermain perempuan, semua ini adalah hakku, semua orang
di dunia persilatan tahu sifatku ini, aku tidak seperti dirimu yang seperti sedang
menggantung kepala kambing tetapi menjual daging anjing. (Ini adalah pepatah yang
artinya: 'berpura-pura baik tapi sebenarnya sangat jahat')"
Rasa marah membuat tubuh Liang Zi-qi bergetar, otot-otot tangannya mulai bertonjolan,
dia siap mengayunkan goloknya.
133 "Kentut kau! Berpura-pura menjadi orang baik didepan orang-orang dunia persilatan,
kau mau apa terhadapku?"
"Aku akan membunuhmu!"
Liang Zi-qi sangat marah dan dia berteriak, goloknya dimiringkan, dia mengarah pada
bahu dan leher lawan. Suara Ni Jing Hua memang keras, tapi tangannya sudah terasa lemas, dia tahu bahwa
dia bukan lawan Liang Zi-qi, melihat Liang Zi-qi akan mengayunkan goloknya dia terus
mundur. Sepertinya Ni Jing Hua akan mati di bawah golok Liang Zi-qi.
Tiba-tiba ada seorang perempuan berteriak, "Berhenti!"
Golok Liang Zi-qi yang siap akan diayunkan berhenti di tengah udara kemudian dia
menurunkannya, Liang Zi-qi mundur dua langkah.
Dihadapannya berdiri seorang perempuan yang wajahnya ditutup, suaranya keras dan
dingin, dia berkata, "Liang Zi-qi, apa yang kau lakukan?"
"Aku...." Liang Zi-qi tahu siapa perempuan itu, dia benar-benar marah tapi dia tidak
berani menjawab pertanyaan perempuan itu, dia pun tidak berniat untuk membela diri,
dia tetap berjalan menuju kereta.
Atap sudah terputus oleh golok, di dalam kereta ada seorang gadis, karena ketakutan
badannya gemetar, wajahnya cantik, matanya terpejam. Melihat Liang Zi-qi datang dia
hanya bengong memandanginya.
Liang Zi-qi melihat keadaan disana kemudian dia terpaku.


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah melewati semua kejadian itu, dia sudah semakin sadar, melihat gadis itu, dia
terkejut dan berpikir, "Yu-rong sifatnya keras, bila tahu aku melakukan kejahatan ini, dia
tidak akan mengampuniku, aku sudah mengantarkan dia ke Biksu Xuan Gui untuk
belajar pedang, mengapa dia berada disini?"
Perempuan tadi membunuhnya?" berteriak lagi, "Hei marga Liang, apakah kau tidak tega Ni Jing Hua berteriak, "Biksuni Liao Yin, jangan bunuh dia, berikan saja dia kepadaku!
Anggaplah ini hadiah untukku!"
134 Liang Zi-qi segera tersadar dari keadaan bengongnya, dia mulai berpikir, "Kami sudah
membunuh ayah dan ibunya, bila dia jatuh di tangan Ni Jing Hua, gadis ini akan
dilecehkan kemudian diperkosa.... akhirnya dia pun akan dibunuh Ni Jing Hua."
Dia tidak berkata apa-apa, matanya dipejamkan, goloknya diayunkan, terdengar suara
jeritan. Kesadaran mengikuti perginya suara jeritan itu....
Setelah dia sadar, dia melihat Wang Kuai sedang memerintahkan anak buahnya
membawa barang-barang yang diangkut di punggung keledai, beberapa anak buahnya
mengangkut mayat-mayat yang bergelimpangan, mereka akan membawanya ke kaki
gunung untuk dikuburkan, karena disana sudah disiapkan sebuah lubang besar unruk
mengubur mayat-mayat ini, bila jumlah mayat bertambah pun, tempat itu masih bisa
muat.... Dua puluh bendera phoenix ungu sudah robek dan terlempar, tertiup oleh angin
gunung, seperti kupu-kupu yang sedang beterbangan.
"Ketua Biao, kami pergi." Suara ini dekat di telinga, tapi sepertinya juga datang dari
tempat yang jauh. = ooOOoo = "Ketua Biao, sudah terjadi sesuatu...."
Yang berkata adalah Zhang Qi, dia adalah murid Zheng Kang, kali ini dia pun ikut
mengantarkan Tuan Xu ke Yang Zhou, dia ikut dengan Zheng Kang. Tapi dia dapat
pulang dalam keadaan selamat.
Tangannya memegang bendera yang sudah robek, wajahnya dipenuhi dengan
keringat. Yang membawanya masuk adalah Peng Zhi-xiao, kepala kantor Biao Zhen Yuan milik
Meng Ju-zhong. Dia sedang mengobrol dengan kakak angkatnya yang bernama Zhou Ke-dong di ruang
tamu Mendengar kata-kata Zhang Qi, dia sangat terkejut hingga cangkirnya terlepas
dari pegangannya dan terjatuh, air teh pun membasahi celana dan sepatunya.
Zhou Ke-dong tampak lebih tenang, walaupun dia sempat bengong tapi itu hanya
sebentar, tapi dalam hati sebenarnya dia merasa sangat terkejut.
135 Dia berusaha menenangkan dirinya dan berkata, "Zhang Qi, jangan terburu-buru,
jelaskan dengan teliti, tolong berikan kursi kepadanya."
"Terima kasih, Tuan Zhou." Zhang Qi tidak duduk, dia berkata lagi, "Aku mempunyai
seorang bibi yang tinggal di Tian Shui, kami melakukan perjalanan melewati Tian Shui,
aku meminta ijin kepada guru untuk menengok bibiku setelah makan siang, setelah itu
aku menyusul rombongan, baru saja melewati Shi Men, dijalanan sudah dipenuhi
dengan darah, aku melihat bendera yang sobek ini dan aku tahu telah terjadi sesuatu."
"Apakah kau melihat ada perampok" Apakah dari pihak kita masih ada yang hidup dan
kembali kesini?" Yang bertanya adalah Meng Ju-zhong, sekarang dia tampak lebih
tenang. "Tidak ada, aku menanyakannya kepada orang yang lewat, mereka tidak melihat siapa
pun disana." Biasanya bila perampok merampas barang atau merampok uang, kusir atau
pengangkut barang tidak akan dibunuh, tapi kali ini tidak seorang pun yang hidup"
ingin mencari uang atau barang yang hilang, itu pun sudah tidak mungkin.
Meng Ju-zhong terdiam, kemudian dia berkata, "Kau boleh pergi!"
Kata Zhou Ke-dong, "Adik Kedua, disana adalah daerah kekuasaan Long Nan San
Xiong, mereka pasti akan tahu kejadian ini."
"Benar," jawab Meng Ju-zhong, dia berkata kepada Peng Zhi-xiao, "Siapkan upeti dan
bawa beberapa orang pergi untuk mengunjungi mereka, dan selidiki siapa yang
melakukan semua ini?"
Peng Zhi-xiao segera berlalu dari sana.
"Kakak Ketua," Meng Ju-zhong seperti yang sangat sedih dan menghela nafas terus,
dia berkata lagi, "Ini sungguh sangat merepotkan, barang yang hilang adalah barang
antaran, tapi orang Biao Wei Yuan tidak ada yang tersisa, Yi Zhang Qing adalah macan
betina, bagaimana kita harus menjelaskan kepadanya?"
Yi Zhang Qing adalah julukan untuk Che Ling Yun.
"Memang setelah diberi penjelasan dia akan mengerti, tapi kantor Biao adalah bisnis
yang selalu menghadapi bahaya, kebetulan kali ini Qing Yong-lu bertemu dengan
musibah, apa yang harus kita katakan kepadanya?"
136 Zhou Ke-dong menghela nafas dan berkata, "Kakak Qing memang sedang sial, selama
beberapa tahun ini dia selalu gagal mengantarkan barang, apakah dia sudah bersalah
kepada orang golongan hitam" Maka mereka sengaja mengerjainya?"
"Ini sangat sulit untuk dijelaskan, Kakak tolong temani aku untuk menjelaskan kepada
Yi Zhang Qing, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepadanya."
Yi Zhang Qing adalah istri Qing Yong-lu, begitu mendengar namanya orang-orang pun
sudah tahu, dia adalah seorang perempuan yang sifatnya keras, seperti sifat seorang
laki-laki, dia tidak akan mau menerima penjelasan begitu saja.
Sekarang dia sedang pingsan di kursi besar, putrinya yang bernama Qing Li Hua
menangis, dia menyuruh dua orang pelayan menjaga ibunya.
Meng Ju-zhong dan Zhou Ke-dong duduk di tempat yang agak jauh, mereka duduk di
ruang tamu, ternyata mereka pun ikut meneteskan air mata.
Setelah pingsan lama akhirnya Yi Zhang Qing Che Ling Yun sadar juga, dia menghela
nafas dan berkata, "Adik, sekarang sudah terjadi musibah ini, aku hanya seorang
perempuan, aku pun tidak dapat berbuat apa-apa."
Dia memeluk putrinya dan berkata lagi, "Kalian berdua sudah mengetahui dengan jelas
bagaimana keadaan kantor Biao Wei Yuan, peristiwa ini sudah membuat banyak anak
buah kantor Biao Wei Yuan mati, sepertinya untuk memberi uang duka kepada
keluarga mereka pun aku tidak sanggup," dia menangis lagi.
"Kakak ipar," kata Meng Ju-zhong, "Kita adalah teman, apalagi dalam bisnis ini kita
berpatungan, aku harus ikut bertanggung jawab. Aku sudah menyuruh anak buahku
pergi kesana untuk memeriksa, Tuan Xu sekeluarganya pun sudah meninggal,
mengambil kembali barang dan uang yang kita bawa itu bukan hal penting lagi,
sekarang yang paling penting adalah kita harus mencari mayat Kakak Qing dan temanteman lainnya, kantor Biao aku masih memiliki sedikit uang, biarlah aku yang
menanggung semuanya."
"Tidak," kata Che Ling Yun, "Bisnis ini sudah kau serahkan kepada kami, sebelum
berangkat suamiku sering membicarakan tentang kebaikan Adik, setelah terjadi
musibah ini Adik tidak boleh mengeluarkan uang lagi," dia menghela nafas dan berkata
lagi, "Aku sudah berulang kali menasihati dia agar menutup kantor Biaonya, biarpun kita
hidup dengan sederhana itu tidak apa-apa, tapi dia tidak pernah mau mendengarnya,
sekarang... aku dan putriku tidak memerlukan rumah sebesar ini, kami akan menjual
137 rumah ini supaya kami bisa memberi uang duka kepada keluarga dari orang-orang
kantor Biao Wei Yuan yang meninggal."
"Bila uang itu habis, bagaimana dengan hidup Kakak Ipar?"
Jawaban Che Ling Yun hanya tangisan.
Kata Meng Ju-zhong, "Kakak Qing pernah mengatakan ingin menjual kantor itu, tapi
aku mengatakan walau bagaimanapun kantor Biao Wei Yuan ini sudah lama berdiri,
mana bisa...." Meng Ju-zhong melihat Che Ling Yun yang masih menangis, dia berkata lagi, "Waktu
itu Kakak Qing meminta uang sebanyak 3,000 tail perak, aku mengatakan agar jangan
terburu-buru, sekarang sudah terjadi hal seperti itu, bila Kakak Ipar tidak keberatan, aku
akan menawarkan uang sebanyak 5,000 tail perak untuk membeli kantor itu."
"Mana bisa aku merugikan Adik?"
"Kakak Ipar jangan berkata seperti itu, sewaktu aku masih miskin, Kakak Qing lah yang
menolongku, ada pepatah yang mengatakan: 'budi secangkir air, membalasnya harus
dengan mata air', hanya saja sekarang ini aku tidak memiliki uang sebanyak itu, putraku
baru saja membeli rumah dan puluhan petak sawah, dia sudah menghabiskan ribuan
tail perak, bila Kakak Ipar tidak keberatan, tinggallah dulu disana, sisanya aku akan
membayar sebanyak 3,000 tail perak untuk mencukupi kebutuhan hidup Kakak Ipar dan
putri Kakak, masalah kantor Biao, serahkan saja kepadaku, aku yang akan
mengurusnya, bagaimana menurut pendangan Kakak Ipar?"
Seperti yang pernah Qing Yong-lu katakan bahwa harga kantor Biao Wei Yuan dan
rumah hanya seharga beberapa ribu tail, Meng Ju-zhong menjanjikan seperti itu, dia
tidak kehilangan sifat pendekarnya, tapi dia mengalami kerugian cukup besar.
Zhou Ke-dong yang mendengarnya juga merasa terkejut.
Kata Che Ling Yun, "Kantor Biao Wei Yuan sudah bangkrut, kami ibu dan anak seperti
mendapatkan musibah, kami merasa malu menerima kebaikan Adik."
"Ini bukan kebaikan tapi semua ini adalah kewajibanku, bila Kakak Ipar tidak keberatan,
kita tentukan bagaimana jalan keluar terbaiknya."
Di sebuah ruangan yang terang dan luas. Sejak dulu disana adalah tempat untuk
menerima tamu atau teman dari kantor Biao Wei Yuan, tapi sekarang sudah menjadi
milik kantor Biao Zhen Yuan.
138 Di ruangan itu sudah berkumpul puluhan penduduk Lan Zhou yang terkenal, pelayan
hanya bisa berdiri dihalaman luar.
Akhirnya jenasah Qing Yong-lu bisa ditemukan, mereka mencarinya diantara tumpukan
mayat, tulang belulang dan daging yang sudah membusuk, tapi baju yang dipakainya
masih bisa dikenali sehingga tidak sulit membedakan mayat Qing Yong-lu dengan
mayat yang lainnya. Dan di dada kanan mayat Qing Yong-lu masih tertancap sebuah
pisau terbang, menancap hingga di batas pegangan pisau terbang itu.
Ini membuatnya mati saat itu juga, dada kirinya terdapat luka golok, menembus hingga
ke jantungnya. Qing Yong-lu sudah meninggal, ada beberapa tempat yang terluka
sudah tidak dipermasalahkan lagi.
Sekarang mayat sudah terbaring di dalam peti mati. Orang bila sudah mati disimpan
dimana pun tidak menjadi masalah, peti itu disimpan di tengah ruangan.
Che Ling Yun dan Qing Li Hua berdiri di sisi peti mati, mereka mengenakan pakaian
duka, mereka menangis terus menerus.
Meng Ju-zhong yang berada disisi ruangan, terlihat tangannya terikat kain berwarna
hitam, dia sedang berbicara dengan seseorang, ".... phoenix ungu disobek, Kakak Qing
mati terbunuh, karena itu rasa malu kantor Biao Wei Yuan menjadi rasa malu bagi
kantor Biao Zhen Yuan juga, aku berharap teman-teman dari dunia persilatan mau
membantu kami membalaskan dendam ini, kantor Biao Zhen Yuan akan memeriksa
siapa yang telah merampok Kakak Qing. Kantor Biao Wei Yuan mengalami bencana,
kakak ipar dan putrinya tidak mau lagi meneruskan usaha kantor Biao Wei Yuan, aku
tidak berani mengambil kantor ini, tapi aku membelinya dengan harga lima ribu tail
perak...." Orang-orang di ruangan itu banyak yang merasa terkejut. Hanya ada satu rumah
dengan beberapa kamar, mana bisa dijual dengan harga yang sangat mahal"
"Apakah Ketua Meng, sudah memikirkannya dengan baik?"
"Ketua Meng memang selalu mempunyai hati penolong, dia benar-benar tidak asal
bicara, hal ini patut untuk dikagumi."
Dalam suara terkejut dan kekaguman itu, Meng Ju-zhong berkata lagi, "Uang bisa
dicari, Nyonya Che terkena musibah, sebenarnya aku harus mengeluarkan uang lebih
banyak lagi, hanya saja kantor Biao Zhen Yuan memerlukan banyak uang untuk
menafkahi banyak orang, dan kebetulan putraku baru saja membeli rumah dan sawah,
sekarang aku akan mengoperkannya kepada Nyonya Che, sawah itu bisa diolahnya
139 untuk mencari uang, sewaktu aku membelinya aku menghabiskan uang sebanyak
4,000 tail perak lebih, aku hanya menghitung 2,000 tail perak untuk Nyonya Che...."
Ruangan itu ramai lagi dengan dengungan pujian. Tapi diantara pujian itu ada yang
berteriak, "Kantor Biao Wei Yuan...."
Yang berteriak adalah Che Ling Yun, setelah berteriak kemudian dia pingsan, semua
orang disana melihat pelayan mengurus nyonyanya.
Qing Li Hua pun berteriak, "Ayah!" ada seseorang yang mendekati peti mati itu,
terdengar cangkir yang jatuh kemudian hancur berantakan, tapi suara ini tidak menarik
perhatian orang-orang disana, bukan karena mereka tidak mendengar, sebenarnya
seseorang sejak tadi sudah memperhatikan orang yang memegang cangkirnya hingga
terjatuh, karena dia selalu memperhatikan orang itu, tapi orang itu tidak merasa.
Apalagi tempat yang berada di dekat pintu, disana dia tidak akan menarik perhatian
banyak orang. = ooOOoo = Liang Zi-qi tidak tahu bagaimana dia bisa sampai dirumahnya, karena telinganya selalu
mendengar suara tangisan, jeritan, bentakan dan senjata yang saling beradu,
semuanya bercampur menjadi satu, menjadikan suara itu menggetarkan hatinya,
kemudian dia tiba-tiba jatuh pingsan. Wajahnya bersimbah dengan air mata, yang ada
di depan matanya hanya darah dan darah.
Dia dipapah oleh Wu Bao Lin dan Zhao Zhen Xing, mereka masuk ke kantor Biao Yang
Tai. Wu Bao Lin dan Zhao Zhen Xing adalah murid Liang Zi-qi, sedangkan Wu Bao Lin
masih keponakan istrinya.
Wu Xiao Feng melihat suaminya seperti itu, dia merasa sangat terkejut, kemudian dia
memapahnya masuk ke kamar tidur.
"Bao Lin, mengapa pamanmu menjadi seperti ini?"
"Aku juga tidak tahu, sehabis minum arak paman menjadi seperti itu."
"Cepat panggilkan tabib!"
"Tidak perlu!" kata Liang Zi-qi tiba-tiba, "Aku tidak apa-apa, kau memanggil tabib untuk
apa?" suara Liang Zi-qi terdengar besar, dia mulai sadar.
140 "Bila kau tidak mau ya sudah, mengapa harus marah-marah?" Wu Xiao Feng marah,
tapi dia tetap membuatkan teh untuk suaminya dan dia bertanya, "Apa yang terjadi?"
"Tidak apa-apa, mungkin aku terlalu lelah, nanti juga akan sembuh."
Kata Wu Xiao Feng, "Bao Lin, kalian pergilah dulu, ada yang ingin kutanyakan kepada
pamanmu." Begitu mereka pergi, setelah yakin tidak ada orang disana Wu Xiao Feng membalikkan
badannya, kedua matanya melihat ke arah suaminya.
"Mengapa kau terus menatapku?" tanya Liang Zi-qi.
Pertanyan tidak dijawab oleh istrinya, yang ada tatapan matanya semakin tajam.
"Kau ini kenapa?" tanya Liang Zi-qi membentak.
"Kau bertanya kepadaku, seharusnya aku yang bertanya kepadamu, beberapa hari apa
yang sudah terjadi" Kita adalah suami istri, kita harus jujur satu sama lain, selama dua
hari ini kau menutupi sesuatu dariku."
"Aku tidak menutupi apa-apa darimu...."
Wu Xiao Feng berkata lagi, "Kau boleh tidak mengaku juga boleh tidak mengatakan apa
pun kepadaku, kau jangan menganggapku perempuan yang tidak mengerti bisnis, tapi
aku tahu beberapa tahun ini kantor Biao Yong Tai milik kita tidak pernah menerima
order, tapi kau masih bisa bertahan hidup, uang pun tidak pernah kekurangan, aku ingin
bertanya kepadamu, dari mana kau dapatkan uang itu" Kau tidak perlu cepat-cepat
menjelaskannya, anak Ting sudah besar, ilmu silatnya pun tinggi, kau tidak mengijinkan
dia bekerja maka itu dia hanya menganggur dan tiap hari hanya bermain, apakah
dengan bermain terus bisa menjadi anak yang baik, dia selalu menggunakan banyak
uang, uang itu dari mana datangnya" Pasti kau yang memberikannya, dari mana kau
dapatkan uang itu?" Kata Liang Zi-qi, "Apakah anak Ting sudah berubah menjadi seperti itu" Mengapa aku
sampai tidak tahu?" Kata Wu Xiao Feng dengan dingin, "Kau pasti tidak akan tahu karena kau terlalu sibuk,
apakah kau bisa memberitahuku kau sibuk dengan pekerjaan apa?"
141 Suara Wu Xiao Feng terdengar gemetar dan air matanya mulai menetes, Liang Zi-qi
tidak tahu dia harus bagaimana menjawabnya... menyimpan semuanya di dalam hati
benar-benar tidak enak, dia harus mengeluarkan semuanya.
Liang Zi-qi adalah orang dunia persilatan sesungguhnya, dia juga merupakan keturunan
Golok Keluarga Liang, apakah dia harus....
Liang Zi-qi terlihat ragu-ragu, dia mendengar Wu Xiao Feng bicara lagi, "Putri kita, anak
Rong sudah besar, kau menyuruhnya pergi ke Tian Shui untuk belajar ilmu pedang,
mengapa anak gadis tidak boleh memakai golok" Sebenarnya guru anak Rong dengan
dirimu sama-sama mempunyai ilmu silat yang tinggi, mengapa bukan kau sendiri yang
mengajar putrimu, kau...." Wu Xiao Feng menangis lagi.
Liang Zi-qi hanya bisa menghela nafas. Bagaimana dulu dia bisa masuk ke dalam
lingkaran setan ini"


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kejadian ini berlangsung lima tahun yang lalu.... kantor Biao Yong Tai menerima order
pengiriman uang sejumlah 100,000 tail perak untuk membeli arak.
Waktu itu Liang Zi-qi sendiri yang memimpin perjalanan, dia membawa Wu Bao Lin dan
Zhao Zhen Xing, dua orang anak buah andalan kantor Biao, ada juga tukang pukul
sebanyak dua puluh orang.
Di bawah gunung Long Shou, orang-orang golongan hitam merampok mereka, ilmu
silat tinggi mereka tinggi-tinggi dan jumlah mereka pun banyak. Dalam pertarungan
sengit itu, semua uang dan barang dirampok.
Waktu itu bendera phoenix ungu sudah terkenal, teman golongan putih atau hitam
selalu memberi jalan kepada mereka.
Liang Zi-qi meminta tolong kepada Meng Ju-zhong, dengan sekuat tenaga Meng Juzhong berusaha membantunya.
Meng Ju-zhong membawa dua orang kantor Biao dan Liang Zi-qi pergi ke gunung Long
Shou lagi. Dengan mudah mereka mendapatkan kembali barang yang sudah
dirampoknya. Liang Zi-qi sangat berterima kasih. Tapi kemudian Liang Zi-qi baru tahu bahwa semua
ini adalah perangkap. Pemimpin perampok gunung Long Shou, langsung disulap menjadi pengurus kantor
Biao Zhen Yuan.... Tapi semua itu sudah terlambat.
142 Liang Zi-qi semakin terjerumus kedalam perangkap itu dan tidak bisa keluar. Keadaan
membuatnya tidak mudah keluar....
Sekarang istrinya menanyakan apa yang sudah terjadi, dia harus bagaimana
menjawabnya. Dia hanya diam dan terus diam. Menangis, menangis menahan sakit.
Sebenarnya sikap diamnya Liang Zi-qi lebih menyakitkan dibandingkan dengan
tangisan Wu Xiao Feng. Karena rasa sakit Liang Zi-qi tidak bisa diungkapkan, hanya bisa dikuburkan di dalam
hatinya. Hati siapa yang bisa menahan beban yang begitu berat"
Kata Wu Xiao Feng, "Aku adalah perempuan, aku tidak ingin tahu mengenai hal
lainnya, tapi aku ingin bertanya, dua hari yang lalu kau membawa Bao Lin, kalian
berdua untuk melakukan pekerjaan apa?"
Ya Tuhan, kenapa dia menanyakan hal yang tidak boleh kujawab"
Hati Liang Zi-qi bergetar, tiba-tiba dia berteriak, "Pertanyaanmu sudah selesai belum"
Aku.... aku harus menjawab bagaimana?"
Suaranya seperti teriakan serigala liar. Suara ini juga membuat Wu Xiao Feng kaget,
dia terdiam. Wu Xiao Feng selalu menurut kepada suaminya, melihat suami terlihat begitu sakit, dia
tidak akan bertanya lagi.
Tapi Liang Zi-qi dengan pelan berkata, "Baiklah, dua hari lagi aku.... aku akan
memberitahu semuanya kepadamu...."
Walaupun dia menjawab seperti pak tua yang sedang sakit tapi akhirnya dia memberi
jawaban juga. Di perpustakaan kantor Biao Zhen Yuan.
Ruangannya besar dan terang, dihias dengan sangat mewah, di dinding tergantung
lukisan dan kaligrafi dari orang terkenal. Sama sekali berbeda dengan suasana lima
tahun yang lalu sewaktu Liang Zi-qi baru datang kesitu.
143 Meng Ju-zhong duduk di belakang sebuah meja besar. Melihat Liang Zi-qi masuk, dia
hanya berkata, "Kak Liang, kau mencariku ada perlu apa?"
Logatnya ramah, wajah selalu tersenyum, tapi begitu Liang Zi-qi melihat senyum itu,
hatinya bergetar. "Aku...." Liang Zi-qi melihat Shen Zhong-yuan yang duduk disudut, dia berhenti berkata.
"Ada apa, katakan saja!" Meng Ju-zhong tertawa, "Semua hal yang terjadi disini,
pengurus Shen sudah tahu."
Shen Zhong-yuan kakinya seperti pincang, wajahnya berkumis, dia kurus dan kering.
Disebut seperti itu karena dia menjadi pengurus kantor Biao Zhen Yuan, Liang Zi-qi
baru melihat dengan teliti, matanya kadang-kadang terbuka, kadang-kadang
dipejamkan. Begitu matanya terbuka, matanya bersorot begitu menakutkan.
Seperti binatang buas yang melihat mangsanya. Ilmu silatnya sangat tinggi, sempoa
yang terbuat dari tembaga adalah senjata pembunuhnya yang sangat lihai.
Kesemuanya ini mungkin hanya Liang Zi-qi saja yang tahu.
Walaupun Liang Zi-qi selalu memperhatikan dia, tapi lima tahun sudah berlalu dia
masih tidak tahu identitas Shen Zhong-yuan. Sepertinya sejak lahir, dia sudah mahir
memainkan ilmu silat dan dia tiba-tiba muncul di gunung Long Shou....
"Adik, aku, aku.... ingin menutup kantor Biao Yong Tai."
"Oh, ternyata begitu. Kantor Biao Yong Tai sudah dua tahun tidak berjalan dengan baik
bisnisnya, tutup atau buka, itu sama saja."
"Tidak, bukan itu alasannya Aku ingin menutup kantor Biao dan juga ingin
mengundurkan diri dari dunia persilatan."
"Ini bukan masalah besar," kata Meng Ju-zhong sambil tersenyum, "Kakak sudah
beberapa kali muncul di dunia persilatan, selalu dengan kain penutup wajah. Kau boleh
menutup kantor tapi kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lain."
"Tidak, aku benar-benar tidak ingin muncul lagi didunia persilatan."
"Maksud Kakak, kau tidak ingin bekerja sama lagi denganku?"
144 "Mungkin seperti itu."
"Ini tidak baik, apakah aku sudah bersalah kepadamu?"
"Tidak, tidak ada, semua persoalan aku tidak menjalankannya dengan serius."
"Apa betul" Aku ingat sewaktu kantor Biao mu kehilangan barang antaran di gunung
Long Shou bukankah kau dengan tergesa-gesa datang mencariku, apakah kau ingin
buktinya?" "Benar, saksinya berada di depan mata."
Wajah Liang Zi-qi memerah dan dia berkata, "Sampai mati pun aku akan selalu merasa
berterima kasih kepada Kakak. Hanya saja beberapa tahun ini, aku merasa tenagaku
semakin berkurang, sehingga sulit berkelana di dunia persilatan untuk mencari makan."
"Tidak, aku melihat golok tujuh bintangmu masih gagah dan tidak kekurangan tenaga,"
Meng Ju-zhong tertawa sinis, dia berkata lagi, "Mungkin kali ini setelah kau bertarung
dengan si Kait Perak yang tak Terkalahkan maka hati nuranimu tidak mengijinkannya,
bukankah begitu?" Sorot mata Meng Ju-zhong terus menatap wajah Liang Zi-qi.
Liang Zi-qi yang dilihat terus, dia merasa gemetar, tangannya pun mengeluarkan
keringat dingin. Meng Ju-zhong tertawa lagi, "Sebenarnya Kakak tidak perlu merasa begitu, hukum di
dunia persilatan adalah yang kuat memakan yang lemah."
Liang Zi-qi mendengar semua itu, otaknya seperti ingin meledak. Dia memaksa dirinya
untuk tetap tenang dan berkata, "Jujur bicara, aku sudah tidak tahan lagi. Selama
beberapa tahun ini, Adik sudah memberikan begitu banyak kebaikan kepadaku dan aku
pun sudah memiliki sedikit uang. Apalagi anggota keluargaku tidak begitu banyak,
walaupun nanti aku tidak akan bekerja lagi, setidaknya aku masih bisa bertahan hidup
selama beberapa tahun lagi."
"Tidak bisa," jawab Meng Ju-zhong dengan dingin, "Kakak berpengalaman didunia
persilatan. Kakak pasti tahu, di dunia persilatan tidak ada jalan untuk kembali, mana
ada perahu yang berada di tengah laut menarik layarnya untuk kembali?"
"Adik, mohon lepaskanlah aku, marga Liang adalah laki-laki sejati. Dulu apa yang
sudah kulakukan untukmu, anggaplah aku tidak tahu...."
145 Meng Ju-zhong memotong kata-katanya dan berkata, "Apakah Kakak sedang
bercanda" Kau tahu persoalan terlalu banyak."
"Tapi aku akan tutup mulut."
"Mungkin itu tidak akan bisa."
"Mengapa?" "Karena Wu Bai Lin dan Zhao Zhen Xing bukan patung."
"Aku bisa mengurus urusan mereka, walaupun kantor Biao Yong Tai akan tutup, tapi
mereka bisa tetap menjadi penjaga rumah."
"Kau harus tahu, kita bekerja sama dalam bisnis ini tidak seperti biasanya."
"Aku tahu, aku akan hidupi mereka sampai tua."
Meng Ju-zhong tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kalau Kakak masih
hidup, Kakak masih bisa mengurus mereka, bila Kakak mati, bagaimana" Kakak harus
ingat, aku lebih kecil darimu sepuluh tahun lebih. Aku tidak mau sewaktu aku tua nanti
akan mendapatkan masalah besar."
"Kalau begitu, mereka berdua akan kuserahkan kepadamu untuk menjadi anak buah
Adik." "Aku tidak butuh mereka."
"Kalau begitu...."
Kata Meng Ju-zhong, "Satu-satunya cara adalah menyuruh mereka tutup mulut
selamanya!" Di dunia ini hanya orang mati yang akan tutup mulut selamanya.
Liang Zi-qi berteriak, "Tidak, tidak. Aku tidak mau tanganku membunuh lagi."
"Kalau begitu, kesimpulannya kau tidak mau menutup mulut mereka?"
"Aku tidak bisa melakukannya."
"Kalau begitu, kau harus menemaniku selamanya."
146 "Tidak, tidak bisa, Adik, mohon lepaskan aku. Aku....aku akan berlutut kepadamu, aku
mohon!" Liang Zi-qi benar-benar membantunya berdiri. berlutut kepadanya, tapi Shen Zhong-yuan sudah Liang Zi-qi merasa tangan Shen Zhong-yuan keras dan bertenaga, kelima jarinya
seperti kait. Liang Zi-qi sangat tahu keadaan disana, bila Meng Ju-zhong memberi tanda, maka
sepasang tangan ini akan segera mengantarkan nyawanya ke kuburan.
Tapi Meng Ju-zhong hanya tertawa dan berkata, "Jangan bercanda lagi, aku tahu
selama beberapa hari ini kau terlalu lelah juga berpikir tidak enak, pulanglah ke rumah
kemudian beristirahat, sambil berpikir. Aku percaya kau pasti tidak akan
meninggalkanku. Pulanglah dulu, masalah ini kita tunda dulu, beberapa hari lagi baru
kita bicarakan." Terpaksa Liang Zi-qi kembali lagi ke rumah.
Shen Zhong-yuan tertawa dengan dingin dan berkata, "Aku akan membuat dia tutup
mulut selamanya." Kata Meng Ju-zhong sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak! Yang aku butuhkan
bukan Liang Zi-qi yang sudah dimasukkan ke dalam peti mati melainkan Liang Zi-qi
yang bisa memainkan golok tujuh bintang."
"Aku mengerti."
"Bila kau sudah mengerti, kau sendiri yang melakukan semuanya jangan sampai ada
orang ketiga yang tahu."
"Ya, tapi...." = ooOOoo = Liang Zi-qi minum arak hingga mabuk berat. Pelayan rumah makan menyewakan
sebuah kereta untuk mengantarkan dia pulang.
Wu Xiao Feng mengira Liang Zi-qi mabuk dikarenakan kemarin malam mereka
bertengkar. Dengan cepat dia memasakkan obat untuk suaminya.
147 Sampai malam suaminya baru sadar, begitu dia terbangun, dia melihat istrinya sedang
terjaga disisinya, Liang Zi-qi merasa malu. Dia memejamkan mata dan menarik nafas.
"Kakak," dengan lembut Wu Xiao Feng memanggil suaminya, "Bagaimana keadaanmu,
apakah kau masih marah kepadaku?"
"Tidak, aku tidak pernah marah kepadamu."
"Tapi sudah beberapa tahun ini kau tidak pernah mabuk...."
"Apakah aku mabuk" Tidak.... aku belum pernah mabuk, ambilkan arak lagi."
"Kakak...." "Cepat ambilkan arak."
Wu Xiao Feng tampak ragu, kemudian dia menuangkan secangkir teh untuk Liang Zi-qi.
Liang Ziqi minum seteguk, dia langsung membanting cangkirnya. Mata Wu Xiao Feng
penuh dengan air mata. Liang Zi-qi seperti disadarkan oleh suara cangkir yang pecah. Dia berteriak, "Apa yang
terjadi padaku?" "Kau membanting cangkir...."
"Orang yang sudah mabuk memengang cangkir pun sudah tidak kuat."
"Tidak, Kak, ini semua karena kau terlalu banyak minum."
"Benar, aku memang sudah minum banyak, bila tidak minum lagi apa yang bisa
kulakukan?" Wu Xiao Feng membereskan cangkir yang pecah. Dia membuat secangkir teh lagi
untuk Liang Zi-qi. Liang Zi-qi mengambil cangkir teh itu dan meminumnya. Sebenarnya teh itu sangat
panas. "Apakah anak Ting berada di rumah?"
"Dia sedang pergi bermain, belum pulang."
148 "Suruh Bao Lin, agar membawa anak Ting pulang."
"Apakah ada hal penting?"
Liang Zi-qi ingin mengatakannya tapi dia tampak ragu. Tidak lama kemudian dia
menarik nafas dan berkata, "Tidak ada apa-apa, hanya beberapa hari ini, aku tidak
bertemu dengannya." Biasanya Liang Zi-qi belum pernah memperhatikan anaknya yang bernama Liang Yu
Ting. Wu Xiao Feng melihat liang Zi-qi tiba-tiba memperhatikan anaknya, hatinya hanya
bisa tertawa dengan kecut.
"Baiklah, hari ini aku sudah minum terlalu banyak, tidurlah denganku disini."
Walaupun usia Wu Xiao Feng sudah mencapai setengah abad tapi mendengar
permintaan suaminya, dia tetap merasa....
Lampu baru saja dipadamkan, tiba-tiba di atap rumah ada suara yang berbunyi.
Suara ini adalah suara seseorang yang berjalan di atap rumah. Langkahnya ringan dan
cepat, hanya dalam waktu sekejap, dia sudah berada di depan mata.
Walaupun Liang Zi-qi baru sadar dari mabuknya, tapi tubuhnya masih bisa bergerak
dengan lincah. Segera dia bangun dan memakai baju. Dengan cepat dia melayang
keluar jendela. Baru saja dia meloncat ke atap rumah, dia sudah melihat ada cahaya kilat yang
menghampirinya. Segera dia menunduk dan menepi, sebuah pisau terbang sudah
menancap di kusen jendela.
Di depannya ada sesosok bayangan yang lewat, dia ingin mengejar tapi dia sudah
melihat ada dua bayangan yang naik ke atap dan mengejar.
Melihat bayangan itu, Liang Zi-qi sudah tahu mereka adalah Wu Bao Lin dan Zhao
Zhen Xing. Wajahnya tersenyum begitu melihat pisau terbang. Disana ada sehelai kertas yang
tertulis: 'Marga Liang, kau jangan macam-macam, aku tunggu jawabanmu'.
Hari begitu terang, gunung pun terlihat sangat indah. Hujan turun dengan lebat, batu
yang ada terlihat sangat aneh tapi juga indah.
149 Katanya, gua dewa terletak di sekitar sini, di luar gua ada lapangan. Di lapangan ada
padang rumput. Sepasang muda mudi sedang berlatih ilmu pedang. Si gadis menyerang terus, si
pemuda hanya menerima dan bertahan terhadap serangannya.
Pemuda itu tampan dan gagah. Bajunya berwarna putih membuatnya terlihat lebih
luwes, senjata yang dipakainya adalah pedang panjang. Tubuhnya terlindung dari
cahaya pedang itu. Gadis itu cantik seperti bunga, tubuhnya tinggi semampai, mengenakan baju berwarna
hijau muda, mengayun pedang seperti sedang melayang, benar-benar sangat indah
tapi juga gagah. Tiba-tiba kedua pedang beradu mengeluarkan percikan api, segera mereka berpisah
dengan meloncat kebelakang.
Si gadis membersihkan keringat di dahinya dan berkata, "Kakak Seperguruan, seperti
yang guru katakan bahwa ilmu pedangmu kurang tenaga. Kalau tadi kita benar-benar
bertarung, tanganmu sudah terpotong atau pinggangmu terluka olehku."
"Belum tentu," kata pemuda itu, "Kau hanya mendengar kata-kata guru, sebenarnya
kau juga harus mengubah gerakan tanganmu karena ilmu pedangmu bercampur
dengan ilmu golok keluarga Liang. Entah ilmu apa yang kau mainkan sebenarnya."
Gadis itu adalah putri Liang Zi-qi bernama Liang Yu-rong.
Pemuda itu adalah kakak seperguruannya yang bernama Li Ke Ming. Mereka belajar
ilmu silat di Yu-quan-guan dengan Biksu Xuan Gai.
Liang Yu-rong melihat kakaknya mengatakan semua kekurangannya, dia berkata,
"Jangan cerewet, aku baru belajar ilmu pedang selama tiga tahun dan aku sudah
belajar golok keluarga Liang sejak kecil, mana bisa dengan cepat aku melupakannya?"
Liang Yu-rong berkata lagi, "Bila kita sedang bertarung antara hidup dan mati, tiba-tiba
ada musuh yang menyerang, dengan cara seperti tadi, apakah kau harus berteriak?"
"Hei jurus ini tidak akan bagus karena kau memakai pedang tapi menggunakan jurus


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

golok." Karena merasa lucu, dia tertawa sendiri.
Li Ke Ming merasa malu, wajah yang putih memerah, dia tidak bisa mengatakan apaapa.
150 Liang Yu-rong melihatnya, dia ingin tertawa lagi tapi tidak tega. Dia mendekat dan
menghibur, "Kakak, aku hanya bercanda, jangan anggap serius. Kita belajar ilmu
pedang tidak lupa juga belajar pedang tujuh bintang. Jurus pedangku yang salah akan
kuubah." Segera Li Ke Ming tertawa dan berkata, "Adik, kau pasti sudah merasa lelah, sekarang
kita latihan senjata rahasia. Guru mengatakan bahwa panah tanganmu sangat bagus,
apakah kau mau mengajarkannya kepadaku?"
"Ya, aku akan mendengar kata-kata Kakak." Dia tertawa lagi. Li Ke Ming melihat wajah
seorang gadis yang tertawa manis, dia sampai terbengong-bengong.
Melihat wajahnya yang bengong, Liang Yu-rong merasa malu dan berhenti tertawa, dia
berkata, "Kakak yang pertama melempar atau aku?"
"Pastinya kau duluan, aku akan melihat caramu."
"Aku yang akan melemparkan terlebih dulu, aku ingin mencari sasaran benda hidup,
kemana kita akan mencarinya?"
Liang Yu-rong melihat ke langit.
Langit tampak terang dan bersih seperti baru saja dicuci, apalagi pada siang hari
semua burung bersembunyi di balik pohon.
Di langit tidak terlihat mahluk hidup.
Tiba-tiba di langit yang jauh muncul titik hitam, titik itu sedang terbang menuju ke arah
mereka. Li Ke Ming melihatnya segera dia berteriak, "Adik, dari arah sana ada seekor burung.
Oh, itu seekor merpati! Apakah kau bisa mengenainya hingga jatuh?"
"Tidak menjadi masalah, lihatlah!" Liang Yu-rong dengan penuh semangat menunggu,
tangannya pun pelan-pelan diangkat, tiba-tiba dia menghentikan gerakannya dan
berteriak, "Dia adalah burungku, si Kacang Merah!"
Dia sangat senang, seperti seorang anak laki-laki nakal. Dia segera bersiul.
Merpati itu mendengar siulannya, segera berputar-putar di udara, kemudian turun dan
mendarat ditangan Liang Yu-rong yang sudah terulur.
151 Merpati itu tampak sehat dan lincah, di kepalanya ada bulu berwarna merah sebesar
kacang merah. Dia adalah merpati pos yang dipelihara Liang Yu-rong.
Liang Yu-rong terus menerus memujinya, "Waktu itu ayahku melakukan perjalanan
melewati Tian Shui untuk menjengukku. Aku menyuruh ayah membawa pulang si
Kacang Merah, sekarang dia sudah kembali."
Dia mengelus-elus bulu si Kacang Merah. Liang Yu-rong baru melihat ternyata kaki si
Kacang Merah terselip sehelai kain, segera dia melihat.
Kain itu tertulis: 'anak Rong, di rumah terjadi perubahan. Sesudah membaca surat ini,
segera pulang. Sampaikan hormat ayah kepada Biksu Xuan Gui. Ayah'.
Wajah Liang Yu-rong langsung berubah, air matanya mulai menetes.
Li Ke Ming terkejut dan berkata, "Adik, tahan dulu emosimu, tidak akan terjadi apa-apa
pada ayahmu!" "Tidak, kau tidak akan tahu, ayahku selalu bersifat tenang, bila tidak ada masalah
besar, dia tidak akan menyuruhku untuk segera pulang."
"Tapi paman tidak bicara apa-apa di dalam surat ini."
"Karena tidak jelas, berarti ada hal yang sulit diungkapkan oleh ayah."
Li Ke Ming menggeleng kepala dan berkata, "Ayahmu adalah ketua Biao Yong Tai dan
juga orang terkenal didunia persilatan, terhadap putrinya sendiri, apa yang sulit
diungkapkan?" Liang Yu-rong menarik nafas dan menjawab, "Inilah yang masalahnya, ini membuktikan
bahwa telah terjadi sesuatu yang penting pada keluargaku." Dia terdiam sebentar
kemudian berkata, "Sekarang juga aku harus bertemu dengan guru."
Li Ke Ming tiba-tiba teringat pada sesuatu, dia berkata, "Aku tahu mengapa paman
menyuruhmu cepat-cepat pulang pasti ada hal yang penting."
"Kau tahu tentang apa?"
"Sebenarnya kau juga tahu."
Liang Yu-rong segera cemberut dan berkata, "Kau tidak mau mengatakannya, ya
sudah!" 152 "Apa benar kau tidak tahu?"
Wajah Liang Yu-rong segera memerah.
"Baiklah, aku akan mengatakannya. Mungkin ini adalah tentang perjodohanmu...."
"Sembarangan bicara!"
"Aku tidak sembarangan bicara. Kita sudah bersama-sama hampir tiga tahun, apa yang
kau inginkan selalu aku turuti, tapi kau selalu menolak membawaku untuk bertemu
dengan ayahmu. Apa alasannya" Apakah tidak...." Li Ke Ming terus bicara, tiba-tiba dia
mendengar ada suara tangisan. Dia melihat Liang Yu-rong sedang menangis.
"Adik...." Liang Yu-rong semakin keras menangis.
Li Ke Ming langsung berkata, "Maaf, Adik, aku sudah salah berbicara."
Li Ke Ming melihat Liang Yu-rong masih terdiam, dia berkata lagi, "Aku akan berlutut
untuk meminta maaf kepadamu." Setelah berkata begitu dia segera belutut.
Liang Yu-rong segera memapah bangun dan berkata, "Jangan begitu!"
Li Ke Ming melihatnya dan berkata, "Apakah kau tahu, aku sayang kepadamu?"
Wajah Liang Yu-rong memerah dan dengan malu-malu dia juga berkata, "Aku.... aku
juga sayang kepadamu."
Dengan senang Li Ke Ming setengah berteriak, "Apakah benar?"
Liang Yu-rong mengangguk, Li Ke Ming membuka tangan lebar-lebar. Liang Yu-rong
tampak ragu, tidak lama kemudian, dia sudah masuk ke dalam pelukan Li Ke Ming.
Manis, hangat, mereka saling memeluk dan lupa dengan segala sesuatu yang ada di
dunia ini.... Liang Yu-rong berkata, "Kakak, jangan begitu, sekarang aku harus bertemu dengan
guru." Dia melihat Li Ke Ming yang masih bengong. Liang Yu-rong berkata, "Benar-benar
seperti orang bodoh."
153 Kata Li Ke Ming, "Adik, kau.... dan aku akan pulang bersama-samamu ke Lan Zhou
supaya kau ada yang menemani sepanjang perjalanan."
Liang Yu-rong berkata, "Tidak, aku tidak bisa membawamu, apalagi sekarang ini."
Hati Liang Yu-rong sudah mulai tenang, dengan tersenyum dia berkata, "Jangan
berpikir macam-macam dulu, Kakak tenang saja berlatih ilmu pedang disini. Aku pulang
dulu, beberapa hari lagi aku akan kembali."
Liang Yu-rong membalikkan badan berjalan ke kaki gunung. Dia berjalan dengan
sangat cepat. Li Ke Ming masih bengong melihat bayangan Liang Yu-rong yang
semakin menjauh. = ooOOoo = Bulan sabit bergantung di atas langit. Cahaya bulan seperti air. Angin berhembus sepoisepoi melewati sungai, membawa udara basah membuat orang merasa segar.
Seekor kuda putih berjalan dengan pelan. Orang yang menunggang kuda itu berbaju
panjang berwarna biru, pinggangnya terselip sebuah golok, sarung golok yang terbuat
dari kulit berkualitas tinggi, kudanya pun dihias dengan indah.
Dia adalah seorang pemuda dari dunia persilatan, tapi dia tidak bersemangat berjalan.
"Orang-orang biasanya selalu berkata bahwa mucikari menyukai uang, dan selalu
menyukai gadis yang cantik. Benar-benar tidak salah, Nona Xiu Chan tadi sudah setuju
malam ini akan menemaniku, tapi si mucikari malah melarangnya, uang sebesar
sepuluh tail perak, apakah itu masih kurang" Tadi dia sudah berjanji, sekarang berubah
lagi. Sekali menaikkan harga hingga lima puluh tail perak, lima puluh tail perak di
tempat lain bisa bermain selama beberapa hari! Tidak, Xiu Chan tidak sama dengan
gadis lain, tubuhnya, tawanya.... apalagi dia masih muda, pantas bila mucikari itu
meminta lima puluh tail perak. Tapi sayang, beberapa hari ini uangku sudah habis,
kalau tidak.... hai, besok aku akan membawa dua ratus tail perak."
Sewaktu dia sedang berkhayal tiba-tiba di depannya ada yang berteriak, "Cepat! Tolong
! tolong!" Itu adalah suara teriakan perempuan. Pemuda itu terpaku, kemudian dengan cepat dia
memecut kudanya. Kuda seperti panah meluncur ke depan. Di sisi jalan, di dekat hutan, ada dua bayangan
yang sedang berkelahi. 154 Begitu mendengar ada kuda yang mendekat, salah satu dari mereka tiba-tiba berdiri.
Dengan cepat dia masuk ke dalam hutan, tapi yang satu lagi, dengan tergopoh-gopoh
berlari ke arahnya. Dia adalah seorang perempuan.
"Tolong...." Begitu suara teriakannya berhenti, dia sudah roboh dan mengeluarkan suara rintihan.
Dia berhenti dan turun dari kuda kemudian berlari ke arah perempuan itu. Gerakannya
sangat cepat. Pemuda itu sudah berdiri di depan perempuan tadi, dan bertanya, "Apa yang terjadi?"
"Ada orang jahat, Pendekar, tolonglah aku!" Perempuan itu mengangkat kepalanya
untuk bicara. Pemuda itu terpaku, karena perempuan itu adalah seorang gadis yang sangat cantik,
karena berlari kedua belah pipinya menjadi kemerahan, matanya berkilau, karena
terkejut, dia menjadi lebih cantik lagi....
Di bawah sinar bulan, gadis cantik itu bertambah cantik lagi. Pemuda itu merasa detak
jantung bertambah cepat, suaranya pun sedikit gemetar.
Dia mencoba menahan diri, kemudian berkata, "Sekarang sudah aman, kau boleh
pulang dengan tenang."
"Aku, kakiku terkilir, sangat sakit!"
"Ini...." "Apakah kau bisa memapahku?"
Pemuda itu tampak ragu tapi otaknya berpikir dengan cepat, "Perempuan ini tidak
seperti Nona Xiu Chan yang berdandan sangat rapi tapi dia lebih cantik dari Xiu
Chan...." Boleh dikatakan, permintaan gadis itu adalah keinginan hatinya... dengan lembut dia
memapah gadis itu. Perempuan itu benar-benar seperti terkilir dan merasa kesakitan. Begitu tangannya
dilepaskan, badannya lemas dan terjatuh ke sebelah pemuda itu, dia berteriak
kesakitan. 155 Pemuda itu ingin mengambil kesempatan ini untuk memeluk si gadis tapi hanya
sebentar dia mundur selangkah.
Hanya dengan sebelah tangan dia memapah gadis itu tapi pemuda itu merasa
pundaknya begitu lemas seperti tidak bertulang. Hampir bersamaan dengan itu, harum
tubuh dan bedaknya memasuki hidungnya... hatinya bergetar lagi.
Dia berkata, "Nona, rumahmu dimana" Hari sudah begitu malam kau masih belum
pulang?" "Aku akan pergi ke rumah nenek, bila pulang terlalu malam, aku tinggal di kota Liu
Quan." Dia tertawa dan berkata, "Terima kasih Pendekar sudah menolongku, aku harus
pulang." Dia melepaskan tangan pemuda itu.
Tapi begitu gadis itu membalikkan tubuhnya, dia terjatuh lagi.
Pemuda itu dengan cepat memapahnya lagi. "Nona, kaki, kakimu...."
"Kakiku sakit sekali, bagaimana aku bisa pulang?" suaranya berubah membuat orang
menjadi tertarik. Pemuda itu berkata, "Kalau.... kalau Nona bersedia, aku akan mengantarkan Nona
sampai di rumah." Gadis itu ragu, kemudian dia berkata, "Aku malu bila harus merepotkanmu...."
Pemuda itu berkata, "Tidak apa-apa, rumahku juga ke arah sana, jadi sekalian kita jalan
kesana." "Tapi...." "Mengapa, apakah kau tidak mau?"
"Tapi kau hanya mempunyai seekor kuda."
"Tak apa, Nona saja yang naik kuda."
"Tapi aku tidak bisa naik kuda."
"Aku akan berada disisi untuk menjagamu, kau tidak akan terjatuh."
156 Sambil memapahnya naik ke atas kuda pemuda itu memegang tubuh gadis yang
lembut itu, satu tangannya memegang kakinya, benar-benar membuat hatinya menjadi
kacau. Baru saja berjalan beberapa langkah, gadis itu berteriak lagi, "Aduh, aku...."
"Ada apa?" "Pendekar, kau juga naik, aku, aku takut."
Pemuda itu sangat senang, segera dia naik ke atas kuda dengan cepat, lincah, luwes,
dan indah. Kuda itu terkejut dan berlari kecil, gadis itu berteriak lagi, "Jangan biarkan dia lari, aku
takut...." Tali kekang kuda pun ditarik kuda pun berhenti berlari. Dua tubuh berjarak begitu dekat,
malah boleh dikatakan sidah menempel menjadi satu.
Pemuda itu tertawa dengan sembunyi-sembunyi, dengan puas dia mencium harum
gadis itu, yang membuat orang menjadi mabuk, harum itu keluar dari tubuhnya yang
hangat. Kuda berjalan dengan pelan.
Tiba-tiba gadis itu bertanya, "Pendekar, apakah kau adalah orang Lan Zhou?"
Pemuda itu tertawa. "Aku bertanya kepadamu, apakah kau tinggal di Lan Zhou?"
"Aku tidak berbohong kepadamu."
"Mengapa aku belum pernah melihatmu, apa margamu?"
"Aku adalah Liang Yu Ting, kantor Biao Yong Tai adalah milik ayahku."
"Ternyata kau adalah Pendekar Muda Liang, maafkan aku," suaranya manis dan
empuk. Hati Liang Yu Ting sudah tidak tahan lagi, dia berkata, "Siapa nama Nona?"
157 "Margaku Qiao, bernama Xiao Mei."
"Nama yang indah seperti orangnya."
Qiao Xiao Mei tertawa dan membalikkan badannya. "Apakah kau menyukainya?"
Tadinya dia duduk di atas kuda, sekarang dia sudah masuk ke dalam pelukan Liang Yu
Ting. Awalnya Liang Yu Ting tampak ragu, kemudian dia membuka tangan lebar-lebar
memeluk gadis itu. Badannya yang lembut, harum tubuhnya menusuk ke hidungnya, sekarang Liang Yu
Ting mabuk kepayang, dia mencium gadis itu dengan dalam.... dan semakin dalam.
Gadis itu menyambut ciumannya dengan penuh perasaan.
Kuda tidak berjalan lagi, semakin lama kedua badan itu semakin gemetar.
"Nona Qiao, aku, aku.... ingin...."
"Apakah kau.... menginginkanku...."
Waktu itu dari tempat yang jauh terdengar suara derap kuda yang berlari. Suara kuda
yang lari di malam yang sunyi terdengar lebih jelas.
Tapi Liang Yu Ting sama sekali tidak mendengarnya, dia hanya memikirkan kenikmatan
yang akan dirasakannya. Dia menarik nafas dan ingin memeluk tubuh itu lebih erat kemudian menjatuhkan diri.
Tapi tiba-tiba dia merasa tubuh bagian perutnya terasa sakit, ada benda dingin yang
masuk ke dalam perutnya. Rasa sakitnya menusuk hingga ke jantung, dia tahu apa
yang sudah sudah terjadi.
Dia mendorong tubuh lembut itu, kedua tangannya tidak bisa mengeluarkan jurus apa
pun, dia hanya bisa mencakar.
Secara kebetulan dia mencakar rambut gadis itu, tiba-tiba dia merasa ada angin telapak
menyerang ke dadanya. Dia menjerit, tubuhnya yang besar terjatuh dari kuda, dia hanya memberontak
kemudian tidak bergerak lagi. Tapi tangannya masih dengan erat mencengkram rambut
gadis itu. Ternyata gadis itu botak.
158 Hanya saja Liang Yu Ting tidak bisa melihat. Gadis itu masih ingin melakukan hal
lainnya tapi suara kuda sudah mendekat.
Kuda yang datang adalah seekor kuda yang bagus, berlari dengan cepat. Di bawah
sinar bulan terlihat dengan jelas bahwa penunggang kuda itu membawa pedang.
Begitu melihat ada yang roboh dengan cepat dia berlari arah kesana
= ooOOoo = Malam begitu sepi, kantor Biao Yong Tai lebih sepi.
Sudah beberapa tahun ini bisnis kantor Biao Yong Tai tidak berjalan. Banyak pelayan
dan tukang angkut barang yang dipecat, tersisa hanya beberapa puluh orang.
Mereka seperti penjaga rumah, tidak ada orang yang berani datang mencari golok
keluarga Liang dan mencabut kumis harimau ini.
Hari sudah malam, orang-orang kantor Biao sudah tidur, hanya saja di kamar itu lampu
masih menyala. Di bawah sinar lampu duduklah seorang laki-laki setengah baya. Dia sedang
mengerutkan dahinya. Diatas mejanya ada beberapa helai kertas, tangannya memegang pena, tapi kertas itu
tetap putih. Dia adalah ketua kantor Biao Yong Tai, Liang Zi-qi.
Putranya sampai saat ini belum pulang, pengurus rumah dan Wu Bao Lin sudah
beberapa hari mencarinya tapi tetap tidak menemukan dia.
"Si kacang merah sudah dilepaskan lima hari yang lalu, seharusnya anak Rong sudah
sampai di rumah. Walaupun dia anak perempuan, tapi dia sangat pintar. Melihat surat


Ilmu Pedang Pengejar Roh Karya Mong Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang kukirim, dia pasti tidak akan tinggal diam. Apakah terjadi sesuatu pada si Kacang
Merah?" Beberapa hari ini Liang Zi-qi makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Dia berharap
putra dan putrinya berada di depan dia. Sehingga mereka sekeluarga bisa mencari
jalan keluar, apakah mereka harus pergi jauh, atau....
Tawa dingin Meng Ju-zhong, wajah seram Shen Zhong-yuan terus melintas
dikepalanya. Mereka tidak akan dengan mudah melepaskan dia dan keluarganya.
159 Sampai hari ini Liang Zi-qi belum memberi jawaban kepada mereka, berharap mereka
tidak akan terburu-buru ingin membunuhnya.
"Tapi semua tetap harus siap sedia, bila terjadi sesuatu terhadapku, anak-anak harus
tahu penyebabnya. Tapi anak-anak harus tahu tentang apa" Apakah aku harus
memberitahu kepada mereka bahwa ayah mereka adalah algojo yang membunuh
teman dunia persilatan" Atau memberitahu kepada mereka bahwa hati nurani ayahnya
merasa bersalah, dia ingin melepaskan diri dari persekongkolan yang menjijikkan ini"
Atau memberitahu kepada mereka.... Tuhan, apakah kata-kata ini boleh kutulis di atas
kertas ini?" "Kakak Liang, ternyata kau!"
Di depannya tiba-tiba muncul bayangan Qing Yong Lu. Tubuhnya penuh dengan darah,
dia berteriak, "Kakak Liang, cepat bunuh aku, biar aku tidak merasa kesakitan...."
Hati Liang Zi-qi bergetar, air matanya menetes, dia merasa malu. Air mata sudah
mengalir ke wajahnya dan menetes ke kertas yang berada di atas meja.
Tiba-tiba di malam yang sepi itu terdengar siulan aneh. Siulannya tajam membuat sakit
telinga, berarti orang yang bersiul itu mempunyai tenaga dalam yang sangat tinggi.
Liang Zi-qi tahu siapa orang yang datang, hatinya terkejut. Dia ingin mematikan lampu,
dia segera menulis di atas kertas.
Bukannya dia tidak mau melindungi orang-orang kantor Biao. Dia tahu dia sudah tidak
bisa mengurusi mereka. Yang tersisa sekarang hanya sedikit bukti untuk anak-anaknya supaya dengan
mudah.... Hanya dalam waktu sejekap di halaman terdengar suara ribut dan jeritan, suara senjata
saling beradu, semua sudah bercampur aduk.
Liang Zi-qi seperti tidak mendengar, dia tahu waktu hidupnya sudah tidak banyak. Dia
harus secepatnya menulis, tapi di luar kamar sudah terdengar seseorang yang berkata,
"Marga Liang, kenapa kau seperti seekor kura-kura" Cepat keluar untuk menyambut
kematianmu!" Liang Zi-qi tampak ragu sebentar, dengan cepat dia menyelipkan kertas yang sudah
ditulis dengan puluhan kata, disebuah buku yang berada di rak buku.
160 Dari dinding dia mengambil golok tujuh bintang. Dia memecahkan jendela dan
melayang menuju halaman. Di atas atap berdiri dua orang, yang satu adalah si Sempoa Besi Shen Zhong-yuan,
yang satu lagi adalah Fei Tian Zhi Zhu (laba-laba terbang kelangit) Han Wu-niang.
Hati Liang Zi-qi bergetar lagi dan dia berkata, "Kalian berdua datang ke kantor Biao ku,
ada keperluan apa?" "Hei marga Liang, jangan pura-pura, kami kesini hanya untuk menanyakan bagaimana
keputusanmu?" Yang bicara adalah Shen Zhong-yuan.
Liang Zi-qi marah dan berkata, "Mana ada orang memakai cara seperti ini, bertanya
mengenai sebuah keputusan! Apakah kalian ingin memaksaku?"
"Terserah kau akan mengatakan apa! Jujur katakan, sebelum kau mengambil
keputusan, istrimu dan anak buahmu tidak akan terluka, tapi kau juga harus tahu
bagaimana sifatku. Kesabaranku ada batasnya, kau didepan mereka bicaralah, kita
akan tetap bekerja untuk si Sayap Emas Da Peng. Dengan begitu kita masih tetap
teman." "Bila aku tidak mau bicara, bagaimana?"
Dengan dingin Shen Zhong-yuan menjawab, "Nama kantor Biao Yong Tai akan hilang
dari dunia persilatan!"
Liang Zi-qi tertawa terbahak-bahak, "Kau terlalu percaya diri!"
Shen Zhong-yuan juga tertawa dan berkata, "Hei marga Liang, kemampuan ilmu silat
kita masing-masing, sudah tahu, apakah kau ingin bertarung?"
"Kalau begitu turunlah!"
"Apakah kau sudah mengambil keputusan?"
"Aku bersiap menghadapi kematian."
"Baiklah, aku akan mengabulkannya!"
Shen Zhong-yuan ingin turun dari atap, tapi Han Wu-niang yang berada disisinya
berkata, "Kakak Shen, sisakan dia untukku, kau cari yang lain, semua harus dibunuh
hingga bersih, tidak boleh tersisa!"
161 Shen Zhong-yuan mengiyakan, dia membalikkan badan kemudian pergi ke tempat lain.
Di halaman tampak orang-orang dibagi menajdi tiga kelompok, pihak sedikit melawan
pihak banyak, sungguh sangat tidak seimbang.
Wu Xiao Feng dikelilingi oleh tiga orang biksuni muda, mereka membawa pedang
panjang, membuat golok Wu Xiao Feng tidak bisa bergerak. Ketiga biksuni itu seperti
kucing yang sedang bermain dengan tikus, mereka tidak membunuhnya.
Wu Bao Lin bertarung dengan Feng Yan Zhang, baru memasuki 20-30 jurus, Wu Bao
Lin sudah merasa lelah, dia dipaksa berputar-putar.
Zhao Zhen Xing bertarung dengan Lei Qi. Hanya dalam 30-40 jurus, Zhao Zhen Xing
kelihatan akan kalah. Di sisi sebelah sana masih ada Peng Zhi-xiao pena jaksa terselip di pinggangnya.
Tangannya memegang puluhan biao (senjata rahasia), setiap saat bisa dilepaskan.
Di halaman banyak orang Biao yang terjatuh dan tidak bisa bangun lagi.
Shen Zhong-yuan melihat keadaan disana, dia tertawa dingin dan berteriak, "Paksa
mereka masuk kehalaman belakang!"
Hanya dalam waktu singkat, orang-orang kantor Biao Yong Tai terkumpul dihalaman
belakang. Mereka dipaksa mundur kesana.
Liang Zi-qi dan Han Wu-niang bertarung dengan sengit, Liang Zi-qi berpikir, "Kenapa
kita dipaksa kehalaman belakang?"
Shen Zhong-yuan yang berada di atas atap berteriak, "Marga Liang, bukalah mata
lebar-lebar untuk melihat, mereka masih hidup, sekarang hanya menunggu katakatamu, apakah kau mau melihat mereka mati didepanmu?"
"Suamiku, sebenarnya apa yang terjadi" Bukankah mereka adalah...." Wu Xiao Feng
berteriak, belum habis kata-katanya sebuah pedang panjang sudah melayang
mendekati mereka, dengan goloknya dia mencoba menghindari pedang itu dan mundur
beberapa langkah. Tiba-tiba dia merasa dibelakangnya ada senjata yang menyerang, dengan golok dia
menahan dan melindungi kepalanya.
Dia berteriak lagi, "Suamiku, katakanlah ada apa!"
162 Shen Zhong-yuan tertawa dingin dan berkata, "Marga Liang, istrimu sedang bertanya,
apakah kau sudah menjadi bisu?"
Liang Zi-qi marah dan berkata, "Marga Shen, kalau kau adalah laki-laki sejati,
tumpahkan semua masalah ini kepadaku, jangan mencari orang lain!"
Shen Zhong-yuan tertawa dingin dan berkata, "Jangan harap! Aku hitung sampai tiga,
bila kau tidak setuju, aku akan menyuruh mereka mati di depanmu!"
"Apakah kau berani!"
"Satu!" pesan Shen Zhong-yuan kepada Peng Zhi-xiao, "Bersiap untuk membunuh
mereka!" Liang Zi-qi tahu Shen Zhong-yuan sangat kejam, apa pun akan dia lakukan. Istrinya
tidak tahu apa-apa, kedua muridnya hanya kambing hitam. Dia tidak tega mereka mati
karena dia, tapi apa daya.
Liang Zi-qi marah dan terburu-buru berkata, "Xiao Feng, bawa mereka pergi, aku disini
untuk menahan mereka."
"Tidak boleh begitu, siapa pun tidak boleh pergi dari sini." Shen Zhong-yuan berteriak
lagi, "Dua!" Liang Zi-qi seperti gila, golok tujuh bintangnya dimainkan seperti terbang. Dia hanya
menyerang tapi tidak berjaga, goloknya seperti ombak terus menggulung Han Wuniang.
Karena Han Wu-niang sudah dipesan oleh Shen
membunuhnya dulu, terpaksa dia hanya bisa mundur.
Zhong-yuan untuk tidak "Kakak Shen, pak tua ini seperti sudah gila, aku harus membunuhnya!"
"Tunggu sebentar lagi!" kata Shen Zhong-yuan, "Peng Zhi-xiao, bunuh marga Zhao
dulu!" Zhao Zhen Xing yang ilmu silatnya memang lebih rendah dari Lei Qi, hanya karena
semangat dia bisa bertahan sampai sekarang, mendengar teriakan Shen Zhong-yuan,
dia sangat kaget, dia tahu senjata rahasia milik Peng Zhi-xiao sangat lihai, segera dia
mengurungi diri di bawah cahaya pedang.
163 Benar saja, biao itu datang seperti beterbangan. Zhao Zhen Xing mendengar ada
senjata datang menyerang, dia menahannya dengan golok. Karena lawan bertenaga
besar membuat tangan Zhao Zhen Zing bergetar dan goloknya terlepas. Dia berteriak
dan meloncat beberapa langkah.
Kakinya belum mendarat, dia sudah mendengar ada senjata rahasia terbang yang
mengarah kepadanya. Dia bergerak ke kiri dan ke kanan untuk menghindar tapi sudah
tak ada waktu menghindar, sebutir biao mengenai nadinya dan dia pun merasa
kepalanya pusing, matanya tidak bisa melihat. Sebuah pecut besi memecutnya, tepat
mengenai kepalanya, darah bermuncratan, dia segera roboh.
Shen Zhong-yuan membentak, "Marga Liang, bagaimana?"
Tidak ada jawaban, hanya terlihat golok berbintang tujuh, yang dimainkan ke atas dan
ke bawah, seperti garangnya seekor harimau.
"Bunuh satu lagi!" Suara Shen Zhong-yuan baru keluar, pentungan Feng Yan Zhang
sudah menyerang, hanya dalam satu jurus, pentung Feng Yan Zhang sudah mengenai
pundak Wu Bao Lin. Golok Wu Bao Lin terjatuh, dia pun terlempar hingga puluhan meter dan terjatuh
dibawah kaki biksuni yang menyerang Wu Xiao Feng.
Biksuni itu marah dan berkata, "Barang apa ini?"
Pedang panjang segera ditusukan ke pundak Wu Bao Lin, masuk dari kiri dan keluar
dari ketiak kanan. Satu orang sudah terpotong menjadi dua, darah mengucur dengan
deras. Wu Xiao Feng melihat keponakan mati begitu tragis, hatinya kacau dia berteriak,
"Kembalikan keponakanku!"
Kedua golok dimainkan dia seperti orang gila menyerang biksuni itu. Golok dimainkan
tidak terlihat jurus apa pun.
Biksuni itu marah dan berkata, "Nenek tua, kau berteriak apa" Apakah kau tidak pernah
melihat orang yang dibunuh?"
Hanya dalam waktu singkat, kedua golok Wu Xiao Feng sudah terlepas dari tangannya.
164 Shen Zhong-yuan berteriak, "Jangan bunuh nenek itu. Marga Liang, sekarang
bagaimana?" Liang Zi-qi seperti seekor binatang, dia berteriak histeris, "Bunuhlah, bunuh, aku
menjadi setan pun tidak akan pernah melepaskanmu!"
Wu Xiao Feng tidak mempunyai golok lagi ditangannya, dia sudah dikurung oleh tiga
buah pedang. Sekarang dia mengerti, bukan lawan tidak bisa membunuhnya, melainkan mereka ingin
mengancam suaminya dengan dirinya, dia tidak tahu orang-orang ini datang untuk apa"
Mereka memaksa suaminya melakukan apa"
Hatinya bergetar, dia berteriak, "Tidak perlu kalian bunuh, aku bisa mati sendiri!"
Sambil berteriak dia sudah menubrukan badannya ke ujung pedang musuh.
Biksuni itu kaget karena sebelum Shen Zhong-yuan menurunkan perintah, dia tidak
berani mengambil nyawa lawan, terpaksa dia mundur.
Sebilah golok berada di kaki, Wu Xiao Feng mengambilnya dia menaruh dilehernya dan
berteriak, "Kakak Qi, aku pergi dulu, kau jaga diri baik-baik!"
Tenggorokan sudah terputus, darah keluar seperti mata air, dia pun roboh.
Shen Zhong-yuan sudah menurunkan perintah "bunuh!"
Mata Liang Zi-qi mengeluarkan api, air mata pun menetes, golok berbintang tujuh itu
ditempelkan kelehernya sendiri.
Dia membawa kudanya. Di atas kuda ada jenasah kakaknya, darah masih keluar dari
perut mayat itu, mengalir ke tubuh kuda dan menetes turun ketanah.
Ayahnya telah memberi kabar melalui burung merpatinya, dirumah pasti telah terjadi
sesuatu. Tapi dia tidak menyangka dia sebelum tiba di rumah, sudah melihat kakaknya roboh
mandi darah dijalan, sebuah pedang kecil menancap di perutnya, yang tersisa hanya
pegangan pedangnya saja. 165 Dia melihat ada seekor kuda dengan cepat berlari dari tempat itu. Waktu itu dia tidak
begitu memperhatikan sekelilingnya, apalagi di tempat kejadian, tidak ada bekas
pertarungan. "Dengan ilmu silat yang dimiliki kakak bila ada yang menyerangnya secara mendadak,
itu tidak akan membuatnya mati, apalagi pedang itu ditusuk dari depan."
Sebenarnya ada apa" Dia tidak bisa mencari tahu kejadiannya dengan jelas.
"Celaka!" hatinya bergetar, "Apakah orang golongan hitam sedang merencanakan untuk
membunuh keluargaku" Ayah membuka kantor Biao sudah begitu lama, pasti dia
mempunyai perselisihan dengan orang-orang golongan hitam...."
Dia tidak sadar di atas kuda sudah mengalir banyak darah, dia memindahkan mayat
kakaknya di depan punggung kuda. Segera dia naik ke atas kuda dan membawa mayat
kakaknya berlari dengan cepat.
Dari kejauhan sebelum tiba di rumah, dia sudah melihat ada kebakaran besar, dia
mempunyai firasat bahwa yang terbakar itu adalah rumahnya. Dengan cepat dia
memecut kudanya, kuda berlari seperti terbang.
Sesudah beberapa kilometer dia berlari, tiba-tiba dia menghentikan kudanya. Di atas
kuda dia tampak berpikir sebentar, kemudian dia turun kemudian mengikat kudanya ke
pinggir jalan. Dengan cepat dia berlari ke arah depan.
Benar saja terjadi kebakaran di kantor Biao Yong Tai, api sudah membakar rumahnya
tapi tidak terlihat ada seorang pun yang menolong memadamkan api.
Dia mempunyai firasat, segera dia masuk ke salah satu gang kecil, kemudian naik
keatas atap rumah. Dia melihat ke sekelilingnya, langsung dia berjalan menghampiri
lautan api itu. Ruangan paling depan sudah terbakar, piring-piring berjatuhan, asap memenuhi
ruangan, bau hangus menusuk ke hidung. Dia tahu disini tidak akan ada seorang pun
yang masih hidup, hanya dalam waktu singkat dia sudah berlari ke bagian belakang
rumah. Di dekat sumur ada setumpuk barang yang terbakar, api menyala dengan besar, bau
hangus menusuk kehidungnya, kelihatan mayat-mayat bergelimpangan, yang sudah
disiram dengan minyak. 166 Mata Liang Yu-rong sudah tidak bisa meneteskan air mata, hanya ada api dimatanya
yaitu api kemarahan dimatanya dan api yang membakar barang dihadapannya. Dia
Iblis Sungai Telaga 9 Pelarian Karya Alviorita Rocker That Hold 1

Cari Blog Ini