Ceritasilat Novel Online

Perang Bubat 2

Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi Bagian 2


yang akan lewat. Suara aneh itu makin lama makin dekat, tetapi amat tidak jelas
suara apa. Riuh rendah yang muncul amat sulit ditebak berasal dari
suara apa. ' "Kelelawar, banyak sekali," desis Sani ara.
Riung Sedatu terkejut. "Kelelawar?" gumamnya. '
Sanjara ternyata tangkas untuk segera bertindak. Dengan bergegas,
Sanjara berlari ke arah sebuah perahu besar dan membalilmya. Sanjara
menempatkan diri bersembunyi di bawah perahu itu. Namun, jika benar
yang terdengar riuh rendah itu adalah kelelawar, lantas apa yang harus
ditakutkan" Sesangar apa pun wajah kelelawar, ia bukan jenis hewan
pemakan daging. Kelelawar dan binatang sejenis dengan ukuran yang
lebih besar yang oleh banyak orang disebut kalong adalah pemakan
buah-buahan. Mereka tak akan mencelakai manusia.
Riuh rendah yang datang itu makin menggila yang ternyata benar
berasal dari suara kelelawar dalam jumlah tak mungkin dihitung. Dalam
bayangan malam yang hanya diterangi bintang-bintang di langit, masih
bisa ditandai binatang dalam jumlah banyak yang terbang beriringan
itu memang benar berukuran besar. Kalong"kalong itu tidak hanya
meninggalkan suara mencicit riuh rendah, tetapi juga meninggalkan bau
tak enak yang menyengat hidung.
Bagai napak-amalkardbaf' yang bergerak karena bernyawa, barisan
kelelawar raksasa itu terbang cepat saling susul dan berebut ruang
karena sedemikian banyaknya. Kebetulan kilat muncrat beberapa kali,
" Ampah-ampek pedhul, Jawa, kabut tebal
"rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. "rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. "rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. 0 : Gajaii Harada Pontangapanting Bandar Giris mencari, siapa tahu Riung Sedatu
kembali kehilangan kenangan dan sedang kebingungan karena berada
di tempat yang tidak ia kenali. Atau, semalam ia mengalami tidur
berjalan dan kini kebingungan karena berada di tempat yang asing
baginya. Untuk menemukan Riung Sedatu, Bandar _Guris merasa perlu
bertanya kepada semua orang. '
"Aku tidak tahu," jawab salah seorang tetangganya dengan acuh.
Sepanjang pagi hingga siang, Bandar Guris tidak merasa lelah untuk
terus mencari dan mencari sampai kemudian putus asa pun datang
menghampirinya. Dengan mata berkaca"kaca, Bandar Garis menatap
wajah istrinya. "Tanpa Riung Sedatu, kita tidak akan punya uang lagi. Hanya dia
harapan kita," ucap Bandar Guris dengan suara parau.
Nyai Bandar Guris melangkah mendekati suaminya dengan niat
akan duduk di sebelahnya. Namun, Nyai Bandar Guris membatalkan
niatnya. la melangkah ke arah jendela. Pandangan matanya dibuang lewat
jendela. Tatapan matanya menerawang. Ia mencoba membayangkan
di mana gerangan Riung Sedatu berada. Laki"laki itu sungguh menarik
perhatiannya. Namun, ia telah pergi entah ke mana.
Namun, Bandar Guris tidak patah semangat. Ia masih berharap
Riung Sedatu akan kembali. Setidaknya karena semua barang milik Riung
Sedatu masih tertinggal. Tetapi, bagaimana andaikata semua kenangan
Riang Sedatu atas tempat itu telah terhapus"
Bandar Garis mondar"mandir.
"Dicari pakai perahu ke barat dan ke timur," usul Nyai Bandar Garis
dengan isyarat tangannya.
Gagasan itu sangat masuk akal. Tepian pantai Alas Rohan yang
berlatar hutan lebat membuat Riung Sedatu yang hilang itu hanya
memiliki dua pilihan, pergi ke timur atau pergi ke barat.
lFair.-:tirzjy Geliat ' 0
"Aku akan mencari ke barat. Kalau di barat tidak ada, aku akan
kembali ke timur," ucap Bandar Garis.
Bandar Garis segera berlari"lari ke perahunya. Dengan tergesa, ia
memasang layar yang dibutuhkan. Tak berapa lama kemudian, perahu
kecil itu terapung"apung melaju ke arah barat. Bandar Garis amat
berharap akan menemukan tamunya yang hilang, tamu yang baginya
sangat penting karena bisa membuamya kaya raya. Beberapa kali, Bandar
Garis berpapasan dengan orang. Namun, tiap kali ia menepi, orang itu
ternyata bukan Riang Sedatu.
Bandar Garis terus mendayung perahunya ke barat menyusuri
pantai. Namun, yang ia cari tetap tak kelihatan batang hidungnya. Pada
suatu tempat yang menurut takaran Bandar Garis tempat itu sudah
sangat jauh dan mustahil Riang Sedatu sampai di tempat itu, Bandar
Garis balik arah sambil tetap membelalakkan mata.
& 11 % alam yang gelap gulita membayangi istana Majapahit. Mendung
memang sedang sangat tebal dengan angin bertiup deras. Angin yang
bertiup sedemikian kencang itu mempermainkan rumpun bambu
dan memunculkan paduan suara yang aneh. Gesekan yang terjadi
antara batang bambu satu dengan yang lainnya menimbulkan suara
berderit melengking, seolah jenis irama yang paling disukai para hantu.
Angin yang demikian layak membuat cemas. _]ika anak-anak ketakutan
membayangkan kemunculan hantu yang didahului suara gemeresak
macam itu, para orang tua justru cemas jika angin yang amat kuat itu
akan merobohkan rumah mereka.
o : girjaii Strada Angin sangat deras itu pula yang telah menyebabkan pohon
Wewangian-75 bergoyang amat dahsyat. Padahal, arummrnaa itu bukan
pohon sembarangan. Indah pohon yang dikeramatkan yang terletak
di tengah alun-alun. Angin itu menggoyangnya, menyebabkan daundaunnya yang tua berguguran. Namun, rupanya tak hanya daun-daunnya
yang tua yang luruh, daun yang masih muda pun ikut luruh. Angin yang
sangat deras itu juga memberi sumbangsih terhadap betapa kusut sulursulurnya dalam saling membelit.
Apa yang dieemaskan seorang prajurit yang memerhatikan pohon
itu dari kejauhan menjadi kenyataan. Bersamaan dengan mulai turunnya
hujan dari langit yang tumpah dengan mendadak, seolah langit sobek
dibarengi petir yang muncrat menebar cahaya ke segala penjuru, tampak '
pohon humanisme itu tidak mampu lagi menahan gempuran yang
sedemikian dahsyat. Pohon itu meliuk oleh dorongan angin yang amat kuat. Akar yang
berusaha sekuat tenaga mempertahankan diri telah sampai pada batas
akhir kemampuannya. Jebol akar itu tercerabut dari dalam tanah.
"Suara _apa itu?" seorang prajurit meletup kaget.
"defffdifdfild ambruk," jawab prajurit di sebelahnya, prajurit yang
memang dengan sengaja memerhatikan pohon beringin itu.
Prajurit pertama segera berbalik dan mengarahkan pandang matanya
ke tengah alun-alim. Akan tetapi, hanya ada gelap gulita di sana. Apalagi,
hujan yang turun sedang amat derasnya. Namun, ketika petir kembali
meledak memuncratkan cahaya benderang, terlihat dengan sangat jelas,
pohon irawanmh yang paling besar telah tumbang Sementara itu, jika
empat pohon yang lain tidak bertahan sekuat tenaga, pasti akan ikut
tambang pula. Terlihat betapa pohon kawadaku yang tersisa itu berusaha
sekuat tenaga mempertahankan diri supaya jangan sampai ikut"ikutan
tumbang mengekor pendahulunya.
"Benar, roboh," acap prajurit berpangkat rendahan itu.
"3 Bramastana. Jawa Kuno. pohon beringin
"rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. 0 - annfi Muara Hujan terus turun amat deras. Tak sekadar hujan biasa karena
bercampur dengan angin yang menderu. Keadaan yang demikian itu
menyebabkan Raden Tetep yang sedang menyimak pembacaan menganti"
yang dilantunkan Nyai Rukmigati, seorang emban yang telah tua,
bergegas keluar dan membuka pintu. Beberapa prajurit yang bertugas
ja'ga sigap memberi hormat. Raden Tetep yang setelah menjadi raja
bergelar Sri Rajasanegara itu melintas ke pendapa dan mendekat ke dua
buah gnpnfn" yang terletak di kiri dan kanan undakfundakan untuk naik
ataupun turun ke halaman.
Dengan berpegangan pada kepala dari salah satu gapura itu, Raden
Tetep menyapu halaman dengan pandangan matanya. Di antara prajurit
yang bertugas mengawal pintu wisma raja, terdapat seorang prajurit yang
bertugas untuk selalu melekat dan siap menerima perintah apa pun yang
akan diberikan Raja. Prajurit itu menempatkan diri di belakang Raja.
"Bukankah hujan ini terlampau deras, Singgura?" tanya Prabu
Hayam Wuruk. "Hamba, Tuanku," jawab prajurit bernama Singgura itu. "Deras
dan berangin. Hujan yang demikian sudah bisa disebut sebagai badai,
Tuanku." Raden Tetep memandang ke luar pendapa untuk mengukur
seberapa kuat angin yang berembus itu. Angin yang sedemikian deras
sangat berpeluang meratakan dengan tanah rumah"rumah yang tidak
kukuh. Raden Tetep bahkan merasa yakin, hal yang demikian amat
mungkin telah terjadi. Raden Tetep akan berbalik. Namun, bersamaan dengan petir yang
meledak, tertangkap olehnya bayangan orang berlari.
?" Macapat. Jawa. seni melantunkan tembang Jawa yang memiliki patokan dan aturan tertentu. Hingga
saat ini. kegiatan macapat masih hidup subur di Surakarta dan Yogyakarta. temtama di kalangan kerabat
istana. " Gupala. Jawa. nama patung terbuat dari batu yang bersikap jongkok dengan satu kaki bergelang ular
dan tangannya memegang pada. Centeh dari patung macam itu terdapat di pintu gerbang menuju istana
Kasunanan Surakarta. Drang setempat menyebutnya reca Gladak [arca Gladak].
"rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. "rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. "rau haye either reached a page that is unayailable feryiewihg or reached yeuryiewihg Iirnitforthis
hoek. 0 - Gajah Mada pasangan suami"istri yang usianya merambat tua itu juga tak kurang
cemasnya. Apalagi, seorang prajurit dengan obor di tangan yang melintasi
teririsan mewartakan tentang kandang kuda yang ambruk. Beruntung
kuda"kuda itu tidak cedera.
"Pernah melihat hujan yang lebih deras dari kali ini?" tanya Wijaya
Rajasa Hyang Parameswara yang dulu amat dikenal dengan sebutan
Raden Kudamerta. Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa menggeleng, "Baru kali ini
aku melihat hujan yang derasnya seperti ini, angin yang ikut menari
membuatku panik." Wijaya Rajasa Hyang Parameswara Sang Apanji Wahninghyun
membenarkan pendapat istrinya. Yang terjadi kali ini benar"benar hujan
badai. Sedikit saja lebih besar, hujan_ disertai angin itu akan menjadi
topan yang sanggup merobohkan apa pun.
"Anak"anak perlu dibangunkan?" tanya Dyah Wiyat cemas.
Di dalam biliknya, kedua anak Dyah Wiyat tidur amat lelap dan sama
sekali tidak terganggu oleh hujan badai yang turun dengan deras itu. Dyah
Madudewi'"| dan Dyah SriSudewi" mungkin sedang bermimpi sangat
indah. Gemeretak badai hanya mereka rasakan sebagai ayunan yang
makin meninabobokan mereka. Kakak beradik yang sama"sama cantik
dan sedang mekar remaja itu sama sekali tak sadar, bahaya barangkali
sedang mengancam keselamatan mereka.
Di depan bilik para ningrat muda yang sedang lelap itu, beberapa orang
emban ikut gelisah mendengar suara angin yang sedemikian ribut.
"Bocor," desis salah seorang emban itu.
"Waduh," jawab emban yang lain.
?" Dyah Mndudewl, anak Dyah 1|n'tfiyat Rajadewi Maharajaaa, buah perkawinannyadengan Raden Kudamer'ta
Brang Pamotan atau yangjuga bergelar Breh Wengker 1|r'ti'ljaya Rajasa Hyang Parameswara dan juga disebut
Sri Wijaya Rajasa Sang Apanji 1|i'irahninghyun. Kelak Dyah Madudewi bersuamikan Brett Matahun.
*" nyari sri Bude-wi. anak Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa. buah pedrawinartnya dengan Raden Kudarnerta
Breng Pamotan. Kelak Dyah Sri Sudewi bersuamikan Prabu Hayam Wuruk. saudara sepupunya sendiri,
setelah Hayam Wuruk gagal mengawini Dyah Pitaloka Citraresmi. Dyah Sri Sudewi mendapat gelar Sri
Paduka Sori. You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. 0 - Gajah Mada berasal dari'mendiang Kiai Pawagal telah menyatu dengan tubuhnya.
Nyaris hanya dengan mengangankannya, apa yang diangankan itu akan
muncul. Berdebar Pasangguhan Gagak Bongol dan Gajah Sagara manakala
mendengar sesuatu yang tidak jelas sedang mendesis seperti mencoba
mencuri perhatian dari riuhnya hujan dan angin yang menderu.
Dirangsang untuk bergerak sedemikian rupa, pada satu titik tepat
di tempat yang menjadi pusat perhatian Sang Mahamantrimukya Mpu
Mada, angin yang bergerak berusaha tetap pada irama berputar. Angin
berputar itu dengan sekuat tenaga berusaha melawan kekacauan udara
akibat hujan dan angin yang terjadi. Gajah Mada merasa bagaikan sedang
melakukan pekerjaan yang berat untuk memulai pekerjaan itu. Akan _
tetapi, lambat laun, usahanya membuahkan hasil.
Angin yang memilin makin lama makin besar dan meliuk amat
kencang, kemudian membubung dan dengan segera menyamai ukuran
pohon- pisang. Angin memilin itu meliuk"liuk berusaha mencari
pijakan. ' Mahapatih Gajah Mada masih tetap dalam sikapnya. Namun,
sejatinya Gajah Mada sedang berusaha mengendalikan kekuatan angin
lesus yang cenderung ingin menjadi diri sendiri itu melalui alam bawah
sadarnya. Bergerak ke mana pun, angin lesus yang telah membesar
menjadi sebesar pohon kelapa itu masih bisa dikendalikan" Akan tetapi,
Gajah Mada kemudian juga merasa angin lesus itu ingin menjadi dirinya
sendiri. Ukurannya terus membesar.
Tegang bagai tidak lagi berjantung, Pasangguhan Gagak Bongol
mengikuti gerak angin itu melalui telinganya karena dalam lebamya
hujan, apalagi di gelap malam- yang seperti itu, amjud angin berpilin itu
tidak tampak kecuali saat petir sedang muncrat memberi segenggam
cahaya untuk menandainya. Di sebelah Gagak Bongol, Gajah Sagara
merasakan detak jantungnya ikut berlari kencang.
Gajah Sagara layak merasa tegang karena sangat menyadari,
kemampuan luar biasa yang sedang dijajal Mahapatih Gajah Mada itu
You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. o ' gajah ja'-fadli Degup jantung Gajah Mada mengombak, demikian juga degup
jantung Pasangguban Gagak Bongol. Gajah Sagara tak kurang rasa
cemasnya membayangkan apa yang akan terjadi jika pusaran angin itu
benar-benar melabrak lingkungan istana. Dinding setebal apa pun bakal
tumbang porak-poranda. Jika angin itu melibas Purawaktra, akan hancur berantakan pintu
gerbang Purawaktra. Andai angin itu melintasi candi Bajang Ratu
ataupun candi Wringin lawang, diyakini pasti hancur dua candi yang
hanya terbuat dari bata merah itu. Demikian pula andaikata istana yang
diterjang, Tatag Rambat Bale Manguntur pasti hancur, istana kediaman
Sang Prabu dan semua kerabat istana juga pasti hancur, belum lagi
rumah-rumah penduduk. Tak mungkin ada yang bisa menghadapi
kekuatan raksasa itu. Hujan deras dan angin yang bertiup kencang menjadi semacam


Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

makanan yang dilahap sampai habis oleh angin berputar itu. Selanjutnya,
ukurannya makin menggila. Ukuran angin lesus itu lebih dari dua depa
pada titik didih pusaran anginnya, sementara bagian atas batang beliung
berukuran jauh lebih besar. Andaikata saat itu siang hari, tentu akan
dapat dilihat dengan jelas benda apa saja yang terisap dan terlempar
tanpa daya. Entah mimpi apa penduduk yang tinggal di sebuah rumah
terpencil di luar dinding kotaraja itu di malam sebelumnya sehingga
harus mengalami nasib begitu sial. Rumahnya hilang tersapu angin.
Suara menderu yang semula mereka anggap sepasukan angiogBEtiba-tiba
menerjang rumah mereka dengan sangat keras. Terangkat rumah itu,
cerai-berai dan tersebar ke angkasa. Penghuni rumah itu, pasangan suamiistri yang sudah tua, sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi.
Mereka hanya merasa sebuah kekuatan raksasa telah mencengkeram
dan melemparkan mereka. Barangkali, telah menjadi game-rabat!" pasangan
"1 I.:arnpor,1awa,nama hantu yang konon hampa api dan bersuara gemumh
'" Pepesthen. Jawa. nasib. takdir. kodrat
You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. o ' Qujttfi Mad-rt kedua itu diyakini bisa meraksasa seperti yang pertama. _]ika itu terjadi,
akan kembali memberi sumbangan retakan di dinding kepalanya, bahkan
kepalanya bisa barbar semburat.
Dengan cepat, pusaran angin kedua itu mengejar beliung pertama
yang makin mendekati pintu gerbang Purawaktra. Mahapatih Gajah Mada
beruntung karena kilat yang kembali muncrat suSulvmenyusul disertai
atawa yang menggetarkan udara sekaligus menggetarkan gendang telinga.,
memberi cahaya yang cukup jelas saat peristiwa sangat penting itu terjadi
dan berlangsung hanya dalam hitungan kejap. Jika Gajah Mada tidak
memerhatikannya, ia akan kehilangan jawaban dari apa yang terjadi.
Pusaran angin kedua, ineski berukuran kecil, berhasil menyusul
pusaran angin pertama, kemudian lebur menyatukan diri dengannya.
Lalu, peristiwa susulan yang terjadi membuat Gajah Mada benar"benar
terbelalak, serasa kedua matanya akan lepas dari kelopaknya.
Akan tetapi, Mahapatih Gajah Mada juga layak bersyukur karena
' sejenak setelah itu, pusaran angin yang bisa menghancurkan istana dan
mengancam keselamatan seluruh penghuninya itu bubar. Bergegas Gajah
Mada memerhatikan keadaan di sekitarnya, ke siapa saja yang mungkin
muncul setelah itu. Namun, yang tersisa hanya hujan yang deras dan
badai yang mulai susut. "Sembrono sekali!"
Gajah Mada terkejut bukan alang kepalang mendengar ucapan yang
berasal dari belakangnya itu. Gajah'Mada berbalik, tetapi wajah orang
itu tak tampak karena hitam malam dan karena orang itu mengenakan
rapi'ag yang menutupi wajahnya. Kilat yang muncrat dua kali sedikit
membantunya. Sekilas, wajah orang itu tertangkap. Gajah Mada merasa
amat akrab dengan wajah itu. Namun, ia mengalami kesulitan untuk
mengingat dan memastikan wajah siapa.
"Baru menguasai segitu saja sudah mencoba bermain-main
membangunkannya," ucap orang itu dengan nada sangat tidak senang.
Mahapatih Gajah Mada tidak berkutik. Selama ini, Mahapatih Gajah
Mada merasa berada di titik ketinggian tanpa ada yang bisa mengalahkan
You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. You have either reached a page that is unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthis
baek. Warung i'Buliut l 0 tetapi, Gajah Mada, sebagaimana Gagak Bongol dan Gajah Sagara yang
hadir di ruang itu, merasa tak sabar.
Di luar rumah, udara berkabut. Meski hujan dan badai sudah
lenyap jejaknya, kabut amat tebal melayang di mana-mana, mengemuli
setiap jengkal tanah. Dalam keadaan lumrah, malam biasanya dihiasi
berbagai suara binatang. Di langit, akan terdengar suara burung utara
yang saling menyapa. Burung hantu akan mewartakan keberadaannya
sambil matanya tak akan lelah melotot. Dengan matanya yang tajam, ia
memelototi apa saja, terutama gerak tikus dan ular kecil yang menjadi
santapan sehari-harinya. Namun, malam itu, entah mengapa suara katak
pun belum terdengar, meski di beberapa tempat lain sudah.
"Kakekku mengaku mempunyai seorang guru. Aku hanya
mengetahui nama orang itu. Selebihnya, aku tak tahu, Gusti Patih," berkata
Nyai Rahyi Sunelok. Antara Gajah Mada dan Gagak Bongol saling mbalang firing,"
sementara Gajah Sagara amat larut dalam menatap wajah ibunya.
"Nama orang itu siapa, Nyai?" tanya Gajah Mada.
Nyai Rahyi Sunelok berkomat"kamit sebelum menjawab.
"Eyang Pawagal mengatakan, nama orang itu adalah Ajar
Wbityasmerti," jawab Nyai Rahyi Sunelok.
Gajah Mada menyimak penuturan Nyai Rahyi Suneiok tanpa
berkedip. Keterangan itu dianggapnya amat penting karena kehadiran
orang tak dikenal itu sangat mengganggu pikirannya.. Gajah Mada yang
' kemudian menjatuhkan pandang matanya ke pintu diganggu sebuah
pertanyaan, benarkah orang yang muncul dan menemuinya itu sosok
yang kisahnya sekarang sedang digali dari Nyai Rahyi Sunelok"
"Nama orang itu Ajar Wintyasmerii?" ulang Sang Mahamannimukya.
Nyai Rahyi Sunelok mengangguk.
"' amalan; bring. Jawa. melirik
0 . Qayhiiiiflaaru Kembali Gajah Mada dan Gagak Bongol saling melirik. Bagai
bersepakat, dua orang penting di istana Majapahit itu manggut-manggut
berbarengan. "Asalnya dari mana, Nyai" Di mana orang itu tinggal?" tanya Gagak
Bongol. ' ' Pertanyaan itu menyebabkan Nyai Rahyi Sunelok bingung. jenis
jawaban yang akan diberikannya yang membuatnya bingung.
. . "|| . . . Nyai Rahyi Sunelok sendiri serasa tidak percaya pada jawaban yang
ia berikan, "Mendiang liyang Pawagal tidak pernah menceritakan dari
mana orang itu berasal."
Termangu Gajah Mada, termangu pula Pasangguhan Gagak Bongol
dan Gajah Sagara. Nyai Rahyi Sunelok melanjutkan ucapannya, "Menurut Eyang
Pawagal, orang "itu tidak diketahui asal-usulnya. Orang itu berselubung
teka-teki yang tak pernah terungkap. Hanya itu yang aku dengar dari
Eyang Pawagal, Gusti Patih."
Gajah Mada bergegas membuka lipatan kenangannya. Ia mencoba
menghadirkan kembali raut muka orang yang secara aneh telah hadir
tiga kali. Kejadian yang pertama telah lewat kira-kira sepuluh tahun yang
lalu, tetapi raut wajah orang itu masih tercatat dalam ingatannya dan tak
mungkin dilupakan. Gagak Bongol melihat-wajah yang tegang itu. Namun, ia tidak berani
bertanya apa yang sedang dikenang Gajah Mada.
"Begitulah yang diceritakan Eyang Pawagal. Soal kebenarannya, aku
tidak tahu, Gusti Patih," Nyai Rahyi Sunelok melanjutkan ucapannya.
Sayang, Kiai Pawagal sudah tidak ada. Kalau saja Kiai Pawagal
masih hidup, mungkin akan banyak teka"teki yang terjawab. Misalnya,
pertanyaan bagaimana perkenalan Kiai Pawa'gal dengan sosok bernama
Pijar 1||illlf'intyasmerti itu. Kiai Pawagal hanya mewariskan kemampuan
itu kepadanya. Kiai Pawagal sama sekali tidak punya kesempatan
menceritakan bagaimana cara ia memperolehnya.
You have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
hoek. You have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
hoek. you have either reached a page that ia unayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
hoek. . - Gajaii aina: Malam bergulir meninggalkan pusatnya menuju ke arah datangnya
pagi saat kehadiran Mahapatih Gajah Mada yang berbincang dengan
beberapa orang prajurit yang mengawal wisma kediamannya terdengar
cukup jelas dari sanggar semadi. Dengan senyum yang sejuk dan
tidak dibebani sisa rasa kantuk, Dharmadyaksa Kasogatan Nadendra
memutuskan mengakhiri pemusatan nalar dan budinya, lalu bergegas
membuka pintu. "Pingin apa yang membawamu datang kemari?" tanya Prapanca
dengan senyumnya yang khas dan lebar.
Gajah Mada melangkah mendekatinya. Ucapan balasan yang
diberikan dilakukan dengan berbisik, "Apa kamu sama sekali tak terusik
oleh hujan deras dan badai yang mengguncang istana?"
Pandangan Prapanca agak berubah.
"Mungkin ketajaman pendengaranku agak berkurang," berkata
Prapanca, "sehingga suara yang sebenarnya Sangat deras terdengar
biasa di telingaku. Suara yang biasa tidak terdengar sama sekali. Apa
yang terjadi?" . Gajah Mada menoleh ke belakang
"Aku ingin menanyakan sesuatu yang sangat penting," ucapnya lirih.
Kabut sisa hujan deras melayang di mana"mana, menutupi jarak
pandang. Udara terasa amat dingin dan menyebabkan rasa ngilu di
barisan gigi. Suasana benar-benar senyap. Namun, tidak demikian
dengan isi dada mereka yang mengalami bencana di malam yang disapa
badai kencang itu, terutama mereka yang rumah"rumahnya mengalami
kerusakan. Beberapa jenak, Dharmadyaksa Kasogatan memerhatikan pakaian
yang dikenakan Gajah Mada yang terbuat dari kulit harimau. Dengan
pakaian macam itu, Gajah Mada tentu tidak perlu terganggu oleh udara
dingin. Ingin memiliki" Tenru tidak karena menurut ajaran Buddha,
tidak dibenarkan membunuh binatang apa pun, apalagi memanfaatkan
kulitnya macam itu. you have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
book. you have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
book. fPeraungnliur ' 0 Gajah Mada mengalihkan arah pandang matanya dan memerhatikan
sebuah benda yang ada di halaman rumah Sang Dharmadyaksa
Kasogatan, sebuah mengigil terisi penuh berjejal, mungkin oleh lebih
dari sepuluh ekor burung merpati. '
"nku sekarang menguasai kemampuan ' membangunkan angin
lesus. Itu menjadi bukti tak terbanrah bahwa aku bertemu dengannya,"
tambah Gajah Mada. Dengan jelas, Gajah Mada menceritakan apa yang terjadi, mulai
ketika ia mengunjungi Kiai Pawagai yang sedang sakit keras sampai
ke kematiannya setelah Mahamantrimukya Mahapatih Gajah Mada
menyediakan diri menjadi wadah bagi kemampuan dadigdayaa yang
dimiliki Kiai Pawagal. |Cerita berlanjut ke bagaimana hujan yang turun
malam ini telah mendorong Gajah Mada. mencoba kemampuannya.
Hujan turun sangat deras disertai gemuruh badai. Sungguh, keadaan
yang demikian sangat memadai untuk mencoba kemampuannya.
Dharmadyaksa Kasogatan Nadendra menyimak dengan saksama
penuturan Gajah Mada tentang bagaimana uji coba iru menuai bencana
karena menyebabkan sebuah rumah berantakan dan merenggut dua
nyawa penghuninya. Pada saat yang demikian itulah, muncul orang itu.
Sayang, ia tidak menyebut siapa namanya dan dari mana asalnya.
Berdesir sangat tajam isi dada Dharmadyaksa Kasogatan Nadendra
menyadari apa yang disampaikan Gajah Mada itu tidak mainamain.
*Tenru, aku tahu kisah tentang Pijar Wintyasmerti itu. Namun,
selama ini,'aku tak begitu percaya, khususnya mengenai kemungkinan
orang itu hidup dengan umur sangat panjang tanpa mengalami
perubahan wujud. Jika Kiai Pawagal, Kiai Medang Dangdi, dan Kiai
Wirota 1ifiiz'iragati adalah para muridnya, bisa dibayangkan berapa usia
orang itu," ucap Nadendra.
Gajah Mada segera teringat keadaan yang dialami Kiai Pawagal.
Tentang usia yang sangat panjang, itu berarti orang tersebut luput
_I' "1 "pa. Jawa Kuna. rumah burung merpati. orang sekarang menyebutnya pagupon
0 ' Gaya.-(i Blind-a dari kematian. Bukankah Kiai Pawagal akan mengalami hal yang sama
andaikata ia tidak datang menolongnya" Lalu, bagaimana dengan
dirinya sendiri" Bukankah kelak ia akan mengalami hal yang sama
seperti yang dialami Kiai Pawagal" Berpikir begitu, Gajah Mada merasa
gelisah. "Ahh, itu urusan nanti," letupnya dalam hati.
Dalam benak Gajah Mada segera mencuat pertanyaan, penyebab
macam apa yang mengakibatkan orang bernama Ajar 1Wintyasmerti itu
terbebas dari kematian" Sebuah anugerah atau bencanakah yang terjadi
itu" Kiai Pawagal yang lahir sezaman dengan Sri Sanggramawijaya
atau mungkin sedikit lebih tua, atau sepantaran dengan Maling Wirota
1il'iiiragati dan Kiai Pamandana yang pernah ia kunjungi, penampilannya
sudah amat renta dalam usia delapan puluhan tahun lebih. Namun,
Ajar Wintyasmerti yang diperkirakan hidup sezaman dengan Prabu
Kertanegara tampak sangat muda, seperti orang yang baru berusia tiga
puluhan tahun. Bahkan, tampak jauh lebih muda.
"Tadi, aku menanyakan itu kepada Nyai Gajah Enggon. Aku
tanyakan kepadanya karena ia adalah cucu Kiai Pawagali Nyai Rahyi
Sunelok hanya menyebut nama Ajar 1Winryasmerti. Jika orang itu
adalah orang yang sama dengan orang yang menampakkan wajahnya di
hadapanku ketika angin lesus nyaris menggilas istana, berarti orang itu
telah tua sekali. Usianya telah lebih dari seratus tahun, tetapi wajahnya
masih tampak muda," kata Gajah Mada.
I"Ialaman wiama Dharmadyaksa Kasogatan kembali terasa hening
dan memberi kesempatan kepada dua pejabat penting istana Majapahit
itu untuk berpikir serta mengumbar angan-angan. Dengan memejamkan
mata, Sang Mahamantrimukya Rakrian Mahapatih Gajah Mada
mencoba mengingat raut wajah orang itu sekaligus mengenang apa yang
diucapkannya. Satu kata pun tak mungkin ia lupakan.
"Baru menguasai segitu saja sudah mencoba bermain"main
membangunkannya," ucapan orang itu terasa masih terngiang-ngiang
di gendang telinganya. tPewangi (Billiar ' 0 Mahamantrimukya telah berangan-angan, ke depan, andaikata
ia berhasil bertemu orang itu dan memperoleh kesempatan untuk
belajar serta mewarisi semua ilmu keagaman-nya, ia akan manfaatkan
kemampuan itu untuk membangun Majapahit. Jika ada wilayah yang
masih belum mau menyatukan diri di bawah lambang negara akan
gnagnag Jebbing Liguria kita, akan digilasnya negara itu dengan kekuatan
yang dimilikinya. Siapa orang di dunia ini yang sanggup bertahan
menghadapi gempurannya melalui sapuan pusaran angin sedemikian
dahsyat" Apalagi, orang bernama Pijar lWintyasmerti itu juga memiliki
kemampuan menghilang dari pandangan mata. Betapa akan sempurna
jika semua kemampuan orang itu dapat ia warisi.
"Orang itu bisa menghilang," tambah Gajah Mada. "Ia lenyap
dari depanku melalui cara yang tak mampu aku mengerti. Dengan cara
bagaimanapun aku mencoba memahaminya, aku tetap tak bisa mengerti.
Tubuhnya bergoyang, lain seperti memasuki wilayah antara ada dan
tiada, makin lama makin kabur. Kemudian, ia lenyap, tak tampak jejak
keberadaannya. Orang itu sungguh luar biasa. Kalau saja kemampuan
yang telah aku miliki selama ini dilengkapi dengan kemampuan nama


Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

macam itu, aku akan mampu menyatukan semua negeri di atas jagat ini,
tidak hanya seluas wilayah yang membentang dari Swarnabhumi dan
Tumasek di barat hingga ke Onin di wilayah timur. Ternyata, masih ada
wilayah lebih timur setelah Onin, sebagaimana masih ada wilayah lebih
barat setelah Tumasek. Jika perlu, aku akan mendatangi negeri Tartar."
Apa yang dilontarkan Gajah Mada itu benar"benar berasal dari
kedalaman hatinya. Namun, ucapan itu oleh Prapanca dirasakan sebagai
ucapan aneh. Prapanca bahkan sedikit tidak nyaman.
"Apakah itu bukan cara pengecut?" balas Prapanca.
Gajah Mada sama sekali tidak tersinggung.
"Harus melalui perang?" tanya Gajah Mada.
"fa," jawab Prapanca. "Bukankah itu cara kesatria yang harus
dilakukan?" balas Prapanca.
Gajah Mada akan tertawa, tetapi ia batalkan.
You have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
book. You have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
book. o : Qayhi'i Strada Lumajang karena dengan terang-terangan, Gajah Mada mengancam akan
mengirim pasukan .rtgelar sangat: jika Lumajang mencoba menolak ajakan
penyatuan kembali itu. ' "Pertama kali, kemunculan orang bernama Ajar Wintyasmerti itu," Dang
Acar-ya Nadendra berkata, "adalah bersamaan dengan pemberontakan
yang dilakukan Cayabhaya terhadap kekuasaan Kertanegara. Kertanegara
dianggap telah bertindak tidak adil kepada para wredha mantri. Padahal,
pengabdian dan jasa mereka pada pemerintahan Raja Batara Narasinga
' sedemikian besar. Para wredha mantri tersebut, di antaranya adalah
Mahapatih Raganata, Demang 1Wiraraja, Temenggung Wirakreti, dan
Pujangga Santasmerti. Ajar Whityasmerti muncul ketika pemberontakan
Cayabhaya dirasa telah membahayakan negara. Setidaknya, Ajar
Whityasmerti telah menyelamatkan negara sekaligus menjewer telinga
Sri Kertanegara melalui tindakan yang dilakukannya dalam melindungi
Patih Raganata dari bahaya."
Gajah Mada terkejut. Ia merasa belum memiliki keterangan macam
itu. Patih Raganata dilorot dari jabatannya memang benar, tetapi berada
dalam bahaya" "Ada sekelompok orang yang memusuhi Patih Raganata. Mereka
adalah wajah"wajah baru pejabat istana yang menginginkan terjadinya
perubahan. Tidak puas karena nama-namanya disebut sebagai orang-orang
baru yang atnat bernafsu, kelompok ini mengupah orang untuk menghabisi
rombongan Patih Raganata dan keluarganya. Namun, sebuah angin lesus
berukuran besar mengobrak"abrik orang-orang yang ingin membunuh
Patih Raganata tersebut," Dang Aearya Nadendra menjelaskan.
Mahapatih Gajah Mada manggut"manggut amat pendek. Kepalanya
bahkan tidak terlihat bergerak. Matanya tak berkedip.
"Bagaimana cara Ajar Wintyaamerti itu meredam pemberontakan
Cayabhaya" Kalau tidak salah pemahamanku, sosok Cayabhaya itu
lebih mengarah ke perampok daripada pemberontak" lanjut Mahapatih
Gajah Mada. ' Dang Acarya Nadendra merapikan jubahnya.
You have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
book. You have either reached a page that ia unayailable feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirnitferthie
book. Wening IEEE." ' 0 yang nyaris menyamai ukuran tubuh bayi, sayapnya membentang lebih
panjang'dari tangan laki-laki yang dibentangkan. 1||Wajah binatang itu
mirip wajah anjing. Matanya berwarna merah, menyebabkan Prapanca
benar-benar merasa ngeri ketika pertama kali melihamya.
"Apa itu berarti, penggembala kelelawar itu sampai ke tempat yang
kaudatangi itu?" tanya Gajah Mada.
Prapanca mencoba mengenang. Pelan, ia menggeleng.
"Yang aku lihat ini hanya binatang biasa. Tidak ada yang luar biasa
pada binatang itu. Tidak aku lihat ada orang yang menggembalakannya.
Namun, aku sulit memahami mengapa binatang itu tinggal dan berkumpul
di sebuah tempat bagaikan sebuah masyarakat. Tidak ada gua di sekitar
' tempat itu," jawab Prapanca.
Udara mengalir dingin, memberi kesempatan kepada dua orang
itu untuk masuk ke wilayah kenangannya. Namun, Gajah Mada tidak
membiarkan diri terlalu larut. Gajah Mada merasa harus memusatkan
diri pada persoalan yang dibawanya.
"Apa arti nama Ajar Wintyasmerti itu?" tanya Gajah Mada.
Nadendra mengembalikan arah pandangnya yang sempat
teralih. ' "Aku tidak tahu," jawabnya.
"Menurut perasaanku," kata Mahamantrimukya, "jarak antara
Santasmerti dan Whityasmerti tidak terlalu jauh. Apa mungkin Ajar
Wintyasmerti masih bersaudara dengan Brahmana Santasmerti?"
Sama dengan Gajah Mada, pertanyaan itu memang telah lama
menggoda hati Dang Acarya Nadendra.
"Selama ini, aku digoda pertanyaan itu," jawab Empu Prapanca.
& 0 | Gnyhi'i Elland-n 14 "agi yang datang adalah pagi dengan keadaan yang sangat bertolak
belakang dari malam sebelumnya. Langit sangat cerah dengan warna
biru jernih di sepanjang mata memandang. Kehidupan pun berjalan
sebagaimana biasa, tidak seperti semalam saat sebagian orang merasa
waktu akan segera berhenti karena kiamat sejenak lagi segera tiba.
Sang Mahamantrimukya Baki-ian Mahapatih Gajah Mada melihat
sisa dari yang terjadi semalam sungguh luar biasa. Dari para prajurit, ia
memperoleh banyak laporan tentang rumah-rumah yang rusak atapnya,
_ beberapa bahkan roboh diterjang angin.
Lewat para pejabat di barisan Sang Panca Ri 1lllf'ilwatika, Mahapatih
Gajah Mada menyalurkan perintah untuk menolong mereka. Bantuan
berupa makanan dan bahan-bahan untuk memperbaiki rumahrumah yang rusak segera disalurkan. Dan, di sela kesempatan yang ia
miliki, Gajah Mada menyempatkan mengunjungi tempat eemalam ia
membangkitkan kemampuannya. Namun, Gajah Mada terkejut melihat
ada orang lain yang mendahuluinya datang ke tempat itu.
"Kamu sudah berada di sini?" sapa Gajah Mada.
Gajah Sagara berbalik dan bergegas menjemput orang yang amat
_ ia hormati itu. "Kemarin, di tempat aa masih ada sebuah rumah, kini tidak ada
lagi, Paman," ucap Sagara. '
Gajah Mada segera menyebar pandangan matanya memerhatikan
tempat itu. Gajah Mada tidak kuasa menahan diri untuk tidak takjub
melihat jejak yang ditinggalkan angin lesus yang luar biasa itu. Tanah
yang dilewati angin lesus itu tergali dan membentuk eumur di tempat
itu. Sumur itu kini tergenangi air sisa hujan.
"Kamu sudah bercerita kepada siapa saj a?" tanya Gajah Mada.
"rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. o . (jajar" Weah bawah kendali Gajah Mada secara langsung sambil melihat apa Senopati
Prawira Jalasenastri, seorang senopati muda yang sebaya dengan Nala,
layak dinaikkan pangkamya menjadi temenggung.
Jika Jalasenastri dipandang mampu, Gajah Mada dan Hayam
Wuruk telah siap mengambil keputusan untuk menaikkan pangkatnya
dari senopati menjadi temenggung. Lompatan kenaikan pangkatnya itu
pasti akan membuat iri para perwira lain yang masih berada di tataran
senopati. ' Akan tetapi, Gajah Mada dan Hayam Wuruk tidak peduli andai
ada yang keberatan. Dari sisi kemampuan, PrawiraJalasenastri memang
luar biasa. Sejak menjadi bagian prajurit laut Majapahit, tampak betapa
Prawira Jalasenastri memiliki kemampuan di atas rata-rata. Ketika diberi
kesempatan untuk memimpin sebuah kelompok kecil dan melaksanakan
sebuah tugaa, Jalasenasri mampu menuntaskan dengan sangat bagus,
_ demikian pula de ngan penugasan-penugasan selanjutnya. Secara pribadi,
Nala dan Jalasenastri menjalin hubungan persahabatan yang sangat
baik. Jalasenastri saat ini berada di Dharmasraya, diperbantukan di negeri
di Sijunjung itu karena Aji Mantrolot'l" sedang banyak menghadapi
masalah. "Semua tugas telah aku selesaikan dengan baik, tanpa ada sisanya.
Dompo telah ikut mengibarkan panji-panji gula kelapa, lambang negara
nbnagdngsing [sabang lantik kita dan mengakui Sang Prabu Rajasanegara
sebagai rajanya, dengan jumlah korban tak seberapa karena pada saat"saat
terakhir, perang bisa dihindari," Nala memberikan laporannya.
Gajah Mada memegang pundak Temenggung Nala dan
memerhatikan tubuh pemuda gagah perwira yang layak menjadi idaman
gadis-gadis itu. "Hadiah apa yang kau kehendaki untuk keberhasilan tugasmu yang
luar biasa ini?" tanya Gajah Mada.
?" Aji hhntrulnt. gelarnditiawarman
"rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. 0 ' QajuES'rtad'n Mendapat laporan itu, mata Hayam 1Wuruk berbinar. Hayam Wuruk
menoleh kepada Gajah Mada.
"Mungkinkah aku meminta agar besok digelar peranakan?" tanya
Hayam Wuruk. "Hamba, Tuanku," jawab Gajah Mada sigap. "Hamba akan
memerintahkan itu." "Aku akan memberi anugerah kepada Kakang Temenggung Nala
karena jasanya yang luar biasa sekaligus aku akan menggelar jamuan
pertigaan" kepada para tamu dari Dompo itu agar mereka melihat betapa
Majapahit benar-benar berniat baik dengan ajakan untuk menyatu, agar
mereka tahu, kita menempatkan mereka sebagai tamu agung, bukan tamu
yang telah dikalahkan. Mereka kita undang unmk datang ke tempat ini
tidak untuk dipermalukan," kata Hayam Wruruk.
& 15 "erahu itu tak seberapa besar dan layarnya pun tidak .sedang
terkembang. Perahu itu terapung-apung tanpa daya dipermainkan ombak.
Ke mana pun ombak bergerak, perahu itu tidak mungkin menolak.
Kebetulan ombak sedang bergerak ke barat dan membawa perahu itu
ke suatu tempat di arah matahari tenggelam, entah di mana.
Seorang laki-laki tergeletak di dalamnya. Tarikan napasnya
menjadi pertanda, orang itu sedang kehilangan kesadarannya. Mimpi
membawanya entah ke mana. Ombak yang bergerak perlahan mungkin
malah meninabobokan, menyebabkan ia lebih lama berada di ruang
ketidaksadarannya. ?" Punguan, Jawa, suguhan makan
"rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. Sedatu merasa nama itu nama yang aneh, tetapi ketika ia merenungkan
di mana letak keanehan nama itu, Sedatu tidak menemukan.
"Namaku Riung Sedatu," balasnya.
Enjang Parayun mengerutkan kening.
"Namarnu aneh," katanya.
Riung Sedatu segera tersenyum mendapati orang itu menyimpan
isi hati yang sama. Namun, rasa penasaran Sedatu memerlukan obat,
memerlukan jawaban segera.
"Dari sini, di manakah letak Alas Rohan?" tanya Sedatu.
Enjang Parayun mengerutkan kening.
"Kamu berasal dari Alas Rohan?" balas Enjang Parayun.
Riung Sedatu ingin mengatakan bahwa ia tidak berasal dari Alas
Roban. Namun, jika dibalas dengan jawaban itu, pasti akan menimbulkan
pertanyaan lain, pertanyaan yang aneh"aneh. Menjelaskan dirinya
kehilangan masa lain merupakan bagian yang paling sulit.
"Benar, aku dari Alas Roban," jawabnya.
Enjang Parayun termangu sambil manggut-manggut pendek.
"Rupanya, kau tersesat di laut dan ketika merapat ke daratan,
kau menepi di tempat yang salah. Alas Roban berada di timur, jauh
sekali di timur. Butuh beberapa hari dengan berkuda dan butuh dua
hari penuh menempuh perjalanan dengan menggunakan perahu yang
mampu bergerak paling cepat untuk sampai ke sana," Enjang Parayun
menjelaskan. ' Riung Sedatu bingung. Ia memejamkan mata. Melihat itu, Enjang
Parayun memandang raut wajah Sedatu dengan lebih teliti.
Riung Sedatu yang termangu itu sedang berpikir atas apa yang
menimpa dirinya. Siapa dirinya yang sebenarnya dan dari mana ia berasal
adalah pertanyaan-pertanyaan yang amat mendesak untuk ditemukan
jawabnya. Akan tetapi, jangankan memusatkan perhatian untuk berupaya
il "rou hare either reached a page that ia unayailable feryiewing er reached yeuryiewing Iirnitferthie
book. . . Sujud Hindia Enjang Parayun sedikit mendelik.
"Masih kurang?" tanya Enjang Parayun.
Namun, rupanya Riung Sedatu tidak sedang memerhatikan nilai
uang itu. Bentuk uang yang belum pernah dilihat itu yang mencuri
perhatiannya. "Di negeri mana aku berada saat ini?" tanya Sedatu heran.
Enjang Parayun memerhatikan dengan saksama dan sedikit bingung.
Akan tetapi, Enjang Parayun segera curiga.
"Kau merasa sedang berada di mana, Kisanak Sedatu?" tanya
Enjang Parayun. Riung Sedatu menggenggam uang yang diterimanya shmbil menebar
pandangannya ke segala penjuru, ke kesibukan para nelayan, ke kesibukan
orang"orang yang berjual beli di pasar, ke raut wajah lelaki muda yang
sedang sibuk membuat jala ikan, juga ke wajah laut lepas yang baru saja
' membuatnya bingung bukan kepalang, dan terakhir pandangan matanya
berhenti di urajah Enjang Parayun.
"Apakah tempat ini bukan wilayah Majapahit?" tanya Sedatu.
Enjang Parayun tersenyum karena merasa dugaannya benar.
"Kau berada di Galuh. Negeri Sunda Galuh," Enjang Parayun
menjelaskan. Riung Sedatu terbelalak. "Kenapa?" tanya Enjang Parayun.
Namun, Riung Sedatu sedang sibuk dengan kekagetannya. Riung
Sedatu tak tahu dari mana asal kepanikannya. Akan tetapi, ketakutannya
benar-benar nyata. Keadaan aneh yang dialaminya jika tak segera
disembuhkan dan dicari penyebabnya akan membuat ia tersesat makin
jauh. Baru kemarin ia merasa sedang berada di suatu tempat bernama
Alas Roban. Hari ini, ia berada di tempat yang berjarak amat jauh dan


Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memerlukan waktu lama untuk mendatanginya. Jika keadaan itu tak
diatasi, lalu bagaimana dengan besok dan besoknya lagi"
"rau haye either reached a page that is unayailable feryiewing er reached yeuryiewihg limitferthis
baek. "rau haye either reached a page that is unayailable feryiewing er reached yeuryiewihg limitferthis
baek. you have either reached a page that is upayailaple feryiewing er reached yeuryiewihg limitferthis
peak. you have either reached a page that is upayailaple feryiewing er reached yeuryiewihg limitferthis
peak. Perang dipijat ' . Gajah Sagara merapatkan kedua telapak tangannya.
"Hamba, Tuan Putri," jawab Gajah Sagara. "Sang Mahamantrimukya
tahu secara langsung karena beliau berada pada jarak yang amat dekat.
Apa hamba diizinkan untuk menyampaikan kepada Mahapatih tentang
keinginan Tuan Putri Ibu Suri itu?"
Sri Gitarja memberikan perhatian penuh. Sejenak, ia terdiam dan
sejenak ia melirik adiknya. Dyah 1iiiYiyat maju selangkah.
"Kurasa tak perlu sekarang," kata Dyah llil'iliyat. "Saat ini,
Mahamantrimukya sedang menemani Anakmas Prabu menerima tamu
dari Dompo di Pagelaran."
Gajah Sagara mengangguk dan kembali menyembah.
Para tukang sibuk bekerja keras memperbaiki dinding istana.
Pekerjaan itu diharap tuntas dalam sehari. Itu sebabnya, banyak sekali
tenaga yang bekerja dan mereka melakukan itu dengan sukarela serta
penuh semangat. Kedua mantan prabu putri yang tak segan-segan
mendekat dan mengajak berbincang, mendorong mereka bekerja lebih
bersemangat. Apalagi, beberapa jenak kemudian, beberapa orang emban
datang membawa berbagai makanan dan buah"buahan.
Dari tempat dindingistana roboh itu, Tatag Rambat Bale Mangguntur
tidak kelihatan. Di Pagelaran sedang berlangsung penyambutan terhadap
Raja Dompo yang didatangkan dari Sumbawa yang berlangsung dengan
meriah. Raja Dompo semula telah pasrah. Ia dan rombongannya mengira
akan dijebloskan ke penjara. Mereka sama sekali tidak mengira ternyata
sambutan Raja Majapahit benar-benar bertolak belakang Sang Prabu
bersikap sangat ramah, seolah perang tidak pernah terjadi. Sikap itu
benar-benar sangat mengagetkan.
Empat gadis cantik yang dibawa dari Dompo mengingatkan orangorang yang hadir di tempat itu pada peristiwa yang terjadi puluhan tahun
yang lalu. Ketika itu, para prajurit Singasari yang melaksanakan tugas
Pamalayu di bawah pimpinan Lembu Anabrang membawa pulang dua
gadis cantik anak raja Dharmasraya, Dara Petak dan Darajingga.
You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. lPetung *Butiat ' o sewarna dengan warna darah yang tepat pada bagian tengahnya bermliskan
Sang Arya Wira Mandalika Laksamana Pu Nala diselempangkan melintas
pundak dan dikancingkan di bagian pinggang. Hayam Wuruk tersenyum
melihat semua orang begitu senang, bahkan sebagian melonjak-lonjak
girang. Tepuk tangan pun menggemuruh ketika Prabu Hayam lil'if'uruk
memberi ucapan selamat dengan mengulurkan jabat tangannya. Tulisan
yang terbaca jelas di selempang kain itu menjadi pertanda, kini, Nala
telah naik pangkat menjadi laksamana.
Raja Dompo merasa dadanya kembali merongga. Beban berat yang
semula disangga agak terkurangi. Raja Dompo akhirnya melihat, menyatu
dan menjadi bagian dari Majapahit bukan hal yang buruk. Dengan
kekuataannya yang begitu besar, terutama di laut, Majapahit memberinya
jaminan keamanan yang menyebabkan beberapa negara tetangga di
wilayah Dompo tak akan lagi berani menyerang dan menganggap
Dompo sebagai musuh. Meski arti dari semua itu, Dompo telah terjual
dan menjadi jajahan dari negara dijawa, Majapahit.
di? 17 gari sebuah panggungan menghadap ke barat yang untuk naik
harus menggunakan tangga dan terletak di depan Rumah Buddha beratap
tiga, alun-alun istana terlihat amat jelas. Bahkan, dari tempat itu, pintu dan
jendela rumah Menteri Amawa Pinituha juga terlihat jelas. Gajah Mada
yang berdiri di panggangan itu sering merasa kurang nyaman melihat
keberadaan rumah di depan alun-alun itu. Gajah Mada berpendapat,
alun-alun mestinya terbebas dari rumah"rumah. Akan tetapi, rumah
itu dibangun ketika ia masih seorang patih di Kahuripan atas perintah
mendiang Prabu Sri Jayanegara.
You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. o ' Gajaii fitnah _ Gajah Sagara. Gajah Mada mengira, Prabu Hayam Wurukberada di tempat
itu pula. Namun, hanya kedua mantan prabu putri yang menerimanya
tanpa didampingi Sri Kertawardhana dan Hyang Parameswara. Dua
orang prajurit yang memegang senjata tombak telanjang tampak siaga
berjaga-jaga di depan pintu.
Di halaman, tampak Sekar Kedaton Duhitendudewi dan Dyah
Nrttaja sedang saling menceritakan lelucon. Tampak halim dari wajah
mereka yang sangat sumringah. Tidak berapa lama kemudian, saudara
sepupu mereka, Madudewi dan Sri Sudewi, yang masing-masing diikuti
seorang emban, datang bergabung. Sri Sudewi dan Madudewi meminta
kepada dua emban itu untuk menjauh ketika mereka telah bersama
dengan kakak-kakak sepupunya.
Tak jauh dari mereka berempat, terdapat sebuah sangkar burung
yang dihuni burung rangkok berparuh panjang. Binatang langka itu
merupakan oleh-oleh dari negara bawahan. Untuk makanan burung itu,
abdi istana pengurus satwa harus menyediakan ikan yang dibeli dari pasar.
Di sebelah yang lain, sebuah sangkar yang lebih kecil dihuni beberapa
ekor ayam cebol. Ayam"ayam itu menjadi klangenan para Sekar kedaron
karena jinak dan lucu. Gajah Mada yang semula mengarahkan pandang matanya ke
halaman, segera memusatkan perhatiannya kepada kedua mantan prabu
putri yang memanggilnya. Mahapatih Gajah Mada sibuk menduga,
persoalan macam apa yang akan disampaikan kepadanya. Akan tetapi,
. dengan memeras kepala sekeras apa pun, Gajah Mada tidak mendapat
gambaran. "Hamba menghaturkan sembah, Tuan Putri," ucap Gajah Mada
sambil duduk bersila di tempat yang disediakan untuknya.
Ibu Suri Sri Gitarja dan Ibu Suri Dyah Wiyat duduk di iiua buah
kursi yang diatur berdampingan.
"Gajah Mada," ucap Ibu Suri Sri Gitarja meminta perhatian.
Sigap, Gajah Mada merapatkan kedua telapak tangannya dan
membawa mendekat ke ujung hidung.
You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. lPit'traztrtg dilihat. . .
"Kurasa salah jika Kakang Patih berpendapat Sunda Galuh
tidak memberikan sumbangan apa pun. Ketika perang dengan Bali,
Sunda Galuh ikut menyertakan ribuan prajuritnya. Sunda Galuh juga
memberikan sumbangan tenaga dan bantuan ketika terjadi gempa,"
ujar Sii Gitarja. Namun, Gajah Mada memiliki jawaban yang tangkas, "Masih
belum cukup, Tuan Putri. Bukan sumbangsih macam itu yangdikehendaki Majapahit. Yang Majapahit inginkan adalah Sunda Galuh
segera bergabung dan menjadi bagian tak terpisah dari Majapahit. Maju
bersama-sama, sewarna. Itu sebabnya, Kanuruhan Gajah Enggon
hamba kirim untuk mendapat kepastian jawaban yang diulurwulur
' H 1111. Jawaban itu menyebabkan Sri Gitarja merasa tidak nyaman. Hal
sebangun dirasakan pula Dyah Wiyat. Sikap Mahapatih Gajah Mada
terhadap Sunda Galuh yang demikian benar-benar mencemaskan. Ada
' banyak alasan yang harus dipahami mengapa seyogianya Majapahit tidak
menyamakan Sunda Galuh dengan negara"negara yang lain. Jawa dan
Sunda Galuh sedemikian dekat. Kedekatan itu begitu dalam, sampai
ke hati. Sulit membedakan orang Sunda dan Jawa kecuali hanya pada
bahasanya dan sedikit perbedaan budayanya. Lalu lintas hubungan barat
dan timur itu sudah sedemikian lancar dan menyentuh banyak segi.
Orang Sunda Galuh banyak sekali yang memilih mencari penghidupan
dijawa sebagaimana banyak sekali orang jawa yang mencari nafkah di
Sunda Galuh. Banyak pula' orang Sunda Galuh yang memilih bersuami
dan beristrikan orang Jawa sebagaimana banyak orang Jawa yang
berkeluarga dengan orang Sunda Galuh. Perdagangan berjalan amat
lancar. Banyak sekali barang kebutuhan Majapahit yang dipasok dari
Sunda Galuh sebagaimana banyak pula kebutuhan Sunda Galuh yang
dikirim dari jawa. Misalnya, kebutuhan atas gula aren. Di bidang
pertanian, saat ini, banyak sekali orang Sunda yang datang ke Majapahit
untuk belajar bercocok tanam padi. Sebaliknya, banyak sekali orang
Majapahit yang dikirim ke Sunda Galuh untuk belajar beternak ikan air
You have either reached a page that is upayailable feryiewing or reached yeuryiewihg limitferthis
book. Gerung (Bahar. l 0 "Hamba, Tuan Putri," jawab Gajah Mada. "Menjadi sangat tak
sempurna pekerjaan hamba selama ini jika masih ada dua wilayah yang
justru berada di tanahJawa yang masih belum tunduk di bawah kekuasaan
Majapahit. Tak hanya Sunda Galuh yang harus segera menyatakan tunduk
di bawah pemerintahan Majapahit, Sunda Pakuan juga harus menyatakan
sikapnya. Hamba tidak akan membedakan Sunda Galuh ataupun Sunda
Pakuan dengan negara"negara lain, negara Bali misalnya, atau beberapa
negara di Tanjung Pura yang akhirnya mau mengakui Majapahit sebagai
negara yang membawahi mereka."
Sri Gitarja merasa lehernya tercekik. Sri Gitarja tak lagi bisa memaksa
Mahapatih Gajah Mada untuk mengubah sikapnya karena kini ia tak lagi
berkuasa. Orang yang memiliki hak memberi perintah kepada Gajah
Mada hanya Prabu Hayam Wuruk. Namun, Sang Prabu yang masih muda
itu mutlak berada di bawah kendali patihnya. Boleh dikata, Prabu Hayam
Wuruk hanya diberi hak untuk duduk manis di singgasananya, sementara
Gajah Mada yang mengatur dan menyelenggarakan jalannya pemerintahan
' nyaris tanpa batas kekuasaan. Gajah Mada yang memegang hak atas mada
pakdin: rata." Apa pun yang dikehendakinya harus terwujud.
Kenangan Ibu Suri Sri Gitarja Tribhuanatunggadewi
Jayawisnuwardhani dan Ibu Suri Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa
dipaksa untuk terputar kembali pada apa yang terjadi dua puluhan
tahun yang lalu, saat pemberontakan Kera dan Sadeng baru saja berhasil
diredam. Dalam peranakan yang digelar di Tatag Rambat Bale Manguntur
dan disaksikan segenap pembesar Majapahit, termasuk mendiang
Mahapatih Arya Tadah atau Empu Krewes, Gajah Mada yang telah
diangkat menjadi mahapatih mengumandangkan sumpahnya. '
Itulah sumpah yang ditertawakan banyak orang, di antaranya
Jabung Tarewes, lililarak, dan Ra Kembar. Bahkan, Arya Tadah juga
menertawakannya. Marah karena sumpahnya disepelekan, Gajah Mada
memberi jawaban dengan caranya. Wara]; dan Kembar dibunuhnya di
alun-alun melalui perang tanding.
?" Sah-dl Pandita Ratu, Jawa, idiom Jawa mengenai kekuasaan. mutlak seorang raja
o ' Gajah" Ehud-n Kini, setelah belasan tahun waktu terlampaui, sumpah Gajah Mada
menemukan bentuknya. Panji"panji gula kelapa berkibar di seluruh
udJayah Nusantara dari Dnin di timur hingga ke Dharmasraya di barat,
bahkan melintas sampai ke Tumasek. Namun, Gajah Mada merasa
sumpah itu belum selesai. Sumpah itu belum tuntas. Di pekarangan
sendiri, di depan mata, sebuah negara masih belum tunduk. Itu
sebabnya, Gajah Mada sedemikian bernafsu dan tidak sabar ingin segera
mengayun bendera sekaligus memukul bende Kiai Samudra sebagai
tanda pemberangkatan ribuan pasukan yang dikirim ke Sunda Galuh
untuk membekuk negara itu.
"Aku akan menuturkan sesuatu kepadamu, Gajah Mada," Dyah
1'illliyat mengambil alih pembicaraan dari kakaknya agar jelas. "Sebuah
silsilah harus menjadi bahan pertimbanganmu dalam mengambil sikap
dan keputusan. Bayangkan, seolah kakekmu adalah Raja Sunda. Apakah
kamu akan tega menggilas kakekmu, meski saat ini kau sedang gagah
perkasa?" Gajah Mada termangu. Cerita tentang kerabat istana yang leluhurnya
berasal dari Sunda memang sudah pernah ia dengar. Namun, bagaimana
urutaurutan trail; atau silsilah itu, belum ia ketahui dengan jelas.
"Mohon Tuan Putri berkenan menuturkan," balas Gajah Mada
tanpa keraguan. Dyah Wiyat merapikan sikap duduknya.
"Bukan cerita ngawur jika aku mengatakan, di tubuhku mengalir
darah Rajasa, tetapi sebagian lain juga berasal dari Sunda. Nenekku,
Dyah Lembu Tal," anak kakek buyutku, Mahisa Cempaka, bersuamikan
bangsawan dari Sunda. Kakekku yang berasal dari Sunda yang bernama
_]ayadarma dan bersaudara dengan _]ayagiri merupakan anak Raja
Sunda, Prabu Darmasiksa, buah perkawinannya dengan wanita
?" Rangkaian silsilah ini dikutip dari novel berjudul Dyah Pitaloka, Senja di Langit. Majapahit karya
Hermawan Aksan terbitan FT Bentang Budaya Pustaka. Yogyakarta. Sementara itu. dalam buku Sejarah
Nasional indonesia 11 karya Mawarti lunette-ti Pomponeguro dan Nugroho Notosusanto. diterangkan
bahwa Dyah Lembu Tal adalah seorang laki"laki.
wereng Geliat ' . Sriwijaya yang bernama Supraba lWijayatunggadewi. Leluhurku, Sang
Prabu Darmasiksa memiliki istri lain, Putri Darmageng. Dengan
Putri Darmageng ini, Prabu Darmasiksa menurunkan Ragasuei yang
mengawini Dara Puspa. Dari perkawinan Ragasuei dan Dara Puspa
itu. lahirlah Citragada yang mempunyai dua keturunan, Uma Lestari
dan Linggadewata. Uma Lestari bersuami Linggawisesa, mempunyai
anak Ragamulya, Dewi Kirana Sari, dan Surya Dewata. Ragamulya
menurunkan dua bersaudara, yaitu Prabu Linggabuana dan Bunisora.
Prabu Maharaja Linggabuana yang sekarang menggelar pemerintahan di Sunda Galuh. Kau bisa melihat sedemikian dekat hubungan yang
terjadi itu. Lalu, bagaimana kau bisa memaksa Sunda Galuh untuk mau
menjadi bawahan Majapahit?" Dyah 1'tllfiyat menjelaskan betapa dekat
hubungan Majapahit dan Sunda Galuh.
Gajah Mada terdiam, agak lama tak menjawab.
"Bagaimana?" tanya Sri Gitarja.
Gajah Mada merapatkan kedua telapak tangannya.
"Hamba, Tuan Putri," jawab Gajah Mada. "Sepenuhnya, hamba
bisa memahami bagaimana warna perasaan Tuan Putri. Akan terapi,
hamba tetap pada keyakinan hamba. Seyogianya, Sunda Galuh tidak
menempatkan diri di luar. Sunda Galuh harus menyangga beban
tanggung jawab yang disangga Majapahit. Sunda Galuh tidak boleh
hanya diam menjadi penonton."
Gerah Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa menghadapi sikap yang
kaku itu.

Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pokoknya, kami minta jangan perlakukan Sunda Galuh seperti
negara bawahan yang lain. Jangan paksa Sunda Galuh untuk menjadi
negara bawahan Majapahit," ueap Dyah lWiyat.
Mahapatih Gajah Mada mengangkat kedua telapak tangannya yang
saling melekat dan membawanya ke ujung hidung.
"Hamba, Tuan Putri," jawab Gajah Mada tegas. "Tidak masalah
untuk tidak menempatkan Sunda Galuh sebagai negara bawahan
0 l (5:1an STI-tadi: Majapahit. Menurut'cara pandang hamba, yang penting Sunda Galuh
harus segera menentukan sikap untuk ikut bergabung, tidak boleh
berada di luar. Menyerbu untuk menyadarkan Sunda Galuh agar segera
menyatakan diri menjadi bagian dari Majapahit yang lebih besar bukan
pilihan hamba. Pilihan itu baru akan hamba laksanakan jika Sunda Galuh
membangkang." Penuh isi dada Sri Gitarja Tnbhuanamnggadeudjayandsnuwardhani
dan Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa. Penuh yang'demikian terasa
terlalu sesak. Kedua mantan prabu putri itu mengalami kesulitan untuk
mendamaikan diri sendiri.
"Juga menurut hamba," lanjut Gajah Mada, "menjadi negara
bawahan atau bergabung itu hanya sebuah istilah. Hakikatnya, Sunda
Galuh tak boleh mementingkan diri sendiri. Sunda Galuh harus bisa
lebih mengedepankan persatuan dan pentingnya kesatuan. Ketika dua
hal itu dihayati maka Sunda Galuh tak perlu"merasa direndahkan dan
terhina." Dada Ibu Suri Sri Gitarja masih mengombak.
"Bagaimana jika Sang Prabu menghendaki anak gadis Raja Sunda
Galuh itu menjadi permaisurinya" Apakah menurutmu lamaran dan
ancaman harus dilakukan sekaligus?" bertanya Ibu Suri Gayatri.
Gajah Mada tidak perlu marasa ragu dan tidak nyaman disudutkan
mantan rajanya seperti itu.
"Hamba, Tuan Putri," jawab Gajah Mada. "Kedua hal itu bisa
berjalan seiring. Terjemahannya adalah anak gadis Raja Sunda Galuh
itu harus ditempatkan sebagai putri persembahan, sebagai upeti yang
menandai Sunda Galuh tunduk dan bergabung dengan Majapahit yang
lebih besar. " Terung [Badut . 0 1. GDyah 1|Wiyat Rajadewi Maharajasa membawa gundah hatinya
pulang ke istananya yang tidak memiliki jarak pandang ke alunqalun
karena terhalang bangunan yang lain. Dyah llll'z'ij.-'at merasa sedemikian
cemas menghadapi sikap Gajah _Mada yang tak bisa ditawar itu. Dyah
Wiyat bisa membayangkan, bingung macam apa yang juga dirasakan
kakaknya. "Ada apa?" tanya Hyang Parameswara melihat bahasa wajah aneh
di muka istrinya. Dyah 'Wiyat menggeleng lemah. Breh Wengker Wijaya Rajasa
Hyang Parameswara atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden
Kudamerta segera menyodorkan sebuah kursi untuk duduk istrinya.
Raden Kudamerta kaget melihat tarikan napas Dyah lWiyat yang
sedemikian mengayun. "Ada masalah apa, Ratu?" tanya Raden Kudamerta sekali lagi.
Dyah lWiyat masih butuh wakm untuk menenangkan diri. Dengan
demikian, Raden Kudamerta tahu, istrinya rupanya baru saja mengalami
impitan masalah yang lumayan berat. Padahal, itu sangat tidak baik bagi
kesehatannya. Sejak berada di usia di atas empat puluh tahun, Dyah lillliyat
memang sering sakit-sakitan. Keadaan itu berbaiikan dengan kakaknya.
Sri Gitarja yang di masa muda begitu lemah dan gampang sakit-sakitan,
justru lebih sehat di masa tuanya dibandingkan adiknya. .
"Kasihan Kangmbok Ayni," jawab Dyah Wiyat.
Raden Kudamerta mencuatkan alis.
"Kenapa?" kejar Raden Kudamerta.
"Masalah sikap Gajah Mada terhadap Sunda Galuh," balas Dyah
Wiyat. ' You have either reached e page that is uneyeileble feryiewihg er reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached e page that is uneyeileble feryiewihg er reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached e page that is uneyeileble feryiewihg er reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached e page that is uneyeileble feryiewihg er reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached e page that is uneyeileble feryiewihg er reached yeuryiewihg limitferthis
book. You have either reached e page that is uneyeileble feryiewihg er reached yeuryiewihg limitferthis
book. "red have either reached a page that ie unavailahle ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
eeeh. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
peak. Garang Geliat ' . Saniscara makin larut dan tak peduli meski kesibukannya mengundang
rasa ingin tahu banyak orang. Dua orang gadis yang sedang melintas tak
kuasa menahan ayunan langkah kakinya untuk berbelok.
"Waah, bagua sekali, seperti manusia sungguhan," letup gadis
pertama. ' Saniscara hanya teraenyum memperoleh pujian itu. Akan tetapi,
ia tidak berbicara apa pun dan tetap memusatkan perhatian pada
pekerjaannya. Gadis kedua menjadi gagap. Ia kehilangan kelancaran bicaranya.
"Kamu kenapa?" tanya gadis pertama yang merasa heran.
"Bukankah bukankah ...," terhata ia bicara dan akan menyebut
sesuatu, tetapi tidak berhasil.
"Bukankah apa?" tanya gadis pertama.
Dengan bersusah payah, gadis kedua yang mendadak menjadi gagap
itu berhasil menyebut sebuah nama, "Gusti Ayu Pitaloka?"
_ Jawaban itu mengagetkan gadis pertama dan mendorongnya untuk
memerhatikan dcngan lebih cermat saksama.
"Kau benar," iawab gadis pertama dengan jantung berdebar dan
isi dada mendadak meluap.
Dua gadis itu, Euis Nandini dan Nenden Pritaya, terbungkam
mulutnya. Melihat lelaki itu sedang melukis kecantikan Sang Sekar
Kedaton Sunda Galuh, aegera memunculkan pertanyaan, atas dasar
dan maksud apa orang itu melukis Dyah Pitaloka" Di samping harus
diakui, lelaki pemilik rambut legam yang dibiarkan terurai itu memiliki
bakat yang luar biasa. "Paman, boleh mengganggu sebentar, Paman" Aku hanya ingin
bertanya," berkata Nenden Pritaya.
Saniecara menghentikan peketjaannya dan menoleh. Meski pelukis '
itu telah berusia hampir empat puluh tahun, orang itu memiliki pesona
yang sangat menyengat. lWajahnya tampan dengan gigi putih bersih dan
rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. Garang fButiat ' o Sedatu Sadar bahwa ia memang belum berhasil menemukan arah
pulang Akan tetapi, sejak berurusan dengan Saniscara, ia merasa kehilangan
kebebasannya. Ia terpasung dan tak lagi bisa bergerak bebas, seolah ia
adalah bayangan yang harus mengikuti ke mana pun Saniscara pergi.
Larut bagai keeetanan, Saniseara kembali melanjutkan pekerjaannya.
Ia tidak sadar ada yang memerhatikan apa yang dilakukannya itu. Dari
balik semak, sepasang mata indah mengikuti apa yang ia perbuat.
Pemilik sepasang mata indah itu akhirnya mengakui kebenaran laporan
yang diterimanya dari dua orang emban yang bertugas melayaninya.
"Lukisan itu indah sekali.," gumamnya dalam hati.
Dyah Pitaloka terus mengamati apa yang dilakukan pelukis itu yang
terbukti benar sedang menjadikan dirinya sebagai sosok yang sedang
dilukis. ' Dyah Pitaloka Citraresmi akhirnya tidak mampu menahan diri. Ia
berniat keluar dari persembunyiannya dan mewartakan kehadirannya.
Akan tetapi, apa yang dilakukan pelukis itu menyebabkan ia membatalkan
niatnya. Tiba"tiba, Saniscara berteriak sangat lantang dan dengan sengaja
ditujukan pada telaga luas yang membentang di depannya, "Citra!
Citraresmi, aku mencintaimu!"
Dyah Pitaloka menggigil mendengar teriakan lantang yang
dilontarkan dengan amat kasar itu. Dyah Pitaloka mendekam dan
berusaha menguasai diri. Kini, jelas baginya, laki"laki yang sedang
menjadikan dirinya Sebagai sasaran lukisan itu suka kepadanya. Laki-laki
itu jatuh cinta kepada dirinya.
Setelah menimbang dengan cermat dan saksama, Dyah Pitaloka
memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu. Dengan mengendap"
endap, ia bergerak menuju ke tempat kudanya disembunyikan. Jantung
gadis itu berdebar melebihi pengalaman ketika ia dijahati orang di pasar.
"Siapa orang yang sedang jatuh cinta kepadaku itu?" tanya gadis
itu dalam hati. You have either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. You have either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. . : 9945944113 menyelinap ke sebagian besar ruang lamunan yang dimilikinya, bahkan
merampok ruang mimpi di dalam tidurnya.
Ketika memeluk guling, Dyah Pitaloka membayangkan orang itulah
yang sedang memeluk dan dipeluknya.
"Kakang Saniscara," gumamnya menyebut sebuah nama. '
& 26 Kedatangan rombongan tamu itu disambut dengan ramah tamah.
Iatana Surawisesa telah dihias dengan rangkaian janur. Rombongan
tamu dari Majapahit itu dipimpin Patih Maduratna yang biaaa dipanggil
dengan sebutan Patih Madu. Mereka ditempatkan di sebuah bangunan
khusua di sebelah istana Surawisesa. Kepada para tamu yang masih harus
menunggu itu disajikan berbagai jenis makanan dan alunan gamelan
yang indah mendayu. Ketika mendengarkan alunan gamelan itu, tergambarlah suasana
tenteram alam pedesaan. Melalui suara gamelan yang singgah di telinga,
seolah di depan mereka tersaji suasana pesawahan dengan tanaman
padi yang masih muda dan tampak hijau merata di sepanjang mata
memandang Dan, jika Kanuruhan Gajah Enggon menyadari, ia akan
terkejut melihat tidak ada sawah di negeri Sunda Galuh. Cara bertanam
padi di Sunda Galuh masih menggunakan cara berladang.
Dari gamelan yang dipukul itu juga tergambar gemericik air yang
mengalir, para gadis cantik yang turun ke kali untuk mencuci, atau para
pemuda yang sedang berkuda menyusur lembah dan ngarai.
Kanuruhan Gajah Enggon amat menikmati sajian itu.- Di
Sebelahnya, Kuda Swabaya bagai orang yang menuntaskan dendamnya
you have either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. you have either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. you have either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. Garangtiialiat . . Kanuruhan Gajah Enggon mendekati Ma Panji Elam ketika
dilihatnya wajah Ma Panji Elam kembali. keruh.
"Kamu menari dengan bagus," kata Kanuruhan Gajah Enggon.
Ma Panji Elam tertawa, tetapi amat pendek. Hanya sejenak setelah
itu, ia melenguh. Dengan sangat jelas, Kanuruhan Gajah Enggon
membaca raut mukanya yang berubah.
"Kita dilecehkan," ucap Ma Panji Elam.
Meski tahu bagaimana Sikap Ma Panji Elam, betapa ia adalah orang
yang paling keras dalam menerjemahkan sikap dan keinginan Mahapatih
Gajah Mada, Gajah Enggon tetap terheran-heran ketika Ma Panji Elam


Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menuduh tuan rumah telah melecehkan mereka. Pada bagian mana
pelecehan itu terjadi"
"Kita tamu penting dari Majapahit. Seenaknya saja Raja Sunda akan
menerima kita setelah malam datang," ucap Ma Panji Elam.
Gajah Enggon makin yakin, keikutsertaan Ma Panji Elam
akan menjadi sumber masalah, akan menyebabkan Gajah Enggon
mengalami kesulitan untuk meyakinkan Raja Sunda Galuh supaya mau
menggabungkan diri dengan Majapahit. Pendekatan yang akan dilakukan
sudah terlihat buruk. Apalagi, jika Ma Panji Elam ikut berbicara. Ma Panji
Elam, Pu Kapat, Pu Menur, dan Pu Kapasa jelas_ bakal mengedepankan
gertakan untuk memaksa Sunda Galuh mau bergabung dengan
Majapahit. Dalam bahasa Ma Panji Ela-m, Sunda harus mau tunduk
pada Majapahit. "Aku tidak merasakan apa yang kauruduhkan itu," kata Kanuruhan
Gajah Enggon. "Tak pantas kiia menghadap Raja Sunda dengan keadaan
' seperti ini. Harusnya kita bertemu tuan rumah dalam keadaan segar,
sudah mandi dan berpakaian rapi. Pakaian yang kita kenakan sekarang
bukan pakaian yang rapi, bukan pakaian resmi yang bisa digunakan untuk
menghadap raja. Alasan Sang Prabu belum bisa menerima kita adalah
beliau sedang berada di sanggar pamujan untuk menunaikan kewajiban
beragamanya. Sang Prabu Maharaja Linggabuana mempunyai agama
seperti kau juga memilikinya. Ketika seseorang sedang menunaikan
rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. rou haye either reached a page that is dhayailaple feryiewihg er reached yeuryiewihg Iirhitferthie
hoek. ai.-regents: .. "Peranan para leluhur itu sangat penting," lanjut Rangga Kaweni,
"sehingga bagi orang-orang Sunda Galuh aeperti kami, berlaku
keyakinan, ada dahak ada dikarang. Tidak ada dannis tidak ada reklame-tg.
Ada nara aa ada nara kini Tidak ada arare lain tidak akan ada acara kikim
sebagaimana pertama kali diucapkan orang yang amat kami hormati,
Rakeyan Darmasiksa."
Podang Salisir ikut terpancing rasa ingin tahunya.
"Sebagaimana di Majapahit berlaku sebuahtata krama, pasti
demikian pula dengan di Sunda Galuh. Bagaimana kami memanggil
atau menyebut nama Sang Prabu?" tanya Podang Salisir.
Rangga Kaweni tersenyum dan makin bersemangat dalam berbagi
pengetahuan. "Raja di Sunda Galuh sering dipanggil dengan sebutan tohaan," lanjut
Rangga Kaweni. "Raja Sunda Galuh juga dipanggil dengan sebutan ratu,
raja, haji, atau maharaja. Dalam menggelar pemerintahan, raja dibantu
seorang patih, mangkubumi, para mantri, hingga ke wilayah-wilayah ada
para pangurang desa, para calagara, para upeti, panggeres reuma, dan _
wado. Sedangkan, mereka yang mengurusi kegiatan keagamaan, baik di
iatana, di kabuyutan, maupun di mandala disebut raja resi, bhagawat resi,
buyuthaden, wikuraja, sang resi guru, dan batara hangiang, sementara
para pejabatnya, antara lain pendeta, reei, wiku, tetega, ebon, ameng,
tiagi, kalpa, dan bujangga. Sebagai pucuk pimpinan dari sebuah negara,
raja kami biasanya memakai gelar, aeperti rahiyang, rakeyan, prabu, dan
prebu. Junjungan kami, Raja Linggabuana, lebih sering disebut dengan
nama Sang Prabu Maharaja."
Kuda Swabaya dan Podang Salisir manggut-manggut bersama
sebagai tanda mengerti. Rangga Kaweni aelanjumya menuturkan bahwa
Prabu Maharaja dinobatkan menjadi raja sejak tujuh tahun yang lalu,
pada tahun 1350. ]" Atja & Saleh Danmaniita dalam bukunya. Amanat Galunggung. Bandung. Proyek Pengembangan
Pemuaiuman Jawa Barat yang teksnya berbunyi. "Hana nguni hana mangke. tan hana nguni tan luna
ntangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna. hanteu ma heuheula hameu tu ayeuna."
You have either reached e page that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthie
hoek. You have either reeched e page that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthie
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthie
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthie
hoek. fPsrnng (Bu."Sur - .
"Atas nama pribadi dan atas nama kerajaanku," ucap Prabu Maharaja
yang ternyata menguasai bahasa para tamunya, "aku mengucapkan
selamat datang kepada para tamu dari Majapahit. Selanjutnya, aku
persilakan untuk menyampaikan apa keperluan yang dibawa dari Jawa,
aku siap mendengar."
Patih Maduratna yang menunduk itu, kemudian menengadah sambil
merapatkan kedua telapak tangannya. Sikapnya yang demikian dirasa
sangat santun bagi tuan rumah.
"Hamba, Tuanku," berkata Patih Madu. "Untuk melengkapi maksud
kedatangan kami, kanti telah mendahului kedatangan kami dengan
mengirim nurunin" Sekarang, izinkanlah hamba memperkenalkan
diri. Nama hamba Maduratna dengan kedudukan sebagai patih enam"
di sebuah negara bawahan Majapahit. Di sebelah kiri hamba adalah
Kanuruhan'Gajah Enggon. Di sebelah kanan hamba adalah seorang
pemuda yang berbakat membuat gambar, namanya Pedang Salisir."
Kanuruhan Gajah Enggon dan Pedang Salisir yang disebut namanya
secara bersama-sama memberikan penghormatan dengan merapatkan
dua telapak tangan masing"masing, kemudian dibawa melekat ke ujung
hidung. "Sementara itu, te'man-teman yang menyertai perjalanan hamba
dan duduk di belakang hamba adalah Ma Panji Elam yang menjabat
sebagai Sang Arya Rajaparakrama, Pu Kapasa yang menjabat sebagaiArya Suradhiraja, Pu Menur yang memangku jabatan sebagai Sang Arya
Wangsaprana, dan Pu Kapar yang memangku jabatan sebagai Sang Arya
Patipati. Mereka adalah para arya yang mendapat tugas khusus dari
Rakrian Mahapan'h Gajah Mada untuk melihat dari dekat apa yang bisa
dipelajari dari negara Sunda Galuh, lalu dikembangkan di Majapahit.
Selanjutnya, sahabat hamba, Kanuruhan Gajah Enggon, membawa
pesan khusus yang harus disampaikan kepada Sang Prabu," ucap Patih
Madu sangat santun. '" Nawala, Jawa Kuno, surat
" Anam.]awa.muda You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeched e pege that is uneyeileble feryiewing er reached youryiewing Iirnitforthis
hoek. You have either reeehed e page thet ie uneveilehle ferviewihg er reeehed yeurviewihg Iirhitferthie
eeeh. rou have either reached a page that ie Lihairailalele ferviewihg er reaeheti yeurviewihg Iirhitferthie
eeeh. rou have either reached a page that ie Lihairailaple ferviewihg er reaeheti yeurviewihg Iirhitferthie
peek. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. rou have either reached a page that ie Lihavailaple ferviewihg er reached yeurviewihg Iirhitferthie
pecah. e ' 9:1th Stade gadis Wilwatikta. Sungguh, amat berbahagialah Sang Prabu junjungan
hamba karena akan memperistri gadis sekar kedaton yang kecantikannya
benar"benar luar biasa."
Tanpa setahu Kuda Swabaya, Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa
menggamit lengan suaminya dan mempersilakannya untuk berbicara.
Akan tetapi, Raden Kudamerta benar"benar tak tahu lagi caranya
berbicara. Kuda Swabaya yang menengadah menyempatkan melirik Prabasiwi.
Halim tertangkap Dyah Wiyat. Ibu Suri Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa
menyembunyikan senyumnya, tetapi tidak mampu menyembunyikan rasa
senang di permukaan wajahnya.
"Bagaimana dengan dirimu, Kuda Swabaya" Apa kau tidak merasa
tertarik kepada gadis Sunda Galuh?" Dyah Wiyat kembali bertanya.
Pertanyaan itu menyebabkan Kuda Swabaya mengerutkan kening,
disusul senyumnya yang merekah. Kuda Swabaya tidak menjawab dengan
kata-kata, yang dilakukannya justru merapatkan kedua telapak tangannya
dalam sikap menyembah. "Tidak ada gadis Sunda yang tertarik kepadamu?" tanya Ibu Suri
Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa lagi.
Kuda Swabaya mengakhiri tawanya.
"Hamba belum berpikir ke sana, Tuan Putri," jawab Kuda Swabaya.
"Hamba hanya seorang prajurit rendahan. Penghasilan hamba belum
cukup untuk hidup berdua dengan seorang istri."
Prabasiwi menyimak pembicaraan yang terjadi itu dengan hati
berdebar-debar. Setelah melihat secara langsung, Prabasiwi tak mampu
menutupi rasa tertariknya kepada prajurit muda bernama Kuda Swabaya '
itu. Meski seorang prajurit, Kuda Swabaya tampak amat santun, tak
sebagaimana prajurit umumnya yang gemar memelintir kumis dan
memelototkan mata hingga nyaris keluar dari kelopaknya.
Raden Kudamerta mulai mampu menguasai keadaan. Ia mulai bisa
_ meredam keinginan untuk memeluk pemuda itu. Raden Kudamerta sadar
You have either reached a page that ie dhayailaple feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
hook. You have either reached a page that ie dhayailaple feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
hook. You have either reached a page that ie dhayailaple feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
hook. Gareng (Bu.-Sat - " Dyah Menur tidak segera menjawab, pandangan matanya jatuh ke
gapura. ' "Kakang sendiri bagaimana?" pertanyaan itu datang dari Dyah
Pretiwi. "Aku mau. Gadis itu menderita dan buruh perlindungan. Jika aku
menjadi suaminya, aku akan menjadi pelindungnya. Apalagi, tawaran
itu berasal langsung dari Ibu Suri. Adakah kehormatan yang sedemikian
membanggakan selain memperoleh kesempatan itu?" balas Kuda
Swabaya. Dyah Menur merasa dadanya amat sesak. Pandangan mata anaknya
membuatnya bingung. Bagi Kuda Swabaya, apa susahnya merestui
keinginarmya" Kuda Swabaya tidak tahu, Dyah Pretiwi pun tidak tahu
bahwa ada bagian cerita yang disimpan amat rapat agar jangan sampai
seorang pun tahu. "Ibu akan memikirkan," jawab Dyah Menur. "Tawaran dari
Kudamerta dan Dyah 'Wiyat itu boleh ditimbang, tetapi jangan tergesagesa. Satu hal lagi, jangan kausampaikan masalahmu ini kepada ayahmu.
Nanti, aku yang akan menyampaikan kepada ayahmu."
Kuda Swabaya mengerutkan kening karena merasa ada yang aneh
pada sikap ibunya. Tak seorang pun rakyat Majapahit yang menyebut
nama Dyah Wiyat begitu saja, juga menyebut nama Kudamerta tanpa
dilengkapi sebutan kehormatannya. Namun, ibunya berani menyebut
dua bangsawan itu seolah mereka tak berarti apa-apa.
"Jangan ceritakan kepada ayahmu. Ibu minta waktu sebulan untuk
merenungkan," kata Dyah Menur lagi.
Kuda Swabaya dan Dyah Pretiwi saling lirik. Kakak beradik itu
akhirnya merasa yakin memang ada yang aneh pada sikap ibunya, seolah
ada sebuah rahasia yang ia sembunyikan. '
& You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book.

Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. &Perang fButiat ' 0 itu jatuh ke wajah Temenggung Larang Bigung. Bagai bersepakar,'Arya
Wangsaprana Pu Menur juga memerhatikan wajah itu.
& ' 41. qjucat pasi wajah Dyah Pitaloka di siang dengan matahari yang
terik itu. Apa yang beberapa hari terakhir dicemaskan, akhirnya menjelma
menjadi kenyataan, sementara ia merasa tak punya kilah apa pun untuk
menghindar. ' "Mati aku," letup Dyah Pitaloka ketika menerima laporan dari
Nenden Pritaya. Nenden Pritaya dan Euis Nandini mampu merasakan kepanikan yang
melanda majikannya. Tentu Sekar Kedaton Surawisesa kebingungan saat
harus mengambil keputusan karena ia sedang menikmati indahnya asmara
dengan pelukisnya. Kedudukannya sebagai anak raja, kedudukannya
sebagai Sekar Kedaton, juga kedudukannya sebagai panutan para gadis seSunda Galuh menyebabkan Dyah Pitaloka merasa terpenjara, terpasung
kebebasannya. "Banyak sekali tamu yang datang, Tuan Putri. Mereka membawa
rar."amber yang ditata dalam berbagai bentuk. Bahan pakaian dari sutra
mengilat dilipat mirip angsa, mirip buaya, dan macam"macam. Pada
tempat yang amat khusus dilengkapi pula dengan perhiasan emas
permata yang tak ternilai harganya. Lalu, entah hadiah macam apa lagi
yang berada dalam tandu," ucap Euis Nandini.
Dyah Pitaloka makin pucat. Ketika angan-angannya sedang
membubung tentang indahnya menjadi istri Saniscara, ketika ia sedang
You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. You have either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. Warung (Butler. . . sekali tidak tahu bahwa tanpa diminta pun, sebenarnya telah diambil
keputusan untuk mengangkat derajat Dyah Pitaloka dari yang semula
Sekar Kedaton tanpa hak apa"apa menjadi seorang prabu putri.
Rasa penasaran Dewi Lara Linsing telah sampai pada puncaknya
dan merasa harus segera memperoleh jawaban. Retak isi dada Dewi Lara
Linsing ketika melirik anak lelakinya, ia mendapati mata Niskala Wastu
Kencana berkaca-kaca. "Sunda Galuh berada di simpang jalan," berkata Prabu Maharaja.
"Sunda Galuh bisa diibaratkan sedang memakan buah simalakama
dengan akibat tidak mengenakkan. Malakama itu menyebabkan jika
dimakan, ibu akan mati. Jika tidak dimakan, bapak yang mati. Pilihan
sulit itu harus diambil salah satu tanpa bisa dihindari. Majapahit saat
ini memberlakukan dua sikap berbeda sekaligus, yaitu melamar dan
mengancam. Prabu Hayam Wuruk menghendaki Dyah Pitaloka sebagai
istrinya. Di sisi yang lain, telah berulang kali, Gajah Mada mengancam
Sunda Galuh. Sunda |Galuh diminta untuk segera mengambil sikap,
memilih satu dari dua pilihan, menyatakan bersedia atau meneriakkan
kata tidak sudi. Menghadapi keadaan yang demikian itu, menaikkan
derajat Dyah Pitaloka menjadi prabu putri akan menyelamatkan martabat
Sunda Galuh. _]ika Sunda Galuh harus menyatu dengan Majapahit, biarlah
Sunda Galuh lenyap tak ada jejaknya lewat Dyah Pitaloka Citraresmi yang
seorang prabu putri melebur menjadi istri Hayam 11Wuruk yang seorang
raja. Apa pun bentuk Sunda Galuh kelak, yang akan menjadi raja adalah
keturunanku, keturunan Dyah Pitaloka."
Dyah Pitaloka pucat pasi. Ia sama sekali tidak mengira, ayahnya
akan memenuhi permintaannya tanpa harus melalui tarik ulur sebuah
perdebatan. Dyah Pitaloka Citraresmi tiba-tiba merasa melayang,
terapung di atas pertanyaan, layakkah ia menerima keputusan itu"
Setelah memperoleh jawaban dari anak gadisnya, Prabu Maharaja
pun siap dengan jawaban yang akan diberikan kepada para tamu utusan
negeri tetangga itu. Dikawal beberapa abdi dan prajurit yang selalu
melekat serta siap menerima perintah, Raja Sunda Galuh kembali ke
balairung didampingi Permaisuri yang masih terganggu pertanyaan, siapa
"rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "Parera (Butler * . pasukan berkuda yang ia pimpin juga sedang menyelenggarakan latihan.
Ketika pasukan Sunda Galuh telah mendidih dan memberi kita alasan
untuk menyerbu, kita bantai pasukan Sunda Galuh itu yang dengan
sendirinya akan menempatkan Majapahit menguasai Sunda."
Pu Kapar mencerna apa yang disampaikan Ma Panji Elam dan
sepenuhnya setuju tanpa ada secuil pun yang tidak.
"Siapa yang bertugas menyampaikan keterangan yang menyesatkan
itu?" tanya Pu Kapar.
"Kau yang bertanggung jawab atas hal itu. Terserah siapa yang '
kaupilih seolah menerima pesan dari urusan Sunda Galuh yang meminta
pengunduran waktu selama tujuh hari," jawab Ma Panji Elam.
Pu Kapar merenung sejenak. Namun, dengan segera ia mengangguk.
"Baik, aku laksanakan," kata Pu Kapar.
Ma Panji Elam melihat langit. Ia menandai letak matahari untuk
mengukur waktu. "Sudah saatnya kita bergabung dengan yang lain menghadap Sang
Prabu," kata Ma Panji Elam.
Dengan langkah lebar, Sang Arya Rajaparakrama Ma Panji Elam,
Sang Arya Paripari Pu Kapar, Sang Arya Wangsaprana Pu Menur, dan
Sang Arya Suradhiraja Pu Kapasa melangkah menuju Balairung Bale
Manguntur yang mampu menampung orang sebanyak apa pun. Ma Panji
Elam dan tiga temannya datang agak terlambat. Namun, masih belum
kedahnluan Prabu Hayam Wuruk. Di tempat duduk yang disediakan
untuk para arya, sudah terlihat Sang Aryajayapati Pu Pamor, Sang Arya
Rajadhikara Pu Tanga, Sang Arya Dhiraraja Pu Narayana, dan Sang Arya
Dewaraja Pu Aditya. Di kursi tanpa sandaran yang disediakan untuknya,
Brahmana Smaranatha duduk berdampingan dengan Dharmadyaksa
Kasogaran Dang Acarya Nadendra dan Dharmadyaksa Kasaiwan Dang
Acarya Dharmaraja. Laksamana Nala tidak tampak di antara mereka yang menghadap
itu karena ia tidak turun dari kapalnya di Ujung Galuh. Laksamana Nala
"rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. GarangIBtrBat . . Gajah Mada yang masih belum menyadari sepenuhnya ucapan
Ma Panji Elam itu melambaikan tangan sambil memberi isyarat tangan
menirukan gerakan makan dan minum. Berarti, Gajah Mada minta
disiapkan makan dan minum. Abdi kepadhan bergegas melaksanakan
tugasnya. Mahamantrimukya Gajah Mada menyempatkan menoleh ke
belakang untuk melihat siapa saja yang hadir. Tampak Pu Kapasa, Pu
Menur, dan Pu Kapar. Meski Mahapatih Gajah Mada mencari- cari,
ia tidak berhasil menemukan wajah Gajah Enggon. Dari pintu yang
terbuka, di halaman rumah tampak Lurah Prajurit Arya Bentong dan
Jaran Bhaya. "Kenapa kau mengatakan Sunda Galuh merasa memiliki derajat
yang sama dengan Majapahit?" tanya Gajah Mada.
Arya Raj aparakrama Ma Panji Elam rupanya tak hanya pintar
bersilat lidah, ia juga pandai mengambil hati Gajah Mada dengan memijat
pundak dan lengannya "Kakang telah menugasi aku untuk berbicara berdua dengan Raja
Sunda Galuh, melanjutkan pembicaraan sebelumnya yang dilakukan
Kanuruhan Gajah Enggon. Prabu Maharaja Linggabuana menolak
permintaan itu dengan dalih telah meletakkan jabatan. Ia telah leagrrr
kanta-'beri dan menempatkan Dyah Pitaloka sebagai prabu putri. Prabu
Maharaja menyuruhku berbicara dengan Dyah Pitaloka. Apa itu bukan
sebuah penghinaan?" kata Ma Panji Elam.
Gajah Mada mengerutkan kening dan mengangkat tangannya
sebagai isyarat agar Ma Panji Elam diam. Gajah Mada segera menimbang
laporan yang diterimanya itu.
"jadi, orang-orang Sunda Galuh telah datang?" tanya Gajah Mada.
Gajah Mada berusaha mengais persoalan satu demi satu.
"Ya," jawab beberapa orang serentak.
"Mereka sudah berada di lapangan Bubat," terubah Arya Wangsaprana
Pu Menur. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. "rou haye either reached a page that is dhayailable feryiewihg or reached youryiewihg Iirhitforthie
book. . . 9:91:15 Sirad-e menghunjamkan ayunan tangan menghantam dua orang yang lain,
entah siapa. Rangga Anepaken yang berkuda sambil tak mengalihkan
perhatian melihat beberapa orang mengikat Ma Panji Elam. Pasti atas
perintah Gajah Mada. Saat Temenggung Larang Agung membawa hatinya yang bergolak
sambil mencoba menganyam bagaimana kira-kira sikap Maharaja
Linggabuana yang meski telah memutuskan feri-gtw kept-akari, masih
memegang perintah dan kebijaksanaan mewakili anak perempuannya.
Pada saat bersamaan, Gajah Mada dikagetkan oleh suara pintu
yang digedor amat keras dari bagian belakang rumahnya. Gajah Mada
mengayunkan langkah lebar untuk melihat siapa yang terkunci di salah
satu bilik rumahnya. Saat pintu dibuka atas perintahnya, Mahapatih
Gajah Mada terkejut melihat Kuda Swabaya yang telah dirampas
kebebasannya. - "Siapa yang melakukan perbuatan ini kepadamu?" berteriak
Mahapatih Gajah Mada yang benar-benar marah.
Kuda Swabaya menoleh mencari-cari, tetapi orang yang. dicarinya
tak terlihat. ' "Lurah PrajuritJaran'Bhaya yang melakukan," jawab Kuda Swabaya.
Mahapatih Gajah Mada menggigil melihat langkah yang diambil
para pendukungnya benar-benar telah kebablasan dan menyimpang
jauh dari perintahnya. "Cari Jaran Bhaya. Seret dia ke sini, tak peduli diseret di belakang
kuda sekalipun," ucap Gajah Mada amat lantang.
Gajah Mada benar-benar marah dan kecewa. Gajah Mada merasa


Gajah Mada Perang Bubat Karya Langit Kresna Hariadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membutuhkan penyaluran atas kemarahan itu. Pelindran yang dilakukan
anak buahnya dianggapnya hal yang keterlaluan. Tak secuil pun Gajah
Mada punya niat menggagalkan perkawinan Prabu Hayam Wuruk.
& d'emitg Geliat l . 52 "' Hku tetap bersikukuh pada permintaanku yang telah kukirim
berulang kali. Aku tetap meminta agar Sunda segera menyatakan diri
bergabung dengan Majapahit karena masalah yang akan dihadapi Sunda
Galuh sama dengan yang harus dihadapi Majapahit. Sampaikan kepada
rajamu, hari inilah saatnya untuk menentukan sikap, akan tetap berdiri
sendiri atau tunduk pada kehendak kelompok yang lebih besar. Tidak
ada tawar-menawar lagi. Kehadiran temanten dari Sunda Galuh kali ini
sekaligus merupakan pernyataan bahwa Sunda Galuh bersedia tunduk
menjadi bagian dari Majapahit."
Pengulangan ucapan Gajah Mada yang disampaikan Temenggung
Larang Agung itu memaksa udara ikut berhenti bergerak dan menyihir
orang-orang Sunda Galuh untuk terjerembab dalam kubangan perasaan
sewarna, marahi Serentak, para pengiring Maharaja Linggabuana
mengambil sikap. Semua menyingsingkan kain nama" dan mengubah
letak Meng ke pinggang masing-masing serta melepas tali pengikat
pedang untuk memudahkan ketika melolos pedang itu dari sarungnya.
"Untuk apa kita jauh-jauh datang ke tempat itil jika hanya untuk
dinisrakan?" Teriakan itu terdengar dari arah belakang. Di sana, seseorang terlihat
mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Ketika Maharaja Linggabuana
mengamati, teriakan itu berasal dari mulut Orang Siring.
"Siap untuk mati!" terdengar lagi teriakan dari arah lain.
Maharaja Linggabuana melihat Usus yang menyuarakan kemarahan
itu. ts: Wit-nujum, di nusasilam, lelaki juga nunggu" kain panjang [tidak bererlana panjang sebagaimana
sekarang]. "'n-Piton adalah lipatan kain itu.
You have either reached a page that ia unaaailahle feraiewing er reached yeuraiewihg limitferthie
hoek. You have either reached a page that ia unaaailahle feraiewing er reached yeuraiewihg limitferthie
hoek. n' -_1 ?"?"?"?"
yang .mo dari Suiiuda Galuh: 1. "- 'a tunduk menjadi
ang disampaikan T-f" _?"- ?"'.'__-. Agung' itu
: . menyihir oran; -.--__ j"! uh untuk
;! marahi Serentak. pg ' pengiring
" ua _mei'iyingsi kan ka' "i n dan
- | ;" |-.':l 1IFI+H'_1"'
' ' memudahkan ketika r'n'e _|ean aia 33 0449 _a Illllli |||I|| i'll llilllllll IIIi lllll |||
'Illl TIGA. SERANGKAI Jin. Dt. Supomo 23 Solo 5?" 41
Tamam! "4344 [Huntingh Faa. ruam "1360" J
http:"www.tigasarangkai.cu.icl
e-maii:tspmfaitigaserangkaixojd
Geger Rimba Persilatan 1 Roro Centil 20 Kemelut Di Negara Siluman Kaki Tiga Menjangan 35

Cari Blog Ini