Ceritasilat Novel Online

Tat Mo Cauwsu 4

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Bagian 4


tampaknya tengah tersiksa, lalu memandang gurunya pula dan
berbalik memandang kepada kedua orang itu lagi.
Sikap yang diperlihatkan Sin Han justru merupakan tanda
bahwa anak ini sedang diliputi oleh perasaan takut yang sangat,
Koleksi kang zusi.com 190
karena mendengar suara pekik kesakitan dan jerit raung dari
kedua orang itu Sin Han merasakan bulu tengkuknya bagaikan
terbangun berdiri semuanya.....
Anak itu hanya bisa berdiri mematung saja.
Tiba2 terdengar suara pekik yang nyaring dari kejauhan,
samar2 sekali. "Ban Hoa Ciang Mo,.... ampunilah kami ! Ampunilah kami
!" tiba2 kedua orang yang tengah berguling ditanah dengan
muka yang terbakar itu, telah men-jerit2 dengan suara yang
keras, rupanya dia mendengar juga suara pekik dikejauhan itu.
Sin Han jadi menduga, apakah suara pekik dikejauhan itu
adalah suara pekiknya Ban Hoa Ciang Mo " Dan hati anak ini
tambah tergoncang keras saja.
Koleksi kang zusi.com 191
Dengan cepat Sin Han menggeser tubuh, dia telah duduk
didekat gurunya dengan hati yang kebat-kebit. Sebetulnya Sin
Han ingin membangunkan gurunya lagi, karena disaat itu
bukankah tengah berlangsung peristiwa yang sangat hebat
sekali " Tetapi Sin Han tidak berani membangunkan Sin Kun Bu
Tek, sebab sebelum tidur pula, gurunya itu telah berpesan agar
tidak mengganggu tidurnya.
Suara pekik dikejauhan yang mirip2 suara tertawa atau
menangis itu terdengar semakin dekat juga.
Waktu Sin Han tengah mengawasi tertegun kepada kedua
sosok tubuh yang bergulingan ditanah itu, tahu2 ditempat itu
telah bertambah dengan seseorang lainnya!
Tampak seorang lelaki berpakaian pelajar, berusia dua
puluh empat atau dua puluh lima tahun telah berdiri. Mukanya
cukup tampan dan tangan kanannya meng-gerak2kan kipas
ditangannya. Sikapnya angkuh sekali, dan dari wajahnya yang
tampan gagah itu, seperti terpancar sinar yang cukup
mengerikan, karena matanya tampak memancarkan sinar yang
kejam dan aneh, mengawasi kedua orang yang tengah
bergulingan ditanah itu. Pelajar muda itu hanya melirik sejenak
kepada Sin Han dan Sin Kun Bu Tek, kemudian sudah tidak
mengacuhkan si pengemis dan Sin Han. Dia berkata dengan
suara yang dingin kepada kedua orang yang tengah bergulingan
diatas tanah itu : "Kalian ingin mati ?" tanyanya dengan
suaranya yang datar sekali tidak mengandung perasaan apa2.
Tampaknya dia tidak terpengaruh atau ngiris menyaksikan
kedua orang yang telah terluka parah itu.
"Benar....benar Ban Hoa Ciang Mo....ampunilah kami,
bunuhlah kami....janganlah kami disiksa demikian !" teriak
kedua orang itu sesambatan dengan suara yang lebih keras,
Koleksi kang zusi.com 192
karena mereka telah memaksakan diri untuk ber-kata2, tetapi
kesudahannya mereka merintih dan bergulingan lagi ditanah.
Pemuda pelajar yang tampan itu telah mengeluarkan suara
tertawa dingin, sikapnya begitu tawar dan tidak
memperlihatkan perasan lainnya selain sikap angkuh dan
pemberang. Kipas ditangan kanannya telah di-gerak2kan.
"Hemm ... kalian berdua telah kuhadiahkan Pek Kut Ciam
(Jarum Tulang Putih), maka sulit aku mengambil dan menarik
kembali paku2 itu dari tubuh kalian ... !"
Kedua orang itu merintih lagi.
"Kami tahu ! Kami tahu Ban Hoa Ciang Mo, kami memang
telah terkena jarum Pek Kut Ciammu itu ... kami juga tahu
jarum itu sangat halus sekali, waktu kau menepuk punggung
kami dengan perlahan, paku itu telah menerobos masuk
kedalam daging tubuh kami dan menyelusup terus sampai
ketulang, menimbulkan sakit seperti sekarang ini ... maka
tolonglah kami, binasakan saja kami ... tidak tahan lagi kami
harus menderita seperti ini...!"
"Untuk binasa, itu mudah !" kata si pelajar muda dengan
suara yang tawar. "Tetapi kalian harus memberikan jawaban
dulu atas pertanyaanku yang tadi ... yaitu dimana guru kalian
menyimpan kitab Sin Hian Pit Kip ?"
Kedua orang itu meng-gerung2 dengan suara tidak jelas,
tampaknya walaupun kesakitan tetapi mereka tidak bersedia
untuk menjawab pertanyaan pelajar bermuka dingin itu, yang
selalu dipanggilnya dengan sebutan Ban Hoa Ciang Mo.
Sin Han mengawasi dengan hati yang kebat kebit, karena
dia melihat kedua orang itu tampaknya semakin lama semakin
menderita saja. Tiba2 Ban Hoa Ciang Mo telah berkata lagi dengan suara
yang dingin : "Kalian boleh pilih, menderita kesakitan seperti
Koleksi kang zusi.com 193
itu selama dua hari dua malam, atau kalian sebutkan di mana
tempat penyimpanan kitab "Sin Hian Pit Kip", maka kalian
akan segera kubinasakan, sehingga kalian terbebas dari siksaan
! Perlu kalian ketahui juga, bahwa guru kalian telah terbinasa,
telah kubunuh dengan muka yang terbakar dan tubuh terpotong2 ... karena dia terlalu keras kepala, dia tidak mau
menyebutkan dimana dia menyimpan kitab ilmu silatnya itu,
walaupun aku telah memotong tangan dan kakinya. Sampai
aku memotong tangan dan kakinya itu menjadi belasan potong,
tua bangka keparat itu tetap tidak mau menyebutnya ! Maka dia
menemui kematian dengan cara yang mengenaskan itu!
Apakah kalian juga hendak mengalami penderitaan seperti tua
bangka itu ?" Kedua orang itu mengerang-erang lagi dengan suara yang
mengenaskan sekali. Mereka juga memohon agar mereka
dibinasakan saja oleh Ban Hoa Ciang Mo.
Sin Han mendengar perkataan Ban Hoa Ciang Mo, segera
menduga bahwa orang yang disebutnya sebagai tua bangka
yang telah di-potong2 tubuhnya itu, tentu tidak lain dari pada
mayat yang telah dikubur gurunya beberapa saat yang lain!
Bukankah mayat itu dalam keadaan hancur mengerikan,
dengan tubuh yang terpotong"
"Cepat kalian katakan, dimana disimpannya kitab Sim Hian
Pit Kip itu...! Atau aku akan segera berlalu meninggalkan
kalian, agar selama dua hari dua malam kalian tersiksa
perasaan sakit seperti itu terus menerus tanpa ada seorangpun
yang bisa menolongi kalian! Pek Kut Ciam-ku itu merupakan
jarum istimewa, tidak ada seorang manusiapun didunia ini
yang bisa mengeluarkan jarum itu atau mengurangi perasaan
sakit akibat jarum tersebut disetiap bonggolan tulang kalian ..
!" Kedua orang yang terluka parah itu tampaknya masih
ragu2, tetapi salah seorang diantara mereka yang tampaknya
Koleksi kang zusi.com 194
sudah tidak bertahan lebih lama lagi dari perasaan sakit itu,
telah berkata dengan suara tidak lancar : "Kitab Sim Hian Pit
Kip itu disimpan suhu.....disimpan suhu di....."
"Cepat katakan, begitu kau memberitahukan engkau akan
kubinasakan, sehingga penderitaan kau berakhir.....!" kata Ban
Hoa Ciang Mo dengan suara yang dingin, tetapi matanya
semakin terpentang lebar, karena dia menantikan dengan bersungguh2 akan keterangan yang diberikan orang itu.
Tetapi orang tersebut tampaknya ragu2 karena dia telah
merintih pula sejenak lamanya.
Kawannya yang seorang telah berkata dengan suara yang
dingin : "Hemmm, engkau...! Aduhhh !" dia tidak bisa
meneruskan perkataannya, karena kembali dia merintih lagi,
"Jangan.... aduhhh! Jangan katakan padanya....! Aduhhh !
Aduhhh !" Ban Hoa Ciang Mo telah tertawa dingin, dia bilang:
"Hemmm, engkau ingin menderita lebih lama" Baiklah! Aku
pergi saja !" dan setelah berkata begitu, Ban Hoa Ciang Mo
telah mengayunkan langkahnya memutar tubuhnya untuk
berlalu. Tetapi kedua orang itu jadi ketakutan sekali, mereka teraduh2 sambil men-jerit2 : "Jangan .... jangan pergi .... aku
katakan.... aku aku akan mengatakan....!" dan setelah berteriak
begitu salah seorang diantara mereka telah berkata lagi sambil
ter-aduh2, "Sin Hian Pit Kip berada .... berada dibawah pembaringan ...aduuhh ... suhu ...!"
Mendengar itu, Ban Hoa Ciang Mo tertawa ber-gelak2 dia
mengibaskan kipasnya yang ditutup, lalu katanya: "Terima
kasih nah, aku pergi dulu ! Jika memang keteranganmu itu
benar, aku akan kembali kemari untuk membinasakan kalian,
agar penderitaan kalian tidak bertambah lama ! Tetapi jika
ternyata keteranganmu itu dusta, hemm, hemm, tentu saja
Koleksi kang zusi.com 195
penderitaan kalian akan berlipat lebih berat...!" Dan setelah
berkata begitu, tampak Ban Hoa Ciang Mo menjejakkan
kakinya, tubuhnya melompat akan berlalu.
Namun disaat itulah sebutir batu telah melesat lewat
didepan mukanya, disusul dengan kata2 : "Jangan pergi dulu !"
Ban Hoa Ciang Mo jadi terkejut, dia berhenti melangkah
sambil memutar tubuhnya. Dihadapannya berdiri si pengemis
yang tadi dilihatnya tengah tidur nyenyak.
"Hemm, engkau ingin mencampuri urusan ini, pengemis
butut ?" tanyanya dengan suara dingin, "Rupanya tadi kau
pura2 bodoh dengan tidur2 anjing...!"
Sin Kun Bu Tek tertawa dingin. "Engkau masih demikian
muda usia, tetapi hatimu kejam melebihi serigala...! Tentu
manusia seperti engkau ini akan meminta korban yang jauh
lebih banyak lagi, maka jika tidak disingkirkan, akan
membawa bahaya yang sangat besar...!"
"Hemm...!" tertawa pelajar yang bergelar Ban Hoa Ciang
Mo itu dengan suara yang dingin, mengandung kegusaran :
"Engkau tidak takut nanti menderita seperti mereka..?"
"Membasmi kebathilan dan kejahatan mengapa harus takut
menderita ?" menyahuti si pengemis tua she Lo itu dengan
suara gusar juga, "Justru manusia2 berhati serigala seperti
engkau yang harus disingkirkan dari permukaan bumi.." dan
setelah berkata begitu, tampak Sin Kun Bu Tek ber-siap2 untuk
melancarkan serangan sambil melanjutkan perkataannya; "Nah,
mulailah !" Ban Hoa Ciang Mo tertawa dingin, dan dia berkata tawar :
"Tidak perlu tergesa gesa untuk menerima maut !" katanya
mengejek. "Hemmm, nanti setelah engkau merasakan enaknya
jarum Pek Kut Ciam-ku itu, engkau baru mengerti, betapa
Koleksi kang zusi.com 196
permintaan maaf dan ampun kepada Ban Hoa Ciang Mo sangat
penting sekali.." Tetapi Sin Kun Bu Tek sama sekali tidak takut, dia telah
ber-siap2 untuk melancarkan serangan.
Sedangkan Ban Hoa Ciang Mo telah mengibaskan kipasnya
yang dibukanya kembali, di-gerak2kan dengan sikap seperti
orang yang tengah mengipas.
Setelah itu, tangan kirinya diangkat sampai kedepan
dadanya, dia juga tersenyum dengan sikap yang mengejek,
katanya, "Sial sekali hari ini aku harus berurusan dengan
pengemis jorok menjijikkan seperti kau....majulah."
Sin Kun Bu Tek tidak berlaku segan2 lagi, tadi dia telah
menyaksikan betapa Ban Hoa Ciang Mo memang merupakan
iblis yang sangat kejam sekali, disamping itu dia juga melihat
salah seorang korbannya, tubuhnya telah di-potong2. Maka
sekarang dia melancarkan serangan dengan tidak sungkan2 lagi
dia telah menyalurkan tenaga lwekangnya dikedua kepalan
tangannya sebanyak delapan bagian.......sehingga serangannya
itu sangat berbahaya sekali, karena jika saja serangan itu
menghantam batu, tentu batu itu akan terhajar hancur.....
Tetapi Ban Hoa Ciang Mo sama sekali tidak jeri
menghadapi Sin Kun Bu Tek, dia menantikan waktu kepalan
tangan lawannya hampir tiba, baru dia menggerakkan kedua
tangannya secara aneh sekali, yaitu tangan kirinya yang tadi
diangkat kedepan dadanya dikibaskan ke depan dan kipasnya
itu dipergunakan untuk menunjuk kepada Sin Kun Bu Tek.
Terjadilah suatu peristiwa yang sangat aneh sekali yang
membuat Sin Kun Bu Tek kaget bukan main, karena tahu2
tubuhnya seperti diterjang suatu kekuatan yang tidak tampak,
dan badannya itu telah terpelanting bergulingan diatas tanah.
Koleksi kang zusi.com 197
"Ilmu hitam !" berseru Sin Kun Bu Tek dengan suara
tertahan. Sebagai seorang pendekar ternama didunia rimba
persilatan, yang memiliki pengalaman luas, Sin Kun Bu Tek
mengetahui bahwa serangan yang dilakukan lawannya itu
bukan dengan mempergunakan tenaga dalam, melainkan
mempergunakan semacam ilmu gaib aliran hitam. Maka
sebelum tubuhnya tiba didekat si pelajar, justru dia merasakan
seperti menubruk selapis dinding tebal yang kuat yang
membuat dia terpental. Ban Hoa Ciang Mo telah tertawa mengejek.
"Bagaimana ?" tanyanya sambil menggerak gerakkan
kipasnya dengan sikap acuh tak acuh meremehkan si pengemis.
"Hemm, ilmu hitam seperti itu memang bisa me-nakut2i
anak kecil, tetapi untuk aku tidak !" berseru Sin Kun Bu Tek
bukan berdiam diri saja, dia telah melompat dan melancarkan
serangan lagi dengan mempergunakan sekaligus kedua
tangannya. Dalam keadaan gusar dan marah, dia telah melancarkan
serangan dengan mempergunakan ilmu Pukulan Rajawali.
Gerakan yang dilakukan oleh Sin Kun Bu Tek rupanya
mengejutkan Ban Hoa Ciang Mo juga.
Dia melihat si pengemis seperti tidak takuti lagi ilmu
hitamnya, maka pelajar ini menyadari bahwa lawannya
memiliki ilmu bathin dan latihan lwekang yang cukup kuat.
Maka Ban Hoa Ciang Mo telah berlaku hati2, dia
mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali dan telah
menusuk dengan kipasnya. Tetapi Sin Kun Bu Tek kali ini telah berwaspada, dia
mengetahui bahwa lawannya ini memiliki ilmu hitam yang bisa
dipergunakan melumpuhkan lawan, maka si pengemis
Koleksi kang zusi.com 198
mengerahkan lwekangnya dan memusatkan seluruh
perhatiannya, waktu Ban Hoa Ciang Mo membentak : "Rubuh
!" si pengemis menghentakkan kepalanya untuk melenyapkan
pengaruh ilmu hitam itu, yang termasuk sejenis ilmu sihir juga.
Dengan hentakan kepala begitu, Sin Kun Bu Tek berhasil
melenyapkan pengaruh ilmunya Ban Hoa Ciang Mo, sehingga
serangan yang dahsyat itu telah menyambar terus dengan cepat.
Ban Hoa Ciang Mo jadi semakin sangat gusar melihat
usahanya kembali gagal untuk merubuhkan pengemis itu,


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan cepat dia melompat kesamping, mulutnya telah
berkemak kemik pula disaat berhasil meloloskan diri dari
gempuran Sin Kun Bu Tek, lalu dia mengibaskan kipasnya
pula dengan beruntun. Gerakannya memang benar2 aneh,
karena gerakannya itu bukan menyerupai gerakan silat,
melainkan gerakan2 tangan yang dipenuhi oleh pengaruh2
sihir. Walaupun Sin Kun Bu Tek melancarkan serangan yang
gencar, tidak satupun dari serangan2nya itu yang bisa
mengenai sasarannya. Sehingga membuat Sin Kun Bu Tek
tambah penasaran dan heran.
Dia tidak mengerti, setiap tenaga serangannya hampir
mengenai diri Ban Hoa Ciang Mo, selalu pula serangan itu
membalik dan lenyap, bagaikan disekeliling diri Ban Hoa
Ciang Mo terlindung lapisan dinding yang tidak tampak.
Si pengemis tua she Lo mengenal bahwa itu adalah ilmu
hitam yang kuat sekali sebab si pelajar ganas itu melindungi
dirinya dengan rapat. Dengan penasaran yang me-luap2, tampak Sin Kun Bu Tek
telah menggerakkan lagi kedua tangannya, dia telah mengibas
berulang kali dengan kepalan tangannya, untuk menggempur
pertahanan Ban Hoa Ciang Mo.
Koleksi kang zusi.com 199
Kedua orang itu telah bertempur dengan seru dan dahsyat,
dengan gerakan2 yang agak aneh, sebab yang seorang
mempergunakan kekuatan lwekang dengan jurus2 ilmu
pukulan biasa, sedangkan yang seorangnya lagi mempergunakan ilmu hitam, yang aneh dan sulit dicernakan
oleh pikiran sehat si pengemis.
Ban Hoa Ciang Mo juga bukannya tidak berkuatir, dia
heran ilmu hitamnya tidak membawa pengaruh apa2 terhadap
diri si pengemis, dia telah beberapa kali menyalurkan ilmu hitamnya itu dengan gerakan2 yang sangat ketat dan aneh namun
kenyataannya selalu gagal, si pengemis dapat memunahkan
semua pengaruh ilmu sihirnya itu dengan menggigit bibirnya
atau lidahnya. Rasa sakit pada lidah dan bibirnya itulah yang
telah membuat Sin Kun Bu Tek sulit dipengaruhi oleh
kekuatan sihir dari lawannya tersebut.
Waktu Sin Kun Bu Tek melancarkan serangan dan
gempuran keras pula, tiba2 Ban Hoa Ciang Mo telah
mengeluarkan suara pekik yang cukup nyaring, nadanya aneh
sekali dan telinga Sin Kun Bu Tek jadi merah panas,
jantungnya bergoyang keras, darahnya mendesir dan hatinya
berdebar keras. Si pengemis tua Lo Ping Kang kaget bukan main, dia
merasakan perobahan pada dirinya itu. Yang membuat dia
lebih kaget lagi justru ketika dia menyaksikan Sin Han yang
tengah berdiri dibawah pohon, telah terjungkel rubuh pingsan
waktu Ban Hoa Ciang Mo memekik begitu.
Tetapi Sin Kun Bu Tek menyadarinya bahwa dia tidak
boleh terpecah perhatiannya.
Sedikit saja dia terpengaruh oleh ilmu hitamnya Ban Hoa
Ciang Mo, tentu dia akan menghadapi kecelakaan yang tidak
kecil. Koleksi kang zusi.com 200
Dengan cepat Sin Kun Bu Tek mengempos semangat
murninya, dia menggigit lidahnya cukup keras sampai
menimbulkan perasaan sakit.
Namun pengaruh ilmu hitam itu tidak juga lenyap, masih
mempengaruhi dirinya, sehingga pengemis ini merasakan
jantungnya tergoncang keras, dengan muka terasa panas
mengejang. "Celaka !" mengeluh Sin Kun Bu Tek dengan suara
tertahan. Dengan saat itu Ban Hoa Ciang Mo juga telah
mengeluarkan suara pekikan lagi seperti tadi, kedua tangannya
di-gerak2kan. Selanjutnya terjadi peristiwa yang tambah mengejutkan hati
Lo Ping Kang, karena dia merasakan betapa serangan kedua
tangannya selalu berobah arah. Jika dia bermaksud menyerang
kepala Ban Hoa Ciang Mo, maka tangannya itu telah meluncur
menghantam sisi pinggang pelajar ganas itu, jika dia mengincer
sasaran didada Ban Hoa Ciang Mo, maka dia justru menyerang
perut lawannya. Sin Kun Bu Tek menyadarinya bahwa dirinya telah terjatuh
dalam pengaruhnya pelajar yang bergelar Ban Hoa Ciang Mo
itu (si Tangan Iblis Berlaksa Bunga).
Hati Sin Kun Bu Tek jadi kecut, dia telah berusaha
mengempos terus semangatnya. Tetapi waktu Ban Hoa Ciang
Mo memekik untuk ketiga kalinya sambil meng-gerak2kan
tangan kiri dan kanan seperti orang yang tengah mendayung,
gerakan tubuh Sin Kun Bu Tek semakin tidak leluasa, dia
merasakan sepasang tangannya itu seperti telah dikuasai oleh
kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. Si pengemis jadi
mengeluh dan berkuatir. Ban Hoa Ciang Mo telah mengeluarkan suara tertawa yang
keras sekali : "Hemmmm, tidak lama lagi engkau tentu akan
Koleksi kang zusi.com 201
memohon-mohon ampun dariku...tetapi disaat itu, hahahaha,
tentu engkau akan merasakan enak Jarum Pek Kut Ciamku !!"
Dan setelah berkata begitu, kembali Ban Hoa Ciang Mo
memekik untuk keempat kalinya, pekikannya itu menyerupai
suara tertawa dan suara tangisan. Dia menyalurkan ilmu
hitamnya itu lewat suara pekikannya, untuk mempengaruhi
lawannya. Sin Kun Bu Tek seketika merasakan sepasang lengannya
jadi lemas seperti tidak bertenaga, begitu juga sepasang
lututnya lemas bagaikan tidak memiliki kekuatan lagi, maka
tanpa ampun lagi pengemis itu telah rubuh terjungkel berlutut
ditanah! Ban Hoa Ciang Mo tertawa keras.
"Lihatlah !" katanya dengan suara yang menyeramkan
sekali. "Dengan demikan, dekat pula saatnya engkau akan
merasakan hebatnya Ban Hoa Ciang Mo. tetapi aku justru
menghendaki engkau binasa dan menderita per-lahan2 !!"
Rupanya Ban Hoa Ciang Mo bicara tidak main2, dia tidak
mau cepat2 menyiksa Sin Kun Bu Tek seperti korban2nya
yang lain. Dia juga mengeluarkan jarum beracun Pek Kut
Kiamnya, dia telah membentak keras dengan suara memekik
tadi tubuhnya tahu2 me-liuk2 dan kedua tangannya telah
digerakkannya. Sin Kun Bu Tek yang merasakan seluruh tenaganya seperti
telah melompat berdiri, lalu me-nari2.
Keruan saja hati Sin Kun Bu Tek jadi terkejut dan gelisah
sekali, karena tangannya itu bergerak diluar kehendaknya, dia
me-nari2 terus. Si pengemis berusaha menindih getaran dari suara pekikan
Ban Hoa Ciang Mo itu dengan hentak kepala dan mengempos
semangat murni maupun lwekangnya, tetapi selalu
Koleksi kang zusi.com 202
gagal...walaupun dia telah menggigit lidahnya cukup keras,
sampai mengeluarkan darah, pengaruh ilmu hitam dari
lawannya itu masih belum juga dapat dilenyapkannya...tangan
dan kakinya tetap ber-gerak2 diluar kehendak hatinya. Ban
Hoa Ciang Mo menyelesaikan gerakan tangannya dengan
pekikan lagi, tubuh Sin-Kun Bu Tek seperti tertendang suatu
kekuatan yang sangat kuat sekali, dan terpental kebelakang
kejengkang rubuh dengan mengeluarkan jeritan yang
menyakitkan hati ....! Keadaan Sin Kun Bu Tek memperlihatkan bahwa dia telah
kena pengaruh oleh kekuatan ilmu hitamnya Ban Hoa Ciang
Mo, karena diluar keinginannya, waktu dia terjungkel rubuh
disaat itu juga dia telah tertawa .... walaupun sesungguhnya dia
merasakan sekujur tubuhnya sakit bukan main.
"Habislah aku kali ini ....!" berpikir si pengemis didalam
hatinya, dia juga tidak berdaya untuk memberikan perlawanan
terhadap ilmu hitamnya Ban Hoa Ciang Mo.
Ban Hoa Ciang Mo tertawa keras, dia telah melirik kepada
Sin Han yang menggeletak diatas tanah dalam keadaan pingsan
itu. "Hemm, anak itu beruntung, dia telah kabur pingsan,
sehingga tidak mendengar suara pekikanku yang dahsyat ....
sehingga dia tidak akan terpengaruh apa2, karena dalam
keadaan pingsan tentu saja dia tidak mendengar suatu apapun
juga." Dan setelah menggumam begitu, tampak Ban Hoa Ciang
Mo telah memandang kepada si pengemis tua Lo Ping Kang
lagi, dia berkata dengan suara dingin: "Sekarang tiba saatnya
engkau harus mengalami siksaan dariku, karena mulutmu yang
lancang dan sikapmu yang kurang ajar!"
Koleksi kang zusi.com 203
Mulut Ban Hoa Ciang Mo berkemak-kemik lagi perlahan,
dia menggerakkan tangan kanannya, dan menghentak keatas:
"Bangun !" bentaknya dengan keras.
Aneh sekali, tubuh Sin Kun Bu Tek seperti dikuasai suatu
kekuatan aneh yang memaksa dia melompat berdiri, gerakan
tubuhnya seperti juga robot yang telah menuruti saja perintah
Ban Hoa Ciang Mo. Walaupun dalam pengaruh ilmu hitam, tetapi disebabkan
Sin Kun Bu Tek merupakan jago yang memiliki lwekang tinggi
sekali, maka kesadaran pikirannya belum lenyap semuanya.
Dia telah berpikiran keras untuk melawan pengaruh ilmu hitam
itu. Hanya sayangnya beberapa kali usahanya itu gagal.
"Tampar mukanya sendiri sebanyak sepuluh kali," perintah
Ban Hoa Ciang Mo dengan suara yang bengis.
Hati Sin Kun Bu Tek menolak perintah itu, justru karena
tangan kanannya telah terangkat diluar kehendaknya, dan
bergerak menempeleng mukanya sendiri sebanyak sepuluh
kali, sampai mengeluarkan suara plak plok yang keras sekali,
sebab dia telah menempelengnya dengan kuat sampai mukanya
itu bengkak. Tetapi dia tidak menderita sakit, bahkan diluar
keinginannya diapun telah tertawa keras. Sikapnya itu seperti
juga orang tidak waras. Dengan cepat sekali Ban Hoa Ciang Mo telah membentak
lagi: "Cakar mukamu...."
Diluar keinginannya lagi, kedua tangan Sin Kun Bu Tek
telah mencakari mukanya berulang kali, sampai mukanya itu
bergaris terkena cakaran dan mengeluarkan darah yang cukup
banyak. Ban Hoa Ciang Mo tertawa ber-gelak2, "Bagus! Bagus!"
katanya dengan suara nyaring. "Hmm, rupanya engkau seorang
yang patuh sekali pada perintah pengemis jorok!"
Koleksi kang zusi.com 204
Dan setelah berkata begitu, Ban Hoa Ciang Mo berkemakkemik lagi, ingin memerintahkan si pengemis Sin Kun Bu Tek
menyiksa dirinya sendiri dengan pengaruh ilmu hitamnya.
Tetapi disaat itu Sin Han telah tersadar dari pingsannya, dia
telah melihat keadaan muka gurunya yang berlumuran darah,
sehingga anak itu terkejut, dia berteriak : "Suhu... kenapa kau
?" Ban Hoa Ciang Mo yang tengah membacakan mantera2nya
segera menoleh kepada Sin Han, dan dalam kesempatan yang
hanya beberapa detik itulah, disaat Ban Hoa Ciang Mo berhenti
membaca manteranya, Sin Kun Bu Tek cepat2 mengulurkan
tangan kanannya, dia telah memasukkan jari telunjuknya, yang
ujungnya digigit keras2, sampai ujung jari tangan itu
mengucurkan darah. Dan gigitan pada ujung jari tangannya itu
justru telah menyebabkan Sin Kun Bu Tek menderita kesakitan
yang mendatangkan kesadaran pikirannya, sehingga dirinya
bebas dari pengaruh ilmu hitam Ban Hoa Ciang Mo.
Sin Kun Bu Tek menyadari juga bahwa keselamatan
jiwanya hanya tergantung pada waktu yang hanya beberapa
detik itu, jika dia tidak mempergunakan sebaik mungkin, tentu
di-waktu2 mendatang sulit baginya untuk meloloskan diri dari
pengaruh ilmu hitamnya Ban Hoa Ciang Mo.
Dengan mengeluarkan suara teriakan marah Sin Kun Bu
Tek telah menerjang menghajarkan kedua kepalan tangannya
itu ke dada Ban Hoa Ciang Mo, dia memukul dengan
mempergunakan seluruh kekuatan lwekang yang ada padanya.
Ban Hoa Ciang Mo jadi kaget bukan main, dia sampai
mengeluarkan teriakan tertahan karena dia tidak menyangka
bahwa Sin Kun Bu Tek bisa meloloskan diri dari pengaruh
ilmu hitamnya itu dan diapun sedang tidak bersiap siaga,
sehingga dengan ter-gesa2 dia ingin mengelakkan diri dari
gempuran itu. Koleksi kang zusi.com 205
Namun disebabkan tadi perhatiannya terpecah kepada Sin
Han, maka dia tidak berhasil mengelakkan serangan mendadak
Sin Kun Bu Tek, kepalan tangan si pengemis telah
menggempur keras sekali dada dari pelajar yang ganas dan
memiliki ilmu hitam itu, sampai memperdengarkan suara
"krekkkk", karena ada tulang dadanya yang patah.
Ban Hoa Ciang Mo telah mengeluarkan pekik kesakitan,
tubuhnya terpental dan terbanting ditanah, bergulingan
beberapa tombak. Sin Kun Bu Tek tidak mem-buang2 kesempatan yang ada,
karena Sin Kun Bu Tek tahu, jika sampai si pelajar yang ganas
itu sempat mempengaruhi dirinya dengan ilmu hitamnya,
habislah harapannya untuk lolos. Kembali dia menerjang
sambil mengirimkan pukulan dengan kepalan tangannya yang
telah disaluri oleh tenaga sinkangnya.
Gerakan itu mendatangkan angin yang berkesiuran sangat
keras sekali, sehingga Ban Hoa Ciang Mo yang semula
bermaksud akan membaca manteranya lagi, jadi batal dan
cepat2 mengelakkan diri. Sin Kun Bu Tek mendesak terus tanpa memberikan
kesempatan kepada lawannya walaupun sedetik, ber-turut2 dia
melancarkan serangan2 yang mematikan, sebab Sin Kun Bu
Tek bertekad jika dia dapat dia ingin membinasakan lawannya
itu. Ban Hoa Ciang Mo yang melihat kenekadan lawannya yang
telah begitu rupa, dengan cepat merogoh saku bajunya, karena
dia yakin jika harus menghadapi pukulan Sin Kun Bu Tek
dengan kepalan tangan biasa, tentu dia tidak akan sanggup,
karena kekuatan lwekangnya masih berada dibawah tingkat Sin
Kun Bu Tek. Begitu tangannya ditarik keluar dari saku
jubahnya, dia telah membanting sesuatu ditanah, segera
terdengar ledakan keras sekali.


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Koleksi kang zusi.com 206
Sin Kun Bu Tek yang tengah menerjang maju jadi kaget
bukan main, apa lagi berbareng dengan terdengar suara ledakan
itu, juga mengepul asap hitam yang tebal sekali disekitar
tempat itu, menghalangi pandangan matanya, dia tidak berhasil
melihat dimana beradanya Ban Hoa Ciang Mo.
Dengan hati yang tergoncang keras, Sin Kun Bu Tek telah
melompat mundur melepaskan diri dari gulungan asap hitam
itu, kemudian mementang matanya lebar2, dia mengawasi
sekitar tempat itu men-cari2 Ban Hoa Ciang Mo. Tetapi pelajar
yang ganas itu telah lenyap, rupanya dia telah melarikan diri.
Setelah yakin bahwa Ban Hoa Ciang Mo telah berlalu,
tubuh Sin Kun Bu Tek jatuh duduk lemas tidak bertenaga,
tetapi dia bisa menghela napas lega.
Sin Han cepat2 memburu gurunya, untuk memayangnya
membawanya ke bawah sebatang pohon yang rimbun.
"Berbahaya ! Berbahaya !" mengeluh si pengemis dengan
suara gemetar, karena baru saja dia lolos dari bahaya yang
benar2 mengerikan. Jika saja dia tidak berhasil meloloskan diri
dari pengaruhnya ilmu sihir Ban Hoa Ciang Mo, niscaya akan
membuat dia menderita, dan menemui kematian dengan
bersengsara. Ban Hoa Ciang Mo ganas dan bertangan telengas
sekali, sedangkan kedua orang yang tadi ber-teriak2 kesakitan
dengan bergulingan ditanah, saat itu sudah tidak berkutik lagi,
diam kaku tanpa bernapas lagi, karena jiwa mereka telah
melayang.......... "Sungguh berbahaya manusia itu !! Dia benar2 seperti iblis
yang menakutkan ! Jauh lebih menakutkan dari Siang Niauw
Pek Sian Bo Siong Kun. Pelajar itu benar2 ganas sekali...!"
Sin Han jadi memandang bengong kepada gurunya, dia
telah berkata dengan suara ragu2: "Sekarang ... sekarang
bagaimana suhu " Apakah luka2 di muka suhu harus
Koleksi kang zusi.com 207
dibersihkan dengan air " biarlah aku mencari air disekitar
tempat ini.....!" Si pengemis mengangguk, dia memberikan secarik kain
kepada muridnya, dan Sin Han ber-lari2 mencari sungai, guna
membasahi carikan kain itu.
Kebetulan sekali ditempat yang terpisah tidak begitu jauh,
anak ini menemui sungai yang airnya jernih, segera Sin Han
merendam kain itu, dan membawa ke gurunya untuk menyusut
darah yang mengucur dari mukanya.
Setelah memborehkan semacam obat pada lukanya itu, si
pengemis mengajak muridnya berlalu dengan cepat, sebab dia
kuatir kalau2 Ban Hoa Ciang Mo muncul kembali .... sampai
kedua orang yang telah menggeletak menjadi mayat itu tidak
sempat lagi dikubur oleh Sin Kun Bu Tek, karena pengemis
inipun dikejar perasaan ngeri membayangkan bahwa tadi dia
telah kena dipengaruhi oleh ilmu hitamnya Ban Hoa Ciang Mo.
Sesungguhnya Ban Hoa Ciang Mo tadi waktu didesak oleh
serangan2 dahsyat si pengemis yang bergelar Kepalan sakti
Tanpa Tanding itu, dia melihat bahwa percuma berurusan
dengan Sin Kun Bu Tek, karena dia tengah memiliki kitab "Sin
Hiat Pit Kip", yang menurut pengakuan dari salah seorang
diantara kedua orang korbannya, kitab itu diletakkan dibawah
pembaringan guru si korban. Inilah yang membuat Ban Hoa
Ciang Mo mau menyudahi pertempuran dengan pengemis dan
dia bermaksud untuk lebih dulu mengambil kitab pusaka yang
tampaknya sangat penting sekali bagi dia..... Jika tidak,
walaupun Sin Kun Bu Tek memiliki kepandaian dua kali lipat
lebih tinggi dari sekarang, tentu pengemis itu tidak akan lolos
dari pengaruh ilmu sihirnya.
Sin Kun Bu Tek mengajak Sin Han berlalu dengan tergesa
gesa untuk menjauhi tempat itu. Setelah melakukan perjalanan
Koleksi kang zusi.com 208
belasan lie mereka sampai dipermukaan sebuah kampung kecil,
yaitu Ban Hoo cung. Si pengemis mengajak Sin Han mencari rumah penginapan,
karena Sin Kun Bu Tek perlu beristirahat disamping merawat
luka2nya, dia pun harus melatih lwekangnya yang telah
tergempur, karena dia telah mempergunakannya melebihi dari
takaran yang semestinya. Sin Han melihat gurunya duduk bersemadhi melatih
lwekangnya didalam kamar rumah penginapan tersebut. Dia
mengetahui dalam keadaan seperti itu tentu gurunya tidak mau
diganggu. Maka Sin Han hanya diam saja mengawasi gurunya yang
tengah melatih lwekangnya itu, dan hati anak ini jadi ngiris
melihat luka2 bekas cakaran dimuka gurunya. Diam2 Sin Han
jadi berpikir keras, kepandaian Ban Hoa Ciang Mo benar2
hebat sekali, dan anak ini tidak mengetahui entah siapa yang
bisa menguasai manusia yang berhati kejam itu.....
Setelah duduk bersemadhi hampir dua jam, akhirnya si
pengemis melompat turun dari pembaringan, dia bilang kepada
muridnya: "Untung saja aku tidak terluka didalam....."
"Apakah kepandaian Ban Hoa Ciang Mo itu benar2 hebat
sekali, Suhu ?" tanya Sin Han.
Sang guru menggeleng perlahan.
"Kepandaian silatnya tidak seberapa, tetapi dia memiliki
ilmu hitam yang menyerupai ilmu sihir, sehingga setiap saat
bisa menguasai korbannya. Dengan sendirinya, dia bisa saja
mempengaruhi lawannya itu tidak memiliki tenaga, dan
menyebabkan lawan itu mudah sekali dirubuhkan...!!"
Sin Han bengong saja tidak mengerti, karena dia belum
mengetahui apa itu perbedaannya antara ilmu silat dengan ilmu
Koleksi kang zusi.com 209
hitam yang menurut gurunya hampir mirip2 dengan ilmu
sihir...... Malam itu mereka tidur tidak tenang. Lebih2 Sin Kun Bu
Tek, karena pengemis ini kuatir kalau2 Ban Hoa Ciang Mo
akan muncul disetiap waktu dengan tiba2 sekali. Sedangkan
Sin Han pun jadi tidur gelisah, karena sering kali dia melihat
gurunya itu melompat dari pembaringannya dan memasang
pendengarannya baik2 seperti sedang mendengarkan sesuatu.
Keadaan gurunya ini membuat Sin Han tambah berkuatir
dan tidak tenang. Tetapi sebagai seorang anak yang belum
dewasa, tentu saja Sin Han juga tidak tahu apa yang harus
dilakukannya, selain bingung.
Keesokan paginya, Sin Han dan Sin Kun Bu Tek bersantap
diruang depan rumah penginapan itu.
Waktu itu orang yang tengah bersantap di ruangan tersebut
tidak banyak, hanya tampak empat orang disebuah meja
sebelah kanan, merekapun berpakaian sebagai penduduk biasa
saja, bukan dari kalangan Kang ouw.
Ketika Sin Han dan gurunya tengah bersantap, tiba2 dipintu
rumah makan itu telah datang seorang lelaki berusia diantara
lima puluh tahun, pakaiannya sebagai seorang petani, tetapi
justru anehnya dipinggangnya membawa sebatang golok.
Mukanya kurus panjang, tetapi dengan alis yang tebal dan mata
yang tajam, dia tampaknya gagah sekali.
Dipanggilnya seorang pelayan rumah makan dan memesan
agar dipersiapkan empat meja makan dengan empat puluh
macam masakan yang mahal. Semua harga pesanannya itu
segera dibayarnya dengan menyerahkan dua buah goanpo
kepada si pelayan. "Lebihnya boleh kau ambil !" katanya kepada si pelayan.
Koleksi kang zusi.com 210
Tentu saja pelayan itu jadi kegirangan, sisa dari
pembayaran itu mungkin masih lebih sepuluh tail. Seumur
hidupnya belum pernah pelayan tersebut menerima hadiah
sebesar itu, maka dia telah mengucapkan terima kasihnya
berulang kali. Sedangkan lelaki yang berpakaian sebagai petani itu telah
mengambil tempat duduk di-meja sebelah barat, didekat
jendela, dia mengawasi kearah luar.
Waktu orang berpakaian petani itu melangkah masuk ke
ruangan makan ini, Sin Kun Bu Tek telah menundukkan
kepalanya dalam2, dia juga bilang kepada Sin Han dengan
suara yang perlahan sekali : "Jangan melihati dia..kita harus
cepat2 berlalu...!" Tetapi disebabkan orang berpakaian petani itu justru duduk
dimeja sebelah barat, yang letaknya berdekatan dengan meja
Sin Kun Bu Tek, sehingga tidak leluasa si pengemis mengajak
muridnya itu berlalu. Kalau dia berdiri untuk meninggalkan
meja itu, tentu orang berpakaian sebagai petani itu akan
melihat mereka dan akan memperhatikannya, karena orang itu
belum disibuki oleh barang2 santapannya yang belum
dihidangkan. Maka dari itu Sin Kun Bu Tek telah meneruskan makannya
dengan kepala yang tertunduk dalam2 dia berdiam diri saja.
Sin Han yang melihat sikap gurunya itu jadi heran bukan
main, dia telah mengawasi saja. Walaupun Sin Han bermaksud
menanyakan mengapa gurunya bersikap seperti itu, tetapi
disebabkan melihat keadaan gurunya serupa itu Sin Han
membatalkan maksud hatinya. Dia hanya meneruskan
santapannya per-lahan2 dengan hati diliputi oleh tanda tanya,
pikirannya juga jadi bekerja : "Orang2 rimba persilatan
ternyata memiliki banyak sekali persoalan yang aneh2....selama
Koleksi kang zusi.com 211
ini, hanya dalam beberapa bulan saja aku telah melihat dan
mengalami banyak peristiwa yang aneh2....."
Setelah melihat orang yang berpakaian seperti petani itu
repot bersantap dan meminum arak, Sin Kun Bu Tek memberi
isyarat kepada muridnya agar berlalu. Dia telah melambaikan
tangannya kepada seorang pelayan, dan membayarnya tanpa
menanti pelayan itu menyebutkan harga makanan itu.
"Sisanya kau ambil !" kata Sin Kun Bu-Tek dengan suara
perlahan. Si pelayan tertegun. Waktu kemarin Sin Kun Bu Tek dan
Sin Han datang bermalam, mereka meremehkan dan bahkan
merasa jijik, namun Sin Kun Bu Tek telah membayar terlebih
dulu uang sewa kamar itu, sehingga mereka tidak bisa menolak
pengemis ini dan muridnya. Dan sekarang diberi hadiah uang
kembaliannya yang cukup banyak, mungkin hampir belasan
tail perak, pelayan itu jadi kaget bercampur girang, sampai dia
mau menduga bahwa pengemis ini adalah seorang hartawan
yang tengah menyamar sebagai pengemis.....
Tanpa mengatakan suatu apapun juga, Sin Kun Bu Tek
bangkit berdiri, menarik Sin Han yang ingin diajaknya kembali
ke kamarnya. Waktu itulah orang yang berpakaian petani itu telah
mengangkat kepalanya, dia memandang ke arah Sin Kun Bu
Tek dan dari mulutnya terdengar seruan perlahan. Tetapi
kemudian orang itu telah menundukkan kepalanya lagi, dia
meneruskan makannya tanpa memperdulikan Sin Kun Bu Tek.
Waktu Sin Kun Bu Tek mendengar seruan perlahan orang
itu, muka si pengemis jadi berobah pucat pias, tampaknya dia
kaget dan seperti ketakutan.
Sin Han jadi tambah heran, dia hanya menuruti ajakan
gurunya kembali ke kamar mereka.
Koleksi kang zusi.com 212
Setelah mengunci pintu kamar, Sin Kun Bu Tek menghela
napas dalam2. "Mengapa kita bisa bertemu dengan dia ?" tanya Sin Kun
Bu Tek seperti kepada dirinya sendiri.
"Engkau melihat orang yang berpakaian seperti petani,
bukan ?" tanya Sin Kun Bu Tek kepada muridnya.
Sin Han mengangguk. "Ya, yang mengambil meja disamping kita bukan ?" tanya
Sin Han. "Benar," mengangguk Sin Kun Bu Tek, dan kembali dia
menghela napas lagi. "Tetapi sayang sekali jika melewatkan kesempatan ini...!"
kata Sin Kun Bu Tek lagi, seperti menggumam seorang diri.
"Apa yang suhu maksudkan ?" tanya Sin Han heran.
"Aku maksudkan orang yang berpakaian sebagai petani itu.
Dia seorang yang sangat hebat kepandaiannya, mungkin
didalam rimba persilatan sulit mencari orang sehebat
dia...Orang itulah yang bergelar Kim To Ong San (Raja
Gunung Bergolok Emas), sedangkan namanya tidak diketahui
jelas, karena tidak ada seorangpun yang mengetahui siapa
nama sebenarnya dari Kim To Ong San tersebut...."
"Lalu apa maksud suhu dengan mengatakan sayang jika
melepaskan kesempatan....." tanya Sin Han.
Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang tidak segera menyahuti
pertanyaan muridnya itu, karena dia mempermainkan jari
telunjuknya yang terluka akibat gigitannya sendiri waktu
menghadapi Ban Hoa Ciang Mo, yang saat itu telah mulai
merapat kembali. "Sebetulnya aku memikirkan kesempatan untukmu ! Jika
engkau bisa berguru kepada Kim To Ong San, tentu engkau
Koleksi kang zusi.com 213
bisa memperoleh pelajaran ilmu silat kelas tinggi, bukankah
kesempatan ini merupakan kesempatan yang baik sekali ?""
dan waktu berkata begitu Sin-Kun Bu Tek mengawasi
muridnya kemudian dia menghela napas panjang dan
melanjutkan kata2nya lagi: "Tetapi sayangnya justru aku
pernah bentrok dengannya, aku pun pernah dirubuhkannya dan
bersumpah tidak akan hidup berdua dengan dia didunia ini....."
"Jika demikian, tentunya terdapat permusuhan diantara
suhu dengan Kim To Ong San itu?" tanya Sin Han.
"Boleh dibilang begitu..." mengangguk si pengemis dengan
cepat. "Tetapi buktinya sampai sekarang ini justru kami berdua
masih berada didunia....!"
"Permusuhan apakah yang terdapat diantara suhu dengan
orang itu ?" tanya Sin Han ingin mengetahui.
"Sebetulnya semua itu disebabkan watak dan sifat2
burukku juga...aku terlalu usil, sering mempermainkan orang
dan lebih2 ketika berusia muda, waktu duapuluh tahun yang
lalu jika mendengar ada orang gagah, aku mendatangi dan
mengajak mengadu kepandaian ! Dan waktu itu aku mendengar
Kim To Ong San memiliki kepandaian yang tinggi dan
disegani lawan maupun kawan, maka aku mencarinya dan
ketika bertemu dengannya aku telah memancing kemarahannya
dengan perbuatan2 menggodanya, sehingga dia menjadi marah
dan telah bertempur denganku. Kami bertempur dengan hebat,
kepandaianku telah kupergunakan seluruhnya, namun
kenyataan yang ada memperlihatkan bahwa dia memang lebih
unggul dan jauh lebih tinggi kepandaiannya. Akhirnya dia
berhasil merubuhkan diriku dengan mudah. Disaat itulah, aku


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersumpah akan mempelajari lebih rajin lagi ilmu2 silat tingkat
tinggi dan juga bersumpah tidak akan hidup berdua dengannya
dibumi ini. Tetapi sumpahku itu tidak terwujud, walaupun aku
telah mempelajari dengan tekun melatih diri berbagai
kepandaian yang hebat2 kenyataannya selalu aku
Koleksi kang zusi.com 214
dikalahkannya. Dua kali aku menyatroninya dan
menantangnya, tetapi dua kali itu pula aku telah
dirubuhkannya. Maka segera aku mengetahui, selamanya aku
tidak mungkin dapat merubuhkan Kim To Ong San, karena
semakin aku melatih diri dan memperoleh kepandaian yang
jauh lebih tinggi, begitu juga dengan Kim To Ong San, yang
tentunya akan melatih diri dan kepandaiannya mengalami
kemajuan yang sangat pesat sekali. Maka dari itu, untuk
selamanya aku tidak mungkin bisa menandingi kepandaiannya,
dan aku menjadi malu, aku tidak mau bertemu lagi dengan dia.
Waktu tadi bertemu, diapun seperti terkejut sewaktu mengenali
aku, tetapi diapun tidak mau mencari urusan..."
Sin Han mengangguk mengerti.
"Jika demikian, tentunya locianpwe itu
kepandaian yang sangat tinggi sekali...!" katanya.
memiliki "Ya, kesempatan yang baik seperti itu sayang sekali jika
dilewatkan...kalau saja aku tidak memiliki ganjalan apa2
dengan dia, bukankah bisa saja aku meminta dia menerimamu
menjadi muridnya " Dengan demikian, jelas engkau kelak akan
menjadi seorang murid yang pandai..."
Tetapi Sin Han menggelengkan kepalanya.
"Tidak suhu, walaupun bagaimana aku tetap tidak mau
berpisah dengan suhu. Walaupun Kim To Ong San memiliki
kepandaian yang tinggi, tetapi itu bukan menjadi sebab yang
mengharuskan aku merasa beruntung jika bisa mengangkat dia
menjadi guru...." "Hemm," Sin Kun Bu Tek hanya mendengus saja dengan
pikiran yang menerawang, sedangkan saat itu dia telah berpikir
juga. "Anak ini memiliki hati yang baik, dia tidak serakah dan
kemaruk akan kepandaian.....!"
Koleksi kang zusi.com 215
Dan setelah itu si pengemis tua Lo Ping Kang merebahkan
dipembaringan untuk beristirahat.
Sin Han juga merebahkan dirinya dipembaringan satunya
lagi, anak ini masih memikirkan sikap suhunya tadi.
Sin Kun Bu Tek memiliki kepandaian yang sangat tinggi
sekali, Sin Han yakin, jika dia bisa mewariskan kepandaian
gurunya itu, itu pun telah lebih dari cukup baginya.
Karena berpikir begitu Sin Han telah melompat turun dari
pembaringannya, dia mulai melatih jurus2 yang pernah
diajarkan gurunya. Dengan cepat dia telah melatih dua puluh
jurus, dan napasnya agak memburu.
"Suhu mengatakan, aku hanya mengerti kembang dari
jurus2 ini saja...tidak mungkin dapat merubuhkan orang! Maka
aku harus melatih lebih giat dan juga melatih tenaga dalam....."
Waktu berpikir begitu, Sin Han segera teringat kepada
ayahnya yang telah marhum dan dia jadi membayangkan, jika
saja dia telah bisa memiliki kepandaian yang tinggi, tentu dia
bisa mencari musuh ayahnya itu untuk membalas dendam.
Dan Sin Han melatih diri lagi dengan beberapa jurus
lainnya, sehingga akhirnya dia merasa letih dan berhenti
melatih diri rebah beristirahat.
Tiba2 Sin Kun Bu Tek Lo Ping Kang telah tertawa, rupanya
tadi dia tidak tidur. "Bagus! Aku telah melihat engkau melatih diri dengan baik
! Semangatmu tinggi dan engkau telah mempelajari semua
jurus2 yang kuwariskan itu dengan baik ! Sekarang mari
kuajarkan lagi beberapa jurus lainnya."
Dan si pengemis Lo Ping Kang mulai menurunkan
beberapa jurus yang baru pula kepada anak itu.
Koleksi kang zusi.com 216
Sin Han telah memperhatikan setiap keterangan gurunya
dan kemudian melatihnya. Ada beberapa kesalahan yang
dilakukannya, dan dia telah memperoleh petunjuk lagi dari
gurunya, sampai akhirnya Sin Han berhasil menguasai jurus2
itu. Tetapi waktu Sin Han ingin mengulangi lagi latihan2nya,
disaat itulah tampak muka Sin Kun Bu Tek telah berobah.
"Diruang makan telah berdatangan banyak sekali tamu!"
katanya kemudian. "Mungkin orang2 yang di-nanti2kan Kim
To Ong San !" Sin Han heran. "Bagaimana Suhu bisa mengetahui" Bukankah suhu berada
di dalam kamar?" tanya anak itu.
"Tetapi aku mendengar dari suara2 langkah mereka, yang
menunjukkan bahwa jumlah mereka sangat banyak,"
menyahuti Sin Kun Bu Tek.
"Oh, betapa tajamnya pendengaran suhu...." kata Sin Han
kagum. "Mari kita keluar untuk melihat !" ajak Sin Kun Bu Tek
menarik tangan Sin Han, yang ingin diajaknya keluar.
Sin Han hanya menurut saja ajakan gurunya, dia telah
mengikuti gurunya keluar dari kamar tersebut.
Waktu mereka sampai diruangan makan, memang ditempat
itu telah berkumpul banyak sekali orang yang ber-macam2 pula
cara berpakaian mereka, ada yang tinggi ada yang pendek.
Mereka umumnya membawa senjata tajam, dan dilihat dari
cara berpakaian mereka itu, rupanya mereka berasal dari dunia
persilatan. Koleksi kang zusi.com 217
Disaat itu, Sin Kun Bu Tek telah mengeluarkan seruan
tertahan, dan bergumam perlahan : "Mengapa disini bisa
berkumpul demikian banyak jago2 ternama ?"
Dan setelah bergumam begitu, Sin Kun Bu Tek menarik
tangan Sin Han, yang diajaknya berdiri dibelakang tiang
diambang pintu rumah makan itu, untuk menyaksikan lebih
jauh. Tampak Kim To Ong San telah berdiri dari duduknya dan
sedang ber-kata2 : "Kalian rupanya menepati janji juga
berkunjung menemui aku...!" suaranya nyaring dan keras
sekali, diapun telah menyambut kedatangan orang2 itu, yang
jumlahnya mungkin mencapai dua puluh orang, dengan
merangkapkan sepasang tangannya menjura memberi hormat.
Tetapi kedua puluh orang itu telah memandang dengan
sikap yang dingin, mereka berdiam diri saja tidak membalas
hormat Kim To Ong San sedikitpun juga.
Salah seorang, yang berpakaian sebagai tojin, telah maju
menghampiri lebih dekat Kim To Ong San, dia telah bilang:
"Apakah kita akan menentukannya disini......?"
"Jangan," kata Kim To Ong San cepat. "Justru aku yang
rendah ingin menjamu kalian. Nanti baru kita menyelesaikan
urusan dua tahun yang lalu itu......!"
Dan setelah berkata begitu, Kim To Ong San telah
melambaikan tangannya memanggil seorang pelayan, yang
cepat sekali menghampirinya.
"Sudah siapkah barang santapan yang kupesan ?" tanya
Kim To Ong San kemudian. "Sudah Loya......!" menyahuti pelayan itu. "Dan semuanya
masih hangat.....!" "Bagus ! Siapkan untuk tuan2 ini....!" kemudian Kim To
Ong San telah menoleh kepada orang2 yang rupanya menjadi
Koleksi kang zusi.com 218
lawannya itu, katanya, "Mari, silahkan tuan2 bersantap
dulu...kali ini aku Kim To Ong San yang akan menjadi tuan
rumah...!" Segera dia mempersilahkan para orang2 gagah itu untuk
duduk dibeberapa meja yang telah disiapkan lengkap dengan
ber-macam2 barang santapan.
Tetapi orang yang berpakaian sebagai tojin itu telah berkata
dengan suara yang dingin : "Kedatangan kami bukan untuk
makan, kami ingin menyelesaikan persoalan kita seperti yang
telah kita janjikan...! Jika memang engkau tidak mau
melakukan penentuannya disebuah tempat yang lapang dan
terpisah dari keramaian, biarlah kita mengambil tempat disini
saja...!" lalu tojin tersebut menoleh kepada si pelayan yang
tengah menantikan tamu2nya itu mengambil tempat duduk. Dia
telah merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah goanpo yang
dilemparkan kepada pelayan itu, katanya : "Ambillah untukmu
dan singkirkan meja2 itu, buatlah sebuah papan pengumuman
bahwa hari ini tidak menerima tamu...!"
Melihat tojin itu sulit diajak bicara, Kim To Ong San telah
tertawa, sabar sekali sikapnya.
"Baiklah ! Rupanya tuan2 sudah tidak sabar lagi ! Silahkan
para cuwie menentukan caranya, bagaimana kita ingin
mengadu kepandaian ?"
"Terserah kepadamu saja ! Kami hanya menurutkan !"
menyahuti Tojin itu dengan suara yang lebih dingin, dan agak
bengis. "Tetapi kalian datang dalam jumlah yang sangat banyak,
sedangkan aku hanya seorang diri...terlebih lagi sekarang aku
sebagai tuan rumah...maka silahkan tuan2 yang lebih dulu
mengajukan cara2 yang baik untuk kita mengadu kepandaian
!!" Koleksi kang zusi.com 219
Si Tojin tampaknya mendongkol mendengar perkataan Kim
To Ong San, dia telah berkata dengan suara yang tawar :
"Walaupun aku Cin An Cinjin datang dengan sahabat2 yang
cukup banyak, tetapi tentu aku tidak akan serendah itu main
keroyokan dan berbuat pengecut...mereka datang hanya untuk
menyaksikan, untuk menjadi saksi, siapa diantara kita nanti
yang jauh lebih unggul ! Dua tahun lalu, dua orang saudara
seperguruanku terbinasa ditanganmu, menurutku karena
ilmunya tidak tinggi dan itu maka sekarang justru aku ingin
melihatnya, apakah dengan memiliki kepandaian seperti
sekarang ini aku bisa merubuhkan dirimu..."
Waktu ber-kata2 begitu Cin An Cinjin memperlihatkan
sikap yang temberang sekali, dia telah berkata dengan angkuh
sekali. Dalam sekejap mata dia telah memancarkan sikap
bermusuhan ber-siap2 untuk mulai melakukan pertempuran.
Kawan2 tojin itu telah menyingkir kesamping, mereka berdiam
diri dengan sikap yang dingin dan mata mereka memandang
kearah Kim To Ong San dengan sikap bermusuhan.
Tetapi Kim To Ong San tetap tenang, sama sekali dia tidak
merasa takut atau gentar melihat sikap mereka. Dia telah
merangkapkan kedua tangannya dan menjura memberi hormat.
"Silahkan...!" katanya dengan suara yang perlahan.
"Silahkan...aku bersedia menantikan ajaran darimu...!" dan
selesai berkata, tampak Kim To Ong San merentangkan
tangannya untuk menerima serangan.
"Sreenggg..!" Cin An Cinjin telah mencabut senjatanya,
sebatang pedang, dia telah mengibaskannya dan ber-siap2
untuk melancarkan serangan. Kemudian imam ini mengawasi
kearah Kim To Ong San dengan tatapan yang tajam sambil
katanya: "Jika aku yang melancarkan serangan kepadamu yang
Koleksi kang zusi.com 220
tidak bersenjata, itulah bukan perbuatan yang gagah, cabutlah
Golok Emasmu....!" Kim To Ong San memang memiliki senjata yang terbuat
dari emas dalam bentuk sebatang golok, itulah sebabnya dia
digelari sebagai Kim To Ong San. Mendengar perkataan
lawannya, dia tertawa mengejek lalu katanya dengan suara
yang datar : "Engkau yang meminta aku mempergunakan
senjata, baiklah! Nah silahkan kau membuka serangan !" dan
sambil berkata begitu, Kim To Ong San telah mencabut golok
emasnya, sebuah golok yang pendek dan terbuat dari emas
dicampur bahan campuran lainnya, berkilauan cemerlang
sekali. Disaat itu Cin An Cinjin mengeluarkan bentakan : "Jaga
serangan ....!" pedangnya telah berkelebat dengan cepat sekali,
dia telah melancarkan serangan2 yang sangat cepat dan gesit,
pedangnya itu seperti juga seekor naga yang ber-kelebat2
dengan gerakan yang indah sekali, setiap gerakannya itu sangat
berbahaya, karena justeru mata pedang telah mengincar
bagian2 yang berbahaya ditubuh Kim To Ong San, seperti
leher, mata dan perut. Tetapi Kim To Ong San berusaha untuk mengelakkan diri
dari serangan lawannya, dia hanya mengawasi saja betapa
pedang lawan menyambar datang dengan mata pedang bergetar
disaat serangan hampir sampai. Kim To Ong San dengan gesit
sekali menggerakkan golok emasnya, dia telah menangkisnya
dengan keras, sehingga terdengar suara "Tranggggg..!" yang
nyaring sekali ! Pedang si tojin telah berhasil disampoknya
dengan kuat, sampai pedang itu miring ke samping.
@-dewikz~Hendra-@ Koleksi kang zusi.com 221
Jilid 7 NAMUN Cin An Cinjin juga memiliki kepandaian yang
tinggi, dia memang telah menduga sebelumnya bahwa
serangan pedangnya itu akan dipunahkan, maka begitu
pedangnya dibentur oleh golok emas lawannya, dia telah
mengeluarkan seruan sambil menurunkan pedangnya kebawah,
kemudian menyontek keatas, menghentakkannya untuk
menabas dada lawannya. Gerakan seperti itu tentu saja merupakan gerakan yang
sangat berbahaya, jika sampai mengenai sasaran yang tepat,
niscaya akan menyebabkan dada lawannya itu terobek oleh
kibasan mata pedang. Tetapi Kim To Ong San benar2 memiliki kegesitan yang
luar biasa, walaupun mata pedang lawannya menyambar
dengan cepat sekali, tetapi dia bisa mengelakkan serangan itu
dengan mudah, dia memiringkan tubuhnya ke kanan, kemudian
golok mustikanya yang terbuat dari emas itu telah menabas
kearah pinggang Cin An Cinjin.
Cin An Cinjin menjadi terkejut, dia menjejakkan tubuhnya
berjumpalitan dua kali di-tengah udara, tetapi waktu tubuhnya
meluncur turun, dia telah merasakan sambaran golok lagi.
Hal itu disebabkan Kim To Ong San telah melancarkan
serangan sekaligus tiga serangan yang beruntun, sehingga berturut2 pula Cin An Cinjin harus mengelakkan diri dengan
berlompatan menjauhi diri dari serangan2 golok mustika
tersebut. Sinar kuning dari golok emas Kim To Ong San terus berkelebat2 mengincar bagian2 tubuh Cin An Cinjin yang
mematikan.

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namun Cin An Cinjin telah berhasil berkelit terus dan
kemudian dalam suatu kesempatan, waktu Kim To Ong San
Koleksi kang zusi.com 222
menarik pulang senjatanya untuk dipergunakan menyerang
pula, disaat itulah Cin An Cinjin membarengi dengan
serangannya yang telah disaluri tenaga lwekangnya, karena dia
menginginkan lawannya ini mundur untuk memberikan
kesempatan padanya memperbaiki posisi dirinya.
Kim To Ong San juga tidak mau terlalu mendesak
lawannya yang memperlihatkan kenekadan seperti itu, sambil
mengeluarkan suara 'Hemmm !" dia melompat kebelakang,
untuk ber-siap2 menantikan serangan berikut lawannya,
mulutnya juga telah bertanya sambil diiringi tertawa :
"Bagaimana kepandaianku " Apakah cukup untuk menindih
kepandaianmu?" Ditegur begitu, bukan main gusarnya Cin An Cinjin, dia
telah membentak, "Hemmm, coba engkau rasakan pedang ini
!" dan si imam telah memutar pedangnya itu dengan gerakan
yang sangat cepat sekali seperti titiran, lalu dengan
mengeluarkan erangan pedangnya telah melakukan tusukan2
yang beruntun beberapa kali.
Kim To Ong San juga telah melihat bahaya yang
mengancam dirinya, karena dalam beberapa jurus ini dia
mengetahui bahwa kepandaian Cin An Cinjin memang cukup
tinggi, hanya berbeda satu tingkat dibawah kepandaiannya.
Cuma saja karena Cin An Cinjin menyerang dirinya dengan
kalap dan nekad, sehingga untuk sementara waktu Kim To Ong
San tidak bisa menundukkan lawannya dengan kekerasan,
karena jika dipaksakan dia terlalu mendesak Cin An Cinjin ada
kemungkinan mereka bisa celaka bersama.
Hal itulah yang menyebabkan Kim To Ong San tidak mau
berlaku nekad seperti lawannya, untuk mengelakkan serangan
lawannya yang datang beruntun, tampak Kim To Ong San
hanya main kelit saja, dan goloknya sekali2 dipergunakan
untuk menangkis. Koleksi kang zusi.com 223
Dalam sekejap mata saja Cin An Cinjin telah melancarkan
serangan sampai belasan jurus, tetapi disebabkan kepandaian
lawannya masih berada satu tingkat diatas kepandaiannya
sendiri, maka dia tidak berhasil mendesak lawannya. Malah
sedikit demi sedikit dirinya telah jatuh dibawah angin.
Sin Kun Bu Tek dan Sin Han yang menyaksikan jalan
pertempuran itu, telah melihat bahwa kedua orang itu memang
memiliki kepandaian sangat hebat. Tetapi berbeda dengan Sin
Han, Sin Kun Bu Tek telah bisa membedakan bahwa Cin An
Cinjin justru masih kalah setingkat jika dibandingkan dengan
lawannya dan serangan2 yang bernapsu mendesak terus
menerus diri lawannya, bisa meruntuhkan Cin An Cinjin
sendiri, sebab Kim To Ong San menghadapinya dengan tenang
dan tengah mencari bagian2 kelemahan dari lawan ini.
Diantara berkesiuran angin serangan yang menyambar
datang itu, tampak Kim To Ong San mulai berobah cara
bertempurnya. Dia sudah tidak terlalu memperhatikan
datangnya serangan2 pedang lawannya. Dia berdiri dengan
sepasang kaki yang tegak mengerahkan golok kekiri dan
kekanan untuk melindungi tubuhnya. Pada suatu kesempatan,
tampak Kim To Ong San mengerahkan lengan kirinya sambil
membentak : "Rubuh kau ...!" gempuran itu membuat tubuh
Cin An Cinjin terhuyung keras, karena Kim To Ong San
mengibas dengan mempergunakan lwekang (tenaga dalam)
yang dahsyat sekali. Melihat keadaan Cin An Cinjin, Sin Kun Bu Tek menghela
napas. "Tojin ini mengalami nasib seperti aku ...dia bertempur
dengan kalap, coba dia mau berlaku tenang sedikit, tentu dia
bisa menghadapi Kim To Ong San jauh lebih baik..!" kata si
pengemis dengan suara yang perlahan.
Koleksi kang zusi.com 224
"Tetapi suhu....beberapa kali tojin itu kena terserang dan
terdesak oleh Kim To Ong San, tampaknya kepandaian si tojin
memang masih berada dibawah kepandaian lawannya !"
"Memang benar apa yang kau katakan itu....." kata Sin Kun
Bu Tek. "Tetapi jika saja tojin itu mau berlaku tenang, belum
tentu dia dapat dirubuhkan Kim To Ong San dalam waktu yang
singkat, karena dia berlaku kalap dan melupakan ketenangan
dirinya, dengan sendirinya dia jadi terserang begitu hebat......!"
Melihat keadaan pertempuran seperti itu, kesembilan belas
orang kawan dari Cin An Cinjin memperlihatkan kekuatiran
dan gusar. Mereka kuatir kalau2 imam itu kena dicelakakan
Kim To Ong San, karena mereka bertempur dengan
mempergunakan senjata tajam. Gusar karena mereka yakin,
bahwa Kim To Ong San akan memperoleh kemenangan dan
sebagai sahabat2 dari Cin An Cinjin, mereka tentu saja marah
melihat sang kawan terdesak begitu. Kalau mereka tidak
teringat akan pesan Cin An Cinjin agar mereka tidak
membantu dirinya waktu dia bertempur dengan Kim To Ong
San, tentu mereka sudah maju membantu.
Kenyataan seperti ini telah membuat kesembilan belas
orang sahabat dari tojin itu mau atau tidak, mereka harus
mematuhi pesan tersebut, karena jika mereka itu menerjang
maju untuk mengepung Kim To Ong San, tentu akan
menyinggung perasaan kawannya itu.
Cin An Cinjin sendiri telah mengetahui, bahwa kepandaian
lawannya memang berada diatas kepandaiannya, tetapi karena
telah diliputi oleh hawa amarah, dia sudah tidak
memperdulikan lagi keselamatan dirinya, dia menyerang
lawannya dengan nekad sekali, setiap kali pedangnya itu
bergerak, maka dia melancarkan serangan2 yang mematikan.
Kim To Ong San juga menyadari bahwa lawannya itu
sangat penasaran, maka berulang kali dia tertawa dingin, hal itu
Koleksi kang zusi.com 225
untuk memancing kegusaran lawannya agar lawan itu
bertambah kalap, sehingga nanti mudah dia merubuhkannya.
Sin Han melihat betapa pedang dan golok telah berkelebat2 dengan cepat sekali memperlihatkan bahwa
kepandaian kedua orang yang tengah bertempur itu telah
mencapai tingkat yang sangat tinggi sekali.
Kim To Ong San saat itu telah berkata dengan suara yang
nyaring: "Kukira telah cukup kali ini kita main2....!" dan
membarengi dengan perkataan itu, tampak golok emas yang
telah menyambar datang dengan cepat sekali kearah batang
leher lawannya, Cin An Cinjin jadi mengeluarkan seruan
tertahan, dia telah mengibaskan pedangnya untuk menangkis
dan cepat2 mundur kebelakang beberapa tindak.
Justru gerakan seperti itulah yang diharapkan oleh
lawannya, Kim To Ong San telah menyalurkan tenaga
lwekangnya dikedua tangannya kemudian dia mendorongnya
sehingga tubuh Cin An Cinjin seperti tergempur oleh suatu
kekuatan yang sangat dahsyat, dengan mengeluarkan suara
"Bukkkk !" tubuh Cin An Cinjin telah terlempar sejauh
beberapa tombak. Gerakan Kim To Ong San bukan hanya sampai disitu saja,
karena tangan kanannya telah meluncur untuk merampas
pedang si imam. Pergelangan tangan Cin An Cinjin telah kena ditotoknya,
sehingga pedangnya terlepas dari cekalannya, dan waktu
pedang itu meluncur turun akan jatuh, dengan cepat sekali Kim
To Ong San mengulurkan tangannya meraih pedang itu. Dalam
sekejap mata, pedang si imam telah pindah tangan.
"Nah, sekarang kita telah mengetahui bahwa kepandaian
kita berimbang... apakah engkau ingin meneruskan
pertandingan ini ?" tanya Kim To Ong San sambil
mengembalikan pedang lawannya.
Koleksi kang zusi.com 226
Ditanya begitu, tentu saja Cin An Cinjin menjadi semakin
marah, setelah mengambil pedangnya dari tangan lawannya,
dengan nekad dia kembali melancarkan tikaman2 ke tubuh
Kim To Ong San, tanpa menghiraukan keselamatan dirinya
lagi. Kim To Ong San tentu saja tidak mau mengadu jiwa untuk
mati ber-sama2 dengan lawannya. Dia beberapa kali berkelit
dan kembali ingin merampas pedang Cin An Cinjin. Pedang itu
tadi dikembalikannya dengan maksud si imam menyudahi
permusuhan mereka, tetapi siapa duga imam itu justru
melancarkan serangan2nya lagi.
Waktu pedang Cin An Cinjin menyambar cepat, maka Kim
To Ong San telah berkelit, dan sambil berkelit dia lalu menotok
iga lawannya dengan gerakan "Bangau Keluar Goa", maka
seketika itu juga Cin An Cinjin telah terkulai rubuh ditanah.
Dalam keadaan seperti ini, Cin An Cinjin telah beberapa
kali berusaha untuk menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya
guna membuka totokannya, tetapi tidak berhasil.
Kim To Ong San mengambil pedang lawannya yang
kemudian diserahkan kembali kepada tojin itu.
"Kuharap engkau mau mengerti, bahwa permusuhan
diantara kita tidak perlu dilanjutkan terus...!"
Tetapi Cin An Cinjin mendelikkan matanya lebar2 dengan
sikap yang bermusuhan, dia telah berkata dengan dingin :
"Walaupun harus binasa, aku tetap akan mengadu jiwa
denganmu ! Mengapa engkau berlaku licik dan hina seperti ini
" Mengapa engkau main totok " Cepat buka totokanmu ini...
mari kita bertempur lagi !"
Dan setelah berkata begitu, tampak Cin An Cinjin meludah,
dia begitu benci sekali kepada Kim To Ong San.
Koleksi kang zusi.com 227
Tetapi Kim To Ong San sabar bukan main, dia baru saja
ingin berkata, atau dari rombongan kawan Cin An Cinjin telah
melompat menghampiri seorang hweeshio berusia diantara
empat puluh tahun, mukanya lebar dan hidungnya besar, dia
telah memperdengarkan suara bentakan yang nyaring, "Kim To
Ong San, engkau ternyata memang memiliki kepandaian yang
tinggi, Cin An Tosu ternyata telah berhasil kaurubuhkan !
Biarlah kali ini aku Bong Siu Siansu ingin coba2 untuk belajar
denganmu !" Dan setelah berkata begitu, tampak si Hweeshio telah bersiap2 untuk melancarkan serangan. Sikapnya itu
memperlihatkan bahwa dia seorang akhli lwekang yaitu akhli
tenaga dalam, karena dia berusaha untuk dapat menyalurkan
kekuatan tenaga dalamnya itu di kedua telapak tangannya, lalu
kulit telapak tangannya telah berobah merah seperti darah.
Dalam keadaan seperti ini, Kim To Ong San terpaksa
menghadapi si hweshio yang tampaknya begitu garang, dia
telah berkata : "Hemmm, memang sudah kuduga bahwa kalian
datang bersama tojin itu karena ingin main keroyok ...!"
Tampak Kim To Ong San telah melemparkan pedangnya si
tojin ke tanah, kemudian katanya dengan suara yang tawar:
"Nah, ber-siap2 untuk kita coba2 mengukur kepandaian."
Si Hweshio tidak mempergunakan senjata tajam, dia telah
menghadapi Kim To Ong San dengan mempergunakan tangan
kosong saja. Waktu ditantang begitu oleh Kim To Ong San,
justru si hweshio telah mengibaskan lengan jubahnya yang
kanan sambil melompat maju, tahu2 tangan kirinya telah
diulurkan untuk mencengkeram dengan keras sekali.
Setiap gerakan yang dilakukan si hweshio, angin yang
mendesir sangat kuat sekali, sehingga Kim To Ong San jadi
terhuyung mundur beberapa langkah dan telah memusnahkan
Koleksi kang zusi.com 228
kekuatan lwekangnya, karena dia bermaksud akan melawan
keras dengan keras. "Bukkk ... !" terdengar suara benturan yang sangat kuat
sekali, benturan itu telah menyebabkan tubuh mereka
terhuyung mundur kebelakang.
Tetapi si Hweshio yang mengakui dirinya bergelar Bong
Siu Siansu, telah menerjang lagi sambil melancarkan serangan
yang ber-tubi2. Dalam beberapa saat saja, dia telah melancarkan serangan
sampai belasan jurus. Nama Kim To Ong San benar2 gagah, lawannya dia
diserang dengan serangan2nya yang begitu kuat, kenyataannya
dia dapat menghadapinya dengan baik.
Diantara berkesiuran angin serangan yang ber-tubi2 seperti
itu, tampak golok emas dari Kim To Ong San telah berkelebat2 dengan gerakan yang dahsyat sekali, menyambar
bagian atas, tengah dan bawah tubuh dari lawannya.
Dan atas hasil serangan tersebut, menyebabkan Bong Siu
Siansu harus mengurangi desakannya, dia harus mundur
beberapa kali, karena serangan itu mengancam keselamatan
jiwanya. Kim To Ong San sendiri saat itu telah terkejut bukan main
sebab dia telah melihat bahwa kepandaian Bong Siu Siansu
justru hampir setingkat dengan kepandaian dirinya. Dengan
sendirinya, hal itu telah membuat dia jadi berpikir keras untuk
mencari kelemahan dari lawannya, dia bermaksud akan
menyelesaikan pertempuran itu secepat mungkin.
Dengan mempergunakan gerakan "Kim To Siang Niauw"
atau "Sepasang Burung Bergolok Emas", goloknya itu berkelebat2 di atas kepala lawannya yang gundul itu, karena
Koleksi kang zusi.com 229
seperti juga golok itu benar2 telah berobah menjadi seekor
burung, yang mengancam batok kepala lawannya.
Angin dari serangan yang muncul dari golok Kim To Ong
San memaksa si hweshio sementara waktu harus
mengundurkan diri dari jarak yang semula, untuk mencari
kesempatan membalas serangan2 lawannya.
Tetapi Kim To Ong San sudah tidak mau mem-buang2
waktu lagi, goloknya ber-kelebat2 dengan hebat, dan juga
tenaga serangan itu sekalian mengincer jalan darah "Mie-honghiat' dan 'Pan-cie-hiat' dari lawannya, yang masing2 terletak
dibahu dan dilengan si hweshio.
Bong Siu Siansu jadi gusar bukan main, tahu2 kedua
telapak tangannya itu dimajukan kedepan, dia berusaha
menangkap golok lawannya dengan jepitan jari tangan kanan,
sedangkan tangan kirinya dipergunakan untuk menggempur
dada lawannya. Dalam keadaan demikian, tentu saja Kim To Ong San tidak
bisa main2 menghadapi serangan lawannya, berulang kali dia
telah menarik goloknya agar keluar dari jepitan tangan
lawannya, disamping itu, gempuran tangan kiri lawan
didadanya dihadapi dengan kekuatan lwekang yang telah
disalurkan didadanya itu, sehingga waktu tangan Bong Siu
Siansu mengenai dada lawannya, dia merasakan betapa
tangannya seperti menghantam dada yang keras seperti baja.
Keruan saja Bong Siu Siansu jadi mengeluarkan suara
seruan kaget dan cepat2 menarik kembali tangan kirinya.
Tetapi waktu itu Kim To Ong San juga tidak berdiam saja, dia


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telah mengeluarkan suara bentakan nyaring dan tangan kirinya
membalas kepada Bong Siu Siansu.
Karena gerakan ini merupakan gerakan yang mengancam
keselamatan si hweshio, maka hweshio itu harus melepaskan
jari tangannya pada golok Kim To Ong San.
Koleksi kang zusi.com 230
Begitu goloknya terlepas dari jepitan tangan lawannya,
dengan cepat sekali Kim To Ong San telah membalas
menyerang dengan goloknya sampai menimbulkan cahaya
emas yang berkilauan. "Ihhh !" Bong Siu Siansu berseru tertahan, dia telah
bergerak cepat mengelakkan samberan golok itu, dan waktu dia
terlolos dari bahaya itu, luar biasa Bong Siu Siansu telah
melancarkan pukulan dengan salah satu jurus "Pek Lui Ciang"
atau Pukulan Tangan Geledek.
Pek Lui Ciang itu merupakan ilmu yang mirip dengan Pek
Kong Ciang, tetapi bedanya jika Pukulan Geledek itu justru
bisa menghancurkan besi dan batu, jadi jauh lebih kuat dan
ampuh. Tetapi dalam keadaan demikian, Kim To Ong San berlaku
sebat sekali, dia memutar golok emasnya yang telah berhasil
mengangkat namanya menjulang keatas dalam dunia Kangouw.
Kedelapan belas kawan Cin An Cinjin yang lainnya
rupanya jadi penasaran sekali melihat sebegitu jauh Bong Siu
Siansu masih belum juga bisa merobohkan lawannya. Maka
sambil mengeluarkan suara bentakan keras, beberapa orang
diantara mereka telah menerjang maju.
"Kepung saja !" teriak salah seorang di antara mereka
dengan suara yang nyaring.
"Ya, binasakan saja !"
"Kim To Ong San harus dibinasakan, dia terlalu berbahaya
untuk dibiarkan hidup terus!" dan beberapa orang itu sambil
berteriak begitu, telah mengeluarkan senjata mereka masing2,
ada yang mengeluarkan pedang, ada yang memakai golok dan
lain sebagainya. Dengan serentak mereka telah menyerbu
mengepung Kim To Ong San.
Koleksi kang zusi.com 231
Serangan2 yang mereka pancarkan juga sangat kuat sekali,
karena rata2 ilmu silat itu hanya berada satu tingkat dibawah
kepandaian Cin An Cinjin, maka dalam sekejap mata Kim To
Ong San telah terdesak hebat.
"Rupanya mereka memang jago2 yang memiliki
kepandaian cukup tinggi !" berpikir Kim To Ong San didalam
hatinya dengan perasaan terkejut juga melihat cara menyerang
lawannya yang selalu menuju ke bagian2 yang berbahaya
ditubuhnya. Kim To Ong San saat itu telah berpikir juga: "Jika aku
bertempur terus menerus demikian, tentu akhirnya aku akan
kehabisan tenaga, dan nanti dengan mudah dapat dirubuhkan
mereka..... Lebih baik aku mengambil jalan cepat saja
merubuhkan mereka karena masih banyak kawan2nya yang
belum ikut menyerang...!"
Karena berpikir begitu, Kim To Ong San telah merobah
cara bertempurnya, goloknya itu telah diputarnya dalam
gerakan delapan penjuru. Itulah salah satu jurus dari ilmu Pat Kwa To (Ilmu Golok
Delapan Penjuru) yang merupakan ilmu andalannya yang
sangat dibanggakannya. Ilmu ini tidak akan dipergunakannya
jika memang dia tidak sedang menghadapi lawan yang berat.
"Sreenggg... tranggg tranggg...!" beberapa kali terdengar
suara benturan golok itu dengan pedang2 dan golok lawannya,
sehingga menimbulkan suara yang nyaring menyakitkan anak
telinga. Sin Han dan Sin Kun Bu Tek yang berdiri menyaksikan
dari pinggiran, jadi merasa kuatir akan keselamatan Kim To
Ong San, karena mereka melihat lawan2 Kim To Ong San
memiliki kepandaian yang rata2 cukup tinggi.
Koleksi kang zusi.com 232
Dengan jurus2 Pat Kwa To itu Kim To Ong San berhasil
mendesak lawan-lawannya beberapa kali harus melompat
mundur mengelakkan diri dari samberan goloknya yang
menyambar dari delapan penjuru. Semakin lama lawan2 Kim
To Ong San merasa semakin sulit untuk bergerak, karena golok
Kim To Ong San seperti bayangan saja selalu mengurung
ruang gerak lawan2nya dari delapan penjuru.
"Tranggg... aduhhh !" terdengar suara benturan senjata
tajam itu yang disusul jeritan kesakitan dari salah seorang
lawan Kim To Ong San, yang tubuhnya ter-huyung2
kebelakang dan kemudian rubuh kejengkang.
Sedangkan kawan2 Cin An Cinjin yang lainnya jadi
terkejut, mereka mengeluarkan seruan kaget bercampur marah,
Koleksi kang zusi.com 233
kemudian mereka mengepung lebih rapat lagi diri Kim To Ong
San. Bong Siu Siansu sendiri telah menggerakkan telapak
tangannya untuk mengincar tulang piepe (tulang selangka) dari
lawannya yang dihajar dengan pukulan yang dahsyat.
Bersamaan dengan itu, dua orang lawan Kim To Ong San yang
lainnya juga telah menyerang serentak dengan mempergunakan
senjata mereka, yang seorang menikam dan yang seorang lagi
menabas kaki Kim To Ong San.
Serangan2 itu menimbulkan angin yang berkesiuran keras
sekali menuju ke diri Kim To Ong San.
Kim To Ong San juga menyadari bahwa dia tidak boleh
main2 dalam hal ini, karena sedikit saja dia bergerak lambat,
maka akan menyebabkan dia terbinasa atau terluka berat
ditangan lawan2nya. Waktu Kim To Ong San tengah berpikir keras untuk
merubuhkan lawan2nya itu, justru disaat itu Cin An Cinjin
telah terbebas dari totokan tadi, karena ada seorang sahabatnya
yang berpakaian pelajar telah membuka totokan itu.
Kemudian Cin An Cinjin ber-sama2 dengan sisa
kawan2nya yang tadi hanya berdiri menonton saja, telah
menerjunkan diri untuk ikut mengeroyok Kim To Ong San.
Jurus demi jurus telah dilewati mereka tetapi keadaan Kim
To Ong San benar-benar telah terdesak sekali, dan dia jadi
sibuk sekali mengelakkan diri dari setiap serangan2 yang
dilancarkan lawannya, yang jumlahnya sangat banyak itu.
Sin Han yang menyaksikan pertempuran itu jadi tambah
kuatir saja. Sedangkan Sin Kun Bu Tek lebih terkejut lagi, karena
sebagai seorang akhli ilmu silat yang tinggi, tentu saja dia bisa
Koleksi kang zusi.com 234
melihatnya, mungkin dalam belasan jurus lagi Kim To Ong
San akan segera rubuh ditangan lawannya.
Disaat itulah Sin Kun Bu Tek telah mengambil keputusan
yang cepat, dia telah mengeluarkan suara seruan sambil
melompat ke tengah gelanggang.
"Kim To Ong San, jangan kuatir, aku akan membantumu
menghadapi manusia2 rendah itu!" dan sambil berteriak begitu,
Sin Kun Bu Tek juga telah menggerakkan kedua tangannya
dengan cepat. Dia bergelar sebagai Sin Kun Bu Tek, dengan sendirinya
kepalan tangannya itu memiliki tenaga lwekang yang sangat
dahsyat, sehingga untuk sementara waktu dia berhasil
mendesak lawan2nya harus melompat menyingkir untuk
mengelakkan diri. "Sin Kun Bu Tek !" bentak Cin An Cinjin waktu mengenali
si pengemis. "Engkau demikian usil, heh" Hemmm,
sesungguhnya kami memiliki urusan pribadi dengan Kim To
Ong San tetapi engkau sebagai orang luar ternyata ingin ikut
mencampuri urusan ini !!"
Mendengar bentakan itu, Sin Kun Bu Tek menyahuti
sambil terus melancarkan serangan2 kepada salah seorang
lawannya yang berada disamping kanannya : "Cin An Cinjin,
rupanya engkau manusia rendah yang tidak tahu malu. Tadi
engkau mengatakan sahabat2mu ini hanya ingin menyaksikan
engkau bertempur mengadu kepandaian dengan Kim To Ong
San, tetapi sekarang kenyataan" Hemm, justru engkau telah
berusaha untuk mengeroyok Kim To Ong San !"
Muka Cin An Cinjin jadi berobah menjadi merah padam,
dia telah mengeluarkan suara bentakan sambil menikam
pedangnya ke diri Sin Kun Bu Tek.
Koleksi kang zusi.com 235
"Pengemis busuk, engkau ingin mencobai tajamnya
pedangku, bukan" Terimalah !" dan sambil membentak begitu,
mata pedangnya mengincar tenggorokan Sin Kun Bu Tek.
Si pengemis bertangan kosong, tidak mungkin dia
menyambuti serangan hebat seperti itu.
Dengan memiringkan tubuhnya kesamping dia mengelakkan serangan itu. Kemudian dari samping dia
melakukan pukulan dengan kepalan tangan kanannya kearah
lambung lawannya. Tojin itu jadi terkesiap hatinya, tetapi dia tidak menjadi
gugup, dengan cepat dia telah mengelakkan diri dari gempuran
lawannya dan mempergunakan pedangnya untuk memapas
sehingga terpaksa si pengemis telah menarik pulang kepalan
tangannya untuk melompat mundur.
Tetapi Sin Kun Bu Tek tidak berdiam diri, sambil
melompat mundur, dia telah mempergunakan kesempatan
tersebut untuk menyerang kepada lawannya yang ada
disamping kirinya, gerakannya begitu cepat dan tidak terduga,
sehingga kepalan tangannya singgah tepat sekali dibahu
lawannya. "Bukkkk !" suara itu terdengar sangat keras sekali, dan
tubuh lawannya itu telah terguling rubuh.
Sin Kun Bu Tek telah memperdengarkan suara tertawa bergelak, kemudian berkata : "Hahaha, memang kalian merupakan
manusia2 rendah......terimalah serangan2ku ini !" dan Sin Kun
Bu Tek kembali telah melancarkan serangan2 berantai pula
dengan kepalan tangannya.
Gerakan yang dilakukan oleh Sin Kun Bu Tek kali ini jauh
lebih hebat dibandingkan dengan serangan2 sebelumnya.
Dalam sekejap mata saja, serangan2 itu telah menyebar dengan
dahsyat sekali menuju ke bagian2 yang mematikan ditubuh
Koleksi kang zusi.com 236
lawannya, karena Sin Kun Bu Tek memang kali ini bersungguh2 untuk dapat membinasakan lawan2nya itu.
Sedangkan Kim To Ong San waktu melihat memperoleh
bantuan seorang gagah seperti Sin Kun Bu Tek, jadi terbangun
kembali semangatnya, dia mengeluarkan suara tertawa keras,
disusul dengan ucapan : "Terima kasih saudara Lo Ping Kang,
engkau datang tepat waktunya! Mari kita ber-sama2 membasmi
manusia2 rendah ini !"
Kemudian dengan gagah sekali tampak Kim To Ong San
melancarkan serangan2 beruntun dengan mempergunakan
golok emasnya yang diputarnya dengan cepat dan bertenaga
sekali. Dan dari golok emasnya itu telah keluar angin yang
men-deru2 menerjang ke diri lawan2nya.
Dalam keadaan demikian lawan2 Kim To Ong San tidak
berani terlalu mendesak karena mereka takut kesambar golok
pusaka lawannya yang tampaknya tajam sekali.
Sin Kun Bu Tek telah berteriak : "Kim To Ong San, kita
harus membinasakan mereka karena manusia2 seperti ini tidak
tahu malu, mari kita bekerja sama !" dan sambil berkata begitu,
Sin Kun Bu Tek berulang kali melancarkan pukulan2 saktinya,
membuat musuh2nya tambah terdesak saja.
Kim To Ong San juga sudah tidak ragu2 lagi untuk turun
tangan keras, dia telah mengerahkan golok emasnya dengan
gerakan2 yang sangat berbahaya sekali bagi musuh2nya.
Jurus2 simpanannya juga telah dikeluarkan dan
dipergunakannya, sehingga lawan2nya itu semakin terdesak
saja. Cin An Cinjin dan kawan2nya semakin lama jadi semakin
penasaran, mereka telah mengerahkan seluruh kepandaian yang
dimilikinya untuk berusaha merubuhkan kedua lawannya itu.
Koleksi kang zusi.com 237
Sin Han yang berdiri disamping menyaksikan jalannya
pertempuran itu jadi tergoncang keras hatinya, karena dia
menyadari bahwa Sin Kun Bu Tek dan Kim To Ong San
terancam bahaya yang cukup besar.
Tetapi untuk membantu jelas Sin Han tidak bisa, karena dia
memang belum memiliki kepandaian apa2, hanya beberapa
jurus saja yang baru diperoleh dari suhunya.
Keadaan seperti ini membuat Sin Kun Bu Tek juga
menyadari, bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan ber-larut2,
karena jika dibiarkan berlangsung terus, tentu dia sendiri dan
Kim To Ong San yang akan mengalami bahaya.
Tampak Kim To Ong San pun telah menjadi marah, dengan
mengeluarkan suara raungan, dia mengerahkan goloknya
dengan cara menyilang, terdengarlah suara jeritan tiga
musuhnya yang terhuyung mundur, karena lengan mereka telah
terluka golok emas Kim To Ong San.
Sin Kun Bu Tek juga tidak mau ketinggalan, dengan cepat
sekali dia telah berhasil memukul jatuh empat orang lawannya
terguling keras akibat kena kepalan tangannya
Disaat Cin An Cinjin ingin melancarkan tikaman dengan
pedangnya lagi, tampak Sin Kun Bu Tek mengulurkan kepalan
tangannya dengan berani, sehingga membuat Cin An Cinjin
jadi kegirangan karena hal itu bisa menyebabkan tangan si
pengemis tua she Lo itu terluka atau terbabat putus.
Tetapi rupanya gerakan Sin Kun Bu Tek hanya merupakan
gerakan menggertak saja, karena dia telah menghentak
tangannya kesamping waktu mata pedang hampir berhasil
mengenai sasarannya. Dan waktu pedang itu menyamber lewat diatas bahunya
sejauh tiga dim, dengan cepat kepalan tangannya telah
menghantam perlahan batok kepala Cin An Cinjin.
Koleksi kang zusi.com 238
Walaupun kepala Cin An Cinjin tidak sampai terhajar
hancur dan pecah, namun tubuhnya telah terpental keras dan
rubuh terjungkel dilantai.
Sin Kun Bu Tek tertawa sambil katanya, "Sekarang
bagaimana " Apakah kita akan meneruskan pertandingan ini ?"
Ditanya begitu, Cin An Cinjin gusar sekali, tetapi dia
menyadari bahwa kedua lawannya itu liehay sekali, maka tidak
mungkin dia berhasil merubuhkan mereka.
Segera dia melompat berdiri, kemudian katanya kepada


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kawan2nya : "Biarlah hari ini kita ampuni jiwa kedua manusia
busuk itu, nanti kita akan mencari mereka lagi... !" dan setelah
berkata begitu, Cin An Cinjin telah menoleh dan mendelik
kepada Sin Kun Bu Tek, lalu diiringi oleh kawan2nya mereka
berlalu. Kim To Ong San tidak bermaksud mencegah kepergian
orang2 itu, karena dia juga mengerti percuma saja dia
menghadang mereka, karena tentu akan menyebabkan dirinya
terlibat dalam suatu pertempuran yang panjang kembali.
Disaat itu Sin Kun Bu Tek telah menghampiri Kim To Ong
San, dia telah menjura sambil katanya: "Rupanya kita berjodoh
sehingga hari ini kita bertemu kembali.....! Tetapi aku telah
mengerti bahwa ganjalan diantara kita tidak perlu
diteruskan....!" Kim To Ong San tertawa. "Akupun berpikir begitu.....!" katanya.
"Dan memang sekarang inipun aku belum lagi menyatakan
terima kasihku atas bantuanmu, saudara Lo !"
Sin Kun Bu Tek jadi girang bukan main mendengar
perkataan Kim To Ong San, karena dengan demikian berarti
permusuhan diantara mereka telah habis.
Koleksi kang zusi.com 239
Sin Han telah menghampiri Kim To Ong San dan gurunya,
dia juga telah menjura memberi hormat kepada Kim To Ong
San tanpa diperintahkan gurunya lagi.
"Tecu memberi hormat kepada Locianpwe.....!" katanya
kemudian. Kim To Ong San cepat2 memegang bahu Sin Han, dia
mencegah anak itu memberi hormat, katanya: "Anak yang
bagus! Anak yang baik! Engkau tentunya murid si pengemis
tua she Lo itu, bukan ?"
"Benar !" Lo Ping Kang telah menyahuti mewakili
muridnya, dia meneruskan kata2nya sambil tertawa : "Sin Han
seorang murid yang baik, dia memiliki tulang dan bakat yang
bagus." "Ya, menurut penglihatanku juga begitu," kata Kim To Ong
San sambil mengangguk. Sin Kun Bu Tek tertawa : "Jika memang anak ini memiliki
rejeki bagus, tentu dia akan menerima hadiah dari kau,
Siangkoan Hengtai (saudara Siangkoan)." Si pengemis
memanggil Kim To Ong San dengan sebuah Siangkoan
Hengtai, karena memang Kim To Ong San sebenarnya
bernama Siangkoan Lu. "Licik sekali kau, pengemis tua she Lo !" kata Siangkoan
Lu sambil tertawa juga. "Engkau membantu aku, tetapi dibalik
bantuan itu justru engkau menghendaki sesuatu ....!"
"Tetapi bukan untuk diriku....kukatakan juga jika muridku
ini memiliki rejeki jelek, berarti dia tidak mendapat apa2..!"
"Jangan kuatir, pengemis tua Lo, aku nanti menghadiahkan
beberapa jurus kepada anak ini....! Siapa namamu ?" tanya Kim
To Ong San. Sin Han menyebutkan namanya.
Koleksi kang zusi.com 240
"Cepat kau nyatakan terima kasihmu....!" kata Sin Kun Bu
Tek kepada muridnya. Sin Han juga tahu bahwa dia akan menerima hadiah yang
tidak ternilai, karena dengan mendapat beberapa jurus dari
ilmu Kim To Ong San, dia bisa memiliki kepandaian
tambahan, disamping kepandaian yang akan diturunkan oleh
gurunya. Maka dari itu Sin Han cepat2 menekuk lututnya, dia telah
memberi hormat kepada Kim To Ong San, sambil katanya :
"Terima kasih atas kebaikan dan hadiah locianpwe....!"
Kim To Ong San telah mengibaskan tangannya, dia
mengerahkan sedikit tenaga lwekangnya, sehingga tubuh Sin
Han terangkat oleh kibasan tangannya itu.
Sin Kun Bu Tek telah melambaikan tangannya memanggil
seorang pelayan, para pelayan itu tengah berkelompok
ketakutan, mereka menghampiri dengan sikap ragu2.
"Jangan takut, tidak terjadi urusan jiwa disini, bukan "
Maka kalian tidak perlu takut.....! Siapkan sebuah meja untuk
kami bersantap, lengkap dengan sayur2 yang enak...!"
Pelayan itu menghampiri, dia mengerjakan dengan cepat
sekali semua pesanan Sin Kun Bu Tek.
Dalam waktu yang singkat pelayan itu telah
mempersiapkan sebuah meja lengkap dengan delapan macam
sayur, begitu juga araknya.
Sin Kun Bu Tek telah mengajak Kim To Ong San untuk
dijamu, dan Siangkoan Lu tampaknya senang sekali dengan
sikap yang akrab dari si pengemis, karena dengan demikian
permusuhan atau ganjalan hati mereka telah habis sampai
disitu. Koleksi kang zusi.com 241
Sin Han hanya lebih banyak mendengar saja percakapan
kedua orang tingkatan tua itu, yang membicarakan banyak
sekali persoalan2 dunia persilatan.
Sin Kun Bu Tek juga menanyakan kepada Kim To Ong
San, apa sebabnya Kim To Ong San bisa bentrok dengan
rombongan Cin An Cinjin. "Sebetulnya jika diceritakan sungguh menggelikan !"
katanya kemudian, sambil berkata begitu Kim To Ong San
telah meneguk dulu araknya, baru kemudian melanjutkan
kata2nya. "Dan peristiwa itu juga terjadi kebetulan sekali ! Cin
An Cinjin memiliki dua orang saudara seperguruan yang
memiliki kepandaian lumayan tingginya, hanya saja mereka
kurang begitu baik, mereka telah melakukan perdagangan
tanpa modal, yaitu melakukan perampokan2. Jika yang
dirampok itu hartawan2 kaya yang kikir, masih tidak menjadi
persoalan .... tetapi justru mereka tidak memandang bulu, siapa
saja yang sempat dirampok, tentu akan dirampok oleh mereka.
Maka dari itu, dalam keadaan demikian telah membuat aku
tidak senang mendengarnya. Suatu hari secara kebetulan sekali
justru aku telah memergoki mereka telah melakukan
perampokan sehingga aku terus melabrak mereka. Kedua orang
itu juga memberikan perlawanan. Sebetulnya aku hanya ingin
menghajar mereka sampai kapok saja, namun mereka
memberikan perlawanan yang gigih, sampai akhirnya aku salah
tangan membinasakannya.......! Itulah sebabnya Cin An Cinjin
telah mencari aku untuk menuntut balas. Dua tahun yang lalu
justru dia telah bertemu denganku dan kami bertempur. Tetapi
nyatanya dia berhasil kurubuhkan juga dia melarikan diri.
Hanya sebelum pergi, Cin An Cinjin telah menjanjikan aku
untuk bertemu lagi dua tahun kemudian untuk mengadu
kepandaian .... dan kami menjanjikannya justru dirumah makan
ini ! Apa yang terjadi selanjutnya telah kalian saksikan."
Koleksi kang zusi.com 242
Mendengar sampai disitu, Sin Han telah memotong :
"Apakah selama dua tahun Cin An Cinjin memperoleh
kemajuan yang cukup banyak, Siangkoan Locianpwe...?"
Siangkoan Lu mengangguk, sebelum menyahuti dia
mengambil sepotong daging dengan sumpitnya, kemudian
sambil mengunyah perlahan dia telah berkata, "Benar mungkin
selama dua tahun dia telah melatih diri dengan giat, karena tadi
sempat aku merasakan betapa kepandaiannya itu telah
memperoleh kemajuan yang sangat pesat sekali, sehingga
akupun bila harus bertempur lagi dengannya dua atau tiga
tahun mendatang, niscaya sulit merubuhkannya pula !"
"Tetapi saudara Siangkoan, kepandaianmu telah sempurna,
sulit mencari orang seliehay engkau! terus terang saja
kukatakan, bahwa aku menyerah kalah dan tidak berani untuk
bertempur lagi denganmu saudara Siangkoan," Dan setelah
berkata begitu, Sin Kun Bu Tek telah tertawa lebar.
Kim To Ong San juga ikut tertawa, dia cepat2
mengeluarkan kata2 rendah.
Dalam persoalan ini, memang Sin Kun Bu Tek mengakui
kepandaian Kim To Ong San telah mengalami kemajuan yang
sangat banyak jika dibandingkan masa lalu. Jika dulu Kim To
Ong San telah berhasil merubuhkannya, maka sekarang lebih2
lagi Sin Kun Bu Tek tidak sanggup menghadapinya....
Setelah selesai bersantap, Sin Kun Bu Tek mengajak Kim
To Ong San ke kamarnya. Dan dikamarnya itu, diwaktu si
pengemis tidur, justru Sin Han memperoleh petunjuk2 dan
pengajaran dari Kim To Ong San yaitu ilmu silat tangan
kosong, yang memiliki perobahan2 jurus yang sangat aneh dan
hebat. Sin Han melatih diri dengan giat, karena dia memang
bermaksud benar2 dapat menguasai ilmu silat yang diturunkan
kepadanya. Koleksi kang zusi.com 243
Disaat itu, Sin Kun Bu Tek tidak melihat apa yang
diajarkan Kim To Ong San, maka dia telah tidur membalik
punggung menghadap ke dinding.
Sin Han melatih diri terus, sehingga cepat sekali dia dapat
menguasai jurus2 yang diterimanya, walaupun belum
mengandung kekuatan yang bisa merubuhkan lawannya.
"Kukira telah cukup !" kata Kim To Ong San setelah
memberikan petunjuk2 lagi kepada anak itu, sehingga Sin Han
telah mengerti benar. "Asal engkau rajin2 melatih diri, tentu
jurus2 itu telah cukup untuk menghadapi jago2 tingkat tiga dan
empat !" Sin Han cepat2 mengatakan terima kasihnya.
Kim To Ong San melompat naik kepembaringan yang
satunya dia rebah untuk tidur.
Sedangkan Sin Han meneruskan latihannya dengan giat,
karena dia ingin melatih terus sampai dapat menguasai dengan
benar jurus ilmu silat yang baru saja diterimanya itu.
Waktu itu Sin Kun Bu Tek telah melompat turun dari
pembaringannya. "Selesai ?" tanyanya kepada Sin Han. Murid itu
mengangguk. "Memang hebat jurus2 yang diturunkan Siangkoan
locianpwe ...!" kata Sin Han kemudian. "Hmmmm, rupanya
Siangkoan locianpwe memiliki banyak sekali ilmu2 lainnya,
karena tadi dikatakannya jika kelak aku bisa bertemu lagi
dengannya, akan diturunkan empat macam ilmu silatnya lagi,
yaitu ilmu mengatur jalan pernapasan, ilmu pedang, ilmu golok
dan ilmu tangan kosong .....!"
Sin Kun Bu Tek tertawa, dia menoleh kepada Kim To Ong
San yang tengah rebah dengan mata terpejam.
Koleksi kang zusi.com 244
"Saudara Siangkoan, engkau benar2 hebat ! Lihatlah,
muridku sampai mengagumimu .....!" seru Sin Kun Bu Tek.
Kim To Ong San membuka matanya dan tertawa lebar agak
nyaring. "Hmmmm, engkau pengemis licik kembali engkau ingin
mempergunakan kelicikanmu itu untuk menguras kepandaianku untuk muridmu itu, sehingga engkau telah mengumpak2 aku!!"
Keesokan paginya, setelah satu malam lagi Kim To Ong
San bermalam dikamar si pengemis Sin Kun Bu Tek, dia
pamitan. Sebetulnya Sin Kun Bu Tek ingin menahannya untuk diajak
bertukar pikiran mengenai ilmu silat.
Tetapi kenyataannya Kim To Ong San telah menolaknya,
karena Siangkoan Lu mengemukakan bahwa dia masih
memiliki urusan yang penting.
Maka akhirnya mereka berpisahan, dan sebelum pergi Kim
To Ong San telah berpesan kepada Sin Han : "Engkau harus
baik2 melatih diri dibawah gurumu .... kepandaian gurumu si
pengemis tua she Lo itu cukup tinggi, didalam rimba persilatan
namanya terkenal sekali, maka engkau jika bisa mewariskan
setengah saja dari kepandaiannya, niscaya engkau akan dapat
melayani jago2 yang cukup tinggi tingkatannya !"
Sin Han berjanji akan mempelajari sebaik mungkin semua
pelajaran yang diberikan oleh gurunya dan yang pernah
diberikan oleh Kim To Ong San.
Sin Kun Bu Tek telah mengajak muridnya untuk
melanjutkan pula perjalanan mereka.
Selama satu bulan mereka berkelana dari kampung yang
satu ke kampung yang lainnya dan mereka telah melakukan
Koleksi kang zusi.com 245
banyak sekali perbuatan2 mulia dengan membantu orang2
yang tengah tertindas. Selama satu bulan itupun Sin Han mempelajari terus semua
ilmu silat yang telah diperolehnya, sehingga dia bisa
menguasai dengan baik jurus2 yang telah dimilikinya. Maka
dengan satu bulan ini, walaupun Sin Han belum dapat
dipersamakan dengan jago2 dikalangan Kangouw, tetapi untuk
menghadapi orang dewasa biasa, dia tidak mungkin dapat
dikalahkan.... Pagi itu, Sin Kun Bu Tek dan muridnya telah tiba ditepi
telaga Sin-ouw, mereka menyewa perahu untuk ber-main2
ditengah telaga itu. Hari itu tampaknya Sin Kun Bu Tek telah gembira sekali,
dia telah ber-nyanyi2 dengan suara yang lantang sekali,
membawakan syair Cing siu sie, syair yang memuji akan
keindahan alam. Sin Han mengayuh per-lahan2, perahu meluncur tenang
diair telaga itu. Tetapi waktu guru dan murid itu tengah bermain perahu,
tiba2 dari arah depan mereka meluncur sebuah perahu kecil
dengan cepat sekali. Diatas perahu itu tampak dua orang lelaki setengah baya,
mereka tidak memperdulikan perahu Sin Kun Bu Tek yang
seperti tidak dilihatnya, sehingga perahu yang tengah meluncur
cepat itu akan menubruk perahu Sin Kun Bu Tek.
Tentu saja hal itu membuat Sin Kun Bu Tek dan Sin Han
jadi terkejut bukan main, mereka guru dan murid sampai
mengeluarkan suara seruan tertahan.
Dengan cepat Sin Kun Bu Tek telah memegang kedua
tepian perahu, dia mengerahkan tenaga lwekang ke tangannya,
dengan disertai suara teriakan yang nyaring sekali, dia telah
Koleksi kang zusi.com 246
menghentaknya, maka perahunya itu telah melompat ke
samping sejauh dua tombak seperti terangkat oleh kekuatan
yang tidak tampak oleh mata.
Sin Kun Bu Tek walaupun telah berhasil menyelamatkan


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perahunya dari tabrakan, namun mendongkol bukan main, dia
telah menoleh dengan mata mendelik.
Sedangkan perahu yang berpenumpang dua orang lelaki
setengah baya itu terus meluncur dengan pesat. Mereka seperti
juga tidak mau mengacuhkan bahwa baru saja tadi perahu
mereka hampir saling bertubrukan dengan perahu Sin Kun Bu
Tek. "Hemmm, kalian orang2 tidak tahu peraturan !" bentak Sin
Kun Bu Tek dengan suara yang nyaring, dan dia bukan hanya
berkata begitu saja, karena waktu perahu dari kedua orang
setengah baya itu meluncur lewat disisi perahunya, dengan
cepat tangan kanan Sin Kun Bu Tek telah menyambar kayu
pengayuh ditangan Sin Han, dia telah mengebut dengan kayu
itu. Kedua orang setengah baya yang diatas perahu tersebut jadi
terkejut bukan main, mereka sampai mengeluarkan suara
seruan tertahan mengandung kegusaran.
Tampak mereka memiliki kepandaian yang tinggi dan
kegesitan yang lumayan, karena waktu kayu mengayuh itu
menyambar akan mengemplang kepala mereka, kedua orang
tersebut dengan cepat telah menundukkan kepala mereka,
sehingga selamatlah kepala mereka dari serangan kayu
pengayuh itu. Saking jengkelnya waktu perahu kedua orang lelaki
setengah baya itu akan melesat lebih jauh, disaat itulah Sin
Kun Bu Tek menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya lewat
kayu pengayuh itu, dia telah mengayunkannya memukul buntut
perahu dengan kuat sekali sampai kayu pengayuh itu patah
Koleksi kang zusi.com 247
karenanya. Tetapi perahu kedua orang setengah baya itupun
bukannya tidak memperoleh kerusakan apa2, karena perahu
mereka seperti dihantam oleh suatu kekuatan yang dahsyat
sekali. Dengan mengeluarkan suara "krekkkkkk!" sangat keras,
buntut perahu mereka itu telah hancur, dan perahu itu justru
telah terjungkat naik seperti akan terbalik.
Kedua orang penumpang perahu itu tampaknya terkejut
bercampur marah, sebelum perahu mereka itu terbalik dan
tenggelam, mereka telah menjejakkan kaki mereka, dan
melompat gesit sekali dengan gerakan yang ringan.
Dengan meminjam tenaga pantulan dari kedua kaki mereka,
tubuh kedua orang tersebut telah melambung dan mendarat di
perahu Sin Kun Bu Tek, disamping Sin Han.
Bahkan salah seorang diantara mereka telah mengulurkan
tangan kanannya dengan maksud akan mencengkeram bahu
Sin Han, yang ingin dilemparkannya keluar dari perahu.
Sin Kun Bu Tek mendongkol bukan main karena dia
mengerti bahaya mengancam Sin Han, anak itu belum
memiliki kepandaian yang berarti, dengan adanya cengkeraman
itu tentu Sin Han tidak mungkin dapat memberikan perlawanan
apa2.... Cepat sekali Sin Kun Bu Tek mengibaskan lengan bajunya,
karena untuk melompat berdiri dia sudah tidak keburu lagi,
maka dia telah mengerahkan lwekangnya untuk menangkis
tangan lawannya. Walaupun tangannya tidak sampai mengenai tangan orang
yang hendak mencengkeram bahu Sin Han, tidak urung tangan
orang itu telah berobah arah tidak mengenai sasarannya.
Sin Han melompat maju ke depan mendekati gurunya.
Koleksi kang zusi.com 248
"Mengapa kau begitu usil dan bertangan lancang merusak
perahu kami, heh?" bentak kedua orang itu dengan suara yang
hampir bersamaan. "Siapa kau, pengemis bau ?"
Mendengar bentakan itu Sin Kun Bu Tek telah
mengeluarkan suara tertawa mengejek, dia juga telah berkata
dengan suara yang dingin.
"Engkaulah yang sangat kurang ajar ingin membenturkan
perahumu ke perahu kami......! Untung hanya perahumu saja
yang kuhajar hancur ! Coba kalau memang kalian yang
kubinasakan....?" Tetapi belum Sin Kun Bu Tek selesai mengucapkan
kata2nya itu, justru salah seorang diantara kedua orang itu telah
mencabut pedangnya, dengan mengeluarkan suara "Sringgg..Sringgg !" yang nyaring sekali, ditangannya telah
tercekal sebatang pedang yang berkilauan.
"Pengemis busuk, justru kami yang akan menghajarmu !"
dan setelah berkata begitu, dengan cepat orang itu
menggerakkan pedangnya dengan cepat sekali, dia telah
menikam kearah dada Sin Kun Bu Tek dengan jurus Ma Hong
Sian, atau Kuda Angin menembus Dinding, gerakan yang
dilakukannya itu benar2 sangat berbahaya, karena mata pedang
baru saja melintas, ujungnya itu telah menempel di baju Sin
Kun Bu Tek. Hal itu telah memperlihatkan bahwa kepandaian
yang dimiliki orang itu sangat hebat sekali.
Sin Kun Bu Tek juga jadi terkejut waktu melihat cara orang
itu, karena dia telah merasakan menyambarnya angin serangan
yang kuat sekali. Sin Kun Bu Tek tidak berani main2 lagi,
dengan cepat dia telah mengeluarkan suara seruan yang
nyaring, dia mengelakkan serangan lawannya dengan
menggeser kaki kanannya sedikit, lalu dia mengebut dengan
lengan jubahnya untuk menggulung pedang lawannya. Gerakan
Sin Kun Bu Tek dilakukan dengan cepat dan gesit, namun
Koleksi kang zusi.com 249
lawannya itu telah keburu menarik pulang pedangnya, sehingga
tidak sampai tergulung lengan baju Sin Kun Bu Tek.
Waktu itu tampak lawan Sin Kun Bu Tek yang seorangnya
lagi telah mengeluarkan suara seruan sambil mencabut
pedangnya juga, dia telah melancarkan serangan sekaligus dua
kali dengan beruntun. Tentu saja gerakan yang dilakukannya itu sama hebatnya
dengan gerakan yang tadi, karena justru serangannya itu
mengincar jalan darah Cu-ti-hiat dan jalan darah Ma lian ho
hiat, yang terletak dipinggang, di tingkat keempat dari tulang
rusuk si pengemis. Gempuran seperti itulah yang telah membuat Sin Kun Bu
Tek terpaksa harus mundur sampai diujung perahunya.
Kedua lawan Sin Kun Bu Tek tampak tidak mau berhenti
sampai disitu saja, dengan mengeluarkan suara bentakan yang
keras, tampak keduanya telah menyerang maju dengan
mempergunakan kedua pedang mereka.
Gerakan yang mereka lakukan itu benar2 merupakan
gerakan yang sangat mendesak sekali, sebab tidak ada jalan
menyingkir lagi untuk Sin Kun Bu Tek, maka dari itu, bisa
dimengerti, Sin Kun Bu Tek terpaksa harus menghadapi
dengan kekerasan, dia harus menghadapi serangan kedua
lawannya itu dengan mengerahkan kekuatan tenaga lwekang
pada kesepuluh jari tangannya, dengan berani sekali dia telah
mencengkeram pedang2 lawannya.
Perbuatan seperti itu sangat berani sekali, sehingga dia
seperti mempertaruhkan keselamatan kedua telapak tangannya,
karena jika memang dia meremas pedang itu dan lawannya
menarik senjata masing2, niscaya tangan Sin Kun Bu Tek akan
mengalami luka yang tidak ringan.
Koleksi kang zusi.com 250
Tetapi ternyata Sin Kun Bu Tek bukan bermaksud
mencengkeram pedang2 lawannya itu, dia hanya menekan ke
bawah sedikit, kemudian dengan cepat sekali dia telah
melompat ke tengah udara, melompati kepala kedua orang
lawannya. Kedua lawannya itu sampai mengeluarkan seruan
kaget dan cepat2 mengelakkan tendangan kaki Sin Kun Bu
Tek. Sin Kun Bu Tek tidak bertindak hanya sampai disitu saja,
dia telah meneruskan lagi tendangannya kepada punggung
kedua orang itu. Tendangan yang dilakukan itu sangat dahsyat sekali,
sehingga tidak ampun lagi tubuh kedua orang itu telah
terhuyung mundur dan salah seorang diantara mereka telah
tertendang kecebur ke dalam air telaga.
Tentu saja kawan yang seorangnya lagi jadi kaget dan
cepat2 mengulurkan tangannya untuk memberikan pertolongan
kepada kawannya yang kecebur itu.
Namun waktu dia membungkukkan tubuhnya dengan
mengeluarkan tangannya, disaat itu juga tampak Sin Kun Bu
Tek telah mengeluarkan suara bentakan yang keras dan telah
menendang lagi sampai tubuh lawannya yang sisa seorang
inipun telah terlempar dan kecebur ke dalam air empang...
Sin Kun Bu Tek telah berdiri dengan bertolak pinggang
menghadapi kedua orang lawannya yang telah berenang
menghampiri perahunya. Sin Han telah ber-tepuk2 tangan dengan girang.
"Bagus suhu ! Mereka memang manusia2 galak yang perlu
diberi hajaran." Sin Kun Bu Tek juga telah tertawa, dia berkata dengan
suara yang dingin kepada lawan2nya yang telah berenang
mendekati kearah perahunya.
Koleksi kang zusi.com 251
"Engkau jangan harap dapat selamat ! Kau juga harus
merasakan kecebur diair telaga !" teriak salah seorang dengan
suara yang mengandung penasaran.
Kemudian dia telah selulup ke dalam air. Tentu saja
perbuatan lawannya itu membuat Sin Kun Bu Tek telah
terkejut, karena dia segera dapat menduganya apa yang ingin
dilakukan oleh lawannya itu.
Diantara berdesirnya angin yang dingin di tengah telaga itu,
justru perahu yang kecil itu telah meng-goyang2 membuat Sin
Kun Bu Tek dan Sin Han jadi terkejut. Muka si pengemis telah
berobah menjadi pucat. Cepat Sin Kun Bu Tek mengerahkan tenaga dalamnya
menginjak dasar perahu itu, dia berusaha mengimbangi
perahunya itu, agar tidak bisa diterbalikkan oleh lawannya.
Tetapi karena lawan mempergunakan kekuatan lwekang
juga untuk menjungkirbalikkan perahu tersebut, dengan
sendirinya telah membuat perahu itu terbalik tanpa dapat
dicegah lagi. Sin Han mengeluarkan suara jeritan tertahan, dia tidak bisa
berenang dan juga disaat itu Sin Kun Bu Tek tidak sempat
menjambretnya, karena dia sendiri telah terlempar dan tercebur
ke dalam air telaga. Disaat itu, salah seorang lawannya yang lain justru telah
menyambuti Sin Kun Bu Tek dengan serangan kepalan
tangannya, dia menghantam kearah punggung.
"Bukkkkk !" keras bukan main gempuran itu, sehingga
dalam sekejap mata saja, punggung Sin Kun Bu Tek telah kena
digempurnya dengan dahsyat, sehingga membuat Sin Kun Bu
Tek jadi mengeluarkan suara seruan kesakitan.
Koleksi kang zusi.com 252
Waktu tubuhnya terlempar dan kecebur ke air telaga, disaat
itu pula terlihat lawannya telah berenang mendekatinya, untuk
melancarkan serangannya lagi.
Sin Kun Bu Tek gusar bukan main, tadi lawannya membuat
licik. Dia telah mengeluarkan seruan marah sambil
membalikkan tubuhnya diair, dan tangannya menyambar kearah potongan kayu yang jauh yang telah digerakkannya untuk
menghantam kepada lawannya.
Lawannya itu kaget dengan mengeluarkan teriakan
tertahan, cepat2 menyelam kedalam air pula.
Air dimana dia telah menyelam itu justru telah terpukul
muncrat dan berhamburan kemana-mana.
Sin Kun Bu Tek tidak mau tinggal diam, dia telah
menyelam dan berenang dengan cepat mencari lawannya.
Justru jarak mereka tidak berpisah begitu jauh, maka
dengan cepat dia berenang dan mengejarnya, sambil kayu
pengayuhnya telah dipergunakan untuk melancarkan serangan
dengan ditusukkan. Hebat sekali cara serangannya itu,karena dalam keadaan
demikian, kayu tersebut meluncur kuat sekali walaupun mereka
berada didalam air. Hal itu disebabkan Sin Kun Bu Tek melancarkan serangan
dengan menggunakan kekuatan lwekangnya sebanyak tujuh
bagian. Lawannya yang berada didalam air juga sangat terkejut
sekali, dia telah mengerahkan lwekangnya untuk menyampok
samberan kayu itu. Sin Kun Bu Tek jadi penasaran, dia ingin melancarkan
serangan pula, tetapi disaat itu dia telah melihat Sin Han yang
tengah tenggelam dengan bergelagapan.
Koleksi kang zusi.com 253
Untuk selamatkan anaknya itu, Sin Kun Bu Tek tidak bisa
melancarkan terus serangan kepada lawannya, dia telah
meluncur dengan cepat berenang mendekati Sin Han, yang
baju dipunggungnya telah dijambaknya dan diseretnya naik
keatas. Sin Han gelagapan, tetapi setelah berhasil muncul
dipermukaan air, bisa bernapas kembali.
Anak itu menghela napas dalam2 karena merasakan
badannya seperti ingin meledak dan tadi dia telah meneguk air
yang cukup banyak. Coba kalau memang dia tidak keburu ditolong oleh
gurunya, niscaya akan menyebabkan dia mati sesak tidak bisa
bernapas. Tetapi kesempatan tersebut telah dipergunakan oleh
lawannya, kedua2nya telah berenang menghampiri kearah Sin
Kun Bu Tek. Mereka juga telah melancarkan serangan yang
kuat. Serangan itu cukup berbahaya. Sekali saja mengenai Sin
Kun Bu Tek, walaupun tengah berada didalam air, niscaya
akan menyebabkan dia terluka didalam.
Namun sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi,
tentu saja Sin Kun Bu Tek tidak menjadi gugup, dia telah
mempergunakan kedua kakinya untuk menendang kepada
kedua lawannya itu. Waktu dia menendang, si pengemis telah menendang
kepada kedua kepalan tangan lawannya, sehingga dengan
Across Nightingale Floor 3 Goosebumps - Misteri Anjing Hantu Hijaunya Lembah Hijaunya 7

Cari Blog Ini