Ceritasilat Novel Online

Tat Mo Cauwsu 9

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong Bagian 9


memberi hormat. Orang yang kepalanya penuh bisulan dan botak itu telah
mengeluarkan suara tertawa aneh yang seperti suara melolong
itu, dia memberi isyarat kepada Keuki Takashi, dan jago
Jepang yang tangguh itu dengan patuh telah menyingkir
kesamping. Barulah orang berkepala gundul menyeramkan itu berkata
dengan suara yang dingin sekali, "Kedatanganku untuk
memenuhi tantangan Pangcu Kaypang Sun Cie Po....!"
Sun Cie Po tersenyum pahit, katanya, "Sesungguhnya, aku
tidak pernah merasa menantangmu, saudara Kwee..."
"Heh ?" bertanya dingin sekali orang she Kwee itu dengan
muka yang tidak sedap dilihat, dia tampaknya heran. Tetapi
kemudian dia meneruskan perkataannya, "Apakah engkau
menarik tantanganmu karena merasa takut kepadaku ?"
Kwee Bo In berkata begitu dengan sikap memandang
enteng dan angkuh sekali.
Tat Mo Cauwsu sejak kedatangan iblis utama ini telah
memperhatikan terus. Dia melihat bahwa Kwee Bo In tampaknya memiliki
kepandaian yang tidak berada dibawah Keuki Takashi, karena
selain langkah langkah kakinya yang telah meninggalkan bekas
telapak kaki yang dalam ditanah, juga Keuki Takashi
tampaknya begitu patuh kepadanya.
Sun Cie Po telah merangkapkan kedua tangannya, katanya :
"Tidak pantas jika aku tidak mempersilahkan tamu untuk
Koleksi kang zusi.com 505
duduk dan dijamu dulu.... nanti aku akan menjelaskannya,
bahwa didalam urusan ini ada orang ketiga yang ingin
mengadu domba diantara kita berdua...!"
Mendengar perkataan Sun Cie Po, Kwee Bo In tiba2
tertawa dengan suara yang ber-gelak2, sehingga menggetarkan
ruangan itu. "Hahahahaha......." suaranya itu mendirikan bulu tengkuk.
"Apakah engkau ingin maksudkan Auwyang Siung Bun yang
mengadu domba kita " Itu sudah resiko Kaypang, berani
menerima dia menjadi anggota Kaypang, berarti akibatnya
harus diterima oleh Kaypang pula!"
"Tetapi Auwyang Siung Bun bukan anggota Kaypang...."
menjelaskan Sun Cie Po. "Bukan anggota Kaypang ?" suara Kwee Bo In terdengar
keras sekali. Kemudian dengan muka yang berobah tambah
bengis, lebih2 dengan keadaan mukanya yang menyeramkan
ini, sehingga mendatangkan kesan yang tidak enak dilihat, dia
meneruskan perkataannya. "Apakah engkau ingin mempermainkan aku" Bukankah suratmu yang lalu itu telah
menyatakan bahwa Auwyang Siung Bun telah diterima
menjadi anggota Kaypang dan bahkan engkau sendiri yang
ingin menanggung semua urusannya itu denganku...engkau
menantang aku untuk mengadu kekuatan ..."
"Surat itu bukan dikirim olehku..."
"Oh, Pangcu yang tidak bertanggung jawab !" teriak Kwee
Bo In dengan suara menyerupai teriakan, dia telah berteriak
dengan suara yang aneh, hampir menyerupai suara lolongan,
rupanya dia telah diliputi kemarahan. "Apakah sekarang,
setelah tiba saatnya, engkau ingin menarik diri dan
membatalkan suratmu itu, dengan menimpahkannya kepada
orang lain?" Koleksi kang zusi.com 506
"Bukan begitu ...!" menjelaskan Sun Cie Po, hatinya telah
mendongkol bukan main, karena belum pernah seumur
hidupnya orang memperlakukan dia dengan sikap kasar seperti
itu. "Lalu kenapa engkau bicara ber-belit2 ?" tegur Kwee Bo In
dengan suara mengandung kegusaran.
"Duduklah dulu, Kwee Hengtai, nanti aku akan
menjelaskannya..." kata Sun Cie Po menyabarkan hatinya.
"Aku menghendaki sekarang juga kita menentukan siapa
yang diatas dan siapa yang dibawah," seru Kwee Bo In dengan
suara yang aseran. "Baiklah saudara Kwee, dengarlah baik2 ! Sebetulnya
Auwyang Siung Bun telah menyelusup menyamar sebagai
anggota Kaypang di dalam wilayah kekuasaan Kiong Siang
Han, orangku...diapun dengan jalan kekerasan atau membujuk,
telah berhasil mengatasi dan mempengaruhi Kiong Siang Han,
sehingga orangku itu yang mewakiliku memegang pimpinan di
daerah, telah menulis surat kepadamu, mengatas namakan
padaku...! Sesungguhnya, aku sendiri ingin menangkap
Auwyang Siung Bun, karena disebabkan dia, telah cukup
banyak anggota Kaypang yang menderita dan berkorban
jiwa...." Mendengar penjelasan ini, tampaknya Kwee Bo In jadi
heran dan tertegun. Tetapi segera dia menduga bahwa semua ini tentu hanyalah
suatu permainan dari Sun Cie Po, yang ingin membatalkan
pertemuan itu dengan bermacam macam alasan.
"Aku tidak perduli akan semua itu, yang terpenting hari ini
aku telah berada disini dan aku ingin melihat kepandaianmu
yang berani mengangkat diri sebagai Pangcu dari perkumpulan
Kaypang ! Persoalan Auwyang Siung Bun memang akan
Koleksi kang zusi.com 507
kuselesaikan nanti, aku akan mencarinya dan mematahkan
batang lehernya.....!"
Tegas sekali perkataan Kwee Bo In, dan sama sekali dia
tidak memperlihatkan sikap bersahabat, bahkan dia terlalu
mendesak Sun Cie Po. Tidak ada jalan lain bagi Sun Cie Po, karena sebagai
seorang Pangcu, tidak bisa dia terlalu mengalah, karena dapat
menjatuhkan pamor dari kaypang. Walaupun harus
menghadapi kematian, dia harus mempertahankan kehormatan
dirinya untuk kemegahan kaypang.
"Baiklah !" katanya kemudian sambil mengangguk. "Apa
yang Kwee hengtai inginkan, pasti akan kuiringkan..,tetapi
duduklah dulu aku hendak menjamumu !!"
Tetapi Kwee Bo In benar-benar sangat aneh tindak
tanduknya, dan gelar iblis pada dirinya tampaknya sesuai
sekali. Sebab tanpa mengucapkan sepatah katapun juga dia
telah melompat ke tepi ruangan itu, tahu-tahu tangannya telah
meluncur kepada salah seorang pengemis yang berdiri disitu.
Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun juga, tangannya
bekerja cepat melancarkan cengkraman. Sebetulnya si
pengemis itu bermaksud mengelakkan diri dalam keadaan
kaget seperti itu, dia merupakan seorang pengemis tingkat
kelima dan memiliki kepandaian yang tidak sembarangan.
Namun disebabkan gerakan tangan Kwee Bo In sangat
cepat sekali, pengemis itu tidak bisa berkutik, tahu2
punggungnya telah kena dicengkeram.
Tangan Kwee Bo In yang lainnya telah bergerak lagi, dan
seperti memotes sesuatu barang saja, dia telah menjambak
rambut pengemis itu dan memotes kepala pengemis itu,
lehernya putus dan batok kepalanya itu dilemparkan
menggelinding di lantai. Koleksi kang zusi.com 508
Semua itu terjadi singkat dan cepat sekali, diwaktu orangorang masih tertegun dengan mata terbuka lebar2, tahu2 kepala
pengemis yang putus dari lehernya tanpa bisa mengeluarkan
jeritan itu, telah menggelinding diatas lantai ....
Mengerikan sekali apa yang terjadi itu, membuat semua
orang menggidik. Tetapi Sun Cie Po waktu tersadar dari kagetnya, telah
melompat marah. "Dasar iblis kau....!" bentaknya. "Orang-orangku tidak ada
sangkutan apa2 dengan engkau, karena justru engkau akan
mengadu kekuatan denganku, mengapa engkau menurunkan
tangan telengas begitu kepada orang2ku ?"
Tetapi Kwee Bo In sambil melemparkan tubuh korbannya
yang sudah tidak berkepala itu keatas lantai, tertawa bergelakgelak.
"Jika engkau ingin mengulur-ngulur waktu, maka jangan
engkau sesalkan jika korban yang berjatuhan bertambah
banyak !" katanya dengan suara yang menyeramkan.
Tat Mo Cauwsu sendiri yang melihat kekejaman Kwee Bo
In, telah memuji kebesaran nama Sang Buddha beberapa kali.
Disamping itu diapun terkejut sekali, gerakan Kwee Bo In
secepat bayangan setan. Dan cara dia menangkap tawanannya
itu merupakan gerakan yang luar biasa, sehingga pengemis
yang menduduki tingkat kelima itu saja tidak berdaya
mengelakkan diri, benar-benar luar biasa sekali kepandaian
dari iblis itu. Maka bisa dibayangkan tentu kepandaian lainnya
dari Kwee Bo In jauh lebih hebat dari yang diperlihatkannya
itu. Sedangkan Keuki Takashi hanya tersenyum-senyum saja
waktu melihat apa yang dilakukan oleh Kwee Bo In.
Koleksi kang zusi.com 509
Sun Cie Po sudah tidak bisa menahan kemarahan dihatinya,
dia melompat ke tengah ruangan yang memang telah
dipersiapkan sejak siang tadi, yang dikosongkan dari kursi dan
meja, sehingga cukup luas untuk dipergunakan sebagai
lapangan mengadu kepandaian.
"Baik ! Baik !" kata Sun Cie Po dalam kegusaran yang
tidak kepalang. "Mari ! Mari ! kita mengadu kepandaian !!"
Kwee Bo In juga tidak banyak peradatan, dia telah
melompat dengan gerakan yang ringan menyusul pangcu
Kaypang itu. Begitu tiba didekat pangcu Kaypang itu, tanpa banyak
bicara dia telah mengulurkan tangan kanannya dengan gerakan
yang cepat sekali untuk mencengkeram.
Tetapi Sun Cie Po merupakan pengemis yang memiliki
kepandaian sangat tinggi, berbeda dengan si pengemis tingkat
lima tadi. Dia telah mengeluarkan suara dengusan marah dan
mengelakkan diri dengan membungkukkan tubuhnya sambil
tangan kanannya menggerakkan tongkatnya menyodok ke
perut Kwee Bo In. Tetapi iblis It Cie Sin Mo tersebut tidak memperdulikan
sodokan tongkat bambu Sun Cie Po, dia membiarkan perutnya
tersodok tongkat, sedangkan kedua tangannya telah bergerak
lagi melancarkan cengkeraman.
Sun Cie Po terkejut sekali waktu melihat apa yang
dilakukan lawannya. Terlebih kaget lagi pangcu Kaypang ini, karena dia
merasakan waktu ujung tongkatnya itu menyodok perut si iblis,
tangannya jadi pedih, dan perut si iblis itu keras sekuat baja,
memperdengarkan suara "Tokkk !" dan tongkat itu sampai
melengkung, tetapi tidak memberikan hasil apa2.
Koleksi kang zusi.com 510
Sedangkan kedua tangan Kwee Bo In justru telah meluncur
menyambar akan mencengkeram ke arah punggungnya.
Sun Cie Po menyadarinya, jika dia sampai terkena
cengkeraman si Iblis, akan celakalah dia.
Maka mati2an Sun Cie Po melesat kesamping, dia
bermaksud menjauhi diri dulu dari si Iblis.
Tetapi Kwee Bo In sama sekali tidak mau memberikan
kesempatan bernapas padanya, begitu tubuh Sun Cie Po
bergerak, segera si Iblis itupun melompat mengikutinya, yang
membuat Sun Cie Po terdesak sekali, karena begitu kakinya
menyentuh lantai, justru ke sepuluh jari tangan si iblis telah
berada didekat punggungnya lagi.
Karena terdesak sekali, Sun Cie Po jadi nekad, dia sudah
tidak keburu untuk mengelakkan diri dari cengkeraman itu
jalan satu2nya bagi dia hanyalah menangkis dengan
tongkatnya. Dengan cepat diputarnya tongkatnya menghantam kedua
tangan Kwee Bo In, "Takkk!" terdengar keras sekali tongkat
itu menghantam tangan Kwee Bo In.
Tetapi kedua tangan Kwee Bo In tetap meluncur,
sedangkan tongkat itu telah patah tiga bagian!
Semangat Sun Cie Po seperti terbang meninggalkan
tubuhnya, dia mengeluh didalam hatinya, dan dirasakan jari
tangan Kwee Bo In telah menempel dibaju bagian
punggungnya. "Habislah aku...!" keluhnya tanpa daya lagi.
Tetapi Tat Mo Cauwsu yang sejak tadi memang telah
bersiap sedia, melihat keadaan demikian telah menimpukkan
sepasang sumpit yang tercekal ditangannya.
Kedua batang sumpit itu meluncur cepat sekali secara lurus
sejajar menyambar kedua biji mata Kwee Bo In.
Koleksi kang zusi.com 511
Menyambarnya sumpit itu cepat sekali, tahu2 telah berada
didepan muka Kwee Bo In. Iblis itu jadi terkejut, cepat2 dia mengelak kesamping untuk
menyelamatkan biji matanya dari terjangan kedua ujung sumpit
itu. Tetapi gerakannya itu telah memperlambat gerakan kedua
tangannya. Sun Cie Po mati2an telah melompat mundur beberapa
tombak, muka Pangcu perkumpulan pengemis tersebut telah
berobah pucat dan keringat dingin telah mengucur
dikeningnya. Dia mengeluh, nyaris tadi dia celaka ditangan
Kwee Bo In jika tidak ditolong oleh Tat Mo Cauwsu.
Kwee Bo In tidak mengejar Sun Cie Po, dia telah
membalikkan tubuhnya, memandang bengis sekali kepada Tat
Mo Cauwsu. "Pendeta, kemari kau !" katanya dengan suara yang
mengandung kemarahan dan memerintah.
Tat Mo Cauwsu memang telah mengambil keputusan
bahwa lebih baik dia yang melayani iblis itu. Maka dia telah
berdiri dari duduknya dan merangkapkan sepasang tangannya.
"Maafkan, Siauwceng ingin main2 beberapa jurus dengan
kepandaian siecu....." katanya dengan suara yang sabar dan
sikap yang tetap sopan, walaupun Tat Mo Cauwsu tengah
menghadapi iblis ganas seperti Kwee Bo In.
Melihat sikap dan langkah kaki Tat Mo Cauwsu yang
mantap, muka Kwee Bo In memperlihatkan perasaan heran,
lalu dia menoleh kepada Keuki Takashi yang tengah berdiri
diam dipinggir ruangan itu, katanya, "Diakah yang kau katakan
pendeta sakti itu ?"
Keuki Takashi mengiyakan, tambahnya : "Tetapi
kepandaiannya tidak lebih tinggi dari kepandaianku !"
Tat Mo Cauwsu tersenyum.

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Koleksi kang zusi.com 512
"Memang kami pernah main2 beberapa jurus.....rupanya
Keuki Takashi telah menceritakan segalanya kepada siecu !"
kata pendeta India ini. Kwee Bo In telah tertawa mengejek, sikapnya memandang
remeh kepada Tat Mo Cauwsu, dia dengan temberang :
"Kebetulan engkau berada disini, biarlah engkau kubereskan
dulu !" "Siancai ! Siancai ! Bukankah lebih bijaksana jika urusan
diselesaikan dengan pengertian dan juga dengan jalan yang
baik penuh perdamaian ?" tegur Tat Mo Cauwsu.
"Kau takut ?" tegur Kwee Bo In dengan aseran.
Tat Mo Cauwsu merangkapkan sepasang tangannya.
"Siancai ! Tidak ada yang bisa dipastikan dengan perkataan
takut dan berani. Takut itu bisa muncul didalam waktu2 yang
tertentu. Tetapi bagi seseorang yang tengah ketakutan jika
sudah tidak memiliki jalan lain dan dalam keadaan terdesak
disuatu saat bisa muncul keberaniannya, melebihi keberanian
yang sebelumnya .... !"
"Aku datang kemari bukan hendak mengadu bicara dengan
engkau, pendeta keledai !" bentak Kwee Bo In dengan suara
yang kasar sekali. "Bersiap-siaplah engkau untuk menerima
seranganku !" Karena dia telah mendengar dari Keuki Takashi bahwa Tat
Mo Cauwsu memiliki kepandaian yang luar biasa, maka Kwee
Bo In tidak berani terlalu ceroboh.
Tetapi dengan seusainya perkataannya itu tanpa menantikan
jawaban dari Tat Mo Cauwsu, dengan cepat sekali dia telah
melompat dan melancarkan serangan dengan tangan kanannya.
Gerakan yang dilakukannya tampaknya biasa saja, seperti
jurus ilmu silat "Yang Liu Menari Diatas Air", tetapi justru
serangan yang dilakukan oleh Kwee Bo In mengandung
Koleksi kang zusi.com 513
kekuatan tenaga lweekang yang luar biasa hebatnya, anginnya
berkesiuran dan Tat Mo Cauwsu segera dapat menduga bahwa
serangan ini tidak bisa dipandang remeh, karena bisa
membawa bencana padanya. Cepat sekali Tat Mo Cauwsu menggeser kedudukan kedua
kakinya, dia telah meng-gerak2kan kedua tangannya yang
dirangkapkan, ingin menangkap tangan Kwee Bo In.
Melihat gerakan Tat Mo Cauwsu sama sekali Kwee Bo In
tidak menarik pulang tangannya itu.
Dibiarkan tangannya itu ditangkap oleh kedua tangan Tat
Mo Cauwsu. Tetapi begitu tangan Tat Mo Cauwsu hampir menyentuh
tangan si iblis yang berukuran pendek itu, disaat itulah tahu2
tangan itu seperti telah berhasil diulurkan lebih panjang dari
ukurannya semula. Tahu2 jari tangannya telah melewati kedua telapak tangan
Tat Mo Cauwsu dan meluncur ke arah muka pendeta itu.
Tat Mo Cauwsu kaget sekali, dia sampai mengeluarkan
suara seruan nyaring. Tetapi sebagai seorang pendeta yang berkepandaian tinggi,
sama sekali Tat Mo Cauwsu tidak menjadi gugup dengan
keadaan seperti ini, dengan cepat dia telah membelakangi
kepalanya yang ditarik mundur, sehingga jari tangan dari It Cie
Sin Mo Kwee Bo In tidak berhasil menyerang mukanya. Kedua
tangannya yang berhasil menangkap pergelangan tangan si
iblis telah diisi dengan kekuatan lwekang, dia memutarnya,
bermaksud akan mematahkan tangan lawannya itu.
Namun Kwee Bo In bertindak selalu dengan cepat, melihat
akal liciknya dengan serangan seperti itu tidak memberikan
hasil dia telah menggerakkan tangannya yang satunya lagi.
Koleksi kang zusi.com 514
Waktu tangan Kwee Bo In itu yang tertangkap kedua
tangan Tat Mo Cauwsu ingin diputar, justru serangan tangan
yang satunya telah menyambar datang.
Serangan yang dilakukannya itu bukan serangan
sembarangan, pada kepalan tangannya itu mengandung
kekuatan yang ribuan kati, sehingga angin serangan itu
berkesiuran sangat keras sekali.
Tat Mo Cauwsu juga menyadari, jika dia meneruskan
maksudnya memutar tangan si iblis yang satu, tentu dadanya
akan tergempur serangan Kwee Bo In dengan tangannya yang
satunya itu. Dan Tat Mo Cauwsu juga menyadari bahaya yang
mengancamnya, maka dia membatalkan maksudnya memutar
tangan si iblis, dia telah menggerakkan tangan kirinya
menyampok kesamping menangkis kepalan tangan Kwee Bo
In, "Bukkk !" Suara terbenturnya kedua tangan itu menimbulkan getaran
yang keras diruangan tersebut, hal ini memperlihatkan bahwa
benturan itu merupakan benturan yang kuat dan keras.
Tetapi kuda2 kedua kaki Tat Mo Cauwsu menancap kuat
sekali dilantai, dia tidak bergeming atau tergeser kedua kakinya
dari tempatnya semula. Bahkan menyusuli pula dengan itu, Tat Mo Cauwsu telah
mengebut dengan tangannya yang satunya.
Kwee Bo In sama sekali tidak menyangka bahwa Tat Mo
Cauwsu memang benar2 merupakan lawan yang tangguh
sekali, dia telah cepat2 berkelit kesamping.
Namun Tat Mo Cauwsu tidak bergerak hanya sampai disitu
saja, dia telah mengeluarkan suara seruan perlahan dan tahu2
kedua tangannya serentak menghantam.
Kwee Bo In melihat Tat Mo Cauwsu menggempurnya
dengan cara demikian, yaitu mempergunakan waktu yang cepat
Koleksi kang zusi.com 515
sekali tetapi Kwee Bo In juga tidak mau mengalah, dia tidak
mau berkelit dari serangan itu.
Dengan mempergunakan kekerasan, dia telah menangkis
kedua tangan Tat Mo Cauwsu, dimana kedua tangan Kwee Bo
In yang berukuran pendek itu telah menangkisnya.
Begitulah, kedua jago ini yang memiliki kepandaian luar
biasa sekali telah terlibat dalam suatu pertempuran yang sangat
dahsyat, dengan cepat telah belasan jurus dilewatkan.
Tetapi diantara mereka tampaknya tidak ada yang terdesak
atau yang didesak. Jika yang seorang melancarkan serangan dan gempuran,
maka yang seorang lainnya membarengi dengan serangan
balasan. Begitulah bergantian mereka telah melancarkan serangan2
dan juga mengeluarkan kepandaian mereka.
Keuki Takashi telah berdiri mengawasi jalan pertempuran
itu dengan tertarik. Diam2 Keuki Takashi telah berpikir didalam hatinya :
"Waktu dulu dia bertempur dengan aku, ternyata si pendeta
busuk ini tidak mengeluarkan seluruh kepandaiannya, sekarang
dia memperlihatkan kepandaian yang jauh lebih tangguh dari
yang dulu. Jika waktu itu dia mempergunakan kepandaian
seperti sekarang ini, tentu aku tidak sanggup menghadapinya...!" dan diam2 Keuki Takashi jadi merasa
kagum sekali kepada Tat Mo Cauwsu.
Tetapi berbeda dengan Keuki Takashi, justru disaat itu
Pangcu Kaypang Sun Cie Po telah berpikir : "Kepandaian
mereka berdua tampak berimbang, luar biasa sekali....! untung
saja hari ini aku telah menerima kedatangan Tat Mo Cauwsu..
jika tidak, tentu kaypang akan dihancurkan oleh iblis bertangan
telengas ini ! sekarang aku baru terbuka mata dan pikiranku
Koleksi kang zusi.com 516
bahwa diatas gunung yang tinggi masih ada yang lebih
tinggi...Hemmm jika dibandingkan dengan kepandaian mereka
berdua, maka kepandaianku seperti tidak ada artinya, sia-sia
aku telah melatih diri dengan waktu selama lima puluh
tahun...." dan Sun Cie Po jadi mengawasi jalannya
pertempuran itu dengan mata yang terpentang lebar lebar dan
sikap tertegun, dari matanya terlihat sinar kagum kepada kedua
orang yang tengah bertempur dengan kepandaian yang aneh
dan luar biasa itu. Semua orang yang berada diruangan itu, yaitu pengemis2
lainnya, telah merasakan diri mereka jadi kecil sekali waktu
melihat kepandaian kedua orang yang tengah bertanding itu,
karena mereka telah menyaksikan bahwa kalau mereka yang
menghadapi salah seorang di antara kedua itu tentunya dalam
satu atau dua jurus saja mereka akan jatuh rubuh... diam2
mereka jadi berjanji didalam hati masing2 untuk berlatih sekuat
kesanggupannya di-hari2 mendatang nanti.
Sedangkan Kwee Bo In yang melihat lawannya dapat
menghadapi serangan serangannya tanpa terdesak sedikitpun
juga semakin lama jadi semakin penasaran.
Beberapa kali It Cie Sin Mo Kwee Bo In telah
mengeluarkan jurus-jurus yang jauh lebih hebat, dengan
disertai oleh tenaga lwekang yang lebih kuat.
Kenyataan Tat Mo Cauwsu tetap dapat menghadapi
serangan si iblis dengan baik, bahkan berulang kali Tat Mo
Cauwsu juga telah balas menyerang.
Setiap serangan yang dilancarkan Tat Mo Cauwsu tidak
kalah dahsyatnya dari si iblis Kwee Bo In.
Tetapi disebabkan kedua orang ini memang memiliki
kepandaian yang berimbang, mereka telah bertempur dengan
berimbang pula. Serang menyerang silih berganti, jurus demi
jurus telah lewat, hampir seratus jurus lebih telah mereka
Koleksi kang zusi.com 517
lewatkan tetapi belum ada tanda-tanda salah satu pihak diantara
mereka itu akan terdesak karenanya.
Keadaan seperti ini telah membuat Tat Mo Cauwsu juga
jadi penasaran sekali. Dia telah mengawasi cara dan jurus-jurus
silat yang dipergunakan Kwee Bo In. Waktu dia melihat cara
menyerang Kwee Bo In selalu menghantam dan mengincer
bagian atas, mengingat kedua tangannya memiliki ukuran yang
pendek dibandingkan dengan ukuran tangan manusia dewasa
lainnya, maka jarak jangkau yang bisa diperoleh dari kedua
tangan ini sangat terbatas.
Tat Mo Cauwsu jadi mempergunakan keuntungan yang
tidak begitu besar, tetapi bagi Tat Mo Cauwsu memegang
peranan tidak kecil. Dengan mengambil kelemahan dari ukuran
kedua tangan lawannya itu, Tat Mo cauwsu melancarkan
serangan yang beruntun dan tidak hentinya menyambarnyambar kebagian bawah, mulai dari perut sampai ke kaki,
sehingga membuat Kwee Bo In segera terlihat agak sibuk
untuk menangkis atau mengelakkan diri.
Iblis itu mengetahui juga bahwa Tat Mo Cauwsu
mempergunakan kelemahannya itu untuk mendesaknya, dia
jadi gusar bukan main, sampai suatu kali dia berjingkrak.
Kemudian dia telah menggerakkan kedua tangannya
mendorong keras ke arah Tat Mo Cauwsu.
Sebetulnya saat itu Tat Mo Cauwsu ingin melancarkan
gempuran yang cukup kuat dengan jurus "Siang Liong Cut
Hay" atau "Sepasang Naga Muncul dari Lautan", tetapi tenaga
mendorong yang dilakukan oleh Kwee Bo In bukan main
cepatnya, memaksa Tat Mo Cauwsu membatalkan serangannya
dan cepat2 mengelakkan diri.
Mempergunakan kesempatan itu, tampak Kwee Bo In telah
melompat mundur menjauhi diri.
Koleksi kang zusi.com 518
"Engkau licik !" teriaknya dengan marah. "Jika memang
engkau memiliki kepandaian yang tinggi mengapa engkau
tidak bertempur dengan cara yang baik ?"
Tat Mo Cauwsu tersenyum sabar.
"Saudara Kwee, jika engkau ingin melihat tinggi atau
rendahnya ilmu silat, bukan cara demikian, karena dengan
bertempur, cara apa saja dipergunakan asal tidak
mempergunakan cara yang sesat..." menyahuti Tat Mo
Cauwsu. "Tetapi justru beberapa kali sempat Siauwceng
melihat betapa kau telah mempergunakan jurus2 yang agak
sesat, tenaga lwekangmu juga mulai terperangkap oleh
kesesatan, itu bisa membahayakan dirimu sendiri jika engkau
tidak bisa segera merobah dan melatih diri dengan lwekang
dari aliran yang lurus bersih, karena jika sudah tiba waktunya
kelak, justru lwekang yang agak sesat itu akan meledak dan
mencelakai dirimu sendiri..."
Kwee Bo In kaget juga hatinya, dia tidak menyangka
bahwa pendeta yang menjadi lawannya ini memiliki mata yang
sangat tajam, sampai soal lwekangnya yang memang agak
sesat itu diketahuinya. Tetapi perasaan kagetnya itu tidak
diperlihatkan dimukanya, sambil tertawa dingin dia telah
berkata : "Itu bukan urusanmu ! Baiklah, karena sekarang tidak
terlihat orang she Auwyang itu, biarlah lain kali aku akan
datang kembali...!" setelah berkata begitu, tanpa
memperdulikan semua orang tengah memandangi padanya,
Kwee Bo In menoleh pada Keuki Takashi, katanya, "Mari kita
pergi...." Baru kata2nya itu terdengar, tubuhnya telah bergerak cepat
sekali, tahu-tahu telah berada diatas dinding tembok
pekarangan kuil tersebut.
Koleksi kang zusi.com 519
Keuki Takashi telah mengikuti gerakan Kwee Bo In, dia
telah menyusulnya dengan cepat, setelah mendelik kepada Tat
Mo Cauwsu. Setelah kedua orang itu, Kwee Bo In dan Keuki Takashi
lenyap dari pandangan mata, Sun Cie Po dan pengemis2
lainnya bisa bernapas lega.
Pangcu Kaypang itu cepat2 menghampiri Tat Mo Cauwsu,
dia merangkapkan tangannya, memberi hormat kepada pendeta
itu. "Terima kasih atas bantuan Taisu yang menyelamatkan
Kaypang dari malapetaka ....!" kata Sun Cie Po.
Tat Mo Cauwsu cepat-cepat mengeluarkan kata-kata
merendah, tidak mau dia menerima kata-kata pujian.
Koleksi kang zusi.com 520
Sedangkan Sun Cie Po telah mengeluarkan sebuah pay,
tanda yang terbuat dari besi, ia memberikannya kepada Tat Mo
Cauwsu. "Tiat Pay ini merupakan lambang milikku, maka jika Taisu


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemui kesulitan disuatu tempat, perlihatkan saja Tiat Pay
(Pay besi) ini kepada pengemis mana saja, tentu kebutuhan
Taisu akan terpenuhi..." kata Sun Cie Po sambil
mengangsurkan Pay itu kepada Tat Mo Cauwsu.
Sesungguhnya Tat Mo Cauwsu ingin menolak pemberian
itu, tetapi dia kuatir kalau2 nanti menyinggung perasaan tuan
rumah, maka dia menerimanya juga. Dimasukkannya Pay itu
kedalam saku jubahnya sambil mengucapkan terima kasih.
Sun Cie Po telah perintahkan beberapa orang pengemis
untuk membereskan ruangan dan mengatur meja perjamuan,
kepala pengemis ini telah menjamu Tat Mo Cauwsu lagi.
Beberapa hari lamanya Tat Mo Cauwsu berkumpul dengan
para pengemis itu, dia telah membicarakan banyak persoalan
dengan Sun Cie Po. Terutama sekali bagi Pangcu Kaypang itu, dia menanyakan
pendapat Tat Mo Cauwsu bagaimana caranya yang terbaik
untuk mengatasi persoalan Auwyang Siung Bun.
"Persoalan itu termasuk persoalan keluarga Kaypang,
maafkan Siauwceng tidak berani mencampurinya..." kata Tat
Mo Cauwsu dengan rendah hati.
Pangcu Kaypang itu tidak menjadi kurang senang, dia telah
mengerti persoalan dan kedudukan Tat Mo Cauwsu, hanya saja
dia masih bilang : "Jika memang suatu kali nanti kebetulan
Taisu bertemu dengan orang she Auwyang itu, tolong Taisu
nasehatkan dia, agar tidak menimbulkan persoalan, karena dengan menyelusupnya dia ke dalam barisan pengemis, berarti
Koleksi kang zusi.com 521
dia telah memancing malapetaka untuk perkumpulan Kaypang
kami..." @-dewikz~Hendra-@ Jilid 15 TAT MO CAUWSU mengangguk, dia menyatakan
kesediaannya untuk menasehati Auwyang Siung Bun. Padahal
Tat Mo Cauwsu menyadari, permintaan yang tampaknya kecil
itu, sesungguhnya mengandung tanggung jawab yang besar,
karena dengan menyanggupi untuk menasehati Auwyang Siung
Bun, berarti Tat Mo Cauwsu harus mencari orang she
Auwyang itu, untuk nanti menasehatinya atau menggempurnya...! Setelah berkumpul dengan para pengemis itu empat hari
lamanya, Tat Mo Cauwsu telah pamitan untuk melanjutkan
perjalanannya. Sebelum berlalu, Tat Mo Cauwsu mengingatkan
kepada Sun Cie Po agar berhati-hati jika berhadapan pula
dengan Kwee Bo In atau Keuki Takashi.
Sun Cie Po juga mengangguk sambil menyatakan bahwa
dia tengah memikirkan cara yang terbaik untuk dapat
menguasai Kwee Bo In dan Keuki Takashi. Menurut Sun Cie
Po, dia ingin mengelakkan pertemuan sementara ini dengan
kedua orang itu, karena walaupun bagaimana dia mengakui
bahwa kepandaian yang dimilikinya tidak cukup untuk
menghadapi kedua orang itu, Jika dia mengerahkan orang2nya,
mungkin hanya akan mendatangkan bencana dan korban yang
tidak sedikit. Maka cara yang terbaik adalah mengelakkan diri
dari bentrokan dengan kedua orang itu.
Senang Tat Mo Cauwsu mendengar hal itu, dia telah
memuji kebijaksanaan Sun Cie Po.
Koleksi kang zusi.com 522
"Memang mengalah itu bukan berarti kita kalah, tetapi
mengalah untuk kepentingan dan keselamatan dari banyak
orang, merupakan tindakan yang sangat bijaksana sekali ...."
kata Tat Mo Cauwsu. Kemudian pendeta ini meminta diri, Sun Cie Po dan
beberapa orang tokoh2 Kaypang telah mengantarkannya
sampai dipintu kota sebelah selatan.
Tat Mo Cauwsu melakukan perjalanan menuju ke sebelah
barat, dia ingin mengembara dan berkelana guna menambah
pengetahuannya. Terutama sekali dia ingin berkelana menyusuri seluruh
daratan Tionggoan. Sudah sejak di India dia mendengar prihal
keindahan pemandangan alam dan suasana didaerah selatan,
yaitu di kanglam. Maka dia bermaksud untuk pergi ke
Kanglam untuk pesiar sambil me-lihat2 keindahan yang
terdapat disana. Kanglam merupakan daerah selatan yang memiliki
pemandangan yang paling indah dibandingkan dengan seluruh
daerah didaratan Tionggoan. Karena daerah selatan ini
memiliki hawa yang baik sekali, panas yang cukup dan juga
dengan keindahan alam yang menarik hati. Gadis2 Kanglam
juga terkenal akan keluwesannya.
Tat Mo Cauwsu waktu memasuki daerah selatan tersebut
telah melihat pohon2 tumbuh subur dan indah sekali dan juga
telaga2 yang banyak terdapat didaerah ini menarik sekali
dengan airnya yang jernih. Dan sungai2 yang ber-liku2 panjang
memiliki air yang bersih bening.
Semua yang dilihatnya umumnya mengandung keindahan
yang sulit dilupakan. Tat Mo Cauwsu senang sekali berada didaerah tersebut,
karena hawa udaranya pun tidak terlalu panas dan tidak terlalu
Koleksi kang zusi.com 523
dingin. Hari itu, Tat Mo Cauwsu berada di pinggiran sebuah
telaga yang cukup luas. Dia melihat air telaga itu berwarna
kebiru-biruan dan bening sekali.
Lama Tat Mo Cauwsu berdiri ditempatnya tersebut,
pikirannya jadi menerawang teringat akan kampung
halamannya. Di India Tat Mo Cauwsu memang tidak memiliki
sanak saudara, dia sejak kecil telah memasuki pintu sang budha
dan dengan tekun dia mempelajari ajaran sang Budha.
Ayah Tat Mo Cauwsu mati karena serangan penyakit
menular, sedangkan ibu Tat Mo Cauwsu meninggal karena
melahirkan. Maka sebagai anak yatim, bibinya yang telah
memeliharanya. Waktu berusia empat tahun, Tat Mo Cauwsu
sudah bisa menyatakan keinginannya untuk memasuki pintu
sang Budha. Dan bibinya itu berpendapat, dengan berada didalam biara,
tentu Tat Mo Cauwsu hidup lebih teratur dan lebih baik jika
dibandingkan dengan perawatannya yang hidup dalam
kemiskinan seperti itu. Maka keinginan Tat Mo Cauwsu untuk
masuk ke jalan Sang Buddha telah dipenuhi oleh bibinya.
Sejak saat itulah Tat Mo Cauwsu mempelajari pelajaran
Sang Buddha dan waktu berusia belasan tahun Tat Mo Cauwsu
memperoleh kabar bahwa bibinya telah meninggal dunia.
Memang perasaan sedih bergolak sementara waktu didalam
hatinya. Namun sebagai seorang Buddhis yang telah memiliki
pegangan dan kebathinan yang kuat, Tat Mo Cauwsu bisa
menindih perasaan sedihnya itu. Dia bertambah tekun
menghayati pelajaran Sang Buddha, sampai akhirnya gurunya
memperkenankan dia keluar biara untuk menambah
pengetahuan dan melakukan perbuatan2 mulia.
Tetapi dari salah seorang penduduk dia mendengar telah
datang ditempat tersebut utusan dari Kaisar Ming Ti, Kaisar
Koleksi kang zusi.com 524
daratan Tionggoan, Kaisar Ming Ti telah perintahkan
utusannya itu untuk mencari tahu perihal agama Buddha. Maka
tertariklah hati Tat Mo Cauwsu untuk berkelana didaratan
Tionggoan. Karena Tat Mo Cauwsu tidak memiliki sahabat didalam
istana, dan juga tidak bisa dia menemui langsung utusan Kaisar
Ming Ti, akhirnya Tat Mo Cauwsu memutuskan untuk pergi
berkelana seorang diri kedaerah Tionggoan.
Dengan tekadnya yang kuat, maka tiba juga akhirnya dia
didaratan Tionggoan. Semua peristiwa yang dialami dalam perjalanannya itu
dianggapnya indah, karena Tat Mo Cauwsu menganggap
semua itu, kesenangan dan kesengsaraan, hanyalah suatu
percobaan untuk imannya saja.
Teringat semua itu, Tat Mo Cauwsu menghela napas
panjang. Hampir dua tahun dia telah berkelana didaratan
Tionggoan dan telah cukup banyak juga dia memperoleh
pengalaman-pengalaman yang membuat jiwanya semakin
matang, dimana diapun melihat, setiap peristiwa yang
dialaminya itu, selalu memiliki sangkut paut dengan pelajaran
Sang Buddha. "Benar," berpikir Tat Mo Cauwsu lebih lanjut. "Jika saja
keinginan Kaisar Ming Ti yang bermaksud mengundang agama
Buddha memasuki daratan Tionggoan, tentu jago-jago
didaratan Tionggoan yang umumnya bergerak dalam
perbuatan-perbuatan jahatnya itu, tentu bisa dibimbing
mengambil jalan yang lurus dan bersih.... agama Buddha
rupanya sangat diperlukan sekali....!"
(Peristiwa Kaisar Ming Ti mengirim utusannya mencari
tahu perihal agama Buddha ke tanah Hindustan terjadi 1900
tahun yang lalu, dan semua itu tercatat didalam buku sejarah
maupun buku 'Hikayat Bangsa Han". Utusan Kaisar Ming Ti
Koleksi kang zusi.com 525
dari Dinasti Han Timur itu akhirnya kembali dengan membawa
dua orang pendeta Buddha, yang menyebarkan pelajaran Sang
Buddha, yang dinamai Dharma).
Setelah berdiri sejenak lagi beberapa saat lamanya ditepi
telaga itu, akhirnya Tat Mo Cauwsu telah menghela napas
sambil memutar tubuhnya untuk berlalu.
Tetapi waktu itu matanya melihat sesuatu ditengah telaga,
sehingga Tat Mo Cauwsu membatalkan maksud hatinya untuk
berlalu, dia telah berdiam terus ditempatnya itu mengawasi
setitik hitam yang tengah meluncur diatas air telaga itu.
Setelah mengawasi sekian lama, dan benda diatas air itu
mendatangi mendekat, segera dilihatnya sebuah biduk perahu
yang tengah meluncur dengan cepat menghampirinya.
Tat Mo Cauwsu telah mengawasi terus, karena dia agak
heran juga melihat perahu itu yang meluncur cepat sekali
dipermukaan air telaga. Walaupun dikayuh cepat, tetapi perahu tidak bisa meluncur
secepat itu seharusnya. Namun perahu yang kali ini dilihatnya
justru meluncur dengan cepat, seperti juga terbang diatas
permukaan air telaga. Itulah suatu keanehan yang menarik hati pendeta dari India
tersebut. Untuk sejenak lamanya Tat Mo Cauwsu berdiri lagi
ditempatnya, sampai akhirnya dengan cepat perahu berukuran
kecil itu tiba didekatnya.
Penumpang perahu itu seorang gadis berusia lima belasan
tahun. Parasnya cantik, rambutnya disanggul, dia mengenakan
pakaian serba putih, kunnya juga putih dengan angkin pengikat
pinggang berwarna merah. Koleksi kang zusi.com 526
Waktu sampai ditelaga, gadis itu telah tersenyum dan
mengangguk pada Tat Mo Cauwsu.
Pendeta dari India ini jadi membalas mengangguk padanya,
sedangkan gadis itu dengan gerakan yang lincah sekali telah
melompat ke tepian, gerakannya seperti seekor burung walet.
Tat Mo Cauwsu jadi kagum melihat dalam usia semuda itu,
si gadis telah memiliki ilmu meringankan tubuh yang demikian
tinggi. Dia telah menghela napas dan memuji: "Omitohud !"
beberapa kali dengan suara yang perlahan.
"Taisu..! Maukah kau menemani ku main perahu ?" gadis
itu telah menegurnya. Sikapnya lincah dan manis sekali, dia
seperti juga tidak memperdulikan bahwa pendeta asing ini
belum dikenalnya, dia menyapanya seperti juga dia telah
berkenalan lama dengan si pendeta.
Tat Mo Cauwsu juga senang melihat sikap polos dan
terbuka dari si gadis. Dia melihatnya, mata gadis itu bening dan
besar indah sekali, dengan hidung yang mancung dan bibir
yang tipis, kulitnya juga putih halus seperti juga bersaing
dengan putih dari kun yang dikenakannya.
"Nona kecil," kata Tat Mo Cauwsu sambil tersenyum juga.
"Apakah engkau tidak kuatir perahumu terbalik dengan
menaikinya begitu cepat....?"
"Terbalik " Jangan takut Taisu, aku jamin tidak mungkin
perahu ini terbalik ! Takutkah Taisu naik perahu bersamaku "
Mari kita main perahu, tentu menggembirakan ! Dari pada
berdiam diri mematung disitu tanpa kegembiraan ....." lincah
dan manis sekali cara dan sikap si gadis, yang ber-kata2 tanpa
banyak peradatan, tetapi tidak kurang ajar. Hal itu hanya
memperlihatkan bahwa gadis ini memiliki sifat yang polos.
Tat Mo Cauwsu juga senang berteman dengan gadis kecil
ini, karena gadis kecil yang masih suci dan tampaknya polos
Koleksi kang zusi.com 527
tidak diliputi oleh akal2 licik itu, merupakan kawan yang
menyenangkan. "Bagaimana Taisu, kau menolak ajakanku ?" tanya si gadis
kecil lagi. "Apakah kedua orang tuamu tidak akan memarahimu jika
engkau selalu ber-main2 perahu saja ?" tanya Tat Mo Cauwsu
tanpa memberikan jawaban atas pertanyaan si gadis, bahkan
dia balik bertanya begitu.
Ditanya mengenai kedua orang tuanya, muka si gadis jadi
berobah murung, dia telah menunduk sejenak, tetapi kemudian
dia mengangkat kepalanya sambil tertawa lagi.
"Kedua orang tuaku jahat, mereka tidak memperhatikan
aku, aku main kemana saja mereka tidak pernah mencarinya!
Ayo Taisu, mari kita main2 perahu....!" ajak gadis kecil itu
lagi. Tat Mo Cawusu mengangguk perlahan, katanya: "Baiklah,
tetapi kau harus hati2 mengendarai perahumu, jangan seperti
tadi perahu diluncurkan begitu cepat...."
Gadis kecil itu tertawa geli, rupanya dia mentertawakan
sikap Tat Mo Cauwsu yang diduganya takut dan memiliki jiwa
yang kecil. Tetapi gadis kecil ini tengah bersendirian, dia tidak
memiliki sahabat, maka pendeta ini bisa menambah
kegembiraannya menurut perkiraannya. Apa lagi dia melihat
Tat Mo Cauwsu merupakan seorang pendeta yang sabar,
walaupun dia seorang pendeta asing.
Dengan gerakan yang lincah, gadis kecil itu telah melompat
keatas perahunya lagi, duduk diujung perahu.
Gerakan2 yang terjadi pada perahu itu seperti tidak


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempengaruhi gadis tersebut, tampaknya dia memiliki
keseimbangan tubuh yang mantap, dia dapat duduk dengan
tenang. Koleksi kang zusi.com 528
Tat Mo Cauwsu tidak ingin memperlihatkan kepandaiannya, dia hanya berkata : "Dekatkan dulu perahumu,
dengan jarak yang begitu jauh sulit untuk aku melompat
kedalamnya !" katanya dengan sabar. "Nanti bisa-bisa aku
tercebur..." Gadis kecil itu tertawa lagi, dia mendorong perahunya itu
mendekat dengan sentuhan ujung pengayuhnya pada
permukaan air. Melihat cara gadis itu menggerakkan perahunya, Tat Mo
Cauwsu jadi terkejut juga, karena dengan caranya seperti itu si
gadis telah memperlihatkan dia mempergunakan lwekang yang
cukup tinggi menyalurkannya pada kayu pengayuhnya dan
telah menyentuh pada permukaan air, sehingga perahu itu
meluncur cepat ke tepian.
"Gadis ini masih muda sekali usianya, tetapi dia memiliki
tenaga dalam yang demikian tinggi.... entah siapa orang tuanya,
dan entah siapa gurunya....?" berpikir Tat Mo Cauwsu.
Sementara itu ujung perahu telah merapat ke tepian telaga,
Tat Mo Cauwsu melangkahkan kakinya memasuki perahu itu.
Dia duduk disudut perahu lainnya, berhadapan dengan gadis
itu. "Sudah ?" tanya gadis kecil itu tertawa. "Sudah" Sudah
apa?" tanya Tat Mo Cauwsu heran.
"Apakah Taisu sudah duduk baik2.....?" tanya gadis kecil
itu. "Jangan nanti perahu ini meluncur cepat, Taisu terguling
masuk kedalam air telaga.......!" dan setelah berkata begitu,
gadis kecil itu tertawa geli pula.
Tat Mo Cauwsu mau tidak mau jadi ikut tertawa juga, dia
telah mengangguk. "Sudah......sudah siap!" katanya.
Si gadis menggerakkan kayu pengayuhnya.
Koleksi kang zusi.com 529
Tetapi tidak seperti umumnya para nelayan mengayuh
perahu yaitu dengan mengayuh mempergunakan tepian dari
kayu pengayuh yang masuk kedalam air, lalu mendorongnya
sehingga perahu dapat meluncur, maka si gadis ini justru hanya
menggerak-gerakkan kayu pengayuhnya itu sampai
dipermukaan air telaga saja, dia seperti memukul-mukul air
telaga dengan tepian kayu pengayuhnya, dan aneh sekali,
perahu itu seperti terdorong oleh suatu kekuatan yang sangat
besar, telah meluncur dengan cepat sekali.
Tat Mo Cauwsu yang memperhatikan cara si gadis
menggerakkan perahunya, mengetahui bahwa gadis kecil ini
telah mempergunakan tenaga dalamnya.
Tidak heran kalau tadi perahu ini telah meluncur secepat
terbang dipermukaan air telaga. Tat Mo Cauwsu juga baru
mengetahui mengapa tadi perahu itu meluncur mendatangi
dengan cepat sekali. "Tetapi yang aneh," berpikir Tat Mo Cauwsu. "Gadis
sekecil ini sudah memiliki lwekang yang demikian tinggi ...
agak luar biasa juga ..!"
Namun walaupun dihatinya diliputi oleh perasaan heran,
Tat Mo Cauwsu telah berdiam diri saja.
Sedangkan si gadis dengan gerakan yang cekatan telah
meng-gerak2kan kayu pengayuhnya itu, dimana dia me-nepuk2
berulang kali kayu pengayuhnya pada permukaan air.
Diantara terdengar suara plakkk, ploooookk, plaaakk, maka
perahu itu telah meluncur dengan cepat sekali.
Diantara berkesiuran angin, memang menggembirakan
bermain-main perahu seperti itu.
Si gadis cilik itu telah menoleh kepada Tat Mo Cauwsu dia
tertawa sambil bertanya: "Taisu, apakah kau gembira bermain
perahu seperti ini...?" tanyanya.
Koleksi kang zusi.com 530
"Tidak!" "Tidak ?" mulut si gadis jadi dimonyongkan. "Mengapa
tidak gembirakan Taisu?"
"Kau mengendarai perahu ini telah cepat dan mengerikan
sekali..!" "Taisu takut terjatuh kedalam air telaga ini ?" tanya gadis
kecil itu lagi. "Ya....!" "Jangan takut, kalau Taisu tercebur ke dalam air telaga, aku
akan menolongi.." "Tetapi nanti jubahku telah basah semua .." sahut Tat Mo
Cauwsu. "Aku jamin tidak akan tercebur!" akhirnya si gadis kecil itu
telah menyahuti dengan suara yang jengkel.
"Hemm, mengapa engkau bisa begitu pasti menjamin aku
tidak akan tercebur" Sedangkan saat sekarang ini aku melihat
perahu meluncur demikian cepat...?" tanya Tat Mo Cauwsu,
sengaja dia bertanya begitu, karena dia memancing ingin
mengetahui apa yang akan dikatakan si gadis.
Tetapi gadis kecil itu sibuk sementara waktu dengan
tepukan-tepukan kayu pengayuhnya itu pada permukaan air
telaga. Dia telah menepuk-nepuk puluhan kali, sampai
akhirnya dia baru berkata, "Aku memiliki semacam ilmu
bermain perahu yang agak aneh, tidak sembarangan orang yang
bisa mempergunakan cara ini! Taisu telah melihat, perahu
meluncur tanpa dikayuh, bukan?" waktu berkata begitu, gadis
kecil itu memperlihatkan perasaan bangga sekali.
Tat Mo Cauwsu telah mengiyakan sedangkan didalam
hatinya pendeta ini sesungguhnya sangat girang sekali, karena
dia memang ingin mengetahui siapa sebenarnya kedua orang
Koleksi kang zusi.com 531
tua si gadis. Dan diapun ingin mengetahui sesungguhnya gadis
ini berasal dari aliran mana.
Saat itu si gadis telah berkata lagi, sedangkan kedua
tangannya tetap sibuk menggerak-gerakkan kayu pengayuhnya
itu yang dipukul-pukulkan pada permukaan air telaga.
"Ayah dan ibuku yang bisa melakukan hal ini, dan aku baru
dua bulan yang lalu bisa melakukannya.......! Tetapi perahu ini
sudah dapat meluncur dengan cepat, bukan?"
"Cepat sekali, justru aku kuatir kalau2 perahu ini nanti
terbalik..." menyahuti Tat Mo Cauwsu.
Sedangkan didalam hatinya dia berpikir, "Demikian cepat
dia mengatakan baru "agak cepat" sedangkan ayah ibunya
dapat melakukannya dengan cepat sekali....bagaimana perahu
yang biasa meluncur lebih cepat dari gerakan ini" Tentunya
seperti terbang." "Ayah dan ibuku sangat pandai menguasai perahu, mereka
bisa membuat perahu yang ditumpanginya itu selain melesat
sangat cepat sekali, dapat juga membuat perahu melompat2
dan juga bisa meluncur menaiki air terjun...!"
"Apa ?" tanya Tat Mo Cauwsu agak heran.
"Perahu bisa menaiki air terjun..." menjelaskan si gadis
kecil itu lagi. "Aku tidak percaya..."
"Tidak percaya ?"
"Ya !" "Sayang ayah dan ibuku tidak berada disini, jika tidak tentu
mereka bisa memperlihatkan contohnya kepada Taisu !" kata si
gadis. Koleksi kang zusi.com 532
"Jika perahu meluncur turun dari atas kebawah ditirai air
terjun, mungkin juga bisa...... tetapi jika perahu menerjang air
tumpah itu untuk naik keatas, bagaimana hal itu bisa terjadi?"
Mendengar pertanyaan Tat Mo Cauwsu, gadis kecil itu
telah tertawa lagi. "Aku tidak berbohong, Taisu, apa yang kukatakan memang
dapat dilakukan oleh ayah dan ibuku...."
"Jika begitu tentunya kedua orang tuamu itu memiliki
kepandaian yang sangat tinggi sekali......"
"Ya......mereka memang merupakan pendekar-pendekar
yang memiliki nama sangat besar dan juga disegani kawan dan
lawan........" menyahuti gadis kecil itu.
Tetapi menyahuti sampai disitu, gadis kecil ini seperti
menyesal telah terlalu banyak bicara, maka katanya kemudian
dengan suara yang riang : "Sudahlah, kita lebih baik bersenangsenang bermain perahu. Mengapa harus membicarakan kedua
orang tuaku itu?" Dan dengan bersemangat sekali gadis kecil itu telah
menggerak-gerakkan kayu pengayuhnya lebih cepat lagi menepuk2 permukaan air.
Maka segera terlihat perahu yang ditumpangi Tat Mo
Cauwsu dan gadis kecil itu telah meluncur semakin cepat saja
sampai sering kali ujung perahu itu ter-angkat2 naik dari
permukaan air seperti juga meluncur terbang.
Setidak tidaknya Tat Mo Cauwsu merasa kagum atas
kepandaian gadis kecil yang muda usia ini menguasai
perahunya. "Memang jika dibandingkan dengan tokoh2 persilatan
lainnya, lwekang si gadis belum seberapa tinggi, tetapi
kepandaiannya menguasai perahu dengan mempergunakan
Koleksi kang zusi.com 533
lwekang merupakan hal yang baru pertama kali ini kulihat.....!"
berpikir Tat Mo Cauwsu. Dengan riang Tat Mo Cauwsu menemani gadis kecil itu
bermain perahu. Sampai akhirnya suatu saat dari arah tengah telaga itu
meluncur sebuah perahu lainnya. Perahu yang baru mendatangi
itu meluncur tidak begitu cepat.
Si gadis kecil itupun telah melihatnya, setelah
memperhatikan, dia melihat penunggang perahu itu dua orang
lekaki setengah baya, berusia diantara empat puluh lima tahun.
"Mari kita permainkan mereka !" kata gadis kecil itu
dengan riang. "Jangan...." mencegah Tat Mo Cauwsu.
Tetapi gadis cilik itu tidak memperdulikannya, dia telah
me-nepuk2 permukaan air dengan kayu pengayuhnya agak
dimiringkan. Perahu telah membelok dan meluncur lagi memapaki
perahu kedua lelaki setengah baya yang tengah meluncur
mendatangi itu. Tat Mo Cauwsu menghela napas.
"Anak ini belum mengerti bahaya! Dia masih senang
mempermainkan orang lain.. jika memang kedua orang itu
senang bermain dengannya, tetapi jika tidak" Atau jika perahu
orang itu terbalik, bukankah timbul urusan?"
Tat Mo Cauwsu telah berpikir begitu bermaksud mencegah
si gadis meneruskan maksudnya itu. Tetapi dia melihat gadis
kecil tersebut telah meng-gerak2kan kedua tangannya lebih
cepat dari sebelumnya. Koleksi kang zusi.com 534
Tampak perahu yang ditumpangi Tat Mo Cauwsu dan gadis
kecil itu telah meluncur semakin lama semakin cepat,
memapak kedatangan perahu yang ditumpangi kedua orang itu.
Kedua orang didalam perahu yang baru mendatangi itu
semula memperlihatkan perasaan heran menyaksikan perahu
yang meluncur mendatangi dengan cepat sekali, dia juga heran
melihat penumpangnya seorang pendeta asing dengan seorang
gadis kecil. Yang membuat mereka heran justru mereka
melihat pendeta asing itu tenang-tenang duduk diam. Justru
gadis kecil itu yang telah menggerak-gerakkan kayu
pengayuhnya memukuli permukaan air, membuat perahu itu
meluncur cepat sekali. Maksud si gadis ingin memotong meluncurnya perahu
kedua orang itu, agar kedua orang itu terkejut. Tetapi waktu
gadis ini menyilang dan tertawa-tawa, salah seorang diantara
kedua penumpang perahu itu menggerakkan kayu
pengayuhnya,dia telah menghantam kearah buritan perahu si
gadis. Pukulan itu mengeluarkan angin yang berkesiuran, si gadis
jadi terkejut, kalau sampai pukulan itu mengenai buritan
perahunya, di samping perahunya bisa rusak, juga bisa-bisa
perahu itu terbalik dan mereka, yaitu dia dan Tat Mo Cauwsu
bisa tercebur masuk kedalam air telaga.
Gadis kecil itu mengeluarkan suara seruan kecil sambil
cepat-cepat menggerakkan kayu pengayuhnya memukul cepat.
Perahu meluncur lebih cepat. Tetapi justru kayu pengayuh
orang itu panjang sekali, dia tetap dengan pukulannya,
sehingga buritan perahu itu akan menjadi sasarannya.
Tat Mo Cauwsu sendiri terkejut.
Dia melihat orang itu memukul buritan perahu bukan
dengan mempergunakan tenaga biasa.
Koleksi kang zusi.com 535
Dibalik dari tenaga pukulan itu seperti mengandung
kekuatan ribuan kati, maka jika memang pukulan itu berhasil
mengenai buritan perahu, niscaya disamping buritan perahu si
gadis kecil ini akan rusak, juga akan membuat si gadis itu
tercebur kedalam air. Cepat-cepat Tat Mo Cauwsu memegang kedua tepian
perahunya dengan kedua tangannya.
Dikerahkan tenaga lwekang dikedua tangannya, maka
sambil menghentakkan dan mengeluarkan suara seruan kecil,
Tat Mo Cauwsu membuat perahunya 'terbang' meluncur cepat
sekali ke depan ! Dengan sendirinya pukulan kayu pengayuh dari orang itu
menghantam tempat kosong, dia menghantam permukaan air
telaga yang muncrat dan membasahi mukanya sendiri...!
Keruan saja orang itu jadi marah, karena dia merasa dirinya
dipermainkan. Sedangkan kawannya yang seorang telah memutar haluan
perahunya mengejar perahu si gadis.
Tetapi gadis kecil itu tidak melarikan diri, dia membiarkan
perahunya diam menantikan kedua orang itu. Tadi waktu
perahunya itu 'terbang' meluncur terangkat dari permukaan air,
dia menganggap bahwa itu adalah hasilan tamparan kayu
pengayuhnya pada permukaan air.
Tentu saja gadis ini tambah gembira untuk melayani kedua
orang itu, yang ingin dipermainkan, sama sekali dia tidak
mengetahui bahwa Tat Mo Cauwsu telah menolongnya secara
diam-diam.

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kedua orang itu telah mengayuh perahunya mendekati
perahu si gadis. Wajah mereka kurus tiga persegi seperti muka
tikus, terlebih lagi dengan memelihara kumis yang tipis dan
janggut yang panjang tipis, keadaan mereka tidak sedap dilihat.
Koleksi kang zusi.com 536
Salah seorang yang duduk diujung perahu yang dekat
dengan perahu si gadis, telah berkata dengan suara yang tidak
enak didengar oleh telinga :
"Monyet kecil...!" katanya dengan suara yang garang.
"Mengapa engkau mempermainkan kami ?"
"Mempermainkan " Sama sekali aku tidak mempermainkan
! Hanya kalian sebangsa lutung2 tolol yang tidak dapat
mengendalikan perahu kalian dengan baik !" menyahuti gadis
kecil itu. Mendengar perkataan gadis itu, kedua orang itu jadi tambah
tidak senang. Yang seorang tadi memanggil si gadis dengan
sebutan kasar monyet kecil, tetapi sekarang justru mereka telah
dipanggil sebagai lutung2 keruan saja membuat mereka jadi
tambah mendongkol. Belum pernah ada orang yang berani bersikap kurang ajar
terhadap mereka. Tetapi kini seorang gadis kecil telah berani menyebut
mereka sebagai lutung...! Maka bisa dibayangkan perasaan
mendongkol dan marah kedua orang itu.
Yang tadi telah menegur, kembali membentak dengan suara
yang dingin mengandung kemarahan : "Kau berani bicara
begitu lancang dan kurang ajar, apakah engkau mengetahui
tengah berhadapan dengan siapa ?"
Si gadis kecil itu tersenyum lincah dan lucu, katanya
dengan tenang tidak memperlihatkan perasaan takut sedikitpun
juga : "Sudah kukatakan bahwa engkau lutung2 tolol !
Mengapa kalian menanyakan lagi " Aku sudah jelas
mengetahui tengah menghadapi lutung2 tolol seperti kalian...!"
dan setelah menyahuti seperti itu, si gadis menggerakkan kayu
pengayuhnya, dia telah menepuk permukaan air telaga,
maksudnya ingin meninggalkan kedua orang itu, karena
Koleksi kang zusi.com 537
hatinya telah puas berhasil memaki dan mempermainkan kedua
orang itu. Perahu meluncur dengan cepat.
Tetapi kedua orang berusia setengah baya itu tidak mau
membiarkan si gadis berlalu begitu saja, mereka telah
mengeluarkan seruan hampir berbareng :
"Hai, jangan pergi...!" dan keduanya sibuk mengayuh
perahu mereka. Melihat perahu si gadis bergerak meluncur cepat
dipermukaan air, mereka jadi penasaran. Keduanya telah
mengeluarkan lwekangnya, dan telah mengayuh dengan kuat
sekali, setiap hentakan mereka membuat perahu meluncur
secepat terbang. Si gadis jadi kaget melihat dia tidak bisa melepaskan diri
dari kejaran kedua orang itu.
Dengan cepat dia telah bergerak memukuli permukaan air
lebih keras. Tat Mo Cauwsu merasa kasihan melihat keadaan si gadis
kecil, dia jadi tersenyum.
Dan diam2 Tat Mo Cauwsu telah memegang kedua tepian
perahu. Sambil mengeluarkan seruan2, dia telah menyalurkan
kekuatan lwekangnya, maka di saat itu perahu meluncur pesat
sekali bagaikan terbang dipermukaan air telaga.
Dalam waktu yang singkat sekali perahu kedua orang itu
telah tertinggal jauh. Tetapi gadis kecil itu tidak mengetahui bahwa semua itu
adalah bantuan Tat Mo Cauwsu yang dilakukan secara diam2,
dia menduga bahwa semua ini berkat pukulan2 kayu
pengayuhnya yang memang telah dipercepat.
Koleksi kang zusi.com 538
"Lihatlah Taisu.....tidakkah kepandaianku sangat menarik
sekali" Apakah Taisu tidak merasakan, perahu seperti terbang
di atas permukaan air?"
Tat Mo Cauwsu mengangguk.
"Ya, ya, kau hebat sekali, nak......!" menyahuti Tat Mo
Cauwsu sambil tersenyum lebar, senang dia melihat gadis kecil
itu gembira sekali. Tetapi kedua lelaki setengah baya itu tampaknya tidak mau
melepaskan si gadis, mereka tetap mengayuh dengan cepat
melakukan pengejaran. "Kita harus meninggalkan mereka, Taisu! Kau lihat
bukankah tadi mereka telah marah......muka mereka jadi
menakutkan sekali ! Kita harus menjauhi diri dari
mereka.......!" "Jika kini kau mengetahui takut, mengapa tadi kau
mempermainkan mereka?" tanya Tat Mo Cauwsu.
"Kukira mereka bukan sebangsa manusia yang cepat
marah...!" menyahuti si gadis. "Ihhhh, kalau aku tahu mereka
itu sebangsa manusia pemarah, tentu aku tidak mau mengajak
mereka main2...! Tunggu dulu Taisu, biar aku menjauhi diri
dulu dari mereka, nanti setelah mereka tidak bisa mengejar
kita, baru kita main2 perahu lagi....!"
Dan setelah berkata begitu, si gadis telah menggerak
gerakkan kayu pengayuhnya.
Tampaklah dia ingin menjauhi diri dari kejaran kedua orang
itu, tetapi walaupun dia telah mengerahkan tenaganya, tokh
tetap saja tidak bisa membuat perahunya melesat secepat tadi
tanpa bantuan Tat Mo Cauwsu.
Diam2 Tat Mo Cauwsu sendiri telah berpikir: "Biarlah
kedua orang itu berhasil menyusul, aku ingin melihat apa yang
hendak dilakukan mereka. Dan yang terutama sekali, agar
Koleksi kang zusi.com 539
menjadi pelajaran bagi gadis kecil ini, supaya dilain saat tidak
terlalu nakal ........dan tidak terlalu iseng menjaili orang lain!"
Karena berpikir begitu Tat Mo Cauwsu telah berdiam diri
saja sehingga si gadis jadi panik juga, karena walaupun dia
telah menggerak-gerakkan kayu pengayuhnya memukul agak
keras pada permukaan air, perahu hanya dapat meluncur cepat,
tetapi tidak secepat tadi waktu Tat Mo Cauwsu membantunya.
"Aneh... apakah aku telah letih dan tenagaku habis ?"
menggumam gadis kecil itu. "Aku tidak bisa membuat perahu
ini meluncur lebih cepat lagi...."
Karena memiliki dugaan tenaganya telah habis, gadis ini
mengeluarkan seluruh kekuatannya.
Tetapi tepukan kayu pengayuhnya itu tetap saja hanya bisa
membuat perahu itu meluncur dalam batas-batas kecepatan
yang telah tertentu. Sedangkan kedua orang yang mengejarnya, telah
mempergunakan tenaga lwekang mereka, menyalurkan pada
kayu pengayuh, maka setiap kali mereka mengayuh dan
mendorong, dengan meminjam tenaga dorongan itu, telah
membuat perahu mereka meluncur dengan cepat sekali.
Semakin lama jarak antara si gadis dengan perahu orang itu
telah semakin dekat. Keadaan demikian membuat gadis cilik itu jadi tambah
panik sampai dia berkeringat karena terlalu cepat memukulkan
kayu pengayuhnya dipermukaan air.
Sesungguhnya Tat Mo Cauwsu merasa kasihan melihat
keadaan gadis kecil itu. Tetapi pendeta India ini bermaksud memberikan pelajaran
kepada gadis kecil ini, agar dilain waktu dia tidak terlalu iseng
menjaili orang yang tidak dikenalnya. Maka Tat Mo Cauwsu
telah melihati saja dengan berdiam diri.
Koleksi kang zusi.com 540
Sedangkan perahu kedua orang itu meluncur semakin lama
semakin mendekati perahu si gadis. Mungkin tidak lama lagi,
perahu kedua orang itu akan dapat menyusulnya.
"Celaka Taisu !" berseru gadis kecil itu agak panik dan
gugup. "Kenapa ?" tanya Tat Mo Cauwsu pura2 memperlihatkan
sikap tidak tenang. "Mereka tentu bisa menyusul kita.....!" kata si gadis kecil
agak panik. "Jika mereka bisa menyusul kita biarkan saja, mengapa kita
harus gugup ?" tanya Tat Mo Cauwsu sambil tersenyum,
"paling tidak mereka hanya melewati perahu kita ?"
"Enak saja Taisu bicara begitu.... jika mereka berhasil
menyusul kita, celakalah kita ! Taisu tidak lihat, mereka itu
tengah marah ! Jika nanti kepala kita dihantam dengan kayu
pengayuh, tentu kita akan celaka ! Untuk aku masih lebih baik,
mungkin aku bisa melawannya dengan mempergunakan ilmu
silat yang kumiliki ! Atau kalau aku kalah, aku bisa terjun
kedalam air dan selulup untuk bersembunyi menghindarkan
diri dari mereka! Tetapi Taisu" Bagaimana nanti keadaan Taisu
?" Mendengar perkataan si gadis, diam-diam Tat Mo Cauwsu
berpikir didalam hatinya : "Gadis kecik ini baik-hatinya....
dalam keadaan demikian masih sempat dia memikirkan
keselamatan diriku....!"
Berpikir begitu Tat Mo Cauwsu jadi tersenyum dan
menyahuti perkataan si gadis : "Soal diriku tidak perlu kau
pikirkan, karena jika sampai terpaksa aku tercebur kedalam
telaga ini, bisa saja aku berenang....!"
Sengaja Tat Mo Cauwsu berkata begitu, karena dia ingin
menenangkan hati si gadis kecil tersebut.
Koleksi kang zusi.com 541
Sedangkan gadis cilik itu telah sibuk sekali menggerakkan
kayu pengayuhnya, berulang kali dia telah berkata: "Tetapi jika
mereka berani mengganggu kita, kedua orang tuaku tentu tidak
akan mau mengerti.... mereka tentu akan dihajar oleh kedua
orang tuaku!" waktu menggumam begitu, tampaknya si gadis
demikian yakin. Tat Mo Cauwsu tersenyum, sedangkan di dalam hatinya
berkata: "Gadis cilik ini besar hatinya, dia berani sekali. Tetapi
tampaknya dia terlalu mengandalkan kedua orang tuanya yang
mungkin sangat ternama. Tetapi mana mungkin kedua orang
tuanya itu menolonginya dalam keadaan dia seperti ini,
bukankah kedua orang tuanya tidak berada disini?"
Saat itu perahu kedua lelaki setengah baya itu telah
meluncur dekat sekali, muka mereka memperlihatkan sikap
yang sinis dan mengejek, bahkan salah seorang diantara
mereka telah berkata: "Monyet kecil, jangan harap engkau bisa
meloloskan diri dari tangan kami.....!"
Dan memang perahunya telah sampai dipinggir perahu si
gadis kecil. Orang itu telah memandang dengan tajam kepada
gadis kecil tersebut dan Tat Mo Cauwsu bergantian, lalu
kepada gadis kecil itu dia berkata dengan suara yang nyaring:
"Cara engkau mempergunakan kayu pengayuh itu untuk
meluncurkan perahumu merupakan kepandaian tersendiri dari
majikan pulau Cie Hung To, masih ada hubungan apa antara
kau dengan Pai Cing Han?"
Gadis kecil itu telah tertawa dengan suara yang dingin,
katanya dengan suara yang berani: "Kalian kenal ayahku"
Hemm, jika kemikian, mengapa kalian masih berani berlaku
kurang ajar kepadaku ?"
Muka kedua orang lelaki bermuka seperti potongan tikus
itu jadi berobah, dia telah memandang satu dengan yang lain,
Koleksi kang zusi.com 542
kemudian orang yang tadi berkata itu telah bilang dengan suara
ragu2 : "Engkau putri dari Pai Cing Han ?"
"Tepat !" menyahut si gadis kecil dengan memperlihatkan
sikap yang gagah karena dia tahu kedua orang lelaki setengah
baya itu agak gentar setelah mengetahui dia Putri Pai Cing
Han. Tetapi lelaki yang seorangnya telah berkata dengan suara
yang parau, "Kepalang tanggung terlanjur kita telah
mengejarnya, binasakan saja...urusan dengan Pai Cing Han
bisa kita urus nanti ! Kita katakan saja putrinya ini mengalami
kecelakaan disaat sedang main perahu dan tenggelam diair
telaga ini ! Bagus, bukan?"
Tetapi orang yang pertama tadi masih ragu2, dia melirik
kepada Tat Mo Cauwsu. "Pendeta ini tampaknya pendeta asing," katanya kemudian
kepada si gadis kecil itu. "Apakah dia tamu ayahmu ?"
"Bukan, dia tamuku, tadi aku mengundangnya agar dia mau
main perahu bersamaku...!" polos si gadis memberikan
keterangan yang sebenar2nya.
Mendengar itu, lega hati kedua orang tersebut. Mereka
telah saling pandang dan kemudian saling tersenyum penuh
arti. "Baiklah nona kecil, sebenarnya kau telah mengganggu
kami terlebih dulu, dan kami tidak mempersakiti kau, bukan"
Nanti setelah engkau kembali ketempat ayahmu, apakah
engkau akan menceritakan hal ini kepada orang tuamu ?"
"Tentu ! Tentu saja ! Agar kalian diberi hajaran !" sahut si
gadis kecil itu dengan suara nyaring. Sesungguhnya dia
menyahuti seperti itu dengan maksud untuk menggertak saja
kedua orang itu, namun tanggapan orang-orang itu justru lain.
Sebetulnya jika saja si gadis memberikan jawaban bahwa dia
Koleksi kang zusi.com 543
tidak akan menarik panjang urusan ini dan juga memang tidak
mengetahui siapa adanya kedua orang itu, mungkin urusan
akan habis sampai disitu saja......tetapi dengan jawaban itu,
justru telah membuat kedua orang itu berobah wajahnya jadi
semakin tidak enak dilihat.
Orang yang bertanya tadi telah tertawa dingin, dia bilang
dengan suara yang tawar : "Hmmmm, jika demikian terlanjur
kami telah mengganggumu, lebih baik kau kubinasakan saja !"
Gadis kecil itupun rupanya mengetahui bahwa dia telah
kesalahan bicara, maka cepat2 dia berkata :"Jika sekarang
kalian mau pergi dan tidak menggangguku, tentu nanti aku
akan memberitahukan kepada ayah dan ibuku bahwa kalian
adalah dua orang paman yang sangat baik hati...!"
Tetapi kedua orang itu tahu bahwa gadis kecil ini hanya
ingin mengelakkan diri dari mereka, maka mereka tidak
mempercayai penuh perkataan itu.
"Tidak bisa kami mempercayai perkataanmu, lebih baik
engkau dihabiskan saja, dibinasakan dan ditenggelamkan ke
dasar telaga ini, sehingga kami tidak perlu menerima ancaman
kelak dikemudian hari ......!"
"Beranikah kalian mencelakai kami ?" tanya gadis itu
dengan suara setengah tidak mempercayai, karena dia tahu


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedua orang itu tentu mengetahui bahwa ayah dan ibunya
merupakan orang2 ternama yang disegani oleh semua jago2
didalam rimba persilatan dan juga tentunya kedua orang inipun
tidak akan berani membentur orang tuanya.
Tetapi kedua orang itu telah saling pandang sejenak,
kemudian tampak mereka telah menggerakkan kayu
pengayuhnya, tampaknya mereka ingin melancarkan serangan
dengan mempergunakan kayu pengayuhnya itu.
Koleksi kang zusi.com 544
Si gadis juga terkejut melihat sikap kedua orang itu, dia
cepat-cepat berseru : "Kalian.."
Tetapi suaranya belum lagi selesai diucapkan, justru kedua
batang kayu pengayuh itu telah bergerak menyambar. Yang
seorangnya telah menggerakkan kayu pengayuhnya ke arah
kepala si gadis, sedangkan yang seorangnya lagi telah
menggerakkan menghantam kepala Tat Mo Cauwsu.
Serangan yang dilakukan kedua orang itupun bukan
merupakan serangan yang ringan, karena mereka melancarkan
serangan dengan mempergunakan kekuatan tenaga dalam yang
cukup tinggi, angin serangan itu berkesiuran kuat sekali.
Tat Mo Cauwsu yang melihat hal ini jadi merasa kurang
senang, karena dia melihat kedua orang ini cukup telengas dan
juga kejam hatinya. Terhadap seorang gadis kecil seperti itu saja mereka telah
melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus yang
mematikan dan maksud mereka tentu untuk membinasakan si
gadis guna menutup mulutnya.
Waktu itu kayu yang menyambar kearah Tat Mo Cauwsu
telah tiba dekat sekali, pendeta ini karena memang merasa
tidak senang kepada kedua orang tersebut, telah mengulurkan
tangan kirinya, tahu-tahu dia telah dapat mencekal pinggiran
kayu pengayuh itu. Orang itu terkejut bukan main, dia sampai mengeluarkan
seruan kaget dan ingin menarik kayu pengayuhnya lagi. Tetapi
sedikitpun kayu pengayuh yang dicekal oleh Tat Mo Cauwsu
tidak bergeming. Sedangkan kawannya yang tengah melancarkan serangan
dengan kayu pengayuhnya kepada si gadis, telah mendengar
seruan kaget kawannya itu, dia membatalkan serangannya dan
cepat2 menoleh. Koleksi kang zusi.com 545
Diwaktu itu bersamaan dengan dia menoleh, Tat Mo
Cauwsu tengah mendorong sambil disertai suara gumamnya :
"Pergilah kau !"
Dorongan yang dilakukan Tat Mo Cauwsu tampaknya
perlahan sekali, tetapi tenaga yang mendorong dari pendeta ini
kuat sekali, tanpa bisa mempertahankan diri lagi tampak tubuh
orang itu doyong ke belakang dan seperti didorong oleh
sesuatu kekuatan yang tidak terlihat, tubuhnya telah terhuyung
beberapa tindak lalu tercebur kedalam telaga!
Air telah muncrat kesana kemari karena tertimpah tubuh
orang itu. Kawannya jadi tidak meneruskan pukulannya kepada si
gadis, dia telah mengayuh perahunya sambil mengulurkan
tangannya, menyambar tangan kawannya,
Dengan mempergunakan gerakan "Lee Ie Ta Teng" atau
"Ikan gabus Meletik", tampak tubuh orang yang tadi tercebur
ke dalam telaga itu telah melompat naik keatas perahu pula,
tetapi tubuhnya telah basah kuyup, walaupun dia tidak
menderita luka. Dengan roman muka mengandung kegusaran yang sangat
kedua orang itu telah mengawasi si pendeta India tersebut.
Malah salah seorang diantara mereka telah menegur: "Siapakah
kau, Taisu..?" tegur mereka. "Kami Jie Liong Kim Hay (Dua
Naga dari Lautan Emas) tidak pernah memiliki hubungan dan
sangkut-paut denganmu..., mengapa engkau mencampuri
urusan kami "! Rupanya kaupun tidak memiliki kepandaian
yang rendah !" Mendengar disebutnya nama julukan kedua orang itu, muka
si gadis jadi pucat. Jie Liong Kim Hay merupakan dua jago yang menguasai
telaga ini, mereka memang telah malang melintang ditempat
Koleksi kang zusi.com 546
tersebut selama belasan tahun tanpa pernah menemui
tandingan. Bahkan ayah si gadis sering menceritakan
kepadanya prihal kedua jago ini.
Tetapi melihat Tat Mo Cauwsu dengan mudah dapat
mendorong rubuh lawannya yang seorang itu, si gadis jadi
berbesar hati kembali, dia telah tertawa.
"Taisu, rupanya engkau memiliki kepandaian yang
tinggi..." bilangnya, "Bagus! Bagus! Hajar mereka berdua itu
Taisu, agar mereka tahu adat ..."
Tat Mo Cauwsu tersenyum mendengar perkataan si gadis
yang nakal ini. "Jika mereka tidak mendesak kita, biarkan saja !" kata Tat
Mo Cauwsu. "Tetapi jika memang mereka melakukan
perbuatan jahat, walaupun mereka meminta ampun, tentu
Siauwceng tidak akan mengampuninya.....!"
"Justru mereka dua orang jahat besar yang selalu
melakukan perbuatan2 jahat ! Kedua orang tuaku justru ingin
mencari mereka, maka kami telah datang ke tempat ini!"
Sengaja si gadis telah berkata begitu, karena dia mendengar
bahwa Tat Mo Cauwsu baru mau menghajar mereka jika kedua
orang itu penjahat adanya.
Muka Jie Liong Kim Hay telah berobah gusar, mereka
marah sekali kepada gadis itu.
Tetapi melihat si pendeta dari India itu tampaknya memiliki
kepandaian yang tinggi mereka jadi tidak berani berlaku
ceroboh. Saat itu salah seorang diantara mereka telah berkata :
"Taisu jika memang engkau dengan pihak keluarga Pai tidak
memiliki hubungan apa-apa, jangan engkau mencampuri
urusan kami.....!" Koleksi kang zusi.com 547
Tat Mo Cauwsu telah merangkapkan kedua tangannya, dia
tetap dalam keadaan duduk.
"Siancai! Siancai! Walaupun aku memang tidak kenal
kedua orang tua nona kecil ini, namun segala perbuatan jahat
tidak bisa kusaksikan dengan berpeluk tangan saja.....Jika
memang tuan-tuan tidak memiliki urusan lainnya, silahkan
pergi...!" Tetapi Jie Liong Kim Hay berdua memang sedang
mendongkol dan penasaran, salah seorang diantara mereka tadi
telah kena diceburkan, dan hal itu mereka anggap karena
mereka kurang waspada, maka sekarang mana mau mereka
ngeloyor pergi begitu saja seperti si pecundang"
Jika urusan ini tersiar, bukankah nama mereka yang
terkenal itu akan rusak dan kelak orang-orang persilatan akan
mengatakan bahwa Jie Liong Kim Hay merupakan manusia2
tidak punya guna, merekapun akan dipandang rendah oleh
jago2 rimba persilatan. Karena berpikir begitu, salah seorang diantara kedua Naga
dari Lautan Emas itu telah berkata dengan suara yang dingin :
"Kami selalu berlaku lunak kepada orang2 yang tidak kami
kenal, kami selalu memberikan kesempatan kepada lawan2
kami agar segera berlalu dari hadapan kami sebelum kami
turun tangan ! Tetapi jika Taisu memang bandel dan keras,
janganlah Taisu menyesali kami...!"
Berkata sampai disitu, tampak kedua orang itu ber-siap2,
karena tangan kanan mereka telah mencekal gagang pedang
yang terselip diatas punggung mereka masing2, dengan
bersuara "Sringgg...!" mereka telah mencabut keluar pedang
mereka masing2. Si gadis kecil yang melihat hal ini telah tertawa, dia
bukannya takut, bahkan sebaliknya menjadi girang melihat
akan adanya keramaian yang segera terjadi.
Koleksi kang zusi.com 548
"Lihatlah Taisu, mereka manusia2 jahat, sedikit saja kita
salah, mereka tentu main bunuh !" kata si nona kecil itu dengan
suara yang nyaring. Tat Mo Cauwsu tertawa. "Baiklah, aku akan menemani kalian untuk main2 beberapa
jurus.....!" kata Tat Mo Cauwsu kemudian dengan suara yang
sabar. "Dan Siauwceng juga akan meminta pengajaran dari
kalian....!" Setelah berkata begitu, tampak Tat Mo Cauwsu
mengambil sikap bersiap sedia, dan tetap tenang ditempatnya.
Sedangkan kedua orang Jie Liong Kim Hay tersebut telah
menggerakkan pedang mereka dengan gerakan yang cepat
sekali, dua sinar perak yang panjang telah menyambar ke arah
Tat Mo Cauwsu. Mata si gadis kecil itu jadi silau, dia juga berkuatir untuk
keselamatan Tat Mo Cauwsu, sampai nona kecil itu telah
mengeluarkan suara teriakan tertahan.
Tetapi Tat Mo Cauwsu yang menyaksikan kedua orang Jie
Liong Kim Hay tersebut yang begitu turun tangan telah
melancarkan tabasan dan tikaman yang demikian telengas tentu
saja membuat dia jadi mendongkol juga. Namun sebagai
seorang yang berilmu tinggi, dia tidak mau menurunkan tangan
yang keras. Pendeta ini hanya mengulurkan tangan kanannya,
dengan mempergunakan jari telunjuknya, dia telah menyentil
pedang lawannya. "Tringgg...!" kedua batang pedang itu sekaligus telah
berhasil disentilnya. Disaat mana tampak kedua batang pedang
itu telah terpental keras, hampir saja balik menyambar ke
majikannya masing-masing.
Untung saja Jie Liong Kim Hay memiliki ginkang dan mata
yang awas, maka mereka cepat2 memiringkan kepala mereka
sambil mengerahkan tenaga lwekang mereka pada tangan
Koleksi kang zusi.com 549
mereka masing2 untuk menahan bergeraknya pedang itu,
dengan demikian muka mereka yang nyaris menjadi korban
dari senjata mereka sendiri bisa dihindarkan.
Waktu itu Tat Mo Cauwsu telah berkata dengan suara yang
sabar : "Kalian memang dua manusia yang berhati jahat, kalian
telah berusaha mencelakai kami...!" katanya. "Dan kukira dua
orang manusia jahat seperti kalian harus menerima ganjaran
yang setimpal. Maafkan, Siauwceng akan turun tangan agak
keras....!" Jie Liong Kim Hay waktu itu juga tengah penasaran sekali,
mereka tidak mengerti mengapa pendeta dari India ini memiliki
kepandaian yang begitu tinggi. Dan sekarang mendengar
perkataan dari pendeta tersebut, mereka jadi tambah
mendongkol. Dengan mengeluarkan suara teriakan nyaring,
tahu-tahu pedang mereka masing-masing telah menyambar
dengan kekuatan lwekang yang menyelubungi kedua batang
pedang mereka, kemudian tampak kedua batang pedang itu
berkelebat menyambar kearah leher dan dada Tat Mo Cauwsu.
Tetapi Tat Mo Cauwsu tetap berdiri tenang ditempatnya,
waktu kedua batang pedang itu menyambar telah dekat, dia
hanya berkelit dengan menggerakkan sedikit tubuhnya. Dan
bersamaan dengan itu, dia juga telah membarengi dengan
menggerakkan tangan kanannya.
Gerakan yang dilakukan oleh Tat Mo Cauwsu sangat cepat
sekali dan sulit dilihat jelas oleh mata biasa.
Dengan mengeluarkan suara "Bukkk...!" dua kali tampak
tubuh kedua orang itu telah terpental keras sekali ke tengah
udara terlempar keluar dari perahu mereka, dan tercebur ke
dalam air, sehingga air itu muncrat berhamburan seperti juga
bunga air yang tampak indah sekali.
Si gadis cilik yang menyaksikan peristiwa ini jadi
memperdengarkan suara bersorak yang nyaring, tampaknya dia
Koleksi kang zusi.com 550
girang bukan main. Malah dia telah berjingkrak beberapa kali
menunjukkan kegembiraan hati yang meluap, sampai perahu
itu bergoyang goyang. Tat Mo Cauwsu bersenyum, dengan suara yang sabar telah
berkata kepada Jie Liong Kim Hay yang waktu itu tengah
merangkak menaiki perahu mereka lagi. Tubuh mereka tampak
basah kuyup, "Kalian berdua pergilah, lain kali jangan
mengganggu manusia baik baik lagi....... Siauwceng mau
mengampuni jiwa kalian..!"
Tetapi Jie Liong Kim Hay yang telah mengalami peristiwa
yang tidak menggembirakan hati mereka itu jadi penasaran
bukan main dan telah mencekal pedang mereka masing2
dengan kuat. "Taisu, siapa gelaranmu ?" tanya mereka.
Tat Mo Cauwsu tersenyum melihat Jie Liong Kim Hay
tampaknya masih penasaran seperti itu.
"Siauwceng bergelar Tat Mo Cauwsu...!" kata Tat Mo
Cauwsu. Jie Liong Kim Hay baru pertama kali ini mendengar nama
Tat Mo Cauwsu, mereka tidak pernah mendengar sebelumnya.
Maka mereka masih tidak mengetahui siapa adanya Tat Mo
Cauwsu ini. Mereka telah mengeluarkan suara tertawa dingin,
salah seorang diantara mereka telah berkata, "Tadi kami
berlaku kurang hati-hati, sehingga kami bisa dirubuhkan oleh
Taisu. Baiklah, sekarang kami hendak meminta pengajaran
pula dari Taisu....!"
Dan setelah berkata begitu, cepat bukan main dia telah
menggerakkan pedangnya menerjang kepada Tat Mo Cauwsu
lagi, sambil melompat menerjang begitu, pedangnya telah
digerakkan untuk menikam ke ulu hati Tat Mo Cauwsu.
Koleksi kang zusi.com 551
Yang seorang lagi dari Jie Liong Kim Hay juga telah
mengeluarkan suara raungan seekor singa, dengan muka yang
merah padam diliputi kemarahan, tampak dia telah menyambar
juga ke arah Tat Mo Cauwsu sambil memutar pedangnya
melindungi tubuhnya. Tat Mo Cauwsu jadi mendongkol juga melihat kebandelan
kedua orang itu. Dengan mengeluarkan suara tertawa kecil, dia
mengebutkan ujung jubahnya, sambil mengerahkan sebagian
tenaga lwekangnya untuk menyampok sekaligus kepada kedua
orang itu, seketika itu juga Jie Liong Kim Hay merasakan
tubuh mereka seperti disampok oleh suatu kekuatan yang luar
biasa dahsyatnya, dan kekuatan itu telah membuat gerakan
mereka seperti terhambat.
Salah seorang Jie Liong Kim Hay, yang bergerak lebih dulu
dan tengah menikamkan pedangnya ke arah Tat Mo Cauwsu,
tergempur lebih dulu, tubuhnya kembali terpental dan
berpoksay ditengah udara tiga kali lalu meluncur turun dan


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kakinya telah cepat2 menotol ujung kepala perahunya,
sehingga tubuhnya telah melambung lagi ketengah udara, dan
sambil berbuat begitu, seperti juga seekor burung rajawali,
dengan mengandalkan tenaga pinjaman dari totolan ujung
kakinya tadi, dia telah menyambar lagi kepada Tat Mo
Cauwsu. Gerakan yang dilakukannya itu manis sekali, dan
telah membuat Tat Mo Cauwsu memuji : "Bagus.....!" lalu
berkelit dari samberan pedang lawannya yang seorang ini.
Sedangkan Jie Liong Kim Hay yang seorang lagi, terkena
gempuran tenaga sinkang Tat Mo Cauwsu, telah tercebur
kembali di air telaga. Melihat tikamannya kembali mengenai tempat kosong, Jie
Liong Kim Hay yang seorang itu, yang tubuhnya tetap
meluncur menyambar, telah merobah gerakan pedangnya
hanya dalam beberapa detik itu saja, pedangnya telah
Koleksi kang zusi.com 552
berkesiuran menyambar akan menabas batang leher Tat Mo
Cauwsu. Sekarang tampaknya kesabaran Tat Mo Cauwsu telah
habis, dengan mengeluarkan seruan perlahan, tahu2 pendeta
dari India ini telah menggerakkan tangan kanannya, menuju ke
dada lawannya. Pukulan telapak tangan yang dilakukan Tat Mo Cauwsu
tersebut bukan serangan sembarangan, karena pada telapak
tangannya itu terlihat uap tipis dan kulit telapak tangan yang
memerah, maka hal itu menandakan bahwa Tat Mo Cauwsu
telah mengerahkan tenaga sinkangnya pada telapak tangannya.
Jie Liong Kim Hay yang seorang itu kaget bukan kepalang
waktu menyaksikan keadaan telapak tangan lawannya, dia
menyadari apa artinya semua itu, yaitu telapak tangan yang
bisa mendatangkan kematian buatnya, jika saja dia terlambat
mengelakkan diri. Dengan cepat dan ter-gesa2 dia menarik pulang pedangnya,
kemudian ia mengerahkan tenaganya, kakinya menotol keatas
perahu, tubuhnya melompat ke tengah udara lebih tinggi
dengan meminjam tenaga totolan pada perahunya, dia
berjumpalitan bermaksud menghindarkan diri dari pukulan
telapak tangan Tat Mo Cauwsu.
Tetapi pukulan telapak tangan Tat Mo Cauwsu telah
menyambar dekat sekali dan cepat, waktu tubuh Jie Liong Kim
Hay yang seorang itu berpoksay lagi ditengah udara, pendeta
ini mengeluarkan suara "Hmmm !" perlahan tahu-tahu dia
memutar telapak tangannya itu seperti juga jari-jari tangannya
mengaduk kearah bawah, dan ibu jarinya menyentuh dada dari
lawannya. Sentuhan itu tampaknya perlahan sekali, tetapi hebat
kesudahannya, karena ibu jari yang mengandung kekuatan
tenaga sinkang itu melebihi hebatnya dari senjata tajam mana
saja, dengan mengeluarkan suara jeritan yang mengenaskan,
Koleksi kang zusi.com 553
tampak tubuh Jie Liong Kim Hay yang seorang itu telah
meluncur turun dan tercebur diair telaga. Diapun segera
pingsan tidak sadarkan diri.
Jie Liong Kim Hay yang seorangnya lagi, cepat2 mengayuh
perahunya yang meluncur mendekati temannya itu, dan segera
menolonginya. Selama itu Tat Mo Cauwsu dan si gadis kecil hanya
mengawasi saja, dan si gadis kecil itu beberapa kali telah
tertawa seperti juga mengejek kepada kedua Jie Liong Kim
Hay tersebut. Setelah menerima pertolongan dari kawannya itu, Jie Liong
Kim Hay yang seorang itu tersadar dari pingsannya. Tetapi
mukanya waktu itu pucat pias, karena dia terluka didalam yang
cukup berat, sebab hampir sebagian dari tenaga dalam yang
dimilikinya telah terpunahkan oleh totokan ibu jari tangan Tat
Mo Cauwsu. Dengan muka merah padam Jie Liong Kim Hay yang
seorang lagi, telah memandang bengis kepada Tat Mo Cauwsu,
dengan suara mengandung dendam dia telah berkata:
"Hemmm, sungguh bagus sekali Taisu turunkan tangan
demikian berat kepada temanku.... tetapi kami Jie Liong Kim
Hay tidak akan mau sudah sampai disini saja..... kelak kami
akan minta pengajaran lagi dari Taisu.....!" dan setelah berkata
begitu, jie Liong Kim Hay yang seorang ini telah mengayuh
perahunya, yang meluncur cepat meninggalkan tempat
tersebut. "Aha, monyet2 busuk akhirnya angkat kaki juga...." berseru
gadis kecil itu dengan suara yang nyaring dan ber-tepuk2
tangan, tampaknya dia gembira sekali sehingga dia pun
bersorak dengan suara yang nyaring dan tubuh yang
berjingkrakan. Koleksi kang zusi.com 554
Tetapi Jie Liong Kim Hay tidak melayani ejekan dari gadis
she Pai tersebut, karena mereka menyadari tidak mungkin bisa
menghadapi Tat Mo Cauwsu. Perahu mereka telah meluncur
terus dan tidak lama kemudian telah lenyap dari penglihatan
Tat Mo Cauwsu dan si gadis cilik itu.
Waktu itu Tat Mo Cauwsu telah mengajak si gadis cilik she
Pai tersebut untuk ber-main2 perahu lagi.
Dengan riang si gadis cilik she Pai tersebut telah mengayuh
pula perahunya meluncur dengan pesat sekali dipermukaan air
telaga tersebut. Sebagai seorang pendeta yang memiliki
kepandaian tinggi, Tat Mo Cauwsu menyadari sesungguhnya
tidak mudah meluncurkan perahu dengan cara seperti yang
dilakukan gadis cilik she Pai tersebut, setidaknya harus
memiliki keakhlian yang terlatih sekali. Beberapa kali pendeta
ini telah memuji gadis cilik tersebut, sehingga si nona she Pai
itu jadi kegirangan. Cukup lama mereka bermain perahu di telaga tersebut, dan
setelah puas, Tat Mo Cauwsu dan gadis kecil itu kembali
kedaratan. Tetapi baru saja mereka turun ke darat dan nona cilik she
Pai tersebut menambatkan perahunya, waktu itu terdengar
suara seseorang berkata : "Kukira mereka akan segera
mendarat ...!" Suara itu suara yang dalam dan parau sekali.
"Ya.... tidak lama lagi mereka tentu akan mendarat .....!"
menyahuti suara yang lainnya.
Tat Mo Cauwsu seperti kenal dengan suara orang yang
kedua itu, dia merasa seperti suara salah seorang dari kedua jie
Liong Kim Hay. Waktu itu, tampak dua sosok tubuh yang baru keluar dari
balik gerombolan pohon2 yang tumbuh lebat di tepi telaga
tersebut. Koleksi kang zusi.com 555
Dan apa yang diduga oleh Tat Mo Cauwsu memang tepat,
salah seorang dari kedua orang itu adalah Jie Liong Kim Hay
yang tidak terluka, dan bersamanya itu seorang lelaki tua
berusia antara tujuh puluh tahun dengan jenggot dan kumis
yang tumbuh panjang dan memutih.
Jie Liong Kim Hay yang seorang itupun telah melihat Tat
Mo Cauwsu dan si gadis cilik she Pai tersebut, dia telah
menunjuk, "Lihatlah !" katanya dengan suara yang nyaring.
"Itulah mereka...!"
Lelaki tua berkumis dan berjenggot panjang itu telah
menoleh dan memandang tajam sekali kepada Tat Mo Cauwsu,
sikapnya sangat tenang sekali, dan juga dari wajahnya
terpancarkan sikap yang angkuh.
Si gadis she Pai tersebut jadi pucat wajahnya, dia berpikir
tentunya Jie Liong Kim Hay yang seorang ini telah
mengundang seorang pandai lainnya. Tetapi dia berani, dia
segera dapat mengatasi perasaan gugupnya, cepat-cepat gadis
kecil itu mengeluarkan suara tertawanya yang nyaring : "Aha,
rupanya Naga yang telah patah tanduknya dan keok datang
kembali dengan mengundang seorang badut....!" kata gadis she
Pai tersebut, mengejek dengan suara yang tetap nyaring.
Muka Jie Liong Kim Hay yang seorang itu jadi berobah
merah padam. "Susiok (paman guru), itulah dia yang mengaku bergelar
Tat Mo Cauwsu...!" kata Jie Liong Kim Hay kepada orang tua
di sisinya, rupanya paman gurunya.
Orang tua itu telah mengangguk perlahan dengan sinar
mata yang sangat tajam dia telah merangkapkan tangannya
memberi hormat kepada Tat Mo Cauwsu, tampaknya dia bukan
orang tua sembarangan, dia memiliki kepandaian yang tinggi
sekali, melihat dari sinar matanya yang tajam itu, bisa diketahui dia memiliki lwekang yang mahir sekali.
Koleksi kang zusi.com 556
"Selamat bertemu ....aku Kim Liong San (Naga Emas Dari
Gunung) Bu Bok Sun, gembira sekali bisa bertemu dengan
seorang pandai seperti Taisu..!" suaranya dalam dan parau, dia
juga tetap mengawasi Tat Mo Cauwsu dengan sinar matanya
yang tajam. Tat Mo Cauwsu segera membalas penghormatan orang she
Bu itu, dia juga telah merangkapkan sepasang tangannya.
"Siauwceng juga gembira sekali bisa berjumpa dengan
tuan.... ada urusan apakah tuan mencari Siauwceng ?" tanya
Tat Mo Cauwsu. Orang tua itu tetap dengan sikapnya yang angkuh dan sinar
mata yang tajam itu, telah menyahuti dengan suaranya yang parau : "Tadi dua orang keponakan muridku ini telah
memberitahukan bahwa mereka telah diganggu oleh seorang
pendeta India yang bergelar Tat Mo Cauwsu, tentunya pendeta
yang mereka maksudkan itu Taisu adanya.... bahkan salah
seorang dari keponakan muridku ini telah terluka didalam,
sebagian besar dari kepandaian dan ilmu silatnya telah
terpunahkan.... dengan demikian, ingin sekali aku si orang she
Bu meminta petunjuk dari Taisu....!"
Tat Mo Cauwsu tetap berdiri tenang di tempatnya, dia
mengawasi dengan sikap yang sabar.
"Sesungguhnya itu hanya terjadi disebabkan salah paham
belaka......dan urusan kecil itu tidak perlu ditarik panjang,
Siauw ceng juga memang telah menurunkan tangan agak keras
kepada salah seorang keponakan murid tuan, karena dia terlalu
mendesak.....Siauwceng kira tidak perlu kita saling bersikeras
mempersoalkan urusan yang tidak begitu penting itu."
Tetapi Bu Bok Sun telah mengeluarkan suara mendengus
perlahan, kemudian dia berkata dengan suara yang tetap parau :
"Sejak kecil aku paling gemar mempelajari ilmu silat, dan
selalu merasa tertarik jika mendengar ada seseorang yang
Koleksi kang zusi.com 557
memiliki kepandaian tinggi, dan hendak meminta
pengajarannya. Sekarangpun sifat dan kegemaranku yang satu
itu belum juga lenyap, malah semakin menjadi. Kini justru aku
si orang she Bu telah mendengar langsung dari kedua
keponakan muridku, yang sesungguhnya mereka juga memiliki
kepandaian cukup lumayan tingginya, bahwa Tat Mo Cauwsu
memiliki kepandaian yang luar biasa tingginya, dengan
demikian tertarik sekali aku si orang she Bu ingin meminta
pelajaran beberapa jurus darimu, Taisu....!" dan setelah berkata
begitu, Bu Bok San telah merangkapkan kedua tangannya
memberi hormat, dan dia membawa sikap seperti juga
menantang, mempersilahkan Tat Mo Cauwsu mulai
menyerang. Melihat sikap orang ini, Tat Mo Cauwsu tersenyum.
"Tuan, engkau terlalu mendesak....!" kata Tat Mo Cauwsu
kemudian. "Sesungguhnya aku tidak memiliki kegembiraan
untuk main2 dengan kau... tetapi karena engkau memang
hendak juga ber-main2 beberapa jurus, baiklah aku si pendeta
miskin akan melayaninya....!"
Dan setelah berkata begitu, Tat Mo Cauwsu mengawasi
orang tua itu dengan sikap bersiaga, karena dia mengetahui
bahwa orang she Bu ini merupakan seorang tokoh persilatan
yang memiliki kepandaian tinggi sekali. Maka dari itu, Tat Mo
Cauwsu tidak berani meremehkannya.
Bu Bok Sun telah memperdengarkan suaranya : "Maafkan,
si orang she Bu akan segera mulai.....!" dan sambil berkata
begitu, kedua kakinya ditekuk sedikit, dan tahu-tahu dia telah
menggerakkan kedua tangannya, dari kedua telapak tangannya
itu telah meluncur serangkum angin yang kuat sekali.
Tetapi Bu Bok Sun bukan menyerang langsung kepada Tat
Mo Cauwsu seperti lainnya, karena dia telah mengangkat
sedikit telapak tangan kanannya, lalu dengan kedua telapak
Koleksi kang zusi.com 558
tangan yang seperti saling tindih itu, dia telah mendorong
kearah samping dan kemudian berbelok akan menghantam ke
arah iga dari Tat Mo Cauwsu.
Serangan yang dilancarkan oleh Bu Bok Sun ini merupakan
cara yang aneh sekali. Karena biasanya, jika seseorang tengah
melancarkan serangan kepada lawannya, tentu akan
melancarkan serangannya langsung ke arah sasarannya. Namun
justru Bu Bok Sun ini telah melancarkan serangannya itu
dengan mempergunakan cara yang agak aneh, dimana dia
menghantam kesamping dan baru berbelok lagi menghantam
kearah iga Tat Mo Cauwsu. Jika penyerangan seperti itu
dilakukan oleh orang yang memiliki lweekang atau sinkang
yang kepalang tanggung, tentu orang itu akan kehilangan
tenaga serangannya setengah jalan.
Namun hebat kesudahannya dari cara menyerang yang
dilakukan oleh Bu Bok Sun, karena tenaga serangannya itu
benar2 aneh dan kuat sekali, Tat Mo Cauwsu merasakan
tubuhnya seperti juga ditindih oleh suatu kekuatan yang luar
biasa beratnya. Waktu Tat Mo Cauwsu hendak melompat
kesampingnya diwaktu itulah dia merasakan tindihan dari suatu
kekuatan tenaga lainnya yang tidak tampak. Itulah kehebatan
cara menyerang dari Bu Bok Sun.
@-dewikz~Hendra-@ Jilid 16 KARENA dia melancarkan serangan dengan cara yang
menyimpang kesamping dulu, dengan demikian waktu Tat Mo
Cauwsu hendak menyingkir kesamping, ditempat itu telah
menanti tenaga yang kuat sekali dari lwekang Bu Bok Sun.
Dan tenaga lwekang itu telah menghambat gerakan Tat Mo
Cauwsu. Koleksi kang zusi.com 559
Namun sebagai seorang pendeta yang memiliki kepandaian
sangat tinggi, dia cuma heran sejenak, tetapi cepat sekali dia
bisa menguasai keadaan. Cepat luar biasa Tat Mo Cauwsu telah
menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melambung ke tengah
udara, dan dia telah menggerakkan kedua tangannya, tangan
yang kiri akan mencengkeram kepala dari Bu Bok Sun,
sedangkan tangan kanannya telah menyambar akan menghantam patah tulang piepe dipundak Bu Bok Sun. Gerakan yang
dilakukannya itu merupakan gerakan yang saling susul dan
tangguh sekali, memaksa lawannya harus menarik pulang


Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tenaga serangannya dulu. Si gadis cilik she Pai telah meloncat mundur, untuk
menyaksikan jalannya pertempuran kedua orang yang memiliki
kepandaian sama2 hebat itu.
Sedangkan Jie Liong Kim Hay yang seorang itu, berdiri
terpisah belasan tombak dari gelanggang. Berulang kali
matanya melirik kepada si nona cilik she Pai itu dengan sinar
mata mengandung kebencian.
Tetapi si nona tidak memperdulikannya, karena gadis cilik
itu tengah asyik mengawasi jalannya pertempuran yang tengah
terjadi antara Tat Mo Cauwsu dengan Bu-Bok Sun.
Angin serangan dari kedua orang yang tengah bertempur itu
telah berseliwiran dengan kuat sekali, sehingga debu ditepi
telaga itu telah beterbangan. Yang lebih luar biasa adalah batu2
kerikil kecil yang berada digelanggang pertempuran tersebut,
telah ikut berpentalan kesana kemari, karena kuatnya angin
serangan yang ber-gulung2 dari kedua orang yang tengah
bertanding itu. Jurus demi jurus telah berlalu cepat sekali dan tanpa terasa
telah dua puluh jurus lebih. Dan dalam waktu seperti itu, Bu
Bok Sun juga rupanya heran pula, karena tidak biasanya dia
menemui tandingan yang demikian tangguh seperti Tat Mo
Koleksi kang zusi.com 560
Cauwsu. Biasanya tidak lebih dari belasan jurus dia akan
berhasil merubuhkan lawannya. Didalam rimba persilatan Bu
Bok Sun yang bergelar Kim Liong San tersebut merupakan
seorang tokoh persilatan yang memiliki nama sangat terkenal
dan dia merupakan datuk yang disegani oleh jago2 aliran hitam
maupun putih. Seperti halnya kedua orang keponakannya, Jie
Liong Kim Hay, telah bisa memiliki nama yang harum didalam
rimba persilatan, terlebih lagi dia yang memang memiliki
kepandaian beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan
dengan kedua keponakannya itu.
Dengan demikian, terlihat Bu Bok Sun semakin lama jadi
semakin ber-sungguh2 dalam memusatkan seluruh kekuatan
sinkang yang dimilikinya. Jurus demi jurus, tenaga yang
meluncur dari telapak tangannya mengiringi pukulan-pukulan
yang dilakukannya semakin kuat. Sedangkan Tat Mo Cauwsu
juga telah berulang kali harus mengerahkan tenaga dalamnya,
guna menghadapi tenaga desakan lawannya itu.
Setelah lewat sepuluh jurus lagi, akhirnya Tat Mo Cauwsu
sudah berhasil memperoleh kesempatan untuk menerobos
kelemahan dari lawannya, ia telah melancarkan serangan yang
beruntun kearah dada dari Bu Bok Sun, karena justru bagian
tengah dari lawannya ini, yaitu bagian dadanya, merupakan
bagian yang lowong. Melihat kelemahannya menjadi sasaran dari serangan
lawannya, justru Bu Bok Sun bukannya menjadi kaget, malah
telah memperdengarkan suara tertawa dingin, dia telah berkata
dengan suara mengejek : "Hmm, sekarang kita memang
menemui tandingan yang setimpal...... sungguh menggembirakan !" dan diwaktu itu Bu Bok Sun telah
menjejakkan kaki kanannya, tubuhnya melambung ke tengah
udara, membarengi dengan mana kaki kirinya telah melayang
menendang kearah pinggang Tat Mo Cauwsu.
Koleksi kang zusi.com 561
Tat Mo Cauwsu berkelit ke kanan, dan dia mengulurkan
tangan kanannya, dengan gerakan yang cepat dia berusaha
mencekal mata kaki dari lawannya. Cara yang dilakukan oleh
Tat Mo Cauwsu bukan cekalan biasa, karena jika dia berhasil
mencekal mata kaki dari lawannya tersebut, tentu Bu Bok Sun
akan menderita hebat sekali dimana tulang mata kakinya itu
akan remuk, karena jari jemari tangan dari Tat Mo Cauwsu
sudah dialiri kekuatan sinkang yang menjadikan jarinya lebih
keras dan kuat dari jepit besi.
Tetapi Bu Bok Sun juga bukan orang yang lemah, melihat
tendangannya tidak akan memberikan hasil, dia telah menarik
pulang kakinya, dia sama sekali tidak mau membiarkan
kakinya itu kena dicengkeram oleh tangan Tat Mo Cauwsu.
Begitulah, mereka telah saling hantam dan mencengkeram
berulang kali, tetapi keduanya memang memiliki kepandaian
yang sama tinggi, sehingga mereka jadi tidak ada yang
terdesak. Namun pertandingan kedua orang ini akhirnya mencapai
tingkat yang lebih serius lagi, dimana keduanya tidak
melompat lompat seperti semula, mereka berdua saling
berdiam diri ditempat masing-masing, hanya kedua tangan
mereka saja yang bergerak gerak.
Cara bertempur mereka ini mengandalkan kekuatan sinkang
yang dahsyat untuk merubuhkan lawannya masing-masing.
Tetapi Tat Mo Cauwsu yang melihat Bu Bok Sun memang
benar-benar tangguh, sudah tidak mau membuang waktu lagi,
dia mengeluarkan suara bentakan nyaring, dan diwaktu itulah
dia memusatkan tenaga sejati andalannya, dimana telapak
tangannya seketika mengeluarkan uap dan juga telapak
tangannya berobah menjadi merah, dia telah mengeluarkan
suara bentakan pula tangan kirinya menyentil kearah mata dari
Bu Bok Sun, disaat lawan ini berkelit, telapak tangan kanannya
telah bergerak. Koleksi kang zusi.com 562
"Wuttt...!" angin serangan itu berkesiuran kuat sekali dan
disaat itulah tampak tubuh Bu Bok Sun telah terhuyung dengan
muka yang berobah pucat dan belum lagi dia bisa memperbaiki
kuda kuda kedua kakinya, disaat itu Tat Mo Cauwsu telah
menggerakkan sekali lagi tangan kanannya, dari mana
meluncur kekuatan tenaga dalam yang luar biasa hebatnya dan
dengan memperdengarkan suara "Bukkk !" yang nyaring sekali
telapak tangannya itu telah singgah didada lawannya.
Bu Bok Sun terhuyung mundur berulang kali sampai satu
tombak lebih. Mukanya juga pucat pias dan ketika dia membuka
mulutnya, "Uwaah, uwaaah !" dua kali Bu Bok Sun telah
memuntahkan darah segar, wajahnya juga jadi pucat pias,
tubuhnya gemetaran. Muka dari Jie Liong Kim Hay juga telah berobah pucat
melihat paman gurunya terluka berat seperti itu, cepat sekali
mereka melompat mendekati, dan bertanya dengan suara
mengandung kekuatiran. "Susiok," katanya. "Apakah keadaanmu tidak terlalu
parah?" Bu Bok Sun menggeleng perlahan, kemudian dia menyusut
bibirnya yang dilumuri oleh darah, dia lalu bersenyum pahit
kepada Tat Mo Cauwsu. "Sungguh menggembirakan sekali bahwa kali ini aku bisa
bertemu dengan lawan yang benar-benar tangguh......walaupun
kali ini aku harus rubuh ditangan Taisu, tetapi aku puas......!"
Tat Mo Cauwsu merangkapkan sepasang tangannya, dia
telah memberi hormat, dengan muka memperlihatkan perasaan
menyesal dia berkata : "Sesungguhnya aku tidak bermaksud
menurunkan tangan begitu keras kepadamu, tuan Bu......namun
Koleksi kang zusi.com 563
kenyataannya tadi aku terpaksa...... maafkan Siauwceng.....
maafkan Siauwceng......!"
Setelah berkata begitu, Tat Mo Cauwsu merogoh jubahnya,
dia mengeluarkan sebuah botol kecil, didalamnya tampak
belasan pil yang berwarna merah darah.
Pendeta dari India tersebut telah mengeluarkan dua butir,
dan telah diangsurkannya kepada Bu Bok Sun.
"Jika memang engkau tidak keberatan untuk menerimanya,
silahkan tuan menelan pil ini untuk memulihkan kesehatan
........!" kata Tat Mo Cauwsu. "Sekarang tuan menelan yang
sebutir, dan malam nanti tuan menelannya sebutir lagi .......!"
Bu Bok Sun telah melihat bahwa Tat Mo Cauwsu
merupakan seorang pendeta yang memiliki kepandaian luar
biasa, dan tadi dia telah bertempur puluhan jurus, dengan
demikian dia memperoleh kenyataan, bahwa kepandaian Tat
Mo Cauwsu beberapa tingkat diatasnya. Jika tadi Tat Mo
Cauwsu menghendaki jiwanya, sama mudahnya buat si
pendeta, seperti pendeta itu membalikkan telapak tangannya
sendiri. Namun kenyataannya Tat Mo Cauwsu tidak melakukan
hal itu dia hanya menurunkan tangan ringan yang cuma
melukainya saja. Maka dia tidak bercuriga menerima pil
pemberian pendeta tersebut, dia telah menyambutinya dan
menelannya yang sebutir, sedangkan yang sebutir lagi dia
simpan disaku jubahnya. Lalu dia memberi hormat, sambil
katanya: "Sungguh membuat aku kagum memperoleh
kesempatan untuk menyaksikan kepandaian Taisu yang
demikian mengagumkan. Walaupun sekarang aku harus
menutup mata, aku akan mati dengan hati yang puas."
"Siecu terlalu memuji....!" kata Tat Mo Cauwsu.
Setelah berkata begitu, Bu Bok Sun mengajak Jie Liong
Kim Hay untuk berlalu. Koleksi kang zusi.com 564
Si nona Pai telah tertawa-tawa menghampiri Tat Mo
Cauwsu, sambil katanya : "Hebat sekali kepandaian Taisu....
hebat sekali kepandaian Taisu...! Maukah Taisu mengajari aku
satu dua jurus kepandaian Taisu itu.... agar aku bisa menghajar
penjahat penjahat tengik nantinya ?"
Tat Mo Cauwsu bersenyum. "Jika didengar tadi dari perkataan Jie Liong Kim Hay,
kedua orang tuamu merupakan jago-jago yang sangat ternama
sekali, mereka tentu memiliki kepandaian yang tinggi sekali.
Tidak berani Siauwceng berlaku lancang begitu menurunkan
ilmu kepadamu, nona...!"
"Baiklah," kata nona Pai itu. "Jika memang Taisu tidak mau
menurunkan ilmumu, maukah jika Taisu memberikan petunjuk
kepadaku, tentang kesalahan-kesalahan dari ilmu yang kumiliki
?" Dan tanpa menantikan jawaban dari Tat Mo Cauwsu, si
gadis yang periang ini telah mulai bersilat. Sepasang tangannya
yang kecil mungil itu telah digerak gerakkan dengan cepat dan
tubuhnya bergerak gesit sekali. Dia membawakan ilmu silat
dari aliran selatan, dimana dia bersilat dengan bersemangat
sekali. Tat Mo Cauwsu mengawasi si gadis cilik yang tengah
bersilat itu dengan bersenyum, sampai akhirnya waktu si gadis
telah menyelesaikan gerakannya itu, dan berdiri dihadapannya,
pendeta dari India ini telah berkata sabar :"Kau kurang latihan,
nona.... ilmu silat yang kau miliki itu sesungguhnya merupakan
ilmu yang sangat tinggi sekali, setiap jurus memiliki
kehebatannya masing2, namun engkau baru menguasai kulit,
belum menguasai isinya sehingga engkau baru bisa
membawakan setiap jurus hanya untuk keindahan gerakan saja,
dan belum bisa dipergunakan untuk menghadapi juga yang
memiliki kepandaian cukup tinggi.......... Tetapi itu tidak sulit,
Koleksi kang zusi.com 565
jika engkau telah melatih diri tiga atau empat tahun lagi, tentu
engkau bisa memperoleh kemajuan yang pesat .... yang
terpenting sekali, engkau harus melatih lwekang juga. Ingatlah
nona perihal kata2 rimba persilatan : "Tajamnya golok,
tajamnya pedang, dan tajamnya mata tombak, semua itu akan
patah oleh telunjuk tangan" dan kata2 itu membuktikan bahwa
tenaga lwekang jauh lebih penting dari senjata tajam mana
saja! Jika memang kelak nona telah memiliki lwekang yang
berarti, maka setiap jurus dari ilmu silatmu itu akan memiliki
manfaat yang tidak kecil, dan juga akan memiliki kehebatan
yang mengagumkan...!"
Si gadis telah merangkapkan tangannya memberi hormat.
"Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh
Taisu,...dan aku tentu akan melatih diri lebih baik lagi diwaktu
waktu mendatang...!"
Tat Mo Cauwsu tersenyum, dan dia mengangguk sambil
mengulurkan tangan kanannya, membelai rambut si gadis kecil
itu dengan penuh kesabaran.
"Untuk menurunkan kepandaianku tentu sulit diterima
olehmu, nona.... karena dasarnya belum kau miliki. Tetapi
untuk memberikan teorinya, aku akan memberikan dua tiga
jurus dari kepandaian yang bisa engkau pelajari, agar kelak
engkau tidak mudah diganggu oleh orang jahat. Jika memang
engkau bersungguh-sungguh, walaupun hanya tiga jurus saja,
namun besar sekali manfaatnya buatmu....!"
Bukan main gembiranya hati si gadis kecil she Pai itu,
berulang kali dia telah menyatakan terima kasihnya.
Tat Mo Cauwsu telah menurunkan tiga jurus ilmu pukulan
telapak tangan. Walaupun hanya tiga jurus saja, namun ilmu
pukulan telapak tangan itu setiap jurusnya memiliki delapan
belas pecahan, dengan demikian, ketiga jurus itu seluruhnya
memiliki lima puluh empat gerak perobahan. Seperti apa yang
Koleksi kang zusi.com 566
telah dikatakan oleh Tat Mo Cauwsu, bahwa si gadis belum
memiliki dasarnya, dengan demikian dia tidak bisa segera
melatih diri dengan gerakan2 yang telah diperlihatkan Tat Mo
Cauwsu. Gadis cilik ini hanya menghafal saja teori dari ketiga
jurus ilmu pukulan telapak tangan yang telah diturunkan Tat
Mo Cauwsu. Malah diapun telah mengingat sebaik mungkin
setiap gerakan yang diperlihatkan pendeta dari India itu.
Menjelang sore hari, diwaktu itu burung burung berkicau
beterbangan seperti ingin pulang ke sarang mereka masing2,
Tat Mo Cauwsu telah selesai memberikan petunjuknya. Si
gadis she Pai itu telah berhasil menghafal seluruh apa yang
diturunkan oleh pendeta India tersebut.
Tetapi nona Pai itu rupanya masih belum puas, dia telah
menjalani lagi jurus2 itu dengan gerakan2 yang gesit.
Tat Mo Cauwsu memandang sambil tersenyum, dia melihat
tidak ada kesalahan2 lagi dalam gerakan2 yang dibawakan oleh
gadis kecil itu. Yang tinggal hanyalah latihan belaka, karena
seluruh gerakan dan teori dari ketiga jurus ilmu pukulan
tersebut, yang dinamakan "Sam Kun Pa Houw" atau "Tiga
pukulan Menghantam Harimau" telah dijalankan si gadis
dengan baik. Dengan mengandalkan ketiga ilmu pukulan tangan kosong
tersebut, jika kelak si nona Pai telah berhasil melatihnya
dengan baik dan sempurna, tentu dia akan berhasil menghadapi
jago-jago yang berkepandaian tinggi dan dia akan merupakan
seorang gadis yang sulit dirobohkan oleh jago2 yang
berkepandaian tanggung2.

Tat Mo Cauwsu Pendiri Siauw Lim Sie Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sekarang hari telah menjelang malam, Siauwceng kira
telah cukup kita main-main seharian penuh...nah nona, kita
berpisah di sini saja....! Engkau akan pulang kemana?" kata Tat
Mo Cauwsu. Si gadis telah bersenyum.
Koleksi kang zusi.com 567
"Taisu tidak perlu kuatir, aku bisa pulang sendiri menemui
kedua orang tuaku. Tetapi Taisu, apakah tidak lebih baik, kalau
saja seandainya Taisu bersedia untuk menemui kedua orang
tuaku, guna saling berkenalan?"
Tat Mo Cauwsu tersenyum sabar.
"Jika ada jodoh, dilain waktu kita bisa berjumpa lagi,
kukira tidak begitu perlu untuk mengganggu kedua orang
tuamu itu... nah nona kecil, selamat tinggal....!''
Baru saja Tat Mo Cauwsu berkata sampai perkataan
"tinggal" itu, justru tubuhnya telah mencelat keatas dan lenyap
bagaikan bayangan dari hadapan si nona cilik she Pai tersebut.
Sesungguhnya gadis cilik she Pai tersebut ingin
mengatakan sesuatu lagi, tetapi Pendeta yang sakti itu justru
telah pergi demikian cepat.
Akhirnya dengan perasaan tidak puas, karena tidak bisa
berkumpul dan bermain lebih lama lagi dengan Tat Mo
Cauwsu, yang memiliki kepandaian sangat tinggi itu, si nona
she Pai telah menyesali dirinya sendiri. Tetapi gadis cilik ini
telah berlari2 dengan lincah untuk menuju kearah Timur, dia
melewati sebuah perkampungan yang tidak begitu besar, dan
juga telah melewati sebuah padang rumput yang cukup luas,
barulah tiba disebuah bangunan yang kecil terdiri dari tembok
batu. Jarak yang ditempuhnya dari pinggiran kota sampai
dibangunan kecil tersebut, memang cukup jauh, tetapi si gadis
bisa melampauinya dengan cepat, hanya kurang lebih
memakan waktu satu jam lebih.
Diketuknya pintu rumah itu, yang seperti dibangun
terpencil ditempat tersebut, kemudian dari dalam terdengar
Pendekar Pedang Akhirat 3 Pengemis Binal 20 Asmara Putri Racun Musuh Dalam Selimut 1

Cari Blog Ini