Ceritasilat Novel Online

Cinta Tiga Ratu 1

Wiro Sableng 163 Cinta Tiga Ratu Bagian 1


Tiraikasih (Hanny)
Episode 163 Ebook by : Dewi Tiraikasih
Scan Kitab by : Syaugy_ar
mailto:22111122@yahoo.com
163. Cinta Tiga Ratu
1 Tiraikasih (Hanny)
DI BAWAH badai dahsyat yang melanda kawasan laut utara Datuk Api Batu Neraka,
salah seorang tokoh silat kepercayaan Ratu Laut Utara sampai di selatan Pulau
Karimunjawa. Dia datang bersama Ning Kameswari, seorang gadis cantik yang
merupakan pembantu Ratu Laut Utara sekaligus kekasih gelap sang Datuk. Mereka
sengaja mencari bagian pantai yang agak ketinggian agar dapat melihat jelas
keadaan di sekitarnya. Walau badai membuncah dan matahari belum muncul di ufuk
timur namun terpisah sekitar dua puluh langkah di hadapannya sang Datuk dapat
melihat dua orang berada di tepi pasir, di bagian pantai yang dangkal.
"Dua orang itu, kau mungkin tidak kenal mereka.
Tapi aku tahu mereka adalah Bujang Gila Tapak Sakti dan Bidadari Angin Timur"
kata Datuk Api Batu Neraka pada Kameswari. Orang tua bersorban dan berjubah
putih Ini mempunyai mulut lebar mulai dari bawah kuping kiri sampai kuping
kanan.Tenggorokan selalu bergerak-gerak seperti dia tengah menelan sesuatu.
Urat leher menyembul merah.
"Kameswari sekarang saatnya kau pergi. Lakukan apa yang aku katakan. Tapi awas,
jangan membuat aku cemburu. Begitu tubuh si gendut itu panas kelojotan kau lekas
kembali ke sini. Aku akan menyambung pekerjaanmu. Sebentar lagi Sri Paduka Ratu
akan muncul untuk menantang dan memancing Bidadari Angin Timur.''
"Aku siap pergi Datuk." jawab Ning Kameswari. Kedua orang ini telah lama
melakukan hubungan mesum.
Sebagai imbalan Kameswari mendapatkan hadiah berupa barang-barang berharga dalam
bentuk perhiasan dan lain sebagainya.
"Setelah semua urusan Ini selesai, kita akan tinggal beberapa hari di pulau ini
untuk bersenang-senang.
Aku sudah meminta izin dari Ratu Laut Utara. Apakah kau suka?"
Tentu saja aku suka, Datuk. Jangankan beberapa hari, satu bulan purnama penuhpun
aku akan senang melayanimu. Asalkan kau tidak lupa memberiku hadiah. Kali ini
tentu lebih banyak dari yang sudah-163. Cinta Tiga Ratu
2 Tiraikasih (Hanny)
sudah," kata Ning Kameswari pula sambil mengelus-elus janggut putih Datuk Api
Batu Neraka yang diikat menjadi satu dengan rambut dan kumis.
Datuk tua tertawa girang. Sambil tangan kiri mengusap-usap belakang pinggul
Kameswari dia berkata. "Hadiah lebih banyak. Berarti tentunya kau akan
melayaniku jauh lebih hebat dari yang sudah-sudah!" Kedua orang itu sama-sama
tertawa. Datuk Api Batu Neraka cium wajah Kameswari berulang kali lalu berkata.
"Sebelum pergi coba aku periksa dulu tabung yang kau bawa."
Ning Kameswari ambil sebuah tabung bambu yang tergantung di pinggangnya. Datuk
Api Batu Neraka membuka kain tebal penutup tabung. Hawa panas menebar keluar
dari dalam tabung disertai membersitnya cahaya redup kebiruan. Si orang tua
Jauhkan sedikit wajahnya dari mulut tabung lalu memperhatrkan. Dalam kegelapan
dia masih bisa melihat tujuh ekor kalajengking biru bergerak-gerak di dalam
tabung. Umumnya kalajengking berwarna hitam. Warna biru merupakan pertanda bahwa
tujuh binatang itu merupakan kalajengking jenis langka dan memiliki racun yang
sangat jahat. *** BUJANG Gila Tapak Sakti berada di dalam laut sampai sebatas bahu. Kopiah hitam
kupluk dibenam dalam-dalam di atas kepala agar tidak diterbangkan badai. Kipas
kertas kesayangan disimpan di bawah kopiah Hu. Di belakangnya si cantik berambut
pirang Bidadari Angin Timur berdiri menempelkan dua telapak tangan ke punggung
pemuda gemuk itu.
"Gendut, aku sudah siap..." Berkata Bidadari Angin Timur.
"Aku Juga! Awas, jangan ada niat mau main-main daiamotakmu.Kita tengah
menghadapi urusan besar.
Kalau bukan lawan maka kita yang akan jadi bangkai!" Jawab Bujang Gila Tapak
Sakti Pemuda bertubuh gemuk dengan berat ratusan kati ini segera pancarkan
tenaga dalam yang berpusat di pusar.
Sementara di belakangnya Bidadari Angin Timur mulai menyalurkan seluruh tenaga
dalam yang ada ke tubuh Bujang Gila Tapak Sakti sehingga kekuatan tenaga dalam
dan hawa sakti yang ada di tubuh si 163. Cinta Tiga Ratu
3 Tiraikasih (Hanny)
gendut itu Jadi berlipat ganda dan bukan olah-olah hebatnya.
"Dess! Desss! Dess!"
Asap kelabu yang menebar hawa luar biasa dingin mengepul keluar dari telinga,
hidung dan mulut Bujang Gila Tapak Sakti. Sementara hawa dingin yang keluar dari
dalam tubuh pemuda sakti Itu menderu dahsyat Bukan saja menahan terpaan badai
tapi sekaligus mengalir masuk ke dalam air laut, turun ke bawah Jauh mencapai
dasar samudera dimana terletak Istana Kerajaan Bawah Laut Ratu Laut Utara.
Bangunan Istana yang terbuat dari batu pualam diseling batu karang hitam laksana
dibenam dalam gumpalan es. Gundukan-gundukan putih menyerupai salju menyelimut
dimana-mana terutama di bagian atap yang memiliki tiga menara. Ribuan ikan
melesat ke permukaan mencari selamat dan berenang menjauhi kawasan itu. Ratusan
diantara Ikan-ikan Hu dilempar gelombang, bertebaran di pantai, menggelepar
sebelum menemui ajal. Siapapun mahluK
yang ada dalam Istana Bawah Laut dan tidak sanggup melawan hawa dingin akan
segera menemui kematlnn kalau tidak cepat-cepat naik selamatkan diri ke
permukaan air laut. Puluhan pengawal dan pelayan Istana berenang ke atas untuk
cari selamat. Kebanyakan dari mereka menemui ajal secara mengenaskan. Di pantai ratusan
bangkai ikan bertumpukan bercampur dengan belasan mayat manusia!
Mahluk Jin Durna Rawana peliharaan dan pembantu Ratu Laut Utara mengusap kepala
botaknya berulang kali. Saat itu dia duduk di atas salah satu dari tiga menara
Istana tengah berjaga-jaga sesuai perintah Ratu Laut Utara. Dia satu-satunya
orang Ratu Laut Utara yang masih ada di tempat itu. Mahluk yang Sekujur tubuhnya
berwarna kuning dan tertutup bulu lebat serta memiliki tiga buah mata ini mulai
merasa gelisah. Kegelisahan itu bukan saja karena adanya hawa dingin aneh yang
mencucuk masuk ke dalam tubuhnya tapi juga karena di atas sana dia tidak lagi
mendengar suara tiupan seratus anak buahnya yang diperintahkan menciptakan
badai. Sementara getaran badai yang sampai ke tubuhnya terasa mengendur.
Jin bertubuh raksasa yang hanya mengenakan cawat ini alirkan hawa panas ke
seluruh tubuh sampai 163. Cinta Tiga Ratu
4 Tiraikasih (Hanny)
ke kepala Namun apa yang dilakukannya tidak mampu menolak hawa dingin yang
menyerang semakin hebat Rahang bergemeletukan, dua taring basah merah bergetar.
"Apa yang terjadi dengan diriku. Air laut berubah jadi sangat dingin Aneh! Lebih
aneh lagi aku tidak mampu melawan hawa dingin itu. DI atas sana, aku tidak
mendengar seratus anak buahku meniup badai.
Apa yang terjadi dengan mereka?"
Tidak menunggu lebih lama Jin Durna Rawana segera melesat naik ke permukaan laut
DI dalam gelap dia tidak melihat seorangpun dari seratus anak buahnya Yang
tampak ratusan bangkai ikan mengapung lalu beberapa mayat manusia dan
selanjutnya, ini yang mengagetkan Durna Rawana. Dia melihat puluhan benda putih
sebesar batangan pohon pisang mengapung di permukaan laut.
Penuh curiga Durna Rawana hampir! satu benda putih yang paling dekat. Dia
meraba. Tangannya tersengat hawa dingin luar biasa.
"Gumpalan es! Menyerupai sagu atos! Apa yang ada di dalam gumpalan Ini. Janganjangan...." Durna Rawana yang merasa curiga segera hantamkan tangan kanannya. *
"Braakk!"
Benda putih hancur berentakan laiu leleh masuk ke dalam laut Begitu gumpalan
putih hancur maka menyembul sosok anak buahnya. Jin bertubuh seukuran manusia
bertubuh pendek, berkepala botak, bermata merah dan bermulut tebar. Sosok jin
ini menggeliat satu kafi, keluarkan suara mengering lalu semburkan cairan dari
mulut. Tubuh mengepulkan asap merah. Sesaat kemudian ujud dan asap lenyap dalam
kegelapan. "Kurang ajar! Ada orang sakti membunuh peliharaanku dengan hawa dingin! Bangsat!
Aku mau tahu siapa jahanamnya!"
Durna Rawana bertindak cepat. Semua benda putih yang mengapung di permukaan laut
di-hancurkan. Ternyata benda putih ini adalah semua anak buahnya yang telah
dibalut es. Dari seratus jin hanya enam puluh dua orang yang bisa diselamatkan
. hidup-hidup. Sisa tiga puluh delapan tidak tertolong, menemui kematian,
berubah jadi asap merah lalu lenyap ditelan kegaiban
163. Cinta Tiga Ratu
5 Tiraikasih (Hanny)
Kepada yang masih hidup Durna Rawana berteriak.
"Kalian semua lekas menghilang! Lakukan tiupan badai dari alam gaib! Aku akan
mencari siapa bangsat yang membunuh kawan-kawan kalian!"
Mendengar perintah pimpinan mereka enam puluh dua jin keluarkan suara seperti
anjing meraung lalu tubuh mereka hampir bersamaan lenyap dari pandangan mata.Tak
lama kemudian badai yang tadi mulai mereda kini kembali menderu hebat walau
tidak sedahsyat sebelumnya.
Niat Jin Durna Rawana untuk mencari siapa yang membantai tiga puluh delapan anak
buahnya terhalang karena Datuk Api Batu Neraka yang datang me-nemuinya
memerintah agar dia segera kembali ke dasar laut untuk menjaga Istana.
Walau marah namun Durna Rawana terpaksa mematuhi karena di Kerajaan Bawah Laut
Ratu Laut Utara kedudukannya memang berada di bawah Datuk Api Batu Neraka.
Sebenarnya Durna Rawana sudah lama membenci sang Datuk. Apa lagi diam-diam dia
juga menaksir Ning Kameswari. Namun yang bisa dilakukannya sampai sebegitu Jauh
hanya men-dendam dan mengeluarkan ancaman di dalam hati.
163. Cinta Tiga Ratu
6 Tiraikasih (Hanny)
BADAI yang oleh Nyi Roro Manggut disebut sebagai badai setan masih terus
menggila. Disebut badai setan karena diciptakan oleh mahluk jin bernama Durna
Rawana peliharaan Ratu Laut Utara yang memiliki seratus anak buah. Durna Rawana
memerintahkan mereka muncul ke permukaan laut. Setelah merapal mantera maka
seratus jin meniup. Saat itu juga di tengah laut utara menderu badai dahsyat,
laut dibuncah gelombang luar biasa besar dan tinggi, menggemuruh menyapu ke arah
pantai. Beberapa penampungan nelayan yang terletak sepanjang pantai utara porak
poranda. Penduduk berlarian ketakutan menyelamatkan nyawa. Belum pernah mereka
mengalami kejadian mengerikan seperti Ini. Belasan perahu penangkap ikan beserta
nelayan yang ada di atasnya lenyap amblas tak berbekas, ditelan gelombang, masuk
ke dalam laut Telah dituturkan sebelumnya dalam sertai Wiro Sableng bejudul
"Badai Laut Utara" bagaimana Pendekar 212 Wiro Sableng bersama Ratu Duyung
sampai di pantai laut utara dalam mengejar pencuri Batu Mustika Angin Laut
Kencana Biru. Petunjuk dalam cermin sakti menyatakan bahwa mahluk yang mencuri
batu sakti itu yakni Nyai Tumbal Jiwo alias Ratu Duyung jejadian telah menemui
ajal dan batu milik Nyai Roro Kidul itu kini berpindah tangan. Melihat arah
lenyapnya batu mustika terjadi di kawasan laut utara Ratu Duyung dapat
memastikan bahwa batu tersebut kini berada di bawah kekuasaan Ratu Laut Utara.
Untuk mendatangi Kerajaan Bawah Laut Ratu Laut Utara guna mengambil batu sakti
dari tangan Sang Ratu penguasa tidak mudah. Selain Ratu Laut Utara memiliki ilmu
kesaktian tinggi dia juga mempunyai banyak pembantu sakti mandraguna termasuk
Jin Durna Rawana yang punya seratus anak buah.
Setelah melakukan samadl untuk berhubungan langsung dengan Ratu Agung Nyai Roro
Kidul Penguasa Laut Selatan, Ratu Duyung mendapat petunjuk bahwa satu-satunya
cara untuk dapat menerobos masuk ke dalam Kerajaan Bawah Laut 163. Cinta Tiga
Ratu 7 Tiraikasih (Hanny)
Utara Wiro harus menerapkan Ilmu Meraga Sukma yang didapatnya dari Nyai Roro
Kidul melalui nenek sakti Nyi Roro Manggut
Ternyata Ratu Laut Utara yang kini memiliki seorang pembantu berkepandaian
tinggi yakni Purnama, berhasil mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Pendekar
212 Wiro Sableng. Bersama Purnama yang telah dibuat menjadi pengikutnya dibawah
tenung sirapan Ilmu Penyejuk Jiwa Pemikat Hati Ratu Laut Utara melesat
kepermukaan laut, bergerak ke arah pantai dimana murid Sinto Gandeng tengah
duduk bersila menerapkan Ilmu Meraga Sukma.
Wiro memang berhasil mengeluarkan sukmanya dan masuk ke dalam laut utara namun
hanya beberapa saat setelah hal Hu dilakukan Ratu Laut Utara di-dampingi Purnama
sampai di tepi pantai tempat dimana raga kasar sang pendekar berada. Sang Ratu
yang telah membawa senjata penangkal yakni sebilah bambu kuning sepanjang tiga
jengkal berujung runcing secepat kilat menancapkan bambu itu ke leher Wiro.
Ratu Duyung berusaha mencegah tapi terlambat.
"Craassl"
Ratu Duyung terpekik.
Bambu kuning menancap amblas, masuk di leher kiri, tembus ke leher kanan
Pendekar 212! Anehnya tidak ada darah mengucur. Tak ada Jerit kesakitan keluar
dari mulut Wiro. Namun kejap itu juga, tubuhnya kehilangan bobot. Laksana daun
kering sambaran angin membuat Wiro mencelat ke arah laut Selagi melayang di
udara gulungan ombak besar menerpa hingga tubuh itu kembali terpental,
terguling-guling di pasir pantai hingga akhirnya tergeletak terkapar di depan
satu gundukan batu yang terbongkar akibat hantaman badai.
"Wiror Ratu Duyung menjerit keras. Dia melompat mengejar. Namun sebelum mampu mencapai
sang pendekar, Ratu Laut Utara telah lebih dulu melesat dan menyambar tubuh
Wiro. Kakinya di hentakkan ke pasir hingga bagian pantai di tempat itu bergetar
seperti digoyang gempa. Membuat Ratu Duyung yang hendak mengejar terhuyunghuyung hampir jatuh.
Selagi Ratu Duyung berusaha mengimbangi diri kesempatan dipergunakan Ratu Laut
Utara untuk memanggul Wiro lalu berkelebat membawa lari 163. Cinta Tiga Ratu
8 Tiraikasih (Hanny)
Pendekar 212 ke arah timur.
"Perempuan jahat! Jangan harap kau bisa lari!"
Teriak Ratu Duyung dan cepat mengejar. Namun mendadak berkelebat satu bayangan
biru menghadang.
Gerak Ratu Duyung tertahan. Sepasang mata biru membeliak besar, tak percaya
melihat siapa yang ada di hadapannya.Tegak berkacak pinggang sambil
sunggingkan senyum mengejek.
"Purnama sahabatku! Aku benar-benar tidak percaya.
Kau bergabung dengan orang-orang laut utara! Kau menjadi kaki tangan Ratu Laut
Utara!Mungkinkah aku salah menduga"!'
Senyum sinis pupus dari wajah Purnama. Mulut berucap menjawab perkataan Ratu
Duyung. "Kau tidak salah menduga. Aku tidak melihat ada salahnya kau bergabung dengan
orang-orang laut selatan. Lantas apakah ada salahnya kalau aku bergabung dengan
orang-orang laut utara"!"
"Gila. Purnama, apa yang terjadi dengan dirimu"!
Kau mengkhianati para sahabat! Kau mengkhianati Wiro."
Purnama tertawa. "Aku mungkin mengkhianati para sahabat Tapi aku tidak
mengkhianati Wiro.Tidak akan pernah. Dia akan segera menjadi pimpinan kami di
Kerajaan Laut Utaral Kami akan menguasai rimba persilatan. Di laut dan di
daratan. Delapan penjuru angin! Ha... ha... ha!"
Rahang Ratu Duyung menggembung. Bola matanya yang biru laksana dikobar! api.
"Gusti Allah. Apa yang terjadi dengan gadis alam roh ini" Dia tidak seperti
dirinya. Aku melihat ada sesuatu yang aneh pada sinar matanya." Lalu dengan
suara selembut mungkin dia berkata."Pumama,apa kau sadar pada semua yang barusan
kau ucapkan"
Semua apa yang kau perbuat?"
Jawaban Purnama justru sangat mengejutkan.
"Ratu Duyung, aku diberi wewenang untuk membunuhmu! Aku masih mau memberi
kesempatan! Pergilah sebelum pikiranku berubah!"
Pertarungan antara dua gadis cantik itu, satu dari alam sakti laut selatan dan
satu lagi dari alam gaib 1200 silam tidak dapat dihindari.
Purnama memulai dengan serangan yang disebut Menahan Raga Menyerap Tenaga untuk
melumpuhkan Ratu Duyung. Sebaliknya Ratu Duyung menangkis 163. Cinta Tiga Ratu
9

Wiro Sableng 163 Cinta Tiga Ratu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih (Hanny)
sambil balas menggempur dengan pukulan Genta Biru Menatap Langit
Begitu dua kekuatan serangan sakti saling bertabrakan di udara, satu dentuman
menggelegar dahsyat
Ratu Duyung terjajar ke belakang nyaris Jatuh terkapar di tanah. Purnama sendiri
terjengkang di pasir dengan wajah pucat pasi. Gadis dari Latanahsilam ini
menyadari kalau lawan memiliki tenaga dalam satu tingkat lebih tinggi.
Perlahan-lahan Purnama bangkit berdiri. Air muka yang membesi serta sikap
berdirinya Jelas dia siap melancarkan serangan kedua.
163. Cinta Tiga Ratu
10 Tiraikasih (Hanny)
RATU Duyung menatap tak berkesip. Dalam hati gadis ini membatin. "Sesuatu telah
terjadi dengan dirinya Aku yakin! Ratu Laut Utara telah mencuci otaknya dengan
mantera jahat! Aku pernah menyirap kabar Ratu Laut Utara mencuri semacam ilmu
penunduk hati ketika masih menjadi pembantu Nyai Roro Kidul. Walau cuma separuh
yang didapatnya sebelum ketahuan namun mungkin dia telah mampu mengembangkan
menjadi ilmu hitam yang bisa mencelakakan siapa saja! Mungkin Nyi Kuncup Jingga"
Aku masih belum melihat tua bangka satu itu!"
"Purnama! Bagaimanapun juga kau adalah sahabatku!
Jika kau tidak mau sadar aku terpaksa menjatuhkan tangan keras padamu!"
Purnama tertawa panjang mendengar kata-kata Ratu Duyung.
"Jangan membalik kenyataan. Aku yang tadi telah lebih dulu mengampuni selembar
nyawamu! Ternyata kau keras kepala. Sekarang aku tidak punya belas kasihan lagi
terhadapmu! Aku hanya akan ikut bersedih Jika kelak Wiro meratapi kematianmul"
Purnama lalu keluarkan ilmu Menyusup Bumi Menghancurkan Bala.Tubuhnya masuk ke
dalam tanah sampai sebatas bahu. Dengan cara begini dia mampu menyerap kekuatan
tenaga bumi sampai sedalam tiga lapis. Begitu tubuhnya melesat keluar Purnama
menghantam dengan serangan Kutuk Alam Gaib Lapis Ketujuhl
Jangankan manusia biasa, mahluk alam roh seperti Nyai Tumbal Jiwo saja bisa
menemui ajal dengan tubuh tercabik-cabik. Apa lagi kini di dalam tubuh Purnama
mendekam kekuatan tenaga dalam serta hawa sakti yang luar biasa hebatnya!
Ratu Duyung Wni sadar kalau lawan benar-benar punya niat jahat hendak
membunuhnya. Tidak mau berlaku ayal Ratu Duyung lepaskan dua pukulan tangan
menyilang serta kedipkan mata. Empat larik sinar biru menyambar ke arah Purnama.
Dua yang dari mata merupakan ilmu Inti Biru Laut Selatan 163. Cinta Tiga Ratu
11 Tiraikasih (Hanny)
sedang yang berkiblat dari dua tangan membentuk pedang bersilang adalah Dua
Genta Melanda Samudera. Sebelumnya tidak pernah orang
kepercayaan Nyai Roro Kidul ini melepas dua pasang ilmu sakti itu sekaligus
secara berbarangan!
Dua dantuman dahsyat menggelegar menindih deru badai. Laut bergejolak. Gelombang
membuncah dan tepian pantai laksana digetari gempa. Dua Matan menyilaukan
bertabur di udara. Bersamaan dengan itu dua gadis yang barusan saling serang
sama-sama keluarkan jeritan keras. '
Purnama terkapar di pasir, diam tak berkutik. Di kening dan dada pakaiannya ada
tanda berbentuk garis hangus bersilang. Mulut keluarkan suara mengerang. Dia
berusaha kerahkan tenaga dalam, menggeliat beberapa kali lalu mencoba bangkit
namun jatuh terduduk. Sepasang mata membeliak, tubuh menghuyung lemas.
Ratu Duyung sendiri saat Itu tampak duduk bersimpuh di pasir pantai. Walau wajah
kelihatan segar namun saat itu dari, telinga, hidung serta sudut bibir tampak
lelehan darah. Dada turun naik. tarikan dan lepasan nafas mengeluarkan suara
menguik. Dia kerahkan seluruh kekuatan yang ada.Tiba-tiba gadis ini bertenak
keras.Tubuh melesat di udara sejajar pasir laksana seekor burung elang siap
menyambar mangsa.Tangan kanan membentuk tinju, diarahkan ke depan. Sesaat lagi
pukulan Genta Laut Selatan yang dilancarkan Ratu Duyung akan mendarat dan
menghancurkan kepala Purnama tiba-tiba dua orang berkelebat dibawa den. angin
badai dan tebaran pasir.
salah seorang dari mereka beteriak.
"Tahan serangan! Jangan pukul!"
Saat itu juga ada orang bertangan kuat mencekal tangan kanan Ratu Duyung hingga
dia tak mampu menggerakkan apa lagi meneruskan serangan. Orang yang sama lalu
mendorong tubuhnya hingga terguling di pasir. Pukulan Genta Laut Selatan
menghantam udara kosong, membuat tebaran pasir yang dihembus badai berpijar
merah! Di tempat lain Purnama merasa dua totokan melanda pangkal lehernya.Tubuhnya
serta merta pancarkan cahaya biru pelindung diri.Dua totokan buyar.
Namun dua totokan lagi datang menyusul, mendarat telak di dua urat besar di
bagian punggung.Tak ampun 163. Cinta Tiga Ratu
12 Tiraikasih (Hanny)
lagi gadis dari alam gaib ini melosoh ke pasir.Tubuh tak mampu bergerak. Mulut
masih bisa bersuara dan mata masih sanggup melihat serta mengenali.
"Nek..."
Purnama kembali kerahkan tenaga dalam.Tubuh mampu menggeliat. Namun satu totokan
lagi bersarang di ubun-ubunnya. Kali Ini membuat dia melosoh ke pasir tak ingat apaapa lagi. Dua orang yang muncul ternyata adalah Nyi Roro Manggut dan Kembaran Ketiga Eyang
Sepuh Kembar Tilu. Nyi Roro Manggut berkata pada sahabatnya.
"Nenek Kembaran Ketiga Kau jaga Ratu Duyung! Aku akan mengejar Ratu Laut Utara!
Dia menculik Wiro.
Aku juga melihat ada bayangan batu mustika biru di dadanya!"
"Nyi Roro Manggut," menyahuti Kembaran Ketiga Eyang Sepuh KembarTilu."Kau saja
yang menolong, Ratu Duyung. Kau lebih tahu dirinya dari pada aku.
Biar aku yang mengajar Ratu Laut Utara!" Lalu tanpa menunggu lagi si nenek
berkelebat ke arah timur, ke jurusan lenyapnya Ratu Laut Utara yang memboyong
Pendekar212. Nyi Roro Manggut berusaha mencegah namun nenek Kembaran Ketiga Eyang Sepuh
Kembar Tilu telah lenyap. Nyi Roro Manggut tarik nafas dalam. Dia merasa
kawatir. "Nenek kembar manusia alam roh,"
katanya perlahan. "Bagaimanapun juga ketinggian ilmumu, kau tidak tahu seluk
beluk di kawasan laut utara. Sekali kau terperangkap dalam kelicikan nyawamu
akan minggat ke alam roh untuk
selama-lamanya!"
"Nyi Roro," tiba-tiba Ratu Duyung keluarkan suara.
Lekas kau Ikuti nenek itu. Dia bisa celaka jika berani masuk ke dalam laut
utara." "Aku sudah mencegah tapi dia bersikeras mau pergi sendlri.Lagi pula aku harus
menolongmu. Untung tadi pukulan Genta Laut Selatan yang kau lepaskan hanya menghantam udara
kosong. Kalau sampai menghantam telak kepala gadis alam gaib itu, kau memang
bisa membunuhnya, tapi keselamatanmu sendiri terancam. Seluruh tenaga dalam
serta kesaktian yang kau miliki akan terkuras ludas! Kau akan menjadi seorang
nenek jompo yang tiada daya!"
Wajah cantik Ratu Duyung berubah pucat. Dia menyadari apa yang dikatakan si
nenek itu memang 163. Cinta Tiga Ratu
13 Tiraikasih (Hanny)
betul adanya "Nyi Roro Manggut, jangan perdulikan diriku.
Nenek satu itu harus ditemukan kembali! Lekas pergi!
Aku harus memulihkan tenaga lebih dulu!"
Nyi Roro Manggut yang berambut panjang putih selutut hanya mengangguk-angguk.
Dalam hati dia berkata. "Wiro memang perlu diselamatkan. Batu mustika harus
didapat kembali. Tapi nenek kembar alam gaib Itu nekad pergi sendirian, aku
punya dugaan dia ingin menyelamatkan Wiro karena diam-diam menyukai pemuda itu.
Mungkin dia tidak pernah menduga kalau akupun menyukai Wiro. Hik... hik!"
Si nenek yang bertubuh cebol dan mengenakan jubah hijau menatap wajah Ratu
Duyung. Hatinya kembali berucap. "Aku tahu, gadis ini sangat mencintai Wiro.
Aku menyirap kabar kepergiannya ke puncak Gunung Gede menemui Kiai Gede Tapa
Pamungkas adalah untuk membicarakan soal perjodohan. Jangan-jangan sang Kiai
sudah menikahkan mereka. Kalau itu sampai terjadi berapa banyak gadis cantik
yang akan meratap menangis diri, mungkin patah hati dan mungkin pula bisa bunuh
diri. Hik...hik. Aku saja yang sudah nenek peot begini bisa terenyuh sedih
karena merasa kehilangan. Aku ingat waktu aku merubah diri jadi gadis cantik
ketika dia datang ke istana Nyai Roro Kidul di samudera selatan. Hik... hik. Aku
merayunya sewaktu dia meminta Ilmu Meraga Sukma. Ternyata dia memang tidak bisa
dibujuk dengan tubuh bagus dan wajah cantik. Ratu Duyung, kau seharusnya merasa
bahagia karena selalu berdekatan dengan pemuda itu dibanding dengan sekian
banyak gadis lain yang mancintalnya.Tapi sekarang nasib keadaan dirinya..."
Ratu Duyung seka darah yang membasahi hampir separuh wajahnya lalu cepat-cepat
duduk bersila. Mata dipejam. Kerahkan hawa sakti dan perlahan-lahan coba alirkan
tenaga dalam. Ketika dia merasakan keadaan dirinya mulai pulih dan membuka
sepasang mata birunya kembali dia terkejut dapatkan Nyi Roro Manggut masih
berada di tempat itu.
"Nyi Roro, kau masih di sini"!"
"Ratu Duyung, aku tidak mungkin meninggalkan kau sendirian dalam keadaan lemah
seperti ini. Sementara badai belum reda aku mencium bahaya besar sekeliling kita."
163. Cinta Tiga Ratu
14 Tiraikasih (Hanny)
Ratu Duyung memandang berkeliling.
"Kau benar Nyi Roro. Bahaya besar sekeliling kita.
Buktinya Purnama tidak ada lagi di tempat ini."
Nyi Roro Manggut sampai tersedak saking terkejut Dia berpaling ke arah mana
sebelumnya Purnama tergeletak. Apa yang dikatakan Ratu Duyung memang benar.
Purnama tak ada lagi di tempat itu!
"Tadi mata dan pikiranku terpusat pada dirimu. Aku sudah kecolongan!" Nyi Roro
Manggut menyesali diri.
"Syukur kalau cuma kecolongan." Sahut Ratu Duyung."Kalau orang yang melarikan
Purnama mau, dia pasti bisa membokong dan paling tidak mencelakai salah seorang
di antara kita!"
163. Cinta Tiga Ratu
15 Tiraikasih (Hanny)
RATU LAUT Utara lari laksana terbang sepanjang pantai dengan memanggul raga atau
tubuh kosong Pendekar 212 ke arah timur. Di satu tempat dia berputar talam ke
arah kiri, berkelebat ke sebuah bukit batu yang cukup tinggi dan terjal. Lalu
dari bukit ini dia melompat terjun memasuki laut yang masih dibuncah badai.
Siapapun yang melihat akan menduga bahwa Ratu Laut Utara membawa Pendekar 212 ke
Istana Bawah Laut miliknya yang terletak di dasar samudera laut selatan.
Pada hal ini semua adalah tindakan untuk mengelabui belaka. Karena tak selang
berapa lama perempuan cantik berusia 40 tahun berpakaian biru Ini menyembul di
pantai Pulau Menjangan Besar yang tertelak berseberangan di barat daya Pulau
Karlmunjawa. Pulau kecil yang jarang didatangi orang Ini tampak gelap. Badai yang melanda
laut utara Ikut memporak-porandakan pulau ini. Pepohonan bertumbangan terutama
yang tumbuh sekitar pantai bertumbangan.
Meskipun cuaca masih gelap namun Ratu Laut Utara mampu berkelebat cepat. Satu
pertanda dia cukup mengenal keadaan dan liku-liku pulau ini. Di depan deretan
tiga pohon waru di bagian tengah pulau Ratu Laut Utara hentikan lari. Kaki kanan
dihentakkan tiga kali ke tanah. Saat itu juga secara aneh pohon waru di sebelah
tengah bergeser ke belakang Pada bekas geseran terlihat sebuah lobang cukup
besar. Di bagian bawah lobang tampak tangga batu menuju ke bawah. Aneh, ada cahaya
terang di dalam sana.
Sekali berkelebat Ratu Laut Utara telah lenyap masuk ke dalam lobang. Pohon waru
besar bergeser ke depan menutup lobang. Di bawah tanah pulau Ratu Laut Utara
berjalan cepat melewati satu lorong cukup panjang. Pada jarak-jarak tertentu, di
dinding lorong terdapat obor. Cahaya obor inilah rupanya yang merambas dan
terlihat dari luar.
Di satu tempat lorong bercabang dua. Tepat di pertengahan cabang ada dinding
lorong berwarna merah berbentuk segi empat seperti pintu. Ratu Laut Utara
turunkan sosok Pendekar 212 didudukkan di lantai lorong menghadap ke arah
dinding merah. 163. Cinta Tiga Ratu
16 Tiraikasih (Hanny)
"Pendekar, pujaan hati tambatan jiwaku. Duduklah dengan tenang. Harap kau mau
bersabar sampai aku mendatangkan sukmamu dan masuk kembali bersatu dengan
ragamu. Sebelum aku membawamu ke ruangan bernama Ruang Penantian Cinta, aku
ingin seseorang melihat dan mengetahui kehadiran dirimu di tempat ini."
Sosok Pendekar 212 terduduk tak bergerak. Mata nyalang tapi tak melihat, mulut
terbuka tapi tak bisa bicara. Bambu kuning masih menancap di leher. Ratu Laut
Utara dekap pipi pemuda itu dengan kedua tangan lalu mencium keningnya.
"Wiro walau baru kali ini kita saling berjumpa, sejak sekian lama aku telah
memutuskan bahwa kaulah satu-satunya kekasihku. Lebih dari dua puluh empat
purnama aku menantikan kedatanganmu.
Akhirnya kau hadir juga. Wiro kekasihku, aku telah mempersiapkan segala
sesuatunya. Kita berdua akan menguasai rimba persilatan, delapan penjuru
daratan, delapan penjuru lautan..."
Setelah mengecup bibir sang pendekar Ratu Laut Utara mundur dua langkah. Telapak
tangan kanan ditempelkan di dinding merah. Tenaga dalam dialirkan. Terdengar
suara berdesir. Dinding batu bergerak ke samping, membuka ruangan sebentuk pintu
yang dibatasi enam jalur besi hitam sebesar betis. Di antara celah-celah jeruji
besi terlihat satu ruangan batu tak seberapa besar.
Dari dalam ruangan ini menghampar bau tidak sedap. Di sudut ruangan sebelah kiri
ada satu obor kecil yang nyala apinya tampak berkedap kedip. Pada dinding sisi
sebelah kanan terlihat satu tempat tidur batu. Di ujung tempat tidur batu, duduk
bersandar ke dinding seorang perempuan berambut kusut
riap-riapan. Sepasang mata terpejam. Wajah, pakaian serta tubuhnya kotor,
diselimuti daki yang nyaris membentuk lumut dan menebar bau busuk. Salah satu
kaki diikat dengan rantai besi besar. Ujung lain dari rantai ini ditanam di
lantai ruangan. Tangan kanan sebatas pergelangan sampai ke ujung jari berwarna
hitam. Uma jari tampak bengkok dan nyaris tanpa kuku.
Siapakah gerangan perempuan malang yang ada dalam ruangan berupa penjara itu"
Dia bukan lain adalah Ayu Lestari, Ratu Laut Utara yang asli. Beberapa tahun
silam Ratu Laut Utara yang sekarang, yang bernama Nyi Harum Sarti, dan
sebelumnya adalah 163. Cinta Tiga Ratu
17 Tiraikasih (Hanny)
anak buah Nyai Roro Kidul, merebut tahta Kerajaan Bawah Laut dari tangan Ayu
Lestari. Ratu yang asli dipenjarakan. Selama ini Ayu Lestari tidak bisa dibunuh
dan konon pada 300 hari mendatang dia baru bisa dihabisi yaitu pada saat
kesaktian yang masih melekat di tubuhnya lenyap.
"Perempuan celaka di dalam ruang batu!" tiba-tiba Ratu Laut Utara berteriak
keras. "Buka matamu! Lihat siapa yang hadir bersamaku!"
Orang yang duduk di tempat tidur batu dengan kaki terbelenggu rantai besi ke
lantai ruang batu tidak bergerak. Dua mata tetap saja tertutup.
Ratu Laut Utara menyeringai gusar. Tangan kiri betulkan letak mahkota emas di
atas kepala lalu tangan dikacakkan di pinggang. Tiba-tiba tangan kanan
dipukulkan ke dalam ruangan. Selarik sinar hijau melesat melewati celah antara
dua jeruji besi.
Menghantam dinding batu ruangan, satu jengkal dari kepala Ayu Lestari.
"Braakkk!"
Dinding ruangan hancur berantakan. Hancuran batu bertaburan, sebagian mengenai
pipi kiri Ayu Lestari. Namun tidak ada luka atau goresan terjadi pada pipi itu.
Pertanda ada satu kekuatan yang melindungi dirinya. Sementara sepasang mata
tidak membuka. Malah dalam keadaan tidak bergerak dan mata masih terpejam dari
mulut Ratu Laut Utara yang asli ini keluar suara tawa panjang lalu begitu suara
tawa lenyap keadaan di tempat itu kembali hening.
"Perempuan celaka! Kau akan menyesal masuk keliang kubur kalau tidak mau melihat
siapa orang yang ada bersamaku! Sekian tahun kau telah merindukannya!"
Tiba-tiba kepala Ayu Lestari yang agak tertunduk bergerak sedikit. Mulutnya
bergerak. "Puaahhh!"


Wiro Sableng 163 Cinta Tiga Ratu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dari mulut perempuan muda yang kecantikannya tenggelam dibalik lapisan daki
tebal melesat ludah, menyambar ke arah pintu.
"Traang!"
Suara nyaring laksana dihantam benda keras membuat salah satu jeruji besi yang
kena sambaran ludah bergetar bengkok! Namun sesaat kemudian besi yang bengkok
secara aneh kembali lurus dengan sendirinya
163. Cinta Tiga Ratu
18 Tiraikasih (Hanny)
Ratu Laut Utara mendelik besar melihat apa yang terjadi.
"Perempuan celaka ini ternyata masih memiliki limu kesaktian. Tenaga dalamnya
tidak berubah! Mungkin dia masih dilindungi oleh Ratu Sepuh.
Untung aku telah memagari ruangan Ini dengan Ilmu Dinding Gaib Laut Utara. Kalau
tidak sudah dulu-dulu dia bisa kabur dari tempat ini."
Kehebatan ilmu yang diterapkan Ratu Laut Utara di dalam ruangan itu memang luar
biasa. Misalnya Ayu Lestari mampu menghancurkan atau memutus rantai besi yang
mengikat kakinya. Namun sekejap kemudian rantai itu kembali utuh. Kalau dia bisa
menjebol dinding ruangan dengan pukulan sakti, sesaat sesudah Itu secara ajaib
lobang menutup dengan sendirinya Karena telah bosan berulang kali tak pernah
berhasil dalam usahanya meloloskan diri akhirnya Ayu Lestari hanya tinggal
pasrah disekap di tempat itu. menunggu sampai tiga ratus hari dimuka yang penuh
mendebarkan yaitu pada saat dimana konon seluruh ilmu yang dimilikinya akan
musnah dan dia akan mudah dihabisi oleh Ratu Laut Utara bernama Nyi Harum Sarti
itu. "Perempuan tolol! Kau benar-benar tidak mau melihat orang yang pernah
menyelamatkan dirimu dan pernah kau cintai"!"
Ayu Lestari tetap diam, tidak bergerak juga tidak bersuara
"Kau akan menyesal! Kau akan jadi arwah penasaran selama bumi terhampar selama
langit terkembang dan selama laut bergelombang!"
Ratu Laut Utara tekan dinding batu berwarna merah.Terdengar suara berdesir dan
perlahan-lahan dinding batu yang merupakan pintu penutup ruangan bergeser ke
samping. "Tunggu!"
163. Cinta Tiga Ratu
19 Tiraikasih (Hanny)
PEREMPUAN yang duduk kaki terbelenggu rantai besi di atas tempat tidur batu
keluarkan suara. Sangat keras, membuat Seantero ruangan batu yang tidak seberapa
besar itu bergetar bahkan ada bagian langit-langit ruangan yang luruh rontok.
Kepala disentakkan hingga rambut yang menutupi sebagian wajah tersingkap.
Perlahan-lahan sepasang mata dibuka. Kalau pakaian dan seluruh tubuh mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki perempuan ini tampak kotor diselimuti daki tebal,
maka satu-satunya yang kelihatan masih bersih dan bening walaupun sayu adalah
sepasang matanya.
"Kau sudah melihat"!" Bentak Ratu Laut Utara.
Ayu Lestari, perempuan di atas pembaringan batu tidak menjawab sementara
sepasang mata menatap sayu tak berkesip.
"Kau tidak mengenali pemuda ini"! Lihat! Buka matamu lebar-lebari Jangan
berpura-pura! Pendekar Dua Satu Dua Wiro Sableng! Orang yang pernah menolongmu!
Pemuda yang pernah kau cintai dan seumur hidup kau rindukan! Lihat! Pandang
untuk terakhir kali sebelum kau menemui kematian beberapa puluh hari dlmuka!"
"Aku tidak melihat manusia! Aku tidak melihat Pendekar Dua Satu Dua Wiro
Sableng. Tiba-tiba Ayu Lestari keluarkan ucapan.
"Apa"!" Sepasang alis bagus Ratu Laut Utara berjingkrak ke atas.
"Apa matamu sudah menjadi buta karena terlalu lama disekap di tempat celaka
ini"!"
"Aku memang melihat sesuatu..."
"Perempuan keparat! Apa yang kau lihat"!"
Menghardik Ratu Laut Utara.
"Aku melihat kau membawa sendiri malaikat maut yang akan mencabut nyawamu.
Kasihan. Mengapa kau berlaku sebodoh itu?"
"Jahanam!"teriak Ratu Laut Utara marah.Tangan kanannya dipukulkan ke arah Ayu
Lestari. "WuutttT Selarik sinar hijau menyambar ke arah kepala Ayu Lestari.
163. Cinta Tiga Ratu
20 Tiraikasih (Hanny)
"Wusss!"
Itulah pukulan bernama Mambang laut Utara.
Jangankan tubuh manusia. Batu karang atospun akan hancur berkeping-keping kalau
sampai kena dihantam.
Selarik cahaya biru tiba-tiba melesat keluar dari bagian tubuh yang diserang.
Sinar hijau terdorong hebat dan berbalik menghantam ke arah Ratu Laut Utara!
Ratu Laut Utara memekik marah! Dengan cepat dia rundukkan tubuh sambil mendorong
sosok kosong Wiro yang ada di sampingnya.
"Trang!"
"Braakkk!"
Dua jeruji besi sebesar betis putus! Dinding batu di depan pintu berjeruji besi
hancur bertaburan membentuk lobang besar. Namun anehnya! Sesaat kemudian dinding
batu pulih kembali, dua jeruji yang putus bersambung utuh lagi! Itulah kehebatan
ilmu pelindung bernama Dinding Gaib Laut Utara yang diterapkan oleh Ratu Laut
Utara. "Jahanam keparat!" Ratu Laut Utara memaki marah.
"Perempuan celaka itu masih menguasai Ilmu kesaktian hebat Tunggu! Tak berapa
lama lagi kau akan sampai pada hari nahas hari celakamu! Begitu semua ilmu
kesaktianmu rontok aku akan menghabisimu!"
Ratu Laut Utara tekan dinding merah. Dinding bergerak menutup pintu berlapis
enam jalur besi sebesar betis. Dia panggul tubuh kosong Pendekar 212 lalu cepatcepat tinggalkan tempat itu. Dari dalam ruangan batu terdengar suara tawa
bergelak tiada henti dan baru lenyap setelah Ratu Laut Utara sampai di bagian
lorong dimana terdapat sebuah tangga batu menurun dan di ujung sana terdapat
sebuah pintu besi berwarna coklat.
Di bagian atas pintu pada satu palang besi tergantung seekor kelelawar raksasa
hitam dengan sayap menguncup, kaki ke atas kepala ke bawah. Sepasang mata merah
menyala berputar-putar tiada henti, mengawasi seantero tempat. Mulut menganga
memperlihatkan barisan gigi putih dan lidah bercabang merah basah yang selalu
bergerak-gerak. Yang hebatnya, di sekujur tubuh kelelawar raksasa ini
bergantungan ratusan kelelawar kecil berwajah tak kalah seramnya!
Tiba-tiba kelelawar raksasa geleparkan dua sayapnya.
Mulut membuka lebih lebar dan keluarkan suara menguik menggidikkan. Ratusan
kelelawar kecil ikut 163. Cinta Tiga Ratu
21 Tiraikasih (Hanny)
menguik. Kelelawar raksasa ulurkan leher hingga kepala menyentuh lantai. Kepala
dianggukkan beberapa kali seolah memberi hormat pada perempuan cantik yang ada
di hadapannya laau kepala ditarik kembali ke atas.
Ratu Laut Utara tersenyum.
"Raja Kalong Laut Utara! Aku senang sampai saat ini kau tetap setia menjaga
kamar tidurku. Di luar sana di kawasan laut utara kita tengah menghadapi bahaya.
Banyak orang jahat berkeliaran. Tapi aku telah mengecoh mereka. Tidak satupun di
antara mereka yang tahu tempat rahasia di bawah pulau Ini. Selain itu sebentar
lagi mereka semua akan menemui ajal secara sengsara!"
Ratu Laut Utara usap punggung Wiro dan cium bahu sang pendekar."Raja Kalong Laut
Utara, aku membawa seseorang untuk kutinggal kutitipkan di dalam kamar.
Jika aku pergi Jaga dia baik-baik. Ketak dia akan menjadi pendampingku di
Kerajaan Laut Utara."
Kelelawar raksasa yang disebut Raja Kalong Laut Utara keluarkan suara mengulk
keras dan anggukkan kepala tiga kali. Bersamaan dengan itu pintu besi warna
coklat terbuka. Ratu Laut Utara segera melangkah masuk membawa raga Pendekar 212
yang ada di bahu kanannya.
Ruang tidur Ratu Laut Utara ternyata adalah satu ruangan sangat besar. Di situ
terdapat sebuah ranjang besar dan bagus. Seluruh lantai ditutup permadani tebal
dan lembut Di atas sebuah meja terdapat banyak kendi perak berisi berbagal
minuman. Juga ada piring-piring perak besar dipenuhi bermacam-macam buah segar.
Pada empat sudut ruangan terdapat sebuah pendupaan tanah berlapis tembaga kuning
yang mengepulkan asap halus menebar bau harum semerbak. Inilah ruangan yang oleh
Ratu Laut Utara disebut sebagal Ruang Penantian Cinta.
Hebatnya! Di salah satu dinding ruangan terdapat lukisan seorang pemuda gagah
berambut panjang yang wajahnya mirip sekali dengan Pendekar 212 Wiro Sableng.
Luar biasanya, lukisan ini merupakan satu lukisan telanjang! Wiro dilukiskan
secara utuh namun tidak mengenakan pakaian sama sekali! Ratu Laut Utara sering
datang ke tempat ini hanya untuk memandangi, bicara dan mencumbui lukisan.
Setiap hal itu dilakukan dia selalu berkata.
"Pendekar, walau kita belum pernah berjumpa namun 163. Cinta Tiga Ratu
22 Tiraikasih (Hanny)
diri ini yakin satu ketika hal Itu akan menjadi kenyataan.Tali sambungan kasihku
padamu tidak akan pernah terputuskan oleh apa dan siapapun. Satu ketika kita
akan berjumpa dan tali yang indah itu akan mengikat diri kita untuk selamalamanya.Oh... betapa rindunya aku padamu..."
Apa yang diucap dan diharapkan Ratu Laut Utara hari itu menjadi kenyataan. Dia
berhasil menemui Wiro bahkan kini mendapatkan raga sang pendekar walau tidak
dalam keadaan utuh karena sukmanya berada di tempat lain.
Ratu Laut Utara dudukkan Wiro yang masih dalam keadaan bersila di atas tempat
tidur besar. Lalu dia menotok beberapa bagian tubuh sang pendekar. Sambil
memegang dua ujung bambu yang menancap di leher Wiro dia kerahkan tenaga dalam
hingga tubuhnya bergetar mandi keringat. Sesaat kemudian tubuh yang tadinya kaku
itu kini menjadi lentur dan bisa dibaringkan di atas tempat tidur. Dua kaki
ditarik memanjang ke bawah, dua tangan di kembangkan ke samping.
Kemudian Ratu Laut Utara baringkan tubuhnya disamping Wiro. Sambil mengusap
kening sang pendekar dia berkata.
"Kekasihku, kau akan tenang dan aman di sini.
Bertahun-tahun aku menanti kedatanganmu. Pengap rasanya dada ini. Membara
rasanya lubuk hati ini. Aku seperti mau meledak. Kekasihku.. Jangan biarkan aku
meledak seorang diri..."
Setelah menciumi wajah Wiro berulang kali Ratu Laut Utara melangkah ke arah
meja. Dta meneguk habis minuman dalam beberapa kendi hingga wajahnya yang cantik
bersemu merah, bibir mekar bergetar, mata merah membara dan dada busung
menantang. Minuman di dalam kendi bukan minuman biasa.
Melainkan air kelapa yang telah dirubah menjadi arak cukup keras. Arak dari
kendi ke lima tidak ditelan seluruhnya. Sebagian dari minuman masih ditahan di
dalam mulut Lalu Ratu Laut Utara melangkah ke tepi ranjang. Pipi Wiro ditekan
hingga mulutnya membuka.
Ratu Laut Utara dekatkan mulutnya ke mulut Wiro.
Minuman dalam mulut kemudian dialirkan ke mulut sang pendekar. Minuman tak mampu
masuk melewati tenggorokan. hanya menggenang di dalam mulut Wiro.
Sedikit demi sedikit Ratu Laut Utara menjilati minuman di dalam mulut sang
pendekar hingga habis.
163. Cinta Tiga Ratu
23 Tiraikasih (Hanny)
Kendi perak tercampak jatuh ke lantaLTubuh Ratu Laut Utara bergetar hangat dan
menghuyung lalu rebah menelungkup di atas sosok Pendekar 212.
"Kekasihku aku terpaksa meninggalkanmu. Aku sedih melihat lehermu yang masih
ditancapi bambu kuning.
Sebenarnya aku ingin cepat-cepat mencabut bambu itu dari lehermu. Namun keadaan
memaksa. Wiro, sebelum kau kutinggalkan, perbolehkan diriku bersatu raga dengan
dirimu. Aku sudah menunggu kesempatan ini selama ratusan hari....Kekasihku
izinkan diriku..." Dua tangan halus Ratu Laut Utara bergerak menyibak dada
pakaian hitam yang dikenakan Pendekar 21Z
KETIKA suara tawa bergolak lenyap, ruang bau tempat Ayu Lestari disekap berubah
sunyi. Namun hanya sebentar. Karena sesaat kemudian bekas Ratu Laut Utara ini
keluarkan suara mengisak. Butiran-butiran air mata jatuh meleleh di pipinya yang
kotor. "Wiro....Apa yang terjadi. Mereka menangkap ragamu! Mereka menancapkan bambu
penangkal di lehermu agar sukmamu tidak bisa kembali bersatu dengan raga
kasarmu. Ya Tuhan, dimana sukmamu saat ini" Sejak kau meninggalkan Kerajaan Laut
Utara beberapa tahun lalu, aku tak pernah melupakan dirimu.
Aku memang tidak pernah mengatakan padamu, aku tidak pernah berterus terang
betapa besar dan tulusnya cintaku padamu. Hari-hari perpisahan dimana aku tidak
pernah melihat dirimu lagi adalah hari-hari dimana cintaku tumbuh semakin subur
walau hati ini sebenarnya merana karena rindu. Wiro aku tidak bisa menolongmu
seperti dulu kau menolongku. Budimu agaknya tak pernah akan terbalaskan kecuali
dengan menyerahkan hati, cinta serta ragaku untukmu seorang. Wiro, ditempat
terkutuk ini aku hanya bisa berdoa pada Yang Maha Kuasa agar kau diselamatkannya
dan kita bisa bertemu lagi. Kerajaan Laut Utara adalah milikku. Kalau aku mampu
mendapatkan tahta itu kembali aku ingin kau mendampingiku. Tuhan Yang Maha
Mendengar dan Maha Kuasa, kabulkan
permintaan orang yang teraniaya.
Ayu Lestari usap air mata yang membasahi wajahnya. Dia memandang seputar ruangan
batu tempat dirinya disekap. Setelah menghela nafas dalam Ratu Laut Utara yang
asli Ini kembali keluarkan ucapan. "Ratu Sepuh....Nenek Cempaka, dimana kalian
berdua" Apakah kalian mengetahui keadaan 163. Cinta Tiga Ratu
24 Tiraikasih (Hanny)
sengsara diriku. Kalau saja kalian ada di sini..."
Ratu Sepuh adalah pendiri Kerajaan Bawah Laut Utara dan merupakan Ratu Laut
Utara yang pertama.
Setelah menyerahkan tahta Kerajaan Laut Utara padanya konon Ratu sepuh kembali
ke alam dan ujud asalnya yaitu seekor buaya putih. Dikabarkan Ratu Sepuh bertapa
di satu tempat yang tidak seorangpun mengetahui. Menurut yang pernah melihat
Ratu Sepuh dalam ujud buaya putih sesekali memperlihatkan diri di sekitar Istana
Kerajaan Bawah Laut Utara. Jika hal Ini terjadi maka dipimpin oleh Ratu Laut
Utara Ayu Lestari penghuni Istana menebar kembang tujuh rupa di dalam lautan.
Sejak Nyi Harum Sarti memegang kekuasaan buaya putih itu tidak pernah kelihatan
lagi. Adapun Nenek Cempaka dia merupakan seorang nenek cantik sakti pembantu dan
kepercayaan Ratu Sepuh. Ketika Nyi Harum Sarti merebut tahta Kerajaan Bawah Laut
Utara, Nenek Cempaka menghilang entah kemana. Ada yang menduga dia bergabung
mendampingi Ratu Sepuh di pertapaan. Ada pula yang memperkirakan kalau nenek Itu
telah dibunuh oleh Ratu Laut Utara yang baru. Untuk mengetahui riwayat mereka
silahkan dibaca serial Wiro Sableng berjudul
"Pembalasan Ratu Laut Utara".
163. Cinta Tiga Ratu
25 Tiraikasih (Hanny)
NENEK kembaran ketiga Eyang Sepuh Kembar Tilu meninggalkan Ratu Duyung yang
cidera dan dijagai oleh Nyi Roro Manggut. Nenek alam roh Ini berusaha mengejar
Ratu Laut Utara yang melarikan Wiro. Dia masih sempat melihat perempuan itu
melompat dari satu bukit batu, masuk mencebur ke dalam laut yang diamuk
gelombang dan angin deras bersama Wiro yang ada di panggulan bahu kanannya.
Tanpa menunggu lebih lama nenek ini segera pula menyusul melompat masuk ke dalam
laut. Dia tidak pernah tahu kalau masuknya Ratu Laut Utara ke dalam laut hanya
satu tipuan belaka. Sang Ratu seperti yang telah dituturkan sebelumnya tidak
menuju ke Istana Kerajaan Bawah Laut melainkan pergi ke satu tempat rahasia di
Pulau Menjangan Besar.
Di bagian bawah permukaan laut utara ternyata cuma sekali tidak ada gejolak
badai. Namun ada rasa dingin yang luar biasa.
"Gila! Mengapa air laut dingin seperti es begini rupa"! Aku bisa kencing terusterusan! Hik... hik!"
ucap si nenek begitu dia berada di dalam laut. Matanya dibuka lebar-lebar. Dia
tidak bisa melihat jelas. Air laut seperti berkabut. Lama-lama kedua matanya
menjadi perih. Cepat-cepat dia kerahkan tenaga dalam dan alirkan hawa sakti
panas pada kedua mata hingga rasa perih hilang dan penglihatannya kembali
terang. "Kurang ajar" Kemana kaburnya Ratu keparat yang melarikan raga Wiro itu. Aku
harus menemukan Istana bawah laut. Wiro pasti di bawa ke sana. Gila! Arah mana


Wiro Sableng 163 Cinta Tiga Ratu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang harus aku tempuh. Dimana letak istana itu."
Sepasang mata merah si nenek memperhatikan kian kemari. Di bawah sana dia
melihat ada seberkas cahaya. Dengan sikap hati-hati si nenek melayang turun
lebih dalam ke dasar laut Yang memancarkan cahaya ternyata adalah sebuah
bangunan besar memiliki tiga menara, terbuat dari batu pualam berkilauan.
Beberapa bagian dari bangunan itu terutama di bagian atap dan menara dibalut
benda putih menyerupai salju. Di depan bangunan berdiri 163. Cinta Tiga Ratu
26 Tiraikasih (Hanny)
satu mahluk raksasa membelakangi arah datangnya si nenek. Kedua bahu makhluk ini
juga dipenuhi tumpukan salju.
"Istana bawah laut!" ucap si nenek. "Ada mahluk raksasa tengah mengawasi
berjaga-jaga Pasti salah satu anak buah Ratu Laut Utara. Pasti Ratu jahanam itu
ada di dalam istana bersama raga Wiro! Aku harus menyelidik. Aku harus bisa
masuk ke dalam bangunan itu! Apakah sukma pemuda itu sudah berada di dalam
istana" Mengapa keadaan sunyi-sunyi saja?"
Si nenek kembali bergerak turun. Gerakannya yang cukup deras membuat air laut
bergejolak dan menyebabkan mahluk raksasa yang ada di depan bangunan istana
balikkan tubuh. Air laut bersibak.
Tubuh si nenek terdorong sampai beberapa tombak.
Memandang ke depan dia terkesima kaget menyaksikan mahluk besar luar biasa
mengerikan. Mahluk bertubuh raksasa ini memiliki tiga mata berwarna merah. Mata ketiga yang
ada di kening selalu berkedap kedip. Sekujur tubuh tertutup bulu tebal. Yang
tidak tertutup bulu berwarna kuning pekat. Ada cairan merah keluar dari mulutnya
yang bercaling. Inilah Jin Durma Rawana yang ditugaskan Ratu Laut Utara menjaga
Istana Kerajaan Bawah Laut Utara. Dua bahu digoyang.Tumpukan salju pecah
berhamburan. Begitu melihat si nenek yang besarnya hanya seperempat dari besar
tubuhnya, mahluk raksasa meniup.
Air laut bergulung. Nenek jejadian kembaran ke tiga Eyang Sepuh Kembar Tilu
terpelanting jungkir balik dilanda gulungan air laut. Selagi dia berusaha
mengimbangi diri tiba-tiba mahluk raksasa bergerak.
sekali mahluk ini ulurkan tangan dia berhasil mencekal pinggang lawan. Jika
sampai diremas maka ikan hancur remuklah pinggang si nenek. Nyawa pasti amblas
dan dia akan kembali ke alam roh untuk selama-lamanya!
Sadar akan bahaya maut yang akan menimpa dirinya si nenek tidak tinggal diam.
Dengan kedua tangan dia lancarkan pukulan menyilang. Selarik sinar merah
membentuk kipas terbuka menderu. Air laut berubah panas merah laksana darah dan
bersibak deras. Sebagian tumpukan salju di atas atap dan menara Istana mencair
leleh. Pukulan Kipas Roh!
Durna Rawana meraung marah. Walau tidak cidera namun dadanya yang terkena
sambaran sinar merah 163. Cinta Tiga Ratu
27 Tiraikasih (Hanny)
seperti melesak. Tubuhnya terhuyung ke belakang!
Rasa sakit membuat dia melepas cengkeraman pada pinggang si nenek.
Kesempatan ini dipergunakan oleh si nenek untuk melesat ke atas. Jin peliharaan
Ratu Laut Utara mengejar. Walau tubuhnya besar gerakannya ternyata lebih ringan
dan lebih cepat dari si nenek. Sebelum tubuhnya kembali dicengkeram, si nenek
menyembur. Maksudnya hendak menyerang dengan ilmu Asap Penggulung Raga. Namun ternyata di
dalam'air laut ilmu ini tidak bisa diterapkan. Kesaktian yang seharusnya bisa
mengeluarkan asap kelabu dan mengurung serta menghalangi pandangan lawan, di
dalam taut hanya tinggal merupakan alur-alur air yang tentu saja tidak ada
artinya bagi Jin Durna Rawana.
Sekali dia melesat ke atas si nenek dengan mudah dapat ditangkap kembali.
"Edan!" maki si nenek. Dengan cepat dia terapkan ilmu Merubah Ujud, Menipu
Pandang, Melindungi Raga. Tubuhnya serta merta berubah menjadi seekor ikan
bertubuh panjang dan sangat licin. Sekali menggeliat si nenek mampu loloskan
diri dari cekalan jin Durna Rawana.
Sadar walau bisa lolos namun akan sulit baginya untuk melarikan diri maka si
nenek berlaku nekad.
Masih dalam keadaan berbentuk ikan dia menyusup masuk ke balik cawat yang
dikenakan jin Durna Rawana,
"Kalau aku remas hancur kemaluanmu masakan tidak akan mampus!" Begitu si nenek
berpikir. Maka dalam keadaan tubuh masih menyerupai ikan dia kembalikan bentuk
kedua tangannya.Tapi ketika dua tangan itu menyelinap ke bagian bawah perut Jin
Durna Rawana untuk meremas, kaget si nenek bukan alang kepalang.Ternyata bagian
bawah jin bertubuh raksasa itu licin polos!
"Oala! Mahluk jahanam ini tidak punya kemaluan!
Bangsat ini laki-laki atau perempuan!" Dalam bingungnya si nenek kembalikan ujud
kepalanya. Mulut menyeringai. Bagian licin dibawah perut mahluk jin itu digigitnya kuatkuat. Walau barisan gigi si nenek atas bawah sudah tidak lengkap lagi, banyak
yang ompong, namun sisa gigi yang ada selain besar-besar juga runcing dan kuat!
Jin Durna Rawana meraung keras hingga air laut 163. Cinta Tiga Ratu
28 Tiraikasih (Hanny)
bergejolak membuncah ke atas.Tubuh menggelepar kian kemari. Dua kaki terkembang.
Bagian bawah perut luka besar namun tidak ada darah yang keluar.Tangan kanan
dimasukkan ke daiam cawat untuk menangkap si nenek. Tapi si nenek yang kini
berujud setengah ikan setengah manusia itu telah melesat ke permukaan laut.
Selain tidak tahan akan air laut yang semakin dingin, dia juga kawatir karena
cepat atau lambat mahluk raksasa akan mampu menangkap dirinya kembali. Karena
itu sambil naik ke atas si nenek berkali-kali melepas Pukulan Kipas Roh guna
menahan gerak lawan, sekaligus memancing Durna Rawana naik ke daratan sementara
tubuhnya kembali ke ujud semula.
Walau terbanting-banting di dalam air akibat serangan susul menyusul yang
dilepas oleh si nenek namun jin Durna Rawana masih mampu mengejar.
Sesaat menjelang mendekati permukaan laut dia berhasil menangkap kaki kiri nenek
jejadian itu. Si nenek berusaha menarik kakinya sambil berenang naik ke permukaan laut.
Secepat kilat dia kemudian balikkan tubuh. Kaki kanan ditendangkan.
"Praakk!"
Tendangan keras itu mendarat telak di mata kanan Durna Rawana hingga melesak
hancur. Raungan dahsyat sang jin membuat air laut bergejolak dan muncrat ke
atas. Waiau mata kanannya kini menjadi buta dan dia menahan sakit bukan alang
kepalang, Durna Rawana tidak lepaskan cekatannya di kaki kiri lawan. Malah kini
Suling Emas Dan Naga Siluman 14 Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long Gelombang Naga 2

Cari Blog Ini