Ceritasilat Novel Online

The Shape Of Love 1

The Shape Of Love Karya Christina Juzwar Bagian 1


Hari Pertama. Aku melihatnya sedang du"duk sendirian di pojok kelas. Ia terlihat begitu serius
dengan komik yang ia baca. Raut wajahnya hampir
saja membuatku tertawa karena terlihat begitu serius.
Terkadang senyumnya mengembang, bahkan tak ja"rang terdengar tawanya yang bergema. Aduh, kok
ada sih cowok seganteng itu" Batinku bergejolak dan
jantungku ikut berdebar. Tiba-tiba saja ia mengangkat wajahnya dan me"natapku. Aku langsung gelagapan dan segera ber"paling. Wajahku seketika merona. Teman sebang"kuku menatapku bingung, "Lo kenapa" Kok muka
lo jadi merah gitu" Sakit?" Aku hanya bisa meng"geleng pelan dan pura-pura menyibukkan diri de"ngan membaca buku. Lalu diam-diam aku meng"in tip apa yang sedang dilakukannya, ternyata ia ma"http://pustaka-indo.blogspot.com2 T he Shape Of Love
sih asyik membaca komik. Melihat senyumnya lagi,
membuatku ikut tersenyum. Kok ada ya cowok ganteng
seperti dia hobinya cuma baca komik" Bukankah seharusnya
ia tebar pesona kepada setiap cewek yang sudah tak sabar
ingin berkenalan" Lihat saja, banyak sekali cewek yang
mengintip ke dalam kelas karena ingin melihat cowok baru
yang ganteng itu. Aku melihatnya dengan sebal dan bete. Belum
lagi anak-anak kelas 10 dan 11 yang juga kecentilan
tak tahu malu. Mereka rela berdesakan dengan
kakak kelasnya demi cowok ganteng yang berada
di kelasku. Ingin rasanya aku mendamprat mereka
semua, mengusirnya agar sosok itu hanya untukku
diriku sendiri. Hari pertama aku melihatnya, hari itu
pula aku jatuh cinta kepadanya. Setelah beberapa
lama menghitung kancing kemeja satu persatu,
akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan
dengannya, "Hai, gue Tasya."
"Tas, pinjem bolpoin dong, ha"bis nih!" dia menunjukkan bolpoinnya yang su dah
pantas menghuni tong sampah. Aku segera me"rogoh tasku untuk mencarinya, ah, ada! Aku segera
memberikannya dan ia tersenyum. Kemudian ia
lanjut mengerjakan PR-nya sebelum bel sekolah
masuk. Nekat juga nih anak. Tetapi dari raut wajahnya,
tidak ada kekhawatiran sama sekali. Aneh sekali anak
Hari Ke-30 http://pustaka-indo.blogspot.com 365 hari 3
ini. Tetapi tak lama, ia pun tersenyum lebar dan
memberikan bukuku yang habis ia salin.
"Makasih, Tas! Ntar gue traktir empek-empek
deh!" lalu ia kembali ke bangkunya dengan gayanya
yang cuek. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan
kepala. Tetapi, aku tersenyum dan tak pernah
bosan melihat gayanya yang santai, cuek dan jahil.
Sejak aku pertama kali berkenalan dengannya,
Aldo sudah mengisi hari-hariku dengan senyuman,
meski tingkahnya yang jahil. Ia tak pernah absen
meneleponku, begitu juga diriku. Ia menjadi sahabat
terdekatku. "Tas, mau main ke rumah nggak?" tanya Aldo
ketika pelajaran sekolah berakhir. Ia berlari mengiringi
langkahku. Aku mengangguk sambil mengacak-acak
rambutnya, yang langsung disambut dengan gerutuan
kesal. Cepat-cepat ia merapikan kembali rambutnya.
Bagi Aldo, rambutnya adalah kebanggaan, sebagai
penunjang kegantengan dirinya, begitu alasannya.
Aku hanya mencibir mendengar alasannya yang
terlalu klise itu. Yah, memang sih rambut itu ke"ren, apalagi wajahnya yang ganteng benar-benar
menjadi paket lengkap dari kesempurnaan dirinya.
Tetapi menurutku, itu tetap saja berlebihan! Setelah
merapikan rambut, Aldo tersenyum kepada adik"adik kelas yang menyapanya dengan riang. Aldo
itu seperti magnet penarik cewek saking ramahnya.
http://pustaka-indo.blogspot.com4 T he Shape Of Love
Ia meladeni semua permintaan teman-temannya,
terutama teman cewek.Mereka minta foto bareng,
nonton bioskop, nonton konser,sibuk lah pokoknya!
Aku sebal melihatnya. Tetapi, desiran di hatiku lebih
mengatakan aku cemburu. Aku tidak ingin Aldo menjadi milik siapapun. Aku
ingin Aldo menjadi milikku seutuhnya. Tetapi?".
aku tak berani mengungkapkannya.
"Apa "apaan sih?" aku mengomel
melihat tingkah laku Aldo yang aneh dari biasanya.
Tetapi jujur saja, di dalam hati aku gelisah dan irama
jantungku sudah tidak karuan. Aldo menjemputku
dengan mobil "pinjaman" dari Papanya. Sepanjang
jalan, aku tidak tahu kemana Aldo akan membawaku
karena mataku ditutup. Meskipun aku sudah protes,
Aldo tetap bersikeras tidak mau memberitahukan
tujuannnya atau membuka penutup mataku.
Hingga akhirnya, aku merasakan mobil yang
aku tumpangi berhenti. Aldo membimbingku keluar
dan membuka tutup mataku. Aku terkesiap. Sebuah
pemandangan indah di atas bukit menyapaku. Lam"pu-lampu yang menghiasi lembah menyerupai ku"nang-kunang yang bertebaran. Sungguh indah.
"Selamat ulang tahun ya, Tas." Aldo mem beri"kanku sebuah hadiah. Aku segera membuka bung"kusannya. Lagi-lagi aku terpana. Sebuah botol ko"Hari Ke-80
http://pustaka-indo.blogspot.com 365 hari 5
song yang diikat pita cantik. Aku langsung manyun.
Gini doang hadiahnya" Rupanya wajahku yang berubah
begitu cepat terbaca oleh Aldo yang langsung tertawa.
"Kenapa" Kecewa ya Cuma dapat hadiah seperti
itu?" Aku menatap botol bening yang berukuran cu"kup besar itu. Aku hanya mengangkat bahuku. Masa
sudah diberikan hadiah tidak berterima kasih sama
sekali. Aku memutuskan menyimpan kekecewaanku
dan tersenyum kepada Aldo dan mengucapkan
terima kasih kepadanya. Aldo kemudian menjawil
pipiku yang tembem, "Jangan marah dulu.."
"Idih, siapa yang marah?"
Kemudian Aldo merebahkan diri menatap bin"tang-bintang di langit. Aku ikut merebahkan diri di
sebelahnya. "Indah ya." Kata Aldo.
Memang sangat indah. "Tas?" "Hm?" "Tau nggak kenapa gue kasih botol kosong itu?"
Aku bangkit dan menatapnya. Aku menggeleng
ka rena memang tidak tahu apa yang ia maksud.
"Botol kosong itu bisa kamu isi dengan apapun
yang lo mau. " "Coca-cola gitu?"
Aldo tertawa, "Bolehlah, itu kan minuman ke"http://pustaka-indo.blogspot.com6 T he Shape Of Love
sukaan lo. Tapi botol kosong itu bisa lo isi dengan
kenangan." Keningku berkerut, "Kenangan?"
Aldo bangkit, dan kali ini ia duduk sambil me"meluk lututnya, "Iya, kenangan. Misalnya..." Aldo
seperti mencari-cari sesuatu, "Nah!" ia mengambil
batu dan memasukkannya ke dalam botol kosong
itu. "Aku menjadi sukarelawan yang pertama kali
mengisinya."Aldo memasukkan sebuah batu sebesar
jempol. "Kenapa batu?" Aldo menatap batu yang sudah berada di dalam
botol itu, "Karena kita akan mengingat malam yang
indah ini, Tas. Semoga lo akan mengingat aku terus."
Aku sungguh terharu mendengar penuturan
Aldo. Ah, andai ia tahu perasaanku yang sesungguhnya.
Lalu Aldo menyerahkannya kepadaku, "Semoga kita
bisa dekat terus ya Tas."
Aldo, dekat seperti apakah yang kamu mau" Mataku
berkaca-kaca. Aku sedang berjalan-jalan sam"bil menunggu mama yang sedang berbelanja di su"permarket. Aku memutuskan untuk pergi ke toko
buku di dekat bioskop, karena bagiku belanja di
supermarket super membosankan. Tetapi, baru saja
aku melangkah ke dalam toko buku, ekor mataku
Hari Ke-240 http://pustaka-indo.blogspot.com 365 hari 7
menangkap sosok yang sangat aku kenal delapan
bulan belakangan ini. Tetapi, sosok itu tidak sendirian. Ia merangkul
seorang cewek yang sangat cantik. Aku merasakan
hatiku seperti jatuh ke perut sehingga perutku
mual. Aku tidak kenal cewek itu! Bagaimana mereka bisa
dekat?" Rasa cemburu membuat nafasku memburu.
Perlahan, aku pun menguntit keduanya. Aku ingin
tahu. Aku ingin melihat siapakah cewek yang sedang
dirangkul oleh Aldo. Ya, Aldo-ku.
Mereka melihat-melihat poster fi lm sebelum
akhirnya bermuara di loket untuk membeli tiket.
Mereka tampak bahagia. Tadi pagi, Aldo sempat
mengirim bbm yang mengatakan bahwa ia akan
menjemput saudaranya. Apakah cewek itu yang
dimak sud oleh saudaranya" Tetapi mereka begitu mesra!
Bagaimana bisa dikatakan saudara" Ketika akhirnya
mereka menghilang di dalam ruangan teater, aku pun
pergi. Aku pulang dengan hati yang remuk redam.
Teleponku terus berdering, te tapi aku memilih cuek. Aku malas mengangkatnya,
ka rena aku tahu siapa yang menelepon. Aldo tak
hentinya meneleponku sementara aku terus meng"hindarinya. Di kelas pun aku berusaha menjaga ja"rak. Tetapi Aldo tidak mau menyerah, sampai akhir"nya tanpa diduga, ia muncul di pintu rumahku.
Hari Ke-250 http://pustaka-indo.blogspot.com8 T he Shape Of Love
"Lo kenapa sih, Tas" Kalau gue ada salah, lo
musti bilang!" Itulah masalahnya. Apapun salahnya, bukan se"penuhnya salah Aldo. Akulah yang bersalah. Akulah
yang mempunyai perasaan seperti ini. Akulah yang
cemburu. Jadi, aku hanya menggeleng, sampai ak"hirnya ia marah.
Aksi diam diantara kami tak
ber langsung lama. Aldo memang tidak bisa marah.
Ia cowok yang baik. Ia mendatangiku lagi ketika se"kolah bubar pada sore hari.
"Gue tahu kenapa lo marah." Senyum Aldo
terkulum. Aku hanya diam dan tetap asyik menyedot
teh kotakku sepanjang jalan pulang.
"Gue pergi ke bioskop itu sama saudara gue, Tas.
Namanya Lira. Dia baru datang dari Jepang. Gue
ngliat lu kok di toko buku itu. Gue mau samperin,
tapi fi lm udah mau mulai. Lu ngliat gue kan?"
Bagaimana ia tahu apa yang aku rasakan" Aku
memilih tetap diam. Aku benar-benar tidak bisa
mengontrol lagi perasaanku terhadap Aldo.
"Gue cemburu." Aldo tertawa renyah, "Gue tahu."
Lalu aku menatap Aldo dalam dan dengan suara
ber getar, aku menguatkan tekadku, "Gue suka sama
lo tahu, Do." Hari Ke-255 http://pustaka-indo.blogspot.com 365 hari 9
Aldo tersenyum, "Gue tahu kok, Tas."
"Sudah sejak pertama gue ngeliat lo."
"Sama." Hatiku menjadi teduh dengan sedikit getaran
malu. "Gue juga suka sama lo, Tas." Bisik Aldo. Lalu
ia menggandeng tanganku. Sejak saat itu aku tahu
bahwa hatinya hanyalah milikku.
Sudah beberapa hari ini Aldo
tak ma suk sekolah. Aku menjadi tak bersemangat
mengikuti seluruh pelajaran. Aku tidak bisa meng"hubunginya. Tetapi setiap malam, aku hanya me"nerima sebaris bbm yang berbunyi, "Gue sakit." Aku
tidak tahan dan memutuskan untuk mengunjunginya.
Rumah Aldo sungguh sepi, seperti tidak ada ke"hidupan di dalamnya. Kesunyian yang bagiku me"nakutkan. Bahkan salah satu pembantunya, yang
biasa aku panggil bibik berwajah dingin dan selalu
mem buatku merinding ketika menatapnya.
Aku masuk ke dalam kamar Aldo. Keadaan gelap
dan Aldo hanya diam di tempat tidurnya. Bibir Aldo
seperti terkunci rapat. Ia tak seperti biasanya. Aku
berasumsi semua karena sakitnya.
"Ngapain ke sini Tas?"
"Gue mau jenguk lo."
"Gue nggak papa."
Keningku berkerut, "Katanya lo sakit. Lagian
Hari Ke-300 http://pustaka-indo.blogspot.com10 T he Shape Of Love
udah tiga hari lo nggak masuk."
"Gue bilang gue gak papa! Tinggalkan gue
sendiri Tas!" Aku terkejut. Aldo membentakku. Hatiku sung"guh sakit dengan perlakuannya. Ia telah berubah.
Ia bukan lagi Aldo yang aku kenal. Aldo-ku sudah
berubah. Hari ini adalah tepat satu tahun
yang lalu aku mengenal Aldo, cowok ganteng yang
cuek sekaligus ramah, yang dalam sekejap menjadi
idola di sekolah. Hari ini, tepat satu tahun yang lalu
Aldo menjadi temanku, menjadi sahabat terdekatku.
Hari ini, tepat satu tahun yang lalu hatiku terpaut
pada cowok yang suka bermain games dan membaca
komik. Hari ini, tepat satu tahun yang lalu aku jatuh
cinta kepada Aldo. Tetapi hari ini, Aldo meninggalkan sepuncuk su"rat untukku. Ia sudah berada di Amerika untuk tinggal
bersama saudaranya. Aldo pergi meninggalkan lu"ka di hatiku, tetapi yang lebih buruk lagi, Aldo
pergi membawa luka di hatinya, yaitu perceraian
kedua orangtuanya. Hal inilah yang membuat Aldo
terpuruk. Aldo menjadi pemurung dan pemarah.
Ia tidak terima dengan perceraian tersebut. Hingga
akhirnya, Aldo memilih pergi, untuk mengobati luka
hatinya. Hari Ke-365 http://pustaka-indo.blogspot.com 365 hari 11
Dengan air mata bercucuran, aku melipat per lahan surat pemberian Aldo. Sampai hari ini pera"saanku terhadap Aldo tak berubah sedikitpun.
Sosok Aldo akan selalu ada di hatiku, meskipun kini
ia tak berada di hadapanku. Aldo berjanji di dalam
suratnya, "Gue nggak akan pernah melupakan lo,
Tas. Lo akan selalu ada di hati gue."
Lalu aku mengambil botol pemberian Aldo di
hari ulang tahunku dan memasukkan surat tersebut.
Aku menatap isinya, surat dan batu, yang keduanya
pemberian Aldo. Terima kasih ya, Do sudah mengisi ke
365 hariku dengan kenangan yang indah.
Pernah dimuat di majalah ANEKA YESS no 26
terbit bulan December 2011
http://pustaka-indo.blogspot.comhttp://pustaka-indo.blogspot.comKeriting vs Lurus
Dita memasuki gerbang sekolah sambil cemberut.
langkahnya tidak bersemangat. Bahkan Dita berjalan
sambil menunduk. Sedangkan beberapa langkah di


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

depannya, ada Mita, saudara kembarnya. Berbeda
dari Dita, senyum selalu mengembang di bibir Mita.
Ia sedang asyik berceloteh riang dengan salah satu
temannya, Rara. Tawa mereka terburai saking lucunya
cerita yang di ungkapkan oleh Rara. Mendengar itu,
Dita semakin cemberut. "Sampai ketemu jam istirahat ya, Dit!" teriak Mita
mengingatkan saudara kembarnya sebelum akhirnya
mereka berpisah untuk masuk ke kelas yang berbeda.
Tetapi, Dita tidak menyahut. Ia langsung menghilang
di dalam kelas. Mita menggeleng-gelengkan kepala
melihat tingkah saudara kembarnya.
Dita memang sudah bete sedari tadi pagi. Apa"http://pustaka-indo.blogspot.com14 T he Shape Of Love
lagi kalau bukan gara-gara rambutnya yang keriting.
Ya, rambut keritingnya Dita memang sudah lama
menjadi hal yang paling menganggu selama ini.
Dita tidak pernah suka dengan rambut keritingnya.
Masalah yang sebenarnya kecil bisa menjadi besar
bagi Dita gara-gara rambut keritingnya itu. Setiap
hari, ada saja yang dikeluhkannya. Seperti tadi pagi.
Dita telat bangun, yang membuatnya kelabakan ia
tidak akan mempunyai waktu yang cukup untuk
mengatur rambutnya. Ditambah, rambut keritingnya
pagi itu seperti sedang memusuhinya, karena sangat
sulit diatur. Diapa-apain terasa salah bagi Dita. Be"lum lagi teriakan Mita yang menyuruhnya untuk
bergegas karena mereka memang sudah telat.
"Ditooo...kenapa manyun aja?" Tuh bibir sudah
mau jatuh ke meja!" seru Intan, temannya yang
duduk tepat di depannya. Intan memutar tubuhnya
agar bisa berhadapan dengan Dita. Tetapi, Dita tidak
berkata apapun. Ia diam dan tetap cemberut. Intan
memperhatikan temannya itu. Ia melihat setitik air
mata sudah hampir tumpah dari sudut mata Dita
yang bulat cantik itu. Intan segera menyodorkan
tissue dan langsung di sambar oleh Dita.
"Masalah apa lagi sih" rambut lo lagi" Gue
lihat rambut lo baik-baik saja." Ujar Intan sambil
memperhatikan rambutnya Dita. Perlahan Dita
menge lus rambutnya dan mengambil kaca sambil
http://pustaka-indo.blogspot.com Keriting vs Lurus 15
mencoba merapikannya. Tetapi, rambutnya kembali
lagi seperti semula, berantakan dan keriting. Dita
kesal dan membanting kaca itu, lalu menatap Intan
dengan mata yang sudah penuh air mata, "Gue benci
rambut gue! Gue juga benci Mita!"
*** Dita terlahir sembilan menit sebelum Mita, adiknya.
Dita tak habis pikir mengapa bisa dikatakan kakak
dan adik padahal mereka lahir pada hari yang sama.
Namun kata mama si kembar, siapapun yang melihat
dunia duluan adalah sang kakak. Itulah Dita. Dita
Sylviana dan Mita Sylviana, lahir 16 tahun yang lalu
di bawah naungan bintang Sagitarius.
Namun, meskipun mereka berstatus kembar,
sa ma"sama cantik, bermata bulat besar, hidung
man cung dan kulit putih, ada yang membedakan
keduanya, yaitu rambut mereka. Dita berambut ke"riting, sedangkan Mita berambut lurus. Ternyata
Dita mengikuti rambut mamanya, sedangkan Mita
mengikuti rambut papanya. Sewaktu Dita kecil, ia
tidak mempermasalahkan rambutnya yang keriting
seperti mie instan itu. Tetapi, ketika ia sudah beranjak
remaja, ia melihat betapa Mita selalu mudah mengatur
rambutnya. Rambut Mita sangat bagus, ringan ketika
tertiup angin dan jatuh lembut di punggungnya.
http://pustaka-indo.blogspot.com16 T he Shape Of Love
Rambut Dita susah diatur, kusut dan jika dipan"jangkan pasti akan megar. Dita mendapatkan julukan
kribo dan brokoli. Hal ini membuat Dita kesal. Ia
benci ketika selalu di banding-bandingkan dengan
kembarannya, Mita. Hal ini terjadi ketika mereka
memasuki bangku SMA. Ia pun merayu mamanya
untuk meluruskan rambutnya, tetapi mamanya tidak
pernah mengizinkannya. Dita ngambek seminggu.
Diam-diam ia selalu menatap rambut Mita, Ahhh,
aku juga ingin punya rambut seperti itu!!
*** "Mit, Dita kemana?" tanya mama ketika ia melihat
Mita sudah berada di rumah. Mereka sudah pulang
dari sekolah karena pelajaran hari ini memang hanya
berlangsung setengah hari.
"Ada tuh di dalam kamar." Sahut Mita sam bil
mencari-cari cemilan di kulkas. Gadis itu mene"mukan sekotak susu dingin, lalu membuka dan
meminumnya. "Panggilin, Mit, bilang makan siang dulu."
"Oke, Mam!" Mita berlari menaiki tangga ke kamar keduanya
berada. Mita langsung membuka pintu kamar Dita
dan mendapati kembarannya sedang duduk di meja
rias dan astaga! Senyum mengembang terus di bi"http://pustaka-indo.blogspot.com Keriting vs Lurus 17
birnya. Ia sedang menyisir rambutnya, atau lebih
tepatnya sedang membetulkan posisi rambutnya
agar lebih enak dilihat. "Dit! Senyum-senyum melulu!" tegur Mita.
"Biarin!" "Nah, gitu dong! Jangan cemberut melulu
kaya kemarin-kemarin!" ledek Mita yang duduk di
sebelahnya. "Cerita dong ada apa?" rayu Mita.
Wajah Dita memerah, "Orang nggak ada apa-apa
kok." Kilahnya. Mita mendorong bahu Dita pelan, "Halah, gue
tahu kok ada apa. Pasti gara-gara Arthur kan?"
Dalam sekejap wajah Dita makin merona, sudah
seperti kepiting rebus, "Idih, apaan sih.."
"Gue tau kok!" Lalu Dita berbisik, "Jangan ember ya!"
Terdengar teriakan mama dari bawah yang me"nyuruh mereka turun. Mita mendahului Dita me"nuruni anak tangga, dan Dita menyusulnya. Tiba"tiba ketika mereka sedang berkumpul untuk makan
siang, Mita menyeletuk, "Ma, tadi Dita senyum"senyum sendiri."
Mendengar itu, Dita langsung melotot dan
menendang kaki Mita di bawah meja, "Aduh! Apa"apaan sih Dit!"
"Memangnya nggak boleh ya, Mam senyum"senyum" Kan haknya Dita." Sahut Dita membela
http://pustaka-indo.blogspot.com18 T he Shape Of Love
diri demi menutupi apa yang akan dikatakan oleh
Mita. Tetapi, Mita seperti tak mau berhenti bercerita
kepada Mamanya, "Dita lagi jatuh cinta, Ma!"
"Enggak, Ma! Bohong tuh si Mimit!"
Mama tersenyum melihat keduanya. Setelah
perdebatan mereka mereda, mama berkata kepada
keduanya, "Memangnya kenapa kalau Dita jatuh
cinta" Itu artinya Dita normal dong! Kalau Dita
nggak jatuh cinta, nanti Mama yang pusing, berarti
ada yang salah sama Dita."
Si kembar tertawa mendengar penjelasan ma"manya. Bagi mereka, mamanya memang wanita yang
hebat dan sangat baik. Mama tidak pernah melarang
mereka melakukan apapun, tetapi selalu menasihati
mereka seperti mereka adalah sahabat.
"Jadi cerita dong sama Mama siapa cowok yang
beruntung itu." Mita terkikik geli, sedangkan Dita tersenyum
malu. Wajahnya merona bahagia.Tetapi, belum
sem pat Dita bercerita, tiba-tiba telepon rumah
berbunyi. Mama mengangkatnya, lalu menghampiri
meja makan, "Dit, ada telepon." Kata mama sambil
terus mengulum senyuman. "Siapa Ma?" "Arthur." "Cieee Dita!!" Mita pun langsung berseru.
"Sstt diem ah, Mit!" Dita melototinya.
http://pustaka-indo.blogspot.com Keriting vs Lurus 19
"Ayo cepat, Dit diangkat, sudah lama tuh!" seru
mamanya sambil tak melepas senyumnya.
*** Dita kesal sekaligus gelisah. Ia sedang menunggu
Mita yang dari tadi tak kunjung terlihat batang
hidungnya. Belum lagi cuaca yang sangat panas
siang itu membuat rambutnya terasa lebih megar
dari biasanya. Ia menelepon dan mengirimkan bbm
kepadanya, tetapi tak kunjung di balas. Akhirnya, ia
memutuskan untuk mencari kembarannya itu.
Dita berkeliling ke sekitar sekolah. Mita seperti
menghilang tanpa jejak. Ia mencari ke kantin, ke
lapangan basket, ke taman, semuanya nihil, Sampai
akhirnya, Dita iseng mencoba mencarinya di
perpustakaan. Di sana masih ada beberapa anak yang
sepertinya sedang mengerjakan tugas dan beberapa
di antaranya sedang menunggu jemputan. Dita
bertanya kepada penjaga perpustakaan, Pak Darmin,
"Pak, lihat Mita nggak?"
"Ada, dibelakang kayanya. Tadi sekalian balikin
buku." Dita tersenyum, "Terima kasih ya, Pak."
Dita bergegas ke belakang dimana juga terletak
banyak bangku dan meja untuk belajar. Tetapi
tiba-tiba saja langkah Dita terhenti. Ia terpaku
http://pustaka-indo.blogspot.com20 T he Shape Of Love
menatap pemandangan yang ada di depan matanya.
Dita melihat Mita yang sedang duduk berhadapan
dengan...Arthur. Mereka sepertinya nyaman satu
sama lain dan bahkan tawa riang terselip diantara
per cakapan mereka. Dita sudah tidak tahan lagi,
kemudian pergi sambil menangis.
Sesampainya dirumah, Dita menatap bayangan
dirinya dengan nelangsa. Kenapa sih gue gak secantik
Mita" Kenapa rambut gue juga tidak bisa seindah rambut
Mita" Semuanya sudah jelas baginya, Arthur pasti
lebih menyukai Mita dibandingkan dengan dirinya.
Dita menatap benci rambut keritingnya yang terlihat
awut-awutan. Tekadnya pun sudah bulat, ia harus
meluruskan rambutnya! Terdengar ketukan di pintu kamarnya. Dita
memang sengaja menguncinya biar tidak ada seorang
pun yang sembarangan masuk.
"Siapa!" "Dit" Kenapa dikunci sih" Lo kok tadi ninggalin
gue?" Dita cepat-cepat menghapus air matanya, lalu
membuka pintunya sedikit, "Nggak papa, gue sakit."
Mita menatap Dita dengan menyelidik, "Lo abis
nangis ya?" Dita menatap Mita dingin, "Enggak, udah ya,
gue lagi nggak enak badan." Dita pun menutup pintu
meninggalkan Mita yang masih berdiri mematung.
http://pustaka-indo.blogspot.com Keriting vs Lurus 21
*** Dita sudah membulatkan tekadnya untuk pergi me"luruskan rambutnya. Ia sudah tidak tahan. Ejekan
teman-temannya, rambutnya yang susah diatur, dan
sekarang, cowok yang disukainya lebih menyukai
Mita. Semua terjadi gara-gara rambut! Memang
rambut lurus Mita membuatnya terlihat lebih cantik
dan menarik, pikir Dita dengan sedih dan cemburu.
Dita menghitung uang jajan yang sudah dita"bungnya sejak lama. Ia rasa cukup dan ia harus
meluruskan rambutnya hari ini juga. Sepulang se"kolah, Dita memutuskan untuk langsung pergi ke
salon. Ia mengatakan kepada mamanya bahwa ia
akan pergi ke mal dulu untuk membeli buku.
Tetapi, baru saja ia hendak pergi, tiba-tiba saja
Arthur mencegatnya di gerbang sekolah.
"Dit, boleh gue bicara sama lo?"
Dita menjadi canggung dan serba salah. Ia ter"ingat dengan peristiwa di perpustakaan. Apa sih
yang diinginkan oleh Arthur" Pikir Dita sebal. Pasti
ia ingin berbicara tentang Mita deh, gerutunya dalam
hati. Dita memang sangat cemburu.
"Hm, gini, boleh ya kita ngobrol di taman."
Dita hanya mengangkat bahunya dengan malas.
Ia mengikuti Arthur dengan enggan. Mereka duduk
di bangku taman. Terlihat jelas Arthur gugup dan
http://pustaka-indo.blogspot.com22 T he Shape Of Love
gelisah. Dita sendiri deg-degan. Ia tidak tahu apa
yang hendak di bicarakan Arthur dengan dirinya.
"Gini loh, Dit..gue tuh.."
Dita yang sudah kesal langsung memotong
omongan Arthur, "Sudah deh, jangan bertele-tele.
Lo pasti mau ngebicarain tentang Mita kan" Lo mau
bilang lo suka sama Mita" Lo mau minta pendapat
gue" Itu kan terserah lo, hak lo." Kata Dita ketus.
Arthur kaget mendengarkan penuturan Dita
yang langsung mencercanya. "Kok lo bisa ngomong
seperti itu sih, Dit?"
Suara Dita meninggi, "Bisa aja dong, gue ngeliat
lo berduaan sama Mita di perpustakaan."
Tapi, senyum mengembang di bibir Arthur, "Oh,
itu. Tapi sebenarnya sih Dit.."
"Sebenarnya apa?" potong Dita jutek.
Arthur pun berdehem, "Sebenarnya gue tuh
suka sama lo." Dita langsung terdiam. Ia sulit mempercayai
pendengarannya sendiri. Apa, Arthur suka sama..
"Coba tolong lo ulangi, maksudnya apa?"
"Gue nggak suka sama Mita, gue sukanya sama
lo." Wajah Dita merona seketika, "Tapi..tapi...gue
lihat lo dan Mita kan.."
"Lihat apa" Pantesan lo marah ya sama gue. Itu
sebabnya?" http://pustaka-indo.blogspot.com Keriting vs Lurus 23
Dita menoleh begitu mendengar suara Mita
yang sudah muncul di belakangnya. Lalu ia duduk di
sebelah Dita, "Itu di perpustakaan, gue sama Arthur
lagi membicarakan lo tahu, Dit. Dia lagi bilang ke
gue perasaanya sama lo."
"Iya Dit, gue lagi minta tolong Mita gimana ca"ranya supaya bisa nembak lo."
Wajah Dita makin merona. Ia malu sudah ber"pikir negatif terhadap Arthur maupun terhadap
Mita, saudara kembarnya sendiri.


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jadi, jawabannya apa, Dit?" tanya Arthur penuh
harap. Dita tertunduk dan akhirnya mengangguk
dengan wajah bahagia. *** Dita pulang ke rumah bersama Mita dengan perasaan
yang bahagia. Sebelum masuk ke dalam rumah, Dita
mengenggam tangan kembarannya, "Mit, sori ya gue
berprasangka buruk sama lo."
Mita tersenyum dan membalas genggaman ta"ngan saudara kembarnya, "Gue nggak marah kok,
Mit. Mana bisa sih gue marah sama lo." Mereka
tertawa dan masuk ke dalam rumah disambut oleh
ma ma si kembar. Perempuan itu menunjukkan
sebuah surat, "Mama barusan dapat surat."
"Dari mana, Ma?" tanya Mita sambil melepas
http://pustaka-indo.blogspot.com24 T he Shape Of Love
kaus kaki dan sepatunya. "Dari majalah Girlfriend." Senyum mama me"ngembang.
Mita dan Dita terpaku. Mereka tahu itu adalah
panggilan untuk menjadi fi nalis Model Sampul yang
mereka kirim beberapa bulan lalu. Mita menatap
Dita dan tersenyum, "Yuk, kita buka sama-sama.
Tapi janji, jika salah satu dari kita yang diterima,
harus traktir makan!"
Dita mengangguk. Lalu mereka menyobek su"rat itu. Terdengar pekikan dari mulut Mita. "Dita
keterima!!" Gadis itu menjerit dan memeluk saudara
kembarnya. Dita sendiri terpaku saking terkejutnya.
Ia yang diterima" Bukannya Mita" Bukannya Mita
yang lebih cantik, apalagi dengan rambut lurusnya"
"Dit" Kok malah bengong" Bukannya senang."
Dita tertawa lebar, "Gue nggak nyangka aja.
Semestinya lo yang masuk, Mit."
"Loh, kenapa harus gue?"
"Habis, lo kan lebih cantik dari pada gue dan
rambut lo itu, semestinya juara banget deh! Lurus
dan indah." Mita dan mama yang juga mendengar itu. Lalu
mama berkata, "Sayang, ini sebagai bukti, bahwa
kamu, Dita si rambut keriting, harus bisa menjadi
dirinya sendiri mulai sekarang ya. Coba kamu
bayangkan, mereka memilih kamu mungkin saja
http://pustaka-indo.blogspot.com Keriting vs Lurus 25
karena suka dengan keunikan rambut keriting kamu
itu." Mita menyetujui kata-kata Mamanya, "Bener,
Dit. Mulai sekarang, lo nggak boleh ngeluh lagi
soal rambut keriting lo itu. Lo sepatutnya berterima
kasih, karena rambut keriting lo itu, lo bisa keterima
sebagai fi nalis model sampul dan dapet cowok!"
Lalu Mamanya mengerling ke arah Dita, "Wahhh,
sudah musti ada yang cerita nih yang baru punya
pacar." Dita tersipu. Ya, mulai sekarang gue harus percaya
bahwa gue pun mempunyai kelebihan dan keunikan yang
disukai oleh orang lain. Tetapi gue gak nyangka rambut yang
selama ini gue benci ternyata jadi keberuntungan gue. Mulai
sekarang, gue berjanji akan selalu berkata, "Gue suka
rambut keriting gue!"
http://pustaka-indo.blogspot.comhttp://pustaka-indo.blogspot.comMy Sweet
Seventeen Ujian Matematika yang baru saja aku kerjakan mem"buatku ingin tidur lama karena rasanya otakku sudah
diperas habis-habisan. Untung saja hari ini adalah hari
terakhir ujian. Meskipun sakit kepala menyergapku
tiba-tiba, tetapi ada sensasi kelegaan yang luar biasa
karena ujian telah usai. "Olive!" suara cempreng memanggilku. Aku
me noleh dan mendapatkan Paula, salah satu te"manku berlari menghampiri. Ia terengah-engah
dan menyerahkan sebuah amplop berwarna merah
mu da dengan glitter yang mewarnai hampir seluruh
permukaannya. Aku menatapnya dengan penuh
keheranan. Nggak biasanya si Miss Famous ini me"nyapaku.
"Datang ya! Jangan lupa loh!" serunya riang dan
centil. http://pustaka-indo.blogspot.com28 T he Shape Of Love
"Acara apaan?" tanyaku berpura-pura, pa da hal sebenarnya aku tahu, aku sangat tahu apa yang
diserahkan oleh Paula kepadaku. Paula se pertinya tidak
peduli aku tahu atau tidak, ia pun menerangkannya
dengan bersemangat, "Acara ultah sweet seventeenth gue,
di Hotel Mulia, lo jangan sampai gak datang ya!"
Aku hanya bisa mengangguk dan Paula me"lam baikan tangannya. Ia berjalan menjauh dengan
langkah genitnya dan menyapa semua orang yang ia
kenal. Aku menarik napas panjang sambil menatap
undangan yang menyilaukan mata itu. Keraguan dan
kesedihan langsung membuncah di hatiku. Ingin
aku meremas undangan itu. Tetapi,aku tidak jadi
melakukannya. Paula tidak tahu apa-apa, ia tidak
salah atas apa yang sudah terjadi dengan diriku. Aku
menyimpan undangan itu di dalam tas.
*** Ini hari Minggu. Waktu senggang setelah ujian se"kolah yang begitu menguras energi itu benar-benar
ingin aku nikmati sepuasnya. Saking niatnya untuk
menghabiskan waktu di mal, aku sudah berdiri di
depan pintu masuk lobi mal besar yang belum dibuka
pagi itu. baru pukul setengah sepuluh. mal itu baru
buka pukul sepuluh pagi. Tetapi aku tak keberatan.
Aku bersedia menunggu di sini. Tak hanya aku yang
http://pustaka-indo.blogspot.com My Sweet Seventeen 29
bersedia untuk menunggu. Ada beberapa orang
yang juga menunggu. "Silahkan masuk." sapa salah
satu satpam yang berjaga di depan pintu mal. Ia
mempersilahkan kami semua untuk masuk. Aku
menyukai suasana mal yang seperti ini, sepi dan
dingin. Keheningan seperti inilah yang aku perlukan
saat ini. Aku berkeliling mal tanpa arah dan tujuan.
Sebagian besar toko masih menutup rolling door"nya, sedangkan ada beberapa yang sudah standby.
Para SPG yang sudah berdiri rapi di depan toko
menebar senyumnya. Aku melihat-lihat baju-baju
yang dipakaikan ke maneken-maneken. Pakaian itu
terlihat begitu cantik dan menarik. Aku menatap
sang maneken yang tepat dihadapanku dengan
penuh rasa iri. Aku hanya bisa mendesah panjang
tanpa bisa berbuat apa-apa. Semakin lama, aku
tidak betah. Barang-barang yang dipajang di sana
begitu menarik perhatianku, tetapi tidak ada yang
bisa aku lakukan, selain menatapnya. Aku pulang
dari mal tanpa membawa apapun. Awalnya hendak
melonggarkan hati dan pikiran di mal, tetapi entah
mengapa, hati dan pikiranku malah suntuk.
Sesampainya di rumah, aku menatap undangan
ulang tahun dari paula. Aku menghadapi dilema.
Namun tiba-tiba, handphone-ku berbunyi. Nada
dering itu membuarkan lamunanku.
"Ya, kenapa, Bim?"
http://pustaka-indo.blogspot.com30 T he Shape Of Love
"Lip, kok lemes suaranya?" rupanya Bima bisa
mengartikan suaranya yang memang terdengar tidak
bersemangat. "Nggak papa kok."
"Gimana nih, hari Minggu besok kita mau ke
mana?" Aku tersenyum mendengar perkataan Bima.
Te tapi sedetik kemudian, senyum itu menghilang
mengingat apa yang akan terjadi Minggu besok.
"Kayanya gue nggak bisa pergi."
"Loh, emangnya kenapa?" gema protes terdengar
dari seberang telepon. "Pokoknya nggak bisa aja." aku bersikeras.
Bima terdiam, "Pasti lo mau datang ke pestanya
Paula kan" Buat apa sih datang ke sana" Nggak pen"ting banget tau!"
Aku terdiam mendengar kata-kata Bima. Sebe"narnya aku sendiri masih bimbang, apakah aku mau
datang atau tidak. Sebagian dari hati kecilku berkata
kalau aku harus datang ke pesta itu, lagi hapenning
banget tahu! Lo bakal terkenal dan gaul dengan anak-anak
borju! Tetapi sebagian lagi menyuruhku untuk tidak
hadir, buat apa,Lip" Bikin diri lo susah aja!
"Lihat nanti aja ya, Bim." jawabku. hanya itu
yang bisa kukatakan, karena aku sendiri belum ya"kin. Bima menutup telepon dengan rasa kecewa.
Sedangkan aku, masih penuh kebimbangan.
http://pustaka-indo.blogspot.com My Sweet Seventeen 31
*** Aku terbangun di tengah malam karena mendengar
suara di ruang keluarga. Aku menunggu di tempat
tidur selama beberapa saat untuk mendengarkannya.
Kemudian, aku keluar dari kamar tanpa bersuara.
Mama yang sedang duduk memunggungiku. Suara
mesin jahit tua yang sedang bekerja mengikuti ge"rakan kaki Mama yang perlahan menggerakkannya
lewat pedal besi mengisi kekosongan malam. Suara
besi yang beradu menimbulkan suara yang ber"kerikit karena sudah terlalu aus dan kekurangan mi"nyak. Tetapi, sekaligus menjadi irama yang terasa
meneduhkan di tengah malam.
Apa yang sedang Mama lakukan tengah malam
begini" Kenapa harus bekerja sekarang" Aku ber"tanya dalam hati. Rupanya Mama menyadari ke ha"diranku, ia menengok dan tersenyum lelah.
"Kok bangun, Lip" Nggak bisa tidur?"
Aku menggeleng dan duduk di sebelah mama.
Aku memperhatikan Mama yang mulai bekerja lagi.
Jari-jarinya sunggul lincah bermain dengan kain,
benang dan jarum. Meskipun wajahnya lelah, namun
ia terlihat sangat menikmatinya apa yang sedang
dilakukannya, menjahit baju. Tidak ada satu suara
pun yang keluar dari bibir kami berdua, namun
kami menikmati kebersamaan ini. Mama menguap
http://pustaka-indo.blogspot.com32 T he Shape Of Love
beberapa kali. Aku kasihan melihatnya. Ketika aku
kembali ke kamar tidur, perlahan air mataku menetes.
Sudah enam bulan terakhir Mama bekerja ekstra
keras untuk menghidupi aku dan dirinya. Memang,
terkadang kita tidak bisa memprediksi apa yang akan
terjadi dengan hidup kita. Kepergian Papa yang
sangat tiba-tiba menjadi pukulan yang berat bagiku
dan mama. Setiap hari, setiap aku mengingatnya, aku
masih tak percaya Papa tega melakukan itu.
Papa pergi meninggalkan kami berdua tanpa ru"mah dan uang demi wanita lain. Untung saja Tante
Mia, adik mama mau menampung kami. Beruntung,
mama mempunyai sedikit tabungan dan bisa me"ngontrak rumah petak yang mungil yang hanya
cukup untuk kami berdua. Kini kami hidup sangat
sederhana. Mama bekerja untuk menghidupi kami
de ngan hobinya, yaitu menjahit baju. Mengenai
masalah keluargaku ini, teman-temanku tidak ada
yang tahu. Yang mereka tahu hanyalah aku ma"sihlah tinggal di rumah besar dengan kehidupan
yang berkecukupan. Yang tahu hanyalah sahabat"sahabatku dan tentu saja Bima.
*** Sebenarnya dari kemarin sore, aku ragu-ragu untuk
mengatakan kepada Mama bahwa aku ingin datang
http://pustaka-indo.blogspot.com My Sweet Seventeen 33
ke pesta ulang tahun Paula. Aku ingin meminjam
uang untuk membeli baju yang pantas untuk datang
ke hotel mewah seperti Hotel Mulia. Tetapi, melihat
apa yang dilakukannya seharian, bekerja keras tanpa
henti membuatku tidak tega.
Tapi akhirnya, aku memutuskan untuk datang ke
pesta Paula. "Jadi, lo mau datang?"
"Iya." Bima tidak melarangku. Bahkan, ia menawari un"tuk pergi bersama. Sebenarnya, ia tidak ingin pergi,
tetapi karena aku pergi, ia berbaik hati menemani.
Aku memilih bajuku yang tercantik, yaitu gaun
sederhana berwarna hitam yang terlihat sudah ku"sam. Sambil mematut diri di kaca yang sudah retak
di pinggirannya, aku berkata kepada diriku sendiri,
tidak ada salahnya datang. Toh, kapan lagi akan bisa
datang ke pesta seperti ini" Lo sendiri juga nggak bakal
bisa ngerayain pesta ultah 17 tahun lo kan" Hitung-hitung
nebeng pesta, anggap aja pesta lo sendiri.
Ketika aku sudah bersiap untuk pergi, Mama
tidak ada di rumah. Ia sedang mengantarkan baju
yang sudah selesai dijahitkan ke pelanggan. Aku
pa mit lewat sms, mengabarkan aku pergi dengan
Bima. Di dalam perjalanan, Bima maupun diriku
tidak banyak berbicara sampai ke tempat pesta.
Sudah banyak orang yang datang, terutama dari
http://pustaka-indo.blogspot.com34 T he Shape Of Love
teman-teman sekelasku. Melihat suasananya, aku
menjadi minder. Pestanya sangat mewah dan semua
orang menggunakan pakaian yang bagus. Meskipun
sebelum pergi aku mengaca dan bisa tersenyum
kepada diriku sendiri, tetapi begitu berada di sini,
aku bahkan tidak berani menatap diriku. Apalagi
ketika tatapan teman-temanku yang aneh seperti
menghunjam diriku. Bagian yang terburuk adalah
ketika aku memberikan ucapan selamat ulang tahun
kepada Paula. Tatapannya yang merendahkan begitu
melekat di wajahnya ketika melihat bajuku yang
sangat sederhana. Aku tidak tahan, dan bahkan ketika pesta itu
baru berlangsung sekitar lima belas menit, aku
memutuskan pulang. Tempatku bukanlah di sini.
Aku sudah mengambil keputusan yang salah.
"Gue mau pulang, Bim." Pintaku.
Bima mengangguk dengan penuh pengertian.
Aku menahan sakit di hati sepanjang perjalanan.
Tetapi, aku masih menyadari bahwa Bima tidak
membawaku pulang ke rumah. Ia membawa mo"bilnya ke arah yang berbeda.
"Kita mau ke mana, Bim?"
"Rahasia." Ucap Bima singkat.
Aku merengut kesal. Dalam keadaan seperti ini,
ia masih bisa-bisanya main rahasia-rahasiaan dengan
diriku. Mood-ku lagi terjun bebas dan satu-satunya
http://pustaka-indo.blogspot.com My Sweet Seventeen 35
yang bisa kuinginkan hanyalah tidur, berharap ke"jadian hari ini bisa terlupakan. Ternyata, Bima mem"bawaku ke sebuah restoran yang sangat bagus.
"Ngapain sih ke sini, Bim?"
"Udahlah, ikut aja. Gue lapar, mau makan dulu."
"Tadi katanya rahasia, sekarang mau makan, yang


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bener yang mana sih?" tetapi Bima tidak menyahut.
Dengan terpaksa, aku turun dengan enggan.
Tetapi tiba-tiba?"..
SURPRISE!!! Beberapa orang muncul di hadapanku dengan
balon dan kertas berwarna-warni. Aku sungguh ka"get. Di sana ada sahabat-sahabatku, ada tanteku, ada
sepupuku, dan ada mama. Mama menghampiriku
dengan sebuah kue ulang tahun yang cukup besar,
dipenuhi lilin"lilin yang cantik. Lama kelamaan, lilin"lilin itu mengabur karena mataku sudah tertutup air
mata. Dengan senyum lebar, Mama berkata, "Selamat
ulang tahun, Sayang. Tuhan selalu memberkati
Olive." Mama mencium kedua pipiku. "Tiup lilinnya,
yuk?" Aku memejamkan mataku dan meniup lilin"lilin itu dengan keinginan yang terucap dari dalam
hati. Melihat semua orang-orang yang aku sayangi
berada di sini, kebahagiaan langsung membuncah
di hatiku. Kesedihan dan kekecewaanku menguap
hilang. http://pustaka-indo.blogspot.com36 T he Shape Of Love
Banyak sekali yang memberi kado. Ketika akhir"nya aku mendapatkan kado dari mama, aku ber"kata kepadanya, "Seharusnya tidak usah, Ma"..
ngerepotin. Buat apa juga ada pesta" Kita kan nggak
punya uang." Mama menggeleng, "Hari ini adalah
hari istimewa kamu. Kamu sudah 17 tahun. Mama
dengan senang hati kok memberikannya. Lagian,
pesta ini juga patungan dari semua sepupu kamu,
sahabat kamu yang di gagasin oleh Bima."
Ketika aku membuka kado dari mama, aku
terpaku. Sebuah baju pesta yang sangat cantik. Aku
tahu baju itu. Baju itu adalah baju yang dijahit oleh
mama setiap tengah malam. Aku begitu terharu
sampai tidak bisa membendung lagi air mataku. Aku
memeluk Mama dengan erat.
Aku langsung memakai baju pemberian mama.
Potongan pertama kue ulang tahun aku berikan
kepada Mamaku tercinta dan potongan kedua aku
berikan kepada..Bima. "Terima kasih ya Bim atas pesta ulang tahun ini."
"Ini ulang tahun lo yang ke-17. Lo pantas
mendapatkannya." Lalu Bima menyerahkan sebuah kado. Aku mem"buka bungkusan kecil itu dan aku terkesiap. Sebuah
gelang putih yang sederhana, namun indah langsung
dipasangkan di pergelangan tanganku, melengkapi
kebahagiaan hari itu. http://pustaka-indo.blogspot.com My Sweet Seventeen 37
"Selamat ulang tahun ya, Lip."
Aku tersenyum. Meskipun sederhana, namun ini
adalah My Sweet Seventeenth Birthday yang sempurna.
http://pustaka-indo.blogspot.comhttp://pustaka-indo.blogspot.comRahasia Kamar
Masa Lalu Tak hentinya mataku menatap keluar jendela mobil.
Meskipun hujan, tetap saja pemandangan yang pa"ling layak untuk dilihat hanya keluar. Aku tak sudi
menatap para penghuni dalam mobil. Bukan apa"apa, hanya saja aku sudah berjanji kepada diriku
sendiri untuk tidak berbicara kepada mereka hingga
aku berumur setidaknya ?"50 tahun.
Aku sudah berpindah rumah dan sekolah sejak
berumur 7 tahun. Awalnya terasa menyenangkan,
bak berpetualang. Namun lama kelamaan, aku mulai
kehilangan banyak teman baik dan aku kesulitan
menyesuaikan diri. "Nah, sebentar lagi sampai nih!" Papa berkata
sambil membelokkan setirnya.
Aku mendengus. Mobil pun berhenti. Aku me"natap rumah yang akan menjadi tempat tinggalku,
http://pustaka-indo.blogspot.com40 T he Shape Of Love
entah untuk berapa lama. Sebulan, enam bulan atau
mungkin dua tahun. Aku turun dengan rasa malas
yang menggunung. Setelah turun, aku kembali me"natap rumah itu. Rumah yang kali ini berbeda
dengan rumah sebelumnya. Rumah ini terlihat tua,
seperti rumah-rumah peninggalan zaman Belanda.
Tetapi, rumah itu terlihat kuat dan kokoh, dengan
jendela yang besar-besar.
"Nad, kok ngelamun" Ayo bantuin turunin
barang," seru Mama. Tetapi aku tidak menggubrisnya.
Aku memilih berlari ke dalam rumah. Rumah itu
hanya satu lantai, tetapi sangat luas, juga terdapat
banyak kamar. Aku segera melangkah melewati lo"rong yang lebar. Entah mengapa, kakiku terarah ke
kamar yang paling pojok dan terletak di belakang.
Aku membuka kamar itu dan aroma udara usang
menyeruak keluar. Kamar itu cukup besar, dan ada
tempat tidur yang besar, lemari,meja rias serta meja
kerja yang terlihat sangat kuno. Mungkin mama papa
membeli rumah ini sekaligus perabotnya. Atau bisa
saja mereka mengontraknya Entahlah, hanya mereka
dan Tuhan saja yang tahu sampai kapan mereka akan
tinggal di kota Bandung ini. Aku menyentuh satu
persatu barang-barang yang ada di kamar. Tetapi,
begitu aku melihat jariku, tidak ada sedikitpun debu
yang menempel. Apakah rumah ini sering dibersihkan"
Lalu aku berjalan menuju jendela yang besar dan
http://pustaka-indo.blogspot.com Rahasia Kamar Masa Lalu 41
membukanya. Ternyata jendela itu mengarah kepada
sebuah kebun luas yang terletak di belakang rumah.
Di sana terdapat gazebo cantik berwarna putih
namun kusam, serta ayunan dari besi, yang sepertinya
sudah berkarat. "Nad?" Aku terlonjak kaget ketika mendengar namaku
dipanggil. Aku menoleh dan mendapati Mama sudah
membawakan barang-barang serta kardusku.
"Kamu mau kamar yang ini?"
Aku menatap ke sekeliling lagi. Ada perasaan
aneh terhadap kamar ini, tetapi membuatku betah.
Aku mengangguk. Mama tersenyum, "Baiklah, ini
kamarmu. Mama taruh barang-barang dulu ya, kamu
beresin barang-barang kamu biar cepat rapi."
Mama keluar dan menutup pintu kamar mening"galkan aku sendiri. Aku membuka sepatuku hingga
kakiku bersentuhan dengan lantai kayu yang dingin.
Semua dindingnya tertutup oleh wall paper berwarna
hijau lembut dengan ukiran bunga mawar. Lalu aku
membuka bed cover yang menutupi ranjang. Ternyata
sangat bersih dan wangi. Aku heran, memangnya
ada yang menempati kamar ini" Tetapi jika dilihat dari
suasana rumah, sepertinya rumah ini sudah lama
tidak ditempati. Aku keluar dan berkeliling lagi. Aku melihat
mama menutup hidungnya ketika membuka seprai"http://pustaka-indo.blogspot.com42 T he Shape Of Love
seprai yang menutupi meja, kursi dan sebuah
piano tua berwarna hitam. Debu berterbangan ke"mana-mana. Aku bersin ketika melewatinya dan
memilih melarikan diri ke kebun belakang. Hmm..
udaranya memang sungguh bersih! Rasanya segar seperti
di puncak. Ekor mataku menangkap ayunan itu
bergerak perlahan dan ketika aku menoleh, ayunan
itu malah bergerak semakin kencang.
Aneh, pikirku. Namun, aku tidak menggubrisnya.
Mungkin saja angin, hati kecilku kembali menerka.
Banyak tanaman dan pepohonan di taman belakang
ini. Mama pasti suka dan betah. Ia suka sekali ber"kebun.
"Nadia!!" Kali ini suara papa yang memanggilku. Aku me"nengok dan mendapatinya berdiri di beranda be"lakang.
"Kamu ngapain di sana" Hujan loh! Ayo cepat
kemari. Kita makan siang dulu."
Ketika aku menyadarinya, ternyata hujan rintik"rintik turun kembali setelah sebelumnya berhenti.
Saat akhirnya aku sampai di beranda, aku merasa
kepalaku kembali tertarik ke belakang dan menatap
ayunan itu. Ayunan itu masih belum berhenti ber"goyang. Tetapi, Papa sudah menggiringku ke dalam.
Mama sudah menyiapkan makan siang yang kami
beli di dalam perjalanan menuju kemari. Kami me"http://pustaka-indo.blogspot.com Rahasia Kamar Masa Lalu 43
lahapnya dalam diam. Aku tak begitu berselera untuk
makan. "Nad" Gimana" Suka nggak rumahnya?"
Aku menatap Mama dan Papa yang sedang me"natapku secara bergantian. Aku hanya mengangkat
bahu. "Rumahnya memang sudah tua, tetapi masih
bagus dan kokoh kok".."
"Iya serasa tinggal di zaman Belanda ya.."
Tring! Aku menaruh garpu dan sendokku hingga
berdenting mengenai piring. Cukup keras hingga
kedua orangtuaku menghentikan makannya.
"Seperti apapun pendapat Mama dan Papa, aku
tetap nggak suka dengan perpindahan ini, sampai
kapan pun!" Papa menghela nafas, "Nad, kamu sudah se"mestinya ngerti dong, kerjaan Papa memang seperti
ini.." "Iya, Nad.." Mama ikut menimbrung, "lagian
me nurut rencana, rumah ini.."
KREK! Aku berdiri dengan emosi yang mem"buncah di dada, "Rencana apa lagi" Pernah nggak sih
papa dan mama mikirin aku"AKU! Aku tuh baru 15
tahun tapi nggak pernah bisa punya teman dan aku
harus beradaptasi terus di sekolah baru" Nyiksa tau
nggak!" Aku berlari ke kamar meninggalkan mama
dan papa yang termangu diam.
http://pustaka-indo.blogspot.com44 T he Shape Of Love
*** Ketika aku terbangun, kamar sudah gelap, hanya
menyisakan sedikit cahaya dari halaman belakang.
Aku mengerjapkan mataku yang bengkak sehabis
menangis. Rupanya tertidur. Lalu mataku tiba-tiba
menyipit...Siapakah itu"
Aku turun dari ranjang dan berdiri terpaku di
samping tempat tidurku. Ia duduk di meja belajar
dan terlihat sedang asyik menulis. Jantungku rasanya
berhentik berdetak. Apakah itu?"
"Nad?" Aku terlonjak kaget ketika melihat mama masuk
dan menyalakan lampu. Aku menatapnya terpaku,
dan kemudian menoleh ke sosok yang tadi kulihat.
Loh"kok sudah tidak ada"
"Nad" Kok gelap" Kamu baik-baik saja?"
Aku tetap diam. Rupanya aku cukup syok se"hingga wajahku memucat.
"Kok kamu pucat?" Mama menghampiriku dan
memegang dahiku, "Kamu nggak enak badan?"
Aku hanya menggeleng, "Ya sudah, kamu mandi
dulu gih, sudah malam."
Aku tidak bisa menghilangkan sosok itu dari
pi kiranku. Setengah mati aku ketakutan dan bulu
kudukku merinding. Karena itu, malam ini aku tidur
dengan lampu menyala. Rasanya baru menjelang pagi
http://pustaka-indo.blogspot.com Rahasia Kamar Masa Lalu 45
aku bisa tertidur. Itu pun juga dengan memegang
senter dan memeluk guling erat-erat. Ketika aku
membuka mata, di hari yang aku pikir sudah siang,
aku kembali melihatnya. Ia duduk di meja belajar kuno itu, kali ini membaca
buku yang ditaruhnya di meja. Aku melihatnya
tersenyum dan begitu terpaku dengan buku yang
dibacanya. Tak lama, ia mengambil buku dan menulis
dengan bersemangat. Tetapi yang membuatku
lebih terkejut, ia menoleh kepadaku! Aku langsung
memejamkan mataku saking ketakutannya. Namun,
begitu aku membuka mataku, ia sudah menghilang.
Aku tidak sempat melihat wajahnya.
Siapa ya dia" Gila juga, masa aku bisa melihat"..
hantu" Seketika bulu kudukku berdiri. Apakah ia
penghuni rumah ini sebelumnya" Namun, ka rena
penasaran, aku memberanikan diri untuk meng"hampiri meja belajar itu. Tak ada apa-apa, bahkan
sampai aku membuka semua lacinya tetap tak me"nemukan apa pun. Aku meraba semua bagian meja
itu, sampai akhirnya"....Klik! pada bagian bawah
meja, ada sebuah tuas yang begitu aku tarik terbuka
dan bruk! Setumpuk surat dan beberapa buah buku
tulis tua yang sudah berdebu berserakan di lantai.
Aku segera mengambilnya dan menaruhnya di
atas meja. Beberapa surat yang diikat menjadi satu,
warna kertasnya sudah menguning namun masih
http://pustaka-indo.blogspot.com46 T he Shape Of Love
bersih. Ada beberapa buku, yang ketika aku buka,
ternyata ada sebuah buku harian. Aku membuka tiap
lembarnya, namun hanya terisi setengahnya saja.
Ke mudian ada beberapa tumpuk buku lainnya, yang
merupakan buku cerita. Ada Tom Sawyer, Wuthering
Heights, lalu Emma dan beberapa buku lainnya. Aku
mengenalinya sebagai buku-buku cerita klasik. Aku
tahu karena Mama membacanya dan merupakan
karya favorit beliau. Lalu mataku teralihkan dengan pemandangan
yang ada di kebun belakang. Ayunan tua itu bergoyang.
Ketika aku mengintip, ternyata mama sedang duduk
di sana sambil membaca buku. Tetapi..kok Mama
pake baju kaya gitu sih" Nggak biasanya Mama memakai
daster panjang. Kemudian aku keluar. Udara yang
sejuk langsung membelai wajahku. Tetapi ketika aku
sampai di sana, ternyata tidak ada siapa pun. Hanya
angin yang mengoyangkan ayunan itu perlahan.
Loh, kok cepet banget masuknya" Hatiku gelisah. Aku
segera mencari Mama di dalam rumah, tetapi tidak
menemukan dirinya. Aku memutuskan untuk kembali ke dalam ka"mar. Mataku membelalak ketika aku melihat buku
dan tumpukan surat itu sudah rapi tersusun di atas
meja, padahal aku meninggalkannya dalam keadaan
berantakan. Aku menyentuhnya dan mengambil
salah satu buku harian. Di sana, tanggal terakhir yang
http://pustaka-indo.blogspot.com Rahasia Kamar Masa Lalu 47
tertulis adalah 29 October 1900. Ha" Tahun 1900"
Berarti buku ini sudah seratus tahun lebih" Tetapi tak
ada tulisan yang bermakna di dalamnya, hanya puisi"puisi singkat. Juga, kebanyakan kalimat di dalamnya
tertulis dengan Bahasa Inggris dan bahasa yang tidak
aku ketahui, mungkin saja Bahasa Belanda.
Tengkukku terasa dingin dan hawa kamar menjadi
lebih dingin dengan angin yang bertiup entah dari
mana, padahal semua jendela tertutup. Saking ter"kejutnya, aku berdiri dengan terburu-buru dan me"nyenggol semua buku hingga terjatuh. Ternyata
banyak foto yang terselip di antara buku cerita itu.
Foto tua hitam putih serta sudah menguning. Aku


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat semua posenya sangat kaku dengan pakaian
yang terlihat besar, panjang dan tidak nyaman. Aku
mengambil salah satu foto seorang cewek dan cowok
sedang berpegangan tangan. Tampak senyum lebar
menghiasi kedua wajah mereka.
Aku mengamati sosok perempuan itu. Aku me"rasa mengenalnya, ia begitu familiar, aku merasa
begitu dekat dengan dirinya. Siapa sih dia" Tetapi kok
wajahnya?"". Seperti mendapatkan sebuah pencerahan, aku
segera berjalan keluar dan mencarinya. Ihhh, kemana
sih" Aku menaiki tangga menuju ke lantai tiga. Di
sana hanya ada satu ruangan saja, dan pintunya
terbuka. http://pustaka-indo.blogspot.com48 T he Shape Of Love
"Ma?" "Mama di sini, Sayang. Ayo sini masuk."
Aku mendapati Mama di antara barang-barang
rongsokan. Tidak banyak barang di atas sana. Ma"ma sedang duduk di sebuah kursi rotan yang sudah
reyot. Ia sedang membuka-buka album tua, dengan
setumpuk pakaian yang juga tak kalah tuanya
tergeletak di dekat kakinya. Mama menggantung
salah satunya di pinggir jendela. Aku tertegun, baju
itu".. "Ma..baju itu.." Aku menunjuknya.
"Ada apa, Nad?" tanya mama heran melihatku
begitu terpaku menatap baju yang tadi digantungnya.
Aku tidak berkata apapun, hanya menyodorkan foto
tua yang sedari tadi kugenggam kepadanya. Ketika
menatapnya, mama malah tersenyum.
"Kamu temukan di mana?"
"Di kamarku. Terselip diantara buku-buku tua."
"Oh ya" Mama tidak tahu ada buku-buku di
kamar itu." "Siapa dia, Ma" Dia begitu mirip sama..Mama."
Mama tersenyum menatapku, "Iya ya, Mama
baru sadar kok sekarang?"padahal dulu Mama
nggak pernah tahu dan menyadarinya?""
Aku mengerutkan keningku, "Jadi..Mama kenal
dia?" Mama tersenyum menatapku, "Tentu saja, dia
http://pustaka-indo.blogspot.com Rahasia Kamar Masa Lalu 49
nenek Nadia.." Aku melongo, "Ha" Nenek siapa?"
Mama menyerahkan foto itu kepadaku, "Ne"nek Nadia. Lihat, bajunya sama kan?" Mama me"nunjuk baju yang tergantung di jendela. "Ini
baju pengantinnya, berarti foto itu adalah foto
pengantinnya. Cantik ya?"
"Jadi..dia nenek buyutku?"
Mama mengangguk, "Ini adalah rumah beliau,
dan kamar yang kamu tempati adalah kamarnya."
Jantungku rasanya berhenti berdetak. Berarti
sosok misterius yang aku lihat adalah..Nenek Nadia"
Nenek buyutku" Aku melihat mata Mama menerawang, "Mama
memberi nama kamu dari namanya. Mama dulu
sering banget menginap di sini. Nenek Nadia suka
sekali dengan ayunan di belakang sana, dan dia su"ka membaca. Karena beliaulah Mama jadi suka
membaca juga." Rasanya, apa yang Mama katakan cukup men"jelaskan semua peristiwa aneh di rumah ini. Aku
hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Kenapa, Nad?" Aku terdiam, lalu menggeleng, "Nggak ada apa"apa kok, Mam. Thanks buat ceritanya."
Aku memutuskan untuk diam dan menjadikan
ini rahasia antara diriku dan Nenek Nadia. Entah
http://pustaka-indo.blogspot.com50 T he Shape Of Love
mengapa, aku menjadi tidak takut lagi dan aku ingin
sekali bisa mengenal nenek buyutku yang cantik itu.
Sebelum aku keluar dari ruangan, Mama berkata lagi,
"Nad, kita tidak akan pindah lagi. Kita akan terus
tinggal di rumah warisan ini, kamu tidak keberatan
kan?" Keberatan" Petualanganku memang akan berakhir
di sini, tetapi hatiku membuncah bahagia, karena
bagiku ini adalah petualangan yang baru, yaitu
menjelajahi rahasia kamar masa lalu Nenek Nadia.
http://pustaka-indo.blogspot.comRambut Panjang
Nanda Jam beker sudah berbunyi. Saking kencangnya,
Nanda sampai lompat dari tempat tidur. Ia mengu"cek-ngucek mata masih dalam keadaan nyawa yang
belum sepenuhnya terkumpul. Terdengar dari luar
kamar, suara mamanya memanggil Nanda, "Nda!
Bangunnn! Kamu kesiangann!"
"Iya..iya.." Nanda berkata pelan. Ia sedikit meng"gerutu dan berjalan sempoyongan ke kamar mandi.
Sesudah selesai mandi, ia duduk di meja rias. Ia
menatap rambut panjangnya yang indah dan lebat
dan menyisirnya perlahan. Ia menyelipkan bando
cantik berwarna biru. Nanda menatap bayangannya
sendiri, lalu tersenyum. Ia siap untuk memulai hari
itu dengan hati yang gembira.
Sesampainya di sekolah, Nanda langsung masuk
http://pustaka-indo.blogspot.com52 T he Shape Of Love
ke dalam kelasnya yang sudah ramai. Ia duduk di
kursinya pada deretan kedua dari belakang. Te"mannya, Gadis menghampiri Nanda dan mereka
asyik berbincang tentang make up dan fashion. Gadis
menatap rambut Nanda dengan pandangan iri, "Aduh
Nanda, gue tuh ngiri banget deh sama rambut lo.
Panjang dan tebal. Kapan ya gue bisa punya rambut
kaya lo?" Nanda senang sekali dipuji seperti itu. Ia
memang bangga dan sayang sekali dengan rambut
panjangnya. "Emang perawatannya apa sih?" tanya
Gadis lagi. Nanda berpikir sejenak dan kemudian
menggeleng, "Nggak ada tuh, biasa aja kali, Dis.
Paling keramas doang. Yah, rambut orang kan beda"beda." tak lama teman sebangkunya, Emilia datang.
BRUK! Nanda sampai kaget mendengarnya. Emilia
mem banting tasnya di meja dengan wajah yang kesal.
Gadis itu duduk dengan muka cemberut.
"Mil" Kenapa" Kok pagi-pagi udah manyun
kaya begitu?" goda Nanda sambil mencolek dagu
Emilia. Tetapi yang digoda malah mengibaskan
tangannya. Nanda menangkap mata Emilia yang
mulai menggenang dan tak lama air mata gadis itu
menetes. Nanda sungguh kaget, Loh kok Emilia
menangis sih" "Mil" Kenapa sih?" tanya Nanda lembut. Tetapi,
Emilia menelengkupkan kepalanya ke atas meja
http://pustaka-indo.blogspot.com Rambut Panjang Nanda 53
sehingga wajahnya tidak lagi terlihat. Sepertinya ia
tidak ingin teman-temannya yang lain mengetahui
dirinya sedang menangis. Nanda diam saja, dan
tak lama, bel tanda masuk sekolah berbunyi. Se"panjang pelajaran berlangsung, Nanda diam-diam
mem perhatikan Emilia, sahabatnya sejak sekolah
dasar. Emilia sudah menghentikan tangisnya. Tetapi
Nanda tahu, Emilia pasti tidak bisa berkonsentrasi
sepanjang pelajaran. Ketika tiba waktunya istirahat siang, Emilia lang"sung melesat keluar tanpa berkata apapun ke pada
Nanda. Nanda bingung. Tetapi ia memilih tidak
mengejar Emilia karena ia yakin Emilia sedang ingin
sendiri. Nanda buru-buru menghabiskan roti yang
sedang ia makan, lalu sebagai ketua kelas, ia harus
membereskan meja guru dan menghapus papan tulis.
Ketika pelajaran berlangsung kembali, Emilia
te tap diam. Ia menutup rapat mulut dan hatinya.
Wajahnya terlihat jelas sekali kalau ia segan mengikut
pelajaran hari itu. Nanda diam-diam mengintip
catatan yang berada di hadapan Nanda. Tidak tertulis
apapun, kecuali coretan yang tak berarti.
Sepulang sekolah, Nanda memutuskan untuk
ber bicara dengan Emilia.
"Mil, lo kan bisa ngomong sama gue kalau lagi
ada masalah." Emilia menatap Nanda dengan tatapan yang
http://pustaka-indo.blogspot.com54 T he Shape Of Love
aneh dan asing. Tak ada senyuman sedikit pun.
Emilia berkata dingin, "Nggak ada apa-apa, Nda."
Tetapi Nanda penasaran, "Kalau nggak ada apa"apa, kenapa lo bersikap seperti itu" Lo tuh aneh hari
ini, Mil." "Kalau gue bilang nggak ada apa-apa, ya nggak
ada apa-apa!" bentak Emilia. Nanda terkejut. Ia
terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Tetapi bebe"rapa saat kemudian, Emilia malah kembali menangis,
lalu berlari meninggalkan Nanda yang masih ter"paku. Ada apa ya dengan Emilia" Kenapa ia bersikap
dingin seperti itu" Nanda pulang dengan berat hati,
membawa segunung rasa bingung.
*** Keesokan harinya, Nanda mendapati Emilia tidak
masuk sekolah. Ia berusaha menghubungi lewat
handphone, tetapi tidak pernah diangkat. Nanda juga
berkali-kali mengirimkan SMS kepadanya, tetapi tak
ada satupun yang menunjukkan tanda tanda akan di
balas oleh sahabatnya itu. Hingga akhirnya Nanda,
memutuskan untuk mendatangi Emilia di rumahnya.
Ibunya Emilia, tante Maya yang membukakan
pintu. Perempuan itu tersenyum hangat menyambut
Nanda. "Siang tante, Emilnya ada?"
http://pustaka-indo.blogspot.com Rambut Panjang Nanda 55
"Emil lagi sakit, Nda."
"Oh. Tapi boleh aku tengok, tante?"
Raut wajah Tante Maya terlihat ragu-ragu. Tetapi
ia tetap tersenyum, "Sebentar ya, Nda."
Nanda mengangguk. Ia menunggu beberapa
saat. Tante Maya muncul lagi dengan ekspresi wajah
yang tak bisa diterka, "Nda, Emilia tidak mau ditemui
oleh siapapun sekarang ini, maaf ya. Dia kadang
masih seperti anak kecil."
Sebongkah kekecewaan muncul dari hati Nanda.
Kok Emilia sekarang begitu ya" Padahal kita kan
bersahabat, kok Emilia gak mau ketemu gue" Apa gue
sudah buat salah sama lu, Mil" Nanda semakin bingung.
Melihat Nanda sedih, sepertinya Tante Maya merasa
tidak enak hati, "Nanti kalau Emilia sudah baikan,
Tante suruh telepon Nanda ya." Nanda mengangguk
dan dengan berat hati meninggalkan rumah Emilia.
*** Seminggu kemudian, Emilia belum juga menam"pakkan batang hidungnya di sekolah. Nanda kesepian.
Ia berhasil menghubungi Nanda di handphone
atau lewat telepon rumahnya. Ia masih menerima
penolakan dari Emilia tanpa mengetahui sebabnya.
Karena tidak tahan, Nanda bercerita kepada ma"manya. Mamanya menasihati, "Mungkin saja Emil
http://pustaka-indo.blogspot.com56 T he Shape Of Love
lagi ada masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh
dirinya sendiri, Nda."
"Tetapi aku kan sahabatnya, Ma! Seharusnya
sahabat itu bisa berbagi agar bebannya bisa lebih
ringan." seru Nanda kesal. Mamanya tersenyum
dan membelai rambutnya, "Nda, kamu salah loh
mengartikan sahabat seperti itu. Kamu tidak boleh
memaksakan apapun yang bukan menjadi hak ka"mu."
"Jadi, aku harus melakukan apa dong, Ma" Aku
bingung sekali dan aku khawatir." sahut Nanda.
"Banyak kok yang bisa kamu lakukan, salah
satunya, doakan Emil, supaya masalah yang diha"dapinya bisa segera selesai. Percayalah sama Mama,
suatu saat ia pasti akan mencari kamu." Mama
mencium kening Nanda. "Sini, Mama kepang rambut
kamu." Kemudian, mereka pun asyik mengobrol
hingga jam tidur Nanda berdentang.
*** Beberapa hari kemudian, ketika Nanda sedang me"nger jakan tugas yang diberikan oleh guru Bahasa
Inggris,pintu kamar Nanda di ketuk, "Nda?"
"Ada apa Ma?" "Ada telepon, Nda."
"Dari siapa?" http://pustaka-indo.blogspot.com Rambut Panjang Nanda 57
"Emilia." Nanda buru-buru keluar dan mengangkat te"leponnya, "Mil" Lo nggak papa kan" Lo baik-baik
aja?" Nanda memberondong Emilia dengan banyak
pertanyaan. Kejutan, Nanda mendengar tawa Emilia,
"Pelan-pelan dong, Nda. Gue jangan diinterogasi."
"Habisnya, gue tuh kan khawatir sama lo." ujar
Nanda jujur. "Makasih ya. Oh ya, Nda, lo bisa ke rumah gue?"
"Sekarang?" "Iya, sekarang."
Tanpa berpikir panjang, Nanda langsung meng"iyakan undangan Emilia.
"Gue ke sana sekarang."
Setelah menutup telepon dan meminta izin
kepada Mamanya, Nanda pergi ke rumah Emilia.
Tante Maya yang membukakan pintu dan kali
ini mempersilahkan Nanda untuk masuk. Nanda
mengetuk pintu kamar Emilia.
Tetapi, ketika Nanda membuka pintu kamar
Emilia, Nanda terpaku. Emilia, sahabatnya yang cantik kini dengan
kepala plontos. Tidak ada sehelaipun rambut di
ke palanya. Wajahnya juga tidak secerah biasanya.
Lingkaran hitam terlihat nyata di bawah matanya.
"Emil.." panggil Nanda seperti berbisik. Melihat
sahabatnya, hati Nanda seperti teriris. Tangisnya
http://pustaka-indo.blogspot.com58 T he Shape Of Love
luruh seketika. Ia memeluk Emilia erat-erat.
"Emil...kenapa lo nggak bilang" Kenapa!!" jerit
Nanda pilu. Sedangkan Emilia hanya diam. Mereka
menangis bersama. Setelahnya, Nanda mem per"hatikan Emilia, "Ceritalah, Em."
Ditengah tangisan keduanya, cerita pun mu"lai bergulir dari bibir Emilia yang pucat. Ternyata
Emilia didiagnosis mengidap kanker tulang, yang
membuatnya harus melakukan serangkaian operasi
dan kemoterapi. Obat-obatan pembunuh sel kanker
itu menghabiskan rambutnya dan membuat Emilia
menjadi orang yang berbeda.
"Kenapa gak pernah cerita, Em?"
Emilia menggeleng, "Saat itu gue dalam masa


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penolakan diri sendiri, Nda. Gue nggak terima,
kenapa harus gue yang mengidap penyakit ini." Ucap
Emilia sambil menangis. "Gue langsung mengubur
diri gue sampai ke titik terendah dan terdalam. Terus,
kenapa gue nggak mau ketemu sama lo" Karena
gue takut, Nda, takut.." Emilia terisak. Nanda me"meluk Emilia juga dalam tangis, "Gue takut gue
akan semakin marah sama lo dan diri gue. Ngeliat
lo yang cantik, dan rambut lo yang bagus dan indah
membuat gue semakin terpuruk. Lihat gue, Nda!
Gue udah nggak punya rambut! Kulit gue semakin
jelek dari hari ke hari!"
Nanda memeluk Emilia, "Maafi n gue ya, Nda.
http://pustaka-indo.blogspot.com Rambut Panjang Nanda 59
Gue nggak bermaksud seperti itu."
Nanda menggeleng keras, "Lo nggak perlu minta
maaf, Em. Gue ada disini, gue akan selalu ada buat
lo." *** Sejak Emilia memberitahukan penyakitnya kepada
Nanda, tidak sekalipun Nanda absen menemani
Emilia. Mereka selalu bersama-sama. Nanda sepe"nuhnya mendukung Emilia yang sedang melewati
masa sulitnya. Tetapi tak jarang, Nanda memergoki
Emilia yang sedang menatapnya dengan sedih. Te"tapi, Nanda memutuskan bahwa Emilia harus se"gera dibawa keluar dari keterpurukannya. Nanda
ta hu itu bukan hal yang mudah, tetapi ia berusaha
semampunya untuk membuat Emilia ceria dan per"lahan bangkit kembali.
Hingga akhirnya, Emilia pun masuk sekolah
lagi. Sebelumnya, wali kelas mereka mengumpulkan
semua siswa untuk berbicara mengenai kondisi yang
di alami oleh Emilia. Emilia disambut hangat oleh
semua teman-temannya. Namun tetap, kepercayaan
diri Emilia sudah hilang separuhnya. Ia berdiam
diri dan tak pernah keluar kelas. Selain itu dengan
gelisah, ia selalu membetulkan topinya atau syal yang
membungkus kepalanya agar tidak terbuka sedikit
http://pustaka-indo.blogspot.com60 T he Shape Of Love
pun. Suatu ketika, Nanda sedang berada dirumah
Emilia untuk menemaninya belajar guna mengejar
ketinggalannya. Nanda pamit ke kamar mandi. Ketika
ia hendak masuk ke kamar Emilia yang pintunya
terbuka, ia melihat dengan jelas Emilia yang sedang
duduk di depan meja riasnya dan menatap bayangan
dirinya lekat-lekat. Ia memegangi kepalanya yang
tak berambut, lalu mengambil sisir. Sungguh miris
hati Nanda melihat Emilia yang sedang menyisir
rambutnya yang tak nyata. Emilia membanting sisir
tersebut dan menangis. "Em?" Nanda memutuskan untuk masuk dan
memeluk Emilia. Gadis itu menatap Nanda dan
perlahan mengelus rambut indah Nanda. Nanda
membiarkannya dan ia pun ikut menangis.
"Kapan ya rambut gue akan tumbuh sepanjang
lo lagi, Nda" Lama kali ya."
"Sabar aja ya, Em. Pasti numbuh kok."
"Tapi nunggunya seperti seabad rasanya." Ujar
Emilia. "Abis, gue males kalau keluar orang-orang
pada ngeliatin gue kaya Alien. Gue seperti makhluk
asing." Nanda tercenung mendengar perkataan Emilia.
Kata-kata Emilia itu terngiang terus dipikirannya
sampai ia tidak bisa tidur. Ia bangun dan menyalakan
lampu kamar. Nanda duduk di depan meja riasnya
http://pustaka-indo.blogspot.com Rambut Panjang Nanda 61
dan mengelus rambutnya yang panjang dan tebal. Ia
tak bisa berhenti memikirkan Emilia ketika menatap
rambutnya sendiri. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mela"kukan sesuatu untuk Emilia. Hanya ini yang bisa
dilakukannya untuk memberi dukungan kepada
Emilia. Nanda mengambil gunting di lacinya dan ia
menarik napas panjang, dan..KRES!
Keesokan paginya, ketika Nanda hendak pergi ke
sekolah, betapa terkejutnya sang mama melihat
Nanda yang tampil dengan rambut super pendek
layaknya laki-laki. Tetapi, Nanda langsung memotong
perkataan mamanya yang belum sempat terucap,
"Ini sudah keputusan terbaik yang pernah aku ambil,
Ma. Aku lakukan ini untuk mendukung Emilia."
Mamanya tersenyum dan mengangguk.
Sesampainya disekolah, terjadilah kehebohan.
Nanda menjadi pusat perhatian. Bahkan temannya,
Gadis sampai mau pingsan melihat Nanda dengan
penampilan barunya. Semua orang terkejut, juga
Emilia. "Nanda.." Emilia seperti tak mampu berkata"kata.
Nanda menghampiri Emilia dan berkata,
http://pustaka-indo.blogspot.com62 T he Shape Of Love
"Em,gue lakukan ini buat lo."
"Tapi rambut lo kan bagus, Nda"...." terselip
rasa sesal pada ucapan Emilia. Tetapi Nanda meng"geleng kuat-kuat, "Rambut gue bisa tumbuh lagi,
begitu juga dengan rambut lo. Sekarang, kita hadapi
yang ada. Gue akan temani lo di tempat asing ini.
Biarkan mereka melihat dan menilai, tetapi yang
penting sekarang lo nggak sendirian, Em."
Emilia seketika menangis. Ia tahu dan merasakan
kesungguhan hati Nanda. Rambut panjang Nanda
dikorbankan demi membantu dirinya. Emilia tahu
sekarang ia sudah tidak sendiri lagi. Ia mempunyai
Nanda, sahabat sejatinya.
Pernah dimuat di majalah Girlfriend Indonesia Januari
2012 http://pustaka-indo.blogspot.comSayap Pink Lola
Semua murid di Global Fairy School membicarakan
acara yang lagi happening. Bisa dibilang, acara ini
adalah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh
mereka.Ya, pesta besar untuk menyambut hari raya
Valentine yang jatuh pada 14 Februari. Hari itu adalah
hari yang penting, bukan hanya untuk murid-murid
di Global Fairy School loh, tetapi juga untuk seluruh
penduduk yang merupakan para peri di pulau
berbentuk hati bernama Amour.
Tak hanya pesta itu saja, karena yang paling
istimewa adalah, setiap hari raya Valentine, semua
remaja yang berumur 16 tahun akan mendapatkan
keistimewaan untuk pertama kalinya, yaitu sayap
di punggung mereka sebagi tanda memasuki ke"dewasaan. Namun, ternyata tidak semua remaja
http://pustaka-indo.blogspot.com64 T he Shape Of Love
se nang menyambut acara Wings of Love. Lola con"tohnya.
Lola adalah peri berumur 16 tahun. Ia men"dapatkan surat yang dikirim melalui burung merpati
berwarna putih. Bukannya senang, Lola malah kesal
dan meremas surat yang berwarna pink itu. Seharian
itu, wajah Lola selalu cemberut. Namun, rupanya
tidak ada yang begitu memperhatikan kegundahan
hati Lola. Semua teman seangkatannya, yang sebagian
besar memang mendapatkan surat istimewa tersebut
terlalu sibuk dan senang menanti hari istimewa itu.
Ketika sudah waktunya pulang, ada beberapa
anak yang masih berada di dalam kelas untuk me"nunggu eskul, termasuk Lola. Tak lama di depan
kelas, muncullah wajah seorang cewek yang ce"lingukan seperti mencari seseorang.
"Lolaaa!!!lu kok nggak kedengeran suaranya
da ri tadi" Lagi laper ya atau lagi sakit perut?""
teriakan heboh memenuhi kelas. Lola ogah banget
mengangkat wajahnya karena ia tahu pemilik suara
yang norak itu. Di depannya, muncul wajah riang
Xica, seorang cewek cantik, dengan wajah putih
bersemu merah muda, dengan kulit yang halus
seperti porselen dan rambut pirang kekuningan
seperti warna matahari. Xica menjatuhkan pantatnya tepat di bangku
sebelah Lola. Saking bersemangatnya, ia menyenggol
http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 65
Lola dengan tubuhnya. Tetapi Lola tetap bergeming.
Rupanya sikap norak Xica belum juga berakhir. Ia
malah berteriak di kuping Lola, "Lolaaa!! Sadar!! Lo
mau gue beliin makanan?"
Lola melirik sinis ke arah Xica. Satu kelas sudah
mulai menengok ke arah Lola akibat suara cempreng
Xica. "Berisik amat sih, Ca!" desis Lola dengan kesal.
Derajat kemanyunan Lola tak berubah. Ia sungguh
kesal melihat Xica tidak juga menyadari bahwa
ia sedang tidak mau diganggu. Ia perlu sendirian
dulu agar bisa berpikir. Namun, rupanya Xica tetap
tidak menyadarinya. Ia tetap menyerocos bercerita,
apalagi kalau bukan mengenai hari raya Valentine dan
acara Wings of Love, sampai akhirnya Lola yang tidak
tahan, "XICAAA!! BERISIKK!!" Lola lari keluar
kelas, meninggalkan Xica yang terpaku melihat Lola,
begitu juga yang lainnya. Mereka mulai bertanya"tanya, terutama Xica, sebagai salah satu sahabatnya.
*** Lola sudah sampai di rumahnya yang berbentuk
bulat besar seperti bola putih. Ia membuka pintu
dan..BRAK! Lola membanting pintu depan rumah dan segera
berlari menuju kamarnya yang terletak di bagian
http://pustaka-indo.blogspot.com66 T he Shape Of Love
belakang. Mama Lola sangat kaget mendengarnya
sampai piring yang sedang di bersihkannya terjatuh.
Untung saja Mama Lola dengan sigap menaburkan
serbuk emas yang keluar dari jari-jari tangannya dan
menghentikan piring itu dari benturan dengan lantai.
"Lolaaa..kenapa, Sayang?" Loh, bukannya kamu
ada eskul ya?" Mama Lola segera menyusul anaknya ke atas. Ia
menemukan Lola sedang tiduran di ranjang sambil
memainkan rambutnya dan menghias langit-langit
kamar dengan jari-jarinya yang mengeluarkan ber"bagai macam warna. Lola sedang menggambar se"buah baju yang sangat cantik.
"Wah, cantik sekali, Sayang.."
Lola langsung berhenti menggambar dan gambar
baju yang indah itu menghilang begitu saja. Mama
Lola duduk di sebelah Lola, "Kamu kenapa" Tidak
biasanya anak Mama begini.."
Lola membuang muka dan berkata dengan ketus,
"Nggak ada apa"apa kok!"
Mama Lola mengelus rambut Lola yang keriting
dan panjang, "Lola yang biasanya selalu ceria loh,
nggak pernah seperti ini. Cerita dong sama Mama.."
Lola diam saja. Mama Lola menunggu, sampai
akhirnya Lola berbalik menghadap mama dengan
mata yang berkaca-kaca, "Aku nggak mau datang ke
acara Valentine nanti! Aku nggak mau ikutan acara
http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 67
Wings of Love." "Loh, kenapa" Bukannya dulu kamu menan"tikannya?"
Urgh, Lola kesal sekali! Kenapa juga mama harus
mengingatkan" Lola jadi teringat ketika ia masih
berumur 8 tahun. Ketika itu ia sedang menemani
salah satu sepupunya yang akan mendapatkan sayap
pertamanya di acara Wings of Love. Begitu bagusnya
acara tersebut, sampai melekat di ingatan Lola. Ia
selalu mengatakan kepada mamanya bahwa ia sudah
tidak sabar menanti usia 16 tahun-nya. Ia ingin
hadir dan merasakan acara itu. Ia juga tidak sabar
untuk mendapatkan sayap cantik berwarna pink di
punggungnya dan bisa terbang dengan bebas.
Tapi..tapi itukan duluuu..apalagi sejak ..sejak"...
"La?" panggil mama menyadarkan Lola kembali.
"Itu dulu, Ma!Sekarang aku sudah nggak mau!"
Lola makin cemberut. Mama tersenyum me li"hat anak tunggalnya. Sepertinya Mama Lola tahu
permasalahan yang dihadapi oleh anak perem"puannya ini.
"Kenapa" Karena kamu tidak kurus seperti dulu
lagi" Seketika wajah Lola merona. Antara kesal, marah
dan malu. "Coba Mama tanya, kenapa juga sih kamu mem"permasalahkan hal itu" Ukuran tubuh itu kan tidak
http://pustaka-indo.blogspot.com68 T he Shape Of Love
mempengaruhi apapun, La. Kamu cantik kok,
pintar, baik dan teman yang menyenangkan. Kamu
juga sangat periang.."
"Mama ngomong gitu kan karena Lola anak
Mama sendiri.." sahut Lola memotong mamanya
sam bil cemberut. Mama Lola tertawa kecil, "Mama ngomong
seperti itu karena Mama mau jujur. Mama bilang apa
adanya tentang kamu."
Lola terdiam. Mama nggak tahu saja sih,ujarnya
dalam hati. Lola kembali teringat ketika tubuhnya
membesar seiring bertambahnya umur. Lola tidak
lagi sekurus dulu. Awalnya ia tidak menyadarinya
hingga ada julukan peri balon, peri extra large, peri
bola atau banyak julukan lainnya yang menghampiri
dirinya. Rasa percaya dirinya menurun. Lola sebal
setiap kali ia mengaca, karena tubuhnya sudah
hampir memenuhi seluruh badan cermin.
Lola berusaha menutupi tubuh besarnya dengan
selalu menjadi orang yang menyenangkan. Lola
memang mempunyai banyak teman, meskipun tak
sedikit yang mengoloknya. Tetapi, Lola berusaha
untuk menahan dan menyimpannya saja di dalam
hati. Perlahan, ia mulai melupakan Wings of Love.
Sampai akhirnya ia menerima surat istimewa itu.
Surat pengukuhan dirinya yang sudah memasuki usia
dewasa. http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 69
Bagaimana aku bisa tampil di hari istimewa
dengan tubuh seperti ini" Menerima sayap yang
ukurannya tidak sebanding dengan tubuhnya dengan
baju yang berwarna terang. Semua orang pasti akan
menertawakannya. Ia tidak pantas menjadi peri.
*** "Para peri! Dengarkan baik-baik ya! Kita akan


The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membentuk panitia untuk menyambut pesta hari
Valentine." "Panitia" Bukannya kita akan mengadakannya
di gedung balai pertemuan?" tanya salah seorang
murid, Dima, yang berambut keriting menyerupai
brokoli. Warnanya pun sama persis dengan brokoli.
"Betul." Kata Ibu Peri Tutsa, yang seluruh
atributnya berwarna biru, mulai dari rambut, baju,
sepatu hingga sayapnya. "Hanya saja, sekolah kita
mendapatkan kehormatan untuk menjadi panitia
acara spektakuler itu. Pokoknya pesta dansa, acara
Wings of Love, kita yang bertanggung jawab."
Lola malas mendengarkan. Ia malah sibuk
mencorat-coret buku gambarnya yang biasa ia
gunakan untuk membuat sketsa baju. Ia malas
menyimak apa yang dijelaskan oleh Ibu Peri Tutsa,
sampai ia mendengar?"..
"Lola..kamu akan menjadi panitia dekorasi ya."
http://pustaka-indo.blogspot.com70 T he Shape Of Love
Apa" Lola mengangkat wajahnya. Apa nggak salah
denger" Jadi aku harus menjadi panitia acara yang nggak
penting begini" Engggak..pokoknya daku nggak mau..
"BU!" tiba-tiba Lola berdiri dan memanggil Ibu
Tutsa dengan suara yang keras sehingga membuat
kaget seluruh penghuni kelas.
"Ada apa, Lola?"
"Boleh nggak, Bu, saya tidak ikutan jadi panitia?"
"Loh, memangnya kenapa?"
Lola ragu dan bingung, "Ng..nggak papa, Bu,
cuma saya sibuk..ng..les.."
Tiba-tiba ada yang nyeletuk menimpali perkataan
Lola, "Iya, Bu, sibuk ngurusin badan!"
"Iya lagi sibuk mikirin gimana nanti terbang pake
sayap tanpa jatuh. Kan berat tuh!"
Tawa menggema di dalam kelas. Para peri
badung, Kilan yang wajahnya berbintik-bintik dan
Foy yang tampan tapi menyebalkan meledek Lola.
Lola terdiam di tempat dan duduk menahan amarah.
Wajahnya memerah dan ia hampir menangis.
*** Lola menjalankan tugasnya sebagai panitia bagian
dekorasi, meskipun tak sepenuh hati. Ia juga tak
banyak berbicara dan lebih pendiam dari biasanya.
Xica, yang juga menjadi bagian dari panitia bagian
http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 71
dekorasi, menyadari bahwa sahabatnya ini berubah.
Xica memutuskan untuk berbicara dengan Lola.
"La, istirahat dulu yuk, kita cari makan."
Lola menggeleng tanpa menatap Xica, "Lo aja
deh, gue nggak lapar."
Kening Xica berkerut, "Lo yakin" Lo kan belum
makan dari pagi." Tetapi Lola tetap menggeleng, dan supaya Xica
tidak menganggunya lagi, Lola pura-pura sibuk.
Tinggallah Xica yang termenung.
Sesampainya di rumah, Lola cepat-cepat masuk
ke dalam kamar, karena jika kepergok mamanya, ia
pasti akan disuruh makan. Perutnya sangat lapar.
Tetapi begitu dirinya bertemu dengan cermin, ia
menjadi sedih dan bertekad di dalam hati, ia harus
kurus. Ia menahan laparnya. Aduh"..ini sungguh
menyiksa. Namun, karena tidak tahan, Lola menangis
hingga tertidur. Tok!Tok!Tok! Lola terbangun mendengar ke"tukan di pintu kamarnya. Kepala Mama Lola muncul
dari balik pintu. "La, kamu ketiduran ya" Makan malam yuk!"
Lola bangun sambil mengucek-ngucek matanya.
"Lola nggak laper, Ma!"
"Loh, kamu kan nggak makan siang, masa sih
nggak laper?" "Enggak Ma, tadi Lola sudah makan waktu
http://pustaka-indo.blogspot.com72 T he Shape Of Love
menghias balai pertemuan." Lola berbohong. Kalau
sampai mama tahu dirinya belum makan, pasti mama
marah. Terdengar ketukan pintu di rumah Lola.
Lola lega ketika Mamanya berlalu. Lola buru-buru
mandi. Kemudian, ia meminum segelas air putih
untuk menahan laparnya. Ia mencari cemilan yang
biasa ia sembunyikan di dalam lemarinya. Kemudian,
pluk! Ada yang terjatuh di depan kakinya. Ternyata
sayap mainan berwarna pink yang suka dipakainya
sewaktu kecil. Lola mencoba memakainya lagi, lalu
ia menatap bayangannya di cermin. Ia tercenung
me natap sayap yang tampak kecil di balik tubuhnya
yang besar. Baginya, sungguh tidak pantas! Jika saja
tubuhnya lebih ramping, sayap itu pasti akan terlihat
indah.. "Hei!" sebuah suara mengagetkan Lola dan
de ngan cepat-cepat ia melepaskan sayap mainan
tersebut. Xica langsung masuk ke kamar Lola dan
berkata, "Loh, kenapa dilepas" Lo pantas kok
memakai sayap itu." Lola mencibir. Xica bohong banget! Aku tidak pan"tas memakai sayap apapun. Pakai sayap mainan aja aku
terlihat jelek, bagaimana dengan sayap beneran" Lola cepat"cepat duduk, karena kepalanya tiba-tiba pusing dan
rasanya seperti berputar.
"La" Kok lo pucat amat sih" Lo sakit ya?" wajah
Xica berubah khawatir melihat Lola yang wajahnya
http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 73
seputih kertas. Tetapi Lola berusaha menahan
dirinya, meskipun kepalanya semakin pusing dan
keringat dingin membasahi wajahnya. Perutnya juga
sangat mual karena belum terisi apa pun sedari pagi.
"Gue nggak papa, Ca. Mungkin capek."
Mata Xica menyipit, "Gue ngerasa lo bohong
sama gue, La." "Buat apa gue bohong sama lo" Sudahlah Ca,
pulang aja deh, gue mau istirahat."
Xica tidak mau menyerah, "Gue sudah bisa
menyimpulkan semuanya kok, La. Lo nggak pede
kan sama tubuh lo. Lo uring-uringan dan jadi bete
begini karena acara Wings of Love di hari raya Valentine
nanti, kan" Buat apa sih lu nyiksa diri banget" "
"Lo bisa berkata seperti itu karena lo nggak
ngerasain, Ca! Badan lo bagus! Lo cantik! Lo nggak
punya badan gendut kaya gue!" teriak Lola.
"Lo salah, La..."
"Ca, gue udah nggak mau denger lagi..pulang
aja!" bentak Lola. Xica menarik napas panjang dan
pergi tanpa berkata apapun lagi.
*** Beberapa hari ke depan, Lola tetap menjalankan
dietnya agar misinya mengikuti acara Wings of Love
dengan tubuh ramping bisa tercapai. Kalau ia berhasil
http://pustaka-indo.blogspot.com74 T he Shape Of Love
menjalankan diet ini, maka kedua hal yang paling ia
inginkan bisa terkabulkan, yaitu tubuh ramping dan
mengikuti acara Wings of Love dengan penampilan
keren. Namun sayangnya, ketika Lola sedang berada
di balai pertemuan hendak mendekorasi ruangan
tersebut, tiba-tiba saja"..
BRUK!! "LOLA PINGSAN!"
Semua panitia segera menghampirinya. Dua
orang guru pendamping segera menggunakan ke"kuatan perinya dan membuat tubuh Lola melayang
dan membawanya ke rumah sakit. Ketika Lola
membuka matanya, ia mendapati wajah Papa, Mama
dan Xica. Raut wajah ketiganya sangat khawatir.
"Ma..Pa..Xica.." panggil Lola lemah.
"Kamu pingsan, La.." ujar Mama Lola lembut.
"Kata dokter, lambung kamu berdarah, karena
tak ada asupan makanan."
Wajah Lola memerah karena malu. Akhirnya ia
ketahuan juga. "La.." panggil Xica, "Janji ya jangan diet-diet
lagi. Lihat dong perbuatan lo, sampai sakit begini.
Lo sudah membuat semua orang khawatir tau"."
mendengar ucapan Xica, Lola menangis.
"Lola mau kurus karena Lola mau tampil cantik
di acara Wings of Love."
Kemudian Mamanya berkata, "Lola masih mau
http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 75
tetap datang ke acara itu" Lola hentikan ya diet"diet berbahaya ini. Pokoknya Lola harus tahu kalau
Lola tuh cantik, tubuh ini hanya pembungkus saja.
Yang penting adalah hati dan perilaku kamu. Itulah
dewasa yang dimaksud di acara Wings of Love. Oh
iya, kamu harus mulai belajar untuk mencintai dirimu
sendiri. Bayangkan, kalau kamu tidak bisa mencintai
dirimu apa adanya, bagaimana kamu mengharapkan
semuanya juga mencintai dirimu?"
Xica menyambar, "La, lo nggak usah dengerin
apa kata teman-teman yang suka ngeledek lo. Itu
artinya mereka bukan teman yang baik, bukan" Dan
seperti kata Mama lo, kalau mereka meledek terus,
itu artinya mereka belum dewasa."
Senyum tersungging di bibir Lola. Pertama
kalinya dalam beberapa minggu terakhir. Ia menatap
semua orang yang menyayanginya ini dan berkata,
"Lola janji. Maafkan Lola ya sudah membuat
khawatir. Terima kasih juga buat nasehatnya, Ma, Pa,
Ca." *** Hari istimewa itu pun tiba. Seluruh penjuru pulau
Amour berhiaskan warna pink . Semua remaja berusia
16 tahun sudah gelisah sekaligus bersemangat
menanti pesta untuk merayakan hari raya Valentine,
http://pustaka-indo.blogspot.com76 T he Shape Of Love
dan tentu saja acara yang ditunggu-tunggu, Wings
of Love. Banyak orang sudah berkumpul di balai
pertemuan itu, termasuk Lola yang sudah berpakaian
cantik hasil rancangannya sendiri.
Lola sendiri sangat gelisah, bahkan sampai tidak
bisa tidur dan sakit perut. Semua peri penduduk
pulau Amour berbaur dan menikmati pesta tersebut.
Hingga akhirnya acara puncak, yaitu Wings of Love
akan di mulai. Para petinggi peri pulau Amour sudah
berkumpul di atas panggung. Lalu, pembawa acara
yang terlihat berkilau dengan baju emasnya terlihat
terbang rendah di dekat pengeras suara.
"Penduduk pulau Amour yang kami hormati.
Sekarang tiba saatnya pemberian Wings of Love untuk
para peri yang berhak menerimanya. Kami akan
memanggil nama mereka satu persatu untuk naik ke
panggung dan menerima sayap pertamanya." Dan di
mulailah acara tersebut. Satu persatu mereka maju
ke panggung dan para petinggi peri menggoyangkan
tongkat ajaib yang memang khusus digunakan setiap
setahun sekali pada hari istimewa ini dan Tring! Sayap
peri yang cantik muncul di punggung mereka.
Hingga tiba giliran Lola menerima sayap tersebut.
Meskipun gelisah, ia tetap berusaha tersenyum
dan Tring! Sayap cantik berwarna pink muncul di
punggungnya dan petinggi peri menyalaminya, "Se"lamat ya, Lola." Lola tersenyum bahagia. Ia menatap
http://pustaka-indo.blogspot.com Sayap Pink Lola 77
sayap barunya dan berpikir, tidak jelek banget kok!
Malah, sangat pantas..begitu serasi denganku.
Setelah acara tersebut selesai, pembawa acara
terbang kembali menuju pengeras suara, "Acara
Wings of Love sudah selesai dan sekarang giliran
penghargaan kepada peri baru favorit of the year,
yaitu penghargaan kepada peri baru penerima Wings
of Love yang menjadi favorit pada tahun ini..dan
pemenangnya adalah....LOLANSIANA TUTA!"
Tepuk tangan bergemuruh dan serbuk berwarna
emas juga pink langsung menghujani Lola, yang
wajahnya terpana seolah tak percaya bahwa dirinya
terpilih menjadi peri favorit tahun ini.
"Selamat ya, Lolaaa!!!" jerit Xica senang. Ia me"meluk sahabatnya. Lola maju untuk menerima peng"hargaan berupa piala berbentuk sayap. Salah satu
petinggi peri, Tuan Zula menyalami Lola, "Selamat
ya, Lola. Kamu terpilih karena kamu dianggap bisa
mewakili para peri muda tahun ini. Kamu berbakat,
berprestasi dan semua orang memilih kamu karena
kamu peri yang menyenangkan, baik hati, dan bisa
menjadi diri sendiri."
Lola sangat bahagia. Ia menjadi sadar bahwa
penampilan fi sik yang cantik tidak penting kalau
tidak mempunyai hati yang baik dan tulus. Sayap pink
sudah diterimanya, dan penghargaan favorit juga
didapatkannya. Kebahagiaan membuncah di hati
http://pustaka-indo.blogspot.com78 T he Shape Of Love
Lola. Perlahan kesadaran di dalam dirinya penuh.
Ia akan menerima dan mencintai dirinya sendiri.
Lagi pula, ia tidaklah seburuk yang dirinya sendiri
pikirkan selama ini. "YES! Gue akhirnya punya sayap pink!" teriak
Lola dalam hati. http://pustaka-indo.blogspot.comSurat Cinta
dari Malaikat Aku berlari tergesa-gesa memasuki gerbang sekolah.
Tak lama, terdengar bel sekolah tanda masuk yang
sangat nyaring. Aku masuk kelas paling akhir sebelum
guru pengajar masuk untuk memulai pelajaran
pertama. Baru saja aku duduk, di depan hidungku
lewat sebuah pesawat kertas yang terbang rendah.
Aku segera melotot ke arah Danu yang sedang
tertawa cekikikan bersama teman sebangkunya,
Indra. Ih, nyebelin banget sih! kayak anak SD aja! Aku
segera membereskan tasku dan memasukkannya ke
dalam laci. Tunggu! Apa itu"

The Shape Of Love Karya Christina Juzwar di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Surat lagi" Ihhhh..!! cape deh! Surat lagi, surat lagi! Nih orang
mah bukannya rajin, tapi keterlaluan! Aku gemas sekali.
http://pustaka-indo.blogspot.com80 T he Shape Of Love
Rupanya teman sebangkuku, Tari, membaca suasana
hatiku yang tertera nyata di wajahku. Ia melongok
dan berkata,"Surat lagi, Gin" Capek euy..langsung
nembak lo aja kenapa" Pake surat-suratan. Mustinya
lo bales, udah nggak zaman gitu loh surat-suratan!
Sekarang pake BBM, atau email, paling banter kalo
kere pake SMS gratisan."
Huh! Tari memang sudah menyuarakan suara
hatiku selama sebulan ini. Tak lama kemudian, Pak
Yunus, Guru Sejarah, masuk ke dalam kelas, dan surat
itu berhasil membuatku tidak berkonsentrasi selama
pelajaran pagi ini. Apa ya yang ditulisnya kali ini" Aku
bertanya-tanya dalam hati. Sebenarnya, aku tidak
keberatan dengan surat-surat itu, karena dalam hati,
aku benar-benar menikmati datangnya surat-surat itu
ke dalam laci mejaku. Hanya saja yang membuat kesal
adalah, aku belum mengetahui siapakah orang yang
mengirimkannya. Aku sangat penasaran!
Ya, semua berawal dari sebulan yang lalu. Aku
menerima surat ini sudah teronggok di mejaku.
Sebuah surat yang isinya sangat manis, namun ter"kesan gombal. Aku menertawakannya, tetapi tak
membuatku berhenti memperhatikan sekelilingku.
Siapa tahu, pengirim surat itu ada di dekatku dan
sedang memperhatikanku. Sayangnya, tidak ada yang
mencurigakan. Surat-surat yang datang setiap dua hari sekali ini
http://pustaka-indo.blogspot.com Surat Cinta dari Malaikat 81
semakin membuatku terkesan. Ia sepertinya benar"benar tahu apa yang kukerjakan. Bahkan ia tahu buku
kesukaanku, sampai fi lm yang aku tonton berulang
kali. Awalnya, aku mencurigai ketiga teman mainku,
Hanna, Tyo dan Duma. Sampai semuanya aku sidang
satu persatu. Tetapi aku tidak menemukan sesuatu
yang mencurigakan di antara mereka.
Surat-surat selanjutnya tetap aku terima di dalam
laci mejaku, sampai akhirnya di dalam surat yang
keempat itu, sang penulis menyebut nama, Yuri.
Dalam waktu singkat, surat itu aku robek dengan
hati yang perih. Bagaimana pengirim surat ini bisa tahu
Yuri?"" Setelah melihat surat itu terbelah dua, aku
baru tahu bahwa hatiku masih diliputi emosi yang
mendalam. Yuri.. Yuriku... Ketika mengingatnya, air mataku kembali me"netes. Semua hal yang berhubungan dengan Yuri
kembali terbayang di ingatanku. Pertemuan per"tama, sajak cinta yang diucapkannya kepadaku,
sampai sakitnya yang membuatnya melemah, hingga
akhirnya Tuhan mengambilnya.
Di surat berikutnya, ia meminta maaf karena
sudah membuatku sedih. Siapa orang ini" Dengan
surat-suratnya, ia mampu membuat hatiku berke"camuk. Semuanya campur aduk. Tetapi yang pasti,
http://pustaka-indo.blogspot.com82 T he Shape Of Love
dengan datangnya surat-surat ini, aku tersenyum
kembali setelah terpuruk karena kepergian Yuri.
Semua kata-kata di dalamnya mengingatkanku akan
Yuri. Hatiku menjadi tenang dan secara perlahan,
aku mulai tergantung pada surat-surat itu. Aku
menikmati setiap perhatian yang ia berikan. Aku
tak lelah menunggunya, meskipun makin lama rasa
penasaranku semakin hebat.
Duh, siapa ya kamu, penulis surat rahasia ini"
*** "Eh, isinya apa kali ini?"
Ia mencolek pinggangku. Duma, si Miss Kepo
langsung duduk di sebelahku. Tak lupa, di tangannya
memegang sekantung gorengan dan mengunyahnya
bak singa kelaparan. Tak lama kemudian, berga"bunglah Tyo dan Hanna yang masing-masing mem"bawa semangkuk bakso dan sepiring siomay.
"Ayo dong, Gin bacain isinya." Pinta Hanna ber"semangat. Sedangkan Tyo hanya diam menikmati
siomaynya. Aku mulai menyomoti siomay milik Tyo
dan meminta paksa gorengannya Duma.
"Dih..minta baek-baek kenapa?"
"Gue laper." kilahku sambil mengunyah bakwan
Suling Pusaka Kumala 13 Pendekar Lengan Buntung Seri 1 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw Anugerah Bidadari 1

Cari Blog Ini