Ceritasilat Novel Online

Another 3

Another Karya Santhy Agatha Bagian 3


kue di piring itu. Itu seperti potongan dari kue tart yang indah. Apakah Selly membeli kue
tart untuk dirinya sendiri semalam" Mungkin dengan harapan dia bisa menipu lilinnya
bersama Rolan" Ah... perasaan bersalah menyeruak kembali ke benak Rolan,
menyadari bahwa dia telah membiarkan Selly menghabiskan hari ulang tahunnya
sendirian. 168 | Rolan membuka termos itu dan
aroma kopi yang harum menguar di udara, memenuhi ruangan. Sebuah mug diletakkan
terbalik di nampan, Rolan meraihnya, dan menuang kopi itu, lalu meneguknya untuk
memberikan kesegaran kepada tubuhnya. Dia berpikir untuk segera mandi dan
menengok Sabrina ke rumah sakit, selain untuk mencari cincinnya, Rolan ingin dia ada
di rumah sakit ketika Sabrina sadar, apalagi karena dini hari tadi, dia meninggalkan
Sabrina tanpa pamit di saat Sabrina masih tidur pulas. Rolan tidak mau Sabrina
mencari-carinya atau kecewa kepadanya yang akan berimbas kepada kondisi
kesehatan. Sabrina begitu lemah, begitu menderita, dan Rolan akan melakukan apapun
untuk membantu Sabrina. Tepat setelah tegukan ketiganya, sebuah ketukan terdengar
di pintu flat Selly, membuatnya mengerutkan kening. Siapa yang bertamu ke flat Selly
siang-siang" Orang-orang yang mengenal Selly pasti tahu kalau Selly sedang bekerja di
jam-jam begini. Dengan penuh rasa ingin tahu, Rolan meletakkan cangkir kopinya, lalu
melangkah ke pintu dan membukanya. Ternyata Marco yang berdiri di depannya. Rolan
mengangkat alisnya, "Bagaimana kau tahu aku ada di sini?" Marco mengangkat
bahunya, "Saya punya kemampuan khusus untuk melacak sang pemegang kekuatan."
Lelaki itu menunjukkan buku tebal berisi aturan semesta kepada Rolan, "Mari tuan, kita
harus bergegas, anda harus belajar banyak dan mencoba menguasai seluruh kekuatan
itu dengan sempurna. Waktu kita menipis, sebab saya sudah mulai merasakan kekuatan
kegelapan yang semakin mengancam." ?LoveReads 169 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
t . c o m Another 5% Part 13 Marco membawanya ke sebuah lapangan yang luas dan
sepi. Entah darimana lelaki tua itu bisa menemukan tempat ini. Marco tampak misterius,
tetapi entah kenapa Rolan merasa bisa mempercayainya. Lelaki ini sepertinya memang
sudah ditakdirkan untuk membantunya. "Kenapa kau membawaku ke lapangan luas
seperti ini?" "Karena saya akan membantu anda membangkitkan kekuatan anda.
Kekuatan otak yang saat ini ada di dalam tubuh anda, yang dilimpahkan oleh tuan
Matthias kepada anda, belum terbangkitkan sepenuhnya, sifat alaminya memang akan
membuat tubuh anda sembuh dan memperbaiki dirinya sendiri dengan cepat...." Dan
kemudian, tanpa diduga, dengan gerakan secepat kilat, Marco menghujamkan pisau
yang entah diambilnya darimana ke dada kiri Rolan. Rolan terbelalak, pucat menatap
Marco, merasakan nyeri yang menghujam ke jantungnya. Dia menunduk dan melihat ke
arah pisau yang menancap di dadanya, membuat darah segar langsung merembes ke
kemejanya. "Apa yang kau...." Sebelum Rolan menyelesaikan kalimatnya, dengan dingin
dan tanpa ekspresi, Marco mencabut pisau itu dari dada Rolan, sebuah gerakan yang
cepat dan menyakitkan. Rolan mengerang ketika darahnya menyembur dari jantungnya,
keluar dari lubang menganga yang ditinggalkan oleh bekas tusukan pisau itu. 170 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Kenapa Marco menusuknya" dan kenapa sekarang
lel;aki itu hanya berdiam diri saja dan mengamatinya" dan kenapa... Rolan tidak
1Another 5 - Santhy Agatha
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
merasa sakit" Rolan menunduk, menyentuh dadanya, kemejanya basah dan lengket
oleh darah yang bebau anyir, tetapi dadanya tidak sakit. Dengan penasaran Rolan
membuka kemejanya, memeriksa lukanya.... dan dia terpana. Di balik darah yang
membasahi dadanya, tidak ada apa-apa di sana. tidak ada bekas luka setitikpun.
Padahal jelas-jelas dia merasakan pisau itu menembus dadanya dan darahnya
menyembur keluar... tetapi di balik darah itu, tidak ada apapun di kulit dadanya, tidak
ada luka apapun, seakan tubuhnya menyembuhkan diri dengan begitu cepatnya Rolan
masih ternganga sambil menatap ke arah Marco, sekarang dia mengerti kenapa Marco
menusuk dadanya tiba-tiba, lelaki tua ini ingin menunjukkan secara langsung betapa
kuatnya tubuh Rolan sekarang. "Inilah kekuatan anda tuan Rolan, karena itulah anda
sembuh dari penyakit anda. Tuan Matthias tidak melanggar aturan semesta dengan
membuat anda sembuh, karena kesembuhan anda bukan berasal dari kekuatan tuan
Matthias, kesembuhan anda dikarenakan tubuh anda memperbaiki diri sendiri setelah
kemapuan otak anda diaktifkan hingga maksimal 95%. Anda tidak bisa terluka, anda
tidak bisa sakit... bahkan anda tidak bisa mati, umur anda akan berhenti di usia tiga
puluh tahun.." 171 | Berhenti di usia tiga puluh
tahun..." Tunggu dulu! Jadi bagaimana dengan Selly" Apakah beberapa tahun nanti,
Selly akan menua, sementara dia berhenti di usia tiga puluh tahun" Marco sepertinya
tahu apa yang ada di benak Rolan, "Itu mungkin bisa disebut takdir sang pemegang
kekuatan. Sebagai ganti kekuatan yang sangat besar, sang pemegang kekuatan harus
rela menanggung hidup sendiri, tetap muda dan melihat orang-orang yang dikenalnya
menua, lalu mati satu persatu." Mara Rolan menajam, "Aku tidak mau mengalami itu,
Marco." Marco membalas tatapan Rolan, sama sekali tidak mundur, "Anda harus
menanggungnya tuan Rolan, karena anda sudah menerima kekuatan itu dari Tuan
Matthias. Apakah anda tidak pernah berpikir" Kalau saja otak anda tidak diaktifkan
hingga 95% oleh Tuan Matthias, mungkin anda sudah mati duluan dan meninggalkan
orang-orang yang anda cintai?" Dua pilihan. Rolan tertegun. Selalu ada dua pilihan
ketika kita mencintai seseorang, dua pilihan yang muncul karena semua manusia pasti
mati. Pilihan itu adalah meninggalkan atau ditinggalkan, Seorang kekasih yang
mencinta, pasti akan lebih memilih meninggalkan lebih dulu jika menyangkut kematian,
sehingga dia tidak akan menanggung kepedihan karena ditinggalkan oleh yang tercinta.
Tetapi meskipun begitu, tidak bisakah Rolan menjalani kehidupan normal bersama
Selly" Bersatu dalam pernikahan, lalu menua dan mati bersama" 172 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m "Anda bisa memikirkan tentang hal itu nanti." Sekali lagi, Marco
tampaknya bisa membaca pikiran Rolan, "Mari, saya akan ajarkan anda cara membuka
kekuatan ini, pertama-tama akan terasa sedikit menyakitkan, tapi saya akan
membimbing anda untuk menguasainya" ?LoveReads Angin itu berhembus kencang
dari arah utara, menggoyangkan pepohonan di sekitarnya... Gabriel yang sedang
berada di lantai paling atas gedung tinggi itu membuka matanya, tersenyum setelah
mendapatkan pengelihatannya. "Dia sudah membuka kekuatannya." gumam Gabriel
pada Carlos yang berdiri tenang di sebelahnya. "Saatnya akan segera tiba." "Anda
belum bisa menantangnya sekarang Tuan Gabriel, apakah anda lupa, Tuan Rolan
memiliki Selly sebagai cinta sejatinya, itu berarti kemungkinan dia lebih kuat daripada
anda." Gabriel tersenyum dingin, "Kita lihat saja nanti.." ?LoveReads Selly merasa
badannya sedikit meriang, kepalanya pusing dan tenggorokannya sakit untuk menelan.
Tetapi tadi dia sudah meminum vitamin c untuk daya tahan tubuhnya. Mungkin ini
karena semalam dia terlambat tidur, dan terbangun di pagi buta. 173 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Yang diinginkan Selly adalah segera tidur, dan berharap ketika
1Another 5 - Santhy Agatha
bangun nanti, kondisinya sudah lebih baik. Sayangnya, ini masih jam kantor dan Selly
harus bertahan kira-kira empat jam lagi. Gabriel saat ini sedang tidak ada di
ruangannya, katanya sedang mengurus pekerjaannya di cabangnya yang lain, jadi Selly
bisa sedikit bersantai dan menenangkan tubuhnya yang bergolak karena sakit. Dia
menuju ke dispenser dan menuangkan air panas ke dalam cangkir, dan menyeduh teh
celup ke dalamnya. Kemudian Selly duduk dan menghela napas panjang. Tiba-tiba
ponselnya berbunyi, dari Rolan. "Sayang?" Rolan berseru dari seberang, suaranya
tampak ceria, "Mau kah kau makan malam denganku nanti malam untuk menggantikan
malam kemarin?" Selly tersenyum lemah, dikondisinya yang tidak enak ini,
mendengarkan suara Rolan bagaikan obat untuknya. Tentu saja dia mau. "Kapan?"
"Nanti aku akan menjemputmu di kantor sepulangmu dari kantor, kita langsung
berangkat dari sana saja, tunggu aku ya." Tanpa sadar Selly mengangguk, meski
kemudian dia sadar bahwa Rolan tidak bisa melihatnya, "Oke Rolan, aku tidak sabar
menantinya. Terimakasih sayang." 174 | Rolan
terkekeh, "Aku akan menebus semuanya, kau akan sangat bahagia nanti." Setelah itu
pembicaraan terputus, dan Selly memeluk ponselnya sambil tersenyum. Semua
kekecewaan, semua kesedihannya semalam seolah pupus begitu saja dengan tebusan
makan malam Rolan untuknya ini. Bahkan senyum lebarnya itu tetap ada ketika Gabriel
memasuki ruangan dan mengangkat alisnya, "Sepertinya suasana hatimu sedang baik."
sapa Gabriel lembut. Senyum Selly melebar, tetapi dia hanya menganggukkan
kepalanya dengan sopan, tidak membantah perkataan Gabriel. Tentu saja Gabriel
penasaran. Tetapi dia menahan diri. Diam-diam dia berusaha menggunakan
kekuatannya kepada Selly, mencoba membaca pikirannya. Tetapi yang muncul dalam
pengelihatannya hanya gelap dan kosong. Gabriel mengernyitkan keningnya. Kenapa
kekuatannya tidak mempan kepada Selly" Apakah benar itu disebabkan oleh karena
Selly adalah cinta sejati musuhnya" Cinta sejati Rolan" "Pasti kau punya rencana bagus
malam ini, kencan dengan calon suaminu?" Gabriel menebak pada akhirnya, menyerah
karena dia tidak bisa membaca pikiran Selly. Pipi Selly yang merona sudah cukup untuk
menjawab pertanyaan Gabriel, "Dia akan menjemput saya nanti sepulang kerja, kami
berencana menebus malam yang gagal kemarin." 175 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m Ekspresi Gabriel tidak terbaca, "Bagus untukmu." gumamnya sambil lalu, dan
kemudian melangkah meninggalkan Selly kembali ke
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
mejanya. ?LoveReads "Kau bilang aku bisa membaca pikiran orang, bahkan jika aku
melakukannya dari jarak jauh, aku tinggal membayangkan orang tersebut dan tahu."
Rolan menutup ponselnya, menatap Marco sambil mengerutkan keningnya. "Tetapi
kenapa aku tidak bisa melakukannya pada Selly?" Rolan tadi iseng mempraktekkan
kekuatannya kepada Selly, dan ternyata dia tidak mendapatkan apa-apa, dia ternyata
tidak bisa membaca pikiran Selly. Mereka masih ada di tengah lapangan itu, dan kemeja
Rolan yang penuh darah sudah disingkirkan, Marco sepertinya sudah merencanakan
semuanya karena dia sudah membawakan kemeja pengganti yang masih baru, yang
sekarang dikenakan oleh Rolan. Marco telah membuka kekuatannya. Dunia sekarang
tidak sama lagi bagi Rolan, dia bisa mendengar suara-suara dari jarak yang begitu jauh,
bahkan bisa mengetahui suara-suara tergelap dari benak seseorang. Tangannya bisa
mengeluarkan api dan es, menggerakkan benda-benda, berpindah secepat kilat, dia
bisa melakukan segala yang dia mau. Luar biasa pengaktifan 95% kekuatan otak ini
benar-benar membuatnya nya sangat kuat dan nyaris bisa melakukan segalanya. 176 |
Marco mengatakan bahwa ada aturan semesta
yang harus disepakati, bahwa sang pemegang kekuatan harus dibatasi, karena kalau
1Another 5 - Santhy Agatha
tidak mereka akan berbuat semena-mena. Kekuatan dan kekuasaan yang besar
biasanya membuat manusia lupa diri. Bagi sang pemegang kekuatan, hal itu sudah
diantisipasi dengan adanya buku aturan semesta, yang memuat kutukan-kutukan
mengerikan bagi yang melanggar aturan, dan tugas sang pendampinglah, seperti Marco
untuk menjaga tuannya agar selalu ada di jalan yang benar. Marco hanya
menganggukkan kepalanya dengan wajah datar mendengar pertanyaan Rolan,
"Memang. Saya pernah mendampingi para pemegang kekuatan yang lain selama
beberapa periode yang lalu." Ya. Marco adalah manusia abadi, mungkin bisa dikatakan
dia bukan lah manusia, dia hanyalah mahluk Tuhan yang ditakdirkan untuk
mendampingi sang pembawa kekuatan, sama seperti saudara kembarnya. "Sayangnya,
dari mereka semua, hanya sedikit yang beruntung bisa menemukan cinta sejatinya."
Marco berdehem, " Setahu saya, sang pemegang kekuatan tidak akan bisa
menggunakan kekuatannya kepada cinta sejatinya. Sang cinta sejati adalah
satu-satunya manusia yang kebal atas kekuatan anda, di alam semesta ini."
?LoveReads Rolan berjalan mengitari lorong rumah sakit, dia hendak menengok
Sabrina dan mencari cincinnya yang hilang, pelajarannya dengan Marco tadi sedikit
mengubah rencananya. Untunglah setelah latihan 177 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m yang melelahkan untuk mengendalikan kemampuannya mendengar dan
mengatur seluruh inderanya yang menjadi amat sangat tajam, Marco mengatakan
bahwa latihan mereka cukup untuk hari ini dan akan dilanjutkan besok. Hari itu Rolan
mencoba kemampuannya berpindah tempat secepat kilat, dia memejamkan mata,
memusatkan pikirannya pada tempat yang ingin ditujunya. Dan.... hanya dalam
beberapa detik, dia muncul kembali, seperti sihir, di bekas kamarnya di rumah sakit
yang masih kosong. Setelah melihat sekeliling, Rolan menyadari bahwa tidak bijaksana
dia memilih tempat ini sebagai tujuannya, untung saja kamar ini masih kosong,
bayangkan kalau sudah ada pasien di sini, dia pasti akan terkejut setengah mati melihat
Rolan yang muncul secara tibatiba. Besok-besok dia harus muncul di tempat yang
benar-benar sepi untuk menghindari adanya saksi mata. Rolan menghela napas
panjang berusaha bersikap biasa, lalu dengan hat-hati melangkah keluar dari bekas
kamarnya itu, untunglah suasana sepi sehingga dia tidak perlu memberi penjelasan
kepada orang lain kenapa dia bisa tiba-tiba saja keluar dari kamar itu. Ya. Rolan hendak
menengok Sabrina dulu, memastikan kondisi perempuan itu baik-baik saja. Tadi pagi,
dia meninggalkan Sabrina tanpa pamit karena tidak tahan memikirkan Selly, dan
sekarang dia merasa tidak enak. Rolan sudah berjanji kepada Sabrina, dan dia
mengingkarinya. Selain itu ada cincin yang perlu dia tanyakan pada 178 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m Sabrina, karena dia yakin cincin itu jatuh di kamar Sabrina.
Setelah semua urusan beres, Rolan akan menjemput Selly, mengajaknya makan malam
mewah untuk meneebus kesalahannya kemarin, dan kemudian menutup malam mereka
dengan lamaran romantis. Bibir Rolan masih tersenyum ketika memasuki kamar
Sabrina, tetapi dahinya langsung berkerut melihat Sabrina sedang duduk dengan wajah
muram, dengan tatapan mata menerawang dan wajah pucat pasi, "Sabrina?" Sabrina
menoleh pelan, tetapi ekspresinya sedikit sedih ketika melihat Rolan. perempuan itu
hanya menganggukkan kepalanya, tampak lesu. Rolan duduk di sebelah ranjang,
menatap Sabrina dengan menyesal. "Maafkan aku meninggalkanmu tadi pagi tanpa
pamit, tidurmu pulas sekali, jadi aku memutuskan pergi." Mata Sabrina tampak
berkaca-kaca, "Kenapa kau pergi Rolan" Kau bilang kau tak akan pergi" aku terbangun
sendirian dan mencarimu." air mata bergulir dari pipi Sabrina, membuat Rolan sangat
menyesal, disentuhnya jemari Sabrina dan digenggamnya lembut. "Maafkan aku... tetapi
aku harus menemui Selly tadi pagi..." "Selly?" Sabrina mengerutkan keningnya. "Ya."
Rolan tersenyum menyesal, "Kemarin itu sebenarnya adalah hari ulang tahun Selly, dan
1Another 5 - Santhy Agatha
aku membatalkannya karena menungguimu di rumah sakit. Jadi tadi pagi aku ke sana
untuk meminta maaf kepadanya." 179 |
"Oh...Astaga...." jemari kurus Sabrina menutup mulutnya dengan kaget, wajahnya
tampak sangat terkejut, tatapannya benar-benar menyesal, "Ya Ampun, Rolan...
maafkan aku.. aku benar-benar tidak tahu... astaga.. astaga.. maafkan aku, aku telah
merusak ulang tahun Selly." air mata mulai menetes di pipinya. Rolan tersenyum, "Selly
tidak apa-apa kok, dia mengerti, dia wanita yang baik dan dia berharap kondisimu
semakin baik... lagipula aku akan menebusnya malam ini." "Malam ini?" mata Sabrina
melebar. "Ya... aku akan melamar Selly sebagai kejutan." Senyum Rolan tampak
bercahaya, "Dan ngomong-ngomong tentang melamar, aku sepertinya kehilangan
cincinku di sini, apakah kau tahu?" "Cincin?" Sabrina mengerutkan keningnya. "Ya.
Cincin, dalam kotak kecil berwarna hitam sepertinya aku menjatuhkannya di sini." "Tidak
ada cincin." Sekelebat ingatan muncul di benak Sabrina, tentang Gabriel yang
menunduk mengambil sesuatu yang misterius di kamarnya. Apakah cincin itu yang
diambil oleh Gabriel, "Maafkan aku Rolan, tetapi aku seharian di sini dan tidak turun dari
ranjang, tetapi setahuku kalaupun ada cincin jatuh di sini, pasti perawat
menemukannya." "Ah. Ya benar juga." Rolan menggosok rambutnya dengan kecewa.
Jadi besar kemungkinan cincin itu hilang, atau mungkin ditemukan 180 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m orang, dan tidak dikembalikan... kalau begitu Rolan harus ke
toko 1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
perhiasan dulu untuk mencari cincin pengganti sebelum melamar Selly nanti malam.
"Kalau begitu aku harus mencari cincin untuk melamar Selly nanti malam, tidak apa-apa
kan aku meninggalkanmu dulu Sabrina" Aku janji aku akan menengokmu lagi bersama
Selly besok." Sabrina tersenyum meskipun senyumnya tampak lemah, "Tidak apaapa...
pergilah Rolan,semangat ya, semoga sukses... cepat sana pergi." Dengan lembut
Sabrina melambaikan tangannya tanda pengusiran karena Rolan masih tampak ragu
meninggalkan Sabrina. Rolan tersenyum lebar, membayangkan betapa indahnya
malamnya nanti bersama Selly. Dengan impulsif, didorong oleh rasa bahagianya, dia
membungkuk dan mengecup dahi Sabrina dengan lembut. Seketika itu juga, Sabrina
terbatuk-batuk parah. Rolan menundukkan kepalanya dan terkejut, ketika Sabrina
terbatuk makin parah, dan memuntahkan darah segar yang begitu banyak dari
mulutnya, membasahi kemeja Rolan. ?LoveReads Selly melirik jam tangannya, hujan
turun dengan derasnya di luar, dan kondisi badannya makin menurun, dia memegang
dahinya sendiri dan terasa panas, tenggorokannya juga terasa semakin sakit. Saat ini
dia sedang duduk di tempat duduk bagian depan di lobby kantor. Ketika jam sudah
menunjukkan pukul tujuh malam, karyawan terakhir 181 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m tampak meninggalkan kantor, membuat suasana cukup sunyi, hanya ditemani
oleh seorang satpam yang duduk di dekat pintu masuk. "Menunggu seseorang?"
Satpam itu menyapa, mungkin karena melihat bahwa Selly sudah duduk menunggu
sejak jam lima sore tadi dan tidak beranjak dari sana meski semua karyawan sudah
pulang. Selly menganggukkan kepalanya, tersenyum malu, "Ya... saya menunggu
jemputan." "Hujan diluar sangat deras, mungkin yang menjemput terjebak macet"
gumam si satpam sambil menatap keluar. Selly menganggukkan kepalanya, dan
menatap cemas ke arah hujan yang cukup deras, satpam itupun kembali lagi ke
mejanya di dekat pintu, meninggalkan Selly termenung sendirian. Dengan bingung, Selly
memencet kembali nomor Rolan, hal yang sudah dilakukannya berkali-kali selama dua
jam terakhir ini... tetapi tetap sama, nomor itu tidak aktif... Kemanakah Rolan" Kenapa
dia tak muncul juga" Tibatiba Selly merasa pusingnya semakin menyakitkan. Hujan
1Another 5 - Santhy Agatha
makin turun deras di luar, begitupun dengan hujan di hati Selly. ?LoveReads "Anda
tidak bisa ke rumah sakit sekarang." Carlos bergumam ketika Gabriel keluar dari kamar


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mandi, rambutnya basah dan masih memakai jubah mandinya. 182 | R a t u - b u k u . b
l o g s p o t . c o m Gabriel mengerutkan keningnya, "Ada apa" bukankah aku harus
memberikan darahku untuk Sabrina" Aku sengaja menghukumnya tadi dengan
memberikan setengah dari yang seharusnya, malam ini dia pasti sudah cukup
merasakan kesakitan dan kemudian sadar untuk tidak ikut campur lagi dengan
urusanku." "Sabrina mengalami serangan, dan si pemegang kekuatan terang ada
bersamanya." Jawab Carlos datar. Ekspresi Gabriel mengeras seketika, dia
memejamkan matanya sejenak, memastikan kata-kata Carlos. Dan setelah dia melihat
visualisasi di rumah sakit, Gabriel langsung memberikan isntruksi kepada Carlos,
"Siapkan pakaianku, aku akan kembali ke kantor." Rahang Gabriel mengeras. Sekali
lagi, dengan bodohnya, Rolan membiarkan Selly menunggunya sampai lama.
?LoveReads 183 | Another 5% Part 14
Kecemasan Selly sampai pada puncaknya ketika ponselnya akhirnya berbunyi. Rolan.
"Selly sayangku" Maafkan aku! Kau ada di mana" Kumohon katakan kau sudah ada di
rumah." Tidakkah Rolan ingat bahwa dia menyuruh Selly menunggu" Bahwa dia berjanji
akan menjemput Selly sepulang kantor dan itu sudah dua jam yang lalu" "Rolan aku..."
Selly hendak berkata-kata ketika Rollan menyela, "Maafkan aku tadi aku tidak bisa
datang, aku menengok Sabrina sebelum berencana menjemputmu... Tetapi kemudian
Sabrina mengalami serangan, dia muntah darah, Selly, kondisinya kritis, sejak tadi aku
berusaha menghubungimu tapi ponselku kehilangan sinyal, mungkin karena hujan
deras... Maafkan aku Selly, aku, tidak bisa meninggalkan Sabrina, tidak di kondisinya
sekarang... Kau tahu aku pernah mengalami serangan seperti ini, aku tahu rasanya
Selly... Sabrina, dia butuh seseorang..." Rolan menelan ludahnya, "Maafkan aku Selly,
kausudah di rumah bukan" Jangan katakan kau sedang menungguku." Kepala Selly
terasa sakit ketika mendengarkan penjelasan Rolan, semburan rasa kecewa langsung
menyakiti hatinya, membuat dadanya terasa sesak. Tetapi dia berusaha membuat
suaranya terdengar ceria. 184 | Dia kemudian
berbohong, "Aku sudah di rumah, Rolan." "Syukurlah." Suara Rolan terdengar lega,
"Hujan di luar sangat deras dan angin begitu kencang. Aku mencemaskanmu setengah
mati, syukurlah kau sudah di rumah. Selly." Selly memandang ke pintu kaca di luar lobby
kantornya, hujan turun dengan deras di luar sehingga menutupi malam,angin dan petir
bertiup kencang, membuat pohon-pohon bergetar. Jemari Selly yang memegang ponsel
bergetar menahan perasaan. "Kau tenang saja Rolan. Semoga Sabrina baik-baik saja
ya. Aku sedang menyeduh teh hangat di sini." "Maafkan aku Selly maafkan aku..
Sungguh ini bukan rencanaku, aku..." "Rolan, tidak apa-apa, sungguh, aku mengerti."
Setelah itu Selly hanya bergumam menanggapi perkataan Rolan sebelum lelaki itu
mengatakan mencintainya dan menutup pembicaraan. Selly masih duduk di sana
beberapa menit setelah percakapan itu berlalu. Air mata berlinang mengaliri pipinya, dan
kepalanya terasa berdentam-dentam. ?LoveReads Gabriel sampai di kantor hanya
sepersekian detik setelah dia berpakaian. Dia muncul di ruangan kantornya, dan
bergegas turun 185 | melalui lift, bersikap
sebiasa mungkin karena dia tahu ada satpam berjaga di depan, dan mungkin juga Selly
di sana yang pasti kaget meihatnya muncul tiba-tiba dari dalam, padahal Gabriel sudah
pulang sejak tadi. Begitu Gabriel keluar dari lift, satpam yang berada di pintu langsung
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
berdiri karena kaget. Dia mengira semua orang sudah pulang. Sementara Gabriel hanya
menganggukkan kepalanya singkat kepada satpam itu, lalu mengedarkan
1Another 5 - Santhy Agatha
pandangannya ke sekeliling ruangan. Dimana Selly" Gabriel mengerutkan keningnya,
merasa marah karena kekuatannya tidak mempan terhadap Selly, hal itu
menyebabkannya tidak bisa melacak keberadaan Selly. "Saya pikir anda sudah pulang,
sir." Satpam itu menganggukkan kepalanya dengan hormat. Gabriel menatap satpam itu
dengan tatapan mata tajam. Apakah Rolan sudah menjemput Selly pada akhirnya"
Tidak. Pengelihatannya jelas-jelas menunjukkan bahwa Rolan masih ada di rumah sakit.
Dan tidak ada Selly di sana. Jadi dimanakah Selly" Apakah dia pulang" Gabriel sedikit
banyak tahu sifat Selly, perempuan itu begitu percaya pada kekasihnya dan pasti akan
menunggu selama dia bisa. Perempuan bodoh! Dan astaga kenapa Gabriel harus
repot-repot mengurusi Selly" Sambil mengernyitkan keningnya, Gabriel bertanya
kepada satpam itu, 186 | "Kau melihat asistenku.
Selly" Dia menunggu seseorang di sini dalam waktu lama." Satpam itu langsung
menganggukkan kepalanya, "Iya Sir. Nona Selly yang anda maksud menunggu di sini
sampai lebih dari dua jam. Lalu dia menerima telepon dan pergi. Mungkin sekitar lima
belas menit yang lalu." "Pergi?" Selly menerima telepon dari siapa" Apakah dari Rolan"
Gabriel melirik ke luar. Malam ini sama seperti kemarin, hujan turun dengan derasnya
disertai angin yang kencang. "Dia naik kendaraan" Ada yang menjemputnya?" "Tidak
Sir. Nona Selly menembus hujan, berjalan kaki, saya sudah mencegahnya dan
memintanya menunggu hujan reda. Tetapi nona Selly bilang dia harus segera pulang.
Dia memakai payung berwarna hijau." Ekspresi Gabriel mengeras. Berjalan menembus
badai seperti ini adalah keputusan bodoh! Apakah Selly sudah kehilangan akal sehat"
Sambil mendecakkan lidahnya, Gabriel mengangguk ke arah satpam itu. "Oke, aku akan
menyusulnya." Satpam itu mengernyit ketika melihat Gabriel hendak melakukan hal
yang sama seperti yang dilakukan Selly, hanya saja Gabriel tidak memakai payung.
"Anda ingin menembus hujan badai ini" Anda tidak memakai payung?" Satpam itu
mempertanyakan apa yang ada di benaknya. 187 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m Gabriel menoleh, tersenyum misterius kepada Satpam itu, "Aku tidak butuh payung."
Dan kemudian Gabriel melangkah menembus hujan badai itu, menembus kegelapan.
?LoveReads Setetes air mengenai Jasnya, membuat Gabriel mengernyit. "Minggir
hujan." Gumamnya gusar, membuat tetesan air itu menguap begitu saja dari jasnya.
Lelaki itu berjalan menembus hujan tanpa basah, seolah-olah air menghindari mengenai
tubuhnya. Gabriel mencoba mencari jejak Selly, tetapi masih kesulitan menemukannya.
Dimana kau Selly" Jemari Gabriel menyentuh pepohonan di trotoar itu, dia
menggertakkan giginya setelah membaca memori dari benda itu, tidak. Selly tidak
pernah lewat sini. Dengan sigap Gabriel membalikkan badan, bergegas menuju arah
yang berlawanan. Dia terus menyentuh benda-benda yang ada, membaca memori
benda itu untuk mengetahui apakah Selly pernah melewatinya atau tidak. Sial! Sambil
berjalan, Gabriel mengumpat-umpat dalam hati. Gabriel benar-benar gusar sekarang.
Seandainya saja kekuatannya bisa di- pakai kepada Selly, pasti dia akan dengan mudah
menemukan perempuan itu. Tetapi sekarang dia hanya bisa mengandalkan memori dari
bendabenda, sayangnya hujan badai sedikit mengaburkan memori benda-benda itu.
Gabriel menyentuh tembok sebuah pagar yang ada ditepi trotoar, memejamkan mata
dan menemukan penglihatan itu. 188 |
Perempuan berpayung hijau. Badannya sedikit membungkuk, menahankan angin
kencang dan hujan deras yang menerpanya... Selly baru saja lewat sini. Ingatan dari
pagar itu masih jelas. Gabriel mempercepat langkahnya, menembus jalanan yang sepi
dan badai hujan yang begitu kencang tanpa kesulitan. Bahkan angin dan hujan pun tak
mau melawannya, mereka melewatinya begitu saja membuatnya tetap kering. Lalu
Gabriel tertegun ketika melihat tubuh itu, tubuh yang terbaring tak bergerak di trotoar
seratus meter di depannya. Sebuah payung hijau berputar-putar jauh di jalanan
1Another 5 - Santhy Agatha
beraspal, dipermainkan oleh angin. Gabriel mempercepat langkahnya dan langsung
berjongkok, mengangkat tubuh itu, tubuh Selly yang lunglai ke pangkuannya. Selly
basah kuyup, tetapi tubuhnya panas membara seperti terbakar, perempuan ini demam
tinggi! Gabriel mengibaskan tangannya dan seketika hujan menghindari tubuh Selly.
Dengan gerakan cepat Gabriel berdiri, mengangkat Selly ke dalam gendongannya, lalu
tubuh mereka berdua tertelan oleh bayangan kegelapan dan menghilang. ?LoveReads
Dalam sekejap mereka berada di dalam flat Selly yang hangat dan nyaman. Gabriel
menunduk, menatap Selly yang demam dan masih pingsan di dalam gendongannya.
Perempuan ini basah kuyup dari 189 | ujung
kepala sampai ujung kaki. Entah berapa lama Selly sudah berbaring pingsan di trotoar
tadi sebelum Gabriel menemukannya. Dasar perempuan bodoh! Menembus hujan
seperti itu dalam kondisi sakit... Kenapa Gabriel tidak menyadari bahwa Selly sakit"
Perempuan ini pasti sudah demam sejak siang, tetapi rupanya dia berhasil
menyembunyikannya dengan baik. Padahal, Gabriel memiliki kemampuan mengukur
suhu badan seseorang, membaca detak jantungnya, aliran napasnya, bahkan aliran
darah yang mengalir di pembuluh darah manusia kalau dia mau, tetapi di Selly semua
kekuatannya itu tidak ada gunanya. Gabriel menatap Selly, dan kemudian membuatnya
setengah berdiri, membuat tubuh Selly yang basah kuyup bersandar pada tubuhnya, air
masih menetes-netes dari sana membasahi sebagian besar jas Gabriel. Selly harus
berganti pakaian yang kering dan hangat.... Lalu pelan-pelan Gabriel melolosi kemeja
Selly dan membuangnya begitu saja ke lantai. ?LoveReads Rolan berjalan
mondar-mandir di depan ruangan iccu dan menunggu. Dokter Beni dan teamnya sedang
menangani Sabrina sejak beberapa jam yang lalu, berusaha menstabilkan kondisinya
yang kritis. Ini kondisi Sabrina yang paling parah, sebelumnya Sabrina tidak pernah 190
| muntah darah sampai sebanyak ini. Biasanya
pendarahan yang dialaminya hanyalah mimisan. Tak berapa lama dokter Beni keluar
dari ruangan itu, tampak lelah, Rolan langsung menyambutnya,
1Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
"Bagaimana kondisi Sabrina, dokter?" Dokter Beni menghela napas panjang,
"Kondisinya sudah stabil. Masa kritisnya sudah lewat, tetapi keadannya menurun
drastis, seolah-olah kemampuan tubuhnya memperlambat sel kanker itu menghilang
begitu saja." "Apakah dia akan baik-baik saja?" Suara Rolan bergetar karena cemas,
apalagi ketika melihat mata dokter Beni yang tampak suram. "Kita lihat saja Rolan.
Meskipun tidak ekstrim dan langsung sembuh seperti dirimu, Sabrina merupakan
keajaiban tersendiri dalam dunia medis, setahuku dalam kondisinya dulu, dia diramalkan
meninggal ketika masih kecil, tetapi ternyata sel-sel kankernya berkembang sangat
lambat seolah tubuhnya punya kemampuan memperlambatnya, hal itulah yang
membuat Sabrina bisa bertahan sampai sekarang, dan saat ini, mari kita berharap
keajaiban itu masih ada." ?LoveReads Gabriel selesai mengancingkan kancing piyama
Selly yang terbaring di atas ranjang, masih tidak sadarkan diri. Napas perempuan itu
191 | terengah dan berkali-kali mengerang,
mungkin karena demamnya yang tinggi. Gabriel mengernyit, kalau dia menghadapi
orang lain, dengan mudah dia bisa menyembuhkan penyakit ringan ini. Tetapi sekarang
kekuatannya tidak mempan. Dengan gusar Gabriel menyelimuti Selly dengan selimut
yang tebal, lalu duduk di tepi ranjang, mengamati perempuan itu. Selly terlihat tidak
nyaman dalam tidurnya. Mungkin bermimpi buruk, atau mungkin juga demam ini
membuat seluruh tubuhnya terasa sakit. Gabriel menyentuhkan telapak tangannya yang
sejuk ke dahi Selly yang panas membara, mencoba membuat Selly tenang. Sepertinya
sentuhannya menenangkan Selly, perempuan itu berhenti mengerang. Tetapi kemudian
1Another 5 - Santhy Agatha
setetes air mata mengalir dari sudut matanya. "Rolan-" Selly berbisik lemah memanggil
nama kekasihnya. Gabriel menatap Selly dengan ekspresi tak terbaca, jemarinya yang
masih ada di dahi Selly turun, dan mengusap air mata Selly yang menetes melalui sudut
matanya dengan hati-hati. Kemudian Gabriel menunduk, mengecup bibir Selly dengan
lembut, dan kemudian berbisik menenangkan, "Aku ada di sini, sayang. Jangan
menangis lagi." suara Gabriel serak, penuh janji... ?LoveReads Rasanya panas,
tubuhnya seperti terbakar, dan seluruh sendinya terasa nyeri. Selly terus menerus
mengerang dibalik 2Another 5 - Santhy Agatha
2Another 5 - Santhy Agatha - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com
2Another 5 - Santhy Agatha
Bidadari Pendekar Naga Sakti kesadarannya yang
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
192 | semakin hilang, panas ini tak tertahankan
hingga membuat kepalanya terasa sakit. Lalu terasa sebuah telapak tangan yang sejuk
menyentuh dahinya, membuatnya merasa nyaman, meredakan kesakitannya. Di balik
bawah sadarnya, Selly langsung teringat akan Rolan... dan kemudian kekecewaan itu
menyeruak di benaknya, membuatnya meneteskan air mata. "Rolan...?" Selly
memanggil nama kekasihnya, menyuarakan kepedihannya. Lalu jemari yang menyentuh
dahinya itu mengusap air matanya, sentuhannya begitu lembut, seakan ingin menyerap
semua kepedihan Selly. Bibir yang tak kalah lembut mengecup bibirnya dan
menenangkan, "Aku ada di sini sayang, jangan menangis lagi..." Bisikan itu terasa
nyaman, seolah-olah dia dijaga dan tak akan dibiarkan kesakitan. Hati Selly langsung
dipenuhi oleh rasa hangat, Tetapi kemudian dalam sekejap, sentuhan itu menghilang,
tak terasa lagi. Dengan putus asa Selly memanggil-manggil nama Rolan, dan tidak
menemukan jawaban, kemudian sekuat tenaga Selly mencoba menguakkan
kesadarannya, memanggil nama Rolan sekali lagi dan membuka matanya...
?LoveReads Setelah memastikan bahwa Sabrina tidak akan sadarkan diri hingga esok
pagi, Rolan langsung melangkah tergesa menuju area toilet pria. Dia memastikan dulu
bahwa tidak ada orang di area itu. Kemudian 193 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m dia memejamkan matanya, memfokuskan diri pada pintu flat Selly. Dia harus
menemui Selly, astaga, dua kali dia membuat Selly kecewa, Rolan tahu bahwa di balik
senyuman dan kelembutannya, perempuan itu menyembunyikan luka. Dan bahkan
Rolan tidak sempat membeli cincin untuk menggantikan cincin lamarannya yang hilang.
Ya ampun, Rolan pantas dicaci maki habis-habisan kalau begini. Ketika dia membuka
matanya, Rolan sudah berada di depan pintu flat Selly, lorong pintu itu sepi karena
sudah larut malam. Pelan-pelan, Rolan mengeluarkan kunci cadangan flat Selly yang
dimilikinya. Pada keadaan normal, dia akan mengetuk pintu meskipun memiliki kunci
cadangan flat Selly, tapi sekarang dia tidak mau membangunkan Selly yang pasti sudah
tertidur pulas. Dia bisa menunggu di sofa ruang tamu sampai Selly terbangun esok
pagi... Pelan-pelan dibukanya pintu flat itu, dan masuk, lalu menutup pintu di
belakangnya. Flat itu sepi, dan ruang tamunya gelap. Hanya ada sedikit cahaya
temaram kekuningan dari kamar Selly, berarti Selly memang sudah tidur. Dengan pelan,
Rolan melangkah ke arah kamar, hati-hati agar tidak bersuara dan membangunkan
Selly, kemudian membuka pintu itu sedikit. Selly sedang tertidur pulas, tubuhnya
tertutup selimut. "Rolan...?" Selly menggumam dalam tidurnya, mata perempuan itu
masih terpejam, mungkin sedang memimpikannya. Hal itu membuat Rolan
memberanikan diri melangkah memasuki kamar itu, lalu berdiri dengan ragu di sebelah
ranjang Selly. 194 | Mata Selly terbuka dan
menemukan Rolan yang berdiri disisi ranjangnya, dia memfokuskan pandangan
matanya lagi, tak percaya.Tetapi Rolan benar-benar ada di depannya, di kamar ini!
"Rolan?" Rolan langsung duduk, dan menggenggam jemari tangan Selly, "Aku di sini
sayang." dia mengerutkan dahinya dan menyentuh dahi Selly, "Astaga kau demam
tinggi." Tetapi Selly sudah tidak peduli lagi dengan sakitnya, semua kekecewaannya
hilang begitu saja. Ternyata semua itu bukan mimpi, bukan halusinasi, sentuhan telapak
tangan yang sejuk di dahinya... kecupan lembut di bibirnya... ucapan penuh janji bahwa
sang kekasih selalu di sini untuknya... Semua itu nyata. Ternyata Rolan ternyata
benar-benar ada di sini, di kamar ini. Kekasihnya itu menjaganya! Hanya itu yang
terpenting untuk Selly. ?LoveReads 195 |
Another 5% Part 15 Rolan menyentuh dahi Selly dengan lembut, ekspresinya tampak
2Another 5 - Santhy Agatha
cemas, "Kau demam tinggi sayang, ya ampun." Jemarinya membelaibelai dahi Selly
seolah mencoba menyerap demamnya. "Tidurlah... semoga besok demamnya sudah
turun." Selly menatap Rolan dengan penuh cinta, ada senyum terkembang di bibirnya
meskipun kepala dan seluruh tubuhnya terasa sakit, "Kau datang untukku, kau tidak
melupakanku..." gumam Selly lemah. Bibir Rolan menyunggingkan senyuman sayang,
"Bicara apa kau Selly, tentu saja aku tidak akan melupakanmu, aku di sini untukmu,
Oke" Sekarang tidurlah." Selly menurut. Matanya terpejam dan bibirnya
menyunggingkan senyuman bahagia. Kalimat Rolan itu sama seperti janji
menyenangkan yang dibisikkan di bawah kesadarannya tadi... Aku ada di sini untukmu
sayang.. jangan menangis... Kalimat itu terus menggema di benak Selly, membuat
tidurnya terasa nyaman. ?LoveReads Gabriel menyandarkan tubuhnya di dinding, dia
masih ada di situ. Berdiri di lorong depan pintu flat Selly dalam keheningan. Bibrinya
tersenyum sinis mendengarkan kelembutan Rolan untuk Selly. Tadi 196 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m dia langsung menghilang begitu mendengar Rolan datang.
Tapi entah kenapa Gabriel bukannya pulang, malahan masih menunggu di lorong flat
Selly seperti orang bodoh. Dia hanya mencibir ketika pandangannya bisa menembus
sampai ke kamar Selly. Perempuan itu mungkin sekarang sudah tenang karena bisa
bersama cinta sejatinya... sambil menggertakkan giginya, Gabriel memejamkan mata,
dan dalam sekejap bayangannya sudah ditelan kegelapan. ?LoveReads Pagi harinya,
aroma sup yang harum dan menggugah selera membuat Selly membuka matanya,
demamnya sudah agak turun meskipun kepalanya masih sedikit pening. Selly
menyingkapkan selimut yang menutup rapat tubuhnya dan mencoba duduk, dia
mengernyitkan kepalanya akibat dentuman rasa nyeri yang langsung menyerangnya.
"Kau belum boleh bangun dulu." Rolan masuk, membawa nampan besar di tangannya
berisi sup yang mengepul panas dan segelas besar jus jeruk, "Berbaringlah lagi."
Gumamnya tegas. Selly tersenyum menatap kekasihnya itu, dia menurut dan berbaring
lagi, mengganjal bantal dipunggungnya hingga dia setengah terduduk. Sementara itu,
Rolan meletakkan baki itu di meja dan duduk di tepi ranjang, lalu meletakkan telapak
tangannya dengan lembut di dahi Selly, 197 |
"Demamnya sudah sedikit turun." Lelaki itu lalu meraih mangkuk sup dari atas
baki,"Mau makan?" Selly menganggukkan kepalanya, lidahnya terasa pahit, tetapi entah
kenapa aroma sup yang sangat harum itu menggugah seleranya, "Kau memasaknya
sendiri?" 2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Pipi Rolan memerah, "Aku tidak bisa masak, ini aku beli dari rumah makan di seberang."


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mau tak mau Selly tertawa melihat pipi Rolan yang memerah, dia tersenyum, menatap
kekasihnya dengan sayang, "Terimakasih Rolan, sudah mau merawatku." "Tentu saja
sayang." Rolan menggenggam jemari Selly dengan sebelah tangannya, "Karena aku
mencintaimu." Dikecupnya jari Selly dan kemudian dia mengedipkan sebelah matanya,
"Ayo makan supmu, setelah itu minum obat turun panas." Selly menganggukkan
kepalanya, kemudian dia mengerutkan keningnya ketika teringat sesuatu, "Jam berapa
ini?" "Jam enam pagi, kenapa?" Selly tampak cemas, "Aku... aku harus ke kantor."
Rollan menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Selly, kau demam, kau butuh istirahat,
perusahaan pasti mengerti kalau kau sedang sakit dan tidak bisa bekerja, nanti siang
kita ke dokter dan meminta surat dokter untukmu, oke?" 198 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m Selly merenung, "Tapi aku harus menelepon bosku untuk meminta izin..."
"Teleponlah. Nanti, habis makan sup ya, sekarang makanlah dulu." ?LoveReads
Ponsel Gabriel berkedip-kedip, dan nama Selly tertera di sana. "Selly?" Gabriel
langsung menyebut nama Selly dengan suara tenang. "Sir" Mohon izin... saya, saya eh
2Another 5 - Santhy Agatha
sakit jadi tidak bisa masuk hari ini." "Apakah demammu sudah turun?" Gabriel langsung
bertanya, suaranya terdengar tanpa emosi. Dia bisa membayangkan Selly yang
mengerutkan keningnya di seberang sana, tetapi kemudian Selly menjawab juga.
"Sudah mendingan, Sir. Terimakasih." "Bagus." Gabriel menyahut, "Istirahatlah selama
yang kau mau, kau mendapatkan izinku." Lalu tanpa menunggu jawaban dari Selly,
Gabriel menutup percakapan mereka. ?LoveReads "Kenapa?" Rolan yang sedang
membereskan piring dan gelas kosong di baki menoleh dan bertanya ketika melihat
Selly memeluk ponselnya dengan dahi berkerut. 199 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m Selly tersenyum kepada Rollan, meski kebingungan tertera di wajahnya, "Tidak...
itu bosku... dia, dia tadi bertanya apakah demamku sudah mendingan, padahal aku
belum mengatakan kalau aku sakit demam..." Jemari Rolan mengusap rambut Selly
dengan lembut, "Mungkin kau sudah kelihatan demam waktu kau berkantor kemarin dan
dia melihatnya." "Mungkin juga ya." Selly masih tetap mengerutkan keningnya, mencoba
mengingat-ingat. Tetapi sepertinya kemarin siang Gabriel sama sekali tidak
menunjukkan perhatiannya kepada kondisi Selly" Setahunya Selly berhasil
menyembunyikan kalau dia demam dengan topeng ceria dan senyumannya. Tadi...
Gabriel tampaknya sangat yakin dengan kata-katanya. Selly menghela napas panjang,
berusaha melupakan kebingungannya. Dia mungkin terlalu sering menganalisa hal yang
tidak perlu dan malahan membuat kepalanya semakin pening. Mungkin memang
alasannya sesederhana itu seperti yang dikatakan oleh Rolan tadi. Selly tersenyum
menatap ke arah Rolan, benar-benar tidak disangkanya lelaki ini kemarin ada dan
menolongnya, padahal Selly kemarin berpikir bahwa Rolan sedang sibuk mengurus
Sabrina dan melupakannya. Karena itulah dia pergi dengan berurai air mata, tidak
mempedulikan tubuhnya yang sakit, dan malah menantang hujan. Ingatan terakhirnya
adalah ketika dia merasa pening dan pandangannya berputar, lalu dia merasa takut
karena tahu bahwa dia akan pingsan... 200 |
Untunglah ada Rolan yang menolongnya, kalau tidak entah bagaimana nasibnya. Selly
kemudian bergumam, "Terimakasih ya kau semalam menolongku... kalau tidak ada kau
mungkin aku sudah terbaring sendirian di tengah hujan tanpa ada yang membantu..."
"Terbaring sendirian di tengah hujan?" Rolan mengerutkan keningnya, lalu tersenyum,
"Ada-ada saja kau Selly, tentu saja aku tidak akan membiarkanmu sampai terbaring
sendirian di tengah hujan. Sudahlah, tidurlah ya, dan minum obatmu." Rolan melirik
gelas air putih dan obat yang sudah disiapkannya di meja samping ranjang, lalu
mengecup dahi Selly dengan lembut. Tiba-tiba rasa cemas melanda diri Selly, dia
meraih jemari Rolan, "Kau akan pergi ke mana?" Rolan terkekeh, "Aku akan mencuci
piring dan gelas kotor ini, dan aku akan kembali kemari, oke?" Selly menganggukkan
kepalanya, menurut untuk meminum obatnya, setelah itu dia menarik selimutnya hingga
ke dada dan memejamkan matanya. ?LoveReads "Bagaimana kondisi Sabrina dokter?"
Rolan bergumam pelan melalui ponselnya, membanting tubuhnya ke sofa ruang tamu
Selly. "Dia belum sadarkan diri, kondisinya benar-benar menurun." Suara dokter Beni di
seberang tampak cemas. 201 | Dan hal itu
membuat Rolan cemas juga, "Belum sadarkan diri?" Rolan teringat bahwa dia harus
mengantar Selly ke rumah sakit nanti, mungkin bisa sekalian sambil menjenguk Sabrina
bersama Selly, "Saya akan ke sana untuk menengoknya nanti, dokter." Setelah menutup
pembicaraan, Rolan termenung, menatap layar ponsel di tangannya. Kondisi Sabrina
makin menurun, Rolan teringat katakata dokter Beni kemarin bahwa Sabrina
mempunyai kemampuan aneh di tubuhnya untuk memperlambat penyebaran sel-sel
kanker di tubuhnya... dan sekarang kemampuan itu menghilang, membuat kondisi
Sabrina makin kritis. Sabrina bisa makin parah... apakah ada yang bisa dilakukan Rolan
untuk Sabrina" Dia memejamkan matanya, seperti yang diajarkan oleh Marco
2Another 5 - Santhy Agatha
kepadanya, bahwa dia bisa memanggil Marco kapan saja dan Marco punya kemampuan
mendengarnya kemudian datang dengan segera. Seketika itu juga ada ketukan di pintu,
dan ketika Rolan membuka pintu, Marco sudah berdiri di sana. ?LoveReads "Tuan
tidak memberikan darah tuan kepada nona Sabrina" Saya baru saja melihat kondisinya
di rumah sakit, kondisinya menurun dan semakin parah, tuan. Ketika tidak ada darah
anda untuk memperlambat sel-sel kankernya, sel kankernya menyebar dengan pesat,
membuat kondisinya makin lama makin parah, saya takut nona Sabrina tidak akan
terselamatkan lagi." 202 | Gabriel melirik ke arah
Carlos, dan mengerutkan keningnya, "Berapa lama lagi dia bisa bertahan tanpa
darahku?" "Kalau anda tidak segera menolongnya, dia mungkin akan berakhir hanya
dalam beberapa hari lagi... dan kalau dia tidak segera mendapatkan darah anda malam
ini, kondisinya tidak akan bisa mundur lagi, dia akan lebih sakit karena sel kanker sudah
menyebar pesat. Darah anda akan memperlambat lagi sel kankernya, tetapi kondisinya
menjadi lebih parah." Gabriel memasang wajah tanpa ekspresi, "Aku berencana untuk
menghukumnya, dia terlalu banyak ikut campur, terlalu sering menggangguku, mungkin
aku akan membiarkan kondisinya lebih parah dulu, baru aku akan memberikan
darahku." Mata Carlos menatap Gabriel, takut-takut untuk mengutarakan
pertanyaannya, "Apakah anda akan melupakan janji anda kepada mama anda" Beliau
meminta anda untuk menjaga nona Sabrina, bukan?"
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Gabriel hanya diam. Haruskah dia menyelamatkan Sabrina" ?LoveReads "Tidak, anda
tidak bisa melakukannya." Marco langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas,
setelah Rolan selesai mengutarakan permasalahannya dan keinginan untuk
menyembuhkan Sabrina. "Kenapa Marco" Bukankah aku mempunyai kekuatan
penyembuh" Bukankah aku bisa menyembuhkan penyakit apapun?" 203 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m Mata Marco bersinar tajam, "Apakah anda tidak ingat ketika
saya menyinggung tentang buku aturan semesta dan larangan untuk menyembuhkan
penyakit yang sudah tertulis pada takdir kematian?" "Aku juga sudah hampir mati saat
itu." Rolan tetap bergumam keras kepala, "Tetapi Matthias menyembuhkanku dan
menyelamatkanku dari kematian." Marco langsung menggelengkan kepalanya
kuat-kuat, "Tidak tuan Rolan, tuan Matthias tidak menyembuhkan anda, dia memberikan
kekuatannya kepada anda,kekuatan yang membangkitkan kemampuan otak hingga
mencapai 95% kapasitasnya. Otak anda yang berkembang hampir sempurna, membuat
tubuh anda menyembuhkan diri sendiri dari penyakitnya. Jadi tuan Matthias sama sekali
tidak melanggar aturan semesta." Marco menghela napas panjang, "Berbeda ketika
anda berusaha menyembuhkan perempuan sakit yang anda ceritakan itu, anda
melanggar takdir semesta karena penyakit perempuan itu sudah terikat pada takdir
kematian, penyakit yang seharusnya tidak tersembuhkan." "Tapi dia begitu kesakitan,
dan menderita, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak adakah sesuatu yang bisa
kulakukan untuk menolongnya" Meringankan penderitaannya" Aku merasa bodoh dan
curang, mempunyai kekuatan sebesar ini tapi tidak bisa menolong perempuan yang aku
mau." Marco menghela napas panjang, "Aturan semesta harus dipegang teguh, kadang
memang harus melawan hati nurani anda. Apakah anda 204 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m tahu, betapa tuan Matthias harus menekan dorongan nuraninya sendiri
ketika harus menolak permohonan orang-orang yang menginginkan dia menyelamatkan
orang-orang yang mereka sayangi?" Benak Marco langsung mengingat kenangan itu,
kenangan masa lampau, penyulut semua masalah ini, ketika Matthias yang kala itu
masih menjadi tuannya, menolak permohonan Gabriel kecil yg berlutut dan tak berdaya.
"Ada kutukan yang luar biasa menakutkan kalau anda melanggar aturan semesta. Anda
2Another 5 - Santhy Agatha
tidak boleh menyembuhkan penyakit perempuan yang sakit kanker itu... tapi, kalau anda
ingin meringankan penderitaannya, ada sebuah cara." Rolan langsung tertarik, "Cara
apa?" Marco menghela napas panjang, "Cara ini sebenarnya tidak dianjurkan, ada dua
cara meringankan penderitaan Sabrina, cara pertama, anda bisa meringankan
penyakitnya dengan menyerapnya, perempuan yang sakit kanker itu akan tetap sakit,
tetapi setidaknya dia tidak merasa sakit." Mata Marco menyipit, "Konsekuensinya, ketika
anda entah karena sesuatu hal kehilangan kekuatan anda, rasa sakit yang anda serap
itu akan menumpuk dan menyerang anda, dalam kasus ini, kalau anda menyerap rasa
sakitnya dan kemudian anda kehilangan kekuatan anda, kanker otak ganas akan
langsung menyerang anda." Rolan menelan ludah, meski kemungkinan dia kehilangan
kekuatannya sangat jauh sekarang, tetap saya kata-kata Marco membuatnya tidak
nyaman. Dia pernah menderita kanker otak yang parah, dan sepertinya dia tidak akan
mampu untuk menanggungnya lagi, meski205 |
pun seharusnya dia tidak perlu cemas bukan, Marco pernah bilang bahwa sang
pemegang kekuatan hanya bisa kehilangan kekuatannya kalau dia melepaskannya
secara sukarela, dan memberikannya kepada penerusnya. Dan sementara ini, Rolan
tidak berencana melepaskan kekuatannya kepada siapapun. "Bagaimana dengan cara
yang kedua?" Marco menatap Rolan dalam-dalam, "Anda bisa memberikan darah anda
kepada perempuan yang sakit kanker itu secara berkala." "Memberikan darahku?" Rolan
mengerutkan keningnya. "Darah anda bisa memberikan efek memperlambat penyakit
ganas yang sedang tersebar, kalau anda memberikan darah anda kepada perempuan
yang sakit kanker itu, anda bisa memperlambat penyebaran sel kankernya dan
menyelamatkannya dari kondisi kritis." Rolan tampak tertarik, "Jadi aku tinggal
memberikan darahku kepadanya?" cara kedua tampaknya lebih aman, dan dari
kata-kata Marco, sepertinya tidak akan ada konsekuensi apapun. Marco mengamati
ekspresi Rolan dan kemudian mengangkat alisnya, "Perempuan yang sakit kanker ini,
entah siapapun dia tampaknya sangat penting bagi anda." Marco melirik kamar tempat
dia tahu Selly sedang terbaring sakit, "Saya cemas ini akan menggangu hubungan anda
dengan cinta sejati anda. Bukankah saya sudah bilang, cinta sejati anda sangat penting
karena dia satu-satunya jalan kemungkinan anda bisa memenangkan pertarungan..."
206 | "Selly tidak akan terlibat dalam pertarungan
apapun, Marco, aku tidak mau mendengarnya. Kalaupun aku harus menghadapi si
pemegang kekuatan gelap, aku tidak mau sampai Selly ikut terlibat." Marco hanya diam,
dan memilih tidak membantah. Rolan masih harus disadarkan, bahwa Selly memegang
peranan penting dalam pertarungan yang akan datang, sampai dengan saat ini, Rolan
tidak tahu secara spesifik bahwa Selly -cinta sejatinya- mungkin adalah pemegang kartu
As dengan tambahan kekuatan 5% yang bisa membuat Rolan menghancurkan Gabriel
dengan mudah. Sayangnya, bahkan Marco sendiri tidak tahu bagaimana caranya untuk
Selly memberikan kekuatan 5% itu... dia membaca puisi di buku kuno berisi aturan
semesta itu, tentu saja, yang dia tahu, hal itu melibatkan pengorbanan. Dan sekarang,
Rolan tampaknya lebih peduli kepada perempuan lainnya... Marco menjadi cemas
kalau-kalau hal ini menyebabkan Rolan kehilangan cinta sejatinya. ?LoveReads "Apa
maksudmu?" Gabriel mengerutkan kening ketika Carlos melapor, "Apakah kau yakin?"
"Yakin tuan, saya memata-matai Marco saudara kembar saya, dan saya tahu bahwa
Rolan berencana memberikan darahnya untuk memperlambat sel-sel kanker itu
menyerang Sabrina." Gabriel memasang wajah sinis, "Kalau sampai dia melakukannya,
dengan kemauannya sendiri hanya karena Sabrina, berarti dia tidak pantas untuk
menjadi cinta sejati Selly." 207 | "Apa maksud
anda, tuan?" Pandangan Gabriel tampak kejam, "Mungkin hatiku begitu kelam hingga
terkutuk dan tidak bisa merasakan cinta sejati, tetapi dulu mamaku pernah berkata,
2Another 5 - Santhy Agatha
kalau kita menemukan cinta sejati, maka benak dan pikiran kita akan penuh, tidak ada
tempat untuk memikirkan orang lain di atas cinta sejati kita." Gabriel tampak dingin dan
muram seperti biasanya, tetapi Carlos melihat ada yang berbeda dari tuannya itu. Lelaki
itu seolah-olah sedang membicarakan dirinya sendiri... Tetapi apakah itu mungkin"
Bukankah sang pemegang kekuatan kegelapan dikutuk untuk tidak bisa merasakan
cinta sejati" ?LoveReads 208 | Another 5% Part
16 2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
"Kalau sampai tuan Rolan memberikan darahnya kepada nona Sabrina, maka anda
harus berhenti memberikan darah anda padanya." Gabriel menoleh, mengernyit
mendengar perkataan Carlos "Kenapa?" "Karena belum pernah ada dalam sejarah, dua
orang pemegang kekuatan yang berlawan memberikan darahnya untuk satu orang
manusia. Hal ini memang tidak tercatat di buku aturan alam semesta, dan tidak dilarang,
tetapi saya mengkhawatirkan efeknya kepada nona Sabrina. Saya takut akan terjadi hal
ekstrim." Carlos menyambung dengan sungguh-sungguh. "Seperti Sabrina bisa
langsung mati?" Gabriel menyela, ada nada sinis dalam suaranya. Tatapan Carlos
tampak penuh spekulasi, "Atau malah sebaliknya, nona Sabrina bisa sembuh total."
Gabriel mengernyit tidak suka, "Aku tidak suka kemungkinan itu. Aku lebih suka Sabrina
dalam kondisinya yang sekarang, sakit dan tidak berdaya. Dalam kondisi sakit, dia
sudah begitu mengganggu, apalagi kalau sembuh." Dengan takut-takut Carlos
bergumam, "Tetapi dia adik sedarah anda." Gabriel terkekeh, "Lalu kenapa?"
Tatapannya berubah menjadi tajam dan kelam, "Karena dialah aku kehilangan ibuku,
kalau mama tidak 209 | menyerap rasa sakit
Sabrina dia tidak akan meninggal secepat itu karena kanker ganas yang diserapnya dari
Sabrina.." Seketika itu juga Carlos memilih mundur. Gabriel selalu berubah menjadi
begitu menakutkan ketika membahas ibunya. Anabelle adalah perempuan yang kuat,
sebagai pengabdi pada sang pemegang kekuatan, Carlos pernah mengabdi kepada
Anabelle, juga pada nenek Anabelle.. dan dia memang sangat menyayangkan kematian
Anabelle. Karena kematian Anabelle mengubah segalanya. Mengubah Gabriel dari anak
kecil lemah yang dipaksa menerima kekuatan besar, menjadi sosok yang penuh
dendam... dendam yang membuatnya ingin menghancurkan kekuatan terang. Gabriel
masih merenung, kemudian dia menatap Carlos tajam, "Rolan sudah dibuka
kekuatannya oleh Marco bukan" Seharusnya dia bisa membaca pikiran Sabrina, kenapa
dia bisa tertipu begitu dalam oleh tampilan lemah Sabrina hingga rela memberikan
darahnya?" Carlos mengangkat bahunya, "Mungkin karena alasan sentimentil yang
menutupi kekuatannya, anda tahu, tuan Rolan masih baru menggunakan kekuatannya,
dia masih belajar... dan kadang-kadang emosinya masih menutupi kekuatannya.
Lagipula Sabrina sudah berpengalaman." "Apa maksudmu?" Gabriel mengangkat
kepalanya, tampak tertarik. "Bukankah kadang-kadang nona Sabrina bisa menutupi
pikirannya" Seperti yang dipelajarinya dari ibu anda bertahun-tahun yang lalu. 210 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Kadang-kadang dia bisa menutupi pikirannya dari
anda bukan" sehingga anda harus memaksanya?" Gabriel teringat ketika dia harus
memaksa Sabrina berbicara dengan membakar dahi Sabrina menggunakan kekuatan
panasnya melalui telunjuk tangannya. Ya. Sabrina kadang-kadang bisa menutupi
pikirannya hingga tak terbaca, bukan tak terbaca sepenuhnya, hanya tertutup kabut.
Pada Akhirnya Gabriel tersenyum sinis. "Sebenarnya aku berencana menyingkirkan
Sabrina karena menggangguku, tetapi aku berubah pikiran. Biarlah Sabrina menjadi
ujian bagi si pemegang kekuatan terang. Ujian bagi cinta sejatinya, karena kalau dia
bisa dengan mudahnya tergoda oleh tipuan Sabrina, berarti cintanya kepada Selly tidak
2Another 5 - Santhy Agatha
sedalam itu." ?LoveReads "Sudah siap?" Rolan menunggu di pintu, menoleh dan
tersenyum menatap Selly yang tampak cantik dengan sweater hijau muda dan rok
panjang warna cokelat. Dengan lembut Rolan menyentuh dahi Selly, "Masih hangat,
nanti kita periksakan ke dokter rumah sakit ya sebelum menengok Sabrina, semoga saja
hanya demam biasa." Selly mengangguk. Tubuhnya sudah lebih enakan karena obat
turun panas yang diberikan oleh Rolan. Hanya saja tenggorokannya terasa gatal dan
hidungnya panas. Mungkin dia terserang virus flu, dan 211 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m karena daya tahan tubuhnya turun, dia menjadi lemah dan mudah terserang.
Dibiarkannya Rolan membimbing tangannya dan mereka berjalan bersisian keluar dari
flat Selly, menuju rumah sakit. ?LoveReads "Untung hanya flu biasa." Rolan dan Selly
keluar dari ruang pemeriksaan dokter, mereka sekarang berjalan ke area untuk
perawatan penyakit kanker, tempat Sabrina di rawat. Tadi Rolan menyempatkan diri
menelepon dokter Beni ketika Selly diperiksa di bagian rawat jalan rumah sakit, dan kata
dokter Beni, Sabrina sudah sadarkan diri. Selly menganggukkan kepalanya, tersenyum
lemah. Jantungnya tibatiba berdesir pelan ketika mereka semakin mendekati ruangan
Sabrina. Entah kenapa dia merasakan perasaan yang tidak enak, seperti rasa tidak
nyaman dan penuh di dada... seperti sebuah firasat... Tetapi firasat akan apa" Apakah
ini semua hanya karena Selly merasa sedikit cemburu kepada Sabrina yang telah
mengambil waktu Rolan dua kali, waktu yang seharusnya diberikan untuknya" Tetapi
Selly tidak seharusnya merasa cemburu bukan" akan sangat kejam kalau dia cemburu
kepada Sabrina yang sedang bertarung melawan penyakitnya" Seharusnya Selly
sehati dengan Rolan, mendukung Sabrina, merasakan empati karena Sabrina menderita
penyakit yang sama dengan penyakit yang hampir merenggut Rolan darinya dulu. 212 |
Meskipun begitu, perasaannya sebagai
perempuan biasa membuat hatinya memberontak. Dia cemburu, karena dulu sebelum
Rolan pulang dari rumah sakit, dia sudah mempunyai impian tinggi akan kebersamaan
mereka.... dan kemudian yang dilakukan Rolan adalah memberikan sebagian besar
waktunya untuk Sabrina. Selly langsung menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir
perasaan tidak enak di dadanya. Tidak! dia tidak boleh berpikiran seperti itu, apalagi
kepada Rolan.. bukankah Rolan selalu datang kepadanya setelahnya" Bukankah Rolan
yang menolongnya dari bawah hujan deras itu, menyelamatkannya dan merawatnya


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika sakit" Selly masih ingat sentuhan jemari yang sejuk dan kecupan lembut di
bibirnya ketika demamnya sedang tinggi-tingginya itu. Sentuhan dan ciuman itu...
membuatnya yakin bahwa dia dicintai. "Sabrina sedang bangun." Rolan setengah
berbisik di depan pintu 2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
perawatan Sabrina, membuat Selly tersadar dari lamunannya. Mau tak mau dia
mengikuti Rolan masuk ke dalam ruang perawatan. "Rolan." Sabrina bergumam dalam
suara lemahnya, meskipun begitu, suaranya terdengar sumringah penuh kegembiraan,
"Kau datang." "Tentu saja aku datang." Rolan tersenyum lembut, "Aku datang bersama
Selly." Sabrina menoleh, menatap Selly, lalu tersenyum lembut seolah baru menyadari
kehadiran Selly, "Oh Selly, kau ikut juga. Apa kabarmu?" 213 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m Selly mencoba tersenyum, melihat Sabrina yang tampak lemah dan rapuh,
tiba-tiba saja dia merasa bersalah karena merasa cemburu kepada Sabrina. Astaga, dia
sehat dan beruntung... sungguh tidak pantas dia merasa cemburu kepada Sabrina yang
sakit, lemah dan harus menghabiskan hampir sepanjang waktunya di ranjang rumah
sakit. "Aku baik-baik saja, bagaimana keadaanmu Sabrina, kata Rolan kau mengalami
serangan kemarin?" Sabrina menganggukkan kepalanya, matanya tampak sedih, "Ya...
tubuhku melemah akhir-akhir ini." Tatapannya menerawang, seolah memikirkan
2Another 5 - Santhy Agatha
seseorang, tetapi kemudian ketika dia menatap Sabrina dan Rolan, perempuan itu
tampak mencoba tersenyum, "Tetapi tidak apa-apa, aku senang karena kalian
menengokku, terimakasih ya..." Selly mengangguk dan tersenyum. Sabrina lalu
mengalihkan pandangannya ke arah Rolan. "Rolan... maukah kau memanggilkan suster
untukku" Sepertinya aku harus ke kamar mandi." Rolan menganggukkan kepalanya.
"Oke, tunggu ya..." lelaki itu melangkah pergi, meninggalkan Sabrina dan Selly
berduaan. Sejenak suasana hening, Sabrina tampak merenung sambil menatap jendela
di luar, lalu dia menoleh menatap Selly yang duduk diam di kursi samping ranjang,
"Rolan sangat baik..." Selly tersenyum, "Ya, dia memang baik." "Kau beruntung
memilikinya." 214 | Sekali lagi Selly tersenyum
menanggapi perkataan Sabrina "Memang. Aku sungguh beruntung." Tiba-tiba air mata
menetes di pipi Sabrina, membuat Selly bingung. Dia menatap Sabrina dengan cemas.
"Sabrina" Kenapa" Apakah kau sakit?" Selly hampir beranjak dari duduknya hendak
memanggil sustes, tetapi jemari kurus dan rapuh Sabrina menahannya. "Jangan. Aku
tidak apa-apa." Sabrina mengusap air matanya, tetapi air matanya tampaknya malahan
mengalir semakin deras, jemarinya yang memegang tangan Selly meremasnya makin
erat, "Aku... aku membutuhkan Rolan di sisiku... kumohon Selly..." gumamnya di sela
isakannya. Selly tertegun, menatap Sabrina dengan terkejut, "Apa Sabrina?" "Aku
mohon padamu, berikan Rolan kepadaku." Isakannya semakin keras dan suaranya
bergetar menahan emosi, "Kau... kau perempuan sehat dan cantik pasti ada banyak
orang di dunia ini yang mau mencintaimu... tetapi aku... aku kondisiku seperti ini,
umurku tidak lama lagi, dan aku hanya punya Rolan, satu-satunya lelaki yang mau
memperhatikanku, aku tidak punya siapa-siapa lagi." Tangisan Sabrina makin keras,
"Rolan sangat memperhatikanku, aku tahu dia punya perasaan lebih kepadaku, dia... dia
selalu mengecup dahiku dengan lembut, mengantarku tertidur, dia bilang ingin
menghabiskan banyak waktunya bersamaku, tetapi di sisi lain dia tidak enak kepada215
| mu, karena itu dia terpaksa membagi waktunya
untuk kita... Kumohon berikan Rolan untukku, biarkan kami bersama Selly... setidaknya
sampai aku mati... umurku tidak lama lagi... sedangkan kau, hidupmu masih terbentang
panjang di depanmu..." Lalu Sabrina menangis tersedu-sedu, begitu kerasnya, Membuat
Selly kebingungan. Kata-kata Sabrina sungguh mengejutkan Selly, dia tidak menyangka
Sabrina akan berkata seperti itu kepadanya. Dan benarkah apa yang dikatakan Sabrina
kepadanya" bahwa Rolan sebenarnya ingin menghabiskan waktunya bersama Sabrina
tetapi dibatasi oleh rasa bersalah kepadanya..." benarkah itu" "Suster akan segera
da...." Rolan membuka pintu, masih dengan senyum lebar di bibirnya, tetapi dia tertegun
dan bergegas ke tepi ranjang ketika melihat Sabrina menangis tersedu-sedu, "Ada apa
Sabrina" Kenapa menangis" Kau sakit?" Sabrina malahan semakin tersedu, "Aku
pusing Rolan... kepalaku sakit...." Lalu Sabrina merangkulkan lengannya yang mungil ke
tubuh Rolan, memeluk lelaki itu. "Aku merasa kematian akan menjemputku sebentar
lagi... aku takut." "Jangan berpikir seperti itu." Rolan berbisik lembut di atas kepala
Sabrina, "Jangan berpikir seperti itu Sabrina, kau akan baik-baik saja." Lengannya
mengelus rambut Sabrina penuh kasih. Di saat yang sama, Selly masih termangu
menatap pemandangan di depannya. Kekasihnya sedang memeluk perempuan lain
yang tampak begitu rapuh dan bergantung kepadanya... 216 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m Pemandangan ini menyakiti hatinya dan membuatnya remuk redam...
apakah Rolan tidak sadar kalau dia melakukan hal itu di depannya sama saja dengan
menyakiti hatinya" Bagaimanapun... sesabar apa pun dia, dia tetaplah perempuan biasa
bukan" Suaranya bergetar ketika bergumam, "Aku... kurasa aku harus pulang Rolan,
kepalaku pusing." Rolan mengerutkan keningnya, menatap Sabrina yang masih
tersedusedu di pelukannya, "Tunggu sebentar ya?" gumamnya memberi isyarat supaya
2Another 5 - Santhy Agatha
Selly bersabar. Selly merasakan panas di dadanya, dia menghela napas panjang,
"Aku... kurasa aku akan pulang duluan saja naik taxi, kau bisa menunggui Sabrina di
sini." "Aku akan pulang bersamamu." Rolan bergumam lembut kepada Selly, lalu
melepaskan Sabrina dari pelukannya, "Sabrina, aku harus mengantar Selly pulang."
Tetapi kemudian, tiba-tiba saja Sabrina lunglai dan dia kejang... membuat Rolan panik
dan menekan tombol panggilan darurat. Dokter dan suster langsung berdatangan dan
berusaha menangani Sabrina, sementara Rolan dan Selly dihela ke luar. "Aku bisa
pulang sendiri Rolan, mungkin kau harus menunggu Sabrina di sini, kasihan kalau dia
sadar..." mata Selly menatap mata Rolan, berusaha mencari-cari kebenaran di sana.
Apakah benar yang dikatakan Sabrina tadi" bahwa keinginan Rolan sebenarnya adalah
217 | berada di sini dan menunggui Sabrina"
beranikah dia menantang Rolan untuk memilih" Rolan hendak membuka mulutnya
membantah perkataan Selly ketika pintu ruang perawatan terbuka dan seorang suster
keluar. Suster itu tentu saja sudah mengenal Rolan karena Rolan pernah lama dirawat
di sini. "Rolan... Sabrina sudah sadar, dia memanggil-manggil namamu..." Rolan
tertegun, bingung. Selly melihat keraguan di mata Rolan dan jantungnya terasa
berdenyut menyakitkan. Pada akhirnya, dialah yang mengambil keputusan untuk Rolan
dan dirinya. "Tinggallah. Aku tidak apa-apa kok. Aku akan naik taxi, minum obat
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
dan tidur begitu sampai di rumah." Apa yang diucapkannya berbeda dengan benaknya
yang berteriak. Selly ingin memohon kepada Rolan, memaksanya, melakukan apa saja
agar Rolan mau ikut pulang dengannya dan meninggalkan Sabrina. Tetapi dia tidak bisa
melakukannya, dia harus melihat sendiri bagaimana pilihan Rolan. Rolan menggenggam
jemari Selly, mengecupnya lembut penuh sayang. "Kau tidak apa-apa pulang sendiri,
Selly?" tanyaya kemudian, ada nada ragu di suaranya. "Aku tidak apa-apa." Pulanglah
bersamaku! Pulanglah bersamaku! Benak Selly berteriak-teriak melawan kata-katanya
sendiri. Berharap Rolan menyadari bahwa kata-kata kuatnya adalah palsu... "Baiklah.
Maafkan aku Selly, aku harus menunggui Sabrina, kau tahu sendiri aku dulu pernah
mengalami serangan yang sama, dan ketika 218 |
itu aku membutuhkanmu untuk menggenggam tanganku... aku... memilikimu saat itu.
Sementara sekarang Sabrina tidak punya siapasiapa, hanya aku yang bisa
membantunya, kuharap kau mengerti...." Aku hanya punya Rolan, satu-satunya lelaki
yang mau memperhatikanku, aku tidak punya siapa-siapa lagi... Kumohon berikan Rolan
untukku, biarkan kami bersama Selly... Kata-kata Sabrina tadi langsung terngiang di
benak Selly, menikam hatinya hingga terasa perih. "Aku mengerti... aku pulang dulu ya."
Selly menyentuh pipi Rolan dengan lembut, dan lelaki itu mengecup telapak tangan
Selly dengan sayang, lalu memeluk Selly erat-erat. "Hati-hati di jalan sayang, aku akan
segera ke tempatmu nanti setelah selesai dengan Sabrina ya." Selly menganggukkan
kepalanya, tak sanggup lagi menatap mata Rolan karena dorongan untuk menangis
terasa sangat kuat. Dia lalu membalikkan tubuhnya, melangkah menuju lift sambil
menggigit bibirnya menahan tangis. Dia masih berharap dan menunggu... menunggu
Rolan memanggilnya, atau berubah pikiran dan memilih pulang bersamanya. Tetapi
yang didengarnya adalah pintu tertutup. Rolan sudah masuk ke tempat Sabrina di
rawat... Selly memejamkan mata dan air mata bergulir ke pipinya. Rasanya sakit sekali...
sakit sekali, seakan jantungmu direnggut paksa dan kau tidak bisa berbuat apa-apa...
?LoveReads 219 | Selly terbangun dengan
kepala pening di pagi harinya, matanya sembab dan terasa perih karena dia menangis
semalaman tanpa henti. Bahkan malam kemarin, Rolan tidak meneleponnya. Sedang
apa Rolan pagi ini" apa dia sedang berada di rumah sakit dan menunggui Sabrina"
2Another 5 - Santhy Agatha
Berdua bersama perempuan itu dan menikmati waktu mereka berduaan..." Lagi. Rasa
sakit itu berdenyut di jantungnya. Selly menghela napas panjang dan turun dari tempat
tidurnya, melangkah menuju kamar mandi. Dia mengernyit ketika melihat bayangan
dirinya di cermin... Astaga matanya benar-benar sembab dan menghitam di
sekelilingnya, perlu riasan tebal untuk menutupi seluruh bekas air mata dan kepedihan
itu... ?LoveReads Selly memutuskan untuk pergi bekerja meskipun dia merasa belum
sehat benar. Ketika turun dari angkot dan kemudian memasuki lobby perusahaan,
seorang satpam menyapanya. "Nona Selly." satpam itu tersenyum ramah, "Bagaimana
malam yang dulu itu" Apakah akhirnya tuan Gabriel menemukan anda" Sungguh hujan
badai yang mengerikan waktu itu ya." Selly termenung dan mengernyit, dia menatap
Satpam itu dan menyadari bahwa ini adalah satpam yang sama yang menyapanya
ketika 220 | dia menunggui Rolan datang
menjemputnya di sore yang berhujan deras waktu itu. Dan apa kata Satpam itu tadi"
"Tuan Gabriel?" Selly menyuarakan kebingungannya" apa hubungannya Gabriel
dengan dia di malam itu" bukankah Gabriel sudah pulang jauh sebelumnya" "Ya Tuan
Gabriel." Satpam itu sepertinya tak menyadari kebingungan Selly, "Ketika anda
memutuskan untuk menembus hujan badai itu. Tuan Gabriel muncul dari dalam,
sepertinya dia belum pulang... kemudian dia menanyakan anda, saya bilang anda baru
saja keluar menembus hujan... lalu tuan Gabriel mengatakan bahwa dia akan menyusul
anda, saya pikir anda akhirnya...." Tidak... dia tidak bertemu Gabriel.... benar bukan"
Kalau dia bertemu Gabriel dia pasti ingat. Ingatan terakhir adalah kehilangan
kesadarannya di tengah hujan deras di pinggir jalan, berpikir dia akan terbaring saja di
sana celaka tanpa ada orang yang menolongnya. Tetapi kenapa satpam itu mengatakan
seperti itu" Selly mencoba hanya menganggukkan kepalanya dan menatap satpam
yang masih tersenyum lebar itu, lalu dia bergegas berlalu, dipenuhi kebingungan dalam
benaknya. ?LoveReads "Sayang." Rolan bergumam ketika Selly mengangkat
teleponnya, saat itu dia sedang berada di lift menuju ke atas ke ruangannya. 221 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m "Ya Rolan?" Selly menyahut, berusaha
menyembunyikan rasa sedih di hatinya. "Bagaimana keadaan Sabrina?" "Dia baik-baik
saja. Cuma semalam dia menangis ketika aku hendak meninggalkannya, membuatku
serba salah, maafkan aku... sekarang dia tertidur, jadi aku bisa meneleponmu." Kenapa
sekarang seolah-olah posisinya dan Sabrina dibalik" Selly bertanya dalam hatinya.
Kenapa sekarang seolah-olah Sabrina yang memiliki Rolan dan Selly yang harus
menunggu Rolan mencuri waktu bersamanya" "Apa... apakah kau akan menemuiku
nanti sore?" Selly memberanikan diri bertanya, suaranya terdengar bergetar, tetapi dia
berhasil menyamarkannya. "Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan mengusahakannya.
Kau pasti tahu bahwa bersamamu adalah apa yang paling kuinginkan, Selly. Sabar ya?"
Tiba-tiba saja kata-kata Rolan menyejukkan hati Selly... Bersamamu adalah apa yang
paling kuinginkan... mungkin Selly harus selalu percaya kepada Rolan dan melupakan
kata-kata Sabrina kemarin, "Aku akan bersabar, hubungi aku lagi ya nanti?" "Pasti
sayang, aku mencintaimu." "Aku juga mencintaimu Rolan." Dan kemudian percakapan
mereka berakhir, membuat Selly merasakan perasaan kosong yang menyayat di
hatinya. 222 | Tetapi Selly menjadi yakin bahwa
dia seharusnya mem-percayai Rolan, mempercayai cinta mereka. Apa yang dikatakan
Sabrina kemarin mungkin hanyalah bentuk keputusasaan seorang perempuan yang
sakit dan kesepian... Seharusnya Selly tidak meragu-kan Rolan. Cinta Selly begitu
dalam kepada Rolan, dan dia yakin, Rolanpun demikian adanya kepadanya. Ketika dia
memasuki ruangan, Selly hampir bertabrakan dengan Gabriel yang hendak menuju
keluar, dia hampir jatuh terbentur tubuh kokoh Gabriel, untunglah lelaki itu kemudian
menahannya dengan kedua tangannya di pundak Selly. "Kau sudah masuk kerja"
2Another 5 - Santhy Agatha
apakah kondisimu sudah membaik?" Gabriel langsung bertanya, menatap Selly dengan
tatapan tajamnya. 2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Selly mengangguk, merasa gugup ditatap setajam itu, "Saya... sudah baikan Sir." Lalu
dengan tidak disangka, Gabriel mengangkat jemarinya, dan menempelkan telapak
tangannya di dahi Selly. "Oke. Demammu sudah turun rupanya." Lelaki itu melangkah
mundur, dan kemudian berjalan ke samping Selly, keluar dari pintu itu. "Jangan
memaksakan diri." gumamnya sebelum melangkah pergi, meninggalkan Selly yang
masih termenung di ambang pintu. Selly termenung bukan karena kata-kata Gabriel.
Tetapi lebih karena sentuhannya... Kenapa sentuhan telapak tangan Gabriel di dahinya
itu terasa begitu familiar" ?LoveReads 223 |
Another 5% Part 17 Sabrina membuka matanya, dan melihat Rolan duduk
membelakanginya sambil menyuntikkan jarum besar ke lengannya untuk mengambil
darahnya. Dengan segera Sabrina kembali memejamkan matanya, supaya Rolan tidak
tahu bahwa dia sudah sadar. Kenapa Rolan mengambil darahnya" Apakah lelaki itu
akhirnya takluk ke dalam tipuannya dan hendak memberikan darahnya kepada Sabrina
secara sukarela" Cara yang digunakan Rolan berbeda dengan Gabriel, ketika
memberikan darahnya, Gabriel tidak repot-repot menggunakan jarum suntik, dia
menggunakan kekuatannya untuk memindah darahnya hingga dalam sekejap, infus
Sabrina berwarna merah dan darah Gabriel mengalir ke dalam tubuhnya. Tetapi
bagaimanapun caranya, bukankah ujungnya sama saja" Pada akhirnya Sabrina
mendapatkan darah sang pemegang kekuatan yang bisa memperlambat efek
menyebarnya sel kankernya. Membuatnya baik-baik saja. Sabrina tidak bisa
menyembunyikan senyuman di sudut bibirnya ketika akhirnya Rolan menyuntikkan
darahnya ke dalam infusnya. Dia langsung merasakan efeknya, darah itu memasuki
tubuhnya, menghentikan sel-sel kanker yang menyebar. Membuatnya merasa lebih
baik. Mungkin Sabrina akan bisa terus memanfaatkan Rolan ke depannya. Gabriel tidak
bisa dipercaya, bahkan sekarang kakaknya itu tega menghukum Sabrina karena ikut
campur urusannya dengan tidak 224 |
memberikan darahnya dan membuat Sabrina kesakitan. Sekarang Sabrina punya
Rolan. Jadi Gabriel tidak akan bisa menghukumnya dengan cara yang sama. Rolan
tentu saja lebih mudah dimanipulasi dan dibodohi dibandingkan dengan Gabriel, karena
Rolan berjiwa putih dan baik. Sabrina tertawa dalam hati dengan sinis, menertawakan
orang-orang baik yang sangat mudah dibodohi. Dia berencana akan memanfaatkan
Rolan, bahkan jika bisa dia akan membuat Rolan menyembuhkannya. Dan sementara
itu, Sabrina akan memikirkan cara untuk menyingkirkan Selly secepatnya. ?LoveReads
Gabriel memejamkan mata dan menggertakkan giginya, dia melihat semuanya, melihat
bagaimana dengan nekat Rolan memberikan darahnya untuk membantu Sabrina
memperlambat sel-sel kankernya. Lelaki itu benar-benar sudah tertipu oleh penampilan
lemah Sabrina. Kasihan Selly... Gabriel mengeryit ketika rasa iba itu menyeruak ke
dadanya. Dia tidak pernah merasa iba, tidak setelah dia mendapatkan kekuatan itu.
Hatinya dingin dan gelap sehingga tidak bisa dimasuki oleh perasaan manusiawi seperti
rasa iba. Tapi ini rasa iba. Gabriel memikirkan Selly dan merasakan sensasi rasa itu.
Perasaan kasihan yang begitu dalam, memikirkan Selly harus menghadapi semua ini.
225 | "Dia memberikan darahnya bukan?" Carlos
bergumam tenang, mengamati setiap perubahan ekspresi Gabriel. Gabriel
menganggukkan kepalanya, hampir tak kentara. "Ya. Lelaki bodoh itu takluk di kaki
Sabrina dan memberikan darahnya." Bodoh sekali! Carlos mengamati Gabriel
dalam-dalam, "Bukankah itu yang tuan inginkan" Dengan begitu ikatan cinta sejati
2Another 5 - Santhy Agatha
antara Selly dengan Rolan akan semakin rapuh." Gabriel memang menginginkan ikatan
cinta sejati antara Rolan dan Selly terputus, tetapi rencananya bukan seperti ini.
Rencananya adalah merayu Selly ke dalam pesonanya sehingga perempuan itu
meninggalkan Rolan, setelah itu Selly akan membuat Rolan terperosok dalam jurang
patah hati yang dalam. Sekarang yang terjadi, Rolanlah yang akan menceburkan Selly
ke dalam jurang patah hati itu "Kurasa waktunya sudah dekat, Carlos, aku akan
menantang Gabriel." "Anda belum tahu pasti apakah ikatan cinta sejati antara Rolan dan
Selly sudah putus. Akan berbahaya ketika anda menantang Rolan dan ternyata dia
masih memiliki Selly sebagai cinta sejatinya. Bukankah itu tujuan anda" Menjauhkan
Selly sehingga tidak bisa menjadi tambahan 5% kekuatan bagi Rolan?" Gabriel hanya
terdiam, ekspresinya tidak terbaca. "Aku sudah tidak sabar lagi menunggu. Aku akan
menantang Rolan segera. Aku muak hanya mengamati dia berbuat kebodohan demi
kebodohan." 226 | Dan kemudian, tanpa kata
lelaki itu menghilang dari hadapan Carlos, ditelan oleh bayangan hitam. Carlos masih
merenung sendiri di ruangan itu, menatap bayangan hitam yang semakin memudar di
tempat tuannya tadi berdiri. Dia merasa ada yang berubah dari diri Gabriel, bahkan pada
malam itu ketika Gabriel buru-buru pergi untuk menyelamatkan Selly yang dicampakkan
Rolan begitu saja di tengah hujan badai, Carlos merasa itu bukan watak Gabriel yang
dikenalnya. Tuan Gabriel bukanlah orang yang bersedia repot-repot untuk menolong
manusia biasa. Apalagi seorang perempuan lemah yang notabene adalah cinta sejati
musuhnya. Atau... apakah memang Gabriel sudah berubah" Carlos sendiri curiga
bahwa alasan Gabriel ingin memutuskan ikatan cinta sejati antara Rolan dengan Selly
bukan karena dia takut kalah, tetapi lebih karena ingin menyelamatkan Selly. Karena
buku kuno aturan semesta menyebutkan bahwa sang cinta sejati harus berkorban demi
memberikan 5% tambahan kekuatan bagi sang pemegang kekuatan... Mungkin saja hal
itu berarti pengorbanan nyawa bagi Selly. Apakah janganjangan... Gabriel ingin


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyelamatkan Selly dari kematian karena pengorbanan" ?LoveReads "Apakah kau
baik-baik saja?" Gabriel yang tadi entah berada di mana sudah kembali ke ruangan
kerja mereka, dan sekarang berdiri di 227 |
depan Selly, mengamatinya. Diamati seperti itu Sely langsung merasa gugup. "Saya
baik-baik saja." "Kau tampak sedih." Lelaki itu tetap menelusuri seluruh wajah Selly
dengan tatapan tajam seolah ingin menembus ke dalam jiwanya. Selly tersenyum,
"Saya baik-baik saja" Meskipun begitu Selly tampak tidak yakin, dia mengusap pipinya
bertanya-tanya apakah matanya yang sembab dan menghitam karena menangis
semalaman tidak 2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
berhasil ditutupi oleh riasannya. "Ada apa dengan calon suamimu?" Gabriel tampaknya
tidak mempercayai jawaban Selly, lelaki itu mengambil kursi dan duduk di depan meja
Selly, bersikap santai seolah dia bukan seorang bos. "Masalah lagi?" Selly menghela
napas panjang, "Tidak Sir, sebenarnya hubungan kami baik-baik saja, mungkin hanya
perasaan saya yang tidak enak." "Kenapa perasaanmu tidak enak?" Gabriel berdiri di
sana, bagaikan banteng yang tidak mau menyerah sebelum mendapatkan informasi,
"Selly aku memang bosmu, kita bekerja secara profesional di sini, tetapi bukan berarti
kau tidak boleh kadangkala menceritakan permasalahanmu, kalau sampai
permasalahan itu berimbas kepada pekerjaanmu, bukankah itu juga akan berimbas
kepadaku juga?" Selly menatap Gabriel, tampak agak tersinggung, "Saya jamin
permasalahan saya tidak akan mengganggu pekerjaan saya Sir." 228 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Tanpa diduga Gabriel tesenyum lebar. "Memang, aku yakin kau
orang yang kompeten. Tetapi tidak bisakah kau berbagi denganku, mungkin sebagai
2Another 5 - Santhy Agatha
teman?" Sebagai teman" Selly hampir-hampir tidak mengenal Gabriel selain di kanto
dan beberapa insiden yang membuat mereka bertemu di luar kantor. Apakah dia bisa
menganggap Gabriel sebagai teman" Tetapi bisa dikatakan Selly tidak mempunyai
teman, pekerjaannya sebagai asisten pribadi Gabriel membuatnya jauh dari
teman-teman sekerjanya, hanya Gabriel satu-satunya rekan kerjanya sekarang, lagipula
insiden di malam ulang tahun itu membuat Gabriel sedikit banyak mengetahui
permasalahan Selly dengan Rolan, mungkin Selly bisa sedikit berbagi dengan Gabriel.
"Calon suami saya... namanya Rolan." Selly tidak ingat apakah dia pernah menyebut
nama Rolan kepada Gabriel atau belum, "Seperti yang saya ceritakan, Rolan pernah
menderita penyakit kanker otak dan dia sembuh dengan mukjizat... tetapi ada seorang
perempuan, dia pasien kanker otak juga... akhir-akhir ini, Rolan memperioritaskannya...
dan itu membuat perasaan saya tidak enak." Selly menghela napas panjang, "Mungkin
memang perasaan saya yang salah, tidak seharusnya saya merasakan kecemburuan
kepada perempuan lemah seperti Sabrina..." "Apakah Sabrina ini perempuan yang
sama yang membuat Rolan tidak datang di janji makan malam kalian di hari ulang
tahunmu itu?" 229 | Selly menganggukkan
kepalanya. Gabriel tersenyum meski tatapannya tampak serius, "Selly. Sebagai seorang
perempuan, kau tidak boleh diam dan menyerah. Kalau kau memang mencintai calon
suamimu, maka kau harus memperjuangkannya. Sikap diam dan memendam sendiri
tidak akan membawa jalan keluar, yang ada kau akan terlambat dan kehilangan
semuanya." Dan kemudian, tanpa menunggu reaksi Selly, Gabriel bangkit dari kursinya
dan pergi ke mejanya sendiri. ?LoveReads Selly melangkah keluar dari toilet dan
sedikit tersentak ketika ponselnya berbunyi. Dia mengeluarkannya dari sakunya dan
melihat nomor Rolan di sana. "Rolan?" Selly langsung mengangkat ponselnya dengan
semangat, berharap Rolan memberi kabar baik dan mereka bisa bertemu sore ini.
"Selly?" Itu bukan suara Rolan, itu suara Sabrina. Selly bagaikan dihantam dengan
keras ketika mendengar bahwa Sabrina yang menyahut di sana. Kenapa Sabrina
meneleponnya dengan menggunakan ponsel Rolan" Apa yang dilakukan Sabrina
dengan ponsel Rolan" Kemana Rolan" "Sabrina?" Selly tetap bertanya meski dia sudah
tahu pasti, dia bisa merasakan senyum Sabrina di seberang sana. 230 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m "Selly, Rolan memintaku meneleponmu, katanya dia tidak bisa
menemuimu, dia harus menemaniku menjalani pemeriksaan malam ini. Kau tidak
apa-apa kan?" Selly membeku. Benarkah" Benarkah apa yang dikatakan Sabrina itu"
kalau memang begitu, kenapa Rolan tidak meneleponnya sendiri" Kenapa dia
menyuruh Sabrina menyampaikannya" "Dimana Rolan?" Selly bertanya, curiga. Ada
senyum di nada suara Sabrina, "Rolan sedang berkonsultasi dengan dokter tentang
proses pemeriksaanku." Sabrina menghela napas, terdengar bahagia, "Aku senang
sekali. Selly, Rolan baru saja membuktikan kepadaku, bahwa dia rela berkorban apa
saja... rela melakukan apa saja agar aku tidak sakit lagi." "Apa?" "Kau pasti mengerti
apa maksudku. Sudah ya." Tiba-tiba saja Sabrina memutus pembicaraan, membuat
Selly masih ternganga dengan gagang ponsel di telinganya. Jemarinya bergetar ketika
menurunkan ponsel itu dan menatapnya. Dia tidak bermimpi bukan" Tadi benar-benar
Sabrina bukan yang menelepon menggunakan ponsel Rolan" Mata Selly masih nanar
menatap ponsel di depannya. Hatinya terasa sakit, penuh gemuruh dan prasangka.
Tetapi..... dia tidak bisa menuduh Rolan begitu saja, bisa saja Sabrina yang sengaja
melakukan kecurangan dengan mencuri pakai ponsel 231 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m Rolan bukan" Mungkin memang Sabrina ingin menjauhkan Selly dari Rolan,
karena itulah dia memakai cara licik ini. Selly tahu persis sifat Rolan. Tidak mungkin
Rolan melakukan ini kepadanya. Jantungnya berdebar penuh antisipasi. Dia langsung
teringat kata-kata Gabriel tadi, kalau dia mencintai Rolan dia tidak boleh diam saja, dia
2Another 5 - Santhy Agatha
harus memperjuangkan Rolan sebelum terlambat. Sore nanti, mengabaikan kat-kata
Sabrina, Selly akan menyusul ke rumah sakit. ?LoveReads "Kenapa tampak
buru-buru?" Gabriel mengerutkan kening ketika melihat Selly segera mengemasi tasnya
ketika jam lima tepat ditunjukkan di jam dinding. Selly mendongakkan kepalanya,
menatap Gabriel yang mengerutkan keningnya dan menatap Selly ingin tahu. Tibatiba
pipi Selly memerah karena dia terdorong perasaannya akibat nasehat Gabriel tadi. Selly
memang berencana untuk bergegas menyusul ke rumah sakit dan menemui Rolan,
memastikan apa yang dikatakan Sabrina tadi kepadanya melalui ponsel dan
mengkonfirmasinya langsung baik kepada Rolan maupun kepada Sabrina. "Saya ingin
ke rumah sakit." Selly bergumam pelan, "Saya ingin memastikan sesuatu." "Ini tentang
Rolan lagi?" 232 | Pipi Selly memerah, merasa
malu karena permasalahannya dengan Rolan begitu pelik sehingga Gabriel sampai
terganggu karenanya. "Iya..." Selly menelan ludahnya dengan ragu. "Ada telepon dari
Sabrina yang mengatakan bahwa Rolan... bahwa pada dasarnya Rolan ingin
meninggalkan saya dan memilih Sabrina." Dia menggigit bibirnya, merasakan dorongan
menyesakkan untuk menangis, "Anda bilang saya harus berjuang dan memastikan,
karena itu saya akan datang ke rumah sakit untuk memastikan semuanya." Gabriel
mengerutkan keningnya, menatap Selly yang menahan tangisnya, Dia menggertakkan
giginya dan kemudian menggunakan kekuatannya, hanya beberapa detik hingga Selly
tidak menyadarinya, untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di rumah sakit. Setelah
mendapatkan pengelihatannya, matanya menyala. "Kupikir lebih baik aku mengantarmu
Selly." Gumam Gabriel tenang meskipun ada
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
kemarahan di dalam suaranya, "Aku kebetulan berencana ke rumah sakit yang sama
hari ini, untuk menengok salah seorang kolega bisnisku yang dirawat hari ini, kau bisa
ikut mobilku dengan begitu kau bisa lebih cepat sampai dibandingkan naik kendaraan
umum." Sejenak Selly merasa ragu. Tetapi bukankah dia beruntung karena Gabriel
ternyata sedang berencana untuk mengunjungi rumah sakit yang sama" Selly lalu
menganggukkan kepalanya, "Terima kasih Sir. Saya rasa saya akan menumpang mobil
anda." ?LoveReads 233 | Hari sudah beranjak
sore ketika Rolan memasuki ruangan Sabrina lagi, dia barusan bertemu dengan dokter
Beni dan berbicara mengenai kondisi kesehatan Sabrina. Nanti malam mereka akan
melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada Sabrina, dan Rolan yakin hasil
pemeriksaan itu akan mengatakan bahwa Sabrina sudah kembali baikbaik saja. "Dokter
sudah menjadwalkan pemeriksaan nanti sore, sepertinya kondisimu sudah membaik
ya." Rolan mengamati wajah Sabrina dan menyadari bahwa sudah ada rona di sana.
Berarti darah yang diberikannya memang memberikan efek yang baik kepada Sabrina,
tadi dia memberikan darah itu pelan-pelan, masih menggunakan metode manual
dengan jarum suntik untuk memindahkan darahnya kepada Sabrina, karena dia masih
belum bisa memindahkan darahnya dengan kekuatannya. "Iya. Sepertinya... sepertinya
rasa sakitku hilang begitu saja." Sabrina bergumam lembut, menyentuh rona di pipinya
dengan jemarinya yang kurus, "Terimakasih Rolan, karena kau menemaniku...."
Perempuan itu lalu menghela napas dan tampak sedih. "Kenapa Sabrina?" "Aku... aku
merasa tak enak kepada Selly... apakah kau tak menyadari tatapan Selly kepadaku
kemarin" Dia.. dia sepertinya marah padaku." Rolan mengerutkan keningnya.
Benarkah" Selly memang sedikit cemburu kepada Sabrina, tetapi setelah Rolan
menjelaskan, bukankah Selly kemudian mengerti" Kemarinpun ketika mereka berpisah,
Selly 234 | tampak baik-baik saja. "Selly tak
mungkin marah kepadamu Sabrina, dia perempuan yang sangat pengertian. Lagipula
2Another 5 - Santhy Agatha
dia pasti tahu bahwa aku menyayangimu seperti adikku sendiri." Sabrina menghela
napas, memalingkan muka dengan mata berkacakaca. "Bagaimanapun aku harus
meminta maaf kepada Selly... dia begitu baik dan aku..." Setetes air mata bergulir di
pipinya, "Dan aku telah mengkhianatinya." "Mengkhianatinya" Rolan mengerutkan
keningnya, bingung dengan kata-kata Sabrina, "Apa maksudmu?" Sabrina
menundukkan kepala, ketika dia mengangkat matanya dan menatap Rolan, wajahnya
tampak bersemu merah, "Karena aku menyimpan perasaan lebih kepadamu." Suara
Sabrina tampak sedih, "Aku tidak tahu itu tidak boleh, tapi kau begitu baik kepadaku,
tidak pernah ada yang begitu baik dan perhatian kepadaku, membuat perasaan itu
tumbuh begitu saja...." "Sabrina." Rolan mengerang, ekspresinya tampak serba salah.
Dia menyayangi Sabrina tentu saja, dan kebaikannya itu lebih karena didorong
perasaan empati karena dia pernah merasakan sakit yang sama, tetapi tidak pernah ada
di dalam benaknya untuk merasakan perasaan yang lebih kepada Sabrina. Hatinya
hanya untuk Selly... Rolan menatap Sabrina yang begitu rapuh dan tiba-tiba merasa
bersalah, salahnya sendiri. Dia terlalu baik dan perhatian kepada Sabrina, lebih
daripada yang seharusnya sehingga membuat Sabrina berani menumbuhkan perasaan
itu kepadanya. Salahnya membuat 235 | Sabrina
patah hati... "Maafkan aku Sabrina, kau tahu.. aku dan Selly, perasaanku hanya kepada
Selly..." Sabrina menundukkan kepalanya kembali, setetes bening turun mengalir di
pipinya yang pucat. "Tapi kau tak perlu cemas Rolan, aku sendiri merasa bersalah
dengan perasaan ini, aku merasa bersalah kepada Selly, dia begitu baik..." Bibir Sabrina
bergetar ketika berkata, "Aku.. aku akan menghapus perasaan ini segera... tetapi
sebelumnya bolehkah aku meminta satu hal?" Rolan menghela napas panjang, "Apa
Sabrina?" Kalau satu permintaan itu bisa menebus rasa bersalahnya kepada Sabrina
dan mengurangi sakit hati Sabrina, dia akan melakukannya. "Maukah kau menciumku,
satu kali saja?" Sabrina tampak begitu rapuh dan menderita, "Aku belum pernah dicium
lelaki sebelumnya, sakitku ini membuatku tidak mengenal banyak lelaki. Dan
seandainya aku bisa memilih lelaki pertama yang akan menciumku, aku ingin kau yang
melakukannya Rolan, maukah kau menciumku satu kali saja" Dan setelah itu mungkin
aku bisa melepas perasaanku dan belajar menekan cintaku kepadamu." Rolan tertegun.
Bingung antara keinginannya meredakan sakit hati Sabrina, dan teriakan nuraninya
yang menahannya karena dengan mencium perempuan lain, itu sama saja dengan
mengkhianati Selly. Jadi apa yang harus dia lakukan sekarang" ?LoveReads 236 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Another 5% Part 18 Supir itu menjalankan mobilnya
dengan tenang menembus kemacetan jalan raya, sementara Selly duduk di bangku
belakang mobil, merasa sedikit canggung duduk bersebelahan dengan Gabriel. Gabriel
sendiri memilih terdiam dan menatap lurus ke depan. Lelaki itu tampak geram, entah
kenapa. "Selly," Tiba-tiba Gabriel memanggil nama Selly membuat Selly hampir saja
terlonjak karena kaget. Selly mendongak, menatap mata Gabriel yang tajam,
bertanya-tanya apa yang berkecemuk di benak atasannya itu sehingga lelaki itu tampak
begitu marah. "Ya?" Gabriel mengerutkan keningnya, "Mengenai Rolan, calon suamimu
itu. Kau sangat mencintainya bukan?" Selly menganggukkan kepalanya, dia sudah lama
sekali mencintai dan begitu setia kepada Rolan, hingga terbiasa. Dan ya, meskipun
permasalahan dengan Sabrina mengganggu benaknya, Selly masih tetap mencintai
Rolan. Dia kemudian menganggukkan kepalanya, "Ya, saya mencintainya." "Kau pasti
bersedia berkorban apapun untuknya karena cintamu itu." Sekali lagi Selly
menganggukkan kepalanya. Tentu saja. Selly masih merasakan ketulusan yang sama,
berkorban untuk Rolan pasti akan dilakukannya jika perlu. 237 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Gabriel mendengus, "Meskipun kalau dia mengkhianatimu?" "Apa?"
gantian Selly yang mengerutkan keningnya, tidak menyangka kalau Gabriel akan
2Another 5 - Santhy Agatha
menanyakan pertanyaan seperti itu, "Apa maksud anda?" "Aku hanya ingin tahu, kau
sepertinya begitu mencintai calon suamimu itu. Kalau kemudian pada akhirnya kau
menemukan bahwa Rolan berkhianat, akankah kau tetap setia mencintainya" Dan
bersedia berkorban untuknya?" Rolan" Mengkhianatinya" Tiba-tiba saja Selly merasa
takut. Telepon dari Sabrina tadi langsung terngiang-ngiang di benaknya. Apakah
mungkin Rolan benar-benar
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
mengkhianatinya" Kalau ternyata hal itu terjadi.... apakah yang akan Selly lakukan"
Bagaimana dengan perasaan Selly" "Saya tidak tahu." Selly benar-benar tidak tahu,
kemungkinan itu tidak pernah terpikirkan di benaknya sebelumnya. Gabriel
memalingkan muka, menatap lurus ke depan. "Semoga pada waktunya nanti kau akan
tahu apa yang harus kau lakukan, Selly." Kata-kata Gabriel itu membuat Selly menoleh
dan mengerutkan keningnya dengan bingung. Apa sebenarnya maksud Gabriel dengan
katakatanya itu" Selly ingin bertanya, tetapi Gabriel sudah memasang ekspresi keras
dan tidak terbaca. Membuat Selly mengurungkan niatnya. ?LoveReads 238 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Dalam beberapa waktu, mobil yang mereka naiki akhirnya
sampai di rumah sakit. Supir berhenti di lobby depan dan membukakan pintu untuk
mereka. Gabriel dan Selly berjalan berdampingan memasuki lobby rumah sakit, hingga
akhirnya Selly menoleh ke arah Gabriel dengan ragu. "Saya... akan ke bagian pasien
kanker." Selly menatap Gabriel penuh rasa terimakasih. "Terimakasih atas
tumpangannya." Gabriel berdiri di sana, menatap Selly dengan tatapan misterius. "Oke."
Gumamnya tanpa emosi. Tetapi ketika Selly membalikkan badannya hendak pergi,
Gabriel tiba-tiba meraih jemari Selly dengan lembut, membuat Selly menoleh kaget,
menatap ke arah atasannya itu dengan penuh tanda tanya. "Hati-hati." Gabriel setengah
berbisik, lalu melepaskan pegangan tangannya. Selly mau tak mau menganggukkkan
kepalanya, meskipun dia tidak tahu apa maksud kata-kata Gabriel itu. ?LoveReads
Jantung Selly berdebar ketika melalui koridor menuju ke arah ruangan Sabrina di rawat,
dan entah kenapa suasana begitu hening, tidak ada perawat satupun yang biasanya lalu
lalang di lorong. Langkahnya terhenti di depan pintu kamar Sabrina, matanya mengintip
dari kotak kaca yang cukup besar yang ada di bagian atas pintu. 239 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Dan kemudian Selly tertegun. Dia melihat Rolan, sedang duduk di
tepi ranjang, menatap Sabrina yang setengah terduduk di atas ranjang. Sabrina sedang
menangis entah kenapa, dan kemudian dengan lembut Rolan mengusap air mata di pipi
Sabrina dengan jemarinya. Pemandangan itu tentu saja membuat jantung Selly
berdenyut serasa diremas dengan menyakitkan. Jemari Rolan seharusnya hanya
menyentuh lembut pipi Selly bukan" Dan kemudian terjadilah pemandangan yang
sangat tidak diduganya. Rolan menundukkan kepalanya, Sabrina memejamkan
matanya, dan kemudian... bibir Rolan menyentuh bibir Sabrina, sebuah ciuman di bibir
yang penuh dengan kasih sayang! Jemari Selly yang masih memegang handle pintu
bergetar. Rasa sakit itu kian menyeruak ke dalam dadanya, membuat napasnya sesak
dan matanya terasa panas. Selly tidak tahan melihat pemandangan di depannya itu, dia
membalikkan badannya, bersandar ke pintu sambil berurai air mata. Ya ampun. Rolan
mencium Sabrina, dan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Rolan
melakukannya dengan lembut, sama seperti ketika Rolan menciumnya, tanpa ada
paksaan sama sekali. Rolan mencium Sabrina dengan kemauannya sendiri! Apakah itu
berarti apa yang dikatakan Sabrina di telepon tadi, mengenai Rolan, benar adanya"
Bahwa kekasihnya itu sebenarnya sudah tidak ingin bersamanya lagi, bahwa
kekasihnya itu sudah memindahkan hatinya 240 |
kepada Sabrina tetapi merasa tidak enak kepada Selly.... kenapa" Kenapa Rolan
2Another 5 - Santhy Agatha
bertahan dengan Selly, bersikap baik kepadanya kalau dia sudah tidak ingin bersama
Selly lagi" Apa karena Rolan merasa berhutang budi, sebab Selly-lah yang merawat
Rolan ketika dia sakit" Apakah hanya hutang budi yang membuat Rolan masih bertahan
bersama Selly padahal hatinya sudah berpindah kepada Sabrina" Selly mengusap air
matanya, tetapi sepertinya air matanya itu tak mau diatur, tetap deras mengalir tanpa
mau berhenti. Dia menghela napas panjang, berusaha menormalkan napasnya. Air
matanya tetap mengalir, tetapi Selly sudah mengambil keputusan tegas. Baiklah. Kalau
memang yang diinginkan Rolan adalah bersama Sabrina, maka Selly tidak akan
menahan Rolan lagi untuk bersamanya. Dia melangkah, meninggalkan pintu kamar
Sabrina, tanpa menoleh lagi, Keputusan sudah bulat di benaknya. Dialah yang akan
meninggalkan Rolan! Selly melangkah tergesa meninggalkan lorong bagian pasien
kanker itu. Tetapi ketika sampai di ujung lorong, Selly meragu. Beranikah dia
meninggalkan Rolan begitu saja" Tanpa penjelasan" Beranikah dia melepaskan cinta
sejatinya begitu saja" Nasehat Gabriel kepadanya siang tadi langsung bergulir di
benaknya. Dia harus memperjuangkan Rolan sebelum memutuskan untuk menyerah
bukan" Selly menghela napas panjang, membalikkkan badannya kembali dan
melangkah balik menuju ke arah kamar Sabrina lagi. ?LoveReads 241 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m Rolan melepaskan bibirnya dari bibir Sabrina yang pucat dan
lembut, menemukan air mata masih mengalir di pipi Sabrina. "Kenapa kau masih
menangis" Aku sudah menciummu bukan?" Sabrina mengusap air matanya, bibirnya
tersenyum malu, tetapi dia masih sesenggukan. "Maafkan aku." Gumamnya lemah, "Aku


Another Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cuma terlalu bahagia." Rolan menghela napas panjang, "Maafkan aku Sabrina, karena
tidak bisa membalas perasaanmu. Kau tahu, aku sudah mengikat janjiku kepada
Selly..." Sabrina buru-buru menganggukkan kepalanya, "Aku mengerti kok. Aku
hanyalah perempuan yang tidak tahu diri, berani-beraninya menumbuhkan perasaan
kepadamu, mengkhianati Selly yang sangat baik kepadaku." "Jangan berkata begitu
Sabrina." Rolan langsung menyela, merasa tidak enak karena Sabrina menyalahkan
dirinya sendiri. Salahnya juga bukan kalau Sabrina sampai menumbuhkan perasaan
yang lebih kepadanya" Dia terlalu baik kepada Sabrina dan seolah-olah memberikan
harapan kepadanya... Sabrina tersenyum lembut, "Aku akan belajar memadamkan
perasaan ini. Lagi pula Selly perempuan yang sangat baik, kalian adalah pasangan
serasi. Semoga kalian berbahagia ya..?" Baru saja Rolan hendak membuka pintu untuk
menjawab pertanyaan Sabrina, pintu kamar itu terbuka. 242 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m Rolan menoleh dan terkejut mendapati Selly berdiri di sana. Dia melirik
jam tangannya. Astaga! Rolan lupa, dia tadi berjanji akan menjemput Selly sepulang
kerja dan mereka akan bersama sesudahnya, tetapi pernyataan cinta dari Sabrina
benar-benar membuatnya lupa! Selly pasti menyusul kemari karena tidak ada kabar
darinya. Rolan langsung menatap Selly dengan penuh rasa bersalah. Sayangnya
tatapan mata bersalah Rolan diartikan lain oleh Selly, dia
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
mengira Rolan merasa bersalah karena telah memindahkan hatinya kepada Sabrina.
Selly lalu bergumam dengan bibir bergetar. "Kau mencium Sabrina, aku rasa itu sudah
menunjukkan perasaanmu yang sebenarnya, Rolan." Wajah Rolan langsung pucat
pasi-Selly melihatnya mencium Sabrina" Itu pasti adalah pemandangan yang membuat
siapapun salah paham, terlebih bagi Selly... Rolan hendak membuka mulutnya,
menjelaskan semuanya tetapi Sabrina dululah yang sudah berkata-kata. "Aku bisa
menjelaskan semuanya Selly, jangan marah..." Sabrina memasang ekspresi sedih dan
rapuh, membuat Selly menghela napas panjang, mengeraskan hati dan tidak jatuh
dalam rasa kasihan, dia menatap Sabrina dan Rolan berganti-ganti. Rasa sakit
2Another 5 - Santhy Agatha
menyeruak ke dadanya, membuatnya merasa getir. "Sepertinya kalian memang
seharusnya bersama." Matanya menatap Rolan, menahankan air matanya lalu dia
mengalihkan pandangannya kepada Sabrina, "Selamat Sabrina kau mendapatkan apa
yang kau mau, aku menyerahkan Rolan untukmu." 243 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m "Selly!" suara Rolan sedikit meninggi, berusaha menarik perhatian Selly, tapi
yang didapatinya adalah tatapan kemarahan dan dikhianati dari Selly. Rolan menghela
napas panjang. "Jangan berkata begitu kepada Sabrina, dia tidak seperti yang kau
pikirkan... kau salah paham Selly, aku dan Sabrina bisa menjelaskan kenapa ciuman itu
bisa terjadi, aku..." Selly melangkah mundur dengan defensif menatap Rolan, "Jangan
menjelaskan apapun, Rolan. Aku percaya dengan mataku, hatimu sudah berpindah dan
tak ada gunanya aku mempertahankanku." Kali ini Selly tidak mampu menahan air
matanya, "Bahkan sekarang aku mulai mempertanyakan apakah aku masih
mencintaimu atau tidak..." Selly tak tahan lagi berada di ruangan itu bersama Rolan dan
Sabrina. Dia sudah tidak mampu lagi. Semula dia ingin mempertanyakan perasaan
Rolan baik-baik, tetapi kemudian hatinya sakit ketika Rolan bukannya membelanya,
malahan menyuruh menjaga ucapannya kepada Sabrina, Rolan membela Sabrina! Itu
sudah cukup untuk menunjukkan perasaan Rolan yang sebenarnya bukan" Tanpa
katakata lagi, Selly membalikkan badan dan menghambur keluar dari kamar Sabrina.
"Selly!" Rolan berteriak, hendak mengejar. Tetapi di saat yang sama, Sabrina sepertinya
juga hendak mengejar Selly, tetapi dia melupakan tubuhnya yang lemah. Tubuh Sabrina
langsung roboh jatuh ke lantai bersama selimut yang membungkus tubuhnya ketika dia
mencoba beranjak dari ranjangnya. 244 | Rolan
langsung membalikkan badannya, tidak jadi mengejar Selly dan menolong Sabrina yang
terbaring tak berdaya dilantai. Perempuan itu menangis penuh air mata penyesalan
sampai terisak-isak kehabisan napas, "Jangan pedulikan aku." Sabrina terisak-isak,
"Kesanalah, kejar Selly dan jelaskan semuanya." Rolan tampak pucat pasi dan
kebingungan. Pada akhirnya, dia mengangkat tubuh Sabrina dan membaringkannya di
atas ranjang, menyelimutinya kembali dengan lembut. "Aku... aku akan mengejar Selly
dulu ya." Bisiknya panik. Sabrina menganggukkan kepalanya, "Pergilah Rolan, semoga
Selly mau mengerti..." air mata membanjir deras di pipinya, "Aku... aku tidak akan
memaafkan diriku sendiri kalau sampai aku menjadi penyebab pertengkaran kalian."
Rolan menganggukkan kepalanya, dengan lembut mengecup dahi Sabrina, lalu
membalikkan badan keluar dari ruangan kamar Sabrina, mengejar Selly. ?LoveReads
Sepeninggal Rolan, Sabrina mengusap air matanya dan tersenyum. Ternyata
benar-benar sesuai yang direncanakannya. Sabrina sebenarnya tidak menyangka kalau
Selly akan muncul di kamarnya tepat setelah Rolan menciumnya, dia mengira Selly
sudah mundur dan 245 | menyerah akan Rolan,
tetapi ternyata perempuan itu tak tahu malu dan masih berusaha mengejar Rolan.
Bukan salah Sabrina kalau Selly melihat pemandangan itu, pemandangan Rolan
mencium Sabrina dengan lembutnya. Dari ciuman itu saja, Sabrina sudah tahu bahwa
sebentar lagi, tidak perlu menunggu lama, Rolan akan menjadi miliknya. Dan dengan
begitu Sabrina tidak perlu mengharapkan belas kasihan dari Gabriel lagi, Gabriel yang
dicintainya tetapi hatinya terlalu kelam untuk dilembutkan olehnya. Sabrina akan bisa
menguasai Rolan, dan dengan Rolan menjadi kekasihnya nanti, itu berarti Rolan akan
terus mensupplay darahnya untuk membantu Sabrina bertahan dari penyakitnya.
Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan pelan dari ujung ruangan, Sabrina menoleh
dengan waspada dan mendapati Gabriel berdiri di sana, setengah melayang, diliputi
oleh bayangan gelap, wajah Gabriel tampak sinis luar biasa. "Sepertinya aku harus
memuji kemampuan beraktingmu." Sabrina masih menatap Gabriel dengan waspada,
"Kau datang." "Aku datang bukan untuk memberikan darahku." Gabriel bergumam
2Another 5 - Santhy Agatha
dengan tajam, "Kau sudah mendapatkan dari pemegang kekuatan terang yang bodoh
itu bukan" Yang dengan mudahnya jatuh ke dalam rayuanmu?" Sabrina mendongakkan
dagunya, mencoba menantang Gabriel, "Aku merayunya karena kau tidak memberikan
darahmu lagi, kau begitu kejam tega membuatku kesakitan!" 246 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m "Itu hukuman untukmu Sabrina, karena selalu mencampuri urusanku"
Mata Gabriel menyipit. "Dan aku akan menghukummu sekali lagi karena bertindak
sendiri dan mengganggu rencanaku. Seharusnya kau mati sejak dulu, aku yakin
semesta akan mendukungku jika melenyapkanmu. Kau sebenarnya sudah mati
bertahun-tahun lalu. Aku memberikan darahku untuk mempertahankanmu hanya karena
janjiku kepada mama. Tetapi kupikir sekarang saatnya mematuhi aturan semesta dan
melenyapkanmu sesuai takdirmu." Tiba-tiba tanpa peringatan, dari telapak tangan
Gabriel keluar api. Api itu membesar, membakar gorden di kamar Sabrina, menjalar ke
karpet, dan pada akhirnya membakar semuanya yang ada di kamar Sabrina, membuat
Sabrina menjerit ketakutan. ?LoveReads Selly setengah berlari meninggalkan kamar
Sabrina, tadi dia masih sempat mendengar Rolan memanggil namanya dan menoleh,
sayangnya pemandangan yang dia dapat malahan lebih menyakitkan hati, Rolan
sedang berjongkok, memeluk Sabrina yang terjatuh dari ranjang dan menolongnya. Hal
itu sudah jelas-jelas menunjukkan siapa yang dipilih Rolan bukan" Karena lelaki itu
menunda untuk mengejarnya demi menolong Sabrina... Ketika keluar dari sayap rumah
sakit bagian penyakit kanker, Selly sama sekali tidak mengurangi langkahnya, dia ingin
sekali meninggal247 | kan rumah sakit ini
dengan segera, rumah sakit yang penuh dengan kenangan manis baginya, tetapi
ternyata pada akhirnya menyajikan kenangan buruk untuknya. Selly ingin pergi sejauh
mungkin, Selly tidak mau melihat ataupun memikirkan Rolan lagi... Selly berlari keluar
dari lobby rumah sakit, menghambur ke ujung
2Another 5 - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
jalan, dan menyetop taxi pertama yang dilihatnya. Dia lalu masuk ke dalam taxi itu,
berurai air mata. Di belakangnya ada Rolan yang mengejar, berteriak memanggil nama
Selly sekuat tenaga dari ujung trotoar, sayangnya Taxi itu terus melaju kencang dan
Selly tidak mendengar. Rolan menoleh ke kiri dan kekanan, memastikan tidak ada yang
melihat, lalu dia mengulurkan tangannya ke arah taxi yang dinaiki Selly, berusaha
membuat Taxi itu berhenti melaju dengan kekuatannya. Tetapi kemudian
teriakan-teriakan panik di belakangnya membuatnya teralihkan, dia menoleh dan
mendapati asap hitam membubung dari bagian belakang rumah sakit. Orang-orang
berlarian dengan panik sambil berteriak-teriak. "Kebakaran! Ada kebakaran!"
?LoveReads 248 | Another 5% Part 19 Rolan
begitu terkejut melihat asap membumbung tinggi dan menghitam di bagian belakang
rumah sakit. Perhatiannya langsung teralihkan. Dia teringat bahwa sayap untuk
menampung pasien-pasien kanker berada di sisi belakang rumah sakit tersebut. Dia
membalikkan badan dan berlari menelusuri lorong-lorong rumah sakit, menuju sisi
belakang. Dan kemudian Rolan tertegun. Seluruh bagian sayap rumah sakit itu sudah
terbakar habis, asap hitam membumbung dari lorong, menciptakan hawa panas
membakar yang menyesakkan dada. Orang-orang berkerumun di depan lorong rumah
sakit itu dengan wajah kebingungan. "Kami tidak tahu kenapa tiba-tiba ada api, ada
delapan belas pasien yang dirawat intensif di bagian kanker ini dan entah kenapa
mereka semua bisa terbaring di luar sayap yang terbakar ini, mereka tidak ingat apa
yang terjadi seolah mereka dipindahkan dalam sekejap." "Apakah kau tidak melihat" Api
ini aneh. Api itu hanya membakar dan berhenti tepat di ujung lorong, lalu seolah-olah
tidak menjalar lagi, seperti ada yang mengatur." Rolan mengerutkan kening mendengar
2Another 5 - Santhy Agatha
komentar-komentar panik di sekitarnya. Api ini ada yang mengatur" Pasien-pasien lain
tiba-tiba dipindahkan dan begitu saja ada di luar lorong jauh dari kebakaran" Ini terasa
tidak benar.... ini seperti ada yang menggerakkan, apakah 249 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m jangan-jangan... Gabriel" Seperti yang dikatakan oleh Marco, Gabriel
sedang mengincar untuk menantangnya. Apakah api ini peringatan dari Gabriel bahwa
perang akan segera dimulai" Mata Rolan menelusuri seluruh penjuru ruangan tempat
pasien-pasien yang terselamatkan secara ajaib itu dipindahkan dengan kursi roda dan
beberapa dengan ranjang dorong ke tempat lain yang lebih aman. Pemadam kebakaran
sedang dalam perjalanan, dan beberapa orang berusaha meredakan api dengan air dari
selang seadanya sambil menunggu pemadam kebakaran tiba. Suasana tampak hiruk
pikuk dan penuh kepanikan, sementara itu Rolan mencari Sabrina. Dan tiba-tiba saja
jantungnya terasa berdebar ketika melihat bahwa Sabrina tidak ada di antara
pasien-pasien yang selamat itu. Dia langsung menyentuh bahu salah satu suster yang
dikenalnya, mulai panik. "Anda melihat Sabrina suster?" Suster itu mengerjap, tampak
juga baru menyadari bahwa Sabrina tidak ada di antara mereka, matanya langsung
berlumur ketakutan. "Aku dari tadi tidak melihat Sabrina." Matanya memandang ke arah
api yang membumbung tinggi dengan asap hitam menggumpal di lorong. "Apakah...
apakah Sabrina masih ada di dalam?" Rolan seketika itu juga langsung melompat dan
menerjang ke arah lorong yang terbakar itu. Suster dan beberapa orang berteriak
memperingatinya, mengatakan bahwa api itu terlalu besar untuk ditembus. Tetapi tentu
saja, mereka tidak tahu bahwa Rolan punya kekuatan. 250 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m Begitu memasuki api dan asap yang membakar itu, langsung muncul
selubung tebal seperti kabut putih yang melindungi Rolan supaya tidak panas dan
terbakar, dia juga bisa menarik napas seperti biasa tanpa takut kehabisan oksigen.
Rolan melesat seperti busur panas yang ditembakkan menuju ke ujung lorong tempat
Sabrina berada. Ada suara teriakan di sana.... teriakan Sabrina! Rolan berdiri di depan
pintu kamar Sabrina yang seluruhnya diselubungi api. Dari besarnya api yang
membakar itu, tampak jelas kalau api itu berasal dari kamar Sabrina. Sabrina masih
berteriak-teriak di dalam sana, membuat Rolan tidak berlama-lama menunggu, dia
mengarahkan telapak tangannya dan pintu itu langsung menghempas membuka. Rolan
melesat masuk, dan melihat bahwa Sabrina ada di sana, berteriak-teriak, api membakar
sebagian lengannya dan rambutnya, perempuan itu histeris. Rolan langsung
menyentuhkan tangan ke tubuh Sabrina, "Sabrina!" dia berusaha menenangkan Sabrina
yang histeris dan meronta-ronta, berusaha menyingkirkan api dari kulitnya, rambut
panjangnya sudah terbakar hampir sepertiganya, dan bekas api meninggalkan jejak luka
bakar menyedihkan di kulitnya yang dulunya putih pucat. Rolan langsung menyentuhkan
telapak tangannya di dahi Sabrina, menyerap kesadaran perempuan itu agar dia tidak
meronta-ronta lagi. Seketika itu juga tubuh Sabrina lunglai jatuh ke dalam lengan Rolan.
Sambil mengernyit melihat luka bakar di lengan dan sisi kiri tubuh Sabrina, Rolan
mengangkat Sabrina ke dalam gendongannya. 251 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m Bau gosong dan asap tebal makin menyengat, sementara itu api sendiri makin
membesar seolah ingin menyerang mereka, meski tentu saja api itu tidak akan bisa
menembus perisai putih Rolan. Dan kemudian, tiba-tiba saja sosok itu muncul. Sosok
lelaki bertubuh tinggi berpakaian hitam-hitam dengan mata yang membara. Lelaki itu
melayang dari atas tanah, dan api menyelubungi seluruh tubuhnya, tidak membakarnya
melainkan menjadi perisai yang melingkupi tubuhnya. Menatap mata yang gelap dan
penuh kebencian itu, Rolan langsung tahu bahwa dia sedang berhadapan dengan
Gabriel untuk pertama kalinya, Gabriel sang pemegang kekuatan kegelapan yang
memiliki niat jahat untuk menghancurkan pemegang kekuatan terang dan
mengendalikan dunia di bawah kegelapan... "Mengapa kau lakukan ini?" Selubung
2Another 5 - Santhy Agatha
perisai putih di sekeliling Rolan menebal, melingkupi dirinya dan Sabrina yang ada
dalam gendongannya, pertanda bahwa dirinya semakin waspada. Gabriel melemparkan
pandangan tajam ke arah Sabrina yang berada di dalam gendongan Rolan lalu bibirnya
membentuk cibiran sinis. "Kau menembus api untuk menyelamatkan perempuan yang
bukan cinta sejatimu." Suara Gabriel dalam dan penuh kebencian. "Apakah kau tidak
takut kehilangan cinta sejatimu karenanya?" Cinta sejatinya" Apakah yang dimaksud
oleh Gabriel adalah Selly" Kenapa Gabriel tampak begitu marah kepadanya" Apakah
karena dia adalah sang pemegang kekuatan terang" Tetapi kenapa kebencian 252 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Gabriel sepertinya lebih diarahkan kepada dirinya
dan Sabrina yang berada dalam gendongan lengannya" "Apakah kau tak tahu dia
Naga Sasra Dan Sabuk Inten 21 Cinta Tak Semudah Kata C.i.n.t.a Karya Azizah Attamimi Api Di Bukit Menoreh 29

Cari Blog Ini