Ceritasilat Novel Online

Embrace Chord 1

Embrace The Chord Karya Santhy Agatha Bagian 1


Embrace The Chord - Santhy Agatha
Embrace The Chord - Santhy Agatha - Bidadari Pendekar
Naga Saktihttp://cerita-silat.mywapblog.com
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Bidadari Pendekar Naga Sakti Embrace The Chord
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
A Novel by Santhy Agatha ?LoveReads 1|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Sinopsis:
Jason tidak pernah mempercayai perempuan. Baginya perempuan itu racun, sama
seperti ibunya yang jahat dan hanya mengejar harta. Baginya cinta tidak pernah ada.
Cinta hanya untuk pasangan lain, karena dia selalu menutup hatinya. Sampai kemudian
dia menemukan seorang perempuan. Seorang perempuan yang bisa memeluk semua
nada. Seorang perempuan yang membuatnya terpana. Dan satu-satunya perempuan...
yang tidak jatuh hati padanya. ?LoveReads Embrace The Chord Santhy Agatha
E-Book by Ratu-buku.blogspot.com 2|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com Prolog
Perempuan itu racun. Perempuan itu jahat. Mungkin mereka tampak cantik dan lembut
di luar, tetapi siapa yang tahu betapa kejinya jiwa yang tertanam di sana. Itulah yang
tertanam di benaknya, di hari itu, hari yang dingin dan berkabut, ketika ibunya
membangunkannya di dini hari. Waktu itu dia masih menghabiskan malam-malamnya
dengan menangis, menangis karena sudah hampir dua minggu dia dipisahkan dari adik
kesayangannya, dari ayahnya yang lembut dan baik hati. Sekarang dia terpaksa tinggal
bersama ibunya, yang membawanya pergi begitu saja dari rumah dan kemudian tinggal
di rumah teman laki-lakinya. Meskipun dia masih kecil, tetapi dia bisa membaca kalau
pria itu bukan hanya sekedar teman bagi ibunya. Ibunya memeluk pria kaya itu dengan
mesra, membiarkannya mencium pipinya di depan umum. Dan ibunya tidur di kamar
pria itu, sementara dia ditempatkan di sebuah kamar yang dingin dan sepi, sendirian.
Dia masih kecil. Tapi dia sudah tahu pasti kalau ibunya tidak mencintainya. Perempuan
itu merenggutnya dan membawanya, bukan karena menginginkannya tetapi lebih
karena ingin menyakiti ayahnya. Dengan tega ibunya memisahkan dia dari orang-orang
yang disayanginya. Dia benci ibunya, benci sekali! 3|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com
Masih dini hari ketika ibunya membangunkannya, jemarinya yang lentik dengan
pewarna kuku merah menyala, menyentuh pundak kecilnya, mengguncangnya
terburu-buru, "Bangun, bangun, kau harus segera bangun, ibu akan mengantarmu." Dia
terbangun, mengucek matanya bingung, "Kita mau kemana ibu?" suaranya yang mungil
dan lemah masih serak, matanya susah dibuka karena sembab, menangis semalaman.
"Ibu akan mengantarmu. Kau tahu, ibu ada pekerjaan di luar negeri dan ibu tidak bisa
membawamu, jadi ibu akan menitipkanmu sementara di rumah teman ibu." Dia langsung
duduk, masih kebingungan, dan hanya menurut ketika ibunya mengantarkannya ke
kamar mandi, menyuruhnya mencuci muka. Ketika dia keluar dari kamar mandi, ibunya
sudah mengatur pakaiannya ke tas ransel kecilnya yang selalu dibawanya
kemanamana. "Bawa biolamu sendiri, ayo kita berangkat." Ibunya membawa tas
ranselnya keluar, sementara dia terburu-buru mengikuti, sambil meraih tas berisi biola
berat dan besar berwarna merah gelap. Biola ini milik ayahnya, seorang pemain biola
terkenal yang karena suatu hal, tidak bisa bermain biola lagi. Itulah yang menjadi
penyebab perpisahan ayah dan ibunya, yang menyebabkan ibunya meninggalkan
ayahnya dan keluarga mereka tercerai berai. Tetapi bagaimanapun juga, biola itu adalah
hartanya yang paling berharga. Milik ayah4|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com nya, ayahnya
yang baik dengan jemarinya yang besar yang selalu mengusap kepala kecilnya,
ayahnya yang dengan senyum lembutnya selalu memeluknya dengan sayang,
menaikkan dirinya kepangkuannya setelah sesi-sesi berlatih biola bersama yang
menyenangkan. Seandainya dia bisa memilih, dia ingin bersama ayahnya. Dia tahu
ayahnya punya cinta yang tulus, dia tahu ayahnya benar-benar menginginkannya.
Sayangnya, dia hanyalah anak kecil yang harus tunduk kepada keputusan orang-orang
yang lebih tua, karena dia masih tidak punya daya apa-apa. Dia memeluk biola itu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
erat-erat dan kemudian mengikuti ibunya yang sudah melangkah keluar rumah, di sana
sebuah mobil sudah menunggu, Ibunya masuk lebih dulu ke dalam mobil, dan dia tak
punya pilihan lain selain mengikuti ibunya masuk ke dalam mobil. Mobil itupun melaju
membelah jalan, dan mereka melewatkannya dalam keheningan. Ibunya terdiam
menatap lurus ke depan, sementara dia duduk di ujung terjauh di kursi, menatap kosong
ke arah jendela, dan bertanya-tanya dimanakah ayah dan adiknya sekarang" Apakah
mereka baik-baik saja" Apakah dia bisa menemui mereka lagi" ?LoveReads Mobil itu
memasuki pintu gerbang putuh di sebuah rumah yang sangat indah. Ibunya turun lebih
dahulu dan membiarkan dia mengikutinya. Pintu rumah terbuka, dan sepasang suami
isteri setengah 5|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com baya membuka pintu. Sepertinya
mereka adalah salah satu teman ibunya, karena mereka langsung tersenyum ketika
melihat ibunya. Dia dan ibunya lalu dipersilahkan masuk, dan duduk di ruang tamu yang
sangat megah. Suami isteri itu menatapnya dengan lembut, dan si isteri mendekatinya
dan mengenalkan diri, "Kenalkan, aku Natalia.... kau bisa memanggilku mama Natalia,
semoga kau kerasan di sini ya nak." Jemari mungilnya yang begitu lembut mengelus
kepalanya, membuatnya teringat kepada ayahnya. Seketika itu juga dia tahu, bahwa
perempuan setengah baya di depannya ini baik hati dan tulus. Dia akan diperlakukan
dengan baik ketika tinggal di sini - sampai ibunya menjemputnya lagi. Lalu dia disuruh
ke ruangan lain sementara para orang dewasa bercakap-cakap, seorang pelayan yang
baik hati membawanya ke ruang bermain di sebelah ruang tamu, di sana ada banyak
sekali mainan yang sepertinya masih baru, beberapa bahkan masih terbungkus plastik.
Pelayan itu sudah menyiapkan segelas susu putih hangat dan sepiring kue cokelat yang
menggiurkan, dan dengan sayang menyuruhnya bermain sesukanya. Tetapi tentu saja
dia tidak berani. Mainan-mainan itu tampaknya masih baru, dan tentunya ada yang
punya bukan" Mungkin saja pemiliknya adalah anak dari pasangan suami isteri
setengah baya yang baik hati itu. Dia takut merusakkan mainan itu dan dimarahi. Dia
duduk dikursi kecil yang disediakan, dan meminum susunya dengan 6|R a tu- b uk u.bl
ogs p ot.com haus, ternyata dia lapar. Semalam dia tidak bisa menelan makanannya
karena menahan rasa ingin menangis akibat kerinduannya pada ayah dan adiknya,
sekarang perutnya menagih minta makan. Dia juga memakan sepotong kue manis yang
sangat enak itu. Setelah menghabiskan satu potong kue dan meneguk sisa susu
hangatnya, tiba-tiba dia mendengar deru mobil melaju meninggalkan rumah itu. Apakah
itu mobil ibunya" Apakah ibunya telah pergi" Kenapa ibunya tidak berpamitan
kepadanya" Dia langsung berlari keluar, dan menubruk Natalia, perempuan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
setengah baya yang meminta dipanggil mama. Natalia setengah berlutut, lalu
memeluknya dengan mata berkaca-kaca entah kenapa, perempuan itu lalu mengusap
rambutnya dengan sayang, "Ibumu sudah pergi dia begitu terburu-buru dan tidak
sempat berpamitan, tidak apa-apa ya nak, mulai sekarang kau tinggal di sini ya... kami
semua akan merawatmu dengan baik, kau jangan sedih." Natalia kemudian
menggandeng tangan mungilnya dengan lembut, "Kemari sayang, biar kutunjukkan
kamarmu." Sebelum pergi, mata Natalia melirik kearah mainan-mainan di ruang bermain
itu yang tidak disentuh olehnya dan tersenyum lembut, "Jangan takut memainkan
semuanya, semua itu baru dan dibeli khusus untukmu, semua itu milikmu." Dia lalu di
antar ke sebuah kamar yang begitu indah. Kamar khusus anak-anak, yang sepertinya
baru dicat dan di dekor ulang. Dindingnya biru dengan pola pesawat yang indah, tempat
tidurnya juga bersprei 7|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com biru muda, berbagai mainan juga
ada di sana, seolah-olah menjaga agar dia tidak kesepian. "Istirahatlah di sini dulu
sayang, nanti kalau sarapan sudah siap, mama akan memanggilmu." Natalia menyebut
Embrace The Chord - Santhy Agatha
dirinya sendiri sebagai mama, berbisik lembut dan membantunya naik ke ranjang, dia
memang masih mengantuk akibat terlalu dini dibangunkan oleh ibunya tadi. Natalia
menyelimutinya dengan selimut tebal, kemudian mengecup dahinya lembut sebelum
pergi. Setelah Natalia keluar dan menutup pintu di belakangnya, dia merasakan ada
yang basah di dahinya. Air mata" Kenapa Natalia menangis" Karena penasaran, dia
bangun lagi dan turun dari ranjang, mencoba mengintip keluar. Di sana dilihatnya
Natalia menangis sesenggukan di pelukan suaminya. "Sudahlah Natalia jangan terbawa
perasaanmu, nanti anak itu melihatnya dan kebingungan." suaminya, lelaki setengah
baya yang berwajah lembut tampak menghibur Natalia. "Tapi aku sedih sekali tiap
melihatnya, anak sebaik dan setampan itu, dibuang begitu saja oleh ibunya hanya demi
segepok uang untuk membiayai kehidupan berfoya-foyanya di luar negeri. Dia sungguh
ibu yang jahat." Natalia mengusap air matanya, tampak begitu sedih. "Tapi kau
sekarang yang menjadi ibunya, Natalia. Ibu kandungnya sudah menyerahkan anak itu,
dan dia sama sekali tidak berniat 8|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com kembali. Anak itu
memang anak yang malang, tetapi dengan kasih sayang kita, dia akan baik-baik saja.
Kita akan menyayanginya, dan membuatnya melupakan ibunya." Dia yang masih
mengintip di ujung pintu kamarnya terpaku, membeku mendengar percakapan itu. Dia
memang masih kecil, tetapi sedikit banyak dia mengerti. Ibunya telah meninggalkannya
di sini, bukan menitipkannya untuk menjemputnya dikemudian hari, tetapi menjualnya.
Ya ibunya telah membuangnya, menjualnya untuk segepok uang. Air matanya meleleh,
dan dia berlari naik ke ranjang, menangis sesenggukan sampai matanya perih, Dia ingin
bersama ayahnya, dia ingin bersama adiknya. Kalau memang ibunya mau
membuangnya, kenapa dia tidak di-tinggalkan saja bersama ayah dan adiknya" Ibunya
memang jahat. Ibunya tidak punya hati, menyakiti ayahnya, menyakiti adiknya,
menyakiti dirinya. Mungkin semua perempuan berjiwa jahat seperti ibunya. Semua
perempuan memang jahat! Dan lama kelamaan, karena terlalu lelah menangis, dia
tertidur, tubuh kecilnya tengkurap di atas ranjang itu, dengan pipi penuh bekas air mata.
Sampai kemudian sebuah jemari lembut membelai rambutnya, dan membuainya ke
dalam pelukan. Dia terbangun, dan menyadari tubuh mungilnya ada di pelukan Natalia.
9|R a tu- b uk u.bl ogs p ot.com "Tidurlah dengan tenang sayang, kau aman di sini
bersama kami. Aku menyayangimu anakku." lalu Natalia bersenandung lagu nina bobo.
Dia memejamkan lagi, mata merasa tenang, sebelum terlelap jauh, dia berpikir bahwa
mungkin Natalia termasuk perempuan yang tidak jahat. Dia merasa bisa
mempercayainya. Mulai sekarang, Natalia adalah mamanya. Dia akan melupakan ibu
kandungnya, perempuan jahat yang membuangnya tanpa hati. Tetapi ternyata cinta
Natalia tetap tidak bisa menyembuhkan kepedihannya, sampai dewasa. Dia masih
menyimpan luka itu.... Luka yang menciptakan kebencian mendalam kepada mahluk
yang bernama 'perempuan'. ?LoveReads 10 |
Embrace The Chord Part 1 "Kau memang jahat!" Perempuan berambut pirang panjang
itu berdiri setengah menggebrak meja, menatap ke arah Jason yang hanya bersedekap
tenang dan dingin. Mata perempuan itu berkaca-kaca, hampir menangis. Sementara itu
Jason malahan melirik tak peduli. "Aku memang jahat." lelaki itu tersenyum manis,
wajahnya tampan tetapi sekarang terlihat penuh kebencian, "Kalau kau sudah puas
melampiaskan kemarahanmu, kau boleh pergi." Sebuah tamparan dari jemari lentik
berkuku merah berkilauan itupun melayang, mengenai pipi Jason dengan kerasnya,
luapan emosinya akibat perlakukan kejam Jason kepadanya. Jason menerimanya
dengan tenang, dia sudah terbiasa. Perempuan-perempuan emosional biasanya akan
berusaha menyakiti lawannya ketika dia disakiti, itu memberikan kepuasan, rasa yang
sepadan bagi mereka. Mata Jason berkilat, dan setengah tersenyum kepada
perempuan di hadapannya, "Sudah puas?" Perempuan itu tidak bisa berkata-kata lagi,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
air matanya berlelehan di pipinya, tak tertahankan. Kemudian dengan tangis
terisak-isak, perempuan itu pergi setengah berlari meninggalkan Jason. Jason
mengusap pipinya yang terasa panas, menyadari beberapa mata terarah kepadanya di
cafe itu. Yah, orang-orang itu pasti tertarik 11 |
dengan kejadian dramatis seperti syuting drama di depan mata mereka. Jason tahu,
Kendra pasti marah ketika dia memutuskannya dengan kejam, tetapi Jason tidak pernah
mengira Kendra akan bersikap sedramatis itu, kalau saja Jason tahu, dia pasti akan
memilih tempat yang lebih pribadi untuk melakukannya. Dengan tenang, Jason
menjentikkan jarinya, memberi isyarat kepada pelayan yang langsung tergopoh-gopoh
mendatanginya, "Kopi hitam, jangan pakai gula. Satu." gumamnya tenang lalu duduk
menunggu. Seperti kebiasaannya, setelah mematahkan hati perempuan, Jason akan
meminum satu cangkir kopi hitam, untuk menghormati momennya. Lama kelamaan ini
jadi kebiasaan. Jason mengernyit. Sepertinya Jason tidak akan pernah bisa menjalin
hubungan dengan perempuan, tanpa dia tergoda untuk menyakiti perempuan itu. Dan
pada akhirnya, itulah yang memang selalu dilakukannya. Oh, jangan ditanya, Jason
adalah kekasih yang baik hati dan mempesona. Dia akan memperlakukan semua
kekasihnya seperti ratu, mereka akan dimanjakan dengan penuh kasih sayang,
diberikan Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
prioritas waktunya dan pasti akan merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia....
hingga akhirnya Jason menghempaskannya ketika dirasa waktunya sudah tiba. Kopi
hitamnya datang. Jason menyesapnya dan mengernyit merasakan kepahitan dan asam
khas kopi yang kental. Dia lalu merenung. Semua perempuan itu seperti tidak pernah
jera, mereka selalu datang dan datang lagi, mengharapkan cintanya. Padahal 12 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m reputasi Jason sebagai ladykiller sudah begitu
terkenal, mereka malahan menganggap Jason sebagai hadiah yang harus
dimenangkan, merasa bisa menaklukkan Jason pada akhirnya. Senyum sinis
mengembang di bibir Jason. Huh! Mereka semua bermimpi. Jemari Jason
mencengkeram gelasnya dengan erat, terbawa perasaannya. Kebenciannya kepada
ibunya telah menyeruak, jauh begitu dalam ke dasar jiwanya yang kelam. Apa yang
dilakukan ibunya kepadanya, kepada ayah dan adiknya, memisahkan mereka begitu
saja, itu adalah dosa yang tak termaafkan. Jason tidak akan pernah memaafkan ibunya
untuk hal yang satu itu. Tidak akan pernah! Karena kalau ibunya tidak merenggutnya
lalu meninggalkannya begitu saja, Jason seharusnya masih mempunyai kesempatan
untuk melewatkan hari-harinya bersama ayahnya. Ayah yang kemudian tidak pernah
bisa ditemuinya lagi bahkan sampai hari terakhir ayahnya hidup di dunia. Setidaknya,
pada akhirnya Jason dipertemukan kembali dengan adik kandungnya, Keyna setelah
bertahun-tahun terpisahkan tanpa jejak. Entah itu takdir Tuhan, atau memang Tuhan
selalu mendengarkan doa Jason setiap malamnya, adiknya itu yang sekarang sudah
dewasa dan cantik, secara kebetulan menjadi anak asuh dari mama sahabatnya,
mereka dipertemukan tanpa sengaja, tetapi dari pandangan pertama, Jason langsung
tahu. Meskipun Keyna tidak bisa mengingatnya karena ketika mereka terpisah usia
Keyna masih sangat kecil, Jason langsung mengenali adiknya itu. Siapa pula yang bisa
melupakan 13 | wajah lucu yang menatapnya
dengan tatapan mata memuja, menguntitnya kemana-mana dan selalu meneriakkan
namanya dengan bahagia di kala mereka kecil itu" Sayangnya takdir yang sama tidak
menyentuh Jason dan ayahnya. Dari kisah Keyna, Jason tahu, kehidupan ayahnya
begitu sulit bersama Keyna, ayahnya - seorang pemain biola kelas dunia yang begitu
terkenal yang kemudian terpuruk karena cacat di tangannya bahkan sampai harus
Embrace The Chord - Santhy Agatha
bekerja menjadi tukang bangunan untuk menghidupi dirinya. Pada saat yang sama,
Jason hidup berkelimpahan dengan keluarga angkatnya. Rasa bersalah itu terus
menyeruak semakin dalam ke dalam jiwanya, semakin dalam dan kelam, membuatnya
merasa pahit dan penuh penyesalan. Seharusnya Jason ada bersama ayahnya
meskipun mereka harus hidup susah, Jason anak laki-laki, setidaknya dia bisa bekerja
membantu ayahnya. Dan penyesalan Jason yang paling mendalam... seharusnya dia
bisa memeluk ayahnya di saat terakhirnya, mengantarkan jasadnya ke persemayaman
terakhirnya. Itu semua tidak bisa dia lakukan dan itu membuatnya merasa pilu. Pilu dan
benci, benci kepada ibunya yang telah membuatnya kehilangan semua saat berharga
yang seharusnya bisa dirasakannya. Ibunya sekarang sudah menerima ganjarannya.
Akibat usaha penculikan amatirnya demi mendapatkan harta, ibunya itu harus
mendekam di penjara selama beberapa lama. Yah. Tempat yang paling cocok untuk
perempuan seperti itu memang di penjara. Jason 14 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m mengernyit. Kehidupan sudah mengarah ke jalan yang tenang sekarang, Keyna
sudah hidup bahagia dengan suaminya yang begitu memujanya, Jason sendiri
seharusnya sudah bisa meletakkan dendamnya yang berkepanjangan. Tetapi dia tidak
bisa. Dendam itu masih membara, kepada semua perempuan yang mengejar-ngejarnya
hanya karena melihat ketampanannya, atau melihat harta dan kemampuan bermain
biola. Jason tidak menyukai mereka semua. Mereka pada akhirnya akan sama saja
seperti ibunya. Mungkin nanti, ketika Jason kehilangan kemampuannya bermain biola,
kehilangan harta dan ketampanannya, para perempuan itu akan mencampakkannya,
sama seperti ketika ibunya mencampakkan ayahnya. ?LoveReads "Bagimana
konsermu di austria?" Mr. Isaac, salah satu mantan mentornya ketika dia masih belajar
di akademi ini tersenyum menatap Jason yang baru saja datang berkunjung. Jason
adalah muridnya yang paling brilian. Lelaki ini membawa bakat jenius permainan biola
ke dalam tangannya, seorang pemakin biola berbakat alami yang diimbangi dengan
teknik tingkat tinggi. Ketika kedua orangtuanya, yang merupakan sahabat Mr. Isaac
membawa Jason kepadanya, semula Mr. Isaac sama sekali tidak punya 15 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m bayangan apa-apa. Yang datang kepadanya adalah seorang
anak lelaki kurus dan cantik -Mr. Isaac semula mengira dia anak perempuanberumur
sekitar enam atau tujuh tahun, memeluk sebuah biola berwarna merah gelap yang
sepertinya kebesaran untuk anak seumurannya. Tetapi ketika anak kecil itu memainkan
biolanya, Mr. Isaac terpana. Dia langsung tahu, anak kecil ini bisa disebut 'prodigy'
dalam permainan biolanya. Anak sekecil itu, dengan biola yang kebesaran, tetapi
memainkan biola bukan hanya dengan teknik yang sempurna, tetapi cara bermain yang
mempesona. Tidak ada duanya, apalagi untuk ukuran anak sekecil itu! Tanpa pikir
panjang Mr. Isaac langsung mengajukan diri untuk membimbing Jason secara khusus.
Dia adalah seorang komposer, mantan pemain biola dan guru musik di Akademi ini, dia
punya banyak sekali kenalan orang-orang terbaik di dunia musik klasik. Maka, Jason
pun masuk ke dalam akademi ini, ke dalam kelas bimbingan khusus, dalam sesi-sesi
tertentu, untuk mengembangkan bakatnya, Jason dikirim ke sekolah-sekolah musik


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terkenal di berbagai negara, dan itu membuatnya semakin terkenal. Ketika lulus, Jason
semakin sering menghabiskan harinya di luar negeri, mengikuti konser dengan berbagai
orkestra terkenal dan juga melakukan konser solo. Lelaki itu sangat sukses dalam
bermusik, dan tentu saja hal itu karena permainan biolanya yang jenius. Dan pantas
saja, ternyata Jason adalah anak kandung dari seorang pemain biola 16 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m jenius lainnya, yang dulu begitu terkenal tetapi menghilang
begitu saja tanpa jejak, sebuah kehilangan besar di dunia musik. Lelaki itu ternyata
menurunkan bakatnya kepada anak lelaki sulungnya ini. "Seperti biasa, melelahkan."
Jason menyandarkan tubuhnya di sofa dan tersenyum tipis, "Bolehkah aku
Embrace The Chord - Santhy Agatha
menggunakan ruanganku yang biasa untuk berlatih?" Mr. Isaac sudah menganggap
Jason seperti anaknya sendiri, dan dia adalah salah satu orang istimewa di akademi ini.
Ada sebuah ruangan khusus di ujung sayap kiri akademi yang tersembunyi dan tertutup
yang selalu digunakan oleh Jason untuk berlatih diam-diam. Ruangan itu tentunya selalu
ada untuk Jason meskipun sudah lama sekali Jason tidak menggunakannya karena
perjalanannya ke luar negeri. Dan karena sekarang sepertinya Jason memilih untuk
beristirahat beberapa lama dari konsernya yang melelahkan, lelaki itu pasti akan sering
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
memakai kembali ruangan itu. "Kau bisa ke sana kapan saja, Jason." Jason meletakkan
tehnya, dan menganggukkan kepalanya, "Aku akan ke sana, terimakasih Sir."
?LoveReads Jason berjalan dalam diam. Melalui lorong di sayap paling sepi Akademi
musik terbesar itu, dan menghela napas panjang. Sepi. Sepi itu menyayat jauh ke dalam
jiwanya. Yah. Dia kesepian. 17 | Kadangkala dia
merindukan tubuh hangat untuk dipeluk, seorang perempuan yang tidak jahat, seorang
perempuan yang tidak hanya mencintai bagian luarnya... seorang perempuan yang tidak
seperti ibunya. Tetapi apakah perempuan seperti itu ada" Jason tersenyum pahit.
Kalaupun ada, perempuan-perempuan itu bukanlah jodohnya, karena sampai sekarang
Jason belum pernah menemukannya. Dia sampai di ruangan berlatih khususnya.
Sebuah ruangan besar, dengan jendela kaca di semua sisinya, memantulkan cahaya
matahari yang redup, karena sekeliling luar ruangan itu adalah pepohonan yang rimbun
dan sangat besar. Jason berdiri di tengah ruangan, dan kemudian membuka tempat
biolanya. Dia menghela napas dan memejamkan mata, lalu memainkan biolanya, dalam
nada yang tibatiba terlintas di benaknya. ?LoveReads Suara alunan biola yang
menyayat dengan penuh keahlian itu mengalun melewati lorong aula akademi musik itu.
Rachel mengenali nada itu bahkan ketika dia mendengarkannya samar-samar, Itu
"Introduction et Rondo Capriccioso", dimainkan dengan sangat ahli di gesekan setiap
nadanya, membawa perasaan ke dalam naik turunnya gesekan biola itu... dan siapapun
yang memainkannya, dia pasti sangat brilian. 18 |
Rachel berjalan mengernyitkan keningnya, mengikuti arah suara itu. Dia merasa
terbawa ke alam lain, dalam keheningan diiringi alunan musik yang membawakan emosi
yang aneh dan naik turun, ada kepedihan di sana, ada kesakitan... ada kesepian dan
yang terutama... ada kemarahan di sana, semua emosi itu dibalut dengan indah dalam
teknik bermain biola yang mendekati jenius.... menghasilkan nada yang luar biasa. Dia
melangkah dengan hati-hati ke ujung lorong akademi itu. Menyadari bahwa jantungnya
berdebar kencang... seharusnya dia tidak boleh jalan-jalan sendirian sampai ke tempat
ini. Mamanya pasti akan mencarinya dan kebingungan. Tapi suara alunan biola ini
menariknya tanpa dapat ditahankan, membawanya ke area terlarang. Disebut area
terlarang karena katanya, di akademi ini sedang kedatangan seorang pemain biola
kenamaan, yang dalam usia semuda itu, begitu sukses dalam setiap konsernya di luar
negeri dan begitu diakui di sana. Sang pemain biola terkenal ini sekarang sedang
beristirahat setelah masa konsernya yang panjang di Austria, dan menikmati waktu
pribadinya di sudut khusus akademi ini, tempat dia biasa berlatih - Dan karena dia
adalah alumni yang sangat istimewa, maka pihak akademi menyediakan tempat khusus
untuknya, dimana tidak ada seorangpun yang boleh mengganggu. Suara alunan biola
itu semakin keras, semakin menyentuh hingga ke dalam dada. Rachel terus berjalan,
dengan hati-hati berpegangan kepada dinding, melangkah pelan, hingga akhirnya dia
sampai di 19 | sebuah pintu, di dalam ruangan
itulah nada yang begitu indah berasal....tanpa sadar, Rachel berdiri di ambang pintu itu
dan terpaku. Sang pemain biola tampaknya selama beberapa lama tidak menyadari
Embrace The Chord - Santhy Agatha
kehadirannya, tetapi lama kelamaan dia menyadari keberadaan Rachel, alunan biola
yang indah itu berhenti begitu saja, membuat Rachel mengerutkan keningnya karena
kehilangan nada-nada indah yang sempurna itu. "Mainkan lagi." Tanpa sadar Rachel
meminta. Alunan biola itu begitu indahnya sehingga menciptakan rasa seperti
'ketagihan' bagi pendengarnya. Sang pemain biola menghentikan permainannya, suara
yang dikeluarkannya kemudian sangat tajam dan ketus, sangat bertolak belakang
dengan permainan biolanya yang indah, "Apa yang kau lakukan di sini gadis kecil"
Tidak tahukah kau bahwa ini area terlarang?" ?LoveReads 20 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Embrace The Chord Part 2 Anak Kecil" Dalam sekejap Rachel merasa
tersinggung. Apakah lelaki itu memanggilnya 'anak kecil' untuk menghinanya" Di
usianya yang ke delapan belas tahun, tubuh Rachel memang kecil, mungil dan tidak
seperti seluruh keluarganya yang bertubuh tinggi, Rachel pendek, kurus dengan bola
mata nan lebar dan bening. Sekarang dia mengenakan celana pendek warna hitam
dipadu dengan t-shirt biru muda yang sedikit kedororan. Dari jauh penampilannya
seperti anak lelaki. Pantaslah lelaki itu memanggilnya 'anak kecil'. Mungkin dia mengira
Rachel adalah salah satu murid kelas yunior akademi yang tersesat. Ya, Rachel
memang murid di akademi ini, tetapi dia adalah murid senior yang sudah lulus enam
bulan yang lalu, sekarang dia dan mamanya, serta Calvin sahabatnya, datang ke
akademi ini untuk mengambil formulir pelatihan khusus. Pemain biola itu meletakkan
biolanya, kemudian melangkah mendekat. Ketika dia makin dekat, Rachel langsung
terpana. Astaga... lelaki itu tampan sekali hingga mendekati cantik. Rambut hitamnya
yang lurus dibiarkan memanjang sampai menyentuh kerah bajunya, bibirnya...
matanya... semuanya sempurna. Mungkin jika lelaki ini kehilangan pekerjaannya
sebagai pemain biola, dia bisa menjadi aktor atau model sempurna. 21 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m Jadi inilah dia penampilan langsung Jason, si pemain biola
jenius yang begitu terkenal. Rachel sering melihatnya bermain di videovideo latihannya,
sering mendengarkan rekamannya yang brilian di sela-sela belajarnya bermain biola,
tetapi rupanya, penampilan lelaki ini secara langsung benar-benar berkali-kali lebih
mempesona daripada gambarnya di video-video itu. Tapi ekspresi lelaki itu tampak tidak
senang. Dia mengerutkan keningnya dan menatap Rachel dengan tatapan yang tidak
bersahabat" "Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" Rachel tergeragap
mendengar gumaman ketus itu. Pertanyaan apa" dia bahkan lupa akan kata-kata Jason
barusan, selain bahwa lelaki itu menyebutnya sebagai 'anak kecil'. Benaknya sedang
berkelana akan betapa beruntungnya dirinya, bisa mendengarkan permainan sang
maestro secara langsung, dan bisa melihatnya secara langsung pula. Calvin pasti akan
sangat terkejut kalau Rachel bercerita tentang keberuntungannya. Karena Rachel hanya
terdiam, Jason makin mendekat, mengerutkan kening dan menatap curiga. Anak ini
ternyaa anak perempuan yang
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
cantik.... batinnya dalam hati, mengawasi pipi Rachel yang memerah dan mata besar
yang dipayungi bulu mata yang sangat lentik. Usianya mungkin baru dua belas atau tiga
belas tahun. Mungkin dalam beberapa tahun lagi, dia akan tumbuh menjadi perempuan
dewasa yang cantik yang akan dipuja oleh banyak lelaki. Jason tersenyum 22 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m masam. Tiba-tiba merasa aneh pada dirinya sendiri
karena membatin kecantikan anak-anak seperti ini. "Apa yang kau lakukan di sini"
Apakah kau tersesat?" Anak perempuan itu tampak ketakutan, jadi Jason meredakan
ekspresi marahnya dan merubahnya menjadi datar. Rachel menggelengkan kepalanya,
"Aku mendengarkan permainan biolamu," ada kebahagiaan dimatanya ketika
membicarakan permainan biola. Senyumnya mengembang, "Luar biasa sempurna, itu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
luar biasa indah." Anak ini mengerti musik. Jason membatin. Mungkin dia memang salah
satu murid di akademi ini, yang sedang tersesat. "Ya. Aku sedang berlatih
memainkannya sebelum kau datang dan mengganggu konsentrasiku." Jason tidak
terbiasa membahas musik bersama orang asing, pun dengan perempuan kecil di
depannya ini, "Apakah kau tersesat?" dia mengulang lagi pertanyaannya, langsung
menyimpulkan meskipun anak itu tadi menggelengkan kepalanya, "Kau bisa keluar dari
lorong ini dengan melalui jalanmu masuk tadi." Mata anak perempuan itu menyinarkan
protes, "Perlu kau tahu, aku tidak tersesat. Dan aku bukan anak kecil." Dagunya
mendongak angkuh, "Usiaku sudah delapan belas tahun, permisi." perempuan itu
membungkukkan tubuhnya, seolah mengejek, lalu secepat kilat berbalik pergi, dengan
langkah ringan seperti langkah peri. 23 | Jason
masih termangu di ambang pintu, mendengarkan langkahlangkah kecil yang menjauh
pergi itu. Kemudian tersenyum masam. Delapan belas tahun... tebakannya meleset
jauh, padahal dia sangat ahli dengan perempuan. Tetapi dengan tubuh semungil itu dan
wajah polos serta mata bening tanpa dosa, wajar saja kalau Jason salah tebak.
?LoveReads "Kemana saja kau Rachel" mamamu mencarimu dengan cemas karna
kau menghilang lama tadi." Calvin berpapasan dengan Rachel di ujung koridor, dia
langsung menjajari langkah Rachel dan tersenyum lembut, "Kau pasti menjelajah lagi
tanpa izin." Pipi Rachel memerah. Calvin adalah temannya dari kecil karena kedua
orang tua mereka bertetangga dan bersahabat. Lelaki itu mungkin menganggap Rachel
sebagai adiknya, tetapi bagi Rachel, Calvin lebih dari itu..... Calvin selalu ada untuknya,
dan Rachel mungkin menyimpan perasaan lebih kepadanya, sayangnya, Calvin
sepertinya masih memperlakukan Rachel sebagai anak kecil, sebagai adiknya... dan
itulah salah satu hal yang membuat Rachel membenci penampilannya yang seperti anak
kecil ini. "Aku bertemu dengan Jason.... si pemain biola itu." Langkah Calvin langsung
terhenti, dia menatap Rachel kaget dan membelalakkan matanya, 24 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m "Kau bertemu dengannya" dengan Jason" Dimana?" Calvin
seperti sudah siap untuk berlari, tapi Rachel menahan tangannya. "Dia sedang berlatih
di ruangan khusus di sayap ujung akademi ini, sepertinya dia sedang badmood,
mungkin karena tadi aku muncul tiba-tiba tanpa sengaja dan mengganggu
permainannya." Rachel menatap Calvin dengan tatapan penuh permintaan maaf,
"Jangan ke sana Calvin, kalaupun dia masih ada di sana dia pasti sedang marah besar."
Calvin menundukkan kepalanya menatap Rachel yang jauh lebih pendek darinya, lalu
menghela napas panjang, "Kau sungguh beruntung... tapi yah sudahlah, mungkin
memang belum saatnya aku bertemu dengan Jason." gumamnya lalu tersenyum dan
menepuk pundak Rachel penuh sayang, "Nanti kita pasti akan bisa bertemu dengannya,
kita kan sudah mengisi dan memasukkan formulir audisi untuk masuk sebagai murid
khusus Jason. Ayo kita cari mamamu." Setiap tahun sekali, Jason sang pemain biola
jenius yang sangat terkenal itu, akan menyempatkan waktunya untuk memberikan kelas
khusus hanya untuk siswa akademi senior atau alumni yang terpilih, semuanya dibatasi
berusia minimal delapan belas tahun dan maksimal berusia dua puluh tahun.
Pendaftaran dibuka sebebas-bebasnya, tetapi pada tahap awal kualifikasi, hanya ada
dua ratus orang terpilih yang berhak mengikuti audisi khusus yang dihadiri langsung
oleh Jason. Kelas itu hanya diikuti oleh beberapa orang yang terbaik, dan Jason sendiri
yang memilihnya. Mereka harus mengisi formulir, kemudian 25 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m mengikuti audisi, perbandingan antara yang lolos dengan tidak lolos
mungkin satu dibanding sepuluh siswa audisi. Ini adalah kesempatan pertama Rachel,
sedangkan Calvin yang dua tahun lebih tua darinya, akan mencoba keberuntungannya
untuk ketiga kalinya, dia gagal di percobaan dua kali sebelumnya. Dari dua ratus orang
yang ikut audisi hanya akan dipilih sejumlah maksimal dua puluh orang, akan diberikan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pelatihan di kelas khusus selama tiga bulan dengan mentor utama Jason sendiri.
Memang waktu pelatihan yang singkat, tetapi banyak sekali ilmu yang bisa mereka
dapat karena sang maestro sendiri yang turun tangan mengajari mereka, selain itu kalau
beruntung, Jason bahkan bermain biola di kelasnya, suatu kesempatan luar biasa
mendengarkan Jason bermain biola secara langsung, karena lelaki itu lebih banyak
mengadakan konsernya di luar negeri, sehingga para murid akademi ini hanya bisa
mendengarkan permainannya dari rekaman video untuk berlatih. Yang pasti, kelas
khusus Jason ini sangat eksklusif dan siapapun yang ingin lolos audisi, harus berebut
dengan dua ratus siswa akademi sekaligus alumni lainnya yang lolos kualifikasi tahap
awal. Audisi ini begitu ketatnya sehingga Calvin yang notabene anak direktur akademi
musik ini, diperlakukan sama seperti yang lain. Dia harus mengambil formulir,
mengisinya sesuai prosedur dan mengikuti test audisi bersama yang lain. Hanya Jason
yang bisa menentukan siapa yang akan dia latih. Calvin dan Rachel adalah salah satu
dari sekian banyak siswa yang 26 | berharap
memperoleh keberuntungan ini, diajar langsung oleh Jason. Calvin terutama, adalah
penggemar berat Jason, dia pada mulanya berlatih piano, ayahnya adalah salah satu
pemilik dan direktur di akademi musik ini sehingga bakat Calvin sudah terasah sejak
kecil. Kemudian tanpa sengaja dia mendengarkan acara konser solo Jasonsang jenius
biola, salah satu lulusan akademi yang sama dengannya, yang waktu itu baru berusia
dua puluh satu tahun -di televisi. Dia terpana, takjub akan kemampuan Jason
membawakan biolanya dengan begitu sempurna, dan seketika itulah dia memutuskan
bermain biola. Jason adalah salah satu motivasi terbesarnya bermain biola. Sementara
itu, Rachel.... yah bisa dikatakan dia hanya ikut-ikutan. Rachel dan Calvin memang
dilahirkan dari keluarga pemusik, kedua orang tua mereka dulu bersahabat di akademi
musik Vienna, dan Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
sama-sama berkarir di sebuah orkestra besar di Italia, sebelum akhirnya orang tua
Calvin yang memutuskan pulang ke indonesia lebih dulu dikarenakan ayah Calvin harus
meneruskan perusahaan papanya, yang meninggal dunia, salah satunya adalah
akademi musik milik keluarganya. Beberapa tahun kemudian, ketika Rachel berusia
delapan tahun, ayah Rachel meninggal dunia karena sakit, mama Rachel akhirnya
memutuskan untuk pensiun dari karier musiknya di Italia dan membawa Rachel pulang
ke indonesia. Dan kemudian, mama Calvin jugalah yang membantu mereka,
mencarikan rumah yang nyaman untuk 27 |
mereka tempati dan memberikan pekerjaan kepada mama Rachel sebagai salah satu
guru di akademi ini. Rachel bisa bermain musik apa saja, dan dia memainkan
semuanya, dia bahkan tidak mengkhususkan diri pada satu alat musik, sesuatu yang
diprotes oleh mamanya. Kata mamanya, kalau kita tidak menspesialisasikan diri pada
satu alat musik, maka kemampuan kita akan mengambang, tidak bisa sepenuhnya
fokus. Mama Rachel selalu mendorong Rachel untuk mengembangkan bakat musiknya
ke satu titik khusus, tetapi memang tidak ada dorongan bagi Rachel untuk
melakukannya. Dia memang berbakat dalam bermusik tetapi tidak berambisi. Sampai
kemudian dia melihat Calvin begitu fokus bermain biola, dan Rachel berpikir, kalau dia
bermain biola juga, mungkin dia bisa semakin dekat dengan Calvin. Rachel tersenyum
pahit, yah.... Jason adalah motivasi Calvin bermain biola, sedangkan Calvin adalah
motivasi Rachel bermain biola. ?LoveReads "Terimakasih kau selalu menyempatkan
waktumu untuk mengajar murid-murid kami setiap tahunnya." Jason duduk di ruang
tamu direktur, dijamu dengan teh dalam poci ala inggris dan kue-kue yang tampak
nikmat di piring, dia duduk berhadapan dengan direktur itu sendiri. "Akademi ini pernah
Embrace The Chord - Santhy Agatha
melatihku dan sedikit banyak membantuku menjadi seperti sekarang ini, aku 28 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m tidak keberatan mengajar mereka di sela waktu
rehatku." gumam Jason tenang. Matanya menelusuri ke arah pintu. Dia tidak suka
dengan pertemuan formal ini dan ingin melarikan diri cepat-cepat, tetapi tentu saja itu
tidak sopan. "Dan antusiasme anak-anak benar-benar meluber tahun ini, apalagi setelah
konser solo terakhirmu di Austria yang sangat sukses." direktur itu tersenyum, menatap
Jason senang, "Anakku akan ada di audisi ini lagi tahun ini, aku tidak akan
memberitahukanmu yang mana karena hal itu mungkin akan mempengaruhimu, tetapi
aku berharap dengan kemampuannya dia bisa lolos dari audisi. Dia sudah mencoba dua
kali sebelumnya dan gagal." Direktur itu menuang tehnya dan mempersilahkan Jason
untuk minum teh bersamanya. Jason tersenyum. Dia tahu bahwa direktur ini dulu punya
karier bermusik yang cemerlang di Italia, sebelum menjadi direktur akademi ini, direktur
itu adalah seorang pemain piano profesional. Jason tidak mengira bahwa anaknya lebih
memilih bermain biola. Bahkan sebelumnya, direktur ini sangat jarang menyebut tentang
anaknya. Lelaki di depannya ini memang sangat teguh pada peraturan dalam bermusik,
sepertinya dia tidak ingin anaknya diperlakukan dengan istimewa, mau tak mau Jason
merasa kagum kepada prinsip yang dianut sang direktur, kalau orang lain, mungkin
akan menggunakan segala cara agar anaknya memperoleh hak istimewa. "Anak anda
bermain biola?" gumam Jason mempertanyakannya langsung. 29 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m Direktur itu mengangkat bahunya, "Semua orang pasti
mempertanyakan itu mengingat aku adalah pemain piano. Yah, aku sudah berusaha
mengajari anakku itu bermain piano sedari dini. Dan kemudian dengan keras kepala dia
berubah halauan, bermain biola." Matanya menatap Jason dengan dalam, "Kau adalah
motivasinya bermain biola." Jason menyesap tehnya dan mengangkat alis, lalu
tersenyum samar. "Kalau anak anda benar-benar berbakat, dia pasti akan menemukan
jalannya untuk masuk ke kelas khususku." ?LoveReads Jason pulang ke
apartemennya, dia memang punya apartemen pribadinya sendiri jikalau ingin menyepi
sendirian. Ini adalah apartemen lamanya yang tahun kemarin sempat ditinggalkannya
begitu lama untuk melarikan diri dari mamanya. Natalie, mama angkatnya
mengejar-ngejarnya untuk segera menikah, dia menawarkan berbagai macam calon
isteri untuk Jason yang tentu saja ditolak Jason mentah-mentah, dan membuatnya
melarikan diri dari rumah dengan alasan pelatihan intensif untuk beberapa lama,
padahal Jason terpaksa menumpang di rumah salah satu sahabatnya. Untunglah
setelah itu Jason harus segera berangkat ke Austria kali ini benar-benar untuk persiapan
konser solo dan sebagai violinist tamu di konser bersama orkestra besar di austria,
sehingga membuat mamanya tidak bisa mengejar-ngejarnya lagi. 30 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m Ketika Jason pulang ke negaranya, mamanya sepertinya sudah


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sadar bahwa sia-sia saja dia mencoba memaksakan Jason untuk menikah, perempuan
yang sangat menyayangi Jason itu lalu melupakan usahanya, dan membuat Jason
merasa nyaman kembali untuk pulang. Jason memang sering menghabiskan waktunya
di rumah, kadang beberapa hari seminggu dia tidur di sana, tetapi selain itu, dia pulang
ke apartemen pribadinya. Apartemen ini berada di lantai paling atas, sebuah hunian
eksklusif yang sangat menjaga privacy, Jason mengubah seluruh interiornya sendiri,
dan memasang dinding kedap suara, yang memungkinkannya berlatih siang malam,
tanpa mengganggu orang lain. Lelaki itu duduk dalam kegelapan, dasinya sudah
terlepas dan matanya dingin. Besok adalah hari audisi. Jason tak sabar menantinya.
Banyak sekali hal-hal baru, bakat-bakat baru yang sebelumnya belum pernah muncul
yang bisa ditemukannya di saat audisi, dan Jason tentunya akan memilih yang terbaik.
Karena dia hanya mau melatih yang terbaik. ?LoveReads "Ayo cepat." Calvin
berlari-lari kecil menuju ruangan aula besar akademi, tempat audisi berlangsung,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sementara Rachel mengikutinya, sama-sama panik. Kemarin mereka mendapatkan
pemberitahuan bahwa mereka 31 | berdua
termasuk salah satu dari dua ratus peserta audisi yang beruntung. Dan sekarang
mereka hampir terlambat karena mobil mereka terjebak macet dan sempat membuat
panik karena takut kehilangan kesempatan. Tetapi untunglah Calvin menemukan jalan
tikus yang meskipun sempit tapi lancar, dan membuat mereka hanya terlambat
beberapa menit. Ketika mereka sampai di pintu aula, suara alunan biola sudah
terdengar. Berarti audisi sudah dimulai. Untunglah panitia audisi masih ada di depan
pintu sehingga Calvin dan Rachel bisa mendapatkan nomor audisi, meskipun mereka
harus mendapatkan nomor terakhir untuk hari ini. Satu orang mendapatkan jatah waktu
hanya tiga menit untuk memainkan bagian lagu yang telah mereka pilih, memamerkan
bakatnya sebaik mungkin. Sementara itu, Jason beserta dua mentor
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
senior di akademi, duduk diam dan mendengarkan di sebuah kursi yang telah
disediakan di sudut depan aula, tepat di depan peserta audisi dan tampak
mengintimidasi. Para peserta lain yang mengantri tampak menunggu dengan sabar di
kursi-kursi yang telah disediakan dan terisi penuh sehingga beberapa harus berdiri di
sisi samping aula, semua menunggu dengan setia berharap menjadi peserta yang
beruntung. Rachel dan Calvin akhirnya bisa mendapatkan posisi berdiri di samping yang
paling dekat dengan bagian depan aula. Mata Rachel melirik ke arah Jason yang duduk
dengan tenang di kursinya, tampak 32 | luar
biasa tampan dengan celana jeans dan kemeja hitamnya. Mata lelaki itu serius, tanpa
ekspresi sehingga tidak bisa terbaca apakah dia menyukai permainan biola yang
dimainkan oleh salah satu peserta di depannya atau tidak. Di tangannya ada kertas,
kadang-kadang lelaki itu mencatatkan sesuatu di sana. Rachel melirik beberapa peserta
perempuan lain di sekitarnya, mereka semua sama, tampak begitu terpesona akan
ketampanan Jason. Bahkan kemudian Calvin menyenggolnya dan tersenyum, "Dia luar
biasa tampan bukan?" Calvin bergumam menggoda, membuat pipi Rachel memerah.
Ya. Jason memang luar biasa tampan, tetapi bagi Rachel, tidak ada lelaki yang
setampan Calvin di dunia ini. "Bermain didepannya terasa sangat mengintimidasi."
sambung Calvin sambil mendesah. "Apalagi kita tidak pernah bisa membaca apa yang
ada di balik tatapan mata dinginnya itu. Dua kali kemarin aku gagal sepertinya lebih
karena gugup, semoga sekarang ada kesempatan untukku." Rachel tersenyum dan
menyentuh lengan Calvin dengan sayang, "Kau pasti berhasil Calvin, dan kali ini jangan
gugup. Aku akan mendoakanmu." ?LoveReads Malam sudah menjelang, tetapi dua
ratus siswa itu tampak setia, belum ada satupun yang pulang. Karena hasil audisi akan
diumumkan 33 | sendiri oleh Jason setelah
proses audisi selesai. Sudah tinggal beberapa peserta yang maju. Dan kemudian giliran
Calvin. Calvin tampak begitu tampan dengan kemeja birunya yang tampak sesuai
dengan rambutnya yang kecoklatan. Lelaki itu menghela napas panjang, dan kemudian
memainkan biolanya. Alunan musik nan merdu langsung mengalun di seluruh penjuru
aula. Dan Rachel menatap lelaki itu dengan kagum. Calvin tampak begitu tampan,
seperti pangeran yang memainkan biola untuk kekasihnya. Perasaan Rachel dipenuhi
dengan cinta. Alunan musik yang dimainkan oleh Calvin begitu menghangatkan hati,
membuat mata Rachel berkaca-kaca. Teknik Calvin tidak dipertanyakan lagi, begitu
sempurna dan luar biasa. Bakat itu memang ada di diri lelaki yang dipujanya itu. Ketika
Calvin selesai, beberapa siswa bahkan ada yang tak bisa menahan diri untuk bertepuk
tangan, dan Rachel memandang penuh harap ke wajah Jason. Lelaki itu masih
memasang wajah tanpa ekspresi. Rachel langsung harap-harap cemas, dia berdoa
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sepenuh hati agar kali ini Calvin lolos. Ini adalah kesempatan terakhir Calvin karena dia
sudah berusia dua puluh tahun. Calvin akan sangat kecewa kalau gagal di kesempatan
terakhirnya ini. Dan Rachel tidak akan tahan melihat Calvin kecewa. Setelah Calvin
membungkuk ke arah Jason dan dua mentor senior akademi yang berada di depannya,
dia berlari-lari kecil ke arah Rachel yang menunggu di bagian samping tempat duduk. 34
| "Bagaimana permainanku tadi?" Wajah Calvin
tampak berseri-seri hingga mau tak mau membuat Rachel tersenyum lebar. "Bagus
sekali Calvin. Kau memainkannya dengan sempurna!" Rachel menjawab sambil tertawa,
ketika Calvin memeluknya layaknya seorang kakak terhadap adiknya. Peserta nomor
terakhir dipanggil, dan itu nomor Rachel. Calvin mengacak rambut Rachel dengan
sayang, "Ayo Rachel, bersemangatlah!" gumamnya riang, menepuk pundak Rachel
hangat sebelum Rachel melangkah ke depan. Rachel berjalan dengan tenang dan tanpa
beban, meskipun dia merasa semua mata peserta memandang ke arahnya. Ini adalah
audisi perdananya dan ternyata beginilah rasanya bermain di hadapan banyak orang.
Dia menghela napas panjang, yah dia akan bermain sesuai kemampuannya. Lagipula
dia datang kemari tanpa beban, dia hanya ingin bersama Calvin. Dan kalaupun nanti dia
tidak lolos, dia sudah cukup bahagia jika bisa melihat Calvin lolos. Rachel berdiri di
tengah ruangan, menghela napas panjang, memasang biolanya di pundaknya dan
kemudian menggesekknya. ?LoveReads Hari hampir menjelang malam, dan Jason
lelah. Dia juga bosan. Telinganya terasa berdenging mendengarkan permainan biola
ratusan 35 | siswa-siswa yang antusias. Dan
kebosanannya muncul karena banyak sekali siswa yang memilih lagu yang sama, jenis
musik populer karya Mozart seperti symphony 35 atau 40 yang paling sering dimainkan.
Mungkin mereka semua sengaja memilih musik populer agar lebih familiar di telinganya.
Tetapi Jason tidak butuh yang familiar, dia butuh sesuatu yang berbeda, sesuatu yang
istimewa. Ada beberapa siswa yang istimewa tentu saja, dan Jason sudah mencatat
mereka di lembar kertasnya. Ketika peserta terakhir dipanggil, Jason sudah skeptis.
Tinggal satu lagi, dan dia bisa membuat pengumuman kemudian pulang untuk
beristirahat. Kemudian matanya menatap peserta terakhir yang melangkah seperti tanpa
beban ke depan mereka. Itu anak kecil itu... oh bukan, itu perempuan itu. Jason
mengoreksi dalam hati sambil duduk tegak di kursinya. Apakah dia juga seorang pemain
biola" Jason menatap perempuan itu dengan tertarik. Sekarang setelah melihat lebih
seksama, Jason sadar bahwa perempuan itu memang bukan anak kecil. Dengan gaun
warna putihnya yang melebar di bagian bawah, dan berkibar setiap dia bergerak, dia
tampak cantik dan menawan, berbeda dengan celana pendek serta t-shirt kebesaran
yang dulu dipakainya di pertemuan tanpa sengaja mereka. Gaun itu menunjukkan lekuk
tubuhnya, lekuk tubuh perempuan yang beranjak dewasa -meskipun tentu saja Jason
tidak tertarik untuk merayu perempuan yang jelas-jelas lebih muda ini, dia bilang
usianya delapan belas tahun, berarti perempuan ini delapan tahun lebih muda darinya.
36 | Jason lebih suka berpacaran dengan
perempuan yang sudah matang. Perempuan ini jelas jauh sekali dibawah kriterianya,
masih remaja, ditambah lagi penampilannya seperti anak kecil. Jason sudah mencoret
perempuan itu sejak awal dari daftar korbannya. Kalau begitu kenapa dia terus menerus
memikirkannya" Jason mengernyit, membuat gerakan mencoret tanpa sadar di kertas
yang dipegangnya. Dia melirik daftar musik yang akan dimainkan oleh peserta audisi.
Peserta nomor dua ratus, namanya Rachel -Jason mencatat dalam hati, Rachel memilih
memainkan Tchaikovsky, Violin Concerto in D major Op.35. Pilihan yang tidak biasa
untuk siswa semuda itu. Jason menatap tajam, tertarik. Lalu perempuan itu menghela
napas panjang, meletakkan biola di
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
pundaknya dan menggeseknya. Seketika itu juga, alunan musik yang indah,
membahana memenuhi aula. ?LoveReads 37 |
Embrace The Chord Part 3 Musik itu mengalun memenuhi aula. Dan seketika itu juga
Jason ternganga. Anak perempuan ini.... anak perempuan ini... Antusiasme langsung
memenuhi diri Jason, membanjirinya, ini adalah rasa yang tidak pernah dirasakannya
sebelumnya. Rachel memainkan setiap gesekan nada dengan begitu mudahnya, seolah
setiap nada bukanlah sesuatu yang sulit untuknya. Padahal musik yang dia mainkan
membutuhkan latihan intensif dan konsentrasi tersendiri. Tchaikovsky tentu saja adalah
favorit Jason. Dia menguasai semuanya, dan suka mendengarkannya, amat sangat tahu
tingkat kesulitannya. Rachel memainkannya dengan begitu mudah, gerakan tangannya
menggesek biola, berpadu dengan jemarinya bergerak secara alami, semuanya begitu
sempurna. Perempuan ini memiliki bakat alami, hanya saja belum terasah benar.
Jantung Jason berdebar, anak ini adalah berlian yang belum diasah. Jason tidak bisa
melepaskannya begitu saja, antusiasme yang dibawa oleh nada-nada yang dimainkan
oleh Rachel memberikan perasaan meluap-luap di dadanya, membuatnya ingin
bermain. Dia langsung berdiri, melirik ke arah salah satu pegawai yang dengan sigap
mengerti maksudnya. Pegawai itu langsung mengantarkan biolanya yang dengan
hati-hati diletakkan di meja khusus. 38 | Tentu
saja Jason tidak menggunakan biola berharga yang diwariskan oleh ayahnya, biola dari
ayahnya adalah Stradivarius, buatan abad ke 17, salah satu dari biola langka dan Jason
amat sangat menjaga biola itu yang sekarang diletakkan di kotak kaca di rumah
mamanya. Biola yang sering dipakai Jason sekarang sangat mahal dan langka,
diberikan oleh seorang komposer di Austria sebagai hadiah atas kekagumannya akan
permainan biola Jason, dibuat ratusan tahun yang lalu. Biola ini dibuat untuk Paganini
tahun 1759, seorang pemain biola luar biasa, terkenal jenius dengan permainan biola
yang sangat brilian. Biola Paganini sangat sulit dimainkan karena perbedaan yang
kontras antara nada tinggi dan nada rendahnya, membuat sang violinist haruslah orang
yang benar-benar ahli, tetapi jika dimainkan dengan baik hasilnya sepadan, suara yang
dihasilkannya amat sangat indah, bening dan memukau. Hanya ada beberapa violinist di
dunia yang mampu memainkan biola Paganini dengan baik, Jason adalah salah satu
orang yang istimewa itu. Setelah biola berada di tangannya, Jason membuka
tempatnya, mengambilnya, lalu berdiri, dan kemudian masuk ke tengah musik,
memainkan nada mengiringi permainan biola Rachel. Seluruh ruangan terkesiap.
Semuanya takjub akan alunan biola Jason yang ajaib, alunan dari si violinist jenius yang
sangat jarang bisa mereka dengarkan secara langsung. Sekarang Jason bermain di
depan aula, mengiringi permainan Rachel, menjadikan kesempatan ini sebagai
kesempatan yang luar biasa bagi semua peserta audisi. 39 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m Rachel terperanjat ketika merasakan alunan biola yang indah dan sangat
ahli mengiringinya di belakangnya, dia membuka matanya yang sedari tadi terpejam
mengikuti musik yang dimainkannya, menoleh mengikuti arah suara itu, dan langsung
bertatapan dengan mata indah Jason yang tajam. Lanjutkan. Jason memberikan isyarat
dengan matanya. Antusiasme itu menular. Alunan musik biola Jason yang indah dan
tanpa cela, membuat Rachel seperti dibangkitkan, dia lalu memainkan setiap nadanya
dengan sepenuh hatinya. Bermain biola dengan diiringi oleh maestro sekelas Jason itu
luar biasa! Astaga... benarbenar kesempatan yang luar biasa. Alunan nada dari dua
biola itu berjalinan, menciptakan simponi yang indah, membius seluruh aula. Semuanya
terpana seperti terhipnotis, mendengarkan dengan mata berbinar. Dan kemudian, jatah
waktu lima menit untuk Rachel berubah menjadi dua puluh menit lebih, memainkan
nada awal Tchaikovsky, Violin Concerto in D major Op.35 sampai akhir, diiringi oleh
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Jason. Ketika Rachel memainkan nada tinggi dan kemudian merendah dengan dramatis
di akhir musik, semua peserta audisi ikut menghela napas, Jason tentu saja mengiringi
dengan sempurna. Sampai kemudian gesekan terakhir yang menyayat, semakin pelan
dan menghipnotis. Lalu selesai. Rachel berdiri di sana, terengah-engah menatap ke
arah penonton yang terpana. Jason berdiri di belakangnya, ada senyum puas di
bibirnya. 40 | Kemudian salah satu penonton
memecah keheningan dengan tepuk tangannya. Seketika itu juga ruangan riuh rendah
oleh karena tepuk tangan dan teriakan antusias, semua peserta audisi berdiri dan
memuji. Rachel menoleh mencari-cari Calvin, dan dia melihat lelaki itu tersenyum lebar,
bertepuk tangan penuh semangat, lalu mengedipkan matanya memuji ke arah Rachel,
membuat pipi Rachel memerah. Rachel menoleh ke arah Jason yang masih berdiri di
sana, dan kemudian membungkukkan tubuhnya penuh penghargaan atas kesediaan
lelaki itu mengiringinya, memberikan pertunjukan dan pengalaman luar biasa kepada
seluruh penonton di aula itu. Setelah itu, Rachel melangkah mundur meninggalkan
panggung depan aula. Semua orang menyenggol dan tersenyum lebar kepadanya di
jalannya menuju ke arah Calvin, beberapa memuji dan menyelamatinya atas
kesempatan langka itu, bisa bermain diiringi oleh Jason. Tapi yang dituju oleh Rachel
hanyalah Calvin. Lelaki itu tersenyum bangga dan membuka lengannya lebar, membuat
Rachel tanpa bisa menahan diri memeluk lelaki itu erat-erat. "Hebat. Hebat." Calvin
memeluk Rachel, setengah mengangkat tubuh mungilnya dengan sayang. Sementara
Rachel meluapkan seluruh perasaannya, bangga, bahagia, antusias dan takjub di
pelukan Calvin. Jauh di atas panggung, di bagian depan aula, Jason menatap Rachel
yang menghambur ke pelukan Calvin. 41 |
Ternyata perempuan itu sudah punya pacar. Jason mengernyit. Lagi pula, apa
pedulinya" Tidak ada hubungannya dengannya bukan" Salah satu mentor senior
kemudian mendekati mic dan meminta seluruh peserta beristirahat dan makan di area
makan yang telah disediakan sementara para mentor dan Jason akan berdiskusi.
Pengumuman nama-nama peserta yang lolos akan diumumkan satu jam kemudian.
?LoveReads "Kau pasti mau Rachel masuk dalam list." Mr. Isaac tersenyum menatap
Jason, "Sebelumnya aku tak pernah melihatmu bermain secara spontan seperti itu,
Jason. Permainan anak itu memang hebat, meskipun belum terasah benar, di bawah
tanganmu aku yakin dia Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
akan menjadi hebat." "Ya. Masukkan dia." mata Jason tampak kosong, "Aku tidak akan
bisa benar-benar mengasah berlian itu. Aku hanya akan melatihnya selama tiga bulan."
Mr. Isaac menatap Jason dan tersenyum, "Kau bisa mengangkatnya sebagai murid
khususmu setelahnya. Pada usiamu, aku dulu sudah membimbing murid khususku. Dan
aku hanya melakukannya pada anak-anak yang memang benar-benar kulihat bakatnya,
mengembangkannya dengan sempurna." "Akan kupertimbangkan, aku baru melihatnya
bermain satu kali." 42 | Jason mengerutkan
keningnya, "Jadi dimana daftarnya?" Mr. Isaac menyerahkan kertas lembar daftar
sementara itu, "Evaluasi dulu, kalau-kalau ada yang ingin kau ubah." Jason termenung
menatap dua puluh nama-nama yang terpilih itu, matanya mengarah ke nomor 199 yang
masuk ke dalam list, lelaki yang dia tahu dipeluk oleh Rachel setelah permainannya tadi.
Nama lelaki itu Calvin Segita... Tiba-tiba Jason tersenyum ketika menyadari bahwa itu
adalah nama direktur Akademi musik ini. Jadi akhirnya anak lelaki direktur berhasil lolos
juga. Dan anak lelaki direktur itu adalah pacar Rachel. Sepertinya tiga bulan ke depan
akan sangat menarik bagi Jason. ?LoveReads Semua peserta audisi duduk di
meja-meja yang telah disediakan di area prasmanan. Meskipun semua tampak ceria,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
tetapi Rachel bisa melihat wajah-wajah cemas yang ada di setiap siswa, tentu saja,
nasib semuanya akan ditentukan dalam beberapa menit lagi. Rachel melahap roti
pisang di depannya -makanan penutupnyadengan nikmat, ternyata dia lapar. Karena
mendapatkan giliran terakhir, sepertinya Rachel yang paling lama menahan rasa
tegang, karena itulah perutnya jadi keroncongan. Setelah menghabiskan rotinya, Rachel
meminum teh manisnya dengan senang. 43 |
Sementara itu Calvin menatapnya dan tersenyum, lelaki itu telah menghabiskan
makanannya dari tadi dan meminum secangkir kopi sambil menunggu Rachel selesai
makan, "Melihat tubuh kecilmu, orang tak akan percaya kalau selera makanmu sebesar
ini." Gumamnya menggoda, membuat Rachel membelalakkan matanya pura-pura
marah. "Aku lapar." gumamnya sambil tertawa. Calvin tersenyum, menatap Rachel
kagum, "Kau hebat sekali tadi, luar biasa bisa membuat Jason mengiringi permainanmu,
dan kau hebat, bisa mengimbangi permainannya, kalau aku berada di posisimu, aku
pasti akan gugup dan jemariku membeku." Rachel tertawa, "Mungkin aku hanya
beruntung. Jason sepertinya telah merencanakan memberikan penutup kejutan untuk
semua peserta audisi, kebetulan aku berada di nomor urutan terakhir, jadi akulah yang
beruntung." Tidak. Rachel tidak sekedar beruntung, Calvin tahu pasti akan hal itu. Ketika
Rachel memainkan biolanya, dia kebetulan sedang mengamati ekspresi Jason. Lelaki
itu telah memasang wajah datar sepanjang audisi, tetapi ketika mendengar permainan
Rachel, matanya bercahaya, mula-mula terkejut, lalu antusias. Calvin tahu pasti bahwa
Jason ikut bermain tadi karena dorongan spontannya, bukan direncanakan. Suara
panggilan terdengar di ruang besar aula, membuat Calvin terkesiap. Itu panggilan untuk
berkumpul karena nama-nama yang 44 | lolos
audisi akan diumumkan. Calvin menyesap kopinya untuk terakhir kali, lalu setengah
berdiri dengan bersemangat, "Ayo Rachel." ajaknya, dan tanpa kata Rachel mengikuti
langkahlangkah cepatnya ke ruang besar aula. ?LoveReads Semua orang berkumpul
dengan harap-harap cemas, menatap Jason yang duduk tenang di kursinya, masih
dengan wajahnya yang tak terbaca. Lelaki itu menyerahkan selembar kertas kepada
mentor senior yang mendampinginya, dan mentor itupun menghadap mic,
mengumumkan semua nama. Nama-nama disebut secara berurutan. Menimbulkan
berbagai emosi, bagi yang disebut namanya tentu saja itu merupakan kebahagiaan
yang luar biasa, ucapan syukur terdengar diantara kerumunan, beberapa menerima


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ucapan selamat dari yang lain. Tetapi semakin banyak jumlah nama yang diumumkan,
semakin banyak pula wajahwajah cemas dan tegang di antara semua peserta audisi,
karena kesempatan mereka dipanggil akan semakin kecil. Calvin tanpa sadar
menggenggam tangan Rachel erat-erat, Matanya menatap tegang, terpaku pada sang
mentor yang mengumumkan semua nama berurutan. Rachel melirik jemari mereka yang
bertaut dan tersenyum, sesungguhnya dia tidak peduli dengan hasil pengumuman ini.
Berdiri di sini, berbagi rasa tegang dengan Calvin 45 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c
o m dan bergenggaman tangan sungguh merupakan suatu momen yang tak
tergantikan. Pengumuman sudah sampai ke nomor sembilan belas, jantung Rachel
tiba-tiba ikut berdebar, tinggal dua nama lagi dan Calvin belum disebut. Dia berdoa
dalam hati memohon supaya Calvin lolos, memohon dengan sangat supaya lelaki itu
tidak mendapatkan kekecewaan lagi. Dan ternyata Tuhan mengabulkan doanya. Nama
Calvin disebut. Lelaki itu menegang, dan kemudian tersenyum lebar ketika Rachel
memeluknya setengah memekik dengan bersemangat. Calvin memeluk Rachel
erat-erat. "Akhirnya aku lolos Rachel!" serunya penuh kegembiraan, menenggelamkan
Rachel dalam pelukannya. Dan pada saat yang sama, nama terakhir yang lolos
diumumkan, dan itu adalah nama Rachel. Calvin dan Rachel membeku, bertatapan
seakan tak percaya. Lalu Calvin tertawa bahagia, "Kau lolos juga!" serunya senang,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
"Kita akan masuk kelas khusus bersama-sama!" dengan bahagia dipeluknya tubuh
mungil Rachel, setengah diangkat. Orang-orang berkerumun memberi selamat. Ada
wajah kecewa ada wajah bahagia dalam kerumunan itu, sebagian pasti juga berpikir
akan mencoba lagi tahun depan di kesempatan berbeda. Setelah pengumuman ditutup,
kerumunan itupun bubar. Dalam perjalanan ke mobil mereka, Calvin dan Rachel masih
berangkulan, tertawa begitu bahagia, masih tidak percaya dengan keberuntungan
mereka. 46 | "Tiga bulan ke depan pasti akan
luar biasa, aku tidak percaya kita berdua lolos bersama-sama, sungguh
menyenangkan." Calvin masih bergumam tidak percaya akan betapa beruntungnya
mereka. Rachel sendiri tentunya terkejut. Dia tidak menyangka bahwa dia akan menjadi
salah satu dari dua puluh anak yang beruntung. Setahunya, masih banyak peserta
dengan teknik yang lebih sempurna dari dirinya. Tetapi bagaimanapun juga, dia tidak
tahu bagaimana pertimbangan penilaian audisi itu. Mungkin saja mereka semua
memiliki pertimbangan sendiri. Tiba-tiba langkah Calvin yang masih merangkulnya
terhenti, membuat langkah Rachel yang sedang melamun terhenti seketika. Rachel
mendongak, menatap bingung ke arah Calvin. "Kenapa kita berhenti...." matanya
mengikuti arah mata Calvin yang terpaku dan tertegun, dan kemudian dia melihat
Jason... lelaki itu berdiri dengan tenang di tempat tersembunyi di area parkiran mobil
hanya sekitar empat langkah dari posisi mereka berdiri sekarang.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Pandangannya lurus ke arah Rachel, dan sepertinya dia sedang menunggu mereka....
Karena Calvin masih terperangah membeku tak percaya akan apa yang dia lihat,
Jasonlah yang melangkah mendekat lebih dulu. Tersenyum dengan senyum khasnya
yang mempesona, "Selamat, kalian berdua lolos masuk ke kelas khusus." lelaki itu
mengulurkan tangan dengan sopan. 47 | Calvin
tampak terpaku, tetapi dengan cepat dia menjabat tangan Jason, tak kalah sopan.
"Terimakasih, sungguh suatu kebanggan sendiri bisa masuk ke kelas anda. Anda
adalah motivasi terbesar saya dalam bermain biola..." Calvin langsung menghentikan
kalimatnya, menyadari kalau dia terlalu banyak berkata-kata. Jason hanya tersenyum
dan menganggukkan kepalanya, dia lalu menolehkan kepalanya kepada Rachel. "Hai.
Kita bertemu lagi. Meskipun pertemuan terakhir kita sepertinya tidak begitu
menyenangkan." tatapannya tersirat, penuh arti membuat pipi Rachel memerah. Apanya
yang tidak menyenangkan" Bukankah lelaki itu yang bersikap galak di pertemuan
terakhir mereka" Rachel kan hanya mengikuti alunan musik secara tidak sengaja"
Ketika Rachel hanya diam saja, Jason melanjutkan. "Permainan biolamu sangat hebat,
dan duet kita tadi menyenangkan. Semoga tiga bulan ke depan banyak ilmu yang bisa
kau dapatkan." gumamnya lembut. Dan kemudian tanpa diduga, Jason meraih tangan
Rachel dan mengecupnya lembut. Membuat Rachel terperangah sampai lupa menutup
bibirnya. "Sampai jumpa lagi." gumam Jason setengah geli melihat ekspresi Rachel.
Lelaki itu lalu menganggukkan kepala kepada Calvin dan kemudian melangkah pergi.
Meninggalkan Calvin dan Rachel yang masih terpaku kebingungan. ?LoveReads 48 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m "Kenapa kau diam saja sepanjang malam ini,
sayang?" Arlene, kekasih terbaru Jason. Seorang janda muda dan kaya berusia tiga
puluh tahun yang sangat cantik cemberut dan melirik ke arah Jason yang hanya diam
sepanjang tadi. Mereka berdua sedang berada di pesta yang diadakan oleh sahabat
Arlene. Sejenis pesta jamuan malam yang diakhiri dengan acara bincang-bincang. Jam
sudah menunjukkan pukul dua belas malam, tetapi pesta ini masih ramai, Arlene dan
Jason duduk di sofa besar di sudut ruangan, bersama pasangan lainnya dan sedang
membicarakan hal-hal tidak berarti. Jason melirik ke arah Arlene dan tiba-tiba saja
Embrace The Chord - Santhy Agatha
merasa muak. Oh Tentu saja, Arlene adalah korbannya yang berikutnya. Perempuan ini
jelas-jelas murahan dan gila harta seperti ibunya, Arlene telah memperoleh bagian
cukup besar dari perceraiannya yang menghebohkan itu dan kemudian
menggunakannya untuk berfoya-foya. Perempuan itu memang memiliki koneksi di dunia
musik karena suaminya adalah mantan promotor konser musik klasik di negara ini.
Mereka bertemu tanpa sengaja di suatu pesta dan tanpa malu-malu Arlene
melemparkan umpan kepada Jason, mengatakan bahwa dia benar-benar tertarik
kepada Jason. Jason tentu saja langsung memakan umpannya. Perempuan seperti
inilah yang dicarinya, perempuan bodoh, genit, gila harta yang akan menjadi
pelampiasan tepat untuk dendam yang masih membara di benaknya. Saat ini, seperti
biasa dia sedang berperan sebagai kekasih yang baik. Arlene akan dibuatnya jatuh cinta
setengah mati kepada49 | nya. Dan ketika
sampai di titik Arlene tidak bisa hidup tanpanya, Jason akan mencampakkannya dengan
kejam. "Aku lelah, kau tahu aku baru saja mengaudisi dua ratus siswa tadi." Jason
bergumam dingin, berusaha bersikap biasa ketika dengan menggoda Arlene duduk
merapat padanya, dengan sengaja menyenggolkan payudaranya yang ranum dan
hanya dibungkus gaun dengan belahan dada sangat rendah untuk memamerkan
belahannya. Tapi Jason sedang tidak tertarik, pun ketika Arlene berusaha memberi
isyarat meminta untuk bercumbu dengannya. Lelaki itu malahan berdiri dan
menggelengkan kepalanya, "Kurasa aku harus pulang. Aku lelah." dia mengedikkan
bahunya kepada Arlene, "Sampai nanti Arlene." Dan kemudian Jason meninggalkan
Arlene yang masih memanggilmanggil namanya. Dia tidak peduli. Lagipula dia tidak
berkewajiban mengantar Arlene pulang karena perempuan itu tadi datang kemari sendiri
dengan diantar oleh supirnya. ?LoveReads Sekali lagi Jason terbaring dalam
keheningan malam di kamarnya. Matanya menatap langit-langit kamarnya. Sekelilingnya
gelap karena Jason mematikan semua lampu. Seharusnya dia bisa langsung tertidur
karena dia lelah sekali. Tetapi dia tidak bisa tidur. Ketika dia memejamkan mata, alunan
musik itu 50 | terbayang di benaknya, alunan
musik yang memainkan nada indah... nada duetnya bersama Rachel. Anak perempuan
kecil itu adalah berlian. Jason mengulang kembali kesimpulannya. Berlian itu harus
diasah di tangan yang benar, kalau tidak dia akan rusak. Dan Jason tidak akan
membiarkannya rusak. Ada yang harus dilakukannya besok, pagi-pagi sekali.
?LoveReads "Aku tak percaya kau lolos." Mamanya meletakkan sepiring omelet di
depan Rachel, yang langsung dimakan Rachel dengan lahap. Mereka sedang sarapan
bersama di pagi hari. Dan mamanya masih saja membahas hasil pengumuman kemarin.
"Mungkin permainan biolaku cukup bagus." Rachel tertawa, menggoda mamanya yang
mengerutkan keningnya. Mamanya tampaknya sangat serius dalam segala hal terutama
menyangkut musik, Rachel takut hal itu akan menambah keriput di wajah mamanya
yang masih cantik. "Mama yakin masih banyak yang lebih sempurna darimu. Kau
selama ini hanya mempelajari biola setengah-setengah, tidak sepenuh hasratmu."
Mama Rachel duduk di depan Rachel dan tatapannya berubah serius, "Kalau kau sudah
menjalani kelas khusus bersama Jason ini, kau harus menetapkan pilihanmu pada biola
dan menjalaninya dengan serius Rachel." 51 |
Sebelum Rachel menjawab, telepon rumahnya berbunyi. Sang mama mengerutkan
keningnya, bergumam tentang siapa yang menelepon rumah sepagi ini, lalu beranjak
berdiri dan mengangkat telepon. Rachel tentu saja tidak mendengarkan pembicaraan
mamanya di telepon yang terdengar sangat serius itu. Dia malahan asyik melahap
omelet buatan mamanya yang sangat enak. Sampai kemudian mamanya meletakkan
telepon, wajahnya pucat..... mungkin efek dari pembicaraannya" Dan kemudian dia
duduk di depan Rachel dengan mata membelalak tak percaya. Lama kemudian
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mamanya masih seperti itu hingga Rachel merasa cemas, "Ada apa mama?" Mamanya
tergeragap, seolah dibangunkan dari lamunannya, tetapi ekspresi takjub masih tampak
di matanya, bibirnya membuka sedikit gemetar, "Itu tadi... Astaga. Itu tadi Jason sendiri
yang menelepon! Dia meminta kita datang ke akademi, katanya dia ingin menjadikanmu
murid bimbingan khususnya yang pertama!" ?LoveReads 52 | R a t u - b u k u . b l o g s
pot.com Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Embrace The Chord Part 4 Rachel membelalakkan matanya, tangannya yang sedang
menyuap sarapannya terhenti begitu saja di udara, dia terperangah, "Apa?" "Itu Jason..."
Mamanya masih memasang ekspresi takjub yang sama, "Dia menelepon sendiri tadi
dan..." lalu mamanya seolah tersadar, "Cepat Rachel, selesaikan sarapanmu, kita
berangkat sekarang." Lalu tanpa menunggunya, mamanya bangkit dari kursi, merapikan
riasannya, meraih tas dan kunci mobil. Setelah sampai di pintu, mamanya menoleh dan
mengernyit melihat Rachel yang masih bengong melihat tingkah sang mama. "Kenapa
kau masih di situ Rachel" Ayo cepat kita berangkat." Rachel hanya mengangkat bahu,
meletakkan makanannya dan meneguk susu cokelat di depannya. Matanya melirik
sayang kepada sarapannya itu... yah padahal masih banyak... gumamnya dalam hati,
mengutuk Jason yang menelepon pagi-pagi. Tetapi baru kali ini mamanya bersikap
terburu-buru dan panik seperti itu. Sepertinya terpilihnya Rachel menjadi murid khusus
Jason benarbenar berarti baginya. Tiba-tiba saja Rachel teringat akan papanya,
papanya adalah pemain biola..... mungkin jauh di dalam hatinya, sang mama ingin agar
Rachel mengikuti jejak ayahnya. ?LoveReads 53 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m Mereka sampai di halaman parkiran akademi musik itu, setelah sang mama
memarkir mobil di area khusus pengajar, dia berjalan bersama Rachel melalui koridor,
menuju ruangan direktur tempat janji temu mereka. "Ini kesempatan besar, Rachel, dan
mama tidak mau kau menyianyiakannya. Jason tidak pernah mengambil murid khusus
sebelumnya, jadi kau adalah pertama dan yang terbaik." Rachel cuma mangut-mangut,
meskipun dalam benaknya dia kebingungan. Kenapa Jason memilihnya" Sekarang hal
itu baru terpikir olehnya... bukankah di audisi kemarin banyak sekali anak-anak dengan
teknik dan kemampuan yang lebih tinggi darinya" Apa yang istimewa dari Rachel yang
hanya memiliki kemampuan musik standar" Dan juga, Calvin pasti akan terkejut dengan
berita ini..... ah Calvin! Tiba-tiba saja Rachel merasa bersalah.... harusnya Calvin yang
mendapatkan kesempatan ini. Kemampuan teknik bermain biola Calvin tentu saja ada di
atas Rachel, dan juga hasrat Calvin bermain biola lebih besar darinya, juga kekaguman
Calvin terhadap Jason. Rachel menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa melakukan ini
kepada Calvin. Lelaki itu begitu baik hati, dan begitu mendengar kabar ini dia pasti akan
menyalami Rachel dan mengucapkan selamat. tetapi Rachel tahu Calvin pasti
menyimpan kekecewaan yang disembunyikan. 54 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m "Aku tidak bisa menerimanya, mama." Rachel bergumam keras, berusaha menarik
perhatian mamanya yang berjalan terburu-buru di depannya. Langkah mamanya
terhenti, perempuan itu menoleh dan menatap Rachel terkejut, "Apa?" Apa maksud
perkataanmu itu?" Rachel menggelengkan kepalanya sekali lagi, "Entah apa
pertimbangan Jason memintaku menjadi murid khususnya, tetapi aku tidak bisa
menerimanya mama, karena ini tidak adil terhadap mereka yang mempunyai hasrat
bermain biola yang lebih murni dariku... aku... aku..." "Kau memikirkan Calvin?" sang
mama mengangkat alisnya, "Dia pasti akan mengerti, dia pemuda yang baik dan berjiwa
besar, jadi dia akan mendukungmu dan ikut senang denganmu. Jangan sampai itu
menghalangimu untuk maju, Rachel" mamanya menggandeng Rachel lalu mengajaknya
berjalan lebih cepat menuju ruangan itu. Mereka sampai di depan pintu ruang temu, dan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mama Rachel mengetuknya, dalam sekejap pintu terbuka dan Mr. Isaac yang
membukakan pintu. "Silahkan masuk." Lelaki itu membuka pintunya lebar,
mempersilahkan Mama Rachel dan Rachel masuk. Di sana, duduk di atas sofa dengan
wajah dinginnya yang begitu sempurna, ada Jason yang menatap mereka semua
dengan tatapan mata datar. Lelaki itu sedikit mengangguk sopan kepada mama 55 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Rachel yang duduk di depannya. Mr. Isaac menyusul
duduk di seberang sofa, menatap semuanya. "Saya rasa kita sudah tahu tujuan
pertemuan ini. Jason menawarkan Rachel menjadi murid pribadinya. Dan saya rasa kita
sepakat dengan itu bukan?" Rachel mengerutkan kening, menatap Jason yang hanya
terdiam dengan wajah datar, kenapa lelaki itu tidak bicara" Kenapa dia mewakilkan
pembicaraan kepada Mr. Isaac" "Tentu saja kita sepakat. Saya sungguh merasa
terhormat, anak saya yang terpilih menjadi murid khusus." gumam Mama Rachel cepat.
Mr. Isaac mengangguk, "Kami melihat bahwa permainan biolanya istimewa, bukan
begitu Rachel" Mulai sekarang kau akan berada di bawah bimbingan Jason." "Tidak."
Tiba-tiba saja Rachel mempunyai keberanian untuk berbicara, dan kalimatnya itu
membuat semua orang yang ada di ruangan itu tertegun. Jason yang pertama kali
bergumam pada akhirnya, matanya menatap tajam ke arah Rachel, "Apa?" desis lelaki
itu setengah marah setengah tak percaya. "Maafkan saya." Rachel berdiri,
membungkukkan badannya setengah meminta maaf kepada semua yang ada di
ruangan itu, "Itu benarbenar kehormatan yang luar biasa untuk saya, tetapi saya tidak
bisa menerimanya, karena itu terasa tidak benar, masih banyak siswa lain 56 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m yang lebih berhak daripada saya. Sekali lagi terimakasih,
tetapi saya tidak bisa menerimanya. Permisi." Rachel membungkukkan badannya sekali
lagi lalu berbalik dan melangkah pergi. "Rachel!" Mamanya memanggilnya gusar,
"Mama sudah bilang jangan lakukan ini demi Calvin!" sang mama berdiri hendak
mengejar Rachel, tetapi Jason sudah berdiri duluan, menoleh dingin ke arah mama
Rachel. "Biarkan saya yang berbicara kepadanya." gumam Jason cepat, lalu melangkah
keluar mengejar Rachel. ?LoveReads Rachel berjalan melalui koridor itu, hendak
menuju area parkir. Mamanya pasti akan marah besar kepadanya. Mungkin nanti dia
akan diomeli habis-habisan di rumah, dan mungkin mamanya akan terusmenerus
jengkel kepadanya selama beberapa lama karena menyianyiakan kesempatan ini, tetapi
bagaimanapun juga Rachel merasa bahwa ini adalah hal yang benar. Demi Calvin... dia
tidak akan melangkahi ataupun mengkhianati Calvin. "Apakah kau pikir ini sepadan?"
suara Jason yang tenang membuat Rachel terperanjat dan hampir menjerit. Entah
kapan, Jason ternyata sudah melangkah di sebelahnya, Rachel mungkin terlalu sibuk
dengan pikirannya sendiri hingga tidak menyadari Jason mendekat. 57 | R a t u - b u k u
. b l o g s p o t . c o m "Maksudmu?" Rachel mengerutkan keningnya, sedikit
mendongak menatap Jason yang melangkah di sebelahnya. Yah, Jason cukup tinggi
sementara Rachel mungil dan pendek. "Mengorbankan kesempatan besarmu hanya
demi pacarmu?" Rachel mengerutkan keningnya, Pacarnya"
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
"Mamamu bilang kau melakukan ini demi Calvin, dia pacarmu bukan" Apakah kau pikir
sepadan mengorbankan kesempatan besarmu untuk menguasai biola dengan baik
hanya demi menjaga perasaan pacarmu?" "Bukan hanya demi Calvin." Rachel
membantah meskipun dalam hati dia mengakui bahwa sebagian besar alasannya
adalah Calvin. "Juga demi anak-anak lain yang saya rasa lebih pantas dengan
kemampuan yang lebih tinggi daripada saya." Langkah Jason terhenti seketika,
membuat Rachel juga menghentikan langkahnya, dia menoleh dan melihat Jason berdiri
di sana, menatapnya dengan tatapan mata tersinggung, Lelaki itu lalu berjalan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
mendekat, melangkah di depan Rachel yang terpaku karena mata tajamnya, jemarinya
terulur dan menyentuh dagu Rachel, mendongakkannya. "Dengarkan aku baik-baik."
bibir Jason menipis, tampak marah ketika berkata, "Aku tidak pernah main-main dalam
memilih murid. Jangan pernah mempertanyakan keputusanku. Aku memilihmu karena
aku melihat kau seperti berlian yang belum diasah." Jason menundukkan 58 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m kepalanya, dan kemudian mengecup bibir Rachel dengan
kecupan tipis dan singkat, "Hanya aku yang bisa mengasahmu sehingga cemerlang.
Jadi aku akan tetap mempertahankan tawaranku, kapanpun kau berubah pikiran,
datanglah kepadaku." bisiknya pelan di telinga Rachel , dan kemudian tanpa kata lelaki
itu membalikkan badan, meninggalkan Rachel yang membeku karena ciuman itu. Tak
bisa berkata-kata, hanya menatap tertegun ke arah punggung Jason yang makin
menjauh. ?LoveReads "Mama sangat kecewa kepadamu, Rachel." sang mama berkata
kemudian ketika mereka sudah berada di mobil dalam perjalanan pulang, "Kenapa kau
lakukan itu?" Rachel hanya terdiam, menatap lurus ke depan, dia bahkan hampirhampir
tidak mendengar perkataan mamanya. Bibirnya masih terasa panas... Jason... lelaki itu,
kenapa lelaki itu mengecup bibirnya" Apakah itu pelecehan" Kenapa Jason
melakukannya" Apa janganjangan Jason memang biasa melakukannya kepada
siapapun" Tetapi kenapa dia" Rachel tahu bahwa Jason terkenal sebagai penakluk
perempuan, tetapi korbannya selalu perempuan-perempuan yang lebih tua... bukankah
itu memang selera jason" tetapi kenapa dia" kenapa Jason menciumnya" 59 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m Pertanyaan itu terngiang-ngiang terus di benaknya,
membuat Rachel mengerutkan keningnya. "Rachel!" sang mama memanggilnya,
membawa pikirannya kembali ke dunia nyata, "Apakah kau mendengar perkataan
mama?" Rachel mengehela napas panjang, "Maafkan aku mama... aku rasa ini
keputusan yang terbaik." Mamanya melirik sedikit kepadanya dari balik kemudia,
"Segera setelah kau memikirkannya baik-baik, kau pasti akan menyesali keputusan ini,
Rachel." ?LoveReads Ketika masih merenung di kamarnya, terdengar suara ketukan di
sana, Rachel mengerutkan keningnya. Siapa yang datang malam-malam begini" Rachel
melangkah ke pintu kamarnya dan membukanya, Calvin berdiri di sana, tersenyum


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lebar. "Mamamu menyuruhku langsung ke sini, bolehkah aku masuk?" Sebenarnya
Rachel merasa agak canggung, sejak kecil mereka memang berteman akrab dan Calvin
sering sekali bermain di kamarnya, tetapi menjelang mereka remaja sampai sekarang,
Calvin hampir tidak pernah masuk ke kamarnya lagi. "Aku akan membiarkan pintunya
terbuka." Calvin tampak geli membaca keraguan Rachel, dan kemudian tanpa permisi
dia masuk ke kamar Rachel, dan duduk di kursi belajar Rachel. 60 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m "Wow, sudah lama aku tidak kesini, dan kamarmu tidak berubah,
seperti kamar anak sepuluh tahun." Calvin terkekeh, matanya memandang ke sekeliling
ruangan Rachel yang didominasi warna pink dan boneka-boneka kelinci dengan warna
senada. Rachel mendengus, pura-pura kesal, "Jangan mengomentari kamarku. Dan
katakan kepadaku, kenapa kau datang ke sini malam-malam begini. Mama yang
menyuruhmu ya?" Rachel melangkah di depan Calvin dan duduk di tepi ranjang. Calvin
mengangkat bahunya, "Ya, mamamu menghubungiku dan menceritakan semua
kejadiannya." Rachel memalingkan muka, "Aku tidak akan berubah pikiran meski pun
kau membujukku." "Rachel," suara Calvin tampak sabar, seperti suara yang selalu
digunakannya ketika Rachel merajuk di waktu mereka kecil, "Itu kesempatan besar, dan
mendengar kau menolaknya hanya karena aku, itu membuatku sangat sedih." Rachel
memasang wajah datar, "Bukan hanya karenamu kok, aku hanya merasa aku tak pantas
menerima kesempatan itu." "Kau pantas." Calvin menyela. "Penilaian Jason bukan
main-main, Rachel. Ingat dia adalah seorang pemain biola jenius, dia bisa melihat
kemampuan tersembunyi yang orang lain tidak bisa melihat, Rachel." Calvin tersenyum
Embrace The Chord - Santhy Agatha
lembut, "Dan lagipula, menurut penilaianku, permainan biolamu sangat indah." 61 | R a t
u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Ketika Rachel hanya terdiam, Calvin bangkit dari kursi
dan berlutut di tepi ranjang, tepat di depan Rachel, wajah mereka berhadapan sangat
dekat, membuat Rachel tersipu. "Terimalah tawaran itu Rachel, demi aku. Oke?" Rachel
memalingkan wajahnya yang terasa panas, "Aku akan memikirkannya, tapi aku tidak
janji." Calvin terkekeh, "Oke. Dasar anak keras kepala, aku akan menunggu kabar baik
darimu." Lelaki itu menghela napas panjang, "Dan juga aku harus menyiapkan waktu
untuk kelas tiga bulan yang akan di ajarkan oleh Jason, kau tahu Anna mungkin sedikit
sedih karena aku tidak bisa menyediakan banyak waktu untuknya, padahal aku sudah
berjanji." "Anna?" Rachel menyambar, sedikit bingung ketika Calvin menyebut nama
Anna, Anna adalah teman seangkatan Calvin di akademi musik dulu, dia seorang
pemain piano, sangat cantik dengan penampilan yang sangat feminim dan lembut,
begitu bertolak belakang kalau dibandingkan dengan Rachel. "Iya, Anna, kau masih
mengingatnya bukan" Saking sibuknya dengan persiapan audisi aku sampai lupa
menceritakannya kepadamu." Senyum Calvin melebar, "Kami tidak sengaja bertemu
ketika aku mengikuti sebuah pesta bersama papa, dia sibuk dengan pendidikan
musiknya di Italia.... tetapi sekarang, untuk beberapa lama dia akan berada di Indonesia
karena liburan semester, dan kemudian aku 62 |
berjanji kepadanya untuk menemaninya selama di sini." Lelaki itu mengedipkan sebelah
matanya, "Siapa yang tahu kalau hubungan kami bisa lebih dari pertemanan, kau tahu
bukan dulu aku naksir kepadanya. Dan sekarang dia sedang tidak terikat dengan
siapapun." Rachel tahu, dan ketika itu, di masa lalu, masa-masa Calvin begitu memuja
Anna membuatnya menyimpan perih yang dalam, yang
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
disembunyikan jauh di dalam hatinya. Tetapi waktu itu Anna sudah punya pacar, dan
Calvin tidak punya kesempatan, jadi Rachel bisa tenang. Setelah Calvin dan Anna lulus
dari akademi, dan Anna melanjutkan pendidikannya di luar negeri, Rachel merasa
tenang... apalagi setelah itu Calvin tampaknya tidak dekat dengan perempuan manapun.
Dan sekarang Anna kembali" Tidak sedang terikat dengan siapapun... begitu kata
Calvin tadi. Rachel langsung merasakan dadanya diremas oleh perasaan pedih yang
sama, perasaan yang sudah hampir dilupakannya bertahun lalu. "Kalau begitu aku
pulang dulu Rachel, sudah malam." Calvin melirik jam tangannya, lalu melempar
senyum manis kepada Rachel sebelum pergi, "Ingat, aku akan menjadi orang pertama
yang sangat bahagia kalau kau menerima kesempatan itu." ?LoveReads Kenapa dia
mencium Rachel" Kenapa dia mencium anak perempuan ingusan itu" 63 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Jason merenung di tengah hingar bingar pesta itu, merasa
marah kepada dirinya sendiri. Oh Astaga, Jason yang begitu berpengalaman kepada
perempuan, tidak bisa menahan diri dan mencium Rachel, anak ingusan yang lebih
muda delapan tahun darinya, yang mungkin bahkan belum pernah berciuman
sebelumnya! Dan kenapa pula Rachel berani-beraninya menolak tawarannya" Tawaran
istimewa yang mungkin tidak akan pernah diberikannya kepada orang lain" Hati Jason
dipenuhi kemarahan. Dia akan membuat Rachel memohon-mohon untuk menjadi
muridnya. Dia pasti bisa melakukannya. Rachel mungkin jenis perempuan yang suka
membuat lelaki mengejarnya, pura-pura menolak sebelum meminta bagian yang lebih
besar... mungkin saja Rachel sengaja memanipulasi Jason. Mungkin saja Rachel
seculas perempuan-perempuan lain yang dikenalnya selama ini, seculas ibunya.... Dan
Jason tidak akan membiarkan Rachel melakukan itu kepadanya. Dia akan memberi
Rachel pelajaran, karena berani-beraninya menolaknya. ?LoveReads 64 | R a t u - b u
k u . b l o g s p o t . c o m Embrace The Chord Part 5 "Kelas Jason akan dimulai lusa."
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Calvin yang datang pagi-pagi ke rumah Rachel untuk menumpang sarapan -seperti
yang biasa dilakukannya hampir setiap hari - menatap Rachel dengan pandangan
penuh ingin tahu, "Jadi kau belum berubah pikiran tentang tawaran Jason?" Rachel
menelan susu cokelatnya dengan susah payah ketika topik itu diangkat. Sebenarnya,
semalaman dia memikirkan keputusannya, dan kemudian bertanya-tanya dalam hati,
apakah dia terlah bertindak terlalu dangkal dan bodoh" Apakah sebetulnya Calvin
benar-benar tidak apa-apa kalau Rachel mengambil kesempatan yang ditawarkan Jason
kepadanya itu" Calvin sendiri tampaknya tidak memperhatikan pikiran yang berkecamuk
di benak Rachel, dia sibuk mengunyah wafel enak buatan mama Rachel, dan kemudian
lelaki itu seolah teringat sesuatu, dan mendongakkan kepalanya, "Biasanya sebelum
kelas Jason akan ada pesta perayaan, sejenis pesta dansa dan diadakan di akademi
dengan mengundang semua murid, sekaligus sebagai pesta tutup tahun. Para guru
akan datang, dan orang-orang penting di dunia musik akan datang." "Oh ya, pesta itu."
Rachel tahu tentang pesta itu, biasanya dihadiri oleh para murid senior, guru dan
orang-orang penting di bidang musik. Pesta itu juga menjadi ajang pertemuan antara
para siswa yang 65 | sedang menapaki karier di
bidang musik dengan orang-orang penting yang telah lebih dahulu menanjak. Tetapi
sampai sekarang, Rachel belum pernah sekalipun ikut ke pesta itu, selain karena dulu
dia masih kelas yunior, mama Rachel melarang Rachel mengikuti pesta di malam hari
ketika usianya masih tujuh belas tahun atau di bawahnya. Tetapi sekarang Rachel
sudah delapan belas tahun. Mamanya mungkin akan mengizinkannya mengikuti pesta
itu. Diam-diam Rachel melirik ke arah Calvin, lelaki itu tampak tampan sekali dengan
bibir tipis dan hidung mancung yang terpadu sempurna. Mungkin... mungkin kalau
Calvin menemaninya ke pesta itu, mamanya akan lebih setuju lagi untuk
membiarkannya datang ke pesta itu. Rachel langsung membayangkan, itu adalah pesta
dansa. Jadi kalau dia datang berpasangan dengan Calvin, ada kemungkinan dia akan
berdansa dengan Calvin, diiringi musik waltz yang romantis, dalam gaun yang seperti
puteri.... ya ampun... rasanya mimpi itu indah sekali. "Maukah kau datang ke pesta itu
bersamaku" Setahuku pestanya akan diadakan besok malam." tiba-tiba Calvin
bergumam. Membuat Rachel tertegun dengan mulut menganga, tidak percaya akan
pendengarannya. "Apa?" Calvin meneguk susu cokelatnya dengan santai, "Sebenarnya
aku ada janji dengan Anna, tetapi dia akan datang dengan ayahnya, kau tahu ayahnya
sangat menjaganya jadi tidak mengizinkannya datang ke 66 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m pesta dengan pria, apalagi pestanya di malam hari... Ayahku juga sama,
dia terus menerus menyuruhku melakukan riset tentang permainan biola setiap malam
dan pasti akan melarangku mendatangi pesta, nah kupikir-pikir aku akan mengajakmu
datang ke sana saja kita berangkat dari sini berbarengan. Jadi, aku bisa beralasan
bahwa aku mengantarmu untuk berkompromi dengan Jason." Perasaan Rachel yang
melambung langsung merosot jatuh dengan kerasnya, benaknya terasa sakit dan beku,
seperti diguyur oleh air es. Rasa sakit langsung menyeruak di dada Rachel, semua
impiannya untuk berdansa bersama dengan Calvin, melewatkan malam romantis
dengan hubungan lebih dari kakak adik ataupun sahabat dekat langsung musnah begitu
saja. "Rachel?" Calvin bertanya ketika Rachel hanya terpaku dan tidak memberikan
tanggapan apa-apa, "Jadi bagaimana" Kau akan pergi denganku atau tidak" kau mau
membantuku bukan Rachel?" Calvin melemparkan tatapan mata penuh permohonan,
"Aku mohon, karena pertemuan dengan Anna amat sangat berarti untukku." Rachel
tergeragap, lalu dengan pedih menganggukkan kepalanya, "Tentu saja aku akan pergi
denganmu, Calvin." ?LoveReads "Pergi dengan Calvin?" mamanya mengangkat
alisnya, "Pesta itu berlangsung jam delapan sampai jauh larut malam, dan sebenarnya
67 | diperuntukkan bagi orang dewasa." Ada
Embrace The Chord - Santhy Agatha
ketidak-setujuan di dalam suara mama Rachel, "Lagipula mama tidak pernah bisa
datang ke pesta itu karena mama tidak kuat terjaga sampai malam..." Rachel menghela
napas panjang, mamanya sama saja seperti yang lain, selalu menganggapnya seperti
anak kecil. "Mama, aku sudah delapan belas tahun.... dan pesta itu juga dihadiri oleh
siswa-siswa Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
senior seumuranku, lagipula aku pergi dengan Calvin, dia akan menjagaku." Sang
mama tampak merenung, mempertimbangkan semuanya, lalu akhirnya menghela napas
panjang, "Oke baiklah, kau boleh pergi, tapi bilang pada Calvin bahwa dia harus sudah
memulangkanmu sebelum pukul sebelas malam." Mama Rachel mengangkat alisnya
sambil menatap anak perempuan semata wayangnya yang cenderung berpenampilan
tomboi itu, "Pestanya besok, dan itu merupakan pesta dansa resmi, apakah kau sudah
mempersiapkan gaun, Rachel?" Rachel mengernyit. Gaun" hal itu sama sekali tidak
terpikirkan olehnya, dia menelaah isi lemarinya dan baru sadar bahwa dia hampir tidak
punya gaun yang bagus. Semua gaunnya gaun santai, bukan dipakai untuk pesta,
itupun hanya sedikit jumlahnya, selebihnya lemarinya dipenuhi oleh T-shirt dan celana
Pedang Dewa Naga Sastra 1 Dewi Ular 58 Manusia Meteor Pedang Kilat Membasmi Iblis 1

Cari Blog Ini