Ceritasilat Novel Online

Embrace Chord 4

Embrace The Chord Karya Santhy Agatha Bagian 4


Jason mengangkat alisnya, menatap Rachel yang mengamatinya, membuat Rachel
langsung mengalihkan matanya dengan gugup. "Eh... tidak ada apa-apa." Mata Rachel
beralih ke arah biola Jason, itu Paganini miliknya, yang diletakkan di atas meja. 200 | R
atu-buku.blogspot.com Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Jason melihat arah pandangan Rachel dan tersenyum, "Aku meminta biola ini untuk
diantarkan kemari." Matanya menatap Rachel dengan tajam, "Aku ingin memberikan
biola itu kepadamu." Wajah Rachel langsung pucat pasi. Kenapa Jason memberikan
biola itu kepadanya" Setahu Rachel, Jason sangat menyayangi biola ini, hadiah yang
diperolehnya di sebuah negara karena pertunjukan biolanya yang luar biasa. Lelaki ini
selalu menggunakan biola ini di setiap pertunjukan dan konsernya. Apakah... apakah
Jason memberikan biola ini kepadanya... karena dia tidak bisa bermain biola lagi" Jason
rupanya mengamati ekspresi Rachel yang berubah-ubah, lalu terkekeh pelan. "Jangan
berpikiran terlalu jauh Rachel, kau tampak kebingungan dan ekspresimu seperti buku
yang terbuka. Aku memberikan biola itu karena kau akan menjadi murid spesialku.
Selama aku menyembuhkan diri, aku akan menggunakan waktuku untuk mengajarimu.
Karena itu aku ingin memberikan kepadamu biola yang terbaik. Nanti setelah
kemampuanku pulih, aku bisa menggunakan Stradivarius milikku, warisan dari ayahku."
Jason mengatakan hal itu dengan tenang, seolah-olah ada keyakinan di dalam dirinya
bahwa dia bisa pulih seperti biasa, dan Rachel menggenggam keyakinan itu kuat-kuat,
berharap bahwa hal itu benar adanya. ?LoveReads "Ini kamarmu." Jason membukakan
sebuah pintu yang berada di sebelah kamarnya, mereka berada di rumah besar
keluarga Jason. 201 | Mama dan Papa Jason
tinggal di sini. Keyna dan Davin tinggal di kediaman mereka sendiri tentu saja, meskipun
Keyna mengatakan bahwa dia akan sering berkunjung selama Jason dalam proses
pemulihan. Rachel memandang kamar itu dan tersenyum kepada Jason, "Kamar yang
indah, terimakasih Jason." Jason hanya tersenyum lembut, lalu membuka pintu kamar
itu semakin lebar, dan masuk ke dalam mendahului Rachel, "Ayo masuklah, kamar ini
Embrace The Chord - Santhy Agatha
biasanya digunakan untuk tamu mama, sudah dibersihkan karena akan kau tinggali."
Jason melangkah ke jendela besar di ujung kamar yang menghadap ke arah taman, dan
membuka jendela itu, membiarkan udara segar dan secercah sinar matahari masuk.
"Kenapa tidak kau mainkan biolamu untukku sekarang?" Lelaki itu berdiri di depan
jendela, membelakangi cahaya matahari yang melingkupinya, begitu tampan dalam
setengah siluetnya bagaikan seorang pangeran dari negeri antah berantah yang muncul
entah dari mana. Dan beberapa saat Rachel terpana, terpesona akan kesempurnaan
fisik lelaki di depannya. "Rachel" Mainkanlah biolamu untukku." Ekspresi Jason sedikit
mencari, tiba-tiba saja Rachel bisa melihat kilat kepedihan di sana, "Aku sudah lama
tidak mendengar permainan biola yang indah sejak aku sakit, aku ingin
mendengarkannya." 202 | Jantung Rachel
serasa diremas. Permainan biola yang indah itu tentu saja bisa didengarkan dari
permainan Jason sendiri seandainya saja tangannya tidak sakit, tetapi karena Rachel,
Jason tidak bisa bermain bola lagi. Rachel meletakkan wadah biola Paganini dari Jason
dengan hati-hati di atas meja, membukanya dan menelusuri permukaan biola berumur
ratusan tahun itu dengan penuh rasa kagum. Ini kali kedua Rachel akan memainkan
biola itu setelah dulu Jason pernah meminjaminya dalam pertunjukan bersama mereka
dulu. Dan dia masih terkagumkagum dengan keunikan dan keindahan biola Paganini
yang begitu kontras antara nada tinggi dan nada rendahnya itu. Dia masih tidak percaya
bahwa Jason memberikan biola ini kepadanya untuk dia miliki..... Jason meraih sebuah
kursi, duduk dan menatap Rachel dengan serius. "Mainkankah untukku." Rachel
menurut, mengambil biola itu dengan hati-hati, meletakkannya di pundak kirinya, dan
mulai menggesek senar unik bawaan biola Paganini itu. Nada indah langsung mengalun
lembut memenuhi ruangan kamar itu. Carmen Fantasy by Pablo de Sarasate, adalah
salah satu permainan biola yang menjadi musik tema untuk Opera berjudul Carmen
yang sangat terkenal dan sering dimainkan di berbagai opera internasional. Rachel
memainkan nada dengan pelan pada mulanya, lalu semakin 203 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m bersemangat ke depannya, permainan biolanya mewakilkan sosok
Carmen, perempuan gipsy cantik yang rapuh sekaligus kuat. Kisah seorang perempuan
yang berada di antara dua pilihan, dua lelaki yang menjadi cinta sejatinya, cinta segitiga
di antara Carmen dengan seorang perwira tampan dan sang matador yang notabene
adalah lelaki biasa. Musik yang dimainkan Rachel meledak-ledak memenuhi ruangan,
menggambarkan seorang perempuan yang panas dan kuat, mampu mengangkat
dagunya menghadapi kekuasaan dunia yang didominasi oleh para lelaki. Dan tetap
mengangkat kepalanya dalam kebanggaan meskipun kisah cintanya pada akhirnya
berakhir tragis, dengan kematiannya di ujung pisau oleh karena kecemburuan lelaki
yang tidak dipilihnya. Rachel melupakan keberadaan Jason yang mengamatinya di
sana, dia membayangkan padang rumput yang luas, dimana seorang perempuan cantik
berpakaian gipsy yang khas dengan rok lebarnya yang berwarna cerah, dengan rambut
panjang bergelombang yang terurai dan tubuh indah yang tegak, melompat dengan
lincah, bertelanjang kaki dan mengikuti musik, bebas merdeka membawa
kebanggaannya sebagai perempuan dan tak mau takluk di kaki laki-laki manapun.
Ketika dia mengakhiri permainan biolanya dengan akhir yang indah, Rachel membuka
matanya, napasnya terengah ketika dia menurunkan biola itu dari pundaknya,
ditatapnya Jason dan menyadari bahwa lelaki itu juga memejamkan matanya. Ketika
Jason membuka matanya, tatapan matanya tampak tajam. 204 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m "Aku tidak pernah mendengarkan musik Carmen diamainkan dengan
intepretasi seberani dan seindah itu. Suaranya serak, penuh perasaan. Pipi Rachel
bersemu merah mendengarkan pujian itu. Pujian dari seorang mastro seperti Jason
tentu saja amat sangat berarti. Tiba-tiba saja Jason berdiri, dan kemudian dengan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
gerakan secepat kilat, lelaki itu memeluk Rachel erat-erat. Rachel benar-benar terkejut,
dia berusaha meronta, tetapi pelukan Jason begitu erat seolah-olah ingin meremukkan
tubuhnya yang mungil. Pada akhirnya, Rachel menyadari bahwa Jason gemetar. Lelaki
itu membungkukkan tubuhnya, menenggelamkan kepalanya di pundak Rachel. "Aku
takut." Getaran di suara Jason semakin dalam seiring dengan pelukannya yang semakin
erat. Jason benar-benar menenggelamkan tubuh Rachel ke dalam lingkaran lengannya,
menekankan tubuh mungil Rachel seakan ingin menyerap kekuatannya. Lelaki itu
menghela napas panjang seolah sesak napas, lalu bergumam, "Aku takut tidak akan
bisa bermain biola lagi." ?LoveReads 205 |
Embrace The Chord Part 16
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Rachel terpana, merasakan pelukan Jason yang sedemikian erat di tubuhnya. Lengan
kuat Jason melingkarinya, seakan ingin meremukkannya. Tetapi dibalik kekuatan
pelukannya, Rachel merasakan ada kerapuhan yang dalam di sana. Kerapuhan yang
tidak pernah ditunjukkan oleh Jason sebelumnya, sisi lain yang baru diketahui oleh
Rachel. Jason benar-benar manusia dengan kepribadian yang amat sangat kompleks, di
satu waktu, Rachel merasa sudah mengenali lelaki itu, tetapi kemudian di waktu yang
lain, Jason tiba-tiba saja menguakkan lapisan kepribadiannya yang lain, membuat
Rachel terkejut. Seperti sekarang. Jason memeluknya, tampak rapuh... bagaikan bocah
kecil yang meminta perlindungan kepada ibunya, meminta dikuatkan. Didorong oleh
perasaannya, Rachel menggerakkan jarinya, semula ragu, tetapi kemudian dia
melingkarkan lengannya di punggung Jason, membalas pelukannya, jemarinya
kemudian bergerak dan mengusap punggung Jason, berusaha memberikan
ketenangan. Punggung Jason menegang sejenak ketika menerima usapan tangan dari
jemari mungil Rachel. Tetapi kemudian lelaki itu mempererat pelukannya, terdiam lama
sambil menenggelamkan kepalanya di rambut Rachel. Lama kemudian, Jason
melepaskan pelukannya. Ekspresinya tidak terbaca. 206 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m "Maaf." gumamnya, dan sebelum Rachel sempat berkata-kata, Jason
melepaskan pegangannya dan melangkah pergi meninggalkan kamar itu, membiarkan
Rachel yang terpana tanpa bisa berkata-kata. ?LoveReads Arlene mengamati dari
dalam mobilnya di depan rumah orang tua Jason. Dia menggigit bibirnya dengan geram,
menahan rasa marah dan cemburu. Dari berita di televisi, dia tahu bahwa Jason hari ini
keluar dari Rumah Sakit, Arlene begitu senang, tetapi dia menahan diri dan tidak berani
mendekati Jason, takut lelaki itu akan langsung menuduhnya sebagai dalang atas
kecelakaan yang dia alami. Jadi disinilah dia, sengaja memakai mobil pinjaman agar
tidak di-curigai dan duduk di dalam seperti orang bodoh, mengawasi rumah Jason dan
tidak berani mendekat. Satu hal yang membuatnya semakin geram adalah karena dia
melihat Rachel. Perempuan ingusan itu -yang ternyata tidak menderita luka parahmengikuti Jason masuk ke rumah itu, dan sampai sekarang tidak keluar-keluar dari
sana. Apakah perempuan itu tinggal di rumah Jason" Arlene langsung mengumpat,
tidak bisa menahan dirinya. Kalau sampai perempuan itu berani tinggal di rumah Jason,
maka Arlene akan melenyapkannya. Tidak boleh ada perempuan lain yang boleh
berada di dekat Jason selain dirinya! ?LoveReads 207 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m Ketika bertemu lagi dengan Jason sore harinya, Rachel sibuk mengamati lelaki
itu, Jason sedang bercakap-cakap dengan mamanya di teras depan sambil menikmati
teh dan kue harum yang masih hangat, baru keluar dari panggangan. Lelaki itu tampak
ceria, sama sekali tidak tertinggal ekspresi sedih yang ditampakkannya tadi siang.
Rachel membatin, melihat betapa Jason tertawa lebar akan apa yang dikatakan oleh
mamanya. Tentu saja Rachel tahu kisah tentang mama kandung Jason yang jahat, dan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
melihat keakraban Jason dengan mama angkatnya ini, tampaknya sang mama
benar-benar menyayangi Jason dan berusaha menggantikan kekosongan yang ada.
Kepala Jason terangkat dan sedikit ada kilat di matanya ketika melihat Rachel datang,
tetapi lelaki itu dalam sekejap bisa menyembunyikannya dan memasang ekspresi datar
lalu tersenyum. "Kemarilah Rachel, aku dan mamaku sedang membahas kejadian lucu
di salah satu konserku waktu aku kecil." Mau tak mau Rachel mendekat dan duduk di
salah satu kursi yang berada di dekat Jason. Mama Jason menuangkan secangkir teh
untuknya dan Rachel mengucapkan terimakasih ketika menerima cangkir teh itu. "Pada
mulanya Jason selalu demam panggung sebelum konser." Sang mama melanjutkan
kisahnya, tersenyum lebar mengingat kenangan yang menghangatkan hati itu, "Dia
pernah menangis dan tidak mau naik ke panggung. Aku tidak menyalahkannya, waktu
itu usianya baru 208 | duabelas tahun, dan harus
menjadi violinist solo di sebuah konser internasional yang disaksikan ribuan orang. Kami
benar-benar kebingungan ketika Jason tidak mau naik ke panggung ketika itu." Jason
tersenyum mendengarkan kisah mamanya, menyandarkan tubuhnya dengan santai di
kursi, "Aku sudah lupa tentang kejadian itu, yang ada diingatanku hanyalah ketakutan
samar-samar ketika melihat kursi penonton begitu penuh." Sahutnya. Rachel
mencondongkan tubuhnya, tampak tertarik. "Lalu apa yang terjadi?" "Aku memberinya
sebuah jimat supaya dia tenang." Sang mama tersenyum lembut, menatap jason dan
mengenang. "Jimat?" Rachel mengerutkan keningnya, membuat mama Jason tertawa.
"Bukan jimat yang punya kekuatan besar tentu saja. Aku panik dan mengambil yang
pertama yang aku ingat. Aku memberinya jepit rambutku, jepit rambut berhiaskan
berlian yang berbentuk kupu-kupu. Aku bilang pada Jason bahwa jepit rambut itu
mempunyai kekuatan, bisa menyerap rasa takut dan gugup." Sang mama berkisah
kembali. "Dan Jason percaya?" Rachel tersenyum lebar, membayangkan Jason kecil
yang sedang gugup tidaklah mudah. Jason yang ada di depannya selalu penuh percaya
diri. Kali ini Jason yang menjawab, "Aku baru dua belas tahun di kala itu, dan aku
mempercayai semua perkataan mamaku, jadi aku percaya." 209 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m "Dia menggenggam jepit rambutku itu erat-erat, lalu memasukkannya
ke saku dan melangkah dengan kepala tegak ke arah panggung. Pada akhirnya, konser
itu sangat sukses membuat nama Jason terkenal ke dunia internasional sebagai pemain
biola jenius di usia yang masih sangat muda." Sang mama menyambung, tersenyum
lembut ke arah anak lelakinya Jason mengambil cangkir tehnya dan menyesapnya.
Pada saat yang sama, ponselnya berbunyi. Lelaki itu menatap layar ponselnya dan
dahinya langsung berkerut dalam ketika melihat nama yang tertera di ponselnya.
"Kurasa aku harus menerimanya di tempat lain." Lelaki itu berdiri dan membungkuk ke
arah Rachel dan mamanya, "Silahkan lanjutkan obrolan kalian." gumamnya sebelum
melangkah pergi. Rachel mengamati mama Jason yang masih menatap anaknya
dengan senyum bangga. Hati Rachel tiba-tiba terasa hangat, perempuan ini bukan
mama kandung Jason, tetapi dari sorot matanya, tampak jelas bahwa dia amat sangat
menyayangi anaknya itu. Sang mama tiba-tiba menolehkan kepalanya dan menatap
Rachel, membuat Rachel tergeragap. "Aku senang pada akhirnya Jason memutuskan
untuk menjalin hubungan denganmu, Rachel." Mama Jason tersenyum tulus. "Kau tahu
sendiri obsesi Jason untuk menghancurkan perempuan-perempuan yang mirip dengan
mama kandungnya." Ada kesedihan di suaranya, "Aku sendiri tidak bisa menyalahkan
Jason ketika dia menganggap jenis perempuan seperti itu harus 210 | R a t u - b u k u .
blogspot.com Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
dihukum.... sakit hatinya kepada mama kandungnya mungkin terlalu dalam, kau pasti
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sudah pernah mendengar betapa egois dan jahatnya mama kandung Jason yang
sekarang masih mendekam di penjara. Kami sudah berusaha memberikan yang terbaik
untuknya, supaya dia melupakan kenangan sedih di masa lalunya, tetapi rupanya Jason
bukanlah orang yang mudah melupakan." Rachel tahu kisah tentang mama kandung
Jason, bahkan kisah itu sempat heboh dulu ketika mama kandung Jason ditangkap
polisi karena mendalangi penculikan Keyna, adik kandung Jason yang notabene adalah
anak kandungnya sendiri demi untuk mendapatkan uang tebusan dalam jumlah besar.
Bahkan Rachel tidak bisa membayangkan ada seorang mama yang begitu jahat hingga
tega menculik anak kandungnya sendiri hanya demi uang. "Aku terus berharap Jason
bisa membuka hatinya untuk perempuan yang benar-benar dicintainya. Kau tahu,
semakin dia menghancurkan hati banyak perempuan, semakin cemas diriku." Mama
Jason menyambung, "Kau tahu sendiri perempuan yang sakit hati bisa melakukan
apapun untuk membalas dendam, semakin banyak korban Jason, maka semakin
banyak pula yang menyimpan sakit hati dan dendam kepadanya, hal itu membuatku
cemas kalau-kalau salah satu dari mereka mencoba menyakiti Jason." Mata sang mama
meredup, "Karena itulah aku mendesaknya untuk segera menikah, mencoba
menjodohkannya dengan anak-anak perempuan teman-temanku, tapi dasar Jason, dia
sangat keras kepada. Pada akhirnya dia malahan membeli apartemen temannya dan
pindah, menghindariku." 211 | Sang mama
terkekeh, tampak tidak sakit hati dengan ulah anak lelakinya itu. "Aku senang dia
menjalin hubungan denganmu, Rachel, kalian cocok di semua hal. Dan aku tahu Jason
menyimpan perasaan yang dalam kepadamu." "Menyimpan perasaan yang dalam?"
Rachel membelalakkan matanya, darimana sang mama bisa menyimpulkan hal seperti
itu" dan terlihat sangat yakin pula. Rachel dan Jason memang bersandiwara sebagai
sepasang kekasih.... tetapi mereka tidak pernah berpura-pura terlalu dalam, dengan
menunjukkan kemesraan misalnya. Jadi dari mana mama Jason bisa mengambil
kesimpulan itu" "Suatu malam Jason datang ke rumah, matanya berbinar, dia tampak
bersemangat. Dia datang mengambil biola Stradivari peninggalan ayahnya yang selalu
kusimpan di kotak kaca khusus. Jason sudah lama tidak menggunakan biola itu dan
memilih menggunakan biola Paganini miliknya." Sang mama melanjutkan, "Dan ketika
ku tanya kenapa dia mengeluarkan biola itu dari kotaknya, Jason bercerita tentang kau,
Rachel." "Bercerita tentang aku?" Rachel mulai membeo tak sabar menunggu perkataan
mama Jason selanjutnya. "Ya. Mata Jason berbinar, dia begitu bersemangat. Aku tidak
pernah melihatnya begitu antusias sebelumnya ketika membicarakan orang lain. Dia
bercerita dengan semangat meluap-luap bahwa pada akhirnya dia menemukan
seseorang yang bisa menggugah hatinya dengan kemampuan bermusiknya. Jason
mengambil biola Stradivari-nya yang 212 | sudah
begitu lama dia simpan di dalam kotak untuk dimainkan olehnya, karena dia ingin kau
bermain dengan biola Paganini miliknya." Sang mama menatap Rachel dengan lembut.
"Jangan salah Rachel, Jason sangat menyayangi kedua biolanya, begitu protektif
menjaganya hingga dia tidak akan membiarkan orang lain menyentuhnya tanpa
seizinnya... Tetapi dia membiarkanmu memainkan salah satunya, itu menunjukkan
bahwa kau sangat istimewa baginya. Amat sangat istimewa, karena itulah aku yakin,
anak lelakiku menyimpan perasaan yang dalam kepadamu." Rachel tercenung. Bahkan
Jason bukan hanya membiarkan Rachel memainkan biolanya, dia memberikan Paganini
miliknya kepada Rachel... Apakah itu berarti Rachel benar-benar istimewa bagi Jason"
?LoveReads Arlene. Perempuan itu meneleponnya di ponselnya. Berani-beraninya dia
melakukannya setelah semua insiden yang melukai dirinya dan Rachel. Jason
menggertakkan giginya, berusaha menahan emosinya. Ketika dia mengangkat
teleponnya, suaranya terdengar ramah dan santai, tanpa sedikitpun kemarahan tersisa.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
"Arlene" Apa kabar?" Arlene tercenung di seberang sana, jelas perempuan itu tidak
menyangka bahwa Jason akan menjawab teleponnya dengan ramah. Tiba-tiba dia
merasa yakin bahwa Jason memang masih mempunyai perasaan kepadanya dan
membelanya, tidak menyalahkannya karena 213 |
dia mencoba menyakiti Rachel. "Aku baik-baik saja Jason sayang." Suaranya berubah
serak, genit dan merayu, "Bagaimana keadaanmu Jason" Selama kau di rumah sakit
aku selalu mencemaskanmu, aku hampir menangis tiap malam karena memikirkanmu."
Untung saja Arlene berada jauh di seberang telepon, kalau tidak mungkin dia akan
menyadari ekspresi jijik di wajah Jason ketika mendengar perkataannya. "Aku baik-baik
saja Arlene." suara Jason terdengar ceria, berusaha bersandiwara sebaik mungkin. Dia
harus membuat Arlene yakin bahwa dia sama sekali tidak curiga atau menyalahkan
Arlene atas insiden yang terjadi, ketika Arlene lengah, itu akan memuluskan rencananya
untuk membalas perempuan itu. "Kudengar kau sudah pulang dari rumah sakit." Arlene
tampak ragu, "Dan aku mendengar gosip bahwa kau tinggal bersama Rachel di
rumahmu." Ada nada cemburu yang sangat kental di sana, kecemburuan yang tak
mampu disembunyikan oleh Arlene. Jason tersenyum simpul, mulai menjalankan


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rencananya untuk memancing Arlene. "Ya. Rachel tinggal di sini untuk sementara. Aku
melatihnya secara intensif di sela proses penyembuhanku. Lagipula mamaku berharap
banyak akan hubungan kami, jadi..." "Mamamu berharap apa?" Arlene langsung
menyambar, nada suaranya meninggi. "Mamaku menjodohkan diriku dengan Rachel,
kau tahu dia bahkan sudah berbicara dengan mama Rachel..." 214 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m "Dan kau mau begitu saja?" Arlene hampir saja berteriak. "Jadi benar
Jason" kau meninggalkanku karena kau mempunyai perasaan kepada Rachel?"
"Mungkin bisa dibilang begitu dan dulu aku tidak menyadarinya." Jason tersenyum lebar,
yakin bahwa pancingannya mengena. Setelah ini Arlene akan terbakar rasa cemburu
sampai hangus dan kemudian akan melakukan tindakan bodoh lainnya. Jason akan
menggunakannya untuk mempermalukan Arlene nantinya, membuat perempuan itu jera
selamanya. "Sudah ya, mamaku dan Rachel memanggil. Terima kasih atas
perhatianmu, Arlene, adios." Dan kemudian, dengan tanpa perasaan Jason mengakhiri
percakapan itu, tak peduli bahwa Arlene masih memanggil-manggil namanya di
seberang sana. ?LoveReads Arlene menatap ponselnya dengan tatapan panas
membara. Sialan! Sialan Rachel! Perempuan itu sekarang bahkan berhasil
mempengaruhi mama Jason. Tentu saja mama Jason sangat senang ketika Rachel
mendekati anak lelakinya... sudah terlihat jelas kalau disuruh memilih, mama Jason
akan memilih Rachel yang muda dan cantik sebagai menantunya daripada Arlene yang
notabene seorang janda dan berusia jauh lebih tua daripada Jason. Kenyataan tentang
hal itu Arlene sudah tahu. 215 | Bahkan
kenyataan bahwa Jason hanya menjalin hubungan main-main dengannya dia juga tahu.
Tetapi perasaannya kepada Jason yang
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
sempurna telah menjadi semakin dalam, menguasai hatinya hingga dia hampir gila.
Tidak! Dia tidak boleh menyerah. Jason harus kembali menjadi miliknya, dia tidak akan
rela jika Jason dimiliki oleh perempuan ingusan yang jelek itu! ?LoveReads Dia harus
melindungi Rachel dengan intens setelah ini. Jason menyimpulkan sambil berjalan
kembali ke teras tempat mamanya dan Rachel masih mengobrol. Arlene pasti akan
berbuat nekad, lebih nekad dari sebelumnya dan sadar atau tidak, demi memancing
Arlene, Jason telah menempatkan Rachel ke dalam bahaya. Mungkin kali ini bahaya
yang mengincar Rachel akan lebih besar daripada sebelumnya.... Well, Jason harus
selalu waspada kalau begitu, sambil berharap dia bisa segera menjebak Arlene. Jason
Embrace The Chord - Santhy Agatha
berdiri di ambang pintu, menatap ke arah Rachel yang sedang tertawa mendengarkan
kelakar mamanya, wajahnya yang mungil dan polos tampak bercahaya dan berpadu
dengan mata cemerlangnya. Dia menghentikan langkahnya di sana, tahu bahwa baik
Rachel maupun mamanya tidak menyadari dia ada di sana. Matanya mengamati dalam
diam ke arah Rachel. Seketika itu juga Jason terpesona. 216 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m Rachel tidak pernah mengenakan riasan, dia selalu tampil polos apa
adanya dengan kesederhanannya, jauh berbeda dengan perempuanperempuan yang
pernah dipacarinya. Tetapi entah bagaimana, perempuan itu berhasil memancarkan
kecantikan alami yang berasal dari dalam jiwanya. Rachel cantik, dengan caranya
sendiri. Jason tersenyum masam, menyadari bahwa dirinya sedang menatap terpesona
kepada anak ingusan berusia delapan belas tahun, jauh di bawah umurnya... Dengan
perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan, Jason membalikkan badan, memilih menjauhi
Rachel dan mencoba menelaah perasaannya sendiri. ?LoveReads Malam beranjak
kelam ketika Jason berdiri di tengah kamarnya yang luas. Suasana cukup sepi, seluruh
penghuni rumah itu mungkin sudah larut di dalam tidurnya. Jason terpekur di sana,
menatap ke arah biola Stradivari miliknya yang berada di atas meja dengan kotaknya
yang terbuka. Terakhir kalinya dia memainkan biola ini, dia tidak bisa menahan
kesakitan dan tidak sanggup menyelesaikan permainannya... Jason sudah menutup
rapat pintu kamarnya. Kamar ini memang dibuat khusus untuknya, dengan peredam
suara di sekeliling dindingnya, memungkinkan Jason berlatih biola kapanpun dia mau
tanpa mengganggu orang-orang di luar. Sejak kecil Jason terbiasa memainkan biola
malam-malam, berlatih memainkan nada-nada yang sulit. 217 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Jemari rampingnya menelusuri permukaan biola yang dipernis halus
hingga mengkilat itu. Dan kemudian setelah menghela napas panjang, Jason meraih
biola itu dan meletakkannya di pundaknya. Tangan kanannya masih sakit tentu saja dan
yang pasti tidak akan mampu digunakan untuk menggerakkan penggesek biola dengan
intens ketika dia memainkan nada-nada yang sulit. Jason meletakkan biola itu di pundak
kanannya. Dan memegang penggesek itu di tangan kirinya, tangan yang tidak terluka.
Ya. Dia memegang penggesek itu di tangan kirinya. Tidak pernah ada yang tahu, bahwa
sebagai seorang pemain biola jenius, Jason pernah belajar memainkan biola dengan
penggesek di tangan kirinya. Dan waktu itu, dia bisa memainkan biolanya dengan
tangan kiri, sama baiknya ketika dia menggunakan tangan kanannya. Meskipun seorang
pemain biola yang menggunakan tangan kirinya sangat jarang, bahkan pemain biola
kidalpun kebanyakan tetap memainkan biola dengan tangan kanannya. Sudah lama
sekali Jason tidak melakukannya, dan dia ragu, tidak tahu apakah tangan kirinya yang
tidak terlatih sekian lama mampu melakukannya sebaik tangan kanannya yang rutin
digunakannya bermain. Tetapi dia harus mencoba. Mungkin saja tangan kanannya tidak
bisa pulih sepenuhnya, tetapi setidaknya Jason masih memiliki tangan kiri yang sama
hebatnya. Dia hanya harus berlatih dengan lebih intens, bukan" Maka digeseknya biola
itu dengan tangan kiri, memainkan lagu tersulit yang pernah dimainkannya.
?LoveReads 218 | Embrace The Chord Part 17
Pagi harinya, direktur akademi musik yang juga adalah papa Calvin datang bertamu,
Jason menemuinya di ruang tamu keluarganya. "Bagaimana kondisi tanganmu, Jason?"
sang direktur rumah sakit, Mr. Segita, bertanya dengan hati-hati. Jason menyandarkan
tubuhnya dengan santai di sofa, tersenyum dengan ekspresi datar. "Aku pasti akan bisa
bermain biola lagi." Mr. Segita menganggukkan kepalanya, "Aku percaya kau akan pulih
seperti semula Jason, kau adalah pemain yang sangat berbakat dan tiada duanya di
dunia ini. Lagipula, konser tunggal yang sedianya akan diadakan untuk menghormatimu
akan berlangsung bulan depan. Kau tidak melupakannya kan?" Terus terang Jason
melupakannya. Dia terlalu sibuk dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya hingga
Embrace The Chord - Santhy Agatha
lupa bahwa bulan depan akan ada even penting baginya. Konser itu sudah
direncanakan sekian lama, hampir setahun yang lalu, sebuah konser besar di gedung
orkestra terbesar dinegara ini, dengan menggandeng tiga orkestra terkenal untuk
mendampingi Jason memainkan konser violin tunggalnya. List tamunya bahkan sudah
penuh sampai mencapai daftar tunggu yang begitu lama, kebanyakan dipenuhi oleh
orang-orang hebat di dunia musik, dalam dan luar negeri. Konser tunggal dari Jason
amat sangat ditunggu-tunggu, sebuah kesempatan langka untuk mendengarkan
permainan jenius sang 219 | violinist yang
mungkin tidak ada duanya di dunia ini. Dan Jason melupakannya, dia mengerutkan
keningnya. Konser itu menambah tekanan di dalam dirinya, itu berarti dia punya batas
waktu untuk menyempurnakan kesembuhannya. Dia harus sembuh dengan sempurna
untuk menghadapi konser tersebut. "Aku pasti akan siap." Jason tersenyum, menutupi
perasaannya dan memasang wajah tenang. Mr. Sagita menatap Jason dengan serius.
"Jason, kau tidak boleh memaksakan diri, aku tahu bahwa luka di urat tangan bagi
seorang pemain biola sangat krusial hingga kadang memerlukan waktu yang lama untuk
pulih kembali. Kalau kau memang belum siap, aku bisa mengusahakan untuk
memundurkan konser besar itu..." "Aku siap." Jason menjawab mantap. Dia tidak akan
menyerah pada rasa sakitnya dan berlama-lama meratapi diri, konser tunggal yang akan
dilakukan bulan depan akan menjadi pendorong yang sangat bagus bagi
kesembuhannya. Lagipula Jason tidak ingin mengobarkan api pada gosip yang telah
kian memanas. Di luar sana, spekulasi bertebaran di mana-mana, semua
mempertanyakan kemampuan Jason bermain biola, kalau konser itu sampai diundur,
semua orang pasti akan berkesimpulan bahwa Jason kehilangan kemampuannya
bermain biola. Lelaki itu tersenyum. Ini kesempatan bagus, dia akan menggunakan
konser itu untuk menjawab semua pertanyaan yang bertebaran. ?LoveReads 220 | R a t
u-buku.blogspot.com Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Rachel segera mengangkat teleponnya ketika melihat Calvin yang menelepon
ponselnya. "Halo Calvin?" "Halo Rachel." Suara Calvin tampak tenang dan lembut
seperti biasa, "Apa kabarmu" Kenapa kau tidak memberi kabar?" Rachel tersenyum,
merasa bersalah. Biasanya dia memang selalu menelepon Calvin atau setidaknya
mengirimkan pesan, tetapi kemarin dia terlalu disibukkan dengan penyesuaian dirinya
tinggal di rumah Jason, pun dengan perasaannya yang terus menerus cemas akan
kemampuan Jason bermain biola lagi, membuat dia hampir-hampir tidak memikirkan
Calvin sama sekali. "Maafkan aku Calvin, agak sibuk di sini. Tetapi aku sehat-sehat
saja." Gumam Rachel ceria. Sejenak hening di luar sana, lalu Calvin bergumam, "Kau
kerasan ya di sana" Di rumah Jason?" Rachel mengangkat bahunya, "Aku diperlakukan
dengan baik di sini." Seketika Rachel mengajukan pertanyaan, menyadari ada yang
berbeda di balik suara Calvin, "Ada apa Calvin" Kau tampaknya banyak pikiran?" Calvin
menghela napas panjang, "Yah... aku.. entahlah Rachel. Ini tentang Anna, aku rasa
hubungan jarak jauh ini tidak berhasil. Pada awal-awal kami begitu yakin kami bisa,
berusaha menjaga komunikasi sebaik mungkin, tetapi kemudian semua terasa
melelah221 | kan... Entahlah, lama kelamaan
kami lelah untuk berkomunikasi, kadang-kadang bahkan seharian aku tidak mendengar
kabar dari Anna." Rachel tercenung, menelaah perasaannya mendengar perkataan
Calvin itu. Seharusnya, karena dia mencintai Calvin dia boleh merasa senang kalau
mendengar ada gangguan dari hubungan Calvin dan Anna, itu berarti ada kesempatan
baginya untuk memasuki hati Calvin. Tetapi entah kenapa Rachel tidak merasa senang,
mungkin karena suara pedih Calvin, membuatnya ikut merasa sedih dan prihatin.
Embrace The Chord - Santhy Agatha
"Hubungan jarak jauh memang berat, meskipun aku sendiri belum pernah
merasakannya." Rachel menghela napas panjang, "Tetapi kalau kalian bisa
menjalankannya dengan penuh tekad, kalian pasti bisa melakukannya." Rachel bisa
membayangkan Calvin tersenyum miris di seberang sana, "Yah. Mungkin memang
tekadku dan Anna masih kurang." gumamnya "Bagaimana dengan kau sendiri Rachel"
Bagaimana hubunganmu dengan Jason?" Calvin tentu saja masih mengira bahwa
Rachel dan Jason adalah sepasang kekasih... tiba-tiba saja Rachel merasakan
dorongan untuk mengatakan semuanya kepada Calvin, bahwa dia dan Jason hanyalah
berpacaran pura-pura. Kalimat itu sudah ada di ujung bibirnya, tetapi langsung
membeku ketika mata Rachel menangkap kehadiran Jason di ambang pintu. Jason
berdiri di sana, bersandar di ambang pintu dan menatap Rachel 222 | R a t u - b u k u . b
l o g s p o t . c o m dengan pandangan memperingatkan. Mau tak mau Rachel
mengucapkan kebohongan lagi kepada Calvin. "Hubungan kami baik-baik saja." Gumam
Rachel, dipenuhi oleh rasa bersalah karena harus membohongi Calvin. "Oh." Calvin
tampak kehabisan kata-kata, lelaki itu berkali-kali menghela napas sebelum berbicara.
"Aku senang hubungan kalian baik-baik saja" gumamnya tenang, sedikit ragu "Rachel,
aku merindukanmu, aku ingin bercakap-cakap denganmu, seperti kita dulu, saling
berbagi perasaan dan bercerita untuk menenangkan pikiran, kira-kira, bisakah kau
menyempatkan diri keluar dari rumah Jason dan menemuiku" Mungkin kita bisa
bertemu di cafe langganan kita." Rachel tersenyum lembut, "Tentu saja bisa Calvin."
Matanya melirik ke arah Jason yang masih mengamatinya dari ambang pintu, "Aku akan
mengusahakan waktunya." "Oke. Terimakasih, Rachel." Calvin lalu mengakhiri
percakapannya. Dan Rachel memasukkan ponselnya di saku bajunya, mengangkat
alisnya sambil menatap Jason yang balas menatapnya penuh arti. "Kenapa?"
gumamnya langsung kepada Jason. Jason tersenyum, lalu melangkah memasuki
ruangan, dan duduk di sofa tepat di depan Rachel. "Dia mulai mengejarmu, ya?" Rachel
mengerutkan keningnya, "Calvin tidak mengejarku, dia sedang menceritakan
permasalahannya dengan Anna." "Oh ya" Ada masalah apa?" 223 | R a t u - b u k u . b l
o g s p o t . c o m "Mereka menjalani hubungan jarak jauh." Suara Rachel berubah
prihatin, "Dan entah kenapa itu tidak berjalan dengan baik, Calvin merasa kalau dia dan
Anna mulai kehilangan komunikasi." "Hmmm." Jason merenung sejenak, lalu menatap
Rachel dalam senyuman, "Apakah kau sadar Rachel" Bila seorang lelaki mulai
membicarakan permasalahan hubungannya dengan kekasihnya, berarti lelaki itu sedang
berusaha mengambil hatimu. Kau pernah dengar tidak, suami-suami yang mendekati
selingkuhannya, mereka biasanya menarik perhatian perempuan lain itu dengan
berkeluh kesah tentang kekurangan isterinya, tentang ketidakbahagiaannya dengan
hubungan yang sedang dijalananinya, suami-suami itu akan bersikap sebagai korban,
hingga memancing si perempuan yang diincarnya agar terdorong menjadi sang
penyelamat." Rachel menatap Jason tidak setuju, "Calvin tidak sedang menarik
perhatianku, dia benar-benar sedang bermasalah dengan Anna. Aku mengenal Calvin
sudah sejak dulu kala dan kami memang terbiasa saling bertukar pikiran." Jason
menatap Rachel dengan ekspresi datar, "Terserah pendapatmu Rachel. Aku hanya bisa
memberimu satu saran, jangan bersikap terlalu mudah kalau kau memang ingin
mendapatkan Calvin, semakin sulit kau didapatkan, semakin kuat seorang lelaki ingin
mengejarmu." Lelaki itu menatap Rachel dengan tajam, "Aku dengar dia mengajakmu
bertemu, apakah kau akan melakukannya?" Rachel mengangkat dagunya. "Kalau ya,
apa hubungannya dengan kamu?" 224 | "Kau
kekasihku." Dalam sedetik lelaki itu bergumam, menatap Rachel dengan kuat. Tetapi
ketika melihat ekspersi terkejut Rachel, Jason berdehem, "Maksudku... kau adalah
kekasihku di mata semua orang selama ini, jadi kalau kau melakukan pertemuan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
dengan lelaki lain, mungkin beberapa orang akan bertanya-tanya." Rachel mengamati
Jason, merasa bingung karena pipi Jason sepertinya merona, entah kenapa. "Tidak
akan ada yang berpikir tidak-tidak kalau aku menemui Calvin, dia kan temanku sejak
kecil." Jason menggelengkan kepalanya, memasang wajah tidak setuju, "Tidak Rachel,
pokoknya, kalau kau hendak menemui Calvin, kau harus bersamaku." Gumamnya keras
kepala. Rachel mengerutkan keningnya semakin dalam, menatap ekspresi wajah Jason
yang keras kepala, bagaimana mungkin dia menemui Calvin dengan membawa Jason"
Bukankah Calvin ingin menemuinya dengan tujuan untuk bertukar pikiran" Bagaimana
mungkin itu bisa dilakukan kalau ada Jason di tengah-tengah mereka" ?LoveReads
Ketika melangkah ke luar ruangan itu dan meninggalkan Rachel, Jason merasa ada
yang bergolak di dalam dirinya. Rasanya hampir seperti.... cemburu. Membayangkan
Rachel menemui Calvin dan mereka menghabiskan waktu berduaan, rasanya tidak
menyenangkan bagi benak Jason. Dia
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
225 | tidak suka. Dan kenapa dia tidak suka"
Seharusnya Jason tidak peduli dengan siapa Rachel menghabiskan waktu bersama,
seharusnya Jason tidak peduli siapa lelaki yang dipuja Rachel. Seharusnya Jason tidak
peduli. Tetapi dia peduli. Apakah jangan-jangan sandiwara ini sudah menjadi serius
untuknya" Tetapi bagaimana bisa" Bagaimana mungkin hatinya tercuri oleh seorang
anak perempuan yang masih bisa dibilang remaja" Anak perempuan berumur delapan
belas tahun, jauh di bawah usianya yang dua puluh enam tahun dan bisa dibilang lebih
pantas sebagai adiknya" Jason menghela napas panjang, merasa kesal dengan apa
yang berkecamuk di pikirannya. Konser itu tentu saja juga bisa digunakan Jason untuk
memuluskan rencananya terhadap Arlene, semula dia berencana memancing
kecemburuan Arlene, supaya perempuan itu bertindak gegabah, tetapi sepertinya hal itu
memerlukan waktu yang cukup lama, padahal Jason sudah tidak sabar untuk segera
membuat Arlene tertangkap basah dan dihukum atas perbuatannya. Konser itu
mengubah rencananya, dia bisa menggunakannya untuk memancing Arlene dengan
cara lain. Jadi ketika berada di kamarnya, dia menelepon Arlene. "Jason!" suara Arlene
meninggi dan langsung mengangkat ponselnya pada deringan pertama ketika tahu
bahwa Jasonlah yang menelepon. "Ada apa sayang?" 226 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m Jason sedikit menggertakkan giginya, tetapi menahan diri, "Aku akan
mengadakan konser tunggal bulan depan, setelahnya tentu saja akan ada pesta
perayaan, dan aku ingin kau menjadi pendamping resmiku." "Kau ingin aku menjadi
pendampingmu?" kali ini suara Arlene setengah menjerit, dipenuhi rasa girang. "Tentu
saja, aku tidak punya perempuan lain yang kurasa lebih pantas untuk mendampingiku,
selain dirimu, Arlene." Napas Arlene tercekat mendengar suara Jason yang merayu.
"Terimakasih Jason, aku pasti akan berdandan secantik mungkin hingga membuatmu
bangga membawamu sebagai pendampingmu." gumamnya penuh semangat, "Sebulan
lagi ya" Apakah kau sudah sembuh, Jason?" "Aku sudah sembuh." Jawab Jason cepat,
"Tetapi ada sedikit masalah." "Masalah" Masalah Apa?" Jason menghela napas
panjang, berusaha tampak terganggu, "Kehadiran Rachel. Semua orang tampaknya
berusaha menjodohkanku dengannya, padahal aku hanya menganggapnya sebagai
murid istimewaku, ibuku juga memaksaku membawa Rachel ke konser itu. Maafkan aku
Arlene atas sikapku di telepon kemarin itu, aku bersikap kasar padamu seolah-olah akan
meninggalkanmu karena tertarik pada Rachel, sebenarnya waktu itu aku terpaksa
karena dipaksa oleh mamaku yang sangat inging menjodohkanku dengan Rachel.
Semula 227 | aku berniat mengikuti kemauan
mamaku, tetapi aku terus memikirkanmu. Aku tidak mau dipaksa membawa Rachel ke
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pesta, padahal aku ingin membawa dirimu, aku bingung bagaimana cara menyingkirkan
Rachel." "Menyingkirkan Rachel?" Arlene tampak terkejut dengan kata-kata Jason. "Ya,
menyingkirkan Rachel, supaya aku tidak berkewajiban membawa Rachel sebagai
pasangan resmiku di pesta setelah konser tersebut. Kau tahu rasanya malas sekali
membawa anak remaja ke sebuah pesta, berbeda kalau aku membawamu, seorang
wanita dewasa yang matang dan begitu cantik." Jason sengaja menyelipkan nada
merayu di dalam suaranya, membuat napas Arlene tercekat. "Aku... aku mungkin bisa
membantumu, Jason." Gumam Arlene cepat, kehilangan kewaspadaannya. Jason
tersenyum lebar, menyadari bahwa pancingannya kepada Arlene hampir mengenai
sasaran. "Aku tahu kau pasti bisa mengusahakannya Arlene, mengingat betapa inginnya
aku membawamu sebagai pasanganku di pesta itu. ?LoveReads Rachel menatap


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dirinya di cermin dan tersenyum, penampilannya tampak sedikit feminim dengan rok
corak daun anggur dengan warna serupa musim gugur. Dia akan menemui Calvin hari
ini. 228 | Yah biarpun Jason melarangnya,
Rachel pikir, dia boleh-boleh saja menemui Calvin, toh Calvin adalah teman masa
kecilnya, kecemasan Jason tidak beralasan, dia menemui Calvin kan bukan untuk
bermesraan di muka umum atau apa, dia menemui Calvin untuk bertukar pikiran.
Lagipula, lama sekali rasanya dia tidak bertemu dengan lelaki itu... Rachel melangkah
keluar kamar, dan hampir bertabrakan dengan mama Jason yang kebetulan lewat di
lorong. Mama Jason mengamati penampilannya dan tersenyum lembut, "Cantik sekali."
Gumamnya memuji. "Mau kemana, Rachel?" Tiba-tiba saja Rachel merasa gugup, dia
tersenyum sedikit malumalu, "Eh, saya akan menemui teman saya." "Oh, hati-hati kalau
begitu." gumam sang mama ramah, lalu mengangkat alisnya, "Kau tidak meminta Jason
menemanimu?" Rachel langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Ti. Tidak, tidak
perlu, Jason sepertinya sedang beristirahat." Dan kemudian, menghindari pertanyaan
lebih lanjut, Rachel mengucapkan kata-kata perpisahan basa-basi dan kemudian
buru-buru berpamitan. ?LoveReads "Rachel tampak cantik sekali tadi." Sang mama
meletakkan kue berisi biskuit ke samping meja tempat Jason duduk. 229 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m Jason sedang ada di ruang baca dan membaca, dan seperti
biasanya, mamanya selalu menyediakan biskuit buatan sendiri sebagai teman Jason
membaca. Jason mengangkat matanya dari buku dan menatap mamanya, "Rachel?" dia
mengerutkan kening "Apakah dia berdandan" Memangnya dia mau kemana?" Sang
mama mengerucutkan bibirnya, " Lho, kamu tidak tahu, Jason" Rachel tadi buru-buru
pergi, katanya mau bertemu dengan temannya, aku bertanya kenapa dia tidak minta kau
antar, tetapi katanya kau sedang beristirahat, jadi kupikir kau sudah tahu kalau Rachel
keluar." Seketika itu juga Jason menggertakkan giginya. Sialan. Dasar Rachel,
Perempuan itu tidak mengindahkan peringatannya dan memilih untuk menemui Calvin
tanpa seizinnya. Pasti, tidak terbantahkan lagi, Rachel pasti pergi menemui Calvin. Hal
itu membuatnya menahankan rasa terbakar di dalam dadanya, membayangkan Rachel
sedang berduaan dengan Calvin. Selain itu, ada rasa cemas yang menyeruak di
dadanya. Jason sudah berhasil memancing Alrene supaya berusaha melenyapkan
Rachel, demi menjebak Arlene dalam misinya. Hal itu berarti sampai Jason berhasil
menjebak Arlene, Rachel selalu dalam kondisi terancam. Rachel tidak boleh lepas dari
penjagaan Jason! ?LoveReads 230 | Embrace
The Chord Part 18 Rachel melangkah turun dari taxi di depan cafe itu, cafe tempat dia
dulu sering menghabiskan waktunya bersama Calvin di hari minggu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
di masa lalu. Dia memasuki cafe itu dan menatap ke arah tempat duduk di sudut, tempat
favorit mereka dulu dan tersenyum ketika melihat bahwa Calvin sudah menunggu di
Embrace The Chord - Santhy Agatha
sana. "Hai Calvin." Rachel melangkah mendekat, menatap Calvin yang langsung
mendongak menatapnya dan membalas senyumnya. "Hai Rachel." Calvin berdiri,
langsung menarikkan kursi untuk Rachel di depannya, "Duduklah, aku sudah
memesankan minuman kesukaanmu." Mata Calvin mengamati Rachel dengan lembut,
"Kau cantik sekali, Rachel." Pipi Rachel merona, menatap Calvin yang mengambil
tempat duduk di depannya dan menatapnya dalam-dalam. "Terimakasih Calvin." Calvin
masih tidak melepaskan tatapan matanya dari Rachel, "Kau tampak lebih feminim
sekarang, apakah itu karena hubunganmu dengan Jason?" Sekali lagi, Rachel terdorong
untuk berkata jujur kepada Calvin, tetapi dia kemudian menahan diri. "Mungkin."
gumamnya lembut, berusaha menghindari pertanyaan selanjutnya, "Jadi bagaimana
Calvin, bagaimana tentang Anna?" Mata Calvin berubah muram, 231 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m "Anna... yah..." lelaki itu menghela napas panjang, "Aku berusaha
menghubunginya seharian ini tetapi tidak diangkat, semua pesanku tidak di balas,
mungkin dia marah kepadaku." "Kenapa dia marah kepadamu?" Rachel menyela,
merasa bingung. Calvin menghela napas panjang sekali lagi, seakan ingin membuang
seluruh beban berat di benaknya. "Karena aku selalu membicarakanmu. Anna merasa
terganggu, dia tidak mengerti kalau kau adalah teman masa kecilku dan kita cukup
dekat." Ada senyum miris di wajah Calvin, "Aku rasa dia cemburu kepadamu." Rachel
membelalakkan matanya, "Anna?" Membayangkan wajah Anna yang luar baisa cantik
dan sempurna, jauh sekali di atas dirinya, rasanya sangatlah tidak mungkin kalau Anna
cemburu kepada Rachel. "Bagaimana mungkin dia cemburu kepadaku?" Ekspresi
Calvin tampak serius, "Mungkin karena pembicaraan tentangmu terasa mendominasi
percakapan kami... Anna merasa terganggu, dia bilang mungkin di dalam otakku terlalu
dipenuhi dirimu." Calvin tersenyum. Kata-kata Calvin itu membuat Rachel sedikit
ternganga. Apakah maksud kata-kata Calvin itu" "Seharusnya kau jangan
membicarakan tentang aku terus-terusan." Rachel berusaha bersikap wajar meskipun
merasakan hal yang berbeda di benaknya. Calvin menghela napas panjang, "Yah,
entahlah Rachel, kurasa memang benar kata-kata Anna, aku terlalu sering
membicarakanmu, Rachel, mungkin hal itulah yang membuat Anna terganggu...." 232 |
"Dan kenapa kau sering membicarakan
tentangku, Calvin?" Mata Calvin berubah serius, "Mungkin tanpa sadar, kau selalu ada
di hatiku, Rachel." Kali ini jantung Rachel benar-benar berdesir. Calvin seolah ingin
mengungkapkan sesuatu kepadanya, lelaki itu tampak serius, menatap Rachel dengan
tatapan matanya yang dalam. Apakah Calvin.. apakah Calvin secara tidak langsung
ingin mengatakan bahwa Rachel ada di dalam hatinya" Bahwa sekarang entah kenapa
lelaki itu mulai menyadari bahwa Rachel mungkin selama ini selalu tersimpan di dalam
hatinya dan menunggu untuk diakui" Kalau memang benar begitu, kenapa tidak ada
rasa yang berbeda di benak Rachel selain jantungnya yang berdesir pelan" Bukankah
inilah yang selama ini dinantikannya" Pengakuan Calvin bahwa Rachel ada di dalam
hatinya, meskipun sedikit" Seharusnya Rachel bersorak dan berteriak gembira bukan"
Tetapi kenapa dia sekarang malahan merasa... datar" Jemari yang ramping tiba-tiba
menyentuh bahunya lembut, membuat Rachel terperanjat kaget, begitupun Calvin yang
tampak benar-benar terkejut dengan mata memandang ke belakang Rachel. Rachel
mendongakkan kepalanya, menatap ke belakang, dan membelalakkan matanya ketika
melihat Jason berdiri di dana, di belakangnya, memandangnya dengan tatapan mata
memperingatkan yang segera hilang, berganti dengan tatapan mesra penuh sandiwara.
"Maafkan aku terlambat sayang." Jason menunduk dan mengecup dahi Rachel yang
sedang duduk dengan lembut, kemudian lelaki itu 233 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m menarik kursi dan duduk di sebelah Rachel, berhadap-hadapan dengan Calvin,
ditatapanya lelaki itu dengan tatapan mata datar, "Maafkan aku terlambat. Tadi aku
Embrace The Chord - Santhy Agatha
bersama Rachel dan kebetulan aku sedang ada urusan mengenai konser tunggalku, jadi
aku terpaksa meninggalkan Rachel sebentar, Rachel lalu bilang sambil menungguku dia
akan menemuimu, dan aku berjanji akan segera menyusul setelah semua urusanku
beres." Calvin masih ternganga, seolah kehilangan kata-kata. Dia menoleh
berganti-ganti ke arah Rachel yang memasang wajah bersalah dan Jason yang
tersenyum tenang, dan kemudian ekspresinya berubah sedikit malu. "Oh. Maafkan aku,
aku tidak tahu kalau aku mengganggu Rachel disela acara kalian." Lelaki itu langsung
beranjak berdiri, "Kurasa aku ada urusan mendadak, aku harus pergi." "Calvin!" Rachel
hendak berdiri, mencegah kepergian Calvin, tetapi tangan Jason menahannya dengan
kencang dan penuh peringatan, membuat gerakan dan suara Rachel tertahankan.
Calvin menoleh, menatap Rachel, ekspresinya terlihat terluka. "Mungkin lain kali kita
bisa mengatur waktu untuk bertemu, Rachel. Selamat tinggal." Dan kemudian, tanpa
menoleh lagi, Calvin melangkah pergi meninggalkan mereka berdua. Seketika itu juga
Rachel langsung melemparkan tatapan marah kepada Jason. "Kenapa kau melakukan
itu, Jason" Itu sangat tidak sopan, kau seperti mengusir Calvin dengan kasar, tetapi
menggunakan bahasa yang halus." 234 | Jason
menyandarkan tubuhnya di kursi dan bersedekap dengan tenang. "Karena kau menemui
Calvin tanpa meminta persetujuan kepadaku." Rachel membelalakkan matanya, "Aku
tidak membutuhkan izinmu untuk apapun, kau bukan siapa-siapaku." Gumam Rachel,
nadanya sedikit meninggi menahankan emosi karena menghadapi sikap Jason yang
angkuh. "Kau memang bukan siapa-siapaku dan hubungan kita hanyalah hubungan
sandiwara. Tetapi selama kita bersandiwara, kau berada di bawah tanggung jawabku."
Mata Jason menyipit. "Apakah kau tidak tahu bahwa aku sedang memancing Arlene,
yang kuduga sebagai otak dibalik penyeranganmu untuk mengulangi lagi usahanya?"
"Mengulangi lagi?" "Ya." Jason menatap Rachel dengan serius, "Aku berusaha
membuatnya lengah dan terburu-buru untuk menyerangmu lagi, dan aku sudah
menghubungi polisi, mereka akan menyiapkan orang untuk mengawasimu dan
menangkap Arlene ketika dia melakukan maksudnya, dan selama polisi belum bergerak,
kau harus berada di tempat di mana aku bisa melihatmu, agar aku bisa menjagamu."
Rachel membuka mulutnya untuk membantah, tetapi kemudian dia menahan diri,
menyadari bahwa perkataan Jason ada benarnya juga. Tetapi meskipun begitu, itu tidak
membenarkan perlakukan Jason kepada Calvin tadi. "Tetapi tetap saja aku tidak suka,
kau seolah memaksa pergi Calvin tadi." 235 |
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
"Aku tidak memaksanya pergi, dia sendiri yang pergi dengan tergesagesa." Jason
mengangkat alisnya, "Kurasa dia hampir menyatakan perasaannya kepadamu ya?"
Rachel merasakan pipinya merona, kemudian dia bergumam lirih, "Aku tidak tahu...
mungkin saja... dia bilang aku ada di hatinya." Suara Rachel menjadi pelan, berubah
ragu. Jason terkekeh, "Dia benar-benar terlambat menyadari perasaannya, kalau kau
menuruti saranku, jangan langsung memberi jalan untuknya." Mata Jason menajam,
"Kau sendiri, bagaimana perasaanmu?" Rachel tercekat, bahkan dia tidak bisa
menjelaskan perasaannya kepada dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa
menjelaskan perasannya kepada Jason" Sementara itu Jason mengamati ekspresi
Rachel dan tiba-tiba senyumnya melebar. "Kurasa Calvin sudah terlambat." Rachel yang
sedang merenung dan sibuk dengan pikirannya mendengar Jason bergumam dan
mengangkat kepalanya, "Apa?" Jason menggelengkan kepalanya, "Tidak." Senyumnya
mengembang, penuh arti, "Ayo kita pergi, kita harus berlatih biola untuk konser
tunggalku nanti?" Konser tunggal" Rachel baru mendengar informasi itu, Jason akan
mengadakan konser tunggal" Tetapi bukankah tangan Rachel belum pulih benar"
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Jason melihat pertanyaan di mata Rachel dan menganggukkan kepalanya, 236 | R a t u
- b u k u . b l o g s p o t . c o m "Ayo kita bicarakan sambil jalan, aku punya banyak
rencana, dan aku membutuhkanmu, Rachel." ?LoveReads Mereka berada di ruang
musik, tempat Jason biasanya berlatih di rumah itu. Ruangan itu lebih seperti ballrom
yang besar, terletak di bagian belakang rumah. Dua buah biola telah disiapkan di sana,
satu adalah Stradivari milik Jason dan satu lagi adalah biola Paganini pemberian Jason
untuk Rachel. Mereka berdiri di tengah ruangan dan Rachel menatap Jason dengan
bingung, pandangannya berganti-ganti antara Jason dengan dua buah biola yang telah
disiapkan itu. "Apakah kita... apakah kita akan bermain biola?" Rachel masih teringat
jelas ketika dia melihat Jason mencoba bermain biola di rumah sakit waktu itu, dan lelaki
itu tidak bisa menyelesaikan permainannya karena tangannya kesakitan. Dia juga masih
ingat ekspresi sedih Jason waktu itu... ekspresi sedih sang maestro yang tidak bisa
menyelesaikan permainan biolanya. Jason tersenyum penuh arti, "Aku ingin kau melihat
sesuatu." Ditarikkannya kursi untuk Rachel di tengah ruangan, "Duduklah, buatlah dirimu
nyaman, kau adalah penonton pertamaku." Gumam Jason lembut. Mau tak mau Rachel
duduk di kursi itu seperti yang diminta Jason, duduk dengan tenang, meraskan
jantungnya berdebar menanti apa yang akan terjadi. 237 | R a t u - b u k u . b l o g s p o
t . c o m Jason sendiri melangkah ke depan Rachel dengan membawa biola
Stradivarius miliknya. Jantung Rachel berdebar, penuh antisipasi menanti apa yang
akan terjadi. Dan kemudian Rachel ternganga ketika dia menatap Jason yang
meletakkan biola itu di pundak kanannya... Di pundak kanannya" Apakah itu berarti...
Jason akan menggunakan tangan kirinya untuk menggesek biolanya" Tetapi apakah itu
mungkin" Menggesek biola dengan tangan kiri sangatlah sulit dan sangat jarang di
kalangan violinist profesional sekalipun. Bahkan seorang violinist kidal kebanyakan
memilih tetap menggunakan tangan kanannya untuk menggesek biolanya, karena
menggesek biola dengan tangan kiri memerlukan konsentrasi dan teknik yang lebih sulit,
untuk menghasilkan nada-nada yang sama persis dengan nada yang dihasilkan dengan
gesekan tangan kanannya amatlah sulit, bisa dikatakan tingkat kesulitannya dua kali
lipat. Tetapi Jason seorang pemain biola jenius bukan" Tidak menutup kemungkinan
bahwa Jason akan mampu melakukannya... Rachel duduk di sana, menatap Jason yang
berdiri tegak di tengah ruangan, posisi sempurna seorang violinist profesional dan
merasakan jantungnya berdebar semakin kencang... dan menunggu. Lalu Jason
menggesekkan biolanya hingga alunan musik terdengar memenuhi ruangan. Nada
awalnya indah... dan seketika Rachel menyadari bahwa ini adalah salah satu nada yang
sulit. Lagu yang 238 | sama yang pernah
dimainkan Rachel pada malam audisinya untuk mengikuti kelas khusus Jason, lagu
yang sama yang pernah mereka mainkan bersama-sama tanpa rencana. Tchaikovsky,
Violin Concerto in D major Op.35 .... Alunan nada yang cukup indah dan sulit, diciptakan
oleh maestro yang sangat ahli dan luar biasa, dengan tingkat kesulitan yang cukup
tinggi. Ketika nada-nada berubah semakin cepat, dengan sempurna, tanpa meleset
sama sekali, Rachel ternganga, matanya membelalak, seluruh ekspresinya
mengungkapkan ketakjuban yang tiada terkira. Perasaannya bergolak, antara
kekaguman dan ketakjuban melihat Jason, sang maestro biola yang jenius.... ternyata
bisa memainkan biolanya dengan sempurna meskipun menggesek dengan tangan
kirinya! Ternyata istilah kejeniusan Jason itu benar adanya, semua orang tidak
main-main ketika menempelkan istilah itu kepada Jason. Lelaki ini benar-benar memiliki
teknik tinggi dalam bermain biola, dan kenyataan bahwa lelaki itu bisa memainkan
biolanya dengan tangan kanan dan kirinya dengan sama-sama sempurnanya, amatnya
luar biasa... bagaikan sebuah keajaiban..... ?LoveReads 239 | R a t u - b u k u . b l o g
s p o t . c o m Embrace The Chord Part 19 Jason terus memainkan biolanya dengan
Embrace The Chord - Santhy Agatha
penuh perasaaan, memainkan seluruh nada yang sulit dengan mudahnya, seolah-olah
kemampuannya benar-benar sempurna tanpa pernah terluka sekali pun. Dan kemudian,
ketika Jason memainkan nada penutup yang tinggi dan menyanyat hati di akhir cerita,
dan mengakhirinya dengan kelembutan yang tak terkira... Rachel langsung berdiri, tidak
bisa menahan dirinya dan menubruk Jason memelukkanya sambil berurai air mata. "Kau
bisa memainkan biolamu, kau bisa memainkan biolamu dengan tangan kirimu, dan itu
sempurna." Serunya penuh perasaan, membuat
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
suaranya sedikit tercekat. Jason menunduk, tersneyum melihat Rachel memeluknya,
dengan sebelah tangan dia meletakkan biolanya di meja, lalu lelaki itu mendongakkan
wajah Rachel, "Apakah permainan biolaku tadi sempurna?" lelaki itu mengangkat
alisnya, tampak tidak yakin, meski pun mata Rachel yang berurai air mata dan sinar
takjub di sana sudah cukup membuktikan kebenaran kata-kata Rachel. Rachel
menganggukkan kepalanya dengan kuat. "Permainan biolamu luar biasa, Jason...
sungguh luar biasa." Napas Rachel terengah, "Aku tak menyangka kau bisa memainkan
biolamu sama bagusnya dengan menggunakan tangan kirimu." 240 | R a t u - b u k u . b
l o g s p o t . c o m Jason tertawa, "Aku disebut maestro jenius bukan?" gumamnya
sedikit angkuh, dan sekarang Rachel sama sekali tidak merasa terganggu dengan
keangkuhan Jason karena perkatannya benar adanya. "Aku senang sekali Jason."
Rachel mengusap air matanya, "Selama ini aku dipenuhi rasa bersalah, karena aku
berpikir bahwa dirikulah penyebab kau kehilangan bakatmu.... aku... aku tidak
menyangka kau bisa memainkan biola dengan tangan kirimu..." suara Rachel tercekat,
tertelan oleh isakannya. Jason mengulurkan jemarinya dan mengusap air mata Rachel,
tersenyum dengan lembut, "Aku bermaksud membuatnya sebagai kejutan, dan
sepertinya aku berhasil." Gumamnya sambil tersenyum, "Konser tunggalku akan
diadakan sebulan lagi, aku bermaksud menggunakannya untuk memperkenalkanmu,
kita akan mengambil satu session panjang di pertunjukan utama, untuk berduet biola
bersama." Rachel membelalakkan matanya, tidak menyangka. Dia" Jason akan
mengajaknya berduet bersamanya langsung di konser tunggalnya" Konser besar
bertaraf internasional yang pasti akan dihadiri oleh ribuan orang dari kalangan musik
baik dalam dan luar negeri" Tibatiba rasa gugup dan takut memenuhi benaknya, dia
menatap Jason sedikit ragu, "Aku tidak tahu apakah aku mampu." Jason tersenyum,
"Kau pasti mampu, Rachel. Aku tahu seberapa tingginya kemampuanmu dan aku yakin."
Lelaki itu mengulurkan jemarinya, dan mengangkat dagu Rachel. "Berduet biola
denganmu terasa pas dan sempurna untukku, kau bisa mengimbangiku, semua241 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m nya, seluruh nada yang kita mainkan seakan saling
melengkapi secara alami, kau adalah pasangan bermain biolaku yang sempurna." Dan
kemudian, tanpa diduga, Jason menundukkan kepalanya, dan mengecup bibir Rachel.
Kecupan itu semula dilakukan untuk meluapkan perasaan mereka berdua, tetapi
kemudian tanpa tertahankan berubah semakindalam, Jason merangkulkan tangannya
dengan lembut memeluk punggung Rachel dan merapatkan kepadanya, sementara
Rachel berjinjit dan melingkarkan lengannya di leher Jason. Kecupan mereka semakin
dalam, bibir mereka bertaut semakin erat, saling mencecap rasa satu sama lain. Dan
kemudian ketika bibir mereka berpisah, napas mereka berdua terengah-engah. Saling
menatap, yang satu penuh hasrat yang satu lebih seperti terkejut dan malu. Jasonlah
yang pertama sadarkan diri dan tersenyum lembut, "Kurasa kita bisa satu tingkat lebih
maju sebagai pasangan." Gumamnya lembut. Pipi Rachel merah padam. Bingung.
Apakah maksud Jason tentang hubungan sandiwara mereka sebagai pasangan"
Ataukah Rachel sebagai pasangan bermain biolanya" Dan kenapa mereka berciuman"
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Kenapa pula Rachel tidak bisa menolak ciumannya" Dia malahan bergayut di leher
Jason seolah-olah menggantungkan seluruh hidupnya kepada lelaki itu. Detik itulah
Rachel menyadari posisinya yang merapat dengan begitu intim kepada lelaki itu, rona
merah di wajahnya semakin nyata ketika 242 |
dia buru-buru melepaskan diri dari pelukannya kepada Jason, sedikit menjauh dan
melangkah mundur. "Aku... kurasa aku akan ke kamar untuk menenangkan diri." Rachel


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

langsung membalikkan badannya, dan terburu-buru melangkah pergi meninggalkan
ruang musik itu. Jason masih berdiri di tengah ruangan ketika Rachel meninggalkannya.
Dia tercenung. Ciuman itu... ciuman itu telah memastikan segalanya. Dan Rachel juga
membalas ciumannya tanpa kemarahan sama sekali seperti biasanya, apakah itu ada
artinya" ?LoveReads Apa yang terjadi kepadanya" Rachel membanting tubuhnya di
atas ranjang, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan nanar. Jemarinya
menyentuh bibirnya yang masih berbekas ciuman Jason, terasa panas membara...
Biasanya kalau Jason menciumnya tanpa permisi, Rachel merasa jengkel, marah dan
terhina, tetapi sekarang yang mengalir di dalam dirinya bukanlah itu... perasaan yang
ada di sana adalah perasaan hangat yang dipenuhi dengan euforia menyengat ke dalam
jiwanya. Apakah ini karena ketakjubannya melihat Jason mampu memainkan biolanya
dengan tangan kirinya, sesempurna dia memainkannya dengan tangan kanannya"
Ataukah ada perasaan lain yang bertumbuh di dalam jiwanya..." Bisa dibilang Jason
adalah lelaki satu-satunya yang pernah menciumnya, beberapa kali pula... 243 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m Jantung Rachel berdesir oleh perasaan yang
berkembang ke dalam jiwanya, perasaan yang tidak pernah diduganya akan tumbuh
kepada lelaki arogan, angkuh dan sangat suka menjahilinya, si tukang cium
sembarangan, Jason. Dan tiba-tiba saja Rachel merasa takut untuk menumbuhkan
perasaan ini. Jason terkenal dengan reputasinya sebagai penghancur perempuan itulah
yang membuat Rachel merasa ragu apakah yang dirasakan Jason kepadanya adalah
keseriusan, ataukah lelaki itu sedang berpurapura seperti yang dilakukannya kepada
perempuan-perempuan lain" Dan bagaimana pula perasaannya kepada Calvin" Apakah
perasaannya itu mulai pudar seiring dengan patah hatinya yang tidak berbalas kepada
lelaki itu" Rachel berusaha menelaah perasaannya tetapi dia tidak menemukan
jawabannya. Pada akhirnya dia tertidur dengan berbagai pertanyaan yang masih
memenuhi benaknya. ?LoveReads Arlene menatap Andrew yang berada di balik
kemudi, mereka berada di mobil yang diparkir secara tak kentara di depan rumah Jason,
mengawasi dari tadi "Kau harus bisa menyingkirkan Rachel di konser itu. Dia bisa saja
tampil di konser itu, karena Jason bilang acara utamanya adalah duetnya dengan
Rachel, aku tidak mau merusak acara utama konser Jason. Tetapi segera setelah
konser, kau harus menculik Rachel dan melenyapkannya, karena akulah yang akan 244
| datang ke pesta setelah konser sebagai
pasangan Jason." Matanya melirik tajam ke Andrew, "Kali ini kau tidak boleh gagal,
Andrew." Andrew mengamati Arlene dengan gelisah, "Kau yakin kali ini aman"
Bukankah serangan kemarin telah membuat polisi waspada?" "Kali ini pasti aman."
Arlene tersenyum lebar, "Karena sekarang Jason mendukungku untuk menyingkirkan
Rachel, jadi semuanya akan lebih mudah." Senyumnya tampak mengambang, seperti
seorang remaja yang jatuh cinta,"Bahkan Jason sendiri yang memintaku supaya bisa
membantunya menyingkirkan Rachel" Kau percaya itu Andrew" Ternyata perasaan
Jason begitu dalam kepadaku, rupanya dia masih terikat dengan pesonaku, dan segera
setelah kau berhasil menyingkirkan Rachel, jalanku bersama Jason akan semakin
mulus." Matanya menatap Andrew dengan penuh arti, "Dan tentu saja bayaran
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
Embrace The Chord - Santhy Agatha
untukmu akan semakin besar, kalau kau berhasil melaksanakan tugasmu kali ini."
Andrew tercenung, sebenarnya, jauh di dalam hatinya, terbersit ketidakpercayaan akan
kata-kata Arlene bahwa Jason mendukungnya. Tetapi Arlene tampak yakin dengan
kata-katanya, dan bayarannya terasa begitu menggoda, sehingga Andrew memutuskan
akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya kali ini. ?LoveReads Pagi
harinya ketika Rachel keluar dari kamar. Dia langsung berpapasan dengan Jason di
ruang tengah, lelaki itu sepertinya sudah 245 |
menunggunya. "Selamat pagi." Jason sedang menyesap secangkir kopi yang masih
mengepul panas, "Duduklah Rachel, dan sarapan, di teko yang itu ada cokelat panas."
Rachel duduk dengan ragu, tiba-tiba merasa canggung berduaan saja dengan Jason
dalam satu ruangan. Dia menuang cokelat dari teko ke cangkir, dan kemudian
menyesapnya. Di meja di depan mereka banyak tersaji piring-piring berisi berbagai
makanan kecil dan biskuit untuk sarapan, menguarkan aroma harum di pagi hari.
"Kurasa kita harus berlatih intensif mulai hari ini, untuk persiapan konser kita." Rachel
menganggukkan kepalanya, "Apakah kau tidak ingin memberitahu media dan khalayak
bahwa kau bisa bermain biola dengan sempurna dengan menggunakan tangan kirimu?"
Jason menatap kedua telapak tangannya. "Sebenarnya, ketika sakitku pulih, aku bisa
memainkan biolaku dengan tangan kananku juga." Lelaki itu tersenyum miris,
"Sayangnya, kemampuan tangan kananku tidak bisa kembali sempurna, dokter bilang
hanya delapan puluh lima persen kemungkinan kemampuan tangan kananku kembali,
dan sisa lima belas persen, bagi seorang violinist terlalu jauh untuk dikejar." Ditatapnya
Rachel dengan pandangan intens, "Aku dulu memainkan biola dengan tangan kiri, pada
awal aku bermain biola, tetapi lalu guru biolaku mengajarkanku untuk bermain biola
dengan tangan kanan, hal itu lebih kepada keindahan estetika, terutama ketika kita
bermain dalam sebuah orkestra besar, posisi biola yang berlawanan akan menyulitkan
di antara seluruh violinist yang berdiri berjajar 246 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o
m dalam sebuah konser, hal itu jugalah yang menjadi alasan banyak pemain biola kidal
yang tetap bermain dengan tangan kanannya." Jason tersenyum, "Dan untunglah
sekarang aku bisa kembali kepada cara bermain alamiku, dengan tangan kiri." Rachel
menganggukkan kepalanya, "Kau akan menjadi tiada duanya di dunia ini, satu-satunya
pemain biola jenius yang memainkan biolanya dengan tangan kirinya." Jason
tersenyum, "Aku ingin membicarakan mengenai Arlene, aku memancingnya supaya
berusaha menyingkirkanmu sekali lagi, Rachel... dengan memancing kecemburuannya,
aku tahu dia sangat pencemburu dan ketika dia termakan kecemburuannya dia akan
kehilangan kehati-hatiannya." Mata Jason tampak tajam dan serius, "Karena itu, selama
proses ini terjadi sampai aku dan polisi bisa menjebak Arlene, aku minta jangan lagi kau
lakukan hal seperti kemarin, pergi tanpa berpamitan seperti itu." Rachel
menganggukkan kepalnya, "Aku mengerti Jason." Jason merubah posisi duduknya
dengan santai, "Dan bagaimana dengan Calvin" Apakah dia sudah menghubungimu
lagi?" Rachel menggelengkan kepalanya, tiba-tiba merasa bersalah kepada Calvin,
karena semalam dia bahkan sama sekali tidak memikirkan tentang lelaki itu... "Dia
belum menghubungiku, mungkin aku akan menghubunginya nanti dan meminta maaf
kepadanya." Jason memasang wajah tanpa ekspresi, "Sampaikan permintaan maafku
kepadanya juga. Kurasa aku memang keterlaluan, kemarin. Aku 247 | R a t u - b u k u .
b l o g s p o t . c o m sedikit marah karena kau menemuinya tanpa pamit kepadaku,
dan aku melampiaskan kemarahan kepadanya." Dan kenapa Jason perlu merasa marah
karena Rachel menemui Calvin tanpa pamit padanya" "Akan kusampaikan kepada
Calvin nanti." Gumam Rachel setengah gugup, "Kapan kita akan berlatih?" Rachel
mengalihkan pembicaraan, merasa tidak nyaman membicarakan Calvin dengan Jason.
Jason bersedekap, "Segera, mungkin nanti setelah kau menyelesaikan sarapanmu."
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Ada senyum di sudut bibirnya ketika melihat Rachel beranjak dari sofa dan tidak
nyaman, "Kau mau pergi kemana Rachel?" "Aku akan kembali ke kamar, dan
mempersiapkan diri sebelum latihan." Rachel menjawab cepat, merasa gugup tiba-tiba.
Jason hanya diam ketika Rachel beranjak pergi meninggalkannya, tetapi ketika Rachel
sudah di ambang pintu, Jason memanggilnya. "Rachel?" Rachel menolehkan kepalanya
sambil mengerutkan keningnya, "Iya Jason?" Lelaki itu duduk di sana, benar-benar
tampan seperti pangeran hedonis yang sempurna, dengan tangan bersedekap dan
tatapan mata tajam. Dan kata-kata yang keluar dari bibirnya sangat mengejutkan.
"Kurasa aku jatuh cinta kepadamu." ?LoveReads 248 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t .
c o m Embrace The Chord Part 20 Rachel terpana, menatap Jason dengan mata
membelalak seolah-olah tak percaya mendengar apapun yang dikatakan oleh lelaki itu.
"Apa?" Jason berdiri dari duduknya, memandang Rachel dengan tatapan serius,
"Kurasa aku jatuh cinta kepadamu, Rachel." Apakah Jason sedang mengerjainya
dengan kejahilannya seperti biasanya" Rachel berdiri di sana, menatap Jason dengan
terpaku dan kebingungan, tak tahu harus berkata apa. Mulutnya bahkan menganga
dengan suara tercekat di tenggorokannya, tak tahu harus berkata apa. Sementara itu
Jason melangkah mendekat dan berdiri dekat di depan Rachel, lelaki itu tampak tenang,
menebarkan senyumnya yang mempesona. "Jadi, Rachel" Apakah kau membalas
perasaanku?" Sebuah pernyataan cinta" Perempuan mana yang tidak akan berdegup
seluruh jantungnya merasakan pernyataan cinta dari lelaki yang begitu mempesona
seperti Jason" Rachel sendiri merasakan debaran di jantungnya semakin nyata, dia
ingin menjawab tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakannya. "Aku tidak terbiasa
ditolak seseorang." Mata Jason mengerjap angkuh, "meskipun begitu bisa kukatakan
kepadamu bahwa kau sebenarnya mencintaiku, hanya saja kau belum menyadarinya."
Dengan lembut jemari Jason bergerak menyentuh rambut Rachel di 249 | R a t u - b u k
u . b l o g s p o t . c o m dekat telinga dan menyelipkannya ke balik telinga Rachel,
"Cepatlah sadari perasaanmu kepadaku, dan datangi aku." Lelaki itu menundukkan
kepalanya, dan mengecup bibir Rachel, lalu melangkah berlalu melewati Rachel yang
masih terpana dan meninggalkannya. Beberapa saat kemudian, dan Rachel masih
berdiri di sana, terpana, merasakan kelembutan kecupan Rachel di bibirnya yang
selembut kupu-kupu. Benarkah itu tadi pernyataan cinta" Rachel menyentuh bibirnya.
Jason tampak begitu tulus dan serius, lelaki itu sepertinya tidak main-main. Apakah
Jason serius" Dengan pernyataan cintanya itu" Rachel masih saja tidak bisa membaca
Jason, dan lagipula, reputasinya di masa lalu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
sebagai penghancur perempuan membuatnya merasa takut... takut kalau dia
menumbuhkan perasaanya kepada lelaki itu, ternyata dia hanya dipermainkan dan
menjadi korban, seorang perempuan yang dihancurkan perasaannya seperti
korban-korban Jason sebelumnya. ?LoveReads Yang dilakukan Rachel pertama
kalinya untuk menelaah perasaannya adalah dengan menelepon Calvin. Lama sekali dia
menunggu dan teleponnya tidak diangkat-angkat, tetapi kemudian pada deringan yang
kesekian kali, akhirnya Calvin mengangkat teleponnya. "Hallo Rachel?" 250 | R a t u - b
u k u . b l o g s p o t . c o m Ada suara hiduk-pikuk di belakang Calvin, membuat
Rachel mengerutkan keningnya. "Halo Calvin, ramai sekali di belakangmu, kau ada di
mana?" Hening sejenak, hanya hiruk pikuk yang terdengar sebagai background suara.
Dan kemudian Calvin bergumam. "Aku ada di bandara Rachel." "Di bandara" Kenapa
Calvin?" Terdengar helaan napas Calvin di sana, "Aku pergi untuk menyusul Anna,
Rachel. Kurasa kalau kami benarbenar serius dengan hubungan ini harus ada salah
satu yang berjuang." Seketika itu juga Rachel berdiri dari duduknya, benar-benar
Embrace The Chord - Santhy Agatha
terkejut. "Kau benar-benar-benar akan pergi ke luar negeri untuk menyusul Anna?" dia
setengah berteriak, terdorong oleh keterkejutannya. Sekali lagi Calvin menghela napas
panjang, "Semula aku meragukan perasaanku, tetapi kemudian setelah kejadian
kemarin..." Calvin menghela napas panjang, "Aku memutuskan untuk serius terhadap
Anna." Setelah kejadian kemarin" Apakah yang dimaksud Calvin adalah insidennya
dengan Jason kemarin" Rachel terdiam, menunggu, menanti apakah akan ada patah
hati di benaknya yang akan menyergap jantungnya. Apalagi mendengar kenyataan
bahwa Calvin berangkat untuk mengejar cintanya kepada Anna dan meninggalkan
negara ini. 251 | Tetapi ternyata perasaan itu
tidak muncul di dalam hatinya, dia menunggu dan terus menunggu, yang muncul
malahan perasaan sayang dan dorongan untuk memberi semangat kepada Calvin.
"Semoga kau berhasil menyelesaikan permasalahanmu dengan Anna, Calvin, semoga
kauberbahagia bersama Anna." Gumam Rachel tulus. Hening sejenak, kemudian ketika
Calvin berkata-kata, Rachel bisa mendengar ada senyum di dalam suaranya,
"Terimakasih Rachel, kuharap kau juga berbahagia bersama Jason. Semula aku
memang tidak setuju, tetapi kemudian kulihat dia sangat serius kepadamu, dan dia
tampaknya sangat melindungimu, mungkin kau adalah perempuan yang pada akhirnya
bisa menaklukkan Jason dan menghentikan reputasinya sebagai pengancur
perempuan." Rachel tercekat, dia teringat akan keraguannya kepada pernyataan cinta
Jason, dan kemudian mulai merasakan rasa hangat di dadanya. Calvin bisa melihat
bahwa Jason serius kepadanya, mama Jason juga sudah pernah mengatakan bahwa
Jason menyimpan perasaan yang dalam kepadanya. Apakah itu berarti bahwa Rachel
harus mulai mempercayai Jason dan membuka hatinya kepada lelaki itu" ?LoveReads
Jason sedang berada di ruang musik, melatih nada-nada yang indah dari alunan
biolanya, ketika Rachel muncul di ambang pintu dengan hati-hati, takut mengganggu
latihan Jason. 252 | Tetapi ternyata Jason
menyadari kehadirannya, dan lelaki itu menghentikan latihan biolanya. Setelah
meletakkan biolanya dengan hati-hati pada meja yang tersedia, Jason tersenyum
kepada Rachel. "Apakah kau sudah siap untuk berlatih biola bersamaku, Rachel?"
Rachel menganggukkan kepalanya, dan melangkah memasuki ruang musik itu. "Aku
siap." Gumam Rahcel pelan. Jason tersenyum lembut dan mengedikkan bahunya ke
arah biola Paganini yang sudah menjadi milik Rachel dan diletakkan di kotaknya di atas
meja, "Ayo. Ambil biolamu." Gumamnya. Dengan penuh semangat Rachel mengambil
biola itu dari kotaknya dan meletakkan di pundak kirinya. Jason sudah berdiri dan
meletakkan biola itu di pundak kirinya sama seperti Rachel, berdiri tegak dengan posisi
sempurna seorang violinist. "Kau ingin memainkan lagu apa?" Rachel menarik napas
panjang, memandang Jason dengan tatapan mantap. "Beethoven Violin Romance no 2,"
jawabnya tak kalah mantap. Jason mengangkat alisnya mendengar pilihan lagu Rachel.
"Violin Romance, ya?" lelaki itu tersenyum penuh arti kemudian menganggukkan
kepalanya, "Mari kita mainkan, sepertinya benakku sedang dipenuhi oleh hal-hal
romantis." Pipi Rachel memerah menerima tatapan tersirat Jason, dia menganggukkan
kepalanya. Dan kemudian memulai nada awal. Seketika 253 | R a t u - b u k u . b l o g s
p o t . c o m itu juga, seperti sudah bisa membaca nadanya, Jason langsung
memasukkan nada pendamping yang menyempurnakan permainan musik itu.
Permainan musik yang mencerminkan perdamaian hati Beethoven dalam menghadapi
penyakitnya, musik yang mencerminkan sisi lembut dan ringan dari Beethoven.
Nada-nada berpadu sempurna, luar biasa indahnya, memenuhi ruang musik itu. Alunan
musiknya seolah-olah dimainkan oleh dua orang yang memiliki satu hati, sungguh
kesempurnaan yang tidak terkatakan. Kalau ada orang yang mendengarkan permainan
musik duet mereka ini, pastilah mereka akan terpana. Dari awal sampai akhir,
Embrace The Chord - Santhy Agatha
keseluruhan keindahan nadanya terus dan terus berpadu, sampai akhirnya, Rachel
menguarkan nada penutup dan Jason mengikutinya. Mereka menyelesaikan permainan
duet mereka dengan sempurna. Luar biasa sempurnanya bagi Jason. Lelaki itu
meletakkan biolanya dan menatap Rachel dengan lembut. "Kau adalah pasangan yang
sangat sempurna bagiku, Rachel." Rachel menatap Jason dengan hati-hati. "Apakah
kau serius dengan perkataanmu?" "Perkataan yang mana?" Jason tersenyum lebar,
membuat pipi Rachel memerah. "Pernyataan cintamu tadi." 254 | R a t u - b u k u . b l o
g s p o t . c o m Jason memasang ekspresi penuh makna, meskipun begitu, ada
keseriusan di dalam nada suaranya, "Apakah kau tidak tahu" Aku menjalin hubungan
dengan banyak perempuan, tetapi tidak pernah sekalipun aku menyatakan cintaku
kepada mereka semua." Mata Jason berubah tajam, "Kau adalah satu-satunya
perempuan di mana aku menyatakan cintaku." Pipi Rachel memerah, meskipun begitu
dia masih belum yakin. "Dan apakah kau serius dengan kata-katamu" Kau tidak sedang
mempermainkanku bukan?" Jason melangkah mendekat, selangkah lebih dekat di
depan Rachel. "Apakah aku terlihat seperti sedang bermain-main?" tangannya terulur,
meraih dagu Rachel. "Pada mulanya aku jatuh cinta setengah
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
mati kepada permainan biolamu. Sungguh-sungguh jatuh cinta, sehingga aku rela
melakukan apa saja supaya kau mau menjadi muridku dan aku bisa terus menerus
mendengarkan permainan biolamu yang indah itu, bagiku kau adalah perempuan yang
sempurna, perempuan yang bisa memeluk semua nada, dan kemudian, tanpa kusadari,
pikiranku terlalu fokus kepadamu dan kau kemudian menguasai seluruh pikiranku." Mata
Jason menggelap, "Aku tidak pernah berencana jatuh cinta kepada siapapun, Rachel,
dan aku bahkan tidak mengira aku bisa jatuh cinta, tetapi aku mencintaimu, dan
perasaan ini bukan main-main." Ya. Pada akhirnya, Rachel meyakinin perasaan Jason.
Siapa yang tidak percaya ketika melihat betapa ekspresi Jason begitus seriusnya
kepadanya" 255 | "Dan sekarang, apakah kau
masih belum mempercayaiku?" Jason bertanya, menatap Rachel dengan penuh tanda
tanya, "Apakah kau membalas perasaanku, Rachel?" Tidak perlu menunggu lama lagi,
Rachel menganggukkan kepalanya, menatap Jason dengan pipi merona. "Kurasa aku...
aku membalas perasaanmu." "Kau apa?" Jason tampaknya tidak puas dengan
pengakuan Rachel. Pipi Rachel semakin merona. "Aku.. kurasa aku juga mencintaimu."
"Benarkah?" Jason mengangkat alisnya, "Lalu bagaimana perasaanmu kepada Calvin?"
Rachel menghela napas panjang, "Calvin memutuskan pergi ke luar negeri untuk
mengejar Anna." "Bagus." Tanpa perasaan Jason bergumam, "Jadi dia tidak akan
mengganggu kita lagi." Tetapi kemudian lelaki itu menatap Rachel dengan tatapan mata
menyelidik, "Apa kau menerima cintaku karena Calvin meninggalkanmu?" Rachel
langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Tidak!" kata-kata itu seolah-olah susah
keluar dari bibirnya, "Ketika Calvin mengatakan bahwa dia akan pergi mengejar Anna,
aku tidak merasa-kan apa-apa selain rasa yang tulus suapaya dia berhasil mengejar
cintanya, pada saat itu aku sadar bahwa aku sudah tidak merasakan apa-apa kepada
Calvin." 256 | Senyum Jason melebar, dan
kemudian tanpa permisi, lelaki itu mendekat dan merengkuh Rachel ke dalam
pelukannya, "Kalau begitu sekarang kita tidak bersandiwara lagi" Kau benar-benar
menjadi kekasihku?" Rachel mengangguk malu-malu dengan pertanyaan Jason itu.
Jason terkekeh, memeluk Rachel semakin rapat dan mengecup dahi Rachel."Menjadi
kekasihku tidaklah mudah, kadangkala aku bisa menjadi sangat egois dan posesif,
kuharap kau siap." Rachel mengerucutkan bibirnya, "Kau sudah sangat egois, angkuh,
jahil, tukang memaksa, dan tukang cium sembarangan, meskipun begitu aku tetap saja
Embrace The Chord - Santhy Agatha
jatuh cinta kepadamu." Rachel tersenyum lucu, "Kurasa aku siap menghadapi
segalanya." Jason tertawa. "Kalau begitu, mari kita berlatih biola dan


Embrace The Chord Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempersembahkan duet sepasang kekasih yang mempesona." ?LoveReads 257 | R a
t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m Epilog Penonton sangat ramai memenuhi seluruh
tempat duduk elegan yang tersedia. Semua kursi penuh dan seluruh barisan orkestra
telah menempati posisi masing-masing. Jason dan Rachel berada di ruang ganti. Jason
mengenakan tuxedonya dan menatap Rachel dengan lembut, "Gugup?" tanyanya penuh
sayang, dalam sebulan ini mereka telah menjadi kekasih yang sedemikian dekat dan
saling mencintai. Benar-benar seperti menemukan pasangan jiwa yang telah terpisah
sedemikian lama. Tidak seperti sikap dingin Jason sebelumnya, lelaki itu ternyata bisa
menjadi begitu hangat kepada Rachel. Dia mudah menyatakan cinta, berkali-kali, dan
melimpahi Rachel dengan penuh kasih sayang. Rachel sama sekali tidak menyangka,
pertemuannya dengan Jason yang berlanjut dengan berbagai permainan biola mereka
bersama dan kemudian sambung menyambung oleh berbagai peristiwa akan berakhir
menjadikan mereka sepasang kekasih. Walaupun begitu, Rachel sungguh berbahagia,
cara Jason memperlakukannya, seolah dia adalah kekasih yang paling sempurna di
dunia, seolah dia adalah satu-satunya yang berharga bagi Jason, membuatnya merasa
sangat berbahagia. Mereka berdua sungguh saling melengkapi baik dalam bermain
biola maupun dalam hubungan percintaan mereka. 258 | R a t u - b u k u . b l o g s p o t
. c o m Rachel menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak merasa gugup. Asal kau
ada di sampingku." Jason tersenyum dan mengecup dahi Rachel. "Kurasa akulah yang
merasa gugup, aku belum pernah melakukan konser dengan tangan kiri sebelumnya."
"Kau pasti bisa." Rachel tersenyum lembut, dengan penuh sayang.dia merapikan dasi
Jason, "Ingat, kau adalah seorang maestro pemain biola yang sangat jenius." Dia lalu
mengerutkan keningnya dan menatap Jason dengan tatapan mata menggoda,
"Sayangnya aku tidak punya jepit rambut kupu-kupu berlian seperti yang dimiliki
mamamu untuk meredakan rasa gugupmu." Jason tertawa lalu memeluk Rachel dengan
sayang, "Aku tidak butuh jepit rambut itu, aku sudah memiliki yang paling berharga di
dalam genggaman tanganku, bukan?" Pipi Rachel memerah, "Terimakasih karena
mencintaiku, Jason." Mata Jason meredup. "Dan akupun demikian adanya, Rachel,
terima kasih karena telah bersedia mencintaiku." ?LoveReads "Nanti setelah konser
kau culik Rachel di sini, dia akan keluar dari sisi panggung sebelah sini." Arlene berbisik
kepada Andrew yang menyamar, berpakaian sebagai salah seorang kru. 259 | R a t u b u k u . b l o g s p o t . c o m Arlene tentu saja sudah berdandan cantik sekali karena
dia sudah mempersiapkan diri untuk berdandan secantik mungkin sebagai pasangan
Jason di pesta nanti. Mereka berdua sedang berdiri di sisi panggung, berbisik-bisik
mencurigakan. Andrew menganggukkan kepalanya, "Oke, jadi nanti setelah Rachel
keluar panggung, aku akan membiusnya dengan obat bius dan membawanya pergi dari
sini. Lalu apa yang harus kulakukan kepadanya?" Arlene terkekeh jahat, "Kau bisa
melakukan apapun kepadanya, kau bisa menjualnya atau bahkan membunuhnya, aku
tidak peduli, yang pasti Rachel harus menyingkir dari sisi Jason!" Sebelum Andrew
sempat berkata-kata, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari ujung samping
panggung. Arlene menoleh dengan terkejut, tetapi langsung tersenyum lebar ketika
menyadari bahwa yang bertepuk tangan adalah Jason. "Jason! Sayangku!" Arlene
setengah melompat ingin menghampiri Jason, tetapi kemudian langkahnya terhenti
ketika dari sisi lain ada banyak polisi yang muncul, dengan posisi melingkar,
mengepungnya dan Andrew. Wajah Arlene langsung pucat pasi, dia menatap Jason
kebingungan. "Jason" Apa-apaan?" dia bertanya suaranya tercekat di tenggorokannya,
ketakutan karena polisi yang mengepungnya. Jason hanya terdiam, berdiri dan menatap
Arlene tanpa ekspresi. Lalu
Embrace The Chord - Santhy Agatha
Embrace The Chord - Santhy Agatha
pdf by http://cerita-silat.mywapblog.com
lelaki itu mengeluarkan perekam dari balik saku jasnya. 260 | R a t u - b u k u . b l o g s p
o t . c o m Suara perekam itu sungguh lantang, mengulang kembali semua percakapan
Arlene dengan Andrew sebelumnya yang berencana melukai Rachel. "........... Kau bisa
melakukan apapun kepadanya, kau bisa menjualnya atau bahkan membunuhnya, aku
tidak peduli, yang pasti Rachel harus menyingkir dari sisi Jason!" Segera setelah
rekaman itu berakhir, polisi bergerak maju dan meringkus Arlene bersama Andrew,
Arlene meronta-ronta, menatap Jason dengan tidak percaya, benar-benar tidak percaya
bahwa Jason akan melakukan hal ini kepadanya. "Kenapa kau melakukan hal ini Jason"
Kenapa kau tega melakukannya kepadaku" Aku mencintaimu Jason... Aku
mencintaimuuu..." Arlene berteriak-teriak seperti orang gila, berusaha meronta-ronta
ketika polisi meringkusnya dan membawanya pergi meninggalkan tempat itu. Setelah
Arlene dan Andrew menghilang dibawa polisi, Rachel muncul di sebelah Jason. "Kurasa
kita bisa tenang sekarang." Jason tersenyum. "Ya, kita bisa tenang sekarang." Diraihnya
jemari Rachel dan dikecupnya, "Ayo, penonton sudah menunggu, mari kita berikan
konser terindah kita." Jason dan Rachel, dengan membawa biola masing-masing,
berjalan melangkah menuju panggung yang terbuka. Suara penonton langsung 261 | R
a t u - b u k u . b l o g s p o t . c o m riuh menyambut kedatangan mereka, pasangan
duet sempurna yang telah lama dinanti-nanti, apalagi kondisi Jason yang sudah vakum
hampir sebulan bermain biola karena lukanya, membuat perasaan antisipasi penonton
semakin dalam. Suara applause semakin riuh rendah dan beberapa penonton bahkan
berdiri, padahal Jason dan Rachel belum mulai bermain biola. Rachel menatap
penonton yang begitu banyaknya mememenuhi kursi penonton, dia menghela napas
panjang dan menatap ke arah Jason, lelaki itu tersenyum kepadanya, memberinya
senyuman menguatkan. I Love U Jason menggerakkan mulutnya tanpa suara,
memberikan Rachel ketenangan dan perasaan bahagia yang luar biasa. Dia meletakkan
biola itu di pundaknya, dan kemudian menghela napas panjang, menunggu Jason
menggesekkan nada awal musik mereka, dan menyusulnya dengan permainan biolanya
sendiri yang tak kalah indahnya. Suara musik yang begitu sempurna, penuh dengan
nada simponi yang mempesona, memenuhi gedung orkestra yang sangat besar itu,
membuat seluruh penonton terpana. Suara musik yang indah juga mengalir di benak
Jason dan Rachel, benak dua orang yang diprsatukan oleh nada, dipeluk oleh nada
hingga kemudian saling mencintai satu sama lain. -END262 | R a t u - b u k u . b l o g s p
ot.com Asmara Pedang Dan Golok 5 Pendekar Rajawali Sakti 95 Pangeran Iblis Ilmu Ulat Sutera 2

Cari Blog Ini