Ceritasilat Novel Online

Ugly Phobia 2

Ugly Phobia Karya Queen Soraya Bagian 2


Ya ampun& baru kali ini aku merasa aku jelek sekali. Maksudku, sangat-sangat jelek! (Karena aku memang jelek, kan") Buru-buru aku menyingkir dari sana. Trauma dengan penampilanku.
Astaga!! Kenapa aku tidak menyadari seperti inilah penampilanku saat mencapai kampus. Ya, aku selalu datang telat, kan" Berlari-lari menuju kelas, karena itu aku tidak sempat melihat kaca. Lagi pula aku tidak penah peduli dengan kaca, aku tidak pernah peduli dengan penampilanku. Tapi, aku tidak pernah menyangka, BENTUK WAJAHKU SEMENGERIKAN INI"
Pantas! Pantas saja, Cindy selalu mengejekku, Laura dan Siska menertawai aku, dan Alan tidak sudi menjadi pacarku. Ya Tuhan& kenapa aku baru menyadarinya" Pantas saja Mama selalu cerewet selama ini. Pantas& pantas& astaga& astaga& cuma itu yang bisa kusebut.
Aku panik luar biasa! Bagaimana kalau Rhinky melihatku seperti ini"
Hei, siapa si jelek yang berdiri di sana"! Hhhh& aku rasa dia akan berkata demikian. Kusisir rambutku sekenanya memakai tangan. Di tengah panikku, seseorang menepuk pundakku dari belakang.
Setengah shock, aku menoleh.
Hai& Net& Rhinky menatapku heran, kaget, shock atau mungkin juga takjub melihat begitu berantakannya aku. Yang jelas, aku hanya bisa nyengir kuda ditatap seperti itu.
Please deh, Rhin, jangan liat gue kayak ngeliat kuntilanak! batinku.
Lo naek apa ke sini" tanyanya. Pertanyaan yang sangat tepat untuk seseorang dengan penampilaan yang kacau-balau. Kopaja, jawabku berusaha tersenyum.
Oh& Yup. Sudah jelas, kan" Cukup puas" Jadi jangan tanya itu lagi. Karena kalau tidak, dengan malu aku akan menceritakan bagaimana kondisi Kopaja yang menyesakkan, bagaimana aku berdesakan, bagaimana perjuanganku keluar, dan bagaimana aku berlari sepanjang lima ratus meter karena aku turun di tempat yang salah.
Sori, Rhin, gue telat ya" Aku mengalihkan perhatian Rhinky yang masih fokus dengan penampilan konyolku.
Nggak papa. Gue baru selesai bantuin suster-suster di dalem nyeterilin alat kok. Ada yang minta jadwal operasi sore hari ini. Lo datang tepat waktu kok!
Kulirik jam tanganku, 09.15. Aku harap ia tidak pura-pura.
Oya, nih bukunya. Rhinky memberiku sebuah buku yang ia keluarkan dari dalam tasnya. Ngng& itu buku panduan makanan apa aja yang bagus buat orang yang kekurangan berat badan. Sekaligus contoh menunya.
hanks ya, Rhin! ucapku sambil mengambil benda itu. Oya, gue langsung cabut nih, gue nggak mau ganggu acara lo, seruku bersiap-siap pergi. Aku pergi bukannya tanpa alasan, kulihat Rhinky sudah siap dengan tasnya. Berarti, kemungkinan dia punya tujuan ke suatu tempat hari ini.
Eh, tunggu! cegah Rhinky. Kok buru-buru banget sih, lo mau ke mana"
Ngng& pulang! jawabku polos.
Jadi lo ke sini cuma mau ambil buku ini doang" Aku mengangguk. Yeah, pagi ini aku bingung mau pakai baju apa sampai-sampai memorak-porandakan seisi kamarku hanya untuk menemuinya, sekadar mengambil sebuah buku. Menyedihkan! Bukannya lo mau pergi" tanyaku.
Gue emang mau pergi. Tapi sama lo, kalau lo juga nggak ada acara.
Mataku terbelalak. Lo yakin mau jalan sama gue" Rhinky melongo. Emangnya kenapa"
Pake tanya lagi! Lo kan cakep banget, gue kan jelek banget! Emangnya nggak malu" batinku. Namun, melihat tidak ada keraguan di wajah Rhinky, segera aku menggeleng. Gue nggak ada acara kok!
Kami pun berangkat. *** Rhinky membukakan pintu mobilnya untukku. Aku ge-er setengah mati diperlakukan seperti ini. Dengan Toyota Avanza miliknya, kami barusan sampai di sebuah kafe, di kawasan Senayan.
Masih terlalu pagi untuk makan siang, maka Rhinky hanya memesan segelas cappuccino untuknya dan segelas jus avokat untukku. Tadinya aku mau pesan lemon tea, tapi Rhinky melarangku dengan alasan lemon tea lebih cocok diminum oleh Vero. Oya, sebagai kudapan, Rhinky juga memesan satu porsi spageti saus makarel bertabur keju yang sangat banyaa& k untukku. Rasanya ia benar-benar berniat menambah jumlah lemak dalam tubuhku. Bayangkan saja, kalau itu sekadar kudapan, menu apa yang akan ia pesankan untukku kalau saat ini makan siang"
Kayaknya lo sibuk banget ya, Rhin, hari Minggu masih ke klinik juga, ucapku sambil menyuapkan spageti ke mulutku. Ikan makarelnya sangat terasa.
Ah, nggak juga. Kebetulan aja pasien Oom Michael lagi penuh untuk bulan ini, makanya gue sempetin buat ngebantu. Ngng& lebih tepatnya dipaksa ngebantu.
Dipaksa" Lho kok"
Sejujurnya gue kurang setuju dengan tindakan bedah plastik. Tapi Oom Michael terus maksa gue buat suka, dengan jalan ngebantuin dia kalau gue ada waktu.
Kenapa" tanyaku heran.
Jutaan wanita ingin tampil sempurna. Mereka mengharapkan wajahnyalah yang paling cantik, tubuh mereka yang paling indah, kulit mereka yang paling halus, dan mereka harus menjadi pusat perhatian. Semua itu mereka peroleh dengan jalan apa pun. Termasuk mengubah bentuk tubuh dan wajah mereka, sebagian atau keseluruhan, Rhinky menjelaskan. Salah satunya dengan menjalani operasi plastik. Mungkin gue salah satu dari sekian orang yang nggak suka dengan jalan pintas gini. Karena bagi gue, kecantikan dan keindahan wanita yang sesungguhnya, ada pada kebaikan hati, selain penampilan yang jujur dan apa adanya. Itulah yang paling penting buat gue&
Wah, terus terang mendengar penuturan Rhinky, membuatku salut. Jarang-jarang ada cowok yang lebih mengutamakan hati daripada tampang! Empat jempol untuknya! Jadi, atas alasan itu lo nggak setuju dengan tindakan bedah plastik"
Yeah, kurang-lebihnya seperti itu. Lagian& menurut pendapat gue, pasien yang sesungguhnya, adalah orang sakit yang minta disembuhin. Sedangkan bedah plastik, adalah orang-orang sehat yang minta disakitin.
Aku tertawa. Ternyata selera humor Rhinky boleh juga. Tapi, kalau nggak suka, kenapa lo jalanin"! Lo kan bisa nolak itu semua dan ikutin kata hati lo!
Ngng& ini hanya untuk sementara. Sekadar nyenengin orangtua. Setelah gue lulus kedokteran nanti, gue mau lanjut, coba ambil spesialis penyakit dalam. Dengan mengobati orang yang benar-benar dalam kondisi sakit, rasanya& tenaga yang gue keluarin jadi lebih berharga, kata Rhinky tulus.
Aku terpana mendengar ucapannya. Mau tak mau aku sangat kagum dengan Rhinky, ia bukan hanya tampan luar biasa, di balik itu, kebaikan hatinyalah yang paling luar biasa. Kalau ada emas seribu karat, aku pikir hatinya seperti emas itu.
Cuma& masalahnya, bokap gue dan Oom Haikal, berpendapat beda. Mereka berpikir, ngapain sekolah mahal-mahal kalau bukan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak" Dan bedah plastik memiliki peluang pendapatan yang sangat besar. Terutama di zaman modern seperti ini, peminatnya sangat besar. Bahkan orang rela mengeluarkan uang berapa pun untuk mengubah dirinya. Rasanya gue tertekan juga dengan aturan mereka, terutama aturan bokap gue. Nggak ada satu pun yang ngedukung gue& Rhinky menghela napas.
Rhin, gue rasa nggak ada salahnya lo pertahanin pendapat lo. Selama lo bertahan, selama lo menganggap jalan yang lo pilih adalah benar, gue yakin sekeras apa pun mereka, akhirnya akan luluh juga. Tenang aja, Rhin, walaupun di dunia ini kayaknya nggak ada satu orang pun yang ngedukung lo, gue ngedukung lo penuh kok! ucapku sungguh-sungguh.
Rhinky terpana menatapku lalu tersenyum. Makasih ya, Net&
Astaga, senyumannya membuat lidahku yang sedang menyeruput jus avokat jadi mati rasa. Apalagi ia tersenyum sambil menatapku lekat-lekat. Aku salah tingkah dan segera memalingkan pandang.
*** Setelah puas ngobrol-ngobrol di kafe, puas bernostalgia, akhirnya kami ke mal. Ada yang kubeli di sana. Yeah, aku baru memikirkannya saat melewati konter pakaian olahraga. Aku kan berjanji mau memberi Vero sesuatu.
Pakaian senam untuk Vero! Semoga ia senang dan tambah semangat menjalani program pengurangan lemak besar-besarannya. Aku memilih baju senam paduan black and purple, sesuai warna favoritnya.
Melihat hal itu dan mendengar bocoran tentang Vero yang sedang semangat berdiet, akhirnya Rhinky juga menitipkan sesuatu buat Vero. Walaupun aku sedikit iri, tapi aku rela membantu Rhinky menyerahkan sebuah VCD body language untuk Vero.
*** Aku masih berdiri full senyum di depan pagar rumahku menatap kepergian Toyota Avanza Rhinky yang barusan menghilang. Sampai masuk ke rumah pun, senyumku masih mengembang. Bahkan ledekan Bang Reza yang sibuk menggodaku tidak mampu menghapus senyumku ini. Ah& aku senang& pokoknya AKU SENAAAANG! Aku berjalan sambil loncat-loncatan.
Busyet, kemasukan setan apa lo, Net" Bang Reza bingung.
Akhirnya, ku menemukanmu& saat raga ini ingin berlabuh& kuberharap engkaulah, jawaban sgala risau hatiku, dan biarkan diriku mencintaimu hingga ujung usiaku&
Bait-bait lagu dari Naff mengiringi langkahku sampai masuk kamar.
Sampai kamar, tidak hentinya aku memandang cermin. Memerhatikan lingkar lenganku, dada dan perutku yang kerempeng, bentuk mukaku yang terlalu tirus, dan mukaku yang jerawatan. Di saat ini, aku berjanji akan tetap menjaga pola makanku. Agar saat aku menatap cermin suatu hari nanti, pemandangan ini akan berubah. Tentu saja dengan petunjuk Mama dan& panduan buku dari Rhinky. YEAH!
Pertemuan dengan Rhinky tadi telah membuatku makin bersemangat seperti ini. Waaah, mungkin ini yang Vero bilang, itulah gunanya cowok cakep! Secara tidak langsung, sadar atau tidak, Rhinky sudah memacu semangatku. Haha!
A KU meletakkan sebuah paper bag kecil di depan Vero, saat
kami janjian makan di food court Plasa Senayan.
Vero memesan salad. Dengan sangat terpaksa tentunya. Sedangkan aku menikmati chicken steak dengan sedikit wortel, paprika, dan kentang goreng. Ah, rasanya aku juga butuh nasi. Jangan kaget, sejak aku memutuskan untuk menggemukkan badan, kalau bisa aku harus makan dengan nasi. Padahal sebelumnya, aku bahkan tidak pernah bermasalah meski tanpa makan apa pun.
Apa nih" tanya Vero. Liat aja!
Vero mengeluarkan isinya. Lalu matanya terbelalak. Garnet, waaah, bagus banget! Warna ungu! Ini buat gue"
Aku mengangguk. Gara-gara gue, lo nggak jadi beli baju senam. Makanya gue beliin satu buat lo.
hanks ya, Net& , kata Vero senang.
Bukan cuma itu aja, ini juga ada lagi, kataku sambil menyerahkan sesuatu. Kalau yang ini dari Rhinky lho!
Tukeran Barang VCD body language" Dari Rhinky" Kok dia tau" Vero terheran-heran sekaligus senang.
Tiga hari yang lalu, waktu gue nyari baju senam buat lo, tiba-tiba dia beli itu buat lo.
Tiga hari yang lalu"! Itu hari Minggu, kan"... Kalian jalan berdua" selidik Vero.
Nggak direncanain kok, tadinya Rhinky mau kasihin buku yang dia janjiin. Karena sama-sama nggak ada acara, kita berdua langsung jalan deh! jawabku kelabakan. Aku takut disangka Vero bermain belakang demi memperebutkan Rhinky.
Waah, lo udah buat gue ngiri, tau! ucap Vero terus terang. Tapi nggak papa, kita bersaing sehat untuk ngedapetin Rhinky! Kalau akhirnya dia suka sama lo, gue rela kok!
Aku ngakak. Gila lo! Rhinky itu cuma nganggep gue sahabat! Cuma jujur aja sih, gue terima tantangan lo! candaku. Meskipun kalau itu terjadi, aku senang juga sih!
Yee& akhirnya lo ngaku kan, kalau lo udah terpesona" Terpesona& ku pada pandangan pertama& Vero menyanyikan lagu Glenn.
Aku tersenyum malu. Kalo lo ketemu Rhinky, bilang thanks sama dia ya, Net, makasih udah mau kasih barang pemberian dan peduli sama gue. Oya& ngomong-ngomong soal barang pemberian, gue juga dapet sesuatu dari Tante Maya nih!
Oya" Apa" tanyaku penasaran.
Ngng... bukan berupa barang sih, tapi lebih mengandung
100 unsur kritikan! Lo tau sendiri, Tante Maya sok perfeksionis! Serasa J-lo deh!
Aku tersenyum. Dia memang cantik sih& Emang lo dikasih apa, Ver"
Pajangan dinding. Vero tidak bersemangat. Aku melongo. Pajangan dinding"
Ini& Vero mengeluarkan secarik kertas ukuran A4 dan menyerahkannya padaku. Aku membacanya dengan saksama.
KEBURUKAN VERO Tukang menimbun makanan Males gosok gigi sebelum tidur, makanya mulutnya
bau Senamnya nggak semangat
Tukang molor, ngorok, ngeces lagi. Kebiasaan
memalukan untuk cewek Suka ngemil
Gila shopping Tukang jelajah kafe Nggak bisa ngeliat iklan makanan baru di TV, langsung beli
PESAN SERIUS!!!!! HILANGKAN SEMUA KEBIASAAN BURUK YANG MENGGANGGU PROGRAM DIET KALAU NGGAK MAU JADWAL OPERASI DIPERCEPAT!
Tante lo perhatian banget sama lo, Ver. Aku terkikik. Kejam kaleee& ! Vero mendengus kesal. Setelah itu kulihat Vero juga berusaha mengeluarkan sesuatu dari tas.
101 Apa tuh, Ver" Emangnya cuma lo yang bisa kasih gue sesuatu" Sebenernya, gue juga udah siapin sesuatu buat lo, Net! Lo pasti perlu ini, nih&
Aku terpana meraih pemberian Vero. Satu boks kecil vitamin. Dia benar, aku juga sangat membutuhkan vitamin-vitamin ini. Waah... thanks ya, Ver!
Eits, itu belum semuanya, ini ada masker, pembersih antiacne, pelembap low oil untuk kulit berminyak, sun block, hand body, obat jerawat, seperangkat alat make-up, entah apa lagi tuh yang ada di dalamnya& semuanya dari Tante Maya.
TANTE MAYA" Ya ampun& banyak banget! Tante Maya baik banget sama gue! Duuh& makasih, Ver, makasih buat Tante Maya juga& Aku terharu menerimanya. Aku memeluk Vero.
Tapi, sebenernya masih ada lagi, Net, tapi gue nggak tega ngasihinnya ke elo& Vero menyembunyikan sesuatu di balik punggung.
Apa sih" tanyaku penasaran.
Dari Tante Maya juga. Tapi& lebih baik nggak usah deh, karena ini privat banget. Gue takut lo tersinggung&
Ya ampun, Ver, mana mungkin gue tersinggung dengan maksud baik Tante Maya.
Agak jahat sih, tapi dia kasih pajangan dinding juga buat lo.
Ha" Aku melotot. Sumpah lo" Vero mengangguk setengah hati.
102 Ya udah, mana-mana" Sini, gue pengin liat! desakku. Tapi Vero keberatan memberikannya.
Setelah dengan sedikit paksaan, akhirnya kertas itu kurebut.
Keningku berkerut melihat deretan kata-kata yang disusun dengan rapi di kertas putih itu. Sama seperti milik Vero. Aku terpana melihatnya. Ver, nggak salah nih" kubaca tulisan itu satu per satu.
KEBURUKAN GARNET Bangun selalu siang, akibatnya telat datang ke kam
pus Jarang mandi pagi, badan jadi bau
Kulit kusam, males bersihin muka, mukanya jerawat
an Males makan, badan jadi kerempeng Rambut berantakan
Nggak pernah dandan, nggak oke
PESAN SERIUS! UNTUK PENAMPILANNYA YANG& ("), PERGUNAKAN PERALATAN MAKE-UP YANG SUDAH DISEDIAKAN DAN JANGAN LUPA MEMAKAI PEMBERSIH SECARA TERATUR UNTUK MENGURANGI JERAWAT. Sumpah aku terkaget-kaget membacanya. Rupanya orang lain pun tak sudi melihat penampilanku. Aku menggigit bibir.
Tuh& kan, gue bilang juga apa, Tante Maya keterlaluan, kan" Gue udah bilang jangan buat daftar itu buat lo. Tapi dia maksa banget sih! Vero tak enak hati melihatku. Ia sangat
103 gelisah. Sori ya, Net, gue nggak bermaksud buat lo marah, ucap Vero saat aku terdiam menatapnya.
Dia emang keterlaluan! SUMPAH! Aku menggeleng lemah.
Garnet, lo jangan tersinggung ya" Please& ntar gue bilangin deh sama Tante Maya nggak usah ikut campur sama urusan lo, gue udah tau ini bakal jadi sesuatu hal yang nggak nyenengin dan&
Hhmf& hahaha& Aku tak bisa menahan tawa. Vero melotot ke arahku. Garnet"! Lo ngerjain gue" Lo jangan panik gitu dong ngomongnya! Gue nggak tersinggung kok, gue malah seneng banget, berarti Tante Maya nggak cuma merhatiin lo, tapi merhatiin gue juga! kataku telah berhasil mengerjai Vero.
Hhh& Sialan lo! Gue pikir lo tersinggung beneran! Vero bernapas lega.
Oke, gue akan pajang ini di dinding kamar biar gue selalu ingat ini adalah sesuatu yang harus gue ilangin, ucapku bersemangat. Tapi& tunggu... Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Dari mana Tante Maya tau semua keburukan gue" Aku menatap tajam ke arah Vero.
Vero nyengir. Gue yang bilang& hehehe...
Sialan lo! Aku memukul lengan Vero. Kami pun tertawa.
*** 104 Jam 18.00 aku sudah sampai rumah. Dengan langkah pasti aku masuk rumah dan sesekali melirik kantong putih berisikan vitamin pemberian Vero dan berbagai macam benda pemberian Tante Maya.
Hei, apaan tuh" tegur Bang Reza saat aku melintasi ruang tamu.
Mau tau aja sih! Aku cemberut menatapnya. Dasar jelita! ledeknya mendekatiku.
Bodo amat lo mau bilang apa tentang gue, yang pasti dengan semua barang yang ada di dalam kantong ini, gue nggak akan jadi jelita lagi& weee& hehehe& Aku tertawa meledeknya.
Bang Reza bersiap membalasku dengan kata-kata lagi. Untunglah Mama keburu datang. Jadi Bang Reza sok manis, nyengir sambil mengelus-elus rambutku di depan Mama.
Dasar bermuka dua! Aku berjalan ke kamar sambil melotot padanya.
*** Jam 18.30 aku sudah makan malam. Mama menyiapkan nasi dengan lauk dua perkedel jagung kesukaanku, sepotong sayap ayam goreng, dan semangkuk sup kerang! Yeah, sup kerang adalah salah satu menu yang disontek Mama dari buku pemberian Rhinky. Menurut buku itu, kerang sangat baik untuk meningkatkan nafsu makan. Tips untuk selalu menyajikan
105 makanan dalam kondisi hangat juga diberlakukan Mama untukku.
Selain itu, tambahan sepiring kecil bayam rebus juga tidak kutolak. Dengan begitu, aku tidak akan menderita ambeien meskipun banyak mengonsumsi makanan berlemak karena konsumsi seratku tetap seimbang.
Malamnya, aku sempatkan menikmati setengah gelas susu cokelat hangat ditemani camilan pemberian Vero. Aku memakannya semampuku. Mengingat sudah cukup banyak aku makan malam tadi.
Oya, aku sudah mulai memakai pembersih antiacne pemberian Tante Maya saat mandi tadi. Sekarang, mukaku putih karena dipenuhi masker. Rasanya lucu juga. Dengan penampilan seperti ini, aku bahkan susah sekali menggerakkan wajah. Kaku! Namun, aku yakin semakin hari aku akan semakin terbiasa.
Hmmh& rasanya bahagia sekali mengetahui begitu banyak yang peduli. Mama, Vero, Tante Maya, juga& Rhinky tentunya. Mereka semua bersemangat mendukungku. Maka, aku juga harus menghargai perhatian mereka semua dengan terus bersemangat.
106 T O sleep now, close your eyes& try to think of tomorrow, all of
us, wish you good night, so I m switching off the light& . One more hug&
One more smile& Lagu Good Night yang kusetel sebagai alarm HP membangunkanku pagi ini. Kurang cocok rasanya lagu yang begitu slow ditugaskan untuk membangunkan seseorang dari tidur. Aku rasa, lagu itu malah membuat siapa saja tambah nyenyak mendengarnya. Tapi, itu kusengaja agar alarm pagi membuatku bangun tanpa membuat otakku sakit, karena akan ada hal lain yang mungkin membuat otakku sakit hari ini, yaitu memakai peralatan make-up, pemberian Tante Maya.
Saat mandi, tak lupa aku membersihkan wajahku (yang kini kuprioritaskan karena aku sangat memimpikan kemulusan wajah. Siapa juga yang tahan dengan jerawat-jerawat itu"). Usai mandi, kupandangi wajahku di cermin. Sedikit kupanjatkan doa agar jerawat-jerawat itu segera menghilang. Usai berdoa, barulah aku mulai berdandan.
Rhinky Sibuk 107 Kupandangi benda-benda pemberian Tante Maya satu per satu. Hm& kalau dipikir-pikir, rumit juga ya memakai foundation dan bedak" pikirku sambil memulas-mulaskan bedak dengan spons ke wajahku. Dengan sedikit perjuangan akhirnya hasilnya oke juga. Tidak belepotan. Oke, bedak tidak ada masalah.
Tapi& keningku segera berkerut saat melihat lipstik. Yang satu ini aku agak ngeri memakainya. Aku sering melihat cewek yang memakai lipstik tebal sehingga tidak sedap dipandang. Seperti drakula habis mengisap darah. Tapi kali ini, kuberanikan saja untuk mencobanya. Kalau tidak bagus, tidak usah dipakai! Aku mulai memulas bibirku.
Dan, perkiraanku salah! Ternyata Tante Maya pintar memilihkan warna lipstik untukku, warna karamel sangat senada dengan warna bibir, warnanya begitu lembut. Begitu memakainya, wajahku jadi tampak fresh namun tidak menor. Semoga saja aku cepat terbiasa dengan benda yang dulunya sangat tidak kusukai ini.
Kali ini, baju yang kupakai pun agak berbeda daripada biasanya. Jins belel yang biasa kupakai tidak kulirik lagi. Aku memakai jins baru yang ngepas dipakai, dipadukan kemeja putih dengan motif bunga berwarna biru laut. Penampilanku memang tidak sempurna, namun setidaknya menurut hematku, keadaanku sedikit lebih baik daripada sebelumnya.
Tidak sampai empat puluh menit, (waktu yang harus kukorbankan untuk penampilanku hari ini) aku sudah siap.
108 Kupakai kacamataku, lalu berangkat dengan otak segar, pikiran segar, dan wajah yang tentu saja segaaaar& !
*** Aku tiba di kampus tidak terlalu pagi, namun masih jauh dari yang namanya kesiangan. Sebelum masuk kelas, aku menyempatkan diri ke toilet, sekadar mengecek penampilanku. Setelah yakin rambutku masih rapi, wajahku masih fresh oke! Tidak ada masalah! aku berjalan menuju kelas.
Tidak ada komentar dari siapa pun mengenai penampilanku hari ini. Hanya saja, aku sempat melihat lirikan Cindy yang cukup meyakinkanku bahwa ia agak kaget dengan sedikit, oh tidak, kurasa secuil& atau& seupil& yah... seupil& perubahanku. Tapi bagus, kan" Itu artinya ada kemajuan!
Yeah, di balik itu aku sadar usahaku kan baru seumur tunas taoge. Belum banyak membuahkan hasil. Namun, tujuanku bukannya ingin dipuji orang lain, kan" Setidaknya walaupun hanya aku sendiri atau hanya Cindy yang mulai menyadarinya, aku sudah cukup senang.
*** Setelah pelajaran usai, aku meninggalkan kelas. Aku putuskan segera makan siang di kantin dengan sepiring nasi putih, seiris dendeng sapi, capcai, dan satu botol teh dingin. Karena tergiur
109 dengan menu baru kantin berupa jagung rebus oles mentega, aku juga memesannya. Kurasa menu siangku sudah lebih dari cukup. Aku makan sendiri di pojokan.
Dari balik kacamata minusku, kulihat Cindy, Laura, serta Siska datang dan duduk berseberangan meja denganku. Mereka memerhatikanku dengan tatapan tidak suka, bahkan sampai bisik-bisik segala. Dasar tukang rumpi! Sialan mereka! Apa belum kapok juga dengan tamparan dan ancaman Vero" Dasar, tiga sahabat yang paling kompak dalam menjabarkan kekurangan orang! gerutuku dalam hati. Ah, terserahlah! Lebih baik kunikmati saja makan siang ini dengan khusyuk.
Namun, baru saja aku akan mengangkat sendok, terdengar ponselku berbunyi. Segera kuangkat.
GARNEEEEET!!!! teriakan Vero melengking di HP-ku. Busyet nih anak. Aku merasa barusan ada angin yang menerjang wajahku. Ver& Ver& sadar woi!
Hehehe... sori& terlalu bersemangat.
Semangat sih semangat! Tapi jangan kayak mau nerbangin orang gitu dong! Ada apa, Non"!
Temenin gue ke klinik yuk"
Ke klinik" Mau apa lagi" tanyaku heran. Gue mau nimbang berat badan nih!
Ah, elo! Nimbang aja pake ke klinik Dokter Michael segala, mendingan juga di Blok M. Cuma gopek ini! Atau kita beli timbangan aja biar puas! candaku.
Gue mau ketemu Dokter Michael buat nimbang berat badan, sekalian ukur lingkar lengan, lingkar perut, paha, sama
110 ukur lemak. Kan tepat satu minggu gue diet. Mmm& boleh. Lo jemput gue, ya"
Oke deh& oya, mendingan lo hubungin Rhinky gih! Sekalian kita ketemuan sama dia di sana& gimana"
Wah, ide lo bagus tuh! aku bersemangat. Usai menerima telepon dari Vero, segera kuhubungi Rhinky.
Lo mau ke klinik" Sama Vero" Waah sayang, gue lagi sibuk banget sama tugas-tugas kuliah gue nih, Net. Banyak banget! Mungkin beberapa minggu ini, gue nggak bisa ke klinik. Sori ya, Net, sori juga buat Vero& , kata Rhinky dengan nada menyesal.
Aku tertunduk lemas usai menelepon Rhinky. Sayang sekali, padahal aku sangat berharap bisa bertemu dengannya.
Saat aku menelepon Vero, ia juga sangat kecewa mendengar kabar ini. Walaupun sedikit kecewa, aku dan Vero tetap menemui Dokter Michael.
*** Kami berdua baru saja kembali dari klinik Dokter Michael. Tanpa basa-basi, Vero langsung masuk rumahnya sambil menari-nari. Aku tertawa geli melihat tingkahnya.
Jelas saja, di klinik tadi Dokter Michael memberitahu kabar baik untuknya. Setelah melakukan pengukuran, berat badan Vero ternyata telah berkurang. Makanya sejak di perjalanan tadi sahabatku itu girang bukan main.
Waah, Garnet, kamu kelihatan beda deh! tegur Tante
111 Maya yang sedang nonton TV di ruang tamu padaku. Kemudian ia mendekat.
Ah, masa sih, Tan" tanyaku malu-malu. Ini kan karena make-up yang Tante kasih ke Garnet. Jujur saja, aku sangat senang. Tante Maya kan tukang kritik dan selalu jujur dalam menyampaikan kritikannya. Kalau ia bilang aku berubah, pastilah itu benar.
Ya, bagus deh. Tante seneng kamu mau makenya. Pembersihnya juga harus rajin dipake ya" Biar jerawatnya berkurang, pesan Tante Maya. Tapi ini tetep berita bagus loh!
Aku mengangguk. Oya, Tante harus tau berita yang paling bagus, Tan! Tentang Vero! kataku sambil melirik Vero yang lagi mesem-mesem.
Tante Maya menoleh pada Vero. Emangnya, kamu punya berita bagus apa, Ver"
Dan saudara-saudara, berita bagusnya adalah& Setelah ditimbang, diukur, dilihat, dan diputuskan, selama seminggu menjalani diet yang super melelahkan, berat badan Veronika telah turun sebanyak& jreng& jreng& SATU KILO- GRAAAAM!! teriak Vero sambil tersenyum lebar-lebar. Bangga.
Kening Tante Maya berkerut melihat Vero yang kini loncatloncatan dan sibuk tos denganku. Sangat berbeda dengan kami, ia malah menunjukkan tampang tidak puas.
Satu minggu cuma kurang satu kilo, kamu pikir itu sudah hebat"! Perjanjiannya selama satu bulan turun sepuluh kilo! Itu
112 berarti, selama satu minggu minimal kamu harus turunin berat badan kamu dua setengah kilo!!! kata Tante Maya tajam. Suaranya ketus sekali.
Vero yang tadi ceria mendadak tercengang. Aku pun terpana.
Pertama kali kita ke klinik Dokter Michael, berat badan kamu delapan puluh lima, kurang sekilo jadinya delapan puluh empat! Di mana berita bagusnya" Ini pasti karena kamu belum ngilangin kebiasaan ngemil waktu malem. Iya, kan"!
Tapi, Tan& namanya juga usaha. Berapa pun lemak yang udah kebuang, harusnya Tante hargai Vero dong& lagian masih ada sisa waktu tiga minggu lagi kan" seloroh Vero membela diri.
Iya, Tan, kita kan belum lihat hasil akhirnya..., kataku ikut membela. Aku rasa Tante Maya terlalu menekan Vero.
Oke, oke, tapi inget kalau nggak berhasil, operasi itu tetap harus dilakukan! kata Tante Maya, lalu pergi meninggalkan kami.
Vero mengangkat bahu memandangku. Tuh, liat, kan" Sok perfeksionis banget deh! ucap Vero kesal.
Udahlah, Ver, yang penting, lo harus berusaha yang sembilan kilonya lagi selama tiga minggu berikutnya. Gue yakin lo pasti bisa! hiburku. Yeah, semoga saja.
*** 113 Saat malam menjelang, usai membersihkan wajah dan memakai masker jerawat pemberian Tante Maya, aku berbaring di ranjangku sambil membaca novel.
Saat sibuk dengan isi novel itu, entah kenapa aku teringat kepada Rhinky. Sedang apa dia ya" Tadi dia bilang sedang sibuk. Sekarang& apa masih sibuk ya" Tebersit ide di hatiku untuk meneleponnya. Kuraih HP-ku.
Kalau gue telepon, kira-kira ganggu nggak ya" Udah jam sepuluh nih& Aku jadi ragu. Bisa-bisa dia marah besar kalau malem-malem gini gue telepon& . Tapi, rasanya aku kangen sekali dengan suaranya.
Hm& apa pun yang terjadi, iseng aja deh! Gue telepon Rhinky sekarang! seruku seraya menekan nomor Rhinky.
Nada masuk, tapi tidak ada jawaban. Lama sekali aku menunggu sampai deringan kesepuluh. Lagi ngapain lo, Rhin"! Tambah dua deringan lagi, barulah telepon diangkat. Halo& siapa neh"
Suara Rhinky beler banget! Jangan-jangan dia lagi tidur nih" Hai, Rhin& ini gue, Garnet.
Ngapain, Net, lo malem-malem nelepon gue" Gue ngantuk banget neh&
Oh& sori& , kataku tak enak hati. Maaf banget, gue nggak tau lo lagi tidur, Rhin... Gue pikir lo lagi nyantai&
HA" ASTAGA! JAM BERAPA NIH"!! Mendadak suara Rhinky menggelegar.
Halo& halo, Rhin" Lo kenapa"
114 YA AMPUN! GUE KETIDURAN!! GILA, UDAH JAM SEPULUH, LAGI! MANA TUGAS GUE BANYAK BANGET, NET!
Apa"! Jadi lo ketiduran lagi ngerjain tugas" Hehe... gue kira gue udah ganggu istirahat lo. Tugas lo banyak ya, Rhin" Yah... lumayan deh&
Kalo gitu, met ngerjain tugas aja ya" Tanpa menunggu jawaban Rhinky, telepon langsung kuputus.
Hm& aku menahan tawa membayangkan ekspresi Rhinky yang kaget tadi. Tiba-tiba, HP-ku berdering. Satu SMS masuk. Dari Rhinky" desisku. Aku tersenyum membacanya.
Yee kok dah ditutup sih! Gue kan belom ngucapin makasih dah bangunin gue tadi.
Oh... lo masih inget bilang makasih ma gue"
Ya dong! Kalo nggak ada lo, tugas gue buat besok bisa ancur.
Makanya punya tugas jangan ditabung. Mending kalo ada bunga.
Ya ada dong! Bunga capek! Hehe& lo lagi ngapain, Net"
Gue lagi nyantai. Eh, lo nggak jadi ngerjain tugas" Ntar tugas lo beneran ancur lho...
Hahaha& ampe lupa! Oya jangan banyak begadang,
115 ntar tambah kurus. Jaga kesehatan ya, Net. Jangan lupa, makan tetep dijaga. Biar gak sakit. Oke deh, thanks buat yang tadi n bye&
Hm& dasar Rhinky! Aku kembali tersenyum, lebih tepatnya berbunga-bunga. Ternyata Rhinky perhatian juga padaku. Ah& aku menarik napas panjang, menaruh novelku dan segera memejamkan mata. Yeah, aku harus tidur.
*** Esoknya saat aku bangun pagi, langkahku menuju kamar mandi berhenti ketika melihat ada pesan masuk pada layar ponselku. SMS dari Rhinky.
Karena lo, tugas gue selesai tepat waktu. Setelah kesibukan gue selesai, gue janji bakal traktir lo.
Kulihat jam pengiriman SMS itu adalah jam tiga pagi. Aku tersenyum, rupanya Rhinky sangat sibuk ya"
Lo juga jaga kesehatan, dan janji lo pasti gue tagih. :) Usai menekan tombol send, aku bergegas ke kamar mandi.
116 T AK terasa tiga minggu telah berlalu. Saat ini aku berdiri di
depan cermin menatap wajahku. Kabar gembira! Jerawatjerawatku kini sudah mulai berkurang! Yeah, walaupun sedikit& .
Lalu aku berdiri di atas sebuah timbangan. Mataku menatap angka yang tertera pada timbangan itu, jarum merah yang sejak tadi bergoyang kini sudah berhenti.
Berita buruknya, sangat disayangkan, berat badanku hanya naik dua kilogram. Sehingga sekarang menjadi 41 kilogram! Namun, benar kata Mama, karena aku menjalani segalanya tanpa tekanan, ini tidak menjadikanku patah semangat!
Tenang saja, aku akan tetap semangat menjalani program penggemukan badanku terus sampai nanti, sampai aku benarbenar bertubuh ideal dan sehat.
Rupanya nasibku masih jauh lebih baik dibandingkan Veronika. Karena siang ini Vero datang ke rumahku dengan wajah panik luar biasa. Dan penyebabnya adalah&
Claudia 117 YA BENAR! Target pencapaian sepuluh kilogramnya gagal total! Ia hanya sanggup menurunkan lima kilo lagi. Dan itu berarti, hanya enam kilo yang sanggup ia penuhi. Padahal aku tau betul betapa kerasnya perjuangan Vero selama tiga minggu ini.
Angka ini masih ia sembunyikan dari Tante Maya, karena ia takut setengah mati dengan rencana operasi itu. Padahal menurutku, itu angka yang luar biasa! Mengingat betapa susahnya ia diet selama ini. Ini juga dapat dilihat dari perubahan bentuk tubuh Vero yang& menurutku agak berbeda daripada sebelumnya.
Ya ampun, Net, Tante Maya bisa ngamuk nih! Begitu datang dan masuk kamarku, Vero membanting badannya di atas tempat tidurku dengan wajah panik. Untunglah tempat tidurku itu spring bed. Kalau dari kayu aku khawatir Vero akan mematahkan ranjangku sampai berkeping-keping.
Ver, lo harus tenang! Aku memegangi badannya yang terus gelisah.
Gue nggak bisa tenang, Net, nggak bisa! Tante Maya nggak main-main dengan ucapannya. Dia pasti nggak jadi cancel operasi gue! Gue yakin! Dia kan gila, Net! Baik mulut maupun badan Vero tidak ada yang bisa diam.
Di tengah kepanikan Vero, HP-ku berdering. Tante Maya! seruku tertahan.
Tuh kan, apa kata gue! Vero memegang kepalanya. Dia pasti nyariin gue karena gue minggat dari rumah! Net, jangan bilang-bilang gue ada di sini! pesan Vero serius.


Ugly Phobia Karya Queen Soraya di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

118 Halo, Tan" aku bicara setelah sebelumnya mengaktifkan loud speaker HP-ku agar Vero bisa ikut mendengarnya.
Net, mana Vero" Tante mau ngomong sama dia. Sekarang! ucap Tante Maya tegas.
Wah, Vero nggak ada di sini, Tan! Coba aja hubungi HPnya. Aku berusaha berbohong dengan tenang.
Dari tadi HP-nya nggak aktif! Kamu jangan bohongin Tante deh! Dia kabur ke mana lagi kalau bukan ke rumah kamu" Iya, kan" Mana" Tante mau ngomong sama dia! Tapi, Tan, Vero nggak ada di sini&
Tante mau ngomong sama dia, Net! Kamu denger kan apa yang Tante bilang" Nada suara Tante Maya meninggi.
Aku memandang Vero yang sedang menekuk wajahnya sepuluh lipatan. Ia kesal sekali. Dengan perasaan dongkol, ia meraih HP-ku. Ya, Tante, ini Vero!
Naah, Tante bilang juga apa, kamu pasti sembunyi di rumah Garnet, kan" Tante barusan telepon Dokter Michael, dia udah bilang semua hasil pengukuran badan kamu. Tapi Tante mau denger langsung dari mulut kamu. Jujur sama Tante, berapa timbangan kamu, ha"
Tujuh puluh sembilan, Tan, ucap Vero lemah. Sekarang apa konsekuensinya"
Vero nggak mau operasi, Tan! Lagi pula tanpa operasi, Vero bisa ngurangin berat badan lagi kok! Vero janji!!
Janji" Kamu kan udah setuju kalau program diet kamu gagal kamu mau sedot lemak. Jadi, Tante tolak perjanjian berikutnya!
119 Vero akan terus diet sampai berat badan Vero sesuai seperti yang Tante mau. Bila perlu sampe kurus kering! Biar Tante puas sekalian! ucap Vero ketus.
Vero! Kok ngomongnya gitu"!
Habis, tante Maya selalu maksain kemauan Tante tanpa mikirin perasaan Vero! Lagian apa untungnya buat Tante kalau badan Vero kurus" DENGAN SEMUA ATURAN YANG TANTE BUAT UNTUK VERO, TANTE UDAH BUAT VERO MENDERITA! TANTE SADAR NGGAK SIH"! Mata Vero memerah. Ia meluapkan segala perasaan yang ia pendam selama ini.
Suara Tante Maya berubah. Ver, maafin Tante. Tante nggak bermaksud begitu sama kamu. Yah, Tante nyadar Tante salah. Tapi, Tante ngelakuin semua ini demi kamu juga. Bukan demi kepuasan Tante semata. Tante sedih melihat kamu berbadan besar seperti itu. Susah berjalan, susah bernapas& Tante juga tersiksa& bahkan Dokter Michael pernah bilang, kalau seperti itu terus, kamu berisiko tinggi menderita berbagai macam penyakit. Dari diabetes sampai jantung. Tante nggak mau kamu seperti itu!
Hening. Ver& kamu inget kan gimana mama kamu meninggal" Vero termenung mendengar penuturan Tante Maya. Kulihat matanya berkaca-kaca. Kemudian sebulir air matanya jatuh. Kini Vero terisak.
Aku pernah mendengar, Mama Vero meninggal karena penyakit kencing manis yang dideritanya. Ia sangat mirip dengan
120 Vero. Baik wajah dan ukuran badannya. Aku sungguh tak menyangka tujuan Tante Maya demikian. Di balik sifat memaksa dan perfeksionisnya yang berlebihan, ternyata tujuannya adalah ini. Aku rasa Vero kini pun mulai mengerti. Kupegang pundak Vero yang menangis.
Tan, maafin Vero, ya" Udah salah sangka sama Tante& , kata Vero sambil mengusap air matanya.
Tante juga minta maaf, Vero, keponakan Tante tersayang&
Vero janji akan nurutin apa yang Tante Maya bilang. Kamu janji" tanya Tante Maya.
Vero janji. Aku terpana. Apa Vero serius" Apa dia tidak takut dengan operasi itu" Tapi, apa pun itu, aku salut akan kenekatannya.
Oke, kalau gitu, kamu harus bilang langsung sama Dokter Michael jadwal operasi kamu nggak jadi di-pending& Hh... aku harap Vero tabah dengan keputusan ini. Dengan berat hati Vero berkata, Ya, Tan, kalau memang pilihan operasi lebih baik, Vero rela kok, walaupun&
Kamu dengerin omongan Tante dulu, Ver, operasinya nggak jadi di-pending, tapi di-cancel untuk selamanya. Aku kaget.
Mata Vero terbelalak. TANTE SERIUS"!! Vero terkejut sekaligus bahagia. Ia bahkan tidak percaya mendengarnya.
Iya, genduuut, asalkan kamu tetep pertahanin diet dan senam kamu. Dan tunjukin sama Tante, kamu bisa punya badan sehat dan ideal, tanpa operasi.
121 Vero memandangku penuh haru. Kurasa ia mau melompat saking girangnya. Tapi, kuharap jangan di atas tempat tidurku.
Usai berbicara dengan Tante Maya, wajah Vero memancarkan kelegaan. Ia memelukku erat-erat. Wah, aku bersyukur Tuhan telah memberi kebahagiaan hari ini.
*** Besok sorenya, Vero memintaku menemaninya ke klinik Dokter Michael. Tentu saja aku menerimanya dengan senang hati, karena kuharap Rhinky juga ada di sana siang ini. Ah& semoga saja dia sudah tidak sibuk lagi dengan tugas-tuganya. Ini kan sudah tiga minggu.
Saat Vero masuk ke ruang Dokter Michael, seperti biasa aku duduk di ruang tunggu. Mataku mencari-cari keberadaan Rhinky. Namun, sosok cowok itu tidak terlihat sama sekali. Hatiku kecewa.
Untunglah, kekecewaanku tidak berlangsung lama karena selang beberapa menit, saat aku melihat ke arah pintu masuk, Rhinky datang! Yeah, si tampan itu barusan masuk ke klinik.
Aku berdiri berniat akan mendekatinya. Namun, gerakanku terhenti saat melihat cewek yang duduk di sofa dekat pintu keluar sudah mendahuluiku. Siapa dia ya"
Dengan lunglai, aku kembali duduk di bangkuku lalu menutupi wajah dengan sebuah buku. Dari balik buku, mataku mengawasi mereka yang mengobrol sambil berdiri di sana.
122 Hm... harus kuakui cewek itu sangat cantik. Tubuhnya tinggi menjulang dan ramping. Sangat serasi dengan Rhinky yang juga tampan dan tinggi. Apa mereka& pacaran" Atau& temenan" Atau& Perasaanku sibuk bertanya-tanya hingga tanpa kusadari Rhinky sudah berjalan di depanku.
Aku makin membenamkan wajahku di balik buku. Tidak ingin mengganggu mereka. Tapi&
Net" Ngapain lo di sini"!
Aku tersentak. Rhinky menyadari keberadaanku! Eh, Rhin, elo" Aku berdiri sambil menutupi kegugupanku. Rhinky berdiri tepat di hadapanku dan& cewek itu berada di sisi Rhinky tentunya.
Rhinky terpana menatapku. Ya ampun! Lo berubah, Net! Gila, gue surprise banget ngeliat lo!
Apanya yang berubah menurut Rhinky ya" Bentuk badanku atau jerawatku" Ah, terserahlah, yang penting baginya ada yang berubah! Aku tersenyum. Makasih, tapi lo bakal kaget lagi kalau liat Vero! Berat badannya berkurang enam kilo selama sebulan ini! seruku.
Oya" Vero ada di sini"
Ya. Lagi nemuin Dokter Michael, karena dietnya lumayan berhasil, operasinya di-cancel!
Waah& gue salut sama kerja keras kalian& EHEM! Kayaknya ada yang reunian nih! Cewek yang ada di sebelah Rhinky mendadak mengeluarkan suara.
Astaga! Karena terlalu bersemangat, aku dan Rhinky sampai melupakan cewek di sebelahnya.
123 Oh! Net, kenalin ini Claudia, kata Rhinky memperkenalkan kami.
Hai& gue Claudia. Ia tersenyum padaku sambil mengulurkan tangan. Wajahnya nyaris sempurna. Tubuh anggun memesona, hidung mancung, kulit putih, begitu banyak kelebihan sampai aku sulit mencari walaupun hanya satu kekurangannya. Perbedaannya terlalu besar dibandingkan aku. Dan ternyata Claudia ramah sekali.
Aku balas tersenyum sambil menyambut uluran tangannya. Hai& gue Garnet.
Garnet" Claudia menyipitkan mata memandang Rhinky. Oh, jadi dia yang namanya Garnet" Tiba-tiba tatapan Claudia yang ramah berubah menjadi tatapan tidak percaya.
Aku menatap Claudia dan Rhinky bergantian dengan sorot heran penuh tanda tanya. Apa Claudia mengenalku sebelumnya"
Clau, Garnet ini temen gue waktu zaman SD dulu. Kebetulan kami ketemu lagi di klinik ini dan...
Udah deh, lo nggak ada bosen-bosennya nyeritain itu ke gue! Entah hanya perasaanku saja, tiba-tiba saja sikap Claudia berubah jadi kurang hangat.
Aku melongo. Nyeritain itu ke gue" Apa sih maksudnya" E& Rhin&
Rhin! Gue harus ke agency siang ini. Lo bisa anterin gue, kan" Bentar lagi gue telat nih! potong Claudia sambil berlagak sibuk, memandang jam tangannya dan pura-pura gelisah. Lagaknya seolah ingin membawa Rhinky menjauh dariku.
124 Oh, lo mau ke agency, ya" Wah, sori banget gue udah ada janji sama Oom Michael sore ini. Jadi& maaf gue nggak bisa nganter lo. Nggak papa, kan" ucap Rhinky meyakinkan Claudia tidak akan kecewa. Aku rasa itu sia-sia, karena Claudia sesaat membisu menahan sesuatu. Mungkin kemarahan. Menurutku Rhinky keterlaluan mengabaikannya.
Oke, seperti biasa& kalau buat gue, lo nggak pernah punya waktu! ucapnya ketus, kemudian bersiap pergi.
Clau! cegah Rhinky. Net, sebentar& Rhinky memberi isyarat padaku dan menarik Claudia agak menjauh. Entah apa yang mereka bicarakan di sana. Terus terang sikap mereka berdua menyimpan tanda tanya besar bagiku.
Tak berapa lama, Claudia pergi ke luar klinik. Rhinky menghela napas memandang kepergiannya. Hanya beberapa saat, Rhinky kembali lagi mendekatiku.
Dia cantik ya" pujiku.
Yeah& Rhinky kelihatan tidak bersemangat. Emang lo sibuk banget sampe nggak bisa nganterin dia" Kayaknya Claudia kecewa banget deh. Lagian kasian kan, dia hampir telat lho! ucapku.
Hm& selain guenya yang sibuk, dia juga punya tanggung jawab yang harus dia selesaikan sendiri. Gue nggak perlu dan nggak mau ikut campur lagi dengan segala urusan Claudia. Didengar dari nada bicaranya, Rhinky tidak merasa bersalah sedikit pun.
Lho, bukannya dia cewek lo" Keningku berkerut. Rhinky menatapku. Kata siapa"
125 Kata& bukan kata siapa-siapa sih, tapi kayaknya kalian akrab! jawabku sekenanya. Sejujurnya itu hanya tebakanku. Sok tau lo! Rhinky mengucek-ucek rambutku. Ah, Rhinky& walaupun ia menutupinya, aku melihat ada sesuatu yang tersirat secara samar. Mereka& memiliki hubungan khusus!
Oya, gue kan punya janji mau traktir lo! ucap Rhinky sambil berpikir.
Astaga! Ternyata dia masih ingat. Terus terang aku senang sekali! Hm... gue pikir lo udah lupa! candaku.
Gue nggak akan mungkin lupa janji gue sama cewek yang udah bantuin gue, ucap Rhinky serius. Oke, lo mau minta traktir di mana, mau makan apa aja terserah.
Lo serius nih" Gue banyak maunya lho. Makannya juga banyak, tantangku.
Nggak masalah! Oke, kapan lo siap"
Kebetulan besok gue nggak sibuk, lo gue jemput ke rumah, oke"
Yoi! seruku. Oya, Net, gue mau masuk dulu. Banyak kerjaan, salam buat Vero ya! Sebelum pergi, Rhinky masih sempat memencet hidungku.
Ugh! Aku menepis tangannya. Dasar Rhinky! Aku menatapnya yang berjalan masuk ke ruang tengah. Namun sebelum menghilang, Rhinky berbalik. Dan mengucapkan sesuatu padaku. Lo tambah manis, Net!
126 Aku melongo. Apa katanya" Gue manis" Aku tertawa dalam hati, namun apa yang barusan dikatakannya itu membuat hatiku terasa melayang, dan jantungku hampir rontok! Perasaan ini belum hilang sampai seseorang menepuk punggungku dengan kasar.
Woi! Ngelamun, Jeng"!
Duh! Ver, lo bikin gue kaget, gila! makiku sambil mengelus dada. Oya, gimana" Udah cancel-nya"
Mata Vero berbinar. Bereeees& ! Eh, lo liat apaan tadi, Net"
Liat Rhinky! Mana" Mana" Mata Vero jelalatan. Tuh! tunjukku.
Lo ngigo ya, Net" Nggak ada tau! Udah masuk! Katanya banyak kerjaan. Yaah& Vero kecewa.
Kita langsung pulang nih" tanyaku melihat Vero masih sibuk menatap ke tempat menghilangnya Rhinky. Vero mengangguk. Oke!
127 K EESOKAN harinya Rhinky benar-benar menjemputku. Dia
makin tampan berbalut kaus santai berwarna biru, di dadanya bertuliskan kata peace. Sangat sesuai dengan penampilannya siang ini. Damai.
Mama menyambutnya dengan senyum sumringah. Mungkin dalam hatinya Mama berharap Rhinky merupakan teman lelaki spesialku. Harapan yang tidak mungkin! Apa dia tidak melihat anaknya tidak terlalu istimewa untuk mendapatkan pangeran setampan Rhinky" Aku cuma turut berbahagia melihat keakraban Mama dan Rhinky. Siapa tahu Tuhan berkehendak lain dengan menjadikan aku dan Rhinky sebagai pasangan seumur hidup" Walaupun hanya berupa khayalan, melihat keakraban Mama dan Rhinky, kurasa cowok itu takkan sulit mendapat lisensi lulus sebagai calon mantu dari Mama. Hehe...
Aku merasa bagaikan dua telapak tangan satu tertutup dan satunya lagi terbuka yang sengaja dijajarkan bersebelahan
Semua Cewek Itu Cantik Kok!
128 dengan Rhinky. Kuharap tidak ada orang yang peduli dengan keadaan ini. Seperti yang sudah-sudah, aku khawatir Rhinky akan malu berjalan denganku, dan seperti biasanya juga dia tidak menunjukkan tanda-tanda itu.
*** Setelah menempuh perjalanan selama beberapa waktu, akhirnya kami tiba di KTS. Aku memilih warung Si Doel karena gurame bakarnya sangat lezat. Vero pernah mengajakku menikmati menu itu, dan dia selalu mengacungkan dua jempol untuk menu favoritnya di sini. Berharap akan merasakan hal yang sama, Rhinky ikut memesannya.
Sambil menunggu makanan datang, entah kenapa saat melihat sepasang kekasih di meja yang berseberangan dengan kami, tiba-tiba aku teringat Claudia. Tergelitik rasa ingin tahuku mengenai cewek cantik itu. Oya, Rhin, gue boleh tanya sesuatu"
Boleh& , jawab Rhinky datar. Tentang Claudia, dia cewek lo, kan"
Hm& kok nanyanya itu sih" Rhinky mengangkat bahu. Yaah, kalau nggak suka nggak usah jawab!
Rhinky menggeleng. Bukan nggak suka, gue kaget aja lo buka pertanyaan tentang ini. Karena kalau gue perhatiin, kayaknya lo nggak pernah bahas masalah pasangan deh! Baru kali ini.
Jelas saja, aku kan habis mengalami couple sindrome yang
129 artinya aku trauma melihat cowok karena pernah ditolak Alan mentah-mentah. Jadi" aku masih menunggu jawabannya.
Ya, Claudia sampai saat ini statusnya masih pacar gue. Cuma& hubungan kami sedang dalam masalah. Gue sedang nentuin apa gue harus putus sama dia atau tetap jalan& Tapi menurut gue Claudia cantik dan&
Cantik bukan segalanya, Garnet! potong Rhinky tegas. Kemudian ia tersenyum. Ada hal yang nggak bisa gue ngerti dari dia sejak dulu. Selama ini& Gue selalu berusaha memperbaiki hubungan kami, tapi kayaknya sekarang udah nggak mungkin lagi. Gue ragu, apa hubungan kami bisa diselamatkan&
Yang pasti bukan karena cewek lain, kan" selidikku penasaran. Berharap Rhinky belum mendapatkan calon pengganti Claudia.
Sayangnya, ya, jawab Rhinky pasti sambil menatapku. Aku tersenyum sinis, sedikit kecewa. Dasar cowok! sindirku. Namun Rhinky tidak terpengaruh kesinisanku.
Dia cinta pertama gue. Pandangan Rhinky menerawang. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, tapi yang jelas, aku yakin cinta pertama Rhinky melebihi Claudia dalam segala hal. Lebih cantik, lebih anggun, dan yang pasti& aku berharap dia lebih baik.
Pelayan datang menyuguhkan pesanan kami. Asap mengepul di atas gurame bakar, sambalnya mengundang selera. Aku sudah tidak sabar ingin melahapnya.
Net, gue boleh tanya sesuatu" tanya Rhinky tiba-tiba saat
130 aku sibuk mengipas-ngipas dengan tangan asap gurame yang baru dihidangkan.
Boleh& , jawabku. Lo udah punya cowok belum"
Aku mencoba tertawa, meskipun sejujurnya pertanyaan itu cukup mengejutkan. Apa Rhinky mau membalasku karena aku sudah mempertanyakan kehidupan pribadinya" Aku ragu-ragu menjawab.
Kalau nggak suka nggak usah jawab, Rhinky mengulang kata-kataku tadi.
Aku tersenyum. Bukannya nggak mau jawab, cuma gue rasa lo udah tau jawabannya! kataku tidak bersemangat, dengan harapan Rhinky tidak akan menanyakan itu lagi. Tapi gue mau jawaban yang jujur dari lo.
Aku menarik napas. Meskipun tidak ingin, aku rasa menceritakan hal ini kepada Rhinky tidak ada salahnya. Yeah, walaupun tidak akan mengubah jalan cerita hidupku.
Gue barusan ditolak cowok. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Setelahnya aku menyesal. Ah, kenapa tidak kukatakan saja aku tidak pernah punya pacar tanpa harus menceritakan pengalaman pahit hidupku. Aku teringat kembali pada wajah Alan.
Apa separah itu" tanya Rhinky kemudian. Sampe muka lo jadi sedih gitu ngomongnya. Rhinky tertawa.
Lo nggak akan tau betapa menyedihkannya sampai lo ngerasain hal yang sama kayak yang gue alamin!! ucapku ketus. Tersinggung dengan ucapannya.
131 Sori& maaf, Net, gue nggak bermaksud buat lo sedih... Kelihatannya Rhinky sangat menyesal. Melihat ungkapan penyesalannya yang tulus, hatiku jadi terbuka untuk bercerita lebih jauh lagi.
Gue nggak akan sesedih ini, kalau dia nggak menghina gue, ucapku pelan. Yeah& gue sadar gue nggak pantes buat dia. Gue jelek, gue kurus, pokoknya nggak ada bagus-bagusnya di mata dia. Rhin& apa semua cowok itu cuma tertarik sama cewek yang cantik" Apa di mata mereka cewek jelek seperti gue ini nggak pantas dicintai" Suaraku menjadi parau.
Rhinky menatapku dalam-dalam. Seperti yang pernah gue bilang ke elo, gue nggak setuju dengan yang namanya bedah plastik, permak muka, mancungin hidung, atau apalah yang bertujuan supaya mereka lebih cantik, bahkan berlomba-lomba untuk cantik. Gue pribadi lebih menyukai cewek yang apa adanya. Tanpa permak, tanpa kepalsuan wajah, dan yang terpenting hatinya.
Perkataan Rhinky cukup menghibur hatiku.
Lagi pula& kalau semua perempuan berhidung mancung, berkulit putih, berdagu lancip, berdada besar, apa indahnya dunia" Justru kecantikan tumbuh karena adanya perbedaan. Karena kecantikan tidak bisa dihitung, dijumlah, atau disamasamakan. Selera orang beda, karena kecantikan itu relatif& Seperti ungkapan, tidak ada yang jelek di dunia ini, kecuali pikiran manusia itu sendiri yang menganggapnya demikian.
Mendengar ungkapan itu aku terpana menatap Rhinky. Ungkapan itu sungguh sangat berarti.
132 Jadi, lanjut Rhinky, sesungguhnya cuma satu yang pasti, dan nggak akan bisa diubah walaupun orang berusaha menyangkalnya, semua cewek itu cantik kok! kata Rhinky seraya tersenyum kepadaku.
Dadaku bergetar. Hatiku terasa nyaman. Mendengar ucapannya membuat aku ingin menangis. Ya Tuhan& aku bersyukur kau masih menciptakan orang-orang seperti Rhinky yang masih mau berpikiran seperti itu. Yeah, keyakinan hatiku yang menyatakan bahwa aku tidak menarik segera pudar. Rhinky benar, aku merasa jelek karena pikiranku yang berpendapat demikian. Harusnya aku sadar sejak awal, semua cewek itu sesungguhnya cantik kok. Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk merasa jelek.
*** Rhinky mengantarku ke rumah. Mama mengucapkan terima kasih padanya beberapa kali. Ya ampun, Mama! Aku pikir Mama naksir Rhinky deh! Senyum Mama terus mengembang dan baru meredup saat mobil Rhinky hilang di balik tikungan.
Kamu pinter cari temen, Net! kata Mama padaku saat kami masuk ke rumah.
Aku menoleh pada Mama. Maksud Mama" Udah cakep, sopan, lagi!
Jelas dong, GARNET! Aku sedikit membusungkan dadaku.
133 Tapi& kalau kamu mau terus di dekatnya, kamu harus terus berubah menjadi lebih baik, menghilangkan semua kebiasaan buruk sampai ke akar-akarnya& , pesan Mama. Garnet kan lagi berusaha, Ma. Aku memeluk Mama. Oya, ada kabar gembira buat kamu, Net.
Apa itu, Ma" tanyaku sambil menatap wajah Mama yang berseri-seri.
Papa bilang, Papa ada uang untuk tindakan Lasik kamu. Lasik" Kata itu tidak asing di telingaku. Itu kan semacam tindakan medis untuk memperbaiki minus mata seseorang. Ha" Bener, Ma" tanyaku tak percaya.
Mama mengangguk. Iya, biar kamu nggak terganggu dengan kacamata, dan nggak perlu pake benda itu selama-lamanya!
Aku memeluk Mama lagi, kali ini lebih erat. Makasih banget ya, Ma& Garnet sayang Mama dan Papa& Kucium dan kupeluk Mama kencang-kencang sampai Mama susah bernapas.
Aduh, Garnet udah...! Mama berontak. Eh, tadi Vero telepon. Katanya dia coba telepon ponsel kamu, tapi nggak diangkat-angkat, ucap Mama setelah aku menghentikan ciumanku.
Aku menepuk kepalaku, dan langsung mengeluarkan HP dari tas. Astaga! Dua belas kali missed call! Ya ampuuun, rupanya saat jalan dengan Rhinky tadi aku tidak menyadari ada telepon masuk.
Ma, Garnet pake telepon ya" Aku berlari menuju telepon
134 rumah, kemudian dengan sigap menekan nomor rumah Vero.
Halo, Ver! Aku bernapas lega begitu mendengar suara Vero.
Woi! Ke mana aja lo" Gue abis jalan. Ada apa sih"
Nggak ada papa sih! Gue cuma mau ngajak lo senengseneng!
Seneng-seneng" Yee... gue pikir apaan!
Ah, lo gimana sih! Kita kan belum seneng-seneng begitu tau berat badan gue turun, dan berat badan lo naek! Gimana kalau kita makan-makan" ajak Vero.
Gue sih seneng aja. Tapi lo yakin mau makan banyak" Ntar diet lo berantakan dan Tante Maya&
Alaaah, Tante Maya lo pikirin. Tenang aja, dua hari lagi dia balik ke Amerika. Lagian, gue mau puasin makan dan keliling kafe beberapa hari, terus gue balik diet lagi.
Waah! Dasar curang! Kalau ketauan Tante Maya, gue bisa ikutan dimaki!
Gue tanggung jawab penuh deh! Pokoknya kita cari kafe yang enak!
Emang mau jalan sekarang" Gue baru pulang, Ver! Ngng& besok malem aja deh! Lo gue jemput, oke" Oke! seruku.
135 S ETELAH sibuk merayu Mama selama setengah jam, akhirnya aku mendapat izin keluar malam ini. Dengan syarat harus pulang sebelum jam 24.00 teng! Wuah! Dengan syarat itu aku merasa jadi Cinderella!
Tepat jam 20.00, Vero menjemputku.
Kita mau ke kafe mana, Ver" tanyaku saat Vero membelokkan arah mobilnya menuju kawasan Senayan.
Ke Front Row. Malem ini Glenn yang isi acara lho! ucap Vero penuh semangat.
Wah, seru tuh! jeritku. Ya! Vero selalu tahu siapa saja yang menjadi pengisi acara di setiap kafe. Julukan Tante Maya Penjelajah Kafe untuk Vero memang cocok sekali.
Dengan melalui perjalanan sekitar 35 menitan, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan.
Pengunjung sudah terlihat ramai di pintu masuk. Vero mengajakku duduk di bagian luar mengarah ke kolam yang dibatasi dengan kaca pemisah. Di sana tidak begitu padat.
Claudia vs. Vero 136 Glenn Fredly yang sedang menghibur seisi kafe masih jelas terlihat dari sini.
Rupanya malam ini Vero sungguh-sungguh dengan niatnya untuk makan besar-besaran! Porsi makannya meningkat drastis, kembali ke porsi awal sebelum ia bertekad menjalani diet. Dasar Vero!
Saat kami sedang asyik-asyiknya makan dan ngobrol diiringi lagu Januari yang dinyanyikan oleh Glenn Fredly, mataku menyipit memerhatikan pemandangan yang ada di belakang penyanyi itu.
Lo liat apaan, Net" Serius banget! tanya Vero. Itu& Ver! aku menunjuk ke arah beberapa model yang sedang memeragakan baju di panggung. Berlenggak-lenggok dengan gemulai, senyum mengembang dengan rasa percaya diri yang tinggi. Mataku fokus memerhatikan salah satu dari mereka.
Apaan sih" Model yang pake baju merah! Gue kenal dia! kataku sambil terus memasang mata.
Yaelah! Gue juga kenal. Namanya Claudia, kan"! Dia model yang lagi naek daun! Lo pasti abis baca tabloid gosip tentang operasi plastik yang abis dia jalanin, iya kan" Apa" Mataku memicing menatap Vero.
Iya! Emangnya lo nggak tau, ya" Sejak operasi itu, mukanya tambah cantik deh! Dan dia tambah tenar lho& Jadi, dia korban operasi juga" Aku menatap Vero tidak
137 percaya. Pantas saja aku bertemu dengannya di klinik Dokter Michael!
Vero mengangguk. Kenapa sih, kok ekspresinya aneh kayak gitu" ucap Vero sambil sibuk mengunyah kentang goreng.
Dia, Ver! Waktu kita ke klinik Dokter Michael dua hari yang lalu, gue ketemu dia! jeritku sambil mengguncangguncang tubuh Vero. Seraup kentang goreng yang hampir bersarang di mulutnya jatuh berguguran.
Lo kenapa sih, Net" Vero menatapku heran. Naah, ketauan! Lo penggemar beratnya, ya..." Udah sempet minta tanda tangannya, belom"
Vero, gue serius! Ya emangnya kenapa kalau dia ada di klinik itu" Wajar, kan, siapa tau dia mau kontrol dokter! kata Vero cuek sambil makin asyik dengan kentang gorengnya.
Kalau itu gue juga tau! Cuma waktu itu dia berdua sama Rhinky, Ver! Mereka mesra banget!
APA"! Vero melongo. SAMA RHINKY" Dia ceweknya Rhinky!
LO SERIUS, NET"! Atau mungkin lo salah liat kali"! Vero menajamkan penglihatannya ke arah Claudia. Nggak mungkin, Ver! Masalahnya gue sempet kenalan! Vero mengerang geram menatap Claudia dari jauh. Sialaaan! Kalau saingan kita secantik itu, Rhinky mana bisa berpaling ke kita, Net" Dia kan model, cantik, putih, tinggi, hidung mancung, dan yang pasti ramping, pula! Yah, walaupun
138 beberapa bagian mukanya hasil operasi, gue yakin Rhinky tetep milih dia sampai mati! Iya, nggak" Dan yang pasti&
Aku termenung. Tidak kudengarkan lagi ocehan Vero. Mataku terus memerhatikan Claudia yang menghilang di balik panggung seiring selesainya lagu yang dinyanyikan Glenn Fredly.
Claudia& dia cantik luar biasa. Aku bahkan tidak ada apaapanya dibanding dia. Hmm& kalau wajah Claudia hasil operasi, berarti& teori Rhinky yang mengatakan ia tidak setuju dengan segala urusan mempercantik wajah dengan cara operasi plastik adalah omong kosong belaka! Buktinya, ia memacari Claudia, salah satu wanita yang bersembunyi di balik wajah palsu itu! Dan cinta pertamanya, mungkin juga tidak jauh berbeda dengan Claudia, sama-sama berwajah palsu! pikirku kecewa.
Hhh& cantik ya cantik! Apa pun bentuknya dan apa pun caranya, laki-laki tetap memilih wanita berparas menawan sebagai pendamping. Lagi pula, mana ada cowok sekeren Rhinky yang mau menjadikan cewek tidak menarik sepertiku sebagai pacar"! Apa yang akan dikatakan orang padanya nanti" Hei, Rhin, sejak kapan lo pacaran sama pembantu" Huh! Tiba-tiba, perasaan kagumku pada Rhinky berubah jadi hambar!
Vero masih saja sibuk dengan dunia bicaranya dengan mengoceh tidak keruan, dan aku masih sibuk dengan lamunanku. Rasanya kesibukan kami tidak akan berakhir kalau salah satu dari kami tidak ada yang memutuskan untuk pulang. Kalau melihat Vero yang tidak bisa berhenti bicara, aku rasa akulah orang yang harus mengambil keputusan itu.
139 Ver, kayaknya kita pulang aja deh!
Tunggu, Net, gue mau lihat tampang Claudia untuk yang terakhir kalinya.
Fashion show-nya udah kelar, tau! ucapku sambil menarik lengan Vero.
Aduhh... Vero merintih. Kenapa lo, Ver" tanyaku panik. Apa aku terlalu keras menarik lengannya"
Gue kebelet pipis, Net! Temenin gue ke toilet, ucap Vero sambil memegang-megang perutnya.
Hh... gue kira apaan! Yuk! ajakku.
*** Rasanya Vero harus menahan hasrat pipisnya beberapa waktu karena antrean yang panjang. Untunglah, tidak berapa lama, salah satu pintu toilet terbuka. Seseorang keluar dari dalamnya, membuat aku dan Vero berteriak bersamaan.
CLAUDIA"!! Claudia menatap Vero heran, lalu sikapnya berubah dingin saat memandang wajahku. Kalian& siapa" tanyanya berlagak cuek.
Apa" Aku ternganga. Secepat itukah ia melupakanku" Yah& mungkin saja dia lupa. Claudia, gue Garnet temennya Rhinky. Lo masih inget nggak, dua hari yang lalu kita ketemu di klinik, kan" Nggak nyangka kita ketemu lagi di sini& , ucapku berusaha ramah.
140 Eh, temen lo, Clau"! tanya seorang cewek yang barusan keluar dari toilet sebelah.
Tau, ah! Penggemar mau minta tanda tangan kali! ucapnya dengan sombong seraya pergi.
Aku terkejut. Sumpah! Aku tidak pernah menyangka akan melihat sikap Claudia seperti ini.
Tapi dia kok kenal sama Rhinky"
Udah deh! Nggak usah ladenin, cewek culun dan kerempeng kayak gitu mana mungkin punya temen sekeren Rhinky" Ngaku-ngaku temen deket Rhinky" Kepedean!
Ah, bisa aja lo! Dua model itu tertawa. Tawa mengejek.
Astaga! Aku menatapnya tidak percaya. Apa yang barusan kudengar benar" Apakah sikap asli Claudia seperti ini" Dia sangat ramah di hadapan Rhinky waktu itu. Tapi sekarang&
HEI! TUNGGU! Di sela bengongku, tiba-tiba Vero berteriak ke arah mereka.
Claudia dan temannya berhenti lalu berpaling pada kami. Keduanya saling pandang.
Dengan tatapan ingin menelan, Vero menghampiri keduanya. Kalau melihat gayanya yang seperti itu, seperti yang sudah-sudah, Vero pasti dalam kondisi marah besar. JADI CEWEK NGGAK SOPAN MACAM LO YANG JADI PACAR RHINKY"! tunjuk Vero pada Claudia dengan suara melengking.
EH, SIAPA YANG NGGAK SOPAN"! Claudia yang tidak terima dengan sikap Vero mendekat.
141 NGAPAIN LO MENGHINA GARNET"! teriak Vero makin berang.
APA LO, GENDUT" EMANG DIA KEREMPENG, KAN"
SENGAK BANGET LO! LO PIKIR CUMA LO CEWEK CANTIK DI DUNIA INI"!
GUE TAU BANYAK CEWEK CANTIK DI DUNIA INI, TAPI GUE CUKUP BERUNTUNG KARENA JADI SALAH SATU DARI MEREKA! BUKAN KAYAK LO BERDUA! MAKANYA CARI MODAL, OPERASI TUH MUKA!! ucap Claudia tepat di depan wajah Vero.
Aku menatap pertengkaran sengit mereka dengan tak percaya. Saranku, jangan pernah membalas ucapan Vero kalau tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada&
PLAK! Terlambat, Vero sudah melayangkan tamparannya di pipi Claudia.
BRENGSEK! Claudia hendak membalas.
Secepat kilat aku berusaha melerai mereka. Tapi malang, saat itu juga satu pukulan Claudia menghantam hidungku. Argh! Aku kesakitan. Aku merasakan ada cairan keluar dari hidungku. Darah! Hidungku berdarah! Tapi aku tidak bisa melihat apa pun karena kacamataku terlepas. Terpaksa aku merangkak mencarinya dengan meraba-raba lantai.
Melihat hal itu Vero tambah berang. Dengan tenaga penuh ia arahkan tinjunya ke wajah Claudia. Kudengar Claudia menjerit kencang sekali lalu meringis beberapa sesaat. Samar-samar
142 kulihat ia memegang hidungnya sambil berteriak-teriak histeris. Namun sesudahnya ia menarik rambut Vero.
Dengan hidung berdarah dan pandangan kabur, aku yang makin panik, berdiri untuk mencoba melerai mereka lagi, namun kali ini teman Claudia malah menarik tanganku. Sehingga apa yang terjadi sungguh di luar dugaan! Kami bertengkar satu lawan satu! Saling tarik, saling jambak, mencaci, mendamprat, ber-teriak, segala upaya dilakukan, dan keempatnya berusaha keluar sebagai pemenang.
Dari hidungku darah keluar makin banyak. Aku kelelahan, kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang. Di saat rasa pusingku mencapai puncaknya, dan pandanganku makin kabur, entah bagaimana sekitar ruang mendadak ribut seakan dipenuhi orang, lalu blitz kamera pun memenuhi ruang toilet.
*** Aku menyandarkan tubuh lemahku pada bantal. Dari balik pandanganku yang kabur masih dapat kulihat Mama menatapku berkaca-kaca. Bang Reza terdiam di sisi tempat tidurku. Aku berada di rumah sakit. Sejak semalam aku sudah berada di sini.
Sungguh menyedihkan, badanku dipenuhi lebam biru dan lecet-lecet. Dan saat aku siuman, Papa sudah menatap tajam ke arahku. Penuh amarah.
Kamu udah buat Papa malu, Net! Anak perempuan keluyuran malam-malam, terlibat perkelahian, lagi! Mau jadi apa kamu"
143 Maafin Garnet, Pa& , ucapku lemah. Mau jadi jagoan kamu"
Udahlah, Pa& kasian Garnet& , bela Mama. Ini semua gara-gara Mama juga yang ngasih izin Garnet keluyuran malem-malem! Apa jam malam udah nggak berlaku lagi" bentak Papa.
Papa kok malah nyalahin Mama sih" Memangnya Papa udah kasih contoh yang baik sama anak-anak" Kalau ada masalah dikit aja, bisanya cuma marah-marah! balas Mama. OH, JADI MAMA MAU NYALAHIN PAPA, GITU" MAMA NGGAK NYALAHIN SIAPA PUN! TAPI PAPA YANG MULAI!
Aku terisak. Mama dan Papa terus bertengkar dan saling menyalahkan, dan ironisnya semua akibat ulahku. Kututup wajahku, dadaku berguncang mendengar pertengkaran mereka yang makin menjadi.
UDAHLAH, MA, UDAH, PA! BISA DIEM NGGAK SIH"! teriak Bang Reza tiba-tiba. KASIAN GARNET! DIA JUGA LAGI KESAKITAN!
Aku terpana menatap Bang Reza yang membelaku. Selama ini dia cuma bisa menjailiku, namun barusan ia menjadi kakak sejati. Aku menatapnya dengan perasaan penuh beribu terima kasih.
Sekarang, yang harus dilakukan adalah berpikir dengan kepala dingin, karena masalah sebenarnya bukan cuma di sini, tapi masalah kita yang sesungguhnya ada di luar. Menghadapi tuntutan cewek bernama Claudia itu! lanjut Bang Reza.
144 Aku terkejut. Tuntutan" Claudia menuntut" Papa terduduk di kursi. Mama menutup mukanya. Dari mana kita dapetin uang ratusan juta untuk mengganti hidungnya yang rusak karena perkelahian itu" Itu yang harus dipikirin! Bukannya sibuk saling menyalahkan!


Ugly Phobia Karya Queen Soraya di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Astaga! Hidung Claudia rusak" Benarkah semua masalah berkembang separah ini" Aku menatap ketiga anggota keluargaku, berharap ada yang akan memberikan penjelasan, namun kebungkamanlah yang akhirnya kudapat.
*** Karena peristiwa yang terjadi belakangan ini dan kondisi kesehatanku, aku dilarang keluar rumah, dan telah terkurung selama satu minggu. Bahkan, dengan alasan keamanan, Papa melarangku kuliah.
Tidak ada yang mau bercerita padaku. Mama yang menjadi harapanku satu-satunya tetap bungkam. Ia hanya mengatakan, sekarang masa sedang rawan-rawannya karena rumah kami mendadak sering didatangi wartawan.
Aku sering mengintip dari balik jendela para kuli tinta yang berkeliaran di depan rumahku itu. Katanya mereka mencari informasi tentang kejadian malam itu. Yeah, ini pasti tentang Claudia. Seperti yang ada di hadapanku saat ini, sehalaman surat kabar dengan gambar memalukan (perkelahian di malam itu) bertuliskan: CLAUDIA MODEL TERMAHAL MEN- DERITA CEDERA HIDUNG.
145 Memang bukan aku yang menjadi pemeran utama dalam berita itu, tapi keterlibatanku membuat masalah berkembang menjadi pelik seperti ini. Dan akibat peristiwa itu juga, serentetan hukuman dari Papa aku jalani.
Parahnya lagi, HP-ku disita Papa, sehingga komunikasiku dengan dunia luar terputus, menelepon Vero juga dilarang. Menurut Papa, ini semua karena aku terlalu akrab bergaul dengan Vero. Andai Papa tahu kalau Vero-lah yang membela anaknya mati-matian.
Lebih menyedihkan lagi, aku tidak bisa melihat dengan jelas! Kacamataku rusak! Untuk melengkapi penderitaanku, dua minggu lagi benda itu baru akan dibelikan oleh Mama. Menurutnya, ini hukuman ekstra yang harus kujalani dari Papa. Matilah aku!
Bang Reza tidak pernah kelihatan. Dia sibuk menyelesaikan masalah ini bersama Papa. Aku merasa sangat bersalah telah merepotkan semuanya. Kejadian ini sungguh menyiksaku. Aku bahkan tidak bisa tidur memikirkan kesalahan-kesalahan yang telah kuperbuat.
146 A KU duduk lunglai di tempat tidurku tanpa bisa melakukan
apa-apa. Sudah satu bulan berlalu sejak kejadian itu, namun hukumanku tak kunjung selesai. Aku rindu sahabatku Vero, aku rindu celotehnya yang tiada henti dan menghibur, aku rindu kuliah, walaupun tetap sebal pada Alan, Cindy, Siska, dan Laura.
Cukup dua kata yang dapat merangkum beribu perasaanku selama menjalani hukuman ini. AKU BOSAN!
Hal yang menguntungkan dari hukuman ini adalah, karena aku mencoba melarikan diri dari stres dengan banyak mengonsumsi makanan sehat buatan Mama, berat badanku naik drastis. Aku juga lebih memerhatikan kebersihan tubuhku dengan mencoba menerapkan hidup teratur, bersih, dan sehat. Sehingga& sebulan terakhir aku berhasil menumpas jerawatjerawat yang tadinya setia menempel di pipiku. Hmm& aku juga lebih mahir berdandan. Yeah, itu adalah keuntungankeuntungannya.
Tamu Untukku 147 Sekarang& jam 20.05, cuma itu yang aku tahu mengenai waktu, sementara hari apa dan tanggal berapa aku tidak tahu lagi. Otakku benar-benar dalam kondisi sekarat. Mungkin karena aku terlalu lama terkurung di rumah, ya" Tapi, kalau kuperhatikan, wartawan-wartawan yang sering berkeliaran di depan rumahku selama beberapa hari ini tampaknya sudah tidak kelihatan. Semoga ini pertanda baik. Kuharap, Papa dan Bang Reza telah berhasil menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi akibat perkelahian dengan Claudia malam itu.
Aku merasa bisa mati karena bosan tepat tengah malam nanti kalau saja Mama tidak masuk ke kamarku dan menyuruhku keluar karena di ruang tamu ada dua tamu untukku.
Kedua orang itu adalah Tante Maya dan seorang lelaki paruh baya bertubuh sangat subur dengan postur tubuh tinggi besar. Sekilas ada raut wajah Vero bersemayam di situ. Aku pernah melihat lelaki ini sebelumnya. Dia Oom Bono, papa Vero. Rupanya beliau sudah kembali dari Amerika.
Aku tersenyum bergantian pada mereka yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
Dengan senyum manis khasnya, Tante Maya menarikku agar duduk di sebelahnya. Ia memegang tanganku dengan lembut. Sapuan make-up-nya lebih tipis daripada biasa, namun kecantikannya tidak berkurang sedikit pun.
Setelah Mama meninggalkan kami, barulah Tante Maya bicara. Apa kabar, Garnet" Tante Maya memelukku.
Baik, Tante.., ucapku lemah, tapi Vero& Aku mengkhawatirkan sahabatku itu. Tante Maya selalu keras padanya.
148 Kalau hanya karena berbadan gendut dia diancam dengan sedot lemak, lalu akibat perkelahian itu hukuman apa yang akan Tante Maya berikan"
Kamu jangan pikirin keponakan Tante yang bandel itu. Tante bener-bener minta maaf karena kelakuan Vero kamu jadi ikut terlibat, ucap Tante Maya lembut.
Ya, Garnet, Oom juga minta maaf, sambung Oom Bono. Aku tercengang. Teringat isi surat kabar tentang perkelahian itu. Tan, sebenernya apa yang terjadi"
Kamu udah denger tentang tuntutan Claudia, kan" Yah... Garnet denger sekilas dari Bang Reza. Tapi, terus te-rang Garnet nggak paham. Apa bener hidung Claudia rusak"
Ya, Vero terlalu keras memukulnya. Makanya Claudia nggak terima dan menuntut.
Terus Vero& apa dia di tangkep polisi" Ya ampun& Vero nggak apa-apa kan, Tan" Oom" Aku panik. Mana mungkin aku bisa enak-enakan di rumah, bergumul dengan makanan sebagai pelarian, memperbaiki hidupku, tapi sahabatku, orang yang telah membelaku, ternyata terlibat masalah yang sangat serius. Aku merasa bersalah pada Vero.
Tante Maya menggeleng. Vero nggak apa-apa. Masalah udah diselesaikan dengan baik. Untunglah, dengan beberapa orang yang bersedia membantu, akhirnya permasalahan ini bisa diselesaikan dengan jalan damai.
Aku menghela napas lega. Dalam hati aku mengucap rasa syukur. Terus, Oom, sekarang Vero di mana"
149 Oom sangat kecewa sama Vero, makanya sebagai hukuman, Vero dilarang keluar rumah. Itu adalah konsekuensi yang harus Vero tanggung. Lagi pula, kami sekeluarga malu dengan keluarga kamu, Net. Vero udah nularin sifat yang nggak baik sama kamu. Wajah Oom Bono menyiratkan penyesalan.
Lagian kenapa juga tuh anak main pukul sembarangan& Tante Maya menggeleng-geleng. Kedatangan kami berdua, mau minta maaf kepada keluarga kamu dan kamu, Garnet. Karena Vero, semuanya jadi ikut terlibat. Orangtua kamu ikut direpotin.
Sesaat aku tertegun. Aku pikir Tante dan Oom Bono salah mengerti. Tan, Oom, semua orang udah berprasangka buruk sama Vero, ucapku tertahan. Mataku berkaca-kaca. Sebenernya Vero nggak salah, ini semua karena dia mau belain Garnet. Makanya Vero berbuat itu. Aku terisak.
Apa yang kamu bilang, Net" tanya Tante Maya sambil menyipitkan mata. Oom Bono terheran-heran.
Claudia menghina Garnet, makanya Vero marah dan menampar muka Claudia, dan akhirnya& perkelahian itu pun terjadi.
Ya Tuhan& Tante Maya membekap mulutnya tidak percaya. Oom Bono tampak kaget.
Vero nggak salah, Tan& Vero nggak salah& Air mataku tidak terbendung lagi, aku menumpahkan tangisku di hadapan Tante Maya dan Oom Bono.
Tante Maya juga menangis, lalu ia memelukku erat-erat cukup lama, kemudian melepaskannya. Oom Bono menarik
150 napas. Aku rasa ia juga menyesal sudah terlalu keras terhadap Vero.
Ternyata selama ini Tante dan Oom udah salah, Net. Tante pikir Vero adalah biang rusuh semua masalah ini. Ternyata perbuatannya itu karena ingin membela sahabatnya. Yeah, harusnya Tante bangga sama dia, bukannya malah menghukumnya. Tante bener-bener menyesal, kami harus minta maaf sama dia& , ucap Tante Maya disertai anggukan Oom Bono.
Yah, perbuatannya main pukul itu memang tidak baik sama sekali. Tapi, paling tidak ternyata ada alasan di balik perbuatannya itu, kata Oom Bono bijak.
*** Aku rasa, aku harus bahagia karena semua masalah berlalu dengan baik. Atas kesalahpahaman yang terjadi, Papa dan Mama akhirnya mau mengerti dan tidak begitu menyalahkan aku dan Vero. Mama juga langsung menelepon Vero dan meminta maaf padanya atas nama keluarga, karena telah berprasangka buruk selama ini.
Oya, HP-ku sudah dikembalikan Papa, dan mulai besok, aku boleh keluar rumah lagi.
Satu-satunya orang yang ingin aku temui setelah masalah ini selesai, adalah& Yup! Veronika!
Aku kangen sekali padanya. Tapi rasa kangen itu baru bisa diwujudkan besok. Ingin rasanya aku menelepon Vero segera
151 begitu Papa mengembalikan HP-ku. Namun, rasa ini terus kutahan karena besok aku ingin memberi kejutan padanya.
*** Aku terbangun saat Mama masuk kamar dan mengatakan ada tamu yang datang pagi ini. Wuah! Tamu lagi! Pasti Vero! jeritku sambil menyambar kacamataku yang baru dan berlari ke luar kamar. Yuhu! Padahal aku ingin memberi kejutan padanya, tapi ternyata Vero sudah ke rumahku duluan!
Tidak kupedulikan suara Mama yang menyuruhku cuci muka dulu sebelum keluar kamar.
Bodo amat! Vero ini! Aku mempercepat langkah menuju ruang tamu dan sampai di sana, aku berteriak seperti yang biasa kulakukan saat bertemu Vero.
VEROOOO& !!! Aku mengembangkan pelukan sambil memejamkan mata.
Hening tidak ada sambutan. Kubuka mataku. ASTAGA!!!
Aku shock! Pantas Mama melarangku turun sebelum mencuci muka.
RHINKY"! Aku melongo tak percaya memandang cowok tampan yang sangat kukenal itu duduk di sofa. Melihat kedatanganku ia segera berdiri dan menatapku takjub.
Aku segera menyadari keadaanku, masih memakai pakaian tidur, tampang kusut, rambut berantakan, mata sembap, dan mungkin ilerku masih sedikit menempel di sudut bibir.
152 Untunglah tadi malam aku mengurungkan niat memakai masker, kalau tidak aku akan terlihat seperti penampakan setan di pagi hari.
Rhinky& , ucapku kaku, dalam kondisi seperti ini aku berharap memegang tongkat Harry Potter agar bisa menghilangkan Rhinky dari rumahku tanpa bekas.
Rhinky masih terpana atau mungkin tak sanggup melihat keadaanku.
Gue masuk sebentar, Rhin& abis gue berantakan banget dan&
Oh, nggak usah, gue cuma sebentar kok! cegahnya. Yeah, kalau penampilan si nona rumah berantakan seperti ini, siapa yang tahan berlama-lama"
Ada perlu apa" tanyaku.
Apa lo mau berdiri di situ terus sementara gue ngomong di sini" ucap Rhinky.
Astaga! Kenapa aku jadi kikuk begini" Aku segera menghampiri Rhinky dan duduk di sofa berhadapan dengannya. Aku merasa jadi orang bodoh.
Ngng& pertama, Rhinky menarik napas dan memerhatikan keadaanku, gue seneng keadaan lo baik-baik aja. Terima kasih& , jawabku sekadarnya.
Dan yang kedua..., Rhinky menarik napas, yang kedua..., dia menarik napas lagi.
Aku sampai sesak menunggunya. Apa dia membutuhkan lebih banyak oksigen hanya untuk mengatakan tujuannya yang kedua"
153 Gue minta maaf atas kejadian yang terjadi belakangan ini. Tepatnya perkelahian di kafe itu.
Mataku memicing. Minta maaf" Kucoba mengait-ngaitkan beberapa kejadian yang memungkinkan Rhinky terkait dengan masalah perkelahian itu, namun jawaban tak kunjung datang. Sebenarmya, ada hubungan apa Rhinky dengan kejadian itu"
Ya, Net, Vero udah cerita kronologis kejadian perkelahian itu pada gue, dan setelah mendengarnya& gue tau ini salah gue.
Ma... maksud lo apa sih" Sumpah gue bingung, Rhin! Claudia menghina lo waktu itu, kan"
Aku mengangguk. Teringat ucapan Claudia yang mengatakan aku cewek culun dan kerempeng, sehingga memancing amarah Vero. Tapi, apa hubungannya dengan Rhinky"
Dia sengaja ngelakuin itu, Net.
Sengaja" Ya, karena& karena&
Karena apa" tanyaku penasaran. Karena dia cemburu sama lo.
Tawaku hampir meledak. Rasanya aku butuh oksigen lebih banyak daripada Rhinky akibat mati-matian menahan tawa. Lo nggak becanda, kan" Claudia& Claudia cemburu sama gue" Dia gila, kali! Aku tertawa, dan tawaku baru berhenti saat melihat tatapan Rhinky yang berubah menjadi dingin.
Kayaknya gue harus pulang sekarang, Net. Rhinky beranjak dari tempat duduknya dan bersiap pergi. Aku tidak berusaha mencegahnya.
154 Lho& kok buru-buru" Mama barusan datang membawakan minuman untuk Rhinky.
Maaf, Tante, saya harus pulang sekarang karena masih banyak kerjaan, jawab Rhinky pamit pada Mama.
Rasanya aku tidak akan pernah memahami perasaan Rhinky kalau saja tidak melihat tatapan kekecewaan yang diarahkan padaku sebelum ia pergi meninggalkan rumahku. Aku termenung. Aku rasa aku sudah keterlaluan menertawai ucapannya.
155 S URPRISE! teriakku begitu masuk ke kamar Vero.
GARNEEEET!!!! Vero yang sedang sit-up menyambutku dengan jeritannya, dan langsung memelukku. Badannya berkeringat sangat banyak, aku segera menutup hidung.
Sialan lo! selorohnya meninju lenganku. Ia terpana merasakan sesuatu, kemudian memukul lenganku lagi. Kayaknya lo tambah gendut deh! Lo berubah banget, Net!
Masa sih"! Memang selama dua bulan ini porsi makanku banyak, tapi apa sebegitu berbedanya" pikirku.
Iya! Lingkar lengan lo bertambah, bentuk muka lo nggak terlalu tirus lagi, trus mana jerawat-jerawat lo" Dan& bokong lo lebih berisi! seru Vero sambil memencet-mencet pipi dan beberapa bagian tubuhku.
Aku tertawa geli. Lo juga berubah kok! balasku Tambah langsing! Sumpah, Vero benar-benar tambah langsing!
Yeah, karena peristiwa itu, Tante Maya nambah program senam gue dengan push-up, sit-up, dan angkat barbel. Kacau,
Cinta Pertama Rhinky 156 kan" Pokoknya gue stres berat! Ditambah lagi, Papa ngelarang gue keluar rumah selama ini. Abis, banyak wartawan. Gue denger rumah lo juga disatronin mereka, ya"
Aku mengangguk. Yang lainnya nggak masalah. Yang bikin gue kesel, gue nggak bisa hubungin lo karena ponsel lo nggak pernah aktif. Lo ke mana aja sih"
Gue dikurung! Makanya gue nggak tau perkembangan akhir masalahnya sampe Tante Maya dan bokap lo ke rumah. Gue lega karena masalah udah selesai. Gimana ceritanya sih" Aku berharap Vero akan menceritakan perihal ini sedetaildetailnya padaku.
Emangnya lo nggak tau" Aku menggeleng.
Bener-bener nggak tau" tanyanya lagi.
Nggak ada yang cerita ke gue, sumpah! Gue sempet baca koran sih, tapi sebatas Claudia menuntut dan masalah hidungnya yang rusak. Selain itu, gue nggak begitu paham.
Tadinya Claudia bersikeras mau bawa masalah ini ke pengadilan. Secara lo kan tau, gue yang mukul dia duluan. Ditambah lagi, akibat pukulan gue, hidungnya jadi rusak berat.
Oya" Kok bisa sih" Gue juga kena tonjok dan berdarah, tapi nggak parah-parah amat deh. Aku keheranan.
Kata Dokter Michael, hidung Claudia mancung karena dioperasi. Nah, akibat benturan yang terlalu keras, implant yang dipasang di hidung Claudia, semacam tulang rawan buatan,
157 terdesak ke luar. Makanya hidungnya jebol kena tonjokan gue.
Aku bergidik. Tidak menyangka akibat yang harus ditanggung Claudia sebegitu mengerikannya. Trus, Claudia udah sembuh" tanyaku penasaran.
Syukur udah. Dokter Michael bersedia kasih bantuan merenovasi hidungnya secara gratis.
Mukanya gimana, Ver" Kasian Claudia, dia kan model. Muka kan aset buat model&
Yah& lo masih mikirin dia! Padahal lo juga ditonjok sama Claudia. Yang jelas, lo nggak usah khawatir deh, semuanya udah diberesin sama Dokter Michael dan hasilnya oke kok! Buktinya dia udah berani mamerin mukanya dan jalan di catwalk lagi. Duh& nggak nonton berita di teve sih! Vero mengucek rambutku.
Yah& lo tau sendiri, Mama nggak cerita apa-apa, dan semua alat komunikasi serta hiburan diboikot Papa. Waah, Dokter Michael bener-bener baik ya, Ver" Dia dokter hebat!
Vero mengangguk. Iya sih, tapi masalah nggak akan berjalan baik kalau awalnya Rhinky nggak turun tangan, Net! Rhinky" Aku terbelalak sekaligus terkejut.
Claudia udah sewa pengacara terkenal untuk kasus itu. Makanya beberapa minggu belakangan Claudia jadi berita hangat di infotainment. Tapi, untungnya atas bantuan Rhinky yang membujuk Claudia agar berdamai, akhirnya tuntutan itu ditarik lagi. Akhirnya semuanya bisa selesai. Entahlah& gue
158 nggak tau harus ngapain kalau Claudia tetep ngelanjutin tuntutannya.
Ya Tuhan& inikah sesungguhnya yang terjadi" Semua masalah ditumpukan pada Vero. Padahal Vero melakukan semua itu karena ingin membelaku. Vero hampir dituntut. Dan aku tidak akan melihat wajah ceria sahabatku lagi kalau Rhinky tidak melakukan sesuatu.
Tiba-tiba aku sangat menyesal karena sudah menyinggung perasaan Rhinky tadi pagi. Aku merasa sangat bersalah padanya.
Oya, ada kabar baru lagi. Selama ini, Rhinky ngehubungin gue. Dia khawatir sama keadaan lo. Apalagi waktu dia tau Claudia udah nonjok muka lo. Sampe lo dibawa ke rumah sakit segala. Dia berusaha hubungin lo, tapi HP lo nggak aktif. Kelihatannya& dia khawatir banget sama lo, Net. Aku tertegun. Itukah sebabnya dia menemuiku tadi pagi" Lho, kok diem aja sih" kening Vero berkerut. Bukannya bagus, kan" Berarti di antara kita, lo yang lebih berpeluang memenangkan pertarungan merebutkan Rhinky. Iya, kan" goda Vero.
Ah, bisa aja lo, Ver. Aku tidak bersemangat, perasaanku masih bercampur baur mengingat tatapan kecewa dari Rhinky.
Woi! Kok malah ngelamun sih" seru Vero sambil menepuk pundakku.
Aku tersadar dari pikiranku yang melayang entah ke mana.
159 Eh, Net! Daripada bengong, mendingan kita jalan aja yuk" Gue kangen nih pengen nginjek kafe lagi, ajak Vero.
Makan di kafe" Aku geleng-geleng. Dasar cewek yang pantang menyerah. Aku rasa Vero bukannya kangen pada kafe, tapi kangen pada makanan yang ada di sana. Tapi tiba-tiba, kami menyadari keberadaan Tante Maya yang entah sejak kapan telah berkacak pinggang di tengah pintu. Terpaksa Vero mengurungkan niatnya. Pertemuan kami dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol.
*** Aku tidak bersemangat melihat puding buah yang barusan dibawa Parijem masuk ke kamar Vero. Sambil menunggu Vero selesai mandi, aku tertegun menatap puding buah itu. Rasanya obrolan tentang Rhinky yang telah membantu membujuk Claudia untuk membatalkan tuntutan itu menyimpan tanda tanya besar bagiku. Kukira aku akan terus merasa hambar padanya, tapi ternyata, rasa terima kasihku padanya telah menghilangkan semua perasaan itu.
Rhinky, maafin gue& , ucapku perlahan. Tiba-tiba terlintas di benakku untuk menemuinya di klinik Dokter Michael. Semoga dia ada di sana.
Eh, bukannya dimakan, malah ngelamun! Vero yang baru keluar dari kamar mandi mengagetkanku. Ayo, Net, puding buahnya enak loh& Vero menawarkan sambil mencomot sepotong.
160 Aku ikut menyendok sepotong puding. Eng& Ver, temenin gue ke klinik, ya" pintaku.
Ke klinik" Ngapain" tanya Vero heran. Biasanya dia yang minta aku menemaninya ke sana, tapi kali ini aku yang meminta, jelas saja Vero keheranan.
Tadi pagi sebenernya gue udah ketemu Rhinky, dan tanpa sengaja gue nyinggung perasaannya. Gue mau minta maaf sama dia, kataku menjelaskan.
Duuh& ada sesuatu neh& , ledek Vero.
Bisa aja lo! Aku melotot, tapi kemudian tersenyum setelah melihat Vero mengangguk.
Setelah meyakinkan keberadaan Rhinky dengan menelepon resepsionis yang mengatakan Rhinky akan datang nanti sore, aku memutuskan menemui cowok itu di klinik sore nanti. Kuharap, aku tidak mengganggu pekerjaannya.
*** Klinik tidak terlalu ramai. Resepsionis mengatakan Rhinky belum datang. Akhirnya kami menunggu di ruang tunggu.
Vero menarik salah satu majalah yang ditaruh di rak majalah tidak jauh dari tempat kami duduk. Sambil ngobrol, ia membolak-balik majalah itu. Eh, liat nih, Net, ada gambar Claudia! tunjuk Vero pada salah satu halaman majalah itu, Claudia sedang berpose sangat cantik dengan pakaian tradisional. Cantiknya sih boleh, tapi& kalau inget sifatnya,
161 gue nggak rela cewek nyebelin kayak gini jadi pacarnya Rhinky! Vero terkikik.
Bisa aja lo! aku juga hampir melakukan hal yang sama kalau saja tidak melihat seorang cewek yang baru keluar dari ruang konsultasi dokter, lalu langsung mendekat begitu melihat kami. Aku menyenggol siku Vero dan segera bangkit.
Vero melotot. Duh, panjang umur tuh! Mau apa si nyebelin itu kemari"
Tau! Aku menggeleng. Kita pergi aja deh! Garnet! panggilnya padaku saat aku sibuk menarik lengan Vero yang tidak ingin beranjak.
Oh, jadi lo masih inget nama temen gue" sindir Vero. Gue nggak ada urusan sama lo. Gue mau ngomong sama Garnet! Claudia menatap Vero tajam kemudian berpaling padaku.
Semua masalah udah selesai, Clau. Kita udah nggak punya urusan apa pun, lagian gue nggak punya waktu buat ngomong sama lo. Gue ke sini mau ketemu Rhinky, ucapku malas.
Lo masih punya urusan sama gue kalau lo masih datang ke klinik ini untuk nemuin Rhinky! katanya dengan nada mengancam.
Apa urusannya" sambar Vero.
Karena Rhinky punya gue! Dia cowok gue, dan sampai kapan pun nggak ada satu pun orang yang boleh ngerebut Rhinky dari sisi gue! Nada suara Claudia meninggi.
Aku terpana. Kemudian memandang ke sekeliling ruangan. Tidak enak rasanya melihat beberapa pasien yang melirik ke
162 arah kami. Clau, jangan bikin ribut di tempat ini. Nggak enak sama Dokter Michael, kita bisa ganggu pasien-pasiennya, ucapku berbisik-bisik. Kemudian bersiap pergi.
Eeh& mau ke mana lo tukang rebut pacar orang! Claudia tidak peduli. Ia malah menarik tanganku.
Gue nggak pernah merasa ngerebut siapa pun dari lo. Rhinky sahabat gue! kataku sambil menepis tangannya.
Tapi masalahnya lo udah buat gue terasing dari sisi Rhinky!
Terasing" Aku dan Vero saling pandang.
Denger ya, gue nggak akan biarin hal itu terjadi! Gue nggak rela Rhinky jatuh ke tangan lo!
Aku menggeleng, makin tidak mengerti maksud perkataan Claudia yang menurutku makin menyimpang dari awal perselisihan kami. Kenapa semuanya karena Rhinky" Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Apa ini maksud Rhinky bahwa Claudia cemburu padaku" Ya Tuhan, apa yang bisa dilakukan seorang cewek jelek seperti aku ini untuk merebut cowok seorang model tenar"
Claudia, lo salah paham. Gue nggak pernah berniat ngerebut Rhinky dari tangan siapa pun! Apalagi dari tangan lo!
Alah! Nggak udah ngeles deh! Lo suka sama Rhinky, kan" Lo naksir dia, kan" Tapi apa pun yang lo lakuin, lo nggak akan pernah berhasil! Kampungan!
Claudia, denger baik-baik! kataku dengan suara tertahan. Tutup mulut lo dari segala hinaan, karena gue bukan seperti
163 yang elo tuduhin! Mataku panas, air mataku hampir meleleh. Ya Tuhan, tolong aku menahan rasa sakit ini.
LO NAKSIR RHINKY, KAN" teriak Claudia. Aku terkejut. Vero juga.
IYA, KAN" BENER, KAN" desak Claudia, kali ini dengan mengguncang-guncang bahuku.
Aku kehilangan kesabaran. IYA! GUE NAKSIR RHINKY! GUE SUKA DIA! TAPI GUE BUKAN CEWEK YANG DENGAN CARA LICIK MEMPEROLEH KECANTIKAN DENGAN MEMERMAK SELURUH WAJAH BIAR DILIHAT OLEH RHINKY. GUE TULUS SAYANG SAMA RHINKY! WALAUPUN GUE HARUS PUAS HANYA DIANGGAP JADI SAHABATNYA! PUAS" PUAS" Mataku berkaca-kaca.
Vero menahan amarah bersiap hendak melayangkan tinjunya pada Claudia. Tapi tangannya segera kutahan, aku tidak ingin dia terlibat masalah yang lebih besar lagi karena membantuku. Aku tak ingin kejadian kemarin terulang kembali.
APA" LO MAU MUKUL GUE" AYO PUKUL! tantang Claudia. PUKUL! DASAR CEWEK TUKANG REBUT PACAR ORANG! LO TUH NGGAK ADA HARGANYA SAMA SEKALI! DIBANDING GUE, NGGAK ADA HARGANYA SAMA SEKALI!!!
Aku menahan emosiku dengan memejamkan mata. Aku rasa aku bisa nekat kalau mendengar teriakannya sekali lagi. Emosiku bisa benar-benar meledak, namun seseorang sudah menyelesaikannya terlebih dahulu.
164 PLAK! Satu tamparan mendarat di pipi Claudia. Aku langsung membuka mata dan menoleh ke arah Vero. Vero menggeleng. Bukan! Bukan dia pelakunya, karena semua sudah diselesaikan oleh cowok yang baru jadi bahan pertengkaran. Rhinky! Dia yang melakukannya! RHINKY YANG MELAKUKANNYA!
Gue nggak percaya ngelakuin ini sama lo, Clau. Tapi gue udah capek sama lo, dan rasanya lo pantas mendapatkan ini! ucap Rhinky tajam.
Aku dan Vero tersurut mundur.
Claudia menangis sambil memegang pipinya. Kemudian sambil menatap Rhinky ia berucap lantang. JADI INI YANG GUE DAPETIN DARI LO, RHIN" INI" APA ARTINYA PENGORBANAN GUE SELAMA INI" APA ARTINYA" UNTUK APA GUE OPERASI BIAR LEBIH CANTIK" SEMUANYA DEMI LO. TAPI LO MALAH NGEBELA CEWEK YANG UDAH NGEREBUT LO DARI SISI GUE! CEWEK YANG NGGAK BERHARGA INI DIBANDING- KAN GUE!
Lo nggak pernah berkorban apa pun buat gue. Dan operasi plastik itu lo lakuin bukan demi gue, tapi demi karier model lo! Iya, kan" bantah Rhinky.
PLAK! Claudia menampar pipi Rhinky setelah itu ia berlari pergi sambil terus menangis.
Rhinky meringis memegang pipinya. Kemudian menoleh ke arahku.
Aku mengusap-usap air mata di balik kacamataku. Sambil
165 menunduk, menyembunyikan tangisku di pelukan Vero. Semua orang selalu bilang hal yang sama. Cindy, Alan, dan Claudia juga berpendapat sama. Gue jelek. Cuma itu& , ucapku terisak.
Garnet... Rhinky memegang pundakku.
Maaf, Rhin, lo terlibat lagi dengan masalah kita, ucap Vero pada Rhinky.
Nggak, Ver, justru gue yang harus ngucapin kata maaf itu, karena kalian jadi ikut terlibat dalam masalah gue dan Claudia. Terutama Garnet.
Apa" aku melepaskan pelukanku dari Vero seraya mencerna kata-kata Rhinky. Maksudnya"
Ucapan Claudia benar. Apa yang dia tuduhin ke elo itu benar, Net&
Itukah yang ada di dalam pikiran Rhinky" Jadi, aku cewek yang tidak berharga di matanya. Yeah, bahkan lo juga setuju gue jelek dan nggak berharga, kataku sinis.
Bukan itu maksud gue, Claudia udah berkata benar, Net, lo& lo& Rhinky menarik napas sangat dalam Lo& emang ngerebut hati gue darinya.
Aku melongo kaget. Mungkin telingaku rusak, Vero pun tak kalah kaget.
Selama ini, gue selalu mengagumi cewek yang cuek apa adanya. Gue pernah mengakuinya di hadapan Claudia karena gue nggak tahan dengan kelakuannya. Dan lo tau" Cewek itu adalah elo, Net.
Ta& tapi... tapi& ka... kata lo& , aku gelagapan.
166 Ehm& gue permisi dulu, ya" Kebelet pipis! ucap Vero meninggalkan aku yang tengah panik, tapi aku tahu dia bersembunyi di balik pintu. Aku bersumpah setelah ini akan menggigit pipi tembemnya.
Dulu, lanjut Rhinky, ada cowok dekil, ingusan, kurus, dan item kebingungan selama dua hari dua malam hanya untuk mengarang sepucuk surat. Surat itu surat cinta yang akan dia berikan pada cewek istimewa yang tinggal di sebelah rumahnya. Cewek itu begitu cuek dan berantakan, tapi entah kenapa cowok dekil itu sangat suka. Dan lo masih inget, cowok dekil itu adalah gue, sementara cewek istimewa itu adalah lo, Net. Lo cinta pertama gue& Rhinky menggenggam tanganku.
Astaga! Sungguh aku tidak bisa memercayainya. Gu... gue& cin... cinta pertama lo" Aku rasa aku masih shock karena pertemuan dengan Claudia tadi, sehingga pernyataan Rhinky barusan mungkin berhasil membuatku seperempat koma.
Apa pun yang Claudia bilang tentang lo, lanjut Rhinky, apa pun pendapatnya tentang lo, bagi gue lo sangat berharga. Lo paling berharga! Gue sayang lo, Net!
Rhinky mendekatkan wajahnya padaku, ia mencium keningku, sebelum aku bisa berpikir normal. Aku rasa aku butuh oksigen lebih banyak karena sesak napas.
Untunglah sebelum aku benar-benar pingsan, Vero sudah keburu berteriak, SO SWEEEEEET!
167 P AGI ini, dengan wajah berseri-seri, aku turun ke ruang
makan untuk sarapan bersama keluargaku. Mama menyendokkan nasi sambil bernyanyi kecil. Ketika Papa turun, aku melihat Papa tersenyum menyapa. Ah, jarang sekali aku melihat Papa tersenyum selebar itu. Dengan baju kerjanya, ia ganteng sekali.
Akhir-akhir ini sifat Papa lebih banyak berubah. Karena menyesal telah berprasangka buruk padaku dan Vero, Papa berniat akan lebih mengatur emosinya agar lebih stabil. Dan berita baiknya, sekarang ia jarang marah-marah.
Oya, ini hari pertama aku masuk kuliah lagi. Aku sadar karena banyak masalah yang menumpuk belakangan ini, pendidikanku agak terganggu. Tapi aku bersumpah, akan tetap mendapat IPK tertinggi di angkatanku semester ini.
Usai sarapan, Bang Reza mengantarkanku ke kampus dengan vespanya. Dia bersedia mengantarkanku kalau ada waktu
Aku Patut Bahagia 168 senggang. Kebetulan dia masuk siang hari ini sehingga aku tidak perlu berdesakan di dalam angkot. Hm& sejak peristiwa itu, dia makin baik padaku, dan aku makin menyadari, di balik sifat jailnya, ternyata dia juga sayang padaku.
*** hanks ya! ucapku pada Bang Reza setelah sampai di depan kampus
Heh, gue nggak butuh terima kasih aja lho& Apa" aku bengong.
Ini. Bang Reza menunjuk keningnya.
Aku memerhatikan kening Bang Reza dengan saksama. Tidak ada apa-apa di situ. Apa sih" tanyaku heran.
Gue pengin juga ngerasain dicium sama si Jelita yang udah berubah jadi cewek manisss& sekarang!
Dasar Bang Reza! Aku tertawa mendengar pujiannya. Kucium kening Bang Reza bertubi-tubi sambil kucubit pipinya keras-keras.
Bang Reza berteriak-teriak kesakitan, kemudian membawa kabur vespanya. Aku tertawa geli. Hhh& Baru kusadari, ternyata aku juga sayang abangku!
*** 169 Melewati pintu gerbang, aku melangkah pasti dengan sepatu berhak lima sentimeter yang mulai kupakai. Aku telah belajar untuk berjalan seimbang di atasnya. Pakaianku jauh lebih feminin sekarang. Rok di bawah lututku sedikit berkibar ditiup angin dan bajuku melekat sangat pas di badan. Tidak ada lagi tulang yang menyembul, tidak ada baju kedodoran, dan tidak ada baju ukuran anak SD. Oya satu lagi, karena Papa jadi membayari operasi Lasik-ku, atas keprofesionalan para tenaga medis, mataku terbebas dari kacamata untuk selamanya. UNTUK SELAMANYA!
BRAVO UNTUKKU! Hei! Ada seseorang yang kutemui di depan kelas! Dia adalah& yeah! Cindy! Matanya melotot memandang ke arahku, terus mengikuti langkahku sampai masuk kelas dengan pandangan tak percaya.
Dengan senyum manis aku menyapa Handoko. Cowok itu mengucek-ucek mata setelah melepas kacamata minusnya dan semakin takjub ketika pandangannya tidak berubah setelah ia memakai kacamatanya lagi.
Garnet" kata Handoko takjub.
Bukan itu saja, seluruh kelas juga memandang dengan tatapan yang sama. Kurasa seisi kelas merasa seperti mendapatkan murid baru, semua mata tertuju padaku, tidak terkecuali& Alan! Rasanya hari ini aku jadi pusat perhatian!
*** 170 Saat pelajaran berakhir, hal yang mengejutkan terjadi. Alan mengajakku bicara empat mata! Astaga! Tidak pernah kubayangkan sebelumnya! Jelas saja, selama ini, mana pernah Alan mengajakku bicara empat mata di kampus! Kalau saja itu dulu, aku pasti berjingkrak girang. Tapi sekarang, aku tidak jatuh cinta lagi padanya. Semua perasaanku sudah terkubur dalam lubang sumur yang entah di mana dasarnya.
Gue udah salah sama lo, Net, salah besar! ucapnya dengan nada menyesal.
Ah, andaikan hal ini ia katakan setelah mencampakkanku dulu, mungkin hatiku tidak akan begitu sakit beberapa bulan belakangan ini.
Gue mencuri denger omongan Cindy, Siska, dan Laura yang lagi ngobrol di kantin. Katanya& sebenernya Cindy yang ngarang kencan itu. Dan elo emang sengaja dibuat malu oleh mereka, karena mereka dendam sama lo. Maaf& harusnya gue nggak ngucapin kata-kata kasar yang memalukan hari itu. Harusnya gue nggak perlu menghina dan nyakitin perasaan lo.
Dalam hati aku bersyukur akhirnya Alan mengetahui kebusukan mereka.
Selama lo nggak masuk kampus, gue berusaha minta maaf dan ngehubungin lo, tapi ponsel lo nggak aktif. Makanya, gue utarain niat itu sekarang. Gue minta maaf sama lo, Net& , ucap Alan sungguh-sungguh.
Udahlah, Al, lupain semuanya. Gue seneng akhirnya lo sadar. Gue udah maafin semuanya kok! ucapku tak kalah tu171 lus. Yeah, aku tak mau memperpanjang hal ini lagi. Aku tak mau membuka luka itu lagi. Cuma satu pesen gue, seandainya ada Garnet-Garnet lain yang suka sama lo, gue berharap kejadian yang sama dan hinaan yang sama nggak akan terulang&
Makasih, Net. Gue akan inget ucapan lo, dan gue janji nggak akan perlakuin cewek seperti itu lagi, janji Alan.
Aku tersenyum pada Alan. Lega sekali rasanya. Aku melihat senyum Alan juga mengandung kelegaan. Senyumnya masih manis seperti dulu, tapi bagiku senyum cowok yang baru datang menjemputku jauh lebih manis.
Garnet! panggil cowok itu.
Rhin! Aku tersenyum menyambutnya. Lama nunggu" tanya Rhinky. Oh, nggak kok! Baru aja keluar! Net, dia& Mata Alan melirik Rhinky.
Oya, kenalin, Al, ini Rhinky& , kataku memperkenalkan. Gue cowok Garnet, ucap Rhinky tanpa basa-basi sambil mengulurkan tangannya. Ya ampuu... n! Rhinky bikin malu deh! Harusnya kan itu nggak usah disebut. Tapi jujur, aku juga seneng sih!
Oh my God! teriak sebuah suara dari belakangku. Aku menoleh ke arah datangnya suara yang sepertinya kukenal. Itu kan suara& yeah& Cindy!
Nggak mungkin! Nggak mungkin! teriaknya. Kulihat Cindy sesak napas di dalam pelukan Siska dan Laura yang ternyata mendengar dan menyaksikan semua ini.
172 Aku menahan tawa melihat kelakuan mereka. Mama benar, aku telah berubah bukan demi siapa pun. Tapi, demi diriku sendiri. Tanpa tekanan, maka aku menjadi pemenangnya sekarang. Mereka harusnya menyesal karena telah meremehkanku. Yeah, aku patut mendapatkan semua ini, kan" Aku patut bahagia! ucapku dalam hati.
*** Kita mau ke mana" tanyaku saat melihat Rhinky membelokkan mobilnya ke arah yang berlawanan dengan arah rumahku.


Ugly Phobia Karya Queen Soraya di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ke rumah gue, jawab Rhinky santai.
Mataku menyipit. Kayaknya nggak ada yang janji mau ngajak ke rumah deh!
Emang iya. Ini inisiatif gue sendiri, karena gue mau kenalin cewek yang ngedukung cita-cita gue jadi dokter spesialis penyakit dalam sama Bokap! Rhinky memandangku lekat-lekat.
Aku tersenyum menatapnya, kemudian pandanganku menerawang mengintip dari balik kaca mobil ke langit yang biru.
Ah& Aku masih tidak mengerti sebagian apalagi sepenuhnya dari kisah yang kujalani selama ini. Namun yang pasti, aku senang semuanya berakhir dengan indah.
Masih terngiang-ngiang ucapan dua orang yang telah mengubah hidupku, ucapan Mama yang mengatakan aku harus
173 berubah demi diriku sendiri, dan ucapan Rhinky yang mengatakan semua cewek itu cantik.
Yeah, semua cewek itu cantik kok! Begitu pula aku! Dan aku yakin, begitu pula cewek-cewek lainnya.&
Garnet dan Vero pasangan sahabat yang unik dan sempurna. Garnet superkurus, Vero supergemuk. Sejak SD, keduanya saling menyayangi dan melindungi... eh, tepatnya Vero yang melindungi Garnet dan siap melabrak siapa pun yang menyakiti sahabatnya itu.
Keduanya juga kompak merasa diri mereka cantik, nggak peduli bagaimana pun tubuh mereka atau apa pun yang dikatakan orang tentang mereka.
Tapi kemudian tantenya Vero memaksa keponakannya itu ikut operasi sedot lemak karena khawatir melihat tubuh Vero yang kelebihan bobot. Sementara itu Garnet ditolak cintanya karena penampilannya yang kurus dan kucel, serta dihina habis-habisan oleh geng cantik di kelasnya.
Kalau sudah begitu, apa Garnet dan Vero bertahan tampil apa adanya" Bisakah Garnet membantu Vero lari dari operasi sedot lemaknya" Cukupkah kegarangan Vero untuk menghadapi keusilan teman-teman sekelas Garnet"
qarnet_qq@yahoo.com Dewi Penyebar Maut V 2 Pedang Siluman Darah 23 Bocah Kembaran Setan Pendekar Pemabuk 7

Cari Blog Ini